Upload
faesal-amri
View
105
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Pkm-GT
Citation preview
i
i
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
POTENSI BIJI PINANG (Areca catechu) MENJADI BIODISEL SEBAGAI
ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGURANGI PENGGUNAAN
ENERGI FOSIL
BIDANG KEGIATAN :
PKM GT
Diusulkan oleh:
Faesal Amri (4301411136/2011)
Sasih Martyani (4301411133/2011)
Andini Arum Sari (4301412027/2012)
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2013
ii
ii
HALAMAN PENGESAHAN USULAN
1. Judul Kegiatan : POTENSI (Areca catechu) MENJADI BIODISEL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK
MENGURANGI PENGGUNAAN ENERGI FOSIL
2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-GT 3. Ketua pelaksana kegiatan :
a. Nama Lengkap : Faesal Amri b. NIM : 4301411136 c. Jurusan : Kimia d. Universitas : Universitas Negeri Semarang e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Trikarso Rt.01/Rw.04 kec.
Sruweng, Kebumen/085747722534
f. Alamat email : [email protected] 4. Anggota pelaksana kegiatan/penulis : 2 orang 5. Dosen pembimbing :
a. Nama lengkap dan gelar : Drs. Ersanghono Kusuma , M.S b. NIDN : 0010055406
6. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Taman Ketapang Selatan No 42 Semarang (085740077000)
Semarang, 21 Maret 2013
Menyetujui
Ketua Jurusan Kimia Ketua Pelaksana Kegiatan
Dra.Woro Sumarni, M.Si Faesal Amri
NIP . 19650723 199303 2 001 NIM . 4301411136
Pembantu Rektor
Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping
Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd Dra. Sri Mantini R. S., M. Si
NIP. 19620508 198803 1 002 NIPDN. 0017105005
iii
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil`alamin,
Maha Suci Allah, Rabb Yang Maha Agung, segala puji tercurahkan pada-
Nya atas limpahan nikmat, rahmat, dan petunjuk-Nya. Shalawat serta salam
semoga selalu senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah
Muhammad SAW. Atas berkat izin-Nya lah kami dapat menyelesaikan karya tulis
ini.
Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya hayati tropika yang unik,
kelimpahan sinar matahari, air dan tanah dan juga potensi pertanian organik yang
sangat besar. Luas lahan pertanian yang mencapai 50 Juta hektar memungkinkan
berkembangnya berbagai produk organik ramah lingkungan yang mampu
menjadikan keunggulan komparatif dengan negara lain, meskipun belum
termanfaatkan secara maksimal. Karya ini memperlihatkan sebarapa besar
potensi besar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Indonesia membutuhkan ide-
ide kreatif dari seluruh masyarakat untuk terus berkembang menjadi lebih baik ke
depan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih banyak
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini
yaitu:
1. Allah SWT yang memberikan kesehatan serta kesempatan untuk membuat karya tulis ini.
2. Orangtua yang sangat membantu pemberian motivasi serta nasehat yang bermanfaat dalam proses penulisan yang cukup banyak menyita waktu.
3. Teman-teman lain yang telah memberi motivasi bagi penulisan karya tulis ini. Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang bermanfaat senantiasa penulis nantikan dan
hargai. Semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang
bersangkutan di masa depan.
Semarang, 21 Maret 2013
Penulis
iv
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iv
RINGKASAN ................................................................................................. 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1 B. Tujuan ................................................................................................ 3 C. Manfaat ............................................................................................. 3
GAGASAN
A. Kondisi kekinian ............................................................................... 3 B. Solusi yang pernah ditawarkan .......................................................... 3 C. Gagasan baru yang ditawarkan .......................................................... 3 D. Pihak-pihak yang dapat mengimplementasikan gagasan ................... 6 E. Langkah-langkah strategis implementasi gagasan ............................. 6
SIMPULAN
A. Gagasan baru yang diajukan .............................................................. 6 B. Teknik implementasi gagasan ............................................................ 6 C. Prediksi hasil yang diperoleh ............................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 7
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 7
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Blok diagram proses biodiesel ................................................................... 6 2. Proses Sokletasi ........................................................................................ 7 3. Proses Destilasi .......................................................................................... 7
1
POTENSI BIJI PINANG (Areca catechu) MENJADI BIODISEL SEBAGAI
ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGURANGI PENGGUNAAN
ENERGI FOSIL
Faesal Amri, Sasih Martyani, dan Andini Arum Sari
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang
RINGKASAN
Kebutuhan akan bahan bakar saat ini semakin meningkat. Peningkatan
tersebut tidak diikuti oleh ketersidaan bahan bakar fosil. Oleh karena itu perlu
adanya bahan bakar alternative baru. Biodiesel adalah bahan bakar minyak yang
dibuat dari minyak nabati. Indonesia adalah Negara penghasil minyak nabati
terbesar didunia. Banyak sekali bahan-bahan alam yang ada di Indonesia dapat
dibuat menjadi biodiesel. Salah satu dari bahan tersebut adalah biji pinang. Di
Indonesia tanaman pinang banyak terdapat di pulau Sumatera (Aceh, Sumatera
Utara Umatera Barat), Sulawesi (Sulawesi Selatan Sulawesi Utara), Kalimantan
(Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat) dan Nusa Tenggara (Nusa Tenggara
Barat dan Nusa Tenggara Timur). Biji pinang mengandung 0,3 - 0,6%, alkaloid,
seperti arekolin (C8H13NO2), arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine dan
isoguvasi-ne. Selain itu juga mengandung red tannin 15%, lemak 14% (palmitic,
oleic, stearic, caproic, caprylic, lauric, myristic acid), kanji dan resin. Pada saat ini
pemanfaatan biji pinang hanya terbatas pada kegiatan menyirih. Biji pinang dapat
diekstraksi menjadi minyak nabati melalui proses ekstraksi sokletasi yaitu sejenis
ekstraksi dengan pelarut organik yang dilakukan secara berulang- ulang dan
menjaga jumlah pelarut relatif konstan. Pada proses ini minyak nabati yang
dihasilkan sebesar 14% dari semula. Kemudian minyak tersebut diolah menjadi
biodiesel melalui reaksi esterifikasi dan transesterifikasi dan dibantu dengan
katalisator. Biodiesel yang dihasilkan dapat dijadikan bahan bakar alternative
pengganti bahan bakar fosil yang ramah lingkungan dan mempunyai banyak
keunggulan dari bahan bahar fosil.
Kata kunci : Biodisel, Biji pinang, Bahan, Bakar
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Biodisel adalah bahan bakar minyak (BBM) yang dibuat dari bahan nabati
berupa lemak atau minyak untuk digunakan pada mesin genset disel, mobil atau
otomotif lainnya. Biodisel termasuk bahan energi yang dapat dipulihkan, karena
dapat ditanam pada areal kehutanan, pertanian, lahan rakyat dan lain-lain
(Pakpahan, 2001). Beberapa jenis bahan baku yang telah di kenal secara luas di
dunia dan telah diaplikasikan dalam skala pilot atau komersial adalah : minyak
2
kacang kedele dengan nama pasar SME (Soybean-oil methyl ester) yang
dikembangkan di Amerika, minyak biji lobak dengan nama pasar RME (Rapseed-
oil methyl ester) dikembangkan di Eropa dan Nikaragua, CME (Coconut-oil
methyl ester) dikembangkan oleh Filipina dan POME (Palm-oil methyl ester)
yang dikembangkan Malaysia (Soerawidjaja, 2002). Indonesia sudah melakukan
aplikasi pilot plant POME di Riau berkapasitas 20 ton/hari.
Kebijakan nasional di bidang energi nasional adalah : intensifikasi,
konservasi, diversifikasi dan indeksasi (Samiarso, 2001). Penggunaan biodisel
sebagai sumber energy alternatif telah memenuhi setiap butir kebijakan tersebut
yaitu : mengintensifkan penggunaan lahan kritis dan tidak produktif untuk bahan
baku biodisel (intensifikasi), menghemat penggunaan bahan bakar minyak bumi
(konservasi), pengembangan bahan bakar nabati non minyak bumi (diversifikasi)
dan penyesuaian jenis bahan bakar sesuai kondisi wilayah setempat (indeksasi).
Penggunaan biodisel sebagai sumber energi alternatif memiliki banyak
keunggulan komparatif, antara lain : ketersediaan sumber daya, ketersediaan
teknologi, keunggulan kualitas produk, memberikan dampak positif terhadap
ekonomi makro (devisa negara) dan ekonomi mikro seperti penciptaan lapangan
kerja baru dan peningkatan pendapatan masyarakat sekitar lokasi bahan baku.
Beberapa keunggulan kualitas biodisel dibanding petrodisel (solar) adalah : resiko
terbakar lebih rendah, kualitas pembakaran seimbang, emisi gas toksik lebih
rendah sampai nol, lebih mudah terurai secara biologis, pengadaannya banyak
melibatkan masyarakat dari kelompok kurang mampu serta memberikan dampak
positif pada konservasi tanah dan air (Sudradjat dkk., 2003).
Tanaman pinang (Areca catechu LINN), termasuk salah satu jenis palma
yang sampai saat ini belum memperoleh penelitian yang serius, dibanding
tanaman palma lainnya. Di Indonesia tanaman pinang banyak terdapat di pulau
Sumatera (Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat), Kalimantan (Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Barat), Sulawesi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara)
dan Nusa Tenggara (Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur). Tanaman
ini umumnya tumbuh secara alami dan kalaupun ditanam hanya sebagai pembatas
kebun. Mungkin hal ini disebabkan pemanfaatannya yang masih terbatas,
misalnya pemanfaatan biji pinang secara tradisional yang telah berlangsung secara
luas sejak ratusan tahun lalu adalah pada kegiatan menyirih.
Biji pinang rasanya pahit, pedas dan hangat serta mengandung 0,3 - 0,6%,
alkaloid, seperti arekolin (C8H13NO2), arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine
dan isoguvasi-ne. Selain itu juga mengandung red tannin 15%, lemak 14%
(palmitic, oleic, stearic, caproic, caprylic, lauric, myristic acid), kanji dan resin.
Biji pinang dapat di ekstraksi menjadi minyak nabati melalui proses
sokletasi. Minyak yang didapat adalah sebesar 0,917 gram dengan rendemen
sebesar 2,38%, hal ini disebabkan karena pada biji pinang minyak yang
terkandung cukup sedikit yaitu sekitar 14%. Minyak yang dihasilkan merupakan
minyak nabati.
3
Tujuan
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk meningkatkan nilai
guna dari biji pinang dengan mengolahnya menjadi biodisel
Manfaat
Manfaat dari penulisan karya ilmiah ini dapat memanfaatkan biji pinang
menjadi biodiesel yang dapat dijadikan sebagai bahan bakar yang ramah
lingkungan.
GAGASAN
Kondisi Kekinian
Pinang adalah sejenis palma yang tumbuh di daerah Pasifik, Asia dan
Afrika bagian timur. Pinang juga merupakan nama buahnya yang diperdagangkan
orang. Berbagai nama daerah di antaranya adalah pineung (Aceh), pining (Batak
Toba), penang (Md.), jambe (Sd., Jw.), bua, ua, wua, pua, fua, hua (aneka bahasa
di Nusa Tenggara dan Maluku) dan berbagai sebutan lainnya. Dalam bahasa
Inggris dikenal sebagai Betel palm atau Betel nut tree, dan nama ilmiahnya adalah
Areca catechu. jn
Biji pinang rasanya pahit, pedas dan hangat serta mengandung 0,3 - 0,6%,
alkaloid, seperti arekolin (C8H13NO2), arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine
dan isoguvasi-ne. Selain itu juga mengandung red tannin 15%, lemak 14%
(palmitic, oleic, stearic, caproic, caprylic, lauric, myristic acid), kanji dan resin.
Biji segar mengandung kira-kira 50% lebih banyak alkaloid dibandingkan biji
yang telah mengalami perlakuan. Arekolin selain berfungsi sebagai obat cacing
juga sebagai penenang, sehingga bersifat memabukkan bagi penggunanya.
Pemanfaatan biji pingang masih sangat terbatas. Seperti diketahui sampai
sekarang biji pinang hanya dimanfaatkan untuk keperluan kegiatan-kegiatan
tradisional seperti nginang. Padahal telah diketahui bahwa biji pinang dapat
menghasilkan minyak nabati yang dapat diolah lagi menjadi biodiesel.
Solusi yang pernah ditawarkan
Dewasa ini telah banyak muncul gagasan mengenai pemanfaatan bahan
alam untuk dijadikan energy alternative. Salah satu bentuk contohnya adalah
pembuatan biodiesel dari biji ketapang.
Belakangan ini telah dilakukan percobaan mengenai pemanfaatan biji
pinang yang diambil minyaknya. Minyak yang dihasilkan adalah minyak nabati,
yang diketahui dapat diolah lagi menjadi sumber energy alternative yaitu
biodiesel.
Gagasan baru yang ditawarkan
Gagasan baru yang kami tawarkan adalah dengan memanfaatkan biji
pinang yang diambil minyak nabatinya kemudian diolah menjadi biodiesel yang
dapat digunakan sebagai bahan bakar alternative yang ramah lingkungan.
4
Proses pembuatannya dimulai dengan mengambil minyak nabati dari biji
pinang. Metode yang digunakan adalah Sokletasi. Metode sokletasi adalah
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia
ditempatkan dalam selonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa,
cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan
dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari
yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan
penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke
labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna
ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak tampak noda jika di KLT, atau
sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan
dipekatkan.
Selanjutnya adalah pembuatan biodiesel itu sendiri. Biodiesel dibuat
melalui suatu proses kimia yang disebut transesterifikasi dimana gliserin
dipisahkan dari minyak nabati. Proses ini menghasilkan dua produk yaitu metil
esters (biodiesel)/mono-alkyl esters dan gliserin yang merupakan produk samping.
Bahan baku utama untuk pembuatan biodiesel antara lain minyak nabati, lemak
hewani, lemak bekas/lemak daur ulang. Semua bahan baku ini mengandung
trigliserida, asam lemak bebas (ALB) dan zat-pencemar dimana tergantung pada
pengolahan pendahuluan dari bahan baku tersebut. Sedangkan sebagai bahan baku
penunjang yaitu alkohol. Pada ini pembuatan biodiesel dibutuhkan katalis untuk
proses esterifikasi, katalis dibutuhkan karena alkohol larut dalam minyak. Minyak
nabati kandungan asam lemak bebas lebih rendah dari pada lemak hewani,
minyak nabati biasanya selain mengandung ALB juga mengandung
phospholipids, phospholipids dapat dihilangkan pada proses degumming dan ALB
dihilangkan pada proses refining. Minyak nabati yang digunakan dapat dalam
bentuk minyak Produk biodiesel tergantung pada minyak nabati yang digunakan
sebagai bahan baku seta pengolahan pendahuluan dari bahan baku tersebut.
Alkohol yang digunakan sebagai pereaksi untuk minyak nabati adalah
methanol, namun dapat pula digunakan ethanol, isopropanol atau butyl, tetapi
perlu diperhatikan juga kandungan air dalam alcohol tersebut. Bila kandungan air
tinggi akan mempengaruhi hasil biodiesel kualitasnya rendah, karena kandungan
sabun, ALB dan trig;iserida tinggi. Disamping itu hasil biodiesel juga dipengaruhi
oleh tingginya suhu operasi proses produksi, lamanya waktu pencampuran atau
kecepatan pencampuran alkohol.
Katalisator dibutuhkan pula guna meningkatkan daya larut pada saat reaksi
berlangsung, umumnya katalis yang digunakan bersifat basa kuat yaitu NaOH
atau KOH atau natrium metoksida. Katalis yang akan dipilih tergantung minyak
nabati yang digunakan, apabila digunakan minyak mentah dengan kandungan
ALB kurang dari 2 %, disamping terbentuk sabun dan juga gliserin. Katalis
tersebut pada umumnya sangat higroskopis dan bereaksi membentuk larutan kimia
yang akan dihancurkan oleh reaktan alkohol. Jika banyak air yang diserap oleh
katalis maka kerja katalis kurang baik sehingga produk biodiesel kurang baik.
Setelah reaksi selesai, katalis harus di netralkan dengan penambahan asam mineral
kuat. Setelah biodiesel dicuci proses netralisasi juga dapat dilakukan dengan
penambahan air pencuci, HCl juga dapat dipakai untuk proses netralisasi katalis
basa, bila digunakan asam phosphate akan menghasil pupuk phosphat(K3PO4).
5
Proses dasar pembuatan biodiesel lihat Gambar 1. Proses transesterifikasi
yang umum untuk membuat biodiesel dari minyak nabati (biolipid) ada tiga
macam yaitu :
a. Transesterifikasi dengan Katalis Basa b. Transesterifikasi dengan Katalis Asam Langsung c. Konversi minyak/lemak nabati menjadi asam lemak dilanjutkan
menjadi biodiesel
Sumber : Sudrajat, Hendra A, W Iskandar dan Iskandar. 2003
Gambar.1 Blok diagram proses biodiesel
Hampir semua biodiesel diproduksi dengan metode transesterifikasi
dengan katalisator basa karena merupakan proses yang ekonomis dan hanya
memerlukan suhu dan tekanan rendah. Hasil konversi yang bisa dicapai dari
proses ini adalah bisa mencapai 98%. Proses ini merupakan metode yang cukup
krusial untuk memproduksi biodiesel dari minyak/lemak nabati. Proses
transesterifikasi merupakan reaksi dari trigliserin (lemak/minyak) dengan
bioalkohol (methanol atau ethanol) untuk membentuk ester dan gliserol.
Sumber : Indera, Arbhy, dkk. 2011
Gambar.2 Proses Sokletasi Gambar.3 Proses Destilasi
6
Pihak-pihak yang dapat mengimplementasikan gagasan
Gagasan ini dapat terwujud jika terjalin kerjasama antara pihak
pemerintah, pemilik perkebunan, dan para peneliti. Pemerintah berperan sebagai
penyedia modal baik peralatan maupun bahan-bahan yang digunakan dalam
proses produksi. Pemilik perkebunan perperan sebagai penyedia bahan baku yaitu
biji pinang. Sedangkan pihak peneliti perperan sebagai pelaksana dalam proses
pengembangan biodiesel.
Langkah-langkah setrategis implementasi gagasan
Langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk
mengimplementasikan gagasan tersebut adalah dengan melakukan sosialisasi
kepada pemerintah, dinas dan atau pihak-pihak terkait tentang potensi dari biji
pinang. Kemudian melakukan kerjasama dengan pemilik perkebunan pinang di
berbagai daerah sebagai penyedia bahan baku. Peneliti yang dalam hal ini dapat
dilakukan oleh mahasiswa bertugas untuk mengolah biji pinang menjadi biodiesel
sebagai sumber energy alternative.
SIMPULAN
Gagasan yang diajukan
Pemanfaatan akan biji pinang masih sangat terbatas. Di beberapa daerah
biji pinang digunakan untuk kegiatan nginang. Seperti kita ketahui biji pinang
dapat mengasilkan minyak nabati. Minyak nabati yang dihasilkan dapat kita
manfaatkan atau kita olah menjadi bahan bakar alternative yang ramah lingkungan
yaitu biodiesel.
Teknik implementasi gagasan
Langkah pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan bahan utama
yaitu biji pinang dengan melakukan kerjasama dengan pemilik perkebunan pinang
yang ada di beberapa daerah di Indonesia. Selanjutnya adalah mengumpulkan
alat-alat yang diperlukan untuk proses produksi dengan melakukan kerjasama
dengan pemerintah, dinas atau pihak-pihak terkait sebagai penyedia. Selanjutnya
adalah proses produksi yang data dilakukan oleh mahasiswa sebagai tim peneliti.
Prediksi hasil yang akan diperoleh
Dengan diolahnya biji pinang menjadi biodiesel akan dapat meningkatkan
nilai guna dari biji pinang itu sendiri sehingga lebih bermanfaat. Selain itu telah
ditemukan energy alternative baru yang lebih ramah lingkungan yang berbahan
dasar dari alam sehingga dapat mengurangi penggunaan energy fosil. Dampak
yang positif juga akan didapatkan oleh penyedia bahan baku sehingga dapat
meningkatkan pendapatannya.
7
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto, Bode. 2002 Bahan Bakar Alternatif Biodisel. Sumatera Utara:
Universitas Sumatera Utara
Indera, Arbhy, dkk. 2011. Proses Ekstraksi Sokletasi Minyak Biji Pinang. .
Pekanbaru: Universitas Riau
Nazarudin, dkk: .1992. Pengembangan Minyak Biji Karet di
Indonesia. Surabaya: Indonesian Press
Pakpahan, A. 2001. Palm biodiesel : its potency, technology, business
prospect, and environmental implications in Indonesia. Tiara Convention
Center: Medan
Rahayu, Martini. 2005. Teknologi Proses Produksi Biodisel.
Soerawidjaja, T. H. 2002. Menjadikan biodisel sebagai bagian dari liquor fuel
mix di Indonesia. Pusat Penelitian Material dan Energi. Bandung: ITB
Sudrajat, Hendra A, W Iskandar dan Iskandar. 2003. Teknologi Pembuatan
Biodisel dari Minyak Biji Tanaman Jarak Pagar. Bandung: ITB
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Ketua Pelaksana
Nama Lengkap : Faesal Amri
Tempat Tanggal Lahir : Kebumen, 13 Agustus 1993
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Kebangsaan : Indonesia
Pendidikan : SD Negeri Trikarso
: SMP N 1 Pejagoan
: SMA N 1 Pejagoan
: Universitas Negeri Semarang, semester 3
Jurusan Kimia
Pengalaman Menulis : Peserta PKM-K 2011
PKM-GT 2011 dan PKM-K 2012
Semarang, 15 Maret 2013
Ketua Pelaksana,
Faesal Amri
NIM : 4301411136
8
Anggota 1
Nama Lengkap : Sasih Martyani
Tempat Tanggal Lahir : Magelang, 03 Maret 1993
Jenis Klamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Kebangsaan : Indonesia
Pendidikan : SD N Magelang 3
SMP N 1 Magelang
SMA N 4 Magelang
Universitas Negeri Semarang, semester 3
Jurusan Kimia
Pengalaman Menulis :-
Semarang, 21 Maret 2013
Sasih Martyani
NIM 4301411133
Anggota 1
Nama Lengkap : Andini Arum Sari
Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 4 Februari 1994
Jenis Klamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Kebangsaan : Indonesia
Pendidikan : SD N Ngalian 07 Semarang
SMP N 18 Semarng
SMA N 6 Semarang
Universitas Negeri Semarang, semester 2
Jurusan Kimia
Pengalaman Menulis :-
Semarang, 21 Maret 2013
Andini Arum Sari
NIM 4301412027
9
Biodata Dosen Pembimbing
Nama Lengkap dan Gelar : Drs. Ersanghono Kusuma , M.S
NDN : 0010055406
Fakultas/Program Studi : FMIPA/ KIMIA
Alamat : Jl. Taman Ketapang Selatan No 42
Semarang
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang
Bidang Keahlian : Kimia Organik
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Dra. Sri Mantini R. S., M.Si
NIDN 0017105005