13
Departemen Riset RnB Production A. JUDUL PENELITIAN : PEMANFATAAN LIMBAH INDUSTRI MEBEL SEBAGAI WOOD FLOORING ALTERNATIF DESAIN LANTAI RAMAH LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN NILAI EKONOMIS LIMBAH KAYU DI KABUPATEN REMBANG B. LATAR BELAKANG Secara greografis, letak wilayah Kabupaten Rembang sangat strategis karena berada pada jalur dengan tingkat aksebilitas yang tinggi, menghubungkan kota Semarang dan Surabaya, juga Pati, Tuban dan Blora. Memiliki topografi lengkap dari pantai hingga perbukitan. Sehingga memiliki potensi ekonomi dan peluang investasi yang tinggi, diantaranya: perikanan dan kelautan, pertambangan, pariwisata, pertanian, dan industri kerajian (Suaramerdeka, 2005). Salah satu produk industri kerajinan yang pertumbuhannya sangat pesat dalam beberapa dekade terakhir adalah produk mebel dan furniture. Berawal dari pekerjaan rumah tangga, produk mebel menjadi industri besar dengan tingkat penyerapan tenaga kerja terdidik yang tidak sedikit. Produk jenis ini secara prinsip dibagi dua kategori yaitu mebel taman (garden) dan interior dalam rumah (indoor). Produksi mebel berkembang dan tumbuh pesat seiring dengan permintaan yang meningkat dari dalam maupun luar negeri, baik desain, konstruksi, corak maupun pewarnaannya. Sentra-sentra produksi mebel di Jawa Tengah tersebar di Kota Semarang, Kabupaten Jepara, Klaten, Sukoharjo, Kudus, Blora, Batang Sragen, dan Rembang. http://students.ukdw.ac.id/~22012675/produk-Mebel.htm, produk Industri mebel kayu merupakan salah satu industri yang banyak mengeksploitasi sumberdaya kayu. Sedangkan masyarakat terutama dalam bidang industri kerajinan kayu mebel, real estate, dan souvenir, kurang menyadari bahwa eksploitasi tersebut dapat mengakibatkan ekosistem hutan menjadi terganggu serta dapat mengakibatkan kelangkaan kayu. Penggunaan material kayu sebagai bahan utama dalam industri mebel mengakibatkan banyaknya limbah kayu yang dihasilkan seperti: limbah akar pohon, ranting kayu (cabang), hasil potongan penggergajian, serbuk gergaji dan kulit kayu.

4.1.4.1. PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI MEBEL SEBAGAI WOOD FLOORING.pdf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PKM-T

Citation preview

Page 1: 4.1.4.1. PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI MEBEL SEBAGAI WOOD FLOORING.pdf

Departemen Riset R’nB Production

A. JUDUL PENELITIAN :

PEMANFATAAN LIMBAH INDUSTRI MEBEL SEBAGAI WOOD

FLOORING ALTERNATIF DESAIN LANTAI RAMAH LINGKUNGAN

UNTUK MENINGKATKAN NILAI EKONOMIS LIMBAH KAYU DI

KABUPATEN REMBANG

B. LATAR BELAKANG

Secara greografis, letak wilayah Kabupaten Rembang sangat strategis karena

berada pada jalur dengan tingkat aksebilitas yang tinggi, menghubungkan kota

Semarang dan Surabaya, juga Pati, Tuban dan Blora. Memiliki topografi lengkap dari

pantai hingga perbukitan. Sehingga memiliki potensi ekonomi dan peluang investasi

yang tinggi, diantaranya: perikanan dan kelautan, pertambangan, pariwisata,

pertanian, dan industri kerajian (Suaramerdeka, 2005).

Salah satu produk industri kerajinan yang pertumbuhannya sangat pesat dalam

beberapa dekade terakhir adalah produk mebel dan furniture. Berawal dari pekerjaan

rumah tangga, produk mebel menjadi industri besar dengan tingkat penyerapan tenaga

kerja terdidik yang tidak sedikit. Produk jenis ini secara prinsip dibagi dua kategori

yaitu mebel taman (garden) dan interior dalam rumah (indoor).

Produksi mebel berkembang dan tumbuh pesat seiring dengan permintaan

yang meningkat dari dalam maupun luar negeri, baik desain, konstruksi, corak

maupun pewarnaannya. Sentra-sentra produksi mebel di Jawa Tengah tersebar di

Kota Semarang, Kabupaten Jepara, Klaten, Sukoharjo, Kudus, Blora, Batang Sragen,

dan Rembang. http://students.ukdw.ac.id/~22012675/produk-Mebel.htm, produk

Industri mebel kayu merupakan salah satu industri yang banyak

mengeksploitasi sumberdaya kayu. Sedangkan masyarakat terutama dalam bidang

industri kerajinan kayu mebel, real estate, dan souvenir, kurang menyadari bahwa

eksploitasi tersebut dapat mengakibatkan ekosistem hutan menjadi terganggu serta

dapat mengakibatkan kelangkaan kayu. Penggunaan material kayu sebagai bahan

utama dalam industri mebel mengakibatkan banyaknya limbah kayu yang dihasilkan

seperti: limbah akar pohon, ranting kayu (cabang), hasil potongan penggergajian,

serbuk gergaji dan kulit kayu.

Page 2: 4.1.4.1. PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI MEBEL SEBAGAI WOOD FLOORING.pdf

Departemen Riset R’nB Production

Hasil wawancara dengan salah seorang pengrajin mebel di Kabupaten

Rembang, tahun 2004 telah terdaftar sekitar 60 pengrajin industri mebel dan setiap

pengrajin dapat menghasilkan sekitar lima kubik limbah kayu per bulannya. Sisa-sisa

kayu oleh masyarakat setempat biasanya digunakan hanya sebagai bahan kayu bakar.

Padahal apabila dilakukan pemanfaatan limbah kayu atau material kerajinan seni,

akan dapat diperoleh nilai tambah dan nilai ekonomis. Dengan menggunakan disiplin

ilmu desain, maka bahan kayu limbah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai alternatif

desain aneka produk. Salah satu diantaranya adalah wood flooring.

http://www.fsrd.itb.ac.id/wp-content/uploads/2007/11/PEMANFAATAN

C. RUMUSAN MASALAH

Setelah marmer dan keramik, kini para pemilik rumah mengincar lantai kayu

sebagai finish lantainya. Tentu saja karena keindahan kayu, yaitu warna dan serat-

serat alami yang terbentuk sepanjang masa tumbuh pohonnya dan disertai

kenyamanan lantai kayu tersebut. Lantai kayu mempunyai sifat alamiah yang lebih

kuat, bertambah pesonanya seiring dengan bertambahnya usia, dan menimbulkan

kesan cozy nan mewah. Apalagi, lantai kayu mampu menimbulkan kesan hangat,

akrab sekaligus berkelas (Kontan, 2008). Serta kenyamanan lantai kayu, yaitu

kemampuannya dalam menyerap panas dan meredam pantulan suara (Cheriatna,

2007).

Dengan pemanfaatan limbah industri mebel, keping-keping kayu yang sama

indahnya namun tersedia dalam harga yang relatif lebih murah dan dilengkapi dengan

pilihan jenis kayu, warna, tekstur, serta pola serat kayu, tersedia dalam jumlah relatif

banyak. Kemudian keping-keping tersebut disusun membentuk semacam mosaik yang

didesain dalam beberapa pola sesuai dengan pilihan dan keinginan konsumen

(Cheriatna,2007). http://123design.wordpress.com/2007/09/20/pesona-lantai-parket/.

Memperhatikan fakta bahwa semakin banyaknya peminat lantai kayu,

membuat peluang bisnis ini sangat menggiurkan dan apabila terus menerus

dikembangkan dapat menerobos dunia perdagangan karena produk ini tidak hanya

memberikan kesan mewah, namun juga memberikan kenyamanan dan dapat diperoleh

dengan harga yang terjangkau.

Pada kegiatan kewirausahaan ini akan diproduksi wood flooring dari limbah

industri mebel di Kabupaten Rembang. Produk tersebut nantinya diharapakn

mengurangi limbah dan bermanfaat bagi masyarakat. Dengan adanya kewirausahaan

Page 3: 4.1.4.1. PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI MEBEL SEBAGAI WOOD FLOORING.pdf

Departemen Riset R’nB Production

pembuatan wood flooring dari limbah industri mebel, dapat diketahui seberapa besar

prospek wirausaha ini.

D. TUJUAN PROGRAM

Tujuan umum kegiatan PKM Kewirausahaan ini adalah menghasilkan studi

kelayakan usaha pembuatan wood flooring dari limbah industri mebel. Tujuan ini

dapat dijabarkan secara khusus, sebagai berikut :

1. Memproduksi wood flooring dari limbah industri mebel dengan metode

pengolahan tepat guna.

2. Mengetahui kelayakan usaha pembuatan wood flooring dari limbah industri

mebel.

3. Mengetahui prospek secara ekonomi dari usaha ini.

4. Mengembangkan desain pola wood flooring yang dihasilkan.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Produk wood flooring dari limbah industri mebel dengan proses pengolahan tepat

guna.

2. Pengembangan desain wood flooring dari limbah industri mebel.

3. Laporan berupa studi kelayakan usaha dan ekonomi dari pemanfaatan limbah

industri mebel sebagai wood flooring dengan pengolahan tepat guna.

F. KEGUNAAN PROGRAM

Kegiatan PKM Kewirausahaan ini diharapkan dapat memberikan konstribusi

pengetahuan bagi masyarakat dalam membuka usaha pembuatan wood flooring dari

limbah industri mebel yang berupa pengolahan tepat guna, pengembangan desain pola

wood flooring, dan studi kelayakan secara ekonomi dan usaha. Kegunaan yang

lainnya adalah untuk memanfaatkan limbah industri mebel agar mempunyai nilai

ekonomis yang lebih tinggi dan mengembangkan potensi Kabupaten Rembang yang

merupakan sentra pengrajin mebel dengan penghasil limbah kayu yang relatif banyak.

Teknologi yang didapatkan ini nantinya bisa diterapkan pada industri mebel besar

maupun kecil.

Page 4: 4.1.4.1. PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI MEBEL SEBAGAI WOOD FLOORING.pdf

Departemen Riset R’nB Production

G. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

G. 1. Kapasitas Produk

Produksi wood flooring dari limbah industri mebel yang akan dilakukan dalam

penelitian ini adalah produk dengan kuantitas skala kecil terlebih dahulu dan membaca

keinginan pasar serta mengembangkan kualitas produk sesuai dengan permintaan pasar.

Maka dari itu, pada awal produksi, 1 m³ limbah kayu akan diproduksi menjadi papan

wood flooring dengan dimensi 100cm x 10cm x 2cm sebanyak 500 papan atau 50m²

luasan lantai. Produksi akan berlangsung setiap 2 bulan.

G.2. Perencanaan Tempat Produksi

Tempat sangat mempengaruhi produksi suatu produk, karena tempat dapat

mempengaruhi harga, kualitas produk, dan pasar. Maka dari itu, produksi akan dilakukan

di Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Tempat ini dipilih karena

merupakan salah satu sentra industri mebel dengan limbah kayu yang cocok untuk

dijadikan wood flooring serta merupakan daerah asal anggota penulis, sehingga dapat

menghemat biaya produksi.

G.3. Perencanaan Tempat Penjualan

Tempat penjualan wood flooring dilakukan di Kota Semarang, Jawa Tengah

bekerjasama dengan beberapa konsultan dan kontraktor arsitek di kota Semarang.

Kota Semarang dipilih karena merupakan ibukota Jawa Tengah dan pasar yang

strategis untuk wood flooring karena jumlah konsumen dan peminat yang lebih banyak

daripada kota lain di Jawa Tengah.

G.4. Langkah-Langkah Untuk Penjualan

Langkah-langkah untuk penjualan dan pemasaran wood flooring dengan metode

pemasaran yang baik dan tepat sasaran. Sebelum penjualan dilakukan, diperlukan riset

pasar terlebih dahulu. Riset yang dilakukan adalah dengan pengenalan produk,

dikarenakan adanya barang baru dengan teknologi tepat guna yang memiliki ciri khas

Page 5: 4.1.4.1. PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI MEBEL SEBAGAI WOOD FLOORING.pdf

Departemen Riset R’nB Production

tersendiri, sehingga wood flooring dari limbah mebel dapat diterima oleh masyarakat.

Riset pasar itu dapat dilakukan dengan pembagian contoh produk kepada para developer,

konsultan perencana, maupun kontraktor. Setelah riset pasar selesai, produk tersebut

diproduksi sesuai dengan keinginan pasar.

Ada 4 (empat) metode Pembauran Pemasaran (marketing mix) untuk lebih

mensukseskan penjualan, diantaranya adalah : Product, Price, Place, dan Promotion.

Keempat hal tersebut sangat mempengaruhi kesuksesan suatu pemasaran produk. Apabila

keempat hal tersebut diseleksi dengan ketat, niscaya pemasaran produk akan berjalan

dengan baik. Selain itu, harus ada strategi Diferensiasi dan fokus dengan metode STP,

yaitu : Segmentation, Targeting, dan Positioning yang lebih efektif dalam menarik

konsumen, sehingga pemasaran dapat menjadi bisnis yang menjanjikan.

G.5. Rencana Anggaran Dana Usaha

Rencana anggaran dana untuk usaha wood flooring dari limbah mebel

ditampilkan dalam cash flow dan analisis ekonomi di bawah ini :

1. Cash Flow Usaha

Dalam perhitungan cash flow ini biaya yang digunakan adalah sebagai berikut :

Harga bahan baku habis pakai selama 3 bulan = Rp. 4.680.000,00

Harga peralatan tidak habis pakai selama 6 bulan = Rp. 1.184.000,00

Kapasitas produksi untuk jangka waktu 3 bulan adalah kurang lebih 50m2 wood

flooring. Dengan pengembangan omset, pada bulan-bulan berikutnya ( tergantung

pesanan konsumen).

NO URAIAN BULAN KE

Jumlah 1 2 3 4 5 6

1 Modal 6.664.000 5.680.000 12.344.000

2 Pengeluaran alat 984.000 984.000

3 Operasional

Produksi

- pembelian

bahan 3.500.000 3.500.000 7.000.000

- pengambilan

bahan 100.000 100.000 200.000

- tenaga tukang 880.000 880.000 1.760.000

- finshing 300.000 300.000 600.000

- pacakging 200.000 200.000 300.000

- transpor 500.000 500.000 1.000.000

4 Promosi 200.000 200.000 100.000

5 Penjualan 9.000.000 9.000.000 18.000.000

6 Biaya balik modal 6.664.000 5.680.000 12.344.000

Page 6: 4.1.4.1. PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI MEBEL SEBAGAI WOOD FLOORING.pdf

Departemen Riset R’nB Production

7 Laba bersih 2.336.000 3.320.000 5.656.000

Pada bulan kedua akan didapatkan profit sebesar Rp 2.336.000,00 dari hasil penjualan

50 m² wood flooring. Hasil penjualan sebesar Rp 9.000.000,00 akan digunakan untuk

modal pada bulan berikutnya (bulan ketiga) sebesar Rp 5.680.000,00. Sehingga usaha

wood flooring akan berlangsung. Setiap tiga bulan akan memproduksi 50 m² wood

flooring. Dengan demikian, maka tiga bulan berikutnya diperkirakan profit akan naik

menjadi Rp 3.320.000,00. Jika pesanan meningkat, setelah bulan keenam jumlah unit

produksi akan ditambah dengan cara pengembangan laba yang telah didapat pada

enam bulan pertama.

2. Analisis Ekonomi Usaha

I. Biaya peralatan tidak habis pakai (FCI) =Rp. 1.084.000,00

II. Perhitungan Profit

a. Biaya produksi

i. Harga bahan baku habis pakai (FOB) =Rp. 3.500.000,00

ii. Pengambilan bahan =Rp. 100.000,00

iii. Tenaga tukang @ Rp 40.000,00 =Rp. 880.000,00

iv. Finishing kayu =Rp 300.000,00

v. Unit utilitas (air, listrik) =Rp. 100.000,00

vi. Promosi =Rp 200.000,00

vi. Transportasi =Rp. 500.000,00 +

Jumlah =Rp. 6.664.000,00

b. Sale

i. Harga pasar = Rp. 9.000.000,00

c. Profit (Penjualan – Biaya produksi) = Rp. 2.336.000,00

Page 7: 4.1.4.1. PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI MEBEL SEBAGAI WOOD FLOORING.pdf

Departemen Riset R’nB Production

H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM

H.1 Kegiatan Tahap I: Tahap persiapan proyek

Tahap ini meliputi pengadaan peralatan berupa alat-alat produksi dan mesin pemotong

bahan baku kayu serta bahan baku berupa limbah mebel. Selanjutnya tahap persiapan

dilanjutkan dengan mengadakan pelatihan tenaga kerja. Kemudian menyediakan lokasi

produksi yang tepat yaitu memilih tempat produksi yang memiliki banyak limbah mebel

sehingga bahan baku dapat diperoleh dengan mudah dan relatif lebih murah, diakhiri

dengan survey pasar untuk mengetahui prospek produk.

H.II Kegiatan Tahap II: Tahap Pengembangan Produk Skala Kecil

Tahap ini meliputi penyempurnaan formula dan model wood flooring sesuai

permintaan pasar, tes produk secara berkala yang bertujuan untuk mengetahui dengan

pasti permintaan pasar, pemilihan produk layak produksi melalui proses penyortiran pada

bahan baku sehingga penggunaan produk dapat dipertanggung jawabkan, pemilihan

model lantai kayu mozaik yang sesuai dan dapat menarik konsumen.

H.II Kegiatan Tahap III: Tahap Produksi Wood flooring

Proses produksi wood flooring ini diawali dengan penyiapan bahan baku berupa

limbah industri mebel dan penyortiran dilanjutkan dengan proses pemotongan kayu

sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan yaitu 100cm x 100cm x 2cm dilanjutkan

dengan memasah dan menghaluskan permukaan kayu agar dapat dengan mudah dibentuk.

Selanjutnya adalah pembuatan pola wood flooring serta membuat lubang pengait pada

semua sisi lantai sehingga dapat mempermudah pemasangan lantai kayu. Dengan teknik

tersebut tidak akan ada lantai yang tidak dapat dipasangkan, karena semua memiliki

lubang pengait dengan ukuran yang sama pada semua sisi wood flooring. Kemudian

dilanjutkan dengan mengamplas atau menghaluskan permukaan lantai kayu agar mudah

untuk diberi pewarna yang sesuai. Selanjutnya pewarnaan dengan plitur pada suhu 34 -

35o

C selama 90 menit agar warna menempel dengan kuat dan tahan lebih lama,

kemudian dilanjutkan dengan proses pendinginan.

Berikutnya dilakukan proses pengemasan produk agar plitur pada wood flooring tidak

mudah rusak, dilanjutkan dengan proses pengepakan untuk kemudian produk siap

diedarkan.

Page 8: 4.1.4.1. PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI MEBEL SEBAGAI WOOD FLOORING.pdf

Departemen Riset R’nB Production

Diagram proses pembuatan wood flooring secara lengkap disajikan pada blok

diagram dibawah ini:

Gambar 1. Blok diagram proses produksi wood flooring dari limbah industri mebel

H.3 Kegiatan Tahap IV : Tahap Penentuan Harga dan Pemasaran

Tahap akhir ini merupakan kegiatan kajian teknoekonomi terhadap proses pembuatan

wood flooring dari limbah industri mebel. Kajian ini mencakup proses penghitungan menurut

kaidah-kaidah kajian ekonomi dan kekuatan pasar yang ada saat ini. Proses tersebut meliputi

penghitungan fixed capital investement, working capital, depresiasi, dan bunga bank.

Penyortiran Limbah kayu

Pemotongan kayu

100x10x2cm

Pembuatan

Pen dan Lobang Pen

Untuk sambungan

Penghalusan

permukaan

Packaging

Marketing

Finishing

Page 9: 4.1.4.1. PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI MEBEL SEBAGAI WOOD FLOORING.pdf

Departemen Riset R’nB Production

Sedangkan analisis yang dilakukan adalah cash flow, Pay Out Time (POT), dan analisis

ekonomi benefit cost sehingga dapat dihitung keuntungan yang diinginkan setelah dipotong

pajak. Proses penentuan besarnya keuntungan ini juga melihat kondisi pasar.

Proses pemasaran terlebih dahulu dilakukan proses pengenalan produk ke masyarakat

sekitar. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui program tersendiri atau diselipkan di sela-sela

kegiatan-kegiatan kemahasiswaan, seperti Expo Karir, Teknik Expo, Pameran UKM,

seminar-seminar kewirausahaan, dan lain-lain.

I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM

No Rencana Kegiatan Bulan ke

1 2 3 4 5 6

1 Penyiapan bahan dan alat

2

Pemotongan dan Penghalusan

Permukaan Kayu

3 Finishing

4 Pengemasan dan pemasaran

5

Analisa hasil pengembangan

produk

6 Pembuatan laporan

7 Seminar hasil

J. NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA

1. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Taviani Setiarti

b. NIM : L2B006082

c. Fakultas / Jurusan : Teknik/Teknik Arsitektur

d. Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro

e. Waktu untuk kegiatan : 15 jam/minggu

Page 10: 4.1.4.1. PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI MEBEL SEBAGAI WOOD FLOORING.pdf

Departemen Riset R’nB Production

3. Anggota Pelaksana I

a. Nama Lengkap : Kiki Irawati

b. NIM : L2B006043

c. Fakultas / Jurusan : Teknik / Teknik Arsitektur

d. Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro

e. Waktu untuk kegiatan : 10 jam/minggu

3. Anggota Pelaksana II

a. Nama Lengkap : Nurul Azizah Khoiriyah

b. NIM : E2A006082

c. Fakultas / Jurusan : Fakultas Kesehatan Masyarakat

d. Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro

e. Waktu untuk kegiatan : 10 jam/minggu

2. Anggota Pelaksana III

a. Nama Lengkap : Muftika Lutfiana

b. NIM : E2A006062

c. Fakultas / Jurusan : Fakultas Kesehatan Masyarakat

d. Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro

e. Waktu untuk kegiatan : 10 jam/minggu

K. NAMA DAN BIODATA DOSEN PEMBIMBING

a. Nama Lengkap dan Gelar : Ir.Satrio Nugroho, MSI

b. Golongan/Pangkat dan NIP : 131 773 816

c. Jabatan Fungsional : Lektor

d. Jabatan Struktural : Penata

e. Fakultas/Program Studi : Fakultas Teknik/Arsitektur

f. Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro

g. Bidang Keahlian : Struktur konstruksi, Manajemen Konstruksi

h. Waktu untuk Kegiatan : 4 jam/minggu

Page 11: 4.1.4.1. PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI MEBEL SEBAGAI WOOD FLOORING.pdf

Departemen Riset R’nB Production

L. BIAYA

Page 12: 4.1.4.1. PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI MEBEL SEBAGAI WOOD FLOORING.pdf

Departemen Riset R’nB Production

NO URAIAN BIAYA

1. Bahan Habis Pakai :

Kayu jati 1 m³

Politur Ultran Prima

Tenaga Tukang @ Rp 40.000,00/hari

3.500.000

300.000

880.000

Jumlah 4.680.000

2.

Peralatan penunjang :

Gergaji kayu (2 x @Rp 30.000,00.)

Mesin penghalus kayu (1 x @ Rp800.000,00.)

Air dan listrik

Kuas politur (2 x @ Rp 12.000,00.)

Pengemasan

Labeling

60.000

800.000

100.000

24.000

100.000

100.000

Jumlah 1.184.000

3. Biaya Perjalanan :

Pengambilan limbah kayu

Transportasi distribusi ke Semarang

100.000

500.000

Jumlah 600.000

4. Lain-lain :

Penggandaan Laporan (5 eksemplar x @ Rp 20.000,00)

Kertas A4 (1 rim)

Dokumentasi

Poster dan brosur

CD

100.000

40.000

100.000

200.000

10.000

Jumlah 450.000

Jumlah (1+2+3+4) 6.914.000

Page 13: 4.1.4.1. PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI MEBEL SEBAGAI WOOD FLOORING.pdf

Departemen Riset R’nB Production