18
AGENESIS FEMUR KANAN SHISKA NOVALIA, EDY MOELJONO, LINA CHORIDAH BAGIAN RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN – UGM / RSUP DR. SARDJITO, YOGYAKARTA. JOURNAL READING

Agenesis Femur Kanan

  • Upload
    julinda

  • View
    285

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

presentasi power point

Citation preview

AGENESIS FEMUR KANANSHISKA NOVALIA, EDY MOELJONO, LINA CHORIDAHBAGIAN RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UGM / RSUP DR. SARDJITO, YOGYAKARTA.JOURNAL READINGPENDAHULUANDitemukan satu kasus bayi usia 13 hari denganperbedaan panjang tungkai. Pada pemeriksaanfoto polos ditemukan kelainan berupa absensifemur dextra. Kelainan tersebut sudah ada sejakpasien lahir kelainan kongenital. Absensi femur secara kongenital agenesis femur.Rekam medik RSUP Dr. Sardjito sejak tahun 2002-juli 2010, tidak ada pasien dengan diagnosis agenesis femur.penelusuran literatur tidak ditemukan angka insidensi agenesis femur secara pasti.LAPORAN KASUSPasien bayi laki-laki usia 13 hari dengan kelainan sejak lahir berupa tungkai kanan lebih pendek daripada tungkai kiri. pasien lahir dari ibu G1PoA1, lahir spontan langsung menangis BBL 2700 gr.PF : KU baik, tanda vital dan status generalis baik.Pemeriksaan ekstremitas : extremitas inferior dextra 13 cm, panjang extremitas inferiorsinistra 16 cm dengan akral hangat dan perfusibaik.pemeriksaan neurologis : dalam batas normal.Pemeriksaan Foto Polos Extremitas inferior tak tampak gambaran os femur dextra, gambaran cruris dextra berada di cauda regio coxae aspek dextra dengan gambaran penebalan soft tissue antara os coxae aspek dextra dengan cruris dextra. Regio femoris sinistra dan cruris sinistra normal. Tulang pedis dextra et sinistra normal.Berdasarkan temuan tersebut, kelainan inidisimpulkan sebagai agenesis femur dextra.PEMBAHASANPerbedaan panjang tungkai atau perbedaanpanjang extremitas inferior ke mungkin terjadi difemur, tibia, atau keduanya. Etiologi perbedaan panjang tungkai menurut Bird danMunteanu struktural/ anatomis dan fungsional.Kelainan struktural/anatomis defek kongenital, trauma,Infeksi, luka bakar, pemendekan pasca operasi, tumor,Hemiartrophy atau hemihypertrophy.Beberapa anak terlahir dengan tidak ada (absence) atauketerlambatan (underdeveloped) tulang di anggota gerak bawah kasus hemimelia.Hemihypertrophy menyebabkan satu sisi tubuh tumbuh lebih cepat dari sisi yang lain.Trauma yang melibatkan pelat epifsis (pelat pertumbuhan) tulang femur atau tibia akan menghambat atau mengehentikan pertumbuhan tulang tersebut.Infeksi pada epifsis tulang femur atau tibia dapat menghentikan pertumbuhan tulang tersebut.Luka bakar pada ekstremitas inferior infeksi edema tak terkontrol pembentukan jar parut, kontraksi jaringan yang membatasi gerakan dan gangguan sistem sirkulasi aliran darah ke jaringan terganggu.Tumor terjadi pengingkatan aliran darah ke satu anggota gerak sehingga memacu pertumbuhan anggota gerak tersebut. Perbedaan panjang tungkai pada kasus ini sudah ada saat lahir, proses patologi terjadinya perbedaan panjang tungkai termasuk katagori defek kongenital. Kelainan kongenital yang ditandai tidak adanya organ akibat tidak terbentuknya primordium suatu organ dalam perkembangan embrio dapat disebut sebagai agenesis.Etiologi agenesis femur pada pasien ini belum diketahui dengan jelas. Infeksi saat kehamilan disangkal. Teratogen yang mungkin mengganggu proses embriologi juga belum teridentifkasi.Pada pasien ini perbedaan panjang tungkai tidak disertai kelainan status neurologis maupun kelainan fsik yang lain. Kelainan yang ditemukan hanya absensi femur dextra.Kondisi ini diduga proses pembentukan lower limb buds pada akhir minggu ke-4 setelah fertilisasi tidak mengalami masalah. Gangguan proses embriologis diperkirakan terjadi pada akhir minggu ke-6 hingga minggu ke-7 setelah fertilisasi yaitu pada saat lower limb buds membentuk segmen-segmen pedis, cruris dan femur.Spektrum gangguan pembentukan femur bervariasi daripembentukan hingga absensi komplet femur.Pappas menyusun klasifkasi anomali kongenital sebagai berikut :Pada pasien ini os femur dextra sama sekali tidak ditemukan. Maka menurut klasifkasi Pappas, anomali kongenital ini termasuk dalam class I: complete absence of the femur.KESIMPULANSalah satu kelainan ekstremitas yang seringkita jumpai adalah perbedaan panjang tungkai.Etiologi perbedaan panjang tungkai dapatdisebabkan oleh gangguan struktural/anatomisdan fungsional.Pemeriksaan radiologi sederhana, foto polosekstremitas mampu membantu menegakkanetiologi kelainan panjang tungkai. Padapemeriksaan foto polos kasus bayi baru lahirdengan perbedaan panjang tungkai di RSSardjito pada tahun 2010 didapatkan adanyaagenesis femur dekstra yang merupakan kasuslangka, menurut klasifkasi Pappas anomalikongenital ini termasuk dalam class I: completeabsence of the femur.THANK YOU...