133
PSIKIATRI ANAK Salah satu sub spesialisasi dari ilmu kedokteran jiwa yang berkaitan dengan anak dan atau terjadi di usia anak.

(13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jdjgyifkf

Citation preview

Page 1: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

PSIKIATRI ANAK Salah satu sub spesialisasi dari

ilmu kedokteran jiwa yang berkaitan dengan anak dan atau terjadi di usia anak.

Page 2: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Termasuk di dalam psikiatri anak Gangguan mental dengan onset

biasanya pada masa anak dan remaja seperti : Retardasi mental F70 – F79 Gangguan perkembangan psikologis

F80-89 Gangguan perilaku dan emosional

dengan onset biasanya pada anak dan remaja F90 F98

Page 3: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Kondisi lain yang jadi fokus perhatian klinis dan timbul di usia anak seperti problema yang berkaitan dengan kejadian kehidupan yang negatif dalam masa anak Masalah yang berhubungan dengan

penyiksaan dan penelantaran anak.

Page 4: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Kondisi tambahan yang mungkin menjadi pusat perhatian klinis : Fungsi intelektual ambang Masalah akademik Perilaku anti sosial masa anak atau

remaja

Page 5: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

PROBLEMA YANG BERKAITAN DENGAN KEJADIAN KEHIDUPAN YANG NEGATIF DALAM MASA KANAK 61.0 Kehilangan kasih sayang masa anak 61.1 Pindah rumah, dalam masa anak 61.2 Pola hubungan keluarga yang berubah dari masa anak 61.3 Kejadian yang mengakibatkan kehilangan harga diri dalam masa anak 61.6 Problema yang berkaitan dengan perlakuan kejam fisik pada masa anak. 61.7 Pengalaman pribadi yang menakutkan dalam masa anak.

Page 6: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

6.2 Problem yang berkaitan dengan pengasuhan 62.0 Pengawasan dan kontrol yang tak adekuat dari

orang tua 62.1 Perlindungan berlebihan 62.2 Pengasuhan di institusi 62.3 Permusuhan dan pengambinghitaman

terhadap anak 62.4 Penelantaran emosional. 62.5 Problem lain yang berkaitan dengan

penelantaran dan pengasuhan 62.6 Tekanan orang tua yang tidak sepatutnya

dan kualitas pengasuhan lain yang abnormal.

Page 7: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

GANGGUAN PERILAKU DELIKUENS/ANAK Dissosial – Anti sosial – langgar

hukum Agresive – Berkelahi – Kejam

merusak hebat Menentang. Bolos –curi. Berulang – menetap minimal 6

bulan. Jenis

Page 8: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

91 : - berkelompok - tak berkelompok

- Agresif - Terbatas dalam lingkungan

keluarga - Menentang

91 CampuranISTILAH = gangguan perilaku mengarah disruptive

behaviour disorder.8 th Gangguan menentang. oppostion deviative

disorder.13 th Gangguan konduksi. Conduct disorder

Page 9: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

LATAR BELAKANG

ORGANOBIOLOGIK SPIRITUAL

PSIKOEDUKATIF PSIKOSOSIAL

Page 10: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

1. Pembawaan2. Penyakit jiwa badan

RM – Neurosa- PsikosaEpilepsi trauma kepala

3. Gangguan perkembangan kepribadian

ID – Sejak lahirEgo – Sejak 3 th TergangguSuper ego – Sejak 6 th

4. Lingkungan

Page 11: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Remaja – Kebutuhan dasar Fisik – rasa aman -> terjamin. Cinta – memiliki Dikasihi Mewujudkan diri

Page 12: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

KESEHATAN JIWA ANAK/GANGGUAN KESEHATAN JIWA ANAKAPA PENGERTIAN PENYEBAB – PREDISPOSISI –PRESIPITASI (FAKTOR YANG

BERPERAN) DAMPAK – INDIVIDU – ORANG TUA – KELUARGA –

MASYARAKAT – INSTITUSI (GURU) INSTANSI TERKAIT PERAN (YG HARUS DILAKUKAN)SIAPA YANG TERLIBAT PREVENSI I-II-III ORTU-ANAK-KELUARGA MASYARAKAT-INSTITUSI/INSTANSIMENGAPA DIBAHAS FORMAL/INFORMAL DITINDAKLANJUTI GAGAL BERHASIL

Page 13: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

BAGAIMANA PERSEPSI PENGELOLAAN PREVENSI I-II-III (MENGATASI/MENGOBATI/MEREHAB)

MENURUNKAN KADAR GANGGUANKAPAN DIWASPADAI DIKAJI – DIEVALUASI DIRUJUKDIMANA/KEMANA MENGKAJI MENGEVALUASI MERUJUK RUMAH, SEKOLAH, YANDU, RS, INSTITUSI

Page 14: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Anak dibawa ke dokter dengan keluhan Sulit belajar Prestasi belajar Rendah Sulit diatur Sulit makan Nakal Pemalu Penakut Sakit-sakitan Mbandel Kebiasaan buruk Belum dapat diajak bicara

Page 15: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Sebab kesukaran belajar Intelegensia rendah/tinggi Belum matang Gangguan fisik. Pendengaran,

penglihatan, kelelahan, kerusakan jaringan otak

Pengaruh lingkungan. Merasa tak disenangi guru/teman/wali

Gangguan emosi/tingkah laku. Kesukaran membaca (DYS Lexia) I- Kelainan biologis II-Cemas/depresi / motivasi < gangguan penyesuaian

Page 16: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Sulit diatur Retardasi mental: Ringan, Sedang Gangguan perkembangan- Gangguan

pervasif – autisme infantil GEP: Hiperkinetik, gangguan tingkah

laku, gangguan sikap menentang Gangguan penyesuaian? Gangguan

psikotik?

Page 17: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Bandel Retardasi mental Gangguan perkembangan –

autisme? Gangguan perilaku emosional

Hiperkinetik Sikap menentang Cemas perpisahan Cemas berlebihan Tick

Page 18: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Belum dapat bicara Retardasi mental Gangguan perkembangan

Gangguan berbicara Gangguan pervasif

Gangguan perilaku emosional Hiperkinetik Gagap Gangguan pendengaran Gangguan pemusatan perhatian

Page 19: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

BACAAN YANG DIANJURKAN

Buku saku diagnosis gangguan jiwa, rujukan, ringkasan dari PPDGJ /III dr. Rusdi maslim

Pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia III. – Depkes RI

Suplemen PPDGJ – AI. Depkes RI 95 Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa – WE Maramis Kaplan dan Sadock. Sinopsis psikiatri. Ilmu

pengetahuan perilaku psikiati klinis. Jilid dua – Harold LD Kaplan. MD cs

Buku saku psikiatri klinik. Harold Kaplan & Benyamin/ Sadock 94

Page 20: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

DSM – III – R Casebook. Rober/Spitzer et all. American Psychiatric Press

Bacaan populer. Mengapa anak anda malas belajar. Heryanto Sutedja –

Gramedia Mengatasai kesulitan-kesulitan dalam pendidikan

anak _ Drs. RI Suhartin. BPK Gunung mulia/KI Anak yang hiperaktif tuntunan bagi orang tua – DR

Emil Taylor – Gramedia. Mengendalikan perilaku anak / Rainer Twiford –

Gunung Mulia. Retardasi mental – dr. Ismed yusuf – UNDIP.

Page 21: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

RETARDASI MENTAL

Page 22: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Tujuan Pembelajaran

1. Mengetahui kondisi umum sorang anak dengan Retardasi Mental (RM)

2. Mengetahui penyebab-penyebab RM3. Mengetahui kemampuan seorang

anak dengan Retardasi Mental dan dampaknya terhadap keluarga

4. Menentukan sikap dalam menghadapi anak dengan RM

Page 23: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Pendahuluan Anak yang terbelakang:

Tidak mempunyai isi hati Tidak mengeluh Perkembangannya tertinggal

Anak yang terlupakan: Dimasukkan ke: RSJ, Panti asuhan, Kamar -> malu > tak

ditengok Prognosis buruk sehingga perlu usaha

penanganan yang kompleks. Kesan: dokter tidak serius

Mendapat perhatian pemerintah/ swasta. SLB/C: anak terbelakang. 81 => 3592 anak (tahun 1978)

Page 24: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Istilah lain retardasi mental

Indonesia: Keterbelakangan

mental Cacat mental Lemah mental Tuna mental

Latin: Mental

Subnormality Oligophrenia Mental Deficiency Oligergasi Feeble Minded Backwardeness Backwardchild

Page 25: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Pengertian retardasi mental1. Menurut Triman (1982)Bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu

keadaan dimana individu menunjukkan gangguan fungsi intelek, yang dimulai sejak masa perkembangan dan bermanifestasi pada gangguan belajar dan penyesuaian diri dengan lingkungannya

2. Menurut American Association of Retardation Mental (1973)

Menggambarkan fungsi intelektual umum yang secara bermakna berada di bawah rerata (dua simpangan baku normal) yang mengakibatkan gangguan dalam penyesuaian tingkah laku dan manifestasinya terjadi selama masa perkembangan

Page 26: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Kriteria diagnosis retardasi mental (PPDGJ)1. Fungsi intelektual umum secara bermakna

kurang dari rata-rata; IQ<=70 pada tes IQ yang dilakukan secara individual (pada bayi karena tes IQ yang tersedia tidak menghasilkan nilai menurut angka, sehingga dibuat berdasarkan pertimbangan klinis)

2. Bersamaan dengan itu, terdapat hendaya/ kekurangan dalam perilaku adaptif yang dipertimbangkan berdasarkan umur dan budaya

3. Timbul sebelum usia 18 tahun

Page 27: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Apabila terdapat gejala tingkah laku yang memerlukan terapi/ perhatian, misal: agresif, mutilasi diri atau kecemasan harus dicatat dalam angka kelima dengan kode

1: Dengan gejala tingkah laku yang perlu terapi/ perhatian

0: Tidak terdapat

Page 28: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Prevalensi 1-3% (Maramis) ± 1% dari populasi; (PPDGJ II) 3,6/1000

penduduk AS: 3% , Inggris: 2%, Belanda: 2,6%,

Perancis: 1,5%, Asia:3% Indonesia: (?) => ± 1%, Penduduk: ±

200 juta => 2 juta, 87% => RM ringan, 13% => RM sedang- sangat berat

2. Jenis kelamin ♂:♀ = 2:1

Page 29: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Diagnosis retardasi mental berdasar pada

Riwayat perkembangan, kejadian penting, penampilan pendidikan, adaptasi sosial

Penampilan selama interview psikiatrik. Misal: pengetahuan umum, kekayaan bahasa dan pengertian

Hasil tes intelegensi

Page 30: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Gambaran utama retardasi mental

1. Fungsi intelek umum di bawah rata-rata yang cukup bermakna

2. Yang mengakibatkan atau berhubungan dengan kekurangan atau hendaya dalam perilaku adaptif

3. Timbul sebelum usia 18 tahun

Page 31: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Diagnosis Banding1. Gangguan perkembangan spesifik Axis

II terdapat keterlambatan perkembangan dalam segi tertentu (spesifik) yang tidak disebabkan gangguan lain dalam segi perkembangan lainnya normal

Misal: membaca, berbahasa, motorik spesifik, berhitung artikulasi

RM: perkembangan terlambat secara umum, dalam berbagai bidang

Page 32: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

2. Gangguan perkembangan pervasif : Didapat secara khas adanya distorsi dalam waktu, kecepatan dan urutan banyak fungsi psikologik dasar yang meliputi perkembangan ketrampilan sosial dan berbahasa seperti: perhatian, daya realitas, persepsi, gerak motorik. Istilah: Atypical children, Symbiotic Psikotik Children, Childhood Scizophrenia

3. Fungsi Intelek ambang/ borderline. Terdapat defisit dalam perilaku adaptif yang berkaitan dengan fungsi intelek ambang

Page 33: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Klasifikasi retardasi mentalRetardasi

MentalIQ

WHO/ PPDGJ

AS. ASS. MEN. DEF

Ringan/ debil

50-70 51-70 85%

Sedang 35-49 36-50 10%

Berat 20-34 20-35 3-4%

S.Berat/ Profound

<20 <20 1-2%

Debil (58-70), imbesil (25-50), idiot <25)

Page 34: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Berdasarkan nilai IQ dikategorikan 3 derajat retardasi mental untuk penanganan

1. Retardasi mental ringan, artinya mampu didik dan mampu latih

2. Retardasi mental sedang, artinya tidak mampu didik, tetapi mampu latih

3. Retardasi mental berat, artinya tidak mampu didik, dan tidak mampu latih

Page 35: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Etiologi retardasi mental bersifat multi-faktorial

1. Faktor pembawaan2. Penyakit-penyakit dalam

kandungan3. Kekerasan waktu lahir4. Penyakit pada waktu anak-anak

Page 36: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

(lanjutan)Menurut Noves dibagi menjadi:1. Akibat infeksi2. Akibat Intoksikasi3. Akibat trauma atau pengaruh fisik4. Akibat gangguan metabolisme,

pertumbuhan, atau nutrisi5. Akibat pertumbuhan abnormal6. Akibat mutasi kromosom7. Akibat pengaruh prenatal yang tidak

diketahui8. Deprivasi psikososial

Page 37: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Faktor penyebab dapat dibagi berdasarkan waktu menjadi

1. Sebelum kelahiran2. Selama proses kelahiran3. Setelah lahir

Page 38: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

1. Sebelum kelahiranA. Kelainan kromosom: Down’s

syndrome, Klinefelter syndrome, Turner syndrome, disebabkan karena sinar X (R’o’)

B. Infeksi: Rubela, Cytomegalovirus, Sifilis, Toxoplasmosis

C. Kelainan perkembangan: Hidrosefalus, Mikrosefalus

D. Gangguan metabolisme: Hipotiroid, Galaktosuria, Aminoasiduria

Page 39: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

(lanjutan)E. Nutrisi => status gizi ibu jelekF. PrematuritasG. Intoksikasi: Timah, Ensefalopati bilirubin

2. Selama proses kelahiranA. Trauma fisik: Forceps => terjadi

perdarahan otakB. Asfiksia => Partus Lama

Page 40: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

3. Setelah kelahiranA. Infeksi: Meningitis, ensefalitisB. Kejang => penyakit organik di otakC. Buta/tuli => kurang rangsanganD. Gangguan metabolisme =>HipotiroidE. NutrisiF. Psikososial/sosiobudaya:

• Sosek rendah: prenatal care, status gizi, penyakit infeksi

• Lingkungan => kurang memacu perkembangan intelek

G. Gangguan jiwa yang berat pada masa kanak-kanak

Page 41: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

A= sindroma otak menahun dengan gangguan tingkah lakuB= psikosaC= gangguan psikiatrik tak terperinciD= reaksi penyesuaian diriE= tak ada gangguan psikiatrik

Der. RM

Gangguan psikiatrik

A B C D E Jumlah

Ringan 20 4 16 5 1 46

Sedang 18 5 12 5 1 41

Berat 6 1 13 - - 10

S. Berat

2 - - - - 2

46 10 31 10 2 99

Page 42: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Tipe-tipe klinis dari retardasi mental yang sering adalah

1. Mikrosefalus2. Mongoloid3. Tubero sklerosis4. Fenil Ketonuria5. Galaktosemia kongenital6. Kretinisme

Page 43: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Pemeriksaan yang diperlukan pada keadaan retardasi mental1. Anamnesis:

1.1 Riwayat keluarga1.2 Riwayat perkembangan motorik1.3 Riwayat perkembangan bahasa1.4 Riwayat perkembangan sosial1.5 Riwayat pendidikan

2. Pemeriksaan fisik3. Pemeriksaan neurologik, terutama panca

indra4. Pemeriksaan laboratorium5. Test Psikometrik

Page 44: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Gejala klinis dari anak dengan retardasi mental meliputi 3 aspek

1. Perkembangan biologik yang terlambat

2. Kemampuan adaptasi sosial yang terlambat (immature)

3. Perkembangan proses berfikir yang mengalami kegagalan

Page 45: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh orang tua pada periode krisis ini antara lain: Apa penyebab retardasi mental yang terjadi pada

anak kami Apa kami secara pribadi ikut andil pada kelainan ini Mengapa semua ini harus terjadi pada kami Apa penyebab keturunan pada anak kami ini Apakah akan terjadi seperti ini, bila kami punya anak

lagi Apakah tidak membahayakan/mempengaruhi

terhadap anak-anak kami yang normal Bila nanti ia harus tinggal di rumah, bagaimana

dengan anak-anak kami yang normal Bagaimana cara menerangkan keadaan dia kepada

teman-teman kami, saudara-saudara kami dan tetangga

Page 46: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

(lanjutan) Adakah sesuatu yang dapat kami lakukan untuk

meningkatkan kecerdasan dia Bagaimana dengan obat perangsang otak,

misalnya cerebrovot dan enchepabol dan sebagainya

Kapan dia dapat bicara dengan lancar Apakah dia dapat berkembang terus Sampai di mana pendidikannya, SMA, SMP atau

SD, dan sampai kelas berapa Perlukah guru privat di rumah Apakah dia harus dirawat di rumah, atau

disekolahkan yang ada tempat pemondokannya

Page 47: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

(lanjutan) Bila harus mondok, apakah

nantinya dia akan merasa asing dengan orang tuanya

Apakah dia akan menjadi dewasa dan cukup matang untuk kawin

Apakah perlu disterilisasi, dan sebaiknya pada umur berapa

Page 48: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Sikap khusus yang terdapat pada orang tua antara lain

Tidak tahu dan tidak mau tahu apa yang terjadi pada anaknya

Merasa tidak senang atau berusaha menghindari bila ibu atau orang lain mengajak bicara tentang anaknya

Keluar rumah dan bekerja di luar rumah sepanjang hari

Melihat sekilas pada anaknya, pada waktu dia tidur Jarang sekali mendengar tawa anaknya Bila terjadi kesulitan pada anaknya, ayah hanya

akan mengangkat bahu dan berkata: saya tidak ikut campur dengan hal itu semua urusan ibu

Sulit diajak bicara bersama dengan para pembimbing anaknya

Sulit memenuhi panggilan para pembimbing, walaupun sudah dipanggil berkali-kali

Page 49: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Bentuk kondisi keluarga yang khusus, yaitu:

1. Keluarga yang menerima secara matang akan kenyataan yang ada

2. Keluarga yang menyembunyikan kenyataan

3. Keluarga yang tidak mampu menghadapi kenyataan

Page 50: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Sikap negatif masyarakat terhadap anak dengan retardasi mental

1. Labelisasi2. Penolakan dan ejekan3. Pengasingan4. Infantilisasi5. Pemisahan dari masyarakat6. Pembatasan kesempatan7. Penganiayaan

Page 51: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Periode krisis dalam keluarga meliputi keadaan-keadaan sebagai berikut Kecurigaan pertama adanya retardasi

mental, terutama pada waktu diagnosa belum dapat ditegakkan

Pada waktu diagnosa sedang dipelajari secara seksama

Periode penderita akan masuk sekolah, memilih sekolah yang sesuai dan usaha-usaha untuk membantu penderita

Persoalan penyesuaian dengan saudara kandung dan dengan teman sebaya

Page 52: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

(lanjutan) Timbulnya krisis keluarga, dari tingkat

pertengkaran, sampai ke tingkat perceraian Timbulnya problem-problem seksual penderita,

biasanya pada waktu penderita telah memasuki usia remaja

Setelah penderita selesai sekolah, dan timbul keinginan penderita atau keluarganya untuk bekerja

Apabila ada rencana penderita akan menikah Adanya suatu penyakit atau gangguan lain, yang

mengharuskan penderita dirawat masuk ke rumah sakit

Adanya rasa bersalah dari orang tua sesudah melakukan suatu tindakan terhadap penderita

Page 53: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Terapi pada anak dengan retardasi mental meliputi 4 aspek1. Fisik

1.1. Simptomatik1.2. Koreksi terhadap cacat

2. Psikologik/ psikiatrik2.1. Kondisi emosi dan tingkah laku2.2. Kondisi psikologis keluarga

3. Pendidikan3.1. Kelompok mampu didik mampu latih3.2. Kelompok tak mampu didik mampu latih3.3. Kelompok tak mampu didik tak mampu latih

4. Sosial Mensikapi sesuai potensi

Page 54: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Kumpulan persoalan bertingkat mengenai retardasi mental menyangkut1. Daya khayal (imajinasi)2. Perhatian3. Pengertian4. Membayangkan5. Daya ingat6. Fungsi bahasa7. Pengertian umum8. Membedakan pengertian-pengertian atau

faham9. Menemukan kejanggalan atau keanehan10. Memecahkan persoalan

Page 55: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak
Page 56: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak
Page 57: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF

Page 58: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Pendahuluan

Gangguan perkembangan pervasif adalah kelompok kondisi psikiatrik di mana ketrampilan sosial yang diharapkan, perkembangan bahasa, dan kejadian perilaku tidak berkembang secara sesuai atau hilang pada masa kanak-kanak awal.

Page 59: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

GANGGUAN AUTISTIK

Page 60: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

SEJARAH1867 : Henry Maudsley, dokter psikitri

pertama yang memberi perhatian serius kepada anak-anak dengan gangguan mental yang parah berupa penyimpangan, keterlambatan dan distorsi yg jelas pd proses perkembangan. semuanya dianggap sebagai psikosis.

1943 : Leo Kanner, menggunakan istilah “autisme infantil” dalam tulisan klasiknya “Autistic Disturbance of Affective Contact”.

Page 61: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

EPIDEMIOLOGIPrevalensi : 2 sampai 5 kasus per 10.000

anak (0,02 – 0,05%) di bawah 12 th.Pada sebagian besar kasus muncul sebelum usia 36 bln.

Distribusi : anak laki-laki : perempuan 3-5 : 1tetapi anak perempuan cenderung lebih serius dan lebih mungkin memiliki riwayat keluarga gangguan kognitif dibanding anak laki-laki.

Page 62: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

EPIDMIOLOGI (lanjutan…)Status sosioekonomi : cenderung pada anak

dengan sosioekonomi tinggi, namun dengan meningkatnya pengetahuan dan pelayanan kesehatan mental bagi anak-anak miskin, kasus autisme pada sosioekonomi rendah banyak ditemukan.

Page 63: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

ETIOLOGI & PATOGENESISGangguan autistik awalnya dianggab

berasal dari psikologis atau psikodinamik, namun banyak bukti-bukti yang mendukung adanya substrat biologis.

Faktor Psikodinamika dlm Keluarga;tidak didapatkan bukti memuaskan yang menyatakan bahwa jenis tertentu fungsi keluarga yang menyimpang atau kumpulan faktor psikodinamika yang menyebabkan perkembangan gangguan autistik.

Page 64: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

ETIOLOGI & PATOGENESIS (lanjutan…)Kelaian organik-neurologis-biologis; Gangguan autistik dan gejala utistik

berhubungan dengan kondisi yang memiliki lesi neurologis, t.u rubella kongenital, fenilketourea (PKU), sklerosis tuberosus, dan gangguan Rett.

Anak autisik memiliki lebih banyak komplikasi perinatal dibanding normal dan anak dengan gangguan lain.

Anak autistik memiliki lebih banyak anomali fisik kongenital ringan. komplikasi kehamilan trimester I.

Page 65: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

32% anak autistik suatu saat akan mengalami kejang grand mal.

20-25% menunjukkan pembesaran ventrikular pada pemeriksaan CT Scan.

10-83% didapatkan kelainan EEG. Dari pemeriksan MRI menemukan

hipoplasi lobulus vermal VI & VII serebellar, abnormalitas kortikal (polimikrogria) migrasi sell abnormal dlm 6 bulan pertama gestasi.

Suatu otopsi menemukan penuruan sel Purkinje dan pd penelitian lain ditemukan peningkatan metabolisme kortikal.

Page 66: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Faktor Genetika 2-4% sanak saudara orang autistik

ditemukan gangguan autistik. Angka kesesuain kembar monozigot

36% dan 96% dalam dua penelitian yg berbeda dan pd kembar dizigot 0% dan 27%.

Sindroma X rapuh tampaknya berhubungan dengan gangguan autistik.

Page 67: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Faktor imunologis Bukti adanya inkompatibilitas imunologik

ibu dan embrio dapat menyebabkan ganguan autistik.

Faktor Perinatal Perdarahan maternal setelah trimester I

dan mekoneum dlm cairan amnion sering di temukan pd anak autistik.

Page 68: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Temuan Neuroanatomi Kerusakan pd lobus temporalis dan

penurunan sel Purkinje di serebelum.

Temuan Biokimiawi 1/3 pasien autistik mengalami

peningkatan serotonin plasma. Keparahan gejala menurun saat rasio 5-

HIAA LCS terhadap homovanilic acid LCS meningkat

Page 69: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

DIAGNOSIS & GAMBARAN KLINISKarakteristik Fisik Penampilan. Anak autistik memiliki

kecerdasan dan penampilan yg menarik, juga memiliki tinggi badan lebih pendek.

Tangan Dominan. Penyakit fisik penyerta. Anak autistik

memiliki insidensi lebih tinggi mengalami infeksi saluran nafas atas, sendawa, kejang demam, konstipasi dan gerakan usus yang kendur, tidak mengalami peningkatan suhu saat infeksi, tidak menunjukkan malaise saat sakit, perilaku dan keakraban membaik saat sakit.

Page 70: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Karakteristik perilaku.- gangguan kualitatif pd interaksi sosial ; kontak mata abnormal, perilaku melekat dan kegagalan pd pertalian thd orang-orang tertentu, kegagalan bermain dengan teman sebaya dan empati, pd masa remaja akhir seringkali memiliki keinginan bersahabat tetapi kecanggungan dan ketidakmampuan merespon orang lain menjadi hambatan.- gangguan komunikasi dan bahasa; defisit & penyimpangan dlm perkembangan bahasa, pembalikan kata sebutan, kesulitan dlm artikulasi,pemkaian kualitas dan irama yg aneh.

Page 71: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

- Perilaku stereotipik;

- Ketidakstabilan mood dan afek; - Respon terhadap stimuli sensorik; anak autistik mungkin responsif scr berlebihan atau kurang responsif.- Gerakan perilaku lain; hiperkinesis adalah perilaku yang sering pd anak-anak autistik.

Page 72: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Fungsi Intelektual 40% anak autisme infantil memiliki IQ di

bawah 50-55 (retardasi mental sedang, berat, sangat berat)

30% IQ 50-70 (retardasi mental ringan) 30% IQ > 70 Kemampuan kognitif dan visuomotorik

yang tdk lazim dan cepat. Hiperleksia; kemampuan dini untuk

membaca dengan baik, mengingat dan menceritakan.

Kemampuan musikal

Page 73: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

DIAGNOSIS BANDING Skizofrenia dengan onset mas anak-anak. Retardasi mental dengan gejala perilaku Gangguan bahasa reseptif/ekspresif

campuran Ketulian kongenital atau gangguan

pendengaran Pemutusan psikososial Pesikosis disintegratif (regresif)

Page 74: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

PERJALANAN PENYAKIT Gangguan autistik memiliki perjalanan

penyakit yang panjang dan prognosis yang terbatas. Beberapa anak autistik menderita kehilangan semua atau beberapa bicara yang ada sebelumnya.

Page 75: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

PROGNOSIS Anak autistik dgn IQ > 70 dan yg

menggunakan bahasa komunikatif pada usia 5-7 th memiliki prognosis terbaik.

2/3 orang dewasa autistik tetap mengalami kecacatan mental parah dan hidup dlm ketergantungan.

Hanya 1-2% yg mencapai hidup normal dengan pekerjaan yang mencukupi.

5-10% mencapai status normal ambang

Page 76: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

PROGNOSIS (lanjutan…) 4-32% memiliki kejang grand mal pada

masa anak-anak akhir atau masa remaja, dan kejang memiliki prognosis yang buruk.

Prognosis akan membaik dlm lingkungan atau rumah suportif dan mampu memenuhi kebutuhan anak.

Page 77: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

TERAPI Tujuan terapi : menurunkan gejala

perilaku dan membantu perkembangan fungsi yang terlambat, rudimenter, atau tidak ada, seperti keterampilan bahasa dan merawat diri sendiri.

Konseling bagi orang tua yg sering kecewa dengan perekembangan si anak.

Psikoterapi individual berorientasi tilikan terbukti tdk efektif.

Latihan di ruang kelas yg terstruktur dlm kombinasi dgn metode perilaku adalah terapi paling efektif.

Page 78: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Tidak ada obat spesifik untuk gangguan autistik.

Pemberian haloperidol dapat menurunkan gejala perilaku dan mempercepat belajar.

Fenfluramine (Pondimin) dapat efektif pada beberapa anak autistik.

Naltroxon (Trexan) sedang diteliti untuk menurunkan gejala autistik.

Lithium (Eskalith) dapat dicoba untuk perilaku agresis atau melukai diri sendiri jika medikasi lain gagal.

Page 79: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

GANGGUAN RETT

Page 80: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

SEJARAH 1965, Andreas Rett menggali suatu

sindroma pada 22 anak perempuan yang tampaknya memiliki perkembangan normal selama periode sekurang-kurangnya 6 bulan diikuti perburukan perkembangan yang menakutkan.

Page 81: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

ETIOLOGI Tidak diketahui Walaupun perjalanan penyakit yang

memburuk secara progresif setelah periode awal yang normal sesuai dengan ganguan metabolik

Kemungkinan memiliki dasar genetik karena hanya ditemukan pada anak perempuan, dan ditemukan adanya kesesuaian lengkap pada kembar monizigot.

Page 82: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

DIAGNOSIS & GAMBARAN KLINIK Kriteria diagnosis:

a. Semua berikut1 perkembangan pranatal dan

perinatal yg tampaknya normal.

2 Perkembangan psikomotor yang tampaknya normal selama lima bulan pertama setelah lahir

3 Lingkar kepala yg normal saat lahir

Page 83: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

b. Onset semua berikut ini setelah periode perkembangan normal :1 Perlambatan pertumbuhan kepala

antara 5- 48 bulan.2 Hilangnya keterampilan tangan

bertujuan yang sebelumnya telah dicapai antara usia 5-30 bulan dengan diikuti perkembangan gerakan tangan stereotipik.

3 Hilangnya keterlibatan sosial dalam awal perjalanan (walaupun seringkali interalsi sosial tumbuh kemudian)

Page 84: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

4 Terlihatnya gaya berjalan atau gerakan batang tubuh yang terkoordinasi secara buruk.

5 Gangguan parah pada perkembangan bahasa ekspresif dan reseptif dengan retardasi psikomotor yang parah.

Page 85: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Ciri penyertaKejang pada 75% anak, disorganisasi EEG dengan pelepasan epileptiform.Respirasi yg ireguler, dengan episode hiperventilasi, apnea, dan menahan nafas.Skoliosis jg banyak terjadi.Keterampilan komunikasi resptif dan ekspresif dan sosialisasi jangka panjang tetap pada tingkat perkembangan yang kurang dari 1 th.

Page 86: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

DIAGNOSIS BANDING Gangguan autistik

Page 87: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

PERJALANAN PENYAKIT & PROGNOSIS Ganggaun Rett adalah progresif Prognosisnya tidak diketahui sepenuhnya Pasien yang hidup sampai masa dewasa

tetap pada tingkat kognitif dan sosial yang sama dgn tingkat pada tahun pertama kehidupan.

Page 88: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

TERAPI Untuk intervensi simtomatik Fisioterapi untuk disfungsi otot Terapi antikonvulsan diperlukan untuk

mengandalikan kejang. Terapi perilaku berguna untuk

mengendalikan perilaku melukai diri sendiri dan membantu mengatur disorganisasi pernafasan.

Page 89: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

GANGGUAN DISINTEGRATIF MASA ANAK-ANAK

Page 90: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

SEJARAH Gangguan disintegratif masa anak-anak

juga dikenal dengan sindroma Heller dan psikosis disintegratif.

Dijelaskan di th 1908 sebagai pemburukan selama beberapa bulan pada fungsi intelektual, sosial dan bahasa yg terjadi pd masa anak-anak dengan usia 3-4 th dengan fungsi sebelumnya adalah normal.

Page 91: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

EPIDEMIOLOGI Sekurang-kurangnya 1/10 dr gangguan

autistik. Prevalensinya 1 : 100.000 anak laki-laki. Anak laki-laki : perempuan ~ 4-8 : 1

Page 92: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

ETIOLOGI Tidak diketahui Berhubungan dengan kondisi neurologis

lain, termasuk kejang, sklerosis tuberosus, dan berbagai gangguan metabolik.

Page 93: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

KRITERIA DIAGNOSISA. Pertumbuhan yang nempaknya normal

selama sekurang-kurangnya 2 tahun pertama setelah lahir seperti yg ditunjukkan oleh adanya komunikasi verbal dan nonverbal yang sesuai dengan usia, hubungan sosial, permainan dan perilaku adaptif.

Page 94: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

B. Kehilangan bermakna secara klinis keterampilan yg telah dicapai sebelumnya (sebelum usia 10 th) dlm sekurang-kurangnya 2 bidang sbba. Bahasa ekspresi atau reseptifb. Keterampilan sosial atau perilaku

adaptifc. Pengendalian usus atau kandung

kemihd. Bermaine. Keterampilan motorik

Page 95: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

C. Kelainan fungsi dlm sekurang-kurangnya 2 bidang berikut:a. Gangguan kualitatif dlm interaksi sosial

(ex gangg perilaku nonverbal dll)b. Gangguan kualitatif dlm komunikasi (ex

keterlambatan/tdk adanya bahasa ucapan, ketidakmampuan unt memulai/mempertahankan percakapan, pemakaian bahasa stereotipik & berulang, tdk adanya permainan khayalan)

c. Pola perilaku, minat, & aktivitas terbatas, berulang, & stereotipik, termasuk stereotipik & manerisme motorik.

Page 96: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

DIAGNOSIS BANDING Gangguan autistik Gangguan Rett

Page 97: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

PERJALANAN PENYAKIT & PROGNOSIS Perjalanan penyakitnya bervariasi, dgn

pendataran yang dicapai pada sebagian besar kasus, suatu perburukan progresis perjalanan penyakit pada kasus yg jarang, dan kadang-kadang terjadi perbaikan sampai titik mencapai kemampuan berbicara dlm kalimat.

Sebagian besar pasien tetap dalam retardasi mental yang sekurangnya sedang.

Page 98: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

TERAPI Terapinya sama dengan terapi gangguan

autistik.

Page 99: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

GANGGUAN ASPERGER

Page 100: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

SEJARAH 1944, Hans Asperge, Austria, mengunakan

istilah “psikopati autistik” Gambaran awalnya adalah orang dengan

intelegensi normal yang menunjukkan ganguan kualitatif dlm interaksi sosisal timbal-balik dan keanehan perilaku tanpa keterlambatan dlm perkembangan bahasa.

Page 101: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

ETIOLOGI Tidak diketahui Kemeripan dengan gangguan autistik

menyebabkan hipotesis genetik, metabolit, infeksi dan perinatal.

Page 102: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

KRITERIA DIAGNOSISA. Gangguan kualitatif dlm interaksi sosial,

sekurang-kurangnya 2 dari berikuta. Ganguan jelas dalam penggunaan

perilaku nonverbal multipel, seperti tatapan mata, ekspresi wajah, postur tubuh dan gerak-gerik unt mengatur interaksi sosial.

b. Gagal mengembangkan hub dengan teman sebaya yg sesuai menurut tingkat perkembangan.

c. Gangguan jelas ekspresi kesenangan dlm kegembiraan orang lain

Page 103: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

d. Tidak ada timbal balik sosial atau emosional

B. Pola perilaku. Minat dan aktivitas yg terbatas, berulang, dan stereotipik, sekurang-kurangnya 1 dari berikut

a. Proekupasi dgn satu atau lebih pola minat yg stereotipik dan terbatas, yg abnormal baik dlm intensitas maupun fokusnya.

b. Ketaatan yang tampaknya tidak fleksibel thd rutinitas atau ritual yg spesifik dan nonfungsional.

Page 104: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

a. Manerisme motorik stereotipik dan berulang

b. Preokupasi persisten dengan bagian-bagian benda.

C. Gangguan menyebabkan gangguan yg bermakna secara klinis dlm fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.

D. Tidak terdapat keterlambatan menyeluruh yg bermakna secara klinis dlm bahasa.

E. Tidak terdapat keterlambatan dlm perkembangan kognitif atau dlm keterampilan menolong diri sendiri dan perilaku adaptif yg sesuai usia dan keingintahuan tentang lingkungan pd masa anak-anak.

Page 105: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

F. Tidak memenuhi kriteria untuk gangguan perkembangan pervasif spesifik atau skizofrenia.

Page 106: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

DIAGNOSIS BANDING Gangguan autistik Gangguan pervasif yg tidak ditentukan Gangguan kepribadian skizoid.

Page 107: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

PERJALANAN PENYAKIT & PROGNOSIS Bervariasi Faktor yg berhubungan dengan prognosis

baik adalah IQ normal dan tingkat ketrampilan sosial tinggi.

Page 108: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

TERAPI Tergantung pada tingkat fungsi adaptif

pasien Beberapa teknik yang sama dengan

penenganan gangguan autistik mungkin bermanfaat.

Page 109: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF YG TIDAK DITENTUKAN

Page 110: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Ganguan pervasif tdk ditentukan harus didiagnosis jika seorang anak menunjukkan gangguan kualitatif dlm perkembangan interaksi sosial timbal balik dan keterampilan komunikasi verbal dan nonverbal tetapi tdk memenuhi kriteria untuk gangguan pervasif lainnya, skizofrenia, atau gangguan kepribadian skizotipal atau menghindar.

Page 111: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Gangguan hiperaktivitas & penatalaksanaannya

Page 112: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Gambaran klinis yang khas: inappropriate hyperactivity, impulsivity & inattention

Dimulai pada masa kanak Kontroversi: bentuk ekstrem dari

perilaku atau suatu gangguan ok faktor genetik

Page 113: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Penegakan diagnosis Perlu data dari berbagai sumber: Dari rumah Dari sekolah Dari tim: Tenaga medis (psikiater, saraf anak, mata,

tht) Psikolog Orthopedagog Social worker

Page 114: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Wawancara dengan ortu dan anak: Riwayat perkembangan anak Onset Riwayat medis (mata, tht) Riwayat sekolah/belajar Masalah dalam keluarga Riwayat kekerasan pada anak Riwayat keluarga Evaluasi pada anak: Wawancara & pemeriksaan status mental Pemeriksaan fisik

Page 115: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Gambaran klinis hiperaktivitas Karakteristik gejala: Hiperaktivitas Gangguan motorik perseptual Labilitas emosional Defisit koordinasi menyeluruh Gangguan atensi Impulsivitas Gg daya ingat dan proses pikir Kesulitan belajar spesifik Gangguan bicara dan pendengaran Gejala neurologis samar & gambaran eeg yang tidak

teratur

Page 116: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Diagnosis banding gangguan hiperaktivitas

Pada anak Perkembangan tingkah laku yang normal Gangguan perilaku menentang Retardasi mental Gangguan perkembangan pervasif Pada remaja Gangguan tingkah laku Perilaku anti sosial pada remaja Gangguan kepribadian ambang Penyalahgunaan zat Skizofrenia

Page 117: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Diagnosis banding Pada anak semua usia: Gangguan belajar/perkembangan bahasa: misal

disleksia Gangguan afektif Gangguan cemas Gangguan tik/tourette Epilepsi, migren, hipertiroidisme Gangguan pendengaran Gangguan yang ada hubungan dengan obat:

misal obat asma, anti histamin, anti konvulsan Problem hubungan ortu-anak

Page 118: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

komorbiditas Gangguan tingkah laku Gangguan perilaku menentang Gangguan/kesulitan belajar Gangguan mood Gangguan komunikasi/bahasa Gangguan koordinasi Gangguan tik Sindroma tourette

Page 119: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Komorbiditas (lanjutan) Gangguan tingkah laku ± 50% dari anak dengan impulsivitas &

hiperaktivitas Harus diberi diagnosis sendiri Gejala yang sering muncul: Mencuri, main api, berbohong, lari dari rumah,

penyalahgunaan zat Pada anak usia pra-sekolah: sering dalam bentuk

agresivitas 10% pada saat anak masuk sekolah 50% pada usia 10 tahun 30% pada remaja

Page 120: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Perjalanan penyakit Gpp dan impulsivitas: 15-20% sampai

dewasa Kesulitan belajar sering menetap Bila gejala menetap sampai remaja risiko

tinggi timbul gg tingkah laku 50% anak dengan gg tingkah laku gg

kepribadian anti sosial dan gg penyalahgunaan zat

66% mempunyai min. satu gejala gpph saat dewasa

IQ> rendah

Page 121: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Perjalanan penyakit (lanjutan) 30-40%: menjadi dewasa normal 40-50% hiperaktif+problem

sosial/emosional 10%: gangguan psikiatrik yg berat

& anti sosial (Lily hechtman, 1990)

Page 122: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

penatalaksanaan Farmakoterapi Neurotropik Nutrisi Kebugaran fisik/habilitasi Psikoedukatif Terapi kognitif dan perilaku

Page 123: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

penatalaksanaan Farmakoterapi Tujuan: Menghilangkan gejala inatensi,

impulsivitas, hiperaktivitas Meningkatkan kinerja

akademis/sosial yang optimal

Page 124: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

penatalaksanaan Stimulansia Obat pilihan utama pada gpp/h Memperbaiki hiperaktivitas, inatensi,

distraktibilitas, impulsivitas dan memori jangka pendek pada ± 75% kasus

R/methylphenidate (ritalin) Antidepresan merupakan obat pilihan

kedua

Page 125: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

penatalaksanaan Klonidin untuk gpp/h+gg tikhasil 96% Buspirone untuk gpp/h+agresivitas Antikonvulsan pada beberapa kasus

hiperaktivitas Antipsikotik Dipakai sebagai pilihan terakhir Neurotropik r/piracetam Membantu

aktivitas kognisi, metabolisme otak, mikrosirkulasi

Page 126: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

penatalaksanaan Psikoedukatif Tujuan: membantu anak gpp/h

secara efektif dalam mengembangkan proses belajar

Pendidikan remedial Intervensi dini Pelatihan khusus

Page 127: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

penatalaksanaan Terapi kognitif dan perilaku Tujuan: agar anak gpp/h mempunyai perilaku

yang adaptif Self control Ketrampilan sosial Pelatihan pada orang tua Pelatihan pada guru Relasi orang tua-anak Farmakoterapi+ terapi perilaku: 90% perbaikan

perilaku, prestasi akademik & fungsi sosial

Page 128: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

kesimpulan Gpp/h=gangguan yang kompleks Tumbuh kembang anak terganggu Perlu: Deteksi dini Penanganan terpadu Medis, psikolgis & edukatif Terapi komprehensif

Page 129: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Gangguan Tingkah Laku Pola tl berulang/menetap Pelanggaran hak azasi/peraturan/normal sosial Sesuai dengan umur Merugikan orang lain/diri Tindak kekerasan Pencurian di rumah/luar rumah Membolos, berbohong, penyalahgunaan obat Tak berkelompok: Gagal membentuk ikatan, egois Tak merasa bersalah atau menyesal Melemparkan kesalahan pada orang lain Berkelompok: Ikatan sosial ada Membentuk “gank”

Page 130: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

Persamaan hiperkinetik dan gangguan tingkah laku Aktivitas berlebih Sikap menentang Keras kepala Tidak patuh Memukul, melukai, tindak kekerasan Tak merasa bersalah Tak menyesal Tidak disiplin Suka ngambek Pengawasan berlebih

Page 131: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

F92 Gangguan campuran tingkah laku dan emosi

F92.0 Gangguan tingkah laku depresif F92.8 Gangguan campuran tingkah laku dan emosi

lainnya F92.9 Gangguan campuran tingkah laku dan emosi YTT

F93 Gangguan emosional dengan onset khas pada masa kanak

F93.0 Gangguan anxietas perpisahan masa kanak F93.1 Gangguan anxietas fobik masa kanak F93.2 Gangguan anxietas sosial masa kanak F93.3 Gangguan persaingan antar saudara F93.8 Gangguan emosional masa kanak lainnya F93.9 Gangguan emosional masa kanak YTT

Page 132: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

F94 Gangguan fungsi sosial dengan onset khas pada masa kanak dan remaja

F94.0 Mutisme elektif F94.1 Gangguan kelekatan reaktif masa kanak F94.2 Gangguan kelekatan tak terkendali masa kanak F94.8 Gangguan fungsi sosial masa kanak lainnya F94.9 Gangguan fungsi sosial masa kanak YTT

F95 Gangguan “TIC” F95.0 Gangguan “tic” sementara F95.1 Gangguan “tic”motorik dan vokal kronik F95.2 Gangguan kombinasi “tic” vokal dan motorik

multipel (sindrom de la Tourette) F95.8 Gangguan “tic” lainnya F95.9 Gangguan “tic” YTT

Page 133: (13-14) Jiwa Gabungan-psikiatri Anak

F98 Gangguan perilaku dan emosional lainnya dengan onset biasanya pada masa kanak dan remaja

F98.0 Enuresis non-organik F98.1 Enkopresis nonorganik F98.2 Gangguan makan masa bayi dan kanak F98.3 Pika masa bayi dan kanak F98.4 Gangguan gerakan stereotipik F98.5 Gagap (Stuttering/Stammering) F98.6 Berbicara cepat dan tersendat (Cluttering) F98.8 Gangguan perilaku dan emosional lainnya YDT

dengan onset biasanya pada masa kanak dan remaja F98.9 Gangguan perilaku dan emosional lainnya YTT

dengan onset biasanya pada masa kanak dan remajaF99 Gangguan mental YTT F99 gangguan mental YTT