109
Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan melakukan pengelolaan sumberdaya (resources) secara efektif, efisien dan berkelanjutan agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien. Berbagai sumber daya harus diperoleh dan diorganisasikan sedemikian rupa sehingga mampu memberikan manfaat semaksimal mungkin. Alat yang dapat digunakan untuk membantu manajer dalam pemecahan problema bisnis adalah metodologi ekonomi manajerial . Ekonomi Manajerial adalah ilmu yang menerapkan dan memadukan konsep dan metodologi ekonomi serta teori pengambilan keputusan dalam bisnis untuk memecahkan berbagai problema manajerial. Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i 1

upnmm18.files.wordpress.com  · Web viewDalam usaha untuk mengurangi persediaan model akhir yang berlebih Perusahaan Harrison Ford menawarkan pemotongan harga 2,5 % dari ... Analisis

  • Upload
    lenhan

  • View
    239

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Organisasi bisnis selalu dihadapkan pada keharusan melakukan pengelolaan sumberdaya (resources) secara efektif, efisien dan berkelanjutan agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien.

Berbagai sumber daya harus diperoleh dan diorganisasikan sedemikian rupa sehingga mampu memberikan manfaat semaksimal mungkin.

Alat yang dapat digunakan untuk membantu manajer dalam pemecahan problema bisnis adalah metodologi ekonomi manajerial.Ekonomi Manajerial adalah ilmu yang menerapkan dan memadukan konsep dan metodologi ekonomi serta teori pengambilan keputusan dalam bisnis untuk memecahkan berbagai problema manajerial.

Konsep ekonomi antara lain meliputi perilaku produsen, perilaku konsumen, struktur pasar, dan teori harga. Teori pengambilan keputusan berkenaan dengan alat dan teknik analisis yang meliputi : analisis numerik, statistik, peramalan (forecasting), teori permainan (game theory) dan matematika (Gambar 1).

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

1

Gambar 1PERANAN EKONOMI MANAJERIAALDALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

2

MASALAH MANAJERIAL DI BIDANG BISNIS : * Produk * Input * Harga * Pemasaran

SOLUSIOPTIMAL

EKONOMIMANAJERIAL

TEORI EKONOMI* Consumer Behavior

* Producer Behavior* Demand Supply* Pricing Theory

* Market Structure

TEORI KEPUTUSAN* Analisis Numrerik* Estimasi Statistik* Peramalan* Teori Permainan* Optimasi

Y = f (X)(Mempunyai nilai maksimum dan atau minimum)

FIRST ORDER CONDITION :

dY = 0 akan diperoleh Xi dX

SECOND ORDER CNDITION :

d2Y a) < 0 maka Xi absis titik maks dX2 dan Ymak = f ( Xi ) x=xi

d2Y b) > 0 maka Xi absis titik minimum dX2 dan Ymin = f ( Xi ) x=xi

d2Y c) = 0 Maka Xi absis titik belok dX2 dan YB = f ( Xi ) x=xi

Gambar 2Peran Unit-unit Dalam Perusahaan Dalam Upaya

Memaksimumkan Nilai Perusahaan

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

3

MEMAKSIMUMKAN NILAI PERUSAHAAN

MEMAKSIMUMKAN LABA

UNITPRO-

DUKSI

UNIT PEMA-SARAN

UNITKEUA-NGAN

UNITSDM

UNITADM

OPTIMAALISASI PENGAMBILAN

KEPUTUSAN

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

4

MODEL EKONOMI

P = p(Q)

TR = Q x P TR = Q x p(Q)

TC = c(Q)

= TR – TC = Q p(Q) - c(Q)

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

5

Tujuan utama perusahaan adalah memaksi-mumkan nilai perusahaan. Untuk bisa memaksimumkan nilai perusahaan, penjualan hendaknya dilaksanakan secara optimal sehingga menghasilkan keuntungan maksimum

Model alat analisis yang dapat digunakan untuk menetapkan keputusan penjualan optimal adalah Fungsi Permintaan, Fungsi Penawaran dan Fungsi Biaya.

Fungsi – fungsi tersebut harus diestimasi melalui research dengan menganalisis hubungan antara jumlah produk terjual, harga dan total biaya.

Dengan tersedianya fungsi-fungsi permintaan, penawaran dan biaya, dan dengan menggunakan kaidah optimasi, dapat diidentifikasi jumlah produk yang harus dijual agar menghasilkan keuntungan maksimum.

Permintaan (quantity of demand) didifinisikan sebagai jumlah barang dan jasa yang akan dibeli oleh konsumen pada tingkat harga dan dalam periode tertentu.

Harga dalam hal ini merupakan harga tertinggi di mana konsumen bersedia membayarnya.

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

6

Periode bisa perupa hari (permintaan per hari), bulan (permintaan per bulan) atau tahun (permintaan per tahun) dan periode-periode lainnya.

Ada dua jenis permintaan yaitu (1) permintaan individual dan (2) permintaan pasar

Permintaan individual adalah permintaan terhadap suatu barang dan jasa oleh perorangan.

Permintaan pasar merupakan penjumlahan seluruh permintaan individual dalam suatu pasar.

Gambar 4Permintaan Individual dan Permintaan Pasar

P P P

Q Q Q QA QB QD

Permintaan Permintaan Permintaan pasar Individual A individual B merupakan total permintaan individual

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

7

Fungsi Permintaan menunjukkan hubungan fungsi antara jumlah barang yang diminta oleh pasar dengan berbagai faktor (variabel) yang mempengaruhinya. Berbagai variabel tersebut dapat dikelompollan ke dalam :

Variabel Strategis, antara lain : Harga barang itu sendiri (P) Periklanan (A) Kualitas barang (K) Desain barang (S) Saluran distribusi (C)

Variabel Konsumen, antara lain : Pendapatan konsumen (Y) Selera konsumen (T) Pendidikan konsumen (Ed) Umur konsumen (U) Ekspektasi harga barang yang akan datang

(PE) Ekspektasi tersedianya barang yang akan

datang (QE)

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

8

Variabel Pesaing, antara lain : Harga barang substitusi (PS) Harga barang komplementer (PC) Harga barang-barang lain (PL) Periklanan perusahaan pesaing (AK) Saluran distribusi perusahaan pesaing (CK) Kualitas produk pesaing (KK) Desain produk pesaing (SK)

Selain harga jual barang dan jasa (P), variabel pengaruh lainnya disebut variabel penentu permintaan.

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

9

QDX = F{PX, PS, PC, A, K, S, C, Y, T, E, PE, QE, YE, CK, KK, AK }

Tabel 1Hubungan antara jumlah barang yang diminta dengan

beberapa variabel penentu pada periode tertentu

No Variabel Penentu Notasi Sifat hubungan

1 Harga produk PX Negatif2 Harga produk substitusi PS Positif3 Harga prod komplementer PC Negatif4 Promosi A Positif5 Kualitas produk K Positif6 Desain produk S Positif7 Saluran distriusi C Positif8 Pendapatan konsumen Y Positif (br. nornal)

Negatif (br. nferior)9 Rasa/selera T Positif

10 Pendidikan E Positif11 Ekspektasi konsumen pada

harga yang akan datang PE

Positif

12 Ekspektasi konsumen pada tersedianya produk jad QE

Negatif

13 Ekspektasi pendapatan kon- sumen y.a.d YE

Positif

13 Saluran dist prod pesaing CK Negatif

14 Desain produk pesaing SK Negatif15 Kualitas produk pesaing KK Negatif16 Promosi produk pesaing AK Negatif

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

10

Pengaruh variabel harga barang sendiri, menye-babkan perubahan harga dan permintaan karena harga bergerak sepanjang kurve

Pengaruh variabel penentu akan menyebabkan berubahnya harga dan permintaan karena berge-sernya kurve permintaan kekiri (bila hubungannya negatif) dan ke kanan bila hubungannya positif)

Contoh 1 :QDV = 23 – 1,2 PV + 0,6 PS + 0,8 PL + 0,5 Y + 5 A

QDV = jumlah permintaan Avanza dalam ribuan unitPV = harga Avanza (Rp. juta)PS = harga Senia (Rp. Juta)PL = harga Livina (Rp. juta)Y = pendapatan masyarakan yang dapat

dibelanjakan /kapita/tahun (Rp. juta)A = kegiatan advertensi (Rp. juta)

Bilamana :Harga Senia - Rp. 125 juta Harga Grand Livina - Rp. 145 jutaPendapatan masyarakat - Rp. 36 juta/kapita/tahunAdvertensi - Rp. 75 juta /unit

QDX = 32 – 1,2 PV + 0,6(125) + 0,8(145)

+ 0,5(36) + 5 (75)

QDV = 616 – 1,2 PV

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

11

Tabel 2 :Skedul permintaan : QDV = 616 – 1,2 PV

Skedule Penjualan

Harga Jual Avanza : PV

(Rp. juta)Jml Permint Avanza : QDV

(ribuan Unit)A 120 472B 130 460C 140 448D 150 436E 160 424F 170 412

Gambar 5 Kurva Permintaan Avanza Berdasarkan Fungsi Permintaan QDV = 616 – 1,2 PV

PV

170 F {412 ; 170}

160 E {424 ; 160}

150 D {436 ; 150}

140 C {448 ; 140}

130 B {460 ; 130}

120 A {472 ; 120} 0 QDV 412 424 436 448 460 472

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

12

Penawaran merupakan sejumlah barang dan jasa yang ingin disediakan oleh perusahaan (produsen) untuk dijual pada harga dan periode tertentu.

Fungsi penawaran merupakan hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan oleh pemasok dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Beberapa variabel yang mempengaruhi jumlah barang/jasa yang ditawarkan antara lain : Harga barang & jasa yang ditawarkan (P) Harga masukan yang digunakan dalam produksi

(PI) Harga barang & jasa substitusi (PS) Harga barang & jasa komplementer (PC) Ekspektasi produsen pada harga barang & jasa

yang ditawarkan di masa yang akan datang (PE) Jumlah perusahaan yang pemproduksi barang &

jasa sejenis (N) Teknologi yang digunakan dalam memproduksi

(Tn) Kondisi ekonomi (G) Kondisi Politik (L) Kondisi kemanan (A)

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

13

Bentuk umum hubungan fungsi antara jumlah penawaran dengan berbagai variabel yang mempe-ngaruhinya dinyatakan sebagai :

QS = f {P, Pi , PS , PC , PE , N, Tn, G, L, A, …..}

Hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan beberapa variabel penentu pada periode tertentu

Tabel 3

No Variabel Penentu Notasi Sifat hubungan

1 Harga produk X P Positif2 Harga masukan (input) Pi Negatif3 Harga produk substitusi PS Negatif4 Harga produk komplementer PC Positif5 Ekspektasi harga PE Negatif6 Teknologi yang tersedia Tn Positif7 Banyaknya produsen sejenis N Positif8 Pertumbuhan Ekonomi G Positif9 Kondisi Politik L Positif10 Keamanan A Positif

Sebagaimana pada permintaan, variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan selain harga barang dan jasa yang ditawarkan disebut variabel penentu penawaran.

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

14

Perubahan variabel penentu penawaran akan menyebabkan kurve penawaran bergeser ke kiri (bila hubungannya negatif) atau ke kanan (bila hubungannya positif)

Gambar – 6 : Penawaran Individual dan Penawaran Pasar P P P

Q Q Q QA QB QS Penawaran Penawaran Penawaran

Individual individual pasar (totalProdusen A Produsen B penawaran

individual

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

15

Contoh 2 : Berdasarkan hasil riset, perubahan jumlah penawaran

bulanan mobil station “Avanza” di Jawa, yang didasarkan pada bebagai variabel pengaruhh yaitu perubahan harga Avanza (PV), harga Senia (PS), upah tenaga kerja (W), suku bunga pinjaman (i). Model fungsi penawaran Avanza hasil analisis dinyatakan sebagai berikut :

QSV = 325 + 5 P – 0,2 PL - 10 W - 10 i

QSV = jumlah permintaan Avanza dalam ribuan unit PV = harga Avanza (Rp. juta) W = upah tenaga kerja (Rp. juta) PL = harga Grand Livina (Rp. juta)

i = suku bunga pinjaman (%)Bilamana :

Harga Grand Livina (PL) - Rp. 145 juta Upah Tenaga Kerja (W) - Rp. 25 juta Suku Bunga Bank (i) - 10 %

QSV = 325 + 5 PV – 0,2 (145) - 10 (25) – 100 (0.1) QSV = 36 + 5 PV

Dari persamaan fungsi penawaran tersebut, dapat ditetapkan skedule penawaran Avanza pada berbagai variasi harga, skedul penawaran mana bisa digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan produksi :

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

16

Tabel 4 Skedul Penawaran : QSV = 36 + 5 PV

Penjualan Harga PV (Rp. juta) Kuantitas : QSV (ribuan unit)A 120 636B 130 686C 140 736D 150 786E 160 836F 170 886

Gambar 6 : Kurva Penawaran Avanza Berdasarkan Fungsi Penawaran QSV = 36 + 5 PV PV 170

160

150

140

130

120 0 Q/t 636 686 736 786 836 886

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

17

Pada pasar, terjadi interaksi (tarik menarik) antara permintaan dan penawaran, sehingga pada suatu harga tertentu jumlah barang dan jasa yang ditawarkan sama dengan jumlah barang dan jasa yang diminta. Pada kondisi ini dinamakan market equilibrium (ekuilibrium pasar) atas barang dan jasa tersebut

Gambar 7 Ekuilibrium Pasar

P (SU)

Excess supply QS = a + b P P1 A B

P0 E

P2 F G Excess demand QD = m + n P

0 Q0 Q/bulan (Unit)

Berdasarkan contoh terdahulu tentang permintaan dan penawaran Toyota Avanza, maka market equilibrium Toyota Avanza dapat dihitung sebagai berikut :

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

18

QDV = 616 – 1,2 PV

QSV = 36 + 1,8 PV

Ekuilibrium terjadi saat QDV = QSV

Jadi 616 – 1,2 PV = 36 + 1,8 PV

4 PV = 580

PV = Rp. 145 juta

QDV = 616 – 1,2 (145) = 442 ribu unit

Gambar 8 Ekuilibrium Pasar Avanza

P (Rp.juta)

QS = 36 + 1,8 P

145 E

QD = 616 - 1,2 P

0 442 Q/bln

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

19

Elastisitas permintaan didifinisikan sebagai persen perubahan jumlah permintaan dibagi persen perubahan harga barang.

ARC ELASTICITY (ELASTISITAS BUSUR)

% perubahan Q EX = …………………………… 1 % perubahan Xi

Qt – Qt-1

½ (Qt + Qt-1)

EX = Xt – Xt-1

½ (Xt + Xt-1)

Qt – Qt-1 Xt + Xt-1

EX = x ………………………. 2 Xt – Xt-1 Qt + Qt-1

Qt – Qt-1 = Q dan Xt – Xt-1 = X.

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

20

POINT ELASTICIRY (ELASTISITAS TITIK)

Bilamana X mendekati 0 berarti Xt = Xt-1, ½ (Xt+Xt-1) = X, maka Q juga mendekati 0 dan Qt = Qt-1 serta ½ (Qt+Qt-1) = Q. Rumus elastisitas permintaan 2.6 dapat ditulis menjadi :

Q X dQ X EXi = Limit x = x Xi 0 Xi Q dXi Q

Jenis-jenis Elastisitas Permintaan :Berdasarkan faktor (variabel) yang mempengaruhi jumlah permintaan barang/jasa, dikenal beberapa jenis Elastisitas Permintaan, yaitu :

OWN PRICE OLASTICITY OF DEMAND

Elastisitas Permintaan Q terhadap harga barang/jasa jbs (Own Price Elasticity of Demand, dirumuskan sebagai :

Point Elasticity :

dQ P EP = x ……………………………… 3

dP Q

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

21

Arc Elasticity :

Qt – Qt-1 Pt + Pt-1

EP = x ………………… 4 Pt – Pt-1 Qt + Qt-1

CROSS PRICE ELASTICITY OF DEMANDElastisitas Permintaan Q terhadap Harga barang/jasa lain atau Cross Price Elasticity of Demand. Misalnya Elastisitas permintaan barang/jasa Q karena perubahan harga barang Y dirumuskan sebagai :

Point Elasticity :

dQ PY

EQ/Y = x ………...………….……………. 5 dPY Q

Arc Elasticity :

Qt – Qt-1 PXt + PXt-1

EQ/Y = x …….....…….. 6 PXt – PXt-1 Qt + Qt-1

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

22

Ada dua kemungkinan nilai Cross Price Elasticity of Demand, yaitu :

Bilamana EX/Y > 0 (positif) mmengindikasikan bahwa barang X dan barang Y merupakan dua jenis barang yang saling bersubstitusi

Bilamana EX/Y < 0 (negatif) menunjukkan bahwa barang X dan barang Y merupakan dua jenis barang yang saling komplementer

Elastisitas Permintaan Q terhadap perubahan faktor Xi dirumuskan sebagai :

Point Elasticity :

dQ Xi

EQ/Y = x ………..…..……………. 7 dXi Q

Arc Elasticity :

Qt – Qt-1 Xit + Xit-1

EQ/Y = x ..……….…... 8 Xit – Xit-1 Qt + Qt-1

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

23

Faktor lain Xi bisa berupa vriabel-variabel penentu permintaan lainnya baik variabel strategis, variabel konsumen maupun variabel pesaing. Nilai elastisitas permintaan apakah negatif atau positif, tergantung dan searah dengan hubungan antara jumlah permintaan dengan variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan sebagaimana Tabel 1

Berikut ini diberikan beberapa contoh penerapan Elastisitas Permintaan dalam upaya pemecahan problema bisnis

Contoh 4Untuk memperjelas bagaimana menghitung elastisitas permintaan terhadap perubahan harga baik elastisitas titik maupun elastisitas busur. Perhatikan kembali contoh Fungsi Permintaan mobil Avanza yaitu QDV = 616 – 1,2 PV yang kurvenya sebagaimana Gambar 8 berikut ini :

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

24

Gambar 8 : Kurva Permintaan Avanza QDV = 616 – 1,2 PV

P

170 F {412 ; 170}

145 G {442 ; 145} 130 B {460 ; 130}

0 412 442 460 Q/bln

Elastisitas Harga di Titik F :QDV = 616 – 1,2 PV

Pada saat harga PF = 170, QF = 616 – 1,2 (170) = 412 dQ PF EF = x = - 1,2 ( 170/412) = - 0,495 dP QF

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

25

Elastisitas Harga di Titik BQDV = 616 – 1,2 PV

Pada saat harga P = 130,

Q = 616 – 1,2 (130) = 460 .

dQ P EP = x = - 1,2 ( 130/460) = - 0,339 dP Q

Elastisitas harga dari titik F ke titik B (arc elasticity)

Pada titik FA : QF = 412 dan PA = 170 SU

Pada titik B : QB = 460 dan PB = 130 SU

QB – QF PB + PF 460 - 412 130 + 170EP = x = x PB – PF QB + QF 130 – 170 460 + 412

EP = (-1,2) ( 300/872) = – 0,413

Contoh 5Checkers’ Pizza baru-baru ini memutuskan untuk menaikkan harga pizza ukuran besar dari $ 9 menjadi $ 12 mengikuti kenaikan biaya tenaga kerja dan bahan baku. Sayangnya penjualan merosot tajam dari 16.200 menjadi 9.000 pizza per minggu. Dalam usaha untuk memperoleh kembali penjualan yang hilang tersebut, Checkers’ Pizza melakukan promosi kupon yang

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

26

menawarkan pemotongan harga sebesar $ 5 dari harga rutinnya. Pencetakan kupon dan biaya distribusi berjumlah $ 50 per minggu dan merupakan kenaikan yang cukup besar dalam anggaran periklanan yang umumnya sebesar $ 3.250 per minggu. Walaupun memerlukan biaya tambahan, promosi tersebut dinilai berhasil karena terbukti sangat populer di antara para pelanggan. Dalam periode terakhir sebelum berakhirnya masa promosi itu, kupon dipergunakan 40 % dari semua pembelian dan penjualan mingguan meningkat menjadi 15.000 pizza.a. Hitunglah elastisitas harga busur yang disiratkan oleh

tanggapan awal terhadap kenaikan harga Chekers’ pizza

b. Hitung penurunan harga efektif yang dihasilkan dari promosi kupon

c. Berdasarkan penurunan harga yang dikaitkan dengan promosi kupon tersebut, dan dengan mengasumsikan tidak adanya perubahan dalam elastisitas harga dari permintaan, hitung elastisitas busur dari periklanan Checkers’ pizza tersebut

Jawab 5 a) P0 = $ 9 dan P1 = $ 12

Q0 = 16.200 unit/minggu dan Q1 = 9000 unit/minggu

Elastisitas harga busur

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

27

9000 – 16200 12 + 9 E = x = - 2

12 – 9 9000 + 16200

b) Penurunan harga efektif yang dihasilkan dari promosi kupon :TR = (40 % x15.000) $7 + (60 % x 15.000) $12

TR = 150.000Harga rata-rata Pizza P2 = $ 150.000/15.000 = $ 10Penurunan harga efektif = (10.000 – 12.000)/12.000

= 16,67 %

c) Elastisitas busur dari periklanan :

Q2 – Q1 A2 + A1

EAB = x A2 – A1 Q2 + Q1

15.000 - 16.200 50 + 3,25 = x

50 - 3,25 15.000 + 16.200

EA/B = - 0.044

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

28

Contoh 6Permintaan kopi bubuk “Kapal Karam” diasumsikan 10 ton per minggu dengan harga Rp. 12 juta/ton. Pemerintah akan menetapkan kenaikan harga eceran gula dari Rp.4 juta / ton menjadi Rp. 4,5 juta / ton. Tentu saja produsen kopi bubuk “Kapal Karam” kawatir akan berpengaruh pada volume penjualan produknya. Oleh karena itu ia melakukan survei. Hasil analisis data menunjukkan bahwa Elastisitas Harga Silang Kopi Bubuk ”Kapal Karam” terhadap harga gula yaitu EK/G = -1,5. Bilamana kebijaksanaan itu dilaksanakan, berapa penurunan penjualan kopi bubuk “Kapal Karam” tersebut per minggu ?

Jawab 6

QK2 – QK1 PG2 + PG1

EK/G = x PG2 – PG1 QK2 – QK1

QK1 = 10 ton QK2 = ?

PG1 = Rp. 4 juta/ton PG2 = Rp. 4,5 juta/ton

EK/G = -1,5

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

29

QK2 – QK1 PG2 + PG1 -1,5 = x PG2 – PG1 QK2 + QK1

QK2 – 10 4,5 + 4,0 -1,5 = x 4,5 – 4,0 QK2 + 10

8,5 (QK2 – 10)-1,5 = 0,5 (QK2 + 10)

-0,75 QK2 – 7,5 = 8,5 QK2 – 85

9,25 QK2 = 77,5

QK2 = 8,378 ton

Penurunan penjualan kopi cap kapal api = 10 ton – 8,378 ton = 1,622 ton per minggu

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

30

Contoh 7Dua jenis produk rokok kretek filter yaitu Surya-12 (PT Gudang Garam) dan Djarum Super (PT. Djarum Kudus) adalah dua jenis produk yang dalam kasus ini diasumsikan satu level dan saling bersubstitusi. Data hipotetik kedua jenis rokok pada satu wilayah pemasaran tertentu adalah sebagai berikut :Sampai akhir Desember 2005, ketika harga Surya-12 Rp. 47.500/slop, omset penjualan Djarum Super pada periode yang sama mencapai 10.000 slop/hari pada harga yang berlaku di pasar tersebut. PT. Gudang Garam merencakan menaikkan harga Surya-12 pada tahun 2006 menjadi Rp. 49.500/slop. Naiknya harga Surya-12 ini diperkirakan akan mempengaruhi volume penjualan Djarum Super. Bilamana elastisitas permintaan silang Djarum Super terhadap perubahan harga Surya-12 (ED/S) = 1,25 dan diasumsikan harga rokok Jarum Super tidak berubah dan faktor-faktor pengaruh lainnya konstan, berapakah volume penjualan Djarum Super di wilayah pemasaran ini setelah ada kenaikan harga Surya-12,

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

31

Jawab 7 Misal volume penjualan Djarum Super setelah kebijaksanaan harga oleh PT. GGRM adalah QD2

PG1 = Rp. 47.500 QD1 = 10.000 sLOP

PG2 = Rp. 49.500 QD2 = ?

QD2 - 10.000 49.500 + 47.500 ED/S = x 49.500 – 47.500 QD2 + 10.000

97.000 (QD2 – 10.000)1,25 = 2.000 (QD2 + 10.000)

48,5 (QD2 – 10.000)1,25 = (QD2 + 10.000)

1,25 (QD2 + 10.000) = 48,5 (QD2 – 10.000)

1,25 QD2 + 12.500 = 48,5 QD2 - 485.000

47,25 QD2 = 497.500

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

32

QD2 = 10.529 slop

Manajemen dalam pengambilan keputusan penjualan diasumsikan bertindak rasional, artinya dalam keputusan yang berkenaan dengan harga dan penjualan, ditujukan untuk mencapai penjualan optimal yaitu penjualan yang memaksimumkan laba.

Untuk mengidentifikasi penjualan yang memaksi-mumkan laba dapat dilakukan dengan pendekatan marjinalitas.

Teori ekonomi menjelaskan bahwa suatu penjualan akan menghasilkan laba maksimum bilamana Marginal Revenue (MR) sama dengan Marginal Cost (MC). Teori ini bisa dibuktikan sebagai berikut :

a) Berdasarkan pendekatan teori ekonomi kuantitas permintaan merupakan fungsi dari harga atau Q = q(P) dan dengan pendekatan matematika fungsi permintaan dapat juga dinyatakan harga sebagai fungsi permintaan atau P = p (Q).

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

33

b) Penerimaan penjualan atau Total Revenue ( R ) sama dengan harga kali jumlah barang terjual atau R = P x Q sehingga Total Revenue ( R ) merupakan fungsi dari kuantitas permintaan atau R = r (Q).

c) Total Biaya terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang untuk periode dan/atau kapasitas produksi/penjualan tertentu jumlahnya tetap, sedang biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah secara proporsional dengan perubahan jumlah produksi/penjualan. Dengan demikian Total Biaya (C) merupakan fungsi dari kuantitas permintaan dapat ditulis sebagai C = c (Q).

d) Laba diperoleh dari Total Revenue (R) dikurang Total Cost (C) dapat ditulis sebagai = R – C, di mana R = r(Q) dan C = c(Q) sehingga = r(Q) - c(Q).

Laba maksimum tercapai bilamana : d/dQ = 0

d dr(Q) dc(Q) = – = 0

dQ dQ dQ

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

34

dr(Q) dc(Q) – = 0 dQ dQ

dr(Q) dc(Q) = ………………………………… (a) dQ dQ

dr(Q) = Marginal Revenue (MR) dQ

dc(Q) = Marginal Cost (MC) dQ

sehingga persamaan (a) menjadi MR = MC yang merupakan sarat tercapainya laba maksimum.

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

35

Syarat Tercapainya Laba Maksimum

MR = MC

KEBIJAKSANAAN HARGA DAN PENJUALAN PADA PASAR MONOPOLI

Karakteristik yang mendasar dari Pasar Monopoli, bahwa harga ditentukan oleh Monopolist (penjual) sehingga harga selalu berubah-ubah (variable) sesuai dengan keinginan dan kebijaksanaan Monopolist Harga barang/jasa dalam pasar monopoli merupakan fungsi dari kuantitas permintaan serta dirumuskan sebagai P = a + bQ di mana nilai b < 0.

Penjualan yang memaksimumkan laba dianalisis sebagai berikut :Harga : AR = P = a + bQ Revenue : R = PQ R = (a + bQ) Q

R = aQ + bQ2 MR = dR/dQ = a + 2Bq

Laba maksimum tercaoai bilamana MR = MC

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

36

Gambar 9 Laba Maksimum pada Pasar Monopoli

P (SU)

MC

A B AC

D C F

E

0 QM G H Q/t MR AR = P = Demand

AR = Average Revenue = P = a + bQ (b < 0)

MR = Marginal Revenue, grafiknya memotong sumbu horizontal sedemikian rupa sehingga OG = GH, hal ini karena slope MR yaitu 2b dua kali dari slope AR yaitu b.

AC = Average Total Cost

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

37

MC = Marginal Cost memotong AC pada titik F yang merupakan titik minimum AC. MR dan MC berpotongan di titik E, sehingga pada titik E, MR = MC. Bila melalui titik E ditarik garis proyeksi pada sumbu horizontal, ia memotong AC di titik C dan memotong AR di titik B.

OQM = jumlah penjualan barang/jasa yang memaksi-mumkan laba dengan harga sebesar OA dan cost per unit (average cost) sebesar OD.

TR = OA x OQM = luas empat persegi panjang OABQM

TC = OD x OQM = luas empat persegi panjang ODCQM

MAK = TR – TC = luas empat persegi panjang ABCD

Contoh 8

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

38

Manajemen perusahaan ingin mendapatkan informasi tentang harga, penjualan, penerimaan penjualan (revenue) dan laba (profit) pada masa-masa lalu sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk menentukan kebijaksanaan penjualan optimal yang akan datang. Departemen Research & Development melakukan penelitian dengan mengumpulkan data mingguan di suatu wilayah pemasaran tertentu yang berkenaan dengan harga, jumlah permintaan dan biaya sebagai berikut :

Harga (SU) Jumlah barang tejual (Unit) Biaya (SU)10 37,5 780 20 35,0 730 30 32,5 680 40 30,0 630 50 27,5 580 60 25,5 530 70 22,5 480 80 20,0 430

Dari data di atas manajemen meminta :a) Informasi tentang Fungsi : Permintaan, Biaya,

Revenue, dan Keuntungan

b) Total Penerimaan Penjualan maksimum (Rmak) serta jumlah barang terjual, harga, laba dan total biaya.

c) Keuntungan maksimum (mak) serta jumlah barang terjual, harga, penerimaan penjualan, dan total biaya

Jawab 8

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

39

Dengan menggunakan analisis “linear regression” pada Program SPSS ataupun Progran Statistik lainnya diperoleh :Coefficients

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 40.000 .000 . .

P -.250 .000 -1.000 . . a Dependent Variable: Q

CoefficientsUnstandar

dized Coefficient

s

Standardized

Coefficients

t Sig.

Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 30.000 .000 . .

Q 20.000 .000 1.000 . . a Dependent Variable: C

a) Persamaan Fungsi :Fungsi Demand : Q = 40 – 0,25 P

Fungsi Biaya : C = 30 + 20 Q

Fungsi Revenue :Q = 40 – 0,25 0,25 P = 40 - Q

P = 160 – 4 QR = PQ

R = (160 – 4 Q)(Q) R = 160 Q – 4 Q2

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

40

Fungsi Keuntungan : = R – C = 160 Q – 4 Q2

– (30 + 20 Q) = - 30 + 140 Q – 4 Q2

b) Pada saat Penerimaan Penjualan maksimumR = 160 Q – 4 Q2

Syarat RMak adalah MR = 0MR = 160 – 8 Q = 0

8 Q = 160 Q = 20 Unit

RMak = 160 (20) - 4(20)2 = 1600 SU RMak = 1.600 SU

Harga : P = 160 – 4 Q Q = 20 unit maka P = 160 – 4 (20) = 80 P = 80 SU

Biaya produk : C = 30 + 20 Q Q = 20 Unit maka

C = 30 + 20 (20) = 430 C = 430 SU

Keuntungan : = - 30 + 140 Q – 4 Q2

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

41

Q = 20 unit maka = - 30 + 140 (20) – 4 (202) = 1.170 SU

c) Pada saat Laba mencapai Maksimum = - 30 + 140 Q – 4 Q2

Syarat Mak : d/dQ = 0d/dQ = 140 – 8 Q = 0

8 Q = 140 Q = 17,5 Unit

Keuntungan Maksimum : = - 30 + 140 Q – 4 Q2 untuk Q = 17,5 Unit maka :Mak = - 30 + 140 (17,5) – 4 (17,52)Mak = 1.195 SU

Harga Produk : P = 160 – 4 Q Q = 17,5 unit maka P = 160 – 4 (17,5) = 90 P = 90 SU

Biaya produk : C = 30 + 20 Q Q = 17,5 Unit maka

C = 30 + 20 (17,5) = 380 C = 380 SU

Total Revenue :R = 160 Q – 4 Q2 untuk Q = 17,5 Unit maka

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

42

R = 160 (17,5) – 4 (17,52) = 1575 R = 1.575 SU

KEBIJAKSANAAN HARGA DAN PENJUALAN PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

43

Asumsi Pasar Persaingan Sempurna, adalah : a. banyak penjual dan pembeli, b. setiap penjual dan pembeli memiliki informasi

pasar yang sama, c. penjual dan pembeli bebas keluar/masuk pasar

(adanya mobilitas yang lancar), d. tidak ada biaya transportasi untuk mobilitas

barang dan jasa, e. penjual dan pembeli adalah price taker, artinya

tidak seorangpun baik penjual maupun pembeli yang dapat mempengaruhi dan merubah harga pasar yang terjadi dengan kata lain harga barang dan jasa dalam persingan sempurna adalah konstan dan

f) produknya yang diperjual belikan homogen.

Dari lima asumsi di atas, harga yang konstan merupakan ciri yang mendasar dari Pasar Persaingan Sempurna

Penjualan yang memaksimumkan laba pada pasar persaingan sempurna dianalisis sebagai berikut :

Harga : AR = Demand = P = c Revenue : R = PQ = cQ MR = dR/dQ = c

Laba maksimum tercapai bilamana MR = MC

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

44

Laba maksimum pada Pasar Persaingan Sempurna sebagaimana Gambar 10 berikut ini :

Gambar 10 Laba Maksimum pada Pasar Monopoli

P (SU)

R = MC MC

A B MR = AR = P AC C D C

0 QM Q / t OQM = jumlah penjualan barang/jasa yang memaksi-

mumkan laba dengan harga sebesar OA dan cost per unit (average cost) sebesar OD.

TR = OA x OQM = luas empat persegi panjang OABQM TC = OD x OQM = luas empat persegi panjang ODCQM

MAK = TR – TC = luas empat persegi panjang ABCD Contoh 9

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

45

Misal suatu produk dijual dengan harga Rp. 500/Unit dan biaya dinyatakan sebagai C = 20 - 25 Q + ¼ Q2

Syarat laba maksimum : MR = AR = MC

AR = Rp. 500 dan MC = 25 – 0,5 Q500 = -25 + 0,5 Q 0,5Q = 525 Q = 1050 unit

R = 1050 x 500 SU R = 525.000 SU

C = 20 – 25 Q + ¼ Q2

Q = 1050 makaC = 20 – 25 (1050) + ¼ (10502) C = 249.395 SU

Laba : = R – C = 525.000 SU – 249.395 SU = 275.605 SU

HUBUNGAN ANTARA HARGA, TOTAL REVENUE,MARGINAL REVENUE DAN ELASTISITAS

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

46

Hubungan antara Harga, Total Revenue, Marginal Revenue dan Elastisitas Permintaan dapat digunakan sebagai alat pengendalian dalam kebijaksanaan harga dan penjualan.

Perhatikan analisis berikut ini :TR = PQ dimana P = f(Q)

dTR dQ dP MR = = P + Q

dQ dQ dQ

dP MR = P + Q

dQ

Q dPMR = P 1 +

P Q

1 MR = P 1 +

- E

1 MR = P 1 - .................................... 9

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

47

E

Dari persamaan (9), dapat dianalisis tiga kemungkinan hubungan antara TR, MR dan Elastisitas harga, yaitu :

a. Bilamana EP =1 (unitary elasticity), maka (1 – 1/EP) = 0, sehingga MR = 0, dan sesuai dengan teori marjinalitas, pada saat MR = 0, maka TR mencapai maksimum

b. Bilamana EP > 1 (elastis), maka (1 – 1/EP) > 0, sehingga MR > 0, dan sesuai dengan teori marjinalitas, pada saat MR > 0, maka TR pada kondisi increasing (menaik)

c. Bilamana EP < 1 (elastic), maka (1 – 1/EP) < 0, sehingga MR < 0, dan sesuai dengan teori marjinalitas, pada saat MR < 0, maka TR pada kondisi decreasing (menurun)

Hubungan antara R, MR, dan Demand Elasticcity dapat dilihat pada Gambar - 11 berikut ini :

Gambar - 11 : Hubungan antara Revenue, Marginal Revenue, Harga dan Elastisitas Harga

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

48

P EP = 1

P1 EP > 1 P3

P0 EP < 1

P2

0 Q/t MR Demand TR

TR0

TR3 TR2

TR1

0 Q1 Q0 Q2 Q/t

Pada saat EP > 1 (elastis), MR > 0 dan kurve TR

menaik (increasing). Pada wilayah ini ketika harga produk P1 diturunkan menjadi P0, volume penjualan naik dari Q1 menjadi Q0 sehingga TR1 naik menjadi TR0 (TR maksimum).

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

49

Pada saat EP < 1 (inelastis), MR < 0 dan kurve TR menurun (decreasing). Pada wilayah ini ketika harga produk P2 dinaikkan menjadi P0, volume penjualan turun dari Q2 menjadi Q0 tetapi TR naik dari TR2 menjadi TR0 (TR maksimum)

Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis ini adalah sebagai berikut :

a. Pada pasar monopoli, bila demannya elastis EP > 1 maka untuk menaikkan penerimaan penjualan, harga sebaiknya diturunkan

b. Pada pasar monopoli, bila demannya tidak elastis EP < 1 maka untuk menaikkan penerimaan penjualan, harga sebaiknya dinaikkan

Ilustrasi 10Dalam usaha untuk mengurangi persediaan model akhir yang berlebih Perusahaan Harrison Ford menawarkan pemotongan harga 2,5 % dari harga rata-rata untuk mobil “Mustang” yang dijual selama

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

50

bulan Agustus. Tanggapan pelanggan sangat antusias, sehingga penjualan meningkat 10 % dibandingkan dengan tingkat penjualan bulan sebelumnya.a. Hitung elastisitas harga titik dari permintaan akan

mobil “Mustang” Harrison Ford inib. Hitung harga per unit yang memaksimumkan laba

jika Harrison Ford memiliki biaya tetap sebesar $ 9.000 dan juga mengeluarkan biaya penjualan (variabel) $ 375 per unit.

Jawab 10

TC = 9000 + 375 Q

P/P = - 2,5 % dan Q/Q = 10 %

dQ/Q 10 a. E = = dP/P -2,5

E = - 4

b Harga Mustang yang memaksimumkan laba :

Laba maksimum : MR = MC

MC = MR = 375

TR = PQ

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

51

dTR dQ dP MR = = P + Q

dQ dQ dQ

dP MR = P + Q

dQ

Q dPMR = P 1 +

P dQ

1 MR = P 1 +

-E

1 MR = P 1 - MR = 0,75 P

4

Syarat Laba Maksimum : MR = MC0,75 P = 375

P = 375 : 0,75

P = $ 500

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

52

Contoh 11Industri Rokok Kretek Cap “Gudang Sakti” di Malang, dalam upaya meningkatkan penerimaan penjualan telah menurunkan harga rokoknya dari Rp. 45.000,-/slop menjadi Rp. 40.500,- /slop, dan dengan penurunan harga tersebut volume penjualan rokok mengalami kenaikan dari 8.750 slop menjadi 9.875 slop.a. Hitung Elastisitas harga busur dari penurunan

penjualan rokok tersebut.b. Kenaikan volume penjualan rokok tersebut masih

dirasakan belum memadai, oleh karena itu Manajemen merencanakan penurunan harga lagi menjadi Rp. 39.000,-/slop dengan harapan volume penjualan lebih meningkat lagi sehingga penerimaan penjualan meningkat. Menurut Saudara apakah kebijkan penurunan harga menjadi Rp. 39.000,-/slop sudah tepat atau sebaliknya ? Berikan alasan Saudara disertai analisisnya.

Jawab 11a Elastisitas Harga Busur

P1 = 45.000 SU dan Q1 = 8750 Slop Titik Penjualan I { 8750 ; 45.000}

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

53

P2 = 40.500 SU dan Q2 = 9875 Slop Titik Penjualan II { 9875 ; 40.500}

9875 – 8750 40500 + 45000 E = x

40500 – 45000 9875 + 8750

E = - 1,148

b Kebijakan menurunkan harga menjadi 39.000 SUKebijakan harga untuk meningkatkan penerimaan penjualan, harus dmemperhatikan elastisitas permintaan. Bila permintaan inelastis ( E < 1 ), maka kebijakan menurunkan harga berdampak pada menurunnya penerimaan penjualan. Bilamana permintaan elastis ( E > 1), maka kebijakan menurunkan harga berdampak pada kenaikan penerimaan penjualan.Oleh karena itu untuk menjawab pertanyaan .(b) harus dilihat berapa elastisitas permintaan pada saat harga produk 39.000 SU.

dQ PE = x

dP Q

P = 39.000 SU dan Q = ?

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

54

Untuk menghitung Q bila harga 39.000 SU, perlu dicari persamaan permintaan sbb. :

Misal Q = a + b PPada titik penjualan I { 8750 ; 45.000}

8750 = a + 45000 b

Pada titik Penjualan II { 9875 ; 40.500 }

9875 = a + 40500 b

8750 = a + 45000 b

9875 = a + 40500 b

-1125 = 0 + 4500 b

b = - 0,25 8750 = a + 45000 b

8750 = a + 45000 (-0,25)

a = 20.000

Jadi fungsi permintaan :

Q = 20.000 - 0,25 P dQ/dP = - 0,25

P = 39.000 SU

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

55

Q = 20.000 – 0,25 (39.000)

Q = 10.250

dQ PE = x

dP Q 39.000

E = -0,25 x 10.250

E = - 0,95 (Permintaan inelastis)

Dengan demikian kebijakan menurunkan harga dari 40.500 SU menjadi 39.000 SU tidak tepat karena penurunan harga ini berdapak menurunnya penerimaan pemjualan, dan ini dapat dibuktikan sebagai berikut :

Q = 20.000 - 0,25 P

0,25 P = 20.000 - Q

P = 80.000 - 4 Q

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

56

R = 80.000 Q – 4 Q2 untuk Q = 9.8750

R = 80.000 (9.875) – 0,25 (9.8752)

R = 399.937.500 SU untuk Q = 10.250

Q = 10.250 R = 80.000 (10250) – 0,25 (102502) R = 399.750.000 SU

Jadi dengan menurunkan harga dari 40.500 SU menjadi 39.000 SU terjadi penurunan harga dari 399.937.500 SU menjadi 399.750.000 SU atau menurun sebesar 187.500 SU

Contoh 12Tepung terigu dan telur ayam adalah 2 bahan baku utama untuk membuat produk makanan seperti mie,

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

57

roti dan produk makanan lainnya. Ketika harga telur Rp. 6000 ribu per ton, permintaan tepung terigu produksi PT.Bogasari mencapai 1500 ribu ton per minggu. Kenaikan harga konsentrat / makanan ayam membawa dampak naiknya harga telur menjadi Rp. 6.500 ribu per ton. PT. Bogasari mengkawatirkan bahwa kenaikan harga telur ini akan berimbas pada menurunnya permintaan tepung terigu. Untuk mengetahui seberapa jauh penurunan permintaan tepung terigu atas kenaikan harga telur tersebut, maka Departemen Research & Development (R & D ) PT. Bogasari melakukan riset dengan mengumpulkan data variasi permintaan mingguan tepung terigu pada berbagai variasi harga telur. Hasilnya memperlihatkan bahwa Elastisitas Silang permintaan tepung terigu terhadap perubahan harga telur adalah : 25 EG/T = – 11

Pertanyaan :a. Bila diasumsikan bahwa semua industri yang

menggunakan bahan baku tepung terigu dan telur mempertahankan kualitas produknya dan semua

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

58

faktor penentu permintaan tepung terigu selain harga telur ayam adalah konstan :

a.1 Berapakah permintaan tepung terigu per minggu akibat kenaikan harga telur tersebut ?

a.2 Berapa ton penurunan permintaan tepung terigu per minggu ?

b. Bila fungsi permintaan tepung terigu per minggu adalah Q = 6000 - 1,25 P di mana Q = jumlah permintaan tepung terigu per minggu dan P = harga tepung terigu per ton :

b.1 Berapakah harga tepung terigu per ton (P1) sebelum harga telur naik dan berapa Total Penerimaan Penjualannya (TR1 ) ?

b.2 Berapa pula harga tepung terigu per ton (P2) setelah harga telur naik dan berapa Total Penerimaan Penjualannya (TR2)

b.3 Berapa Elastisitas Busur (Arc Elasticity of Demand) tepung terigu pada saat harga telur naik dari Rp. 6000 ribu per ton menjadi Rp. 6500 ribu per ton.

b.4 Hitung Elastisitas Harga Permintaan (Own Price Elasticity of Demand) tepung terigu pada saat harganya P2. Apakah masih memungkinkan menaikkan harga tepung terigu P2 untuk meningkatkan Total

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

59

Penerimaan Penjualan (TR) tepung terigu ? Berikan alasannya jawaban Saudara

b.5 Berapa jumlah terigu terjual (Q3), harga (P3), dan penerimaan penjualan (TR3) pada saat penerimaan penjualan mencapai maksimum ? Berapa % penurunan harga dari P2 menjadi P3

Jawab 12

Jawaban a

PT1 = Rp. 6000 dan QG1 = 1500

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

60

PT2 = Rp. 6500 dan QG2 =

25EG/T = - 11

QG2 – QG1 PT2 + PT1 25 x = - PT2 – PT1 QG2 + QG1 11

QG2 – 1500 6500 + 6000 25 x = - 6500 – 6000 QG2 + 1500 11

25(QG2 – 1500) 25 = - QG2 + 1500 11

11(QG2 – 1500) = - (QG2 + 1500)

12 QG2 = 15.000

QG2 = 1.250Penurunan permintaan = 250 ribu ton per minggu

Jawaban b

b1. Harga tepung terigu sebelum harga telur naik

Demand tepung terigu : Q = 6000 – 1,25 P

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

61

1,25 P = 6000 – Q

P = 4800 – 0,8 Q

Q1 = 1500 ribu ton maka

P1 = Rp. 3600 ribu per ton

TR1 = Q1 x P1 = Rp. 3600 ribu x 1500 ribu

TR1 = Rp. 5.400 milyar

b2. Harga tepung terigu setelah harga telur naik

Q = 6000 – 1,25 P

Q2 = 1250 ribu ton maka

P2 = 4800 – 0,8 (1250)

P2 = 4800 – 1000

P2 = Rp. 3800 ribu per ton

TR2 = Q2 x P2 = Rp. 3800 ribu x 1250 ribu

TR1 = Rp. 4.750 milyar

b3. Elastisitas Busur Permintaan Tepung Terigu :

1250 – 1500 6500 + 6000 E1-2 = x = - 2,273

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

62

6500 – 6000 1250 + 1500

E1-2 = - 2,273

b4. Own Price Elasticity of Demand Terigu pada saat Harganya Rp. 3800 ribu per ton

E = (dQ/dP) (3800/1250) = (-1,25) (3,04)

E = 3,8 Untuk menaikkan penerimaan penjualan harga tepung treigu diturunkan karena E > 1

b.5 Pada saat penerimaan penjualan maksimumQ3 = ½ (6000) = 3000 ribu ton

P = 4800 – 0,8 Q

TR = P x Q

TR = (4800 – 0,8 Q)(Q)

TR = 4800 Q - 0,8 Q2

MR = 4800 - 1,6 Q = 0

1,6Q = 4800

Q = 3000 ribu tonP = 4800 – 0,8 Q untuk Q = 3000

P = 4800 – 0,8 x 3000

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

63

P3 = Rp. 2400 ribu per ton

TR = 3000 ribu ton x Rp. 2400 ribu = Rp. 7200 milyar.

Penurunan harga = (3800 – 2400) / 3800 = 36,84

%

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

64

Price Discrimination (diskriminasi harga) adalah menjual satu jenis produk pada dua wilayah pasar yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan harga yang berbeda.

Tujuan produsen melaksanakan strategi diskriminasi harga adalah untuk meningkatkan penerimaan penjualan (TR) dengan cara memanfaatkan surplus konsumen sebanyak mungkin sehingga penjualan mencapai seoptimal mungkin..

Surplus konsumen adalah adalah konsumen potensial yang diharapkan akan mengkonsumsi produknya.

Alat analisis yang digunakan dalam melaksanakan strategi diskriminasi harga adalah Demand Elasticity (Elastisitas Permintaan)

Gambar 12 berikut ini memberikan gambaran adanya surplus konsumen serta memanfaatkannya

Gambar 12 Penarikan Surplus Konsumen dengan Strategi Diskriminasi Harga

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

65

P P

MC P2 MC P1

AC P0

AC

AR AR 0 Q0 Q/t 0 Q2 Q1 Q0 Q/t

MR MR (a) (b)

Segitiga yang diaransir (Gambar 12.a) adalah surplus konsumen. Pelaksanaan strategi diskriminasi harga di wilayah pemasaran lain (Gambar 12.b) dengan menaikkan harga menjadi P1 dan P2.

Segi empat yang diaransir merupakan surplus konsumen yang telah diraih sehingga merupakan tambahan penerimaan penjualan monopolis.

Untuk melaksanakan diskriminasi harga pada dua pasar yang memiliki karakteristik yang berbeda saratnya adalah :1. Dua pasar tersebut terpisah sedemikian rupa

sehingga dua pasar tersebut merupakan separated market, artinya pembeli pada pasar

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

66

yang satu tidak dapat menjualnya lagi pada pasar yang lain dengan maksud mencari keuntungan.

2. Masing-masing pasar memiliki elastisitas harga terhadap permintaan barang tersebut berbeda.

Untuk menjelaskan bagaimana melaksanakan kebijksanaan diskriminasi harga, dimisalkan pada :

a. Pasar-1 dijual sejumlah Q1 unit produk dengan harga P1 dan pada Pasar-2 dijual sejumlah Q2

unit produk dengan harga P2, sehingga total penjualan adalah Q = Q1 + Q2

b. Penerimaan di Pasar-1 :

TR1 = P1Q1 P1 = f1(Q1)

TR1 = Q1 f1(Q1) TR1 = r1(Q)

c. Penerimaan di Pasar-2 :

TR2 = P2Q2 P2 = f2(Q2)

TR2 = Q2 f2(Q1) TR2 = r2(Q)

d. Total penerimaan :

TR = TR1 + TR2

TR = r1(Q1) + r2(Q2)

e. Total Biaya :

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

67

TC = c(Q1 + Q2) Q = Q1 + Q2

TC = c(Q)

f. Keuntungan :

= R - C

= r1(Q1) + r2(Q2) – c(Q1 + Q2)

= r1(Q1) + r2(Q2) – c(Q)

SYARAT TERCAPAINYA KEUNTUNGAN MAKSIMUM PADA DISKRIMINASI HARGA :

First Order Condition :

d/dQ1 = 0 dan d/dQ2 = 0

d dr1(Q1) dc(Q1 + Q2) = - = 0 dQ1 dQ1 d(Q1 + Q2)

MR1 - MC = 0 MR1 = MC ……… (a)

d dr2(Q1) dc(Q1 + Q2) = - = 0 dQ2 dQ2 d(Q1 + Q2)

MR2 - MC = 0 MR2 = MC ………. (b)

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

68

Persamaan (a) sama dengan Persamaan (b), sehingga :

MR1 = MR2 = MC ............................................................ 10

Persamaan 10 merupakan syarat pertama (First Order Condition) untuk memaksimumkan strategii Diskriminasi Harga

Second Order Condition :

dMR1 dMC 1) - < 0 dQ1 d(Q1 + Q2)

dMR2 dMC 2) - < 0 dQ2 d(Q1 + Q2)

dMR1 dMC dMR2 dMC 3) - - > 0 dQ1 d(Q1 + Q2) dQ2 d(Q1 + Q2)

Perhatikan First Order Condition :

MR1 = MR2

1 1

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

69

P1 1 - = P2 1 - E1 E2

Bilamana E2 > E1

1 1Maka 1 - < 1 - E1 E2

1 1Pada hal P1 1 - = P2 1 - E1 E2

Sehingga P1 > P2

Berdasarkan analisis di atas memberi petunjuk pada monopolist dalam melaksanakan kebijaksanaan diskriminasi harga pada dua pasar yang terpisah (separated market) adalah sebagai berikut :

1. Pada pasar yang Demand Elasticity-nya lebih besar dari pasar yang lain, produk dijual dengan harga yang lebih rendah.

2. Pada pasar yang Demand Elasticity-nya lebih kecil dari pasar yang lain, produk dijual dengan harga yang lebih tinggi.

Secara grafis mekanisme kebijaksanaan diskriminasi harga pada dua pasar yang terpisah (separate market) seperti Gambar - 13 berikut ini :

Gambar - 13 Kebijaksanaan Diskriminasi Harga pada dua pasar terpisah

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

70

P P

P1

P2

D2

D1

0 Q1.1 Q1.2 0 Q2.1 Q2.2

MR1 MR2

E1 < E2

P1 > P2

Ilustrasi 13Misalnya produsen menjual produknya di dua pasar terpisah yaitu Pasar-1 dan Pasar-2. Analisis data pada masing-masing pasar tentang hubungan antara harga barang, jumlah barang dan total biaya menghasilkan persamaan demand dan biaya sbb. :

Fungsi Pasar-1 Pasar-2

Demand P1 = 80 – 5 Q1 P2 = 180 – 20 Q2

Biaya TC = 50 + 20 (Q1 + Q2) atau TC = 50 + 20 Q

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

71

Jika diinginkan laba maksimum, berapakah jumlah dan harga Q di masing-masing pasar harus dijual serta keuntungannya ?

Jawab - 13P1 = 80 – 5 Q1 TR1 = P1 Q1 = (80 Q1 – 5Q1) Q1

TR1 = (80 Q1 – 5Q12

MR1 = 80 – 10 Q1

P2 = 180 – 20 Q2

TR2 = P2Q2 = (180 Q2 – 20Q2) Q2

TR2 = 180 Q2 – 20Q22

MR2 = 180 – 40 Q2

C = 50 + 20 (Q) Q = Q1 + Q2 MC = 20

Syarat profit maksimum :

MR1 = MR2 = MC

80 – 10 Q1 = 180 – 40 Q2 = 20

80 – 10 Q1 = 20

10 Q1 = 60

Q1 = 6 unit

180 – 40 Q2 = 20

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

72

40 Q2 = 160

Q2 = 4 unit

P1 = 80 – 5 Q1 untuk Q1 = 6 unit, maka :

P1 = 80 – 5(6)

P1 = 50 SU

P2 = 180 – 20 Q2 Untuk Q2 = 4 unit maka

P2 = 180 – 20(4)

P2 = 100 SU

R1 = 80 Q1 – 5Q12 Untuk Q1 = 6 unit maka

R1 = 80 (6) – 5(62)

R1 = 300 SU

R2 = 180 Q2 – 20Q22 Untuk Q2 = 4 unit maka

R2 = 180(4) – 20(42)

R2 = 400 SU

Elastisitas di Pasar-1 dan di Pasar -2 :

dP1/dQ1 = - 5 dQ1/dP1 = - 1/5

E1 = (dQ1/dP1)(p1/Q1) = - 0,2 x 50/6

E1 = - 1,667

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

73

dP2/dQ2 = - 20 dQ2/dP2 = - 0,05

E2 = (dQ2/dP2)(P2/Q2) = - 0,05 x 100/4

E2 = - 1,250

C = 50 + 20 (Q1 + Q2)

Untuk Q1 = 6 unit dan Q2 = 4 unit maka :

C = 50 + 20 (6 + 4)

C = 250 SU

Keuntungan :

= R1 + R2 – C = 300 + 400 – 250 = 450

Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Suja’i

74