MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PENYESUAIAN DIRI ANAK PENDIAM Studi kasus diajukan sebagai tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik Nama Dosen : Novita Mandasari Hutagaol, S.Pd, M.Hum Disusun oleh : Ririn Febriyanti 14.06.0.047 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS
Text of Penyesuaian Diri Anak Pendiam - Studi Kasus
1. MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PENYESUAIAN DIRI ANAK
PENDIAM Studi kasus diajukan sebagai tugas mata kuliah Perkembangan
Peserta Didik Nama Dosen : Novita Mandasari Hutagaol, S.Pd, M.Hum
Disusun oleh : Ririn Febriyanti 14.06.0.047 FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS UNIVERSITAS RIAU
KEPULAUAN KOTA BATAM 2015-2016
2. KATA PENGANTAR Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat
dan Salam selalu tercurah kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan
serta Rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Dalam
penyusunan tugas atau materi ini tidak sedikit hambatan yang
penyusun hadapi, namun penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan
bimbingan orang tua dan dosen, sehingga kendala- kendala yang
penyusun hadapi teratasi. Makalah ini disusun agar pembaca dapat
memperluas ilmu tentang Cara Menyesuaikan Diri Anak yang Pendiam
Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan baik
itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah
SWT akhirnya makalah ini terselesaikan. Semoga makalah ini dapat
memberi wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran
kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Riau Kepulauan.
Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu kepada dosen mata kuliah Perkembangan Peserta
Didik saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya
dimasa yang akan datang dan mengharapkan kritik serta saran bagi
para pembaca. Batam, 18 MEI 2015 . Penyusun
3. DAFTAR ISI COVER
.....................................................................................................................
- KATA PENGANTAR
.......................................................................................................
i DAFTAR ISI
.....................................................................................................................
ii BAB I PENDAHULUAN
......................................................................................
1 1.1 Latar
Belakang.......................................................................................
1 1.2
Tujuan....................................................................................................
2 1.3
Manfaat..................................................................................................
2 BAB II KAJIAN
TEORITIS..................................................................................
3 BAB III
PEMBAHASAN.........................................................................................
5 3.1 Karakteristik Penyesuaian
Diri............................................................ 5
3.2 Faktor-Faktor Penyebab Si Anak Pendiam dan Susah
Bersosialisasi.. 5 3.3 Upaya Agar Si Anak Dapat Menyesuaikan Diri
Dengan Baik ........... 7 BAB IV
PENUTUP...................................................................................................
14 4.1
Kesimpulan...........................................................................................
14 4.2 Saran
...................................................................................................
14 DAFTAR PUSTAKA
.......................................................................................................
-
4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu
mengalami perubahan baik fisik maupun psikologis. Seorang ahli
bernama Schneiders mengemukakan bahwa penyesuaian diri merupakan
suatu proses mental dan tingkah laku yang mendorong seseorang untuk
menyesuaikan diri sesuai dengan keinginan yang berasal dari dalam
diri sendiri dan dapat diterima oleh lingkungannya. Makna akhir
dari hasil pendidikan seseorang individu terletak pada sejumlah hal
yang telah di pelajari dapat membantunya dalam menyesuaikan diri
dengan kebutuhan- kebutuhan hidupnya dan pada tuntutan masyarakat.
Berdasarkan pengalaman- pengalaman yang didapat di sekolah dan
diluar sekolah, ia memiliki sejumlah pengetahuan, kecakapan,
minat-minat dan sikap-sikap. Dengan pengalaman- pengalaman itu,
secara berkesinambungan terbentuklah seorang pribadi seperti apa
yang dia miliki sekarang dan menjadi seorang pribadi tertentu
dimasa mendatang. Seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan telah
mampu menyesuaikan diri atau tidak mampu menyesuaikan diri. Kondisi
fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh
faktor-faktor lingkungan dimana kemungkinan akan berkembang proses
penyesuaian yang baik atau yang salah. Sejak lahir sampai meninggal
seorang individu merupakan organism yang aktif. Ia aktif dengan
tujuan dan aktivitas yang berkesinambungan. Ia berusaha untuk
memuaskan kebutuhan-kebutuhan jasmaninya dan juga semua dorongan
yang memberi peluang kepadanya untuk berfungsi sebagai anggota
kelompoknya. Penyesuaian diri adalah suatu proses. Dan salah satu
ciri pokok dari kepribadian yang sehat mentalnya ialah memiliki
kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara harmonis, baik
terhadap diri sendiri dan lingkungannya. Permasalaha-permasalahan
penyesuaian diri pada remaja kebanyakan dipicu oleh sikap orang
tua. Misalnya saja ada sikap orang yang sering melakukan tindakan
penolakan terhadap anaknya, apa yang dilakukan anaknya merupakan
hal yang salah, mungkin saja orang tua semacam ini tidak
menginginkan kehadiran anak tersebut (Zakiah Darajat : 1983). Ada
pula orang tua yang terlalu mengisolir anaknya untuk
5. bergaul dengan orang lain, hubungan orang tua yang retak,
mengikuti tempat tinggal orang tua yang berpindah-pindah, penerapan
disiplin yang berlebihan, kurangnya perhatian yang lebih, pergaulan
bebas, frustasi dalam menghadapi konflik yang berat dan masih
banyak lagi permasalah-permasalahan lainnya sehingga membuat anak
itu terkadang mengambil proses penyesuaian diri ke arah yang
positif maupun ke arah yang negatif (salah). 1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah dari studi kasus ini adalah: 1.21 faktor-faktor
yang menyebabkan anak pendiam susah besosialisasi? 1.22
permasalahan apa saja yang dihadapi si anak dalam bersosialisasi?
1.23 upaya apa saja yang bisa dilakukan agar si anak bisa
menyesuaikan diri dengan baik? 1.3 Manfaat Manfaat dari peulisan
ini adalah: 1.31 untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan
anak susah besosialisasi? 1.32 untuk mengetahui permasalahan apa
saja yang dihadapi si anak dalam bersosialisasi? 1.23 untuk
mengetahui upaya apa saja yang bisa dilakukan agar si anak bisa
menyesuaikan diri dengan baik?
6. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyesuaian diri adalah suatu proses
yang dihadapi individu dalam mengenal lingkungan yang baru. Menurut
Schneider (dalam Partosuwido, 1993) penyesuaian diri merupakan
kemampuan untuk mengatasi tekanan kebutuhan, frustrasi dan
kemampuan untuk mengembangkan mekanisme psikologis yang
tepat.Menurut Callhoun dan Acocella (dalam Sobur, 2003),
penyesuaian dapat didefenisikan sebagai interaksi individu yang
kontinue dengan diri individu sendiri, orang lain dan dunia
individu. Menurut pandangan para ahli diatas, ketiga faktor
tersebut secara konstan mempengaruhi individu dan hubungan tersebut
bersifat timbal balik mengingat individu secara konstan juga
mempengaruhi kedua faktor lain. Menurut Schneiders (1964),
pengertian penyesuaian diri dapat ditiinjau dari tiga sudut
pandang, yaitu: 1. Penyesuaian sebagai adaptasi Menurut pandangan
ini, penyesuaian diri cenderung diartikan sebagai usaha
mempertahankan diri secara fisik, bukan penyesuaian dalam arti
psikologis, sehingga ada kompleksitas kepribadian individu dengan
lingkungan yang terabaikan. 2. Penyesuaian diri sebagai bentuk
konformitas Penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang
mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pengertian ini
menyiratkan bahwa individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk
harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku,
baik secara moral, sosial maupun emosional. Menurut sudut pandang
ini, individu selalu diarahkan kepada tuntutan konformitas dan diri
individu akan terancam tertolak jika perilaku individu tidak sesuai
dengan norma yang berlaku. 3. Penyesuaian diri sebagai usaha
penguasaan Penyesuaian diri dipandang sebagai kemampuan untuk
merencakan dan mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu
sehingga konflik-konflik, kesulitan dan frustasi tidak terjadi,
dengan kata lain penyesuaian diri diartikan sebagai kemampuan
penguasaan dalam mengembangkan diri sehingga dorongan emosi dan
kebiasaan menjadi terkendali dan terarah.
7. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
penyesuaian diri adalah proses dinamik dalam interaksi individu
dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan yang mencakup
respon-respon mental dan perilaku untuk menghadapi kebutuhan-
kebutuhan internal, ketegangan, frustasi, konflik dan mencapai
keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari
luar diri individu.
8. BAB III PEMBAHASAN 3.1 Karakteristik Penyesuaian Diri Tidak
selamanya individu akan berhasil dalam melakukan penyesuaian diri.
Hal itu disebabkan adanya rintangan atau hambatan tertentu yang
menyebabkan ia tidak mampu melakukan peyesuaian diri secara
optimal. Dalam hubungan dengan intangan- rintangan tersebut, ada
individu-individu yang mampu melakukan penyesuaian diri secara
positif, tetapi ada pula yang melakukan penyesuaian diri secara
tidak tepat. 1. Penyesuaian Diri yang Positif Individu yang
tergolong mampu untuk melakukan penyesuaian diri secara positif
ditandai hal-hal sebagai berikut. a. Tidak menunjukan adanya
ketegangan emosional yang berlebihan. b. Tidk menunjukan adanya
mekanisme pertahanan yang salah. c. Tidak menunjukan adanya
frustasi pribadi. d. Memiliki pertimbangan yang rasional dalam
pengerahan diri. e. Mampu belajar dari pengalaman. f. Bersikap
realistik dan objektif. Dalam penyesuaian diri secara positif,
individu akan melakukan berbagai bentuk berikut ini: a. Penyesuaian
diri dalam menghadapi masalah secara langsung Dalam situasi ini,
individu secara langsung menghadapi masalah dengan segala cara
akibatnya. Ia akan melakukan tindakan yang sesuaia dengan masalah
yang dihadapinya. b. Penyesuaian diri dengan melakukan eksplorasi
(penjelajahan) Dalam situasi ini, individu mencari berbagai
pengalaman untuk menghadapi dan memecahkan masalah-masalahnya. c.
Penyesuaian diri dengan trial dan error Dalam cara ini, individu
melakukan tindakan coba-coba, dalam arti kalau menguntungkan
diteruskan dan kalau gagal tidak diteruskan. d. Penyesuaian dengan
subtitusi ( mencari pengganti)
9. Apabila individu merasa gagal dalam menghadapi masalah, ia
dapat memperoleh penyesuaian dengan jalan mencari pengganti. e.
Penyesuaian diri dengan belajar Dengan belajar, indiidu dapat
memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
membantu penyesuaian dirinya. f. Penyesuaian diri dengan
pengendalian diri Penyesuaian diri akan lebih efektif jika disertai
oleh kemampuan memilih tindakan yang tepat serta pengendalian diri
secara tepat pula. Dalam situasi ini, individu akan berusaha
memilih tindakan mana yang harus dilakukan dan tindakan mana yang
tidak perlu dilakukan. Cara inilah yang disebut inhibisi. g.
Penyesuaian diri dengan perencanaan yang cermat Dalam hal ini,
sikap dan tindakan yang dilakukan merupakan keputusan yang diambil
berdasarkan perencanaan yang cermat atau matang. Keputusan diambil
setelah dipertimbangkan dari berbagai segi, seperti untung dan
ruginya. 2. Penyesuaian Diri yang Salah Penyesuaian diri yang salah
ditandai oleh sikap dan tingkah laku yang serba salah, tidak
terarah, emosional, sikap yang tidak realistik, membabi buta, dan
sebagainya. Ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian yang salah,
yaitu reaksi bertahan, reaksi menyerang, dan reaksi melarikan diri.
a. Reaksi bertahan (defence reaction) Individu berusaha untuk
mempertahankan dirinya dengan seolah-olah ia tidak sedang
menghadapi kegagalan. Adapun bentuk khusus dari reaksi ini, yaitu
sebagai berikut. 1) Rasionalisasi, yaitu mencari-cari alasan yang
masuk akal untuk membenarkan tindakan yang salah. 2) Represi, yaitu
menekan perasaannya yang dirasakan kurang enak ke alam tidak sadar.
3) Proyeksi, yaitu menyalahkan kegagalan dirinya pada pihak lain
atau pihak ketiga untk mencari alasan yang dapat diterima. 4) Saur
grapes (anggur kecut), yaitu dengan memutarbalikkan fakta atau
kenyataan. b. Reaksi menyerang (aggresive reaction)
10. Individu yang salah peyesuaian dirinya akan menunjukkan
sikap dan perilaku yang bersifat menyerang atau konfrontasi untuk
menutupi kekurangan atau kegagalannya. Reaksi-reaksinya antara
lain: 1) Selalu membenarkan diri sendiri 2) Selalu ingin berkuasa
dalam setiap situasi 3) Merasa senang bila mengganggu orang lain 4)
Suka menggertak, baik dengan ucapan maupun perbuatan 5) Menunjukkan
sikap permusuhan secara terbuka 6) Bersikap menyerang dan merusak
7) Keras kepala dalam sikap dan perbuatannya 8) Suka bersikap balas
dendam 9) Memerkosa hak orang lain c. Reaksi melarikan diri (escape
reaction) Dalam reaksi ini, individu akan melarikan diri dari
situsi yang menimbulkan konflik atau kegagalannya. Reaksinya tampak
sebagai berikut: 1) Suka berfantasi untuk memuaskan keinginan yang
tidak tercapai dengan bentuk angan-angan seolah-olah sudah tercapai
2) Banyak tidur, suka minuman keras, bunuh diri atau menjadi
pecandu narkoba 3 Regresi, yaitu kembali pada tingkah laku
kekanak-kanakan. Misalnya, orang dewasa yang bersikap dan
berperilaku seperti anak kecil. 3.2 Faktor-Faktor Penyebab Si Anak
Pendiam dan Susah Bersosialisasi Secara umum, penyebab seorang anak
itu menjadi pendiam disebabkan oleh dua faktor, yaitu: 1. Gen
(sifat turunan dari orang tua) Faktor gen ini sangat berpengaruh,
misalnya ayahnya adalah tipe yang tidak banyak bicara lalu sifat
tersebut diwariskan pada anaknya. 2. Lingkungan Lingkungan secara
langsung mengubah mood seseorang, misalnya si A selalu dalam posisi
tertekan, diliputi rasa takut karena orang-orang disekitarnya
selalu mendiktenya.
11. Menurut F.G. Robbins, faktor penyebab yang mempengaruhi
kepribadian seseorang itu ada lima, yaitu: 1. Sifat Dasar(Sifat
Biologis) Sifat biologis yang merupakan salah satu hal yang
diwariskan dari orang tua kepada anaknya. 2. Lingkungan`prenatal
Lingkungan prenatal merupakan lingkungan dalam kandungan ibu. Pada
periode ini individu mendapatkan pengaruh tidak langsung dari ibu.
Maka dari itu, kondisi ibu sangat menentukan kondisi bayi yang ada
dalam kandungannya tersebut, baik secara fisik maupun secara
psikis. Banyak peristiwa yang sudah ada membuktikan bahwa seorang
ibu yang pada waktu mengandung mengalami tekanan psikis yang begitu
hebatnya, biasanya pada saat proses kelahiran bayi ada gangguan
atau dapat dikatakan tidak lancar. 3. Perbedaan Individual
Perbedaan individu merupakan salah satu faktor yang memengaruhi
proses sosialisasi sejak lahir. Anak tumbuh dan berkembang sebagai
individu yang unik, berbeda dengan individu lainnya, dan bersikap
selektif terhadap pengaruh dari lingkungan. 4. Lingkungan
Lingkungan meliputi segala kondisi yang ada di sekeliling individu
yang memengaruhi proses sosialisasinya. Proses sosialisasi individu
tersebut akan berpengaruh pada kepribadiannya. 5. Motivasi Motivasi
adalah dorongan-dorongan, baik yang datang dari dalam maupun luar
individu sehingga menggerakkan individu untuk berbuat atau
melakukan sesuatu. Dorongandorongan inilah yang akan membentuk
kepribadian individu sebagai warna dalam kehidupan bermasyarakat.
Berikut ini akan dipaparkan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi proses penyesuaian diri a. Faktor Fisiologis Kondisi
fisik, seperti struktur fisik dan tempramen sebagai disposisi yang
diwariskan, aspek perkembangannya secara intrinsik berkaitan erat
dengan susunan tubuh.
12. Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi prime bagi
tingkah laku, dapat diperkirakan bahwa system syaraf,kelenjar dan
otot merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian diri,
kondisi tubuh yang baik merupakan syarat tercapainya proses
penyesuaian diri yang baik pula. b. Faktor Psikologis Banyak faktor
psikologis yang memengaruhi kemampuan penyesuaian diri sendiri
seperti pengalaman, hasil belajar,kebutuhanpkebutuhan, aktualisasi
diri, frustasi, depresi dan sebagainya. 1) Faktor pengalaman
Pengalaman yang mempunyai arti dalam penyesuaian diri, terutama
penyesuaian yang menyenangkan atau pengalaman yang traumatik
(menyusahkan). Pengalaman yang menyenangkan seperti memperoleh
hadiah dari suatu kegiatan cenderung akan menimbulkan proses
penyesuaian diri yang baik. Sebaliknya, pengalaman yang traumatik
akan menimbulkan penyesuaian diri yang keliru atau salah usai. 2)
Faktor belajar Proses belajar merupakan suatu dasar yang fudamental
dalamproses penyesuaian diri. Hal ini karena melalui belajar,
pola-pola respons yang membentuk kepribadian yang berkembang.
Sebagian besar respons dan ciri-ciri kepribadian lebih banyak
diperoleh dari proses belajar daripada diperoleh secara diwariskan.
3) Determinasi diri Determinasi diri mempunyai fungsi penting dalam
proses penyesuaian diri karena berperan dalam pengendalian arah dan
pola penyesuaian diri. Keberhasilan atau kegagalan penyesuaian diri
banyak ditentukan oleh kemampuan individu dalam mengarahkan dan
mengendalikan dirinya meskipun sebetulnya situasi dan kondisi tidak
menguntungkan bagi penyesuaian dirinya. 4) Faktor konflik Pengaruh
konflik terhadap perilaku bergantung pada sifat konflik itu
sendiri. Sebenarnya, beberapa konflik dapat memotivasi seseorang
untuk meningkatkan kegiatan an penyesuaian dirinya. Ada orang yang
mengatasi konfliknya dengan cara meningkatkan usaha ke arah
pencapaian tujuan yang mengunungkan bersama secara sosial. Akan
tetapi, adapula yang memecahkan konflik dengan cara melarikan diri,
sehingga menimulkan gejala-gejala neurotis. c. Faktor Perkembangan
Dan Kematangan
13. Dalam proses perkembangan, respons berkembang dari respons
yang bersifat instinktif menjadi respons yang bersifat hasil
belajar dan pengalaman. Dengan bertambahnya usia, perubahan dan
perkembangan respons, tidak hanya diperoleh melalui proses belajar,
tetapi juga perbuatan individu telah matang untuk melakukan respons
an ini menentukan pola penyesuaian dirinya. Kondisi-kondisi
perkembangan dan kematangan memengaruhi setiap aspek kepribadian
individu, seperti emosional, sosial, moral, keagamaan dan
intelektual. Dalam fase tertentu, salah satu aspek mungkin lebih
penting dari aspek lainnya. d. Faktor Lingkungan Berbagai
lingkungan, seperti keluarga, sekolah, masyarakat, kebudayaan dan
agama berpengaruh terhadap penyesuaian diri seseorang. 1) Pengaruh
lingkungan Keluarga Faktor lingkungan keluarga merupakan faktor
yang sangat penting karena keluarga merupakan media sosialisasi
bagi anak-anak. Proses sosialisasi dan interaksi sosial yang
pertama dan utama dijalani individu dilingkungan keluarganya. Hasil
sosialisasi tersebut kemudian dikembangkan dilingkungan sekolah dan
masyarakat umum. 2) Pengaruh Hubungan dengan Orang Tua Pola
hubungan antara orang tua dengan anak mempunyai pengaruh yang
positif terhadap proses penyesuaian diri. Beberapapola hubungan
yang dapat memengaruhi penyesuaian diri adalah sebagai berikut.
Menerima (acceptance) Orang tua menerima kehadiran anak-anaknya
dengan cara-cara yang baik. Menghukum dan disiplin yang berlebihan
Hubungan anak dengan orang tua bersifat keras. Disiplin yang
terlalu berlebihan dapat menimbulkan suasana psikologis yang kurang
menyenangkan bagi anak. Memanjakan dan melindungi anak secara
berlebihan Perlindungan dan pemanjaan secara berlebihan dapat
menimbulkan perasaan tidak aman, cemburu, rendah diri, canggung,
dan gejala-gejala salah usai lainnya. Penolakan
14. Orang tua menolak kehadiran anaknya. Beberapa penelitian
menunjukan bahwa penolakan orang tua terhadap pada anaknya dapat
menimbulkan hambatan dalam penyesuaian diri. 3) Hubungan Saudara
Hubungan saudara yang penuh persahabatan, saling menghormati, penuh
kasih sayang, berpengaruh terhadap penyesuaian diri yang lebih
baik. 4) Lingkungan Masyarakat Hasil penelitian menunjukkna bahwa
gejala tingkah laku salah suai atau perilaku menyimpang bersumber
dari pengaruh keadaan lingkungan masyarakatnya. Pergaulan yang
salah dan terlalu bebas di kalangan remaja dapat memengaruhi
polapola penyesuaian dirinya. 5) Lingkungan Sekolah Lingkungan
sekolah berperan sebagai media sosialisasi, yaitu memengaruhi
kehidupan intelektual,sosial, dan moral anak-anak. Pendidikan yang
diterima anak di sekolah merupakan bekal bagi proses penyesuaian
diri mereka di lingkunan masyarakatnya. e. Faktor Budaya Dan Agama
Lingkungan kultural tempat inividu berada dan berinteraksi akan
menentukan pola-pola penyesuaian dirinya. Agama memberikan suasana
psikologis tertentu dalam mengurangi konflik, frustasi dan
ketegangan lainnya. Agama juga memberikan suasana damai dan tenang
bagi anak. Ajaran agama ini merupakan sumber nilai, norma,
kepercayaan dan pola-pola tingkah laku yang akan memeberikan
tuntunan bagi arti, tujuan, dan kestabilan hidup anak-anak.
Sembahyang dan berdoa merupakan media menuju arah kehidupan yang
lebih nyaman, tenang dan berarti bagi manusia. Oleh karena itu,
agama memegang peran penting dalam proses penyesuaian diri
seseorang. 3.3 Upaya Agar Si Anak Dapat MenyesuaikanDiri Dengan
Baik Dalam mengatasi anak-anak yang pendiam, kita harus melakukan
tiga hal, yaitu: 1. Memberikan Perhatian Dengan memberikan
perhatian kita akan membuat si anak merasa ada di lingkungannya
berada.Seperti memberikan kesempatan dia untuk tampil ke depan
kelas agar dia memperoleh kepercyaan diri saat berada di depan
kelas dan di sana dia kemudian terpancing untuk mencoba kembali
tampildi depan.
15. 2. Memberikan Motivasi Dengan memberikan motivasi maka kita
akan memberikan suatu acuan atau dorongan agar diaterpacu untuk
tampil dan berkreasi. Seperti memberikan suatu percontohan yang
baik untukmelakukan suatu kegiatan dan tugas 3. Memberikan Pujian
Tidak lupa memberikan suatu pujian saat dia telah berhasil
melakukan suatu pekerjaan atau tugasyang dia kerjakan,karena dengan
memberikan suatu pujian itu dapat memberikan suatu rasakepercayaan
diri .Tetapi jangan terlalu berlebihan karena itu dapat membuat si
anak merasaterlalu bisa melakukan segalanya dan akhirnya lupa akan
posisi sebenarnya Berikut beberapa faktor lingkunganyang dianggap
dapat mencipatakan penyesuaian diri yang cukup sehat bagi remaja
adalah sebagai berikut. a. Lingkungan Keluarga yang Harmonis
Apabila seorang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang harmonis
yang didalamnya terdapat cinta kasih, respek, toleransi, rasa aman
dan kehangatan, seorang anak akan melakukan penyesuaian diri secara
sehat dan baik. Sikap ini sering ditanggapi negatif oleh remaja
dengan merasa bahwa dirinya kurang diperhatikan, tidak disayangi,
diremehkan atau dibenci. Jika hal tersebut terjadi berulang-ulang
dalam jangka waktu yang lama (terutama pada masa kanak-
kanak),kemampuannya dalam menyesuaikan diri pun akan terhambat.
Dorongan semangat dan persaingan antaranggota yang dilakukan secara
sehat memiliki pengaruh yang penting dalam perkembangan kejiwaan
anak. Di dalam lingkungan keluarga, seorang anak mempelajari
dasar-dasar dari cara-cara bergaul dengan orang lain. Biasanya yang
menjadi acuan atau contoh adalah figur orang tua, tokoh, pemimpin,
atau seseorang yang menjadi idolanya.Oleh karena itu, orang tua
atau orang dewasa dituntut untuk meneladani atau menunjukkan
sikap-sikap atau tindakan-tindakan yang baik. Selain itu, dalam
keluarga masih banyak hal lain yang berperan dalam proses
pembentukan kemampuan penyesuaian diri yang sehat, seperti rasa
percaya pada orang lain atau diri sendiri,pengendalian rasa
ketakutan, sikap toleransi, kerja sama, kehangatan dan rasa aman
yang semua hal itu sangat berguna bagi penyesuaian diri di masa
depannya.
16. b. Lingkungan Teman Sebaya Menjalin hubungan yang erat dan
harmonis dengan teman sebaya sngatlah penting pada masa remaja. Ia
mengungkapkan kepada teman sebayanya yang akrab secara bebas dan
terbuka tentang rencana, cita-cita dan kesulitan-kesulitan
hidupnya. Pengertian dan saran dari teman-temannya akan membantu
dirinya dalam menerima keadaan dirinya serta memahami hal-hal yang
menjadikan dirinya berbeda dari orang lain dan keluarga orang lain.
Semakin mengerti ia akan dirinya, semakin meningkat keadaannya
untuk menerima dirinya, mengetahui kekuatan dan kelemahannya. Ia
akan menemukan cara penyesuaian diri yang tepat sesuai dengan
potensi yang dimilikinya itu. c. Lingkungan Sekolah Pendidikan
modern menuntut guru untuk mengamati perkembangan penyesuaian diri
murid-muridnya serta mampu menyusun sistem pendidikan yang sesuai
dengan perkembangan tersebut. Dengan demikian, proses pendidikan
merupakan penciptaan penyesuaian antara individu dengan nilai-nilai
yang diharuskan oleh linkungan menurut kepentingan perkembangan
individu. Keberhasilan proses ini sangat bergantung pada cara kerja
dan metode yang digunakan oleh guru dalam proses penyesuaian
tersebut.
17. BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Penyesuaian diri adalah
proses dinamik dalam interaksi individu dengan diri sendiri, orang
lain dan lingkungan yang mencakup respon-respon mental dan perilaku
untuk menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan,
frustasi, konflik dan mencapai keselarasan antara tuntutan dari
dalam diri dengan tuntutan dari luar diri individu. Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses penyesuaian diri, sebagai berikut: a.
Faktor Fisiologis b. Faktor psikologis c. Faktor perkembangan dan
kematangan d. Faktor lingkungan e. Faktor budaya dan agama Dalam
mengatasi anak-anak yang pendiam, kita harus melakukan tiga hal,
yaitu: a. Memberikan perhatian b. Memberikan motivasi c. Mebeikan
pujian 4.2 Saran Menurut saya ketidakmampuan menyesuaikan diri pada
remaja disebabkan oleh faktor internal dan eksternal dan lebih
mengacu pada ketidakmampuan orang tua dalam membimbing remaja
menuju penyesuaian diri yang menyebabkan kondisi fisik, mental dan
emosional remaja menjadi labil. Selain itu lingkungan yang tidak
mendukung penyesuaian diri remaja menyebabkan semakin sulitnya
remaja dalam melakukan penyesuaian diri dan seharusnya orang tua
memahami keadaan remaja anaknya sehingga orang tua mampu
mengarahkan anak remajanya menuju penyesuaian diri yang tepat.
Selain itu orang tua juga harus peduli dengan semua faktor
berpengaruh pada proses penyesuaian diri remaja.
18. DAFTAR PUSTAKA Fatimah, Enung. 2006. Psikologi
Perkembangan. Bandung: Pustaka SetiaBandung. Alex Sobur, 2003.
Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia Desmita, 2009. Psikologi
Perkembangan. Bandung : Remaja Rosda Karya Kartini Kartono, 2002.
Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta Nofiana Sari, 2010.
Pengaruh rasa percaya diri dan penyesuaian diri terhadap kemampuan
berinteraksi social siswa kelas X di SMK Negeri 2 Pacitan. Skripsi
tidak diterbitkan. Madiun: BK FIP IKIP PGRI Madiun