Upload
anisah-lubis
View
408
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Jenis Vibrasi Molekul
Citation preview
Jenis Vibrasi Molekul (Fundamental Vibrations)
Vibrasi molekul itu dapat dibagi dalam dua golongan nama, yakni vibrasi
regang (streching vibrations) dan vibrasi lentur (bending vibrations).
Vibrasi Regangan (Streching)
Dalam vibrasi ini atom bergerak terus sepanjang ikatan yang
menghubungkannya sehingga akan terjadi perubahan jarak antara keduanya,
walaupun sudut ikatan tidak berubah. Vibrasi regangan ada dua macam, yaitu:
1. Regangan Simetri, unit struktur bergerak bersamaan dan searah dalam satu
bidang datar.
2. Regangan Asimetri, unit struktur bergerak bersamaan dan tidak searah tetapi
masih dalam satu bidang datar.
Vibrasi Bengkokan (Bending)
Jika sistim tiga atom merupakan bagian dari sebuah molekul yang lebih besar,
maka dapat menimbulkan vibrasi bengkokan atau vibrasi deformasi yang
mempengaruhi osilasi atom atau molekul secara keseluruhan. Vibrasi bengkokan ini
terbagi menjadi empat jenis, yaitu :
1. Vibrasi Goyangan (Rocking), unit struktur bergerak mengayun asimetri tetapi
masih dalam bidang datar.
2. Vibrasi Guntingan (Scissoring), unit struktur bergerak mengayun simetri dan
masih dalam bidang datar.
3. Vibrasi Kibasan (Wagging), unit struktur bergerak mengibas keluar dari
bidang datar.
4. Vibrasi Pelintiran (Twisting), unit struktur berputar mengelilingi ikatan yang
menghubungkan dengan molekul induk dan berada di dalam bidang datar.
Daerah Penyerapan Terpenting Dalam Spektrum Infra-merah
1. Dareah vibrasi regang hidrogen : 3.700 – 2.700 cm-1
.
Ditemukannya puncak-puncak serapan maksimum di daerah ini hanya disebabkan
oleh vibrasi regang antara hidrogen dengan suatu atom lain. Gerakan vibrasinya
terutama dari atom hidrogen karena relatif jauh lebih kecil dan lebih ringan dari
atom lain yang didekatnya.
3.700 – 3.100 cm-1
, serapan oleh vibrasi regang O-H dan N-H. serapan oleh
vibrasi lentur O-H biasanya terdapat pada bilangan gelombang lebih besar dan
pita serapannya dalam spektrum sering lebih lebar dari pita serapan N-H.
3.200 – 2.350 cm-1
, daerah vibrasi regang C-H alifatik.
2. Daerah vibrasi regang ikatan ganda tiga, 2700 – 1850 cm-1
. Gugus fungsional
yang menyerap di daerah ini terbatas, karena itu ada atau tidak adanya serapan
tersebut dalam suatu molekul dapat segera dilihat. Vibrasi regang ikatan ganda
tiga untuk :
(a). – C N antara : 2250 – 2225 cm-1
(-) (+)
(b). – C N antara : 2180 – 2120 cm-1
(c). – C C antara : 2260 – 2190 cm-1
(d). – S - H antara : 2600 – 2550 cm-1
(e). – P - H antara : 2440 – 2350 cm-1
(f). – Si - H antara : 2260 – 2090 cm-1
3. Daerah ikatan ganda dua, 1950 – 1550 cm-1
Vibrasi regang gugusan karbonil memberikan puncak serapan di seluruh daerah
ini. Keton, aldehid, asam-asam, amida, karbonat semuanya mempunyai puncak
serapan di sekitar 1700 cm-1
. Khlorida asam dan anhidrida asam biasanya
menyerap pada bilangan gelombang lebih tinggi; antara 1770 -–1725 cm-1
.
Vibrasi regang ikatan ganda dua untuk :
(a) – C = C -, -C = N - , 1690 – 1600 cm-1
(b) 1650 – 1450 cm-1
, puncak serapan dalam daerah ini memberi keterangan yang
penting mengenai cincin aromatik.
4. Daerah sidik jari “finger-print”, 1500 – 700 cm-1
.
Di darah ini perbedaan-perbedaan sedikit saja dari molekul, adanya substitusi
dengan gugus fungsional yang berbeda akan menyebabkan perubahan yang
menyolok pada distribusi puncak serapannya.
Beberapa frekuensi gugusan (group frequency) juga bisa ditemukan di daerah
sidik jari ini :
C-O-C (vibrasi regang) dalam eter, ester kira-kira 1200 cm-1
dari vibrasi regang
C-C1 pada 700 – 800 cm-1
. Pada bilangan gelombang dibawah 1200 cm-1
terdapat
puncak-puncak serapan beberapa gugusan anorganik seperti : sulfat, fosfat, nitrat
dan karbonat.
Vibrasi Kerangka Suatu Molekul (skeletal vibrations).
Vibrasi kerangka terletak di daerah spektrum lebih kecil dari 1500 cm-1
.
Kelompok-kelompok vibrasi di daerah spektrum kecil dari 1500 cm-1
adalah :
(a) vibrasi regang (streching) ikatan ganda yang tidak mengandung C,
(b) vibrasi regang ikatan tunggal,
(c) vibrasi-vibrasi lentur (bending).
Vibrasi regang ikatan ganda tanpa C adalah diagnostik, misalnya :
O=N : 1300 – 1400 cm-1
S=O : 1020 – 1350 cm-1
(dalam SO2, dua puncak).
Vibrasi Lentur
Bilangan gelombang vibrasi lentur selalu lebih kecil dari bilangan gelombang
vibrasi regang gugusan yang sama. Misalnya C-H, N-H, O-N dan lain-lain. Praktis
semua vibrasi lebih kecil dari 1600 m-1
. Hanya sedikit jenis vibrasi lentur yang cukup
bersifat diagnostik untuk keperluan identifikasi. Salah satu vibrasi lentur yang khas
untuk identifikasi adalah vibrasi lentur yang mengandung –H
Contoh, vibrasi lentur –CH2 – (gugusan metilen) yang menyerap di bawah 1700 cm
-1.
H H H H C C
C C H H H H
deformasi, mengayun mengibas memelintir
menggunting (rock) (wag) (twist)
Vibrasi lentur yang tidak meliputi atom-atom H seperti :
C C C C
O O
I II
menyerap pada < batas terendah kebanyakan alat spektro-fotometer infra merah
sederhana, lagi pula tak terdefinisi dengan jelas untuk hampir semua senyawa
orgnaik. Vibrasi-vibrasi lentur seperti I dan II di atas serta vibrasi regang seperti C-C,
C-O, C-N yang tidak terdefinisi dengan jelas disebut vibrasi-vibrasi kerangka,
disebabkan mengakibatkan distorsi dari kerangka molekul.
Vibrasi-vibrasi apa saja yang terdapat dalam etilen diamin, NH2-CH2-CH2-
NH2?
Vibrasi-vitrasi di dalam molekul ini :
(a) regang NH (e) lentur NH2
(b) regang CN (f) regang C-C
(c) lentur CCN (g) lentur CH2
(d) regang CN
Daerah Spektrum Infra Merah
Para ahli kimia telah memetakan ribuan spektrum infra merah dan menentukan
panjang gelombang absorbsi masing-masing gugus fungsi. Vibrasi suatu gugus fungsi
spesifik pada bilangan gelombang tertentu. Dari Tabel 2 diketahui bahwa vibrasi
bengkokan C–H dari metilena dalam cincin siklo pentana berada pada daerah
bilangan gelombang 1455 cm-1
. Artinya jika suatu senyawa spektrum senyawa X
menunjukkan pita absorbsi pada bilangan gelombang tersebut tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa senyawa X tersebut mengandung gugus siklo pentana.
Daerah Identifikasi
Vibrasi yang digunakan untuk identifikasi adalah vibrasi bengkokan,
khususnya goyangan (rocking), yaitu yang berada di daerah bilangan gelombang
2000 – 400 cm-1
. Karena di daerah antara 4000 – 2000 cm-1
merupakan daerah yang
khusus yang berguna untuk identifkasi gugus fungsional. Daerah ini menunjukkan
absorbsi yang disebabkan oleh vibrasi regangan. Sedangkan daerah antara 2000 – 400
cm-1
seringkali sangat rumit, karena vibrasi regangan maupun bengkokan
mengakibatkan absorbsi pada daerah tersebut. Dalam daerah 2000 – 400 cm-1
tiap
senyawa organik mempunyai absorbsi yang unik, sehingga daerah tersebut sering
juga disebut sebagai daerah sidik jari (fingerprint region). Meskipun pada daerah
4000 – 2000 cm-1
menunjukkan absorbsi yang sama, pada daerah 2000 – 400 cm-1
juga harus menunjukkan pola yang sama sehingga dapat disimpulkan bahwa dua
senyawa adalah sama.
Kekhasan Serapan Infra Merah Golongan Senyawa Organik
Golongan Senyawa Hidrokarbon Jenuh
Vibrasi molekul senyawa ini terbatas pada vibrasi regang C – H dan C – C,
vibrasi lentur HCH, CCH dan CCC. Frekuensi regang yang memberikan puncak yang
berguna untuk keperluan interpretasi ialah vibrasi lentur CH. Oleh karena itu untuk
golongan senyawa hidrokarbon jenuh hanya ada dua puncak serapan yang berguna.
(1) Vibrasi regang C – H, 2800 – 3000 cm-1
(2) Vibrasi lentur C – H, 1320 – 1480 dan 690 – 1215 cm-1
(1) Vibrasi Regang C – H
Ikatan C – H dalam hidrokarbon jenuh dapat ditemui dalam tiga macam
gugusan :
1) H3C - 2) – CH2 - 3) - > C – H
metil metilen metin
dalam rantai terbuka atau cincin
(2) Gugusan Metil, - CH3
Gugusan ini mempunyai tiga vibrasi regang, akan tetapi dalam spektrumnya
hanya keluar dua puncak serapan vibrasi regang C – H karena vitrasi regang C – H
yang ketiga mempunyai frekuensi yang sama dengan salah satu vibrasi lainnya.
H H H H
H H H H H H H H
C C C C
(a) (b) (c) (d)
Pasangan (b) dan (d) : vibrasi regang simetris
Pasangan (a) dan (c) : vibrasi regang tak simetris
Vibrasi regang simetris biasanya pada 2872 cm-1
, sedangkan vibrasi regang tak
simetris pada 2962 cm-1
.
Gugusan Metilen
Gugusan ini mempunyai dua vibrasi regang C – H, simetris dan tak simetris.
H H H H
C C
Regang C – H simetris regang C – H tak simetris
2853 cm-1
2926 cm-1
Dari keterangan di atas terlihat bahwa vibrasi regang C – H simetris dari gugusan –
CH3 dan –CH2 – memberikan puncak serapan yang berdekatan (2872 dan 2853 cm-1
).
Begitu pula untuk vibrasi regang C – H ( C – H) tak simetris, kedua gugusan itu
memberikan puncak yang berdekatan (2962 dan 2926 cm-1
). Keempat puncak serapan
ini hanya dapat dilihat pada spektrum dengan spektrofotometer infra merah berdaya
resolusi tinggi.
Gugusan Metin, C – H
Hanya mempunyai satu vibrasi C – H (regang C – H) pada 2890 cm-1
,
dengan intensitas lemah dan tidak diagnostik. Dengan perkataan lain, daerah 2800–
3000 cm-1
dari senyawa hidrokarbon jenuh akan mempunyai puncak serapan yang
disebabkan oleh -CH3; -CH2-; -CH simetris dan tak simetris. Daya resolusi
spektrofotometer yang biasa digunakan secara rutin tidak cukup besar, sehingga
puncak serapan vibrasi C-H hidrokarbon jenuh biasanya adalah berupa dublet.
B
3000 2800
simetris
tak simetris
simetris pada : 2872 dan 2853 cm-1
tak simetris pada : 2962 dan 2926 cm-1
Vibrasi Lentur C – H ( C – H)
Vibrasi ini lebih rumit dari vibrasi regang. Ada empat macam vibrasi lentur:
- deformasi, - mengayun, mengibas dan memelintir (twist). Vibrasi lentur deformasi
dari gugusan –CH3 dan –CH2 – mempunyai frekuensi paling tinggi. Gugusan metil
mempunyai dua vibrasi deformasi, simetris ( 1380 cm-1
) dan tak simetris ( 1465
cm-1
). Selanjutnya perhatian spektrum berikut :
3600 3000 2400 1500 1400 1300 1200 cm-1
A
C
Berdasarkan informasi yang telah diberikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa :
A, adalah deformasi simetris – CH3
B, adalah deformasi tak simetris – CH3 dan deformasi –CH2
C, regang simetris dan regang tak simetris – C – H metil dan – C – H metilken
Contoh :
Suatu alkohol primer alifatik diketahui mempunyai delapan atom-C. spektrum infra
merahnya antara lain mempunyai frekuensi serapan : 1367, 1382, 1460, 2865, 2940
dan 3050 cm-1
Tidak ada puncak serapan pada 720 cm-1
. Selanjutnya diberikan
senyawa-senyawa.
OH
OH
(a) (b)
OH OH
(c) (d)
(e) (f)
Mana dari struktur 6 senyawa di atas yang paling sesuai dengan frekuensi-frekuensi
vibrasi serapan di atas ?
Struktur (d) adalah paling memenuhi, struktur (b) dan (e) tidak memenuhi karena tak
ada serapan pada 720 cm-1
. Puncak 1367, 1382 merupakan dublet dari gem-dimetil,
yang sesuai dengan (d). Puncak pada 3050 cm-1
disebabkan oleh CH siklopropil.
Golongan Senyawa Hidrokarbon Tak Jenuh. >C = C<H
Urutan vibrasi yang berkaitan dengan gugusan >C=C<H adalah sebagai
berikut :
regang C-H > regang C=C > deformasi C-H di dalam bidang > deformasi C-H
keluar bidang.
Konyugasi ikatan rangkap biasanya menurunkan frekuensi regang C=C. intensitas
serapannya akan sangat diperbesar bila ikatan C=C itu terkonyugasi dengan C = O.
frekuensi regang C=C dalam senyawa-senyawa sikloheksenh sama dengan frekuensi
regang C=C dalam senyawa heksena yang tak siklis. Akan tetapi bila jumlah atom C
di dalam cincin senyawa tak jenuh siklis berkurang, maka ikatan-ikatan ganda C=C
endosiklis (cincin ikatan C=C di dalam cincin atom C) akan mempunyai frekuensi
regang yang lebih kecil, sedangkan frekuensi ikatan ganda C=C eksosiklis akan
menjadi lebih besar.
C C
C = C
C C
Frekuensi ragang C = C cenderung diperbesar oleh khlor, brom dan iod disebabkan
oleh konyugasi ikatan ganda C=C dengan pasangan elektron non-ikatan dari atom
kalogan. Khusus untuk atom flur F, bila terikat pada ikatan ganda C=C dengan
pasangan elektron non-ikatan dari atom halogen. Khusus untuk atom flur F, bila
terikat pada ikatan ganda C=C maka frekuensi regang C=C akan mempunyai nilai
yang abnormal tinggi. Di bawah ini dituliskan tiga kelompok senyawa yang
mengandung ikatan ganda C=C.
(1) >C=CH2 . >C=CBr2, >C=CHF
(a) (b) (c)
H3C CH3
(2) C = C
H H
(a) (b) (c)
(3)
(a) (b) (c)
Urutan frekuensi regang C = C dari tiga kelompok senyawa di atas adalah,
(1). (c) > (a) > (b)
(2). (a) > (c) > (b)
(3). (c) > (b) > (a)
Vibrasi lentur keluar bidang senyawa-senyawa alkena memberikan puncak-puncak
serapan paling kuat dalam spektrum senyawa-senyawa tersebut dan memberikan
keterangan paling banyak mengenai struktkur alkena yang bersangkutan.
1. Vibrasi Regang CH alkin, C – H
Vibrasi regang C – H ini menyerap pada 3300 cm-1
, sempit dan tajam,
terletak di daerah vibrasi regang O – H dan N – H yang terikat dengan ikatan
hidrogen. Puncak serapan vibrasi regang – C C – alkin terletak pada 2150 cm1,
tetapi dengan intensitas yang biasanya sangat lemah.
2. Senyawa Aromatik
Adanya cincin aromatik dalam molekul suatu senyawa organik memberikan
puncak-puncak serapan infra merah di dareah-daerah frekuensi di bawah ini :
1. 3000 – 3100 cm-1
: regang C – H, intensitas lemah dan sedang ; (l, s)
2. 1650 – 2000 cm-1
: puncak-puncak serapan kombinasi dan puncak serapan
overtone (1)
3. 1550 – 1600 cm-1
: regang cincin aromatik (1,s)
4. 1450 – 1500 cm-1
: regang cincin aromatik (s)
5. 1000 – 1300 cm-1
: lentur C – H di dalam bidang (1)
6. 600 – 900 cm-1
: lentur C – H keluar bidang (k)
Catatan : 1,s dan k kependekan dari lemah, sedang dan kuat.
Senyawa aromatik mempunyai empat puncak serapan di daerah frekuensi
1450 – 1600 cm-1
, yakni kira-kira pada : 1450, 1500, 1570 dan 1600 cm-1
; sekalipun
belum tentu keempat-empatnya muncul dalam overtone di daerah 1650 – 2000 cm-1
hanya untuk senyawa aromatik sederhana. Di dalam senyawa aromatik yang lebih
kompleks puncak-puncak kombinasi dan overtone di daerah ini menjadi kabur dan
sukar dibedakan dari puncak-puncak latar-belakang (back ground) atau puncak-
puncak noise pada garis dasar (base-line).
Dalam praktek, petunjuk yang paling dapat dipercaya bagi adanya cincin
aromatik adalah adanya puncak serapan berintensitas sedang sampai kuat di dekat
1500 cm-1
di samping puncak-puncak serapan di daerah-derah: 3000-3100; 1550-
1600 dan 600-900 cm-1
. Akan tetapi kalau puncak bersangkutan mendekati batas
frekuensi terendah dalam berbagai frekuensi yang disebutkan itu, maka puncak
tersebut dapat membaur dengan puncak-puncak serapan yang ditimbulkan oleh
vibrasi-vibrasi lentur gugusan metilen dan gugus metil.
Alkohol, Fenol, Amin dan Eter
a. Vibrasi regang OH Bebas
Vibrasi regang O-H bebas ini, menghasilkan puncak serapan di daerah
frekuensi tertinggi yang ditemukan dalam senyawa organik (3650 50) cm-1
. Akan
tetapi di dalam larutan atau dalam keadaan padat akan terjadi peristiwa ikatan
hidrogen antara molekul-molekul cuplikan, sampai tingkat yang berbeda-beda
tergantung dari besar-kecilnya konsentrasi senyawa yang bersangkutan. Semakin
tinggi konsentrasinya maka semakin banyak terjadi ikatan hidrogen antara molekul-
molekul. Terjadinya ikatan hidrogen ini menyebabkan frekuensi vibrasi regang O – H
menjadi lebih kecil dari nilai 3650 cm-1
dan puncak serapannya melebar. Dengan
demikian dapat dituliskan :
Bebas, puncaknya jelas : 3650 50 cm-1
OH berikatan hidrogen, frekuensi vibrasi berkurang (dalam larutan, dalam
zat padat)
R
OH dari alkohol : R – O – H …….. O …….. H – O – R
H
Spektrum infra-merah golongan alkohol
Etanol
Ikatan O-H yang terdapat pada alkohol menyerap sinar dengan bilangan
gelombang yang lebih besar daripada ikatan O-H yang terdapat dalam asam, yaitu
sekitar 3230-3550 cm-1
. Dan lagi penyerapan ini akan terjadi pada bilangan
gelombang yang lebih besar lagi jika alkohol ini tidak terikat dengan ikatan hidrogen,
seperti alkohol dalam bentuk gas. Semua spektrum infra-merah pada halaman ini
dilakukan dalam bentuk cairan sehingga kemungkinan itu tidak akan muncul.
Perhatikan bahwa penyerapan karena ikatan C-H hanya sedikit dibawah 3000cm-
1,dan juga pada lembah-lembah sekitar 1000-1100cm
-11, dimana salah satunya
disebabkan oleh ikatan C-O.
Di samping ikatan hidrogen antar molekul, ikatan hidrogen mungkin pula
ikatan intra molekul. Pada ikatan hidrogen intra molekul, pergeseran frekuensi tidak
tergantung pada besar kecilnya konsentrasi. Berikut ini diberikan contoh senyawa
yang mengalami ikatan hidrogen intra molekul.
Vibrasi Regang N – H
Seperti juga pada vibrasi regang O – H, vibrasi regang N – H juga
dipengaruhi oleh ikatan hidrogen, tetapi pengaruhnya terhadap pergeseran frekuensi
vibrasi lebih kecil. Perhatikan tiga senyawa berikut :
R R R
N N N
H H R H R R
amin primer amin sekunder amin tersier
Terlihat bahwa pada amin tersier tidak mungkin terjadi ikatan hidrogen. Pada amin
primer puncak serapan berupa dublet yang disebabkan regang N-H tak simetris dan
regang N – H simetris. Kedua dublet ini terpisah satu sama lain sebesar 100 cm-1
dan
vibrasi lentur N – H dari amin primer biasanya memberikan puncak serapan antara
1580 – 1650 cm-1
.
Spektrum infra-merah amine primer
1-aminobutan
Amine primer ini mempunyai group -NH2 yang juga termasuk ikatan N-H.
Penyerapan group ini timbul pada daerah sekitar 3100-3500cm-1
.Dua lembah tersebut
(ciri khas amine primer) bisa dilihat secara jelas pada spektrum sebelah kiri dari
penyerapan oleh C-H.
3. Senyawa-senyawa Eter, R – O – R
Senyawa-senyawa ini memberikan serapan kuat di daerah sidik jari. Akan
tetapi kerana serapan tersebut disebabkan oleh vibrasi-vibrasi kerangka yang meliputi
ikatan C-O, maka frekuensi serapan itu nilainya variabel (1000 – 1250).
4. Senyawa-senyawa Keton dan Aldehid
Sumber keterangan penting dalam spektrum infra merah suatu keton adalah
nilai frekuensi vibrasi regang C=O. Daerah frekuensi serapan vibrasi regang C=O
keton ialah 1620 – 1800 cm-1
. Keton alifatik jenuh yang tidak membentuk cincin akan
mempunyai puncak serapan pada 1715 cm-1.
Akan tetapi terdapat beberapa pengaruh
dari struktur molekul, yang menyebabkan frekuensi vibrasi regang C=O keton itu
lebih rendah atau lebih tinggi dari 1715 cm-1
. Konyugasi C=C atau cincin aromatik
dengan C=O keton akan menurunkan frekuensi vibrasi regang C=O keton itu.
Senyawa-senyawa keton selalu memberikan puncak serapan dengan intensitas
sedang antara 1100 dan 1300 cm-1
. Puncak ini pada keton ditimbulkan oleh vibrasi
regang C=C dan vibrasi lentur CH (vibrasi keragka. Kenyataan bahwa puncak
serapan kerangka ini mempunyai intensitas sedang saja merupakan perbedaan antara
puncak serapan vibrasi kerangka ini dengan puncak vibrasi regang C=O di daerah
frekuensi yang sama pada keton, disebabkan puncak vibrasi regang C=O mempunyai
intensitas yang jauh lebih besar.
Sifat khas SPEKTRUM ALHEHID yang membedakannya dari spektrum
suatu keton, ialah adanya puncak vibrasi regang CH yang khas dalam spektrum suatu
aldehid, yakni di sekitar 2750 cm-1
.
Spektrum infra-merah golongan keton
Propanon
Anda akan berpikir bahwa grafik ini sangat mirip dengan spektrum infra-
merah etil etanolat dan ester. Karena tidak ada lembah yang disebabkan oleh ikatan
O-H, dan karena adanya penyerapan tegas yang disebabkan oleh ikatan C=O pada
daerah sekitar 1700cm-1
. Hal yang juga membingungkan, terdapat juga penyerapan
yang kelihatannya merupakan penyerapan karena ikatan tunggal C-O, yang tentunya
tidak ada pada propanon. Hal ini menyebabkan harus mencoba mengidentifikasi
penyerapan-penyerapan yang ada pada daerah sidik jari.
Golongan aldehid akan mempunyai spektrum infra-merah yang sama dengan
golongan keton.
5. Asam Karboksilat
Apabila gugus C=O terikat pada atom O, akan terdapat dua efek yang saling
berlawanan yang akan sangat mempengaruhi frekuensi karbonil itu. Kedua efek itu
adalah efek induksi dan efek-resonansi.
O O O O O C
C C C
Efek induksi negatif Efek resonansi
Meninggikan frekuensi C=O Memperkecil frekuensi C=O
Asam karboksilat sebagai monomer biasanya memberikan puncak serapan
pada 1760 dm1. Tetapi pada keadaan di mana asam karboksilat itu biasanya dijumpai,
yakni dalam keadaan padat atau dalam larutan, puncak serapan C=O nya lebih dari
1760 (sekitar 1710 –1
. Hal ini disebabkan dalam keadaan padat atau dalam larutan
asam-asam karboksilat itu tidak dalam bentuk monomernya, melainkan dalam bentuk
dimer sebagai akibat terbentuknya ikatan hidrogen antara setiap dua molekul.
O --------------- H – O
R C C – R
O – H --------------- O
Puncak serapan infra merah yang paling karakeristik dalam spektrum asam
karboksilat, adalah puncak yang sangat lebar antara 2500 – 3300 cm-1
. Ini disebabkan
oleh vibrasi regang O – H dalam asam karboksilat, di mana gugus O – H dari masing-
masing molekul membentuk ikatan hidrogen dengan gugus karbonil C=O molekul-
molekul itu dengan membentuk dimer seperti terlihat di atas. Ikatan hidrogen pada
atom O gugus C=O asam karboksilat ini akan menimbulkan ikatan OH yang berbeda-
beda kekuatannya, disebabkan lingkungan di mana ikatan hidrogen itu terjadi agak
berbeda untuk berbagai molekul. Akibatnya akan terjadi berbagai vibrasi regang OH
dengan frekkuensi yang sedikit berbeda. Adapun puncak serapan OH yang lebar itu
merupakan superposisi dari semua vibrasi regang O – H dengan frekuensi yang
sedikit berbeda itu.
Asam 2-hidroksipropanoat (asam laktat)
Grafik ini sangat menarik, karena mempunyai dua macam ikatan O-H dimana
yang satu terikat pada asam dan yang satunya lagi merupakan „alkohol‟ yang terikat
pada rantai golongan -COOH. Ikatan O-H dalam golongan asam timbul pada daerah
sekitar 2500-3300, sedangkan yang terikat pada rantai pada daerah sekitar 3230-
3550cm-1
. Bila digabungkan, akan menjadi lembah dengan jangkauan yang sangat
besar meliputi daerah 2500-3550cm-1
. Binggung pada daerah lembah tersebut akan
sama seperti penyerapan yang disebabkan oleh ikatan C-H. Perhatikan juga bahwa
keberadaan ikatan C=O yang kuat pada daerah sekitar 1730cm-1
.
6. Ester Asam Karboksilat dan Lakton
Ester-ester asam karboksilat biasanya memberikan dua puncak serapan infra
merah yang kuat, yaitu puncak serapan vibrasi regang C=O dan puncak serapan
vibrasi regang C – O. Puncak-puncak vibrasi regang kedua ikatan ini berintensitas
tinggi disebabkan kedua ikatan itu bersifat polar, bahkan jauh lebih polar dari pada
ikatan-ikatan lain di dalam molekul ester asam karboksilat.
Frekuensi puncak serapan C=O ester-ester asam karboksilat tertentu jatuh di
dalam daerah frekuensi puncak serapan C=O dari keton dan asam karboksilat. Untuk
membedakan puncak-puncak tersebut adalah sebagai berikut :
1. Suatu ester akan memberikan puncak serapan C – O yang kuat. Suatu
keton menyerap juga di daerah frekuensi C – O, tetapi penyerapan di sini
disebabkan oleh vibrasi kerangka dengan intensitas sedang.
2. Suatu ester biasanya tidak akan memberikan puncak serapan regan O – H
yang lebar seperti pada asam karboksilat.
Gugus C=O ester asam karboksilat jenuh menyerap dalam daerah frekuensi
1735 – 1750 cm-1
. Ester-ester tak jenuh di mana ikatan ganda terkonyugasi dengan
C=O akan memberikan puncak serapan C=O pada daerah frekuensi yang lebih rendah
yakni antara 1715 – 1730 m-1
(konyugasi akan menurunkan frekuensi C=O). Akan
tetapi apabila C tak jenuh ( - C = C - ) dalam ester tak jenuh itu terikat secara
langsung kepada atom oksigen berikatan tunggal dari ester tersebut, maka frekuensi
puncak serapan C = O akan bertambah besar.
2.9 Penyiapan Cuplikan
Penyiapan Cuplikan
Cara-cara penanganan cuplikan tergantung daripada jenis cuplikan yaitu
apakah berbentuk gas, cairan atau padatan. Gaya-gaya intermolekul sangat berbeda
yang melalui dari padatan ke cairan ke gas dan spektrum inframerah biasanya akan
menunjukkan efek dari perbedaan-perbedaan ini dalam bentuk pergeseran-pergeseran
frekuensi atau pita-pita tambahan dan sebagainya. itulah sebabnya yang paling
penting adalah mencatat spectrum dengan cara-cara penanganan cuplikan sesuai.
1. Cuplikan Berupa Gas
Untuk menangani cuplikan berbentuk gas,maka cuplikan harus dimasukkan
dalam sel gas, sel ini menghadap langsung pada berkas sinar. Dalam bentuk yang
dimodifikasi, cermin internal yang digunakan dapat memantulkan
berkas sinar berulang kali melalui cuplikan untuk menaikkan sensitivitas.
Sejumlahkecil senyawa organik dapat ditentukan dalam bentuk gas, bahkan da
lamsel-sel yang dipanaskan.
2. Cuplikan Berupa Larutan
Cuplikan dapat dilarutkan dalam pelarut seperti karbon tetraklorida, karbon
disulfide atau kloroform, dan spektrum dari larutan ini dicatat. Larutan (biasanya 1 –
5 %) ditempatkan dalam sel larutan yang terdiri dari bahan transparan. Sel yang
kedua berisi pelarut murni ditempatkan pada berkas sinar referensi, sehingga serapan
dari pelarut dapat dikensel dan spektrum yang dicatat merupakan senyawanya sendiri.
Meskipun demikian untuk meyakinkan bahwa serapan dari pelarut tidak mengganggu
spektrum dari cuplikan, maka sebaiknya perlu dibuat spektrum dari pelarut yang
digunakan untuk mengetahui serapan-serapan yang diberikan.
Salah satu keuntungan larutan encer untuk penyelidikan infra merah adalah
bahwa data yang diperoleh dari cuplikan (spektrum serapan) iut akan lebih
reproducible. Reproducible artinya bahwa data yang diperoleh dengan pengukuran
berkali-kali adalah sama (setidak-tidaknya dapat dianggap sama). Selain itu
pemilihan besarnya konsentrasi dan tebal sel yang serasi, bentuk dan struktur pita
serapan yang penting dapat ditonjolkan denngan jelas.
i. Pelarut
Karbon disulfida,CS2 adalah pelarut yang biasa digunakan untuk daerah
spektrum antara 1330-625 cm-1
.
Karbon tetra klorida,CCl4 untuk daerah 4000-1330 cm-1
. Kedua pelarut
tersebut mudah meguap dan beracun.
Pelarut-pelaurt polar, untuk melarutkan senyawa organik tertentu yang
bersifat polar. Pelarut-pelarut itu antara lain kloroform, dioksan,
dimetilformamida.
ii. Sel Infra Merah untuk Larutan
Sel untuk larutan terdiri dari dua lempeng yang terbuat dari bahan transfaran
infra merah, misalnya hablur NaCl. Di antara kedua lempeng itu ditempatkan
sepotong plastik dengan bentuk dan tebal tertentu yang disebut “spacer”
sehingga jarak kedua lempeng itu tertentu pula; biasanya 0,1 dan 1 mm.
Larutan dimasukkan kedalam ruangan antara kedua lempeng itu dengnan alat
injeksi syringe melalui lubang yang disediakan. Sel larutan disebut “variable-
pathlenght cell”. Karena bahan pembuat sel infr merh kebanyakan higroskopis
(NaCl; KBr), sel-sel infra merah harus disimpan dalam eksikator.
3. Cuplikan Berupa Cairan Murni (Net Liquid)
Cara yang paling mudah dalam penanganan cuplikan bentuk cairan adalah
menempatkan cuplikan tersebut sebagai film yang tipis di antara dua lapis NaCl yang
transparan terhadap inframerah.
Bila jumlah cupllikan sedikit sekali atau bila tak dapat pelarut yang memadai.
Biasanya setetes cairan murni itu diampit dan ditekan antara dua lempeng hablur
NaCl sehingga merupakan lapisan yang tebalnya 0,1 mm atau kurang.
Sel yang digunakan tidak memakai spacer seperti diatas dan disebut “demountable
cell”. Karena tidak memakai spacer, tebal sel tidak diketahui dengan tepal
sehingga spektrum atau data %T yang diperoleh dengan teknik ini kurang
reproducible (bersifat boleh ulang). Tetapi dalam penyelidikan kualitatif dapat
digunakan.
Karena digunakan NaCl maka setelah selesai harus segera dibersihkan dengan
mencuci menggunakan pelarut-pelarut seperti toluene, kloroform, dan sebagainya.
NaCl harus dijaga tetap kering dan selalu dipegang pada ujung-ujungnya. Untuk
spektra di bawah 250 cm-1
, maka digunakan CsI, untuk cuplikan yang mengandung
air dapat digunakan CaF2. Cuplikan cairan dapat juga ditentukan dalam larutan.
4. Cuplikan Padat
Wujud cuplikan padat dapat bermacam-macam di antaranya kristal, amorf,
serbuk, gel dan lain-lain. Bermacam metoda telah dikembangkan untuk penyediaan
cuplikan padat hingga dapat langsung diukur. Zat padat yang tidak dapat larut dalam
pelarut yang tembus cahaya, dapat disuspensikan dengan medium yang tembus
cahaya sinar infra merah, sehingga terbentuk campuran dua fase yang disebut “mull”.
Syarat utama untuk memperoleh spektrum yang baik dengan cara ini, ukuran partikel
yang disuspensi itu harus lebih kecil dari poanjanng gelombang sinar yang
digunakan. Bila syarat ini tidak terpenuhi, sebagian besar sinar akan dihancurkan oleh
partikel-partikel yang besar.
Ada tiga cara yang umum untuk mencatat spektra bentuk padatan : peset KBr,
mull dan bentuk film/lapisan tipis. Padatan juga dapat ditentukan dalam larutan tetapi
spektra larutan mungkin memberikan kenampakan yang berbeda dari spektra bentuk
padat, karena gaya-gaya intermolekul akan berubah.
1. Pelet KBr dibuat dengan menumbuk cuplikan (0,1 – 2,0 % berat) dengan KBr
kemudian ditekan hingga diperoleh pellet KBr harus kering dan akan baik bila
penumbukan dilakukan dibawah lampu inframerah untuk mencegah terjadinya
kondensasi uap dari atmosfer yang akan memberikan serapan lebar pada 3500
cm-1
.
2. Kmull-Nujol atau pasta dibuat dengan mencampur cuplikan dengan setetes
minyak, pasta kemudian dilapiskan di antara dua keeping NaCl yang
transparan. Bahan pasta harus transparan terhadap inframerah, tetapi hal ini
tidak pernah ada dan struktur yang dihasilkan selalu menunjukkan serapan
yang berasal dari bahan pasta adalah parafin cair.
3. Lapisan tipis padatan dapat dilapiskan pada keping-keping NaCl dengan cara
meneteskan larutan dalam pelarut yang mudah menguap pada permukaan
kepingan NaCl dan dibiarkan hingga pelarut menguap. Polimer-polimer
berbagai lilin atau bahan-bahan lemak sering memberikan hasil yang baik,
tetapi ada juga yang membentuk kristal yang tajam hingga tidak memberikan
serapan.