14
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 51 BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu, sistem pembayaran non tunai menunjukkan penurunan transaksi kliring dan RTGS. 5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI 5.1.1 ALIRAN UANG KARTAL (INFLOW/OUTFLOW) Kegiatan kas titipan di Gorontalo sepanjang triwulan I-2011 mengalami net inflow sebesar Rp141,40 miliar. Aliran uang kartal yang masuk ke dalam khasanah kas titipan lebih tinggi dibandingkan dengan aliran uang kartal yang keluar dari khasanah kas titipan. Sumber: Bank Indonesia Grafik 5.1 Netflow Kas Titipan Gorontalo Grafik 5.2 Perkembangan Netflow Bulanan Kondisi net inflow pada triwulan laporan terutama terjadi pada bulan Januari yang mencapai Rp108,79 miliar kemudian diikuti oleh Februari sebesar Rp19,90 miliar dan Maret sebesar Rp12,71 miliar. Net Inflow pada triwulan I-2011 merupakan cerminan dari arus dana yang kembali ke perbankan setelah pada triwulan sebelunya mengalami penarikan yang cukup signifikan terkait dengan berbagai kegiatan pada akhir tahun 2010 seperti Hari Raya Idul Adha, Hari Raya Natal, Tahun Baru, dan percepatan realisasi APBD. 5.1.2 PENYEDIAAN UANG KARTAL LAYAK EDAR Uang layak edar yang tersedia pada kas titipan Gorontalo pada akhir triwulan I-2011 sebesar Rp99,15 miliar lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp35,88 miliar. Meningkatnya uang layak edar terkait dengan penyediaan uang untuk kebutuhan transaksi pada awal tahun 2011. Adapun rincian uang layak edar dimaksud sebesar Rp99,09 miliar untuk uang kertas dan Rp64 juta untuk uang logam. Sementara itu, uang

5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI 5.1.1 … · Meningkatnya uang layak edar terkait dengan penyediaan uang untuk kebutuhan transaksi pada awal tahun 2011. Adapun rincian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI 5.1.1 … · Meningkatnya uang layak edar terkait dengan penyediaan uang untuk kebutuhan transaksi pada awal tahun 2011. Adapun rincian

BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 51

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net

inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu, sistem pembayaran non

tunai menunjukkan penurunan transaksi kliring dan RTGS.

5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI

5.1.1 ALIRAN UANG KARTAL (INFLOW/OUTFLOW)

Kegiatan kas titipan di Gorontalo sepanjang triwulan I-2011 mengalami net inflow

sebesar Rp141,40 miliar. Aliran uang kartal yang masuk ke dalam khasanah kas titipan lebih

tinggi dibandingkan dengan aliran uang kartal yang keluar dari khasanah kas titipan.

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 5.1 Netflow Kas Titipan Gorontalo Grafik 5.2 Perkembangan Netflow Bulanan

Kondisi net inflow pada triwulan laporan terutama terjadi pada bulan Januari yang

mencapai Rp108,79 miliar kemudian diikuti oleh Februari sebesar Rp19,90 miliar dan Maret

sebesar Rp12,71 miliar. Net Inflow pada triwulan I-2011 merupakan cerminan dari arus dana

yang kembali ke perbankan setelah pada triwulan sebelunya mengalami penarikan yang

cukup signifikan terkait dengan berbagai kegiatan pada akhir tahun 2010 seperti Hari Raya

Idul Adha, Hari Raya Natal, Tahun Baru, dan percepatan realisasi APBD.

5.1.2 PENYEDIAAN UANG KARTAL LAYAK EDAR

Uang layak edar yang tersedia pada kas titipan Gorontalo pada akhir triwulan I-2011

sebesar Rp99,15 miliar lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp35,88

miliar. Meningkatnya uang layak edar terkait dengan penyediaan uang untuk kebutuhan

transaksi pada awal tahun 2011. Adapun rincian uang layak edar dimaksud sebesar

Rp99,09 miliar untuk uang kertas dan Rp64 juta untuk uang logam. Sementara itu, uang

Page 2: 5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI 5.1.1 … · Meningkatnya uang layak edar terkait dengan penyediaan uang untuk kebutuhan transaksi pada awal tahun 2011. Adapun rincian

BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN

52 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011| BANK INDONESIA

lusuh yang terdapat pada kas titipan sebesar Rp11,02 miliar. Pecahan uang kertas sebesar

Rp2000,- merupakan pecahan yang memiliki tingkat kelusuhan tertinggi yaitu sebanyak

500.000 lembar, kemudian diikuti oleh pecahan uang kertas sebesar Rp1000,- yang memiliki

tingkat kelusuhan sebanyak 130.000 lembar.

Tabel 5.1 Rincian Pecahan Uang di Kas Titipan Gorontalo (Dalam Rp.ribu)

Sumber : Bank Indonesia

5.1.3 UANG PALSU

Tabel 5.2 Perkembangan Uang Palsu di Gorontalo

Pada triwulan-I 2011, belum teridentifikasi temuan uang palsu di Kas Titipan Provinsi

Gorontalo. Namun pada tahun 2010 terdapat temuan sebanyak 39 lembar uang palsu

dengan rincian meliputi pecahan Rp100.000,- tahun emisi 2004 sebanyak 21 lembar,

pecahan Rp50.000,- tahun emisi 2005 sebanyak 14 lembar, pecahan Rp10.000,- tahun

emisi 2005 sebanyak 1 lembar, dan pecahan Rp5.000,- tahun emisi 2001 sebanyak 3

lembar.

Layak edar Lusuh Layak edar Lusuh Layak edar Lusuh

Uang Kertas 100,000 32,500,000 32,500,000 6,500,000 7,000,000 13,500,000 39,300,000 4,000,000 43,300,000

50,000 64,200,000 64,200,000 11,100,000 10,000,000 21,100,000 39,300,000 5,000,000 44,300,000

20,000 9,440,000 9,440,000 9,260,000 2,900,000 12,160,000 9,320,000 460,000 9,780,000

10,000 4,470,000 4,470,000 5,960,000 1,300,000 7,260,000 5,220,000 250,000 5,470,000

5,000 3,935,000 3,935,000 940,000 3,400,000 4,340,000 4,880,000 175,000 5,055,000

2,000 160,000 160,000 2,050,000 330,000 2,380,000 1,002,000 1,000,000 2,002,000

1,000 500,000 500,000 50,000 465,000 515,000 66,000 130,000 196,000

Total 115,205,000 - 115,205,000 35,860,000 25,395,000 61,255,000 99,088,000 11,015,000 110,103,000

Uang Logam 500 50,000 50,000 18,000 - 18,000 63,000 - 63,000

100 10,000 10,000 1,000 - 1,000 1,000 - 1,000

Total 60,000 60,000 19,000 - 19,000 64,000 - 64,000

TOTAL UANG 115,265,000 - 115,265,000 35,879,000 25,395,000 61,274,000 99,152,000 11,015,000 110,167,000

Tw. I 2011Jumlah (ribu)Jumlah (ribu)Jumlah (ribu)

Tw. IV 2010Tw. I 2010Jenis Pecahan (Rp)

Pecahan / Tahun Emisi 2009 2010 Tw I-2011

100.000 / 2004 1 21 0

50.000 / 2005 7 14 0

10.000 / 2005 0 1 0

5.000 / 2001 0 3 0

Jumlah 8 39 0

Page 3: 5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI 5.1.1 … · Meningkatnya uang layak edar terkait dengan penyediaan uang untuk kebutuhan transaksi pada awal tahun 2011. Adapun rincian

BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 53

5.2 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN NON TUNAI

5.2.1 KLIRING NON BI DI GORONTALO

Jumlah nominal perputaran warkat kliring non BI di Gorontalo pada triwulan laporan

sebesar Rp362,36 miliar dengan pertumbuhan sebesar 8,28% (q.t.q) lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 28,21% (q.t.q). Adapun jumlah warkat sebanyak

16.053 lembar dengan pertumbuhan sebesar 6.18% (q.t.q). Sementara itu, rata-rata harian

nominal kliring Non BI di Gorontalo pada triwulan I-2011 sebesar Rp5,75 miliar atau tumbuh

8,28% (q.t.q). Sedangkan rata-rata harian jumlah warkat sebanyak 255 lembar atau tumbuh

sebesar 6,18% (q.t.q).

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 5.3 Perputaran Kliring di Gorontalo Grafik 5.4 Rata-Rata Perputaran Kliring Per Hari

Rata-rata rasio jumlah nominal Cek/BG kosong per hari terhadap total keseluruhan

nominal warkat yang dikliringkan tercatat mengalami kenaikan dari 0,54% pada triwulan

IV-2010 menjadi 0,88% pada triwulan I-2011. Sementara itu, rata-rata rasio warkat

Cek/BG kosong per hari terhadap total keseluruhan warkat yang dikliringkan juga

mengalami kenaikan dari 0,43% pada triwulan IV-2011 menjadi 0,91% pada triwulan I-

2011.

Sumber : Bank Indonesia

Grafik 5.5 Rasio Warkat dan Nominal Cek/BG Kosong Kliring Non BI di Gorontalo

Page 4: 5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI 5.1.1 … · Meningkatnya uang layak edar terkait dengan penyediaan uang untuk kebutuhan transaksi pada awal tahun 2011. Adapun rincian

BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN

54 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011| BANK INDONESIA

5.2.2 REAL TIME GROSS SETTLEMENT (RTGS)

Perkembangan penyelesaian transaksi RTGS rata-rata per bulan (dari dan ke

Gorontalo) selama triwulan I-2011 secara nominal sebesar Rp499 miliar atau terkontraksi

secara triwulanan sebesar -22,96% (q.t.q) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

yang mengalami pertumbuhan sebesar 10,43% (q.t.q). Sementara itu, secara volume

penyelesaian transaksi RTGS rata-rata per bulan selama triwulan I-2011 tercatat sebanyak

1.137 transaksi atau mengalami kontraksi secara triwulanan sebesar -37,45% (q.t.q) lebih

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami pertumbuhan sebesar 27,75%

(q.t.q). Melambatnya perkembangan transaksi RTGS disebabkan karena aktivitas ekonomi

pada triwulan laporan kurang semarak dibandingkan triwulan sebelumnya terutama

transaksi pengeluaran pemerintah. Pada awal tahun transaksi pengeluaran pemerintah

cenderung lebih rendah dibandingkan pada akhir tahun.

Tabel 5.3 Perkembangan Transaksi RTGS di Gorontalo

Sumber : Bank Indonesia

Nilai Nilai Nilai

(Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp)

Rata-rata tw IV-09 242 574 362 606 603 1180

Januari 108 334 367 354 475 688

Februari 121 362 287 322 408 684

Maret 143 414 260 410 403 824

Rata-rata tw I-10 124 370 305 362 429 732

Pertumbuhan (qtq) -48.78% -35.54% -15.70% -40.23% -28.96% -37.95%

April 160 472 225 412 385 884

Mei 151 474 233 404 384 878

Juni 185 554 389 560 574 1114

Rata-rata tw II-10 165 500 282 459 448 959

Pertumbuhan (qtq) 33.49% 35.14% -7.36% 26.70% 4.44% 30.97%

Juli 216 636 402 630 618 1266

Agustus 210 758 402 771 612 1529

September 160 720 371 755 531 1475

Rata-rata tw III-10 195 705 392 719 587 1423

Pertumbuhan (qtq) 17.97% 40.93% 38.76% 56.69% 31.08% 48.47%

Oktober 200 742 392 744 591 1486

November 204 789 353 802 557 1591

Desember 280 1196 516 1182 796 2378

Rata-rata tw IV-10 228 909 420 909 648 1818

Pertumbuhan (qtq) 16.89% 29.00% 7.22% 26.53% 10.43% 27.75%

Januari 155 574 360 474 515 1048

Februari 166 490 268 470 434 960

Maret 175 701 373 703 548 1404

Rata-rata tw I-11 165 588 334 549 499 1137

Pertumbuhan (qtq) -27.42% -35.28% -20.54% -39.63% -22.96% -37.45%

Bulan

FROM TO FROM + TO

Volume Volume Volume

Page 5: 5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI 5.1.1 … · Meningkatnya uang layak edar terkait dengan penyediaan uang untuk kebutuhan transaksi pada awal tahun 2011. Adapun rincian

BAB 6 KESEJAHTERAAN

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 55

BAB 6 : KESEJAHTERAAN

Tingkat kesejahteraan masyarakat di Provinsi Gorontalo menunjukkan perbaikan

yang cermin dari indikator menurunnya jumlah pengangguran terbuka dari 5,16 persen pada

Agustus 2010 menjadi 4,61 persen pada Februari 2011.

6.1. PENGANGGURAN

Jumlah angkatan kerja (berusia 15 tahun ke atas) di Gorontalo pada bulan Februari

2011 tercatat sebanyak 458.579 jiwa atau meningkat dibanding angkatan kerja pada periode

Agustus 2010 yang tercatat hanya 456.499 jiwa. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh

meningkatnya jumlah penduduk yang bekerja dimana pada Februari 2011 mencapai

437.459 atau naik 1,05% dibanding posisi Agustus 2010 yang tercatat sebanyak 432.926

jiwa. Satu hal yang positif adalah bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Gorontalo

mengalami penurunan dimana pada bulan Februari 2011 tercatat sebanyak 4,61%, menurun

dibandingkan TPT posisi Agustus 2010 yang tercatat 5,16%. Sedangkan tingkat partisipasi

angkatan kerja mengalami penurunan dari 64,42% menjadi 63,90% yang mungkin

dipengaruhi oleh peningkatan jumlah penduduk Bukan Angkatan Kerja yang lebih tinggi

(2,71%) dibandingkan pertumbuhan angkatan kerja (0,46%) dan pertumbuhan jumlah

penduduk (1,26%).

Tabel 6.1.

Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Menurut Kegiatan

Sumber : BPS Prov. Gorontalo

Jika dilihat berdasarkan lapangan usaha penduduk yang bekerja, sektor pertanian

nampaknya masih menjadi lapangan usaha sebagian besar penduduk Provinsi Gorontalo

yaitu 179.933 orang (Februari 2011) atau 41,13 % dari total penduduk yang bekerja. Jumlah

tersebut meningkat 1,67% jika dibandingkan dengan Agustus 2010. Hal tersebut

merefleksikan bahwa Gorontalo masih tergolong sebagai daerah agraris dengan komoditi

Page 6: 5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI 5.1.1 … · Meningkatnya uang layak edar terkait dengan penyediaan uang untuk kebutuhan transaksi pada awal tahun 2011. Adapun rincian

BAB 6 KESEJAHTERAAN

56 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011| BANK INDONESIA

utama jagung dan padi. Sektor lainnya dengan pangsa pasar jumlah tenaga kerja yang

cukup besar adalah sektor jasa kemasyarakatan yaitu 87.087 jiwa atau sebesar 19,91% dari

total tenaga kerja. Tenaga kerja sektor ini tumbuh sebesar 7,09% dibandingkan bulan

Agustus 2010. Sementara sektor perdagangan meskipun pangsanya terhadap penyerapan

tenaga kerja cukup tinggi (14,63%) namun pertumbuhannya relatif menurun dibandingkan

posisi Agustus 2010 yaitu sebesar -10,14%.

Tabel 6.2.

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja

Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Agustus 2009-Agustus 2010

Sumber: Berita Resmi Statistik, BPS Provinsi Gorontalo

6.2. KEMISKINAN

Persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan pada tahun 2010

(data bulan Maret) di Provinsi Gorontalo sebesar 23,19% atau mengalami penurunan

dibandingkan periode Maret 2009 yang tercatat sebesar 25,01%. Kemiskinan Gorontalo

masih yang tertinggi di Sulawesi serta masih jauh di atas persentase nasional yang berada

di tingkatan 14,15%. Sementara itu garis kemiskinan di Provinsi Gorontalo pada bulan Maret

2010 sebesar Rp171.371 per kapita per bulan atau mengalami kenaikan sebesar Rp 9.182

perkapita per bulan dibandingkan dengan bulan Maret 2009 yang tercatat sebesar

Rp162.189 perkapita per bulan.

Page 7: 5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI 5.1.1 … · Meningkatnya uang layak edar terkait dengan penyediaan uang untuk kebutuhan transaksi pada awal tahun 2011. Adapun rincian

BAB 6 KESEJAHTERAAN

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 57

Tabel 6.3.

Persentase Penduduk Miskin Provinsi Gorontalo (%)

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Sakernas

Jika dilihat berdasarkan sebarannya di tahun 2010, persentase penduduk miskin di

provinsi Gorontalo terbesar berada di wilayah pedesaaan. Persentase penduduk miskin

pedesaan sebesar 30,89% sementara di perkotaan sebesar 6,29% Untuk mengatasi

permasalahan kemiskinan diperlukan manajemen sumber daya lokal, penerimaan fiskal

yang berpihak pada masyarakat miskin, dan juga alokasi anggaran pendidikan dan

kesehatan yang proporsional dan berkeadilan.

6.3. RASIO GINI

Perkembangan angka rasio gini Gorontalo dalam 3 (tiga) tahun terakhir mengalami

peningkatan. Pada Tahun 2007 indeks gini tercatat 0,39 mengalami kenaikan dibandingkan

indeks gini tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36. Kondisi ini menunjukkan

kesenjangan pendapatan antara lapisan penduduk semakin meningkat. Namun demikian

berdasarkan strukturnya, persentase pendapatan yang dinikmati oleh 20% penduduk

berpenghasilan tertinggi menjadi semakin meningkat dari 44,38% menjadi 47,67%.

Fenomena yang menarik adalah terjadinya shifting dari sebagian penduduk di kelompok

40% menengah ke 40% ke bawah dan 20% teratas.

Page 8: 5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI 5.1.1 … · Meningkatnya uang layak edar terkait dengan penyediaan uang untuk kebutuhan transaksi pada awal tahun 2011. Adapun rincian

BAB 6 KESEJAHTERAAN

58 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011| BANK INDONESIA

Tabel 6.4.

Rasio Gini Provinsi Gorontalo

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Sakernas

6.4. IPM (INDEX PEMBANGUNAN MANUSIA)

Index Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo sampai tahun 2007 adalah

sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM 2006 yang sebesar 68,01. Peningkatan ini

ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup dari 65,60 tahun menjadi 66,19 tahun,

kenaikan rata-rata lama sekolah menjadi 6,91 tahun dan kenaikan rata-rata pengeluaran riil

dari Rp608,65 ribu menjadi Rp615,94 ribu. Kenaikan upah minimum provinsi menjadi salah

satu pemicu peningkatan yang terjadi pada pengeluaran riil.

Tabel 6.5.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Provinsi Gorontalo

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo

Terdapat perbedaan angka IPM di provinsi, kota dan kabupaten di Gorontalo, hal ini

disebabkan oleh adanya ketidakmerataan pertumbuhan ekonomi, layanan pendidikan,

kesehatan dan ketersediaan infrastruktur yang terjadi sejak pemekaran wilayah. Pada tahun

2006 IPM tertinggi di Kota Gorontalo sebesar 71,64 lebih tinggi dibandingkan IPM Nasional,

sedangkan IPM terendah di Kabupaten Boalemo sebesar 67,24.

Page 9: 5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI 5.1.1 … · Meningkatnya uang layak edar terkait dengan penyediaan uang untuk kebutuhan transaksi pada awal tahun 2011. Adapun rincian

BAB 6 KESEJAHTERAAN

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 59

Tabel 6.6

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Per Kabupaten/Kota

Tahun 2006-2007

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo

Sementara itu arah pembangunan Gorontalo ke depan memfokuskan pada

pembangunan 15 kecamatan ber-IPM terendah dengan menyentuh tiga aspek yakni

pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Adapun 15 kecamatan ber-IPM terendah antara lain :

Kec. Motilango, Pulubala, Telaga Biru, Boliyohuto, Tibawa, Wonosari, Botumoito, Pohuwato,

Patilanggio, Taluditi, Paguat, Tapa, Atinggola, Tolinggula, Anggrek dan Kwandang.

Page 10: 5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI 5.1.1 … · Meningkatnya uang layak edar terkait dengan penyediaan uang untuk kebutuhan transaksi pada awal tahun 2011. Adapun rincian

BAB 6 KESEJAHTERAAN

60 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011| BANK INDONESIA

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 11: 5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI 5.1.1 … · Meningkatnya uang layak edar terkait dengan penyediaan uang untuk kebutuhan transaksi pada awal tahun 2011. Adapun rincian

BAB 7 OUTLOOK EKONOMI

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 61

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2011 diperkirakan lebih rendah

dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2010. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi

menurunnya produksi pertanian selama triwulan II-2011 setelah mengalami puncak masa

panen pada triwulan I-2011. Inflasi Gorontalo pada triwulan II-2011 diproyeksikan pada

kisaran 7 ± 1% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,77% (y.o.y).

Tekanan permintaan kedepan diperkirakan meningkat seiring dengan adanya rapel dan

realisasi kenaikan gaji PNS pada triwulan II-2011. Sementara itu penyaluran kredit

perbankan diperkirakan meningkat seiring dengan cerahnya prospek kegiatan dunia usaha

pada triwulan II-2011.

7.1 OUTLOOK MAKROEKONOMI REGIONAL

Grafik 7.1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan II-2011

Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2011 diperkirakan tumbuh 7,0 – 7,5 %

(y.o.y) lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2011 (8,42% y.o.y). Setelah

memasuki masa panen pada triwulan I-2011, perkembangan produksi pertanian akan

kembali menurun. Berdasarkan data Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, luas tanam

periode Januari-Februari yang akan dipanen April-Mei relatif lebih rendah dibandingkan

panen triwulan I-2011 baik untuk komoditas jagung maupun padi. Mulai melambatnya

kinerja pertanian ditunjukkan pula oleh tingkat NTP yang mulai menurun pada bulan April

2011. Pertumbuhan NTP tercatat sebesar 3,26% (y.o.y) melambat dibandingkan kondisi

Januari – Maret 2011 yang rata-rata pertumbuhannya diatas 3,5% (y.o.y)

Page 12: 5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI 5.1.1 … · Meningkatnya uang layak edar terkait dengan penyediaan uang untuk kebutuhan transaksi pada awal tahun 2011. Adapun rincian

BAB 7 OUTLOOK EKONOMI

62 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011| BANK INDONESIA

Grafik 7.2 Grafik 7.3 Perkembangan Luas Tanam Padi Perkembangan Luas Tanam Jagung

Sampai dengan akhir tahun 2011, secara kumulatif tahunan perkembangan

pertanian padi diperkirakan akan lebih baik namun untuk pertanian jagung diperkirakan

melambat dibandingkan tahun 2010. Dinas Pertanian dan BPS dalam ARAM I-2011

memperkirakan bahwa produksi padi tahun 2011 sebesar 297.396 ton atau tumbuh 17 %

(y.oy) dibandingkan produksi padi tahun 2010 sebesar 253.563 ton sementara produksi

jagung tahun 2011 mencapai 686.344 ton atau tumbuh 1% (y.o.y) dibandingkan produksi

jagung tahun 2010 sebesar 679.168 ton. Semakin terbatasnya luas lahan menjadi hal yang

signifikan mempengaruhi pertumbuhan produksi pertanian di Gorontalo.

Grafik 7.4 Grafik 7.5 Survei Konsumen Bank Indonesia Indeks Tendensi Konsumen BPS Namun kinerja konsumsi swasta diperkirakan mampu meredam perlambatan

yang terjadi. Peningkatan konsumsi swasta ini terkait realisasi TKD dan peningkatan gaji

pegawai negeri yang telah direalisasikan pada bulan April 2011. Indeks Ekspektasi Survei

Konsumen Bank Indonesia menunjukkan bahwa masyarakat masih optimis dengan kondisi

perekonomian ke depan dimana indeks berada pada level 138,71. Hal tersebut turut

dikofirmasi oleh hasil perkiraan Indeks Tendensi Konsumen BPS Gorontalo yang

menyatakan bahwa Perkiraan nilai ITK di Provinsi Gorontalo pada Triwulan II‐2011 sebesar

107,75, artinya kondisi ekonomi konsumen triwulan yang akan datang diperkirakan akan

membaik (ITK TW I-2011 = 103.39). Perbaikan kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan

II‐2011 diperkirakan terjadi karena adanya peningkatan pendapatan rumah tangga.

Page 13: 5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI 5.1.1 … · Meningkatnya uang layak edar terkait dengan penyediaan uang untuk kebutuhan transaksi pada awal tahun 2011. Adapun rincian

BAB 7 OUTLOOK EKONOMI

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 63

Sementara itu kinerja dunia usaha secara keseluruhan diperkirakan masih tumbuh

walaupun dengan besaran yang lebih rendah. Hasil survei kegiatan dunia usaha Bank

Indonesia Gorontalo triwulan I-2011 mencatat bahwa angka prakiraan kondisi dunia usaha

pada triwulan II-2011 berada pada level optimis 13,34 lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 14,10. Sektor-sektor yang diperkirakan mengalami perlambatan antara

lain pertanian, dan industri pengolahan.

7.2 OUTLOOK INFLASI

Grafik 7.6

Proyeksi Inflasi Tahunan (y.o.y) Provinsi Gorontalo (%)

Inflasi Gorontalo pada triwulan II-2011 diproyeksikan pada kisaran 7 ± 1% (y.o.y)

lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,77% (y.o.y). Tekanan permintaan

kedepan diperkirakan meningkat seiring dengan adanya rapel dan realisasi kenaikan gaji

PNS pada triwulan II-2011. Disisi lain, stok pasokan bahan makan diperkirakan sudah mulai

menipis dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara itu, harga-harga internasional yang

terus menunjukkan tren peningkatan diperkirakan dapat mempengaruhi peningkatan harga

barang impor di Gorontalo. Indikasi tekanan inflasi yang relatif tinggi dapat ditunjukkan oleh

hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha yang menunjukkan bahwa ekspektasi harga jual oleh

para produsen pada triwulan kedepan menunjukkan peningkatan.

Grafik 7.7 Ekspektasi Harga Jual

Page 14: 5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI 5.1.1 … · Meningkatnya uang layak edar terkait dengan penyediaan uang untuk kebutuhan transaksi pada awal tahun 2011. Adapun rincian

BAB 7 OUTLOOK EKONOMI

64 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011| BANK INDONESIA

7.3 OUTLOOK PERBANKAN

Aktivitas usaha perbankan pada triwulan II-2011 diperkirakan akan mengalami

peningkatan, salah satunya diperkirakan bersumber dari potensi meningkatnya

aktivitas ekonomi masyarakat. Meningkatnya aktivitas masyarakat antara lain dari

permintaan domestik menjelang pilkada Gubernur Gorontalo, realisasi proyek yang

bersumber dari APBN dan APBD biasanya dimulai pada triwulan II. Kondisi tersebut

diperkirakan akan memberikan peluang bagi peningkatan penyaluran kredit perbankan pada

triwulan mendatang.

Sementara itu, suku bunga perbankan gorontalo diperkirakan masih akan berada

pada level stabil seiring dengan himbauan Bank Indonesia dan berbagai pihak kepada

perbankan untuk mendukung perkembangan sektor riil melalui penurunan suku bunga

kredit. Hasil Survei Kondisi Dunia Usaha (SKDU) mengkonfirmasi perbaikan prospek

perbankan kedepan melalui ekspektasi usaha sektor keuangan kedepan yang mengalami

peningkatan saldo bersih sebesar 30,00%, positif dibandingkan realisasi triwulan I-2011

yang bersaldo bersih -30,00%.

Sumber: Bank Indonesia Gorontalo Grafik 7.8

Realisasi dan Ekspektasi Usaha Sektor Keuangan

Meningkat Tetap Menurun

Triwulan I-11 10.00 50.00 40.00

Triwulan II-11 30.00 70.00 0.00

-

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

Ja

wa

ba

n R

es

po

nd

en

(%

)