178. Tabir Delapan Mayat

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    1/124

    1

    DENGAN bunga matahari yang telah diberimantera sakti oleh Nyi Roro Jonggrang, Ratu Randangberhasil melenyapkan tanda Pukulan Delapan SukmaMerah yang ada di kening dan dada Pendekar 212Wiro Sableng. Sebagai ucapan terima kasih, Wiromencium si nenek sampai empat puluh kali. BiasanyaRatu Randang yang selalu duluan mencium sangpendekar. Gembira tak terhingga mendapat ciumanbegitu banyak, walau bibirnya jadi jontor, si nenekcantik segera hendak menolong Dewi Ular. Saat itu

    Dewi Ular memang dalam keadaan cidera akibatntrokan kekuatan tenaga dalam dan kekuatan gaibdengan Pangeran Matahari dan Sinuhun Muda yangdibantu Sinuhun Merah serta bocah Ksatria

    Junjungan Dirga Purana. Walau keadaannya sepertiitu, namun Dewi Ular dengan polos minta agar sinenek lebih dulu menolong Raja Mataram yang saatitu tergeletak ditemani Jaka Pesolek, si gadis cantik

    berkumis halusRatu Randang tidak ingin meninggalkan Dewi

    Ular begitu saja. Maka dia tetap saja lebih dulumenolong gadis alam roh itu dengan mengusapkanbunga sakti ke bagian depan dan belakang Dewi Ular.Namun setelah si gadis sembuh, entah mengapa sinenek berlaku iseng. Pakaian Dewi Ular di sebelahbawah disingkap lalu bunga matahari diusapkan ke

    bagian terlarang di bawah perut Dewi Ular."Hai Nek! Kau ini gila apa?!" Teriak Dewi Ular."Kau bilang aku gila! Nanti lihat saja! Pasti

    banyak lelaki yang tergila-gila padamu! Hik... hik...hik!" Ratu Randang tertawa panjang.

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    2/124

    "Nek, bagaimana kalau nanti karena kualatbunga itu hilang kesaktiannya. Padahal kau belummenolong raja!" Teriak Dewi Ular pula.

    Teriakan Dewi Ular membuat Ratu Randang

    diam-diam merasa khawatir juga. Si nenek segeramendatangi Raja Mataram yang saat itu ditemani oleh

    Jaka Pesolek si gadis cantik berkumis halus yangpunya ilmu kepandaian menangkap petir.

    Terpengaruh oleh teriakan Dewi Ular, selintas pikiranmuncul di benak si nenek. Dia berusaha mencaripenangkal agar benar-benar tidak ditimpa kualat.Maka bunga matahari diusapkannya ke dada Raja

    Mataram Rakai Kayuwangi Lokapala.Walau cidera di tubuh Raja lenyap setelah diusap

    bunga, namun saat itu pula muncul gejala aneh. SangRaja melompat bangkit sambil mengusap dada yangbergerak turun naik. Kepala mendongak, matamenatap kosong ke arah langit lalu berkedap-kedip.Dari mulut terdengar suara mendesah tiada henti.

    Melihat keadaan Raja yang seperti tengah

    membayangkan dan merasakan sesuatu yangmenyenangkan, timbul hasrat Jaka Pesolek inginmelihat dan memegang bunga matahari. Ketika sinenek menampik, maka gadis ini langsung merampasbunga. Bunga matahari kemudian diusap danditekan-tekan berulang kali ke aurat di bawah perut.

    Tak selang berapa lama Jaka Pesolek keluarkanjeritan keras lalu jatuh tertelentang. Mata membeliak,

    dua bola mata berputar-putar. Mulut tersenyum-senyum dan keluarkan suara mendesah-desah.

    Si nenek tertegun. Memandang ke arah Raja lalukembali pada Jaka Pesolek. Tiba-tiba si nenekmembungkuk mengambil bunga matahari yangtercampak di tanah. Seperti yang dilakukan Jaka

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    3/124

    Pesolek, bunga sakti itu lalu ditekapkan ke bagianbawah perutnya.

    Tidak menunggu lama, "Oala Oala! Inirupanya!" Ratu Randang berteriak berulang kali.

    Lutut goyah, tubuh limbung lalu jatuh tertelentang diatas sebuah batu. Pinggang dan pinggul menggeliat-geliat. Mata yang juling mendelik memancarkancahaya berseri mulut menganga dan lidah terjulurbasah.

    Di lereng bukit sebelah atas Sakunta adewi aliasDewi Kaki Tunggal membantu Wiro bangkit berdiri

    "Wiro, aku mendengarsuara orang berteriak-

    teriak dan tertawa cekik kan di bawah sana. Anehrasanya dalam keadaan seperti ini ada orang mas hbisa tertawa.."

    "Aku juga mendengar. Itu suara teriakan RajaMataram Yang tertawa cekikikan sepertinya RatuRandang dan gadis

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    4/124

    aneh bernama Jaka Pesolek. Sebelumnya akuseperti mendengar suara teriakan Dewi Ular Kitaharus segera menyelidik apa yang terjadi."

    SEWAKTU sampai di lereng bukit sebelah bawahWiro dan Sakuntaladewi terheran-heran menyaksikankeadaan Raja Mataram. Ratu Randang dan JakaPesolek. Di tanah, di samping sosok Jaka Pesolektertampak Bunga Matahari sakti. Dengan cepatSakuntaladewi mengambil bunga itu.

    "Apa yang terjadi. Mereka kelihatan seperti orangmabok Bica a seperti orang mengigau." Kata

    Sakuntaladewi sambil memperhatikan tiga orang itusatu persatu.

    Wiro menggaruk kepala lalu berkata. "Tidak adaminuman keras di bukit ini. Mereka tidak mengigau.

    Jangan-jangan mereka kemasukan roh haluspenghuni bukit"

    "Aku tahu puluhan bahkan mungkin ratusan rohberkeliaran di bukit ini. Tapi bisa juga ini pekerjaan

    jahat Sinuhun Merah Penghisap Arwah." kataSakuntaladewi pula. Sekali lompat dia sudah beradadi hadapan Raja Mataram

    Begitu melihat ada perempuan di depannyasepasang mata Raja Mataram membesar. Bibirbergerak-gerak. Raja berusaha bangkit tapi hanyamampu duduk di tanah. Tangan kanan diulur, tangankiri mengusap dada lalu mulut keluarkan ucapan.

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    5/124

    "Ah... Aku sungguh bahagia Aku senangmelihatmu.

    Dara cantik, apakah kau datang hendakmenolongku? Mengapa kau tampak bersedih?

    Bergembiralah di hadapan Rajamu!"Wajah Sakunta adewi alias Dewi Kaki Tunggal

    saat itu memang sedih dan cemas melihat keadaanRaja Mataram Raka Kayuwangi. Sementara itu banyakorang telah berada di situ termasuk dua istri danbeberapa putera puteri Raja tidak berani mendekatMereka malah bersurat mundur. Takut kalau tiba-tibaRaja diluar sadar menjatuhkan tangan kasar.

    Sakuntaladewi gelengkan kepala. "Tidak mungkinRaja Mataram berperi laku seperti ini. Aku mau lihatMahlu k halus atau jin atau roh jahat apa yang telahmenguasai Rajai" Sakuntaladewi lalu pentang lima jaritangan kanan hingga memancarkan cahaya biru.Kelima jari itu kemudian ditusukkan ke batok kepalaRaja sambil berucap "Yang Mulia, maafkan saya!"

    Desss!"

    Lima cahaya biru yang semula memancar hendakmemasuki batok kepala Raja Mataram tiba-tibamencuat berbalik kembali, masuk ke dalam tanganSakuntaladewi disertai dorongan dahsyat hingga gadisberkaki satu ini terpekik dan terpental sampai tigalangkah

    "Bukan mahluk halus bukan roh jahat! Lalu apaini?!" Sakuntaladewi berucap dalam hati tereran-

    heran sambil usap tangan kanan dengan tangan kiriyang terasa kesemutan

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    6/124

    Tanganku tidak cidera. Tapi ada hawa anehmembuat habku seperti berbunga-bunga. Hyang JagatBathara. Saya mohon perlindungan untuk RajaMataram dan kami semual"

    DI tempat lain Jaka Pesolek yang saat itutergeletak di atas tubuh Ratu Randang sambilmelejang-Jejangkan kaki perlahan-lahan bergerakberdiri. Tubuh terhuyung-huyung, mata m erammelek, lidah dljulur-julurmembasahi bibir. Sambillambaikan tangan kanan ke arah Pendekar 212sementara tangan kiri menekap bagian bawah perutdia mengulum senyum dan berkata.

    "Pemuda gagah idamanku kekasihku. Pendekar yang mampu mengeluarkan petir dari tangan kanan.Mengapa kita bdak bermain petir-petiran? Ohh "

    Kening Pendekar 212 mengerenyiL Kepaladigaruk, i

    "Sobatku cantik, aku suka-suka saja bermainpetir-petiran denganmu. Tapi saat ini aku rasa kautelah kesambat setan kesasaratau kemasukan jin

    Bukit Batu Hangus..."" hh B caramu membuat aku merinding.

    Kemarikan tanganmu. Aku suka tangan besar dankuat Ayo..."

    "Eh kau mi gila benaran rupanya!" Kata VHrosambil melangkah mundur kebka Jaka Pesolekhendakmenarik tangan kanannya.

    Tiba-tiba di atas batu, sosok Ratu Randang

    menggeliat Didahului suara tawa ekikjkan nenek inibangkit dan duduk d atas batu. rambut serta pakaianawut-awutan tak kaiuan.

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    7/124

    "Anak muda yang aku kenal dengan nama WiroSab eng berjuluk Kesatna Panggilan. Mengapa maumemperbodoh diri bicara dengan lelaki yangberpakaian dan berdandan seperti perempuan? Apa

    enaknya?! hik hik Aku perempuan asli tempat danaku suka bersenang-senang dari siang sampai malam,sampai pagi. H kkk hikk Si nenek tertawa cekikikansambil busung-busungkan dada.

    Murid Sinto Gendeng jadi terkesiap, memandangmendelik tak berkesip

    "Nek. kau...kau juga ikutan gila..?! Celaka! Apaini yang sebenarnya terjadi?"

    Ratu Randang menjawab dengan mencibirkanbibirnya yang jontor. Mata juling d kedap kedip,tangan dilambaikan memberi isyarat agar Wiro datangmendekat

    "Ada yang aneh Aku melihat mereka bertigaselalu memegangi bagian tubuh tertentu. Mengapa?Ada yang salah urat atau ada yang mau copot?!"

    Baru saja Wiro berucap seperti itu tiba-tiba

    didahului tenakan keras dan unjukkan wajah gemasRatu Randang dan Jaka Pesolek bers rebut cepatmelompat hendak merangkul sang pendekar1

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    8/124

    2

    WIRO melompat mundur. Dia berhasil

    mengelakkan sambaran Ratu Randang. Tapi tidakmampu menghindar dari Jaka Pesolekyang memilikigerakan secepat kilat menyambar. Kamp i sajapinggangnya akan kena dipeluk oleh si gadis berkumishalus dan wajahnya hendak dicium tiba-tiba satubayangan hijau berkelebat Gerakan yang sebatmembuat Jaka r Pesolek terjajar ke belakang

    "Oala! Peiempuan mana yang cemburu buta. Jika

    memang suka mengapa tidak melakukan bersama-sama! Hik hik..hik! Jaka Pesolekhenbkantawa,matadikedap-kedip ketika melihat siapa yangada di hadapannya Ah gadis cantik berjuluk Dewi Ularrupanya!" Ucap Jaka Pesolek. "Aku kira siapa! Akutahu kau sudah mengenal Kesatria Panggilan jauhlebih dulu dariku. Kalau kau memang mau duluanpula bercinta dengannya aku mengalah. Atau kau

    mau berbaik hab ingin bersenang-senang dengndinku saja Bukankah aku sudah bilang kalau aku inibisa jantan bisa betina? Hik...hik...hik..."

    -Plaaakk!"Satu tamparan keras membuat aka Pesolek

    terpekik

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    9/124

    Tubuhnya jatuh terduduk di tanah tapi dengancepat berdiri kembali sambil tidak lupa tangan kiritetap masih memegang bagian bawah perut Walaudiperlakukan seperti itu sampai sudut bibirnya

    berdarah tapi Jaka Pesolek tampaknya bdak marahMalah dia kembali tertawa cekikikan dan berkata.

    "Hik..hik! Keras juga tamparanmu. Pipiku tidaksakit, tapi hariku kau buat bergetar Kau benar-benargadis penuh kehangatan Apakah kau mau "

    "Diami" Bentak orang yang barusan menampar Jaka Pesolek yang ternyata Dewi Ular adanya. Gadiscantik alam roh yang mengenakan pakaian sutera

    hijau tipis ini berdiri sambil tangan kiri memegangbawah perut, satu hal yang sejak tadi menjadiperhatian Wiro dan juga Sakuntaladewi

    "Kita semua sudah kena kualat Tahu?!" TeriakDewi

    Ular"Kalau kualatnya enak siapa takut?!" Tukas Jaka

    Pesolek sambil usap-usap pipi dan kedipkan mata

    pada Dewi Ular. membuat gadis dari alam gaib ini jaditambah jengkel. Kalau saja tidak sudah menganggap

    Jaka Pesolek sebagai teman, pasb saat itu jugaditerjangnya.

    Dari balik pakaian Jaka Pesolekmengetuarkancermin, memperhatikan wajari. Lalucepatdiamengeluarkan bedak dan memuputi seluruhwajah, terutama bagian pipi yang tadi kena ditampar.

    "Dasar banci kesasar Maki Dewi Ular. JakaPesolek

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    10/124

    yang dimaki cuma tersenyum lalu runcingkanbibir

    "Kunu Ambm apa sebenarnya yang telah terjadi?"Bertanya Pendekar 212.

    "Sahabat kualat apa maksudmu?" Sakuntaladewiikut

    bertanya."Nenek gatal ini yang jadi gara-gara!" Kembali

    Dewi Ular berteriak dan kali ini sambil menudingtepat-tepat ke arah Ratu Randang. Yang ditudingtampak berkerut keningnya, menghela nafas panjangdan goleng-golcng kepala. Nenek bertubuh tnggi ini

    setengah berbisik bertanya. "KunbAmbiri. aku maujawabanmu sejujurnya. Waktu bunga itu aku usapkanke anumu apa..apa kau pakai celana atau tidak?"

    Wiro dan Sakuntaladewi yang sempat mendengarucapan si nenek jadi saling pandang terheran-heran.

    Sepasang mata Dewi Ularmendelik besar."Nenek bermulut comberan! Segala yang bukan-

    bukan kau tanyakan Bentak Dewi Ular. "Kalau aku

    memang tidak pakai celana kau mau apa?lRatu Randang terperangah. Wajah berubah.

    Mulut yang ternganga kemudian berkata."Oalal Disitu kualatnya. Jadi bukan aku yang

    salah!"Dewi Ular tidak dapat lagi menahan marahnya.

    Dia melompat hendak menyambar rambut awut-awutan si nenek. Tapi Wiro cepat mencegah.

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    11/124

    Nek, lekas katakan apa yang terjadi." Kata Wiropula.

    "Aku...aku tidak sengaja. Hanya mau iseng...""Tidak sengaja apa! Kau sengaja menyingkap

    pakaianku. Iseng membawa celaka!""Sahabat lekas katakan apa yang terjadi. Kenapa

    semua kalian di sini pada memegangi bagian bawahperutdan bersikap aneh seperti orang kesurupan..."Sakuntaladewi kini yang bertanya.

    "Kau mau tahu apa yang terjadi? Dewi Kaki Tunggal, mari, ikuti aku! Kau lihat sendiri apa yangterjadi dengan auratku!" Jawab Dewi Ular. Lalu dia

    menarik tangan kiri Sakuntaladewi dan membawanyake balik satu pohon besar Ketika Wiro hendakmengikuti dia segera membentak. Tetap di tempatmu!

    Jangan mau tahu urusan perempuan!"Di balik pohon besar Dewi Ular menarik ke atas

    tinggi-tinggi pakaian hijaunya. "Kau lihat sendiri!Katanya pada gadis kaki tunggal.

    Dari balik pohon Wiro mendengar suara

    Sakuntaladewi terpekik lalu tampak gadis berkakisatu ini buru-buru melompat keluar dengan wajahkelam merah. Wiro cepat mendatangi lalu bertanya.

    "Ada apa? Apa yang diperlihatkan gadis itupadamu?" Tenggorokan Sakuntaladewi bergerak turunnaik. Kepala digelengkan.

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    12/124

    Kalau kau tidak mau memberi tahu ya sudah.Kita harus melakukan sesuatu untuk menolongorang-orang lainnya."

    Wiro memutar tubuh tapi lengannya cepat

    dipegang oleh Sakuntaladewi. Gadis ini kemudianberkata gagap dan setengah berbisik.

    "Aku aku tidak tahu apakah Dewi Ular ituseorang lelaki atau perempuan..."

    "Maksudmu?" Tanya Wiro.

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    13/124

    3

    KETIKA Sakuntaladewi tidak menjawab Wiro

    berkata "Aku bisa menduga apa yangdiperlihatkannya padamu. Apa dia memiliki dua jenisanu...Maksudku apa anunya bertambah lengan anulaki-laki?"

    Sakuntaladewi menggeleng. "Dia tidak punya apa-apa...-"

    "Tidak punya apa-apa bagaimana?!" Tanya Wiropula.

    "Anunya...semuanya kulihat licin belaka." Hati?Wiro terbelalak, menggaruk kepala. Hendak tertawabergelak tapi cepat menutup mulutnya.

    Dewi Ular memberi tahu kalau nenek bernamaRatu Randang itu mengusapkan Bunga Matahari saktike bagian bawah perutnya..."

    "Nenek sinting! Bunga sakti dijadikan mainan! Tapi mengapa sekarang mereka jadi tidak karuan

    begini rupa?!"Kurasa mereka semua telah kejatuhan kualat.

    Itu yang dikatakan Dewi Ular. Wiro, aku bingungi Aku juga tidak mengertil Sebaiknya cepat kau tanyakanlangsung pada nenek itu apa yang telahdilakukannya!"

    Tidak tunggu lebih lama Wiro segera mendatangiRatu

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    14/124

    Randang. Belum sempat Wiro bertanya si neneksudah bicara duluan.

    "Aku akan ceritakan. Aku akan katakan! Setelahmengobati dirimu, aku menemui Dewi Ular Gadis itu

    minta agar aku menolong Raja lebih dulu. Aku tidakpergi begitu saja. Aku menyapukan Bunga Mataharike beberapa bagian tubuh Dewi Ular yang cidera. Laluaku cuma iseng. Bunga Matahari aku susupkan kebalik pakaiannya dan kuusapkan ke bagian bawahperutnya. Aku...aku tidak tahu apa saat itu dia pakaicelana dalam atau tidak. Dewi Ular kudengarberteriak khawatir kalau aku akan kena kuaiatdan

    Bunga Matahari akan hilang kesaktiannya. Ketika akumenolong Raja, karena takut benar-benar kualat akupunya pikiran sebaiknya Bunga Matahari itu akusapukan pula ke bagian bawah perut Raja..."

    "Gilai" Teriak Wiro.Cerita si nenek terhenti sebentar lalu dia

    melanjutkan."Ketika hal itu kulakukan Raja Mataram memang

    sembuh tapi ternyata satu malapetaka telah menimpadirinya. Raja tampak seperti orang yang menggelorahasratnya. Hal yang sama juga terjadi dengan JakaPesolek. Gadis itu meramp m bunga dari tangankulalu mengusapkan ke bawah perutnya Lalu.. lalu akuikutan melakukan hal itu. Oh enaknya. Tiba-tiba sajaaku merasakan satu hal yang luar biasa nikmat.Aku...aku...kau lihat sendiri. Oh aku ingin sekali

    bercinta dengan dirimu.."

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    15/124

    "Nenek siali Biar aku hajar dulu mulut cabulmu.Ku pecah kan kepalamu yang berotak mesum

    Yang membentak adalah Dewi Ular yang saat itusudah keluar dari balik pohon besar. Gadis alam roh

    delapan ratus tahun mendatang ini langsungmenyerang dengan satu jotosan tangan kanan kekepala Ratu Randang.

    Wiro cepatmemeluk Dewi Ular dan berbisik."Jangan ikuti amarahmu. Kita harus mencari jalanagar bisa keluar dari kejadian aneh ini..."

    Dewi Ular tersenyum. Mata berbinar bercahaya. Tiba-tiba dia balas memeluk kencang sekali,

    kemudian mencium Wiro. Setengah keiagapan Wiroberkata.

    "Kunti, lepaskanl Aku tahu kau diluar alamsadar. Tapi jangan beginil"

    Bukannya melepaskan rangkulan tapi sambiltertawa bergairah Dewi Ular malah memctuksangpendekar tambah kuat

    "Kunti. maafkan aku. Aku terpaksa menotokmul"

    Dengan satu gerakan cepat Wiro menotok uratbesar di punggung Dewi Ular. Yang ditotok menggeliat,sepasang mata berbinar-binar. Lalu tubuhnya diamtak bergerak.

    "Wiro, kau tega aku bercinta seperti oranglumpuh tiada gairah...?"

    Wiro gerakkan tangannya sekail lagi. Kali inimenotok urat besar di pangkal leher Dewi Ular. Saat

    itu juga si gadis tidak bisa lagi mengeluarkan suara.Wiro berpaling pada

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    16/124

    Sakuntaladewi."Dewi, aku akan menolong Raja. Kau lekas

    menolong Ratu Randang dan Jaka Pesolek..." Laludengan cepat Wiro melompat ke tempat Raja duduk

    tersandar di batu besar.Ketika Sakuntaladewi mendatangi Ratu Randang

    hendak menolaknya, si nenek menyambut dengansenyum mesra dan dua tangan dikembang

    "Kau hendak menotokku? Aku sudah siap.Carilah bagian tubuhku yang kencang. Hik...hik..hik!"

    Lalu breetti Ratu Randang robek dada pakaian

    yang memang sudah tidak karuan hingga auratnyasebelah atas tersembul putih dan masih kencangiWiro terkesiap. Sakuntaladewi cepatmembuang muka.

    Di saat itulah tiba-tiba satu bayangan merahberkelebat.

    "Ratu Randang, orang-orang ini hanyamenggerocoki kita. Mari kita mencari tempat yangtenang dan indahi Hlk...hik.iilkJ"

    Lalu wuutttj Tubuh si nenek lenyap dari tempatitu.

    "Jaka Pesolek! Kau mau bawa kamana nenek Hu!Kembari ke sini!" Wiro berteriak sambil menatap jauhke udara di atas bukit dimana Jaka Pesolek tampakseperti terbang, memanggul Ratu Randang di bahukiri.

    "Aku akan mengejar!" Kata Sakuntaladewi pula

    "Percumal Gadis itu punya kecepatan seperti kilatKita tidak mungkin mengejar. Lebih baik cepatmenolong Raja..."

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    17/124

    "Dewa Agung! Hyang Jagat Bathara!" MendadakSakuntaladewi berteriak.

    "Ada apa Dewi?!" Tanya Wiro."Bunga Matahari yang tadi aku pegang tak ada

    lagi!" Jawab gadis berkaki satu dengan wajah tampakpucat

    "Pasti gadis berkumis itu yang mengambil. Hanyadia yang mampu melakukan karena memilikikecepatan gerak seperti kilati Jika bertamu aku akanmemberi pelajaran padanya!"

    "Aku kawabr Kalau bunga itu disalah gunakan,keadaan bisa semakin tidak karuan *

    Sakuntaladewi kemudian terdiam. Ingatannyamasih ke bunga yang hilang namun tiba tiba saja diamenyadari satu hal.

    Wiro.Aku mendadak ingat seseorang." berkataSakuntaladewi sambil layangkan pandanganberkeliling. "Apa? Siapa Dewi?"

    "Anak perempuan itu. Ni Gatril Sejak tadi akutjdak melihat dirinya..."

    "Astaga! Aku sampai lupa anak itu!" Wirotersentak kaget, baru sadar. Memandang berkelilingdia berteriak memanggil Ni Gatri Orang-orang yangada di bukit Ikut membantu berteriakdan mencari.Namun anakperempuan empat belas tahun itu tidakberhasil ditemui. Orang-orang di Bukit Batu Hangusmenjadi gempar.

    "Wiro, kau ingat ketika sinar kuning kemerahan

    turun

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    18/124

    dari langit?" Kata Sakuntaladewi pula. "itu adalahcahaya kesaktian Dirga Purana, Kesatria Junjungan

    yang membantu Sinuhun Muda dan Sinuhun Merah.""Aku khawatir seseorang telah menculik anak itu.

    Mungkin sekali bocah keparat yang kau sebutkannamanya barusan! Gilai Urusan yang ada belumselesai) Datang lagi satu masalahl" Wiromerutukhabis-habisan. Kepala digaruk berulang kali

    "Dewi. bantu aku mencari anak itu di seluruhbukit Aku harus menolong Rajai" Kata Wiro lalumelompat mendatangi Raja Mataram yang dudukditanah tersandar ke sebuah batu. Tangan kiri masih

    terus menekap bagian bawah perut sementara mataberkedap kedip meram melek dan mulut senyum-senyum.

    Wiro tarik tangan kiri Raja Mataram.Rakai Kayuwangi angkat kepala, menatap tajam

    tapi tersenyum pada Wiro."Kesatria Panggilan, jangan berani mengganggu

    kesenanganku. Jka kau Ingin..."

    Ucapan Raja hanya sampai di situ karena dengandua jari tangan kirinya Pendekar 212 menotok uratbesar di dada kiri, membuat Rakai Kayuwangi lumpuhdan sekaligus tak bisa bicara.

    Di tempatnya tegak tertegun, Dewi Uiar kerahkanhawa sakti yang adadi perutnya. Sepasang matamemancarkan cahaya hitam. Dari ubun-ubunmembersit samar kepulan asap kuning

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    19/124

    kemerahan. Ini pertanda bahwa gadis alam rohini walau sedikit namun telah memiliki sebagian ilmukesaktian Sinuhun Merah Penghisap Arwah.

    "Desss...desss!"

    Dengan kesaktiannya Dewi Ular mampumemusnahkan totokan yang membuat tubuhnya kakudan tak bisa bicara. Gadis ini melompat ke hadapanWiro dan Sakuntaladewi. Tangan kiri dibawah perut,hembusan nafas terasa keras dan panas. Sepasangmata berpijar aneh. Lidah teijulurmerah dan I asah.

    "Sahabat berdua. Aku tak sanggup berada lebihlama di sini. Aku.aku tubuhku semakin panas. Aku

    mulai merasa gatal tak karuan! Dewi Kaki Tunggal,kau mana mungkin mau m enolongku. Kitabersamaan jenis. Dan kau Wiro, saat ini hanya kau

    yang mampu menolong dan itu memang sangat akuharapkan. Tapi apakah kau bersedia? Aku akanmengejar kedua orang itu." Setelah diam sejenak DewiUlar lanjutkan ucapan sambil menatap ke arahSakuntaladewir "Aku sempat melihat ij adis aneh itu

    mengambil Bunga Matahari dari tanganmu. Bunga itu yang menjadi pangkal celaka. Haya bunga itu pulayang b s a menyembuhkan!"

    Dewi Ular goyangkan dua bahunya.Wuss!"Saat itu juga wajah dan sekujur tubuhnya yang

    molek berubah menjadi sosok seekor ular hitam besarberkepala putih.

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    20/124

    "Aku pergi sekarangl""Kunti Ambiri! Tunggul" Teriak Wiro.

    Tapi ular hitam besar telah melesat ke udara, kearah lenyapnya Jaka Pesolek dan Ratu Randang.

    "Kunti Ambiri! Jangan pergi! Kami butuhbantuanmu di sini! Kembali Wiro berteriak lagi.

    DI udara siang yang mulai terik terdengarjawaban Dewi

    Uar."Kalian berdua tidak usah memikirkan diriku.

    Harap kalian mau menolong dan membawa Rajabersama para pengikutnya ke Kotara/a.

    Dari atas sini aku hhat genangan air merahsudah surut Keadaan cukup aman. Namun tetapberlaku waspada Sinuhun Muda dan Sinuhun Merahpasti akan muncul lagi secara bdak terdugal Wiro,

    Jika aku bisa selamat dari malapetaka gila ini. akutunggu kau di Candi Kalasanl Uuuhhhh P

    "Candi Kalasan...?" Ujar Sakuntaladewi pula. Diacoba mengingat-ingat tapi karena jalan pikiran sedang

    kacau gadis kaki satu ini bdak mampu melakukan.Akhirnya dia berkata pada Wiro.

    "Wiro, aku harus mendapatkan bunga saktipemberian Nyi Roro Jonggrang itu kembali. Aku harusbertanggung jawab kalau sampai terjadi apa-apa.Dewa Agung, jangan sampai Nyi Roro Jonggrangmarah besar padaku! Aku akan mengeja/ JakaPesolek. Ratu Randang dan Dewi Ular."

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    21/124

    "Tapi Dewi. masih banyak yang harus kitalakukan di tempat ini. Menolong Raja. mencari NiGatri. Tunda dulu kepergianmu..."

    Tiba-tiba dari arah lereng bukit sebelah selatan

    melayang benda hitam berbentuk peb hitam besaryang bukan lain adalah sebuah peti mati Penutup petimati dalam keadaan terbuka. Di dalam peti berdiriempat mahluk aneh yang tentu saja adalah EmpatMayat Aneh atau Empat Mayat Bersaudara! Keempatmahluk ini melambai-lambaikan tangan ke arahSakuntaladewi sementara peti mati dengan cepatmelayang turun ke bawah.

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    22/124

    4

    SEBE LUM peti mati menjejak bagian tanah rata

    di Bukit Batu Hangus, Empat Mayat Aneh sudahberlompatan keluar. Selain tubuh memancarkancahaya kecoklatan empatmah ukaneh inisebagaimana biasa unjukkan sikap dan sifat masing-masing. Mayat Aneh Kesatu berdiri sambil menutupmata dengan kedua tangan. Mayat Aneh Keduamenutup mulut juga dengan dua tangan, sedangMayat Aneh Ketiga tekapkan dua tangan ke telinga

    kiri kanan. Mayat Aneh Keempat sambil cengengesanberdiri dengan dua tangan menekap kemaluan!

    Lalu satu persatu Empat Mayat Anehmenyerukan ujar-ujar.

    Pel hara mata hanya melihat kebaikan.""Pelihara mulut hanya bicara kebaikan.""Pelihara telinga hanya mendengar kebaikan.""Pelihara kemaluan hanya untuk kebaikan."

    "Empat Mayat Aneh..." Ucap Wiro perlahansambit menggaruk kepala. "Mudah-mudahan merekamuncul dengan niat baik membantu. Bukannyamalah menambah kaluturusanl"

    Empat Mayat Aneh melangkah mendekatiSakuntaladewi. Dua tangan serentak diturunkan kesamping

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    23/124

    lalu keempatnya membungkuk memberipenghormatan. Mereka juga memberikanpenghormatan pada Pendekar 212 dengan cara yangsama.

    "Sahabatberdua, kami gembira bisamenemuikalian di sini." Berkata Mayat Aneh Pertama atauMayat Aneh Kesatu.

    "Dewi Kaki Tunggal, kami datang meneruskanrencana yang tertunda," menyambung Mayat AnehKedua.

    "Rencana yang tertunda? Rencana apa?" tanyaSakuntaladewi.

    "Ingat beberapa waktu lalu kami inginmembawamu..."

    "Membawa atau menculik?" Sakuntaladewimemotong ucapan Mayat Aneh Kedua

    Yang menjawab Mayat Aneh Keempat. "Kamitidak bermaksud jahat. Kami waktu itu siapmembawamu ke Candi Kalasan..."

    "Candi Kalasanl" Kata Sakuntaladewi yang kini

    jadiingat"Empat Mayat Aneh mengapa kalian

    hendakmembawa sahabatku ini ke Candi Kalasan?"Wiro yang sejak tadi diam saja ajukan pertanyaan. Diatiba-tiba saja ingat pulapada ucapan Dewi Ularsebelum melesat lenyap di udara bahwa gadis alamroh itu akan menunggu dirinya di Candi Kalasan.

    "Ada apa di Candi Kalasan?" Pikir Pendekar 212.Mayat Aneh Keempat saling pandang dengan tiga

    saudaranya. Mayat Aneh Kedua berkata. "KesatriaPanggilan,

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    24/124

    kau Kesatria yang d hormat di negeri ini. Namunkami tidak bisa mengatakan. Yang pasti kami tidakbermaksud jahat terhadap gadis yang akan menjadicalon istrimu ini..."

    Wiro jadi terkesiap mendengar kata-kata MayatAneh Keempat itu. Kaulan Sakuntaladewi alias DewiKaki Tunggal rupanya sudah diketahui banyak orangdi Bhuml Mataram.

    "Kesatria Panggilan, jika kau ingin tahu kamisangat mengharapkan sllahkan ikut bersama kami."Berkata Mayat Aneh Keempat

    "Aku tidak akan meninggalkan bukit ini. Raja

    harus ditolong. Juga keluarganya. Banyakorang tuadan anak-anak yang terlantar di sini. Kehadiranku diBhumi Mataram justru atas keinginan Raja. Dalamkeadaan seperti ini masakan aku akan meninggalkanbeliau?" Wiro lalu melangkah ke tempat Raja Mataram

    yang saat itu telah terbujur di tanah, dikelilingi paraIstri dan putera putennya. Nenek bermuka bulattanpa alis dan berdandan medok Rauh Kalidathi

    berjalan mengikuti Wiro."Kesatria Panggilan, kita harus segera membawa

    Raja ke Istana di Kotaraja. Turuti apa yang dikatakanDewi Ular tadi genangan air merah sudah surut dankeadaan sudah cukup aman."

    Wiro menggeleng. "Raja memang perludiselamatkan dengan segera. Tapi jangan dibawa keKotaraja. Raja Mataram dan keluarga serta para

    pengikutnya sebaiknya lebih dulu dibawa ke satutempat aman, rahasia tersembunyi. Raja dan

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    25/124

    para pembantu kepercayaannya perlu menyusunrencana. Bila keadaan benar-benar aman baru nantiberangkat ke Kotaraja."

    Tapi bagaimana kalau orang-orang Sinuhun

    Keparat itu menduduki Keraton?" Tanya RauhKalidhati.

    "Aku tidak menduga mereka akan melakukan halitu. Jika memang benar mengapa sampai saat inimereka tidak berkeliaran di Kotaraja? Keraton hancurlebur bisa dibangun lagi. Tapi kalau nyawa manusiasekali amblas apa ada cadangan engganb Padahalsangat jelas tujuan utama Sinuhun nyawa kembar itu

    adalah menghabisi Raja Ulu membunuh kita-kita initermasuk aku dan kau..."

    "Sinuhun keparat! Rauh Kalidathi menyumpah.Nek, apakah kau tahu satu tempat rahasia untukmenyembunyikan Raja...?"

    Si nenek berjubah biru berpikir sambil terusmelangkah Dua langkah di depan nenek ini berhentidan berkata.

    "Di Bhumi Mataram saat ini boleh dibilanghampir tidak ada lagi tempat yang aman. SinuhunMerah Penghisap Arwah boleh dikatakan mengetahuiseluk beluk negeri ini seperti dia bisa melihat jelastelapak tangannya." Si nenek kembali berpikir-pikir.Sebelum keduanya sampai di hadapan Raja. RauhKalidathi berkata agak berbisik. "Aku ingat satutempat rahasia. Mungkin hanya ini satu-satunya

    tempat yang aman.""Dimana?" tanya Wiro."Satu tempat angker yang disebut Sumur Api.

    Terletak

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    26/124

    di sebuah rimba belantara antara kawasanPrambanan dan Kali Dengkeng."

    "Aku pernah diceritakan riwayat sumur itu.Munculnya tiga tahun silam menjelang terjadi

    pemberontakan besar Nek, apa kau maumenceburkan Raja ke dalam sumur sempit itubersama anak istri dan puluhan pengikutnyatermasuk dirimu sendiri?"

    "Hussl Jangan bicara begitu." Jawab si nenek.Hik hik Aku tidak tolol. Aku tahu jalan belakanguntuk mencapai bagian bawah sumur yang aman.Konon tempat itu masih selalu menjadi perhatian

    Satria Lonceng Dewa Mimba Purina karena di sanalahIbundanya pernah tinggal dan di sana pula diadilahirkan. Serahkan semua padaku. Kau tak usaikhawatir. Yang harus kau kawabrkan adalah anakperempuan bernama Ni Gatri. Aku bdak bisamembayangkan kalau anak itu tarrpai jatuh ketangan Sinuhun Muda. apa lagi Sinuhun Merah. Kau

    juga harus mencari gurumu gadis molek berdandan

    mertor. Jika kau harus pergi, kau juga harusmendapatkan kembali Bunga Matahari yang dibawakabur gadis berkumis haMs bernama Jaka Pesolekitu. Kau dengar sendiri ucapan Devi Ular. Bunga itu

    yang membuat celaka, bunga itu pula yarg akanmenjadi penyembuh. Lalu kau juga harus menolongRau Randang, nenek juling montok dan genit yangaku duga su

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    27/124

    Mayat Aneh berusaha membawanya ke CandiKalasan. Tadi aku melihatdiamulai bimbang..."

    "Aku tidak yakin dia akan meninggalkan kitabegitu saja. Apa lagi bukankah kau sudah dikaulkan

    menjadi calon suaminya? Empatmahluk aneh itu sajatahu. Seorang istri harus ikut apa kata suami.Dimana suami berada disitu sang istri juga harusberada. Kemana suami pergi kesitu pula istrimengikuti Tapi..."

    Tapi apa Nok? Aku belum menjadi suaminya!""Hik...hik!" Rauh Kalidathi tertawa. "Kalaupun dia

    pergi mengikuti Empat Mayat Aneh. maka aku rasa

    pasti ada satu urusan sangat besar yang akanditanganinya. Yang tentunya menyangkutkeselamatan Raja dan Kerajaan. Walau empatmahlukitu ujud mereka salah kaprah, setahukumereka berpihak pada Kerajaan dan pernah menolongRaja Mataram."

    Wiro garuk-garuk kepala. "Lalu kemana akuharus mencari orang-orang itu Nek. Tentang Bunga

    Matahari itu seharusnya gadis berkaki satu itu yanglebih tepat mencarinya Kalau aku tidak salah DewiKaki Tunggal mendapatkan bunga sakti itu dari NyiRoro Jonggrang. Nek, aku pernah bertemu dengan NyiRoro Jonggrang. Kami bicara..."

    "Jangan ngacokl Patung mana bisa bkaral" TukasRauh Kalidathi.

    Wiro terdiam lalu garuk-garuk kepala. Tidak

    berusaha menjelaskan.

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    28/124

    Sementara itu Empat Mayat Aneh terusmembujuk Sakuntaladewi agar ikut bersamamerekahingga gadis berkaki satu ini menjadi bingung.

    Mayat Aneh Ketiga berkala "Dewi. dulu pertama

    kali kau ka.nl ajak melayang di dalam peti mab. kaumengeluh mengatakan di dalam peb sangat gelap danpengap. Tidak bisa melihat pemandangan di luar. Kausaksikan sendiri. Kami sudah membuatkan dua

    jendela di samping kiri dan dua jendela di sampingkanan peti mati. Jika sekarang sekati lagi kau terbangdi udara, kau bdak akan pengap dan kegelapan lagi,nanb kau akan melihat pemandangan yang indah-

    indah seperti yang kau inginkan."Sakuntaladewi tatap empat wajah pucat Empat

    Mayat Aneh. "Mereka membujukku terus. Memaksasecara halus.Aku Jadi curiga. Apakah mahluk-mahlukini dapat dipercaya?"

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    29/124

    5

    SAKUNTALADEWI lalu melirik ke arah peti mati

    hitam besar. Memang saat itu dia melihat ada dualubang besar berbentuk segi empat menyerupai

    jendela di kedua sisi peti. Si gadis berpaling pula kearah lain yaitu ke tempat dimana Wiro dan RauhKalidathi berada bersama Raja.

    "Sahabat berempat, rasanya aku tidak mungkinikut kalian. Bukan saatnya untuk terbang bersenang-senang melihat pemandangan indah. Sementara

    banyak masalah di sini. Bukan cuma menyembuhkandan menyelamatkan Raja serta keluarga dan parapengikutnya, tapi juga bagaimana menemukan anakperempuan yang pernah ikut masuk bersamaku kedalam peti mati. Dia lenyap, sudah dicari tidakditemukan..."

    "Dewi, maksudmu anak perampuan ayuberbadan sintal bernama Ni Gatrl itu?" Tanya Mayat

    Aneh Keempat sambil menekap bagian bawah perutdengan kedua tangan.

    Sakuntaladewi mengangguk,Empat Mayat Aneh saling pandang. Lalu

    dongakkan kepala ke langit dan menghirup udaradalam-dalam. Lalu mewakili saudara-saudaranya

    Mayat Aneh Kesatu berkata.

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    30/124

    "Kuharap kami tidak salah menghirup bau udaraalam gaib. Kam i menduga anak perempuan ituberada di satu tempat di kaki selatan Gunung Merapi.Ada delapan kekuatan aneh yang mengeluarkan

    cahaya kuning kemerahan di sekitar dinnya hinggaanak itu tidak bisa pergi kemana-mana. Kasihan.Kami ingin menolong tapi ada urusan besar yang lebihdulu harus kami lakukan. Yaitu membawamu keCandi Kaiasan."

    "Jika kalian punya ilmu kesaktian menjajakikeberadaan seseorang coba kalian selidiki dknanaberadanya seorang gadis berdandan menor bertubuh

    sintal yang datang dari alam delapan ratus tahunmendatang. Kalau tidak salah namanya SlntoGendeng. Dia guru Kesatria Panggilan."Sakuntaladewi mengalihkan pembicaraan sekaligusIngin menjajal sampai dknana kehebatan EmpatMayat Aneh.

    "Jika itu pintamu, kami akan lakukan. Tapisetelah itu kau harus ikut kami." Kata Mayat Aneh

    Kedua.Tanpa menunggu jawaban si gadis Empat Mayat

    Aneh kembali dongakkan kepala ke langit Mata dpejam hidung menghirup udara dalam-dalam sampaihidung mereka kelihatan melesak. Tiba-tiba keempatnya sama-sama keluarkan jeritan keras, terjajarke belakang nyaris jatuh duduk.

    "Ada apa? " Tanya Sakuntaladewi terkejut

    Dilihatnya tampang Empat Mayat Aneh bertambahpucat

    Mayat Aneh Ketiga menjawab "Ada satu kekuatanhebat dan aneh melindungi gadis itu. Kekuatan anehini menebar bau

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    31/124

    busuk bangkai...""Yang bisa aku! ihat secara samar, kekuatan

    dahsyat itu berujud delapan benda setinggi manusiamembentuk tabir berwarna hitam..." Berkata Mayat

    Aneh Kesatu.Lalu Mayat Aneh Kedua setelah mengusap mata

    menyambung. "Kami mohon maaf. Kami empatbersaudara mohon maaf karena tidak dapatmengetahui jelas dimana keberadaan guru KesatriaPanggilan itu."

    Sakuntaladewi berpikir cepat lalu berkata."Sahabat berempat, jika kalian sudah tahu dimana

    beradanya Nl Gatri lebih baik kalian tolongmenyelamatkan gadis itu. Sementara aku sendirimenyelamatkan Raja dan orang-orang yang ada dibukitini. Bukankah itu lebih baik dari pada akuikutdenganmu yang urusannya tidak ketahuan apauntrungannya

    Mendengar ucapan Sakuntaladewi, Mayat AnehKesatu berkata. "Dewi, menyelamatkan Kerajaan

    bukan berarti hanya menolong Raja. Raja memangsangatpenbng. Dan banyak cara serta hal lain yangbisa dilakukan untuk menyelamatkan Raja. Seperti

    yang kami katakan, kami membawa dirimu kesatutempat untukmempertamukanmu dengan seseorang.Semua ini adalah juga salah satu bagian dari usahamenyelamatan Kerajaan dan Raja Mataram..."

    "Sahabat berempat dengar..." Kata Sakuntaladewi

    setelah berdiam diri sejurus. "Kau memang memberitahu mau membawa diriku kemana. Candi Kalasan.

    Tapi selama kau tidak

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    32/124

    mau mengatakan aku ini akan dipertemukandengan siapi dan untuk kepaduan apa, maka janganmarah kalau aku tidak mau lkutdengan kalian..."

    "Dewi. waktu kita sangatterbatas Kita harus

    melakukan sesuatu sebelum orang-orang penimbulmalapetaka Malam Jahanam itu bergerak lebih dulu."

    "Sahabat berempat, aku...""Jika kau bersikukuh baiklah, aku terpaksa

    memberi tahu walau ini sebenarnya menyalahi pesanamanat Untuk itu kami berempat mohon ampun padaPara Dewa karena terpaksa berbuat kelirul KataMayat Aneh Ketiga.

    Belum sempat Mayat Aneh Ketiga menyambungucapan memberi tahu siapa adanya orang yang akanditemui Sakuntaladewi bba-tiba dari langit sebelahutara menyambar cahaya kuning kemerahan disertaimelesatnya beberapa sosok anehi

    "Dewi! Awasi Ada orang mengirim cahaya jahatdan mahluk-mahluk aneh pembunuh untukmenghabisi Kita!" Berteriak Mayat Aneh Kesatu.

    "Celaka! Ini mungkin tulah kutuk kemarahanPara Dewa karena kita mau memberi tahu orang yanghendak ditemui di Candi Kerasan. Baru mau memberitahu saja sudah celaka, apa lagi tempat menyebutnamai" Teriak Mayat Aneh Keempat sambil menekapbagian bawah perutnya kuat-kuat

    "Dewi lekas masuk ke dalam peti!" Teriak MayatAneh

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    33/124

    Ketiga begitu di langit dilihatnya ada pula cahayalain menyambar yakni cahaya merah laksana lidah apiraksasa hendak membelah bumi

    Tidak, aku tetap akan menolong Rajai" Jawab

    Sakuntaladewi. Lahi dengan cepat gadis berkaki satuini melesat ke atas. Tubuhnya membal ke udaranamun setengah jalan, sebelum melayang turun ketempat Raja terbaring tiba-tiba Empat Mayat Anehgerakkan tangan kanan masing-masing Krumu

    Secara aneh gulungan kain putih yangmembungkus tangan mereka melesat panjang keudara, melibat dua tangan, pinggang serta kaki kiri

    Sakuntaladewi. Sekali disentakkan tubuh gadis itumelayang turun ke bawah dan masuk ke dalam petimati besar.

    "Retttt!"Empat gulungan kain kembali melibat di tangan

    Empat Mayat aneh."Dewi Kaki Tunggal, harap kami dimaafkan!"

    Berkala Mayat Aneh

    Kesatu. "Keadaan sangat berbahaya Kamiterpaksa memperlakukanmu seperti ini!"

    "Kalian...!" Sakuntaladewi hendak berteriakmarah

    namun suaranya terputus Karena begitutubuhnya tertelentang di lantai peti mati,Sakuntaladewi melihat Empat Mayat Aneh mengusapmulut dan bahu masing-masing. Saat itu juga

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    34/124

    Sakuntaladewi bdak mampu lagi bersuara danmenggerakkan anggota tubuhnya

    Penutup peb diturunkan. Empat Mayat Anehmelompat ke atas peti. Dari bagian bawah peti

    mengepul asap coklat. Di lain kejap peti besar h tamitu telah melesat ke udara.

    Hanya sesaatsetelah peti mati membumbung keudara.

    "Wuusssr"WuuutttrBlaaarrri BlaaarrriCahaya kuning kemerahan dan cahaya merah

    angker berkiblat sama-sama menghantam kelerengbukit sebelah barat Yang dituju adalah peti mati yangdi dalamnya ada Sakuntaladewi serta Empat MayatAneh. Namun saat itu peti mati sudah melesat jauh keudara dan lenyap dari pemandangan. Wiro terkejutmelihat apa yang terjadi. Dalam kedaaan seperti itu

    yang bisa dilakukannya bersama Rauh Kahdathadalah melindungi Raja Mataram dan keluarganya.

    Hantaman cahaya merah dan cahaya kuningkemerahan membuat bebatuan di lereng bukit sebelahbarat terbongkar dan longsor hingga keadaannyasemakin porak poranda. Untungnya dua cahaya ganasitu menghantam cukup jauh dari tempat dimana RajaMataram dan keluarga serta para pengikutnya beradadikelilingi para pengawal. Debu, tanah dan kepinganbalu bertebaran di udara, membuat keadaan menjadi

    gelap untuk beberapa lama."Kesatria Panggilan, kurasa kau benar," kata

    Rauh

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    35/124

    Kalidathi begitu udara mulai terang Keadaanmaaih belum aman. Buktinya barusan Kesatria Roh

    Jemputan dan Sinuhun Muda mengirimkan serangan jarak jauh. Aneh, bagaimana mereka bisa melakukan

    hal itu. Pasti ada yang memberikan ilmu baru padamereka. Siapa lagi kalau bukan Sinuhun MerahPenghisap Arwah! Aku akan segera memimpinrombongan untuk menyelamatkan Raja ke Sumur Api.Aku akan menyuruh beberapa Perwira Muda danbelasan pengawal turun lebih dulu untuk mencarigerobak, kereta atau kuda atau apa saja yang bisadipergunakan untuk angkutan. Kuharap kau mau

    mengantar kami sampai ke Kali DengkengWiro menggaruk kepala. Lalu dia melangkah

    kehadapan Raja yang masih dalam keadaan kaku dantak bisa bicara.

    "Nek, biaraku membawa Raja lebih dulu. Akutunggu kau di Sumur Api." Lalu dengan cepat Wiromemanggul sosok Raja Mataram yang tinggi besar ituseolah memanggul sepotong bambu ringan. Namun

    belum sempat Pendekar 212 tinggalkan tempat itubba-bba byaarr!

    Dua buah batu besar di lereng barat bukitterpental hancur.Tanah berhamburan dandebubeterbangan. Lalu dari dalam tanah bukit mencuatsatu tangan luar biasa besar penuh ditumbuhi bululebat Lima kuku jari menyerupai kepala manusiaangker berkepala botak yang ada tanduk kecil

    berwarna merah, memiliki kumis dan janggut hitammenju a Lima jari bergerak menyatu membentuk bnjuSaat itu juga lima kepala botak

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    36/124

    bergabung menjadi satu kepala luar biasa besar.Di lain kejap begitu kepala melesat ke udara disusulmenyeruaknya tubuh raksasa dari dalam tanah makadi lereng bukit berd n tegak satu sosokmahluk luar

    biasa dahsyat mengerikan. Sepasang mata besarmenjorok keluar lebih banyak berwarna pulihnya Bolamata yang hanya merupakan titik kedi berputar liar.Mulut keluarkan suari mengorok panjang, hembusannafas memerihkan mata Semua orang yang ada ditempat hu jadi tercekat bahkan ada yang berteriakketakutan. Para pengawal Raja cepat berjaga-jaga.Yang masih memiliki senjata segera menghunus sen

    ata masing-masing namun rasa takut membuatmereka sengaja menjaga jarak.

    Hebatnya lagi begitu mahluk raksasa ini tegakberdiri di atas tanah bukit di udara berkelebat duasosok aneh. DI lain kejap keduanya tahu-tahu telahberdiri di atas bahu kiri kanan mahluk raksasa.Keduanya mengenakan pakaian hitam, bertampangangker. Rambut awut-awutan. Di atas kepala masing-

    masing terletak sebuah pendupaan terbuat daritembaga merah menyala, masing-masingmengepulkan asap merah dan kuning. Sosok di bahukiri memiliki rambutdan mata berwarna merah. Asap

    yang mengepul keluar dari dalam pendupaan di ataskepalanya juga berwarna merah. Mahluk di bahukanan bermata kuning, rambut kuning dan asap yangkeluar dari dalam pendupaan berwarna kuning pula.

    Inilah ma luk-mah uk jahat dan ganas anak buahSinuhun Merah

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    37/124

    Penghisap Arwah. (Seperti diceritakan dalamepisode "Dewi Kaki Tunggal" sebenarnya merekaberjumlah tiga orang dan disebut dengan julukan TigaIblis Menunjung Dupa Kematian". Salah seorang dari

    mereka yaitu Iblis Kedua yang memiliki rambut danmata biru menemui ajal di tangan KumaraGandamayana. Kakek sakti ini dengan disaksikanoleh Ratu Randang, dipendam amblas ke dalam tanaholeh Sinuhun Muda hama Karadipa dan Dua Iblis

    yang masih hidup)Rauh Kalidathi delikkan mataJNulutnya bergetar

    berucap. "Aku tidak percaya. Anyari Ketua\ Penguasa

    Candi Miringi Bagaimana mungkin dia muncolAersama kaki tangan Sinuhun Merah PenghisapArwah. Apakah mahluk yang selama ini jadikepercayaan Raja Raja Mataram dan menjaga BhumiMataram telah berserikat dengan mahkjk-mahlukbejat penimbul Malapetaka Malam Jahanam?"

    "Nek, apa kau mengenal siapa adanya mahlukraksasa ini?" Wiro bertanya sambil kepala menyondak

    menatap ke atas."Dia dikenal dengan nama Arwah Ketua Mahluk

    gaib yang selama ini menjadi kerabat Kerajaan danpenjaga Bhumi Mataram. Jangan-jangan dia sudahmenjadi kaki tangan Sinuhun Merah PenghisapArwah. Celaka besar kita semua. Tapi ada satukeanehan. Sosok Arwah Ketua tidak berbau. Mengapamahluk ini menebar hawa bau amis..."

    Baru saja Rauh Kalidathi selesai berucap tiba-tiba Dua blis Menjunjung Dupa berambut merah dankuning berteriak

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    38/124

    keras.Laluwuuttt Keduanya melesatlwajehWiroSementara mahluk raksasa tegak menyeringaibersidekap dada dan dari tenggorokan keluar suaramengorok keras, hembusan nafas memerihkan mata!

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    39/124

    6

    MELIHAT gelagat dua mahluk menjunjung dupa

    hendak menyerang dirinya, Pendekar 212 WiroSableng cepatmendekab Rauh Kalidathi serayaberkata.

    "Nek. aku serahkan Raja Mataram padamu Lekastinggalkan tempat ini Nanti aku menyusul ke tempatrahasia yang kau sebutkan '

    "Kau mau melakukan apa?"Tanya Rauh KalidathiMenumpas mahluk-mahluk jahat itu!" jawab Wiro lalu

    letakkan tubuh Raja yang masih kaku dan tak bisabicara itu di atas bahu kanan si nenek

    "Oala! Bagaimana mungkin aku sanggupmemanggul tubuh besar seberat ini?!" Si nenekbermuka bulat tak beralis Rauh Kalidathi mengeluh

    "Kau pasb sanggup Nek Kau orang sakti!" JawabWiro Lalu dia tepuk bahu kiri si nenek sambil diim-diam mengerahkan tenaga dalam dan hawa sakti.

    Saat itu juga Rauh Kalidathi merasa tubuh berat RajaMataram yang dipanggulnya jadi ringan seolahsepotong ranting kayu!

    "Kesatria Panggilan Apa yang telah kau lakukanpada diriku hingga aku..." Rauh Kalidathi merasaheran dan bertanya

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    40/124

    "Sudah Nek. Lekas pergi," jawab Wiro. Tapi bagaimana dengan Raja. Kau telah

    menotoknya hingga tak bisa bergerak tak mampubicara."

    "Tak usah ka watir Nek. Pada saat sang suryatenggelam Raja akan pulih kembali." menjelaskanWiro. "Nah kau tunggu apalagi! Cepat pergi!"

    Rauh Kalidathi mengangguk "Hati-hati. jangansampai tiga mahluk jahat itu mencelakai dirimu," katasi nenek.Sebeium berkelebat pergi nenek inikeluarkan sebuah benda kecil bulat sebesar ujung ibu

    jari bewama biru. Begitu dilempar ke udara benda ini

    meledak, mengeluarkan asap biru. Dengan cepat asapini menebar di Seantero bukit hingga baik si nenekmaupun rombongan puluhan pengawal yangmelindungi para istri, putera puteri Raja dan orang-orang Mataram yang selama ini ikut menyelamatkandiri keBukitBatu Hangus tertutup lenyap daripandangan mata.

    Mahluk raksasa menggembor marah.

    "Asap Biru Empat Mata Angin!" ucapnya dengangeram Perempuan setan Rauh Kalidathi! Apa kau bisamenipu diriku dengan ilmu tololmu itu?! " Mahluktinggi besar membentak lalu meniup. Angin laksanabadai menggebubu. Namun asap biru tidak buyar apalagi sima. Semua orang yang meninggalkan bukittetaptidak terlihat! Mahluk raksasa kembali menggemborkarena tidak mampu melihat si nenek dan rombongan

    yang menyusul pergi kemudian "Rauh Kalidathi,

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    41/124

    kau mau kabur kemanal Aku akanmenghadangmu di kaki Bukit batu Hangus 1" Mahlukraksasa kemudian alihkan perhatian pada Pendekar212 Wiro Sableng. Didahului suara menggembor

    mahluk ini menunjuk ke arah Wiro dan berteriak."Pateni (Pateni bunuh)

    Ketika di belakangnya Wiro mendengar suaramenggembor keras lalu menyusul sambaran angindengan cepat murid Sinto Gendang membalikkantubuh dalam gerak jurus Di Balik Gunung MemukulHalilintarsambiI melepas dua pukulan Tangan DewaMenghantam Matahari.

    "BlaarlBIaarl"Dua letusan dahsyat menggelegar di lereng bukit

    disertai raungan menggidikkan. Yang menjerit adalahDua Iblis Menjunjung Dupa Kematian yang saat itusiap menyerang Wiro dengan asap mau t yangmenyembur dari dalam pendupaan di kepala masing-masing. Tubuh mereka tercabik-cabik ketika dihajardua pukulan sakti yang dilepas Pendekar 212 Wiro

    Sableng lalu berubah jadi asap merah kuning yangkemudian pupus dari pemandangan.

    GroooWtkkkk...! Wusssl"Suara mengorok dahsyat menggelegar di lereng

    bukit disusui semburan nafas aneh. Sepasang kakiWiro bergoyang keras, tubuh bergetar dan mata terasaperih. Dalam keadaan seperti itu di hadapannya sosokraksasa menebar bau amis yang oleh Rauh Kalidathi

    diberi tahu adalah Arwah Ketua

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    42/124

    bergerak mendekati. Satu langkah saja dia sudahsampai di hadapan Wiro. Tangan kanan bergeraktidak terduga dan tahu-tahu Wiro merasa lehernyasudah dicengkeram jari-jari raksasa

    Sebelum lidah terjulur, leher hancur dan nyawaputus Wiro segera meniup telapak tangan kanan.Begitu di telapak muncul gambar kepala harimauputih bermata hijau Wiro langsung menghantamkan

    jotosan ke dada mahluk raksasa yang mencengkeramlehernya. Pukulan sakti yang dilancarkan Wiro bukanlain adalah Pukulan Harimau Dewapemberian DatukRao Basaluang Amen, kakek sakti di pulau Andalas.

    Jangankan tubuh manusia, tembok besi ataugundukan batu sebesar rumahpun bisa hancurberkeping-keping!

    "BukkW"Pukulan Harimau Dewa menghantam

    pertengahan dada mahluk raksasa dengan tetak. Sangmahluk hanya terjajar satu langkah. Dadanya tidakhancur atau jebol, bahkan cidera sedikttpun tidak.

    Sang mahluk yang dipukul malah menyeringai. SelagiWiro terkesiap kaget tidak percaya melihat apa yangterjadi didahului suara mengorok keras mahluk iniangkat tinggi-tinggi tubuh sang pendekar laludibanting ke tanah bUKit "Braakkr

    Tubuh Pendekar 212 amblas ke dalam tanahsampai sebahu. Wiro merasa dirinya seolah remukmulai dari kaki sampai ke dada, kepala seperti mau

    mau meledak. Dia coba mengeluarkan diri dari dalamtanah tapi sampai mata mendelik,

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    43/124

    kuping berdenging muka berkeringatan dangeraham bergemeletakan dia tidak berhasil. Mahlukraksasa mendongak laku tertawa bergolak

    "Anak manusia yang dipanggil dengan sebutan

    Kesatria Panggilan! Sekali seseorang sudah aku buatamblas dengan ilmu Arwah Memantek Roh janganharap bisa keluar dan dalam tanah!"

    "Mahluk keparat] Siapa kau?) Kau pasti salahseorang kacungnya Sinuhun Merah PenghisapArwah!"

    Dimaki sebagai kacung mahluk raksasa delikkanmata. Kumis berjingkrak dan tanduk di kepala

    memancarkan cahaya merah benderang."Di jagat Mataram tdak ada orang berani memaki

    kurang ajar diriku yang dipanggil dengan sebutanArwah Ketuai Baunks penguasa tanah dan udaraBhumi Mataram!"

    Wiro pencongkan mulut "Kau Arwah Ketua palsuiArwah Ketua asli tidak bau amis seperti dirimu!"

    Teriak Wiro yang mendapat tahu kead&au mahluk

    besar ini dari Rauh Kalidathi. Tampang mahluk raksasa tampak melengak

    seperti kaget Sepasang mata besar yang menjorok danputih berputar iar.

    "Grookkkk!" Mahluk raksasa keluarkan suaramengorok. 'Di negerimu kau boleh menjadi orangpaling hebat Tapi di hadapanku kau tidak lebih dariseekor kacoak busuki Jadi

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    44/124

    jangan bicara sombong dan kurang ajar! Akusudah menyaksikan sendiri! Ternyata kau tidak punyakesaktian apa-apa. Di Bhumi Mataram kau hanyamenimbulkan keonaran! Aku akan kembalikan

    bangkai kacoakmu ke negeri delapan ratus tahunmendatang dari mana kau berasal

    Mahluk raksasa membungkuk. Dua tangandipantang kedepan. Secepat kilat membuat gerakanmengeprukl

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    45/124

    7

    HANYA seke apan lagi akan menemui ajal dengan

    kepala hancur d kepruk Arwah Ketua tiba-tiba Wiroingat pada ilmu kesaktian bernama Belut MenyusupTanah yang dimilikinya. Secepat dia mengeluarkanilmu itu maka sekujur tubuhnya menjadi licin danmencelat ke udara. Namun setengah jalan salah satutangan Arwah Ketua masih sempat menggebuk bahuIonnya Walau karena licinnya tubuh dan pakaiansang pendekar pukulan tersebut mendarat tidak

    begitu telak, namun tetap saja membuat Wiroterpental, jatuh bergedebukdi tanah, lalu terguling kebalik sebuah batu besar.

    Arwah Ketua menggembor keras, melompat keatas batu. Kaki kanan dihunjamkan hingga batubesar hancur berkeping-keping.

    "Grookkkl Kacoak busuk! Kau mau lari kemana?!"Wiro yang terkapar di tanah cepat gulingkan diri

    menjauhi kaki Arwah Ketua yang hendak menginjaklumat tubuhnya.

    "Braaakk!"Satu batu besar hancur, satu lobang besar dan

    dalam menganga di tanah akibat injakan kaki.Sebelum tubuhnya

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    46/124

    jatuh masuk ke dalam lobang Wiro bergulingmenjauhi lobang lalu cepat berdiri. Jaraknya denganmahluk raksasa hanya terpaut delapan langkah.Bahunya yang tadi kena dipukul mendenyut sakit

    membuat d a bdak bisa berdiri lurus. Mahluk raksasamenyeringai lalu kembali keluarkan suara mengorokkeras pertanda akan meyerang lagi.

    Wiro gerak-gerakkan lima jari tangan ke arahlengan. Sengaja menantang agar si mahluk raksasamendatanginya. Wiro tengah membuat perhitungan.

    Jika mahluk raksasa itu tadi bdak mempan PukulanHarimau Dewa, apakah dia sanggup bertahan kalau

    dihantam dengan Pukulan Sinar Matahari?Sewaktu/nahluk raksasa telah bergerak tiga langkahke arahnya, tiba-tiba selintas pikiran muncul dalambenak murid Sinto Gendeng.

    "Arwah harus dilawan dengan arwah! Membatinmurid Sinto Gendeng. Di depan matanya munculbayangan sosok Luh Rembulan alias Hantu SantetLaknat, mahluk alam gaib Latanahsilam seribu dua

    ratus tahun silami (Baca serial Wiro Sableng diLatanahsilam) Wiro angsurkan kaki kanan ke depan.Deretan lima jari dimiringkan. Kaki yang kinibertumpuk pada Jari kelingking itu siap menggurattanah bukit Ilmu Membelah Bumi Menyedot Arwah!

    Melihat gerakan kaki yang dibuat Pendekar 212,mahluk raksasa tampak berubah wajahnya Sepasangtelinga mencuat

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    47/124

    ke atas. Dua mata berwarna putih berkedut-kedut

    k Suara seperti tercekik keluar dari tenggorokanmahluk raksasa.

    "Mahluk dajall Kau kelihatan takuti Berarti kaubisa kubunuhl Wiro berucap dalam hatj.

    Tlba-tjba di kaki bukitsebelah selatan terdengarsuara orang meniup seruling dan memukul tambur.Wiro terkesiap. Mahluk raksasa sendiri tampakhentikan langkah.

    "Si Tambur Bopeng dan Si Suling Burik!" kataWiro dalam hati. "Kalau dua orang aneh itu muncul

    biasanya muncul pula sepasang kakek nenek alamgaib Sepasang Arwah Bisu."

    Wiro mendongak ke langit Benar saja saat itu diatas sana kelihatan sosok sepasang kakek nenekmengenakan pakaian selempang kain putih,mengambang di udara. Si kakek menatap ke arahWiro sambil tangan kanan digoyang-goyang. Lalu diamembuat gerakan tangan bahasa orang bisu. Wiro

    yang sudah mendapat ilmu membaca dan membuatbahasa gerakan tangan orang bisu dari patung NyiLoro Jonggrang di Candi Prambanan segera mengertiepa yang di katakan si kakek.

    "Jangan jangan ja anWiro garuk kepala laki membalas dengan

    menggerakkan dua tangan, bertanya. "Apa yangjangan 7"

    Si kakek menjawab dengan gerakan tangan yangberupa kata-kata. "Jangan guratkan kaki kananmu!

    Jangan keluarkan

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    48/124

    Ilmu kesaktian yang bisa membelah tanah Ku!Wiro Jadi melengak "Walau dia tidak menyebut

    nama ilmu itu, tapi bagaimana kakek itu tahu kalauaku memiliki ilmu yang bisa membelah tanah. Lalu

    mengapa dia melarangku mengeluarkan ilmu itu 7Apa dia bermaksud menolong mahluk raksasa Jahatini 7 Apa berarti sepasang kakek nenek itu kini telahmenjadi kaki tangan Sinuhun Merah Penghisap Arwahpula? Kalau benar kasihan sang cucu Sakuntaladewialias Dewi Kaki Tunggal."

    Suara tiupan suling dan tabuhan tamburmendadak sirna. Wiro kembali menatap ke langit

    Bayangan sepasang kakek nenek Arwah Bisumemudar lalu lenyap. Di saat bersamaan mahlukraksasa telah berada dua langkah dari hadapan Wiro.

    "Kakek Arwah Bisu memberi tahu. Pasti ada apa-apanya. Jika aku tidak menuruti nasihatnya mungkinsaja akan terjadi sesuatu." Wiro membatin bimbang.

    Ketika Arwah Ketua semakin mendekat Wiro yangterpengaruh oleh apa yang dikatakan Sepasang Arwah

    bisu kini memutuskan untuk menghantam lawandengan Pukulan Sinar Matahari. Namun baru sajatangan kanannya berubah warna seperti perak putihberkilau mendadak seett seetttl

    Dua tangan kiar biasa besar melesat mencuatdari dalam tanah. Sepuluh jari berwarna merahlaksana bara menyala

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    49/124

    menebar hawa sangat panas langsungmencengkeram pergelangan kaki Wiro kiri kanan.Selagi terkesiap karena ternyata sepuluh jari panasmenyala itu tidak melumat leleh malah dua kakinya

    terasa sejuk Wiro berteriak kaget ketika tiba-tiba duakakinya ditarik ke bawah dan cepat sekali tubuhnyaamblas lenyap ke dalam tanah

    WIRO merasa pengap luar bisa Nafasnya sesaksementara kemanapun dia memandang yang tampakhanya kegelapan menghitam.

    "Celaka, mahluk apa tadi yang menarik keduakakiku 7 Jangan-jangan kaki tangan Sinuhun keparat

    itu! Tapi jika ada yang berniat jahatmengapa sepuluh jari panas merah membara tidak menciderai duakakiku sedikitpun?"

    KawarJr akan terjadi sesuatu mencelakai dirinyaWiro siapkan Pukulan Sinar Mataharidi tangan kananuntuk menghadapi bahaya dari arah depan dansamping kiri kanan Lalu tangan kiri menyiapkanPukulan Tangan Dewa Menghantam Rembulan untuk

    menghadang bahaya yang datang dari belakang.Walau dua pukulan sakb itu sudah siap untukdipergunakan namun murid Sinto Gendeng tersentakkaget kebka menyadari kalau dia bdak mampumenggerakkan dua tangan dan juga dua kakinya!

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    50/124

    "Aku ditarik kebawah. Apa saat ini aku benar-benar berada di dalam tanah. Celaka, dadaku tambahsesak, nafasku menyengal. Tubuhku lemas sekali.Rasanya seperti mau mati...

    Mendadak ada seberkas cahaya kelabu dibawahnya dan Wiro merasa tubuhnya seperti ditarik,bergerak dengan cepat ke arah depan. Sementara saatdemi saat cahaya kelabu berubah menjadi putih dankeadaan di sekitarnya kini berubah terang.

    Megap-megap Wiro memandang berkeliling sambilberusaha menghirup udaradalam-dalam. Tubuhnya

    yang lemas seperti mengambang dalam satu ruangan

    tidak bertepi tidak berdinding. Wiro merasa adaseseorang di dekatnya. Ini membuat dia jadimerinding. "Jangan-jangan penguasa alam akhirat

    yang hendak mencabut nyawakul pikir Wiro dengandada berdebar dan tengkuk dingin mengkiriki

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    51/124

    8

    BARU saja Wiromembabn sekonyong-konyong

    dari sebelah bawah ada kepulan asap kelabu. Lalumuncul satu kepala, bergerakmelayang ke atas hinggaberhadap-hadapan sejajar dengan wajah Pendekar212.

    "Gia IJtn tanah atau setan atau dedemit! Ataumalaikat maut? Mengapa cuma kepala yang munculgentayangan?" Wiro menatap tak berkesip.

    Kepala di hadapannya memiliki rambut putih

    awut-awutan. Walau kemunculannya terasamengerikan namun kepala itu berupa orang tuaberwajah jernih.

    Mahluk yang hanya berupa kepala, siapa kau?Wiro bertanya.

    Kepala yang ditanya b'dakmenjawab. Mata takberkesip dan mu ut terkancing Sesaat kemudianterjadi satu keanehan lagi. Di bawah kepala yang

    melayang muncul leher, lalu menyeruak sosok tubuhmengenakan jubah kelabu. Di ujung sosok kelihatansepasang kaki berkasut pubh

    Wiro terus memperhatikan. Kalau tadi dia tidakmengenali wajah si orang tua, kini melihat jubahkelabu dan kasut pubh selintas ingatan muncul dibenak Wiro.

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    52/124

    "Orang tua, kau...Apakah aku mengenalmu?"Untuk pertama kali mulut yang terkancing

    membuka. "Mata telah melihat, otak telah berpikir.Kita pernah bertemu beberapa kali. Apa kau lupa?

    Namaku KumaraGandamayana.""Astaga 1 Aku pangling. Selama ini kau selalu

    mengenakan sorban kelabu, sekarang tidak.Bukankah kau kakek sakti yang pernah datang kenegeri asalku delapan ratus tahun mendatang danberulang kali masuk ke dalam tubuh anak perempuanbernama Ni Gatri."

    Si orang tua tersenyum. Lalu mengangguk.

    "BenarsekaliAku... ""Tunggu Keki Aku mau tahu dulu. Aku ini berada

    dimana?" Wiro potong ucapan orang."Kita berdua ada di dalam tanah. Tak jauh dari

    kaki Bukit Batu Hangus..."Wiro melongo tercengang."tak, aku sulit bernafas. Dadaku sakit sekali...""Berada di dalam tanah memang tidak semua

    orang berilmu tinggi bisa melakukan. Aku akanmemberikan satu kekuatan padamu. Tenang saja.Nanti kau akan bisa bernafas seperb keadaan kauberada di alam terbuka. Mudah-mudahan para Dewaberkenan menolong."

    "Keki Beritahu Dewa tangan dan kakiku tidakbisa bergerak]"

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    53/124

    Kumara Gandamayana kembali tersenyum"Sesungguhnya Yang Maha Kuasa tahu dan

    melihat segala-galanya. Kau tidak usah kawat r Tutupmatamu, bernafas seperti biasa dan kosongkan

    pikiran.""Kosongkan pikiran? Aku rasanya sudah

    maumatil Kau malah menyuruh mengosongkanpikiran!"

    Kumara Gandamayana, orang sakti kepercayaanutama Raja Mataram tersenyum. Dia kembangkantelapak tangan kanan lalu ditempelkan ke dada Wiro.Orang tua ini kemudian kembangkan pula telapak

    tangan kiri, di angkat begitu rupa dan diusapkan didepan wajah sang pendekar. Saat itu juga diluar sadarsepasang mata Wiro perlahan-lahan terpejam. Telapaktangan kanan yang tadi menempel di dada kini ditekapkan ke mulut dan hidung Wiro. Setelah ituperiahan-lahan Kumara Gandamayana meniup wajahsang pendekar. Lalu terdengar suaranya berkata.

    "Sesungguhnya insan berasal dari tanah. Maka

    sesungguhnya pula dia berhak untuk bisa hidup danbernafas di dalam tanah. Wahai Yang Maha Kuasa diSwarga Loka. perkenankan permintaan saya agarpemuda ini diberi berkah kemampuan dan kekuatan "

    Kumara Gandamayana meniup wajah Wiro sekalilagi Saat itu juga satu sinar putih benderang untukbeberapa lam a berpijar menerangi kepala dan dadaPendekar 212. Si orang

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    54/124

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    55/124

    Wiro manggut-manggut dan dalam hatimengucapkan rasa syukur beru ang kail pada GustiAllah. Lalu Wiro berkata 'Orang tua, aku tidakbermaksud lancang. Sebenarnya aku ingin

    menanyakan bagaimana kau bisa berada di dalamtanah Lalu bukankah kau yang menarik dua kakikuhingga masuk ke sini?" Wiro memperhatikan tangankiri kanan si orang tua. Dua tangan itu tampak biasa-biasa saja, tidak beda dengan tangan manusia.Padahal sebelumnya jelas-jelas dia melihatdua tanganitu selain besar luar biasa juga berbentuk baramenyala.

    "Aku memang yang menarikmu ke dalam tanahsini dengan ilmu Menembus Tanah Menarik Petaka.Dalam ujudnya yang seperti bara panas menyala, duatanganku bisa membuat lumat dan leleh siapa sajamahluk yang berhati jahat Sebaliknya orang-orangberhati baik dia akan merasakan kesejukan begitubagian tubuhnya kusentuh..."

    Wiro mesem-mesem sambil garuk kepala. "Kek,

    terus terang, aku belum termasuk orang berhati baikseperti yang kau katakan itu. Mungkin hanya nasibdan rejeki saja yang baik. Aku memang merasakankesejukan waktu dua tanganmu mencekalpergelangan dua kakiku..."

    Kumara Gandamayana tertawa mendengarucapan Wiro.

    "Anak muda dari negeri jauh, apakah dengan

    kehendak Yang Maha Kuasa kau jugamengingmkanaku memberikan ilmu yang membuat dua tanganmubisa jadi besar dan berbentuk

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    56/124

    bara panas menyala?" Tidak Kek." jawab Wiro sambil mundur satu

    langkah dan geleng-geleng kepala "Mana aku beranimenerima. Ilmu bisa masuk dan bernafas di dalam

    tanah saja sudah sangat luar biasa bagiku. Aku tidaktahu bagaimana dan kapan bisa membalas budibesarmul"

    Kumara Gandamayana tertawa lalu berkata."Sesungguhnya manusia itu hidup dalam lingkaranbudi. Hanya sayang, tidak semua menyadari hal itu."

    "Orang tua, kau belum menjelaskan mengapa kauberada dalam tanah. Apakah sengaja menungguku.

    Bukankah kehadiranmu di luar sana sangatdiperlukan oleh Raja dan rakyat Mataram T

    Atas pertanyaan Wiro itu Kumara Gandamayanamenceritakan pertarungannya dengan Sinuhun Mudasewaktu membantu Ratu Randang danmenyelamatkan Ni Gatri beberapa waktu lalu.

    "Sinuhun Muda mengandalkan tiga mahluk jahatbernama Tiga Iblis Menjunjung Dupa. Dari dalam

    pendupaan di atas kepala tiga iblis itu keluar tigamahluk yang disebut Tiga Jerangkong Penebar Arwah.Ratu Randang berhasil menghabisi tiga jerangkongdengan ilmu Tombak Dewa Memancung Berhala. Akusendiri dapat membunuh Iblis Menjunjung DupaKedua dengan cara menarik sosoknya amblas kedalam tanah

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    57/124

    Namun nasibku buruk. Selagi aku berada didalam tanah Sinuhun Muda dibantu Dua IblisMenjunjung Dupa yang masih hidup menutup danmengunci diriku. Seharusnya saat itu aku sudah

    menemui ajal, leleh lumat jadi satu dengan lapisantanah. Namun Yang Maha Kuasa masih menolongdiriku melalui tangan sakti seorang anak keramatbernama Mimba Purana Hanya nasibku tetap sajaburuk. Walau di dalam tanah aku bisa pergi kemanasaja namun seumur-umur aku bdak akan bisa keluardari dalam tanah. Kecuali Para Dewa memberipertolongan." (Mengenai pertarungan Kumara

    Gandamayana dengan Sinuhun Muda dan Tiga IblisMenjunjung Dupa dapat dibaca dalam episodeberjudul "Dewi Kaki Tunggal")

    Kejut Pendekar 212 bukan alang kepalang ketikamendengar ucapan si orang tua bahwa seumur-umurdia tidak akan btsa keluar dari dalam tanah.

    "Kek, kalau kau seumur-umur bdak bisa keluardari sini. apa berarti seumur-umur aku juga akan

    terpendam di dalam tanah ini?"Kumara Gandamayana menggeleng lalu

    menjawab."Kau bdak perlu kawabr. Ilmu jahat Sinuhun

    Muda hanya ditujukan pada diriku. Tidak adapengaruh atas dirimu. Sebap saat kau bisameninggalkan tempat ini."

    Wiro terdiam. Kepala digaruk.

    "Kakek Kumara, aku tahu kau telah menolongdinku

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    58/124

    sewaktu kau sengaja menarik diriku ke dalamtanah. Lalu kau masih menanam budi besar lagdengan memberikan ilmu masuk dan bernafas didalam tanah. Apapun yang terjadi aku tidak akan

    meninggalkanmu.""Semua yang aku lakukan tidak mengharapkan

    balas budi dan pamrih. Kau pergilah. Raja dan rakyatMataram masih memerlukan pertolonganmu."

    "Kau benar Kek sahut Wiro. "Selain itu aku masihharus mencari guruku Eyang Sinto dan anakperempuan bernama Ni Gatri. Anak itu lenyap begitusaja dari Bukit Batu Hangus ketika terjadi

    pertarungan ilmu kesaktian hebat ""Gurumu, bukankah dia gadis cantik yang

    memakai empat tusuk konde d kepalanya?""Sebenarnya ada lima, tapi yang satu musnah

    sewaktu menolong seseorang bernama SwaraPancala..."

    "Orang yang ditolong gurumu itu adalahsahabatku seperjuangan. Oia menemui ajal di tangan

    Sinuhun Muda. Sebelumnya dia telah menceritakanbagaimana gurumu menolongnya dari satu serangangelap dengan mempergunakan tusuk konde perak.Aku berjanji akan mengganti tusuk konde itu..."

    "KurasaEyang Sinto tidak minta penggantiansegala." Kata Wiro pula

    "Aku mengerti," ucap Kumara GandamayanaKakek in

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    59/124

    lalu menghela nafas dalam, wajahnya sedikitsuram. "Ada satu hal perlu aku beritahukan mengenaigurumu. Sewaktu dirimu dicelakai oleh gurumu danorang-orang Mataram berusaha menolongmu, seorang

    anak lelaki keramat bernama Mimba Pu rana SatriaLonceng Dewa secara samar d alam bentuk cahayamuncul menyelamatkan lalu memasukkannya kedalam satu goa. Gurumu telah dicuci otaknya olehSinuhun Merah Penghisap Arwah dengan IlmuDelapan Jalur Arwah Pencuci Otok sehingga dia telahmenjadi kaki tangan mahluk-mahluk jahat penimbulbala Malam Jahanam itu. Oi dalam goa gurumu

    berada dalam keadaan tidak berdaya karena kekuatanluar dan kesaktiannya terpaksa dilumpuhkansementara iimu jahat yang menguasai otaknyaberusaha dilenyapkan. Namun sebelum gurumu dapatdisembuhkan, orang-orang Sinuhun Merah PenghisapArwah berhasil menemukan goa tempat gurumu disembunyikan. Gurumu diculik. Disekap di sarutempat Kurasa saat ini dia dijaga ketat oleh delapan

    mahluk hitam. Mahluk-mahluk itu dikenal dengan julukan Tabir Delapan Mayat. Tidak ada yang bisamenerobos tabir mayat apa lagi menumpasnya.Kecuali kekuatan Yang Maha Kuasa. Aku punyadugaan sesuai rencana Sinuhun Merah PenghisapArwah akan melepas gurumu dalam waktu dekat Jikaitu terjadi maka bencana besar akan menimpa semuaorang yang menjadi musuh Sinuhun Merah Penghisap

    Arwah. Kau harus berhati-hati karena aku yakingurumu tidak

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    60/124

    mengenali dirimu lagi.""Jika guruku sampai celaka, aku bersumpah

    tidak akan kembali ke negeri asalku sebelummenumpas Sinuhun keparat dan kaki tangannya f"

    Kata Wiro pula penuh geram. Lalu dia bertanya.''Kakek Kumara. apa kau tahu dimana tempat gurukudisekap?"

    Si kakek gelengkan kepala. "Mudah-mudahanaku atau siapa saja akan segera mendapat petunjuk."

    "Dalam usianya yang sudah sangat lanjut EyangSinto masih bersemangatuntukmenumpassegaiamacam kejahatan. Kek. kau

    tahu mengapa guruku sampai terpesat ke BhumiMataram ini?"

    Kumara Gandamayana tidak menjawab.Diamenatap ke lapisan tanah di atasnya.

    "Maafkan aku Kek kalau bicara terus terang.Setahuku riwayat mengapa sampai guruku EyangSinto terpesat sampai ke negeri ini karena dia tertarikdan suka padamu."

    Wajah jernih Kumara Gandamayana tampakbersemu merah. Wiro lantas cepat-cepatmerubahpembicaraan.

    "Kek! Kau berada di dalam tanah. Tapi tahusemua apa yang terjadi di luar sana"

    "Jika kau keluar dari smi, hati-hatilah. Kurasamahluk raksasa Arwah Ketuamasih berada di atassana, menunggumu."

    "Jadi kau juga tahu apa yang barusan terjadi diatas

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    61/124

    diriku Kek 7"SI orang tua mengangguk. "Bukankah kau telah

    membunuh Dua Iblis Menjunjung Dupa?"Wiro tercengang tak habis heran.

    "Kalau begitu aku mau bertanya." kata Wiro pula."Menurut nenek bernama Rauh Kalidathi. mahlukraksasa yang hendak membunuhku itu bernamaArwah Ketua. Merupakan mahluk alam gaib kerabatdekat Raja dan Kerajaan Mataram. Tapi mengapa diakini menjadi kaki tangan Sinuhun Merah PenghisapArwah? Lalu di atas sana. ketika aku hendakmengeluarkan satu ilmu untuk menghadapi Arwah

    Ketua, sepasang kakek nenek bisu yang dikenaldengan nama Sepasang Arwah Bisu mendadakmuncul di langit Si kakek memberi tahu lewatgerakan tangan agar aku tidak mengeluarkan Ilmukesaktian itu. Aku heran Kek. Mengapa aku tidakboleh membunuh mahluk jahat itu yang jelas-jelaskaki tangan Sinuhun Merah Penghisap Arwahdedengkot penimbul malapetaka di Bhumi Mataram."

    Tidak ada hai yang mengherankan. Aku tahucerita kejadbnnya," jawab Kumara Gandamayana lalurambutnya yang panjang awut-awutan digulung dandikonde di atas kepala.

    "Kalau kau mau menceritakan, aku sangat ingintahu Kek," kata Wiro. Lalu dia duduk bersila di tanah.

    "Mengapa kau duduk, mengapa tidak segerapergi?"

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    62/124

    Tanya si orang tua berjubah kelabu berkasutputih.

    "Aku mau dengar ceritamu dulu," jawab Wiroenteng.

    Si orang tua menghela nafas dalam. Sepasangmata memperhatikan wajah Pendekar 212 lalupandangannya turun ke bagian tubuh Wiro. Mataberkedip, hati tersentak, jantung berdebar.Pandangan menembus raga. Diam-diam si orang tuamembatin.

    "Kapak sakti yang aku lihat dalam mimpi duapuluh satu hari lalu. Berada di dalam tubuh pemuda

    ini. Hyang Jagat Bathara! Kalau Keris Kanjeng SepuhPelangi tidak mampu merubah keadaan makaagaknya hanya kapak bermata dua itulah satu-satunya senjata yang diharapkan bisa jadi andalan...

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    63/124

    9

    KUMARA GANDAMAYANA ikutan duduk di tanah,

    bersila di hadapan Wiro. Sebelum bercerita orang tuaini lebih dulu bertanya.

    "Ketika kau berhadapan dengan mahir; raksasabernama Arwah Ketua itu, apakah kau menciumkalau sosoknya menebar bau busuk amis?"

    'Benar sekafi Kek. Tubuhnya memang bau amis.Menurut si nenek Rauh Kalidathi sosok asli ArwahKetua tidak amis seperti itu."

    "Kejadiannya berlangsung beberapa waktu lalu.Sinuhun Merah Penghisap Arwah berhasil menguasaiArwah Ketua. Untuk mengendalikan Arwah KetuaSinuhun Merah kemudian menyusupkan arwah gaibKetua Jin Seratus Perut Bumi ke dalam tubuh ArwahKetua. Itu sebabnya kakek bisu b'dakmau kaumenyerang Arwah Ketua dengan ilmu kesaktian yangbisa membunuhnya. Karena Arwah Ketuaberbuat

    segala apa secara tidak sadar...""Aku mengerti sekarang." kata Wiro sambil

    menggaruk kepala. "Aku melihat sendiri Ketua JinSeratus Perut Bumi melarikan diri masuk ke dalamtanah setelah kaki kirinya putus

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    64/124

    terkena pecahan sinar merah senjata Lentera IblisPangeran Matahari alias Kesatria Roh Jemputan "

    N ih kalau kau sudah mengerti dan karenaceritaku sudah selesai, kau sekarang boleh pergi."

    Wiro menatap wajah jernih orang tua dihadapannya,

    "Kek, tadi aku sudah bilang, aku tidak akanmeninggalkanmu di tempat ini."

    "Ingat, orang-orang di luar sana sangatmembutuhkan pertolonganmu"

    Wiro beringsut mendekati Kumara Gandamayana.Dengan gerakan cepat dia menggelung pinggang orang

    tua itu. dipanggul di bahu kiri lalu bangkit melompatKetika Wiro melesat ke atas untuk bisa keluar daridalam tanah tiba-tiba dukkl Kepalanya membenturdinding keras yang tidak kelihatan.

    Wiro cepat melayang turun menatap ke atassambil menahan sakit

    "Kek, aku bdak melihat atap atau dinding di atassapa Tadi kepalaku membentur apa...?" Wiro usap-

    usap kening.Kumara Gandamayana tidak menjawab.Penasaran Wiromelesat lurus ke depan Jt':

    "Dukkkl^MAwKali ini dua kaki si kakek yang membentur benda

    kans"Kesatria Pangglan semua usahamu

    untukmembawaku

    iUjinis^TtM itn iwefvf Hiii.?ub M susun nr>w'nara nt

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    65/124

    keluar dari dalam tanah ini akan sia-sia belakaJika kau tak percaya, turunkan diriku. Lalu kau cobamelesat ke atas Dalam sekejapan kau akan keluardari tempat ini."

    "Aku tak percayai" Kata Wiro pula tapi tubuh sikakek diturunkannya dari panggulan.

    "Lakukanlah" berkata Kumara Gandamayana."Kek, kau tetap di situ. Jangan pergi kemana-

    mana "Si orang tua hanya tersenyum sambil lambaikan

    tangan.Wiro menatap ke atas. Dia tidak melihat apapun

    yang menjadi penghalang. Dua kaki dijajakkan ketanah. Wuuuttti Sosok Wiro meiesat tembus dandilain kejap dia telah berada di satu tempat di selatankaki Bukit Batu Hangus.

    "Gila! Bagaimana bisa begini?!" Wiro tercengang-cengang, memandang berkeliling. Mendadak dikejauhan dia mendengar suara menggembor.

    Dia cepat berpaling. Dari balik pucuk pepohonan

    dia melihat menyembul satu kepala botak bertanduk."Jahanam Arwah Ketuai" maki Wiro. Dia menatap

    ke tanah. Ragu-ragu sesaat Lalu melompat ke udarasetinggi setengah tombak. Ketika dua kakinyamenyentuh tanah, sosoknya langsung amblas. Di lainkejap dia sudah berada di bawah tanah dan didepannya telah berdiri Kumara Gandamayana!

    "Kesatria Panggilan, mengapa kau kembali?

    Arwah Ketua menghadangmu?"

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    66/124

    "Bukan itu. Aku kembali untukmembawamu.""Kau sudah mencoba sendiri. Apa kau masih

    belum percaya kalau aku bdak mungkin bisa keluardari tempat ini?"

    "Aku memang sudah membuktikan sendiri Kek. Tapi aku yakin pasti ada cara untuk membawamukeluar dari dalam tanah ini "Wiro melangkahmundarmand rsambi menggaruk kepala.

    "Kesatria dari negeri delapan ratus tahunmendatang. Terus terang sebenarnya aku mengetahuimemang ada satu cara agar aku bisa keluar dari sini.Namun aku tidak ingin kau punya sangkaan bahwa

    hal itu sebagai permintaan balas budi darimu.""Kakek Kumara, apa maksudmu? Ikut bicaramu

    aku bisa menolongmu tapi kau tidak maumengatakan caranya Kek, kau ingin mendekam terusdi sini sementara orang-orang Matarammembutuhkan pertolonganmu?"

    Kumara Gandamayana terdiam sejurus.Kelihatannya tengah merenung berpikir-pikir. Apa

    yang tadi dikatakannya pada Wiro kini orangmengatakan pada dirinya sendiri.

    "Kesatria Panggilan, kalau hatimu polos dan tulusmau menolongku aku akan mengatakan."

    "Tentu saja aku akan menolongmu kalau bisaKek. Aku tidak akan pergi tanpa membawamu. Lalubuat apa kita berdua-dua mendekam menjadi cacingtanah di tempat ini?l"

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    67/124

    Kumara Gandamayana terdiam. Dia seperti dalamkebimbangan.

    "Kesatria Panggilan, baiklahJXku akanmengatakan padamu bahwa kau memiliki satu ilmu

    kesaktian. Dengan ilmu kesaktian itu kau bisamembawaku keluar dari dalam tanah."

    "Katakan Kek, ilmu kesaktianku yang mana yangbisa membawamu keluar dari tempat ini." Ucap Wiropula.

    "Kau memiliki ilmu kesaktian yang disebutMeragu SukmaUmu Hu kau dapat dari seorang saktidi pantai selatan..."

    "Betul sekali Kek. Kau tahu banyak tentangdiriku. Aku memang punya ilmu kesaktian itu.Katakan bagaimana caranya aku bisa menolongmu."

    "Keluarkan sukmamu dari dalam raga. Sukma ituakan mampu membawaku keluar dari tempat ini. Jikakau berkenan dan Yang Maha Kuasa menolong..."

    Mendengar ucapan si kakek, tidak menunggulebih lama lagi Wiro segera duduk bersila di tanah.

    "Tunggu. Ada yang harus aku beritahu terlebihdulu. Jika aku sudah berada di luar sana, aku akanmeninggalkanmu, bergabung dengan Rauh Kalidathiuntuk menyelamatkan Raja ke tempat rahasia. Kausendiri segeralah pergi mencari gurumu dan Ni GatriLalu kau juga harus pergi ke Candi KaJasan. Sahiperistiwa besar akan terjadi di sana. Secepatnya Rajaselamat di tempatyang dituju aku akan menyusulmu

    ke Candi Kerasan "

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    68/124

    Wiro lantas saja ingat pada ucapan Dewi Ular yang mengatakan kalau gadis alam gaib itu akanmenunggunya di Candi Kalasan. "Orang tua inisungguh luar biasa. Meski berada di dalam tanah tapi

    dia tahu hampir semua hal di luar sana." Wiro berkatadalam hati. Lalu dia ingat pada sang Arwah Ketua.

    "Kek. apakah kita tidak berusaha bagaimanamengeluarkan Ketua Jin Seribu Perut Bumi yangmendekam di tubuh Arwah Ketua?" Wiro bertanya.

    "Ah, itu memang satu hal yang harus segeradilakukan sebelum Arwah Ketua tanpa sadar berbuatlebih banyak kekacauan. Tapi itu tidak mudah.

    Serahkan hal itu padaku. Aku akan menemu SatriaLonceng Dewa Mimba Purana. Mudah-mudahan anakkeramat kesayangan Para Dewa itu mau menolong."

    "Baik Kek. Apa katamu akan aku lakukan." Wirolalu duduk bersila dengan khidmat Dua lengandisilang, dua telapak tangan ditempelkan di atasdada. Perlahan-lahan sepasang mata dipejamkan.Lalu perlahan-lahan pula mulurnya mengucap

    Bismillah tiga kali disusul kata-kata Meraga Sukmajuga tiga kali.

    Saat itu juga Wiro merasa tubuhnya dirasukhawa d ingin luar biasa. Namun anehnya keringatmengucur di seluruh badan dan wajah. Asap putihmengepul dari ubun-ubun. Didahului satu getaranhebat dari tubuh Pendekar 212 kemudian

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    69/124

    menyeruak keluar satu bayangan samar danketika bayangan berubah menjadi jelas sosok danwajahnya ternyata sangat sama dengan diri sangpendekar inilah sosok sukma yang telah keluar dari

    raga asli. Sementara raga Wiro masih tetap dudukbersila, dengan gerakan seperti melayang sang sukmamendekati Kumara Gandamayana yang sejak tadimemperhatikan dengan penuh tercekat

    'Kek, aku sudah siap membawamu." SukmaPendekar 212 berkata.

    Si kakek segera berdiri. Sukma Pendekar 212cepat merangkul pinggang orang tua itu. Lalu sekali

    bergerak tubuhnya melesat ke atas."Wusss l"Sukma dan sosok Kumara Gandamayana

    mencuat keluar dan dalam tanah tanpa ada bendayang menghalangi

    "Kita sudah berada di alam terbuka. Tempat initak jauh dari kaki selatan Bukit Batu Hangus..." kataKumara Gandamayana sambil memandang

    berkeliling. "Kesatria Panggilan, kembalilah ke dalamtanah dan cepat masuk ke dalam ragamu." Sebelumsukma Pendekar 212 bergerak, dari balik jubahkelabunya si kakek keluarkan sebuah benda yangternyata adalah tusuk konde terbuat dari emas."Bilamana kau menemui gurumu, tancapkan tusukkonde ini di kepalanya. Mudah-mudahan Yang MahaKuasa akan melepaskan dirinya dari sirap

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    70/124

    ilmu jahat pencuci otak Sinuhun MerahPenghisap Arwah. Jika dia berhasil disembuhkan,sampaikan salamku padanya."

    "Terima kas*h Kek. Budimu sungguh besar."

    Sukma Wiro cepat ambiI tusuk konde emas lalu sekalidia menghunjamkan kaki sosoknya amblas lenyapsiap masuk kembali ke dalam raganya yang masihberada di dalam tanah.

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    71/124

    10

    MALAM HARI, kurang satu hari dari saat Dewi

    Kaki Tunggal dibawa pergi Empat Mayat Aneh. Disebuah pedataran miring dan sempit di lereng baratGunung Merapi terlihat satu pemandangan aneh.Delapan batu hitam menyerupai tonggak setinggimanusia menancap di tanah keras berbatu-batu,membentuk lingkaran Di udara yang cukup dinginmenebar bau sangat busuk seperti bau busuk bangkaimanusia. Begitu hebatnya bau busuk ini seseorang

    yang tidak memiliki ilmu pertahanan diri mungkinsaja bisa pingsan, paling tidak akan dilanda peningdan mual lalu muntah-muntah

    Salah satu dari tonggak batu yang delapantertutup oleh ribuan lalathljau yang entah dari manadatangnya.

    Ketika di langit sebelah utara awan kelabuberarak bergerak menuju ke timur tiba-tiba di arah

    selatan terdengar satu suara suitan keras disertaimunculnya satu titik merah menyala. Titik merah inimelesat ke bawah, semakin mendekat ke lerenggunung semakin membesar dan pada akhirnyamembentuksatu ujud seorang kakek bertampangdingin angker.

    Orang tua ini berdiri berkacak pinggang sambilmata tak berkesip memperhatikan delapan tonggak

    batu. Di kepalanya bertengger sebuah belangkonmerah Di bagian

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    72/124

    depan belangkon tersemat hiasan bintang sudutdelapan terbuat dari suasa muda atau perunggu.Orang tua berwajah angker dingin ini memiliki janggutkumis, berewok serta sepasang alis berwarna merah.

    Delapan benjolan merah terlihat jelas di kening.Bagian mata yang seharusnya pubh ternyata jugaberwarna merah. Sesekali dari mulutnya mencuatkeluar lidah panjang basah dan merah. Orang inidongakkan kepala, menghirup udara dalam-dalamseolah tidak merasa busuknya bau bangkai. Lalulidah d julur ke atas sampai setinggi satu tombakiSepasang mata kemudian mengawasi delapan tonggak

    batu hitam. Untuk beberapa lama pandangannyalebih memperhatikan pada batu yang diselubungiribuan lalat hijau.

    Siapa gerangan orang ini. Jelas dia bukan lainadalah adalah Sinuhun Merah Penghisap Arwahmahluk alam roh penimbul bencana Malam Jahanamdi Bhumi Mataram

    Sinuhun Merah melangkah mengelilingi lingkaran

    batu hitam dua kali. Pada kali yang ke tiga diahentikan langkah tepat di depan babi hitam yangdiselubungi lalat hijau lalu berteriak.

    "Sinuhun Muda Ghama Karadipal Kesatria RohJemputan! Jangan membuat aku menunggu berlama-lama! Hari ini hari luar biasa pentingl Keputusanbesar harus segera dibuarJ Apa kalian sudah beradadi sini?l"

    Belum habis gema suara teriakan Sinuhun Merahtiba-tiba blaar! Blaarr! Tanah pedataran sempitmenganga di dua tempat Bersamaan denganberhamburannya tanah dan

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    73/124

    bebatuan, dari dalam tanah melesat keluar duasosok, satu berpakaian dan benkat kepala hijau,satunya lagi berikat kepala merah dan berpakaianserta mantel hitam. Mereka bukan lain adalah

    Sinuhun Muda Ghama Karadipa, saudara nyawakembar Sinuhun Merah dan Pangeran Matahari aliasKesatria Roh Jemputanl

    Sinuhun Muda menjawab."Sinuhun Merah, kau lihat sendiri, kami sudah

    berada di sini, siap menunggu kedatanganmu dansiap melakukan apa, yang menjadi keputusanl"

    Sinuhun Merah perhatikan dua orang yang

    berdiri di hadapannya. Kumis, janggut serta cambangbawuk hitam Sinuhun Muda Ghama Karadipakelihatan meranggas panjang tidak terpeliharamembuat wajahnya tampak lebih garang daribiasanya. Kesatria Roh Jemputan berdiri dengan kakimerenggang, seperti biasa penampilannya tetapcongkak. Hal ini membuat Sinuhun Merah merasakurang senang. Di tangan kanan dia memegang

    Lentera Iblis."Kalian berdua, apa kalian sudah memeriksa

    keadaan delapan tanaman keramat?! Sinuhun Merahbertanya.

    Yang menjawab adalah Sinuhun Muda. "SinuhunMerah, kau saksikan sendiri. Delapan tanaman telahmenyembul dari dalam tanah."

    Sinuhun Merah melirik ke arah delapan batu

    hitam. "Aku sudah menyaksikan. Yang aku ingin tahuapakah saatnya panen sudah dapat dilaksanakan?Keadaan di luar sana tidak

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    74/124

    menguntungkan pihak kita!""Sinuhun Merah, jika kau inginkan, panen bisa

    dilaksanakan sekarang juga!"Sinuhun Merah pelintir ujung alis merah kiri

    kanan."Memang harus dilakukan sekarang juga!

    Keadaan sudah sangat mendesak. Keadaan di luarsana tidak seperti yang aku harapkan."

    "Bukankah Sinuhun telah berhasil menguasaiArwah Ketua di Candi Miring, pimpinan semua arwahdi Bhumi Mataram?" Bertanya Sinuhun Mudasementara Kesatria Roh Jemputan alias Pangeran

    Matahari memperhatikan dan mendengarpembicaraan kedua orang itu.

    "Memang benar kita telah menguasai ArwahKetua. Aku memasukkan Ketua Jin Seratus PerutBumi ke dalam ujudnya untuk mengendalikandirinya! Tapi sampai saat ini dia belum mampumenghabisi Kesatria Panggilan. Aku sekarangmenugaskannya memburu Rauh Kalidathi yang

    tengah berusaha menyelamatkan Raja Mataram dankeluarga serta para pengikutnya ke satu tempatrahasia yang belum bisa aku ketahui. Akumenerapkan Ilmu Tanpa Mata MengandalkanPenciumanuntuk mengetahui kemana tujuan mereka.

    Tapi gagal karena Rauh Kalidathi nenek keparat itutelah lebih dulu menylrap keadaan dengan Ilmu AsapBiru Empat Mata Angin. Ada satu hal yang kurang

    menyenangkan dan membahayakan. KumaMGandamayana yang telah dikunci dan dipendam didalam tanah berhasil keluar. Pasti ada seseorang yang

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    75/124

    menolongnya.""Satria Lonceng Dewa Mimba Purana?" Ujar

    SinuhunMuda.

    "Kurasa bukan dia. Ilmu yang dipergunakanuntuk mengeluarkan Kumara Gandamayana daridalam tanah merupakan satu ilmu sangatlangka yangtidak dikenal di Bhumi Mataram."

    "Berarti si penolong adalah mahluk panggilankeparat bernama Wiro Sableng itul" Kata Kesatria Roh

    Jemputan alias Pangeran Matahari"Bagus, kau bisa menduga. Apakah kau bisa

    mengetahui apa nama ilmu yang dipergunakan untukmenolong Kumara Gandamayana itu?"

    Pangeran Matahari menggeleng "Sulit untukmengetahui kalau tidak melihat sen di ri..."

    "Kau mahluk alam roh. Seharusnya kau punyakemampuan untuk melihat ke dalam alam gaib."

    Tukas Sinuhun Muda."Kalau aku bisa mengalahui pasti sudah aku

    katakan pada kalian berdual" Kata Pangeran Mataharipula yang membuatmembuat jengkel dua Sinuhun.

    Sinuhun Merah lantas berbisik pada saudaranyawa kembarannya Terus terang aku sudah sejaklama tidak menyukai mahluk satu ini. Dia tidakmemberi pertolongan apa-apa pada kita..."

    "Kita masih memerlukannya. Kita masih bisamemeras

  • 8/3/2019 178. Tabir Delapan Mayat

    76/124

    tenaga dan kesaktiannya. Jika sudah tidakberguna biar aku yang memecahkan kepalanya!"

    Jawab Sinuhun Muda dengan berbisik pula."Ada satu kabar