23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai sebuah siklus hidup kehamilan merupakan gerbang awal sebuah kehidupan. Tentu saja tidak gampang, sebab ada banyak penghalang yang melintang. Sejak masih berupa sperma dan ovum pun penghalang pertemuan keduanya sudah terjadi. Demikian pula dengan penyakit. Beragam penyakit ada di sekitar kehamilan, baik yang menyerang sang ibu ataupun janin. Di antara penyakit yang wajib diwaspadai selama masa kehamilan adalah toksoplasma, rubella, cytomegalovirus dan herpes simplek. Beberapa penyakit lainnya a.l. sipilis, infeksi streptococcus grup B, listeriosis dll. Tetapi di antara penyakit ganas itu, dunia kedokteran mengakui toksoplasma adalah yang paling ganas. Tokso, begitu penyakit ini biasa disingkat, juga cukup cerdik, sebab sulit terdeteksi dan mampu menyusup dengan beragam cara. Penelitian menunjukkan sekitar 40% wanita hamil pengidap toksoplasma pada awal kehamilan, janin yang dilahirkan akan terinfeksi, dan 15% mengalami abortus atau kelahiran dini. Sedangkan bagi janin tercatat 17% janin terinfeksi pada tiga bulan pertama, 24% pada tiga bulan kedua, dan 62% pada tiga bulan ketiga. Memang, 90% bayi yang terinfeksi dapat lahir dengan normal namun 80%-90 % bayi tersebut dapat menderita gangguan penglihatan sampai buta setelah beberapa bulan atau beberapa tahun setelah lahir, dan 10% di antaranya dapat mengalami gangguan pendengaran. Toksoplasma memang biang kerok berbagai kondisi abnormal bayi antara lain kelainan pada saraf, mata, serta kelainan sistemik seperti pucat, kuning, demam, pembesaran hati dan limpa atau pendarahan. Infeksi pada bayi juga berpotensi menyebabkan cacat bawaan, terutama bila terjadi pada usia kehamilan awal sampai tiga bulan. Toksoplasma juga dapat menyebabkan encephalus (tidak memiliki tulang tengkorak), hydrocephalus (pembesaran kepala), dan bahkan kematian. Sampai saat ini masyarakat seringkali salah kaprah menganggap kucing sebagai penyebab penyakit ini. Padahal dalangnya adalah parasit toksoplasma gondii, yang dapat ditularkan oleh kucing. Namun, salah besar apabila beranggapan hanya kucing yang dapat menjadi dalang penyebaran penyakit toksoplasma. Sebab parasit ini dapat menyerang semua jenis satwa, termasuk burung, ikan, kelinci, anjing, babi, kambing dan mamalia bahkan manusia. 1

83472820 Toxoplasmosis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 83472820 Toxoplasmosis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai sebuah siklus hidup kehamilan merupakan gerbang awal sebuah kehidupan.

Tentu saja tidak gampang, sebab ada banyak penghalang yang melintang. Sejak masih berupa

sperma dan ovum pun penghalang pertemuan keduanya sudah terjadi.

Demikian pula dengan penyakit. Beragam penyakit ada di sekitar kehamilan, baik yang

menyerang sang ibu ataupun janin. Di antara penyakit yang wajib diwaspadai selama masa

kehamilan adalah toksoplasma, rubella, cytomegalovirus dan herpes simplek. Beberapa

penyakit lainnya a.l. sipilis, infeksi streptococcus grup B, listeriosis dll.

Tetapi di antara penyakit ganas itu, dunia kedokteran mengakui toksoplasma adalah

yang paling ganas. Tokso, begitu penyakit ini biasa disingkat, juga cukup cerdik, sebab sulit

terdeteksi dan mampu menyusup dengan beragam cara.

Penelitian menunjukkan sekitar 40% wanita hamil pengidap toksoplasma pada awal

kehamilan, janin yang dilahirkan akan terinfeksi, dan 15% mengalami abortus atau kelahiran

dini. Sedangkan bagi janin tercatat 17% janin terinfeksi pada tiga bulan pertama, 24% pada

tiga bulan kedua, dan 62% pada tiga bulan ketiga. Memang, 90% bayi yang terinfeksi dapat

lahir dengan normal namun 80%-90 % bayi tersebut dapat menderita gangguan penglihatan

sampai buta setelah beberapa bulan atau beberapa tahun setelah lahir, dan 10% di antaranya

dapat mengalami gangguan pendengaran.

Toksoplasma memang biang kerok berbagai kondisi abnormal bayi antara lain

kelainan pada saraf, mata, serta kelainan sistemik seperti pucat, kuning, demam, pembesaran

hati dan limpa atau pendarahan.

Infeksi pada bayi juga berpotensi menyebabkan cacat bawaan, terutama bila terjadi

pada usia kehamilan awal sampai tiga bulan. Toksoplasma juga dapat menyebabkan

encephalus (tidak memiliki tulang tengkorak), hydrocephalus (pembesaran kepala), dan

bahkan kematian.

Sampai saat ini masyarakat seringkali salah kaprah menganggap kucing sebagai

penyebab penyakit ini. Padahal dalangnya adalah parasit toksoplasma gondii, yang dapat

ditularkan oleh kucing. Namun, salah besar apabila beranggapan hanya kucing yang dapat

menjadi dalang penyebaran penyakit toksoplasma. Sebab parasit ini dapat menyerang semua

jenis satwa, termasuk burung, ikan, kelinci, anjing, babi, kambing dan mamalia bahkan

manusia.

1

Page 2: 83472820 Toxoplasmosis

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Makalah yang berjudul “Toxoplasmosis” ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas

mata kuliah Asuhan Kebidanan Patologi.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengertian dari Toxoplasmosis

2. Untuk mengetahui cara-cara penularan Toxoplasmosis

3. Untuk mengetahui pengaruh Toxoplasmosis dalam kehamilan

4. Untuk mengetahui gejala klinis dari penderita Toxoplasmosis

5. Untuk mengetahui penatalaksanaan dan pencegahan penyakit Toxoplasmosis

6. Untuk mengetahui cara pemberian asuhan kebidanan yang dilakukan saat

pertama kali ada ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan.

BAB II

2

Page 3: 83472820 Toxoplasmosis

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Toxoplasmosis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa toxoplasma

gondii ddan biasanya diderita oleh binatang herbivora, karnivora, omnivora

termasuk mamalia dan burung. (Ilmu Kebidanan 2006, hal.572)

Toxoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh toxoplasma gondii. Parasit

ini dapat menginfeksi manusia maupun binatang dan dapat menimbulkan masalah

kesehatan maupun masalah ekonomi. (Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak 1993,

hal.245)

Toksoplasmosis merupakan suatu penyakit zoonosis, yaitu penyakit pada hewan

yang ditularkan kepada manusia. Penyakit ini disebabkan oleh suatu parasit yang

dikenal dengan nama Toxoplasma gondii, yang dapat menginfeksi hewan dan

manusia. (www.google com)

2.2 Sejarah

Toxoplasma mulai dikenal sejak tahun 1908 ketika Charles Nocholle dan

Louis Manceaux menemukan parasit ini dalam sel mononukleus limpa dan hati

binatang mengerat Ctenodactilus Gondii yang hidup di Afrika Utara. Castellani

(1913) dari Ceylon melaporkan adanya toxoplasmosis pada manusia, Janku seorang

ahli mata yang pertama kali melaporkan adanya toxoplasmosis disertai hidrosefalus

congenital dan mikrosefalus dengan koloboma di macula.

Penemuan pemeriksaan serologis pertama kali diselidiki oleh Sabin dan Feldman

(1948).

2.3 Angka Kejadian

Angka kejadian toxoplasmosis diberbagai Negara berbeda-beda dan lebih

sering ditemukan di daerah dataran rendah dengan kelembaban udara yang tinggi.

Di Amerika Serikat dilaporkan 5-30 % penderita berumur 10-19 tahun dan 10-67 %

pada kelompok umur di atas 50 tahun. Di Inggris dilaporkan angka prevalensi 30 %

sedang Paris 87 % dan hal ini erat hubunganya dengan kebiasaan makan daging

setengah matang.

Di Indonesia Survey prevalensi zat anti toxoplasma dengan hemaaglutination

test indirect di beberapa daerah menunjukkan bahwa seropositivitas berkisar antara 2-

53 %. Di Jakarta ditemukan prevalensi 10-12,5 %. Cross (1975) dan Beaver (1986)

mengatakan bahwa zat anti toxoplasma meningkat sesuai umur dan tidak ada

3

Page 4: 83472820 Toxoplasmosis

perbedaan yang bermakna antara laki-laki dan wanita. Sedang di Indonesia sesuai

dengan penelitian Srisasi (1980) tidak ditemuakan adanya hubungan tersebut.

Dari hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa anjing dan kucing

merupakan hospes yang sangat potensial, hal ini disebabkan oleh karena hewan-

hewan ini umumnya hidup secara bebas dan makan daging mentah yang mengandung

troposoit.

Angka kejadian toxoplasmosis congenital berbeda di tiap Negara, di Paris

ditemukan 5/1000 kehamilan per tahun sedangkan di Amerika Serikat 1/1000 –

1/8000 kelahiran per tahun. Bahkan akhir-akhir ini diperkirakan dari 3,3 juta bayi

yang dilahirkan per tahun di Amerika Serikat, 3.300 bayi menderita infeksi

congenital.

2.4 Sikus Hidup

Dalam siklus hihup toxoplasma dikenal ada 3 bentuk yaitu :

Tropozoid atau bentuk proliferatif

Kista

Ookista

Ditemukan dalam usus kucing dan binatang sejenisnya (fellidae), dimana disini

terjadi daur siklus seksual dan dihasilkannya ookista bersama tinja. Ookista yang

dikeluarkan dari tanah dapat hidup bertahun-tahun dan diluar tubuh kucing akan

membentuk sporokista yang masing-masing berisi 4 sporozoid. Seekor kucing dapat

menghasilkan 10 juta ookista dalam sehari, dan ookista menjadi matang dalam 1-5

hari. Ookista dapat mati bila dibekukan, dipanaskan pada suhu 45-55o C, dikeringkan

atau dicampur dengan formalin, ammonia dan tinktur.

Sporozoid ini bila tertelan oleh binatang mamalia akan dibentuk tropozoid dalam

darah, cairan tubuh dan jaringan. Tropozoid ini akan membelah dengan cepat

sehingga tropozoid ini sering juga disebut sebagai takizoid. Merozoid akan keluar

dari sel hospes yang rusak kemudian memasuki sel yang baru untuk selanjutnya

menjadi tropozoid dan sizon. Selain itu merozoid juga dapat mengalami diferensiasi

menjadi macrogamet dan mikrogamet. Kemudian mikrogamet akan berkontak dengan

makrogamet dan menghasilkan kista. Oleh karena pembelahan yang lambat maka

sering disebut bradizoid. Kista dapat hidup bertahun-tahun di dalam jaringan otak,

limpa dan ginjal.

Hanya kucing dan sejenisnya yang mengadakan siklus seksual sedangkan hospes

perantara lainnya tidak.

2.5 Patogenesis

4

Page 5: 83472820 Toxoplasmosis

Manusia akan terinfeksi melalui beberapa cara :

1. Dengan makan daging yang tidak dimasak dengan baik yang mengandung

tropozoid dan kista, atau terkontaminasi deengan tinja kucing yang

mengandung ookista.

2. Transmisi transplasental terjadi dari ibu yang mengalami infeksi akut dengan

toxoplasma selama kehamilan, kemudian parasit melalui plasenta dan

ditularkan kepada anaknya.

Dilaporkan bahwa kira-kira 20-30 % ibu yang menderita toksoplasma akan

melahirkan bayi dengan toxoplasma congenital.

Transmisi infeksi congenital sebagian besar (65 %) terjadi pada trimester

ketiga dan makin muda usia kehamilan makin besar resiko terjadi kelainan

yang berat bahkan kadang-kadang berakhir denga abortus.

3. Melalui transfusi darah

Toxoplasma dapat ditemukan dalam darah donor yang asimtomatik dan

parasit ini dapat hidup dalam darah lengakap dengan sitrat pada suhu 30o C

selama 50 hari.

4. Melalui transplantasi organ

Mc.Cabe pernah melaporkan pada penderita yang mengalami transplantasi

jantung dan sumsum tulang serta ginjal.

5. Melalui susu ternak

6. Lain-lain

Pernah dilaporkan beberapa kasus toxoplasmosis pada para laboran. Dari

saliva bayi toxoplasmosis congenital pernah diisolasi adanya toxoplasma,

begitu juga didalam ginjal dan mukosa kandung kemih sehingga ada yang

mengatakan bahwa urin dan tinja dapat menjadi sumber infeksi, tetapi hal ini

belum terbukti.

Di dalam tubuh manusia, sporozoid akan memasuki sel tubuh manusia terutama

system retikuloendotelial dan mengadakan pengrusakan kemudian menyebara melalui

aliran darah dan pembuluh limfe ke seluruh jaringan tubuh. Proliferasi parasit di

dalam jaringan menyababkan kematian sel yang ditempatinya dan berakibat

timbulnya focus nekrosis yang dikelilingi oleh reaksi radang. Focus-fokus ini dapat

ditemukan di otak, paru, jantung, hati dan otot. Terdapatnya tropozoid pada mata

akan bermanifestasi dini sebagai korioretinitis.

Pada infeksi akut memgenai system saraf pusat, terjadi meningoensefalitis fokal atau

difus dengan nekrosis dengan nekrosis dan pembentukan nodul. Tropozoid biasanya

ditemukan di tepi daerah nekrosis. Ukuran dan lokasi lesi bervariasi, tetapi lesi

terbesar adalah di kortex, basal ganglia dan periventrikuler. Nekrosis berkembang

5

Page 6: 83472820 Toxoplasmosis

menjadi kista yang disertai jaringan eosinofilik di tengah rongga kista dan sekitarnya

tampak kalsifikasi jaringan yang nekrotik. Vasikulitis periventrikuler dan

perikuaduktal dengan nekrosis sering terlihat dan jaringan yang nekrotik larut dan

masuk ke ventrikel. Toxoplasma masuk ke dalam system ventrikel melalui lesi di

parenkim sehingga cairan otak akan menjadi antigenic. Terjadi permbesan cairan ini

melalui ependim yang rusak ke dalam pembuluh darah periventrikuler. Kerusakan ini

mengakibatkan sumbatan pada aquaduktus sehingga terjadilah hidrosefalus.

Mikrosefalus lebih jarang dibandingkan hidrosefalus dan keadaan ini dihubungkan

dengan nekrosis multifokal pada ensefalitis terutama di hemisfer.

2.6 Gejala Klinis

Gejala klinis toxoplasma dibagi menjadi :

1. Toxoplasmosis akuisita

2. Toxoplasmosis kongenital

Toxoplasmosis Akuisita

Limfadenopati merupakan gejala klinis yang paling sering di jumpai, yaitu 90

% kasus. Yang paling sering di kelenjar servicalis. Pembesaran kelenjar dapat tunggal

atau ganda serta dapat simtomatik atau asimtomatik. Pembasaran kelenjar disertai

demam terjadi pada 40 % kasus, hepatomegali 33 % dan nyeri tenggorokan 20 %.

Penulis lain mengatakan bahwa gejala utama adalah panas (40 %), mialgia (40 %)

dan rash makulopapuler (10 %).

Toxoplasmosis cerebrospinal lebih banyak terjadi pada anak-anak daripada

orang dewasa. Gambaran klinis yang dapat ditemukan ialah korioretinitis, periuveitis,

pneumonitis, miokarditis, pericardial effusion, hepatitis dan poliomyelitis.

Toxoplasmosis Kongenital

Diagnosis dapat dicurigai bila ditemukan gambaran klinis berupa

hidrosefalus, korioretinitis dan kalsifikasi serebral (sindrom Sabin). Namun demikian

diagnosis sering sukar ditegakan karena 60 % bayi lahir tidak menunjukkan gejala

dan tanda klinis, sehingga ada yang membagi toxoplasmosis congenital menjadi 4

bentuk yaitu :

1. Bayi lahir dengan gejala

2. Gejala timbul dalam bulan-bulan pertama

3. Gejala sisa atau relaps penyakit yang tidak terdiagnosa selama masa

anak-anak.

4. Infeksi sub klinis.

2.7 Diagnosis

6

Page 7: 83472820 Toxoplasmosis

Toxoplasmosis congenital harus dicurigai pada bayi baru lahir denagn hidrosefalus

atau mikrosefalus, korioretinitis dan adanya focus kalsifikasi intracerebral pada

gambaran radiology.

Pada anak yang lebih besar gangguan penglihatan atau kebuataan karena korioretinis,

retardasi mental dengan atau tanpa hidrosefalus juga harus dicurigai.

Untuk mendapatkan diagnosis pasti dapat digunakan beberapa cara sebagai

berikut :

1. Pemeriksaan langsung tropozoid atau kista

2. Isolasi parasit

3. Biopsi kelenjar

4. Pemeriksaan serologis

5. Pemeriksaan radiologis

Diantara pemeriksaan-pemeriksaan diatas maka cara pemeriksaan serologis yang

sering dipakai.

Pemeriksaan Serologis

Ada beberapa metode pemeriksaan serologis yaitu :

Sabin Feldman Dye Test (Dye Test)

IgG akan positif dalam 1-2 minggu kemudian meningakat mencapai titer tertinggi

dalam 6-8 minggu. Selanjutnya titer akan menurun dan bertahan selam bertahun-

tahun. Titer IgG ini tidak mempunyai korelasi dengan beratnya penyakit.

Walaupun test ini sensitive dan spesifik namun teknik pelaksanaannya sukar

sehingga saat ini tidak dipakai lagi di beberapa Negara.

Indirect Flourecent Antibody (IFA) Test

IgM Flourecent Antibody (IgM – IFA)

Berguna dalam mendiagnosis suatu infeksi akut, oleh kerana IgM segara

meningkat (5 hari setelah infeksi) dan biasanya titernya segera menurun atau

menghilang dalam beberapa bulan.

Indirect Heamagglutination Test (IHA)

Complemen Fixation Test (CT)

Dengan cara ini antibody dapat dideteksi lebih lama. Denagn demikian hasil CF

negative tidaklah menyingkirkan adanya infeksi akut sedangkan bila positif tidak

dapat menegakkan suatu infeksi akut.

Toxoplasma Skin Test/Frenkel Skin Test

Dengan menyuntik 0,1 ml 1/5000 antigen toxoplasma pada lengan secara

intradermal, kemudian dievaluasi setelah 48-72 jam, hasilnya positif bila

7

Page 8: 83472820 Toxoplasmosis

terbentuk areola dan indurasi yang lebih besar dari 0,5 cm. Cara ini hanya

menunjukkan adanya antibody toxoplasma dalam tubuh.

Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)

Merupakan test yang sederhana dan obyektif untuk menentukan IgG dan IgM.

Direct Agglutination Test (Bio Merieux. Lions, Farnce) Test Agglutinasi ini dapat

diginakan untuk mendeteksi antibody IgG.

Diagnosis dapat dibuat dengan mendeteksi zat anti IgM dan IgG. Post natal IgM

spesifik dibentuk dalam serum setelah terjadi infeksi primer dan akan menghilang

dalam waktu 1-3 bulan. Sedang IgG dapat dideteksi beberapa hari setelah munculnya

IgM dan mencapai puncaknya setalah beberapa minggu kemudian menurun dan dapat

ditemukan seumur hidup dalam darah.

IgG dalam darah janin di dapat secara pasif dari ibunya melalui plasenta,

sedangkan IgM tidak dapat melalui plasenta, sehingga bila ditemukan adanya IgM

pada bayi maka ini menandakan bahwa adanya suatu infeksi akut. Jumlah IgG pada

bayi yang baru lahir sama dengan jumlah IgG pada ibunya, kemudian akan menurun

dan habis. IgG akan dibentuk oleh bayi pada usia 2-3 bulan.

Pemeriksaan Radiologis

Kalsifikasi serebral merupakan salah satu tanda toxoplasmosis congenital. Gambaran

ini dapat noduler atau linier.

Pemeriksaan CT scan akan lebih jelas menunjukkan tingkat beratnya kerusakan yang

terjadi.

Pemeriksaan Laboratorium

Toxoplasma dapat diisolasi dari plasenta, cairan otak, cairan amnion, darah.

Gambaran darah tepi menunjukkan lekositosis dengan kenaikan absolud limfosit dan

monosit, sedangkan anemia biasanya ditemukan terutama pada fase lanjut.

2.8 Pengobatan

Pengobatan kausal toxoplasma diberikan :

Sulfonamide (Sulfadiazin, sulfamerazin, sulfametazin, sulfametoksazol)

Efek obat ini dapat membunuh tropozoid dan biasanya di kombinasikan dengan

pirimetamine. Dosis yang dianjurkan : 25-35 mg/kg.BB/hari dibagi 4 dosis.

Pirimetamine

Obat ini mempunyai kerja sinergistik dengan obat golongan sulfonemide dalam

membunuh tropozoid namun tidak efektif terhadap kista. Dosis yang dianjurkan 1

mg/kg.BB/hari diberikan selama 4-5 hari kemudian dosis diturunkan menjadi

8

Page 9: 83472820 Toxoplasmosis

setengahnya setelah 3 hari pengobatan. Maksimal dosis 25 mg/hari. Lama

pengobatan sulphonamide dan pirimetamine adalah 4-6 minggu.

Efek samping :

o Kristaluria

o Hematuria

o Rash

o Depresi sumsum tulang sehingga dapat terjadi anemia, lekopenia dan

trombositopenia, karena obat ini merupakan folic acid antagonis sehingga

untuk mencegah depresi sumsum tulang dapat diberikan FOLINIC ACID

(calcium leucovorin) dengan dosis 1 mg/hari.

Klindamisin

Juga merupakan obat yang efektif, tetapi penetrasi ke SSP kurang baik, nemun

efektif terhadap toxoplasmosis mata karena konsentrasi dalam koroid.

Spiramisin

Suatu macrolide yang bersifat kurang toksis dibanding obat-obat diatas. Dosis

yang dianjurkan 100-200 mg/kg.BB/hari di bagi dalam 2 dosis dan diberikan

selama 4-6 minggu. Obat ini tidak dapat melalui plasenta sehingga dapat

digunakan pada ibu hamil agar transmisi melalui plasenta dapat dicegah, tetapi

tidak efektif terhadap toxoplasma yang telah melewati plasenta. Dosis untuk ibu

hamil adalah 2 g/hari dosis tunggala atau dibagi dalam 2 dosis.

Kortikosteroid

Sebagai antiradang dapat digunakan untuk menenggulangi reaksi hipersensitif

pada korioretinitis. Karena obat ini juga bersifat immunosupresif maka selalu

digunakan bersama-sama obat anti toxoplasma lainnya. Dosis yang dianjurkan 1-

2 mg/kg.BB/hari kemudian diturunkan perlahan-lahan.

2.9 Prognosa

Walaupun tidak atau jarang menimbulkan gejala klinis, tetap membawa akibat yang

kurang baik terhadap anak. Gejala sisa banyak ditemukan pada toxoplasmosis

congenital terutama pad asistem saraf pusat dibandingkan kelainan sistemik.

2.10 Pencegahan

Pencegahan terutama untuk ibu hamil yaitu dengan cara :

Mencegah terjadinya infeksi primer pada ibu-ibu hamil

- memasak daging sampai dengan 60o C

- jangan menyentuh mukosa mulut bila sedang memegang daging mentah,

9

Page 10: 83472820 Toxoplasmosis

- mencuci buah atau sayur sebelum dimakan,

- kebersihan dapur,

- cegah kontak dengan kotoran kucing,

- siram bekas piring makanan kucing dengan air panas.

Mencegah infeksi terhadap janin dengan jalan :

- seleksi wanita hamil dengan test serologis

- pengobatan adekuat bila ada infeksi selama hamil

- tindakan abortus terapeutik pada trimester 1 atau 2.

Anak yang lahir dari ibu dengan toxoplasmosis aktif harus diobservasi selama 2

minggu terhadap :

- gejala-gejala mata dan radiologist

- pemeriksaan serologis

Bila dalam pengamatan ternyata positif maka harus segera diobati. Penggunaan

vaksin pada manusia belum dilakukan mengingat efek samping yang berbahaya

sehingga memerluka penelitian yang lebih lanjut.

2.11 Konsep Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Toxoplasmosis

1. Pengkajian Data Dasar Klien

• Aktivitas/Istirahat

Malaise, kelelahan

• Sirkulasi

Mungkin Ikterik

• Eliminasi

Disuria, frekuensi urinarius, penurunan haluan urin, hematuria.

• Makanan dan cairan

Mual, muntah, anoreksia, penurunan BB, Lidah dapat terlihat lesi atau luka

• Seksualitas

Dapat mengalami (lebih dari sekali) riwayat kehilangan kehamilan trimester awal.

TFU tidak sesuai usia gestasi, kemungkinan menandakan retardasi pertumbuhan

intrauterin (UIGR)

2. Pemeriksaan Diagnostik

• Didapatkan toksoplasma dari cairan amnion dan darah janin

• Ditemukan IgM antibodi spesifik dan gamma glutamiltransferase dalam darah

bayi setelah 22 minggu

• USG : mendeteksi IUGR

3. Intervensi dan Rasional

10

Page 11: 83472820 Toxoplasmosis

• Tinjau ulang gaya hidup dan profesi terhadap adanya faktor-faktor resiko yang

berhubungan

R/ : Pecinta binatang peliharaan seperti kucing beresiko thd penyakit ini

• Kaji tanda dan gejala, beritahu dokter bila ada

R/ : Tanda-tanda infeksi yang dapat diidentifikasi dapat membantu untuk

menentukan bentuk tindakan, meskipun klien mungkin asimtomatik

Mandiri

• Anjurkan pada ibu untuk mencuci sayur-sayuran dan memasak daging sampai matang

R/ :Memastikan makanan bebas`dari toksoplasma

• Menjelaskan pada ibu tentang mekanisme penularan toksoplosmasis

R/ :Agar ibu mengerti tentang mekanisme penularan toksoplasmosis

• Anjurkan pada ibu untuk memakai sarung tangan jika hendak berkebun

R/ :Untuk mencegah kontak langsung dengan toksoplasmosis

Kolaborasi

• Evaluasi pertumbuhan janin dengan memantau kemajuan pertumbuhan TFU

berdasarkan USG

R/ : Infeksi toxoplasmosis dapat mengakibatkan IUGR

• Siapkan/bantu dalam pemindahan ke pusat perawatn tersier sesuai indikasi.

R/ :Ketersediaan staf dan peralatan menjamin perawatan optimal bagi klien

resiko tinggi dan janin/bayi baru lahir

• Siapkan untuk terminasi kahamilan atau induksi persalinan sesuai indikasi

R/ : Kehamilan dapat diterminasi untuk kondisi toxoplasmosis yang terjadi

sebelum gestasi minggu ke-20

2.12 Tinjauan Kasus Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Toxoplasmosis

11

Page 12: 83472820 Toxoplasmosis

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE

PADA Ny. “S” G1P00000 UK 37-38 MINGGU, TUNGGAL, HIDUP, LETAK KEPALA,

INTRAUTERINE, KESAN JALAN LAHIR NORMAL, KEADAAN IBU BAIK, JANI N

IUGR DENGAN TOXOPLASMOSIS

I. Pengkajian

Tanggal : 18 Maret 2009

Jam : 12.00 WIB

1.1 Data Subyektif

1.1.1 Identitas

Nama Klien : Ny. “S”

Umur : 22 tahun

Agama : Islam

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT

Penghasilan : -

Alamat : Mojo Trisno-

Mojoagung

Nama Suami : Tn. “M”

Umur : 28 tahun

Agama : Islam

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Swasta

Penghasilan : Rp. 800.000,00

Alamat : Mojo Trisno

Mojoagung

1.1.2 Alasan Kunjungan

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilan anak pertamanya.

1.1.3 Keluhan Utama

Ibu mengatakan pada usia kehamilan yang 9 bulan ini tidak merasakan

keluhan apa-apa.

1.1.4 Riwayat Menstruasi

Menarche : 13 tahun

Siklus : teratur, 28 hari

Lamanya : 5 – 6 hari

Banyaknya : Hari 1 – 2 ganti koteks 2 – 3 x/hari

Hari 3-6 ganti koteks + 2 x/hari

Warna : Merah kehitaman

Bau : Anyir

Dysmenorrheal : Tidak

Flour Albus : Tidak

12

Page 13: 83472820 Toxoplasmosis

HPHT : 27-06-2008

1.1.5 Riwayat Obstetri yang lalu

N

o

Sua

mi

ke

Kehamilan Persalinan Anak Nifas

K

B

K

etUm

ur

Peny

ulit

Tem

pat

Penol

ong

Je

nis

Pen

yulit

Se

ks

BB/

PB

Hid

up

M

ati

Lama

mene

teki

Peny

ulit

1 1 H A M I L I N I

1.1.6 Riwayat Kehamilan Sekarang

1) Taksiran persalinan : 03-04-2009

2) Keluhan pada :

- Trimester I

Keluhan : Mual, pusing

Terapi : Fe, Kalk, Yodiol

HE : Nutrisi, Kebutuhan dasar ibu hamil, Kunjungan ulang

- Trimester II

Keluhan : Nyeri Pinggang, pusing

Terapi : Fe, B complex, Kalk

HE : Nutrisi, tanda bahaya kehamilan, kunjungan ulang

- Trimester III :

Keluhan : Tak ada keluhan

Terapi : Fe, Vit C, Kalk

HE : Tanda bahaya kehamilan, kunjungan ulang

3) Pergerakan anak pertama kali dirasakan (Quickening) pada usia 4 bulan.

4) Penyuluhan yang sudah di dapat : Nutrisi, Kebutuhan dasar ibu hamil,

tanda bahaya kehamilan, Kunjungan ulang.

5) Imunisasi TT

Status TT5

6) Obat-obatan yang sudah diminum : Fe, Yodiol, Vit C, Kalk.

1.1.7 Riwayat Kesehatan

1) Riwayat Kesehatan Sekarang

Ibu mengatakan selama kehamilannya ini mengeluh sakit tenggorokan.

2) Riwayat Kesehatan yang lalu

13

Page 14: 83472820 Toxoplasmosis

Ibu mengatakan sebelumnya tidak pernah menderita penyait menular,

menurun dan menahun seperti kencing manis, darah tinggi, sesak nafas,

hepatitis, jantung, AIDS dan dll.

3) Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarganya ada riwayat keturunan kembar ibu

mengatakan dari pihak keluarga tidak ada yang menderita penyakit

menular, menurun dan menahun seperti kencing manis, darah tinggi,

sesak nafas, hepatitis, jantung, AIDS dan dll.

1.1.8 Riwayat Sosial

1) Status Perkawinan

Istri SuamiKawin ke berapa : 1

Umur : 21 tahun

Lama : 1 tahun

Kawin ke berapa : 1

Umur : 27 tahun

Lama : 1 tahun

2) Kehamilan

Ibu mengatakan kehamilannya ini direncanakan

1.1.9 Riwayat KB

Ibu mengatakan belum pernah memakai KB sebelumnya

1.1.10 Pola kebiasaan sehari-hari (sebelum dan selama hamil)

No Pola Kebiasaan Sebelum hamil Selama hamil1. Pola Nutrisi Makan 3x sehari

Porsi 1 piring

sedang

(nasi, lauk pauk,

sayur, buah)

Makan 2x sehari

Porsi 1 piring

(nasi, lauk pauk,

sayur, buah)

Minum + 5-8

gelas/hari (air

putih)

Minum + 7-8

gelas/hari (air

putih, susu)2. Pola Istirahat Jarang tidur siang Tidur siang + 1

jamTidur malam + 8

jam (21.00-05.00

WIB)

Tidur malam + 8

jam (21.00-05.00

WIB)

14

Page 15: 83472820 Toxoplasmosis

3. Pola Aktivitas Ibu mengerjakan

pekerjaan sebagai

IRT (memasak,

menyapu,

mengepel,

mencuci serta

mengurus suami)

Ibu tidak pernah

lagi mengerjakan

pekerjaannya

sebagai IRT. Ibu

hanya dirumah

duduk-duduk dan

tiduran4. Pola Eliminasi BAB 1-2x sehari BAB 1x sehari

BAK 3-4x sehari BAK 3x sehari 5. Personal Hygiene Mandi 2x sehari

Keramas 3x

seminggu

Gosok gigi 2x

sehari

Ganti pakaian 2x

sehari

Mandi 2x sehari

Keramas 4x

seminggu

Gosok gigi 2x

sehari

Ganti pakaian 2-3x

sehari6. Pola Seksual Ibu melakukan

hubungan seksual

dengan suaminya

3x seminggu,

tanpa keluhan

TM I :

1x/bulan tanpa

keluhan

TM II :

2x/bulan tanpa

keluhan7. Pola Ketergantungan Ibu tidak pernah

merokok, minum-

minuman

berakohol, minum

jamu

Ibu tidak pernah

merokok, minum-

minuman

berakohol, minum

jamu 8. Kebiasan Lain Ibu memelihara

banyak sekali

kucing di

rumahnya.

ibu memelihara

banyak sekali

kucing di

rumahnya.

1.1.11 Keadaan Psiko Sosial Spiritual

1) Keadaan Psikologi

15

Page 16: 83472820 Toxoplasmosis

Ibu mengatakan kehamilannya ini direncanakan dan sangat diharapkan.

Ibu tidak mengharapkan jenis kelamin tertentu pada anaknya yang

penting anaknya bisa lahir sehat.

2) Keadaan Sosial

Hubungan antara suami, keluarga, petugas kesehatan dan tetangga

terjalin dengan baik. Ibu berencana melahirkan di bidan. Pengambil

keputusan dalam keluarga ibu dan suami.

3) Keadaan Spiritual

Ibu mengatakan selalu sholat 5 waktu dan selalu berdoa setelah selesai

sholat.

1.1.12 Latar Belakang Sosial Budaya

Ibu mengatakan tidak ada pantangan apapun selama kehamilannya. Ibu dan

keluarga mempunyai adat selamatan pada waktu usia kehamilan 3 bulan dan

7 bulan. Ibu tidak pernah minum jamu dan melakukan pijat.

1.2 Data Obyektif

1.2.1 Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum : baik

b. Kesadaran : composmentis

c. TTV :

TD : 120/80 mmHg N : 90 x/menit

S : 38o C RR : 22 x/menit

d. BB sebelum hamil : 45 Kg

e. BB sekarang : 54 Kg

f. TB : 151 cm

g. LILA : 26 cm

h. UK : 37-38 minggu

i. TP : 03-04-2009

j. Cara Berjalan : Normal, tidak pincang, postur tubuh lordosis

Pemeriksaan Fisik

1) Inspeksi

Kepala : bersih, tidak ketombe, rambut tidak rontok, warna rambut

hitam, tidak nampak adanya benjolan.

Muka : tidak pucat, tidak oedema, tampak adanya cloasma

gravidarium.

Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada oedema

palpebra, reflek pupil (+)

16

Page 17: 83472820 Toxoplasmosis

Hidung : bersih tidak ada secret, tidak tampak adanya polip, tidak

ada pernapasan cuping hidung.

Mulut : mukosa bibir lembab, tidak ada siomatitis, tidak ada caries

gigi, tidak tampak pembesaran tonsil, lidah merah muda.

Telinga : bersih, tidak tampak adanya purulen maupun serumen.

Leher : tidak tampak adanya pembesaran kelenjar tiroid dan

bendungan vena jugularis.

Aksila : tidak ada pembesaran retraksi dada

Payudara : bersih, putting susu menonjol, tampak hiperpigmentasi,

areola mamae, tampak pembesaran kelenjar montgomery.

Perut : tampak pembesaran perut tidak sesuai usia kehamilan,

tampak adanya linea alba dan linea miera serta striae

lividae, tidak tampak adanya bekas luka operasi.

Genetalia : vulva bersih, tidak tampak adanya bekas luka jahitan

perineum, tidak ada varises, tidak tampak adanya flour

albus, tidak ada perdarahan pervaginam, tidak ada

kondiloma akuminata.

Anus : tidak tampak adanya haemorroid

Ekstrimitas

- Atas : simetris, tidak ada oedema, tidak nampak adanya

ganguan aktivitas.

- Bawah : simetris, tidak ada varises, tidak ada

oedema, tidak tampak adanya gangguan Aktivitas.

2) Palpasi

Leher : terdapat pembasaran kelenjar limfe., tidak ada pembesaran kelenjar

thyroid, tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada nyeri

tekan.

Dada : tidak teraba benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan,

colostrums sudah keluar.

Aksila : tidak ada pembesaran kelenjar limfe

Abdomen

Leopold I

TFU pertengahan pusat - PX, pada fundus teraba bagian bulat, lunak

tidak melenting

(Mc.Donald : TFU : 30 cm )

Leopold II

- Pada bagian kanan teraba bagian panjang keras seperti papan.

17

Page 18: 83472820 Toxoplasmosis

- Pada bagian kiri teraba bagian-bagian terkecil janin

Leopold III

Kepala belum masuk PAP dan masih bisa digoyangkan.

Leopold IV

-

TBJ : (TFU - 13) x 155

: (30 - 13) x 155

: 2635 gram

Genitalia : tidak ada pembesaran kelenjar Bartholini dan skene,

tidak ada oedem.

3) Auskultasi

Paru-paru : tidak ada bunyi napas tambahan ronchi/wheezing

DJJ : (12.13.12) x 4

: ⊕ 148 x/menit, teratur, terdengar jelas dibawah pusat

4) Perkusi

Refleks patella +/+

1.2.2 Pemeriksaan Panggul Luar

Distantia Cristarium : 27 cm

Distantia spinarum : 24 cm

Distantia Boudeloque : 19 cm

Lingkar Panggul : 92 cm

1.3 Data Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium

- PP test : (+) tanggal 15-08-2008

- Hb : 11 gr/dl tanggal 27-10-2008

II. Diagnosa Kebidanan

Dx : G1P00000, UK 37-38 minggu, tunggal, hidup, letak kepala, intra uterine, kesan

jalan lahir normal, Keadaan ibu baik, janin IUGR dengan toxoplasmosis

Ds : ibu mengatakan sekarang hamil anak yang pertama, menurut ibu usia

kehamilannya sekarang 9 bulan, dengan haid terakhir 27-06-2008. ibu pertama

kali merasakan gerakan janin pada usia kehamilan 4 bulan sampai sekarang

gerakan janin pada 1 tempat dan aktif.

18

Page 19: 83472820 Toxoplasmosis

Do : TTV :

TD : 120/80 mmHg N : 90 x/menit

S : 38o C RR : 22 x/menit

- Muka tampak adanya cloasma gravidarum

- Payudara tampak hiperpigmentasi areola mammae dan pembesaran kelenjar

montgomery

- Pembesaran tidak sesuai dengan usia kehamilan tampak adanya line alba, linea

nigra dan striae lividae.

- Palpasi : - TFU pertengahan pusat - Px

- letak kepala punggung kanan

- DJJ : ⊕ (12.13.12) x 4

: 148 x/menit, teratur

- Pemeriksaan Penunjang

1. PP test : ⊕ tanggal 15-08-2008

2. Hb : 11 gr/dl tanggal 27-10-2008

Masalah : tidak ada

III. Diagnosa/Masalah Potensial

- Retardasi pertumbuhan intrauterine (IUGR)

IV. Tindakan Segera

- Kolaborasi dengan tim medis lain

- Persiapan rujukan

V. Intervensi

Dx : G1P00000, UK 37-38 minggu, tunggal, hidup, letak kepala, intra uterine, kesan

jalan lahir normal, Keadaan ibu baik, janin IUGR dengan toxoplasmosis.

Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan 1x30 menit ibu dapat mengetahui dan

mengerti keadaan kehamilan saat ini.

Kriteria hasil :

• KU : Baik

• TTV :

TD : 120/70 – 130/80 mmHg

S : 36,5 – 37,5o C

N : 80 – 100 x/menit

19

Page 20: 83472820 Toxoplasmosis

RR : 20 – 24 x/ menit

• DJJ : 120 -160 x/menit

• TFU : 3 jari bawah pusat – setinggi pusat

• TBJ : > 2500 - < 3900 gram

• Ibu mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan bidan

• Ibu dapat mengulang kembali penjelasan yang diberikan oleh bidan

• Ibu bersedia untuk dilakukan rujukan

Intervensi

1. Lakukan pendekatan terapeutik kepada klien

R/ : Dengan pendekatan terapeutik akan terjalin kerjasama dan kepercayaan

terhadap petugas.

2. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa pertumbuhan janinnya tidak

sesuai dengan usia kehamilannya

R/ : Penjelasan yang akurat akan membuat ibu dan mengerti tentang kondisi

kehamilannya.

3. Jelaskan pada ibu tentang pengaruh toxoplasmosis dalam kehamilan

R/ : Ibu mengerti dan memahami bayaha toxoplasmosis dalam kehamilan

sehingga bersedia untuk dirujuk.

4. Tinjau ulang gaya hidup dan profesi terhadap adanya faktor-faktor resiko yang

berhubungan

R/ : Pecinta binatang peliharaan seperti kucing beresiko thd penyakit ini

5. Anjurkan pada ibu untuk mencuci sayur-sayuran dan memasak daging sampai matang

R/ : Memastikan makanan bebas`dari toksoplasma

6. Anjurkan Ibu untuk membakar atau memberi zat antiseptic pada tinja kucing dan

sisanya.

R/ : Untuk membunuh parasit toxoplasma gondii

7. Menjelaskan pada ibu tentang mekanisme penularan toksoplosmasis

R/ : Agar ibu mengerti tentang mekanisme penularan toksoplasmosis

8. Anjurkan pada ibu untuk memakai sarung tangan jika hendak berkebun

R/ : Untuk mencegah kontak langsung dengan penyebab toksoplasmosis

9. Siapkan/bantu dalam pemindahan ke pusat perawatan tersier sesuai indikasi.

R/ : Ketersediaan staf dan peralatan menjamin perawatan optimal bagi klien

resiko tinggi dan janin atau bayi baru lahir

VI. Implementasi

20

Page 21: 83472820 Toxoplasmosis

Dx : G1P00000, UK 37-38 minggu, hidup, tunggal, letak kepala, intra uterine, kesan

jalan lahir normal, Keadaan ibu baik, janin IUGR dengan toxoplasmosis

Tanggal : 18 Maret 2009

Jam : 12.00 WIB

1. Melakukan pendekatan terapeutik dengan cara senyum, sapa, salam,

memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dari dilakukannya pemeriksaan.

2. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

TTV : TD : 120/80 mmHg N : 90 x/menit

S : 38O C RR : 22 x/menit

Janin :

Pembesaran perut tidak sesuai dengan usia kehamilan

DJJ : ⊕ 148 x/menit, teratur

Presentasi : letak kepala

3. Menjelaskan pada ibu tentang pengaruh toxoplasmosis dalam kehamilan bahwa

toxoplasmosis dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan pada bayinya,

hidrosephalus, keguguran dan gangguan mental pada bayinya.

4. Meninjau ulang gaya hidup dan profesi terhadap adanya faktor-faktor resiko yang

berhubungan dan didapatkan hasil bahwa ibu gemar memelihara kucing.

5. Menganjurkan pada ibu untuk mencuci sayur-sayuran dan memasak daging sampai

matang

6. Menganjurkan Ibu untuk membakar atau memberi zat antiseptic pada tinja kucing dan

sisanya.

7. Menjelaskan pada ibu tentang mekanisme penularan toxoplasmosis bahwa penularan

toxoplasmosis dapat melalui kotoran kucing yang terinfeksi toxoplasma, daging atau

telur yang dimasak setengah matang dan melalui plasenta ibu pada janinnya.

8. Menganjurkan pada ibu untuk memakai sarung tangan jika hendak berkebun

9. Mempersiapkan dan membantu ibu dalam pemindahan ke pusat perawatan tersier.

VII Evaluasi

Tanggal : 18 Maret 2009

21

Page 22: 83472820 Toxoplasmosis

Jam : 12.30 WIB

S : - ibu mengatakan sudah mengerti tentang penjelasan dari bidan

- ibu bersedia untuk dirujuk ke RS

O : - ibu bisa kooperatif.

- ibu dapat mengulang kembali penjelasan yang disampaikan oleh bidan.

- Ibu dengan kesadarannya berssedia dirujuk ke tempat pelayanan kesehatan

tersier

A : G1P00000, UK 37-38 minggu, hidup, tunggal, letak kepala, intra uterine, kesan jalan

lahir normal, Keadaan ibu baik, janin IUGR dengan toxoplasma

P : Mengantar ibu ke tempat rujukan

BAB III

PENUTUP

22

Page 23: 83472820 Toxoplasmosis

3.1 Kesimpulan

Toxoplasmosis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa

toxoplasma gondii dan biasanya diderita oleh binatang herbivora, karnivora,

omnivora termasuk mamalia dan burung. Parasit ini tersebar luas diseluruh dunia dan

merupakan suatu antropozoonosis. Kucing dan binatang sejenisnya (fellidae)

merupakan hospes definitive dari parasit ini sedangkan mamalia lainnya termasuk

manusia dan burung merupakan hospes perantara.

Infeksi terjadi bila tertelan ookista yang dikeluarkan bersama tinja kucing

yang mencemari tanah atau makanan daging yang mengandung tropozoid/kista atau

secara congenital infeksi dapat diturunkan oleh wanita hamil yang terinfeksi pada

masa kehamilan.

Insiden penyakit ini dilaporkan diberbagai Negara cukup tinggi dan ada

hubungannya dengan pola makanan serta adanya hospes definitive, sedangkan

khususnya di Indonesia belum ada yang pasti, namun penelitian tentang prevalensi zat

anti toxoplasma pada manusia dan beberapa hewan sudah dapat dilaporkan. Sebagian

besar penyakit ini asimtomatik dan bila ada gejalanya sama dengan penyakit lain

sehingga diagnosis serologis sering dipakai sebagai patokan diagnosis penyakit ini.

Sulphonamide dan pirimetamine merupakan kombinasi obat yang efektif

terhadap toksoplasma. Pencegahan dengan cara hidup bersih dan makanan yang

dimasak dengan baik dapat menurunkan insidensinya.

23