108
PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA DAN MENULIS PADA KELAS KHUSUS PROGRAM AKSELERASI (STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1 DAN SMA NEGERI 3 SURAKARTA) SKRIPSI Oleh: CHENEY CHRIST SABATINI K1208004 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Agustus 2012 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA DAN MENULIS

PADA KELAS KHUSUS PROGRAM AKSELERASI

(STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1 DAN SMA NEGERI 3 SURAKARTA)

SKRIPSI

Oleh:

CHENEY CHRIST SABATINI

K1208004

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Agustus 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Cheney Christ Sabatini

NIM : K1208004

Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Pembelajaran Keterampilan

Berbicara dan Menulis pada Kelas Khusus Program Akselerasi (Studi Kasus di

SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Surakarta)” ini benar-benar merupakan hasil

karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,

saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Cheney Christ Sabatini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

iii

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA DAN MENULIS

PADA KELAS KHUSUS PROGRAM AKSELERASI

(STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1 DAN SMA NEGERI 3 SURAKARTA)

Oleh:

CHENEY CHRIST SABATINI

K1208004

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Agustus 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

iv

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

vi

MOTTO

“God has a perfect timing: never early, never late.

It takes a little patience and it takes a lot of faith.

But it’s worth the wait.”

(33 Miles)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

vii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

1. Sang Pemberi Kehidupan yang selalu memiliki

rancangan damai sejahtera bagiku. Di dalam

kelemahanku, kuasa-Mu menjadi sempurna;

2. Papa dan Mama, motivasi hidupku. Terima kasih

atas doa, perhatian, pengorbanan, kasih sayang, dan

impian yang selalu diberikan padaku;

3. Gyna dan Trisha. Adik-adikku yang selalu

memberikan dukungan agar tidak mudah menyerah;

4. Ardhy, Norma, Jat, Rina, Helmi, Ellysa, dan Alfira

yang menghadirkan keceriaan dan semangat

sehingga aku bisa menikmati masa perantauanku di

Solo;

5. Saudaraku di dalam Tuhan: PA Ngemingan,

GMAHK Ngemingan, dan Akhir Zaman Ministry

atas doa dan kekuatan yang selalu diberikan;

6. Sahabat-sahabatku: Siti, Khusnul, Eninta, Anti, Nita,

Rachma, Novi, Amel, Yutama, Anggun, dan Ichan;

7. Almamaterku, rekan-rekan seperjuangan, Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia UNS 2008.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

viii

ABSTRAK

Cheney Christ Sabatini. PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA

DAN MENULIS PADA KELAS KHUSUS PROGRAM AKSELERASI (STUDI

KASUS DI SMA NEGERI 1 DAN SMA NEGERI 3 SURAKARTA). Skripsi,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Agustus 2012.

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan: (1) persepsi guru terhadap

pelaksanaan keterampilan berbicara dan menulis; (2) pelaksanaan pembelajaran

keterampilan berbicara dan menulis pada kelas akselerasi; (3) kendala yang dihadapi

guru dalam pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis; dan (4) usaha-usaha

yang dilakukan guru untuk mencapai keberhasilan pembelajaran keterampilan

berbicara dan menulis.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif studi kasus. Sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah peristiwa pembelajaran keterampilan berbicara

dan menulis di kelas, informan, dan dokumen. Teknik sampling yang digunakan

adalah purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi,

wawancara, dan analisis dokumen. Validitas data diperoleh dari review informan,

triangulasi metode, dan triangulasi sumber data. Teknik analisis data yang dilakukan

adalah analisis interaktif.

Hasil penelitian sebagai berikut. Persepsi guru terhadap pembelajaran

keterampilan berbicara dan menulis adalah keterampilan berbicara dan menulis

berguna untuk diterapkan di kehidupan siswa dan siswa perlu dibekali keterampilan

tersebut melalui praktik. Pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik ditinjau dari

adanya persiapan, pemilihan metode pembelajaran dan strategi pengelolaan

pembelajaran yang inovatif dan variatif, penggunaan fasilitas dan media

pembelajaran yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran, penggunaan

berbagai sumber untuk materi ajar, interaksi yang baik, dan penilaian yang baik.

Kendala-kendala yang dihadapi yaitu waktu pembelajaran, pemahaman materi siswa,

kurangnya rasa percaya diri siswa, kesulitan ide tulisan, dan penggunaan bahasa

daerah dan bahasa prokem dalam pembelajaran. Usaha-usaha yang dilakukan yaitu

pengaturan waktu pembelajaran yang fleksibel, pendekatan personal dan pengulangan

materi, pemberian motivasi, penggunaan media pembelajaran, dan mendorong siswa

untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Simpulan penelitian ini adalah pembelajaran keterampilan berbicara dan

menulis di kelas akselerasi telah berlangsung dengan baik ditinjau dari persepsi guru

terhadap pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis, pembelajaran yang

berjalan sebagaimana mestinya, kendala dalam pelaksanaan pembelajaran yang dapat

diatasi melalui usaha-usaha yang dilakukan oleh guru di kelas akselerasi, dan adanya

persamaan dan perbedaan pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis di kelas

akselerasi SMAN 1 dan SMAN 3 Surakarta.

Kata kunci: berbicara, menulis, kelas akselerasi, pembelajaran, surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna

memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan yang telah memberikan izin penulisan skripsi;

2. Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

yang telah memberikan persetujuan penulisan skripsi;

3. Dr. Kundharu Saddhono, S.S, M.Hum., Ketua Program Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia yang telah memberikan izin penulisan skripsi;

4. Dra. Sumarwati, M.Pd., selaku Pembimbing I dan Dra. Raheni Suhita, M.Hum.,

selaku Pembimbing II yang dengan sabar membimbing dan memberikan arahan

kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Drs. Amir Fuady, M.Hum., selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan selama penulis menjadi mahasiswa di Program

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNS;

6. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNS yang

senantiasa memberikan ilmu selama penulis menjadi mahasiswa di FKIP UNS;

7. Drs. HM. Thoyibun, S.H., M.M., selaku Kepala SMA Negeri 1 Surakarta dan

Drs. Makmur Sugeng, M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 3 Surakarta yang telah

memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di sekolah

tersebut;

8. Dra. Yustina dan Budiyono, S.Pd., selaku guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 1

Surakarta, serta Drs. Bambang Dwi Sasongko selaku guru Bahasa Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

x

SMA Negeri 3 Surakarta atas kerja sama dan bantuannya selama peneliti

melakukan penelitian di SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Surakarta;

9. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin disebutkan satu per satu.

Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu

pengetahuan bagi para pembaca.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN ....................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... v

HALAMAN MOTTO ................................................................................ vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii

HALAMAN ABSTRAK ............................................................................ viii

KATA PENGANTAR ............................................................................... ix

DAFTAR ISI ............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan .............................. 7

1. Pembelajaran Keterampilan Berbicara dan Menulis..................... 7

a. Pembelajaran Keterampilan Berbicara ................................... 7

b. Pembelajaran Keterampilan Menulis ..................................... 10

c. Metode Pembelajaran Keterampilan Berbicara dan Menulis ... 14

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

xii

d. Media Pembelajaran Keterampilan Berbicara dan Menulis..... 18

e. Penilaian Pembelajaran Keterampilan Berbicara dan Menulis 21

1) Penilaian Pembelajaran Keterampilan Berbicara ................ 21

2) Penilaian Pembelajaran Keterampilan Menulis .................. 23

2. Pembelajaran di Kelas Akselerasi ............................................... 25

a. Hakikat Kelas Akselerasi ..................................................... 25

b. Pembelajaran di Kelas Akselerasi ......................................... 28

3. Peran Guru dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara dan

Menulis pada Kelas Akselerasi.................................................... 30

4. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam Pembelajaran

Keterampilan Berbicara dan Menulis di Kelas Akselerasi............ 32

5. Penelitian yang Relevan .............................................................. 34

B. Kerangka Berpikir ........................................................................... 36

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 39

1. Tempat Penelitian ........................................................................ 39

2. Waktu Penelitian ......................................................................... 39

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ....................................................... 40

C. Data dan Sumber Data ..................................................................... 40

D. Teknik Sampling (Cuplikan) ............................................................ 41

E. Pengumpulan Data .......................................................................... 41

F. Uji Validitas Data ............................................................................ 41

G. Analisis Data .................................................................................. 42

H. Prosedur Penelitian .......................................................................... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi dan Objek Penelitian ............................................ 44

B. Deskripsi Temuan Penelitian ........................................................... 44

1. Persepsi Guru terhadap Pembelajaran Keterampilan Berbicara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

xiii

dan Menulis ................................................................................ 45

2. Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Berbicara dan Menulis

pada Kelas Akselerasi .................................................................. 46

a. Persiapan Sebelum Pembelajaran ............................................. 46

b. Pemilihan Metode dan Strategi Pengelolaan Pembelajaran ....... 48

1) Metode Pembelajaran .......................................................... 48

2) Strategi Pengelolaan Pembelajaran ...................................... 52

c. Penggunaan Media Pembelajaran ............................................ 56

d. Pemilihan Materi Ajar ............................................................. 58

e. Interaksi dalam Pembelajaran .................................................. 59

1) Interaksi antara Guru dengan Siswa .................................... 59

2) Interaksi Siswa dengan Siswa ............................................. 61

f. Penilaian .................................................................................. 62

3. Kendala-kendala yang Ditemui Guru dalam Pembelajaran

Keterampilan Berbicara dan Menulis pada Kelas Akselerasi ....... 64

4. Usaha-usaha yang Dilakukan untuk Mencapai Keberhasilan

Pembelajaran Keterampilan Berbicara dan Menulis pada Kelas

Akselerasi ................................................................................... 66

C. Pembahasan ..................................................................................... 71

1. Persepsi Guru terhadap Pembelajaran Keterampilan Berbicara

dan Menulis ................................................................................ 71

2. Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Berbicara dan Menulis

pada Kelas Akselerasi .................................................................. 73

a. Persiapan Sebelum Pembelajaran ............................................. 73

b. Penerapan Metode dan Strategi Pengelolaan Pembelajaran ...... 74

1) Metode Pembelajaran .......................................................... 74

2) Strategi Pengelolaan Pembelajaran ...................................... 75

c. Penggunaan Media Pembelajaran ............................................. 77

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

xiv

d. Pemilihan Materi Ajar ............................................................ 78

e. Interaksi dalam Pembelajaran ................................................... 79

1) Interaksi antara Guru dengan Siswa ..................................... 79

2) Interaksi Siswa dengan Siswa .............................................. 80

f. Penilaian .................................................................................. 81

3. Kendala-kendala yang Ditemui Guru dalam Pembelajaran

Keterampilan Berbicara dan Menulis pada Kelas Akselerasi ......... 82

4. Usaha-usaha yang Dilakukan untuk Mencapai Keberhasilan

Pembelajaran Keterampilan Berbicara dan Menulis pada Kelas

Akselerasi ..................................................................................... 83

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan ......................................................................................... 88

B. Implikasi ......................................................................................... 88

C. Saran ............................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 91

LAMPIRAN ............................................................................................... 95

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Proses Komunikasi .............................................................................. 8

2 Kerangka Berpikir Penelitian .............................................................. 38

3 Analisis Model Interaktif ..................................................................... 42

4 Guru Menggunakan Metode Brainstorming dalam Pembelajaran ......... 51

5 Siswa Melakukan Kegiatan Diskusi dalam Pembelajaran ..................... 52

6 Siswa Melakukan Presentasi Hasil Pekerjaannya di Hadapan Teman-

temannya ............................................................................................. 53

7 Siswa Mengajukan Pertanyaan kepada Temannya yang Sedang

Melakukan Kegiatan Presentasi ............................................................ 54

8 Guru Memberikan Komentar dan Pujian terhadap Pekerjaan dan

Penampilan Siswa ................................................................................ 56

9 Seluruh Siswa Menggunakan Laptop dalam Pembelajaran

Menulis ................................................................................................ 57

10 Tidak Seluruh Siswa Menggunakan Laptop Saat Pembelajaran

Menulis ............................................................................................... 58

11 Guru Memberikan Penjelasan kepada Siswa yang Belum Paham ......... 60

12 Guru Membimbing Siswa dalam Kegiatan Menulis .............................. 60

13 Siswa Melakukan Praktik Keterampilan Berbicara dalam

Pembelajaran Drama ............................................................................ 62

14 Guru Memberikan Evaluasi terhadap Penampilan Siswa dalam

Pementasan Drama yang Telah Dilakukan ........................................... 67

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Peringkat 10 Besar Hasil UN SMA/SMK Jurusan IPA

di Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 ...................................................... 4

2 Rincian Waktu dan Kegiatan Penelitian .................................................... 39

3 Persamaan dan Perbedaan Pola Pembelajaran Keterampilan Berbicara dan

Menulis pada Kelas Akselerasi di SMAN 1 dan SMAN 3 Surakarta ........ 69

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Pedoman Wawancara dengan Guru ..................................................... 95

2 Pedoman Wawancara dengan Siswa .................................................... 96

3 Catatan Lapangan Pembelajaran di SMA Negeri 1 Surakarta (1) .......... 97

4 Catatan Lapangan Pembelajaran di SMA Negeri 1 Surakarta (2) .......... 100

5 Catatan Lapangan Pembelajaran di SMA Negeri 1 Surakarta (3) .......... 104

6 Catatan Lapangan Pembelajaran di SMA Negeri 3 Surakarta (1) .......... 107

7 Catatan Lapangan Pembelajaran di SMA Negeri 3 Surakarta (2) .......... 111

8 Catatan Lapangan Pembelajaran di SMA Negeri 3 Surakarta (3) .......... 113

9 Transkrip Wawancara Guru SMA Negeri 1 Surakarta (1) ..................... 116

10 Transkrip Wawancara Guru SMA Negeri 1 Surakarta (2) .................... 119

11 Transkrip Wawancara Guru SMA Negeri 3 Surakarta .......................... 127

12 Transkrip Wawancara Siswa SMA Negeri 1 (1) ................................... 132

13 Transkrip Wawancara Siswa SMA Negeri 1 (2) .................................. 135

14 Transkrip Wawancara Siswa SMA Negeri 1 (3) ................................... 137

15 Transkrip Wawancara Siswa SMA Negeri 3 ........................................ 139

16 Standar Isi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ....................................... 142

17 Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ............................................ 145

18 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Berbicara ............... 153

19 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Menulis ................. 161

20 Nilai Siswa .......................................................................................... 173

21 Program Tahunan SMA Negeri 3 Surakarta.......................................... 177

22 Program Semester SMA Negeri 3 Surakarta ......................................... 178

23 Rincian Minggu Efektif SMA Negeri 3 Surakarta ................................ 183

24 Kriteria Ketuntasan Minimum SMA Negeri 3 Surakarta ....................... 185

25 Laporan Hasil Ujian Nasional Sekolah ................................................ 190

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

xviii

26 Dokumentasi Pembelajaran Keterampilan Berbicara ........................... 192

27 Dokumentasi Pembelajaran Keterampilan Menulis .............................. 193

28 Tugas Siswa: Surat Perjanjian Jual Beli ............................................... 194

29 Tugas Siswa: Proposal Kegiatan .......................................................... 209

30 Tugas Siswa: Naskah Drama ............................................................... 225

31 Permohonan Izin Menyusun Skripsi .................................................... 247

32 Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ......... 248

33 Permohonan Izin Research/Try Out ..................................................... 249

34 Permohonan Surat Pengantar Izin Penelitian ....................................... 250

35 Surat Izin Penelitian ............................................................................ 252

36 Surat Keterangan Penelitian ................................................................ 253

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang akan selalu menjalin hubungan dan

interaksi dengan orang lain. Interaksi antarmanusia akan terjalin dengan adanya

komunikasi. Sarana yang dapat digunakan manusia untuk berkomunikasi adalah

bahasa. Manusia menyampaikan ide, pikiran, dan perasaannya melalui bahasa, baik

dalam bentuk lisan maupun tulisan. Berbahasa pada hakikatnya merupakan sebuah

keterampilan dan pencerminan pikiran seseorang. Semakin seseorang terampil

berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya.

Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu keterampilan

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut

digolongkan ke dalam dua jenis keterampilan, yaitu keterampilan reseptif dan

keterampilan produktif. Keterampilan reseptif bersifat menerima, diterapkan dalam

keterampilan menyimak dan membaca, sedangkan keterampilan produktif

menitikberatkan pada kemampuan seseorang menggunakan bahasa secara aktif, yaitu

dalam keterampilan berbicara dan menulis.

Keterampilan berbicara, yang termasuk dalam keterampilan berbahasa

produktif, adalah keterampilan mereproduksi arus sistem bunyi untuk menyampaikan

pesan, kehendak, keinginan, dan perasaan kepada orang lain (Iskandarwassid dan

Sunendar, 2008: 241). Keterampilan berbicara merupakan keterampilan

berkomunikasi secara verbal, sedangkan keterampilan menulis merupakan

keterampilan berkomunikasi secara nonverbal. Keterampilan berbahasa produktif

lainnya, yaitu keterampilan menulis merupakan keterampilan melukiskan lambang-

lambang grafis dari bahasa yang dipahami oleh penulisnya maupun orang lain yang

menggunakan bahasa yang sama dengan penulis tersebut (Abdurrahman dalam

Hakim, 2008: 141). Seseorang membutuhkan kedua keterampilan tersebut untuk

berkomunikasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

2

Keterampilan berbicara dan menulis bukanlah keterampilan yang dapat

diwariskan secara turun temurun, meskipun manusia dianugerahi keterampilan

tersebut. Kedua keterampilan tersebut, seperti keterampilan berbahasa lainnya perlu

dilatih agar dapat dikuasai dan digunakan secara maksimal. Mengingat pentingnya

keterampilan tersebut, dalam kurikulum pembelajaran bahasa Indonesia memuat

keterampilan berbicara dan menulis untuk diajarkan kepada siswa.

Keterampilan berbicara dan menulis perlu dipelajari dan dikuasai oleh siswa

di semua jenjang pendidikan, baik di sekolah dasar maupun sekolah menengah.

Keterampilan berbicara dan menulis akan berguna bagi siswa, bukan hanya pada

jenjang sekolah melainkan juga dalam kehidupan sehari-hari. Berbahasa sebagai

sebuah keterampilan berarti siswa sebagai pembelajar bahasa tidak hanya mampu

menguasai bahasa sebagai sebuah ilmu, tetapi juga dapat menerapkan atau

menggunakan ilmu bahasa tersebut dalam kehidupannya.

Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah siswa mampu menggunakan

bahasa Indonesia dalam komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Tujuan

pembelajaran tersebut telah sejalan dengan pengertian pendidikan yang tertera dalam

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003. Pengertian

pendidikan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dengan berpedoman pada tujuan

yang akan dicapai, semestinya pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan pada

kegiatan yang melatih siswa terampil menggunakan bahasa.

Pembelajaran bahasa Indonesia saat ini dirasa tidak optimal dan terkesan

monoton karena siswa banyak diberikan pengetahuan tentang bahasa. Kondisi ini

menyebabkan persepsi dan perilaku siswa terhadap bahasa Indonesia tidak tepat.

Siswa cenderung memandang remeh bahasa Indonesia dan malas mempelajari bahasa

Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai Ujian Nasional bahasa Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

3

siswa yang cenderung lebih rendah dari nilai mata pelajaran lain (KOMPAS, 21 Mei

2011). Padahal tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang seharusnya bukanlah

untuk menjadikan siswa sebagai ahli bahasa, melainkan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk memiliki kemampuan dan pengalaman berbahasa yang ia lakukan

sendiri.

Salah satu program khusus dalam jenjang pendidikan menengah adalah

akselerasi atau percepatan. Akselerasi merupakan program percepatan studi. Melalui

program akselerasi, pendidikan tiga tahun di tingkat SMA dapat ditempuh dalam dua

tahun. Program akselerasi memiliki syarat yang harus dipenuhi dalam perekrutan

siswanya. Proses perekrutan siswa akselerasi mendasarkan pada tiga hal, yaitu

intellegent quotion (IQ), komitmen pada tugas, dan kreativitas (Hawadi, 2004: 36).

Siswa yang mengikuti kelas akselerasi diharapkan mampu memiliki tiga hal tersebut

karena singkatnya waktu belajar yang harus ditempuh dalam kelas akselerasi.

Pembelajaran bahasa yang dimiliki di kelas akselerasi sama halnya dengan

siswa pada kelas reguler, yaitu siswa diharapkan dapat menguasai keterampilan

berbahasa Indonesia untuk digunakan dalam komunikasi. Cara agar siswa dapat

menguasai keterampilan berbahasa, termasuk keterampilan berbicara dan menulis,

serta terampil menggunakannya adalah dengan melatih keterampilan tersebut.

Waktu pembelajaran bahasa Indonesia di setiap kelas dalam jenjang SMA

umumnya terdiri dari 4 jam pelajaran dalam satu minggu. Padahal pada

kenyataannya, pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis cenderung

membutuhkan waktu yang tidak singkat, terutama saat melakukan praktik

pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis. Demikian halnya dalam kelas

akselerasi yang menempuh pelajaran di satu semester (6 bulan) hanya dalam waktu 4

bulan. Waktu pembelajaran ini cenderung memengaruhi pelaksanaan pembelajaran

berbicara dan menulis.

Di kota Surakarta, ada dua SMA negeri yang memiliki kelas khusus program

akselerasi, yaitu SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Surakarta. Selain program

akselerasi, program lainnya yang dimiliki oleh kedua sekolah tersebut adalah rintisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

4

sekolah bertaraf internasional (RSBI). Kedua sekolah tersebut tergolong sekolah

unggul dan memiliki prestasi yang baik dalam bidang akademik, maupun

nonakademik. Hal ini dibuktikan melalui nilai UN SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3

masuk dalam peringkat 10 besar hasil UN SMA di Surakarta. Secara lengkap nilai

tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Peringkat 10 Besar Hasil UN SMA Jurusan IPA di Surakarta Tahun Ajaran

2011/2012

No Nama SMA Nilai Rata-

rata

Nilai

Terendah

Nilai

Tertinggi

1 SMAN 1 (RSBI) 50,20 36,05 57,30

2 SMAN 4 49,60 34,25 56,10

3 SMAN 7 49,52 38,80 56,45

4 SMA Islam Diponegoro 49,04 45,45 52,05

5 SMA Regina Pacis

(RSBI) 48,90 38,80 57,54

6 SMAN 3 (RSBI) 47,68 35,25 56,75

7 SMAN 5 47,32 37,60 56,50

8 SMAN 2 47,09 35,35 52,95

9 SMA Muhammadiyah 3 47,00 32,50 52,40

10 SMA Murni 46,44 28,30 51,65

Sumber: Pemerintah Kota Surakarta

Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3

masuk dalam peringkat 10 besar hasil UN SMA. Selain itu, menurut data yang

diperoleh peneliti ketika melakukan penelitian, khusus untuk mata pelajaran bahasa

Indonesia, nilai rata-rata yang diperoleh SMA Negeri 1 adalah 8,62 dan mendapatkan

peringkat 1 se-Surakarta, sedangkan SMA Negeri 3 memperoleh nilai rata-rata 8,37

dan mendapatkan peringkat 3 se-Surakarta.

Peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai pembelajaran keterampilan

berbicara dan menulis di kelas akselerasi SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Surakarta

karena sekolah tersebut merupakan sekolah yang cukup baik secara akademik. Hal itu

dapat dilihat dari perolehan nilai UN siswa jurusan IPA, termasuk kelas akselerasi.

Peneliti berasumsi bahwa sekolah yang memiliki kualitas dan prestasi yang baik tentu

didukung oleh pembelajaran yang baik pula. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

5

dan SMA Negeri 3 Surakarta untuk menemukan pola pembelajaran keterampilan

berbicara dan menulis di kelas akselerasi. Selain itu, penelitian juga dilakukan untuk

mengetahui kendala-kendala yang dihadapi serta upaya-upaya yang dilakukan oleh

guru untuk mencapai keberhasilan pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis

di kelas akselerasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka masalah dapat

dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah persepsi guru terhadap pembelajaran keterampilan berbicara dan

menulis?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis

pada kelas akselerasi?

3. Kendala-kendala apa sajakah yang dialami guru dalam pembelajaran keterampilan

berbicara dan menulis?

4. Usaha-usaha apa sajakah yang dapat dilakukan guru untuk mencapai keberhasilan

pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hal-hal berikut.

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran menyeluruh

pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis pada kelas akselerasi.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah:

a. Mendeskripsikan persepsi guru terhadap pelaksanaan keterampilan berbicara

dan menulis.

b. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara dan

menulis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

6

c. Mendeskripsikan hambatan-hambatan yang dialami guru dalam pembelajaran

keterampilan berbicara dan menulis.

d. Mendeskripsikan usaha-usaha yang dilakukan guru untuk mencapai

keberhasilan pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ada dalam penelitian ini yaitu:

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini akan memberikan pengetahuan yang dapat digunakan untuk

mengembangkan kompetensi guru bahasa Indonesia dalam rangka pencapaian

keberhasilan pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis pada umumnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

1) Sebagai masukan yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran keterampilan

berbicara dan menulis pada kelas akselerasi.

2) Sebagai masukan untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran keterampilan

berbicara dan menulis di kelas akselerasi.

b. Bagi Siswa

1) Sebagai masukan untuk menyikapi bagaimana seharusnya pembelajaran

keterampilan berbicara dan menulis dipelajari.

2) Sebagai masukan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, khususnya

keterampilan berbicara dan menulis.

c. Bagi Sekolah

Sebagai masukan untuk peningkatan kemampuan guru khususnya dalam

menghadapi persoalan dan hambatan yang terjadi selama proses pembelajaran

keterampilan berbicara dan menulis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

1. Pembelajaran Keterampilan Berbicara dan Menulis

a. Pembelajaran Keterampilan Berbicara

Manusia merupakan makhluk individual yang unik. Keunikan yang dimiliki

oleh manusia terletak pada kemampuannya berbahasa. Kemampuan berbahasa

dianugerahkan kepada manusia oleh Sang Pencipta. Manusia yang normal ketika bayi

sudah memiliki kemampuan berbahasa namun terbatas pada kemampuan untuk

mendengar dan kemampuan untuk berbicara. Semakin bertambahnya umur dan

tingkat pendidikan, kemampuan berbahasa yang dimilikinya meningkat menjadi

kemampuan membaca dan menulis.

Selain sebagai makhluk individual, manusia juga merupakan makhluk sosial.

Tindakan pertama dan paling penting adalah tindakan sosial, yaitu suatu tindakan

tepat untuk saling menukar pengalaman, saling mengemukakan dan menerima

pikiran, saling mengutarakan perasaan atau saling mengekspresikan, serta menyetujui

suatu pendirian atau keyakinan (Tarigan, 2008: 8). Tindakan sosial tersebut

disalurkan melalui ujaran.

Zhao dan Throssell (2011: 89) juga menyatakan pendapatnya mengenai

ujaran. Menurutnya, dalam usaha menyampaikan makna, orang tidak hanya

menciptakan ucapan-ucapan yang melibatkan struktur tata bahasa dan kata-kata,

mereka juga melakukan tindakan melalui ujaran. Tindakan ujaran yang diucapkan

tersebut dihasilkan melalui kegiatan berbicara.

Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau

kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan

perasaan (Tarigan, 2008: 16). Berbicara dikatakan sebagai suatu bentuk perilaku

manusia yang memanfaatkan faktor-faktor linguistik sedemikian ekstensif secara luas

sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

8

sosial. Dengan berbicara, manusia berkomunikasi dan berinteraksi dengan

sesamanya.

Sebagai sarana untuk berkomunikasi, berbicara juga merupakan sebuah

proses yang melibatkan tiga hal. Pertama, komunikator atau speakerman ialah

seseorang yang memindahkan arti yang bertindak sebagai pembicara. Kedua, simbol

untuk memindahkan arti. Ketiga, penerima atau audience ialah seseorang yang

menerima simbol fisik atau psikologis atau orang yang mendengarkan ceramah.

Selanjutnya, ada hal yang disebut feedback atau umpan balik. (Scott dalam Purwanto,

2010: 17).

Bovee dan Thill (dalam Haryani, 2001: 8) menggambarkan proses komunkasi

dalam Gambar 1. Gambar 1 menyatakan bahwa pembicara merupakan pengirim

pesan yang menyampaikan ide. Ide tersebut berubah menjadi pesan yang disampaikan

kepada pendengar atau penerima pesan. Pesan merupakan objek dari komunikasi.

Setelah pesan diterima, penerima pesan akan memberikan feedback atau umpan balik

kepada pengirim pesan. Feedback adalah informasi yang diterima oleh penerima

pesan. Siklus tersebut berulang ketika dua orang atau lebih melakukan kegiatan

berkomunikasi.

Gambar 1. Proses Komunikasi

Pengirim

dengan idenya

Ide berubah

menjadi pesan

Pesan

disampaikan

Penerima

membaca pesan

Penerima bereaksi dan

mengirimkan umpan

balik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

9

Berbicara dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam.

Slamet (2008: 37) meninjau berbicara sebagai ilmu dan seni. Berbicara sebagai ilmu

merupakan teori atau pengetahuan tentang keterampilan berbicara. Pengetahuan

tentang ilmu berbicara menunjang kemahiran serta keberhasilan praktik atau seni

berbicara. Sementara itu, penekanan berbicara sebagai seni berarti membahas

berbagai model praktik berbicara.

Tinjauan berbicara sebagai ilmu menelaah hal-hal yang berkaitan dengan

mekanisme berbicara dan mendengar, latihan dasar tentang ujaran dan suara, bunyi-

bunyi bahasa, dan patologi ujaran. Haryadi dan Zamzani (dalam Slamet, 2008: 38)

menyatakan bahwa berbicara sebagai seni menekankan penerapannya sebagai alat

komunikasi dalam masyarakat. Hal yang menjadi perhatian berbicara sebagai seni

adalah berbicara di muka umum dan berbicara pada konferensi. Berbicara di muka

umum mencakup berbicara yang bersifat pemberitahuan, kekeluargaan, bujukan, dan

perundingan; sedangkan berbicara pada konferensi meliputi diskusi kelompok,

prosedur parlementer, dan debat.

Berbicara merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa lainnya,

yaitu keterampilan menyimak, membaca, dan menulis. Oleh karena berbicara adalah

sebuah keterampilan, maka berbicara bukanlah hal yang dapat diturunkan atau

diwariskan, melainkan diperoleh melalui proses belajar. Seseorang yang ingin

memiliki keterampilan berbicara yang baik harus mempelajari keterampilan

berbicara, baik melalui pelatihan maupun pengalaman.

Keterampilan berbicara penting untuk dikuasai semua orang karena

berbicara dapat dimanfaatkan sebagai alat komunikasi dengan sesama atau

lingkungan. Seseorang yang memiliki kemampuan berbicara akan lebih mudah dalam

menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain sehingga dapat diterima oleh

orang yang mendengarkan atau diajak bicara. Sebaliknya, seseorang yang kurang

memiliki kemampuan berbicara akan mengalami kesulitan dalam menyampaikan ide

gagasannya kepada orang lain (Slamet, 2008: 32).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

10

Pendidikan diberikan kepada peserta didik agar ia secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pembelajaran keterampilan berbicara juga

harus mampu memberikan kesempatan kepada setiap individu mencapai tujuan

pendidikan dan tujuan pembelajaran keterampilan berbicara yang dicita-citakan, yaitu

mampu menggunakan keterampilan berbicara dalam berbagai konteks komunikasi.

Iskandarwassid dan Sunendar (2008: 42) menyatakan tujuan keterampilan berbicara,

yaitu mencakup: (a) kemudahan berbicara, (b) kejelasan, (c) bertanggung jawab, (d)

membentuk pendengaran yang kritis, dan (e) membentuk kebiasaan.

Melalui pembelajaran keterampilan berbicara, peserta didik diharapkan

mampu memiliki kemudahan berbicara dan kejelasan, yaitu mampu mengungkapkan

pikiran, perasaan, ide, dan informasi melalui kegiatan berbicara yang disampaikan

dengan jelas. Peserta didik juga bertanggung jawab terhadap kebenaran dari apa yang

ia ungkapkan. Selain itu, berbicara juga berkaitan dengan keterampilan menyimak

atau mendengarkan. Dengan memiliki keterampilan berbicara yang baik, siswa

diharapkan mampu memiliki pola pikir kritis dalam menerima informasi.

Selanjutnya, keterampilan berbicara juga bertujuan membentuk kebiasaan siswa

menggunakan keterampilan berbicara secara tepat.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang untuk

berkomunikasi dan mengungkapkan pendapat atau gagasan secara lisan. Sama halnya

dengan keterampilan berbahasa lainnya, keterampilan berbicara juga merupakan

keterampilan yang harus dipelajari dan dilatih oleh orang yang ingin menguasainya,

termasuk peserta didik.

b. Pembelajaran Keterampilan Menulis

Bahasa dalam pengertian sehari-hari adalah bahasa lisan, sedangkan bahasa

tulis merupakan pencerminan kembali dari bahasa lisan itu dalam bentuk simbol-

simbol tertulis (Keraf, 2004: 13). Hal ini disebabkan karena berbicara umumnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

11

dilakukan dalam jumlah dan frekuensi yang lebih tinggi daripada menulis. Dalam

mengungkapkan perasaan atau pikiran secara lisan, umpan balik dari lawan bicara

akan dapat langsung diketahui.

Hal yang berbeda terjadi pada penggunaan bahasa secara tertulis. Dalam

mengungkapkan bahasa tertulis, seorang pemakai bahasa memiliki lebih banyak

kesempatan untuk mempersiapkan atau mengatur diri, baik dalam hal apa yang akan

diungkapkan maupun bagaimana cara mengungkapkannya (Iskandarwassid dan

Sunendar, 2008: 249). Oleh karena itu, keterampilan menulis umumnya disebut

sebagai keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa

setelah keterampilan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Hal ini disebabkan

keterampilan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur

di luar bahasa yang akan menjadi isi tulisan.

Menulis merupakan suatu kegiatan yang kompleks karena melibatkan cara

berpikir yang teratur dan berbagai persyaratan yang berkaitan dengan teknik

penulisan. Persyaratan tersebut menurut Hastuti (dalam Slamet, 2008: 98) antara lain

adanya kesatuan gagasan, penggunaan kalimat yang jelas dan efektif, paragraf

disusun dengan baik, penerapan kaidah ejaan yang benar, dan penguasaan kosakata

yang memadai. Klein dan Kirkpatrick (2010: 3) menambahkan bahwa untuk

menyusun tulisan yang baik, seorang penulis mencari sumber internal (ingatan jangka

panjang), eksternal (teks), dan informasi yang relevan.

Menulis bukanlah hasil akhir, melainkan proses. Menulis merupakan

kegiatan produktif dalam berbahasa yang merupakan proses psikolinguistik bermula

dengan formulasi gagasan lewat aturan semantik, lalu ditata dengan aturan sintaksis,

kemudian digelarkan dalam tatanan sistem tulisan (Alwasilah, 1994: 78). Sejalan

dengan Alwasilah, Wang (2009: 82) menyatakan bahwa menulis merupakan sebuah

proses perpindahan dari penulis yang memilih sebuah topik untuk dituliskan,

mengatur ide untuk disampaikan, membuat garis besar dan merevisi isi, hingga

sampai kepada publikasi. Seseorang yang melakukan kegiatan penulisan pada

umumnya bertujuan agar tulisannya dibaca oleh orang lain. Oleh karena itu,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

12

seseorang akan mengungkapkan gagasannya secara tertib dan tertata agar mudah

diterima dan dipahami oleh penerima pesan atau pembacanya.

Slamet (2008: 97) menyatakan bahwa menulis merupakan proses yang

melibatkan beberapa fase, yaitu: fase prapenulisan (persiapan), penulisan

(pengembangan isi karangan), dan pascapenulisan (telaah dan revisi atau

penyempurnaan tulisan). Hal yang biasanya dilakukan dalam fase prapenulisan ialah

pembuatan tema, judul tulisan, dan kerangka tulisan. Tahap penulisan yang

merupakan pengembangan dari hal-hal yang telah dibuat penulis dalam fase

pramenulis, yaitu tema, judul, dan kerangka tulisan. Fase terakhir adalah fase

pascapenulisan. Dalam fase ini penulis melakukan telaah terhadap tulisan,

menyunting isi maupun ejaan tulisan, dan menyempurnakan tulisan. Meskipun

terdapat tiga fase, namun fase-fase tersebut tidak terpisah. Ketiganya harus dipahami

sebagai komponen yang memang ada dan dilalui penulis dalam menulis. Tiga

kegiatan tersebut dapat membantu mempermudah penulis melakukan kegiatan

menulis.

Menulis didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan dengan

menggunakan bahasa tulis sebagai medianya (Suparno dan Yunus, dalam

Slamet, 2008: 96). Ada empat unsur yang terlibat dalam komunikasi tulis, yaitu

penulis sebagai penyampai pesan, isi tulisan, saluran atau media yang berupa tulisan,

dan pembaca sebagai penerima pesan. Selain berfungsi sebagai kegiatan

penyampaian pesan, menulis juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, dan

pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, menulis perlu untuk

dipelajari dan dikuasai.

Pentingnya penguasaan keterampilan menulis diungkapkan juga oleh

Poedjosoedarmo (2001: 40). Ia berpendapat bahwa bangsa yang maju berarti

menguasai berbagai segi ilmu dan teknologi untuk mengatur masyarakatnya. Untuk

sampai ke taraf yang demikian, anggota masyarakat saling menjalin komunikasi

dengan mengenai hal-hal yang menyangkut berbagai segi kehidupan yang maju.

Bahasanya pun harus berkembang dan mampu dipakai untuk berbagai seni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

13

komunikasi. Salah satu cara anggota masyarakat untuk menjalin komunikasi adalah

dengan menggunakan sistem tulis yang tidak terbatas pada generasi tertentu saja.

Keterampilan menulis umumnya disebut sebagai keterampilan berbahasa

yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa setelah keterampilan

mendengarkan, berbicara, dan membaca. Hal ini disebabkan keterampilan menulis

menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa yang

akan menjadi isi tulisan. Penguasaan keterampilan menulis tidak lepas dari kebiasaan

seseorang berlatih menulis. Pada awalnya orang akan merasa bahwa keterampilan

menulis sulit dikuasai. Tetapi, bila seseorang sudah membiasakan diri untuk

melakukan praktik menulis, maka keterampilan menulis akan bisa dikuasai.

Motivasi perlu ditanamkan kepada siswa agar siswa mau berlatih dan

menguasai keterampilan menulis dengan baik melalui pembelajaran keterampilan

menulis. Salah satu motivasi siswa untuk menulis yang baik adalah keinginan agar

tulisannya dapat dibaca oleh orang lain. Rivers (1996: 83) berpendapat bahwa

menulis bukan hanya kegiatan yang bersifat individu, melainkan dapat bersifat

interaktif antara penulis dan pembaca. Pembelajaran menulis pada siswa juga tidak

lepas dari motivasi dan keinginan siswa agar tulisannya dapat dibaca oleh orang lain.

Apabila siswa memiliki motivasi untuk menulis agar dapat dibaca oleh orang lain,

maka siswa akan berusaha untuk menulis sebaik mungkin. Motivasi ini dapat

diungkapkan guru kepada siswa saat pembelajaran keterampilan menulis agar siswa

terpacu untuk menulis dengan baik.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis

merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa produktif yang bertujuan

menyampaikan gagasan, ide, informasi, dan pengalaman seseorang dalam bentuk

tulisan. Pembelajaran keterampilan menulis perlu dipelajari oleh siswa untuk melatih

siswa agar mampu mengungkapkan gagasannya secara tertib dan terstruktur lewat

tulisan. Guru dapat mengingatkan siswa untuk menulis dengan baik agar tulisan siswa

nantinya dapat dibaca oleh orang lain.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

14

c. Metode Pembelajaran Keterampilan Berbicara dan Menulis

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman dan

latihan. Perubahan tingkah laku diharapkan terjadi secara menyeluruh yang

menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik (Syamsudin dalam Subana dan

Sunarti, 2009: 9). Aspek kognitif berkaitan dengan pengamatan, ingatan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Aspek afektif berkaitan dengan penerimaan,

sambutan, apresiasi, pendalaman, dan penghayatan. Sementara itu, aspek

psikomotorik berkaitan dengan keterampilan bertindak dan ekspresi verbal-

nonverbal. Proses belajar yang baik harus mampu mengubah ranah perilaku kognitif,

afektif, dan psikomotorik tersebut.

Proses belajar dan mengajar merupakan bagian dalam proses pembelajaran.

Proses belajar mengajar dalam kegiatan pembelajaran merupakan interaksi antara

guru dan siswa. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan. Dalam pembelajaran,

siswa menjadi pusat pembelajaran yang melakukan kegiatan belajar dan mengalami

perubahan tingkah laku melalui belajar. Sementara peran guru menurut Gagne dan

Briggs (dalam Subana dan Sunarti, 2009: 14) dalam pembelajaran adalah penyampai

informasi (informator), stimulator bagi terjadinya proses belajar-mengajar, penumbuh

hasrat belajar (motivator), pengarah setiap kegiatan belajar (direktor), dan pengatur

lingkungan agar terjadi proses belajar-mengajar yang baik (fasilitator). Proses belajar-

mengajar atau pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan siswa. Kedua hal

tersebut tidak dapat dipisahkan.

Seorang guru memiliki peran yang besar dalam kegiatan pembelajaran. Guru

harus bisa memosisikan dirinya dalam pembelajaran, salah satunya menggunakan

metode dan strategi yang tepat. Guru perlu memilih metode dan strategi yang tepat

agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Pemilihan metode pembelajaran

dan bahan ajar dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, pilihan guru, atau

aturan pendidikan dan sekolah (Richards dan Rodgers, 1986: vii).

Ada beberapa metode yang sering digunakan oleh guru dalam pembelajaran.

Subana dan Sunarti (2009: 93) menyebutkan beberapa metode yang digunakan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

15

pembelajaran. Metode-metode tersebut yaitu metode ceramah, diskusi, sumbang

saran (brainstorming), simulasi, demonstrasi, discovery-inquiry, pengajaran modul,

belajar mandiri, dan pengajaran berprogram.

1) Ceramah adalah cara mengajar dengan menyajikan fakta atau ide secara lisan, baik

dengan atau tanpa alat peraga pandang dengar. Adapun siswa hanya

mendengarkan dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Ceramah merupakan

salah satu metode mengajar tradisional yang menganggap siswanya tidak memiliki

potensi dalam belajar. Guru berperan sebagai pemindah informasi kepada siswa.

2) Diskusi adalah metode yang membuat siswa aktif. Semua siswa memperoleh

kesempatan berbicara satu sama lain untuk bertukar pikiran dan informasi tentang

suatu topik masalah. Diskusi dianggap sebagai fungsi dan prosedur kelas yang

demokratis untuk membantu siswa mengalami perubahan tingkah laku yang lebih

bertanggung jawab.

3) Sumbang saran (brainstorming) dilaksanakan guru dengan melontarkan suatu

masalah ke kelas, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapatnya yang

memungkinkan masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru. Melalui

metode ini siswa belajar dan berlatih merumuskan pendapat dengan bahasa dan

kalimat yang baik. Siswa yang kurang aktif dipancing dengan pertanyaan agar ia

turut aktif dan berani mengemukakan pendapatnya.

4) Simulasi adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan situasi tiruan atau

berpura-pura untuk memperoleh pemahaman tentang hakikat suatu konsep,

prinsip, atau keterampilan tertentu.

5) Demonstrasi adalah cara mengajar guru dengan menunjukkan atau

memperlihatkan suatu proses sehingga siswa dapat melihat, mengamati,

mendengar, meraba-raba, dan merasakan proses yang dipertunjukkan oleh guru.

6) Discovery-inquiry merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang dirancang

sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep dan prinsip melalui

proses mentalnya sendiri. Pengajaran dengan metode ini harus meliputi

pengalaman belajar yang dapat mengembangkan siswa menemukan konsep

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

16

sendiri. Dalam metode ini, guru lebih memperhatikan pertumbuhan dan

perkembangan kognitif dan kreativitas siswa. Proses ini bersifat student-centered

dengan tujuan mengembangkan bakat siswa dan membantu siswa

mengembangkan self-concept-nya.

7) Integratif atau terpadu merupakan kebijakan pembelajaran bahasa dengan

menyajikan bahan ajar secara terpadu, yaitu dengan menyatukan, menghubungkan,

atau mengaitkan bahan ajar sehingga tidak ada yang berdiri sendiri atau terpisah-

pisah. Metode ini terdiri atas integratif internal (terpadu intrabidang studi bahasa)

dan eksternal (terpadu antarbidang studi bahasa).

8) Pengajaran modul merupakan kegiatan pembelajaran yang menggunakan modul

sebagai sarana untuk belajar. Modul adalah suatu unit lengkap, berdiri sendiri, dan

terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa

dalam mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas.

9) Belajar mandiri adalah kegiatan pendidikan yang dilaksanakan oleh individu untuk

memperbaiki diri sendiri. Dalam belajar, siswa tidak selalu memulainya dari diri

sendiri, tetapi di bawah supervisi bimbingan dari guru/konselor, dan direncanakan.

Siswa terlibat dalam identifikasi masalah/topik, kegiatan penyimpulan, dan

evaluasi terhadap hasil belajar mandiri.

Subana dan Sunarti (2009: 217) secara khusus menjelaskan teknik

pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis. Aktivitas pembelajaran berbicara

dapat dilakukan dengan teknik terpimpin, teknik semiterpimpin, dan teknik bebas.

Ketiga teknik pembelajaran tersebut dapat diarahkan pada peningkatan keterampilan

aktivitas berbicara yang bersifat individual maupun kelompok.

1) Teknik terpimpin adalah teknik pembelajaran berbicara yang dilakukan dengan

cara meminta siswa mengujarkan sesuatu yang sama persis dengan contoh yang

sudah ada.

2) Teknik semiterpimpin adalah teknik pembelajaran berbicara yang dilakukan

dengan cara meminta siswa mengujarkan sesuatu yang secara material sudah ada.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

17

Melalui teknik ini, siswa diberi kebebasan untuk mengembangkan paparan bahasa

sesuai dengan tingkat kemampuan mereka.

3) Teknik bebas adalah teknik pembelajaran berbicara yang bebas dilakukan dengan

cara meminta siswa memaparkan sesuatu secara bebas tanpa bahan yang

ditentukan atau tanpa bimbingan dan pancingan tertentu.

Teknik pembelajaran berbicara tersebut dapat dicapai melalui beberapa

metode dan kegiatan pembelajaran berbicara, yaitu ceramah, berpidato, diskusi dan

diskusi panel, debat, seminar, dan simposium. Metode dan kegiatan tersebut

bertujuan agar siswa dapat melatih keterampilan berbicaranya dalam pembelajaran.

Metode atau teknik yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis

adalah menulis terpimpin (Subana dan Sunarti, 2009: 233). Dalam metode menulis

terpimpin, guru memimpin atau mengatur aktivitas menulis. Guru membimbing siswa

melalui pemberian contoh-contoh penulisan terlebih dahulu (pemodelan), kemudian

guru memberi tugas kepada siswa untuk melakukan kegiatan menulis (penugasan).

Menulis merupakan sebuah proses. Oleh karena itu, dalam pembelajaran

keterampilan menulis ada langkah-langkah yang harus dilalui (Subana dan Sunarti,

2009: 232). Langkah-langkah tersebut ialah:

1) mencari topik yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dengan ruang lingkup

kehidupannya;

2) menentukan tujuan mengapa penulis (siswa) mengarang tulisan itu;

3) menentukan kepada siapa tulisan itu tertuju;

4) membuat rencana penulisan (outline);

5) mewujudkan karangan di kertas. Mula-mula konsep kasar, kemudian sesudah

direvisi dan disunting, ditulis rapi pada kertas karangan.

Pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis merupakan pembelajaran

keterampilan berbahasa yang penting untuk dipelajari, tetapi juga cenderung

memerlukan waktu yang tidak singkat untuk mempelajarinya. Oleh karena itu, guru

sebagai pengarah dan pembimbing kegiatan pembelajaran harus mampu menerapkan

metode, strategi, dan teknik yang tepat dalam pembelajaran. Pembelajaran hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

18

dapat sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga pembelajaran pun akan lebih mengena

dan bermakna bagi siswa.

d. Media Pembelajaran Keterampilan Berbicara dan Menulis

Kata media berasal dari bahasa Latin yang secara harafiah berarti perantara

atau pengantar (Sadiman, dkk., 2011: 6). Association of Education and

Communication Technology (AECT) menyatakan bahwa media merupakan segala

bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.

Dalam kaitannya dengan pembelajaran, Gerlach dan Ely (dalam Arsyad,

2011: 3) mengatakan bahwa media adalah manusia, materi, atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan, atau sikap. Sejalan dengan itu, Sudrajat (2008) mengartikan media

pembelajaran sebagai segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat

merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong

terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Dengan kata lain, media memiliki

pengertian yang luas dan tidak terbatas hanya pada alat atau benda tertentu saja,

melainkan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menciptakan kondisi belajar

pada peserta didik.

Media pembelajaran bermanfaat untuk membantu guru dan siswa dalam

proses belajar mengajar. Jika pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu

guru dalam mengajar dan terbatas jenisnya, pada saat ini pengertian media dan

jenisnya telah berkembang sesuai dengan paradigma pendidikan yang terus

berkembang. Pembelajaran yang semula berpusat pada guru telah bergeser dan

menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran. Oleh karena itu, media saat ini

digunakan oleh siswa untuk membantu siswa dalam pembelajaran.

Jenis media yang bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran juga beragam.

Bretz dan Briggs (dalam Saputra, 2012) menggolongkan media menjadi empat

kelompok, yaitu media audio, media visual, media audio visual, dan media serba

aneka. Berikut adalah penjelasan dari keempat kelompok media tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

19

1) Media audio

Media audio berfungsi untuk menyalurkan pesan audio dari sumber pesan ke

penerima pesan. Media audio berkaitan erat dengan pendengaran. Contoh media

audio ialah radio, tape recorder, telepon, dan laboratorium bahasa.

2) Media visual

Media visual adalah media yang mengandalkan indera penglihatan. Media visual

dibedakan menjadi dua, yaitu media visual diam dan media visual gerak. Contoh

media visual diam adalah foto, ilustrasi, flashcard, gambar, film bingkai, OHP,

poster, peta, slide, grafik, dan lain-lain. Media visual gerak contohnya gambar-

gambar proyeksi bergerak seperti film bisu, dan sebagainya.

3) Media audio visual

Media audio visual merupakan media yang mampu menampilkan suara dan

gambar. Ditinjau dari karakteristiknya, media audio visual dibedakan menjadi dua,

yaitu media audio visual diam dan media audio visual gerak. Media audio visual

diam di antaranya TV diam, film rangkai bersuara, halaman bersuara, dan buku

bersuara. Media audio visual gerak di antaranya film, TV, film bersuara, gambar

bersuara, dan lain-lain.

4) Media serbaaneka

Media serbaaneka merupakan media yang disesuaikan dengan potensi suatu

daerah, di sekitar sekolah, atau di lokasi lain yang dapat dimanfaatkan sebagai

media pengajaran. Contoh media serbaaneka adalah papan tulis, media tiga

dimensi, realita, dan sumber belajar pada masyarakat.

Guru dapat memilih menggunakan media untuk digunakan dalam

pembelajaran. Dalam pemilihan media yang akan digunakan dalam pembelajaran,

guru perlu perlu memperhatikan kriteria-kriteria pemilihan media. Tujuan

memperhatikan kriteria dalam memilih media pembelajaran adalah agar media

pembelajaran dapat bermanfaat secara tepat. Kriteria pemilihan media pembelajaran

adalah sebagai berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

20

1) Ketepatannya dengan tujuan pembelajaran. Artinya, media pembelajaran dipilih

atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan

instruksional yang berisi unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis lebih

memungkinkan digunakannya media pembelajaran.

2) Dukungan terhadap isi bahan ajar. Artinya, bahan ajar yang sifatnya fakta, prinsip,

konsep, dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah

dipahami siswa.

3) Kemudahan memperoleh media. Artinya, media yang diperlukan mudah diperoleh

dengan waktu dan biaya yang tersedia.

4) Keterampilan dalam menggunakannya. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan

pada media pembelajarannya, tetapi dampak dari penggunaan pada saat terjadinya

interaksi belajar siswa dengan lingkungannya.

5) Tersedia waktu untuk menggunakannya sehingga media tersebut dapat bermanfaat

bagi siswa selama pembelajaran berlangsung.

6) Sesuai dengan taraf berpikir siswa. Memilih media untuk pendidikan dan

pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa sehingga makna yang

terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa.

Tujuan penggunaan media dalam pembelajaran adalah agar siswa yang

merupakan pusat pembelajaran dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan

yang berguna bagi dirinya melalui media pembelajaran tersebut. Dengan penggunaan

media, siswa lebih tertarik dan lebih termotivasi dalam belajar. Selain itu bahan ajar

yang disampaikan oleh guru kepada siswa akan lebih mudah dipahami oleh siswa

karena lebih konkret atau nyata sehingga tujuan pembelajaran yang telah

direncanakan dapat tercapai dengan baik.

Sudjana dan Rivai (2009: 2) menyebutkan beberapa manfaat media

pembelajaran dalam proses belajar siswa. Manfaat-manfaat tersebut ialah:

1) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan motivasi

belajar;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

21

2) bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih dipahami oleh siswa

dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik;

3) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal

melalui penuturan kata-kata oleh guru. Siswa juga tidak bosan dan guru tidak

kehabisan tenaga dalam mengajar;

4) siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan

uraian guru, tetapi juga melakukan aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,

mendemonstrasikan, dan lain-lain.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menciptakan kondisi

belajar pada peserta didik. Terdapat berbagai jenis media yang dapat digunakan

dalam pembelajaran. Guru dapat memilih menggunakan media pembelajaran yang

sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran perlu

memperhatikan kriteria-kriteria yang ada agar media yang dipilih itu dapat digunakan

dengan tepat untuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.

e. Penilaian Pembelajaran Keterampilan Berbicara dan Menulis

1) Penilaian pembelajaran keterampilan berbicara

Ada banyak tugas yang dapat diberikan pada peserta didik untuk menilai

keterampilan berbicaranya. Penilaian yang diberikan hendaknya bersifat fungsional

yaitu memungkinkan peserta didik untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan,

dan informasi secara verbal. Nurgiyantoro (2011: 426) memberikan beberapa bentuk

tugas untuk menilai keterampilan berbicara peserta didik. Bentuk tugas tersebut ialah

sebagai berikut.

a) Berbicara berdasarkan gambar

Rangsang yang berupa gambar sangat baik untuk dipergunakan anak-anak usia

sekolah dasar, pembelajar bahasa asing tahap awal, atau pembelajar yang

kemampuan bahasanya telah tinggi tergantung pada keadaan gambar yang

digunakan. Gambar yang digunakan dapat berupa gambar objek dan gambar cerita.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

22

Tugas-tugas yang diberikan disampaikan dengan cara pemberian pertanyaan dan

meminta peserta didik untuk bercerita sesuai dengan gambar yang disediakan.

Penilaian ini dapat memancing kreativitas dan imajinasi peserta didik.

b) Berbicara berdasarkan rangsang visual dan suara

Berbicara berdasarkan rangsang visual dan suara merupakan gabungan antara

berbicara berdasarkan gambar dan suara. Rangsang visual dan suara yang paling

banyak dikenal adalah televisi, video, atau berbagai bentuk rekaman. Tugas

kompetensi ini biasanya meminta siswa untuk menonton dan mengamati sebuah

siaran televisi atau video dan kemudian menceritakan hal yang ia amati.

c) Bercerita

Rangsang yang dijadikan bahan untuk bercerita dapat berupa buku yang sudah

dibaca, cerita fiksi dan cerita lama, pengalaman, dan lain-lain.

d) Wawancara

Wawancara biasanya dilakukan terhadap seorang pembelajar yang kompetensi

bahasanya sudah cukup memadai sehingga memungkinkan untuk mengungkapkan

pikiran dan perasaannya dalam bahasa itu. Masalah yang ditanyakan dalam

wawancara dapat menyangkut berbagai hal, tetapi hendaknya disesuaikan dengan

tingkat pengalaman peserta uji.

e) Berdiskusi dan berdebat

Tugas berbicara yang dimasukkan dalam bagian ini adalah berdiskusi, berdebat,

berdialog, dan berseminar dalam situasi formal. Berbagai tugas berbicara tersebut

baik dilakukan oleh peserta ddik untuk melatih kemampuan dan keterampilan

berbicara. Dalam aktivitas ini, peserta didik berlatih mengungkapkan gagasan,

menanggapi gagasan lawan bicaranya secara kritis, dan mempertahankan gagasan

sendiri dengan argumentasi secara logis sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

f) Berpidato

Aktivitas berpidato banyak dikenal dan dilakukan orang dalam masyarakat,

misalnya pidato sambutan, pidato politik kenegaraan, upacara, dan sebagainya.

Tugas berpidato baik untuk diajarkan dan diujikan di sekolah untuk melatih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

23

kemampuan peserta didik mengungkapkan gagasan dalam bahasa yang tepat dan

cermat.

Ada faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menilai kemampuan

berbicara peserta didik (Subana dan Sunarti, 2009: 222). Faktor-faktor penilaian itu

adalah:

a) lafal dan ucapan;

b) struktur kebahasaan;

c) kosakata;

d) kefasihan, kemudahan, dan kecepatan bicara;

e) isi dan topik pembicaraan, gagasan yang disampaikan, ide-ide yang dikemukakan,

dan alur pembicaraan;

f) pemahaman, menyangkut tingkat keberhasilan komunikasi.

2) Penilaian pembelajaran keterampilan menulis

Menulis, seperti halnya berbicara, adalah aktivitas aktif produktif yang

umumnya paling akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa. Hal yang ditekankan pada

keterampilan menulis adalah unsur kebahasaan dan gagasan yang dituangkan dalam

tulisan. Penilaian keterampilan menulis pada siswa diarahkan pada praktik menulis

langsung yang bermakna, artinya sesuai dengan berbagai bidang yang dekat dengan

lingkungan siswa. Tujuan pembelajaran keterampilan menulis adalah menghasilkan

siswa yang mampu untuk menulis dengan kaidah penulisan yang benar. Oleh karena

itu, penilaian keterampilan menulis diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut.

Nurgiyantoro (2011: 426) menyebutkan beberapa bentuk tugas kompetensi

menulis. Bentuk-bentuk tugas kompetensi menulis yaitu sebagai berikut.

a) Tugas menulis dengan memilih jawaban

Walaupun tes kompetensi menulis yang ideal adalah menyuruh peserta didik untuk

menulis yang sebenarnya, dalam praktiknya tes bentuk objektif masih dapat

dilakukan. Tes kemampuan menulis bentuk objektif yang mampu menuntut

peserta didik untuk mempertimbangkan unsur bahasa dan gagasan adalah tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

24

menyusun alinea berdasarkan kalimat-kalimat. Tugas tersebut menuntut peserta

didik untuk menyusun gagasan secara tepat, menentukan kalimat yang berisi

gagasan pokok dan pikiran-pikiran penjelas, dan menentukan urutan kalimat yang

logis.

b) Tugas menulis dengan membuat karya tulis

Tugas menulis yang diberikan harus berupa jenis karya tulis yang diperlukan di

dunia nyata. Dengan demikian, karya tulis yang dihasilkan benar-benar bermakna,

dapat dimanfaatkan dan sesuai dengan kebutuhan dalam bidang tertentu. Tugas

menulis yang diberikan memang memaksa peserta didik untuk belajar dan

berusaha menulis, yaitu memilih bentuk-bentuk kebahasaan yang tepat untuk

mengungkapkan apa yang akan ditulis, mencari dan menyeleksi informasi dari

berbagai sumber serta isi tulisan, serta menyusun informasi itu ke dalam urutan

logika yang benar. Tugas-tugas menulis dapat berkaitan dengan keperluan

pekerjaan kantor, jurnalistik, penerbitan, dan lain-lain seperti surat-menyurat,

resensi buku, menulis berita, menulis laporan, membuat tabel, menulis artikel,

iklan, dan menulis kreatif yang menghasilkan teks-teks kesastraan.

Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam menilai kompetensi menulis

peserta didik yaitu:

a) isi karangan, sejauh mana topik tersebut dapat menjadi masalah yang menarik;

b) bentuk karangan;

c) gramatika, perangkat kebahasaan tulisan harus sesuai dengan kaidah yang berlaku

serta memenuhi syarat sebagai bahasa tulis;

d) gaya penulisan, untuk memberikan nada dan warna tertentu terhadap karangan;

e) ejaan, penggunaan ejaan yang tepat memberikan pengaruh yang cukup besar

dalam membangun keutuhan karangan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

25

2. Pembelajaran di Kelas Akselerasi

a. Hakikat Kelas Akselerasi

Chasiyah, Chadidjah, dan Edy (2009: 18) menyatakan bahwa di dalam diri

setiap orang terdapat dimensi kemanusiaan. Dimensi kemanusiaan dimaksudkan

sebagai sesuatu yang secara hakiki ada pada manusia di suatu segi dan di segi lain

sebagai sesuatu yang dapat dikembangkan. Dimensi kemanusiaan itu dapat

dirumuskan menjadi dimensi keindividualan (individualitas), dimensi kesosialan

(sosialitas), dimensi kesusilaan (moralitas), dan dimensi keberagamaan (religiusitas).

Salah satu dimensi kemanusiaan yang ada adalah individualitas. Hal

mendasar yang dimiliki oleh manusia adalah adanya perbedaan dalam setiap individu.

Dari segi fisik atau biologis, tidak ada manusia yang sama persis. Aspek mental pun

demikian. Perbedaan dalam aspek psikologis meliputi kemampuan berpikir dan

memecahkan masalah, cita rasa dan kegemaran, bakat dan minat, fantasi dan cita-cita,

kemampuan berekspresi dan berkomunikasi, kecenderungan merasa bersikap, dan

sebagainya. Pengembangan dimensi keindividualan pada setiap orang memungkinkan

seseorang memperkembangkan segenap potensi yang ada pada dirinya secara optimal

mengarah pada aspek kehidupan yang positif, mampu tegak berdiri dengan

kepribadiannya sendiri.

Salah satu perbedaan dalam aspek psikologis yang dimiliki oleh manusia

adalah bakat atau kecerdasan. Kecerdasan merupakan bakat umum untuk belajar,

yang sering diukur berdasarkan kemampuan memahami abstraksi dan memecahkan

masalah (Slavin, 2008: 163). Keserasian antara kemampuan dan pengalaman belajar

pada manusia akan menghasilkan capaian peningkatan kecerdasan yang secara

substansial sangat bermakna. Kemampuan kognitif pada diri seseorang dapat

dikembangkan untuk mendukung seseorang meraih potensi diri yang lebih tinggi,

termasuk seseorang yang tergolong unggul (Erland, 1999: 29). Kemampuan tersebut

dapat dikembangkan lebih optimal apabila peserta didik ditempatkan bersama peserta

didik lain yang memiliki kemampuan yang hampir sama. Karena itu, pendidikan,

terutama di sekolah seyogianya mampu mewujudkan lingkungan yang kaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

26

pengalaman dan bersifat human, juga fleksibel sehingga dapat memenuhi kebutuhan

perkembangan beragam kemampuan peserta didik yang berbeda-beda (Uno dan

Umar, 2009: 32). Hal ini sangat perlu bagi anak yang berkemampuan unggul karena

ketertarikan intelektual dan perspektif masa depan anak berbakat jauh berbeda, baik

dalam arti genetis maupun dalam kecepatan tindakan dibandingkan dengan orang

lain. Fasilitas yang disediakan dalam pendidikan bagi anak dengan kemampuan

unggul adalah program akselerasi.

Mengenai program kelas akselerasi, Hawadi (2004: 11) memberikan definisi

mengenai kelas akselerasi. Menurutnya, kelas akselerasi merupakan program layanan

pendidikan yang diikuti oleh anak berbakat akademik sehingga diharapkan kelas

akselerasi ini mampu memenuhi kebutuhan layanan pendidikan yang berbeda bagi

mereka yang tergolong gifted. Sejalan dengan itu, Saelan (dalam Nugroho, 2006: 31)

menyatakan bahwa akselerasi adalah suatu proses percepatan (acceleration)

pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik yang memiliki kemampuan luar biasa

(unggul) dalam rangka mencapai target kurikulum nasional dengan tetap

mempertahankan mutu pendidikan sehingga mencapai hasil yang optimal.

Peserta didik yang berbakat atau memiliki kemampuan unggul memang

mendapatkan jaminan untuk memperoleh pendidikan khusus. Landasan Hukum

penyelenggaraan program pendidikan khusus bagi anak berbakat akademik atau

program percepatan belajar adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, antara lain:

Pasal 5 ayat 4:

Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak

memperoleh pendidikan khusus.

Pasal 12 ayat 1:

Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak:…

(b) mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan

kemampuannya; (f) menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan

kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan

batas waktu yang ditetapkan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

27

Komisi Pendidikan AS, Sidney P. Marland, sebagaimana dikutip oleh

Fakhruddin (2009: 6) juga berpendapat mengenai hak layanan pendidikan khusus

bagi anak berbakat. Ia menyatakan bahwa anak berbakat adalah anak yang

diidentifikasi oleh orang-orang yang berkualifikasi profesional sebagai anak yang

memiliki kemampuan luar biasa. Mereka menghendaki program pendidikan yang

sesuai atau layanan melebihi sebagaimana yang diberikan secara normal oleh

program sekolah reguler, sehingga dapat merealisasikan kontribusi secara bermakna

bagi diri dan masyarakatnya.

Peserta didik kelas akselerasi umumnya adalah peserta didik yang dapat

dikatakan sebagai anak berbakat secara akademik. Kitano dan Kirby menegaskan

beberapa karakteristik anak berbakat akademik (Wahab, 2010: 2) di antaranya:

1) memiliki rentangan perhatian yang lama dikaitkan dengan bidang akademik

tertentu;

2) memiliki pemahaman konsep, metode, dan terminologi pada tingkat lanjut untuk

bidang tertentu;

3) mampu menerapkan konsep-konsep dari bidang tertentu ke kegiatan-kegiatan

dalam bidang lainnya;

4) adanya keinginan untuk mencurahkan sebagian besar waktu dan usahanya untuk

mencapai standar yang tinggi dalam suatu bidang akademik tertentu;

5) adanya kemampuan kompetitif dalam bidang akademik tertentu dan motivasi

untuk berbuat yang terbaik;

6) kemampuan belajar cepat dalam bidang studi tertentu; dan

7) memiliki keajegan dan dikendalikan oleh tujuan dalam bidang tertentu.

Karakteristik-karakteristik tersebut berkonsekuensi pada kebutuhan-

kebutuhan peserta didik kelas akselerasi. Lebih lanjut, Kitano dan Kirby (Wahab,

2010) menjelaskan kebutuhan-kebutuhan yang perlu dipenuhi, di antaranya:

1) mendapatkan kesempatan untuk memperoleh kompetensi fundamental,

perbendaharaan teknis, dan pengetahuan lanjut dari suatu bidang yang dimiliki;

2) berinteraksi dengan para pemimpin dalam bidangnya;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

28

3) menerapkan pengetahuan untuk penyelesaian masalah mutakhir;

4) mengomunikasikan pengetahuan; dan

5) mengembangkan kemampuan dalam bidang akademik dan sosial lainnya.

Peserta didik yang berbakat memiliki karakteristik yang berbeda dengan

peserta didik yang lain. Maka dari itu, program akselerasi merupakan layanan

program pendidikan yang diharapkan mampu mengakomodasi kebutuhan pendidikan

peserta didik yang berbakat. Nulhakim (2008: 930) memberikan pendapatnya tentang

tujuan khusus program akselerasi. Tujuan-tujuan tersebut ialah: (a) memberikan

penghargaan kepada peserta didik untuk dapat menyelesaikan program pendidikan

secara lebih cepat sesuai potensinya, (b) meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses

pembelajaran peserta didik, (c) mencegah rasa bosan terhadap iklim kelas yang

kurang mendukung berkembangnya potensi keunggulan peserta didik secara optimal,

(d) memacu mutu siswa untuk peningkatan kecerdasan spiritual, intelektual, dan

emosional secara seimbang.

Berdasarkan pendapat mengenai akselerasi dapat disimpulkan bahwa

akselerasi merupakan program layanan pendidikan khusus bagi peserta didik yang

memiliki kemampuan unggul. Layanan pendidikan ini bertujuan agar peserta didik

dapat mengembangkan bakat, minat, dan kemampuan yang dimiliki secara optimal.

b. Pembelajaran di Kelas Akselerasi

Pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu

seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru (Sagala, 2007: 61).

Belajar dalam konsep ini adalah perubahan tingkah laku setelah mempelajari suatu

kemampuan atau nilai yang baru. Dalam kegiatan pembelajaran, terdapat beberapa

komponen yang dirancang untuk terciptanya kegiatan pembelajaran yang baik.

Komponen pembelajaran itu ialah: analisis kurikulum yang diaplikasikan dalam

penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, materi, strategi

pembelajaran, metode pembelajaran, media, dan evaluasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

29

Analisis kurikulum dilakukan sebelum menyusun silabus dan rencana

pembelajaran. Analisis ini penting untuk dilakukan mengingat kurikulum merupakan

cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai kompetensi dasar dan tujuan pendidikan (Mulyasa, 2006: 25). Kurikulum

diaplikasikan dalam penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Anak berbakat pada dasarnya memiliki karakteristik yang berbeda dengan

anak-anak pada umumnya. Karena itu, diperlukan adanya penanganan khusus untuk

anak-anak berpotensi luar biasa ini. Yamin (2009: 11) mengungkapkan bahwa kelas

percepatan pembelajaran atau akselerasi disajikan kepada siswa-siswa yang memiliki

kemampuan lebih atau istimewa dengan materi-materi atau kurikulum yang padat

sehingga dalam waktu dua tahun siswa telah menyelesaikan pendidikannya.

Kelas akselerasi sebagai layanan khusus pendidikan anak berbakat memilih

materi-materi yang esensial. Materi yang esensial itu disusun sebagai rencana

pembelajaran yang akan diajarkan di kelas. Hal itu dilakukan mengingat program

akselerasi hanya memberikan waktu dua tahun bagi siswa untuk menyelesaikan

sekolahnya pada jenjang SMA mulai kelas X sampai dengan kelas XII.

Pengembangan kurikulum melalui materi dimaksudkan memberikan pengembangan

materi jika secara proporsi mental dan psikis dapat diberikan pada siswa. Hal ini

didasarkan bahwa kurikulum merupakan standar cakupan materi minimal (Nugroho,

2006: 36). Penyusunan materi diurutkan dari mudah ke sulit dan dari sederhana ke

kompleks.

Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai garis besar untuk

melaksanakan pembelajaran dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Strategi pembelajaran dimuat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Perancangan

strategi pembelajaran bertujuan agar guru dapat memiliki pedoman atau skenario

yang rinci dan praktis dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Selain strategi

pembelajaran, ada hal yang disebut metode pembelajaran. Pengertian metode dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan cara kerja yang bersistem untuk

memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Jika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

30

dikaitkan dengan pembelajaran, maka metode pembelajaran merupakan cara yang

digunakan untuk menerapkan rencana pembelajaran yang telah dibuat guna mencapai

tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Metode pembelajaran yang dapat

digunakan antara lain ceramah, diskusi, penugasan, curah pendapat, role playing,

simulasi, studi kasus, uji coba, dan sebagainya. Penggunaan metode yang beragam

diharapkan tidak membuat jenuh dan monoton dalam menyajikan materi pelajaran

(Iskandarwassid dan Sunendar, 2008 226).

Media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat

menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik

sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik

(Sudrajat, 2008). Selanjutnya, ada evaluasi. Evaluasi berfungsi untuk menilai sejauh

mana kemajuan hasil belajar siswa dengan mengukur kemampuannya menguasai

kemampuan-kemampuan yang telah dirumuskan dalam tujuan instruksional khusus.

Dari beberapa pendapat dan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran di kelas akselerasi mencakup enam komponen pembelajaran, yaitu

analisis kurikulum, materi, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media, dan

evaluasi. Komponen pembelajaran ini bertujuan agar tujuan pendidikan yang telah

dibuat dapat tercapai.

3. Peran Guru dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara dan Menulis pada

Kelas Akselerasi

Guru adalah seorang pengajar yang tugas utamanya adalah

menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Dalam penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran itu, guru melakukan kegiatan mengajar. Mengajar adalah proses

mendidik atau membelajarkan peserta didik yang diasumsikan mempunyai beberapa

fungsi, antara lain membantu menumbuhkan dan mentransformasikan nilai-nilai

positif sambil memberdayakan serta mengembangkan potensi-potensi kepribadian

peserta didik (Sanusi dalam Iskandarwassid dan Sunendar, 2008: 3).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

31

Pengembangan potensi yang dimiliki oleh peserta didik perlu dilatih,

terutama keterampilan berbahasa. Siswa tidak boleh hanya diajarkan tentang teori tata

bahasa maupun teori sastra, tetapi tidak diberikan kesempatan untuk mempraktikkan

teori tata bahasa dan teori sastra dalam pembelajaran bahasa. Pengajaran bahasa yang

kering seperti itu akan membosankan siswa dan tidak dapat menjadikan siswa

terampil berbahasa.

Hal yang diperlukan oleh sebagian besar siswa adalah penguasaan bahasa

serta keterampilan berbahasa, baik lisan maupun tulisan. Tujuan itu hanya dapat

dicapai dengan latihan, dan sekali lagi latihan yang cukup (Badudu, 1989: 24).

Keterampilan berbicara dan menulis yang dilatih dan dikuasai dengan baik oleh

peserta didik akan menghasilkan penggunaan bahasa yang tertib. Bahasa yang tertib

mencerminkan cara berpikir, sikap, dan tindakan yang tertib pula. Ketertiban inilah

kunci utama bagi berhasilnya pembangunan dan pembinaan bangsa (Amanat

Kenegaraan, 1973, II: 82 dalam Jalal, 2001).

Guru hendaknya berusaha menciptakan suasana kegiatan berbahasa setiap

saat. Idris, Ahmad, dan Broto (1981: 56) menyebutkan peran guru sebagai pengawas

dan pembimbing. Sebagai pengawas, guru berusaha mengawasi berbagai kegiatan

berbahasa yang dilakukan siswa tanpa sepengetahuan siswa. Sebagai pembimbing,

guru selalu berusaha mendorong siswa melakukan berbagai kegiatan berbahasa setiap

kesempatan itu terbuka. Guru hendaknya juga dapat membimbing siswa untuk

mampu mengatur diri dalam belajar bahasa. Secara terus menerus telah dibuktikan

bahwa kemampuan pengaturan diri siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk

pencapaian akademik mereka (Zimmerman dan Martinez dalam Ping, 2012: 90).

Pengaturan diri dalam pembelajaran yaitu siswa dapat memiliki tanggung jawab

secara pribadi untuk belajar dan tahu bagaiamana caranya belajar (Keirns dalam Ping,

2012: 89).

Guru yang juga berperan sebagai seorang pengajar hendaknya mampu

mendidik dan membimbing peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Didikan dan

bimbingan yang diberikan bukan hanya sekadar menyampaikan pengetahuan tentang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

32

bahasa, tetapi juga latihan. Dengan berlatih menggunakan keterampilan berbicara dan

menulis, peserta didik diharapkan dapat terlibat langsung dalam menyerap informasi

dan menyatakan kembali hasil rekaman informasi yang diperolehnya sesuai dengan

kemampuan individu peserta didik (Iskandarwassid dan Sunendar, 2008: 227).

Tujuannya agar peserta didik mampu menguasai keterampilan berbicara dan menulis

untuk digunakan dalam kehidupannya.

4. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam Pembelajaran Keterampilan

Berbicara dan Menulis di Kelas Akselerasi

Perkembangan arus informasi, teknologi, dan komunikasi dalam era

globalisasi saat ini begitu pesat. Perkembangan tersebut menuntut setiap bidang

kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan, dan strateginya agar sesuai dengan

kebutuhan dan tidak ketinggalan zaman. Sistem pendidikan pun demikian.

Pendidikan dapat memengaruhi kehidupan dan perkembangan masyarakat, baik

sekarang maupun pada masa yang akan datang agar terbentuk masyarakat madani

yang good governance dan clean governance. Masyarakat tersebut hanya dapat

diwujudkan melalui pendidikan berkualitas yang mampu memadukan aspek religi,

sosial budaya, dan teknologi secara utuh dan menyeluruh (Mulyasa, 2006: 16).

Sistem pendidikan senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan

perkembangan yang terjadi, baik di tingkat lokal, nasional, maupun global.

Sistem pendidikan yang terus menerus berkembang mencakup kurikulum

yang merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan. Kurikulum dipahami

sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum senantiasa

berubah menyesuaikan perkembangan yang ada dalam masyarakat. Perubahan

kurikulum berangkat dari kompetensi-kompetensi sebagai hasil analisis dari berbagai

kebutuhan di masyarakat, baik kebutuhan untuk hidup (bekerja) maupun untuk

mengembangkan diri sesuai dengan pendidikan seumur hidup (Mulyasa, 2006: 15).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

33

Kurikulum yang digunakan saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). KTSP dapat dikatakan sebagai perbaikan dari kurikulum

sebelumnya, yaitu Kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).

Kurikulum 2004 pada hakikatnya adalah kurikulum yang berbasis kompetensi.

Kompetensi ini dimaksudkan agar peserta didik terukur perkembangannya. Tiap-tiap

mata pelajaran telah ditetapkan capaian kompetensi standarnya dan kompetensi

dasarnya sehingga secara konseptual jelas capaiannya (Nugroho, 2006: 9).

KTSP beranjak dari Kurikulum 2004. KTSP dapat dikatakan sebagai

penyempurnaan dari kurikulum yang ada sebelumnya, yaitu Kurikulum 2004.

Beberapa perbedaan dalam KTSP dan Kurikulum 2004 yaitu dalam manajemen,

pembelajaran, dan pelaksanaan (PP No. 19 Tahun 2005). Dalam Kurikulum 2004, uji

coba, pemodelan, dan manajemen berbasis sekolah dilakukan oleh pusat (Direktoriat

dan Balitbang), sedangkan dalam KTSP standar isi disusun oleh Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP) dan dikembangkan oleh sekolah. Selanjutnya dalam

pembelajaran, Kurikulum 2004 menetapkan peran guru sebagai fasilitator dan

pembelajaran berbasis kompetensi, sedangkan dalam KTSP berorientasi kompetensi

dan siswa sebagai pusat pembelajar. Pelaksanaan Kurikulum 2004 diberikan model-

model (silabus, pembelajaran, dan penilaian) dalam dokumen lengkap yang disusun

pusat sebagai acuan atau pedoman, sedangkan dalam KTSP sekolah dan komite

sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya di

bawah supervisi dinas kabupaten/kota dan/atau dinas provinsi.

KTSP disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan

dengan memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang

dikembangkan oleh BSNP. Penyusunan dan pelaksanaan KTSP oleh pihak sekolah

bertujuan agar setiap visi, misi, dan tujuan yang hendak dicapai oleh pihak sekolah

dapat terwujud karena pihak sekolahlah yang paling tahu apa yang terbaik bagi

sekolahnya. Mulyasa (2007: 21) mengungkapkan bahwa KTSP adalah suatu ide

tentang pengembangan kurikulum yang diletakkan pada posisi yang paling dekat

dengan pembelajaran, yakni sekolah, dan satuan pendidikan. KTSP dapat dikatakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

34

sebagai salah satu wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada

sekolah dan satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan

potensi, tuntutan, dan kebutuhan masing-masing.

Ketika melakukan pengembangan kurikulum untuk digunakan dalam

pembelajaran di sekolah, guru maupun tim MGMP sebagai pengembang kurikulum

perlu memperhatikan prinsip-prinsip dalam mengembangkan kurikulum. Prinsip

pengembangan kurikulum yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional (Permendiknas) nomor 22 tahun 2006, yaitu:

a) berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik

dan lingkungannya;

b) beragam dan terpadu;

c) tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;

d) relevan dengan kebutuhan kehidupan;

e) menyeluruh dan berkesinambungan;

f) belajar sepanjang hayat; dan

g) seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

Proses pengembangan kurikulum perlu mempertimbangkan karakteristik

peserta didik dan kebutuhannya, tuntutan keilmuan dan keutuhan masyarakat dunia

kerja. Tujuan mempertimbangkan karakteristik peserta didik dan kebutuhannya dalam

pengembangan kurikulum adalah agar pembelajaran yang dialami peserta didik,

khususnya peserta didik dalam kelas akselerasi, benar-benar aplikatif dan bermakna

bagi dirinya dan masyarakat sekitarnya. Pengembangan kurikulum merupakan proses

yang dinamis berdasarkan keseimbangan estetika, etika, logika, dan kinestetika. Guru

harus benar-benar berupaya menyeimbangkan aspek-aspek tersebut secara

proporsional agar peserta didik memiliki keterampilan yang utuh.

5. Penelitian yang Relevan

Penelitian pertama yang relevan dengan penelitian ini dilakukan oleh

Sa’bani (2009) dalam skripsi yang berjudul “Pembelajaran Keterampilan Berbicara di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

35

SMP Negeri 3 Salatiga”. Dalam penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

pembelajaran keterampilan berbicara di SMP Negeri 3 Salatiga pada dasarnya dapat

berlangsung dan berhasil dengan baik, terlihat dari persiapan yang cukup, strategi dan

metode pembelajaran yang menarik dan variatif, penggunaan media ajar sesuai

kebutuhan, pemilihan materi ajar yang baik, interaksi yang baik antara guru dengan

siswa ataupun siswa dengan siswa, penilaian yang baik, dan hasil pembelajaran yang

memuaskan. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran keterampilan

berbicara yaitu siswa kurang percaya diri, siswa kurang antusias, siswa masih

menggunakan metode hapalan, siswa merasa takut dan kurang percaya diri, jumlah

siswa sangat banyak sehingga waktu untuk presentasi terbatas, siswa belum mampu

berbicara dadakan, dan siswa masih sering menggunakan bahasa Jawa. Meskipun

terdapat beberapa kendala dalam pembelajaran keterampilan berbicara, namun guru

dan siswa berusaha mengatasi kendala-kendala tersebut.

Penelitian kedua yang relevan adalah tesis yang berjudul “Pembelajaran

Keterampilan Menulis di Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus di Kelas XI SMA N 1

Slogohimo, Wonogiri)” oleh Tarmin (2007). Kesimpulan yang dapat ditarik dari

penelitian tersebut adalah pembelajaran keterampilan menulis di kelas XI SMA N 1

Slogohimo, Wonogiri sudah cukup baik, terlihat dari pengetahuan guru terhadap

kurikulum yang saat itu digunakan, pelaksanaan pembelajaran yang sesuai rencana,

materi telah sesuai, media cukup bervariasi, dan durasi waktu praktik yang cenderung

lebih banyak daripada teori. Kesulitan yang ditemui antara lain belum ada tradisi

gemar menulis di kalangan siswa, kesulitan menuangkan ide, lemahnya

ketatabahasaan siswa, menentukan judul setelah karangan selesai, dan pendekatan

komunikatif belum terlaksana.

Penelitian ketiga yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian dengan

judul “Pembelajaran Sastra pada Kelas Akselerasi (Studi Kasus di SMA N 8

Yogyakarta)” oleh Nugroho (2006). Kesimpulan penelitian tersebut adalah

pelaksanaan pembelajaran sastra di kelas akselerasi SMA Negeri 8 Yogyakarta

berjalan dengan baik, mulai dari perencanaan hingga evaluasinya telah memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

36

langkah-langkah yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran. Siswa juga dapat

mengembangkan kemampuan apresiasi sastra melalui pembelajaran sastra. Hambatan

yang ditemui dalam pembelajaran puisi adalah pengetahuan guru tentang puisi

tersebut. Usaha yang dilakukan oleh guru adalah pemilihan materi, pemberian

motivasi, pengembangan metode dan strategi, dan kedekatan siswa dan guru.

Penelitian keempat yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Setyawan (2011) dengan judul “Pembelajaran Keterampilan Berbicara

(Studi Kasus di SMK Negeri Kabupaten Karanganyar)”. Kesimpulan penelitian

tersebut adalah perencanaan pembelajaran dalam RPP masih berbentuk mentah dan

perlu dikembangkan, pelaksanaan pembelajaran berlangsung dengan baik. Kendala

yang ditemui adalah siswa sulit berbicara di depan umum, sumber materi mengacu

pada LKS yang materinya kurang mendalam, jam pelajaran bahasa Indonesia dirasa

kurang, terdapat beberapa LCD yang rusak dan belum adanya laboratorium bahasa,

dan masih ada penggunaan bahasa ibu (bahasa Jawa) dalam pembelajaran. Upaya

yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah memotivasi siswa,

mencari materi dari sumber lain, penilaian keterampilan berbicara berdasarkan

pengamatan guru terhadap siswa di luar pembelajaran, dan guru memiliki fungsi

kontrol kepada siswa.

Penelitian kelima yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Nulhakim (2008) dengan judul “Program Akselerasi bagi Siswa

Berbakat Akademik”. Kesimpulan penelitian tersebut adalah layanan pendidikan

khusus bagi peserta didik berbakat akademik dan berkecerdasan luar biasa

dibutuhkan oleh masyarakat dengan beberapa peningkatan layanan agar dapat

berlangsung secara optimal dengan memperhatikan kebutuhan peserta didik yang

memang unggul dan merupakan aset harapan masa depan bangsa.

Relevansi penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah adanya kesamaan

pada variabel, yaitu variabel pembelajaran keterampilan berbicara, keterampilan

menulis, dan kelas akselerasi. Penelitian tersebut mengkaji proses pembelajaran,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

37

kendala dalam pembelajaran, dan berusaha mencari pemecahan atas kendala yang

dihadapi dalam keterampilan berbicara dan menulis.

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan pendahuluan dan kajian teori tentang pembelajaran

keterampilan berbicara dan menulis di kelas akselerasi dapat dibuat suatu kerangka

berpikir seperti berikut.

Keterampilan berbicara dan menulis adalah keterampilan berbahasa yang

sangat penting untuk dikuasai. Pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis

secara umum belum memperlihatkan perolehan hasil yang memuaskan. Dalam

keterampilan berbicara siswa belum mampu menyampaikan gagasannya dalam

komunikasi lisan dengan baik. Mereka masih malu, gugup, dan ragu ketika

menyampaikan pendapat dan gagasannya di depan umum. Dalam keterampilan

menulis, siswa belum tergugah untuk dapat mengekspresikan pendapatnya sesuai

dengan tema tulisan serta kurang menguasai ejaan dan kosakata yang diperlukan

untuk membuat sebuah karya tulis yang baik.

Pemahaman guru terhadap kurikulum sangat penting. Khususnya dalam

pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis, guru harus memahami hakikat

keterampilan berbicara dan menulis. Selain kurikulum pembelajaran keterampilan

berbicara dan menulis, guru juga harus memahami karakteristik siswa kelas akselerasi

dan pembelajaran di kelas akselerasi yang berbeda dengan kelas reguler.

Selain pemahaman tentang kurikulum, guru juga dituntut untuk mampu

melakukan proses pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis. Guru

diharapkan memiliki kemampuan mengajar dan mendidik yang baik melalui

pemberian materi, pelaksanaan strategi, penerapan metode, penggunaan media, serta

pelaksanaan evaluasi dalam kegiatan pembelajaran. Pemahaman terhadap kurikulum

dan proses pembelajaran keterampilan berbahasa produktif pada guru diharapkan

mampu diterapkan kepada siswa. Tujuannya agar hasil proses belajar-mengajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

38

keterampilan berbahasa produktif dapat tercapai sesuai yang diharapkan. Visualisasi

kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini.

Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian

Pemahaman dan Persepsi Guru terhadap

Kurikulum 2006

Pemahaman Teori

dan Pembelajaran

Keterampilan

Berbicara dan

Menulis

Pemahaman

Karakteristik dan

Pembelajaran Kelas

Akselerasi

Pemahaman Peran

Guru dalam

Pembelajaran

Keterampilan

Berbicara dan Menulis

Proses Belajar Mengajar

(Materi, Strategi, Metode, Media, Evaluasi)

Hasil Proses Belajar Mengajar

Keterampilan Berbicara dan Menulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dua sekolah, yaitu SMA Negeri 1 dan SMA

Negeri 3 Surakarta pada tahun ajaran 2011/2012. SMA Negeri 1 terletak di Jalan

Monginsidi 40, Surakarta, sedangkan SMA Negeri 3 terletak di Jalan RE Martadinata

143, Surakarta. Dua sekolah tersebut dipilih sebagai lokasi penelitian karena

keduanya merupakan sekolah favorit dan memiliki prestasi akademik yang baik. Dari

8 (delapan) SMA Negeri yang ada di kota Surakarta, hanya SMA Negeri 1 dan SMA

Negeri 3 Surakarta saja yang memiliki program akselerasi.

SMA Negeri 1 memiliki dua kelas akselerasi pada kelas XI, yaitu kelas XI

Aksel 1 dan XI Aksel 2. Kelas yang dijadikan sebagai objek penelitian di SMA

Negeri 1 adalah kelas XI Aksel 1 yang berjumlah 24 orang. Sementara itu, SMA

Negeri 3 memiliki tiga kelas akselerasi pada kelas XI, yaitu kelas XI Aksel 1, XI

Aksel 2, dan XI Aksel 3. Kelas yang menjadi objek penelitian di SMA Negeri 3

adalah kelas XI Aksel 3 yang berjumlah 19 orang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari 2012-Juni 2012. Adapun

rincian kegiatan dan waktu penelitian adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Rincian Waktu dan Kegiatan Penelitian

No. Kegiatan Bulan

Februari Maret April Mei Juni

1 Penyusunan proposal xxxx

2 Pengajuan Izin Penelitian xxxx

3 Pengumpulan data xx-x xxx

4 Analisis data xxxx

5 Penyusunan laporan ---x xxxx

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

40

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan

sebuah proses yang mengungkapkan penelitian yang mengungkapkan berbagai

pandangan yang nampak dalam penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti bertolak dari

data yang ditemui di lapangan, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas,

dan berakhir dengan konsep yang berkaitan dengan variabel yang diteliti.

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penelitian ini bertujuan

memberikan gambaran secara detail mengenai pembelajaran keterampilan berbicara

dan menulis pada kelas akselerasi di SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Surakarta.

Penelitian ini menggunakan dua sekolah untuk mendeskripsikan pembelajaran

keterampilan berbicara dan menulis di kelas akselerasi. Tujuannya adalah untuk

menemukan pola pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis di kelas

akselerasi.

C. Data dan Sumber Data

Data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Tempat dan peristiwa, yaitu peristiwa pembelajaran keterampilan berbicara dan

menulis di kelas XI Aksel 1 di SMAN 1 Surakarta dan XI Aksel 3 di SMAN 3

Surakarta.

2. Informan atau narasumber, yaitu seseorang yang dinilai mengetahui masalah yang

akan dikaji oleh peneliti. Dalam hal ini informan adalah guru dan siswa kelas

akselerasi SMAN 1 dan SMAN 3 Surakarta.

3. Dokumen mengenai perangkat pembelajaran (RPP, silabus, dan daftar nilai

siswa,), tugas-tugas siswa yang berhubungan dengan pelaksanaan keterampilan

berbicara dan menulis. Dokumen diperoleh dari guru dan siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

41

D. Teknik Sampling (Cuplikan)

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling, yakni pengambilan sampel karena pertimbangan atau tujuan tertentu.

Purposive sampling dilakukan agar penelitian dapat lebih terfokus. Peneliti

mengambil sampel satu kelas akselerasi dari masing-masing sekolah pada tahun

ajaran 2011/2012, yaitu kelas XI Aksel 1 di SMA Negeri 1 dan XI Aksel 3 di SMA

Negeri 3. Pertimbangan yang diambil dalam pengambilan sampel adalah kedua kelas

tersebut merupakan kelas yang menengah, artinya bukanlah kelas yang terbaik dan

bukan juga kelas yang terlemah dalam prestasi. Kedua kelas inilah yang diamati

tentang proses pembelajaran dan hasil pekerjaan siswa, meliputi praktik keterampilan

berbicara dan hasil tulisan siswa.

E. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Teknik observasi atau pengamatan dilakukan mengenai keadaan tempat

observasi, yaitu sekolah dan kelas, serta peristiwa atau kegiatan pembelajaran.

2. Wawancara

Teknik wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan guru dan siswa.

Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi lebih dari pengamatan atau

observasi yang dilakukan.

3. Analisis Data

Teknik analisis dokumen dilakukan dengan cara mentranskrip dokumen-

dokumen berupa RPP, silabus, nilai keterampilan berbicara dan menulis siswa,

tugas siswa yang berhubungan dengan pembelajaran keterampilan berbicara dan

menulis pada kelas dan sekolah yang diteliti.

F. Uji Validitas Data

Uji validitas data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

42

1. Review Informan

Review informan dilakukan untuk mengecek kembali data dan informasi. Data

diperoleh dari guru dan siswa.

2. Triangulasi Metode

Triangulasi metode dilakukan dengan cara mengumpulkan data sejenis dengan

metode yang berbeda, yaitu observasi, wawancara, dan analisis dokumen.

3. Triangulasi Sumber Data

Triangulasi sumber data, yakni dengan membandingkan dan mengecek balik

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda. Dalam hal ini membandingkan data yang diperoleh melalui wawancara

dengan dokumen yang berkaitan dengan pembelajaran keterampilan berbicara

dan menulis di SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Surakarta.

G. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model

interaktif Milles dan Huberman (Sutopo, 2002: 187). Analisis interaktif adalah

analisis yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan

penarikan simpulan/verifikasi. Skema analisis interaktif dapat dilihat pada Gambar 3

berikut ini.

Gambar 3. Analisis Model Interaktif (Miles dan Huberman)

Pengumpulan

Data Penyajian

Data

Penarikan

Simpulan/Verifikasi

Reduksi Data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

43

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (a)

penyusunan proposal penelitian; (b) pengurusan perizinan penelitian; (c) menyusun

jadwal penelitian; (d) menyiapkan pedoman observasi, wawancara, dan perangkat

lainnya; (e) melaksanakan penelitian; (f) analisis data penelitian; (g) penyusunan

laporan penelitian.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yaitu di SMA Negeri 1 dan SMA

Negeri 3 Surakarta. SMA Negeri 1 Surakarta terletak di pinggir jalan raya yang

cukup strategis untuk dijangkau dengan angkutan umum maupun kendaraan pribadi.

Sekolah yang merupakan salah satu sekolah negeri favorit di kota Surakarta ini

terletak di Jalan Monginsidi 40, Surakarta. Ada dua jenis program yang saat ini

dimiliki, yaitu program rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) dan akselerasi.

Secara rinci, terdapat sepuluh kelas untuk kelas X, masing-masing delapan kelas

untuk kelas XI IPA dan XII IPA, tiga kelas untuk XI IPS dan XII IPS, serta dua kelas

untuk XI Akselerasi dan XII Akselerasi. Penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1

ini difokuskan pada kelas XI Aksel 1 dengan siswa yang berjumlah 24 orang.

Lokasi penelitian kedua adalah SMA Negeri 3 Surakarta. SMA Negeri 3

Surakarta juga memiliki dua program, yaitu program rintisan sekolah bertaraf

internasional (RSBI) dan kelas akselerasi. Sekolah yang juga merupakan sekolah

favorit di kota Surakarta ini memiliki dua lokasi yang berbeda. Program RSBI SMA

Negeri 3 terletak di sebelah utara, yaitu di Jalan Prof. WZ. Johanes 58 Surakarta

(Kerkop). Program akselerasi SMA Negeri 3 terletak di sebelah selatan, yaitu Jalan

RE Martadinata 143, Surakarta (Warungmiri). Kedua lokasi tersebut, terutama lokasi

untuk akselerasi terletak di jalan raya yang tidak terlalu ramai. Penelitian yang

dilakukan di SMA Negeri 3 ini difokuskan pada kelas XI Aksel 3 dengan siswa yang

berjumlah 19 orang.

B. Deskripsi Temuan Penelitian

Penelitian ini menghasilkan serangkaian data atau informasi mengenai

proses pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis pada kelas akselerasi di

SMA Negeri kota Surakarta. Data atau informasi dihimpun dari SMA Negeri 1 dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

45

SMA Negeri 3 Surakarta yang berstatus RSBI dan memiliki kelas khusus program

akselerasi. Hasil-hasil penelitian ini meliputi: (1) persepsi guru terhadap

pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis; (2) pelaksanaan pembelajaran

keterampilan berbicara dan menulis; (3) kendala-kendala yang ditemui guru dalam

pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis; (4) upaya-upaya yang dilakukan

guru untuk mengatasi masalah tersebut. Hasil penelitian tersebut secara rinci

dideskripsikan dalam pembahasan berikut.

1. Persepsi Guru terhadap Pembelajaran Keterampilan Berbicara dan Menulis

Guru memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan

pembelajaran. Guru berperan sebagai pendidik yang membantu siswa secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi

dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dalam pembelajaran bahasa, siswa juga

diharapkan menguasai keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca,

dan menulis yang akan berguna bagi dirinya dan masyarakat.

Menurut data yang diperoleh dari wawancara dengan guru bahasa Indonesia

pada kelas akselerasi, persepsi guru terhadap pembelajaran keterampilan berbicara

dan menulis adalah sebagai berikut.

a. Keterampilan berbicara dan menulis berguna untuk diterapkan dalam

kehidupan siswa

Guru berpendapat bahwa keterampilan berbicara dan menulis berguna bagi

siswa untuk diterapkan di kehidupannya, baik yang ia alami saat ini maupun bagi

masa depannya. Keterampilan berbicara dan menulis tidak hanya berguna bagi siswa

pada saat pembelajaran bahasa Indonesia saja, melainkan juga pada kegiatan sekolah

yang lainnya, misalnya lomba pembuatan karya ilmiah. Keterampilan menulis

diterapkan dalam penulisan karya ilmiah, melalui penjabaran ide yang baik dan

kaidah penulisan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

46

b. Siswa perlu dibekali keterampilan berbicara dan menulis melalui praktik

Menurut guru, siswa perlu dibekali dengan keterampilan berbahasa yang

baik, khususnya keterampilan berbicara dan menulis untuk diterapkan dalam

kehidupannya. Pembekalan itu tidak hanya dari teori saja, tetapi juga praktik agar

siswa benar-benar mampu melakukan keterampilan tersebut. Guru membimbing dan

mengarahkan siswa agar mampu menguasai keterampilan berbicara dan menulis.

Bimbingan dan arahan itu diwujudkan dalam tugas dan evaluasi keterampilan

berbicara dan menulis yang berguna untuk mengasah keterampilan siswa.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa guru memiliki persepsi bahwa

keterampilan berbicara dan menulis harus dikuasai oleh siswa. Keterampilan

berbicara dan menulis berguna bagi siswa untuk diterapkan di kehidupannya, baik

yang ia alami saat ini maupun bagi masa depannya. Keterampilan tersebut harus

diasah secara tepat, tidak hanya dibekali dengan teori saja tetapi juga dengan praktik

agar siswa dapat menguasai sendiri keterampilan itu.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Berbicara dan Menulis

a. Persiapan Sebelum Pembelajaran

Persiapan merupakan hal yang penting dilakukan sebelum pelaksanaan

kegiatan pembelajaran. Persiapan turut menentukan kualitas proses dan hasil

pembelajaran, termasuk dalam kegiatan pembelajaran berbicara dan menulis pada

kelas askselerasi. Waktu pembelajaran yang tergolong singkat pada kelas akselerasi

membuat guru harus merancang kegiatan pembelajaran dengan baik. Persiapan

pembelajaran yang dilakukan dalam pembelajaran keterampilan berbicara dan

menulis di kelas akselerasi adalah sebagai berikut.

1) Perangkat pembelajaran yang berbeda dengan kelas reguler

Guru-guru yang mengajar pada kelas akselerasi di dua sekolah yang diteliti

melakukan persiapan melalui pembuatan perangkat pembelajaran. Guru yang

mengajar di dua program yang berbeda, yaitu reguler dan akselerasi pun juga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

47

membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang berbeda untuk kedua

program tersebut. Hal ini bertujuan agar guru dapat mengelola waktu dalam

pembelajaran secara tepat karena waktu untuk kedua program tersebut berbeda. RPP

yang dibuat oleh guru memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi,

kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, alokasi

waktu, model pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, sumber bahan ajar,

dan media pembelajaran.

Selain persiapan dari RPP, guru juga membuat rincian minggu efektif

pembelajaran. Rincian minggu efektif berisi jumlah minggu dalam semester, jumlah

minggu yang tidak efektif, dan distribusi waktu untuk memenuhi kompetensi dasar

yang ada. Selain rincian minggu efektif, guru juga membuat program tahunan

(prota), program semester (promes), silabus, serta rencana pengajaran dan kalender

pendidikan yang dibuat pada awal tahun pembelajaran.

2) Klasifikasi materi pada awal tahun pembelajaran

Waktu pembelajaran kelas akselerasi dapat dikatakan singkat. Pembelajaran

yang biasa ditempuh dalam tiga tahun, ditempuh hanya dalam waktu dua tahun pada

program akselerasi. Singkatnya waktu pembelajaran yang ada membuat guru

mengondisikan rencana dan kegiatan pembelajaran sesuai waktu yang tersedia. Guru

yang mengajar di kelas akselerasi menyadari pentingnya untuk mengatur dan

merencanakan kegiatan pembelajaran.

Strategi pengaturan perencanaan kegiatan pembelajaran pada kelas

akselerasi dilakukan oleh guru. Biasanya guru memadatkan materi pembelajaran

yang akan diberikan pada siswa kelas akselerasi. Pemadatan itu biasanya tercermin

pada RPP yang dibuat oleh guru. Tidak hanya RPP, guru juga membuat rencana

pembelajaran dalam klasifikasi materi untuk satu tahun pembelajaran untuk

mengefektifkan waktu yang tersedia dan materi yang akan diajarkan kepada siswa.

Jika materi yang sama ditemui pada tiga semester awal, maka pada semester yang

baru guru dan siswa hanya mengulang sebagian materi dan memperbanyak praktik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

48

Guru bahasa Indonesia pada kelas akselerasi menyadari pentingnya

membuat rencana pembelajaran untuk siswa, khususnya siswa kelas akselerasi yang

memiliki waktu pembelajaran singkat. Guru benar-benar melakukan persiapan dan

perencanaan kegiatan pembelajaran untuk disampaikan kepada siswa di kelas

akselerasi. Persiapan yang dilakukan guru disiapkan dengan baik untuk waktu satu

tahun pembelajaran.

3) Pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan disampaikan

Persiapan tidak hanya dilakukan oleh guru, tetapi juga siswa. Sebelum

melaksanakan pembelajaran berbicara dan menulis, guru biasanya meminta siswa

melakukan persiapan. Siswa biasanya memiliki pengetahuan awal tentang materi

yang akan dipelajari. Dalam pembelajaran berbicara, guru meminta siswa

mempelajari mmenyiapkan bahan pembelajarannya, yaitu naskah berita atau pidato,

puisi untuk ditampilkan dalam musikalisasi puisi, atau properti yang akan digunakan

dalam pementasan drama. Sementara itu, dalam pembelajaran menulis guru biasanya

meminta siswa untuk menyiapkan contoh proposal atau surat perjanjian jual-beli

serta media yang digunakan siswa. Biasanya masing-masing siswa menggunakan

laptop dalam pembelajaran menulis.

b. Pemilihan Metode Pembelajaran dan Strategi Pengelolaan Pembelajaran

1) Metode Pembelajaran

a) Integratif

Salah satu pembelajaran integratif yang dilakukan oleh guru adalah

pembelajaran berbicara dalam kompetensi dasar menulis. Dalam kompetensi dasar

menulis surat dagang dan kuasa, guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat

surat perjanjian jual beli sesuai yang temanya disesuaikan dengan undian yang

diambil oleh setiap siswa. Pada pertemuan berikutnya saat siswa telah menyelesaikan

pekerjaannya, guru meminta siswa mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya

dengan mempresentasikannya di depan kelas. Siswa lain yang tidak melakukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

49

presentasi menyimak presentasi yang dilakukan oleh temannya sambil membaca

hasil pekerjaan temannya tersebut yang ditayangkan melalui layar LCD.

Tidak seluruh siswa melakukan kegiatan presentasi, melainkan hanya

beberapa siswa yang melakukannya. Siswa lainnya melakukan kegiatan berbicara

melalui pengajuan pertanyaan. Dalam hal ini guru juga bertindak adil. Seluruh siswa

diberikan nilai melalui kegiatan berbicara yang dilakukan, baik melalui presentasi

maupun pengajuan pertanyaan.

Pada pembelajaran tersebut, guru telah menerapkan metode pembelajaran

integratif. Metode pembelajaran integratif yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan

pembelajaran tersebut tidak hanya melatih keterampilan menulis siswa saja,

melainkan juga keterampilan berbicara, membaca, dan menyimak siswa. Siswa

melatih keterampilan menulisnya lewat penulisan surat perjanjian jual beli.

Keterampilan berbicara siswa dilatih melalui kegiatan presentasi dan pengajuan

pertanyaan kepada siswa yang melakukan presentasi, keterampilan membaca dilatih

melalui kegiatan membaca pekerjaan siswa yang melakukan presentasi, dan kegiatan

menyimak dilakukan pada saat siswa menyimak kegiatan presentasi temannya dan

mendengar siswa lainnya memberikan komentar atau pertanyaan.

b) Demonstrasi

Metode lain yang digunakan oleh guru adalah demonstrasi. Metode

demonstrasi dilakukan guru dengan menunjukkan atau memperlihatkan contoh-

contoh yang berkaitan dengan pembelajaran yang sedang dilakukan. Menurut guru B

dan BD yang peneliti wawancarai, metode ini cukup efektif karena siswa bisa

mendapatkan contoh yang nyata dari kegiatan berbicara atau menulis yang hendak

dilakukan. Harapannya siswa mampu melakukan sendiri kegiatan berbicara dan

menulis dengan beranjak dari contoh-contoh yang ia telah dapatkan sebelumnya.

Dalam kegiatan berbicara guru biasanya memberikan contoh tayangan video

berbicara atau berpidato. Selain itu, guru juga menjadikan dirinya sebagai contoh

atau model sehingga siswa bisa memperhatikan secara langsung bagaimana cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

50

melakukan kegiatan berbicara yang baik. Sedangkan dalam kegiatan menulis, guru

memberikan contoh tulisan yang berkaitan dengan materi yang sedang diajarkan.

c) Discovery-Inquiry

Salah satu karakteristik siswa akselerasi adalah memiliki rasa ingin tahu

yang besar. Rasa ingin tahu siswa itu semakin dibangun oleh guru dengan metode

pembelajaran discovery-inquiry. Dalam metode ini, guru tidak langsung memberikan

pengetahuan kepada siswa tentang suatu hal, melainkan membiarkan siswa

menemukan konsep dan prinsip sendiri. Contohnya, dalam pembelajaran menulis

guru mengambil contoh yang dekat dengan lingkungan siswa, yaitu vas bunga. Dari

hal tersebut, guru menyuruh siswa menentukan jenis karangan apa yang bisa dibuat

oleh siswa.

d) Brainstorming

Selain membangun rasa ingin tahu siswa melalui metode pembelajaran

inkuiri, guru juga berusaha membangun sikap kritis siswa. Guru tidak langsung

memberikan pengertian teoritik terhadap materi yang dipelajari, melainkan

membiarkan siswa mendapatkan pengertian dan pemahaman sendiri dari kegiatan

pembelajaran yang dilakukan.

Contoh kegiatan brainstorming yang dilakukan oleh guru dan siswa adalah

saat melakukan pembelajaran menulis pada kompetensi dasar menulis proposal untuk

berbagai keperluan. Guru terlebih dahulu bertanya dan menggali pengetahuan awal

siswa tentang proposal. Pertanyaan yang diberikan oleh guru, yaitu apa yang

dimaksud dengan proposal, apa saja yang menjadi komponen proposal, apa manfaat

proposal, kegiatan apa saja yang membutuhkan proposal, dan sebagainya. Setelah

siswa menjawab, guru tidak langsung menentukan apakah jawaban siswa benar atau

salah. Guru menuliskan jawaban siswa di papan tulis kemudian membahas bersama-

sama dengan siswa seperti yang tampak dalam Gambar 4.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

51

Gambar 4. Guru Menggunakan Metode Brainstorming dalam

Pembelajaran

Kegiatan dalam metode brainstorming lainnya adalah pemberian kasus

kepada siswa untuk dipecahkan. Ketika guru mengajar tentang penulisan surat, guru

tidak menerangkan jenis-jenis surat atau format surat. Guru memberikan dua contoh

surat kepada siswa yang ditayangkan melalui LCD. Kemudian siswa menemukan

format dan bagian-bagian surat dari contoh tersebut. Siswa menemukan baik secara

mandiri maupun bersama-sama dengan guru.

Guru mengizinkan siswa mengungkapkan pendapatnya tentang materi yang

sedang dibahas dalam metode brainstorming ini. Kegiatan tersebut dapat

membangun kekritisan siswa, keberanian siswa untuk mengungkapkan pendapatnya,

dan dapat melatih keterampilan berbicara siswa. Setelah siswa melakukan sumbang

saran melalui metode brainstorming ini, guru juga meluruskan dan menyimpulkan

pendapat siswa mengenai materi yang dibahas.

e) Diskusi

Metode diskusi membangun keaktifan siswa. Siswa melakukan interaksi

antara siswa dengan siswa untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali atau

memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu. Siswa juga dapat membangun

rasa kerja sama antarsiswa melalui metode ini. Metode diskusi yang diberikan oleh

guru dapat juga bertujuan agar siswa bertukar pikiran dengan temannya mengenai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

52

tugas yang mereka kerjakan, seperti yang tampak pada Gambar 5. Kegiatan ini juga

dapat membangun karakter siswa dan juga keterampilan berbicara siswa.

Gambar 5. Siswa Melakukan Kegiatan Diskusi dalam Pembelajaran

2) Strategi Pengelolaan Pembelajaran

Strategi pengelolaan pembelajaran yang digunakan oleh guru merupakan

salah satu bagian penting dalam proses pembelajaran keterampilan berbicara dan

menulis, terlebih pada kelas akselerasi. Singkatnya waktu pembelajaran dan cukup

banyaknya materi yang harus disampaikan membuat guru harus terampil

menggunakan strategi dan metode dalam pembelajaran. Strategi-strategi yang

dilakukan guru dalam pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis pada kelas

askelerasi adalah sebagai berikut.

a) Pembelajaran berorientasi pada praktik

Pandangan guru terhadap keterampilan berbicara dan menulis yang

memerlukan lebih banyak praktik daripada teori diterapkan pada kegiatan

pembelajaran. Meskipun waktu pembelajaran yang tergolong singkat, namun guru

tidak mengabaikan pentingnya melatih keterampilan berbicara dan menulis siswa.

Guru bahkan lebih mengutamakan siswa untuk melakukan praktik berbicara dan

menulis daripada sekadar menyampaikan teori kepada siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

53

b) Perpaduan kegiatan berbicara yang berbeda untuk pertemuan yang

sama

Guru memiliki strategi agar seluruh siswa dapat melaksanakan praktik

berbicara dan menulis dengan waktu yang tersedia. Salah satunya adalah kegiatan

berbicara yang berbeda dalam satu pertemuan. Dalam kompetensi dasar menulis

surat niaga, guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan presentasi setelah siswa

menyelesaikan pekerjaannya. Guru hanya meminta beberapa orang siswa untuk

melakukan kegiatan presentasi (Gambar 6). Siswa lainnya diberikan kesempatan

mempraktikkan kemampuan berbicara lewat pengajuan pertanyaan (Gambar 7).

Meskipun praktik berbicara dilakukan dalam cara yang berbeda, namun seluruh

siswa diberikan kesempatan untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga

seluruh siswa mampu mengasah keterampilan mereka. Guru juga menilai

kemampuan berbicara siswa dalam kedua kegiatan berbicara tersebut.

Gambar 6. Siswa Melakukan Presentasi Hasil Pekerjaannya

di hadapan Teman-temannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

54

Gambar 7. Siswa Mengajukan Pertanyaan kepada Temannya

yang Sedang Melakukan Presentasi

c) Pengaturan waktu pembelajaran yang fleksibel

Dalam pelaksanaannya, kegiatan pembelajaran terkadang tidak sesuai

dengan perencanannya. Dalam perencanaan pembelajaran yang dicantumkan dalam

RPP, satu kompetensi dasar biasanya dilakukan dalam empat kali pertemuan, yaitu 4

x 45 menit. Dalam kenyataannya, guru dan siswa sering menyelesaikan pembelajaran

lebih cepat. Satu kompetensi dasar yang biasanya dilakukan dalam empat kali

pertemuan, terkadang bisa diselesaikan hanya dalam tiga kali pertemuan, yaitu 3 x 45

menit. Jika hal tersebut terjadi, guru akan menjalankan kompetensi dasar berikutnya

untuk mengefisienkan waktu yang ada.

Selain itu menurut guru yang diwawancarai, terkadang pelaksanaan

pembelajaran dapat berubah dan tidak sesuai dengan RPP yang telah dibuat.

Misalnya, pada pembelajaran drama guru merencanakan untuk memberikan teori

mengenai drama pada semester satu dan mulai melakukan praktik pada semester

kedua. Tetapi, pada kenyataannya guru menyuruh siswa untuk melakukan praktik

pementasan drama pada semester pertama setelah siswa diberikan teori drama.

Pengaturan waktu pembelajaran yang fleksibel ini dilakukan guru agar pembelajaran

keterampilan berbicara dan menulis pada kelas akselerasi tidak tertinggal dengan

kelas reguler atau RSBI.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

55

d) Membangun motivasi siswa

Siswa terkadang merasa tidak percaya diri dalam melakukan praktik

berbicara dan kekurangan ide tulisan saat melakukan praktik menulis. Hal ini dapat

menghambat keberhasilan pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis. Salah

satu cara agar siswa mau terlibat aktif dalam pembelajaran adalah dengan

membangun motivasi siswa. Guru sebagai pembimbing dan fasilitator berusaha

untuk melakukan tugasnya, yaitu membimbing siswa agar mau aktif dalam

pembelajaran. Salah satu bimbingan dan arahan guru kepada siswa yaitu dengan

selalu memberikan dorongan sebelum siswa melakukan praktik serta pujian dan

komentar setelah siswa melakukan praktik.

Salah satu contoh dorongan guru sebelum siswa melaksanakan praktik

adalah pemberian kesempatan kepada siswa yang melakukan praktik pada giliran

pertama untuk melakukan revisi ketika penampilannya dirasa kurang baik. Guru juga

meminta siswa lain yang tidak melakukan presentasi untuk memperhatikan kegiatan

presentasi temannya karena nantinya akan ada nilai bagi siswa yang mau

memberikan komentar atau pertanyaan kepada siswa yang presentasi. Dorongan

yang diberikan oleh guru tersebut berdampak positif bagi siswa. Siswa mau untuk

melakukan presentasi sementara siswa lainnya memperhatikan temannya.

Setelah siswa selesai melakukan kegiatan presentasi, guru mengomentari,

memperbaiki jika siswa melakukan kesalahan, dan memberikan pujian kepada siswa

meskipun pekerjaan siswa belum sepenuhnya sempurna. Motivasi melalui pujian dan

komentar yang diberikan oleh guru dapat memacu semangat siswa untuk melakukan

kegiatan yang lebih baik lagi di kemudian hari (Gambar 8).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

56

Gambar 8. Guru Memberikan Komentar dan Pujian terhadap

Pekerjaan dan Penampilan Siswa

e) Pembagian tugas mengajar guru

Selain guru yang mengatur strategi pembelajaran, pihak sekolah juga turut

serta mengatur strategi agar pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. SMA

Negeri 1 menerapkan kebijakan satu mata pelajaran diajar oleh dua guru yang

berbeda. Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, dua bidang yang berbeda, yaitu

bahasa dan sastra, diajar oleh guru yang berbeda untuk masing-masing program.

Misalnya, untuk kelas akselerasi guru A mengajar bahasa dan guru B mengajar

sastra. Ketika mengajar pada program RSBI, guru A mengajar sastra, sementara guru

B mengajar bahasa. Hal tersebut dapat membuat guru fokus mengembangkan

keterampilan siswa pada bidang yang ia ajarkan.

c. Penggunaan Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menciptakan kondisi belajar pada peserta didik. Media pembelajaran yang digunakan

dapat berupa media teknologi dan informasi (TI) maupun media yang sering

dijumpai di lingkungan sekitar siswa. Umumnya sekolah yang memiliki program

akselerasi memiliki fasilitas yang cukup lengkap untuk mendukung pembelajaran.

Fasilitas-fasilitas yang tersedia di sekolah dapat digunakan sebagai penunjang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

57

kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

keterampilan berbicara dan menulis dalam kelas akselerasi adalah sebagai berikut.

1) Media visual dan audiovisual

Media teknologi dan informasi (TI) yang biasa digunakan dalam

pembelajaran yaitu LCD, video wawancara dan pidato, serta rekaman reportase dan

pembacaan berita. Media-media tersebut digunakan di SMAN 1 dan SMAN 3

Surakarta. Salah satu media inovatif yang digunakan dalam pembelajaran adalah

internet. Guru di SMAN 3 memanfaatkan teknologi internet, yaitu media blog untuk

menampilkan karya siswa dalam bentuk tulisan. Pemanfaatan blog digunakan dalam

pembelajaran menulis agar siswa dapat termotivasi untuk menghasilkan karya yang

baik karena akan dibaca oleh pengunjung blog mereka.

Saat pembelajaran menulis, siswa menggunakan laptop untuk

memudahkannya dalam pembelajaran. Saat pembelajaran menulis di SMAN 1 guru

mewajibkan siswa untuk menggunakan laptop. Bila ada siswa yang tidak membawa

laptop ke sekolah, sekolah meminjamkan laptop untuk digunakan oleh siswa saat

pelajaran (Gambar 9). Sementara itu, di SMAN 3 guru tidak mewajibkan siswa

menggunakan laptop saat pembelajaran menulis. Guru membebaskan siswa untuk

menggunakan laptop atau menulis di kertas terlebih dahulu (Gambar 10). Saat

mengumpulkan pekerjaannya, hasil tulisan siswa tersebut harus sudah diketik rapi

dan dikumpulkan dalam bentuk print-out.

Gambar 9. Seluruh Siswa Menggunakan Laptop dalam

Pembelajaran Menulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

58

Gambar 10. Tidak Seluruh Siswa Menggunakan Laptop Saat

Pembelajaran Menulis

2) Media serbaaneka

Terkadang guru juga menggunakan media yang sering dijumpai di

lingkungan sekitar, seperti vas bunga, papan pengumuman, bahkan menjadikan

dirinya sebagai media pembelajaran bagi siswa. Misalnya pada pembelajaran drama

guru memberikan contoh pada siswa bagaimana cara memerankan tokoh dalam

drama. Guru telah berusaha memanfaatkan media yang ada untuk digunakan dalam

pembelajaran.

d. Pemilihan Materi Ajar

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun dan dilaksanakan

oleh masing-masing satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi

dan kompetensi dasar yang dikembangkan oleh BSNP. Penyusunan dan pelaksanaan

KTSP oleh pihak sekolah bertujuan agar setiap visi, misi, dan tujuan yang hendak

dicapai oleh pihak sekolah dapat terwujud karena pihak sekolahlah yang paling tahu

apa yang terbaik bagi sekolahnya. Proses pengembangan kurikulum perlu

mempertimbangkan karakteristik peserta didik dan kebutuhannya, tuntutan keilmuan

dan keutuhan masyarakat dunia kerja. Prinsip tersebut juga yang dimiliki oleh guru-

guru bahasa Indonesia pada kelas akselerasi. Guru sendiri yang memilih kegiatan

pembelajaran apa yang akan diajarkan pada siswa dengan membuat klasifikasi materi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

59

pada awal semester. Jika ada materi yang sama di semester baru, guru akan

memberikan lebih banyak praktik dan latihan pada siswa.

Pemberian porsi praktik yang lebih banyak pada pembelajaran yang pernah

dipelajari sebelumnya dapat memantapkan pemahaman dan keterampilan siswa

terhadap materi yang pernah dipelajari. Cara pemilihan materi ajar lainnya yang

diterapkan oleh guru yaitu tidak menyampaikan materi ajar secara keseluruhan, tetapi

melakukan percepatan melalui memilih materi yang esensial untuk disampaikan.

Ketika memilih materi untuk diajarkan, guru melihat apakah suatu materi perlu

disampaikan secara rinci dan menyeluruh atau hanya disampaikan sedikit dan

menyuruh siswa mendalami materi tersebut secara mandiri.

Materi-materi yang diajarkan guru kepada siswa diambil dari berbagai

sumber. Guru selalu berusaha memperdalam pengetahuannya tentang suatu materi

sebelum mengajarkan materi itu kepada siswa. Guru tidak menganggap sebuah

sumber adalah sumber yang terbaik sehingga tidak mengambil referensi materi dari

sumber lain. Guru berusaha menggali referensi dari berbagai sumber sehingga materi

yang disampaikan dapat tepat. Sumber-sumber tersebut adalah buku sekolah

elektronik (BSE) dan buku-buku lepas yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.

Selain itu, guru juga menggunakan internet sebagai sumber materi. Guru memilih

internet sebagai salah satu sumber materi karena selain materi apa pun yang

dibutuhkan ada di internet, menggunakan internet juga lebih mengefektifkan waktu.

e. Interaksi dalam Pembelajaran

1) Interaksi antara guru dan siswa

Sebagai pengajar, pembimbing, dan fasilitator, guru juga berusaha menjalin

hubungan yang akrab dan komunikasi yang baik dengan siswa. Komunikasi itu

ditunjukkan dalam pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Jalinan hubungan

yang akrab dan komunikasi yang baik itu membuat siswa merasa nyaman untuk

bertanya dan meminta bimbingan guru ketika mengalami kesulitan (Gambar 11).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

60

Gambar 11. Guru Memberikan Penjelasan kepada Siswa

yang Belum Paham

Contoh interaksi siswa dan guru dalam pembelajaran yaitu saat siswa

sedang mengerjakan surat, guru bertanya kepada siswa bagian mana yang paling sulit

(Gambar 12). Guru pun membimbing siswa untuk memberi identifikasi terlebih dulu

terhadap kasus yang siswa hadapi, kemudian siswa menulis surat sesuai dengan

identifikasi tersebut. Guru bersikap ramah dan terbuka kepada siswa. Bahkan, guru

bersikap seperti orang tua bagi siswa. Guru terkadang memanggil siswa dengan

sapaan “Nak”.

Gambar 12. Guru Membimbing Siswa dalam Kegiatan

Menulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

61

Interaksi yang baik antara guru dan siswa tidak hanya berlangsung di dalam

kelas saja. Ketika di luar kelas, guru bersikap terbuka untuk membantu siswa yang

mengalami kesulitan. Contohnya di SMAN 1, guru mempersilakan siswa

berkonsultasi melalui pesan singkat/short message service (SMS) jika masih ada

siswa yang mengalami kesulitan dengan pekerjaannya. Di SMAN 3, guru dengan

senang hati memberi penjelasan kepada siswa bila masih ada siswa yang belum

mengerti sekalipun di luar kelas. Bahkan, guru memberi bantuan dan bimbingan

kepada siswa saat siswa mengalami kesulitan dalam membuat karya tulis untuk

lomba.

Guru bersikap terbuka membantu dan membimbing siswa dalam

pembelajaran. Hubungan guru dan siswa yang akrab dapat menjadi salah satu

penunjang keberhasilan pembelajaran. Selain hubungan yang akrab, guru juga

menjalin komunikasi yang baik dengan siswa. Komunikasi tidak hanya terbatas pada

bimbingan saat siswa mengalami kesulitan. Saat menentukan kegiatan yang akan

dilakukan dalam pembelajaran pun guru terkadang berkonsultasi dengan siswa.

2) Interaksi Siswa dengan Siswa

Hubungan antarsiswa terlihat baik. Siswa mampu bekerja sama dengan

siswa lainnya dan saling membantu jika ada siswa lain yang mengalami kesulitan.

Interaksi ini dapat mendukung keberhasilan pembelajaran. Selain rasa kerja sama

yang terjalin dari hubungan baik antarsiswa, siswa juga merasa nyaman saat

melakukan praktik keterampilan berbahasa di hadapan siswa lainnya. Rasa nyaman

yang dimiliki siswa dengan teman-temannya memunculkan rasa percaya diri ketika

melakukan praktik keterampilan berbahasa, terutama keterampilan berbicara.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

62

Gambar 13. Siswa Melakukan Praktik Keterampilan Berbicara

dalam Pembelajaran Drama

f. Penilaian

Penilaian atau evaluasi pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis

dilakukan oleh guru yang terdiri dari penilaian proses dan hasil. Dalam pembelajaran

keterampilan berbicara, jenis praktik yang selama ini pernah dilakukan siswa yaitu

pembacaan berita, pementasan drama, berpidato, musikalisasi puisi, pembacaan

puisi, pementasan drama, presentasi, dan mengajukan pertanyaan saat siswa lain

melakukan presentasi. Guru melakukan penilaian proses saat siswa melaksanakan

praktik berbicara tersebut. Selain itu, penilaian proses dapat dilihat dari keaktifan

siswa selama pembelajaran. Misalnya, bila ada siswa yang aktif bertanya atau

memberikan jawaban ketika guru bertanya dalam kegiatan pembelajaran, guru

memberikan nilai tambahan tersendiri untuk siswa yang bertanya.

Penilaian proses yang dilakukan oleh guru untuk pembelajaran keterampilan

menulis adalah saat siswa melaksanakan praktik penulisan cerpen, surat niaga, surat

kuasa, jenis-jenis paragraf, proposal, naskah drama, naskah berita, dan naskah pidato.

Penilaian dalam praktik pembelajaran menulis ditekankan pada kegiatan siswa

menghasilkan karya atau tulisan yang berkaitan dengan materi yang sedang diajarkan

dalam kelas. Praktik tersebut dilakukan secara individu maupun berkelompok.

Penilaian hasil dilakukan oleh guru untuk menilai apakah tujuan

pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis telah tercapai. Guru menilai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

63

pembelajaran keterampilan berbicara dikaitkan dengan keterampilan menulis atau tes

objektif untuk ulangan harian maupun ulangan umum. Guru memberikan soal-soal

yang berkaitan dengan pembelajaran keterampilan berbicara yang pernah

disampaikan, contohnya materi berita. Ketika ulangan umum, guru memberikan soal

tentang bagaimana cara menyusun naskah berita, hal-hal teknis apa yang dilakukan

dalam pembacaan berita, dan sebagainya.

Saat melakukan penilaian berbicara, guru juga memperhatikan faktor-faktor

yang berkaitan dengan keterampilan berbicara. Faktor-faktor yang dinilai dalam

keterampilan berbicara adalah kualitas isi pembicaraan, kelancaran, dan keluwesan

siswa saat melakukan aktivitas berbicara. Selain kualitas isi pembicaraan,

kelancaran, dan keluwesan, guru juga menilai ketepatan waktu yang diberikan

kepada siswa saat praktik berbicara.

Ketika pembelajaran keterampilan menulis, penilaian hasil yang dilakukan

oleh guru adalah penilaian berdasarkan hasil tulisan yang telah dikerjakan oleh

siswa. Ketika melakukan penilaian keterampilan berbicara dan menulis, guru tidak

hanya memberikan bentuk-bentuk tugas penilaian kompetensi berbicara dan menulis

saja, melainkan guru juga memperhatikan faktor-faktor yang berkaitan dengan yang

dilakukan oleh siswa. Faktor-faktor yang dijadikan sebagai acuan untuk menilai

kompetensi menulis siswa adalah kebenaran dan isi atau konten tulisan. Selain itu

keterbacaan tulisan siswa, jika siswa menulis dengan tulisan tangan, juga

diperhatikan oleh guru. Faktor tata letak, ketepatan ejaan, dan keefektifan kalimat

dalam penulisan surat maupun karangan juga termasuk faktor yang dinilai.

Hasil pembelajaran yang dilihat dari daftar nilai siswa menunjukkan bahwa

nilai keterampilan berbicara di SMAN 3 cenderung lebih tinggi daripada nilai

keterampilan berbicara siswa di SMAN 1. Sebaliknya, nilai keterampilan menulis di

SMAN 1 lebih tinggi daripada nilai keterampilan menulis siswa di SMAN 3 yang

diteliti.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

64

3. Kendala-kendala yang Ditemui Guru dalam Pembelajaran Keterampilan

Berbicara dan Menulis

Pelaksanaan pembelajaran pada kelas akselerasi yang penulis amati pada

dasarnya berjalan lancar, akan tetapi masih terdapat hal-hal yang menjadi kendala,

baik dari guru maupun siswa. Mengenai hal-hal yang menjadi kendala, akan

diuraikan sebagai berikut.

a. Waktu Pembelajaran yang Singkat

Waktu pembelajaran yang tergolong singkat pada kelas akselerasi, yaitu dua

tahun, membuat guru cukup merasa kesulitan dalam mengatur waktu untuk kegiatan

pembelajaran. Umumnya, tidak semua rencana pembelajaran yang telah dibuat guru

dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Terkadang guru menemui hambatan

untuk melaksanakan rencana tersebut. Hambatan itu bisa datang dari kegiatan-

kegiatan sekolah yang mendadak, maupun siswa yang belum bisa mengikuti rencana

pembelajaran yang dibuat oleh guru.

b. Pemahaman Materi Siswa yang Berbeda

Siswa kelas akselerasi umumnya dianggap sebagai siswa yang memiliki

kemampuan akseleran atau cepat. Sebelum diterima sebagai siswa kelas akselerasi,

siswa diseleksi dengan beberapa tes. Siswa juga harus siap dengan model

pembelajaran yang cepat pada kelas akselerasi. Tetapi pada kenyataannya, terkadang

tidak seluruh siswa dengan mudah mampu memahami suatu materi yang

disampaikan oleh guru karena waktu penyampaian yang cenderung cepat.

Siswa terkadang kurang mampu mengikuti pola pembelajaran yang

dilakukan oleh guru. Dalam waktu yang cukup singkat, guru berusaha mendorong

siswa untuk melakukan keterampilan berbicara dan menulis. Pola pembelajarannya

cenderung lebih banyak pada praktik daripada teori. Tetapi terkadang siswa kurang

bisa mengikuti karena siswa merasa belum cukup memahami teori untuk ia

praktikkan. Hal ini menjadi kendala bagi siswa maupun guru.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

65

c. Kurangnya Rasa Percaya Diri Siswa

Ketika melakukan kegiatan berbicara di depan umum, tidak sedikit orang

yang merasa grogi atau tidak percaya diri. Begitu pula dengan siswa kelas akselerasi.

Saat melakuan kegiatan berbicara, tidak hanya isi pesan saja yang diperhatikan,

tetapi juga bagaimana cara menyampaikan pesan tersebut, dan rasa percaya diri

penyampai pesan. Hal yang peneliti temukan dalam penelitian di kelas akselerasi

yaitu beberapa siswa sudah berani untuk berbicara di depan teman-teman sekelas dan

gurunya. Tetapi ada juga beberapa siswa yang masih merasa grogi atau tidak percaya

diri ketika berbicara di depan umum. Misalnya saat melakukan presentasi, ada siswa

yang tampak grogi ketika menanggapi dan menjawab pertanyaan teman-temannya.

Contoh lainnya dalam pembelajaran drama. Ada siswa yang terlihat grogi dan lupa

dialog saat memerankan tokoh dalam pementasan drama. Hal ini juga dianggap

sebagai kendala dalam pembelajaran keterampilan berbicara oleh guru.

d. Siswa Kesulitan Mendapatkan Ide Tulisan

Seseorang yang hendak menghasilkan sebuah karya tulis, biasanya

membutuhkan ide untuk mewujudkan tulisan tersebut. Tulisan yang baik biasanya

diawali dengan ide yang menarik pula. Namun, terkadang siswa mengalami kesulitan

membuat sebuah karya tulis karena kekurangan atau tidak adanya ide untuk memulai

penulisan karya tulis.

e. Penggunaan Bahasa Daerah dan Prokem dalam Pembelajaran

Penggunaan bahasa daerah, yaitu bahasa Jawa maupun bahasa Indonesia

sehari-hari sebagai bahasa ibu oleh siswa tidak jarang memengaruhi penggunaan

bahasa Indonesia resmi dalam situasi formal. Dalam kegiatan pembelajaran,

terkadang guru menyisipkan beberapa kata dari bahasa daerah agar komunikatif.

Siswa pun demikian. Siswa seringkali menggunakan bahasa daerah ataupun bahasa

Indonesia sehari-hari ketika berbicara dengan siswa lainnya. Ketika siswa melakukan

kegiatan berbicara di depan umum pun terkadang terjadi interferensi. Bukan hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

66

pada saat berbicara, tetapi saat menulis pun siswa terkadang teledor menuliskan kata

yang benar, seperti „yang‟ ditulis „yg‟ atau „tersebut‟ ditulis dengan „tsb‟.

4. Usaha-usaha yang Dilakukan untuk Mencapai Keberhasilan Pembelajaran

Keterampilan Berbicara dan Menulis

Kendala-kendala yang ditemui dalam pembelajaran keterampilan berbicara

dan menulis pada kelas akselerasi perlu diselesaikan. Penyelesaian kendala-kendala

tersebut bertujuan untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran keterampilan

berbicara dan menulis. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi kendala-

kendala yang ada adalah sebagai berikut.

a. Pengaturan Waktu Pembelajaran yang Fleksibel

Kendala waktu yang dihadapi oleh hampir keseluruhan guru pada kelas

akselerasi membuat guru memikirkan strategi-strategi pembelajaran sebagai usaha

untuk mengantisipasi kendala ini. Salah satu usaha yang dilakukan oleh guru untuk

mengantisipasi kendala waktu adalah pembelajaran yang luwes. Dalam satu

kompetensi dasar yang biasanya memerlukan waktu tiga sampai empat kali

pertemuan, terkadang pembelajaran dapat diselesaikan dalam dua atau tiga kali

pertemuan. Jika hal itu terjadi, guru akan memasukkan materi untuk kompetensi

dasar berikutnya dalam pertemuan itu.

b. Pendekatan Personal dan Pengulangan Materi

Pemahaman siswa kelas akselerasi terhadap suatu materi terkadang tidak

secepat yang diharapkan guru. Ada juga siswa yang mengalami kesulitan dalam

memahami materi yang disampaikan. Usaha yang dilakukan oleh guru untuk

mengatasi kendala ini adalah pendekatan personal guru kepada siswa. Pendekatan

personal ini bisa dilakukan dalam kelas, yaitu memberikan penjelasan lagi kepada

siswa yang belum paham, atau di luar kelas, yaitu guru mempersilakan siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

67

bertanya lewat SMS kepada guru. Selain usaha tersebut, guru juga melakukan

pengulangan materi yang belum dipahami siswa. Bukan hanya pengulangan materi,

tetapi juga pemantapan materi dilakukan oleh guru jika menemukan materi yang

sama pada semester berikutnya. Pemantapan materi itu dilakukan dengan cara

memberikan sedikit teori dan memperbanyak praktik atau latihan agar siswa lebih

terampil pada materi tersebut.

c. Pemberian Motivasi kepada Siswa

Kepercayaan diri merupakan modal dasar untuk berbicara yang baik. Akan

tetapi belum seluruh siswa memiliki rasa itu ketika melakukan kegiatan

pembelajaran berbicara. Hal yang dilakukan untuk mengatasi kendala itu yaitu guru

mencoba memotivasi siswa untuk berani melakukan praktik berbicara yang baik.

Motivasi yang dilakukan oleh guru bisa berupa pujian dan masukan setelah siswa

melakukan praktik berbicara atau pemberian kesempatan kepada siswa yang

melakukan praktik berbicara terlebih dulu untuk melakukan revisi.

Guru juga melakukan evaluasi pada penampilan siswa. Misalnya dalam

pembelajaran drama, guru memberikan pujian dan masukan kepada setiap kelompok

yang telah tampil. Guru juga membangun rasa antusias siswa dengan bertanya

kepada siswa tentang siapa siswa yang menjadi the best actor and actress (aktor dan

aktris terbaik).

Gambar 14. Guru Memberikan Evaluasi terhadap Penampilan

Siswa dalam Pementasan Drama yang Dilakukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

68

d. Penyediaan Topik melalui Media Pembelajaran

Inspirasi atau ide sangat dibutuhkan untuk menghasilkan karya tulis yang

baik. Akan tetapi, ide atau inspirasi untuk memulai penulisan karya tulis seringkali

sulit untuk didapatkan. Misalnya, siswa mengalami kesulitan dalam menuliskan

kalimat pertama dalam karangannya. Saat mengarang, seringkali siswa terbiasa

memulai dengan kata “Pada suatu hari”. Guru mencoba menggunakan pola

pembelajaran yang lain. Usaha untuk mengatasi kesulitan ide tersebut salah satunya

adalah penggunaan media pembelajaran. Guru menampilkan film agar siswa dapat

terinspirasi untuk menulis. Dari media-media seperti itulah guru berusaha agar siswa

dapat terinspirasi atau mendapatkan ide untuk memulai tulisannya.

e. Mendorong Siswa untuk Menggunakan Bahasa Indonesia yang Baik dan

Benar

Kebiasaan siswa yang berinteraksi dengan menggunakan bahasa daerah atau

bahasa Jawa dan bahasa prokem terkadang terbawa ke dalam proses pembelajaran.

Dalam pembelajaran berbicara, siswa menggunakan bahasa Jawa atau bahasa

prokem, sedangkan dalam pembelajaran menulis siswa terkadang menyingkat

beberapa kata.

Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi hal tersebut adalah

mengingatkan siswa untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena kegiatan pembelajaran adalah forum yang

formal, maka bahasa yang seharusnya digunakan adalah bahasa Indonesia yang

resmi. Selain mengingatkan secara lisan, dalam pembelajaran menulis guru juga

mengoreksi kekeliruan siswa tentang penulisan kata.

Ada persamaan dan perbedaan yang ditemukan dalam pembelajaran

keterampilan berbicara dan menulis pada kelas akselerasi di SMAN 1 dan SMAN 3.

Persamaan pembelajaran dalam penelitian ini menunjukkan adanya pola

pembelajaran yang serupa antara kelas akselerasi SMAN 1 dan kelas akselerasi

SMAN 3. Persamaan ini dimungkinkan karena kedua sekolah ini adalah sekolah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

69

negeri yang berstatus RSBI dan memiliki kelas akselerasi, serta tergolong sekolah

yang baik dalam segi akademik dan nonakademik. Sementara itu, perbedaan juga

ditemukan dalam pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis di kelas

akselerasi SMAN 1 dan SMAN 3. Hal ini dimungkinkan karena setiap sekolah

memiliki kondisi dan kebijakan yang berbeda untuk masing-masing sekolah.

Persamaan dan perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Persamaan dan Perbedaan Pola Pembelajaran Keterampilan Berbicara dan

Menulis pada Kelas Akselerasi di SMAN 1 dan SMAN 3 Surakarta

No Persamaan Perbedaan

1. Persepsi guru terhadap pembelajaran

keterampilan berbicara dan menulis:

a) keterampilan berbicara dan

menulis berguna untuk diterapkan

dalam kehidupan siswa; b) siswa

perlu dibekali keterampilan berbicara

dan menulis melalui praktik.

Strategi pengelolaan pembelajaran

SMAN 1: Sekolah memberikan

kebijakan pembagian tugas mengajar

guru, untuk mata pelajaran bahasa

Indonesia diajar oleh dua orang guru

yang berbeda (bahasa dan sastra).

SMAN 3: Tidak ada pembagian tugas

mengajar guru untuk satu mata

pelajaran.

2. Persiapan sebelum pembelajaran:

a) perangkat pembelajaran;

b) klasifikasi materi pada awal tahun

pembelajaran; c) persiapan bahan

pembelajaran oleh siswa.

Media pembelajaran

SMAN 1: Mewajibkan siswa

menggunakan laptop dalam

pembelajaran menulis.

SMAN 3: a) Siswa dibebaskan untuk

menggunakan laptop atau tidak dalam

pembelajaran keterampilan menulis;

b) Guru memanfaatkan media blog

dan e-mail untuk pembelajaran

keterampilan menulis.

3. Metode pembelajaran: a) integratif;

b) demonstrasi; c) discovery-inquiry;

d) brainstorming; e) diskusi.

Interaksi antara guru dengan siswa di

luar kelas

SMAN 1: Siswa dapat berkonsultasi

dengan guru melalui SMS.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

70

SMAN 3: Guru memberi bantuan saat

siswa mengalami kesulitan dalam

mengerjakan karya tulis untuk lomba.

4. Strategi pengelolaan pembelajaran:

a) pembelajaran berorientasi pada

praktik; b) perpaduan kegiatan

berbicara yang berbeda untuk

pertemuan yang sama; c) pengaturan

waktu pembelajaran yang fleksibel;

d) membangun motivasi siswa.

Nilai pembelajaran keterampilan

berbicara dan menulis

SMAN 1: Nilai keterampilan menulis

siswa kelas akselerasi di SMAN 1

lebih tinggi daripada nilai

keterampilan menulis siswa kelas

akselerasi di SMAN 3.

SMAN 3: Nilai keterampilan berbicara

siswa kelas akselerasi di SMAN 3

lebih tinggi daripada nilai

keterampilan berbicara siswa kelas

akselerasi di SMAN 1.

5. Pemilihan materi ajar: klasifikasi

materi pada awal tahun pembelajaran

dan pemilihan materi dari berbagai

sumber.

-

6. Penilaian: penilaian proses dan hasil

yang dilihat dari praktik berbicara

dan menulis serta faktor-faktor dari

masing-masing keterampilan tersebut.

-

7. Kendala pembelajaran keterampilan

berbicara dan menulis pada kelas

akselerasi: a) waktu pembelajaran

yang singkat; b) pemahaman materi

siswa yang berbeda; c) kurangnya

rasa percaya diri siswa; d) siswa

kesulitan mendapatkan ide tulisan;

e) penggunaan bahasa daerah dan

prokem dalam pembelajaran.

-

8. Usaha yang dilakukan guru untuk

mengatasi kendala pembelajaran:

a) pengaturan waktu pembelajaran

yang fleksibel; b) pendekatan

-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

71

personal dan pengulangan materi;

c) pemberian motivasi kepada siswa;

d) penyediaan topik melalui media

pembelajaran; e) mendorong siswa

untuk menggunakan bahasa Indonesia

yang baik dan benar.

C. Pembahasan

1. Persepsi Guru Terhadap Pembelajaran Keterampilan Berbicara dan Menulis

Persepsi adalah cara pandang seseorang terhadap sesuatu. Persepsi terhadap

suatu hal menentukan bagaimana tindakan seseorang terhadap hal yang ia

persepsikan. Berbahasa sebagai sebuah keterampilan memiliki arti bahwa siswa yang

berperan sebagai pembelajar bahasa tidak hanya mampu menguasai bahasa sebagai

sebuah ilmu, tetapi juga dapat menerapkan atau menggunakan ilmu bahasa dalam

kehidupannya. Demikian halnya dengan pembelajaran keterampilan berbicara dan

menulis yang merupakan bagian dari keterampilan berbahasa. Pembelajaran

keterampilan berbicara dan menulis bertujuan agar peserta didik menguasai

keterampilan berbicara dan menulis yang komunikatif serta mampu menggunakan

kemampuan tersebut dalam kehidupannya sehari-hari.

Guru kelas akselerasi yang diwawancarai mengatakan bahwa keterampilan

berbicara dan menulis berguna untuk diterapkan dalam kehidupan siswa. Hal ini

sejalan dengan pendapat Iskandarwassid dan Sunendar (2008: 42). Iskandarwassid

dan Sunendar menyatakan tujuan keterampilan berbicara, yaitu mencakup: (a)

kemudahan berbicara, (b) kejelasan, (c) bertanggung jawab, (d) membentuk

pendengaran yang kritis, dan (e) membentuk kebiasaan. Keterampilan menulis juga

berguna untuk diterapkan dalam kehidupan siswa. Suparno dan Yunus (dalam

Slamet, 2008: 96) menyatakan menulis juga merupakan pengungkapan ide,

pengetahuan, dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

72

Persepsi guru yang lain adalah siswa perlu dibekali keterampilan berbicara

dan menulis melalui praktik. Cara untuk menguasai keterampilan berbicara dan

menulis, yang merupakan keterampilan berbahasa yang produktif, adalah dengan

berlatih. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa tidak hanya diberikan teori saja tetapi

juga praktik atau latihan untuk mengasah keterampilan berbicara dan menulis siswa.

Hal ini sejalan dengan pendapat dari Badudu (1989: 24) yang menyatakan bahwa hal

yang diperlukan oleh sebagian besar siswa adalah penguasaan bahasa serta

keterampilan berbahasa, baik lisan maupun tulisan. Tujuan itu hanya dapat dicapai

dengan latihan, dan sekali lagi latihan yang cukup. Praktik atau latihan yang

diberikan kepada siswa untuk dilakukan bukan hanya berguna saat pembelajaran

bahasa Indonesia saja, tetapi juga dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa.

Guru berperan sebagai pengajar, fasilitator, dan pembimbing siswa. Guru

mengajarkan siswa tentang teori-teori apa yang harus siswa kuasai sebelum ia

melakukan praktik. Guru juga memfasilitasi dan membimbing siswa bagaimana

kegiatan berbicara dan menulis yang seharusnya serta mendorong siswa untuk berani

melakukan kegiatan berbicara dan menulis yang benar. Bahkan, guru tidak hanya

membimbing siswa saat pembelajaran berlangsung saja, tetapi kapan pun siswa

membutuhkan bantuan guru tentang hal yang belum dipahami siswa, guru mau

membantu siswa.

Persepsi dan tindakan guru dalam pembelajaran keterampilan berbicara dan

menulis ini mengantarkan keberhasilan pembelajaran berbicara dan menulis. Bukan

hanya keberhasilan pada saat pembelajaran saja, yaitu nilai yang baik, tetapi juga

penguasaan keterampilan berbicara dan menulis yang dimiliki siswa. Penguasaan

keterampilan berbicara dan menulis yang baik ini nantinya akan mengantarkan siswa

kepada keberhasilannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

73

2. Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Berbicara dan Menulis di Kelas

Akselerasi

a. Persiapan Sebelum Pembelajaran

Pihak sekolah dan guru membuat perencanaan dan persiapan sebelum

melaksanakan pembelajaran, begitu pula dengan sekolah dan guru yang peneliti

teliti. Perencanaan-perencanaan tersebut meliputi perangkat pembelajaran, klasifikasi

materi pada awal tahun pembelajaran, dan persiapan bahan pembelajaran oleh siswa.

Perencanaan melalui perangkat pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan

sekolah meliputi pembuatan perangkat pembelajaran seperti silabus, program

tahunan, program semester, rencana pengajaran dan kalender pendidikan, rincian

minggu efektif, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Perangkat-perangkat

pembelajaran itu mempermudah pelaksanaan pembelajaran di kelas.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dibuat oleh guru dengan

memperhatikan perangkat-perangkat pembelajaran yang lainnya. Isi dari RPP yang

disusun oleh guru dalam pembelajaran berbicara dan menulis mengikuti ketentuan

yang sesuai dengan kurikulum yang digunakan, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Selanjutnya, RPP dikembangkan sendiri oleh guru dengan

memperhatikan kebutuhan di masing-masing sekolah. RPP biasanya tidak dibuat

ketika hendak mengajar, melainkan secara periodik, yaitu setiap satu semester atau

satu tahun pelajaran.

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian, RPP yang digunakan oleh guru

dikembangkan berdasarkan silabus yang telah ada sebelumnya. Komponen-

komponen yang ada dalam RPP yang dibuat guru meliputi (1) standar kompetensi;

(2) kompetensi dasar; (3) indikator; (4) tujuan pembelajaran; (5) materi; (6) alokasi

waktu; (7) metode pembelajaran; (8) kegiatan pembelajaran; (9) penilaian; (10)

sumber belajar; (11) media pembelajaran; (12) karakter yang diharapkan. RPP

tersebut telah sesuai dengan landasan pengembangan RPP yang tercantum dalam PP

Nomor 19 tahun 2005 yang menyatakan bahwa perencanaan proses pembelajaran

meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

74

kurangnya tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber

belajar, dan penilaian hasil belajar. Persiapan yang dilakukan oleh guru melalui RPP

membuat pembelajaran lebih terarah meskipun terkadang pelaksanaannya tidak

sesuai dengan RPP yang telah dibuat.

Persiapan tidak hanya dilakukan oleh guru, tetapi juga siswa. Persiapan

yang matang oleh guru dan siswa bukan hanya sekadar formalitas saja, melainkan

memang bertujuan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran. Persiapan dan

perencanaan yang matang sebelum pembelajaran berlangsung adalah hal yang

memengaruhi keberhasilan pembelajaran.

b. Pemilihan Metode Pembelajaran dan Strategi Pengelolaan Pembelajaran

1) Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan berbicara dan

menulis di kelas akselerasi yang diteliti beraneka ragam. Metode yang digunakan

biasanya disesuaikan dengan kompetensi dasar yang akan dicapai. Metode

pembelajaran yang biasanya digunakan oleh guru dalam pembelajaran keterampilan

berbicara dan menulis adalah integratif, demonstrasi, discovery-inquiry,

brainstorming, dan diskusi. Para guru di kelas akselerasi menggunakan metode yang

berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing.

Metode pembelajaran yang banyak digunakan oleh guru adalah demonstrasi.

Harapannya siswa mampu melakukan sendiri kegiatan berbicara dan menulis dengan

beranjak dari contoh-contoh yang ia telah dapatkan sebelumnya. Metode ini sejalan

dengan pendapat Iskandarwassid dan Sunendar (2008: 227) yang menyatakan bahwa

dalam pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis peserta didik diharapkan

dapat terlibat langsung dalam menyerap informasi dan menyatakan kembali hasil

rekaman informasi yang diperolehnya sesuai dengan kemampuan individunya.

Melalui metode demonstrasi, siswa bisa mendapatkan contoh nyata dari kegiatan

berbicara dan menulis yang hendak dilakukan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

75

Metode lainnya yang digunakan guru adalah integratif. Dalam metode

pembelajaran terpadu ini, guru mengatur strategi agar siswa bisa melaksanakan

beberapa keterampilan berbahasa dalam satu kompetensi dasar. Salah satu tujuan ini

adalah mengefisienkan waktu yang ada.

Pandangan guru mengenai pentingnya siswa menguasai keterampilan

berbahasa secara aktif diterapkan ke dalam pembelajaran yang diberikan. Metode lain

yang digunakan guru adalah discovery-inquiry, brainstorming, dan diskusi. Guru

melatih siswa untuk mandiri dan mampu berpikir kritis. Metode yang dilakukan oleh

guru sejalan dengan pengertian pendidikan yang terangkum dalam Undang-Undang

Sistem Pendidikan Nasional, yaitu peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

negara.

Saat memilih untuk menggunakan metode pembelajaran, guru perlu

mempertimbangkan kebutuhan siswa dan keadaan untuk menerapkannya. Hal ini

sejalan dengan pendapat Richards dan Rodgers (1986: vii) yang menyatakan bahwa

pemilihan metode pembelajaran dan bahan ajar dapat disesuaikan dengan kebutuhan

peserta didik, pilihan guru, atau aturan pendidikan dan sekolah. Tidak ada satu

metode yang paling baik dan digunakan terus menerus dalam pembelajaran. Guru

harus memberikan variasi metode pembelajaran agar siswa tidak bosan dalam

pembelajaran yang dilakukan.

2) Strategi Pengelolaan Pembelajaran

Terdapat perbedaan antara pembelajaran pada kelas akselerasi dengan kelas

reguler. Perbedaan terletak pada waktu pembelajaran. Waktu pembelajaran pada

kelas akselerasi lebih singkat dibandingkan dengan kelas reguler. Pada kelas

akselerasi waktu pembelajaran menjadi dua tahun. Perbedaan waktu tersebut

membuat guru harus merancang strategi pembelajaran yang baik agar siswa dapat

memiliki pengetahuan dan materi yang sama dengan siswa di kelas reguler.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

76

Guru memberikan porsi praktik yang lebih banyak daripada teori dalam

pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis. Strategi ini digunakan guru

karena guru memiliki persepsi bahwa keterampilan berbicara dan menulis harus

dikuasai oleh siswa karena berguna untuk diterapkan di kehidupan siswa.

Keterampilan tersebut bukan sekadar diajarkan saja, melainkan harus dilatih agar

siswa terampil dalam keterampilan berbicara dan menulis. Dengan berlatih

menggunakan keterampilan berbicara dan menulis, peserta didik diharapkan dapat

terlibat langsung dalam menyerap informasi dan menyatakan kembali hasil rekaman

informasi yang diperolehnya sesuai dengan kemampuan individu peserta didik

(Iskandarwassid dan Sunendar, 2008: 227).

Praktik untuk melatih keterampilan berbicara dan menulis biasanya

membutuhkan waktu yang banyak, sementara waktu yang tersedia di kelas akselerasi

cenderung singkat. Guru menyiasati hal tersebut dengan menjalankan pembelajaran

yang fleksibel.

Cara lain yang digunakan guru sebagai strategi untuk mengelola

pembelajaran adalah pemberian motivasi kepada siswa dalam pembelajaran

keterampilan berbicara. Pemberian motivasi kepada siswa dilakukan melalui kata-

kata semangat dan penguatan kepada siswa, maupun janji pemberian reward atau

penghargaan kepada siswa yang maju terlebih dahulu dan siswa yang aktif

mengajukan pertanyaan saat temannya presentasi. Pemberian motivasi dan reward

tersebut bertujuan agar siswa terpacu untuk aktif dan tampil dengan lebih baik.

Tidak hanya guru yang melakukan usaha-usaha untuk mencapai tujuan

pembelajaran, tetapi pihak sekolah juga turut serta mencapai tujuan tersebut.

Pembagian tugas mengajar guru dalam mengajar bahasa atau sastra saja membuat

guru fokus mengembangkan keterampilan siswa dalam lingkup yang diajar oleh guru.

Jadi pembelajaran pun seimbang dan tidak ada ketimpangan guru memberikan porsi

yang lebih banyak bagi materi kebahasaan atau kesusasteraan. Hal ini sejalan dengan

pendapat dari Mulyasa (2007: 21) bahwa sekolah paling tahu apa yang terbaik bagi

sekolahnya. Sekolah berhak untuk menyusun dan melaksanakan KTSP maupun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

77

program-program yang dapat mendorong tercapainya visi, misi, dan tujuan yang

hendak dicapai oleh pihak sekolah.

Strategi-strategi yang inovatif sangat dibutuhkan untuk mendukung

keberhasilan pembelajaran. Guru selain mengajar juga diharapkan mampu membuat

inovasi pembelajaran yang baik agar dapat membangkitkan semangat siswa dalam

kegiatan pembelajaran. Strategi atau inovasi untuk mendukung pembelajaran tidak

hanya menjadi tanggung jawab guru, melainkan juga pihak sekolah agar tujuan

pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.

c. Penggunaan Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan sarana untuk mendukung kemudahan

proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran disediakan dengan kebutuhan

pembelajaran dan keadaan sekolah. Media yang biasa digunakan oleh guru dalam

pembelajaran di kelas akselerasi beragam. Media yang digunakan guru dalam di

kelas akselerasi yang diteliti berupa media visual, audiovisual, dan serbaaneka.

Guru memanfaatkan fasilitas yang tersedia di kelas dan di sekolah sebagai

media pembelajaran. Media visual dan audiovisual yang digunakan oleh kedua

sekolah yang diteliti berupa LCD, video wawancara dan pidato, serta rekaman

reportase dan pembacaan berita. Media lain yang digunakan adalah laptop untuk

memudahkan siswa mengerjakan tugas menulis. Keharusan penggunaan laptop ini

berbeda di setiap sekolah. Guru dalam pembelajaran menulis juga menggunakan

media inovatif seperti internet, e-mail, dan blog sebagai variasi media pembelajaran.

Selain media visual dan audiovisual, guru juga menggunakan media

serbaaneka. Guru menggunakan media yang dekat dengan lingkungan sekitar, seperti

vas bunga, papan pengumuman, maupun dirinya sendiri sebagai media pembelajaran

keterampilan berbicara dan menulis.

Penggunaan media yang dilakukan oleh guru sesuai dengan prinsip kriteria

pemilihan media pembelajaran yang disebutkan oleh Britz dan Briggs (dalam

Saputra, 2012). Kriteria pemilihan media tersebut ialah ketepatannya dengan tujuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

78

pembelajaran, dukungan terhadap isi bahan ajar, kemudahan memperoleh media,

keterampilan dalam menggunakannya, tersedia waktu untuk menggunakannya, dan

sesuai dengan taraf berpikir siswa. Guru dan siswa telah sama-sama memaksimalkan

media yang tersedia untuk membantu kegiatan pembelajaran. Pemanfaatan fasilitas

dan media yang variatif dapat membuat siswa lebih tertarik dan antusias mengikuti

pembelajaran. Penggunaan media pada pembelajaran keterampilan berbicara dan

menulis di kelas akselerasi telah disesuaikan dengan materi yang hendak diajarkan

dan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dibuat. Penggunaan media

yang tepat dapat membuat pembelajaran lebih mengena kepada siswa.

d. Pemilihan Materi Ajar

Pada dasarnya materi di kelas akselerasi sama dengan kelas reguler. Materi

yang ada di kelas reguler juga diajarkan di kelas akselerasi. Perbedaannya adalah

jumlah pertemuan dalam satu kompetensi dasar. Jika dalam kelas reguler satu

kompetensi dasar diajarkan dalam empat kali pertemuan, dalam kelas akselerasi lebih

singkat, yaitu dua atau tiga kali pertemuan. Hal ini sesuai dengan pendapat dari

Nugroho (2006: 36) yang menyatakan bahwa kelas akselerasi memilih materi-materi

yang esensial.

Pada pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis di kelas akselerasi,

materi ajar dipilih berdasarkan kebutuhan siswa dan relevan dengan kehidupannya.

Penerapan materi ajar dalam pembelajaran terlihat pada guru yang lebih menekankan

pada pentingnya penguasaan keterampilan melalui lebih banyaknya porsi praktik

daripada teori. Guru menganggap bahwa siswa kelas akselerasi cukup mudah untuk

memahami suatu materi sehingga guru lebih menekankan pada banyaknya latihan

atau praktik untuk mengasah keterampilan siswa. Materi yang diajarkan dan praktik

yang dilakukan oleh siswa akan bermanfaat bagi kehidupan siswa sehingga sesuai

dengan kebutuhan siswa.

Pada awal tahun pembelajaran biasanya guru membuat daftar klasifikasi

materi untuk diajarkan kepada siswa. Jika terdapat materi yang sama pada dua

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

79

semester, guru hanya akan memberikan sedikit pengulangan teori dan menekankan

pada banyak latihan pada semester berikutnya agar siswa lebih menguasai

keterampilan yang dipelajari itu. Klasifikasi materi yang dibuat guru sangat

membantu dalam menentukan materi yang akan diajarkan. Pembelajaran pun akan

lebih tertata dan terarah melalui klasifikasi materi.

Materi tidak hanya bersumber dari satu sumber saja, melainkan dari

beberapa sumber yang ada. Guru tidak menganggap sebuah sumber adalah sumber

yang terbaik sehingga tidak mengambil referensi materi dari sumber lain. Guru

berusaha menggali referensi dari berbagai sumber sehingga materi yang disampaikan

dapat tepat. Guru juga selalu berusaha mempersiapkan diri dengan baik melalui

memperdalam pengetahuannya tentang suatu materi sebelum mengajarkan materi itu

kepada siswa.

e. Interaksi dalam Pembelajaran

1) Interaksi guru dengan siswa

Interaksi guru dan siswa sudah terjalin dengan baik. Guru memosisikan diri

sebagai orang tua atau teman sehingga siswa merasa nyaman dan tidak canggung

ketika berinteraksi dengan guru. Di dalam kelas, guru mengarahkan siswa untuk

mandiri dan mampu berpikir kritis tentang suatu hal. Ketika siswa mengalami

kesulitan, guru tidak langsung memberikan penjelasan kepada siswa tetapi meminta

siswa untuk mengingat kembali materi yang sebelumnya pernah dipelajari. Tetapi

ketika siswa lupa dan benar-benar tidak bisa untuk memecahkan kesulitan yang ia

hadapi, guru dengan penuh kesabaran membimbing siswa menyelesaikan kesulitan

tersebut.

Interaksi yang baik antara guru dan siswa tidak hanya terdapat di dalam

kelas, melainkan juga di luar kelas. Di luar kelas, guru juga mau membimbing siswa

yang mengalami kesulitan memahami materi atau mengerjakan tugas. Guru bersifat

terbuka membantu siswa dengan cara mempersilakan siswa menghubunginya melalui

pesan singkat (SMS) dan guru akan membalas pesan siswa. Bahkan bimbingan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

80

diberikan guru tidak hanya saat pembelajaran bahasa Indonesia saja. Misalnya ketika

siswa membuat proposal atau karya tulis ilmiah untuk dilombakan, guru mau

membantu siswa mengoreksi kesalahan ejaan dan tata kalimat.

Interaksi positif yang terjalin dengan baik antara guru dan siswa

memengaruhi psikis siswa. Ketika siswa merasa adanya interaksi positif dan

hubungan yang dekat dengan guru, siswa akan lebih dekat dengan guru dan guru pun

juga dekat dengan siswa. Kedekatan positif antara guru dan siswa dapat berpengaruh

pada pembelajaran, yaitu siswa akan mudah untuk dibimbing dan apabila ada

kesulitan akan lebih mudah untuk diselesaikan sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai.

2) Interaksi siswa dengan siswa

Interaksi antarsiswa telah terjalin dengan baik. Siswa menjalin persahabatan

satu sama lain. Persahabatan ini berdampak pada aktivitas pembelajaran. Dalam

pembelajaran keterampilan berbicara, siswa tidak malu-malu saat mengungkapkan

pikiran dan pendapatnya di hadapan teman-temannya. Siswa yang lain pun juga

mendukung temannya yang melakukan praktik berbicara. Persahabatan dan dukungan

di antara siswa dapat memberikan motivasi sehingga siswa lebih percaya diri saat

melakukan praktik berbicara.

Saat melaksanakan keterampilan menulis, siswa membantu temannya yang

mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan

oleh guru. Siswa juga tidak segan untuk berdiskusi dan bertukar pikiran dengan siswa

lainnya ketika mengalami kesulitan.

Siswa terbiasa menggunakan bahasa daerah dan bahasa prokem ketika

berbicara dengan siswa lainnya. Hal ini juga berpengaruh saat siswa berinteraksi

dengan siswa lainnya di dalam kelas. Terkadang siswa menggunakan bahasa daerah

atau bahasa prokem saat mengungkapkan pendapatnya dan berargumen dengan siswa

lainnya. Ketika hal tersebut terjadi, biasanya guru mengingatkan siswa untuk

menggunakan bahasa Indonesia yang formal karena sedang berada dalam forum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

81

resmi atau formal. Bahkan tidak hanya guru yang mengingatkan siswa ketika ia

menggunakan bahasa daerah atau bahasa prokem. Siswa lainnya juga mengingatkan

temannya jika ada yang tidak menggunakan bahasa Indonesia yang benar saat

interaksi dalam pembelajaran.

Interaksi positif yang terjalin dengan baik antara guru dan siswa maupun

siswa dan siswa sangat mendukung kelancaran dan keberhasilan pembelajaran. Guru

yang juga berperan sebagai pembimbing seharusnya dapat mengarahkan siswa untuk

menjalin persahabatan dan interaksi yang baik yang dapat mewujudkan pembelajaran

yang baik.

f. Penilaian

Evaluasi yang dilakukan guru dalam menilai keterampilan berbicara dan

menulis telah dilakukan dengan melihat proses dan hasil. Guru telah memberikan

kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan berbicara dan menulis siswa

melalui praktik pada aktivitas pembelajaran. Bentuk-bentuk tugas untuk menilai

keterampilan berbicara dan menulis juga telah mendorong siswa untuk dapat

melakukan kegiatan penyampaian gagasan, ide, perasaan, maupun pikirannya secara

verbal maupun nonverbal, yaitu dalam berbicara dan menulis. Bentuk-bentuk tugas

tersebut sejalan dengan bentuk-bentuk tugas yang diungkapkan oleh Nurgiyantoro

(2011: 426).

Bentuk-bentuk tugas penilaian yang diberikan oleh guru memiliki

kebermaknaan pada siswa. Guru mengarahkan siswa untuk melakukan praktik

berbicara dan menulis yang sesuai dengan kebutuhan dalam bidang tertentu sehingga

siswa memiliki gambaran untuk menerapkan pembelajaran tersebut.

Proses belajar yang baik harus mampu mengubah ranah perilaku kognitif,

afektif, dan psikomotorik (Syamsudin dalam Subana dan Sunarti, 2009: 9). Pada

penilaian saat pembelajaran berbicara dan menulis di kelas akselerasi, guru juga

melakukan penilaian yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.

Tidak hanya itu, guru juga bertujuan membangun karakter siswa melalui kerja sama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

82

dengan siswa lainnya. Guru mengambil penilaian dari praktik dan pekerjaan siswa

secara individu maupun kelompok.

Dalam melakukan penilaian, guru tidak hanya memperhatikan faktor

kebahasaan, tetapi juga nonkebahasaan. Kedua aspek tersebut dinilai secara

berimbang. Guru juga membuat pedoman penilaian yang disesuaikan dengan silabus

yang telah ada. Pedoman penilaian yang berisi faktor-faktor yang dinilai serta bentuk

tugas penilaian dicantumkan dalam RPP yang dibuat oleh guru.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa cara penilaian

pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis pada kelas akselerasi telah sesuai

dengan penilaian yang baik. Penilaian yang dilakukan oleh guru telah sesuai dengan

tujuan pembelajaran bahasa, yaitu siswa mampu menggunakan bahasa secara

komunikatif baik secara verbal maupun nonverbal.

3. Kendala-kendala yang Ditemui Guru dalam Pembelajaran Keterampilan

Berbicara dan Menulis

Ketika melaksanakan pembelajaran, pasti ada kendala yang dihadapi oleh

guru dan siswa, termasuk saat pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis pada

kelas akselerasi. Pada pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis di kelas

akselerasi, terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaannya. Berikut adalah beberapa

hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara

dan menulis di kelas akselerasi.

1. waktu pembelajaran yang singkat.

2. pemahaman materi siswa yang berbeda.

3. kurangnya rasa percaya diri siswa.

4. siswa kesulitan mendapatkan ide tulisan.

5. penggunaan bahasa daerah dan prokem dalam pembelajaran.

Seperti pembelajaran keterampilan berbahasa pada umumnya, pembelajaran

keterampilan berbicara dan menulis pada kelas akselerasi pun tidak sepenuhnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

83

sempurna dan masih memiliki kendala. Guru harus mampu mengidentifikasi kendala

yang dihadapi dalam pembelajaran dan memberikan pemecahan atau solusi untuk

menyelesaikan kendala tersebut. Tujuannya agar kendala tersebut dapat diatasi dan

pembelajaran dapat berjalan sebagaimana mestinya. Kendala yang dihadapi dapat

digolongkan menjadi kendala dari guru dan siswa.

Faktor terbesar yang menjadi kendala adalah dari siswa. Dalam

pembelajaran keterampilan berbicara siswa masih merasa rendah diri atau kurang

percaya diri ketika praktik berbicara. Sementara dalam pembelajaran keterampilan

menulis, siswa mengalami kesulitan mendapatkan ide tulisan. Kendala lainnya yang

dihadapi oleh siswa adalah pemahaman materi siswa yang tidak sama dan

penggunaan bahasa daerah atau bahasa prokem dalam pembelajaran. Pemahaman

materi siswa yang berbeda membuat tidak seluruh siswa dapat memahami dan

mengikuti pembelajaran dengan baik. Siswa juga masih mengalami interferensi

antara penggunaan bahasa Indonesia dengan penggunaan bahasa daerah dan bahasa

prokem dalam pembelajaran.

Kendala lain yang dihadapi oleh guru adalah waktu pembelajaran yang

singkat. Dalam pembelajaran di kelas reguler, waktu pembelajaran tidak jarang

menjadi kendala. Begitu pula dengan pembelajaran keterampilan berbicara dan

menulis di kelas akselerasi yang memerlukan durasi waktu yang tidak singkat. Tidak

jarang ketika guru telah merencanakan durasi waktu pembelajaran, ada hal-hal di luar

kendali guru yang mengacaukan durasi waktu yang telah dibuat seperti kegiatan

sekolah. Kendala-kendala ini dapat membuat pembelajaran tidak berjalan secara

maksimal.

4. Usaha-usaha yang Dilakukan untuk Mencapai Keberhasilan Pembelajaran

Keterampilan Berbicara dan Menulis

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan

berbicara dan menulis perlu diidentifikasi oleh guru. Setelah diidentifikasi, guru perlu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

84

menentukan usaha atau strategi untuk mengatasi kendala pembelajaran tersebut. Dari

hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam pembelajaran keterampilan

berbicara dan menulis di kelas akselerasi, ada lima usaha yang dilakukan untuk

mengatasi kendala pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis. Usaha-usaha

tersebut adalah sebagai berikut.

1. pengaturan waktu pembelajaran yang fleksibel.

2. pendekatan personal dan pengulangan materi.

3. pemberian motivasi kepada siswa.

4. penyediaan topik melalui media pembelajaran

5. mendorong siswa untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Guru harus terus menerus memotivasi siswa untuk berlatih melakukan

praktik berbicara dan menulis serta penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan

benar dalam pembelajaran. Motivasi-motivasi yang diberikan guru dapat memberikan

semangat dan meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam melaksanakan praktik

berbicara dan menulis serta penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam

kegiatan pembelajaran.

Guru harus memahami peranannya sebagai pembimbing dan pengawas bagi

siswa, seperti yang diungkapkan oleh Idris, Ahmad, dan Broto (1981: 56). Selain

memotivasi siswa untuk mau berlatih berbicara dan menulis serta menggunakan

bahasa Indonesia secara tepat, guru juga perlu membimbing siswa yang mengalami

kesulitan dalam mengikuti pembelajaran. Tidak semua siswa memiliki daya tangkap

yang sama. Ada siswa yang memiliki daya tangkap yang cepat dan ada juga yang

lambat untuk satu mata pelajaran tertentu. Sikap guru terhadap kondisi yang seperti

itu adalah sabar dan terbuka dalam membimbing siswa mengikuti pembelajaran.

Perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat mengharuskan guru untuk terus

mengembangkan diri untuk membuat usaha dan inovasi dalam pembelajaran yang

tepat demi kemajuan peserta didik. Hal lain yang menjadi usaha guru adalah

penggunaan media pembelajaran maupun inovasi untuk mendukung pembelajaran

dan membuat pembelajaran menjadi lebih menarik. Inovasi yang dilakukan dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

85

membuat siswa antusias dan tidak mudah bosan selama kegiatan pembelajaran.

Ketika siswa antusias dan aktif dalam pembelajaran, diharapkan tujuan pembelajaran

keterampilan berbicara dan menulis dapat terwujud, yaitu siswa mampu

menggunakan bahasa Indonesia dalam komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

86

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil temuan peneltian tentang pelaksanaan pembelajaran keterampilan

berbicara dan menulis pada kelas khusus program akselerasi diperoleh simpulan

sebagai berikut.

1. Persepsi guru terhadap pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis adalah

(a) keterampilan berbicara dan menulis berguna untuk diterapkan di kehidupan

siswa dan (b) siswa perlu dibekali keterampilan berbicara dan menulis melalui

praktik.

2. Pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis pada kelas

akselerasi di masing-masing sekolah secara umum dapat dilaksanakan dan berhasil

dengan baik. Indikator keberhasilan pelaksanaan pembelajaran tersebut berupa:

(a) adanya persiapan yang dilakukan oleh guru, berupa perangkat pembelajaran,

klasifikasi materi pada awal tahun pembelajaran, dan pengetahuan awal siswa

tentang materi yang disampaikan; (b) pemilihan metode pembelajaran dan strategi

pengelolaan pembelajaran yang inovatif dan variatif; (c) penggunaan fasilitas dan

media pembelajaran yang telah sesuai dengan materi ajar dan tujuan pembelajaran;

(d) pembuatan klasifikasi materi pada awal tahun pembelajaran, serta penggunaan

berbagai sumber untuk materi ajar; (e) adanya interaksi antara guru dengan siswa

ataupun siswa dengan siswa; (f) adanya penilaian berupa penilaian proses dan

hasil.

3. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran keterampilan berbicara dan

menulis di kelas akselerasi di antaranya: (a) waktu pembelajaran yang singkat;

(b) pemahaman materi siswa yang berbeda; (c) kurangnya rasa percaya diri siswa;

(d) siswa kesulitan mendapatkan ide tulisan; (e) penggunaan bahasa daerah dan

bahasa prokem dalam pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

87

4. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala dalam

pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis di kelas akselerasi tersebut di

antaranya: (a) pengaturan waktu pembelajaran yang fleksibel; (b) pendekatan

personal dan pengulangan materi; (c) pemberian motivasi kepada siswa;

(d) penyediaan topik melalui media pembelajaran; dan (e) mendorong siswa untuk

menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

5. Persamaan pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis di kelas

akselerasi SMAN 1 dan SMAN 3 Surakarta: (a) persepsi guru terhadap

pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis; (b) persiapan sebelum

pembelajaran; (c) metode pembelajaran; (d) strategi pengelolaan pembelajaran:

pembelajaran berorientasi pada praktik, perpaduan kegiatan berbicara yang

berbeda dalam pertemuan yang sama, pengaturan waktu pembelajaran yang

fleksibel, membangun motivasi siswa; (e) pemilihan materi ajar dari berbagai

sumber yang berbeda; (f) kendala; dan (g) usaha yang dilakukan untuk mengatasi

kendala.

6. Perbedaan pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis di kelas

akselerasi SMAN 1 dan SMAN 3 Surakarta: (a) strategi pengelolaan pembelajaran

oleh sekolah di SMAN 1 adalah pembagian tugas mengajar guru, mata pelajaran

bahasa Indonesia diajar oleh dua guru yang berbeda (bahasa dan sastra),

sedangkan di SMAN 3 tidak ada kebijakan seperti itu; (b) media pembelajaran:

SMAN 1 mewajibkan siswa menggunakan laptop dalam pembelajaran

keterampilan menulis; SMAN 3: siswa dibebaskan untuk menggunakan laptop

atau tidak dalam pembelajaran keterampilan menulis dan guru memanfaatkan

media blog dan e-mail untuk pembelajaran keterampilan menulis; (c) interaksi

antara guru dan siswa di luar kelas: Siswa di SMAN 1 dapat berkonsultasi dengan

guru melalui SMS, sedangkan di SMAN 3 salah satu bentuk interaksi di luar kelas

adalah guru memberi bantuan saat siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan

karya tulis untuk lomba; dan (d) nilai keterampilan berbicara siswa di SMAN 3

lebih tinggi daripada nilai keterampilan berbicara di SMAN 1, sedangkan nilai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

88

keterampilan menulis di SMAN 1 lebih tinggi daripada nilai keterampilan menulis

di SMAN 3.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan di atas, hasil penelitian tentang pelaksanaan

pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis di kelas akselerasi ini mempunyai

implikasi sebagai berikut.

1. Persepsi Guru

Guru perlu membimbing siswa untuk melatih keterampilan berbicara dan

menulisnya melalui praktik, baik saat pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.

Praktik dan latihan yang diberikan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan di

berbagai bidang kehidupan sehingga terasa bermakna bagi siswa. Siswa

diharapkan dapat menerapkan pengetahuan dan pengalamannya melalui

pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis dalam kehidupannya sehari-hari.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru, pihak sekolah, maupun siswa

perlu menyadari pentingnya melakukan persiapan. Persiapan bukan sekadar

formalitas saja, melainkan benar-benar disiapkan dan disesuaikan dengan

pembelajaran yang akan dilakukan. Pihak sekolah dan guru menyiapkan perangkat

pembelajaran yang diperlukan seperti silabus, program tahunan, program semester,

rencana pengajaran dan kalender pendidikan, rincian minggu efektif, dan RPP

yang biasanya disusun pada awal tahun pembelajaran. Guru dan siswa juga

mempersiapkan materi, contoh-contoh kegiatan berbicara dan menulis, media

pembelajaran, dan persiapan lainnya untuk menunjang keberhasilan kegiatan

pembelajaran.

Strategi dan metode pembelajaran yang menarik dan variatif baik untuk

diterapkan dalam pembelajaran agar pembelajaran tidak monoton dan

membosankan bagi siswa. Guru perlu membuat inovasi dalam strategi dan metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

89

yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan siswa. Hal ini dilakukan agar siswa

antusias dan tertarik saat melakukan pembelajaran.

Penggunaan media pembelajaran perlu diperhatikan oleh guru, terutama saat

pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis. Saat pembelajaran keterampilan

berbicara, media diperlukan oleh guru untuk menampilkan model aktivitas

berbicara yang akan dilakukan siswa. Saat pembelajaran keterampilan menulis, ide

tulisan siswa dapat dipancing melalui penggunaan media pembelajaran. Materi

yang disampaikan melalui media pembelajaran yang sesuai dapat membangkitkan

rasa antusias dan semangat siswa dalam belajar.

Materi ajar yang dipelajari oleh siswa kelas akselerasi pada satu semester

dapat ditemui lagi pada semester yang lain. Oleh karena itu, guru perlu membuat

klasifikasi materi agar pembelajaran lebih tertata. Guru perlu menyusun materi

dari berbagai sumber yang terpercaya dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa.

Interaksi guru dan siswa maupun siswa dan siswa berlangsung dengan baik.

Guru hendaknya dapat memosisikan diri sebagai orang tua dan sahabat yang mau

membimbing dan menolong siswa sehingga siswa merasa nyaman dan tidak

canggung ketika berinteraksi dengan guru. Interaksi yang terjalin dengan baik

tersebut tidak hanya terjadi pada saat di dalam kelas, melainkan di luar kelas pun

guru dan siswa tetap menjalin interaksi yang baik.

Penilaian terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh siswa juga perlu

diperhatikan. Guru hendaknya dapat menilai siswa secara objektif dan menyeluruh

pada aspek kognitif, afektif, psikomotorik, dan karakter siswa sesuai dengan

pedoman penilaian yang telah dibuat. Guru juga dapat melibatkan siswa lainnya

dalam melakukan penilaian terhadap penampilan dan hasil karya siswa melalui

pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis.

3. Kendala dalam Pembelajaran

Kendala hampir selalu didapati dalam pelaksanaan pembelajaran, tidak

terkecuali pada pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis di kelas

akselerasi. Kendala dalam pembelajaran dapat berasal dari siswa, guru, ataupun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN

90

pihak sekolah. Dalam hal ini, guru telah berupaya maksimal dalam mengatasi

kendala yang terjadi dan menjaga kualitas pembelajaran melalui strategi, metode,

materi, dan media pembelajaran. Dengan demikian, pencarian upaya untuk

mengatasi kendala yang dihadapi perlu dilakukan agar kualitas pembelajaran tetap

terjaga dan tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai secara baik.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil yang telah diuraikan di atas,

peneliti menyampaikan beberapa hal sebagai saran kepada kepala sekolah, guru, dan

siswa.

1. Para kepala sekolah hendaknya dapat mengadakan pelatihan atau workshop bagi

guru-guru yang diberikan tugas mengajar pada program akselerasi agar guru

mampu melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa kelas

akselerasi. Kepala sekolah juga hendaknya dapat melakukan pengawasan langsung

kepada pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis di kelas akselerasi. Hal

ini dimaksudkan agar guru kepala sekolah mengetahui hal apa yang harus dibenahi

dalam pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis di kelas akselerasi.

2. Para guru hendaknya lebih kreatif menggunakan media dan metode dalam

melakukan proses pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis di kelas

akselerasi. Guru hendaknya menyesuaikan penggunaan media dan metode

pembelajaran dengan kebutuhan dan karakteristik siswa yang diajar. Guru juga

perlu meningkatkan kemampuan melalui mengikuti seminar atau pelatihan.

3. Para siswa hendaknya perlu menyadari pentingnya menguasai keterampilan

berbicara dan menulis yang diperoleh melalui latihan. Oleh karena itu, siswa perlu

banyak berlatih berbicara dan menulis agar keterampilan tersebut dapat dikuasai.

Hendaknya siswa mau bertanya kepada guru jika mengalami kendala atau

kesulitan dalam pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user