140
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: MUHAMMAD BAGUS PRIYO SAMBODO K1208031 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

  • Upload
    buiminh

  • View
    240

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA BERBASIS ICT

UNTUK MENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI

SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

MUHAMMAD BAGUS PRIYO SAMBODO

K1208031

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Muhammad Bagus Priyo Sambodo

NIM : K1208031

Jurusan/Program Studi : PBS/ Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENGGUNAAN MODEL

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN MEMANFAATKAN

MEDIA BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATAN KETERAMPILAN

MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1

NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 201

Yang membuat pernyataan

M. Bagus Priyo Sambodo

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA BERBASIS ICT

UNTUK MENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI

SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh:

MUHAMMAD BAGUS PRIYO SAMBODO

K1208031

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

“Tidak boleh dengki dan iri hati kecuali dalam 2 hal:

iri hati terhadap orang yang dikaruniai harta

dan dia selalu menginfaqkannya pada malam hari dan siang hari.

Juga iri hati kepada yang diberi kepandaian membaca Al-Qur’an,

dan dia membacanya setiap malam dan siang hari.”

(H.R Bukhari dan Muslim)

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini sebagai bentuk ucapan

terima kasihku kepada:

1. Ayah dan Ibu, yang tak pernah berhenti berdoa

dengan penuh kesabaran dan keteguhan

menjadi kekuatan buatku;

2. Pak Edy dan Pak Budi, terima kasih atas

kesabaran serta bimbinganya;

3. Bapak dan Ibu guru SMA Negeri 1 Ngemplak,

khususnya Ibu Win terima kasih atas

keramahan, bantuan serta bimbinganya;

4. Adik dan kakakku, terima kasih atas

semangatnya;

5. Yang terkasih Niken Yunindar yang mampu

menggetarkan hati, raga dan jiwa;

6. Sahabatku, teman seperjuangan mas Ndaru

dalam menyelesaikan laporan;

7. Teman-teman seperjuangan di Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Angkatan 2008;

8. Murid SMA Negeri 1 Ngemplak terutama kelas

X-3;

9. Warga Kost “Aisyah” terima kasih atas

dukungan serta kekonyolanya; dan

10. FKIP UNS, almamater tercinta, kampus tempat

menimba aneka ilmu.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRAK

Muhammad Bagus Priyo Sambodo. PENGGUNAAN MODELPEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN MEMANFAATKANMEDIA BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATAN KETERAMPILANMENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi:Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta,Juli 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses danhasil pembelajaran keterampilan menulis argumentasi dengan menggunakanmodel pembelajaran kontekstual dengan menerapkan media berbasis ICT padasiswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali. Penelitian ini dilaksanakanpada Tahun Pelajaran 2011/2012, mulai bulan Februari 2012 sampai Juni 2012.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitianini adalah guru Bahasa Indonesia dan siswa kelas X-3 SMA Negeri 1Ngemplak Boyolali yang berjumlah 35 siswa (9 putra dan 26 putri). Sumber datayang digunakan yaitu: tempat dan peristiwa, informan, dan dokumen. Teknikpengumpulan data dilakukan dengan observasi/pengamatan, wawancara, kajiandokumen, angket, dan tes. Untuk menguji validitas data, peneliti menggunakanteknik triangulasi metode dan triangulasi sumber data. Data yang terkumpuldianalisis dengan teknik analisis kritis berdasarkan indikator yang telahditetapkan. Pelaksanaan penelitian dimulai dari survei awal, siklus I, sampaisiklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yakni: (1) perencanaan; (2)pelaksanaan tindakan; (3) observasi dan interpretasi; dan (4) analisis dan refleksi.Dalam penelitian ini guru kelas bertindak sebagai aktor pembelajaran dan peranpeneliti sebagai pengamat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajarankontekstual dengan memanfaatkan media berbasis ICT dapat meningkatkankualitas proses dan hasil pembelajaran menulis argumentasi. Peningkatan kualitasproses ditunjukkan dari adanya peningkatan aktivitas siswa selama kegiatanpembelajaran, meliputi: (1) keaktifan siswa saat apersepsi, 76% pada siklus I dan88% pada siklus II, (2) meningkatnya jumlah siswa yang aktif dalampembelajaran menulis argumentasi sebesar 71% pada siklus I dan 81% pada siklusII, (3) meningkatnya minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaranmenulis argumentasi sebesar 68% pada siklus I dan 91% pada siklus II.Peningkatan hasil pembelajaran menulis argumentasi dapat dilihat darimeningkatnya jumlah siswa yang mampu menulis argumentasi atau siswa yangmencapai nilai =73, yakni: pada siklus I sebesar 68% atau 26 siswa dan padasiklus II meningkat menjadi 88% atau 28 siswa.

Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajarankontekstual dengan memanfaatkan media berbasis ICT dapat meningkatkanketerampilan menulis argumentasi siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 NgemplakBoyolali.Kata kunci: model pembelajaran kontekstual, media ICT, menulis argumentasi

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah memberi

kenikmatan dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik dan lancar sebagai syarat meraih gelar Sarjana Pendidikan Bahasa

dan Sasrta Indonesia.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin

penyusunan skripsi;

2. Dr. Muhammad Rohmadi, S.S., M.Hum., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang memberikan persetujuan dalam skripsi ini;

3. Dr. Kundharu Saddono, S.S., M.Hum, Ketua Program Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang memberikan persetujuan juga dalam skripsi ini;

4. Drs. Purwadi, selaku pembimbing akademik yang telah memberikan arahan

dan bimbingan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Program Bahasa

dan Sastra Indonesia FKIP UNS;

5. Drs. Edy Suryanto, M.Pd., dan Budi Waluyo, S.S., M.Pd., selaku

pembimbing skripsi yang telah memberikan pengarahan dengan begitu

sabar dan memberikan semangat pada penulis serta masukan yang tak ternilai

harganya;

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta, khususnya Program Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia yang dengan tulus ikhlas memberikan ilmu yang bermanfaat pada

penulis;

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

7. Drs. Wahyu Purnomojati, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1

Ngemplak Boyolali yang telah memberikan izin peneliti terkait dengan

penelitian yang dilaksanakan;

8. Dra. Wiwin Setia Windiari selaku guru kelas X-3 SMA Negeri 1

Ngemplak Boyolali sekaligus sebagai kolaborator yang dengan senang hati

membantu peneliti dalam melaksanakan penelitiannya;

9. Siswa-siswi kelas X-3 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali yang membantu

terlaksananya penelitian ini;

10. Rekan-rekan mahasiswa Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

2008 atas persahabatan dan kebersamaan yang menjadi kenangan indah; dan

11. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu.

Semoga kebaikan dan bantuan dari semua pihak tersebut di atas

mendapat pahala dan imbalan dari Allah Swt., amin. Penulis berharap semoga

karya ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan menambah khasanah keilmuan

dalam pelajaran bahasa Indonesia.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL................................................................................................................ i

PERNYATAAN.................................................................................................. ii

PENGAJUAN ..................................................................................................... iii

PERSETUJUAN ................................................................................................. iv

PENGESAHAN .................................................................................................. v

MOTTO .............................................................................................................. vi

PERSEMBAHAN............................................................................................... vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix

DAFTAR ISI....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL............................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 9

A. Tinjauan pustaka ............................................................................. 9

1. Hakikat Keterampilan Menulis .................................................. 9

a. Pengertian Menulis ................................................................ 9

b. Tujuan Menulis ...................................................................... 11

c. Manfaat Menulis .................................................................... 12

d. Tahap-tahap Menulis ............................................................. 13

e. Jenis-jenis Tulisan ................................................................. 15

2. Hakikat Tulisan Argumentasi .................................................... 18

a. Pengertian Tulisan Argumentasi ........................................... 18

b. Ciri-ciri Tulisan Argumentasi ................................................ 19

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

c. Bagian-bagian Tulisan Argumentasi ..................................... 21

d. Dasar dan Sasaran Tulisan Argumentasi ............................... 23

3. Hakikat Pembelajaran Menulis Argumentasi di SMA ............... 24

a. Pengertian Pembelajaran Menulis Argumentasi .................... 24

b. Komponen-komponen dalam Pembelajaran .......................... 26

c. Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Proses Pembelajaran..... 28

d. Penilaian Proses Pembelajaran Menulis Argumentasi ........... 33

e. Penilaian Hasil Pembelajaran Menulis Argumentasi ............. 37

4. Hakikat Pendekatan Kontekstual ............................................... 40

a. Pengertian Pendekatan Kontekstual ...................................... 40

b. Elemen dan Karakteristik Pendekatan Kontekstual ............... 42

c. Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pembelajaran

Konvensional .......................................................................... 43

d. Asas-asas Pendekatan Kontekstual ........................................ 44

5. Hakikat Media Pembelajaran Berbasis ICT ............................... 49

a. Pengertian Media Pembelajaran ............................................ 49

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ............................. 50

c. Jenis-jenis Media dalam Pembelajaran .................................. 51

d. Pemilihan Media Pembelajaran .............................................. 54

e. Information Communication Technology (ICT)..................... 55

f. Penggunaan Microsoft Power Point dan Video Berita dalam

Pembelajaran Menulis Argumentasi ...................................... 58

B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................ 60

C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 61

D. Hipotesis ......................................................................................... 64

BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 65

A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 65

1. Tempat Penelitian ....................................................................... 65

2. Waktu Penelitian ........................................................................ 65

B. Subjek Penelitian ............................................................................ 66

C. Bentuk Penelitian ............................................................................ 66

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

D. Data dan Sumber Data .................................................................... 67

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 67

F. Uji Validitas Data ........................................................................... 69

G. Teknik Analisis Data ...................................................................... 70

H. Indikator Kerja ................................................................................ 70

I. Prosedur Penelitian .......................................................................... 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 74

A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra-Tindakan) ......................................... 74

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ............................................. 81

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus ...................................... 105

D. Pembahasan ..................................................................................... 106

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN.......................................... 118

A. Simpulan ......................................................................................... 118

B. Implikasi .......................................................................................... 119

C. Saran ................................................................................................ 120

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 122

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pedoman Penilaian Proses Pembelajaran Menulis Argumentasi .................. 34

2. Model Penilaian Tugas Menulis dengan Skala Interval................................ 38

3. Perbedaan Antara Pendekatan Kontekstual dengan Pembelajaran

Konvensional ................................................................................................ 43

4. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian .............................................. 66

5. Keterangan Indikator Keberhasilan Pembelajaran Menulis Argumentasi .... 71

6. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Survei Awal........................................... 80

7. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siklus I .................................................. 92

8. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siklus II ................................................. 105

9. Hasil Tindakan Berdasarkan Indikator Ketercapaian ................................... 106

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Berpikir ......................................................................................... 63

2. Alur Penelitian Tindakan Kelas .................................................................... 72

3. Grafik Perkembangan Nilai Kemampuan Menulis Argumentasi ................ 113

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Denah Ruangan SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali .................................... 125

2. Denah Tempat Duduk Siswa......................................................................... 126

3. Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X ................................. 128

4. Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas........................................... 129

5. Instrumen Penelitian...................................................................................... 130

6. Catatan Lapangan Hasil Observasi Survei Awal .......................................... 139

7. Hasil Wawancara Survei Awal ..................................................................... 143

8. Hasil Angket Siswa pada Survei Awal ......................................................... 150

9. Rekapitulasi Hasil Angket pada Survei Awal............................................... 159

10. Hasil Pekerjaan Siswa pada saat Pretes ........................................................ 160

11. Daftar Perolehan Nilai Siswa pada Survei Awal .......................................... 163

12. Hasil Penilaian Proses Menulis Argumentasi Survei Awal .......................... 165

13. Foto Kegiatan Pembelajaran Menulis Argumentasi pada Survei Awal........ 167

14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ................................................ 168

15. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus I .................................................. 183

16. Hasil Pekerjaan Siswa pada Siklus I ............................................................. 191

17. Daftar Perolehan Nilai Siswa pada Siklus I .................................................. 194

18. Hasil Penilaian Proses Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus I ........... 196

19. Foto Kegiatan Pembelajaran Menulis Argumentasi pada Siklus I................ 198

20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II............................................... 199

21. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus II................................................. 214

22. Hasil Pekerjaan Siswa pada Siklus II............................................................ 222

23. Daftar Perolehan Nilai Siswa pada Siklus II................................................. 227

24. Hasil Penilaian Proses Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus II.......... 229

25. Foto Kegiatan Pembelajaran Menulis Argumentasi pada Siklus II .............. 231

26. Hasil Wawancara Pascasiklus ....................................................................... 232

27. Hasil Angket Siswa pada Pascasiklus ........................................................... 236

28. Rekapitulasi Hasil Angket pada Pascasiklus................................................. 245

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

29. Rekapitulasi Nilai Siswa dari Survei Awal hingga Siklus II ........................ 246

30. Rekapitulasi Penilaian Proses Pembelajaran Menulis Argumentasi dari

Survei Awal hingga Siklus II ........................................................................ 248

31. Lampiran Perizinan dan Surat Keterangan ................................................... 250

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penggunaan aspek kebahasaan dalam proses pembelajaran sering

berhubungan satu sama lainnya. Menyimak dan membaca erat hubunganya karena

keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi. Berbicara dan menulis

erat hubunganya karena keduanya merupakan cara untuk mengekspresikan

makna. Menulis merupakan kegiatan mengekspresikan informasi yang diterima

dari proses menyimak dan membaca. Jadi, semakin banyak seseorang menyimak

atau membaca semakin banyak pula informasi yang diterimanya untuk

diekspresikan secara tertulis.

Pembelajaran keterampilan menulis kepada para siswa memiliki

kedudukan yang sangat strategis dalam pendidikan dan pembelajaran bahasa dan

sastra Indonesia di sekolah karena hal ini merupakan salah satu faktor pendukung

keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini sangat penting

dibinakan kepada para siswa, ketika mereka mengikuti pembelajaran disekolah.

Namun, perlu disadari bahwa keterampilan menulis itu tidak diperoleh secara

alamiah dan instan, tetapi melalui proses pembelajaran yang sebagian besar

merupakan tanggung jawab pengajar. Selain itu, dibutuhkan latihan secara

kontinu dan penuh ketekunan. Untuk mampu memiliki keterampilan menulis tidak

cukup dengan mempelajari pengetahuan tentang tata bahasa dan paham tentang

teori menulis, ataupun hanya melafalkan definisi istilah-istilah yang terdapat

dalam bidang karang-mengarang, tetapi diperlukan proses berlatih secara terus

menerus dan berkelanjutan.

Dalam ranah menulis dibutuhkan keterampilan memilih kata, menata

struktur sintaksis dan memilih gaya bahasa. Jika ketiga keterampilan itu telah

dimiliki oleh siswa, maka dalam kegiatan menulis mereka akan mampu mengolah

kalimat menjadi paragraf. Kemampuan dalam mengolah struktur kalimat ini akan

membuahkan kelancaran dalam pemakaian bahasa atau kegiatan berkomunikasi

tulis.

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Di samping itu kegiatan menulis juga memberikan sumbangan yang

cukup besar bagi perkembangan pribadi seseorang. Membantu meningkatkan

pengingatan akan sesuatu pengalaman, serta kesadaran akan ide-ide yang disusun

secara tertib untuk dikemukakan. Secara umum tujuan pembelajaran keterampilan

menulis yaitu siswa mampu mengkomunikasikan ide atau gagasan/pendapat

secara tertulis ataupun sebagai kegiatan mengekspresikan ilmu pengetahuan,

pengalaman hidup, ide, imaji, aspirasi dan lain-lain (Yant Mujiyanto, dkk., 2000:

70).

Salah satu standar kompetensi yang harus dicapai dalam Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk

siswa sekolah menengah pertama, khususnya untuk aspek menulis adalah mereka

harus mampu mengungkapkan informasi dalam dalam berbagai bentuk paragraf

(naratif, deskriptif, ekspositif, dan argumentatif) (Depdiknas, 2007: 9). Akan

tetapi, pencapaian kompetensi tersebut belum bisa diwujudkan dalam

pembelajaran bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali, khususnya

kelas X-3. Padahal sebenarnya pokok bahasan menulis (termasuk menulis

argumentasi) telah dibekalkan kepada siswa dengan maksud agar siswa mampu

mengungkapkan informasi secara jelas, logis, sistematis sesuai dengan konteks

dan situasi.

Menurut hasil observasi peneliti, rendahnya keterampilan menulis siswa

kelas X-3 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali disebabkan karena kekurangtepatan

guru dalam memilih strategi dan memanfaatkan media dalam pembelajaran

menulis. Dalam hal ini guru menyampaikan materi masih menggunakan metode

yang konvensional, artian siswa diberi bekal teori tentang menulis argumentasi

kemudian disuruh membuat paragraf baik secara langsung ataupun hanya

melanjutkan dari yang sudah ada. Hal ini mengakibatkan: (1) siswa kurang

tertarik pada pelajaran menulis argumentasi, (2) guru kesulitan dalam

membangkitkan minat siswa, (3) siswa kesulitan dalam menentukan topik/tema

serta mengemukakan argumen yang mendukung untuk dikembangkan dalam

tulisan argumentasi, dan (4) guru kesulitan untuk menemukan

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

teknik/metode/strategi yang tepat untuk mengajarkan materi argumentasi secara

baik.

Berbagai hal yang muncul tersebut terkait tentang kesulitan yang

dihadapi dalam pelajaran menulis, maka perlu diterapkan suatu media serta model

pembelajaran yang efektif dan dapat menunjang kegiatan pembelajaran. Media

pembelajaran yang bermacam-macam menyebabkan guru harus selektif dalam

memilih media pembelajaran yang digunakan. Media yang efektif untuk

pengajaran suatu materi tertentu belum tentu efektif juga untuk mengajarkan

materi yang lainnya. Dengan begitu setiap materi ternyata mempunyai

karakteristik tersendiri yang turut menentukan pula media apa yang dapat

digunakan untuk menyampaikan materi tersebut. Begitu pula dalam pembelajaran

menulis, guru harus bisa memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan

materi yang akan disampaikan sehingga nantinya mampu mencapai tujuan

pembelajaran.

Berdasarkan paparan di atas, masalah yang ada membutuhkan

adanya perbaikan dalam pembelajaran menulis argumentasi. Namun, sangat

disadari pengajar bahwa kemampuan setiap anak tidak sama, melainkan

memiliki tingkat pemahaman yang berbeda-beda. Selain itu, melihat

pembelajaran yang selama ini diterapkan lebih didominasi oleh pengajar, sehingga

siswa mendapat porsi yang sedikit dalam mengekspresikan ide dan gagasan

mereka. Untuk itu, peneliti bersama pengajar memberikan alternatif penerapan

model pembelajaran kontekstual dengan menggunakan media berbasis ICT untuk

mengatasi permasalahan dalam pembelajaran menulis tersebut.

Model pembelajaran kontekstual adalah suatu model pembelajaran

yang menekankan kepada aspek keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat

menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi

kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam

kehidupan mereka (Wina Sanjaya, 2010: 255). Adapun komponen-komponen

yang terdapat dalam pembelajaran kontekstual atau CTL, yaitu (1)

konstruktivisme, (2) questioning, (3) inquiry, 4) learning community, (5)

modelling, (6) refleksi, dan (7) authentic assessment.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Alasan dipilihnya model pembelajaran kontekstual ini adalah: (1)

situasi pembelajaran lebih kondusif, karena siswa dilibatkan secara penuh dalam

pembelajaran dan posisi pengajar lebih berpindah-pindah (depan, tengah, dan

belakang), (2) Pengajar tidak lagi menggunakan metode konvensional, sehingga

pembelajaran lebih berpusat pada siswa, sehingga siswa menjadi aktif, dan (3)

pengajar akan termotivasi untuk mencari media pembelajaran baru (modelling)

dari berbagai sumber, karena model pembelajaran kontekstual mengarahkan

pengajar untuk menggunakan media pembelajaran yang lebih bervariasi guna

membangkitkan minat siswa dalam pembelajaran.

Selain masalah model pembelajaran, hal lain yang patut diperhatikan

adalah penggunaan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang

kurang variatif dan belum optimal menjadi suatu hal yang tak bisa diabaikan.

Penggunaan media yang kurang menarik akan membuat siswa menjadi cepat

bosan dan tidak tertarik untuk mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh,

sehingga berdampak pada hasil belajar siswa. Menurut Munir (dalam Jamal

Ma’mur Asmani, 2011: 111) sekarang ini paradigma pembelajaran telah bergeser

dari pembelajaran tradisional menuju pembelajaran berbasis pengembangan

teknologi. Pembelajaran kini tidak hanya menggunakan papan tulis saja. Pengajar

juga tidak hanya berceramah saja di depan kelas sambil menulis di papan tulis,

sementara peserta didiknya hanya duduk, mendengar dan mencatat.

Menurut E. Mulyasa (dalam Jamal Ma’mur Asmani, 2011: 28), derasnya

arus informasi yang berkembang di masyarakat menuntut setiap orang untuk

bekerja agar dapat mengikuti dan memahaminya. Sebab, jika tidak, kita akan

ketinggalan zaman. Demikian dengan pembelajaran di sekolah. Untuk

memperoleh hasil yang optimal, kita dituntut untuk tidak hanya mengandalkan

apa yang di dalam kelas tapi juga harus mau dan mampu menelusuri aneka ragam

sumber pembelajaran yang diperlukan. Oleh karena itu, hendaknya guru mampu

berinovasi dan berkreasi dalam rangka merancang suatu pembelajaran yang

menarik bagi siswa (tidak hanya mendayagunakan sumber-sumber belajar yang

ada di sekolah).

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Salah satu media yang dapat digunakan, yaitu komputer. Selain itu,

masih ada satu lagi yang sebenarnya sudah tersedia di hampir setiap kelas di SMA

Negeri 1 Ngemplak tetapi belum digunakan secara maksimal, yaitu LCD

proyektor dan salah satu program aplikasi yang dapat digunakan adalah Microsoft

PowerPoint. Program PowerPoint merupakan salah satu software yang dirancang

khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah

dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relative murah karena tidak

butuh bahan baku selain alat untuk penyimpanan (Rayandra Asyar, 2011: 186).

Menurut Daryanto (2011: 141), program ini memiliki kemampuan yang sangat

baik dalam menyajikan sebuah materi presentasi dan sudah banyak digunakan

dalam dunia pembelajaran. Beberapa hal yang menjadi kelebihan program ini

ialah (1) penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi;

(2) animasi teks maupun animasi gambar foto; (3) lebih merangsang anak untuk

mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji; (4) pesan

informasi visual mudah dipahami peserta didik; (5) tenaga pendidik tidak perlu

banyak menerangkan bahan ajar yang sedang disajikan; (6) dapat diperbanyak

sesuai kebutuhan dan dapat dipakai secara berulang-ulang; (7) dapat disimpan

dalam bentuk optik magnetik (CD/disket/flashdisk) sehingga praktis dibawa ke

mana-mana.

Selain menurut pendapat para ahli di atas, temuan di lapangan

menunjukkan bahwa penggunaan media berbasis ICT dapat: (1) menarik perhatian

siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; (2) menjadikan situasi

pembelajaran lebih hidup, hal ini dikarenakan penggunaan media pembelajaran

mampu membangkitkan dan membawa pebelajar ke dalam suasana rasa senang

dan gembira, di mana ada keterlibatan emosianal dan mental sehingga

berpengaruh terhadap semangat mereka belajar; (3) memberikan rangsangan

kepada siswa untuk belajar secara aktif.

Media ICT atau TIK yang dipakai berupa komputer dan LCD proyektor,

selain digunakan untuk menampilkan slide power point juga untuk menampilkan

video. Video menurut Daryanto (2011: 79), merupakan bahan ajar noncetak yang

kaya akan informasi dan tuntas karena dapat dapat disampaikan ke hadapan siswa

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

secara langsung. Siswa akan merasa seperti berada disuatu tempat yang sama

dengan program yang ditayangkan video. Mereka dituntut untuk mampu

berkonsentrasi secara penuh selama acara berlangsung. Daya kemampuan

konsentrasi ini erat hubunganya dengan kemampuan untuk mengerti dan

memproduksi apa yang telah diamati. Siswa akan mendapat stimulus dari video

yang disaksikan. Hal ini menjadi penting untuk memproduksi pendapat, gagasan

yang diamatinya untuk dituangkan dalam tulisan argumentasi.

Terkait dengan pembelajaran menulis argumentasi, penggunaan media

video diharapkan akan lebih memudahkan siswa dalam dalam membuat karangan

argumentasi. Selain itu, juga diharapkan dapat merangsang siswa untuk

menuliskan sebuah karangan dengan argumen-argumen yang kuat secara baik dan

benar. Hal ini dikarenakan karakteristik dari video itu sendiri yang dapat

menyajikan gambar bergerak dan disertai suara, yang akan menarik minat siswa.

Media video dalam penelitian ini digunakan untuk memutar sebuah tayangan

berita, kemudian para siswa diminta membuat paragraf argumentasi berdasarkan

video yang ia lihat.

Berdasarkan kondisi pembelajaran menulis argumentasi sebagaimana

telah dipaparkan di atas maka peneliti terdorong untuk melaksanakan penelitian

tindakan kelas sebagai usaha perbaikan kualitas pembelajaran keterampilan

menulis argumentasi. Penelitian tersebut diangkat dengan judul: “Penggunaaan

Model Pembelajaran Kontekstual dengan Menerapkan Media Berbasis ICT untuk

Meningkatan Keterampilan Menulis Argumentasi Pada Siswa Kelas X-3 SMA

Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan di atas, rumusan

masalah yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah,

1. Apakah penggunaan model pembelajaran kontekstual dengan menerapkan

media berbasis ICT dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis

argumentasi pada siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun

ajaran 2011/2012?

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2. Apakah penggunaan model pembelajaran kontekstual dengan menerapkan

media berbasis ICT dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis

argumentasi pada siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun

ajaran 2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini

adalah,

1. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis argumentasi pada

siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun ajaran 2011/2012.

2. Untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis argumentasi pada

siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun ajaran 2011/2012.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis

maupun praktis.

1. Manfaat Teoretis

a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkaya khazanah

ilmu pengetahuan kebahasaan, terutama dalam kegiatan menulis

argumentasi.

b. Dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk

meningkatkan pembelajaran menulis argumentasi.

c. Variasi model pembelajaran dapat digunakan referensi untuk diterapkan di

sekolah, sehingga proses belajar-mengajar dapat memenuhi kriteria yang

diinginkan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

1) Sebagai upaya untuk menawarkan inovasi baru cara pembelajaran

menulis argumentasi.

2) Upaya untuk memotivasi siswa dalam kegiatan menulis.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

3) Upaya meningkatkan kualitas dan prestasi, khususnya mata pelajaran

bahasa Indonesia.

b. Bagi Siswa

1) Memudahkan siswa dalam berlatih dan belajar keterampilan menulis,

khususnya menulis argumentasi dengan menggunakan model

pembelajaran kontekstual dengan menerapkan media berbasis ICT.

2) Memberikan motivasi yang positif pada diri siswa selama proses

pembelajaran, khususnya pembelajaran menulis.

3) Siswa akan dilatih untuk bekerja sama dalam kelompok dengan

diterapkannya model pembelajaran kontekstual dengan menerapkan

media berbasis ICT dalam pembelajaran.

4) Meningkatnya kemampuan menulis argumentasi siswa.

5) Menjadikan suasana pembelajaran penuh kerja sama dan kebersamaan

sehingga mempermudah dalam mencapai tujuan bersama.

c. Bagi Sekolah

1) Mendorong guru lain untuk menerapkan proses pembelajaran yang

menyenangkan bagi siswa dengan menggunakan model pembelajaran

kontekstual dengan menerapkan media berbasis ICT.

2) Meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran keterampilan

menulis argumentasi.

3) Hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam upaya pengadaan inovasi

pembelajaran bagi para guru lain dalam mengajarkan materi menulis.

d. Bagi Peneliti

Dengan melakukan penelitian di sekolah secara langsung,

peneliti memperoleh pengalaman dan wawasan pembelajaran menulis di

sekolah. Dari hasil pengamatan dan pengalaman langsung tersebut,

peneliti dapat melakukan kajian-kajian lebih lanjut untuk menyusun

suatu rancangan pembelajaran menulis argumentasi dengan model

kontekstual berbasis ICT.

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Hakikat Keterampilan Menulis

a. Pengertian Menulis

Setiap orang mempunyai kemampuan untuk mengekspresikan

pikiran, perasaan dan sikapnya. Kemampuan mengekspresikan tersebut

dapat diwujudkan dalam bentuk tulisan seperti artikel, sketsa, puisi,

maupun bentuk karangan. Melalui kegiatan menulis, penulis akan

memberikan masukan berbagai informasi maupun pengetahuan kepada

pembaca dari hasil tulisannya.

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara

bertatap muka dengan orang lain (Henry Guntur Tarigan, 2008: 3).

Sebagai bentuk keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang

bersifat mengungkapkan, dengan maksud mengungkapkan gagasan, buah

pikiran, dan atau perasaan kepada pihak atau orang lain. Oleh karena itu,

menulis merupakan suatu kegiatan produktif dan ekspresif (Henry Guntur

Tarigan, 2008: 3).

Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang

grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang,

sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik

tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafik itu (Suyitno

dan Purwadi, 2000:1). Lebih lanjut, (Suyitno dan Purwadi, 2000: 1)

mengemukakan bahwa menulis merupakan representasi bagian dari

kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Hal ini merupakan perbedaan utama

antara lukisan dan tulisan, antara menulis dengan melukis.

Menulis merupakan aktivitas berbahasa yang bersifat ekspresif,

produktif, dan kreatif, oleh karena itu mensyaratkan sesuatu yang lebih

kompleks daripada membaca (Yant Mujiyanto, dkk., 2000: 64).

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Termasuk juga keterampilan berbahasa yang bersifat aktif-produktif

adalah keterampilan berbicara. Akan tetapi menulis berbeda dengan

berbicara, kalau dalam berbicara orang (pembicara) mengungkapkan

pesan komunikasi (gagasan, perasaan, dan pikiran) dengan bahasa

lisan, sehingga berbicara disebut keterampilan berbahasa aktif produktif

lisan; sedangkan dalam menulis orang (penulis) mengungkapkan

pesan komunikasi dengan bahasa tulis. Pendapat lain menyebutkan

bahwa menulis merupakan pemindahan pikiran atau perasaan dalam

bentuk lambang-lambang bahasa (Atar Semi, 1990: 8).

Ketika mengungkapkan gagasan secara tertulis, seseorang

mempunyai lebih banyak kesempatan untuk mempersiapkan dan mengatur

diri, baik hal apa yang diungkapkan maupun bagaimana cara

mengungkapkannya. Pesan yang perlu diungkapkan dapat dipilih secara

cermat dan disusun secara sistematis. Pemilihan kata-kata dan

penyusunannya dalam bentuk wacana pun dapat dilakukan sesuai dengan

kaidah-kaidah bahasa yang baik dan benar, sehingga pesan tersebut mudah

dipahami oleh pembaca. Selain itu, hal yang patut diperhatikan adalah

keefektifan strukturnya. Tulisan yang efektif harus mengandung

unsur-unsur: singkat, jelas, tepat, aliran logika lancar, serta koheren.

Artinya, dalam tulisan itu tidak perlu ditambahkan hal-hal dari luar isi

pokok tulisan, tidak mengulang-ulang yang sudah dijelaskan (redundant),

tidak mempunyai arti ganda (ambigouos), dan paparan ide pokok

didukung oleh penjelasan dan kesimpulan. Ide-ide pokok tersebut

saling berkaitan, mendukung ide utama sehingga seluruh bagian tulisan

merupakan kesatuan yang saling berhubungan atau bertautan.

Untuk dapat menghasilkan tulisan yang baik, seorang penulis

haruslah memiliki keterampilan dasar yang meliputi: (1) keterampilan

berbahasa, yaitu keterampilan menggunakan ejaan, tanda baca,

pembentukan kata, pemilihan kata serta penggunaan kalimat yang

efektif; (2) keterampilan penyajian, yaitu keterampilan pembentukan

dan pengembangan paragraf, keterampilan merinci pokok bahasan

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

menjadi subpokok bahasan dan subpokok bahasan ke dalam susunan

sistematis; dan (3) keterampilan pewajahan, yaitu keterampilan mengatur

tipografi dan memanfaatkan sarana tulis secara efektif dan efisien, tipe

huruf, penjilidan, penyusunan tabel dan lain-lain. Ketiga keterampilan

tersebut saling menunjang dalam kegiatan menulis tentunya didukung

oleh keterampilan menyimak, membaca, serta berbicara yang baik (Atar

Semi, 1990: 10).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis

adalah kegiatan berkomunikasi secara tidak langsung untuk

menyampaikan pesan dengan menggunakan tulisan sebagai medianya.

Tulisan itu terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna dengan segala

kelengkapan lambang tulisan yang diorganisasikan secara logis dan

sistematis. Kegiatan menulis ini bersifat produktif dan ekspresif.

b. Tujuan Menulis

Seseorang tergerak menulis karena memiliki tujuan objektif yang

bisa dipertanggungjawabkan di hadapan publik pembacanya. Karena

tulisan pada dasarnya adalah sarana untuk menyampaikan pendapat atau

gagasan agar dapat dipahami dan diterima orang lain. Tulisan dengan

demikian menjadi salah satu sarana berkomunikasi yang cukup efektif dan

efisien untuk menjangkau khalayak masa yang luas.

Sehubungan dengan tujuan menulis, Hartig (dalam Suyitno dan

Purwadi, 2000:5) merumuskan tujuan menulis sebagai berikut:

1) Assigment purpose (tujuan penugasan)

2) Altruistic pupose (tujuan altruistik)

Maksudnya, menulis itu mempunyai tujuan untuk menyenangkan

pembaca, menghindarkan kedukaan pembaca, ingin menolong

pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin

membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan

dengan karyanya itu.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

3) Persuasive purpose (tujuan persuasif)

Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran

gagasan yang diutarakan.

4) Informational purpose (tujuan informasional)

Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan kepada

para pembaca.

5) Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri)

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang

pengarang kepada para pembaca.

6) Creative purpose (tujuan kreatif)

Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai

kesenian.

7) Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)

Tulisan yang bertujuan untuk memecahkan suatu permasalahan

tertentu yang sedang dihadapi.

Berdasar uraian di atas dapat diketahui bahwa setiap tulisan

mempunyai tujuan penulisan yang berbeda satu sama sesuai dengan jenis

tulisan dan sasaran pembacanya.

c. Manfaat Menulis

Pembelajaran keterampilan menulis kepada para siswa memiliki

kedudukan yang sangat strategis dalam pendidikan dan pembelajaran

bahasa dan sastra Indonesia di sekolah karena hal ini merupakan salah satu

faktor pendukung keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal

ini sangat penting dibinakan kepada para siswa, ketika mereka mengikuti

pembelajaran disekolah. Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura

H. Ridwan (1999: 1−2) menyebutkan ada beberapa manfaat menulis,

antara lain.

1) Dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi pribadi yang berkaitan

dengan permasalahan yang sedang ditulis;

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

2) Dapat mengembangkan berbagai gagasan atau pemikiran yang akan

dikemukakan;

3) Dapat memperluas wawasan kemampuan berpikir, baik dalam bentuk

teoretis maupun dalam bentuk berpikir terapan;

4) Permasalahan yang kabur dapat dijelaskan dan dipertegas melalui

kegiatan menulis;

5) Dapat menilai gagasan sendiri secara objektif melalui tulisan;

6) Dalam konteks yang lebih konkret, masalah dapat dipecahkan dengan

lebih melalui tulisan;

7) Dapat memotivasi diri untuk belajar dan membaca lebih giat. Penulis

menjadi penemu atau pemecah masalah bukan sekedar menjadi

penyadap informasi dari orang lain; dan

8) Dapat membiasakan diri untuk berpikir dan berbahasa secara tertib.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa melalui

menulis seseorang akan lebih mampu mengenali potensi yang dimilikinya.

Penulis akan mengetahui sampai di mana pengetahuannya tentang suatu

topik atau bahan yang akan dibuat tulisan. Untuk mengembangkan topik

tersebut, penulis harus berpikir, menggali pengetahuan dan

pengalamannya.

d. Tahap-tahap Menulis

Penulis diibaratkan sebagai seorang arsitek bahasa, yang selain

harus mengetahui bagaimana cara membangun sebuah tulisan yang utuh,

ia juga tidak boleh mengabaikan dasar-dasar penulisan. Dasar-dasar

penulisan ini menjadi pondasi utama dalam penulisan. Dengan memahami

makna dan ciri-ciri paragraf yang baik, kita akan lebih mampu

menuangkan gagasan dan pikiran kita secara lebih runtut, sistematis, dan

teratur.

Berkaitan dengan menulis ada beberapa tahap dalam proses

menulis, Tompkins (dalam Khaerudin Kurniawan, 2006) menyajikan lima

tahap proses menulis, yaitu: (1) pramenulis, (2) pembuatan draf, (3)

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

merevisi, (4) menyunting, dan (5) berbagi (sharing). Ia menekankan

bahwa tahap-tahap menulis ini tidak merupakan kegiatan yang linear.

Proses menulis bersifat nonlinear, artinya merupakan putaran berulang.

Misalnya setelah menyunting tulisannya, penulis mungkin ingin meninjau

kembali kesesuaiannya dengan kerangka tulisan atau draf awalnya.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap itu dapat dirinci

lagi. Dengan demikian, tergambar secara menyeluruh proses menulis,

mulai awal sampai akhir menulis yang diungkapkan Tompkins (dalam

Khaerudin Kurniawan, 2006) sebagai berikut.

1) Tahap Pramenulis

Pada tahap pramenulis, pembelajar melakukan kegiatan berikut:

a) Menulis topik berdasarkan pengalaman sendiri;

b) Melakukan kegiatan-kegiatan latihan sebelum menulis;

c) Mengidentifikasi pembaca tulisan yang akan mereka tulis;

d) Mengidentifikasi tujuan kegiatan menulis; dan

e) Memilih bentuk tulisan yang tepat berdasarkan pembaca dan tujuan

yang telah mereka tentukan.

2) Tahap Membuat Draf

Kegiatan yang dilakukan oleh pembelajar pada tahap ini adalah:

a) Membuat draf kasar; dan

b) Lebih menekankan isi daripada tata tulis.

3) Tahap Merevisi

Hal-hal yang perlu dilakukan oleh pembelajar pada tahap merevisi

tulisan ini adalah:

a) Berbagi tulisan dengan teman-teman (kelompok);

b) Berpartisipasi secara konstruktif dalam diskusi tentang tulisan

teman-teman sekelompok atau sekelas;

c) Mengubah tulisan mereka dengan memperhatikan reaksi dan

komentar baik dari pengajar maupun teman; dan

d) Membuat perubahan yang substansif pada draf pertama dan

draf berikutnya, sehingga menghasilkan draf akhir.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

4) Tahap Menyunting

Pada tahap menyunting, hal-hal yang perlu dilakukan pembelajar

adalah:

a) Membetulkan kesalahan bahasa tulisan mereka sendiri;

b) Membantu membetulkan kesalahan bahasa dan tata tulis

tulisan mereka sekelas/sekelompok;

c) Mengoreksi kembali kesalahan-kesalahan tata tulis mereka sendiri.

5) Tahap Berbagi

Tahap terakhir dalam proses menulis adalah berbagai (sharing)

atau publikasi. Pada tahap berbagi ini, pembelajar:

a) Mempublikasikan (memajang) tulisan mereka dalam suatu

bentuk tulisan yang sesuai, atau

b) Berbagi tulisan yang dihasilkan dengan pembaca yang telah

mereka tentukan.

e. Jenis-Jenis Tulisan

Gorys Keraf (1999: 6−7) membagi karangan atau wacana menjadi

lima jenis berdasarkan tujuan umum yang tersirat di balik wacana

tersebut, yaitu: (1) eksposisi; (2) argumentasi; (3) persuasi; (4) deskripsi;

dan (5) narasi.

1) Eksposisi

Gorys Keraf (1999: 7) menjelaskan bahwa eksposisi adalah

bentuk wacana yang tujuan utamanya adalah memberitahukan atau

memberi informasi mengenai suatu objek. Hampir sama dengan

pendapat tersebut, St. Y. Slamet (2009: 103) mengungkapkan bahwa

eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk

menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang

dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan

pembacanya. Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada

maksud mempengaruhi pikiran, perasaan, dan sikap pembacanya.

Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekadar memperjelas apa

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

yang akan disampaikannya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas,

dapat disintesis bahwa tulisan eksposisi merupakan tulisan yang

menjelaskan dan menginformasikan sesuatu yang dapat menambah

pengetahuan seseorang atau pembaca.

2) Persuasi

Persuasi merupakan bentuk tulisan yang berusaha

mempengaruhi orang lain atau pembaca. Pengaruh yang diberikan

tersebut agar para pendengar ataupun pembaca melakukan sesuatu

bagi orang yang melakukan persuasi walaupun pembaca atau

pendengar sebenarnya tidak terlalu paham dan percaya dengan apa

yang dikatakan itu.

Senada dengan pendapat di atas, St. Y. Slamet

(2009: 104) menyatakan bahwa persuasi adalah ragam wacana yang

ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca

mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya. Berbeda dengan

argumentasi yang pendekatannya bersifat rasional dan diarahkan untuk

mencapai kebenaran, sedangkan persuasi lebih menggunakan

pendekatan emosional.

Persuasi dikatakan penyimpangan dari argumentasi karena

dalam argumentasi terdapat usaha untuk membujuk atau meyakinkan

pembaca didasarkan pada kelogisan pembuktian fakta-fakta yang

disajikan. Dalam persuasi biasanya menggunakan pendekatan emotif,

yaitu pendekatan yang berusaha membangkitkan dan merangsang

emosi agar mengarahkan mereka pada tujuan yang ingin dicapai

penulis. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disintesis bahwa

tulisan persuasi adalah tulisan yang berusaha mempengaruhi orang lain

yang disajikan dengan fakta-fakta yang logis.

3) Deskripsi

Deskripsi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha

menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa sehingga objek

itu seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca, seakan-akan

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

pembaca melihat sendiri objek tersebut (Gorys Keraf, 1999: 16).

Deskripsi menurut St. Y. Slamet (2009: 103) adalah ragam wacana

yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-

kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya.

Sasarannya adalah menciptakan atau memungkinkan terciptanya

imajinasi pembaca, sehingga dia seolah-olah melihat, mengalami, dan

merasakan sendiri apa yang dialami penulisnya.

Deskripsi disebut juga pelukisan atau penggambaran. Hal itu

dikarenakan rincian tentang objek tulisan dapat memberi pengaruh

pada sensitivitas dan imajinasi pembaca serta menjadikan pembaca

seolah ikut mendengar seolah ikut mendengar, merasakan, atau

mengalami langsung objek tersebut. Karangan ini berhubungan

dengan pengalaman pancaindra pembaca seperti penglihatan,

pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan. Berdasarkan

beberapa pendapat di atas dapat disintesis bahwa tulisan deskripsi

adalah tulisan yang berusaha menyajikan suatu objek agar seolah-olah

berada di depan pandangan pembaca berdasarkan hasil pengamatan,

pengalaman, dan perasaan penulisnya.

4) Narasi

Narasi merupakan wacana yang mengisahkan suatu kejadian.

St. Y. Slamet (2009: 103) menyatakan bahwa narasi adalah ragam

wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa.

Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya

kepada pembaca mengenai fase, urutan, langkah, atau rangkaian

terjadinya sesuatu hal.

Sementara itu, Gorys Keraf (1999: 17) menyatakan narasi

adalah semacam bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu

peristiwa atau kejadian, sehingga peristiwa itu tampak seolah-olah

dialami sendiri oleh para pembaca. Berdasarkan beberapa pendapat di

atas dapat disintesis bahwa tulisan narasi merupakan tulisan yang

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

berusaha mengisahkan suatu peristiwa sesuai urutan waktu dan seolah-

olah pembaca mengalami peristiwa tersebut.

5) Argumentasi

Argumentasi merupakan sebuah tulisan yang berusaha

membuktikan suatu kebenaran. Penulis berusaha meyakinkan

pembaca untuk menerima suatu kebenaran dengan mengajukan bukti-

bukti atau fakta-fakta yang menguatkan argumen penulis. St. Y.

Slamet (2009: 104) menyatakan bahwa argumentasi adalah ragam

wacana yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai

kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya. Dalam karangan

argumentasi, biasanya ditemukan beberapa ciri yang mudah dikenali.

Ciri-ciri tersebut misalnya (1) ada pernyataan, ide, atau pendapat yang

dikemukakan penulisnya; (2) alasan, data, atau fakta yang mendukung;

dan (3) pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disintesis bahwa

tulisan argumentasi adalah tulisan yang berusaha meyakinkan pembaca

yang diikuti dengan fakta-fakta pendukung untuk memperkuat

argumen penulis agar pembaca percaya atau menerima argument

penulis.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan perbedaan kelima

jenis tulisan tersebut. Eksposisi menjelaskan suatu pengetahuan atau

informasi, argumentasi meyakinkan pembaca tentang kebenaran suatu

hal secara logis, persuasi mempengaruhi pembaca secara emosi.

Deskripsi memberikan gambaran tentang objek tulisan dan berusaha

menjadikan pembaca ikut merasakan penggambaran tersebut,

sedangkan narasi menekankan peristiwa dari urutan waktu ke waktu.

2. Hakikat Tulisan Argumentasi

a. Pengertian Tulisan Argumentasi

Gorys Keraf (2007: 3) menjelaskan argumentasi adalah suatu

bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

orang lain, agar mereka itu percaya dan pada akhirnya bertindak sesuai

dengan apa yang diinginkan oleh penulis. Melalui argumentasi penulis

berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu

menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal itu benar atau tidak.

Argumentasi berbeda dengan empat bentuk wacana yang lain

karena fungsi utamannya adalah membuktikan. Bentuk wacana yang lain

dapat juga dijumpai unsur-unsur pembuktian, tetapi pembuktian dalam

keempat wacana lain (eksposisi, persuasi, deskripsi, dan narasi) sangat

berbeda dengan sifat pembuktian argumentasi. Secara singkat dapat

diuraikan dengan tulisan argumentasi merupakan bentuk wacana tulis yang

bertujuan mengubah pikiran, sikap pandangan dan perasaan seseorang

dengan memberikan pembuktian.

Nippold (2010: 238) berpendapat “In an argumentative essay, the

writer takes a position and tries to convince the reader to perform an

action or to adopt a point of view regarding a controversy”. Maksudnya

bahwa dalam karangan argumentasi, penulis mencoba meyakinkan

pembaca untuk mengikuti apa yang penulis sampaikan sesuai sudut

pandang penulis.

Dalam paragraf argumentasi dapat disusun dengan pola sebab-

akibat. Artinya, paragraf tersebut diawali dengan kalimat utama yang

merupakan sebab dan diikuti oleh beberapa akibat sebagai kalimat

penjelasnya. Sebaliknya, paragraf argumentasi juga dapat disusun dengan

pola akibat-sebab yang berarti paragraf tersebut diawali dengan akibat

yang merupakan kalimat utama dan diikuti oleh beberapa sebab sebagai

kalimat penjelasnya.

Melalui argumentasi penulis dapat merangkaikan fakta-fakta

sedemikian rupa, sehingga mampu menunjukkan apakah suatu pendapat

atau hal itu benar atau tidak. Ia harus berusaha agar pertalian antara

berbagai macam fakta dengan gagasan yang hendak dikemukakannya itu

logis dan kritis.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Dari beberapa definisi di atas ditekankan bahwa karangan

argumentasi merupakan karangan yang berisi penguatan pendapat,

pendirian atau gagasan berdasarkan atau disertai alasan dan/bukti yang

menyokong atau memperkuat sehingga pembaca mengikuti apa

yangpenulis sampaikan. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui

bahwa dalam argumentasi, pendapat atau gagasan yang dikemukakan tidak

dilontarkan begitu saja ataupun tanpa dasar/ secara sembarangan saja

tetapi harus berdasarkan/disertai dengan alasan yang masuk akal dan/bukti

yang kuat.

b. Ciri-ciri Tulisan Argumentasi

Ciri-ciri penulisan argumentasi menurut Atar Semi (1990:

48) adalah sebagai berikut: (1) bertujuan untuk meyakinkan orang lain;

(2) berusaha untuk membuktikan kebenaran suatu pernyataan; (3)

mengubah pendapat pembaca; dan (4) fakta yang ditampilkan merupakan

bahan pembuktian. Senada dengan pendapat di atas, Lamuddin Finoza

(1993: 197) berpendapat bahwa karangan argumentasi memiliki ciri : (1)

mengemukakan alasan atau bantahan sedemikin rupa dengan tujuan

mempengaruhi keyakinan pembaca agar menyetujuinya; (2)

mengusahakan pemecahan suatu masalah; dan (3) mendiskusikan suatu

persoalan tanpa perlu mencapai satu penyelesaian.

Berdasarkan ciri-ciri penanda argumentasi yang telah dijelaskan

di atas, untuk membuktikan kebenarannya digunakan prinsip-prinsip

logika. Hal ini diharapkan agar tulisan argumentasi tersebut benar-benar

logis dan kritis sehingga pembaca lebih mudah dalam memahaminya

dan bersedia mengikuti maksud penulis. Dengan demikian, jelas bahwa

syarat utama untuk menulis argumentasi adalah suatu kemampuan

menyusun gagasan menurut aturan logika. Logika berhubungan dengan

proses berpikir dan bernalar.

Antara logika dan kemampuan penalaran dengan keterampilan

menulis argumentasi berhubungan erat. Untuk itulah logika perlu

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

diajarkan dan dikembangkan di sekolah-sekolah. Maksud pengajaran

logika ini adalah untuk melatih kecakapan individu dalam menerapkan

aturan-aturan pemikiran yang tepat terhadap persoalan-persoalan konkret

dan pembentukan sikap ilmiah, kritis, dan objektif.

Unsur lain yang berhubungan dengan argumentasi adalah berpikir

kritis. Berpikir kritis juga serta hubungannya dengan logika. Logika dapat

membantu seseorang berpikir lurus, tepat, dan teratur sehingga seseorang

akan memperoleh kebenaran dan menghindari kesalahan. Fakta, evidensi,

penalaran, logika, dan berpikir kritis adalah unsur-unsur yang

mendasari argumentasi. Unsur-unsur tersebut harus dikuasai secara

baik agar dapat mewujudkan suatu tulisan argumentasi yang baik

pula. Di samping itu, unsur bahasa dan pengetahuan tentang objek

yang akan ditulis pun harus dikuasai.

Dalam berargumentasi ada dua cara bernalar, yaitu secara induktif

dan deduktif. Induktif adalah metode bernalar yang dimulai dengan

mengemukakan hal-hal yang bersifat khusus kemudian diiringi dengan

kesimpulan, sedangkan deduktif adalah metode bernalar yang bergerak

dari hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus. Kedua

penalaran tersebut sering digunakan oleh penulis dalam menyampaikan

idenya ke dalam bentuk tulisan argumentasi.

c. Bagian-bagian Tulisan Argumentasi

Tulisan argumentasi selalu terdiri dari tiga bagian utama, yaitu (1)

pendahuluan, (2) tubuh argumentasi, dan (3) kesimpulan (Gorys Keraf,

2007: 104).

1) Pendahuluan

Pendahuluan berfungsi menarik perhatian pembaca dengan

menyajikan fakta-fakta pendahuluan memusatkan perhatian dan

memahami argumentasi yang akan disampaikan pada bagian isi

karangan. Di bagian pendahuluan ini dijelaskan latar belakang

permasalahan. Secara ideal pendahuluan mengandung cukup banyak

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

bahan untuk menarik perhatian pembaca yang tidak ahli sekalipun,

serta memperkenalkan kepada pembaca fakta-fakta yang diperlukan

untuk memahami argumentasinya.

2) Tubuh Argumentasi

Seluruh isi argumentasi diarahkan kepada usaha penulis untuk

meyakinkan pembaca mengenai kebenaran dari permasalahan yang

dikemukakan sehingga kesimpulanya juga benar. Hal terpenting pada

bagian tubuh argumentasi adalah mengajukan pembuktian mengenai

benar tidaknya data dan informasi yang diperoleh berkaitan dengan

permasalahan yang dikemukakan. Kebenaran faktual ini harus

didukung proses penalaran yang sahih dan logis sehingga pendapat

atau kesimpulan yang diturunkan tidak dapat dibantah oleh siapa pun.

Kebenaran dalam penalaran dan konklusi itu mencakup beberapa

kemahiran: kecermatan menyeleksi fakta yang benar, kekritisan dalam

memberikan penilaian, penyajian atau penyusunan bahan secara baik

dan teratur. Penyajian fakta, kesaksian, perumusan premis-premis, dan

sebagainya dengan benar.

Fakta yang dimaksudkan adalah sesuatu yang sesungguhnya

terjadi atau sesuatu yang ada secara nyata, sedangkan evidensi adalah

semua fakta, semua kesaksian, semua informasi, otoritas, dan

sebagainya yang dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran

(Gorys Keraf, 2007: 106−107).

3) Kesimpulan

Penulis harus memerhatikan bahwa kesimpulan yang

diturunkan tetap menjaga pencapaian tujuan, yaitu membuktikan

kebenaran untuk mengubah sikap dan pendapat pembaca. Kesimpulan

dapat berupa dalil yang telah teruji kebenarannya dalam isi

argumentasi, atau berupa rangkuman umum dari materi yang telah

dikemukakan.

Dalam tulisan-tulisan lain yang tidak dapat dibuat

kesimpulan, maka dapat dibuat suatu ringkasan dari pokok-pokok

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

permasalahan yang penting sesuai dengan urutan argumen dalam

bentuk tulisan (Gorys Keraf, 2007: 107).

d. Dasar dan Sasaran Tulisan Argumentasi

Menurut Gorys Keraf (2007: 101−102) dasar yang harus

diperhatikan sebagai titik tolak argumentasi adalah:

1) Penulis harus mengetahui serba sedikit tentang subjek yang akan

dikemukakannya, sekurang-kurangnya mengenai prinsip-prinsip

ilmiahnya. Karena argumentasi pertama-tama didasarkan pada fakta,

informasi, evidensi, dan jalan pikiran yang menghubung-hubungkan

fakta-fakta dan informasi-informasi tersebut;

2) Penulis harus bersedia mempertimbangkan pandangan-pandangan atau

pendapat-pendapat yang bertentangan dengan pendapatnya sendiri;

3) Penulis argumentasi harus berusaha untuk mengemukakan pokok

persoalannya dengan jelas, ia harus menjelaskan mengapa ia harus

memilih topik tersebut. Sementara itu ia harus mengemukakan pula

konsep-konsep dan istilah-istilah yang tepat;

4) Penulis harus menyelidiki persyaratan mana yang masih diperlukan

bagi tujuan-tujuan lain yang tercakup dalam persoalan yang dibahas

itu, dan sampai di mana kebenaran dari pernyataan yang telah

dirumuskannya itu; dan

5) Dari maksud dan tujuan yang terkandung dalam persoalan itu, maksud

yang mana yang lebih memuaskan pembicara atau penulis untuk

menyampaikan masalahnya.

Selanjutnya, sasaran yang harus ditetapkan oleh setiap penulis

argumentasi adalah:

1) Argumentasi itu harus mengandung kebenaran untuk mengubah sikap

dan keyakinan orang mengenai topik yang akan diargumentasikan;

2) Penulis harus berusaha untuk menghindari setiap istilah yang

dapat menimbulkan prasangka tertentu;

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

3) Penulis harus membatasi pengertian istilah yang dipergunakan

untuk menghindari kemungkinan timbulnya ketidaksesuaian

pendapat karena perbedaan pengertian; dan

4) Penulis harus menetapkan secara tepat titik ketidaksepakatan yang

akan diargumentasikan (Gorys Keraf, 2007: 103−104).

Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan sebelumnya

mengenai pengertian keterampilan, menulis, dan argumentasi, dapat

disimpulkan bahwa hakikat keterampilan menulis argumentasi adalah

kecakapan seseorang dalam menuangkan ide, gagasan, pendapat, pikiran,

perasaan, dan pengalamannya dalam bentuk tulisan yang diorganisasikan

secara sistematik dengan menggunakan lambang-lambang bahasa dengan

kalimat-kalimat yang logis. Hal ini untuk membela ide yang dilontarkan

atau pendapat yang tidak disetujui, sehinggapembaca dapat diyakinkan dan

menerima hal tersebut sebagai kebenaran, bahkan bersedia bersikap dan

bertindak sesuai dengan maksud penulis.

3. Hakikat Pembelajaran Menulis Argumentasi di SMA

a. Pengertian Pembelajaran Menulis Argumentasi

Aunurrahman (2009: 34) berpendapat bahwa pembelajaran

sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa,

yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian

rupa untuk mendukung dan mempengaruhi terjadinya proses belajar siswa

yang bersifat internal. Pembelajaran berupaya mengubah masukan siswa

yang belum terdidik, menjadi siswa yang terdidik, siswa yang belum

memiliki pengetahuan tentang sesuatu, menjadi siswa yang memiliki

pengetahuan.

Berbeda dengan pendapat di atas, Gino, dkk., (2000: 32)

menyatakan bahwa pembelajaran juga dapat diartikan sebagai suatu usaha

untuk memberi stimulus kepada siswa agar menimbulkan respons yang

tepat seperti yang diinginkan. Dengan kata lain pembelajaran sebagai

suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja oleh guru untuk

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

membuat siswa agar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan ekstern

dalam kegiatan belajar-mengajar.

Tiga ciri utama dalam pembelajaran menurut Subroto (dalam

Gino, dkk., 2000: 15) adalah: (1) ada aktivitas yang menghasilkan

perubahan tingkah laku pada diri pembelajar baik aktual maupun

potensial; (2) perubahan itu berupa diperolehnya kemampuan baru dan

berlaku untuk waktu yang lama; dan (3) perubahan itu terjadi karena

suatu usaha yang dilakukan secara sadar.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

merupakan serangkaian proses atau cara yang dilakukan guru dalam

pembelajaran untuk merangsang siswa sesuai dengan yang diinginkan

guna mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran keterampilan menulis merupakan salah bentuk

keterampilan berbahasa yang sangat penting bagi siswa, di samping

keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca, baik selama mereka

masih sekolah maupun dalam kehidupannya nanti di masyarakat.

Kemampuan menulis siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam

kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Oleh sebab itu, pembelajaran

menulis mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam pendidikan

dan pengajaran di sekolah.

Menulis merupakan salah satu materi pembelajaran bahasa dan

sastra Indonesia kelas X SMA. Berdasarkan KTSP di SMA, mata

pelajaran menulis diberikan pada semester 1 dan semester 2. Pada

semester 1 dengan standar kompetensi, yakni mengungkapkan informasi

dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, ekspositif). Adapun

kompetensi dasarnya, yaitu: (a) menulis gagasan dengan menggunakan

pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif, (b) menulis

hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif, dan (c) menulis gagasan

secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam paragraf ekspositif.

Pada semester dua terdapat standar kompetensi, yakni

mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Adapun kompetensi dasarnya, yaitu: (a) menulis gagasan untuk

mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentatif, (b)

menulis gagasan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau

melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasif, (c) menulis hasil

wawancara ke dalam beberapa paragraf dengan menggunakan ejaan yang

tepat, dan (d) menyusun teks pidato.

Berdasarkan paparan di atas, maka mata pelajaran menulis yang

diberikan di SMA khususnya pada kelas X SMA salah satunya adalah

pembelajaran menulis paragraf argumentasi yang sesuai dengan

kompetensi dasar dalam KTSP. Sebagai salah satu materi pembelajaran,

maka pembelajaran menulis tersebut perlu disampaikan dengan metode

yang tepat sehingga mencapai standar kompetensi yang diharapkan, yaitu

siswa mampu mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf.

b. Komponen-komponen dalam Pembelajaran

Dalam proses interaksi tersebut, pembelajaran yang berlangsung

tentunya didukung oleh beberapa komponen yang saling terkait dan

mendukung dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan proses

yang terdapat dalam pembelajaran merupakan suau kegiatan yang

melibatkan beberapa komponen. Komponen tersebut adalah sebagai

berikut.

1) Guru

Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola

kegiatan belajar-mengajar, katalisator belajar-mengajar, dan peranan

lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar-

mengajar yang efektif (Gino, dkk., 2000: 30). Guru juga dapat

diartikan sebagai orang yang menggerakkan suatu proses belajar-

mengajar.

2) Siswa

Siswa adalah orang yang melaksanakan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, juga dapat diartikan sebagai

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan

isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan (Gino, dkk.,

2000: 30).

3) Tujuan

Tujuan, yaitu pernyataan tentang perubahan perilaku yang

diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti pembelajaran.

Perubahan tersebut mencakup perubahan dalam aspek kognitif, afektif,

dan psikomotorik. Aspek kognitif dilihat dari pemahaman siswa

terhadap materi. Aspek afektif dapat dilihat dari sikap setelah

pembelajaran. Aspek psikomotorik dapat dilihat dari keterampilan

siswa setelah pembelajaran.

4) Materi

Materi merupakan segala bentuk informasi yang diperlukan

untuk mencapai tujuan, yang berkaitan dengan kurikulum yang berlaku

dalam pembelajaran tersebut. Guru hendaknya pandai dalam memilih

materi yang sesuai dengan karakteristik siswa, namun tidak

berseberangan dengan kurikulum yang berlaku.

5) Metode

Metode adalah cara yang digunakan untuk memberi

kesempatan pada siswa untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan

dalam rangka mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Dalam memilih

metode, guru juga harus mempertimbangkan faktor-faktor lain, di

antara: tujuan yang ingin dicapai, tingkat perkembangan siswa,

situasi dan kondisi yang beraneka ragam, kualitas maupun kuantitas

fasilitas belajar, dan pribadi serta kemampuan profesional guru yang

berbeda-beda.

6) Media

Media adalah alat atau bahan yang digunakan untuk

menyampaikan meteri kepada siswa. Fungsi media pada umumnya

untuk meningkatkan efektivitas dalam komunikasi proses belajar-

mengajar. Agar siswa lebih mudah memahami bahan yang

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

disampaikan, guru tentu memerlukan bantuan media. Karena media

pembelajaran merupakan alat bantu bagi guru dalam penyampaian

pesan.

7) Evaluasi

Evaluasi adalah cara untuk memperoleh informasi yang akurat

tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan siswa.

Evaluasi dalam pembelajaran memiliki beberapa tujuan, yaitu: (1)

memperoleh informasi yang diperlukan untuk meningkatkan

produkivitas serta efektivitas belajar siswa; (2) memperoleh bahan

umpan balik; (3) memperoleh informasi yang diperlukan untuk

memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan mengajar guru; (4)

memperoleh informasi yang diperlukan untuk memperbaiki,

menyempurnakan serta mengembangkan program; dan (5) mengetahui

kesulitan-kesulitan apa yang dialami siswa selama belajar dan

bagaimana jalan keluarnya.

Pembelajaran merupakan upaya untuk mencapai kemampuan

dalam berbagai hal. Sebagaimana yang dilakukan pada pembelajaran

menulis yang berupaya menjadikan siswa mampu untuk menulis.

c. Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Proses Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuan

yang ditentukan dalam proses pembelajaran yang dilakukan telah dapat

dicapai (Gino, dkk., 2000: 36-39). Keberhasilan dalam pencapaian tujuan

pembelajaran tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu minat

belajar, motivasi belajar, bahan pelajaran, alat bantu/media belajar,

suasana belajar, kondisi subjek yang belajar, kemampuan guru, dan

metode pembelajaran.

1) Minat Belajar

Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila

seorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan

dengan keinginan-keinginan sendiri (Arief M. Sardiman, 2001: 73).

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Untuk membangkitkan minat belajar siswa, guru hendaknya pandai

dalam memilih materi, mengelola kelas, dan pemilihan metode dan

media dalam pembelajaran.

2) Motivasi Belajar

Berkenaan dengan motivasi belajar, Woodword (dalam Wina

Sanjaya, 2008: 250) menyatakan bahwa motivasi merupakan dorongan

yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada

pencapaian tujuan tertentu. Begitu juga dalam belajar, diperlukan

motivasi untuk mencapai tujuan dari pembelajaran.

Sementara itu, Soemarsono (2007: 11) motivasi dapat

diartikan sebagai suatu dorongan baik yang berasal dari diri sendiri

atau orang lain. Dalam mencapai tujuan belajar yang memuaskan,

maka tidak luput dari adanya dorongan terutama dari dalam diri

sendiri. Dalam pembelajaran, guru harus mampu

menumbuhkembangkan motivasi belajar siswa.

Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam

pembelajaran, guru dapat melaksanakan cara-cara berikut ini. Pertama,

menghadapkan siswa pada hal-hal yang menantang, misalnya dengan

jalan mengadakan penelitian, penyelidikan, percobaan, membuat

sesuatu, dan kegiatan lain yang sekiranya dapat memotivasi siswa.

Kedua, Membantu siswa yang kurang pandai dalam pembelajaran,

mendorong siswa agar maju dan mau berusaha untuk bisa

mengikuti perkembangan teman-temannya lain yang pemahaman

lebih. Sementara itu, siswa yang sudah dapat mengikuti pelajaran

dengan baik, guru harus bisa memotivasi agar mau berusaha lebih baik

dan bersedia untuk membantu teman yang belum bisa.

3) Bahan Belajar

Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan yang

digunakan dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan yang

akan dicapai oleh siswa dan harus sesuai dengan karakteristik siswa

agar diminati oleh siswa.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Pemilihan bahan pelajaran harus dilakukan secara teliti dan

digunakan secara bijak, sehingga akan memunculkan suatu motivasi

bagi siswa untuk merespons pembelajaran yang dilakukan oleh

guru. Dengan demikian, tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan

baik.

4) Alat Bantu/Media Belajar

Alat bantu atau media belajar merupakan alat yang dapat

membantu siswa untuk mencapai tujuan belajar, misalnya media cetak

(buku-buku, surat kabar, majalah, dan lain-lain) dan media elektronik

(radio, televisi, komputer, dan lain-lain). Media yang digunakan dalam

pembelajaran haruslah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai

dalam pembelajaran, sesuai dengan tingkat perkembangan siswa,

sesuai dengan kurikulum yang berlaku serta dapat menarik minat,

perhatian dan motivasi siswa untuk ikut dalam proses pembelajaran

yang berlangsung.

5) Suasana Belajar

Suasana belajar merupakan situasi dan kondisi yang ada dalam

lingkungan tempat proses pembelajaran yang berlangsung. Suasana

yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.

a) Suasana kekeluargaan yang memungkinkan terjadinya

komunikasi yang lancar antara guru dan siswa, sehingga dapat

memperlancar kegiatan belajar-mengajar yang terjadi. Dengan

hubungan yang akrab, maka siswa akan berani untuk

mengungkapkan pendapatnya dalam setiap kegiatan pembelajaran

yang terjadi.

b) Suasana sekolah yang nyaman, tenang, nyaman, serta

menyenangkan untuk melaksanakan pembelajaran.

c) Kelas diatur secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan siswa

yang belajar, sehingga suasana bebas tetapi tetap disertai

dengan pengawasan guru.

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

d) Jumlah siswa dalam kelas tidak terlalu banyak, sehingga

memungkinkan bagi guru untuk memberi perhatian yang cukup

merata bagi seluruh siswa.

e) Siswa belajar secara bervariasi, misalnya dengan diskusi,

mengadakan penelitian, atau dengan mengadakan study tour

untuk menghindari kejenuhan siswa.

6) Kondisi Siswa yang Belajar

Kondisi siswa adalah keadaan pada saat kegiatan belajar-

mengajar berlangsung. Kondisi yang dimaksudkan dalam hal ini

adalah tidak hanya keadaan fisik siswa, melainkan juga keadaan psikis

siswa. Apabila siswa sedang sakit, maka secara otomatis siswa tidak

akan dapat mengikuti pembelajaran secara maksimal.

Begitu juga apabila siswa dalam keadaan yang tertekan, atau

sedang mempunyai masalah, siswa juga tidak akan dapat belajar

dengan baik. Selain itu, guru juga harus memperhatikan kondisi

kemampuan siswa dalam mengikuti dan menerima materi dalam

kegiatan belajar-mengajar. Apabila kemampuan siswa kurang, maka

guru harus berusaha untuk membantu siswa tersebut untuk

memahami materi yang diberikan. Namun apabila siswa memiliki

kemampuan yang lebih, maka guru harus bisa mengajar dengan baik

agar tidak membosankan dengan siswa.

7) Kemampuan Guru

Kemampuan guru yang dimaksudkan adalah kemampuan

guru dalam menyampaikan materi, dalam mengelola kelas, serta

mengatasi berbagai masalah yang mungkin terjadi selama proses

belajar-mengajar berlangsung. Guru harus bisa menyampaikan materi

dengan cara tepat dan tidak membosankan. Selain itu, dalam

menyampaikan materi, guru harus bisa memilih metode dan cara yang

tepat agar dapat menarik minat siswa untuk mengikuti pembelajaran.

Guru harus mengelola kelas yang baik agar tujuan

pembelajaran dapat dicapai. Mulyani Sumantri dan Johar Permana

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

(2001: 245) berpendapat bahwa keberhasilan kegiatan belajar-

mengajar bukan sekadar ditentukan oleh kemampuannya dalam

menguasai bahan pelajaran, tetapi juga dipengaruhi oleh

kemampuannya mengelola kelas. Jadi, sebisa mungkin guru

hendaknya mampu mengelola kelas dengan baik. Guru juga harus

mampu memotivasi siswa agar aktif dalam pembelajaran dan mampu

membuat siswa menaruh perhatian penuh pada pembelajaran yang

berlangsung.

Dalam mengelola kelas, tentu saja terdapat permasalahan

yang sering ditemui oleh guru, misalnya ada siswa yang tidak mau

memperhatikan pembelajaran yang diberikan. Siswa tersebut malah

membuat kekakuan dalam pembelajaran dalam kelas, maka guru harus

bisa mengambil tindakan yang dapat membuat anak tersebut jera, dan

tidak mengulang perbuatan tersebut dengan cara menegurnya.

Soemarsono (2007: 26) berpendapat bahwa untuk menangani

masalah pengelolaan kelas, guru harus mampu; (1) mengenal dengan

sifat jenis pengelolaan kelas perorangan maupun yang bersifat

kelompok, (2) memahami pendekatan yang cocok dan tidak cocok

untuk jenis masalah tertentu, (3) memilih serta bisa menetapkan jenis

pendekatan yang paling tepat guna memecahkan masalah yang

dimaksudkan.

8) Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan cara yang dipilih oleh guru

dalam menyampaikan materi kepada siswa. Mulyani Sumantri dan

Johar Permana (2001: 114) berpendapat bahwa metode

merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi

pembelajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi

kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang

memuaskan.

E. Mulyasa (2009: 107) berpendapat bahwa penggunaan

metode yang tepat akan turut menentukan efektifitas dan efisiensi

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan sedikit ceramah

dan metode-metode yang berpusat pada guru, serta lebih menekankan

interaksi dengan peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi

akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan

pembelajaran.

Kurikulum sekarang ini menekankan bahwa siswa harus aktif

dalam pembelajaran, sehingga guru harus pandai dalam memilih

metode yang mampu mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Metode

yang sesuai dalam pembelajaran, akan membuat suasana kelas

menjadi menyenangkan dan materi yang disampaikan guru akan

mudah diserap oleh siswa. Jadi guru harus pandai-pandai dalam

memilih metode yang sesuai dengan karakteristik siswa dan

materi yang akan disampaikan.

d. Penilaian Proses Pembelajaran Menulis Argumentasi

Penilaian proses pembelajaran adalah upaya seorang guru

memberikan nilai terhadap kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan

siswa dengan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Nana

Sudjana (2009: 56) mengungkapkan bahwa apa yang dicapai oleh siswa

merupakan akibat dari proses yang ditempuhnya melalui program dan

kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam proses

mengajar. Ini berarti bahwa hasil (prestasi) belajar siswa tidak terlepas dari

proses belajar yang dialaminya.

Sarwiji Suwandi (2011a: 91) penilaian proses pembelajaran

dalam kegiatan menulis dapat dilakukan dengan perhatian siswa terhadap

pembelajaran berlangsung. Sikap dan aktifitas siswa dalam pembelajaran

bermula dari yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam

merespons sesuatu/objek. Sikap terdiri dari 3 komponen, yakni afektif,

kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki

oleh seseorang atau penilaiannya terdapat suatu objek, sedangkan

komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk

berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan

kehadiran objek sikap.

Sarwiji Suwandi (2011a: 92-93) objek sikap yang perlu dinilai

dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Sikap terhadap materi pelajaran. Dengan adanya sikap positif terhadap

materi pelajaran, dalam diri peserta didik akan tumbuh dan

berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi dan akan

lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan.

2) Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik harus memiliki sikap

positif terhadap guru. Siswa yang bersikap negatif pada guru akan

mengabaikan hal-hal yang diajarkan oleh guru sehingga siswa menjadi

sukar menyerap materi pelajaran.

3) Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik harus memiliki

sikap positif terhadap proses pembelajaran yang mencakup suasana

pembelajaran, strategi, metodologi, dan dan teknik pembelajaran yang

digunakan.

4) Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan

suatu materi pelajaran. Peserta didik harus memiliki sikap positif

terhadap kasus tertentu dalam materi pelajaran.

Berdasarkan paparan di atas, maka pedoman penilaian proses

yang digunakan dalam pembelajaran menulis argumentasi dapat dilihat

pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Pedoman Penilaian Proses Pembelajaran Menulis Argumentasi

No. NamaSiswa

INDIKATOR Skor Nilai Ket.Keaktifan

siswaselama

apersepsi

Keaktifan danperhatian

siswapada saat gurumenyampaikan

materi

Minat danmotivasi

siswasaat

mengikutikegiatan

pembelajaran

(Diadaptasi dari Sarwiji, 2011a: 92)

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

a. Kolom penilaian sikap diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria

berikut.

1 = sangat kurang (E)

2 = kurang (D)

3 = cukup (C)

4 = baik (B)

5 = amat baik (A)

b. Menghitung nilaiNilai = ( ) x 100 = .....

c. Keterangan diisi dengan kriteria berikut.

(1) Nilai = 10 – 29 sangat kurang

(2) Nilai = 30 – 49 kurang

(3) Nilai = 50 – 69 cukup

(4) Nilai = 70 – 89 baik

(5) Nilai = 90 – 100 sangat baik

1) Keaktifan siswa selama apersepsi

Skor 5 : Jika siswa sepenuhnya atau sangat aktif selama apersepsi

(merespons setiap stimulus yang diberikan guru saat

apersepsi dengan baik).

Skor 4 : Jika siswa aktif selama apersepsi (cukup merespons stimulus

yang diberikan guru saat apersepsi)

Skor 3 : Jika siswa cukup aktif pada saat apersepsi (tidak merespons

stimulus yang diberikan guru)

Skor 2 : Jika siswa kurang aktif pada saat apersepsi (sama sekali tidak

mau merespon stimulus yang diberikan guru saat apersepsi).

Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak aktif (sama sekali tidak mau

merespons pertanyaan atau stimulus saat apersepsi).

2) Keaktifan dan perhatian siswa pada saat mengikuti pelajaran

Skor 5: Jika siswa memperhatikan saat mengikuti pelajaran dan

sepenuhnya aktif dalam bertanya, menjawab, bekerja secara

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

kelompok, mengkonstruksi, menemukan merefleksi, dan

mengerjakan tugas.

Skor 4 : Jika siswa memperhatikan saat mengikuti pelajaran dan

sesekali mau bertanya, menjawab, serta bekerja secara

kelompok, mengkonstruksi, menemukan merefleksi, dan

mengerjakan tugas.

Skor 3 : Jika siswa hanya memperhatikan saat mengikuti pelajaran

dan sama sekali tidak mau bertanya, menjawab, serta bekerja

secara kelompok, mengkonstruksi, menemukan merefleksi,

dan mengerjakan tugas.

Skor 2 : Jika siswa kurang memperhatikan serta kurang fokus saat

mengikuti pelajaran dan sama sekali tidak mau bertanya,

menjawab, serta bekerja secara kelompok, mengkonstruksi,

menemukan merefleksi, dan mengerjakan tugas.

Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak memperhatikan guru saat

mengikuti pelajaran (sibuk beraktivitas sendiri seperti

berbicara atau membuat gaduh).

3) Minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran

Skor 5 : Jika siswa tampak bersungguh-sungguh dan menunjukkan

adanya kesenangan dalam mengerjakan setiap tugas yang

diberikan; tampak antusias, senang serta bersemangat dalam

mengikuti pembelajaran (tidak bosan, tidak mengantuk,

secara sukarela membacakan pekerjaan yang dibuat).

Skor 4 : Jika siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru serta

tampak bersemangat dan antusias dalam mengikuti

pembelajaran (tidak bosan, tidak mengantuk).

Skor 3 : Jika siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan namun

kurang bersemangat dan antusias dalam pembelajaran

(kurang serius).

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Skor 2 : Jika siswa hanya sekedar mengerjakan tugas yang diberikan

dan terlihat tidak bersemangat dalam pembelajaran (ogah-

ogahan, meletakkan kepala di meja).

Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak mau mengerjakan tugas yang

diberikan dan sama sekali tidak bersemangat (tampak bosan,

tertidur).

e. Penilaian Hasil Pembelajaran

Nana Sudjana (2009: 3) mengungkapkan bahwa penilaian hasil

belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang

dicapai siswa dengan kriteria-kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan

bahwa objek yang dinilai adalah hasil belajar siswa yang disesuaikan

dengan tujuan pembelajaran.

Zaini Machmoed (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2009: 305)

menyatakan bahwa penilaian yang bersifat holistik memang diperlukan

yang meliputi, (1) kualitas dan ruang lingkup isi, (2) organisasi dan

penyajian isi, (3) gaya dan bentuk bahasa, (4) mekanik: tata bahasa, ejaan,

tanda baca, kerapian dan kebersihan tulisan, (5) respons afektif guru

terhadap karangan siswa. Respons afektif yang dimaksud apakah karangan

narasi yang ditulis siswa, menarik atau tidak.

Hartfield (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2009: 441−412)

mengemukakan salah satu model yang lebih rinci dalam melakukan

penskoran, yaitu dengan mempergunakan model skala interval untuk

setiap tingkat tertentu pada setiap aspek yang dinilai. Lebih lengkapnya

dapat dilihat dalam Tabel 2 berikut ini.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Tabel 2. Model Penilaian Tugas Menulis dengan Skala Interval

Aspekyang

dinilaiSkor Kriteria

Isi

27-30

22-26

17-21

13-16

Sangat baik-sempurna: padat informasi *substansif*pengembangan tesis tuntas *relevan denganpermasalahan dan tuntasCukup-baik: informasi cukup *substansi cukup*pengembangan tesis terbatas *relevan denganmasalah tetapi tak lengkapSedang-cukup: informasi terbatas *substansi cukup*pengembangan tesis tak cukup *permasalahan takcukupSangat-kurang: tak berisi *tak ada substansi *tak adapengembangan tesis *tak ada permasalahan

Organisasi

18-20

14-17

10-13

7-9

Sangat baik-sempurna: ekspresi lancar *gagasandiungkapkan dengan jelas *padat *tertata dengan baik*urutan logis *kohesiCukup-baik: kurang lancar *kurang terorganisir tetapiide utama terlihat *bahan pendukung terbatas *urutanlogis tetapi tak lengkapSedang-cukup: tak lancar *gagasan kacau, terpotong-potong *urutan dan pengembangan tak logisSangat-kurang: tak komunikatif *tak terorganisir*tak layak nilai

Kosakata

18-20

14-17

10-13

7 – 9

Sangat baik-sempurna: pemanfaatan potensi katacanggih *pilihan kata dan ungkapan tepat *menguasaipembentukan kataCukup-baik: pemanfaatan potensi kata agak canggih*pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurangtepat tetapi tak menggangguSedang-cukup: pemanfaatan potensi kata terbatas*sering terjadi kesalahan penggunaan kosa kata dandapat merusak maknaSangat-kurang: pemanfaatan potensi kata asal-asalan*pengetahuan tentang kosa kata rendah *tak layaknilai

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Peng

Bhs

22-25

18-21

11-17

5 –10

Sangat baik-sempurna: konstruksi kompleks tetapiefektif *hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaanbentuk kebahasaanCukup-baik: konstruksi sederhana tetapi efektif*kesalahan kecil pada konstruksi kompeks *terjadisejumlah kesalahan tetapi makna tak kaburSedang-cukup: terjadi kesalahan serius dalamkonstruksi kalimat *makna membingugkan atau kaburSangat-kurang: tak menguasai aturan sintaksis*terdapat banyak kesalahan *tak komunikatif *taklayak nilai

Mekanik

5

4

3

2

Sangat baik-sempurna: menguasai aturan penulisan*hanya terdapat beberapa kesalahan ejaanCukup-baik: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaantetapi tak mengaburkan maknaSedang-cukup: sering terjadi kesalahaan ejaan*makna membingungkan atau kaburSangat-kurang: tak menguasai aturan penulisan*terdapat banyak kesalahan ejaan *tulisan tak terbaca*tak layak nilai

Jumlah Skor:

(Sumber: Burhan Nurgiyantoro, 2009: 307)

Skor Maksimum = 100

Cara menghitung hasil menulis argumentasi =

Keterangan:

N I = isi

N II = organisasi

N III = kosakata

N IV = pengembangan bahasa

N V = mekanik

Skor total dengan menjumlahkan hasil dari 5 aspek tersebut.

Standar Ketuntasan:

Siswa dinyatakan tuntas dalam aspek tersebut jika mencapai nilai minimal

73.

N I+N II+N III+N IV+N V

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

4. Hakikat Model Pembelajaran Kontekstual

a. Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual

Model pembelajaran kontekstual atau CTL adalah strategi

pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara

penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan

menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong

siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Wina

Sanjaya, 2010: 255). Hal ini senada dengan pendapat Berns dan Ericson

(dalam Smith, 2006: 14) “ …contextual teaching and learning as an

innovative instructional process that helps students content they are

learning to the life context in which that content could be used”.

Model pembelajaran kontekstual mendorong peran aktif siswa

dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat belajar efektif dan bermakna.

Sejalan dengan pendapat di atas, Johnson (2009: 67) mendefinisikan CTL

sebagai berikut:

…adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuanmenolong para siswa melihat makna di dalam materi akademikyang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjekakademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka,yaitu dengan konteks keadaan pribadi, social, dan budaya mereka..Untuk mencapai tujuan ini, sistem tersebut meliputi delapankomponen berikut: membuat keterkaitan-keterkaitan yangbermakna, melakukan pekerjaan yang berarti, melakukanpembelajaran yang diatur sendiri, melakukan kerja sama, berfikirkritis dan kreatif, membantu individu untuk tubuh danberkembang, mencapai standar yang tinggi dan menggunakanpenelitian yang autentik.

Sementara itu, menurut Wasis (2006: 12) dengan menerapkan

pembelajaran kontekstual dapat mengubah kebiasaan guru dalam

mendominasi kelas pembelajaran, sehingga 70% dari waktu di kelas

dimanfaatkan oleh siswa untuk membangun pengetahuanya sendiri secara

konstruktivis. Memang dalam berbagai kegiatan tersebut, guru tetap

terlibat dalam proses bimbingan tetapi bimbingan itu bersumber dari

pertanyaan atau kebutuhan siswa.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Pembelajaran kontekstual berhubungan dengan: (1) fenomena

kehidupan sosial masyarakat, bahasa, lingkungan hidup, harapan, dan

cita-cita yang tumbuh; (2) fenomena dunia pengalaman pengetahuan

murid; dan (3) kelas sebagai fenomena sosial. Kontekstualitas merupakan

fenomena yang bersifat alamiah, tumbuh dan terus berkembang, serta

beragam karena berkaitan dengan fenomena kehidupan sosial

masyarakat. Kaitannya dengan ini, pembelajaran pada dasarnya

merupakan aktivitas mengaktifkan, menyentuhkan, mempertautkan,

menumbuhkan, mengembangkan, dan membentuk pemahaman melalui

penciptaan kegiatan, pembangkitan penghayatan, internalisasi, proses

penemuan jawaban pertanyaan, dan rekontruksi pemahaman melalui

refleksi yang berlangsung secara dinamis.

Suatu proses belajar mengajar dikatakan bermakna jika siswa

dapat mengaitkan pelajaran yang didapatnya dengan kehidupan nyata

yang mereka alami. Pembelajaran dan pengajaran kontekstual sebagai

sebuah sistem mengajar didasarkan pada pikiran bahwa makna

muncul dari hubungan antara isi dan konteksnya (Johnson 2009: 34).

Konteks memberikan makna pada isi. Semakin banyak keterkaitan yang

ditemukan siswa dalam suatu konteks yang luas, semakin bermaknalah

isinya bagi mereka.

Strategi pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and

Learning (CTL) merupakan strategi yang melibatkan siswa secara penuh

dalam proses pembelajaran (Wina Sanjaya, 2010: 255). Siswa didorong

untuk mempelajari materi pelajaran sesuai dengan topik yang akan

dipelajarinya. Pembelajaran dengan model kontekstual menuntut siswa

yang belajar untuk aktif dan kreatif. Belajar dalam konteks CTL bukan

hanya sekadar mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar adalah proses

berpengalaman secara langsung (Wina Sanjaya, 2010: 255). Melalui

proses berpengalaman itu diharapkan perkembangan siswa terjadi secara

utuh, yang tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif saja, tetapi

juga aspek afektif dan psikomotorik. Belajar melalui CTL diharapkan

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

siswa dapat menemukan sendiri makna materi yang dipelajarinya,

sehingga mereka akan belajar dan ingat apa yang mereka pelajari

(Johnson, 2001: 64). Hal ini memperluas konteks pribadi mereka.

Kemudian, dengan memberikan pengalaman-pengalaman baru yang

merangsang otak membuat hubungan-hubungan baru, akan membantu

siswa menemukan makna baru.

Berpijak dari berbagai pengertian di atas maka dapat diambil

suatu kesimpulan bahwa model pembelajaran kontekstual merupakan

strategi pembelajaran yang membawa situasi dunia nyata ke dalam

pembelajaran di kelas sehingga belajar akan lebih mudah dan

menyenangkan selain itu belajar akan lebih bermakna.

b. Elemen dan Karakteristik Model Pembelajaran Kontekstual

Menurut Trianto (2010: 110) CTL memiliki lima elemen belajar

yang konstruktivistik, yaitu: (1) pengaktifan pengetahuan yang sudah ada

(activating knowledge); (2) pemerolehan pengetahuan baru (acquaring

knowledge); (3) pemahaman pengetahuan (understanding knowledge); (4)

mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman (applying knowledge); dan

(5) melakukan refleksi (reflection knowledge) terhadap strategi

pengembangan pengetahuan tersebut.

Selain elemen pokok, menurut Trianto (2010: 110) CTL juga

memiliki karakteristik yang membedakan dengan model pembelajaran

lainya, yaitu: (1) kerja sama; (2) saling menunjang; (3) menyenangkan,

mengasyikkan; (4) tidak membosankan (joyfull, comfortable); (5) belajar

dengan bergairah; (6) pembelajaran terintegrasi; dan (7) menggunakan

berbagai sumber siswa aktif.

Berbeda dengan pendapat di atas, Wina Sanjaya (2010: 256)

menyebutkan ada lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran

yang menggunakan model pembelajaran kontekstual, yaitu: (1) Dalam

CTL, pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang

sudah ada (activing knowledge); (2) Pembelajaran yang kontekstual adalah

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru

(acquiring knowledge); (3) Pemahaman pengetahuan (understanding

knowledge); (4) Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut

(applying knowledge); dan Melakukan refleksi (reflection knowledge).

Johnson (2009: 65) mengidentifikasi delapan karakteristik

contextual teaching and learning, yaitu:

1) Membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna, dalam hal ini siswa

dapat mengatur diri sendiri sebagai orang yang belajar aktif dalam

mengembangkan minatnya secara individual, orang yang dapat bekerja

sendiri atau bekerja dalam kelompok, dan orang yang dapat belajar

sambil berbuat;

2) Melakukan pekerjaan yang berarti, misalnya dengan cara siswa

membuat hubungan-hubungan antara sekolah dengan kehidupan nyata

dalam masyarakat;

3) Melakukan pembelajaran yang diatur sendiri;

4) Bekerja sama, misalnya siswa disuruh untuk belajar kelompok, atau

belajar dalam kelompok;

5) Berpikir kritis dan kreatif;

6) Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang;

7) Mencapai standar yang tinggi; dan

8) Menggunakan penilaian yang autentik.

c. Perbedaan Model Pembelajaran Kontekstual dengan Pembelajaran

Konvensional

Wina Sanjaya (2010: 260−262) menyebutkan ada sepuluh

perbedaan, yaitu sebagai berikut.

Tabel 3. Perbedaan Antara Model Pembelajaran Kontekstual denganPembelajaran Konvensional

No. PerbedaanKontekstual Konvensional

1. Menempatkan siswa sebagaisubjek belajar yang berperan

Siswa ditempatkan sebagaiobjek pembelajaran yang

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

secara aktif dalampembelajaran.

berperan sebagai penerimainformasi secara pasif.

2. Siswa bekerja melalui kegiatankelompok-kelompok, sepertikerja kelompok, diskusi, salingmenerima dan memberi.

Siswa lebih banyak belajarsecara individual denganmenerima, mencatat, danmenghafal materi pelajaran.

3. Pembelajaran dikaitkan dengankehidupan nyata secara riil.

Pembelajaran bersifat teoretisdan abstrak.

4. Kemampuan didasarkan ataspengalaman.

Kemampuan diperoleh melaluilatihan-latihan.

5. Tujuan akhirnya adalahkepuasan diri.

Tujuan akhir adalah angka ataunilai.

6. Tindakan atau perilakudibangun atas kesadaran dirisendiri.

Didasarkan oleh faktor dari luar.

7. Pengetahuan yang dimilikisetiap individu selaluberkembang sesuai denganpengalaman yang dialami.

Kebenaran yang dimiliki bersifatabsolut dan final, oleh karenapengetahuan diikonstruksi olehorang lain.

8. Siswa bertanggung jawab dalammemonitor danmengembangkan pembelajaranmereka masing-masing.

Guru adalah penentu jalanyaproses pembelajaran.

9. Pembelajaran dapat terjadi dimana saja dalam konteks dansetting yang berbeda sesuaikebutuhan.

Pembelajaran hanya terjadi didalam kelas.

10. Keberhasilan pembelajarandiukur dengan berbagai cara,misalnya evaluasi proses, hasilkarya siswa, penampilan,rekaman, observasi, wawancara,dan lain sebagainya.

Keberhasilan pembelajaranbiasanya hanya diukur dari tes.

d. Asas-asas Model Pembelajaran Kontekstual

Menurut Wina Sanjaya (2010: 264) model pembelajaran

kontekstual atau CTL sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki

tujuh asas atau komponen. Asas-asas ini yang melandasi pelaksanaan

proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL. Sering kali

asas-asas ini disebut juga komponen-komponen CTL. Selanjutnya ketujuh

asas dijelaskan di bawah ini:

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

1) Konstruktivisme (constructivism)

Konstruktivisme merupakan landasan berpikir CTL.

Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun

pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan

pengalaman, yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekadar

menghafal, mengingat pengetahuan tetapi merupakan suatu proses

belajar-mengajar di mana siswa sendiri aktif secara mental

membangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur

pengetahuan yang dimilikinya.

Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah,

menemukan sesuatu yang bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide.

Guru tidak akan mampu memberikan semua pengetahuan kepada

siswa.

Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak

mereka sendiri. Esensi dari teori konstruktivisme adalah ide bahwa

siswa harus menemukan dan mentransformasikan itu menjadi milik

mereka sendiri.

Menurut Trianto (2010: 113), dalam pandangan konstruktivis

ada tiga tugas guru dalam memfasilitasi proses pembelajaan, yaitu

dengan: (a) menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa;

(b) memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya

sendiri; (c) menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka

sendiri dalam belajar.

Menggunakan dasar tersebut, pembelajaran harus dikemas

menjadi proses “mengkonstruksi” bukan “menerima” pengetahuan.

Selama proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan

mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar.

Siswa menjadi pusat kegiatan, bukan guru.

2) Menemukan (Inquiry)

Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan kontekstual,

karena pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari

menemukan sendiri. Kegiatan menemukan (inquiry) merupakan

sebuah siklus yang terdiri dari perumusan masalah, mengajukan

hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis berdasarkan data

yang ditemukan dan yang terakhir membuat kesimpulan.

Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada

kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya, sehingga

dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri,

mengembangkan kreativitas dalam memahami konsep dan

memecahkan masalah (Kokom Komalasari, 2011: 73).

Dalam Trianto (2010: 114), ada empat langkah dalam

kegiatan inkuiri ini, yaitu sebagai berikut:

(a) merumuskan masalah;

(b) mengamati dan melakukan observasi;

(c) menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan,

bagan, tabel, dan karya lainya; dan

(d) mengomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca,

teman sekelas, guru, atau audiens yang lain.

3) Bertanya (Questioning)

Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari

bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dipandang sebagai

refleksi dari keingintahuan setiap individu, sedangkan menjawab

pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir.

Kegiatan bertanya berguna untuk: (a) Menggali informasi

baik administrasi maupun akademis; (b) Menggali pemahaman siswa;

(c) Membangkitkan respons kepada siswa; (d) Mengetahui sejauh

mana keingintahuan siswa; (e) Mengetahui hal-hal yang sudah

diketahui siswa; (f) Memfokuskan perhatian pada sesuatu yang

dikehendaki guru; (g) Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan

dari siswa, untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa.

4) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Konsep masyarakat belajar menyarankan hasil

pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dari orang lain. Hasil

belajar diperoleh dari “sharing” antarteman, antarkelompok, dan

antar yang tahu ke yang belum tahu. Masyarakat belajar terjadi apabila

ada komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam

komunikasi pembelajaran saling belajar.

Dalam kelas CTL, guru disarankan selalu melaksanakan

pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Siswa dibagi

dalam kelompok yang anggotanya heterogen.

Siswa yang pandai mengajari yang lemah, yang tahu memberi

tahu yang belum tahu, yang cepat menangkap mendorong temannya

yang lambat, yang mempunyai gagasan segera memberi usul, dan

seterusnya. Kelompok siswa bisa sangat bervariasi bentuknya,

baik keanggotaan, jumlah, bahkan bisa melibatkan siswa di kelas

atasnya, atau guru melakukan kolaborasi dengan mendatangkan

seorang “ahli” ke kelas. Misalnya tukang sablon, petani jagung,

peternak susu, teknisi komputer, tukang cat mobil, tukang

reparasi kunci, dan sebagainya.

5) Pemodelan (Modeling)

Pemodelan pada dasarnya membahasakan yang dipikirkan,

mendemonstrasi bagaimana guru menginginkan siswanya melakukan

apa yang guru inginkan agar siswanya melakukan. Pembelajaran

kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Model dapat

dirancang dengan melibatkan siswa dan juga mendatangkan dari luar.

Dalam pendekatan CTL, guru bukan satu-satunya model.

Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Seorang siswa bisa

ditunjuk untuk memberikan contoh temannya cara melafalkan suatu

kata. Jika kebetulan ada siswa yang pernah memenangkan lomba baca

puisi atau memenangkan lomba pidato, siswa itu dapat ditunjuk untuk

mendemonstrasikan keahliannya. Siswa “contoh” tersebut dikatakan

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

sebagai model. Siswa lain dapat menggunakan model tersebut

sebagai “standar” kompetensi yang harus dicapainya.

Model juga dapat didatangkan dari luar. Seorang penutur asli

berbahasa Indonesia sekali waktu dapat dihadirkan di kelas untuk

menjadi “model” cara berujar, cara bertutur kata, gerak tubuh ketika

berbicara, dan sebagainya.

6) Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang

dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau

peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Refleksi merupakan

cara berpikir atau respons tentang apa yang baru dipelajari atau

berpikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan di masa lalu.

Realisasinya dalam pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak

agar siswa melakukan refleksi yang berupa pernyataan langsung

tentang apa yang diperoleh hari itu.

7) Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)

Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberi gambaran perkembangan belajar siswa. Penilaian

dilakukan selama proses pembelajaran dan tidak hanya dilakukan

pada akhir periode. Hasil-hasil kegiatan yang dapat digunakan untuk

menilai siswa, antara lain; (1) pekerjaan rumah; (2) kuis; (3) karya

siswa; (4) presentasi; (5) ulangan harian; (6) pertanyaan lisan di kelas;

dan (7) ulangan semester.

Kemajuan belajar siswa dinilai dari proses pembelajaran yang

sedang berlangsung dan dilakukan berbagai cara bukan hanya pada

hasil. Penilaian sebenarnya (authentic assessment) memiliki enam

karakteristik, yakni (1) dilaksanakan selama dan sesudah proses

pembelajaran; (2) bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif; (3)

mengukur keterampilan dan performance; (4) berkesinambungan; (5)

terintegrasi; dan (6) dapat digunakan sebagai umpan balik.

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

5. Hakikat Media Pembelajaran Berbasis ICT

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak

dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar.

Gagne dan Briggs (dalam Azhar Arsyad, 2011: 4) berpendapat bahwa

media pembelajaran adalah segala yang meliputi alat fisik yang digunakan

untuk menyampaikan isi materi pembelajaran dan menyajikan pesan

sehingga merangsang siswa untuk belajar atau sebagai alat bantu mengajar

guru (teaching aids). Alat bantu yang bisa dipakai biasanya berupa alat

bantu visual, yaitu gambar, kaset CD, kamera, film slide, komputer dan

alat-alat yang dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar

serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa.

Sementara itu, Martin dan Briggs (dalam Made Wena, 2009: 9)

menyebutkan bahwa media adalah semua sumber yang diperlukan untuk

melakukan komunikasi dengan siswa. media bisa berupa perangkat keras

seperti komputer, televisi, proyektor, dan perangkat lunak yang digunakan

pada perangkat keras tersebut.

Pendapat lain datang dari Gerlach (dalam Wina Sanjaya, 2010:

163) yang menjelaskan bahwa media secara umum meliputi orang, bahan,

peralatan, atau kegiatan yang menciptkan kondisi yang memungkinkan

siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Jadi, dalam

pengertian ini media bukan hanya perantara seperti komputer, TV, radio,

slide, bahan cetakan, termasuk manusia sebagai sumber belajar atau

kegiatan semacam diskusi yang dikondisikan bisa untuk menambah

pengetahuan siswa, serta menambah keterampilan siswa.

Dari pendapat beberapa ahli dapat dengan jelas diketahui bahwa

pendapat Gerlach lebih luas daripada pendapat sebelumnya. Namun secara

umum dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim (guru)

kepada penerima (siswa) sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

kegiatan belajar berhasil. Dalam suatu proses belajar mengajar, pesan yang

disalurkan oleh media dari sumber pesan kepada penerima pesan itu ialah

isi pelajaran dengan perkataan lain, pesan ialah isi pelajaran yang berasal

dari kurikulum yang disampaikan oleh guru kepada siswa.

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat

bantu mengajar yang turut memengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan

belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru (Azhar Arsyad, 2011: 15).

Kehadiran media dalam proses pembelajaran mempunyai arti yang cukup

penting, karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan materi yang

disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai alat

perantara. Kerumitan bahan yang disampaikan kepada siswa dapat

disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili guru ketika

mengalami kesulitan dalam menjelaskan sesuatu dengan kata-kata/kalimat.

Oemar Hamalik (dalam Azhar Arsyad, 2011: 15) mengemukakan

bahwa pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar

dapat membangkitkan keinginan, motivasi serta rangsangan kegiatan

belajar siswa dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis

terhadap sesuatu.

Levie dan Lentz (dalam Azhar Arsyad, 2011: 16−17) membagi

empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual yaitu:

1) Fungsi Atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk

berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna

visual yang ditampilkan/ menyertai teks materi pelajaran;

2) Fungsi Afektif, yaitu media visual dapat mempengaruhi tingkat

motivasi siswa ketika belajar membaca teks bergambar. Dari gambar

visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa terkait masalah yang

aktual misal, yang menyangkut masalah ekonomi, politik dan budaya;

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

3) Fungsi Kognitif, yaitu dengan media visual/gambar dapat

memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat

informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar;

4) Fungsi Kompensatoris, yaitu media pembelajaran berfungsi untuk

mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat dalam menerima

dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks. Diharapkan

dengan gambar akan membantu mengorganisasikan informasi dalam

teks dan mengingatnya kembali;

Di sisi lain, Sudjana dan Rivai (dalam Azhar Arsyad, 2011: 24)

menjelaskan media pembelajaran memiliki empat manfaat, yaitu:

menumbuhkan motivasi belajar, memperjelas makna materi pembelajaran,

mencegah kebosanan dalam pembelajaran, siswa lebih banyak melakukan

kegiatan aktifitas mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan, dll.

c. Jenis-jenis Media dalam Pembelajaran

Berbagai keuntungan penggunaan media dalam pembelajaran

tersebut tergantung pada media apa yang digunakan. Beberapa usaha

pengklasifikasian media telah dilakukan oleh Bretz dan Briggs (dalam

Basuki Wibawa dan Farida Mukti, 2001: 33) dengan kelebihan dan

kekurangan yang mengiringinya. Pengklasifikasian jenis media

berdasarkan sifatnya di antaranya: media audio, media visual dan media

audio visual.

1) Media Audio

Media audio merupakan media yang berisi suara saja,

sehingga untuk dapat memanfaatkannya sebagai media dalam

pembelajaran guru harus dapat memperhatikan mengenai aspek

kemampuan menyimak yang dimiliki oleh siswa. Contoh : radio, tape

record, dan kaset rekam.

Fungsi media audio untuk menyampaikan pesan audio dari

sumber pesan ke penerima pesan. Pesan yang dituangkan dalam

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

lambang-lambang auditif verbal, non verbal maupun kombinasinya.

Media audio berkaitan erat dengan indera pendengaran.

Kelebihan media audio:

a) Materi pembelajaran sudah tetap, dan dapat dipersiapkan

sebelumnya;

b) Perantara yang digunakan sangat murah dibandingkan dengan

media lain;

c) Memungkinkan siswa untuk belajar mandiri, sesuai dengan tingkat

pemahaman masing-masing;

d) Suasana dan perilaku siswa dapat dipengaruhi melalui penggunaan

musik, latar, dan efek suara yang lain.

Kelemahan Media Audio

a) Stimulus secara visual/suara saja dalam waktu yang cukup lama

dapat menimbulkan kebosanan pada siswa;

b) Media ini cenderung tidak dapat diperbaharui. Perbaikan biasanya

berarti pembuatan rekaman ulang yang memerlukan waktu yang

cukup lama.

2) Media Visual

Media visual adalah media yang berupa gambar-gambar tanpa

disertai suara. Media ini biasanya digunakan untuk mengajarkan

mengenai kemampuan membaca dan menulis siswa. Media visual

dibedakan menjadi dua, yaitu media visual diam dan media visual

gerak. Contoh media visual adalah foto, gambar, ilustrasi, gambar

pilihan, potongan gambar, transparasi, proyektor dan gambar kartun,

dll.

Fungsi media visual dalam proses belajar-mengajar yaitu

untuk mengembangkan kemampuan visual, mengembangkan imajinasi

anak, membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang

abstrak atau peristiwa yang tidak dapat dihadirkan di dalam kelas,

mengembangkan kreativitas siswa.

Kelebihan penggunaan media visual:

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

a) Dapat menarik minat dan perhatian siswa untuk mengikuti

pembelajaran;

b) Membantu siswa untuk memahami dan mengingat isi informasi

bahan-bahan verbal yang menyertainya;

c) Dapat meningkatkan keterampilan membaca dan menulis siswa;

d) Memberi peluang kepada guru untuk bertatap muka dengan

siswanya;

e) Dapat meningkatkan kreatifitas guru untuk dapat menyiapkan

materi yang diwujudkan dalam bentuk gambar.

Kelemahan media visual:

a) Semata-mata hanya medium visual;

b) Ukuran gambar seringkali kurang tepat untuk pengajaran dalam

kelompok besar;

c) Memerlukan ketersediaan sumber dan keterampilan dan kejelian

guru untuk memanfaatkannya.

3) Media Audio Visual

Media yang memiliki unsur suara dan unsur gambar (tampak-

dengar). Media ini biasanya berupa rekaman gambar yang disertai

suara yang menjelaskan mengenai gambar yang disajikan. Contoh

VCD, pita suara, film bingkai, dll.

Kelebihan media audio visual:

a) Mampu menampilkan gambar, suara dan gerak sekaligus;

b) Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu;

c) Menghindari pembelajaran yang verbalistik.

Kelemahan media audio visual:

a) Sulit untuk direvisi;

b) Biayanya relatif mahal;

c) Memerlukan keahlian khusus.

Dilihat dari kemampuan jangkauanya, Wina Sanjaya (2010: 172)

membagi menjadi tiga, yaitu:

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

1) Media yang memiliki daya liput yang cukup luas dan serentak seperti

televisi dan radio

2) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu

seperti film slide, film, video dan lain sebagainya.

Leshin, Pollock, dan Reigeluth (dalam Made Wena, 2009: 9)

mengklasifikasikan media ke dalam lima kelompok, yaitu (1) media

berbasis manusia (pengajar, tutor, instruktur, bermain peran, kegiatan

kelompok field trip); (2) media berbasis cetak (buku, buku latihan,

(workbook), dan modul); (3) media berbasis visual (bagan, grafik, peta,

gambar transparansi); (4) media berbasis audio visual (video, film,

televisi); (5) media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan

komputer, interaktif video, hypertext)

d. Pemilihan Media Pembelajaran

Media yang digunakan dalam pengajaran harus menunjang proses

belajar siswa sehingga siswa mampu menguasai indikator belajar dalam

sebuah standar kompetensi. Pemilihan media dalam pembelajaran harus

sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas siswa sebagai subjek yang

diberdayakan dalam pendidikan. Azhar Arsyad (2011: 75-76) menyatakan

bahwa beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam pemilihan media,

yaitu (1) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai; (2) tepat untuk

mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau

generalisasi; (3) praktis, luwes dan bertahan; (4) guru terampil

menggunakannya; (5) pengelompokan sasaran dan (6) mutu teknis.

e. Information Comunication Technology (ICT)

Pembelajaran yang berbasis ICT adalah pembelajaran yang

memakai media teknologi dan komunikasi (Information, Communication

and Tecnology) pada bidang pembelajaran (learning). Dengan

menggunakan fasilitas elektronika, penggabungan antara keduanya disebut

pembelajaran melalui elektronik atau e_learning. Dengan demikian,

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

e_learning atau pembelajaran melalui on-line adalah pembelajaran yang

pelaksanaanya didukung oleh teknologi seperti telepon, audio, video, tape,

transmisi atau komputer.

ICT atau dalam bahasa Indonesia diartikan teknologi informasi

dan komunikasi menurut Anatta Sannai (dalam Jamal Ma’mur Asmani,

2011: 97) adalah sebuah media atau alat bantu dalam memperoleh

pengetahuan antara seseorang kepada orang lain. Lebih lanjut, menurut

Jamal Ma’mur Asmani (2011: 97−98) teknologi informasi dan

komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu teknologi informasi dan

teknologi komunikasi. Teknologi informasi, meliputi segala hal yang

berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan

pengelolaan informasi. Teknologi komunikasi merupakan segala hal yang

berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan

mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu,

teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah suatu padanan

yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala

kegiatan yang terkait dengan pemprosesan, manipulasi, pengelolaan, dan

transfer/pemindahan informasi antarmedia.

Martin (dalam Cepi Riyana, 2006: 2) mengemukakan

adanya keterkaitan erat antara teknologi informasi dan komunikasi,

teknologi informasi lebih pada sistem pengolahan informasi sedangkan

teknologi komunikasi berfungsi untuk pengiriman informasi (information

delivery). Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di sekolah

memadukan kedua unsur teknologi informasi dan teknologi

komunikasi menjadi Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan tujuan

siswa memiliki kemampuan menguasai perangkat keras dan

perangkat lunak untuk mengolah, menganalisis dan mentransmisikan

data dengan memperhatikan dan memanfaatkan teknologi komunikasi

untuk memperlancar komunikasi dan produk teknologi informasi yang

dihasilkan bermanfaat sebagai alat dan bahan komunikasi yang baik.

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Dalam Cepi Riyana (2006:4), Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) memilliki tiga fungsi utama yang digunakan dalam

kegiatan pembelajaran, yaitu sebagai berikut.

a) Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berfungsisebagai alat (tools), dalam hal ini TIK digunakansebagai alat bantu bagi pengguna (user) atau dalam hal inisiswa untuk membantu pembelajaran, misalnya dalammengolah kata, mengolah angka, membuat unsur grafis,membuat database, membuat program administratif untuksiswa, guru dan staf, data kepegawaian, keuangan dansebagainya.

b) Teknologi Informasi dan Komonikasi (TIK) berfungsisebagai ilmu pengetahuan (science). Dalam hal ini teknologisebagai bagian dari disiplin ilmu yang harus dikuasai olehsiswa. Misalnya teknologi komputer dipelajari oleh beberapajurusan di perguruan tinggi seperti informatika, manajemeninformasi, dan ilmu komputer.

c) Teknologi Informasi dan Komonikasi (TIK) berfungsisebagai bahan dan alat bantu untuk pembelajaran (literacy).Dalam hal ini teknologi dimaknai sebagai bahanpembelajaran sekaligus sebagai alat bantu untukmenguasai sebuah kompetensi berbantuan komputer.Dalam hal ini komputer telah diprogram sedemikian rupasehingga siswa dibimbing secara bertahap denganmenggunakan prinsip pembelajaran tuntas untukmenguasai kompetensi. Dalam hal ini posisi teknologitidak ubahnya sebagai guru yang berfungsi sebagai:fasilitator, motivator, transmiter, dan evaluator.

Menurut Jamal Ma’mur Asmani (2011: 107−111) teknologi

informasi dan komunikasi didalamnya terdapat tiga komponen utama,

yaitu komputer, komunikasi, dan tahu guna (know-how).

1) Komputer/Sistem komputer

Komputer/sistem komputer digunakan untuk menerima, menyimpan,

memproses, menampilkan data. Di dalamnya terdiri dari komputer,

software, informasi, pemrograman, manusia, dan komunikasi.

a) Komputer

Komputer terdiri dari empat bagian utama, yakni:

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

(1) Input, yaitu segala data, fakta, dan informasi yang masuk ke

dalam sistem. Input masuk bisa melalui keyboard, mouse, kartu

magnetis, dan sekring sentuh;

(2) Pemrosesan, dalam komputer ini disebut central prosesor unit

(CPU) atau unit pemprosesan pusat.

(3) Output, yaitu segala apa yang keluar dari hasil pemrosesan

sistem komputer.

(4) Setoran sekunder, yaitu tempat tempat penyimpanan, dapat

berupa magnetis dan cahaya.

b) Software

Software terdiri dari software sistem (sistem pengoprasian,

Windows, Linux) dan software aplikasi (pemrosesan kata,

hamparan elektronik, dan pengolahan).

c) Informasi

Bentuk informasi yang sering digunakan dalam istilah teknologi

informasi diklasifikasikan dalam bentuk data, teks, suara, bunyi,

gambar, dan video, ataupun dalam bentuk digital dan bukan digital.

d) Pemrograman

Pemrogaman merupakan tata cara operasi, tata cara salinan dan

pemulihan, tata cara keamanan data dan tata cara pembangunan

sistem.

e) Manusia

Unsur manusia dikatakan yang paling penting terbagi atas kategori,

yaitu pengguna (novis, sederhana, pakar) dan profesional (pekerja

sistem informasi.

2) Komunikasi

Fasilitas komunikasi yang yang sering digunakan, diantaranya

adalah modem, multiplexer, concentrator, pemrosesan depan, bridge,

gateway, dan network card.

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

3) Mengetahui penggunaan (know-how)

Kemampuan dan kemanfaatan teknologi informasi akan

semakin terasa, apabila user sepenuhnya mengetahui apa, kapan, dan

bagaimana teknologi itu digunakan secara optimal. Selain itu, user

juga perlu mengetahui kapan menggunakan teknologi informasi untuk

menyelesaikan masalah dan mengeksploitasi peluang yang terbuka

luas.

f. Penggunaan Microsoft Power Point dan Video Berita dalam

Pembelajaran Menulis Argumentasi

Menurut Dr. Munir (dalam Jamal Ma’mur Asmani, 2011: 111)

sekarang ini paradigma pembelajaran telah bergeser dari pembelajaran

tradisional menuju pembelajaran berbasis pengembangan teknologi.

Pembelajaran kini tidak hanya menggunakan papan tulis saja. Pengajar

juga tidak hanya berceramah saja di depan kelas sambil menulis di papan

tulis, sementara peserta didiknya hanya duduk, mendengar dan mencatat.

Berbagai media hasil teknologi termasuk di dalamnya televisi, VCD,

DVD, dan komputer menjadi suatu kebutuhan penting dalam pembelajaran

karena kemampuanya.

Media ICT atau TIK yang dipakai dalam penelitian ini berupa

komputer dan LCD Proyektor, selain digunakan untuk menampilkan slide

power point juga untuk menampilkan video. Video menurut Daryanto

(2011: 79), merupakan bahan ajar non cetak yang kaya akan informasi dan

tuntas karena dapat dapat disampaikan ke hadapan siswa secara langsung.

Sehingga siswa akan merasa seperti berada disuatu tempat yang sama

dengan program yang ditayangkan video. Mereka dituntut untuk mampu

berkonsentrasi secara penuh selama acara berlangsung. Daya kemampuan

konsentrasi ini erat hubunganya dengan kemampuan untuk mengerti dan

memproduksi apa yang telah diamati. Siswa akan mendapat stimulus dari

video yang disaksikan. Hal ini menjadi penting untuk memproduksi

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

pendapat, gagasan yang diamatinya untuk dituangkan dalam tulisan

argumentasi.

Menurut Martiningsih (2011: 15), power point adalah software

yang sudah sangat familiar yang mana akan membuat siswa lebih mudah

menikmati pembelajaran yang menyenangkan, sehingga pada akhirnya

siswa dapat meningkatkan prestasi belajar. Daryanto (2011: 141), power

point merupakan sebuah program yang memiliki kemampuan sangat baik

dalam menyajikan sebuah materi presentasi dan sudah banyak digunakan

dalam dunia pembelajaran. Beberapa hal yang menjadi kelebihan program

ini ialah (1) penyajianya menarik karena ada permainan warna, huruf dan

animasi, (2) animasi teks maupun animasi gambar foto, (3) Lebih

merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan

ajar yang tersaji, (4) pesan informasi visual mudah dipahami peserta didik,

(5) tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang

sedang disajikan, (6) dapat diperbanyak sesuai kebutuhan dan dapat

dipakai secara berulang-ulang, (7) dapat disimpan dalam bentuk optik

magnetik (CD/disket/flashdisk) sehingga praktis dibawa ke mana-mana.

Terkait dengan pembelajaran menulis argumentasi, penggunaan

media video diharapkan akan lebih memudahkan siswa dalam dalam

membuat karangan argumentasi. Selain itu, juga diharapkan dapat

merangsang siswa untuk menuliskan sebuah karangan dengan argumen-

argumen yang kuat secara baik dan benar. Hal ini dikarenakan

karakteristik dari video itu sendiri yang dapat menyajikan gambar

bergerak dan disertai suara, yang akan menarik minat siswa. Media video

dalam penelitian ini digunakan untuk memutar sebuah tayangan berita,

kemudian para siswa diminta membuat paragraf argumentasi berdasarkan

video yang ia lihat.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini ialah penelitian yang

dilakukan oleh Laili Kartikasari pada tahun 2008 yang berjudul “Peningkatan

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Keterampilan Menulis Argumentasi dengan Menggunakan Media VCD Berita

TV pada Siswa Kelas X SMK Batik”. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada

pengaruh yang signifikan penggunaan media, terutama video terhadap

kemampuan menulis argumentasi siswa.

Persamaan penelitian Laili Kartikasari dengan penelitian ini adalah

penelitian berlangsung selama dua siklus, mengambil subjek siswa kelas X

dengan salah satu variabel penelitian yang sama berupa kemampuan menulis

argumentasi. Perbedaannya adalah metode yang digunakan dan subjek penelitian.

Penelitian yang dilakukan oleh Laili Kartikasari menggunakan media VCD berita

TV untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis

argumentasi, sedangkan penelitian ini menggunakan model pembelajaran

kontekstual dengan menerapkan media berbasis ICT. Penelitian sebelumnya

mengambil subjek penelitian siswa kelas X SMK Batik , sedangkan subjek

penelitian saat ini adalah siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali.

Penelitian lain yang dapat dijadikan sebagai penelitian yang relevan ialah

penelitian yang dilakukan oleh Fajar Mahendra. Penelitian itu berjudul

“Meningkatkan Kemampuan Menulis Deskripsi dengan Model Pembelajaran

Kontekstual pada Siswa kelas IV SD Negeri 01 Suruhkalang Karanganyar Tahun

Ajaran 2010/2011. Dari hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang

signifikan dari permasalahan yang diteliti, yaitu model pembelajaran kontekstual

dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis argumentasi.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Fajar Mahendra adalah salah

satu variabel yang digunakan, yaitu kemampuan menulis deskripsi pada siswa

kelas IV SD sedangkan penelitian ini mengambil variabel kemampuan menulis

argumentasi pada siswa kelas X SMA. Untuk persamaan dalam penelitian ini,

yaitu sama-sama menggunakan model pembelakaran kontekstual dan berlangsung

dalam dua siklus penelitian. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan

kemampuan menulis narasi dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual.

Dalam penelitian ini juga menjadikan jurnal ilmiah menjadi sumber

penelitian yang relevan, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Martiningsih yang

diterbitkan oleh Jurnal Teknodik Vol.XV, Nomor 1 Juni 2011. Penelitian tersebut

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

berjudul “Pengembangan Media Belajar Matematika dengan Pendekatan ICT”.

Hasil dari penelitian ini ialah bahwa media pembelajaran matematika melalui

pendekatan ICT ini dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap standar

kompetensi menggunakan konsep himpunan dan diagram venn dalam pemecahan

masalah.

Penelitian relevan terakhir yang dijadikan acuan ialah penelitian yang

berjudul “Upaya Peningkatan Aktivitas Belajar dan Prestasi Belajar Fisika

Melalui Penerapan Pembelajaran Berbasis ICT untuk Siswa Kelas XI SMA Batik

1 Surakarta” yang disusun oleh Anwar Fuadi Tahun 2011.

Persamaan penelitian ini dengan pebelitian yang dilakukan oleh Anwar

Fuadi, yaitu sama-sama menggunakan ICT dalam peningkatan kualitas proses dan

hasil pembelajaran dan juga berlangsung dalam dua siklus penelitian. Perbedaan

dengan penelitian Anwar Fuadi adalah salah satu variabel yang digunakan, yaitu

media ICT digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar

fisika kelas XI SMA; sedangkan penelitian ini menggunakan media ICT untuk

meningkatkan kemampuan menulis argumentasi pada siswa kelas X SMA.

Keempat penelitian di atas dikatakan relevan dengan penelitian penulis

karena dari keempat penelitian tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan model

pembelajaran kontekstual dan penggunaan media ICT dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran.

C. Kerangka Berpikir

Belajar pada dasarnya merupakan suatu proses pemerolehan informasi

atau keterampilan. Keberhasilan dalam belajar berhubungan dengan cara

pengajaran dan seberapa besar minat siswa untuk mengikuti proses

pembelajaran. Demikian pula dengan penggunaan metode dalam pembelajaran

juga mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran.

Berkaitan dengan penelitian ini adalah hasil pembelajaran

keterampilan menulis siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali

rendah. Menurut hasil pengamatan peneliti, rendahnya keterampilan menulis

argumentasi pada siswa kelas X-3 di SMA Negeri 1 Ngemplak dikarenakan

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

beberapa faktor, yaitu: (1) siswa kurang tertarik pada pelajaran menulis

argumentasi; (2) guru kesulitan dalam membangkitkan minat siswa; (3) siswa

kesulitan dalam menentukan topik/tema serta mengemukakan argumen yang

mendukung untuk dikembangkan dalam tulisan argumentasi; dan (4) guru

kesulitan untuk menemukan teknik/metode/strategi yang tepat untuk mengajarkan

meteri argumentasi secara baik.

Pada dasarnya, menulis merupakan suatu keterampilan yang perlu

dipelajari dengan latihan-latihan yang banyak dan teratur atau secara rutin. Tanpa

pernah berlatih maka keterampilan menulis tidak akan berkembang walaupun

didukung dengan teori-teori yang memadai. Proses pembelajaran menulis perlu

dilaksanakan dengan memposisikan siswa sebagai subjek, dengan harapan

siswa dapat mengembangkan serta menuangkan ide-ide kreatifnya. Siswa akan

dapat merasakan adanya manfaat dan tertarik untuk mempelajarinya. Maka dari

itu perlu diterapkan pembelajaran menulis yang lebih memfungsikan siswa,

yakni pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual.

Pembelajaran dengan model kontekstual ditambah dengan penggunaan

media ICT akan menciptakan suasana belajar dengan mengutamakan kerja

sama, saling menunjang, menyenangkan, belajar dengan bergairah, sharing

dengan teman, dan tidak membosankan, sehingga akan mendukung proses

belajar mengajar siswa keaktifan siswa akan terbangun dengan sendirinya.

Model pembelajaran kontekstual mengandung tujuh prinsip dalam

pelaksanaannya, yaitu kontruktivisme (contructivism), menemukan (inquiry),

bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), Pemodelan

(modeling), refleksi (reflection), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment).

Siswa dilatih untuk mengkontruksi dan menemukan sendiri pengetahuan dan

pengalaman secara langsung dan model yang dicontohkan guru, berkomunikasi

dalam kelompok, kemudian merefleksi pengetahuan yang diperoleh. Dengan

begitu diharapkan melalui prinsip-prinsip kontekstual yang diterapkan di dalam

kelas akan dapat mengembangkan kemampuan menulis argumentasi pada siswa.

Dengan segala kelebihan yang dimiliki model pembelajaran kontekstual

dan penerapan media berbasis ICT dapat diduga bahwa penggunaan model

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

pembelajaran kontekstual dengan menerapkan media berbasis ICT dapat

meningkatkan keterampilan menulis argumentasi siswa.

Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir pada penelitian ini dapat dilihat

pada Gambar 1 berikut ini.

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Kondisi Awal

1. Siswa kurang tertarik pada pelajaranmenulis argumentasi.

2. Siswa kesulitan dalam menentukantopik/tema serta mengemukakanargumen yang mendukung untukdikembangkan dalam tulisanargumentasi.

1. Guru kesulitan dalammembangkitkan minat siswa.

2. Guru kesulitan untuk menemukanteknik/metode/strategi yang tepatuntuk mengajarkan materiargumentasi secara baik.

Lingkunganpembelajaran kurangkondusif dan kurangmaksimalnyapenggunaan mediaoleh guru.

Tindakan

Pembelajaran menulismenggunakan modelpembelajaran kontekstual denganmenerapkan media berbasis ICT

Perencanaan

Pelaksanaan

Observasi

Refleksi

Kondisi Akhir

1. Siswa menjadi tertarik pada pelajaranmenulis argumentasi.

2. Siswa bisa dalam menentukantopik/tema serta mengemukakanargumen yang mendukung untukdikembangkan dalam tulisanargumentasi.

1. Guru menemukan cara yangtepat untuk membangkitkan minatsiswa.

2. Guru untuk menemukanteknik/metode/strategi yang tepatuntuk mengajarkan materiargumentasi secara baik.

Lingkunganpembelajaran lebihkondusif danpenggunaan mediaoleh guru lebihmaksimal

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

D. Hipotesis

Penggunakan model pembelajaran kontekstual dengan menerapkan

media berbasis ICT dapat meningkatan kemampuan siswa kelas X-3 SMA Negeri

1 Ngemplak Boyolali dalam menulis argumentasi, sehingga dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran menulis argumentasi. Dengan demikian, dapat dirumuskan

hipotesis bahwa penerapan model pembelajaran kontekstual dengan menerapkan

media berbasis ICT dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran

menulis argumentasi.

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ngemplak

Boyolali, yang beralamatkan di Desa Donohudan, Kecamatan Ngemplak,

Kabupaten Boyolali. Berdekatan dengan fasilitas nasional dan internasional,

yaitu Asrama Haji Donohudan dan Bandara Internasional Adi Soemarmo atau

di sebelah selatan Kantor Kepala Desa Donohudan.

SMA Negeri 1 Ngemplak memiliki 18 kelas dengan 45 guru yang

terdiri dari kelas X, XI, XII. Sementara kelas yang akan dijadikan objek

penelitian adalah kelas X-3 yang berjumlah 35 siswa yang terdiri dari 9 siswa

dan 26 siswi. Alasan pemilihan sekolah dan kelas X-3 ini sebagai tempat

penelitian adalah (1) kemampuan menulis siswa di kelas X-3 lebih rendah

dibandingkan dengan kelas-kelas yang lain; (2) sekolah tersebut belum pernah

digunakan sebagai objek penelitian sejenis sehingga terhindar dari

kemungkinan penelitian ulang; (3) peneliti sudah memiliki hubungan yang

cukup baik dengan guru-guru di sana, terutama guru-guru yang mengampu

mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia; dan (4) peneliti sudah cukup

mengenal karakteristik guru dan cara mengajarnya.

2. Waktu Penelitian

Rencananya pelaksanaan penelitian ini direncanakan mulai dari

tahap persiapan hingga pelaporan hasil penelitian ini akan dilaksanakan

selama 5 bulan, yaitu dimulai pada bulan Februari 2012 sampai dengan bulan

Juni 2012. Untuk lebih jelasnya, rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian

dapat dilihat dalam Tabel 4 berikut.

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Tabel 4. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

NoKegiatan

WaktuFebruari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 51 Persiapan

survey awalsampaipenyusunanproposal

x x x x x

2 Menentukaninforman,menyiapkanperalatan daninstrument

x x x x x x x x x

3 Pengumpulandata

x x x x x x x x

4 Analisis data x x x x x5 Penyusunan

laporanx x x x x x x

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek Penelitian ini adalah siswa dan guru Bahasa Indonesia SMA

Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun ajaran 2011/2012. Siswa yang dijadikan

subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 yang berjumlah 35 siswa dengan 9

siswa dan 26 siswi. Dengan demikian, kelas X-3 dijadikan sebagai setting kelas.

Sementara, guru Bahasa Indonesia yang dijadikan subjek penelitian ini adalah

Dra. Wiwin Windiari. Adapun objek penelitian ini adalah pembelajaran menulis

argumentasi di kelas X-3 di SMA Negeri 1 Ngemplak.

C. Bentuk Penelitian

Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Researh) yaitu penelitian kolaboratif antara peneliti, guru, dan siswa maupun staff

sekolah lainya untuk menciptakan kinerja sekolah yang lebih baik. Menurut

Suharsini Arikunto (dalam Sarwiji Suwandi, 2011b: 11), penelitian tindakan kelas

mengacu pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara

atau aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting

bagi peneliti.

Menurut Hopkin (dalam Sarwiji Suwandi, 2011b: 15), PTK memiliki

karakteristik sebagai berikut:

1. perbaikan proses pembelajaran dari dalam (an inquiri on practice from

within);

2. usaha kolaboratif antara guru dengan dosen (an colaborative effort between

school teacher and teacher educators); dan

3. bersifat fleksibel (a reflective practice made public).

D. Data dan Sumber Data

Ada 3 sumber data penting yang dijadikan sebagai sasaran penggalian

dan pengumpulan data serta informasi dalam penelitian ini. Sumber data tersebut

meliputi:

1. Tempat dan peristiwa yang menjadi sumber data dalam penelitian ini, yakni

berbagai kegiatan pembelajaran menulis argumentasi yang berlangsung di

dalam kelas yang dialami oleh siswa dengan menggunakan model

pembelajaran kontekstual dengan menerapkan media berbasis ICT.

2. Informan dan penelitian ini ada guru bahasa Indonesia dan siswa kelas X-3

SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali.

3. Dokumen yang berupa foto kegiatan pembelajaran menulis argumentasi yang

terjadi, hasil tes siswa, buku pelajaran bahasa dan sastra Indonesia, rencana

pembelajaran yang dibuat oleh guru dan peneliti, silabus yang ditentukan oleh

pihak sekolah hasil angket yang diisi oleh siswa, serta hasil wawancara yang

dilakukan kepada siswa maupun guru bahasa Indonesia.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam PTK menurut

Sarwiji Suwandi (2011b: 61), meliputi observasi/pengamatan, wawancara, kajian

dokumen, angket, dan tes yang masing-masing secara singkat diuraikan berikut

ini.

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

1. Observasi/pengamatan

Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan pembelajaran

yang berlangsung di kelas dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan

sampai akhir tindakan. Dari hasil pengamatan ini dapat diketahui

perkembangan yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas yang

dilakukan oleh guru dan siswa.

Teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu melalui

pengamatan terlibat (partisipant observation). Pengamatan terlibat

dilaksanakan untuk memperlancar seorang peneliti dalam memasuki setting

penelitian dan menghindari jawaban kaku informan dan tingkah laku yang

dibuat-buat oleh subjek peneliti. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan

ini didiskusikan dengan guru pembimbing yang bersangkutan untuk dianalisis

bersama-sama sehingga dapat diketahui kelemahan-kelemahan metode yang

diterapkan serta dapat dicarikan solusinya. Kelemahan-kelemahan yang terjadi

tersebut merupakan pedoman untuk menyusun kerangka tindakan selanjutnya.

Selain terhadap proses pembelajarannya, observasi juga terarah pada

guru dan siswa. Observasi terhadap guru difokuskan pada kemampuan

guru dalam mengelola kelas dan merangsang kreativitas siswa dalam

pembelajaran yang sedang berlangsung, sedangkan observasi terhadap

siswa difokuskan pada keaktifan, kesungguhan dan sikap siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran.

2. Wawancara

Teknik ini akan digunakan untuk memperoleh data dari

informan tentang pelaksanaan pembelajaran menulis argumentasi di dalam

kelas. Peneliti mencari tahu faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya

kemampuan menulis argumentasi siswa. Wawancara dilakukan terhadap

siswa dan guru. Wawancara yang dilakukan mencoba mencari pangkal

permasalahan yang dihadapi oleh siswa dan guru dalam mengikuti proses

belajar mengajar di kelas, baik permasalahan yang ditimbulkan dari faktor

guru, siswa, ataupun faktor lainnya.

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

3. Kajian Dokumen

Teknik ini dilakukan dengan cara mengkaji dokumen yang ada, yaitu

hasil kerja siswa dalam kegiatan menulis argumentasi, rencana pembelajaran,

lembar hasil observasi, daftar nilai, serta hasil wawancara

4. Angket

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara meminta

informasi untuk menjawab beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan

penelitian yang dilaksanakan. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan

data dari informasi yang jumlahnya banyak dan tidak mungkin untuk

diwawancarai satu per satu. Angket dalam penelitian ini diterapkan ketika

survei awal dan pascasiklus pada siswa kelas X-3 yang berjumlah 35 orang.

Penggunaan angket bertujuan untuk mengetahui minat menulis siswa dan

pembelajaran menulis argumentasi yang dilakukan oleh guru.

5. Tes

Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil

yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian timdakan. Tes mengarang

diberikan pada awal kegiatan penelitian untuk mengidentifikasi kekurangan

atau kelemahan siswa dalam mengarang dan setiap akhir siklus untuk

mengetahui peningkatan mutu hasil karangan siswa.

F. Uji Validitas Data

Untuk menguji validitas data, peneliti menggunakan teknik-teknik

sebagai berikut: triangulasi metode dan triangulasi sumber data.

1. Triangulasi metode, teknik ini digunakan untuk membandingkan data yang

telah diperoleh dari hasil observasi dengan data yang diperoleh dari kenyataan

di lapangan maupun wawancara. Dalam hal ini peneliti membandingkan hasil

observasi dengan data yang berasal dari siswa yang diperoleh melalui

observasi dan wawancara terstruktur. Data yang berasal dari guru diperoleh

melalui wawancara mendalam, yakni mengenai segala hal yang terjadi dan

berhubungan dengan kegiatan pembelajaran menulis argumentasi di kelas

tersebut.

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

2. Triangulasi sumber data, teknik ini mengarahkan peneliti agar di dalam

mengumpulkan data wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia.

Sumber data dalam penelitian ini berupa hasil angket, hasil wawancara, nilai

hasil pekerjaan menulis argumentasi siswa, dan katercapaian indikator

penelitian tiap siklus.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis kritis. Teknik tersebut mencakup kegiatan untuk mengungkapkan

kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar-mengajar

yang terjadi di dalam kelas selama penelitian berlangsung. Kriteria dalam teknik

ini berdasarkan kajian teoretis yang telah dipaparkan di depan. Hasil analisis

tersebut kemudian dijadikan sebagai dasar untuk menyusun rencana tindakan

kelas berikutnya sesuai dengan siklus yang ada.

Analisis data dilakukan secara bersama-sama antara guru dan peneliti,

sebab penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk kerja sama antara peneliti

dengan guru. Analisis kritis terhadap keterampilan menulis argumentasi

mencakup ketepatan siswa dalam memilih topik dan menentukan tema yang

akan diangkat, dikembangkan dalam karangan, kesesuaian judul dengan isi

karangan, kesesuaian jenis karangan, aspek pemilihan kata, aspek kekritisan

argumen siswa, ketepatan ejaan dan tanda baca, aspek koherensi antarkalimat dan

kerapian bentuk tulisan.

H. Indikator Kerja

Menurut Sarwiji Suwandi (2011: 66) Indikator kerja merupakan rumusan

kinerja yang akan dijadikan acuan atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan

atau keefektifan penelitian. E. Mulyasa (2006: 209) berpendapat bahwa kualitas

pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan hasil. Proses pembelajaran

dikatakan berhasil jika setidaknya 75% peserta didik terlibat secara aktif, baik

secara fisik, mental, maupun sosial selama proses pembelajaran. Selain itu, siswa

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

juga harus menunjukkan minat tinggi terhadap pembelajaran. Dari 75% siswa

yang mengalami perubahan positif dan output yang bermutu tinggi.

Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah meningkatnya kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis argumentasi

pada siswa kelas X-3 dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual

berbasis ICT. Dalam penelitian ini, proses pembelajaran diukur dari kegiatan

siswa selama mengikuti pembelajaran melalui indikator-indikator yang telah

ditentukan. Kegiatan siswa yang diamati meliputi keaktifan siswa selama

apersepsi, keaktifan dan perhatian siswa saat mengikuti pelajaran, dan yang

terakhir minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Proses

pembelajaran dapat dikatakan berhasil bila terdapat setidaknya 75% siswa yang

masuk dalam kriteria baik dan amat baik pada setiap kegiatan yang diamati yang

diukur berdasarkan indikator yang sudah ditentukan. Dari segi hasil, pembelajaran

menulis argumentasi dikatakan berhasil jika setidaknya terdapat 75% siswa yang

memperoleh nilai minimal 73,00 sesuai dengan ketentuan kurikulum yang telah

ditentukan sekolah. Untuk lebih jelasnya tentang indikator keberhasilan pada

penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5. Keterangan Indikator Keberhasilan Pembelajaran MenulisArgumentasi

No. Aktivitas dalam PembelajaranPersentase

Siklus ISiklus

II

1.Siswa aktif selama apersepsi (indikator: kemauansiswa memberikan respons terhadap stimulus yangdiberikan guru pada saat apersepsi)

75%

2.

Siswa aktif dan memperhatikan saat mengikutipelajaran (indikator: memperhatikan atau fokusterhadap pelajaran, ikut merespons, aktifmengerjakan tugas)

75%

3.Siswa berminat dan memiliki motivasi saat kegiatanpembelajaran (indikator: semangat, antusias, danmenunjukkan kesungguhan)

75%

4.Siswa mampu menulis argumentasi dengan baik(ketuntasan hasil belajar dalam menulis argumentasimendapat nilai =73).

75%

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari

awal sampai akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur

sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto,

Suhardjono, dan Supardi (2007:74). Prosedur penelitian ini mencakup tahap-

tahap: (1) perencanaan tindakan (planning), (2) pelaksanaan tindakan (acting), (3)

pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting).

Gambar 2. Alur Penelitian Tindakan Kelas

(Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2007: 74)

PermasalahannPerencanaanTindakan I

Refleksi

PerencanaanTindakan II

Refleksi II

PelaksanaanTindakan I

Pengamatan/PengumpulanData I

PelaksanaanTindakan II

Pengamatan/PengumpulanData II

PermasalahanBaru hasil

refleksi

Siklus I

Siklus II

Apabilapermasalahan belum

terselesaikan

Dilanjutkan ke siklusberikutnya

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Penjelasan secara garis besar mengenai masing-masing langkah tersebut

diuraikan sebagai berikut:

a. Persiapan

Pada tahap persiapan ini peneliti meminta izin untuk melakukan

penelitian di SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali. Peneliti mengajukan

surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh pihak dekanat disertai proposal

penelitian. Setelah peneliti mendapatkan izin dari kepala sekolah, peneliti

menemui guru pengampu mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

untuk mempersiapkan kegiataan survei awal. Pada kegiatan ini, peneliti

dan guru mendiskusikan kelas yang akan digunakan untuk penelitian.

b. Survei Awal

Untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran menulis

argumentasi, peneliti melakukan survei awal di kelas yang telah ditentukan

sebelumnya, yaitu kelas X-3 pada tahap ini, peneliti berusaha mengenali

kemampuan siswa dalam menulis argumentasi serta situasi dan kondisi

pembelajaran menulis argumentasi. Pengenalan tersebut dilakukan dengan

mengamati proses pembelajaran menulis argumentasi, memeriksa hasil

pekerjaan siswa berupa argumentasi serta memberikan angket

prapenelitian pada siswa. Pada tahap ini, peneliti juga melakukan

wawancara pada guru pengampu dan siswa mengenai pembelajaran

menulis argumentasi.

c. Pelaksanaan Siklus

Siklus yang direncanakan adalah dengan empat tahap pada tiap

siklusnya karena waktu yang diberikan oleh sekolah tidaklah lama.

Adapun beberapa tahap dalam siklus, di antaranya:

1) Perencanaan tindakan

Berdasar pada hasil identifikasi serta penetapan masalah dari

kegiatan observasi awal, wawancara serta angket, peneliti dan guru

sepakat menerapkan model pembelajaran kontekstual disertai pemakaian

media berbasis ICT dalam pembelajaran menulis argumentasi. Pada tahap

ini, peneliti beserta guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

yang menerapkan metode yang sudah ditentukan. Di samping itu, peneliti

menyiapkan perangkat yang diperlukan selama pembelajaran seperti kertas

HVS, dan perangkat yang diperlukan untuk observasi seperti lembar

observasi, angket, serta dokumentasi.

2) Pelaksanaan tindakan

Dilakukan dengan mengadakan pembelajaran menulis argumentasi

sesuai dengan rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah

disusun sebelumnya oleh guru dan peneliti. Siklus I dilaksanakan dalam 2

kali pertemuan dan masing-masing pertemuan 2x45 menit. Pelaksanaan

tindakan sesuai skenario pembelajaran yang terdapat dalam tahap

perencanaan tindakan. Pembelajaran ini dilaksanakan oleh guru kelas

sekaligus yang mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia. Tahap ini

dilakukan bersamaan dengan tahap observasi.

3) Observasi

Observasi dilakukan peneliti saat pembelajaran menulis

argumentasi berlangsung. Observasi berupa kegiatan pemantauan,

pencatatan, serta pendokumentasian segala kegiatan selama pelaksanaan

pembelajaran. Data yang diperoleh dari kegiatan observasi kemudian

diinterpretasi guna mengetahui kelebihan dan kekurangan dari tindakan

yang dilakukan.

4) Analisis dan refleksi

Pada tahap ini, peneliti menganalisis data yang telah terkumpul

dari hasil observasi kemudian menyajikan pada guru pengampu. Dari hasil

analisis kelebihan dan kelemahan dalam pembelajaran, peneliti dan guru

berdiskusi menentukan langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan

pada siklus berikutnya. Dari tahap ini pula diketahui berhasil tidaknya

tindakan yang telah diberikan.

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebelum hasil penelitian dipaparkan, pada bab ini diuraikan terlebih

dahulu mengenai kondisi awal (pra-tindakan) pembelajaran menulis argumentasi

siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali. Dengan demikian, pada bab

ini akan dikemukakan tentang: (1) kondisi awal proses pembelajaran serta

kemampuan menulis argumentasi siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Ngemplak

Boyolali; (2) pelaksanaan tindakan dan hasil penelitian; dan (3) pembahasan hasil

penelitian. Proses penelitian dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing

siklus terdiri dari 4 tahapan, yakni: (a) perencanaan, (b) pelaksanaan tindakan, (c)

observasi dan interpretasi, dan (d) analisis dan refleksi.

A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra-Tindakan)

Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan

survei awal untuk mengetahui keadaan nyata pembelajaran menulis argumentasi

serta kemampuan awal siswa dalam menulis argumentasi. Kondisi awal ini

menjadi acuan untuk menentukan tindakan apa saja yang akan dilakukan pada saat

pelaksanaan tindakan selanjutnya. Survei ini dilakukan dengan beberapa langkah

berikut: (1) observasi lapangan; (2) wawancara dengan guru dan siswa; dan (3)

angket.

Observasi ini dilakukan peneliti dengan melihat pembelajaran menulis

argumentasi di kelas X-3 pada hari Jumat, 13 April 2012 pukul 08.30 – 10.00

WIB. Pada saat observasi awal, guru melaksanakan proses belajar-mengajar

seperti biasa dan peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran serta aktivitas

siswa di dalam kelas. Segala kejadian yang terjadi pada saat survei awal peneliti

amati dalam lembar observasi. Peneliti bertindak sebagai partisipan pasif dan

duduk di tempat duduk paling belakang. Peneliti melakukan pengamatan terhadap

proses belajar mengajar serta aktivitas siswa dan guru. Setelah pembelajaran

selesai, peneliti melakukan wawancara terhadap Ibu Wiwin selaku guru bidang

studi dan beberapa siswa. Dari wawancara tersebut, diketahui bahwa ada

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

permasalahan dalam pembelajaran menulis argumentasi di kelas X-3 SMA Negeri

1 Ngemplak Boyolali.

Menurut guru, pembelajaran menulis argumentasi masih kurang

maksimal. Ada beberapa hal yang menyebabkannya, salah satunya disebabkan

keaktifan siswa yang masih kurang. Siswa yang aktif dalam pembelajaran hanya

siswa tertentu, siswa lain cenderung diam dan pasif. Sebenarnya guru sudah

berusaha mengajak semua siswa aktif, tetapi masih kurang berhasil. Dari hasil

wawancara, guru menyatakan bahwa belum menemukan model pembelajaran

yang tepat diterapkan dalam pembelajaran menulis argumentasi.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada beberapa siswa yang

dilakukan pada hari sama, yaitu hari Jumat, 13 April 2012, diketahui bahwa dari

tiga siswa yang diwawancarai, semuanya menganggap pembelajaran menulis

argumentasi kurang begitu disukai. Siswa merasa malas untuk mengungkapkan

pendapatnya dalam sebuah tulisan. Apalagi dalam menulis argumentasi

dibutuhkan gagasan, pendapat serta ide-ide yang mendukung tulisan. Siswa

merasa kesulitan dalam menuliskan pendapatnya tersebut. Siswa juga bosan

dengan pembelajaran menulis yang seperti biasa. Hal semacam ini membuat siswa

merasa tambah jenuh. Fakta ini diperkuat dengan hasil angket pra-tindakan yang

dibagikan kepada siswa pada hari Sabtu, 14 April 2012. Pengisian angket oleh

siswa dilaksanakan pada saat pelajaran bimbingan konseling berlangsung. Dalam

hal ini, peneliti meminta waktu sebentar kepada guru yang bersangkutan untuk

melaksanakan tindakan angket.

Berdasarkan hasil angket dapat diketahui sejumlah data yang menyatakan

siswa tidak menyukai atau kurang begitu suka menulis argumentasi sejumlah 23

siswa (65%). Terdapat sejumlah 25 siswa (71% ) yang menyatakan kurang paham

dengan penjelasan guru. Selain itu, 22 siswa (62%) menyatakan tidak menyukai

cara mengajar guru. Berdasarkan hasil angket dapat diketahui bahwa terdapat

kendala dalam pembelajaran menulis siswa. Siswa mengalami kesulitan dalam

menulis argumentasi karena belum bisa memahami penjelasan yang diberikan

oleh guru. Mereka menyatakan bahwa guru menyampaikan materi dengan metode

yang kurang bisa membuat siswa berminat terhadap pembelajaran menulis

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

argumentasi. Metode ceramah yang digunakan guru cenderung membuat siswa

bosan.

Berdasarkan pretes yang dilakukan pada saat pra-tindakan, didapatkan

data bahwa kemampuan menulis argumentasi siswa kelas X-3 SMA Negeri 1

Ngemplak Boyolali masih tergolong rendah. Hal itu dapat dilihat dari perolehan

nilai menulis argumentasi. Siswa yang sudah mencapai batas ketuntasan belajar,

yaitu siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 73 adalah sekitar

17 siswa (51%), sedangkan sekitar 16 siswa (49%) lainnya belum mencapai batas

ketuntasan sekolah. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa sebesar 76 sebanyak 2

siswa dan nilai terendah sebesar 56 sebanyak 1 siswa. Atas dasar hasil perolehan

nilai tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterampilan siswa dalam menulis

argumentasi masih tergolong rendah.

Dari kegiatan wawancara dengan guru bidang studi bahasa dan sastra

Indonesia yang menjadi patner dalam penelitian ini, serta dari observasi peneliti

terhadap kegiatan belajar-mengajar di kelas yang dilaksanakan oleh guru yang

bersangkutan, diketahui bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh:

1. Siswa terlihat tidak tertarik pada pelajaran menulis argumentasi

Dalam kegiatan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan

siswa dan guru, terungkap bahwa siswa tidak tertarik pada pelajaran menulis.

Menurut siswa pelajaran menulis itu sulit dan membosankan, terutama

menulis argumentasi. Menurut keterangan dari guru, siswa tidak tertarik

dengan pelajaran menulis karena metode ceramah yang diterapkan oleh guru

selama ini membuat siswa menjadi bosan selain itu juga meteri menulis

argumentasi yang terlalu memberatkan bagi siswa.

Hal ini diperkuat dengan hasil pengamatan peneliti dalam kelas, yaitu

pada saat pembelajaran menulis berlangsung, sebagian besar siswa tampak

kurang bersemangat mengikuti pembelajaran menulis. Hal ini dapat diketahui

dari kegiatan apersepsi yang dilakukan oleh guru tidak diiringi respons yang

baik oleh siswa. Dengan kata lain, banyak siswa yang tidak memperhatikan

penjelasan guru tentang materi menulis yang diberikan. Berdasarkan hasil

pengamatan, siswa yang aktif saat apersepsi yang dinyatakan dengan kriteria

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

“sangat baik dan baik” serta diindikatori oleh kemauan siswa memberikan

respons terhadap stimulus yang diberikan guru pada saat apersepsi sebanyak

19 siswa (58%), sedangkan 14 anak (42%) lainnya masuk dalam kriteria

kurang.

Sementara siswa yang aktif dan perhatian pada saat mengikuti

pelajaran yang dinyatakan dengan kriteria “sangat baik dan baik” serta

diindikatori oleh kemauan siswa untuk memperhatikan, memberikan respons

(baik menjawab, bertanya, menanggapi, bekerja secara kelompok,

mengkonstruksi, menemukan, merefleksi, dan mengerjakan tugas) sebanyak

19 siswa (58%), sedangkan 14 siswa (42%) lainnya tampak berbicara dengan

siswa lain, kurang memperhatikan guru, kurang merespons guru, dan

melakukan aktivitas lain (seperti berbicara dengan teman sebangku). Hal ini

didasarkan pada hasil observasi selama kegiatan belajar-mengajar

berlangsung. Siswa yang memiliki minat dan motivasi saat mengikuti

pembelajaran yang dinyatakan dengan kriteria “sangat baik dan baik” serta

diindikatori oleh adanya kesungguhan, keantusiasan, dan semangat dalam

mengerjakan setiap tugas maupun saat kegiatan pembelajaran sebesar 17 siswa

(52%), sedangkan 16 siswa (48% ) lainnya tampak kurang sungguh-sungguh

dan antusias.

2. Guru kesulitan dalam membangkitkan minat siswa

Dalam setiap pembelajaran menulis argumentasi yang dilaksanakan,

siswa menunjukkan sikap yang kurang berminat dan kurang antusias. Siswa

terlihat bosan dan tidak menaruh perhatian sepenuhnya pada pelajaran. Saat

disuruh membuat tulisan argumentasi kebanyakan siswa mengeluh terlalu sulit

dan malas serta kesulitan membedakan mana bentuk tulisan argumentasi,

narasi, deskripsi, eksposisi, dan persuasi. Guru sudah mencoba

membangkitkan minat siswa dengan memberi pendekatan secara langsung

baik melalui tugas membuat tulisan argumentasi serta menegur langsung

siswa yang tidak memperhatikan pelajaran. Namun, cara ini belum mampu

membangkitkan minat siswa.

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

3. Siswa kesulitan dalam menentukan topik/tema serta argumen-argumen yang

mendukung untuk dikembangkan dalam tulisan argumentasi

Dalam kegiatan menulis argumentasi kebanyakan siswa masih

mengalami kesulitan untuk memulai kegiatan menulis. Hal ini dapat

dibuktikan dari topik yang di angkat, serta judul tulisan yang belum sesuai

dengan jenis tulisan argumentasi. Selain itu juga argumen yang disajikan

kurang mendukung tulisan. Setelah dilihat dari hasil tes tertulis siswa maupun

pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh guru setelah membahas materi

pelajaran ternyata sebagian besar siswa masih mengungkapkan jawaban yang

belum tepat.

Berdasarkan hasil pretes yang dilakukan pada saat survei awal terlihat

bahwa hanya sekitar 17 siswa dari keseluruhan siswa 33 siswa (52%) yang

telah mendapatkan nilai di atas batas ketuntasan, yakni 73; sedangkan sisanya

masih mendapatkan nilai dibawah batas ketuntasan. Dari hasil pekerjaan siswa

tersebut diketahui bahwa kekurangan siswa dalam menulis argumentasi

terletak pada kurang mampunya siswa menuangkan pendapat mereka.

4. Siswa kesulitan dalam Pemilihan Kata dan Menggunakan Ejaan serta Tanda

Baca

Sebagian besar siswa belum mampu memilih kata dan menggunakan

ejaan yang tepat. Hal ini dapat dilihat dari hasil perolehan nilai pada aspek

kosakata dan mekanik (tata bahasa, ejaan, dan kerapian tulisan) menunjukkan

hasil yang tidak memuaskan bahkan dapat dikatakan tergolong rendah.

Berdasarkan hasil pekerjaan siswa, sebagian besar siswa belum

menggunakan kosa kata yang bervariasi. Dalam hal ini, penguasaan kosa kata

siswa terbatas. Sebagian besar siswa masih melakukan kesalahan dalam

menggunakan ejaan dan tanda baca seperti penulisan huruf kapital,

penempatan tanda koma, tanda titik dan tanda baca lainnya. Contoh penulisan

kata depan yang harusnya “di depan” namun ditulis “didepan”. Kemubaziran

kata, yang seharusnya ditulis “sangat cukup/amat cukup”, namun ditulis “amat

sangat cukup”. Penulisan kata “yang” namun ditulis dengan “yg”.

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

5. Guru kesulitan menemukan teknik yang tepat untuk mengajarkan materi

menulis argumentasi secara lebih baik

Selama ini dalam mengajarkan materi menulis argumentasi pada

siswa guru menggunakan metode ceramah. Pada awal kegiatan belajar-

mengajar, guru menerapkan mengenai pengertian menulis argumentasi sambil

memberi pertanyaan-pertanyaan sederhana mengenai tulisan argumentasi.

Kemudian guru mengajarkan kepada siswa tentang langkah-langkah

bagaimana menulis argumentasi, bagaimana membedakan tulisan narasi,

argumentasi, deskripsi, eksposisi, dan persuasi. Setelah itu, siswa diminta

untuk langsung membuat tulisan argumentasi sesuai dengan penjelasan yang

telah guru sampaikan. Siswa masih mengalami kesulitan dalam membuat

tulisan argumentasi yang baik, terbukti hasil pekerjaan menulis argumentasi

yang telah siswa kerjakan tidak begitu baik. Siswa kesulitan dalam

menentukan tema dan topik dalam menulis dan siswa kesulitan dalam mencari

argumen yang mendukung untuk dikembangkan dalam tulisan argumentasi.

Hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa menginginkan langkah-langkah

menulis argumentasi yang mudah disertai media pembelajaran yang menarik.

Berdasarkan hasil tes survei awal, hasil pembelajaran menulis

argumentasi pada siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun

2011/2012 dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.

Tabel 6. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Survei Awal Siswa Kelas X-3SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012

No Nama SiswaAspek Penilaian

Nilai Ket.I II III IV V

1. Agung Apri P 16 13 12 13 2 56 Belum tuntas2. Aisah Uswatun K 21 17 16 15 4 73 Tuntas3. Anis Nur Laili 20 16 15 17 2 70 Belum tuntas4. Ari Wahyu S. 18 13 14 12 3 60 Belum tuntas5. Danang Pratama 16 14 13 15 2 59 Belum tuntas6. Dhebi Oftafiani 21 16 16 17 4 74 Tuntas7. Dwi Antasari 17 12 13 14 3 59 Belum tuntas8. Elen Rio E 15 15 13 12 2 57 Belum tuntas9. Elita Yuniar 21 17 16 15 4 73 Tuntas

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

10. Endah K 20 16 17 17 4 74 Tuntas11. Endah W 21 17 15 16 4 73 Tuntas12. Eni Purwanti 15 14 13 13 3 58 Belum tuntas13. Erfani Permata S 16 15 13 12 3 59 Belum tuntas14. Fitri Rahayu 20 14 19 18 4 75 Tuntas15. Hufa Indracahya 16 15 13 14 3 63 Belum tuntas16. Ika Novi Susanti 22 17 17 16 4 76 Tuntas17. Isnaini L.N 20 17 16 16 4 73 Tuntas18. Muh Aji Sholeh 21 16 15 14 3 69 Belum tuntas19. Muh Chaerudin 19 16 14 14 3 66 Belum tuntas20. Muh Irwan S.N 23 16 16 16 3 74 Tuntas21. Noviana W 18 15 13 14 2 62 Belum tuntas22. Nuha M 23 17 15 16 3 74 Tuntas23. Rani Kiki A 23 16 15 17 4 75 Tuntas24. Sevi Avianingsih 22 16 15 17 3 73 Tuntas25. Senopati S.P 21 16 17 16 3 73 Tuntas26. Siska Rini Pl 17 13 14 15 3 62 Belum tuntas27. Sri Lestari 22 17 16 17 4 74 Tuntas28. Sri Wahyuni − − − − − − −29. Tria Miftaqul J 19 16 11 15 3 64 Belum tuntas30. Umi Hanifah 18 15 15 17 3 68 Belum tuntas31. Utik Lestari 18 14 16 15 3 66 Belum tuntas32. Widoningsih S 22 15 15 17 4 73 Tuntas33. Windhy Erizha M − − − − − − −34. Yayan Dwi S 21 17 15 17 4 74 Tuntas35. Yurika Prastiana 20 17 17 17 4 75 TuntasTOTAL 2254 ≤ 73 = 16 siswaRATA-RATA 68,30 ≥ 73 = 17 siswa

Keterangan I : Isi

II : Organisasi

III : Kosakata

IV : Penguasaan Bahasa

V : Mekanik

Berdasarkan Tabel 6 di atas, dapat dikemukakan bahwa ada dua hal

pokok yang perlu diperbaiki, yaitu kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran

menulis argumentasi. Implikasinya perlu dilakukan suatu tindakan yang dapat

memperbaiki dua hal tersebut.

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

Berangkat dari hasil pengamatan peneliti pada survei awal, perlu

dilakukan suatu tindakan yang dapat mengatasi permasalahan dalam pembelajaran

menulis argumentasi. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus

terdiri dari empat tahap yang berkesinambungan dan terpadu, yaitu: perencanaan

tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan

refleksi.

1. Siklus Pertama

a. Perencanaan Tindakan I

Kegiatan ini dilaksanakan di ruang guru SMA Negeri 1

Ngemplak Boyolali pada hari Senin tanggal 23 April 2012, guru mata

pelajaran yang bersangkutan dan peneliti mendiskusikan rencana tindakan

yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Dari hasil analisis,

seperti yang telah kemukakan pada deskripsi pra-tindakan bahwa

kemampuan menulis argumentasi siswa kelas X-3 SMA Negeri 1

Ngemplak masih rendah.

Peneliti akhirnya melakukan sharing idea lagi dengan guru, dari

kegiatan ini diperoleh hasil sebagai berikut: (1) peneliti menyamakan

persepsi dengan guru mengenai penelitian yang akan dilakukan; (2)

peneliti mengusulkan penggunaan media dalam pembelajaran menulis

argumentasi, media yang diusulkan peneliti adalah penayangan video

pembacaan berita melalui LCD proyektor. Selain itu, disepakati pula

penggunaan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis yang

diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa; (3) Peneliti dan guru

bersama-sama menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

keterampilan menulis argumentasi siklus I; (4) menentukan indikator

pencapaian tujuan; (5) membuat lembar penilaian siswa yakni instrumen

penelitian berupa tes dan non-tes. Instrumen tes dinilai dari hasil pekerjaan

siswa dalam menulis argumentasi. Instrumen non-tes dinilai berdasarkan

pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

keefektifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung;

(6) menentukan jadwal penelitian selanjutnya.

Kemudian, disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I

akan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Adapun pelaksanaannya

dilakukan pada hari Jumat, 27 April 2012 dan Jumat, 4 Mei 2012 di ruang

kelas X-3.

Urutan tindakan yang dilaksanakan dalam siklus I ini adalah

sebagai berikut:

1) Guru mengondisikan kelas;

2) Guru menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai;

3) Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan bertanya jawab

tentang pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari dan dikaitkan

dengan materi menulis argumentasi (questioning);

4) Guru memberikan pertanyaan pancingan yang terkait dengan paragraf

argumentasi (questioning);

5) Guru menstimulus siswa dengan member materi yang berkaitan

dengan ciri-ciri, teknik penulisan, dan langkah-langkah menulis

argmentasi dengan memanfaatkan aplikasi powerpoint yang

ditampilkan dengan LCD proyektor (contruktivisme dan modeling);

6) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok (learning community);

7) Guru memutarkan video berita melalui LCD proyektor;

8) Siswa secara berkelompok mendaftar pendapat, argumen-argumen,

serta solusi dan membuat kerangka karangan (learning community dan

inquiry);

9) Secara acak guru menyuruh siswa untuk membacakan hasil diskusi

(modeling);

10) Siswa berkelompok menyusun kerangka karangan menjadi paragraf

argumentasi (learning community);

11) Guru menugaskan siswa secara individu untuk menulis argumentasi;

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

12) Siswa melaporkan hasil pekerjaan, guru melakukan koreksi kepada

pekerjaan siswa yang dilanjutkan dengan pembahasan (authentic

assessment);

13) Guru menyimpulkan pembelajaran dan siswa diberi kesempatan untuk

bertanya (reflection); dan

14) Guru menutup pembelajaran.

Urutan kegiatan tersebut merupakan urutan kegiatan proses

pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dalam mengajarkan

keterampilan menulis argumentasi tindakan penelitian siklus I. Dalam

siklus I disepakati terjadi dua kali pertemuan.

b. Pelaksanaan Tindakan I

Seperti rencana sebelumnya, pelaksanaan tindakan I ini

berlangsung selama dua kali pertemuan 4 jam pelajaran (4x45 menit),

yaitu pada Jumat, 27 April 2012 dan Jumat, 4 Mei 2012. Tindakan

dilaksanakan di dalam kelas X-3 sendiri, yang kebetulan sudah dilengkapi

dengan media LCD proyektor. Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan

skenario dan RPP yang telah didiskusikan antara guru dan peneliti. Dalam

tahap ini guru bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan pembelajaran

yang terjadi di dalam kelas, sedangkan peneliti hanya bertindak sebagai

partisipan pasif. Dalam hal ini, peneliti bertindak sebagai pengamat yang

berada di belakang ruang kelas untuk mengamati jalannya pembelajaran.

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan I dilaksanakan pada hari Jumat, 27 April 2012

pada jam ketiga dan keempat, yaitu pukul 08.30-10.00 WIB. Indikator

yang diharapkan dapat dicapai dalam pertemuan ini, antara lain: siswa

mampu, mendaftar topik-topik pendapat yang dapat dikembangkan

menjadi paragraf argumentasi, menyusun kerangka paragraf

argumentasi, mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi

paragraf argumentasi, menggunakan kata penghubung antarkalimat

(oleh karena itu, dengan demikian, oleh sebab itu, dll.) dalam paragraf

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

argumentasi secara berkelompok. Media penunjang yang digunakan

pembelajaran ini adalah menggunakan media slide power point dan

juga menampilkan video berita.

Secara rinci, urutan yang dilakukan guru dalam tindakan

siklus I pertemuan pertama ini adalah sebagai berikut:

a) Guru memberi salam, dan berdoa sebelum belajar. Guru

mempersilakan siswa untuk mempersiapkan diri dalam

pembelajaran;

b) Guru menjelaskan standar kompetensi, kompetensi dasar dan

indikator yang harus dicapai;

c) Guru melakukan apersepsi mengenai pengalaman siswa dalam

kegiatan sehari-hari dan dikaitkan dengan materi menulis

argumentasi, misalnya: pengalaman siswa yang berhubungan

dengan hewan piaraan (questioning);

d) Guru memberikan pertanyaan pancingan yang terkait dengan

paragraf argumentasi (questioning);

e) Peserta didik distimulus berupa pemberian materi tentang ciri-ciri,

teknik penulisan, dan langkah-langkah penyusunan paragraf

argumentasi yang diambil dari buku bse pegangan siswa dan buku

penunjang lain yang ditayangkan melalui LCD proyektor dengan

memanfaatkan aplikasi powerpoint (contructivisme dan

modelling);

f) Guru membagi siswa menjadi sembilan kelompok untuk berdiskusi

membuat sebuah karangan argumentasi (learning community);

g) Peserta didik mendengarkan/melihat rekaman video berita yang

berjudul “Jembatan Putus” yang diambil dari Metro Pagi sambil

mendaftar pendapat, argumen-argumen dan membuat kerangka

karangan (inquiry);

h) Siswa menyusun paragraf argumentasi secara berkelompok.

(learning community);

i) Tiap-tiap kelompok menunjuk salah satu anggotanya untuk

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

mewakili membacakan hasil pekerjaan (modelling);

j) Siswa melaporkan hasil pekerjaanya, guru melakukan koreksi

kepada pekerjaan siswa yang dilanjutkan dengan pembahasan

(authentic assesment);

k) Membacakan rangkuman sebagai penguatan;

l) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya seputar materi yang telah

disampaikan;

m) Guru menanyakan kesan siswa terhadap pembelajaran menulis

argumentasi dengan menggunakan pendekatan kontekstual dengan

menerapkan pembelajaran berbasis ICT (reflection); dan

n) Guru memberi salam.

2) Pertemuan Kedua

Pembelajaran menulis argumentasi dilanjutkan pada pertemuan

kedua. Pelaksanaan tindakan I untuk pertemuan kedua tersebut dilaksanakan

pada hari Jumat, 4 Mei 2012 selama dua jam pelajaran, yaitu 08.30-10.00WIB.

Pada pertemuan ini materi yang dipelajari adalah siswa dapat menulis

paragraf argumentasi secara individu. Pembelajaran dilaksanakan

dengan menerapkan pendekatan kontekstual dengan menerapkan media

berbasis ICT. Media yang digunakan sama dengan pertemuan pertama,

yaitu dengan bantuan LCD proyektor. Secara rinci dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a) Guru memberi salam, dan berdoa sebelum belajar;

b) Guru mempersilakan siswa untuk mempersiapkan diri dalam

pembelajaran;

c) Guru menanyakan kepada siswa tentang materi yang kemarin

dibahas;

d) Guru kembali mengingatkan peserta didik tentang materi yang

kemarin seputar ciri-ciri, teknik penulisan, dan langkah-langkah

penyusunan paragraf argumentasi yang diambil dari buku BSE

pegangan siswa dan buku penunjang lain yang ditayangkan melalui

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

LCD proyektor dengan memanfaatkan aplikasi powerpoint

(contructivisme dan modelling);

e) Peserta didik kembali mendengarkan/melihat rekaman video berita

yang berjudul “Siomay-Batagor Berbalut Pemicu Kangker” yang

diambil dari reportase investigasi Trans TV (inquiry);

f) Siswa mendaftar pendapat, argumen-argumen dan membuat

kerangka karangan argumentasi;

g) Secara acak, guru menyuruh siswa untuk membacakan kerangka

karangan yang telah dibuat dan guru melakukan koreksi;

h) Guru menyuruh siswa untuk menulis tulisan argumentasi

berdasarkan kerangka yang telah dbuat sebelumnya;

i) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya seputar materi yang telah

disampaikan;

j) Guru menanyakan kesan siswa terhadap pembelajaran menulis

argumentasi hari ini (reflection); dan

k) Guru memberi salam.

c. Observasi dan Interpretasi

Peneliti mengamati guru yang sedang mengajar di kelas X-3

dengan materi keterampilan menulis argumentasi. Pada awal pelajaran

pertemuan pertama, guru menerangkan mengenai pengertian tulisan

argumentasi, macam-macam ragam tulisan (narasi, deskripsi, eksposisi,

persuasi), bagaimana mengumpulkan gagasan serta pendapat untuk tulisan

argumentasi, serta langkah-langkah bagaimana menulis argumentasi yang

baik dan benar, guru menampilkan video berita dengan menggunakan

LCD dengan judul “Jembatan Putus”. Siswa diajak mendaftar pendapat,

argumen-argumen dan membuat kerangka karangan pendapat dari video

yang ditampilkan secara berkelompok. Setelah itu, siswa diminta untuk

membuat tulisan argumentasi secara berkelompok lalu dikumpulkan.

Pertemuan kedua, guru membagikan hasil tulisan argumentasi

yang telah dinilai, kemudian mengajak siswa untuk bersama-sama

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

menganalisis kekurangan serta kesalahan dalam membuat tulisan

argumentasi. Setelah siswa mengetahui apa saja kekurangan maka guru

kembali mengingatkan siswa tentang materi. Setelah itu, siswa diajak

untuk melihat kembali video berita. Namun kali ini judulnya berbeda

dengan pertemuan sebelumnya, yaitu tentang “Siomay-Batagor Berbalut

Pemicu Kangker”. Sama seperti pertemuan sebelumnya, pada pertemuan

kali ini siswa juga ditugasi untuk mendaftar pendapat, argumen-argumen

dan membuat kerangka karangan yang dilanjutkan dengan menulis

argumentasi namun secara individu. Sementara itu, peneliti mengadakan

obsevasi sebagai pertisipan pasif terhadap kegiatan pembelajaran yang

dipimpin oleh guru. Peneliti mengambil posisi di kursi paling belakang.

Dari kegiatan tersebut diperoleh gambaran tentang jalannya

proses belajar-mengajar (KBM) bahasa dan sastra Indonesia yang secara

garis besar adalah sebagai berikut.

1) Sebelum mengajar, guru telah membuat rencana pembelajaran yang

akan dijadikan sebagai pedoman dalam mengajar.

2) Pelaksanaan tindakan siklus I berlangsung selama 2 kali pertemuan,

diikuti oleh siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali. Pada

pertemuan pertama, semua siswa hadir. Pada pertemuan kedua diikuti

oleh 34 siswa.

3) Guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran keterampilan

menulis argumentasi dengan benar, yaitu dengan cara konseptual.

Artinya, guru mengajar dengan arah dan tujuan yang jelas dan

terencana. Pada awal pembelajaran, guru dengan jelas mengemukakan

apa yang akan diajarkan hari itu kapada siswa, yaitu bagaimana

membuat tulisan argumnetasi. Sebelum menyuruh siswa membuat

tulisan argumentasi, guru terlebih dahulu menjelaskan mengenai

pengertian tulisan argumentasi dan langkah-langkah yang harus

dilakukan dalam menyusun tulisan argumentasi. Guru juga

menjelaskan sedikit mengenai bentuk atau ragam tulisan selain

argumentasi, seperti narasi, persuasi, eksposisi, dan deskripsi sehingga

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

nantinya siswa dapat membedakan mana bentuk tulisan argumentasi

dengan tulisan selain argumentasi.

4) Ketika guru menyampaikan materi, beberapa siswa tampak masih

kurang berminat, malas, dan beraktivitas sendiri. Akan tetapi, sebagian

besar siswa tampak antusias mengikuti pelajaran.

5) Pemanfaatan waktu kurang efektif hal ini disebabkan karena guru

terlalu sering mengajak siswa untuk bercanda, sehingga alokasi waktu

kurang begitu efektif yang berakibat tidak semua kelompok mendapat

waktu presentasi.

6) Kelemahan dan kekurangan selama pelaksanaan tindakan siklus I ini

dapat dilihat dari beberapa aspek berikut:

a) Kelemahan yang ditemukan dari siswa, yaitu sebagai berikut:

(1) Siswa terlihat belum sepenuhnya aktif dalam mengikuti

pembelajaran.

(2) Hanya beberapa siswa yang mau menjelaskan pengertian

tulisan argumentasi secara sukarela. Sebagian besar siswa mau

menjelaskan setelah siswa tersebut ditunjuk oleh guru secara

acak.

(3) Saat mengerjakan tugas kelompok masih ada siswa yang

belum bisa membaur dan masih ada siswa yang becanda

dengan temannya.

(4) Ketika salah seorang siswa maju mempresentasikan hasil

diskusi ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan dan

masih jarang yang memberikan solusi atau komentar.

(5) Pada umumnya siswa masih mengalami kesulitan dalam

membuat tulisan argumentasi, terbukti saat mengerjakan tulisan

argumentasi ada beberapa siswa yang kurang percaya diri dan

masih bertanya-tanya kepada teman sebangku dan lain bangku.

(6) Siswa masih kesulitan dalam menyesuaikan judul dengan

pembahasan yang ada di dalam tulisan argumentasinya. Jadi

tulisan kurang menyasar pada pokok permasalahan (belum

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

sepenuhnya tepat). Hasil tulisan siswa dapat diidentifikasi

sebagai berikut: kurang kesesuainnya judul dengan isi tulisan,

kurangnya perbendaharaan kosakata sehingga banyak

penggunaan kata yang diulang-ulang dalam satu paragraf, dan

teknik menulis kurang dikuasai, seperti penulisan huruf besar,

tanda baca, ejaan dan lain sebagainnya.

b) Kelemahan yang ditemukan dari guru, antara lain:

(1) Guru kurang memberikan bimbingan ketika siswa berdiskusi

dalam kelompok. Guru hanya sesekali berkeliling ketika

menilai siswa.

(2) Posisi guru lebih banyak berada di depan kelas, sehingga

kurang berinteraksi dengan siswa dan tidak maksimal

memonitor keadaan siswa yang duduk di belakang dan

samping.

(3) Guru belum banyak memberikan balikan atau penguatan pada

hasil pekerjaan siswa. Adanya penguatan dari guru dirasa

penting karena melalui hal tersebut siswa dapat mengetahui

kekurangan yang ada pada hasil pekerjaan siswa.

7) Peningkatan kualitas hasil dan proses pembelajaran menulis

argumentasi tampak dari indikator berikut ini:

a) Siswa yang aktif saat apersepsi yang dinyatakan dengan kriteria

“sangat baik dan baik” serta diindikatori oleh kemauan siswa

memberikan respons terhadap stimulus yang diberikan guru pada

saat apersepsi sebanyak 26 siswa (76%), sedangka 8 siswa (24%)

lainnya masuk dalam kriteria kurang.

b) Siswa yang aktif dan perhatian pada saat mengikuti pelajaran yang

dinyatakan dengan kriteria “sangat baik dan baik” serta diindikatori

oleh kemauan siswa untuk memperhatikan, memberikan respons

(baik menjawab, bertanya, menanggapi, bekerja secara kelompok,

mengkonstruksi, menemukan, merefleksi, dan mengerjakan tugas)

sebanyak 24 siswa (71%), sedangkan 10 siswa (29%) lainnya

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

tampak berbicara dengan siswa lain, kurang memperhatikan guru,

kurang merespons guru, dan melakukan aktivitas lain (seperti

berbicara dengan teman sebangku). Hal ini didasarkan pada hasil

observasi selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung.

c) Siswa yang memiliki minat dan motivasi saat mengikuti

pembelajaran yang dinyatakan dengan kriteria “sangat baik dan

baik” serta diindikatori oleh adanya kesungguhan, keantusianan,

dan semangat dalam mengerjakan setiap tugas maupun saat

kegiatan pembelajaran sebesar 23 siswa (68%), sedangkan 11

siswa (32%) tampak kurang sungguh-sungguh dan antusias.

d) Siswa yang sudah dapat menulis argumentasi dengan baik dan

telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 23 siswa (68%),

sedangkan 11 siswa (32%) belum tuntas karena masih

mendapatkan nilai di bawah 73.

d. Analisis dan Refleksi Tindakan I

Berdasarkan hasil observasi, peneliti menyimpulkan bahwa

kualitas pembelajaran menulis argumentasi siklus I ini (proses dan hasil)

telah menunjukkan peningkatan dari kondisi awal (pra-tindakan).

Kelemahan atau kekurangan yang ditemukan dari pelaksanaan

tindakan siklus I ini bersumber dari siswa, guru. Selanjutnya, untuk

memperbaiki beberapa kekurangan yang ada pada siklus I ini, guru dan

peneliti akan mengadakan langkah-langkah perbaikan sebagai berikut:

1) Guru tidak hanya di depan kelas saat memberikan penjelasan kepada

siswa. Guru juga harus memonitor siswa yang berada di kursi bagian

belakang, agar mereka juga ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar

sekaligus melakukan pendekatan kepada siswa yang masih merasa

kurang paham.

2) Guru memantau diskusi siswa pada setiap kelompok sehingga dapat

menegur siswa yang kurang aktif.

3) Guru harus lebih tegas dalam mengelola waktu .

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

4) Agar siswa menjadi tertarik dengan pembelajaran menulis

argumentasi, guru harus pandai dalam memanfaatkan media dalam

pembelajaran menulis argumantasi.

5) Untuk mendorong siswa sukarela mau mengemukakan komentar,

tanggapan, menjawab pertanyaan, dan menulis argumentasi dengan

baik dan tepat sebaiknya guru memberikan reward kepada siswa,

misalnya berupa pujian seperti: bagus sekali, baik sekali, tepat sekali,

bisa juga hadiah kepada siswa.

6) Dalam meningkatkan keterampilan menulis, guru bersama-sama siswa

selalu melakukan analisis untuk memperbaiki hasil tulisan.

7) Guru harus memberi ruang bagi siswa untuk terlibat lebih banyak

dalam kegiatan pembelajaran.

8) Siswa perlu diberi tambahan pengetahuan tentang ejaan yang

disempurnakan (EYD).

Berdasar hasil tes siklus I pada siswa kelas X-3 SMA Negeri 1

Ngemplak Boyolali diketahui bahwa nilai rata-rata kelas dalam menulis

argumentasi pada siklus I mengalami peningkatan yang cukup baik

dibandingkan nilai rata-rata pada saat survei awal, yaitu 68,30 menjadi

74,20 naik 6 poin. Nilai tertinggi pada siklus ini adalah 79 sedangkan nilai

terendah adalah 67. Adapun perolehan nilai menulis argumentasi siswa

pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini:

Tabel 7. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siklus I Siswa Kelas X-3 SMANegeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012

No Nama SiswaAspek Penilaian

Nilai KetI II III IV V

1. Agung Apri P 20 16 14 15 3 68 Belum tuntas2. Aisah Uswatun K 22 18 16 17 4 77 Tuntas3. Anis Nur Laili 20 16 17 17 4 74 Tuntas4. Ari Wahyu S. 19 14 16 15 3 67 Belum tuntas5. Danang Pratama 19 16 15 15 4 69 Belum tuntas6. Dhebi Oftafiani 23 17 17 19 4 79 Tuntas7. Dwi Antasari 20 16 14 15 3 68 Belum tuntas8. Elen Rio E 19 16 14 14 3 66 Belum tuntas

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

9. Elita Yuniar 21 17 17 17 4 75 Tuntas10. Endah K 21 17 17 19 4 78 Tuntas11. Endah W 20 18 16 18 4 76 Tuntas12. Eni Purwanti 19 16 15 15 4 69 Belum tuntas13. Erfani Permata S 20 16 14 15 4 68 Belum tuntas14. Fitri Rahayu 20 18 18 17 3 76 Tuntas15. Hufa Indracahya 20 18 18 15 3 73 Tuntas16. Ika Novi Susanti 22 18 18 17 4 79 Tuntas17. Isnaini L.N 21 17 18 19 4 79 Tuntas18. Muh Aji Sholeh 22 17 15 15 3 72 Belum tuntas19. Muh Chaerudin 21 17 15 17 4 74 Tuntas20. Muh Irwan S.N 22 18 16 17 3 76 Tuntas21. Noviana W 21 17 17 19 4 78 Tuntas22. Nuha M 22 18 17 17 4 78 Tuntas23. Rani Kiki A 22 18 18 17 4 79 Tuntas24. Sevi Avianingsih 23 16 17 15 3 74 Tuntas25. Senopati S.P 22 16 17 17 3 75 Tuntas26. Siska Rini Pl 20 16 15 16 3 70 Belum tuntas27. Sri Lestari 22 15 16 19 4 76 Tuntas28. Sri Wahyuni 19 16 17 18 4 75 Tuntas29. Tria Miftaqul J 20 17 15 15 4 70 Belum tuntas30. Umi Hanifah − − − − − − −31. Utik Lestari 20 17 15 15 3 70 Belum tuntas32. Widoningsih S 22 15 18 18 4 77 Tuntas33. Windhy Erizha M 20 17 17 16 4 74 Tuntas34. Yayan Dwi S 22 18 17 18 4 79 Tuntas35. Yurika Prastiana 21 17 18 18 4 78 TuntasTOTAL 2532 ≤ 73 = 23RATA-RATA 74,20 ≥ 73 = 11

Keterangan I : Isi

II : Organisasi

III : Kosakata

IV : Penguasaan Bahasa

V : Mekanik

2. Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

Bertolak dari hasil analisis dan refleksi tindakan siklus I maka

perlu diadakan siklus II karena tujuan dari penelitian belum tercapai.

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Peneliti bersama dengan guru yang bersangkutan mengadakan diskusi di

ruang guru SMA Negeri 1 Ngemplak pada tanggal 7 Mei 2012. Pada

diskusi tersebut, peneliti mengemukakan analisis hasil observasi dan

refleksi terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I.

Peneliti menyampaikan kelemahan selama berlangsungnya proses

pembelajaran siklus I.

Dalam diskusi tersebut akhirnya disepakati bahwa untuk

mengatasi kekurangan yang ada pada siklus sebelumnya, antara lain:

1) Guru harus lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru tidak hanya

di depan kelas saat memberikan penjelasan kepada siswa. Guru juga

harus memonitor siswa yang berada di kursi bagian belakang, agar

mereka juga ikut aktif dalam kegiatan belajar-mengajar sekaligus

melakukan pendekatan kepada siswa yang masih merasa kurang

paham;

2) Guru harus memantau diskusi siswa pada setiap kelompok sehingga

dapat menegur siswa yang kurang aktif;

3) Guru harus lebih tegas dalam mengelola waktu;

4) Guru harus pandai dalam memanfaatkan media dalam pembelajaran

menulis argumantasi, agar siswa menjadi tertarik dengan pembelajaran

menulis argumentasi;

5) Guru sebaiknya memberikan reward kepada siswa, misalnya berupa

pujian seperti: bagus sekali, baik sekali, tepat sekali, bisa juga hadiah

kepada siswa, yang dimaksudkan ntuk mendorong siswa sukarela mau

mengemukakan komentar, tanggapan, menjawab pertanyaan, dan

menulis argumentasi dengan baik dan tepat;

6) Dalam meningkatkan keterampilan menulis, guru bersama-sama siswa

selalu melakukan analisis untuk memperbaiki hasil tulisan;

7) Duru harus memberi ruang bagi siswa untuk terlibat lebih banyak

dalam kegiatan pembelajaran; dan

8) Siswa perlu diberi tambahan pengetahuan tentang ejaan yang

disempurnakan (EYD).

Page 112: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Selain beberapa hal di atas, disepakati pula bahwa tindakan pada

siklus II akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan (4x 45 menit),

yakni hari Selasa 15 Mei 2012 dan Selasa 22 Mei 2012. Pada dasarnya

langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan pada siklus II ini sama

seperti langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan pada siklus I.

Namun, pada siklus II ini terdapat tambahan prosedur pembelajaran

sebagai upaya perbaikan dari pelaksanaan tindakan pada siklus I.

Adapun urutan tindakan yang direncanakan akan diterapkan

dalam siklus II adalah sebagai berikut:

1) Peneliti dan guru menyusun skenario pembelajaran menggunakan

model pembelajaran kontekstual dengan menerapkan media berbasic

ICT, yaitu sebagai berikut:

a) Guru memberi salam dan berdoa sebelum belajar;

b) Guru mempersilakan siswa untuk. Mempersiapkan diri dalam

pembelajaran;

c) Guru melakukan apersepsi dengan bertanya kembali kepada siswa

seputar kesulitan-kesulitan yang masih dihadapi siswa dalam

menulis karangan (questioning);

d) Siswa kembali diingatkan pada materi tentang ciri-ciri, teknik

penulisan, dan langkah-langkah penyusunan paragraf argumentasi

yang diambil dari buku BSE pegangan siswa dan buku penunjang

lain yang ditayangkan melalui LCD proyektor dengan

memanfaatkan aplikasi powerpoint (contructivisme dan

modelling);

e) Siswa menyimak refleksi yang diberikan guru terhadap hasil

tulisan yang telah disusun oleh masing-masing kelompok pada

pembelajaran yang telah lalu;

f) Guru membagi siswa menjadi enam kelompok untuk berdiskusi

membuat sebuah karangan argumentasi (learning community;

g) Guru menampilkan rekaman video berita (inquiry);

h) Siswa secara berkelompok mengamati contoh tulisan argumentasi

Page 113: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

dan mendiskusikanya dengan guru;

i) Guru untuk kedua kalinya menampilkan video berita (inquiry);

j) Siswa secara berkelompok mendaftar pendapat, argumen-argumen

dan membuat kerangka karangan, sedangkan guru memberikan

umpan balik (learning community);

k) Siswa secara berkelompok diminta untuk menulis argumentasi dari

kerangka karangan berdasarkan video siaran berita yang diputar;

l) Tiap-tiap kelompok menunjuk salah satu anggotanya untuk

mewakili membacakan hasil pekerjaan (modelling);

m) Siswa melaporkan hasil pekerjaanya, guru melakukan koreksi

kepada pekerjaan siswa yang dilanjutkan dengan pembahasan

(authentic assesment);

n) Guru menugaskan siswa secara individu untuk menulis

argumentasi;

o) Guru membacakan rangkuman sebagai penguatan;

p) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya seputar materi yang telah

disampaikan;

q) Guru menanyakan kesan siswa terhadap pembelajaran menulis

argumentasi dengan menggunakan pendekatan kontekstual dengan

menerapkan pembelajaran berbasis ICT; dan

r) Guru memberi salam.

2) Peneliti dan guru berdiskusi menyusun RPP siklus II serta menyusun

indikator pencapaian tujuan.

3) Peneliti dan guru mempersiapkan empat buah video. Dua video yang

berjudul “Pembalakan Hutan Lindung” dan “Karnival Batik di kota

Solo” akan ditampilkan pada pertemuan pertama dan dua video yang

berjudul “Bahaya Narkoba” dan “Malaysia Klain Tari Pendhet Asal

Bali”akan ditampilkan pada pertemuan kedua.

4) Guru dan peneliti menentukan jadwal pelaksanaan tindakan siklus II,

yaitu pada hari Selasa 15 Mei 2012 dan Selasa 22 Mei 2012. Siklus II

akan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.

Page 114: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan siklus II ini berlangsung dua kali pertemuan, yakni pada

hari Selasa, 15 Mei 2012 dan Selasa 22 Mei 2012 di ruang kelas X-3 SMA

Negeri 1 Ngemplak Boyolali pukul 10.15-11.45. Masing-masing

pertemuan berlangsung selama dua jam pelajaran (2 x 45 menit).

Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan skenario dan RPP yang telah

didiskusikan antara guru dan peneliti

Pada pelaksanaan siklus II ini, peneliti bertindak sebagai

partisipan pasif dan duduk di belakang. Peneliti melakukan observasi

terhadap proses pembelajaran menulis argumentasi, meliputi pengamatan

terhadap siswa, guru, dan model pembelajaran.

1) Pertemuan Pertama

Tindakan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan hari Selasa, 15

Mei 2012 pukul 10.15-11.45 di ruang kelas X-3. Langkah-langkah

yang dilakukan guru dalam pembelajaran menulis argumentasi pada

tindakan siklus II, yaitu sebagai berikut:

a) Guru memberi salam, dan berdoa sebelum belajar;

b) Guru mempersilakan siswa untuk mempersiapkan diri dalam

pembelajaran;

c) Guru melakukan apersepsi dengan bertanya kembali kepada siswa

seputar kesulitan-kesulitan yang masih dihadapi siswa dalam

menulis karangan (questioning);

d) Siswa kembali diingatkan pada materi tentang ciri-ciri, teknik

penulisan, dan langkah-langkah penyusunan paragraf argumentasi

yang diambil dari buku BSE pegangan siswa dan buku penunjang

lain yang ditayangkan melalui LCD proyektor dengan

memanfaatkan aplikasi powerpoint (contructivisme dan

modelling);

e) Siswa menyimak refleksi yang diberikan guru terhadap hasil

tulisan yang telah disusun oleh masing-masing kelompok pada

pembelajaran yang telah lalu;

Page 115: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

f) Guru membagi siswa menjadi enam kelompok untuk berdiskusi

membuat sebuah karangan argumentasi (learning community;

g) Guru menampilkan rekaman video berita yang berjudul

“Pembalakan Hutan Lindung” (inquiry);

h) Siswa secara berkelompok mengamati contoh tulisan argumentasi

yang berjudul “Pembalakan Hutan Lindung” dan mendiskusikanya

dengan guru;

i) Guru untuk kedua kalinya menampilkan video berita yang berjudul

“Karnival Batik di Kota Solo”(inquiry)

j) Siswa secara berkelompok mendaftar pendapat, argumen-argumen

dan membuat kerangka karangan, sedangkan guru memberikan

umpan balik (learning community);

k) Siswa secara berkelompok diminta untuk menulis argumentasi dari

kerangka karangan berdasarkan video siaran berita yang diputar;

l) Tiap-tiap kelompok menunjuk salah satu anggotanya untuk

mewakili membacakan hasil pekerjaan (modelling);

m) Siswa melaporkan hasil pekerjaanya, guru melakukan koreksi

kepada pekerjaan siswa yang dilanjutkan dengan pembahasan

(authentic assesment);

n) Guru membacakan rangkuman sebagai penguatan;

o) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya seputar materi yang telah

disampaikan;

p) Guru menanyakan kesan siswa terhadap pembelajaran menulis

argumentasi dengan menggunakan pendekatan kontekstual dengan

menerapkan pembelajaran berbasis ICT;

q) Guru memberi salam.

2) Pertemuan Kedua

Tindakan siklus II pertemuan kedua dilaksanakan hari Selasa,

22 Mei 2012 pukul 10.15-11.45 di ruang kelas X-3. Langkah-langkah

yang dilakukan guru dalam pembelajaran menulis argumentasi pada

tindakan siklus II, yaitu sebagai berikut:

Page 116: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

a) Guru memberi salam, dan berdoa sebelum belajar

b) Guru mempersilakan siswa untuk. mempersiapkan diri dalam

pembelajaran

c) Guru menanyakan kepada siswa tentang materi yang kemarin

dibahas

d) Guru kembali mengingatkan siswa tentang materi yang kemarin

seputar ciri-ciri, teknik penulisan, dan langkah-langkah

penyusunan paragraf argumentasi yang diambil dari buku BSE

pegangan siswa dan buku penunjang lain yang ditayangkan melalui

LCD proyektor dengan memanfaatkan aplikasi powerpoint

(contructivisme dan modelling)

e) Siswa menyimak refleksi yang diberikan guru terhadap hasil

tulisan yang telah disusun oleh masing-masing kelompok pada

pembelajaran yang telah lalu

f) Siswa mendengarkan/melihat rekaman video berita yang berjudul

“Bahaya Narkoba”(inquiry);

g) Siswa mengamati contoh tulisan argumentasi yang berjudul

“Bahaya Narkoba” dan mendiskusikanya dengan guru;

h) Siswa kembali mendengarkan/melihat rekaman video berita yang

berjudul “Malaysia Klaim Tari Pendhet Asal Bali” (inquiry);

i) siswa mendaftar pendapat, argumen-aegumen dan membuat

kerangka karangan, sedangkan guru member umpan balik;

j) Secara acak, guru menyuruh siswa untuk membacakan kerangka

karangan yang telah dibuat dan guru melakukan koreksi;

k) Guru menyuruh siswa untuk menulis tulisan argumentasi

berdasarkan kerangka yang telah dbuat sebelumnya

l) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya seputar materi yang telah

disampaikan;

m) Guru menanyakan kesan siswa terhadap pembelajaran menulis

argumentasi hari ini;

n) Guru memberi salam.

Page 117: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

c. Observasi dan Interpretasi

Peneliti melakukan observasi terhadap guru, siswa, dan proses

pembelajaran menulis argumentasi. Pengamatan ini dilaksanakan Selasa,

15 Mei 2012 dan Selasa, 22 Mei 2012. Sama seperti pada siklus

sebelumnya, observasi ini difokuskan pada situasi pelaksanaan

pembelajaran, kegiatan yang dilaksanakan guru, dan aktivitas siswa dalam

pembelajaran menulis argumentasi. Selama guru mengajar di ruang kelas

X-3, peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dengan menjadi

pertisipan pasif yang duduk di kursi bagian paling belakang. Dari kegiatan

ini, peneliti mencatat bahwa proses pembelajaran berjalan dengan baik,

terbukti guru sudah terampil dalam memimpin jalannnya proses belajar

mengajar secara jelas dan terencana. Siswa terlihat tertib dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar.

Seperti biasa, pada awal pebelajaran pertemuan pertama guru

mengawali pelajaran dengan menjelaskan materi menulis argumentasi.

Guru meminta siswa mengingat kembali tentang penjelasan mengenai

tulisan argumentasi dan langkah-langkah menulis argumentasi dengan

benar, yang telah disampaikan oleh guru pada pertemuan sebelumnya.

Materi pelajaran kali ini tetap sama, yaitu menulis argumentasi dengan

media video berita.

Dari hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran dan

wawancara terhadap siswa diperoleh data tentang pelaksanaan tindakan

penelitian pada siklus II ini, bahwa guru telah dapat melaksanakan proses

belajar mengajar dengan baik. Indikator keberhasilan tersebut adalah:

1) Sebelum mengajar, guru telah membuat rencana pembelajaran yang

akan dijadikan sebagai pedoman dalam mengajar.

2) Pelaksanaan tindakan siklus II berlangsung selama 2 kali pertemuan,

diikuti oleh siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali. Pada

pertemuan pertama, semua siswa hadir. Pada pertemuan kedua diikuti

oleh 32 siswa (2 siswa ikut latihan Paskibra, 1 siswa sakit).

Page 118: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

3) Pada saat kegiatan apersepsi yang dilakukan guru semua siswa terlihat

bersemangat dan antusias, sebagian besar siswa sudah aktif dan

mampu menjawab pertanyaan dari guru.

4) Ketika guru menyampaikan materi, beberapa siswa tampak lebih

memperhatikan guru. Akan tetapi, masih ada beberapa siswa yang

kurang serius memperhatikan. Berdasarkan hasil observasi pada siklus

I, siswa kurang memperhatikan guru karena saat penyampaian materi

guru terkesan masih kaku dan timbul kebosanan pada diri siswa,

sehingga pada siklus II ini guru saat memberikan materi lebih sering

diselingi dengan tanya jawab. Selain itu, di tengah pembelajaran guru

juga memberikan intermezo sehingga siswa pun terlihat lebih antusias

dan menikmati pelajaran.

5) Pemanfaatan waktu lebih efektif saat perwakilan kelompok

menyajikan hasil diskusinya. Selain itu, guru tidak lagi sering

mengajak siswa untuk bercanda, sehingga alokasi waktu lebih efektif.

6) Guru sudah memantau diskusi siswa dengan baik. Guru sering

berkeliling dari kelompok ke kelompok. Ketika memantau, guru juga

memperingatkan siswa yang masih kurang memperhatikan saat

pembelajaran berlangsung.

7) Kemampuan menulis argumentasi siswa pada siklus II ini terlihat

mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini didasarkan

pada hasil karya siswa yang lebih baik dibanding siklus sebelumnya.

8) Saat tahap evaluasi dan refleksi, hampir sebagian siswa aktif

menyimpulkan pembelajaran. Adanya reward dari guru yang berupa

pujian, tepuk tangan, maupun penambahan nilai ternyata cukup efektif

meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk mengungkapkan

pendapat, serta merespons pernyataan atau stimulus yang diberikan

guru.

9) Selama kegiatan pembelajaran berlangsung pada tahap ini, hampir

semua siswa mengikutinya dengan baik, interaksi, keaktifan, maupun

Page 119: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

respons siswa pada guru juga semakin baik termasuk ketiga bekerja

kelompok.

10) Dapat dikatakan bahwa kekurangan atau kelemahan selama

pelaksanaan tindakan pada siklus II ini hampir tidak terlihat atau telah

sesuai dengan yang diharapkan. Ini menunjukkan bahwa guru telah

mampu mengatasi kekurangan-kekurangan yang terjadi pada kedua

siklus sebelumnya dengan baik. Selain itu, dalam siklus ini sikap siswa

dalam pembelajaran juga terlihat semakin baik (saat apersepsi,

kegiatan inti, maupun penutup).

11) Keberhasilan proses dan hasil pembelajaran menulis argumentasi

siklus II dapat dilihat dari beberapa indikator, sebagai berikut.

a) Siswa yang aktif saat apersepsi yang dinyatakan dengan kriteria

“sangat baik dan baik” serta diindikatori oleh kemauan siswa

memberikan respons terhadap stimulus yang diberikan guru pada

saat apersepsi sebanyak 28 siswa (88%), sedangkan 4 siswa (12%)

masuk dalam kriteria kurang.

b) Siswa yang aktif dan perhatian pada saat mengikuti pelajaran yang

dinyatakan dengan kriteria “sangat baik dan baik” serta diindikatori

oleh kemauan siswa untuk memperhatikan, memberikan respons

(baik menjawab, bertanya, menanggapi, bekerja secara kelompok,

mengonstruksi, menemukan, merefleksi, dan mengerjakan tugas)

sebanyak 26 siswa (81%), sedangkan 6 siswa (10%) tampak

kurang memperhatikan guru dan kurang merespons guru.

c) Siswa yang memiliki minat dan motivasi saat mengikuti

pembelajaran yang dinyatakan dengan kriteria “sangat baik dan

baik” serta diindikatori oleh adanya kesungguhan, keantusiasan,

dan semangat dalam mengerjakan setiap tugas maupun saat

kegiatan pembelajaran sebesar 29 siswa (91%), sedangkan 3 siswa

(12%) tampak kurang sungguh-sungguh dan antusias.

d) Siswa yang sudah dapat menulis argumentasi dengan baik dan

telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 28 siswa (88%),

Page 120: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

sedangkan (12%) lainnya belum tuntas karena masih mendapatkan

nilai di bawah 73.

d. Analisis dan Refleksi

Secara umum semua kelemahan yang ada dalam proses

pembelajaran menulis argumentasi dengan menggunakan pendekatan

kontekstual berbasis ICT pada siklus II ini telah dapat diatasi dengan baik.

Guru telah berhasil membangkitkan semangat siswa untuk mengikuti

kegiatan belajar mengajar dengan tertib. Guru telah mampu memancing

respons siswa terhadap stimulus yang diberikannya dan mampu mengatasi

penyimpangan siswa selama proses belajar mengajar tanpa membuat siswa

merasa direndahkan. Banyak siswa yang dengan sukarela sudah mampu

mengemukakan komentar, tanggapan, dan pendapatnya tanpa ditunjuk

oleh guru. Hasil dari tugas menulis argumentasi yang telah siswa kerjakan,

dapat dilihat siswa sudah mampu menyampaikan gagasan, pendapat serta

menggembangkan kalimat menjadi paragraf yang runtut dan padu. Dapat

disimpulkan bahwa media video berita terbukti dapat meningkatkan

keterampilan menulis argumentasi siswa.

Dilihat dari keseluruhan, hasil dari tindakan pada siklus II ini

cukup baik dan sudah memenuhi indikator pencapaian tujuan yang

diinginkan oleh peneliti. Usaha untuk meningkatkan pembelajaran

keterampilan menulis di SMA Negeri 1 Ngemplak dapat terwujud.

meskipun penelitian tindakan pada siklus II ini masih menunculkan

permasalahan yang memerlukan penyelesaian, tetapi pembelajaran

keterampilan menulis argumentasi yang dilaksanakan telah menunjukkan

adanya peningkatan.

Berdasarkan hasil observasi pada tindakan siklus II ini, peneliti

menyimpulkan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis

argumentasi telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dari

pelaksanaan tindakan siklus I lalu. Hal tersebut ditandai dengan:

Page 121: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

1) Keaktifan siswa selama apersepsi dalam pembelajaran menulis

argumentasi pada siklus II mengalami peningkatan dari 76% (pada

siklus I) menjadi 88%. Penggunaan pendekatan kontekstual dengan

menerapkan pembelajaran berbasis ICT membuat siswa aktif pada

saat apersepsi. Guru juga membuat suasana lebih menyenangkan

sehingga siswa merespons stimulus yang diberikan guru dan terlihat

menikmati pada saat apersepsi.

2) Keaktifan dan perhatian siswa saat mengikuti pembelajaran menulis

argumentasi pada siklus II telah mengalami peningkatan dari 71%

(pada siklus I) menjadi 81%. Berdasarkan pengamatan selama kegiatan

pembelajaran berlangsung, terlihat siswa lebih aktif untuk merespons

stimulus guru serta mau untuk memperhatikan atau lebih fokus dalam

pembelajaran.

3) Minat dan motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran pada siklus II

ini juga mengalami peningkatan dari 68% (pada siklus I) menjadi 91%.

Hal ini berdasarkan pada kemauan dan kesungguhan siswa dalam

mengerjakan tugas, serta antusias dan semangat siswa saat mengikuti

pelajaran.

4) Siswa yang telah mendapatkan ketuntasan belajar dalam menulis

argumentasi pada siklus II mengalami peningkatan daripada siklus I

sebanyak 68% menjadi 88%. Pada siklus ini siswa yang telah tuntas

karena telah mendapatkan nilai ketuntasan belajar (73) sebanyak 28

siswa dari 32 siswa yang mengikuti. Peningkatan perolehan nilai

menulis argumentasi yang berupa tulisan argumentasi pada siklus ini

dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.

Tabel 8. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siklus II Siswa Kelas X-3 SMANegeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012

No Nama SiswaAspek Penilaian

Nilai KetI II III IV V

1. Agung Apri P − − − − − − −2. Aisah Uswatun K 23 17 18 18 4 81 Tuntas

Page 122: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

3. Anis Nur Laili 23 17 17 18 4 79 Tuntas4. Ari Wahyu S. 20 16 16 18 4 74 Tuntas5. Danang Pratama 19 18 16 16 4 73 Tuntas6. Dhebi Oftafiani 24 19 18 18 4 83 Tuntas7. Dwi Antasari 20 17 15 16 3 71 Belum Tuntas8. Elen Rio E 20 16 15 16 3 70 Belum Tuntas9. Elita Yuniar 24 18 17 21 4 84 Tuntas10. Endah K 24 19 20 20 4 85 Tuntas11. Endah W 22 19 20 19 4 84 Tuntas12. Eni Purwanti 20 16 15 16 4 71 Belum Tuntas13. Erfani Permata S 19 17 15 15 4 70 Belum Tuntas14. Fitri Rahayu 23 17 17 18 4 79 Tuntas15. Hufa Indracahya 21 28 16 17 4 76 Tuntas16. Ika Novi Susanti 22 18 19 19 4 82 Tuntas17. Isnaini L.N 24 18 18 22 4 86 Tuntas18. Muh Aji Sholeh − − − − − − −19. Muh Chaerudin 22 18 19 20 4 83 Tuntas20. Muh Irwan S.N − − − − − − −21. Noviana W 20 18 17 19 4 80 Tuntas22. Nuha M 23 19 19 20 4 85 Tuntas23. Rani Kiki A 20 19 21 20 4 84 Tuntas24. Sevi Avianingsih 23 18 18 16 4 79 Tuntas25. Senopati S.P 23 18 20 17 4 83 Tuntas26. Siska Rini Pl 22 17 17 18 4 78 Tuntas27. Sri Lestari 23 21 18 17 4 83 Tuntas28. Sri Wahyuni 22 18 18 17 4 79 Tuntas29. Tria Miftaqul J 21 20 19 18 4 82 Tuntas30. Umi Hanifah 24 17 17 18 4 80 Tuntas31. Utik Lestari 21 18 19 20 4 82 Tuntas32. Widoningsih S 23 19 18 19 4 83 Tuntas33. Windhy Erizha 24 17 17 18 4 80 Tuntas34. Yayan Dwi S 24 18 18 23 4 86 Tuntas35. Yurika Prastiana 23 17 17 18 4 79 TuntasTOTAL 2554 ≤ 73 = 28RATA-RATA 79,8 ≥ 73 = 4

Keterangan I : Isi

II : Organisasi

III : Kosakata

IV : Penguasaan Bahasa

V : Mekanik

Page 123: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Melihat indikator keberhasilan proses dan hasil belajar yang telah dicapai

siswa dalam pelaksanaan siklus II maka penelitian ini dipandang cukup. Penilaian

proses mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II yang meliputi: 1) siswa

aktif selama apersepsi, 2) siswa aktif dan memperhatikan saat mengikuti

pembelajaran, dan 3) siswa lebih berminat dan memiliki motivasi belajar. Hasil

dari menulis argumentasi juga sudah mencapai KKM, yaitu =73, meskipun masih

ada beberapa siswa yang belum tuntas. Menurut guru, penentuan KKM

berdasarkan tiga aspek, yaitu aspek kompleksitas/kesukaran, aspek sarana dan

prasarana, dan yang terakhir adalah aspek kemampuan awal siswa (intake) .

Dari pihak guru juga sudah mengalami peningkatan yang signifikan. Di

siklus II ini guru sudah mampu menerapkan model pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan kontekstual serta memanfaatkan media ICT, guru sudah

mulai berkeliling memantau jalannya diskusi, guru sudah mampu mengelola kelas

dengan baik dan memberikan motivasi yang membangun untuk siswa.

Pendekatan kontekstual yang dipadukan dengan penggunaan media ICT yang

diterapkan sudah mulai berjalan dengan baik sehingga pembelajaran menjadi lebih

menyenangkan. Secara keseluruhan dikatakan bahwa pelaksanaan siklus II sudah

berhasil dan sudah mencapai indikator ketercapaian yang telah ditetapkan yakni

75%. Oleh karenanya, penelitian ini selesai pada siklus II.

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus

Hasil pelaksanaan pembelajaran menulis argumentasi setiap siklus

tindakan di atas dapat digambarkan secara rinci pada Tabel 9 berikut ini.

Tabel 9. Hasil Tindakan Berdasarkan Indikator Ketercapaian

No. Aktivitas dalam PembelajaranPersentase

SurveiAwal

Siklus I Siklus II

1. Siswa aktif selama apersepsi (indikator:kemauan siswa memberikan responsterhadap stimulus yang diberikan gurupada saat apersepsi)

58% 76% 88%

2. Siswa aktif dan memperhatikan saat 58% 71% 81%

Page 124: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

mengikuti pelajaran (indikator:memperhatikan atau fokus terhadappelajaran, ikut merespons, aktifmengerjakan tugas)

3. Siswa berminat dan memiliki motivasisaat kegiatan pembelajaran (indikator:semangat, antusias, dan menunjukkankesungguhan

52% 68% 91%

4. Siswa mampu menulis argumentasidengan baik (ketuntasan hasil belajardalam menulis argumentasi mendapatnilai = 73).

52% 68% 88%

Berdasarkan Tabel 9, dapat dinyatakan bahwa telah terjadi peningkatan

pada indikator yang telah ditetapkan dari hasil siklus I dan II. Pada pra-tindakan,

ke siklus I persentase keberhasilan tersebut menunjukkan bahwa tingkat keaktifan

siswa pada saat apersepsi mengalami peningkatan sekitar 18%, sedangkan dari

siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sebesar 12%. Keaktifan dan perhatian

siswa saat mengikuti pembelajaran meningkat sekitar 13% pada pra-tindakan ke

siklus I, dan 10% pada siklus I ke siklus II. Minat serta motivasi siswa dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran pun meningkat sekitar 16% pada pra-tindakan

ke siklus I dan 23% pada siklus I ke siklus II. Selain itu, ketuntasan hasil belajar

siswa dalam menulis argumentasi juga mengalami peningkatan sekitar 16% pada

saat pra-tindakan ke siklus I, dan sekitar 20% pada siklus I ke siklus II.

Peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis argumentasi

pada siswa berdasarkan pembahasan di atas, dari empat indikator yang ada

kesemuanya menunjukkan peningkatan persentase yang lebih besar terjadi pada

pra-tindakan ke siklus I dari pada siklus I ke siklus II. Menurut peneliti, hal ini

tidak terlepas dari penggunaan model pembelajaran dan media pembelajaan yang

belum pernah dipakai oleh guru sebelumnya. Guru yang dalam pembelajaran

sehari-hari termasuk ketika pra-tindakan penelitian menggunakan model

pembelajaran yang konvensional serta tidak memanfaatkan media secara

maksimal, kini pada siklus I guru menggunakan model pembelajaran yang

berbeda, serta didukung oleh penggunaan media yang menarik dipastikan akan

menarik perhatian siswa serta meningkatkan motivasi siswa. Peningkatan

Page 125: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas juga akan

meningkatkan hasil belajar, dalam hal ini tulisan argumentasi siswa.

Pada siklus I ke siklus II juga terjadi peningkatan persentase pada

keempat indikatornya, namun tidak sebesar pada pra-tindakan ke siklus I.

Menurut peneliti, hal ini disebabkan karena model pembelajaran yang digunakan

serta langkah-langkah pembelajaran yang relatif sama sehingga, peningkatannya

tidak sebanyak pada siklus sebelumnya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model

pembelajaran kontekstual dengan memanfaatkan media berbasis ICT dapat

meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis argumentasi pada

siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali.

D. Pembahasan

Berdasarkan perumusan masalah, deskripsi hasil pengamatan tindakan,

dan paparan hasil penelitian, berikut ini akan dikemukakan pembahasan hasil

penelitian yang meliputi peningkatan kualitas proses dan kualitas hasil

pembelajaran menulis argumentasi dengan menggunakan pendekatan kontekstual

dengan memanfaatkan pembelajaran berbasis ICT pada siswa kelas X-3 SMA

Negeri 1 Ngemplak Boyolali.

Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) ini dilaksanakan

dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yakni: (1)

perencanaan tindakan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3) tahap observasi dan

interpretasi, (4) tahap analisis dan refleksi. Sebelum melaksanakan siklus I,

peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui kondisi yang ada di lapangan.

Dari kegiatan survei ini, peneliti menemukan bahwa keterampilan menulis

argumentasi dari kegiatan pembelajaran menulis siswa di kelas X-3 SMA Negeri

1 Ngemplak Boyolali masih tergolong rendah. Kemudian peneliti berkolaborasi

dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia yang bersangkutan, berupaya untuk

mengatasi masalah tersebut dengan menerapkan pembelajaran menulis

argumentasi dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual dengan

menerapkan media berbasic ICT.

Page 126: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Setelah itu, peneliti dan guru menyusun rencana untuk siklus I. Pada

pelaksanaan tindakan siklus I ini, pembelajaran menulis argumentasi

menggunakan model pembelajaran kontekstual dengan menerapkan media

berbasic ICT. Dalam kenyataannya, masih terdapat kelemahan atau kekurangan

pada siklus I. Kelemahan atau kekurangan tersebut berasal dari pihak guru, siswa

dan model pembelajaran yang digunakan. Kelemahan dari pihak guru, yaitu: (1)

Guru kurang memberikan bimbingan ketika siswa berdiskusi dalam kelompok, (2)

Posisi guru lebih banyak berada di depan kelas, sehingga kurang berinteraksi

dengan siswa, (3) Guru belum banyak memberikan balikan atau penguatan pada

hasil pekerjaan siswa.

Kelemahan yang ditemukan dari siswa, yaitu: (1) Siswa terlihat belum

sepenuhnya aktif dalam mengikuti pembelajaran. Saat mengerjakan tugas

kelompok masih ada siswa yang belum bisa membaur dan masih ada siswa yang

becanda dengan temannya, (2) Ketika salah seorang siswa maju

mempresentasikan hasil diskusi ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan

dan masih jarang yang memberikan solusi atau komentar, (3) Siswa juga kurang

kritis dalam menanggapi argumen yang dikemukakan oleh siswa lain, (4) Pada

umumnya siswa masih mengalami kesulitan dalam membuat tulisan argumentasi,

terbukti saat mengerjakan tulisan argumentasi ada beberapa siswa yang kurang

percaya diri dan masih bertanya-tanya kepada teman sebangku dan lain bangku,

(5) Berdasarkan hasil karya siswa dalam menulis argumentasi tampak bahwa

tulisan sebagian siswa belum baik karena belum sepenuhnya mampu menuangkan

argumen dan solusi yang disajikan.

Peneliti dan guru berdiskusi dan sepakat akan mengadakan siklus II

sebagai perbaikan terhadap kekurangan yang ditemukan pada siklus I. Pada siklus

II ini guru juga menggunakan model pembelajaran kontekstual dengan

menerapkan media berbasic ICT. Selain itu, media yang digunakan masih sama

juga. Siklus II kali ini menggunakan 4 rekaman video yang di dalamnya

mengandung sebuah masalah yang perlu dianalisis dan dicarikan solusi.

Berdasarkan pelaksanaan siklus II terbukti bahwa telah terjadi peningkatan proses

dan hasil pembelajaran diskusi yang cukup signifikan dari siklus I. Pada siklus I

Page 127: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

siswa yang dinyatakan tuntas adalah 24 siswa dan pada siklus II terjadi

peningkatan menjadi 28 siswa.

Berdasarkan tindakan-tindakan tersebut, guru berhasil menerapkan model

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual dengan

menerapkan media berbasic ICT yang mampu meningkatkan keaktifan siswa

dalam menulis argumentasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Azhar Arsyad (2011:

21) menyatakan bahwa dampak positif dari penggunakan media sebagai bagian

integral pembelajaran di kelas adalah membuat pembelajaran lebih menarik

perhatian serta membuat siswa tetap terjaga dan memerhatikan. Hal itu

menimbulkan sikap positif terhadap segala hal yang mereka pelajari dan proses

pembelajaran dapat ditingkatkan. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat untuk

meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan

menarik di kelas. Keberhasilan model pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kontekstual dengan menerapkan media berbasic ICT dalam upaya

meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis argumentasi dapat

dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut:

1. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Argumentasi

Penentuan persentase kualitas proses dihitung dari jumlah siswa yang

telah mendapatkan kriteria “sangat baik dan baik” pada masing-masing

indikator selama kegiatan pembelajaran per seratus dikalikan jumlah siswa

yang hadir dalam setiap siklusnya. Adapun bentuk keaktifan yang diamati

adalah sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, keaktifan

dalam merespons, kesungguhan dalam mengerjakan tugas, dan semangat serta

antusias dalam mengikuti pembelajaran.

a. Siswa Aktif Saat Mengikuti Apersepsi

Selama pelaksanaan penelitian pada siklus I hingga II, tampak

bahwa siswa antusias dalam mengikuti apersepsi. Keaktifan siswa saat

apersepsi ditunjukkan dengan “kriteria sangat baik dan baik” yang

diindikatori adanya kemauan siswa untuk mengikuti apersepsi dengan

memberikan respons terhadap stimulus yang diberikan guru. Dari siklus I

hingga siklus II mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari

Page 128: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

persentase keaktifan siswa antar siklus, yaitu sebanyak 26 siswa (76%)

pada siklus I menjadi 28 siswa (88%) pada siklus II.

b. Siswa Terlihat Lebih Aktif dan Perhatian Saat Mengikuti Pelajaran

Berkenaan dengan perhatian, Wina Sanjaya (2010: 268)

mengungkapkan bahwa perhatian merupakan aktivitas mental seseorang

dalam memberikan makna terhadap suatu rangsangan. Tingkat perhatian

seseorang dalam belajar berpengaruh dalam hasil belajar yang diperoleh.

Semakin tinggi perhatian siswa dalam belajar, maka semakin baik pula

hasil belajar yang diperoleh. Selain itu, konsentrasi juga berpengaruh

dalam hasil belajar yang diperoleh. Konsentrasi merupakan pemusatan dari

perhatian. Perhatian siswa yang baik, tentu akan baik juga konsentrasi

siswa dalam pembelajaran. Guru hendaknya pandai dalam membangun

dan menumbuhkembangkan perhatian dan konsentrasi dalam

pembelajaran guna memperlancar dalam pencapaian tujuan belajar.

Wina Sanjaya (2010: 270) mengungkapkan salah satu cara untuk

meningkatkan perhatian dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran adalah

gerak guru. Gerak guru yang dimaksudkan adalah gerakan guru yang dapat

membantu kelancaran berkomunikasi, sehingga pesan yang disampaikan

mudah dipahami dan diterima oleh siswa. Guru yang baik akan terampil

dalam mengekspresikan wajah sesuai dengan pesan yang ingin

disampaikan.

Dalam penelitian ini, indikator yang menunjukkan keaktifan

siswa dalam mengikuti pembelajaran adalah kemauan siswa untuk

memperhatikan atau fokus terhadap kegiatan pembelajaran serta kemauan

dan keaktifan siswa untuk merespons stimulus yang diberikan guru. Siswa

yang aktif dan perhatian pada saat mengikuti pelajaran yang dinyatakan

dengan kriteria “sangat baik dan baik” serta diindikatori oleh kemauan

siswa untuk memperhatikan, memberikan respons (baik menjawab,

bertanya menanggapi, bekerja secara kelompok, mengkonstruksi,

menemukan, merefleksi, dan mengerjakan tugas) sebanyak 28 siswa atau

sebesar 70%.

Page 129: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Peningkatan keaktifan siswa selama mengikuti kegiatan

pembelajaran pada siklus I sebanyak 24 siswa (71%), sedangkan siklus II

sebanyak 26 siswa (81%).

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti pada saat

survey awal, beberapa siswa terlihat kurang fokus pada saat kegiatan

pembelajaran. Selain itu, keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

juga belum begitu terlihat, karena saat pembelajaran siswa lebih banyak

mendengarkan dan sebagian siswa kurang aktif dalam merespons stimulus

yang diberikan guru. Setelah adanya tindakan dengan menggunakan model

pembelajaran kontekstual dengan menerapkan media berbasic ICT,

keaktifan siswa semakin meningkat.

c. Minat dan Motivasi Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran Menulis

Argumentasi Lebih Meningkat

Pembelajaran yang dilakukan di kelas tampak monoton dan

membuat siswa menjadi jenuh dan bosan. Hal ini dikarenakan model

pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik. Perhatian siswa dalam

proses pembelajaran merupakan hal yang sangat penting. Untuk

menumbuhkan perhatian tersebut, guru harus merangsang siswa dengan

menerapkan cara-cara yang sudah biasa maupun cara-cara baru yang

digunakan dalam proses pembelajaran. Saat pembelajaran guru lebih

banyak memberikan penjelasan mengenai materi, sehingga keterlibatan

siswa pembelajaran pun juga belum tampak, kemudian dilanjutkan dengan

tugas menulis argumentasi tanpa memanfaatkan suatu media sehingga

dalam mengerjakan pun siswa tampak kesulitan dan bingung.

Pada penelitian ini, guru menggunakan menggunakan model

pembelajaran kontekstual dengan menerapkan media berbasic ICT.

Setelah tindakan tersebut dilaksanakan perhatian siswa dalam

pembelajaran menulis argumentasi meningkat. Meningkatnya perhatian

siswa dalam pembelajaran juga telah membuktikan bahwa telah tercipta

suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Dalam hal ini,

Page 130: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

siswa merasa mendapatkan model pembelajaran yang baru dari guru yang

berbeda dari biasanya.

Siswa menjadi termotivasi karena dalam kegiatan pembelajaran

siswa tidak lagi hanya diam dan mendengarkan tetapi dibuat untuk lebih

aktif. Penerapan model pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kontekstual dengan menerapkan media berbasic ICT

membuat siswa tampak lebih berminat dan termotivasi saat mengikuti

pembelajaran menulis argumentasi. Hal ini didasarkan pada pengamatan

peneliti dari jumlah siswa yang mendapatkan kriteria sangat baik dan baik

di setiap siklusnya. Pada siklus I siswa yang tampak berminat dan

memiliki motivasi saat mengikuti pembelajaran sekitar 68% dan pada

siklus II meningkat menjadi 91%.

d. Meningkatnya Keterampilan Guru dalam Mengelola Kelas

Pengelolaan kelas merupakan salah satu penentu keberhasilan

guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Pengelolaan tersebut

antara lain berupa tindakan memberikan perhatian pada seluruh siswa,

memilih pokok bahasan atau tugas yang diberikan kepada murid,

menyajikan materi dengan tidak hanya ceramah tetapi juga dengan

menggunakan metode lain yang menjadikan siswa tidak jenuh dalam

mengikuti pembelajaran, bergerak berkeliling guna mengawasi kegiatan

kelas, memberi penghargaan kepada murid yang kerjanya baik, serta

memotivasi siswa supaya aktif dalam proses pembelajaran, dan

mengguanakan model pembelaaran baru yang lebih bervariasi.

Pengelolaan kelas yang dilakukan guru tersebut jauh lebih baik dari yang

dilakukan guru sebelumnya pada saat survei awal.

Sedikit demi sedikit kelemahan guru mulai berkurang setelah

tindakan pada pembelajaran menulis argumentasi dengan menerapkan

pendekatan kontekstual berbasis media ICT dilaksanakan. Peran guru

berubah ke arah yang lebih positif beban guru untuk penjelasan yang

berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi, bahkan

dihilangkan sehingga guru dapat memusatkan perhatian kepada aspek

Page 131: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

penting lain dalam proses belajar mengajar (Azhar Arsyad, 2011: 23).

Selain itu, didasarkan pada manfaat yang diperoleh guru dari adanya

media dalam pembelajaran sebagaimana yang diungkapkan oleh Sudjana

dan Rivai (dalam Azhar Arsyad, 2011: 24), yaitu: menumbuhkan motivasi

belajar, memperjelas makna materi pembelajaran, mencegah kebosanan

dalam pembelajaran, siswa lebih banyak melakukan kegiatan aktifitas

mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan. Guru juga telah memberi

kesempatan yang lebih banyak bagi siswa untuk aktif dalam pembelajaran

menulis argumentasi. Sebagaimana pendapat Wasis (2006: 12) yang

mengatakan penerapkan pembelajaran kontekstual dapat mengubah

kebiasaan guru dalam mendominasi kelas pembelajaran, sehingga 70%

dari waktu di kelas menjadi dimanfaatkan oleh siswa untuk membangun

pengetahuanya sendiri secara konstruktivis. Dalam hal ini, pendekatan

kontekstual menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa

berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menemukan

dan menggali sendiri materi pelajaran (Wina Sanjaya, 2010: 261).

Memang dalam berbagai kegiatan tersebut, guru tetap terlibat dalam

proses bimbingan tetapi pembimbing itu bersumber dari pertanyaan atau

kebutuhan siswa.

Guru juga memberikan perhatian pada siswa dengan mengelilingi

kelas saat mengerjakan tugas. Setelah tindakan yang dilakukan disetiap

siklus, pembelajaran menjadi menyenangkan dan terkesan inovatif sebab

guru telah menampilkan pembelajaran yang berbeda dari biasanya. Hal ini

berimplikasi pada kemampuan menulis argumentasi siswa.

2. Peningkatan Kualitas Hasil Pembelajaran Menulis Argumentasi

Kualitas hasil pembelajaran yang berupa kemampuan siswa dalam

menulis argumentasi termasuk kemampuan siswa mengembangkan ide,

gagasan ke dalam tulisan argumentasi dapat meningkat setelah menggunakan

pendekatan kontekstual dengan memanfaatkan media berbasis ICT. Hal itu

dikuatkan oleh pendapat Azhar Arsyad (2011: 23) menyatakan bahwa kualitas

hasil pembelajaran meningkat bila integrasi kata dan gambar sebagai media

Page 132: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan

cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas.

Peningkatan rata-rata hasil belajar menulis argumentasi melalui

penerapan pendekatan kontekstal dengan menerapkan pembelajaran berbasis

ICT dapat disajikan dalam Gambar 3 berikut.

Gambar 3. Grafik Perkembangan Nilai Kemampuan Menulis Argumentasi

Pada Siswa Kelas X-3 Sma Negeri 1 Ngemplak Boyolali

Peningkatan kualitas hasil belajar menulis argumentasi ini juga tak

lepas dari penggunaan model pembelajaran kontekstual atau CTL yang mana

memiliki 7 asas. Asas-asas tersebut yaitu: konstruktivisme, inkuiri, bertanya

(questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan

(modeling), refleksi (reflection), serta penilaian nyata (authentic assessment)

(Wina Sanjaya, 2010: 264−269).

Hal yang diperhatikan oleh guru yaitu bahwa ada 3 siswa (sdf) dalam

tiga kali tes menulis argumentasi secara individu, ketiganya belum mencapai

criteria ketuntasan dalam pembelajaran. Hal ini perlu mendapat perhatian.

Menurut pendapat peneliti, ketiga siswa terse

Page 133: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Kualitas hasil pembelajaran yang berupa kemampuan siswa dalam

menulis argumentasi dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa dalam

menghasilkan sebuah tulisan argumentasi. Nilai tersebut terus mengalami

peningkatan dari siklus ke siklus. Tulisan yang dihasilkan siswa mengalami

peningkatan dalam beberapa aspek penulisan, baik dari aspek isi/substansi,

pengorganisasian tulisan, pemanfaatan potensi kata, penggunaan kaidah

bahasa tulis maupun karakteristik tulisan.

a. Isi/Substansi

Dalam hal ini, siswa telah mampu menentukan ide tulisan dan

mengembangkannya setelah menggunakan model pembelajaran

kontekstual dengan menerapkan media berbasic ICT. Pembelajaran ini

menggunakan langkah yang berbeda serta media yang bervariasi. Media

tersebut menjadi sumber ide yang dijadikan siswa dalam memperoleh

informasi dan menuliskan kembali informasi itu dengan bahasa sendiri.

Dengan rekaman video serta sebuah masalah, siswa menjadi mudah dalam

memunculkan argumen dalam bentuk kerangka karangan sehingga mereka

bisa mengembangkannya dalam bentuk karangan argumentasi utuh dengan

baik. Dengan demikian isi tulisan siswa menjadi berbobot.

Aspek isi/substansi dalam tulisan siswa pada setiap siklus

mengalami peningkatan yang cukup berarti. Hal tersebut dapat dilihat dari

nilai siswa yang mengalami peningkatan dari siklus ke siklus.

b. Pengorganisasian Tulisan

Hasil kerja siswa berupa tulisan argumentasi dalam setiap siklus

menunjukkan bahwa siswa sudah dapat mengorganisasikan tulisan dengan

baik. Hal tersebut menjadikan tulisan siswa mudah dipahami oleh

pembaca meskipun masih ada beberapa siswa yang mengorganisasikan

kalimat demi kalimat dalam tulisan mereka dengan gagasan yang

meloncat-loncat dan tidak sistematis.

Berdasarkan hasil karya siswa terjadi peningkatan yang cukup

signifikan dari siklus I dan siklus II. Peningkatan kemampuan pada aspek

ini terlihat pada skor capaian yang diperoleh siswa. Pada saat pretes,

Page 134: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

kemampuan siswa dalam mengorganisasikan tulisan masih tergolong

rendah. Sebagian besar siswa kurang lancar dalam menuangkan ide dalam

tulisan mereka. Setelah diterapkannya model pembelajaran kontekstual

dengan menerapkan media berbasic ICT, siswa kini mampu menuangkan

argumen mereka dengan jelas, padat, tertata dengan baik serta logis.

c. Pemanfaatan Kosakata

Berdasarkan hasil tulisan siswa, terlihat siswa telah mampu

menggunakan kosakata dengan baik. Tulisan siswa saat pretes masih

banyak terjadi kesalahan baik dalam segi pemilihan kosa kata ataupun

dalam segi penulisannya. Tetapi hal tersebut dapat diminimalkan setelah

dilakukannya tindakan. Adanya tindakan yang diterapkan guru pada

pembelajaran mengakibatkan tulisan yang dihasilkan siswa tidak lagi

membuat pembaca bingung dalam memahami isinya. Siswa akhirnya

mampu memanfaatkan potensi kata dengan baik, menguasai diksi dan

pembentukan kata.

d. Penguasaan Kaidah Bahasa

Setelah adanya tindakan, siswa mampu menggunakan kaidah

bahasa tulis dengan baik jika dibandingkan saat survei awal dulu. Dapat

dikatakan demikian sebab kesalahan bahasa tulis yang dilakukan siswa

sudah berkurang. Oleh karena itu, pada pertemuan berikutnya dalam siklus

yang berbeda guru selalu memberikan umpan balik atas kesalahan yang

ditulis siswa dalam karangan yang dihasilkan pada pertemuan sebelumnya.

Pada setiap pergantian siklus, struktur kalimat secara berangsur-angsur

telah dapat disusun siswa menurut aturan sintaksis yang benar sehingga

maksud yang terkandung dalam tulisan dapat dipahami dengan baik oleh

pembaca. Siswa mampu meminimalisasikan kesalahan bahasa.

e. Mekanik Tulisan

Berdasarkan tindakan yang dilakukan, hasil tulisan siswa

mengalami peningkatan. Dalam hal ini, penggunaan model pembelajaran

kontekstual dengan menerapkan media berbasic ICT sangat berarti bagi

siswa. Setelah tindakan berlangsung siswa mampu menguasai aturan

Page 135: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

penulisan. Peningkatan dari setiap aspek penulisan tersebut menjadikan

nilai siswa dalam menulis argumentasi juga mengalami peningkatan. Pada

saat pretes diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis argumentasi

masih tergolong rendah. Hal ini tampak pada capaian nilai menulis

argumentasi masih ada beberapa yang belum mencapai ketuntasan hasil

belajar (73). Pada siklus I, persentase kemampuan siswa dalam menulis

argumentasi mengalami peningkatan, yakni 68%. Hal itu berarti jumlah

siswa yang mampu mencapai nilai ketuntasan hasil belajar meningkat,

yakni sebanyak 23 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan yang cukup

baik, 88% siswa telah mampu mencapai nilai ketuntasan hasil belajar

meskipun ada beberapa siswa yang belum mampu memperoleh nilai pada

batas minimal (73). Peningkatan nilai siswa dari siklus ke siklus

digunakan sebagai tolak ukur kemampuan siswa dalam menulis

argumentasi. Berdasarkan pemaparan di atas tampak bahwa penggunaan

model pembelajaran kontekstual dengan menerapkan media berbasic ICT

dalam pembelajaran menulis argumentasi pada siswa kelas X-3 SMA

Negeri 1 Ngemplak Boyolali dapat meningkatkan proses dan hasil belajar

siswa. Peningkatan proses didasarkan pada meningkatnya keaktifan dan

perhatian siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran baik pada saat

apersepsi maupun keaktifan siswa dalam merespons stimulus yang

diberikan guru, kesungguhan dalam mengerjakan tugas, keantusiasan dan

semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Peningkatan hasil

didasarkan pada meningkatnya hasil pekerjaan siswa dalam menulis

argumentasi. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara pasca tindakan yang

dilakukan dengan guru kelas X-3 (Dra. Wiwin Setia Windiari) dan siswa

kelas X-3 (3 siswa), semua informan menyatakan bahwa penggunaan

model pembelajaran kontekstual dengan menerapkan media berbasis ICT

dapat membantu mereka dalam pembelajaran ataupun pengajaran menulis

argumentasi sehingga kualitas hasil belajar siswa kelas X-3 SMA Negeri 1

Ngemplak Boyolali pun meningkat.

Page 136: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan hasil penelitian ini adalah terdapat peningkatan kualitas

pembelajaran menulis argumentasi, baik proses maupun hasil, pada siswa kelas X

3 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali berikut ini:

1. Penggunaan model pembelajaran kontekstual dengan menerapkan

pembelajaran berbasis ICT dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran

keterampilan menulis argumentasi siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Ngemplak

Boyolali tahun ajaran 2011/2012. Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut.

a. Meningkatnya jumlah siswa yang aktif dalam apersepsi. Siswa tampak

antusias dalam mengikuti apersepsi. Keaktifan siswa saat apersepsi

diindikatori adanya kemauan siswa untuk mengikuti apersepsi dengan

memberikan respons terhadap stimulus yang diberikan guru. Dari siklus I

hingga siklus II mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari

persentase keaktifan siswa antar siklus, yaitu 26 siswa (76%) pada siklus I

menjadi 28 siswa (88%) pada siklus II.

b. Meningkatnya jumlah siswa yang aktif dalam pembelajaran menulis

argumentasi. Siswa yang aktif dan perhatian pada saat mengikuti pelajaran

diindikatori oleh kemauan siswa untuk memperhatikan, memberikan

respons (baik menjawab, bertanya, menanggapi, bekerja secara kelompok,

mengkonstruksi, menemukan, merefleksi, dan mengerjakan tugas).

Peningkatan keaktifan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran

pada siklus I sebanyak 24 siswa (71%), sedangkan siklus II sebanyak 26

siswa (81%).

c. Meningkatnya minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran

menulis argumentasi. Meningkatnya perhatian siswa dalam pembelajaran

juga telah membuktikan bahwa telah terciptanya suasana pembelajaran

yang menyenangkan bagi siswa. Dalam hal ini, siswa merasa mendapatkan

model pembelajaran yang baru dari guru yang berbeda dari biasanya.

Page 137: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

Siswa menjadi termotivasi karena dalam kegiatan pembelajaran siswa

tidak lagi hanya diam dan mendengarkan tetapi dibuat untuk lebih aktif.

Pada siklus I siswa yang tampak berminat dan memiliki motivasi saat

mengikuti pembelajaran sebanyak 23 siswa (68%) dan pada siklus II

meningkat menjadi 29 siswa (91%).

2. Penerapan model pembelajaran kontekstual berbasis ICT dapat meningkatkan

kualitas hasil pembelajaran keterampilan menulis argumentasi siswa kelas X 3

SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun ajaran 2011/2012. Hal ini dapat

dibuktikan dengan meningkatnya jumlah siswa yang mencapai batas

ketuntasan. Pada siklus I, persentase kemampuan siswa dalam menulis

argumentasi mengalami peningkatan, yakni 68%. Hal itu berarti jumlah siswa

yang mampu mencapai nilai ketuntasan hasil belajar meningkat, yakni

sebanyak 23 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan yang cukup baik, 28

siswa (88%) telah mampu mencapai nilai ketuntasan hasil belajar.

Peningkatan nilai siswa dari siklus ke siklus digunakan sebagai tolak ukur

kemampuan siswa dalam menulis argumentasi. Nilai tersebut berdasarkan

pada aspek isi, pengorganisasian kalimat, pemilihan kosakata, penguasaan

bahasa tulis, dan mekanik penulisan.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Penelitian ini berimplikasi pada terbukanya wawasan dan khasanah

ilmu pengetahuan tentang perlunya penerapan suatu model pembelajaran yang

bervariasi dalam pembelajaran. Model pembelajaran bukanlah segala-galanya

dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Ada faktor-faktor lain yang

mendukung. Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru, siswa, media

belajar, dan sumber belajar. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan dalam

mengembangkan materi, menyampaikan materi, mengelola kelas, memilih

model pembelajaran yang digunakan menyampakan materi. Faktor dari siswa

yaitu minat, keaktifan, dan motivasi selama mengikuti proses pembelajaran.

Penelitian ini telah menujukkan bahwa penerapan model pembelajaran

Page 138: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

kontekstual berbasis ICT dalam pembelajaran menulis argumentasi dapat

meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran.

2. Implikasi Praktis

Penelitian ini telah membuktikan bahwa penerapan model

pembelajaran kontekstual berbasis ICT dapat meningkatkan kualitas proses

dan kualitas hasil belajar siswa dalam menulis argumentasi. Adapun

peningkatan keterampilan menulis argumentasi dapat dilihat dari hasil

pembelajaran yang mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Melalui model

pembelajaran kontekstual berbasis ICT siswa dituntut mampu

mengungkapkan argumen masing-masing dengan berdiskusi bersama

kelompoknya masing-masing untuk merumuskan masalah, menganalisis

masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan

merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, sehingga siswa terlibat secara

aktif dan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Oleh karena itu, model

pembelajaran kontekstual berbasis ICT ini dapat digunakan sebagai salah satu

alternatif untuk menarik minat dan keaktifan siswa dalam pembelajaran serta

meningkatkan keterampilan menulis argumentasi siswa.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti mengajukan

saran sebagai berikut.

1. Bagi siswa

Siswa disarankan untuk mengikuti pembelajaran secara aktif, mereka

harus bisa bernalar dan berpikir kritis serta mampu menuangkan argumen-

argumennya dalam sebuah tulisan argumentasi sehingga sedikit demi sedikit

tulisan yang dihasilkan akan lebih baik lagi. Selain itu, sekiranya siswa kurang

setuju dengan cara mengajar yang digunakan oleh guru, siswa tersebut mau

memberi saran, masukan bahkan kritikan pada guru agar kegiatan

pembelajaran yang terjadi dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

Page 139: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

2. Bagi Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

a. Pada dasarnya tugas guru adalah mengajar. Namun, dalam mengajar guru

juga harus melakukan suatu perencanaan dan evaluasi terhadap tindakan

apa saja yang akan ditempuh dalam mengajarkan suatu materi. Hal

tersebut penting untuk dilakukan agar dalam pelaksanaannya, guru yang

bersangkutan dapat memperkecil bahkan menghilangkan kemungkinan

munculnya berbagai kelemahan dalam dalam proses pembelajaran yang

terjadi. Selain itu, guru hendaknya terampil memilih model pembelajaran

yang tepat untuk meningkatkan berbagai keterampilan berbahasa

khususnya keterampilan menulis misalnya penggunaan model

pembelajaran kontekstual dengan menerapkan media berbasis ICT.

b. Guru hendaknya mau secara terus menerus berusaha untuk meningkatkan

kemampuannya dalam mengembangkan meteri, menyampaikan materi

serta dalam mengelola kelas, sehingga kualitas pembelajaran yang

dilakukannya dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan

kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, guru hendaknya membuka diri

untuk menerima berbagai bentuk masukan, saran dan kritikan agar dapat

lebih memperbaiki kualitas dirinya.

c. Guru hendaknya lebih memotivasi siswa agar berani mengungkapkan ide,

gagasan, serta perasaanya melalui penggunaan model pembelajaran

kontekstual dengan memanfaatkan pembelajaran berbasis ICT.

d. Guru hendaknya memberikan latihan menulis kepada siswa secara terus

menerus agar hasil tulisan siswa dapat ditingkatkan lagi.

e. Guru hendaknya dapat membuat siswa senang terlebih dahulu dan sering

melibatkan sehingga menumbuhkan minat dan keaktifan siswa dalam

mengikuti pembelajaran khususnya menulis argumentasi.

3. Bagi Kepala SekolahAgar guru dapat meningkatkan profesionalisme maupun kualitas

pembelajaran yang dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas ini,

disarankan kepada kepala sekolah untuk: (a) mencukupi saran dan prasarana

Page 140: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

pendukung pembelajaran, (b) memotivasi guru untuk senantiasa melakukan

peningkatan kinerjanya dengan jalan melakukan pembaharuan dalam

pendidikan dan pengajaran (misalnya dengan melakukan PTK sejenis ini), (c)

mengirim guru kebeberapa forum ilmiah seperti seminar, lokakarya,

workshop, diskusi ilmiah, penatara-penataran supaya wawasan guru

bertambah luas dan mendalam pemahamannya tentang pendidikan dan

pengajaran yang menjadi tugas pokoknya.