of 10 /10
JURNAL REKAYASA SIPIL (JRS-UNAND) Vol. 14 No. yy, Februari 20xx Diterbitkan oleh: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas (Unand) ISSN (Print) : 1858-2133 ISSN (Online) : 2477-3484 http://jrs.ft.unand.ac.id DOI : 10.25077/jrs.14.2.xx-xx.2018 Attribution-NonCommercial 4.0 International. Some rights reserved 1 ANALISIS KUAT TEKAN BETON SCC YANG MENGGUNAKAN PASIR BESI PADA PESISIR PANTAI KECAMATAN WAPLAU PENULIS 3 1 Program Studi Teknik Sipil, Naskah diterima : xxDesember 2017. Disetujui: YY Januari 2018. Diterbitkan : 24 Februari2018 ABSTRAK Beton SCC mulai dikembangkan di jepang oleh para ilmuan sejak tahun 1983, beton ini dapat memadat secara mandiri dengan slump yang cukup tinggi. SCC mempunyai flowability yang tinggi sehingga mampu mengalir, memenuhi bekisting, dan mencapai kepadatan tertingginya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik dari pasir besi pesisir pantai Kecamatan Waplau dan menganalisis kuat tekan beton SCC yang menggunakan pasir besi pesisir pantai Kecamatan Waplau sebagai pengganti agregat halus. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode eksperimen di laboratorium, Hasil pemeriksaan karakteristik pasir besi memperlihatkan bahwa modulus kehalusan 2,55 nilai ini masuk kategori pasir agak kasar, Berat jenis semu = 4,47, Berat jenis kering = 4,35, Berat jenis SSD = 4,39, Penyerapan air = 1,20 %, dan Send Equivalen = 97%, Kuat tekan rata-rata beton SCC dengan variasi campuran beton 100% pasir besi untuk umur beton 3, 7 dan 28 hari adalah 13,46 MPa, 19,23 MPa dan 28,27 MPa. Kuat tekan rata-rata beton SCC dengan variasi campuran beton 50% pasir besi dan 50% pasir sungai untuk umur beton 3, 7, dan 28 hari adalah 14,42 MPa, 20,57 MPa dan 30,96 MPa. Kata kunci : pasir besi, kuat tekan beton, SCC, Slump flow, Workability. 1. PENDAHULUAN Hampir sebagian besar walayah Kecamatan Waplau berada di pesisir pantai panjang garis pantai ± 40 km, dengan tipikal pantai berpasir dan berbatu, salah satu wilayah pantai di Kecamatan Waplau memiliki keunikan dan kekayaan hayati yang tidak dimiliki oleh wilayah pantai lain di Kecamatan Waplau pada khususnya dan Kabupaten Buru pada umumnya. Keunikan dan kekayaan alam yang dimaksud adalah wilayah pantai tersebut memiliki jenis pasir yang mengandung biji besi yang cukup melimpah. Pasir dengan kandungan biji besi ini tepatnya berada di wilayah pesisir pantai desa Waprea. Sebagai salah satu unsur penyusun beton penggunaan pasir sebagai agregat halus merupakan unsur penyusun beton dengan komposisi sebesar 60% dari keseluruhan volume beton. Oleh sebab itu pasir merupakan unsur utama yang tidak dapat dilepas pisahkan dalam penyusunan beton, namun penggunaan pasir yang terus menerus diambil dari alam juga dapat berakibat pada terjadinya degradasi keseimbangan material alam tersebut, maka penggunaan pasir besi sebagai bahan pengganti juga dapat menjadi alternatif pilihan baru dalam meminimalisir penggunaan pasir alam dalam pemanfaatannya sebagai bahan penyusun beton. Commented [A1]: SCC singkatan dari apa? Jelas kan istilah ini Commented [A2]: Penulisan menggunakan huruf besar pada awal kata Commented [A3]: Daerah ini terletak di kabupaten dan provinsi apa? Commented [A4]: Metode eksperimental ini maksud nya bagaimana? Jelaskan secara ringkat metodologi penelitian yang digunakan. Commented [A5]: Hindari penggunaan tanda sama dengan (=) di dalam kalimat, gunakan kata-kata untuk menjelaskan nya. Commented [A6]: Apa kesimpulan dan rekomendasi yang dihasilkan dari penelitian ini? Commented [A7]: Tidak ada di narasi abstrak, workability atau flowability? Commented [A8]: Jelaskan akar masalah dari penelitian ini. Apa hubungannya pasir yang ada di Waplau dengan beton yang diteliti, jelas kan dalam bagian pendahuluan ini. Sehingga pembaca paham bahwa penelitian ini memecahkan akar permasalahan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Commented [A9]: Jelaskan gambaran lokasi berada di provinsi mana? Akan lebih baik lagi jika dilengkapi dengan gambaran peta lokasi yang memperlihatkan lokasi pantai ini yang berasa di pesisir

ANALISIS KUAT TEKAN BETON SCC YANG

Embed Size (px)

Text of ANALISIS KUAT TEKAN BETON SCC YANG

JURNAL REKAYASA SIPIL (JRS-UNAND) Vol. 14 No. yy, Februari 20xx

Diterbitkan oleh:

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas (Unand)

ISSN (Print) : 1858-2133

ISSN (Online) : 2477-3484

http://jrs.ft.unand.ac.id

DOI : 10.25077/jrs.14.2.xx-xx.2018 Attribution-NonCommercial 4.0 International. Some rights reserved 1

ANALISIS KUAT TEKAN BETON SCC YANG MENGGUNAKAN PASIR BESI PADA PESISIR

PANTAI KECAMATAN WAPLAU

PENULIS3

1Program Studi Teknik Sipil,

Naskah diterima : xxDesember 2017. Disetujui: YY Januari 2018. Diterbitkan : 24 Februari2018

ABSTRAK

Beton SCC mulai dikembangkan di jepang oleh para ilmuan sejak tahun 1983, beton ini dapat memadat

secara mandiri dengan slump yang cukup tinggi. SCC mempunyai flowability yang tinggi sehingga mampu

mengalir, memenuhi bekisting, dan mencapai kepadatan tertingginya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis karakteristik dari pasir besi pesisir pantai Kecamatan Waplau dan menganalisis kuat tekan beton

SCC yang menggunakan pasir besi pesisir pantai Kecamatan Waplau sebagai pengganti agregat halus.

Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode eksperimen di laboratorium, Hasil pemeriksaan

karakteristik pasir besi memperlihatkan bahwa modulus kehalusan 2,55 nilai ini masuk kategori pasir agak

kasar, Berat jenis semu = 4,47, Berat jenis kering = 4,35, Berat jenis SSD = 4,39, Penyerapan air = 1,20 %,

dan Send Equivalen = 97%, Kuat tekan rata-rata beton SCC dengan variasi campuran beton 100% pasir besi

untuk umur beton 3, 7 dan 28 hari adalah 13,46 MPa, 19,23 MPa dan 28,27 MPa. Kuat tekan rata-rata beton

SCC dengan variasi campuran beton 50% pasir besi dan 50% pasir sungai untuk umur beton 3, 7, dan 28 hari

adalah 14,42 MPa, 20,57 MPa dan 30,96 MPa.

Kata kunci : pasir besi, kuat tekan beton, SCC, Slump flow, Workability.

1. PENDAHULUAN

Hampir sebagian besar walayah Kecamatan Waplau berada di pesisir pantai panjang garis pantai ±

40 km, dengan tipikal pantai berpasir dan berbatu, salah satu wilayah pantai di Kecamatan Waplau

memiliki keunikan dan kekayaan hayati yang tidak dimiliki oleh wilayah pantai lain di Kecamatan

Waplau pada khususnya dan Kabupaten Buru pada umumnya. Keunikan dan kekayaan alam yang

dimaksud adalah wilayah pantai tersebut memiliki jenis pasir yang mengandung biji besi yang

cukup melimpah. Pasir dengan kandungan biji besi ini tepatnya berada di wilayah pesisir pantai

desa Waprea.

Sebagai salah satu unsur penyusun beton penggunaan pasir sebagai agregat halus merupakan unsur

penyusun beton dengan komposisi sebesar 60% dari keseluruhan volume beton. Oleh sebab itu

pasir merupakan unsur utama yang tidak dapat dilepas pisahkan dalam penyusunan beton, namun

penggunaan pasir yang terus menerus diambil dari alam juga dapat berakibat pada terjadinya

degradasi keseimbangan material alam tersebut, maka penggunaan pasir besi sebagai bahan

pengganti juga dapat menjadi alternatif pilihan baru dalam meminimalisir penggunaan pasir alam

dalam pemanfaatannya sebagai bahan penyusun beton.

Commented [A1]: SCC singkatan dari apa? Jelas kan istilah ini

Commented [A2]: Penulisan menggunakan huruf besar pada

awal kata

Commented [A3]: Daerah ini terletak di kabupaten dan provinsi

apa?

Commented [A4]: Metode eksperimental ini maksud nya

bagaimana? Jelaskan secara ringkat metodologi penelitian yang

digunakan.

Commented [A5]: Hindari penggunaan tanda sama dengan (=) di

dalam kalimat, gunakan kata-kata untuk menjelaskan nya.

Commented [A6]: Apa kesimpulan dan rekomendasi yang

dihasilkan dari penelitian ini?

Commented [A7]: Tidak ada di narasi abstrak, workability atau

flowability?

Commented [A8]: Jelaskan akar masalah dari penelitian ini.

Apa hubungannya pasir yang ada di Waplau dengan beton yang

diteliti, jelas kan dalam bagian pendahuluan ini. Sehingga pembaca

paham bahwa penelitian ini memecahkan akar permasalahan yang

sesuai dengan tujuan penelitian.

Commented [A9]: Jelaskan gambaran lokasi berada di provinsi

mana? Akan lebih baik lagi jika dilengkapi dengan gambaran peta

lokasi yang memperlihatkan lokasi pantai ini yang berasa di pesisir

Analisis Kuat Tekan Beton SCC Yang Menggunakan

Pasir Besi Pada Pesisir Pantai Kecamatan Waplau

2|JURNAL REKAYASA SIPIL

Beton SCC merupakan beton yang mampu memadat secara mandiri yang dapat mengisi seluruh

ruang cetakan dengan jumlah pemakaian vibrator yang sedikit atau tanpa melalui proses pemadatan

sedikitpun. Beton ini, menggunakan diameter ukuran batu pecah yang tidak lebih dari 20 mm, porsi

agregat dan bahan tambah guna mencapai nilai kekentalan campuran yang dapat membuat

campuran beton ini dapat mengalir sendiri tanpa bantuan vibrator. Saat letakkan pada cetakan,

beton ini akan mengalir sendiri mengisi semua ruang cetakan, pada pengecoran beton dengan

penulangan yang rapat. SCC dapat mengalir kesemua ruang cetakan yang dicor dengan

mengandalkan berat sendiri campuran beton. (Kukun Rusyandi et. al, 2012).

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Defenisi Self Compacting Concrete (SCC)

SCC merupakan beton yang saat masih berupa beton segar sanggup mengalir melewati besi dan

mengisi seluruh ruang yang ada pada cetakan tanpa memlalui proses pemadatan secara manual atau

dengan menggunakan mesin vibrator (Tjaronge et. al 2006 dan Hartono, et. al 2007).

SCC memiliki kecepatan mengalir yang bagus dalam kondisi beton segar dengan angka slump-flow

minimal 60 cm dan biasanya angka slump flow yang diperoleh sangat tinggi (lebih dari 20 cm)

(Dehn et. Al 2000).

2.2. Material Penyusun Beton SCC

Takaran agregat kasar dalam campuran beton konvesional mencapai 70-75 % dari jumlah volume

beton. Namun pada beton SCC agregat kasar hanya berjumlah pada kisaran kurang lebih 50 % dari

jumlah volume beton, agar dapat mengalir dan memadat secara mandiri tanpa bantuan alat

penggetar. (Handoko Sugiharto et. al 2001).

Bahan Campuran beton SCC

1. Beton SCC membutuhkan pasir yang lebih banyak dari pada beton konvensional..

2. Diameter agregat kasar berkisar pada 12 mm sampai dengan 20 mm.

3. Semen dan fly ash digunakan sesuai perbandingan binder..

4. Untuk mendapatkan kemudahan dalam pengerjaan yang baik dan homogenitas beton

dibutuhkan viscocrete admixtures (Handoko Sugiharto et. al 2001).

2.3. Bahan Tambah

Penggunaan admixture pada produksi beton SCC diperlukan guna meningkatkan kemudahan dalam

pengerjaan serta kekuatan dari beton yang dicetak. Silica fume dalam beberapa kasus bisa dipakai

menjadi bahan pengganti semen dalam produksi beton SCC. Penggunaan separuh semen dengan

Silica fume akan menaikan workability dan kuat tekan beton segar.

Admixture pada beton SCC juga dipakai guna memperbaiki kerusakan yang dapat terjadi pada

umur beton. Penggunaan fiber pada produksi beton SCC dapat meminimalisir terjadinya crack serta

menaikan homogenitas beton dengan cara meminimalisir terjadinya bleeding. Namun demikian

penambahan fiber akan mengurangi tingkat kemudahan dalam pengerjaan dari beton SCC

(Hendramawat Aski Safarizki, 2017).

Dalam imran (2006), bahan tambah merupakan bahan yang dimasukkan ke dalam campuran beton

guna memberikan perilaku khusus pada beton. Berdasarkan perilakunya, admixture atau bahan

tambah dibedakan menjadi bahan tambah kimia yang bisa larut dalam air (chemical admixture) dan

bahan tambah mineral yang tidak bias larut dalam air (mineral admixture). Bahan tambah kimia

Commented [A10]: Apakah ini singkatan? Tuliskan uraian

singkatan dari SCC

Commented [A11]: jelaskan beda penelitian terdahulu dengan

penelitian ini. Apa yang telah dibuat dan dihasilkan oleh peneliti

terdahulu dan apa yang akan dihasilkan dalam penelitian ini

Commented [A12]: Rujuk hasil penelitian orang lain yang terkait

dengan tujuan dari penelitian ini.

Commented [A13]: Ini perlu ditulis dibagian pendahuluan,

jelaskan singkatan SCC di bagian awal artikel ini.

Penulis

Vol.yy No. xx, Oktober 2017|3

lebih banyak dipakai untuk menigkatkan kualitas pelaksanaan, sedangkan admixture mineral lebih

banyak dipakai untuk menigkatkan kualitas kekuatan. Pemakaian bahan tambah menggunkan

aturan yang ditentukan produsennya, dan dilakukan percobaan campuran sebelum pengujian sangat

diperlukan.

2.4. Pasir Besi

Pasir besiumumnya merupakan pasir besi pantai yang banyak tersebar diantarannya di sepanjang

pesisir barat Sumatra, pantai selatan pulau Jawa dan puau Bali, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan

pantai utara Papua. Endapan ini banyak mengandung mineral utama. (Sumarni Hamid Aly et. al

2011).

3. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimen, dimana diawali dengan pemeriksaan karakteristik

dari padamaterial yang akan digunakan dalam rancangan campuran beton SCC. Pemanfaatan pasir

besi sebagai pengganti agregat halus digunakan untuk dua variasi campuran beton. Tahapan

selanjutnya yaitu membuat Job Mix Formula (JMF) beton SCC untuk dua varisi campuran beton

SCC, dimana variasi pertama menggunakan komposisi 100% pasir besi dan variasi kedua

menggunakan 50% pasir besi + 50% pasir sungai. Selanjutnya dibuat specimen slinder dengan

dimensi specimen 15 cm dan tinggi 30 cm.

3.1. Lokasi Penelitian

Lokasi dari pada pelaksanaan penelitian pemeriksaan material, pembuatan beton SCC dan

pengujian kekuatan beton SCC dilaksanakan di Laboratorium Bahan dan Beton PT. Hutama Karya

Cabamg Pulau Buru dan quary pengambilan pasir besi di pantai Desa Waprea Kecamatan Waplau.

Gambar 1. Lokasi Quary Pasir Besi

3.2. Bahan Pembuatan Beton SCC

Adapun material yang akan dipakai dalam pembuatan beton SCC yang memakai pasir besi sebagai

pengganti agregat halus pada eksperimen ini ialah sebagai berikut:

1. Semen yang digunakan merupakan Portland Composit Cement (PCC).

2. Agregat kasar yang dipakai diambil di quary di Kecamatan Waplau Kabupaten Buru yang lolos

saringan 3/8 Inch atau diameter sebesar 20 mm.

Commented [A14]: Penelitian ini telah selesai shg tidak lagi

menggunakan kata “akan”

Commented [A15]: Lokasi ini dimana? Tuliskan rujukan pada

Gambar 1

Commented [A16]: Tampilkan peta lebih jelas, ini pulau apa?

Tulis kan keterangannya pada gambar. Jika gambar menunjukan

Lokasi Quary di sebuah pulau tidak dapat memberikan informasi bagi

pembaca. Sebaiknya menampilkan foto lapangan Quary Pasir Besi,

buka gambar peta. Gambar spt ini lebih sesuai ditampikan pada

pendahuluan yang menjelaskan keunggulan pasir di Waplau

Analisis Kuat Tekan Beton SCC Yang Menggunakan

Pasir Besi Pada Pesisir Pantai Kecamatan Waplau

4|JURNAL REKAYASA SIPIL

3. Agregat halus yang dipakai adalah pasir sungai dari quary sunagai Waeapo Kabupaten Buru dan

Pasir Besi dari Pantai Waplau Kabupaten Buru. Adapun pasir besi yang digunkan dalam

penelitian ini ditunjukkan oleh Gambar 2. Di bawah ini :

Gambar 2. (a) Pasir Besi, (b) Partikel Besi

4. Air yang dipakai dalam campuran SCC adalah air yang layak minum

5. Superplasticizer sebagai bahan admixture adalah Sika Viscorete 3115

3.3. Pengujian Karakteritik Agregat

Pemeriksaan data agregat dalam penelitian ini dilaksanakan mengacu pada standar of the American

Society for Testing Material (ASTM).

3.4. Penetapan Komposisi Campuran Beton SCC

Beton memadat sendiri atau (SCC) adalah pengembangan teknologi dari beton,, dimana rancangan

campuran beton SCC juga mengalami perubahan-perubahan dari campuran sebelumnya.

Mengingat dengan adanya admixture seperti Superplasticizer dan Retarder, maka sedikit akan

memberikan pengaruh pada hasil dari campuran beton SCC. Untuk memperoleh campuran beton

SCC yang optimal dalam penelitian ini, maka dilakukan penyesuain-penyesuaian denagn tetap

menggunakan acuan pada metode campuran beton berdasarkan SNI-03-2834-2000 sebagai dasar.

3.5. Pengujian Slump Flow

Pengujian nilai slump flow dilaksanakan menurut peraturan ASTM C143M – 03, Metode

pelaksanaan slump flow, pengujian slump flow dimaksudkan untuk memperoleh konsistensi atau

kekentalan dari pada campuran beton SCC.

3.6. Pengujian Kuat Tekan

Uji kuat tekan dilaksanakan dengan menggunakan alat “Concrete Compression Testing Machine”

yang memiliki kapasitas 1500 kN, pengujian ini dilaksanakan berdasarkan SK SNI 03-1974-1990.

Untuk perhitungan kuat tekan dilakukan sesuai dengan SK SNI 03-1974-1990 yang memberikan

rumus kuat tekan beton sebagai berikut:

f’c = ………………………………………………………………… (1)

Dimana :

f’c = Kuat Tekan (Mpa)

P = Beban maksimum yang terjadi (N)

P

A

Penulis

Vol.yy No. xx, Oktober 2017|5

A = Luas penampang yang dibebani (mm2)

3.7. Tahapan Penelitian.

Dalam melaksanakan suatu penelitian diperlukan suatau tahapan pelaksanaan yang sistematis.

Gambau 3. Dibawah ini memberikan gambaran tahapan dari pada penelitian ini.

Gambar 2. Bagan alir proses penelitian

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian kekuatan beton SCC dalam penelitian ini dilaksanakan setelah umur perawatan beton

mencapai umur 3, 7, dan 28 hari. Hal ini dimaksudkan agar dapat diukur kenaikan kuat tekan beton

pada setiap umur perawatan. Pelaksanaan pengujian dilakukan terhadap dua variasi campuran beon

dengan subtitusi penggunaan pasir besi sebagai pengganti agregat halus.

Mix Design (Metode SNI 03-2847-2000)

Pembuatan Benda Uji

Perawatan Benda Uji

Pengujian Kuat Tekan Beton SCC

Selesai

Tidak

Ya

Mulai

Penyiapan material

Lulus Syarat

ASTM

Pengujian material

Pemeriksaan Karakteristik

Agregat Halus, Pasir Besi,

dan Pasir Sungai

Pemeriksaan Karakteristik

Agregat Kasar (Batu Pecah

Lolos Saringan 3/8Inch)

Analisis dan Pembahasan

Analisis Kuat Tekan Beton SCC Yang Menggunakan

Pasir Besi Pada Pesisir Pantai Kecamatan Waplau

6|JURNAL REKAYASA SIPIL

4.1. Pemeriksaan Karakteristik Agregat

Adapun rekapitulasi hasil pemerikasaan karakteristik agregat di laboratorium diperlihatkan pada

tabel 1. Di bawah ini.

Table 1. Rekapitulasi Hasil Pemerikasaan Karakteristik Agregat

No. Jenis Pengujian Sat.

Hasil Pengujian Spesifikasi

Pasir

Besi

Pasir

Sungai

Batu

Pecah

Pasir Kerikil

Min Max Min Max

1 Modulus Kehalusan % 2.55 2.53 6.66 1.5 3.8 6.0 7.1

2 Berat Jenis Semu - 4.47 2.65 2.83 2.5 - 2.5 -

3 Berat Jenis Kering - 4.35 2.50 2.63 2.5 - 2.5 -

4 Berat Jenis SSD - 4.39 2.57 2.70 2.5 - 2.5 -

5 Water Absorbsi % 1.20 2.48 2.79 1 3 1 3

6 Send Equivalen % 97 85 96 50 - 50 -

4.2. Komposisi Campuran Beton SCC

Rancangan campuran beton SCC pada riset ini mengacu pada metode SNI-03-2847-2000, dimana

jumlah batu pecah dan pasir yang dipakai adalah 40% : 60%, dengan dua variasi campuran beton

yaitu dengan pemakaian komposisi 100% pasir besi dan 50% pasir besi + 50% pasir sungai, FAS

yang digunakan adalah 0,45 dengan penambahan Superplasticizer. Adapun hasil rancangan

campuran beton SCC dalam satuan Kg dari dua variasi pemakaian pasir besi dapat dilihat pada

tabel 2.

Tabel 2. Hasil Mix Design Beton SCC untuk 1 m3 Beton

No. Jenis Pengujian

Berat (Kg)

Pasir

Besi

Pasir

Sungai

Batu

Pecah Semen Air Superplasticizer

1 Beton SCC – PB 1 m3

(f’c = 25 MPa) 674,20 - 971,15 422,22

192,4

2 4,22

2 Beton SCC–PBPS 1 m3

(f’c = 25 Mpa) 329,94 328,01 950,53 422,22

177,1

6 4,22

Ket: PB = Beton yang menggunakan pasir besi sebagai agregat halus

PBPS = Beton yang menggunakan pasir besi + pasir sungai sebagai agregat halus.

4.3. Slump Flow Test

Untuk mengetahui kemudahan dalam pengerjaan (workability) suatu pekerjaan beton, maka perlu

diuji kelecakan dari adukan beton SCC. Untuk mengetahui kelecakan dari beton SCC adalah

dengan cara menguji slump flow dari campuran SCC yang telah dibuat, dimana hasil pengujian

nilai T50cm dan slump flow pada penelitian ini diperlihatkan pada Tabel 3 dan Gambar 3 dibawah.

Tabel 3. Hasil Pengujian Slump Flow Tiap Rancangan Campuran Beton SCC

No. Jenis Pengujian T50 (detik) Slump Flow (cm)

Commented [A17]: Pembahasannya tidak ada

Commented [A18]: Tidak ada pembahasannya, narasikan

pembahasan dari hasil pada Tabel 2

Commented [A19]: Tuliskan pembahasannya, apa makna hasil

pada Tabel 3 dan Gambar 3

Penulis

Vol.yy No. xx, Oktober 2017|7

1. Beton SCC – PB (f’c = 25 MPa) 3.58 70,55

2. Beton SCC – PBPS (f’c = 25 MPa) 4,25 71,49

Gambar 3. Pengujian nilai Slum Flow

4.4. Kuat Tekan Beton SCC (f’c)

Tabel 4 dan 5 di bawah, memperlihatkan data hasil pengujian kuat desak beton untuk variasi

pemakain 100% pasir besi dan kombinasi 50% pasir besi + 50% pasir sungai. Terlihat pada kedua

tabel bahwa variasi nilai kuat tekan beton SCC pada umur 28 hari untuk variasi 50% pasir besi +

50% pasir sungai lebih besar bila dibandingkan dengan variasi pemakaian 100% pasir besi hal ini

dikarenakan adanya pasir sungai dengan butiran yang sedikit lebih halus dari pasir besi sehingga

mengisi pori pada beton SCC dan membuat beton SCC menjadi lebih padat dan hal ini

menigkatkan nilai kuat tekan beton, disamping itu pula karena pasir besi juga mempunyai berat

jenis yang lebih besar dari pada pasir sungai.

Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Kuat Tekan Beton SCC PB

No. Umur Berat Slump Luas (A) f Beban (P) f’c = P/A f'ci = f'c/k

(hari) (kg) (cm) (cm2) (kN) (kg) (kg/cm2) (Mpa)

1 3 12,113 70.55 176.71 440.00 44,852.19 253.81 13.46

2 7 12,135 70.55 176.71 420.00 42,813.46 242.27 19.23

3 28 12,135 70.55 176.71 590.00 60,142.71 340.34 28.27

Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Kuat Tekan Beton SCC PBPS

No.

Umur Berat Slump Luas (A) f Beban P f’c = P/A f’ci = f’c/k

(hari) (kg) (cm) (cm2) (kN) (kg) (kg/cm2) (Mpa)

1 3 12,135 71.49 176.71 450.00 45,871.56 259.58 14.42

2 7 12,255 71.49 176.71 410.00 41,794.09 236.51 20.57

3 28 12,255 71.49 176.71 690.00 70,336.39 398.02 30.96

Dari tabel 4 dan 5, terlihat bahwa nilai kuat tekan beton untuk kedua variasi penggunaan pasir besi

dalam campuran beton SCC mengalami penigkatan di setiap umur betonnya, hal ini dikarenakan

kekuatan beton terus mengalami penigkatan kekuatan selama masa perawatan. Hasil kuat tekan

Commented [A20]: Gunakan kata atau kalimat untuk

menjelaskan tanda +

Commented [A21]: Idem dengan komen di atas

Commented [A22]: Typo. Peningkatan di jelaskan dalam bentuk

yang terukur, misanya sekian persen

Analisis Kuat Tekan Beton SCC Yang Menggunakan

Pasir Besi Pada Pesisir Pantai Kecamatan Waplau

8|JURNAL REKAYASA SIPIL

beton pada umur 28 hari untuk variasi kombinasi pasir besi dan pasir sungai menigkat sebesar

30.96 Mpa, sedangkan untuk variasi penggunaan 100% pasir besi nilai kuat tekan beton saat umur

28 hari hanya sebesar 28.27 Mpa.

Berikut pada Gambar 4 diperlihatkan grafik perbandingan kekuatan beton untuk kedua variasi

penggunaan pasir besi dalam campuran beton SCC serta pada Gambar 5 memperlihatkan pola

keruntuhan pada benda uji setelah dilakukan uji kuat tekan.

Gambar 4. Grafik kuat tekan beton untuk dua variasi penggunaan pasir besi

Gambar 5. Pola keruntuhan pada benda uji

Gambar 4. Memperlihatkan bahwa pada kedua variasi penggunaan pasir besi untuk campuran

beton SCC mengalami penigkatan kekuatan selama masa perawatan. Namun, terdapat perbedaan

penigkatan kekuatan beton untuk kedua variasi campuran beton SCC yang menggunakan pasir besi

sebagai pengganti material halus, dimana variasi 100% pemakaian pasir besi kuat tekan rata-rata

beton saat umur 28 hari hanya mencapai nilai kuat tekan sebesar 28.27 Mpa sedangkan pada variasi

50% pasir besi + 50% pasir sungai nilai kuat tekan beton rata-rata saat umur 28 hari lebih tinggi

dengan nilai sebesar 30.96 Mpa. Hal ini dikarenakan kombinasi antara pasir sungai dan pasir besi

mampu menutup rongga pada beton sehingga membuat beton menjadi semakin padat.

Dan pada Gambar 6 di bawah ini juga memperlihatkan bagaimana persentase kenaikan kuat tekan

beton terhadap kuat tekan beton umur 28 hari untuk kedua variasi penggunaan pasir besi pada

beton SCC yang menggunakan pasir besi sebagai subtitusi pengganti agregat halus.

13.46

19.23

28.27

14.42

20.57

30.96

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

0 5 10 15 20 25 30

Ku

at

Tek

an

(M

Pa

)

Umur (hari)

Kuat Tekan SCC PB

Commented [A23]: typo

Commented [A24]: setara dengan berapa persen dibandingkan

sebelum nya?

Commented [A25]: Tempatkan gambar dibawah narasi

penjelasannya.

Commented [A26]: “Dan” merupakan kata sambung sehingga

tidak ditulis di awal kalimat

Commented [A27]: Apa analisis dari Gambar 6 ini? Tuliskan

dengan jelas hasil dan analisis penelitian

Penulis

Vol.yy No. xx, Oktober 2017|9

Gambar 6. Diagram Persentase Kuat Tekan Beton Terhadap Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Menurut hasil dan ulasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pemeriksaan karakteristik agregat halus pasir besi memperlihatkan bahwa hasil

pemeriksaan modulus kehalusan = 2,55 nilai ini memenuhi spesifikasi dan masuk kategori pasir

agak kasar yakni berada pada zone 2, Berat jenis semu = 4,47, Berat jenis kering = 4,35, Berat

jenis SSD = 4,39, Penyerapan air = 1,20 %, dan Send Equivalen = 97%

2. Hasil uji dan analisa data kuat tekan beton SCC yang memakai pasir besi sebagai agregat halus

dengan 2 variasi campuran beton diperoleh :

a) Kuat tekan rata-rata beton SCC dengan variasi campuran beton 100% pasir besi untuk umur

beton 3, 7 dan 28 hari hari adalah 13.46 Mpa, 19,23 Mpa dan 28,27 Mpa.

b) Nilai kuat tekan rata-rata beton SCC dengan variasi campuran beton 50% pasir besi dan 50%

pasir sungai untuk umur beton 3, 7 dan 28 hari adalah 14,42 MPa, 20,57 MPa dan 30,96

MPa.

Menurut uraian kesimpulan di atas maka disarankan untuk penelitian ini kedepannya dapat

dikembangkan untuk disain benda uji yang lebih besar seperti saluran drainase beton pracetak (U-

Ditch) dengan metode SCC, yang memanfaatkan pasir besi sebagai agregat halus. Sehingga dapat

diketahui seberapa besar kontribusi penggunaan pasir besi tersebut pada saluran drainase pracetak

(U-Ditch) dalam memikul beban lentur.

DAFTAR PUSTAKA Anonim, Departemen PU , (SK-SNI) T-15-1990-03 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton

Normal. Bandung : Penerbit Yayasan LPMB.

Anonim, Departemen Pekerjaan Umum, SNI 03-1974-1990. Metode Pengujian Kuat Tekan Beton.

Bandung : Penerbit Yayasan LPMB.

Anonim, Departemen Pekerjaan Umum, SNI 03-2493-1991. Metode Pembuatan Dan Perawatan Benda Uji

Beton Di Laboratorium. Bandung : Penerbit Yayasan LPMB.

American Standard for Testing and Material. Annual Book of ASTM (2003). Concrete and Aggregate.

Volume 04.02. US and Canada.

Dehn, F., Holschemacher, K. and Weibe, D. (2000), Self-Compacting Concrete (SCC) Time Development of

the Material Properties and the Bond Behaviour, LACER No.5., Leipzig.

47.62 %

68.03 %

100.00 %

46.58 %

66.46 %

100.00 %

0.0

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

120.0

3 7 28

% T

erh

ad

ap

Ku

at

Tek

an

28

Ha

ri (

%)

Umur Beton (Hari)

Beton SCCl PB Beton SCC PBPS

Commented [A28]:

Commented [A29]: Apa makna dari angka angka yang telah

dihasilkan? Tuliskan kesimpulan dari analisis nya. Penulisan tidak

menggunakan tanda ‘=’

Commented [A30]: Apa makna dari angka yang telah dihasilkan.

Jelaskan kesimpulan analisisnya

Commented [A31]: Rujuk minima; 50 persen daftar pustaka dari

artikel penelitian 5 tahun terakhir. Semua daftar pustaka harus

ditampilkan di narasi artikel, begitu sebaliknya semua rujukan harus

ditampilkan di daftar pustaka

Analisis Kuat Tekan Beton SCC Yang Menggunakan

Pasir Besi Pada Pesisir Pantai Kecamatan Waplau

10|JURNAL REKAYASA SIPIL

Hartono, et.al (2007). Pertimbangan pada Perbaikan dan Perkuatan Struktur Bangun Pasca Gempa, Seminar

HAKI, Jakarta

Hendramawat Aski Safarizki. (2017). Pengaruh Bahan Tambah Serbuk Bata Dan Serat Fiber Pada Self

Compacting Concrete (SCC). Jurnal Ilmiah Teknosains Vol. 3. pp. 68-72.

Imran, Iswandi, (2006). Catatan Kuliah Pengenalan Rekayasa & Bahan Konstruksi, Departemen Teknik Sipil

ITB.

Rusyandi, K., Mukodas, J., Gunawan, Y. (2012). Perancangan Beton Self Compacting Concrete (Beton

Memadat Sendiri) dengan Penambahan Fly Ash dan Structuro. Jurnal Konstruksi Sekolah Tinggi

Teknologi Garut.

Sugiharto, Handoko, et.al, (2001), Penggunaan Fly Ash dan Viscocrete pada Self Compacting Concrete,

Dimensi Teknik Sipil Vol.8, UK Petra.

Sumarni Hamid Aly et al, (2012). Penggunaan Pasir Besi Sebagai Agregat Halus Pada Beton Aspal Lapisan

Aus. Jurnal Transportasi Vol. 11. pp. 103-112.

Tjaronge, M.Wihardi, et.al. (2006), Pecahan Marmer sebagai Pengganti Parsial Agregat Kasar Self

Compacting Concrete (SCC), Jurnal Desain & Konstruksi Vol.5, Jurusan Teknik Sipil Unhas.