of 62 /62
MENGUKUR TINGKAT KAPABILITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer pada Program Studi Sistem Informasi Oleh: FADILLAH AL AZMI 11453105197 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 2020

TUGAS AKHIR - Repository UIN SUSKA

Embed Size (px)

Text of TUGAS AKHIR - Repository UIN SUSKA

MENGUKUR TINGKAT KAPABILITAS SISTEM INFORMASIMANAJEMEN RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN

FRAMEWORK COBIT 4.1

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syaratuntuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer pada

Program Studi Sistem Informasi

Oleh:

FADILLAH AL AZMI11453105197

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU2020

LEMBAR HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Tugas Akhir yang tidak diterbitkan ini terdaftar dan tersedia di PerpustakaanUniversitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau adalah terbuka untuk umum, de-ngan ketentuan bahwa hak cipta ada pada penulis. Referensi kepustakaan diperke-nankan dicatat, tetapi pengutipan atau ringkasan hanya dapat dilakukan atas izinpenulis dan harus dilakukan mengikuti kaedah dan kebiasaan ilmiah serta menye-butkan sumbernya.

Penggandaan atau penerbitan sebagian atau seluruh Tugas Akhir ini harusmemperoleh izin tertulis dari Dekan fakultas universitas. Perpustakaan dapat me-minjamkan Tugas Akhir ini untuk anggotanya dengan mengisi nama, tanda pemin-jaman dan tanggal pinjam pada form peminjaman.

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapatkarya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguru-an Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapatyang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis di-acu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.

Pekanbaru, 08 April 2020Yang membuat pernyataan,

FADILLAH AL AZMINIM. 11453105197

v

LEMBAR PERSEMBAHAN

Firman Allah dalam Al-Qur‘an yang artinya: “Allah akan meninggikan

orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu penge-

tahuan beberapa derajat”. (Al-Mujaadilah ayat 11)

Bersungguh - sungguhlah dalam berusaha dan iringilah usaha dengan Doa

Ya Allah Ya Rabbi

Alhamdulillah Ya Robb,... Terima kasih atas nikmat dan rahmat-Mu yang agung

ini Kau hadirkan selalu orang-orang yang luar biasa di sekelilingku. Sebuah

perjuangan yang tidak mudah dan telah Engkau berikan secercah cahaya terang.

Alhamdulillah ya Allah, kini aku tersenyum dalam iradat-Mu. Inilah kata-kata

yang dapat ku persembahkan sebagai persembahan kecil untuk terkasih...

Untuk Ayahanda Darlis tercinta, terima kasih karena engkau jadikan setiap tetes

keringatmu sebagai Ayah yang memiliki kekuatan dan semangatku untuk meraih

cita-cita.

Untuk Ibunda Yusniar tercinta, terima kasih akan cinta dan kekuatan yang selalu

ibu berikan lewat untaian kata, nasehat dan iringan do’a disetiap langkahku.

Untuk Kakak dan adik-adik kesayangan serta keluarga besarku kupersembahkan

karya kecilku ini sebagai tanda terima kasihku atas doa, semangat, motivasi dan

dukungan yang selalu kalian berikan kepadaku. Terima kasih kepada semua

teman-teman yang telah membantu penulis untuk selalu menyemangati

,menasehati ,dan membantu penulis dengan sunguh-sungguh, M. Hidayatullah,

Misriadi, Rifaldi Al Fikri, dan maaf tidak bisa menyebutkan nama kalian semua,

terima kasih banyak kalian telah memberikan motivasi, semangat serta do’a

untukku sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir.

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas segala limpahan rahmatdan karunia-Nya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitiansekaligus penulisan laporan tugas akhir ini. Shalawat serta salam Penulis kirimkanuntuk junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Laporan tugas akhir ini merupakan salah satu prasyarat untuk memenuhipersyaratan akademis dalam rangka meraih gelar kesarjanaan di Jurusan SistemInformasi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan SyarifKasim Riau. Selama menyelesaikan tugas akhir ini, penulis telah banyak menda-patkan bantuan, bimbingan, dan petunjuk dari banyak pihak baik secara langsungmaupun tidak langsung. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucap-kan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Akhmad Mujahidin, S.Ag., M.Ag., sebagai RektorUniversitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

2. Bapak Dr. Drs. Ahmad Darmawi, M.Ag., sebagai Dekan Fakultas Sains danTeknologi.

3. Ibu Idria Maita, S.Kom., M.Sc., sebagai Ketua Program Studi Sistem Infor-masi.

4. Ibu Megawati, S.Kom., MT., selaku penasehat akademik dan juga pembimb-ing tugas akhir penulis yang telah banyak meluangkan tenaga dan wak-tu, memberikan motivasi dan masukan, serta arahan dan bimbingan yangmemberikan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan Laporan TugasAkhir ini.

5. Ibu Idria Maita, S.Kom., M.Sc., dosen penguji I (Satu) tugas akhir yangtelah memberi masukan dan saran yang bisa membangun pada laporan tugasakhir ini.

6. Ibu Dr. Rice Novita, S.Kom., M.Kom., dosen penguji II (Dua) tugas akhiryang telah memberi masukan dan sara yang bisa membangun pada laporanTugas Akhir ini.

7. Segenap Dosen dan Karyawan Sistem Informasi Universitas Islam NegeriSultan Syarif Kasim Riau.

8. Kedua orang tua tercinta beserta keluarga besar yang selalu memberikan

vii

doa, dorongan dan semangat untuk keberhasilan penulis9. Teman-teman seperjuangan sesama Mahasiswa Sistem Informasi, SIF E

’14, M. Hidayatullah, Misriadi, M. Rifaldi Alfikri, dan teman-teman semuaserta semua pihak yang juga turut memberi semangat dan bantuan yang luarbiasa.Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih

banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang memban-gun sangat diharapkan untuk kesempurnaan laporan ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pekanbaru, 08 April 2020Penulis,

FADILLAH AL AZMINIM. 11453105197

viii

MENGUKUR TINGKAT KAPABILITAS SISTEM INFORMASIMANAJEMEN RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN

FRAMEWORK COBIT 4.1

FADILLAH AL AZMINIM: 11453105197

Tanggal Sidang: 08 April 2020Periode Wisuda:

Program Studi Sistem InformasiFakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim RiauJl. Soebrantas, No. 155, Pekanbaru

ABSTRAK

Perkembangan teknologi informasi saat ini terlihat begitu berkembang dengan pesat dan telahmerambah ke berbagai sektor termasuk di bidang kesehatan Peranan Sistem Informasi yangsignifikan ini tentu harus diimbangi dengan pengaturan dan pengelolaan yang tepat, sehinggakerugian – kerugian yang mungkin terjadi dapat dihindari. Rumah Sakit Jiwa Tampan ProvinsiRiau telah menggunakan aplikasi SIMRS sejak tahun 2015. Selama penggunaan tersebut terdapatberbagai permasalahan yang muncul. Sering terjadinya kehilangan data yang disebabkan kelalaiandari user dalam penginputan data, kurangnya dana dan sumber daya manusi pada bagian stafSIMRS. Oleh karena itu diperlukannya evaluasi berupa pengukuran tingkat kapabilitas penggunaanSIMRS untuk menghindari kerugian-kerugian yang dapat terjadi. Dalam penelitian ini penulismenggunakan COBIT 4.1 PAM dalam pengukuran tingkat kapabilitas pada domain proses DS10(Manage Problem). Salah satu model penilaian dalam tata kelola TI yang diterapkan COBIT4.1 adalah Process Assessment Model (PAM) yang berdasarkan pada ISO/IEC 15504. Dari hasilpengukuran yang telah dilakukan, didapatkan bahwa tingkat kapabilitas pada domain DS10 SIMRStelah mencapai level 2 (Managed Process). Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, maka dibuatlahrekomendasi untuk mencapai level yang diinginkan, yaitu level 3.Kata Kunci: COBIT 4.1, DS10 Managed Problem, PAM, SIMRS, Tingkat Kapabilitas

ix

MEASURING CAPABILITY LEVEL OF HOSPITALMANAGEMENT INFORMATION SYSTEM USING COBIT 4.1

FRAMEWORK

FADILLAH AL AZMINIM: 11453105197

Date of Final Exam: April 08th 2020Graduation Period:

Department of Information SystemFaculty of Science and Technology

State Islamic University of Sultan Syarif Kasim RiauSoebrantas Street, No. 155, Pekanbaru

ABSTRACT

The development of information technology currently looks so rapidly developing and haspenetrated into various sectors including in the health sector. The significant role of the InformationSystem must be balanced with appropriate arrangements and management, so that possible lossescan be avoided. Tampan Provinci Riau Mental Hospital has been using the SIMRS applicationsince 2015. During the use there are various problems that arise. frequent loss of data due tonegligence of users in inputting data, lack of funds and human resources on the part of SIMRS staff.Therefore an evaluation is needed in the form of measuring the capability level of using SIMRS toavoid losses that can occur. In this study the authors used COBIT 4.1 PAM in the measurement ofcapability levels in the DS10 (Manage Problem) process domain. One of the assessment models inIT governance applied by COBIT 4.1 is the Process Assessment Model (PAM) based on ISO / IEC15504. From the results of measurements that have been made, it is found that the capability levelin the DS10 SIMRS domain has reached level 2 (Managed Process). Based on the results of thesemeasurements, a recommendation is made to reach the desired level, which is level 3.Keywords: Capability Level, COBIT 4.1, DS10 (Managed Problem), PAM, SIMRS

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

LEMBAR HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL iv

LEMBAR PERNYATAAN v

LEMBAR PERSEMBAHAN vi

KATA PENGANTAR vii

ABSTRAK ix

ABSTRACT x

DAFTAR ISI xi

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR TABEL xv

DAFTAR SINGKATAN xvi

1 PENDAHULUAN 11.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11.2 Perumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 41.3 Batasan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 41.4 Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 41.5 Manfaat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 41.6 Sistematika Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5

2 LANDASAN TEORI 62.1 Teknologi Informasi (TI) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 62.2 IT Governance . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 62.3 IT Governance Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau . . . . . . 62.4 Audit Sistem Informasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 62.5 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Jiwa Tampan

Provinsi Riau . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7

xi

2.6 COBIT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 92.7 COBIT 4.1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 92.8 Domain COBIT 4.1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 122.9 COBIT 4.1 Process Assessment Model (PAM) . . . . . . . . . . . 13

2.9.1 Capability Model . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 142.9.2 Skala Penilaian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15

2.10 Menentukan Tingkat Kapabilitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 152.11 Perbedaan COBIT 4.1 Process Assessment Model (PAM ) Dengan

COBIT 4.1 Maturity Model . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 172.12 RACI Chart . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 172.13 Proses DS10 (Manage Problem) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 192.14 GAP Analisis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 202.15 Profil Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau . . . . . . . . . . . 21

2.15.1 Visi, Misi, dan Moto Rumah Sakit Jiwa Tampan ProvinsiRiau . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21

2.15.2 Struktur Organisasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 222.16 Penelitian Terdahulu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23

3 METODOLOGI PENELITIAN 263.1 Tahap Identifikasi Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 263.2 Tahap Perencanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 273.3 Tahap Pengumpulan Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 283.4 Tahap Analisa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 303.5 Tahap Rekomendasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 303.6 Penulisan Laporan Tugas Akhir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30

4 ANALISIS DAN HASIL 314.1 Analisa SIMRS Saat Ini . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31

4.1.1 Tampilan User dari SIMRS . . . . . . . . . . . . . . . . . 314.1.2 Proses Manajemen Masalah SIMRS . . . . . . . . . . . . . 36

4.2 Pemetaan RACI Chart . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 364.3 Alasan Pemilihan COBIt 4.1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 374.4 Penggunaan COBIT 4.1 Process Assessment Model (PAM) . . . . . 384.5 Perbedaan COBIT 4.1 PAM Dengan COBIT 4.1 Maturity Model . . 384.6 Pengolahan Data dan Penilaian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 394.7 Pembahasan Proses DS10 (Manage Problem) . . . . . . . . . . . . 40

4.7.1 Level 1 (Performa Process) . . . . . . . . . . . . . . . . . 404.7.2 Level 2 (Performa Process) . . . . . . . . . . . . . . . . . 42

xii

4.7.3 Level 3 (Established Process) . . . . . . . . . . . . . . . . 464.7.4 Level 4 (Predictable Process) . . . . . . . . . . . . . . . . 504.7.5 Level 5 (Optimising Process) . . . . . . . . . . . . . . . . 54

4.8 Ringkasan Perhitungan Data dan Pencapaian Level Kapabilitas . . 574.8.1 Ringkasan Pengolahan Data Pada Domain Proses DS10 . . 574.8.2 Grafik Pencapaian Level Pada Domain Proses DS10 . . . . 59

4.9 Rekomendasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 60

5 PENUTUP 645.1 Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 645.2 Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN A HASIL WAWANCARA A - 1A.1 Wawancara 1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . A - 1A.2 Wawancara 2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . A - 2

LAMPIRAN B FORM CEKLIS COBIT 4.1 PAM B - 1

LAMPIRAN C PHOTO CEKLIS DOKUMEN C - 1

LAMPIRAN D PERATURAN PENGGUNAAN SIMRS D - 1

xiii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Proses Bisnis SIMRS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 82.2 Content Diagram COBIT 4.1 (Rolling Meadows, 2007) . . . . . . . 102.3 Interrelationships of COBIT 4.1 Components (Rolling Meadows,

2007) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 112.4 Struktur Organisasi RSJ Tampan Provinsi Riau . . . . . . . . . . . 23

3.1 Metodologi Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 26

4.1 Menu Registrasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 324.2 Menu Rawat Jalan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 324.3 Menu Rawat Inap . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 334.4 Menu Apotik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 344.5 Menu Asuhan Keperawatan dan Dokter . . . . . . . . . . . . . . . 344.6 Menu Kasir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 354.7 Menu Gudang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 354.8 Pencapian Level Atribut Proses DS10 . . . . . . . . . . . . . . . . 594.9 Rata-rata Pencapaian Level DS10 . . . . . . . . . . . . . . . . . . 60

C.1 Dokumen 1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . C - 1C.2 Dokumen2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . C - 1C.3 Dokumen 3 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . C - 2C.4 Dokumen 4 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . C - 2C.5 Dokumen RFC . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . C - 3

xiv

DAFTAR TABEL

2.1 Level Kapabilitas dan Atribut Process . . . . . . . . . . . . . . . . 142.2 Penentuan Tingkat Kapabilitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 162.3 RACI DS10 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18

3.1 RACI Chart Proses DS10 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 29

4.1 RACI Chart Proses DS10 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 374.2 Level Skala Peringkat Atribut . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 394.3 Tabel Perhitungan DS10 Level 1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 404.4 Pencapaian DS10 pada Level 1 PA 1.1 . . . . . . . . . . . . . . . . 414.5 Tabel Perhitungan DS10 Level 2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 424.6 Pencapaian DS10 pada Level 2 PA 2.1 . . . . . . . . . . . . . . . . 434.7 Pencapaian DS10 pada Level 2 PA 2.2 . . . . . . . . . . . . . . . . 454.8 Tabel Perhitungan DS10 Level 3 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 464.9 Pencapaian DS10 pada Level 3 PA 3.1 . . . . . . . . . . . . . . . . 474.10 Pencapaian DS10 pada Level 3 PA 3.2 . . . . . . . . . . . . . . . . 484.11 Tabel Perhitungan DS10 pada Level 4 . . . . . . . . . . . . . . . . 504.12 Pencapaian DS10 pada Level 4 PA 4.1 . . . . . . . . . . . . . . . . 514.13 Pencapaian DS10 pada Level 4 PA 4.2 . . . . . . . . . . . . . . . . 534.14 Tabel Perhitungan DS10 pada Level 5 . . . . . . . . . . . . . . . . 544.15 Pencapaian DS10 pada Level 5 PA 5.1 . . . . . . . . . . . . . . . . 554.16 Pencapaian DS10 pada Level 5 PA 5.2 . . . . . . . . . . . . . . . . 564.17 Pencapaian Kuisioner DS10 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 584.18 Rekomendasi Proses DS10 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 61

A.1 Wawancara Sesuai BP COBIT 4.1 DS10 . . . . . . . . . . . . . . A - 3

B.1 Form Ceklis COBIT 4.1 PAM . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . B - 1

xv

DAFTAR SINGKATAN

A : AccountableAI : Acquire and ImplementC : ConsultedCMII : Capability Maturity Model IntegrationCOBIT : Control Objectives for Information and Related TechnologyDS : Delivery and SupportF : Fully achievedI : InformedIT : Information TechnologyITGI : Information Technology Governance InstituteL : Largely achievedME : Monitor and EvaluateN : Not achievedP : Partially achievedPAM : Process Assessment ModelPO : Plan and OrganiseR : ResponsibleRSJ : Rumah Sakit JiwaSDM : Sumber Daya ManusiaSEI : Software Engineering InstituteSIMRS : Sistem Informasi Manajemen Rumah SakitTI : Teknologi InformasiUIR : Universitas Islam Riau

xvi

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPerkembangan teknologi informasi saat ini terlihat begitu berkembang de-

ngan pesat dan telah merambah ke berbagai sektor termasuk di bidang kesehatan.Penerapan teknologi informasi pada proses bisnis suatu organisasi dipandang seba-gai suatu solusi yang nantinya dapat meningkatkan kemampuan organisasi didalammeningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pencapaian tujuan organisasi. Untukmenghindari kerugian-kerugian yang akan terjadi maka diperlukan pengaturan danpengelolaan yang tepat agar pernanan sistem informasi berjalan dengan baik.

Dengan adanya Teknologi sistem informasi diharapkan mampu memberikanpelayanan maksimal yang dibutuhkan masyarakat baik itu dari segi ketepatanmaupun kecepatan (M. Megawati dan Firnandi, 2017). Berdasarkan peraturanMenteri Kesehatan Republik Indonesia No.82/2013, pasal 3, ayat 1 yaitu: Setiaprumah sakit wajib menyelenggarakan SIMRS. Untuk menghasilkan informasi yangdiperlukan oleh rumah sakit sebagai pengambilan keputusan maka perlu mengin-tegrasikan sistem informasi dari berbagai subsistem, mengumpulkan, menyajikan,dan mengolah data rumah sakit.

Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau adalah tempat mengembangkandan meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa secara promotif, preventif, kuratif,dan rehabilatif yang professional dan berguna bagi masyarakat. Rumah Sakit JiwaTampan juga memberikan pelayanan untuk tumbuh kembang anak, pelayanan padapenderita HIV/AIDS, dan memberikan kesan pada masyarakat bahwa Rumah SakitJiwa Tampan merupakan pusat pelayanan kesehatan sesuai dengan spesialisasi yangada. Dalam menjalankan tugasnya, Rumah sakit Jiwa Tampan telah memanfaatkanSIMRS berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 82/2013pasal 3 ayat 1.

Berdasarkan hasil wawancara dengan admin SIMRS Rumah Sakit JiwaTampan Provinsi Riau, mengatakan bahwa penerapan SIMRS sampai saat ini masihada permasalahaan, yaitu sering terjadinya kehilangan data yang disebabkan kelala-ian dari user dalam penginputan data. Perawat berumur diatas 40 tahun adalah useryang paling sering melakukan kesalahan serupa. Pihak rumah sakit mengatakansetidaknya perawat melakukan kesalahan 3 kali dalam sebulan. Sehingga kehilang-an data yang terjadi berhubungan dalam penginputan tindakan keperawatan sepertipotong kuku, potong rambut, pemberian obat pada pasien, dan lain-lain atau bi-asa juga disebut dengan tindakan partial care. Disamping kehilangan data, dalam

penerapan SIMRS juga mendapat kendala yang lain yaitu kurangnya dana dan sum-ber daya manusia pada bagian staf SIMRS, sehingga dalam melakukan identifikasimasalah, analisis akar masalah, penyelesaian masalah, dan pengontrolan masalahstaf SIMRS menjadi kurang efisien dan efektif akhirnya menyebabkan kesalahanyang sama terulang kembali.

Hal tersebut dapat mempengaruhi proses bisnis khususnya berdampak padafinancial organisasi, dan semua itu sangat mempengaruhi dalam pengambilan ke-putusan, efektifitas, dan efisiensi dalam pencapaian tujuan organisasi (Fenny danAndry, 2017). Untuk mengurangi terjadinya insiden yang serupa, maka pihakmanajemen Rumah Sakit memerlukan standar atau acuan kerja dalam mengelo-la masalah pada SIMRS agar tidak terjadi kesalahan sama yang berulang-ulang.Berdasarkan permasalahan diatas maka diperlukan sebuah audit terhadap SIMRS.Audit sistem informasi diperlukan agar terjaminnya keberlanjutan operasional TIdan menilai kesesuaian antara perencanaan dan implementasi sistem informasi pe-rusahaan (Megawati, 2014). Dalam melakukan Audit Sistem Informasi ada banyakframework yang dapat digunakan salah satunya adalah COBIT. COBIT berfokusdalam memastikan tata kelola TI dan prosesnya berjalan baik, termasuk proses pa-da manajemen pelayanan. Melakukan audit sistem informasi menggunakan COBIT,organisasi dapat memastikan apakah manajemen pelayanan, dan tata kelola terk-endali dan sejalan dengan bisnis secara keseluruhan. Sudah banyak tata kelola TIperusahaan menjadi lebih baik yang terbantu melalui penelitian dan hasil rekomen-dasi dari evaluasi menggunakan framework COBIT (Sembiring, Mudjihartono, danRahayu, 2015).

Control Objectives for Information and related Technology adalah sekumpu-lan dokumentasi best practices untuk IT governances yang dapat membantu auditor,pengguna, dan manajemen, untuk menjembatani gap antara resiko bisnis, kebutuhankontrol dan masalah-masalah. COBIT berguna bagi para IT users karena memper-oleh keyakinan atas kehandalan sistem aplikasi yang dipergunakan. COBIT meru-pakan standar untuk tata kelola IT governance yang dikembangkan oleh ISACAInformation System and Control Association dan ITGI (IT Governance Institute)- organisasi non-profit yang bergerak dibidang tata kelola TI. Selain telah diteri-ma sebagai standar internasional, COBIT memfokuskan kepada bisnis dan menye-laraskan dengan tujuan TI serta organisasi.

COBIT juga berorientasi pada proses dan tahapan TI yang diterimasecara umum yang terdiri dari 4 tahap (domain), yaitu: (1) perencanaan(planning and organize); (2) penerapan (acquiring and implement); (3) dukunganteknis (delivery and support); (4) pengawasan dan evaluasi (monitor and evaluate).

2

Selain itu, kriteria pengukuran COBIT sendiri bisa disesuaikan dengan kebutuhanorganisasi. COBIT juga dilengkapi dengan IT balanced scorecard. Secara komplit-nya paket produk COBIT terdiri dari COBIT product family, yaitu: executive sum-mary, framework, control objectives, audit guidelines, implementation tools, sertamanagement guidelines, yang sangat berguna atau dibutuhkan oleh auditor, para ITuser, dan para manajer (Gondodiyoto, 2007). Framework COBIT 4.1 digunakansebagai pedoman dalam pelaksanaan proses dan prosedur pengendalian manajemendalam mencapai tata kelola yang baik (Krisanthi, Sukarsa, dan Bayupati, 2014).

Salah satu penilaian dalam manajemen TI yang diterapkan oleh COBIT 4.1adalah Process Assesment Model. Model ini memberikan penilaian sejauh manapencapaian kapabilitas proses yang telah dilakukan di Rumah Sakit Jiwa TampanProvinsi Riau dalam mengimplementasikan sistem informasinya. Setelah menge-tahui sejauh mana posisi kapabilitas proses saat ini, kemudian kita bisa merekomen-dasikan bagaimana cara menyelesaikan masalah yang ada dan juga meningkatkanlevel kapabilitas proses dari sistem informasi manajemen rumah sakit. Semakinbaik level kapabilitas proses yang dicapai maka kinerja dan pengelolaan suatu sis-tem informasi akan lebih baik pula (Nurdiana dan Suryadi, 2018).

Penelitian terdahulu yang menggunakan framework COBIT 4.1 adalahpenelitian yang dilakukan oleh Purwanto dkk. (2017) dengan judul penelitian“Pengukuran Tingkat Kematangan Tata Kelola Pengelolaan Permasalahan SistemInformasi Akademik Menggunakan Framework COBIT 4.1. Pada penelitian inimereka focus pada domain Manajemen masalah (DS10). Hasil dari penelitian iniadalah Tingkat kematangan proses pengelolaan permasalahan pada sistem informa-si akademik UMP saat ini berada pada tingkat 2 (Repeatable but Intuitive). Sedan-gkan tingkat kematangan proses pengelolaan permasalahan pada sistem informasiakademik UMP yang diharapkan berada pada tingkat 4 (Manage and Measurable).Dengan membandingkan tingkat kematangan saat ini dan tingkat kematangan yangdiharapkan, mengacu pada panduan COBIT 4.1, serta mempertimbangkan kondisiorganisasi saat ini, maka dapat dirumuskan rekomendasi perbaikan yang sesuai un-tuk meningkatkan tingkat kematangan layanan sistem informasi akademik di UMP,khususnya pada proses pengelolaan permasalahan.

Berdasarkan permasalahan dan penelitian sebelumnya menjadi alasanpenulis mengambil judul penelitian “Mengukur Tingkat Kapabilitas Sistem Infor-masi Manajemen Rumah Sakit Menggunakan Framework COBIT 4.1”. Perbedaanpenelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan penulis lakukan terletak pa-da pengukuran yang dilakukan. Pengukuran pada penelitian sebelumnya menggu-nakan COBIT 4.1 Maturity Level, sedangkan pengukuran yang penulis gunakan

3

pada penelitian ini menggunakan COBIT 4.1 Process Assessment Model (PAM).

1.2 Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan permaslahan-

nya, yaitu “Mengukur Tingkat Kapabilitas Sistem Informasi Manajemen RumahSakit Menggunakan Framework Cobit 4.1”.

1.3 Batasan MasalahDalam pembuatan penelitian ini yang menjadi batasan, adapun yang menja-

di batasan masalah pada penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:1. Metode yang digunakan adalah menggunakan framework COBIT 4.1.

penelitian ini dibatasi pada domain proses Deliver and Support 10 (ManageProblem).

2. Perhitungan kapabilitas level menggunakan Process Assessment Model(PAM).

1.4 TujuanAdapun tujuan penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengukur tingkat kapabilitas sistem informasi Rumah Sakit JiwaTampan Provinsi Riau.

2. Untuk Memberikan usulan perbaikan berupa rekomendasi dalam menye-lesaikan permasalahan yang dihadapi berdasarkan COBIT 4.1 PAM padadomain proses Deliver and Support 10 (Manage Problem).

3. Responden yang diwawancarai adalah Staf SIMRS RSJ Tampan ProvinsiRiau yang bertugas sebagai Admin SIMRS.

4. Penentuan Responden pada penelitian ini berdasarkan RACI Chart.5. Tekhnik pengolahan data yang dipakai yaitu pengolahan data secara kuali-

tatif dan kuantitatif.6. Pada penelitian ini Tools untuk menghitung data hasil dari penilaian kui-

sioner yaitu dengan menggunakan Microsoft excel 2010.

1.5 ManfaatAdapun manfaat yang didapat dari penelitian ini yaitu:

1. Dapat mengetahui tingkat kapabilitas SIMRS terkait proses pengelolaanmasalah menggunakan COBIT 4.1 Process Assessment Model (PAM).

2. Dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam peningkatan tata kelola dalampenerapan pengelolaan masalah SIMRS pada Rumah Sakit Jiwa TampanProvinsi Riau.

4

1.6 Sistematika PenulisanSistematika penulisan laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memberikan

gambaran umum tentang penelitian. Sistematika penulisan Tugas Akhir ini terdiridari 5 bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB 1. PENDAHULUANBab ini berisi tentang: (1) latar belakang; (2) perumusan masalah; (3)

batasan masalah; (4) tujuan; (5) manfaat; (6) sistematika penulisan.BAB 2. LANDASAN TEORIBab ini berisi tentang: (1) teknologi informasi; (2) IT governance; (3) IT

governance Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau; (4) audit sistem informasi;(5) sistem informasi manajemen Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau; (6) CO-BIT; (7) COBIT 4.1; (8) domain COBIT 4.1; (9) COBIT 4.1 PAM; (10) menentukantingkat kapabilitas; (11) perbedaan COBIT 4.1 PAM dengan COBIT maturity mod-el; (12) RACI chart; (13) proses DS10; (14) GAP analisis; (15) profil Rumah SakitJiwa Tampan Provinsi Riau; (16) penelitian terdahulu.

BAB 3. METODOLOGI PENELITIANBab ini berisi tentang: (1) tahap identifikasi masalah; (2) tahap perencanaan;

(3) tahap pengumpulan data; (4) tahap analisa;(5) tahap rekomendasi; (6) penulisanlaporan tugas akhir.

BAB 4. ANALISA DAN PERANCANGANBab ini berisi tentang: (1) analisa SIMRS saat ini; (2) pemetaan RACI chart;

(3) alasan pemilihan COBIT 4.1; (4) pengguanan COBIT 4.1 PAM; (5) perbedaanCOBIT 4.1 PAM dengan COBIT maturity model; (6) pengolahan data dan penila-ian; (7) pembahasan proses DS10; (8) ringkasan perhitungan data dan pencapaianlevel kapabilitas; (9) rekomendasi.

BAB 5. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIANBab ini berisi tentang: (1) kesimpulan; (2) saran.

5

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teknologi Informasi (TI)Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang berhubungan dalam mem-

proses informasi dimana alat tersebut dapat membantu dalam meringankan tugas-tugas manusia yang berkaitan dengan teknologi computer maupun komunikasi(Haag dan Keen, 1996). Teknologi informasi sudah mencakup pada penerapanpengiriman informasi sehingga tidak terbatas hanya pada perangkat lunak maupunperangkat keras (Davis dan Martin, 1999). Dari definisi diatas terlihat bahwateknologi informasi merupakan gabungan antara teknologi komputer dan komuni-kasi.

2.2 IT GovernanceIT Governance IT Governance merupakan suatu proses dalam sebuah orga-

nisasi yang bertujuan untuk memastikan kelanjutan TI organisasi dan pengembang-an strategi serta tujuan organisasi yang mana proses IT IT Governance merupakantanggung jawab dari pimpinan puncak dan eksekutif manajemen dari suatu perusa-haan (Rolling Meadows, 2007).

Jogiyanto (2011) menjelaskan bahwa untuk mengatasi permasalahan yangterjadi pada suatu organisai maka diperlukan suatu proses yang disebut dengan tatakelola. untuk menciptakan, menyimpan, mempertukarkan, dan menggunakan in-formasi dalam berbagai bentuk maka perlu diterapkan teknologi computer yangdisebut dengan teknologi informasi.

2.3 IT Governance Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi RiauPihak rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau telah menerapkan IT Gov-

ernance yang cukup baik. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan denganAdmin SIMRS mengatakan bahwa bagian SIMRS telah melakukan tata kelola TIcukup baik yang bisa dibuktikan dengan adanya tupoksi khusus pada bagian SIMRSyang membantu dalam pengelolaan bagian SIMRS secara keseluruhan, sehinggabisnis objective pada SIMRS sudah berjalan sengan baik. Akan tetapi karena ku-rangnya dana dan sumber daya manusia membuat pengelolaan pada bagian SIMRSmenjadi kurang efektif dan efisien.

2.4 Audit Sistem InformasiMenurut Weber (1999), Untuk menentukan apakah sistem komputer dapat

melindungi aset, memelihara integritas data, memungkinkan tujuan organisasi un-

tuk dicapai secara efektif dan menggunakan sumber daya secara efisien maka dibu-tuhkan proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti yang mana prosesnya biasadisebut dengan audit sistem informasi. Menurut Gondodiyoto dan Hendarti (2003),Untuk mengetahui apakah suatu sistem informasi telah didesain dan diimplemen-tasikan secara efektif, efisien, dan ekonomis, memiliki mekanisme pengamananaset yang memadai, serta menjamin integritas data yang memadai maka diperlukansuatu pengevaluasian untuk mengetahui tingkat kesesuaian anatara aplikasi sisteminformasi dengan proses yang telah diterapkan pada suatu organisasi yang manaprosesnya biasa disebut dengan audit sistem informasi.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui tingkatkesesuaian sistem informasi dengan prosedur yang telah ditetapkan dan mengetahuiapakah sistem informasi telah didesain dan diimplementasikan secara efektif, efisi-en dan ekonimis, memiliki mekanisme pengamanan asset yang memadai dan men-jamin integritas data maka diperlukan proses pengumpulan bukti dan evaluasi yangmana prosesnya merupakan audit sistem informasi.

2.5 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Jiwa TampanProvinsi Riau

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah sistem yang di-gunakan untuk melaksanakan segala bentuk kegiatan maupun transaksi yang terjadidi Rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan memudahkan mana-jemen Rumah Sakit dalam melaksankan berbagai transaksi. SIMRS Rumah SakitJiwa Tampan Provinsi Riau telah digunakan sejak tahun 2015 yang dirancang olehpihak ketiga. Pengguna dari SIMRS ini terdiri dari:

1. Rekam MedisUser Rekam Medis bertugas dalam pengurusan Assembling (kode penyakit,Filling (status), dan Pendaftaran Pasien.

2. PerawatUser Perawat bertugas dalam pengurusan semua tindakan pada rawat inapdan rawat jalan.

3. ApotikUser Apotik bertugas dalam pengurusan farmasi atau semua yang berhu-bungan dengan obat-obatan.

4. KasirUser Kasir bertugas dalam pengurusan semua akuntansi yang terjadi dalamRumah sakit.

5. UmumUser Umum bertugas dalam pengurusan Aset, Daftar Pegawai, Gizi, Labo-

7

ratorium, Logistic, radiologi, dan akreditasi.Adapun proses bisnis yang terjadi pada SIMRS bisa dilihat pada Gam-

bar 2.1.

Gambar 2.1. Proses Bisnis SIMRS

Keterangan Proses Bisnis SIMRS:1. Rekam Medis

Pasien melakukan pendaftaran apakah menggunakan jaminan (BPJS) ataubayar sendiri.

2. BPJSProses pelayanan untuk menentukan apakah pasien mengambil pelayananrawat jalan atau rawat inap.

(a) Rawat jalanPasien akan ke poli rujukan dan mendapat pelayanan dokter, pasienpergi ke apotik untuk mengambil obat sesuai resep dan membayarnyadikasir.

(b) Rawat InapPasien akan kepoli rujukan dan mendapatkan pelayanan dokter. Sete-lah mendapat pelayanan dokter dirujuk agar menginap, pasien akankebagian admission atau register untuk mendaftar sebagai pasien rawatinap dan memilih kelas kamar. Pembayaran dilakukan dikasir di-lakukan setelah pasien inap keluar.

3. Bayar Sendiri

8

Pasien akan pergi kepoli rujukan dan mendapatkan pelayanan dokter, pasienpergi keapotik untuk mendapatkan obat dan melakukan pembayaran dikasir.

2.6 COBITControl Objectives for Information and Related Technology COBIT adalah

kerangka kerja tata kelola TI (IT Governance Framework) dan kumpulan perangkatyang mendukung dan memungkinkan para manager untuk menjembatani jarak(gap) yang ada antara kebutuhan yang dikendalikan (control requirement), masalahteknis (technical issues) dan resiko bisnis (bussiness risk). COBIT mempermudahperkembangan peraturan yang jelas (clear policy development) dan praktik baik(good practice) untuk mengendalikan IT dalam organisasi. COBIT menekankankeputusan terhadap peraturan, membantu organisasi untuk meningkatkan nilai yangingin dicapai dengan penggunaan IT, memungkinkan untuk menyelaraskan danmenyederhanakan penerapan dari kerangka COBIT (Rolling Meadows, 2007).

2.7 COBIT 4.1COBIT dikembangkan oleh IT Governance Institute (ITGI), yang meru-

pakan bagian dari (ICASA). COBIT (Control Objectives for Information and Re-lated Technology) adalah sebuah framework dan alat pendukung yang membantumanajer menjembatani gap antara tujuan untuk keperluan pengendalian, permasa-lahan teknik (technical issue) dan risiko bisnis serta mengkomunikasikan level pen-gendalian kepada stakeholders.

COBIT membantu menyokong pengembangan kebijakan yang jelas danlangkah-langkah praktis terbaik yang dapat diambil untuk pengendalian teknologiinformasi di seluruh perusahaan. Pengelolaan assurance, pengendalian dan secu-rity professionals. COBIT 4.1 menyediakan langkah-langkah praktis terbaik yangdapat diambil dan lebih difokuskan pada pengendalian (control), yang selanjutnyadijelaskan dalam domain dan framework proses.

Prinsip dasar framework COBIT 4.1 adalah untuk menyediakan informasiyang diperlukan dalam mewujudkan tujuan perusahaan atau organisasi. Contohnyamengelola dan mengendalikan sumber daya TI dengan menggunakan sekumpu-lan proses TI yang terstruktur sehingga dapat memberikan layanan informasi yangdibutuhkan. Kesemua kandungan yang terdapat pada COBIT, dirangkum padaGambar 2.2.

9

Gambar 2.2. Content Diagram COBIT 4.1 (Rolling Meadows, 2007)

Adapun keterangan dari Gambar 2.2 sebagai berikut:1. Board Briefing on IT Governance, 2nd Edition.

Membantu para eksekutif memahami betapa pentingnya IT Governance, a-pa yang menjadi masalah dan tanggung jawab mereka dalam pengelolaan-nya. Management guidelines / maturity models. Membantu menentukantanggung jawab, pengukuran kinerja, tolak ukur dan menemukan gap kapa-bilitasnya.

2. Frameworks.Mengorganisasikan objektif IT Governance dan good practices pada do-main dan proses IT serta menghubungkannya dengan kebutuhan bisnis.

3. Control Objectives.Menyediakan sebuah kumpulan komplit dari kebutuhan tingkat tinggi yangakan dipertimbangkan oleh manajemen guna mengendalikan setiap prosesIT agar lebih efektif.

4. IT Governance Implementation Guide: Using COBIT R© and Val IT TM,2ndEdition.

10

Menyediakan peta jalan yang umum untuk mengimplementasikan IT gover-nance dengan menggunakan COBIT dan Val IT TM Resources.

5. COBIT R© Control Practices: Guidance to Achieve Control Objectives forSucessful IT Governance, 2nd Edition.Menyediakan petunjuk mengenai mengapa kontrol sangat penting untukperlu diimplementasikan dan bagaimana untuk mengimplementasikannya.

6. IT Assurance Guide: Using COBIT R©.Menyediakan pedoman mengenai bagaimana COBIT 4.1 dapat digunakanuntuk mendukung jaminan dari keanekaragaman aktifitas bersama denganlangkah pengujian yang diusulkan dalam proses IT dan objektif kontrol.Semua Komponen COBIT 4.1 ini saling berhubungan, memberikan dukung-

an untuk pemerintahan, manajemen, kontrol dan jaminan kebutuhan audiens yangberbeda, seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Interrelationships of COBIT 4.1 Components (Rolling Meadows,2007)

11

2.8 Domain COBIT 4.1Control objectives IT adalah pernyataan mengenai hasil atau tujuan yang

harus dicapai melalui penerapan prosedur kendali dalam aktivitas TI tertentu. Ter-diri dari 4 tujuan pengendalian tingkat tinggi (high-level control objectives) yangtercermin dalam 4 domain, yaitu:

1. Plan and Organise (PO), mencakup strategi dan taktik, perhatian pada iden-tifikasi cara TI dapat berkontribusi pada pencapaian objektif bisnis. DomainPO terdiri dari proses:(a) PO1. Menetapkan rencana Strategis TI(b) PO2. Menetapkan arsitektur sistem informasi(c) PO3. Menetapkan arah teknologi(d) PO4. Menetapkan proses TI, organisasi dan hubungannya(e) PO5. Mengatur investasi TI(f) PO6. Mengkomunikasikan tujuan dan arahan manajemen(g) PO7. Mengelola sumberdaya manusia(h) PO8. Mengatur kualitas(i) PO9. Menilai dan mengatur resiko TI(j) PO10 Mengatur Proyek

2. Acquire and Implement (AI), merealisasikan strategi TI yang sudah diren-canakan, beserta solusi TI yang diperoleh, diimplementasikan dan diinte-grasikan ke dalam proses bisnis organisasi. Domain AI terdiri dari proses:(a) AI1. Identifikasi solusi-solusi otomatis(b) AI2. Mendapatkan dan memelihara perangkat lunak aplikasi(c) AI3. Mendapatkan dan memelihara infrastruktur teknologi(d) AI4. Menjalankan operasi dan menggunakannya(e) AI5. Pengadaan sumber daya TI(f) AI6. Mengelola perubahan(g) AI7. Instalasi dan akreditasi solusi serta perubahan

3. Deliver and Support (DS), domain ini menitik beratkan pada dukungan danlayanan teknologi informasi pada bisnis, mulai dari penanganan keamanan,kesinambungan, dukungan bagi pengguna dan manajemen data. DomainDS terdiri dari proses:(a) DS1. Menetapkan dan mengatur tingkat layanan(b) DS2. Pengaturan layanan dengan pihak ketiga(c) DS3. Mengatur kinerja dan kapasitas(d) DS4. Memastikan ketersediaan layanan(e) DS5. Memastikan keamanan sistem

12

(f) DS6. Identifikasi dan biaya tambahan(g) DS7. Mendidik dan melatih user(h) DS8. Mengelola bantuan layanan dan insiden(i) DS9. Mengatur konfigurasi(j) DS10. Mengelola masalah(k) DS11. Mengelola data(l) DS12. Mengelola fasilitas

(m) DS13. Mengelola operasi4. Monitor and Evaluate (ME). Pada domain ini akan ditekankan kepada pent-

ingnya semua proses TI perlu diakses secara berkala untuk menjaga kuali-tas dan kesesuaian dengan standar yang telah ditetapkan baik pengawasan,penilaian, dan evaluasi agar proses TI berjalan dengan baik. Domain MEterdiri dari proses:(a) ME1. Monitor dan Evaluasi Kinerja TI(b) ME2. Monitor dan Evaluasi Pengendalian Internal(c) ME3. Mendapatkan jaminan independent(d) ME4. Penyediaan untuk tatakelola TI

2.9 COBIT 4.1 Process Assessment Model (PAM)Salah satu model penilaian dalam tata kelola TI yang diterapkan COBIT 4.1

adalah Process Assessment Model (PAM) yang berdasarkan pada ISO/IEC 15504.Berbeda dengan COBIT 4.1 Maturity Model (MM), PAM dikembangkan untukmengatasi kebutuhan untuk penilaian berbasis proses COBIT untuk meningkatkanketelitian dan keandalan ulasan proses IT (ISACA, 2011).

Process Assesment Model (PAM) menggunakan kerangka kerja yang miripdengan konsep Maturity Model. Namun terdapat perbedaan dalam skala penguku-rannya. Pada Process Assessment Model (PAM), Level kapabilitas 1 sudah meru-pakan suatu pencapaian yang penting bagi organisasi. Proses pada PAM level 1menunjukkan tujuan dari proses sudah tercapai. Pada COBIT 4.1 maturity model,sebuah proses bisa mencapai level 1 atau level 2 tanpa pencapaian kriteria secarapenuh. Ini menunjukkan bahwa pengukuran menggunakan PAM akan memberikannilai yang lebih rendah daripada maturity model.

Pengggunaan PAM ini akan memberikan atribut pengukuran yang lebih detiluntuk menentukan proses yang akan diukur. Hal ini menunjukkan bahwa PAM le-bih kuat dibandingkan maturity model yang hanya menyediakan beberapa deskripsipernyataan per maturity level. Keuntungan penggunaan PAM adalah kepastian bah-wa proses yang diukur benar-benar mencapai tujuannya dan memberikan hasil yang

13

diharapkan.

2.9.1 Capability ModelCapability model dapat dihitung dengan mengisi tabel Capability model

berdasarkan 34 proses TI COBIT. Tabel ini berisi pertanyaan yang ada pada tiapproses dan tingkatan kematangan memiliki bobot yang berbeda. Level Kapabilitasdan Atribut Proses bisa dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Level Kapabilitas dan Atribut Process

Figure-4 Capability Levels and Atribute Process

Process Atribute IDCapability levels and Process AtributeLevel 0 (Incomplete Process)

PA 1.1Level 1 (Performance Process)Process PerformanceLevel 2(Manage Process)

PA 2.1 Performance Management

PA 2.2Work Product ManagementLevel 3 (Established Process)

PA 3.1 Process Definition

PA 3.2Process DeploymentLevel 4 (Predictable Process)

PA 4.1 Process Measurement

PA 4.2Process ControlLevel 5 (Optimising Process)

PA 5.1 Process InnovationPA 5.2 Continous Optimization

Peringkat Skala melibatkan level – level berikut ini (ISACA, 2011):1. Level 0 (Incomplete Process)

Pada level ini, proses tidak diterapkan atau gagal untuk mencapai tujuanprosesnya. Hanya ada sedikit bukti atau tidak ada sama sekali bukti darisetiap pencapaian sistematis tujuan proses.

2. Level 1 (Performed Process)Proses yang diimplementasikan sudah mencapai tujuan prosesnya.

3. Level 2 (Manage Process)Process yang sebelumnya sudah dilaksankan dan dikelola (direncanakan,dimonitor, dan disesuaikan) dan produk kerja secara tepat ditetapkan, dik-endalikan, dan dipelihara.

4. Level 3 (established Process)Setelah proses sebelumnya dilaksanakan, sekarang diterapkan menggunkan

14

proses terdefinisi yang mampu mencapai tujuan proses yang diinginkan.5. Level 4 (Predictable Process)

Setelah established Process dilaksankan, selanjutnya beroperasi di dalambatasan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan proses.

6. Level 5 (Optimising Process)Setelah Predictable Process dilaksanakan, selanjutnya terus ditingkatkansecara terus – menerus untuk memenuhi tujuan terkait kondisi bisnis saatini.

2.9.2 Skala PenilaianSetiap atribut dinilai menggunakan standar penilaian ISO/IEC 15504. Peni-

laian terdiri dari:1. N (Not achieved)

Hanya ada satu bukti atau tidak ada bukti pencapaian atribut tertentu padaproses yang dinilai (0 - 15).

2. P (Partially achieved)Terdapat beberapa bukti yang mendekati dan beberapa pencapaian atributtertentu pada proses yang dinilai. Beberapa proses pencapaian tersebut tidakbisa diprediksi (15 – 50).

3. L (Largely achieved)Terdapat bukti yang secara sistematis mendekati dan pencapaian yang sig-nifikan terhadap atribut tertentu pada proses yang dinilai. Beberapa kelema-han terkait atribut mungkin muncul pada proses yang dimilai (50 – 85).

4. F (Fully achieved)Terdapat bukti yang lengkap dan secara sistematis mendekati serta atributtertentu pada proses yang dinilai telah tercapai seluruhnya. Tidak adakelemahan yang signifikan berkaitan dengan atribut pada proses yang dinilai(85 – 100).Penilaian tingkat kematangan dengan menggunakan model ini akan mem-

berikan hasil yang lebih tepat dan lebih teliti bila dibandingkan dengan hasil peng-ukuran maturity model. Missal penilaian pada maturity model menghasilkan nilai 3kemudian proses yang sama dinilai dengan model ini biasanya akan menjadi 1.

2.10 Menentukan Tingkat KapabilitasTingkat kapabilitas proses ditentukan oleh apakah level atribut telah men-

capai Fully Achieved (F) atau Largely Achieved (L) dan apakah proses untuk levelyang lebih rendah telah tercapai sepenuhnya atau Fully Achieved (F). Jika nilai ka-pabilitas level mencapai skala Largely Achieved (L) atau Fully Achieved (F), maka

15

pengukuran akan dilanjutkan ke level selanjutnya. Akan tetapi, jika nilai kapabilitaslevel tidak mencapai skala L atau F, maka penilaian akan dihentikan. Jika nilai ke-seluruhan organisasi pada level proses tertentu tidak mencapai nilai L atau F, walauterdapat beberapa base practice dan work product yang lengkap maka organisasitetap tidak bisa naik ke level berikutnya (Putri, 2016).

Untuk mencapai tingkatan level tertentu, seluruh atribut level yang dini-lai harus memiliki rating Largely Achieved atau Fully Achieved dan level atributdibawahnya harus bernilai memiliki rating Fully Achieved (F) (Nurdiana dan Surya-di, 2018). Untuk menentukan tingkatan level dan peringkat apa saja yang diper-lukan pada tingkat kapabilitas bisa dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Penentuan Tingkat Kapabilitas

Scale Process Atribut RatingLevel 1 Process Performance Largely or FullyLevel 2 Process Performance Fully

Performance Management Largely or FullyWork Product Management Largely or Fully

Level 3 Process Performance FullyPerformance Management FullyWork Product Management FullyProcess Definition Largely or FullyProcess Deployment Largely or Fully

Level 4 Process Performance FullyPerformance Management FullyWork Product Management FullyProcess Definition FullyProcess Deployment FullyProcess Measurement Largely or FullyProcess Control Largely or Fully

Level 5 Process Performance FullyPerformance Management FullyWork Product Management FullyProcess Definition FullyProcess Deployment FullyProcess Measurement FullyProcess Control FullyProcess Innovation Largely or FullyProcess Optimization Largely or Fully

16

2.11 Perbedaan COBIT 4.1 Process Assessment Model (PAM ) Dengan CO-BIT 4.1 Maturity ModelMenurut ISACA (2011), Model penilaian proses COBIT 4.1 menggunakan

process assessment model yang mirip dalam terminologi untuk model maturity yangdikembangkan untuk masing-masing dari 34 proses TI COBIT 4.1 yang disebutsebagai model maturity COBIT 4.1. Namun ada perbedaan antara 2 model ini,yaitu:

1. COBIT 4.1 Maturity Model menggunakan skala dari Software EngineeringInstitute (SEI) Capability Maturity Model (a precursor to SEI CapabilityMaturity Model Integration [CMMI]).

2. COBIT 4.1 Maturity Model didasarkan pada seperangkat persyaratan yangditentukan untuk setiap proses. Hal ini secara luas didasarkan pada modelmaturity yang bersifat generik/umum yang terkandung dalam COBIT 4.1.Namun, tidak tepat jika didefinisikan untuk penilaian yang ketat.

3. COBIT 4.1 PAM menggunakan skala yang digunakan dari ISO / IEC 15504.4. Inti utama dari perbedaan ini adalah bahwa hasil penilaian (dalam hal ting-

kat) mungkin berbeda karena COBIT 4.1 PAM memiliki kriteria yang le-bih tepat daripada COBIT 4.1 Maturity Model. Meskipun ada kemungkinanbahwa proses akan dinilai pada tingkat yang sama di bawah dua pendekatan,kemungkinannya adalah bahwa proses akan mendapatkan peringkat yanglebih rendah di bawah penilaian yang dilakukan terhadap model penilaianproses COBIT 4.1.

2.12 RACI ChartRACI Chart atau biasa dikenal sebagai RACI Matrix, menjelaskan peran

dan tanggung jawab individu organisasi/perusahaan, memastikan bahwa tidak adakerancuan tugas pada setiap individu. Grafik RACI juga menghilangkan duplikasiusaha dan kebingungan dengan menetapkan kepemilikan yang jelas untuk setiap tu-gas atau keputusan (Rolling Meadows, 2007). Dalam setiap proses domain COBIT4.1, terdapat RACI Chart yang menunjukkan siapa saja yang terlibat dalam setiapproses, seperti digambarkan pada proses DS10 pada Tabel 2.3

17

Tabel 2.3. RACI DS10

Aktivitas CE

O

CFO

Bus

ines

sExe

cutiv

e

CIO

Bus

ines

sPro

cess

Ow

ner

Hea

dO

pera

tion

Chi

efA

rchi

tec

Hea

dD

eplo

ymen

t

Hea

dIT

Adm

inis

trat

ion

PMO

Com

pila

nce,

Aud

it,R

isk,

and

Secu

rity

Prob

lem

Man

ager

Identify and classifyproblems

I I C A C C I R

Perform root cause anal-ysis

I C C A/R

Resolve problems C A R R R C CReview the status of theproblems

I I C A/R C C C C R

Issue recomendation forimprovement, and createrelated RFC

I A I I I R

Maintain problems I I I I A/R

Sel di dalam model RACI atau grafik diisi berdasarkan kriteria berikut:1. R (Responsible)

Orang yang berkewajiban sebagai pelaksana pekerjaan. Harus ada huruf“R” disetiap baris RACI Chart.

2. A (Accountable)Orang yang bertanggung jawab dan berhak membuat keputusan. Huruf “A”boleh tidak ada di baris RACI Chart, namun tidak boleh lebih dari 1

3. C (Consulted)Orang yang harus di hubungi untuk membantu pengambilan keputusan. Hu-ruf “C” bisa dibuat sebanyak yang dibutuhkan pada setiap barisnya.

4. I (Informed)Orang yang harus diberitahu ketika keputusan dibuat atau suatu pekerjaansudah selesai. Huruf “I” bisa dibuat sebanyak yang dibutuhkan pada setiapbarisnya.

18

2.13 Proses DS10 (Manage Problem)Manajemen masalah yang efektif memerlukan identifikasi dan klasifikasi

masalah, analisis akar masalah dan penyelesaian masalah. Proses manajemenmasalah juga mencakup perumusan rekomendasi untuk perbaikan, pemeliharaancatatan masalah dan peninjauan status tindakan korektif. Agar permasalahan tidakberdampak buruk pada kinerja layanan TI suatu organisai maka permasalahan pen-erapan TI harus dapat dicegah dan diatasi dengan baik (Putra, 2010). Proses ma-najemen masalah yang efektif memaksimalkan ketersediaan sistem, meningkatkantingkat layanan, mengurangi biaya, dan meningkatkan kenyamanan dan kepuasanpelanggan (Rolling Meadows, 2007). Pada proses ini terdapat beberapa kontrolobjektif sebagai berikut:

1. DS10.1 Identification and Classification of ProblemsMenerapkan proses untuk melaporkan dan mengklasifikasikan masalahyang telah diidentifikasi sebagai bagian dari manajemen insiden. Langkah-langkah yang terlibat dalam klasifikasi masalah mirip dengan langkah-langkah dalam mengklasifikasikan insiden; mereka menentukan kategori,dampak, urgensi dan prioritas. Kategorikan masalah yang sesuai ke dalamgrup atau domain terkait (mis., Perangkat keras, perangkat lunak, perangkatlunak pendukung). Kelompok-kelompok ini mungkin cocok dengan tang-gung jawab organisasi pengguna dan basis pelanggan, dan harus menjadidasar untuk mengalokasikan masalah untuk mendukung staf.

2. DS10.2 Problem Tracking and ResolutionPastikan bahwa sistem manajemen masalah menyediakan fasilitas audit trailyang memadai yang memungkinkan pelacakan, menganalisis dan menen-tukan akar penyebab semua masalah yang dilaporkan dengan mempertim-bangkan:(a) Semua item konfigurasi terkait(b) Masalah dan insiden yang luar biasa(c) Kesalahan yang diketahui dan dicurigai(d) Pelacakan kecendrungan masalah

Identifikasi dan mulai solusi yang berkelanjutan untuk mengatasi akarpermasalahan, ajukan permintaan perubahan melalui proses manaje-men perubahan yang telah ditetapkan. Sepanjang proses resolusi, ma-najemen masalah harus mendapatkan laporan rutin dari manajemenperubahan pada kemajuan dalam menyelesaikan masalah dan kesala-han. Manajemen masalah harus memantau dampak berkelanjutan darimasalah dan kesalahan yang diketahui pada layanan pengguna. Jika

19

dampak ini menjadi parah, manajemen masalah harus meningkatkanmasalah, mungkin merujuk ke dewan yang sesuai untuk meningkatkanprioritas (RFC atau untuk menerapkan perubahan mendesak yang s-esuai. Memantau kemajuan penyelesaian masalah terhadap SLA.

3. DS10.3 Problem ClosureMenempatkan prosedur untuk menutup catatan masalah baik setelah konfir-masi berhasil menghilangkan kesalahan yang diketahui atau setelah kesepa-katan dengan bisnis tentang cara alternatif menangani masalah.

4. DS10.4 Integration of Configuration,Incident and Problem ManagementMengintegrasikan proses terkait konfigurasi, insiden dan manajemenmasalah untuk memastikan manajemen masalah yang efektif dan memung-kinkan perbaikan.Proses berfokus pada pencatatan, pelacakan dan penyelesaian masalah ope-

rasional; menyelidiki akar penyebab dari semua masalah yang signifikan danmenentukan solusi untuk masalah pengoperasian yang teridentifikasi. Pada prosesini terdapat 6 Base Practices (BPs) sebagai berikut (ISACA, 2011):

1. Identifikasi dan klasifikasikan masalah2. Melakukan analisis akar masalah3. Selesaikan masalah4. Periksa status masalah5. Memberikan rekomendasi perbaikan dan buat RFC terkait6. Mempertahankan catatan masalah

2.14 GAP AnalisisUntuk mencapai tingkat yang diharapkan maka perlu analisis GAP dalam

melakukan pengidentifikasian kegiatan atau perbaikan yang perlu dilakukan(Azizah, 2017). GAP juga bertujuan untuk memberikan kemudahan dalammelakukan perbaikan tata kelola TI sehingga bisa diketahui proses – proses manasaja yang perlu dilakukan perbaikan (Chandra, 2018). GAP diperoleh sesuaipersamaan yaitu tingkat yang diharapkan dikurangi dengan tingkat saat ini. Untuklebih jelasnya bisa dilihat pada rumus yang ada dibawah ini.GAP = (x – y)Keterangan:x = tingkat yang diharapkany = tingkat saat ini

20

2.15 Profil Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi RiauRSJ Tampan Provinsi Riau pembentukannya berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor 350/Men. Kes/ SK/ VII/ 1984 tanggal 5 Juli 1984dengan nama RS Jiwa Pusat Pekanbaru Kelas B dan diresmikan oleh Menteri Kese-hatan Tahun 1985. Persiapan fisik gedungnya sudah dimulai sejak tahun anggaran1980/1981 melalui proyek peningkatan pelayanan kesehatan jiwa Provinsi Riau.Dan saat itu ada beberapa bangunan yang sudah selesai antara lain ruangan polik-linik dan 2 (dua) buah ruang rawatan dengan kapasitas masing-masing

Pada tahun anggaran 1985/ 1986 Rumah Sakit Jiwa Pekanbaru sudah bisadioperasikan secara penuh, baik untuk pelayanan pasien dan perkantoran. Padatahun anggaran 1986/ 1987 ada peningkatan jumlah kapasitas tempat tidur men-jadi 108 TT dan telah mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat berupapelayanan rawat jalan, rawat nginap, rehabilitasi, pemeriksaan psikometri, laborato-rium sederhana, pemeriksaan elekromedik, sarana farmasi, integrasi kesehatan jiwake RSU Kabupaten, Penyuluhan kesehatan jiwa kepada masyarakat dan beberapakerjasama lintas sektoral.

Sejak otonomi daerah, RS Jiwa Tampan Provinsi Riau diserahkan kepa-da Pemerintah Daeah Provinsi Riau berdasarkan Surat keputusan MenkesINomor:909/MENKES/SK/VIII/2001 tentang pengalihan kelembagaan beberapaunit pelaksana teknis di lingkungan Departemen Kesehatan Satuan Kerja PerangkatDaerah (SKPD) pada tanggal 23 Agustus 2001. Berdasarkan Keputusan MenteriKesehatan Nomor 889/MENKES/SK/VI/2003 tentang Peningkatan Kelas RS JiwaPekanbaru dari kelas B menjadi Kelas A. Dan Keputusan Gubernur Riau tanggal9 Agustus 2005 diberi nama Rumah Sakit Tampan. Berdasarkan Perda Nomor 8Tahun 2002 tentang SOTK RS Tampan kembali diberi nama Rumah Sakit JiwaTampan. RS Jiwa Tampan Provinsi Riau mempunyai luas lahan 110,016 M dan ter-pakai 7612 M terdiri dari Jalan, parkir, selasar, bangunan, parkir, taman, lapangantenis dan laim-lain. Dan sekarang RS Jiwa Tampan telah memiliki 7 ruang perawat-an dengan kapasitas 182 TT.

2.15.1 Visi, Misi, dan Moto Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi RiauAdapun visi dan misi yang ada pada Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi

Riau adalah sebagai berikut:1. Visi

Terwujudnya rumah sakit jiwa tampan sebagai pusat rujukan pelayanannkesehatan jiwa dan penanggulangan narkoba yang profesional dan berbasismasyarakat terbaik sesumatra tahun 2020.

21

2. MisiAdapun misi dari Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau, yaitu:(a) Mengembangkan dan meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa se-

cara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang profesional danberbasis masyarakat.

(b) Mengembangkan dan meningkatkan penanggulangan narkoba sebagaiprogram unggulan.

(c) Memberikan pelayanan pada penderita HIV/AIDS sebagai dampakpelayanan narkoba.

(d) Memberikan pelayanan untuk tumbuh kembang anak.(e) Memberikan pelayanan kesehatan jiwa secara elektrik dan holistik un-

tuk mendapatkan sember daya manusia (SDM) yang berkualitas.(f) Memberikan kesan pada masyarakat bahwa Rumah Sakit Jiwa Tampan

merupakan pusat pelayanan kesehatan sesuai dengan spesialisasi yangada.

3. MottoE= Etos Kerja TinggiM= ManusiawiP= ProfesionalA= AmanahT= Tanggung JawabI= Ikhlas

2.15.2 Struktur OrganisasiSruktur organisasi Rumah sakit Jiwa Tampan Pekanbaru (RSJ Tampan)

Provinsi Riau bisa dilihat pada Gambar 2.4.

22

Gambar 2.4. Struktur Organisasi RSJ Tampan Provinsi Riau

2.16 Penelitian TerdahuluSalah satu penilaian dalam manajemen TI yang diterapkan oleh COBIT 4.1

adalah Process Assesment Model. Model ini memberikan penilaian sejauh mana

23

pencapaian kapabilitas proses yang telah dilakukan di Rumah Sakit Jiwa TampanProvinsi Riau dalam mengimplementasikan sistem informasinya. Setelah menge-tahui sejauh mana posisi kapabilitas proses saat ini, kemudian kita bisa merekomen-dasikan bagaimana cara menyelesaikan masalah yang ada dan juga meningkatkanlevel kapabilitas proses dari sistem informasi pergudangan. Karena semakin baiklevel kapabilitas proses yang dicapai maka kinerja dan pengelolaan suatu sisteminformasi akan lebih baik pula.

Penelitian terdahulu yang yang menggunakan framework COBIT 4.1 adalahpenelitian yang dilakukan oleh Fanino Maydardo dkk pada tahun 2012 denganjudul penelitian “ Perancangan Tata Kelola Teknologi Informasi Untuk PerencanaanDan Organisasi TI Dengan Menggunakan COBIT 4.1 Studi Kasus Rumah SakitXYS Surabaya” ISBN: 978-602-97491-4-4. Pada penelitian ini mereka focus padadomain strategi perencanaan IT (PO1), mendefinisikan proses TI, organisasi, danhubungannya (PO4) manajemen projek (PO10), monitor dan evaluasi performa TI(ME1), dan domain menyediakan tata kelola TI(ME4). Hasil dari penelitian iniadalah rumah sakit XYZ Surabaya memprioritaskan proses strategi perencanaan TI(PO1) dari lima plihan proses (PO1, PO4, PO10, ME 1, ME4).

Penelitian yang dilakukan oleh Azizah (2017) dengan judul penelitian“Audit Sistem Informasi Menggunakan Framework COBIT 4.1 pada E-LearningUNISNU Jepara”.ISSN:2252-4983. Pada penelitian ini peneliti fokus pada domaindeliver and support khusus pada proses DS3, DS5, DS7, DS9, DS10, DS11, danDS13. Hasil dari penelitian ini adalah proses audit sistem informasi terhadap e-learning yang berjalan UNISNU Jepara memiliki tingkat kematangan pada level 4yang berarti sudah terukur dan teringtegrasi antar proses yang berlangsung. AnalisaGAP antara kondisi yang diharapkan dengan kondisi saat ini rata –rata adalah 0,6dengan rekomendasi perbaikannya ditekankan pada peningkatan keamanan sistemdan memberikan pelatihan dan sosialisasi yang lebih intens agar keberlangsungane-learning dapat maksimal.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Agusriandi (2014) yang membahas me-ngenai Analisis Maturity Level Sistem Informasi Perpustakaan dengan FrameworkCOBIT 4.1 pada Perpustakaan Universitas Islam Riau. Dalam pembahasannyaperpustakaan Univerisya Islam Riau (UIR) Telah menggunakan Senayan sebagaiSistem Informasi Perpustakaan. Sejak tahun 2009 hingga sekarang. Dalam men-jalankan proses bisnisnya terdapat kendala seperti kurangnya kesadaran (Manage-ment Awareness) dari pihak Top Manajemen dalam memaksimalkan pemanfaatanSistem Informasi Perpustakaan (Senayan). Agar penggunaan Sistem Informasi Pe-pustakaan selaras dengan proses bisnis, perlu adanya analisis terhadap sistem ini

24

agar dapat mengarahkan dan mengendalikan instansi dalam pencapaian tujuannya.Metode yang digunakan dalam menganalisis menggunakan pendekatan best prac-tice COBIT 4.1. COBIT (Control Objectives For Information and Related Technol-ogy) merupakan suatu pendekatan best practice untuk mengukur keselarasan tatakelola teknologi informasi terhadap proses dan tujuan bisnis organisasi, dalam halini adalah Perpustakaan UIR. Sehingga pada akhir penelitian ini, akan diperolehmaturity level pada Sistem Informasi Perpustakaan UIR (Senayan). Dengan meng-gunakan teknik sampling jenuh sebanyak 10 orang yang dianggap bertanggung-jawab atas pengelolaan Senayan, dilakukan formulasi sesuai dengan COBIT 4.1,maka diperoleh Maturity Level pada Sistem Informasi Perpustakaan (Senayan) U-niversitas Islam Riau berada pada Level 3 yaitu ditetapkan (Defined). Artinya peng-ukuran Sistem Informasi Perpustakaan Universitas Islam Riau berada pada tingkatketiga yaitu ditetapkan (Defined), pada Level tersebut pemanfaatan Sistem Infor-masi Perpustakaan sudah cukup maksimal dijalankan, namun untuk monitoring danevaluasi masih kurang terlaksana. Implementasi masih tergantung pada individuapakah mau mengikuti IV-2 prosedur atau tidak. Gap yang ditimbulkan dari hasilperolehan maturity level dan target yang ingin dicapai adalah sebesar 1,834. Un-tuk mengatasi gap tersebut, maka ditentukan strategi informasi guna mengatasi gaptersebut. Hasil ini digunakan sebagai rekomendasi bagi manajemen dalam upayameningkatkan kinerja Sistem Informasi Perpustakaan UIR kedepannya.

25

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Untuk memudahkan dalam menjelaskan proses demi proses yang di-lakukan dalam penelitian, maka proses alur penelitian disajikan pada Gambar 3.1.Metodologi penelitian terdiri dari 6 (enam) tahapan.

Gambar 3.1. Metodologi Penelitian

3.1 Tahap Identifikasi MasalahPada tahap ini ditentukan tujuan atau sasaran penelitian dari organisasi ser-

ta permasalahan yang ada. Tempat penelitian adalah Rumah Sakit Jiwa TampanPekanbaru Provinsi Riau dan subyek penelitian adalah Sistem Informasi RumahSakit (SIMRS). Masalah penelitian didapatkan setelah melakukan observasi dan

wawancara dengan Pegawai atau Admin dari SIMRS, dari permasalahan terse-but dirumuskan suatu pertanyaan penelitian yakni: ”Sejauh mana tingkat kapa-bilitas penggunaan SIMRS Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru Provinsi Riauberdasarkan Cobit 4.1 PAM pada proses Deliver and Support 10 (Manage Prob-lem) dan rekomendasi apa saja yang dapat diberikan?”

Hasil dari tahap pendahuluan ini adalah judul proposal tugas akhir. Setelahjudul dapat, maka lanjut ketahap berikutnya, yaitu tahap perencanaan.

3.2 Tahap PerencanaanPada tahap ini dilakukan dengan menentukan jenis penelitian yang di-

lakukan pada pengukuran proses Deliver and Support, serta menentukan metodepengumpulan data, studi pustaka untuk mencari data dari masalah Deliver and Sup-port, dan melakukan pengamatan untuk memperoleh informasi-informasi tentangkeadaan Deliver and Support pada objek penelitian, sehingga dapat mengidenti-fikasi permasalahan yang dihadapi oleh objek penelitian. Pada tahap ini terdiri dari4 tahap, yaitu:

1. Menentukan Topik Tugas AkhirMencari dan membaca jurnal/paper penelitian terdahulu untuk mendapat-kan gambaran topik untuk judul, serta mendatangi bakal tempat penelitian.Dalam hal ini dipilih topik tentang audit dalam ruang lingkup teknologi in-formasi. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah menentukan topik per-masalahan yang akan dibahas pada penelitian tugas akhir ini. Adapun topikdalam penelitian tugas akhir ini adalah bagaimana Menganalisa Sistem In-formasi Menggunakan Framework COBIT 4.1 pada domain proses Deliverand Support Process Assessment Model (PAM).

2. Menentukan Objek PenelitianKegiatan kedua dalam tahapan pendahuluan ini adalah menentukan objekpenelitian. Dengan berbagai pertimbangan, maka lokasi yang dipilih adalahSistem Informasi Rumah sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau (SIMRS).

3. Menentukan Data yang DiperlukanAdapun data-data yang dikumpulkan pada saat penelitian adalah menen-tukan data sekunder dan primer, adapun data-data tersebut adalah:(a) Data Primer

Data primer adalah data yang secara langsung kita ambil dari sum-ber aslinya, melalui narasumber yang tepat dan yang kita jadikan res-ponden dalam penelitian kita. Adapun data primer dari penelitian iniadalah tentang metodologi analisa data tingkat kapabilitas, kekurangan

27

dan permasalahan apa saja yang terjadi di Sistem Informasi Rumahsakit Jiwa Tampan Provinsi Riau (SIMRS). Pada penulisan laporan inidata primer didapat langsung dari observasi, wawancara dan penye-baran kuesioner di Rumah sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau.

(b) Data SekunderData sekunder adalah data yang sudah tersedia, sehingga kita tinggalmencari dan mengumpulkan. Adapun data sekunder yang diperolehpenulis adalah data dari buku-buku, jurnal dan informasi dari internetyang berhubungan dengan pengukuran tingkat kapabilitas Deliver andSupport menggunakan COBIT.

4. Menentukan Framework atau MetodeSetelah menetapkan data yang dibutuhkan, maka perlu ditetapkan teknikanalisis tingkat kapabilitas yang akan digunakan pada penelitian ini. Ada-pun metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode COBIT 4.1berdasarkan e-book Process Assessment Model (PAM). Model penilaian ka-pabilitas proses pada COBIT 4.1 berdasarkan pada ISO/IEC 15504, standarmengenai Software Engineering dan Process Assessment Model (PAM) inimengukur performansi tiap-tiap proses tata kelola (EDMbased) atau pro-ses manajemen (PBRM based), dan dapat mengidentifikasi area-area yangperlu untuk ditingkatkan performansinya.Analisis tingkat Kapabilitas digunakan untuk menganalisa nilai tingkat Ka-pabilitas tata kelola IT untuk proses Deliver and Support saat ini padaRumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru Provinsi Riau.

3.3 Tahap Pengumpulan DataPada tahap ini penulis melakukan pengumpulan data di Rumah Sakit Jiwa

Tampan Pekanbaru Provinsi Riau. Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukandengan beberapa teknik. Adapun teknik dan data yang dikumpulkan adalah sebagaiberikut:

1. ObservasiObservasi ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru ProvinsiRiau untuk mengamati keadaan sesuai dengan topik yang akan diteliti.

2. WawancaraPada tahap pengumpulan ini, penulis melakukan wawancara terhadap ad-min pada Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru Provinsi Riau. Wawancarayang dilakukan oleh penulis focuses interview, yakni responden diwawan-cara dalam waktu yang pendek. Wawancara dilakukan dalam suasana yang

28

tidak formal dengan pertanyaan- pertanyaan yang terkait dengan penggu-naan SIMRS. Untuk hasil wawancara dengan narasumber bisa dilihat pada(lampiran A)

3. Studi PustakaStudi pustaka dilakukan untuk menambah referensi data sebagai pendukungpermasalahan pada penelitian ini.

4. Penentuan RespondenSebelum menyebarkan kuesioner, maka ditentukan terlebih dahulu respon-den yang mengisi kuisioner tersebut dari diagram RACI chart. Berikutmerupakan identifikasi RACI chart DS10 yang telah dikonversikan denganstruktur organisasi Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau.RACI chart DS10 berdasarkan struktur organisasi Rumah Sakit Jiwa Tam-pan Provinsi Riau bisa dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 3.1. RACI Chart Proses DS10

Aktifitas Dir

ektu

rU

tam

a

Kep

ala

R.M

edis

Kep

ala

SIM

RS

Adm

inSI

MR

S

Identifikasi dan gambarkan masalah I C A RMelakukan analisis akar masalah I C A RMenyelesaikan masalah I C A RMeninjau status masalah I C A RBerikan rekomendasi untuk perbaikan, dan buat RFC terkait I A C RMenjaga catatan masalah I A I R

5. KuisionerKuesioner dalam penelitian ini dirancang untuk mngetahui tingkat Kapabili-tas penggunaan SIMRS dengan melihat tanggapan pengguna dan pembuatansaran teknologi informasi. Dalam pembuatan kuisioner harus didasarkanpada IT Proses atau domain proses yang telah dipilih. Pada penelitian inidomain proses yang digunakan adalah Domain Proses DS10 (Manage Prob-lem) (Ambarwati dan Rusady, 2017). Adapun tekhnik pengolahan datayang dipakai yaitu pengolahan data secara kualitatif yaitu melalui wawan-cara yang dilakukan dengan responden dan kuantitatif dimana data yangdiperoleh dari kuisioner dilakukan kegiatan editing (pemeriksaan data yangsudah terkumpul), coding (pendirian kode pada setiap data), dan tabulating(memasukkan data yang sudah dikumpulkan dalam tabel-tabel).

29

3.4 Tahap AnalisaTahap analisis evaluasi Sistem Informasi Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekan-

baru Provinsi Riau (SIMRS) menggunakan metode COBIT 4.1, yaitu analisa tingkatkapabilitas (Capability Level).

Tahapan analisis pada penelitian ini adalah Analisis Pengukuran yang se-dang berjalan dengan menggunakan metode COBIT 4.1 Process Assessment Model(PAM) sebagai kerangka kerja untuk mengetahui dan menggambarkan kebutuhanmanajemen yang berkaitan dengan TI. Analisa pengukuran level kapabilitas iniberdasarkan hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden. Data yang telah diper-oleh selanjutnya dilakukan perhitungan level kapabilitas pada setiap subdomain.Tahap selanjutnya menganalisis nilai dari level kapabilitas, dengan tujuan menge-tahui tingkat kapabilitas terhadap tata kelola teknologi informasi secara keseluruhanpada Sistem Informasi Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru Provinsi Riau meng-gunakan kerangka kerja COBIT 4.1.

3.5 Tahap RekomendasiPada tahap ini dirancang rekomendasi aktifitas sebagai tindakan perbaikan

terhadap permasalahan yang ada. Penentuan aktifitas-aktifitas mengacu pada pan-duan yang ada pada Process Assessment Model (PAM): Using COBIT R© 4.1. Hasildari rekomendasi aktifitas ini adalah berupa kebijakan dan prosedur yang dapat di-terapkan langsung pada teknologi informasi yang ada di Rumah Sakit Jiwa TampanPekanbaru Provinsi Riau.

3.6 Penulisan Laporan Tugas AkhirTahap dokumentasi merupakan tahapan dalam membuat laporan penelitian-

dari awal hingga akhir. Adapun tahapan yang dilakukan sebagai berikut:1. Melakukan konsultasi dengan pembimbing penelitian Konsultasi terhadap

pembimbing sangat diperlukan oleh penulis untuk memberikan saran dalamperbaikan-perbaikan pembuatan laporan penelitian.

2. Melengkapi laporan penelitian dari awal hingga akhir3. Selesai

30

BAB 5

PENUTUP

5.1 KesimpulanBerikut adalah kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan:

1. Pencapaian pada level 1 memiliki rating nilai sebesar 85,41 yang berartiskala ketercapaian berada pada kriteria Fully Achieved (F). Pencapaian le-vel 2 memiliki rating nilai sebesar 68,48 dan level 3 memiliki rating nilaisebesar 61,56 yang berarti skala ketercapaian pada level 2 dan level 3 ber-ada pada kriteria Largely Achieved (L). Pencapaian pada level 4 memilikirating nilai sebesar 47,08 dan pencapaian pada level 5 memiliki rating ni-lai sebesar 39,16 yang berarti skala ketercapaian pada level ini berada padakriteria Partially Achieved (P).

2. Proses pengelolaan masalah pada SIMRS Rumah Sakit Jiwa TampanProvinsi riau telah mencapai tingkat kapabilitas pada level 2 (Manage Pro-cess). Penentuan tingkatan level kapabilitas suatu organisasi yaitu ketikaatribut proses harus memiliki rating kriteria Fully Achieved (F) atau Large-ly Achieved (L) dan proses atribut untuk seluruh level dibawahnya harusmemilki rating kriteria Fully Achieved (F).

3. Berdasarkan hasil dari pengukuran yang telah didapatkan maka dibuatlahrekomendasi perbaikan agar organisasi dapat meningkatkan level kapabili-tas yang ingin dicapai.

5.2 SaranAdapun saran dari penulis untuk penelitian pada SIMRS Rumah Sakit Jiwa

Tampan Provinsi Riau selanjutnya yaitu:1. Menambahkan proses domain yang sesuai dengan pengelolaan SIMRS pa-

da domain Deliver and Support khususnya pada domain proses DS6 yaituuntuk mengidentifikasi dan penambahan biaya pada bagian SIMRS RumahSakit Jiwa Tampan Provinsi Riau.

2. Lebih baiknya dilakukan pengukuran tingkat kapabilitas pada domain lain-nya yaitu pada domain plan and Organise, khususnya pada domain prosesPO7 untuk pengelolaan sumber daya manusia pada bagian SIMRS RumahSakit Jiwa Tampan Provinsi Riau.

3. Jika menggunakan COBIT 5 sebaiknya menggunakana COBIT 4.1 terlebihdulu. Dalam penelitian ini telah menggunakan COBIT 4.1 sehingga bagusuntuk dilanjutkan menggunakan COBIT 5.

DAFTAR PUSTAKA

Agusriandi. (2014). Analisis marturity level sistem informasi perpustakaan dengan

framework cobit 4.1 pada perpustakaan universitas islam riau (Unpublisheddoctoral dissertation). Thesis, UIR.

Ambarwati, A., dan Rusady, R. (2017). Analisis implementasi teknologi informasipada domain deliver and support di pt. rdpi. Inform: Jurnal Ilmiah Bidang

Teknologi Informasi dan Komunikasi, 2(2).Azizah, N. (2017). Audit sistem informasi menggunakan framework cobit 4.1 pada

e-learning unisnu jepara. Simetris: Jurnal Teknik Mesin, Elektro dan Ilmu

Komputer, 8(1), 377–382.Chandra, A. (2018). Penerapan tata kelola teknologi informasi menggunakan

framework cobit 4.1 dengan model maturity level studi kasus di pt. telkom

witel indonesia (Unpublished doctoral dissertation). Thesis, UII.Davis, S. A., dan Martin, E. W. (1999). Managing information techmology: What

managers need to know: Instructor’s manual with test item file. PrenticeHall.

Fenny, F., dan Andry, J. F. (2017). Audit sistem informasi menggunakan frame-workcobit 4.1 pada pt. aneka solusi teknologi. Prosiding Semnastek.

Gondodiyoto, S. (2007). Audit sistem informasi+ pendekatan cobit. Jakarta: Mitra

Wacana Media.Gondodiyoto, S., dan Hendarti, H. (2003). Audit sistem informasi pendekatan

konsep. Jakarta: PT. Media Global Edukasi.Haag, S., dan Keen, P. (1996). Information technology: Tomorrow’s advantage

today. ERIC.ISACA. (2011). Cobit process assessment model (pam): Using cobit 4. 1. Author.Jayaraman, S. (2013). Why, when and how to migrate to cobit 5. COBIT focus, 3,

1–3.Jogiyanto, H. (2011). Sistem tata kelola teknologi informasi, edisi i penerbit andi

yogyakarta.Krisanthi, G. A. T., Sukarsa, I. M., dan Bayupati, I. P. A. (2014). Governance audit

of application procurement using COBIT framework. Journal of Theoretical

and Applied Information Technology, 59(2), 342–351.Megawati. (2014). Audit sistem informasi manajemen sekolah menggunakan

framework cobit 4.1 studi kasus pada SMK labir binaan FKIP UNRI. Sis-

tem Informasi, 6(2), 299–307.Megawati, M., dan Firnandi, R. (2017). Analisis perbandingan metode tam dan u-

taut dalam mengevaluasi penerimaan pengguna sistem informasi manajemenrumah sakit (simrs)(studi kasus: Rumah sakit jiwa tampan provinsi riau).Seminar Nasional Teknologi Informasi Komunikasi dan Industri, 299–307.

Nurdiana, D., dan Suryadi, A. (2018). Audit sistem informasi untuk meningkatkankapabilitas proses pada sistem informasi akademik di perguruan tinggi meng-gunakan cobit 4.1 berdasarkan iso/iec 15504. Matematika, 17(1).

Purwanto, L. A., dkk. (2017). Pengukuran tingkat kematangan tata kelola pengelo-

laan permasalahan sistem informasi menggunakan kerangka kerja cobit 4.1

(studi kasus: Sistem informasi akademik universitas muhammadiyah purwok-

erto) (Unpublished doctoral dissertation). Universitas Islam Indonesia.Putra, M. M. (2010). Manajemen masalah dalam pengelolaan infrastruktur teknolo-

gi informasi (studi kasus pada itenas). Dalam Seminar nasional aplikasi

teknologi informasi (snati).

Putri, R. E. (2016). Penilaian kapabilitas proses tata kelola ti berdasarkan prosesdss01 pada framework cobit 5. Jurnal CoreIT: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu

Komputer dan Teknologi Informasi, 2(1), 41–54.Rolling Meadows, I. (2007). Cobit 4.1: Framework; control objectives; manage-

ment guidelines; maturity models. IT Governance Institute.Sembiring, S. W., Mudjihartono, P., dan Rahayu, S. (2015). Evaluasi penerapan

teknologi informasi di pt. prudential indonesia menggunakan model cobitframework 4.1. Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF), 1(1).

Weber, R. (1999). Information system control and audit”, printice hall. Inc., Upper

Saddle River, NJ.

LAMPIRAN A

HASIL WAWANCARA

A.1 Wawancara 1Berikut adalah isi wawancara yang penulis lakukan dengan pihak Rumah

Sakit khususnya pada bagian SIMRS Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau.1. Sejak kapan SIMRS mulai diterapkan di RSJ Tampan Provinsi Riau?

SIMRS mulai diterapkan pada rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau padatahun 2015.

2. Siapa – siapa saja yang menjadi user dari aplikasi SIMRS?Yang menjadi user dari aplikasi SIMRS ini ada 5 jenis user yaitu RekamMedis, Perawat, Apotik, Kasir, dan Uum atau Gudang.

3. Apakah ada permasalahan dalam penggunaan SIMRS ini?Iya masih terdapat sedikit permasalahn yaitu adanya miss data atau kehi-langan data.

4. Apa penyebab dari kehilangan data tersebut?Penyebab dari kehilangan data tersebut adalah adanya user yang lambat ataulalai dalam melakukan penginputkan, jadi ketika menginputkan ada datayang tidak terinputkan.

5. Apakah ada resiko yang disebabkan oleh masalah tersebut?Sudah pasti ada. Resiko yang disebabkan oleh permasalahan tersebut men-gakibatkan kerugian financial terhadap pihak Rumah Sakit.

6. Permasalahan seperti apa yang bisa mengakibatkan kerugian financial bagiRumah Sakit tersebut?Permasalahan yang dimaksud adalah mengenai penginputan tindakan- tin-dakan yang dilakukan oleh perawat seperti tindakan partial care, asupan giz-i, pemakaian obat dan sebagainya. Terkadang terdapat user pada bagianperawat yang tidak langsung menginputkan data tentang tindakan-tindakanpelayanan yang dilakukan sehingga tidak semua tindakan tersebut tidak ter-inputkan sebagaimana mestinya yaitu ketika tindakan yang dilakukan se-banyak 5 tetapi hanya diinputkan oleh user 3 sehingga tagihan yang dibayaroleh pasien tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan.

7. Apakah kesalahan tersebut terjadi tidak hanya sekali?Iya, kesalan yang sama terjadi tidak hanya sekali. Dalam 1 bulan bisa terjadi3 kali kesalahan serupa.

8. Diantara ke 5 user yang telah disebutkan sebelumnya, apakah semua jenisuser tersebut melakukan kesalahan yang dimaksud?

Tidak semua jenis user tersebut melakukan hal yang serupa, tetapi user yangsering melakukan kesalahan serupa merupakan user pada bagian keper-awatan. Khususnya pada user yang rata – rata berumur diatas 45 tahun.

9. Apakah ada respon dari pihak manajemen atau atasan terhadap permasalah-an yang terjadi berulang – ulang tersebut?Pihak manajemen menganggap hal itu biasa karena permasalahan itu bersi-fat human error, jadi dianggap wajar kalau seseorang melakukan kesalahan.

10. Apakah ada tanggapan serius dari pihak atasan misalnya dengan mem-berikan punishment pada user yang telah melakukan kesalan serupa beru-lang – ulang?Adanya punishment itu tergantung pada kesalahan yang dilakukan, apakahkesalahan tersebut terlalu fatal atau tidaknya.

11. Apakah ada pelatihan yang diberikan kepada user dalam penggunaan sis-tem?Pelatihan itu Ada, tetapi pelatihan terlebih dahulu diajarkan kepada adminoleh pihak ketiga yang membuat sistem selanjutnya admin mengajarkankepada kelima user yang memakai SIMRS.

12. Pihak ketiga yang dimaksud itu siapa, bukannya sistem ini berasal daripusat?Seharusnya sistem ini memang berasal dari pusat, tapi sistem yang dika-sih dari pusat itu bukan sistem yang bisa langsung dipakai melainkan harusdikembangkan dulu. Sedangkan Rumah Sakit ini tidak memiliki program-mer yang bisa mengembangkan sistem, oleh sebab itu kami menyuruh pihakketiga untuk membuat sistem rumah sakit yang bisa langsung pakai.

A.2 Wawancara 2untuk wawancara berdasarkan base practice COBIT 4.1 bisa dilihat pada

Tabel A.1

A - 2

Tabel A.1. Wawancara Sesuai BP COBIT 4.1 DS10

No. GovernmentPractice

Pertanyaan Jawaban

1 DS10.1 Iden-tification andClassification ofProblems

Apakah instansitelah mener-apkan prosesuntuk pelaporandan pengidenti-fikasian masalahyang telah di-identifikasisebagai bagaiandari manajemenmasalah?

Instansi telahmenerapkanproses dalampelaporan danpengidenti-fikasian masalahdimana setiapkali ada masalahuser langsungmelaporkankepada staffSIMRS yang ke-mudian masalahtersebut langsungditindak.

2 DS10.2 ProblemTracking andResolution

Apakah instansitelah memastikanbahwa sistemmanajemenmasalah sudahmenyediakanfasilitas yangmemadai yangmemungkinkanpelacakan, men-ganalisis, danmenemukan akarpenyebab semuamasalah yangdilaporkan?

Instansi telahmenyediakanfasilitas terhadapsistem mana-jemen masalahakan tetapi fa-silitas tersebuttidak cukupmemadai sehing-ga pelacakan,dan analisa tidakterlalu berjalandengan baiksehingga perma-salahan serupasering terjadi.

A - 3

Tabel A.1 Wawancara Sesuai BP COBIT 4.1 DS10 (Tabel lanjutan...)

No. GovernmentPractice

Pertanyaan Jawaban

3 DS10.3 ProblemClosure

Apakah in-stansi telahmenenpatkanprosedur yangtepat menge-nai pencatatanmasalah untukmenghilangkankesalahan ten-tang alternativecara menanganimasalah yangtelah diketahui?

Prosedur bakubelum ada dite-tapkan karenaketika terjadimasalah haltersebut langsungditindak danjarang dilakukananalisa ulangpermalahan yangtelah terjadi.

4 DS10.4 Integra-tion of Configu-ration,Incidentand ProblemManagement

Apakah instansitelah menginte-grasikan denganbaik prosesterkait konfig-urasi, insiden,dan manajemenmasalah untukmemastikanmanajemenenmasalah yangefektif dan me-mungkinkanperbaikan?

Instansi tleahmelakukanpengintegrasianterkait konfig-urasi, insisen,dan manaje-men masalahnamun penginte-grasiannya belumterlalu signifikandikarenakanintstansi kurangmendukungproses mana-jemen masalahsalah satunyakurangnya danapada bagianSIMRS.

A - 4

LAMPIRAN B

FORM CEKLIS COBIT 4.1 PAM

Tabel B.1. Form Ceklis COBIT 4.1 PAM

No. Dokumen Ketersediaan1 SOP2 Dokumen RFC (Request for Change)3 Dokumen rekaman masalah4 Dokumen laporan kinerja proses5 Dokumen mengenai masalah yang

telah diketahui, kesalahan yang telahdiketahui dan solusi terhadap permasa-lahan

LAMPIRAN C

PHOTO CEKLIS DOKUMEN

Berikut adalah photo - photo bukti dari ceklist dokumen yang bisa dilihatpada Gambar C.1, Gambar C.2, Gambar C.3, Gambar C.4, Gambar C.5 dibawahini.

Gambar C.1. Dokumen 1

Gambar C.2. Dokumen2

Gambar C.3. Dokumen 3

Gambar C.4. Dokumen 4

C - 2

Gambar C.5. Dokumen RFC

C - 3

LAMPIRAN D

PERATURAN PENGGUNAAN SIMRS

Dalam penerapan SIMRS terdapat peraturan dari Menteri Kesehatan Repub-lik Indonesia Nomor 82 tahun 2013 tentang Sistem Informasi Manajemen RumahSakit.Menimbang:

1. Bahwa sesuai ketentuan pasal 52 ayat 1 UU No.44 Tahun 2009 tentangRumah sakit, setiap Rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelapo-ran semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk SIMRS.

2. Bahwa pembentukan SIMRS dilakukan dalam rangka meningkatkan e-fisiensi dan efektivitas penyelenggaraan Rumah sakit di Indonesia.

3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf adan b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang SIMRS.

Pasal 1Dalam peraturan Menteri Kesehatan ini yang dimaksud dengan:

1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakanpelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakanpelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

2. Sistem Imformasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkatSIMRS adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang mem-proses dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan Rumah Sakitdalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi un-tuk memperoleh secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari sistemInformasi Kesehatan.

3. Sistem Informasi Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi da-ta, informasi, indikator, prosedur, teknologi, perangkat, dan sumber dayamanusia yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk men-garahkan tindakan atau keputusan yang berguna dalam mendukung pem-bangunan kesehatan.

4. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota, dan perangkatdaerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

5. Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Re-publik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara RepublikIndonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Re-publik Indonesia Tahun 1945.

6. Meneteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di

bidang kesehatan.Pasal 2

Pengaturan SIMRS bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, pro-fesionalisme, kinerja, serta akses dan pelayanan Rumah Sakit.Pasal 3

1. Setiap Rumah Sakit wajib menyelenggarakan SIMRS2. Penyelenggaraan SIMRS sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat meng-

gunakan aplikasi dengan kode sumber terbuka (open source) yang disedi-akan oleh Kementerian Kesehatan atau menggunakan aplikasi yang dibuatoleh Rumah Sakit.

3. Aplikasi penyelenggaraan SIMRS yang dibuat oleh Rumah Sakit seba-gaimana dimaksud pada ayat 2, harus memenuhi persyaratan minimal yangditetapkan oleh Menteri.

Pasal 41. Setiap Rumah Sakit harus melaksanakan pengelolaan dan pengembangan

SIMRS.2. Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan SIMRS sebagaimana dimak-

sud pada ayat 1 harus mampu meningkatkan dan mendukung prosespelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang meliputi:(a) Kecepatan, akurasi, integrasi, peningkatan pelayanan, peningkatan e-

fisiensi, kemudahan pelaporan dalam pelaksanaan operasional;(b) Kecepatan mengambil keputusan, akurasi dan kecepatan identifika-

si masalah dan kemudahan dalam penyusunan strategi dalam pelak-sanaan manajerial; dan

(c) Budaya kerja, transparansi, koordinasi antar unit, pemahaman sistemdan pengurangan biaya administrasi dalam pelaksanaan organisasi.

Pasal 51. SIMRS harus dapat diintegrasikan dengan program Pemerintah dan Peme-

rintah Daerah serta merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan.2. Pengintegrasian dengan program Pemerintah dan Pemerintah Daerah seba-

gaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan dalam bentuk kemampuan ko-munikasi data (interoperabilitas).

3. SIMRS harus memiliki kemampuan komunikasi data (interoperabilitas) de-ngan:(a) Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara

(SIMAK BMN);(b) Pelaporan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS);

D - 2

(c) Indonesia Case Base Group’s (INACBG’s);(d) Aplikasi lain yang dikembangkan oleh Pemerintah; dan(e) Sistem informasi manajemen fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

4. Kemampuan komunikasi data (interoperabilitas) dengan Sistem Informasidan Manajemen Barang Milik Negara (SIMAK BMN) sebagaimana dimak-sud pada ayat 3 huruf a, paling sedikit mencakup pengkodean barang.

Pasal 61. Arsitektur SIMRS paling sedikit terdiri atas:

(a) Kegiatan pelayanan utama (front office);(b) Kegiatan administratif (back office); dan(c) Komunikasi dan kolaborasi

2. Selain arsitektur sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Rumah Sakit da-pat mengembangkan SIMRS dengan menambahkan arsitektur pendukungyang berupa Picture Archiver System (PACS), Sistem Manajemen Dokumen(Document Management System), Sistem Antar Muka Peralatan Klinik, ser-ta Data Warehouse dan Bussines Intelegence.

Pasal 7SIMRS yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit harus memenuhi 3 (tiga)

unsur yang meliputi keamanan secara fisik, jaringan, dan sistem aplikasi.Pasal 8

Penyelenggaraan SIMRS harus dilakukan oleh unit kerja struktural ataufungsional di dalam organisasi Rumah Sakit dengan sumber daya manusia yangkompeten dan terlatih.Pasal 9

Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan SIMRS sebagaimana ter-cantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari PeraturanMenteri ini.Pasal 10

1. Menteri melalui Direktorat Jenderal yang menyelenggarakan urusan dibidang Bina Upaya kesehatan, Pemerintah Daerah Provinsi melalui KepalaDinas Kesehatan Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melaluiKepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pembinaan dan penga-wasan terhadap penyelenggaraan SIMRS sesuai dengan tugas, fungsi, dankewenangan masing-masing.

2. Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditujukanuntuk:(a) Meningkatkan mutu penyelenggaraan SIMRS; dan

D - 3

(b) Mengembangkan penyelenggaraan SIMRS.3. Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilak-

sanakan melalui:(a) Advokasi dan sosialisasi;(b) Pendidikan dan pelatihan;(c) Bimbingan teknis; dan/atau(d) Pemantauan dan evaluasi.

Pasal 11Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, semua Rumah Sakit yang

telah menyelenggarakan SIMRS harus menyesuaikan dengan Peraturan Menteri inipaling lambat 2 (dua) tahun.Pasal 12

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

D - 4

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Fadillah Al Azmi dilahirkan di Ranah Kec. Kampar Kab.Kampar, Provinsi Riau pada tanggal 26 Januari 1996 sebagaianak kelima dari enam bersaudara dari Ayahanda Darlis danIbunda Yusniar. Penulis beralamatkan dijalan Merpati Sakti,Panam Simpang Baru,Kecamatan Tampan, Pekanbaru, Riau.Email: [email protected], nomor tele-pon: +6281276673184.Pengalaman pendidikan dimulai dari Sekolah Dasar Negeri 004Bukit Ranah (Sekarang SDN 005 Bukit Ranah), pada tahun

2002 hingga tahun 2008. Selanjutnya penulis menyelesaikan pendidikan di Seko-lah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Kampar pada tahun 2008 dan di SekolahMenengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kampar pada tahun 2014. Setelah menyele-saikan pendidikan formal, penulis melanjutkan pendidikan pada tahun 2014 denganmendaftar sebagai mahasiswa di Universitas Sultan Syarif Kasim Riau dan memil-ih Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, hingga menyele-saikan laporan Tugas Akhir ini pada tahun 2020.Penelitian tugas akhir berjudul : ”Mengukur Tingkat Kapabilitas Sistem InformasiManajemen Rumah Sakit Menggunakan Framework COBIT 4.1”.