4 Cakul Psikiatri Forensik Untuk Dokter Umum

Embed Size (px)

Citation preview

PSIKIATRI FORENSIK UNTUK DOKTER UMUMYusvick M.H., dr, Sp. KJA. DefinisiPsikiatri = Cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan pemeriksaan, pengobatan, dan pencegahan gangguan jiwa Forensik Asal dari kata Foro = forum, berarti pasar, pada zaman Romawi pasar disamping tempat untuk jual-beli juga sebagai tempat aktivitas peradilan Dalam bahasa Yunani FORENSIS berarti Debat atau Perdebatan Psikiatri Forensik Cabang ilmu psikiatri yang berhubungan dengan evaluasi gangguan jiwa untuk keperluan hukum; membebaskan seseorang dari tanggung jawab perbuatan kejahatan, proses peradilan kejahatan, hukuman yang terus menerus, membatalkan kesaksian, transaksi, aktivitas lain dan mendorong seseorangg untuk medapatkan berbagai bentuk pengobatan B. Hubungan antara Konsep Psikiatri Dengan Konsep Hukum Psikiatri dan hukum merupakan dua hal yang penting dalam hal eksistensi yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia Psikiatri tidak bisa diabaikan pasien gangguan jiwa sering menunjukkan penyimpangan yang harus diarahkan kembali ke keadaan sosial yang konstruktif sesuai dengan kebutuhan masyarakat memberikan pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi Bidang hukum melakukan perubahan terhadap eksistensi yang berpengaruh jelek terhadap masyarakat lebih mengadakan kontrol sosial pemberian sangsi

Bidang psikatri menganggap tingkah laku yang melanggar hukum tidak hanya dilandasi oleh faktor yang disadari, tetapi mungkin oleh hal-hal lain bahkan bisa juga tingkah laku tersebut manifestasi dangkal dari keadaan atau gangguan psikis yang lebih dalam Psikiater selalu akan menyelidiki dan menilai kepribadian seseorang secara seluruhnya baik yang disadari maupun yang tidak disadari C. Pedoman yang dipakai di bidang Psikiatri dan Hukum: KUHAP Pasal 441. Barang siapa melakukan perbuatan yang tidak dapat dipertanggungkan kepadanya karena daya akalnya (zijner verstandelijke vermogens) cacat dalam pertumbuhan atau terganggu karena penyakit, tidak dipidana 2. Jika ternyata perbuatan itu tidak dapat dipertanggungkan kepada pelakunya karena pertumbuhan jiwanya cacat atau terganggu karena penyakit, maka hakim dapat memerintahkan supaya orang itu dimasukkan dalam rumah sakit jiwa, paling lama satu tahun sebagai waktu percobaan 3. Ketentuan dalam ayat 2 hanya berlaku bagi Mahkamah Agung , Pengadilan Tinggi, dan Pengadilan Negeri

4 Jumps Psikiatri Forensik! Sebelum Pemeriksaan Psikiatrik Melakukan Pemeriksaan Psikiatrik Sesudah Pemeriksaan Psikiatrik Jadi saksi ahli di Pengadilan D. Sebelum Pemeriksaan Psikiatrik1. Mempelajari kasus yang dihadapi Berbicara dengan ahli hukum (pelajari bagaimana mengajukan peninjauan, banding, kasasi dan proses pengadilan) Kumpulkan bahan tertulis (surat tuduhan, laporan polisi, hasil interogasi, cari dia dituntut apa)2. Yakin mengenai Mengapa diminta untuk memeriksa (apakah mencuri,membunuh,menipu,dll) Laporan apa yang diharapkan untuk ditulis (yang diminta polisi itu laporan seperti apa, bisa dalam bentuk surat keterangan sehat/sakit jiwa) Untuk keperluan apa hal ini digunakan (jangan sampai tertipu :p)3. Mencari keterangan apakah dokter akan tampil sebagai saksi ahli (dr bisa diminta menjelaskan ttg visum et repertum sbg barang bukti)E. Melakukan Pemeriksaan Psikiatrik Melakukan pemeriksaan psikiatrik baku (seperti yang dipelajari di Skill lab: anamnesis, sikap, tingkah laku, afek, mood, gangguan psikotik, dll) Melakukan pemeriksaan dengan teliti (karena bisa aja ciri2 gangguan jiwa yang disebabkan oleh obat2an, alcohol dll) Membuat catatan penting yang lengkap (yang paling penting adalah tidak lupa mencatat tanda dan gejala gangguan psikiatri seperti waham, paranoid, delusion of insertion, delusion of being controlled, delusion of withdrawal, depersonalisasi, derealisasi, ciri2 skizofren lain dll. Ciri2 Skizofren adalah salah satu gangguan jiwa yang sangat penting untuk dicatat) Melakukan pemeriksaan lebih dari satu kali

F. Bahan saat melakukan pemeriksaan psikiatrik yang penting dalam proses peradilan dan dipertanyakan Apakah yang diperiksa ada dibawah pengaruh bahan racun, dan sampai taraf mana? (alcohol, sabu,dll) Apakah orang tersebut seorang dengan defek mental, sampai sejauh mana parahnya? (apakah ada retardasi mental) Apakah orang tersebut punya sejarah epilepsy (ayan,tdk sadar), fugue histerik atau amnesia lain? Apakah pernah mengalami cidera kepala? (cth: Gangguan Mental Organik) Bagaimana pengobatan dan prognosisnya? (bisa disembuhkan atau tidak, kalau ggn bipolar bisa rekuren) Apakah orang tersebut berpura-pura? Bagaimana kemampuan fungsi maksimal orang tersebut sebelumnya? (cth: dulunya guru sekarang jadi tukang kebun, berarti ada penurunan fungsi)

G. Kesalahan dalam evaluasi psikiatrik forensik Berusaha mengevaluasi seseorang tanpa tahu persis kegunaan dari hasil pemeriksaan yang kita lakukan sebelumnya (JANGAN MEMBERI KETERANGAN YANG TIDAK PERLU) Membuat pendapat yang terlalu dini Maka dari itu saat menjelang persidangan perlu perundingan dengan orang dari instasi hukum yang meminta pemeriksaan (H. Beberapa kasus yang memerlukan pemeriksaan pendahuluan karena mempunyai kecenderungan adanya kelainan jiwa kita ragukan kesehatan jiwa pelanggar pernah mengalami mental break down (Tanya riwayat ggn mental, jiwa) pelanggaran menjurus ke tindakan dimana faktor kejiwaan mengambil peranan penting (cth: apakah membunuh karena benci/balas dendam pada seseorang dgn kesadaran atau ada halusinasi) Pelanggaran bersifat seksual Usia 17-20 tahun (labil, mudah mengalami ggn psikiatri)

I. Beberapa kasus yang memerlukan observasi selanjutnya setelah pemeriksaan pendahuluan Kerusuhan yang sifatnya jahat (Tawuran) Pembakaran Perilaku yang sangat dipengaruhi oleh perasaan hati sukar menerangkan sebab musabab Pencurian tidak berarti oleh orang yang pantas dihormati Mengganggu orang tertentu terus menerus terutama lawan jenis Penyerangan yang tanpa provokasi Melarikan diri dari rumah Pelanggaran seksual (kecuali prostitusi )

J. Setelah Pemeriksaan Psikiatrik Direncanakan apakah perlu pemeriksaan khusus yang bisa lebih memperjelas keadaan pasien (contoh: untuk epilepsy diperiksa EEG) persiapan diri apabila ada sanggahan dari pengacara tentang apa yang sudah dilakukan (kalo pengacaranya ga percaya dan cari perkara, kata dr Yusvick bilang aja yang dokter sebenernya siapa? Kalo ga tau diem aja tunjukkan kalo kita dokter yang bermartabat, tolak kriminalisasi dokter! *loh?) Data dikumpulkan Tulis laporan singkat dengan masukan bahan yang relevan Berikan pendapat dan alasannya

K. Saat Menjadi Saksi Ahli Di Pengadilan profesional percaya diri tenang tidak memihak (sikap empati )Membantu hakim dan juri untuk mencari keadilan *KUHAP pasal 184&186KUHAP pasal 184 Keterangan ahli merupakan alat bukti yang sah selain keterangan saksi, surat, petunjuk, dan keterangan terdakwa (artinya: dengan keterangan dokter itu dokter bisa membebaskan atau bisa menyebabkan ia dihukum)KUHAP pasal 186 Keterangan ahli sendiri adalah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan (semua dokter bisa memberi keterangan ahli)L. Persoalan Hukum yang Menyangkut Kesaksian Psikiatrik (Tidak dijelaskan saat kuliah kls A)1. Tindakan biasa yang menyangkut kemampuan Kontrak a. Perjanjian lisan maupun tertulis antara 2 orang atau lebih melakukan suatu atau tidak melakukan sesuatu hal b. Saling mengetahui asal usul transaksi tersebut c. Bila salah satu dari yang mengadakan kontrak tidak setia pada kontraknya bisa dituntut oleh lawan kontraknya Surat Wasiat a. Pernyataan tertulis oleh seseorang (testator) untuk tujuan pemindahan harta kekayaan sesudah dia meninggal b. Disaksikan oleh 2 atau 3 orang c. Bila diantara kerabat tidak puas menuntut untuk membatalkan surat wasiat dengan alasan bahwa testator tidak mampu melakukannya kesaksian dokter/psikiater dibutuhkan Kemampuan untuk Jadi Saksi di Pengadilan a. Diperlukan pemeriksaan psikiatrik menilai kemampuan b. mengartikan pertanyaan c. menyaksikan dan mengingat kembali situasi d. membedakan realitas dan fantasi e. menyatakan fikiran dalam ucapan Kemampuan untuk Menjalankan Suatu Urusan a. Kemampuan secara umum b. Dokter/psikiater tidak menentukan bahwa seseorang tidak mampu, mereka hanya mengajukan bukti-bukti dalam persidangan Hendaya Psikiatrik a. Dalam hal ganti rugi seseorang akan menyatakan adanya hendaya psikiatrikb. Dokter/psikiater sebagai saksi ahli memastikan adanya hendaya tersebut 2. Tindakan kejahatan yang menyangkut kemampuan Kesanggupan untuk jadi terdakwa dalam pemeriksaan pengadilan a. Tertuduh harus mampu mengerti asal-usul tindakan yang dikenakan kepadanyab. Harus bekerjasama dengan ketajaman fikirannya untuk membela diri Kesanggupan untuk menjalani hukuman atau hukuman mati a. Seseorang secara hukum tidak boleh dipenjarakan atau dihukum mati bila dia menderita penyakit jiwa yang mencolok b. dia harus dikirim ke RSJ sampai sembuh hukuman bisa dijalankan Kesanggupan untuk melakukan kejahatan dengan niat a. Niat untuk melakukan kejahatan unsur penting dalam ketentuan kebanyakan tindak kejahatan b. Saat pelanggaran terdakwa tidak berniat jahat tidak bersalah c. Niat sering digunakan pembelaan dalam pemeriksaan pengadilan 3. Tindakan Kejahatan yang Menyangkut Tanggung Jawab Tidak bersalah dengan alasan sakit jiwa a. Hak hukum atas penyakit jiwa seseorang dibebaskan dari tanggung jawab atas segala perbuatannya bila terbukti menderita sakit jiwa atau defek mental b. Seseorang yang dinyatakan tidak bersalah oleh alasan sakit jiwa dimasukkan ke RSJ Keringanan hukuman sesudah diputuskan bersalah a. Berbagai faktor yang meringankan, termasuk penyakit jiwa mempengaruhi hakim meringankan hukuman b. Dokter/psikiater dapat meyakinkan pengadilan bahwa keadaan mental terdakwa kapasitasnya menurun untuk membentuk niat jahat atau mempersiapkan kejahatan hukuman dikurangi

M. Gangguan Jiwa yang Penting pada Psikiatri Forensik1. Psikosis manik-depresif (=ggn bipolar)a. Episode Manik Hiperaktif, euphoria, logorrhoe, flight of idea Kejahatan yang dilakukan akibat aktivitas impulsif jarang kejahatan berat b. Episode Depresif Hipoaktif, remming, sedih Kejahatan berbahaya bunuh diri dan membunuh orang lain extended suicide c. Bila melanggar hukum Episode manik atau depresi tidak bersalah Remisi bersalah 2. Psikosis skizofrenik (=Skizofrenia)a. Ketidakharmonisan antara isi pikir dengan hubungan dunia luar kecenderungan secara mendadak bertingakah laku yang tidak sesuai dengan keadaaan sekitarnya b. Gejala waham dan halusinasi menyerang orang lain atau percobaan bunuh diri c. Pasien skizofrenia penanganan medik 3. Paranoia (=ggn Paranoid)a. Waham sistematis tanpa halusinasi perbuatan kejahatan dituda beberapa tahun waham curiga menyiksa orang lain ada kecurigaan tanpa bisa membuktikan secara realitas b. Putusan pengadilan bersalah, tetapi dalam kenyataan kemampuan intelektual pasien tidak cocok 4. Psikosis organik (Gangguan Mental Organik)a. Terutama yang ada hubungan dengan penyakit sifilis, zat adiktif, kehamilan, dan trauma kelahiran b. Demensia Paralitika infeksi sifilif menyerang otak dulu sehat dan di hormati sekarang kehilangan segala interesnya kasus: pemborosan, pengrusakan c. Demensia Senilis kemunduran akibat penuaan membuat kekacauan, pelanggaran seksual d. Zat adiktif sampai pada tingkat dianggap gila Suicide, homocide, pelanggaran seksual 5. Epilepsi a. Pelanggaran hukum : kekerasan dan pembunuhan b. Epilepsi ekuivalen tidak bermotif dilakukan dalam kesadaran menurun c. Epilepsi diluar serangan menyadari perbuatan memenuhi tuntutan hukum 6. Psikoneurosis (neurosis) a. Histeria tindakan aneh keterangan palsu menutupi perbuatannya yang salah b. Psikopat (Gangguan Kepribadian Antisosial) Pelanggaran bertingkat pencurian kecil penyerangan suicide homocide c. Intelegensi normal di pengadilan menyulitkan d. Psikosis Purpueralis depresi saat masa kehamilan suicide e. Psikosis postraumatika benturan kepala sakit kepala minum alkohol 7. Defek Mental (retardasi mental) a. Idiot: tidak bisa menjaga diri terhadap bahaya fisik yang biasa banyak kesukaran b. Imbisil: tidak menunjukkan kemampuan untuk mengatur dirinya jarang kenakalan c. Debil: tidak menunjukkan diri untuk menerima perintah yang biasa sering kenakalan d. Moral defektif: kecenderungan perbuatan kejahatan bimbingan untuk melindungi orang lain N. MalpraktikPengertian malapraktik antara pihak medis dan masyarakat belum sepaham

malapraktik adalah praktik kedokteran yang salah atau tidak tepat karena menyalahi Undang-Undang atau kode etikMalapraktik diartikan sebagai bentuk kelalaian yang mengakibatkan seseorang terluka bahkan meninggalMenurut Ketua IDIMasyarakat

Blok Psikiatri Page 86