45
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan bagian terpenting bagi kehidupan manusia, sehat secara jasmani dan rohani tidak terkecuali anak-anak,setiap orang menginginkan anaknya bias tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini dapat dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi dan mulut, karena kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh. Dengan kata lain bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum. Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal maka harus dilakukan perawatan secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari memperhatikan diet makanan jangan terlalu banyak makan yang mengandung gula dan yang lengket. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada sistem pencernaan tubuh manusia, sehingga secara tidak langsung berperan dalam status kesehatan perorangan. Kebersihan gigi dan mulut merupakan hal yang sangat penting dalam mencegah dari terjadinya penyakit-penyakit rongga mulut. Jika ditinjau dari segi fungsinya, gigi dan mulut mempunyai peran yang besar dalam mempersiapkan makanan

1-3 editing try

Embed Size (px)

DESCRIPTION

proposal metode menyikat gigi

Citation preview

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kesehatan merupakan bagian terpenting bagi kehidupan manusia,

    sehat secara jasmani dan rohani tidak terkecuali anak-anak,setiap orang

    menginginkan anaknya bias tumbuh dan berkembang secara optimal, hal

    ini dapat dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan yang perlu

    diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi

    dan mulut, karena kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi

    kesehatan tubuh secara menyeluruh. Dengan kata lain bahwa kesehatan

    gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh secara

    keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara

    umum. Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal maka

    harus dilakukan perawatan secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari

    memperhatikan diet makanan jangan terlalu banyak makan yang

    mengandung gula dan yang lengket.

    Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada sistem

    pencernaan tubuh manusia, sehingga secara tidak langsung berperan

    dalam status kesehatan perorangan. Kebersihan gigi dan mulut

    merupakan hal yang sangat penting dalam mencegah dari terjadinya

    penyakit-penyakit rongga mulut. Jika ditinjau dari segi fungsinya, gigi dan

    mulut mempunyai peran yang besar dalam mempersiapkan makanan

  • 2

    sebelum melalui proses pencernaan yang selanjutnya. Oleh karena gigi

    dan mulut merupakan salah satu kesatuan dari anggota tubuh yang lain.

    Kerusakan pada gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh

    secara langsung atau tidak langsung. Selain itu, kebersihan gigi dan mulut

    juga berperan penting dalam menentukan gambaran dan penampilan diri

    seseorang tersebut, sekaligus berkaitan dengan kepercayaan atau

    keyakinan terhadap dirinya (Pratiwi, 2007).

    Masalah kesehatan gigi dan mulut merupakan masalah yang rentan

    dihadapi oleh kelompok anak usia sekolah dasar. Struktur gigi pada masa

    anak-anak, terutama pada usia sekolah dasar, termasuk dalam jenis gigi

    bercampur, yaitu antara gigi susu dan gigi permanen yang rentan

    mengalami karies gigi. Permasalahan karies gigi pada anak usia sekolah

    dasar menjadi penting, karena menurut, karies yang terdapat pada gigi

    merupakan indikator keberhasilan upaya pemeliharaan kesehatan gigi

    pada anak. (Situmorang 2006)

    penyakit rongga mulut yang sering dihadapi oleh anak-anak

    umumnya adalah penyakit gigi berlubang (Dental Cavity) atau karies gigi

    dan penyakit periodontal (penyakit jaringan penyangga gigi) Menurut

    world health organitation (WHO),.

    Menurut Astoeti (2006), tingginya prevalensi penyakit gigi dan mulut

    pada umumnya disebabkan karena berbagai faktor, antara lain: faktor

    pengetahuan,sikap dan perilaku atau tindakan dalam memelihara

  • 3

    kesehatan gigi yang masih rendah.

    Perilaku pelihara diri masyarakat terhadap kesehatan gigi dapat

    dilihat dari variabel menyikat gigi. Menurut Depkes (2007), untuk umur 10

    sampai 14 tahun yang berperilaku benar menggosok gigi, yaitu sesudah

    makan pagi dan sebelum tidur malam sebesar 6,2% dan yang tidak benar

    93,8%.Pembinaan kesehatan anak usia sekolah merupakan langkah

    strategis dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia yang

    berkualitas di masa depan.Konsep hidup sehat yang tercermin pada

    perilaku sehat dalam lingkungan sehat,perlu dikenalkan sedini mungkin

    kepada generasi penerus. Anak sekolah merupakan kelompok yang

    terorganisir, mudah diintervensi, cepat menerima perubahan dan

    informasi, serta mempunyai pengaruh yang besar terhadap cakupan

    berbagai program kesehatan. Namun, anak usia sekolah merupakan

    kelompok yang rawan, kelompok yang berisiko tinggi terserang penyakit

    karena berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan (Depkes,

    2003).

    Upaya pencegahan terhadap kerusakan gigi sebaiknya dilakukan

    sejak usia dini. Penyelenggaraan upaya kesehatan gigi dan mulut

    merupakan salah satu kegiatan puskesmas yang bersifat menyeluruh,

    terpadu dan meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan

    pemulihan. Kegiatan tersebut dapat dilakukan di dalam gedung

    puskesmas dan di luar gedung puskesmas. Salah satu kegiatan yang

  • 4

    dilakukan di luar gedung puskesmas adalah Program Usaha Kesehatan

    Gigi Sekolah (UKGS). UKGS adalah salah satu usaha pokok puskesmas

    yang termasuk dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Termasuk

    didalam program UKGS adalah pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi

    dan mulut pada murid-murid SD, yaitu meliputi dental health education

    dan pemeriksaan gigi dan mulut (Depkes, 2000).

    Banyaknya faktor penyebab karies gigi pada anak menyebabkan

    usia anak sekolah dasar merupakan kelompok yang rentan terhadap

    karies gigi. anak pada usia sekolah dasar umumnya kurang rajin dan

    kurang teliti dalam membersihkan gigi. Keasaman (ph) air ludah (saliva)

    anak pada usia ini juga ikut berpengaruh sehingga bisa memperburuk

    kesehatan gigi dan mulut. (Suwelo 1992)

    Kira-kira 60-90% anak-anak sekolah diseluruh dunia mengalami

    karies gigi dan penyakit periodontal dijumpai pada 5-20% usia dewasa

    muda, walaupun angka kejadiannya sedikit berbeda pada kawasan

    geografi yang berbeda. Untuk kanker mulut, insidensinya diperkirakan

    antara 1 hingga 10 kasus bagi setiap 100.000 populasi di kebanyakan

    Negara diseluruh dunia (WHO 2010). Hasil Riset Kesehatan Dasar

    (Depkes RI, 2007) memperlihatkan, terdapat 72,1% masyarakat Indonesia

    yang memiliki masalah gigi berlubang dan 46,5% di antaranya adalah

    karies aktif yang belum dirawat. Depkes RI (2006) menunjukkan

    prevalensi karies gigi di Indonesia sekitar 90% dari 238 juta penduduk

  • 5

    Indonesia dan jumlah anak-anak usia 15 tahun ke bawah yang menderita

    karies gigi mencapai 76,5%. Hasil penelitian Siagian and Barus (2008)

    menemukan bahwa 95% anak sekolah dasar mempunyai kesehatan gigi

    dan mulut yang buruk sehingga menderita karies gigi.

    Berdasarkan Undang-Undang yang temuat dalam Konstitusi RDTL

    pasal 57 ayat 1-3 yang berbunyi:

    1. Setiap orang berhak atas pelayanan kesehatan dan perawatan

    medis,serta berkewajiban untuk melindungi dan memajukannya.

    2. Negara akan memajukan pembentukan suatu sistem kesehatan

    nasional yang universal dan umum, dan selama memungkinkan

    bebas biaya berdasarkan undang-undang.

    3. Pelayanan kesehatan nasional, sejauh mungkin,akan dikelolah

    secara desentralisasi dan partisipatif.

    Diploma Ministerial Pasal 26 tentang Departemen Kesehatan Gigi

    dan Mulut (Departamento Saude Oral) yang terdiri dari 2 ayat yaitu;

    1. Departement Kesehatan Gigi dan Mulut merupakan suatu

    organisasi atau bagian dari Dirjen Nasional Kesehatan

    Masyarakat (Direo Nasional Sade Comunitria) yang

    melakukan tugas dan tanggungjawabnya dibidang kesehatan

    gigi dan mulut. Di mana didalamnya menjelaskan bahwa

    Departemen Kesehatan Gigi dan Mulut ini dapat melaksanakan

    tugas dan tanggung jawabnya dengan melakukan rencana

  • 6

    program yang ada hubungannya dengan pendidikan kesehatan

    gigi dan mulut. Dalam melakukan tindakan pencegahan dan

    kontrol infeksi bukal (bucal infections control).

    2. Di dalam pelaksanaannya organisasi ini harus dapat mengimpl

    ementasikan sistem koordinasi dan kerjasama dengan pihak-

    pihak tertentu terutama supervise ke CHC dan sekolah-sekolah

    di daerah terpencil sehingga pelayanan kesehatan gigi dan

    mulut ini dapat dirasakan oleh semua elemen masyarakat.

    Pada anak-anak, pemeliharaan gigi sangat bergantung kepada

    pengaruh dari orang tua. Sikap dan perilaku orang tua, terutama ibu,

    dalam pemeliharaan gigi memberi pengaruh yang cukup signifikan

    terhadap kesehatan gigi dan mulut pada anak. Hal ini disebabkan karena

    ibu adalah orang yang paling dekat dengan anak.

    . Sebagian besar masyarakat melakukan pemeriksann gigi dan

    mulutnya apabila sudah dalam keadaan yang parah seperti bengkak

    (abses), tidak bisa makan dan tidur baru mereka pergi ke klinik gigi untuk

    berobat.

    Kebiasaan anak mengkonsumsi makanan kariogenik seperti coklat,

    permen, kuekue manis dan sebagainya merupakan salah satu faktor

    penyebab akan terjadinya karies gigi pada anak. Hal ini disebabkan

    karena makanan tersebut bentuknya menarik dan rasanya yang enak atau

    lezat sehingga sangat disukai oleh anakanak. Mengabaikan kesehatan

  • 7

    gigi dan mulut berarti membuka gerbang untuk terserang berbagai

    penyakit. Selama ini penanganan masalah penyakit gigi dan mulut di

    Timor Leste masih menitikberatkan pada perawatan pencabutan dan

    penambalan, namun pencabutan masih lebih tinggi dibanding dengan

    penambalan. Masyarakat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

    masih tinggi pengaruhnya seperti kurangnya tingkat pendidikan atau

    pengetahuan, kesadaran, budaya adat istiadat serta adanya pendapat

    (mitos) yang mengatakan bahwa apabila mencabut gigi pada rahang atas

    dapat mempengaruhi pada penglihatan.

    Karena rencana,penelitian ini dilaksanakan di Escola ensino Basico

    Filial Aituri-LaranTaibesi sehingga perlu dikethui total jumlah siswa dan

    siswi dari Suco Ensino Basico Filial Aituri-LaranTaibesi kelas V terdiri dari

    empat ruangan dengan jumlah murid ( 188 ) dan pada kelas VI terdiri dari

    empat ruangan dengan jumlah murid ( 153 ) dengan total siswa dan siswi

    berikutnya jumlah murid dari kelas V-VI terdapat ( 341 ) jiwa berdasarkan

    data yang ada di Ensino Basico Filial Aituri-Laran 2015.

    Maka berdasarkan pada data anak usia 10-15 tahun dari Ensino

    Basico Filial Aituri-LaranTaibesi.suco Lahane oriental,Posto Administrativo

    Nain-Feto,Municipio Dili.,berjumlah ( 341 ) orang. Maka penulis akan

    melakukan penelitian mengenai Analisis pengetahuan dan sikap murid

    kelas V dan VI tentang metode menyikat gigi di ensino basico Filial Aituri-

    Laran Taibes,tahun 2015. karena peran serta masyarakat dalam

  • 8

    pelayanan kesehatan sangat penting untuk menunjang terjangkaunya

    suatu keadaan yang sehat bagi setiap orang.

    1.2 Identifikasi Masalah

    Berdasarkan pada latar belakang yang telah di uraikan di atas

    maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut, banyaknya

    murid di ensino basico Filial Aituri - Laran taibesi,Suco lahane Oriental,

    Posto Administrativo Nain-Feto, Municipio Dili, tahun 2015 terdapat

    banyaknya gigi yang tidak sehat.

    1.3 Rumusan Masalah

    Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan diatas maka

    rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Analisis

    pengetahuan dan sikap murid kelas V dan VI tentang metode menyikat

    gigi di ensino basico Filial Aituri-LaranTaibesi Suco l,ahane Oriental, Posto

    Administrativo Nain-Feto ,Municipio Dili,tahun 2015.

    1.4 Tujuan Penelitian

    1.4.1 Tujuan Umum

    Untuk mengetahui dan mempelajari Pengetahuan dan sikap

    murid tentang metode menyikat gigi pada usia Usia 9-14 tahun

    serta tingkat pengetahuan anak anak terhadap kesehatan gigi dan

    mulut di ensino basico filial Aituri-Laran taibesi.

  • 9

    1.4.2 Tujuan Khusus

    Untuk mengetahui faktor pengetahuan dan sikap menyikat

    gigi sebagai penyebab terjadinya tidak sehat pada gigi anak usia

    9-12 tahun di ensino basico filial taibesi,Suco lahane- Oriental

    ,Posto Administrativo Nain-Feto ,Municipio Dili,tahun 2015.

    1. Untuk mengetahui pengetahuan murid dalam merawatan

    kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 9-14 tahun di

    ensino basico filial taibesi,Suco lahane Oriental, Posto

    Administrativo Nain-Feto ,Municipio Dili,tahun 2015.

    2. Untuk mengetahui sikap murid dalam metode menyikat

    Gigi,di Ensino Basico filial Taibessi, Suco Lahane-

    Oriental, posto Admnistrativo Nain-Feto,Municipio

    Dili.tahun 2015

    3. Untuk menganalis Pengetahuan dan sikap murid

    terhadap merawat kesehatan gigi pada anak Usia

    Sekolah 9-14 tahun di ensino basico filial taibesi, Suco

    lahane Oriental,Posto Administrativo Nain-Feto,Municipio

    Dili,Tahun 2015

    1.5 Manfaat Penelitian

    1.5.1 Manfaat Secara Teoritis

    1. Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman penulis

    tentang prosedur penelitian, penulis dapat menerapkan

  • 10

    teori metodologi penelitian dalam bentuk kenyataan dan

    realitas yang terjadi dan sebagai salah satu syarat untuk

    melakukan penelitian lanjutan.

    2. Bagi Universidade da Paz sebagai lembaga perguruan

    tinggi swasta yang turut serta didalam program

    pembangunan kesehatan umumnya dan khususnya turut

    memberi konstribusi bagi kementrian kesehatan.

    1.5.2 Manfaat Secara Praktis

    1. Bagi Mahasiswa/i Fakultas Kesehatan Masyarakat

    Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiawa/ I tentang

    metode menyikat gigi sehingga dapat dijadikan sebagai

    saran dan memberikan informasi kepada mahasiswa/i

    agar memahami dan lebih mengetahui tentang penyakit

    gigi.

    2. Bagi PenelitiSebagai pengalaman langsung bagi peneliti

    dalam pelaksanaan penelitian dan sekaligus menjadi

    sarana aktualisasi ilmu yang telah diterima di bangku

    perkuliahan dengan penelitian dilapangan dalam bentuk

    karya tulis ilmiah.

    3. Bagi Sekolah

    Siswa dapat lebih memahami pentingnya menjaga

    kesehatan gigi dan menjadi motivasi bagi siswa untuk

  • 11

    melakukan kebiasan merawat kesehatan gigi dengan

    baik dan benar.

    1.6 Ruang Lingkup Penelitian

    Ruang lingkup dalam peneilitian ini adalah di bidang kesehatan

    khususnya kesehatan gigi dan mulut terutama pada wilayah kerja Dinas

    Kesehatan Municipio Dili (District Health Service - DHS) Dili khususnya

    bagi anak usia 9-12 tahun yang berdomisili di ensino basico filial Aituri-

    Laran Taibessi.

    1.7 keaslian penelitian

    Penelitian pengetahuan dan sikap murid kelas V-VI tentang metode

    menyikat gigi di ensino basico Filial Aituri-Laran Taibessi,suco Lahane

    Oriental,Posto Administrativo Nain-Feto Municipio Dili tahun 2015,adalah

    penelitian terdahu yang akan dilaksanakan oleh peneliti.

  • 12

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengetahuan

    2.1.1 Pengertian Pengetahuan

    Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan,

    dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka

    orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Upaya

    kesehatan gigi perlu di tinjau dari aspek lingkungan, pengetahuan,

    pendidikan, kesadaran masyarakat dan penanaganan kesehatan

    gigi termasuk pencegahan dan perawatan. Dalam hal ini contohnya

    anak SD yang masih belum banyak memiliki pengetahuan yang

    luas terutama tentang kesehatan gigi dan mulut. Usaha pemerintah

    dalam membangun kesehatan tentunya membutuhkan orang-orang

    yang dapat memberikan penjelasan mengenai kesehatan gigi dan

    aturan yang ada dalam bidang kesehatan, terutama kesehatan gigi

    (Kesehatan Gigi dan Mulut. 2010).

    Dalam kamus bahasa indonesia, pengetahuan diartikan

    segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal.Manusia

    sebagai ciptaan Tuhan yang sempurna,dalam memahami alam

    sekitarnya dan terjadi proses yang bertingkat dari pengetahuannya

    (sebagai hasil dari tahu Manusia),untuk lebih jelas mengenai

  • 13

    pengetahuan,dapat dilihat pada pengertian pengetahuan yang

    diberikan oleh para ahli dibawah ini.

    Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil

    dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan

    terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

    indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,

    penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

    diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif

    merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk

    tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian terbukti

    bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

    bermakna dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

    Menurut Notoadmodjo (2010) pengetahuan knowledge

    adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan

    what misalnya apa air,apa Manusia,apa itu alam dan

    sebagiannya.jadi pengetahuan akan menjawab pertanyaan

    sesuatu.Pengetahuan adalah imformasi atau maklumat yang

    diketahui atau disadari oleh seseorang.

    Menurut Farhan (2011)pengetahuan (knowledge)adalah

    hasil dari aktivitas mengetahui,yakni tersingkatnya suatu

    pernyataan kedalam jiwa hinga tidak ada keraguan

  • 14

    terhadapnya.Pengetahuan sudah puas menangkap tampa ragu

    kenyataan sesuatu.

    Menurut yuni( 2011) Pengetahuan biasa atau dalam filsafat

    dikatakan dengan istilah common sensedan sering diartikan

    dengan good sensekarena seseorang memiliki sesuatu dimana ia

    menerimanya dengan baik,semua orang menyebutnya sesuatu itu

    merah karene memang itu merah,benda panas karena memang

    dirasakan panas,dan sebagiannya.dengan common sense semua

    orang sampai pada keyakinan secara umum tentang

    sesuatu,dimana mereka akan berpendapat sama

    semuanya.common sense diperoleh dari pengalaman sehari-

    hari,seperti air dapat untuk menyiram bungga dan lain-lain.

    Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku. Di

    suatu keadaan.

    Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa pengetahuan dalam

    domain kognitif memiliki enam tingkatan, antara lain :

    2.1.2 Tingkat Pengetahuan

    Menurut Notoadmodjo (2002) Pengetahuan yang

    mengcakup dalam domain kognitif mempunyai 3 (tiga) tingkatan

    yaitu:

  • 15

    1. Tahu (Know)

    Tahu merupakan tingkatan yang paling rendah.

    Sesorang dapat dikatakan tahu ketika dapat mengingat

    suatu materi yang telah dipelajari, termasuk mengingat

    kembali sesuatu yang lebih spesifik dari bahan materi

    yang telah diterimanya. Contohnya anak dapat

    menyebutkan manfaat menggosok gigi.

    2. Memahami ( Comprehension).

    Seseorang dikatakan telah memahami jika ia mampu

    menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui

    dan dapat menarik kesimpulan materi tersebut secara

    benar. Misalnya anak dapat menjelaskan pentingnya

    menggosok gigi setiap hari.

    3. Aplikasi (Aplication).

    Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

    menggunakan materi yang telah ia pelajari pada situasi

    atau kondisi sebenarnya. Misalnya seorang anak akan

    melakukan gosok gigi setiap hari ketika ia telah

    memahami materi kesehatan gigi.

  • 16

    2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

    Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut

    (Mubarok,2011).

    a. Tingkat pendidikan

    Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang

    dibrikan berikan seseorang kepada orang lain agar dapat

    memahami suatu obyek. Pendidikan sangat berpengaruh

    terhadap pengetahuan yang dimiliki seseorang.

    b. Pekerjaan

    Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang

    memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik

    pengetahuan secara langsung maupun tidak langsung.

    c. Umur

    Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan

    semakin bertambah taraf berfikir seseorang untuk

    menjadi lebih matang dan dewasa.

    d. Minat

    Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu.

    Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan

    menekuni sesuatu Sehingga seseorang memperoleh

    pengetahuan yang lebih mendalam.

  • 17

    e. Pengalaman

    Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang

    pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan

    lingkunganya.

    f. Kebudayaan lingkungan sekitar

    Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap

    terhadap pembentukan sikap seseorang. Dengan

    seseorang tinggal dilingkungan yang baik dan bersih

    maka tanpa disadari seseorang tersebut mempunyai

    sikap yang selalu menjagakebersihan lingkungan.

    g. Informasi

    Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu

    informasi dapat mempercepat seseorang memperoleh

    pengetahuan yang baru.

    2.2 Sikap

    2.2.1 Pengertian Sikap

    Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak

    dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.dibagi dalam dua

    kelompok yaitu, baik dan kurang baik.secara nyata menunjukan

    konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu

    dalam kehidupan sehari-hari yang bersifat emosional (Notoatmodjo,

    2007).

  • 18

    2.2.2 Tingkatan sikap

    Tingkatan sikap merupakan reaksi ataurespon yang masih

    tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.

    Batasab batasan tersebut disimpulkan bahwa manifestasi sikap

    tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat di tafsirkan terlebih

    dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap terhadap stimulus sosial

    (Notoatmodjo, 2007).

    Menurut (Notoadmodjo,2007)Sikap terdiri dari berbagai

    tingkatan antata lain;

    1. Menerima (Receiving)

    menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan mem

    perhatikan stimulus yang diberikan objek.

    2. Merespon (Responding)

    Memberikan jawaban apabila ditanya mengerjakan dan

    menyelasaikan yang diberikan adalah suatu indikasi

    orang menerima ...ide tersebut.

    3. Menghargai (valuing)

    Menghargai dapat diartikan sebagai mampu menerima

    ide atau ,,,masukan dari orang lain yang mungkin

    berbeda dengan ide kita, ,,,kemudian mendiskusikan

    hasil dari dua ide yang berbeda tersebut ...adalah suatu

    indikasi sikap.

  • 19

    4. Bertanggung jawab (responsible)

    Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilih

    dengan segala resiko merupakan sikap yangpaling tinggi.

    2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap

    Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap

    menurut (Wawan, et al., 2011) antara lain:

    a. Pengalaman pribadi

    Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap,

    pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang

    kuat karena sikap akan lebih mudah terbentuk apabila

    pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor

    emosional.

    b. Orang lain yang dianggap penting

    Individu cenderung memiliki sikap yang konformis atau

    searah dengan sikap orang yang dianggap penting.

    Kecendrungan antara lain dimotivasi oleh keinginan

    untuk berafiliasi dan keingainan untuk menghindari

    konflik dengan orang yang di anggap penting tersebut.

    c. Pengaruh Kebudayaan

    Kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap

    terhadap berbagai masalah.Kebudayaan telah mewarnai.

  • 20

    2.3 Pengertian menyikat Gigi

    2.3.1 Menyikat Gigi

    (Rahmadhan, 2010) Menyikat gigi dalah cara yang dikenal

    umum oleh masyarakat untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut

    dengan maksud agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut.

    Menurut Manson dan Elley (1993),menyikat gigi sebaiknya

    dilakukan dengan cara sistematis supaya tidak ada gigi yang

    terlampaui, yaitu mulai dari posterior ke anterior dan berakhir pada

    bagian posterior sisi lainnya.Beberapa alat dan bahan yang

    digunakan dalam menyikat gigi yang baik, antara lain:

    2.3.2 Cara Menggosok Gigi.

    Menurut (Rahmadhan, 2010) Untuk usahakan gigi betul-

    betul dalam kondisi bersih sebelum tidur. Agar menyikat gigi dapat

    optimal perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:

    1. penyikatan gigi yang dipakai sedapat mungkin

    membersihkan semua permukaan gigi dan gusi serta

    dapat menjangkau daerah saku gusi (antara gigi dan

    gusi) serta daerah interdental (daerah diantara 2

    gigi).Pergerakan sikat gigi tidak boleh menyebabkan

    kerusakan jaringan gusi dan abrasi gusi (Ausnya gigi).

    2. Teknik penyikatan harus sederhana, tepat, efisien dalam

    waktu serta efektif. Menyikat gigi dengan arah yang tidak

  • 21

    benar dengan tekanan yang terlalu keras dapat

    menyebabkan ausnya gigi serta turunnya gusi (resesi

    gusi).

    Penerapan cara menggosok gigi yang benar sama dengan

    memeriksakan diri ke dokter gigi secara teratur. Cara menggosok

    gigi yang benar adalah :

    1. Menggosok gigi rahang bawah.

    2. Tangkai sikat gigi diletakkan sejajar dengan dataran

    pengunyah. Perhatikan ujung- ujungnya bulu sikat

    terletak pada perbatasan gigi dengan gusi. Posisi sikat

    gigi kurang lebih 45 derajat di daerah perbatasan antara

    gigi dan gusi sehingga gusi tidak terluka.

    3. Menggosok permukaan gusi yang menghadap ke

    pipi/bibir.Sikat gigi digerakkan dengan gerakan maju

    mundurnya yang pendek, yang berarti sikat gigi digerak-

    gerakkan di tempat. Gosoklah terlebih dahulu gigi yang

    terletak di belakang. Sesudah itu, barulah sikat gigi

    dipindahkan ke tempat berikutnya. Cara menggosok gigi

    depan adalah dengan memperhatikan letak sikat gigi

    dan gosoklah gigi dengan arah bawah ke atas.

  • 22

    4. Menggosok permukaan gigi yang menghadap ke lidah.

    Pegang sikat gigi dengan posisi horisontal dan gerakkan

    ke depan dan ke belakang secara bergantian.

    5. Menggosok dataran pengunyah dari gigi-gigi rahang

    atas maupun bawah digosok dengan maju mundur dari

    kanan ke kiri.Dalam memilih sikat gigi hal utama yang

    harus diperhatikan adalah bulu sikat. Bulu sikat yang

    baik adalah tidak keras dan tidak terlalu lunak, ujung

    bulu sikat membulat atau tumpul. Bulu sikat yang terlalu

    keras akan melukai gusi dan mengikis (abrasi) lapisan

    gigi. Bila bulu sikat terlalu lunak efektivitas pembersihan

    kurang baik. Ujung bulu sikat gigi bermacam-macam,

    berbentuk bulat, runcing dan datar. Ujung bulu sikat

    yang baik adalah membulat karena dapat mengurangi

    iritasi terhadap lapisan gigi.

    6. Hal yang perlu diperhatikan dalam menggosok gigi

    Hal yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi

    adalah (Rahmadhan,2010):

    a. Waktu menggosok gigi

    Menggosok gigi minimal dua kali dalam sehari, yaitu

    pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum

    tidur. Hal ini disebabkan karena dalam waktu 4 jam,

  • 23

    bakteri mulai bercampur dengan makanandan

    membentuk plak gigi. Menyikat gigi setelah makan

    bertujuan untuk menghambat proses tersebut. Lebih

    baik lagi menambah waktu menyikat gigi setelah

    makan siang atau minimal berkumur air putih

    setiap habis makan.

    b. Menggosok gigi dengan lembut

    Menyikat gigi yang terlalu keras dapat menyebabkan

    kerusakan gigi dan gusi. Menggosok gigi tidak

    diperlukan tekanan yang kuat karena plak memiliki

    konsistensi yang lunak, dengan tekanan yang ringan

    plak akan terbuang.c. Durasi dalam menggosok gigi

    c. Menggosok gigi yang terlalu cepat tidak akan

    efektifmembersihkan plak. Menggosok gigi yang

    tepat dibutuhkan durasi minimal 2 menit.

    d. Rutin mengganti sikat gigi Sikat gigi yang sudah

    berusia 3 bulan sebaiknya diganti karena sikat gigi

    tersebut akan kehilangan kemampuannya untuk

    membersihkan gigi dengan baik. Apabila kerusakan

    sikat gigi terjadi sebelum berusia 3 bulan merupakan

    tanda bahwa saat menggosok gigi tekanannya terlalu

    kuat.

  • 24

    e. Menjaga kebersihan sikat gigi

    Kebersihan sikat gigi merupakan hal yang paling

    utama karena sikat gigi adalah salah satu sumber

    menempelnya kuman penyakit.

    f. Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride

    Pasta gigi berperan penting dalam membersihkan

    dan melindungi gigi dari kerusakan karena pasta gigi

    mengandung fluoride. Penggunaan pasta gigi tidak

    perlu berlebihan karena yang terpenting dalam

    membersihkan gigi adalah teknik menggosok

    gigi.Setelah melakukan gosok gigi tapi masih

    terdapat kotoran maka dapat juga dibersihkan

    dengan cara flosing yaitu metode membersihkan gigi

    dengan menggunakan benang gigi.

    2.4 Pengertian Gigi

    2.4.1 Gigi

    Gigi merupakan salah satu organ pengunyah, yang terdiri

    dari gigi- gigi pada rahang atas dan rahang bawah, lidah, serta

    saluran-saluran penghasil air ludah. (Situmorang 2006)

    1. Anatomi gigi

    Gigi terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

    a. Email, yaitu lapisan terluar gigi yang meliputi seluruh

    corona, dalam bahasa Inggris disebut crown artinya

  • 25

    mahkota. Email merupakan bagian paling keras dari

    seluruh bagian gigi bahkan lebih keras dari tulang.

    Email tersusun atas air 2,3 %, bahan organik 1,7 %,

    bahan anorganik 96%.

    b. Dentin, yaitu bagian yang terletak di bawah email,

    merupakan bagian terbesar dari seluruh gigi. Dentin

    tersusun atas 13,2 % air, 17 % bahan organik, dan 69

    % bahan anorganik.

    c. Jaringan pulpa, jaringan benak gigi/sum-sum gigi,

    yaitu jaringan lunak yang terdapat di dalam kamar

    pulpa/ ruang dan seluruh saluran akar.

    d. Sementum, yaitu bagian yang meliputi seluruh lapisan

    luar gigi, kecuali pada bagian ujung akar gigi disebut

    foramen apikalis. Sama seperti email dan dentin,

    sementum terdiri atas air 32 %, bahan organik 12 %

    dan bahan anorganik 56 %.

    2.4.2 Fungsi Gigi

    Menurut (Rahmadhan, 2010) gigi memiliki beberapa fungsi,

    diantaranya adalah:

    a. Pengunyah

    Gigi berperan penting untuk menghaluskan makanan

    agar lebik mudah di telanserta meringankan kerja proses

  • 26

    pencernaan.

    b. Berbicara

    Gigi sangat diperlukan untuk mengeluarkan bunyi atau

    huruf seperti huruf T, V, F, S, D dan bunyi tidak akan

    terdengar sempurna tanpa adanya gigi.

    c. Estetik

    Gigi berfungsi sebagai nilai estetik tersendiri, sebuah

    senyum tidak akan lengkap tanpa hadirnya deretan gigi

    yang rapi dan bersih.

    Mengingat pentingnya fungsi gigi maka sejak dini kesehatan

    gigi anak-anak perlu diperhatikan. Di samping faktor makanan,

    menggosok gigi jugamerupakan salah satu hal yang perlu

    diperhatikan dalam rangka tindakanpencegahan karies gigi.

    Walaupun kegiatan menggosok gigi merupakankegiatan yang

    sudah umum namun masih ada kekeliruan baik

    dalam pengertiannya maupun dalam pelaksanaannya (Besford,

    1996).

    Gigi berdasarkan fungsinya dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu:

    a) Gigi Seri (Incisivus).

    Gigi seri ada 4 buah di atas dans 4 buah di bawah,

    sehingga keseluruhannya berjumlah 8. Tugas gigi seri

    adalah memotong dan menggiling makanan.

    b) Gigi Taring (Caninus).

  • 27

    Gigi taring ada 4 buah, diatas 2 dan di bawah 2. Gigi ini

    terletak di sudut mulut, bentuk mahkota meruncing,

    berfungsi untuk merobek makanan.

    c) Gigi Geraham Kecil (Premolar).

    Geraham merupakan pengganti gigi geraham sulung.

    Letak gigi ini di belakang gigi taring, berjumlah 8 yang

    tersusun 4 di atas dan 4 di bawah dengan 2 di kanan dan 2

    di kiri. Fungsi gigi ini adalah bersama geraham besar

    membantu menghaluskan makanan.

    d) Gigi Geraham Besar (Molar).

    Gigi geraham besar terletak di belakang gigi geraham

    kecil,permukaannya tebal dan bertonjol-tonjol. Jumlah gigi

    ini adalah 12, yaitu 6 di atas dan 6 di bawah dengan

    masing-masing 3 buah di kiri dan kanan. Gigi ini berfungsi

    untuk menggiling makanan.

    2.4.3 Pertumbuhan Gigi Pada Anak Usia Sekolah.

    Pertumbuhan gigi pada anak usia sekolah ditandai dengan

    tanggalnya gigi susu dan mulai tumbuhnya (erupsi) gigi tetap. Usia

    erupsi gigi tetap biasanya lebih bervariasi dibandingkan dengan gigi

    susu. Faktor seks dan rasial biasanya lebih berpengaruh misalnya

    pada anak wanita gigi erupsi lebih awal dibanding anak laki-laki,

  • 28

    anak caucasoid erupsinya lebih lambat dibanding rasial bangsa

    lain.

    Pada usia 6 tahun gigi geraham tetap pertama erupsi, anak

    memasuki periode gigi campuran sampai semua gigi susunya

    tanggal. Gigi seri rahang bawah dan rahang atas tanggal terlebih

    dahulu pada usia 6-8 tahun dan digantikan oleh gigi tetapnya.

    Sedangkan gigi taring tetap dan gigi premolar akan erupsi pada

    usia sekitar 9-12 tahun. Gigi tetap yang erupsi adalah gigi geraham

    tetap pertama. Erupsi di bagian belakang dari deretan gigi susu.

    Gigi tetap geraham pertama, kedua dan ketiga erupsi tanpa

    didahului oleh tanggalnya gigi susu dan tidak akan pernah diganti,

    diharapkan gigi ini bisa dipertahankan seumur hidup. Gigi tetap

    geraham pertama merupakan gigi yang terbesar dan sangat

    penting dalam menentukan lengkung rahang. Gigi tetap berikutnya

    yang akan erupsi adalah gigi seri bawah yang akan erupsi lebih ke

    lingual dari gigi susu yang akan tanggal. Gigi tetap sama dengan

    gigi susu, terbentuk semasa di dalam rahim ibu. Bila gigi susu

    mengalami kalsifikasi selama di dalam rahim, kalsifikasi gigi

    permanen terjadi setelah kelahiran. Gigi tetap yang mengalami

    kalsifikasi pertama adalah gigi geraham pertama. Kalsifikasi akan

    berlangsung terus sampai usia 8 tahun (tidak termasuk gigi

    geraham tetap ketiga.

  • 29

    Biasanya, gigi rahang bawah tumbuh lebih dahulu dari gigi

    rahang atas. Gigi tetap yang telah erupsi semua berjumlah 32

    buah, terdiri atas 4 incisivus 9 (seri), 2 caninus (taring), 4 premolar,

    dan 6 molar (geraham) pada setiap rahang.

    2.5 Kerangka teori

    Bagian 2.5.1 kerangka Teori

    Pengetahuan

    Sumber Kerlinger,(1980)dimodifikasi oleh Peneliti

    Pengetahuan

    Sikap

    Metode Menyikat Gigi

    PengetahuanDan Sikap

    terhadap metode menyikat

    gigi

    Tahu

    Memahami

    ,Aplikasi

    ,Menerima

    Merespon

    Menghargai

  • 30

    2.6 Kerangka Konsep dan defenisi operasional variable

    2.6.1 Kerangka Konsep

    Berdasarkan kerangka teori di atas maka penulis membuat

    suatu kerangka konsep penelitian.Dalam kerangka konsep

    penelitian ada dua variabel penelitian yaitu variabel bebas

    (Independen) dan variabel terikat (Dependen).

    Variabel bebas (independen) adalah variabel yang tidak

    tergantung dinotasi dengan (Y) dalam hal ini kurangnya

    pengetahuan dan sikap sebagai varibel (X.) Sedangkan varibel

    terikat (dependen) adalah variabel tergantung dinotasi dengan (Y)

    yaitu metode menyikat gigi.Di bawah ini merupakan skema

    kerangka konsep penelitan adalah sebagai berikut.

    Variabel independent Variabel Dependent

    Metode Menyikat

    Gigi

    ( Y )

    PENGETAHUAN

    ( X1 )

    SIKAP

    ( X2 )

  • 31

    2.6.2 Definisi operasional Variabel

    Menurut Notoatmodjo (2002) definisi operasional adalah

    suatu definisi yang mengarahkan kepada pengukuran atau

    pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serat

    pengembangan instrument.terdiri dari :

    1. Umur.

    Umur adalah usia yang terhitung mulai saat di lahirkan

    sampai data dilakukan. Distribusi responden berdasarkan

    kelompok umur dibagi dalam dua kelompok 9 sampai 11

    tahun dan 12 sampai 15 tahun.

    2. Jenis Kelamin.

    Jenis Kelamin merupakan identitas biologis responden

    yang dapat digunakan untuk membedakan responden

    laki-laki dan perempuan.

    3. Pengetahuan.

    Pengetahuan diartikan segala sesuatu yang diketahui

    berkenaan dengan hal. Penelitian ini akan menganalisis

    seberapa besar pengetahuan siswa-siswi tentang

    perawatan kesehatan gigi dan mulut. Dibagi dalam dua

    kelompok yaitu berpengetahuan baik Sedan

    berpengetahuan kurang baik

  • 32

    4. Sikap.

    Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk

    bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif

    tertentu.dibagi dalam dua kelompok yaitu, baik dan

    kurang baik.

  • 33

    Gambar Tabel Defenisi Operasional Variabel Defenisi Operasional Indikator Alat

    Ukur

    Hasil

    Ukur

    Skala

    Sikap

    (x2)

    Gigi merupakan bagian dari alat p

    engunyahan pada system pencer

    naan tubuh manusia berdasarkan

    masalah kesehatan gigi yang ada

    ,maka penulis ingin mengetahui

    tentang analisis pengetahuan dan

    sikap para murid tentang cara

    atau metode menyikat gigi

    terhadap murid di Ensino basico

    filial Aituri-Laran Taibesi.

    Tahu

    Memahami

    Aplikasi

    Kusioner Wawancara

    Dan Observasi

    Baik

    Cukup baik

    Kurang

    baik

    Nominal

    Sikap merupakan kesiapan atau

    kesediaan untuk bertindak dan

    bukan merupakan pelaksanaan

    motif tertentu.dibagi dalam dua

    kelompok yaitu, baik dan kurang

    baik

    Menerima

    Merespon

    Menghargai

    Bertanggun

    jawab

    Kusioner

    Wawancara Dan

    Observasi

    Baik

    Cukup baik

    Kurang

    baik

    Nominal

    Metode

    Menyikat

    Gigi

    (y)

    Metode menyikat gigi adalah

    suatu cara untuk mebantu

    membersihkan gigi agar gigi tetap

    terjaga oleh kuman penyebab gigi

    tidak sehat.

    Teknik

    Menyikat

    Gigi

    Kusioner Wawancara

    Dan Observasi

    Baik

    Cukup baik

    Kurang

    baik

    Nominal

    Pen

    geta

    hu

    an (

    x)

    (x1)

  • 34

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Desain Penelitian

    Menurut Sumadi (2004), mengatakan bahwa penelitian adalah

    suatu proses yaitu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara

    terencana dan sistematik guna mendapatkan jawaban terhadap

    pertanyaan-pertanyaan tertentu.

    Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    metode penelitian kuantitatif dengan teknik studi korelasional (correlation

    study), di mana teknik korelasi ini bertujuan untuk mengetahui ada

    tidaknya hubungan antara variabel X1,X2 dengan variabel Y. Dengan

    demikian maka dalam penelitian ini yang merupakan variabel X1 adalah

    pengetahuan,X2 Sikap dan variabel Y adalah Metode menyikat Gigi.

    3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

    3.2.1 Lokasi Penelitian.

    Penelitian ini dilakukan di Escola Ensino Basico Filial Aituri-

    laran Taibessi,Suco Lahane Oriental Posto Adminiistrativo Nain-

    Feto,,Municipio Dili.

  • 35

    3.2.2 Waktu Penelitian.

    Penelitian yang dilakukan di Escola Ensino Basico Filial

    Aituri-laran Taibessi,Suco Lahane Oriental Posto Adminiistrativo

    Nain-Feto,,Municipio Dili,tahun 2015,akan dilaksanakan pada saat

    selesai ujian proposal.

    3.3 Populasi dan Sampel.

    3.3.1 Populasi

    Populasi adalah sekumpulan data yang mempunyai

    karakteristik yang sama dan menjadi objek inferensi (wikipedia,

    2013). Populasi yang diambil adalah seluruh murid dari kelas V-VI

    dengan jumlah populasi 341 di Escola filial taibessi,suco Lahane-

    Oriental,Posto Administrativo Nain-.Feto Municipio Dili.

    3.3.2 Sampel.

    Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

    dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2003).Yang menjadi

    sampel dalam penelitian ini adalah murid kelas V dan VI ensino

    basico filial Aituri-Laran terjumlah 40 murid yang menjadi sampel

    dengan alasan bahwa murid-murid tersebut sudah bisa

    membaca,menulis dan memahami materi yang diberikan.

  • 36

    3.4 Teknik Pengambilan Sampel

    Teknik dalam pengambilan sampel pada penelitian ini

    menggunakan metode simple random sampling yaitu suatu pengambilan

    secara random atau acak ( Notoatmodjo, 2010).

    Untuk menhindari dari adanya distorsi hasil penelitian, maka

    pengambilan akan dikerjakan dengan memakai teknik simple Random

    Sampling atau sampel acak dengan interval 6.

    Dengan demikian maka penentuan sampel menurut Taro Yamane

    dan Rahmat (1998) yang dikutip oleh Riduwan (2010), adalah sebagai

    berikut:

    Dimana :

    n = Jumlah sampel yang di ambil

    N = Jumlah anggota populasi

    d2 = Presisi yang ditetapkan adalah 15%

    Jadi diwah ini merupakan penjabaran dari rumus diatas untuk

    menentukan besarnya sampel:

  • 37

    3.5 Instrument penelitian

    Instrument penelitian yang digunakan pada penelitian ini

    adalah kuesioner. Kuesioner adalah alat pengumpul data atau suatu

    masalah yang pada umumnya banyak menyangkut kepentingan umum

    (Soekidjo Notoatmojo, 2002). Kuesioner yang digunakan sebanyak 10

    pertanyaan untuk menilai pengetahuan dan sikap terhadap perawatan

    kesehatan gigi dan mulut dimana kuesioner yang terdiri dari 5 pertanyaan

    untuk menilai pengetahuan,dan 5 pertanyaan untuk menilai sikap.yaitu

    Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner,

    balpoin, dokumentasi, kuesioner tersebut berisikan pertanyaan untuk

    mengumpulkan data-data mengenai variabel yang akan di teliti.

    3.6 Teknik pengumpulan Data

    Menurut Arikunto, (2006 : 151-156) data penelitian dapat diperoleh

    dengan cara : observasi, wawancara dan kuesioner.

    Dalam penelitian ini penulis dapat memperoleh data dengan cara :

    2.6.1 Observasi

    Penulis mengadakan pengamatan secara langsung

    terhadap obyek yang diteliti dan mencatatnya dengan tujuan untuk

    melengkapkan data.

    2.6.2 Wawancara

    Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan

    untuk mengumpulkan data.Dengan metode ini didapatkan

  • 38

    keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang sasaran

    penelitian (responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka

    dengan orang tersebut.Jadi data tersebut diperoleh langsung dari

    responden melalui suatu pertemuan atau percakapan.

    2.6.3 Kuesioner

    Sejumlah pertanyaan tertulis yang dibagikan kepada

    responden untuk di isi.

    3.7 Sumber Data

    Berdasarkan sumber datanya maka peneliti mengumpulkan

    data dari sumber data primer dan sekunder, yaitu :

    3.7.1 Data Primer

    Data primer adalah data yang diperoleh dari individu-individu

    (siswa atau siswi SD) 341 orang yang berdomicili di Escola ensino

    basico filial Aituri-Laran,Suco Lahane-Oriental, Posto Adminisrativo

    nain-Feto,Municipio Dili sebagai sumber respondem.

    3.7.2 Data Sekunder

    Data sekunder adalah data yang di ambil oleh peneliti

    melalui dokumen-dokumen resmi yang tersedia di lokasi penelitian.

    3.8 Jenis Data

    Menurut Notoatmodjo (2005 : 185) mengatakan bahwa data

    sebagai hasil penelitian dilihat dari segi jenisnya dibedakan menjadi dua,

    yakni :

  • 39

    3.8.1 Data kualitatif

    Data kualitatif, yaitu data yang berhubungan dengan, katego

    risasi karakteristik atau sifat variabel.Misalnya, baik-sedang-kurang,

    baiktidak baik, tinggi-sedang-rendah, dan sebagainya.Data kualitatif

    biasanya tidak berhubungan dengan angka-angka, dan sering tidak

    dikaitkan dengan analisis statistik, sering disebut data nonstatistik.

    3.8.2 Data kuantitatif

    Data kuantitatif, yaitu data yang berhubungan dengan

    angka-angka, baik yang diperoleh dari hasil pengukuran, maupun

    dari nilai suatu data yang diperoleh dengan jalang mengubah data

    kualitatif ke dalam data kuantitatif, misalnya skor dari hasil tes.Data

    kuantitatif sering dikaitkan dengan analisis statistik, sebab itu

    disebut data statistik.

    3.9 Teknik Pengolahan Data

    Pengolahan data yang dimaksudkan agar data yang telah

    terkumpul dapat disajikan dalam susunan yang lebih sistematik. Hidayat,

    (2007:107-108), Pengolahan data dilakukan secara bertahap yaitu :

    3.9.1 Editing

    Melaksanakan pemeriksan data yang diperoleh yang

    meliputi kebenaran pengisian, kelengkapan jawaban, konsisten dan

    relevansi jawaban terhadap daftar pertanyaan yang diberikan.

  • 40

    3.9.2 Coding

    Merupakan usaha mengelompokan data menurut variabel

    peneliti yang ada. Coding dilakukan untuk mempermudah dalam

    proses tabulasi dan analisa data selanjutnya.

    3.9.3 Tabulating

    Merupakan kelanjutan langkah dari coding untuk

    mengelompokan data ke dalam suatu data tertentu menurut sifat

    yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian.

    3.10 Teknik Analisis Data

    (Riduwan,2010) Untuk menganalisa data dalam penelitian ini

    peneliti mengunakan analisis korelasi Ganda berfungsi untuk mencari

    besarnya pengaruh atau hubungan antara dua Variabel bebas (x) atau

    lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (y) dasain

    dan Rumus korelasi ganda sebagai berikut.

    rx1Y

    RX1X2Y

    rx1x2

    rx2Y

    Dengan rumus sebagai berikut:

    X1

    x2

    Y

  • 41

    Selanjutnya untuk mengetahui signifikasi Kolerasi Ganda dicari

    dulu Fhitung kemudian dibandingkan dengan Ftabel.

    ( )

    Langkah langkah untuk menjawab:

    1. Membuat Ha dan H0 dalam bentuk kalimat

    2. Membuat Ha dan H0 dalam bentuk Statistik

    3. Membuat tabel penolong untuk menghitung kolerasi ganda:

    setelah dihitung dengan kalkulator FX 3600 maka diperoleh:

    a. Mencari nilai kolerasi X1 terhadap Y

    b. Mencari nilai kolerasi X2 terhadap Y

    c. Mencari nilai kolerasi X1 dengan X2

    4. Mencari nilai kolerasi antara variabel dan Kolerasi Ganda

    (RX1.X2.Y)

    Simbol Statistik Nilai Statistik

    r x1.Y

    r x2.Y

    r x1.x2

    Dari hasil kolerasi kemudian dimasukkan pada Rumus Kolerasi

    Ganda (R).

    5. Menguji signifikansi dengan rumus Fhitung

  • 42

    ( )

    Dimana : R = Nilai Koefisien Korelasi Ganda

    k = Jumlah Variabel Bebas

    n = Jumlah sampel

    Fhitung = Nilai F yang di hitung

    Kaidah pengujian signifikasi:

    Jika Fhitung Ftabel, maka tolak H0 artinya signifikan dan Fhitung Ftabel

    terima H0 artinya tidak signifikan.

    Carilah nilai Ftabel mengunakan Tabel F denan Rumus:

    Taraf signifikan: = 0,01

    Ftabel = F {( 1 ) ( dk = k), (dk k 1)}

    Cara mencari interpolasi pada tabel F

    Dimana:

    B = nilai dk yang dicari

    B0= nilai dk pada awal nilai yang sudah ada

    B1= nilai dk pada akhir nilai yang sudah ada

    C = nilai Ftabel yang dicari

  • 43

    C0= nilai Ftabel pada awal nilai yang sudah ada

    C1= nilai Ftabel pada akhir nilai yang sudah ada

    6. Membuat Kesimpulan.

    3.11 Etika penelitian

    Menurut (Notoatmodjo 2005) mengatakan bahwa penelitian yang

    akan dilaksanakan menekan pada masalah etika, yaitu menjaga

    kerahasiaan responden, agar responden merasa dilindungi hak-haknya

    untuk memberikan data yang lengkap sesauai kebenaran yang terjadi

    dilokasi penelitian.

    Dalam proses penelitian yang penulis lakukan kaitannya dengan

    populasi yang penulis ambil karyawan yang dapat berkomunikasi, maka

    penulis meminta persetujuan kepada mereka yang bersedia.

    Etika penelitian menurutNotoatmodjo (2005) terdiri dari :

    1. Inform Consent

    Yaitu penjelasan kepada responden mengenai penelitian yang

    akan dilakukan sehingga tidak ada tuntutan dikemudian hari

    serta tidak ada yang merasa dirugikan dari kedua belah pihak,

    baik responden maupun peneliti.

    2. Membina hubungan baik dengan responden

    Sikap yang kita berikan yaitu ramah tamah, sopan dan

    melakukan pendekatan yang baik terhadap responden.

    3. Menjaga kerahasiaan responden (confidentiality).

  • 44

    Dalam mengambil data dari responden, kami akan menjaga dan

    memperhatikan dengan baik serta tidak akan membicarakan

    identitas dan data yang diperoleh dari responden.

    4. Tanpa nama (Anonimity)

    Menjelaskan bentuk penulisan kuesioner dengan tidak perlu

    mencantumkan nama, hanya menuliskan kode pada lembar

    pengumpulan data.

    5. Tidak ada unsur paksaan

    Dalam pengambilan data kepada responden,peneliti tidak

    melakukan paksaan dan harus ada persetujuan.

  • 45

    DAFTAR PUSTAKA

    Fitriana, R. (2006). Perawatan kesehatan gigi anak. Desember 23, 2011.

    http://www.kharisma.de/?q=node/297 di akses pada tanggal 7

    april s2013

    Ginanjar, A.M. (2011). Cara menggosok gigi yang benar. Desember 23,

    ,,,,,,,,,,,,,,2011.

    Houwink, B. (1993). Ilmu kedokteran gigi pencegahan, hlm.125. (Sutatmi

    Suryo, Penerjemah). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

    http://definisi-pengertian.blogspot.com//2011/01/pengertian-ptk-penelitian-

    tindakan.html diakses pada tanggal 16 april 2013

    http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Kartika%20Ratna%20Perti

    wi,%20MD,%20M.%20Biomed.%20Sc/Makalah%20Kartika%20Ra

    tna%20UNY.pdf diakses pada tanggal 22 april 2013

    Kawuryan, U. (2008). Hubungan pengetahuan tentang kebersihan gigi dan

    mulut dengan kejadian karies anak SDN kleco II kelas V dan VI

    laweyan Surakarta. Skripsi. Surakarta: Universitas

    Muhammadiyah Surakarta.

    Lubis, P., &Nugrahaeni, M. (2009, september). Sudahkah anda menyikat

    gigi dengan benar. Oktober 4, 2011.

    http://kosmo.vivanews.com/news/read/90266-sudahkah-anda-

    menyikat-gigi-dengan-benar di akses pada tanggal 9 April 2013

    Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka

    ,,,,,,,,,,,,,cipta; 2007

    Notoamodjo, Prof.DR. Soekidjo 2010. Buku Ilmu Kesehatan

    Suwelo, l.S (1992). Karies gigi pada anak dengan berbagai faktor etilogi.

    Jakarta :IGC