243
1 Training Center BASIC ELECTRICAL memperoleh pengetahuan dasar tentang listrik dan elektronik sehingga dapat menerapkan pengetahuan ini untuk memperbaiki kendaraan yang sesungguhnya. Tujuan :

Dasar kelistrikan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dasar kelistrikan

1

Training CenterBASIC ELECTRICAL

memperoleh pengetahuan dasar tentang listrik dan elektronik sehingga dapat menerapkan pengetahuan ini untuk memperbaiki kendaraan yang sesungguhnya.

Tujuan :

Page 2: Dasar kelistrikan

2

Training CenterBASIC ELECTRICAL

1-1 Tegangan

Level Air

A

B

Aliran air = arus

adalah tekanan yang mendorong arus disekitar rangkaian.

Tegangan 1 volt adalah arus sebesar 1 Ampere ( A ) yang mengalir melalui konduktor dengan menggunakan energi sebesar 1 Watt ( W )

satuan tegangan : VOLT ( V )

Page 3: Dasar kelistrikan

3

Training CenterBASIC ELECTRICAL

Level Air

A

B

Aliran air = arus

1 Ampere = 1 Coulomb per detik

Arah arus dari kutub positif ke kutub negatif

Arah elektron dari kutub negatif ke kutub positif

1-1 Arus

satuan arus Ampere ( A )

Page 4: Dasar kelistrikan

4

Training CenterBASIC ELECTRICAL

(+)

(-)

Arus DC (Direct Current)

V

t

(+)

(-)

Arus AC (Alternating Current)

V

t

1-1 Jenis Arus

Page 5: Dasar kelistrikan

5

Training CenterBASIC ELECTRICAL

A

B

Tahanan 1 ohm adalah tahanan yang dapat dilalui arus 1A ketikategangannya 1V.

1-2 Tahanan Listrik

satuan tahanan : Ohm ( Ω )

B

A

Page 6: Dasar kelistrikan

6

Training CenterBASIC ELECTRICAL

1-3 Konduktor dan Non Konduktor

1. Konduktor : Bahan yg mempunyai tahanan kecil dan mudah menghantarkan arus.Perak, tembaga, aluminium, besi, karbon.

2. Isolator : Bahan mempunyai tahanan besar tidak mudah menghantarkan arus.Kaca, keramik, bakelite

3. Semikonduktor : Bisa menjadi konduktor atau non kon-duktor, tergantung pada kondisi tertentudari luar, (arah listrik, medan magnet, cahaya, getaran, panas).Germanium, silikon

Page 7: Dasar kelistrikan

7

Training CenterBASIC ELECTRICAL

V

I R

V = Tegangan (volt)I = Arus (amper)R = Tahanan (ohm)

V = I x R

I = V / R

R = V / I

1-4 Hukum Ohm

Page 8: Dasar kelistrikan

8

Training CenterBASIC ELECTRICAL

1-5 Daya Listrik

adalah jumlah kerja per satuan waktu ( tenaga ( watt ) )

P = I 2 x R

P = V x I

P = V 2 / R

1 Wh = 3600 J ( Joule )

1 Watt = 1 Joule / Det1 Watt Det = 1 Joule3600 Watt Det = 3600 Joule1 Watt Jam = 3600 Joule1 WH = 3600 Joule

Page 9: Dasar kelistrikan

9

Training CenterBASIC ELECTRICAL

1-6 Hubungan Resistor Seri dan Paralel

Hukum Kirchoff 1

Σ I = 0

I 1

I 2

I 3I 4

I 5

I 1

I 2

I 3I 4

I 5

Arus total yang masuk ke dalam titik manapun dalam suatu sirkuit samadengan arus total yang mengalir keluar dari titik tersebut

I 1 + I3 + I5 = I2 + I4

Page 10: Dasar kelistrikan

10

Training CenterBASIC ELECTRICAL

Hukum Kirchoff 2

Σ V = 0

Jumlah tegangan jatuh pada tiap beban dalam rangkaian tertutup samadengan jumlah tegangan sumbernya.

V 1

V 2

V 3

R 1

R 2

R 3

V S

Vs = V1 + V2 + V3

1-6 Hubungan Resistor Seri dan Paralel

Page 11: Dasar kelistrikan

11

Training CenterBASIC ELECTRICAL

R1

R2

R3

Vs

V1

V2

V3

I

Vs = V1 + V2 + V3

= (I x R1) + ( I x R2) + ( I x R3)

= I ( R1 + R2 + R3)

Rtotal = R1 + R2 + R3

Itotal = I1 = 12 = I3

Soal :Dik Vs = 12 V Dit : R Total ?

R1 = 3 Ohm I Total ?R2 = 2 Ohm V1 ? P1 ? R3 = 1 Ohm V2 ? P2 ?

V3 ? P3 ?

1-6 Rangkaian Seri

Page 12: Dasar kelistrikan

12

Training CenterBASIC ELECTRICAL

Vs = V1 = V2 = V3

Itotal = I 1 + I 2 + I 3

Vs I1

I2

I3

IT

R1

R2

R3

Soal :Dik Vs = 12 V Dit : R Total ?

R1 = 4 Ohm I Total ?R2 = 3 Ohm I 1 ? P1 ? R3 = 2 Ohm I 2 ? P2 ?

I 3 ? P3 ?R31

R21

R11

totalR1

++=

)3

12

11

1()1(

33

22

11

RRRV

RtotalV

RV

RV

RV

RtotalV

++=

++=

1-6 Rangkaian Paralel

Page 13: Dasar kelistrikan

13

Training CenterBASIC ELECTRICAL

1-6 Gabungan Rangkaian Seri dan Paralel

Vs/E

I1I2 I3

R1

R2 R3

Rtotal = R1 + R23

Soal :Dik Vs = 12 V Dit : R Total ?

R1 = 3 Ohm I Total, I 2 , I 3 ?R2 = 3 Ohm V1 ? P1 ? R3 = 6 Ohm V2 ? P2 ?

V3 ? P3 ?

R31

R21

R2R31

+=

Page 14: Dasar kelistrikan

14

Training CenterBASIC ELECTRICAL

1-7 Tiga Kekuatan KelistrikanA. Kekuatan Panas

B. Kekuatan Kimia

C. Kekuatan Magnet

Page 15: Dasar kelistrikan

15

Training CenterBASIC ELECTRICAL

1-8 Coil ( Kumparan )

Page 16: Dasar kelistrikan

16

Training CenterBASIC ELECTRICAL

1-9 Condensor ( Kapasitor )

Jumlah listrik yang tersimpan dalam suatu kapsitor disebut kapasitaselektrostatik

satuan kapasitas elektrostatik : Farad ( F )

Zat dielektrikum : udara, keramik, mika, kertas, elektrolit

Page 17: Dasar kelistrikan

17

Training CenterBASIC ELECTRICAL

1-10 Semikonduktor

Page 18: Dasar kelistrikan

18

Training CenterBASIC ELECTRICAL

1-10 Semikonduktor

Page 19: Dasar kelistrikan

19

Training CenterBASIC ELECTRICAL

1-10-1 Thermistor

Resistance

Larger

Smaller

TemperaturLower Higher

NegativeCharacteristicthermistor

PositiveCharacteristicthermistor

Characteristic Diagram

Ignition switch

Fuse

Fuel Warning Lamp

Negative Coeficientthermistor

M

Ignition switch

Fuse

Door lock actuator

Positive Coeficcientthermistor

Page 20: Dasar kelistrikan

20

Training CenterBASIC ELECTRICAL

A KLampu ON Lampu OFF

AK

Forward Direction Reverse Direction

1-10-2 Diode

Page 21: Dasar kelistrikan

21

Training CenterBASIC ELECTRICAL

Dioda di pasang forward directionarus mengalir (lampu akan ON)

lapisan P (anoda) dihubungkan + baterailapisan N (katoda) dihubungkan - baterai

hole akan berpindah ke elektroda negatif dan kelebihanelektron ke elektroda positif melalui penghambat tersebutyang Mengakibatkan arus mengalir. Dioda di pasang reverse direction

arus tidak dapat mengalir (lampu akan OFF)lapisan P (anoda) dihubungkan - baterailapisan N (katoda) dihubungkan + baterai

Hole bergerak ke elektroda negatif dan elektron keelektroda positif, sehingga lapisan penghambat menjadilebar dan arus tidak dapat mengalir

Rectification (Half – Wave)1. Pada setengah siklus positif dioda akan melewatkan sisi

positif dan akan menahan sisi negatif.2. Pada setengah siklus negatid dioda akan melewatkan

sisi negatif dan akan menahan sisi positif

Page 22: Dasar kelistrikan

22

Training CenterBASIC ELECTRICAL

Fungsi Diode :

1-10-2 Diode

1. Rectification ( Penyearah )

2. Penyerapan pulsa – pulsa abnormal

3. Level shifting

Page 23: Dasar kelistrikan

23

Training CenterBASIC ELECTRICAL

Fungsi : Sebagai Pengatur tegangan (Penstabil)

A K1-10-3 Zener Diode

Page 24: Dasar kelistrikan

24

Training CenterBASIC ELECTRICAL

Dioda zener

Dioda zener akan bekerja bila dipasangsecara reverse

direction.Dioda zener dipasang secara forward

direction makaberfungsi sebagai dioda biasa.Digunakan sebagai regulator tegangan

atau penstabiltegangan.

Page 25: Dasar kelistrikan

25

Training CenterBASIC ELECTRICAL

LED merupakan jenis dioda yang dapatmemancarkan cahaya apabila diberikanforward direction

Photo dioda akan bekerja (mengalirkan arus) Bila dipasang secara reverse direction danterkena cahaya

Photo transistor juga akan bekerja bilaterkena cahaya

1-10-4 Dioda Lain

Page 26: Dasar kelistrikan

26

Training CenterBASIC ELECTRICAL

NPNPNP

colectorEmitter

basis

colectorEmitter

basis

Syarat bekerja (ON) :

Vb > Ve Vb < VeAda arus pancing ( I basis)

Fungsi : Sebagai switching dan amplikasi (penguat arus)

IE = IB + IC

1-10-5 Transistor

Page 27: Dasar kelistrikan

27

Training CenterBASIC ELECTRICAL

1-10-6 Thyristor

Page 28: Dasar kelistrikan

28

Training CenterBASIC ELECTRICAL

1-10-7 Integrated Circuit ( IC )

Page 29: Dasar kelistrikan

29

Training CenterBASIC ELECTRICAL

1-10-7 Integrated Circuit ( IC )

Jenis – jenis ICKlasifikasi berdasarkan Scale of Integration :

SSI ( Small Scale Integrated Circuit )

MSI ( Medium Scale Integrated Circuit )

LSI ( Large Scale Integrated Circuit )

VLSI ( Very Large Scale Integrated Circuit )

Klasifikasi berdasarkan penerapan dan struktur :

1. Analog IC

2. Digital IC

Page 30: Dasar kelistrikan

30

Training CenterBASIC ELECTRICAL

1-10-8 Comparator Fungsi :Membandingkan kedua tegangan input & menghasilkan output sepertiditunjukkan dlm tabel.

-

+

+5 V

Va

Vb

Vo

Kondisi Output ( Vo )

Va < Vb Tinggi

Va > Vb Rendah

Page 31: Dasar kelistrikan

31

Training CenterBASIC ELECTRICAL

A. Rangkaian AND

B. Rangkaian OR

1-10-8 Macam – macam logic Circuit

Page 32: Dasar kelistrikan

32

Training CenterBASIC ELECTRICAL

C. Rangkaian NOT

D. Rangkaian NAND dan NOR

1-10-8 Macam – macam logic Circuit

Page 33: Dasar kelistrikan

33

Training CenterBASIC ELECTRICAL

Output

Air Flow Sensor (intake air rate)Intake air temperatur sensor (Intake air temperatur sensor)Coolant temperatur sensor (Coolant temperatur sensor)Throttle sensor (throttle opening)Boost sensor (Supercharge pressure)Vihecle speed sensor (Vehicle speed)Idle switch (Idle state)Variable resistor (Idle air/fuel ratio manual adjustment)Key switch (Cranking Signal)Ignition coil (engine revolution signal)O2 sensor (Oxygen concentration in exhaust)

Injector (Fuel injection amount)

Input

Various sensor

I/O

CPU

Memory(ROM)

Memory(RAM)

1-11 Microcomputer

Page 34: Dasar kelistrikan

34

Training Center

PENGUKURAN LISTRIK

Dalam melakukan pengukuran kelistrikan diperlukan suatu alat listrik :

1. Ampermeter (mengukur arus listrik)2. Voltmeter (mengukur tegangan Listrik) 3. Ohm meter (untuk mengukur nilai tahanan listrik)

Dari ketiga alat pengukuran listrik itu kita kenal dengan Multitester

Dalam pengunaan alat ukurlistrik perlu diperhatikantata cara pengunaannya, batas maksimal yang dapatdiukur,supaya alat ukur tidakmenjadi rusak :

1-12 Circuit Tester

Page 35: Dasar kelistrikan

35

Training Center

PENGUKURAN LISTRIK

a. Menempatkan range selector pada Ohmmeter (skala yang diinginkan).

( x 100K – x 1K – x 10 – x 1 ) Ωb. Melakukan zero setting

dengan menghubungkan probe merah

dengan probe hitam, lalu putar zero knob.

c. Pengukuran dilakukan pada rangkaian terbuka/open circuit

atau pada saat S/W OFF.d. Pengukuran dilakukan secara

paralel terhadap bebannya.e. Polarity bebas (posisi probe

boleh bolak-balik).

1-12-2 Pengukuran Tahanan

Page 36: Dasar kelistrikan

36

Training Center

PENGUKURAN LISTRIK

a. Menempatkan range selector pada DC voltmeter tertinggi.

(1000 - 250 – 50 – 10 - 2,5 – 0,25) Volt.

b. Melakukan zero pointer.c. Menghubungkan voltmeter secara

paralel dengan bebanyang di ukur (lihat gambar)

d. Penggunaan probe tidak terbalik.Probe ( + / merah ) pada +Probe ( - / hitam ) pada -

e. Pengukuran dilakukan pada rangkaian yang close circuit

(rangkaian tertutup) atau pada saat S/W ON.

1-12-3 Pengukuran tegangan DC

Page 37: Dasar kelistrikan

37

Training Center

PENGUKURAN LISTRIK

a. Menempatkan range selector pada DC ampere tertinggi

(0,25A, 25mA, 2,5mA, 50μA).b. Melakukan zero pointer.c. Menghubungkan amperemeter

secara seri dengan bebanyang di ukur (lihat gambar)

d. Penggunaan probe tidak terbalik.Probe ( + / merah ) pada +Probe ( - / hitam ) pada -

e. Pengukuran dilakukan pada rangkaian yang close circuit

(rangkaian tertutup) atau pada saat S/W ON.

1-12-4 Pengukuran arus DC

Page 38: Dasar kelistrikan

38

Training Center

PENGUKURAN LISTRIK

1-12-5 Pengukuran penurunan tegangan

R1 = 3ΩVs = 12V

V1

V2

V3

I

R2 = 2Ω

R3 = 1Ω

Ukurlah dan buat kesimpulan !

Page 39: Dasar kelistrikan

39

Training Center

PENGUKURAN LISTRIK

No. Item Perbedaan Multimeter Analog Multimeter Digital1 Display Pergerakan jarum Angka-angka desimal2 Perubahannya Linear Digital 0 dan 13 Mengukur tahanan Perlu Zero Adjusment Tidak perlu4 Mengukur Arus dan Tahanan Perhatikan positif & negatif kabel Tidak perlu, indikasi display "-"5 Toleransi Besar kecil sehingga lebih akurat

Penggunaan banyak skala pd alat Hanya baca angka sajayg sama dapat menyebabkan kebingungan

Perbedaan,Keuntungan dan Kelemahan Multimeter Analog Dgn Multimeter Digital

Pembacaan6

Page 40: Dasar kelistrikan

40

Training Center

PENGUKURAN LISTRIK

RANGE SELECTOR X POSISI JARUMNILAI =

SKALA MAXIMUM

RUMUS PENGUKURAN MULTIMETER

Page 41: Dasar kelistrikan

41

Training Center

PENGUKURAN LISTRIK

R. selectorPointer

Nilai

1 2 3 4 52.5mA 0.25 25 mA 50 μA 0.25

Skala Max

AMPEREMETER

Page 42: Dasar kelistrikan

42

Training Center

PENGUKURAN LISTRIK

R. selectorPointer

Nilai

1 2 3 4 5

50 2.5 10 250 0.25

Skala Max

VOLTMETER

Page 43: Dasar kelistrikan

43

Training Center

PENGUKURAN LISTRIK

R. selector

Pointer

Nilai

1 2 3 4 51 ×

OHM METER

10 × 100 × 1K × 100K ×

Page 44: Dasar kelistrikan

44

Training Center

PENGUKURAN LISTRIK

Pembacaan

Resistor

Page 45: Dasar kelistrikan

45

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

Tujuan :Siswa dapat memahami konstruksi, cara kerja dan prosedur service bagian-bagian engine electrical

Page 46: Dasar kelistrikan

46

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

Beban

2-1 Alternator

Page 47: Dasar kelistrikan

47

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

Beban

2-1 Alternator

Page 48: Dasar kelistrikan

48

Training Center

1. Sebagai Pembangkit listrik (generator)

2. Sebagai Penyedia listrik untuk komponen - komponen listrik

di kendaraan

3. Sebagai Charging/mengisi batery

ENGINE ELECTRICAL

2-1-1 Fungsi Alternator

Page 49: Dasar kelistrikan

49

Training Center

Mendekati

Menjauhi

ENGINE ELECTRICAL

2-1-2 Prinsip dasar pembangkit tenaga

Page 50: Dasar kelistrikan

50

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

2-1-2 Prinsip dasar pembangkit tenaga

Tidak terjadi perpotongan garis gaya magnet.

Page 51: Dasar kelistrikan

51

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

2-1-2 Prinsip dasar pembangkit tenaga

Terjadi perpotongan garis gaya magnet.

Page 52: Dasar kelistrikan

52

Training Center

Bila suatu penghantar diletakkan dlm suatu medan magnet & penghantar tsb digerakkanMaka pd penghantar tsb akan terjadi arah medan magnet. Sehinggatimbul arus yg arahnyaTergantung dgn arah gerakan & arah medan magnet.

F

B

F

ENGINE ELECTRICAL

2-1-2 Prinsip dasar pembangkit tenaga

Page 53: Dasar kelistrikan

53

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

2-1-2 Prinsip dasar pembangkit tenaga

Page 54: Dasar kelistrikan

54

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

2-1-2 Prinsip dasar pembangkit tenaga

Page 55: Dasar kelistrikan

55

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

2-1-3 Penyearah ( Rectification )

Page 56: Dasar kelistrikan

56

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

2-1-3 Penyearah ( Rectification )

Page 57: Dasar kelistrikan

57

Training Center

14,5 V

ENGINE ELECTRICAL

2-1-4 Operasi / Kerja

Page 58: Dasar kelistrikan

58

Training Center

1. Contact Type Voltage Regulator

ENGINE ELECTRICAL

2-1-5 Voltage regulator

Page 59: Dasar kelistrikan

59

Training Center

2. IC Voltage Regulator

ENGINE ELECTRICAL

2-1-5 Voltage regulator

Page 60: Dasar kelistrikan

60

Training Center

Operasi Kerja Alternator (IC Voltage Regulator)

1. Ignition Switch posisi On

2. Setelah mesin mulai berputar

3. Saat putaran tinggi yang diatur melebihi batas

ENGINE ELECTRICAL

Page 61: Dasar kelistrikan

61

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

2-1-6 Konstruksi Alternator

1. Rotor fan

Page 62: Dasar kelistrikan

62

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

2-1-6 Konstruksi Alternator

2. Stator 3. Rectifier

Page 63: Dasar kelistrikan

63

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

2-1-6 Konstruksi Alternator

Page 64: Dasar kelistrikan

64

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

2-1-7 Membongkar dan merakit ( Gasoline E / G )

Page 65: Dasar kelistrikan

65

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

2-1-7 Membongkar dan merakit ( Diesel E / G )

Page 66: Dasar kelistrikan

66

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

2-1-8 Poin servis pembongkaran

Melepas stator dan front bracket Melepaskan alternator pulley

Page 67: Dasar kelistrikan

67

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

2-1-8 Poin servis pembongkaran

Melepaskan stator assy / regulator dan Brush Holder

Page 68: Dasar kelistrikan

68

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

2-1-8 Poin servis pembongkaran

Melepaskan OIL SEAL ( hanya pada mesin diesel )

Page 69: Dasar kelistrikan

69

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

2-1-9 Pemeriksaan

VACUUM PUMP ( hanya pada mesin diesel )

Page 70: Dasar kelistrikan

70

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

2-1-9 Pemeriksaan

ROTOR

12 V : 3 – 5 Ω24 V : 18,5 – 20 Ω

Ground Test

Page 71: Dasar kelistrikan

71

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

2-1-9 Pemeriksaan

STATOR

Page 72: Dasar kelistrikan

72

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

2-1-9 Pemeriksaan

RECTIFIER

Test rectifier positif Test rectifier negatif

Page 73: Dasar kelistrikan

73

Training Center

Untuk pertama kali memutarkan engine supaya didapat langkah kompressi sehinggaterjadi pembakaran

ENGINE ELECTRICAL

2-2 Starter Motor

2-2-1 Fungsi

Page 74: Dasar kelistrikan

74

Training Center

Magnet mempunyai 2 buah kutub yaitu utara & selatanBila suatu penghantar dialiri arus maka disekitar penghantar tsb akan terjadimedan magnet. Pada luar magnet terjadi garis gaya magnet magnet (ggm) yg arahnya dari utara ke selatan.

Garis gaya magnet

ENGINE ELECTRICAL

2-2-2 Prinsip Kerja

Page 75: Dasar kelistrikan

75

Training Center

Suatu gaya terjadi pd penghantar apabilapenghantar tsb diletakkan pd 2 kutubmagnet yg berbeda & dialiri listrik

N S

F

N

K

Gaya bergerak ke bawahU/ mempermudah menentukan arah gayadpt ditentukan dgn mempergunakankaidah tangan kiri

ENGINE ELECTRICAL

2-2-2 Prinsip Kerja

Page 76: Dasar kelistrikan

76

Training Center

S N

-

-

+

-

+

+

ENGINE ELECTRICAL

2-2-2 Prinsip Kerja-

+

Page 77: Dasar kelistrikan

77

Training Center

Prinsip Kerja

1. Saat switch (SS) ON

B SSPC F A

EHC

ENGINE ELECTRICAL

Page 78: Dasar kelistrikan

78

Training Center

2. Saat Main switch terhubungAliran arus

BSS HC

EMT MS C F A

Pada saat ini plunger dipertahankan pd posisitertarik o/ gaya magnet dari hold in coil

ENGINE ELECTRICAL

Page 79: Dasar kelistrikan

79

Training Center

Arus mengalir melalui PC & HC dgn arah ygsama (kemagnitannya saling melemahkan) sehingga menyebabkan gaya magnetic pd HC berkurang. MS terbuka & plunger kembali ke posisi semula dgn bantuanreturn spring

Aliran arus

B MS PC HC E

3. Saat Starting switch dilepas

ENGINE ELECTRICAL

Page 80: Dasar kelistrikan

80

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

2-2-3 Konstruksi Starter

Page 81: Dasar kelistrikan

81

Training Center

1. Yoke AssyPole core berfungsi u/ menopang field coil & berfungsi u/ memperkuat medan magnet ygdihasilkan oleh field coil

2. Armature AssyArmature berfungsi u/ merubah energi listrikmenjadi energi mekanik (gerak putar)

ENGINE ELECTRICAL

Page 82: Dasar kelistrikan

82

Training Center

3. Overrunining ClutchOC digunakan u/ meneruskan torsi putaranarmature ke ring gearmesin & mencegahkerusakan armature akibat gaya senrifugal pd kecepatan tinggi

4. Magnetic Switch AssyBerfungsi u/ menggerakkan pinion sehinggabertaut dgn engine ring gear dgn caramenarik dan menahan plunger

ENGINE ELECTRICAL

Page 83: Dasar kelistrikan

83

2.4 Cara Kerja Stater Motor

ON

Page 84: Dasar kelistrikan

84

Page 85: Dasar kelistrikan

85

Training Center

2.5 Type-Type Stater Motor

ENGINE ELECTRICAL

Page 86: Dasar kelistrikan

86

Training Center

1. Reduction Type

ENGINE ELECTRICAL

Page 87: Dasar kelistrikan

87

Training Center

2. Pinion Type

ENGINE ELECTRICAL

Page 88: Dasar kelistrikan

88

Training Center

3. Planetary Gear Type

ENGINE ELECTRICAL

Page 89: Dasar kelistrikan

89

Training Center

2.7 Trouble Shooting

ENGINE ELECTRICAL

Page 90: Dasar kelistrikan

90

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

Page 91: Dasar kelistrikan

91

Training Center

Engine Cranking 250 – 350 rpm (awal start)

Ring Gear 106 Pinion Gear 8

106 / 8 * 250 = 3312,5 rpm

ENGINE ELECTRICAL

Page 92: Dasar kelistrikan

92

Training Center

Penyetelan Pinion GapPinion Gap : 0.5 – 2.0 mm

PerhatianPengetesan ini harus dilakukan dgn cepat ( < 10 s) untuk mencegah coil terbakar

2-2-4 Pemeriksaan

ENGINE ELECTRICAL

Page 93: Dasar kelistrikan

93

Training Center

Pengetesan Magnetic Switch Pull In

ENGINE ELECTRICAL

Page 94: Dasar kelistrikan

94

Training Center

Pengetesan Magnetic Switch Hold On

ENGINE ELECTRICAL

Page 95: Dasar kelistrikan

95

Training Center

Pengetesan Free Running

ENGINE ELECTRICAL

Page 96: Dasar kelistrikan

96

Training Center

Pengetesan Magnetic Switch Return

ENGINE ELECTRICAL

Page 97: Dasar kelistrikan

97

Training Center

Pengetesan Ground Field Coil

Brush Holder

ENGINE ELECTRICAL

Page 98: Dasar kelistrikan

98

Training Center

Armature Coil Short Circuit Test

Pengecekan Hubungan Armature

ENGINE ELECTRICAL

Page 99: Dasar kelistrikan

99

Training Center

Fungsi : Menyediakan loncatan bunga api sehingga pembakaran di Combustion Chamber dapat berlangsung dgn baik.

Percikan bunga api pd titik A, mulai terbakar pd titik B & tekanan maksimumpd titik C & selesai pembakaran pd titik D

2-3 Ignition System

ENGINE ELECTRICAL

Page 100: Dasar kelistrikan

100

Training Center

JENIS-JENIS IGNITION SYSTEM

1. CONVENTIONAL IGNITION (Contact Point)

2. SEMI TRANSISTOR (CDI)

3. FULL TRANSISTOR (Distributorless System)

2-3-1 Umum

ENGINE ELECTRICAL

Page 101: Dasar kelistrikan

101

Training Center

1. Diameter kawat besar (0,5 - 1 mm) 1. Diameter kawat kecil (0,05 - 0,1 mm)2. Gulungan sedikit (150 - 500 lilitan) 2. Gulungan banyak (13.000 - 15.000 lilitan)3. R = 0.9 - 1.2 Ohm 3. R = 20 - 29 KOhm4. Terdapat terminal + dan - 4. Terdapat terminal - dan center

Primary coil Secondary oil

2-3-2 Ignition Coil

ENGINE ELECTRICAL

Conventional ignition coil

Page 102: Dasar kelistrikan

102

Bila suatu aliran listrik yang mengalir dalam suatu kumparan (primary coil) tiba-tiba diputusMaka akan terjadi lonjakan tegangan sesaat 250 V – 400 V. Ini disebutdgn inductionDan dalam primary coil tersebut, maka digunakan kumparan yang lain yaitu secondary coil. Dimana induksi dari primary coil dipindahkan kesecondary coil (mutual induction).Dimana dgn perbandingan coil akan didapat rumus :

Training Center

Np Vp=Ns Vs

(prinsipnya sama dengan trafo)

ENGINE ELECTRICAL

Page 103: Dasar kelistrikan

103

Training Center

Ignition coil dengan eksternal ballast Resistor

2-3-2 Ignition Coil

ENGINE ELECTRICAL

Page 104: Dasar kelistrikan

104

Training Center

Inti besi didisain u/ membentuk magnetik flux rangkaian tertutupLebih tahan thd vibrasi danpanas.

ENGINE ELECTRICAL

2-3-2 Ignition Coil

Molded ignition coil

Page 105: Dasar kelistrikan

105

Training Center

Fungsi :1. Mendistribusikan tegangan tinggi yg dibangkitkan

oleh ignition coil ke spark plugs2. Menghubungkan dan memutuskan arus primary dgn

waktu yg optimum.3. Memajukan spark timing ketika kecepatan mesin

meningkat.4. Memperlambat dan memajukan spark timing saat

bertambah dan berkurangnya beban mesin.

ENGINE ELECTRICAL

2-3-3 Distributor

Page 106: Dasar kelistrikan

106

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

Page 107: Dasar kelistrikan

107

Training Center

Bagian dari distributor:1.Distributor Unit: membagikan tegangan tinggi ke sparkplug sesuai FO

-Distibutor Cap-Distributor Rotor

2.Interuptor Unit : menghubungkan dan memutuskan arus listrik ygmengalir ke Primary coil sehingga menghasilkantegangan induksi. -Cam, Condensor, Contact point

3.Ignition Timing Control Unit: mengatur waktu pengapian pada busi-Mechanical Control putaran mesin-Vacuum Control kevacuuman mesin

ENGINE ELECTRICAL

Page 108: Dasar kelistrikan

108

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

Distributor Cap dan Rotor

Page 109: Dasar kelistrikan

109

Training Center

1. Centrifugal advancer (Centrifugal governor)Kecepatan mesin meningkat

Sebelum advance Setelah advance

Waktu pengapian makin maju

ENGINE ELECTRICAL

Timing Advancer

Page 110: Dasar kelistrikan

110

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

Timing Advancer

Page 111: Dasar kelistrikan

111

Training Center

2. Vacuum advancer

Vacuum makin besar Ig Timing maju

Stationary state

Operating state

ENGINE ELECTRICAL

Page 112: Dasar kelistrikan

112

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

Page 113: Dasar kelistrikan

113

Training Center

on

Pc.magnet Discharge capacitor

ENGINE ELECTRICAL

Page 114: Dasar kelistrikan

114

Training Center

on

induction Charge capacitor

ENGINE ELECTRICAL

Page 115: Dasar kelistrikan

115

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

Page 116: Dasar kelistrikan

116

Training Center

Dwell Angle ( cam closing angle ) :

Gap yg besar membuatDwell Angle mengecil, menyebabkan pengapianmenjadi majukan.

Gap yg kecil membuatDwell Angle membesar,Menyebabkan pengapianmenjadi mundur..

ENGINE ELECTRICAL

Page 117: Dasar kelistrikan

117

Training Center

Over capacitive condenserUnder capacitive condenser

ENGINE ELECTRICAL

Page 118: Dasar kelistrikan

118

on

Page 119: Dasar kelistrikan

119

on

Page 120: Dasar kelistrikan

120

Training Center

Pick up coil

Trigger wheel

ENGINE ELECTRICAL

Page 121: Dasar kelistrikan

121

Training Center

Syarat-syarat :1. Spark plug harus tahan panas.2. Harus tahan terhadap tegangan tinggi3. Harus tahan terhadap tekanan tinggi (saat ekspansi

40 – 50 kg cm saat compressi 10 kg cm)4. Menjaga temperatur yg paling baik untuk spark plug

(400o C – 800oC) temperatur kurang dari 400o karbontidak bisa terbakar.

ENGINE ELECTRICAL

2-3-4 Spark plug

Page 122: Dasar kelistrikan

122

Training Center

• Jika suhu lebih rendah dari 450o karbon akan tersimpan pd insulator porselin• Suhu lebih tinggi daru 950o akan menghasilkan sumber panas & menyebabkan

pre ignition (pengapian terlalu cepat)• Kendaraan yg normal operasinnya dlm rpm yg rendah menggunakan spark plug

dengan karakteristik panas yg penyerapan panasnya kurang.• Sebaliknya, kendaraan yg normal operasinya dlm rpmm yg tinggi menggunakan

spark plug dgn karakteristik dingin yg penyerapan panasnya baik.

ENGINE ELECTRICAL

2-3-4 Spark plug

Page 123: Dasar kelistrikan

123

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

2-3-4 Spark plug

Tingkat panas dari spark plug

Page 124: Dasar kelistrikan

124

Training Center

• Plug Gap u/ engine konvensional 0.7 – 0.8

ENGINE ELECTRICAL

2-3-4 Spark plug

METODA PENYETELAN

Page 125: Dasar kelistrikan

125

Training Center

• Periksa apakah boot dan insulasi

mengalami keretakan.

• Nilai standard 16 K Ohm / meter.

ENGINE ELECTRICAL

2-3-5 High-tention cord

Pemeriksaan

Page 126: Dasar kelistrikan

126

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

Page 127: Dasar kelistrikan

127

Training Center

2. DEPOSIT FOULING (KOTOR OLEH ENDAPAN)Endapan sisa pembakaran atau kerak busiKondisis mesin: ada gangguan pembakaran saat akselerasi ataukecepatan tinggiPenyebab: mutu oli kurang baik, saringan udara dilepas,oil up danoil down.Perbaikan: ganti saringan udara, ganti mutu oli

ENGINE ELECTRICAL

Page 128: Dasar kelistrikan

128

Training Center

3. CARBON FOULING (KOTOR OLEH CARBON)Insulator dan electrode tertutup oleh karbon hitamKondisi mesin: e/g susah hidup, e/g hunting saat kecepatan rendah, dan e/g bisa mati.Penyebab: heat range busi, campuran terlalu kaya, bahan bakarjelek, terlalu lama pada kecepatan rendah, timing lambat.Perbaikan: Ganti busi setingkat lebih panas, bahan bakar harus baik, timing dipercepat.

ENGINE ELECTRICAL

Page 129: Dasar kelistrikan

129

Training Center

4.OIL FOULING (KOTOR OLEH OLI)Basah oleh oli kelihatan hitam dan basahPenyebab: piston ring aus, baru saja turun mesinPerbaikan: ganti bagian yang rusak

ENGINE ELECTRICAL

Page 130: Dasar kelistrikan

130

Training Center

5.LEAD FOULING (KOTOR OLEH TIMAH HITAM)Insulator berwarna kuning juga coklat.Kondisi mesin: akselerasi e/g tidak baik.Penyebab: Bahan bakar mengandung timah hitamPerbaikan: gunakan bensin unleaded,jangan terlalu lama padakecepatan rendah

ENGINE ELECTRICAL

Page 131: Dasar kelistrikan

131

Training Center

6. OVERHEATING (PANAS BERLEBIHAN)INSULATOR BERWARNA PUTIH, ELECTRODE MELELEHKONDISI MESIN : KEMAMPUAN MESIN BERKURANGPENYEBAB: HEAT RANGE BUSI TIDAK TEPAT, TIMING TERLALU CEPAT, CAMPURAN TERLALU KURUS, COOLING SYS JELEK.PERBAIKAN: GUNAKAN BUSI SETINGKAT LEBIH DINGIN, TIMING DISESUAIKAN, COOLING SYS DIPERBAIKI, CAMPURAN DISESUAIKAN

ENGINE ELECTRICAL

Page 132: Dasar kelistrikan

132

Training Center

Glow system meningkatkankemampuan start mesin dlmcuaca dingin

Dalam diesel engine, fuel diledakkan dgn menggunakanpanas yg dihasilkan olehkompresi udara

2-4 Glow System2-4-1 Umum

ENGINE ELECTRICAL

Page 133: Dasar kelistrikan

133

Training Center

Ceramic type : 1 Ω at 200CMetal type : 0,5 Ω at 200C

Glow Plug

ENGINE ELECTRICAL

Page 134: Dasar kelistrikan

134

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

Tipe Glow Plug

Page 135: Dasar kelistrikan

135

Training Center

Tipe A Memberikan coil type yg ringkas tetapi kecepatan panasnyalambat

Tipe B Memberikan pemanasan yg cepat tetapi membutuhkan controlcircuit yg rumit yg menghasilkan biaya yg sangat tinggi

Tipe C Menggunakan tungsten wire dlm silicon nitride (ceramic) casingsehingga memberikan pemanasan yg sangat cepat. Jugamemberikan tahanan panas yg tinggi tetapi biayanya tinggi.

Tipe D Memberikan pemanasan yg cepat dan fungsi saturasi suhu sendiridapat mengontrol circuit dgn mudah dan biaya system yg rendahDua kabel pemanas dapat berfungsi sebagai saturasi suhu sendiri.

ENGINE ELECTRICAL

Kelebihan dan Kekurangan Glow Plug

Page 136: Dasar kelistrikan

136

Training Center

2-4-2 Self Regulating Glow System

ENGINE ELECTRICAL

Page 137: Dasar kelistrikan

137

Training Center

2-4-3 Super Quick Glow System ( S-QGS )

ENGINE ELECTRICAL

Page 138: Dasar kelistrikan

138

Training Center

2-4-4 Auto Glow System

ENGINE ELECTRICAL

Page 139: Dasar kelistrikan

139

Training Center

2-4-5 Perbandingan Glow System

ENGINE ELECTRICAL

Page 140: Dasar kelistrikan

140

Training Center

Perbandingan Glow System

ENGINE ELECTRICAL

Page 141: Dasar kelistrikan

141

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

Spec Engine Kuda 4D56 ( Self Regulating Glow System )

Page 142: Dasar kelistrikan

142

Training Center

ENGINE ELECTRICAL

Page 143: Dasar kelistrikan

143

Training Center

Tahanan paralel terhadap 4 glow plug 0,20 – 0,30 ΩTahanan glow plug Ceramic 1,0 Ω

ENGINE ELECTRICAL

Ukur Tahanan Glow Plug

Page 144: Dasar kelistrikan

144

Training Center

Tahanan relay 20 ΩPengukuran : ……….. Ω

ENGINE ELECTRICAL

Periksa Kerja & mengukur Tahanan Glow Relay

Page 145: Dasar kelistrikan

145

Training Center

0,380

1,540

3.25 ± 0,3320

8,60

Nilai Tahanan(KΩ)

Temperatur (oC)

B

ENGINE ELECTRICAL

Periksa Engine Coolant Temp. Sensor

Page 146: Dasar kelistrikan

146

Training Center

80ST/Hidup

ON

ST /Hidup

ON

IG SWITCH Teganganterminal 3

V 3

Waktu relay kerja (T2 + T3)

dgn check teganganrelay (G)

Teganganterminal 6 ( L)

V 6

TeganganCoolant

terminal 13V 13

80

20

20

T1Lamp GlowON - OFF

Temperatur(oC)

Tujuan : - Peserta mampu melakukan pengukuran dan mengerti glowing system

Bahan Praktek :1. Engine kuda Diesel 4D56 2. Termometer3. Multimeter4. Stop Watch

- Peserta mampu melakukan trouble shooting glowing system

ENGINE ELECTRICAL

Page 147: Dasar kelistrikan

147

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

Tujuan: Siswa mempelajari konstruksi, sistem konfigurasi dan prosedur service chassis electric

Page 148: Dasar kelistrikan

148

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

REAKSI REDOKS

KONDISI BERMUATAN PENUH KONDISI TERPAKAI HABIS

PLATE + ELECTROLYTE PLATE-

PbO2 + 2H2SO4 + Pbpemakaian

pengisian

3-1 Battery

PLATE + ELECTROLYTE

PbSO4 + 2H2O + PbSO4

Page 149: Dasar kelistrikan

149

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-1-1 UmumBattery berfungsi sebagai power supply beban listrik pada kendaraan

Page 150: Dasar kelistrikan

150

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-1-2 Karakteristik

1. Kekuatan elektromotif

Dengan Nilai sekitar 2.1 V tiap sell

2. Kapasitas (Ah)

Kuantitas listrik yang dapat diturunkan dari

kondisi penuh sampai kosong (tidak dapat

mengalirkan arus listrik)

Page 151: Dasar kelistrikan

151

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-1-3 Pengisian ulang

Page 152: Dasar kelistrikan

152

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

1. PENGISIAN DENGAN ARUS KECIL

2. PENGISIAN DENGAN ARUS BESAR

WAKTU PENGISIAN : 0,5 ~ 1 JAM

TINGKAT KEHILANGAN MUATAN +_ 30 % DARI KAPASITAS BATER

BESAR ARUS PENGISIAN = 1/10 DARI KAPASITAS BAT.

WAKTU PENGISIAN(JAM) = TINGKAT KEHILANGAN MUATAN (AH )

BESAR ARUS PENGISIAN ( A )X 1,2 ~ 1,5

AMPER PENGISIAN ( A ) :TINGKAT KEHILANGAN MUATAN (AH )

1 + WAKTU PENGISIAN

3-1-3 Pengisian ulang

Page 153: Dasar kelistrikan

153

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-1-4 Service Specification

1,220 – 1,290 ( 20o C )Grafitasi spesifik dari air batterySpesifikasiItem

Page 154: Dasar kelistrikan

154

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-1-5 Prosedur penyetelan servis

Pemeriksaan tinggi cairan dan grafitasi spesifik

1. Cairan ada diantara Upper dan Lower

level

2. Gunakan hidrometer dan termometer

untuk memeriksa grafitasi tetap cairan

battery

Nilai standar : 1,220 – 1,290 ( 20o C )

Page 155: Dasar kelistrikan

155

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-2 Headlamps

Fungsi : Lampu penerangan saat kondisi gelap/malam

3-2-1 Umum

Page 156: Dasar kelistrikan

156

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-2-2 Jenis – jenis headlamps

Semi sealed beam headlamp dan halogen bulb

Page 157: Dasar kelistrikan

157

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-2-3 Penyetelan titik headlamps

Page 158: Dasar kelistrikan

158

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-2-3 Penyetelan titik headlamps

Page 159: Dasar kelistrikan

159

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-2-3 Penyetelan titik headlamps

Page 160: Dasar kelistrikan

160

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-3 Wiper dan Washer3-3-1 Umum

Fungsi : pembersih air hujan atausalju pada kaca

Page 161: Dasar kelistrikan

161

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-3-2 Tipe - tipe wipers

1. Conventional wiper

Wiper Blade & Wiper Arm Terlihat

2. Semi – concealed wipers

Wiper Arm & Wiper Blade terpasang antara E/G Hood dan Kaca depan

3. Full concealed wipers

Wiper Arm dan Wiper Blade tersembunyi dibawah e/g hood

Page 162: Dasar kelistrikan

162

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

Tipe - tipe Wiper Motor1. Compound Motor2. Ferrite Magnet type motor

Page 163: Dasar kelistrikan

163

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

Posisi Switch Wiper Motor.

Page 164: Dasar kelistrikan

164

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

Posisi Switch Wiper Motor.

Page 165: Dasar kelistrikan

165

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-3-3 Washer

Page 166: Dasar kelistrikan

166

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-4 Horn3-4-1 UmumMerupakan unit alarm yang menghasilkan bunyi alarm untuk kendaraan lain atau pejalan kaki

Page 167: Dasar kelistrikan

167

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-4-2 Teori pengoperasian horn

Page 168: Dasar kelistrikan

168

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-4-3 Contoh penerapan horn

3-4-4 Pemeriksaan horn

Page 169: Dasar kelistrikan

169

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-5 Instrument3-5-1 Speedometer

Sebagai penunjuk kecepatan dan jarak tempuh

Page 170: Dasar kelistrikan

170

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-5-2 Oil Pressure GaugeSebagai penunjukan tekanan oliTerdiri atas pendeteksi sinyal, bagian pengirim sinyal serta penerima dan pengukur sinyal

Page 171: Dasar kelistrikan

171

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-5-3 Fuel GaugeSebagai penunjukan jumlah bahan bakarTerdiri atas pendeteksi sinyal, bagian pengirim sinyal serta penerima dan pengukur sinyal

Page 172: Dasar kelistrikan

172

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

Posisi E = 113,5 - 126,5 OhmPosisi F = 14,9 - 19,1 Ohm

Resistansi Coil 25 Ohm

Suhu 80o Resistansi gauge unit 69,4 Ohm

Resistansi Coil 25 Ohm

Fuel Gauge L300

Page 173: Dasar kelistrikan

173

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-5-4 Engine Coolant Temperature GaugeTerdiri atas pendeteksi sinyal, bagian pengirim sinyal serta penerima dan pengukur sinyal

Menggunakan Termistor sebagai sensor

Page 174: Dasar kelistrikan

174

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

Page 175: Dasar kelistrikan

175

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6 Wiring Harness

Siswa dapat membaca dan memahami buku wiring diagram .

Tujuan :

Page 176: Dasar kelistrikan

176

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6 Wiring Harness

Bagian utama wiring harness :

1. Kabel tegangan rendah untuk automobile

2. Penghubung / konektor

3. Fuse / fusible link

4. Tanda-tanda Simbol

Page 177: Dasar kelistrikan

177

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-1 Cara membaca wiring diagram

Page 178: Dasar kelistrikan

178

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-1 Cara membaca wiring diagram

A-08X (relay)Penambahan “X” pd akhir nomor konektorMenunjukkan bahwa konektor dihubungkanKe centralized junction

Penunjukkan nomor konektor

A-12Nomor seri

Symbol lokasi konektorA : Ruang engineB : Dash PanelC : Floor & RoofD : PintuE : pintu belakang

Kuda

(2-B)Conector color

Jumlah pin conector

Page 179: Dasar kelistrikan

179

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-1 Cara membaca wiring diagram

Page 180: Dasar kelistrikan

180

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-1 Cara membaca wiring diagram

Page 181: Dasar kelistrikan

181

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-1 Cara membaca wiring diagram

Page 182: Dasar kelistrikan

182

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-1 Cara membacawiring diagram

Page 183: Dasar kelistrikan

183

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-1 Cara membaca wiring diagram

Page 184: Dasar kelistrikan

184

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-2 Konektor

Page 185: Dasar kelistrikan

185

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-2 Konektor

Page 186: Dasar kelistrikan

186

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-2 Konektor

Page 187: Dasar kelistrikan

187

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-2 Konektor

Page 188: Dasar kelistrikan

188

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-2 Konektor

Page 189: Dasar kelistrikan

189

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-2 Konektor

Page 190: Dasar kelistrikan

190

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-2 Konektor

Page 191: Dasar kelistrikan

191

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-2 Konektor

Page 192: Dasar kelistrikan

192

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-3 Kabel tegangan rendah untuk automobile

KuningYOrangeO

PutihWHijau mudaLG

VioletVBiru L

SilverSLAbu - abuGR

Biru langitSBHijauG

Merah RCoklatBR

PinkPHitamB

Warna KabelKode Warna KabelKode

KODE WARNA KABELWarna kabel ditunjukkan oleh kode warna berikut

Page 193: Dasar kelistrikan

193

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-3 Kabel tegangan rendah untuk automobile

Page 194: Dasar kelistrikan

194

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-3 Kabel tegangan rendah untuk automobile

Page 195: Dasar kelistrikan

195

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-4 Singkatan Simbol

Page 196: Dasar kelistrikan

196

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-4 Singkatan Simbol

Page 197: Dasar kelistrikan

197

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-4 Singkatan Simbol

Page 198: Dasar kelistrikan

198

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-4Tanda simbol

Page 199: Dasar kelistrikan

199

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-5 Wiring diagram Keseluruhan

Page 200: Dasar kelistrikan

200

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-5 Wiring diagram

Ruang Engine

Page 201: Dasar kelistrikan

201

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-5 Wiring diagram

Ruang Engine

Page 202: Dasar kelistrikan

202

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-5 Wiring diagram

Dash Panel

Page 203: Dasar kelistrikan

203

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-5Wiring diagram

Dash Panel

Page 204: Dasar kelistrikan

204

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-5 Wiring diagram

Floor and Roof

Page 205: Dasar kelistrikan

205

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-5Wiring diagram

Pintu

Page 206: Dasar kelistrikan

206

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-5 Wiring diagram

Pintu Belakang

Page 207: Dasar kelistrikan

207

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-6 Posisi Pemasangan Single Part

Page 208: Dasar kelistrikan

208

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-6 Posisi Pemasangan Single Part

Page 209: Dasar kelistrikan

209

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-6 Posisi Pemasangan Single Part

Page 210: Dasar kelistrikan

210

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-6 Posisi Pemasangan Single Part

Page 211: Dasar kelistrikan

211

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-6 Posisi Pemasangan Single Part

Page 212: Dasar kelistrikan

212

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-6 Fuse / fusible link

Fungsi : sebagai pengaman rangkaian atau sistem

Page 213: Dasar kelistrikan

213

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-6-6 Posisi Pemasangan Single Part

Page 214: Dasar kelistrikan

214

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

3-7 Electronic Control System

Anti – lock Brake System ( ABS )Suatu sistem yang mendeteksi selip pada roda yang disebabkan oleh

penggunaan rem secara tiba-tiba.

Kelebihan ABS :1. Saat pengereman, menjamin arah lebih stabil2. Kemampuan menyetir selama pengereman3. Mengurangi jarak pengereman4. Bila terjadi kerusakan bisa terdeteksi melalui Diagnosis code

Page 215: Dasar kelistrikan

215

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

Anti – lock Brake System ( ABS )

Page 216: Dasar kelistrikan

216

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

Fuzzy traction control system ( Fuzzy TCL )Sebagai tambahan fungsi slip control dan trace control pada sistem A/T yang menghasilakn fungsi control fuzzy yang membantu memperoleh kemampuan mengemudi yang tetap baik dan aman pada jalan yang curam/berliku

Page 217: Dasar kelistrikan

217

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

Auto Cruise Control SistemSistem yang dapat mempertahankan kecepatan kendaraan(Kec antara 40 ~ 120 K/J) tanpa menekan accel pedal

Page 218: Dasar kelistrikan

218

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

Active Electronic Control Suspension ( Active - ECS )Suatu sistem untuk mengontrol dalam mengoptimalisasi Ketinggian body selama ada respon terhadap permukaanjalan dan kondisi operasi

Page 219: Dasar kelistrikan

219

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

Electronic Control Power Steering ( EPS )Sistem pengontrolan tenaga steering wheel sesuai dengan kecepatan kendaraan

Page 220: Dasar kelistrikan

220

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

Active 4W Steering ( 4WS )Sistem pengontrol pembelokan 4W secara elektronik yang Mengontrol Rr wheel secara presisi terhadap pengendraanDan kondisi jalan

Page 221: Dasar kelistrikan

221

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

Supplemental Restraint System ( SRS )Sistem pengaman tambahan safety belt dengan cara mengembangkan kantong udara bila terjadi tabrakan dari depan

Page 222: Dasar kelistrikan

222

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

Full Automatic Air Conditioning System ( Auto AC )Sistem AC yang bekerja secara otomatis, baik pendinginan, air flow mode, air inlet mode maupun blower speed

Page 223: Dasar kelistrikan

223

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

Electronic Time and Alarm Control System ( ETACS )Menggabungkan kontrol dari berbagai timer dan alarm

Page 224: Dasar kelistrikan

224

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

Electronic Time and Alarm Control System ( ETACS )

Page 225: Dasar kelistrikan

225

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

Simplified Wiring System ( SWS )Sistem wiring dimana bermacam signal dapat disalurkan Melalui harness tunggal

Page 226: Dasar kelistrikan

226

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

KEY LESS ENTRY SYSTEMSistim membuka/mengunci pintu tanpa menggunakan key switch

Transmitter

Page 227: Dasar kelistrikan

227

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

IMOBILIZIER

RFC:High frequency circuitMP:Micro processor

MUT

Key cylinder

Transponder

Ignition

Injection

ID code

PowerID

MemoryRFC

MPMP

Immobilizer ECU

Sistim untuk mencegah starting dan menjalankan kendaraan bila kuncinya belum diregeristrasi

Page 228: Dasar kelistrikan

228

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

IMOBILIZIER

Page 229: Dasar kelistrikan

229

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

CONTROL AREA NETWORKSistem wiring yang menggunakan BUS untuk komunikasi antar ECU

ESP/ABS

ACSRS

YR/G SAS EPS

INSTRUMENTCLUSTER

ETACS

LSHGlow/PTCHeater

Alternator

16

1

1514131211109

2 3 4 5 6 7 8

CAN Class-C (+)

CAN Class-C (-)

Bus : Saluran data utama

Page 230: Dasar kelistrikan

230

Training Center

CHASSIS ELECTRICAL

CONTROL AREA NETWORK

SWS

Sun roof

Front ECU

Column Switch

Power window

CAN

EngineAT

Meter

MUT

A/C

ABS

ETACS

Keyless entry Warning buzzerWiper Exterior lampCenter door lock Room lamp

Page 231: Dasar kelistrikan

231

Training CenterTroubleshooting

Tujuan:Siswa memahami dasar-dasar prosedur troubleshooting dan penerapanya

Page 232: Dasar kelistrikan

232

Training CenterTroubleshooting

1. Pengetahuan Pendahuluan Penanganan

Untuk penanganan trouble yang sulit, diperlukan estimasi dan pertimbangan teoritis

Page 233: Dasar kelistrikan

233

Training CenterTroubleshooting

Trouble hubunganKontak kendor

Rangkaian terputus

Trouble insulator

Insulator rusak

Insulator bocor short

2. Bentuk-Bentuk Trouble dari bagian listrik

Page 234: Dasar kelistrikan

234

Training CenterTroubleshooting

2. Bentuk-Bentuk Trouble dari bagian listrik

Page 235: Dasar kelistrikan

235

Training CenterTroubleshooting

2. Prosedur troubleshooting untuk listrika. Test Hubungan

Page 236: Dasar kelistrikan

236

Training CenterTroubleshooting

2. Prosedur troubleshooting untuk listrikPemriksaan Capasitor

Page 237: Dasar kelistrikan

237

Training CenterTroubleshooting

2. Prosedur troubleshooting untuk listrikb. Test Tegangan

Membandingkan nilai tegangan tiap titik rangkaian dengan nilai yang normal. Bila ditemukan kontak yang tidak baik maka akan ada tegangan drop

Page 238: Dasar kelistrikan

238

Training CenterTroubleshooting

LANGKAH PRAKTIS PADA TROUBLESHOOTING1. Pastikan keluhan Pelanggan

2. Analisa Gejala

3. Pemisahan Masalah Tersebut

4. Perbaikan Masalah\

5. Pastikan Pelaksanaan yang tepat

Page 239: Dasar kelistrikan

239

Training CenterTroubleshooting

4-2 MUT II

Catatan1. Range tegangan DC

±40V

2. Jangan menggunakan

MUT untuk mengukur

tegangan jala – jala

3. Jangan memasang atau

melepas ROM Pack

pada saat MUT ON

4-2-1 Profil MUT II

Page 240: Dasar kelistrikan

240

Training CenterTroubleshooting

4-2-2 Key Board

Page 241: Dasar kelistrikan

241

Training CenterTroubleshooting

4-2-3 Prosedur Operasi

Page 242: Dasar kelistrikan

242

Training CenterTroubleshooting

4-2-4 Diagnosis Connector

Page 243: Dasar kelistrikan

243

Training CenterTroubleshooting

4-2-4 Diagnosis Connector