of 12 /12
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Mutu Mutu adalah suatu terminologi subjektif dan relatif yang dapat diartikan dengan berbagai cara dimana setiap definisi bisa didukung oleh argumentasi yang sama baiknya. Secara luas mutu dapat diartikan sebagai agregat karakteristik dari produk atau jasa yang memuaskan kebutuhan konsumen atau pelanggan. Karakteristik mutu dapat diukur secara kuantitatif dan kualitatif. Dalam pendidikan, mutu merupakan suatu keberhasilan proses belajar yang menyenangkan dan memberikan kenikmatan. Pelanggan bisa mereka yang langsung menjadi penerima produk dan jasa tersebut atau mereka yang nantinya akan merasakan manfaat produk dan jasa tersebut. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan mengenai mutu yaitu cara dimana pelanggan bisa memperoleh kepuasan atau manfaat dari produk dan jasa yang diperolehnya. Mutu bagi produsen dapat diperoleh melalui produk atau layanan yang memenuhi spesifikasi awal yang telah ditetapkan dalam gaya yang konsisten. Produsen menunjukkan bahwa mutu memiliki sebuah sistem, yang biasa disebut sistem jaminan mutu (quality assurance system), yang memungkinkan roda produksi menghasilkan produk-produk yang secara konsisten yang sesuai dengan standar tertentu. Sebuah produk dikatakan bermutu selama produk tersebut, secara konsisten, sesuai dengan tuntutan pembuatnya. Jadi mutu juga dapat diartikan sebagai sistem produksi yang menghasilkan produk secara konsisten sesuai dengan standarnya .

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Mutu Mutu adalah suatu

Embed Size (px)

Text of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Mutu Mutu adalah suatu

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Mutu

Mutu adalah suatu terminologi subjektif dan relatif yang dapat diartikan dengan

berbagai cara dimana setiap definisi bisa didukung oleh argumentasi yang sama baiknya.

Secara luas mutu dapat diartikan sebagai agregat karakteristik dari produk atau jasa yang

memuaskan kebutuhan konsumen atau pelanggan. Karakteristik mutu dapat diukur secara

kuantitatif dan kualitatif. Dalam pendidikan, mutu merupakan suatu keberhasilan proses

belajar yang menyenangkan dan memberikan kenikmatan. Pelanggan bisa mereka yang

langsung menjadi penerima produk dan jasa tersebut atau mereka yang nantinya akan

merasakan manfaat produk dan jasa tersebut. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat

diambil kesimpulan mengenai mutu yaitu cara dimana pelanggan bisa memperoleh kepuasan

atau manfaat dari produk dan jasa yang diperolehnya.

Mutu bagi produsen dapat diperoleh melalui produk atau layanan yang memenuhi

spesifikasi awal yang telah ditetapkan dalam gaya yang konsisten. Produsen menunjukkan

bahwa mutu memiliki sebuah sistem, yang biasa disebut sistem jaminan mutu (quality

assurance system), yang memungkinkan roda produksi menghasilkan produk-produk yang

secara konsisten yang sesuai dengan standar tertentu. Sebuah produk dikatakan bermutu

selama produk tersebut, secara konsisten, sesuai dengan tuntutan pembuatnya. Jadi mutu juga

dapat diartikan sebagai sistem produksi yang menghasilkan produk secara konsisten sesuai

dengan standarnya .

9

Peters dalam Sallis (2011:16) mengatakan jika mutu didefinisikan bagi para pelanggan

sangat penting dibandingkan harga yang ditentukan untuk permintaan barang atau jasa. Peters

mengemukakan dalam dunia nyata jika semua pelanggan berani membayar produk mutu yang

baik tanpa menghiraukan tipe-tipe pada setiap produk. Dia juga mengatakan karyawan akan

menjadi lebih semangat ketika para karyawan memiliki kesempatan guna memberikan

layanan yang menghasilkan mutu yang baik. Setiap individu sangat membutuhkan mutu yang

baik yang bisa membuat seseorang menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Sallis (2011:66)

pelanggan menilai mutu dengan cara membandingkan persepsi mereka tentang apa yang

mereka terima dan dengan apa yang mereka harapkan. Hal ini juga terjadi dalam konteks

pendidikan. Suatu sarana pendidikan yaitu sekolah harus memiliki mutu yang baik guna untuk

membuat sekolah mempunyai lulusan pendidikan yang baik. Mutu merupakan suatu definisi

pelanggan yang mampu membayar lebih untuk mendapatkan mutu yang baik.

Sani (2015:10) mutu adalah kesesuain dengan syarat dan standar yang telah ditetapkan,

dan pada umumnya terkait dengan tiga aspek, yakni: produk, layanan, dan harapan konsumen.

Pada bidang pendidikan, mutu produk sering mengacu pada ukuran pendidikan, yakni

kompetensi lulusan. Sedangkan mutu layanan pendidikan mengacu pada ukuran layanan

dalam proses pendidikan. Mutu layanan atau jasa pendidikan, serta mutu lulusan tersebut

dikaitkan dengan pemenuhan kebutuhan dan harapan pengguna atau pelanggan

pendidikan.oleh sebab itu, mutu dalam aspek pendidikan sering mengacu pada aspek utama

yang berkaitan dengan pendidikan, yaitu (a) hasil belajar (learning outcomes); (b) belajar

(learning); dan (c) pembelajaran (teaching). Jadi, penjaminan mutu pendidikan sangat terkait

dengan mutu proses pembelajaran untuk mencapai prestasi belajar yang

10

diinginkan.Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa mutu merupakan suatu

produk yang memerlukan layanan guna memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.

Sallis (2011:33) Mutu merupakan sebuah filosofi dan metodologi yang membantu

institusi untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam mengahadapi tekanan-

tekanan eksternal yang berlebihan. Mutu adalah kunci menuju keunggulan yang kompetitif.

Gerakan mutu terpadu dalam pendidikan masih tergolong baru. Dalam pendidikan harus ada

peningkatan mutu, karena dengan adanya peningkatan mutu menjadi semakin penting bagi

institusi yang digunakan untuk memperoleh kontrol yang lebih baik melalui usahanya

sendiri.Jadi mutu merupakan sebuah kunci untuk menuju keunggulan dalam peningkatan

mutu pendidikan yang digunakan untuk memperoleh kontrol yang lebih baik.

Institusi-institusi harus mendemonstrasikan bahwa mereka mampu memberikan

pendidikan yang bermutu pada peserta didik. Kita hidup diera kompetisi yang serba tidak

jelas. Kita sekarang menemukan sekolah-sekolah yang menawarkan pendidikan kejuruan.

Perubahan lain terjadi di berbagai bidang pendidikan yang mencakup ekstensi pendidikan

tinggi. Deregulasi pendidikan memerlukan strategi-strategi kompetitif yang secara jelas

membedakan institusi-institusi dari para pesaingnya.

Dari berbagai definisi atau pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa mutu adalah cara

meningkatkan keunggulan kualitas suatu sekolah.

a. Filosofi Mutu

Secara klasik, pengertian mutu (quality) menunjukkan sifat yang menggambarkan

derajat “baik”-nya suatu barang atau jasa yang diproduksi atau dipasok oleh suatu

lembaga dengan kriteria tertentu. Sallis (2002) menyebut konsep semacam ini sebagai

konsep mutu yang bersifat mutlak (absolute). Pandangan secara klasik tentang mutu yang

11

bersifat absolut, membawa implikasi bahwa dalam memproduksi barang dan jasa

digunakan kriteria untuk menilai mutu, dan kriteria tersebut ditentukan oleh produsen.

Pada saat ini, filosofi tentang mutu telah berubah dan tidak lagi mengacu pada

pandangan klasik. Perubahan itu dapat dilihat dari orientasi mutu yang mengacu pada

kebutuhan dan kriteria konsumen. Filosofi mutu yang umum dianut saat ini, yaitu suatu

mutu produk bukan hanya ditentukan oleh produsen melainkan ditentukan oleh

konsumen (pelanggan).

b. Penjaminan Mutu

Penjaminan mutu pendidikan diadopsi dari manajemen proses produksi yang

dilakukan oleh industri, ketika kegiatan penjaminan mutu produk merupakan kegiatan

yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan sejak awal proses produksi.

Pada dasarnya, penjaminan mutu dirancang sedemikian rupa sehingga dapat

menjamin proses produksi yang menghasilkan produk yang memenuhi kriteria tertentu.

Jadi, sebuah produk yang terjamin mutunya merupakan produk yang bebas dari cacat dan

kesalahan.

Mutu pendidikan merupakan kesesuaian antara kebutuhan pihak-pihak yang

berkepentingan (stakeholders) dengan layanan yang diberikan oleh pengelola pendidikan.

Kerangka filosofi pendidikan dalam pengembangan sekolah bermutu adalah kesesuaian

input, proses, dan hasil sekolah dengan kebutuhan para pemangku kepentingan.

Tenner dan Toro, 1992 dalam Sani (2015: 7) Setiap satuan pendidikan atau sekolah

seharusnya memenuhi standar yang telah ditetapkan atau menerapkan standar yang

dikembangkan oleh sekolah berdasarkan standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Oleh

sebab itu, setiap satuan pendidikan hendaknya menerapkan manajemen mutu dalam

12

mengelola organisasi sekolah secara komprehensif dan terintegrasi dalam upaya

meningkatkan mutu sekolah secara sistemik, sistematik, dan berkelanjutan. Manajemen

mutu tersebut perlu adanya pengarahan dalam upaya: (a) untuk memenuhi kebutuhan

konsumen secara konsisten; dan (b) mencapai peningkatan mutu secara terus menerus

dalam setiap aspek aktivitas organisasi.

Sani (2015:7) Secara umum, mengenai orientasi manajemen mutu sekolah yang

dilakukanyaitu peningkatan mutu layanan pendidikan, memperbaiki produktivitas dan

efisiensi pendidikan melalui perbaikan kinerja yang adadisekolah, serta meningkatkan

mutu kinerja dalam upaya menghasilkan lulusan pendidikan yang memuaskan dan dapat

memenuhi kebutuhan stakeholders. Oleh sebab itu, manajemen mutu sekolah dapat

dikatakan sebagai cara mengelola seluruh sumber daya sekolah, dengan mengarahkan

seluruh orang yang terlibat di dalamnya untuk melaksanakan tugas sesuai standar,

dengan penuh semangat dan berpartisipasi dalam perbaikan pelaksanaan pekerjaan

sehingga dapat menghasilkan lulusan dan/atau jasa pendidikan yang sesuai atau melebihi

kebutuhan pihak yang berkepentingan.

Perlu diperhatikan bahwa proses penjaminan mutu akan berhasil jika semua pihak

yang bertanggung jawab dalam proses pendidikan ikut berperan untuk memberikan

layanan yang terbaik. Oleh karena itu, proses penjaminan mutu harus dilaksanakan

berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

Mutu bukan hanya menjadi tanggung jawab pimpinan melainkan menjadi

tanggung jawab semua orang dalam suatu organisasi.

Melakukan tindakan yang benar pada tahapan pertama sehingga dapat mencegah

terjadinya kesalahan. Menunda pekerjaan dapat berakibat fatal pada seluruh

13

proses manajemen. Oleh sebab itu, pencegahan lebih baik dibanding dengan

menanggulangi dan memperbaiki kesalahan.

Kesuksesan dalam menjalankan manajemen pada suatu proses sangatlah

ditentukan oleh iklim organisasi, yaitu komunikasi serta tim kerja yang kompak.

Melalui komunikasi dan kerja sama, setiap individu dapat mengetahui apa yang

seharusnya dikerjakan, bagaimana mengerjakan, kapan waktu yang tepat, dimana

dan dengan siapa harus berhubungan/ berkomunikasi.

c. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang

Sistem Penjaminan dan Peningkatan Mutu Pendidikan , dinyatakan bahwa mutu

pendidikan adalah tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang dapat diraih dari penerapan

Sistem Pendidikan Nasional. Penjaminan mutu pendidikan tersebut dibutuhkan untuk

meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa.

Sistem manajemen mutu pendidikan yang diterapkan dipendidikan dasar dan

menengah adalah suatu proses pengelolaan untuk mengarahkan , dan mengendalikan

satuan pendidikan yang sesuai dengan kebijakan , sasaran, rencana dan prosedur mutu,

serta pencapaiannya secara berkelanjutan (continuous quality improvement). Tujuan

utama dari sistem manajemen mutu adalah menjamin mutu pada setiap tahapan kegiatan

sekolah, yaitu input, proses, dan output dari pengelolaan sekolah. Penerapan sistem

manajemen mutu , memungkinkan sekolah untuk menjamin mutu lulusan karena

pengendalian proses dilakukan secara ketat.

Sani (2015:20) Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan yang berlaku saat ini

merupakan tanggungjawab setiap pemangku kepentingan pendidikan untuk menjamin

14

dan meningkatkan mutu pendidikan. Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan

terdiri atas rangkaian proses atau tahapan yang secara siklik dimulai dari : (1)

pengumpulan data; (2) analisis data; (3) pelaporan / pemetaan; (4) penyusunan

rekomendasi; dan (5) upaya pelaksanaan rekomendasi dalam bentuk program

peningkatan mutu pendidikan. Implementasi SPMP (Sistem Penjaminan Mutu

Pendidikan) terdiri atas rangkaian proses/tahapan yang secara siklik dimulai dari: (1)

pengumpulan data; (2)analisis data; (3) pelaporan/pemetaan; (4) penyusunan

rekomendasi; dan (5) upaya pelaksanaan rekomendasi dalam bentuk program

peningkatan mutu pendidikan. Pelaksanaan tahapan-tahapan tersebut dilaksanakan secara

bersama-sama antara satuan pendidikan dengan pihak lain yang terkait, sesuai dengan

ketentuan yang berlaku (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009

tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan), yaitu penyelenggara satuan atau program

pendidikan, Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Pusat.

B. Strategi

Istilah strategi pertama kali hanya dikenal dikalangan militer, khususnya strategi perang.

Strategi dalam pendidikan mengarah pada hal yang lebih spesifik, yaitu khusus pada proses

belajar mengajar. Kemp (1995) dalam Suyadi (2013:13) menjelaskan bahwa strategi belajar

adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik untukmencapai

tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Berbeda dengan Kemp, Kozma dalam Sanjaya (2007) menjelaskan bahwa strategi

pembelajaran adalah sebagai kegiatan yang dilakukan guru untuk memfasilitasi (guru sebagai

fasilitator) peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Senada dengan Kozma,

Gerlach dan Ely (2007) dalam Suyadi (2013:13) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran

15

adalahberbagai cara yang dipilih guru untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada anak

didik dalam lingkungan pembelajaran tertentu.

Dari berbagai definisi menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran

adalah langkah-langkah yang ditempuh guru untuk memanfaatkan sumber belajar yang ada,

guna mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

1. Istilah-istilah dalam Strategi Pembelajaran

Terdapat banyak istilah yang maknanya dapat disamakan dengan istilah “strategi”,

beberapa diantaranya adalah model, pendekatan, strategi, metode dan teknik. Menurut

Sanjaya (2007) dalam Suyadi (2013:14), istilah-istilah tersebut dapat dimaknai sebagai

strategi pembelajaran.

a. Model

Model adalah gambaran kecil atau miniatur dari sebuah konsep besar. Model

pembelajaran adalah gambaran kecil dari konsep pembelajaran secara keseluruhan.

Termasuk dalam hal ini adalah tujuan, sintaksis, lingkungan, dan sistem pengelolaan.

Dengan demikian, model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran.

Definisi lain tentang model pembelajaran disampaikan juga oleh Soekamto dalam

Hamruni (2009) dalam Suyadi (2013:15) mengemukakan bahwa model pembelajaran

adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis, dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan

berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar

dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar .

b. Pendekatan

16

Istilah lain yang maknanya dapat disamakan dengan strategi pembelajaran adalah

“pendekatan” (Sanjaya, 2007). Pendekatan yaitu sudut pandang guru terhadap proses

belajar mengajar. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadinya

proses yang bersifat umum. Oleh sebab itu, strategi maupun metode pembelajaran

bersumber dari pendekatan tertentu.

Roy Killen dalam Hamruni (2009) menyebutkan bahwa strategi ataupun metode

bersumber pada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat

pada guru dan pendekatan yang berpusat pada anak didik. Pendekatan yang berpusat

pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung, sedangkan pembelajaran yang

berpusat pada anak didik menurunkan strategi pembelajaran tidak langsung.

c. Metode

Menurut Pupuh Fathurrahman metode adalah cara. Dalam pengertian umum,

metode dapat diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang ditempuh guru untuk

mencapai tujuan pembelajaran (Fathurrahman, 2007).

d. Teknik

Teknik merupakan satu istilah yang mempunyai arti sama dengan strategi. Dalam

konteks pembelajaran, teknik mengajar yaitu pejabaran dari metode pembelajaran.

Strategi peningkatan mutu sekolah dalam implementasinya tidak terlepas dari

manajemen peningkatan mutu sekolah. “Berkaitan dengan hal ini, Usman berpendapat

bahwa manajemen peningkatan mutu memiliki lima prinsip yaitu (1) peningkatan mutu

yang harus dijalankan disekolah, (2) peningkatan mutu hanya bisa dilaksanakan dengan

adanya pimpinan yang baik, (3) peningkatan mutu harus didasarkan pada fakta baik

bersifat kualitatif maupun kuantitatif, (4) peningkatan mutu harus melibatkan semua unsur

17

yang ada di sekolah, (5) peningkatan mutu memilki tujuan bahwa sekolah dapat

memberikan kepuasan kepada peserta didik.

Strategi peningkatan mutu pendidikan merupakan perencanaan yang berisi tentang

rangkaian kegiatan yang didesain untuk memastikan bahwa tujuan dapat dicapai melaui

tindakan yang tepat. “Danim menyatakan bahwa untuk dapat mempertahankan mutu sekolah

maka perlu dilakukan perbaikan secara terus menerus karena tidak ada capaian yang bersifat

sempurna dan permanen upaya peningkatam mutu harus dilakukan secara

berkesinambungan”.

Upaya perbaikan kualitas secara berkesinambungan menggunakan pendekatan secara

terbuka. ”“Manajemen Mutu Terpadu (Total QualityManagement) adalah sebuah filosofi

tentang perbaikan secara terus menerus, yang dapat memberikan seperangkat alat praktis

kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan para

pelanggannya, saat ini dan masa yang akan datang”.

Menurut Sagala (2009: 171) Sekolah yang berhasil juga ditentukan oleh faktor-faktor yang

lainnya, seperti bagaimana kegiatan belajar mengajar dilaksanakan, bagaimana kompetensi

guru dan tenaga kependidikan disekolah tersebut ditingkatkan , bagaimana fasilitas dan

perlengkapan pembelajaran disediakan sekolah apakah mencukupi dan layak pakai, termasuk

apakah sekolah dapat melaksanakan kegiatan ekstra kurikulernya dengan baik.

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Terdapat penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini diantaranya yaitu:

1. Edi Sujoko (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Strategi Peningkatan Mutu

Sekolah Berdasarkan Analisis SWOT di SMP Negeri 1 Bawen Kabupaten Semarang”.

18

Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan faktor apa saja yang menjadi kekuatan,

kelemahan, peuang dan ancaman dalam meningkatkan mutu di SMPN 1 Bawen,

Menyusun strateg yang perlu dilakukan untuk menigkatkan mutu SMPN 1 Bawen

berdasarkan analisis SWOT. Metode yang digunakan yaitu dengan wawancara,

observasi dan studi dokumen. Hasil dari penelitian tersebut yaitu peneliti menemukan

rencana strategis yang dibuat meliputi rencana strategis aspek input, proses dan output,

draft rencana strategis aspek input, proses, dan output diantaranya adalah:

mengembangkan lingkungan sekolah yang ideal, melalui program 7 K (kebersihan,

ketertiban, keindahan, kerindangan, keamanan, kenyamanan, dan kekeluargaan),

optimalisasi program pengembangan profesi guru, dan meningkatkan prestasi

akademk dan non akademis seoptimal mungkin.

2. Wicha Agustina (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “ Strategi Peningkatan

Mutu Sekolah pada SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang”. Tujuan dari

penelitian tersebut yaitu untuk mengetahui strategi yang digunakan untuk

meningkatkan mutu sekolah pada SMP Negeri 2 Tuntang. Teknik pengumpulan data

yaitu observasi pasif, wawancara semi terstruktur, dokumentasi dan triangulasi. Hasil

dari penelitian tersebut yaitu peneliti menemukan rencana strategi integrasi

horizontal, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya guru dan dengan cara melakukan

pelatihan-pelatihan serta meningkatkan kerjasama dengan pihak dalam negeri maupun

luar negeri yang terkait dengan pendidikan.

19

D. Kerangka Berfikir

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir

Menurut Sagala (2009: 171) Sekolah yang berhasil juga ditentukan oleh faktor-faktor

yang lainnya, seperti bagaimana kegiatan belajar mengajar dilaksanakan, bagaimana

kompetensi guru dan tenaga kependidikan disekolah tersebut ditingkatkan , bagaimana

fasilitas dan perlengkapan pembelajaran disediakan sekolah apakah mencukupi dan layak

pakai, termasuk apakah sekolah dapat melaksanakan kegiatan ekstra kurikulernya dengan

baik.

Kegiatan ekstrakurikuler

Keberhasilan

pendidikan

Strategi

peningkatan

mutu belajar

Kegiatan belajar mengajar

Kompetensi guru dan tenaga kependidikan

Fasilitas dan perlengkapan pembelajaran