42
Masyarakat Kota Hijau yang Berkelanjutan ( The Green Sustainibility Urban Community) PENATAAN KAWASAN TAMAN MONJARI, KOTA SURAKARTA | 2013

The Green Sustainibility Urban Community

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sebuah entry sayembara Monumen 45 Banjarsari, kota Surakarta yang diselenggarakan oleh BLH Surakarta, November - Desember 2013. Konsep rancangannya mencoba menciptakan peran masyarakat kota hijau yang berkelanjutan dengan memenuhi 8 aspek atribut Kota Hijau. -Tim Sandal Kulit- Dian Ariffianto BS, Yopie Herdiansyah, Tri Suryo Kuncoro

Citation preview

Page 1: The Green Sustainibility Urban Community

Masyarakat Kota Hijau yang Berkelanjutan( The Green Sustainibility Urban Community)

PENATAAN KAWASAN TAMAN MONJARI, KOTA SURAKARTA | 2013

Page 2: The Green Sustainibility Urban Community
Page 3: The Green Sustainibility Urban Community

Ruang Terbuka Hijau,

Pemukiman

Perjuangan kemerdekaan,

Pemukiman

Ruang Terbuka Hijau,

Pemukiman

1913-1942 1949 1973-1976

Mengacu pada konsep Garden

City of Tomorrow dari Eibenezer

Howard di Inggris akibat revolusi

industri, maka Thomas Karsten

merencanakan permukiman yang

sehat bagi kaum pegawai

perkebunan di wilayah

mangkunegaran. Sebuah ruang

terbuka hijau yang dikelilingi oleh

rumah-rumah bergaya Indisch

Tropisch. Posisi yang strategis

berdekatan dengan fasilitas

Pasca pemberlakuan UU anti

swapraja, maka aset yang semula

milik mangkunegaran diambil alih

oleh pemerintah RI, termasuk

aset-aset milik orang-orang

belanda. Kawasan Villapark yang

berganti nama menjadi Banjarsari

pada jaman pendudukan jepang,

digunakan sebagai markas Tentara

Pelajar sebagai pusat koordinasi

dan menyusun strategi dengan

Renovasi taman banjarsari menjadi

taman monumen 45 Banjarsari,

dengan pembangunan monumen dan

relief perjuangan mempertahankan

kemerdekaan serta fasilitas

pendukung lain.

Pemukiman Pemukiman Pemukiman

berdekatan dengan fasilitas

transportasi, pasar legi dan

jaringan air bersih. Kawasan

villapark dibangun diatas tanah

milik Mangkunegaran dengan

perjanjian sewa dengan masa

sewa selama 25 tahun diatur

dalam UU Penggunaan Tanah

Negara di Surakarta tertanggal 1

November 1913.

dan menyusun strategi dengan

TNI untuk melawan agresi militer

II Belanda di Kota Surakarta.

Page 4: The Green Sustainibility Urban Community

RTH,

Pemukiman,

RTH

Pemukiman

RTH, pemukiman,

laboratorium kota

1997 2006 2013

Indonesia mengalami krisis

multidimensi dan salah satu

akibatnya adalah PHK dan

pengangguran. Alih-alih untuk itu

termasuk okupasi ruang terbuka

hijau dijadikan sentra PKL

terutama untuk komoditas barang

bekas karena daya tarik taman

sebagai salahs atu ruang publik

yang paling banyak dikunjungi

oleh warga masyarakat. Kawasan

Walikota Joko Widodo melakukan

inisisasi relokasi PKL sebanyak 998

PKL ke lokasi baru di daerah

Semanggi. Taman Monumen 45

Banjarsari kemudian diperbaiki,

diberi pagar pengaman, fasilitas

lampu taman dan bangku taman.

Taman Monumen 45 kembali

dimanfaatkan oleh warga

masyarakat untuk berolahraga

dan aktifitas lainnya.

Proses perencanaan dan pemanfaan

taman Monumen 45 Banjarsari serta

kawasan di sekitarnya menjadi

laboratorium bagi pengembangan

masyarakat kota hijau yang

berkelanjutan. Perencanaan tidak

hanya berorienasi kepada

pembangunan fisik tetapi berbasis

kepada pemberdayaan masyarakat

sebagai subyek sekaligus obyek

dalam mewujudkan kota hijau. Bila

Pemukiman,

PKL

Pemukiman laboratorium kota

(tahap perencanaan)

oleh warga masyarakat. Kawasan

taman menjadi kumuh dan tidak

terawat.

dan aktifitas lainnya. dalam mewujudkan kota hijau. Bila

dilihat dari rekam jejak periode

villapark telah mencapai 100 tahun.

Page 5: The Green Sustainibility Urban Community
Page 6: The Green Sustainibility Urban Community
Page 7: The Green Sustainibility Urban Community
Page 8: The Green Sustainibility Urban Community
Page 9: The Green Sustainibility Urban Community
Page 10: The Green Sustainibility Urban Community
Page 11: The Green Sustainibility Urban Community
Page 12: The Green Sustainibility Urban Community
Page 13: The Green Sustainibility Urban Community

Konsep DesainTaman Monumen 45 Banjarsari

Page 14: The Green Sustainibility Urban Community
Page 15: The Green Sustainibility Urban Community
Page 16: The Green Sustainibility Urban Community
Page 17: The Green Sustainibility Urban Community
Page 18: The Green Sustainibility Urban Community

Sebelum

Sesudah

Page 19: The Green Sustainibility Urban Community

Jalan menuju Monjari | Sebelum

Page 20: The Green Sustainibility Urban Community

Jalan menuju Monjari | Sesudah

Page 21: The Green Sustainibility Urban Community
Page 22: The Green Sustainibility Urban Community
Page 23: The Green Sustainibility Urban Community

Partisipasi komunitas dalam Monjari | Sebelum

Partisipasi komunitas dalam Monjari | Sesudah

Page 24: The Green Sustainibility Urban Community

Partisipasi masyarakat untuk berkebun dalam Monjari | Sebelum

Partisipasi masyarakat untuk berkebun dalam Monjari | Sesudah

Page 25: The Green Sustainibility Urban Community

* Kegiatan kampung berkebun yang sudah dilaksanakan disekitar Monjari berada di kampung Kestalan

Page 26: The Green Sustainibility Urban Community
Page 27: The Green Sustainibility Urban Community
Page 28: The Green Sustainibility Urban Community
Page 29: The Green Sustainibility Urban Community
Page 30: The Green Sustainibility Urban Community

TARGET RTH KOTA SURAKARTA

4.404,06 Ha X 30% = 1321,218 Ha4.404,06 Ha X 30% = 1321,218 Ha

2012 DI SOLO ±18.61% RTH = 819,596 Ha

LUAS TAMAN MONJARI = 17000 m2 (1.7 Ha)

Luas Tambahan RTH di kawasan Monjari

Terminal terpadu Pasar Legi = 5200 m2 (0.5 Ha)Terminal terpadu Pasar Legi = 5200 m2 (0.5 Ha)

Page 31: The Green Sustainibility Urban Community

Konsep DesainKios Jl. Sabang

Untuk menghidupkan kawasan sekitar Taman Monjari, diperlukan adanya area yang berfungsi ekonomis berkelanjutan. Salah satu potensi

yang sudah ada saat ini adalah keberadaanya kios-kios di Jalan Sabang. Hanya saja penataan dan kenyamanan berbelanja masih sangat

kurang, karena jalan Sabang juga dilalui oleh kendaraan bermotor. Perbaikan infrastruktur kios jalan Sabang berupa penambahan furniture

lansekap seperti pergola rambat sebagai fungsi estetika dan mengganti material perkerasan dengan material yang nyaman untuk pejalan kaki.

Page 32: The Green Sustainibility Urban Community

Suasana Kios Jl. Sabang | Sebelum

Suasana Kios Jl. Sabang | Sesudah

Page 33: The Green Sustainibility Urban Community
Page 34: The Green Sustainibility Urban Community

Bus Sekolah

Page 35: The Green Sustainibility Urban Community
Page 36: The Green Sustainibility Urban Community
Page 37: The Green Sustainibility Urban Community
Page 38: The Green Sustainibility Urban Community
Page 39: The Green Sustainibility Urban Community

Sampah Organik Domestik

DKPPasar

DPP

UmumMasyarakat

% sampah 63,82% 83,21% 67,53%

Ton / tahun 69.945 10.956 2497Ton / tahun 69.945 10.956 2497

Ton / hari 192 30 6.8

setiap hari kota Surakarta menghasilkan sekitar 300 ton

Untuk 4 Pasar besar* di Surakarta menghasilkan sampah 25 ton/hari

*Pasar Harjodaksino, Pasar Legi, Pasar Gede, dan Pasar Nusukan

Jumlah sampah organik dari masingmasing sumber sampah yang dibuang di TPA, diantaranya ampah Jumlah sampah organik dari masingmasing sumber sampah yang dibuang di TPA, diantaranya ampah

domistik (DKP) adalah 63,82%), sampah pasar (DPP) adalah 83,21% dan sampah umum (67,53%).

sampah pasar (10,131 – 10,956 ribu ton/tahun) yang dikelola DPP

Sedangkan sampah di semua pasar di Solo tiap Harinya sekitar 30 Ton

Page 40: The Green Sustainibility Urban Community

setiap hari kota Surakarta menghasilkan 300 ton

Jumlah sampah organik dari masingmasing sumber sampah yang dibuang di TPA, diantaranya ampah domistik (DKP)

adalah 63,82%), sampah pasar (DPP) adalah 83,21% dan sampah umum (67,53%).

sampah pasar

(10,131 – 10,956 ribu ton/tahun) yang dikelola DPP

Jika kapasitas 1 Unit Tempat Sampah Terpilah (TST) ini adalah 5 liter, atau setara dengan kebutuhan suatu rumah

tangga kecil ( 5 jiwa)/ hari. Rata-rata keluaran sampah di Indonesia 2,6 liter/jiwa/hari dibagi menjadi 2 ( dua) jenis

sampah ( organik dan an-organik) sehingga dikurangi sampah terbuang diluar rumah dapat di kalkulasi sampah organik

Perhitungan untuk 1 Ton sampah organik/bulan

sampah ( organik dan an-organik) sehingga dikurangi sampah terbuang diluar rumah dapat di kalkulasi sampah organik

terbuang 5 jiwa di rumah adalah 5 liter.

Jika 500-1000 Keluarga (KK) dilayani 1 Unit Motor kolektor/Gerobak

1 Unit Komposter Rotary Klin kapasitas 1500-2000 liter ( 1 Ton)/5 hari.

Asumsi Hitungan Pasar Legi (data wawancara)

+/- 450 pedagang tetap dalam pasar siang hari

+/- 250 pedagang oprokan sore-malam hari

membuang perhari 5 ton-7 ton sampah (organik dan non-organik)

asumsi >50% adalah organik, karena merupakan Pasar Induk.

Page 41: The Green Sustainibility Urban Community

Modal Awal/Alat Modal Produksi Income

Mesin Komposter Rotary KilnRp. 15.000.000

Bakteri1 kg Compost Activator30 kg Mineral Bulking AgentRp 250.000

Untuk 1 bulan ada 6 kali proses= Rp 250.000 x 6= Rp 1.500.000 ,-

1. = Kompos sebanyak 50 % dari 1 ton sampah ~ 500 kg

= jika menghasilkan Kompos 500 kg x Rp. 2000/kg

= Rp. 1.000.000 ,- / 5 Hari

= dalam 1 bulan terjadi 6 kali proses, maka yang dihasilkanRp 6.000.000/bulan

Perhitungan untuk 1 Ton sampah organik/bulan

maka yang dihasilkanRp 6.000.000/bulan

2. Pupuk Organik Cair (POC) +/- 10 liter @ 1 liter x Rp 50.000 atauRp 5.000.000/bulan

3. Sampah An-Organik ( plastik, logam, dst ) sekitar @ 1 kg/ Rumah atau sebanyak 1000 kg dengan nilai belum dihitung (PM),

4. Retribusi kebersihan(belum dihitung)

Mesin PencacahRp. 12.000.000

Tenaga 2 org x Rp. 50.000= Rp. 100.000 x 30 hari= Rp. 3.000.000,-

Rp. 27.000.000 Rp. 4.500.000 Rp. 11.000.000Rp. 27.000.000 Rp. 4.500.000 Rp. 11.000.000

Keuntungan untuk 1 unit mesin komposter per Bulan = Rp. 6.500.000

Bagaimana Mendapatkan Dana Sebagai Modal Awal tersebut ?

• Sangat mungkin dilakukan dengan program CSR.

• Atau dimusyawarahkan pada level komunitas pedagang, RT/RW, dimana investasi dibebankan kepada

pedagang atau RT/ RW membentuk Koperasi Komunitas.

Page 42: The Green Sustainibility Urban Community

Data iklim Surakarta

Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun

Rata-rata tertinggi °C 29 29 29 31 30 30 29 30 31 31 30 29 30

Rata-rata terendah °C 22 22 22 22 22 21 21 21 22 22 22 22 22

Potensi luas tangkapan air hujan Presipitasi tahunan solo 2,180 mm

Rata-rata terendah °C 22 22 22 22 22 21 21 21 22 22 22 22 22

Presipitasi mm 350 330 210 210 120 80 40 20 30 90 220 340 2.180

Sumber: http://www.weatherbase.com/weather/weather.php3?s=54869&refer==&units=metric

Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) milimeter

artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter.

Potensi luas tangkapan air hujan Presipitasi tahunan solo 2,180 mm

taman MONJARI 17,000 diresapkan 37,060,000 liter 70,006,340 liter

jalur pedestrian 15,113 diresapkan 32,946,340 liter

jalan tengah 6,832 ditampung 14,893,760 liter

luas terminal terpadu 4,183 ditampung 9,118,940 liter 24,012,700 liter

Potensi air hujan dalam 1 tahun yang ditampung adalah sekitar 24.000.000 liter