Upload
truongthu
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Materi Pembelajaran
EKSPONEN Konsep eksponen
Definisi 1Misalkan a bilangan real dan n bilangan bulat positif. an adalah hasil kali bilangan a
sebanyak n faktor, dapat ditulis an=a × a ×a × …× a⏟
n faktor
dengan a sebagai basis bilangan pokok dan n sebagai pangkat.Catatan :
1. Pada definisi 1 di atas, kita sepakati a1 cukup ditulis a.2. Jika n adalah sebuah variabel( variabel sebagai eksponen dari a), maka perlu
dicermati semestanya dimana variabel itu dibicarakan. Sebab an=a × a ×a × …× a⏟
n faktor ,
berlaku ketika semesta n∈N .Contoh soal :
Satu bakteri membelah menjadi r bakteri untuk setiap jam. Jumlah bakteri pada akhir 3 jam adalah 24 bakteri dan setelah 2 jam kemudian jumlahnya menjadi 96 bakteri.
a. Berapa banyak bakteri sebagai hasil pembelahan.b. Berapa jumlah bakteri dalam waktu 8 jam. Pangkat Bulat Negatif
Definisi 2Untuk a adalah bilangan real dan a≠ 0, m bilangan bulat positif, didefinisikan
a−m=( 1a )
m
Definisi di atas dijelaskan sebagai berikut:
a−m=( 1
a )m
=( 1a )(1
a )( 1a )…( 1
a )⏟m faktor
¿ 1
a ×a × a ×…× a⏟mfaktor
¿ 1am
Contoh :Jika nilai x = –2 dan y = 2, tentukan nilai x−3 ( y4 ) = ....Penyelesaian:
x−3 ( y4 )= y 4
x3 = 24
(−2)3=16−8
=−2
Pangkat NolDefinisi 3Untuk a bilangan real dan a ≠ 0 , maka a0=1
Sifat-sifat pangkat bulat positifSifat 1 Jika a bilangan real, m dan n bilangan bulat positif maka am× an=am+n
Bukti : a
m× an=a×a× a ×…× a⏟mfaktor
×a× a ×a × …×a⏟n faktor
¿a × a ×a × …×a⏟m+n faktor
¿am+n
Sifat 2Jika a bilangan real dan a ≠ 0, m dan n bilangan bulat positif maka am
an =am−n .
Pembuktian sifat 2, terkait bilangan bulat positif m dan n. ada 2 kemungkinan, yaitu (a) m>n , (b ) m<n . Bukti :
(a) Kasus m>n
am
an =
a × a× a× …× a⏟m faktor
a × a× a× …× a⏟n faktor
¿a × a ×a × …×a⏟m−n faktor
¿am−n
Jadi am
an =am−n , dengan m, n bilangan bulat positif dan m>n
(b)Kasus m<n
am
an =
a × a× a × …× a⏟m faktor
a × a× a × …× a⏟n faktor
¿1
a ×a × a×…× a⏟n−mfaktor
¿ 1an−m
Sifat 3 Jika a bilangan real dan a ≠ 0, m dan n bilangan bulat positif maka (am)n=am× n
Bukti : (a
m)n=am × am ×am× …×am⏟n faktor
¿(a ×a × a ×…× a⏟
mfaktor )(a × a× a ×…× a⏟mfaktor )… (a × a× a × …× a⏟
m faktor )⏟n faktor
= (a × a×a × …×a⏟m×n faktor )
(am)n=am× n
BENTUK AKAR
PETA KONSEP
PRASYARAT MATERI POKOK MANFAAT
Bentuk Akar
Diberikan a bilangan real tidak negatif, maka akar kuadrat dari a ditulis √a, didefinisikan sebagai berikut :
√a=b dimana b2=a dan b≥ 0
Akar ke-n atau akar pangkat n dari suatu bilangan a dituliskan sebagai n√a , dengan a
adalah bilangan pokok/basis dan n adalah indeks/eksponen akar. Bentuk akar dan pangkat
memiliki kaitan erat. Bentuk akar dapat diubah menjadi bentuk pangkat dan sebaliknya.
Bilangan rasional berbeda dengan bilangan irrasional. Bilangan rasional adalah
bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk ab , dengan a dan b bilangan bulat dan b ≠ 0.
Bilangan rasional terdiri atas bilangan bulat, bilangan pecahan murni, dan bilangan pecahan
desimal. Sedangkan, bilangan irrasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam
bentuk pecahan. Bilangan irrasional merupakan bilangan yang mengandung pecahan desimal
Menyelesaikan permasalahan bentuk akar pada operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian
Merasionalkan bentuk akar
Definisi akar
Dalam bidang kimia, mencari konsentrasi H+¿¿ yang dirumuskan dengan H+¿=√Ka. M ¿
Perpangkatan pecahan
Bilangan Rasional dan
Irrasional
Bilangan Real
Dalam bidang fisika, mencari kecepatan benda pada Gerak Jatus Bebas, dimana kecepatan dirumuskan dengan v=√2gh
- Bilangan rasional dan irrasional dari bentuk akar
- Bentuk pangkat rasional dari akar
tak berhingga dan tak berpola. Contoh bilangan irrasional, misalnya √2 = 1,414213562373...,
e = 2,718..., π = 3,141592653… dan sebagainya.
Hubungan Bentuk Akar Dan Bilangan Berpangkat
Bentuk akar dapat diekspresikan ke dalam bentuk pangkat rasional. Diberikan a
bilangan real dan n bilangan bulat dengan n≥ 2. Jika akar pangkat n dari a ada, maka a1/n
didefinisikan sebagai berikut :
a1/n=n√a
Jika m adalah bilangan bulat positif yang tidak memiliki faktor persekutuan dengan n, maka :
am/n=( a1/n )m= ( n√a )m dan am/n=( am )1 /n=
n√am
Contoh Soal :
1. Tentukan bentuk akar di bawah ini merupakan bilangan rasional atau irrasional! Berikan
alasannya!
a. √27 b. 3√27
Jawab :
a. √27 merupakan bilangan irrasional karena tidak dapat diubah ke dalam bentuk ab
b. 3√27 merupakan bilangan rasional karena dapat diubah ke dalam bentuk ab , sehingga
hasil dari 3√27=3
2. Tentukan bentuk pangkat rasional dari bentuk akar berikut!
a. 4√ x3 y b. t 5√t 2
Jawab :
a. 4√ x3 y=x34 y
14
b. t 5√t 2=t . t25
¿ t1+2
5
¿ t75
3. Seorang pengamat meletakkan tiang pada titik A, B, dan C untuk mengukur jarak pada
seberang kolam. Jarak AC dan BC diukur dalam satuan yard seperti yang ditunjukkan
pada gambar. Tentukan jarak AB!
MANFAAT MATERI / MATERI LANJUT
MATERI POKOK
PENJUMLAHAN BENTUK AKARPENGURANGAN BENTUK AKAR
PERKALIAN BENTUK AKARPEMBAGIAN BENTUK AKAR
OPERASI HITUNG DALAM ALJABAR( SIFAT DISTRIBUTIF PERKALIAN TERHADAP
PENJUMLAHAN )
BENTUK AKAR
HUBUNGAN BENTUK AKAR DAN BILANGAN BERPANGKAT
PANGKAT PECAHAN
PESERTA DIDIK DAPAT MERASIONALKAN PENYEBUT BENTUK AKAR
PESERTA DIDIK DAPAT MENYELESAIKAN MASALAH DALAM KEHIDUPAN SEHARI –
HARI YANG MENGGUNAKAN OPERASI BENTUK AKAR
MATERI PRASYARATPETA KONSEP
Jawab :
Titik A, B, dan C apabila dihubungkan membentuk segitiga siku-siku. Untuk mencari
jarak AB, kita menggunakan teorema Pythagoras.
c2=a2+b2
c2=472+252
c2=2209+625
c2=2834
c=√2834
c ≈ 53,2
Jadi jarak AB adalah 53,2 yard
OPERASI BENTUK AKAR
1. OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BENTUK AKAR
Operasi penjumlahan dan pegurangan pada bentuk akar dapat dilakukan apabila bentuk
akarnya sejenis. Bentuk akar sejenis adalah bentuk akar yang mempunyai eksponen
( pangkat ) dan basis ( bilangan pokok ) yang sama. Untuk setiap p , q , dan r adalah
bilangan real dan r≥0berlaku sifat-sifat berikut.
p n√r+q n√r=( p+q ) n√r
p n√r−q n√r=( p−q ) n√r
Contoh :
Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan berikut dalam bentuk yang sederhana !
1. 3√8+4 √8=. ..
2. √5+√7=. . .
3. 2 3√4−4 3√4=.. .
4. √8−√3=.. .Penyelesaian :
1. 3√8+4 √8=(3+4 )√8=7√8
2. √5+√7=. . .( tidak dapat disederhanakan karena akarnya tidak sama )
3. 2 3√4−4 3√4=(2−4 ) 3√4=−2 3√4
4. √8−√3=.. . ( tidak dapat disederhanakan karena akarnya tidak sama )
2. OPERASI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BENTUK AKAR
Pada pangkat pecahan telah dinyatakan bahwa apq =
q√ap. Sifat perkalian dan
pembagian bentuk akar dapat dicermati pada beberapa contoh berikut.
1. 4 3√5×2 3√7=( 4×2 ) ( 3√5×7 )=8 3√35
2. 3 5√5×5 7√5=(3×5 )(515×5
17 )=15(5
1235 )=15 35√512
3.
3 3√44 3√5
=34
3√ 45
4.
2 4√33 4√5
=23
4√ 35
Jadi secara umum dapat ditulis :
a n√c×b n√d=ab n√cd
dengan a , b , c , dan d bilangan real,c>0 dan d>0
a n√cb n√d
=ab
n√ cd
dengan a , b , c , dan d bilangan real, c>0 dan d>0 ,serta b≠0
Contoh soal penerapan :
1. Pada musim dingin jari- jari penampang melintang sebuah batang
pohon mangga adalah
52 √ x
cm, namun pada musim panas ukurannya
menyusut sejauh √ x cm. Hitunglah penurunan luas penampang
batang pohon mangga tersebut pada musim panas !
Penyelesaian :
Diketahui : Jari – jari batang mula – mula = r1=
52 √ x
cm
Jari – jari batang setelah menyusut = r2=
52 √ x−√ x
cm
Ditanya : Penurunan luas penampang ( L )
Jawab :
Konsep yang digunakan untuk menjawab soal adalah luas daerah lingkaran
dan operasi pada bentuk akar.
L = Luas mula- mula – Luas batang setelah menyusut
= πr
12− πr22
=π ( 5
2 √x )2−π ( 5
2 √x−√x )2
=25
4πx−π ( 5
2 √x−22 √ x)
2
=25
4πx−π ( 3
2 √x )2
=25
4πx− 9
4πx
=16
4πx
=4 πx
Jadi, penurunan luas penampang tumbuhan tersebut =4 πx cm2.
MERASIONALKAN PENYEBUT BENTUK AKAR
Suatu bentuk pecahan yang memuat bilangan bentuk akar dikatakan sederhana jika dipenuhi:
1. Setiap bilangan bentuk akarnya sudah dalam bentuk sederhana, dan2. Tidak ada bentuk akar pada penyebut jika bilangan tersebut pecahan.
1. Pecahan bentuk a√b
Bentuk akar a√b
dengan b ≠ 0 dapat dirasionalkan penyebutnya dengan cara
mengalikan pecahan dengan √b sehingga:a√b
= a√b
× √b√b
=ab √b
Contoh:
Sederhanakan bentuk3√6
!
Penyelesaian: 3√6
= 3√6
× √6√6
=36 √6=1
2 √6
2. Pecahan bentuk a
b−√c
Untuk menyederhanakan bentuk pecahan a
b−√cdan a
b+√c adalah dengan
mengalikan pecahan dengan bentuk sekawan dari penyebut. Bentuk sekawan dari b−√cadalah b+√c. Sebaliknya, bentuk sekawan dari b+√c adalah b−√c sehingga:
ab+√c
= ab+√c
× b−√cb−√c
=a¿¿
ab−√c
= ab−√c
× b+√cb+√c
=a(b+√c)
(b−√c)(b+√c)=
a(b+√c)b2−c
Contoh:
Rasionalkan penyebut2
3−√2Penyelesaian:
23−√2
= 23−√2
× 3+√23+√2
=2(3+√2)
9−2=6+2√2
7=6
7+ 2
7 √2
3. Pecahan bentuk a
√b−√c
Untuk menyederhanakan bentuk a
√b−√cdan a
√b+√c, yaitu dengan cara mengalikan
sekawan dari penyebutnya. Bentuk sekawan dari√b+√c adalah √b−√c. Sebaliknya, bentuk √b−√c adalah √b+√c sehingga:
a√b+√c
= a√b+√c
× √b−√c√b−√c
=a(√b−√c)
b−ca
√b−√c= a
√b−√c× √b+√c
√b+√c=
a(√b+√c)b−c
Contoh:
Rasionalkan bentuk4
√7−√5Penyelesaian:
4√7−√5
= 4√7−√5
× √7+√5√7+√5
=4 (√7+√5)
7−5=2(√7+√5)
4. Menyederhanakan bentuk akar√ (a+b )−2√a .bBentuk√(a+b)±2√ab dapat diubah menjadi bentuk (√a ±√b) dengan syarat a ,b∈R dan a>bBukti:¿(√a ±√b )=√(a+b)± 2√abJadi, √(a+b)±2√ab=√a ±√bContoh:Sederhanakan bentuk√8+2√15Penyelesaian:
√8+2√15=√ (5+3 )+2√5× 3=√5+2√5× 3+3=√(√5+√3)2=√5+√3
LOGARITMA
Operasi kebalikan dari menentukan nilai pemangkatan menjadi menentukan
pangkatnya disebut sebagai operasi logaritma, yang dapat ditulis:
Dimana: a disebut basis (0<a<1 atau a>1) b disebut numerus (b > 0) c disebut hasil logaritma
Misalkan a, b, c € R, a > 0, a ≠1, dan b >0 maka a log b=c⇔ac=b
Fungsi Logaritma adalah suatu fungsi yang didefinisikan oleh y = f(x) = a
log x dengan a bilangan real, a > 0, a ≠ 1 serta x > 0. x adalah variabel (peubah bebas) dan a adalah bilangan pokok atau basis.
Definisi
Sifat-Sifat LogaritmaMisalkan a dan n bilangan real, a>0, b>0 dan a≠1, maka
1.a log a=1
2.a log 1=0
3.a log an=n
4.a log (b×c )=a logb+ a log c
5.
a log( bc )=a logb−a log c
6. Untuk a, b, dan c bilangan real positif, a> 0, a≠1, dan b>0, berlaku a log bn=n a logb
7. Untuk a, b, dan c bilangan real positif, a≠1, b≠1 dan c≠1, berlaku
a log b=c log bc log a
= 1b log a
8. Untuk a, b, dan c bilangan real positif, a≠1, dan c≠1, berlaku a log b×b log c=a logc
9. Untuk a, b, dan c bilangan real positif a≠1, berlaku
amlog bn= n
m(a log b )
dengan m, n
bilangan bulat dan m≠0
10. Untuk a dan b bilangan real positif a≠1, berlaku aa log b=b