26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yang akan di bicarakan disini adalah wabah penyakit infeksi. Sebelum melangkah pada peyelidikan wabah maka berturut-turut akan di uraikan secara singkat mengenai beberapa istilah seperti pathogenesis, virulensi, case fatality, reservoir, kasus dan karier, mekanisme transmisi infeksi dan bentuk- bentuk wabah. Patogenitas, virulensi dan case fatality Patogenitas menunjukkan kemampuan dari suatu agen untuk menimbulkan penyakit pada orang yang terkena infeksi oleh agen tersebut. Virulensi adalah kesanggupan suatu agen untuk menyebabkan penyakit yang berat. Reservoir Reservoir adalah organism-organisme hidup atau mati ( misalnya tanah ) di dalam mana penyebab infeksi biasanya hidup dan berkembang biak. Reservoir terdiri dari manusia, hewan dan Investigasi Wabah 1

213907497 Investigasi Wabah Newdoc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hjkk,

Citation preview

INVESTIGASI WABAH

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Yang akan di bicarakan disini adalah wabah penyakit infeksi. Sebelum melangkah pada peyelidikan wabah maka berturut-turut akan di uraikan secara singkat mengenai beberapa istilah seperti pathogenesis, virulensi, case fatality, reservoir, kasus dan karier, mekanisme transmisi infeksi dan bentuk- bentuk wabah.

Patogenitas, virulensi dan case fatality

Patogenitas menunjukkan kemampuan dari suatu agen untuk menimbulkan penyakit pada orang yang terkena infeksi oleh agen tersebut. Virulensi adalah kesanggupan suatu agen untuk menyebabkan penyakit yang berat. Reservoir

Reservoir adalah organism-organisme hidup atau mati ( misalnya tanah ) di dalam mana penyebab infeksi biasanya hidup dan berkembang biak. Reservoir terdiri dari manusia, hewan dan sumber-sumber lingkungan. Cara peenyebaran menurut reservoir adalah sebagai berikut :

Manusia Manusia Manusia ( Penyakit menular melalui kontak langsung )

Hewan Hewan Hewan ( Zoonose )

Manusia

ManusiaMakanan Manusia ( Penyakit yang di tularkan melalui makanan )

ManusiaTanah

Manusia ( Penyakit yang di tularkan melalui tanah )

ManusiaVektor

Manusia ( Penyakit yang di tularkan melalui vector)

Manusia Air Manusia (Penyakit yang di tularkan melalui air)

Kasus dan karier.

Kasus adalah mereka dimana suatu agen infektif telah masuk dan tinggal di dalam tubuh mereka, beredar di dalam infeksi yang innaperent dan telah ada gejala infeksi.

Karier adalah mereka yang menyimpan agen infektif di dalam tubuhnya : menurut jenisnya di bagi dalam

1. Tanpa gejala seperti poliovirus, meningococcus, hepatitis

2. Karier dalam penyembuhan ( Konvalesen ) seperti C diphtriae, hepatitis virus dan salmonella species

3. Karier kroniik seperti S. typhosa, hepatitis B virus

Mekanisme transmisi meliputi : Transmisi langsung Transmisi tidak langsung Transmisi melalui benda-benda Transmisi melalui vector

TransmisiMelalui udara ( droplet nuclei and dust )

B. Rumusan Masalah

Menjelaskan definisi dari Wabah

Menjelaskan pembagian wabah

Menjelaskan langkah-langkah investigasi wabah

Menjelaskan kejadian luar biasa ( KLB )

Menjelaskan pelacakan kejadian luar biasa ( KLB )

Memberikan contoh-contoh KLB yang sering terjadiC. Tujuan

Untuk mengetahui definisi dari Wabah

Untuk mengetahui pembagian wabah

Untuk mengetahui langkah-langkah investigasi wabah

Untuk mengetahui kejadian luar biasa ( KLB )

Untuk mengetahui pelacakan kejadian luar biasa ( KLB )

Untuk mengetahui contoh-contoh KLB yang sering terjadi

BAB II

PEMBAHASANINVESTIGASI WABAH1. PENGERTIANWabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan mala petaka (UU No 4. Tahun 1984)

Wabah berarti penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar orang di daerah yang luas.( Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia 1989 )Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit (Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman 1981)Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada penduduk suatu daerah, yang nyatanyata melebihi jumlah yang biasa (Benenson, 1985 )

Wabah adalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat berupa penderita penyakit, perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, atau kejadian lain yang berhubungan dengan kesehatan, yang jumlahnya lebih banyak dari keadaan biasa (Last 1981 )

Jadi wabah adalah kejadian atau peristiwa dalam masyarakat atau wilayah dari suatu kasus penyakit tertentu yang secara nyata melebihi dari jumlah yang diperkirakan.Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau bahkan lingkup global (pandemi)

OUTBREAKSuatu episode dimana terjadi dua atau lebih penderita suatu penyakit yang sama dimana penderita tersebut mempunyai hubungan satu sama lain

EPIDEMIKeadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat frekuensinya meningkat.

PANDEMIKeadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit), frekuensinya dalam waktu singkat meningkat tinggi dan penyebarannya telah mencakup wilayah yang luas.

ENDEMIKeadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit), frekuensinya pada wilayah tertentu menetap dalam waktu lama berkenaan dengan adanya penyakit yang secara normal biasa timbul dalam suatu wilayah tertentu.2. PEMBAGIAN WABAH MENURUT SIFATNYA :1. Common Source EpidemicAdalah suatu letusan penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah orang dalam suatu kelompok secara menyeluruh dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Adapun Common Source Epidemic itu berupa keterpaparan umum, biasa pada letusan keracunan makanan, polusi kimia di udara terbuka, menggambarkan satu puncak epidemi, jarak antara satu kasus dengan kasus, selanjutnya hanya dalam hitungan jam,tidak ada angka serangan ke dua.2. Propagated/Progresive EpidemicBentuk epidemi dengan penularan dari orang ke orang sehingga waktu lebih lama dan masa tunas yang lebih lama pula. Propagated atau progressive epidemic terjadi karena adanya penularan dari orang ke orang baik langsung maupun melalui vector, relatif lama waktunya dan lama masa tunas, dipengaruhi oleh kepadatan penduduk serta penyebaran anggota masya yang rentan serta morbilitas dari penduduk setempat, masa epidemi cukup lama dengan situasi peningkatan jumlah penderita dari waktu ke waktu sampai pada batas minimal abggota masyarakat yang rentan, lebih memperlihatkan penyebaran geografis yang sesuai dengan urutan generasi kasus.

3. LANGKAH-LANGKAH INVESTIGASI WABAH1. Konfimasi / menegakkan diagnosa

Definisi kasus

Klasifikasi kasus dan tanda klinik

Pemeriksaan laboratorium

2. Menentukan apakah peristiwa itu suatu letusan/wabah atau bukan Bandingkan informasi yang didapat dengan definisi yang sudah ditentukan tentang KLB Bandingkan dengan incidende penyakit itu pada minggu/bulan/tahun sebelumnya3. Hubungan adanya letusan/wabah dengan faktor-faktor waktu, tempat dan orang Kapan mulai sakit (waktu)

Dimana mereka mendapat infeksi (tempat) Siapa yang terkena : (Gender, Umur, imunisasi, dll)

4. Rumuskan suatu hipotesa sementara

Hipotesa kemungkinan : penyebab, sumber infeksi, distribusi penderita (pattern of disease)

Hipotesa : untuk mengarahkan penyelidikan lebih lanjut5. Rencana penyelidikan epidemiologi yang lebih detail Untuk menguji hipotesis : Tentukan : data yang masih diperlukan sumber informasi

Kembangkan dan buatkan check list.

Lakukan survey dengan sampel yang cukup6. Laksanakan penyelidikan yang sudah direncanakan

Lakukan wawancara dengan :

a. Penderita-penderita yang sudah diketahui (kasus)b. Orang yang mempunyai pengalaman yang sama baik mengenai waktu/tempat terjadinya penyakit, tetapi mereka tidak sakit (control) Kumpulkan data kependudukan dan lingkungannya

Selidiki sumber yang mungkin menjadi penyebab atau merupakan faktor yang ikut berperan

Ambil specimen dan sampel pemeriksa di laboratorium7. Buatlah analisa dan interpretasi data

Buatlah ringkasan hasil penyelidikan lapangan

Tabulasi, analisis, dan interpretasi data/informasi

Buatlah kurva epidemik, menghitung rate, buatlah tabel dan grafik-grafik yang diperlukan

Terapkan test statistik

Interpretasi data secara keseluruhan

8.Test hipotesa dan rumuskan kesimpulan

Lakukan uji hipotesis

Hipotesis yang diterima, dpt menerangkan pola penyakit :

a. Sesuai dengan sifat penyebab penyakitb. Sumber infeksic. Cara penularand. Faktor lain yang berperan9. Lakukan tindakan penanggulangan

Tentukan cara penanggulangan yang paling efektif. Lakukan surveilence terhadap penyakit dan faktor lain yang berhubungan. Tentukan cara pencegahan dimasa akan datang10. Buatlah laporan lengkap tentang penyelidikan epidemiologi tersebut. Pendahuluan

Latar Belakang

Uraian tentang penelitian yang dilakukan

Hasil penelitian

Analisis data dan kesimpulan

Tindakan penanggulangan

Dampak-dampak penting

Saran rekomendasi4. KEJADIAN LUAR BIASAKejadian Luar Biasa (KLB) salah satu kategori status wabah dalam peraturan yang berlaku di Indonesia. Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004.Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.Kriteria tentang KLB mengacu pada Keputusan Dirjen No. 451/9. Suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika ada unsur:1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal

2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.5. PELACAKAN KLB Garis Besar Pelacakan KLB

Pengumpulan data dan informasi secara seksama langsung di lapangan tempat kejadian Analisa data yang diteliti dengan ketajaman pemikiran. Adanya suatu garis besar tentang sistematika langkah-langkah yang pada dasarnya harus ditempuh dan dikembangkan dalam setiap usaha pelacakan.1. Analisis Situasi Awal

a. Penentuan atau penegakan diagnosis

b. Penentuan adanya wabah

c. Uraian keadaan wabah (waktu, tempat dan orang)2. Analisis Lanjutan

Usaha Penemuan kasus tambahan Adakan pelacakan ke rumah sakit dan dokter praktek ntuk menemukan kemungkinan adanya kasus diteliti yang belum ada dalam laporan. Pelacakan intensif terhadap mereka yang tanpa gejala, gejala ringan tetapi mempunyai potensi menderita atau kontak dengan penderita.

3. Analisa Data secara berkesinambungan.

Menegakkan Hipotesis

Tindakan Pemadaman wabah dan tindak lanjut. Tindakan diambil sesuai dengan hasil analisis Diadakan follow up sampai keadaan normal kembali. Yang menimbulkan potensi timbulnya wabah kembali disusunkan suatu format pengamatan yang berkesinambungan dalam bentuk survailans epidemiologi terutama high risk.

Penanggulangan KLB :A. Penyelidikan dan penanggulangan KLB

B. Pengembangan sistem surveilans termasukpengembangan jaringan informasid) Koordinasi kegiatan surveilans : lintas program dan lintas sektoral Contoh Kejadian Luar Biasa ( KLB ) yang biasa terjadi Kabupaten Pandeglang1. KLB Campak

Campak merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus campak, penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Penyakit ini sangat mudah menular khususnya kepada anak yang berusia 1 - 5 tahun, penularanya melalui percikan droplet pada saat batuk atau bersin. Proses penularan ini dimulai 1-3 hari setelah muncul demam. Di Kabupaten Pandeglang penyakit campak masih menjadi masalah kesehatan, dalam kurun waktu 3 tahun terakhir penyakit campak selalu menjadi penyebab timbulnya wabah, sedangkan frekuensi wabah yang terjadi di Kabupaten Pandeglang berkisar antara 10 sampai dengan 15 kali setiap tahunnya.

Kelompok penderita yang terserang adalah sebagian besar kelompok yang belum pernah mendapatkan imunisasi campak sebelumnya. Dengan hal tersebut menunjukan bahwa imunisasi campak menjadi penting sebagai pencegahan.

Berdasarkan hasil kajian epidemiologi penyakit campak, karakteristik penderita campak lebih banyak menyerang pada kelompok balita, sehingga kelompok ini menjadi kelompok yang rentan, sedangkan daerah yang pernah mengalami wabah penyakit campak dalam kurun waktu 3 tahun terakhir menyerang pada Kecamatan Sukaresmi yaitu Puskesmas Perdana dengan jumlah yang meninggal sebanyak 1 orang.

Berdasarkan hasil investigasi bahwa penderita campak yang meninggal mempunyai status gizi yang buruk dan mengalami keterlambatan dalam mengambil keputusan untuk mencari pengobatan. Dengan melihat kejadian di atas menggambarkan bahwa di Kabupaten Pandeglang, masih mempunyai banyak kelompok-kelompok yang rentan terhadap penyakit campak yang disebabkan karena tidak mempunyai riwayat status imunisasi campak sebelumnya, Sehingga diharapkan seluruh lapisan masyarakat harus lebih memahami akan manfaat imunisasi campak yang diberikan. Pada dasarnya memang benar bahwa imunisasi campak memberikan efek demam pada bayi yang diimunisasi, tetapi demam tersebut merupakan reaksi pembentukan daya tahan tubuh (antibodi) dan proses tersebut tidak lama.

Harapan yang dapat diambil dengan mencermati kejadian ini adalah Imunisasi merupakan salah satu pencegahan yang paling baik untuk melindungi generasi penerus bangsa, sehingga di masa yang akan datang bangsa Indonesia mempunyai generasi yang sehat dan cerdas dan mampu mengadapi persaingan global, tentunya keberhasilan imunisasi tidak terlepas dari peran aktif aparat pemerintah, tokoh masyarakat dan seluruh lapisan masyarakat.

Sedangkan pada tahun 2007 frekuensi KLB campak yang terjadi sebanyak 3 kali dengan jumlah penderita sebanyak 39 penderita dan 1 penderita meninggal. Kejadian KLB ini menyerang Puskesmas Perdana, Panimbang dan Cikedal.2. KLB Suspek Flu Burung

Flu Burung merupakan salah satu penyakit yang ditularkan dari binatang kepada manusia atau disebut sebagai penyakit Zoonosis. Penyakit ini merupakan penyakit yang mempunyai tingkat keganasan yang tinggi, artinya setiap penderita yang terserang flu burung dan tidak mendapatkan pengobatan yang cepat dan intensif akan dapat mengakibatkan kematian.

Dalam Kurun waktu tahun 2007 di Kabupaten Pandeglang kejadian Flu Burung ini merebak 5 Kecamatan yaitu di Kecamatan Labuan, Kecamatan Kaduhejo, Kecamatan Bangkonol, Kecamatan Pandeglang dan Kecamatan Sindang Resmi. 8 penderita yang diduga sebagai Suspek Flu Burung dirujuk ke Rumah Sakit Serang yang merupakan Rumah Sakit rujukan Flu Burung di wilayah Propinsi Banten, dengan hasil laboratorium negatif. Tetapi 1 kasus yang berasal dari Kec. Sindang Resma merupakan kasus positif (Konfirm) Flu Burung yang sumber penularannya dari Kab. Tangerang.3. DiareHingga saat ini penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Pandeglang, beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya penyakit diare disebabkan oleh kuman melalui kontaminasi makanan/minuman yang tercemar tinja dan/atau kontak langsung dengan penderita, sedangkan faktor-faktor lainnya meliputi faktor penjamu dan faktor lingkungan. Secara proporsional penyakit diare di Kabupaten Pandeglang lebih banyak terjadi pada golongan balita yaitu (51%) 16.708 balita yang menderita diare dari semua cakupan 34147 penderita, angka kematian diare pada semua umur 0,007 per 1000 penduduk dan balita 0,05 per 1000 balita. Sedangkan distribusi menurut waktu terlihat kasus diare berfluktasi dengan puncak kasus pada bulan November dengan jumlah kasus sebanyak 3.222 penderita dan juga kematian terbanyak pada bulan November 3 penderita.4. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

Pelaksanaan program P2 ISPA yang dilaksanakan terfokus pada penemuan dan penatalaksaan penderita peneumonia pada balita. Kinerja program pemberantasan penyakit pneumonia pada balita di Kabupaten Pandeglang pada tahun 2007 belum berjalan sebagaimana mestinya. Target penemuan penderita pneumonia balita sebanyak 12.329 orang (66%), tetapi penemuan kasusnya baru 1.198 penderita balita (10,2 %). Jumlah penderita pneumonia balita yang ditemukan terdiri dari 343 penderita pnemoni bayi (29,43%)dan 815 penderita pneumonia balita (70,37% balita). Jumlah penderita bukan pnemonia sebanyak 32417 penderita, yang terdiri dari 10.258 bayi (33,2%) dan 22,159 balita (66,8%).

5. Filariasis Salah satu indikator yang digunakan dalam pemberantasan penyakit filariasis adalah jumlah penderita yang diobati Tahun 2007 sebesar 80% dan angka mikrofilaria sebesar