Upload
khangminh22
View
1
Download
0
Embed Size (px)
JURNAL REKAYASA SIPIL (JRS-UNAND) Vol. 14 No. yy, Februari 20xx
Diterbitkan oleh:
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas (Unand)
ISSN (Print) : 1858-2133
ISSN (Online) : 2477-3484
http://jrs.ft.unand.ac.id
DOI : 10.25077/jrs.14.2.xx-xx.2018 Attribution-NonCommercial 4.0 International. Some rights reserved 1
ANALISIS KUAT TEKAN BETON SCC YANG MENGGUNAKAN PASIR BESI PADA PESISIR
PANTAI KECAMATAN WAPLAU
PENULIS3
1Program Studi Teknik Sipil,
Naskah diterima : xxDesember 2017. Disetujui: YY Januari 2018. Diterbitkan : 24 Februari2018
ABSTRAK
Beton SCC mulai dikembangkan di jepang oleh para ilmuan sejak tahun 1983, beton ini dapat memadat
secara mandiri dengan slump yang cukup tinggi. SCC mempunyai flowability yang tinggi sehingga mampu
mengalir, memenuhi bekisting, dan mencapai kepadatan tertingginya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis karakteristik dari pasir besi pesisir pantai Kecamatan Waplau dan menganalisis kuat tekan beton
SCC yang menggunakan pasir besi pesisir pantai Kecamatan Waplau sebagai pengganti agregat halus.
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode eksperimen di laboratorium, Hasil pemeriksaan
karakteristik pasir besi memperlihatkan bahwa modulus kehalusan 2,55 nilai ini masuk kategori pasir agak
kasar, Berat jenis semu = 4,47, Berat jenis kering = 4,35, Berat jenis SSD = 4,39, Penyerapan air = 1,20 %,
dan Send Equivalen = 97%, Kuat tekan rata-rata beton SCC dengan variasi campuran beton 100% pasir besi
untuk umur beton 3, 7 dan 28 hari adalah 13,46 MPa, 19,23 MPa dan 28,27 MPa. Kuat tekan rata-rata beton
SCC dengan variasi campuran beton 50% pasir besi dan 50% pasir sungai untuk umur beton 3, 7, dan 28 hari
adalah 14,42 MPa, 20,57 MPa dan 30,96 MPa.
Kata kunci : pasir besi, kuat tekan beton, SCC, Slump flow, Workability.
1. PENDAHULUAN
Hampir sebagian besar walayah Kecamatan Waplau berada di pesisir pantai panjang garis pantai ±
40 km, dengan tipikal pantai berpasir dan berbatu, salah satu wilayah pantai di Kecamatan Waplau
memiliki keunikan dan kekayaan hayati yang tidak dimiliki oleh wilayah pantai lain di Kecamatan
Waplau pada khususnya dan Kabupaten Buru pada umumnya. Keunikan dan kekayaan alam yang
dimaksud adalah wilayah pantai tersebut memiliki jenis pasir yang mengandung biji besi yang
cukup melimpah. Pasir dengan kandungan biji besi ini tepatnya berada di wilayah pesisir pantai
desa Waprea.
Sebagai salah satu unsur penyusun beton penggunaan pasir sebagai agregat halus merupakan unsur
penyusun beton dengan komposisi sebesar 60% dari keseluruhan volume beton. Oleh sebab itu
pasir merupakan unsur utama yang tidak dapat dilepas pisahkan dalam penyusunan beton, namun
penggunaan pasir yang terus menerus diambil dari alam juga dapat berakibat pada terjadinya
degradasi keseimbangan material alam tersebut, maka penggunaan pasir besi sebagai bahan
pengganti juga dapat menjadi alternatif pilihan baru dalam meminimalisir penggunaan pasir alam
dalam pemanfaatannya sebagai bahan penyusun beton.
Commented [A1]: SCC singkatan dari apa? Jelas kan istilah ini
Commented [A2]: Penulisan menggunakan huruf besar pada
awal kata
Commented [A3]: Daerah ini terletak di kabupaten dan provinsi
apa?
Commented [A4]: Metode eksperimental ini maksud nya
bagaimana? Jelaskan secara ringkat metodologi penelitian yang
digunakan.
Commented [A5]: Hindari penggunaan tanda sama dengan (=) di
dalam kalimat, gunakan kata-kata untuk menjelaskan nya.
Commented [A6]: Apa kesimpulan dan rekomendasi yang
dihasilkan dari penelitian ini?
Commented [A7]: Tidak ada di narasi abstrak, workability atau
flowability?
Commented [A8]: Jelaskan akar masalah dari penelitian ini.
Apa hubungannya pasir yang ada di Waplau dengan beton yang
diteliti, jelas kan dalam bagian pendahuluan ini. Sehingga pembaca
paham bahwa penelitian ini memecahkan akar permasalahan yang
sesuai dengan tujuan penelitian.
Commented [A9]: Jelaskan gambaran lokasi berada di provinsi
mana? Akan lebih baik lagi jika dilengkapi dengan gambaran peta
lokasi yang memperlihatkan lokasi pantai ini yang berasa di pesisir
Analisis Kuat Tekan Beton SCC Yang Menggunakan
Pasir Besi Pada Pesisir Pantai Kecamatan Waplau
2|JURNAL REKAYASA SIPIL
Beton SCC merupakan beton yang mampu memadat secara mandiri yang dapat mengisi seluruh
ruang cetakan dengan jumlah pemakaian vibrator yang sedikit atau tanpa melalui proses pemadatan
sedikitpun. Beton ini, menggunakan diameter ukuran batu pecah yang tidak lebih dari 20 mm, porsi
agregat dan bahan tambah guna mencapai nilai kekentalan campuran yang dapat membuat
campuran beton ini dapat mengalir sendiri tanpa bantuan vibrator. Saat letakkan pada cetakan,
beton ini akan mengalir sendiri mengisi semua ruang cetakan, pada pengecoran beton dengan
penulangan yang rapat. SCC dapat mengalir kesemua ruang cetakan yang dicor dengan
mengandalkan berat sendiri campuran beton. (Kukun Rusyandi et. al, 2012).
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenisi Self Compacting Concrete (SCC)
SCC merupakan beton yang saat masih berupa beton segar sanggup mengalir melewati besi dan
mengisi seluruh ruang yang ada pada cetakan tanpa memlalui proses pemadatan secara manual atau
dengan menggunakan mesin vibrator (Tjaronge et. al 2006 dan Hartono, et. al 2007).
SCC memiliki kecepatan mengalir yang bagus dalam kondisi beton segar dengan angka slump-flow
minimal 60 cm dan biasanya angka slump flow yang diperoleh sangat tinggi (lebih dari 20 cm)
(Dehn et. Al 2000).
2.2. Material Penyusun Beton SCC
Takaran agregat kasar dalam campuran beton konvesional mencapai 70-75 % dari jumlah volume
beton. Namun pada beton SCC agregat kasar hanya berjumlah pada kisaran kurang lebih 50 % dari
jumlah volume beton, agar dapat mengalir dan memadat secara mandiri tanpa bantuan alat
penggetar. (Handoko Sugiharto et. al 2001).
Bahan Campuran beton SCC
1. Beton SCC membutuhkan pasir yang lebih banyak dari pada beton konvensional..
2. Diameter agregat kasar berkisar pada 12 mm sampai dengan 20 mm.
3. Semen dan fly ash digunakan sesuai perbandingan binder..
4. Untuk mendapatkan kemudahan dalam pengerjaan yang baik dan homogenitas beton
dibutuhkan viscocrete admixtures (Handoko Sugiharto et. al 2001).
2.3. Bahan Tambah
Penggunaan admixture pada produksi beton SCC diperlukan guna meningkatkan kemudahan dalam
pengerjaan serta kekuatan dari beton yang dicetak. Silica fume dalam beberapa kasus bisa dipakai
menjadi bahan pengganti semen dalam produksi beton SCC. Penggunaan separuh semen dengan
Silica fume akan menaikan workability dan kuat tekan beton segar.
Admixture pada beton SCC juga dipakai guna memperbaiki kerusakan yang dapat terjadi pada
umur beton. Penggunaan fiber pada produksi beton SCC dapat meminimalisir terjadinya crack serta
menaikan homogenitas beton dengan cara meminimalisir terjadinya bleeding. Namun demikian
penambahan fiber akan mengurangi tingkat kemudahan dalam pengerjaan dari beton SCC
(Hendramawat Aski Safarizki, 2017).
Dalam imran (2006), bahan tambah merupakan bahan yang dimasukkan ke dalam campuran beton
guna memberikan perilaku khusus pada beton. Berdasarkan perilakunya, admixture atau bahan
tambah dibedakan menjadi bahan tambah kimia yang bisa larut dalam air (chemical admixture) dan
bahan tambah mineral yang tidak bias larut dalam air (mineral admixture). Bahan tambah kimia
Commented [A10]: Apakah ini singkatan? Tuliskan uraian
singkatan dari SCC
Commented [A11]: jelaskan beda penelitian terdahulu dengan
penelitian ini. Apa yang telah dibuat dan dihasilkan oleh peneliti
terdahulu dan apa yang akan dihasilkan dalam penelitian ini
Commented [A12]: Rujuk hasil penelitian orang lain yang terkait
dengan tujuan dari penelitian ini.
Commented [A13]: Ini perlu ditulis dibagian pendahuluan,
jelaskan singkatan SCC di bagian awal artikel ini.
Penulis
Vol.yy No. xx, Oktober 2017|3
lebih banyak dipakai untuk menigkatkan kualitas pelaksanaan, sedangkan admixture mineral lebih
banyak dipakai untuk menigkatkan kualitas kekuatan. Pemakaian bahan tambah menggunkan
aturan yang ditentukan produsennya, dan dilakukan percobaan campuran sebelum pengujian sangat
diperlukan.
2.4. Pasir Besi
Pasir besiumumnya merupakan pasir besi pantai yang banyak tersebar diantarannya di sepanjang
pesisir barat Sumatra, pantai selatan pulau Jawa dan puau Bali, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan
pantai utara Papua. Endapan ini banyak mengandung mineral utama. (Sumarni Hamid Aly et. al
2011).
3. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimen, dimana diawali dengan pemeriksaan karakteristik
dari padamaterial yang akan digunakan dalam rancangan campuran beton SCC. Pemanfaatan pasir
besi sebagai pengganti agregat halus digunakan untuk dua variasi campuran beton. Tahapan
selanjutnya yaitu membuat Job Mix Formula (JMF) beton SCC untuk dua varisi campuran beton
SCC, dimana variasi pertama menggunakan komposisi 100% pasir besi dan variasi kedua
menggunakan 50% pasir besi + 50% pasir sungai. Selanjutnya dibuat specimen slinder dengan
dimensi specimen 15 cm dan tinggi 30 cm.
3.1. Lokasi Penelitian
Lokasi dari pada pelaksanaan penelitian pemeriksaan material, pembuatan beton SCC dan
pengujian kekuatan beton SCC dilaksanakan di Laboratorium Bahan dan Beton PT. Hutama Karya
Cabamg Pulau Buru dan quary pengambilan pasir besi di pantai Desa Waprea Kecamatan Waplau.
Gambar 1. Lokasi Quary Pasir Besi
3.2. Bahan Pembuatan Beton SCC
Adapun material yang akan dipakai dalam pembuatan beton SCC yang memakai pasir besi sebagai
pengganti agregat halus pada eksperimen ini ialah sebagai berikut:
1. Semen yang digunakan merupakan Portland Composit Cement (PCC).
2. Agregat kasar yang dipakai diambil di quary di Kecamatan Waplau Kabupaten Buru yang lolos
saringan 3/8 Inch atau diameter sebesar 20 mm.
Commented [A14]: Penelitian ini telah selesai shg tidak lagi
menggunakan kata “akan”
Commented [A15]: Lokasi ini dimana? Tuliskan rujukan pada
Gambar 1
Commented [A16]: Tampilkan peta lebih jelas, ini pulau apa?
Tulis kan keterangannya pada gambar. Jika gambar menunjukan
Lokasi Quary di sebuah pulau tidak dapat memberikan informasi bagi
pembaca. Sebaiknya menampilkan foto lapangan Quary Pasir Besi,
buka gambar peta. Gambar spt ini lebih sesuai ditampikan pada
pendahuluan yang menjelaskan keunggulan pasir di Waplau
Analisis Kuat Tekan Beton SCC Yang Menggunakan
Pasir Besi Pada Pesisir Pantai Kecamatan Waplau
4|JURNAL REKAYASA SIPIL
3. Agregat halus yang dipakai adalah pasir sungai dari quary sunagai Waeapo Kabupaten Buru dan
Pasir Besi dari Pantai Waplau Kabupaten Buru. Adapun pasir besi yang digunkan dalam
penelitian ini ditunjukkan oleh Gambar 2. Di bawah ini :
Gambar 2. (a) Pasir Besi, (b) Partikel Besi
4. Air yang dipakai dalam campuran SCC adalah air yang layak minum
5. Superplasticizer sebagai bahan admixture adalah Sika Viscorete 3115
3.3. Pengujian Karakteritik Agregat
Pemeriksaan data agregat dalam penelitian ini dilaksanakan mengacu pada standar of the American
Society for Testing Material (ASTM).
3.4. Penetapan Komposisi Campuran Beton SCC
Beton memadat sendiri atau (SCC) adalah pengembangan teknologi dari beton,, dimana rancangan
campuran beton SCC juga mengalami perubahan-perubahan dari campuran sebelumnya.
Mengingat dengan adanya admixture seperti Superplasticizer dan Retarder, maka sedikit akan
memberikan pengaruh pada hasil dari campuran beton SCC. Untuk memperoleh campuran beton
SCC yang optimal dalam penelitian ini, maka dilakukan penyesuain-penyesuaian denagn tetap
menggunakan acuan pada metode campuran beton berdasarkan SNI-03-2834-2000 sebagai dasar.
3.5. Pengujian Slump Flow
Pengujian nilai slump flow dilaksanakan menurut peraturan ASTM C143M – 03, Metode
pelaksanaan slump flow, pengujian slump flow dimaksudkan untuk memperoleh konsistensi atau
kekentalan dari pada campuran beton SCC.
3.6. Pengujian Kuat Tekan
Uji kuat tekan dilaksanakan dengan menggunakan alat “Concrete Compression Testing Machine”
yang memiliki kapasitas 1500 kN, pengujian ini dilaksanakan berdasarkan SK SNI 03-1974-1990.
Untuk perhitungan kuat tekan dilakukan sesuai dengan SK SNI 03-1974-1990 yang memberikan
rumus kuat tekan beton sebagai berikut:
f’c = ………………………………………………………………… (1)
Dimana :
f’c = Kuat Tekan (Mpa)
P = Beban maksimum yang terjadi (N)
P
A
Penulis
Vol.yy No. xx, Oktober 2017|5
A = Luas penampang yang dibebani (mm2)
3.7. Tahapan Penelitian.
Dalam melaksanakan suatu penelitian diperlukan suatau tahapan pelaksanaan yang sistematis.
Gambau 3. Dibawah ini memberikan gambaran tahapan dari pada penelitian ini.
Gambar 2. Bagan alir proses penelitian
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian kekuatan beton SCC dalam penelitian ini dilaksanakan setelah umur perawatan beton
mencapai umur 3, 7, dan 28 hari. Hal ini dimaksudkan agar dapat diukur kenaikan kuat tekan beton
pada setiap umur perawatan. Pelaksanaan pengujian dilakukan terhadap dua variasi campuran beon
dengan subtitusi penggunaan pasir besi sebagai pengganti agregat halus.
Mix Design (Metode SNI 03-2847-2000)
Pembuatan Benda Uji
Perawatan Benda Uji
Pengujian Kuat Tekan Beton SCC
Selesai
Tidak
Ya
Mulai
Penyiapan material
Lulus Syarat
ASTM
Pengujian material
Pemeriksaan Karakteristik
Agregat Halus, Pasir Besi,
dan Pasir Sungai
Pemeriksaan Karakteristik
Agregat Kasar (Batu Pecah
Lolos Saringan 3/8Inch)
Analisis dan Pembahasan
Analisis Kuat Tekan Beton SCC Yang Menggunakan
Pasir Besi Pada Pesisir Pantai Kecamatan Waplau
6|JURNAL REKAYASA SIPIL
4.1. Pemeriksaan Karakteristik Agregat
Adapun rekapitulasi hasil pemerikasaan karakteristik agregat di laboratorium diperlihatkan pada
tabel 1. Di bawah ini.
Table 1. Rekapitulasi Hasil Pemerikasaan Karakteristik Agregat
No. Jenis Pengujian Sat.
Hasil Pengujian Spesifikasi
Pasir
Besi
Pasir
Sungai
Batu
Pecah
Pasir Kerikil
Min Max Min Max
1 Modulus Kehalusan % 2.55 2.53 6.66 1.5 3.8 6.0 7.1
2 Berat Jenis Semu - 4.47 2.65 2.83 2.5 - 2.5 -
3 Berat Jenis Kering - 4.35 2.50 2.63 2.5 - 2.5 -
4 Berat Jenis SSD - 4.39 2.57 2.70 2.5 - 2.5 -
5 Water Absorbsi % 1.20 2.48 2.79 1 3 1 3
6 Send Equivalen % 97 85 96 50 - 50 -
4.2. Komposisi Campuran Beton SCC
Rancangan campuran beton SCC pada riset ini mengacu pada metode SNI-03-2847-2000, dimana
jumlah batu pecah dan pasir yang dipakai adalah 40% : 60%, dengan dua variasi campuran beton
yaitu dengan pemakaian komposisi 100% pasir besi dan 50% pasir besi + 50% pasir sungai, FAS
yang digunakan adalah 0,45 dengan penambahan Superplasticizer. Adapun hasil rancangan
campuran beton SCC dalam satuan Kg dari dua variasi pemakaian pasir besi dapat dilihat pada
tabel 2.
Tabel 2. Hasil Mix Design Beton SCC untuk 1 m3 Beton
No. Jenis Pengujian
Berat (Kg)
Pasir
Besi
Pasir
Sungai
Batu
Pecah Semen Air Superplasticizer
1 Beton SCC – PB 1 m3
(f’c = 25 MPa) 674,20 - 971,15 422,22
192,4
2 4,22
2 Beton SCC–PBPS 1 m3
(f’c = 25 Mpa) 329,94 328,01 950,53 422,22
177,1
6 4,22
Ket: PB = Beton yang menggunakan pasir besi sebagai agregat halus
PBPS = Beton yang menggunakan pasir besi + pasir sungai sebagai agregat halus.
4.3. Slump Flow Test
Untuk mengetahui kemudahan dalam pengerjaan (workability) suatu pekerjaan beton, maka perlu
diuji kelecakan dari adukan beton SCC. Untuk mengetahui kelecakan dari beton SCC adalah
dengan cara menguji slump flow dari campuran SCC yang telah dibuat, dimana hasil pengujian
nilai T50cm dan slump flow pada penelitian ini diperlihatkan pada Tabel 3 dan Gambar 3 dibawah.
Tabel 3. Hasil Pengujian Slump Flow Tiap Rancangan Campuran Beton SCC
No. Jenis Pengujian T50 (detik) Slump Flow (cm)
Commented [A17]: Pembahasannya tidak ada
Commented [A18]: Tidak ada pembahasannya, narasikan
pembahasan dari hasil pada Tabel 2
Commented [A19]: Tuliskan pembahasannya, apa makna hasil
pada Tabel 3 dan Gambar 3
Penulis
Vol.yy No. xx, Oktober 2017|7
1. Beton SCC – PB (f’c = 25 MPa) 3.58 70,55
2. Beton SCC – PBPS (f’c = 25 MPa) 4,25 71,49
Gambar 3. Pengujian nilai Slum Flow
4.4. Kuat Tekan Beton SCC (f’c)
Tabel 4 dan 5 di bawah, memperlihatkan data hasil pengujian kuat desak beton untuk variasi
pemakain 100% pasir besi dan kombinasi 50% pasir besi + 50% pasir sungai. Terlihat pada kedua
tabel bahwa variasi nilai kuat tekan beton SCC pada umur 28 hari untuk variasi 50% pasir besi +
50% pasir sungai lebih besar bila dibandingkan dengan variasi pemakaian 100% pasir besi hal ini
dikarenakan adanya pasir sungai dengan butiran yang sedikit lebih halus dari pasir besi sehingga
mengisi pori pada beton SCC dan membuat beton SCC menjadi lebih padat dan hal ini
menigkatkan nilai kuat tekan beton, disamping itu pula karena pasir besi juga mempunyai berat
jenis yang lebih besar dari pada pasir sungai.
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Kuat Tekan Beton SCC PB
No. Umur Berat Slump Luas (A) f Beban (P) f’c = P/A f'ci = f'c/k
(hari) (kg) (cm) (cm2) (kN) (kg) (kg/cm2) (Mpa)
1 3 12,113 70.55 176.71 440.00 44,852.19 253.81 13.46
2 7 12,135 70.55 176.71 420.00 42,813.46 242.27 19.23
3 28 12,135 70.55 176.71 590.00 60,142.71 340.34 28.27
Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Kuat Tekan Beton SCC PBPS
No.
Umur Berat Slump Luas (A) f Beban P f’c = P/A f’ci = f’c/k
(hari) (kg) (cm) (cm2) (kN) (kg) (kg/cm2) (Mpa)
1 3 12,135 71.49 176.71 450.00 45,871.56 259.58 14.42
2 7 12,255 71.49 176.71 410.00 41,794.09 236.51 20.57
3 28 12,255 71.49 176.71 690.00 70,336.39 398.02 30.96
Dari tabel 4 dan 5, terlihat bahwa nilai kuat tekan beton untuk kedua variasi penggunaan pasir besi
dalam campuran beton SCC mengalami penigkatan di setiap umur betonnya, hal ini dikarenakan
kekuatan beton terus mengalami penigkatan kekuatan selama masa perawatan. Hasil kuat tekan
Commented [A20]: Gunakan kata atau kalimat untuk
menjelaskan tanda +
Commented [A21]: Idem dengan komen di atas
Commented [A22]: Typo. Peningkatan di jelaskan dalam bentuk
yang terukur, misanya sekian persen
Analisis Kuat Tekan Beton SCC Yang Menggunakan
Pasir Besi Pada Pesisir Pantai Kecamatan Waplau
8|JURNAL REKAYASA SIPIL
beton pada umur 28 hari untuk variasi kombinasi pasir besi dan pasir sungai menigkat sebesar
30.96 Mpa, sedangkan untuk variasi penggunaan 100% pasir besi nilai kuat tekan beton saat umur
28 hari hanya sebesar 28.27 Mpa.
Berikut pada Gambar 4 diperlihatkan grafik perbandingan kekuatan beton untuk kedua variasi
penggunaan pasir besi dalam campuran beton SCC serta pada Gambar 5 memperlihatkan pola
keruntuhan pada benda uji setelah dilakukan uji kuat tekan.
Gambar 4. Grafik kuat tekan beton untuk dua variasi penggunaan pasir besi
Gambar 5. Pola keruntuhan pada benda uji
Gambar 4. Memperlihatkan bahwa pada kedua variasi penggunaan pasir besi untuk campuran
beton SCC mengalami penigkatan kekuatan selama masa perawatan. Namun, terdapat perbedaan
penigkatan kekuatan beton untuk kedua variasi campuran beton SCC yang menggunakan pasir besi
sebagai pengganti material halus, dimana variasi 100% pemakaian pasir besi kuat tekan rata-rata
beton saat umur 28 hari hanya mencapai nilai kuat tekan sebesar 28.27 Mpa sedangkan pada variasi
50% pasir besi + 50% pasir sungai nilai kuat tekan beton rata-rata saat umur 28 hari lebih tinggi
dengan nilai sebesar 30.96 Mpa. Hal ini dikarenakan kombinasi antara pasir sungai dan pasir besi
mampu menutup rongga pada beton sehingga membuat beton menjadi semakin padat.
Dan pada Gambar 6 di bawah ini juga memperlihatkan bagaimana persentase kenaikan kuat tekan
beton terhadap kuat tekan beton umur 28 hari untuk kedua variasi penggunaan pasir besi pada
beton SCC yang menggunakan pasir besi sebagai subtitusi pengganti agregat halus.
13.46
19.23
28.27
14.42
20.57
30.96
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
0 5 10 15 20 25 30
Ku
at
Tek
an
(M
Pa
)
Umur (hari)
Kuat Tekan SCC PB
Commented [A23]: typo
Commented [A24]: setara dengan berapa persen dibandingkan
sebelum nya?
Commented [A25]: Tempatkan gambar dibawah narasi
penjelasannya.
Commented [A26]: “Dan” merupakan kata sambung sehingga
tidak ditulis di awal kalimat
Commented [A27]: Apa analisis dari Gambar 6 ini? Tuliskan
dengan jelas hasil dan analisis penelitian
Penulis
Vol.yy No. xx, Oktober 2017|9
Gambar 6. Diagram Persentase Kuat Tekan Beton Terhadap Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Menurut hasil dan ulasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil pemeriksaan karakteristik agregat halus pasir besi memperlihatkan bahwa hasil
pemeriksaan modulus kehalusan = 2,55 nilai ini memenuhi spesifikasi dan masuk kategori pasir
agak kasar yakni berada pada zone 2, Berat jenis semu = 4,47, Berat jenis kering = 4,35, Berat
jenis SSD = 4,39, Penyerapan air = 1,20 %, dan Send Equivalen = 97%
2. Hasil uji dan analisa data kuat tekan beton SCC yang memakai pasir besi sebagai agregat halus
dengan 2 variasi campuran beton diperoleh :
a) Kuat tekan rata-rata beton SCC dengan variasi campuran beton 100% pasir besi untuk umur
beton 3, 7 dan 28 hari hari adalah 13.46 Mpa, 19,23 Mpa dan 28,27 Mpa.
b) Nilai kuat tekan rata-rata beton SCC dengan variasi campuran beton 50% pasir besi dan 50%
pasir sungai untuk umur beton 3, 7 dan 28 hari adalah 14,42 MPa, 20,57 MPa dan 30,96
MPa.
Menurut uraian kesimpulan di atas maka disarankan untuk penelitian ini kedepannya dapat
dikembangkan untuk disain benda uji yang lebih besar seperti saluran drainase beton pracetak (U-
Ditch) dengan metode SCC, yang memanfaatkan pasir besi sebagai agregat halus. Sehingga dapat
diketahui seberapa besar kontribusi penggunaan pasir besi tersebut pada saluran drainase pracetak
(U-Ditch) dalam memikul beban lentur.
DAFTAR PUSTAKA Anonim, Departemen PU , (SK-SNI) T-15-1990-03 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal. Bandung : Penerbit Yayasan LPMB.
Anonim, Departemen Pekerjaan Umum, SNI 03-1974-1990. Metode Pengujian Kuat Tekan Beton.
Bandung : Penerbit Yayasan LPMB.
Anonim, Departemen Pekerjaan Umum, SNI 03-2493-1991. Metode Pembuatan Dan Perawatan Benda Uji
Beton Di Laboratorium. Bandung : Penerbit Yayasan LPMB.
American Standard for Testing and Material. Annual Book of ASTM (2003). Concrete and Aggregate.
Volume 04.02. US and Canada.
Dehn, F., Holschemacher, K. and Weibe, D. (2000), Self-Compacting Concrete (SCC) Time Development of
the Material Properties and the Bond Behaviour, LACER No.5., Leipzig.
47.62 %
68.03 %
100.00 %
46.58 %
66.46 %
100.00 %
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
3 7 28
% T
erh
ad
ap
Ku
at
Tek
an
28
Ha
ri (
%)
Umur Beton (Hari)
Beton SCCl PB Beton SCC PBPS
Commented [A28]:
Commented [A29]: Apa makna dari angka angka yang telah
dihasilkan? Tuliskan kesimpulan dari analisis nya. Penulisan tidak
menggunakan tanda ‘=’
Commented [A30]: Apa makna dari angka yang telah dihasilkan.
Jelaskan kesimpulan analisisnya
Commented [A31]: Rujuk minima; 50 persen daftar pustaka dari
artikel penelitian 5 tahun terakhir. Semua daftar pustaka harus
ditampilkan di narasi artikel, begitu sebaliknya semua rujukan harus
ditampilkan di daftar pustaka
Analisis Kuat Tekan Beton SCC Yang Menggunakan
Pasir Besi Pada Pesisir Pantai Kecamatan Waplau
10|JURNAL REKAYASA SIPIL
Hartono, et.al (2007). Pertimbangan pada Perbaikan dan Perkuatan Struktur Bangun Pasca Gempa, Seminar
HAKI, Jakarta
Hendramawat Aski Safarizki. (2017). Pengaruh Bahan Tambah Serbuk Bata Dan Serat Fiber Pada Self
Compacting Concrete (SCC). Jurnal Ilmiah Teknosains Vol. 3. pp. 68-72.
Imran, Iswandi, (2006). Catatan Kuliah Pengenalan Rekayasa & Bahan Konstruksi, Departemen Teknik Sipil
ITB.
Rusyandi, K., Mukodas, J., Gunawan, Y. (2012). Perancangan Beton Self Compacting Concrete (Beton
Memadat Sendiri) dengan Penambahan Fly Ash dan Structuro. Jurnal Konstruksi Sekolah Tinggi
Teknologi Garut.
Sugiharto, Handoko, et.al, (2001), Penggunaan Fly Ash dan Viscocrete pada Self Compacting Concrete,
Dimensi Teknik Sipil Vol.8, UK Petra.
Sumarni Hamid Aly et al, (2012). Penggunaan Pasir Besi Sebagai Agregat Halus Pada Beton Aspal Lapisan
Aus. Jurnal Transportasi Vol. 11. pp. 103-112.
Tjaronge, M.Wihardi, et.al. (2006), Pecahan Marmer sebagai Pengganti Parsial Agregat Kasar Self
Compacting Concrete (SCC), Jurnal Desain & Konstruksi Vol.5, Jurusan Teknik Sipil Unhas.