Upload
cassanova123123123j
View
254
Download
24
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PKM-T
Citation preview
Departemen Riset R’nB Production
A. JUDUL PENELITIAN :
PEMANFATAAN LIMBAH INDUSTRI MEBEL SEBAGAI WOOD
FLOORING ALTERNATIF DESAIN LANTAI RAMAH LINGKUNGAN
UNTUK MENINGKATKAN NILAI EKONOMIS LIMBAH KAYU DI
KABUPATEN REMBANG
B. LATAR BELAKANG
Secara greografis, letak wilayah Kabupaten Rembang sangat strategis karena
berada pada jalur dengan tingkat aksebilitas yang tinggi, menghubungkan kota
Semarang dan Surabaya, juga Pati, Tuban dan Blora. Memiliki topografi lengkap dari
pantai hingga perbukitan. Sehingga memiliki potensi ekonomi dan peluang investasi
yang tinggi, diantaranya: perikanan dan kelautan, pertambangan, pariwisata,
pertanian, dan industri kerajian (Suaramerdeka, 2005).
Salah satu produk industri kerajinan yang pertumbuhannya sangat pesat dalam
beberapa dekade terakhir adalah produk mebel dan furniture. Berawal dari pekerjaan
rumah tangga, produk mebel menjadi industri besar dengan tingkat penyerapan tenaga
kerja terdidik yang tidak sedikit. Produk jenis ini secara prinsip dibagi dua kategori
yaitu mebel taman (garden) dan interior dalam rumah (indoor).
Produksi mebel berkembang dan tumbuh pesat seiring dengan permintaan
yang meningkat dari dalam maupun luar negeri, baik desain, konstruksi, corak
maupun pewarnaannya. Sentra-sentra produksi mebel di Jawa Tengah tersebar di
Kota Semarang, Kabupaten Jepara, Klaten, Sukoharjo, Kudus, Blora, Batang Sragen,
dan Rembang. http://students.ukdw.ac.id/~22012675/produk-Mebel.htm, produk
Industri mebel kayu merupakan salah satu industri yang banyak
mengeksploitasi sumberdaya kayu. Sedangkan masyarakat terutama dalam bidang
industri kerajinan kayu mebel, real estate, dan souvenir, kurang menyadari bahwa
eksploitasi tersebut dapat mengakibatkan ekosistem hutan menjadi terganggu serta
dapat mengakibatkan kelangkaan kayu. Penggunaan material kayu sebagai bahan
utama dalam industri mebel mengakibatkan banyaknya limbah kayu yang dihasilkan
seperti: limbah akar pohon, ranting kayu (cabang), hasil potongan penggergajian,
serbuk gergaji dan kulit kayu.
Departemen Riset R’nB Production
Hasil wawancara dengan salah seorang pengrajin mebel di Kabupaten
Rembang, tahun 2004 telah terdaftar sekitar 60 pengrajin industri mebel dan setiap
pengrajin dapat menghasilkan sekitar lima kubik limbah kayu per bulannya. Sisa-sisa
kayu oleh masyarakat setempat biasanya digunakan hanya sebagai bahan kayu bakar.
Padahal apabila dilakukan pemanfaatan limbah kayu atau material kerajinan seni,
akan dapat diperoleh nilai tambah dan nilai ekonomis. Dengan menggunakan disiplin
ilmu desain, maka bahan kayu limbah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai alternatif
desain aneka produk. Salah satu diantaranya adalah wood flooring.
http://www.fsrd.itb.ac.id/wp-content/uploads/2007/11/PEMANFAATAN
C. RUMUSAN MASALAH
Setelah marmer dan keramik, kini para pemilik rumah mengincar lantai kayu
sebagai finish lantainya. Tentu saja karena keindahan kayu, yaitu warna dan serat-
serat alami yang terbentuk sepanjang masa tumbuh pohonnya dan disertai
kenyamanan lantai kayu tersebut. Lantai kayu mempunyai sifat alamiah yang lebih
kuat, bertambah pesonanya seiring dengan bertambahnya usia, dan menimbulkan
kesan cozy nan mewah. Apalagi, lantai kayu mampu menimbulkan kesan hangat,
akrab sekaligus berkelas (Kontan, 2008). Serta kenyamanan lantai kayu, yaitu
kemampuannya dalam menyerap panas dan meredam pantulan suara (Cheriatna,
2007).
Dengan pemanfaatan limbah industri mebel, keping-keping kayu yang sama
indahnya namun tersedia dalam harga yang relatif lebih murah dan dilengkapi dengan
pilihan jenis kayu, warna, tekstur, serta pola serat kayu, tersedia dalam jumlah relatif
banyak. Kemudian keping-keping tersebut disusun membentuk semacam mosaik yang
didesain dalam beberapa pola sesuai dengan pilihan dan keinginan konsumen
(Cheriatna,2007). http://123design.wordpress.com/2007/09/20/pesona-lantai-parket/.
Memperhatikan fakta bahwa semakin banyaknya peminat lantai kayu,
membuat peluang bisnis ini sangat menggiurkan dan apabila terus menerus
dikembangkan dapat menerobos dunia perdagangan karena produk ini tidak hanya
memberikan kesan mewah, namun juga memberikan kenyamanan dan dapat diperoleh
dengan harga yang terjangkau.
Pada kegiatan kewirausahaan ini akan diproduksi wood flooring dari limbah
industri mebel di Kabupaten Rembang. Produk tersebut nantinya diharapakn
mengurangi limbah dan bermanfaat bagi masyarakat. Dengan adanya kewirausahaan
Departemen Riset R’nB Production
pembuatan wood flooring dari limbah industri mebel, dapat diketahui seberapa besar
prospek wirausaha ini.
D. TUJUAN PROGRAM
Tujuan umum kegiatan PKM Kewirausahaan ini adalah menghasilkan studi
kelayakan usaha pembuatan wood flooring dari limbah industri mebel. Tujuan ini
dapat dijabarkan secara khusus, sebagai berikut :
1. Memproduksi wood flooring dari limbah industri mebel dengan metode
pengolahan tepat guna.
2. Mengetahui kelayakan usaha pembuatan wood flooring dari limbah industri
mebel.
3. Mengetahui prospek secara ekonomi dari usaha ini.
4. Mengembangkan desain pola wood flooring yang dihasilkan.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Produk wood flooring dari limbah industri mebel dengan proses pengolahan tepat
guna.
2. Pengembangan desain wood flooring dari limbah industri mebel.
3. Laporan berupa studi kelayakan usaha dan ekonomi dari pemanfaatan limbah
industri mebel sebagai wood flooring dengan pengolahan tepat guna.
F. KEGUNAAN PROGRAM
Kegiatan PKM Kewirausahaan ini diharapkan dapat memberikan konstribusi
pengetahuan bagi masyarakat dalam membuka usaha pembuatan wood flooring dari
limbah industri mebel yang berupa pengolahan tepat guna, pengembangan desain pola
wood flooring, dan studi kelayakan secara ekonomi dan usaha. Kegunaan yang
lainnya adalah untuk memanfaatkan limbah industri mebel agar mempunyai nilai
ekonomis yang lebih tinggi dan mengembangkan potensi Kabupaten Rembang yang
merupakan sentra pengrajin mebel dengan penghasil limbah kayu yang relatif banyak.
Teknologi yang didapatkan ini nantinya bisa diterapkan pada industri mebel besar
maupun kecil.
Departemen Riset R’nB Production
G. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
G. 1. Kapasitas Produk
Produksi wood flooring dari limbah industri mebel yang akan dilakukan dalam
penelitian ini adalah produk dengan kuantitas skala kecil terlebih dahulu dan membaca
keinginan pasar serta mengembangkan kualitas produk sesuai dengan permintaan pasar.
Maka dari itu, pada awal produksi, 1 m³ limbah kayu akan diproduksi menjadi papan
wood flooring dengan dimensi 100cm x 10cm x 2cm sebanyak 500 papan atau 50m²
luasan lantai. Produksi akan berlangsung setiap 2 bulan.
G.2. Perencanaan Tempat Produksi
Tempat sangat mempengaruhi produksi suatu produk, karena tempat dapat
mempengaruhi harga, kualitas produk, dan pasar. Maka dari itu, produksi akan dilakukan
di Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Tempat ini dipilih karena
merupakan salah satu sentra industri mebel dengan limbah kayu yang cocok untuk
dijadikan wood flooring serta merupakan daerah asal anggota penulis, sehingga dapat
menghemat biaya produksi.
G.3. Perencanaan Tempat Penjualan
Tempat penjualan wood flooring dilakukan di Kota Semarang, Jawa Tengah
bekerjasama dengan beberapa konsultan dan kontraktor arsitek di kota Semarang.
Kota Semarang dipilih karena merupakan ibukota Jawa Tengah dan pasar yang
strategis untuk wood flooring karena jumlah konsumen dan peminat yang lebih banyak
daripada kota lain di Jawa Tengah.
G.4. Langkah-Langkah Untuk Penjualan
Langkah-langkah untuk penjualan dan pemasaran wood flooring dengan metode
pemasaran yang baik dan tepat sasaran. Sebelum penjualan dilakukan, diperlukan riset
pasar terlebih dahulu. Riset yang dilakukan adalah dengan pengenalan produk,
dikarenakan adanya barang baru dengan teknologi tepat guna yang memiliki ciri khas
Departemen Riset R’nB Production
tersendiri, sehingga wood flooring dari limbah mebel dapat diterima oleh masyarakat.
Riset pasar itu dapat dilakukan dengan pembagian contoh produk kepada para developer,
konsultan perencana, maupun kontraktor. Setelah riset pasar selesai, produk tersebut
diproduksi sesuai dengan keinginan pasar.
Ada 4 (empat) metode Pembauran Pemasaran (marketing mix) untuk lebih
mensukseskan penjualan, diantaranya adalah : Product, Price, Place, dan Promotion.
Keempat hal tersebut sangat mempengaruhi kesuksesan suatu pemasaran produk. Apabila
keempat hal tersebut diseleksi dengan ketat, niscaya pemasaran produk akan berjalan
dengan baik. Selain itu, harus ada strategi Diferensiasi dan fokus dengan metode STP,
yaitu : Segmentation, Targeting, dan Positioning yang lebih efektif dalam menarik
konsumen, sehingga pemasaran dapat menjadi bisnis yang menjanjikan.
G.5. Rencana Anggaran Dana Usaha
Rencana anggaran dana untuk usaha wood flooring dari limbah mebel
ditampilkan dalam cash flow dan analisis ekonomi di bawah ini :
1. Cash Flow Usaha
Dalam perhitungan cash flow ini biaya yang digunakan adalah sebagai berikut :
Harga bahan baku habis pakai selama 3 bulan = Rp. 4.680.000,00
Harga peralatan tidak habis pakai selama 6 bulan = Rp. 1.184.000,00
Kapasitas produksi untuk jangka waktu 3 bulan adalah kurang lebih 50m2 wood
flooring. Dengan pengembangan omset, pada bulan-bulan berikutnya ( tergantung
pesanan konsumen).
NO URAIAN BULAN KE
Jumlah 1 2 3 4 5 6
1 Modal 6.664.000 5.680.000 12.344.000
2 Pengeluaran alat 984.000 984.000
3 Operasional
Produksi
- pembelian
bahan 3.500.000 3.500.000 7.000.000
- pengambilan
bahan 100.000 100.000 200.000
- tenaga tukang 880.000 880.000 1.760.000
- finshing 300.000 300.000 600.000
- pacakging 200.000 200.000 300.000
- transpor 500.000 500.000 1.000.000
4 Promosi 200.000 200.000 100.000
5 Penjualan 9.000.000 9.000.000 18.000.000
6 Biaya balik modal 6.664.000 5.680.000 12.344.000
Departemen Riset R’nB Production
7 Laba bersih 2.336.000 3.320.000 5.656.000
Pada bulan kedua akan didapatkan profit sebesar Rp 2.336.000,00 dari hasil penjualan
50 m² wood flooring. Hasil penjualan sebesar Rp 9.000.000,00 akan digunakan untuk
modal pada bulan berikutnya (bulan ketiga) sebesar Rp 5.680.000,00. Sehingga usaha
wood flooring akan berlangsung. Setiap tiga bulan akan memproduksi 50 m² wood
flooring. Dengan demikian, maka tiga bulan berikutnya diperkirakan profit akan naik
menjadi Rp 3.320.000,00. Jika pesanan meningkat, setelah bulan keenam jumlah unit
produksi akan ditambah dengan cara pengembangan laba yang telah didapat pada
enam bulan pertama.
2. Analisis Ekonomi Usaha
I. Biaya peralatan tidak habis pakai (FCI) =Rp. 1.084.000,00
II. Perhitungan Profit
a. Biaya produksi
i. Harga bahan baku habis pakai (FOB) =Rp. 3.500.000,00
ii. Pengambilan bahan =Rp. 100.000,00
iii. Tenaga tukang @ Rp 40.000,00 =Rp. 880.000,00
iv. Finishing kayu =Rp 300.000,00
v. Unit utilitas (air, listrik) =Rp. 100.000,00
vi. Promosi =Rp 200.000,00
vi. Transportasi =Rp. 500.000,00 +
Jumlah =Rp. 6.664.000,00
b. Sale
i. Harga pasar = Rp. 9.000.000,00
c. Profit (Penjualan – Biaya produksi) = Rp. 2.336.000,00
Departemen Riset R’nB Production
H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM
H.1 Kegiatan Tahap I: Tahap persiapan proyek
Tahap ini meliputi pengadaan peralatan berupa alat-alat produksi dan mesin pemotong
bahan baku kayu serta bahan baku berupa limbah mebel. Selanjutnya tahap persiapan
dilanjutkan dengan mengadakan pelatihan tenaga kerja. Kemudian menyediakan lokasi
produksi yang tepat yaitu memilih tempat produksi yang memiliki banyak limbah mebel
sehingga bahan baku dapat diperoleh dengan mudah dan relatif lebih murah, diakhiri
dengan survey pasar untuk mengetahui prospek produk.
H.II Kegiatan Tahap II: Tahap Pengembangan Produk Skala Kecil
Tahap ini meliputi penyempurnaan formula dan model wood flooring sesuai
permintaan pasar, tes produk secara berkala yang bertujuan untuk mengetahui dengan
pasti permintaan pasar, pemilihan produk layak produksi melalui proses penyortiran pada
bahan baku sehingga penggunaan produk dapat dipertanggung jawabkan, pemilihan
model lantai kayu mozaik yang sesuai dan dapat menarik konsumen.
H.II Kegiatan Tahap III: Tahap Produksi Wood flooring
Proses produksi wood flooring ini diawali dengan penyiapan bahan baku berupa
limbah industri mebel dan penyortiran dilanjutkan dengan proses pemotongan kayu
sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan yaitu 100cm x 100cm x 2cm dilanjutkan
dengan memasah dan menghaluskan permukaan kayu agar dapat dengan mudah dibentuk.
Selanjutnya adalah pembuatan pola wood flooring serta membuat lubang pengait pada
semua sisi lantai sehingga dapat mempermudah pemasangan lantai kayu. Dengan teknik
tersebut tidak akan ada lantai yang tidak dapat dipasangkan, karena semua memiliki
lubang pengait dengan ukuran yang sama pada semua sisi wood flooring. Kemudian
dilanjutkan dengan mengamplas atau menghaluskan permukaan lantai kayu agar mudah
untuk diberi pewarna yang sesuai. Selanjutnya pewarnaan dengan plitur pada suhu 34 -
35o
C selama 90 menit agar warna menempel dengan kuat dan tahan lebih lama,
kemudian dilanjutkan dengan proses pendinginan.
Berikutnya dilakukan proses pengemasan produk agar plitur pada wood flooring tidak
mudah rusak, dilanjutkan dengan proses pengepakan untuk kemudian produk siap
diedarkan.
Departemen Riset R’nB Production
Diagram proses pembuatan wood flooring secara lengkap disajikan pada blok
diagram dibawah ini:
Gambar 1. Blok diagram proses produksi wood flooring dari limbah industri mebel
H.3 Kegiatan Tahap IV : Tahap Penentuan Harga dan Pemasaran
Tahap akhir ini merupakan kegiatan kajian teknoekonomi terhadap proses pembuatan
wood flooring dari limbah industri mebel. Kajian ini mencakup proses penghitungan menurut
kaidah-kaidah kajian ekonomi dan kekuatan pasar yang ada saat ini. Proses tersebut meliputi
penghitungan fixed capital investement, working capital, depresiasi, dan bunga bank.
Penyortiran Limbah kayu
Pemotongan kayu
100x10x2cm
Pembuatan
Pen dan Lobang Pen
Untuk sambungan
Penghalusan
permukaan
Packaging
Marketing
Finishing
Departemen Riset R’nB Production
Sedangkan analisis yang dilakukan adalah cash flow, Pay Out Time (POT), dan analisis
ekonomi benefit cost sehingga dapat dihitung keuntungan yang diinginkan setelah dipotong
pajak. Proses penentuan besarnya keuntungan ini juga melihat kondisi pasar.
Proses pemasaran terlebih dahulu dilakukan proses pengenalan produk ke masyarakat
sekitar. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui program tersendiri atau diselipkan di sela-sela
kegiatan-kegiatan kemahasiswaan, seperti Expo Karir, Teknik Expo, Pameran UKM,
seminar-seminar kewirausahaan, dan lain-lain.
I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM
No Rencana Kegiatan Bulan ke
1 2 3 4 5 6
1 Penyiapan bahan dan alat
2
Pemotongan dan Penghalusan
Permukaan Kayu
3 Finishing
4 Pengemasan dan pemasaran
5
Analisa hasil pengembangan
produk
6 Pembuatan laporan
7 Seminar hasil
J. NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA
1. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Taviani Setiarti
b. NIM : L2B006082
c. Fakultas / Jurusan : Teknik/Teknik Arsitektur
d. Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
e. Waktu untuk kegiatan : 15 jam/minggu
Departemen Riset R’nB Production
3. Anggota Pelaksana I
a. Nama Lengkap : Kiki Irawati
b. NIM : L2B006043
c. Fakultas / Jurusan : Teknik / Teknik Arsitektur
d. Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
e. Waktu untuk kegiatan : 10 jam/minggu
3. Anggota Pelaksana II
a. Nama Lengkap : Nurul Azizah Khoiriyah
b. NIM : E2A006082
c. Fakultas / Jurusan : Fakultas Kesehatan Masyarakat
d. Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
e. Waktu untuk kegiatan : 10 jam/minggu
2. Anggota Pelaksana III
a. Nama Lengkap : Muftika Lutfiana
b. NIM : E2A006062
c. Fakultas / Jurusan : Fakultas Kesehatan Masyarakat
d. Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
e. Waktu untuk kegiatan : 10 jam/minggu
K. NAMA DAN BIODATA DOSEN PEMBIMBING
a. Nama Lengkap dan Gelar : Ir.Satrio Nugroho, MSI
b. Golongan/Pangkat dan NIP : 131 773 816
c. Jabatan Fungsional : Lektor
d. Jabatan Struktural : Penata
e. Fakultas/Program Studi : Fakultas Teknik/Arsitektur
f. Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
g. Bidang Keahlian : Struktur konstruksi, Manajemen Konstruksi
h. Waktu untuk Kegiatan : 4 jam/minggu
Departemen Riset R’nB Production
L. BIAYA
Departemen Riset R’nB Production
NO URAIAN BIAYA
1. Bahan Habis Pakai :
Kayu jati 1 m³
Politur Ultran Prima
Tenaga Tukang @ Rp 40.000,00/hari
3.500.000
300.000
880.000
Jumlah 4.680.000
2.
Peralatan penunjang :
Gergaji kayu (2 x @Rp 30.000,00.)
Mesin penghalus kayu (1 x @ Rp800.000,00.)
Air dan listrik
Kuas politur (2 x @ Rp 12.000,00.)
Pengemasan
Labeling
60.000
800.000
100.000
24.000
100.000
100.000
Jumlah 1.184.000
3. Biaya Perjalanan :
Pengambilan limbah kayu
Transportasi distribusi ke Semarang
100.000
500.000
Jumlah 600.000
4. Lain-lain :
Penggandaan Laporan (5 eksemplar x @ Rp 20.000,00)
Kertas A4 (1 rim)
Dokumentasi
Poster dan brosur
CD
100.000
40.000
100.000
200.000
10.000
Jumlah 450.000
Jumlah (1+2+3+4) 6.914.000
Departemen Riset R’nB Production