15
CONTOH PELINGKUPAN IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL, EVALUASI DAMPAK POTENSIAL DAN PRIORITAS DAMPAK PENTING HIPOTETIK Tabel 1. Ringkasan Kaitan Komponen Rencana Kegiatan Sumur Pengembangan Dengan Dampak Lingkungan yang Mungkin Timbul No Komponen kegiatan yang menimbulkan dampak Lokasi Komponen Kegiatan Jenis dampak potensial yang Ditimbulkan 1. Tahap Prakonstruksi a. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh Areal untuk sumur pengem-bangan, fasilitas produksi gas, jalur pipa gas dan kilang LNG Perubahan fungsi lahan, perubahan pola kepemilikan lahan penduduk, proses sosial, perubahan sikap dan persepsi masyarakat, peningkatan PAD b. Pemanfaatkan tenaga kerja setempat Khususnya Kecamatan Toili Barat, Toili, Batui dan Kabupaten Banggai umumnya peningkatan pendapatan masyarakat, proses sosial, perubahan sikap dan persepsi, terbuka kesempatan berusaha 2. Tahap Konstruksi a. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja Jalan raya dari dan ke pelabuhan bongkar muat material menuju areal untuk fasilitas produksi gas, jalur pipa gas dan kilang LNG kebisingan, getaran, peningkatan kadar debu, mempengaruhi transportasi darat: peningkatan kepadatan lalulintas, menimbulkan kerusakan jalan raya, meningkatkan resiko kecelakaan lalulintas, perubahan sikap dan persepsi masyarakat b. Pembukaan dan pematangan lahan Sekitar areal sumur pengem-bangan, fasilitas produksi gas, jalur pipa gas dan kilang LNG Perubahan iklim mikro, perubahan bentang lahan, peningkatan debit aliran air permukaan, peningkatan erosi, kebisingan, peningkatan kadar debu, perubahan sifat tanah, penurunan kualitas sanitasi lingkungan, gangguan pola aliran air irigasi dan sungai yang terpotong jalur pipa gas, gangguan lalulintas jalan yang terpotong jalur pipa , pengurangan penutupan lahan oleh vegetasi, penurunan flora dan satwa liar, perubahan kualitas air tanah dangkal, perubahan sikap dan persepsi masyarakat, terbukanya kesempatan berusaha, mening-katkan aksesibilitas, penurunan kualitas air laut, penurunan komunitas biota air laut. c. Kegiatan pembangunan pemasanan pipa lepas pantai Sekitar paantai CA Bangkiriang. Penurunan kualitas udara lokal, penurunan kualitas air laut, penurunan biota air laut, perubahan sikap dan persepsi masyarakat, terbuka kesempatan berusaha, d. Kegiatan konstruksi fasilitas produksi gas dan kompleks serta Kilang LNG. Sekitar sumur pengembangan, BS di 5 lokasi dan GPF di Kayowa serta Kilang LNG di Batui Lokasi Kilang LNG Penurunan kualitas udara, peningkatan kadar debu, kebisingan, mempengaruhi transportai darat, misalnya gangguan lalulintas, meningkatkan erosi, penurunan kualitas air permukaan, penurunan debit air sungai sekitar lokasi hydrotest, perubahan sifat tanah, penurunan kualitas sanitasi lingkungan, peningkatan pendapatan masyarakat, perubahan sikap dan persepsi masyarakat, terbukanya peluang berusaha, peningkatan kekeruhan air laut, penurunan kualitas air laut, penurunan biota air laut e. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas di Sekitar jalur pipa gas di darat Gangguan lalulintas penduduk, kebisingan, peningkatan kadar debu, penurunan kualitas udara, 1

3. Contoh Tabel Pelingkpn

  • Upload
    aanyogi

  • View
    125

  • Download
    5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL, EVALUASI DAMPAK POTENSIAL

Citation preview

CONTOH PELINGKUPANIDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL, EVALUASI DAMPAK POTENSIAL

DAN PRIORITAS DAMPAK PENTING HIPOTETIK

Tabel 1. Ringkasan Kaitan Komponen Rencana Kegiatan Sumur Pengembangan Dengan Dampak Lingkungan yang Mungkin Timbul

NoKomponen kegiatan

yangmenimbulkan dampak

LokasiKomponen Kegiatan

Jenis dampak potensial yangDitimbulkan

1. Tahap Prakonstruksia. Pembebasan lahan dan

tanam tumbuhAreal untuk sumur pengem-bangan, fasilitas produksi gas, jalur pipa gas dan kilang LNG

Perubahan fungsi lahan, perubahan pola kepemilikan lahan penduduk, proses sosial, perubahan sikap dan persepsi masyarakat, peningkatan PAD

b. Pemanfaatkan tenaga kerja setempat

Khususnya Kecamatan Toili Barat, Toili, Batui dan Kabupaten Banggai umumnya

peningkatan pendapatan masyarakat, proses sosial, perubahan sikap dan persepsi, terbuka kesempatan berusaha

2. Tahap Konstruksia. Mobilisasi dan demobilisasi

peralatan, material dan tenaga kerja

Jalan raya dari dan ke pelabuhan bongkar muat material menuju areal untuk fasilitas produksi gas, jalur pipa gas dan kilang LNG

kebisingan, getaran, peningkatan kadar debu, mempengaruhi transportasi darat: peningkatan kepadatan lalulintas, menimbulkan kerusakan jalan raya, meningkatkan resiko kecelakaan lalulintas, perubahan sikap dan persepsi masyarakat

b. Pembukaan dan pematangan lahan

Sekitar areal sumur pengem-bangan, fasilitas produksi gas, jalur pipa gas dan kilang LNG

Perubahan iklim mikro, perubahan bentang lahan, peningkatan debit aliran air permukaan, peningkatan erosi, kebisingan, peningkatan kadar debu, perubahan sifat tanah, penurunan kualitas sanitasi lingkungan, gangguan pola aliran air irigasi dan sungai yang terpotong jalur pipa gas, gangguan lalulintas jalan yang terpotong jalur pipa, pengurangan penutupan lahan oleh vegetasi, penurunan flora dan satwa liar, perubahan kualitas air tanah dangkal, perubahan sikap dan persepsi masyarakat, terbukanya kesempatan berusaha, mening-katkan aksesibilitas, penurunan kualitas air laut, penurunan komunitas biota air laut.

c. Kegiatan pembangunan pemasanan pipa lepas pantai

Sekitar paantai CA Bangkiriang.

Penurunan kualitas udara lokal, penurunan kualitas air laut, penurunan biota air laut, perubahan sikap dan persepsi masyarakat, terbuka kesempatan berusaha,

d. Kegiatan konstruksi fasilitas produksi gas dan kompleks serta Kilang LNG.

Sekitar sumur pengembangan, BS di 5 lokasi dan GPF di Kayowa serta Kilang LNG di Batui

Lokasi Kilang LNG

Penurunan kualitas udara, peningkatan kadar debu, kebisingan, mempengaruhi transportai darat, misalnya gangguan lalulintas, meningkatkan erosi, penurunan kualitas air permukaan, penurunan debit air sungai sekitar lokasi hydrotest, perubahan sifat tanah, penurunan kualitas sanitasi lingkungan, peningkatan pendapatan masyarakat, perubahan sikap dan persepsi masyarakat, terbukanya peluang berusaha, peningkatan kekeruhan air laut, penurunan kualitas air laut, penurunan biota air laut

e. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas di darat

Sekitar jalur pipa gas di darat

Gangguan lalulintas penduduk, kebisingan, peningkatan kadar debu, penurunan kualitas udara, penurunan kualitas air permukaan, penurunan biota air tawar, perubahan sifat tanah, peningkatan erosi, penurunan debit sungai di sekitar kegiatan hydrotest, gangguan pada sistem drainase dan irigasi, penurunan kuantitas air tanah dangkal, penurunan kualitas sanitasi lingkungan, perubahan sikap dan persepsi masyarakat, terbukanya kesempatan berusaha, peningkatan PAD

1

Tabel 2. Lanjutan

NoKomponen kegiatan

yangmenimbulkan dampak

LokasiKomponen Kegiatan

Jenis dampak potensial yangDitimbulkan

3. Tahap Operasia. Penerimaan tenaga kerja Khususnya Kecamatan Toili

Barat, Toili, Batui dan Kabupaten Banggai umumnya.

Peningkatan pendapatan masyarakat, pertumbuhan ekonomi lokal, perubahan penggunaan lahan sekitar kegiatan, proses sosial, perubahan sikap dan persepsi, terbukanya kesempatan berusaha

b. Kegiatan pembangunan sumur pengembangan

Sekitar lokasi sumur pengem-bangan di Donggi, Minahaki, Matindok, Sukamaju dan Maleoraja

Penurunan kualitas udara lokal, penurunan kualitas air tawar, penurunan biota air tawar, perubahan sikap dan persepsi masyarakat, terbuka kesempatan berusaha

c. Penyaluran gas dan kondensat melalui pipa (Gas-In )

Sekitar jalur pipa gas Perubahan sikap dan persepsi masyarakat

d. Penyaluran kondesat dengan transportasi darat

Sepanjang jalan raya dari BS ke Kilang LNG di Batui

Mempengaruhi transportasi darat yaitu ber-tambahnya kepadatan lalulintas, peningkatan resiko kerusakan jalan, peningkatan resiko kecelakaan lalulintas jalan raya

e. Kegiatan operasi fasilitas processing gas (GPF)

Sekitar 5 lokasi BS dan di 2 GPF di Donggi dan Matindok

Perubahan iklim mikro, penurunan kualitas air permukaan, penurunan vegetasi dan komunitas satwa liar, penurunan kualitas udara, kebisingan, enurunan kualitas tanah sekitar pembuangan limbah padat, penurunan sanitasi lingkungan dengan berkembangnya komunitas vektor penyakit, pendapatan masyarakat, terbukanya lesempatan berusaha, peningkatan PAD, gangguan kesehatan masyarakat, proses sosial, perubahan sikap dan persepsi masyarakat

f. Operasional Kilang LNG dan fasilitas lainnya

Sekitar lokasi Kilang LNG Perubahan iklim mikro, penurunan kualitas air permukaan, penurunan vegetasi dan komunitas satwa liar, penurunan kualitas udara, kebisingan, penurunan kualitas tanah sekitar pembuangan limbah padat, penurunan sanitasi lingkungan dengan berkembangnya komunitas vektor penyakit, pendapatan masyarakat, terbukanya lesempatan berusaha, peningkatan PAD, gangguan kesehatan masyarakat, proses sosial, perubahan sikap dan persepsi masyarakat, penurunan kualitas air laut, penurunan biota air laut

h. Pemeliharaan fasilitas produksi (gas dan gas cair)

Sekitar sumur pengembangan, BS di 5 lokasi dan 2 GPF di Donggi dan Matindok serta Kilang LNG di Batui

Penurunan kualitas air permukaan, peningkatan pendapatan masyarakat, terbukanya kesempatan berusaha, perubahan sikap dan persepsi masyarakat

4. Tahap Pasca Operasia. Penghentian operasi

produksi gas (GPF) dan Kilang LNG

Sekitar BS di 6 lokasi dan di 2 GPF di Donggi dan Matindok serta Kilang LNG di Batui sekitar Kilang LNG

Penurunan kebisingan, peningkatan kualitas udara, peningkatan kualitas air permukaan, penurunan kepadatan lalu lintas jalan raya, peningkatan kualitas air laut, penurunan kepadatan lalulintas laut, perubahan sikap dan persepsi masyarakat

b. Demobilisasi peralatan BS di 6 lokasi dan GPF di Kayowa serta Kilang LNG di Batui dan akses jalan raya di sekitar lokasi tersebut

Peningkatan penutupan lahan oleh vegetasi, gangguan pada transportasi darat yaitu peningkatan kepadatan lalu lintas jalan raya dan peningkatan resiko kerusakan jalan raya, perubahan sikap dan persepsi masyarakat

c. Penglepasan tenaga kerja Khususnya Kecamatan Toili Barat, Toili, Batui dan Kabupaten Banggai umumnya

Peningkatan pengangguran, penurunan pendapatan masyarakat, penurunan kesempatan berusaha, penurunan PAD, perubahan sikap dan persepsi masyarakat, peningkatan kerawanan sosial

2

Tabel 3. Ringkasan Hasil Identifikasi Dampak Potensial Rencana Kegiatan

Proyek Pengembangan Gas Matindok Di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah

No Komponen Lingkungan

Komponen Rencana KegiatanPra-

Konst Konstruksi Operasi PascaOperasi

1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3GEO-FISIK-KIMIA

1 Iklim mikro V V2 Kualitas udara ambien V V V V3 Kebisingan V V V V V V V V4 Sifat tanah V V V5 Erosi tanah V V V6 Sistem drainase dan irigasi V V7 Debit air sungai V V V8 Kualitas air permukaan V V V V V V V9 Kualitas air laut V V V V

10 Kuantitas air tanah dangkal V V V11 Transportasi darat V V V V V V V V12 Transportasi jalur laut V V V

BIOLOGI1 Vegetasi V V V2 Satwa liar V V V V3 Biota air tawar V V V V V V4 Biota air laut V V V

SOSIAL-EKONOMI-BUDAYA1 Kependudukan V V2 Kepemilikan lahan V3 Pendapatan masyarakat V V V V V V V V V V V4 Kesempatan berusaha V V V V V V V v V V V5 Pendapatan asli daerah V V V V V V V6 Proses sosial V V V V V V7 Sikap dan persepsi

masyarakat V V V V V V V V V V V V V V

KESEHATAN MASYARAKAT1 Sanitasi lingkungan V V V V V2 Tingkat kesehatan

masyarakatV V

Keterangan:A. Tahap Prakonstruksi1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh2. Pemanfaatkan tenaga kerja setempat

B. Tahap Konstruksi1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja2. Pembukaan dan pematangan lahan3. Kegiatan Konstruksi Fasilitas Produksi Gas dan Kompleks Kilang LNG4. Kegiatan Pemasangan Pipa Penyalur Gas

C. Tahap Operasi1. Penerimaan tenaga kerja 2. Pemboran sumur pengembangan3. Penyaluran gas dan kondensat melalui pipa 4. Penyaluran kondesat dengan transportasi darat5. Kegiatan operasi fasilitas produksi gas (BS dan GPF)6. Operasional Kilang LNG dan fasilitas lainnya7. Pemeliharaan fasilitas produksi (Gas dan Gas cair)

D. Tahap Pasca Operasi1. Penghentian operasi produksi gas (BS dan GPF) dan Kilang LNG2. Demobilisasi peralatan3. Penglepasan Tenaga Kerja

3

Tabel 4. Ringkasan Hasil Evaluasi Dampak Potensial Rencana Kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok Di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah

No Komponen Lingkungan

Komponen Rencana KegiatanPra-

Konst Konstruksi Operasi PascaOperasi

1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3GEO-FISIK-KIMIA

1 Iklim mikro V V2 Kualitas udara ambien V - - +3 Kebisingan V V V V - - + V4 Sifat tanah V V V5 Erosi tanah - - -6 Sistem drainase dan irigasi - -7 Debit air sungai V V V8 Kualitas air permukaan - - - - - - + V9 Kualitas air laut - - - +

10 Kuantitas air tanah dangkal V V V11 Transportasi darat V - - - - - +/- +12 Transportasi jalur laut V V V

BIOLOGI1 Vegetasi - - V2 Satwa liar - - - V3 Biota air tawar - - - - - V4 Biota air laut - - -

SOSIAL-EKONOMI-BUDAYA1 Kependudukan +2 Kepemilikan lahan V3 Pendapatan masyarakat V + + + + + + + + + -4 Kesempatan berusaha V + + + + + + + + + -5 Pendapatan asli daerah V V V V - V V6 Proses sosial +/- +/- - - - -7 Sikap dan persepsi

masyarakat +/- +/- + - - - - +/- - - - - - -

KESEHATAN MASYARAKAT1 Sanitasi lingkungan V - - - -2 Tingkat kesehatan

masyarakat- -

Keterangan:A. Tahap Prakonstruksi

1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh2. Pemanfaatkan tenaga kerja setempat

B. Tahap Konstruksi1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja2. Pembukaan dan pematangan lahan3. Kegiatan Konstruksi Fasilitas Produksi Gas dan Kompleks Kilang LNG4. Kegiatan Pemasangan Pipa Penyalur Gas

C. Tahap Operasi1. Penerimaan tenaga kerja 2. Pemboran sumur pengembangan3. Penyaluran gas dan kondensat melalui pipa 4. Penyaluran kondesat dengan transportasi darat5. Kegiatan operasi fasilitas produksi gas (BS dan GPF)6. Operasional Kilang LNG dan fasilitas lainnya7. Pemeliharaan fasilitas produksi (Gas dan Gas cair)

D. Tahap Pasca Operasi1. Penghentian operasi produksi gas (BS dan GPF) dan Kilang LNG2. Demobilisasi peralatan3. Penglepasan Tenaga Kerja

4

Tabel 5. Ringkasan Jenis-jenis dampak Penting Hipotetik Rencana Kegiatan

Proyek Pengembangan Gas Matindok Di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah

No Komponen Lingkungan

Komponen Rencana KegiatanPra-

Konst Konstruksi Operasi PascaOperasi

1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3GEO-FISIK-KIMIA

1 Kualitas udara ambien - - +2 Kebisingan - - +3 Erosi tanah - - -4 Sistem drainase dan irigasi - - -5 Kualitas air permukaan - - - - - +6 Kualitas air laut - - - +7 Transportasi darat - - - - - +/- +

BIOLOGI1 Vegetasi - -2 Satwa liar - - -3 Biota air tawar - - - - -4 Biota air laut - - -

SOSIAL-EKONOMI-BUDAYA1 Kependudukan +2 Pendapatan masyarakat + + + + + + + + + -3 Kesempatan berusaha + + + + + + + + + -4 Pendapatan asli daerah -5 Proses sosial +/- +/- - - - -6 Sikap dan persepsi

masyarakat +/- +/- + - - - - +/- - - - - - -

KESEHATAN MASYARAKAT1 Sanitasi lingkungan - - - -2 Tingkat kesehatan

masyarakat- -

Keterangan:A. Tahap Prakonstruksi

1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh2. Pemanfaatkan tenaga kerja setempat

B. Tahap Konstruksi1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja2. Pembukaan dan pematangan lahan3. Kegiatan Konstruksi Fasilitas Produksi Gas dan Kompleks Kilang LNG4. Kegiatan Pemasangan Pipa Penyalur Gas

C. Tahap Operasi1. Penerimaan tenaga kerja 2. Pemboran sumur pengembangan3. Penyaluran gas dan kondensat melalui pipa 4. Penyaluran kondesat dengan transportasi darat5. Kegiatan operasi fasilitas produksi gas (BS dan GPF)6. Operasional Kilang LNG dan fasilitas lainnya7. Pemeliharaan fasilitas produksi (Gas dan Gas cair)

D. Tahap Pasca Operasi1. Penghentian operasi produksi gas (BS dan GPF) dan Kilang LNG2. Demobilisasi peralatan3. Penglepasan Tenaga Kerja

5

Gambar 1. Kerangka Proses Pelingkupan Isu Pokok Kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok di Kabupaten Banggai,

Sulawesi Tengah

KLASIFKASID AN PRIORITAS DAMPAK PENTINMG HIPOTETIS

Prakonstruksi: Kepemilikan lahan Sikap dan persepsi masyarakatKonstruksi: 1 KebisinganErosi tanahSistem Drainase dan IrigasiTransportasi Jalan DaraDebit air sungaitVegetasiSatwa liarPendapatan masyarakat Kesempatan berusaha Proses sosial Sikap persepsi masyarakat Sanitasi lingkunganOperasi:1. Kualitas Udara Ambien (debu,

H2S, CO2)2. Kebisingan3. Kualitas air permukaan4. Transportasi Jalan Darat5. Biota air tawar6. Biota air laut7. Kependudukan8. Pendapatan masyarakat9. Kesempatan berusaha10. Proses sosial11. Sikap dan persepsi masyarakat12. Sanitasi lingkungan13. Tingkat kesehatan masyarakatPasca Operasi:Kualitas udara ambien(debu, H2S, CO2KebisinganKualitas air permukaanKualitas air lautTransportasi jalan daratPendapatan masyarakatKesempatan usaha

Sikap dan persepsi masyarakat

DeskripsiRencana Kegiatan

Pra-KonstruksiKonstruksiOperasiPasca Operasi

Deskripsi RonaLingkungan Awal

Komp. GeofisikkimiaKomp. BiologiKomp. SosekbudKomp. Kesmas

Identifikasi

DampakPotensia

l

DAMPAK POTENSIAL A. Geo-Fisik-KimiaIklim mikroKualitas udara ambien (debu, H2S,

CO2)KebisinganSifat tanahErosi tanahDebit air sungaiKualitas air permukaanKualitas air lautKuantitas air tanahTransportasi daratTransportasi laut

B. Komponen BiologiVegetasiSatwa liarBiota air tawarBiota air laut

C. Komponen SosekbudKependudukanPemilikan lahanPendapatan masyarakatKesempatan berusaha Pendapatan Asli DaerahProses sosialSikap dan persepsi masyarakat

D. Komponen KesmasSanitasi lingkunganTingkat kesehatan masyarakat

DAMPAK PENTING HIPOTETIS

A. Geo-Fisik-KimiaKualitas udara ambien (debu, H2S,

CO2)KebisinganEros tanah i Debit air sungaiKualitas air permukaanSistem drainase dan irigasiKualitas air lautTransportasi jalan darat

B. Komponen BiologiVegetasiSatwa liarBiota air tawarBiota air laut

C. Komponen SosekbudKependudukanPendapatan masyarakatKesempatan berusaha Proses sosialSikap dan persepsi masyarakatKepemilikan lahan

D. Komponen KesmasSanitasi lingkunganTingkat kesehatan masyarakatMetode:

Diskusi antar pakarStudi literaturSurvei lapanganKonsultasi publik

(Kep.Ka Bapedal No. 08/2000)

Profesional judgment

EvaluasiDampakPotensial

KLASIFIKASI

PRIORITAS

6

METODE PENGUMPULAN DAN ANALSIS DATA KOMPONEN GEOFISIK-KIMIA

Tabel 6. Parameter, Metode Pengumpulan dan Analisis Data untuk Kualitas Udara, Kebisingan dan Kebauan

No Parameter Metode Analisis Peralatan Sumber Metode Analisis

Data Keterangan

1 Kualitas UdaraSO2

CONO2 PM10 TSPO3

PararosanilinNDIRSaltzmanGravimetriGravimetriChemiluminescent

SpektrofotometerNDIR AnalyzerSpektrofotometerHi-VolHi-VolSpektrofotometer

PP No. 41 tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional

Menggunakan Pedoman ISPU: Kep.Men. LH No. 45 tahun 1997 dan Kep. Ka BAPEDAL No. 107 tahun 1997

Hasil perhitungan dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan

2 Kebisingan Sound Level Meter

Kep.Men. LH No. 48 tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan

Sesuai dengan Kep.Men. LH No. 48 tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan

Hasil perhitungan dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan

4 Kebauanamoniakhidrogen sulfida

IndofenolMerkuri Tiosianat

SpektrofotometerSpektrofotometer

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-50/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebauan.

Sesuai Keputusan Men-teri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-50/MENLH/11/1996

Hasil perhitungan dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan

7

Tabel 7. Parameter, Metode Pengumpulan dan Analisis Data Fisiografi, Tanah dan Geologi

No Parameter Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Keterangan

1. Topografi Parameter-parameter yang terukur juga digunakan dalam analisis kestabilan lereng

a. Posisi Pengukuran langsung dengan GPS

Parameter-parameter yang terukur diplotkan langsung pada peta

b. Kelerengan Pengukuran langsung menggunakan kompas terkalibrasiPengukuran/pembuatan peta lereng dari Peta Rupa Bumi

Perhitungan dengan metode Thornwhite (Grid System)

Parameter-parameter yang terukur diplotkan langsung pada peta sebagai ceking hasil perhitungan dari kontur Peta Rupa Bumi

c. Relief Pengukuran langsung menggunakan kompas geologi

Hubungan antara kemiringan lereng dengan beda tinggi lokal

Parameter-parameter yang terukur diplotkan langsung pada peta

2. Struktur geologi Parameter-parameter yang terukur juga digunakan dalam analisis kestabilan geologi

a. Posisi Pengukuran langsung dengan GPS

Observasi Parameter-parameter yang terukur diplotkan langsung pada peta

3 Batuan Parameter-parameter yang terukur juga digunakan dalam analisis kestabilan geologi

a. Jenis Observasi Analisis petrolografib. Posisi Pengukuran langsung dengan

GPSObservasi Parameter-parameter yang terukur diplotkan

langsung pada peta 4. Jenis tanah Logging dan pemboran tangan Analisis laboratorium Parameter-parameter terukur juga digunakan

dalam analisis kestabilan tanah (erosi)a. Sifat-sifat fisik Deskripsi dan analisis ukuran

batirAnalisis langsung lapangan dan laboratorium

b. Permeabilitas dan

Deskripsi dan tes permeabilitas insitu

Analisis laboratorium

8

porositasc. Kesuburan tanah Pengambilan sampel tanah

dengan hand auger saat melakukan pemboran tanah

Analisis kesuburan tanah terhadap parameter penentu kesuburan tanah

Parameter penentu kesuburan terukur digunakanuntuk analisis kesuburan tanah

9

Tabel 8. Parameter, serta Metode Pengumpulan dan Analisis Data Hidrologi

No ParameterMetode

Pengumpulan DataMetode Analisis Data Keterangan

A Hidrologi/Air Permukaan 1. Karakteristik fisik

sungaiAnalisis matematis dengan rumus

Dd= L / A

1.a.

Pola alur sungai Berdasar peta rupa bumi skala 1:25.000 dan observasi cek lapangan

Dd= Kerapatan drainase (1/km)

1.b.

Pola drainase Observasi visual dari peta rupa bumi skala 1:25.000

L= Panjang aliran sungai (km)

1.c. Kerapatan drainase

Pengukuran pada peta dari peta rupa bumi skala 1:25.000

A = Luas DAS (km2)

1.d.

Sistem aliran sungai

Observasi visual lapangan

Deskriptif kualitaif

1.e.

Kondisi dasar sungai

Observasi visual lapangan

Deskriptif kualitatif

1.f. Prakiraan ketinggian muka air sungai maksimum

Pengukuran dengan jalan atau tongkat berskala di lapangan

Matematik sederehana

1.g.

Kedalaman sungai rata-rata

Pengukuran dengan jalan atau tongkat berskala di lapangan

Matematik sederehana

1.h.

Lebar sungai rata-rata

Pengukuran dengan pita ukur di lapangan

Deskriptif keantitatif

1.i. Kemiringan dinding sungai

Pengukuran dengan abney level atau theodolite

Deskriptif kuantitatif

1.j. Kondisi banjir Data sekunder Deskripsi observasional Data yang dikumpulkan antara lain, periodisasi banjir, lokasi-lokasi banjir, luasan area banjir

3 Debit/Discharge3.a.

Sungai besar Data sekunder Matematik Data debit dekade, bulanan, tahunan

3.b.

Sungai-sungai kecil Float method, untuk perkiraan debit maksimum digunakan perhitungan Empiris Manning’s Equation

Maatematik

4. Kualitas air permukaan *)

Menerapkan Standard Methods for The Examination of Water and Wastes Water, APHA, edisi ke 20, tahun 200. Baku Mutu Air yang akan

Menerapkan National Sanitation Foundation’s Water Quality Index (NSF-WQI), (Ott, 1998).

Pengukuran parameter fisik seperti suhu, pH, TDS, DO dan DHL dilakukan langsung di lapangan (in situ measurement)

10

dipergunakan adalah PP No. 82 tahun 2001 dan/atau Keputusan Gubernur Jawa Tengah yang terbaru

11

Tabel 8. Lanjutan

No ParameterMetode

Pengumpulan DataMetode Analisis Data Keterangan

5. Tingkat erosi Observasi visual, peta rupa bumi, kemiringan dan panjang lereng, sifat fisik tanah, data hujan

USLE Method Pengukuran parameter erosi dilakukan di lapangan dan analisis laboratorium

6. Kondisi fisik daerah resapan

6.a.

Topografi Observasi visual dan pengukuran langsung di lapangan dan peta rupa bumi

Dweskripitf kualitatif Data ini didapatkan pada survei komponen fisiografi

6.b.

Air larian permukaan (run off)

Observasi visual dan pengukuran luas DAS pada peta dengan planimeter

Persamaan empiris dengan rumus Q = C.I.A. (Rational equation)

B. Airtanah1. Fluktuasi airtanah Pengukuran langsung

pada sumur gali dan sumur bor yang ada dan data sekunder

Perhitungan sederhana fluktuasi tinggi muka air tanah

Wawancara kepada penduduk

2. Potensi airtanah

3. Kualitas airtanah untuk air sumur, mataair dan sumur bor *)

Pedoman Teknis Pengambilan Contoh Air dan Limbah Cair untuk Dianalisa di Laboratorium

Pedoman Teknis Pengambilan Contoh Air dan Limbah Cair untuk Dianalisa di Laboratorium

Pengukuran parameter fisik seperti suhu, pH, TDS dan DHL dilakukan langsung di lapangan

C. Tingkat penyediaan dan kebutuhan/pemanfaatan air

Data sekunder Perhitungan tingkat kebutuhan/pemanfaatan air dihitung berdasarkan rata-rata penggunaan volume air per satuan luas lahan untuk pertanian, rata-rata penggunaan air untuk industri, dan rata-rata penggunaan air untuk kegiatan lainnya

12