16
Fraktur Mandibula Oleh: Subandi

4. fraktur mandibula

Embed Size (px)

DESCRIPTION

4. fraktur mandibula by andy

Citation preview

Page 1: 4. fraktur mandibula

Fraktur Mandibula

Oleh:Subandi

Page 2: 4. fraktur mandibula

Anatomi Mandibula

Page 3: 4. fraktur mandibula

Biomekanik Mandibula

Gerakan mandibula dipengaruhi oleh empat pasang otot

yang disebut otot-otot pengunyah, yaitu otot masseter,

temporalis, pterigoideus lateralis dan medialis.

Pada waktu membuka mulut, maka yang berkontraksi

adalah m. Pterigoideus lateralis bagian inferior, disusul m.

pterigoideus lateralis bagian superior (yang berinsersi pada

kapsul sendi) saat mulut membuka lebih lebar. Sedangkan otot

yang berperan untuk menutup mulut adalah m. Temporalis dan

masseter dan diperkuat lagi oleh m. Pterigoideus medialis.

Page 4: 4. fraktur mandibula

Fraktur Mandibula

Fraktur didefinisikan sebagai deformitas linear atau terjadinya

diskontinuitas tulang yang disebabkan oleh rudapaksa. Fraktur dapat terjadi

akibat trauma atau karena proses patologis.

Garis fraktur pada mandibula biasa terjadi pada area lemah dari

mandibula tergantung mekanisme trauma yang terjadi.

Daerah yang tipis pada mandibula adalah angulus dan sub condylus sehingga

bagian ini termasuk bagian yang lemah dari mandibula. Selain itu titik lemah

juga didapatkan pada foramen mentale, angulus mandibula tempat gigi molar

III terutama yang erupsinya sedikit, kolum kondilus mandibula terutama bila

trauma dari depan langsung mengenai dagu maka gayanya akan diteruskan

kearah belakang.

Page 5: 4. fraktur mandibula

Pada fraktur mandibula, fragmen yang fraktur mengalami

displaced akibat tarikan otot-otot mastikasi, oleh karena itu maka

reduksi dan fiksasi pada fraktur mandibula harus menggunakan

splinting untuk melawan tarikan dari otot-otot mastikasi.

Beberapa faktor yang mempengaruhi displacement fraktur

mandibula antara lain ; arah dan kekuatan trauma, arah dan sudut

garis fraktur, ada atau tidaknya gigi pada fragmen, arah lepasnya

otot dan luasnya kerusakan jaringan lunak.

Page 6: 4. fraktur mandibula

Insidens fraktur mandibula sesuai dengan lokasi anatomisnya;

prosesus condiloideus (29.1%), angulus mandibula (24%),

simfisis mandibula (22%), korpus mandibula (16%), alveolus

(3.1%), ramus (1.7%), processus coronoideus (1.3%).

Page 7: 4. fraktur mandibula

Klasifikasi

Berdasar ada tidaknya gigi pada kiri dan kanan garis fraktur.

Berdasar arah fraktur dan kemudahan untuk direposisi dibedakan :

Horisontal yang dibagi menjadi favourable dan unfavourable.

Vertikal, yang juga dibagi menjadi favourable dan unfavourable.

Berdasar beratnya derajat fraktur, dibagi menjadi fraktur

simple/closed dan Fraktur compound.

Berdasar tipe fraktur dibagi menjadi fraktur greenstick (incomplete),

Fraktur tunggal, Fraktur multiple dan Fraktur komunitif.

Selain itu terdapat juga fraktur patologis , impacted fraktur, Fraktur ,

Indirect fractur.

Page 8: 4. fraktur mandibula

Biomekanik Fraktur Mandibula

Rahang bawah memiliki bentuk anatomis yang unik, berdasarkan

arsitektur tulang, bentuk dan perlekatan otot mandibula dapat

digambarkan sebagai sebuah struktur yang mengubah tekanan yang

diterimanya menjadi suatu bentuk daya tensi dan kompresi. Kekuatan

kompresi dihasilkan sepanjang daerah basal mandibula sedangkan

kekuatan tensi terdapat pada sepanjang daerah alveolar. Aksis tranversal

imajiner yang terletak kira-kira sepanjang kanalis mandibula

memisahkan prosesus alveolaris yang merupakan daerah tegangan atau

disebut dengan tension area dari daerah basal mandibula yang merupakan

daerah kompresi atau disebut dengan compression area.

Page 9: 4. fraktur mandibula

Pada waktu mandibula mengalami fraktur, prinsip perawatan

dilakukan dengan mempertimbangkan kekuatan-kekuatan pada

kedua sisi dari aksis imajiner tersebut, sehingga kedua kekuatan

tegangan yang berlawanan tersebut harus dinetralisir untuk

mendapatkan reduksi fungsional yang stabil.

Page 10: 4. fraktur mandibula

Diagnosis

Pada kasus trauma, pemeriksaan penderita dengan kecurigaan fraktur

mandibula harus mengikuti kaidah ATLS, dimana terdiri dari pemeriksaan

awal (primary survey) yang meliputi pemeriksan airway, breathing,

circulation dan disability. Pada penderita trauma dengan fraktur mandibula

harus diperhatikan adanya kemungkinan obstruksi jalan nafas yang bisa

diakibatkan karena fraktur mandibula itu sendiri ataupun akibat perdarahan

intraoral yang menyebabkan aspirasi darah dan clot.

Setelah dilakukan primary survey dan kondisi penderita stabil,

dilanjutkan dengan pemeriksaan lanjutan secondary survey yaitu

pemeriksaan menyeluruh dari ujung rambut sampai kepala.

Page 11: 4. fraktur mandibula

• Anamnesa

• Pemeriksaan fisik ; Untuk memeriksa apakah ada fraktur

mandibula dengan palpasi dilakukan evaluasi false

movement dengan kedua ibu jari di intraoral, korpus

mandibula kanan dan kiri dipegang kemudian digerakkan

keatas dan kebawah secara berlawanan sambil diperhatikan

disela gigi dan gusi yang dicurigai ada frakturnya. Bila ada

pergerakan yang tidak sinkron antara kanan dan kiri maka

false movement +, apalagi dijumpai perdarahan disela gusi.

Page 12: 4. fraktur mandibula

• Pemeriksaan penunjang ; pada fraktur mandibula dapat dilakukan

pemeriksaan penunjang foto Rontgen untuk mengetahui pola fraktur yang

terjadi.

Page 13: 4. fraktur mandibula
Page 14: 4. fraktur mandibula

Penatalaksanaan

Prinsip dasar umum dalam perawatan fraktur mandibula ialah, Evaluasi

klinis secara keseluruhan dengan teliti, pemeriksaan klinis fraktur dilakukan

secara benar, kerusakan gigi dievaluasi dan dirawat bersamaan dengan perawatan

fraktur mandibula, mengembalikan oklusi merupakan tujuan dari perawatan

fraktur mandibula.

Apabila terjadi fraktur multiple di wajah, fraktur mandibula lebih baik

dilakukan perawatan terlebih dahulu dengan prinsip dari dalam keluar, dari

bawah keatas. Waktu penggunaan fiksasi intermaksiler dapat bervariasi

tergantung tipe, lokasi, jumlah dan derajat keparahan fraktur mandibula serta usia

dan kesehatan pasien maupun metode yang akan digunakan untuk reduksi dan

imobilisasi. Penggunaan antibiotik untuk kasus compound fractures, monitor

pemberian nutrisi pasca operasi.

Page 15: 4. fraktur mandibula

Penanganan fraktur mandibula secara umum dibagi menjadi 2 metode

yaitu reposisi tertutup dan terbuka.

• Reposisi tertutup (closed reduction) patah tulang rahang bawah ;

penanganan konservatif dengan melakukan reposisi tanpa operasi

langsung pada garis fraktur dan melakukan imobilisasi dengan

interdental wiring atau eksternal pin fixation.

• Reposisi terbuka (open reduction) ; tindakan operasi untuk melakukan

koreksi deformitas-maloklusi yang terjadi pada patah tulang rahang

bawah dengan melakukan fiksasi dengan interosseus wiring serta

imobilisasi dengan menggunakan interdental wiring atau dengan mini

plat+skrup.

Page 16: 4. fraktur mandibula

Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi akibat fraktur mandibula

antara lain adanya infeksi, dengan kuman patogen yang

umum adalah staphylococcus, streptococcus dan

bacterioides. Terjadi malunion dan delayed healing,

biasanya disebabkan oleh infeksi, reduksi yang inadekuat,

nutrisi yang buruk, dan penyakit metabolik lainnya.