10 Poin Pokok Sanitasi Makanan Dan Bahan Pangan

Embed Size (px)

Citation preview

10 Poin Pokok Sanitasi Makanan dan Bahan PanganTanggal : 1 April 2011 | Oleh : Putu Sudayasa | Skip ke Komentar | Kegiatan Pertemuan Sosialisasi Sanitasi Makanan dan Bahan Pangan (SMBP), guna menindak lanjuti Surat Direktur Penyehatan Lingkungan Dirjen PP dan PL Departemen Kesehatan RI, No. TU. 08.01.VI/HSP/001/2011, tertanggal 28 Maret 2011, dilaksanakan untuk menertibkan prosedur administrasi serta persyaratan hygiene sanitasi makanan dan bahan pangan agar setiap tempat pengelolaan makanan harus mempunyai sertifikat laik hygiene yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, yang diwakili oleh Kabid Bina Pengendalian Masalah Kesehatan, membuka secara resmi kegiatan tersebut, yang diselenggarakan pada hari Rabu, 30 Maret 2011, bertempat di Aula Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, Jalan Balai Kota III No 43 Kota Kendari. Peserta yang mengikuti kegiatan pertemuan SMBP adalah petugas sanitasi yang berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, Dinas Kesehatan Kota Kendari dan 4 sanitarian dari Puskesmas se-Kota Kendari yakni: Puskesmas Perumnas, Puskesmas Lepo-Lepo, Puskesmas Mandonga (Puuwatu) serta Puskesmas Mekar. Pemberian materi dilakukan oleh fasilitator SubDit Hygiene Sanitasi Makanan dan Pangan, Direktorat Penyehatan Lingkungan, DitJen PP dan PL. Kementrian Kesehatan RI, dilanjutkan proses diskusi dan tanya jawab antara pemateri dan peserta pertemuan. Adapun beberapa poin pokok dari materi yang didiskusikan adalah sebagai berikut : 1). Pentingnya Sertifikat Kursus Hygiene Sanitasi Makanan diperoleh dari institusi Penyelenggara Kursus sesuai peraturan yang berlaku, seperti Institusi pemerintah ( Dinas Kesehatan Kab/Kota ), Lembaga Kursus Resmi (Berbadan Hukum). 2). Proses Masak Memasak Makanan dimulai dari Proses Peracikan, Pengolahan/Pemasakan, Penempatan Sementara, sampai Penyimpanan. 3). Penyediaan Air Bersih di Tempat Pengelolaan Makanan (TPM), kualitasnya harus memenuhi syarat kesehatan sesuai Kepmenkes RI No. 907 Tahun 2002, tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas air Minum. 4). Prinsip Hygiene dan Sanitasi Makanan melalui Pengendalian terhadap 4 Faktor Penyehatan Makanan, yakni : faktor Tempat/Bangunan, Peralatan,

Orang, dan Bahan makanan. Empat aspek hygiene sanitasi makanan yang dapat mempengaruhi keamanan makanan yang terdiri dari kontaminasi, keracunan, pembusukan, pemalsuan. 5). Struktur dan Tata Letak Dapur: Dapur yang baik adalah dapur yang enak dipergunakan, mencegah kelelahan, mencegah terjadinya pencemaran dan aman dipergunakan serta memadai untuk sejumlah orang yang bekerja. 6). Sesuai Peraturan Perundang-Undangan Hygiene Sanitasi Makanan, diharapkan Makanan dan Minuman yang di Komsumsi Masyarakat harus aman, bersih (hygienis) dan sehat (UU No. 36/2009 tentang Kesehatan). 7). Persyaratan Hygiene dan Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) : Lokasi, Kontruksi, Halaman, Tata Ruang, Lantai, Dinding, Atap dan LangitLangit, Pintu dan Jendela, Pencahayaan, Ventilasi/Penghawaan, Ruang Pengolahan Makanan, Fasilitas Pencucian Peralatan Dan Bahan Makanan, Tempat Cuci Tangan, Air Bersih, Jamban dan Peturasan, Kamar Mandi, Tempat Sampah, Fasilitas Penyimpanan Pakaian Karyawan (Locker), Pembersihan dan Pemeliharaan. 8). Pembuangan Sampah (sampah basah dan sampah kering) dan pengelolaan Limbah antaralain : Kotoran Manusia (tinja), Air limbah, Sampah, Asap Dapur. 9). Penanganan Alat Pendingin : Makanan yang banyak mengandung lemak dan air sehingga mudah rusak, dimasukan kedalam alat pendingin. Adapun jenis dari alat pendingin Kulkas/lemari es, Lemari freezer, Boks es, kamar dingin untuk makanan yang terbuat dari santan hanya dapat bertahan selama waktu 4 jam. 10). Hygiene Perorangan (Personal Hygiene) : kunci keberhasilan dalam pengelolaan makanan yang aman dan sehat yakni perilaku dan kebiasaan yang hygienis para penjamu makanan harus diperhatikan. Mengenai pemberdayaan masalah perilaku memang sangat sulit untuk diubah, sehingga diperlukan adanya persuasi, pembinaan dan pendekatan setiap waktu.