74
37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani, personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis Tarwoto & Wartonah (2010). Menurut Potter & Perry (2005), personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya. Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka secara fisik dan psikisnya. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan, hal ini terjadi karena kita menganggap masalah

37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

37

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Personal Hygiene

1. Pengertian Personal Hygiene

Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani, personal yang

artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan

adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan

seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis Tarwoto & Wartonah

(2010). Menurut Potter & Perry (2005), personal hygiene adalah suatu

tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk

kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi

dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk

dirinya.

Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk

memelihara kesehatan mereka secara fisik dan psikisnya. Dalam

kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan

harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan

psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai

individu dan kebiasaan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan

kurang diperhatikan, hal ini terjadi karena kita menganggap masalah

Page 2: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

38

kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus

dapat mempengaruhi kesehatan secara umum (Hidayat, 2008).

Pemeliharaan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan

individu, keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang sehat mampu

memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri, pada orang sakit atau

tantangan fisik memerlukan bantuan perawat untuk melakukan praktik

kesehatan yang rutin. Tujuan dilakukannya personal hygiene adalah

peningkatan derajat kesehatan, memelihara kesehatan diri, memperbaiki

personal hygiene, mencegah penyakit, meningkatkan kepercayaan diri dan

menciptakan keindahan.

Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene

menurut Ambarawati & Sunarsih, (2011) adalah sebagai berikut: (1)

Dampak fisik, banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena

tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik

yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane

mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga serta gangguan fisik pada

kuku. (2) Masalah psikososial yang berhubungan dengan personal hygiene

adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan

mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi

sosial (Ambarawati & Sunarsih, 2011).

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

personal hygiene adalah suatu aktivitas untuk menjaga serta merawat

Page 3: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

39

tubuh agar tubuh selalu sehat dan bersih serta mampu meningkatkan

derajat kesehatan pada tubuh sehingga masalah kesehatan serta dampak

negatif dari fisik maupun social dapat teratasi dengan baik.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene

Menurut Ambarwati & Sunarsih (2005), dan Depkes (2000) sikap

seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor

antara lain:

1) Citra tubuh (body image), penampilan umum dapat menggambarkan

pentingnya hygiene pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan

konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh

ini dapat seringkali berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara

mempertahankan hygiene. Citra tubuh dapat berubah akibat

pembedahan atau penyakit fisik .

2) Praktik sosial, kelompok-kelompok sosial wadah seorang pelayan

berhubungan dapat mempengaruhi praktik hygiene pribadi.

3) Status sosial ekonomi, sumber daya ekonomi seseorang

mempengaruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang digunakan.

4) Pengetahuan, pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan

mempengaruhi praktik higiene. Kendati demikian, pengetahuan itu

sendiri tidaklah cukup. Seseorang juga harus termotivasi untuk

memelihara perawatan diri.

Page 4: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

40

5) Kebudayaan,kepercayaan kebudayaan seseorang dan nilai pribadi

mempengaruhi perawatan higienis. Orang dari latar kebudayaan yang

berbeda, mengikuti praktik perawatan diri yang berbeda.

6) Kebiasaan dan kondisi fisik seseorang, setiap orang memiliki

keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur,

dan melakukan perawatan rambut.

3. Tipe Personal Hygiene

Ada beberapa tipe personal hygiene, menurut Depdikbud (1986)

tipe personal hygiene adalah sebagai berikut:

a. Kesehatan Gigi dan Mulut

Mulut beserta lidah dan gigi merupakan sebagian dari alat

pencerna makanan. Mulut berupa suatu rongga yang dibatasi oleh

jaringan lunak, dibagian belakang berhubungan dengan tengggorokan

dan di depan ditutup oleh bibir. Lidah terdapat di dasar rongga mulut

terdiri dari jaringan yang lunak dan ujung-ujung syaraf pengecap. Gigi

terdiri dari jaringan keras yang terdapat dirahang atas dan bawah yang

tersusun rapi dalam lengkungan.

Makanan sebelum masuk ke dalam perut, perlu dihaluskan,

maka makanan tersebut dihaluskan oleh gigi dalam rongga mulut.

Lidah berperan sebagai pencampur makanan, penempatan makanan

agar dapat dikunyah dengan baik dan berperan sebagai indera perasa

dan pengecap. Penampilan wajah sebagian ditentukan oleh tata letak

Page 5: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

41

gigi. Seperti halnya dengan bagian tubuh yang lain, maka mulut dan

gigi juga perlu perawatan yang teratur dan seyogyanya sudah

dilakukan sejak kecil. Untuk pertumbuhan gigi yang sehat diperlukan

sayur-sayuran yang cukup mineral seperti zat kapur, makanan dalam

bentuk buah-buahan yang mengandung vitamin A atau C sangat baik

untuk kesehatan gigi dan mulut. Gosok gigi merupakan upaya atau

carayang terbaik untuk perawatan gigi dan dilakukan paling sedikit

dua kali dalam sehari yaitu pagi dan pada waktu akan tidur. Dengan

menggosok gigi yang teratur dan benar maka plak yang ada pada gigi

akan hilang. Hindari kebiasaan menggigit benda-benda yang keras dan

makan makanan yang dingin dan terlalu panas. Gigi yang sehat adalah

gigi yang rapi, bersih, bercahaya, gigi tidak berlubang dan didukung

oleh gusi yang kencang dan berwarna merah muda pada kondisi

normal, dari gigi dan mulut

b. Kesehatan Rambut dan kulit rambut,

Rambut berbentuk bulat panjang, makin ke ujung makin kecil

dan ujungnya makin kecil. Pada bagian dalam berlubang dan berisi zat

warna. Warna rambut setiap orang tidak sama tergantung zat warna

yang ada didalamnya. Rambut dapat tumbuh dari pembuluh darah

yang ada disekitar rambut. Rambut merupakan pelindung bagi kulit

kepala dari sengatan matahari dan hawa dingin. Dalam kehidupan

sehari-hari sering nampak pemakaian alat perlindungan lain seperti

Page 6: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

42

topi, kain kerudung dan masih banyak lagi yang lain. Penampilan akan

lebih rapi dan menarik apabila rambut dalam keadaan bersih dan

sehat. Sebaliknya rambut yang dalam keadaan kotor, kusam dan tidak

terawat akan terkesan jorok dan penampilan tidak menarik. Rambut

dan kulit kepala harus selalu sehat dan bersih, sehingga perlu

perawatan yang baik. Untuk perawatan rambut dapat ditempuh dengan

berbagai cara namun demikian cara yang dilakukan adalah cara

pencucian rambut. Rambut adalah bagian tubuh yang paling banyak

mengandung minyak. Karena itu kotoran, debu, asap mudah melekat

dengan demikian maka pencucian rambut adalah suatu keharusan.

Pencucian rambut dengan shampo dipandang cukup apabila dilakukan

dua kali dalam seminggu. Rambut yang sehat yaitu tidak mudah

rontok dan patah, tidak terlalu berminyak dan terlalu kering serta tidak

berketombe dan berkutu. Tujuan bagi subjek yang membutuhkan

perawatan rambut dan kulit kepala meliputi sebagai berikut: (a) pola

kebersihan diri subjek normal, (b) subjek akan memiliki rambut dan

kulit kepala bersih yang sehat, (c) subjek akan mencapai rasa nyaman

dan harga diri, (d) subjek dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri,

(e) subjek akan berpartisipasi dalam praktik perawatan rambut.

c. Kesehatan kulit

Kulit terletak diseluruh permukaan luar tubuh. Secara garis

besar kulit dibedakan menjadi 2 bagian yaitu bagian luar yang disebut

Page 7: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

43

kulit ari dan bagian dalam yang disebut kulit jangat. Kulit ari berlapis-

lapis dan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2

kelompok, yaitu lapisan luar yang disebut lapisan tanduk dan lapisan

dalam yang disebut lapisan malpighi. Kulit jangat terletak di sebelah

bawah atau sebelah dalam dari kulit ari. Kulit merupakan pelindung

bagi tubuh dan jaringan dibawahnya. Perlindungan kulit terhadap

segala rangsangan dari luar, perlindungan tubuh dari bahaya kuman

penyakit, dan sebagai pelindung cairan-cairan tubuh sehingga tubuh

tidak kekeringan dari cairan. Melalui kulit rasa panas, dingin dan nyeri

dapat dirasakan. Perawatan kulit dilakukan dengan cara mandi 2 kali

sehari yaitu pagi dan sore dengan air yang bersih. Perawatan kulit

merupakan keharusan yang mendasar. Kulit yang sehat yaitu kulit

yang selalu bersih, halus, tidak ada bercak-bercak merah, tidak kaku

tetapi lentur (fleksibel).

d. Kesehatan Telinga

Telinga dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu bagian paling

luar, bagian tengah, dan daun telinga. Telinga bagian luar terdiri dari

lubang telinga dan daun telinga. Telinga bagian tengah terdiri dari

ruang yang terdiri dari tiga buah ruang tulang pendengaran. Ditelinga

bagian dalam terdapat alat keseimbangan tubuh yang terletak dalam

rumah siput. Telinga merupakan alat pendengaran, sehingga berbagai

macam bunyi-bunyi suara dapat didengar. Disamping sebagai alat

Page 8: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

44

pendengaran telinga juga dapat berguna sebagai alat keseimbangan

tubuh. Menjaga kesehatan telinga dapat dilakukan dengan

pembersihan yang berguna untuk mencegah kerusakan dan infeksi

telinga. Telinga yang sehat yaitu lubang telinga selalu bersih untuk

mendengar jelas dan telinga bagian luar selalu bersih.

e. Kesehatan Kuku

Kuku terdapat di ujung jari bagian yang melekat pada kulit

yang terdiri dari sel-sel yang masih hidup. Bentuk kuku bermacam-

macam tergantung dari kegunaannya ada yang pipih, bulat panjang,

tebal dan tumpul. Guna kuku adalah sebagai pelindung jari, alat

kecantikan, senjata, pengais dan pemegang. Bila untuk keindahan bagi

wanita karena kuku harus relatif panjang, maka harus dirawat

terutama dalam hal kebersihannya. Kuku jari tangan maupun kuku jari

kaki harus selalu terjaga kebersihannya karena kuku yang kotor dapat

menjadi sarang kuman penyakit yang selanjutnya akan ditularkan

kebagian tubuh yang lain.

f. Kesehatan Mata

Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan

melibatkan pembersihan dengan washlap bersih yang dilembabkan ke

dalam air.

Page 9: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

45

g. Kesehatan Hidung

Seseorang biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut

dengan membersihkan ke dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi

hygiene harian yang diperlukan. Perdarahan hidung adalah tanda

kunci dari pengeluaran yang kasar, iritasi mukosa, atau kekeringan.

Mengenai hal tersebut Hidayat (2008), menambahkan bahwa tipe

Personal Hygiene adalah kebersihan tangan dan kebersihan mulut,

kebersihan tangan merupakan salah satu penghantar masuk kuman ke

dalam tubuh manusia karena tangan adalah bagian tubuh yang paling

sering bersentuhan dengan mulut dan hidung secara langsung, sedangkan

kebersihan mulut merupakan organ yang bertindak sebagai pintu masuk

untuk kuman memasuki badan. Oleh karena itu, menjaga kebersihan mulut

dan gigi sangat penting. Banyak yang masih tidak mengetahui waktu yang

sesuai untuk menyikat gigi dan ramai percaya bahwa menyikat gigi sekali

sehari sudah memadai. Seseorang itu, wajib menyikat gigi sekurang-

kurangnya dua kali sehari yaitu selepas makan sarapan dan sebelum tidur

dengan rata-rata waktunya dari 1 menit hingga 2,5 menit setiap kali

menyikat gigi. Cara yang lebih ideal adalah dengan menyikat gigi sesudah

setiap kali makan. Sikat gigi yang dipakai juga harus diganti setiap 6

bulan. Lebih baik jika diganti setiap 3 bulan.

Berdasarkan uraian tersebut personal hygiene adalah suatu

tindakan untuk memelihara kebersihandan kesehatan seseorang untuk

Page 10: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

46

kesejahteraan fisik dan psikis. Personal hygiene adalah salah satu

kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna

mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai

dengan kondisi kesehatannya, subjek dinyatakan terganggu keperawatan

dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri. Jenis-jenisnya yaitu,

perawatan pagi hari, siang hari, menjelang tidur, dan dini hari. Personal

Hygiene adalah suatu tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan

seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Ukuran kebersihan atau

penampilan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene

berbeda pada setiap orang sakit karena terjadi gangguan pemenuhan

kebutuhan. Selain itu sebagian besar pemenuhan kebutuhan personal

hygiene dapat dilakukan secara mandiri kecuali untuk perawatan kuku kaki

dan tangan yang masih bergantung pada orang lain. Pemeliharaan personal

hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan diri

seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya.

4. Tujuan Personal Hygiene

Ada beberapa tujuan dalam personal hygiene menurut Yuni (2015),

adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan derajat kesehatan

2) Memelihara kebersihan diri

3) Memperbaiki personal hygiene

4) Pencegahan penyakit

Page 11: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

47

5) Meningkatkan percaya diri

6) Menciptakan keindahan

Sementara itu Tarwoto dan Wartonah (2004), menjelaskan tujuan

personal hygiene adalah untuk memelihara kebersihan diri, menciptakan

keindahan, serta meningkatkan derajad kesehatan individu sehingga dapat

mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun terhadap orang

lainnya.

Berdasarkan uraian tersebut tujuan dari personal hygiene adalah

kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan

dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Personal

hygiene adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi

kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan

kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya yang meliputi

memelihara kebersihan diri, menciptakan keindahan, serta meningkatkan

derajad kesehatan individu sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit

pada diri sendiri maupun terhadap orang lain.

5. Personal Hygiene Pada Anak Jalanan

Konvensi Hak-hak Anak (Convention on The Right of The Child)

menyatakan anak adalah setiap individu yang berusia di bawah18 tahun.

Selain itu dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 4 tahun 1979

tentang kesejahteraan anak, dinyatakan bahwa anak adalah seseorang yang

belum mencapai usia 21 tahun dan belum pernah kawin.

Page 12: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

48

UNICEF mendefinisikan anak jalanan sebagai those who have

abandoned their home, school, and immediate communities before they

are sixteen yeas of age have drifted into a nomadic street life (anak-anak

berumur di bawah 16 tahun yang sudah melepaskan diri dari keluarga,

sekolah dan lingkungan masyarakat terdekat, larut dalam kehidupan yang

berpindah-pindah). Anak jalanan merupakan anak yang sebagian besar

menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan

atau tempat-tempat umum lainnya. (Departemen Sosial RI, 2005)

Hidup menjadi anak jalanan bukanlah pilihan yang menyenangkan,

melainkan keterpaksaan yang harus mereka terima karena adanya sebab

tertentu. Secara psikologis mereka adalah anak-anak yang pada taraf

tertentu belum mempunyai bentukan mental emosional yang kokoh,

sementara pada saat yang sama mereka harus bergelut dengan dunia

jalanan yang keras dan cenderung berpengaruh bagi perkembangan dan

pembentukan kepribadiannya. Aspek psikologis ini berdampak kuat pada

aspek sosial. Penampilan anak jalanan yang kumuh, melahirkan pencitraan

negatif oleh sebagian besar masyarakat terhadap anak jalanan yang

diidentikan dengan pembuat onar, anak-anak kumuh, suka mencuri, dan

sampah masyarakat yang harus diasingkan (Armai, 2002).

Pusdatin Kesos Departemen Sosial RI sebagaimana dikutip oleh

Zulfadli (2004), menjelaskan bahwa anak jalanan adalah anak yang

sebagian besar waktunya dihabiskan di jalanan atau di tempat-tempat

Page 13: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

49

umum, dengan usia antara 6 sampai 21 tahun yang melakukan kegiatan di

jalan atau di tempat umum seperti: pedagang asongan, pengamen, ojek

payung, pengelap mobil, dan lain-lain. Kegiatan yang dilakukan dapat

membahayakan dirinya sendiri atau mengganggu ketertiban umum. Anak

jalanan merupakan anak yang berkeliaran dan tidak jelas kegiatannya

dengan status pendidikan masih sekolah dan ada pula yang tidak

bersekolah. Kebanyakan mereka berasal dari keluarga yang tidak mampu.

Sadli dalam Armai (2002), menyatakan bahwa ada berbagai faktor

yang saling berkaitan dan berpengaruh terhadap timbulnya masalah anak

jalanan, antara lain: faktor kemiskinan (structural), faktor keterbatasan

kesempatan kerja (faktor intern dan ekstern), faktor yang berhubungan

dengan urbanisasi dan masih ditambah lagi dengan faktor pribadi seperti

tidak biasa disiplin, biasa hidup sesuai dengan keinginannya sendiri dan

berbagai faktor lainnya.

Menurut Suyanto dan Sanituti (1999), berdasarkan intensitasnya di

jalanan, anak jalanan dapat dikelompokkan menjadi tiga karakteristik

utama, yaitu sebagai berikut:

a. Chidren of the street, anak yang hidup/tinggal di jalanan dan tidak ada

hubungan dengan keluarganya. Kelompok ini biasanya tinggal di

terminal, stasiun kereta api, emperan toko dan kolong jembatan.

Page 14: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

50

b. Children on the street, anak yang bekerja di jalanan. Umumnya mereka

adalah anak putus sekolah, masih ada hubungannya dengan keluarga

namun tidak teratur yakni mereka pulang ke rumahnya secara periodik.

c. Vulnerarable children to be street children, anak yang rentan menjadi

anak jalanan. Umumya mereka masih sekolah dan putus sekolah, dan

masih ada hubungan teratur (tinggal) dengan orang tuanya. Jenis

pekerjaan anak jalanan dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu

sebagai berikut:

1) Usaha dagang yang terdiri atas pedagang asongan, penjual koran,

majalah, serta menjual sapu atau lap kaca mobil.

2) Usaha di bidang jasa yang terdiri atas pembersih bus, pengelap kaca

mobil, pengatur lalu lintas, kuli angkut pasar, ojek payung, tukang

semir sepatu dan kenek.

3) Pengamen, dalam hal ini menyanyikan lagu dengan berbagai macam

alat musik seperti gitar, kecrekan, suling bambu, gendang, radio

karaoke dan lain-lain.

4) Kerja serabutan, yaitu anak jalanan yang tidak mempunyai pekerjaan

tetap, dapat berubah-ubah sesuai dengan keinginan mereka.

Lingkungan yang menyebabkan anak jalanan rendah dalam

perilaku personal hygiene. Dari lingkungan sosial dapat dijelaskan

beberapa faktor yang dapat menyebabkan perilaku personal hygiene anak

jalanan rendah, yaitu sebagai berikut:

Page 15: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

51

a. Teman, saudara, dan orang-orang sekitar

Kelompok-kelompok sosial wadah anak jalanan berhubungan

dapat mempengaruhi bagaimana mereka terlibat dalam pelaksanaan

praktik personal hygiene. Pada anak-anak selalu terbiasa dalam

kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola

personal hygiene (Depkes RI, 2000).

b. Status Sosial Ekonomi

Menurut Friedman, dalam Pratiwi (2008), pendapatan keluarga

akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas

dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dan

kelangsungan hidup keluarga. Sumber daya ekonomi seseorang

mempengaruhi jenis dan tingkatan praktik personal hygiene. Untuk

melakukan personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan

prasarana yang memadai, seperti kamar mandi, peralatan mandi, serta

perlengkapan mandi yang cukup misalnya: sabun, sikat gigi, sampho,

dan lain-lain (Depkes RI, 2000).

Penelitian telah dilakukan pada tahun 2009, di 11 negara

termasuk negara Eropa, Afrika dan Asia Tenggara. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui perbedaan praktek personal hygiene di

negara berkembang dan negara maju. Dari hasilnya 62% kematian

berlaku di Afrika karena infeksi dan 31% kematian berlangsung di

negara Asia Tenggara karena sebab yang sama. Di Inggris cuma 5%

Page 16: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

52

menunjukkan kematian akibat infeksi. Penelitian ini menunjukkan

praktek kebersihan diri di negara maju lebih baik dibandingkan negara

berkembang.

c. Pengetahuan yang rendah dan sikap kurangnya perilaku personal

hygiene.

Pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting, karena

pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan dan pengetahuan

tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan akan

mempengaruhi praktik hygiene (Depkes RI, 2000).

Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup,

seseorang juga harus termotivasi untuk memelihara personal hygiene

sebab individu dengan pengetahuan tentang pentingnya personal

hygiene dan memiliki motivasi akan selalu menjaga kebersihan dirinya

untuk mencegah diri dari keadaan sakit (Notoatmodjo dalam Pratiwi,

2008).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal

yang mempengaruhi rendahnya perilaku personal hygiene pada anak

jalanan adalah lingkungan, teman, pengetahuan, dan status sosial ekonomi.

Anak jalanan belum sepenuhnya memahami mengenai pentingnya

personal hygiene meskipun ada pemberian beberapa informasi dari

volunteer save street child namun pelaksanaan dalam kehidupan sehari-

hari belum diterapkan sepenuhnya, hal tersebut ditunjukan dengan sikap

Page 17: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

53

acuh tak acuh anak jalanan dalam menjaga personal hygiene. Citra tubuh

anak jalanan bahwa mereka percaya diri dengan pakaian yang mereka

gunakan, mereka juga ingin terlihat menarik di depan teman-teman

mereka, walaupun pakaian terlihat kotor dengan anggapan mereka akan di

kasihani ketika mencari nafkah di jalanan. Peran orang tua secara

emosional kepada anak jalanan yang mendukung anak untuk selalu

menjaga personal hygiene dan beberapa orang tua justru bersikap acuh dan

adanya dukungan volunteer yang memberikan dukungan secara informasi

kepada anak jalanan saat kelas belajar dimulai. Ketersediaan fasilitas anak

jalanan untuk melaksanakan personal hygiene masih sangat nihil.

6. Intervensi Psikologi

Istilah intervensi secara umum adalah upaya untuk merubah

perilaku, pikiran dan perasaan seseorang. Intervensi tidak hanya dilakukan

oleh psikolog dan dapat digunakan dalam berbagai bidang. Salah satu

intervensi dalam konteks hubungan professional antara psikolog dan

subjek adalah psikoterapi (Teguh, 2013).

Beberapa cara atau metode intervensi peningkatan perilaku dalam

beberapa penelitian antara lain:

a. Penyuluhan dan psikoedukasi

Penyuluhan berasal dari kata suluh yang berarti pelita atau

pemberi terang. Harapan dari pemberian penyuluhan adalah terjadi

peningkatan dalam pengetahuan, keterampilan, sikap, dan niat untuk

Page 18: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

54

meningkatkan personal hygiene. Pengetahuan dikatakan meningkat

jika terjadi perubahan dari tidak mampu menjadi mampu. Sikap

dikatakan berubah jika terjadi perubahan dari yang tidak mau menjadi

mau. Berbeda dengan penyampaian pesan dengan penyuluhan dengan

penyampaian materi berupa tulisan, tidak menarik apalagi tidak ada

media lain yang dibawa oleh anak jalanan sehingga membosankan,

maka untuk variasi diberikan melalui media komik sehingga lebih

menarik dan lebih mudah diterima karena menggunakan visualisasi

(Ibrahim, 2013).

b. Konseling Behavioral

Konseling behavioral atau modifikasi tingkah laku adalah

sebuah teknik yang berangkat dari persepsi Skinerian bahwa dalam

setiap situasi atau dalam merespon setiap stimulus, seseorang sudah

memiliki pembendaharaan respon yang mungkin sesuai dengan

stimulus tersebut, dan mengeluarkan perilaku yang dikuatkan atau

diberi ganjaran (McLeod, 2008).

Prinsip ini kemudian dikenal dengan istilah operant

conditioning. Jadi konseling Behavioral adalah salah satu pendekatan

konseling yang berpusat pada modifikasi perilaku yang berarti

mengubah perilaku. Konseling Behavioral bersandar pada konsep

stimulus dan respon di mana seorang individu akan berperilaku sesuai

stimulus yang ia terima, mempelajarinya kemudian menentukan

Page 19: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

55

respon atas stimulus tersebut. Sehingga konseling Behavioral diartikan

juga sebagai usaha menerapkan prinsip-prinsip belajar. Melalui

konseling Behavioral seorang individu akan mempelajari perilaku

baru yang lebih adaptif, mengubah perilaku mal adaptifnya dan

mempertahankan perilaku barunya. Pada konseling behavioral ada

unsur yang cukup penting, yakni pemberian hadiah dan hukuman

untuk mengubah perilaku seorang individu.

c. Teknik Token Ekonomi

Token Ekonomi merupakan salah satu contoh dari penguatan

yang ekstrinsik, yang menjadikan orang-orang melakukan sesuatu

untuk meraih “pemikat di ujung tongkat”. Tujuan prosedur ini adalah

untuk mengubah motivasi ekstrinsik menjadi motivasi instrinsik.

Diharapkan bahwa perolehan tingkah laku yang diinginkan akhirnya

dengan sendirinya akan menjadi cukup mengganjar untuk

memperoleh tingkah laku yang baru (Corey, 2013).

Gantina mengemukakan Token Ekonomi merupakan teknik

konseling behavioral yang didasarkan pada prinsip operant

conditioning skinner yang termasuk didalamnya adalah penguatan.

(Komalasari, 2011)

Jadi token ekonomi adalah sistem perlakuan pemberian

penghargaan atau penguatan kepada anak jalanan berupa token (tanda-

tanda) yang dikumpulkan dan ditukarkan dengan suatu benda yang

Page 20: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

56

bermakna, setelah ia mampu menghilangkan perilakunya yang tidak

diharapkan atau membentuk/meningkatkan perilaku yang diharapkan

yakni disiplin.

d. Teknik Positive Reinforcement (penguatan positif)

Teknik Positive Reinforcement (penguatan positif) adalah

sebuah teknik dalam modifikasi perilaku sehingga terjadi penguatan

perilaku yang bersifat positif, yang didasari pada prinsip bahwa respon

meningkat karena diikuti oleh stimulus yang mendukung atau

rewarding (Suharyanto, 2018).

e. Hipnoterapi

Hipnoterapi adalah terapi yang menggunakan hypnosis sebagai

sarana untuk menjangkau bawah sadar. Peran dan pengaruh pikiran

sadar adalah 12%, sedangkan pikiran bawah sadar adalah tempat yang

paling dominan untuk mempengaruhi perilaku manusia, perilaku

manusia 88% dipengaruhi oleh pikiran bawah sadarnya. Pikiran sadar

dan bawah sadar sebenarnya saling mempengaruhi dan bekerja dalam

kecepatan yang tinggi (Gunawan, 2006).

Misalnya, sebagian besar anak jalanan tahu bahwa dengan

personal hygiene dapat meningkatkan kesehatan dan kebersihan diri

akan tetapi karena pengaruh lingkungan sangat kuat dengan pola

perilaku personal hygiene yang tidak memperhatikan kebersihan

dalam kesehariannya, maka pikiran bawah sadar menerima hal

Page 21: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

57

tersebut sebagai habit. Hipnoterapi menawarkan terapi yang dapat

membawa ke arah perubahan, salah satunya adalah perubahan

perilaku. (Gunawan, 2007)

Berdasarkan uraian tersebut, terdapat beberapa intervensi yang

dapat dilakukan untuk peningkatan perilaku personal hygiene. Dari

beberapa intervensi yang ada, peneliti memilih hipnoterapi untuk

meningkatkan perilaku personal hygiene. Alasan pemilihan intervensi

tersebut karena selama ini terapi untuk peningkatan perilaku personal

hygiene ada pada domain pikiran sadar dan bawah sadar, sehingga pesan

dalam intervensi peningkatan perilaku personal hygiene diyakini dapat

menjadi salah satu alternative untuk peningkatan perilaku personal

hygiene.

B. Hipnoterapi

1. Pengertian Hipnoterapi

Hipnoterapi berasal dari kata hypnosis. Hypnosis secara istilah

dalam Kamus Encarte memiliki makna: pertama, suatu kondisi yang

menyerupai tidur yang dapat secara sengaja dilakukan kepada orang,

dimana mereka akan memberikan respon pada pertanyaan yang diajukan

dan sangat terbuka terhadap sugesti yang diberikan oleh hipnotis. Kedua,

teknik atau praktek dalam mempengaruhi orang lain untuk masuk dalam

kondisi hipnosis (Gunawan, 2016).

Page 22: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

58

Hipnoterapi merupakan salah satu terapi komplementer yang

menggunakan teknik hipnosis untuk mempengaruhi kondisi seseorang

terutama kesehatan. Hipnosis dilakukan dengan memberikan edukasi dan

kepercayaan yang benar melalui alam bawah sadar klien untuk merubah

pola hidup yang buruk misalnya yang mempengaruhi kondisi kesehatan

melalui personal hygiene. Hipnoterapi diharapkan mampu membuat klien

merubah cara pikirnya dan kemudian mampu melakukan pola hidup sehat

dan mendapatkan manfaat dengan terjaganya kesehatan tubuh. Hipnoterapi

sendiri menggunakan teknik relaksasi yang menggunakan kekuatan sugesti

yang diberikan terapis atau merupakan efek plasebo.

Hipnoterapi adalah salah satu cabang dari ilmu psikologi yang

mempelajari manfaat sugesti untuk mengatasi masalah kognisi (pikiran),

afeksi (perasaan), dan perilaku. Selain itu, hipnoterapi juga dikatakan

sebagai suatu teknik terapi pikiran dan penyembuhan yang menggunakan

metode hipnosis untuk memberi sugesti atau perintah positif kepada

pikiran bawah sadar untuk penyembuhan suatu gangguan psikologis atau

untuk mengubah pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang agar menjadi

lebih baik. Orang yang ahli dalam menggunakan hipnosis untuk terapi

disebut "hypnotherapist". Hipnoterapi menggunakan pengaruh kata-kata

yang disampaikan dengan teknik-teknik tertentu. Satu-satunya kekuatan

dalam hipnoterapi adalah komunikasi (Kahija, 2007).

Page 23: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

59

Dalam ruang lingkup psikoterapi, hipnosis digunakan bukan saja

dalam psikoterapi penunjang, tetapi lebih dari itu. Hipnosis merupakan alat

yang ampuh dalam psikoterapi penghayatan dengan tujuan membangun

kembali (rekonstruktif), sehingga perlu pengkajian yang lebih mendalam

agar tercapai suatu pendekatan terinci dan menyeluruh. Penggunaan

hipnosis sudah ada sejak awal mula peradaban manusia. Pada saat itu,

hipnosis belum dikenal dengan nama “hipnosis”. Hipnotis di masa lalu

dipraktikkan dalam ritual agama dan ritual penyembuhan (untuk

membantu mengatasi emosi, masalah psikologis, dan sebagai alternatif

anestesi untuk operasi lapangan). Hipnoterapi adalah psikoterapi yang

menggunakan teknik hipnosis sebagai bagian dari proses perawatan

dengan tujuan untuk menyingkap kejadian-kejadian masa lalu yang

mungkin mempengaruhi pola berpikir saat ini.

Hipnotherapi adalah terapi yang dilakukan pada subjek dalam

kondisi Hipnosis. Hipnosis adalah kependekan dari istilah James Braid's

(1843) "neuro-hypnotism", yang berarti "tidurnya sistem saraf". Orang

yang terhipnotis menunjukan karakteristik tertentu yang berbeda dengan

yang tidak, yang paling jelas adalah mudah disugesti. Hipnotherapi sering

digunakan untuk memodifikasi perilaku subjek, isi perasaan, sikap, juga

keadaan seperti kebiasaan disfungsional, kecemasan, sakit sehubungan

stress, manajemen rasa sakit, dan perkembangan pribadi.

(https://id.wikipedia.org/wiki/hipnoterapi#hypnotherapy)

Page 24: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

60

Dari pengertian tersebut, hipnoterapi adalah suatu perjalanan

hipnosis ke pikiran bawah sadar yang sangat luas dan menyimpan

kekuatan yang dapat dialirkan untuk proses penyembuhan. Secara

keseluruhan dapat disimpulkan bahwa metode hipnoterapi adalah suatu

cara untuk menemukan akar permasalahan dan mencari solusinya dengan

pendekatan hipnoterapi melalui alam bawah sadar. Hipnoterapi, sesuai

dengan namanya, adalah terapi yang menggunakan hipnosis sebagai sarana

untuk menjangkau pikiran bawah sadar subjek, maka seorang hipnoterapist

perlu mengetahui pikiran dan cara kerjanya. Peran dan pengaruh pikiran

sadar adalah 12% sedangkan pikiran bawah sadar adalah tempat yang

paling dominan untuk mempengaruhi perilaku manusia, perilaku manusia

88% dipengaruhi oleh pikiran bawah sadarnya. Pikiran sadar dan bawah

sadar sebenarnya saling mempengaruhi dan bekerja dalam kecepatan yang

tinggi (Gunawan, 2006).

Pikiran sadar mempunyai empat fungsi spesifik, yaitu sebagai

berikut:

a. Mengindentikasi informasi yang masuk; informasi ini diterima melalui

panca indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, pengecap,

sentuhan atau perasaan.

b. Membandingkan; informasi yang masuk dibandingkan dengan database

(referensi, pengalaman, dan segala informasi) yang berada di pikiran

bawah sadar.

Page 25: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

61

c. Menganalisis; memeriksa informasi yang masuk dengan membagi

informasi itu menjadi komponen yang lebih kecil agar dapat diperiksa

dengan seksama.

d. Memutuskan; menentukan respon atau tindakan yang akan diambil

terhadap informasi yang sebelumnya telah diperiksa dengan seksama.

Pikiran bawah sadar mempunyai fungsi atau menyimpan hal-hal

berikut:

a. Kebiasaan baik; kebiasaan yang bersifat positif dan produktif, seperti

mencuci tangan sebelum makan, berdoa sebelum melakukan kegiatan,

dan lain-lain.

b. Kebiasaan buruk; kebiasaan yang bersifat negative dan destruktif,

seperti merokok, makan secara berlebihan, dan lain-lain.

c. Kebiasaan reflex, antara lain dapat dilihat pada aktivitas seperti

otomatis menutup pintu setelah membukanya, menutup mulut saat

batuk atau bersin.

d. Emosi; bagaimana perasaan kita mengenai suatu keadaan, hal-hal

tertentu, dan terhadap orang lain.

e. Memori jangka panjang; memori jangka panjang adalah tempat

penyimpanan informasi yang bersifat permanen; ada memori yang

tidak dapat diingat dalam kondisi sadar, tetapi dapat dimunculkan

kembali dengan bantuan hypnosis.

Page 26: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

62

f. Kepribadian; kepribadian adalah kareteristik individual kita dalam

berhubungan dengan orang lain dan dengan lingkungan yang kita

jumpai sehari-hari.

g. Intuisi; perasaan mengetahui sesuatu melalui insting, berhubungan

dengan spiritual dan/atau metafisik.

h. Kreativitas; kemampuan untuk mewujudkan visi, pemikiran dan

impian menjadi kenyataan.

i. Persepsi; bagaimana melihat dunia menurut “kaca mata” kita.

j. Belief dan Value; beliefe adalah segala sesuatu yang kita yakini sebagai

hal yang benar; sedangkan value atau nilai adalah segala sesuatu yang

kita pandang sebagai hal penting. Kedua hal ini sama seperti program

di komputer. Jika programnya canggih, sehat dan tidak treinfeksi virus,

kinerja komputer pun akan bagus (Modul Pelatihan Clinical

Hipnoterapi, Jaspi, 2010).

Pada penelitian ini akan menggunakan tehnik Indirect Guided

Imagery (Ericksonian Methapors) teknik yang menggunakan metafora,

hipnoterapist perlu membuat script atau cerita yang telah disiapkan

sebelumnya. Cerita yang disampaikan sepenuhnya tergantung pada terapis,

dengan penggabungan tehnik direct suggestion sugesti yang bersifat

langsung diberikan berdasarkan apa yang diucapkan oleh klien

(verbalizing) penyimpulan makna cerita itu dilakukan klien. Secara inti

peneliti membuat cerita bagaimana subjek tersebut merawat dirinya dari

Page 27: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

63

mulai bangun tidur lalu beraktivitas sampai akan tidur kembali. Cerita

tersebut dikemas dalam bentuk sugesti imagery dimana hal tersebut

berkaitan dengan tingkat sugetibilitas subyek yang dilakukan diawal

sebelum penelitian berlangsung. Cerita dibuat dengan menekankan

bagaimana subjek dapat melakukan rawat diri dengan benar dan kontinyu

setiap hari, sehingga hal tersebut secara otomatis tersimpan pada bawah

sadar kemudian mengganti perilaku rawat diri dengan yang baru.

Hipnotherapist harus menyesuaikan teknik hipnoterapi agar sesuai dengan

permasalahan klien yang ada, dengan harus selalu memperhatikan faktor

budaya dan sejarah hidup klien dan perhatikan juga kemampuan klien

untuk menginterpretasikan (Raming, 2014).

Selanjutnya Erickson dalam Laksana (2011) mengatakan orang

bisa menolak sugesti langsung karena sugesti langsung memiliki karakter

menantang reaksi pikiran sadar, tetapi orang tidak bisa menolak cerita.

Orang hanya bisa menerima cerita yang disampaikan kepadanya, dan pada

saat yang sama ia menerima semua pesan tersirat yang menyentuh bawah

sadarnya, arena cerita menyampaikan pelajaran secara tidak langsung,

maka ia tidak memancing reaksi pikiran sadar. Cerita tidak mengundang

pikiran sadar untuk campur tangan, tidak memancing penolakan sadar,

tidak memancing respons kritis pikiran sadar. Dengan demikian setiap

sugesti akan diterima dalam cara yang nyaman oleh pasien tanpa ia merasa

terdikte untuk menjalankan sugesti apa pun yang disampaikan. Cerita

Page 28: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

64

adalah sugesti yang sangat licin. Ia tidak bisa dijangkau oleh pikiran sadar

dan hanya bisa diterima oleh bawah sadar. Bagi Erickson, cerita juga

menjadi salah satu alat untuk berkomunikasi dengan pasiennya di dua level

kesadaran. Di level pikiran sadar, cerita adalah sesuatu yang menarik

untuk didengar. Di level bawah sadar, cerita itu adalah sugesti agar orang

memberi respons tertentu demi mendapatkan manfaat terapeutik darinya,

dengan menggunakan cerita untuk membuat orang mau bekerja sama,

Ericson menggunakan cerita untuk membuat kliennya lebih rileks,

menggunakan cerita dapat menumbuhkan motivasi atau harapan klien.

2. Struktur Proses Hipnoterapi

Hipnoterapi mempunyai beberapa tahap dalam struktur proses

hipnoterapi. Tahap-tahap ini menjadi dalam memasuki tidur hypnosis.

Menurut Nurindra (Sumali, 2008) ada beberapa tahap yang harus dilalui

dalam hypnosis, yaitu: (a) pre-induction, tahap ini dilakukan analisis

permasalahan dan pengujian untuk mengetahui tingkat sugestibilitas

alamiah; (b) induction, yakni proses pemberian sugesti untuk membawa

dari keadaan normal ke keadaan hypnosis; (c) deepening yakni proses

untuk memperdalam tingkat kondisi trance; (d) depth level test, yakni

pengujian seberapa dalam level kondisi trance; (e) change work, pada

tahap ini dilakukan intervensi terapeutik dengan menggunakan teknik-

teknik tertentu yang dapat digunakan secara terpisah atau digabung satu

sama lain sesuai dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan; (f) post hypnotic,

Page 29: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

65

tahap ini adalah tahap memberikan sugesti jangkar agar perubahan saat

sesi terapi tetap bertahan setelah sesi berakhir; (g) termination pada tahap

ini terapis membangunkan dengan memberikan sugesti agar saat bangun

tidak terkejut dari kondisi hypnosis; (h) normal kembali sadar sepenuhnya.

Lebih lanjut struktur proses hipnoterapi dijelaskan pada tahap-tahap

berikut ini:

a. Pre-induksi / Pre-talk

Pengertian pre-induksi menurut Fachri (2008), yaitu merupakan

tahap awal sebelum proses hipnosis dilakukan. Per-induksi adalah tahap

yang mengkondisikan seseorang untuk mau, bersedia, dan siap untuk

dihipnosis. Dalam hipnosis modern, dijelaskan bahwa fungsi pre-

induksi dalah membangun hubungan baik, mengatasi rasa takut klien

apda proses hipnotherapi yang akan dijalankan, membangun harapan,

serta mengumpulkan data dan informasi.

b. Tes Sugestibilitas

Tes Sugestibilitas dijelaskan oleh Fachri (2008), bahwa dalam

proses terapi, yaitu tes sugestibilitas digunakan sebagai sarana latihan

untuk dilanjutkan persiapan memasuki kondisi hipnotic. Sementara itu,

bagi therapist adalah merupakan proses untuk menguji sugestibilitas

seseorang, sehingga dapat memilih tehnik induksi yang cocok.

Page 30: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

66

c. Induksi

Induksi menurut Kahija (2007), adalah proses yang ditempuh

terapis dalam membawa klien menuju tidur hipnotic, ibarat kapal yang

membawa penumpang dari ”pulau kesadaran” menuju ”pulau bawah

sadar”. Terapis berperan sebagi pemandu jalan menuju trance.

Perjalanan itu dimulai dengan memusatkan perhatian klien pada objek

tertentu, dengan tujuan mengasingkan klien dari banyak stimulus

disekitarnya. Dengan pikiran yang terarah dan fokus klien pelan-pelan

bergerak dari luar kedalam, secara fisiologis, dari gelombang beta ke

delta, baru sesudah itu tubuh menjadi sangat rileks. Salah satu dalam

proses induksi yaitu relaksasi progresif. Pada relaksasi progresif,

hipnotis berkonsentrasi bagaimana membuat klien menjadi rileks, alur

relaksasi biasanya dimulai dari kepala sampai kaki.

Sebagaimana menurut Fachri (2008) menjelaskan bahwa induksi

merupakan proses untuk menurunkan level kesadaran seseorang. Jika

dikaitkan dengan gelombang otak dari beta (sadar sepenuhnya atau

multifokus) menuju ke alpha merupakan proses untuk menurunkan

level kesadaran seseorang. Apabila dikaitkan dengan gelombang otak

manusia, teknik induksi bertujuan untuk mereduksi/menurunkan

gelombang otak manusia dari beta (sadar sepenuhnya, atau multi fokus)

menuju ke alpha (relaks & lebih fokus) atau theta (lebih relaks dan

Page 31: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

67

kondisi meditatif). Dalam hipnotis modern telah mengklasifikasikan

teknik-teknik yang telah berkembang menjadi beberapa teknik.

Beberapa teknik induksi dan contohnya menurut Fachri (2008),

yaitu sebagai berikut:

1. Teknik fixasi mata pada prisipnya bertujuan untuk melelahkan

mata yaitu dengan cara mata subjek diminta fokus pada suatu

benda atau titik. Untuk membuat mata subjek lelah, fokus

pandangan diarahkan ke atas pandangan mata sehingga subjek

mendongak sehingga mempercepat kelelahan mata dan fisik, dan

berakibat pada penurunan gelombang otak subjek. Contoh teknik

fixasi mata adalah sebagai berikut:

Bagus sekali...sekarang Anda fokuskan perhatian Anda pada titik

ini (obyek apapun, dimana terletak diatas pandangan mata.....

misal titik benda di sekitar, atau jari atau tangan atau pendulum

atau yang lain)... Anda fokuskan pandangan anda titik itu...

usahakan anda jangan mengedipkan mata anda... anda rasakan

perlahan-lahan semakin lama semakin berat mata Anda dan

semakiiin mengantuk...

Anda fokus.. fokus.. fokuskan... dan fokuskan... semakin fokus...

semakin... mengantuk... (lihat reaksi subjek, apabila sudah

mulai capek lanjut ke instruksi selanjutnya)

Sekarang... Anda rasakan mata anda semakin lama semakin

berat... seiring dengan beratnya mata anda... saya akan

menghitung angka satu sampai lima... perlahan lahan Anda

semakin mengantuk dan semakin berat mata anda... semakin

besar angkanya... semakin lama mata Anda semakin berat dan

menutup...

Baik... satu... mata anda semakin berat... dua... anda menjadi

sangat mengantuk.. tiga... mata Anda semakin menutup....

empat... mata anda menutup... dan lima.... mata anda menutup

dan Tidur... Bagus sekali...

Page 32: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

68

2. Teknik relaksasi pada prinsipnya berupa sugesti-sugesti yang

diberikan pada subjek untuk merelaksasi fisik dan mental subjek.

Relaksasi dilakukan dengan mensugesti bahwa subjek merasakan

rasa relaks di seluruh tubuhnya dari ujung kepala sampai ujung

kaki. Selain itu juga meminta subjek untuk mengistirahatkan

pikirannya, merasakan dirinya lebih tenang, nyaman, damai dan

bahagia atau perasaan positif lainnya.

Sekarang, Anda mulai kondisikan tubuh yang rileks, santai dan

nyaman (lihat sampai seluruh tubuh terlihat sudah nyaman dan

subjek siap untuk diinduksi)… Baik, Tarik nafas Anda… tahan...

dan keluarkan... Bagus sekali... sekali lagi…. (minimal 3X atau

lihat reaksi subjek ketika terlihat lebih tenang).

Bagus sekali... Perlahan – lahan... anda rasakan rasa nyaman

anda... yang terasa semakin lama semakin... Nyaman... semakin

rileks... dan saaangat Nyaman... Bagus sekali... Anda rasakan

rasa nyaman anda, yang perlahan – lahan mengalir ke seluruh

tubuh anda, dari ujung kepala sampai ujung kaki...

3. Teknik membingungkan pikiran biasanya sesuai dengan subjek

yang analitis. Kenapa orang analitis membutuhkan pendekatan

khusus dalam teknik induksinya? Karena biasanya, mereka

senantiasa memikirkan dan menganalisa dari sugesti-sugesti yang

kita berikan kepadanya. Oleh karenanya, kita perlu mengalihkan

pikiran analitis dengan membingungkannya, setelah itu kita baru

bisa menembus pikiran bawah sadarnya. Salah satu teknik yang

sering digunakan dalam gaya ini adalah subjek diminta menghitung

dari angka 1 sampai angka 100. Sambil menghitung, subjek

Page 33: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

69

diminta untuk membuka mata ketika angka ganjil dan menutup

mata ketika angka genap Dalam perjalanan proses ini, terapist

mensugesti bahwa subjek semakin lama semakin rileks, mengantuk

dan akhirnya tidur. Dalam teknik ini, subjek tidak harus

menghitung urut dari 1 sampai 100, namun bisa menghitung

dengan curang. Contoh teknik membingungkan pikiran adalah

sebagai berikut:

1... buka mata... 2..tutup mata... semakin rileks.. 3...buka mata..

4... tutup mata... semakin mengantuk dan mengantuk... 5 buka

mata... 6... tutup mata... tidur yang nyenyak... 7... buka mata...

(lihat sampai subjek sudah malas membuka mata) baru hitung

dengan curang misal 12... tidur... 14...tidur... 16..tidur....

18..tidur.... 20... tidur... 30.. tidur... 40. tidur... .50.. tidur... 60..

tidur... 70.. tidur.... 80... tidur... 90.. tidur... 100... tidur yang

nyenyak... semakin dalam... dan semakin dalam...

4. Teknik menyesatkan pikiran dilakukan dengan cara subjek diminta

untuk membayangkan hal tertentu yang terjadi pada dirinya dan ia

merasakannya. Seiring dengan ia merasakannya dan masuk dalam

imajinasinya, sugestikan subjek merasakan kondisi yang semakin

lama semakin rileks, nyaman, mengantuk dan akhirnya tidur.

Contoh penggunaan teknik ini adalah subjek disugesti bahwa

tangannya telah diikat balon gas hidogen yang sangat besar,

sehingga subjek disugesti untuk merasakan bahwa tangannya

terangkat ke atas. Semakin ke atas dan ke atas, ketika hipnotist

Page 34: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

70

meletuskan balon maka membuat subjek menjatuhkan tangan dan

sugestikan “tidur”, sehingga akhirnya subjek tertidur.

5. Teknik shock induction / rapid induction merupakan

pengembangan dari teknik induksi dengan waktu yang relatif lebih

cepat. Prinsip dari teknik ini adalah kejutan. Dengan kejutan,

pikiran bawah sadar seseorang untuk sementara terbuka. Ketika

pikiran bawah sadar terbuka, kemudian langsung dikejutkan

dengan sugesti TIDUR!!! Sehingga sugesti tersebut langsung

dipatuhi, dan subjek langsung masuk dalam kondisi ”tidur

hipnotic”.

d. Deepening

Deepening menurut Wong dan Hakim (2009) adalah suatu

teknik yang bertujuan membawa klien memasuki kondisi hipnosis lebih

dalam lagi dengan memberikan sentuhan imajinasi. Selain itu menurut

Fachri (2008), deepening merupakan proses untuk memperdalam level

kesadran seseorang setelah diinduksi. Deepening dibutuhkan untuk

menurunkan kedalaman dibutuhkan bagi terapist untuk menurunkan

kedalaman tingkat hypnotic sesuai yang dibutuhkan agar sugesti yang

disampaikan dapat masuk ke pikiran bawah sadarnya atau terapi dapat

berjalan sebagaimana seharusnya. Teknik yang sering digunakan dalam

proses deepening yaitu teknik menghitung turun, teknik imajinasi,

Page 35: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

71

teknik fractionation, teknik reinduksi dan lain sebagainya. Berikut

adalah contoh deepening :

Semakiiiin dalam... tidur anda... semakiiin dalam... dan sangaaaat ...

semakiin nyenyak tidur anda... semakiin lelap dan sangat pulas tidur

anda.... Bagus sekali...

anda mendengar suara – suara di sekitar anda... ada suara mobil...

ada suara orang – orang... ada suara siapa pun dan apapun...

semakin anda mendengar... semakin membuat tidur anda semakiiiin

dalam... dan sangat... dalam... bagus sekali...

Contoh menghitung turun :

Teknik menghitung turun, pada prinsipnya berupa sugesti ketika

terapist menghitung turun, semakin membuat subjek merasa tidur lebih

dalam atau lebih nyenyak. Kadang teknik ini dimodifikasi dengan

sugesti subjek mengimajinasikan dalam sebuah gerakan, semakin turun

ke bawah semakin membuat subjek tidur semakin dalam atau semakin

nyenyak.

Bagus sekali...sebentar lagi saya akan menghitung mundur dari

angka 10 sampai angka 1. Semakin kecil angkanya... semakin

membuat anda semakiiin dalam tidur Anda... dan semakiiin nyenyak

tidur anda... Baik... satu... anda tidur... semakin dalam... dua... tidur

sangaat dalam... tiga... menjadi semakiiin dalam.... (dan seterusnya)

dan.... sepuluh... anda telah tidur saaangat dalam dan saangat

dalam... Bagus sekali

Contoh Tehnik Imajinasi :

Teknik imajinasi pada prinsipnya, subjek diminta untuk masuk

dalam sebuah imajinasi tempat yang paling ia sukai, yang membuat

dirinya semakin rileks, nyaman, tenang, damai dan bahagia. Dalam

Page 36: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

72

teknik ini, sugesti dari terapist harus sangat kuat, untuk menimbulkan

sensasi ke semua indera subjek. Misal memunculkan sensasi indera

visual, ketika subjek diminta melihat pemandangan yang sangat indah

di depannya. Sensasi auditori, ketika subjek diminta mendengar suara-

suara di sekitarnya, misal suara burung, suara air, suara angin. Atau

memunculkan sensasi penciuman, ketika subjek diminta untuk

mencium sesuatu yang ada disekitarnya, misal bau harum bunga di

sekitarnya. Atau bahkan memunculkan sensasi ”rasa”, sebagai contoh

meminta subjek merasakan dinginnya air yang menyiramnya atau

lembutnya pasir yang ia genggam.

Baik.. sekarang bayangkan di depan anda adalah tempat yang

sangat menyenangkan, yang membuat anda menjadi merasa sangat

senang... sangat nyaman... sangat tenang... serta sangat damai

dalam hati... apapun tempat itu... itu adalah tempat kedamaian diri

anda... apapun itu... mungkin gunung... mungkin bukit... mungkin

Teknik fractionation sebagai proses deepening digunakan

setelah subjek terinduksi kemudian meminta subjek untuk membuka

mata lalu meminta subjek menutup kembali matanya, sembari

mensugestikan ”tidur semakin dalam”. Mengapa? Karena ketika subjek

membuka mata untuk sementara, lalu disuruh “tidur” lagi maka subjek

cenderung akan tidur lebih dalam. Hal ini bisa dilakukan sama seperti

teknik induksi membingungkan pikiran, yaitu ketika dihitung angka

ganjil membuka mata dan ketika dihitung angka genap subjek menutup

Page 37: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

73

mata dan tidur lebih dalam. Ini dilakukan berulang kali sampai subjek

masuk dalam kondisi trance yang lebih dalam.

e. Trance Level Test

Fachri (2008) menjelaskan bahwa Trance level test atau uji

kedalaman hipnotic klien sangat penting dalam proses hipnotherapi.

Karena therapist harus bisa memastikan bahwa subjek telah benar-benar

memasuki kondisi hipnotic yang dibutuhkan untuk dilakukan proses

therapy. Mengapa? karena bisa jadi, subjek hanya pura-pura

memejamkan mata namun sebenarnya subjek belum masuk dalam

kondisi hipnotic yang dalam. Sehingga, jika terjadi seperti itu maka

sugesti positif yang diberikan pada subjek, tidak akan masuk ke pikiran

bawah sadarnya atau hipnotherapi tidak bisa dilakukan.

Fachri (2008), mengatakan ada beberapa cara untuk menguji

kedalaman. Bagi hipnotherapist yang terlatih, dapat lebih peka dan

berpengalaman untuk mengetahui apakah subjek benar-benar telah

masuk dalam kondisi hipnotic yang dalam. Hal itu dapat diketahui dari

ciri-ciri fisik/fisiologis subjek. Namun untuk memastikan, jika perlu

therapist melakukan uji sugestibilitas pada subjek untuk memastikan

bahwa subjek mau mengikuti sugestinya atau tidak. Sebagai contoh;

Tangan kanan terangkat keatas oleh balon gas, dan tangan kiri tertarik

ke bawah batu bata.

Page 38: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

74

Baik...rileks...sekarang angkat kedua tangan anda...lurus sejajar

dengan dada anda...tangan kanan menghadap keatas... dan tangan

kiri menghadap ke bawah... tutup mata anda...rileks...semakin

rileks...dan sangat rileks...bayangkan apapun yang saya sugestikan

menjadi nyata dalam pikiran anda...sekarang bayangkan tangan

kanan anda yang menghadap ke atas... saya ikatkan balon gas

hidrogen besaar sekali...yang anda rasakan...semakin lama semakin

menarik tangan kanan anda ke atas...sekarang kuat...dan sekarang

perhatikan tangan kiri anda yang menghadap ke bawah... sekarang

saya ikatkan ember disana...sekarang dalam ember itu saya taruh

kuat...dan sekarang perhatikan tangan kiri anda yang menghadap ke

bawah... sekarang saya ikatkan ember disana...sekarang dalam

ember itu saya taruh satu batu bata...blug..berat...berat..dua batu

bata...blugg..semakin berat...dan sangat berat...blugg...dan semakin

berat... dan sangat berat...dan sekarang anda perhatikan tangan

kanan anda...saya tambahkan sepuluh balon gas...semakin

keatas..semakin keatas..dan saya tambahkan lima puluh balon

gas...dan sangat kuat menarik lebih kuat dan lebih cepat...dan lebih

cepat...sekarang rasakan balon gas itu tertiup kanan...wuzzz...ke

kiri...wuzz...ke depan...wuzz...ke belakang..wuzz...

Dari uji sugestibilitas ini, subjek ditanya dan diminta untuk

cerita apakah bisa benar-benar merasakan tangan tertarik ke atas atau

tangan kiri tertarik ke bawah karena menahan berat batu bata.

Lebih lanjut Arons dalam Wong dan Hakim (2009)

menyederhanakan skala dalam beberapa level kedalaman yang telah

dibuat oleh L.Leorcron, J.Dordeaux, dan L,Davis. R. Hasbanddan.

Terdapat enam level tingkat sugestibilitas, diantaranya dapat dilihat

pada bagan berikut ini :

Page 39: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

75

Tabel 2 : Arons Scale

ARONS SCALE

Sumber: Wong dan Hakim (2009)

Tabel 3: Tingkat dan karateristik Trans

Tingkat Karakteristik Contoh

Terjaga Pikiran masih berfungsi normal

Respon tubuh yang normal

Refleks tubuh yang normal

Klien belum benar-benar

berenang di pantai

Trans

Ringan

Tubuh yang santai

Napas yang santai

Denyut nadi yang pelan

Fantasi dan imajinasi yang mulai

aktif

Klien santai dan mulai

membayangkan sedang

berenang di pantai

Level 1

Level 2

Level 3

Level 4

Level 5

Level 6

Hyp

no

sis

Scal

e

Hynoidal

Light Sleep

Partial Analgesia

Amnesic Stages

Beginning Of Somnambulism

Profound Somnambulism

Page 40: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

76

Trans

Medium

Kehilangan kontak dng lingkungan

Mata tertutup

Perhatian lebih terarah ke dalam diri

Indra menjadi lebih sensitif

Gambaran mental mjd semakin kuat

Ucapan diterima secara harfiah

Klien

Membayangkan sedang

berenang di pantai

Trans

Dalam

Aktivitas motorik yang berkurang

Fisik yang menjadi lemas

Kaku pada lengan dan tungkai

Perhatian yang menyempit

Pemberian sugesti yang lancar

Halusinasi

Pendengaran yang kurang peka

Ketidakpekaan dengan lingkungan

Gambaran mental dialami sbg realita

Klien secara fisik merasa

sedang berenang di pantai

Sumber: Modul Pelatihan Hipnoterapi, Basic-Advance Clincal Hypnoterapy

Jaspi 2008

f. Sugesti / afirmation

Fachri (2008) menjelaskan bahwa sugesti atau afirmasi

diberikan setelah proses deepening dilakukan dan terapist menilai

bahwa klien telah masuk ke kedalaman trance yang dibutuhkan

selanjutnya terapist memberikan sugesti atau afirmasi. Sugesti

merupakan pesan yang diberikan kepada subjek ketika masuk dalam

kondisi hypnotic. Dalam kondisi hypnotic pesan tersebut dapat

langsung mengakses ke pikiran bawah sadarnya, dapat berpengaruh

Page 41: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

77

pada sikap dan perilakunya. Ada dua macam sugesti, yaitu yang bersifat

non-therapeutic dan therapeutic. Sugesti non-therapeutic, biasanya

diberikan pada hypnostage, yang sugesti-sugesti yang memunculkan

perilaku menarik untuk dilihat sebagi hiburan. Sementara sugesti

therapeutic diberikan dalam proses terapi. Dalam terapi, dapat

digunakan post hypnotic suggestion atau sugesti yang diberikan saat

kondisi hypnotic.Sugesti itu dapat berlaku setelah bangusn dari

“tidurnya”. Sedangkan menurut Kahija (2008), adalah pernyataan atau

gerak isyarat yang diberikan terapais dalam proses meningkatkan

sugestibilitas. Adapun teknik pembuatan sugesti bahasa jelas, lugas,

sederhana dan usahakan mengundang emosi. Bahasa sugesti harus

jelas, lugas dan sederhana karena pikiran bawah sadar seperti anak kecil

yang menerima secara harfiah bahasa sugesti. Selain itu, jangan

menggunakan kata yang klise, namun lebih baik menggunakan kata yng

memiliki makna dan kesan yang mendalam masuk dalam pikiran bawah

sadar. Sehingga memerlukan pilihan kata yang tepat, serta cara

mengucapkan sugesti dengan emosi yang tepat. Bahkan bayangkan

dalam mengucapkan ikut terhanyut dengan emosi tersebut. Lebih lanjut

Wong dan Hakim (2009) menjelaskan bahwa prinsip-prinsip

pembentukan dalam sugesti adalah menggunakan kata-kata positif,

hindari penggunaan kata “tidak” dan kata “jangan”, kecuali tidak ada

lagi padaan kata yang tepat, pengulangan kalimat seperlunya saja,

Page 42: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

78

gunakan kalimat yang menunjukkan waktu sekarang (present tense) dan

hindari kata “akan”, tambahkan sentuhan emosional dan imajinasi,

bentuk kalimat sugesti secara progresif (bertahap jika diperlukan),

berikan kalimat bernuansa pribadi sehingga pikiran bawah sadar dapat

menerima sugesti seutuhnya, dan menggunakan kata-kata yang sesuai.

Contoh sugesti adalah sebagai berikut:

Anda rasakan rasa SEGAR ... FRESH... Anda PERCAYA DIRI...

memiliki KEYAKINAN pada diri sendiri dengan KEMANTAPAN

HATI dan KEBERANIAN yang LUAR BIASA...

(Katakan dengan penegasan pada kata yang tercetak tebal, serta

gunakan emosi yang tepat dalam mengucapkannya ~ seakan-akan

anda merasakan emosi tersebut)

Sedangkan contoh kalimat yang kurang tepat adalah:

Anda adalah orang yang baik dan budiman ... dan akan bahagia

(Bagi saya baik dan budiman bukanlah pilihan kata yang bagus dan

mengundang emosi. Bahkan kata budiman merupakan kata klise

yang kurang mengena di hati sedangkan kata akan menunjukan

ketidakpastian)

g. Awakening / emerge

Awakening atau emerge menurut Fachri (2008) merupakan

proses membangunkan dari kondisi “hypnotic” yang dialaminya. Ada

beberapa hal yang harus diperhatikan ketika membangunkan. Dalam

proses membangunkan subjek secara pelan-pelan dan tidak mendadak,

karena akan mengakibatkan subjekmerasa pusing. Kondisi tersebut,

sama ketika anda tidur lelap kemudian tiba-tiba dikagetkan untuk

bangun, pastinya merasa pusing. Namun jika memang darurat, misal

Page 43: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

79

bencana atau membahayakan tidak bermasalah subjek dibangun lebih

cepat. Adapun contohnya sebagai berikut :

Baik..... sebentar lagi saya akan membangun anda...... dan anda

nanti bangun dalam kedaan... sangat segar... sangat sehat... dan

sangat bersemangat... sekarang saya membangun anda.. dengan

menghitung angka satu sampai lima... semakin besar angkanya...

semakin membuat anda segar.. sehat.. dan bersemangat..... dan

akhirnya sadar sepenuhnya... jika anda paham.. anggukkan kepala

anda... bagus sekali.....

Satuu... semakin segar.... dua semakin sehat..... tiga... semakin

bersemangat... empat... semakin segar, sehat dan bersemangat... dan

perlahan buka mata anda... lima... anda sekarang sangat segar...

sangat sehat.. dan sangat bersemangat... dan sekarang buka mata

anda.... Nyaman kan......?

Berdasarkan urain tersebut maka dapat disimpulkan bahwa struktur

di dalam proses hipnoterapi dilakukan beberapa tahap, yaitu: pre-induksi,

tes sugetibilitas, induksi, deepening, trance level test, sugesti/afirmasi dan

awakening.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Hipnosis

Kahija (2007) menjelaskan bahwa melakukan proses hipnoterapi

(hipnosis) terdapat hal-hal yang harus diperhatikan karena dapat

mengganggu proses hipnosis dan mengganggu konsentrasi penghipnotis

dan subjek yang dihipnosis. Apabila subjek mersa tidak nyaman maka

akan mengganggu proses hipnosis, karena pada dasarnya hipnosis adalah

membuat subjek rileks agar mudah masuk ke pikian bawah sadar.

Penataan iklim kerja berarti mempersiapkan tempat dan iklim yang

nyaman bagi terapis maupun klien dalam menjalankan sesi hipnosis. Iklim

Page 44: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

80

yang baik menurut Kahija (2007) pada umumnya ditunjang oleh faktor-

faktor berikut:

a. Sikap dan penampilan terapis. Sikap dan penampilan terapis dalam

menyambut, berkomunikasi dan mendengarkan klien akan

mempengarhi persepsi klien terhadap terapi yang akan dijalani.

b. Temperatur ruang. Terapis perlu memperhtikan temperatur ruangan,

khususnya sebelum induksi dilakukan. Temperatur yang terlalu dingin

adalah masalah utama dalam membawa klien ke dalam trans.

c. Pencahayaan. Ruangn yang terlalu terang atau gelap akan membuat

mata menjadi hiperaktif dalam bereaksi. Maka dari itu, ruang yang

ideal menggunakan pencahayan yang remang-remang.

d. Kelengangan ruang. Ruang yang lengang akan sangat membantu bagi

relaksasi dan induksi. Ruangan sebaiknya ditempatkan pada lokasi

yang terhindar dari kebisingan orang dan kendaraan yang lalu lalang.

Ini penting karena ketenangan membantu kien untuk lebih

berkonsentrasi pada ucapan terapis.

e. Peralatan. Peralatan yang umumnya disediakan adalah meja, sofa, atau

kursi. Peralatan ditata agar tidak memberi kesan sempit dan sesak.

Kondisi peralatan ini haruslah membuat klien merasa nyaman ketika

bersandar.

Page 45: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

81

Kemudian menurut Fachri (2008) keberhasilan dalam praktik

hipnoterapi ini terletak pada langkah awal yang menitikberatkan tiga

sumber, yaitu:

a. Kekuatan pandangan mata. Kekuatan mata dapat memberikan

pengaruh, misalnya dengan memandang yang bersifat memerintah,

mengancam, atau menghardik;

b. Pengaruh suara atau sugesti. Sugesti adalah anjuran secara lisan yang

sifatnya memaksa, tetapi sangat halus kata-katanya sehingga tidak

dirasakan sebagai perintah atau anjuran;

c. Kekuatan jiwa. Kekuatan hipnosis yang ketiga adalah kekuatan jiwa

dan pikiran. Untuk dapat menggunakan kekuatan jiwa dan pikiran,

diperlukan latihan pernapasan, pembangkitan cakra atau prana yang

sederhana.

d. Bahasa non-verbal. Bahasa non-verbal adalah representasi seseorang.

Jika seseorang tenang, percaya diri, berani, dan mantap, akan

menghasilkan bahasa non-verbal yang sejalan dengan sikap

mentalnya. Sikap mental juga sangat berkaitan dengan pengolahan

batin dan jiwa seseorang.

Lebih lanjut Bernstein, dan kawan-kawan Prawitasari (2002)

menyatakan bahwa sebelum proses hipnoterapi dilakukan, perlu

diperhatikan mengenai lingkungan fisik (physical setting), sehingga

individu tenang. Lingkungan fisik tersebut antara lain:

Page 46: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

82

a. Kondisi ruangan. Ruangan yang digunakan untuk relaksasi harus

tenang, segar, dan nyaman. Untuk mengurangi cahaya dan suara dari

luar, jendela dan pintu sebaiknya ditutup. Penerang ruangan sebaiknya

remang-remang saja, dan dihindari adanya sinar langsung yang

mengenai mata individu, sehingga memudahkan mereka untuk

berkonsentrasi.

b. Kursi. Dalam relaksasi perlu digunakan kursi yang dapat

memudahakan undividu untuk menggerakkan otot dengan konsentrasi

penuh. Berdasarkan pengalaman menggunakan kursi malas, sofa, atau

kursi yang ada sandarannya akan mempermudah individu melakukan

relaksasi. Relaksasi juga dapat dilakukan dengan berbaring.

c. Pakaian. Pada waktu relaksasi sebaiknya digunakan pakaian yang

longgar, dan hal-hal yang mengganggu jalannya relaksasi (kacamata,

jam tangan, gelang, sepatu, dan ikat pinggang) dilepas dulu.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi proses hipnosis diantaranya adalah sikap dan

penampilan terapis, sugesti yang diberikan, kekuatan jiwa, kondisi ruangan,

dan pakaian yang digunakan.

Page 47: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

83

C. Hipnoterapi Untuk Peningkatan Perilaku Personal Hygiene Pada Anak

Jalanan

Anak jalanan adalah anak yang berusia 5–18 tahun baik lakilaki

maupun perempuan yang menghabiskan sebagian besar waktunya di jalan,

memiliki komunikasi yang minimal atau sama sekali tidak pernah

berkomunikasi dengan keluarga dan kurang pengawasan, perlindungan dan

bimbingan sehingga rawan terkena gangguan kesehatan dan psikologi

(UNICEF 2001).

Anak jalanan berimplikasi pada dua pengertian yang harus dipahami.

Pertama, pengertian sosiologis, yaitu menunjuk pada aktifitas sekelompok

anak yang keluyuran di jalan-jalan, difahami masyarakat sebagai kenakalan

anak, dan perilaku mereka dianggap mengganggu ketertiban sosial.

Kedua, pengertian ekonomi, yaitu menunjuk pada aktifitas sekelompok anak

yang terpaksa mencari nafkah di jalanan karena kondisi ekonomi orangtua

yang miskin (Nugroho, 2000).

Sebagaimana pembedaan Nugroho tersebut, secara definitive istilah

anak jalanan terbagi dalam dua batasan istilah, yaitu sebagai berikut:

1. Pengertian Sosiologis: Anak jalanan adalah sekelompok anak yang

keluyuran di jalan-jalan. Masyarakat menganggap sebagai anak nakal dan

perilaku mereka mengganggu ketertiban sosial.

2. Pengertian Ekonomi: Anak jalanan adalah sekelompok anak yang terpaksa

mencari nafkah di jalanan karena kondisi ekonomi orangtua miskin.

Page 48: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

84

Penyuluhan kesehatan merupakan salah satu bagian dari upaya

promotif dan preventif untuk mempertahankan derajat kesehatan yang sudah

ada dan mencegah timbulnya penyakit serta membantu didalam mengatasi

masalah kesehatan yang harus diberikan secara berkesinambungan Effendi

(1998). Persoalan tentang personal hygiene menjadi permasalahan tersendiri

pada anak jalanan karena yang sering dilakukan dengan berbagai intervensi

tetapi tidak tepat sasaran, apalagi yang menjadi obyek sasarannya adalah anak

jalanan yang masih dalam tahap perkembangan dan bahkan tidak bisa baca

tulis.

Keberhasilan dalam upaya peningkatan personal hygiene pada anak

jalanan sangatlah minim, hal ini disebabkan karena mereka menganggap

penampilan yang kurang bersih adalah suatu tradisi sebagai cara untuk

menarik simpati orang laindengan demikian pada individu satu dengan yang

lain berbeda dalam memahami personal hygiene diantaranya masih memiliki

sikap dan perilaku yang kurang terbuka terhadap peningkatan personal

hygiene.

Sesuai dengan Notoatmodjo, (2008) bentuk dari perilaku seseorang

yang masih tertutup inimenggambarkan ketidaksiapan iauntuk melakukan

suatu tindakan Notoatmodjo, (2003). Perbaikan perilaku (personal hygiene)

anak jalanan dengan memperbaiki sikap dan niat mereka akan membawahasil

yang cukup berarti, oleh karena itu diperlukan usaha yang lebih keras untuk

dapat meningkatkan personal hygiene.

Page 49: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

85

Dengan memberikan pengetahuan tentang personal hygiene melalui

berbagai cara diantaranya hipnoterapi dimana dengan hipnoterapi ditawarkan

bukan hanya diberikan secara teori saja melainkan secara langsung anak

jalanan akan mendapat perlakuan hipnoterapi maka tingkat keeratan

hubungan antara pengetahuan dan upaya memperbaiki perilaku akan

meningkat. Walaupun nantinya akan mendapatkan hasil tingkat minimal pada

tingkat sedang tetapi keberartianhubungan yang diperoleh menunjukan bahwa

perubahan perilaku dengan meningkatkan pengetahuan hipnoterapi akan

memberi hasil yang cukup berarti (NGH Modul, 2008).

Hal ini sesuai dengan pernyataan Rogers dalam Notoatmodjo(1993),

yang menyatakan bahwa pengetahuan/kognitif merupakan domain yang

sangat penting bagi terbentuknya perilaku, dan perilaku yang didasari

pengetahuan akan bertahan lebih langgeng daripada perilaku yang

tidak didasari pengetahuan. Tujuan personal hygiene seperti yang

dikemukakan oleh Tarwoto dan Wartonah (2004), adalah untuk memelihara

kebersihan diri, menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajad

kesehatan individu sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri

sendiri maupun terhadap orang lain.

Perilaku personal hygiene pada anak jalanan merupakan perilaku yang

tampak. Menurut pandangan perilakuan Prawitasari (2011), perilaku atau

tingkah laku adalah respon organisme atau yang dilakukan oleh organisme.

Respon dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu motorik, fisiologik, dan

Page 50: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

86

kognitif. Respon motorik biasanya disebut perilaku tampak, seperti berjalan,

berbicara, makan, mandi, dan seterusnya. Respon fisiologik yang sering

diteliti adalah perubahan dalam sistem saraf otonom, seperti detak jantung.

Keluarnya keringat, ataupun ketegangan otot. Respon yang tidak mudah

diamati adalah respon kognitif. Bentuk-bentuk respon kognitif adalah

bayangan yang muncul ketika manusia memikirkan sesuatu.

Sedangkan menurut Freud dalam Marliani (2010), alam bawah sadar

atau alam tidak sadar merupakan penggerak utama munculnya perilaku yang

berbentuk mind atau pikiran maupun fisikal. Artinya, semua perilaku manusia

yang tampak maupun yang tersembunyi, yang biologis maupun kejiwaan

didorong oleh energi alam bawah sadar. Energi alam bawah sadar ditarik oleh

rangsangan-rangsangan eksternal dan diakses dalam bentuk perilaku yang

kongkret maupun abstrak. Manusia menikmati keadaan alam tidak sadarnya

dalam bertindak dan berpikir. Dengan demikian, terdapat peristiwa mental

yang disadari atau tidak menciptakan bentuk tindakan. Alam tidak sadar

(unconscious) menyimpan struktur kepribadian manusia yang diibaratkan

gunung es. Konsep dari teori Freud yang paling terkenal adalah tentang

adanya alam bawah sadar yang mengendalikan sebagian besar perilaku.

Gunawan, (2005) menyatakan pembagian tingkatan kesadaran yang

dikemukakan oleh Freud dapat digambarkan sebagai fenomena gunung es

(iceberg). Es yang selalu berada dipermukaan air hanya menyisakan sedikit

bagian yang nampak ke permukaan dan sebagian besar berada di bawah

Page 51: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

87

permukaan air. Hal ini sama seperti tingkatan kesadaran manusia di mana

proses mental lebih banyak terjadi pada tingkatan tak sadar dan hanya sedikit

yang berada pada tingkatan sadar. Es yang sebagian besar berada di bawah

permukaan air diibaratkan sebagai tingkatan tak sadar manusia, sedangkan

bagian es yang sejajar dengan permukaan air adalah tingkatan prasadar dan es

yang berada diatas permukaan air adalah alam sadar manusia. Pikiran bawah

sadar sekitar 88% terletak di medulla oblongata yang terbentuk sejak dalam

kandungan. Sejak lahir hingga usia 3 tahun, apapun yang terjadi di sekitar

kita positif, negatif, gambar, tindakan, kata-kata, nada, frekwensi suara akan

langsung diserap dan masuk ke pikiran bawah sadar. Pengalaman yang paling

berkesan yang mempunyai komponen emosi tinggi atau intens akan menjadi

informasi yang terekam sangat kuat dalam pikiran bawah sadar. Kebanyakan

orang terprogram dengan kombinasi emosi positif dan negatif. Emosi negatif

membawa akibat buruk saat dewasa karena emosi ini akan selalu menghantui

dan mempengaruhi perilakunya.

Selanjutnya Frued dalam Ichwan, (2011), mengumpamakan

kehidupan psikis seseorang seperti gunung es yang terapung-apung di laut.

Puncaknya saja yang tampak di permukaan laut, sedangkan bagian terbesar

dari gunung tersebut tidak tampak, karena terendam di dalam laut. Kehidupan

psikis seseorang sebagian besar juga tidak tampak (bagi diri mereka sendiri),

dalam arti tidak disadari oleh yang bersangkutan. Meski demikian, hal ini

tetap perlu mendapat perhatian atau diperhitungkan, karena mempunyai

Page 52: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

88

pengaruh terhadap keutuhan pribadi (integrated personality) seseorang.

Fenomena gunung es dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Menurut Fachri (2008), Pikiran bawah sadar adalah tempat yang

paling dominan untuk mempengaruhi perilaku manusia, perilaku manusia

88% dipengaruhi oleh pikiran bawah sadarnya. Karena dalam pikiran bawah

sadar menyimpan beberapa faktor kunci terhadap perilaku manusia seperti:

persepsi, emosi, kebiasaan, intuisi, memory jangka panjang, kreativitas, belief

and value, dan self image.

Berdasarkan uraian tersebut, bahwa alam bawah sadar atau alam tidak

sadar merupakan penggerak utama munculnya perilaku yang berbentuk mind

atau pikiran maupun fisikal. Demikian juga perilaku personal hygiene pada

anak jalanan terbentuk karena ketidaksadaran. Secara umum mekanisme kerja

hipnoterapi sangat berkait dengan aktivitas otak manusia. Aktivitas ini sangat

beragam pada setiap kondisi yang diindikasikan melalui gelombang otak yang

dapat diukur menggunakan alat bantu EEG (Electroenchepalograph). Berikut

diuraikan berbagai gelombang otak disertai dengan aktivitas yang terkait:

Gambar 1. Fenomena gunung es (iceberg)

Page 53: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

89

Beta (14–25 Hz) (normal); Atensi, kewaspadaan, kesigapan, pemahaman,

kondisi yang lebih tinggi diasosiasikan dengan kecemasan, ketidaknyamanan,

kondisi lawan/lari. Alpha (8 – 13 Hz) (meditatif); Relaksasi, pembelajaran

super, fokus relaks, kondisi trance ringan, peningkatan produksi serotonin,

kondisi pra-tidur, meditasi, awal mengakses pikiran bawah sadar

(unconscious). Theta (4 – 7 Hz) (meditatif); tidur bermimpi (tidur REM/Rapid

Eye Movement), peningkatan produksi catecholamines (sangat vital untuk

pembelajaran dan ingatan), peningkatan kreatifitas, pengalaman emosional,

berpotensi terjadinya perubahan sikap, peningkatan pengingatan materi yang

dipelajari, hypnogogic imagery, meditasi mendalam, lebih dalam mengakses

pikiran bawah sadar (unconscious). Delta (0,5 – 3 Hz) (tidur dalam); Tidur

tanpa mimpi, pelepasan hormon pertumbuhan, kondisi non fisik, hilang

kesadaran pada sensasi fisik, akses ke pikiran bawah sadar (unconscious) dan

memberikan sensasi yang sangat mendalam ketika diinduksi (Kohen, D. P., &

Olness, K., 2012).

Lebih lanjut dijelaskan oleh Gunawan dan Setyo (2007), bahwa

dengan hipnoterapi dapat mengubah pikiran bawah sadar dengan memberikan

sugesti yang positif untuk mengaktifkan dan meningkatkan potensi yang

dimiliki manusia, karena pada dasarnya pikiran bawah sadar akan

dimunculkan. Orang yang terhipnosis ketika memasuki gelombang alpha

ataupun theta akan sangat reseptif terhadap sugesti yang diberikan dan sugesti

itu menetap menjadi kebiasaan.

Page 54: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

90

Selanjutnya Gunawan (2011), menjelaskan hipnoterapist, dengan

persetujuan klien, akan membimbing klien turun dari gelombang otak

dominan beta (pikiran sadar), 12 - 25 Hz, ke gelombang pikiran bawah sadar

yang sangat rileks, yaitu alfa (8 – 12 Hz), theta (4 – 8 Hz), dan delta (0,5 – 4

Hz). Saat berada di frekuensi ini pikiran klien menjadi sangat reseptif dalam

menerima berbagai sugesti atau pesan mental untuk perubahan. Kondisi

pikiran yang sangat reseptif memungkinkan klien mengakses memori (theta),

dan emosi (delta) yang selama ini menjadi sumber masalah klien, tanpa

gangguan dan intervensi dari pikiran sadar (beta). Dengan demikian klien,

dengan bimbingan terapis, dapat melakukan resolusi trauma, rekonstruksi

memori, dan melepaskan emosi yang selama ini mengganggu hidup klien,

dan sembuh permanen. Berikut gambar gelombang otak yang dapat diukur

menggunakan alat bantu EEG (Electroenchepalograph) :

Gambar 2. Gelombang otak yang dapat diukur menggunakan alat bantu

EEG (Electroenchepalograph). Sumber Modul Pelatihan

Clinical Hipnoterapi, Jaspi 2010

Page 55: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

91

Menurut Fachri (2008) Hipnoterapi efektif untuk membangkitkan

motivasi anak jalanan untuk meningkatkan perilaku karena dengan

hipnoterapi bisa menjangkau bawah sadar. Motivasi diberikankepadaanak

jalanan adalah motivasi berkaitan dengan emosi perilakuanak jalanan.

Motivasi tersebut dikemas dalam sugesti yang mempengaruhi peningkatan

perilaku personal hygiene pada anak jalanan. Dalam keadaan hypnosis,

terapis dapat memberikan induksi yang terkait dengansugesti atau afirmasi

tersebut. Relaksasi hipnoterapi dapat menjangkau alam bawah sadar sehingga

dapat mengganti masalah emosional dan tanpa disadari. Program bawah sadar

dengan hipnoterapi akan merubah perilaku anak jalanan tanpa disadari bahwa

personal hygiene pada dirinya meningkat.

Hal tersebut didukung oleh Gunawan (2007) yang menjelaskan bahwa

hipnoterapi adalah seni komunikasi bawah sadar untuk mempengaruhi

seseorang sehingga mengubah tingkat kesadarannya, yang dicapai dengan

cara menurunkan gelombang otak. Seni dalam komunikasi bawah sadar ini

berkaitan dengan afirmasimotivasi yang dibutuhkan sesuai permalahan yang

akan diperbaharui.

Hipnosis melalui hipnoterapi dapat mempengaruhi sesorang, karena

memiliki karakter yang mampu merubah cara berpikir dan perilaku

seseorang, sebagaimana menurut Ligget dalam Vasques (2005), yang

menyatakan bahwa dengan karakter hypnosis seperti relaksasi, focus dan

sugesti mampu memberikan dampak besar dalam pelatihan mental dengan

Page 56: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

92

cara memperbaiki perkembangan raga, membangun kekuatan, konsentrasi,

dan kenyamanan dasar penampilan yang maksimal.

Ditambahkan oleh Kahija (2007), bahwa ketika gelombang otak

menunjukkan keadaan beta, perhatian umumnya mengarah keluar. Keadaan

alfa, perhatian mulai terarah kedalam, dan dalam keadaan tetha dan delta,

perhatian semakin jauh ke dalam. Perbedaan ini menunjukkan bahwa semakin

rendah gelombang otak, semakin terarah perhatian seseorang pada

pengalaman-pengalaman individual yang subjektif. Semakin perjalan

seseorang ke bawah sadarnya, semakin kuat pikirannya dalam mengontrol

tubuh. Ini terjadi karena kekuatan –kekuatan yang ada di bawah sadar naik ke

kesadaran.

Sebagaimana menurut Ariesandi (2006), apabila pelajaran/informasi

disampaikan saat dalam wilayah gelombang otak alpha dan theta. Pada

kondisi ini, semua perhatian tertuju pada satu titik, yaitu si pemberi informasi.

Semua panca inderanya bekerja sama menagkap informasi yang baru masuk

dan dicerna langsung setelah diproses dengan sangat cepat untuk kemudian

disimpan dalam memori jangka panjang.

Mengenai hal tersebut, Gunawan (2007) menjelaskan bahwa pakar

menyebutkan semakin dalam level hypnosis, saat hipnoterapi dilakukan,

maka akan semakin efektif dan permanen. Hipnoterapi dilakukan pada level

light trance maka efeknya akan bertahan antra 2 jam hingga 2 hari. Pada level

Page 57: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

93

medium trance efeknya bertahan antara 2 minggu hingga 5 minggu,

sedangkan pada level deep trance efeknya permanen.

Akitson (1995), menjelaskan sugesti dalam hipnoterapi merupakan

setiap kata yang disugestikan kepada klien adalah stimulus. Stimulus yang

diberikan berulang kali, maka reflex terkonsikan akan muncul, dan stimulus

verbal berkolerasi dengan reaksi yang terkondisi.

Pengaruh baik dan buruk, memori lama atau baru yang akan dialami

kembali, dan perubahan terjadi sesuai dengan sugesti yang diberikan. Sugesti

dalam hypnosis diberikan melalui pikiran bawah sadar, dalam hal ini Wong

dan Hakim (2009), menyatakan bahwa pikiran bawah sadar mempunyai

pengaruh yang lebih besar dalan proseskegiatan hidup manusia. Saat manusia

melakukan suatu hal, sering kali hal, sering kali hal tersebut tidak selaras

dengan memori atau informasi yang tertanan dalam pikiran sadarnya.

Sedangkan dinamika pengaruh hipnoterapi terhadap perubahan

personal hygiene pada anak jalanan dapat dikemukan sebagai berikut,

hipnoterapi adalah metode terapi melalui bawah sadar untuk mengubah

perilaku yang ditambah atau dikurangkan, sedamgkan perilaku personal

hygiene pada anak jalan ada pengaruh dari alam bawah sadarnya, Freud

dalam Marliani (2010), menyatakan alam bawah sadar atau alam tidak sadar

merupakan penggerak utama munculnya perilaku yang berbentuk mind atau

pikiran maupun fisikal. Dalam hipnoterapi diberikan sugesti positif untuk

meningkatkan suatu hal, sehingga terjadi perubahan persepsi dan perilaku.

Page 58: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

94

Mengenai pengaruh hipnoterapi terhadap peningkatan perilaku personal

hygiene, pikiran bawah sadar dimunculkan dan diselaraskan dalam tindakan

dan pikiran sadar, sehingga apa yang dilakukan secara positif dapat

mendukung pencapaian dengan ditanamkannya kepercayaan diri pada anak

jalan tentang personal hygiene yaitu kebersihan rambut, kebersihan mulut dan

gigi, kebersihan kulit tangan dan kaki, kebersihan kuku tangan dan kaki,

kebersihan baju serta penampilan keseluruhan. Lebih lanjut Kahija ( 2007),

menjelaskan bahwa dengan hipnoterapi, diarahkan untuk berani mengambil

keputusan resiko atas tindakannya, meyakini apa yang dilakukannya, dan

bertanggung jawab terhadap perilakunya. Kepercayaan ini berkaitan dengan

peningkatan kebersihan diri, muncul lewat persiapan yang baik, optimalisasi

kemampuan diri dan latihan.

D. Landasan Teori

Menurut teori Perry dan Potter (2006), faktor yang mempengaruhi

praktik personal hygiene salah satunya melalui praktik sosial, kelompok-

kelompok sosial wadah seorang individu berhubungan dapat mempengaruhi

praktik hygiene perorangan. Sedangkan menurut DepKes (2000), Personal

hygiene adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi

kebutuhan guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan

sesuai dengan kondisi kesehatannya yang dinyatakan terganggu keperawatan

dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri.

Page 59: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

95

Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk

memelihara kesehatan mereka secara fisik dan psikisnya Potter dan Perry

(2005). Pemeliharaan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan anak

jalanan keamanan dan kesehatan. Selama ini upaya peningkatan perilaku

rawat diri pada anak jalanan dilakukan baik melalui penyuluhan maupun

penelitian-penelitian. Sebenarnya hal yang menyebabkan kurangnya personal

hygiene pada anak jalanan adalah kemalasan atau kurangnya perhatian anak

jalanan tersebut kepada anggota tubuhnya dan hal tersebut sudah menjadi

kebiasaan.

Hipnoterapi merupakan salah satu interveni untuk peningkatan

perilaku personal hygiene pada anak jalanan. Di jelaskan oleh Gunawan dan

Setyono (2007) bahwa menggunakan praktik hipnoterapi, dapat mengubah

pikiran bawah sadar dengan memberikan sugesti positif untuk mengaktifkan

dan meningkatkan potensi yang dimiliki manusia, karena pada dasarnya

pikiran bawah sadar mempunyai potensi yang belum kelihatan dan ketika

dihipnoterapi maka pikiran bawah sadar akan dimunculkan. Seseorang yang

dihipnoterapi ketika memasuki gelombang alfa ataupun theta akan menjadi

sangat reseptif terhadap sugesti yang diberikan dan sugesti tersebut menjadi

kebiasaan.

Ditambahkan oleh Kahija (2007) serta Kaplan& Sadock (2004), dalam

Rommy(2010), bahwa ketika gelombang otak menunjukan keadaan beta,

perhatian umumnya mengarah keluar. Keadaan alfa perhatian mulai

Page 60: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

96

mengarah kedalam, dan dalam keadaan tetha dan delta, perhatian semakin

jauh kedalam. Perbedaan ini menunjukkan bahwa semakin rendah gelombang

otak, semakin terarah perhatian sesorang pada pengalaman-pengalaman

individual yang subjektif. Semakin dalam perjalanan seseorang ke dunia

bawah sadarnya, semakin kuat pikirannya dalam mengontrol tubuh. Ini terjadi

karena kekuatan-kekuatan yang ada dibawah sadar naik ke kesadaran.

Hipnoterapi dapat juga dikatakan sebagai suatu tehnik terapi pikiran dan

penyembuhan uyang enggunakan metode hipnotis untuk memberi sugesti

atau perintah positif kepada pikiran bawah sadar untuk penyembuhan suatu

gangguan psikologis atau mengubah perasaan, pikiran dan perilaku seseorang

menjadi lebih baik. Orang yang ahli dalam menggunakan hipnotis untuk

terapi disebut hypnotherapist. Hipnoterapi menggunakan penggaruh kata-kata

yang disampaikan dengan tehnik-tehnik tertentu. Satu-satunya kekuatan

dalam hipnoterapi adalah komunikasi. Secara umum, teori-teori hipnosis

dibagi dalam dua kategori besar, yakni sebagai berikut:

1. Teori berdasarkan neuropsiko-fisiologis, yang menerangkan hipnosis

sebagai suat keadaan dimana kondisi otak berubah dan karena itu, faal

otakpun berubah.

2. Teori berdasarkan psikologis, yang memandang sebagai hubungan antar

manusia yang khas (termasuk teori sugesti, disosiasi, psikoanalitik,

phychicrelative exclusion, hubungan dwi tunggal dan lain-lain).

Page 61: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

97

Pengaruh baik dan buruk, memori baru atau lama yang akan dialami

kembali, dan perubahan perubahan persepsi terjadi sesuai dengan sugesti

yang diberikan, sugesti dalam hipnoterapi diberikan melalui bawah sadar.

Dalam hal ini Wong dan Hakim (2009), menyatakan bahwa pikiran bawah

sadar mempunyai pengaruh lebih besar dalam proses kegiatan hidup manusia.

Saat manusia melakukan suatu hal, sering kali hal tersebut tidak selaras

dengan memori atau informasi yang tertanam di pikiran sadarnya.

Berdasarkan alur kerangka tersebut dapat disimpulkan bahwa kekuatan

hipnoterapi dapat mengubah gelombang otak pada level kesadaran menurun

pada gelombang otak.

E. Pengaruh Psikologis Hipnoterapi Untuk Peningkatan Perilaku Personal

Hygiene Pada Anak Jalanan

Perilaku personal hygiene dalam penelitian ini mengacu pada konsep

personal hygiene, Hidayat (2008) kombinasi Depdikbud (1986), yang

meliputi kebersihan tangan, kebersihan kuku, kebersihan mulut, kebersihan

kulit serta kebersihan rambut. Perilaku personal hygiene diukur melalui

pelaksanaan kebiasaan sehari-hari yang terdiri dari kebersihan tangan,

kebersihan kuku, kebersihan mulut, kebersihan kulit serta kebersihan rambut,

yaitu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk

kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana

seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.

Page 62: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

98

Perilaku personal hygiene meliputi perawatan tubuh/mandi, perawatan

rambut, memotong kuku, dan perawatan gigi dan mulut.

Perilaku personal hygienemerupakan suatu kebiasaan yang dapat

dirubah. Perilaku personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan

dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Anak

jalanan dikatakan memiliki personal hygiene baik apabila, orang tersebut

dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan

mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga, kaki dan kuku, serta kebersihan dan

kerapihan pakaiannya (Rahmawati, 2012).

Menurut Wati dalam Hellosehat (2015), kebersihan diri atau personal

hygiene adalah tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan

seseorang untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan psikis yang optimal.

Menjaga kebersihan diri perlu dilakukan karena tiga alasan, yaitu: (1) alasan

sosial, menjaga personal hygiene dapat membantu menghindari citra tubuh

yang negative, terutama ketika yang dibicarakan adalah karena bau badan,

bau ketiak, bau mulut, gigi kuning, atau hal yang berkaitan dengan tubuh; (2)

alasan kesehatan, personal hygiene yang buruk bisa meningkatkan risiko anda

terkena penyakit, seperti diare atau infeksi lainnya. Dengan menjaga

kebersihan diri, mencegah terjadinya infeksi penyakit tersebut; (3) alasan

psikologis, personal hygiene yang baik bisa meningkatkan rasa percaya diri,

terutama dalam situasi sosial.

Page 63: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

99

Tujuan dilakukannya personal hygiene adalah peningkatan derajat

kesehatan, memelihara kesehatan diri, memperbaiki personal hygiene,

mencegah penyakit, meningkatkan kepercayaan diri dan menciptakan

keindahan. (Ambarawati & Sunarsih, 2011) \

Selanjutnya Dampak yang sering timbul pada masalah personal

hygiene adalah sebagai berikut:

1. Dampak fisik, banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang

karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik.

Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit,

gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga serta

gangguan fisik pada kuku.

2. Masalah psikososial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah

gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,

kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

(Ambarawati & Sunarsih, 2011)

Berkaitan dengan pernyataan tersebut, peneliti telah melakukan

observasi dan wawancara permasalahan personal hygiene dari sisi psikologis

anak jalanan. Personal hygiene yang terjadi pada anak jalanan ditinjau secara

psikologis dari hasil obsevasi dan wawancara; anak jalanan memiliki

permasalahan psikologis yang muncul pada perilaku personal hygiene yakni

takut karena ada ancaman teman sesama anak jalanan, merasa malas untuk

melakukan aktivitas kebersihan badan, frustasi, perasaan takut dan tidak

Page 64: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

100

tenang, cemas, hilang nafsu makan dan tidak dapat tidur nyenyak pada malam

hari, serta kurang percaya diri saat berinteraksi sosial di luar komunitas anak

jalanan itu sendiri, keadaan tersebut sudah mengacu pada permasalahan

abnormal. Dalam pendekatan psikoanalisa menganggap bahwa tingkah laku

abnormal disebabkan oleh faktor-faktor intra psikis (konflik tak sadar, represi,

mekanisme defensif) yang menganggu penyesuaian diri. Menurut Freud,

esensi pribadi seseorang bukan terletak pada apa yang ditampilkan secara

sadar, melainkan apa yang tersembunyi dalam ketidaksadaran. Konsep dari

teori Freud tentang adanya alam bawah sadar yang mengendalikan sebagian

besar perilaku. Aspek-aspek kepribadian yang menjadi perhatian adalah id,

ego dan super ego. (Markam, 2015)

Anak jalanan dengan stigma masyarakat bahwa anak jalanan kotor,

bau, dan sebagainya mengakibatkan motif tidak berkembang dan karena

dapat terjadi ketidakmampuan untuk melakukan apa yang dituntut masyarakat

(inadequacy), atau bentrokan dengan masyarakat (delinquency). Pada

gangguan kepribadian bahwa kehidupan psikis internal seseorang tidak

diliputi oleh konflik (Bucklew dalam Markam, 2015).

Perilaku yang berkaitan dengan personal hygiene pada anak jalanan

takut karena diancam teman lalu menjadi cemas merupakan defence

mekanisme, dari hal tersebut muncul suatu gejala yang tujuannya

menyembunyikan konflik yaitu displacement. Dari konflik dan seterusnya

Page 65: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

101

hingga pembentukan simtom merupakan proses yang berlangsung di dalam

atau internal (Bucklew dalam Markam, 2015).

Freud menjelaskan, yang membagi pikiran menjadi tiga kekuatan,

yaitu id, ego, dan super ego. Freud mengatakan baik perilaku normal maupun

abnormal dihasilkan dari interaksi diantara id, ego, dan super ego.

Diantaranya ego cenderung untuk mendistorsi atau menyangkal kenyataan

yang akan membangkitkan kegelisahan. Freud menyebut hal ini sebagai

mekanisme pertahanan, dan selama itu berhasil, kecemasan akan terjadi alami

tanpa disadari (Chang-Ghone, Kim, 2018).

Demikian halnya pada anak jalanan dalam personal hygiene ego

cenderung mendistorsi atau menyangkal pada pola kebersihan badannya

sehingga mengalami kegelisahan. Perilaku personal hygiene pada anak

jalanan berpengaruh pada perkembangan kepribadiannya. Dalam

Psikoanalitik, struktur kepribadian manusia dalam terbentuknya perilaku,

terdiri dari id, ego, dan super ego.

Id adalah komponen kepribadian yang berisi impuls agresif dan

libinal, dimana sistem kerjanya dengan prinsip kesenangan “pleasure

principle”. Ego adalah bagian kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana,

dimana sistem kerjanya pada dunia luar untuk menilai realita dan

berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur dorongan id agar tidak

melanggar nilai-nilai super ego. Sedangkan Super ego adalah bagian moral

dari kepribadian manusia, karena ia merupakan filter/penyaring dari sensor

Page 66: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

102

baik-buruk, salah-benar, boleh-tidak sesuatu yang dilakukan dorongan ego

(Rohadi, 2007).

Perilaku Personal Hygiene pada anak jalan di PPAP Seroja terbentuk

dari id, ego dan super ego menjadi sebuah perilaku kebiasan yang terjadi pada

lingkungannya, adapun id, ego dan super ego sudah menjadi pola kebiasaan

pada anak jalanan. Anak jalanan mengabaikan keadaan psikisnya yang

berkaitan dengan kesehatan psikologisnya. Perilaku personal hygiene anak

jalanan merupakan peniruan secara langsung terhadap lingkungannya, anak

jalanan memodelkan atau mencontohkan melalui teman disekitarnya dengan

gaya dan model rambut, pakaian yang dikenakan serta meniru tingkah laku

yang ditunjukkan oleh teman dan/atau keluarga, tekanan dari lingkungan

melalui proses perhatian ketidaksadaran.

Demikian juga seperti yang dikemukakan oleh Hartono (2016), dalam

kehidupan sehari-hari secara sadar kita tidak menghayati adanya naluri ini.

Apabila dibandingkan dengan fungsi kepribadian bagian yang lainnya, fungsi

id memiliki sifat yang paling primitif. Pada dasarnya, naluri selalu menuntut

pemuasan dengan segera sesuai dengan sifat biologisnya. Psikoanalisis

menggunakan istilah ”prinsip senang“ untuk menyatakan keadaan. Id

mempunyai sifat yaitu tidak memperhitungkan kenyataan situasi dan kondisi

yang ada. Naluri disebut dengan dorongan nafsu dasar atau secara populernya

disebut dengan nafsu. Ego bertugas mengatur pelaksanaan pemuasan naluri

yang berasal dari id. Untuk fungsi pokok ego adalah mengenal dan

Page 67: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

103

memahami realitasnya (keadaan yang nyata), khususnya kenyataan dunia

luar. Karena hal tersebut, psikoanalisis menyatakan bahwa ego berfungsi atas

dasar prinsip realitas. Ego melaksanakan kontak dengan dunia luar sesuai

dengan pemahaman tentang situasi dan kondisi dunia luar itu. Ego

menggunakan berbagai fungsi kementalan seperti berpikir, meningat,

merencanakan, mengatur, dan sekaligus memadukan segala masukan yang

diperoleh lewat panca indra, terutama data yang diperoleh dari dunia . Super

ego berfungsi menghimpun segala norma baik dan buruk yang ada pada diri

seseorang. Berbagai petuah dan nasihat yang “dituangkan” kedalam diri

seseorang ”mengendap” dalam super ego. Super ego yang sebenarnya tumbuh

dari ego, dan mulai menampakan diri pada waktu komplik mendekati

penyesuaian diri.

Berikut penjelasan dinamika perilaku personal hygiene anak jalanan

ditinjau dari prespektif Psikoanalisa. Perilaku personal hygieneanak jalanan

merupakan suatu hasil akhir dari sebuah proses. Proses itu sendiri sudah

berlangsung sejak lama, bahkan mungkin sejak anak jalanan dilahirkan,

dalam bertingkah laku anak jalanan dimotivasi oleh insting. Insting-insting

inilah yang memberi energi kepada id untuk menjalankan sistem kepribadian.

Normalnya, dalam suatu kepribadian ego lebih mendominasi daripada id dan

superego, akan tetapi pada keadaan yang tidak semestinya (abnormal) ego

tidak dapat mendominasi. Anak jalanan melakukan tindakan cenderung

impulsif dan irasional. Dalam kondisi biasa (tanpa adanya konflik yang berat)

Page 68: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

104

defence mechanism (represi) yang dilakukan anak jalanan merupakan cara

yang efektif untuk melindungi ego dari rasa tidak percaya diri. Namun pada

suatu saat represi yang telah lama dipendam akan meledak, ketika represi itu

meledak maka terjadilah ketidakseimbangan dalam perilaku anak jalanan.

Yang dimaksud ketidakseimbangan kepribadian yang mewudjudkan

perilaku adalah tidak dapat berfungsinya struktur kepribadian sebagaimana

mestinya. Konkritnya, ego sebagai eksekutif kepribadian tidak dapat

menyeimbangkan pendistribusian energi untuk id, ego dan superego. Dengan

pendistribusian energi yang tidak tepat maka salah satu struktur kepribadian

yang menyediakan energi untuk kepribadian, maka id memiliki energi

terbesar jika dibandingkan dengan ego dan super ego. Akibatnya id

mendominasi kepribadian dan menjalankan kepribadian untuk memenuhi

prinsip kenikmatan. Pemenuhan prinsip kenikmatan yang tidak disertai

dengan perimbangan yang realistik menyebabkan usaha pemenuhan itu

menjadi tindakan yang impulsif dan irrasional. Karena prinsipnya hanya

mengejar kenikmatan dan kurang dapat berfikir logis dan rasional.

Hipnoterapi adalah terapi yang menggunakan hypnosis sebagai sarana

untuk menjangkau bawah sadar. Peran dan pengaruh pikiran sadar adalah

12% sedangkan pikiran bawah sadar adalah tempat yang paling dominan

untuk mempengaruhi perilaku manusia, perilaku manusia 88% dipengaruhi

oleh pikiran bawah sadarnya. Pikiran sadar dan bawah sadar sebenarnya

Page 69: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

105

saling mempengaruhi dan bekerja dalam kecepatan yang tinggi. (Gunawan,

2006).

Konsep dari teori Freud, adanya bawah sadar yang mengendalikan

sebagian besar perilaku. Sedangkan semua yang dilakukan yang berkaitan

dengan perilaku oleh anak jalananan merupakan fisik maupun psikologis

(Teguh, 2015).

Hipnoterapi dapat mempengaruhi seseorang, karena memiliki karakter

yang mampu merubah cara pikir dan perilaku seseorang sebagai mana

menurut Ligget Vasques (2005), yang menyatakan bahwa dengan karakter

hipnoterapi seperti relaksasi, focus dan sugesti, hipnoterapi mampu

memberikan dampak besar dalam pelatihan mental dengan cara memperbaiki

membangun kekuatan mental, konsentrasi dan kenyamanan dasar untuk

penampilan maksimal. Sugesti positif diberikan untuk meningkatkan

motivasi, sehingga terjadi perubahan persepsi dan perilaku. Mengenai

perngaruh hipnoterapi terhadap peningkatan perilaku personal hygiene pada

anak jalanan, pikiran bawah sadar dimunculkan selaras dalam tindakan dan

pikiran sadar, sehingga apa yang dilakukan secara positif dapat mendukung

pencapaian harapan dengan ditanamkan kepercayan diri pada sesorang.

Hipnoterapi memiliki karateristik relaksasi. Sedangkan manfaat

relaksasi menurut Prawitasari (2002), sangat efektif selain mengurangi

ketegangan, kecemasan dan mengatasi berbagai keluhan fisik. Ketegangan

(atau menurut istilah yang popular stress) dan kecemasan adalah kondisi

Page 70: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

106

mental yang sering dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan

demikian hipnoterapi efektif digunakan untuk perilaku anak jalanan yang

memiliki masalah fisik dan psikologis.

Lebih lanjut Kahija (2007), menjelaskan bahwa dengan hipnoterapi,

klien diarahkan untuk berani mengambil resiko tindakannya, meyakini apa

yang dilakukannya, dan bertanggungjawab terhadap perubahan perilakunya.

Kepercayaan diri yang berhubungan dengan peningkatan perilaku personal

hygiene muncul lewat persiapan yang baik, optimalisasi kemampuan diri dan

latihan sehingga menjadi kebiasaan. Berdasarkan alur kerangka tersebut dapat

disimpulkan bahwa kekuatan hipnoterapi dapat mengubah gelombang otak

pada level kesadaran menurun pada gelombang otak theta. Keadaan hipnosis

membawa pada kondisi bawah sadar dan kondisi imajinasi yang dapat

divisualisasikan. Kondisi tersebut akan memberikan sensasi-sensasi tertentu

yang membuat diri individu lebih nyaman, tenang dan damai, hal ini

dilakukan agar proses hipnoterapi dapat dilakukan dengan baik, menurunnya

level gelombang otak pada theta sangat vital untuk pembelajaran dan ingatan,

potensi terjadi perubahan sikap dan perilaku peningkatan perilaku personal

hygiene (Fachri, 2008).

Penerapan hipnoterapi pada anak jalanan untuk peningkatan perilaku

personal hygiene tidak dapat ditolak ketika dalam keadaan hipnotik, dengan

menggunakan kata-kata sugeti yang berulang dan penegasan kata, serta

didukung dengan intonasi dan ritme yang terarah, sehingga subjek dapat

Page 71: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

107

merespon sugesti dengan baik, merasakan kekuatan jiwa dan kekuatan pikiran

untuk percaya dan meyakini sugesti yang diberikan. Proses hipnoterapi

melalui sugesti diarahkan untuk mengambil resiko atas tindakannya,

meyakini apa yang dilakukan dan bertanggung jawab terhadap perilakunya.

Subjek mampu menyingkirkan pikiran-pikiran negatif, seperti tidak mampu

atau tidak yakin, kurang sehingga subjek memiliki kepercayaan diri dalam

meningkatkan perilaku personal hygiene, yaitu meliputi kebersihan tangan,

kebersihan kuku, kebersihan mulut, kebersihan kulit, serta kebersihan rambut.

Kebiasaan anak jalanan dalam personal hygiene tersimpan pada alam

bawah sadar, anak jalanan melakukan perilaku personal hygiene yang sama

dari hari kehari sehingga menguatkan pikiran bawah sadarnya menciptakan

pola perilaku personal hygiene pada dirinya, tanpa disadari anak jalanan

melakukan kebiasaan perilaku personal hygiene secara otomatis dan menjadi

kebiasaan, seperti yang dikemukakan oleh Fachri (2008). Karena dalam

pikiran bawah sadar menyimpan beberapa faktor kunci terhadap perilaku

manusia seperti: persepsi, emosi, kebiasaan, intuisi, memory jangka panjang,

kreativitas, belief and value.

Dengan demikian, hipnoterapi berpengaruh terhadap peningkatan

perilaku personal hygiene pada anak jalanan sehingga anak jalan dapat

meningkatkan taraf hidupnya. Karena dengan kebersihan tubuh maka orang-

orang yang berada didekatnya akan menjadi nyaman dan tidak risih. Melalui

hipnoterapi citra tubuh anak jalanan dapat terbentuk, maka percaya diri

Page 72: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

108

semakin bertambah dengan kebersihan yang dilakukan, meskipun hanya

mengamen, dengan kebersihan tubuh yang baik maka pendapatan akan

bertambah serta persiapan anak jalanan masuk dunia kerja yang sudah

dipersiapkan. Penerapan hipnoterapi pada anak jalanan bisa dilakukan atas

kemauan saja karena hipnoterapi melalui self hipnosis tidak diperlukan alat

yang khusus sehingga dapat dilakukan berdasarkan keinginan dan kemauan,

maka latihan self hypnosis diberikan kepada anak jalanan agar dapat

dilakukan dengan rutin sehingga menggubah perilaku personal hygiene yang

lama menjadi perilaku personal hygiene yang baru.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dijelaskan melalui bagan dinamika

Psikologis Hipnoterapi terhadap peningkatan perilaku personal hygiene pada

anak jalanan, dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 73: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

109

Penggulangan

Gambar 3. Kerangka Berpikir

Perilaku

Personal Hygiene Rendah

1. Kebersihan Tangan rendah

2. Kebersihan Kuku rendah

3. Kebersihan Mulut rendah

4. Kebersihan Kulit rendah

5. Kebersihan Rambut rendah

Keterangan

Perilaku Personal Hygiene pada

anak jalanan meningkat

1. Kebersihan Tangan meningkat

2. Kebersihan Kuku meningkat

3. Kebersihan Mulut meningkat

4. Kebersihan Kulit meningkat

5. Kebersihan Rambut meningkat

: Diteliti

: Tidak diteliti

Subjek

Merespon sugesti,

menerima dengan

kekuatan jiwa dan

pikiran, meyakini

motivasi yang

disugestikan

Mengurangi

kecemasan,

ketakutan

Meningkatnya

Percaya diri

Hipnoterapi

Sesi 1 : Pre- Induksi

Merupakan proses pengkondisian

subjek untuk di hipnoterapi antara lain,

membangun dan menjaga

relasi,mengatasi rasa takut.

Sesi 2 : Induksi

Merupakan proses menurunkan

kesadaran gelombang otak subjek dari

alpha menuju ke gelombang betha

Sesi 3 :Deepening

Merupakan proses memperdalam

level kesadaran setelah proses

induksi dilakukan

Sesi 4 : Sugesti

Memotivasi

Membimbingpikiran,perasaan,

perilaku subjek untuk menerima

pemahaman baru

Awakening Tipe-tipe Personal Hygiene

Kebersihan tangan, kuku, mulut,

kulit dan rambut

Page 74: 37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal

110

F. Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas dapat disusun hipotesis penelitian sebagai

berikut: terdapat peningkatan perilaku personal Hygiene pada anak jalanan di

PPAP Seroja setelah mendapatkan hipnoterapi. Artinya perilaku Personal

Hygiene setelah hipnoterapi lebih tinggi dibandingkan sebelum hipnoterapi.