223
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN METODE HYPNOTEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN ANALOGI MATEMATIS SISWA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Imtiyaz Fawa’ida NIM 11140170000015 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

  • Upload
    others

  • View
    29

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE,

CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN METODE

HYPNOTEACHING

TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN ANALOGI

MATEMATIS SISWA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Imtiyaz Fawa’ida

NIM 11140170000015

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

2

Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

3

Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

4

Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

i

ABSTRAK

Imtiyaz Fawa’ida (11140170000015). Pengaruh Model Pembelajaran Search,

Solve, Create, and Share (SSCS) dengan Metode Hypnoteaching terhadap

Kemampuan Penalaran Analogi Matematis Siswa Skripsi Jurusan Pendidikan

Matematika , Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, November 2019.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pembelajaran Search, Solve,

Create, and Share (SSCS) dengan metode hypnoteaching terhadap kemampuan

penalaran analogi matematis siswa. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMP

Islam di Depok tahun ajaran 2019/2020. Indikator kemampuan penalaran analogi

yang diukur dalam penelitian ini yaitu: (a) structuring, (b) mapping, (c) applying,

(d) verifying. Metode yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain

randomized control group posttest only. Pengambilan sampel menggunakan

Teknik cluster random sampling. Sampel terdiri dari dua kelas yaitu 26 siswa

kelas eksperimen dan 26 siswa kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa kemampuan penalaran analogi matematis siswa yang diterapkan

pembelajaran dengan model SSCS dengan metode hypnoteaching lebih tinggi

dibandingkan dengan kemampuan penalaran analogi matematis siswa yang

diterapkan dengan pembelajaran scientific.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS)

dengan Metode Hypnoteaching, Kemampuan Penalaran analogi matematis

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

ii

ABSTRACT

Imtiyaz Fawa’ida (11140000015). The Effect of Search, Solve, Create, and

Share(SSCS) Learning Models with Hypnoteaching Method on the Student’s

Mathematial Analogy Reasoning Ability. The Thesis Departmen of Mathematics

Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher, Syarif Hidayatullah State Islamic

University Jakarta, November 2019.

This aim of this research is to analyze the effect of Search, Solve, Create, and

Share (SSCS) learning models with hypnoteaching method on the student’s

analogy reasoning abilities. This research was carried out in one of the Islamic

Junior High School in Depok in the academic year 2019/2020/ Indicators of

analogy reasoning ability measured in this study are: (a) structuring, (b)

mapping, (c) applying, (d) verifying. The method used is a quasi-experimental

with a randomized posttest only control group design. This study uses cluster

random sampling technique for sampling. This sample consisted of two classes

with experiment group of 26 students and control froup of 26 students. The result

shows that the mathematical reasoning ability which werw taught by SSCS model

with hynoteaching method is higher than the mathematical reasoning ability of

students which were taught by scientific learning.

Keyword: Search, Solve, Create, and Share (SSCS) Learning Models with

Hypnoteaching method, Mathematical Analogy Reasoning Ability

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

iii

Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah

memberikan berbagai macam nikmat khususnya nikmat kemudahan sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap

terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabatnya, dan

kepada seluruh umat Islam.

Selama penyusunan skripsi, penulis tidak sedikit menghadapi kesulitan serta

hambatan. Namun berkat doa, kerja keras, perjuangan, motivasi serta masukan-

masukan yang positif dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Dr. Sururin M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Gelar Dwirahayu M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Gusni Satriawati M.Pd., Sekertaris Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Abdul Muin, S.Si., M.Pd Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan semangat selama

proses penyusunan skripsi. Semoga Bapak selalu berada dalam lindungan

serta kemuliaan-Nya.

5. Ramdani Miftah,M.Pd Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu

untuk memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan semangat selama proses

penyusunan skripsi. Semoga Bapak selalu berada dalam lindungan serta

kemuliaan-Nya.

6. Firdausi, S.Si, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing

penulis selama penulis menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan berbagai

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

iv

ilmu pengetahuan dan bimbingan selama penulis mengikuti perkuliahan,

semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapat keberkahan dari

Allah SWT.

8. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan serta Staf Jurusan Pendidikan

Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi kemudahan

dalam proses administrasi.

9. Andi Suhandi, S.Pd, , Kepala SMP Al-Hasra dan Sopian Hadi, S.Pd selaku

Wakil Kepala SMP Al-Hasra yang telah menerima dan memberikan izin

untuk melakukan penelitian.

10. Nur Faridah, S.Pd, Guru pamong yang telah membantu penulis selama

penelitian berlangsung.

11. Siswa/i kelas VIII-B dan VIII-C SMP Al-Hasra, yang telah bersikap

kooperatif selama penulis melakukan penelitian.

12. Teristimewa dan terkasih untuk Ayahanda Sirril Wafa, ibunda Linitaria,

terima kasih atas doa-doa, masukan, teguran, semangat, dukungan moril dan

materil yang tak henti-hentinya diberikan kepada penulis. Semoga Allah

selalu memberikan kebahagiaan, kesehatan, dan berkah usia untuk Ayahanda

dan Ibunda.

13. Fauchal Davieq Aldito ponakan cici tersayang terima kasih telah memberikan

semangat setiap pulang ke rumah. Alvin Nawal Syarof, Achla Ilfana, Yody

Tistanto, adik dan kakakku yang telah memberikan semangat.

14. Sahabat-sahabat SMA Al-Hasra tercinta KPK Syifa, Intan, Zuhra, Dwi, Dewi,

Retno, Fety, Lisna yang selalu memberikan dukungan dan memberikan

motivasi kepada penulis.

15. Sahabat-sahabat Pendidikan Matematika 2014 terutama next Trip Novi,

Nurul, Diwani, Ulfah, Kuni, Mae, Fifi, Cipa tercinta yang selalu memberikan

dukungan, masukkan dan motivasi kepada penulis.

16. Sahabat-sahabat Calon Istri Pejabat Maryam Meiriza, Ghita Tamalia, dan

keluarga besar DEMA FITK 2017 terutama departemen LITBANG Dwiky,

Alfi, Eka, Habibah, Rara dan Syifa. Terima kasih sudah mewarnai kehidupan

penulis selama berproses di organisasi kampus.

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

v

17. Teman-teman HMI Komtar Gatari terutama Farah, Ainida, Aan, Gigi, Odi,

dan pejuang A-Z Adi, Ameng, Meri, Ghita, Andi, Eka, Ajeng, Ghilman, Oji,

Ilham, Nanda, Teguh, Olla, Yayu, Sholihin. Terutama Kakanda Fahmi

Maulana yang telah menemani dan memberikan motivasinya kepada penulis

selama menyelesaikan skripsi ini.

18. Teman-teman seperjuangan Cadas Fatimah, Muzaki, Riki Handa Iklima,

Ilham, Rasid, Andi, Astina, Azizah, Eka, Icha, Ikmal, Jamz, Rahma, Nachdla,

Nafa, Putri, Sayyida, Ela, dan shela. Keluarga Besar UKM Bahasa-Flat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang sudah mewarnai masa muda di kampus

bersama-sama. Semoga kalian selalu berada dalam lindungan Allah SWT.

19. Teman-teman Kahfi BBC Motivator School Angkatan 19 terutama Ka Rani,

Hilwa, Iqoh, Wanda, bila mungil, Nadia, Penyu, Awing, Amideh, duo ucok

Day dan Rahmat asisten dosen kelas 19C dan Dosen Wali kelas 19 C ka Oji

dan Ka Icha, kaka senior ka Soni, ka Fadhlur, Ka Agung, Ka Ucup yang selalu

memotivasi, bertukar informasi dan ilmu yang dimiliki.

20. Teman-teman seperjuangan PPKT Al-Fath Cirendeu Miss-miss cantik, Ms

Novi, MsDini, Ms Ike, Ms Syifa, Ms Icha, Ms Wina, Ms Ghina. Terima kasih

sudah memotivasi dan berjuang bersama saat menjalani PPKT 2018.

21. Bapak Ahmad Dimyati M.Pd selaku mentor penulis dalam belajar

hypnoteaching. Terima kasih atas ilmu dan motivasi yang diberikan guna

menyelesaikan skripsi ini.

22. Adik-adik Pendidikan Matematika 2015 terutama Atun, Diana, Muti, 2016,

dan 2017 yang telah memberikan motivasi kepada penulis setiap ke kampus

ditanya kapan sidang. Semoga kalian selalu dalam lindungan Allah SWT.

23. Kakak-kakak tersayang Jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2013

khususnya Kak Lia, Ka Rizvi, Ka Yesi, Kak Fadil, Kak Ismi, Ka Ida, Ka Rini

yang sudah banyak memberi dukungan dan motivasi kepada penulis.

24. Keluarga besar Speak Project Ka Sandika, Zul, Kakak mentor Ka Nabila, Ka

Sammy, Ka Mohwid, Kak Irma, terima kasih banyak atas semangat dan

motivasinya yang diberikan kepada penulis.

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

vi

25. Ucapan terima kasih juga ditunjukkan kepada semua pihak yang namanya

tidak disebutkan satu persatu. Semoga bantuan, bimbingan, dukungan,

masukan, dan doa yang telah diberikan kepada penulis dapat diterima sebagai

amalan kebaikan yang menjadi pintu pembuka bagi keridhoan Allah SWT.

Aamiin yaa robbal’alamin.

26. Penulis menyadari bahwa meskipun telah berusaha untuk memberikan yang

terbaik, namun skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik

dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan demi

perbaikan penulis di masa yang akan datang. Penulis berharap skripsi ini dapat

memberikan manfaat, khususnya bagi penulis dan bagi pembaca umumnya.

Jakarta, November 2019

Penulis

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ---------------------------------------------------------------------------------- i

ABSTRACT --------------------------------------------------------------------------------- ii

KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------ iii

DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------ vi

DAFTAR TABEL ---------------------------------------------------------------------- viii

DAFTAR GAMBAR --------------------------------------------------------------------- x

DAFTAR LAMPIRAN ----------------------------------------------------------------- xi

BAB I PENDAHULUAN ---------------------------------------------------------------- 1

A. Latar Belakang Masalah ---------------------------------------------------------- 1

B. Identifikasi Masalah --------------------------------------------------------------- 6

C. Pembatasan Masalah -------------------------------------------------------------- 7

D. Rumusan Masalah ----------------------------------------------------------------- 7

E. Tujuan Penelitian ------------------------------------------------------------------ 8

F. Manfaat Penelitian ----------------------------------------------------------------- 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA -------------------------------------------------------- 9

A. Kajian Teori ------------------------------------------------------------------------ 9

1. Kemampuan Penalaran Matematis ------------------------------------------ 9

2. Kemampuan Penalaran Analogi Matematis ------------------------------ 10

3. Model Search, Solve, Create, Share --------------------------------------- 14

4. Metode Hypnoteaching ------------------------------------------------------- 18

5. Pembelajaran Scientific ------------------------------------------------------ 22

6. Sikap Siswa -------------------------------------------------------------------- 24

B. Kerangka Berpikir ---------------------------------------------------------------- 25

C. Penelitian Yang Relevan -------------------------------------------------------- 28

D. Hipotesis Penelitian -------------------------------------------------------------- 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ------------------------------------------- 29

A. Waktu dan Tempat Penelitian --------------------------------------------------- 29

B. Metode dan Desain Penelitian -------------------------------------------------- 29

C. Populasi dan Sampel ------------------------------------------------------------- 30

D. Variabel Penelitian --------------------------------------------------------------- 30

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

viii

E. Instrumen Penelitian ------------------------------------------------------------- 31

F. Angket Skala Sikap Siswa ------------------------------------------------------ 37

G. Lembar Observasi ---------------------------------------------------------------- 38

H. Teknik Analisis Data ------------------------------------------------------------- 39

BAB IV HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN --------------------------------- 44

A. Hasil Penelitian -------------------------------------------------------------------- 44

B. Pembahasan Hasil Penelitian --------------------------------------------------- 70

C. Keterbatasan Penelitian ---------------------------------------------------------- 74

D. Skala Sikap Siswa ---------------------------------------------------------------- 74

E. Data Hasil Observasi ------------------------------------------------------------- 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ---------------------------------------------- 82

A. Kesimpulan ----------------------------------------------------------------------- 82

B. Saran ------------------------------------------------------------------------------- 82

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Penalaran Analogi ............................................................................................ 15

Tabel 3.1 Desain Penelitian ............................................................................................................. 30

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Penalaran Analaogi Matematis Siswa ........................ 31

Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Kemampuan Penalaran Analogi Matematis Siswa ........................ 32

Tabel 3.4 Rekspitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas .................................................................. 34

Tabel 3.5 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas .................................................................................... 34

Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Rekiabilitas ............................................................. 34

Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda ............................................................................................... 35

Tabel 3.8 Rekapitrulasi Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda ....................................................... 35

Tabel 3.9 Klasifikasi Taraf Kesukaran ............................................................................................ 36

Tabel 3.10 Rekapitrulasi Hasil Perhitungan Taraf Kesukara ........................................................... 36

Tabel 3.11 Skor Skala Sikap ............................................................................................................ 37

Tabel 3.12 Klasifikasi Data Skala Sikao Siswa ............................................................................... 35

Tabel 3.13 Klasifikasi Aktivitas Siswa dan Guru ............................................................................ 39

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Kemampuan Penalaran Analogi Matematis Siswa ........................... 45

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

x

Tabel 4.2 Perbandingan Rata-rata Kemampuan Penalaran Analogi Matematis Siswa ................... 46

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Skor Kemampuan Penalaran Analogi Matematika

Kelas SSCS-hypnoteaching dan Kelas scientific ............................................................................. 69

Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Penalaran Analogi Matematika

Kelas SSCS-hypnoteaching dan Kelas scientific ............................................................................. 69

Tabel 4.5 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Skor Kemamapuan Penalaran Analogi

Matematika ...................................................................................................................................... 70

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ....................................................................................................... 28

Gambar 4.1 Diagram Batang Skor Kemampuan Penalaran Analogi ............................................... 47

Gambar 4.2 Soal nomor 1 posttest Kemampuan Penalaran Analogi Matematis

Indikator Structuring, Mapping, Applying, Verifying ..................................................................... 48

Gambar 4.3 Jawaban Siswa pada Indikator Soal nomor 1 (a) SSCS-hypnoteaching

(b) Kelas Scientific ........................................................................................................................... 49

Gambar 4.4 Soal nomor 2 posttest Kemampuan Penalaran Analogi Matematis

Indikator Structuring, Mapping, Applying, Verifying ..................................................................... 50

Gambar 4.5 Jawaban Siswa pada Indikator Soal nomor 2 (a) Kelas SSCS-

hypnoteaching (b) Kelas Scientific .................................................................................................. 51

Gambar 4.6 Soal nomor 3 posttest Kemampuan Penalaran Analogi Matematis

Indikator Structuring, Mapping, Applying, Verifying ..................................................................... 53

Gambar 4.7 Jawaban Siswa pada Indikator Soal nomor 3 (a) Kelas SSCS-

hypnoteaching (b) Kelas Scientific .................................................................................................. 54

Gambar 4.8 Soal soal nomor 4 posttest Kemampuan Penalaran Analogi Matematis

Indikator Structuring, Mapping, Applying, Verifying ..................................................................... 55

Gambar 4.9 Jawaban Siswa pada Indikator Soal nomor 4 (a) Kelas SSCS-

hypnoteaching (b) Kelas Scientific .................................................................................................. 56

Gambar 4.10 Soal soal nomor 5 posttest Kemampuan Penalaran Analogi

Matematis Indikator Structuring, Mapping, Applying, Verifying ................................................... 57

Gambar 4.11 Jawaban Siswa pada Indikator Soal nomor 5 (a) KelasScientific (b)

Kelas SSCS-hypnoteaching \ ........................................................................................................... 58

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

xii

Gambar 4.12 Soal soal nomor 6 posttest Kemampuan Penalaran Analogi

Matematis Indikator Structuring, Mapping, Applying, Verifying ................................................... 59

Gambar 4.13 Jawaban Siswa pada Indikator Soal nomor 6 (a) Kelas SSCS-

hypnoteaching (b) Kelas Scientific .................................................................................................. 60

Gambar 4.14 Contoh Masalah pada LKS 1 ..................................................................................... 63

Gambar 4.15 Contoh Hasil Pengerjaan LKS pada Tahap Search .................................................. 63

Gambar 4.16 Contoh Hasil Pengerjaan LKS pada Tahap Solve ...................................................... 65

Gambar 4.17Contoh LKS pada Tahap Share .................................................................................. 67

Gambar 4.18 Persentase Skala Sikap Siswa ................................................................................... 75

Gambar 4.19 Persentase Hasil Observasi Aktivas Guru .................................................................. 78

Gambar 4.20 Persentase Hasil Observasi Aktivitas Suwa ............................................................... 80

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksana Pembelajaran Kelas Eksperimen ................................................. 19

Lampiran 2 Rencana Pelaksana Pembelajaran Kelas Kontrol ......................................................... 47

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa ..................................................................................................... 48

Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Penalaran Analogi ................................................... 49

Lampiran 5 Instrumen Tes Kemampuan Penalaran Analogi ........................................................... 50

Lampiran 6 Kunci Jawaban Instrumen Tes Kemampuan Penalaran Analogi ................................. 54

Lampiran 7 Pendoman Penskoran Kemampuan Penalaran Analogi ............................................... 54

Lampiran 8 Hasil Uji Coba Validasi Intrumen Tes Kemampuan Penalaran Analogi

Matematis ....................................................................................................................................... 170

Lampiran 9 Hasil Uji Daya Beda Instrumen Kemampuan Tes Kemampuan

Penalaran Analogi Matematis ...................................................................................................... 179

Lampiran 10 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Kemampuan Penalaran

Analogi Matematis ......................................................................................................................... 180

Lampiran 11 Hasil Rekapitulasi Ujji Validitas, Daya Pembeda, dan Taraf

Kesukaran ...................................................................................................................................... 181

Lampiran 12 Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen Kemampuan Penalaran

Analogi Matematis ......................................................................................................................... 182

Lampiran 13 Data Hasil Posttest KelasScientific ......................................................................... 183

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

xiv

Lampiran 14 Data Hasil Posttest Kelas SSCS-hypnoteaching ...................................................... 184

Lampiran 15 Hasil Uji Normalitas Kelas SSCS-hypnoteaching dan Kelas Scientific ................... 185

Lampiran 15 Hasil Uji Homogenitas Kelas SSCS-hypnoteaching dan Kelas

Scientific ......................................................................................................................................... 185

Lampiran 16 Hasil Uji HIpotesis dengan Analisis Sample T Test Independent Pada

Aplikasi SPSS 2.4 .......................................................................................................................... 186

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat telah menyentuh

hampir sebagian besar aspek kehidupan. Terutama saat ini dunia sedang berada

pada era revolusi industri ke empat (industri 4.0), artinya kita dapat dengan mudah

memperoleh segala informasi dengan teknologi yang semakin canggih.

Persaingan tenaga kerja yang semakin ketat, menuntut kita untuk melakukan

peningkatan standar kompetensi di bidang pendidikan. Upaya tersebut dapat

dilakukan dengan meningkatkan kemampuan berfikir siswa. Salah satu alat untuk

mengembangkan cara berpikir siswa, baik kemampuan berpikir nalar, logis,

sistematis, kritis, dan kreatif adalah matematika.

Salah satu organisasi yang peduli dengan Pendidikan matematika terbesar di

dunia NCTM (National Council of Teacher of Mathematics) menyatakan bahwa

pembelajaran matematika pada kurikulum pendidikan seharusnya mengacu pada 5

standar proses, yaitu kemampuan pemecahan masalah, penalaran dan pembuktian,

komunikasi, koneksi dan representasi.1 Jadi kemampuan penalaran matematis

perlu dihadirkan pada siswa, agar siswa terlatih dalam mengembangkan

penalarannya. Karena dengan kemampuan penalaran yang baik, siswa akan

mampu mengambil keputusan yang bijak dalam menghadapi permasalahan sehari-

hari.

Pentingnya penalaran dalam matematika dapat dilihat dari salah satu

kompetensi inti pada kurikulum 2013, yakni pada kompetensi inti 4 untuk

keterampilan. Pada KI-4 ini siswa diharapkan mampu mengolah, menalar dan

menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak, serta mampu menggunakan

metode sesuai kaidah keilmuan.2 Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan

1NCTM, Executive Summary: Principles and Standards for School Mathematics,

(https://www.nctm.org), 2016, p. 4. Diakses tanggal 4 november 2018 jam 09.23 2Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kerangka Dasar dan

Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, 2013, h. 8.

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

2

penalaran merupakan salah satu poin yang perlu diperhatikan dalam dunia

pendidikan. Dengan demikian, upaya pendidikan yang diberikan di sekolah

haruslah mampu mengoptimalkan kemampuan tersebut.

Pada kemampuan penalaran matematik digolongkan menjadi dua jenis yaitu

penalaran induktif dan penalaran deduktif.3 Pada penalaran induktif terdapat

kemampuan penalaran analogi. Menurut Shadiq, analogi adalah suatu proses

penalaran yang bertolak dari dua atau lebih peristiwa khusus yang memiliki

kemiripan satu dengan yang lainnya.4 Sejalan dengan itu, menurut Sumarmo

mendefinisikan analogi sebagai penarikan kesimpulan berdasarkan keserupaan

data atau proses.5 Menurut Mofidi dalam Ningrum dan Rosyidi, salah satu metode

efektif yang dapat digunakan oleh para guru untuk mengajarkan konsep

matematika adalah dengan menggunakan permasalahan-permasalahan yang

melibatkan penalaran analogi.6 Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya penalaran

analogi dihadirkan dalam pembelajaran di sekolah.

Fakta di lapangan menunjukkan rendahnya kemampuan penalaran analogi

matematis siswa misalnya pada laporan TIMSS tahun 2015. Pada soal penalaran

analogi siswa Indonesia hanya memberikan 17% poin yang sedangkan Singapura

sebesar 75%.7 Hasil penelitian Priatna dalam Harry menemukan bahwa kualitas

kemampuan penalaran analogi siswa rendah, karena skor yang diperoleh hanya

49% dari skor ideal.8 Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Khairunnisa menunjukkan bahwa kemampuan penalaran analogi siswa yang

mendapat nilai diatas rata-rata kelas sebanyak 11 orang dengan prosentase

3 Utari Sumarmo, Mengembangkan Instrumen untuk Mengukur High Order Mathematical

Thinking dan Affective Behavior, Handout disajikan pada Workshop Pendidikan Matematika UIN

Jakarta, 22 Oktober 2014, h. 12. 4 Fadjar Shadiq, Penalaran dengan Analogi? Pengertiannya dan Mengapa Penting?, 2013,

h.2, (http:// p4tkmatematika.org). Diakses pada tanggal 13 November 2018 pukul 07:38 5 Utari Sumarmo, op.cit

6Retno Kusuma Ningrum, dan Abdul Haris Rosyidi, Profil Penalaran Permasalahan Analogi

Siswa Sekolah Menengah Pertama Ditinjau dari Perbedaan Gender, Jurnal Mathedunesa. Vol 2,

No 3, 2013, h. 1, (http://ejournal.unesa.ac.id). Diakses pada tanggal 13 Juni 2019 pukul 11.00 7 Mulyatini Rahim, Peningkatan dan Karakteristik Kesalahan dalam Kemampuan Analogi

dan Generalisasi Matematis Siswa Melalui Pembelajaran Model Eliciting Activities, Tesis pada

Sekolah Pascasarjana UPI Bandung, Bandung, 2015, h.2. 8Harry Dwi Putra, Pembelajaran Geometri dengan Pendekatan SAVI Berbantuan Wingeom

untuk Meningkatkan Kemampuan Analogi Matematis Siswa SMP, Prosiding Seminar Nasional

Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol.1, h. 417.

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

3

45,83% dan siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata kelas sebanyak 13 orang

dengan prosentase 54,17%.9 Pada kelompok eksperimen siswa yang memperoleh

nilai dibawah rata-rata kelas kebanyakan dikarenakan kurang ketelitian dalam

berhitung dan memberikan alasan yang tidak tepat atau kurang lengkap.10

Berdasarkan pemaparan-pemaparan tersebut, maka perlu adanya perhatian khusus

terhadap kemampuan penalaran analogi matematik, karena kemampuan tersebut

cenderung tergolong rendah dan sebagian siswa pun kesulitan dalam menghadapi

persoalan yang berkaitan dengan penalaran analogi.

Kesulitan dalam menghadapi persoalan penalaran analogi matematik pada

siswa, perlu diterapkannya model pembelajaran yang tepat. Proses pemilihan dan

penerapan model pembelajaran haruslah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran

matematika yaitu kemampuan pemecahan masalah, penalaran dan pembuktian,

komunikasi, koneksi dan representasi.11

Hal ini menyebabkan masih rendahnya

kemampuan penalaran, khususnya penalaran analogi siswa. Dengan demikian,

berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah dipaparkan serta faktor yang

menjadi pemicunya, maka kemampuan penalaran analogi matematis siswa perlu

dikembangkan dalam proses pembelajaran matematika di sekolah. Untuk

mendukung hal tersebut, dalam merencanakan pembelajaran matematika,

sebaiknya guru menggunakan strategi atau model pembelajaran yang mampu

mengembangkan kemampuan penalaran analogi matematis siswa.

Untuk mengembangkan kemampuan penalaran analogi matematis pada siswa

diperlukan pembelajaran yang berfokus pada aktivitas berpikir siswa. Agar siswa

dapat mengembangkan ide-ide baru yang kreatif. Guru harus memberikan

pertanyaan-pertanyaan yang menantang kepada siswanya. Oleh karena itu,

aktivitas berpikir siswa dapat diperoleh dengan adanya pertanyaan-pertanyaan

yang menantang. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat

mengungkapkan ide-ide dan penarikan kesimpulan yang merupakan proses

9Rimanita Khairunnisa, “Pengaruh Pendekatan Metaphorical Thinking terhadap

Kemampuan Penalaran Analogi Matematik Siswa”, (Jakarta: Skripsi, Pendidikan Matematika,

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN, 2016), h. 48 10

Ibid, 69 11

NCTM, op.cit, p. 4.

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

4

penalaran adalah pembelajaran dengan pendekatan problem solving. Pendekatan

pemecahan masalah (problem solving) dalam pembelajaran matematika

merupakan kegiatan dimana guru memberikan suatu permasalahan kepada siswa

untuk diselesaikan. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga

sebagai fasilitator, pembimbing, dan motivator.

Berkenaan dengan pendekatan Problem Solving tersebut, Pizzini

mengenalkan model pembelajaraan yang berbasis problem solving yaitu SSCS

(Search, Solve, Create and Share) yang membuat siswa lebih aktif terlibat dalam

penalaran, penggunaan konsep dan terbiasa melakukan berpikir tingkat tinggi.

Model yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1987 ini, meliputi empat fase,

yaitu pertama fase search yang bertujuan untuk identifikasi masalah, kedua fase

solve yang bertujuan untuk merencanakan penyelesaian masalah, ketiga fase

create yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah dan keempat adalah fase

share yang bertujuan untuk mensosialisasikan penyelesaian masalah yang siswa

telah lakukan.12

Pada model pembelajaran ini, siswa berpikir secara aktif untuk

menyelesaikan masalah matematika yang diberikan. Siswa juga dituntut

menemukan penyelesaian permasalahan tersebut dengan bekerja sama. Setelah itu

siswa menyimpulkan hasil atau solusi yang didapat dari masalah tersebut,

sehingga diharapkan dengan model SSCS dapat meningkatkan kemampuan

penalaran siswa.

Pembelajaran matematika dengan model SSCS menuntut banyak aktivitas

mental dan psikologi siswa. Hal itu dikarenakan di awal pembelajaran siswa

diberikan permasalahan. Sehingga siswa diharuskan untuk memiliki minat,

motivasi, ketertarikan, konsentrasi, semangat, percaya diri, dan mau berusaha

menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Terlebih siswa juga dituntut untuk

selalu memfokuskan perhatiannya terhadap mata pelajaran yang sedang dipelajari

dengan baik. Akan tetapi belum semua siswa mampu untuk memusatkan

perhatiannya terhadap situasi belajar. Karena setiap siswa tentu memiliki rentang

konsentrasi yang berbeda-beda. Konsentrasi siswa rentan sekali mengalami

12

Edward Pizzini, Rethinking Thinking in the Science Classroom , 1988, h.23.

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

5

penurunan. Menurut Djono dalam penelitian Cahyani perhatian siswa akan

meningkat pada 15-20 menit pertama dan kemudian akan menurun pada 15-20

menit kedua.13

Dengan demikian, penting adanya metode pembelajaran yang

mengutamakan konsentrasi dan fokus siswa pada satu hal.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru bidang studi

matematika SMP Al-Hasra diketahui masih kurangnya ketertarikan dan

konsentrasi siswa. Masih banyak siswa yang memperoleh hasil belajar di bawah

KKM yang ditetapkan sekolah. Selain itu, menurut guru tersebut, siswa cenderung

bercanda dan sibuk dengan kegiatannya sendiri. Terutama pada saat siang hari,

siswa cenderung mengantuk dan tidak bersemangat saat jam pelajaran

berlangsung. Guru memberikan soal dengan hafalan rumus yang nantinya

digunakan dalam penyelesaian soal dengan rumus secara tepat. Hal ini

menyebabkan siswa kurang berpikir sehingga kemampuan penalaran analogi

matematiknya diduga kurang berkembang. Dengan demikian konsentrasi menjadi

suatu hal yang sangat diperlukan dalam mencapai hasil belajar yang baik, maka

diperlukan suatu kondisi nyaman dan rileks, menyenangkan, tidak kaku dan

membosankan sehingga siswa fokus dan lebih mudah memahami pelajaran. Salah

satu caranya adalah dengan memberikan pembelajaran yang membuat siswa

nyaman dan relaks melalui pembelajaran dengan metode Hypnoteaching.

Pada dasarnya manusia memiliki dua macam pikiran, yaitu pikiran sadar dan

pikiran bawah sadar. Peran dan pengaruh pikiran sadar terhadap diri kita adalah

sebesar 12%, sedangkan pikiran bawah sadar mencapai 88%. Pikiran sadar dan

bawah sadar sebenarnya saling mempengaruhi dan bekerja dengan kecepatan

yang sangat tinggi.14

Menurut Almatin pikiran bawah sadar berisikan database

yang mencerminkan diri kita, dimana database ini merupakan akumulasi dari

berbagai pemahaman, penalaran, dan pengalaman.15

Hypnoteaching merupakan

13

Yurin Rachmatika Cahyani, Pengaruh Aktivitas Olahraga dalam Pendidikan Jasmani

Terhadap Tingkat Konsentrasi Belajar dan Prestasi Akademik di SMA Negeri 3 Bandung,

Bandung , Tesis Sekolah Pascasarjana UPI Bandung,2016, h. 1. 14

Adi W. Gunawan, Hypnotherapy The Art of Subconscious Restructuring, (Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2007), h. 17. 15

MD. Isma almatin, Dahsyatnya Hypnosis Learning,(Yogyakarta: Pustaka Widyatama,

2010), h.102.

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

6

sebuah pembelajaran yang dirancang dengan menciptakan situasi yang nyaman

dan menyenangkan dalam lingkungan yang terkendali, untuk dapat masuk ke

lingkungan bawah sadar.16

Menurut Navis dalam penelitian Aminah dkk,

Hypnoteaching merupakan perpaduan pembelajaran yang melibatkan pikiran

sadar dan bawah sadar.17

Dengan demikian metode Hypnoteaching merupakan

pembelajaran yang membuat siswa menjadi nyaman dan rileks karena melibatkan

pikiran bawah sadar siswa.

Dari penjelasan di atas penulis berkeyakinan bahwa penggabungan model

SSCS dengan metode Hypnoteaching merupakan solusi alternatif yang dapat

digunakan untuk meningkatkan kemampuan penalaran analogi matematis, karena

pada proses penyelesaian masalah yang diberikan dibutuhkan kepekaan siswa

terhadap masalah yang dihadapinya. Kepekaan tersebut dapat muncul saat siswa

berada dalam kondisi nyaman, rileks, dan menyenangkan. Dengan kondisi seperti

ini dapat dibangun melalui metode Hypnoteaching.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve, Create, Share (SSCS)

dengan Metode Hypnoteaching terhadap Kemampuan Penalaran Analogi

Matematis Siswa”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, dapat diidentifikasikan

masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya kemampuan penalaran analogi siswa dalam pembelajaran

matematika.

2. Model pembelajaran yang kurang tepat dan sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang diharapkan.

3. Konsentrasi dan minat siswa yang mudah mengalami penurunan.

C. Pembatasan Masalah

16

Almatin, op.cit., h.83 17

Siti Aminah, Ita Chairun Nissa, Eliska Juliangkary, Pengaruh Penggunaan Hypnoteaching

pada Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar, Jurnal Media Pendidikan Matematika,Vol

5, No.1, 2017, h. 92.

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

7

Agar penelitian ini terarah, maka penulis memberikan batasan terhadap

masalah sebagai berikut:

1. Kemampuan penalaran analogi pada penelitian ini dibatasi pada empat

indikator, yaitu structuring, mapping, applying, verifying.

2. Penggunaan model pembelajaran SSCS (Search, Solve, Create and Share)

dengan metode hypnoteaching meliputi fase Search (mengidentifikasi

masalah), Solve (merencanakan penyelesaian maslah), Create (menyelesaikan

masalah), dan Share (mendiskusikan penyelesaian masalah). Dimana dalam

pembelajaran ini siswa diupayakan untuk focus (focusing) dengan

pembelajaran melalui video inspiratif, games, yelling, relaksasi dan sugesti

positif yang diberikan guru.

3. Sekolah yang digunakan untuk tempat penelitian adalah SMP Al-Hasra

Depok.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan diteliti adalah:

1. Bagaimana kemampuan penalaran analogi matematis siswa yang diajarkan

dengan menggunakan model SSCS dengan metode Hypnoteaching?

2. Bagaimana kemampuan penalaran analogi matematis siswa yang

memperoleh pembelajaran dengan pembelajaran scientific?

3. Apakah kemampuan penalaran analogi matematis siswa yang diajarkan

dengan menggunakan model SSCS dengan metode Hynoteaching lebih tinggi

daripada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran scientific?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengidentifikasi kemampuan penalaran analogi matematis siswa

setelah memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran SSCS dengan

metode hypnoteaching.

2. Untuk mengidentifikasi kemampuan penalaran analogi matematis siswa

setelah memperoleh pembelajaran dengan pembelajaran scientific.

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

8

3. Untuk menganalisis perbedaan kemampuan penalaran analogi matematis

siswa yang memperoleh pembelajaran model pembelajaran SSCS dengan

metode hypnoteaching dengan siswa yang memperoleh pembelajaran

scientific.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Meningkatkan kemampuan penalaran analogi matematis siswa dalam

pembelajaran matematika menggunakan model SSCS dengan metode

hypnoteaching.

2. Bagi Guru

Dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kemampuan penalaran analogi

pada materi lain dalam menerapkan pembelajaran model SSCS dengan

metode hypnoteaching

3. Bagi Sekolah

Dapat meningkatkan kualitas prestasi belajar siswa di sekolah khususnya

pelajaran matematika

4. Bagi Peneliti

Memberikan informasi mengenai Gambaran kemampuan penalaran analogi

siswa yang diajar dengan model SSCS dengan metode hypnoteaching.

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

29

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kemampuan Penalaran Matematis

Penalaran merupakan terjemahan dari reasoning, yang merupakan salah satu

kompetensi dasar dalam matematika. Suggate dalam Practical Handbooks yang

berjudul ”Using Resources to Support Mathematical Thinking” menyatakan

bahwa “children may well not be able to succesfully use and apply number if they

fall victim to rote learning and use certain mathematical rules without reason”.1

Dengan kata lain belajar matematika tidak akan berhasil hanya dengan menghafal

tanpa adanya pemberian alasan.

Menurut Shadiq, penalaran merupakan suatu kegiatan, suatu proses atau

suatu aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan berdasar pada beberapa

pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan2 Menurut Surajiyo, penalaran

adalah suatu proses penarikan kesimpulan dari satu atau lebih proposisi.3 Dengan

demikian, penalaran merupakan suatu proses berfikir untuk menarik kesimpulan

atau membuat pernyataan baru berdasarkan kepada beberapa pernyataan (premis)

yang kebenarannya telah dibuktikan sebelumnya.

Menurut Sumarmo, penalaran matematik dibagi menjadi dua golongan yaitu

penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif diartikan sebagai

penarikan kesimpulan yang bersifat umum atau khusus berdasarkan data yang

teramati. Nilai kebenaran dalam penalaran induktif dapat bersifat benar atau salah.

Sedangkan penalaran deduktif adalah penarikan kesimpulan berdasarkan aturan

yang disepakati. Nilai kebenaran dalam penalaran deduktif bersifat mutlak benar

1Doreen Drews dan Alice Hansen, Using Resources to Support Mathematical Thinking,

(Southernhay East : Learning Matters, 2007), h.7 2Fajar Shadiq, Pemecahan Masalah, Penalaran, dan Komunikasi, (Yogyakarta: Depdiknas,

2004), h. 2 3 Surajiyo, Sugeng Astanto, dan Sri Andiani, Dasar-dasar Logika, Cet ke III (Jakarta:

Bumi Aksara,2008), h.43

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

30

atau salah dan tidak keduanya bersama-sama.4 Penalaran induktif terjadi ketika

proses berpikir yang berusaha menghubung-hubungkan fakta-fakta khusus yang

sudah diketahui menuju kepada suatu kesimpulan yang bersifat umum. Sedangkan

pada penalaran deduktif harus didasari pada kebenaran pernyataan lain.

Maksudnya kebenaran suatu konsep atau pernyatan diperoleh sebagai akibat logis

dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan

matematika bersifat konsisten.

Penalaran induktif banyak dijadikan sebagai pijakan untuk mendapatkan

konsep matematika. Sehingga penarikan kesimpulan melalui proses induktif ini

akan menjadi sangat penting. Berdasarkan karakteristik proses penarikan

kesimpulan, penalaran induktif terdapat beberapa kegiatan sebagai berikut:5

a. Penalaran transduktif, yaitu penarikan kesimpulan dari proses pengamatan

terbatas yang berlaku terhadap kasus tertentu.

b. Penalaran analogi, yaitu penarikan kesimpulan yang didasarkan keserupaan

proses atau data.

c. Penalaran generalisasi, yaitu penarikan kesimpulan secara umum berdasarkan

data terbatas.

d. Memperkirakan suatu jawaban, solusi atau kecenderungan: interpolasi dan

ekstrapolasi.

e. Memberikan penjabaran pada model, fakta, sifat, atau pola yang telah ada.

f. Menggunakan pola hubungan yang menganalisis situasi, dan menyusun suatu

konjektur.

2. Kemampuan Penalaran Analogi Matematis

Penalaran analogi matematis termasuk ke dalam karakteristik proses

penarikan kesimpulan dari penalaran induktif. Kata “Analogi” berarti “persamaan

antara dua benda atau hal yang berlainan; sesuatu yang sama dalam bentuk,

susunan atau fungsi tetapi berlainan asal-usulnya sehingga tidak ada hubungan

4Utari Sumarmo, “Berpikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana

Dikembangkan pada Peserta Didik”, dalam Makalah Matematika FMIPA UPI, Januari 2010, h. 5. 5 Ibid, h.6

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

31

kekerabatan”.6 Shadiq mengatakan bahwa analogi merupakan suatu proses yang

bertolak dari dua atau lebih peristiwa khusus yang memiliki kemiripan satu

dengan yang lainnya.7 Sejalan dengan itu Utari Sumarmo mengatakan bahwa

analogi merupakan penarikan kesimpulan berdasarkan keserupaan data atau

proses.8 Dari pemaparan tersebut, maka penalaran analogi adalah proses

penarikan kesimpulan dengan membandingkan dua hal yang berlainan dengan

melihat kesamaannya.

Dalam analogi yang dicari adalah keserupaan dari dua hal yang berbeda, dan

menarik kesimpulan atas dasar keserupaan itu. Indikator siswa yang memiliki

kemampuan analogi adalah dapat menemukan keserupaan pola atau sifat dari

gejala matematik untuk membuat analogi. Berdasarkan pemaparan-pemaparan

tersebut, maka penalaran analogi adalah proses bernalar dengan membandingkan

dua hal yang berlainan dengan melihat kesamaannya, kemudian ditarik

kesimpulan berdasarkan persamaan (keserupaan) tersebut. Ada tiga aspek penting

yang harus ada dalam penalaran analogi, yaitu aspek sumber, kesamaan, dan

aspek target. Soal-soal tentang kemampuan penalaran analogi terdiri dari dua soal,

yaitu soal sebelah kiri (masalah sumber) dan soal sebelah kanan (masalah target).

Ciri-ciri masalah sumber dan masalah target adalah sebagai berikut:9

a. Masalah sumber merupakan masalah yang sudah dipelajarai sebelumnya yang

berkaitan dengan materi berikutnya yang akan dipelajari.

b. Masalah target merupakan masalah yang akan dipecahkan dengan mencari

kesamaan dari masalah sumber.

Penalaran analogi oleh Sternberg dinyatakan sebagai cara berpikir analogi

yang terdiri dari beberapa komponen yang harus dilalui siswa, yaitu (1) mengkode

6Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,

2008), h. 61 7Fadjar Shadiq, Penalaran dengan Analogi? Pengertiannya dan Mengapa Penting?, 2013,

h.2, (http:// p4tkmatematika.org). Diakses pada tanggal 13 November 2018 pukul 07:38 8Utari Sumarmo, Mengembangkan Instrumen untuk Mengukur High Order Mathematical

Thinking dan Affective Behavior, Handout disajikan pada Workshop Pendidikan Matematika UIN

Jakarta, 22 Oktober 2014, h. 37. 9Rahayu Purwanti, Agung Hartoyo, dan Dede Suratman, Kemampuan Penalaran Analogi

Matematis Siswa SMP dalam Materi Bangun Ruang, h. 2

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

32

suatu unsur dari analogi (2) menduga hubungan antara warna merah dan berhenti

(lampu merah berarti berhenti) (3) memetakan hubungan antara warna merah dan

warna hijau (keduanya adalah warna lampu lalu lintas (4) mengaplikasikan sebuah

hubungan analogi dan meduga dari warna hijau adalah pilihan yang mendekati

(hijau berarti diperbolehkan untuk jalan) (5) memberikan sebuah tanggapan10

Ruppert menyatakan bahwa indikator penalaran analogi meliputi empat

komponen, diantaranya Structuring, subjek dapat mengidentifikasi setiap objek

matematika pada masalah sumber dengan melihat kesamaan sifat dan struktur

hubungan serta membuat kesimpulan dari semua hubungan yang identik pada

masalah sumber. Mapping, subjek dapat mencari hubungan yang identik dari

karakteristik antara masalah sumber dan masalah target kemudian membangun

kesimpulan untuk selanjutnya hubungan yang didapat tersebut dipetakan ke

masalah target. Applying, subjek dapat menyelesaikan masalah target dengan

menggunakan cara penyelesaian atau konsep yang sama dengan masalah sumber,

kemudian dapat menuliskan jawaban dari apa yang diinginkan masalah target.

Verifying, memeriksa kembali kebenaran terhadap penyelesaian target dengan

mengecek kesesuaian masalah target dengan masalah sumber.11

Menurut English dalam Wardhani, terdapat empat indikator yang digunakan

untuk mengukur penalaran analogi, yaitu :12

a. Encoding, mengidentifikasi bentuk analogi dengan memberikan pengkodean

karakteristik pada tiap masalah.

b. Inferring, mencari hubungan diantara unsur yang diketahui pada masalah

sumber.

c. Mapping, menghubungkan pasangan A : B ke pasangan C : D dengan

membangun hubungan penarikan kesimpulan pada kesamaan hubungan.

d. Applying, memilih bentuk yang sesuai untuk melengkapi analogi.

10

Sternberg, Component Processes in Analogical Reasoning, h. 354 11

Markus Rupert, “Ways of Analogical Reasoning-Thought Processes in A Example Based

Learning Environment”, Eight Congress of Europian Research in Mathematics Education, 2013,

h2 12

Dyah Ayu Pramoda Wardhani, Penalaran Analogi Siswa Dalam Pemecahan Masalah

Matematika, Seminar nasional pendidikan matematika UNISSULA, 2016, h. 1765.

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

33

Selaras dengan persoalan analogi (qiyas), dalam bahasa arab dikenal pula

konsep penyerupaan. Konsep penyerupaan yang dimaksud menggunakan

karakteristik penyerupaan antara suatu perkara dengan perkaran lain karena

adanya persamaan sifat. Contoh penyerupaan semacam ini dikenal dengan istilah

“al-Tasybih” (التشبيه/ penyerupaan). Al-Tasybih didefinisikan sebagai “

menyamakan sesuatu dengan sesuatu yang lain lantaran adanya persamaan sifat

dari keduanya dengan menggunakan indikator yang jelas serta mengandung

maksud tertentu”.13

Dari definisi di atas, terlihat adanya empat unsur pokok sebagai berikut:

a. Musyabbah ( مشبه = yang diserupakan);

b. Musyabbah bih ( ;(yang digunakan untuk contoh penyerupaan = مشبه به

c. Wajhu al-Syabah (وجه الشبه = sifat yang menyamakan antara keduanya).

d. Adat al-tasybih (اداة التشببيه=karakter huruf yang menyatakan adanya indikasi

pola persamaan antara musyabbah danmusyabbah bih).

Lebih konkretnya, contoh berikut akan dapat memberikan kejelasan

Gambaran pola tasybih: “Ilmu laksana cahaya”, Dalam bahasa arab tertulis seperti

ini ( العلب ابنلر ف بل اليةا بت). Penyerupaan ilmu dengan cahaya disini terdapat proses

analogi dimana ilmu diserupakan dengan cahaya dalam hal bahwa keduanya

sama-sama dapat berperan memberikan petunjuk agar terhindar dari gelapnya

rimba kesesatan. Lebih lanjut, rinciniannya sebagai berikut:

a. Ilmu sebagai musyabbah/ مشبه (yang diserupakan)

b. Cahaya sebagai musyabbah bih/ مشبببه بببه (yang digunakanuntuk contoh

penyerupaan)

c. Laksana sebagai adat al tasybih/ اداة التشببيه yang dalam contoh bahasa arab

diwakili dengan karakter hufuf (ك) dalam kata ( ابنلر ف ) yang berarti laksana

cahaya.

d. Dalam memberikan petunjuk sebagai wajhu al-syabah/وجبه الشببه yakni sifat

yang sama-sama melekat pada musyabbah dan musyabbah bih.

13

Abdul Rahman al-Akhdhory, Al-Jawhar al Maknun, (Indonesia: Al-haramain), h. 134-

135.

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

34

Al-Tasybih didefinisikan sebagai menyamakan sesuatu dengan sesuatu yang

lain, hal ini lantaran adanya persamaan sifat dari keduanya dengan menggunakan

indikator yang jelas dan mengandung maksud tertentu. Pada konsep Al-Tasybih

terdapat empat unsur pokok yang ada didalamnya, yatu:

a. Musyabbah (yang diserupakan)

b. Musyabbah bih (yang digunakan untuk contoh penyerupaan)

c. Wajhul al-syabah (sifat yang menyamakan antara musyabbah dan

musyabbah bih)

d. Adat al-tasybih (karakter huruf yang menyatakan adanya indikator

persamaan antara musyabbah dan musyabbah bih)

Indikator yang peneliti gunakan untuk mengukur kemampuan penalaran

analogi matematis siswa dalam penelitian ini merujuk pada indikator Ruppert

yang disajikan pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Indikator Penalaran Analogi

3. Model Search, Solve, Create, Share

Sub / Komponen

Penalaran Analogi

Indikator / Aktivitas Siswa

Structurimg Mengidentifikasi unsur pada masalah sumber dan

masalah target untuk membuat kesimpulan yang identik

dengan masalah sumber.

Mapping Mencari hubungan antara masalah sumber dan masalah

target. Membuat kesimpulan untuk selanjutnya

dipetakan ke masalah target

Applying Menyelesaikan masalah target dengan penyelesaian

konsep yang sama dengan masalah sumber

Verifying Memeriksa kembali kebenaran terhadap penyelesaian

masalah target

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

35

Model pembelajaran Search, Solve, Create, Share (SSCS) pertama kali

dikembangkan oleh Edward L. Pizzini pada tahun 1985 dalam bidang sains.

Menurut Pazzini, dalam Satriawan model SSCS dirancang untuk memperluas dan

menerapkan konsep-konsep ilmu pengetahuan dan keterampilan berpikir kritis,

serta menggunakan pemecahan masalah model yang holistik.14

Sejalan dengan

Pizzini, Regional Education Laboratories suatu Lembaga pada Departemen

Pendidikan Amerika Serikat mengeluarkan laporan bahwa model SSCS termasuk

model pembelajaran yang baik untuk mata pelajaran matematika dan sains.15

North Central Regional Education Laboratory menjelaskan bahwa terdapat

delapan standar National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) yang dapat

dicapai dalam model pembelajaran SSCS ini yaitu,16

a. Mengajukan (pose) soal atau masalah matematika.

b. Membangun pengalaman dan pengetahuan siswa,

c. Mengembangkan kemampuan berpikir matematika yang meyakinkan siswa

tentang keabsahan suatu keadaan, solusi, dugaan dan jawaban.

d. Menumbuhkan intelektual siswa : mengajukan pertanyaan dan tugas-tugas

yang melibatkan siswa, dan menantang cara berpikir siswa,

e. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan matematika siswa,

f. Merangsang siswa untuk membuat koneksi dan mengembangkan kerangka

kerja yang berhubungan dengan ide-ide matematika,

g. Menanamkan kemampuan perumusan masalah, pemecahan masalah, dan

penalaran matematika, dan

h. Mengembangkan seluruh disposisi siswa untuk melakukan pekerjaan

matematika

Model SSCS ini merupakan singkatan dari Search, Solve, Create, Share.

Search: siswa melakukan pencarian pertanyaan melalui penyelidikan tentang

14

Rodi Satriawan, Keefektifan Model Search, Solve, Create, and Share Ditinjau dari

Prestasi, Penalaran Matematis, dan Motivasi Belajar, (Lombok Timur: Jurnal riset Pendidikan

Matematika, 2017), h.90 15

Irwan, Pengaruh Pendekatan Problem Posing Model Search, Solve, Create, and Share

(SSCS)dalam Upaya Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa Matematika,

Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 12, no 1, h.4 16

Laboratory Network Program. Promising Practice in Mathematics and Science Education.

North Central Regional Educational Laboratory, 1994, h.5

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

36

topik yang mereka ingin selidiki. Solve: siswa merancang dan melaksanakan

penyelidikan untuk memecahkan pertanyaan melalui penelitian mereka. Create:

Siswa menganalisis dan menginterpretasikan data kemudian membuat hasil

analisis data untuk mengkomunikasikan temuan mereka. Share: siswa berbagi

hasil mereka dan mengevaluasi penyelidikan mereka.17

Pada model SSCS ini

mengajarkan suatu penyelesaian masalah dan memberikan kesempatan kepada

siswa untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalahnya, sehingga model

ini dapat memfasilitasi siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir siswa.

Pizzini yang dikutip oleh Dimyati, menjelaskan lebih rinci kegiatan pada

setiap tahapan model SSCS sebagai berikut:18

a. Search

1) Menggali pengetauan awal dengan menuliskan informasi yang diketahui

dan berhubungan dengan situasi yang diberikan.

2) Mengamati dan menganalisa informasi yang diketahui.

3) Menyimpulkan masalah dengan membuat pertanyaan-pertanyaan.

4) Menggeneralisasikan informasi sehingga timbul ide-ide yang mungkin

digunakan untuk menyelesaikan masalah.

b. Solve

1) Menentukan kriteria akan digunakan dalam memilih beberapa alternatif.

2) Membuat dugaan mengenai beberapa solusi yang dapat digunakan.

3) Memikirkan segala kemungkinan yang terjadi saat menggunakan solusi

tersebut.

4) Membuat rencana penyelesaian masalah (didalamnya termasuk

menentukan solusi yang akan digunakan)

c. Create

1) Menyelesaikan masalah sesuai rencana yang telah dibuat sebelumnya.

2) Meyakinkan diri dengan menguji kembali solusi yang telah didapat.

3) MengGambarkan proses penyelesaian masalah

17

Ibid, h.5 18

Ahmad Dimyati, Peningkatakan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis

Siswa MTS melalui Model Search, Solce, Create, Share (SSCS) dengan Metode Hypnoteaching,

(Bandung: Tests Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2015)

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

37

4) Menyiapkan apa yang akan dibuat untuk dipresentasikan.

d. Share

1) Menyajikan solusi kepada siswa yang lain

2) Mempromosikan solusi yang dibuat kepada siswa yang lain.

3) Mengevaluasi tanggapan dari pendapat siswa yang lain.

4) Merefleksikan keaktifan sebagai problem solver setelah menerima umpan

balik dari guru dan siswa yang lain.

Menurut Irwan, salah satu contoh penerapan model SSCS problem solving

dalam pembelajaran matematika adalah:19

a. Search (menyelidiki masalah), dalam fase ini siswa memahami soal atau

kondisi yang diberikan dengan menggali informasi tentang apa yang diketahui

dan apa yang ditanyakan, membuat pertanyaan-pertanyaan kecil sehingga

timbul sebuah ide untuk dijadikan focus dalam penyelesaian masalah. Di akhir

fase ini, diharapkan siswa dapat memahami dan menganalisis soal yang

diberikan sehingga terbentuk sekumpulan ide dalam memecahkan persoalan

yang diberikan.

b. Solve (merencanakan penyelesaian masalah). Pada fase solve, siswa diberikan

kesempatan membuat beberapa dugaan atau hipotesis alternative untuk

memecahkan masalah kemudian merencanakan penyelesaian masalah dengan

strategi atau metode yang telah dipilih. Siswa berpikir dan merencanakan

langkah-langkah apa saja yang akan digunakan dalam memecahkan persoalan

yang diberikan.

c. Create (menyelesaikan masalah). Pada fase Create, siswa diharapkan dapat

menghasilkan produk atau membuat formula sebagai cara untuk menyelesaikan

masalah berdasarkan hipotesis pada tahap sebelumnya. Selain itu siswa juga

mengevaluasi hasil temuannya kemudian menyajikan laporan solusi

penyelesaian masalah tersebut sekreatif mungkin untuk dikomunikasikan

kepada teman yang lain.

19

Irwan, Pengaruh Pendekatan Problem Posing Model Search, Solve, Create, and Share

(SSCS) dalam Upaya Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa Matematika,

op.cit, h. 5

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

38

d. Share (mengkomunikasikan hasil penyelesaian). Pada fase terakhir ini, setelah

siswa menyelesaikan dan membuat laporan solusi penyelesaian masalah, siswa

diminta untuk mengkomunikasikan atau menjelaskan hasil kerja mereka

kepada guru dan teman-temannya melalui kegiatan diskusi baik dengan guru

maupun dengan siswa lainnya.

Kegiatan pembelajaran dengan model SSCS dimulai dengan pemberian

masalah atau kondisi berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Pada tahap

Search, siswa mencari informasi untuk mengidentifikasi situasi atau masalah yang

disajikan. Setelah itu, pada tahap solve siswa merencanakan dan menyelesaikan

permasalahan tersebut. Dengan informasi dan rencana yang telah disiapkan, siswa

melakukan tahap create, yaitu membuat solusi penyelesaian kemudian

menyajikannya untuk dibahas dan didiskusikan bersama guru dan siswa lainnya di

tahap share.

4. Metode Hypnoteaching

Kata hypnoteaching merupakan perpaduan dari dua kata yaitu hypnosis dan

teaching. Hypnosis berarti sugesti dan teaching mengajar. Hypnoteaching

merupakan pembelajaran yang dirancang dengan menciptakan situasi yang

nyaman dan menyenangkan dalam lingkungan yang terkendali.20

Penggunaan

hipnosis sudah ada sebelum sejarah itu sendiri tercatat. Tentu saja waktu itu

hipnosis belum dikenal dengan nama “hypnosis”. Hipnosis pada masa lalu

dipraktikkan dalam ritual agama dan maupun ritual penyembuhan.21

Hipnosis

berasal dari kata “hypnos” yang merupakan nama dewa tidur orang Yunani.

Kebanyakan orang menyangka bahwa hipnosis adalah menidurkan seseorang.

Namun perlu disadari bahwa kondisi hipnosis tidaklah sama dengan tidur. Sebab

meskipun seseorang dihipnotis, ia dapat mendengar dengan jelas dan merespon

informasi yang diterimanya. Berbeda dengan tidur, orang yang tidur tidak

menyadari dan tidak bisa mendengar suara-suara di sekitarnya.22

20

Isma Almatin, Dahsyatnya Hypnosis Learning, 2010, pustaka widyatama, op.cit, h.103 21

Indra Majid, Pemahaman Dasar Hipnosis, E-Book, Psikologi Sejarah Hipnosis.pdf,

diakses pada tanggal 18 Agustus 2016 pukul 14.21 WIB, h. 8 22

Ibid, h.4.

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

39

Mengajar adalah proses mengisi pikiran dengan berbagai informasi atau

keilmuan. Informasi tersebut akan diterima oleh pikiran sadar dan kemudian

ditransfer ke pikiran bawah sadar untuk diolah dan disimpan.23

Para pendidik

dituntut untuk memberikan kenyamanan dalam mengajar, melakukan pendekatan

hati ke hati sehingga murid merasa senang ketika belajar namun tetap menjaga

wibawanya sebagai guru. Artinya tetap memberikan batasan kepada murid perihal

kedekatan hubungan antar guru dan murid, agar murid tak semen-mena merasa

dekat dengan gurunya.

Kekuatan-kekuatan dari kata-kata positif seperti motivasi, sugesti, doa dan

semacamnya dapat memengaruhi kondisi siswa ketika belajar dan juga hasil

belajarnya. Menurut Solihudin, doa yang diucapkan berulang-ulang merupakan

afirmasi (sugesti) keyakinan positif yang ditanamkan ke dalam pikiran bawah

sadar.24

Selain memengaruhi prestasi, metode hypnoteaching dapat membentuk

perilaku baik dan memperbaiki perilaku buruk yang ada dalam diri siswa karena

hipnosis merupakan kondisi atau keadaan manusia cenderung lebih “sugestif.

Ketika berada dalam kondisi seperti itu, berarti seseorang dengan mudah

menerimainformasi atau saran dari orang lain. Jika hal itu positif maka hal itu

akan bermanfaat dan menjadi nilai-nilai baru yang dapat mengubah pola-pola

lama yang ada dalam diri seseorang.25

Penerapan hypnoteaching untuk menciptakan pembelajaran efektif, dilakukan

melalui langkah-langkah tertentu:26

a. Niat dan Motivasi dalam diri sendiri. Kesuksesan seseorang dalam melakukan

pekerjaan tergantung pada niat/tujuannya. Sebab niat yang besar akan

menghasilkan motivasi dan komitmen untuk melakukan bidang yang

ditekuninya.

b. Pacing berarti menyamakan posisi, gerak tubuh, bahasa, serta gelombang otak

dengan orang lain.karena pada dasarnya orang cenderung berinteraksi dengan

23 Isma Almatin, Dahsyatnya Hypnosis Learning, 2010, pustaka widyatama, op.cit, h.3

24Ichsan Solihudin, Hypnosis for Student, (Bandung: PT Mizan Pustaka,2010), h.91.

25Willy Wong dan Andri Hakim, Dahsyatnya Hipnosis, (Jakarta: Transmedia

Pustaka,2010),h.10. 26

Muhammad Anwar, Menciptakan Pembelajaran Efektif Melalui Hypnoteaching,(Gowa:

Institut Parahikmah Indonesia, 2017, P-ISSN: 1412-2715, E-ISSN: 2616-4412, h. 477

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

40

orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Dengan kesamaan gelombang

otak inilah, maka pesan yang disampaikan dari satu orang ke orang lainnya

dapat dengan mudah diterima dan dipahami.

c. Leading memiliki pengertian memimpin atau mengarahkan sesuatu. Setelah

melakukan pacing, peserta didik akan merasa nyaman dengan guru. Pada saat

itulah hampir setiap apapun yang guru ucapkan dan tugaskan kepada mereka,

akan dilakukan dengan sukarela dan senang hati. Sehingga sesulit apapun

maetrinya, pikiran bawah sadar mereka akan menangkap materi pelajaran

dengan mudah. Sebaliknya jika melakukan leading tanpa melakukan pacing

terlebih dahulu maka untuk memberikan perintah kepada peserta didik

termasuk hal yang beresiko. Karena mereka melakukannya karena tertekan

dan terpaksa. Hal ini berkakibat pada penolakan mereka terhadap guru.

d. Gunakan kata-kata positif. Penggunaan kata positif ini sesuai dengan cara

kerja pikiran bawah sadar yang tidak mengenal kata negatif. Kata-kata

tersebut berupa ajakan atau himbauan. Jadi apabila ada hal-hal yang tidak

boleh dilakukan oleh mereka, hendaknya melakukan kata ganti yang positif.

Sebagai contoh apabila akan menenangkan kelas yang ramai, biasanya kata

perintah yang keluar adalah “jangan ribut”. Dalam mengaplikasikan

hypnoteaching gunakanlah kata kata “mohon tenang”. Karena alam bawah

sadar kita tidak mengenal kata jangan.

e. Berikan pujian, salah satu hal yang sangat penting dalam pembelajaran adalah

reward dan punishment. Pujian merupakan reward atas peningkatan harga diri

seseorang. Pujian juga merupakan salah satu cara pembentukan konsep pada

diri seseorang. Maka dari itu berikanlah pujian kepada peserta didik dengan

tulus.

f. Modelling adalah proses memberi teladan atau contoh melalui ucapan dan

perilaku yang konsisten dan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam

hypoteaching. Setelah peserta didik merasa nyaman dengan guru, maka ia

perlu memantapkan perilakunya agar konsisten dengan ucapan dan ajarannya,

sehingga ia menjadi figure yang dipercaya. Metode hypnoteaching dapat

digaris bawahi sebagai metode yang dilakukan oleh guru dengan proses

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

41

menghypnotis peserta didik dengan sugesti untuk memotivasi sehingga para

peserta didik merasa senang dan selalu bersemangat dalam menerima materi

pelajaran.

Menurut Al-Risyad yang dikutip dalam penelitian yang dilakukan Dimyati

bahwa langkah-langkah metode pembelajaran Hypnoteaching dapat dilakukan

sebagi berikut:27

a. Membuat siswa dokus baik dengan games, cerita inspiratif, maupun yelling

(Focusing).

b. Melakukan relaksasi dan imaginasi (relaxation/imagination)

c. Memberikan keyakinan yang memberdayakan (Suggestion).

d. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi dan berbagi

ilmu (grouping).

e. Menyatakan sesuatu yang positif dari diri siswa (Affirmation)

f. Melakukan pengulangan kata-kata positif penuh inspiratif (Repeating).

Dari penjelasan mengenai model Search, Create, Solve dan Share (SSCS)

dan hypnoteaching, maka peneliti membuat desain pembelajaran sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi kebutuhan siswa.

b. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok (grouping).

c. Memulai pembelajaran dengan membuat siswa focus dengan games, cerita

inspiratif, tayangan video, yel-yel (focusing).

d. Melakukan relaksasi dan imajinasi (relaxation/imagination).

e. Menyelesaikan masalah LKS yang dibimbing oleh guru dengan tahap-tahap

pembelajaran SSCS sebagai berikut:

1) Mencari informasi untuk mengidentifikasi masalah (Search).

2) Merancang penyelesaian masalah (Solve).

3) Menyelesaikan masalah (Create)

4) Berbagi hasil (Share)

27

Ahmad Dimyati, Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis

SIswa MTs melalui Model Search, Solve, Create, and Share Dengan Metode Hypnoteaching, UPI,

2015, h. 37

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

42

f. Membimbing siswa untuk menyatakan sesuatu yang positif sesuai dengan

pembelajaran (Affirmation)

g. Melakukan pengulangan terkait dengan materi yang belum dipahami oleh

siswa (Repeating).

5. Pembelajaran Scientific

Proses pembelajaran di sekolah yang umumnya menerapkan kurikulum 2013

menggunakan pendekatan saintifik. Pembelajaran saintifik mencakup tiga aspek

penilaian yaitu afektif, kognitif dan psikomotor. Pendekatan pembelajaran

saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara

aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan

mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata

pelajaran.28

Menurut Mc Collum dalam Musfiqon, komponen-komponen penting

dalam mengajar menggunakan pendekatan saintifik yaitu sebagai berikut:29

a. Menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa keingintahuan (Foster

a sense of wonder)

b. Meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation)

c. Melakukan analisis (Push for analysis)

d. Berkomunikasi (Require communication)

Berikut ini penjabaran dari komponen tersebut dalam lima praktek

pembelajaran:30

a. Mengamati

Kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan peserta didik misalnya membaca,

mendengar, menyimak, melihat (dengan atau tanpa alat). Kompetensi yang

28

Dika Setiawan, Pendekatan Saintifik dan Penilaian Autentik untuk Meningkatkan Mutu

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi Penerapan Kurikulum 2013 Pendidikan

Agama Islam (PAI) di SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta), Universitas

Muhammadiyah

Yogyakarta, h.37. 29

Musfiqon dan Nurdyansyah, Pendekatan Pembelajaran Saintifik, (Sidoarjo: Nizamia

Learning

enter, 2015), h. 38. 30

Ibid

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

43

ingin dikembangkan melalui pengalaman belajar mengamati adalah melatih

kesungguhan, ketelitian, dan kemampuan mencari informasi.

b. Menanya

Kegiatan belajar yang dapat dilakukan adalah mengajukan pertanyaan tentang

informasi apa yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk

memperoleh informasi tambahan tentang apa yang sedang mereka amati.

Pertanyaan yang peserta didik ajukan semestinya dapat dimulai pertanyaan-

pertanyaan yang bersifat faktual saja hingga mengarah kepada pertanyaan-

pertanyaan yang sifatnya hipotetik (dugaan). Kompetensi yang dikembangkan

adalah pengembangan kreativitas, rasa ingin tahu (curiousity), kemampuan

merumuskan pertanyaan untuk pengembangan keterampilan berpikir kritis, dan

pembentukan karakter pebelajar sepanjang hayat (life long learner).

c. Pengumpulan informasi

Kegiatan ini adalah melakukan eksperimen, membaca beragam sumber

informasi lainnya selain yang terdapat pada buku teks, mengamati objek,

mengamati kejadian, melakukan aktivitas tertentu, hingga berwawancara

dengan seorang nara sumber. Kompetensi yang ingin dikembangkan antara

lain: peserta didik akan mengembangkan sikap teliti, jujur, memiliki

kemampuan mengumpulkan informasi dengan beragam cara, mengembangkan

kebiasaan belajar, hingga menjadi seorang pebelajar sepanjang hayat (life long

learner).

d. Mengasosiasi

Pengolahan informasi mulai dari beragam informasi yang memperdalam dan

memperluas informasi hingga informasi yang saling mendukung, bahkan yang

berbeda atau bertentangan. Melalui pengalaman belajar ini diharapkan peserta

didik akan mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat kepada aturan,

bekerja keras, mampu menerapkan suatu prosedur dalam berpikir secara

deduktif atau induktif untuk menarik suatu kesimpulan.

e. Komunikasi

Menyampaikan hasil pengamatan yang telah dilakukannya, kesimpulan yang

diperolehnya berdasarkan hasil analisis, dilakukan baik secara lisan, tertulis,

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

44

atau cara-cara dan media lainnya. Ini dimaksudkan agar peserta didik

mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kompetensinya dalam hal

pengembangan sikap jujur, teliti, toleransi, berpikir secara sistematis,

mengutarakan pendapat dengan cara yang singkat dan jelas, hingga

berkemampuan berbahasa secara baik dan benar.

6. Sikap Siswa

Walgito mengungkapkan bahwa sikap merupakan organisasi pendapat,

keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relative permanen, disertai

dengan adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar kepada seseorang tersebut

untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya.31

Dengan mengetahui sikap seseorang orang dapat menduga bagaimana respons

atau perilaku yang akan diambil oleh orang yang bersangkutan, terhadap siatu

masalah atau keadaan yang dihadapkan kepadanya.

Sikap siswa terhadap matematika adalah kecenderungan siswa untuk

menerima (suka) atau menolak (tidak suka) terhadap konsep atau objek

matematika. Menurut Russeffendi mengatakan bahwa sikap siswa terhadap

matematika sangat erat kaitannya dengan minat. Artinya seseorang yang berminat

dalam matematika akan menumbuhkan sikap positif terhadap matematika. Untuk

menumbuhkan minat dan sikap positif seseorang terhadap matematika perlu

diperhatikan, antara lain kegunaan matematika bagi kehidupan siswa dan cara

guru mengajarkan matematika kepada siswa. Jika siswa memandang matematika

itu penting, maka minat dan sikap positif terhadap matematika akan tumbuh pada

dirinya. Oleh karena itu, dalam pembelajaran matematika guru perlu

menunjukkan keindahan dan kegunaan matematika dengan cara yang

menyenangkan.

Sikap siswa terhadap matematika dalam penelitian ini adalah kecenderungan

siswa untuk menerima (suka) atau menolak (tidak suka) terhadap pelajaran

matematika, pembelajaran model SSCS dengan metode Hypnoteaching dan soal-

soal kemampuan penalaran analogi matematis yang diberikan.

31

Walgito, Psikologi Sosial, (Yogyakarta: Andi Press, 2002)

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

45

B. Kerangka Berpikir

Rendahnya prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika salah

satunya disebabkan rendahnya kemampuan penalaran analogi matematis.

berdasarkan pada laporan TIMSS tahun 2015 menunjukkan rendahnya

kemampuan penalaran matematis siswa terutama pada soal penalaran analogi.

Siswa Indonesia hanya memberikan sebesar 17% poin yang rendah dibanding

Negara Singapura sebesar 75%.32

Matematika adalah disiplin ilmu yang saling

berkaitan antara konsep yang satu dengan yang lainnya dan memiliki manfaat

dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini menunjukan bahwa siswa membutuhkan

kemampuan penalaran sebagai salah satu daya matematis yang harus dimiliki

siswa dalam mempelajari matematika. Kemampuan penalaran berlangsung ketika

seseorang berfikir tentang suatu masalah dalam menyelesaikan masalah. Dalam

mengupayakan tercapainya kemampuan penalaran matematis khususnya

penalaran analogi yang baik dibutuhkannya pembelajaran yang dapat membantu

dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengenali, membangun, dan

menggunakan kemampuan penalaran matematisnya sendiri.

Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan untuk

meningkatkan penalaran analogi matematis adalah pemecahan masalah. Dimana

guru memberikan permasalahan matematis dan kemudian siswa diminta untuk

menyelesaikan. Pembelajaran ini mengajak siswa untuk berperan aktif dalam

pembelajaran. Berkenaan dengan pendekatan pemecahan masalah tersebut,

menurut Pizzini terdapat model pembelajaran yang dikenal dengan Search, Solve,

Create, and Share (SSCS).33

Pada model pembelajaran ini siswa berpikir secara

aktif untuk menyelesaikan masalah matematika yang diberikan.

Pembelajaran matematika model SSCS ini menuntuk banyak aktivitas

berpikir. Hal itu dikarenakan dalam pembelajaran siswa banyak diberikan

permasalahan. Untuk dapat menyelesaikannya dibutuhkan minat, ketertarikan,

32

Mulyanti Rahim, Peningkatan dan Karakteristik Kesalahan dalam Kemampuan Analogi

dan Generalisasi Matematis Siswa Melalui Pembelajaran Model Eliciting Activities, UPI, 2015,

h.2 33

Edward Pizzini, Rethinking Thinking in the Science Classroom . 1988, h.23

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

46

motivasi, semangat dan mau berusaha menyelesaikan permasalahan tersebut.

Maka diperlukan kondisi belajar yang nyaman dan rileks. Menurt Almatin salah

satu metode pembelajaran yang dapat menciptakan keadaan tersebut yaitu

Hypnoteaching.34

Metode pembelajaran hypnoteaching menyajikan materi pelajaran dengan

menggunakan bahasa-bahasa alam bawah sadar, dimana diketahui bahwa alam

bawah sadar lebih besar dominasinya terhadap proses kegiatan hidup manusia.35

Almatin menyebutkan bahwa mengajar adalah proses mengisi pikiran dengan

berbagai informasi atau keilmuan. Informasi tersebut akan diterima oleh pikiran

sadar dan kemudian ditransfer ke pikiran bawah sadar untuk diolah dan simpan.

Solihudin berpendapat bahwa fungsi pikiran bawah sadar yaitu sebagai Gudang

penyimpanan informasi, sangat cerdas, tempat terdapatnya rasa kepercayaan diri,

motivasi diri, kepribadian, kreativitas, kebiasaan, emosi, dan nilai-nilai hidup.36

Dengan demikian peneliti berkeyakinan bahwa metode pembelajaran

hypnoteaching mampu memunculkan ketertarikan tersendiri pada setiap peserta

didik terhadap kegiatan pembelajaran.

Adapun komponen-komponen hypnoteaching yang digunakan dalam

penelitian ini adalah: (1)Grouping, membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

(2) Focusing, membuat siswa fokus dengan games, cerita inspiratif, video

motivasi, atau yeliing, (3)Relaxation/imagination, (4) Affirmation, membimbing

siswa untuk menyatakan sesuatu yang positif terkait pembelajaran, dan (5)

Repeating, melakukan pengulangan terkait materi yang belum dipahami siswa.

Keterkaitan tahapan model SSCS dengan metode pembelajaran

Hypnoteaching terhadap kemampuan penalaran analogi matematis siswa dapat

dilihar dari bagan dibawah ini.

34

Isma Almatin, Dahsyatnya Hypnosis Learning, 2010, pustaka widyatama, h.77 35

Willy Wong dan Andri Hakim, Dahsyatnya Hipnosis, (Jakarta: Transmedia

Pustaka,2010),h.18. 36

Ichsan Solihudin, Hypnosis for Student, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2010), h.85

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

47

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Menyelesaikan

masalah LKS dengan

kegiatan yang

memuat tahap-tahap

1. Search

2. Solve

3. Create

Structuring

Mengidentifikasi unsur pada masalah sumber dan

masalah target untuk membuat kesimpulan yang

identik dengan masalah sumber.

Mapping

Mencari hubungan antara masalah sumber dan

masalah target untuk dipetakan ke masalah target

Applying

Menyelesaikan masalah target dengan

penyelesaian konsep yang sama dengan masalah

sumber

Verifying

Memeriksa kembali kebenaran terhadap

penyelesaian masalah target

Kemampuan Penalaran

Analogi Matematis

4. Share

SSCS dengan

Hypnoteaching

Focusing

Relaxation dan

Imagination..

Grouping

Affirmation

Repeating

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

48

F. Penelitian Relevan

1. Penelitian Kristayulita (2015) dalam seminar nasional matematika dan

pendidikan matematika UNY yang berjudul “Penalaran Analogi Siswa

Berdasarkan Tahapan Clement”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

siswa mampu menggunakan penalaran analogi dalam menyelesaikan masalah

dengan 4 tahapan Clement.37

2. Ahmad Dimyati dengan judul “Penerapan Metode Hypnoteaching untuk

Meningkatkan Disposisi Matematika Peserta Didik.” Penelitian ini

dilaksanakan di SMAN 1 Kabupaten Tangerang tahun pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus.

Instrument yang digunakan adalah angket, wawancara, catatan lapangan untuk

mengetahui hal-hal yang terjadi pada proses pembelajaran, dan jurnal harian

peserta didik untuk mengetahui respon siswa terhadap Hypnoteaching dalam

pembelajaran matematika dapat meningkatkan disposisi matematik dan respon

positif peserta didik.38

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan, maka dirumuskan sebuah

hipotesis yaitu kemampuan Penalaran Analogi matematis siswa yang diajarkan

dengan menggunakan metode Hypnoteaching lebih tinggi daripada siswa yang

diajarkan dengan pembelajaran scientific.

37

Krista yulita, op. cit., h. 805. 38

Ahmad Dimyati, op.cit, h. 130

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan bertempat di SMP Al-Hasra Depok yang

beralamat di KM 24 Bojongsari Depok. Pada Kelas VIII semester ganjil tahun

ajaran 2019/2020. Penilitian ini dilaksanakan selama 3 minggu yaitu dari minggu

ke-4 bulan September sampai minggu ke 2 bulan oktober.

B. Metode Dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen metode

yang tidak memungkinkan peneliti melakukan kontrol secara penuh terhadap

sampel penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua kelompok

yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah

kelompok yang diberikan perlakuan pembelajaran dengan model SSCS dengan

metode Hypnoteaching sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan

pembelajaran scientific.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Randomized

Posttest Only Control Group Design dimana pengontrolan secara acak hanya

pada tes akhir (post-test) saja karena peneliti hanya ingin menganalisis

kemampuan penalaran analogi matematis siswa setelah diberi perlakuan sehingga

tidak diberikan pre – test. Desain penelitiannya adalah sebagai berikut pada Table

3.139

.

Tabel 3.1

Desain Penelitian

Kelompok Perlakuan Post-test

E X O

39

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

A2017), Cet. Ke-25, h. 75

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

50

K - O

Keterangan :

E : Kelompok Eksperimen

K : Kelompok Kontrol

X : Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eskperimen yaitu dengan

menggunakan model SSCS dengan metode Hypnoteaching

C. Populasi Dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah populasi target dan populasi terjangkau.

Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMP Al-Hasra di

Depok dan populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas VIII pada semester

I tahun ajaran 2019/2020.

Sampel dari penelitian ini diambil dari populasi terjangkau sebanyak dua kelas

yang dipilih yaitu kelas VIII.B dan kelas VIII.C dengan teknik Cluster Random

Sampling. Masing-masing dipilih secara acak untuk menjadi kelas eksperimen

dan kelas kontrol sehingga terpilih kelas VIII.B sebagai kelas kontrol dan kelas

VIII.C sebagai kelas eksperimen. Kelas eksperimen adalah kelas yang diberikan

perlakuan dengan model SSCS dengan metode Hypnoteaching sedangkan kelas

kontrol menggunakan pembelajaran scientific.

D. Variabel Penelitian

Data penelitian diperoleh dari hasil tes yang diberikan kepada kedua

kelompok sampel diakhir materi pembelajaran. Dalam melakukan pengumpulan

data melalui observasi, peneliti memperhatikan dua variabel dalam penelitian,

yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Dalam penelitian ini, kemampuan

penalaran analogi matematis siswa merupakan varibel terikat dan model

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

51

pembelajaran SSCS dengan metode Hypnoteaching merupakan variabel bebas.

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa yang menjadi sampel penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal essay. Soal

essay terdiri dari 6 butir soal. Soal pilihan ganda diberikan dalam bentuk posttest

yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan pokok bahasan

sistem persamaan linear dua variabel, dimana soal yang diberikan kepada kedua

kelas tersebut adalah sama.

Adapun kisi-kisi yang diukur melalui tes essay akan dijelaskan sebagaimana

terdapat pada Tabel berikut ini.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Penalaran Analogi Matematis Siswa

Kompetensi

Dasar

Indikator

Penalaran

Analogi

Deskripsi Indikator No Butir

Soal

Mengembangkan

kemampuan

penalaran

analogi yang

terkait dengan

sistem

persamaan linear

dua variabel

Structuring Mengidentifikasi unsur pada

masalah sumber dan masalah

target yang berkaitan dengan

SPLDV

1,2,3,4,5,6 Mapping Mencari hubungan antara

masalah sumber dan masalah

target untuk dipetakan ke

masalah target SPLDV

Applying Menyelesaikan masalah target

dengan penyelesaian /konsep

yang sama dengan masalah

sumber SPLDV

Verifying Memeriksa kembali kebenaran

terhadap penyelesaian masalah

target SPLDV

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

52

Untuk memperoleh data kemampuan penalaran analogi matematis siswa,

diperlukan penilaian terhadap jawaban siswa untuk tiap butir soal. Kriteria

penilaian dan indikator kemampuan penalaran analogi matematik yang digunakan,

diadaptasi dari penelitian yang dilakukan oleh Rahman dan Samsul Ma’arif

seperti pada Tabel berikut ini:40

Tabel 3.3

Pedoman Penskoran Kemampuan Penalaran Analogi Matematis Siswa

Skor Kriteria

4 Dapat menunjukkan empat aspek penalaran analogi dengan

benar dan lengkap

3 Dapat menunjukkan tiga aspek penalaran analogi dengan benar

2 Dapat menunjukkan dua aspek penalaran analogi dengan benar

1 Menjawab hanya satu aspek penalaran analogi dengan benar

0 Tidak ada jawaban atau menarik kesimpulan yang salah

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal uraian

yang dibuat untuk mengukur kemampuan penalaran analogi siswa pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Dua kelompok tersebut diberikan instrumen

yang sama. Sebelum instrumen penelitian ini digunakan, dilakukan pengujian

terlebih dahulu berupa uji validitas, reliabilitas, serta uji untuk mengetahui daya

beda dan tingkat kesukaran soal.

1. Uji Validitas

Uji validitas ini dilakukan agar dapat diketahui apakah instrumen ini

mampu mengukur kemampuan penalaran analogi. Uji validitas menggunakan

rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai

berikut.41

(∑ ) (∑ )(∑ )

√( ∑ (∑ ) ) ( ∑ (∑ ) )

40

Risqi Rahman dan Samsul Maarif, “Pengaruh Penggunaan Metode Discovery terhadap

Kemampuan Analogi Matematis Siswa SMK Al-Ikhsan Pamarican Kabupaten Ciamis Jawa

Barat”, Infinity, Vol. 3, No.1, Februari 2014, h. 45. 41

Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta : Rajawali Pers, 2014), h.221.

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

53

Keterangan :

: Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel

Y

∑ : Skor butir soal

∑ : Skor total

N : Banyaknya peserta tes

Uji validitas instrumen dilakukan untuk membandingkan hasil perhitungan

dengan pada taraf signifikansi 5%. Dengan kriteria jika

maka soal dikatakan valid, sebaliknya jika maka soal dikatakan

tidak valid. Pengujian validitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak

SPSS (Statistical Package for the Social Sciences). Hasil rekapitulasi uji validitas

instrumen tes kemampuan penalaran analogi matematis ditulis pada Tabel 3.4:

Tabel 3.4

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas

Nomor Soal Validitas Kriteria

1 0,831

0,361

Valid

2 0,814 Valid

3 0,794 Valid

4 0,892 Valid

5 0,537 Valid

6 0,496 Valid

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas berarti menguji sejauh mana hasil dari suatu pengukuran dapat

dipercaya. Suatu instrumen dapat dikatakan memiliki tingkat kepercayaan yang

tinggi jika diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama dalam beberapa kali

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

54

pengukuran pada kelompok yang sama.42

Untuk mengetahui reliabilitas tes maka

digunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut.43

(

) (

)

Dengan Varians :

∑ (∑ )

Keterangan :

: Nilai reliabilitas

: Jumlah varians butir

: Varians total

K : Banyaknya item pertanyaan

X : Skor tiap soal

N : Banyaknya siswa

Tabel 3.5

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Koefisien korelasi Korelasi Interpretasi

Sangat tinggi Sangat baik

Tinggi Baik

Sedang Cukup

Rendah Buruk

Sangat rendah Sangat buruk

Tabel 3.6

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

42

Ibid., h.230. 43

Ibid., h.233.

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

55

.820 6

3. Daya Pembeda

Daya pembeda merupakan kemampuan sebuah soal untuk mengetahui

tingkatan kemampuan siswa.44

Rumus untuk mencari perhitungan daya pembeda

adalahsebagai berikut.45

Keterangan:

= Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar

= Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar

= Banyaknya siswa kelas atas

= Banyaknya siswa kelas bawah

Tabel berikut untuk menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes.46

Tabel 3.7

Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai Dp Interpretasi

Sangat baik

Baik

Cukup

Buruk

Sangat buruk

Tabel 3.8

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda

No Soal Hasil Daya Beda Keterangan

1 0,375 Cukup

2 0,438 Baik

44

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006)

Ed Revisi, Cet. 6, h. 226. 45

Ibid, h. 228 46

Ibid, h. 232

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

56

3 0,375 Cukup

4 0,531 Baik

5 0,281 ukup

6 0,281 cukup

4. Taraf Kesukaran

Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan tingkat

kesulitan tiap butir soal apakah sulit, sedang atau mudah. Taraf kesukaran soal

dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut.

Berikut rumus menghitung taraf kesukaran.47

Keterangan :

P = indeks kesukaran soal yang dicari

B = jumlah siswa yang menjawab benar

Js = jumlah seluruh siswa

Tabel 3.9

Klasifikasi Taraf Kesukaran

Nilai P Interpretasi

Terlalu sukar

Sukar

Sedang

Mudah

Terlalu mudah

Tabel 3.10

Klasifikasi Uji taraf Kesukaran

Nomor Soal Indeks Kesukaran Interpretasi

1 0,742 Mudah

2 0,483 Sedang

47

Ali Hamzah, op. cit., h.245.

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

57

3 0,733 Mudah

4 0,392 Sedang

5 0,250 Susah

6 0,650 Sedang

D. Angket Skala Sikap Siswa

Angket merupakan suatu rangkaian pertanyaan-pertanyaan yang harus

dilengkapi (diisi) oleh responden. Angket skala sikap dalam penelitian ini

digunakan untuk mengetahui sikap siswa terhadap pelajaran matematika,

pembelajaran model SSCS dengan metode Hypnoteaching, dan soal-soal

penalaran analogi. Instrumen skala sikap diberikan hanya kepada kelompok

eksperimen setelah semua kegiatan pembelajaran berakhir, yaitu sebelum posttest.

Penyusunan angket skala sikap diawali dengan membuat kisi-kisi terlebih

dahulu. Selanjutnya, pernyataan atau pertanyaan dalam angket tersebut diuji

validitas isi butirnya dengan meminta pertimbangan dan saran serta arahan dari

dosen pembimbing.

Dalam penelitian ini, model skala sikap yang digunakan adalah skala Likert.

Derajat penilaian terhadap suatu pernyataan tersebut terbagi ke dalam 5 kategori,

yaitu: sangat setuju (ST), setuju (S), netral (N), tidak setuju (TS), dan sangat tidak

setuju (STS). Hasil skala sikap yang diperoleh kemudian ditransfer ke dalam skala

kuantitatif. Dalam skala Likert, siswa harus membaca dan memahami secara

seksama setiap pernyataan yang disajikan kemudian menilai pernyataan tersebut.

Pemberian nilainya dibedakan antara pernyataan yang bersifat positif dengan

pernyataan yang bersifat negatif. Pemberian nilai skala sikap dapat dilihat pada

Tabel berikut:48

Tabel 3.11

Skor Skala Sikap Siswa

Pernyataan SS S N TS STS

Positif atau menyenangkan

48

Ali Hamzah, op. cit., h.322

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

58

Negatif atau tidak menyenangkan

Untuk mengetahui apakah sikap siswa terhadap pelajaran matematika,

pembelajaran model SSCS dengan metode Hypnoteaching, dan soal-soal

penalaran analogi yang telah dilaksanakan positif atau negatif, dilakukan dengan

cara menghitung persentase (P) kemudian mengklasifikasikannya sebagai

berikut49

:

Tabel 3.12

Klasifikasi Data Skala Sikap Siswa

Persentase Jawaban Interpretasi

= 100% Seluruhnya bersikap positif

75% 100% Hampir seluruhnya bersikap positif

50% 75% Sebagian besar bersikap positif

P =50% Setengahnya bersikap positif

25% 0% Hampir setengahnya bersikap positiff

0% 25% Sebagian kecil bersikap positif

= 0% Tidak seorang pun bersikap positif

E. Lembar Observasi

Lembar obserbvasi dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat aktivitas

siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung di kelas eskperimen.

Selainitu, dengan dilakukannya observasi dalam proses

pembelajarandiharapkandapat memberikan refleksi pada proses pembelajaran

sehingga pembelajaran berikutnya menjadi lebih baik dari pembelajaran

sebelumnya. Aktivitas siswa yang diamati pada kegiatan pembelajaran model

SSCS dengan metode Hypnoteaching adalah keaktifan siswa dalam mengajukan

dan menjawab pertanyaan, mengemukakan dan menanggapi pendapat,

mengemukakan ide untuk menyelesaikan masalah, bekerja sama dalam kelompok,

49

Ahmad Dimyati, Peningkatan Kemampuan Berpikir, Kritis dan Komunikasi Matematis,

Siswa MTs melalui Model Search, Solve, Create, and Share (SSCS) dengan Metode

Hypnoteaching, (Tesisi), Sekolah Pasca Sarjana. Universitas Pendidikan Indonesia, h.62

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

59

berada dalam tugas kelompok, membuat kesimpulan di akhir pembelajaran, dan

menulis hal-hal yang relevan dengan pembelajaran. Sedangkan aktivitas guru

yang diamati adalah kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran model

SSCS dengan metode Hypnoteaching.

Peniliti bertindak sebagai pelaksana langsung pada pembelajaran model

SSCS dengan metode Hypnoteaching pada kelas eksperimen dan pembelajran

konvensional pada kelas control. Observer yang mengamati seluruh proses

pembelajaran SSCS dengan metode Hypnoteaching adalah guru matematika di

sekolah bersangkutan. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran

berlangsung dalam beberapa kali pertemuan dan hasilnya dicatat dalam lembar

observasi yang telah disediakan.

Pedoman observasi aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran model

SSCS dengan metode Hypnoteaching berupa daftar cek dengan lima pilihan : (1)

sangat kurang, (2) kurang, (3) cukup, (4) baik, dan (5) sangat baik. Hasil observasi

dianalisis berdasarkan persentase jawaban (P) tiap aspek aktivitas dengan kriteria

seperti pada Tabel50

:

Tabel 3.13

Klasifikasi Aktivitas Siswa dan Guru

Persentase Jawaban (P) Interpretasi

Sangat baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat kurang

F. Teknik Analisis Data

50

Ibid, h.63

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

60

Data yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu posttest kemampuan penalaran

analogi matematis, angket skala sikap siswa, dan pedoman observasi. Selanjutnya

data tersebut dikelompokkan menjadi data kuantitatif dan data kualitatif. Data

yang akan dianalisis adalah data kuantitatif berupa hasil tes kemampuan penalaran

analogi, dan data kualitatif berupa hasil angket skala sikap siswa dan lembar

observasi kegiatan pembelajaran. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis untuk

menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis penelitian. Teknik analisis data

dikelompokkan menjadi dua, yatu analisis data kuantitatif dan kualitatif. Data

kuantitatif dianalisis menggunakan uji statistik yang hasilnya nanti

diinterpretasikan berdasarkan rumusan masalah. Sementara itu, data kualitatif

dianalisis dengan cara mengGambarkan temuan di lapangan denga tujuan

mendukung atau membantah temuah yang diinterpretasikan melalui analisis data

kuantitatif.

1. Analisis Data Kuantitatif

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dan

statistik inferensial. Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan keterangan-

keterangan mengenai suatu data. Sedangkan statistik inferensial digunakan untuk

melakukan generalisasi terhadap populasi dari sampel yang diambil yaitu untuk

menunjukan apakah rata-rata kemampuan penalaran analogi matematis siswa

kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.

Pengujian hipotesis yang dilakukan menggunakan uji-T. Sebelum melakukan

pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas

dan uji homogenitas data.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Perumusan hipotesis untuk uji

normalitas adalah sebagai berikut.

: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

: Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.

Pada perhitungan uji normalitas dengan menggunakan perangkat lunak SPSS

pada taraf signifikansi 5%, untuk memutuskan hipotesis mana yang dipilih, dilihat

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

61

dari nilai signifikansi yang dihasilkan. Kriteria pengambilan keputusannya adalah

sebagai berikut:51

1) Jika nilai signifikansi > 0,05, H0 diterima maka sampel berasal dari

populasi berdistribusi normal.

2) Jika nilai signifikansi ≤ 0,05, H0 ditolak maka sampel berasal dari populasi

berdistribusi tidak normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal

dari populasi yang variansnya sama atau homogen. Perumusan hipotesis untuk uji

homogenitas adalah sebagai berikut.

:

(varians kedua kelompok sama atau homogen)

:

(varians kedua kelompok berbeda atau tidak homogen)

Pada perhitungan uji homogenitas dengan menggunakan perangkat lunak

SPSS pada taraf signifikansi 5%, untuk memutuskan hipotesis mana yang dipilih,

dilihat dari nilai signifikansi yang dihasilkan. Kriteria pengambilan keputusannya

adalah sebagai berikut:52

1) Jika nilai signifikansi > 0,05, H0 diterima maka varians kedua kelompok sama

atau homogen.

2) Jika nilai signifikansi ≤ 0,05, H0 ditolak maka varians kedua kelompok berbeda

atau tidak homogen.

c. Uji Hipotesis

Setalah dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas,

barulah dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis yang digunakan pada penelitian ini

menggunakan uji-T. Perumusan hipotesis untuk uji hipotesis adalah sebagai

berikut.

: rata-rata kemampuan penalaran analogi matematis siswa pada kelompok

eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan penalaran analogi

matematis siswa pada kelompok kontrol.

51

Kadir, Statistika Terapan Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan SPSS/Lisrel dalam

Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), h.157. 52

Ibid, h.170.

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

62

: rata-rata kemampuan penalaran analogi matematis siswa pada kelompok

eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan penalaran analogi matematis

siswa pada kelompok kontrol.

Pada perhitungan uji hipotesis dengan menggunakan perangkat lunak SPSS

Independent Sampels T Test untuk uji-T pada taraf signifikansi 5%, untuk

memutuskan hipotesis mana yang dipilih, dilihat dari nilai signifikansi yang

dihasilkan. Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikansi > 0,05, H0 diterima maka varians kedua kelompok

sama atau homogen.

2) Jika nilai signifikansi ≤ 0,05, H0 ditolak maka varians kedua kelompok

berbeda atau tidak homogen.

d. Hipotesis Statistika

Hipotesis statistika yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Keterangan:

:rata-rata kemampuan penalaran analogi matematis siswa kelas eksperimen

: rata-rata kemampuan penalaran analogi matematis siswa kelas kontrol.

2. Analisis Data Kualitatif

Dalam penelitian ini, data kualitatif yang diperoleh, yaitu data angket skala

sikap dan hasil observasi aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran

berlangsung. Data angket skala sikap siswa dianalisis untuk mengetahui sikap

siswa terhadap pelajaran matematika, pembelajaran model SSCS dengan metode

Hypnoteaching, dan soal-soal penalaran analogi. Data angket yang diperoleh

kemudian dipresentasikan dengan menggunakan rumus skala Likert, yaitu:

Keterangan :

p : persentase jawaban

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

63

f : frekuensi jawaban

n : banyak siswa

Selanjutnya, dilakukan interpretasi data dengan menggunakan kategori

persentase sebagai berikut :

Tabel 3.13

Klasifikasi Data Skala Sikap Siswa

Persentase Jawaban Interpretasi

= 100% Seluruhnya

75% 100% Hampir seluruhnya

50% 75% Sebagian besar

P =50% Setengahnya

25% 0% Hampir setengahnya

0% 25% Sebagian kecil

= 0% Tidak seorang pun

Data hasil observasi diperoleh dari lembar yang diisi oleh observer setiap

pertemuan. Hasil observasi di olah dan dianalisis secara deskriptif untuk

mengetahui aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung dan untuk

mendukung, memperjelas, serta melengkapi hasil analisis data kuantitatif.

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas VIII di salah satu SMP Islam di kota Depok.

Pelaksanaan penelitian yakni pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020.

Sampel pada penelitian ini berjumlah 52 siswa, yaitu kelas VIII-B sebagai kelas

kontrol yang berjumlah 26 orang dan kelas VIII-C sebagai kelas eksperimen yang

berjumlah 26 orang. Siswa kelas eksperimen belajar dengan menggunakan model

pembelajaran search, solve, create, and share (SSCS) dengan metode

hypnoteaching. Kemampuan yang ingin diteliti adalah kemampuan penalaran

analogi matematis dan materi yang dipelajari adalah sistem persamaan linear dua

variabel (SPLDV).

Penelitian dilaksanakan selama tujuh kali pertemuan. Model pembelajaran

search, solve, create, and share (SSCS) dengan metode hypnoteaching diterapkan

pada kelas eksperimen selama enam kali pertemuan dan satu kali pertemuan untuk

posttest. Model scientific diterapkankan pada kelas kontrol selama enam kali

pertemuan dan satu kali pertemuan untuk posttest. Pada posttest berisikan soal-

soal tes kemampuan penalaran analogi yang dilaksanakan tiga jam pelajaran

selama 120 menit. Soal terdiri dari 6 butir soal yang mengukur empat indikator

penalaran analogi, yaitu structuring, mapping, applying, verifying. Hasil analisis

kemampuan penalaran analogi siswa untuk kedua kelas disampaikan pada Tabel

4.1.

1. Kemampuan Penalaran Analogi Matematis Siswa

Hasil tes kemampuan penalaran analogi matematis siswa pada penelitian ini

diperoleh dari kelas eksperimen yang diterapkan model SSCS dengan

hypnoteaching dan kelas kontrol yang diterapkan model scientific. Pada deskripsi

data peneliti akan menjabarkan hasil analisis kemampuan penalaran analogi

matematis siswa dari masing-masing kelas. Berikut deskripsi data hasil posttest

kemampuan penalaran analogi matematis siswa disajikan dalam Tabel 4.1:

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

46

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Kemampuan Penalaran Analogi Matematis Siswa

Statistik Kelas

SSCS-hypnoteaching Scientific

N 26 26

Skor Ideal 100 100

Rata-rata 78,37 62,17

Standar Deviasi 13,90 14,08

Varians 193,07 198,47

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa kelas SSCS dengan hypnoteaching

dan kelas scientific masing-masing berjumlah 26 orang. Pada penelitian ini soal

yang disajikan mengukur empat indikator penalaran analogi matematis yaitu

structuring, mapping, applying, verifying. dengan skor maksimum yang diperoleh

siswa jika menjawab benar secara keseluruhan adalah 100. Hasil rata-rata posttest

kelas SSCS-hypnoteaching memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan hasil rata-rata

dari kelas scientific dengan selisih nilai sebesar 16,2.

Perbedaan lain dilihat dari nilai standar deviasi kelas SSCS-hypnoteaching

dan kelas scientific. Kelas SSCS-hypnoteaching memiliki standar deviasi yang

lebih rendah dibandingkan dengan kelas scientific. Jika dilihat dari penyebaran

data, kelas scientific memiliki nilai yang lebih bervariasi dibandingkan dengan

kelas SSCS-hypnoteaching, hal tersebut dapat dilihat dari nilai varians pada kelas

scientific yang lebih besar daripada kelas SSCS-hypnoteaching.

Peneliti menganalisis kemampuan penalaran analogi matematis siswa

berdasarkan empat indikator yaitu: structuring, mapping, applying, verifying.

Berikut hasil perolehan nilai setiap indiktaor yang didapatkan oleh kelas SSCS-

hypnoteaching dan kelas scientific. Peneliti akan menjabarkan hasil kemampuan

penalaran analogi matematis siswa setiap indikator yang disajikan dalam Tabel

4.2:

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

47

Tabel 4.2

Perbandingan Rata-Rata Kemampuan Penalaran Analogi Matematis Siswa

No Indikator Kelas

SSCS-hypnoteaching Scientific

1 Structuring 89.7 76.9

2 Mapping 85.9 65.4

3 Applying 81.4 62.2

4 Verifying 53.2 41.7

Total keseluruhan 78,37 62,18

Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa rata-rata skor kemampuan penalaran

analogi matematis untuk indikator structuring kelas SSCS-hypnoteaching lebih

tinggi dibandingkan rata-rata kelas scientific. Selisih yang didapat antara kelas

SSCS-hypnoteaching tidak terlalu besar yaitu sebesar 12,8. Pada indikator

mapping rata-rata kelas SSCS-hypnoteaching lebih tinggi dibandingkan rata-rata

kelas scientific. Selisih rata-rata skor antara kelas SSCS-hypnoteaching dan kelas

scientific pada indikator mapping yaitu sebesar 20,5. Selisih skor yang didapat ini

lebih besar dibandingkan selisih skor pada indikator structuring. Artinya, model

SSCS dengan metode hypnoteaching untuk meningkatkan nilai pada indikator

mapping pada kemampuan penalaran analogi lebih efektif dibandingkan dengan

pembelajaran scientific. Pada indikator applying skor rata-rata kelas SSCS-

hypnoteaching lebih tinggi dibandingkan skor rata-rata kelas scientific dengan

selisih skor yaitu sebesar 18,6.

Hasil rata-rata pada indikator verifying pada kelas SSCS-hypnoteaching

lebih tinggi dibandingkan dengan kelas scientific dengan selisih yang yaitu 17,9.

Walaupun selisih skor tergolong lebih rendah dibandikan dengan indikator

lainnya, tetapi nilai yang didapat kelas SSCS-hypnoteaching lebih tinggi

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

48

dibandingkan kelas scientific. Hal ini menunjukkan bahwa kelas SSCS-

hypnoteaching lebih efektif dibandingkan kelas scientific.

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa nilai rata-rata paling besar

kemampuan penalaran analogi matematis siswa baik pada kelas SSCS-

hypnoteaching maupun kelas scientific terdapat pada indikator structuring. Dilihat

dari perbedaan selisih rata-rata kemampuan penalaran analogi matematis siswa

kelas SSCS-hypnoteaching dengan kelas scientific paling besar terdapat pada

indikator mapping dan applying. Secara visual persentase skor siswa berdasarkan

indikator kemampuan penalaran analogi matematis pada kelas SSCS-

hypnoteaching dan kelas scientific disajikan pada diagram batang di bawah ini:

G

am

bar

4.1

D

iagr

am

Bat

ang

Sko

r Kemampuan Penalaran Analogi

Diagram batang yang disajikan pada Gambar 4.1 menunjukan bahwa

keseluruhan rata-rata capaian indikator kemampuan penalaran analogi matematis

siswa kelas SSCS-hypnoteaching lebih tinggi dibandingkan dengan kelas

scientific. Secara keseluruhan selisih rata-rata skor paling besar terlihat pada

indikator mapping dan applying. Sehingga dapat dikatakan bahwa model SSCS

dengan metode hypnoteaching pada penelitian ini memiliki perbedaan hasil yang

lebih baik dibandingkan kelas scientific pada indikator mapping dan applying.

Hasil tes kemampuan penalaran analogi matematis dalam penelitian ini

memperlihatkan adanya pengaruh positif dari penerapan pembelajaran dengan

menggunakan model SSCS dengan metode hypnoteaching pada kelas

eksperimen. Lebih jelasnya, kemampuan penalaran analogi matematis siswa pada

90 86 81

53

77 65 62

42

0

20

40

60

80

100

Structuring Mapping Applying Verifying

Kelas SSCS-hypnoteaching kelas scientific

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

49

masing-masing soal instrumen. Setiap soal pada instrumen terdapat empat

indikator penalaran analogi yang diukur, yaitu structuring, mapping, applying,

dan verifying. Pada indikator structuring, yang diukur adalah kemampuan siswa

dalam mengidentifikasi masalah sumber dan masalah target yang berkaitan

dengan SPLDV. Indikator kedua yaitu mapping, yang diukur mencari hubungan

antara masalah sumber dan masalah target untuk selanjutnya dipetakan ke

masalah target. Selanjutnya indikator applying yaitu menyelesaikan masalah

target dengan penyelesaian konsep yang sama dengan masalah sumber. Terakhir

yaitu verifying, memeriksa kembali kebenaran terhadap masalah target dengan

mengecek kesesuaian dengan masalah sumber. Lebih jelasnya, disajikan

instrumen soal kemampuan penalaran analaogi yang dideskripsikan dalam

jawaban jawaban posttest berikut ini:

1) Instrumen soal nomor 1

Indikator yang diukur pada instrumen soal nomor 1 ada empat, yaitu

structuring, mapping, applying, verifying. Berikut disajikan contoh soal nomor 1

dari kelas SSCS-hypnoteaching dan kelas scientific.

Gambar 4.2

Soal Posttest Kemampuan Penalaran Analaogi Matematis Indikator

Structuring, Mapping, Applying, Verifying.

Pada soal tersebut siswa diharapkan mampu menjawab soal dengan

memberikan penjelasan dari masalah yang diberikan sesuai dengan konsep

persamaan linear dua variabel. Berikut pembahasan dari hasil posttest kemampuan

penalaran analogi. Contoh jawaban diambil dari rata-rata keseluruhan yang

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

50

diberikan oleh siswa kelas SSCS-hypnoteaching dan kelas scientific sebagai

berikut:

(a)

(b)

Gambar 4.3

Jawaban Siswa Pada Indikator soal nomor 1 (a) Kelas SSCS-hypnoteaching

(b) Kelas Scientific

Berdasarkan Gambar 4.3, terlihat adanya perbedaan jawaban kelas SSCS-

hypnoteaching dan kelas scientific. Pada kelas SSCS-hypnoteaching siswa mampu

menjawab dengan tepat pertanyaan untuk setiap indikator. Secara umum siswa

pada kelas SSCS-hypnoteaching sudah memahami konsep SPLDV dengan baik

sehingga siswa bisa mengidentifikasi masalah sumber dan masalah target dari soal

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

51

yang diberikan (structuring) dengan menuliskan pembuktian bahwa 2 dan 3

adalah solusi dari SPLDV pada masalah sumber. Siswa sudah menyatakan dengan

tepat hubungan antara 2 dan 3 terhadap persamaan yang ditanyakan. pada masalah

sumber adalah solusi penyelesaiannya, kemudian konsep ini dipetakan pada

masalah target (mapping). Dari kesimpulan yang didapat kemudian dipetakan ke

masalah target untuk digunakan sebagai penyelesaian. Siswa mengaplikasikan

konsep tersebut diawali dengan membuat permisalan terlebih dahulu dari soal

cerita di masalah target, kemudian siswa menggunakan metode campuran untuk

mendapatkan penyelesaiannya (applying). Setelah mendapat jawaban yang tepat,

siswa memeriksa kembali keserupaan konsep yang digunakan dari kedua soal

tersebut (verifying).

Pada kelas scientific siswa juga dapat menjawab soal dengan tepat namun

penjelasannya tidak selengkap jawaban kelas SSCS-hypnoteaching. Siswa di

kelas scientific hanya sebatas mengidentifikasi masalah sumber tanpa menuliskan

kesimpulan yang jelas untuk dipetakan di masalah target. Setelah mendapatkan

jawaban dengan menggunakan metode substitusi, siswa tidak menuliskan kembali

kesimpulan dari hasil yang didapat. Siswa pada kelas scientific sudah

menyelesaikan masalah target dengan benar sesuai dengan masalah sumber,

walaupun tidak menjawab secara rinci dan tidak menuliskan kembali keserupaan

konsep dari kedua masalah tesebut.

2) Instrumen soal nomor 2

Indikator yang diukur pada instrumen soal nomor 2 ada empat, yaitu

structuring, mapping, applying, verifying. Berikut disajikan contoh soal nomor 2

dari kelas SSCS-hypnoteaching dan kelas scientific.

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

52

Gambar 4.4

Soal Posttest Kemampuan Penalaran Analaogi Matematis Indikator

structuring, mapping, applying, verifying.

Pada soal tersebut siswa diharapkan mampu menjawab soal dengan

menggunakan kesamaan konsep dari masalah sumber ke masalah target sesuai

dengan konsep persamaan linear dua variabel. Berikut hasil posttest dari jawaban

kebanyakan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol:

(a)

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

53

(b) Gambar 4.5

Jawaban Siswa Pada Indikator soal nomor 1 (a) Kelas SSCS-hypnoteaching

(b) Kelas Scientific

Berdasarkan Gambar 4.5, terlihat adanya perbedaan jawaban kelas SSCS-

hypnoteaching dan kelas scientific. Pada kelas SSCS-hypnoteaching siswa mampu

menjawab dengan tepat pertanyaan untuk setiap indikator. Siswa kelas SSCS-

hypnoteaching menjawab permasalahan tersebut dengan mengerjakan

penyelesaian masalah target secara sistematis. Siswa mengindentifikasi masalah

sumber dengan mencari nilai x, setelah itu siswa mensubstitusikan nilai x untuk

mendapatkan nilai y. Siswa menuliskan pembuktian bahwa nilai x dan y tersebut

penyelesaian dari persamaan 2 (x+5) + 3 (y+7) = 111 (structuring). Setelah

mengidentifikasi masalah sumber selanjutnya siswa memetakan konsep yang

sama dengan mengikuti penyelesaian dari masalah sumber (mapping). Hal ini

ditunjukkan dengan penyelesaian siswa pada masalah target dengan mencari

harga gamis terlebih dahulu untuk mengetahui harga jilbab. Siswa

mengaplikasikan konsep yang sama dari penyelesaian masalah sumber (applying).

Hal ini ditunjukkan dari metode penyelesaian dan model matematika yang dibuat

oleh siswa pada masalah target yaitu 2 (70.000+5.000) + 3 (25.000+2.000)=

231.000 serupa dengan model matematika pada masalah sumber. Selanjutnya

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

54

siswa memeriksa kembali dengan menjawab keserupaan konsep yang digunakan

pada kedua soal tersebut (verifying). Dengan demikian, siswa kelas SSCS-

hypnoteaching sudah dapat menunjukkan keempat indikator kemampuan

penalaran analogi dengan baik pada soal nomor 2.

Pada kelas scientific siswa cenderung langsung menjawab soal tanpa

memberikan penjelasan yang lengkap. Berdasarkan jawaban yang diperoleh,

siswa sudah menunjukkan cukup jelas identifikasi dari masalah sumber

(structuring). Selanjutnya, siswa mengikuti penyelesaian dari masalah sumber

dengan mencari harga gamis dan jilbab terlebih dahulu (mapping). Secara umum

siswa sudah dapat menjawab dengan benar pada masalah target, hanya saja belum

sesuai dengan konsep SPLDV. Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa yang tidak

menuliskan dengan lengkap penyelesaian dalam bentuk SPLDV dalam masalah

target. Siswa cenderung menggunakan kata gamis dan jilbab dan tidak

memisalkannya menjadi sebuah variabel. Siswa juga tidak mengubah

permasalahan yang ditanyakan dalam bentuk SPLDV seperti pada masalah

sumber. Siswa menjawab permasalahan dengan benar tetapi tidak sesuai dengan

aplikasi pada masalah sumber dan tidak menuliskan konsep keserupaan antara

kedua masalah yang diberikan. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diartikan

bahwa siswa pada kelas scientific belum memahami secara penuh permasalahan

yang diberikan.

3) Instrumen soal nomor 3

Indikator yang diukur pada instrumen soal nomor 3 ada empat, yaitu

structuring, mapping, applying, verifying. Berikut disajikan contoh soal nomor 3

dari kelas SSCS-hypnoteaching dan kelas scientific.

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

55

Gambar 4.6

Soal Post Test Kemampuan Penalaran Analaogi Matematis Indikator

structuring, mapping, applying, verifying.

Pada soal tersebut siswa diharapkan mampu menjawab soal dengan

memberikan penjelasan dari masalah yang diberikan sesuai dengan konsep

persamaan linear dua variabel. Berikut hasil posttest dari jawaban kebanyakan

siswa kelas SSCS-hypnoteaching dan kelas scientific:

(a)

(b)

Gambar 4.7

Jawaban Siswa Pada Indikator soal nomor 3 (a) Kelas SSCS-hypnoteaching

(b) Kelas Scientific

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

56

Pada kelas SSCS-hypnoteaching siswa kebanyakan sudah dapat

menunjukkan indikator structuring dengan baik. Hal ini dilihat dari jawaban siswa

kelas SSCS-hypnoteaching yang mengGambarkan titik potong dari koordinat

sumbu x dan sumbu y. Selanjutnya, siswa menemukan konsep titik potong untuk

dipetakan ke masalah sumber (mapping). Berdasarkan konsep titik potong, siswa

menggunakan metode grafik agar terlihat dengan jelas letak titik potong antara

kedua persamaan garis (applying). Siswa juga mengecek kembali keserupaan

konsep yang digunakan pada kedua masalah yaitu konsep titik potong (verifying).

Dengan demikian, siswa kelas eksperimen menunjukkan keempat indikator pada

kemampuan penalaran analogi dengan baik pada soal nomor 3.

Dari Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa cara menjawab siswa kelas SSCS-

hypnoteaching dan kelas scientific sudah tepat. Perbedaannya siswa kelas SSCS-

hypnoteaching menjelaskan hasil yang didapatkan dengan rinci berdasarkan

urutan indikator kemampuan penalaran analogi. Sedangkan siswa kelas scientific

tidak menjelaskan jawaban dengan rinci. Hal ini dapat dilihat dari contoh jawaban

siswa kelas scientific dalam menemukan persamaan yang baru, siswa kelas

scientific tidak menuliskan bagaimana persamaan baru tersebut bisa diperoleh.

Sedangkan kebanyakan siswa dari kelas SSCS-hypnoteaching menuliskan cara

untuk mendapatkan persamaan baru yang diminta sesuai dengan konsep dari

masalah sumber. Jawaban akhir siswa kelas SSCS-hypnoteaching dan kelas

scientific sudah tepat.

4) Instrumen soal nomor 4

Indikator yang diukur pada instrumen soal nomor 4 ada empat, yaitu

structuring, mapping, applying, verifying. Berikut disajikan contoh soal nomor 4

dari kelas SSCS-hypnoteaching dan kelas scientific.

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

57

Gambar 4.8

Soal Post Test Kemampuan Penalaran Analaogi Matematis Indikator

structuring, mapping, applying, verifying

Pada soal tersebut siswa diharapkan mampu menjawab soal dengan

memberikan penjelasan dari masalah yang diberikan sesuai dengan konsep

persamaan linear dua variabel. Berikut hasil posttest dari jawaban kebanyakan

siswa kelas SSCS-hypnoteaching dan kelas scientific:

(a)

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

58

(b)

Gambar 4.9

Jawaban Siswa Pada Indikator soal nomor 4 (a) Kelas SSCS-hypnoteaching

(b) Kelas Scientific

Dari Gambar 4.9 dapat dilihat bahwa cara menjawab siswa kelas SSCS-

hypnoteaching dan kelas scientific sudah tepat. Walaupun jawaban akhir siswa

kelas SSCS-hypnoteaching dan kelas scientific sudah tepat, namun terdapat

perbedaan diantara keduanya. Perbedaannya, kebanyakan dari siswa kelas SSCS-

hypnoteaching menjelaskan hasil yang didapatkan dengan sangat rinci sesuai

dengan indikator yang diharapkan pada kemampuan penalaran analogi yaitu

structuring, mapping, applying, verifying. Sedangkan siswa kelas scientific tidak

menjawab sesuai dengan keserupaan konsep masalah sumber. Pada jawaban siswa

kelas scientific dalam menemukan penyelesaian, siswa tidak menggunakan

metode penyelesaian yang sama dengan masalah sumber. Siswa cenderung

menjawab dengan metode yang berbeda yaitu metode campuran. Walaupun

demikian, kebanyakan siswa kelas scientific sudah dapat menunjukkan indikator

kemampuan penalaran analogi sampai pada tahap structuring.

5) Instrumen soal nomor 5

Indikator yang diukur pada instrumen soal nomor 5 ada empat, yaitu

structuring, mapping, applying, verifying. Berikut disajikan contoh soal nomor 5

dari kelas SSCS-hypnoteaching dan kelas scientific.

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

59

Gambar 4.10

Soal Post Test Kemampuan Penalaran Analaogi Matematis Indikator

structuring, mapping, applying, verifying

Pada soal tersebut siswa diharapkan mampu menjawab soal dengan

memberikan penjelasan dari masalah yang diberikan sesuai dengan konsep

persamaan linear dua variabel. Contoh jawaban yang diberikan siswa kelas SSCS-

hypnoteaching dan kelas scientific sebagai berikut:

(a)

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

60

(b)

Gambar 4.11

Jawaban Siswa Pada Indikator soal nomor 5 (a) Kelas Scientific (b) Kelas

SSCS-hypnoteaching

Pada Gambar 4.13, jawaban kelas SSCS-hypnoteaching sudah tepat dan

lengkap, siswa memahami permasalahan dengan mengerjakan soal tersebut

dengan matematis dan dekriptif sesuai dengan masalah yang diberikan.

Kebanyakan siswa kelas ekperimen mengidentifikasi masalah sumber dengan

menuliskan pembuktian dari luas permukaan limas sebesar 96 (structuring).

Selanjutnya, siswa memetakan konsep luas permukaan tersebut ke masalah target

yaitu karton yang akan dijadikan jaring-jaring limas (mapping). Siswa

mengaplikasikan konsep luas permukaan limas untuk mencari jawaban di masalah

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

61

target (applying). Selanjutnya siswa mengecek kembali dan menuliskan

keserupaan konsep dari masalah yang diberikan yaitu konsep luas permukaan.

Jawaban dari siswa kelas scientific terlihat sudah tepat namun belum lengkap,

sebagian siswa kelas scientific belum menunjukkan bagaimana mereka

menyimpulkan bahwa 96 adalah nilai dari luas permukaan limas tersebut.

Kebanyakan dari mereka cenderung langsung menjawab soal tanpa

menjelaskannya secara rinci.

6) Instrumen soal nomor 6

Indikator yang diukur pada instrumen soal nomor 6 ada empat, yaitu

structuring, mapping, applying, verifying. Berikut disajikan contoh soal nomor 6

dari kelas SSCS-hypnoteaching dan kelas scientific

Gambar 4.12

Soal Post Test Kemampuan Penalaran Analaogi Matematis Indikator

structuring, mapping, applying, verifying

Pada soal tersebut siswa diharapkan mampu menjawab soal dengan

memberikan penjelasan dari masalah yang diberikan sesuai dengan konsep

persamaan linear dua variabel. Contoh jawaban yang diberikan siswa kelas SSCS-

hypnoteaching dan kelas scientific sebagai berikut:

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

62

(a)

(b)

Gambar 4.13

Jawaban Siswa Pada Indikator soal nomor 6 (a) Kelas SSCS-hypnoteaching

(b) Kelas Scientific

Dari Gambar 4.13 dapat dilihat bahwa cara menjawab siswa kelas SSCS-

hypnoteaching dan kelas scientific sudah tepat. Perbedaannya siswa kelas SSCS-

hypnoteaching menjelaskan hasil yang didapatkan dengan sangat rinci sedangkan

siswa kelas scientific tidak terlalu rinci. Pada jawaban siswa kelas scientific dalam

menemukan persamaan yang tegak lurus dengan persamaan yang ditanyakan,

siswa kelas scientific tidak menuliskan bagaimana persamaan tersebut bisa

diperoleh. Sedangkan kebanyakan siswa dari kelas SSCS-hypnoteaching

menuliskan cara untuk mendapatkan persamaan baru yang diminta dengan

menggunakan metode grafik. Jawaban akhir siswa kelas SSCS-hypnoteaching dan

kelas scientific sudah tepat dan tidak ada perbedaan diantara keduanya.

2. Proses Pembelajaran

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

63

Penelitian dilakukan sebanyak enam kali pertemuan untuk membahas materi

sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) di kelas VIII SMP Al-Hasra.

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan di dua kelas yang dijadikan kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Pada penelitian ini menerapkan dua jenis

pembelajaran, yaitu pembelajaran model SSCS dengan metode hypnoteaching

yang diterapkan pada kelas eksperimen dan model pembelajaran scientific yang

diterapkan pada kelas kontrol.

Pembelajaran di kelas eksperimen dilakukan dengan pembelajaran yang lebih

menekankan keaktifan siswa dalam belajar, yaitu melalui pembelajaran model

SSCS dengan metode hypnoteaching. Dalam pembelajaran ini memiliki beberapa

tahapan yaitu focusing, grouping, relaxation/imagination, search, solve, create,

share, affirmation, and repeating. Siswa diberikan kesempatan untuk membangun

pengetahuan mereka sendiri, mengeksplorasi suatu konsep dalam matematika

melalui tahapan-tahapan pembelajaran SSCS. Kegiatan ini akan mendorong siswa

untuk dapat menggunakan pengetahuan yang mereka telah miliki sebelumnya.

Pembelajaran matematika dengan model SSCS menuntut banyak aktivitas

mental dan psikologi siswa. Hal itu dikarenakan pembelajaran ini di awali dengan

memberikan permasalahan kepada siswa. Agar siswa memiliki minat,

ketertarikan, semangat, percaya diri, dan mau berusaha menyelesaikan

permasalahan yang diberikan, maka diperlukan suatu kondisi pembelajaran yang

nyaman, rileks, menyenangkan, dan tidak kaku sehingga siswa fokus dan lebih

mudah memahami pelajaran. Salah satu caranya adalah dengan mengarahkan

konsentrasi dan fokus siswa melalui pembelajaran dengan metode hypnoteaching.

Bagi siswa kelas VIII SMP Al-Hasra pembelajaran model SSCS dengan

metode hypnoteaching merupakan pembelajaran yang belum pernah diterapkan di

sekolah tersebut. Sehingga, sebelum proses pembelajaran dilakukan pada kelas

eksperimen, guru mensosialisasikan mengenai pembelajaran model SSCS dengan

metode hypnoteaching. Setelah itu, guru membagi siswa dalam beberapa

kelompok (grouping). Selanjutnya, guru mengarahkan siswa agar lebih fokus lagi

sebelum pembelajaran dimulai (focusing). Pada tahap ini guru memberikan cerita

motivasi, video inspiratif, yelling, dan lain-lain. Tahap selanjutnya yaitu

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

64

relaxation/imagination, guru memimpin siswa untuk lebih relaks dalam belajar

dengan diawali oleh permainan atau relaksasi otak terlebih dahulu. Setelah siswa

merasa relaks dan santai tanpa adanya tekanan untuk belajar, guru memberikan

LKS untuk diselesaikan bersama kelompok.

Pada LKS yang diberikan terdiri dari search (mengidentifikasi soal), solve

(merencanakan penyelesaian), create (membuat penyelesaian), and share

(mensosialisasikan hasil diskusi),. Pada tahap ini menuntut siswa untuk lebih

banyak berpikir dan menggali sendiri pemahaman mereka terhadap konsep

permasalahan. Bagian akhir dari LKS ini terdapat soal latihan yang dibuat untuk

siswa melakukan tahap repetation. Dengan adanya pengulangan latihan maka

siswa akan terbiasa dalam menghadapi soal-soal yang diberikan. Setelah itu, guru

memberikan penjelasan mengenai materi yang sudah dipelajari pada hari itu.

Perbedaan kemampuan penalaran analogi matematis siswa pada penelitian ini

diakibatkan oleh perlakuan yang diterapkan kepada kedua kelompok sampel.

Pemaparan lebih jelas pada kelas SSCS-hypnoteaching akan dijabarkan melalui

kegiatan pembelajaran dikelas dan hasil lembar kerja siswa 1 sebagai berikut:

a. Search

Pada tahap search siswa diharapkan dapat memahami masalah yang

disajikan. Siswa diberikan dua masalah yaitu masalah sumber dan masalah target

yang memiliki konsep yang serupa, dimana siswa diminta untuk menggali

informasi yang bisa diperoleh dari kedua masalah tersebut. Siswa diminta untu

menuliskan semua informasi yang ditemukan dalam soal kemudian siswa

menganalisa informasi tersebut dan menyimpulkan kedua masalah yang terdapat

pada soal.

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

65

Gambar 4.14

Contoh masalah pada LKS 1

Gambar 4.15

Contoh hasil pengerjaan LKS pada tahap search

Gambar 4.15 merupakan hasil diskusi siswa dalam kelompok. Tahap ini

menuntut siswa untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada. Pada pertemuan

awal, siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tahap ini. Hal ini

dikarenakan siswa belum terbiasa dalam mencari konsep dengan mengidentifikasi

terlebih dahulu permasalahan yang diberikan. Siswa cenderung untuk meminta

dijelaskan terlebih dahulu maksud dari pertanyaan pada tahap search. Akhirnya,

guru membimbing siswa dengan menjelaskan terlebih dahulu langkah-langkah

yang harus mereka selesaikan dalam menjawab pertanyaan yang diberikan. Guru

mengarahkan siswa untuk kembali mengingat materi bangun datar yaitu persegi

panjang. Setelah itu, siswa mulai mehami bahwa konsep keliling persegi dapat

digunakan dalam menjawab persoalan tersebut.

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

66

Tahap search mendukung berkembangnya kemampuan penalaran analogi

pada indikator structuring. Siswa menjawab beberapa pertanyaan yang

mengarahkan siswa memahami keserupaan konsep dari masalah sumber dan

masalah target terhadap bentuk umum dari SPLDV. Pada pertemuan selanjutnya,

siswa mulai terbiasa untuk mengidentifikasi setiap masalah yang diberikan

dengan cara mencari informasi apa saja yang terdapat dalam soal.

b. Solve

Pada tahap solve, siswa diberikan kesempatan membuat beberapa dugaan

atau hipotesis alternatif untuk memecahkan masalah. Kemudian merencanakan

penyelesaian masalah berdasarkan konsep yang dipahami. Pada tahap ini

mendukung kemampuan penalaran analogi pada indikator mapping. Siswa

merencanakan penyelesaian masalah sumber berdasarkan konsep keserupaan dari

masalah target.

.

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

67

Gambar 4.16

Contoh hasil pengerjaan LKS pada tahap solve

Pada Gambar 4.16, terdapat pertanyaan yang meminta siswa untuk

merencanakanpenyelesaian masalah tersebut. Setelah megerjakan tahap

sebelumnya yaitu tahap search, maka siswa dapat mengumpulkan informasi

sehingga dapat menemukan bentuk SPLDV dari masalah yang diberikan.

Pada tahap solve, siswa mengalami kesulitan dalam menduga konsep apa

yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah. Guru membimbing siswa

untuk menemukan konsep tersebut dengan cara mengajak siswa mengidentifikasi

kembali masalah 1. Setelah itu, siswa mulai memahami bahwa terdapat

keterkaitan antara masalah 1 dan masalah 2. Kemudian guru mengarahkan siswa

merencanakan penyelesaian pada masalah 2 dengan menggunakan konsep

penyelesaian yang sama dengan masalah 1. Tahap ini mendukung kemampuan

penalaran analogi pada indikator applying. Siswa membuat penyelesaian masalah

berdasarkan konsep keserupaan antara masalah sumber dan masalah target.

c. Create

Pada tahap create, siswa menyelesaikan masalah yang diberikan dengan

strategi atau rencana yang telah dibuat pada tahap sebelumnya. Pada pertemuan

pertama siswa masih ragu-ragu dalam menyelesaikan masalah. Sebagian besar

siswa banyak bertanya kepada guru apakah jawaban mereka sudah benar atau

tidak. Pada tahap ini guru berusaha membimbing dan mengarahkan siswa agar

lebih percaya diri dan mampu menyelesaikan masalah dengan strategi yang telah

mereka buat sebelumnya (affirmation).

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

68

Gambar 4.16

Contoh hasil pengerjaan LKS pada tahap solve

Pada pertemuan berikutnya, siswa mulai terbiasa dan percaya diri dalam

menyelesaiakan permasalahan. Namun terkadang, siswa masih mengeluh karena

bosan ketika menyelesaikan LKS. Guru berinisiatif untuk mengajak siswa

relaksasi sejenak agar semangat dan fokus siswa kembali lagi. Relaksasi yang

digunakan selalu berbeda setiap pertemuannya, salah satunya dengan permainan

ataupun dengan cara relaksasi memejam mata sejenak kemudian berimajinasi.

Guru meminta siswa untuk membayangkan hal-hal positif yang menyenangkan

sesuai dengan ucapan guru. Setelah itu, guru meminta siswa untuk lebih semangat

dan fokus lagi setelah membuka mata (relaxation / imagination).

d. Share

Tahap terakhir dalam menyelesaikan model SSCS yaitu share, setelah siswa

menyelesaikan dan membuat solusi penyelesaian masalah. Siswa diminta untuk

mensosialisasikan atau mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka di depan

kelas. Sebelum mereka menjelaskan hasil diskusi kelompok. Mereka diminta

untuk mengecek kembali pekerjaan mereka dari awal hingga akhir. Pada tahap ini

mendukung penalaran analogi pada indikator verifying. siswa melakukan

verifikasi dan pengecekan kembali terhadap hasil yang telah diperoleh dengan

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

69

permasalahan dan keserupaan konsep yang digunakan antara masalah sumber dan

masalah target.

Gambar 4.17

Contoh LKS pada tahap share

Proses sharing ide dan kerja sama yang baik dalam menyelesaikan masalah

dapat menambah pemahaman siswa terhadap Setelah siswa menyelesaikan

seluruh tahapan model SSCS, selanjutnya guru memberikan soal latihan yang

harus dikerjakan secara individu. Soal latihan ini diberikan guna mengulang

kembali pemahaman yang sudah mereka dapatkan dalam pembelajaran hari itu.

Proses ini diperkuat dengan metode hypnoteaching dalam proses diskusi. Siswa

saling mengajarkan kepada siswa lain yang belum memahami permasalahan yang

diberikan.Selama proses presentasi kelompok guru menilai kelompok terbaik.

Diakhir sesi ini kelompok yang terbaik berhak mendapat apresiasi dari kelompok

lainnya dengan cara semuanya berdiri menghadap kelompok tersebut, kemudian

memberikan pujian positif tehadap kelompok itu. Karena setiap sesi diadakan

pengumuman kelompok terbaik dan diberi apresiasi oleh satu kelas. Di hari

berikutnya siswa lebih semangat lagi dan saling berlomba-lomba untuk

mempresentasikan hasil diskusi mereka.

Pada tahap sharing mendukung kemampuan penalaran analogi pada indikator

verifying. Hal ini dikarenakan pada saat siswa maju kedepan bersama kelompok

untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka, guru selalu mengingatkan untuk

periksa kembali hasil pekerjaan kelompok sebelum maju ke depan. Konsep apa

saja yang didapatkan dari pekerjaan mereka pada hari itu, untuk dijelaskan

kembali di depan teman-temannya pada saat presentasi.

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

70

3. Analisis Data

Analisis Data Perlu dilakukan uji prasyarat sebelum menguji kesamaan rata-

rata kedua kelompok dengan menggunakan analisis independent samples T Test.

Uji prasyarat analisis yang dimaksud ialah uji normalitas data serta uji

homogenitas varians.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah hasil data

posttest yang sudah diujikan berdistribusi normal. Uji Shapiro-Wilk yang ada

pada perangkat lunak SPSS digunakan pada penelitian ini. Berikut ini merupakan

hasil perhitungan uji normalitas yang didapatkan dari hasil posttest kemampuan

penalaran analogi Matematis:

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Skor Kemampuan Penalaran Analogi

Matematis Kelas SSCS-hypmoteaching dan Kelas Scientific

Tests of Normality

Kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Hasil Post Test Kelas

SSCS-hypnoteaching

.130 26 .200* .958 26 .350

Post Test Kelas

Scientific

.144 26 .172 .951 26 .239

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Tabel 4.3 terlihat pada uji Shapiro-Wilk nilai p-value = 0,350 > 0.05.

Artinya, sampel pada kelas eksperimen berasal dari populasi berdistribusi normal.

Sementara untuk kelas kontrol terlihat pada uji Shapiro-Wilk nilai p-value = 0,239

> 0.05. Artinya, sampel pada kelas kontrol berasal dari populasi berdistribusi

normal. Jika kedua kelas berdistribusi normal maka langkah selanjutnya yaitu uji

homogenitas.

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

71

b. Uji Homogenitas

Pada penelitian ini perlu diketahui apakah data dari sampel berasal dari

populasi yang homogen atau heterogen, untuk itu maka dilakukan uji

homogenitas. Pada penelitian ini uji homogenitas memakai perangkat lunak SPSS.

Adapun hasil perhitungan uji homogenitas yang diperoleh untuk hasil posttest

kemampuan penalaran analogi disajikan pada Tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Penalaran Analogi

Matematis

Test of Homogeneity of Variances

Hasil

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.002 1 50 .961

Berdasarkan hasil pada Tabel 4.4 hasil uji hipotesis pada signifikansi = 0,961

> 0,05. Artinya, data hasil posttest kemampuan penalaran analogoi matematis

siswa berasal dari populasi yang homogen.

c. Hasil Uji Hipotesis

Hasil uji normalitas dan homogenitas menyatakan bahwa skor tes

kemampuan penalaran analogi matematis dari dua kelompok berdistibusi normal

serta varians pada dua kelompok homogen. Dengan demikian, analisis indepedent

samples T test memakai data yang formatnya sama dengan pengujian homogen

pada saat uji prasyarat analisis sebelumnya. Berikut merupakan data hasil

perhitungan dengan perangkat lunak SPSS

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

72

Tabel 4.5 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Skor Kemampuan

Penalaran Analogi Matematis

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

Hasil Equal variances

assumed

.002 .961 4.174 50 .000 16.196 3.881

Equal variances

not assumed

4.174 49.990 .000 16.196 3.881

Berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa hasil uji kesamaan dua rata-rata kelas

SSCS-hypnoteaching menunjukan nilai t = 4,174 dan sig. (2-tailed) = 0,000 <

0,05. Hal ini menunjukkan penolakan dan penerimaan . menyatakan

bahwa rata-rata kemampuan penalaran analogi matematis siswa kelas eksperimen

dengan pembelajaran model SSCS dengan metode hypnoteaching lebih tinggi dari

pada rata-rata kemampuan penalaran analogi matematis siswa kelas kontrol yang

diajarkan dengan pendekatan scientific.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang disajikan secara deskriptif dan digeneralisasikan

melalui uji hipotesis menunjukan bahwa terdapat pengaruh model SSCS dengan

metode hypnoteaching terhadap kemampuan penalaran analogi matematis siswa.

Hal ini dapat dilihat dari deskripsi data pada tabel 4.1, siswa kelas SSCS-

hypnoteaching sebanyak 26 orang memperoleh rata-rata 78,37 sedangkan siswa

kelas scientific sebanyak 26 orang memperoleh rata-rata 62,17. Pada hasil uji

hipotesis menunjukan benar bahwa terdapat pengaruh model SSCS dengan

metode hypnoteaching terhadap kemampuan penalaran analogi matematis siswa.

Berdasarkan deskripsi data dan hasil hipotesis menunjukan bahwa hasil rata-

rata kemampuan model SSCS dengan metode hypnoteaching terhadap

kemampuan penalaran analogi matematis siswa lebih baik dibandingkan hasil

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

73

rata-rata siswa kelas scientific. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

peneliti menunjukan bahwa model SSCS dengan metode hypnoteaching dapat

mendukung pengembangan kemampuan penalaran analogi matematis siswa. Hal

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Irwan dengan judul “Pengaruh

Pendekatan Problem Posing Model Search, Solve, Create, and Share (SSCS)

dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan penalaran Matematis Mahasiswa

Matematika”. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa peningkatan

kemampuan matematis mahasiswa yang memperoleh pendekatan problem posing

model SSCS lebih tinggi daripada mahasiswa yang memperoleh pembelajaran

konvensional.1 Aminah dkk dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa hasil

belajar matematis siswa dengan penerapan hypnoteaching dalam Problem Based

Learning berpengaruh terhadap siswa yang belajar tanpa penerapan

hypnoteaching dalam Problem Based Learning. 2Pada penelitian yang dilakukan

oleh Rahmatudin, dengan judul “Penerapan Model SSCS untuk Meningkatkan

Kemampuan Penalaran Matematis dan Self Concept Siswa SMPN 1 Kedawung”

juga menunjukan bahwa pembelajaran model SSCS mampu meningkatkan

kemampuan penalaran matematis siswa dibandingkan pembelajaran

konvensional.3 Selain itu, Ahmad Dimyati menyimpulkan dalam penelitiannya

bahwa dengan menerapkan model pembelajaran SSCS dengan metode

hypnoteaching, peningkatan kemampuan berpikir kritis dan komunikasi

matematis siwa akan lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran

konvensional.4

1Irwan, Pengaruh Pendekatan Problem Posing Model Search, Solve, Create, and Share

(SSCS) dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan penalaran Matematis Mahasiswa Matematika,

(Jurnal Pendidikan,2011) 2Siti Aminah, Ita Chairun Nissa, Eliska Juliangkary, Pengaruh Penggunaan Hypnoteaching

pada Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar, Jurnal Media Pendidikan Matematika,Vol

5, No.1, 2017, h. 92. 3Rahmatudin, Penerapan Model SSCS untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran

Matematis dan Self Concept Siswa SMPN 1 Kedawung, (Bandung: Sekolah Pasca Sarjana

Universitas Pendidikan,2013) 4Ahmad Dimyati, Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis

Siswa melalui Model Search, Solve, Create, and Share dengan Metode Hypnoteaching, (Bandung,

Tesis Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2015)

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

74

Pada awal pembelajaran siswa diberikan permasalahan, maka siswa akan

memusatkan perhatiannya untuk dapat memecahkan masalah. Agar siswa dapat

memusatkan perhatiannya untuk memecahkan masalah, diperlukan suasana yang

aman, rileks dan menyenangkansehingga diperlukan suatu metode yang tepat

sebelum siswa menyelesaikan masalah. Salah satu metode yang dapat diterapkan

dan dikombinasikan dengan model SSCS adalah metode hypnoteaching. Hal ini

dikarenakan,metode ini mengupayakan siswa fokus (focusing) baik dengan

games, cerita inspiratif, tayangan video, yelling, dan menggunakan

rileksasi/imajinasi sehingga perhatian siswa menjadi terpusat. Siswa menjadi

rileks dan lebih sugestif dalam menangkap nilai-nilai positif dari sebuah proses

pembelajaran, dalam hal ini siswa siap menyelesaikan masalah yang diberikan.

Hasil analisis yang dilakukan peneliti terhadap proses pembelajaran pada

kelas eksperimen, pada tahap search menunjukan bahwa siswa kelas model SSCS

dengan metode hypnoteaching terbiasa mengidentifikasi suatu masalah

matematika, Hal ini mendukung indikator structuring pada penalaran analogi

matatematis. Tahap solve menunjukan siswa mampu menyusun strategi untuk

menyelesaikan suatu masalah. Pada tahap solve dapat mendukung tercapainya

indikator mapping, karena siswa dapat membangun pengetahuan mereka dengan

memilih dan menentukan konsep penyelesaian dari suatu masalah.

Pada tahapan create siswa terlatih untuk menyelesaikan masalah dengan

strategi yang sudah disusun di tahap sebelumnya. Hal ini juga mendukung

indikator applying, yang mana pada indikator tersebut siswa diharapkan dapat

menyelesaikan permasalahan sesuai dengan konsep masalah yang sebelumnya

dibuat. Tahapan terakhir yaitu share siswa dapat mensosialikan hasil diskusi yang

mereka lakukan bersama kelompok.

Metode hypnoteaching yang diterapkan dalam model SSCS membuat siswa

lebih nyaman dan rileks dalam belajar. Teknik affirmation dan repeating dalam

metode hypnoteaching mampu memotivasi siswa untuk selalu mencari

penyelesaian masalah yang terbaik. Teknik repeating berguna dalam mengasah

pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan. Hal ini dikarenakan dengan

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

75

adanya pengulangan konsep yang sudah dipelajari akan membantu siswa

memahami konsep yang baru.

Hasil posttest pada penelitian ini yang terdiri dari empat indikator yaitu

structuring, mapping, applying, dan verifying. Hasil skor rata-rata tertinggi yaitu

pada indikator structuring. Faktor yang mempengaruhi indikator structuring

dalam pembelajaran yaitu terletak pada tahap search. Siswa terbiasa menggali

informasi yang terdapat pada masalah sumber dan masalah target yang diberikan.

Sehingga timbul sebuah ide untuk dijadikan fokus dalam menyelesaikan masalah.

Pada indikator mapping menunjukkan selisih rata-rata paling besar antara

kelas SSCS-hypnoteaching dibandingkan kelas scientific. Artinya, pada penelitian

ini model SSCS dengan metode hypnoteaching memiliki pengaruh besar terhadap

indikator mapping. Faktor yang mempengaruhi jawaban siswa pada indikator

mapping yaitu pada tahap solve yang ada dalam LKS. Pada proses pembelajaran

siswa menrencanakan penyelesaian masalah yang diberikan berdasarkan

informasi yang didapat pada tahap search. Pada tahap solve siswa dituntut untuk

dapat memperkirakan perencanaan penyelesaian masalah yang diberikan,

sehingga siswa pada kelas eksperimen dalam proses pembelajaran sudah terbiasa

dalam memprediksi penyelesaian suatu permasalahan. Maka dapat dikatakan

bahwa pengaruh model SSCS dengan metode hypnoteaching sangat baik dalam

meningkatkan indikator mapping pada kemampuan penalaran analogi matematis

siswa.

Pada indikator applying selisih yang didapat pada kelas SSCS-hypnoteaching

dan kelas scientific cukup besar dibandingkan dengan indikator structuring dan

verifying. Nilai rata-rata indikator applying kelas SSCS-hypnoteaching memiliki

hasil yang lebih tinggi dibandingkan kelas scientific. Faktor yang

mempengaruhinya adalah tahap create. Pada tahap create siswa dapat berdiskusi

untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan sesuai dengan strategi yang

telah disusun sebelumnya. Siswa sudah terbiasa menyimpulkan suatu konsep atau

solusi dari masalah yang diberikan dengan bahasa mereka sendiri.

Pada indikator verifying skor lebih tinggi didapat oleh kelas SSCS-

hypnoteaching dibadningkan dengan kelas scientific. Pada penelitian ini, peneliti

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

76

menyadari bahwa model SSCS-hypnoteaching belum berkontribusi besar dalam

meningkatkan indikator verifying. Alasan tersebut didukung dengan rendahnya

rata-rata indikator verifying baik kelas SSCS-hypnoteaching maupun kelas

scientific. Faktor lain yang mendukung adalah pada saat proses diskusi tidak

seluruh siswa aktif untuk membuat kesimpulan yang disepakati. Selain itu,

mereka cenderung kurang teliti terhadap memahami konsep masalah yang sedang

dibahas pada lembar kerja yang diberikan. Sehingga jawaban yang diharapkan

menjadi tidak sesuai.

C. Keterbatasan Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian, peneliti mengalami beberapa keterbatasan

terutama pada awal pertemuan pembelajaran. Berikut dipaparkan beberapa

keterbatasan yang ditemukan dalam penelitian:

1) LKS dengan masalah penalaran analogi hanya diberikan pada kelas

eksperimen saja. Penulis tidak memberikan masalah penalaran analogi pada

kelas kontrol.

2) Komponen hypnoteaching dijadikan sebagai langkah-langkah

pembelajaran. Akan lebih baik jika komponen hypnoteaching

dikombinasikan dalam model pembelajaran SSCS bukan sebagai langkah-

langkah.

3) Pada pembahasan penulis belum menjelaskan secara rinci kemampuan

penalaran analogi yang akan diukur.

4) Alokasi waktu yang terbatas sehingga peneliti dituntut untuk membuat

manajemen waktu yang baik agar seluruh proses pembelajaran model SSCS

dengan metode hypnoteaching dapat berjalan sesuai rencana.

5) Siswa mengalami sedikit kesulitan untuk beradaptasi terhadap model

pembelajaran ketika pertama kali diterapkan karena pada kegiatan

pembelajaran sebelumnya, pembelajaran cenderung berpusat pada guru dan

pasif.

6) Peneliti menyadari bahwa proses pembelajaran model SSCS dengan

metode hypnoteaching memerlukan waktu lebih sehingga pada penelitian

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

77

ini latihan yang sudah diberikan pada lembar kerja siswa kurang berjalan

efektif.

D. Skala Sikap Siswa

Angket skala sikap dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui sikap

siswa terhadap pelajaran matematika, pembelajaran model SSCS dengan metode

hypnoteaching, dan soal-soal penalaran analogi matematis. Instrumen skala sikap

yang diberikan hanya kepada kelompok eksperimen yang diterapkan

pembelajaran model SSCS-hypnoteaching. Berikut persentase skala sikap siswa

pada Gambar 4.19

Gambar 4.18

Persentase Skala Sikap Siswa

a. Sikap Siswa terhadap Pelajaran Matematika

Berdasarkan temuan dari hasil angket skala sikap, secara umum sikap siswa

terhadap pelajaran matematika hampir seluruhnya bersikap positif yang

ditunjukkan dengan persentase sebesar 71%. Sebanyak 24% siswa bersikap netral

dan 5% siswa masih bersikap negatif terhadap pembelajaran matematika.

Meskipun sebagian siswa masih mengalami kesulitan dalam belajar matematika,

tetapi mereka tetap berusaha dengan gigih mempelajari kembali materi

matematika dan sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas matematika. Hal ini

disebabkan sebagian besar siswa memahami bahwa meskipun belajar matematika

tidak mudah tetapi mereka menyadari bahwa pelajaran matematika berkaitan

dengan aspek kehidupan sehari-hari.

71% 80% 80%

24% 16% 17% 5% 4% 3% 0%

50%

100%

TerhadapMatematika

Terhadap ModelSSCS-hypnoteaching

Terhadap SoalPenalaran Analogi

S K A L A S I K A P

Positif Netral Negatif

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

78

Hasil perolehan angket menunjukkan bahwa sebagian besar siswa

menyenangi pelajaran matematika sehingga kesulitan yang dialami oleh sebagian

siswa tidak untuk berusaha dalam memahami matematika. Siswa berusaha untuk

mengatasi kesulitan yang dialaminya dengan mempelajari kembali materi

matematika serta bertanya kepada teman dan guru mengenai materi pelajaran

yang belum mereka pahami. Oleh karena itu, dapat disimpulkan secara umum

hampir seluruh siswa menunjukkan sikap positifnya terhadap pelajaran

matematika.

b. Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Model SSCS dengan Metode

Hypnoteaching

Sikap siswa terhadap penerapan pembelajaran model SSCS dengan metode

hypnoteaching hampir seluruhnya bersikap positif dengan persentase 80%.

Hampir seluruh siswa menyatakan bahwa dengan pembelajaran model SSCS

dengan metode hypnoteaching membuat mereka lebih bersemangat, giat belajar,

dan berharap materi lainnya juga menggunakan pembelajaran model SSCS

dengan metode hypnoteaching. Hal tersebut disebabkan karena dalam

pembelajaran ini, siswa lebih leluasa untuk mengemukakan pendapat dan

berdiskusi dengan teman sekelompok untuk menemukan serta membangun

pengetahuan mereka sendiri. Sedangkan sebanyak 16% siswa bersikap netral dan

4% siswa masih bersikap negatif terhadap pembelajaran model pembelajaran

SSCS dengan metode hypnoteaching.

c. Sikap Siswa terhadap Soal-Soal Kemampuan Penalaran Analogi Matematis

Secara umum sikap siswa terhadap soal-soal kemampuan penalaran analogi

hampir seluruhnya bersikap positif yang ditunjukkan dengan persentase sebesar

80%. Sebesar 17% siswa bersikap netral dan 3% masih bersikap negatif Selain itu,

hasil angket menemukan bahwa sebanyak 50% siswa sangat setuju dan 38,4%

siswa setuju bahwa siswa sungguh-sungguh mengerjakan soal-soal kemampuan

penalaran analogi matematis yang diberikan pada LKS. Sebanyak 42,31% siswa

sangat setuju dan 38,46% siswa setuju bahwa soal-soal yang diberikan

meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran. Sebanyak

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

79

38,46% siswa sangat setuju dan 23,08% siswa setuju bahwa soal-soal yang

diberikan dalam LKS membuat siswa belajar menyelesaikan masalah sesuai

dengan pengetahun yang sudah mereka miliki sebelumnya.

Selain itu sebagian besar siswa bersikap positif terhadap manfaat yang

diperoleh dari soal-soal kemampuan matematis yang diberikan pada LKS. Hal

tersebut ditunjukkan dengan persentase yang diperoleh sebesar 76,92%. Namun,

masih ada sebagian siswa yang bersikap negatif terhadap soal-soal yang diberikan

sebesar 5,13% dan sisanya sebesar 17,95% bersikap netral . Hal ini disebabkan

karena sebagian siswa tersebut belum terbiasa dengan soal-soal yang tidak rutin

mereka kerjakan. Sebagian siswa tersebut juga menganggap bahwa masalah-

masalah yang diberikan dalam LKS terasa sulit untuk diselesaikan Namun

demikian, dapat dikatakan hampir seluruh siswa bersikap positif terhadap soal-

soal kemampuan penalaran analogi yang diberikan, baik itu sikap siswa yang

menunjukkan kesukaan maupun penalaran analogi matematis yang diberikan pada

LKS.

E. Data Hasil Observasi

Observasi yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh Gambaran

tentang bagaimana aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran model SSCS

dengan metode hynoteaching berlangsung. Aktivitas guru yang diamati selama

observasi yaitu kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajara model SSCS

dengan metode hypnoteaching. Aktivitas siswa yang diamati selama observasi

yaitu memperhatikan arahan guru dengan sungguh-sungguh, keaktifan siswa

dalam bertanya, memahami dan menyelesaikan masalah yang disajikan guru,

siswa berdiskusi dengan teman dalam kelompoknya, mempresentasikan hasil

diskusi, menanggapi hasil yang disampaikan kelompok lain, memberikan

pendapat, mengajukan pertanyaan, memiliki rasa ingin tahun besar dan percaya

diri serta gigih dalam menyelesaikan masalah yang diberikan.

Observasi yang dilakukan sebanyak enam kali pertemuan selama proses

pembelajaran oleh guru matematika di sekolah tempat peneliti melaksanakan

penelitian (observer). Data hasil observasi ini tidak dianalisis secara statistik,

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

80

tetapi menjadi informasi pendukung apabila ada informasi yang tidak diperoleh

melalui angket skala sikap siswa dan dijadikan bahan masukan untuk pembahasan

hasil temuan lainnya. Selain itu, hasil penilaian dinyatakan dalam kategori

penilaian, yaitu sangat baik diberi skor 5, baik diberi skor 4, cukup baik diberi

skor 3, kurang baik diberi skor 2, dan sangat kurang baik diberi skor 1. Adapun

hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada pembelajaran model SSCS dengan

metode hypnoteaching diuraikan sebagai berikut:

a. Data Hasil Observasi Aktivitas Guru

Hasil observasi aktvitas guru bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

pelaksanaan pembelajaran model SSCS dengan metode hypnoteaching. Selain itu,

observasi aktivitas guru dilaksanakan untuk mengetahui kesesuaian antara urutan

langkah-langkah pembelajran yang dilakukan guru dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang sudah disusun berdasarkan langkah-langkah

pembelajran model SSCS dengan metode hypnoteaching. Data hasil observasi

aktivitas guru diperoleh melalui lembar observasi yang diisi oleh seorang observer

pada setiap pertemuannya. Adapun rangkuman hasil persentase aktivitas guru

selama proses pembelajran sebanyak enam kali disajikan pada Gambar 4.19

berikut ini.

Gambar 4.19

Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru

70% 77% 81% 83% 84% 87%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Presentase Hasil Observasi Aktivitas Guru

Persentase hasil observasi aktivitas guru

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

81

Gambar 4.20 menunjukkan Gambaran secara keseluruhan aktivitas guru yang

dalam hal ini adalah peneliti sendiri dari pertemuan pertama sampai dengan

pertemuan terakhir. Rata-rata persentase keseluruhan aktivitas guru mencapai

82%. Aktivitas guru pada pertemuan pertama merupakan aktivitas guru yang

terendah. Hal ini dikarenakan guru belum terbiasa dengan kondisi kelas dan

siswa. Sementara itu, untuk pertemuan berikutnya terjadi peningkatan yang baik

karena guru sudah mulai mampu beradaptasi dengan kondisi siswa dan terbiasa

menerapkan pembelajran model SSCS dengan metode hypnoteaching.

Rata-rata persentase aktivitas guru pada aspek model pembelajaran SSCS

selama enam kali pertemuan yaitu mencapai 81%. Persentase terendah yaitu pada

tahap search sebesar 77%. Aspek yang diobservasi yaitu bagaimana guru

membimbing siswa melakukan pengamatan pada masalah yang diberikan. Rata-

rata persentase keseluruhan tertinggi yaitu pada tahap share sebesar 87%. Aspek

yang diobservasi pada tahap ini yaitu bagaimana guru membimbing jalannya

presentasi dengan cara memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam menanggapi

dan mengeluarkan pendapatnya. Sedangkan pada tahap solve dan create masing-

masing mencapai 80%. Pada tahap solve aspek yang diobservasi adalah

bagaimana guru membimbing siswa untuk mencari berbagai alternative strategi

dalam menyelesaikan masalah dan membimbing siswa dalam menuliskan

kesimpulan menggunakan bahasanya sendiri untuk tahap create.

Rata-rata persentase aktivitas guru pada aspek metode hypnoteaching selama

enam kali pertemuan yaitu mencapai 82%. Persentase terendah yaitu pada tahap

focusing dan relaxation/imagination sebesar 77%. Aspek yang diobservasi yaitu

bagaimana guru membimbing siswa melakukan pengamatan pada masalah yang

diberikan. Rata-rata persentase keseluruhan tertinggi yaitu pada tahap share

sebesar 90%. Aspek yang diobservasi pada tahap ini yaitu bagaimana guru

memberikan pujian dan sugesti-sugesti positif agar siswa dapat termotivasi selama

pembelajaran berlangsung. Pada tahap affirmation dan repetation mencapai 83%

dengan aspek yang diobservasi yaitu bagaimana guru meyakinkan siswa untuk

dapat menyelesaikan soal tantangan yang diberikan.

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

82

b. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Hasil observasi aktivitas siswa bertujuab untuk mengetahui sejauh mana

aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran model SSCS dengan metode

hypnoteaching. Data hasil observasi aktivitas siswa diperoleh melalui lembar

observasi yang diisi oleh seorang observer yang juga mengamati aktivitas guru

pada setiap pertemuannya. Adapun rangkuman hasil persentase aktivitas siswa

dalam proses pembelajran sebanyak enam kali pertemuan disajikan pada Gambar

4.21 berikut ini:

Gambar 4.20

Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Berdasarkan Gambar 4.21, secara keseluruhan aktivitas siswa dari pertemuan

pertama sampai dengan pertemuan terakhir sudah mampu melaksanakan langkah-

langkah pembelajaran dengan cukup baik. Hal ini diperkuat dengan rata-rata

persentase keseluruhan aktivitas siswa mencapai 83%. Pada pertemuan pertama

siswa masih belum maksimal melaksanakan setiap langkah pembelajaran model

SSCS dengan metode hypnoteaching. Hal ini disebabkan karena siswa belum

terbiasa dengan pembelajran yang mengharuskan mereka belajar dalam kelompok

dan menggunakan LKS. Siswa juga belum terbiasa pada saat melaksanakan

relaksasi dan imajinasi dalam pembelajaran. Pada pertemuan pertama siswa masih

terkesan malu ketika berinteraksi dengan guru.

Pada pertemuan kedua sampai dengan keenam, terjadi peningkatan aktivitas

siswa yang baik karena siswa sudah mulai beradaptasi mengikuti langkah-langkah

71% 80% 81% 84% 87%

93%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Pertemuan 1Pertemuan 2Pertemuan 3Pertemuan 4Pertemuan 5Pertemuan 6

Presentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Presentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

83

model pembelajaran SSCS dengan metode hypnoteaching. Hasil ini sejalan

dengan penelitian sebelumnya, seperti penelitian Haryanto, bahwa siswa yang

belajar dengan menggunakan pembelajaran model SSCS dengan pendekatan

problem possing lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran

konvensional.5 Hal ini berarti aktivitas siswa selama pembelajaran model SSCS

secara keseluruhan berjalan sesuai dengan tahapan-tahapan pada lembar observasi

aktivitas siswa. Selain ini Muslim menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa

dengan menerapkan metode hypnoteaching dalam pembelajajaran problem

solving mampu meningkatkan aktivitas siswa.6 Hal ini dapat dilihat dari

persentase aktivitas siswa dalam memperlihatkan arahan guru dengan sungguh-

sungguh mencapai 90%. Aktivitas siswa mengeksplorasi berbagai alternatif

penyelesaian masalah mencapai 87%, dan aktivitas siswa aktif bertanya,

mengeluarkan dan memberikan pendapat mencapai 83.

5Dwi Haryanto, Penerapan Model SSCS dengan Pendekatan Problem Posing untuk

Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan komunikasi Matematis Siswa SMP, (Bandung, Sekolah

Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2013) 6Audra Pramitha Muslim, Peningkatan Kemampuan Representasi dan Disposisi Matematis

Siswa SMP Melalui Penerapan Thnking Aloud Pair Problem Solving disertai Hypnoteaching,

(Bandung, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2013)

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

82

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh model

SSCS dengan metode hypnoteaching terhadap kemampuan penalaran analogi

matematis siswa di SMA Al-Hasra, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

1. Penggunaan model SSCS dengan metode hypnoteaching pada materi sistem

persamaan linear dua variabel mampu mengembangkan kemampuan

penalaran analogi matematis siswa..

2. Pembelajaran dengan pendekatan scientific pada materi sistem persamaan

linear dua variabel belum cukup baik untuk meningkatkan kemampuan

penalaran analogi matematis siswa dibandingkan dengan penggunaan model

SSCS dengan metode hypnoteaching

3. Kemampuan penalaran analogi matematis siswa yang menggunakan model

SSCS dengan metode hypnoteaching lebih tinggi dibandingkan dengan

kemampuan penalaran analogi matematis siswa yang diajarkan dengan

pembelajaran scientific.

B. Saran

Terdapat beberapa saran yang peneliti temukan selama proses penelitian

berlangsung, diantaranya:

1. Bagi peneliti lain, penelitian ini hanya melihat pegaruh penerapan model

SSCS dengan metode hypnoteaching terhadap kemampuan penalaran analogi

matematis siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel. Oleh sebab

itu dalam melakukan penelitian diharapkan peneliti juga melakukan pada

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

83

pokok bahasan dan kemampuan penalaran matematik yang lain. Peneliti juga

disarankan untuk melakukan manajemen waktu yang baik agar seluruh

pembelajaran dapat berjalan sesuai yang direncanakan dengan waktu yang

tepat.

2. Bagi siswa, sebaiknya dalam proses pembelajaran siswa lebih aktif dan lebih

percaya diri dalam mengemukakan pendapatnya serta dalam mencari berbagai

sumber atau informasi dalam memahami suatu materi pembelajaran sehingga

kemampuan siswa dapat berkembang lebih optimal lagi.

3. Bagi guru, pembelajaran dengan menggunakan model SSCS dengan metode

hypnoteaching membutuhkan waktu yang relatif lebih lama oleh sebab itu,

dalam menerapkan model SSCS dengan metode hypnoteaching sebaiknya

pembelajaran ini di desain dengan baik dalam mempertimbangkan alokasi

waktu yang diperlukan sehingga pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan.

4. Bagi sekolah, berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata

kemampuasn penalaran analogi matematis siswa kelas SSCS-hypnoteaching

lebih tinggi dari pada nilai rata-rata siswa kelas scientific sehingga

pembelajaran model SSCS dengan metode hypnoteaching dapat menjadi

salah satu alternatif yang disarankan dalam pembelajaran matematika untuk

dapat diterapkan kepada siswa dalam mengembangkan kemampuan penalaran

analogi matematis siswa.

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

84

DAFTAR PUSTAKA

Almatin, Isma. Dahsyatnya Hypnosis Learning. Yogyakarta: Pustaka

Widyatama, 2010.

Aminah, Siti dkk. Pengaruh Penggunaan Hypnoteaching pada Problem Based

Learning Terhadap Hasil Belajar. JMPM Volume 5 No, 2017

Anwar, Muhammad. Menciptakan Pembelajaran Efektif Melalui

Hypnoteaching,. Gowa: Institut Parahikmah Indonesia, 2017.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2006.

Cahyani, Yurin Rachmatika, Pengaruh Aktivitas Olahraga dalam Pendidikan

Jasmani Terhadap Tingkat Konsentrasi Belajar dan Prestasi Akademik di

SMA Negeri 3 Bandung, Tesis Sekolah Pascasarjana Universitas

Pendidikan Indonesia. Bandung :2016.

Dimyati, Ahmad. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi

Matematis SIswa MTs melalui Model Search, Solve, Create, and Share

Dengan Metode Hypnoteaching. Tesis pada Sekolah Pascasarjan

universitas Pendidikan Indonesia. Bandung . 2015. Tidak dipublikasikan.

Drewa, Doreen and alice Hansen. Using Resources to Support Mathematical

Thinking Southernhay East: Learning Matters, 2007.

Gunawan, Andri. Menguak Dahsyatnya Rahasia Hipnosis. Yogyakarta. Tiara

Pustaka. 2010.

Hamzah, Ali. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta : Rajawali Pers. 2014.

Dwi Haryanto, Penerapan Model SSCS dengan Pendekatan Problem Posing

untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan komunikasi Matematis

Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

85

Siswa SMP. Bandung, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan

Indonesia, 2013.

Irwan. Pengaruh Pendekatan Problem Posing Model Search, Solve, Create, and

Share (SSCS)dalam Upaya Peningkatan Kemampuan Penalaran

Matematis Mahasiswa Matematika. Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol.

12, no 1.

Kadir. Statistika Terapan Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan SPSS/Lisrel

dalam Penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2015.

Kristayulita, dkk. Penalaran Analogi Siswa Berdasarkan Tahapan Clement.

Makalah disampaikan pada Seminar nasional matematika dan pendidikan

matematika. Yogyakarta: UNY. 2015..

Majid, Indra. Pemahaman Dasar Hipnosis. E-Book Psikologi Sejarah

Hipnosis.pdf, 2016. 18 Agustus 2018.

Musfiqon dan Nurdyansyah. Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Sidoarjo:

Nizamia Learning Enter. 2015.

Muslim, Audra Pramitha, Peningkatan Kemampuan Representasi dan Disposisi

Matematis Siswa SMP Melalui Penerapan Thnking Aloud Pair Problem

Solving disertai Hypnoteaching. Bandung: Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia, 2013.

NCTM. Executive Summary: Principles and Standards for School Mathematics.

https://www.nctm.org, 2016, 4 november 2018.

Ningrum, Retno Kusuma, dan Abdul Haris Rosyidi. Profil Penalaran

Permasalahan Analogi Siswa Sekolah Menengah Pertama Ditinjau dari

Perbedaan Gender, Jurnal Mathedunesa. Vol 2, No 3.

http://ejournal.unesa.ac.id, 2013, 13 Juni 2019.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kerangka

Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah

Aliyah. 2013.

Page 105: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

86

Pizzini, Edward. Rethinking Thinking in the Science Classroom . 1988.

Purwanti, Rahayu, dkk. Kemampuan Penalaran Analogi Matematis Siswa SMP

dalam Materi Bangun Ruang. Pontianak: Program Studi Pendidikan

Matematika FKIP Untan.

Putra, Harry Dwi. Pembelajaran Geometri dengan Pendekatan SAVI Berbantuan

Wingeom untuk Meningkatkan Kemampuan Analogi Matematis Siswa

SMP. Bandung: Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika

STKIP Siliwangi, Vol.1.

Rahman , Risqi dan Samsul Maarif. Pengaruh Penggunaan Metode Discovery

terhadap Kemampuan Analogi Matematis Siswa SMK Al-Ikhsan

Pamarican Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Infinity, Vol. 3, No, 2014.

Rahmatudin. Penerapan Model SSCS untuk Meningkatkan Kemampuan

Penalaran Matematis dan Self Concept Siswa SMPN 1 Kedawung.

Bandung: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan,2013.

Rahim, Mulyanti . Peningkatan dan Karakteristik Kesalahan dalam Kemampuan

Analogi dan Generalisasi Matematis Siswa Melalui Pembelajaran Model

Eliciting Activities. UPI. 2015.

Rupert , Markus. Ways of Analogical Reasoning-Thought Processes in A

Example Based Learning Environment. Eight Congress of Europian

Research in Mathematics Education. 2013.

Setiawan, Dika. Pendekatan Saintifik dan Penilaian Autentik untuk

Meningkatkan Mutu

Shadiq, Fajar. Pemecahan Masalah, Penalaran, dan Komunikasi. Yogyakarta:

Depdiknas, 2004.

Page 106: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

87

Shadiq, Fadjar . Penalaran dengan Analogi? Pengertiannya dan Mengapa

Penting?\ http:// p4tkmatematika.org/ file/ ARTIKEL/ Artikel

Matematika Penalaran dengan Analogi fadjar shadiq.pdf/. 2014.

Solihudin, Ichsan. Hypnosis for Student. Bandung: PT Mizan Pustaka, 2010.

Sumarmo, Utari. Berpikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan

Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. dalam Makalah

Matematika FMIPA UPI. 2010.

Sumarmo, Utari. Mengembangkan Instrumen untuk Mengukur High Order

Mathematical Thinking dan Affective Behavior”. UIN Jakarta. 2014

Surajiyo, dkk. Dasar-dasar Logika. Jakarta: Bumi Aksara Cet ke III, 2008.

Sternberg, Component Processes in Analogical Reasoning. Psychological Review,

1977.

Tim Penyusun. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional, 200.

Wardhani , Dyah Ayu Pramoda. Penalaran Analogi Siswa Dalam Pemecahan

Masalah Matematika. Seminar nasional pendidikan matematika

UNISSULA. 2016.

Wong, Willy, dan Andri Hakim. Dahsyatnya Hipnosis. Jakarta: Transmedia

Pustaka, 2010.

Yuliani, Anik. Meningkatkan Kemampuan Analogi dan Generalisasi Matematis

Siswa SMP dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Tesis pada

Sekolah Pascasarjana UPI Bandung, Bandung, 2011.

Walgito, Bimo. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Press. 2002.

Page 107: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

88

Lampiran 1

RENCANA PRAKTIK PEMBELAJARAN ( RPP)

Nama Sekolah : SMP Al-Hasra

Mata Pelajaran : Matematika (Wajib)

Kelas / Semester : VIII / Ganjil

Alokasi Waktu : 2 × 40 menit

Pertemuan : 1 (Satu)

Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

A. Kompetensi Inti (KI)

KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI-2 Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,

santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,

responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinterksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan

dunia.

KI-3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban yang terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat

dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI-4 Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret

dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif

dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan

kaidah keilmuan.

Page 108: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

89

B. Kompetesi Dasar (KD)

Mengembangkan kemampuan penalaran analogi yang terkait dengan

sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan pengertian terkait sistem persamaan linear dua variabel

2. Menghubungkan permasalahan dengan membuat model matematika

D. Tujuan Pembelajaran

1. Memahami pengertian sistem persamaan linear dua variabel

2. Membuat model matematika dari permasalahan sistem penyelesaian linear

dua variabel

E. Materi Ajar

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

F. Model Pembelajaran

Model pembelajaran : model Search, Solve, Create, and Share (SSCS)

dengan metode Hypnoteaching

G. Sumber belajar/Media/Rujukan

1. Buku pelajaran matematika kelas VIII Erlangga

2. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1

3. White board, Spidol, Proyektor,

H. Langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

waktu

Pendahuluan 1. Guru membuka pertemuan dengan

mengucapkan salam dan

mengintruksikan ketua kelas untuk

memimpin doa.

2. Guru mengecek kehadiran siswa

3. Guru melakukan apersepsi dengan

menanyakan materi persamaan garis

lurus.

10 menit

Page 109: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

90

4. Guru memotivasi siswa mengenai

pentingnya memahami materi bentuk

umum sistem persamaan linear dua

variabel dan menyampaikan tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai.

5. Guru menyampaikan tayangan video

tentang “Cara Kerja Otak” dari guru

agar siswa fokus (focusing).

6. Guru membimbing siswa untuk

melakukan relaksasi dan imajinasi

dengan permainan “Berani bermimpi”

(Relaxation/Imagination).

7. Guru memberikan penjelasan kepada

siswa mengenai pembelajaran yang

akan dilaksanakan, berupa kegiatan

diskusi dalam kelompok kecil dan

demonstrasi di depan kelas (grouping).

Kegiatan Inti 1. Siswa duduk secara berkelompok

untuk mengerjakan LKS 1.

2. Siswa diminta untuk melakukan

kegiatan pada LKS 1.

a. Siswa diminta untuk

memperhatikan masalah yang

disediakan dan menuliskan

informasi yang diperoleh dari

masalah tersebut (Search).

b. Siswa memilih informasi-

informasi yang diperlukan dari

masalah yang diberikan.

c. Siswa menyelesaikan masalah

dengan rencana penyelesaian

60 menit

Page 110: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

91

yang dibuat berdasarkan hasil

pengamatan. (Solve).

d. Siswa menyelesaikan masalah

dengan menuliskan model

matematikanya (Create).

e. Siswa menyiapkan hasil kerja

untuk dipresentasikan kepada

kelompok lain di depan kelas.

f. Siswa mepresentasikan hasil kerja

di depan kelas (Share).

g. Siswa menanggapi hasil kerja dari

kelomok yang lain.

3. Guru membimbing jalannya diskusi

dan memotivasi siswa yang lain untuk

terlibat aktif dalam menanggapi dan

mengeluarkan pendapat yang

berkaitan dengan konsep SPLDV dan

menetukan model matematika dalam

soal cerita.

4. Guru membimbing siswa untuk

meyakinkan diri bahwa siswa mampu

untuk mengerjakan soal tantangan

yang diberikan (affirmation &

repeating).

Kegiatan

Penutupan

1. Guru mengevaluasi hasil pencapaian

siswa setelah diberikan tugas dan

menjelaskan kembali materi yang

belum dipahami.

2. Guru bersama dengan siswa membuat

kesimpulan dan rangkuman

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

10 menit

Page 111: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

92

3. Guru mengakhiri pembelajaran dan

menginformasikan materi yang akan

dipelajari pada pertemuan berikutnya

serta menugaskan kepada siswa agar

mempelajarai materi tersebut terlebih

dahulu di rumah.

I. Penilaian Hasil Belajar

1. Teknik penilaian : Tertulis

2. Bentuk Instrumen : Tes uraian

3. Instrumen : Terlampir

Depok, 10 September 2019

Peneliti

Imtiyaz Fawa’ida

NIM. 11140170000015

Page 112: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

93

RENCANA PRAKTIK PEMBELAJARAN ( RPP)

Nama Sekolah : SMP Al-Hasra

Mata Pelajaran : Matematika (Wajib)

Kelas / Semester : VIII / Ganjil

Alokasi Waktu : 2 × 40 menit

Pertemuan : 2 (Dua)

Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

A. Kompetensi Inti (KI)

KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI-2 Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,

santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,

responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinterksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan

dunia.

KI-3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban yang terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat

dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI-4 Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret

dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif

dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan

kaidah keilmuan.

Page 113: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

94

B. Kompetesi Dasar (KD)

Mengembangkan kemampuan penalaran analogi yang terkait

dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menghubungkan permasalahan sehari-hari dengan membuat model

matematika

2. Menyelesaikan model matematika dengan metode grafik

D. Tujuan Pembelajaran

1. Membuat model matematika dari permasalahan sistem penyelesaian

linear dua variabel

2. Menyelesaikan model matematika dengan metode grafik

E. Materi Ajar

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

F. Model Pembelajaran

Model pembelajaran : model Search, Solve, Create, and Share (SSCS)

dengan metode Hypnoteaching

G. Sumber belajar/Media/Rujukan

1. Buku pelajaran matematika kelas VIII Erlangga

2. Lembar Kerja Siswa (LKS) 2

3. White board, Spidol, Proyektor,

H. Langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

waktu

Pendahuluan 1. Guru membuka pertemuan dengan

mengucapkan salam dan

mengintruksikan ketua kelas untuk

memimpin doa.

2. Guru mengecek kehadiran siswa

3. Guru melakukan apersepsi dengan

menanyakan pengertian SPLDV dan

10 menit

Page 114: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

95

bentuk umumnya.

4. Guru memotivasi siswa mengenai

pentingnya memahami materi bentuk

umum sistem persamaan linear dua

variabel dan menyampaikan tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai.

5. Guru menyampaikan Story Telling

tentang “I am Champion” dari guru

agar siswa fokus (focusing).

6. Guru membimbing relaksasi dengan

memberikan induksi yang membuat

siswa merasa nyaman, kemudian

meminta siswa memejamkan matanya

sejenak serta diiringi musik relaksasi

(Relaxation / Imagination)

7. Guru memberikan penjelasan kepada

siswa mengenai pembelajaran yang

akan dilaksanakan, berupa kegiatan

diskusi dalam kelompok kecil dan

demonstrasi di depan kelas (grouping).

Kegiatan Inti 1. Siswa duduk secara berkelompok

untuk mengerjakan LKS 2.

2. Siswa diminta untuk melakukan

kegiatan pada LKS 2

a. Siswa diminta untuk

memperhatikan masalah yang

disediakan dan menuliskan

informasi yang diperoleh dari

masalah tersebut (Search).

b. Siswa memilih informasi-

informasi yang diperlukan dari

60 menit

Page 115: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

96

masalah yang diberikan.

c. Siswa menyelesaikan masalah

dengan rencana penyelesaian yang

dibuat berdasarkan hasil

pengamatan. (Solve).

d. Siswa menyelesaikan masalah

dengan menuliskan model

matematikanya (Create).

e. Siswa menyiapkan hasil kerja

untuk dipresentasikan kepada

kelompok lain di depan kelas.

f. Siswa mepresentasikan hasil kerja

di depan kelas (Share).

g. Siswa menanggapi hasil kerja dari

kelompok yang lain.

3. Guru membimbing jalannya diskusi

dan memotivasi siswa yang lain untuk

terlibat aktif dalam menanggapi dan

mengeluarkan pendapat yang

berkaitan dengan penyelesaian

SPLDV menggunakan metode grafik.

4. Guru membimbing siswa untuk

meyakinkan diri bahwa siswa mampu

untuk mengerjakan soal tantangan

yang diberikan (affirmation &

repeating).

Kegiatan

Penutupan

1. Guru mengevaluasi hasi pencapaian

siswa setelah diberikan tugas dan

menjelaskan kembali materi yang

belum dipahami.

2. Guru bersama dengan siswa membuat

10 menit

Page 116: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

97

kesimpulan dan rangkuman

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

3. Guru mengakhiri pembelajaran dan

menginformasikan materi yang akan

dipelajari pada pertemuan berikutnya

serta menugaskan kepada siswa agar

mempelajarai materi tersebut terlebih

dahulu di rumah.

I. Penilaian Hasil Belajar

4. Teknik penilaian : Tertulis

5. Bentuk Instrumen : Tes uraian

6. Instrumen : Terlampir

Depok, 10 September 2019

Peneliti

Imtiyaz Fawa’ida

NIM. 11140170000015

Page 117: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

98

RENCANA PRAKTIK PEMBELAJARAN ( RPP)

Nama Sekolah : SMP Al-Hasra

Mata Pelajaran : Matematika (Wajib)

Kelas / Semester : VIII / Ganjil

Alokasi Waktu : 2 × 40 menit

Pertemuan : 3 (Tiga)

Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

A. Kompetensi Inti (KI)

KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI-2 Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,

santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,

responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinterksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan

dunia.

KI-3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban yang terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat

dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI-4 Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret

dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif

dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan

kaidah keilmuan.

Page 118: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

99

B. Kompetesi Dasar (KD)

Mengembangkan kemampuan penalaran analogi yang terkait dengan sistem

persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menghubungkan permasalah dengan membuat model matematika

2. Menyelesaikan model matematika dengan metode subtitusi

D. Tujuan Pembelajaran

1. Membuat model matematika dari permasalahan sistem penyelesaian linear

dua variabel

2. Meyelesaikan model matematika dengan metode subtitusi

E. Materi Ajar

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

F. Model Pembelajaran

Model pembelajaran : model Search, Solve, Create, and Share (SSCS)

dengan metode Hypnoteaching

G. Sumber belajar/Media/Rujukan

1. Buku pelajaran matematika kelas VIII Erlangga

2. Lembar Kerja Siswa (LKS) 3

3. White board, Spidol, Proyektor,

H. Langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu

Pendahuluan

1. Guru membuka pertemuan dengan

mengucapkan salam dan

mengintruksikan ketua kelas untuk

memimpin doa.

2. Guru mengecek kehadiran siswa

3. Guru melakukan apersepsi dengan

menanyakan cara penyelesaian

SPLDV dengan metode grafik beserta

10 menit

Page 119: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

100

langkah-langkahnya.

4. Guru memotivasi siswa mengenai

pentingnya memahami materi bentuk

umum sistem persamaan linear dua

variabel dan menyampaikan tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai.

5. Guru menayangkan video inspiratif

tentang “I have a dream” dari guru

agar siswa fokus (focusing).

6. Guru membimbing relaksasi dengan

dengan yelling “Good Morning”

(Relaxation / Imagination)

7. Guru memberikan penjelasan kepada

siswa mengenai pembelajaran yang

akan dilaksanakan, berupa kegiatan

diskusi dalam kelompok kecil dan

demonstrasi di depan kelas (grouping).

Kegiatan Inti 1. Siswa duduk secara berkelompok

untuk mengerjakan LKS 3.

2. Siswa diminta untuk melakukan

kegiatan pada LKS 3

a. Siswa diminta untuk

memperhatikan masalah yang

disediakan dan menuliskan

informasi yang diperoleh dari

masalah tersebut (Search).

b. Siswa memilih informasi-

informasi yang diperlukan dari

masalah yang diberikan.

c. Siswa menyelesaikan masalah

dengan rencana penyelesaian yang

60 menit

Page 120: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

101

dibuat berdasarkan hasil

pengamatan. (Solve).

d. Siswa menyelesaikan masalah

dengan menuliskan model

matematikanya (Create).

e. Siswa menyiapkan hasil kerja

untuk dipresentasikan kepada

kelompok lain di depan kelas.

f. Siswa mepresentasikan hasil kerja

di depan kelas (Share).

g. Siswa menanggapi hasil kerja dari

kelomok yang lain.

3. Guru membimbing jalannya diskusi

dan memotivasi siswa yang lain untuk

terlibat aktif dalam menanggapi dan

mengeluarkan pendapat yang

berkaitan dengan penyelesaian

SPLDV menggunakan metode

subtitusi.

4. Guru membimbing siswa untuk

meyakinkan diri bahwa siswa mampu

untuk mengerjakan soal tantangan

yang diberikan (affirmation &

repeating).

Kegiatan

Penutupan

1. Guru mengevaluasi hasi pencapaian

siswa setelah diberikan tugas dan

menjelaskan kembali materi yang

belum dipahami.

2. Guru bersama dengan siswa membuat

kesimpulan dan rangkuman

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

10 menit

Page 121: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

102

3. Guru mengakhiri pembelajaran dan

menginformasikan materi yang akan

dipelajari pada pertemuan berikutnya

serta menugaskan kepada siswa agar

mempelajarai materi tersebut terlebih

dahulu di rumah.

I. Penilaian Hasil Belajar

7. Teknik penilaian : Tertulis

8. Bentuk Instrumen : Tes Uraian

9. Instrumen : Terlampir

Depok, 10 September 2019

Peneliti

Imtiyaz Fawa’ida

NIM. 11140170000015

Page 122: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

103

RENCANA PRAKTIK PEMBELAJARAN ( RPP)

Nama Sekolah : SMP Al-Hasra

Mata Pelajaran : Matematika (Wajib)

Kelas / Semester : VII / Ganjil

Alokasi Waktu : 2 × 40 menit

Pertemuan : 4 (Empat)

Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

A. Kompetensi Inti (KI)

KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI-2 Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,

santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,

responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinterksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan

dunia.

KI-3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban yang terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat

dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI-4 Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret

dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif

dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan

kaidah keilmuan.

Page 123: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

104

B. Kompetesi Dasar (KD)

Mengembangkan kemampuan penalaran analogi yang terkait dengan sistem

persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya yang dihubungkan dengan

masalah kontekstual.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menghubungkan permasalah dengan membuat model matematika

2. Memprediksi solusi penyelesaian SPLDV dengan metode eliminasi.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Membuat model matematika dari permasalahan sistem penyelesaian linear

dua variabel

2. Meyelesaikan solusi penyelesaian pemecahan masalah SPLDV dengan

metode eliminasi.

E. Materi Ajar

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

F. Model Pembelajaran

Model pembelajaran : model Search, Solve, Create, and Share (SSCS)

dengan metode Hypnoteaching

G. Sumber belajar/Media/Rujukan

1. Buku pelajaran matematika kelas VIII Erlangga

2. Lembar Kerja Siswa (LKS) 4

3. White board, Spidol, Proyektor,

H. Langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu

Pendahuluan 1. Guru membuka pertemuan dengan

mengucapkan salam dan

mengintruksikan ketua kelas untuk

memimpin doa.

2. Guru mengecek kehadiran siswa

3. Guru melakukan apersepsi dengan

10 menit

Page 124: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

105

menanyakan cara penyelesaian

SPLDV dengan metode subtitusi.

4. Guru memotivasi siswa mengenai

pentingnya memahami materi bentuk

umum sistem persamaan linear dua

variabel dan menyampaikan tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai.

5. Guru menayangkan video inspiratif

tentang “pohon apel” dari guru agar

siswa fokus (focusing).

6. Guru membimbing relaksasi dengan

dengan games ”Bernapas vs

berhitung” (Relaxation / Imagination)

7. Guru memberikan penjelasan kepada

siswa mengenai pembelajaran yang

akan dilaksanakan, berupa kegiatan

diskusi dalam kelompok kecil dan

demonstrasi di depan kelas (grouping).

Kegiatan Inti 1. Siswa duduk secara berkelompok

untuk mengerjakan LKS 4.

2. Siswa diminta untuk melakukan

kegiatan pada LKS

a. Siswa diminta untuk

memperhatikan masalah yang

disediakan dan menuliskan

informasi yang diperoleh dari

masalah tersebut (Search).

b. Siswa memilih informasi-

informasi yang diperlukan dari

masalah yang diberikan.

c. Siswa menyelesaikan masalah

60 menit

Page 125: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

106

dengan rencana penyelesaian

yang dibuat berdasarkan hasil

pengamatan. (Solve).

d. Siswa menyelesaikan masalah

dengan menuliskan model

matematikanya (Create).

e. Siswa menyiapkan hasil kerja

untuk dipresentasikan kepada

kelompok lain di depan kelas.

f. Siswa mepresentasikan hasil kerja

di depan kelas (Share).

g. Siswa menanggapi hasil kerja dari

kelomok yang lain.

3. Guru membimbing jalannya diskusi

dan memotivasi siswa yang lain untuk

terlibat aktif dalam menanggapi dan

mengeluarkan pendapat yang

berkaitan dengan penyelesaian

SPLDV menggunakan metode

eliminasi.

4. Guru membimbing siswa untuk

meyakinkan diri bahwa siswa mampu

untuk mengerjakan soal tantangan

yang diberikan (affirmation &

repeating).

Kegiatan

Penutupan

1. Guru mengevaluasi hasi pencapaian

siswa setelah diberikan tugas dan

menjelaskan kembali materi yang

belum dipahami.

2. Guru bersama dengan siswa membuat

kesimpulan dan rangkuman

10 menit

Page 126: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

107

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

3. Guru mengakhiri pembelajaran dan

menginformasikan materi yang akan

dipelajari pada pertemuan berikutnya

serta menugaskan kepada siswa agar

mempelajarai materi tersebut terlebih

dahulu di rumah.

E. Penilaian Hasil Belajar

10. Teknik penilaian : Tertulis

11. Bentuk Instrumen : Tes uraian

12. Instrumen : Terlampir

Depok, 10 September 2019

Peneliti

Imtiyaz Fawa’ida

NIM. 11140170000015

Page 127: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

108

RENCANA PRAKTIK PEMBELAJARAN ( RPP)

Nama Sekolah : SMP Al-Hasra

Mata Pelajaran : Matematika (Wajib)

Kelas / Semester : VII / Ganjil

Alokasi Waktu : 2 × 40 menit

Pertemuan : 5 (Lima)

Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

A. Kompetensi Inti (KI)

KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI-2 Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,

santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,

responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinterksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan

dunia.

KI-3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban yang terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat

dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI-4 Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret

dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif

dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan

kaidah keilmuan.

Page 128: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

109

B. Kompetesi Dasar (KD)

Mengembangkan kemampuan penalaran analogi yang terkait

dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya

yang dihubungkan dengan masalah kontekstual.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menghubungkan permasalah dengan membuat model matematika

2. Memprediksi solusi penyelesaian SPLDV dengan metode campuran

D. Tujuan Pembelajaran

1. Membuat model matematika dari permasalahan sistem penyelesaian

linear dua variabel

2. Meyelesaikan penyelesaian SPLDV dengan metode campuran

E. Materi Ajar

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

F. Model Pembelajaran

Model pembelajaran : model Search, Solve, Create, and Share (SSCS)

dengan metode Hypnoteaching

G. Sumber belajar/Media/Rujukan

1. Buku pelajaran matematika kelas VIII Erlangga

2. Lembar Kerja Siswa (LKS) 5

3. White board, Spidol, Proyektor,

H. Langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

waktu

Pendahuluan 8. Guru membuka pertemuan dengan

mengucapkan salam dan

mengintruksikan ketua kelas untuk

memimpin doa.

9. Guru mengecek kehadiran siswa

10. Guru melakukan apersepsi dengan

menanyakan cara penyelesaian

SPLDV dengan metode eliminasi

10 menit

Page 129: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

110

beserta langkah-langkahnya.

11. Guru memotivasi siswa mengenai

pentingnya memahami materi bentuk

umum sistem persamaan linear dua

variabel dan menyampaikan tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai.

12. Guru memberikan cerita inspiratif

“Matematika Kehidupan” dari guru

agar siswa fokus (focusing).

13. Guru membimbing relaksasi

dengan dengan ice breaking ”tebak

angka” (Relaxation / Imagination)

14. Guru memberikan penjelasan

kepada siswa mengenai pembelajaran

yang akan dilaksanakan, berupa

kegiatan diskusi dalam kelompok kecil

dan demonstrasi di depan kelas

(grouping).

Kegiatan Inti 3. Siswa duduk secara berkelompok

untuk mengerjakan LKS 5.

4. Siswa diminta untuk melakukan

kegiatan pada LKS

a. Siswa diminta untuk

memperhatikan masalah yang

disediakan dan menuliskan

informasi yang diperoleh dari

masalah tersebut (Search).

b. Siswa memilih informasi-

informasi yang diperlukan dari

masalah yang diberikan.

c. Siswa menyelesaikan masalah

60 menit

Page 130: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

111

dengan rencana penyelesaian

yang dibuat berdasarkan hasil

pengamatan. (Solve).

d. Siswa menyelesaikan masalah

dengan menuliskan model

matematikanya (Create).

e. Siswa menyiapkan hasil kerja

untuk dipresentasikan kepada

kelompok lain di depan kelas.

f. Siswa mepresentasikan hasil kerja

di depan kelas (Share).

g. Siswa menanggapi hasil kerja dari

kelomok yang lain.

7. Guru membimbing jalannya diskusi

dan memotivasi siswa yang lain untuk

terlibat aktif dalam menanggapi dan

mengeluarkan pendapat yang

berkaitan dengan penyelesaian

SPLDV menggunakan metode

campuran.

8. Guru membimbing siswa untuk

meyakinkan diri bahwa siswa mampu

untuk mengerjakan soal tantangan

yang diberikan (affirmation &

repeating).

Kegiatan

Penutupan

4. Guru mengevaluasi hasi pencapaian

siswa setelah diberikan tugas dan

menjelaskan kembali materi yang

belum dipahami.

5. Guru bersama dengan siswa membuat

kesimpulan dan rangkuman

10 menit

Page 131: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

112

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

6. Guru mengakhiri pembelajaran dan

menginformasikan materi yang akan

dipelajari pada pertemuan berikutnya

serta menugaskan kepada siswa agar

mempelajarai materi tersebut terlebih

dahulu di rumah.

I. Penilaian Hasil Belajar

13. Teknik penilaian : Tertulis

14. Bentuk Instrumen : Tes uraian

15. Instrumen : Terlampir

Depok, 10 September 2019

Peneliti

Imtiyaz Fawa’ida

NIM. 11140170000015

Page 132: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

113

RENCANA PRAKTIK PEMBELAJARAN ( RPP)

Nama Sekolah : SMP Al-Hasra

Mata Pelajaran : Matematika (Wajib)

Kelas / Semester : VII / Ganjil

Alokasi Waktu : 2 × 40 menit

Pertemuan : 6 (Enam)

Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

A. Kompetensi Inti (KI)

KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI-2 Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,

santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,

responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinterksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan

dunia.

KI-3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban yang terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat

dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI-4 Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret

dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif

Page 133: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

114

dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan

kaidah keilmuan.

B. Kompetesi Dasar (KD)

Mengembangkan kemampuan penalaran analogi yang terkait

dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya

yang dihubungkan dengan masalah kontekstual.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menghubungkan permasalah dengan membuat model matematika

2. Memprediksi solusi penyelesaian pemecahan masalah SPLDV dengan

berbagai metode penyelesaian

D. Tujuan Pembelajaran

1. Membuat model matematika dari permasalahan sistem penyelesaian

linear dua variabel

2. Meyelesaikan solusi penyelesaian pemecahan masalah SPLDV dengan

berbagai metode penyelesaian

E. Materi Ajar

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

F. Model Pembelajaran

Model pembelajaran : model Search, Solve, Create, and Share (SSCS)

dengan metode Hypnoteaching

G. Sumber belajar/Media/Rujukan

1. Buku pelajaran matematika kelas VIII Erlangga

2. Lembar Kerja Siswa (LKS) 6

3. White board, Spidol, Proyektor,

H. Langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu

Pendahuluan 1. Guru membuka pertemuan dengan

mengucapkan salam dan

mengintruksikan ketua kelas untuk

memimpin doa.

10 menit

Page 134: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

115

2. Guru mengecek kehadiran siswa

3. Guru melakukan apersepsi dengan

menanyakan cara penyelesaian

SPLDV dengan metode-metode yang

sudah dipelajari sebelumnya.

4. Guru memotivasi siswa mengenai

pentingnya memahami materi

pemecahan masalah sistem persamaan

linear dua variabel dan menyampaikan

tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai.

5. Guru menayangkan video inspiratif

tentang “Sukses” dari guru agar siswa

fokus (focusing).

6. Guru membimbing relaksasi dengan

dengan games “siapa takut”

(Relaxation / Imagination)

7. Guru memberikan penjelasan kepada

siswa mengenai pembelajaran yang

akan dilaksanakan, berupa kegiatan

diskusi dalam kelompok kecil dan

demonstrasi di depan kelas (grouping).

Kegiatan Inti 1. Siswa duduk secara berkelompok

untuk mengerjakan LKS 6.

2. Siswa diminta untuk melakukan

kegiatan pada LKS

a. Siswa diminta untuk

memperhatikan masalah yang

disediakan dan menuliskan

informasi yang diperoleh dari

masalah tersebut (Search).

60 menit

Page 135: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

116

b. Siswa memilih informasi-

informasi yang diperlukan dari

masalah yang diberikan.

c. Siswa menyelesaikan masalah

dengan rencana penyelesaian

yang dibuat berdasarkan hasil

pengamatan. (Solve).

d. Siswa menyelesaikan masalah

dengan menuliskan model

matematikanya (Create).

e. Siswa menyiapkan hasil kerja

untuk dipresentasikan kepada

kelompok lain di depan kelas.

f. Siswa mepresentasikan hasil kerja

di depan kelas (Share).

g. Siswa menanggapi hasil kerja dari

kelompok yang lain.

9. Guru membimbing jalannya diskusi

dan memotivasi siswa yang lain untuk

terlibat aktif dalam menanggapi dan

mengeluarkan pendapat yang

berkaitan dengan penyelesaian

SPLDV menggunakan mereka

gunakan serta alasannya mengapa

memilih metode tersebut.

10. Guru membimbing siswa untuk

meyakinkan diri bahwa siswa mampu

untuk mengerjakan soal tantangan

yang diberikan (affirmation &

repeating).

Page 136: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

117

Kegiatan

Penutupan

1. Guru mengevaluasi hasi pencapaian

siswa setelah diberikan tugas dan

menjelaskan kembali materi yang

belum dipahami.

2. Guru bersama dengan siswa membuat

kesimpulan dan rangkuman

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

3. Guru mengakhiri pembelajaran dan

menginformasikan materi yang akan

dipelajari pada pertemuan berikutnya

serta menugaskan kepada siswa agar

mempelajarai materi tersebut terlebih

dahulu di rumah.

10 menit

I. Penilaian Hasil Belajar

16. Teknik penilaian : Tertulis

17. Bentuk Instrumen : Tes uraian

18. Instrumen : Terlampir

Depok, 10 September 2019

Peneliti

Imtiyaz Fawa’ida

NIM. 11140170000015

Page 137: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

119

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kelas Kontrol

Nama Sekolah : SMP Al-Hasra

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : SPLDV

Kelas : VIII/Ganjil

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dari ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri dan

mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.5 Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya yang

dihubungkan dengan masalah kontekstual.

4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua

variabel.

Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

Pertemuan : 1 (Satu) Satu

Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong

royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya

terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

Page 138: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

120

C. Indikator Pembelajaran

1. Memahami pengertian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

2. Membuat bentuk umum SPLDV dari masalah dalam kehidupan sehari-hari.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran, siswa diharapkan dapat:

1. Memahami pengertian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

2. Membuat bentuk umum SPLDV dari masalah dalam kehidupan sehari-hari.

E. Materi ajar

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran : Scientific

Metode Pembelajaran : Tanya jawab dan penugasan

G. Media dan Alat Pembelajaran

Papan tulis, spidol, dan penghapus.

H. Sumber Belajar

Buku Matematika kelas VIII Kurikulum 2013 edisi revisi 2017

I. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Waktu

Pendahuluan

1. Guru membuka pembelajaran dengan

mengucapkan salam, berdo’a dan memeriksa

kehadiran siswa.

2. Guru melakukan apersepsi untuk mendorong

rasa ingin tahu tentang SPLDV

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran,

kompetensi dasar dan indikator pembelajaran.

10 menit

Page 139: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

121

4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa

kelompok heterogen.

Kegiatan Inti

Mengamati

Guru memberikan penjelasan mengenai materi

SPLDV

Menanya

1. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang hal-hal yang belum mereka

pahami atau hal-hal yang membuat mereka

bingung terkait SPLDV.

2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa

lain untuk memberikan tanggapan, jika

diperlukan guru memberikan konfirmasi atas

pertanyaan atau tanggapan siswa tersebut.

Mengumpulkan informasi

1. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk

dikerjakan.

2. Guru mengarahkan siswa untuk menyelesaikan

masalah yang diberikan.

Mengasosiasi

1. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

saling berdiskusi untuk menggali dan

mengolah informasi dari berbagai sumber.

2. Guru mengarahkan dan memfasilitasi siswa

agar terjadi pertukaran ide antar siswa.

3. Guru dan siswa mengklarifikasi ide baru.

Mengkomunikasikan

1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk saling bertanya terkait hal-hal yang

belum mereka pahami.

2. Guru meberi kesempatan kepada siswa lain

untuk bertanya atau menanggapi pertanyaan

siswa lain.

60 menit

Page 140: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

122

Penutup

1. Guru memberi tugas kepada siswa untuk

dikerjakan dirumah.

2. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari

materi selanjutnya.

3. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan

salam.

10 menit

J. Penilaian Hasil Belajar

Teknik Penilaian : Tes tertulis

Bentuk Penilaian : Tes uraian

Instrumen : Terlampir

Depok, 10 September 2019

Peneliti

Imtiyaz Fawa’ida

NIM. 11140170000015

Page 141: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

123

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kelas Kontrol

Nama Sekolah : SMP Al-Hasra

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : SPLDV

Kelas : VIII/Ganjil

Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri dan

mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.5 Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya yang

dihubungkan dengan masalah kontekstual.

4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua

variabel.

Pertemuan : 2 (Dua)

Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong

royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya

terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dari ranah abstrak terkait

Page 142: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

124

C. Indikator Pembelajaran

1. Menentukan langkah-langkah penyelesaian SPLDV dengan menggunakan

metode grafik

2. Menyelesaikan masalah SPLDV yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

dengan menggunakan metode grafik.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran, siswa diharapkan dapat:

a. Menentukan langkah-langkah penyelesaian SPLDV dengan menggunakan

metode grafik

b. Menyelesaikan masalah SPLDV yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

dengan menggunakan metode grafik.

E. Materi ajar

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran : Scientific

Metode Pembelajaran : Tanya jawab dan penugasan

G. Media dan Alat Pembelajaran

Papan tulis, spidol, dan penghapus.

H. Sumber Belajar

Buku Matematika kelas VIII Kurikulum 2013 edisi revisi 2017

I. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Waktu

Pendahuluan

1. Guru membuka pembelajaran dengan

mengucapkan salam, berdo’a dan memeriksa

kehadiran siswa.

10 menit

Page 143: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

125

2. Guru melakukan apersepsi untuk mendorong

rasa ingin tahu siswa tentang metode grafik

untuk menyelesaikan SPLDV

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran,

kompetensi dasar dan indikator pembelajaran.

4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa

kelompok heterogen.

Kegiatan Inti

Mengamati

Guru memberikan penjelasan mengenai

penyelesaian SPLDV dengan metode grafik.

Menanya

1. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang hal-hal yang belum mereka

pahami atau hal-hal yang membuat mereka

bingung terkait metode grafik.

2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa

lain untuk memberikan tanggapan, jika

diperlukan guru memberikan konfirmasi atas

pertanyaan atau tanggapan siswa tersebut.

Mengumpulkan informasi

1. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk

dikerjakan.

2. Guru mengarahkan siswa untuk menyelesaikan

masalah yang diberikan.

Mengasosiasi

1. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

saling berdiskusi untuk menggali dan

mengolah informasi dari berbagai sumber.

2. Guru mengarahkan dan memfasilitasi siswa

agar terjadi pertukaran ide antar siswa.

3. Guru dan siswa mengklarifikasi ide baru.

Mengkomunikasikan

1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa

60 menit

Page 144: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

126

untuk saling bertanya terkait hal-hal yang

belum mereka pahami.

2. Guru meberi kesempatan kepada siswa lain

untuk bertanya atau menanggapi pertanyaan

siswa lain.

Penutup

1. Guru memberi tugas kepada siswa untuk

dikerjakan dirumah.

2. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari

materi selanjutnya.

3. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan

salam.

10 menit

J. Penilaian Hasil Belajar

Teknik Penilaian : Tes tertulis

Bentuk Penilaian : Tes uraian

Instrumen : Terlampir

Depok, 10 September 2019

Peneliti

Imtiyaz Fawa’ida

NIM. 11140170000015

Page 145: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

127

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kelas Kontrol

Nama Sekolah : SMP Al-Hasra

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : SPLDV

Kelas : VIII/Ganjil

Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri dan

mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.5 Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya yang

dihubungkan dengan masalah kontekstual.

4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua

variabel.

Pertemuan : 3 (Tiga)

Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong

royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya

terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dari ranah abstrak terkait

Page 146: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

128

C. Indikator Pembelajaran

1. Menentukan konsep penyelesianan SPLDV dengan metode Substitusi.

2. Menyelesaikan masalah SPLDV dengan metode substitusi.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran, siswa diharapkan dapat:

1. Menentukan konsep penyelesianan SPLDV dengan metode substitusi.

2. Menyelesaikan masalah SPLDV dengan metode substitusi

E. Materi ajar

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran : Scientific

Metode Pembelajaran : Tanya jawab dan penugasan

G. Media dan Alat Pembelajaran

Papan tulis, spidol, dan penghapus.

H. Sumber Belajar

Buku Matematika kelas VIII Kurikulum 2013 edisi revisi 2017

I. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Waktu

Pendahuluan

1. Guru membuka pembelajaran dengan

mengucapkan salam, berdo’a dan memeriksa

kehadiran siswa.

2. Guru melakukan apersepsi untuk mendorong

rasa ingin tahu siswa tentang penyelesaian

SPLDV dengan metode substitusi.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran,

kompetensi dasar dan indikator pembelajaran.

10 menit

Page 147: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

129

4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa

kelompok heterogen.

Kegiatan Inti

Mengamati

Guru memberikan penjelasan mengenai materi

penyelesaian SPLDV dengan metode substitusi.

Menanya

1. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang hal-hal yang belum mereka

pahami atau hal-hal yang membuat mereka

bingung terkait SPLDV dengan metode

substitusi.

2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa

lain untuk memberikan tanggapan, jika

diperlukan guru memberikan konfirmasi atas

pertanyaan atau tanggapan siswa tersebut.

Mengumpulkan informasi

1. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk

dikerjakan.

2. Guru mengarahkan siswa untuk menyelesaikan

masalah yang diberikan.

Mengasosiasi

1. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

saling berdiskusi untuk menggali dan

mengolah informasi dari berbagai sumber.

2. Guru mengarahkan dan memfasilitasi siswa

agar terjadi pertukaran ide antar siswa.

3. Guru dan siswa mengklarifikasi ide baru.

Mengkomunikasikan

1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk saling bertanya terkait hal-hal yang

belum mereka pahami.

2. Guru meberi kesempatan kepada siswa lain

untuk bertanya atau menanggapi pertanyaan

60 menit

Page 148: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

130

siswa lain.

Penutup

1. Guru memberi tugas kepada siswa untuk

dikerjakan dirumah.

2. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari

materi selanjutnya.

3. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan

salam.

10 menit

J. Penilaian Hasil Belajar

Teknik Penilaian : Testertulis Bentuk

Penilaian : Tes uraian Instrumen :

Terlampir

Depok, 10 September 2019

Peneliti

Imtiyaz Fawa’ida

NIM. 11140170000015

Page 149: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

131

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kelas Kontrol

Nama Sekolah : SMP Al-Hasra

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : SPLDV

Kelas : VIII/Ganjil

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dari ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri dan

mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.5 Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya yang

dihubungkan dengan masalah kontekstual.

4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua

variabel.

Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

Pertemuan : 4 (Empat)

Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong

royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya

terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

Page 150: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

132

C. Indikator Pembelajaran

a. Menentukan konsep penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode

eliminasi.

b. Menyelesaikan masalah SPLDV yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

dengan menggunakan metode eliminasi.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran, siswa diharapkan dapat:

a. Menentukan konsep penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode

eliminasi.

b. Menyelesaikan masalah SPLDV yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

dengan menggunakan metode eliminasi.

E. Materi ajar

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran : Scientific

Metode Pembelajaran : Tanya jawab dan penugasan

G. Media dan Alat Pembelajaran

Papan tulis, spidol, dan penghapus.

H. Sumber Belajar

Buku Matematika kelas VIII Kurikulum 2013 edisi revisi 2017

I. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Waktu

Pendahuluan

1. Guru membuka pembelajaran dengan

mengucapkan salam, berdo’a dan memeriksa

kehadiran siswa.

10 menit

Page 151: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

133

2. Guru melakukan apersepsi untuk mendorong

rasa ingin tahu siswa tentang penyelesian

SPLDV dengan metode eliminasi

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran,

kompetensi dasar dan indikator pembelajaran.

4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa

kelompok heterogen.

Kegiatan Inti

Mengamati

Guru memberikan penjelasan mengenai materi

penyelesaian SPLDV dengan metode eliminasi

Menanya

1. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang hal-hal yang belum mereka

pahami atau hal-hal yang membuat mereka

bingung terkait penyelesaian SPLDV dengan

metode eliminasi.

2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa

lain untuk memberikan tanggapan, jika

diperlukan guru memberikan konfirmasi atas

pertanyaan atau tanggapan siswa tersebut.

Mengumpulkan informasi

1. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk

dikerjakan.

2. Guru mengarahkan siswa untuk menyelesaikan

masalah yang diberikan.

Mengasosiasi

1. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

saling berdiskusi untuk menggali dan

mengolah informasi dari berbagai sumber.

2. Guru mengarahkan dan memfasilitasi siswa

agar terjadi pertukaran ide antar siswa.

3. Guru dan siswa mengklarifikasi ide baru.

Mengkomunikasikan

60 menit

Page 152: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

134

1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk saling bertanya terkait hal-hal yang

belum mereka pahami.

2. Guru meberi kesempatan kepada siswa lain

untuk bertanya atau menanggapi pertanyaan

siswa lain.

Penutup

1. Guru memberi tugas kepada siswa untuk

dikerjakan dirumah.

2. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari

materi selanjutnya.

3. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan

salam.

10 menit

J. Penilaian Hasil Belajar

Teknik Penilaian : Tes tertulis

Bentuk Penilaian : Tes uraian

Instrumen : Terlampir

Depok, 10 September 2019

Peneliti

Imtiyaz Fawa’ida

NIM. 11140170000015

Page 153: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

135

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kelas Kontrol

Nama Sekolah : SMP Al-Hasra

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : SPLDV

B. Kompetensi Dasar

3.5 Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya yang

Kelas : VIII/Ganjil

Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

Pertemuan : 5 (Lima)

Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong

royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya

terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dari ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri dan mampu

menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Page 154: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

136

dihubungkan dengan masalah kontekstual.

Page 155: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

137

4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua

variabel.

C. Indikator Pembelajaran

a. Menetukan konsep penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode

gabungan.

b. Menyelesaikan permasalahan SPLDV dengan menggunakan metode gabungan.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran, siswa diharapkan dapat:

a. Menentukan konsep penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode

eliminasi.

b. Menyelesaikan masalah SPLDV yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

dengan menggunakan metode eliminasi.

D. Materi ajar

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran : Scientific

Metode Pembelajaran : Tanya jawab dan penugasan

F. Media dan Alat Pembelajaran

Papan tulis, spidol, dan penghapus.

G. Sumber Belajar

Buku Matematika kelas VIII Kurikulum 2013 edisi revisi 2017

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Guru membuka pembelajaran dengan

mengucapkan salam, berdo’a dan memeriksa

10 menit

Page 156: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

138

kehadiran siswa.

2. Guru melakukan apersepsi untuk mendorong

rasa ingin tahu siswa tentang penyelesaian

SPLDV dengan metode gabungan

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran,

kompetensi dasar dan indikator pembelajaran.

4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa

kelompok heterogen.

Kegiatan Inti

Mengamati

Guru memberikan penjelasan mengenai materi

penyelesaian SPLDV dengan metode gabungan

Menanya

1. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang hal-hal yang belum mereka

pahami atau hal-hal yang membuat mereka

bingung terkait penyelesaian SPLDV dengan

metode gabungan.

2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa

lain untuk memberikan tanggapan, jika

diperlukan guru memberikan konfirmasi atas

pertanyaan atau tanggapan siswa tersebut.

Mengumpulkan informasi

1. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk

dikerjakan.

2. Guru mengarahkan siswa untuk menyelesaikan

masalah yang diberikan.

Mengasosiasi

1. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

saling berdiskusi untuk menggali dan

mengolah informasi dari berbagai sumber.

2. Guru mengarahkan dan memfasilitasi siswa

agar terjadi pertukaran ide antar siswa.

3. Guru dan siswa mengklarifikasi ide baru.

60 menit

Page 157: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

139

Mengkomunikasikan

1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk saling bertanya terkait hal-hal yang

belum mereka pahami.

2. Guru meberi kesempatan kepada siswa lain

untuk bertanya atau menanggapi pertanyaan

siswa lain.

Penutup

1. Guru memberi tugas kepada siswa untuk

dikerjakan dirumah.

2. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari

materi selanjutnya.

3. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan

salam.

10 menit

I. Penilaian Hasil Belajar

Teknik Penilaian : Tes tertulis

Bentuk Penilaian : Tes uraian

Instrumen : Terlampir

Depok, 10 September 2019

Peneliti

Imtiyaz Fawaida

NIM. 11140170000015

Page 158: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

139

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kelas Kontrol

Nama Sekolah : SMP Al-Hasra

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : SPLDV

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dari ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya

disekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai

kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.6 Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan

penyelesaiannya yang dihubungkan dengan masalah kontekstual.

4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan

linear dua variabel.

Kelas : VIII/Ganjil

Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

Pertemuan : 6 (Enam)

Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian, serta

Page 159: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

140

C. Indikator Pembelajaran

a. Menentukan langkah penyelesaian SPLDV dengan mengaplikasikan

metode-metode SPLDV

b. Membuat berbagai penyelesaian masalah SPLDV dengan

menggunakan ketiga metode penyelesaian SPLDV

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran, siswa diharapkan dapat:

a. Memahami Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV).

b. Membuat bentuk umum SPLDV dari masalah dalam kehidupan

sehari-hari.

E. Materi ajar

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran : Scientific

Metode Pembelajaran : Tanya jawab dan penugasan

G. Media dan Alat Pembelajaran

Papan tulis, spidol, dan penghapus.

H. Sumber Belajar

Buku Matematika kelas VIII Kurikulum 2013 edisi revisi 2017

I. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Waktu

Pendahuluan

1. Guru membuka pembelajaran dengan

mengucapkan salam, berdo’a dan memeriksa

kehadiran siswa.

2. Guru melakukan apersepsi untuk mendorong

rasa ingin tahu siswa tentang SPLDV

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran,

kompetensi dasar dan indikator pembelajaran.

4. Guru membagi siswa ke dalam

beberapa kelompok heterogen.

10 menit

Page 160: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

141

Kegiatan Inti

Mengamati

Guru me-review mengenai metode-

metode SPLDV

Menanya

1. Guru memberi kesempatan kepada siswa

untuk bertanya tentang hal-hal yang belum

mereka pahami atau hal- hal yang membuat

mereka bingung terkait metode-metode

SPLDV.

2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa

lain untuk memberikan tanggapan, jika

diperlukan guru memberikan konfirmasi atas

pertanyaan atau tanggapan siswa tersebut.

Mengumpulkan informasi

1. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk

dikerjakan.

2. Guru mengarahkan siswa untuk

menyelesaikan masalah yang diberikan.

Mengasosiasi

1. Guru memberi kesempatan kepada siswa

untuk saling berdiskusi untuk menggali dan

mengolah informasi dari berbagai sumber.

2. Guru mengarahkan dan memfasilitasi siswa

agar terjadi pertukaran ide antar siswa.

3. Guru dan siswa mengklarifikasi ide baru.

Mengkomunikasikan

1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk saling bertanya terkait hal-hal yang

belum mereka pahami.

2. Guru meberi kesempatan kepada siswa

lain untuk bertanya atau menanggapi pertanyaan

siswa lain

60 menit

Page 161: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

141

Penutup

1. Guru memberi tugas kepada siswa untuk

dikerjakan dirumah.

2. Guru mengingatkan siswa untuk

mempelajari materi selanjutnya.

3. Guru menutup pelajaran dengan

mengucapkan salam.

10 menit

J. Penilaian Hasil Belajar

Teknik Penilaian : Tes tertulis

Bentuk Penilaian : Tes uraian

Instrumen : Terlampir

Depok, 10 September 2019

Peneliti

Imtiyaz Fawa’ida

NIM. 11140170000015

Page 162: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

Lampiran 3 142

1. Baca dan pahami setiap perintah yang diberikan dengan teliti

2. Diskusikanlah setiap permasalahan yang diberikan dengan anggota kelompok

3. Mintalah bantuan guru jika ada kesulitan.

“Tidak ada satupun di dunia ini, yang bisa di dapat dengan mudah. Kerja keras

dan doa adalah cara untuk mempermudahnya”

Masalah 1

SERUPA DENGAN

Kelompok:

1

2

3

4

5

Materi : SPLDV

Topik : Bentuk Matematika

Masalah 2

Pak Budi dan pak Ali pergi ke toko bangunan bersama-sama. Mereka membeli

cat kayu dan cat tembok yang sama. Pak Budi membeli 2 kaleng cat kayu dan 1

kaleng cat tembok dengan harga Rp. 120.0000. Sedangkan pak Ali membeli 2

kaleng cat kayu dan 2 kaleng cat tembok dengan harga Rp. 190.000.

Model matematika dari keliling sebuah persegi panjang yaitu 44 cm jika lebarnya 6 cm

yaitu 2 𝐱 + 𝟐𝐲 = 𝟒𝟒 𝐝𝐚𝐧 𝐲 = 𝐱 – 𝟔

Page 163: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

Lampiran 3 143

Selesaikan masalah 2 dengan mengikuti penyelesaian masalah !

1. Mengapa model matematika dari keliling tersebut adalah + =

= – ?

Jawab :

2. Tulislah informasi yang kamu dapatkan dalam masalah 2 ke bentuk persamaan!

Jawab :

3. Apakah jenis cat kayu dan cat tembok yang dibeli oleh pak Ali dan pak Budi sama?

Jawab :

4. Konsep keserupaan apa yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah 2 dari

masalah 1?

Jawab :

5. Jika iya, nyatakan persamaan tersebut dengan mendefinisikan variabel yang sama

dalam bentuk persamaan matematik sebagai berikut

Persamaan (1):

Persamaan (2):

6. Hubungan kedua persamaan di atas disebut sebagai sistem persamaan linear dua

variabel (SPLDV), maka dapat dinyatakan kedua persamaan tersebut dengan

menggunakan simbol kurung kurawal sebagai berikut

…………………………………………….

……………………………………………. {

Search

Solve

Page 164: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

Lampiran 3 144

7. Perhatikan bentuk SPLDV di atas! Apabila pak Ali tidak membeli cat kayu bagaimana

bentuk persamaannya dalam model matematika? Apakah terbentuk sistem

persamaan linear dua variabel? berikan alasanmu!

Jawab :

Amatilah hasil pekerjaanmu sebelumnya, kemudian coba kamu definisikan dengan bahasamu

sendiri!

8. Apa itu Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)?

Jawab :

9. Buatlah bentuk umum SPLDV berdasarkan informasi yang kamu dapatkan!

…. + …. = ….

…. + …. = ….

Setelah ini siapkan presentasi dan pilih

perwakilan anggota kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompok!

Create

Share

{ x, y sebagai variabel

dengan syarat …. ≠ 0 , …. ≠ 0

Page 165: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

Lampiran 3 145

1. Tulislah informasi apasaja yang kamu dapatkan!

2. Tulislah persamaan tersebut dalam model matematikanya!

Soal 1

Pak Iman mempunyai kebun yang berbentuk persegi panjang. Keliling kebun pak Iman

adalah 28 meter. Ukuran panjang 4 meter lebih panjang dari ukuran lebarnya

Page 166: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

Lampiran 3 146

1. Baca dan pahami setiap perintah yang diberikan dengan teliti

2. Diskusikanlah setiap permasalahan yang diberikan dengan anggota kelompok

3. Mintalah bantuan guru jika ada kesulitan.

“Sukses tergantung pada persiapan sebelumnya dan tanpa persiapan itu pasti

akan terjadi kegagalan. – Confucius”

Kelompok:

1

2

3

4

5

Materi : SPLDV

Topik : Metode Grafik

Masalah 3

Syifa memiliki sebuah kebun yang berbentuk persegi Panjang di belakang rumahnya.

Keliling kebun tersebut adalah 12 m. Selisih Panjang dan lebar kebun tersebut

adalah 2 m. Tentukan Panjang dan lebar kebun syifa !

Page 167: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

Lampiran 3 147

Sebelum menyelesaikan masalah 3, Perhatikan masalah berikut ini !

Masalah 4

Koordinat cartesius titik potong dari

dua garis di samping adalah (3,7)

Selesaikan masalah 3 dengan mengikuti penyelesaian masalah 4 !

1. Tulislah informasi yang kamu dapatkan dari masalah 3 !

Jawab :

2. dTulislah bentuk SPLDV dari situasi tersebut !

Jawab :

3. Tentukan titik potong terhadap sumbu x dan sumbu y pada masing-masing persamaan

tersebut.

Persamaan (1):

a. Jika x = 0 maka nilai y adalah

diperoleh titik (x,y) ( … , … )

Search & Solve

Page 168: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

Lampiran 3 148

b. Jika y = 0 maka nilai x adalah

diperoleh titik (x,y) ( … , …)

Persamaan (2):

a. Jika x = 0 maka nilai y adalah

diperoleh titik (x,y) ( … , … )

b. Jika y = 0 maka nilai x adalah

diperoleh titik (x,y) ( … , …)

4. Lengkapi tabel berikut

c. Persamaan (1) …………………………………

X 0 1 2 3 4 5 6

y … … …. … … … …

(x,y) … … … … … ... …

d. Persamaan (2) ………………………………...

X 0 1 2 3 4 5 6

y … … … … … … …

(x,y) … … … … … ... …

1. Gambarlah garis yang melalui titik pada persamaan 1 dan persamaan 2

y

X

Create

Page 169: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

Lampiran 3 149

2. Bagaimana kedudukan kedua garis tersebut?

Jawab :

3. Apakah pada grafik tersebut diperoleh titik potongnya? Jika iya, tuliskan titik

potongnya !

Jawab :

4. Berdasarkan titik potong tersebut, berapakan ukuran Panjang dan lebar kebun syifa?

Jawab :

Setelah ini siapkan presentasi dan pilih

perwakilan anggota kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompok

Jawab:

Share

Soal 1

x + y = 4

y – x = 6

Selesaikanlah SPLDV diatas menggunakan metode grafik !

0 x

{

Page 170: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

Lampiran 3 150

000

Jawab:

Soal 2

Pada hari minggu, Bu Tika dan Bu Sandra pergi berbelanja ke toko “Buah Segar”

untuk membeli buah-buahan. Bu Tika membeli 2 kg jeruk dan 3 kg salak seharga

Rp60.000,-. Sedangkan Bu Sandra membeli buah yang sama yaitu 2 kg jeruk dan 1

kg salak seharga Rp40.000,-. Bu Tika dan Bu Sandra ingin mengetahui harga 1 kg

jeruk dan 1 kg salak yang mereka beli.

y

x

Page 171: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

Lampiran 3 151

1. Baca dan pahami setiap perintah yang diberikan dengan teliti

2. Diskusikanlah setiap permasalahan yang diberikan dengan anggota kelompok

3. Mintalah bantuan guru jika ada kesulitan.

JANGAN HANYA BERMIMPI, RAIH DAN WUJUDKANLAH !

Kelompok:

1

2

3

4

5

Materi : SPLDV

Topik : Metode Subtitusi

Masalah 5

Ibu Ani dan Ibu Widi pergi berbelanja ke toko “Sembako” untuk membeli beras dan

minyak goreng. Ibu Ani membeli 1 kg beras dan 4 kg minyak goreng seharga

Rp14.000,00. Sedangkan Ibu Widi membeli di toko yang sama 2 kg beras dan 1 kg

minyak goreng seharga Rp10.500,00. Bu Ani dan Bu Widi ingin mengetahui harga 1 kg

beras dan 1 kg minyak goreng yang mereka beli.

Page 172: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

Lampiran 3 152

Baca dengan teliti !

Selesaikanlah masalah 5 dengan menggunakan kosep dari pernyataan di atas !

5. Tulislah informasi yang kamu dapatkan dari masalah 5 !

Jawab :

6. Tulislah bentuk SPLDV dari situasi tersebut !

Jawab :

7. Perhatikan bentuk SPLDV pada no. 2 ! Gunakan metode subtitusi untuk mendapatkan

nilai x dan y !

Alternatif 1 mensubtitusi nilai x :

Ambil Persamaan (1)

kemudian, ubah persamaan ax + by = c dalam bentuk y =

8. Masukkan nilai y ke persamaan (2)

Search & Solve

Laptop digunakan untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah. Bila laptop anda suatu ketika

rusak karena terkena virus atau kendala lainnya. Anda tetap akan mengerjakan aktivitas

dengan memanfaatkan computer di rumah.

Page 173: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

Lampiran 3 153

9. Dapatkah kamu menentukan nilai x ?

Jawab :

10. Berapakah nilai x yang kamu dapatkan?

Jawab :

Setelah mendapatkan nilai x, buatlah subtitusi nilai x ke persamaan (1) dan persamaan (2) !

11. Apakah yang kalian dapatkan setelah mengganti x ?

Jawab :

12. Apakah nilai y dari kedua persamaan berbeda ?

Jawab :

13. Jika berbeda, silahkan cek kembali jawabanmu ! jika sama, bolehkah mengganti nilai x di

salah satu persamaan saja?

Jawab :

14. Buatlah alternatif 2 mengikuti cara yang sama dengan mengganti nilai y !

Create

Persamaan (1)

Persamaan (2)

Page 174: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

Lampiran 3 154

Setelah ini persiapkan kelompokmu untuk

presentasi hasill diskusi kelompok !

Soal 1

Selisih uang Tika dan Ira adalah Rp2.000,00. Jika 2 kali uang Tika ditambah dengan uang Ira

adalah Rp28.000,00. Mereka ingin mengetahui besar uang masing-masing yang mereka miliki

Soal 2 :

Di pasar ternak Sukasari harga lima ekor kambing dan dua ekor sapi adalah Rp. 17.

500.000,00. Sedangkan harga tiga ekor sapo dan empat ekor kambing adalah Rp.

21.000.000,00. Berapakah harga satu ekor sapi dan satu ekor kambing di pasar ternak

tersebut ?

Share

Jawab:

Jawab:

Page 175: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

Lampiran 3 155

1. Baca dan pahami setiap perintah yang diberikan dengan teliti

2. Diskusikanlah setiap permasalahan yang diberikan dengan anggota kelompok

3. Mintalah bantuan guru jika ada kesulitan.

Orang yang tak pernah membaca buku sama buruknya dengan orang yang tidak

bisa membaca buku

Kelompok:

1

2

3

4

5

Materi : SPLDV

Topik : Metode Eliminasi

Masalah 6

Diberikan soal cerita sebagai berikut:

Alvin membeli 3 buah es krim dan 1 kotak susu dengan harga Rp. 22.000. Harga 1

buah eskrim lebih mahal Rp. 2.000 dari harga 1 kotak susu. Jika Alvin ingin membeli 4

buah eskrim dan 3 kotak susu, berapa rupiah besar tambahan pembayarannya?

Page 176: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

Lampiran 3 156

ANALOGI PENYELESAIAN MASALAH:

Selesaikan masalah 5 dengan menggunakan konsep yang sama dengan diatas !

1. Tulislah informasi yang kamu dapatkan dari masalah 5 !

Jawab :

2. Tulislah bentuk SPLDV dari situasi tersebut !

Jawab :

3. Bisakah kamu menghilangkan salah satu variabel dari kedua persamaan tersebut

tanpa mengubah nilainya?

Jawab :

4. Bagaimana caranya agar salah satu variabel itu hilang?

Jawab :

Search & Solve

Perlu diketahui!

Definisi Metode eliminasi : Suatu cara untuk

menyelesaikan SPLDV dengan

menghilangkan salah satu dari variabel yang

ada

Tumbuhan tidak hanya menyerap zat dari lingkungannya, tetapi juga mengeluarkan zat

kembali yang disebut dengan pengeluaran zat salah satunya dengan cara transpirasi.

Page 177: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

Lampiran 3 157

5. Apabila variabel tersebut memiliki koefesien yang berbeda, bagaimanakah cara

menghilangkannya?

Jawab :

Dari hasil pekerjaanmu sebelumnya, buatlah penyelesaian SPLDV dengan metode

eliminasi !

6. Apa yang kamu dapatkan dari hasil eliminasi satu variabel tersebut?

Jawab :

7. Untuk mengetahui nilai variabel yang lain, ulangi cara yang sama dengan

mengeliminasi variabel tersebut !

Create

Page 178: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

Lampiran 3 158

8. Apa yang kamu peroleh dari hasil eliminasi kedua variabel ?

Jawab :

9. Untuk mengetahui apakah hasil tersebut merupakan penyelesaian SPLDV. Periksalah

kembali nilai x dan y yang kamu dapatkan ke salah satu persamaan ! Apakah

memenuhi persamaan tersebut ?

Jawab :

Setelah ini siapkan presentasi dan pilih

perwakilan anggota kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompok

Share

Soal 1

Seorang pedagang beras padasuatu pagi berhasil menjual 1 kg beras dan 3 kg beras ketan.

Uang yang diterimanya adalah Rp. 24.600. keesokan harinya dia berhasil menjual 3 kg beras

dan 2 kg beras ketan. Uang yang diterimanya sebesar Rp. 30.400. Dengan harga berapa dia

menjual 1 kg beras dan 1 kg beras ketan ? gunakan dengan metode eliminasi untuk

penyelesaiannya !

Penyelesaian:

Page 179: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

Lampiran 3 159

1. Baca dan pahami setiap perintah yang diberikan dengan teliti

2. Diskusikanlah setiap permasalahan yang diberikan dengan anggota kelompok

3. Mintalah bantuan guru jika ada kesulitan.

Barang siapa ingin Mutiara, maka harus berani terjun di lautan yang dalam !

Kelompok:

1

2

3

4

5

Materi : SPLDV

Topik : Metode Campuran

Ingatkah kamu masalah 4 dipertemuan sebelumnya?

Mari kita simak kembali masalah 4

Masalah 4

Alvin membeli 3 buah es krim dan 1 kotak susu dengan harga Rp. 22.000. Harga 1

buah eskrim lebih mahal Rp. 2.000 dari harga 1 kotak susu. Jika Alvin ingin membeli 4

buah eskrim dan 3 kotak susu, berapa rupiah besar tambahan pembayarannya?

Page 180: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

Lampiran 3 160

1. Tulislah kembali bentuk SPLDV dari situasi ini !

Jawab :

2. Gunakan metode eliminasi-subtitusi untuk mendapatkan penyelesaiannya !

Sesuai dengan namanya metode eliminasi-subtitusi, hal ini berarti menghilangkan

salah satu variabel x atau y terlebih dahulu untuk mendapatkan nilai dari variabel

yang diinginkan dengan metode …………………….., kemudian dilanjutkan dengan

mengganti nilai variabel yang sudah didapat tersebut dengan metode ……………………

3. Buatlah penyelesaian SPLDV dengan metode eliminasi-subtitusi yang telah kamu

ketahui !

Search & Solve

Create

Langkah 1: mencari nilai …… menggunakan metode …………………………….

Langkah 2 : mencari nilai …… menggunakan metode …………………………….

Page 181: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

Lampiran 3 161

4. Berapakah harga sebuah buku dan sebuah pulpen?

Jawab :

Setelah ini berikan kesimpulanmu

bagaiamanakah menyelesaiakan SPLDV

dengan metode camputan (eliminasi-

subtitusi), kemudian siapkan presentasi

dan pilih perwakilan anggota kelompok

untuk mempresentasikan hasil diskusi

kelompok !

Share

Soal 1

Harga 2 baju dan 3 kaos adalah Rp. 85.000, sedangkan harga 3 baju dan 1

kaos jenis yang sama adalah Rp. 75.000. tentukan harga 4 baju dan 2 kaos

menggunakan metode campuran !

Soal 2

Dua kali umur Damar ditambah umur Mayang adalah 27, sedangkan empat kali umur

Damar dikurang lima kali umur Mayang adalah 5. Misalkan x adalah umur Damar dan

y adalah umur Mayang, tentukan umur keduanya dengan menggunakan metode

campuran!

Page 182: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

163

1. Baca dan pahami setiap perintah yang diberikan dengan teliti

2. Diskusikanlah setiap permasalahan yang diberikan dengan anggota kelompok

3. Mintalah bantuan guru jika ada kesulitan.

Tidak ada satupun di dunia ini, yang bisa di dapat dengan mudah. Kerja keras

dan doa adalah cara untuk mempermudahnya

Kelompok:

1

2

3

4

5

Materi : SPLDV

Topik : SPLDV Pemecahan

masalah

Pada pertemuan kali ini kita akan membahas penerapan sistem

persamaan linear dua variabel pemecahan masalah. Nah, untuk

mengetahui bagaimana cara menyelesaikan soal pemecahan masalah

tersebut, ayo pahami masalah-masalah berikut ini

Page 183: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

164

Selisih umur seorang ayah dan anak perempuannya adalah 26 tahun, sedangkan lima

tahun yang lalu jumlah umur keduanya adalah 34 tahun. Hitunglah umur ayah dan

anak perempuannya dua tahun yang akan datang.

5. Tulislah informasi yang kamu dapatkan !

Jawab :

6. Tulislah bentuk SPLDV dari situasi tersebut !

Jawab :

7. Selesaikanlah masalah diatas dengan memilih dua metode yang telah kamu pelajari !

Search & Solve

Create

Metode 1 …………………………………

Page 184: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

165

8. Kenapa kamu memilih metode tersebut ? jelaskan alasanmu !

Jawab :

9. Manakah metode yang menurutmu paling mudah ?

Jawab :

10. Berapakah umur Ayah dan anak perempuan ?

Jawab :

Setelah ini siapkan presentasi dan pilih

perwakilan anggota kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelom

Share

Metode 2 …………………………………

Page 185: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

170

Soal 1

Dua kali umur Damar ditambah umur Mayang adalah 27, sedangkan empat kali

umur Damar dikurang lima kali umur Mayang adalah 5. Misalkan x adalah umur

Damar dan y adalah umur Mayang, tentukan umur keduanya !

Jawab:

Soal 2

Lisa dan Muri bekerja pada pabrik tas. Lisa dapat meyelesaikan 3 buah

tas setiap jam dan Muri dapat menyelesaikan 4 tas setiap jam. Jumlah

jam kerja Lisa dan Muri adalah 16 jam sehari dengan jumlah tas yang

dibuat oleh keduanya adalah 55 tas. Jika jam kerja keduanya berbeda,

tentukan jam kerja mereka masing-masing.

Jawab:

Page 186: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

171

Lampiran 4

Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Penalaran Analogi Matematis siswa

Kompetensi

Dasar

Indikator

Penalaran

Analogi

Deskripsi Indikator No Butir

Soal

Mengembangkan

kemampuan

penalaran

analogi yang

terkait dengan

sistem

persamaan linear

dua variabel dan

penyelesaiannya

Structuring Mengidentifikasi unsur pada

masalah sumber dan masalah

target yang berkaitan dengan

SPLDV

1,2,3,4,5,6

Mapping Mencari hubungan antara

masalah sumber dan masalah

target untuk dipetakan ke

masalah target SPLDV

Applying Menyelesaikan masalah target

dengan konsep penyelesaian

yang sama dengan masalah

sumber SPLDV

Verifying Memeriksa kembali kebenaran

terhadap penyelesaian masalah

target SPLDV

Page 187: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

172

Lampiran 5

SOAL UJI COBA INSTRUMEN TES KEMAMPUAN PENALARAN ANALOGI

MATEMATIS

Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Jawablah soal dibawah ini dengan tepat dan berikan alasan tentang keserupaan data atau

proses pada soal dibawah ini !

1. Hubungan antara persamaan 2x + y = 7

dan x + 2y = 8 dengan 2 dan 3

Hubungan antara masalah: harga untuk 6

ekor ikan kembung ditambah 3 ekor ikan

tongkol sebesar Rp. 24.000 dan 8 ekor

ikan kembung ditambah 2 ekor ikan

tongkol Rp 20.000 dengan ….

a. Rp. 6.000 dan Rp. 1.000

b. Rp. 1.000 dan Rp. 6.000

c. Rp. 3.000 dan Rp. 1.000

d. Rp. 2.000 dan Rp. 6.000

Jelaskan, keserupaan konsep apa yang

digunakan dalam menyelesaikan soal

tersebut!

2. Hubungan antara nilai 4x = 100

dan + = dengan penyelesaian

dari 2 ( x+5) + 3 (y+7)=111.

Hubungan antara Biaya sebesar

Rp.630.000,00 yang harus dikeluarkan

Novi untuk membeli 9 gamis dan Diwani

sebesar Rp. 310.000,00 untuk membeli 3

gamis dan 4 jilbab. Kemudian Diwani

ingin menjual 2 gamis dan 3 jilbabnya

dengan mengambil keuntungan

Rp.5000,00 per gamis dan Rp. 2000,00 per

jilbab dengan nilai uang sebesar ….

a. Rp. 230.000

b. Rp. 321.000

c. Rp. 231.000

d. Rp. 300.000

Jelaskan, keserupaan konsep apa yang

digunakan dalam menyelesaikan soal tersebut!

SERUPA

DENGAN

SERUPA

DENGAN

Page 188: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

173

3. Hubungan antara titik

(0,0) dengan sumbu

koordinat kartesius.

Hubungan antara titik (2,1) pada grafik dengan

persamaan..

a. + = + =

b. + = + =

c. = =

d. + = + =

Jelaskan, keserupaan konsep apa yang digunakan dalam

menyelesaikan soal tersebut!

4. Hubungan dari dua garis

pada grafik berikut

dengan titik (3,7)

Hubungan antara masalah: Tiga tahun yang lalu Umur

Lia 7 tahun lebih tua daripada umur Irfan. Dua tahun

yang akan datang, umur Lia 2 kali umur Irfan, dengan

….

a. Umur Lia 10 tahun dan umur Irfan 5 tahun

b. Umur Lia 14 tahun dan umur Irfan 6 tahun

c. Umur Lia 6 tahun dan umur Irfan 14 tahun

d. Umur Lia 14 tahun dan umur Irfan 7 tahun

Jelaskan, keserupaan konsep apa yang digunakan dalam

menyelesaikan soal tersebut!

SERUPA

DENGAN

SERUPA

DENGAN

Page 189: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

174

6. Perhatikan gambar di bawah ini !

Kedudukan garis TE dengan salah

satu diagonal alas PQRS pada limas

T.PQRS di atas.

Kedudukan antara persamaan -x + y = 1 dan

dengan persamaan….

a. 2x + y = 1

b. -x - y = 2

c. x + y = 5

d. -2x + y = 5

Jelaskan, keserupaan konsep apa yang digunakan

dalam menyelesaikan soal tersebut!

5. Hubungan antara Limas T.PQRS

dengan 96.

Hubungan antara masalah berikut:: Wanda

bersama Rani sedang membuat kerangka bangun

ruang limas segiempat (terdiri dari 1 persegi dan

4 segitiga). Untuk membuat 32 segitiga dan 8

persegi, Wanda menghabisakan karton sebanyak

360 , sedangkan Rani untuk membuat 11

segitiga dan 3 persegi menghabiskan karton 125

dengan…

a. 50

b. 45

c. 54

d. 40

Jelaskan, keserupaan konsep apa yang digunakan

dalam menyelesaikan soal tersebut!

SERUPA

DENGAN

SERUPA

DENGAN

Page 190: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

175

Lampiran 6

KUNCI JAWABAN SOAL INSTRUMEN POSTTEST

KEMAMPUAN PENALARAN ANALOGI MATEMATIS

1. Jawaban B, alasan

Pada masalah sumber

Structuring

Misal :

Maka 2 adalah x dan 3 adalah y adalah penyelesaian dari persamaan

2x + y = 7 x1 2x + y = 7

x + 2y = 8 x2 2x+4y = 16 -

-3y = -9

y = 3

Substitusi nilai y ke persamaan 2

x + 2y = 8

x + 2(3) = 8

x = 8-6

x= 2

Jadi 2 dan 3 adalah penyelesaian dari kedua persamaan tersebut

Mapping

Berdasarkan identifikasi masalah sumber maka penyelesaian masalah target sebagai

berikut

Misal : Ikan kembung = x

Ikan tongkol = y

Harga 6 ekor ikan kembung ditambah 3 ekor ikan tongkol yaitu Rp. 24.000

Harga 8 ekor ikan kembung ditambah 2 ekor ikan tongkol yaitu Rp 20.000

model matematikanya adalah 6x + 3y = 24.000 dan 8x + 2y = 20.000

Page 191: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

176

Applying

6x + 3y = 24.000 x2 12x + 6y = 48.000

8x + 2y = 20.000 x3 24x + 6y = 60.000 -

-12x = -12.000

x = 1.000

Substitusi nilai x ke persamaan 1

6x + 3y = 24.000

6(1.000) + 3y = 24.000

6.000 + 3y = 24.000

3y = 24.000-6.000

3y = 18.000

y = 6.000

Jadi, penyelesaian masalah tersebut adalah 6.000 untuk ikan tongkol dan 1.000 untuk

ikan kembung

Verifying

Koserupaan konsep yang digunakan adalah penyelesaian dari persamaan SPLDV

2. Jawaban C, alasan

Structuring

Pada masalah sumber

= + =

=

( ) + = 0

= + = 0

=

=

Maka x = 25 dan y = 10 adalah nilai penyelesaian dari ( + ) + ( + ) =

Mapping

Berdasarkan masalah sumber maka, maka cara penyelesaiannya dapat dipetakan untuk

menyelesaikan masalah target

Misal : gamis = x

Jilbab = y

Untuk mencari harga gamis maka =

Page 192: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

177

=

=

Untuk mencari harga jilbab maka

+ =

( ) + =

+ =

=

=

=

=

Karena Diwani menjual 2 Gamis dan 3

jilbab nya dengan memperoleh untung

sebesar Rp. 5.000 dan Rp. 2.000 per item

maka persamaannya menjadi

( + ) + ( + )

Applying

Masukkan nilai = dan = ke persamaan

( + ) + ( + )

= ( + ) + ( + )

= ( ) + ( )

= +

=

Verifying

Kedua soal sama-sama mencari nilai x terlebih dahulu kemudian menggunakan konsep

substitusi untuk mencari nilai y. setelah itu kedua soal menggunakan konsep penyelesaian

yang sama untuk masalah SPLDV

3. Jawaban D, alasan

Structuring

Titik (0,0) adalah titik potong dari sumbu koordinat kartesius

Mapping

Berdasarkan masalah sumber yang menggunakan titik potong

sebagai konsep penyelesaian nya, maka untuk menyelesaikan

masalah target menggunakan konsep titik potong.

Dengan demikiantitik (2,1) adalah titik potong dari kedua persamaan yang ditanyakan.

Applying

Kedua persamaan pada grafik yang memiliki titik potong/penyelesian (2,1) adalah

persamaan + = + =

Verifying

Konsep yang digunakan dari kedua soal yaitu konsep titik potong.

y

0 x

Page 193: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

178

4. Jawaban B, alasan

Structuring

Pada masalah sumber hubungan titik (3,7) dengan dua garis yang berpotongan pada

grafik yaitu himpunan penyelesaian

Mapping

Berdasarkan masalah sumber maka, penyelesaian masalah target dapat diselesaikan

dengan mencari titik potong sebagai penyelesaian menggunakan metode grafik.

Misal : Umur Lia = x

Umur Irfan = y

=

=

Untuk persamaan =

Untuk persamaan =

x 0 8

y -8 0

(x,y) (0,-8) (8,0)

x 0 2

y -1 0

(x,y) (0,-1) (2,0)

6

2 8 14

-1

{

Page 194: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

179

Applying

Titik potong di (14,6)

Maka penyelesaianya adalah

(11,6) dengan umur Lia 14

tahun dam umur Irfan 6 tahun

Verifying

Konsep yang digunakan dari kedua soal adalah penyelesaian dengan menggunakan

menggunakan metoe grafik

5. Jawaban B, alasan

Structuring

Pada masalah sumber kita dapat mengetahui bahwa garis TO = 4cm, garis AD = 6cm

⁄ AD = 3cm

Maka tinggi segitiga tegak limas T.PQRS menggunakan konsep phytagoras

t = √ +

t = √ +

t = √

t = 5

Luas permukaan

=Luas Persegi + 4 x Luas Segitiga tegak

= + 4 x ( ⁄ )

=36 + 60

=96

Maka 96 adalah Luas Permukaan Limas T.PQRS

Mapping

-8

Page 195: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

180

Berdasarkan masalah sumber kita maka kita dapatkan konsep penyelesaian masalah Luas

permukaan. Hubungan masalah tersebut dengan soal yang ditanyakan adalah Luas

permukaannya.

untuk membuat kerangka limas segi empat yang terdiri dari 1 buah persegi dan 4 buah

segitiga

Misal:

x = segitiga

y = persegi

maka

+ = + =

+ = + = -

=

=

Substitusi x ke persamaan 2

+ =

( ) + =

=

=

=

Applying

Maka untuk mencari Luas permukaan Limas tersebut adalah

+ = ( ) +

=

Keserupaan konsep yang digunakan adalah Luas Permukaan.

6. Jawaban C, alasan

Structuring

Pada masalah sumber kedudukan garis TO dengan bidang PQRS adalah tegak lurus.

Mapping

Berdasarkan masalah sumber, maka kedudukan persamaan + = haruslah tegak

lurus dengan persamaan yang ditanyakan.

Mencari gradien dengan garis yang tegak lurus yaitu m1.m2 = -1

Page 196: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

181

Pada persamaan + = didapat gradien -1

m1.m2 = -1

-1.m2 = -1

m2 =

m2 = 1

Applying

Pada pilihan persamaan yang memiliki gradien 1 hanya C. x + y = 5 maka jawaban

mungkin adalah c dengan melakukan pengujian terlebih dahulu. Apakah kedua

persamaan tersebut merupakan SPLDV dengan memiliki penyelesaian yang sama atau

tidak.

Untuk persamaan + =

Untuk persamaan + =

Terbukti bahwa persamaan + =

dan + =

Berpotongan tegak lurus di titik (2,3)

Maka benar jawaban adalah C.

Verifying

x 0 -1

y 1 0

(x,y) (0,1) (-1,0)

x 0 5

y 5 0

(x,y) (0,5) (5,0)

5

1

-1 5

Page 197: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

182

Konsep yang digunakan pada kedua soal adalah tegak lurus.

Lampiran 7

Kriteria Penilaian Instrumen Tes Kemampuan Penalaran Analogi Matematis

Kriteria Skor

Dapat menunjukkan empat aspek penalaran analogi

dengan benar dan lengkap

4

Dapat menunjukkan tiga aspek penalaran analogi

dengan benar

3

Dapat menunjukkan dua aspek penalaran analogi

dengan benar

2

Menjawab hanya satu aspek penalaran analogi dengan

benar

1

Tidak ada jawaban atau menarik kesimpulan yang

salah

0

Page 198: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

183

Lampiran 8

Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Tes Kemampuan Penalaran Analogi Matematis

Correlations

soal_1 soal_2 soal_3 soal_4 soal_5 soal_6 skor_total

soal_1 Pearson Correlation 1 .756** .645** .702** .466** .114 .831**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .009 .549 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

soal_2 Pearson Correlation .756** 1 .518** .749** .289 .235 .814**

Sig. (2-tailed) .000 .003 .000 .121 .212 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

soal_3 Pearson Correlation .645** .518** 1 .712** .305 .296 .794**

Sig. (2-tailed) .000 .003 .000 .101 .113 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

soal_4 Pearson Correlation .702** .749** .712** 1 .360 .347 .892**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .050 .061 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

soal_5 Pearson Correlation .466** .289 .305 .360 1 .044 .537**

Sig. (2-tailed) .009 .121 .101 .050 .819 .002

N 30 30 30 30 30 30 30

soal_6 Pearson Correlation .114 .235 .296 .347 .044 1 .496**

Sig. (2-tailed) .549 .212 .113 .061 .819 .005

N 30 30 30 30 30 30 30

skor_total Pearson Correlation .831** .814** .794** .892** .537** .496** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .002 .005

N 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 199: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

184

Lampiran 9

Hasil Uji Daya Beda Instrumen Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis

No Resp No Butir Soal

1 2 3 4 5 6

kelompok atas

15 4 3 4 4 2 3

18 4 3 4 3 2 4

16 4 3 4 2 2 4

25 4 3 3 2 2 4

6 4 3 4 2 2 3

21 3 2 4 2 1 4

9 3 2 4 3 0 4

19 3 2 4 2 1 2

Mean 3.63 2.63 3.88 2.50 1.50 3.50

Pa 0.906 0.656 0.969 0.625 0.375 0.875

Kelompok bawah

4 3 2 3 1 0 2

2 3 2 3 1 0 2

10 3 0 3 1 0 3

26 2 1 2 0 1 3

7 2 1 2 0 1 2

3 2 0 2 0 1 2

24 1 0 2 0 0 3

27 1 1 2 0 0 2

Mean 2.13 0.88 2.38 0.38 0.38 2.38

Pb 0.531 0.219 0.594 0.094 0.094 0.594

DP 0.375 0.438 0.375 0.531 0.281 0.281

kriteria cukup baik cukup baik cukup cukup

Page 200: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

185

Lampiran 10

Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Kemampuan Penalaran Analogi Matematis

No

Resp

No Butir Soal

1 2 3 4 5 6

1 3 2 3 2 2 2

2 3 2 3 1 0 2

3 2 0 2 0 1 2

4 3 2 3 1 0 2

5 3 2 2 1 1 1

6 4 3 4 2 2 3

7 2 1 2 0 1 2

8 3 3 2 2 0 2

9 3 2 4 3 0 4

10 3 0 3 1 0 3

11 3 2 2 2 1 2

12 3 3 2 2 1 4

13 2 2 3 2 0 3

14 4 2 4 2 2 1

15 4 3 4 4 2 3

16 4 3 4 2 2 4

17 3 2 3 2 1 1

18 4 3 4 3 2 4

19 3 3 4 2 1 2

20 3 2 3 2 1 4

21 3 2 4 2 1 4

22 3 2 3 2 2 2

23 3 2 3 1 0 3

24 1 0 2 0 0 3

25 4 3 3 2 1 4

26 2 1 2 0 1 3

27 1 1 2 0 1 2

28 3 2 3 2 2 3

29 3 1 2 1 2 2

Page 201: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

186

30 4 2 3 1 0 1

Jumlah 89 58 88 47 30 78

TK 0,742 0,483 0,733 0,392 0,250 0,650

Kriteria mudah sedang mudah sedang susah Sedang

Lampiran 11

Hasil Rekapitulasi Uji Validitas, Daya Pembeda dan Taraf Kesukaran

No Validitas Daya Pembeda Taraf Kedukaran Keterangan

rhitung ket Daya

beda

Kriteria P Kriteria

1 0,831 Valid 0,375 Cukup 0,742 Mudah Digunakan

2 0,814 Valid 0,438 Baik 0,483 Sedang Digunakan

3 0,794 Valid 0,375 Cukup 0,733 Mudah Digunakan

4 0,892 Valid 0,531 Baik 0,393 Sedang Digunakan

5 0,537 Valid 0,281 Cukup 0,250 Susah Digunakan

6 0,496 Valid 0,281 cukup 0,650 sedang Digunakan

Page 202: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

187

Lampiran 12

Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen Kemampuan Penalaran Analogi Matematis

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.820 6

Kesimpulan : reliabel

Kriteria : baik

Page 203: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

188

Lampiran 13

Data Hasil Post Test Kelas Scientific

Nama

soal

1

soal

2

soal

3

soal

4

soal

5

soal

6 jumlah nilai

K1 3 2 4 2 0 4 15 62.5

K2 3 4 4 4 3 1 19 79.2

K3 3 4 0 3 0 4 14 58.3

K4 4 2 3 3 0 0 12 50.0

K5 3 3 4 4 1 1 16 66.7

K6 4 0 2 4 1 4 15 62.5

K7 4 3 4 4 1 4 20 83.3

K8 3 3 1 0 0 4 11 45.8

K9 3 0 0 4 4 3 14 58.3

K10 4 0 4 4 0 3 15 62.5

K11 4 4 4 4 3 1 20 83.3

K12 4 4 4 2 0 3 17 70.8

K13 3 2 2 1 1 3 12 50.0

K14 3 0 4 0 1 3 11 45.8

K15 4 4 3 0 1 3 15 62.5

K16 3 4 4 1 3 3 18 75.0

K17 4 0 4 4 1 1 14 58.3

K18 4 3 4 4 4 1 20 83.3

K19 3 4 4 0 3 1 15 62.5

K20 1 0 3 3 0 1 8 33.3

K21 3 0 4 0 3 1 11 45.8

K22 4 0 3 0 0 3 10 41.7

K23 3 4 4 4 2 3 20 83.3

K24 4 4 3 4 0 0 15 62.5

K25 3 0 4 3 4 4 18 75.0

K26 4 0 1 4 0 4 13 54.2

Rata-rata 62.18

Page 204: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

189

Lampiran 14

Data Hasil Post Test Kelas SSCS-Hypnoteaching

Nama

soal

1

soal

2

soal

3

soal

4

soal

5

soal

6 jumlah nilai

E1 4 1 4 2 0 3 14 58.3

E2 3 4 4 4 0 4 19 79.2

E3 3 2 2 3 0 3 13 54.2

E4 4 3 3 3 0 4 17 70.8

E5 3 4 2 3 1 4 17 70.8

E6 4 4 4 4 3 4 23 95.8

E7 3 2 3 2 0 2 12 50.0

E8 3 3 4 4 1 4 19 79.2

E9 4 3 0 3 3 4 17 70.8

E10 4 4 4 1 4 4 21 87.5

E11 4 4 0 1 3 4 16 66.7

E12 4 2 3 4 4 0 17 70.8

E13 4 4 3 1 4 3 19 79.2

E14 4 3 4 4 3 4 22 91.7

E15 4 4 3 4 0 3 18 75.0

E16 4 4 3 3 4 4 22 91.7

E17 4 3 4 3 4 3 21 87.5

E18 4 4 4 4 4 3 23 95.8

E19 4 3 4 4 0 3 18 75.0

E20 3 4 0 4 4 3 18 75.0

E21 4 4 4 3 0 4 19 79.2

E22 3 0 3 3 3 3 15 62.5

E23 4 3 3 4 0 4 18 75.0

E24 4 4 4 4 4 4 24 100.0

E25 4 4 4 4 3 4 23 95.8

E26 4 4 4 4 4 4 24 100.0

Rata-rata 78.37

Page 205: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

190

Lampiran 15

Hasil Uji Normalitas Kelas SSCS-Hypnpteaching dan Kelas Scientific

Tests of Normality

Kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Hasil Post Test eksperimen .130 26 .200* .958 26 .350

Post Test Kontrol .144 26 .172 .951 26 .239

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Hasil Uji Homogenitas Kelas SSCS-Hypnpteaching dan Kelas Scientific

Test of Homogeneity of Variances

Hasil

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.002 1 50 .961

Page 206: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

191

Lampiran 16

Hasil Uji Hipotesis dengan Analisis Sample T Test Independent Pada Aplikasi SPSS 2.4

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

Hasil Equal variances

assumed

.002 .961 4.174 50 .000 16.196 3.881

Equal variances

not assumed

4.174 49.990 .000 16.196 3.881

Page 207: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

192

Lampiran 17

LEMBAR SIKAP SISWA

Petunjuk pengisian :

Jawablah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan teliti, kemudian berilah tanda checklist (√)

pada satu kolom Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak

Setuju (STS). Jawablah sesuai pendapatmu.

No Pernyataan SS S N TS STS

1 Saya menyenangi pelajaran matematika

karena berkaitan dengan aspek dalam

kehidupan

2 Saya sering bolos ketika pembelajaran

matematika

3 Belajar matematika membuat saya jenuh

4 Saya mengulang kembali pelajaran

matematika yang telah saya pelajari

5 Belajar matematika dengan cara yang

dilakukan guru membuat saya tidak

mudah lupa dengan materi yang dipelajari

6 Saya lebih berani mengemukakan

pendapat saat belajar matematika seperti

ini

7 Saya lebih giat belajar ketika belajar

dengan pembelajaran dengan cara yang

dilakukan guru dibandingkan dengan

pembelajaran biasanya

8 Pembelajaran dengan cara yang dilakukan

guru membuat saya ragu dalam

memahami materi

9 Saya berharap materi lain diajarkan

dengan pembelajaran dengan cara yang

dilakukan guru seperti ini

10 Belajar matematika dengan cara yang

dilakukan guru di kelas saat ini membuat

saya lebih mudah dalam mengerti materi

yang diajarkan

11 Selama pembelajaran berlangsung, saya

Page 208: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

193

sering tidak ikut diskusi dengan teman

12 Belajar dengan cara yang dilakukan guru

membuat saya malas berpikir

13 Saya tidak percaya diri menjawab

pertanyaan guru saat pelajaran

berlangsung

14 Saya selalu mengerjakan soal-soal yang

diberikan oleh guru

15 Soal-soal yang diberikan meningkatkan

kemampuan saya dalam memahami materi

pelajaran

16 Soal-soal yang diberikan terasa bertele-

tele

17 Soal-soal yang diberikan membuat saya

belajar untuk menyelesaikan masalah

sesuai dengan masalah yang pernah saya

pelajari sebelumnya

18 Soal-soal yang diberikan membantu saya

dalam mencari penyelesaian yang tepat

19 Soal-soal yang diberikan sulit dipahami

20 Soal-soal yang diberikan tidak

meningkatkan kemampuan saya dalam

menyusun strategi dan taktik penyelesaian

soal

Page 209: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

194

Lampiran 18

KISI-KISI SKALA SIKAP SISWA

No Sikap Siswa Indikator Nomor

Pernyataan

Positif Negatif

1 Terhadap pelajaran matematika Menunjukkan kesukaan terhadap

pelajaran matematika

1 2

Menunjukkan kesungguhan

dalam mengikuti pembelajaran

matematika

4 3

2 Terhadap model pembelajaran

Search, Solve, Create, and

Share (SSCS) dengan metode

Hypnoteaching

Menunjukkan kesukaan terhadap

model pembelajaran Search,

Solve, Create, and Share (SSCS)

dengan metode Hypnoteaching

7, 12 11

Menunjukkan manfaat terhadap

model pembelajaran Search,

Solve, Create, and Share (SSCS)

dengan metode Hypnoteaching

5, 8, 10,

14

6, 9, 13

3 Terhadap soal-soal penalaran

analogi matematis

Menunjukkan kesukaan terhadap

soal-soal penalaran analogi

matematis

15 16, 19

Menunjukkan manfaat soal-soal 17,18 20

Page 210: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

195

penalaran analogi matematis

Lampiran 19

Skor Penilaian Pernyataan Angket Sikap Siswa

Jawaban Skor Pernyataan

Positif Negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Netral (N) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS). 1 5

Page 211: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

196

Lampiran 20

LEMBAR OBSERVASI

AKTIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN SSCS-

HYPNOTEACHING

Hari/tanggal :

Pertemuan ke :

Petunjuk :

Berilah tanda Checklist (√) pada kolom yang diberikan sesuai aktivitas siswa yang

teramatidengan kriteria sebagai berikut: (1) sangat kurang, (2) kurang, (3) cukup, (4) baik, dan

(5) sangat baik.

No Aspek yang diobservasi Penilaian

1 2 3 4 5

1 Guru memberikan apersepsi

2 Guru mengawali pelajaran dengan menyampaikan story telling,

video, games, atau yelling agar siswa fokus dalam pembelajaran

(focusing)

3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

4 Guru membimbing siswa untuk melakukan relaksasi dan imajinasi

agar siswa tidak cemas saat pembelajaran berlangsung (relaxation

& imagination)

5 Guru membimbing siswa untuk melakukan pengamatan menjawab

pertanyaan siswa mengenail hal-hal yang kurang jelas dan

menelaah masalah yang diberikan (search)

Page 212: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

197

6 Guru mengarahkan siswa untuk mencari berbagai alternatif

strategi, cara penyelesaian atau jawaban yang memungkinkan

untuk dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah (solve)

7 Guru berkeliling memperhatikan diskusi yang terjadi, mengamati

pekerjaan siswa, dan memberikan bantuan atau bimbingan kepada

siswa ketika siswa benar-benar membutuhkannya

8 Guru membimbing siswa untuk menuliskan kesimpulan mengenai

materi yang dipelajari dengan bahasanya sendir (create)

9 Guru membimbing jalannya presentasi kelompok dan memotivasi

siswa yang lain untuk terlibat aktif dalam menanggapi dan

mengeluarkan pendapat yang berkaitan dengan materi yang

dipelajari (share)

10 Guru melakukan pendekatan kepada siswa yang melakukan

kegiatan negative dalam diskusi

11 Sikap guru selam akegiatan pembelajran berlangsung

menyenangkan dan tidak kaku

12 Guru membantu siswa untuk meyakinkandirinya bahwa mampu

untuk mengerjakan soal tantangan yang diberikan (affirmation &

repeating)

13 Guru menghargai setiap aktivitas siswa dalam pembelajaran

14 Guru menutup pembelajaran dengan memberikan sugesti-sugest

positif dan pujian kepada siswa.

Depok, ….. September 2019

Observer

…………………………….

Page 213: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

198

Lampiran 21

LEMBAR OBSERVASI

AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SSCS-HYPNOTEACHING

Hari/tanggal :

Pertemuan ke :

Petunjuk :

Berilah tanda Checklist (√) pada kolom yang diberikan sesuai aktivitas siswa yang

teramatidengan kriteria sebagai berikut: (1) sangat kurang, (2) kurang, (3) cukup, (4) baik, dan

(5) sangat baik.

No Aspek yang diobservasi Penilaian

1 2 3 4 5

1 Memperhatikan arahan guru dengan sungguh-sungguh (focusing)

2 Mencari berbagai alternatif penyelesaian masalah (solve)

3 Berusaha memahami dan mencermati permasalahan yang

diberikan (search)

4 Aktif bertanya tentang materi yang belum atau sulit dipahami

5 Gigih untuk menyelesaikan masalah yang menantang

6 Menyampaikan ide atau pendapat ke dalam kelompok melalui

diskusi (Share)

7 Percaya diri dalam menyelesaikan soal tantangan (afirmation)

8 Membuat kesimpulan dari suatu masalah (create)

9 Memiliki rasa ingin tahu yang besar

10 Tidak melakukan hal lain di luar kegiatan pembelajaran

matematika

11 Mengikuti pembelajaran matematika dengan penuh semangat

12 Memberikan pertimbangan ide kepada siswa laindalam kelompok

maupun ketika presentasi (share)

13 Memerankan peran masing-masing dalam diskusi kelompok

Page 214: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

199

dengan tepat dan benar

Depok, ….. September 2019

Observer

…………………………….

Keterangan

(1) : tidak aktif : (1) 20%

(2) : kurang aktif : 20% (2) 40%

(3) : cukup aktif : 40% (3) 60 %

(4) : aktif : 60 % (4) 80%

(5) : sangat aktif : (5) 80%

Page 215: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

200

Page 216: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

201

Lampiran 23

Page 217: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

202

Page 218: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

203

Page 219: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

204

Page 220: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

205

Lampiran 22

Hasil Wawancara Observasi Prapenelitian

Narasumber : Nur Faridah, S.Pd

Tempat : SMP Al-Hasra Depok

Waktu : 1 September 2019

1. Apakah SMP Al-Hasra menerapkan kurikulum 2013?

Iya, menerapkan kurikulum 2013

2. Selama proses pembelajaran, bagaimanakah kondisi dan situasi siswa SMP Al-Hasra?

Mereka kadang semangat tapi terkadang mudah bosan juga. Apalagi kalau sudah

waktu siang, sebagian anak sering kali mereka menanyakan kapan jam istirahat

tiba.

3. Apakah siswa SMP Al-Hasra memiliki ketertarikan dan konsentrasi terhadap mata

pelajaran matematika?

Menurut saya, siswa belum memiliki ketertarikan sepenuhnya terhadap mata

pelajaran matematika. Hal ini saya rasakan saat jam pelajaran berlangsung. Tidak

semua siswa konsentrasi dan semangat memperhatikan pelajaran. sebagian siswa

cenderung mengantuk, ada juga yang masih bercanda dan sibuk dengan

kegiatannya sendiri.

4. Bagaimanakah hasil belajar siswa SMP Al-Hasra pada mata pelajaran matematika?

Masih banyak siswa yang belum mencapai KKM yang ditetapkan oleh sekolah.

5. Selama proses pembelajaran, bagaimanakah cara guru memberikan pembelajaran agar

siswa mudah memahami?

Memberi latihan soal, tapi saya biasanya menjelaskan materi terlebih dahulu,

kemudian dilanjut dengan rangkuman rumus agar siswa lebih mudah menghafal

rumus pada saat latihan soal.

Page 221: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

206

Lampiran 24

Surat Izin Penelitian

Page 222: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

207

Page 223: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49564...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN . SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN . METODE HYPNOTEACHING

208