Upload
tranbao
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
2 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Tim Penyusun:
Penanggung Jawab:Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Selatan
Ketua Tim Pengarah:Kepala Bidang UPTB Penataan Ruang Bappeda Provinsi Sumatera Selatan
Anggota Tim Pengarah:Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan
Tenaga Ahli:DR. Sabaruddin
Editor:JICA South Sumatera
Diterbitkan Oleh:Japan International Cooperation AgencyProject of Capacity Development of Climate Change in Indonesia
3Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Kata Pengantar
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan Karunia-Nya, Dokumen Ren-cana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan Gambut Tingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang seting-gi-tingginya kepada Tim Penyusun dokumen ini. Apresiasi dan ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Bappenas dan Japan International Cooperation Agency (JICA) yang telah memberikan dukungan teknis dan pendanaaan.
Dokumen ini merupakan hasil telaah dan pendetilan Dokumen RAD-GRK Provinsi Sumatera Selatan yang menggarisbawahi upaya aksi mitigasi di sektor Kehutanan dan Lahan Gambut. Dokumen ini juga merupakan acuan upaya pengarus-utamaan isu perubahan iklim di sektor kehutanan dan lahan gambut ke dalam sistem pembangunan Provinsi Sumatera Selatan, teru-tama di sektor kehutanan dan lahan gambut. Dengan demikian, ada jaminan bahwa baik RAD-GRK dan SRAP REDD+ dapat di-laksanakan pada tingkat kegiatan di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan.
Akhirnya kami sampaikan terima kasih dan penghargaan kepa-da Tim Penyusun yang berasal dari para Tim Ahli dan seluruh pihak terkait. Terima kasih pula kepada Bappenas dan JICA atas dukungan teknis dan dana yang diberikan. Semoga hasil kerja yang baik ini dapat memberikan sumbangsih dan manfaat yang lebih besar bagi semua pihak yang terkait.
4 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Daftar Isi
Kata Pengantar • 3Daftar Gambar • 6Daftar Tabel • 7Ringkasan Eksekutif • 9
I. Pendahuluan • 13
1.1 Latar Belakang • 14
1.2 Dasar Hukum • 15
II. Metodologi Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan Gambut Pada Tingkat Kabupaten/Kota • 16
2.1. Kerangka Fikir • 16
2.2. Prosedur • 17
2.3. Indikator Rencana Aksi Mitigasi dan Pengumpulan Data • 18
III. Kondisi Hutan dan Kawasan Hutan Di Provinsi Sumatera Selatan • 22
IV. Stok Karbon dan Emisi Historis Tahun 2006 Sampai 2010 • 32
V. Rencana Aksi Mitigasi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Bidang Kehutanan Tahun 2014 • 37
VI. Rencana Aksi Mitigasi Penurunan Emisi GRK Tahunan 2011-2020 di Bidang Kehutanan dan Lahan Gambut • 48
VII. Rencana Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca Tahunan 2011 - 2020 Di Provinsi Sumatera Selatan • 50
VIII.SkenarioRelBau,PenurunanEmisiCO2DariAksiMitigasi,RelForwardLookingdanSkenarioPenurunanEmisiCO2Sebesar
26% pada Tahun 2020 • 52
5Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
IX. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan Gambut • 56
9.1. Pengukuran Capaian Rencana Kinerja (PCRK) • 56
9.2. Pengukuran Penurunan Emisi Karbon (PPEK) • 57
9.3. Persiapan Teknis Pelaksanaan Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP) RAD GRK dan MonitoringReportingandVerification(MRV)REDD+ • 59
X. Penutup • 61
10.1.Tantangan Implementasi RAD GRK Di Provinsi Sumatera Selatan • 61
10.2. Antisipasi ke Depan • 62
6 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Daftar Gambar
Gambar 1.KerangkafikirimplementasiaksidaerahdalampenurunanemisiGRK sektor kehutanan dan lahan gambut tingkat kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan. • 9
Gambar 3. Kerangka kerja DPSIR untuk analisis keterkaitan antar faktor-fak-tor yang berperan dalam mempengaruhi kawasan hutan dan lahan gambut di Provinsi Sumatera Selatan. • 10
Gambar 2. Bagan alir penyusunan rencana aksi daerah penurunan emisi GRK sektor kehutanan dan lahan gambut tingkat kabupaten/kota dan inte-grasinya ke dalam RPJMD Provinsi Sumatera Selatan. • 10
Gambar 2.1. Kerangka fikir implementasi aksi daerah dalam penurunanemisi GRK sektor kehutanan dan lahan gambut tingkat kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan. • 16
Gambar 2.2. Bagan alir penyusunan rencana aksi daerah penurunan emisi GRK sektor kehutanan dan lahan gambut tingkat kabupaten/kota dan inte-grasinya ke dalam RPJMD Provinsi Sumatera Selatan. • 17
Gambar 2.3. Kerangka kerja DPSIR untuk analisis keterkaitan antar faktor-faktor yang berperan dalam mempengaruhi kawasan hutan dan lahan gam-but di Provinsi Sumatera Selatan. • 20
Gambar 8.1. Proyeksi emisi, penurunan emisi dari aksi mitigasi dan skenario penurunanemisiCO2 tahun2011 – 2020dibidangkehutanandan lahangambut di Provinsi Sumatera Selatan. • 53
Gambar 8.2. Proyeksi emisi, penurunan emisi dari aksi mitigasi dan skenario penurunanemisiCO2 tahun2011 – 2020dibidangkehutanandan lahangambut di Kota Pagar Alam (Salah satu contoh kab/kota). • 54
7Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Daftar Tabel
Tabel 2.1. Indikator kerja utama (IKU) dan indikator kinerja sasaran (IKS) aksi mitigasi GRK sektor kehutanan dan lahan gambut. • 19
Tabel 3.1. Luas Kawasan Hutan Per Fungsi Kawasan Hutan dan Per Kabupaten/Kota. • 23
Tabel 3.2. Luas areal berhutan didalam dan diluar kawasan hutan per kabupaten/kota. • 25
Tabel 3.3. Luas lahan kritis dan sangat kritis didalam dan diluar kawasan hutan. • 26
Tabel 3.4. Salah Satu Contoh Penutupan lahan per fungsi kawasan hutan di Kota Pagar Alam. • 27
Tabel 3.5. Distribusi lokasi dan luas deforestasi dalam kawasan tahun 2006-2010 di Provinsi Sumatera Selatan (Contoh Kota Pagar Alam). • 27
Tabel 3.6. Laju deforestasi per fungsi kawasan hutan per kabupaten/kota. • 28
Tabel 3.7. Laju degradasi hutan per fungsi kawasan hutan per kabupaten/kota. • 29
Tabel 3.8. Jumlah hotspot dan estimasi kebakaran didalam dan diluar kawasan hutan per kabupaten/kota. • 30
Tabel 3.9. Perkembangan investasi pembangunan hutan tanaman industri per kabupaten/ kota. • 31
Tabel 4.1.FaktoremisikarbonperpenutupanlahandanemisiCO2darilahan gambut. • 33
Tabel 4.2. Hasil perhitungan stok karbon tahun 2006 dan tahun 2010 per fungsi kawasan hutan per kabupaten/kota. • 34
Tabel 4.3. Hasil perhitungan emisi historikal dari penutupan vegetasi dan lahan gambut tahun 2006-2010 per fungsi kawasan hutan per kabupaten/kota. • 35
Tabel 4.4. Hasil perhitungan REL historikal dari penutupan vegetasi dan lahan gambut serta skenario penurunan emisi 26% sampat tahun 2020 per fungsi kawasan hutan per kabupaten/kota. • 36
8 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Tabel 5.1. Rencana aksi mitigasi penurunan emisi GRK melalui kegiatan menurunkan laju deforestasi, laju degradasi hutan dan jumlah hotspot • 38
Tabel 5.2. Rencana aksi mitigasi penurunan emisi GRKmelalui kegiatan melaksanakan restorasi ekosistem, penanaman hutan tanaman industri, tanaman kehidupan, rehabilitasi lahan kritis dan pembangunan investasi hutan tanaman oleh masyarakat. • 39
Tabel 5.3. Target penurunan emisi dari aksi mitigasi menurunkan laju deforestasi, laju degradasi hutan dan jumlah titik hotspot. • 41
Tabel 5.4. Target penyerapan karbon dari aksi mitigasi restorasi ekosistem, penanaman hutan tanaman industri dan tanaman kehidupan. • 42
Tabel 5.5. Target penyerapan karbon dari aksi mitigasi rehabilitasi lahan kritis dan pembangunan investasi hutan tanaman masyarakat dan perhutanan social. • 43
Tabel 5.6. Rencana Kerja (RENJA) SKPD Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) Aksi Mitigasi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Tahun 2014 (Salah satu contoh). • 44
Tabel 5.7. Rekapitulasi target penurunan emisi gas rumah kaca dari aksi mitigasi bidang kehutanan per kabupaten/kota tahun 2014. • 45
Tabel 5.8. Rekapitulasi target peningkatan serapan karbon dari aksi mitigasi bidang kehutanan per kabupaten/kota Tahun 2014. • 46
Tabel 6.1. Salah satu contoh Rencana capaian kinerja tahunan dalam luas dan jumlah emisi karbon dari penurunan jumlah titik hotspot dan luas kebakaran pada tahun 2011 sampai 2015 per kabupaten/kota. • 49
Tabel 7.1. Salah satu contoh Target pengurangan emisi dari aksi mitigasi tahun 2014 di tingkat kabupaten/kota. • 50
Tabel 8.1. Proyeksi emisi, penurunan emisi dari aksi mitigasi dan skenario penurunanemisiCO2tahun2011–2020dibidangkehutanandanlahangambut di Provinsi Sumatera Selatan. • 53
Tabel 8.2. Proyeksi emisi, penurunan emisi dari aksi mitigasi dan skenario penurunanemisiCO2tahun2011–2020dibidangkehutanandanlahangambut di Kota Pagar Alam (Salah satu contoh kab/kota). • 54
Tabel 8.3. Tingkat emisi pada tahun 2020 berdasarkan REL Historis, REL Aksi mitigasi dan skenario emisi turun 26% per kabupaten/kota. • 55
9Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Ringkasan Eksekutif
Upaya menekan emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor kehutanan dan la-han gambut di Provinsi Sumatera Selatan dilakukan terutama denganmenga-tasi deforetasi, degradasi hutan, dan perubahan tataguna lahan. Komitmen tersebut semakin diperkuat dengan telah disusunnya dua dokumen penting, yaitu Strategi dan Rencana Aksi Propinsi REDD+ (SRAP REDD+) dan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Rumah Kaca (RAD-GRK). Agar implementasi dua dokumen ini dalam pembangunan lebih efektif dan tepat sasaran, maka esensi kedua dokumen tersebut perlu diarus-utamakan (mainstreamed) ke dalam semua hirarki rencana pembangunan, yaitu RPJMD Provinsi Sumatera Selatan (Bab 1).
Metodologi yang menjelaskan bagaimana pengarus-utamaan (mainstream-ing) RAD-GRK dan SRAP-REDD+ ke dalam RPJMD Provinsi Sumatera Selatan dilakukan, dijabarkan dalam Bab 2. Untuk itu, analisis lebih lanjut dilaku-kan terhadap isi dokumen RAD-GRK dan dijabarkan sampai pada tingkat kabupaten (Gambar 1). Logical Framework Analysis (LFA) digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan apa yang dimaksud dengan pengarus-utamaan, mengapa pengarus-utamaan penting, bagaimana pengarus-utamaan diimplemntasikan, siapa yang bertanggungjawab, dimana diimple-mentasikan, dan kapan harus diimplementasikan (Gambar 2).
Gambar 1.Kerangkafikirimplementasi aksi daerah dalam penurunan emisi GRK sektor kehutanan dan lahan gambut tingkat kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan.
10 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Gambar 2. Bagan alir penyusunan rencana aksi daerah penurunan emisi GRK sektor kehutanan dan la-han gambut tingkat kabupaten/kota dan integrasinya ke dalam RPJMD Provinsi Sumatera Selatan.
Dokumen ini juga menjabarkan indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja masing-masing kegiatan. Untuk itu telah dirancang dua kategori in-dikator, yaitu indikator kerja utama (IKU) dan indikator kinerja sasaran (IKS) aksi mitigasi GRK sektor kehutanan dan lahan gambut yang masing-masing terdiri dari 15 indikator. Keterkaitan faktor-faktor yang berperan dalam mempengaruhi perubahan kawasan hutan dan lahan gambut di Provinsi Su-matera Selatan dianalisis menurut Kerangka Analisis DPSIR (Driving Forces, Pressures, State, Impact, Responses), seperti disajikan dalam Gambar 3.
Gambar 3. Kerangka kerja DPSIR untuk analisis keterkaitan antar faktor-faktor yang berperan dalam mempengaruhi kawasan hutan dan lahan gambut di Provinsi Sumatera Selatan.
11Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Hasil analisis terhadap citra satelit tahun 2010 menunjukkan bahwa luas kawasan hutan Provinsi Sumatera Selatan mengalami penurunan karena adanya desakan konversi lahan untuk tujuan pembangunan diluar sektor kehutanan, seperti perkebunan dan transmigrasi, pertanian, pemukiman, dan sebagainya. Analisis juga dilakukan untuk menilai tingkat degradasi la-han, laju deforestasi, jumlah hotspot, dan investasi di sektor tanaman hutan industri. Aspek ini dibahas dalam Bab 3.
Bab 4 membahas perubahan stok karbon dan rekam-jejak emisi dari 2006 sampai 2010. Hasil perhitungan menunjukkan penurunan stok karbon sebe-sar28.671.066tonCO2-eq(±2%)selama5tahun,yaitudari1.434.706.280tonCO2-eqpada tahun2006menjadi 1.406.035.214 tonCO2-eqpada ta-hun 2010.Namun demikian, peningkatan stok karbon juga terjadi 4 kabu-paten/kota, yaitu Lahat, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir, dan Lubuk Linggau.EmisiCO2darisektorkehutandanlahangambutselamaperiode2006sampai2010mencapai8.894.663tonCO2-eqth-1 (5.734.213tonCO2-eqth-1darikehutanandan3.160.450tonCO2-eqth-1dari gambut). Indonesia telahberkomitmenakanmenurunkanemisiCO2sebesar26%padatahun2020 dibandingkan dengan emisi dengan skenario BAU. Hasil perhitungan BAUmenunjukkan bahwa emisi CO2 sampai tahun 2020 adalah sebesar133.419.945tonCO2-eqth-1 dan jika dilakukan upaya penurunan dengan tar-get penurunan sebesar 26%, maka emisi diproyeksikan menjadi 98.730.760 tonCO2th-1.
Upaya penurunan emisi GRK dari sektor kehutanan dan lahan gambut dibahas dalam Bab 5. Rencana aksi mitigasi yang dilakukan tahun 2014 meliputi menurunkan laju deforestasi, menurunkan laju degradasi hutan, menurunkan jumlah hotspot, merestrorasi ekosistem hutan produksi alam, meningkatkan terget penanaman hutan tanaman industri, membangun tanaman kehidupan, meningkatkan rehabilitasi lahan kritis dalam kawasan hutan, membangun investasi tanaman masyarakat dan perhutanan so-sial. Aksi mitigasi tersebut diprediksi akan menghasilkan net emisi sebesar 15.825.862tonCO2-eqth-1 pada tahun 2014. Semua aksi mitigasi akan terus berlanjut sampai tahun 2020, seperti yang dijelaskan dalam Bab 6 dan Bab 7.Jikasemuaaksimitigasiefektif,makadiperkirakanlajuemisiCO2darisek-tor kehutanan dan lahan gambut di Provinsi Sumatera Selatan akan turun sebesar70,61%,yaitudari133.419.945CO2th-1 (Historis/BAU REL) menjadi 94.213.111tonCO2th-1 (pasca aksi mitigasi) pada tahun 2020, seperti dibahas dalam Bab 8.
Bab 9 menjabarkan pentingnya dibangun sistem monitoring, evaluasi, dan pelaporan (MER System). Langkah monitoring berkaitan dengan sistematika pengumpulan dan penyimpanan data secara rutin sehingga memungkin-kan dilakukan evaluasi terhadap semua kegiatan, proyek, program, ren-cana, strategis, dan kondisi hutan dan lahan gambut di Provinsi Sumatera
12 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Selatan. Faktor kunci yang diperlukan dalam MER System adalah indikator (IKU dan IKS), dokumentasi dan penyimpanan data sedemikian rupa sehingga mudah diakses oleh para pengguna. Semua ca-paian harus menjadi bagian dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Bab10 menyajikan rangkuman berbagai tantangan dan tindakan antisipatif yang diperlukan dalam implelemtasi RAD-GRK dan REDD+ sektor kehutanan dan lahan gambut di Provinsi Sumatera Selatan.
13Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
BAB IPendahuluan
1.1. Latar Belakang1.2. Dasar Hukum
13Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
14 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
1.1 Latar BelakangPembangunan di Provinsi Sumatera Selatan sesungguhnya telah memper-hitungkan dan mencantumkan pentingnya keberlanjutan sumberdaya alam dalam menopang pembangunan untuk menciptakan masyarakat yang se-jahtera. Dari semua sektor terkait, kehutanan dan lahan gambut memainkan peran penting. Kegiatan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) pada sektor kehutanan dan lahan gambut difokuskan pada kegiatan yang mengakibat-kan (baik secara langsung maupun tidak langsung) deforestrasi, degradasi hutan, dan perubahan tutupan lahan. Oleh karena itu, rencana aksi bidang kehutanan dan lahan gambut di Provinsi Sumatera Selatan diarahkan ke-pada 8 aspek, yaitu:
1. Peningkatan, Rehabilitasi, Operasi, dan Pemeliharaan Jaringan Rekla-masi Rawa Pengelolaan sistem jaringan dan tata air,
2. Pengelolaan lahan gambut untuk pertanian berkelanjutan,
3. Pengembangan Pengelolaan lahan pertanian di lahan gambut terlantar dan terdegradasi untuk mendukung sub sektor perkebunan, peterna-kan dan hortikultura
4. Program Perlindungan Hutan dan Konservasi SDH,
5. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Gambut,
6. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Melalui Pembangunan Desa Mandiri Pangan dan Pembangunan Lumbung Desa,
7. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan, dan
8. Program Pengembangan Sentra-sentra Produksi Perkebunan.
Komitmen di atas semakin diperkuat dengan telah disusunnya dua doku-men penting terkait isu emisi gas rumah kaca (GRK) dari kehutanan dan la-han gambut, yaitu Strategi dan Rencana Aksi Propinsi REDD+ (SRAP REDD+) dan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Rumah Kaca (RAD-GRK) Provinsi Sumatera Selatan. Agar implementasi dua dokumen ini dalam pembangu-nan lebih efektif dan mengenai sasaran, maka rencana kerja terkait upaya penurunan emisi GRK ini perlu untuk diintegrasikan ke dalam semua hirarki rencana pembangunan, yaitu RPJMD Provinsi Sumatera Selatan.
Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa keberadaan kedua dokumen tersebut merupakan kekuatan bagi Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan untuk melaksanakan berbagai kegiatan penurunan emisi GRK, baik berupa kegiatan langsung maupun tidak langsung. Kegiatan ini diawali den-gan upaya inventarisasi GRK yang ditujukan untuk memperoleh data menge-
15Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
nai tingkat, status, dan kecenderungan perubahan emisi GRK secara berkala dari berbagai sumber emisi dan penyerapnya termasuk simpanan karbon di tingkat propinsi.
Namun demikian hasil analisis SWOT juga memperlihatkan masih adanya kelemahan dan ancaman terkait dengan isu emisi GRK dan upaya penu-runan emisi GRK dari sektor kehutanan dan lahan gambut di Provinsi Su-matera Selatan. Salah satu kelemahan yang mendasar adalah potensi emisi GRK, rencana aksi dan kegiatan penurunannya di dalam dokumen RAD-GRK belum ditinjau sampai pada tingkat kabupaten/kota. Oleh karena itu, kele-mahan mendasar ini menjadi persoalan yang tergolong prioritas utama untuk diatasi, lalu diikuti oleh persoalan-persoalan lainnya. Permasalahan tersebut ditemukan pada 4 aspek utama, yaitu proses integrasi RAD-GRK dan SRAP-REDD+ ke dalam RPJMD, data yang diperlukan, sistem, dan jejaring antar pemangku kepentingan.
1.2 Dasar Hukuma. Undang-Undang No. 6 Tahun 1994 tentang pengesahan United Nations
Framework Convention on Climate Change,
b. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pem-bangunan Nasional (SPPN),
c. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,
d. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindangan dan Pengelo-laan Lingkungan Hidup,
e. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2010 tentang Penguatan Peran Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat di Daerah,
f. PeraturanPresidenNo.5Tahun2010tentangRPJMN2010–2014,
g. Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca,
h. Peraturan Presiden No. 71 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan In-ventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional,
i. Draft Akhir RTRW Propinsi Sumatera Selatan,
j. Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. 34 Tahun 2012 tentang Ren-cana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca.
16 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
BAB IIMetodologi Penyusunan Rencana Aksi DaerahPenurunan Emisi Gas Rumah Kaca Di Bidang Kehutanan Dan Lahan GambutPada Tingkat Kabupaten/Kota
2.1. Kerangka FikirKerangkafikirpenyusunanRAD-GRKsektorkehutanandanlahangambutditingkat kabupaten/kota dan integrasinya ke dalam RPJMD Provinsi Sumatera Selatan Gambar 2.1.
Gambar 2.1.Kerangkafikirimplementasi aksi daerah dalam penurunan emisi GRK sektor kehutanan dan lahan gambut tingkat kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan.
17Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Gambar 2.2. Bagan alir penyusunan rencana aksi daerah penurunan emisi GRK sektor kehutanan dan la-han gambut tingkat kabupaten/kota dan integrasinya ke dalam RPJMD Provinsi Sumatera Selatan.
2.2. ProsedurKegiatan yang dilakukan dalam proses penyusunan rencana aksi daerah pe-nurunan emisi GRK sektor kehutanan dan lahan gambut tingkat kabupaten/kota dan integrasinya ke dalam RPJMD Provinsi Sumatera Selatan disajikan dalam Gambar 2.2.
Setiap kegiatan disusun dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu, kegiatan tersebut harus disusun secara sistimatis berdasar-kan akar permasalahan sehingga program dan/atau kegiatan yang dilakukan dapat menjawab persoalan mendasar yang dihadapi. Pendekatan Kerangka Kerja Logis (Logical Framework Analysis) adalah piranti yang banyak diguna-kan dalam menyusun suatu program atau kegiatan. Pendekatan ini men-jawab pertanyaaan mengapa, apa, bagaimana, siapa, dimana, dan kapan suatu proyek diimplementasikan.
Seperti dijelaskan dalam Buku I bahwa hasil analisis kesenjangan menunjuk-kan ada 4 aspek utama yang perlu mendapat perhatian secara proporsional. Namun agar efektif, tentunya diperlukan skala prioritas penyelesaian kes-enjangan. Penyelesaian tersebut perlu menyentuh akar permasalahan yang berkaitan dengan integrasi RAD-GRK, SRAP-REDD+, dan RPJMD sektor kehu-tanan di Provinsi Sumatera Selatan, yaitu pada aspek proses, data, sistem, dan jejaring antar pemangku kepentingan.
Pengukuran kinerja suatu kegiatan diperlukan indicator, yang harus bersifat spesifik,dapatdiukur,realistis,relevan,dantepat.Dalamkonteksintegrasi
18 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
RAD-GRK dan SRAP REDD+ ke dalam RPJMD Provinsi Sumatera Selatan, indi-kator ini diperlukan untuk :
1. Menyediakan informasi terkait isu-isu penting sektor kehutanan dan lahan gambut,
2. Mendukung penetapan kebijakan dan prioritas sektor kehutanan dan lahangambutdenganmengacupadaidentifikasipenyebabutama,
3. Memonitor pengaruh dan efektivitas implementasi kebijakan, dan
4. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu-isu penting di sektor kehutanan dan lahan gambut.
2.3. Indikator Rencana Aksi Mitigasi dan Pengumpulan DataUntuk mempermudah integrasi RAD-GRK dan SRAP REDD+ ke dalam RPJMD Provinsi Sumatera Selatan dan untuk menyusun rencana kerjaserta untuk memastikan bahwa arah tujuan dari program/kegiatan sudah benar, maka disusun indikator kerja utama (IKU) dan indikator kinerja sasaran (IKS) aksi mitigasi GRK sektor kehutanan dan lahan gambut. Ada 15 IKU yang telah disusun, seperti dalam Tabel 2.1.
No Indikator Kerja Utama Indikator Kinerja Sasaran
1 Tata Batas Kawasan Hutan km/tahun
2 Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan unit/tahun
3 Penyelesaian Inventasisasi Sumber Daya Hutan (ISDH) Tingkat Provinsi ha/tahun
4 Laju Deforestasi ha/tahun
5 Laju Degradasi Hutan ha/tahun
6 Jumlah Titik Hotspot dan Luas Kebakaran titik/tahun, ha/tahun
7 Target Merestorasi Ekosistem Hutan Produksi Alam ha/tahun
8 Target Membangun Tanaman Kehidupan ha/tahun
19Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
9 Target Menanam Hutan Tanaman Industri ha/tahun
10 Target Rehabilitasi Lahan Kritis Dalam Kawasan Hutan Konservasi ha/tahun
11 Target Rehabilitasi Lahan Kritis Dalam Kawasan Hutan Lindung ha/tahun
12 Target Rehabilitasi Lahan Kritis Dalam Kawasan Hutan Lindung ha/tahun
13 Target Pembangunan Tanaman Investasi Masyarakat dan Perhutanan Sosial ha/tahun
14 Target Penanaman Semak-Belukar jadi Perkebunan Emisi Vegetasi
15 Target Penanaman Semak-Belukar jadi Perkebunan Emisi Gambut
Lalu perlu juga dilakukan analisis keterkaitan antar faktor-faktor yang ber-peran dalam mempengaruhi perubahan di kawasan hutan dan lahan gam-but di Provinsi Sumatera Selatan. Untuk tujuan tersebut digunakan Kerangka Analisis DPSIR (Driving Forces, Pressures, State, Impact, Responses), seperti disajikan dalam Gambar 2.3. Aliran kerja implementasi DPSIR ini terdiri dari 4 langkah utama, yaitu menentukan pemicu dan tekanan, menjabarkan pe-rubahan status, menjabarkan dampak yang timbul, dan menelaah respon yang perlu diambil.
Implementasi kerangka kerja DPSIR dalam menganalisis keterkaitan per-masalahan yang berkaitan dengan integrasi RAD-GRK, SRAP-REDD+, dan RPJMD menunjukkan bahwa pembangunan sosial dan ekonomi merupakan pemicu (driving forces) akan menimbulkan tekanan (pressure) pada hutan dan lahan gambut sehingga menyebabkan terjadinya perubahan kuanti-tas maupun kualitas (state) hutan dan lahan gambut di Provinsi Sumatera Selatan. Perubahan tersebut membawa dampak (impacts) bagi ekosistem,
Tabel 2.1. Indikator kerja utama (IKU) dan indikator kinerja sasaran (IKS) aksi mitigasi GRK sektor kehutanan dan lahan gambut.
20 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Gambar 2.3. Kerangka kerja DPSIR untuk analisis keterkaitan antar faktor-faktor yang berperan dalam mempengaruhi kawasan hutan dan lahan gambut di Provinsi Sumatera Selatan.
masyarakat di dalam maupun di sekitar kawasan hutan dan gambut di Provinsi Sumatera Selatan yang kemudian dapat memicu respon (responses) bersifat sosial, ekonomi, dan lingkungan. Indikator memberikan gambaran tentang kondisi hutan dan lahan gambut yang terus berubah, sedangkan penilaian (evaluasi) yang ditunjukkan oleh indikator menggarisbawahi dina-mika hubungan antara kelima komponen dalam kerangka DPSIR.
Indikator untuk pemicu utama (driving forces) menjabarkan perkembangan sosial,demografidanekonomimasyarakatdidalamdansekitarhutandanlahan gambut, dan masyarakat umum lainnya di Provinsi Sumatera Selatan yang menyebabkan perubahan gaya hidup, pola konsumsi dan produksi. Perubahan-perubahan tersebut menimbulkan tekanan terhadap hutan dan lahan gambut di Provinsi Sumatera Selatan.
Indikator tekanan (pressures) menjabarkan perkembangan pemanfaatan sumberdaya hutan dan lahan gambut. Tekanan (pressures) yang timbul se-lanjutnya memanifestasikan bentuknya ke dalam berbagai perubahan eko-sistem hutan dan lahan gambut di Provinsi Sumatera Selatan, misalnya alih fungsi lahan, subsidensi gambut, penyusutan stok Karbon karena teremisi dalambentukCO2.
21Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Indikator kondisi (state)mendeskripsikanfenomenafisik,fenomenabiologisdan kimia kawasan hutan dan gambut, misalnya luasan dan kondisi hutan dan lahan gambut, di Provinsi Sumatera Selatan.
Tekanan yang timbul menyebabkan perubahan kondisi ekosistem hutan dan lahan gambut di Provinsi Sumatera Selatan. Perubahan tersebut selan-jutnya menimbulkan dampak terhadap kondisi dan fungsi ekosistem hutan dan lahan gambut di Provinsi Sumatera Selatan. Perubahan-perubahan tersebut diukur dengan indikator dampak (impact). Indikator ini harus secara langsung berkaitan dengan perubahan yang terjadi, misalnya potensi emisi danfiksasiCO2,kaitanyadenganperubahantatagunalahanatautindakanrehabilitasi lahan kritis.
Indikator respon (responses) menunjukkan respon yang timbul di masyarakat maupun pemerintah Provinsi Sumatera Selatan untuk mencegah peruba-han yang bersifat negatif, merehabilitasi ekosistem hutan dan lahan gambut kritis/rusak atau melakukakan langkah adaptasi. Dalam konteks ini, respon yang timbul di tengah masyarakat perlu disikapi secara hati-hati karena ada peluang timbul respon yang bersifat negatif karena dapat berupa langkah yang justeru memicu persoalan baru.
22 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
BAB IIIKondisi Hutan danKawasan Hutan DiProvinsi Sumatera Selatan
Data yang digunakan dalam menelaah kondisi hutan dan kawasan hutan di provinsi Sumatera Selatan adalah hasil penafsiran citra satelit tahun 2010 skala 1:250.000 yang di-hasilkan oleh Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Hutan, Ditjen Planologi Kehutanan, Kementrian Kehutanan dalam rangka Inventarisasi Hutan Nasional.Penggunaan data ini untuk penyusunan perencanaan teknis dan wilayah untuk tingkat provinsi dan kabupaten/kota masih belum mema-dai. Namun demikian, untuk penysunan RAD GRK sampai tingkat kabupaten, kelemahan tidak tepatnya akurasi data sementara diabaikan.
Luas kawasan hutan Provinsi Sumatera Selatan semakin mengalami penurunan karena adanya desakan konversi lahan untuk tujuan pembangunan diluar sektor kehutan-an, seperti perkebunan dan transmigrasi, disamping pe-nurunan luas kawasan hutan karena perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Data luas kawasan hutan berdasarkan peta hasil pembahasan terakhir kajian teknis kehutanan dalam rangka Revisi RTRW Provinsi Sumatera Selatan, dengan menggunakan batas wilayah administrasi yang terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.1 dibawah ini.
23Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
No
Kabu
pate
n/Ko
ta
Luas
w
ilaya
h (h
a)
Luas
Kaw
asan
(ha)
Jum
lah
Pene
tapa
n KP
HH
utan
Kon
-se
rvas
i%
Hut
an
Lind
ung
%H
utan
Pro
d.
Kove
rsi
%To
tal
%
1Ba
nyua
sin
1.21
0.42
129
0.82
124
69.0
436
44.8
054
476.
836
392
2Em
pat L
awan
g23
0.43
13.
759
265
.913
29-
-77
.497
342
3La
hat
447.
562
52.2
6112
48.6
4211
--
132.
995
301
4M
uara
Eni
m88
0.08
68.
938
162
.774
772
.527
834
2.32
239
1
5M
usi B
anyu
asin
1.45
0.22
569
.353
519
.596
111
3.33
88
710.
039
492
6M
usi R
awas
1.26
8.49
437
.812
31.
767
034
.224
339
9.08
531
2
7O
gan
Ilir
226.
653
--
--
4.66
62
4.66
62
0
8O
KI1.
703.
713
15.3
061
103.
206
690
.235
587
0.57
651
4
9O
KU36
6.35
7-
-68
.047
19-
-14
1.22
839
1
10O
KU S
elat
an46
3.77
444
.826
1012
6.77
127
--
199.
915
434
11O
KU T
imur
335.
859
--
--
--
19.4
786
0
12Lu
buk
Ling
gau
32.4
894.
238
1326
01
--
5.67
417
0
13Pa
gar
Alam
64.2
88-
-25
.869
40-
-25
.869
401
14Pa
lem
bang
36.7
3650
0-
--
-50
00
15Pr
abum
ulih
45.7
16-
1-
-1.
163
32.
232
50
Prov
. Sum
ater
a Se
lata
n8.
762.
805
527.
364
659
1.88
97
360.
958
43.
408.
463
394
Tabe
l 3.1
. Lu
as K
awas
an H
utan
Per
Fun
gsi K
awas
an H
utan
dan
Per
Kab
upat
en/K
ota
24 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Untuk menentukan baseline kondisi vegetasi hutan baik didalam maupun di-luar kawasan hutan, dan sebagai arahan kebijakan konservasi karbon diper-lukan data tentang luas areal berhutan di dalam maupun di luar kawasan hutan di masing-masing kabupaten/kota. Data tersebut disajikan pada Tabel 3.2 yang merupakan hasil interpretasi citra landsat tahun 2010. Selain itu, jugadilakukandipelajarikondisifisiklahanuntukmelihattingkatkekritisanlahan, seperti disajikan pada Tabel 3.3. Secara lebih rinci kondisi penutupan lahan per fungsi hutan di seluruh kabupaten/kota dalam Provinsi Sumatera Selatan disajikan berturut-turut dalam Tabel 3.4 sampai Tabel 3.10. Selain itu, telah juga dilakukan pengkajian terhadap deforestasi pada masing-mas-ing kabupaten/kota dan hasilnya disajikan berturut-turut dalam Tabel 3.11
25Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Tabe
l 3.2
. Lua
s ar
eal b
erhu
tan
dida
lam
dan
dilu
ar k
awas
an h
utan
per
kab
upat
en/k
ota
No
Kabu
pate
n/Ko
ta
Luas
w
ilaya
h (h
a)
Dal
am K
awas
an k
onse
rvas
iD
alam
Kaw
asan
Hut
an T
etap
Dal
am
HPK
Luar
Ka
w.
Hut
an
Gra
nd
tota
l%
Suak
a M
arga
sa
twa
TNSu
b-to
tal
%H
LH
PTH
PSu
b-to
tal
%
1Ba
nyua
sin
1.21
0.42
146
121.
081
121.
126
1041
.217
-29
.225
70.4
426
2318
.691
210.
282
17
2Em
pat
Law
ang
230.
431
1.59
2-
1.59
21
21.6
151.
928
146
23.6
9010
-3.
429
28.7
1112
3La
hat
447.
562
27.7
68-
27.7
686
20.5
8333
7-
20.9
205
-29
.959
78.6
4618
4M
uara
Eni
m88
0.08
65.
520
-5.
520
142
.627
831
1.18
944
.647
54
1.85
452
.026
6
5M
usi
Bany
uasi
n1.
450.
225
499
765
1.26
40
810
12.7
3210
2.82
011
6.36
28
3.17
513
.229
134.
029
9
6M
usi R
awas
1.26
8.49
4-
16.4
1416
.414
1-
16.7
993.
700
20.5
002
8320
9.65
424
6.65
119
7O
gan
Ilir
226.
653
--
--
--
--
--
710
710
0,3
8O
KI1.
703.
713
--
--
19.4
42-
36.6
4656
.088
347
210
.656
67.2
174
9O
KU36
6.35
7-
--
-27
.208
1.41
57.
370
35.9
9310
-14
.317
50.3
1014
10O
KU S
elat
an46
3.77
47.
628
-7.
628
254
.793
-4.
573
54.7
0312
-17
.884
80.2
1617
11O
KU T
imur
335.
859
--
--
--
-4.
573
1-
9.49
414
.067
4
12Lu
buk
Ling
gau
32.4
89-
--
--
--
--
--
--
13Pa
gar
Alam
64.2
88-
--
-18
.160
--
18.1
6028
-89
18.2
4928
14Pa
lem
bang
36.7
3621
-32
0-
--
--
-4
36-
15Pr
abum
ulih
45.7
16-
--
--
--
--
--
--
Prov
. Sum
ater
a Se
lata
n8.
762.
805
43.0
8513
8.26
018
1.34
42
246.
365
34.0
4318
5.67
046
6.07
85
3.75
732
9.97
098
1.14
811
26 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
No Kabupaten/Kota
Luas wilayah
(ha)
Luhas Lahan Kritis dan Sangat Kritis Tahun 2011 (ha)
HK HL HP Di Luar Kawasan Total
1 Banyuasin 1.210.421 18.155 3.830 9.933 191.981 223.899
2 Empat Lawang 230.431 - 3.162 546 12.413 16.121
3 Lahat 447.562 - 3.226 4.917 18.655 26.798
4 Muara Enim 880.086 - 4.167 29.004 72.409 105.580
5 Musi Banyuasin 1.450.225 4.303 727 52.474 64.862 122.366
6 Musi Rawas 1.268.494 16.586 285 6.783 23.860 47.514
7 Ogan Ilir 226.653 - - 3.066 88.648 91.714
8 Ogan Komering Ilir 1.703.713 940 2 114.820 168.636 284.398
9 Ogan Komering Ulu 366.357 - 4.958 3.268 55.826 64.052
10 OKU Selatan 463.774 3.029 4.886 712 15.287 23.914
11 OKU Timur 335.859 - - 6.748 116.325 123.073
12 Lubuk Linggau 32.489 401 63 3 505 972
13 Pagar Alam 64.288 - 4.175 - 2.083 6.258
14 Palembang 36.736 - - - 9.582 9.582
15 Prabumulih 45.716 - - 123 4.104 4.227
Prov. Sumatera Selatan 8.762.805 43.414 29.481 232.397 845.176 1.150.468
Tabel 3.3. Luas lahan kritis dan sangat kritis didalam dan diluar kawasan hutan
27Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Kabu-paten/Kota
Fungsi Kaw.
Hutan
Nama Kawasan
Hutan
Penutupan Lahan Janis Lahan
Luas (ha)
Koordinat
2006 2010 X Y
PAGAR ALAM
HLBukit Jam-bul Nanti Mekakau
Hutan lahan Kering
Sekunder
Semak belukar
Non gambut 95 309.2 9.538.531
HLBukit Jam-bul Nanti Mekakau
Hutan lahan Kering
Sekunder
Pert. Lahan kering
campur
Non gambut 372 300.067 9.540.345
TOTAL LUAS 467 Jumlah Titik 2
Tabel 3.5. Distribusi lokasi dan luas deforestasi dalam kawasan tahun 2006-2010 di Provinsi Sumatera Selatan (Contoh Kota Pagar Alam)
Kabupaten/KotaFungsi Kawasan Hutan (ha)
HL HP HPK HPT Non Kaw SM TN TNL TWA Grand
Total
Pagar Alam 25.869 38.419 64.288
Hutan Lahan Kering Primer 12.001 0,1 12.001
Hutan Lahan Kering Sekunder 6.160 89 6.249
Semak Belukar 1.229 311 1.540
Pemukiman 112 112
Tanah Terbuka 41 41
Pertanian Lahan Kering 265 265
Pertanian Lahan Kering Campur 6.439 35.557 41.997
Sawah 2.086 2.086
Tabel 3.4. Salah Satu Contoh Penutupan lahan per fungsi kawasan hutan di Kota Pagar Alam
28 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
No Kabupaten/Kota
Laju Deforestasi (ha tahun-1)
Hutan Kon-
servasi
Hutan Lindung
Hutan Produksi
Di Luar Kawasan Total
1 Banyuasin - 158 838 147 1.143
2 Empat Lawang 24 155 - 4 184
3 Lahat 360 214 173 64 810
4 Muara Enim - 363 326 - 689
5 Musi Banyuasin 517 - 7.434 555 8.505
6 Musi Rawas 271 - 1.665 73 2.009
7 Ogan Ilir - - - - -
8 OKI - 356 844 8 1.208
9 OKU - 201 16 2 218
10 OKU Selatan - 1.244 176 21 1.441
11 OKU Timur - - 7 33 40
12 Lubuk Linggau - - - - -
13 Pagar Alam - 93 - - 93
14 Palembang - - - - -
15 Prabumulih - - - - -
Prov. Sumatera Selatan
1.171 2.784 11.477 906 16.338
0,22% 0,47% 0,50% 0,48%
Tabel 3.6. Laju deforestasi per fungsi kawasan hutan per kabupaten/kota
Untuk perencanaan kegiatan perlindungan dan pengamanan hutan, maka dilakukan perhitungan laju deforestasi, seperti disajikan pada Tabel 3.7. Se-lain itu, monitoring hotspot telah dilakukan secara rutin, sebagai bagian dari bentuk kewaspaadaan dan deteksi dini kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Monitoring hotspot ini sudah dapat dilakukan oleh unit pemantauan hotspot di Pemda kabupaten/kota dan juga bisa diakses oleh para pihak yang lain, seperti perusahaan perkebunan, perusahaan HTI dan perusahaan penggunalahan lainnya. Pada SKPD Provinsi monitoring hotspot dilaksanakan oleh UPTD Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan. Hasil monitoring tersebut disajikan pada Tabel 3.15.
29Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
No Kabupaten/Kota
Laju Degradasi Hutan (ha tahun-1)
Hutan Kon-
servasi
Hutan Lindung
Hutan Produksi
Di Luar Kawasan Total
1 Banyuasin 1.959 5.121 3 456 7.539
2 Empat Lawang - - - - -
3 Lahat - - - - -
4 Muara Enim - - - - -
5 Musi Banyuasin 5 - 827 773 1.606
6 Musi Rawas 71 - - - 71
7 Ogan Ilir - - - - -
8 OKI - - - - -
9 OKU - - - - -
10 OKU Selatan - - - - -
11 OKU Timur - - - - -
12 Lubuk Linggau - - - - -
13 Pagar Alam - - - - -
14 Palembang - - - - -
15 Prabumulih - - - - -
Provinsi Sumatera Selatan 2.035 5.121 830 1.230 9.216
Tabel 3.7. Laju degradasi hutan per fungsi kawasan hutan per kabupaten/kota
Selanjutnya, data yang juga relevan dengan upaya untuk meningkatkan penyerapan dan penyimpanan karbon hutan adalah pembangunan hutan tanaman industri yang dilaksanakan oleh investor dalam skema perizinan IUPHHK HT. Data dalam Tabel 3.16 menyajikan perkembangan investasi pembangunan hutan tanaman industri per kabupaten/ kota. Data ini juga menyajikan informasi neraca tanaman pada akhir tahun 2012, yang men-unjukkan luasan hutan tanaman pada akhir tahun 2012, setelah ditambah-kan dengan luasan areal realisasi tanaman baru dan pengurangan dengan luas areal penebangan pemanenan, dan pengurangan lain karena ganggu-an keamanan hutan tanaman, seperti kebakaran hutan, kerusakan karena serangan hama penyakit serta penebangan ilegal.
30 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Tabel 3.8. Jumlah hotspot dan estim
asi kebakaran didalam dan diluar kaw
asan hutan per kabupaten/kota
Kabupaten/Kota
Jumlah Hotspot
Estimasi Luas (ha)
Rata-rata per tahun (2010-2012)
20102011
20122010
20112012
Jumlah Hotspot
Estimasi Luas (ha)
Dalam
Kaw.
Luar Kaw
.Dalam
Kaw
.Luar Kaw
.Dalam
Kaw
.Luar Kaw
.Dalam
Kaw
.Luar Kaw
.Dalam
Kaw
.Luar Kaw
.Dalam
Kaw
.Luar Kaw
.Dalam
Kaw
.Luar Kaw
.Jum
-lah
Dalam
Kaw.
Luar Kaw
.Jum
lah
Banyuasin8
28175
464269
53052
1811.129
2.9931.735
3.419151
341492
2.9156.592
9.507
Empat Law
ang3
48
4516
12719
2652
290103
8199
5968
1741.135
1.309
Lahat5
4420
11121
-32
284129
716135
-15
5267
2971.000
1.296
Muara Enim
45112
252692
376532
290722
1.6254.463
2.4253.431
224445
6694.341
8.61712.958
Musi Banyuasin
29108
388775
857463
187697
2.5034.999
5.5282.986
425449
8748.217
8.68216.899
Musi Raw
as51
85249
332648
439329
5481.606
2.1414.180
2.832316
285601
6.1155.521
11.636
Ogan Ilir9
4589
19932
23558
290574
1.284206
1.51643
160203
8393.090
3.928
OKI62
401.259
1.1701.705
1.056400
2588.121
7.54710.997
6.8111.009
7551.764
19.51814.616
34.133
OKU15
1985
168106
17297
123548
1.084684
1.10969
120189
1.3292.316
3.644
OKU Selatan9
1665
13935
21058
103419
897226
1.35536
122158
7032.354
3.057
OKU Timur
811
5115
35119
5271
32742
226768
1682
98310
1.5801.890
Lubuk Linggau-
10-
48
10-
65-
2652
653
811
52155
206
Pagar Alam-
3-
6-
5-
19-
39-
32-
55
-90
90
Palembang
-4
-6
-5
-26
-39
-32
-5
5-
9797
Prabumulih
-25
-21
-28
-161
-135
-181
-25
25-
477477
Sumatera
Selatan244
5542.595
4.2474.108
3.9311.574
3.57316.738
27.39326.497
25.3552.316
2.9115.227
44.80856.321
101.130
31Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Tabe
l 3.9
. Per
kem
bang
an in
vest
asi p
emba
ngun
an h
utan
tana
man
indu
stri
per
kab
upat
en/ k
ota
Kabu
pate
n/Ko
ta
Inve
stas
i Pem
bang
unan
Tan
aman
Indu
stri
Izin
Ter
bit
s/d
2012
(h
a)RK
T 20
11 (h
a)RK
T 20
1220
13 D
st (h
a)
Luas
Ar
eal I
zin
IUPH
HK-
Htn
Tana
man
Po
kok
Real
isas
i Ta
nam
anN
erac
a Ta
nam
anPr
oduk
si
(m3)
Real
isas
i Ta
nam
anN
erac
a Ta
nam
anPr
oduk
si
(m3)
RKT
Tana
-m
an 2
013
Sisa
Ta
rget
Ta
nam
an
Poko
k
Bany
uasi
n52
.035
36.4
253.
253
16.2
5319
7.86
911
.575
23.2
8393
7.05
728
.752
12.1
42
Empa
t Law
ang
--
--
--
--
--
Laha
t28
.000
19.6
001.
611
11.4
2517
1.06
62.
740
12.7
8412
2.28
41.
500
6.81
6
Mua
ra E
nim
166.
960
116.
872
9.33
266
.184
990.
974
15.8
7674
.054
708.
381
15.1
0042
.818
Mus
i Ban
yuas
in30
6.16
021
4.31
218
.637
101.
555
843.
205
17.9
5811
4.08
772
3.05
954
.812
100.
225
Mus
i Raw
as17
9.50
512
5.65
44.
107
28.7
6042
9.79
07.
093
33.7
1530
7.22
813
.400
91.9
38
Oga
n Ili
r-
--
--
--
--
-
OKI
622.
936
436.
055
12.9
4420
6.30
21.
356.
413
31.0
6222
4.08
41.
053.
932
33.5
8921
1.97
2
OKU
15.0
0010
.500
867
6.15
192
.098
1.47
56.
882
65.8
35-
3.61
8
OKU
Sel
atan
15.0
7610
.553
999
1.20
0-
401.
039
-3.
000
9.51
4
OKU
Tim
ur-
--
--
--
--
-
Lubu
k Li
ngga
u-
--
--
--
--
-
Paga
r Al
am-
--
--
--
--
-
Pale
mba
ng-
--
--
--
--
-
Prab
umul
ih-
--
--
--
--
-
Sum
ater
a Se
lata
n1.
385.
672
969.
970
51.7
5043
7.83
04.
081.
416
87.8
1948
9.92
73.
917.
775
150.
153
480.
043
32 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
BAB IVStok Karbon dan Emisi Historis Tahun 2006 Sampai 2010
Dalam dokumen ini juga dihitung perubahan stok karbon dan distribusinya di masing-masing kabupaten/kota. Untuk perhitunganinidigunakanfaktoremisidanCO2darilahangambut seperti dalam Tabel 4.1 dan data peta penutupan vegetasi di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2006 dan 2010. Hasil perhitungan menunjukkan penurunan stok karbon sebesar28.671.066tonCO2-eq(±2%)selama5tahun,yaitudari 1.434.706.280 ton CO2-eq pada tahun 2006menjadi1.406.035.214tonCO2-eqpadatahun2010(Tabel4.2).Pe-rubahaniniterjadiakibatterjadinyaemisidan/ataufiksasipada masing-masing tipologi kawasan. Untuk itu, telah juga dilakukan perhitungan emisi historikal CO2 padamasing-masing fungsi hutan dan kabupaten kota dalam rentang waktu 5 tahun, yaitu dari 2006 sampai 2010, seperti disaji-kan pada Tabel 4.3.
33Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Kode PL Penutupan Lahan AGC Baru Emisi CO2 Gambut
(tha-1 th-1)
2001 Hutan lahan kering primer 195,4 0
2002 Hutan lahan kering sekunder 169,7 0
2004 Hutan mangrove primer 170 0
2005 Hutan rawa primer 196 0
2006 Hutan Tanaman 64 32
2007 Semak belukar 30 0
2010 Perkebunan 63 35,035
1012 Permukiman 5 44,59
2014 Tanah terbuka 2,5 19,11
3000 Rumput 4,5 19,11
5001 Air 0 0
20041 Hutan mangrove sekunder 120 0
20051 Hutan rawa sekunder 155 0
20071 Belukar rawa 30 0
20091 Pertanian Lahan kering 10 12,74
20092 Pertanian lahan kering campur 30 25,48
20093 Sawah 2 12,74
20094 Tambak 0 0
20121 Bandara/pelabuhan 0 44,59
20122 Transmigrasi 10 44,59
20141 Pertambangan 0 0
5011 Rawa 0 0
Tabel 4.1.FaktoremisikarbonperpenutupanlahandanemisiCO2dari lahan gambut
Indonesia telah berkomitmen akan menurunkan emisi CO2 sebesar 26%pada tahun 2020 dibandingkan dengan emisi dengan skenario BAU. Hasil perhitunganBAUmenunjukkanbahwaemisiCO2sampaitahun2020adalahsebesar133.419.945 tonCO2-eq th-1 dan jika dilakukan upaya penurunan dengan target penurunan sebesar 26%, maka emisi diproyeksikan menjadi 98.730.760tonCO2th-1, seperti disajikan pada Tabel 4.4. Perhitungan BAU ini perlu secara rutin ditinjau ulang sesuai dengan perubahan yang terjadi dan ketersediaan citra yang digunakan. Proses ini dapat dilakukan sejalan dengan langkah MER yang diterapkan.
34 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Tabel 4.2. Hasil perhitungan stok karbon tahun 2006 dan tahun 2010 per fungsi kaw
asan hutan per kabupaten/kota
Kabupaten/Kota
Total Stok Karbon (ton CO2)
20062010
HK
HL
HP
Luar Ka-w
asanTotal
HK
HL
HP
Luar Ka-w
asanTotal
Banyuasin82.130.054
27.608.78924.343.004
67.666.148201.747.996
80.403.45422.321.148
22.644.75265.516.682
190.886.036
Empat Law
ang1.291.500
19.168.0011.865.349
17.483.78739.808.637
1.230.22718.770.100
1.865.34917.472.497
39.338.174
Lahat19.036
17.072.51558.476.125
20.863.25196.430.927
19.03616.523.455
57.990.94319.941.618
94.475.052
Muara Enim
3.737.17732.372.683
35.654.49457.834.568
129.598.9223.737.177
31.417.31535.235.774
57.834.568128.224.834
Musi Banyuasin
9.438.0132.444.902
143.837.66486.490.807
242.211.3868.189.898
2.450.248128.109.128
85.902.082224.652.357
Musi Raw
as13.484.321
181.02158.849.255
230.495.312303.009.909
12.728.039181.021
41.919.778246.121.722
300.950.570
Ogan Ilir
00
481.781223.948.823
24.433.6040
0484.781
23.948.82324.433.604
Ogan Kom
ering Ilir310.963
16.865.82185.029.573
76.456.743178.664.101
310.96316.098.784
96.202.16376.439.814
189.051.725
Ogan Kom
ering Ulu
022.013.008
12.231.50735.616.092
69.860.6060
21.491.96812.191.454
35.611.87269.295.295
OKU
Selatan7.528.012
46.788.9802.994.571
31.999.37589.310.938
7.423.21243.594.586
2.460.06131.946.285
85.424.144
OKU
Timur
00
4.881.92527.717.881
32.599.8060
04.863.254
27.649.35032.512.604
Lubuk Linggau461.653
28.673129.337
2.435.9993.055.663
461.65328.673
129.3372.435.999
3.055.663
Pagar Alam0
13.526.3020
4.031.53417.557.836
013.286.671
04.031.534
17.318.205
Palembang
21.7190
01.963.414
1.985.13321.719
00
1.963.4141.985.133
Prabumulih
00
216.7284.215.089
4.431.8170
0216.728
4.215.0894.431.817
Sumatera Selatan
118.422.450198.070.695
428.994.313689.218.822
1.434.706.280114.525.380
186.163.971404.313.515
701.032.3481.406.035.214
35Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Tabe
l 4.3
. Has
il pe
rhitu
ngan
em
isi h
isto
rika
l dar
i pen
utup
an v
eget
asi d
an la
han
gam
but t
ahun
200
6-20
10 p
er fu
ngsi
ka
was
an h
utan
per
kab
upat
en/k
ota
Kabu
pate
n/Ko
ta
Emis
i Tah
unan
200
6-20
10 (t
on C
O2
th-1
)Em
isi T
ahun
an D
i Gam
but
2006
-201
0 (t
on C
O2
th-1
)To
tal
Emis
i (to
n CO
2 th
-1)
HK
HL
HP
Luar
Ka
was
anTo
tal
HK
HL
HP
Luar
Ka
was
anTo
tal
Bany
uasi
n34
5.32
01.
057.
528
339.
650
429.
893
2.17
2.39
229
1.91
939
.919
69.9
651.
323.
385
1.72
5.24
83.
897.
640
Empa
t Law
ang
12.2
5579
.580
-2.
258
94.0
93-
--
--
94.0
93
Laha
t-
109.
812
97.0
3618
4.32
739
1.17
5-
--
--
391.
175
Mua
ra E
nim
-19
1.07
483
.744
-27
4.81
8-
-26
.191
26.1
9126
.648
301.
465
Mus
i Ban
yuas
in24
9.62
3(1
.069
)3.
145.
707
117.
545
3.51
1.80
6-
-35
0.67
935
0.67
945
2.69
23.
964.
497
Mus
i Raw
as15
1.25
6-
3.38
5.89
3(3
.125
.282
)41
1.86
8-
-23
.835
23.8
3526
.169
438.
036
Oga
n Ili
r-
--
--
--
--
--
Oga
n Ko
mer
ing
Ilir
-15
3.40
7(2
.234
.518
)3.
386
(2.0
77.7
25)
241.
896
69.8
4563
.991
553.
961
929.
694
(1.1
48.0
31)
Oga
n Ko
mer
ing
Ulu
-10
4.20
88.
010
844
113.
062
--
--
-11
3.06
2
OKU
Sel
atan
20.9
6063
8.87
910
6.90
210
.618
777.
359
--
--
-77
7.35
9
OKU
Tim
ur-
-3.
734
13.7
0617
.440
--
--
-17
.440
Lubu
k Li
ngga
u-
--
--
--
--
--
Paga
r Al
am-
47.9
26-
-47
.926
--
--
-47
.926
Pale
mba
ng-
--
--
--
--
--
Prab
umul
ih-
--
--
--
--
--
Sum
ater
aSe
lata
n77
9.41
42.
381.
345
4.93
6.16
0(2
.362
.705
)5.
734.
213
533.
876
109.
763
238.
760
2.27
8.05
13.
160.
450
8.89
4.66
3
36 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Tabel 4.4. Hasil perhitungan REL historikal dari penutupan vegetasi dan lahan gam
but serta skenario penurunan emisi 26%
sampat tahun 2020
per fungsi kawasan hutan per kabupaten/kota
Kabupat-en/Kota
Emisi Tahunan 2006-2010 (ton CO
2 th-1)
Emisi Tahunan D
i Gam
but sampai 2020 (ton CO
2 th
-1)Total Em
isi (ton CO
2 th
-1)
Skenario REL 26%
HK
HL
HP
Luar Ka-w
asanTotal
HK
HL
HP
Luar Kaw
asanTotal
Banyuasin5.179.799
15.862.9255.094.757
6.448.39832.585.879
4.379.696598.778
1.049.48219.850.768
25.878.72458.464.603
58.464.603
Empat
Lawang
183.8181.193.702
033.869
1.411.3890
00
00
1.411.3891.411.389
Lahat0
1.647.1791.455.547
2.764.8995.867.625
00
00
05.867.625
5.867.625
Muara Enim
02.866.105
1.256.1580
4.122.2630
06.853
392.863399.716
4.521.9794.521.979
Musi
Banyuasin3.744.345
(16.039)47.185.607
1.763.17452.677.087
00
1.530.1845.260.191
6.790.37559.467.462
59.467.462
Musi Raw
as2.268.846
050.788.399
(46.879.229)6.178.015
00
35.010357.518
392.5286.570.543
6.570.543
Ogan Ilir
00
00
00
00
00
00
OKI
02.301.111
(33.517.772)50.787
(31.165.874)3.628.444
1.047.671959.871
8.309.41913.945.406
(17.220.468)(17.220.468)
OKU
01.563.117
120.15612.659
1.695.9320
00
00
1.695.9321.695.932
OKU
Selatan314.402
9.583.1811.603.529
159.27011.660.383
00
00
011.660.383
11.660.383
OKU
Timur
00
56.012205.595
261.6070
00
00
261.607261.607
Lubuk Linggau
00
00
00
00
00
00
Pagar Alam0
718.8910
0718.891
00
00
0718.891
718.891
Palembang
00
00
00
00
00
00
Prabumulih
00
00
00
00
00
00
Sumatera
Selatan11.691.210
35.720.17274.042.394
(35.440.579)86.013.197
8.008.1401.646.449
3.581.40034.170.759
47.406.748133.419.945
98.730.760
37Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
BAB VRencana Aksi Mitigasi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Bidang Kehutanan Tahun 2014
Beberapakegiatantelahdiidentifikasisecaranyatadapatberperan langsung dalam penurunan emisi gas rumah kaca di bidang kehutanan dan lahan gambut. Rencana aksi mitigasi penurunan emisi gas rumah kaca di SKPD Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2014 meliputi menurunkan laju deforestasi, menurunkan laju degradasi hutan, menurunkan jumlah hotspot, merestrorasi ekosistem hutan produksi alam, meningkatkan terget penanaman hutan tanaman industri, membangun tanaman kehidupan, meningkatkan rehabilitasi lahan kritis dalam kawasan hutan, membangun investasi tanaman masyarakat dan perhutanan sosial. Rencana aksi penurunan Emisi GRK di Bidang Kehutanan tersebut disajikan secara rinci dalam Tabel 5.1. dan Tabel 5.2.
38 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Tabel 5.1. Rencana aksi mitigasi penurunan em
isi GRK m
elalui kegiatan menurunkan laju deforestasi,
laju degradasi hutan dan jumlah hotspot
Target Aksi M
itigasi Penurunan Emisi G
RK Bidang Kehutanan dan Lahan Gam
but 2014
IKU A
ksi Mitigasi Pe-
nurunan Emisi G
RKPenurunan Laju D
eforestasi(Jum
lah titik lokasi dan ha th-1)
Penurunan Laju Degradasi H
utan(Jum
lah titik lokasi dan ha th-1)
Penurunan Jumlah H
otspot(Jum
lah titik th-1)
Kabupaten/KotaKaw
. Kon-servasi
HL
Luar Ka-w
asanKaw
. kon-servasi
HL
Luar Ka-w
asanD
alam
Ka-w
asan
Luar Ka-
wasan
Jumlah
TitikLuas
TitikLuas
TitikLuas
TitikLuas
TitikLuas
TitikLuas
Banyuasin-
-3
229-
-1
5.8262
2.400-
-15
3449
Empat Law
ang-
-3
169-
--
--
--
-1
67
Lahat-
-1
2-
--
--
--
-2
57
Muara Enim
--
3329
--
--
--
--
2245
67
Musi Banyuasin
9687
--
--
127
--
--
4245
87
Musi Raw
as4
332-
--
--
--
--
-32
2960
Ogan Ilir
--
--
--
--
--
--
416
20
OKI
--
21.644
--
--
--
-101
76176
OKU
--
2230
--
--
--
-7
1219
OKU
Selatan-
-7
1.617-
--
--
--
412
16
OKU
Timur
--
--
--
--
--
-2
810
Lubuk Linggau-
--
--
--
--
--
-1
1
Pagar Alam-
-1
95-
--
--
--
-0,47
0,47
Palembang
--
--
--
--
--
--
11
Prabumulih
--
--
--
--
--
--
22
Sumatera Selatan
131.019
224.385
--
25.856
22.400
--
232291
523
39Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Tabe
l 5.2
. Ren
cana
aks
i miti
gasi
pen
urun
an e
mis
i GRK
mel
alui
keg
iata
n m
elak
sana
kan
rest
oras
i eko
sist
em, p
enan
aman
hut
an ta
nam
an
indu
stri
, tan
aman
keh
idup
an, r
ehab
ilita
si la
han
kriti
s da
n pe
mba
ngun
an in
vest
asi h
utan
tana
man
ole
h m
asya
raka
t
Targ
et A
ksi M
itig
asi P
enur
unan
Em
isi G
RK B
idan
g Ke
huta
nan
dan
Laha
n G
ambu
t 20
14
IKU
Aks
i Mit
i-ga
si P
enur
unan
Em
isi G
RK
Luas
HPA
Te
rres
tora
si
(ha)
Pena
nam
an
HTI
(ha)
Pem
bang
unan
Ta
nam
an K
e-hi
dupa
n (h
a)
Reha
bilit
asi L
ahan
Kri
tis
dala
m K
awas
an H
utan
(ha)
Inve
tasi
Tan
aman
Mas
yara
kat
dan
Perh
u-ta
nan
Sosi
al (h
a)
Kabu
pate
n/Ko
ta
Rata
pe
r ta
hun
2014
Rata
pe
r ta
hun
2014
Se
bel-
umny
a 20
14Ra
ta
per
tahu
n H
KH
L D
AK
HL
APBD
Pr
ov.
HTR
sa
mpa
i 20
14
HKm
sa
mpa
i 20
14
Hut
an
Des
a sa
m-
pai 2
014
Hut
an
Raky
at s
am-
pai 2
014
Bany
uasi
n15
010
07.
414
6.88
0-
500
200
250
--
-50
-60
Empa
t Law
ang
--
--
--
150
--
150
-10
0-
200
Laha
t-
-2.
176
2.20
0-
500
150
--
150
75-
-
Mua
ra E
nim
--
12.6
0411
.800
-50
015
0-
--
--
400
-
Mus
i Ban
yuas
in35
040
018
.297
26.7
00-
2.00
0-
150
--
--
--
Mus
i Raw
as-
-5.
600
9.50
0-
500
200
--
-80
010
040
050
Oga
n Ili
r-
--
--
-15
0-
--
-15
0-
200
OKI
--
22.0
0318
.750
-2.
000
--
-1.
800
--
25
OKU
--
1.17
11.
000
-10
0-
--
-22
5-
300
-
OKU
Sel
atan
--
520
1.00
0-
5015
0-
200
-17
0-
-20
0
OKU
Tim
ur-
--
--
-20
0-
--
-10
0-
-
Lubu
k Li
ngga
u-
--
--
-15
0-
--
--
-14
0
Paga
r Al
am-
--
--
--
--
--
--
160
Pale
mba
ng-
--
--
--
--
--
--
-
Prab
umul
ih-
--
--
--
--
--
--
-
Sum
ater
a Se
lata
n50
050
069
.784
77.8
30-
6.15
01.
500
400
200
300
2.99
557
51.
100
1.03
5
40 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Berdasarkan aksi mitigasi pada Tabel 5.1 dan 5.2, selanjutnya dihitung tar-get pencapaian penurunan emisi GRK, seperti disajikan pada Tabel 5.3 sam-pai 5.5.Rencana aksi penurunan emisi dan peningkatan penyerapan karbon selanjutnya dituangkan ke dalam Rencana Kerja (Tabel 5.6). Rencana kerja tersebut menitikberatkan kepada upaya pencapaian Indikator Kinerja Uta-ma dan Indikator Kinerja Keluaran Program aksi mitigasi penurunan emisi GRK dan telah dimasukkan ke dalam mekanisme pembahasan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah dan Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan Kehutanan Daerah Tahun 2014.
Rekapitulasi hasil perhitungan target penurunan emisi gas rumah kaca dari aksi mitigasi Bidang Kehutanan pada masing-masing fungsi hutan dan ka-bupaten/kota untuk Rencana Kerja Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Se-latan Tahun 2014, dan total Net Emisi setelah aksi mitigasi disajikan dalam Tabel 5.7. dan Tabel 5.8. Berdasarkan perhitungan hasil dari aksi mitigasi pe-nurunan laju emisi dan aksi mitigasi peningkatan penyerapan karbon, maka pada tahun 2014 diperkirakan tingkat Net Emisi setelah aksi mitigasi dari bidang kehutanan adalahmenjadi sebesar 15.825.862 ton CO2-eq/tahun.Ini baru merupakan angka estimasi dengan asumsi bahwa rencana kinerja dapat dilaksanakan secara efektif di lapangan. Dasih perhitungan yang lebih tepat didapatkan dari pengukuran berdasarkan hasil penafsiran citra satelit dan pemeriksaan lapangan setiap periode 5 tahunan.
41Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Tabe
l 5.3
. Tar
get p
enur
unan
em
isi d
ari a
ksi m
itiga
si m
enur
unka
n la
ju d
efor
esta
si, l
aju
degr
adas
i hut
an d
an ju
mla
h tit
ik h
otsp
ot
Targ
et A
ksi M
itig
asi P
enur
unan
Em
isi G
RK B
idan
g Ke
huta
nan
dan
Laha
n G
ambu
t 20
14
IKU
Aks
i M
itig
asi
Penu
runa
n Em
isi G
RK
Penu
runa
n La
ju D
efor
esta
siPe
nuruna
nEm
isi(tonCO
2-egth
-1)
Penu
runa
n La
ju D
egra
dasi
Hut
anPe
nuruna
nEm
isi(tonCO
2-egth
-1)
Penu
runa
n Ju
mla
h H
otsp
ot
Dal
am d
an L
uar
Kaw
asan
10%
Jum
lah
Pe-
nuru
nan
Emis
i A
kiba
t A
ksi M
iti-
gasi
(ton
CO
2-eg
)
Kabu
pate
n/Ko
ta
Kaw
. Kon
-se
rvas
i H
LLu
ar K
a-w
asan
Kaw
. kon
serv
asi
HL
Luar
Ka-
was
anTi
tik
ton
CO2-
eqLu
as
(ha)
tonCO
2-eq
Luas
(h
a)tonCO
2-eq
Luas
(h
a)
ton
CO2-
eq
Luas
(h
a)tonCO
2-eq
Luas
(h
a)to
n CO
2-eq
Luas
(h
a)
ton
CO2-
eq
Bany
uasi
n-
-29
915
3.62
6-
-5.
826
1.06
9.03
12.
400
440.
352
--
498.
081
1.67
1.09
0
Empa
t Law
ang
--
169
137.
119
--
--
--
--
71.
113
138.
231
Laha
t-
-2
1.02
5-
--
--
--
-7
1.10
22.
127
Mua
ra E
nim
--
329
168.
678
--
--
--
--
6711
.014
179.
692
Mus
i Ban
yu-
asin
687
421.
253
--
--
2713
.080
--
--
8714
.364
448.
697
Mus
i Raw
as33
220
3.77
2-
--
--
--
--
-60
9.89
021
3.66
3
Oga
n Ili
r-
--
--
--
--
--
-20
3.33
393.
339
OKI
--
1.64
475
4.18
5-
--
--
--
-17
629
.013
783.
198
OKU
--
230
134.
803
--
--
--
--
193.
098
137.
900
OKU
Sel
atan
--
1.61
782
9.03
4-
--
--
--
-16
2.59
983
1.63
3
OKU
Tim
ur-
--
--
--
--
--
-10
1.60
61.
606
Lubu
k Li
ngga
u-
--
--
--
--
--
-1
175
175
Paga
r Al
am-
-95
48.3
58-
--
--
--
--
7748
.435
Pale
mba
ng-
--
--
--
--
--
-1
8282
Prab
umul
ih-
--
--
--
--
--
-2
406
406
Sum
ater
a Se
lata
n1.
019
625.
025
4.38
52.
226.
828
--
5.85
31.
082.
111
2.40
044
0.35
2-
-52
385
.960
4.46
0.27
6
42 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Tabel 5.4. Target penyerapan karbon dari aksi mitigasi restorasi ekosistem
, penanaman hutan tanam
an industri dan tanam
an kehidupan
Target Aksi M
itigasi Penurunan Emisi G
RK Bidang Kehutanan dan Lahan Gam
but 2014
IKU A
ksi Mitigasi Penu-
runan Emisi G
RKLuas H
PA Terrestorasi
Penanaman H
TIPem
bangunan Tana-m
an Kehidupan (ha)Jum
lah Serapan dari IU
PHH
K (ton CO2-eg)
Kabupaten/KotaSerapan Karbon
Serapan KarbonSerapan Karbon
Luas (ha)tonCO
2-egLuas (ha)
tonCO2-eg
Luas (ha)tonCO
2-eg
Banyuasin100
12.4786.880
858.486500
62.390933.354
Empat Law
ang-
--
--
--
Lahat-
-2.200
274.516500
62.390336.906
Muara Enim
--
11.8001.472.404
50062.390
1.534.794
Musi Banyuasin
40049.912
26.7003.331.626
2.000249.560
3.631.098
Musi Raw
as-
-9.500
1.185.410500
62.3901.247.800
Ogan Ilir
--
--
--
-
OKI
--
18.7502.339.625
2.000249.560
2.589.185
OKU
--
1.000124.780
10012.478
137.258
OKU
Selatan-
-1.000
124.78050
6.239131.019
OKU
Timur
--
--
--
-
Lubuk Linggau-
--
--
--
Pagar Alam-
--
--
--
Palembang
--
--
--
-
Prabumulih
--
--
--
-
Sumatera Selatan
50062.390
77.8309.711.627
6.150767.397
10.541.414
43Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Tabe
l 5.5
. Tar
get p
enye
rapa
n ka
rbon
dar
i aks
i miti
gasi
reh
abili
tasi
laha
n kr
itis
dan
pem
bang
unan
inve
stas
i hut
an ta
nam
an
mas
yara
kat d
an p
erhu
tana
n so
cial
Targ
et A
ksi M
itig
asi P
enur
unan
Em
isi G
RK B
idan
g Ke
huta
nan
dan
Laha
n G
ambu
t 20
14
IKU
Aks
i M
itig
asi
Penu
runa
n Em
isi G
RK
Reha
bilit
asi L
ahan
Kri
tis
dala
m K
awas
an H
utan
Inve
tasi
Tan
aman
Mas
yara
kat
dan
Perh
utan
an S
osia
l
Jum
lah
Sera
pan
(ton
CO
2-eg
)
Sera
pan
Karb
onSe
rapa
n Ka
rbon
Kabu
pate
n/Ko
ta
HK
HL
DA
KH
L A
PBD
HTR
sam
pai
2014
HKm
sam
pai
2014
Hut
an D
esa
sam
pai 2
014
Hut
an R
akya
t sa
mpa
i 201
4
Luas
(h
a)
ton
CO2-
eg
Luas
(h
a)
ton
CO2-
eg
Luas
(h
a)
ton
CO2-
eg
Luas
(h
a)tonCO
2-eg
Luas
(h
a)to
n CO
2-eg
Luas
(h
a)to
n CO
2-eg
Luas
(h
a)to
n CO
2-eg
Bany
uasi
n25
053
.890
--
--
--
5010
.778
--
6012
.934
77.6
02
Empa
t Law
ang
--
--
150
32.3
34-
-10
021
.556
--
200
43.1
1297
.002
Laha
t-
--
-15
032
.334
--
7516
.167
--
--
48.5
01
Mua
ra E
nim
--
--
--
--
--
400
86.2
24-
-86
.224
Mus
i Ban
yu-
asin
150
32.3
34-
--
--
--
--
--
-32
.334
Mus
i Raw
as-
--
--
-80
017
2.44
810
021
.556
400
86.2
2450
10.7
7829
1.00
6
Oga
n Ili
r-
--
--
--
-15
032
.334
--
200
43.1
1275
.446
OKI
--
--
--
1.80
038
8.00
8-
--
-25
5.38
939
3.39
7
OKU
--
200
43.1
12-
-22
548
.501
--
--
--
48.5
01
OKU
Sel
atan
--
--
--
170
36.6
45-
-30
064
.668
200
43.1
1218
7.53
7
OKU
Tim
ur-
--
--
--
-10
021
.556
--
0-
21.5
56
Lubu
k Li
ngga
u-
--
--
--
--
--
-14
030
.178
30.1
78
Paga
r Al
am-
--
--
--
--
--
-16
034
.490
34.4
90
Pale
mba
ng-
--
--
--
--
--
--
--
Prab
umul
ih-
--
--
--
--
--
--
--
Sum
ater
a Se
lata
n40
086
.224
200
43.1
1230
064
.668
2.99
564
5.60
257
512
3.94
71.
100
237.
116
1.03
522
3.10
51.
423.
774
44 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Tabel 5.6. Rencana Kerja (RENJA) SKPD
Dinas Kehutanan Provinsi Sum
atera Selatan dengan Indikator Kinerja Utam
a (IKU) Aksi
Mitigasi Penurunan Em
isi Gas Rum
ah Kaca Tahun 2014 (Salah satu contoh)
Rencana Tahun 2014Perkiraaan M
aju Ren-cana tahun 2015
Kode
Urusan/bidang
Pemerintahan D
ae-rah, Sasaran dan
Program/kegiatan
Indikator kerja Sasaran/Pro-
gram/kegiatan
Lokasi
Target Penca-paian
Kinerja
Kebutuhan D
ana/Pagu Indikatof (Rp.)
Sumber
Dana
Catatan Penting
Target Peca-paian
Kinerja
Kebutuhan D
ana/Pagu Indikatif (Rp.)
012
Urusan Pilihan Kehutanan
012
02
012
0201
Dinas Kehutanan
13.457.000.00015.652.200.000
IKU Aksi M
itigasi Penurunan Em
isi G
RK
Cakupan Penguku-han Kaw
asan Hutan
Jumlah tata
batas kawasan
hutan (km th
-1)
012
0201
15Program
Pem
anfaatan Potensi Sum
berdaya Hutan
Peningkatan pem
anfaatan potensi sum
ber-daya hutan
1.750.000.0001.900.000.000
012
0201
1514
Pengukuhan dan Penatagunaan
Kawasan H
utan
Jumlah laporan
dan berita acara pem
antapan kaw
asan hutan, perm
asalahan dan penggunaan kaw
asan hutan pada 10 lokasi kaw
asan hutan
Provinsi Sum
sel (M
uara Enim,
Banyuasin, O
KI)
16 doku-m
en450.000.000
APBD
Kegiatan pendukung aksi m
itigasi penurunan em
isi GRK
16 doku-m
en500.000.000
IKU Aksi M
itigasi Penurunan Em
isi G
RK
Kelembagaan Kes-
atuan Pengelolaan H
utan/KPH
Jumlah KPH
yang terbentuk
(unit)
012
0201
1501
Pembentukan
Kesatuan Pengelolaan H
utan Produksi (KPH
P)
Jumlah unit
prakondisi pem
bentukan kelem
bagaaan KPH
model
Banyuasin, M
uara Enim,
OKU
, MU
BA dan KPH
Lintas Kabu-paten, Em
pat Law
ang, OKI
7 unit400.000.000
APBD
Kegiatan pendukung aksi m
itigasi penurunan em
isi GRK
9 unit600.000.000
45Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Tabe
l 5.7
. Rek
apitu
lasi
targ
et p
enur
unan
em
isi g
as r
umah
kac
a da
ri a
ksi m
itiga
si b
idan
g ke
huta
nan
per
kabu
pate
n/ko
ta ta
hun
2014
Penu
runa
n La
ju e
mis
i Dar
i Aks
i Mit
igas
i Tah
un 2
014
(ton
CO
2-eq
)
Kabu
pate
n/Ko
ta
Men
urun
kan
Laju
Def
ores
tasi
Men
urun
kan
Laju
Deg
rada
siM
enur
unka
n Ju
mla
h H
ot-
spot
Kaw
. Ko
n-se
rvas
iH
LLu
ar
Kaw
. H
utan
Tota
lH
KH
LLu
ar K
a-w
asan
Tota
l
Bany
uasi
n-
153.
626
-15
3.62
61.
069.
031
440.
352
-1.
509.
383
8.08
1
Empa
t Law
ang
-13
7.11
9-
137.
119
--
--
1.11
3
Laha
t-
1.02
5-
1.02
5-
--
-1.
102
Mua
ra E
nim
-16
8.67
8-
168/
678
--
--
11.0
14
Mus
i Ban
yuas
in42
1.25
3-
-42
1.25
313
.080
--
13.0
8014
.364
Mus
i Raw
as20
3.77
2-
-29
03.7
72-
--
-9.
890
Oga
n Ili
r-
--
--
--
-3.
339
Oga
n Ko
mer
ing
Ilir
-75
4.18
5-
754.
185
--
--
29.0
13
Oga
n Ko
mer
ing
Ulu
-13
4.80
3-
134.
803
--
--
3.09
8
OKU
Sel
atan
-82
9.03
4-
829.
034
--
--
2.59
9
OKU
Tim
ur-
--
--
--
-1.
606
Lubu
k Li
ngga
u-
--
--
--
-17
5
Paga
r Al
am-
48.3
58-
48.3
58-
--
-77
Pale
mba
ng-
--
--
--
-82
Prab
umul
ih-
--
--
--
-40
6
Sum
ater
a Se
lata
n62
5.02
52.
226.
828
-2.
851.
853
1.08
2.11
144
0.35
2-
1.52
2.46
385
.960
46 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Tabel 5.8. Rekapitulasi target peningkatan serapan karbon dari aksi mitigasi bidang kehutanan
per kabupaten/kota Tahun 2014
Kabupaten/Kota
Penurunan Laju emisi D
ari Aksi M
itigasi Tahun 2014 (ton CO2-eq)
Total Net
Emisi 2014
Setelah Aksi
Mitigasi
(ton CO2-eg
th-1)
Meresto-
rasi Eko-sistem
HP
Produksi
Mening-
katkan Target
Penana-m
an HTI
Mem
-bangun
Tanaman
Kehidu-pan
Meningkatkan Rehabili-
tasi Lahan Kritis dalam
Kawasan H
utan
Investasi Tanaman M
asyarakat dan Perhutanan Sosial
HK
HL
(DA
K)H
L (A
PBD)
HTR
HKm
HD
HR
Banyuasin12.478
858.48662.390
31.195-
--
6.239-
7.4872.649.366
Empat Law
ang-
--
--
18.717-
12.478-
24.956194.382
Lahat-
274.51662.390
--
18.717-
9.359-
-367.109
Muara Enim
-1.472.404
62.390-
--
--
49.912-
1.764.398
Musi Banyuasin
49.9123.331.626
249.56018.717
--
--
--
4.098.512
Musi Raw
as-
1.185.41062.390
--
-99.824
12.47849.912
6.2391.629.916
Ogan Ilir
--
--
--
-18.717
-24.956
47.012
Ogan Kom
ering Ilir-
2.339.625249.560
--
-224.604
--
3.1203.600.107
Ogan Kom
ering Ulu
-124.780
12.478-
--
28.076-
--
303.234
OKU
Selatan-
124.7806.239
-24.956
-21.213
-37.434
24.9561.071.211
OKU
Timur
--
--
--
-12.478
--
14.084
Lubuk Linggau-
--
--
--
--
17.46917.645
Pagar Alam-
--
--
--
--
19.96568.399
Palembang
--
--
--
--
--
82
Prabumulih
--
--
--
--
--
405
Sumatera Selatan
62.3909.711.627
767.39749.912
24.95637.434
373.71671.749
137.258129.147
15.825.862
47Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
48 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
BAB VIRencana Aksi Mitigasi Penurunan Emisi GRK Tahunan 2011-2020 di Bidang Kehutanan dan Lahan Gambut
Dalam rangka menurunkan emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh kegiatan perubahan penutupan lahan dan lahan gambut maka diperlukan kegiatan (mitigasi) yang dapat menurunkan besaran emisi GRK sampai den-gan tahun 2020. Skenario penurunan emisi GRK sektor kehutanan dan lahan gambut menggunakan zonasi rencana tata ruang wilayah provinsi Sumatera Selatan, rencana izin investasi perkebunan dan hutan tanaman serta ren-cana strategis pembangunan ProvinsiSumatera Selatan sebagai panduan dalam melakukan aksi mitigasi penurunan emisi GRK. Oleh karena itu, seba-gai tindaklanjut rencana aksi mitigasi penurunan emisi GRK di bidang kehu-tanan dan lahan gambut dalam Bab V, maka telah juga disusun aksi mitigasi lanjutan sampai tahun 2020. Rencana aksi (contoh) penurunan Emisi GRK di Bidang Kehutanan tersebut disajikan secara rinci dalam Tabel 6.1
49Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Tabe
l 6.1
. Sal
ah s
atu
cont
oh R
enca
na c
apai
an k
iner
ja ta
huna
n da
lam
luas
dan
jum
lah
emis
i kar
bon
dari
pen
urun
an ju
mla
h tit
ik
hots
pot d
an lu
as k
ebak
aran
pad
a ta
hun
2011
sam
pai 2
015
per
kabu
pate
n/ko
ta
Kabu
pate
n/Ko
ta
Targ
et A
ksi M
itig
asi P
enur
unan
Em
isi G
RK B
idan
g Ke
huta
nan
dan
Laha
n G
ambu
t
Penu
runa
n Ju
mla
h H
otsp
ot 2
011
(Pen
urun
an E
mis
i)
Penu
runa
n Ju
mla
h H
otsp
ot 2
012
(Pen
urun
an E
mis
i)
Penu
runa
n Ju
mla
h H
otsp
ot 2
013
(Pen
urun
an E
mis
i)
Penu
runa
n Ju
mla
h H
otsp
ot 2
014
(Pen
urun
an E
mis
i)
Penu
runa
n Ju
mla
h H
otsp
ot 2
015
(Pen
urun
an E
mis
i)
Jml.
Titik
Luas
ton
CO2-eq
Jml.
Titik
Luas
ton
CO2-eq
Jml.
Titik
Luas
ton
CO2-eq
Jml.
Titik
Luas
ton
CO2-eq
Jml.
Titik
Luas
ton
CO2-eq
Bany
uasi
n-
--
4931
78.
081
4931
78.
081
4931
78.
081
4931
78.
081
Empa
t Law
ang
--
-7
441.
113
744
1.11
37
441.
113
744
1.11
3
Laha
t-
--
743
1.10
27
431.
102
743
1.10
27
431.
102
Mua
ra E
nim
--
-67
432
11.0
1467
432
11.0
1467
432
11.0
1467
432
11.0
14
Mus
i Ban
yuas
in-
--
8756
314
.364
8756
314
.364
8756
314
.364
8756
314
.364
Mus
i Raw
as-
--
6038
89.
890
6038
89.
890
6038
89.
890
6038
89.
890
Oga
n Ili
r-
--
2013
13.
339
2013
13.
339
2013
13.
339
2013
13.
339
OKI
--
-17
61.
138
29.0
1317
61.
138
29.0
1317
61.
138
29.0
1317
61.
138
29.0
13
OKU
--
-19
121
3.09
819
121
3.09
819
121
3.09
819
121
3.09
8
OKU
Sel
atan
--
-16
102
2.59
916
102
2.59
916
102
2.59
916
102
2.59
9
OKU
Tim
ur-
--
1063
1.60
610
631.
606
1063
1.60
610
631.
606
Lubu
k Li
ngga
u-
--
17
175
17
175
17
175
17
175
Paga
r Al
am-
--
-3
77-
377
-3
77-
377
Pale
mba
ng-
--
13
821
382
13
821
382
Prab
umul
ih-
--
216
406
216
406
216
406
216
406
Sum
ater
a Se
lata
n-
--
523
3.37
185
.960
523
3.37
185
.960
523
3.37
185
.960
523
3.37
185
.960
50 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
BAB VIIRencana Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca Tahunan 2011 - 2020 Di Provinsi Sumatera Selatan
Tabel 7.1. Salah satu contoh Target pengurangan emisi dari aksi mitigasi tahun 2014 di tingkat kabupaten/kota
Target Aksi Mitigasi Penurunan Emisi GRK Bidang Kehutanan dan Lahan Gambut 2014
IKU Aksi Mitigasi
Penurunan Emisi GRK
Penurunan Laju DeforestasiPenurunan Laju Degradasi
Hutan
Penurunan Jumlah Hotspot
10% Dalam dan Luar
Kaw.
Jumlah Pe-
nurunan Aksi
Mitigasi
Restorasi Ekosis-
tem Hutan
Produksi Alam
Pening-katan
Penana-man HTI
Pemban-gunan
Tanaman Kehidu-
pan
Peningkatan Rehabili-tasi Lahan Kriitis Dalam
Kawasan Hutan
Pembangunan Investasi Tanaman Masyarakat dan Perhutanan Sosial
Peningka-tan Target
Penanaman Semak-Belukar menjadi
Perkebunan
Peningkatan Tar-get Penanaman Belukar-rawa
pada lahan Gambut menjadi
Perkebunan
Estimasi Jumlah Serapan Karbon
Pengurangan Emisi (ton CO2-eq th-1)
Kaw. Kos-
ervasiHL
Luas Kaw
Hutan
Kaw. Koservasi
HLLuas Kaw
HutanHK
HL (DAK
HL (APBD)
HTR Sampai
2014
HKm Sampai
2014
HD Sampai
2014
HR Sampai
2014
Penyerapan Vegetasi
Peny-erapan
Vegetasi
Emisi Gam-but
Banyuasin - 96.068 89.555 1.069.081 440.352 - 8.081 1.703.087 12.478 1.110.542 62.390 56.426 10.918 - - 10.918 - 13.102 60.555 60.555 8.759 3.092.213
Empat Lawang - 79.580 2.258 - - - 1.113 82.951 - - - - 10.918 32.755 - 21.837 - 43.673 - - - 192.133
Lahat - 109.812 32.700 - - - 1.102 143.604 - 356.871 62.390 11.285 10.918 32.755 - 16.377 - - 24.222 - - 658.432
Muara Enim - 186.014 - - - - 11.004 197.029 - 1.996.480 62.390 - - - - - 87.346 - - 60.555 8.759 2.395.041
Musi Banyuasin - - 284.340 4.955 - - 14.354 303.658 49.912 3.743.400 249.560 33.856 - - - - - - 36.333 60.555 8.759 4.468.115
Musi Rawas 520.856 - 37.657 - - - 9.890 568.403 - 1.185.400 62.390 - 10.918 - 174.690 21.837 87.346 10.918 72.666 - - 2.194.580
Ogan Ilir - - - - - - 3.339 3.339 - - - - 10.918 - - - - 43.673 72.666 - - 130.596
OKI - 218.257 1.735 - - - 29.013 249.005 - 4.991.200 249.560 - 10.918 - 393.057 - - 5.459 242.220 121.110 17.508 6.245.002
OKU - 189.699 844 - - - 3.098 193.640 - 124.780 12.478 - - - 49.132 - - - 96.888 - - 476.908
OKU Selatan - 637.767 10.618 - - - 2.599 650.983 - 124.780 6.239 - 10.918 - 37.122 - 65.500 43.673 121.110 - - 1.060.335
OKU Timur - - 16.972 - - - 1.606 18.579 - - - - - - - - 121.110 - - 161.525
Lubuk Linggau - - - - - - 175 175 - - - - 10.918 - - - - 30.571 - - - 41.665
Pagar Alam - 190.724 - - - - 77 190.801 - - - - 10.918 - - - - 34.938 - - - 236.657
Palembang - - - - - - 82406 82 - - - - - - - - - - 1.211 - - 1.293
Prabumulih - - - - - - 85.960 406 - - - - - - - - - - 12.111 - - 12.506
Sumatera Selatan 520.856 1.707.520 476.679 1.073.985 440.352 - 4.305.753 62.390 13.633.463 767.397 101.567 98.254 65.500 654.003 52.805 240.202 226.008 861.092 302.775 43.794 21.367.435
51Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa kegiatan penurunan emisi gas rumah kaca pada sektor kehutanan dan lahan gambut difokuskan pada kegiatan yang mengakibatkan baik secara langsung maupun tidak langsung deforestrasi, degradasi hutan, dan perubahan tutupan lahan. Rencana aksi mitigasi yang penurunan emisi GRK yang telah dijabarkan dalam Bab VI dengan masing-masing indikator utamanya dan pada masing-masing kawasan di setiap kabupaten/kota sampai tahun 2020 diproyeksikan akan dapat menurunkan emisi seperti disajikan pada Tabel 7.1
Tabel 7.1. Salah satu contoh Target pengurangan emisi dari aksi mitigasi tahun 2014 di tingkat kabupaten/kota
Target Aksi Mitigasi Penurunan Emisi GRK Bidang Kehutanan dan Lahan Gambut 2014 Target Aksi Mitigasi Penurunan Emisi GRK Bidang Kehutanan dan Lahan Gambut 2014
IKU Aksi Miti-gasi Penurunan
Emisi GRKPenurunan Laju Deforestasi
Penurunan Laju Degradasi Hutan
Penurunan Jumlah Hotspot
10% Dalam dan Luar
Kaw.
Jumlah Pe-
nurunan Aksi
Mitigasi
Restorasi Ekosis-
tem Hutan
Produksi Alam
Pening-katan
Penana-man HTI
Pemban-gunan
Tanaman Kehidu-
pan
Peningkatan Rehabilitasi Lahan Kriitis Dalam
Kawasan Hutan
Pembangunan Investasi Tanaman Masyarakat dan Perhutanan Sosial
Peningka-tan Target
Penanaman Semak-Belukar menjadi
Perkebunan
Peningkatan Target
Penanaman Belukar-rawa
pada lahan Gambut menjadi
Perkebunan
Estimasi Jumlah Serapan Karbon
Pengurangan Emisi (ton CO2-eq th-1)
Kaw. Kos-
ervasiHL
Luas Kaw
Hutan
Kaw. Koservasi
HLLuas Kaw
HutanHK
HL (DAK
HL (APBD)
HTR Sampai
2014
HKm Sampai
2014
HD Sampai
2014
HR Sampai
2014
Penyerapan Vegetasi
Peny-erapan
Vegetasi
Emisi Gam-but
Banyuasin - 96.068 89.555 1.069.081 440.352 - 8.081 1.703.087 12.478 1.110.542 62.390 56.426 10.918 - - 10.918 - 13.102 60.555 60.555 8.759 3.092.213
Empat Lawang - 79.580 2.258 - - - 1.113 82.951 - - - - 10.918 32.755 - 21.837 - 43.673 - - - 192.133
Lahat - 109.812 32.700 - - - 1.102 143.604 - 356.871 62.390 11.285 10.918 32.755 - 16.377 - - 24.222 - - 658.432
Muara Enim - 186.014 - - - - 11.004 197.029 - 1.996.480 62.390 - - - - - 87.346 - - 60.555 8.759 2.395.041
Musi Banyuasin - - 284.340 4.955 - - 14.354 303.658 49.912 3.743.400 249.560 33.856 - - - - - - 36.333 60.555 8.759 4.468.115
Musi Rawas 520.856 - 37.657 - - - 9.890 568.403 - 1.185.400 62.390 - 10.918 - 174.690 21.837 87.346 10.918 72.666 - - 2.194.580
Ogan Ilir - - - - - - 3.339 3.339 - - - - 10.918 - - - - 43.673 72.666 - - 130.596
OKI - 218.257 1.735 - - - 29.013 249.005 - 4.991.200 249.560 - 10.918 - 393.057 - - 5.459 242.220 121.110 17.508 6.245.002
OKU - 189.699 844 - - - 3.098 193.640 - 124.780 12.478 - - - 49.132 - - - 96.888 - - 476.908
OKU Selatan - 637.767 10.618 - - - 2.599 650.983 - 124.780 6.239 - 10.918 - 37.122 - 65.500 43.673 121.110 - - 1.060.335
OKU Timur - - 16.972 - - - 1.606 18.579 - - - - - - - - 121.110 - - 161.525
Lubuk Linggau - - - - - - 175 175 - - - - 10.918 - - - - 30.571 - - - 41.665
Pagar Alam - 190.724 - - - - 77 190.801 - - - - 10.918 - - - - 34.938 - - - 236.657
Palembang - - - - - - 82406 82 - - - - - - - - - - 1.211 - - 1.293
Prabumulih - - - - - - 85.960 406 - - - - - - - - - - 12.111 - - 12.506
Sumatera Selatan 520.856 1.707.520 476.679 1.073.985 440.352 - 4.305.753 62.390 13.633.463 767.397 101.567 98.254 65.500 654.003 52.805 240.202 226.008 861.092 302.775 43.794 21.367.435
52 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Berdasarkan data emisi historikal periode tahun 2006 – 2011, kemudiandilakukan proyeksi emisi sampai tahun 2020. Proyeksi emisi GRK disumsikan jika kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan inti yang dijalankan seperti saat ini. Proyeksi emisi dilakukan secara linier per 5 tahun sampai 2020. Proyeksi emisi ini disebut REL (Reference Emission Level) yaitu acuan jumlah emisi dalam jangka waktu tertentu dihitung dari emisi akibat perubahan penggunaan lahan. REL ini terdiri dari 2, yaitu REL BAU yang menyajikanbesaran emisi jika aktivitas tetap seperti yang ada saat ini, dan REL Forward Looking yang menyajikan emisi akibat dilakukannya aksi mitigari. Selanjutnya juga dilakukan perhitungan emisi jika mengacu kepada target nasional, yaitu penurunan emisi GRK sebesar 26% pada tahun 2020. Hasil perhitungan emisi GRK dari sektor kehutanan dan lahan gambut untuk Provinsi Sumatera Selatan sampai tahun 2020 disajikan pada Tabel 8.1 dan Gambar 8.1, dan untuk masing-masing kabupaten kota (contoh Kota Pagar Alam) disajikan pada Tabel 8.2 dan Gambar 8.2. Jika semua aksi mitigasi yang telah disusun dapat diimplementasikan dengan baik maka pada tahun 2020 diproyeksikan sektor kehutanan dan lahan gambut di Provinsi Sumatera Selatan akan memberikan kontribusi penurunan emisi CO2 sebesar94.213.111tonCO2th-1 atau 70,61% dibandingkan REL (Tabel 8.3). Jika target penurunan emisi mengacu kepada skenario nasional yaitu sebesar 26%, maka sektor kehutanan dan lahan gambut di Provinsi Sumatera Selatan akanmemberikan kontribusi penurunanGRK sebesar 98.730.760ton CO2th-1 atau 74,0% dibandingkan dengan REL historis (Tabel 8.3).
BAB VIIISkenario Rel Bau, Penurunan Emisi CO2 Dari Aksi Mitigasi, Rel Forward Looking dan Skenario Penurunan Emisi CO2 Sebesar 26% pada Tahun 2020
53Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Tabel 8.1. dan Gambar 8.1. Proyeksi emisi, penurunan emisi dari aksi mitigasi danskenariopenurunanemisiCO2tahun2011–2020dibidangkehutanandanlahan gambut di Provinsi Sumatera Selatan
Tahun REL BAU Penurunan Aki-bat Aksi Mitigasi
REL Forward Looking
Penurunan Emisi Skenario
26%
2011 53.367.978 6.509.930 46.858.048 39.492.304
2012 62.262.641 11.747.102 50.515.539 46.074.354
2013 71.157.304 13.730.874 57.426.430 52.656.405
2014 80.051.967 21.367.435 58.684.532 59.238.456
2015 88.946.630 25.094.417 63.852.213 65.820.506
2016 97.841.293 29.765.775 68.075.519 72.403.557
2017 106.735.956 32.217.108 74.518.848 78.984.608
2018 115.630.619 32.126.372 83.504.247 85.566.658
2019 124.525.282 34.097.185 90.428.098 92.148.709
2020 133.419.945 39.206.835 94.213.111 98.730.760
54 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Tabel 8.2 dan Gambar 8.2. Proyeksi emisi, penurunan emisi dari aksi mitigasi danskenariopenurunanemisiCO2tahun2011–2020dibidangkehutanandanlahan gambut di Kota Pagar Alam (Salah satu contoh kab/kota)
Tahun REL BAU Penurunan Aki-bat Aksi Mitigasi
REL Forward looking
Penurunan Emisi Skenario
26%
2011 287.556 - 287.556 212.792
2012 335.483 77 335.406 248.257
2013 383.409 83.378 300.031 283.722
2014 431.335 236.657 194.677 319.188
2015 479.261 101.097 378.164 354.653
2016 527.187 68.243 458.845 390.118
2017 575.113 68.342 506.771 425.584
2018 623.039 69.122 553.917 461.049
2019 670.965 10.995 659.970 496.514
2020 718.891 10.995 707.896 531.979
55Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Tabel 8.3. Tingkat emisi pada tahun 2020 berdasarkan REL Historis, REL Aksi mitigasi dan skenario emisi turun 26% per kabupaten/kota
Emisi tahun 2020
Kabupaten/Kota
REL Historis (ton CO2 th-1)
Pasca Aksi Mitigasi
REL Forward looking
Penurunan Emisi Skenario 26%
Banyuasin 58.464.603 56.089.753 43.263.806 95,94
Empat Lawang 1.411.389 1.162.342 1.044.428 82,25
Lahat 5.867.625 4.386.480 4.342.042 74,76
Muara Enim 4.521.979 (1.681.415) 3.346.265 -37,18
Musi Banyuasin 59.467.462 53.030.537 44.005.922 89,18
Musi Rawas 6.570.543 1.233.700 4.862.202 18,78
Ogan Ilir - (229.778) - 0,00
OKI (17.220.468) (29.184.458) (12.743.146) 169,48
OKU 1.695.932 610.077 1.254.989 35,97
OKU Selatan 8.628.683 74,06
OKU Timur 261.607 (506.202) 193.589 -193,50
Lubuk Linggau - (11.094) - 0,00
Pagar Alam 718.891 707.896 531.979 98,47
Palembang - (2.383) - 0,00
Prabumulih - (28.261) - 0,00
Sumatera Selatan 133.419.945 94.213.111 98.730.760 70,61
56 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
BAB IXPemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan Gambut
9.1. Pengukuran Capaian Rencana Kinerja (PCRK)Untuk mengukur capaian implementasi RAD-GRK di Bidang Kehutanan dan Lahan Gambut, maka Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP) merupakan langkah yang sangat penting. Penentuan kondisi awal penutupan vegetasi dan penggunaan lahan, khususnya yang menginformasikan kondisi stok kar-bondantingkatemisiCO2sebagaibaseline dan merupakan indikator kunci perlu dilakukan. Langkah ini penting agar upaya penanganan penyebab dan pengendali dari terjadinya deforestasi dan degradasi hutan, dan juga upaya-upaya yang berkaitan dengan perbaikan tatakelola dapat dilakukan dengan baik sehingga dapat meningkatkan penyerapan karbon itu sendiri.
Dalam dokumen Rencana Kerja (Renja) SKPD Dinas Kehutanan, telah ditentu-kan Indikator Kinerja Utama pendukung aksi mitigasi penurunan emisi GRK. Berdasarkan IndikatorKinerja Utama, Indikator Kinerja Kegiatan dan Indika-tor Kinerja Sasaran, maka Kebijakan,Program dan Kegiatan yang Ditetapkan Telah Pada Arah yang Benar dapat disusun dengan baik dan sesuai dengan akar permasalahan sehingga akhirnya tepat sasaran.Disamping itu, peren-canaan yang disusun juga menunjukkan rencana pentahapan anggaran un-tuk menuju pencapaian target penurunan emisi GRK yang telah ditetapkan.
57Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Dokumen RAD-GRK sendiri telah memungkinkan dilakukannya pemantauan dan pelaporan kemajuan implementasinya dalam satuan ukuran penurunan carbon(tonCO2-eq)karena indikator kinerja kegiatan dan indikator kin-erja sasaran sudah dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan dilakukannya estimasi pencapaian target kinerja fisik dengan satuan pen-urunan emisi CO2 (ton CO2-eq). Dengan demikian, rencana aksi penurunan emisi GRK yang telah diwujudkan dalam bentuk Rencana Kerja SKPD itu akan dapat dimonitor capaian kinerjanya dengan mengukur pencapaian rencana kinerja hasil (outcome) program dan pencapaian rencana kinerja keluaran (output) kegiatan.
Proses pelaporan pencapaian kemajuan pekerjaan/pencapaian rencana kin-erja ini dilakukan SKPD secara rutin (bulanan dan triwulan). Dalam prosedur pelaporan kemajuan pencapaian rencana kinerja SKPD, maka pelaporan ini disajikan dalam Tabel Form B1. Selanjutnya, keseluruhan proses pelaporan pencapaian kemajuan pekerjaan / pencapaian kinerja ini akan dilaporan pada awal tahun berikutnya dalam dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) oleh masing-masing SKPD.
Untuk menjalankan peran monitoring berkala, maka Tim Koordinasi Peru-bahan Iklim melalui Kelompok Kerja (Pokja) REDD+, dengan bersama-sama para pemangku kepentingan dapat menjalankan fungsi monitoring setiap triwulan terhadap Capaian Rencana Kinerja Program dan Kegiatan dalam implementasi RAD-GRK. Hasil pemantauan dan evaluasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk melakukan telaah ulang (review) terhadap rencana aksi dan skenario REL Forward Looking dalam dokumen RAD-GRK di Bidang Kehutanan dan Lahan Gambut.
Sebagai Kelompok Kerja yang mendapat mandat dari Gubernur Sumatera Selatan, maka Kelompok Kerja REDD+ melalui Tim Koordinasi Perubahan Iklim Provinsi Sumatera Selatan melaporkan kepada Gubernur Sumatera Se-latan. Selanjutnya, pelaporan ini dilanjutkan melalui mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan sistem pemerintahan daerah, dan selaku wakil pemerintah di daerah kepada Menteri.
9.2. Pengukuran Penurunan Emisi Karbon (PPEK)Monitoring terhadap pencapaian target penurunan emisi GRK di Bidang Ke-hutanan dan Lahan Gambut serta implementasi REDD+ juga diukur dalam bentuk penurunan emisi GRK dalam satuan Ton CO2-eq. Sesuai dengankewenangan yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah dan Perda Provinsi Sumatera Selatan, serta kapasitas penguasaan teknologi GIS dan
58 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Penginderaan Jauh dan Sumber Daya Manusia yang dimiliki, SKPD Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan melalui pendekatan integrasi vertikal dengan Inventarisasi Sumberdaya Hutan Tingkat Nasional, akan melakukan Inventarisasi Sumberdaya Hutan tingkat Provinsi. Pada lokasi tertentu, detail dan akurasi data akan ditingkatkan hingga pada tingkat kabupaten/kota dan bahkan lokasi rencana proyek REDD+.
Monitoring secara berkala setiap 5 tahun-an terhadap perubahan penutu-pan vegetasi dan penggunaan lahan telah menjadi Program/Kegiatan priori-tas dalam Rencana Kerja SKPD Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2013 hingga tahun 2015. Tingkat akurasi peta Penutupan Veg-etasi dan Penggunaan Lahan adalah skala 1:100.000 dan pada lokasi tert-entu hingga Peta Penutupan Vegetasi dan Peggunaan Lahan skala 1:50.000. Ini merupakan proses penting dalam Pengukuran Pencapaian Target Pen-urunan Emisi GRK dari Hasil Aksi Mitigasi di Bidang Kehutanan dan Lahan Gambut dalam dokumen RAD-GRK dan proses MRV untuk REDD+.
Kapasitas SDM untuk GIS dan Penginderaan Jauh pada Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan saat ini adalah 3 orang S2, 4 orang S1 dan 4 orang teknisi. Dalam menjalankan tugasnya, pada tahun 2013 dan tahun 2014 ini akan selesai instalasi dan operasionalisasi Server dan LAN Data Spasial Kehutanan pada unit-unit kerja SKPD Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan. Sumberdaya ini kelak akan menjadi perangkat pendukung yang sangat potensial untuk secara mandiri dan profesional melakukan proses perencanaan teknis pembangunan kehutanan daerah berbasis data spasial, serta monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan seluruh kegia-tan lapangan kedalam spasial database, baik yang dilakukan oleh SKPD Dinas Kehutanan, UPT Kementrian Kehutanan, SKPD Dinas Kehutanan Kabupaten/kota, Mitra Usaha Kehutanan, masyarakat serta pendampingan dari kelom-pok masyarakat (LSM dan CSO).
Tugas kedepan adalah bagaimana kapasitas kerja yang ada ini dapat diman-faatkan secara maksimal guna menjalankan tugas Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP) Tahunan, dan Perhitungan Periode Lima Tahunan un-tuk Penurunan Emisi GRK, serta “Monitoring, Reporting and Verification (MRV) untuk REDD+. Disamping itu, bekerjasama dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementrian Kehutanan juga perlu dilakukan agar peningkatan akurasi faktor emisi/estimasi data stok carbon untuk masing-masing tipe vegetasi dan ekosistem hutan, dengan pembuatan dan pengukuran Petak Ukur Per-manen (PUP) tetap secara kontinyu dapat dilakukan.
59Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
9.3. Persiapan Teknis Pelaksanaan Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP) RAD GRK dan Monitoring Re-porting and Verification (MRV) REDD+Untuk memastikan bahwa tugas Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP) Tahunan dan Perhitungan Periode Lima Tahunan untuk Penurunan Emisi GRK, dan MRV untuk REDD+ dapat dilaksanakan bersama-sama dengan se-luruh partisipasi para pemangku kepentingan, maka pada tahun 2010 telah dilakukan Sosialisasi dan Desiminasi informasi tentang REDD+ kepada para pemangku kepentingan serta diselenggarakan Pelatihan Teknis Pengukuran Karbon Hutan yang dilaksanakan oleh Demonstration Activity (DA)-REDD+, yaitu Merang REDD+ Pilot Project (MRPP)-GIZ.
Untuk keberlanjutan pemanfaatan hasil-hasil yang didapat dari DA-MRPP, maka SKPD Dinas Kehutanan dan Pokja REDD+ Provinsi Sumatera Selatan sejak tahun 2011 telah menyelenggarakan Pelatihan Teknis Pengukuran Kar-bon Hutan dengan sumber dana APBD, dan terus berlanjut hingga TA 2013 ini.
Disamping itu, juga telah dilangsungkan rangkaian Diskusi Teknis/Workshop tentang Penetapan Baseline dan Reference Emission Level Tingkat Sub Nasion-al/Provinsi Sumatera Selatan dengan mempresentasikan MRV untuk REDD+ pada beberapa DA REDD+, best practices dalam konservasi gambut pada perusahaan pembangunan hutan tanaman industri dan perkebunan, dan metodologi penentuan baseline dan REL pada tingkat sub nasional/provinsi di bidang kehutanan, yang diselenggarakan oleh Pokja REDD+ Provinsi Su-matera Selatan pada bulan Oktober tahun 2011. Selanjutnya telah diseleng-garakan workshop MRV untuk REDD+ bekerjasama dengan Pusat Pengkajian dan Kebijakan Perubahan Iklim Kementrian Kehutanan, dan Forest Carbon Partnership Facility (FCPF) pada bulan November tahun 2012.
Melalui kerjasama dengan Satgas REDD+, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah difasilitasi untuk membangun database spasial, dengan meng-himpun dan menata kembali data spasial yang didapatkan dari SKPD tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Fasilitasi dari Satgas REDD+ ini juga diberikan dalam mendukung percepatan pembentukan dan operasionalisasi Jaringan Data Spasial Daerah (JDSD) pada Bappeda Provinsi Sumatera Selatan.
SKPD Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan sedang membangun “Jar-ingan Data Spasial Kehutanan Daerah (JDSKehutD)”. Dengan rancang ban-gun sebagai Pusat Data Kehutanan Tingkat Provinsi, maka pengelolaan da-
60 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
tabase spasial kehutanan yang mencakup data dan informasi utama tentang kawasan hutan, inventarisasi sumber daya hutan, penggunaan kawasan hutan, kesatuan pengelolaan hutan, pemanfaatan dan pengusahaan hutan, industri kehutanan, rehabilitasi hutan, pengelolaan DAS, pengelolaan per-hutanan sosial, perlindungan hutan dari deforestasi dan degradasi hutan, serta pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Keseluru-han data dari 5 (lima) unit kerja di SKPD Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan akan terhubung dalam Local Area Network.
Dalam rangka pelayanan informasi data spasial kepada para pemangku kepentingan dan untuk pelayanan dan keterbukaan informasi publik, maka telah direncanakan beberapa langkah berikut:
a. WebGIS Kehutanan Daerah dengan target bahwa pada akhir tahun 2014 seluruh kegiatan kehutanan akan berbasis spasial, tidak ada lagi kegiatan kehutanan dilapangan yang tidak terpetakan dan masuk dalam pusat database spasial kehutanan provinsi,
b. Telah direncanakan dalam dokumen anggaran tahun 2013 ini, Pokja REDD+ Provinsi Sumatera Selatan akan menfasilitasi Rapat Kerja Teknis dengan SKPD Kehutanan kabupaten/kota untuk menginisiasi mem-bangun jaringan kerja data spasial kehutanan daerah, dan dimulai dengan melaksanakan pelatihan/inhouse training bagi staf teknis SKPD kehutanan kabupaten/kota dalam pengoperasian dan pengembangan database spasial kehutanan daerah, dan
c. Disamping itu, pada tahun 2013 ini, SKPD Dinas Kehutanan Provinsi telah menginisiasi Program Magang bagi Tenaga Teknis Kehutanan pada SKPD Kehutanan kabupaten/kota untuk memperdalam pengeta-huan dan pengalaman bekerja dalam operasionalisasi Sistem Informasi GeografisdanPenginderaanJauhpadaDinasKehutananProvinsi.
Berdasarkan data terkini, ada 6 dari 10 SKPD Kehutanan kabupaten/kota pri-oritas yang sangat relevan dengan REDD+ yang memiliki kader staf teknis yang dapat ditingkatkan kapasitas personil dan kelembagaannya untuk da-pat berpartisipasi mengembangkan jaringan database spasial kehutanan daerah.
Adalah sebagai konsekuensi logis apabila pengembangan database spasial daerah oleh SKPD Dinas dimulai dari SKPD Dinas Kehutanan Provinsi Su-matera Selatan, mengingat SKPD Dinas Kehutanan merupakan satu-satunya SKPD landbase di tingkat provinsi yang telah memiliki perangkat organisasi Seksi Inventasisasi dan Perpetaan, dan telah mengoperasionalkan Sistem InformasiGeografisdanPenginderaanJauhlebihdari12tahun.Kondisiter-kini, bahwa 4 dari 5 Bidang/UPTD pada Dinas Kehutanan Provinsi telah me-miliki fasilitas dan kapasitas mengoperasionalkan sistem GIS/RS yang sama.
61Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
BAB X. Penutup
10.1.Tantangan Implementasi RAD GRK Di Provinsi Sumatera SelatanDalam implementasi RAD GRK tingkat kabupaten/kota d Provinsi Sumatera Selatan akan menghadapi berbagai tantangan antara lain adalah :
1. Penurunan emisi CO2 dari aksi-aksi mitigasi berkaitan dengan penanga-nan proses deforestasi dan degradasi hutan serta berbagai kegiatan konservasi karbon, penyimpanan karbon serta peningkatan penyerapan karbon hutan akan menghasilkan additionality dan memberikan hara-pandidapatnyainsentifdarikebijakanfiskaldanpasarkarbon,dianta-ranya dapat masuk dalam mekanisme insentif untuk REDD+.
2. Perbaikan tata kepemerintahan dan tata kelola kehutanan memerlukan reformasi birokrasi aparatur pemerintahan sampai tingkat tapak kes-atuan pengelolan hutan, yang diindikasikan olehmeningkatnya imple-mentasi tata-nilai dan etika, meningkatnya kedisiplinan, meningkatnya profesionalisme dalam menjalankan tugas, serta semakin mantapnya jiwa korsa rimbawan.
3. Keberhasilan implementasi RAD-GRK akan sangat ditentukan oleh dapat dijalankannya pengarusutamaan subtansi isi RAD-GRK dan SRAP-REDD+ kedalam kerangka dasar RPJMD dan RENSTRA SKPD Tahun 2013-2018, serta kedalam mekanisme dan proses perencanaan pembangunan / kehutanan daerah.
4. Keberhasilan implementasi RAD-GRK dan SRAP-REDD+ akan sangat membantu dalam keberhasilan dari jajaran kehutanan dalam mere-posisi opini publik dan daerah terhadap kehutanan. Harus dijelaskan bahwa isu kehutanan bukan sebagai penghambat dan penghadang bagi kepentingan ekonomi untuk investasi non kehutanan dan kepentingan masyarakat setempat, malainkan sebagai kunci keberhasilan dalam pembangunan sosial dan ekonomi berbasis keseimbangan ekosistem, dan pendorong untuk menjaminan pembangunan yang berkelanjutan.
5. Ciri utama dari isi subtansi RAD-GRK dan SRAP-REDD+ Sumatera Selatan adalah tuntutan peran aktif para pemangku kepentingan dalam ber-bagai tingkat proses perencanaan dan pengambilan keputusan dalam penyelenggaraan pengurusan hutan.
62 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
10.2. Antisipasi ke DepanDalam implementasi RAD GRK Sumatera Selatan perlu di antispasi akan munculnya berbagai kondisi ke depan antara lain:
1. Rendahnya dukungan pemerintah kabupaten/ kota
Proses penyusunan dokumen RAD-GRK Provinsi Sumatera Selatan disusun melalui pendekatan dari atas ke bawah, dan semula data-data dokumen RAD-GRK Bidang Kehutanan dan Lahan Gambut hanya pada tingkat Provinsi. Dengan telah dirincikannya RAD-GRK hingga pada ting-katkabupaten/kota,makatelahdapatdiidentifikasikondisihutandandinamika deforestasi dan degradasi hutan pada masing-masing kabu-paten/kota, serta aksi-aksi mitigasi untuk menurunkan emisi serta aksi mitigasiuntukmeningkatkanserapankarbonjugatelahdapatdiidentifi-kasi pada tingkat kabupaten/kota.
Permasalahannya adalah data penutupan lahan yang digunakan adalah hasil inventarisasi hutan nasional, yang dengan “sedikit dipaksakan” untuk digunakan dalam proses perencanaan aksi mitigasi hingga tingkat kabupaten/kota. Kebijakan yang diambil adalah, melalui pendekatan proses teknis yang standar dan dapat dilaksanakan, maka dimulai mel-akukan perencanaan aksi mitigasi ini, sambil berjalan melakukan pen-ingkatan cakupan inventasisasi hutan hingga pada tingkat provinsi, dan pada lokasi tertentu hingga pada tingkat KPD dan lokasi proyek REDD+.
Jika diintegrasikan dengan SRAP-REDD+ yang pendekatan bottom-up, dimulai dari konsolidasi dan penjaringan informasi berkaitan dengan pengurusan/pengelolaan hutan dan sumber daya hutan, serta berbagai hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan program/kegiatan bidang kehutanan yang berhubungan dengan mitigasi perubahan iklim, maka kelemahan partisipasi dalam penyusunan RAD-GRK akan dapat dikurangi.
Namun demikian, proses sosialisasi dan desiminasi informasi berkaitan dengan aksi mitigasi penurunan emisi GRK serta perbaikan tata kelola pengurusan hutan masih harus lebih intensif disosialisasikan kepada masyarakat dan perangkat kepemerintahan di bidang kehutanan di ka-bupaten/kota. Yang lebih efektif dan dapat diukur sejauh mana dukun-gan pemerintah kabupaten/kota adalah dengan mengevaluasi sejauh mana Indikator Kinerja Utama, Indikator Kinerja Kegiatan dan Indikator Kinerja Sasaran dalam program dan kegiatan SKPD dan mitra kerja-nya, telah mencirikan aksi-aksi mitigasi perubahan iklim dan implementasi RAD-GRK.
63Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
2. Kemampuan dan jumlah SDM daerah yang terbatas. Krisis kemampuan dan jumlah SDM pada SKPD di tingkat kabupaten/
kota sudah mulai dirasakan semenjak diselenggarakannya desentral-isasi di bidang kehutanan, khususnya untuk tenaga teknis kehutanan.
Hal ini sangat mungkin terjadi karena ketika pemerintah kabupaten/kota telah siap untuk melakukan penerimaan pegawai baru, tapi justeru kebijakan “zero growth” terhadap jumlah pegawai diterapkan sejak tahun 2002, sementara tidak semua tenaga staf yang telah ada dapat ditingkatkan kemampuannya melalui pelatihan teknis tertentu.
Sejalan dengan program prioritas pemerintah dalam mengembangkan kelembagaan KPH, maka diharapkan akan dapt membantu mengurangi kelemahan kemambuan dan jumlah SDM untuk mengimplementasikan RAD-GRK dan SRAP-REDD+.
3. Menurunnya PAD pemerintah kabupaten/ kota akibat implemen-tasi RAD-GRK.
Kekhawatiran terjadinya penurunan PAD pemerintah kabupaten/kota dengan diimplementasikannya RAD-GRK ini memang masuk akal apa-bila proses-proses di lapangan tidak terkendali.
Namun demikian, berbagai solusi harus dapat dirumuskan dan untuk diimplementasikan secara komprehensif dan holistik, dari aspek ekosis-tem, aspek ekonomi, aspek sosial dan aspek kepemerintahan, sehingga tidak terjadi penurunan PAD terhadap implementasi RAD-GRK dan SRAP-REDD+.
4. Tuntutan akan lapangan kerja akibat pembatasan pembukaan hutan dan lahan
Pembatasan pembukaan hutan dan lahan yang baru pada hutan alam dan lahan kritis harus tetap dilakukan, karena akan berakibat pada se-makin meningkatnya lahan kritis dan kerusakan DAS. Solusi yang dapat dilakukan adalah implementasikan Agroforestry system, yaitu dengan caramengalihkanpolabudidayamasyarakatdariyangekstensifikasimenjadi lebih intensif, dengan input teknologi tepat guna, manajemen usaha tani yang lebih baik, serta penciptaan lapangan kerja dari kegia-tan rehabilitasi hutan dan DAS.
5. Kecemburuan antar daerah dalam sistem insentif sebagai jasa lingkungan.
Secara alami telah terjadi adanya fungsi dan peran yang berbeda antara hulu dan hilir, dimana daerah hulu ditempatkan sebagai sistem penyangga kehidupan untuk daerah hilir. Permasalahan akan muncul ketika tugas penjagaan ekosistem di daerah hulu ini tidak diimbangi dengan alokasi anggaran kegiatan di daerah hulu, melalui mekanisme insentif, atau skema pembiayaan lainnya.
64 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Kehutanan dan Lahan GambutTingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan