23
IRMA RISDIANA, MPH, APT STUDI KASUS PHARMACEUTICAL CARE MONITORING /FOLLOW UP EVALUATION

005 Monitoring

Embed Size (px)

DESCRIPTION

C

Citation preview

  • IRMA RISDIANA, MPH, APT

    STUDI KASUS

    PHARMACEUTICAL CARE MONITORING /FOLLOW UP EVALUATION

  • Pharmaceutical care

    Tanggungjawab penyediaan terapi obat untuk tujuan mencapai hasil (outcome) yang diinginkan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup pasien

    (Helper & Strand,1990)

    DEFINITE OUTCOME :

    Cure of the disease Elimination or reduction of symptoms Arrest or slowing of a disease process Prevention of disease or symptoms

  • ASSESSMENT

    CARE PLAN

    FOLLOW UP AND

    EVALUATION

    TAHAP DALAM MELAKUKAN PROSES

    ASUHAN PASIEN (Cipolle, 2000)

  • PATIENT CARE PROCESS (Jones, 2009)

    Membangun komunikasi dengan

    pasien atau keluarga

    Menyusun rencana/rekomendasi

    (Patient care plan)

    Mengkaji informasi pasien (patient assessment) DTP/DRP ?

    Kumpulkan informasi terkait pasien

    (Subjective & Objective)

    Laksanakan rencana/ rekomendasi

    (complete intervention)

    Monitoring & Tindak Lanjut

    S

    O

    A

    P

  • Follow Up & Monitoring

    Tahap terakhir dari proses asuhan pasien

    Memonitor hasil dari care plan yang

    diimplementasikan maupun tidak

    diimplementasikan

    Dapat menjadi data baru bagi

    ditemukannya problem terapi yang baru

  • TAHAP FOLLOW UP-EVALUATION

    Mengetahui dan menilai perkembangan terapi pasien apakah menuju keberhasilan tujuan terapi atau tidak

    Dilakukan dengan melihat outcome aktual berdasarkan indikator kliniknya atau dengan menanyakan pengalaman pasien

    Melihat kemungkinan adanya DRP baru dalam perjalanan terapi.

  • KAPAN MONITORING DILAKUKAN?

    Pertimbangan dalam menetapkan waktu

    monitoring :

    Waktu perkiraan dimana efek obat

    terlihat

    Waktu perkiraan dimana efek obat yang

    tidak diinginkan terlihat

    Onset terjadinya efek interaksi obat

    Perkembangan alami penyakit

    Lamanya waktu yang dibutuhkan dalam

    pemberian obat

  • Waktu perkiraan dimana efek

    obat terlihat

    Contoh :

    1. Pemberian antibiotik profilaksis

    (diberikan 30 menit 1 jam sebelum dilakukan insisi ) monitoring dilakukan dengan ada tidaknya kejadian Infeksi

    Daerah Operasi.

    2. Pemeriksaan kadar fenitoin dalam darah (TDM) sample diambil sesuai dengan waktu dimana efek obat seharusnya

    terjadi

  • Waktu perkiraan dimana efek

    obat yang tidak diinginkan terlihat

    Penggunaan bersama captopril dan

    furosemide

    Penggunaan bersama digoxin dan

    furosemide

    Monitoring kadar kalium/elektrolit darah setiap 3 bulan

    pada pasien rawat jalan

  • Onset terjadinya efek interaksi obat

  • Perkembangan alami

    penyakit

    Dengue Fever

    1. Adekuasi pemberian cairan elektrolit monitoring pemeriksaan trombosit dan

    hematokrit tiap 8 jam

    2. Pemberian obat untuk mengatasi gejala :

    - panas/demam : vital sign/ suhu tubuh pasien

    - Muntah/mual : frek muntah dlm sehari atau

    tanyakan pengalaman pasien (mual)

    - dll

  • Lamanya waktu yang dibutuhkan

    dalam pemberian obat

    Pemberian clopidogrel selama 1 tahun monitoring INR

    Pemberian OAT pada KP TB anak 6 bulan monitoring : sebagai golden standard penetapan TB pada anak stop atau diteruskan pengobatan monitoring pemeriksaan darah rutin, chest

    x-ray, peningkatan BB dll.

  • WAKTU MONITORING PADA

    KASUS PENYAIT KRONIS

    5 10 hari setelah terapi yang pertama (awal diagnosis)

    3 6 bulan selama terapi diberikan

    Pasien dengan risiko tinggi dapat

    dilakukan evaluasi lebih sering (as

    necessary)

  • MONITORING KOMPREHENSIF

    PENGGUNAAN SITOSTATIKA

  • Inpatient Case (1)

    Hepatic Encephalopathy

    Tn. B ( 40 thn) dibawa ke IGD sebuah rumah sakit. Pasien

    sangat gelisah, terkadang mengerang kesakitan dan

    terlihat adanya gangguan mental.

    Kulit pucat kekuningan dan perut mengeras (abdominal distension) . Pasien muntah darah dan mengalami

    melena dua hari terakhir sebelum dibawa ke rumah

    sakit.

    Sebelumnya pasien diketahui memiliki riwayat

    gangguan fungsi hati (chirosis hepatica) dan hipertensi

    sejak 1 tahun yang lalu. Pasien seorang pemabuk

    dengan tempat tinggal tidak tetap. Masih ada keluarga (ayah dan saudara laki2). Pasien mengkonsumsi

    minuman beralkohol kurang lebih 3 gelas bir per hari.

    Merokok 12 btg sehari. Pekerjaan sebagai tukang

    parkir serabutan.

  • Dari perawatan rawat jalan sebelumnya

    pasien mendapatkan obat Lactulose 2x sehari

    30 ml dan Captopril 2 x 25 mg.

    TD : 110/70

    RR : 18 Suhu : 37,5C Nadi : 110

    BB : 50 kg

    TB : 165 Hasil USG : nodular liver & splenomegali ascites

    Diketahui juga adanya perdarahan esofagus

    pada pemeriksaan endoscopy

  • Pemeriksaan Laboratorium Jenis

    Pemeriksaan Hasil Nilai Standar

    normal

    Na 130mEq/L 135-145

    K 3.0 mEq/L 3.5-5.0

    Cl 90mEq/L 96-106

    CO2 30mmol/L 22-28

    BUN 6mg/dl 8-20

    Cr 0,4 mg/dl 8-20

    Glu 86 mg/dl 70-110

    AST 60 U/L 4-36

    ALT 30 U/L idem

    Bilirubin 8,1 mg/dl 0.3-10

    Albumin 2.1 g/dl 3.2-4,8

  • Pemeriksaan Laboratorium

    Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Standar

    normal

    WBC 4500/mm3 5000-10.000

    Hb 7.9 g/dl 12-16

    HCT 21% 37-47 %

    Plt 82/mm3 150.000-400.000

    Ammonia 150 mcg/dl 10-60

  • PARAMETER MONITORING

    YANG DIPILIH DAN KAPAN

    WAKTUNYA ?

  • Parameter Monitoring

    Vital sign : hipotension? efektivitas dan safety propranolol

    Kadar Ammonia dalam darah dan target BAB 2-3 kali sehari efektivitas pemberian laktulosa

    Penurunan ukuran lingkar perut Ascites

    Muntah darah berkurang smp hilang varises esofageal propranolol

    Perbaikan Mental status uji scoring HE hilangnya intoksikasi ammonia

  • Parameter Monitoring

    Kadar K/S.Cr hiperkalemia atau hipokalemi pemberian frusemide dan Spironolacton

    Tanda dehidrasi jika target BAB 2-3 kali terlampui