46
BAB I STANDAR AKUNTANSI Pentingnya Standar Akuntansi Alasan pentingnya Standar Akuntansi yang baku adalah 1. Sebagai acuan bagi perusahaan untuk menyajikan informasi tentang posisi keuangan, prestasi, dan kegiatan perusahaan. 2. Memberi pedoman dan peraturan bekerja bagi akuntan publik agar mereka dapat melaksanakan tugas dengan hati-hati, independen, dan dapat mengabdikan keahliannya dan kejujurannya melalui penyusunan laporan akuntan setelah melalui pemeriksaan akuntan. 3. Membantu pemerintah untuk memperoleh informasi penting mengenai perhitungan pajak, peraturan tentang perusahaan, perencanaan dan pengaturan ekonomi, dan peningkatan efisiensi ekonomi dan tujuan-tujuan makro lainnya. Hal-hal yang Diatur dalam Standar Akuntansi Standar akuntansi yang berisi prinsip-prinsip yang telah dipilih sesuai dengan tujuan pelaporan biasanya berisi ketentuan mengenai hal-hal berikut: 1. Definisi; yaitu makna yang dilekatkan pada elemen, pos, dan istilah yang digunakan dalam pelaporan keuangan. 2. Pengukuran; yaitu penentuan kos suatu elemen atau pos laporan keuangan yang terlibat dalam suatu transaksi. 3. Penilaian; yaitu penentuan dasar dan jumlah rupiah untuk dilekatkan pada elemen atau pos pada tanggal pelaporan. 4. Pengakuan; yaitu pencatatan suatu kos ke dalam sistem akuntansi sehingga kos tersebut mempengaruhi atau terefleksi dalam laporan keuangan. 5. Pengungkapan; yaitu cara menyajikan informasi utama dan tambahan dalam seperangkat laporan keuangan yang lengkap. Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) merupakan seperangkat konsep, standar, prosedur, metode, konvensi, dan praktik yang sehat yang dipilih atau didukung berlakunya serta menjadi pedoman umum di suatu wilayah (negara) tertentu.

02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ff

Citation preview

Page 1: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

BAB I

STANDAR AKUNTANSI Pentingnya Standar Akuntansi

Alasan pentingnya Standar Akuntansi yang baku adalah

1. Sebagai acuan bagi perusahaan untuk menyajikan informasi tentang posisi

keuangan, prestasi, dan kegiatan perusahaan.

2. Memberi pedoman dan peraturan bekerja bagi akuntan publik agar mereka dapat

melaksanakan tugas dengan hati-hati, independen, dan dapat mengabdikan

keahliannya dan kejujurannya melalui penyusunan laporan akuntan setelah

melalui pemeriksaan akuntan.

3. Membantu pemerintah untuk memperoleh informasi penting mengenai

perhitungan pajak, peraturan tentang perusahaan, perencanaan dan pengaturan

ekonomi, dan peningkatan efisiensi ekonomi dan tujuan-tujuan makro lainnya.

Hal-hal yang Diatur dalam Standar Akuntansi

Standar akuntansi yang berisi prinsip-prinsip yang telah dipilih sesuai dengan

tujuan pelaporan biasanya berisi ketentuan mengenai hal-hal berikut:

1. Definisi; yaitu makna yang dilekatkan pada elemen, pos, dan istilah yang

digunakan dalam pelaporan keuangan.

2. Pengukuran; yaitu penentuan kos suatu elemen atau pos laporan keuangan yang

terlibat dalam suatu transaksi.

3. Penilaian; yaitu penentuan dasar dan jumlah rupiah untuk dilekatkan pada elemen

atau pos pada tanggal pelaporan.

4. Pengakuan; yaitu pencatatan suatu kos ke dalam sistem akuntansi sehingga kos

tersebut mempengaruhi atau terefleksi dalam laporan keuangan.

5. Pengungkapan; yaitu cara menyajikan informasi utama dan tambahan dalam

seperangkat laporan keuangan yang lengkap.

Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)

Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) merupakan seperangkat konsep,

standar, prosedur, metode, konvensi, dan praktik yang sehat yang dipilih atau

didukung berlakunya serta menjadi pedoman umum di suatu wilayah (negara)

tertentu.

Page 2: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

Pengertian berterima umum adalah bahwa pedoman tersebut dianut karena merupakan

ketentuan resmi yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang dan praktik yang sehat.

Penyusun Standar Akuntansi

Di Indonesia, yang berwenang menyusun standar akuntansi adalah Dewan

Standar Akuntansi Keuangan yang berada di bawah naungan IAI (Ikatan Akuntan

Indonesia). Pihak yang terkait dengan penyusunan Standar Akuntansi Keuangan

diantaranya adalah pemerintah, praktisi, dan BAPEPAM.

Di Amerika, Standar Akuntansi disusun oleh Financial Accounting Standards

Board (FASB).Terdapat beberapa pihak yang terkait dalam penyusunan standar

akuntansi di Amerika, yaitu:

1. American Institute of Certified Accountants (AICPA)–Akuntan Publik

2. Governmental Accounting Standards Board (GASB)–Lembaga Penyusun Standar

Akuntansi untuk Pemerintah

3. Securities and Exchange Commision (SEC)–Badan Pengawasan Pasar Modal

4. American Accounting Association (AAA)–Organisasi Akademisi

5. Financial Executives Institute (FEI)–Organisasi para eksekutif keuangan

6. The Institute of Management Accounting dulu namanya National Association of

Accountant (AAA)–Organisasi Akuntan Manajemen

Page 3: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

BAB II

RERANGKA KONSEPTUAL PELAPORAN KEUANGAN

Rerangka Konseptual

Rerangka konseptual merupakan seperangkat tujuan dan fondasi sebagai suatu

sistem yang koheren/runtut yang akan mendorong terciptanya standar-standar

akuntansi yang konsisten dan yang menentukan sifat, fungsi, dan batasan-batasan

akuntansi dan laporan keuangan.

Rerangka konseptual tertuang dalam Statement of Financial Accounting

Concepts (SFAC) terdiri dari:

1. SFAC No. 1 Tujuan pelaporan keuangan pada entitas bisnis (1978)

2. SFAC No. 2 Karakteristik kualitatif informasi akuntansi (1980)

3. SFAC No. 3 Elemen-elemen laporan keuangan entitas bisnis (1980)

4. SFAC No. 4 Tujuan laporan keuangan pada entitas non-bisnis (1980)

5. SFAC No. 5 Pengakuan dan pengukuran dalam laporan keuangan pada entitas

bisnis (1984)

6. SFAC No. 6 Elemen-elemen laporan keuangan (1985), sebagai pengganti SFAC

No. 3 sekaligus mencakup elemen-elemen laporan keuangan entitas

non-bisnis.

7. SFAC No. 7 Penggunaan informasi aliran kas dan nilai sekarang dalam

pengukuran akuntansi.

Asumsi Dasar Akuntansi Keuangan

Empat asumsi dasar akuntansi keuangan menurut FASB antara lain:

1. Asumsi entitas ekonomi (economic entity assumption) yaitu perusahaan dianggap

sebagai suatu entitas yang berdiri sendiri terpisah dari pemiliknya.

2. Asumsi kelangsungan usaha (going concern assumption), yaitu perusahaan

diasumsikan akan hidup terus dalam jangka panjang.

3. Asumsi unit moneter (monetary unit assumption), bahwa pengukuran transaksi

dilakukan dengan menggunakan satuan moneter

4. Asumsi periode waktu (periodicity assumption), bahwa kegiatan perusahaan

diasumsikan dapat dibagi-bagi ke dalam beberapa periode untuk tujuan pelaporan

keuangan

Page 4: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

Prinsip Dasar

`Prinsip (principle) merupakan pendekatan umum yang digunakan dalam

pengakuan (recognition) dan pengukuran (measurement) kejadian-kejadian akuntansi.

Prinsip dasar akuntansi menurut FASB meliputi:

1. Prinsip harga perolehan (historical cost principle)

Aktiva, utang dan modal dicatat sebesar kos historisnya pada tanggal transaksi,

yang kemudian biasanya disesuaikan dengan adanya amortisasi atau alokasi yang

lain.

2. Prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognition principle)

Kriteria pengakuan pendapatan ada 2, yaitu:

a. Telah terealisasi/dapat direalisasi (realized/realizable)

Pendapatan telah terealisasi (realized) ketika barang/jasa dijual atau

dipertukarkan dengan kas ataupun klaim terhadap kas. Pendapatan cukup

pasti terealisasi (realizable) ketika aset yang diterima selain kas, dan dapat

segera dikonversi menjadi kas atau klaim terhaap kas dengan jumlah yang

cukup pasti

b. Telah terbentuk (earned), yaitu ketika perusahaan telah melakukan

kegiatan yang harus dilakukan untuk memperoleh pendapatan

1. Prinsip penandingan antara pendapatan dan biaya (matching principle) yaitu

menandingkan antara pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh pendapatan tersebut dalam periode yang sama

3. Prinsip pengungkapan penuh (full disclosure principle) artinya penyajian

informasi keuangan harus disertai dengan penjelasan yang cukup untuk

pengambilan keputusan

Tujuan Pelaporan Keuangan (SFAC No. 1)

Tujuan Pelaporan Keuangan sesuai SFAC No.1, untuk memberikan informasi

yang berguna dalam pembuatan keputusan mengenai investasi dan kredit untuk

mereka yang mempunyai pemahaman mengenai aktivitas ekonomi dan perusahaan,

membantu investor, kreditor dan pemakai lain laporan keuangan yang sekarang

maupun yang berpotensi dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian aliran kas

di masa yang akan datang mengenai sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber

daya tersebut dan perubahannya.

Page 5: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi

FASB mengidentifikasikan karakteristik kualitatif informasi akuntansi untuk

membedakan antara informasi yang lebih bermanfaat (more useful) dengan informasi

yang kurang bermanfaat (less useful) untuk pengambilan keputusan. Agar informasi

tersebut berguna untuk pengambilan keputusan, maka harus ada suatu jembatan yang

menghubungkan antara pengguna informasi (user) dengan keputusan yang diambil,

yaitu keterpahamian (understandability) yang merupakan kemampuan informasi

untuk dapat dipahami oleh penggunanya.

Karakteristik kualitatif informasi akuntansi sesuai SFAC No. 2 mempunyai

dua tingkatan, yaitu karakteristik kualitatif primer dan sekunder.

a. Karakteristik kualitatif primer terdiri dari: Relevansi (relevance) dan

reliabilitas (reliability)

i. Relevansi ditentukan oleh nilai prediktif, nilai balikan, dan ketersediaan

informasi pada waktunya.

(1) Nilai prediktif (predictive value)

(2) Nilai balikan (feedback value)

(3) Ketepatwaktuan (timeliness)

ii. Reliabilitas (reliability)

(1) Keterujian (verifiability)

(2) Kenetralan (neutrality)

(3) Ketepatan penyimbolan/penyajian jujur (representational faithfulness)

b. Karakteristik kualitatif sekunder terdiri dari: konsistensi (consistency) dan

keterbandingan (comparability)

Dalam SFAC No 2 juga disebutkan adanya konsep conservatism, yang berarti

suatu sikap kehati-hatian dalam situasi yang meliputi ketidakpastian, harus diambil

kemungkinan yang terjelek. Sehingga apabila perusahaan mengalami suatu

ketidakpastian maka perusahaan harus memilih prinsip atau metode akuntansi yang

memunculkan hasil yang dianggap kurang menguntungkan.

Page 6: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

Elemen-elemen Laporan Keuangan

1. Menurut SFAC No. 3 yang diperbarui dalam SFAC No. 6, terdapat 10 elemen-

elemen laporan keuangan, yaitu:

a. Aset (assets)

b. Kewajiban (liabilities)

c. Ekuitas (equity)

d. Investasi dari pemilik (investments by owners)

e. Distribusi kepada pemilik (distribution to ownres)

f. Laba komprehensip (comprehensive income)

g. Pendapatan (revenues)

h. Biaya (expenses)

i. Untung (gains)

j. Rugi (losses)

Pengakuan dan Pengukuran

Pengukuran merupakan suatu penentuan jumlah dalam satuan uang yang akan

digunakan untuk pencatatan transaksi, kejadian atau peristiwa. Sedangkan pengakuan

merupakan pencatatan transaksi, kejadian atau peristiwa yang telah diukur dengan

menggunakan satuan uang ke dalam sistem akuntansi. Sesuai SFAC No. 5, untuk bisa

diakui, suatu transaksi atau peristiwa harus memenuhi salah satu dari elemen-elemen

laporan keuangan, dapat diukur , relevan dan reliable.

Page 7: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

BAB III

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Perbedaan Akuntansi Keuangan dengan Akuntansi Manajemen

Secara garis besar akuntansi dapat dikelompokkan ke dalam 2 bagian, yaitu:

Akuntansi keuangan merupakan suatu proses pencatatan, pengelompokkan,

pengikhtisaran, dan pelaporan data-data perusahaan yang bersifat finansial atau dapat

diukur dengan uang, dan laporannya ditujukan khusus bagi pihak-pihak di luar

perusahaan atau pihak eksternal perusahaan.

Akuntansi manajemen merupakan suatu proses pemanfaatan data-data dan

informasi untuk digunakan sebagai alat bantu manajemen dalam melaksanakan

fungsinya.

Perbedaan akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen antara lain dari beberapa

segi:

1. Pihak yang menggunakan laporan

Akuntansi keuangan: digunakan oleh pihak dalam perusahaan dan luar perusahaan

akan tetapi lebih dikhususkan bagi pihak di luar perusahaan.

Akuntansi manajemen: digunakan khusus bagi manajer berbagai jenjang di dalam

perusahaan, seperti manajer produksi, manajer keuangan, dan lainnya.

2. Aturan pelaporan

Akuntansi keuangan: diatur melalui Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

Akuntansi manajemen: tidak diatur oleh peraturan yang baku.

3. Orientasi waktu

Akuntansi keuangan: selalu menghasilkan laporan keuangan yang merupakan

data-data yang berasal dari masa lalu.

Akuntansi manajemen: dalam laporannya banyak memberikan estimasi atau

ramalan penjualan.

4. Jangka waktu pelaporan

Akuntansi keuangan: menunjukkan jangka waktu periodik yang teratur.

Akuntansi manajemen: disusun setiap kali manajer membutuhkan laporan guna

pengambilan keputusan.

Page 8: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

5. Isi laporan

Akuntansi keuangan: laporan yang disajikan berupa ringkasan dari transaksi yang

sudah lalu.

Akuntansi manajemen: isi laporan lebih terperinci.

Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi digunakan untuk mengumpulkan, mencatat,

memproses dan melaporkan informasi keuangan dari suatu perusahaan atau unit

organisasi pada pihak-pihak yang berkepentingan

Persamaan Dasar Akuntansi

Dalam akuntansi dikenal suatu persamaan yang dikenal sebagai persamaan

dasar akuntansi, yaitu:

Aktiva = Utang + Modal

Dalam pencatatan transaksinya digunakan double-entry accounting system

atau sistem pembukuan berganda. Artinya dalam setiap pencatatan suatu transaksi,

akan mempengaruhi sisi debet (sisi kiri) dan sisi kredit (sisi kanan) dalam jumlah

yang sama.

Proses Akuntansi

Prosedur atau proses penyusunan laporan keuangan terdiri dari dua tahap, yaitu:

1. Tahap perekaman data

Tahap ini dimulai dari pembuatan bukti transaksi, pencatatan transaksi ke dalam

jurnal dan dilanjutkan dengan pembukuan transaksi ke buku besar.

2. Tahap pengikhtisaran data

Tahap ini dimulai dari pembuatan kertas kerja berlajur, daftar saldo dan

dilanjutkan dengan membuat penyesuaian.

Page 9: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

Jurnal adalah catatan pertama yang dilakukan perusahaan dalam mengikuti dan

merekam arus transaksi keuangan.

Buku besar adalah pengelompokkan masing-masing pos dalam jurnal. Buku besar

berisi akun-akun yang tiap akhir periode junlahnya dipindah ke laporan keuangan.

Neraca Saldo adalah daftar yang berisi saldo-saldo dari seluruh akun yang ada di

dalam buku besar pada suatu saat tertentu.

Penyesuaian adalah proses menandingkan biaya dan pendapatan yang sudah terjadi

tetapi belum dicatat.

Neraca saldo setelah penyesuaian adalah daftar saldo yang dapat dinilai langsung

dari buku besar setelah jurnal penyesuaian dibukukan ke dalamnya.

Pembuatan laporan keuangan, yaitu dari laporan laba rugi, laporan perubahan

ekuitas, neraca dan laporan aliran kas

Jurnal penutup adalah jurnal yang dibuat untuk menutup (menjadikan nol) saldo-

saldo akun sementara (akun nominal dan akun prive).

Jurnal pembalik adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan kembali beberapa

jurnal penyesuaian yang telah dibuat pada akhir tahun sebelumnya. Jurnal ini bersifat

opsional.

Page 10: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

BAB IV

LAPORAN LABA RUGI DAN INFORMASI YANG TERKAIT

Laporan Laba Rugi

Laporan yang mengukur kesuksesan operasi perusahaan dalam jangka waktu

tertentu. Laporan laba rugi bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja perusahaan di

masa lalu, sebagai dasar untuk memprediksi kinerja perusahaan di masa depan,

membantu menilai resiko atau ketidakpastian dalam penerimaan aliran kas dimasa

depan. Namun laporan laba rugi ini memiliki keterbatsan, yaitu tidak melaporkan

item-item yang tidak dapat diukur secara andal seperti loyalitas customer, walaupun

efek dari item tersebut mempengaruhi kinerja perusahaan. Selain itu, laporan laba rugi

melibatkan judgment (pertimbangan) dan dipengaruhi oleh metode akuntansi yang

digunakan.

Laporan laba rugi mengandung 4 elemen laporan keuangan, yaitu pendapatan

(revenue), biaya (expense), untung (gains) dan rugi (losses). Dalam penyajiannya,

laporan laba rugi dapat disajikan dengan cara satu tahap (single step) atau beberapa

tahap (multiple step).

Dalam laporan laba rugi, terdapat item-item yang bersifat non reguler, yaitu:

1. Penghentian segmen usaha (Discontinued operation)

Terjadi sebagai akibat dari penjualan atau penghentian suatu lini usaha utama

yang terpisah dimana aktiva, laba atau rugi bersih dan aktivitas dapat dipisahkan

baik secara fisik, secara operasional maupun untuk tujuan laporan keuangan.

2. Pos luar biasa (Extraordinary items)

Kriterianya:

a) Bersifat tidak normal: kejadian atau transaksi tersebut memiliki tingkat

abnormalitas yang tinggi dan tidak mempunyai hubungan dengan kegiatan

normal perusahaan, DAN

b) Tidak sering terjadi: kejadian atau transaksi yang bersangkutan tidak

sering terjadi dalam kegiatan normal perusahaan.

3. Keuntungan dan kerugian (Unusual gains and losses)

Kriterianya bersifat tidak normal ATAU tidak sering terjadi.

Page 11: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

BAB V

NERACA DAN LAPORAN ALIRAN KAS

Neraca

Neraca (balance sheet) melaporkan posisi aktiva, utang dan modal perusahaan

pada suatu saat tertentu. Dengan informasi dari neraca, maka pengguna laporan

keuangan dapat mengevaluasi struktur keuangan perusahaan, menilai likuiditas dan

fleksibilitas keuangan perusahaan. Namun neraca tidak memberikan informasi yang

tidak bisa diukur secara objektif, walaupun bermanfaat, seperti sumber daya manusia.

Dalam pembuatan neraca, perusahaan juga menggunakan estimasi, seperti penentuan

cadangan kerugian piutang, yang membatasi kualitas informasi yang disajikan.

Laporan Aliran Kas

Tujuan utama dari laporan keuangan ini adalah memberikan informasi yang

relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan dalam suatu periode.

Manfaat laporan aliran kas adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan aliran kas di masa depan dan kemampuan perusahaan membayar

dividen serta melunasi kewajibannya. Laporan aliran kas juga dapat digunakan untuk

mengetahui transaksi kas dan non kas yang terjadi dalam perusahaan pada suatu

periode. Penerimaan dan pengeluaran kas tersebut dikelompokkan ke dalam tiga

aktivitas, yaitu:

1. Aktivitas operasi meliputi aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan

dan semua transaksi kas yang mempengaruhi perhitungan laba bersih.

2. Aktivitas investasi termasuk peminjaman dan penagihan pinjaman, pembelian

serta penjualan investasi, properti, pabrik dan peralatan.

3. Aktivitas pembelanjaan meliputi aktivitas untuk mendapatkan sumber daya

dari pemilik dan menyediakan return dari investasi tersebut, dan aktivitas

meminjam uang dari kreditor dan membayar kembali uang yang dipinjam.

Metode Pembuatan Laporan Aliran Kas dari Aktivitas Operasi

1. Metode Langsung (Direct Method)

Metode ini melaporkan secara langsung berapa kas masuk dan berapa kas keluar.

Selisih antara kas masuk dan kas keluar adalah aliran kas bersih.

2. Metode Tidak Langsung (Indirect Method)

Laba bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi-transaksi

yang mempengaruhi laporan laba rugi tetapi tidak mempengaruhi kas.

Page 12: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

BAB VI

KAS DAN PIUTANG

Kas

Kas adalah aktiva yang paling likuid yang dijadikan standard pertukaran dan

tidak dibatasi penggunaannya.

Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid,

berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu

tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.

Untuk bisa disebut sebagai kas, terdapat karakteristik tertentu yang harus

dipenuhi, antara lain :

1. Aktiva tersebut haruslah siap tersedia untuk membayar kewajiban saat ini

2. Tidak dibatasi penggunaannya.

Rekonsiliasi

Rekonsiliasi diperlukan untuk menjelaskan perbedaan-perbedaan yang terjadi

antara saldo menurut bank dengan saldo menurut perusahaan.

Ada beberapa item yang mempengaruhi terjadinya perbedaan antara catatan

bank dan catatan perusahaan:

2. Deposit In Transit (Setoran dalam perjalanan)

3. Outstanding Checks (Cek dalam peredaran)

4. Bank Charges (Biaya-biaya bank)

5. Bank Credits (Misalnya pendapatan bunga)

6. Error (Kesalahan)

7. Not Sufficient Funds (Cek kosong)

Page 13: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

BAB VII

PIUTANG (RECEIVABLE)

Pengertian Piutang

Piutang adalah klaim terhadap pelanggan untuk uang, barang, atau jasa.

Piutang ini terdiri dari berbagai macam yaitu trade receivable (terdiri dari piutang

dagang dan piutang wesel) dan nontrade receivable.

Pengakuan Piutang

Ada dua faktor yang bisa menimbulkan kesulitan dalam mengukur harga

pertukaran, yaitu:

1. Diskon (trade dan cash discount)

a. Trade discount

Trade discount digunakan untuk menghindari perubahan harga dalam katalog,

perbedaan harga untuk kuantitas pembelian yang berbeda, dan untuk

menyembunyikan harga yang sesungguhnya dari kompetitor.

b. Cash discount (sales discount)

Merupakan potongan harga tunai yang diberikan apabila pembeli membayar

dalam jangka waktu tertentu. Contoh, dinyatakan dalam 2/10, n/30 artinya ada

diskon 2% jika pembeli membayar dalam 10 hari, dan jatuh temponya dalam

30 hari.

2. Jangka waktu antara penjualan dan jatuh tempo pembayaran (masalah bunga).

Penilaian Piutang

Piutang dagang jangka pendek biasanya dinilai dan dilaporkan sebesar net

realizable value, yaitu jumlah bersih kas yang kemungkinan besar akan diterima.

Penentuan net realizable value ini membutuhkan estimasi jumlah piutang yang

mungkin tidak tertagih.

Ada dua metode untuk pencatatan piutang tidak tertagih:

1. Metode penghapusan langsung (direct write-off)

Rekening kerugian piutang akan didebet pada saat piutang benar-benar tidak

tertagih. Metode ini tidak boleh digunakan karena tidak sesuai dengan

Generally Accepted Accounting Principles (GAAP).

3. Metode cadangan (allowance method)

Page 14: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

Dalam metode cadangan ini, perlu dibuat cadangan untuk piutang yang tidak

tertagih.

Untuk memperkirakan jumlah piutang yang mungkin tidak tertagih ada dua

pendekatan:

a. Pendekatan rugi laba (income statement approach) – persentase dari penjualan

Dalam metode ini yang ditekankan adalah kerugian piutangnya. Jumlah kerugian

piutang dan cadagan keugian piutang tidak akan terpengaruh oleh saldo cadangan

kerugian piutang yang sudah ada.

b. Pendekatan neraca (balance sheet approach) – persentase piutang

Tujuan pendekatan ini adalah untuk melaporkan piutang sebesar net realizable

value, maka pendekatan ini merujuk pada neraca. Dengan menggunakan

pengalaman di masa lalu, perusahaan dapat memperkirakan persentase dari

piutang yang masih beredar yang akan tidak tertagih bisa juga dengan membuat

analisis umur piutang (aging schedule). Jumlah kerugian piutang akan dipengaruhi

oleh saldo awal cadangan kerugian piutang yang sudah ada.

Retur Penjualan

Perusahaan mengantisipasi adanya penjualan yang dikembalikan dengan cara

membuat rekening retur penjualan dan cadangan untuk mencegah distorsi terhadap

laba bersih yang dialporkan dalam laporan laba rugi. Rekening tersebut akan

dikontrakan dengan pendapatan penjualan.

Anjak Piutang (Sale of Receivable)

Anjak piutang merupakan suatu jenis pembiayaan dalam bentuk penjualan

(pembelian) piutang atau pengalihan piutang yang berasal dari transaksi usaha.

Perusahaan dapat menjual piutang usahanya dengan tujuan untuk mendapatkan kas

tanpa harus meminjam dari pihaklain. Terdapat 2 jenis anjak piutang yaitu anjak

piutang dengan recourse dan tanpa recourse. Recourse adalah hak pihak pembeli

piutang untuk mendapatkan pembayaran dari pihak penjual piutang, apabila nasabah

(customer) tidak mampu membayar pada saat piutang tersebut jatuh tempo.

Apabila piutang terjual tanpa recourse, maka kerugian penjualan piutang sama

dengan biaya (finance charge) yang dibebankan oleh pembeli. Namun dalam anjak

piutang dengan recourse, maka kerugian penjualan piutang adalah sebesar finance

charge ditambah dengan harga pasar kewajiban recourse.

Page 15: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

BAB VIII

PERSEDIAAN

Pengertian Persediaan

Persediaan adalah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual atau

barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam proses produksi pembuatan

barang.

Sistem Pencatatan Persediaan

a. Sistem perpetual

Seluruh pembelian dan penjualan persediaan barang dicatat secara langsung dalam

rekening persediaan ketika terjadi transaksi tersebut.

b. Sistem periodik (fisik)

Pembelian persediaan dicatat dalam rekening pembelian, ketika persediaan dijual

tidak ada rekening persediaan yang dikredit. Dengan sistem perpetual ini

diperlukan jurnal penyesuaian pada akhir periode.

Kesalahan Dalam Pencatatan Persediaan

Kesalahan dalam pencatatan persediaan tidak saja megakibatkan penyajian di

neraca menjadi salah, tetapi bisa juga mempengaruhi laba rugi. Hal ini dikarenakan

kesalahan penyajian persediaan akhir mempengaruhi Cost of Goods Sold (Kos Barang

Terjual atau Harga Pokok Penjualan).

Metode Penentuan Kos Persediaan

Terdapat beberapa metode penentuan kos persediaan, antara lain:

a. Identifikasi khusus

Dengan metode ini persediaan yang dijual dan yang masih ada dalam gudang

persediaan dapat diidentifikasi secara jelas. Dengan menggunakan metode ini,

aliran fisik persediaan dengan aliran kosnya akan sesuai.

b. Average cost

Penentuan kos persediaan dengan menggunakan rata-rata kos persediaan yang

dibeli. Terdiri dari metode rata-rata tertimbang (fisik/periodik) dan metode rata-

rata bergerak (perpetual)

Page 16: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

c. FIFO

Metode FIFO mengasumsikan bahwa kos barang yang keluar (dijual) sama

dengan aliran masuk barang. Jadi kos dari barang yang dijual pertama, berasal

dari kos barang yang dibeli pertama, dan seterusnya. Dengan metode ini, nilai

persediaan akhir dan kos barang terjual (Cost of Goods Sold) akan sama dengan

menggunakan sistem fisik (periodik) maupun perpetual.

d. LIFO

Kos barang yang dijual pertama berasal dari kos persediaan barang yang paling

akhir dibeli (pembelian terkini). Dengan metode LIFO, pendapatan penjualan

sesuai (match) dengan kos barang terjual, karena pendapatan periode ini

ditandingkan dengan kos persediaan periode yang sama. Nilai persediaan akhir

dan kos barang terjual (Cost of Goods Sold) akan berbeda nilainya dalam sistem

fisik maupun perpetual.

Isu-isu yang Berkaitan dengan LIFO

a. LIFO liquidation

Jika pada suatu tahun tertentu perusahaan mengalami kelangkaan persediaan, dan

terpaksa harus melikuidasi kos persediaan tahun lalu, dimulai dari tahun

sebelumnya. Hal ini membuat laba bersih terdistorsi karena kos persediaan yang

berasal dari tahun sebelumnya ditandingkan dengan pendapatan tahun ini.

b. Dollar-Value LIFO

Peningkatan dan penurunan dalam satu kelompok ditentukan dan diukur

berdasarkan total nilai persediaan dalam satuan uang bukan kuantitas (unit)

persediaan dalam satu kelompok. Metode ini dapat mengurangi kelemahan LIFO

yang terkait dengan likuidasi persediaan dengan metode LIFO pada saat terjadi

kelangkaan persediaan.

Dasar Pemilihan Metode Persediaan

Metode LIFO biasanya dipilih dalam keadaan adanya kecenderungan harga jual dan

pendapatan naik lebih cepat dibandingkan kosnya. Dalam keadaan inflasi, dengan

menggunakan metode LIFO dapat membuat kos barang terjual (CGS) lebih tinggi,

menurunkan laba kena pajak, sehingga mengurangi pajak yang dibayar.

Page 17: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

BAB IX

PENILAIAN PERSEDIAAN

Lower of Cost or Market

Persediaan biasanya dinilai sebesar historical costnya. Tetapi jika ada

penurunan manfaat (kemampuan untuk menghasilkan pendapatan), maka historical

cost tidak dipakai lagi. Persediaan kemudian akan dinilai dengan metode LCOM

(Lower of Cost or Market).

Aturan umum LCOM adalah persediaan dinilai pada harga yang lebih rendah

antara historical cost dan market (harga pasar), dimana untuk market nilainya tidak

boleh melebihi net realizable value (batas atas) dan tidak kurang dari net realizable

value dikurangi normal profit margin (batas bawah). Net realizable value adalah

perkiraan harga jual dikurangi dengan perkiraan biaya untuk penyelesaian dan

penjualan.

Evaluasi LCOM

Penurunan nilai aktiva dicatat dalam periode dimana kerugian terjadi, bukan

pada periode penjualan. Di sisi lain, peningkatan nilai aktiva dicatat pada saat

penjualan. Perlakuan ini tidak konsisten dan mengarah pada distorsi data.

Penerapan prinsip ini bisa mengakibatkan ketidakkonsistenan, karena

persediaan perusahaan bisa dinilai pada harga perolehan tahun ini, mungkin tahun

depan bisa dinilai dengan harga pasar.

Dasar Penilaian Persediaan Lainnya

a. Penilaian pada net realizable value

Dalam situasi tertentu, NRV dipakai sebagai dasar untuk menilai persediaan

walaupun lebih mahal dibandingkan costnya. Hal ini dikarenakan adanya

market yang terkontrol dengan harga yang sudah pasti dan tidak ada biaya

penjualan yang signifikan. Selain itu, biasanya NRV digunakan ketika

penentuan kos barang dirasa lebih sulit dan tidak praktis.

b. Penilaian menggunakan nilai jual relatif

Jika beberapa unit yang berbeda dibeli dengan satu harga (borongan), maka

harga beli tersebut dialokasikan ke masing-masing jenis barang dengan

berdasarkan pada harga pasarnya secara proporsional.

Page 18: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

Metode Penilaian Persediaan Berdasarkan Estimasi

Metode Gross Profit

Metode ini banyak digunakan oleh auditor dalam situasi jika hanya

perkiraan persediaan perusahaan yang diperlukan, jika persediaan terbakar

atau rusak karena hal lain.

Rumus dasar: harga pokok + gross profit = Harga jual

Evaluasi metode gross profit:

Metode gross profit hanya merupakan perkiraan, sehingga harus tetap

ada penghitungan secara fisik untuk mengetahui jumlah persediaan di gudang.

Metode ini tidak diperbolehkan dipakai untuk pembuatan laporan

keuangan tahunan. Namun metode ini dapat digunakan untuk menentukan

persediaan akhir untuk laporan interim.

Retail Inventory Method

Dengan metode ini, nilai persediaan akhir dihitung dengan

menggunakan prosentase kos persediaan terhadap harga retailnya. Penjualan

dalam satu periode dikurangkan dari harga eceran barang yang tersedia untuk

dijual untuk memperkirakan perkiraan persediaan yang tersedia untuk dijual.

Rasio kos persediaan terhadap retail dihitung dengan cara membagi

total harga barang yang tersedia dijual dengan total harga eceran barang yang

tersedia dijual. Prosentase tersebut kemudian dikalikan dengan saldo akhir

persediaan menurut harga eceran untuk mendapatkan persediaan akhir

menurut harga pokok.

Page 19: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

BAB X

AKTIVA TETAP: KOS (HARGA PEROLEHAN)

Karakteristik Aktiva tetap

Aktiva tetap memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Memiliki masa manfaat lebih dari 1 tahun

b. Digunakan untuk kegiatan operasional

c. Memiliki wujud fisik

d. Merupakan subyek depresiasi (khusus untuk yang masa manfaatnya terbatas)

Pengertian Kos Aktiva

Semua pengorbanan dalam unit moneter yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva

sampai aktiva tersebut siap untuk digunakan.

Aktiva tetap dapat diperoleh melalui berbagai transaksi:

a. Melalui pembelian tunai

Kos aktiva dalam pembelian tunai adalah sebesar kas yang dikeluarkan sampai

aktiva tersebut siap untuk digunakan

b. Melalui pembelian kredit

Kos aktiva adalah sebesar nilai bersih (netto), yaitu harga faktur dikurangi

diskon (jika ada)

c. Melalui pembelian kredit jangka panjang dengan angsuran

Kos aktiva dalam pembelian kredit adalah sebesar nilai tunai (nilai sekarang)

dari seluruh pembayaran angsuran

d. Melalui pembelian secara borongan (lumpsum)

Kos aktiva merupakan alokasi harga beli secara proporsional terhadap harga

pasar masing-masing aktiva

e. Melalui penerbitan saham

Kos aktiva dicatat sebesar harga pasar surat berharga atau sebesar harga pasar

aktiva, mana yang lebih mudah ditentukan.

f. Melalui pertukaran dengan aktiva non moneter

Dalam pertukaran aktiva non moneter, maka terdapat 2 klasifikasi, yaitu

commercial substance dan lacks commercial substance. Pertukaran aktiva

Page 20: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

memiliki commercial substance apabila estimasi aliran kas yang berasal dari

penggunaan aktiva menjadi berbeda dengan adanya pertukaran tersebut.

Apabila pertukaran aktiva non moneter mengandung commercial substance,

maka keuntungan (kerugian) pertukaran diakui. Namun apabila lacks

commercial substance dan tidak ada penerimaan kas, maka kerugian dapat

diakui, tetapi keuntungan pertukaran tidak diakui. Sedangkan jika pertukaran

tersebut lacks commercial substance dan terdapat penerimaan kas, maka

apabila terjadi kerugian, maka kerugian dapat diakui. Tetapi bila terdapat

keuntungan, maka sebagian keuntungan pertukaran dapat diakui dan sisanya

ditunda pengakuannya.

Keuntungan (kerugian) pertukaran aktiva merupakan selisih lebih (kurang)

harga pasar aktiva lama dibandingkan dengan nilai bukunya.

g. Membuat sendiri

Kos aktiva adalah seluruh pengorbanan yang dikeluarkan untuk membuat

aktiva tersebut sampai siap untuk digunakan. Apabila dalam pembuatan aktiva

perusahaan menggunakan dana yang berasal dari pinjaman, maka bunga yang

berasal dari pinjaman tadi dapat dikapitalisasi menjadi bagian dari kos aktiva

namun hanya selama masa konstruksi.

Page 21: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

BAB XI

DEPRESIASI Pengertian Depresiasi

Depresiasi adalah alokasi kos (harga perolehan) aktiva tetap selama masa

manfaatnya. Depresiasi dilakukan untuk menandingkan antara pendapatan yang

diperoleh atas penggunaan aktiva dengan biaya (pengorbanan) yang dikeluarkan

untuk memperoleh pendapatan tersebut.

Terdapat berbagai macam metode depresiasi:

a. metode garis lurus

Rumus biaya depresiasi = Kos – Nilai residu Umur ekonomis

b. metode jumlah angka tahun Rumus biaya depresiasi = Sisa umur ekonomis X Kos – Nilai residu

Jumlah total umur ekonomis c. metode saldo menurun berganda

Rumus biaya depresiasi = 1/Umur ekonomis X 2 X Nilai buku awal periode

d. metode aktivitas

Rumus biaya depresiasi = Kos – Nilai Residu Jumlah aktivitas atau output

Faktor-faktor yang mempengaruhi depresiasi

a. Kos (harga perolehan) adalah pengorbanan yang dikeluarkan untuk

mendapatkan aktiva sampai aktiva tersebut siap untuk digunakan

b. Umur ekonomis atau masa manfaat

c. Nilai residu (nilai sisa) yaitu estimasi harga jual di akhir masa manfaat

Apabila aktiva dibeli atau mulai digunakan tidak pada awal tahun, maka aktiva

tetap tersebut akan terkena depresiasi yang bersifat parsial atau tidak penuh. Dalam

peristiwa seperti itu, maka depresiasi akan dihitung dari saat aktiva tersebut dibeli

atau digunakan sampai dengan akhir tahun.

Aktiva dinyatakan di neraca sebesar nilai bukunya. Nilai buku merupakan selisih

antara kos (harga perolehan) aktiva dengan akumulasi depresiasi.

Aktiva yang sudah tidak dipergunakan dapat dihentikan penggunaannya atau

dijual. Apabila aktiva tidak akan dipergunakan lagi atau dijual, maka perlu dibuat

jurnal untuk menghapus aktiva dari neraca.

Page 22: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

BAB XII

PERUBAHAN ESTIMASI, PENAMBAHAN DAN PERBAIKAN

Dalam depresiasi aktiva, terdapat faktor nilai residu dan umur ekonomis yang

mempengaruhi penghitungan dan pembebanan depresiasi per tahun. Ketika aktiva

sudah dipergunakan, terkadang estimasi nilai residu dan/atau umur ekonomis

mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapat diakibatkan oleh perubahan

teknologi, kerusakan fisik, perubahan kebutuhan perusahaan atau informasi lain.

Ketika terjadi perubahan estimasi, maka pembebanan depresiasi juga harus

disesuaikan dengan estimasi yang baru.

Selain perubahan estimasi, seiring dengan berjalannya waktu, aktiva dapat

mengalami perbaikan, penggantian ataupun penambahan. Perbaikan, penggantian atau

penambahan tersebut harus dikapitalisasi (menambah kos aktiva lama), jika

memenuhi salah satu dari 3 kriteria berikut:

1. menambah umur ekonomis

2. menambah kuantitas produksi

3. menambah atau meningkatkan kualitas jasa yang diberikan

Jika tidak satupun kriteria di atas terpenuhi, maka pengeluaran untuk

perbaikan, penggantian ataupun penambahan harus dicatat sebagai biaya dalam

laporan laba rugi.

Penurunan Nilai Aktiva Tetap

Aktiva tetap dapat mengalami penurunan nilai (impairment). Hal ini dapat

disebabkan oleh beberapa hal misalnya adanya perubahan teknologi yang signifikan,

perubahan lingkungan bisnis, atau adanya perubahan peraturan pemerintah.

Untuk mengakui adanya impairment pada aktiva tetap, maka perlu dilakukan 2

uji sebagai berikut:

1. Recoverability test

Recoverability test adalah untuk mengetahui apakah aliran kas bersih yang

diterima dari penggunaan aktiva dapat menutup nilai buku aktiva. Uji ini dapat

dilakukan dengan membandingkan antara nilai buku aktiva dengan estimasi aliran kas

bersih di masa yang akan datang yang diharapkan diterima dari penggunaan aktiva

Page 23: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

tersebut. Apabila nilai buku lebih besar daripada estimasi aliran kas bersih tersebut,

maka terdapat kemungkinan adanya impairment, sehingga perlu dilanjutkan dengan

uji yang kedua yaitu uji harga yang wajar. Namun apabila nilai buku masih dapat

dipulihkan dengan aliran kas yang akan diterima, maka tidak terjadi impairment.

2. Fair value test

Fair value test dilakukan dengan membandingkan antara nilai buku dengan

harga yang wajar. Apabila nilai buku melebihi harga yang wajar pada saat itu, maka

selisihnya diakui sebagai kerugian impairment. Namun apabila nilai bukunya lebih

rendah dari harga yang wajar, maka tidak ada impairment.

Page 24: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

BAB XIII

AKTIVA SUMBER DAYA ALAM:

PEROLEHAN, DEPLESI DAN PERUBAHAN ESTIMASI

Kos aktiva sumber daya alam tersebut merupakan seluruh pengorbanan yang

dikeluarkan untuk mendapatkan sumber daya alam ditambah estimasi biaya untuk

merehabilitasi tanah supaya kembali ke keadaan semula seperti sebelum dilakukan

penggalian.

Kos sumber daya alam terdiri dari:

1. Kos akuisisi, yaitu pengorbanan yang dikeluarkan untuk mendapatkan hak

untuk mencari dan menemukan sumber daya alam. Kos akuisisi dapat juga

berupa kos yang dikeluarkan untuk mendapatkan hak mengelola sumber daya

alam yang telah diketemukan atau dapat berupa pembayaran royalty atas

properti yang dipergunakan dalam penambangan.

2. Kos eksplorasi, yaitu pengorbanan yang dikeluarkan untuk mencari sumber

daya alam

3. Kos pengembangan, yaitu pengorbanan yang dikeluarkan untuk membuat

sumur gali, terowongan, dan pengeboran, dan lain-lain

4. Kos restorasi, kos yang dikeluarkan untuk mengembalikan keadaan tanah

kembali semula.

Deplesi merupakan alokasi kos perolehan sumber-sumber alam. Deplesi

dihitung berdasarkan satuan unit yang berhasil dieksplorasi.

Masalah yang terkait dengan sumber daya alam

1. Full cost concept vs successfull effort concept. Dalam full cost concept, seluruh

pengorbanan untuk mendapatkan sumber daya alam, baik berhasil atau tidak, akan

dimasukkan sebagai kos aktiva. Sedangkan dalam successful effort concept, hanya

pengorbanan yang berhasil mendapatkan sumber daya alam saja yang dianggap

sebagai kos sumber daya alam.

2. Akresi. Akresi merupakan pertambahan nilai pada sumber daya alam yang

bertumbuh. Dalam akuntansi, akresi ini tidak diakui sebagai pendapatan. Adanya

kenaikan nilai pada sumber daya alam yang bertumbuh baru diakui pada saat

sumber daya alam tersebut dijual.

Page 25: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

BAB XIV

AKTIVA TIDAK BERWUJUD

Aktiva tidak berwujud adalah aktiva yang tidak memiliki wujud fisik dan

bukan merupakan aktiva moneter. Aktiva tidak berwujud biasanya memberikan

manfaat dalam waktu lebih dari satu tahun, sehingga diklasifikasikan sebagai aktiva

jangka panjang.

Aktiva tidak berwujud dapat berupa hak cipta, paten, waralaba (franchise),

lisensi, merk dagang dan goodwill (muhibah). Goodwill terjadi hanya ketika suatu

perusahaan membeli perusahaan lain dengan harga beli yang lebih tinggi dari harga

pasar aktiva bersih perusahaan yang dibeli.

Pengorbanan yang dikeluarkan untuk aktiva tidak berwujud yang diciptakan

sendiri tidak boleh dicatat sebagai aktiva tidak berwujud. Hanya biaya hukum dan

biaya langsung yang berhubungan dengan aktiva tidak berwujud saja yang bisa dicatat

sebagai aktiva tidak berwujud yang diciptakan secara internal.

Aktiva tidak berwujud dapat juga diperoleh dari pembelian. Apabila aktiva

tidak berwujud diperoleh dari pembelian, maka kos aktiva tidak berwujud merupakan

harga beli ditambah biaya lain-lain, seperti biaya hukum dan pendaftaran.

Aktiva tidak berwujud biasanya diamortisasi menggunakan garis lurus.

Menurut FASB, goodwill tidak diamortisasi dikarenakan dianggap melekat pada

perusahaan sehingga masa manfaatnya tidak terbatas.

Aktiva tidak berwujud juga dapat mengalami penurunan nilai (impairment).

Untuk aktiva tidak berwujud yang masa manfaatnya terbatas, cara pengakuan

impairment sama seperti halnya aktiva tetap. Namun untuk goodwill, tidak perlu

recoverability test. Karena goodwill melekat pada perusahaan, maka harus ditentukan

terlebih dahulu nilai total aktiva bersih perusahaan sebelum dibandingkan dengan

harga pasarnya.

Page 26: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

BAB XV

UTANG LANCAR DAN KONTIJENSI

Definisi Utang

Menurut APB Statement 4, utang adalah kewajiban ekonomik sebagai

tanggung jawab untuk mentransfer sumber daya ekonomik kepada entitas lain di

masa depan.

Terdapat 3 (tiga) karakteristik dasar kewajiban, yaitu :

1. Adanya kewajiban, artinya pengorbanan sumber daya ekonomik masa depan itu

cukup pasti.

2. kewajiban tersebut benar-benar tidak dapat dihindari, artinya kewajiban tersebut

merupakan kewajiban periode atau saat ini untuk menyerahkan suber daya

ekonomik di masa depan.

3. kejadian yang menimbulkan kewajiban tersebut telah terjadi.

Utang Lancar

Utang lancar adalah utang yang diharapkan akan dibayar (1) dalam waktu satu

tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan, dan (2) dengan menggunakan aktiva

lancar yang ada atau hasil dari pembentukan kewajiban lancar yang lain.

Jenis-jenis Utang Lancar

1. Utang dagang/usaha; meliputi utang yang timbul karena perolehan

persediaan/penerimaan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan.

2. Utang wesel; meliputi kewajiban yang didukung dengan bukti tertulis secara

formal, dalam bentuk wesel atau promes.

3. Utang pajak; meliputi kewajiban yang harus dibayarkan akibat pemakaian barang-

barang yang dikenai pajak.

4. Pendapatan diterima di muka; meliputi pembayaran di muka atas barang atau jasa

yang penyerahannya akan dilakukannya di waktu yang akan datang.

Jenis-jenis Utang Wesel

1. Wesel berbunga (Interest-Bearing Notes)

Utang wesel yang menyatakan secara eksplisit bunga yang harus dibayar oleh

peminjam.

Page 27: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

2. Wesel tidak berbunga (Zero-interest Bearing Notes)

Utang wesel yang tidak menyatakan secara eksplisit tingkat bunga yang

dikenakan. Bunga tetap dibayar oleh peminjam yaitu dengan membayar sejumlah

kas yang lebih besar dibanding kas yang diterima.

Utang Jangka Panjang Yang Akan Jatuh Tempo

Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu kurang dari satu periode

akuntansi dimasukkan dalam utang lancar, kecuali:

1. Utang dilunasi dengan aktiva yang diakumulasi untuk tujuan tersebut namun

aktiva tersebut belum termasuk dalam aktiva lancar.

2. Dilunasi dengan penerbitan utang jangka panjang yang baru.

3. Dikonversi ke dalam modal saham.

Jika utang tersebut jatuh tempo karena permintaan kreditor (callable), maka

harus diklasifikasikan sebagai utang lancar. Kewajiban jangka pendek yang

diharapkan untuk didanai kembali termasuk utang jangka panjang.

Penyajian Utang Lancar dalam Neraca

Utang lancar dicantumkan dalam neraca berdasarkan tingkat likuiditasnya atau

jangka waktu pelunasan yang paling pendek.

Kontinjensi

Kontijensi (contigency) adalah suatu peristiwa atau keadaan yang meliputi

ketidakpastian yang mungkin menimbulkan keuntungan atau kerugian kepada

perusahaan, dimana hanya dapat dipastikan apabila suatu kejadian atau beberapa

kejadian di masa yang akan datang terjadi atau tidak.

Dalam akuntansi, kerugian kontinjensi dapat diakui bila besar kemungkinan

untuk terjadi (probable) dan dapat dilakukan estimasi yang layak terhadap jumlah

kerugian yang ditimbulkan. Keuntungan kontinjensi tidak boleh diakui dalam laporan

keuangan. Keuntungan kontinjensi harus diungkapkan jika besar kemungkinan untuk

terjadi.

Page 28: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

BAB XVI

HUTANG JANGKA PANJANG : OBLIGASI DAN WESEL

Utang jangka panjang adalah suatu pengorbanan manfaat ekonomis di masa

yang akan datang yang berasal dari transaksi masa lalu, yang jatuh temponya lebih

dari 1 tahun atau satu periode akuntansi dari tanggal neraca.

Contoh utang jangka panjang: utang obligasi dan utang wesel

Obligasi merupakan surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk

mendapatkan dana. Surat obligasi tersebut terkandung adanya janji untuk membayar

sejumlah uang pada tanggal jatuh tempo dan bunga yang dibayarkan setiap tanggal

tertentu.

Beberapa istilah yang terdapat dalam surat utang

• Nilai nominal (nilai jatuh tempo) adalah nilai pokok utang yang tertera pada

setiap lembar obligasinya.

• Suku bunga nominal adalah suku bunga yang tertera pada lembar obligasi

• Harga jual adalah nilai obligasi pada saat obligasi tersebut dijual.

• Suku bunga pasar (suku bunga efektif) adalah suku bunga yang diinginkan

oleh investor. Suku bunga pasar ini digunakan sebagai tingkat diskonto

(discount rate) untuk menghitung harga jual obligasi.

Harga jual obligasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Harga jual = PVF (n, i) nilai nominal + PVF-OA (n,i) bunga

n = periode = jangka waktu obligasi

i = suku bunga pasar

Apabila bunga dibayarkan dua kali dalam setahun, maka periode pembayaran

bunga adalah n x 2, dan suku bunga yang menjadi discount rate adalah suku bunga

pasar (i) dibagi 2.

Pada saat diterbitkan, antara harga jual dengan nilai nominal dapat terjadi

perbedaan. Perbedaan tersebut diakibatkan oleh adanya perbedaan antara suku bunga

nominal dengan suku bunga pasar. Apabil harga jual obligasi lebih besar daripada

nilai nominal, maka selisihnya disebut dengan premi (agio). Namun jika harga jual

Page 29: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

obligasi lebih rendah dibandingkan nilai nominalnya, maka selisihnya disebut dengan

diskonto (disagio).

Premium dan diskonto tersebut harus diamortisasi selama jangka waktu

obligasi dengan metode bunga efektif maupun dengan metode garis lurus. Adanya

premium (diskonto) mengakibatkan biaya bunga yang dibebankan ke laporan laba

rugi menjadi lebih rendah (tinggi) dibandingkan dengan kas yang dibayarkan.

Biaya penerbitan obligasi dinyatakan dalam rekening yang terpisah dari

obligasi dan diamortisasikan selama jangka waktu obligasi dengan menggunakan

metode garis lurus.

Obligasi dinyatakan di neraca sebesar nilai bukunya, yaitu sebesar nilai

nominal ditambah dengan premi yang belum diamortisasi atau nilai nominal dikurangi

dengan diskonto yang belum diamortisasi.

Keterangan di atas yang berlaku untuk obligasi juga berlaku untuk utang

wesel jangka panjang.

Page 30: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

BAB XVII

MODAL PEMILIK: MODAL DISETOR

Untuk melaksanakan kegiatannya, perusahaan membutuhkan dana. Dana

dapat diperoleh melalui utang atau dengan penerbitan saham. Pada saat penerbitan

saham itulah, perusahaan mencatatnya sebagai setoran modal dari pemilik.

Modal merupakan hak sisa pemilik atas aktiva perusahaan. Modal pemilik terdiri dari

2 komponen utama sebagai berikut:

a. Modal disetor

Modal disetor terdiri dari saham biasa atau saham preferen dan agio (disagio)

saham

b. Laba ditahan

Laba ditahan adalah akumulasi laba yang diperoleh perusahaan yang tidak

dibagikan sebagai dividen.

Terdapat berbagai masalah akuntansi untuk penerbitan saham:

a. Penerbitan satu jenis saham: saham dicatat dalam rekening saham biasa atau

saham preferen sebesar nilai nominalnya. Selisih harga pasar saham dengan

nilai nominalnya dicatat dalam rekening agio (disagio)

b. Penerbitan saham secara borongan

Apabila dua atau lebih surat berharga diterbitkan dalam satu harga jual secara

borongan, maka harga jual tersebut harus dialokasikan ke masing-masing surat

berharga. Apabila harga pasar seluruh surat berharga yang dijual diketahui,

maka harga jual dialokasikan secara proporsional berdasarkan total harga

pasar masing-masing saham (metode proporsional). Namun apabila hanya

salah satu saja harga pasar surat berharga yang diketahui, maka harga jual

dialokasikan terlebih dahulu ke saham yang diketahui harga pasarnya.

Sedangkan sisanya dialokasikan ke saham yang tidak diketahui harga pasarnya

(metode incremental).

c. Penerbitan saham untuk ditukarkan dengan aktiva nonmoneter.

Dalam transaksi ini, maka aktiva yang diperoleh akan dicatat sebesar harga

pasar saham atau harga pasar aktiva, mana yang lebih mudah dan akurat untuk

ditentukan.

Page 31: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

Biaya penerbitan saham yang dikeluarkan perusahaan akan mengurangi kas

yang diterima dari penerbitan saham dan mengurangi agio saham.

Treasury stock merupakan saham yang sudah beredar dan dibeli kembali oleh

perusahaan. Tujuannya antara lain adalah untuk meningkatkan laba per lembar saham,

meningkatkan return on equity dan untuk menghindari pengambilalihan perusahaan

oleh perusahaan lain. Ketika dilakukan pembelian terhadap saham yang sudah beredar

ini, treasury stock dicatat sebesar kosnya (dengan metode kos). Dengan adanya

treasury stock, maka total modal pemilik akan berkurang.

Page 32: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

BAB XVIII

EKUITAS PEMILIK: LABA DITAHAN DAN DIVIDEN

Laba ditahan adalah laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Laba

ini ditahan di perusahaan dengan tujuan antara lain:

a. Untuk ekspansi perusahaan di masa yang akan datang.

b. Sebagai cadangan apabila perusahaan mengalami kerugian

c. Untuk meratakan pembayaran dividen

Laba yang diperoleh perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham

disebut dengan dividen. Ada beberapa tipe dividen sebagai berikut:

a. Dividen kas: dividen yang dibagikan dalam bentuk kas

b. Dividen properti: dividen yang dibagikan selain dalam bentuk kas atau saham.

Dividen yang dibagikan bisa dalam bentuk real estate, tanah, maupun investasi

surat berharga yang dimiliki perusahaan. Properti yang akan dibagikan sebagai

dividen harus disesuaikan dulu dengan harga pasarnya pada tanggal

pengumuman dividen. Selisih nilai buku properti dengan harga pasarnya

dicatat sebagai keuntungan atau kerugian.

c. Dividen saham: dividen yang dibagikan dalam bentuk saham. Jika pembagian

dividen saham kurang dari 20 – 25%, maka laba ditahan akan didebet sebesar

harga pasar saham pada tanggal pengumuman dan selisih nilai nominal saham

dnegan harga pasarnya merupakan agio (disagio). Namun jika dividen yang

dibagikan lebih dari 20 – 25%, maka laba ditahan didebet sebesar nilai

nominal saham dan tidak ada pencatatan agio (disagio).

d. Dividen likuidasi: dividen ini bukan merupakan pembagian laba, namun

merupakan pengembalian sebagian modal kepada pemilik. Biasanya ini

dilakukan oleh perusahaan yang dilikuidasi untuk mengurangi kewajiban

perusahaan kepada pemilik. Dividen likuidasi ini tidak diambilkan dari laba

ditahan tetapi dari bagian modal kontribusi atau modal disetor, yaitu agio

saham.

Page 33: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

Pembagian dividen untuk pemegang saham preferen didahulukan sebelum

pembagian dividen kepada pemegang saham biasa. Jika saham preferennya kumulatif,

maka dividen yang masih tertunggak pada tahun-tahun sebelumnya (dividend in

arrears) harus dibagikan terlebih dahulu sebelum dividen tahun ini dibagikan. Jika

pemegang saham preferen memiliki hak berpartisipasi, maka pemegang saham

preferen berhak mendapatkan pembagian dividen seperti pemegang saham biasa.

Tanggal yang berkaitan dengan pembagian dividen:

a. Tanggal pengumuman pembagian dividen. Pada saat pengmumuman dividen,

perusahaan mencatat adanya utang dividen.

b. Tanggal pencatatan pihak yang berhak menerima dividen. Pada tanggal ini

perusahaan tidak membuat jurnal apapun.

c. Tanggal pembagian dividen.

Stock split adalah pemecahan nilai nominal saham. Stock split dilakukan

dengan tujuan untuk menurunkan harga pasar yang terlalu tinggi atau untuk

memperbanyak jumlah saham yang beredar. Perusahaan tidak perlu membuat jurnal

untuk stock split, hanya perlu membuat pengungkapan pada catatan atas laporan

keuangan.

Page 34: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

BAB XIX

INVESTASI SURAT BERHARGA: UTANG

Investasi surat berharga dalam obligasi dapat diklasifikasikan menjadi 3

menurut tujuan manajemen memilikinya, sebagai berikut:

1. Held to maturity: sekuritas utang yang dimiliki dengan tujuan akan dimiliki

sampai dengan jatuh tempo (tidak akan dijual)

2. Trading: sekuritas utang yang dimiliki dengan tujuan untuk dijual kembali

dalam waktu dekat untuk menghasilkan keuntungan jangka pendek

3. Available for sale: apabila sekuritas utang yang tidak termasuk ke dalam held

to maturity maupun available for sale

Perlakuan akuntansi untuk masing-masing jenis surat berharga di atas berbeda.

Adapun perbedaannya ditampilkan dalam tabel berikut:

Kategori Penyajian di

Neraca

Keuntungan (kerugian) yang belum

terealisasi

Held To Maturity Sebesar Nilai Buku Tidak diakui

Trading Sebesar Harga Pasar Selisih antara nilai buku dan harga pasar

diakui sebagai keuntungan (kerugian)

yang belum terealisasi, diakui dan masuk

dalam laporan laba rugi

Available For sale Sebesar harga Pasar Selisih antara nilai buku dan harga pasar

diakui sebagai keuntungan (kerugian)

yang belum terealisasi, diakui dan masuk

dalam neraca di bagian ekuitas pemilik

Terdapat beberapa istilah yang terkait dengan surat berharga utang sebagai

berikut:

• Nilai nominal (nilai jatuh tempo) adalah nilai pokok utang yang tertera pada

setiap lembar obligasinya

• Suku bunga nominal: adalah suku bunga yang tertera pada lembar obligasi

• Harga beli adalah nilai obligasi yang terjadi pada saat obligasi tersebut dibeli

Page 35: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

• Suku bunga pasar (suku bunga efektif) adalah suku bunga yang diinginkan

oleh investor. Suku bunga pasar ini digunakan sebagai tingkat diskonto

(discount rate) untuk menghitung harga beli obligasi.

• Harga beli obligasi dapat dihitung dengan rumus sbb:

Harga beli = PVF (n, i) Nilai nominal + PVF-OA (n,i) bunga

n = periode = jangka waktu obligasi

i = suku bunga pasar

Nilai buku investasi obligasi adalah nilai nominal ditambah dengan premium

yang belum diamortisasi atau nilai nominal dikurangi dengan diskonto yang belum

diamortisasi.

Pada saat diterbitkan, antara harga beli dengan nilai nominal dapat terjadi

perbedaan. Perbedaan tersebut diakibatkan oleh adanya perbedaan antara suku bunga

nominal dengan suku bunga pasar. Apabila harga beli obligasi lebih besar daripada

nilai nominal, maka selisihnya disebut dengn premi (agio). Namun jika harga beli

obligasi lebih rendah dibandingkan nilai nominalnya, maka selisihnya disebut dengan

diskonto (disagio).

Berbeda dengan pada bahasan utang obligasi, premium ataupun diskonto ini

tidak akan muncul dalam rekening yang terpisah. Tetapi premium dan diskonto ini

akan menjadi satu pada rekening investasi obligasi yang bersangkutan.

Premium dan diskonto tersebut harus diamortisasi selama jangka waktu

obligasi dengan metode bunga efektif maupun dengan metode garis lurus.

Page 36: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

BAB XX

INVESTASI SURAT BERHARGA: SAHAM

Seperti halnya pada investasi surat utang, maka dalam investasi saham pun

juga ada pengklasifikasian investasi menjadi Available for sale dan trading. Investasi

dalam saham tidak ada yang diklasifikasikan menjadi held to maturity, dikarenakan

saham tidak memiliki tanggal jatuh tempo.

Investasi dalam saham yang diklasifikasikan menjadi available for sale dan trading,

maka pada saat pembuatan neraca, nilai investasi tersebut harus disesuaikan dengan

harga pasar pada tanggal neraca.

Selain itu, proporsi kepemilikan saham juga mempengaruhi metode akuntansi

yang dipakai untuk pencatatan akuntansinya. Secara ringkas, pengaruh proporsi

kepemilikan saham terhadap metode akuntansinya disajikan dalam tabel sebagai

berikut:

Proporsi kepemilikan Klasifikasi Metode Akuntansi

< 20% Available For

Sale

Trading

Fair value (harga pasar), yaitu

investasi dinyatakan di neraca

sebesar nilai pasar

20 – 50% (diasumsikan

memiliki pengaruh yang

signifikan ke investee)

- Ekuitas, investasi dinyatakan di

neraca sebesar kosnya. Jika ekuitas

investee berubah, maka nilai

investasi juga berubah.

> 50% (diasumsikan

memiliki kendali terhadap

investee)

- Ekuitas, dan harus membuat

laporan keuangan konsolidasi

Page 37: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

BAB XXI

PENGAKUAN PENDAPATAN

KONSTRUKSI JANGKA PANJANG

Pendapatan diakui ketika:

• Telah terealisasi/dapat direalisasi (realized/realizable)

Pendapatan telah terealisasi (realized) ketika barang/jasa dijual atau

dipertukarkan dengan kas ataupun klaim terhadap kas

Pendapatan cukup pasti terealisasi (realizable) ketika aset yang diterima selain

kas, dan dapat segera dikonversi menjadi kas atau klaim terhaap kas dengan

jumlah yang cukup pasti

• Telah terbentuk (earned), yaitu ketika perusahaan telah melakukan kegiatan

yang harus dilakukan untuk memperoleh pendapatan

Pengakuan pendapatan sebelum barang diberikan kepada pembeli

Pengakuan pendapatan pada saat sebelum penyelesaian pekerjaan dan

pengiriman produk dilakukan, karena telah pastinya perolehan penghasilan, sebagai

contoh adalah metode persentase kontrak selesai pada usaha konstruksi.

Terdapat dua metode pengakuan pendapatan pada sistem ini yaitu :

a. Metode prosentase penyelesaian (percentage of completion method)

Pendapatan dan laba kotor diakui setiap periode berdasarkan kemajuan penyelesaian

pekerjaan yg merupakan % penyelesaian

Biaya penyelesaian/konstruksi dan laba kotor diakumulasikan dalam rekening

konstruksi dalam proses.

Cara menghitung prosentase penyelesaian

Prosentase penyelesaian = jumlah biaya yang terjadi s.d. tanggal tersebut

estimasi total biaya yg akan terjadi

Pendapatan tahun 1 = % penyelesaian x perkiraan total pendapatan

Laba kotor tahun 1 = % penyelesaian x perkiraan total laba kotor

Pendapatan tahun 2 = % penyelesaian x total pendapatan – pendapatan yang

telah diakui pada periode sebelumnya

Page 38: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

Laba kotor tahun 2 = % penyelesaian x total laba kotor – laba kotor yang telah

diakui pada periode sebelumnya

Metode kontrak selesai, yaitu setelah konstruksi selesai dikerjakan, baru perusahaan

boleh mengakui adanya pendapatan. Metode ini biasanya hanya dipergunakan untuk

kontrak jangka pendek (di bawah 1 tahun)

Page 39: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

BAB XXII

PENGAKUAN PENDAPATAN: PENJUALAN ANGSURAN

Ketika terjadi ada penjualan dengan sistem angsuran dalam jangka panjang,

terdapat resiko yang tinggi atas tingkat ketertagihan piutang perusahaan. Dalam

keadaan demikian,maka harus ada konservatisme yang dilakukan perusahaan untuk

memilih metode akuntansi yang sesuai.

Adanya ketidakpastian yang tinggi pada ketertagihan piutang, membuat

perusahaan penjual harus menunda pengakuan pendapatannya. Secara teknis,

perusahaan tetap mencatat pendapatan penjualan pada saat transaksi, tetapi menunda

pengakuan laba kotornya.

Terdapat 2 metode untuk pengakuan pendapatan penjualan angsuran jangka panjang:

1. Installment sales accounting method

Merupakan sistem penjualan produk/barang dengan masa pelunasan bertermin

dalam kurun waktu yang panjang, sehingga resiko tak tertagih menjadi tinggi.

Pendapatan dan Kos barang terjual (harga pokok penjualan) diakui pada periode

penjualan, tetapi laba kotor pengakuannya ditunda sampai ada kas yang diterima.

Resiko diatasi dengan membuat perjanjian kepemilikan, dan jaminan personal

2. Metode pemulihan kos (cost recovery method)

Pendapatan dan harga pokok perolehan diakui pada saat transaksi, tetapi laba

kotor atas penjualan baru akan diakui jika jumlah setoran yang sudah diterima dari

customer telah melebihi harga pokok penjualan.

Kedua metode di atas diperbolehkan digunakan dalam situasi khusus, dimana resiko

ketidaktertagihan piutang sangat tinggi dan biasanya angsuran dalam jangka panjang.

Page 40: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

BAB XXIII

SEWA GUNA Lease (sewa guna) adalah penjanjian kontrak antara penyewa (lessee) dengan

pihak yang menyewakan (lessor), dimana lessee berhak menggunakan aktiva yang

dimiliki lessor dalam waktu yang ditentukan.

Keuntungan sewa guna bagi lessee antara lain:

1. Jumlah pembayaran sewa biasanya tetap sehingga dapat melindungi lessee dari

kemungkinan inflasi

2. Melindungi lessee dari resiko keusangan aktiva

3. Perjanjian sewa lebih fleksible

4. Dapat mengurangi pajak yang dibayar

Kriteria-kriteria untuk pengkapitalisasian aktiva yang disewa:

1. Adanya transfer kepemilikan aktiva ke lessee

2. Adanya opsi beli untuk lessee

3. Jangka waktu sewa lebih dari 75% umur ekonomis aktiva yang disewakan

4. Nilai sekarang dari pembayaran sewa minimal adalah lebih dari 90% harga pasar

aktiva yang disewakan

Jenis-jenis sewa dari sisi lessee:

a. Operating lease, apabila tidak ada satu pun kriteria pengkapitalisasian aktiva

terpenuhi. Dalam hal ini, aktiva akan tetap muncul di neraca lessor

b. Capital lease, apabila salah satu dari kriteria pengkapitalisasian aktiva terpenuhi.

Dalam hal ini, aktiva dan utang sewa muncul di neraca lessee.

Jenis-jenis sewa dari sisi lessor:

a. Operating lease, apabila tidak ada satu pun kriteria pengkapitalisasian aktiva

terpenuhi. Dalam hal ini, aktiva akan tetap muncul di neraca lessor

b. Direct financing lease, apabila salah satu dari kriteria pengkapitalisasian aktiva

terpenuhi, ketertagihan pembayaran sewa dari lessee dapat dipastikan dan lessor

telah menyelesaikan tanggungjawabnya. Dalam direct financing lease ini, antara

nilai buku aktiva dengan harga pasar pada saat disewakan adalah sama.

c. Sales type lease, apabila salah satu dari kriteria pengkapitalisasian aktiva terpenuhi, ketertagihan pembayaran sewa dari lessee dapat dipastikan dan lessor telah menyelesaikan tanggungjawabnya. Dalam sales type lease ini, antara nilai buku aktiva dengan harga pasar pada saat disewakan berbeda, sehingga timbul pencatatan laba kotor.

Page 41: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

BAB XXIV

PERUBAHAN AKUNTANSI

Jenis-jenis Perubahan Akuntansi

1. Perubahan prinsip akuntansi

Perubahan penggunaan suatu prinsip yang terdapat dalam prinsip akuntansi

berterima umum ke prinsip akuntansi lainnya. Perubahan prinsip ini tidak

termasuk akibat yang dihasilkan dari penggunaan prinsip baru atas kejadian atau

transaksi yang terjadi untuk pertama kalinya atau karena adanya perubahan sifat

transaksi. Perubahan penggunaan suatu prinsip akuntansi ke prinsip akuntansi lain

karena tidak sesuai dengan PABU ataupun tidak diaplikasikan dengan benar,

maka perubahan tersebut bukan merupakan perubahan prinsip akuntansi namun

merupakan koreksi atas kesalahan

2. Perubahan estimasi akuntansi

Perubahan estimasi akuntansi karena diperolehnya informasi tambahan &

berdasarkan pengalaman.

3. Perubahan pelaporan entitas

Dikarenakan perubahan proporsi kepemilikan pada perusahaan anak, atau

penggabungan badan usaha

Saat ini, sesuai SFAS 154, pendekatan yang digunakan tergantung dari

perubahan akuntansi yang terjadi. Perubahan dalam prinsip akuntansi dan perubahan

pelaporan entitas biasanya menggunakan pendekatan retrospectively dimana

perusahaan harus menyajikanulang laporankeuangan periode-periode sebelumnya,

kecuali apabila pendekatan ini tidak dapat diterapkan (impracticable). Perubahan

dalam estimasi akuntansi menggunakan pendekatan prospectively, dimana dampak

perubahan estimasi ini hanya akan berpengaruh pada periode berjalan dan yang akan

datang..

Page 42: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

Koreksi kesalahan

Berupa kesalahan matematis, kesalahan penggunaan prinsip akuntansi,

maupun kesalahan dalam menggunakan informasi. Kesalahan tersebut dapat

mengakibatkan kesalahan pada neraca saja atau laporan laba rugi saja, atau keduanya.

Apabila perusahaan mengetahui adanya kesalahan pada laporan keuangannya, maka

perusahaan harus segera membuat koreksi atas kesalahan tersebut.

Terdapat 2 tipe kesalahan yang mengakibatkan kesalahan pada neraca dan laporanlaba

rugi sekaligus:

a. Counterbalancing errors, merupakan kesalahan yang dapat benar dengan

sendirinya dalam dua periode akuntansi. Walaupun tanpa koreksi, kesalahan

jenis ini akan menjadi benar dengan sendirinya. Namun apabila perusahaan

mengetahui adanya kesalahan ini dan belum dibenarkani, maka perusahaan tetap

harus membuat koreksi. Contoh kesalahan adalah kelalaian untuk mencatat

penyesuaian terhadap biaya gaji yang terutang.

b. Noncounterbalancing errors, merupakan kesalahan yang tidak dapat benar

dengan sendirinya. Sehingga perusahaan harus segera membuat koreksi atas

kesalahan tersebut. Contoh dari kesalahan ini adalah kesalahan dalam mencatat

kos aktiva (aset) sebagai biaya pembelian aktiva.

Page 43: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

BAB XXV

PENGUNGKAPAN PENUH DALAM LAPORAN KEUANGAN

Full Disclosure Principle

Menyajikan informasi atau fakta yang cukup signifikan untuk mempengaruhi

pertimbangan pembaca laporan keuangan (user). Dalam menyajikan informasi yang

cukup signifikan bagi pembaca, pembuat laporan keuangan harus mempertimbangkan

keseimbangan antara kos dan manfaat (cost and benefit), sehingga kos yang

dikeluarkan jangan samapai melebihi manfaat yang akan diberikan.

Kebutuhan akan pengungkapan ini semakin meningkat, karena:

a. Semakin kompleksnya operasi perusahaan

b. Meningkatnya kebutuhan akan informasi yang tepat waktu, misalnya laporan

interim yang semakin lengkap.

c. Sebagai alat pengendalian dan monitor, misalnya untuk pemerintah membutuhkan

informasi tentang polusi lingkungan.

Catatan Laporan Keuangan

Notes to financial statement (catatan) adalah untuk menjelaskan item yang terdapat

dalam badan laporan keuangan, seperti kebijakan akuntansi (metode persediaan,

metode depresiasi, kewajiban kontinjensi, perubahan prinsip akuntansi).

Pengungkapan Transaksi dan Kejadian Spesial

Perusahaan dianjurkan untuk mengungkapkan transaksi-transaksi khusus dan kejadian

spesial yang terjadi dalam perusahaan seperti:

a. Related Party Transaction

Transaksi antar perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa. Hal ini

terjadi ketika satu perusahaan terlibat transaksi dengan perusahaan lain

(transacting parties) yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi

kebijakan perusahaan atau dengan perusahaan lain (nontransacting party)

yang bisa mempengaruhi kebijakan dua perusahaan yang terlibat transaksi.

c. Error dan Irregularities

Error adalah kesalahan yang tidak disengaja, sedangkan irregularities adalah

distorsi yang disengaja dalam laporan keuangan.

d. Illegal acts

Illegal acts dapat berupa kontribusi politik yang ilegal, korupsi, suap.

Page 44: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

Peristiwa Setelah Tanggal Neraca (Post-balance Sheet Events /Subsequent events).

Penghitungan persediaan, rekonsiliasi dengan anak perusahaan, penyiapan jurnal

penyesuaian, waktu yang dibutuhkan oleh auditor dan mencetak laporan keuangan butuh

waktu. Hal ini mengakibatkan antara laporan keuangan yang dibuat pada akhir tahun dan

pada saat laporan keuangan itu didistribusikan pada pemegang saham ada tenggang

waktu. Selama tenggang waktu tersebut, mungkin bisa saja terjadi peristiwa penting yang

perlu diungkapkan atau memerlukan penyesuaian terhadap estimasi yang ada dalam

laporan keuangan.

Terdapat 2 jenis peristiwa yang terjadi setelah tanggal neraca yang mempunyai

dampak material :

a. Peristiwa yang memberikan bukti tambahan tentang kondisi yang ada pada

tanggal neraca, mempengaruhi estimasi yang digunakan dalam membuat laporan

keuangan, sehingga memerlukan penyesuaian.

b. Peristiwa yang belum terjadi pada tanggal neraca, tetapi terjadi sesudahnya

namun tidak memerlukan penyesuaian. Peristiwa ini harus diungkapkan karena

jika tidak diungkapkan bisa mempengaruhi kemampuan pembaca laporan

keuangan untuk melakukan evaluasi dan pengambilan keputusan yang tepat.

Pelaporan Untuk Diversified Company (Conglomerates)

Dalam perusahaan konglomerat biasanya informasi disajikan per segmen

selain juga secara agregat.

Tujuan pelaporan informasi per segmen

a. Memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai kinerja perusahaan

b. Memberikan penilaian yang lebih baik terhadap aliran kas bersih di masa yang

akan datang

c. Memberikan lebih banyak informasi mengenai perusahaan secara keseluruhan

Dalam penyajiannya, perusahaan bisa membuat pelaporan berdasarkan

segmen usaha atau segmen geografis.

Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang melakukan aktivitas bisnis

yang menghasilkan pendapatan dan mengeluarkan biaya, dimana hasil operasinya

direview secara reguler oleh pembuat keputusan untuk penilaian kinerja dan untuk

Page 45: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

alokasi sumber daya. Segmen usaha ini juga memiliki informasi keuangan tersendiri

yang dihasilkan oleh sistem pelaporan internal perusahaan.

Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam

menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan

memiliki resiko dan imbalan yang berbeda dengan resiko dan imbalan pada

komponen yang beroperasi dalam lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

Dalam penentuan apakah laporan akan dibuat berdasarkan segmen usaha atau

segmen geografis, maka harus dilihat dari resiko dan tingkat imbalan perusahaan

dipengaruhi oleh perbedaan produk atau jasa yang dihasilkan atau dipengaruhi oleh

kondisi operasi yang berbeda di berbagai negara atau wilayah. Dalam Standar

Akuntansi Keuangan, pelaporan segmen diwajibkan untuk emiten atau perusahaan

publik dan perusahaan yang sedang dalam proses menerbitkan efek ekuitas atau efek

utang di pasar modal. Informasi segmen harus disusun sesuai dengan kebijakan

akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan

konsolidasian atau perusahaan

Informasi yang dilaporkan dalam pelaporan segmen

a. Informasi umum mengenai segmen operasinya: tipe produk dan servis atau area

geografi.

b. Profit dan loss dan informasi yang terkait seperti pendapatan dan biaya dari

transaksi dengan eksternal dan internal, pendapatan bunga, biaya bunga,

depresiasi, extraordinary item, dll.

c. Aktiva dan kewajiban

d. Terkadang perusahaan juga melaporkan mengenai pelanggan utama (major

customer)

Laporan Interim

Interim Reports adalah laporan yang meliputi periode kurang dari satu

periode. Profesi mengindikasikan bahwa metode yang digunakan dalam laporan

interim sama dengan yang digunakan dalam laporan tahunan, kecuali dalam beberapa

hal, antara lain diperbolehkannya menggunakan gross profit method untuk penilaian

persediaan interim tapi diperlukan pengungkapan dan penyesuaian dengan persediaan

tahunan. Selain itu, penurunan nilai persediaan (market) tidak ditunda di luar periode

interim kecuali jika sifatnya temporer dan tidak ada kerugian yang diharapkan untuk

tahun fiskal. Dalam pembuatan laporan interim, terdapat dua pendapat, yaitu laporan

Page 46: 02. Buku Panduan TVK Akuntansi Keuangan

interim dianggap merupakan suatu laporan terpisah dari laporan tahunan (discrete

view) dan laporan interim dianggap merupakan bagian dari laporan tahunan (integral

view).

Pelaporan Keuangan Melalui Internet

Saat ini telah banyak perusahaan yang menerbitkan pelaporan keuangan

melalui internet. Keuntungan yang diperoleh perusahaan sehubungan dengan

pelaporan keuangan melalui internet adalah:

1. Mengurangi biaya cetak dan penyebaran laporan keuangan

2. Bisa berkomunikasi dengan lebih banyak pemakai laporan keuangan

3. Memungkinkan pembaca untuk bisa mendapatkan informasi lebih cepat dan lebih

lengkap, contoh informasi mengenai perusahaan, analisis.

4. Data yang disajikan secara suka rela bisa lebih banyak, contoh data penjualan

mingguan.

Namun, pelaporan keuangan melalui internet ini juga mengandung bahaya dari

hackers yang bisa menyalahgunakan data yang disajikan. Selain itu belum ada standar

pengaturan kelengkapan informasi yang disajikan.