45
MELIHAT FOTOKINA, MANFAATNYA? Lokasi tempat pameran Fotokina sangat luas. Mobil tidak dapat di parkir di dekat tempat pameran. Tetapi disediakan bus khusus beberapa kilometer dari lokasi. Dari tempat parkir ke ruang pameran disediakan bus-bus seperti tampak pada foto. Bahkan dari Hall 1 (ruang pameran Fotografi) ke Hall 13 (Ruang pameran Audio Visual) juga harus naik bus. Tetapi semua disediakan tanpa bayar alias gratis. Bagi mereka yang belum pernah melihat sendiri fotokina memang wajar bila timbul pertanyaan di atas. Hal inipun terjadi pada diri saya ketika awal September 1984 ditanyakan oleh Ketua KPS Jakarta: "Apakah manfaatnya untuk BPK Penabur Jakarta?". Saya tidak dapat menjawab, ya, karena waktu itu saya belum pernah ke Fotokina. Begitulah sampai dengan tgl. 5 Oktober 1984, saya tidak pernah bercita-cita atau mengharapkan dapat melihat sendiri fotokina. Bahkan sampai detik terakhir (apalagi pada 4 Oktober 1984 beberapa tempat di Jakarta ada bom meledak), rasanya saya lebih mengharapkan ada telepon yang mengatakan: "Bambang Gunawan tidak jadi berangkat". Tetapi rupanya Tuhan berkehendak lain. Saya terpaksa berangkat dengan beban, "Bambang Gunawan dikirim bukan untuk jalan-jalan, tetapi diharapkan dapat memetik sesuatu untuk kemajuan BPK Penabur Jakarta". Demikianlah pesan sponsor. Apakah ada manfaatnya untuk BPK Penabur Jakarta? Untuk menjawab pertanyaan ini, rupanya tidak semudah mengeluarkan pertanyaannya. Ukuran apa yang harus digunakan, ukuran berat, ukuran panjang, ukuran suhu, memang sangat sulit menentukannya. Bagaimana kalau pertanyaannya dibalik? "Apakah tidak ada manfaatnya untuk BPK Penabur Jakarta?". Pertanyaan ini lebih mudah dijawab, karena tidak mungkin tidak ada manfaatnya sama sekali. Mau bukti? Terakhir ini ada tiga program "slide" suara yang baru selesai diproduksi oleh subid AVA P4 KPS Jakarta, yang secara langsung memanfaatkan "oleh-oleh" dari Fotokina.

(1984) TULISAN BG 1984

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kumpulan tulisan Bambang Gunawan yang dibuat pada tahun 1984, khususnya laporan ke Eropa.

Citation preview

Page 1: (1984) TULISAN BG 1984

MELIHAT FOTOKINA, MANFAATNYA?

Lokasi tempat pameran Fotokina sangat luas. Mobil tidak dapat di parkir di dekat tempat pameran. Tetapi disediakan bus khusus beberapa kilometer dari lokasi. Dari tempat parkir ke ruang pameran disediakan bus-bus seperti tampak pada foto. Bahkan dari Hall 1 (ruang pameran Fotografi) ke Hall 13 (Ruang pameran Audio Visual) juga harus naik bus. Tetapi semua disediakan tanpa bayar alias gratis.

Bagi mereka yang belum pernah melihat sendiri fotokina memang wajar bila timbul pertanyaan di atas. Hal inipun terjadi pada diri saya ketika awal September 1984 ditanyakan oleh Ketua KPS Jakarta: "Apakah manfaatnya untuk BPK Penabur Jakarta?". Saya tidak dapat menjawab, ya, karena waktu itu saya belum pernah ke Fotokina.

Begitulah sampai dengan tgl. 5 Oktober 1984, saya tidak pernah bercita-cita atau mengharapkan dapat melihat sendiri fotokina. Bahkan sampai detik terakhir (apalagi pada 4 Oktober 1984 beberapa tempat di Jakarta ada bom meledak), rasanya saya lebih mengharapkan ada telepon yang mengatakan: "Bambang Gunawan tidak jadi berangkat". Tetapi rupanya Tuhan berkehendak lain. Saya terpaksa berangkat dengan beban, "Bambang Gunawan dikirim bukan untuk jalan-jalan, tetapi diharapkan dapat memetik sesuatu untuk kemajuan BPK Penabur Jakarta". Demikianlah pesan sponsor.

Apakah ada manfaatnya untuk BPK Penabur Jakarta? Untuk menjawab pertanyaan ini, rupanya tidak semudah mengeluarkan pertanyaannya. Ukuran apa yang harus digunakan, ukuran berat, ukuran panjang, ukuran suhu, memang sangat sulit menentukannya. Bagaimana kalau pertanyaannya dibalik? "Apakah tidak ada manfaatnya untuk BPK Penabur Jakarta?". Pertanyaan ini lebih mudah dijawab, karena tidak mungkin tidak ada manfaatnya sama sekali. Mau bukti? Terakhir ini ada tiga program "slide" suara yang baru selesai diproduksi oleh subid AVA P4 KPS Jakarta, yang secara langsung memanfaatkan "oleh-oleh" dari Fotokina.

Program slide suara tersebut adalah (1). Singapura, negara tetangga terdekat., (2). Fotografi I (Pengantar) dan (3). Bumi Kita I. Bila tidak percaya, silahkan melihat sendiri program "slide" suara tersebut.

Jadi, bermanfaat atau tidaknya untuk BPK Penabur Jakarta membutuhkan waktu. Semua ini berbentuk suatu proses yang tidak dapat diukur secara eksakta, tetapi hanya dapat dirasakan (kalau mau merasakannya).

Marilah kita kembali ke Fotokina tersebut. Ternyata melihat Fotokina tidak cukup satu minggu, bayangkan ada 1.200 eksibitor. Terpaksa harus diadakan pendekatan

Page 2: (1984) TULISAN BG 1984

yang terarah. Maka ditetapkan Hall Audio Visual yang akan lebih diutamakan. Melihat pameran ini terpaksa lebih banyak menelan air liur. Bayangkan tiap hari di Jakarta kalau pasang frame untuk slide, saya harus melakukannya satu demi satu. Tetapi kini di depan mata saya ada alat untuk pasang frame secara otomatis lengkap dengan alat cetak untuk menuliskan keterangan yang berhubungan dengan slide tersebut. Apa tidak "ngiler"?

Masih banyak lagi peralatan Audio Visual yang dipamerkan. Semua hanya dapat dilihat dan dipelajari. Mau beli, tidak ada dana untuk ini semua. Salah satu barang aneh yang memaksa saya untuk memotretnya adalah alat untuk shooting video. Bila kamera video diletakkan di pundak, maka resiko getaran, gerakan tubuh dan tidak fleksibel, merupakan hambatan. Tetapi dengan alat ini sasaran berada di manapun selalu dapat diikuti. Bahkan di bagian sebelah bawah dilengkapi dengan TV monitor kecil. Sekali lagi terpaksa menelan air liur.

Setelah melihat Fotokina maka saya tidak heran kalau pada tahun 1982, mantan pengurus BPK Penabur Jakarta, Bapak I.K. Adinata, setelah kembali dari fotokina 1982 berkata pada saya: "Tahun 1984, kamu harus pergi dan melihat sendiri Fotokina".

Apakah masih banyak manfaatnya melihat Fotokina untuk BPK Penabur Jakarta? Moga-moga sajalah. Saya tidak berani janji, karena belum ada bukti. Berhubung masih banyak punya "hutang" inilah, terpaksa tawaran Rektor Universitas Kristen Satya Wacana Dr. Willi Toisuta pada tanggal 17 Februari 1985 kepada saya untuk jadi direktur Pusat Pengembangan Sistem Pengajaran (PPSP) di UKSW Salatiga ditolak. Bukannya tidak mau membantu UKSW, tetapi semata-mata karena masih banyak "hutang" di BPK Penabur Jakarta. Semoga sambil "hutang" dilunasi juga dapat turut membantu UKSW dari Jakarta saja.

Tgl. 1 April 1985, Bambang Gunawan

FOTO GALERI DI KOLN

Koln juga terkenal dengan gerejanya yang bernama DOM. Sebenarnya kata DOM adalah singkatan dari bahasa latin yaitu domus yang berarti rumah. Disinilah rumah dan gereja keuskupan dalam sejarah jaman pertengahan. Kini yang ada hanya gereja DOM di Koln yang sangat besar. Dari jauh gereja ini sudah tampak membanggakan kemegahannya. Maka tidak lengkap kalau tidak diabadikan. Tapi ada yang terjadi? Saya menggunakan lensa 28 mm dan telah mentok tembok - hasilnya, puncak gereja masih juga terpotong, Jadi, lain kali kalau ke Koln, jangan lupa bahwa lensa Fish-eye.

Page 3: (1984) TULISAN BG 1984

Kalau Fotokina sedang berlangsung, jangan harap dapat hotel di Koln. Kalau juga ada, harganyapun selangit. Kali ini, kami terpaksa menginap di AACHEN, Hotel Buschhausen (AACHEN adalah kota tempat menteri Habibie sekolah membuat kapal terbang). Jarak Koln danAachen kira-kira seperti jarak Jakarta & Sukabumi. Tetapi karena kecepatan mobil dapat mencapai 140 km/jam, maka tidak sampai 1 jam sudah sampai di Fotokina.

Mobil disewa dari Hamburg, merk OPEL no. polisi: HL-WC 30. Sayang, mobil ini ketika di Roma, Italia, bagasinya dibongkar orang.

Di tengah kota Koln terdapat sungai Rhein. Sama seperti Jakarta yang memiliki sungai Ciliwung, hanya sungai Rhein jauh lebih lebar dan besar, manfaatnya untuk transportasi. Sungai Rhein paling panjang di Eropah Barat (1.326 km), luas daerah alirannya 224.000 km2. Berhulu di Swiss di pegunungan Alpen dan mengalir melalui Jerman dan negeri Belanda. Bagaimana kalau rekreasi guru-guru BPK Penabur Jakarta yang akan datang ke sungai Rhein ini? Semoga bukan suatu khayalan dan mustahil. Sebelumnya, saya sendiri tidak terbayangkan dapat berdiri di tepi sungai Rhein seperti Anda lihat. Tetapi kalau Tuhan berkenan, apapun dapat terjadi.

Tgl. 1 April 1985, Bambang Gunawan

SIAPAKAHMARTIN LUTHER?

Sampai Oktober 1984 yang lalu, pengetahuan saya tentang Martin Luther ialah hanya tahu bahwa dia adalah tokoh atau bapak agama Kristen Protestan, selebihnya adalah nol besar. Walaupun demikian ketika melihat ada patung Martin Luther di suatu gereja di Hamburg, Jerman Barat, kesempatan tersebut tidak disia-siakan untuk diabadikan.

Sejak berfoto bersama patung Martin Luther di bulan Oktober 1984 tersebut, timbullah minat untuk mengetahui lebih lanjut latar belakang kehidupan dan ajaran dari Martin Luther. Hal ini baru berhasil setelah mengetahui bahwa BPK Gunung Mulia telah menerbitkan buku yang berjudul "MARTIN LUTHER".

Page 4: (1984) TULISAN BG 1984

Untuk mengenal Martin Luther secara cepat dan singkat, marilah kita baca tulisan Fanatona Zai dalam ruang Timbangan Buku, Sinar Harapan 28-12-1984.

Martin Luther adalah pemimpin gerakan reformasi pada 31 Oktober 1517. Ia lahir pada 10 Nopember 1483 di Langestrasse, Eisleben, Jerman. Ayahnya, Hans Luther, seorang pekerja tambang tembaga dan ibunya Margarethe Lindemann.

Pada umur 7 tahun, Martin Luther masuk sekolah di Mansfeld. Ia senang menyanyi dalam bentuk paduan suara gereja. Umur 14 tahun ia dipindahkan ke Sekolah Latin (semacam sekolah lanjutan yang mempergunakan bahasa Latin di Magdeburg. Setahun kemudian, dipindahkan ke Eisennach sampai tamat. Pada tahun 1501, Martin Luther melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Erfurt. Dan pada tahun 1505 menempuh ujian magister (Inggeris = master) dan lulus nomor dua dari tujuh belas calon. Berdasarkan gelar yang ia peroleh, Martin Luther diangkat menjadi dosen.

Tanggal 16 Juni 1505, Martin Luther masuk biara Ordo Augustinus di Erfurt yang sekarang termasuk wilayah Republik Demokrasi Jerman. Ayah dan teman-temannya tidak menyetujui tindakannya, namun Martin Luther tetap pada pendiriannya.

Pada tahun 1507, ia ditahbiskan menjadi imam. Dalam waktu relatif singkat, ia menjadi terkenal dalam ordonya. Tahun 1510, ia diutus ke Roma mengurus suatu perkara bagi Ordo Augustinus. Bulan Oktober 1512, ia mendapat gelar doktor theologis dan diangkat menjadi guru besar pada Universitas Wittenburg. Jabatan ini dia pegang sampai akhir hayatnya.

TAFSIR

Martin Luther sebagai theolog, banyak menafsirkan Alkitab. Secara berturut-turut Mazmur, Roma, Galatia dan Ibrani.

Roma I: 16-17 berbunyi: "Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis, orang benar akan hidup oleh iman".

Menurut Martin Luther di dalam nats ini ada yang tidak cocok. Sebab ia selalu mendengar bahwa "kebenaran Allah" adalah "keadilan Allah" yang sama seperti seorang hakim duniawi, membebaskan, "membenarkan" orang-orang yang baik dan menghukum orang-orang yang jahat.

Dia memahami bahwa dirinya adalah seorang yang berdosa, sehingga dalam "kebenaran Allah" mau tidak mau menghukum dia. Ayat ini digumuli dan dihayati dari hari ke hari dan akhirnya ia sadar bahwa kebenaran Allah itu tidak lain dari

Page 5: (1984) TULISAN BG 1984

belas kasihan Allah, yang menerima orang-orang berdosa serta putus asa terhadap dirinya sendiri, tetapi yang menolak orang-orang yang menganggap dirinya baik.

Kesadaran ini timbul sekitar tahun 1514. Ia berkata: "Seakan-akan saya lahir kembali dan masuk ke dalam firdaus, bebas dari segala ketakutan".

Di tengah-tengah pergumulan ini, ia telah bertemu dengan Allah. Tetapi Allah yang ditemukannya dalam Alkitab itu, lain sifatnya dari Allah yang dikenalnya dalam ajaran Gereja.

Pengetahuan, penghayatan dan keyakinan yang ia peroleh melalui Alkitab, merupakan dasar yang kuat untuk mengadakan pembaruan, khususnya dalam lingkungan ke gerejaan. Adanya pembaruan tersebut, perbedaan antara theologis dan praktek di pihak lain dan ajaran Alkitab pada pihak yang satu, menjadi jelas dan terpisah.

Menurut Martin Luther, manusia tertebus dari dosa, bukan karena harta dengan cara penjualan "surat-surat penghapusan siksa", yang juga dilakukan oleh Tetzel di Jerman. Praktek seperti ini, sangat ditentang oleh Martin Luther, sehingga akhirnya timbul yang kita kenal "Reformasi".

DITEMPEL DI GEREJA

31 Oktober 1517, Martin Luther menempelkan 95 buah dalilnya di pintu gereja Wittenberg, sebagai protes atas dalil penjualan "surat-surat penghapusan siksa". Dalil-dalil tersebut, diterjemahkan oleh mahasiswa-mahasiswa ke dalam bahasa Jerman, dengan maksud agar diketahui oleh banyak orang. Cara demikian memang sangat tepat, sehingga dalam waktu singkat, sudah tersiar di seluruh Jerman.

Akibat penempelan dalil-dalil tersebut di pintu gereja, Martin Luther dituduh oleh Paus, sebagai penyesat umat. Paus Leo X menuntut agar ia menarik kembali ajaran tersebut. Ia dianggap "murtad" dan dikucilkan dan semua tulisannya dinyatakan terlarang.

Hukuman dan peringatan yang dikenakan padanya, tidak dihiraukannya. Berkat bantuan teman-temannya dan pengikutnya, ia terus bekerja. Ajaran-ajarannya semakin meluas dan pengikut-pengikutnya bertambah banyak.

Secara nyata Tuhan telah membimbing Martin Luther, sehingga hukuman yang dijatuhkan padanya tidak terlalu berat. Bila dilihat dari pelanggarannya, sudah seharusnya ia dijatuhkan hukuman mati.

Sekalipun dikenakan hukuman agar ajaran tersebut ditarik kembali, Martin Luther dan pengikutnya tidak mundur. Mereka tetap bekerja keras untuk mewujudkan pembaruan tersebut. Hal ini dapat kita lihat dalam tindakan dan

Page 6: (1984) TULISAN BG 1984

karya, seperti menterjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Jerman, sehingga bila orang ingin belajar Alkitab, tidak harus melalui gereja atau pendeta.

Adanya usaha menterjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Jerman, seperti yang dikerjakan oleh Martin Luther ini, menjadi dasar dan pendorong bagi Theolog lainnya untuk menterjemahkan Alkitab tersebut ke dalam berbagai bahasa. Ini benar-benar menjadi kenyataan. Alkitab sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa termasuk bahasa Indonesia dan beberapa bahasa daerah.

Kenangan indah yang ditinggalkan Martin Luther, tidak seringkas ini. Segala hal yang lebih luas dan lengkap terdapat dalam buku yang ditulis oleh maha guru Theologia Gereja-gereja Luther di Nederland. Isinya meliputi masa kanak-kanak Luther, hidup sebagai mahasiswa dengan Sri Paus, pembaruan tata ibadat, soal-soal kemasyarakatan yang dihadapinya, pernikahannya, theologianya, reformasi yang dipeloporinya, keadaan rumah tangganya dan masa terakhir dari hidupnya.

Ia meninggal pada tahun 1546, tetapi karya besar yang paling indah tetap abadi dan dikenang selama-lamanya.

Hari Reformasi sepatutnya jangan hanya dirayakan sebagai tradisi, tetapi dijadikan sebagai waktu untuk merenungkan, apakah secara pribadi kita sudah bersaksi seperti Luther katakan.

"Aku akan mati, tetapi hidup dan memberitakan karya-karya Tuhan".

Demikianlah singkatan yang telah dibuat oleh Fanata Zai. Bila tidak puas silahkan baca sendiri bukunya. Tidak terlau teba, hanya 218 halaman.

Pada kesempatan ini, perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih kepada sponsor yang telah mengirim saya ke Jerman Barat untuk melihat Fotokina di Koln pada bulan Oktober 1984. Semoga berkat yang saya terima ini tidak semata-mata untuk diri pribadi saya, tetapi dapat juga menjadi berkat untuk BPK Penabur Jakarta. Dan memang inilah sebenarnya tujuan dari sponsor tersebut, Bambang Gunawan hanya sekedar alat untuk mencapai tujuan tersebut.

Tgl. 1 April 1985, Bambang Gunawan

FILM SOUND OF MUSIC

Page 7: (1984) TULISAN BG 1984

Masih ingat akan rumah ini ? Di rumah inilah tempat pacaran antara si tukang pos dan anak sang kapten. Kemudian Fraulein Maria berpacaran dengan sang kapten juga di rumah ini. Rumah ini disebut " THE LITTLE SUMMERHOUSE", berada dalam kompleks istana Leopoldskron. Sekarang rumah ini dijadikan toko souvenir yang berhubungan dengan film Sound of Music. Kita dapat membeli slide, kaset video, kartu pos dan lai-lain di tempat ini. Bagaimana kalau rekreasi guru-guru KPS Jakarta ke tempat ini ?

Apakah Anda pernah melihat film Sound of Music? Bila belum pernah, kaset videonya dapat dipinjam pada Bidang Media Pembelajaran.

Tidak terduga sama sekali bahwa bulan oktober 1984 yang lalu, saya dapat terdampar di Salzburg, Austria. Di kota Salzburg inilah film Sound of Music dibuat. Kota Salzburg, memang terkenal sebagai "Kota Musik". Kota ini adalah kota kelahiran Mozart. Sejak tahun 1917, setiap tahun di kota ini selalu diadakan festival musik. Karena itulah pada bagian akhir dari film Sound of Music kita dapat melihat festival musik yang dinamakan "Family Festival" dan dimenangkan oleh keluarga Trapp.

Tidak heran bila Salzburg dapat menghasilkan film Sound of Music, suatu film dimana kita tidak pernah bosan untuk melihatnya. Suatu hal yang menarik sekali untuk diceritakan adalah begini. Kurang lebih 2 minggu setelah saya kembali ke Indonesia pada bulan Nopember 1984, saya mendapat telepon dari Ibu Aryanto, pengurus Sekolah Luar Biasa (Jalan Mendut). Dia menceritakan bahwa anaknya tergila-gila pada film Sound of Music, sehingga hafal setiap bagian dan gerakan dalam film Sound of Music tersebut. Kemudian, Ibu Aryanto meminta tolong, apakah bisa membuatkan copy dari film Sound of Music, karena dia bermaksud memberi hadiah kaset video tersebut pada hari ulang tahun anaknya. Permintaan ini membuat saya sadar bahwa saya tidak salah terdampar di Salzburg.

Bagaimana ceritanya bisa nyasar ke Salzburg ? Waktu itu tanggal 15 Oktober 1984 hari Senin, Photokina sudah selesai di Koln. Rencana semula adalah dari Aachen ke Munchen untuk meminta visa ke Italia. Kebetulan waktu itu tiba di Munchen masih siang, melihat di peta, Munchen Mondsee tidak jauh lagi. Di Mondsee ada famili dari menantu Pak I.K. Adinata yang membuka "Chinese Restaurant". Segera telepon ke Mondesee -ok- maka berangkatlah ke Mondesee. Tujuan lain ialah untuk menhindarkan menginap di Munchen, karena biasanya hotel-hotel di kota besar mahal-mahal.

Sesampai di Mondesee, istri saudara Atao (pemilik restoran tersebut) berada di rumah sakit di Salzburg, karena ada pendarahan dari kanddungan. Maklumlah orang Timur, maka direncanakanlah untuk bezoek ke rumah sakit di Salzburg. Setelah selesai bezoek inilah, saudara Atao mengantarkan kami ke lokasi pembuatan film Sound of Music.

Page 8: (1984) TULISAN BG 1984

Inilah rumah dimana film Sound of Music dibuat. Rasnya tidak cocok kalau disebut "rumah", lebih tepat dikatakan "istana". Isatana ini yang bernama Leopoldskron Castle, didirikan antara tahun 1727-1744. Jadi umurnya sudah lebih dari 200 tahun. Pada bulan Oktober 1984 tersebut ternyata danaunya sedang kering. Danau ini berada dibelakang rumah. Masih ingat, didanau inilah Fraulein Maria dan tujuh anak asuhnya bermain perahu, lalu kecebur, sehingga seluruh bajunya basah kuyup. Pada bagian atas ada rumah di atas bukit, inilah Castle of Salzburg. Castle ini menjadi ciri khas dari kota Salzburg.

Apakah yang menyebabkan film sound of Music disukai orang, bahkan sampai dikatakan sebagai film yang tidak lapuk oleh jaman (abadi) ? Jelas, pertama adalah musiknya. Disamping itu menurut saya juga ceritanya yang bertemakan pendidikan anak-anak. Dari situasi hubungan yang kaku antara ayah dan anak, kemudian diubah oleh Fraulein Maria (peran ini dimainkan oleh Julie Adrews) menjadi hubungan yang mesra. Demi anak-anak jugalah, maka akhirnya sang Kapten memutuskan untuk menikah dengan Fraulein Maria, padahal sebenarnya sang Kapten sudah punya calon istri yang jauh lebih cantik. Kemesraan antara anak-anak dengan orang tuanya adalah kunci dari keluarga bahagia.

GEREJASOUND OF MUSIC

Drs. Bambang Gumanwan dan teman-teman berada dalam gereja Sound of Music di Modsee - Autria. Digereja inilah upacara pernikahan antara Fraulein Maria dan sang Kapten. Gerejanya besar sekali dan agung. Dibangun antara 1470-1487, jadi usianya sudah 500 tahun. Dekorasi ruangan yang bergaya Gothic kuno ini dan segala tata letak masih seperti yang kita lihat dalam film Sound of Music. Gereja ini juga masih berfungsi sebagai gereja untuk masyarakat kota Mondsee. Kota Mondsee adalah kota kecil tempat peristirahatan, karena terletak di tepi danau Mondsee. Jarak Mondsee ke Salzburg kira-kira sama dengan jarak antara Jakarta dengan Bogor.

Page 9: (1984) TULISAN BG 1984

BEBERAPA FOTO LAIN DI MONDSEE

MOZARTDrs. Bambang Gunawan di muka patung Mozart.

Pengetahuan saya akan musik adalah sama dengan nol besar. Ketika bertemu dengan patung Mozart di Salzburg - Austria, timbullah pertanyaan yang bodoh :

" Kok, patung Mozart ada disini ?". Ternyata, kota Salzburg adalah kota kelahiran Wolfgan Amadeus Mozart pada tanggal 27 Januari 1756. Maka tidak heran bila di kota ini juga terdapat museum Mozart. Melihat museum Mozart juga timbul pertanyaan bodoh - kok, jelek, kok, sumpek ? Ternyata disinilah Mozart tinggal dalam kemiskinan sanpai akhir hayatnya.

Siapakah Mozart ? Mozart adalah seorang komponis Jerman berkemampuan sempurna dalam permainan, penciptaan, penguasaan akustik, dan orksetrasi. Pada masa kanak-kanak sudah mendapat sambutan kalangan tinggi di Eropa karena keluarbiasaan bakatnya sabagai pemain dan improvisator. Pada umur 4 tahun sudah mulai mencipta. Pada umur 10 tahun digubahnya opera Die Schuldigkeit des ersten Gebotes; pada umur 12 tahun opera Bastian und Bastienne yang kemudian menjadi terkenal. Simfoninya yang pertama diciptakannya ketika berumur 9 tahun; juga musik-musik berbentuk koser, kuartet gesek digubahnya dalam umur 14-16 tahun.

Ia komponis pertama dalam sejarah yang berusaha hidup dari pekerjaanya sebagai seniman yang berdiri sendiri. Ini terjadi setelah hubungannya dengan Uskup Agung Hieronymus, pelindungnya, retak (1781); dan sampai akhir hayatnya hidup dalam kemiskinan. Dalam sakit parah, sebuah Requim agung diciptanya, yang ternyata menjadi

Page 10: (1984) TULISAN BG 1984

pengantar dalam kematiannya sendiri (5 Desember 1791 di Wina). Setelah itu Mozart segera dilupakan orang; tanda kuburnyapun tidak pernah diketahui pasti hingga sekarang. Seniman besar sepanjang abad ini menwarisi dunia dengan karya musik dalam jumlah dan nilai keindahan yang luar biasa besar dan tinggi. Musiknya penuh dengan kewajaran , ekspresi, dan keagungan dituangkannya dalam keseimbangan isi dan bentuk yang klasik sempurna. Diantara operanya yang paling terkenal, yaitu : - Idomeneo - Die Entfuhrung aus dem serial - Figaro's Hochziet - Don Giovanni - Cosi fan Tutte - Die Zauberflote

Selanjutnya, terdapat 40 simfoni, konser-konser untuk piano, biola, klarinet, corno, dan banyak lagi divertomento dan karyakarya lain. musik kamar ciptaannya temasuk paling indah ; juga musik piano, organ, misa, dan lain-lain.

Tgl. 1 April 1985, Bambang Gunawan

MOZARTDrs. Bambang Gunawan di muka patung Mozart.

Pengetahuan saya akan musik adalah sama dengan nol besar. Ketika bertemu dengan patung Mozart di Salzburg - Austria, timbullah pertanyaan yang bodoh :

" Kok, patung Mozart ada disini ?". Ternyata, kota Salzburg adalah kota kelahiran Wolfgan Amadeus Mozart pada tanggal 27 Januari 1756. Maka tidak heran bila di kota ini juga terdapat museum Mozart. Melihat museum Mozart juga timbul pertanyaan bodoh - kok, jelek, kok, sumpek ? Ternyata disinilah Mozart tinggal dalam kemiskinan sanpai akhir hayatnya.

Siapakah Mozart ? Mozart adalah seorang komponis Jerman berkemampuan sempurna dalam permainan, penciptaan, penguasaan akustik, dan orksetrasi. Pada masa kanak-kanak sudah mendapat sambutan kalangan tinggi di Eropa karena keluarbiasaan bakatnya sabagai pemain dan improvisator. Pada umur 4 tahun sudah mulai mencipta. Pada umur 10 tahun digubahnya opera Die Schuldigkeit des ersten Gebotes; pada umur 12 tahun opera Bastian und Bastienne yang kemudian menjadi terkenal. Simfoninya yang pertama diciptakannya ketika berumur 9 tahun; juga musik-musik berbentuk koser, kuartet gesek digubahnya dalam umur 14-16 tahun.

Page 11: (1984) TULISAN BG 1984

Ia komponis pertama dalam sejarah yang berusaha hidup dari pekerjaanya sebagai seniman yang berdiri sendiri. Ini terjadi setelah hubungannya dengan Uskup Agung Hieronymus, pelindungnya, retak (1781); dan sampai akhir hayatnya hidup dalam kemiskinan. Dalam sakit parah, sebuah Requim agung diciptanya, yang ternyata menjadi pengantar dalam kematiannya sendiri (5 Desember 1791 di Wina). Setelah itu Mozart segera dilupakan orang; tanda kuburnyapun tidak pernah diketahui pasti hingga sekarang. Seniman besar sepanjang abad ini menwarisi dunia dengan karya musik dalam jumlah dan nilai keindahan yang luar biasa besar dan tinggi. Musiknya penuh dengan kewajaran , ekspresi, dan keagungan dituangkannya dalam keseimbangan isi dan bentuk yang klasik sempurna. Diantara operanya yang paling terkenal, yaitu : - Idomeneo - Die Entfuhrung aus dem serial - Figaro's Hochziet - Don Giovanni - Cosi fan Tutte - Die Zauberflote

Selanjutnya, terdapat 40 simfoni, konser-konser untuk piano, biola, klarinet, corno, dan banyak lagi divertomento dan karyakarya lain. musik kamar ciptaannya temasuk paling indah ; juga musik piano, organ, misa, dan lain-lain.

Tgl. 1 April 1985, Bambang Gunawan

Happy Birthday Mozart

Date: Friday 27 January 2006 20:54 From: "MANG UCUP"

Hari ini; 27 Januari adalah hari ulang tahunnya Mozart, seorang musisi dunia termasyhur dan saya yakin setiap pembaca pernah mendengar namanya Mozart, tetapi apakah Anda tahu, bahwa Mozart itu seorang penjudi berat, sehingga ia kelilit hutang yang berjibun. Pada saat ia matipun keluarganya sudah tidak mampu lagi untuk membiayai ongkos pemakamannya. Mozart di kuburkan di kuburan masal “tanpa nama”. Keberadaan tengkoraknya pun hingga kini masih tetap menjadi satu misteri. Sebelumnya ia meninggal, ia telah mengkomposisi sendiri lagu misa kematiannya “Requiem D-moll Kv 626”. Konon kabarnya ia mati diracun oleh saingannya sendiri. Dan kalau Anda mencari kata “Mozart” melalui Google, maka Anda akan menemukan lebih dari 19,9 juta artikel mengenai Mozart.

Musik Mozart bukan saja terbuktikan bisa membuat anak bayi menjadi cerdas, tetapi juga bisa mengurangi penderitaan rasa sakitnya seseorang, sehingga dengan mana di banyak tempat praktek Dr Gigi di Eropa mereka mengalunkan musik Mozart.

Page 12: (1984) TULISAN BG 1984

Musik Mozart bukan saja digemari oleh manusia saja, bahkan hewan maupun tumbuh-tumbuhan sekalipun menyenanginya, ini terbuktikan dimana sapi-sapi di Holland yang seharian mendapatkan alunan musik Mozart dapat memproduksi lebih banyak susu, begitu juga dengan tanaman agar bisa tumbuh dan berbuah lebih cepat harus disirami bukan hanya sekedar dengan air saja, tetapi juga dengan alunan musik Mozart. Untuk menenangkan binatang-binatang yang agresif di kebon binatang mereka menggunakan musik Mozart, hal yang sama di praktekan juga di penjara.

250 tahun yang lampau tepatnya pada tanggal 27 Januari 1756, Joannes Chrysostomus Wolfgangus Theophilus dengan nama panggilan Wolfgang yang akhirnya lebih dikenal dengan nama Wolfgang Amadeus Mozart, dilahirkan di kota Salzburg - Austria. Sejak kecil, Mozart telah memperlihatkan bakatnya yang luar biasa dalam dunia musik, walaupun sebenarnya ia mempunyai perwatakan yang lembut seperti takut mendengar bunyi trompet yang kuat. Ia meninggal dunia pada usia 35 tahun (5 Desember 1791 di Wina).

Dalam usia empat tahun, Mozart sudah mampu memainkan harpsichord dan melakukan improvisasi pada karya-karya musik pendahulunya, bahkan ia telah mampu menulis komposisinya yang pertama dalam usia lima tahun dan di usia muda ia telah mahir menguasai biola. Dia juga adalah pemain keyboard yang sangat handal. Tahun 1767, pada saat Mozart berusia sebelas tahun, ia telah menulis karya opera pertamanya yang berjudul “La Finta Semplice” untuk dihadiahkan kepada kaisar.

Dalam masa hidupnya yang singkat itu, ia menghasilkan 626 karya musik, yang paling terkenal adalah konser piano berjudul simfoni no 17 dalam G major, no. 20 dalam D minor, dan no. 21 dalam C major diakui sebagai mahakarya musik zaman klasik. Disamping itu opera Don Giovanni dan Die Zauberflöte (Seruling Ajaib). Sedangkan opera “Perkawinan Figaro” (DieHochzeit des Figaro) adalah opera yang paling banyak di pentaskan di seluruh dunia.

Mozart mengenal musik sejak lahir terutama dibawah bimbingan ayahnya Johann Georg Leopold Mozart seorang komponis penting pada jamannya. Wolfgang adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara yang mati prematur. Hanya dia dan Maria Anna Mozart ("Nannerl") yang bertahan hidup sampai dewasa. Leopold yang menemukan bakat kedua anaknya oleh sebab itulah ia merasa terpanggil untuk memamerkan mereka ke seluruh Eropa.

Mozart dibawa tur oleh ayahnya untuk bermain piano di hadapan raja Bayern di München. Ayahnya khusus mengambil cuti panjang dari jabatannya untuk mempromosikan anaknya dihadapan raja-raja. Antara lain Mozart bermain piano di hadapan Ratu Maria Theresia yang terpukau akan keahlian permainan Mozart. Setelah konser tersebut, Mozart harus mengadakan tur konser yang cukup panjang selama tiga tahun yaitu di Paris dan di London (1763, 1765). Di tempat-tempat Mozart mengadakan konser ia juga diuji oleh mereka oleh para bangsawan disana. Antara lain dengan mengimprovisasi tema-tema yang diberikan oleh para penguji dengan mata yang ditutup

Page 13: (1984) TULISAN BG 1984

selembar kain. Disitu Mozart disambut dan diberi gelar sebagai anak ajaib (das Wunderkind).

Seperti juga setiap manusia „Nobody is perfect“, maka Mozart juga memilikikekurangan, ia adalah seorang yang punya hobby judi, bahkan menjelang akhir hanyatnya ia menjadi seorang peminum. Sekitar th 1788 s/d 1791 ia mengirimkan banyak surat dimana ia mengemis mohon bantuan uang, minimum telah ditemukan 20 surat permohonan bantuan uang yang ditulis oleh Mozart. Disamping itu walaupun wajah maupun penampilannya dari Mozart tidak bisa dibilang guanteng, tetapi ia termasuk seorang playboy yang memiliki banyak pacar-pacar lainnya.

Mozart wafat dalam usia 35 tahun (5 Desember 1791) dan dimakamkan di sebuah kuburan masal untuk umum St Mark, Wina oleh sebab itulah mereka tidak dapat memastikan dimana letak kuburannya, maklum keluarganya sudah tidak mampu lagi untuk membayar ongkos pemakamannya. Sebab-musabab Mozart meninggal tak pernah dapat diketahui dengan jelas. Hingga kini ada lebih dari 80 macam versi kenapa Mozart meninggal. Konon kabarnya Mozart diracuni Salieri yang merupakan saingannya, sebab pernah diberitakan bahwa Salieri mengakuinya sebelum ia meninggal di tempat tidurnya (1825), walau ada cerita lain yang menentang hal ini.

Berdasarkan legenda ternyata seorang penggali kuburan yang mengetahui dimana letak mayatnya Mozart, telah mengambil tengkoraknya. Melalui berbagai jalan, akhirnya tengkorak tanpa rahang bawah tersebut tiba di Salzburg pada tahun 1902. Hanya hingga saat ini masih diragukan apakah itu benar tengkoraknya dari Mozart ataukah bukan ?

Mang Ucup Homepage: www.mangucup.net

MENGINAP DI ASRAMA MAHASISWA DI MUNCHEN

Bila di Mondsee (Austria) kami menginap di hotel yang murah, tetapi mewah dengan pemandangan yang indah (dari kamar langsung dapat melihat danau Mondsee), maka berbeda sekali ketika menginap di Munchen.

Semua ini terjadi serba kebetulan. Mondsee adalah kota peristirahatan. Ramai sekali kalau sedang musim panas. Tetapi pada bulan Oktober, udara sudah mulai dingin dan Mondsee sudah mulai sepi. Maka tidak sukar untuk mencari hotel yang baik dengan harga murah. Bagaimana di Munchen? Walaupun bulan Oktober, ternyata tidak mudah mencari hotel yang baik tetapi murah.

Demikianlah, tgl. 18 Oktober 1984 perjalanan dilakukan dari Alzburg (Austria) ke Munchen (Jerman Barat). Sampai di Munchen kira-kira pukul 19.00 malam. Langsung ke Tourist Information untuk mencari hotel. Hasilnya nihil. Wah,

Page 14: (1984) TULISAN BG 1984

bagaimana nih, hari sudah mulai malam. Tiba-tiba Pingky Adinata teringat dan berkata: "Di Munchen kan ada puteranya Pak Lukas Teryadi". (Ketua III BPK Penabur Jakarta waktu itu). Kebetulan sekali minggu yang lalu kami mengirim uang titipan Pak Lukas Teryadi dari Hamburg ke Munchen, maka segera dicari alamat dan nomor teleponnya. Rupanya Tuhan memang Maha Penyayang, Kristianto Teryadi ada di rumah. Saat telepon benar-benar tepat. Seperempat jam lebih cepat Kris belum pulang dan seperempat jam lebih lambat, Kris sudah berangkat lagi untuk mencetak foto. Segera diadakan perjanjian untuk bertemu di suatu tempat di Munchen.

Saya sendiri sebenarnya sudah lupa-lupa ingat pada Kris. Yang jelas, ketika Kris di SMAK I pernah belajar keterampilan fotografi. Tidak terduga sama sekali bahwa beberapa tahun kemudian akan bertemu dengan bekas murid dan tidur di kamarnya.

Setelah menunggu kira-kira 1/2 jam, Kris muncul dari dalam tanah. Tidak perlu heran, karena Kris baru saja naik kereta api bawah tanah (U-Bahn). Kris tidak sendirian, dia mengajak pacarnya seorang gadis Jerman. Segera Kris menawarkan agar mampir ke asramanya untuk makan malam dan mencoba lagi mencari hotel dengan pertolongan buku telepon.

Karena mobil merk Opel yang kami sewa dari Hamburg hanya bisa muat lima orang, maka Kris mengajak saya naik U-Bahn ke asramanya. Naik kereta api bawah tanah di Munchen membuat saya menjadi minder, terasa sekali bahwa saya ada di negara yang begitu maju. Benar-benar seperti orang dusun yang baru masuk ke kota. Masuk setasiun kereta api bawah tanah, tidak merasa berada di bawah tanah, karena begitu luas dan berlantai empat. Bayangkan, ada rel kereta api bertingkat empat ke bawah di dalam tanah. Kalau melihat gedung bertingkat di Jakarta juga banyak, tetapi Jakarta belum punya kereta api bawah tanah, apalagi bertingkat empat ke bawah, maka pengalaman ini sangat sulit untuk dilupakan. 

Sesampainya diasrama, Kris dan pacar sibuk sekali. Kris sibuk memasak nasi dan membuat gado-gado, sedang sang pacar mencoba mencari hotel melalui telepon. Setelah makan malam, hari telah pukul 22.00 malam, sedangkan hotel-hotel semua penuh. Kebetulan malam itu di asrama ada dua kamar yang kosong, maka Kris menawarkan tidur di asrama. Diadakan pembagian tugas, yaitu saya, Albert dan John tidur di kamar Kris. Pingky dan nyonya di kamar lain. Sedangkan Kris mengalah tidur di kamar lain di tingkat bawah. Apa boleh buat, dari pada tidur di jalan dengan temperatur sekitar 5 derajat C, lebih baik tidur di asrama walaupun sempit. 

Tuhan Maha Pengasih, penderitaan tidur "udang" di asrama mendapat kompensasi dengan dapatnya visa ke Italia. Mengejar visa ke Italia punya cerita sendiri. Sebenarnya sudah tahu bahwa semua visa lebih baik diurus di Jakarta. Tetapi karena masih ragu-ragu dan waktu sudah mendesak, maka visa ke Italia belum berhasil diperoleh. Tiba di Hamburg dicobalah minta visa ke Italia, hasilnya

Page 15: (1984) TULISAN BG 1984

ditolak. Coba lagi di Koln juga ditolak. Kesempatan terakhir adalah di Munchen, kalau dapat terus ke Italia, kalau tidak dapat apa boleh buat. Ternyata berkat kepandaian Ny. Pingky Adinata, berhasil. Walaupun masih capai karena tidak dapat tidur nyenyak di asrama, semua sepakat untuk terus ke Italia.

Tidak salah kalau ada pepatah yang mengatakan: "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang kemudian". Menderitalah lebih dahulu di Munchen, baru kemudian dapat melihat Italia dengan hati senang. Terima kasih pada Kristianto dan pacar atas sambutannya yang begitu ramah serta perhatian dan pengorbannnya yang begitu besar. Semua berkesan dalam hati kami.

Inilah kamar Kristianto Teryadi tempat kami menginap. Mungkin guru-guru SMAK I masih ingat dan mengenali Kristianto, alumni SMAK I (paling kiri). Disamping Kristianto sebagai alumni SMAK I, di foto ini juga terdapat dua orang lagi alumni SMAK I yaitu Pingky Adinata (ke dua dari kiri) dan Alber Iskandar (ke empat dari kiri). Kalau kita melihat kamar ini, walaupun tidak besar tetapi perlengkapannya termasuk mewah. Ada TV berwarna, ada sound system, bahkan perlengkapan rumah tangga juga ada, hal ini terbukti bahwa Kris dapat menjamu tamunya sebanyak lima orang. Enak, ya jadi mahasiswa jaman sekarang.

Tgl. 1 April 1985, Bambang Gunawan

MENUJU ITALIASetelah mendapatkan visa di Munchen (bagaikan mendapat undian/lotre), OPEL HL-WC 30 melanjutkan perjalanan ke Italia. Maka lengkaplah perjalanan yang panjang ini bagaikan mimpi.

Kebetulan sekali terjadi studi perbandingan yang menarik. Tanggal 24 September 1984 sampai dengan 28 September 1984 saya ke Salatiga, Yogya dan Solo dengan mobil. Dua minggu kemudian, juga dengan mobil, saya berangkat dari Hamburg ke Koln, Aachen, Mondsee, Salzburg, Munchen, Padova, Venezia, Roma, Nice, Monaco, Paris, Amsterdam kembali lagi ke Hamburg. Bila di Jawa perjalanan menempuh 400 km, maka di Eropa perjalanan ini menjadi 10 kali lipat yaitu antara 4.000 km sampai 5.000 km. Perbedaannya, bagaikan siang dan malam.

Tujuan utama ke Italia adalah Roma, karena mendapat undangan dari sebuah pabrik lighting system. Jarak antara Munchen-Roma cukup jauh yaitu sekitar 1.000 km, maka diputuskan untuk mampir di Venezia lebih dahulu. Venezia, yang terkenal sebagai kota air adalah objek turis yang ramai. Sebaiknya jangan menginap di Venezia, hotelnya pasti mahal-mahal. Kota terdekat dari Venezia adalah Padova, di sinilah kami berlima menginap.

Page 16: (1984) TULISAN BG 1984

Memasuki negara Italia, telah terasa suasana yang lain sekali dibandingkan dengan Jerman Barat. Bila di Jerman Barat, lebih terkesan akan suasana yang rapih, bersih dan sepi, maka di Italia lebih mirip suasana Indonesia, ramai mobil tua dan motor/scooter tidak sulit ditemukan, agak semerawut bahkan yang menarik adalah mata uang Italia, yaitu Lire ternyata lebih murah daripada mata uang Indonesia.

Setelah beristirahat satu malam di Padova, perjalanan diteruskan ke Venezia. Kota ini tidak memiliki jalan raya. Lalu lintas dalam kota dilakukan dengan Gondola dan perahu-perahu bermotor. Bagi mereka yang sedang berbulan madu memang asyik sekali berada dikota Venezia ini. Berperahu berduaan ditambah udaranya yang sejuk lebih kurang 15 derajat C, banyak membantu menciptakan kemesraan.

Sebenarnya banyak sekali objek turis di Venezia ini, tetapi karena terbatasnya waktu, tidak semua objek dapat dilihat. Yang paling berkesan adalah melihat pabrik gelas keramik dan kathedral Santo Markus.

Sebaiknya datang ke Venezia pada bulan Juli, karena pada hari Minggu ke tiga bulan Juli ada pesta besar. Hari itu dalam bahasa Italia disebut "Il Rendentore" suatu hari penebusan dosa. Kabarnya pada saat tersebut Venezia ramai sekali, sayang, kami datang ke Venezia bulan Oktober di mana Eropa sudah siap-siap menyambut musim dingin, maka Veneziapun sudah tidak terlalu ramai.

Inilah PIAZZA SAN MARCO, karena bulan Oktober, suasananya tidak seramai pada waktu musim panas, tetapi burung-burung merpatinya tetap setia dan jinak-jinak. Pintu masuk utama dari gereja/kathedral San Marco ini tertutup papan, rupanya sedang dipugar atau diperbaiki. Lapangan di depan gereja ini bila air laut sedang pasang dapat terendam air alias banjir. Suasana di sini memang sangat romantis, udara yang sejuk, suasana yang santai dan secara sayup-sayup terdengar musik

"Santa Lucia". Suatu kenangan yang sangat sulit untuk dilupakan.

Pabrik gelas keramik di Venezia ini juga merangkap toko dan show room. Sebenarnya lampu duduk ini mau dibeli untuk dibawa ke Jakarta, tetapi beratnya minta ampun,

saya telah mencoba untuk mengangkatnya, tetapi tidak berhasil - terpaksa batal. (Sebenarnya, duitnya yang nggak ada).

Tgl. 1 April 1985, Bambang Gunawan

Page 17: (1984) TULISAN BG 1984

PENGALAMAN DI ROMA ITALIASelesai makan siang di Venesia pada hari Sabtu tgl. 20 Oktober 1984, perjalanan dilanjutkan ke Roma. Jarak dari Venesia ke Roma kira-kira 300 km. Tujuan ke Roma adalah untuk memenuhi undangan sebuah pabrik lighting system. Walaupun mata uang Italia lebih rendah dari mata uang Indonesia, tetapi jalan bebas hambatan (tol) sudah bertebaran di seluruh Italia. Jelas dalam hal ini Italia jauh lebih maju dari pada Indonesia, yang baru memiliki beberapa buah saja. Keunikan lain dan yang membuat kami terkagum-kagum adalah banyaknya terowongan yang harus dilalui memberikan suatu kesan tersendiri yang sulit untuk dilupakan. Tetapi ketika kembali, yaitu dari Roma ke Nice dan Monaco, kami hampir "teler", karena mata sakit rasanya mengalami sebentar gelap sebentar terang. Kami mencoba menghitung jumlah terowongan tetapi setelah lewat angka 50 menjadi capai sendiri dan bosan, maka terpaksa komputer untuk menghitung dihentikan. Kenapa begitu banyak terowongan yang harus dilalui? Jelas, selutuh Italia Utara terletak di daerah pegunungan Alpen, sepanjang 900 km, selebar 150-200 km. Bayangkan bila tidak ada terowongan.

Mendengar kata Italia, asosiasi yang paling cepat ke luar adalah mamer Italia. Ternyata hal ini bukan omong kosong. Sepanjang jalan menuju Roma kami sering bertemu dengan truk terbuka yang membuat marmer yang belum dipotong. Rupanya sampai saat ini belum habis marmer ini digali orang.

Tiba di Roma, hari sudah mulai gelap. Syukur, tidak terlalu sulit untuk mendapat hotel. Untung sekali hotel tempat kami tinggal, berada di tengah kota kuno dari Roma, tidak jauh letaknya dari Spain Square (Piazza di Spagna) yang terkenal sebagai tempat berkumpulnya para seniman dan pelukis. Tetapi kerugian tinggal di kota kuno ini adalah jalannya sempit-sempit, maka diaturlah satu arah bila bermobil. Tentu saja, kalau dahulu jalan itu untuk dilalui gerobak, sedang kini untuk mobil. Walaupun peta kota Roma selalu ada di tangan bahkan dibantu oleh 3 orang co-pilot, tetap saja masih bisa "nyasar". Terpaksa mobil lebih sering ditinggalkan di hotel. Untuk keliling ke mana-mana memang lebih enak jalan kaki, karena udara yang sejuk, membuat tidak cepat capai. Kami mengelilingi tempat-tempat seperti Monumen Victor Emmanuel II, Fountain of Trevi dan lain dengan jalan kaki. Rasanya di Jakarta tidak akan mengalami jalan kaki sedemikian jauh.

Ketika hendak ke Roma, banyak orang sudah mengatakan agar hati-hati di Roma, banyak tukang copet, banyak pencoleng, jangan jalan sendirian, hati-hati dengan tas tangan, wah - banyak lagi. Bahkan di Munchen, Kristianto Teryadi sudah menceritakan bahwa temannya ketika di Roma, tidur di mobil, tetapi besok pagi ke empat ban mobilnya sudah tidak ada. Bila Anda datang ke Roma, jangan heran di mana-mana sepeda atau motor yang parkir di pinggir jalan selalu dilengkapi kunci tambahan pada kemudinya.

Page 18: (1984) TULISAN BG 1984

Saya sendiri sudah tidak mengharapkan kembali kamera saya ketika tertinggal setelah makan pagi di hotel. Pagi itu adalah hari Senin tgl. 22 Oktober 1984, setelah selesai makan pagi perut rasnya memanggil-manggil untuk kembali ke kamar. Rupanya ada sesuatu yang tidak beres di dalam perut yang mesti disalurkan. Karena tergesa-gesa, kamera tertinggal di restoran. Beberapa lama kemudian, saudara John masuk ke kamar dan berkata: "Kamera kamu mana?". Barulah saya sadar bahwa kamera saya tadi tertinggal. Syukurlah, kamera tersebut dapat diambil kembali di kantor hotel. 

Esok harinya, sesuatu yang hilang benar-benar hilang lenyap. Pagi itu kami sudah siap-siap untuk meninggalkan Roma untuk meneruskan perjalanan ke Nice, Monaco. Ketika tas-tas pakaian hendak dimasukkan dalam bagasi mobil, ternyata kunci bagasi sudah rusak. Isi bagasi juga sudah terbang. Semua anggota rombongan punya andil kehilangan. Jenny kehilangan kamera Canon, Pingky, Albert dan John kehilangan hasil belanjaan di Venesia. Sedang saya kehilangan overcoat pinjaman. Sudah boleh "pinjam", kini hilang lagi, padalah di Jakarta, tante saya yang meminjamkan overcoat tersebut sudah memesan wanti-wanti, "Jangan lupa dengan sarung tangan ini, bila tidak dipakai masukkan lagi dalam kantong overcoat". Masih untung, kalau kamera saya berikut film-filmnya hilang, maka saya tidak dapat membuat laporan seperti ini di majalah Berita KPS Jakarta. Berikut ini beberapa foto dokumentasi ketika di Roma.

COLOSSEUM

Roma sering digelari sebagai "Kota Abadi", karena banyak peninggalan jaman kuno, berupa bangunan-bangunan bersejarah. Salah satu bangunan tua tersebut adalah Colosseum. Amphitheater yang besar sekali ini didirikan oleh Raja Vespasian dan Titus dari Kerajaan Roma tahun 79 sebelum Masehi. Tetapi menurut sumber lain bahwa Amphitheater dibangun antara tahun 69 dan 79 sesudah Masehi. Yang mana yang benar, mungkin guru-guru sejarah yang dapat menerangkannya. Tempat ini mempunyai sebuah arena dan tribun-tribun. Tingginya empat tingkat. Jalan masuk melalui sistem tangga-tangga dan gang-gang di bawah panggung (tempat penonton). Di bawah arena ada ruangan-ruangan dan gang-gang di bawah tanah pula. Luasnya k.l. 2,5 ha, berbentuk elips, berkapasitas 45-50 ribu orang. Tetapi sumber lain mengatakan dapat memuat sampai 85.000 penonton. Di arena Colosseum inilah dilakukan macam-macam kegiatan olahraga dan pertunjukkan seperti pertarungan binatang buas atau binatang buas lawan manusia. Yang paling populer adalah perelahian antara gladiator, orang lama orang.

Page 19: (1984) TULISAN BG 1984

Saat ini yang terlihat hanya tinggal reruntuhannya. Tetapi melalui reruntuhan inilah kita dapat mempelajari apa saja yang dilakukan oleh manusia di jaman dahulu kala. Melihat colosseum ini, saya teringat akan candi Borobudur di Indonesia, tetapi jelas Colosseum ini jauh lebih tua, karena candi Borobudur dididrikan pada akhir abad ke

8 atau awal abad ke 9 di jaman pemerintahan Raja Syailendra.

VATIKAN

Roma selain disebut "Kota Abadi" juga disebut sebagai "Kota Suci", karena disini terletak Negara Kota Vatikan (Stato della Cetta del Vaticano). Di samping itu, roma juga dijuluki sebagai "Kota Tujuh Bukit". Nah, salah satu dari 7 bukit kota roma

adalah tempat Santo Petrus dikuburkan dan Gereja St. Petrus didirikan. Disamping gereja itu terletak istana kepausan, tempat para Paus tinggal sejak kembali dari

Avignon (1377) sampai sekarang. Di dalamnya disimpan koleksi karya-karya kesenian dan perpustakaan yang sangat bernilai. Sejak 1929 wilayah itu dijadikan negara

berdaulat dengan Paus sebagai Kepala Negara. Luas negara tersebut hanya 0,44 km2, berarti negara merdeka terkecil di dunia. Tetapi uniknya istana Vatikan dikatakan sebagai istana kediaman terbesar di dunia. Suatu hal yang menarik dari Gereja St.

Petrus adalah kubahnya. Kubah ini dibuat oleh Micheangelo pada tahun 1498-1500. Michelangelo dengan nama lengkapnya adalah Michelangelo Di Buonerroti Simoni, hidup antara tahun 1475-1564, terkenal sebagai pematung, pelukis, arsitek, insinyur

dan penyair (khususnya soneta) Italia. Menjadi lambang tertinggi renaisans. Menguasai seni Italia selama 60 tahun. Ia menyimpulkan semua penemuan artistik abad ke 15 dan ke 16 awal, serta menetapkan arah masa depan. Menggabungkan keimanan Kristen tradisional dengan cita-cita klasik yang bangkit kembali dalam

falsafah baru humanisme.

Inilah lapangan Santo Petrus yang berbentuk bulat. Kami berada di sini pada tgl. 21 Oktober 1984, hari Minggu. Sebetulnya mau ikut kebaktian, tetapi tidak dapat tempat

Page 20: (1984) TULISAN BG 1984

duduk dan tidak mengerti bahasanya, maka terpaksa jadi penonton saja sambil potrat-potret.

Foto-foto lain selama di Roma, Italia

Tgl. 1 April 1985, Bambang Gunawan

SEHARI DI MONACOHari Selasa tgl. 23 Oktober 1984, perjalanan dilanjutkan. Roma ditinggalkan. Sasaran tujuan kini Paris. Ternyata jarak Roma ke Paris jauh sekali, kurang lebih 1.000 km. Karena bagasi mobil terbongkar, maka terpaksa beli lagi souvenir-souvenir tentang Vatikan. Hal ini membuat start perjalanan baru dapat dilakukan sekitar pukul 11.00. Perjalanan kali ini sangat mengesankan, karena terlalu banyak terowongan yang harus dilewati.

Kira-kira pukul 9.00 malam sampailah di Nice, setelah sempat nyasar dan tanya sana sini. Untung saja pilot kami (Pingky Adinata) punya daya logika yang tinggi. Nice berada di tepi pantai, kini ada sungai maka lebih baik ikuti saja sungai ini karena pasti akan bermuara ke laut. Benar saja tidaklama kemudian kota Nice berada di depan mata.

Sebelum masuk ke kamar hotel timbul masalah baru. Kunci bagasi sudah rusak, maka dengan menggunakan alat yang sederhana saja seperti pisau atau obeng dengan mudah bagasi dapat dibuka orang. Di sekitar hotel banyak sekali pemuda pemudi berkumpul, ada yang sedang minumk-minum, ada yang sedang bercanda, ada yang sedang ngobrol, kabarnya banyak gelandangan Italia di Perancis. Terpaksa harus menunggu dahulu beberapa jam, agak larut malam mereka mulai bubar, barulah kami berani untuk bongkar bagasi dan masuk tidur.

Esok hari, tgl. 24 Oktober 1984, karena sudah terlanjur berada di Nice maka kami semua sepakat untuk meninjau Monaco. Tentu untuk kita semua bukan sesuatu yang asing mengenai Raja Rainer III yang menikah dengan aktris film amerika (1956) Grace kelly, sehingga namanya berubah menjadi Ratu Gracia.

Page 21: (1984) TULISAN BG 1984

Bagaimana sejarah Monaco? Monaco dibangun oleh bangsa Funisia pada abad ke 10 s/d ke 5 sebelum Masehi. Dahulu disebut Hercules Moneci Porta. Dari sinilah Julius Caesar bertolak ke Yunani (sekarang Italia) menggempur Pompei. Dalam abad ke 10 Kaisar Romawi Suci Otta I menyerahkan Monaco kepada seorang raja Genua dari keluarga Grimaldi. Rainer I, raja Monaco pertama bertahta tahun 1304. Sejak Juli 1918 Monaco untuk kesekian kalinya dibawah protektorat Perancis. Raja Rainer III yang bertahta sejak 1945 sampai sekarang, menjadi terkenal karena menikah dengan Grace kelly. Sayang Grace kelly meninggal dalam kecelakaan mobil pada bulan September 1982.

Bagaimana kesannya melihat Monaco hanya dalam waktu sehari? Tentu saja tidak banyak. Yang paling mudah terlihat adalah begitu banyak mobil mewah berkeliaran dan begitu banyaknya kapal-kapal pesiar berada di pantai. Jelas, rupanya di sinilah tempat berkumpulnya orang-orang kaya. Maka tidak heran bila ada Monte Carlo, tempat perjudian yang terkenal itu. Untung kami berlima tidak ada yang suka judi, maka tidak mampir di Casino.

Berikut ini beberapa foto dokumentasi diMonaco dan Nice.

PANTAI NICE - PERANCIS

Di kota inilah kami singgah/menginap satu malam sebelum perjalanan dilanjutkan ke Paris. Kota ini oleh orang Perancis disebut Nice, tetapi oleh orang Italia disebut Mizza. Kota yang berpenduduk kurang lebih 323.000 orang ini terletak di tepi Laut Tengah. Sejak abad ke 19 terkenal sebagai tempat pemandian yang ramai dikunjungi orang.

Inilah pantainya, kok sepi-sepi saja, kenapa demikian? Ingat! Foto ini dibuat pada tgl. 24 Oktober 1984, jadi sudah hampir musim dingin, siapa yang tahan mandi di dalam

air es. Di samping itu, foto ini dibuat juga terlalu pagi, yaitu kira-kira pukul 7.00 pagi. Memang makin siang makin ramai tempat ini, tetapi tetap tidak seramai pada waktu musim panas. Alangkah indahnya bila suatu hari guru-guru BPK Penabur Jakarta lengkap dengan keluarga dan anak-anak berekreasi ke tempat ini. Semoga usul ini

bukan suatu impian atau dongeng.

MUSEUM OSEANOGRAFI

Page 22: (1984) TULISAN BG 1984

Inilah museum Oseanografi yang cukup terkenal. Jadi, Monaco bukan saja dikenal karena judinya tetapi juga punya andil dalam bidang ilmu pengetahuan. Karena dekat dengan laut, maka ilmu Oseanografi-lah yang berkembang disini. Foto ini dibuat dari muka belakang, di bawah bangunan museum tersebut sudah langsung laut. Perhatikanlah batu karang yang menutupi bagian kiri bawah dari foto museum tersebut. Kenapa ada batu karang yang begitu menonjol? Pertanyaan ini menggugah hati saya dan saya tak dapat menemukan jawabannya. Tetapi yang jelas tempat ini terletak pada daerah Monaco Ville atau Rock, disebut demikian karena terletak pada tanjung pegunungan karang yang menjorok ke laut Tengah.

ISTANA MONACO

Mendengar kata Monaco sudah sering, tetapi melihat istananya baru sekali ini. Penampilan dari luar biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa. Di belakang istana ini kita lihat gunung batu karang. Gunung batu karang inilah yang menjadi ujung pegunungan batu karang yang menjorok ke Laut Tengah. Jadi, di belakang batu karang tersebut tidak ada apa-apa lagi selain laut. Kalau Vatikan dikatakan sebagai negara terkecil di dunia, maka Monaco juga tidak besar, luasnya hanya 1,9 km2, kebun binatang Ragunan saja masih jauh lebih besar. Tetapi kepadatan penduduknya bukan main, tiap 1 km2 dihuni oleh 15.436 jiwa. Sedangkan Jakarta, pada sensus tahun 1980 kepadatan penduduknya telah mencapai 10.000 jiwa tiap 1 km2.

PELABUHAN MONACO

Daerah kerajaan Monaco (Principaute de Monaco) secara administratif dibagi dalam 3 daerah, yaitu Monaco ville atau Rock, Montecarlo dan daerah sepanjang pelabuhan yang dinamakan La Condamine. Daerah inilah yang tampak pada foto di atas. Untuk

membuat foto yang menjadi ciri khas Monaco tersebut tidaklah sukar karena tempatnya sudah tersedia. Untuk melihat laut atau pemandangan laut, negara kita

Indonesia tidak kalah karena di mana-mana ada laut. Hanya bedanya, Monaco terletak pada daerah sub-tropis, sehingga lebih sejuk dibandingkan dengan Indonesia

yang panas, karena terletak di daerah tropis. Kepadatan penduduknya yang telah mencapai 1,5 kali dibandingan dengan Jakarta maka jangan harap dapat berimigrasi

ke Monaco. Untuk orang Monaco saja sudah sesak. perhatikan saja rumah-rumah yang bertingkat banyak dan saling berhimpit-himpitan itu.

1.

Page 23: (1984) TULISAN BG 1984

Tgl. 1 April 1985, Bambang Gunawan

ISTANA VERSAILLES DI PERANCIS

Istana Versailles dilihat dari depan, samping dan belakang.

Ketika saya duduk di SMP sekitar tahun 1959, nama Versailles sudah bukan suatu hal yang asing, tetapi 25 tahun kemudian, bagaikan mimpi rasanya karena istana Versailles sudah berada di depan mata, tepatnya tgl. 28 Oktober 1984, hari Minggu.

Versailles, sebenarnya nama sebuah kota di Perancis, k.l. 18 km di barat daya Paris. Dengan adanya perkembangan kota maka kini Versailles telah menjadi satu dengan Paris, sama halnya seperti Jakarta dengan Jatinegara, Jakarta dengan Kebayoran.

Bagaimana sejarah istana Versailles? Mulai dibangun tahun 1624 oleh Louis XVIII sebagai istana peristirahatan untuk berburu. Kemudian tahun 1661, oleh Louis XIV dijadikan tempat kediaman resmi raja Perancis. Pembangunan istana ini memakan waktu 40 tahun, di bawah pimpinan arsitek Le Van (1612-1670). Tetapi pembangunan ini belum final, dari tahun ke tahun ditambah dan diperindah, sehingga mempunyai ruangan k.l. 1.300 dan pangjang k.l. 0,4 km. Kebun dan tamannya seluas k.l. 101 ha, digarap oleh Le Notre (1613-1700). Sayang sekali saya berada di istana Versailles pada bulan Oktober, jadi sudah musim rontok, maka saya tidak dapat menikmati kebun dan tamannya yang luas dan indah itu.

Sejak 1837 istana Versailles telah dijadikan museum nasional. Kebetulan tgl. 28 Oktober 1984 adalah hari Minggu sehingga banyak sekali pengunjung yang ingin melihatnya. Untuk beli karcis masuk saja harus antri selama k.l setengah jam. Juga tidak semua ruangan dibuka. Waktu itu yang diijinkan untuk dilihat adalah

Page 24: (1984) TULISAN BG 1984

Drawing Room of Plenty, Venus Drawing Room, Diana Drawing Room, Mars Drawing Room, Mercury Drawing Room, Apollo Drawing Room, War Drawing Room.

Setelah itu masuk pada Hall Of Mirrors yang besar sekali dengan lampu-lampu kristal bergantungan di langit-langit. Sayang sekali, saya tidak membawa film ASA/ISO 1000. Persediaan film hanya ASA/ISO 100. Jadi harus menggunakan lampu kilat. Tetapi memoret dengan lampu kilat tidak diijinkan. Berhubung Hall of Mirrors cukup luas, maka ketika satpamnya 'meleng' terpaksa "nyolong motret". Hasilnya agak 'under exposure' (kurang cahaya). Lain kali jangan lupa bawa film ASA/ISO 1000 bahkan kini juga sudah ada film ASA/ISO 1200.

 

Hall of Mirrors Istana Versailles

Dalam ruangan inilah diadakan Perjanjian Versailles pada tahun 1919 yang mengakhiri Perang Dunia I. Tetapi isi perjanjian sangat menghina bangsa Jerman,

sehingga timbullah Hitler dan terjadilah Perang Dunia II. Dari Hall of Mirrors perjalanan dilanjutkan ke THE QUEEN'S APARTMENT yang

terdiri dari: Peace Frawing Room, Queen's Bedchamber, Room of the Queen's Gentlemen, The "Grand Couvert" Antechamber, Guard Room, Queen's Staircase,

Loggia. Apakah kesannya setelah melihat istana Versailles? Menurut saya, istana ini adalah istana yang terlalu mewah, sangat-sangat mewah. Uang siapa yang dipakai untuk membangun istana ini? Tentu uang rakyat Perancis. Maka tidak heran kalau

terjadi Revolusi Perancis pada tahun 1789 yang sangat terkenal itu.

Gereja Notre Dame

Masih ingat film Si Bongkok dari Notre Dame? Inilah gereja Notret Dame. Sebenarnya masih banyak tempat-tempat bersejarah di Paris, seperti Hotel de

Invalides (tempat kuburan Napoleon), Pantheon (makam orang-orang Perancis yang terkenal seperti Zola, Voltaire, Victor Hugo dll), Montmartre (dengan gereja yang

berwarna putih, the Sacre Coeur) dan masih banyak lagi. Karena tujuan perjalanan ini bukan untuk jalan-jalan maka tempat-tempat tersebut tetap hanya jadi kenangan.

Tiba di Notre Dame juga kebetulan. tujuan semula adalah cari nasi. Kebetulan restoran cina berada dekat gereja Notre Dame. Cari tempat parkir mobil minta ampun.

Page 25: (1984) TULISAN BG 1984

Tempat parkir yang ada adalah di dalam tanah dibawah gereja Notre Dame. Maka mau tidak mau harus mampir di gereja Notre Dame.

Menara Eiffel

Eiffel, sebenarnya adalah nama insinyur Perancis yaitu Alexandre Gustave Eiffel (1832-1923), terkenal karena berbagai hasil konstruksi besi. Ketika

tahun 1889 di Paris ada Pameran Dunia, maka dibuatlah menara Eiffel tersebut. Kini menara Eiffel ini dimanfaatkan sebagai stasiun pemancar

radio serta televisi dan keperluan-keperluan meteorologi serta astrofisika. Tinggi menara Eiffel sampai puncak adalah 325 meter. Sedangkan tinggi

Monumen Nasional (MONAS) di Jakarta hanya 132 meter. Datang ke Paris tanpa memotret di bawah menara Eiffel adalah tidak

langkap, tetapi harus hati-hati karena banyak tukang copat. Seorang rekan fotografer, setelah melihat fotokina juga mampir di Paris. di bawah menara

eiffel ini, dia mengalami nasib sial yaitu dompetnya dicopet orang.

MUSEUM LOUVRE PARIS

Inilah museum Louvre, salah satu museum terkaya di dunia. Pernah mendengar lukisan MONALISA yang terkenal karena "rahasia"

senyumannya? Di museum Louvre inilah lukisan tersebut dipamerkan. Cara mencarinya tidak sukar, kalau ada orang ramai sekali menatap sebuah lukisan, pasti lukisan itu adalah MONALISA. Sayang sekali untuk memotret dalam museum tidak boleh pakai lampu kilat, sedangkan film ASA/ISO 1000 tidak terbawa, maka terpaksa "nekat" motret degan kecepatan rendah sampai 1/15 detik sambil tahan napas agar

tidak goyang.

Museum Louvre dahulu bernama Palais du Louvre adalah bekas istana kerajaan. Sejak tahun 1793 menjadi museum. Komleks bangunan museum Louvre berasal dari istana abad ke 13. Inti barang-barang koleksi museum ini berasal dari milik

Page 26: (1984) TULISAN BG 1984

kerajaan Perancis yang lalu. Museum ini terus menerus diperluas dan saat ini merupakan museum terkaya di dunia.

Suatu hal yang menarik perhatian saya ketika mengunjungi museum Louvre ini adalah pengunjungnya. Kenapa? Ternyata di mana-mana saya selalu berjumpa dengan orang Jepang. Jarak antara jepang dan Peancis cukup jauh, sama jauhnya seperti antara Indonesia dengan Perancis, tetapi kok demikian banyak orang Jepang berada di sini. Jelas suatu bukti bahwa tingkat kemakmuran/kesejahteraan orang Jepang telah cukup tinggi. Kalau tidak, mana mungkin mereka bisa jalan-jalan ke Paris yang demikian jauh. Tidak heran pula kalau pemerintah Jepang mengeluh karena lebih banyak orang Jepang yang pergi ke luar negeri dibandingkan dengan orang luar negeri yang datang ke Jepang.

Tgl. 1 April 1985, Bambang Gunawan

JALAN RAYA DI JERMAN BARATLihat juga di: http://www.satulelaki.com/tren/jalan-jalan/1,6915,00.html

Suatu hari ada seorang guru SMPK Pintu Air berkata: "Pintu Air sekarang seperti jaman KPS dulu". Saya tidak mengerti ucapan ini dan bertanya: "Apa maksudnya?".

Dahulu ketika Kantor BPK PENABUR Jakarta masih di Pintu Air baru terlihat banyak mobil kalau ada rapat pengurus. Kini tanpa rapat pengurus, Pintu Air sudah penuh dengan mobil. Mobil siapa? Jelas, mobil guru-guru. Suatu tanda kemakmuran untuk guru-guru BPK PENABUR Jakarta? Moga-moga sajalah.

Karena situasi di ataslah maka timbul ide untuk cerita pengalaman naik mobil di Jerman Barat. Naik mobil di Jerman Barat bahkan di seluruh Eropa memang sangat menyenangkan. Jalan bebas hambatan (tol) banyak. Kalau jalan tol Jakarta - Ciawi dikatakan termurah di seluruh dunia, yaitu hanya Rp. 20,00 per km (Kompas, 18 Juni 1985), maka di Jerman Barat lebih murah lagi yaitu semua jalan bebas hambatan (dalam bahasa Jerman disebut Autobahn) tidak bayar alias gratis. Panjang jalan AUTOBAHN di Jerman Barat 4.500 km. Bandingkan dengan Indonesia! Sampai dengan tahun 1985 masih di bawah angka 500 km. Suatu tantangan bukan saja untuk pemerintah tetapi juga untuk para pendidik yang akan mencetak kader-kader pembagunan bangsa dan negara. Kecepatan mobil di AUTOBAHN dapat dipacu antara 140-150 km/jam. Ketika kami sedang menuju Koln untuk pergi ke Fotokina, kecepatan OPEL HL-WC 30 telah mencapai angka 140 km/jam, tiba-tiba - seeeerrrrr - sepeda motor melewati mobil kami dengan kencangnya. Kami semua terkejut, "Gila itu motor. Berapa kecepatannya?". Rupanya di Jerman Barat, sepeda motor boleh lewat jalan tol.

Page 27: (1984) TULISAN BG 1984

Pengalaman unik lain ialah melewati terowongan sungai Elbe di Hamburg. Jalan layang sudah kita miliki maka tidak heran lagi melihat jalan layang di luar negeri. Tetapi jalan melalui kolong sungai belum ada di Indonesia. Foto berikut ini memperlihatkan jalan di bawah sungai Elbe yang dibangun dari tahun 1968 sampai dengan tahun 1975. 

Inilah jalan raya di kolong sungai Elbe.

Panjang keseluruhan proyek ini adalah 3.325 meter. Sedang panjang jalan di kolong Sungai Elba adalah 2.653 meter. Tinggi dari permukaan jalan ke permukaan sungai 27 meter. Terdapat tiga terowongan yang masing-masing lebarnya 9 meter dan tingginya 4,70 meter. Kapan Indonesia punya seperti ini? Rasanya kita tidak membutuhkannya. Membuat jembatan pasti jauh lebih murah dibandingkan dengan membuat terowongan. Selama satu bulan di Eropa, ada dua perjalanan yang paling jauh ditempuh. Jarak tempuh sekitar 750 km sampai 1.000 km. Lama perjalanan sekitar 8 sampai dengan 10 jam. Perjalanan pertama dari Aachen (Jerman Barat) ke Mondsee (Austria). Perjalanan ini dilakukan pada siang hari. Makan siang dilakukan di pompa bensin. Pompa bensin di sana juga berfungsi sebagai tempat istirahat, ada restorannya bahkan ada yang memiliki penginapan. Untuk makan dan menginap di tempat ini cukup mahal. Karena dana terbatas, maka kami membawa bekal yang dibeli di super market.

Beginilah cara kami makan ketika menuju Mondsee. Makan siang di pingir jalan, udara cukup dingin dan angin cukup kencang. Menunya adalah roti dan ayam panggang.

Perjalanan ke dua yang cukup jauh adalah dari Monaco ke Paris (keduanya di Perancis). Agar tidak keluar uang untuk bayar hotel, maka perjalanan dilakukan pada malam hari. Yang jadi pilot adalah Pingky Adinata, sedang penumpang tidak ada yang boleh tidur. Untuk menghilangkan ngantuk, terpaksa sepanjang perjalanan "ngobrol" terus. Suatu perjalanan yang sangat sulit untuk dilupakan.

Apakah yang mutlak dibutuhkan dalam perjalanan ini? Bawalah peta. Peta ini sebaiknya dibeli di Eropa. Dalam peta ada tertulis nomor-nomor AUTOBAHN. Jadi karena banyaknya, maka tiap AUTOBAHN punya nomor. Selama perjalanan, kami selalu menyiapkan dua buah peta. Sebuah dipegang oleh co-pilot dan sebuah lagi untuk saya dan Albert di belakang. Walaupun sudah membaca peta dengan teliti, masih saja "nyasar" beberapa kali.

Pertama kali nyasar ketika dari Aachen hendak ke Koln. Untung cepat sadar, sebab kalau diteruskan tidak lama lagi akan sampai di Perancis. Nyasar yang ke dua

Page 28: (1984) TULISAN BG 1984

ketika hendak pulang ke Aachen dari Koln, ternyata bukan sampai di Aachen yang letaknya di sebelah selatan Koln tetapi sampainya di Dusseldorf yang letaknya di sebelah utara Koln. Jadi, walaupun punya peta bukan jaminan untuk tidak nyasar.

Kalau hal-hal di atas adalah perjalanan antar kota, maka tentu lebih ruwet lagi jalan-jalan di dalam kota. Pengalaman nyasar di dalam kota adalah di Roma, Italia dan di Paris, Perancis. Maka kalau jalan-jalan di dalam kota lebih baik jalan kaki saja. Sdr. Albert berkata: "Di Jakarta tidak akan pernah jalan kaki begini jauh". Jalan kaki memang memberikan kenikmatan tersendiri. Udara sejuk dan matahari tidak terlalu terik membuat jalan kaki tidak cepat capai atau berkeringat. Hanya, sol sepatu menjadi cepat miring.

Pada tahun 1963 sebagai calon mahasiswa Fakultas Psikologi terjadi pembicaraan dengan Prof. Dr. Munandar. Waktu itu Pak Munandar baru saja kembali dari Jerman setelah memperoleh gelar Diplom. Psych. entah mengapa timbul pertanyaan: "Apa enaknya sekolah di Eropa?".

Oleh Pak Munandar diterangkan bahwa enaknya sekolah di Eropa ialah kalau libur dapat pergi ke negara-negara lain yang berbeda bahasanya, berbeda mata uangnya dan berbeda kebudayaannya, karena jarak negara-negara tersebut tidak jauh. Ternyata 21 tahun kemudian pada tahun 1984, saya membuktikan bahwa ucapan Pak Munandar bukan omong kosong.

Ketika sampai di Mondsee, Austria, belum terlihat perbedaan karena masih menggunakan bahasa Jerman. Tetapi setelah sampai di Venesia dan Roma, Italia barulah terlihat perbedaan. Begitu pula ketika di Paris, Perancis nyata benar bedanya.

Apakah Anda berminat untuk keliling Eropa? Alumni BPK PENABUR Jakarta banyak yang sekolah di Eropa. Tentu mereka senang dan bersedia membantu bila bekas gurunya berkunjung ke sana. Jangan lupa pula membuat laporan pengalaman untuk Berita PENABUR.

Inilah sungai Elbe, sungai ke dua terpanjang di Eropa Barat. Panjangnya 1.157 km dan daerah alirannya 149.664 km2. Bandingkan dengan sungai Rhein yang melewati kota Koln yang panjangnya 1.326 km dan luas daerah alirannya 224.000 km2. Sungai Elbe berhulu di pegunungan Riesengebirge (sudah masuk negara Cekoslowakia) dan bermuara di Laut Utara. Di muara sungai Elbe inilah letak kota Hamburg. Muaranya

sangat lebar, memungkinkan Hamburg berkembang sebagai kota pelabuhan dan terkenal sebagai pelabuhan yang modern.

Page 29: (1984) TULISAN BG 1984

Pasar Loak di Hamburg

Pada suatu hari, saya, Albert, dan John diajak berjalan-jalan oleh Inge Adinata (puteri Bapak I.K. Adinata). Setelah bertemu dengan Martin Luther (patungnya lho, bukan orangnya) dan setelah melewati jalanan di kolong sungai Elbe, kami tiba pada

sautu tempat - masih dekat daerah pelabuhan - yakni pasar loak. Segera kami berhenti untuk melihat-lihat. Waktu itu sudah agak sore dan agak gerimis. Sebagian pedagang sudah mulai membereskan buku-buku bacaan anak-anak dan permainan anak-anak. Ooooooooh, rupanya mereka baru selesai berjualan. Rupanya pasar loak ini terbuka untuk siapa saja yang ingin menjual barang-barang bekas atau barang-barang yang tidak dipakai lagi. Jadi, yang berjualan adalah para pemilik barang itu sendiri. Yah, maklumlah di Jerman kan tidak ada tukang loak yang berkeliling ke rumah-rumah

kita untuk membeli barang-barang bekas.

Tgl. 1 April 1985, Bambang Gunawan

NONTON LIFE SHOW DI HAMBURG

Page 30: (1984) TULISAN BG 1984

"Bila datang ke Hamburg, tetapi tidak nonton 'life show' adalah tidak lengkap," demikianlah kata orang. Hal ini membuat saya menjadi penasaran. Apa sih itu yang bernama "life show"? Sabar!

Sebelum cerita tentang "life show", mari kita berjalan-jalan lebih dahulu di kota Hamburg. Berjalan di dalam kota Hamburg, kesan pertama tidak terlalu ramai bila dibandingkan dengan Jakarta. Maklumlah penduduknya hanya 1,8 juta, sedang luas daerahnya 753 km2.

Hamburg terkenal sebagai kota pelabuhan, bahkan dikatakan paling penting di Jerman Barat. Di samping itu juga terdapat beberapa lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan seperti Universitas Hamburg. Tokoh kreativitas di Indonesia yaitu Prof. Dr. S.C. Utami Munandar mendapatkan gelar Diplom Psychologie pada tahun 1959 di Unversitat Hamburg. Di kota ini pulalah tinggal dan bersekolah putra dan putri Bapak I.K. Adinata, mantan pengurus BPK Penabur Jakarta.

Hamburg adalah kota pelabuhan, berarti banyak pelaut, maka tidak heran kalau tempat- tempat hiburan juga banyak. Hiburan apa saja? Yang pasti adalah hiburan yang sesuai untuk selera pelaut. Apa selera pelaut? Pertanyaan ini tidak perlu dijawab, semua orang tahu. Pusat hiburan semacam ini di Hamburg terletak di daerah St. Pauli atau disebut Reeperbahn. Apa saja yang terdapat di St. Pauli? Ini dia yang menarik. Apanya yang menarik? Sabar!

Sekarang saya ingin cerita lebih dahulu tentang tempat tinggal di Hamburg.

Page 31: (1984) TULISAN BG 1984

Keluarga Adinata menyewa sebuah flat di Hamburg. Flat tersebut terletak di lantai tiga, jadi seperti rumah flat Perumnas, hanya lebih luas dan lebih tinggi. Ruangannya terdiri dari 2 (dua) kamar tidur. Satu kamar mandi dan WC, 1 ruang makan, 1 ruang tamu dan 1 ruang dapur. Di tempat inilah kami berlima menginap. Saya, John dan Albert yang jadi "bujangan" lagi, tidur di ruang tamu. Rupanya rumah keluarga Adinata ini sudah sering jadi markas orang-orang Indonesia, maka perlengkapan tidur lengkap dan banyak. Bagaimana cara tidurnya? Kalau di Jakarta, kita tidur tidak pernah pakai selimut bahkan harus pakai AC supaya nyaman maka tidur di Hamburg, selimut adalah kebutuhan mutlak bahkan tebal selimut tidak kalah dengan tebal kasur. Jelas AC di Hamburg tidak laku karena tidak dibutuhkan. Tetapi alat pemanas atau dalam bahasa Jerman disebut Heizung sangat dibutuhkan. Pengalaman ini rasanya sangat sulit untuk dilupakan. Terima kasih kepada Ping Hin yang tiap hari sibuk pasang dan bongkar kasur di ruang tamu untuk kami bertiga tidur.

Masih ingin tahu tentang St. Pauli? Hari pertama dan kedua berada di Hamburg, cuaca tidak ramah karena turun hujan. Barulah pada hari ketiga udara cerah. Rupanya tahu ada orang Indonesia yang akan meninjau St. Pauli. Dalam agenda saya pada tgl. 9-10-1984, hari Selasa, tertulis: "Nonton life show di St. Pauli". Tempat-tempat pertunjukkan life show di St. Pauli sangat banyak. Karena saya dari udik maka mana yang bagus tentu tidak tahu. Menurut Pingky yang telah tinggal di Hamburg selama 7 tahun, lebih baik nonton di Salambo, maka masuklah kami ke Salambo. Apakah yang dipertunjukkan di Salambo? Sabar! Kini saya mau cerita lebih dahulu St. Pauli yang lain.

Page 32: (1984) TULISAN BG 1984

Keunikan lain dari St. Pauli, selain tempat hiburannya juga "Pasar Ikan"-nya. Kalau hari Minggu pasar ini sangat ramai, bukan saja oleh tukang ikan, tetapi juga oleh pedagang kaki lima. Karena Jerman Barat sudah termasuk sebagai negara maju maka tentu sangat berbeda dengan tukang ikan di Indonesia. Tukang ikan di Jerman berjualan langsung di atas kapal mereka, begitu pula pedagang kaki limanya, selalu lengkap dengan mobil di sampingnya. Namanya "Pasar Ikan" tetapi apa saja dijual di sana? Buah-buahan, pohon, kembang, ayam, mainan anak-anak, baju, makanan, bahkan slide dijual orang di sana, pokoknya ramainya seperti di Roxy sesaat sebelum lebaran. Hanya bedanya yaitu semua berjualan pakai mobil. Promosi yang dilakukan oleh para pedagang cukup berani. Bila pembeli mulai berkurang, maka pisang, apel atau pohon kembang dilempar ke udara. Berebutlah orang-orang untuk menangkapnya. Suasana menjadi ramai seperti pesta bukan seperti pasar.

Tiba-tiba Ping Hin menunjuk pada seorang wanita yang sedang duduk sambil menadahkan tangannya. "Pak, potret tuh, ada pengemis". Cret, maka saya kini punya koleksi foto seorang pengemis di Hamburg. Katanya sih orang Turki, sebab orang Jerman tidak mungkin jadi pengemis - kalau nganggur atau tidak ada pekerjaan - akan dapat tunjangan dari pemerintah. Dua jam kemudian ketika kami kembali ke tempat pengemis tersebut, sudah tidak ada. Apakah pindah atau ditangkap polisi? Entahlah.

Kini kita kembali ke Salambo. Masih ingin tahu tentang Salambo? Sebetulnya tidak ada yang istimewa, hanya pertunjukkan sandiwara yang diselingi dengan nyanyi solo. Modal untuk mengadakan pertunjukkan demikian juga tidak besar, pakaiannya hanya seperti pakaian Adam dan Hawa, pantas sangat banyak tempat seperti ini.

Suatu kebodohan telah terjadi dalam diri saya. Ada seorang wanita menyanyi solo sambil buka-buka sedikit demi sedikit. Suaranya merdu dan orangnya cukup cantik. Bodynya aduhai. Setelah mencapai klimaks, saya melongo. Kok, laki-laki? Segera Ping Hin menyenggol tangan saya dan berbisik. "Itu kan wadam". Minta ampun, seumur hidup baru pertama kali melihat wadam bentuknya seperti itu.

Page 33: (1984) TULISAN BG 1984

Sebenarnya saya ingin bercerita lebih banyak lagi tentang Salambo, tetapi norma-norma di Indonesia belum menerimanya. Berdasarkan hukum AVA, kalau mendengar hanya 11 % yang terserap, tetapi kalau melihat dengan mata kepala sendiri dapat terserap sampai 83 %. Dianjurkan untuk datang sendiri saja ke St. Pauli di Hamburg.

Inilah oleh-oleh dari Pasar Ikan St. Pauli atau dalam bahasa Jerman disebut St. Pauli Fischmarkt. Peti yang dibawa oleh John dan Ping Hin adalah anggur. Selama tiga hari makan anggur, tetapi tidak habis-habis juga sampai bosan rasanya.

Pohon Gundul di Hamburg

Kalau ada pohon gundul di Indonesia berarti pohon itu kena penyakit. Hal ini tentu berbeda dengan di Eropa. Iklimnya yang menyebabkan pohon-pohon tersebut menjadi gundul, tinggal batang tanpa daun. Pada bulan Oktober 1984 ini sudah cukup banyak

pohon-pohon di Hamburg yang gundul. Tetapi di Salzburg atau di Paris pohon-pohonnya belum sampai gundul, baru berubah warna, dari warna hijau menjadi warna kuning agak coklat. Apa sebab demikian? Mungkin karena kota Hamburg

terletak pada 53 derajat lintang utara. Jadi sudah dekat ke Kutup Utara dibandingkan ke katulistiwa. Temperatur udara juga jauh lebih dingin serta angin menghembus lebih kencang. Apakah faktor-faktor ini yang menyebabkan daun-daun lebih cepat rontok? Mungkin guru-guru bidang studi Biologi dapat menerangkan lebih tepat

Tgl. 1 April 1985, Bambang Gunawan

KOMENTAR DR CHIA HAN LIE DARI SWISS:

fromChia H.L. [email protected], Jul 27, 2009 at 1:36 PM

Waktu dalam perjalanan ke Eropah th. 1984, persiapan background-nya betul2mendalam dan lengkap. Dengan mobil mutar2 ca. 4'000 km jauhnya, bearti'seluruh Eropah'. Waktu bacanya spanen sekali dan sedang dibaca keduakalinya.

Bila saya pergi trip dinas atau vacation, baik didalam negeri atau luarnegeri, yang saya selalu perhatikan terutama lihat peta dan hanya tempat2makanan chas dilocal yang enak2. Lainya 'tidak kurang perhatikan atau masah

Page 34: (1984) TULISAN BG 1984

bodoh'.Umpama bulan Jan-Maret yang lalu waktu berlibur ke Asia, dalam perjalananselama hampir 2 setengah bulan, pergi ke Bali, Jkt, KL, HK, Beijing danbertemu dengan istri yang sudah menunggu disana, saya sama sekali tidakmembikin catatan harian selama perjalanan. Waktu itu lupa atau merasa tidakpenting. Sayang tidak dibiasakan.

Sekian

CHL