2. Pengaruh Diabetes Self Management Education Terhadap Self Care Behavior Pasien Diabetes Melitus

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 2. Pengaruh Diabetes Self Management Education Terhadap Self Care Behavior Pasien Diabetes Melitus

    1/10

    PENGARUHDIABETES SELF MANAGEMENT EDUCATION TERHADAPSELF CARE BEHAVIOR PASIEN DIABETES MELITUS

    Influence of Diabetes Self Management Education to Self Care Behavior Patient Diabetes 

    Melitus 

     Ayu Karang Irnawati 1, Made Nursari2, Ni Nyoman Ariani31STIKesWira Medika PPNI Bali1

    2UPT Kesmas Blahbatuh II2

    ABSTRAKPendahuluan: Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang memerlukan perawatan jangka panjang. Pasienmembutuhkan edukasi tentang cara penatalaksanaan penyakitnya untuk mencegah terjadinya komplikasi. Salah satumetode pendidikan kesehatan yang dapat diberikan adalah DSME, karena dapat memfasilitasi pengetahuan dankemampuan untuk melakukan perawatan diri, sehingga dapat melakukan managemen terhadap penyakitnya secaramandiri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh DSME terhadap self care behavior pasien DM. Metode: Jenispenelitian ini quasy eksperimental dengan rancangan non equivalent control group design. Jumlah sampel sebanyak 20responden yang terbagi menjadi 2 kelompok yaitu 10 responden kelompok perlakuan dan 10 responden kelompok kontrol.

    Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data dianalisa menggunakan uji statistik paired t test danindependent t test . Hasil: Hasil uji statistik paired t test pada kelompok perlakuan didapatkan hasil nilai p= 0,000 < 0,05dan pada kelompok kontrol didapatkan hasil nilai p=0,950 > 0,05. Hasil uji independent t test menunjukkan nilai p = 0,000< 0,05maka Ha diterima dandapat disimpulkan ada pengaruhdiabetes self management education terhadap peningkatanself care behavior pasien DM di wilayah kerja UPT Kesmas Blahbatuh II. Diskusi: Berdasarkan hasil penelitian inidisarankan kepada perawat untuk menggunakan metode edukasi DSME dalam memberikan penyuluhan, terutama untukmeningkatkan perilaku perawatan diri pasien DM.

    Kata kunci: Diabetes Self Management Education, Self Care Behavior, Pasien Diabetes Melitus

    ABSTRACT 

    Introduction: Diabetes melitus is a chronic disease that need long term treatment. Patient needs education about thedisease management to prevent complication. One of the health education methods can give is DSME, because it canfacilitate the knowledge and skills to do self care activities, so can manage the disease by themselves. The purpose of this

    research was to analyze the influence of DSME to increase self care behavior patient with dibetes melitus. Method: Thisresearch method was quasy experimental with non equivaleny control group design. The samples in this study were 20 respondents who divided into 2 groups. Each group consist of 10 respondents as control group and 10 respondents asexperiment group. The sampling was purposive sampling. Data were analyzed by using paired t test and independent t test.Result: The research results showed that p value of paires t test in eksperimental group is 0,000 0,05. While p value of independent t test was 0,000 ( ɑ=0,05), it means Ha accepted and theconclude is diabetes self management education were effective to improve self care behavior in client with diabetes melitusin work area of UPT Kesmas Blahbatuh II.Discussion: Based on this research, the suggestionfor nurses can use diabetesself management education method in health education especially to improve self care behavior in clien with diabetesmelitus.

    Keywords: Diabetes Self Management Education, Self Care Behavior, Patient Diabetes Mellitus

     Alamat Korespondensi : Jalan Jagaraga No 36, Gianyar,Bali 80239

    Email : [email protected]

    PENDAHULUAN

    Diabetes melitus (DM) merupakan salahsatu penyakit kronis yang paling banyak dialami(WHO, 2013). Sebanyak 347 juta pendudukdunia menderita diabetes. Indonesia masuk kedalam 10 negara dengan jumlah kasus diabetesmelitus terbanyak di dunia. Jumlah inimemungkinkan akan lebih dua kali lipat pada

    tahun 2030 tanpa intervensi (WHO, 2013).Prevalensi DM di Indonesia pada tahun 2010

    yaitu 8,4 juta dari 230 juta jiwa, dan jumlahnyamelebihi 21,3 juta jiwa pada tahun 2030mendatang (Depkes RI, 2011). Penderita DM diBali pada tahun 2011 tercatat sekitar 4.023orang. Menurut Riskesdas (2013) angkakejadian DM di Provinsi Bali sebesar 1,3% -1,5% pada penduduk usia lebih dari 15 tahun.

    Diabetes melitus merupakan suatu

    kelompok penyakit metabolik dengankarakteristik hiperglikemia yang terjadi karenakelainan sekresi insulin, kerja insulin atau

  • 8/19/2019 2. Pengaruh Diabetes Self Management Education Terhadap Self Care Behavior Pasien Diabetes Melitus

    2/10

    Ayu Karang Irnawati, dkk: Pengaruh Diabetes Self Management Education…

    7

    kedua-duanya (ADA, 2005 dalam Soegondodkk, 2013). Menurut Sudoyo (2009) di antarapenyakit degeneratif, diabetes melitusmerupakan salah satu ancaman utama bagikesehatan umat manusia pada abad 21. bersifatakut maupun kronis (Smeltzer & Bare, 2001).Masalah-masalah yang dialami pasien diabetesmelitus dapat diminimalkan jika pasien memilikipengetahuan dan kemampuan yang cukupuntuk melakukan pengelolaan terhadappenyakitnya yaitu dengan cara melakukanpeningkatkan self care behavior  atau aktivitasperawatan diri.

    Perawatan diri merupakan kemampuanyang dilakukan oleh individu secara mandirisepanjang hidupnya untuk meningkatkan danmempertahankan keadaan sehat. Perawatan

    diri dibutuhkan oleh setiap manusia baik laki-lakimaupun perempuan dalam upayamempertahankan kehidupan dan kesehatan,penyembuhan dari penyakit atau cidera danmengatasi komplikasi yang ditimbulkan (Potter & Perry, 2005). Menurut American Associationof Diabetes Educator (2012) aktivitas perawatandiri (self care) pada penyandang diabetesmeliputi pengaturan pola makan (diet), latihanfisik (olahraga), pemantauan kadar gula darah,minum obat dan perawatan kaki. Aktivitasperawatan diri yang dilakukan oleh klien DM

    bertujuan menjaga kestabilan kadar glukosadarah agar tidak terjadi penurunan ataukenaikan secara mendadak.

    Pendidikan kesehatan sebagai salah satudari 4 pilar penatalaksanaan DM memilikiperanan penting untuk membantu meningkatkanaktivitas perawatan diri pasien DM. Menurut American Diabetes Association (2011) salahsatu bentuk pendidikan kesehatan yang dapatdiberikan pada pasien DM adalah Diabetes Self Management Education (DSME). DSMEmerupakan komponen penting dalam perawatan

    pasien DM dan sangat diperlukan dalam upayamemperbaiki status kesehatan pasien. MenurutFunnell et.al. (2008) DSME merupakan suatuproses yang dilakukan untuk memfasilitasipengetahuan, ketrampilan, dan kemampuanpasien DM untuk melakukan perawatan mandiri(self care). Pemberian DSME dapat merubahperilaku pasien melalui informasi yang diberikankepada pasien. Pemberian informasi kepadapasien merupakan suatu stimulus yang dapatmeningkatkan pengetahuan, sehinggamenimbulkan kesadaran untuk berperilaku

    sesuai dengan yang diharapkan.

    Penelitian yang dilakukan olehRondhianto (2012) mengenai pengaruhdiabetes self management education dalamdischarge planning terhadap self care behavior pasien diabetes melitus tipe 2, hasil penelitiantersebut menunjukkan terdapat perbedaan self care behavior yang signifikan antara kelompokkontrol dan kelompok perlakuan.

    Berdasarkan data register penyakit tidakmenular UPT Kesmas Blahbatuh II (2014) jumlah kasus DM mengalami peningkatan dari85 kasus di tahun 2013 menjadi 143 kasus ditahun 2014. Dari hasil wawancara yangdilakukan peneliti pada tanggal 21 April 2014pada 5 orang penyandang diabetes melitus diwilayah kerja UPT Kesmas Blahbatuh IIdidapatkan bahwa 80% klien mengatakan

    perawatan diri yang perlu dilakukan oleh kliendiabetes adalah pengaturan diet, kontrol guladarah, dan minum obat dan 20% klienmengatakan hanya minum obat dan melakukandiet. Data subyektif tersebut menunjukkanbahwa klien hanya mengetahui sebagian sajadari perawatan diri yang seharusnya dilakukan,padahal perawatan diri pada diabetes melitusyang juga perlu dilakukan meliputi pula olahragadan perawatan kaki seperti yang dikemukakanoleh Smeltzer & Bare (2001). Dari hasilwawancara, didapatkan bahwa 80% klien tidak

    pernah melakukan olahraga, terdapat 80% klienyang tidak mengetahui cara perawatan kakipada diabetes. Satu dari lima respondenmengalami komplikasi kaki diabetik pada kakikiri dengan kondisi balutan tampak kotor. Rata-rata klien menggunakan sandal jepit saatberaktivitas di rumah dan terdapat 60% kliendengan kondisi kuku kaki panjang dan kotor.

    BAHAN DAN METODE

    Jenis penelitian yang digunakan adalahquasy eksperimental  dengan rancangan nonequivalent control group designatau yang seringdisebut sebagai non randomized control group pre test - post test design. Penelitian inidilakukan di wilayah kerja UPT KesmasBlahbatuh II dari bulan Juni-Juli 2014. Teknikpengambilan sampel dalam penelitian ini nonrandom (non probability) sampling  denganrancangan purposive sampling. Pasien diabetesmelitus yang berada di wilayah kerja UPTKesmas Blahbatuh II. Sampel dalam penelitianini dipilih 10 sampel untuk kelompok perlakuan

    dan 10 sampel untuk kelompok kontrol. Klienyang dipilih sebagai sampel antara lain klien DM

  • 8/19/2019 2. Pengaruh Diabetes Self Management Education Terhadap Self Care Behavior Pasien Diabetes Melitus

    3/10

    Keperawatan Jiwa, Komunitas dan Manajemen Juli Vol. 2 No. 1 2015

    8

    yang berada di wilayah kerja puskesmas, klienDM yang bersedia menjadi responden, klien DMyang mampu melakukan aktivitas perawatan dirisecara mandiri dan klien DM yang berumur 45-74 tahun. Dengankriteria eksklusiadalah pasienDM yang sedang menjalani perawatan intensif dan yang memiliki keterbatasan fisik, mental,atau kognitif yang dapat menggangu penelitian(buta, tuli, cacat mental). Variabel terikat dalampenelitian ini adalah diabetes self management education dengan varibel bebas self carebehavior  klien diabetes mellitus. Alat

    pengumpulan data menggunakan kuesioner SDSCA yang dikembangkan oleh Toobert et al (2000). Teknik analisa data uivariat untuk datakategorik disajikandalam bentuk tabel frekuensidan presentase. Data numerik dilakukan ujinormalitas data dengan uji saphiro wilk, jika nilaiP >   ɑ (ɑ=0,05), maka data dikatakanberdistribusi normal selanjutnya dilakukan ujistatistik parametrik yaitu uji paired t test dan ujiIndependent T-test .

    HASIL

    Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan umur 

    No Umur  Perlakuan Kontrol

    n % n %1 45-59 7 70 6 60

    2 60-74 3 30 4 40

    Total 10 100 10 100

    Tabel 2. Karakteristik respondenberdasarkan jenis kelamin

    No Jenis KelaminPerlakuan Kontrol

    n % n %

    1 Perempuan 1 10.0 3 30.0

    2 Laki-laki 9 90.0 7 70.0

    Total 10 100.0 10 100.0

    Tabel 3. Distribusi nilai self care behavior kelompok perlakuan

    Hasil

    Kelompok Perlakuan

    SebelumdiberikanDSME

    SetelahdiberikanDSME

    Mean 3,1320 6,1180

    SD 0,86580 0,41114

    Minimum 1,64 5,42

    Maksimum 4,71 6,64

    Tabel 4. Distribusi nilai self care behavior kelompok kontrol

    HasilKelompok Kontrol

    Pre Test Post Test  

    Mean 3,2690 3,2750

    Std. Dev 0,42472 0,23253

    Minimum 2,50 2,92

    Maksimum 4,07 3,57

  • 8/19/2019 2. Pengaruh Diabetes Self Management Education Terhadap Self Care Behavior Pasien Diabetes Melitus

    4/10

    Ayu Karang Irnawati, dkk: Pengaruh Diabetes Self Management Education…

    9

    Tabel 5. Hasil uji normalitas data uji saphiro-wilk 

    Nilai P

    Nilai self care behavior sebelum diberikan DSME pada kelompokperlakuan

    0,998

    Nilai self care behavior setelah diberikan DSME padakelompok

    perlakuan

    0,429

    Nilai self care behavior pre test kelompok kontrol 0,807

    Nilai self care behavior post test kelompok kontrol 0,196

    Tabel 6. Hasil Uji Statistik Paired T Test Kelompok Perlakuan

    Mean Selisih Mean P value

    Nilai Pretest  3,13202,9860 0,000

    Nilai Posttest  6,1180

    Tabel 7. Hasil Uji Statistik Paired T Test Kelompok Kontrol

    Mean Selisih Mean P valueNilai pretest  3.2690

    0,0060 0.950Nilai posttest  3.2750

    Tabel 8. Hasil Uji Independent T Test

    Kelompok T-Test For Equality Of Means P value

    Mean Selisih Mean SE

    Perlakuan 2,9860 2,9800 0,2980 0,000

    Kontrol 0,0060

    Tabel 1 menunjukkan karakteristikberdasarkan umur pada kelompok perlakuandan kelompok kontrol terbanyak pada rentangumur 45-59 tahun, yaitu pada kelompokperlakuan sebesar 70 % dan kelompok kontrolsebesar 60%.

    Tabel 2 menunjukkan karakteristikberdasarkan jenis kelamin pada kelompokperlakuan dan kelompok kontrol terbanyakberjenis kelamin laki-laki. Pada kelompok

    perlakuan sebesar 90% dan kelompok kontrolsebesar 70%.

    Tabel 3 menunjukkan nilai self carebehavior  pada kelompok perlakuan, sebelumdiberikan DSME nilai minimum 1,64 dan nilaimaksimum 4,71. Setelah diberikan DSME nilaiminimum 5,42 dan nilai maksimum 6,64. Nilaimean (rata-rata) self care behavior  sebelumdiberikan DSME sebesar 3,1320 dan setelahdiberikan DSME sebesar 6,1180. Hasilidentifikasi menunjukkan terjadi peningkatan

    nilai mean (rata-rata) self care behavior  pada

    pasien DM kelompok perlakuan sebelum dansetelah diberikan DSME sebesar 2,98600.

    Tabel 4 menunjukkan nilai self carebehavior pada kelompok kontrol, saat pre testnilai minimum 2,50 dan nilai maksimum 4,07.Setelah post tets, nilai minimum 2,92 dan nilaimaksimum 3,57. Nilai mean (rata-rata) self carebehavior pre test sebesar 3,2690 dan nilai post test  3,2750. Hasil identifikasi menunjukkanterjadi peningkatan nilai mean (rata-rata) self 

    care behavior  pada pasien DM kelompok pretest dan post test sebesar 0,0006.

    Tabel 5 menunjukkan hasil uji normalitasdata pada kelompok perlakuan dan kelompokkontrol dengan menggunakan uji Saphiro-Wilk.Hasil uji normalitas data pada kelompokperlakuan sebelum dan setelah diberikan DSMEdidapatkan nilai p > 0,05 maka dapatdisimpulkan data kelompok perlakuanberdistribusi normal. Hasil uji normalitas data pretest  dan  post test  pada kelompok kontroldidaptakan nilai p > 0,05 dengan nilai makadapat disimpulkan data kelompok kontrolberdistribusi normal, oleh karena semua data

  • 8/19/2019 2. Pengaruh Diabetes Self Management Education Terhadap Self Care Behavior Pasien Diabetes Melitus

    5/10

    Keperawatan Jiwa, Komunitas dan Manajemen Juli Vol. 2 No. 1 2015

    10

    berdistribusi normal maka uji statistik yangdigunakan adalah uji Paired t test  dan ujiIndependent t test.

    Tabel 6 menunjukkan bahwa adapengaruh diabetes self management education

    terhadap self care behavior  pasien diabetesmelitus dengan memperhatikan hasil uji statistik paired t test pada kelompok perlakuan denganpemberian diabetes self management education. Terdapat beda yang signifikan nilaiself care behavior  sebelum dan setelahpemberiandiabetes self management educationdengan nilai probabilitas p = 0,000 < 0,05.

    Tabel 7 menunjukkan pada kelompokkontrol yang tidak diberikan DSMEmenunjukkan tidak ada beda yang signifikan

    antara pre test dan post test nilai self carebehavior  pasien diabetes melitus denganmemperhatikan uji statistik paired t test dengannilai probabilitas p= 0,950 > 0,05.

    Tabel 8 menunjukkan hasil uji statistikparametrik independent t test  denganmenggunakan bantuan program komputer dengan tingkat kemaknaan p < 0,05 didapatkannilai p = 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkanHa diterima dan ada pengaruh diabetes self management education terhadap self carebehavior  pasien diabetes melitus di wilayah

    kerja UPT Kesmas Blahbatuh II tahun 2014.

    PEMBAHASAN

    Nilai self care behavior pasien diabetes padakelompok perlakuan, sebelum diberikandiabetes self management education 

    Hasil penelitian menunjukkan nilai self carebehavior  pasien diabetes pada kelompokperlakuan, sebelum diberikan diabetes self management education didapatkan nilai rata-rata (mean) 3,1320 dan setelah diberikandiabetes self management educationdidapatkan nilai rata-rata (mean) 6,1180.Terdapat selisih nilai mean 2,98600. Hasilanalisis tersebut menunjukkan terjadipeningkatan nilai mean (rata-rata) self carebehavior  pada kelompok perlakuan setelahdiberikan DSME.

    Responden kelompok perlakuan terbanyakada pada kelompok umur 45-59 tahun.Kelompok umur 45-59 tahun menurut WHOtermasuk kelompok usia dewasa pertengahan

    (middle age). Peningkatan usia menyebabkanterjadinya peningkatan kedewasaan /kematangan seseorang sehingga klien dapat

    berfikir secara rasional tentang manfaat yangakan dicapai jika klien melakukan aktifitas self care diabetes secara adekuat dalamkehidupannya sehari-hari (Sousa et.al.,2005dalam Kusniawati, 2011). Distribusi respondenberdasarkan jenis kelamin terbanyak adalahlaki-laki. Hasil penelitian ini didukung olehpenelitian Toljamo & Hentinen (2001) yangmenjelaskan bahwa jenis kelamin tidakmenyebabkan perbedaan tingkat self care.Penelitian Kusniawati (2011) jugamengungkapkan hal yang sama yaitu tidakterdapat hubungan yang signifikan antara jeniskelamin denganself care behavior diabetes.

    Self care menggambarkan perilakuindividu yang dilakukan secara sadar, bersifatuniversal dan terbatas pada diri sendiri

    (Weiler&Janice, 2007 dalam Kusniawati 2011).Goldstein (2002 dalam Rondhianto, 2012)menyebutkan bahwa perawatan secara mandirisangat tergantung kepada pasien dalammembuat keputusan dan penilaian dalammenjalani hidupnya sehari-hari sehinggapenatalaksanaan diabetes secara komprehensif dapat dilaksanakan. Perawatan mandiri pasiensangat tergantung pada pendidikan kesehatanyang mereka peroleh, pendayagunaan dankemampuan monitoring terhadap perawatan dirimereka sendiri. Sehingga membantu pasien DM

    mengubah perilakunya secara signifikan akanmeningkatkan self management  sehinggaoutcome yang diharapkan berupa pencegahankomplikasi dan kualitas hidup yang baik dapatdicapai.

    Hasil penelitian yang didapat didukungoleh penelitian sebelumnya yang dilakukan olehRohndhianto (2012) dengan judul pengaruhdiabetes self management education dalamdischarge planning terhadap self care behavior pasien DM tipe 2. Hasil penelitian tersebutdidapatkan nilai P value 0,000 (ɑ=0,05).

    Menunjukkan bahwa ada pengaruh DSMEdalam discharge planning terhadap self carepasien diabetes melitus tipe II.

    Hasil penelitian terdahulu menunjukkanhasil yang sejalan, itu dapat dikarenakanmenggunakan rancangan penelitian yang samadan jumlah sampel yang sedikit. Teori dan hasilpenelitian diatas menjelaskan bahwa pendidikankesehatan DSME dapat meningkatkanpengetahuan klien DM dan mempengaruhi kliendalam melakukan aktivitas perawatan diri (self care). Dilihat dari distribusi nilai self care

    behavior terdapat peningkatan nilai mean yang

  • 8/19/2019 2. Pengaruh Diabetes Self Management Education Terhadap Self Care Behavior Pasien Diabetes Melitus

    6/10

    Ayu Karang Irnawati, dkk: Pengaruh Diabetes Self Management Education…

    11

    signifikan setelah klien mendapatkan intervensiberupa DSME.

    Self care behavior pasien diabetes melituspada kelompok kontrol pre test dan post test

    Hasil penelitian menunjukkan nilai self carebehavior pasien diabetes melitus pre test padakelompok kontrol dengan nilai rata-rata (mean)3,2690 dan nilai rata-rata self care behavior pasien diabetes melitus post test adalah 3,2750.Hasil penelitian  pre test  dan  post test  padakelompok kontrol yang tidak diberikan diabetesself management education menunjukkanterjadinya peningkatan nilai mean sebesar 0,00600. Hasil distribusi nilai self care behavior menunjukkan tidak terjadi peningkatan nilaimean yang signifikan antara hasil pre test dan

     post test .Responden kelompok perlakuan terbanyakada pada kelompok umur 45-59 tahun.Kelompok umur 45-59 tahun menurut WHOtermasuk kelompok usia dewasa pertengahan(middle age). Peningkatan usia menyebabkanterjadinya peningkatan kedewasaan /kematangan seseorang sehingga klien dapatberfikir secara rasional tentang manfaat yangakan dicapai jika klien melakukan aktifitas self care diabetes secara adekuat dalamkehidupannya sehari-hari (Sousa et.al.,2005

    dalam Kusniawati, 2011). Distribusi respondenberdasarkan jenis kelamin terbanyak adalahlaki-laki. Hasil penelitian ini didukung olehpenelitian Toljamo & Hentinen (2001) yangmenjelaskan bahwa jenis kelamin tidakmenyebabkan perbedaan tingkat self care.Penelitian Kusniawati (2011) jugamengungkapkan hal yang sama yaitu tidakterdapat hubungan yang signifikan antara jeniskelamin denganself care behavior diabetes.

    Menurut Green (1980 dalam Maulana,2009) pendidikan kesehatan mempunyai

    peranan penting dalam mengubah danmenguatkan faktor perilaku (predisposisi,pendukung, dan pendorong) sehinggamenimbulkan perilaku positif dai masyarakat.Perilaku, pendidikan kesehatan, dan statuskesehatan seseorang saling berhubungan.Sejalan dengan World Health Organization(dalam Notoatmodjo, 2003) menyatakan bahwastrategi untuk memperoleh perubahan perilakuterutama dalam perilaku kesehatan dapatmenggunakan kekuatan atau dorongan,pemberian informasi dan diskusi serta

    parisipasi.

    Berdasarkan penelitian Suswati (2012)dengan judul efektivitas pendidikan kesehatandengan metode pendidik sebaya terhadapaktivitas perawatan diri pada klien diabetesmelitus tipe 2 didapatkan hasil bahwa kliendiabetes melitus yang tidak diberikan pendidikankesehatan cenderung tidak megalamiperubahan aktivitas perwatan diri. PenelitianKusniawati (2010) turut mendukung penelitiankali ini yang menyebutkan bahwa komunikasipetugas kesehatan merupakan faktor pentingyang mempengaruhi self care pasien diabetesmelitus.

    Teori dan hasil penelitian diatasmenggambarkan bahwa terdapat hubunganyang positif antara pendidikan kesehatan yangditerima oleh klien dengan aktivitas perawatan

    diri (self care).Klien kelompok kontrol yang tidakmendapatkan intervensi berupa DSMEmenunjukkan selisih nilai mean yang tidakbermakna. Peneliti berasumsi bahwapengetahuan dan ketrampilan perawatan diridipengaruhi oleh pendidikan kesehatan yangdiperoleh oleh klien.

    Hasil analisis nilai self care behavior pasiendiabetes melitus pada kelompok perlakuansetelah diberikan diabetes self management education 

    Berdasarkan hasil uji statistik paired t test pada kelompok perlakuan dengan pemberiandiabetes self management educationmenunjukkanterdapat beda yang signifikan nilaiself care behavior  sebelum dan setelahdiberikan DSME, dapat dilihat dari nilai probabilitas p = 0,000 < 0,05.

    Self care behavior  merupakan suatubentuk aktifitas nyata seseorang untukberpartisipasi aktif terlibat dalam upayamempertahankan status kesehatannya (Orem,1995 dalam Fan 2008; Indanah, 2010). Teoriself 

    care juga menyebutkan mengenai therapeutic self care demand, yaitu totalitas aktivitasperawatan diri dengan menggunakan metodeyang valid (Asmadi, 2008). American Diabetes Association (2011) menyebutkan, salah satubentuk pendidikan kesehatan yang dapatdiberikan pada pasien DM adalah Diabetes Self Management Education (DSME). MenurutFunnell et al  (2008) edukasi yang diberikanmelalui DSME dapat memfasilitasipengetahuan, keterampilan, dan kemampuanpasien DM dalam melakukan perawatan diri (self 

    care). Menurut Noris et al  (2002) intervensiDSME sangat bermanfaat dalam meningkatkan

  • 8/19/2019 2. Pengaruh Diabetes Self Management Education Terhadap Self Care Behavior Pasien Diabetes Melitus

    7/10

    Keperawatan Jiwa, Komunitas dan Manajemen Juli Vol. 2 No. 1 2015

    12

    pengetahuan diabetisi dan keluarganya tentangDM dan pengelolaannya serta meningkatkanstatus psikososial diabetisi dan keluarganyaberkaitan dengan kepercayaan dan sikapterhadap program pengobatannya danmekanisme koping. Diabetisi yang diberikanpendidikan dan pedoman dalam perawatan diriakan meningkatkan pola hidupnya yang dapatmelakukan kontrol terhadap perilakuberdasarkan kesadaran diri.

    Hasil penelitian yang didapat didukung juga hasil penelitian sebelumnya yang dilakukanoleh Kusniawati (2011) dalam penelitian yangberjudul analisis faktor yang berkontribusiterhadap self care diabetes pada klien diabetesmelitus tipe II di RSU Tangerang. Padapenelitian tersebut didapatkan hasil bahwa

    komunikasi petugas kesehatan memilikihubungan yang kuat terhadap peningkatan self care diabetes dengan nilai p = 0,01< 0,05.Sejalan juga dengan penelitian Suswati (2012)dengan judul efektivitas pendidikan kesehatandengan metode pendidik sebaya terhadapaktivitas perawatan diri pada klien diabetesmelitus tipe 2 di wilayah kerja PuskesmasSumbersari Kabupaten Jember. Berdasarkanhasil penelitian diperoleh hasil probabilitas0,000< 0,05. Dengan kesimpulan bahwa pendidiksebaya efektif terhadap aktivitas perawatan diri

    klien DM tipe 2.Berdasarkan teori diungkapkan bahwa

    pendidikan kesehatan dengan metode yangtepat dapat meningkatkan pengetahuan klienDM dan mempengaruhi klien dalam melakukanaktivitas perawatan diri (self care).Teori tersebutmendukung hasil penelitian ini yangmenunjukkan terdapat perbedaan bermaknanilai mean self care behavior  pasien DMsebelum dan setelah diberikan DSME. Penelitiberasumsi bahwa peningkatan nilai self carebehavior  terjadi karena responden mengalami

    peningkatan pengetahuan dan munculnyakesadaran untuk melakukanself carediabetes.

    Hasil analisis nilai self care behavior pasiendiabetes melitus pada kelompok kontrol

    Berdasarkan hasil uji statistik paired t test pada kelompok kontrol dari hasil  pre test dan post test  tanpa diberikan diabetes self management education menunjukkan bahwatidak ada perbedaan yang siginifikan antara nilaipre test dan post test nilai self care behavior pasien diabetes melitus kelompok kontrol

    dengan nilai probabilitas p = 0,950 < 0,05.

    Menurut Green (1980 dalam Maulana,2009) pendidikan kesehatan mempunyaiperanan penting dalam mengubah danmenguatkan faktor perilaku (predisposisi,pendukung, dan pendorong) sehinggamenimbulkan perilaku positif dai masyarakat.Perilaku, pendidikan kesehatan, dan statuskesehatan seseorang saling berhubungan.Sejalan dengan World Health Organization(dalam Notoatmodjo, 2003) menyatakan bahwastrategi untuk memperoleh perubahan perilakuterutama dalam perilaku kesehatan dapatmenggunakan kekuatan atau dorongan,pemberian informasi dan diskusi sertaparisipasi. Responden pada kelompok kontrolyang tidak mendapatkan pendidikan kesehatanberupa DSME cenderung tidak mengalami

    perubahan self care behavior.Hasil penelitian yang didapatkan sejalandengan penelitian Suswati (2012) dengan judulefektivitas pendidikan kesehatan denganmetode pendidik sebaya terhadap aktivitasperawatan diri pada klien diabetes melitus tipe 2di wilayah kerja Puskesmas SumbersariKabupaten Jember. Hasil uji statistikmenunjukkan total aktivitas perawatan diri padakelompok kontrol mengalami peningkatan, akantetapi tidak signifikan. Diperoleh nilai probabilitas 0,617 > 0,05. Penelitian ini

    menunjukkan bahwa pada kelompok yang tidakdiberikan intervensi pendidikan kesehatancenderung memiliki pengetahuan yang samadan tidak menunjukkan peningkatan yangbermakna.

    Hasil penelitian yang didapatkan padapenelitian ini bahwa pada kelompok kontrol yangtidak diberikan diabetes self management education menunjukkan tidak ada beda yangsignifikan antara pre test dan post test nilai self care behavior  pasien diabetes melitus, hal inidisebabkan karena pasien diabetes melitus

    tidak mendapatkan penyuluhan atau informaikesehatan seperti pada kelompok perlakuansehingga tidak mengalami peningkatan aktivitasperawatan diri. Nilai self care behavior kelompokkontrol cenderung tetap dan tidak menunjukkanpeningkatan yang bermakna. Peneliti berasumsibahwa komunikasi petugas kesehatan sangatberpengaruh terhadapself care behavior pasienDM.

    Hasil analisis pengaruh DSME terhadap self care behavior pada pasien diabetes melitus

    Berdasarkan hasil uji statistik independent t test  pada selisih self care behavior  antara

  • 8/19/2019 2. Pengaruh Diabetes Self Management Education Terhadap Self Care Behavior Pasien Diabetes Melitus

    8/10

    Ayu Karang Irnawati, dkk: Pengaruh Diabetes Self Management Education…

    13

    selisihnilai mean kelompok perlakuan dan nilaimean kelompok kontrol didapatkan nilai probabilitas p = 0,000 < 0,05. Hasil uji statistikmenunjukkan Ha diterima artinya ada pengaruhdiabetes self management education terhadapself care behavior  pasien diabetes melitus diwilayah kerja UPT Kesmas Blahbatuh II tahun2014.

    Menurut Notoadmodjo (2003) perubahanperilaku dengan pemberian informasi adalahperubahan perilaku yang dihasilkan karenaadanya pemberian informasi yang akanmeningkatkan cara-cara mencapai hidup sehat,cara pemeliharaan kesehatan dan caramenghindari penyakit. Orem mendefinisikanbahwaself caremerupakan pelayanan diri yangharus dipelajari dan bertujuan untuk membantu

    diri dalam mengelola kehidupan yang diinginkanseperti kesehatan, perkembangan dankesejahteraan (Potter & Perry, 2006). Goldstein(2002 dalam Rondhianto, 2012) menyebutkanbahwa perawatan secara mandiri sangattergantung kepada pasien dalam membuatkeputusan dan penilaian dalam menjalanihidupnya sehari-hari sehingga penatalaksanaandiabetes secara komprehensif dapatdilaksanakan. Perawatan mandiri pasien sangattergantung pada pendidikan kesehatan yangmereka peroleh, pendayagunaan dan

    kemampuan monitoring terhadap perawatan dirimereka sendiri. Sehingga membantu pasien DMmengubah perilakunya secara signifikan akanmeningkatkan self management  sehinggaoutcome yang diharapkan berupa pencegahankomplikasi dan kualitas hidup yang baik dapatdicapai. Hasil penelitian ini mendukungpendapat Piette et al  (2003 dalam Kusniawati2011) yang menjelaskan bahwa komunikasipetugas kesehatan merupakan hal pentinguntuk mencapai self carediabetes yang efektif.

    Hasil penelitian ini juga didukung oleh

    penelitian sejenis sebelumnya yang dilakukanoleh Kusniawati (2011) dengan judul analisisfaktor yang berkontribusi terhadap self carediabetes pada klien diabetes melitus tipe II diRSU Tangerang, dengan desain penelitiancross sectional  didapatkan hasil bahwakomunikasi petugas kesehatan memilikihubungan yang kuat terhadap peningkatan self care diabetes dengan nilai p = 0,01< 0,05.Penelitian Suswati (2012) dengan judulefektivitas pendidikan kesehatan denganmetode pendidik sebaya terhadap aktivitas

    perawatan diri pada klien diabetes melitus tipe 2di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari

    Kabupaten Jember. Berdasarkan hasilpenelitian diperoleh hasil  probabilitas 0,000<0,05. Dengan kesimpulan bahwa pendidiksebaya efektif terhadap aktivitas perawatan diriklien DM tipe 2. Penelitian yang dilakukanRondhianto (2012) dalam penelitian yangberjudul “Pengaruh Diabetes Self Management Education DalamDischarge Planning TerhadapSelf Care Behavior Pasien Diabetes Melitus Tipe2”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapatperbedaan self care behavior  yang signifikanantara kelompok kontrol dan kelompokperlakuan. diapatkan nilai probabilitasp=0.000 <0,05. Penelitian tersebut menunjukkan bahwadiabetes self management education dalamdischarge planning berpengaruh terhadap self care behavior pasien diabetes melitus tipe 2.

    Berdasarkan teori diungkapkan bahwapemberiandiabetes self management educationoleh petugas kesehatan dapat mempengaruhiperilaku pasien kearah positif melalui informasiyang diberikan kepada pasien. Komunikasipetugas kesehatan terkait dengan pelayananyang diberikan kepada klien diabetes melitusadalah pemberian informasi atau pendidikankesehatan tentang self care diabetes. Petugaskesehatan memiliki peran penting dalammeningkatkan perilaku perawatan diri pasienDM (self care behavior). Salah satunya dapat

    dilakukan dengan memberikan edukasi DSME.Hal tersebut mempengaruhi klien dalammelakukan aktivitas perawatan diri (self care).Peneliti berasumsi adanya pemberian DSMEdapat meningkatkan pengetahuan, sikap, danperilaku pasien dalam melakukan perawatandiri.

    SIMPULAN DAN SARAN

    SimpulanBerdasarkan hasil penelitian didapatkan

    bahwa pemberian intervensi berupa diabetesself management education dalam memberikanpendidikan kesehatan pasien diabetes melitusmempunyai pengaruh yang signifikan terhadappeningkatan self care behavior klien diabetesmelitus. Hasil analisis pengaruh diabetes self management education terhadap self carebehavior pasien diabetes melitus denganmenggunakan uji statistik independent t test menunjukkan nilai probabilitas p = 0,000 < 0,05maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterimaartinya ada pengaruh diabetes self management

    education terhadap self care behavior pasien

  • 8/19/2019 2. Pengaruh Diabetes Self Management Education Terhadap Self Care Behavior Pasien Diabetes Melitus

    9/10

    Keperawatan Jiwa, Komunitas dan Manajemen Juli Vol. 2 No. 1 2015

    14

    diabetes melitus di wilayah kerja UPT KesmasBlahbatuh II tahun 2014.

    SaranSecara praktis, puskesmas sebagai

    institusi pelayanan dapat mengadakansupervisi, membuat SOP penyuluhan untukklien DM menggunakan metode DSME danmengadakanpromosi kesehatan pada klien DM.Kepada petugas kesehatan disarankan yangmemberikan pelayanan kesehatan dapatmelakukan rencana tindak lanjut dan jugamemberikan edukasi sesuai standar operasionalprosedur (SOP) yang telah ditetapkan terhadapmasing-masing klien diabetes melitus yangberkunjung ke UPT Kesmas Blahbatuh II.Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat

    melakukan penelitian mengenai pengaruhDSME terhadap self care behavior pasiendiabetes melitus dengan menggunakan jumlahsampel yang lebih besar, menggunakan carapengambilan sampel dengan teknik probabilitysampling, memperhatikan aspek emosional danmotivasi dari responden, serta menyampaikanmateri secara bersamaan kepada seluruhresponden kelompok perlakuan sehinggadidapatkan hasil yang lebih akurat.

    KEPUSTAKAAN

     American Association of Diabetes Educator,2012. Measurable Behavior Change isThe Desired Outcome of DiabetesMelitus, (Online ),( www.diabeteseducator.org/profesionalResources/AADE7/, diakses tanggal 7Maret 2014)

     Asmadi, 2008. Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta: EGC

    Corwin, Elizabeth J., 2009. Buku SakuPatofisiologi. Edisi ke 3. Jakarta: EGC

    Funnell, M. Martha et.al., 2008a. NationalStandards for Diabetes Self Management Education. DiabetesCare, 31(1), S87-S94

    Funnell, M. Martha et.al., 2010b. NationalStandards for Diabetes Self Management Education. DiabetesCare, 33(1), 89-96

    Haas, L., et.al., 2012. National Standars for Diabetes Self Management Educationand Support. Diabetes Care Volume35 , 2393-2401

    Indanah, 2010.  Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Self CareBehavior Pada Anak Usia SekolahDengan Thalasemia Mayor di RSUPN dr Cipto Mangun Kusumo Jakarta.Tesis. tidak dipublikasikan. FKUI.

    Kusniawati, 2011.  Analisis Faktor yang Berkontribusi Terhadap Self CareDiabetes pada Klien Diabetes MeliusTipe II di RSU Tangerang. Tesis. Tidakdipublikasikan.FKUI.

    Maulana, H. D. J., 2009. Promosi Kesehatan.Jakarta: EGC.

    Mubarak, W. I., Chayatin, N., Rozikin, K.,Supradi, 2007. Promosi KesehatanSebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan.Yogyakarta: Graha Ilmu.

    Norris, S. L., et.al, 2002. Increasing DiabetesSelf-Management Education in

    Community Settings. Am J Prev Med Volume 22, (4s), 39-66

    Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi PenelitianKesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

    Notoatmojo, S., 2003. Pendidikan dan PerilakuKesehatan.Jakarta: Rineka Cipta.

    Nursalam, 2011. Konsep dan PenerapanMetodelogi Penelitian IlmuKeperawatan, Pedoman Skripsi, Tesis

    dan Instrumen Penelitian Keperawata.Edisi 2 , Jakarta: Salemba Medika

    Perkumpulan Endrokinologi Indonesia, 2011.Konsensus Pengelolaan danPencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB. PERKENI

    Price, Sylvia Anderson, 2005. Patofisiologi:Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.Volume 2. Edisi ke 6 . Jakarta: EGC

  • 8/19/2019 2. Pengaruh Diabetes Self Management Education Terhadap Self Care Behavior Pasien Diabetes Melitus

    10/10

    Ayu Karang Irnawati, dkk: Pengaruh Diabetes Self Management Education…

    15

    Potter, P. A & Perry, A. G., 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta:EGC

    Rafanani, Ben, 2012. Panduan Pola MakanSehat dan Cerdas Bagi PasienDiabetes. Yogyakarta: Araska

    Riset Kesehatan Dasar, 2013, (Online),(http://Depkes.go.id/downloads/riskesdas2013/hasil%20%202013.pdf , diakses tanggal 7 Maret 2014).

    Rondhianto, 2012. Pengaruh Diabetes Self Management Education DalamDischarge Planning Terhadap Self Care Behavior Pasien Diabetes Melitus

    Tipe 2. Jurnal KeperawatanSoedirman, 7(3),133-141

    Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G.,2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2. Edisi ke 8 . Jakarta:EGC

    Soegondo, S., Soewondo, P., dan Subekti, I.,2013. Penatalaksanaan DiabetesMelitus Terpadu. Edisi ke 2 . Jakarta:Balai Penerbit FKUI

    Sudoyo, A.W.dkk., 2009. Ilmu Penyakit Dalam.Jilid III. Edisi V . Jakarta: Balai PenerbitFKUI

    Sugiyono, 2012. Metode Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif, Kualitatif danR&D. Bandung: CV Alfabeta

    Sukawana, I Wayan, 2008. Pengantar Statistik Untuk Keperawatan. Denpasar:Poltekkes

    Sulistria, M., Yessy, 2013. Tingkat Self carePasien Rawat Jalan Diabetes MelitusTipe 2 di Puskesmas KalirungkutSurabaya. Jurnal Ilmiah MahasiswaUniversitas Surabaya, 2(2)

    Sustrani, L., Alam, S., Hadibroto, dan Iwan,2006. Diabetes. Jakarta: GramediaPustaka Utama

    Suswati, W. S. E., 2012. Efektivitas Pendidikan

    Kesehatan Dengan Metode Pendidik Sebaya Terhadap Aktivitas Perawatan

    Diri Pada Klien Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja PuskesmasSumbersari Kabupaten Jember. SkripsiTidak Dipublikasikan. UniversitasJember.

    Toobert, D. J., Hampson, S. E., & Glasgow, R.E., 2000. The Summary Of DiabetesSelf-Care Activities Measure: ResultsFrom 7 Studies And A Revised Scale.Diabetes Care, 23, 943-950