39
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dampak hosptalisasi pada anak adalah merupakan pengalaman yang penuh dengan stres yang mana akan menimbulkan reaksi pada anak yang sesuai dengan perkembangannya, diantaranya anak akan merasa cemas dan akan timbul ketakutan akibat perpisahan dengan keluarga ataupun linkungan terutama pada anak yang di rawat lama. Terapi bermain ini sangat dibutuhkan oleh seorang anak, dimana ini merupakan kebutuhan psikososial anak baik keadaan sehat maupn sakit. Bermain pada anak yang di hospitalisasi dapat meningkatkan kecerdasannya dalam berfikir dan membantu anak untuk mengembangkan imajinasinya serta melatih daya motorik halus dan kasar pada anak. Pada anak prasekolah dan sekolah umumnya perkembangan motorik

80894576 Proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 80894576 Proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dampak hosptalisasi pada anak adalah merupakan pengalaman yang

penuh dengan stres yang mana akan menimbulkan reaksi pada anak yang

sesuai dengan perkembangannya, diantaranya anak akan merasa cemas dan

akan timbul ketakutan akibat perpisahan dengan keluarga ataupun linkungan

terutama pada anak yang di rawat lama.

Terapi bermain ini sangat dibutuhkan oleh seorang anak, dimana ini

merupakan kebutuhan psikososial anak baik keadaan sehat maupn sakit.

Bermain pada anak yang di hospitalisasi dapat meningkatkan kecerdasannya

dalam berfikir dan membantu anak untuk mengembangkan imajinasinya serta

melatih daya motorik halus dan kasar pada anak. Pada anak prasekolah dan

sekolah umumnya perkembangan motorik kasar dan motorik halusnya sudah

baik pula dalam berkomunikasi verbal dan non verbal.

Dengan mengerti tentang dunia anak terutama usia anak prasekolah dan

sekolah, maka dengan ini kami bermaksud untuk melaksanakan program

terapi bermain karena dengan bermain akan membuat anak menjadi lebih

rileks.

Adapun sasaran utama dalam terapi ini adalah anak-anak yang dirawat

dengan diagnosa medis Typhoid ataupun DHF ( Dengue Haemorhagic

Fever ), karena pada dasarnya penyakit ini memiliki manifestasi klinis

Page 2: 80894576 Proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

peningkatan suhu tubuh ( demam ). Selain terapi yang diberikan kepada anak

terapi medikasi yang tidak kalah pentingnya yaitu memperbanyak minum air

putih untuk mengembalikan homeostatis ( kecendrungan menetap dalam

keadaan tubuh normal dalam suatu organisme ) cairan tubuh. Selain itu anak-

anak juga harus mengetahui cara untuk mengatasi peningkatan suhu tubuh

( demam )lainnya ,yaitu dengan cara kompres untuk menurunkan suhu tubuh

serta mengenal lebih dekat thermometer sebagai alat untuk mengukur suhu

tubuh.

Banyaknya anak-anak yang menderita Thypoid dan DHF di RSUD

Budi asih Lantai V timur dengan berbagai tingkat usia anak, maka kami

mengambil tingkat populasi anak usia pre school dan usia sekolah yaitu

rentang usia 3 hingga usia 12 tahun untuk melakukan terapi bermain puzzle

yang berkaitan dengan demam setelah itu pasien diminta bercerita tentang

puzzlenya dan lomba minum aer putih sebagaimana salah satu cara

menurunkan demam.

Alasan kelompok kami mengadakan therapy kelompok bermain pada

anak usia prasekolah dan sekolah karena lebih kooperatif dan memungkinkan

untuk diajak bermain. Selain itu alasan kelompok kami mengadakan therapy

bermain menyusun puzzle gambar pada usia prasekolah dan sekolah adalah

untuk mengembangkan motorik halus, intelektual, keterampilan kognitif dan

pasien dapat bercerita tentang puzzlenya terkait dengan kemampuan

Page 3: 80894576 Proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

berbahasa. Selain itu pada usia ini merupakan usia awal dalam berimajinasi

serta sudah lebih kooperatif untuk diajak bermain.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan tindakan program bermain pada anak usia preschool

(3-6 tahun) dan usia sekolah ( 6-12 tahun ) selama kurang lebih 45 menit

diharapkan anak dapat mengenal demam dan mengekspresikan perasaaannya

dan menurunkan kecemasannya serta dapat melanjutkan tumbuh kembang

anak yang normal atau sehat.

2. Tujuan Khusus

Tujuan dari program bermain ini yaitu agar :

a. Dapat menambah wawasannya

b. Dapat merangsang imajinasi anak

c. Dapat mengembangkan kemampuan bahasa anak

d. Dapat merangsang rasa kreatif anak

e. Dapat mengembangkan kepercayaan dirinya

Page 4: 80894576 Proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Bermain

Bermain menurut J.Cpaing ( 1992 ) adalah cara unik bagi anak

memahami dan mempelajari dunianya. Bermain yang merupakan cara anak

untuk memenuhi kebutuhannya,

Sedangkan menurut Chaterine Garvey ( 1997 ) bermain adalah cara

anak lebih sering berperan aktif, berkaitan dengan sisi dari kehidupannya

seperti untuk melanjutkan perkembangan social dan meningkatkan

kreatifitasnya bermain merupakan media untuk belajar karena melalui

bermain anak akan:

1. Berkomunikasi

2. Belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan

3. Melakukan apa yang dapat dilakukan

4. Mengenal waktu, warna dan jenis, dsb

Sebagian besar interaksi antara teman sebaya selama masa kanak-

kanak melibatkan permainan. Karena itu, kebanyakan hubungan sosial dengan

teman sebaya dalam masa ini terjadi dalam permainan. Permainan adalah

salah satu bentuk aktivitas sosial yang dominan pada awal anak-anak, sebab

anak-anak menghabiskan waktu lebih banyak waktunya di luar rumah dengan

Page 5: 80894576 Proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

teman-temannya dibanding dengan aktivitas lainnya. Permainan adalah  suatu

kegiatan yang menyenangkan yang dilaksanakan untuk kepentingan kegiatan

itu sendiri. Bagi anak-anak proses melakukan sesuatu lebih menarik daripada

hasil yang akan didapatkannya (Schwartman, 1978)

B. Fungsi Permainan.

Permainan memiliki banyak fungsi, permainan juga memiliki arti yang

sangat penting bagi perkembangan kehidupan anak-anak. Permainan

meningkatkan afliasi dengan teman sebaya, mengurangi tekanan,

meningkatkan perkembangan kognitif, meningkatkan daya jelajah dan

memberi tempat berteduh yang aman bagi perilaku yang secara potensial

berbahaya. Permainan meningkatkan kemungkinan bahwa anak-anak akan

berbicara dan berinteraksi dengan satu sama lain. Selama interaksi ini, anak-

anak mempraktekkan peran-peran yang mereka akan laksanakan dalam hidup

masa depannya.

Hetherington & Parker (1979) menyebutkan ada tiga fungsi utama dari

permainan:

1. Fungsi Kognitif.

Page 6: 80894576 Proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

Fungsi kognitif permainan membantu perkembangan kognitif anak,

yaitu dengan permainan anak-anak menjelajahi lingkungannya, mempelajari

objek-objek disekitarnya dan belajar memecahkan masalah yang dihadapinya.

2. Fungsi Sosial.

Fungsi sosial permainan dalam meningkatkan perkembangan sosial

anak, khususnya dalam permainan fantasi dengan memerankan suatu peran.

Anak belajar memahami orang lain dan peran-peran yang akan dimainkan

dikemudian hari setelah tumbuh menjadi orang dewasa.

3. Fungsi Emosi

Fungsi emosi permainan memungkinkan anak memecahkan sebagian

dari masalah emosionalnya, anak belajar mengatasi kegelisahan dan konflik

batin karena kemungkinan besar permainan anak melepaskan energi fisik

yang dan membebaskan perasaan-perasaan yang terpendam.

Bagi Freud dan Erikson permainan adalah suatu bentuk penyesuaian

diri manusia yang sangat berguna, menolong anak menguasai kecemasan dan

konflik karena tekanan-tekanan terlepas di dalam permainan anak dapat

mengatasi masalah-masalah kehidupan.

Page 7: 80894576 Proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

Piaget melihat permainan sebagai suatu media yang meningkatkan

perkembangan kognitif anak-anak. Ia juga mengatakan bahwa perkembangan

kognitif anak-anak membatasi cara mereka bermain. Piaget juga yakin, bahwa

struktur-struktur kognitif perlu dilatih dan permainan memberi setting yang

sempurna bagi latihan ini. Misalnya : saat anak belajar dengan angka-angka

mereka akan tertawa dan bahagia saat berhasil menyelesaikan dengan baik.

Vygotsky, ia yakin bahwa permainan adalah suatu setting yang sangat

bagus bagi perkembangan kognitif. Ia tertarik khususnya pada aspek-aspek

simbolis dan kayalan suatu permainan. Contoh : seorang anak menganggap

boneka sebabagai sosok bayi yang hidup.

Daniel Berlyne menjelaskan permainan sebagai suatu yang

menegaskan dan menyenangkan karena permainan itu memuaskan dorongan

penjelajahan kita, yang meliputi keingintahuan dan hasrat akan informasi

tentang sesuatu yang baru atau yang tidak bisa.

C. Jenis-Jenis Permainan.

Studi kalsik terhadap aktivitas permainan anak-anak pra sekolah di

lakukan oleh Mildred Perten. Berdasarkan oservasinya terhadap anak-anak

usia 2 hingga 5 tahun, Perten menentukan 6 ketegori permainan anak-anak

yaitu:

Page 8: 80894576 Proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

1. Unoccupied Play. Anak memperhatikan dan melihat segala sesuatu yang

menarik perhatiannya dan melakukan gerakan-gerakan bebas dalam

bentuk tingkah laku yang tidak terkontrol.

2. Solitary Play. Anak dalam sebuah kelompok asik bermain sendiri-sendiri

dengan bermacam-macam alat permainan, sehingga tidak terjadi kontak

antara satu sama lain dan tidak peduli terhadap apapun yang yang sedang

terjadi.

3. Onlooker Play. Terjadi ketika anak melihat orang lain bermain, anak ikut

berbicara dengan anak-anak lain itu dan mngajukan pertanyaan. Tetapi

anak tidak ikut terlibat dalam permainan tersebut.

4. Parallel Play. Anak-anak bermain dengan permainan yang sama, tetapi

tidak ada kontak antara satu dengan yang lain atau tukar menukar

permainan.

5. Assosiative Play. Anak bermain bersama-sama saling pinjam alat

permainan, tetapi p ermainan itu tidak mengarah kepada sastu tujuan,

tidak ada pembagian peranan dan pembagian alat-alat permainan

6. Cooperative Play. Anak-anak bermain dalam kelompok yang teroganisir,

dengan kegiatan-kegiatan konstruktif dan membuat sesuatu yang nyata

dimana setiap anak mempunyai peranan sendiri-sendiri. Kelompok ini di

pimpin dan diarahkan oleh satu atau dua orang anak sebagai pimpinan

kelompok.

Page 9: 80894576 Proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

Kategori Parten tersebut berdasarkan kategori permainan yang

menekankan di dalam dunia sosial anak, tetapi ada juga permainan yang

menekankan pada aspek kognitif dan sosial dari suatu pemainan.

1. Permainan Sensorimotor / Praktis.Permainan Sensorimotor ialah perilaku

yang diperlihatkan oleh bayi untuk memperoleh kenikmatan dan

melatih perkembangan sensorimotor mereka. Selama tahun-tahun pra

sekolah anak terlibat dalam permainan yang melibatkan praktek

beragam keterampilan.

2. Pemainan Pura-Pura / Simbolis.Pemainan Pura-Pura / Simbolis terjadi

ketika anak mentransformasikan lingkungan fisik kedalam suatu

simbol. Jenis permaian khayalan ini seringkali nampak pada usia

kurang lebih 18 bulan dan mencapai puncak pada usia 4 hingga 5

tahun, kemudian menurun secara berangsur-angsur.

3. Permainan Sosial.Permainan Sosial ialah permainan yang melibatkan

interaksi sosial dengan teman-teman sebaya.

4. Permainan Konstruktif.Permainan Konstruktif mengkombinasikan

kegiatan sensorimotor yang berulang dengan representasi gagasan-

gagasan simbolis. Permainan konstruktif terjadi ketika anak-anak

melibatkan diri dalam suatu kreasi atau konstruksi suatu produk atau

suatu pemecahan masalah ciptaan sendiri. Misalnya menggerakkan

Page 10: 80894576 Proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

jari-jari mereka ke kuas (permainan praktis), anak-anak lebih suka

mengambar kerangka rumah atau orang (permainan konstruktif).

D. Tujuan Bermain

Adapun tujuan bermain pada usia prasekolah dan usia sekolah adalah

diantaranya:

1. Menyalurkan emosi / peran anak

2. Mengembangkan keterampilan berbahasa dan kognitif

3. Melatih motorik halus kasar

4. Mampu menyusun gambar yang sudah ditentukan

5. Meningkatkan kemampuan berbahasa

6. Dapat melanjutkan tumbang yang normal

7. Dapat mengekspresikan perasaan,keinginan dan fantasi /ide-ide

8. Mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan

masalah

9. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan

dirawat

Page 11: 80894576 Proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

BAB III

PENGORGANISASIAN KEGIATAN BERMAIN

I. Topik : Mengenal demam dengan puzzle serta express feeling

anak dan memotivasi anak untuk banyak minum air putih dalam upaya

mengatasi demam.

Jenis Permainan : Menyusun puzzle dan lomba minum air putih.

Terapis : Delapan orang mahasiswa

Sasaran : Lebih kurang 5 – 6 klien.

Waktu : 1 x 45 menit

Tempat : Ruang rawat anak RSUD Budi Asih Lt.5 Timur.

II. Kelompok Usia

Permainan ini dikelompokkan bagi anak kelompok usia prasekolah

dan usia sekolah yaitu dengan rentang usia 3 – 12 tahun.

III. Organisasi

Page 12: 80894576 Proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

A. Waktu Pelaksanaan.

Hari/tanggal : Jum’at 10 Februari 2012

Waktu : 10.30 – 11.45 WIB

Perkenalan : 5 menit

Permainan : 30 menit

Terminasi : 10 menit

B. Tim Terapis

1. Leader : Veby victres

Tugas :

Memimpin jalannya terapi bermain

Dapat mempelajari anggota kelompok dalam waktu yang

sama.

Memonitor perkembangan kelompok untuk mencapai

tujuan

Waspada dalam kegiatan terapi kelompok

Memberikan kenyamanan setiap anggota dalam

melaksanakan kegiatan terapi

Page 13: 80894576 Proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

Memiliki kemampuan untuk bersikap asertif, sehingga

kelompok dapat mencapai tujuan yang disampaikan.

Dapat mengorganisasikan keputusan yang diambil dalam

kelompok

Memperkenalkan diri dan anggota kelompok lainnya.

Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan.

Menjelaskan peraturan bermain

2. Co.Leader : Angga Shauma

Tugas :

Menyampaikan informasi kepada leader, observer dan

fasilitator.

Mengingatkan leader tentang waktu pelaksanaan dan

mengingatkan prosedur pelaksanaan kegiatan yang

tertinggal.

3. Fasilitator : Judin, Ida, Ami, Puput, Nisa

Tugas :

Memotivasi anggota kelompok yang kurang aktif

Memotivasi agar anggota kelompok merespon sesuai

dengan perilaku anggota yang lain.

4. Observer: Nova

Page 14: 80894576 Proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

Tugas :

Mengamati keamanan jalannya terapi bermain

Mencatat perilaku dn aktivitas klien baik verbal maupun

non verbal

Menilai performa dari setiap tim terapis dalam

memberikan terapi (Stuart and Laraia, 1998)

C. Media dan alat

Aqua botol ukuran menengah

Sedotan

Puzzle

Alat music

D. Setting Tempat

1. Tempat : Ruangan rawat anak RSKD Budi Asih Lt.5 Timur

2. Bentuk Setting :

Page 15: 80894576 Proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

Keterangan :

: Panggung

: Leader

: Co. leader

: Observer

: Fasilitator

: Peserta

Page 16: 80894576 Proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

E. Implementasi

1. Persiapan

Membuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi

Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Fase orientasi

salam terapeutik

Leader : mengucapkan salam dan memperkenalkan diri dan anggota

kelompok lain peserta memperkenalkan diri satu persatu.

Evaluasi

Menanyakan perasaan klien saat ini.

Kontrak

Terapis menjelaskan waktu, tempat, dan tujuan kegiatan yaitu anak

dapat lebih mengenal demam melalui puzzle serta mengekpresikan

imajinasi anak dan mau minum air putih sebagai salah satu cara

menurunkan kenaikan suhu tubuh.

3. Fase Kerja

Page 17: 80894576 Proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

Terapis menjelaskan aturan bermain:

-Leader meminta anak untuk menyusun puzzle gambar yang telah di

acak

-Waktu untuk menyusun puzzle gambar tersebut adalah 10 menit

-Jika puzzle gambar telah selesai disusun, leader meminta anak untuk

menyebutkan dan menceritakan kembali.

-Setelah semua puzzle selesai disusun peserta diajak untuk lomba

minum air putih sebagai salah satu cara menurunkan panas.

-Bila anak-anak tersebut mau minum dan menghabiskan minum lebih

cepat maka akan diberi hadiah dan dialah juara pertamanya.

-Pemenang dibagi menjadi tiga yaitu juara 1, 2 dan 3

-Jika ada peserta yang ingin keluar harus menunjuk tangan dan

memberitahukan fasilitator

-Jika ada peserta yang drop out fasilitator menanyakan alasan kalau

mungkin motivasi kembali kegiatan

-Peserta harus hadir di tempat 5 menit sebelum kegiatan berlangsung

Fasilitator menyiapkan peralatan bermain

Fasilitator memberi motivasi kepada anak untuk menyusun

puzzle gambar

Observer mengamati jalannya kegiatan dan respon selama

program bermain

Page 18: 80894576 Proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

Setelah semua puzzle selesai disusun peserta dimotifasi untuk

lomba minum air putih

4. Fase terminasi

Evaluasi respon subyektif

Leader menanyakan perasan klien setelah mengikuti program bermain.

Evaluasi respon obyektif

observer mengobservasi prilaku peserta selama kegiatan terkait dengan

tujuan

Tindak lanjut

Menganjurkan kepada masing- masing anak untuk menebak gambar

yang telah disusun.

Page 19: 80894576 Proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

BAB IV

EVALUASI PROGRAM BERMAIN PADA ANAK

A. Struktur

1. Proposal sudah disetujui oleh pembimbing

2. Persiapan alat dilakukan 3 ( tiga ) hari sebelumny

3. Persiapan klien terpilih, melakukan kontak untuk pelaksanaan program

bermain satu hari sebelumnya

4. Izin menggunakan tempat dengan kepala ruangan

5. Diskusi kelompok untuk membagi tugas dalam bermain ( leader, Co

leader, pasilitator, observer )

B. Proses

Page 20: 80894576 Proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

1. Klien atau peserta aktip mengikuti kegiatan sampai selesai

2. Tidak ada perubahan posisi bermain

3. Leader dan Coleader dapat mengarahkan peserta untuk aktip

melaksanakan kegiatan

4. Fasilitator dapat dekolitasi peserta untuk aktip menyelesaikan kegiatan

sampai selesai

5. Observer dapat melaporkan jalannya kegiatan

6. Hasil

a. Klien mampu bergabung dengan temanya dalam kelompok kecil

b. 80% peserta dapat mengikuti kegiatan sampai selesai dan dapat

menyusun puzzle sesuai dengan kemampuan kognitip.

c. 50% peserta aktip mengikuti kegiatan permainan karena peserta

dalam kondisi yang lemah

7. Kendala dan hambatan

a. Kurangnya persiapan personil

b. Kurangnya persiapan alat

c. Peserta yang kurang kooperatif

d. Ada peserta yang keadaan umunya lemah

Page 21: 80894576 Proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

BAB V

PENUTUP

Dengan diadakannya terapi bermain ini diharapkan tujuan yang diharapkan

dalam terapi ini dapat terlaksana dan memberikan banyak manfaat yang baik bagi

anak, keluarga maupun terapis pelaksana dan perawat ruangan.

Dengan lomba minum air putih dan menyusun puzzle yang berkaitan dengan

demam diharapkan peserta lebih mengenal demam dan mau meminum air putih

sebagai salah satu cara mengatasi demam. Serta anak dapat atau mampu

mengekspresikan perasaannya lewat bermain yang tentu saja juga memberikan

manfaat terhadap proses penyembuhan dan tumbuh kembangnya baik saat berada di

Rumah Sakit maupun selama perawatan di rumah.

Page 22: 80894576 Proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

Lampiran

PERINCIAN BIAYA

NO BARANG HARGA

1 Aqua Menengah Rp. 20.000,-

2 Pembuatan Puzzle Rp. 50.000,-

3 Print dan Jilid Rp 30.000,-

4 Hadiah dan Soufenir Rp. 50.000,-

TOTAL Rp. 200.000,-

Page 23: 80894576 Proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

Lampiran

SAP TERAPI BERMAIN

A. Langkah Kegiatan

1. Orientasi

Salam teurapetik : Selamat siang ade-ade, bagaimana kabarnya hari

ini. Masih ingat nama suster dan perawat lainnya ? Nama saya suster V

disamping saya ada bruder A lalu Bruder J terus ada suster I, suster N,

suster A, suster N dan suster P semuanya sudah kenal kan.

Page 24: 80894576 Proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

Evaluasi / Validasi : Bagaimana semuanya semangat ya untuk bermain

hari ini, nah sekarang kalo suster Tanya bagaimana kabarnya hari ini

jawabnya “BAIK dan SEMANGAT”. Nah kita coba lagi ia bagus.

Kontrak : Nah pada siang ini kita akan melakukan terapi bermain, kita

akan bermain puzzle, lalu nanti kalian ceritakan gambar dari

puzzlenya dan aka nada lomba minum air putih. Kita akan bermain

selama 30 menit di ruangan ini kita semua setuju, Ya baiklah.

Nah baiklah nanti kalau ada yang akan keluar kelompok harus

meminta izin kepada suster V atau bruder A atau suster yang lain. Kita

bermain selama 30 menit. Semuanya harus mengikuti kegiatan dari

awal sampai selesai.

2. Kerja

Baiklah sekarang kita akan mulai menyusun puzzle, nanti puzzlenya

akan suster bagikan lalu ade-ade semua nanti waktu music dimulai

kalian mulai menyusun puzzle ya, lalu suster akan bilang “pandu

positif” artinya kita semua harus tepuk tangan, tepuk tangannya seperti

tepuk pramuka ya. Masih semangat semua, ya bagus. Semua siap baik

ayo kita mulai ya.

Page 25: 80894576 Proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

Iak nah sekarang ayo siapa yang sudah siap lalu ceritakan

tentang gambarnya ya. Nah sekarang mari kita mulai lomba minum air

putihnya, minum jangan teburu-buru ya.

3. Terminasi

Evaluasi Respon Subjektif Klien : Bagaimana ade-ade dengan

kegiatan yang kita lakukan tadi. Ia bagus kita semua memang hebat.

Evaluasi Respon Objektif Klien : Ayo semua ada yang masih

ingat tadi puzzlenya ada apa saja. Ia bagus sekali.

Tindak Lanjut : Nah sekarang ade-ade harus banyak minum air

putih supaya demamnya cepat turun. Semua setuju. Ya bagus sekali.

Kontrak yang akan datang. Nah baiklah jangan lupa saat

demam dikompres lalu minum air putih yang banyak, semua setuju. Ia

bagus.

B. Rencana Pelaksanaan :

No Terapis Waktu Subjek terapi

1 Persiapan

a. Menyiapkan ruangan.

b. Menyiapkan alat-alat.

10 menit Ruangan,alat,anak dan

keluarga siap

Page 26: 80894576 Proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

c. Menyiapkan anak dan

keluarga

2 Proses :

a. Membuka proses terapi

bermain dengan mengucap

kan salam, memperkenalkan

diri.

b. Menjelaskan pada anak dan

keluarga tentang tujuan dan

manfaat bermain,

menjelaskan cara permainan.

2. Mulai menyusun puzzle

3. Anak bercerita tentang

puzzle

4. Lomba minum air putih

5. Permainan berakir ketika

semua anak sudah

menghabiskan aqua yang

diberikan ( yang paling

cepat menghabiskan air

putih menjadi pemenang)

5 menit

15 menit

Menjawab salam,

Memperkenalkan diri,

Memperhatikan

Bermain bersama dengan

antusias dan mengungkapkan

perasaannya

Page 27: 80894576 Proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

c. Mengevaluasi respon anak

dan keluarga.5 menit

3 Penutup (1 menit).

Menyimpulkan, mengucapkan

salam

10 menit Memperhatikan dan

menawab salam

IV. Evaluasi

1. Jenis evaluasi yang digunakan evaluasi formatif

2. Menggunakan evaluasi lisan,anak mampu :

a. Anak termotifasi untuk melakukan anjuran yang diberikan oleh dokter

dan perawat

b. Anak dapat menghabiskan minuman yang diberikan oleh perawat

c. Anak termotifasi untuk minum setelah berakirnya terapi bermain

Page 28: 80894576 Proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah