33
2. FISIOLOGI DAN DIAGNOSA KEBUNTINGAN

2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fisiologi diagnosa kebuntingan

Citation preview

Page 1: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

2. FISIOLOGI DAN DIAGNOSA KEBUNTINGAN

Page 2: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

ALAT KELAMIN/REPRODUKSI PADA SAPI

Untuk dapat menghasilkan anak (pedet) dengan jarak yang teratur alat reproduksi harus memperlihatkan 5 tahap yang baik

1. Menghasilkan sel germ/kelamin (sel telur)

2. Mengirimkan sel telur ke tempat fertilisasi (oviduct = tuba falopii)

3. Menciptakan kondisi lingkungan ideal untuk fertilisasi, perkembangan embryo, implantasi embryo pada bagian badan uterus serta perkembangan anak (fetus)

4. Menyiapkan anak yang hidup, sehat pada akhir kebuntingan

5. Mengeluarkan plasenta serta mengembalikan fungsi alat reproduksi kepada ukuran/kondisi normal (involusi uterus) untuk pengulangan proses berikutnya.

Page 3: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

FISIOLOGI KEBUNTINGAN

Suatu peristiwa fisiologis sederhana didalam tubuh dan tidak dapat diamati secara langsung

Deretan peristiwa : estrus ovulasi fertilisasi kebuntingan

Disebut juga jarak antara perkawinan yang subur hingga melahirkan

Page 4: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

FERTILISASI

Bentuk kesatuan dari sel telur dan spermatozoa

membentuk 1 sel embryo baru

Terjadi di oviduct/tuba falopii 1/3 bagian distal dibawah pengaruh hormonal

Kapasitas (pendewasaan) spermatozoa sebelum membuahi sel telur (waktu + 6 jam)

Sel telur + spermatozoa membentuk zygote (tahap

1 sel embryo/individu baru) dengan muatan genetik

Pada sapi : tubuhnya menerima kebuntingan 16-17 hari setelah fertilisasi CL di ovarium tidak

mengalami regresi/lysis

Page 5: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

IMPLANTASI

Setelah fertilisasi zygote membagi diri sesuai waktu tanpa ada perubahan signifikan (cleavage pembelahan)

Embryo mengalami penambahan ukuran setelah 8 hari

Embryo masuk ke uterus 2-3 hari setelah fertilisasi

perlekatan embryo pada dinding uterus (implantasi) dimulai 28 hari setelah fertilisasi, perlekatan sempurna : 45 hari.

Membran fetus bekerjasama dengan jaringan induk uterus

membentuk plasenta

Cotyledon : struktur gabungan dari membran fetus dan caruncula (dinding uterus induk) jumlah 80 -100 buah perlekatan.

Apabila caruncula dan jaringan fetus gagal memisahkan diri setelah melahirkan plasenta tidak keluar retensio plasenta

Page 6: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

http://www.merckmanuals.com/home/womens_health_issues/normal_pregnancy/stages_of_development_of_the_fetus.html

Page 7: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

Figure 1: Fetus in placental membranes at about four months of age.

http://babcock.wisc.edu/node/162

Page 8: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

KEBUNTINGAN Lama kebuntingan dihitung dari jarak antara perkawinan yang subur dengan kelahiran. Lamanya kebuntingan secara genetik dapat diketahui, namun demikian dapat mengalami modifikasi oleh faktor-faktor : induk, anak, genetik dan lingkungan.

Panjang kebuntingan pada hewan ternak

Jenis Rata-rata (hari)

Sapi 278

Kerbau 310

Domba 148

Kambing 150

Babi 114

Kuda 335

Page 9: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

Skema Variasi Panjang Kebuntingan dipengaruhi oleh faktor induk, anak, genetik, lingkungan

Variasi Panjang Kebuntingan

ANAK

• Jumlah • Jenis Kelamin • Fungsi Otak,

adrenal

INDUK

• Umur

GENETIK

• Spesies, bangsa • Genotipe anak

LINGKUNGAN

• Pakan • Musim • Suhu (To)

Page 10: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

Sumber Dominan Progesteron

PROGESTERON

KUDA, DOMBA

UTERUS

SAPI, BABI, KAMBING

KEBUNTINGAN

PLASENTA CORPUS LUTEUM

Hormon Kebuntingan : Progesteron merupakan hormon kunci untuk memelihara kebuntingan. Corpus Luteum Graviditatum Progesteron

Page 11: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

Perkembangan Plasenta

Membran Foetal :

Bentuk dari plasenta selama tahap awal kebuntingan sangat erat, berhubungan, extra embrionic atau membran foetal, memisahkan diri kuning telur, amnion,

allantois dan chorion.

Terlihat dalam membentuk plasenta, sebagian terpisah atau bentuk kombinasi lain dan memberikan tiga tipe dasar dari plasenta teridentifikasi chorionic

chorioallantois, kantung kuning telur.

Membran Fungsi

Kantung kuning telur Alat pembuangan

Amnion Melindungi fetus dalam kantung cairan

Allantois Pembuluh darah fetus yang berhubungan dengan sirkulasi plasenta bergabung dengan chorion chorioallantois

Chorion Melindungi embryo dan membran foetal lain berdekatan di lapisan uterus membentuk plasenta

Tali Pusat (Umbilical cord) Hubungan vaskularisasi antara ibu dan anak

Villi chorion : membawa pembuluh darah fetus (allantois) ke dalam pembuluh darah induk

Barrier Plasenta : memisahkan sirkulasi induk dan anak

Page 12: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

Fungsi Plasenta

Pada saat terjadinya kebuntingan, jaringan plasenta memiliki berbagai fungsi dan tambahan untuk alat pencernaan fetus, paru-paru, ginjal, hati dan kelenjar hormon

Plasenta juga memisahkan organisme induk/maternal dan anak/foetal artinya memisahkan perkembangan anak (fetus)

Page 13: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

Perubahan Hormonal Selama Kebuntingan

• Jika sapi betina tidak bunting kembali berahi pada

jarak antar siklus berahi setelah KA/IB

• Adanya perkembangan embryo mencegah regresi

(lysis) corpus luteum

• CL progesteron memelihara kebuntingan (pada

tahap awal)

• Plasenta dan adrenal progesteron memelihara

kebuntingan pada tiga bulan terakhir.

Page 14: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

Mekanisme Pemeliharaan CL Kebuntingan

• Bantuan bersifat luteolytik oleh sejumlah kecil LH dari Hypophysa anterior

• Tidak adanya mekanisme luteolytik/lysis (PGF2α) dari uterus

• Unknown mekanisme dari adanya janin.

Page 15: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

FISIOLOGI ANAK (FETUS) Perkembangan kehidupan sebelum dilahirkan terdiri dari 3 periode penting:

1. Periode sel telur (ovum)

2. Periode embryo

• Sapi : 15 - 45 hari

• Domba : 12 - 34 hari

• Kuda : 12 – 60 hari

Terjadi pertumbuhan cepat, pemisahan alat-alat tubuh jaringan utama, organ tubuh, sistem gambaran utama bentuk

tubuh bagian luar

3. Periode fetus (embryo lahir)

Perkembangan, perubahan bentuk fetus dipengaruhi oleh faktor-faktor : genetik, lingkungan induk, plasenta, hormon anak (tyroid, insulin)

Page 16: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

Sangat diperlukan untuk manajemen reproduksi, berhubungan dengan produksi dan ekonomi

DIAGNOSA KEBUNTINGAN

Pemilihan metoda : Tahap kebuntingan, biaya, ketepatan, kecepatan

Penetapan Praktis:

1. Seleksi ternak tidak bunting (umur, afkir)

2. Pengelompokkan berdasar umur bunting (jual)

3. Perencanaan dan aksi musim dan pakan

4. Menghindari IB kembali pada hewan bunting muda yang estrus

5. Penelitian, pengkajian, aspek reproduksi

Page 17: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

Faktor yang berpengaruh terhadap efisiensi Diagnosa Kebuntingan

DARI LUAR

• Bentuk, konstruksi kandang

• Tenaga selalu ada

• Proporsi hewan bunting, baru melahirkan, abortus

• Keterampilan/pengalaman pemeriksa

• Pemeriksaan tergesa-gesa, kelelahan

DARI DALAM

• Tahap umur kebuntingan

• Ketegangan, daya ternak

• Temperamen, metoda pengendalian

• Keragaman

• Kebasahan rectum

Page 18: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

Palpasi Per Rektal Pemeriksaan melalui rectum merupakan diagnosa kebuntingan yang biasa dilakukan pada sapi, kerbau dan kuda. Pada cara ini uterus dipalpasi melalui dinding rectum untuk mengetahui pembesaran uterus selama kebuntingan. Teknik ini dilakukan pada tahap awal kebuntingan, akurat dan dapat diketahui segera hasilnya.

Ultrasonografi Prinsip dari alat tersebut bahwa cairan yang ada didalam fetus akan menimbulkan gelombang suara dan gema dari suara yang membentur dinding (tulang, dsb) akan ditangkap sebagai gambar dari layar

Pemeriksaan Hormon Kebuntingan Pemeriksaan hormon progesteron terutama untuk diagnosa kebuntingan pada sapi telah banyak dilakukan di negara maju. Material yang digunakan berupa susu dan diambil setelah perkawinan 22-24 hari pada sapi. Metoda yang digunakan yaitu ELISA dan RIA. Prinsip ada kenaikan jumlah progesteron yang dihasilkan oleh CL, namun perlu pemeriksaan lebih lanjut bila kenaikan progesteron tersebut oleh corpus luteum persistent dan sapi dalam keadaan tidak bunting.

Page 19: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

http://www.harperfarms.com/cattle/cattle_pregnancy.htm Ultrasound images during pregnancy in cows

Uterus at 27d of gestation http://www.partners-in-reproduction.com/reproduction-cattle/usg-images-pregnancy.asp

Page 20: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

Teknik Pemeriksaan Palpasi Perektal

Keuntungan:

Ekonomis

Efektif Hasilnya dapat diandalkan

Kerugian: Relatif tidak ada bila dilakukan secara

Lege Artis

Kegunaan/Manfaat:

Diagnosa kebuntingan

Diagnosa Gangguan Reproduksi

Fisiologis/Anatomis Organ Reproduksi betina

Page 21: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

Kegunaan/Manfaat………………..lanjutan:

Diagnosa kebuntingan

Diagnosa Gangguan Reproduksi

Fisiologis/Anatomis Organ Reproduksi Betina

Diagnosa Kebidanan

Treatment

Inseminasi Buatan

Embryo transfer

Page 22: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

PERSYARATAN SEBELUM MELAKUKAN

PALPASI PEREKTAL

KESELAMATAN PEMERIKSA

KESELAMATAN HEWAN YG DIPERIKSA

CARA/PROSEDUR BAKU PALPASI PEREKTAL

- Masukkan tangan dgn posisi dikepal/

dikuncupkan ke dlm rektum

- Banyak feces keluarkan dgn posisi

tangan tetap di dlm rektum

- Hewan merejan Diam, tunggu

sampai relaks kembali lanjutkan

Page 23: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

CARA/PROSEDUR BAKU ……………lanjutan

- Merejan terlalu lama Masukkan

tangan sedalam mungkin ke arah ruang

abdomen lalu ditarik kembali ke belakang

- Arahkan tangan ke bagian bawah rektum

untuk mendapatkan/meraba alat kelamin

Cari saluran reproduksi yg paling

mudah dikenali Serviks

Emban serviks dan lanjutkan

pemeriksaan organ reproduksi lain

PERHATIAN !!!!

Bila ada sedikit saja perubahan pd salah satu apeks cornua uterus Jangan coba-coba mencari ovarium

Page 24: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

CARA/PROSEDUR BAKU ……………lanjutan

Persyaratan:

Perlu tahu terlebih dahulu organ reproduksi

yg tdk bunting atau tdk mengalami kelainan

(normal) secara berurutan mulai dari

- Cervix

- Corpus uteri

- Bifurcatio

- Cornua uteri

- Ovarium

Page 25: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

Palpasi Perektal (95% benar, > hr 60 ):

(Kebuntingan dapat didiagnosa dengan meraba/merasakan membran fetus dan fetus, letak/posisi dan ukuran uterus, karunkula dan fremitus a. uterina media)

- Pemeriksaan paling dini bisa dilakukan

pd 35 hr setelah kawin (membran fetus/fetal

membrane slip, fetus/fetal slip)

- Pemeriksaan > 60 hr setelah kawin (paling

aman), memeriksa posisi dan ukuran uterus

- Pemeriksaan lanjut > 90 hr (posisi dan ukuran

uterus, karunkula )

Page 26: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

Tingkat kebenaran 95% pd kebuntingan >60 hari

Pemeriksaan pd umur kebuntingan 35-50 hari

riskan dengan abortus atau kelainan teratologi

karena tekanan pada fetus.

Harus dilakukan oleh tenaga yang terampil dan

terlatih

Kehati-hatian dalam pemeriksaan sangat penting

Page 27: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

Tanda-tanda Utama

Umur (hr)

Kebuntingan

Tanda-tanda Utama

35 Satu cornua uteri lebih besar, “Foetal

membran Slip”, “Foetal slip”. CL

terdapat pd ovarium

60 Cornua uteri asimetris, uterus masih

di rongga pelvis

90 Cornus uteri asimetris semakin jelas,

uterus mulai turun dari rongga pelvis

(menggantung di simpisis pubis)

Page 28: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

Tanda-tanda Utama……………lanjutan

Umur (hr)

Kebuntingan

Tanda-tanda Utama

120 Cornua bunting semakin besar (sarung

tinju), fremitus pd a. uterina media

berdenyut lemah, karunkula teraba (1,5-

2,5 cm), foetus kadang teraba

150 Cornua bunting berada di dasar

abdomen, kadang foetus teraba (sulit),

fremitus berdenyut kuat sampai

mendesir ringan, karunkula semakin

besar (2,5-4 cm)

Page 29: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

Tanda-tanda Utama……………lanjutan

Umur (hr)

Kebuntingan

Tanda-tanda Utama

180 Fetus bisa diraba, fremitus berdesir

kuat, karunkula teraba (4-5 cm)

210 Fremitus berdesir semakin kuat,

karunkula semakin besar (5,5-7 cm),

fetus sudah bereaksi sentuhan (refleks),

diameter serviks membesar

Page 30: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

Tanda-tanda Utama……………lanjutan

Umur (hr)

Kebuntingan

Tanda-tanda Utama

240 Fremitus berdesir kuat sekali, karunkula

teraba (6-9 cm), fetus mengarah jalan

kelahiran

270 Fetus sudah masuk di jalan kelahiran

Page 31: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

Gangguan (masalah) Selama Kebuntingan

Kematian sebelum kelahiran dapat terjadi pada setiap tahap kebuntingan

1. Kematian embryo dini (< 14 hari)/early embryonic death

2. Kematian embryo lanjut (14–42 hari)/late embryonic death

3. Abortus, mummifikasi, maserasi, premature

Page 32: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

PARTURITION (PROSES KELAHIRAN) Tanda-tanda klinis:

1. Perejanan awal dilatasi cervix kontraksi uterus

2. Pengeluaran anak (foetal expulsion)

3. Pengeluaran selaput anak (plasenta)

http://www.cowsforsmallholders.zoomshare.com/1.html

Page 33: 2 Fisiologi Diagnosa Kebuntingan

Selama beberapa tahun disepakati bahwa organisme induk mengatur saat, dan terjadinya kelahiran dengan beberapa kerjadian fisiologis, meliputi:

1. Peningkatan ketidakstabilan otot uterus oleh kenaikan kadar hormon estrogen yang lambat pada akhir kebuntingan

2. Penambahan ukuran/berat anak merangsang kontraksi uterus

3. Akumulasi sisa metabolisme fetus, terutama CO2 merangsang kontraksi uterus

4. Pematangan plasenta yang pelepasannya oleh faktor yang tidak diketahui atau output syaraf

5. Pengaruh hormon induk estrogen, progesteron, oxytocin

(cepat lahir)

Mekanisme Fisiologis Mengontrol Kelahiran