2
Analisis Bioprospek Jatropha multifida L. dan Jatropha gossypifolia L. Sebagai Bahan Baku Biodisel Mahasiswa: Juni Artha SF Sihotang Skripsi (2009), Program Studi Sarjana Biologi SITH, email:[email protected] Pembimbing: Dr. Rina Ratnasih email: [email protected] Gelar: Sarjana Sains (S.Si), Wisuda Juli 2009 Abstrak Dunia saat ini menghadapi dua masalah utama yaitu kelangkaan bahan bakar dan pemanasan global. Menurut World Environment Forum, bumi diprediksi akan kehabisan bahan bakar minyak berbasis fosil, batu bara dan gas dalam waktu kurang dari sepuluh dekade lagi. Bahan bakar fosil diduga merupakan salah satu penyebab pemanasan global, karena dapat meningkatkan emisi gas karbon dioksida yang menyebabkan kesetimbangan karbon di alam menjadi rusak. Biodisel merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang dapat mengurangi masalah tersebut. Biodisel bersifat terbarukan sehingga menjamin ketersediaan bahan baker. Selain itu biodisel juga bersifat ramah lingkungan karena dapat terurai dan dapat mengurangi emisi gas karbon dioksida. Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap dua tanaman dari suku Euphorbiaceae yaitu Jatropha multifida dan Jatropha gossypifolia untuk mengetahui prospek spesies tersebut sebagai bahan baku biodisel. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis produktivitas minyak dengan estimasi berat biji yang dihasilkan per hektar. Selanjutnya minyak yang diperoleh dianalisis melalui penentuan asam lemak dengan alat GCMS (Gas Cromatography Mass Spectrophotometer); penentuan angka penyabunan dan penentuan angka asam dengan metode titrimetri; serta penentuan angka iod dengan metode Hanus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas minyak Jatropha multifida (0,26 ton/hektar) lebih tinggi daripada produktivitas Jatropha gossypifolia (0,03 ton/hektar). Jatropha multifida juga memiliki kandungan minyak yang lebih tinggi yaitu 41,40%, jika dibandingkan dengan kandungan minyak pada Jatropha gossypifolia yang hanya 24,46%. Hasil analisis GCMS menunjukkan bahwa minyak Jatropha multifida memiliki komposisi senyawa yang lebih sedikit yaitu terdiri dari 7 senyawa, sedangkan komposisi minyak Jatropha gossypifolia terdiri dari 10 senyawa. Angka penyabunan minyak Jatropha multifida lebih tinggi yaitu 221 mg KOH/g dibandingkan angka penyabunan Jatropha gossypifolia yang hanya 197 mg KOH/g. Minyak Jatropha multifida memiliki angka asam (0,6 mg KOH/g) yang lebih rendah daripada angka asam Jatropha gossypifolia (6 mg KOH/g). Akan tetapi, minyak Jatropha multifida memiliki angka iod yang lebih tinggi yaitu 133 g-I 2 /100 g daripada angka iod minyak Jatropha gossypifolia yaitu 129 g-I 2 /100 g. Berdasarkan hasil analisis kandungan minyak, produktivitas minyak, penetapan angka penyabunan serta angka asam dapat disimpulkan bahwa Jatropha multifida lebih berprospek untuk dikembangkan sebagai bahan baku biodisel dibandingkan Jatropha gossypifolia. Kata kunci : Biodisel, Jatropha gossypifolia L., Jatropha multifida L.

2009_S1_Juni Artha_Analisis Bioprospek Jatropha Multifida L. Dan Jatropha Gossypifolia L. Sebagai Bahan Baku Biodisel

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kesehatan

Citation preview

Page 1: 2009_S1_Juni Artha_Analisis Bioprospek Jatropha Multifida L. Dan Jatropha Gossypifolia L. Sebagai Bahan Baku Biodisel

Analisis Bioprospek Jatropha multifida L. dan Jatropha gossypifolia L. Sebagai Bahan Baku Biodisel Mahasiswa: Juni Artha SF Sihotang Skripsi (2009), Program Studi Sarjana Biologi SITH, email:[email protected] Pembimbing: Dr. Rina Ratnasih email: [email protected] Gelar: Sarjana Sains (S.Si), Wisuda Juli 2009

Abstrak Dunia saat ini menghadapi dua masalah utama yaitu kelangkaan bahan bakar dan pemanasan global. Menurut World Environment Forum, bumi diprediksi akan kehabisan bahan bakar minyak berbasis fosil, batu bara dan gas dalam waktu kurang dari sepuluh dekade lagi. Bahan bakar fosil diduga merupakan salah satu penyebab pemanasan global, karena dapat meningkatkan emisi gas karbon dioksida yang menyebabkan kesetimbangan karbon di alam menjadi rusak. Biodisel merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang dapat mengurangi masalah tersebut. Biodisel bersifat terbarukan sehingga menjamin ketersediaan bahan baker. Selain itu biodisel juga bersifat ramah lingkungan karena dapat terurai dan dapat mengurangi emisi gas karbon dioksida. Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap dua tanaman dari suku Euphorbiaceae yaitu Jatropha multifida dan Jatropha gossypifolia untuk mengetahui prospek spesies tersebut sebagai bahan baku biodisel. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis produktivitas minyak dengan estimasi berat biji yang dihasilkan per hektar. Selanjutnya minyak yang diperoleh dianalisis melalui penentuan asam lemak dengan alat GCMS (Gas Cromatography Mass Spectrophotometer); penentuan angka penyabunan dan penentuan angka asam dengan metode titrimetri; serta penentuan angka iod dengan metode Hanus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas minyak Jatropha multifida (0,26 ton/hektar) lebih tinggi daripada produktivitas Jatropha gossypifolia (0,03 ton/hektar). Jatropha multifida juga memiliki kandungan minyak yang lebih tinggi yaitu 41,40%, jika dibandingkan dengan kandungan minyak pada Jatropha gossypifolia yang hanya 24,46%. Hasil analisis GCMS menunjukkan bahwa minyak Jatropha multifida memiliki komposisi senyawa yang lebih sedikit yaitu terdiri dari 7 senyawa, sedangkan komposisi minyak Jatropha gossypifolia terdiri dari 10 senyawa. Angka penyabunan minyak Jatropha multifida lebih tinggi yaitu 221 mg KOH/g dibandingkan angka penyabunan Jatropha gossypifolia yang hanya 197 mg KOH/g. Minyak Jatropha multifida memiliki angka asam (0,6 mg KOH/g) yang lebih rendah daripada angka asam Jatropha gossypifolia (6 mg KOH/g). Akan tetapi, minyak Jatropha multifida memiliki angka iod yang lebih tinggi yaitu 133 g-I2/100 g daripada angka iod minyak Jatropha gossypifolia yaitu 129 g-I2/100 g. Berdasarkan hasil analisis kandungan minyak, produktivitas minyak, penetapan angka penyabunan serta angka asam dapat disimpulkan bahwa Jatropha multifida lebih berprospek untuk dikembangkan sebagai bahan baku biodisel dibandingkan Jatropha gossypifolia. Kata kunci : Biodisel, Jatropha gossypifolia L., Jatropha multifida L.

Page 2: 2009_S1_Juni Artha_Analisis Bioprospek Jatropha Multifida L. Dan Jatropha Gossypifolia L. Sebagai Bahan Baku Biodisel

Bioprospect Analyses of Jatropha multifida L. and Jatropha gossypifolia L. as Biodiesel Sources Student: Juni Artha SF Sihotang Final Project (2009), Degree program In Biology, School of Life Sciences and Technology-ITB, email: [email protected] Advisors: Dr. Rina Ratnasih email: [email protected] Degree: Degree Sains (S.Si), Conferred July 2009 Abstract Nowadays the world facing two major problems i.e fuels scarcity and global warming issue. Biodiesel is an alternative fuel to reduce this problems. It’s renewable, biodegradable and it can reduce the emission of carbon dioxide gases, makes biodiesel is a good choice to substituted fossil fuel. This research was conducted to analyse two species of Euphorbiaceae’s family which are Jatropha multifida and Jatropha gossypifolia as biodiesel sources. The method were used which are the determination of oil productivity using estimation of seeds productivity per hectare area. Then oil analyzed by the fatty acid’s determination using GCMS (Gas Cromatography Gas Spectrophotometer); the saponifcation’s number and the acid’s number determination using titrimetric method; iodium’s value determination using Hanus method. This research showed that Jatropha multifida’s oil productivity (0,26 ton/ha) was higher than Jatropha gossypifolia’s (0,03 ton/ha). Moreover the oil content of Jatropha multifida (41,40%) was higher than Jatropha gossypifolia’s (24,46%). Based on GCMS analysed, Jatropha multifida’s oil showed less variety of composition (seven compounds) than Jatropha gossypifolia’s (ten compounds). Then another determinatin showed that Jatropha multifida has saponification’s number (221 mg KOH/g) was higher than Jatropha gossypifolia’s (197 mg KOH/g); the acid’s numbers of Jatropha multifida (0,6 mg KOH/g) was lower than Jatropha gossypifolia’s (6 mg KOH/g); and iodium’s value of Jatropha multifida (133 g-I2/ 100) was higher than Jatropha gossypifolia (129 133 g-I2/ 100 g). Based on these result (oil content, oil productivity, fatty acids composition, saponification number, acid number), it was concluded that Jatropha multifida has a better prospect as biodiesel source than Jatropha gossypifolia. Key words: :Biodiesel, Jatropha gossypifolia L., Jatropha multifida L