67
1 AsySyaikh Abu Abdis Salam Hasan bin Qosim ArRoimy 16 Nasihat Penting Dari Seorang Alim Robbany

16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

بسم الله الرحمن الرحيمJudul buku : نصائح و توجيات لمن ابتغى الفوز و النجاةPenulis : Syaikh Abu Abdis Salam Hasan bin Qosim ArRoimyTaqdim : AsySyaikh AlAl’llamah AlMuhaddits AnNashihul Amin Yahya bin Ali AlHajuryCet : ke 1 Robiuts Tsani 1431 H, Shon’a, Yaman.Judul Indonesia : 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah IndonesiaPenerjemah : Ahmad Hamdani bin MuslimPenerbit : Maktabah ArRisalahCetakan : ke 1, 24 Sya’ban 1435 H/Juni2014 M, Punggur - Batam - KEPRI

Citation preview

Page 1: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

1

AsySyaikh Abu Abdis Salam Hasan bin Qosim ArRoimy

16 Nasihat

Penting Dari

Seorang Alim

Robbany

Page 2: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

2

Judul buku :

Penulis : Syaikh Abu Abdis Salam Hasan bin Qosim ArRoimy

Taqdim : AsySyaikh AlAl’llamah AlMuhaddits AnNashihul Amin Yahya bin Ali AlHajury

Cet : ke 1 Robiuts Tsani 1431 H, Shon’a, Yaman.

Judul Indonesia : 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

Penerjemah : Ahmad Hamdani bin Muslim

Penerbit : Maktabah ArRisalah

Cetakan : ke 1, 24 Sya’ban 1435 H/Juni2014 M, Punggur - Batam - KEPRI

Muqoddimah Penerjemah

Segala puji bagi Alloh dan aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah selain

Alloh dan sholawat dan salam semoga tercurah kepada nabi kita Muhammad shollallohu

„alaihi wa sallam, keluarga, sahabat dan pengikutnya. Amma ba‟du :

Alhmdulillah kita ucapkan syukur hanya kepada Alloh yang telah banyak memberikan

karunia yang tak terhitung. Di antara karuniaNya yang besar adalah mengokohkan hati para

da‟i di jalan Alloh dan berkibarnya bendera kebenaran dan da‟wah salafiah yang murni yang

bersih secara sunnatulloh dan alami dari ikut campur tangan orang-orang bodoh yang

semakin hari semakin nampak kokoh pijakannya dan tersebar .

Kitab yang saya terjemahkan ini adalah hujjah, bantahan dan nasihat bagi kita semua pada

hususnya dan orang-orang yang berpenyakit di dalam hatinya pada umumnya, agar bisa

berubah sembuh meskipun pahit.

Di saat banyak hujatan maupun tuduhan jahat dan tidak berperikemanusaan dari orang-

orang dungu, terlantar dan yatim (tidak punya guru) kepada saya pribadi sebagai pencari ilmu

dan da‟i serta manusia biasa yang masih banyak kekurangan dan kesalahan, buku yang syarat

dengan dalil ini sangat membantu dan mewakili saya untuk membantah mereka yang

Page 3: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

3

alhamdulillah Syaikh ArRoimy – hafidhohulloh - telah menghadiahkan kitab ini dan meminta

saya untuk mengajarkannya kepada ikhwah. Daripada saya harus menulis di face book atau

sms atau mengadu ke sana dan ke mari seperti perempuan awam untuk membantah mereka

tanpa dalil dan bukti yang jelas yang hanya membuang-buang waktu dan dibaca banyak

orang yang tidak tahu urusan dan bisa membuat fitnah. Maka buku ini sangat cocok

sebagai sarapan pagi bagi kalian, kalian bantahlah kalau bisa dan pasti tidak bisa, dan

kalau tidak bisa, maka lebih baik diam dan memikirkan amal ibadah, instropeksi diri –

biar tahu diri - masa depan ahirat, pendidikan anak istri, agar bisa istiqomah dan

berilmu tidak seperti orang-orang terlantar, tidak terdidik, membiarkan diri bodoh,

hanya mengurusi penghidupan dunia, tengak-tengok cari musuh dan suudhon dan

hasad terhadap orang-orang yang istiqomah dan tholabul ilmi.

Sekedar menyebut ni‟mat dari Alloh, bukan mentazkiah diri, alhamdulillah ikhwan dan

akhwat yang di sisi kami adalah orang-orang yang bersemangat mengamalkan ilmu walaupun

sedikit dan mereka berusaha istiqomah di atas manhaj yang benar dengan bimbingan ulama

dan pencari ilmu, bagi mereka yang utama bukan mencari ilmu yang sangat banyak dalam

waktu yang singkat, tetapi ilmu dicari dengan bertahap tapi pasti untuk segera diamalkan.

Wallohul muwafiq.

Penerjemah : Abu Ya‟qub Ahmad Hamdani bin Muslim Al Jawy, 10 Muharram 1436

H/3November 2014 M, Punggur - Batam - Indonesia

Muqoddimah AsySyaikh AlFadhil Yahya bin Ali AlHajuri hafidhohulloh

Segala puji bagi Alloh dan aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah selain

Alloh dan sholawat dan salam semoga tercurah kepada nabi kita Muhammad shollallohu

„alaihi wa sallam, keluarga, sahabat dan pengikutnya. Amma ba‟du :

Aku telah membaca risalah yang berjudul (16 Nasihat

Untuk Ahlus Sunnah) yang ditulis saudaraku yang mulia AsySyaikh Hasan bin Qosim

ArRoimy hafidhohulloh, maka aku melihatnya mengumpulkan padanya nasihat-nasihat yang

bermacam-macam dan serasi dan bermanfaat bagi yang mau mengambil faidahnya. Maka

bacalah buku ini, Insya Alloh bermanfaat. Dan sungguh betapa bagus apa yang dikatakan

penyair :

Page 4: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

4

Sungguh aku telah menasihatimu jika kamu menerimanya

dan nasihat adalah lebih mahal daripada apa yang dijual dan diberikan

Dan betapa indahnya saling menasihati di antara kaum muslimin ketika dihiasi dengan

kelemahlembutan, kecintaan kebaikan untuk yang dinasihati dan berpegang dengan kaidah-

kaidah menasihati secara syar‟i, hingga terealisasikan sabda Nabi shollallohu „alaihi wa

sallam :

“Sesungguhnya Alloh itu lembut dan menyukai kelembutan dan memberikan kepada

kelembutan apa yang tidak diberikan kepada kekerasan dan apa yang tidak diberikan kepada

selainnya”.1 Maka kami memohon taufik bagi kami dan saudara-saudara kami kaum

muslimin.

Ditulis oleh Yahya bin Ali AlHajury 7 Robiuts Tsani 1431 H

Segala puji bagi Alloh robb sekalian alam, sholawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi

dan rosul yang termulia, pemimpin kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya semuanya.

Amma ba‟du :

Inilah beberapa nasihat yang dibutuhkan oleh tiap muslim hususnya bagi yang berilmu dan

mengikuti ulama, sengaja aku hadiahkan kepada saudara-saudaraku para pembaca yang

mulia. Anda akan menemukan dengan ijin Alloh di antara mereka memiliki teling yang

mendengarkan, hati yang memperhatikan yang memahami nasihat-nasihat dan pengarahan-

pengarahan ini lalu mempraktekkannya sebagaimana yang ditunjukkan oleh firman Alloh :

“Maka berilah peringatan sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang

beriman”. (AdzDzariyat :55) Dan firmanNya :

1 HR.Muslim no. 4697 dari hadits ‘Aisyah rodhiallohu ‘anha – penerj.

Page 5: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

5

“Dan orang-orang yang apabila diingatkan dengan ayat-ayat Alloh tidak tersungkur dengan

tuli dan buta (daari kebenaran)”. (AlMukminun :73)

Dan Alloh telah membimbingku, segala puji bagiNya, untuk menulis buku yang berjudul

(Berhenti dan Berpaling dari Merusak Kehormatan Muslim)

dengan muqoddimah AsySyaikh Nashihul Amin AlAllamah Yahya bin Ali AlHajury,

semoga Alloh menjaganya, padanya aku beri jalan keluar dari penyakit-penyakit hati yang

pada umumnya meliputi nasihat-nasihat tersebut.

Dan tidaklah nasihat-nasihat dan pengarahan-pengarahan dalam pembahasan buku ini kecuali

kepanjangan dalam rangka upaya mengarungi bahtera keselamatan dan menggenggam

tangan-tangan kita dan saudara-saudara kita, Insya Alloh, pada daratan yang aman. Dan

Alloh yang mengetahui di balik niat ini dan Dialah yang mencukupi kita dan sebaik-baik

yang disandari. Aku menjadikannya duabelas nasihat kemudian aku rinci menjadi enambelas

yaitu :

Nasihat Pertama : Perintah Takwa.

Nasihat Kedua : Wajibnya perhatian terhadap ilmu syari dengan memperhatikan ilmu tauhid

padanya.

Nasihat Ketiga : Wajibnya memuliakan ahli ilmu, pencari ilmu dan berhati-hati dari mencela

mereka.

Nasihat Keempat : Pentingnya mengambil ilmu dari ahlinya dan bahayanya mencukupkan

diri dengan membaca buku-buku.

Nasihat Kelima : Bahayanya ingin terkenal sebelum mempunyai keahlian.

Nasihat Keenam : Pentingnya nasihat dalam Islam

Nasihat Ketujuh : Bagaimana bersikap terhadap kesalahan ahli ilmu dan pada da‟i.

Nasihat Kedelapan : Keterangan dosa melanggar kehormatan seorang muslim tanpa alasan

yang benar.

Nasihat Kesembilan : Celaan salaf terhadap perdebatan dan sibuk dengannya.

Nasihat Kesepuluh : Wajibnya bersungguh-sungguh bersatu dalam satu barisan kebenaran.

Nasihat Kesebelas : Berhati-hati dari penyusup dan mata-mata dalam da‟wah.

Nasihat Keduabelas : Pentingnya ahlak baik dalam Islam

Nasihat Ketiga belas : Sikap yang benar terhadap ahli bid‟ah dan orang sesat.

Nasihat Keempatbelas : Peringatan dari duduk-duduk bersama orang batil (ahli bid‟ah atau

sesat) siapa pun mereka.

Nasihat Kelimabelas : Keterangan kedudukan memaafkan dalam Islam

Page 6: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

6

Nasihat Keenambelas : Kasidah dengan Judul (Teman Dekat adalah Orang

yang Jujur )

Naihat Pertama : Perintah Taqwa

Alloh ta‟ala berfirman :

“Dan sungguh Kami telah menasihatkan kepada orang-orang yang diberi kitab agar mereka

bertakwa”. (AnNisa:131)

Alloh ta‟ala berfirman :

“Hai orang-orang beriman bertkawalah dan jadilah bersama orang-orang yang jujur”.

Alloh ta‟ala berfirman :

“Hai orang-orang beriman bertakwalah dan ucapkanlah dengan ucapan yang lurus niscaya

Alloh meluruskan amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu dan barangsiapa mentaati Alloh

dan rosulNya maka sungguh ia beruntung dengan keberuntungan yang besar”. (AlAhzab : 70-

71)

Alloh ta‟ala berfirman :

“Hai orang-orang beriman bertakwalah kepada Alloh dan hendaklah seorang melihat amalan

apa yang akan ia persembahkan kepada Alloh dan bertakwalah kepada Alloh sesungguhnya

Alloh Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (AlHasyr : 18)

Page 7: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

7

Dan telah datang dalam Shohih Bukhori dengan ta‟liq2 dengan kalimat pasti dar Ibni Umar :”

Tidak sampai seorang hamba pada hakikat takwa sampai meninggalkan apa yang meragukan

dalam hati”.

Seorang lelaki berkata kepada sebagian orang yang haji :”Sebutkan kepadaku tentang takwa”.

Ia berkata,”Jika kamu masuk ke suatu tempat yang berduri bagaimana kamu berbuat?” Ia

berkata,”Aku akan menjaga diri dan berhati-hati”. Orang itu berkata,”Lakukanlah di dunia

demikian. Maka itulah takwa. Ibnul Mu‟taz berkata :

Jadilah kamu seperti orang yang berjalan di atas tanah yang berduri kamu berhati-hati apa

yang kamu lihat

Dan janganlah kamu meremehkan dosa kecil karena sesungguhnya gunung tersusun dari

kerikil-kerikil3

Ketahuilah, termasuk takwa adalah berhati-hati dari bahaya lisan dan merusak kehormatan

muslim.

Nasihat Kedua : Wajibnya Memperhatikan Ilmu Syar‟i Dengan

Memperhatikan Tauhid Padanya

Sesungguhnya Ilmu Syar‟i yang berdasarkan alkitab dan as sunnah dialah yang dipuji dalam

nash-nash yang banyak, di antaranya :

Firman Alloh ta‟ala :

“Katakanlah, apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak

mengetahui?” (AlAhzab :9)

Dan firmanNya :

“Dan itulah permisalan yang Kami berikan dan tidak ada yang memahaminya kecuali orang-

orang yang berilmu”. (AlAnkabut :43)

2 Yakni diputus sanadnya dari awal langsung menyebutkan dari Ibni Umar dengan kalimat pasti yang menunjukkan sanadnya shohih dari Ibni Umar rodhiallohu ‘anhu. 3 Disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir dalam tafsir surat AlBaqoroh – penerj.

Page 8: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

8

Alloh ta‟ala berfirman :

“Alloh mengangkat beberapa derajat orang-orang yang beriman dan berilmu di antara kamu”.

(AlMujadalah :11)

Alloh ta‟ala berfirman :

“Apakah orang yang mati lalu Kami hidupkan dan Kami jadikan untuknya cahaya yang ia

berjalan dengannya di masyarakat seperti orang yang dalam kegelapan yang ia tidak keluar

darinya. Demikianlah dihiasi-hiasi bagi orang-orang kafir apa yang mereka lakukan”.

(AlAn‟am :123)

Dan telah tetap dalam Shohihaini dari Mu‟awiyyah rodhiallohu „anu, berkata, bersabda

Rosululloh shollallohu „alaihi wa sallam :

“ Barangsiapa siapa Alloh kehendaki kebaikan maka Ia pahamkan akan agamanya”.

Dan telah tetap dari Sunan Abi Dawud dari Abi Darda rodhiallohu „anu, berkata, bersabda

Rosululloh shollallohu „alaihi wa sallam,

“Barangsiapa menempuh suatu jalan mencari ilmu padanya maka Alloh tempuhkan

jalan dari jalan-jalan sorga dan sesungguhnya malaikat-malaikat meletakkan sayap-sayap

mereka karena ridho terhadap pencari ilmu, sesungguhnya orang alim dimintakan ampunan

apa-apa yang di langit-langit dan di bumi dan ikan-ikan di dalam air, sesungguhnya

keutamaan orang alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan pada malam purnama atas

semua bintang-bintang, dan sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi, sesungguhnya

para nabi tidak mewariskan dinar maupun dirham tetapi mewariskan ilmu. Barangsiapa

mengambilnya maka sungguh mengambil bagian yang amat besar”.

Dan Imam Ahlus Sunnah wal Jama‟ah Imam Besar Ahmad bin Hambal berkata tentang

ulama : “Mereka adalah sisa-sisa ahli ilmu yang mengajak orang-orang sesat kepada hidayah

dan bersabar terhadap gangguan mereka, mereka menghidupkan kitabulloh yang mati dan

membukakan mata hati dengan cahaya ilmu Alloh orang-orang buta. Maka berapa banyak

orang yang dimatikan hatinya oleh Iblis mereka hidupkan kembali dan berapa banyak orang

sesat mereka tunjuki. Betapa baik jejak mereka pada manusia namun betapa jelek balasan

Page 9: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

9

manusia terhadap mereka, mereka menghilangkan penyimpangan orang-orang yang

melampaui batas dari kitabulloh, madzhab orang-orang batil dan penafsiran orang-orang

bodoh….” (Rod „Alaz Zanadiqoh wal Jahmiyah).

Dan berkata Imam Ahmad : “Manusia lebih banyak membutuhkan ilmu daripada makanan

dan minuman karena makanan dan minuman dibutuhkan manusia sekali atau dua kali dalam

sehari sedangkan ilmu dibutuhkan sebanyak nafas”. (Miftah Daaris Sa‟adah).

Berkata Imam Hasan Bashri : “Sesungguhnya fitnah ini jika telah datang diketahui oleh tiap

orang alim dan jika telah pergi diketahui oleh tiap orang bodoh”. (AlFaqih wal Mutafqih)

Dan sungguh bagus perkataan seorang penyair :

Bumi hidup jika hidup orang alimnya *** kapan saja mati orang alimnya mati juga bumi

Seperti bumi yang hidup jika hujan turun di atasnya *** dan jika hujan itu enggan turun maka

kembalilah di sisi-sisinya.

Dari keterangan di atas Nampak jelas hendaklah seorang muslim mengorbankan

kesungguhannya untuk mendapatkan ilmu ini yang dengannya diraih kebahagiaan dua negeri,

dunia dan ahirat.

Nasihat Ktiga:

Wajibnya Memuliakan Ahli Ilmu dan Pencari Ilmu dan Peringatan dari

Mencela Mereka

Tidaklah memuliakan dan menghormati ahli ilmu dari ahli sunnah melainkan dalam rangka

mengamalkan nash-nash yang menunjukkan demikian di antaranya adalah :

“Alloh mengangkat beberapa derajat orang-orang yang beriman dan berilmu di antara kamu”.

(AlMujadalah :11)

Dan sabda Rosululloh :

Page 10: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

10

“Bukan dari kami4 orang yang tidak menyayangi anak kecil dan mengetahui hak orang alim”.

Diriwyatkan Ahmad dalam Musnad beliau dari „Ubadah bin Shomit rodhiallohu „anhu

dihasankan oleh Syaikh AlAlbani dalam Shohih AlJami‟ (2/957)

Berkata AsySya‟by – Imam Tabiin – rohimahulloh : “ Zaid bin Tsabit sholat jenazah

kemudian sebuah kendaraan didekatkan kepadanya untuk dikendarainya, lalu datang Ibnu

Abbas rodhiallohu „anhu memegang kendaraannya, Zaid berkata kepada Ibnu

Abbas,‟Biarkan hai anak paman Rosululloh ’. Ibnu Abbas

menjawab,”Demikianlah ulama diperlakukan”.5

Dan dahulu para salaf mengagungkan orang-orang yang mengajari mereka, memuliakan dan

bersegera menghadiri majlis mereka.

Al Khothib AlBaghdady mengerluarkan riwayat dari Mughiroh katanya,”Kami menghormati

Ibrohim sebagaimana menghormati penguasa”.

Dan sungguh bagus seorang penyair ketika memuji Imam Malik :

Beliau tidak menjawab pertanyaan dan tidak diminta lagi jawabannya karena

kewibawaannya dan para penanya pada berpangku tangan

Sebagaimana adab ketenangan dan kemuliaan kepada raja yang bertakwa dan beliau adalah

pemimpin yang tidak punya kerajaan.

Dan diberitakan bahwa Ima Syafi‟i dicela orang disebabkan beliau berendah hati terhadap

ulama lalu beliau menjawab :

Aku menghinakan diriku pada mereka maka mereka memuliakanku***dan sekali-kali jiwa

tidak dimuliakan bagi bagi yang tidak berendah hati.

Berkata Imam Ahmad rohimahulloh berkata kepada Kholaf Al Ahmar6 : “ Aku tidak duduk

kecuali di depanmu kami diperintah untuk tawadhu‟ kepada orang yang mengajari kami”.

(Tadzkiratus Sami‟ wal Mutakallim)

Berkata Ibnu Abbas rodhiallohu „anhuma : “ Aku menghinakan diri mencari ilmu maka aku

mulia dicari ilmuku”.

Thowus7 berkata,”Termasuk sunnah adalah memuliakan ulama”.(Jami‟ Bayanil Ilmi wa

Fadhilihi, 1/129)

4 Makna laisa minna yaitu bukan dari ahli sunnah kami dan bukan dari orang-orang yang diberi petunjuk dengan petunjuk kami dan tidaklah dimaksudkan keluar dari agama secara keseluruhan karena maksiat tidak dikafirkan menurut ahlis sunnah. (Syarh Jami Shohih, Ibnul Mulaqqin, 9/537-penerj) 5 Yakni seorang memuliakan ulama di antaranya dengan membantu apa yang dibutuhkan seorang alim –

penerj. 6 Kholaf bin Hayyan maula Abu Burdah bin Abi Musa Al Asy’ary ahli syair di jamannya. (Thobaqot AnNahwiyyin wal Lughowiyyin, Muhammad bin Hasan bin Ubaidillah - penerj) 7 Thowus bin Kaisan AlYamani Abu Abdirrohman, tabiin, tsiqoh, ahli fiqih dan mulia, meninggal tahun 106 H

atau setelahnya. (Tahzibut Tahzib Ibnu Hajar – penerj)

Page 11: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

11

Para salaf memahami hal ini dengan baik lalu mereka berahklah baik terhadap guru-guru

mereka dengan sepenuh adab sehingga mereka mendapatkan kebaikan yang besar dan

memperingatkan dengan sungguh-sungguh dari mencela mereka”.

Berkata AlHafidz Ibnu Asakir8 rohimahulloh,” Ketahuilah hai saudaraku, semoga Alloh

membimbing aku dan kamu kepada keridhoaanNya, menjadikan kita termasuk orang yang

takut kepadaNya dan bertakwa dengan sebenar-benarnya, sesungguhnya daging ulama

beracun dan sunnatulloh pada orang-orang yang merobek dan merendahkan kehormatan

ulama maklum dan orang yang melepaskan lisannya dengan celaan maka Alloh akan

menimpakan musibah kepadanya sebelum matinya dengan kematian hatinya. Maka hati-

hatilah orang-orang yang menyelisihi perintah Rosul shollallohu „alaihi wa sallam akan

tertimpa fitnah atau siksa yang pedih.9

Bahkan mereka menganggap merendahkan dan mencela ahli ilmu termasuk satu tanda yang

kuat bagi ahli bid‟ah dan pengikut hawa nafsu. Telah berkata Imam Abu Hatim

ArRozy10

,”Tanda ahli bid‟ah adalah mencela ahli atsar”. (Syarh Ushul I‟tiqod Ahlis Sunnah

wal Jama‟ah, 10179)

Berkata Ahmad bin Sinan bin AlQothon,”Tidak ada di dunia ini bagi ahli bid‟ah kecuali dia

membenci ahli hadits, jika seorang melakukan kebid‟ahan maka dicabut dari hatinya

kemanisan hadits dari hatinya”.

Maka, hati-hatilah wahai saudara seiman dari mencela ulama ahlis sunnah dan pembawa

aqidah salafiyah dengan satu macam dari celaan-celaan yang lainnya. Wallohul musta‟an.

Nasihat Keempat: Pentingnya Mengambil Ilmu dari Ahlinya dan

Bahayanya Mencukupkan diri Dengan Buku-buku

AlImam Ibnu Sirin berkata,”Ilmu ini adalah agama maka lihatlah dari siapakah kamu

mengambil agamamu”. (Muqodimah Shohih Muslim)

Sesungguhnya salafus sholih sangat perhatian dalam mengambil ilmu secara langsung dari

bibir ulama dan tidak mencukupkan diri dengan membaca kitab-kitab atau buku-buku. Kalau

ilmu cukup dengan membaca kitab-kitab tentunya para salaf kita tidak memberat-beratkan

diri bepergian dan menantang marabahaya untuk bertemu dengan para ulama yang ada di

8 Ali bin Hasan bin Hibatulloh Abul Qosim dari Damaskus, ahli sejarah Islam, muhaddits di jamannya, alhafidz, meninggal tahun 571 H – penerj. 9 Dalam surat AnNur ayat 63 disebutkan : “Maka orang-orang yang menyalahi syariat Rasu haruslah takut akan ditimpa fitnah hati atau ditimpa azab yang pedih”. – penerj. 10

Muhammad bin Idris bin Mundzir bin Dawud bin Mihron Abu Hatim AlHandholi ArRozy imam hafidz lahri tahun 195 dan meninggal tahun277 H (Thobaqot Hanabillah dan Tarikh Islam – penerj)

Page 12: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

12

berbagai negeri. Dan Imam Khothib AlBaghdady rohimahulloh dalam kitabnya “ARihlah

Tholabul Hadits” menerangkan pentingnya mengambil ilmu dari para ulama dan tidak

mencukupkan diri dengan membaca kitab-kitab.

Oleh karena itu Imam Darimi dalam Sunannya dalam Muqodimahnya membawakan hadits

dari Abi Umamah rodhiallohu „anhu dari Rosululloh shollallohu „alaihi wa sallam bahwa

beliau bersabda,

“ Ambillah ilmu sebelum ia pergi”. Sahabat bertanya,‟Bagaimana ilmu pergi hai Nabiyalloh,

kami mempunyai kitabulloh?” Maka Rosululloh shollallohu „alaihi wa sallam sangat marah

yang Alloh tidak marah kepadanya dan berkata,”Celaka ibu kalian11

! Bukankah kitab Taurot

dan Injil ada pada bani Isroil dan keduanya tidak member manfaat bagi mereka sedikit pun,

sesungguhnya perginya ilmu dengan wafat pembawanya, sesungguhnya perginya ilmu

dengan wafat pembawanya”. (Darimi dalam Sunannya, Imam Ibnu Majah dalam Sunannya

dan Ahmad dalam Musnadnya dari Ziyad Labid dan dishohihkan AlAlbani dalam Sunan Ibni

Majah)

Dan telah tetap dalam kitab Shohihaini dari Abdillah bin „Amr bin Al „Ash rodhiallohu

„anhuma, berkata,”Aku mendengar Rosululloh bersabda,‟Sesungguhnya

Alloh tidak mencabut ilmu dengan sekali cabutan dari manusia akan tetapi mencabut ilmu

dengan mematikan ulama sampai jika Ia tidak menyisakan seorang alim pun, manusia

mengambil pemimpin-pemimpin yang bodoh, lalu mereka ditanya maka mereka berfatwa

tanpa ilmu lalu mereka sesat dan menyesatkan”.

Berkata Imam Syathibi mengomentari hadits di atas,”Jika demikian maka tidak diragukan

bahwa para ulama adalah kunci-kunci ilmu”.

Dan termasuk dalil atas disyariatkannya berjalan menempuh ilmu adalah :

Alloh ta‟ala berfirman :

“Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu'min itu pergi semuanya (ke medan perang).

Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk

memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada

11 Kalimat hardikan tidak diartikan sesuai teks kalimat – penerj.

Page 13: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

13

kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga

dirinya”.12

Berkata AlQodhy13

menerangkan ayat di atas ,”Ayat ini merupakan dalil pokok atas

wajibnya mencari ilmu agama dan berjalan dalam mencari ilmu-ilmu hadits”. (AlMa‟ Ila

Ma‟rifari Ushulir Riwayah dan Taqyiidis Sima, AlQodhy „Iyadl, 108)

Dan dari Ibni Abbas rodhiallohu „anhuma, berkata,”Bersabda Rosululloh

,”Dengarlah niscaya akan didengar14

dari kamu dan akan didengar dari orang yang

mendengar dari kamu”. HR. Ahmad dan Abu Dawud dan berkata Syaikh AlAlbani,‟Hadits

Shohih”

Berkata Imam Bukhari dalam kitab Shohihnya pada kitab Al Ilmu : Bab Apa yang

disebutkan Mengenai Perginya Musa alais salam ke laut kepada Khodhir dan firman Alloh

ta‟ala :

Musa berkata kepada Khodhir: "Bolehkah aku menemanimu supaya kamu mengajarkan

kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang bermanfaat yang telah diajarkan

kepadamu yang aku bisa mendapat petunjuk dalam urusanku?"15

(AlKahfi :66)

Ibnu Hajar rohimahulloh dalam Fathul Bari 1/202 menerangkan hadits di atas,”Bab ini

dibuat untuk memberi semangat dalam menanggung penatnya dalam mencari ilmu”.

Dan Imam Bukhori berkata juga:”Bab Keluar Dalam Mencari Ilmu dan Jabir bin Abdillah

Bepergian Selama Satu Bulan Perjalanan ke Tempat Abdulloh bin Unais Untuk Mendapatkan

Satu Hadits”.

Dari Abul „Aliyah16

berkata : “Kami mendengar riwayat dari sahabat Rosululloh, maka kami

tidak ridho sampai menyebarang ke Madinah lalu kami mendengar dari bibir mereka”.

Dikeluarkan oleh Darimi dalam Sunannya dan perawi-perawinya amanah.

12 Dalam ayat ini terkandung pentingnya ilmu din, bagi yang telah mempelajarinya wajib menyebarkannya dan menasihati umat serta muslimin haruslah mempersiapkan semua perkara yang bermashalahat secara umum. (Taisir alKarimir Rahman, asSa’dy, 396 - penerj) 13 AlImam Al ‘Allamah Al Hafidh Syaikhul Islam AlQodhi ‘Iyadl bin Musa bin ‘Amr bin ‘Iyadl alYahshubi AlAndalusy, imam besar di jamannya yang karya-karyanya terkenal dan banyak sehingga namanya masyhur di seluruh penjuru negeri, lahir pada tahun 476 dan wafat pada tahun 544 H, Mawaqif Salaf fil Manhaj wal Aqidah wat Tarbiyyah, Abu Sahl Muhammad bin Abdirrohman AlMaghrowi- penerj) 14 Kalimat didengar adalah berita bermakna perintah yaitu dengarlah hadits dariku dan hendaknya mengar orang setelahku dari kamu...demikian seterusnya dan dengan cara seperti itu ilmu agama nampak dan tersebar dan terjadi penyampaian ilmu dan dialah perjanjian yang diambil ulama. (Aunul Ma’bud – penerj) 15 Musa minta ilmu kepadanya yang tidak ia punyai sebagaimana Khodhir juga tidak punya ilmu yang dipunyai Musa.. Begitulah permintaan seorang pencari ilmu kepada gurunya dengan penuh adab bukan permintaan dengan memaksa (Ibnu Katsir- penerj).

Page 14: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

14

Dan Ahmad bin Hambal di tanya : “Seorang mencari ilmu menetap di tempat seorang ulama

yang banyak ilmunya atau ia pergi ke ulama lain ?” Beliau menjawab : “Hendaklah ia pergi

dan menulis ilmu dari ulama-ulama di berbagai negeri supaya manusia mengajarkan ilmu

secara langsung kepadanya dan ia belajar dari mereka”.

Berkata Sa‟id bin AlMusayyab17

, “ Sungguh aku berjalan beberapa malam dan hari untuk

mencari satu hadits”. (Shohih Jami Bayani Ilmi wa Fadhlihi)

Al bin Sohlih menyebutkan hadits dari ayahnya, ia berkata,”Mengatakan kepadaku Sya‟bi

dengan satu hadits kemudian ia berkata kepadaku,‟Aku akan berikan ia (hadits) kepadamu

dengan sesuatu yang lain, meskipun seorang yang berkendaraan akan menuju ke Madinah

(untuk mengambilnya)”. (Shohih Jami‟ Bayanil Ilmi wa Fadhlihi, 105)

Berkata Bisr bin Ubaidhillah AlHadhromy,”Aku akan bepergian ke berbagai negeri untuk

mendengar satu hadits”. (Shohih Jami‟ Bayanil Ilmi wa Fadhlihi, 105)

Abdul Malik bin AlMajisyun berkata,”Jika kamu menginginkan ilmu maka berjalanlah ke

sana (ke tempat ilmu)”. (Al Ilma‟ Ia Ma‟rifah Ushulir Riwayah wa Taqyiidis Sima‟, AlQodhi

„Iyadl, 1/94)

Berkata Abu „Ashim,”Aku mendengar Sufyan Ats Tsauri, dan majlisnya dihadiri oleh

seorang pemuda yang alim dan ia menggerak-gerakkan kepala, berbicara dan

menyombongkan diri dengan ilmu yang ia miliki terhadap orang yang lebih banyak ilmunya

darinya, lalu Tsauri marah dan berkata,‟Salaf tidak seperti itu !! Salah seorang dari mereka

tidak mengaku sebagai imam dan tidak duduk di depan (memimpin majlis) sampai mencari

ilmu 30 tahun, kamu menyombongkan diri terhadap orang yang lebih tua dari kamu, maka

pergilah dariku dan aku tidak ingin melihat kamu mendekat dari majlisku”. (AlMadkhol Ilas

Suanan Kubro, AlBaihaqi, 388).

Yahya bin Ma‟in18

berkata,” Empat golongan yang kamu tidak akan tenang akan

petunjuknya : ….., orang yang menulis hadits di negerinya19

dan tidak bepergian dalam

mencari hadits”. (ArRihlah fi Tholabil Hadits, 1089 wal Jami‟ Li Akhlaqir Rowi, 2/225)

16 Namanya Rufai’ bin Mihron, tabiin besar, imam, ahli tafsir, maula seorang perempuan dari bani Riyah bin Yarbu’ suku dari bani Tamim, menjumpai masa jahiliah dan masuk Islam setelah wafat Nabi pada masa Abu Bakar, sholat di belakang Umar dan mengambil riwayat dari beliau, juga mengambil riwayat dari Ali, Ubai bin Ka’ab, Ibnu Mas’ud, Abu Dzar, Aisyah, Abu Musa, Ibnu Abbas dan sahabat lainnya. Meninggal pada tahun 90 H - penerj 17 Sa’id bin AlMusayyab bin Haznin bin Abi Wahb bin ‘Amr bin ‘Aidz bin ‘Imron bin Makhzum AlQurosyi AlMakhzumi Abu Muhammad AlMadani, pemimpin para tabiin, wafat setelah tahun 90 H. beliau mengambil riwayat dari : Umar bin Khothob, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Tholib, Sa’d bin Abi Waqosh dan Abi Huroiroh. Di antara yang mengambil riwayat dari beliau adalah : Zuhri, Qotadah, Yahya bin Sa’id AlAnshori, semua penduduk Madinah dan haditsnya banyak dan tersebar. Berkata Ibnu Hajar : ia seorang ulama yang kokoh, ahli fiqih senior dan ulama sepakat bahwa mursalnya adalah mursal yang paling shohih dan Ibnul Madiini berkata : Aku tidak mengetahui tabiin yang lebih luas ilmunya selain dia. Dzahabi berkata : dia seorang imam, pemimpin tabiin, amanah, hujjah, terkenal dan pemimpin dalam hal ilmu dan amal. - penerj. 18

Yahya bin Ma’in bin ‘Aun, seorang Imam, Hafidh, syaikh muhaddits Abu Zakariya AlGhothfani, mengambil hadits dari Hajjaj bin Muhammad AlA’war, Ibnul Mubarak, Abdurrozaq AshShon’ani dan yang mengambil ilmu

Page 15: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

15

Berkata Abul Fadhl AlAbbas bin Muhammad AlHarasani dalam kitab ArRihlah fi Tholabil

Hadits, 1/96 :

Aku bepergian mencari pokok hadits dengan sungguh-sungguh

Dan perhiasan seorang di dunia adalah hadits-hadits

Berkata Abu Bar bin Aslam,”Ayahku bepergian dari Naisabur ke Marwa untuk menulis

hadits dari Ibnul Mubarak, lalu beliau menuliskan beberapa saja syair yang memuji Ibnul

Mubarak :

Aku mengganti tiang kemahku dengan menangis pada hari bersejarah *** wahai ibnul

Mubarak engkau membuatku menangis dengan rintihan-rintihan

Keluarga, tempat tidurku dan anak-anakku semua aku tinggalkan *** dan aku berjalan

menuju tempatmu dalam perjalanan yang panjang

Demi Alloh aku takut pada para perampok di sana *** dan aku tidak aman dari sengatan

ular-ular

Yang menari-nari bagaikan lukisan yang menakutkan *** tiap saat aku hawatir akan

sergapannya

Duduklah untuk kami tiap hari satu kali pada pagi hari *** jika berkenan jika tidak maka

pada malam hari

Hai penduduk Marwa bantulah kami dengan tangan-tanganmu *** dari kami jika tidak maka

kami akan melemparmu dengan beberapa sajak

Dan janganlah kalian membuat kami gelisah sesungguhnya kami adalah orang-orang yang

sabar *** dan kami tidak mengharap siapa pun selain pencipta mahluk.

Nabi shollallohu „alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya ilmu didapat dengan mempelajarinya, kesabaran didapat dengan

mempelajarinya, dan barangsiapa memilih kebaikan maka akan diberinya dan barangsiapa

berhati-hati dari kejelekan maka akan dijaganya”. Hadits dihasankan syaikh kami Al Albani

dalam shohih jami‟ dan dalam sunan Daruquthni dari Abi Huroiroh rodhiallohu „anhu.

Ibnu Hajar mengomentari hadits di atas : “ Maknanya, tidaklah ilmu yang dianggap kecuali

yang diambil dari para nabi yang mereka wariskan dengan jalan belajar”. (Fathul Bari 1/19)

darinya antara lain Bukhari,Muslim, Abu Dawud, Ahmad bin Hambal, Abu Ya’la dan lain-lain. Ibnu Hajar mengatakan bahwa ia seorang imam jarh wat ta’dil, amanah dan terkenal, lahri pada tahun 158 h dan wafat pada tahun 233 H. (Mausu’ah Mauqif Salaf ‘Alal Aqidah wal Manhaj wat Tarbiah, Abu Sahl Muhammad bin Abdurrohman AlMaghrowy – penerj) 19 Contohnya di Indonesia adalah Abdul Hakim Abdat yang dielu-elukan sebagai ahli hadits besar padahal dia tidak memiliki guru ahli hadits satu pun yang ia bermulazamah kepadanya bahkan ia ditahdzir oleh syaikh Yahya karena suka memakai pantalon yang tidak sepantasnya dipakai seorang ahli hadits - penerj.

Page 16: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

16

Imam Bukhori berkata dalam Kitabul Ilmi : Bab AtTanawub fil Ilmi (Bab Bergantian Dalam

Ilmu) :

Abul Yaaman telah menyampaikan hadits kepada kami, ia berkata, Syu‟aib telah

mengabarkan kepada kami, ia dari Zuhri – pindah sanad – berkata Abu Abdillah dan Ibnu

Wahb, ia berkata, telah mengabarkan kepada kami Yunus ia dari Ibnu Syihab dari Ubaidillah

bin Abdillah bin Abi Tsaur dari Abdillah bin Abbas dari Umar, ia berkata,”Aku dan

tetanggaku dari Anshor di bani Umayyah bin Zaid dari kabilah Madinah dan kami saling

bergantian turun ke majlis rosululloh shollallohu „alaihi wa sallam, sehari ia turun dan sehari

aku turun, jika aku telah turun maka aku mendatanginya dengan membawa berita hari itu

berupa wahyu dan selainnya dan jika ia turun maka ia melakukan seperti itu juga…”.

Dan diriwayatan dari Ibni Mas‟ud rodhiallohu anhu, ia berkata,”Haruslah manusia

mempunyai pengajar yang mengajar anak-anak merea kalau tidak ada maka manusia akan

menjadi buta huruf”. (I‟dadul Mu‟allim, 17)

Berkata Abu Darda20

,”Termasuk pemahaman seorang adalah jalan, masuk dan keluarnya

bersama ahli ilmu”. (Shohih Jami Bayanil Ilmi wa Fadhlihi, 155)

Berkata Muhammad bin Sirin21

,”Sesungguhnya ilmu ini adalah agama maka lihatlah dari

siapa kamu mengambil agamamu”. (Muqoddimah Shohih Muslim)

20

Namanya ‘Uwaimir bin Zaid bin Qois Abu Darda, hakim Damaskus, imam dan suri tauladan sahabat rosululloh shollallohu’alaihi wa sallam, hakim umat ini, pemimpin qori di Damaskus, meriwayatkan beberapa hadits dari rosululloh shollallohu’alaihi wa sallam dan beliau persaudarakan dengan Salman AlFarisi, masuk Islam pada perang Badar kemudian ikut perang Uhud, beliah berkata,”Seandainya aku lupa satu ayat qur’an kemudian aku tidak menemukan seorang yang mengingatkanku kecuali seorang yang tinggal jauh pasti aku akan berjalan ke sana”, ia berkata,”Kamu tidak akan menjadi alim sampai kamu belajar, tidak akan menjadi pelajar sampai kamu mengamalkan apa yang kamu pelajari. Sungguh yang paling aku takutkan jika aku berdiri untuk di hitung amalanku di hari kiamat, dikatakan kepadaku,’Kamu tidak mengamalkan apa yang kamu ketahui”. Dia berkata,”Celaka bagi orang yang tidak mengetahui satu kali dan celakan bagi orang yang mengetahui dan tidak mengamalkan tujuh kali. Kalaulah bukan tiga perkara aku tidak suka hidup : saat……….sujud di watu malam dan bermajlis dengan kaum yang memilih ucapan yang baik dalam bicara sebagaimana memilih buah-buahan yang baik”. Dikisahan dari Ibnu Jubair dari ayahnya, ketika negeri Qibris dikuasai mulimin seorang tawanan perang melewati Abu Darda lalu ia menangis. Aku (Jubair) bertanya,”Pada hari yang Alloh memuliakan Islam dan muslimin seperti ini kamu menangis? Ia berkata,”Hai Jubair, di antara umat ini ada penguasa yang kuat ketika mereka bermasiat lalu mereka mengalami apa yang kamu lihat. Betapa hinanya hamba di sisi Alloh ketika mereka bermaksiat”. Ia berkata,”Barangsiapa yang banyak mengingat mati sedikit senang dan hasadnya”. Ummu Darda berkata,”Ketika ia mau meninggal berkata,’Siapa yang akan beramal untuk semisal hariku ini ? Siapa yang akan berbuat untuk yang semisal tempat berbaringku ini ?”. Ia meninggal tahun 32 H. 21 Muhammad bin Sirin Abu Bakar AlAnshori maula Anas bin Malik, dilahirkan dua tahun sebelum berahirnya masa khilafah Utsman bin Affan, imam di jaman tabiin, syaikhul Islam, orang terfaqih di Irak, mendengar hadits dari Abu Huroiroh, Imron bin Hushoin, Ibnu Umar dan selain mereka sekitar 30 sahabat, di antara muridnya adalah Qotadah, Ayyub, Yunus bin Ubaid, Ibnu Aun dan selain mereka. Di antara perkataannya yang terkenal adalah Ilmu ini adalah agama maka lihatlah dari mana kamu mengambil ilmu, dilharikan pada tahun 77 H dan wafat pada tahun 110 H, setelah Hasan Basri. (Mausu’ah Mauqif Salaf ‘Alal Aqidah wal Manhaj wat Tarbiah, Abu Sahl Muhammad bin Abdurrohman AlMaghrowy – penerj)

Page 17: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

17

Berkata AlAuza‟iy22

,” dahulu ilmu ini adalah sesuatu yang mulia karena disampaikan oleh

mulut-mulut ulama dengan dibacakan dan diingat, ketika hanya disimpan di kitab-kitab

hilanglah cahayanya dan jadilah ia diambil oleh selain ahli ilmu”.

--

AsySya‟by berkata,”Duduklah bersama ulama, sesungguhnya jika kamu berbuat baik maka

mereka memujimu, jika kamu berbuat jelek maka mereka memaafkanmu, jika kamu salah

maka mereka tidak marah kepadamu, jika kamu berbuat bodoh maka mereka mengajarimu

dan jika mereka bersaksi untukmu maka mereka memberi manfaat kepadamu”. (Shohih Jami‟

Bayanil Ilmi wa Fadhlihi, 158)

Berkata Maimun bin Mihron,”Aku menemukan kebaikan hatiku dalam bermajlis dengan

ulama”. (Shohih Jami‟ Bayanil Ilmi wa Fadhlihi, 47)

Waki‟ – rohimahulloh- berkata,”Bagi seorang yang mempelahari fiqih haruslah mempunyai

seorang guru yang mengajarinya dan menjadi rujukannya pada masalah tafsir yang rumit

baginya dan mempelajari darinya jalan-jalan ijtihad dan apa yang membedakan antara yang

benar dan rusak dengannya”. (Nashihah Ahlil Hadits, 1/42)

Abu Hanifah - rohimahulloh - berkata,”Kisah-kisah tentang ulama dan bermajlis dengan

mereka lebih aku cintai daripada banyak fiqih karena yang demikian itu adalah adab dan

ahlak mereka”. (Shohih Jami‟ Bayanil Ilmi wa Fadhlihi, 155)

Ibrohim bin Habib bin Syahid berkata ,”Ayahku berkata kepadaku, hai anakku datangilah

ahli fiqih dan ulama, belajarlah dengan mereka, ambillah adab, ahlak dan petujuk mereka,

sesungguhnya yang demikian itu lebih aku sukai daripada banyak hadits”. (AlJami‟ Li

Ahklaqir Rowi, 1/80)

Ibrohim bin Dawud AlBaghdady berkata,”Hai anakku mendekatlah ke ahli fiqih niscaya

kamu menjadi ulama”. (Shohih Jami‟ Bayanil Ilmi wa Fadhlihi, 88)

Sebagian ulama berkata sebagaimana disebutkan dalam kitab Shohih Jami‟ Bayanil Ilmi wa

Fadhlihi pada halaman 98 :

Kamu harus bersama ahli ilmu dan cintailah mereka *** mereka memberi faidah ilmu

padamu agar kamu menjadi alim.

22 Namanya Abdurrohman bin ‘Amr bin Yuhmid Syami Abu ‘Amr Al Auza’i, syaikhul Islam dan imam penduduk Syam di jamannya dalam hadits dan fiqih, pernah tinggal di Damaskus luar pintu AlFarodis di Auza’ kemudian pindah ke Beirut sampai meninggal, ia berguru kepada Zuhri, A’masy, Qotadah, ‘Atho bin Abi robbah, Nafi maulu Ibnu Umar, Yahya bin Abi Katsir dan selain mereka, di antara muridnya : AlWalid bin Muslim, Abdulloh bin Mubarak, Muhammad bin Yusuf AlFiryabi, Sufyan AtsTsauri dan selain mereka. Ia ahli hadits yang tsiqoh. Ia ditanya tentang khusyu’ dalam sholat, maka ia berkata,”Menundukkan pandangan, merendah di hadapan Alloh, lembut hati dalam keadaan sedih dan takut”. Beliau berkata,”Barangsiapa banyak mengingat mati cukup baginya rizki sedikit, barangsiapa mengetahui bahwa bicaranya termasuk amalannya maka sedikit bicara, barangsiapa mengambil pendapat ulama yang aneh maka ia akan keluar dari Islam, seorang mukmin sedikit bicara dan banyak beramal, munafik banyak bicara dan sedikit beramal”. Ia meninggal pada tahun 150 H.

Page 18: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

18

Abu Hamzah AzZayyat berkata,”Ayahku berkata kepadaku, tinggalkanlah otodidak dan

terimalah ilmu dari ulama”. (Akhbarul Mushohhifin, 1/56)

AlWalid bin Muslim berkata,”Janganlah kamu mengambil ilmu maupun AlQur‟an dari

orang yang tidak mempunyai guru (otodidak), kecuali dari orang yang mendengarnya dari

ulama dan membacakannya di hadapan mereka”. (Tahdzibul Kamal, 31/98).

Tsaur bin Zaid berkata,”Janganlah orang yang tidak mempunyai guru (otodidak) berfatwa

dan janganlah manusia menyimak AlQur‟an dari mereka”.

AlKhothib berkata,”Dan wajib hapalan seorang diambil dari ulama bukan dari kitab”.

(AlKifayah fi „Ilmir Riwayah, 1/162)

Sa‟id bin Abdil Aziz AtTanuhi berkata,”Jangan kamu membawa ilmu maupun AlQur‟an

dari orang yang tidak punya guru”. (AsSiar, 8/34, Akhbarul Mushohhifin, 1/32)

Sulaiman bin Musa berkata,”Janganlah kamu mengambil AlQur‟an maupun ilmu dari orang

yang tidak punya guru”. (Tashhifat AlMuhadditsin, 1/6)

Imam Nawawi berkata,”Janganlah kamu mengambil ilmu dari orang yang sumber ilmunya

hanya dari buku-buku tanpa membaca di hadapan syaikh-syaikh maupun seorang syaikh yang

pandai. Barangsiapa siapa tidak mengambil ilmu kecuali dari buku-buku maka akan terjatuh

pada kesalahan dalam membaca, banyak kesalahan dan penyimpangan”. (Muqoddimah

Majmu‟ Syarhil Muhadzdzab, 1/6)

Ibnu Jama‟ah berkata,”Dan hendaklah seorang bersungguh-sungguh syaikhnya adalah

orang yang mempunyai ilmu syari‟ah dengan penelitian yang sempurna, bersama syaikh di

jamannya yang banyak membahas dan lama pertemuan dengannya bukan termasuk orang

yang mengambil ilmu dari perut-perut kertas dan tidak dikenal pernah berguru dengan ulama

yang pandai”. (Tadzkirotus Sami, 85)

Abul Qosim bin „Asakir berkata sebagaimana disebutkan dalam kitab Siyar A‟lamin

Nubala, 20/569 :

Ketahuilah bahwa ilmu hadits adalah ilmu yang paling mulia dan yang paling mulia adalah

hadits-hadits yang terpercaya

Dan yang bermanfaat dan baik di sisiku dari macam hadits itu adalah faidah-faidah dan…..

Sesungguhnya kamu selamanya tidak akan melihat ilmu sesuatu pun yang kamu wujudkan

sebagus ilmu dari mulut ulama

Maka jadilah orang yang berteriak pemilik semangat dan ambillah ilmu dari syaikh-syaikh

tanpa rasa bosan

Dan janganlah kamu ambil ilmu dari lembaran-lembaran lalu kamu terlempar ke dalam

kesalahan membaca dengan penyakit yang kronis

Page 19: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

19

Ya‟qub bin Sufyan berkata,”Aku menulis hadits dari seribu syaikh yang semuanya

terpercaya”.

Aku – Syaikh Roimy- katakan, dan atas dasa yang demikian ulama sekarang menempuh

dalam mendorong mengambil ilmu dari para ulama langsung, di antara yang demikian itu

adalah :

Syaikh Al Allamah Al „Utsaimin – rohimahulloh – ditanya tentang perkara-perkara yang

wajib dipenuhi bagi orang yang hendak diambil ilmunya, maka beliau menjawab :

Haruslah ilmu dicari dari syaikh yang kokoh ilmunya dan mempunyai amanah, karena

kekokohan adalah kekuatan dan kekuatan haruslah ada amanah padanya :

“Sesungguhnya sebaik-baik orang yang kamu angkat sebagai

pegawai adalah yang kuat dan amanah”. (AlQoshosh : 26) , terkadang seorang alim kokoh

dan luas ilmunya serta mampu merinci dan membagi-bagi masalah akan tetapi ia tidak

mempunyai amanah, terkadang ia menyesatkanmu dari arah yang kamu tidak rasakan.

Demikian juga janganlah kamu mengambil ilmu dengan membaca kitab saja tanpa

mempunyai guru yang dijadikan sandaran, oleh karena itu dikatakan : “Orang yang dalilnya

adalah kitabnya maka kesalahannya lebih banyak dari kebenarannya”. Maka pada asalnya

orang yang bersandar pada kitab saja akan sesat karena ia menemukan lautan yang tak bertepi

dan menjumpai kedalaman yang tidak bisa keluar darinya. Adapun orang yang mengambil

ilmu dari seorang yang alim maka ia akan mengambil banyak faidah di antaranya :

Pertama : waktu yang singkat

Kedua : sedikit memberatkan diri

Ketiga : lebih banyak benarnya

Karena gurunya orang yang tahu dan belajar, mentarjih dan memahami lalu memberikanmu

sesuatu yang telah masak, akan tetapi ia melatihmu dengan menelaah dan mengulang ilmu.

Adapun orang yang bersandari pada kitab-kitab pasti siang malam ia berupaya dengan sangat

sungguh-sungguh (capek), kemudian jika ia menelaah kitab-kitab yang pada terdapat

pendapat para ulama, lalu dibawakan dalil mereka masing-masing, siapa yang menunjukinya

pendapat yang paling benar ? Ia pasti bingung. Oleh karena itu kita melihat Ibnul Qoyyim

rohimahulloh ketika mendiskusikan dua pendapat ulama dalam kitab beliau Zadu Ma‟ad atau

I‟lamul Muwaqqi‟in, jika membawakan dalil-dalil pendapat pertama dan mengkritiknya :

kami (Ibnul Qoyyim) katakan, inilah pendapat yang benar dan tidak boleh berpaling darinya

bagaimanapun keadaannya, kemudian beliau membantah dan mendatangkan pendapat

lawannya, dan menyebutkan dalil-dalilnya dan mengkritiknya, maka kami (Ibnul Qoyyim)

katakan : ini adalah pendapat yang benar, maka kamu merasa sulit dan bingung. Sehingga

haruslah bacaanmu bersama syaikh yang kokoh dan amanah”.

Syaikh kami Muhammad Amin AlJami-rohimahulloh-ditanya: Kitab apakah yang anda

nasihatkan untuk membacanya dalam masalah aqidah, tafsir, hadits dan ilmu-ilmu dan fiqih ?

Page 20: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

20

Beliah menjawab,”Risalah pertama yang aku nasihatkan dengannya bagi yang hendak

memulai mencari ilmu hendaknya menghapal kitab AlUshul AtsTsalatsah dan dalil-dalilnya,

rukun sholat, kewajiban-kewajiban dan syarat-syaratnya cetakan Jami‟ah, Qowa‟idul

Arba‟ah, menghapal syarat laa ilaha illa Alloh dan pembatal-pembatalnya dengan baik

kemudian para pencari ilmu didorong untuk mengambil ilmu dari para ulama langsung bukan

dari perut-perut kitab”. (Pertanyaan Da‟wah Salafiyyah dalam kaset).

Syaikh Muqbil – rohimahulloh- berkata :” Haruslah bermajlis dengan ulama dan mengambil

faidah dari mereka sebagaimana yang dilakukan ulama kita yang dahulu. Salman AlFarisi

bermajlis dengan guru pertamanya sampai meninggal, kemudian guru kedua, ketiga sampai

bertemu dengan Nabi shollallohu „alaihi wa sallam. Demikian juga sahabat-sahabat Mu‟adz

sebelum ia meninggal mereka berkata,”Kepada siapakah kami pergi belajar ?” Dia

menjawab,”Kepada Abdulloh bin Mas‟ud”. (Kaset dengan judul : Inilah Sururiyah, Hasti-

hatilah)

Syaikh Robi‟ bin Hadi ditanya : “ Apa pendapat anda tentang sebagian pencari ilmu yang tida

kuat ilmu takhrij, tashih, tad‟if dan menulis kemudian mereka memandang bahwa mereka

duduk di rumah untuk mengeluarkan hadits, melemahkan dan menshohihan hadits serta

menulis dan tidak menghadiri pelajaran para ulama dengan alasan bahwa mereka tidak bisa

mengambil faidah dari pelajaran mereka ? Kami mengharap dari Alloh kemudian dari anda

agar anda mengarahkan mereka pada nasihat.

Maka beliau menjawab,”Demi Alloh kami menasihati mereka untuk mencari ilmu dan

memuliakan ulama serta bermulazamah dengan mereka karena orang alim atau ustadz

mempunyai kepandaian dan ia memberimu faidah yang kamu tida duduk di atasnya untuk

mengambilnya selain setelah pembahasan yang panjang dan waktu yang lama. Maka

bermulazamah dengan guru tanda istiqomah seseorang dan jauh dari ketertipuan dan bangga

diri, wahai saudaraku, rendah hatilah, ambillah dari alim yang kuat dan lemah yang kamu

bisa bermulazamah dengannya, kamu membaca kitab Shohih Bukhori dan Muslim, kamu

membaca di hadapannya satu kitab dari kitab tafsir, meskipun orang alim itu tidak kuat, akan

tetapi dengan kamu bermulazamah dengannya akan dihasilkan kebaikan untukkmu. Imam

Bukhori dahulu mengambil ilmu dari orang yang di bawahnya dan menambah ilmu dari alim

yang senior pada umur sebelas tahun dan meneruskan mencari ilmu sepanjang hayatnya.

Sekarang manusia jauh di bawah beliau, maka janganah kamu sombong dan meninggikan

dirimu di atas orang yang kamu pandang ulama, di mana mereka tidak melihatmu haus

terhadap ilmu, kamu sama sekali tidak akan menemukan orang semisal Imam Ahmad, Ibnu

Taimiyyah dan selain keduanya, sekali-kali kamu tidak akan menjadi seperti mereka.

Ambillah ilmu dari ulama yang ada, ambil faidah dari mereka dan mulazamahlah pada

mereka niscaya kamu mendapatkan kebaikan yang banyak, dengan kehendak Alloh. Aku

takutkan atas banyak orang dari mereka yang tertipu – aku sengaja tidak sebut nama mereka

– yakni salah seorang dari mereka duduk di negeri ulama beberapa tahun lamanya tidak

duduk di sisi seorang alim pun, ia duduk di hadapan kitab-kitab kemudian menelaah masalah

yang membingungkan, membahayakan dan merumitkan umat. Ulama dahulu berkata,”Orang

yang gurunya adalah kitabnya maka kesalahannya lebih banyak daripada kebenarannya”, dan

Page 21: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

21

mereka menamakan orang tersebut dengan shohafiyyiin (ahli lembaran kertas) karena ia tidak

menerima ilmu dari bibir ulama akan tetapi menerimanya dari shuhuf (lembaran-lembaran)

Dan mereka berdalildegan Syaikh AlAlbani – di mana beliau mengambil ilmu dari kitab-

kitab - ! Ya ahki, Syaikh AlAlabni memiliki banyak guru, kemudian ia adalah orang yang

jenius yang tida bisa disamakan dengan yang lainnya, Alloh memberikan karunia kecerdesan

dan pemahaman semisal Imam Bukhori. Aku membaca biografi beliau pada awal mencari

ilmunya, mendebat ketua qori dan mangalahkannya. Jika kamu termasuk orang yang semisal

beliau maka konsentrasikan dirimu di perpustakaan, akan tetapi sangat sedikit, barokallohu

fiikum, kemudian ketika beliau memulai mentakhrij, tadh‟if dan tashhif memulai dengan

pandai yakni tidak memulainya kecuali setelah mempelajari, latihan, diskusi dan menulis

takhrij kitab Ihya‟ Ulumuddin karangan hafidh AlIroqy dengan tangan beliau sendiri dan

mengetahui metode ulama dan uslub mereka…dan seterusnya. Setelah itu semua beliau terjun

dalam medan hadits, meneliti, menshohihkan dan melemahkan hadits. Tidak ada seorang

ulama pun yang menyamai beliau baik ulama Azhar maupun yang lainnya, maka pada siapa

beliau mengambil dan belajar ? Akan tetapi semua orang di atasmu hai saudaraku, maka

belajar dan rendah hatilah”. Tanya Jawab Penting Tentang Ilmu Hadits, Syaikh Robi‟, telah

disebar dalam web sahab salafiyyah yang dikumpulkan dari beberapa kaset yang telah

diurutkan dan diteliti oleh Syaikh Fawaz AlJazaa iry).

Syaikh Al‟Allamah Sholih bin Fauzan AlFauzan – semoga Alloh menjaganya berkata,”Di

sana terdapat model lain dari para pelajar yang menerima ilmu dari kitab-kitab dan tidak

berhubungan dengan ulama menyangka bahwa kitab-kitab cukup mewakili ulama, ini

kesalahan besar dan akan mengakibatkan bahaya yang besar. Karena kitab-kitab selain

kitabulloh dan sunnah rosulNya shollallohu „alaihi wa sallam terdapat…..kesalahan dan

kebenaran, bahkan sebagiannya mengandung sisipan dan kedustaan atas Islam dan

kerancuan. Sementara pelajar pemula tidak dapat memilih antara yang bermanfaat dan

membahayakan bahkan terkadang bahayanya terikat di pikirannya. Maka ia harus

mempunyai guru yang pandai yang dapat memilih kitab-kitab dan meletakkan tangannya

pada apa yang di dalamnya bermanfaat, membahayakan, salah dan benar….dari sini para

pencari ilmu di jaman dahulu bepergian ke negeri-negeri yang jauh untuk mengambil ilmu

yang bermanfaat dari ulama dan tida mencukupkan diri dengan menelaah kitab-kitab.

Misalnya imam fulan bepergian ke Hijaz, Yaman dan selain itu dari negeri-negeri. Imam

Bukhori bepergian jauh untuk mengambil satu hadits, Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

bepergian dari Najed ke Hijaz, Ahissa dan Bashroh untuk mengambil ilmu dari ulama, dan

imam ini dan imam ini….dan kisah perjalanan mecari ilmu mereka sangat panjang. Kalau

kitab-kitab mencukupi dari ilmu tentu lebih memungkinkan bagi mereka mendapatkan ilmu

dari lembaran-lembaran kitab yang ada waktu itu dan tidak memasakan diri untuk bepergian

jauh mencari ilmu di jaman tidak ada kendaraan maupun pesawat.

Kesimpulannya, bahwa kitab hanyalah alat yang membutuhkan guru.

Haruslah bersabar, ilmu tidak dihasilkan dengan membaca maupun perjumpaan sesaat, tetapi

didapat dari tangan ulama yang sholih dan ahli fiqih yang mumpuni yang paham terhadap

kitabulloh dan sunnah rosululloh shollallohu „alaihi wa sallam.

Page 22: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

22

Dalam menempuh jalan mencari ilmu haruslah ada memakai cara, haruslah mengambil dari

pintu-pintunya sebagaimana yang Alloh firmankan :

“dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya23

, akan tetapi kebajikan

itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-

pintunya”. (AlBaqoroh :189)

Maka ilmu mempunyai pintu-pintu, ia ada yang membawa dan yang mengajarkannya, maka

haruslah wahai saudara-saudaraku – kalian bergabung di kelompok-kelompok ta‟lim apakah

di masjid-masjid, atau madrasah-madrasah, atau pesantren-pesantren atau di kuliah-kuliah

Islamiyyah. Yang penting kita mengambil ilmu dari ulama selama mereka ada dan selama

ada kesempatan. Adapun bila kita berpencar masing-masing duduk di kamar dan

menjadikannya perpustakaan yang ia menelaah di dalamnya maka ia tidak membangun di

atas pondasi dan tidak mempelajari kaidah-kaidah ilmu. Maka yang ini sia-sia. Maka haruslah

dalam mendalami agama Alloh di hadapan ahli ilmu”. (Mempelajari Agama Menjaga Dari

Fitnah-fitnah, 33-35, Syaikh Fauzan)

Beliau berkata juga : “ Dan ilmu hanyalah diterima dari ulama yang amanah…. Maka wajib

bagi para pelajar berhubungan dengan ulama yang amanah yang dikenal selamat aqidahnya,

lalu mereka menerima ilmu dan agama dari mereka sehingga bersambung mata rantai dan

sanad samapi Nabi shollallohu „alaihi wa sallam, lalu mereka menerima ilmu yang

bermanfaat dan bersih darinya dengan perantara ulama yang amanah sehingga mereka di atas

cahaya ilmu dari agama mereka dan keterangan dari robb mereka”. (AlKhuthob AlMuniroh,

58).

Sungguh bagus seorang penyair yang berkata :

Orang menyangka bahwa kitab-kitab dapat menunjuki seorang pada pemahaman untuk

mencapai ilmu-ilmu

Dan orang bodoh itu tidak tahu bahwa di dalamnya terdapat kegelapan-kegelapan yang

membingungkan pemahaman.

Jika kamu mencari ilmu tanpa guru kamu akan sesat dari jalan yang lurus

Dan segala sesuaut akan samar bagimu sampai kamu lebih sesat daripada

Aku katakan : Maka dimanakah orang-orang yang memanggil-manggil untuk mengajarkan

ilmu-ilmu syari‟at sedangkan mereka tidak dikenal mencari ilmu dari ulama dan

sesungguhnya bekal terbesar mereka hanyalah membaca lembaran-lemabaran dari perut-perut

kitab. Alloh ta‟ala berfirman :

23 Di jaman jahiliah manusia masuk rumah lewat pintu belakang setelah ihram lalu turun ayat ini.

Page 23: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

23

“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang

yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, lalu hatinya memahaminya”.

(Qoof :37)

Dan teradang dikatakan bahwa sebagian atsar datang mendorong untuk menelaah buku-buku.

Aku katakan, ya, akan tetapi setelah mengambil faidah dari ulama dan belajar pada mereka.

Itulah jalan salaf yang mulia. Maka ulama adalah kunci-kunci kitab.

Dan sungguh baik orang yang mengatakan :

Dan tiap kebaikan dalam mengikuti salaf *** dan tiap kejelekan ada pada kebid‟ahan orang

yang setelah mereka

Untuk menambah faidah aku akan sebutkan beberapa atsar yang mendorong menelaah kitab-

kitab. Al Hafidz ibni Abdil Barr telah menulis secara terpisah satu pasal dalam kitabnya

Jami‟ Bayani Ilmi wa Fadhlihi pada bab ke tujuh puluh dengan ucapannya : Bab Keutamaan

Menelaah Kitab-kitab dan Terpujinya Perhatian Terhadap Buku Tulis.

Maka aku Insya Alloh akan menyebutkan sebagian apa yang telah beliau nukil dari salaf di

antaranya :

Imam Bukhori ditanya : Apa yang disebut dengan Al Baladzir ? Beliau menjawab :

Senantiasa menelaah kitab-kitab.

Dan termasuk sajak yang dikenal sejak dulu adalah :

Sebaik-baik teman bicara dan duduk adalah kitab kamu menyendiri dengannya jika kamu

kawan-kawanmu menjemukanmu

Ia tidak menyebarkan kejelekan dengan rahasia dan tidak sombong kamu mengambil faidah

hikmah dan kebenaran darinya

Dan Ahmad bin Muhammad bin Ahmad memperdengarkan sajak kepadaku :

Selezat-lezat apa yang dicari seorang pemuda setelah ketakwaan adalah ilmu yang di sana

memperindah pencariannya

Dan tiap pencari kelezatan mempunyai kesenangan dan selezat-lezat tamasya bagi seorang

alim adalah kitab-kitabnya

Dan dia memintaku untuk menambah sajak padanya lalu aku menambahnya di hadapannya :

Kitab menghibur kesedihan pembacanya dan menjelaskan darinya jika ia membacanya

bagiannya

Sebaik-baik teman duduk jika kamu menyendiri dengannya tidak ada bahaya yang

ditakutkan maupun hasutan padanya

Page 24: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

24

Berkata Abu „Amr bin Al‟Ala :” Sama sekali aku tidak masuk ke seseorang maupun

melewati pintunya lalu aku melihatnya membaca buku catatannya sementara teman duduknya

hanya diam maka aku menilai dan meyakini bahwa orang itu lebih baik akalnya darinya”.

Dan diriwayatkan dari AlHasan Al Luluay – jika benar darinya- bahwa ia berkata,” Tidaklah

masa hidupku berlalu selama empatpuluh tahun, tidaklah aku berdiri maupun tidur kecuali

kitabku ada di dadaku”.

Semua itu, sebagaimana yang telah aku sebutkan, setelah mengambil ilmu dari ulama.

Adapun mencukupkan diri dengan mengambil ilmu dari kitab-kitab maka inilah yang dicela

salaf hususnya jika manusia sangat mungkin mengambil ilmu langsung dari ulama.

Ketahuilah, hai saudara seiman, bahwa mengambil ilmu dari ulama pencari ilmu bukan hanya

mempelajari ilmu bahkan ia haruslah berusaha untuk dirinya beberapa perkara yang lain di

antaranya adab, ahlak, perangai yang baik dan jalan menyelesaikan masalah dan yang

semisalnya dari apa yang dibutuhkan oleh seorang pengajar kebaikan.

Disebutkan dalam kitab Tartibul Madarik karya Qodhi „Iyadl bahwa Yahya bin Yahya

AnNaisaburi tinggal selama setahun di sisi Imam Malik setelah mempelajari kitab Muwatho‟

dengan mendengar dari beliau, lalu ia ditanya mengapa demikian, maka ia

menjawab,”Sesungguhnya aku lakukan ini dalam rangka mengambil faidah perangai dan

ahlaknya, sesungguhnya itu adalah ahlak sahabat dan tabiin”.

Imam Dzahabi berkata,”Dan telah sampai kepada kami bahwa Abu Dawud adalah termasuk

ulama yang mengamalkan ilmu sampai sebagian ulama berkata,”Abu Dawud mirip dengan

Ahmad bin Hambal dalam hal petunjuk dan perangainya, Ahmad mirip dengan Waki‟ dalam

hal yang demikian, Waki‟ mirip dengan Sufyan, Sufyan mirip dengan Manshur, Manshur

mirip dengan Ibrohim, Ibrohim mirip dengan „Alqomah, dan „Alqomah mirip dengan

Abdulloh bin Mas‟ud”. (Tadzkirotul Huffadz, 2/592)

Ulama mengatakan,”Abdulloh bin Mas‟ud mirip dengan Nabi Shollallohu „alaihi wa sallam

dalam hal petunjuk dan ahlaknya”. (Tadzkirotul Huffadz, 2/592)

Page 25: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

25

Nasihat Kelima : Bahaya Popularitas Sebelum Menguasai Ilmu

Sesungguhnya termasuk musibah adalah seseorang berupaya populer sebelum mempunyai

keahlian sehingga lebih banyak merusak daripada memperbaiki.

Telah datang hadits Asma rodhiallohu „anha dalam kitab Shohihaini berkata : Rosululloh

shollallohu „alaihi wa sallam bersabda,‟Orang yang mengenyangkan diri dengan apa yang

tidak diberikan padanya seperti orang yang memakai dua baju kedustaan”.

Arti hadits ini sebagaimana kata Ibnu Hajar rohimahulloh,”Berkata Abu „Ubaid dalam

menerangkan hadits ini : mengenyangkan diri artinya menghiasi diri dengan apa yang tidak ia

punyai, memperbanyak dan menghiasi diri dengan kebatilan”. (AlFath 10/23)

Hadits sangat tepat mengenai orang yang terjun dalam medan da‟wah dan tidak pernah

belajar di sisi ulama yakni ulama sunnah. Oleh kerena itu anda melihat ia jatuh ke kanan dan

ke kiri, di sisinya tidak ada kaidah dalam metode mengajarkan ilmu dan menyelesaikan

masalah-masalah bahkan dalam fatwa-fatwanya. Maka terkadang ia terjatuh pada bicara

tentang Alloh dan agamaNya tanpa ilmu yang mana hal ini sejajar dengan kesyirikan, aku

berlindung kepada Alloh darinya. Alloh ta‟ala berfirman :

Katakanlah: "Robbku hanya mengharamkan perbuatan yang dosa, baik yang nampak ataupun

yang tersembunyi, dan perbuatan maksiat, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar,

mempersekutukan Allah dalam ibadah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah

untuk itu dan mengatakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui ".24

Sungguh bagus orang yang mengatakan :

Tampil untuk mengajar sebelum waktunya adalah kegilaan yang bodoh yang dinamakan

dengan ahli fiqih pengajar

Maka sepantasnya bagi ahli ilmu untuk memberikan contoh dengan sebuah rumah tua yang

berkeliling di tiap majlis

Dan sungguh kamu bersenda gurau sampai nampak senda guraunya membuatnya sakit dan

sampai meracuninya tiap orang yang merugi

Syaikh Al „Allamah Al‟Utsaimin rohimahulloh berkata,”Dan berapa banyak orang yang

tergesa-gesa mengajar dan berfatwa lalu ia menyesal karena setelah jelas baginya bahwa apa

yang ia tetapkan dalam pelajaran dan fatwanya ternyata salah dan satu kalimat jika keluar

dari mulut maka akan menguasainya dan jika di sisinnya maka ia yang menguasai kalimat itu.

Maka berhati-hatilah saudara-saudaraku yang baru dalam tahap mencari ilmu untuk segera

mengajar dan hendaklah mereka pelan-pelan sampai fatwa mereka dibangun di atas pondasi

yang selamat”. (Al Ilmu, 193)

24

Seperti pengharaman dan penghalalan yang disandarkan kepada Allah tetapi Ia mengijinkannya. (Fathul Qadir, 583-penerj)

Page 26: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

26

Dan beliau berkata juga,”Dan termasuk perkara yang perlu diperhatikan adalah seorang

pencari ilmu tampil mengajar sebelum memiliki keahlian, sesungguhnya perbuatannya

menunjukkan beberapa perkara :

Pertama : membanggakan diri di mana ia tampil mengajar maka ia melihat dirinya seorang

yang banyak ilmunya.

Kedua : yang demikian itu menunjukkan atas tidak ada ilmu dan pengetahuan terhadap

masalah-masalah karena jika ia tampil mengajar terkadang ia terjatuh dalam satu perkara

yang ia tidak bisa keluar darinya karena manusia jika melihatnya tampil atau mengembalikan

masalah-masalah kepadanya ia tidak dapat menjelaskannya.

Ketiga : jika ia tampil sebelum waktunya (ahli) pasti akan mengatakan tentang Alloh tampa

ilmu karena padanya umumnya orang yang demikian tujuannya tidak memperdulikan dan

menjawab tiap apa ditanyakan kepadanya dan akan membahayakan agamanya karenya dan

karena ucapan tanpa ilmu tentang Alloh.

Keempat : jika memaksakan diri untuk tampil pada umumnya tidak menerima kebenaran

karena ia menyangka dengan kebodohannya jika merendah kepada selainnya meskipun

bersamanya ada kebenaran, ini menunjukkan ia bukan orang alim”. (Kitabul Ilmi, 82-83)

Nasihat Keenam : Pentingnya Nasihat Dalam Islam

Dari Tamim Ad Dari bahwa nabi shollallohu „alaihi wa sallam bersabda,”Agama adalah

nasihat, maka kami bertanya : Untuk siapa ? Beliau bersabda berkata : „Untuk Alloh,

rosulNya, pemimpin muslimin dan kebanyakan mereka”. Diriwayatkan Muslim dan datang

dalam Musnad Ahmad : Agama adalah Nasihat 3x “, dari hadits Abi Huroiroh rodhiallohu

„anhu.

Dari Jarir bin Abdillah rodhiallohu „anhu : “Aku membaiat rosululloh agar menegakkan sholat, membayar zakat dan menasihati bagi tiap muslim”. Muttafaq

„alaihi.

Dari Abi Huroiroh rodhiallohu „anhu bahwa Rosululloh bersabda : “Hak

muslim atas muslim yang lain enam : Beliau ditanya : Apakah itu hai rosululloh ? Beliau

bersabda : Jika kamu bertemu ucapkan salam kepadanya, jika ia mengundang (makan) kamu

maka hadirilah, jika ia meminta nasihat padamu maka nasihatilah, jika ia bersin dan memuji

Alloh maka doakanlah, jika ia sakit maka jenguklah dan jika ia meninggal maka ikutilah

jenazahnya”. HR. Muslim.

Page 27: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

27

Al Imam AnNawawi – rohimahulloh- berkata,”Ini adalah hadits yang besar dan di atasnya

Islam bergulir sebagaimana yang akan kami sebutkan keterangan rincinya. Adapun apa yang

dikatakan oleh sebagian ulama bahwa ia adalah salah satu dari empat Islam yakni salah satu

hadits yang empat yang mengumpulkan urusan-urusan Islam maka tidak demikian bahkan

semua urusan Islam bergulir pada hadits ini saja”. (Syarah Shohih Muslim, Nawawi, 1/144)

Al Khothoby berkata dalam kitabnya Ma‟alimus Sunan,”Nasihat adalah kata yang

mengungkapkan tentang satu ucapan yaitu kehenda kebaikan bagi yang dinasihati dan tidak

mungkin mengungkapkan makna ini dengan satu kata yang bisa menghimpun dan

mengumpulkan maknanya selain ini”. („Aunul Ma‟bud, 10/475)

Penulis kitab Tuhfatul Ahwadzi berkata,”Yakni pondasi dan tiang agama adalah nasihat”.

Al „Allamah As Sa‟dy-rohimahulloh- berkata,”Nabi mengulangi kalimat

(agama adalah nasihat 3x) karena menaruh perhatian atas kedudukan nasihat dan

membimbing umat agar mereka mengetahui dengan sebenar-benarnya bahwa agama

semuanya – lahir dan batinnya – terbatas pada nasihat yaitu menegakkan lima hak tersebut”.

(Bahjah Qulub AlAbror dan Qurrotu „Uyun AlAkhbar, 18)

Aku – Syaikh kami Roimy – katakan, dari penjelasan yang telah lewat nampak jelas

pentingnya nasihat di antara individu muslim dan dengan adanya nasihat dan ditunaikannya

nasihat akan terjadi dan tersebat kebaikan dan dengan jauh darinya maka terjadi dan tersebar

kejelekan. Na‟udzubillah.

Betapa indah apa yang dikatakan Imam Syafi‟i

Nasihatilah aku dengan empat mata dan jauhkan nasihat padaku di hadapan banyak

manusia

Sesungguhnya nasihat di antara manusia bagian dari celaan yang aku tidak ridho

mendengarnya

Dan jika kamu menyelisihi dan menetang ucapanku maka jangan kamu sedih jika kamu tidak

taat

Ucapan Imam Syafi‟i diartikan bila pelakunya tidak terang-terangan berbuat

kesalahan adapun bila ia menyebarkan kesalahan dan mengumumkannya maka tidak

mengapa membantah dengan terang-terangan. Wallohu a‟lam. (Bainan Nashihah wat

Ta‟yiir, Ibnu Rojab)

Dan sabda Nabi “dan untuk para pemimpin muslimin” : Ibnu Sholah

berkata,”Membantu mereka pada kebenaran, mentaati mereka padanya dan mengingatkan

mereka dengan pelan, menjauhi berontak, mendoakan hidayah untuk mereka dan mendorong

manusia untuk cemburu terhadap perkara ini”. (Shiyanatu Shohih Muslim minl Ikhlal wal

Gholath, 224)

Aku katakan, dan nasihat ini untuk para pemimpin demikian juga yang termasuk pemimpin

adalah ulama sebagaimana ahli ilmu menegaskannya. Maka hendaknya nasihat kepada

Page 28: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

28

mereka dengan adab, lembut dan adab, dan bacalah – semoga Alloh menjagamu – kitab-

kitab adab yang menerangkan bagaiamana pencari ilmu beradab terhadap gurunya bahkan

nasihat dan peringatan terhadap mereka dengan cara bertanya dan meminta penjelasan,

sehingga lebih bisa diterima mereka.

Nasihat Ketujuh : Menyikapi Kesalahan-kesalahan Yang Timbul dari Ahli

Ilmu dan Aktivis Da‟wah dari Ahlis Sunnah

Sesungguhnya yang hendaknya diketahui adalah bahwa manusia tidak selamat dari kesalahan

dan ketergelinciran sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Abu Ayyub AlAnshori

rodhiallohu „anhu dari Rosululloh :

“Seandainaya kamu tidak mempunyai dosa-dosa yang Alloh ampuni niscaya Alloh

mendatangkan satu kaum yang mempunyai dosa-dosa yang akan Ia ampuni”. HR.Muslim,

4/2104.

Dan hadits Nabi :

“Tiap anak Adam banyak berbuat salah dan sebaik-baik yang berbuat salah adalah yang

banyak bertobat”. HR. Ibnu Majah dari hadits Anas bin Malik rodhiallohu „anhu dan

dihasankan oleh syaikh kami Al Albani. Lihat Shohih Jami‟ no 4515.

Jika demikian maka apa jalan yang paling bagus untuk memperbaiki kesalahan ini.

Al „Allamah Fauzan rohimahulloh berkata ketika menerangkan bahaya lisan dalam kitabnya

AlKhuthob AlMuniroh : Bahaya Kedua : Berdalam-dalam membicarakan kebatilan yaitu

ucapan kemaksiatan dan membicarakannya dengan apa yang dapat diterima di masyarakat

dan menyebarkan kekejian di antara mereka dan di antara yang demikian adalah apa yang

terjadi di masyarakat dari penyelesihan-penyelisihan yang dilakukan sebagian orang –

sesungguhnya membicarakannya di majlis membuat senang orang-orang bejat dan munafik

dan tersebarnya kekejian di kalangan orang-orang beriman. Alloh ta‟ala berfirman :

Page 29: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

29

“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang keji itu tersiar di

kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia25

dan di

akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui”. (AnNur :19)

Dan wajib atas orang yang mengetahui ketergelinciran dari saudaranya menyembunyikannya

dan menasihatinya atau mengangkat/mengadukan kepada pemerintah jika menghasilkan

maslahat. Adapun menjadikannya sebagai tema pembicaraan dalam majlis-majlis maka

sesungguhnya yang demikian termasuk perbuatan yang tercela. Nabi

bersabda :

“Janganlah kamu menyakiti/mengganggu hamba-hamba Alloh, mencela dan mencari-cari aib

mereka, sesungguhnya orang yang mencari-cari aib saudaranya yang beriman maka Alloh

mencari aibnya sampai Ia membongkarnya meskipun dalam rumahnya”. HR.Ahmad.26

Sikap yang baik ini diperuntukkan kepada sesama muslim lalu bagaimana terhadap ahli

ilmu maka menuntupi aib mereka lebih diutamakan sebagaimana disebutkan dalam kitab

Shohihaini dari hadits Abdillah bin Umar rodhiallohu ‘anhu bahwa Nabi

bersabda :

“Dan barangsiapa menutupi aib seorang muslim maka Alloh menutupi aibnya pada hari

kiamat”.

Dan dari Ibni Abbas rodhiallohu „anhuma dari Nabi :

“Barangsiapa menutupi aib saudaranya yang beriman maka Alloh menutupi aibnya di hari

kiamat dan barangsiapa membongkar aib saudaranya yang beriman maka Alloh bongkar

aibnya sampai Ia bongkar di rumahnya”. HR. Ibnu Majah dan dishohihkan syaikh kami Al

Albani dalam Shohih Jami‟i, no. 6287.

Ibnu Hajar rohimahulloh berkata dalam Fathul Bari (5/97) : “Barangsiapa menutupi aib

saudaranya yang beriman (muslim)”, yakni melihatnya berbuat jelek dan tidak

menampakkannya pada manusia, dan bukanlah diartikan tidak ada pengingkaran antara dia

dan dirinya....dalam hadits ini terdapat dorongan untuk saling menolong, bergaul dengan cara

baik, bersatu, balasan-balasan terjadi dengan sebab ketaatan-ketaatan, seorang yang

bersumpah bahwa fulan adalah saudaranya dan yang ia maksudkan adalah saudara seiman

tidak melanggar sumpahnya.”

25 Yaitu dengan dihukum. Ayat ini pengajaran ketiga bagi orang yang mendengar perkataan jelek maka janganlah ia menyiarkan dan memperbanyak. (Ibnu Katsir) 26 Dari hadits Tsauban rodhiallohu ‘anhu.

Page 30: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

30

Kemudian dalam menjalankan nasihat itu dengan adab-adab syar‟i berdasarkan hadits yang

telah lewat dan yang semisalnya, kemudian juga menjaga adab nasihat dan bersikap terhadap

orang yang berilmu yang terjatuh dalam kesalahan yang belum sampai pada hukuman berat

di dunia berdasarkan hadits „Aisyah rodhiallohu „anha, katanya, Rosululloh

bersabda :

“ Tutupilah dosa-dosa kecil atau kemaksiatan dari orang-orang yang baik kecuali hukuman

berat”.

Imam Syafi‟i rohimahulloh berkata,” Dan orang-ornag yang baik yang ditutupi dosa-

dosa mereka adalah orang yang tidak dikenal jelek lalu salah satu dari mereka

tergelincir berbuat dosa”. Lihat Sunan AlBaihaqi 8/334.

Imam Syaukani rohimahulloh berkata,”Bahwa hadits „Aisyah di atas merupakan dalil

bahwa disyari‟atkan menutupi aib orang-orang yang baik jika salah seorang dari

mereka terjatuh ke dalam kesalahan dan alhaiah adalah gambar sesuatu, bentuk dan

keadaannya dan maksudnya adalah orang yang berpenampilan dan berahlak baik”.

Dan dikatakan, artinya orang yang senantiasa taat dan istiqomah lalu terjatuh ke dalam

kesalahan pada sebagian keadaan.

Dan datang keterangan dari Lajnah Daimah (22/20) yang isinya : “Dan dari apa yang

telah lewat bahwa arti hadits tersebut tidaklah melawan terhadap persamaan dan

keadilan dalam Islam akan tetapi padanya mengandung dihilangkannya hukuman atas

kesalahan dan dosa yang tidak ada hukuman berat padanya jika berasal dari orang

yang tidak terbiasa berbuat dosa atau kesalahan”.

AlMawardi menerangkan tafsir al „atsarot di atas ada dua sisi :

Pertama : dosa-dosa kecil

Kedua : kemaksiatan pertama yang tergelincir padanya orang yang taat. Lihat kitab Kasyful

Khofa, Al‟Jaluni, 162.

Imam Syaukani rohimahulloh berkata,” Dan yang dimaksudkan dengan (kecuali

hukuman berat) adalah tidak dihilangkan bahkan ditegakkan hukuman terhadap

orang yang baik setelah masalahnya diangkat kepada pemimpin, adapun kesalahan-

kesalahan yang di bawah itu maka disunnahkan ditutupi secara mutlak berdasarkan

hadits Abi Huroiroh rodhiallohu „anhu dalam Sunan Tirmidzi :

„Dan barangsiapa menutupi aib seorang muslim maka ditutupi aibnya di dunia dan

ahirat‟, dan dikeluarkan juga oleh Hakim dan Tirmidzi dari hadits Ibni Umar dan

diriwayatkan oleh Abu Nu‟aim dalam Ma‟rifah Shohabah dari hadits Maslamah bin

Makhlad secara marfu‟ :

Page 31: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

31

„ Barangsiapa menutupi aib seorang muslim di dunia maka Alloh menutupi aibnya di

dunia dan ahirat”.

Dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Ibni Abbas rodhiallohu „anhuma secara marfu‟ :

“Barangsiapa menutupi aib saudaranya yang beriman maka Alloh menutupi aibnya di hari

kiamat dan barangsiapa membongkar aib saudaranya yang beriman maka Alloh bongkar

aibnya sampai Ia bongkar di rumahnya”.

Perintah menutupi aib saudaranya di atas setelah nampak jelas kesalahan dan dosa seseorang

lalu bagaimana jika aib yang diketahui berdasarkan sangkaan yang tidak ada dalil,

kebohongan, penukilan-penukilan yang kosong dari dalil dan keterangan?. Maka di manakah

akal orang-orang yang tidak ada niat bagi mereka selain menjatuhkan ahli ilmu dan pencari

ilmu, menyebarkan tuduhan-tuduhan dusta ditambah dengan pengumpulan kesalahan-

kesalahan tanpa rasa malu maupun nasihat, bahkan keinginan mereka hanyalah menjatuhkan

kehormatan bukan keadilan dan perbaikan jika ada kesalahan-kesalahan, jika tidak maka

orang adil hendaklah ingat firman Alloh ta‟ala :

“... amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air

oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu

apapun. Dan di dapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya

perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya”.

(AnNur : 39)

Bahkan kamu sangat heran terhadap model orang ini yang melihat dari saudaranya

ketergelinciran atau kesalahan atau melakukan perbuatan yang kurang utama maka

kamu lihat ia menyimpannya di hatinya demikian dan demikian selama setahun atau

beberapa bulan dan ia semangat menyebarkannya di antara orang-orang yang

semacam dia lalu mereka mengumpulkan banyak kesalahan dengan sangkaan yang

mereka inginkan jatuhnya kehormatan. Maka wajib bagi mereka takut kepada

pencipta mereka dan mengamalkan alkitab dan as sunnah di atas manhaj salaf dan

meninggalkan perbuatan tersebut dan hendaknya ingat firman Alloh ta‟ala :

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka buruk terhadap orang-

orang beriman, sesungguhnya prasangka buruk kepada mereka adalah dosa dan janganlah

kamu mencari-cari kesalahan dan rahasia orang lain dan janganlah sebahagian kamu

Page 32: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

32

menghibahi27

sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging

saudaranya yang sudah mati?28

Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan

bertakwalah kepada Allah dalam semua urusanmu. Sesungguhnya Allah Maha Penerima

taubat bagi yang bertobat dan Maha Penyayang bagi orang yang kembali kepadaNya”.

(AlHujurot :12)

AsSa‟dy rohimahulloh berkata dalam tafsirnya : yakni janganlah kamu mencari-

cari dan meneliti aib kaum muslimin dan tinggalkan muslimin sesuai keadaannya dan

bersikaplah melupakan tentang keadaannya yang jika kamu teliti akan nampak darinya apa-

apa yang tidak patut”.

Aku katakan, perhatikan wahai saudaraku pembaca akan ucapan Imam AsSa‟di di atas,

bagaiamana dengan orang yang berilmu dan da‟i dari orang yang memiliki kehormatan dan

kemuliaan di masyarakat dan pada dirinya lebih dijaga dan ditutupi kesalahan dan

kekurangannya dan Nabi telah bersabda :

“ Tutupilah dosa-dosa kecil atau kemaksiatan dari orang-orang yang baik kecuali hukuman

berat”.

Dan mereka haruslah menjauhi rasa hasad yaitu menginginkan hilangkan kenikmatan dari

seorang muslim. Aloh ta‟ala berfirman :

“Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu

kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki dari diri mereka sendiri, setelah nyata

bagi mereka kebenaran”.29

(AlBaqoroh : 109)

Aloh ta‟ala berfirman :

“Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) disebabkab karunia yang Allah telah

berikan kepadanya? (berupa kenabian). Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan

Hikmah (jalan hidup) kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya

kerajaan yang besar”.30

(AnNisa :54)

“Dan dari kejahatan orang yang hasad jika ia hasad”. (AlFalaq :5)

27 Ghibah menyebutkan sesuatu yang tidak disukai saudaranya walau benar ada padanya dan kalau tidak benar disebut mencela. (Dalam Sunan Abu Dawud dengan sanad shahiih, Ibnu Katsir) 28

Alloh Ta’ala mengharamkan ghibah sebagaimana mengharamkan bangkai. (Ibnu Jarir) 29 Yakni mereka mengetahui keutamaan Islam dan Rasulullah penerj. 30 Yahudi dengki kepada Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam disebabkan beliau boleh menikahi 9 wanita, alu mereka katakana,”Keinginanannya hanya menikah”. Kemudian Allah mengingatkan mereka akan Ibrahim dan keturunannya seperti Sulaiman dan Dawud yang telah Allah berikan alkitab, hikmah dan kerajaan yang besar serta istri-istri yang lebih banyak daripada istri Rasulullah . (Zubdah, 109-penerj)

Page 33: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

33

Aku katakan, hasad adalah ahlak tercela dari ahlak Yahudi dan Nasrani bahkan merupakan

dosa yang menyebabkan Iblis durhaka kepada robbul „alamin dan ingkar kafir Nya ketika ia

diperintah sujud kepada Adam lalu ia menolak. Alloh ta‟ala berfirman :

Alloh berkata kepada Iblis: "Apakah yang menghalangi kamu untuk bersujud (kepada Adam)

di waktu Aku menyuruhmu?" Iblis minta udzur31

: "Saya lebih baik daripadanya : Engkau

ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".32

(Al A‟raf:12)

Qotadah rohimahulloh berkata : FirmanNya :” Dia menolak dan sombong dan dia termasuk

orang-orang kafir”, Musuh Alloh Iblis hasad kepada Adam karena karomah yang Alloh

berikan kepadanya dan ia mengatakan : „Aku dari api dia dari tanah‟, itulah permulaan dosa

besar, musuh Alloh menyombongkan diri untuk sujud kepada Adam”. (Dikeluarkan oleh Abu

Hatim dalam tafsirnya 2/93)

Dan dari Anas bin Malik bahwa Rosululloh bersabda :

“Janganlah kalian saling marah, hasad dan membelakangi dan jadilah kalian hamba Alloh

yang bersaudara dan tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya yang muslim

lebih dari 3 hari”.

Dan dari „Aisyah rodhiallohu „anha berkata : Rosululloh bersabda :

“Sesungguhnya Alloh tidak mencinta kekejian maupun perbuatan keji, mereka mengatakan

sesuatu lalu kami kembalikan pada mereka, sesungguhnya Yahudi adalah kaum yang hasad

dan mereka tidak hasad pada kami atas sesuatu seperti hasad mereka pada kami atas salam

dan aamiin”. (Diriwayatkan Ibnu Khuzaimah dan dishohihkan Syaikh kami AlAlbani 2/306

sebagaimana tertera dalam kitab Silsilah Shohihah)

Dan banyak atsar tentang tercelanya hasad di antaranya :

Abdul „Aziz bin Sulaiman AlAbrosy berkata :” Tidak ada bagi orang yang hasad kecuali ia

benci kepada tiap orang dan aku berpendapat menyendiri lebih baik bagi seorang pemuda

daripada duduk dengan orang jelek maka hendaknya ia bangkit dari sana kalau ia telah

duduk”. (Syu‟abul Iman, Baihaqy, 14/156)

31 Udzur yang merupakan dosa terbesar. Seolah ia menolak sujud karena orang yang lebih utama tidak boleh diperintah sujud kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Ia melihat asal penciptaannya tanpa melihat kemuliaan yang besar, yaitu Allah mencipta Adam dengan tanganNya dan meniupkan ruh ciptaanNya kepada Adam serta mengkiaskan dengan kias yang rusak yang menentang perintahNya. Oleh karena itu ia dinamakan Iblis disebabkan ia telah ablas, putus asa dari rahmat Allah. Kias (analogi) dan pengakuannya bahwa api lebih baik dari pada tanah salah. Api adalah materi yang cenderung merusak sedangkan tanah adalah materi yang cenderung tenang dan kokoh. Tanah tempat tumbuhan, tambahan dan perbaikan. Iblis menghianati materinya dan Adam mengambil manfaat materinya dengan kembali, tobat, tunduk, tenang, menerima perintah Allah, mengakui dosa, meminta ampunan dan tobat. penerj 32

Hasan alBasri mengatakan bahwa orang pertama yang mengadakan kias adalah Iblis. Tidaklah matahari dan bulan disembah kecuali karena kias. (Ibnu Sirin-penerj)

Page 34: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

34

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh berkata : “ Hasad adalah salah penyakit dari

penyakit jiwa (hati) dan ia penyakit yang kuat tidak ada yang selamat darinya kecuali sedikit

oleh karena itu dikatakan : Tidak pernah kosong badan dari hasad. Akan tetapi orang

jelek/tercela menampakkannya dan orang baik menyembunyikannya. Dan dikatakan kepada

Hasan Basri : Apakah orang beriman hasad ? Beliau menjawab : Apa yang melupakanmu

kisah saudara-saudara Yusuf, tidak ada bapak bagimu ! Akan tetapi sembunyikan di dadamu

sesungguhnya tidak membahayakanmu selama kamu tidak melampaui tangan dan lisan „.

Barangsiapa menemukan pada dirinya hasad kepada selainnya maka hendaklah ia bertkwa

dan sabar dan membencinya untuk dirinya…” (Amrodhul Qulub wa Syifaauha, 21-22)

Dan ketahuilah wahai saudaraku muslim, semoga Alloh memberkahimu, bahwa penyakit

hasad termasuk sebab pokok pengrusakan kehormatan manusia hususnya pencari ilmu

dan ulama, kami katakan ketika kamu tertimpa oleh hasad maka kasihinilah dirimu dan hati-

hatilah terhadap balasan takdir Alloh yang mana Dia sendirilah yang memuliakan,

menghinakan, mengangkat dan merendahkan seseorang atau kaum:

Katakanlah hai Muhammad, "Wahai rob yang mempunyai seluruh kerajaan, mengatur

seluruh mahlukMu dan Engkau berbuat sekehendakMu, Engkau berikan kerajaan kepada

orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau

kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang

Engkau kehendaki. Di tangan Mu segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas

segala sesuatu”.(Ali Imron :26)

“Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu...” 33

(Ali Imron :128)

Jika kamu harus hasad maka hendaklah hasadmu hasad yang baik yang dinamakan dengan

ghibthoh dan yang telah dijelaskan Rosul pembawa petunjuk dengan sabdanya :

“Tidak ada hasad kecuali pada dua : seorang yang Alloh beri harta lalu ia kuasakan atas

kebinasaannya pada kebenaran dan seorang yang Alloh beri hikmah maka ia tunaikan dan

amalkannya”. (Muttafaq „alaihi dari hadits Ibni Mas‟ud rodhiallohu „anhu)

Dan dengan sabda Nabi :”Tidak ada hasad kecuali pada dua : seorang yang

diberi AlQur‟an lalu ia baca siang dan malam dan seorang yang diberi harta lalu ia dermakan

siang dan malam”. (Muttafaq „alaihi dari hadits Ibni Umar rodhiallohu „anhu)

Dan kamu, semoga Alloh meluruskanmu, haruslah mempelajari ilmu yang bermanfaat dan

beramal sholih yang keduanya dengan ijin Alloh kebaikan yang membantumu mengalahkan

penyakit yang membunuh ini yang pada hakikatnya tidak membunuhmu kecuali dirinya.

Alloh ta‟ala berfirman :

Dan mereka juga harus menjauhi kebiasaan orang-orang yang suka mencari-cari kesalahan,

mengikuti aib dan mengintai ketergelinciran yang mana demikian itu termasuk perkara yang

dilarang syari‟at.

33

Ayat ini kalimat sisipan. Artinya Allah menguasai urusan orang-orang kafir. Jika Ia mau maka Ia binasakan, menerima tobat atau menyiksa mereka..(Zubdah atTafsir, Syaukany, 84).

Page 35: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

35

Dari Ibni Abbas rodhiallohu „anhuma bahwa Nabi bersabda : “Barangsiapa

mendengarkan pembicaraan suatu kaum dan mereka tidak suka atau mereka lari darinya

maka dituangkan timah cair di telinganya di hari kiamat”.

AlHafidz Ibnu Hajar berkata dalam Fathul Bari 912/428) : “... Adapun ancaman dengan al

aanak itu merupakan balasan sesuai dengan perbuatan. Al aanak adalah timah cair dan

AdDawudy berkata dialah qoshdir” (cairan besi).

Dan dari Ibni Umar berkata, Nabi bersabda :

“Hai orang-orang yang Islam dengan lisannya dan iman tidak sampai ke hatinya janganlah

kamu menyakiti, mencela dan membuka rahasia kaum muslimin sesungguhnya orang yang

membuka rahasia (aib) saudaranya yang muslim maka Alloh membuka aibnya dan

barangsiapa yang Alloh buka aibnya maka Ia bongkar meskipun di dalam rumahnya sendiri”.

(HR.Tirmidzi)

Aku katakan, dan termasuk perkara yang dilahirkan dari memata-matai adalah mencela

kehormatan tanpa alasan yang benar sehingga memata-matai (tajassus) diharamkan

disebabkan adanya akibat yang sangat berbahaya dan aku telah menulis pembahasan ini

dengan risalah yang diberi muqoddimah oleh Al „Allamah Ahmad AnNajmi hafidhohulloh

yang berjudul : (Tahdzirul Jalis wal Anis Min Fitnatil Jawasis, Peringatan Dari Fitnah Mata-

mata) Semoga Alloh memudahkan terbitnya.

Dan termasuk buah dari orang yang suka hasad adalah melakukan perbuatan sia-sia dan tidak

menyibukkan diri dengan ilmu dan mengambil ilmu dari ahlinya oleh karena itu terjadilah

dari mereka apa yang terjadi. Wallohul musta‟an.

Nasihat Kedelapan : Keterangan Dosa Melanggar Kehormatan Muslim

Tanpa Alasan Yang Benar dan Wajib Menjaga Lisan

Alloh ta‟ala berfirman :

“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan pembicaraan rahasia, kecuali pembicaraan rahasia dari

orang yang menyuruh (manusia) bersedekah atau berbuat yang ma‟ruf34

atau mengadakan

perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari

keredhaan Allah, maka kelak Kami memberi pahala yang besar kepadanya”. (AnNisa :114)

34

Perkara yang ma’ruf adalah kebaikan, ketaatan dan setiap yang ditetapkan syariat dan akal kebaikannya.(Taisir, 164-165 penerj)

Page 36: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

36

Alloh ta‟ala berfirman :

“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang keji itu tersiar di

kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia35

dan di akhirat.

Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui”. (AnNur :19)

Datang hadits dalam Shohihaini dari hadits Abi Bakroh rodhiallohu „anhu bahwa Nabi

bersabda :

“Sesungguhnya darah, harta dan kehormatan di antara kalian haram (mulia) seperti haramnya

harimu ini di bulanmu ini di negerimu ini hendaklah orang yang menyaksikan menyampaikan

kepada yang tidak hadir sesungguhnya orang yang menyaksikan mungkin menyampaikan

pada orang yang lebih paham daripadanya”.36

Dan Nabi bersabda :

“Dan termasuk riba yang paling riba adalah menghina dan menyombongkan diri terhadap

kehormatan seorang muslim tanpa alasan yang benar”. (HR. Abu Dawud dari hadits Sa‟id bin

Zaid dan lihat Shohih Jami‟, Syaikh kami Al Albani rohimahulloh no. 2203).

Dari Abi Huroiroh rodhialloh „anhu, Rosulloh bersabda :

“Janganlah kamu saling hasad, bersaing dalam penawaran, marah, bermusuhan dan sebagian

kalian membeli atas pembelian yang lain jadilah kalian hamba Alloh yang bersaudara,

seorang muslim adalah saudara muslim yang lain tidak boleh mendhalimi, menghinakan dan

merendahkannya, ketakwaan iti di sini dan beliau mengisyaratkan ke dadanya tiga kali.

Cukup jelek bagi seorang merendahkan saudaranya yang muslim tiap muslim atas muslim

yang lainnya diharamkan darah, harta dan kehormatannya”. (HR.Muslim)

Dan Abdillah bin „Umar aku mendengar Rosululloh bersabda :

35 Yaitu dengan dihukum. Ayat ini pengajaran ketiga bagi orang yang mendengar perkataan jelek maka janganlah ia menyiarkan dan memperbanyak. (Ibnu Katsir) 36 Dalam hadits ini terdapat dalil bolehnya menyampaikan hadits kepada orang yang tidak paham dengan syarat hapal dengan baik dan bolehnya ia disebut ahli ilmu, terdapat kaidah juga wajibnya menyampaikan ilmu wajib kifayah dan terkadang bagi orang tertentu menjadi wajib ain, menekankan keharaman dengan

sesempurna mungkin dan mengulangi-ulang....(Fathul Bari, Ibnu Hajar, 3/576)

Page 37: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

37

“Barangsiapa syafa‟atnya (pembelaannya) menghalangi dijatuhkannya hukuman maka

sungguh menentang Alloh dan barangsiapa membela kebatilan dan dia mengetahuinya maka

ia senantiasa dalam murka Alloh sampai ia lepas darinya dan barangsiapa mengatakan pada

seorang beriman apa yang tidak ada padanya maka Alloh menempatkannya dalam lumpur

yang sangat lengket sampai ia keluar dari apa yang ia katakan”. (HR.Abu Dawud dan

dishohihkan Syaikh kami Al ALbani dalam Shohih Jami‟ no. 6196)

Dari Anas rodhiallohu „anhu, Rosululloh bersabda :

“Ketika aku dinaikkan ke langit aku melewati satu kaum berkuku panjang dari tembaga yang

mencakar muka dan dada mereka maka aku bertanya : Siapakah mereka hai Jibril ? Ia berkata

: Mereka adalah orang-orang yang memakan daging manusia (ghibah) dan menginjak-injak

kehormatan mereka”. (HR.Abu Dawud dan dishohihkan Syaikh kami Al ALbani dalam

Shohih Jami‟ no. 5213)

Dan dikeluarkan oleh Imam Muslim dari hadits Abi Huroiroh rodhiallohu „anhu bahwa

Rosululloh bersabda :

“Tahukah kamu siapakah orang yang rugi ? Sahabat menjawab : Orang yang pada kami yang

tidak mempunyai uang dirham dan perabot. Rosululloh berkata : Sesungguhnya orang yang

rugi dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan sholat,

puasa, zakat, dan dia mencela ini dan menuduh ini, memakah harta ini dan menumpahkan

darah ini dan memukul ini lalu ini diberi dari kebaikannya dan ini dari kebaikannya jika telah

habis kebaikannya sebelum diputuskan hukuman kepadanya diambil dari kesalahan-

kesalahan mereka kemudian dilemparkan kepadanya kemudian ia dilemparkan kei dalam

neraka”.

Dan hadits :

“Hai orang-orang yang Islam dengan lisannya dan iman tidak sampai ke hatinya janganlah

kamu menyakiti, mencela dan membuka rahasia kaum muslimin sesungguhnya orang yang

membuka rahasia (aib) saudaranya yang muslim maka Alloh membuka aibnya dan

barangsiapa yang Alloh buka aibnya maka Ia bongkar meskipun di dalam rumahnya sendiri”.

(HR.Tirmidzi)

Dari Abi Sa‟id AlKhudri rodhiallohu „anhu dari Rosululloh bersabda:

Page 38: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

38

“ Ketika di waktu pagi hari anak Adam maka anggota badan semuanya tunduk kepada lisan

lalu berkata : Takutlah kamu pada Alloh, sesungguhnya kami tergantung kamu jika kamu

lurus maka kami lurus dan jika kamu bengkok maka kami bengkok”. (HR.Ibnu Majah,

Syaikh kami mengatakan hadits hasan dan lihat Shohih Jami‟ no. 351)

Dari Abi Huroiroh rodhiallohu „anhu, Rosululloh bersabda:

“Termasuk kebaikan seseorang adalah meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat bagi

dirinya”.

Dari Sahl bin Sa‟d rodhiallohu „anhu, Rosululloh bersabda:

“Barangsiapa menjamin bagiku apa yang di antara dua janggutnya (lisannya) dan apa yang di

antara dua kakinya maka aku jamin baginya sorga”. (HR. Bukhori)

Dari „Abdillah bin „Amr rodhiallohu „anhu, Rosululloh bersabda:

“Orang beriman tidaklah suka mencela, melaknat, berbuat keji dan jelek”. (HR.Ahmad,

dihasankan oleh Syu‟aib Al Arnauth dalam Tahqiq Musnad Ahmad, 7/60)

Dikeluarkan oleh Imam Muslim dari hadits Abi Huroiroh rodhiallohu „anhu bahwa

Rosululloh bersabda :

“Tahukah kamu apa yang disebut ghibah ? Sahabat menjawab : Alloh dan RosulNya yang

mengetahui. Beliau menjawab : Ghibah adalah menyebutkan saudaramu dengan apa yang ia

benci. Beliau ditanya : Bagaiamana kalau yang ada pada saudaraku seperti yang aku katakan

? Beliau menjawab : Bila padanya seperti yang kamu katakan maka kamu mengghibahi dan

jika tidak ada yang kamu katakan maka kamu membuat kebohongan padanya”.

Dari Tsauban rodhiallohu „anhu berkata, Rosululloh bersabda:

“Thuba (sorga dan pohon di sorga) bagi orang yang menguasai lisannya dan luas rumahnya

dan menangisi kesalahannya”. (HR.Ahmad, dihasankan oleh Syu‟aib Al Arnauth dalam

Tahqiq Musnad Ahmad, no. 3929)

Di antara atsarnya adalah :

Dari Zaid bin Aslam dari ayahnya bahwa Umar masuk ke rumah Abu Bakar yang sedang

memegang lisannya dan berkata : Inilah yang menggiringku ke tempat penggirangan”. (HR.

Musnad Bazzar, 1/163)

Page 39: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

39

Dari Umar bin Khothob : Hai Ahnaf, barangsiapa yang banyak bicara banyak jatuh,

barangsiapa banyak jatuh maka sedikit rasa malunya dan barangsiapa sedikit malunya maka

sedikit hati-hatinya dan barangsiapa sedikit kehati-hatiannya maka mata di atasnya”.

Dan dan datang dengan lafadz : Barangsiapa banyak bicara banyak jatuhnya dan barangsiapa

banyak jatuhnya maka banyak dosanya dan barangsiapa banyak dosanya maka neraka lebih

baik baginya”. (Tidak shohih marfu‟ dan lihat Dho‟if Jami, Syaikh kami Al Albani no.5815)

Ibnu Abbas berkata sambil memegang lisannya : Celaka ! katakan yang baik atau diam dari

kejelekan niscaya kamu selamat”. (Ahma dalam Zuhud, 3/96, dan Ibnu Mandhur, 4/248 dan

ditambah : “ dan jika tidak ketahuilah bahwa kamu akan menyesal”.

Dari Ibni Mas‟ud berkata : Dan demi tidak ilah yang hak selain Dia tidak ada sesuatu yang di

atas bumi yang lebih membutuhkan lama dalam penjara selain lisan”. (Shohih Targhib dan

Tarhib, Al Albani, 3/55)

Abu Darda berkata : “ Adillah telingamu pada mulutmu, sesungguhnya dijadikan buatmu dua

telinga dan satu mulut agar kamu banyak mendengar daripada bicara”.

Hasan Basri berkata : “ Lisan adalah pemimpin badan jika ia jahat maka anggota badan jahat

dan jika ia baik maka anggota badan baik”. (Ashmt, Ibnu Abid Dunya no. 59)

Dan termasuk bahaya lisan adalah adu domba di antara muslimin di mana dia adalah sifat

Iblisiah. Alloh ta‟ala berfirman :

Katakanlah hai Muhammad kepada hamba-hamba-Ku yang beriman: " Hendaklah mereka

mengucapkan perkataan yang lebih baik”. Kalau tidak, maka sesungguhnya syaitan itu

berusaha menimbulkan permusuhan di antara mereka dan syaitan itu adalah musuh yang

nyata bagi manusia”.37

(AlIsra : 53)

Dan datang dalam Shohih Muslim dari hadits Jabir rodhiallohu „anhu berkata, Rosululloh

bersabda :

“Sesungguhnya setan telah putus asa agar disembah orang-orang yang sholat di jazirah Arab

akan tetapi ia berupaya terus memecah belah di antara mereka ”.

Imam Nawawi berkata : “ Maknanya setan putus asa agar disembah orang-orang di Jazirah

Arab akan tetapi ia berupaya dalam memecah belah di antara mereka dengan pertengkaran,

dendam, peperangan, fitnah-fitnah dan yang semacam itu”. (Syarah Shohih Muslim, 9/192)

Dari Abi Musa rodhiallohu „anhu dari Rosululloh bersabda :

37 yakni orang-orang beriman diperintahkan untuk mengucapkan perkataan yang paling baik dalam percakapan. Jika tidak melakukannya maka setan berusaha menimbulkan permusuhan, kejahatan, percekcokan, pertentangan dan kerusakan. Karena setan adalah musuh Adam dan anak cucunya semenjak ia menolak sujud kepada Adam. (Tafsir Ibnu Katsir : 53)

Page 40: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

40

“Ketika di waktu pagi Iblis memberi semangat tentara-tentaranya maka ia berkata :‟ Bagi

yang dapat menghinakan seorang muslim pada hari ini aku akan beri mahkota padanya‟.

Rosululloh bersabda : Lalu datang salah seorang tentaranya lalu ia berkata

aku terus menerus menggoda seorang muslim menceraikan istrinya, lalu ia berkata hampir-

hampir ia kawin lagi dan ia mendatanginya lalu ia berkata, aku terus menerus menggodanya

sampai ia durhaka kepada kedua orang tuanya, lalu ia berkata, hampir-hampir ia berbuat baik

kepada keduanya, dan ia mendatanginya lalu mengatakan, aku terus menerus menggodanya

sampai ia menyekutukan Alloh. Lalu Iblis berkata,‟ Bagus, bagus,‟ lalu tentaranya

mendatangi fulan lagi lalu berkata, aku terus menerus menggodanya sampai ia membunuh‟,

lalu Iblis berkata,‟Bagus, bagus,‟ lalu ia mengenakannya mahkota”. (HR.Ibnu Hibban dan

dishohihkan syaikh kami dalam Shohih Targhib dan Tarhib (2/317)

Maka hati-hatilah wahai hamba Alloh kamu tertimpa penyakit ini yaitu memecah

belah kaum muslimin husunya di antara mereka yang dalam satu manhaj yang lurus

dan pada kesempatan ini maka aku sampaikan nasihatku untuk orang yang ditimpa

penyakit ini agar bertakwa kepada Alloh dan berhenti dari dosa yang jelek ini dengan

tobat, kembali dan memperbaiki apa yang telah ia rusak. Alloh ta‟ala berfirman :

“Maka barangsiapa bertobat setelah berbuat dholim dan memperbaiki diri maka

sesungguhnya Alloh menerima tobatnya sesungguhnay Alloh Maha Pengampun dan

Penyayang”. (AlMaidah : 39)

Alloh ta‟ala berfirman :

“Barangsiapa berbuat dosa dari kamu dengan kebodohan kemudian ia bertobat setelahnya

dan memperbaiki diri maka sesungguhnya Alloh Maha Pengampun dan Penyayang”. ( Al

An‟am : 54)

“Kecuali orang yang bertobat dan beramal sholih maka merekalah yang Alloh ganti

kejelekan-kejelekan mereka dengan kebaikan dan adalah Alloh Maha Pengampun dan

Penyayang”. (Al Furqon : 70)

Maka memecah belah di antara kaum muslimin termasuk salah satu dosa besar yang

membutuhkan tobat dengan sungguh-sungguh (Tobat nashuha), Alloh ta‟ala berfirman :

Page 41: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

41

“Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubat yang benar, niscaya

Rabmu menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang

sungai-sungai mengalir di bawahnya, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan

orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan

dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rab kami, sempurnakanlah

bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala

sesuatu". (AtTahrim :8)

Dan taubat nashuha haruslah memenuhi empat syarat :

Pertama : Mencabut dosa-dosa dari dirinya

Kedua : Menyesal atas dosa yang diperbuat

Ketiga : Berniat keras untuk tidak mengulang dosa

Keempat : Jika ada hubungan dengan hak-hak kaum muslimin maka mengembalikannya.

Maka aku memohon kepada agar Alloh memberi karunia kepada kita semua dengan tobat dan

kembali kepadaNya dengan segera tidak diahirkan, Alloh ta‟ala berfirman :

“Dan bertobatlah kepada Alloh semuanya hai orang-

orang beriman agar kamu beruntung”. (AnNur : 31)

Nasihat Kesembilan : Tercelanya Debat dan Berlebihan Padanya

Dari „Ubadah bin Shomit bahwa Rosululloh keluar membawa berita

datangnya malam lailatul qodar, lalu dua orang lelaki dari muslimin berdebat, maka

Rosululloh berkata : “ Sesungguhnya aku keluar untuk mengabarkan kepada

kalian malam lailatul qodar dan telah terjadi perdebatan dua orang fulan dan fulan lalu malam

itu diangkat dan semoga itu lebih baik bagi kalian maka carilah malam lailatulqodar pada

malam ke duapuluh tujuh, duapuluh sembilan dan duapuluh lima”. (HR. Bukhori)

Dalam lafadz Muslim disebutkan :

Page 42: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

42

“Lalu datang dua orang lelaki kemudian setan menyuruh masing-masingnya meminta hak

lalu aku aku dilupakannya”.

Imam Nawawi berkata dalam Syarah Muslim (4/197) : “ Dua orang laki-laki saling meminta

haknya dan mengaku paling berhak, dan padanya ada dalil bahwa perdebatan dan

perselisihan itu tercela dan merupakan sebab hukuman maknawiah”.

Dan datang dalam Shohihain dari hadits „Aisyah rodhiallohu „anha dari Rosululloh

:

“Sesungguhnya orang yang paling dibenci Alloh adalah yang pandai berdebat”.

AlHafidz berkata dalam Fathul Bari (7/373) : perkataannya : (Bab firman Alloh :

Dan dia aluddul khishom), alladdu adalah debat pecahan dari kata alladdidaini dan keduanya

adalah bagian atas tengkuk dan artinya dari sisi mana saja ia ambil dari perdebatan maka

kuat, dan dikatakan maknanya selain itu”.

Dan dari Mu‟adz bin Jabal rodhiallohu „anhu berkata, berkata Rosululloh :

“ Aku menjamin satu rumah di sorga bagi orang yang meninggalkan perdebata meskipun ia

benar dan satu rumah di tengah-tangah sorga bagi yang meninggalkan dusta walaupun

bercanda dan satu rumah paling atas sorga bagi yang baik ahlaknya”. (Shohih Targhib wat

Tarhib, 1/33)

Dari Maimun bin Mihron berkata : “Janganlah kamu mendebat orang alim maupun orang

bodoh, sesungguhnya jika kamu mendebat orang alim maka ia simpan ilmunya darimu dan

jika kamu berdebat dengan orang bodoh sempit dadamu”. (Jami Bayanil Ilmi wa Fadhlihi,

3/142)

Aku katakan, dan atas dasar apa yang telah lewat penyebutannya, mendebat dan membantah

orang-orang bodoh dan ulama untuk membela dirinya dilarang. Adapun berdebat untuk

membela dan menampakkan kebenaran maka terpuji dan tandanya jika nampak kebenaran

baginya maka ia terima dan mengumumkan rujuknya kebalikan dengan yang pertama dan

atas dasar ini sesuai dengan sabda Rosululloh :

Page 43: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

43

“Barangsiapa mencari ilmu untuk berbangga-bangga di hadapan ulama atau mendebat

dengannya orang-orang bodoh atau memalingkan wajah-wajah manusia kepadanya maka

Alloh memasukkannya ke dalam jahannam”. (HR. Baihaqi dari hadits Abi Huroiroh

rodhiallohu „anhu dan dishohihkan syaikh kami Al Albani dalam Shohih AlJami‟ no. 6158)

dan lihat perkataan yang semisal ini dari Syaikh Utsaimin dalam kitab Al Ilmi hal 224-225.

Nasihat Kesupuluh : Wajibnya Bersungguh-sungguh Di Atas Satu Barisan

Sesungguhnya bersungguh-sungguh di atas satu barisan haruslah diperhatikan adanya

berdasarkan alkitab dan as sunnah serta di atas manhaj assalaf assholih. Alloh ta‟ala

berfirman :

“Dan bersatulah kamu sekalian dan janganlah berpecah belah”. (Ali Imron :103)

“Dan jika kamu mendapat kebaikan maka menyedihkan mereka dan jika kamu ditimpa

kejelekan maka menyenangkan mereka”. (Ali Imron :120)

“dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,

yaitu orang-orang yang memecah belah agama38

mereka dan mereka menjadi beberapa

golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka

(dan merasa di atas kebenaran)”.39

(ArRum : 31-32)

38

Yakni mengubah, mengganti, mengimani dan ingkar terhadap sebagian agama. Atau meninggalkan agama seperti Yahudi, Nasrani, Majusi dan penyembah berhala serta seluruh agama yang batil. Maka pemeluk agama sebelum kita berselisih di atas pendapat dan millah yang berbeda-beda. Demikian umat ini berselisih di atas millah yang semuanya sesat kecuali satu yaitu orang-orang yang berpegang teguh dengan AlQur'an dan as Ssunnah dan yang disepakati generasi pertama dari sahabat, tabiin dan ulama mereka. (Ibnu Katsir-penerj) 39 Lihat Fathul Qadir,1365 -penerj.

Page 44: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

44

“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka terpecah menjadi

banyak golongan40

, mereka bukan dari golonganmu sedikit pun41

. Sesungguhnya urusan

mereka hanyalah (diserahkan) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada

mereka apa yang telah mereka perbuat pada hari kiamat”. (AlAn‟am :159)

Dan telah tetap dalam kitab Shohihaini dari hadits Hudzaifah bin Yaman rodhiallohu „anhu

dan padanya bahwa Rosululloh bersabda :

”Kamu berpegang dengan jama‟ah muslimin dan imam mereka”. Aku berkata : “Jika tidak

ada jama‟ah dan imam bagaimana ?” Rosululloh bersabda : “Kamu jauhi

semua kelompok meskipun kamu harus menggigit akar pohon sampai kamu menjumpai maut

dan kamu dalam keadaan seperti itu”.

Dan tetap dalam Mustdrak Hakim dan Ibni Abi „Ashim dari hadits Umar bin Khothob

rodhiallohu bahwa Nabi :

“Kalian harus berpegang dengan jama‟ah dan jauhilah perpecahan sesungguhnya setan lebih

dekat bersama orang yang sendiri dan lebih jauh dari dua orang dan barangsiapa

menginginkan sorga yang paling tinggi maka haruslah bersatu”. Dishohihkan syaikh kami Al

Albani dalam AsSunnah, Ibnu Abi „Ashim.

Dan dari Nu‟man bin Basyir bahwa Nabi bersabda :

“Bersatu adalah rahmat dan perpecahan adalah siksaan”. Diriwayatkan Abdulloh bin Ahmad

dalam Zawaid AlMusnad dan berkata syaikh kami AlAlbani hadits hasan dan lihat Shohih

Jami‟ no. 3109.

Abdulloh bin Mas‟ud rodhiallohu „anhu berkata,”Hai manusia kalian harus taat dan bersatu

sesungguhnya ini adalah tali Alloh azza wa jalla yang Ia perintahkan dengannya dan apa-apa

yang kamu tidak sukai dalam persatuan lebih baik daripada apa-apa yang kamu cintai dalam

perpecahan”. (AsySyari‟ah, Al Aajury, 13)

Imam AlBarbahari rohimahulloh berkata : “ Dan pondasi yang di bangun di atasnya

persatuan adalah sahabat Muhammad dan mereka adalah ahlus sunnah wal

jama‟ah barangsiapa tidak mengambil dari mereka maka sungguh akan sesat dan jatuh dalam

bid‟ah”. (Syarhus Sunnah, 67)

40 Golongan-golongan yang sesat. 41

Mereka adalah ahli bid’ah, pembuat kerancuan agama dan orang-orang sesat serta yang sejenisnya dari umat ini - penerj

Page 45: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

45

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata,”AlJama‟ah adalah orang-orang yang bersatu tidak

memecah agama mereka dan bergolong-golongan, maka orang-orang yang memecah agama

mereka dan bergolong-golongan maka keluar dari jama‟ah dan sungguh Alloh berlepas diri

dari mereka”. (Minhajus Sunnah, 3/458)

Dan Alloh telah memberi karunia padaku untuk menulis buku yang berjudul Al Wihdatul

Islamiyyah „Alal Kitab was Sunnah an Nabawiyyah Izzul Ummah Al Muhammadiyyah

(Persatuan Islam Di Atas Kitab dan Sunnah Nabi Adalah Kemuliaan Umat Muhammad),

dengan pengantar Al „Allamah AlHajury.

Nasiht Kesebelas : Berhati-hati Dari Penyusup dan Mata-mata Dalam

Da‟wah

Sesungguhnya yang wajib atas seorang muslim adalah berhati-hati dari orang-orang yang

masuk dan penyusup dalam da‟wah yang tidak ada keinginan bagi mereka kecuali

menyebarkan sebab-sebab perpecahan dan perselisihan di antara anak-anak „aqidah yang satu

dan manhaj yang lurus dengan banyak macam makar dan tipu daya, terkadang dengan

menjelek-jelekkan para da‟I salafiah, terkadang dengan adu domba di antara mereka dan

upaya memecah belah kalimat (persatuan) mereka dan yang lain dengan memasukkan mata-

mata di antara mereka. Dan secara hakikat bagaimanapun mereka menyembunyikan diri

suatu saat kelak Alloh akan bongkar kedok mereka sebagaimana kata „Utsman bin „Affan

rodhiallohu „anu, “ Tidaklah seorang menyembunyikan rahasia kecuali akan Alloh

menampakkannya melalui raut wajah dan gerakan lisannya”. (Tafsir Ibnu Katsir, 4/260)

Dan bisa jadi dengan mengambil sampahnya dan berhianat. Adapun ahlus sunnah

alhamdulillah tidak mempunyai asap (kotoran). Maka ahli batil merasa sempit dada dengan

apa yang dimiliki ahli hak, sehingga tidak ada bersamanya selain menyebarkan kedustaan-

kedustaan tentang ahlus sunnah dengan semua kekuatan yang ia miliki. Akan tetapi

bagaimanapun kebatilan disebarkan pasti akan datang apa-apa yang melumatkannya. Alloh

ta‟ala berfirman :

“Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi

manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-

perumpamaan.42

(ArRo‟du :17)

42 Lembah adalah perumpamaan hati, air atau emas dan perak adalah perumpaan ilmu dan hidayah, buih adalah perumpamaan kebatilan, syahwat dan syubuhat. Di antara lembah ada yang besar dapat menyimpan banyak air dan ada yang kecil menyimpan sedikit air. Demikian juga hati manusia berbeda-beda dan bertingkat-tingkat kemampuan memahami ilmu. Jika buih berkumpul dengan air atau emas dan perak maka buih akan sirna, demikian juga jika kebenaran berkumpul dengan kebatilan maka kebatilan akan hilang.

Page 46: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

46

Maka Alloh „azza wa jalla membela hamba-hambaNya yang sholih dan menepis dari mereka

tiap kejelekan dan hal-hal yang tidak disukai. Alloh ta‟ala berfirman :

“Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak

menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari ni`mat”. (AlHajj :38)

Dalam hadits qudsi disebutkan :

“ Barangsiapa memusuhi waliKu maka sungguh aku umumkan peperangan dengannya…”

(HR. Bukhori dari hadits Abi Huroiroh rodhiallohu „anhu).

Dan pada hakikatnya peringatan ahlibatil terhadap ahlihak tidak lain hanyalah penyebaran

dan promosi bagi kebenaran dan benar penyair yang mengatakan :

Jika Alloh hendak menyebarkan keutamaan….maka dirahasiakan, kemudian Ia

menggerakkan untuknya lisan orang-orang yang dengki untuk menyebarkannya

Kalaulah tidak ada nyala api pada yang di sisinya….tentulah tidak diketahui bagus

wanginya sebuah potongan kayu

Dan benar syaikh kami Al „Allamah Muqbil bin Hadi Al Wadi‟I rohimahulloh ketika berkata

: “Sesungguhnya menjelekkan da‟wah ahlus sunnah bagi kebanyakan manusia termasuk

promosi baginya”.

Bagaimana ahli batil bersatu untuk melawan ahli hak, mereka tidak bisa membahayakan

kecuali diri mereka apakah cepat atau lambat. Alloh ta‟ala berfirman :

Kepada orang-orang beriman dikatakan43

: "Sesungguhnya manusia (Abu Sufyan dan kawan-

kawan) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada

mereka!", maka perkataan itu menambah keimanan orang-orang beriman dan mereka

menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik

Pelindung."44

(Ali Imron :173)

Alloh ta‟ala berfirman :

Sebagian salaf mengatakan bahwa kalau ia tidak bisa memahami ayat ia menangis karena Allah mengatakan bahwa hanya orang yang berakal yang dapat memahami. – penerj. 43 Yang mengatakan adalah orang Arab Badui utusan Abu Sufyan. (Zubdah atTafsir, 91) 44 Hasbunallah wa ni’mal wakil adalah perkataan Ibrohim ketika dilemparkan ke dalam api dan perkataan Rasulullah ketika ditakut-takuti bahwa persatuan pasukan musrik akan menyerbu beliau.(HR.Bukhari dari Ibnu Abbas)

Page 47: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

47

“Bukankah Alloh yang mencukupi hambaNya”. (AzZumar :36)

Dari hadits Ibni Abbas rodhiallohu „anhuma :

“Dan ketahuilah jika semua umat manusia bersatu untuk memberi manfaat padamu dengan

sesuatu mereka tidak memberi manfaat selain dengan sesuatu yang telah Alloh tetapkan

bagimu dan seandainya mereka bersatu untuk membahayakanmu dengan sesuatu mereka

tidak bisa membahayakanmu dengan sesuatu kecuali yang telah Alloh tetapkan padamu, telah

kering pena dan diangkat lembaran-lembaran”. (HR.Tirmidzi dan dishohihkan Al Albani)

Apa pun adanya hendaknya berhati-hati dari para penyusup da‟wah salafiah tersebut dan

mengambil tangan mereka dengan kuat dengan menghalangi mereka menanam bibit-bibit

perpecahan dan perselisihan sebagaimana yang Alloh katakan :

Alhamdulillah da‟wah yang diberkahi ini mempunyai ulama yang hendaknya kembali

kepadanya pada perkara yang rumit sampai mereka menerangi jalan kita. Alloh ta‟ala berkata

:

“Maka bertanyalah kepada orang yang mengetahui jika kamu tidak mengetahui”. (AnNahl :

43)

Nasihat Keduabelas : Pentingnya Nasihat Ahlak yang Baik Dalam Islam

Dari Abi Darda dari Nabi :

“Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan amalan selain ahlak yang baik”.

Dari „Abdillah bin „Amr, berkata,

”Tidaklah Rosululloh orang yang keji dan berlaku keji dan adalah beliau

berkata : „Orang yang baik dari kalian adalah yang paling baik ahlaknya”.

Page 48: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

48

Dari „Amr bin Syu‟aib dari ayahnya dari kakeknya bahwa ia mendengar Rosululloh

bersabda :

” Maukah kalian aku kabarkan orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat

duduknya dariku pada hari kiamat ?” Lalu para sahabat diam, maka Rosululloh

mengulangi pertanyaannya, maka para sahabat berkata : „Ya, hai rosululloh‟. Rosululloh

berkata :” Orang yang paling baik ahlaknya dari kalian”.

Dari Abi Huroiroh bahwa Rosululloh bersabda:

“Sesungguhnya aku hanyalah diutus untuk menyempurnakan ahlak yang sholih”.

Semua hadits di atas terdapat dalam Shohih Adabil Mufrod karya syaikh kami AlAlbani

rohimahulloh.

Dan termasuk ahlak yang baik adalah beradab kepada ulama dan para pencari ilmu dan

orang-orang yang berkedudukan. Dan semoga Alloh merahmati orang yang mengetahui

kadar dirinya, seandainya masing-masing orang mengetahui siapa dirinya tentu tidak akan

terjadi tindakan kurang ajar atau tidak sopan terhadap ahli ilmu dan para tokoh salaf akan

tetapi sebagaimana yang dikatakan Imam Sa‟dy ketika menafsirkan ayat :

“Sesungguhnya orang-orang yang memanggilmu (Muhammad) di balik kamar istri-istimu

kebanyakan mereka tidak berakal (mengerti agama dan keharusan mengagungkanmu).

(AlHujurot : 4)

Maka beliau mengatakan :”Maka adab seseorang menunjukkan akalnya”.

Nasihat Ketigabelas : Sikap Yang Benar Terhadap Ahli Bid‟ah dan Sesat

dan Di antara Mereka adalah Orang-orang Yayasan

Ketahuilah wahai saudaraku yang ditunjuki Alloh, sesungguhnya salaf telah sepakat

meninggalkan/menjauhi ahli bid‟ah dan pengikut hawa nafsu.

Ibnu Qudamah rohimahulloh berkata dalam kitabnya Lum‟atul I‟tiqod hal. 33 : “Dan

termasuk adalah meninggalkan ahli bid‟ah dan menjauhi mereka, tidak berdebat dan

Page 49: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

49

bertengkar mengenai agama, tidak menelaah kitab ahli bid‟ah, mendengarkan ucapan mereka,

dan tiap perkara yang baru dalam agama adalah bid‟ah”.

Abu „Utsman AshShobuny rohimahulloh berkata,”Mereka, salafus sholih, bersamaan

dengan itu bersepakat untuk menekan dan menghinakan ahli bid‟ah, menjauhi, tidak

berteman dan menyambung hubungan kekeluargaan dengan mereka, dan mendekatkan diri

kepada Alloh dengan menjauhi dan meninggalkan mereka”. („Aqidah Salaf Ashabul Hadits,

123)

Abdulloh bin Dawud AsSindilah berkata : “ Termasuk tanda kebenaran adalah membenci

orang yang beragama dengan nafsu dan barangsiapa mencintai kebenaran maka sungguh

wajib baginya membenci pengikut nafsu yakni ahli ahli bid‟ah”. (Siyar AsSalaf wash

Sholihin, AtTaimy,3/1154)

Dari Ibi Qilabah : “Janganlah kamu duduk-duduk dengan pengikut nafsu dan berdebat

dengan mereka, sesungguhnya aku tidak merasa aman mereka menenggelamkan kamu ke

dalam kesesatan mereka atau membuat kesamaran padamu apa yang kamu ketahui”. (Sunan

Darimi, 1/120, Syarh Ushul, AlLalikaiy, 1/134, AsSunnah, Abdulloh bin Ahmad, 1/137,

Ibanah, Ibnu Bathoh, 2/435)

Dari Amr bin Qois AlMalaiy ,”Janganlah kamu duduk-duduk bersama orang yang

menyimpang nanti ia menyesatkan hatiku”. (Ibanah, 2/346)

Dari Ibrahim AnNakhoiy,”Janganlah duduk dengan pengikut hawa nafsu karena duduk

dengan mereka menghilangkan cahaya iman dari hati, menghilangkan kebagusan wajah dan

mengakibatkan kebencian di hati orang-orang beriman”. (Ibanah, 2/349)

Mujahid berkata,”Janganlah kamu duduk dengan pengiktu hawa nafsu karena mereka

mempunyai penyakit seperti penyakit kudis”.

Dari Ismail bin Ubaidillah,”Janganlah kamu duduk-duduk dengan ahli bid‟ah nanti ia

membuat hatimu berpenyakit dan janganlah kamu duduk-duduk dengan orang yang terfitnah

karena ia akan menyampaikan hujjahnya”. (Ibanah, 2/443)

Berkata Mufadhol bin Muhalhil,”Kalau ahli bid‟ah yang kamu duduk bersamanya

menyampaikan kebid‟ahannya niscaya kamu berhati-hati dan lari darinya akan tetapi ia

menyampaikan sunnah pada awal pembicaraannya kemudian memasukkan kebid‟ahannya

padamu yang akan mengakar di hatimu, lalu kapan akan keluar dari hatimu”. (Ibanah, 2/444)

Dari Hisyam bin Hisan,”Hasan Basri dan Muhammad bin Sirin berkata,‟Janganlah kamu

duduk-duduk dengan pengikut nafsu, berdebat dengan mereka dan mendengar omongan

mereka”. (Thobaqot Ibni Sa‟d (7/1172), Sunan Darimi, 1/121, Syarhus Sunnah, AlLalikaiy,

1/133 dan Ibanah, Ibnu Bathoh, 2/444)

Berkata Hanbal bin Ishaq,” Aku mendengar Abu Abdillah berkata,‟Tidak pantas seorang

duduk dengan ahli bid‟ah, jangan bergaul dan bermesraan dengan mereka”. (Ibanah, 2/475)

Page 50: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

50

Dari Tsabit bin „Ajlan,”Aku menjumpai Anas bin Malik, Sa‟id bin Musayyab,Hasan Basri,

Sa‟id bin Jubair, Sya‟bi, Ibrohim AnNakhoiy, „Atho bin Abi Robah, Thowus, Mujahid,

Abdillah bin Abi Mulaikah, Zuhri, Makhul, AlQosim Abu Abdirrohman, „Atho AlHurosani,

Tsabit AlBunany, Hakam bin „Utbah, Ayyub AsSikhtiyani, Hamad, Muhammad bin Sirin,

Abu „Amir – dan dia berjumpa dengan Abu Bakr asShiddiq- Yazid ArRqosy, Sulaiman bin

Musa, mereka semua memerintahkanku bersatu dan melarangku dari pengikut nafsu (ahli

bid‟ah)”. (AlMa‟rifah, AlFawy, 3/491-492) dan Syarhus Sunnah, AlLalikaiy, 1/133)

Lihat keterangan lebih lanjut kitab “Ijma‟ Ulama „An Hajr Kutubi Ahli Bid‟ah wal Ahwa‟”,

karya Akh Dhohawy.

Aku katakan termasuk ahli bid‟ah dan golong-golongan adalah orang-orang Yayasan

Hizbiyyah dan Alloh telah memudahkan aku untuk menulis tentang mereka sekitar tiga

risalah, alhamdulillah, yang mematahkan tempat tidur dan memanaskan mata mereka :

Risalah pertama dengan judul : Hukmul „Ulama fi Jum‟iyyah AlHikmah, wal Ihsan, wal Birr,

wat Taqwa, wa Jum‟iyyah Atturots am Ha Ula. (Hukum Ulama Terhadap Yayasan

AlHikmah, Al Ihsan, Al Birr, AtTakwa, AtTurots Atau Mereka)

Kedua : Mahlan Ya Du‟atut Tamyii‟ (Pelan-pelan Hai Dai-dai Lembek)

Ketiga : Siham AlWadi‟iyyah fi Nuhur Aqthob Al Jum‟iyyat AlHizbiyyah

Aku katakan, bagi yang hendak memicingkan mata atau memperolok : kasihinilah dirimu,

dan sungguh bagus penyair yang mengatakan :

Persedikitlah atas mereka tidak ada bapak bagi bapakmu……dari celaan atau tutuplah

tempat yang mereka tutup

Maka alhamdulillah kebatilan di sisi kami di bawah kaki kami, kami menasihati dengan

sepenuh mulut dan amal kami, kami menyaksikan itu. Dan kami katakan demikian karena

perintah Alloh ta‟ala : “Adapun dengan nikmat robbmu maka ungkapkanlah” dan karena

hadits Shofiyyah sampai tidak tersisa bagi orang yang menghunuskan kebatilan yakni

penyusup atas dai da‟wah sunnah dan kebenaran ini. Adapun menyebarkan isu dengan satu

dua lembaran kertas di sini dan di sana untuk mendapatkan sesuatu atau mencela tidaklah

mengurangi kehormatan ahlil hak yang mana jalan demikian itu telah diperingatkan oleh

Rosululloh dan telah beliau terangkan penyimpangan orangnya sebagaimana

yang dijelaskan hadits „Aisyah rodhiallohu „ana, ia berkata : “Rosululloh

membaca ayat :

Page 51: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

51

“Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu(Muhammad). Di antara isi nya

ada ayat-ayat yang muhkamaat45

itulah pokok-pokok isi Al Qur'an dan yang lainnya

mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka

mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat46

untuk menimbulkan fitnah

(kesesatan)47

dan untuk mencari-cari ta'wilnya48

, padahal tidak ada yang mengetahui

ta'wilnya49

melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya mengetahui

ta‟wilnya50

berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat51

, semuanya itu dari

sisi rob kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran daripadanya melainkan orang-orang

yang berakal”. (Ali Imron :7) Ia berkata : Rosululloh berkata,‟Jika kamu

melihat orang-orang yang mengikuti ayat-ayat atau yang perkara yang samar maka merekalah

yang dinamakan Alloh : Hati-hatilah dari mereka”.

Dan faidah-faidah yang lainnya masih banyak dan banyak dan apa yang aku katakan Insya

Alloh mencukupi bagi yang mencari kebenaran dan petunjuk. Wallohul musta‟an.

Nasihat Keempatbelas : Berhati-hati dari Majlis Ahli Batil Siapa pun

Mereka (Ahli Bid‟ah atau Fasiq)

Alloh ta‟ala berfirman :

“Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang dhalim52

yang menyebabkan

kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolong pun

selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan”.(Hud : 113)

45 Ayat-ayat muhkamat adalah ayat-ayat yang terang dan tidak ada kesamaran padanya. Ayat-ayat mutasyabihat adalah ayat-ayat yang bagi kebanyakan atau sebagian manusia tersamar pendalilannya. Barangsiapa mengembalikan ayat-ayat mutasyabihat kepada ayat-ayat muhkamat maka ia mendpat hidayah dan barangsiapa menyamarkan ayat-ayat maka ia sesat.- penerj 46 Mengandung makna ayat muhkam dan makna mutasyabihat dilihat dari sisi lafadz dan susunannya bukan maksudnya. .- penerj 47 Menyesatkan dan menyamarkan bahwa mereka berdalil dengan AlQur'an atas kebid’ahannya. Sebagaimana Nasrani berdalil Isa ruh Allah tetapi tidak melihat ayat yang muhkan bahwa Isa adalah hamba Allah. .- penerj 48 Memalingkan ayat dari teks ayat tanpa dalil yang mendukung. .- penerj 49

Ta’wil (tafsir) hakikat-hakikat. .- penerj 50 Dalam pengertian keterangan-keterangan ayat .- penerj 51 mereka mengembalikannya kepada ayat-ayat muhkamat di mana ayat-ayat saling membenarkan tidak saling bertentangan. Semua ayat-ayat muhkam dan mutasyabihat dari Allah. Oleh karena itu Allah berkata … .- penerj 52

Janganlah kamu minta tolong kepada orang-orang dhalim sehingga seolah kamu ridha terhadap perbuatan mereka. .- penerj

Page 52: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

52

Alloh ta‟ala berfirman :

“Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Qur'an yang berisi larangan

duduk dan ridha bersama orang-orang yang memperolok dan mencela ayat-ayat53

Allah,

maka janganlah kamu duduk beserta mereka (baik yang memperolok orang Islam, kafir atau

munafik), sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau

kamu berbuat demikian) dan tidak melarang mereka, kamu berdosamu seperti. Sesungguhnya

Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam

Jahannam”. (AnNisa :140)

“Apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olok dan mendustakan ayat-ayat Kami,

maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain yang

tidak mendustakannya54

. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka

janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang dhalim itu sesudah teringat (akan larangan

itu)”. (Al An‟am : 68)

Dan dari „Aisyah rodhiallohu „anha, “Rosululloh membaca ayat ini :

“Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu(Muhammad). Di antara isi nya

ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al Qur'an dan yang lainnya

mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka

mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah

(kesesatan) dan untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya

melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya mengetahui ta‟wilnya berkata:

"Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi rob kami." Dan

tidak dapat mengambil pelajaran daripadanya melainkan orang-orang yang berakal”. (Ali

Imron :7) Ia berkata : Rosululloh berkata,‟Jika kamu melihat orang-orang

yang mengikuti ayat-ayat atau yang perkara yang samar maka merekalah yang dinamakan

Alloh : Hati-hatilah dari mereka”. (Muttafaq „alaihi)

Berkata Imam Al Auza‟iy : Barangsiapa menutupi dari kami bid‟ahnya maka tidak

tersembunyi bagi kami temannya”. (AlIbanah, Ibnu Bathoh, 2/479)

53 Sebaliknya bila mendengar ayat-ayat Allah haruslah mengagungkan dan medengarkannya. Termasuk orang yang memperolok ayat-ayat Allah adalah ahli bid’ah karena mereka membela kebatilan bahkan hadir dalam majlis fasik dan maksiat dilarang karena di dalamnya perintah dan larangan Allah diremehkan.(Taisir, 173) .- penerj 54 Dalil dilarangnya duduk di majlis ahli bid’ah. (Fathul Qadir, 530 .- penerj )

Page 53: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

53

Muhammad bin „Ubaidillah Al Falab,” Pengikut hawa nafsu menyembunyikan segala sesuatu

kecuali berlemah lembut dan persahabatan”.

Ibnu Bathoh berkata,” Dan kenalilah tiap orang dengan teman dekatnya, semoga Alloh

melindungiku dan kamu dari orang-orang yang terfitnah”. (Al Ibanah AlKubro, 1/49)

Dan sungguh bagus orang yang mengatakan : “ Teman adalah awan”. Dan ucapan :

“Barangsiapa yang duduk bersama maka mengikuti”. Dan milik Alloh mutiara orang yang

mengatakan :

“ Maka nilailah tanah dengan yang sejenis….dan nilailah kawan dengan kawannya”.

Dan ucapan yang lain :

Jika kamu pada suatu kaum maka berkawanlah dengan orang yang paling baik … dan

jangan berkawan dengan orang rendah nant kamu jatuh hina bersama yang rendah

Jangan kamu tanya tentang seseorang tetapi tanyalah teman dekatnya… maka tiap teman

dekat dengan teman dekatnya itu mengikuti

Dan yang lain berkata :

Berkwanlah dengan orang yang utama dan beragama… maka seseorang dinasabkan kepada

teman dekatnya

Dan yang lain berkata :

Janganlah kamu berteman terman yang jahat… hati-hatilah kamu dan dia

Berapa banyak orang bodoh menyesatkan … orang pandai manakala ia berteman dengannya

Seseorang disamakan dengan orang… karena seseorang itu apa yang ia inginkan

Dan manusia pada manusia… ada kias-kias dan kemiripan

Dan pada mata cukup bagi bagi mata … dari ucapan dua mulutnya.

Maka, hati-hatilah, hai saudara yang dijaga Alloh, dari teman dudukmu pengikut hawa nafsu

dan ahli maksiat nanti mereka menyesatkanmu dan bersungguh-sungguhlah mendapatkan

teman duduk jika kamu mengingatkan Alloh ia membantumu dan jika kamu lalai ia

mengingatkanmu.

Page 54: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

54

Nasihat Kelimabelas: Keterangan Kedudukan Memaafkan Dalam Islam

“Jadilah engkau pema`af 55

dan suruhlah orang mengerjakan yang ma`ruf, serta berpalinglah

daripada orang-orang yang bodoh. (AlA‟raf :199 )

“Maka ma'afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan pertolongan dan

kemenangan atas orang-orang beriman56

. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala

sesuatu. (AlBaqoroh : 109)

“Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya (pihak wali terbunuh dan

ia telah mengambil tebusan), hendaklah mengikuti dengan cara yang baik, jika ia menerima

tebusan, dan si pembunuh hendaklah membayar kepada yang memberi ma'af dengan cara

yang baik tidak memudharatkan. Disyariatkan mengambil tebusan bagi yang memaafkan

adalah suatu keringanan dan rahmat dari rob. Barangsiapa yang melampaui batas yaitu

membunuh si pembunuh sesudah pihak wali terbunuh mengambil diat, maka baginya siksa

yang sangat pedih”.(AlBaqoroh : 178)

Jika kamu menceraikan isteri-isterimu sebelum kamu bercampur dengan mereka, padahal

sesungguhnya kamu sudah menentukan maharnya, maka berikanlah seperdua dari mahar

yang telah kamu berikan itu, kecuali jika isteri-isterimu itu mema'afkan (maka tidak wajib

baginya memberikan separoh maharnya) atau dima'afkan oleh orang yang memegang ikatan

nikah (suami) dan saling mema'afkan itu lebih dekat kepada takwa. Dan janganlah kamu

melupakan kebaikan di antara kamu bahkan perguakanlah kebaikan itu. Sesungguhnya Allah

Maha Melihat segala apa yang kamu kerjakan dan akan membalasnya. (AlBaqoroh : 237)

“Jika kamu menyatakan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu

kesalahan orang lain maka yang yang demikian itu termasuk amal yang mendekatkan kamu

kepada Allah dan memberimu pahala yang besar. Dan Allah Maha Pema`af lagi Maha

Kuasa.(Kuasa menyiksa dan marah kepada hamba-hambaNya) (AnNisa :149) 55 Termasuk memaafkan adalah memudahkan urusan sebagaimana yang Rasulullah perintahkan,”Mudahkanlah janganlah mempersulit dan berilah kabar gembira dan janganlah membuat orang lari”. (HR.Muslim) penerj 56

Ayat ini diganti hukumnya dengan ayat yang memerintahkan perang kepada orang-orang kafir manakala kaum muslimin kuat. Lihat surat anNisa :89 -penerj.

Page 55: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

55

“maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, mudah-mudahan mereka tobat dan mendapat

hidayah, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (AlMaidah :13)

“Dan janganlah orang-orang yang bersedekah dan berbuat kebaikan serta berlebihan

harta di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan)

kepada kaum kerabat (nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah

pada jalan Allah,57

dan hendaklah mereka mema`afkan dan berlapang dada.58

Apakah

kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu?59

Dan Allah adalah Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang. (AnNur : 22)

“Balasan suatu kejelekan adalah kejelekan yang serupa,60

maka barangsiapa tidak membalas

kejelekan itu dan islah dengan memaafkan orang yang mendhalimnya maka pahalanya atas

(tanggungan) Allah.61

Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.(AsySyuro

: 40)

Dari Abi Huroiroh rodhiallohu „anhu : Bahwa seorang lelaki mencela Abu Bakr dan Nabi

duduk dan beliau merasa takjub dan tersenyum ketika Abu Bakr telah banyak

membantah ucapan lelaki itu maka beliau marah dan berdiri meninggalkan tempat kemudian

Abu Bakr menemuinya lalu bertanya : Hai rosululloh, ia mencelaku dan anda duduk, ketika

aku membantah sebagian ucapannya, anda marah dan berdiri ? Nabi berkata :

„Sesungguhnya sebelumnya ada seorang malaikat bersamamu membelamu, ketika kamu

membantah sebagian ucapannya lalu setan datang duduk, maka aku tidak akan duduk

bersama setan‟. Kemudian beliau berkata,‟Hai Abu Bakr tiga semuanya benar : tidaklah

57 artinya janganlah kamu bersumpah untuk tidak menyambung silaturrahim dengan kerabatmu, orang-orang miskin dan muhajirin. (Ibnu Katsir)- penerj 58 Abu Bakar bersumpah tidak akan memberi nafkah kepada Misthoh bin Utsatsah anak bibinya dan termasuk orang miskin yang hijrah karena Misthoh ikut menuduh Aisyah. Setelah Alloh Ta’ala menurunkan ayat tentang sucinya Aisyah, orang-orang yang menuduh telah diberi hukum dengan setimpal dan mereka (orang-orang beriman) telah bertobat maka Alloh Ta’ala memerintahkan Abu Bakar menyambung hubungan dengan Misthoh lagi. (Ibnu Katsir) - penerj 59 Karena balasan sesuai dengan amal-amal. Sebagaimana kamu mengampuni kesalahan orang yang berbuat dosa kepadamu maka Alloh Ta’ala juga mengampuni dosamu. (Ibnu Katsir) - penerj 60 Semakna dengan alBaqoroh :194. (Ibnu Katsir) 61

Sebagaimana disebutkan dalam hadits,”Tidaklah seorang hamba memaafkan kecuali Alloh Ta’ala menambah kemuliaannya”. (HR. Muslim, Ibnu Katsir)

Page 56: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

56

seorang didholimi dengan satu aniaya lalu ia memaafkannya karena Alloh kecuali Alloh

memuliakan dengannya dan Ia tolong, tidaklah seorang membuka pintu pemberian (memberi)

yang ia niatkan menyambung hubungan silaturahim kecuali Alloh tambah dengan harta yang

banyak dan tidaklah seseorang membuka pintu permintaan (meminta) yang ia niatkan

memperbanyak hartanya kecuali Alloh mempersedikit”.( HR. Ahmad dalam Musnadnya dan

dishohihkan AlAlbani dalam AshShohihah, 5/271)

Imam Nawawi berkata,”Sabda Nabi Nabi „ Tidaklah seorang hamba

menambah pemaafan kecuali Alloh tambah pemaafan”. Padanya juga ada dua penafsiran :

Pertama : Sesuai teks haditsnya, bahwa orang yang dikenal memaafkan akan memimpin dan

dihormati dan bertambah mulia dan terhormat”.

Kedua : Yang dimaksudkan pahala dan kemuliaannya di ahirat”.

Aku katakan, sesungguhnya yang demikian itu adalah dalam rangka mengamalkan dalil yang

didasarkan pada ayat-ayat dan hadits-hadits yang mendorong memaafkan, dan aku bersaksi

pada Alloh bahwa aku telah memaafkan62

orang-orang yang membicarakan kejelekanku, dan

aku meminta pada Alloh membimbing kita semua bagi apa yang Ia cintai dan ridhoi dan juga

mengamalkan hadits Abi Huroiroh yang bunyinya :

“Barangsiapa mempunyai kedholiman bagi seseorang dari kehormatannya atau sesuatu maka

hendaklah ia minta dihalalkan darinya sebelum terjadi hari tidak ada dinar dan dirham, jika ia

mempunyai amal sholih akan diambil darinya seukuran kedholimannya dan jika tidak punya

kebaikan maka diambilkan kejelekan dari orang yang dianiaya lalu dibebankan padanya”.

(HR.Bukhori)

Maka aku sungguh meminta maaf dan menyeru tiap orang yang aku aniaya dengan sengaja

atau tidak sengaja, jika telah memaafkanku maka alhamdulillah semoga Alloh membalasnya

dengan kebaikan dan jika ia memandang perlu adanya qishosh maka hendaklah ia teliti apa

yang ia katakan dan ambillah haknya dengan apa yang membuat ia ridho. Dan Alloh lah

tempat meminta pertolongan, bertawakkal dan Dialah yang mencukupi kita dan sebaik-baik

yang disandari.

Nasihat Keenambelas : Kasidah dengan Judul : Teman Dekat Adalah

Orang yang Jujur

62

Demikian kami memaafkan atas perbuatan mereka yang menjatuhkan dan menghina kehormatan saya, semoga kita mendapatkan taufiq dan hidayahNya amiin.

Page 57: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

57

Imam Syafi‟iy rohimahulloh berkata :

Jika seorang tidak memperhatikanmu kecuali dengan memaksakan diri *** maka

tinggalkanlah dia dan jangan kamu banyak menyesalinya

Maka pada manusia terdapat perubahan-perubahan dan dalam kesendirian terdapat

ketenangan *** dan dalam hati terdapat kesabaran untuk kekasih walaupun ia berlaku kasar

Maka tidaklah tiap orang yang kamu inginkan dengan nafsumu diinginkan oleh hatimu ***

dan tidak tiap orang pilihanmu adalah orang pilihan

Jika persahabatan tidak bersih secara alami *** maka tidak ada kebaikan dalam kecintaan

yang datang dengan berpura-pura

Dan tidak ada kebaikan dalam kesendirian menghianati kekasihnya *** dan menjumpainya

dari cinta yang jauh dengan kekakuan

Dan mengingkari kehidupan yang telah mendahului perjanjiannya *** dan menampakkan

rahasia yang kemarin tersembunyi

Kuucapkan selamat jalan pada dunia jika tidak ada *** teman yang jujur yang tepat janji

dan adil

Dan terahir aku memohon kepada Alloh yang Maha Tinggi dan Kuasa agar aku diberi taufik

pada nasihat-nasihat ini yang aku butuhkan – pertama – kemudian aku nasihatkan dengannya

saudara-saudaraku – kedua – dan masing-masing kita membutuhkan nasihat-nasihat dan

pengarahan-pengarahan. Maka kebenaran adalah lebih berhak untuk diikuti dan segala puji

bagi Alloh yang awal dan ahir.

Ditulis oleh :

Abu „Abdis Salam Hasan bin Qosim AlHasani ArRoimy

Imam dan Khothib Masjid Al Imam AlWadi‟iy, Ta‟iz – AlJauban – Mufarriq Az Zahidah, 6

Robi‟ul Akhir 1431H.

Page 58: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

58

Page 59: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

59

Page 60: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

60

Page 61: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

61

Page 62: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

62

Page 63: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

63

Page 64: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

64

Page 65: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

65

Page 66: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

66

Page 67: 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia

67