15
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Jawa mempunyai kekayaan hasil budaya, antara lain Pertunjukan wayang dengan kemahiran sang dalang, dapat menyajikan berbagai macam pengetahuan, filsafat hidup berupa nilai-nilai budaya dan berbagai unsur budaya seni yang terpadu dalam seni pendalangan. Pertunjukan wayang yang didalamnya terdapat perpaduan antara sesuara, seni musik (gamelan) dan seni rupa, merupakan bentuk kesenian yang sangat disukai masyarakat Jawa. Cerita pewayangan ini bersumber pada epos Ramayana dan Mahabrata yang diadopsi dari India. Kemudian cerita pertunjukan wayang dalam perkembangan selanjutnya juga menampilkan cerita- cerita di luar patokan yang ada, sehingga merupakan bentuk variasi untuk menghilangkan kebosanan para penontonnya. Cerita-cerita tersebut pada akhimya juga kembali lagi pada inti atau sumber cerita. Semula pertunjukan kesenian wayang hanya wayang kulit, kemudian berkembang menjkadi pertunjukan wayang golek, wayang beber, wayang orang dan sebagainya. Wayang kulit merupakan salah satu kebudayaan yang dikagumi oleh masyarakat Indonesia dan masyarakat internasional. Kesenian wayang telah diangkat sebagai karya agung budaya dunia oleh UNESCO tanggal 7 Nopember 2003 atau Masterpiece of Oral And Intangible Heritage of Humanity. Di daerah Jawa cerita yang populer yang tersebar di masyarakat adalah cerita epik Ramayana, Mahabharata, dan cerita Arjunasasrabahu. Namun 1

websitimasitah.files.wordpress.com · Web viewKetiga cerita tersebut merupakan cerita yang berasal dari tanah India. Cerita yang diangkat dalam pewayangan mengandung nilai-nilai kehidupan

  • Upload
    hatram

  • View
    227

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: websitimasitah.files.wordpress.com · Web viewKetiga cerita tersebut merupakan cerita yang berasal dari tanah India. Cerita yang diangkat dalam pewayangan mengandung nilai-nilai kehidupan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masyarakat Jawa mempunyai kekayaan hasil budaya, antara lain Pertunjukan wayang

dengan kemahiran sang dalang, dapat menyajikan berbagai macam pengetahuan, filsafat

hidup berupa nilai-nilai budaya dan berbagai unsur budaya seni yang terpadu dalam seni

pendalangan. Pertunjukan wayang yang didalamnya terdapat perpaduan antara sesuara, seni

musik (gamelan) dan seni rupa, merupakan bentuk kesenian yang sangat disukai masyarakat

Jawa.

Cerita pewayangan ini bersumber pada epos Ramayana dan Mahabrata yang diadopsi

dari India. Kemudian cerita pertunjukan wayang dalam perkembangan selanjutnya juga

menampilkan cerita-cerita di luar patokan yang ada, sehingga merupakan bentuk variasi

untuk menghilangkan kebosanan para penontonnya. Cerita-cerita tersebut pada akhimya juga

kembali lagi pada inti atau sumber cerita. Semula pertunjukan kesenian wayang hanya

wayang kulit, kemudian berkembang menjkadi pertunjukan wayang golek, wayang beber,

wayang orang dan sebagainya.

Wayang kulit merupakan salah satu kebudayaan yang dikagumi oleh masyarakat

Indonesia dan masyarakat internasional. Kesenian wayang telah diangkat sebagai karya

agung budaya dunia oleh UNESCO tanggal 7 Nopember 2003 atau Masterpiece of Oral And

Intangible Heritage of Humanity. Di daerah Jawa cerita yang populer yang tersebar di

masyarakat adalah cerita epik Ramayana, Mahabharata, dan cerita Arjunasasrabahu. Namun

cerita Arjunasasrabahu kalah populer dibanding kedua cerita lainnya. Ketiga cerita tersebut

merupakan cerita yang berasal dari tanah India. Cerita yang diangkat dalam pewayangan

mengandung nilai-nilai kehidupan yang sangat mendalam.

Wayang kulit pernah mengalami masa kejayaan dimasa lampau, bahkan pada masa

penyebaran agama Islam di pulau Jawa, para Wali menggunakan cerita dan pertunjukan

wayang kulit yang telah disisipi oleh ajaran-ajaran dan kaidah-kaidah Islam sebagai media

penyebaran agama Islam, hal ini dapat terwujud karena cerita-cerita wayang memiliki cerita

yang menggambarkan tentang kehidupan manusia yang mengajarkan pada kita untuk

menjalani hidup pada jalan yang benar, dimana dalam hal ini agama Islam juga mengajarkan

hal yang sama sehingga mudah bagi para wali untuk memasukkan ajaran Islam ke dalam

cerita wayang. Metode tersebut terbukti cukup berhasil, karena pada zaman itu, pertunjukan

wayang kulit merupakan sarana hiburan bagi rakyat yang dapat merangkul masyarakat luas.

1

Page 2: websitimasitah.files.wordpress.com · Web viewKetiga cerita tersebut merupakan cerita yang berasal dari tanah India. Cerita yang diangkat dalam pewayangan mengandung nilai-nilai kehidupan

Seiring dengan perkembangan zaman, wayang mulai tergeser oleh media-media

hiburan lain yang lebih modern dan lebih mudah dijangkau oleh masyarakat. Masyarakat

modern lebih memilih untuk menonton televisi di ruangan keluarga yang nyaman daripada

menghabiskan waktu semalam suntuk untuk menonton pertunjukan wayang yang panjang,

cenderung membosankan, dan sulit untuk dimengerti apalagi untuk dinikmati. Kecanggihan

teknologi telah melahirkan instrumen-instrumen hiburan baru yang memungkinkan manusia

untuk mendapatkan berbagai macam hiburan tanpa perlu keluar rumah. Hal ini membuat

masyarakat moderen melupakan kesenian tradisional yang ada di indonesia salah satunya

wayang kulit.

Oleh karena itu penulis membuat makalah yang berjudul wayang kulit ini agar

generasi bangsa mengenal kesenian tradisional yang ada di indonesia dan membuat

masyarakat indonesia mengagumi kesenian wayang kulit ini. Jika dunia saja mengagumi

kesenian wayang kulit, seharusnya masyarakat indonesia lebih mencintainya. Bukan malah

melupakan dan mengabaikannya.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai

berikut:

1. Apakah sebenarnya wayang kulit itu?

2. Bagaimanakah sejarah wayang kulit?

3. Perlengkapan apasajakah yang diperlukan dalam pertunjukan wayang kulit?

4. Siapa saja tokoh-tokoh dalam wayang kulit?

1.3. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, yang menjadi tujuan dalam penulisan

makalah berikut adalah:

1. Untuk mengetahui tentang kesenian dan sejarah wayang kulit.

2. Untuk mengetahui perlengkapan apa saja yang diperlukan dalam pertunjukan wayang

kulit.

3. Untuk mengetahui siapa saja tokoh-tokoh wayang kulit.

2

Page 3: websitimasitah.files.wordpress.com · Web viewKetiga cerita tersebut merupakan cerita yang berasal dari tanah India. Cerita yang diangkat dalam pewayangan mengandung nilai-nilai kehidupan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sejarah wayang

Menurut Lisbijanto, Herry, sejarah wayang yaitu: Wayang adalah jenis seni

pertunjukan yang mengisahkan seorang tokoh atau kerajaan dalam dunia perwayangan.

Wayang berasal dari kata Ma Hyang yang berarti menuju kepada roh spiritual, dewa atau

Tuhan Yang Maha Esa. Cerita wayang diambil dari buku Mahabharata atau Ramayana.

Kesenian wayang sudah ada di Indonesia sejak zaman kerajaan Hindu.

Pada zaman dahulu, wayang merupakan kesenian yang sangat populer. Pada masa

pemerintahan raja-raja di Jawa, wayang dipakai sebagai sarana hiburan bagi rakyat.

Raja-rajja Jawa pada saat itu menempatkan wayang sebagai kesenian yang

mempunyai nilai kreasi tinggi. Dalam beberapa hal, para raja mengambil bagian-bagian dari

wayang untuk dipakai sebagai lambang keluhuran. Para raja mengambil bagian dari kesenian

wayang yang berupa tari-tarian sebagai simbol keagungan keraajan. Semua putri raja

diajarkan agar dapat menari dengan indah, bahkan beberapa raja menciptakan tarian baru

untuk menunjukkan betapa tinggi jiwa seninya. Biasanya tarian ciptaan raja ini hanya

ditarikan pada acara penting, misalnya saat menyambut tamu agung, memperingati hari ulang

tahun raja, memperingatu hari jumenengan ( hari penobatan sebagai raja), dan lain-lain.

Sang wali sanga (Wali sembilan/sembilan sunan) menyebarkan agama islam di Jawa,

ada seorang wali, yaitu sunan Kalijaga, menggunakan wayang guna menyebarkan ajaran

islam. Dengan wayang kulit, sunan Kalijaga berharap pesan-pesannya dapat dengan mudah

diterima masyarakat yang saat itu sangat menyenangi wayang.

Ada beberapa bentuk wayang, yaitu:

1. Wayang Wong (wayang orang)

2. Wayang Kulit

3. Wayang Golek

4. Wanyang Klithik

3

Page 4: websitimasitah.files.wordpress.com · Web viewKetiga cerita tersebut merupakan cerita yang berasal dari tanah India. Cerita yang diangkat dalam pewayangan mengandung nilai-nilai kehidupan

2.2. Sejarah wayang kulit

Konon asal usul wayang kulit ini ada dua pendapat. Yang pertama, wayang kulit

berasal dan lahir pertama kali di Pulau Jawa, tepatnya di Jawa Timur. Pendapat ini

dikemukakan para peneliti dan para ahli kebudayaan. Mereka mempunyai alasan yang cukup

kuat, bahwa seni wayang amat erat kaitannya dengan keadaan sosiokultural dan kepercayaan

masyarakat Indonesia, khususnya orang Jawa. Seperti panakawan, tokoh yang dipandang

sangat penting dalam pewayangan, yakni Semar, Gareng Petruk, Bagong, hanya ada dalam

pewayangan Indonesia, dan tidak ada di negara lain. Selain itu, nama dan istilah teknis

pewayangan, semua berasal dari bahasa Jawa, khususnya Jawa Kuno, bukan dari bahasa lain.

Pendapat kedua menduga wayang berasal dari India, yang dibawa bersama agama

Hindu ke Indonesia. Sebagian besar ahli yang berpendapat bahwa wayang berasal dari India

adalah sarjana Inggris, negara Eropa yang pernah menjajah India.

Sejak tahun 1950-an, pada buku-buku perwayangan sudah di tulia bahwa wayang

berasal dari Pulau Jawa, sama sekali tidak diimpor dari negara lain, khususnya India.

Seni perwayangan, khususnya wayang kulit, diperkirakan sudah lahir di Indonesia

pada zaman pemerintahan Airlangga, yang memerintah kerajaan Kahuripan (976-1012).

Karya sastra Jawa yang menjadi sumber cerita wayang sudah ditulis oleh pujangga Indonesia

pada Abad 10, seperti kitab Ramayana kakawin berbahasa Jawa Kuno yang ditulis pada masa

pemerint ahan Raja Dyah Balitung (989-910). Kitab ini disinyalir merupakan gubahan dari

kitab Ramayana karangan punjangga India, Walmiki. Para puangga tidak lagi hanya

menyadur kitab-kitab dari mancanegara tetapi sudah mengubah dan membuat karya sastra

dengan falsafah Jawa.

Wayang kulit mulai di pertontonkan zaman pemerintahan Airlangga. Hal ini bisa

dilihat dari beberapa prasasti yang dibuat pada masa itu, yang menyebutkan kata-kata

mawayang dan aringgit yang sudah ada menunjuk pada pertunjukan wayang yang dimaksud

di sini adalah wayang kulit. Dengan demikian kesenian wayang kulit sudah ada sejak zaman

Airlangga dan masih berlangsung sampai saat ini.

4

Page 5: websitimasitah.files.wordpress.com · Web viewKetiga cerita tersebut merupakan cerita yang berasal dari tanah India. Cerita yang diangkat dalam pewayangan mengandung nilai-nilai kehidupan

2.3. Perlengkapan Wayang Kulit

1. Panggung pertunjukan

Untuk pertunjukan wayang kulit diperlukan panggung pertunjukan yang berupa kelir

atau layar. Oleh karena itu, pagelaran wayang kulit juga disebut Pakeliran. Selain layar, juga

diperlukan tempat untuk menancapkan wayang. Biasanya tempat meletakkan wayang kulit

adalah debog (pelepah pisang), karena gampang ditusuk gagang wayang. Layar dilengkapi

lampu sorot untuk menerangi wayang.

Lampu sorot dipakai untuk menyorot wayang kulit agar bayangan wayang yang

terdapat di layar dapat terlihat jelas. Dengan begitu penonton dapat melihat pertunjukan dari

balik layar. Tatahan (pahatan) wayang kulit yang dipantulkan di layar pun dapat terlihat jelas

2. Pemain Wayang

Pemain wayang dalam wayang kulit adalah seperagkat wayang kulit lengkap, yaitu

tokoh wayang yang terbuat dari bahan kulit dan diberi gagang untuk pegangan. Wayang kulit

yang baik terbuat dari kulit lembu dan gagangnya terbuat dari kulit penyu. Tatahan atau

ukiran di lembaran kulitnya terlihat halus dengan warna-warna cerah sesuai dengan karakter

masing-masing tokoh. Ukiran/tatahan wayang kulit disebut sungging.

Ada wayang kulit yang dinamakan Gunungan atau Kayon, yaitu wayang kulit yang

berbentuk seperti gunung. Gunungan menggambarkan Sangkan Paraning Dumadi (asal

muasal kehidupan), suatu simbol awal dan akhir dari kehidupan. Gunungan tampil setiap

akan memulai dan mengakhiri pertunjukan, yang berarti pertunjukan wayang kulit adalah

sebuah cerita tentang kehidupan dunia. Jumlah satu set wayang kulit berkisar antara 250-600

wayang.

Wayang kulit yang tidak dimainkan dalam pegelaran, biasanya diajarkan/ditancapkan

di layar sebelah kanan dan kiri kelir. Wayang tersebut disebut simping kiwo (untuk wayang

yang diletakkan di sebelah kiri layar) dan Simping Tengen (untuk wayang yang diletakkan di

sebelah kanan layar). Sedangkan wayang kulit yang akan dimainkan disisipkan di atas kotak

wayang. Wayang ini disebut wayang dedudah.

3. Gamelan

Gamelan adalah seperangkat alat musik yang menonjolkan metalofon, gambang,

gendang, dan gong. Kata gamelan berasal dari bahasa jawa, gamel, yang beearti memukul

atau menabuh. Gamelan terbuat dari kayu dan gangsa, sejenis logam yang dicampur tembaga

atau timah dan rejasa. Alat musik pengiring instrumen gamelan terdiri dari kendang, bonang,

penerus, gender, gambang, suling, siter, clempung, slethem, demung, saron, kenong, kethuk,

5

Page 6: websitimasitah.files.wordpress.com · Web viewKetiga cerita tersebut merupakan cerita yang berasal dari tanah India. Cerita yang diangkat dalam pewayangan mengandung nilai-nilai kehidupan

japan, kempyang, kempul, peking, dan gong. Gamelan yang dipakai untk mengiringi

pertunjukan wayang memiliki nada seru slendro dan pelog.

4. Nayaga atau Pangrawit

Penabuh gamelan jawa disebut Nayaga atau Pengrawit. Nayaga atau yaga berasal dari

kata wiyaga yang berarti semedi atau meditasi. Dalam menjalankan tugas menabuh gamelan,

seorang nayaga menabuh dengan konsentrasi dengan tujuan untuk memberi ruh terhadap

gending yang sedang dimainkan. Keseriusan tersebut seperti seorang yang sedang bersemedi.

Sedangkan pengrawit berasal dari kata rawit, yang berarti rumit. Pengrawit memang selalu

berhadapan dengan hal-hal rumit, misalnya harus menghapal ratusan gending yang berbentuk

not-not angka di luar kepala dan menyajikannya dengan baik dan benar.

Setiap kali menjalankan tugas mengiringi pertunjukan wayang, para nayaga selalu

berpakaian resmi, yaitu pakaian tradisional dengan baju beskap, kain jarit dan blankon (ikat

kepala dari bahan batik).

5. Pakaian (kostum)

Pada wayang kulit, untuk membedakan tokoh-tokoh wayang dapat dilihat dari gelung

(mahkota atau penutup kepala) yang dikenakan. Gelung seorang raja berbeda dengan gelung

punakawan, juga berbeda dengan gelung seorang patih. Pakaian tokoh wayang kulit dapat

dilihat dari sungging (tatahan wayang), dimana warna-warna yang dipakai juga berlainan.

Tokoh wayang yang bertabiat angkara murka, wajahnya diberi warna merah menyal.

Punakawan diberi warna putih. Jadi tatahan dan warna wajah masing-masing tokoh wayang

menggambarakn siapa adanya tokoh tersebut

6. Pesinden atau Waranggana

Pesinden juga sering disebut sinden, berasal dari kata pasindhian yang berarti yang

kaya akan lagu atau yang melagukan (melantunkan lagu). Sinden juga disebut waranggana,

yang berasal dari kata wara yang berarti seseorang yang berjenis kelamin wanita, dan

anggana berarti sendiri. Pada zaman dahulu, waranggana adlah satu-satunya wanita dalam

pergelaran wayang ataupun pentas klenengan.

Setiap menjalankan tugas, pesinden harus berpakaian resmi, memakai kain kebaya,

rambut digelung atau di sanggul. Mereka harus duduk bersimpuh (duduk di lantai dengan

posisi kaki dilipat). Posisi duduk bersimpuh merupakan posisi duduk yang di anggap sopan

manakala menghadapi seseorang yang dihormati.

Pesinden haruslah mempunyai suara yang khas sebagai pesinden, yaitu suara yang

melengking merdu dengan cengkok suara yang luwes. Mereka harus hafal tembang-tembang

tradisional lama dan baru.

6

Page 7: websitimasitah.files.wordpress.com · Web viewKetiga cerita tersebut merupakan cerita yang berasal dari tanah India. Cerita yang diangkat dalam pewayangan mengandung nilai-nilai kehidupan

7. Dalang

Dalang adalah pengatur jalannya pertunjukan wayang. Dalam pertunjukan wayang

kulit, dalang adalah bagian terpenting. Dalang berasal dari akronom Ngudhal Piwulang. Kata

Ngudhal berarti membongkar atau menyebar luaskan dan Piwulang berarti ajaran,

pendidikan, ilmu, informasi. Jadi fungsi dalang dalam pergelaran wayang kulit bukan saja

pada segi pertunjukan atau hiburan, namun juga harus memberi tuntutan. Dalang harus

menguasai teknik pedalangan sebagai aspek hiburan, juga berpengetahuan luas dan mampu

memberikan pengaruh.

2.4. Tokoh Wayang

Yudhistira Werkudara Arjuna Nakula Sadewa

Duryudana Banowati Dursasana Kartamarma Antareja

Antasena Gatot kaca Gareng Petruk Bagong

7

Page 8: websitimasitah.files.wordpress.com · Web viewKetiga cerita tersebut merupakan cerita yang berasal dari tanah India. Cerita yang diangkat dalam pewayangan mengandung nilai-nilai kehidupan

Pancawala Abimanyu Wisanggeni Bima Gendari

8

Page 9: websitimasitah.files.wordpress.com · Web viewKetiga cerita tersebut merupakan cerita yang berasal dari tanah India. Cerita yang diangkat dalam pewayangan mengandung nilai-nilai kehidupan

BAB III

KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan

1. Wayang merupakan kesenian yang lahir di pulau jawa sejak zaman kerajaan Airlangga.

2. Wayang kulit merupakan salah satu kebudayaan yang dikagumi oleh masyarakat

Indonesia dan masyarakat internasional. Kesenian wayang telah diangkat sebagai karya

agung budaya dunia oleh UNESCO tanggal 7 Nopember 2003 atau Masterpiece of Oral

And Intangible Heritage of Humanity

3. Dalam pertunjukan wayang diperlukan

3.2. Saran

1. Alangkah lebih baik apabila pertunjukan wayang di perkenalkan kepada generasi bangsa

saat ini dengan cara yang lebih unik.

9

Page 10: websitimasitah.files.wordpress.com · Web viewKetiga cerita tersebut merupakan cerita yang berasal dari tanah India. Cerita yang diangkat dalam pewayangan mengandung nilai-nilai kehidupan

DAFTAR PUSTAKA

1. Lisbijanto, Herry,Wayang, Graha Ilmu, Yogyakarta:2013

2. Bastomi, Prof. Drs. Suwaji, Gemar Wayang, Dahara Prize, Semarang:1995

3. Dr. Hazim Amir, M.A., Nilai-Nilai Etis Dalam Wayang, pustaka sinar harapan,

Jakarta: 1991

4. Masyarakat kesenian di indonesia, muhammad takari, frida deliana harahap, fadlin,

dkk., Studia Kultura, Fakultas Sastra, USU. Medan:2008

10