31
LIMA PENDEKATAN KUALITATIF MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Desain penelitian dan Analisis data yang dibina oleh Prof.Dr. H. Dawud,M.Pd dan Dr. Imam Agus Basuki, M.Pd Oleh Ari Ambarwati 120211639750 UNIVERSITAS NEGERI MALANG PROGRAM PASCASARJANA

Web viewPembahasan masing-masing pendekatan meliputi definisi, ... pemahaman yang jelas terhadap konteks kehidupan ... paradigm pengkodean atau diagram

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Web viewPembahasan masing-masing pendekatan meliputi definisi, ... pemahaman yang jelas terhadap konteks kehidupan ... paradigm pengkodean atau diagram

LIMA PENDEKATAN KUALITATIF

MAKALAHDisusun untuk memenuhi tugas matakuliahDesain penelitian dan Analisis data yang dibina oleh Prof.Dr. H. Dawud,M.Pd dan Dr. Imam Agus Basuki, M.Pd

Oleh

Ari Ambarwati 120211639750

UNIVERSITAS NEGERI MALANGPROGRAM PASCASARJANAPROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIASeptember 2012

Page 2: Web viewPembahasan masing-masing pendekatan meliputi definisi, ... pemahaman yang jelas terhadap konteks kehidupan ... paradigm pengkodean atau diagram

LIMA PENDEKATAN KUALITATIF

Pembahasan pada bagian ini akan mengeksplorasi secara mendalam lima pendekatan

kualitatif yaitu, penelitian naratif, fenomenologi, grounded theory, etnografi, dan studi kasus.

Pembahasan masing-masing pendekatan meliputi definisi, jejak ringkas sejarah,

mengeksplorasi tipe-tipe kajian, memperkenalkan prosedur yang dilibatkan dalam

melaksanakan sebuah kajian,dan menunjukkan tantangan-tantangan potensial dalam

menggunakan pendekatan tersebut.

I. Penelitian Naratif

I.1. Definisi dan Latar Belakang

Terma naratif (narrative) muncul dari verba to narrate yang artinya

menceritakan atau mengatakan (to tell) suatu cerita secara detail. Dalam desain

penelitian naratif, peneliti mendeskripsikan kehidupan individu, mengumpulkan,

mengatakan cerita tentang kehidupan individu, dan menuliskan cerita atau riwayat

pengalaman individu tertentu. Jelasnya, penelitian naratif berfokus pada kajian

seorang individu.

Daiute dan Lightfoot dalam Cresswell menyatakan penelitian naratif

mempunyai banyak bentuk dan berakar dari disiplin (ilmu) kemanusiaan dan sosial

yang berbeda (2007:53). Naratif bisa berarti terma yang diberikan pada teks atau

wacana tertentu, atau teks yang digunakan dalam konteks atas cara atau bentuk

penyelidikan dalam penelitian kualitatif. Naratif dipahami sebagai sebuah teks tertulis

atau lisan yang memberikan sebuah catatan tentang suatu kejadian, peristiwa atau

rangkaian kejadian, dan rangkaian peristiwa yang dihubungkan secara kronologis.

Page 3: Web viewPembahasan masing-masing pendekatan meliputi definisi, ... pemahaman yang jelas terhadap konteks kehidupan ... paradigm pengkodean atau diagram

I.2. Tipe-tipe Kajian Naratif

Jika seorang peneliti berencana melaksanakan kajian naratif maka ia perlu

mempertimbangkan tipe kajian naratif yang akan dilaksanakannya. Pendekatan

pertama yang digunakan dalam penelitian naratif adalah membedakan tipe penelitian

naratif melalui strategi analisis yang digunakan oleh pengarang (Cresswell, 2007:54).

Polkinghorne dalam Cresswell (2007: 54) menyebutkan strategi tersebut

menggunakan paradigma berpikir untuk menghasilkan deskripsi tema yang

menggenggam sekaligus melintasi cerita atau sistem klasifikasi tipe cerita. Analisis

naratif ini menekankan peneliti untuk mengumpulkan deskripsi peristiwa atau

kejadian dan kemudian mengkonfigurasikannya ke dalam cerita menggunakan sebuah

alur cerita (plot).

Chase dalam Cresswell (2007:55) menyajikan pendekatan yang tidak jauh

berbeda dengan definisi analisis naratif milik Polkinghorne. Chase menyarankan

bahwa peneliti boleh menggunakan alasan paradigmatik untuk kajian naratif, seperti

bagaimana individu dimampukan dan dipaksa oleh sumberdaya sosial, disituasikan

secara sosial dalam penampilan interaktif, dan bagaimana pencerita membangun

interpretasi.

Pendekatan kedua menekankan pada ragam bentuk yang ditemukan dalam

praktik-praktik penelitian naratif. Di bawah ini akan disajikan ragam contoh tipe

bentuk penelitian naratif yang diambil dari Cresswell (2012:504).

FIGURE 15.1

Examples of Types of Narrative Research Forms

•Autobiographies• Biographies

• Ethnohistories• Ethnobiographies

Page 4: Web viewPembahasan masing-masing pendekatan meliputi definisi, ... pemahaman yang jelas terhadap konteks kehidupan ... paradigm pengkodean atau diagram

• Life writing• Personal accounts• Personal narratives• Narrative interviews• Personal documents• Documents of life• Life stories and life histories• Oral histories

• Autoethnographies• Ethnopsychologies• Person-centered ethnographies• Popular memories• Latin American testimonios• Polish memoirs

Kajian biografi adalah bentuk kajian naratif dimana peneliti menulis dan mencatat

pengalaman kehidupan seseorang. Autobiografi ditulis dan dicatat oleh individu sebagai

subjek kajian.Sejarah hidup (life histories) memotret seluruh kehidupan seseorang. Cerita

pengalaman seseorang adalah kajian naratif terhadap pengalaman personal seseorang yang

ditemukan dalam episode majemuk atau tunggal, situasi pribadi, atau cerita rakyat komunal

(communal folklore). Sejarah lisan terdiri dari kumpulan refleksi personal terhadap kejadian

dan sebab akibat kejadian tersebut dari satu atau beberapa individu. Kajian naratif bisa jadi

memiliki fokus kontekstual yang spesifik, seperti guru atau murid di kelas, cerita tentang

organisasi, atau cerita yang diceritakan tentang organisasi. Naratif boleh jadi dipandu oleh

lensa secara teoritis atau perspektif. Lensa tersebut bisa digunakan untuk mengadvokasi

orang-orang Amerika Latin menggunakan testimonios. Lensa feminis digunakan untuk

melaporkan cerita-cerita tentang perempuan, sebuah lensa yang menunjukkan bagaimana

suara perempuan dibungkam, digandakan, dan memunculkan kontradiksi.

I.3.Prosedur Melaksanakan Penelitian Naratif

Page 5: Web viewPembahasan masing-masing pendekatan meliputi definisi, ... pemahaman yang jelas terhadap konteks kehidupan ... paradigm pengkodean atau diagram

Langkah-langkah melaksanakan penelitian kualitatif menurut Cresswell (2007:55)

adalah sebagai berikut:

1. Menentukan problem penelitian atau pertanyaan terbaik yang tepat untuk

penelitian naratif. Penelitian naratif adalah penelitian terbaik untuk mennagkap

cerita detail atau pengalaman kehidupan terhadap kehidupan tunggal atau

kehidupan sejumlah individu.

2. Menyeleksi satu atau lebih individu yang memiliki cerita atau pengalaman

kehidupan untuk diceritakan, dan menghabiskan waktu (sesuai pertimbangan)

bersama mereka untuk mengumpulkan cerita mereka melalui tipe majemuk

informasi.

3. Mengumpulkan cerita tentang konteks cerita tersebut.

4. Menganalisa cerita partisipan dan kemudian restory (menceritakan ulang) cerita

mereka ke dalam kerangka kerja yang masuk akal. Restorying adalah proses

organisasi ulang cerita ke dalam beberapa tipe umum kerangka kerja. Kerangka

kerja ini meliputi pengumpulan informasi, penganalisaan informasi untuk elemen

kunci cerita (misalnya: waktu, tempat, alur, dan scene/adegan) dan menulis ulang

cerita guna menempatkan mereka dalam rangkaian secara kronologis.

5. Berkolaborasi dengan partisipan melalui pelibatan aktif mereka dalam penelitian.

Mengingat para peneliti mengumpulkan cerita, maka mereka menegosiasikan

hubungan, transisi yang halus, dan menyediakan cara yang berguna bagi

partisipan.

Page 6: Web viewPembahasan masing-masing pendekatan meliputi definisi, ... pemahaman yang jelas terhadap konteks kehidupan ... paradigm pengkodean atau diagram

I.4.Tantangan

Karakteristik dan prosedur penelitian naratif yang dipaparkan di atas

memunculkan tantangan. Peneliti perlu mengumpulkan informasi yang luas tentang

partisipan. Peneliti juga perlu mempunyai pemahaman yang jelas terhadap konteks

kehidupan seorang individu. Dibutuhkan mata yang tajam untuk mengidentifikasi

sumber materi yang dikumpulkan tentang cerita tertentu yang mampu menangkap

pengalaman seorang individu.

II. Penelitian Fenomenologi

II.1.Definisi dan Latar Belakang

Kajian fenomenologi mendeskripsikan makna bagi beberapa individu terhadap

pengalaman hidup mereka sebagai sebuah konsep atau sebuah fenomena (Cresswell,

2007:57). Ahli fenomenologi mendeskripsikan apa yang dimiliki secara umum oleh

semua partisipan karena mereka mengalami sebuah fenomena (contohnya: duka cita

dialami secara universal). Tujuan utama fenomenologi adalah mereduksi pengalaman

individu dengan sebuah fenomena terhadap deskripsi esensi universal.

Stewart dan Mickunas dalam Cresswell menekankan empat perspektif

fenomenologi secara filosofis (2007:58):

1. Kembali pada tugas tradisional filosofi. Pada akhir abad 19, filosofi telah

dibatasi untuk mengeksplorasi dunia oleh sarana empiris, yakni yang

disebut sebagai ‘scientism’. Filosofi dikembalikan pada konsep Yunani

sebagai pencarian untuk kebijaksanaan atau kearifan.

2. Filosofi tanpa praanggapan. Pendekatan fenomenologi menangguhkan

semua pendapat tentang apa yang nyata (sikap alami/natural attitude)

Page 7: Web viewPembahasan masing-masing pendekatan meliputi definisi, ... pemahaman yang jelas terhadap konteks kehidupan ... paradigm pengkodean atau diagram

sampai mereka ditemukan pada basis tentu yang lebih banyak. Oleh

Edmund Husserl penangguhan ini disebut sebagai ‘epoche’.

3. Intensionalitas terhadap kesadaran. Pendapat ini menyatakan bahwa

kesadaran selalu diarahkan terhadap objek. Realitas tentang sebuah

objek,selanjutnya, dihubungkan dan tidak dapat dilepaskan dari kesadaran

seseorang.

4. Penolakan terhadap dikotomi subjek-objek. Realitas sebuah objek hanya

ditangkap dalam makna atas pengalaman individual.

II.2.Tipe-tipe Fenomenologi

Dua pendekatan yang dikemukakan dalam diskusi ini adalah fenomenologi

hermeneutik dan fenomenologi empiris, transendental atau psikologi. Fenomenologi

hermeneutik menurut Manen dalam Creswell adalah penelitian yang berorientasi

terhadap pengalaman hidup (fenomenologi) dan menginterpretasikan ‘teks’ kehidupan

(hermeneutik) (2007:59). Dalam hal ini, peneliti memediasi antara makna yang

berbeda terhadap makna pengalaman hidup.

Sementara fenomenologi transcendental atau psikologi sedikit difokuskan

pada interpretasi peneliti dan lebih pada deskripsi pengalaman partisipan. Konsep

yang muncul dalam penelitian fenomenologi psikologi ini adalah epoche atau bracket

(pengurungan) milik Edmund Husserl. Konsep tersebut menyatakan bahwa

investigator mengesampingkan pengalaman mereka, sebanyak mungkin, guna

memperoleh perspektif yang segar terhadap fenomena yang diteliti.

II.3. Prosedur untuk melaksanakan penelitian fenomenologi

Page 8: Web viewPembahasan masing-masing pendekatan meliputi definisi, ... pemahaman yang jelas terhadap konteks kehidupan ... paradigm pengkodean atau diagram

1. Peneliti menentukan masalah penelitian yang tepat menggunakan

pendekatan fenomenologi. Tipe masalah terbaik yang tepat untuk bentuk

ini adalah penelitian yang penting untuk memahami beberapa pengalaman

umum dan pengalaman bersama individual.

2. Sebuah fenomena yang menarik untuk dipelajari, seperti kemarahan,

profesionalisme, apa maknanya menjadi lebih kurus, atau apa maknanya

menjadi seorang pegulat, hal-hal tersebut diidentifikasi.

3. Peneliti mengenali dan membuat spesifikasi asumsi yang lebih luas secara

filosofis terhadap fenomenologi. Misalnya, seseorang dapat menulis

tentang kombinasi realitas objektif dn pengalaman individu.

4. Data dikumpulkan dari individu yang mempunyai pengalaman terhadap

sebuah fenomena. Seringkali pengumpulan data dalam kajian

fenomenologi terdiri dari wawancara mendalam dan wawancara majemuk

dengan partisipan.

5. Partisipan diberi pertanyaan dua pertanyaan luas dan umum. Misalnya, apa

yang telah Anda alami dalam terma fenomena ini?apa konteks atau situasi

yang secara tipikal memengaruhi dan berdampak pada pengalaman Anda?

Pertanyaan open-ended mungkin bisa juga ditanyakan, tetapi dua

pertanyaan tersebut, khususnya, fokus pada perhatian untuk memperoleh

data yang akan menuntun pada deskripsi secara berjaring dan struktural

terhadap pengalaman. Pertanyaan tersebut menyediakan sebuah

pemahaman yang kaya atas pengalaman umum partisipan.

6. Langkah-langkah analisis data fenomenologi secara umum sama dengan

semua ahli fenomenologi psikologi yang menggunakan metode tersebut.

Page 9: Web viewPembahasan masing-masing pendekatan meliputi definisi, ... pemahaman yang jelas terhadap konteks kehidupan ... paradigm pengkodean atau diagram

Membangun data dari pertanyaan pertama dan kedua, analisis data

berlanjut pada data (misalnya, transkripsi wawancara) dan menonjolkan

pernyataan, kialimat, dan kutipan signifikan yang menyediakan

pemahaman bagaimana partisipan mengalami sebuah fenomena.

7. Pengalaman dan tema signifikan tersebut kemudian digunakan untuk

menulis deskripsi tentang apa yang partisipan alami (textural descriptions).

8. Dari deskripsi tekstural dan struktural, peneliti kemudian menuliskan

deskripsi gabungan yang menghadirkan esensi dari fenomena yang disebut

sebagai esensial, invariant structure atau esensi. Deskripsi ini utamanya

berfokus pada pengalaman umum partisipan.

II.4. Tantangan

Fenomenologi menyediakan pemahaman mendalam tentang sebuah

fenomena yang dialami oleh beberapa individu. Mengetahui beberapa

pengalaman umum menjadi berharga bagi kelompok tertentu seperti terapis,

guru, personil kesehatan, dan pembuat kebijakan. Pada sisi yang lain,

fenomenologi menuntut paling sedikit beberapa pemahaman tentang asumsi

filosofis yang luas, dan hal ini harus diidentifikasi oleh peneliti. Partisipan

dalam kajian ini perlu dipilih secara hati-hati pada individu yang mengalami

semua fenomena dalam pertanyaan, sehingga peneliti pada akhirnya dapat

menempa sebuah pemahaman. Mengurung pengalaman personal mungkin saja

sulit diimplementasikan oleh peneliti. Pendekatan antarmanusia pada

fenomenologi akan memberi sinyal bagi ketidakmungkinan tersebut.

III. Penelitian Grounded Theory

Page 10: Web viewPembahasan masing-masing pendekatan meliputi definisi, ... pemahaman yang jelas terhadap konteks kehidupan ... paradigm pengkodean atau diagram

III.1. Definisi dan latar belakang

Penelitian grounded theory adalah prosedur kualitatif sistematis yang

digunakan untuk menghasilkan teori yang dipaparkan pada level konseptual

luas, proses, aksi atau interaksi terhadap topik yang substantif (Cresswell,

2012:423). Partisipan dalam kajian ini telah mengalami proses, dan

perkembangan teori mungkin membantu menjelaskan praktik atau

menyediakan kerangka kerja bagi penelitian selanjutnya. Selanjutnya,menurut

Strauss dan Corbin dalam Creswell, grounded theory adalah desain penelitian

kualitatif yang penyelidiknya menghasilkan eksplanasi umum (sebuah teori)

tentang suatu proses, aksi, atau interaksi yang dibentuk oleh pandangan

sejumlah besar partisipan.

Kapan grounded theory digunakan? Grounded theory digunakan ketika

peneliti memerlukan teori yang luas atau menjelaskan sebuah proses.

Grounded theory menghasilkan sebuah teori ketika teori yang ada tidak dapat

menjawab suatu permasalahan yang akan dipecahkan peneliti atau partisipan

yang akan diteliti. Misalnya, kajian terhadap populasi pendidikan tertentu

(anak-anak dengan gangguan perhatian), teori yang sudah ada mungkin hanya

sedikit yang dapat diterapkan pada populasi spesifik tersebut.

III.2. Tipe-tipe kajian grounded theory

Dua pendekatan popular terhadap grounded theory adalah prosedur

sistematis milik Strauss dan Corbin, dan pendekatan konstruktivis oleh

Charmaz. Pada prosedur analitik Staruss dan Corbin, penyelidik mencari

secara sistematis mengembangkan sebuah teori yang menjelaskan proses, aksi,

Page 11: Web viewPembahasan masing-masing pendekatan meliputi definisi, ... pemahaman yang jelas terhadap konteks kehidupan ... paradigm pengkodean atau diagram

atau interaksi pada sebuah topic (misalnya, proses mengembangkan sebuah

kurikulum, keuntungan hasil pengobatan tes bersama secara psikologis dengan

klien). Peneliti melaksanakan 20 hingga 30 wawancara berdasarkan

beberapakali kunjungan ‘di lapangan’ untuk mengumpulkan data wawancara

guna menjenuhkan kategori tertentu (atau menemukan informasi lanjutan yang

ditambahkan pada mereka sampai tidak ada lagi yang bisa ditemukan).

Bentuk kedua dari pendekatan grounded theory adalah ditemukan

dalam tulisan konstruktivis milik Charmaz. Charmaz menyokong perspektif

konstruktivis sosial yang melibatkan penekanan dunia lokal yang beragam,

realitas majemuk, dan kompleksitas dunia tertentu, pandangan, dan aksi.

Charmaz dalam Creswell, menempatkan penekanan yang lebih terhadap

pandangan, nilai, kepercayaan, perasaan, asumsi, dan ideologi individu

daripada metode penelitian, meski ia mendeskripsikan sungguh-sungguh

praktik pengumpulan data yang kaya, pengkodekan data, pencatatan

menggunakan sampel secara teoritis (2007:67).

III.3. Prosedur untuk melaksanakan penelitian grounded theory

1. Peneliti perlu memulai dengan menentukan grounded theory yang

paling tepat untuk kajian masalahnya.

2. Pertanyaan penelitian yang ditanyakan penyelidik pada partipan

akan berfokus pada pengertian bagaimana individu mengalami

proses dan mengidentifikasi langkah-langkah dalam sebuah proses

(apakah proses itu? Bagaimana proses itu terbuka?).

Page 12: Web viewPembahasan masing-masing pendekatan meliputi definisi, ... pemahaman yang jelas terhadap konteks kehidupan ... paradigm pengkodean atau diagram

3. Memperoleh informasi sampai pada titik jenuh. Hal ini melibatkan

sekitar 20 hingga 30 wawancara atau 50 sampai 60 wawancara.

4. Dalam pengkodean terbuka, peneliti membentuk kategori tentang

fenomena yang dikaji melalui informasi yang sesuai bagiannya.

Peneliti mendasarkan kategori pada semua data yang dikumpulkan,

seperti wawancara, observasi dan catatan peneliti. Peneliti

mengidentifikasi kategori dan subkategori.

5. Dalam fase pengkodean axial, peneliti mengumpulkan bersama

data dalam cara yang baru setelah melakukan pengkodean terbuka.

Fase ini disajikan menggunakan paradigm pengkodean atau

diagram logis (model visual) dimana peneliti mengidentifikasi

fenomena sentral, mengeksplorasi sebab-akibat, membuat

spesifikasi startegi, mengidentifikasi kondisi yang diintervensi dan

konteks dan menarik konsekuensi.

6. Dalam pengkodean selektif peneliti boleh menuliskan lini cerita

yang menghubungkan kategori. Dalam lini cerita, peneliti bisa

memeriksa bagaimana factor tertentu memengaruhi fenomena yang

menuntun penggunaan strategi yang spesifik dan hasil tertentu.

Pada tingkatan dasar, teori ini menyediakan penjelasan abstrak bagi

proses yang diteliti.

Page 13: Web viewPembahasan masing-masing pendekatan meliputi definisi, ... pemahaman yang jelas terhadap konteks kehidupan ... paradigm pengkodean atau diagram

7. Akhirnya peneliti boleh mengembangkan dan memotret secara

visual matriks condisional yang menyingkap kondisi ekonomi,

historis, dan sosial memengaruhi fenomena sentral.

8. Hasil proses pengumpulan data dan analisis adalah sebuah teori,

sebuah teori tingkat substantif, ditulis oleh peneliti yang dekat

kepada masalah spesifik atau populasi orang. Theori muncul

dengan bantuan proses pencatatan, sebuah proises dimana peneliti

menuliskan idenya tentang teori yang berkembang secara gradual

melalui proses pengkodean terbuka, axial dan selektif.

IV. Penelitian Etnografis

IV.1. Definisi dan latar belakang

Desain etnografis adalah prosedur penelitian kualitatif untuk

mendeskripsikan, menganalisa, dan menginterpretasi budaya bersama

kelompok tertentu, yang mempunyai pola tindakan, kepercayaan, dan bahasa

bersama yang berkembang dari waktu ke waktu (Creswell, 2012:462).

Etnografi dimulai dari antropologi budaya komparatif yang dilaksanakan pada

awal abad 20.

Kapan penelitian etnografi dilakukan? Penelitian etnografi dilakukan

ketika kajian sebuah kelompok menyediakan pemahaman terhadap isu yang

Page 14: Web viewPembahasan masing-masing pendekatan meliputi definisi, ... pemahaman yang jelas terhadap konteks kehidupan ... paradigm pengkodean atau diagram

lebih luas. Penelitian Etnografi juga dapat dilakukan ketika peneliti memiliki

kelompok budaya bersama untuk dikaji. Etnografi menyediakan gambar

peristiwa dari hari ke hari yang detail. Etnografi dijalankan ketika peneliti

memiliki akses jangka panjang terhadap kelompok yang memiliki budaya

bersama sehingga peneliti dapat membangun catatan detail tentang

kepercayaan dan perilaku dari waktu ke waktu.

IV. 2. Tipe-tipe Etnografis

1. Etnografi Realis adalah pendekatan trandisional yang digunakan oleh

antropologi budaya. Dikarakterisasikan oleh Van Maanen (1988) etnografi

realis merefleksikan cara yang diambil oleh peneliti terhadap individu

yang dikaji. Etnografi realis merupakan laporan objektif situasi, yang

ditulis dalam sudut pandang orang ketiga dan melaporkan secara objektif

informasi yang dipelajari dari partisipan pada sebuah situs.

2. Studi kasus bisa jadi individu tunggal, beberapa individu yang terpisah

atau dalam sebuah kelompok, sebuah program, peristiwa, atau aktivitas

(misalnya seorang guru, beberapa orang guru, atau implementasi terhadap

program matematika baru). Kasus bisa jadi merepresentasikan sebuah

proses yang meliputi serangkaian langkah-langkah (misalnya proses

kurikulum sebuah sekolah) yang membentuk rangkaian aktivitas. Peneliti

mencari untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam pada suatu

kasus dengan mengumpulkan bentuk-bentuk data majemuk (misalnya

gambar, rekaman video, dan surat elektronk). Penyediaan pemahaman

mendalam ini menuntut hanya sedikit kasus yang dikaji, karena masing-

Page 15: Web viewPembahasan masing-masing pendekatan meliputi definisi, ... pemahaman yang jelas terhadap konteks kehidupan ... paradigm pengkodean atau diagram

masing kasus diperiksa, peneliti mempunyai sedikit waktu untuk

mengeksplorasi kedalaman masing-masing kasus.

3. Enografi Kritis adalah tipe penelitian etnografis dimana peneliti

menyokong keterlibatan diri terhadap kelompok yang dimarjinalkan dalam

masyarakat. Peneliti kritis secara politis memikirkan individu yang diteliti,

melalui penelitiannya menyuarakan ketidaksetaraan dan dominasi.

Misalnya peneliti Enografi Kritis mengkaji sekolah yang menyediakan hak

istimewa pada tipe siswa tertentu atau praktik-praktik bimbingan yang

melayani kebutuhan kelompok yang tidak terwakili. Komponen utama dari

etnografi kritis meliputi orientasi value-laden, pemberdayaan masyarakat

dengan memberi mereka otoritas yang lebih, menentang status quo dan

menyuarakan keprihatinan terhadap kekuasaan dan kontrol. Peneliti

etnografi akan mengkaji isu kekuasaan, pemberdayaan, ketidaksetaraan,

ketidakadilan, dominasi, represi, hegemoni, dan orang atau kelompok yang

dikorbankan.

IV.3. Prosedur untuk melaksanakan penelitian etnografi.

1. Menentukan desain etnografi yang paling tepat untuk digunakan mengkaji

masalah penelitian. Etnografi tepat digunakan jika perlu mendeskripsikan

bagaimana kelompok budaya bekerja dan mengeksplorasi isu, tindakan,

bahasa, kepercayaan, seperti kekuasaan, resistensi dan dominasi.

2. Mengidentifikasi dan menempatkan kelompok budaya bersama untuk dikaji.

Secara tipikal kelompok ini yang telah bersama-sama pada periode waktu

tertentu, sehingga mereka berbagi bahasa, pola sikap, dan perilaku telah

Page 16: Web viewPembahasan masing-masing pendekatan meliputi definisi, ... pemahaman yang jelas terhadap konteks kehidupan ... paradigm pengkodean atau diagram

dimunculkan dalam pola yang dikenali. Bisa jadi ini merupakan kelompok

yang telah dipinggirkan oleh masyarakat.

3. Menyeleksi isu atau tema kultural, tentang sebuah kelompok, untuk dikaji. Hal

ini melibatkan analisis kelompok budaya bersama. Tema ini bisa jadi meliputi

topik-topik seperti enkulturasi, sosialisasi, pembelajaran, kognisi, dominasi,

ketidaksetaraan, atau perkembangan orang dewasa dan anak-anak.

4. Untuk mengkaji konsep kultural tentukan tipe etnografi yang digunakan.

Mungkin bagaimana sebuah kelompok bekerja perlu dideskripsikan atau

etnografi kritis perlu mengekspose isu seperti kekuasaan, hegemoni, dan

menyokong kelompok tertentu. Peneliti etnografi kritis, misalnya

mengamanatkan sebuah ketidakadilan dalam masyarakat atau beberapa

bagiannya, menggunakan penelitian ini untuk menyokong dan melakukan

perubahan dan membentuk isu spesifik untuk digali seperti ketidaksetaraan,

dominansi, penindasan, atau pemberdayaan.

5. Kumpulkan informasi dimana kelompok bekerja dan tinggal. Hal ini yang oleh

Wolcott dalam Creswell, disebut sebagai fieldwork (2007:71). Pengumpulan

tipe-tipe informasi tertentu dibutuhkan dalam etnografi yang melibatkan

kehadiran pada situs yang diteliti, menghormati kehidupan individu di situs

tersebut sehari-hari, dan mengumpulkan ragam material yang luas.

6. Membentuk rangkaian kerja tentang aturan dan pola sebagai produk final

sebuah analisis. Produk final ini adalah potret kultural holistic dari kelompok

yang memasukkan pandangan partisipan (emic) sebagaimana pandangan

peneliti (etic).

IV.4. Tantangan

Page 17: Web viewPembahasan masing-masing pendekatan meliputi definisi, ... pemahaman yang jelas terhadap konteks kehidupan ... paradigm pengkodean atau diagram

Etnografi adalah tantangan untuk menggunakan alasan-alasan di bawah ini.

Peneliti perlu memiliki dasar dalam antropologi budaya dan makna system sosial

cultural sebagaimana konsep yang dieksplorasi oleh seorang etnografis. Waktu

mengoleksi data luas, melibatkan waktu yang diperpanjang di lapangan. Ada

kemungkinan bahwa peneliti akan ‘menjadi pribumi’ dan tidak mampu

menyelesaikan kajian atau berkompromi dalam kajian tersebut. Pada titik tersebut,

sensivitas yang diperlukan pada kajian individu, menjadi penting. Peneliti perlu

mengakui dampak yang dihasilkannya pada masyarakat dan tempat yang dikaji.

V. Penelitian Studi Kasus

V.1. Definisi dan latar belakang

Penelitian studi kasus melibatkan kajian isu yang dieksplorasi melalui

satu atau lebih kasus dalam sistem yang terikat (Creswell, 2007:73). Penelitian

studi kasus adalah pendekatan kualitatif dimana peneliti mengeksplorasi

sebuah sistem yang terikat (kasus) atau sistem majemuk yang terikat (kasus-

kasus) dalam suatu waktu melalui koleksi data yang detail dan mendalam,

melibatkan sumber informasi majemuk (misalnya, observasi, wawancara,

materi audiovisual, dokumen, dan laporan).

Page 18: Web viewPembahasan masing-masing pendekatan meliputi definisi, ... pemahaman yang jelas terhadap konteks kehidupan ... paradigm pengkodean atau diagram

Pendekatan studi kasus cukup dikenal pada ilmu pengetahuan soasial

karena ketenarannya dalam psikologi (Freud), ilmu kedokteran (analisa kasus

terhadap sebuah masalah), hokum (kasus hukum), dan ilmu politik (kasus

pelaporan). Penelitian studi kasus memiliki sejarah panjang yang berbeda,

melintasi banyak disiplin ilmu.

V.2. Tipe-tipe studi kasus

Ada tiga tipe pendekatan penelitian studi kasus, yaitu studi kasus

instrumental tunggal, studi kasus majemuk atau kolektif dan studi kasus

intrinsik. Dalam yaitu studi kasus instrumental tunggal, peneliti berfokus pada

isu atau keprihatinan terhadap sesuatu, kemudian menyeleksi satu kasusu

terikat untuk mengilustrasikan kasus ini. Pada studi kasus majemuk atau

kolektif, satu isu atau keprihatinan diseleksi lagi, tetapi penyelidik menyeleksi

untuk mengkaji beberapa program dari beberapa situs penelitian atau program

majemuk dalam situs tunggal. Sedangkan studi kasus intrinsik berfokus pada

kasus itu sendiri (misalnya, mengevaluasi program, atau mengkaji siswa yang

mempunyai kesulitan) karena kasus menunujukkan situasi yang unik dan tidak

biasa.

V.3. Prosedur untuk melaksanakan studi kasus

1. Peneliti menentukan pendekatan studi kasus tepat untuk masalah

yang diteliti. Studi kasus adalah pendekatan yang baik ketika

penyelidik dapat mengidentifikasi kasus secara jelas dalam batas

tertentu, mencari untuk menyediakan pemahaman mendalam terhadap

kasus atau perbandingan beberapa kasus.

Page 19: Web viewPembahasan masing-masing pendekatan meliputi definisi, ... pemahaman yang jelas terhadap konteks kehidupan ... paradigm pengkodean atau diagram

2. Peneliti perlu mengidentifikasi kasus atau kasus-kasus mereka.

Kasus ini mungkin melibatkan individu, beberapa individu, sebuah

program, kejadian, atau sebuah aktivitas.

3. Pengumpulan data dalam penelitian studi kasus luas, menarik

sumber informasi majemuk, seperti observasi, wawancara, dokumen,

materi audiovisual.

4. Tipe analisis data dapat berupa analisis holistik keseluruhan kasus

atau analisis yang ditanamkan pada aspek spesifik sebuah kasus.

5. Dalam fase interpetatifi final, peneliti melaporkan makna kasus, baik

makna datang dari pembelajaran tentang isu sebuah kasus atau

pembelajaran tentang situasi yang tidak umum (kasus intrinsik).

V.4. Tantangan

Satu tantangan yang melekat dalam perkembangan studi kasus

kualitatif adalah bahwa peneliti harus mengidentifikasi kasusnya

sendiri. Tidak ada solusi jelas untuk tantangan ini.

Page 20: Web viewPembahasan masing-masing pendekatan meliputi definisi, ... pemahaman yang jelas terhadap konteks kehidupan ... paradigm pengkodean atau diagram

Daftar Pustaka

Creswell, John.W. 2007. Qualitative Inquiry and Research Design. California: Sage

Publication,Inc.

Creswell, John. W. 2012. Educational Research. Boston: Pearson.

(http://www.pearsonhighered.com), diakses 10 September 2012.