38
AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK SENYAWA GOLONGAN FLAVONOID BUAH MAHKOTA DEWA ROLIF HARTIKA DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASEEKSTRAK SENYAWA GOLONGAN FLAVONOID

BUAH MAHKOTA DEWA

ROLIF HARTIKA

DEPARTEMEN KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR

2009

Page 2: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

ABSTRAK

ROLIF HARTIKA. Aktivitas Inhibisi α-Glukosidase Ekstrak SenyawaGolongan Flavonoid Buah Mahkota Dewa. Dibimbing oleh IRMA HERAWATISUPARTO dan WULAN TRI WAHYUNI.

Buah mahkota dewa secara empiris dapat mengobati diabetes melitus yangditandai dengan peningkatan gula darah. Penelitian ini bertujuan mendapatkanekstrak flavonoid dari buah mahkota dewa yang dapat menurunkan kadar glukosadarah dengan menghambat aktivitas α-glukosidase secara in vitro. Buah mahkotadewa berasal dari Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata,Fakultas Kehutanan, IPB. Tiga tingkat kematangan buah berdasarkan warna, yaitumerah sekali, merah kehijauan, dan hijau kemerahan digunakan untukmendapatkan aktivitas inhibisi enzim tertinggi dibandingkan dengan akarbosasebagai kontrol positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak flavonoiddengan konsentrasi masing-masing 1% b/v dapat menghambat aktivitas α-glukosidase terbesar pada buah mahkota dewa merah sekali dibandingkan jenisbuah lainnya (40.26%), tetapi aktivitas inhibisinya masih rendah dibandingkandengan akarbosa (96.80%). Ekstraksi golongan senyawa flavonoid dilakukanterhadap buah mahkota dewa yang memberi inhibisi terbesar, untuk memperolehsenyawa flavonol dan flavon. Ekstrak flavonol memberikan inhibisi terhadap α-glukosidase lebih tinggi daripada flavon, yaitu sebesar 41.97% dibandingkan8.81%.

Fraksinasi dilakukan terhadap ekstrak flavonol menggunakan kromatografikolom dengan perbandingan eluen kloroform:asam asetat:air (67.5:45:6). Hasilfraksinasi ini diperoleh 7 fraksi dan fraksi teraktif adalah fraksi 2 dengan aktivitasinhibisinya sebesar 80.80%. Hasil identifikasi spektrofotometer UV pada fraksi 2terdapat serapan maksimum pada panjang gelombang 257 nm yang menunjukkanadanya senyawa flavonoid. Hasil spektrum inframerah menunjukkan terdapatgugus dugaan uluran -OH, C=O (keton), cincin heteroaromatik, dan benzena o-subsitusi, diduga fraksi teraktif mengandung senyawa golongan flavonoid juga.

Page 3: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

ABSTRACT

ROLIF HARTIKA. α-Glucosidase Inhibitory Effect of Flavonoid Extracts fromCrown of God Fruit. Under supervision of IRMA HERAWATI SUPARTO danWULAN TRI WAHYUNI.

Crown of God fruit (Phaleria macrocarpa) empirically can treat diabetesmellitus, a disease with high concentration of blood glucose. The purpose of thisstudy is to obtain flavonoid compound from the fruit that can reduce bloodglucose through in vitro inhibition activity of α-glucosidase. The fruit wereobtained from the Department of Forest Resources Conservation and Ecotourism,Faculty of Foresty, Bogor Agriculture University. Three maturity stages wereused based on the fruit color, very red, greenish red, and reddish green and itsenzyme activity compared to acarbose as positive control. The result indicatedthat flavonoid extracts with 1% w/v were highest (40.26%) in the very red fruitcompared to the other two, but lower compared to acarbose (96.80%). Furtherextraction for flavonoid compound was performed on the fruit which has highestinhibition to obtain flavonol and flavon compound. Flavonol extract showedhigher α-glucosidase inhibition, 41.97%, compared to flavon, 8.81%.

Flavonol which has highest inhibition among flavonoid compound, wasfractionated using column chromatography. Chloroform, acetic acid, and waterused as eluent with ratio of 67.5:45:6. The result of chromatography gave 7fractions and the most active fraction was fraction 2 with enzyme inhibition of80.80%. Maximum absorption for fraction 2 was at 257 nm, which confirmedflavonoid compound. The result of infrared spectrum contained functional groupsof -OH, C=O (keton), heteroaromatic ring, and benzene o-subsitution, alsoconfirmed the presence of flavonoid compound.

Page 4: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASEEKSTRAK SENYAWA GOLONGAN FLAVONOID

BUAH MAHKOTA DEWA

ROLIF HARTIKA

Skripsisebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains padaDepartemen Kimia

DEPARTEMEN KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR

2009

Page 5: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

Judul : Aktivitas Inhibisi α-Glukosidase Ekstrak Senyawa GolonganFlavonoid Buah Mahkota Dewa

Nama : Rolif HartikaNIM : G44052057

Disetujui

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. dr. Irma H. Suparto, MSNIP 19581123 198603 2 002

Wulan Tri Wahyuni, SSi

DiketahuiDekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor,

Dr. drh. Hasim, DEANIP 19610328 198601 1 002

Tanggal Lulus :

Page 6: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

PRAKATA

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat-Nya,sehingga penulis mampu menyelesaikan karya ilmiah ini yang dilaksanakan sejakbulan Februari hingga Juli 2009 di Laboratorium Kimia Analitik dan Pusat StudiBiofarmaka. Tema yang dipilih adalah antidiabetes, dengan judul “AktivitasInhibisi α-Glukosidase Ekstrak Senyawa Golongan Flavonoid Buah MahkotaDewa”

Selama penelitian sampai penulisan karya ilmiah ini, penulis mendapatkanbanyak bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulisingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. dr. Irma H. Suparto, MS. dan IbuWulan Tri Wahyuni, Ssi. selaku pembimbing penelitian ini. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada kedua orang tua, keluarga, seluruh staflaboratorium Kimia Analitik dan Pusat Studi Biofarmaka, serta teman-temanseperjuangan angkatan 42 yang selalu memberikan dorongan dan doa. Terimakasih atas bantuan dan semangat yang diberikan, semoga mendapat balasanpahala dari Allah SWT.

Semoga laporan ini bermanfaat.

Bogor, Oktober 2009

Rolif Hartika

Page 7: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bukittinggi pada tanggal 25 Juli 1987 dari pasanganAzhar dan Hikma Yenderi. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.

Tahun 2005 penulis lulus dari SMAN 1 Bukittinggi dan pada tahun yangsama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB(USMI). Penulis memilih Program Studi Kimia, Departemen Kimia, FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum KimiaTingkat Persiapan Bersama (TPB) pada tahun ajaran 2006/2007; 2008/2009;Kimia Fisik Layanan 2007/2008; Pratikum Kimia Fisik 2008/2009; dan KimiaAnalitik Layanan 2008/2009. Pada bulan Juli-Agustus 2008, penulisberkesempatan melaksanakan kegiatan praktik lapangan di Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia (LIPI) Biologi bidang Botani.

Page 8: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ ix

PENDAHULUAN........................................................................................ 1

TINJAUAN PUSTAKA

Mahkota Dewa.................................................................................... 1Diabetes Melitus ................................................................................. 2α-Glukosidase ..................................................................................... 2Flavonoid dan Aktivitas Antidiabetes.................................................. 3Ekstraksi dan Fraksinasi Senyawa Metabolit Sekunder ...................... 4

BAHAN DAN METODEBahan dan Alat ................................................................................. 5Lingkup Kerja................................................................................... 5

HASIL DAN PEMBAHASANPenetapan Kadar Air ........................................................................ 7Isolat Flavonoid ................................................................................ 8Isolat Senyawa Golongan Flavonoid ................................................. 9Fraksinasi ......................................................................................... 10Identifikasi UV dan IR...................................................................... 11

SIMPULAN DAN SARANSimpulan .......................................................................................... 12Saran ................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 12

LAMPIRAN................................................................................................. 14

Page 9: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Uji kualitatif golongan flavonoid ............................................................... 3

2 Hasil uji fitokimia simplisia buah mahkota dewa MS, MH, dan HM ......... 8

3 Hasil uji fitokimia ekstrak flavonoid buah mahkota dewa ......................... 8

4 Hasil uji fitokimia ekstrak senyawa golongan flavonoid ............................ 10

5 Absorpsi inframerah gugus-gugus fungsi fraksi teraktif hasil fraksinasi

ekstrak pekat flavonoid MS ....................................................................... 12

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Buah mahkota dewa................................................................................... 2

2 Hidrolisis PNG oleh α-glukosidase ............................................................ 3

3 Struktur kimia akarbosa. ............................................................................ 3

4 Struktur Umum Flavonoid ......................................................................... 3

5 Eksperimen dasar dari kromatografi kolom................................................ 4

6 Kromatografi lapis tipis (KLT) .................................................................. 4

7 Inhibisi aktivitas α-glukosidase dari akarbosa, ekstrak flavonoid buah

mahkota dewa MS, MH, dan HM .............................................................. 9

8 Inhibisi aktivitas α-glukosidase dari ekstrak flavonol dan flavon buah

mahkota dewa MS ..................................................................................... 10

9 Profil KLT eluen terbaik............................................................................ 10

10 Inhibisi aktivitas α-glukosidase dari hasil fraksinasi ekstrak flavonol

buah mahkota dewa MS............................................................................. 11

11 Spektrum UV fraksi teraktif dengan serapan maksimum 257 nm. .............. 11

Page 10: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Bagan alir penelitian ................................................................................. 15

2 Bagan alir ekstraksi flavonoid.................................................................... 16

3 Bagan alir uji fitokimia .............................................................................. 17

4 Prosedur sistem reaksi enzim untuk satu sampel ........................................ 18

5 Bagan alir isolasi golongan flavonoid ........................................................ 19

6 Penetapan kadar air buah mahkota dewa MS, MH, dan HM ..................... 20

7 Perolehan rendemen ekstrak kasar flavonoid.............................................. 21

8 Daya inhibisi α-glukosidase dari ekstrak buah mahkota dewa (MD)

dengan konsentrasi 1% .............................................................................. 21

9 Hasil uji golongan flavonoid untuk buah mahkota dewa MS, MH, dan HM 22

10 Perolehan rendemen ekstrak buah mahkota dewa merah sekali (MS) pada

isolasi golongan flavonoid ....................................................................... 23

11 Daya inhibisi α-glukosidase dari ekstrak buah mahkota dewa merah

sekali (MS) pada isolasi golongan flavonoid dengan konsentrasi 1% ......... 23

12 Hasil fraksinasi dan profil KLT hasil fraksinasi buah mahkota dewa MS

senyawa flavonol dengan eluen kloroform : asam asetat : air (67.5:45:6) ... 24

13 Daya inhibisi α-glukosidase dari hasil fraksinasi ekstrak flavonol buah

mahkota dewa MS dengan konsentrasi 1% .............................................. 26

14 Spektrum Inframerah fraksi teraktif ........................................................... 27

Page 11: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

PENDAHULUAN

Diabetes melitus (DM) yang umumdikenal sebagai penyakit kencing manismerupakan penyakit yang ditandai denganhiperglisemia (peningkatan kadar gula darah)yang terus-menerus terutama setelah makan.Tahun 2003, Badan Kesehatan Dunia, WHO(World Health Organization) memperkirakan194 juta jiwa dari 3.8 miliyar penduduk duniausia 20-79 tahun menderita DM dan padatahun 2025 diperkirakan meningkat menjadi333 juta jiwa. Penderita DM di Indonesiamenempati urutan keempat dunia setelahAmerika Serikat, India, dan Cina. SurveiKesehatan Rumah Tangga memberi gambaranterjadinya peningkatan prevalensi DM daritahun 2001 sebesar 7.5 %, tahun 2004 menjadi10.4 % (Mistra 2004).

Penyakit DM yang bergantung padajenisnya dapat disembuhkan denganpemberian insulin atau dengan mengkonsumsiobat antidiabetes secara oral sehingga kadarglukosa darah tetap normal. Namun hal inimembutuhkan biaya yang tidak sedikit. Olehkarena itu masyarakat kembali beralih kepadapenggunaan obat tradisonal sebagaipengobatan alternatif antidiabetes.

Indonesia memiliki keanekaragamantumbuhan yang dapat dijadikan obattradisional. Salah satunya adalah buahmahkota dewa. Belakangan ini mulai banyakdiadakan penelitian tentang buah mahkotadewa sebagai salah satu jenis tanaman asliIndonesia yang sangat banyak khasiatnya.Selain untuk diabetes melitus, mahkota dewajuga dipercaya untuk mengobati kanker,penyakit hati, dan tekanan darah tinggi (Saufi2007).

Wulandari (2005) melakukan fraksinasiterhadap ekstrak buah mahkota dewa dalampelarut etanol yang mengandung flavonoidmelalui analisis spektrum ultraviolet (UV) daninframerah (IR). Septiawati (2008),melaporkan ekstrak buah mahkota dewadalam pelarut etanol mengandung senyawagolongan flavonoid dan memiliki dayainhibisi α-glukosidase sebesar 29.22%.Flavonoid dapat bersifat sebagai antidiabeteskarena flavonoid mampu berperan sebagaisenyawa yang dapat menetralkan radikalbebas, sehingga dapat mencegah kerusakansel beta pankreas yang memproduksi insulin(Singab et al. 2005).

Setiap umur hidup tanaman memilikikadar kandungan senyawa metabolit sekunderyang berbeda. Sugiawati (2005) melaporkanadanya perbedaan potensi dari ekstrak

metanol daging buah muda dan tua mahkotadewa dalam menghambat aktivitas α-glukosidase. Daging buah mahkota dewa tuamenghambat aktivitas α- glukosidase lebihrendah dibandingkan daging buah mahkotadewa muda. Hal ini diduga adanya perbedaankadar kandungan senyawa metabolit sekunderyang lebih tinggi pada buah mahkota dewamuda. Oleh karena itu, pada penelitian inidilakukan pencarian ekstrak teraktif senyawagolongan flavonoid berdasarkan tingkatkematangan buah mahkota dewa melaluipengujian terhadap aktivitas α-glukosidasesebagai antidiabetes, kemudian dilakukanisolasi serta identifikasi senyawa aktif yangterkandung di dalamnya.

Metode analisis senyawa metabolitsekunder ini dilakukan dengan pemisahankromatografi kolom. Ekstrak teraktifdifraksinasi dan diuji kembali aktivitas α-glukosidase secara in vitro dengan metodespektrofotometrik. Metode ini dipilih karenarelatif cepat dan mudah. Fraksi yang palingaktif diidentifikasi dengan spektrofotometerUV dan IR. Secara ringkas. penelitian inibertujuan untuk mendapatkan ekstrakflavonoid buah mahkota dewa dengan dayahambat aktivitas α-glukosidase yang tertinggi.

TINJAUAN PUSTAKA

Mahkota dewa

Mahkota dewa (Gambar 1) memilikinama botani Phaleria papuana atau Phaleriamarcrocarpa berasal dari Papua, Irian Jaya.Tumbuhan ini sangat dikenal sebagai obattradisional yang secara empiris digunakanuntuk mengobati berbagai penyakit. MenurutBadan Penelitian dan PengembanganKesehatan, Departemen Kesehatan (Hutapea1999), mengklasifikasikan mahkota dewasebagai berikut: Divisi Spermatophyta,Subdivisi Angiospermae, Kelas Dicotyledone,Bangsa Thymelaceales, Suku Thymelaeaceae,Marga Phaleria, Spesies Phaleriamacrocarpa.

Mahkota dewa tumbuh subur di tanahyang gembur pada ketinggian 10-1200 m diatas permukaan laut. Perdu menahun initumbuh tegak hingga tinggi 1-2.5 m denganbatang bulat, permukaan kasar, warna coklat,berkayu dan bergetah, serta percabangansimpodial. Morfologi daunnya, yaitu berdauntunggal, letaknya berhadapan, bertangkaipendek, bentuknya lanset atau jorong, ujungdan pangkal runcing, panjang 7-10 cm, danlebar 2-5 cm. Bunga keluar sepanjang tahun,

Page 12: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

2

letaknya tersebar di batang atau ketiak daun,berbentuk tabung, berukuran kecil, berwarnaputih, dan harum. Berakar tunggang danberwarna kuning kecokelatan. Buahbentuknya bulat, diameter 3-5 cm, permukaanlicin, ketika muda warnanya hijau dan merahsetelah masak. Daging buah berwarna putih,berserat, dan berair. Kemudian biji bulat,keras, berwarna coklat. Mahkota dewaditemukan di pekarangan sebagai tanamanhias atau di kebun-kebun sebagai tanamanpeneduh (Harmanto 2003).

(a) (b) (c)Gambar 1 Phaleria macrocarpa a) Merah

sekali, b) Merah kehijauan, c)Hijau kemerahan.

Berdasarkan penelitian, mahkota dewamengandung banyak senyawa metabolitsekunder. Bagian tanaman mahkota dewayang berkhasiat obat adalah daging buahnya.Kandungan buah mahkota dewa terdiri darialkaloid, flavonoid, tanin, saponin, terpenoiddan steroid (Wulandari 2005; Satria 2005;Septiawati 2008). Berdasarkan penelitianSugiawati (2005), ekstrak metanol kasar buahtua mahkota dewa pada fraksi etil asetat,butanol, dan air pada buah mahkota dewatelah berhasil menghambat aktivitas α-glukosidase secara in vitro berturut-turutsebesar 69,90 %, 42,27 %, dan 33,01 %.

Diabetes Melitus (DM)

Diabetes melitus merupakan penyakitkronik dengan gejala gula darah yang tinggi(hyperglycaemia). Penyakit ini dapatdikarakterisasi dengan gejala kehausan,gangguan pada saluran kencing, penglihatankabur, penyakit kulit yang tidak bisadisembuhkan, dan turunnya berat badansecara drastis. Apabila penyakit ini semakinkronis dapat menyebabkan perubahanpatologis dan fungsional tubuh (WHO 1999).

Menurut Suyono (2002), berdasarkanfungsi organ pankreas sebagai penghasilinsulin dan kerja insulin, penyakit DM dapatdigolongkan menjadi dua kelompok, yaituDM tipe 1 dan 2. Penyakit DM tipe Ibergantung pada insulin. Peningkatan kadarglukosa darah akibat kurangnya kelenjarpankreas mensekresikan hormon insulin.

Hormon insulin yang dihasilkan tidakmencukupi untuk mengubah glukosa darahmenjadi glukosa intraseluler. Hal inidisebabkan karena sebagian besar sel betapankreas yang memproduksi insulinmengalami kerusakan sehingga kadar insulinmenjadi kurang atau tidak ada. Penyakit DMtipe I terjadi pada usia muda, gambarankliniknya biasanya timbul pada masa kanak-kanak dan puncaknya pada masa puber.Penyakit DM tipe II tidak bergantung padainsulin, jumlah insulin normal bahkan lebihbanyak dari batas normal tetapi jumlahreseptor insulin yang terdapat pada permukaansel kurang sehingga glukosa ke dalam selterhambat. Keadaan ini akan menyebabkanmeningkatnya kadar glukosa darah danmenurunnya kadar glukosa intraseluler.Penyakit ini disebabkan oleh obesitas, diettinggi lemak, rendah karbohidrat, kuranggerak badan, dan faktor herediter.

Peningkatan gula darah pascamakan(postprandial hyperglycemia) merupakanawal terganggunya metabolisme yang terjadipada DM tipe II. Kondisi ini mempercepatperkembangan penyakit diabetes melitus yangdisebabkan toksisitas glukosa dalam otot dansel beta pankreas, juga menginisiasiperkembangan awal komplikasimikrovaskular dan makrovaskular. Salah satupendekatan terbaik untuk menurunkan guladarah pascamakan ialah denganmemperlambat absorbsi glukosa melaluipenghambatan kerja penghidrolisiskarbohidrat seperti -glukosidase. Usahamenjaga tingkat gula darah menjadi rendahatau normal dapat menurunkan angkapenderita komplikasi diabetes melitus (Lee etal. 2007).

α-Glukosidase

α-Glukosidase merupakan enzim yangberperan dalam pembentukan glukosa padausus halus manusia. Enzim ini mengkatalisishidrolisis residu glukosa yang berikatan α-1,4pada berbagai substrat dan dihasilkan α-D-glukosa. α-Glukosidase menghidrolisis ikatanα-glikosidik pada oligosakarida dan α-D-glikosida. Enzim tersebut merupakan katalispada langkah akhir pemecahan karbohidrat(Sou et al. 2000).

Menurut Sugiawati (2005) daya hambatterhadap aktivitas α-glukosidase dipelajarisecara pseudo-substrat, dengan mengetahuikemampuan sampel untuk menghambatreaksi hidrolisis glukosa pada substrat p-nitrofenil-α-D-glukopiranosida (Gambar 2).

Page 13: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

3

Setelah mengalami hidrolisis substrat akanterhidrolisis menjadi α-D-glukosa dan p-nitrofenol yang berwarna kuning.

OH

N O

O

H2O

O

OHOH

OH

OH

OH

NO

OO

OOH

OH

OH

OH

Gambar 2 Hidrolisis PNG oleh α-glukosidase.

Inhibitor α-glukosidase menjadi obatumum yang sering digunakan untukmengontrol postprandial hyperglycemia sejakdiperkenalkan pada tahun 1990an. Salah satujenis obat sintetiknya adalah akarbosa yangdapat megurangi kadar gula denganmengintervensi penyerapan sari pati dalamusus. Penggunaan obat sintetik inimenyebabkan efek samping, misalnyakembung, diare, dan kram usus. Oleh karenaitu, mulai diperkenalkan substansi alam yangmemiliki potensi tinggi sebagai penghambataktivitas -glukosidase dengan efek sampingyang minimal seperti Saurhus chinensis,Commelina communis L, dan bunga Punicagrantum (Lee et al. 2007).

Gambar 3 Struktur kimia akarbosa.

Pada penelitian ini aktivitas α-glukosidaseakan dihambat dengan menggunakan tanamanobat yaitu ekstrak senyawa flavonoid buahmahkota dewa.

Flavonoid dan Aktivitas Antidiabetes

Golongan flavonoid dapat digambarkansebagai deretan senyawa C6-C3-C6. Golonganflavonoid yang terbesar mempunyai cincinpiran yang menghubungkan rantai tiga-karbondengan salah satu dari cincin benzena. Dalamtumbuhan tingkat tinggi, flavonoid terdapatpada bagian vegetatif maupun dalam bunga.Sebagai pigmen bunga flavonoid berperandalam menarik burung dan seranggapenyerbuk. Selain itu flavonoid juga berperandalam pengaturan pertumbuhan, fotosintesis,antimikroba, dan antivirus (Robinson 1995).Aglikon flavonoid digolongkan ke dalam

beberapa golongan yaitu antosianin, flavonol,flavon, flavanon, isoflavon, kalkon, danauron.

Gambar 4 Struktur Umum Flavonoid.

Flavonoid merupakan senyawa polarkarena memiliki gugus hidroksil yang tidaktersubsitusi. Oleh karena itu pelarut polarseperti etanol, metanol, etil asetat, ataucampuran pelarut dapat digunakan untukmengekstrak flavonoid dari jaringantumbuhan (Markham 1988). Flavonoid dapatdigolongkan berdasarkan sifat kelarutan danreaksi warna. Pemeriksaan pendahuluangolongan flavonoid dilakukan denganpereaksi spesifik. Reaksi yang terjadi antarapereaksi dengan suatu golongan flavonoidakan menghasilkan warna tertentu (Tabel 1).

Tabel 1 Uji kualitatif golongan flavonoidPereaksi Golongan

flavonoidWarna

hasil reaksiCH3COONa Antosianidin Merah

FeCl3 Antosianidin Biru

Na2CO3 Antosianidin Ungu, biru,atau hijau

(CH3COO)2Pb Kalkon Jingga

Auron Merah

Flavon Jingga-krem

NaOH 0,1 N Kalkon danAuron

Merah-ungu

Flavonoldan flavon

Kuning

H2SO4 pekat Flavonoldan flavon

Kuning

Flavonol Jingga-krem

Kalkon Merah

Sumber: Harbone (1987)

Berbagai penelitian menyebutkansenyawa flavonoid berperan sebagaiantidiabetes. Senyawa golongan flavonol danflavon menunjukkan sifat antidiabetes pada ujiin vivo pada tikus seperti kuersetin dan krisin,daya inhibisi kuersetin jauh lebih tinggi dari

Page 14: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

4

pada krisin, disebabkan adanya subsituengugus hidroksil pada posisi 3 (Lukacinova etal. 2008). Dalam studi mengenai antidiabetespada tanaman Opuntia dillenii, dilaporkanbahwa komponen flavonoid aktif sebagaiantidiabetes adalah flavonol (Deqiang et al.2003). Senyawa aktif dari tanamanCynanchum acutum L. yaitu senyawakuersetin dan kempferol memiliki aktivitasantidiabetes yang dapat menurunkan guladarah (Fawzy et al. 2008).

Ekstraksi dan Fraksinasi SenyawaMetabolit Sekunder dari Tumbuhan

Ekstraksi merupakan suatu proses yangsecara selektif mengambil zat terlarut yangterkandung dalam suatu campuran denganbantuan pelarut. Metode pemisahan padaekstraksi pelarut menggunakan prinsipkelarutan like dissolve like, yaitu pelarut polarakan melarutkan zat polar dan sebaliknya.Dalam pemilihan pelarut, hal-hal yang perludipertimbangkan adalah selektivitas, sifatracun, dan kemudahannya untuk diuapkan(Khopkar 2002).

Salah satu prosedur klasik untukmemperoleh kandungan senyawa organik darijaringan tumbuhan ialah maserasi. Metodemaserasi digunakan untuk mengekstraksampel yang relatif tidak tahan panas. Metodeini dilakukan hanya dengan merendam sampeldalam suatu pelarut dengan lama waktutertentu, biasanya selama 24 jam tanpamenggunakan pemanasan. Kelebihan metodemaserasi, yaitu sederhana, tidak memerlukanalat-alat yang rumit, relatif murah, serta dapatmenghindari kerusakan komponen senyawayang tidak tahan panas. Kelemahannyadiantaranya dari segi waktu yang lama danpenggunaan pelarut yang tidak efisien(Meloan 1999)

Pemilihan pelarut yang tepat dengantingkat kepolaran tertentu untukmengekstraksi flavonoid adalah sangatpenting. Golongan flavonoid yang polarseperti flavonol, isoflavon, antosianin, danflavon dapat diekstrak menggunakankloroform, diklorometan, dan dietil asetat,sedangkan golongan flavonoid yang lebihpolar dapat diekstrak dengan pelarut alkoholatau campuran alkohol dengan air sepertiflavonoid O-glikosida dan C-glikosida(Andersen & Markham 2006).

Fraksinasi adalah proses pemisahankomponen dalam suatu ekstrak menjadikelompok-kelompok senyawa yang memilikikemiripan karakteristik secara kimia

(Houghton & Raman 1998). Kromatografikolom merupakan teknik analisis, dalampenentuan jumlah komponen dalam suatucampuran senyawa, dan juga untuk pemisahandan pemurnian komponen senyawa tertentudari campurannya. Dalam pemisahankromatografi kolom ini, suatu pelarutpengelusi dialirkan secara kontinu melaluikolom dan komponen demi komponen daricampuran yang pada akhirnya keluar darikolom dapat dikumpulkan dan difraksinasi(Rouessac & Rouessac 1994).

Gambar 5 Eksperimen dasar kromatografikolom (a) bahan yang dibutuhkan(C, kolom; SP, fase stasioner; MP,fase mobil; dan S, sampel); (b)sampel dimasukkan; (c) proseselusi dimulai; (d) hasil separasidiperoleh; (Rouessac & Rouessac1994).

Kromatografi lapis tipis (KLT)merupakan jenis kromatografi partisimenggunakan sebuah lapis tipis silika ataualumina yang seragam pada sebuah lempenggelas atau logam yang keras. Fase diam untukkromatografi lapis tipis seringkali jugamengandung substansi yang dapat berpendardalam sinar ultra violet. Fase gerakmerupakan pelarut atau campuran pelarutyang sesuai (Furniss et al. 1989). Teknikkromatografi lapis tipis pergerakan zat relatifterhadap garis depan pelarut dalam sistemkromatografi tertentu dapat didefinisikansebagai nilai Rf adalah perbandingan jaraktempuh zat dengan jarak tempuh garis depanpelarut.

(a) (b)

Gambar 6 Kromatografi lapis tipis, (a)chamber, tempat pengembanganpelat KLT; (b) plat KLT dalampenentuan Rf (Furniss et al. 1989)

Page 15: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

5

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalampenelitian ini adalah buah mahkota dewa yangberasal dari Departemen KonservasiSumberdaya Hutan dan Ekowisata, FakultasKehutanan IPB, α-glukosidase (Sigma G3651-250UN), p-nitrofenil α-D-glukopiranosida (PNG) (Sigma N 1377-5G),tablet akarbosa (Bayer, Jakarta-Indonesia),dan silika gel G60F254 dari Merck..

Alat-alat yang digunakan dalampenelitian ini adalah lempeng KLT analitikG60F254, kolom kromatografi, spektrofotometerUV dan FTIR (Shimadzu).

Lingkup Kerja

Secara garis besar metode penelitian inidilakukan dalam dua tahap. Tahap pertamaadalah ekstraksi flavonoid buah mahkotadewa berdasarkan tingkat kematangan buahyaitu buah hijau sedikit merah (HM), merahsedikit hijau (MH) dan buah merah sekali(MS) dengan metanol:air (9:1) lalumetanol:air (1:1), serta melakukan ujiaktivitas terhadap α-glukosidase secara invitro. Tahap kedua, yaitu melakukan isolasigolongan flavonoid, fraksinasi terhadap buahdengan aktivitas tertinggi dan identifikasikandungan senyawa flavonoidnya. Bagan alirpenelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.

Preparasi SampelSerbuk buah mahkota dewa disiapkan

dari buah mahkota HM, MH dan MS yangtelah dicuci bersih, diiris dan dipotong kecil-kecil selanjutnya dikeringkan pada suhu 50oChingga kadar air kurang dari 10%. Hasilpengeringan tersebut digiling sampaiberbentuk serbuk.

Penetapan Kadar AirCawan porselin dikeringkan pada suhu

105ºC selama 30 menit lalu didinginkandalam eksikator dan ditimbang. Sebanyak 2 gsampel buah mahkota dewa jenis HM, MH,dan MS masing-masingnya dimasukkandalam cawan dan dipanaskan pada suhu 105ºCselama 3 jam sampai diperoleh bobot konstan,kemudian didinginkan dalam eksikator danditimbang. Penetapan kadar air ini dilakukanberdasarkan penentuan jumlah bobot keringsampel.

Kadar air (%) = %100A

BA

keterangan:A adalah bobot sampel (g)B adalah bobot bahan setelah dikeringkan (g)

Ekstraksi Flavonoid (Markham 1988)Ekstraksi dengan metode maserasi.

Sampel bubuk mahkota dewa jenis HM, MH,dan MS ditimbang sebanyak 50 g dimaserasidengan 200 ml pelarut MeOH:H2O (9:1)sebanyak 3 kali. Setelah itu, sampel disaringdan diambil filtratnya. Residunya dimaserasidengan 200 ml pelarut MeOH:H2O (1:1)sebanyak 3 kali, kemudian dipisahkan antarafiltrat dan residunya. Setiap maserasidilakukan 24 jam disertai pengadukan teratur.Seluruh filtrat yang diperoleh dikumpulkanmenjadi satu, kemudian dipekatkan denganpenguap putar sampai diperoleh volumenyamenjadi sepertiga volume semula.

Ekstrak hasil pemekatan kemudiandipartisi berturut-turut dengan heksana dankloroform. Lapisan MeOH:H2O kemudiandipisahkan dari lapisan heksana dankloroform. Proses partisi menggunakancorong pisah. Fraksi MeOH:H2O diuapkanhingga seluruh pelarut organik hilang. Ekstrakhasil pemekatan kemudian dikering bekuselama 24 jam untuk menghilangkan sisapelarut air. Hasil ekstrak flavonoid dilakukanuji golongan flavonoid, uji fitokimia, danaktvitas inhibisi α-glukosidase. Bagan alirekstraksi flavonoid dapat dilihat dalamLampiran 2.

Uji Fitokimia (Harborne 1987)Uji Flavonoid. Sebanyak 0.1 gram

ekstrak mahkota dewa jenis HM, MH, dan MSditambahkan 10 mL air panas kemudiandididihkan selama 5 menit dan disaring.Sebanyak 10 mL filtrat ditambahkan 0.5 gramserbuk Mg, 1 mL HCl pekat, dan 1 mL amilalkohol. Campuran dikocok kuat-kuat. Ujipositif ditandai dengan munculnya warnamerah, kuning, atau jingga pada lapisan amilalkohol.

Uji Triterpenoid dan Steroid. Uji inimenggunakan pereaksi Lieberman-Buchard.Pada pengujian ini, sebanyak 0.1 gram ekstrakmahkota dewa jenis HM, MH, dan MSdilarutkan dengan 25 mL etanol (50ºC),disaring dan residu ditambahkan eter. Filtratditambahkan 3 tetes asam asetat anhidrat dan1 tetes asam sulfat pekat secara berurutan.Larutan dikocok perlahan dan dibiarkanbeberapa menit. Uji positif ditandai dengan

Page 16: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

6

terbentuknya warna merah atau ungu untuktriterpenoid serta hijau atau biru untuk steroid.

Uji Alkaloid. Sebanyak 0.1 gram ekstrakmahkota dewa jenis HM, MH, dan MSdilarutkan dengan 10 mL kloroform danbeberapa tetes NH4OH dan disaring ke dalamtabung reaksi tertutup. Ekstrak kloroformdalam tabung reaksi dikocok denganpenambahan 10 tetes H2SO4 2 M kemudianlapisan asamnya dipindahkan ke dalam tabungreaksi yang lain. Lapisan asam ini diteteskanpada pelat tetes dan ditambahkan pereaksiMeyer, Wagner, dan Dragendorf yang akanmenimbulkan endapan warna berturut-turutputih, cokelat, dan merah jingga.

Uji Saponin. Sebanyak 0.1 gram ekstrakmahkota dewa jenis HM, MH, dan MSditambahkan ke dalam 10 mL air panas dandididihkan selama 5 menit lalu disaring.Filtrat dikocok dalam tabung reaksi tertutupselama 10 detik untuk kemudian dibiarkan 10menit. Adanya saponin ditunjukkan denganterbentuknya buih stabil.

Uji Tanin. Sebanyak 0.1 gram ekstrakmahkota dewa jenis HM, MH, dan MSditambahkan ke dalam 10 mL air panas dandididihkan selama 5 menit lalu disaring.Filtrat ditambahkan 10 mL FeCl3 1%. Ujipositif ditandai munculnya warna hijaukehitaman. Bagan alir uji fitokimia dapatdilihat pada Lampiran 3.

Uji Golongan Flavonoid (Harbone 1987)Sebanyak 0.5 g ekstrak dilarutkan dengan

10 ml MeOH-HCl 1 N (1:1) dan dipanaskandalam labu Elenmeyer pada suhu 95ºC selama1 jam. Setelah itu didinginkan dan disaring,lalu filtratnya diekstraksi dengan etil asetat.Fasa asamnya dipanaskan lagi lalu diekstrakdengan amil alkohol. Ekstrak amil alkoholdipakai untuk penentuan antosianidin danekstrak etil asetat untuk penentuan adanyaflavonoid yang lain.

Penentuan antosianidin. Sebanyak 1 mlekstrak amil alkohol ditambah 3 tetes pereaksiCH3COONa lalu diamati warnanya, kemudianditambah lagi 3 tetes FeCl3 dan diamati lagiwarnanya. Antosianidin dengan CH3COONamemberikan warna merah hingga ungu danbila ditambahkan FeCl3 menjadi warna biru.Antosianidin dengan CH3COONamemberikan warna biru muda dan biladitambahkan FeCl3 menjadi warna tetap biru.Sebanyak 1 ml ekstrak amil alkohol ditambah3 tetes pereaksi Na2CO3 lalu diamati.Antosianidin memberikan warna ungu, biru,atau hijau.

Penentuan flavonoid lain. Sebanyak 1ml ekstrak etil asetat ditambah 3 tetes(CH3COO)2Pb lalu diamati warnanya. Flavonmemberikan warna jingga hingga krem,kalkon memberikan warna jingga tua, danauron memberikan warna merah.

Sebanyak 1 ml ekstrak etil asetatditambah 3 tetes NaOH 0.1 N lalu diamatiwarnanya. Flavonol dan flavon memberikanwarna kuning, sedangkan kalkon dan auronmemberikan warna merah hingga ungu.

Sebanyak 1 ml ekstrak etil asetatditambah 3 tetes H2SO4 lalu diamatiwarnanya. Flavonol dan flavon memberikanwarna kuning, flavonol memberikan warnajingga hingga krem, dan kalkon memberikankrem hingga merah tua.

Uji Aktivitas α-Glukosidase (Sutedja 2003)Preparasi sampel. Sampel yang diuji

dilarutkan dalam pelarut dimetil sufoksida(DMSO) dengan konsentrasi 1% (b/v).

Uji in vitro ekstrak buah mahkota dewaterhadap aktivitas α-glukosidase. Sebanyak1.0 mg α-glukosidase dilarutkan dalam 1 mLbufer fosfat 100 mM (pH 7.0) kemudianditambahkan 200 mg SBA yang telahdilarutkan dalam bufer fosfat 100 mM (pH7.0). Sebelum digunakan sebanyak 1 mLlarutan enzim tersebut diencerkan 25 kalidengan bufer fosfat (pH 7.0). Campuranreaksi terdiri atas 500 μL PNG 20 mM sebagaisubstrat, 980 µL larutan bufer fosfat (pH 7),dan 20 µL larutan sampel dalamdimetilsulfoksida (DMSO). Campuran reaksidiinkubasi selama 5 menit dan ditambahkan500 µL larutan α-glukosidase kemudiandiinkubasi selama 15 menit. Reaksi enzimdihentikan dengan penambahan 2000 µLNa2CO3 dan p-nitrofenol yang dihasilkandibaca absorbannya dengan spektrofotometerUV pada panjang gelombang 400 nm. Tabletakarbosa (Glucobay) dilarutkan dalam buferdan HCl 2 N (1:1) dengan konsentrasi 1% b/vsebagai kontrol positif. Endapan dikumpulkandengan pemusingan dan supernatannyasebanyak 20 μL dimasukkan ke dalamcampuran reaksi seperti pada sampel. Hasilreaksi tersebut diukur denganspektrofotometer UV pada panjanggelombang 400 nm. Sampel dan kontrolpositif dilakukan dua kali ulangan (duplo).Data-data kontrol positif digunakan sebagaipembanding dengan sampel yang diuji. Baganalir uji inhibisi α-glukosidase dapat dilihatpada Lampiran 4.

Page 17: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

7

Persentase inhibisi = 100)( 01

K

SSK

K : absorban kontrol negatifS1 : absorban sampel dengan penambahan

enzimS0 : absorban sampel tanpa penambahan

enzim

Isolasi Golongan Flavonoid (Sutradhar et al2007)

Isolasi flavonol. Sebanyak 100 g serbuksampel MD Merah Sekali (MS) diekstraksiEtOH menggunakan metode maserasi selama24 jam. Ekstrak kasar EtOH dipekatkandengan penguap putar pada suhu 35ºC.Ekstrak pekat dipartisi berturut-turut denganheksana, kloroform, EtOAc. Ekstrak EtOAcdipekatkan dan diuji aktvitas inhibisi α-glukosidase.

Isolasi flavon. Prosedur ekstraksi samadengan isolasi flavonol, namun partisi dalamisolasi flavon dilanjutkan dengan BuOH.Ekstrak BuOH dipekatkan dan diuji aktvitasinhibisi α-glukosidase Bagan alir isolasigolongan flavonoid dapat dilihat padaLampiran 5.

Pemilihan Eluen TerbaikPelat Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

yang digunakan adalah pelat aluminium jenissilika gel G60F254 dari Merck. Ekstrak pekatteraktif dari golongan flavonoid ditotolkanpada pelat KLT. Setelah kering langsungdielusi dalam ruang elusi yang telahdijenuhkan oleh uap eluen pengembang.Eluen yang digunakan sebagai awalpemisahan adalah metanol, kloroform, dan etilasetat. Perbandingan kloroform: asam asetat:air (90:45:6) (Harbone 1987). Eluen akandiperbaiki lebih lanjut apabila pemisahanbelum baik. Noda hasil elusi diamati di bawahlampu UV pada panjang gelombang 254 dan366 nm.

Fraksinasi dengan Kromatografi Kolom(Rouessac & Rouessac 1994)

Fraksinasi dilakukan dengan pengemasankolom sebanyak 40 g untuk pemisahan 2,5gram ekstrak dengan diameter 2 cm dan tinggikolom 30 cm. Dalam pengemasan kolomjumlah silika gel 15-20 kali jumlah ekstrakdan perbandingan tinggi adsorban dandiameter kolom 8:1. Ekstrak teraktif golonganflavonoid dilarutkan dalam eluen terbaik,kemudian dipisahkan komponen-komponennya dengan kolom kromatografidengan elusi step gradient (peningkatan

kepolaran). Eluat ditampung setiap 5 mLdalam tabung reaksi yang telah diberi nomorkemudian diuji dengan KLT. Noda pemisahandideteksi di bawah lampu UV 254 nm dan 366nm. Eluat yang memiliki Rf dan pola KLTyang sama digabungkan sebagai satu fraksidan diuji aktivitas α-glukosidase sehinggadiperoleh fraksi teraktif.

Identifikasi Senyawa (Harborne 1987)Identifikasi senyawa menggunakan

spektrofotometer UV dan IR. Identifikasimenggunakan spektrofotometer UV dilakukandengan mengukur spektrum serapan dalamlarutan blanko yang sangat encer denganpembanding blanko pelarut. Pelarut yangdigunakan dalam pengukuran adalah pelarutsampel. Senyawa dalam sampel diukur padapanjang gelombang 250-560 nm.

Indentifikasi menggunakan IR dilakukandengan menimbang sebanyak ±0.8000 mgsampel dihaluskan bersamaan dengan 0.2004gram KBr dalam mortar agat. Setelahdihaluskan dan bercampur, serbuk inidimasukkan ke dalam alat pencetak pelat KBrdan ditekan sehingga diperoleh serbuklempeng yang transparan. Lempeng yangdiperoleh dimasukkan ke dalamspektrofotometer IR. Spektrum yang munculbiasanya digambarkan dalam bentuk kurvatransmitan dan bilangan gelombang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penetapan Kadar air

Serbuk buah mahkota dewa disiapkandari buah mahkota dewa MS, MH, dan HMyang telah dicuci bersih, diiris dan dipotongkecil-kecil, selanjutnya dikeringkan pada suhu50ºC sampai kadar airnya di bawah 10%.Suhu ini relatif aman untuk mencegah terjadikerusakan pada senyawa metabolit sekundertertentu, khususnya flavonoid. Flavonoidmerupakan suatu senyawa fenol yangmemiliki sistem aromatik yang terkonjugasi.Sistem aromatik terkonjugasi mudah untukrusak pada suhu tinggi.

Buah mahkota dewa MS memiliki kadarair 8.26%, MH 7.30%, dan HM 7.63%(Lampiran 6). Hal ini menunjukkankandungan air dalam buah mahkota dewabervariasi tergantung pada tingkatkematangannya. Berdasarkan nilai reratakadar air yang diperoleh berarti dalam 100gram sampel terdapat kandungan 7-8 gram air.Hasil ini menunjukkan buah mahkota dewa

Page 18: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

8

dapat disimpan dalam jangka waktu relatiflama.

Penentuan kadar air berfungsi mengetahuikandungan kadar air pada sampel sebagaipersen bahan keringnya. Selain itu berfungsiuntuk mengetahui ketahanan sampel terhadappenyimpanan (Harjadi 1993). Kadar air yangbaik adalah kurang dari 10%, karena padatingkat kadar air tersebut waktu simpansampel akan relatif lebih lama dan terhindardari pencemaran yang disebabkan olehmikroba (Winarno 1992). Kadar air padasampel tidak selalu sama karena dipengaruhioleh kelembaban, perlakuan terhadap sampel,dan besarnya penguapan. Kandungan airdihilangkan dengan pemanasan pada suhu105ºC. Menurut Harjadi (1993), air yangterikat secara fisik dapat dihilangkan denganpemanasan pada suhu 100-105ºC.

Isolat Flavonoid

Ekstraksi. Metode ekstraksi yangdigunakan adalah maserasi. Ekstraksiflavonoid dilakukan dengan pelarutmetanol:air dengan dua nisbah (9:1) dan (1:1).Ekstraksi dengan pelarut metanol:air (9:1)bertujuan menarik senyawa-senyawa bersifatpolar contohnya flavonoid, sedangkan nisbah(1:1) bertujuan menarik senyawa bersifat lebihpolar seperti flavonoid-O-glikosida (Markham1988). Flavonoid-O-glikosida mengandungmolekul gula. Molekul gula ini mengandungpula gugus hidroksil. Gugus hidroksil bersifatpolar, sehingga akan mudah larut pula dengankepolaran yang tinggi.

Rendemen ekstrak kering flavonoid buahmahkota dewa jenis merah sekali (MS)5.07%, merah kehijauan (MH) 7.69%, danhijau kemerahan (HM) 8.23%. Rendemenekstrak yang diperoleh telah memperhatikankadar air buah mahkota dewa. Ekstrak akhirberupa pasta berwarna coklat denganintensitas kepekatan warna coklat dari palingtertinggi ke rendah berturut-turut MS, MH,dan HM. Rendemen ekstrak flavonoid buahmahkota dewa MS paling kecil dari MH danHM, karena kandungan flavonoid untuk MHdan HM lebih banyak daripada MS.

Uji fitokimia. Uji fitokimia merupakanuji yang dilakukan untuk mengetahuikandungan senyawa metabolit sekunder yangterdapat di dalam sampel. Analisis fitokimiadilakukan terhadap simplisia buah mahkotadewa dan ekstrak flavonoid buah mahkotadewa. Terdapat perbedaan kandunganmetabolit sekunder pada simplisia dan ekstrakflavonoid buah mahkota dewa.

Berdasarkan hasil uji fitokimia simplisiabuah mahkota dewa (Tabel 2 ) ini samadengan yang dilaporkan Rohimah (2008)bahwa simplisia mengandung senyawaalkaloid, flavonoid, tanin, dan saponin.Senyawa flavonoid memberikan intensitaswarna pada buah mahkota dewa MS berwarnajingga lebih tua dibandingkan dengan buahmahkota dewa MH dan HM yang berwarnajingga muda.

Tabel 2 Hasil uji fitokimia simplisia buahmahkota dewa (MS, MH, dan HM)

SimplisiaSenyawa

MS MH HMAlkaloid Dragendrorf + ++ + Wagner ++ ++ + Meyer + + +Flavonoid +++ ++ ++Saponin + + +Tanin ++ ++ ++Triterpenoid - - -Steroid - - -

Keterangan: (-): tidak terdeteksi; (+): terdeteksi;Semakin banyak (+) intensitas warnasemakin meningkat

Hasil uji fitokimia terhadap ekstrakflavonoid (Tabel 3) menunjukkan hasil positiftanin. Adanya senyawa tanin pada ekstrakdimungkinkan karena tanin dan flavonoidsama-sama senyawa fenol, sehingga walaupunekstraksi dilakukan dengan maksudmengambil senyawa flavonoid, senyawa fenollain seperti tanin juga ikut terekstraksi.

Tabel 3 Hasil uji fitokimia ekstrak flavonoidbuah mahkota dewa (MS, MH, danHM)

Keterangan: (-): tidak terdeteksi; (+): terdeteksi;Semakin banyak (+) intensitas warnasemakin meningkat

Ekstrak flavonoid buah mahkota dewajuga mengandung adanya saponin. Hal inidisebabkan ekstraksi flavonoid menggunakancampuran pelarut metanol dan air. Pelarut air

Ekstrak FlavonoidSenyawa

MS MH HMAlkaloid Dragendrorf - - - Wagner - - - Meyer - - -Flavonoid +++ ++ ++Saponin ++ ++ ++Tanin ++ ++ ++Triterpenoid - - -Steroid - - -

Page 19: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

9

dapat mengekstraksi senyawa saponin. Hal inisesuai dengan pernyataan Sugiawati (2005),bahwa saponin terdapat dalam buah mahkotadewa yang diekstrak dalam pelarut air. Hasiluji fitokimia ekstrak flavonoid buah mahkotadewa dapat dilihat pada Tabel 3.

Uji Aktivitas α-Glukosidase.Kemampuan buah mahkota dewamenginhibisi α-glukosidase bersifat sebagaiinhibitor kompetitif karena buah mahkotadewa dan substrat (p-nitropenil) salingberkompetisi untuk berikatan pada sisi aktifenzim dalam membentuk kompleks enzim(Sugiawati 2005). Inhibisi terhadap aktivitasα-glukosidase oleh ekstrak flavonoid buahmahkota dewa MS, MH, dan HM padakonsentrasi 1% menunjukkan bahwa buahmahkota dewa MS memberikan inhibisi lebihbesar daripada MH dan HM (Gambar 7).Daya inhibisi buah mahkota dewa MS sebesar40.26%, MH 23.06%, dan HM 32.13%.

Daya inhibisi buah mahkota dewadipengaruhi oleh tingkat kematangan, dayainhibisi buah HM lebih tinggi dari pada MH,hal ini menandakan aktivitas inhibisi ekstrakflavonoid mengalami fluktuatif. Hal inidipengaruji oleh kandungan metabolitsekunder buah mahkota dewa. Sementara itu,berdasarkan hasil penelitian Sugiawati (2005)dinyatakan bahwa ekstrak metanol buahmahkota dewa muda lebih tinggi dayainhibisinya daripada buah tua. Hasil yangberbeda ini disebabkan oleh faktor pelarut dansumber mahkota dewa yang digunakanberbeda, yaitu berasal dari Jawa Tengah.

96,8

40,26

23,0632,13

0

20

40

60

80

100

120

Akarbosa MD MS MD MH MD HM

Sampel

% Inhi

bisi

Gambar 7 Inhibisi aktivitas α-glukosidase dariakarbosa, ekstrak flavonoid buahmahkota dewa MS, MH, dan HM

Daya inhibisi akarbosa sebagai kontrolpositif mempunyai daya inhibisi sangat tinggisebesar 96.80%. Tinggi daya inhibisi akarbosamenyebabkan akarbosa dijadikan sebagai obatdiabetes. Penggunaan obat sintetik inimenyebabkan efek samping, misalnya

kembung, diare, dan kram usus. Oleh karenaitu diperlukan substansi alam sebagaialternatif, salah satunya adalah buah mahkotadewa.

Isolat Senyawa Golongan Flavonoid

Ekstraksi. Ekstraksi senyawa golonganflavonoid dilakukan pada buah mahkota dewajenis MS yang memiliki inhibisi enzimtertinggi, yaitu 40.26%. Berdasarkan hasilpengujian golongan flavonoid, menunjukkanekstrak mengandung senyawa flavonol danflavon (Lampiran 9).

Ekstraksi flavon dan flavonol dilakukandengan menggunakan pelarut etanol. MenurutHarborne (1987), bahan segar dapatdiekstraksi dengan alkohol, tetapi untuk bahankering dan kayu diekstraksi menggunakancampuran alkohol dan air. Alkohol merupakanpelarut serba guna yang baik untuk ekstraksi.Etanol juga merupakan pelarut yang seringdigunakan untuk ekstraksi karenamenghasilkan bahan aktif yang optimal dankemungkinan jumlah pengotor yang ikutdalam larutan pengekstraksi sangat kecil.

Ekstrak etanol flavonol dipartisi berturut-turut dengan heksana, kloroform, etil asetat.Ekstrak flavon dipartisi sama dengan flavonoltetapi ditambah dengan butanol. Partisidengan heksana dan kloroform untukmemisahkan senyawa yang non polar dansedikit polar. Partisi dengan etil asetatbertujuan mengambil senyawa flavonol yanglarut baik dalam etil asetat. Partisi flavondengan butanol bertujuan mengambil senyawaflavon dalam pelarut butanol. Flavonol lebihpolar daripada flavon karena flavonolmemiliki kelebihan gugus hidroksi pada posisi3. Oleh karena itu flavonol dapat larut dalametil asetat yang kepolarannya lebih tinggidaripada flavon yang larut dalam butanoldengan kepolaran yang sedikit lebih rendah(Wijono 2003).

Rendemen ekstrak kering flavonol lebihsedikit dibandingkan flavon yaitu flavonol2.68% dan flavon 3.06%. Hal ini menandakanbuah mahkota dewa MS mengandungsenyawa flavon lebih banyak dibandingkanflavonol. Ekstrak flavonol berwarna lebihcoklat daripada flavon. Penampilan keduaekstrak berbentuk pasta.

Uji fitokimia. Berdasarkan hasilpengujian fitokimia, ekstrak flavonolmengandung senyawa flavonoid denganintensitas warna jingga lebih tua dibandingkanflavon. Tanin ditemukan pada kedua ekstrak,namun ekstrak tersebut tidak mengandung

Page 20: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

10

senyawa saponin yang berbeda denganekstraksi flavonoid sebelumnya. Hal inidisebabkan ekstraksi flavonol dan flavon tidakmenggunakan pelarut air (Tabel 4).

Tabel 4 Hasil uji fitokimia ekstrak senyawaflavonoid

EkstrakSenyawa

Flavonol flavonAlkaloidDragendrorf - -Wagner - -Meyer - -

Flavonoid +++ ++Saponin - -Tanin ++ ++Triterpenoid - -Steroid - -

Keterangan: (-): tidak terdeteksi; (+): terdeteksi;Semakin banyak (+) intensitas warnasemakin meningkat

Uji Aktivitas α-Glukosidase. Dayainhibisi flavonol lebih tinggi dari pada flavon(Gambar 8). Persentase daya inhibisikeduanya sangat berbeda jauh, dan dapatdipastikan flavonol memberikan daya inhibisiterbesar. Hal ini disebabkan oleh segistrukturnya flavonol memberikan kelebihangugus hidroksil pada posisi 3 daripada flavonsehingga kemampuan sebagai inhibitor jauhlebih tinggi daripada flavon (Lukacinova et al.2008).

41,97

8,81

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Flavonol Flavonoil

Sampel

% Inh

ibisi

Gambar 8 Inhibisi aktivitas α-glukosidasedari ekstrak flavonol dan flavonbuah mahkota dewa MS.

Fraksinasi

Fraksinasi dilakukan terhadap ekstrakflavonol buah mahkota dewa MS, karenamemiliki inhibisi terhadap aktivitas α-glukosidase lebih tinggi dibandingkan flavonyaitu 41.97%. Fraksinasi menggunakan eluenterbaik dengan perbandingan kloroform:asamasetat:air (67.5:45:6) (Gambar 9). Pemisahandilakukan dengan metode step gradient

(peningkatan kepolaran), hal ini bertujuanagar dengan peningkatan polaritas sistemeluen, semua komponen akan terbawa lebihcepat (Harvey 2000).

Elusi diawali dengan pelarut kloroform,kemudian campuran ketiga pelarut dandiakhiri dengan pelarut air. Hasil pemisahanekstrak ditampung sebanyak 5 ml dalam tiaptabung reaksi. Pemisahan ekstrak tersebutdiperoleh 95 tabung reaksi. Hasilpengkoloman dimonitor dengan kromatografilapis tipis (KLT). Fase gerak yang digunakandalam KLT adalah eluen terbaikkloroform:asam asetat:air (67.5:45:6).Pemisahan dengan KLT dan kolomdidasarkan pada interaksi antara fase gerak,fase diam, dan analat.

Pergerakan suatu senyawa pada bidangadsorban tergantung pada kepolaran antaraeluen dengan senyawa tersebut. Fraksinasi inimenggunakan adsorban silika gel. Sifat darisilika gel adalah polar sehingga silika gel akanmengikat senyawa yang bersifat polar juga,sedangkan hubungannya dengan eluen yaitusenyawa yang polar akan cepat bergerak jikamenggunakan pelarut yang polar begitu jugasebaliknya (Harvey 2000). Senyawa yangkurang polar akan keluar terlebih dahulu darikolom dengan eluen kloroform dandilanjutkan dengan senyawa semi polardengan campuran ketiga eluen, dan terakhirsenyawa polar dengan eluen air.

Gambar 9 Profil KLT eluen terbaik kloroform:asamasetat: air (67.5:45:6) buahmahkota dewa MS isolasi senyawaflavonol. (Kondisi KLT: plat KLTSiO2 60 F254, visualisasi spot: UV254 nm dan 366 nm).

Spot yang terbentuk dapat dideteksidengan sinar UV pada panjang gelombang254 nm dan 366 nm, pada panjang gelombangini adanya senyawa yang berfloresens jikadisinari dengan sinar ultra lembayungsehingga spot akan terlihat. Eluen dalamtabung reaksi yang memiliki pola dan Rf yangsama dijadikan satu fraksi. Oleh karena itu,hasil fraksinasi senyawa flavonol buahmahkota dewa MS diperoleh 7 fraksi. Hasilfraksinasi ini dapat dilihat pada Lampiran 12.

Page 21: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

11

Uji aktivitas α-glukosidase pada hasilfraksinasi. Pengujian selanjutnya dilakukanpada hasil fraksinasi dari ekstrak flavonolbuah mahkota dewa MS dengan konsentrasiyang sama (Gambar 10). Berdasarkanpengujian terhadap ke tujuh fraksi, fraksiterakif adalah fraksi 2 dengan persentase80.08 %, sedangkan fraksi 6 memberikandaya inhibisi terendah yaitu 9.13%.

Daya inhibisi fraksi 2 hampir samadengan fraksi 3. Namun terdapat perbedaanjumlah komponen yang dihasilkan pada saatfraksinasi. Fraksi 2 terdapat 2 komponensenyawa dan fraksi 3 terdapat 4 komponen(Lampiran 12). Daya inhibisi fraksi teraktif inihampir mendekati daya inhibisi akarbosa.

43,18

80,8 78,79

54,8

40,25

9,1315,63

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

fraksi 1 fraksi 2 fraksi 3 fraksi 4 fraksi 5 fraksi 6 fraksi 7

Sampel

% Inh

ibisi

Gambar 10 Inhibisi aktivitas α-glukosidasedari hasil fraksinasi ekstrakflavonol buah mahkota dewaMS.

Berdasarkan pengujian aktivitas inhibisiα-glukosidase dari awal ekstrak flavonoidbuah mahkota dewa, flavonol, dan hasilfraksinasi memberikan persen inhibisisemakin meningkat. Peningkatan daya inhibisimenunjukkan bahwa jumlah komponensenyawa dari hasil isolasi golongan flavonoiddan fraksinasi memberikan daya inhibisi lebihtinggi daripada ekstrak kasarnya. Oleh karenaitu daya inhibisi α-glukosidase dipengaruhioleh senyawa kimia yang terdapat dalamekstrak. Senyawa ini bekerja sebagai inhibitorkompetitif terhadap α-glukosidase sehinggadapat menghambat kerja enzim untukmenghidrolisis substrat menjadi produk yaituglukosa.

Identifikasi Spektrofotometer Ultraviolet(UV) dan Inframerah (IR)

Identifikasi senyawa flavonol denganspektrofotometer UV terdapat pada panjanggelombang 250-385 nm (Markham 1988).Identifikasi fraksi teraktif (fraksi 2) denganspektrofotometer UV memberikan serapanmaksimum pada panjang gelombang 257 nm

(Gambar 11). Hasil tersebut menunjukkanterjadinya transisi п- п* yang dihasilkan darikromofor C=O dan C=C (Sujdadi 1983).Berdasarkan hasil monitor KLT terdapat duakomponen senyawa, sedangkan dalamidentifikasi UV hanya terdapat satu λmaks.Kemungkinan dua komponen senyawatersebut memiliki kemiripin karakter senyawayang sama sehingga hanya terlihat satupuncak saja.

Gambar 11 Spektrum UV fraksi teraktifdengan serapan maksimunpada 257 nm.

Berdasarkan spektrum inframerah fraksiteraktif (Lampiran 14) terdapat 3 gugus fungsidengan intensitas kuat, yaitu uluran–OH padaserapan 3417.30 cm-1, dan gugus C=O (keton)pada serapan 1715.84 cm-1. Dugaan adanyagugus cincin heterosiklik terlihat pada serapan1516.23 dan 1457.01 dengan intesitas sedang,dan terakhir terdapat gugus fungsi benzena o-subsitusi pada serapan 720.96 cm-1 denganintensitas lemah. Berdasarkan dugaan gugusfungsi yang didapatkan, terbukti adanyasenyawa golongan flavonoid (Tabel 5).

Tabel 5 Absorpsi inframerah gugus-gugusfungsi fraksi teraktif hasilfraksinasi ekstrak pekat flavonoidMS

*) Sumber: Colthup et al. 1975 dan Pavia et al. 1996

BilanganGelombang

(cm-1)

Literatur* Gugus Dugaan

3417.30 3100-3700 Uluran –OH

1715.84 1550-1900 C=O (Keton)

1516.23dan

1457.011500-1600 dan

1430-1500Cincin hetero-

aromatik

720.96 720-760 Benzena o-substitusi

Page 22: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

12

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Ekstrak etanol buah mahkota dewa yangmerah sekali mempunyai aktivitas inhibisi α-glukosidase terbesar, yaitu 40.26%. Demikianpula hasil ekstrak senyawa golonganflavonoidnya, yaitu flavonol memberikaninhibisi lebih tinggi, 41.95%, dibandingkanflavon, 8.81%.

Pemisahan ekstrak flavonol buahmahkota dewa MS menghasilkan 7 fraksi,fraksi teraktifnya memberikan inhibisiterbesar, yaitu 80.80%. Berdasarkan hasilidentifikasi IR, diduga fraksi teraktifmengandung senyawa golongan flavonoid,serta hasilnya diperkuat dengan identifikasiUV yang memberikan serapan maksimumpada 257 nm.

Saran

Perlu dilakukan pemisahan lebih lanjutpada fraksi teraktif, uji aktivitas α-glukosidase untuk mendapatkan nilai IC50, ujitoksisitas in vitro dan in vivo, serta ujikarakteristik dengan LC-MS dan spektroskopiNMR untuk menentukan suatu senyawasecara kuantitatif.

DAFTAR PUSTAKA

Andersen M, Markam R. 2006. Flavonoid:Chemistry, Biochemistry, andApplications. Prancis: CRC PressTaylor & Francis Group.

Deqiang R. et al. 2003. Studies on the Anti-diabetes Constituents from Opuntiadillenii HAW Cultivated in Hainan.Molecular Plant Breeding (5/6): 823-823.

Colthup AL. et al. 1975. Introduction toInfrared And Raman Spectroscopysecond edition. New York: AcademicPress.

Fawzy C. et al. 2008. Antidiabetic andAntioxidant Activities of MajorFlavonoids of Cynanchum acutum L.(Asclepiadaceae) Growing in Egypt. Z.Naturforsch 63: 658-662.

Furniss BS. et al. 1989. Vogel’s Textbook ofPractical Organic Chemistry 4th. NewYork: John Wiley & Sons, Ltd.

Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia:Penuntun Cara Modern MenganalisisTumbuhan. Padmawinata, I Sudiro,penerjemah. Bandung: InstitutTeknologi Bandung. Terjemahan dari:Phytochemical Method.

Harjadi W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar.Jakarta: Gramedia.

Harmanto N. 2003. Mahkota Dewa ObatPusaka Para Dewa. Jakarta:Agromedia Pustaka.

Harvey D. 2000. Modern AnalyticalChemistry. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc

Houghton J, Raman. 1998. Laboratoryhandbook for the Fractionation ofNatural Ekstract. London: Chapman &Hall.

Hutapea Jr. et al. 1999. Inventaris TanamanObat Indonesia, Jilid V. Jakarta: BadanPenelitian dan PengembanganKesehatan, Depkes.

Khopkar. 2007. Konsep Dasar Kimia Analitik.Saptorahardjo, penerjemah. Jakarta: UIPress. Terjemahan dari: Basic Conceptof Analitical Chemistry.

Lee SK. et al. 2007. Inhibitory activityEuonimus alatus Against α-Glukosidase In Vitro and In Vivo.Nutrition Research and Practice 1(3):184-188.

Lehninger AL. 1990. Dasar-Dasar Biokimia,Thenawidjaja, penerjemah. Jakarta:Erlangga. Terjemahan dari: Basic ofBiochemistry.

Lukacinova L. et al. 2008. Preventive Effectsof Flavonoids on Alloxan-InducedDiabetes Mellitus in Rats. ACTA VET.BRNO (77): 175-182

Markham KR. 1988. Cara mengidentifikasiFlavonoid. Padmawinata K,penerjemah. Bandung: InstitutTeknologi Bandung. Terjemahan dari:Techniques of Flavonoid Identification.

Page 23: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

13

Meloan CE. 1999. Chemical Separation.NewYork: J Willey.

Mistra R. 2004. Tiga Jurus Melawan DiabetesMelitus. Jakarta: Puspa Swara.

Pavia DL et al. 1996. Introduction toSpectroscopy a Guide for Students ofOrganic Chemistry. Washington:Washington University.

Robinson T. 1995. Kandungan OrganikTumbuhan Tingkat Tinggi. Bandung.ITB.

Rohimah A. 2008. Isolasi dan IdentifikasiSenyawa Golongan Alkaloid dariEkstrak Buah Mahkota Dewa yangMenginhibisi α-Glukosidase [Skripsi].Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Rouessac F, Rouessac A. 1994. ChemicalAnalysis Modren InstrumentationMethods and Techniques 2nd. USA:John Wiley & Sons, Ltd.

Saufi A. 2007. Lignans in Phaleriamacrocarpa (Scheff.) Boerl and inLinum flavum var. compactumL.[Disertasi]. Düsseldorf: UniversitasDüsseldorf.

Septiawati T. 2008. Daya hambat EkstrakEtanol Buah Mahkota Dewa TerhadapAktivitas α-Glukosidase Secara InVitro [Skripsi]. Bogor: DepartemenKimia FMIPA IPB, Institut PertanianBogor.

Singab AN. et al. 2005. Hypoglycemic effectof Egyptian Morus alba root barkextract: Effect on diabetes and lipidperoxidation of streptozotocin-induceddiabetic rats. Journal ofEthnopharmacology 100: 333–338.

Sou S et al. 2000. Novel α-GlukosidaseInhibitors with a TetrachloropthlamideSkeleton. Bioorganic & MedicinalChemistry Letters 10: 1081-1084.Tokyo: Institute of Molecular andCellular Biosciences.

Sudjadi. 1983. Penentuan Struktur SenyawaOrganik. Bandung: Ghalia Indonesia.

Sugiwati S. 2005. Aktivitas Antihiperglikemikdari Ekstrak Buah Mahkota Dewa

(Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.)Sebagai Inhibitor α-Glukosidase InVitro dan In Vivo pada Tikus Putih[Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana,Institut Pertanian Bogor.

Sutradhar RK et al. 2007. Three NewFlavonol C- Glycosides fromSida cordifolia Linn. J. Iran.Chem. Soc 4 (2) :175-181.

Suyono. 2002. Kecendrungan PeningkatanJumlah Pasien Diabetes MelitusTerpadu. Jakarta: Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia.

[World Health Organization]. 1999.Definition, Diagnosis, andClassification of Diabetes Mellitus andits Complications. Geneva: Departemenof Noncommunicable DieseaseSurveillance .

Wijono S. 2003. Isolasi Dan IdentifikasiFlavonoid Pada Daun Katuk (Sauropusandrogynus (L.) Merr). Makara, Sains 7(2) : 52-66

Winarno FG. 1997. Kimia Pangan dan Gizi.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wulandari ND. 2005. Perbandingan MetodeEkstraksi Buah Mahkota Dewa dan UjiToksisitas Subkronis pada Tikus Putih[Skripsi]. Bogor: Institut PertanianBogor.

Page 24: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

14

14

Page 25: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

LAMPIRAN

Page 26: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

15

Lampiran 1 Bagan Alir Penelitian

Simplisia buah mahkota dewa (HM, MH, MS)

Ekstraksi Flavonoid (Lampiran 2)

Uji golongan flavonoid Ekstrak Flavonoid Uji Fitokimia

Uji aktivitas α-Glukosidase(Lampiran 4)

Ekstrak teraktif

Isolasi golongan flavonoid(Lampiran 5)

Uji aktivitas α-Glukosidase

Golongan flavonoid teraktif

Fraksinasi dengan kolom kromatografi

Fraksi I Fraksi II Fraksi III Fraksi ke-n

Uji aktivitas (Lanjutan)

Fraksi teraktif

Identifikasi Spektrofotometer UV dan IR

Keterangan: HM: buah berwarna hijau kemerahanMH: buah berwarna merah kehijauanMS: buah berwarna merah sekali

Page 27: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

16

Lampiran 2 Ekstraksi Flavonoid

Simplisia buah mahkota dewa

Maserasi

MeOH:H2O (9:1) MeOH:H2O (1:1)

Filtrat dikumpulkan

Dipekatkan sampai dengan sepertiga volumenya

Partisi dengan heksana dan kloroform

Fraksi heksana Fraksi airdan kloroform

dikeringbekukan

ekstrak flavonoid

Page 28: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

17

Lampiran 3 Uji Fitokimia

a) Uji Alkaloid0.1 gram sampel

ekstrak dengan 10 mL kloroform dan beberapa tetes amonia saring

10 tetes H2SO4

lapisan asam +pereaksi

Dragendorf Meyer Wagner

↓ jingga ↓ putih ↓ coklat

b) Uji saponin, flavonoid, dan tanin0.1 gram sampel

dilarutkan dalam 10 mL air panas didihkan selama 5 menit

saring

kocok + 0.5 mg Mg+1 mL HCl pekat

+ 1 mL amil alkohol

+ 10 mL FeCl3 1%

Busa 10 menit

saponin

Merah/kuning/jingga (flavonoid)

Biru tua(tanin)

c) Steroid/triterpenoid0.1 gram sampel

dilarutkan dalam 25 mL etanol panasuapkan pelarut

residu dilarutkan dalam eter

ekstrak eter

+ 3 tetes anhidrida asam asetat dan 1 tetes H2SO4 pekat

merah/ungu hijau/biru (triterpenoid) (steroid)

Page 29: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

18

Lampiran 4 Prosedur sistem reaksi enzim untuk satu sampel

Larutan Blanko (µl) Kontrol (µl) S0 (µl) S1 (µl)Sampel - - 20 20DMSO 20 20 - -Buffer 980 980 980 980

Substrat 500 500 500 500Inkubasi 370C (5 menit)

Buffer 500 - 250 -Enzim - 500 - 500

Inkubasi 370C (15 menit)Na2CO3 2000 2000 2000 2000

Keterangan :B : BlankoK : KontrolS0 : Kontrol SampelS1 : SampelRumus :% inhibisi = A terkoreksi kontrol – (A terkoreksi S1 – A terkoreksi S0)

A terkoreksi kontrol= (K-B) – [(S1-B) – (S0-B)]

(K-B)

Page 30: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

19

Lampiran 5 Bagan alir isolasi golongan flavonoid

a) Isolasi flavonolSimplisia buah mahkota dewa MS

Maserasi dengan EtOH

Filtrat

Ekstrak pekat EtOH

Partisi berturut-turut denganheksana, kloroform, etil asetat

Ekstrak etil asetat

Uji aktivitas α-Glukosidase

b) Isolasi flavonSimplisia buah mahkota dewa MS

Maserasi dengan EtOH

Filtrat

Ekstrak pekat EtOH

Partisi berturut-turut denganheksana, kloroform, etil asetat, dan butanol

Ekstrak butanol

Uji aktivitas α-Glukosidase

Page 31: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

20

Lampiran 6 Penetapan kadar air buah mahkota dewa MS, MH, dan HM

a) Kadar air buah mahkota dewa Merah Sekali (MS)

UlanganBobot sampel

(g)Bobot cawankosong (g)

Bobot cawan +sampel kering

Kadar air(%)

1 2.0037 43.7635 45.6050 8.092 2.0089 1.9283 3.7638 8.633 2.0283 3.8081 5.6536 8.11

Rerata 8.26

b) Kadar air buah mahkota dewa Merah Kehijauan (MH)

UlanganBobot sampel

(g)Bobot cawankosong (g)

Bobot cawan +sampel kering

Kadar air(%)

1 2.0051 1.9524 3.8112 7.292 2.0052 1.9536 3.8100 7.423 2.0025 1.9133 3.7717 7.20

Rerata 7.30

c) Kadar air buah mahkota dewa Hijau Kemerahan (HM)

UlanganBobot sampel

(g)Bobot cawankosong (g)

Bobot cawan +sampel kering

Kadar air(%)

1 2.0005 30.2526 32.1077 7.272 2.0065 1.9952 3.8470 7.713 2.0269 19.9790 21.8454 7.92

Rerata 7.63

Contoh perhitungan ulangan 1 buah mahkota dewa MS:

%8.09

100%gram2.0037

gram43.7635)(45.60502.0037

100%sampelBobot

)Bobotkering)sampelcawan((BobotsampelBobotairKadar

gcawankoson

Page 32: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

21

Lampiran 7 Perolehan rendemen ekstrak kasar flavonoid

Sampelmahkota dewa

Kadar air%

Bobot sampel(g)

Bobot ekstrakkasar (g)

Rendemen(%)

MS 8.26 50.2906 2.3412 5.07MH 7.30 50.3633 3.5923 7.69HM 7.63 50.8716 3.8672 8.23

Contoh perhitungan MD MS:

Lampiran 8 Daya inhibisi α-glukosidase dari ekstrak flavonoid buah mahkotadewa dengan konsentrasi 1% (b/v)

Sampel Larutan Absorbans Absorbanterkoreksi

Inhibisi(%)

Rerata(%)

Blanko 0.083 - -Kontrol (K) 0.458 0.375 -

S0 0.085 0.002 -S1- 1 0.096 0.013 97.07AkarbosaS1- 2 0.098 0.015 96.53

96.80

S0 0.767 0.684 -S1- 1 0.993 0.910 39.73

Mahkotadewa MS

S1- 2 0.989 0.906 40.8040.26

S0 0.869 0.786 -S1- 1 1.160 1.077 22.40

Mahkotadewa MH

S1- 2 1.155 1.072 23.7323.06

S0 0.835 0.752 -S1- 1 1.088 1.005 32.53

Mahkotadewa HM

S1- 2 1.091 1.008 31.7332.13

Contoh perhitungan:

96.80%

100%0.375

0.002)-(0.013-0.375

100K

)S(SKinhibisipersentase 01

5.07%

%100gram50.2906 x0.0826)-(1

gram2.3412

%100)sampel(Bobot xair)kadar-(1

kasarekstrakBobotRendemen

Page 33: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

22

Lampiran 9 Hasil uji golongan flavonoid untuk buah mahkota dewa MS, MH,dan HM

HasilPereaksi Golongan flavonoid Warna hasil reaksiMS MH HM

CH3COONa Merah - - -

FeCl3 Biru +++ ++ +

Na2CO3

Antosianidin

Ungu, biru, atau hijau - - -

(CH3COO)2Pb Kalkon Jingga - - -

Auron Merah - - -

Flavon Jingga hingga krem - - -

NaOH 0,1 N Kalkon dan Auron Merah hingga ungu - - -

Flavonol dan flavon Kuning +++ ++ +

H2SO4 pekat Flavonol dan flavon Kuning +++ ++ +

Flavonol Jingga hingga krem +++ + +

Kalkon Merah - - -

Keterangan : + memberikan warna yang sesuai- memberikan warna yang tidak sesuai

Semakin banyak tanda + intensitas warna semakin tinggi

Page 34: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

23

Lampiran 10 Perolehan rendemen ekstrak buah mahkota dewa merah sekali (MS)pada isolasi golongan flavonoid

IsolasiKadar air

%Bobot sampel

(g)Bobot ekstrak

kasar (g)Rendemen

(%)Flavonol 8.26 100 2.4561 2.68

Flavon 8.26 100 2.8098 3.06

Contoh perhitungan MD MS:

Lampiran 11 Daya inhibisi α-glukosidase dari ekstrak buah mahkota dewa merahsekali (MS) pada isolasi golongan flavonoid dengan konsentrasi1% (b/v)

Sampel Larutan Absorbans Absorbanterkoreksi

Inhibisi(%)

Rerata (%)

Blanko 0.061 - -Kontrol (K) 0.254 0.193 -

S0 0.237 0.176 -S1- 1 0.348 0.287 42.49FlavonolS1- 2 0.350 0.289 41.45

41.97

S0 0.403 0.342 -S1- 1 0.578 0.517 9.33FlavonS1- 2 0.580 0.519 8.29

8.81

Contoh perhitungan:

41.97%

100%0.193

0.176)-(0.287-0.193

100K

)S(SKinhibisipersentase 01

2.68%

%100gram100 x0.0826)-(1

gram2.4561

%100sampel)(Bobot xair)kadar-(1

kasarekstrakBobotRendemen

Page 35: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

24

Lampiran 12 Hasil fraksinasi dan profil KLT hasil fraksinasi buah mahkota dewaMS senyawa flavonol dengan eluen kloroform : asam asetat : air(67.5:45:6)

Tabungke-

Jarak spotdari garisawal (cm)

Jarak tempuheluen dari garis

awal (cm)

Rf Fraksike-

Warnaekstrak

Bobot(g)

1-2 - - - - - -3 6.8 7 0.975 6.8 7 0.97

10 6.8 7 0.9715 6.8 7 0.9720 6.8 7 0.9725 6.8 7 0.9730 6.8 7 0.97

1 ++++ 1.0328

31 6.7 7 0.965.4 7 0.77

35 6.6 7 0.945.3 7 0.76

36 6.6 7 0.945.5 7 0.78

2 ++++ 0.3580

37 5.1 7 0.734.3 7 0.613.4 7 0.483.0 7 0.43

40 5.2 7 0.744.2 7 0.603.4 7 0.482.9 7 0.41

48 5.0 7 0.714.2 7 0.603.3 7 0.472.9 7 0.41

3 +++++ 0.5593

Keterangan: Semakin banyak tanda (+) intensitas warna kuning semakin meningkat

Page 36: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

25

Lampiran 12 Hasil fraksinasi ekstrak flavonol buah mahkota dewa merah sekali(lanjutan....)

Tabungke-

Jarak spotdari garisawal (cm)

Jarak tempuheluen dari garis

awal (cm)

Rf Fraksike-

Warnaekstrak

Bobot(g)

49 3.4 7 0.482.8 7 0.40

50 3.4 7 0.482.8 7 0.40

55 3.3 7 0.472.7 7 0.39

59 3.2 7 0.472.7 7 0.39

4 + 0.2691

60 2.8 8.2 0.342.2 8.2 0.27

65 2.8 8.2 0.342.2 8.2 0.27

70 2.9 8.2 0.352.3 8.2 0.28

5 +++ 0.4762

71 2.0 7.2 0.271.3 7.2 0.18

75 2.1 7.2 0.291.4 7.2 0.19

77 2.2 7.2 0.301.4 7.2 0.19

6 +++ 0.2675

78 1.5 7.2 0.2180 1.6 7.2 0.2294 1.6 7.2 0.22

7 ++ 0.1241

95-100 - - - - - -Keterangan: Semakin banyak tanda (+) intensitas warna kuning semakin meningkat

Contoh perhitungan:

Rf = Jarak spot dari garis awalJarak tempuh eluen dari garis awal

= 3.47

= 0.48

Page 37: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

26

Lampiran 13 Daya inhibisi α-glukosidase dari hasil fraksinasi ekstrak flavonolbuah mahkota dewa MS dengan konsentrasi 1% (b/v)

Sampel Larutan Absorbans Absorbanterkoreksi

Inhibisi(%)

Rerata(%)

Blanko 0.268 - -Kontrol (K) 0.591 0.323 -

S0 0.395 0.127 -S1- 1 0.577 0.309 43.65Fraksi 1S1- 2 0.580 0.312 42.72

43.18

S0 0.489 0.221 -S1- 1 0.552 0.284 80.49Fraksi 2S1- 2 0.550 0.282 81.11

80.80

S0 0.664 0.396 -S1- 1 0.730 0.462 79.57Fraksi 3S1- 2 0.735 0.467 78.02

78.79

S0 0.463 0.195 -S1- 1 0.608 0.340 55.11Fraksi 4S1- 2 0.610 0.342 54.49

54.80

S0 0.762 0.494 -S1- 1 0.951 0.653 41.49Fraksi 5S1- 2 0.959 0.691 39.01

40.25

S0 0.798 0.530 -S1- 1 1.089 0.821 9.91Fraksi 6S1- 2 1.094 0.826 8.36

9.13

S0 0.593 0.325 -S1- 1 0.864 0.596 16.10Fraksi 7S1- 2 0.867 0.599 15.17

15.63

Contoh perhitungan:

43.18%

100%0.323

0.127)-(0.309-0.323

100K

)S(SKinhibisipersentase 01

Page 38: AKTIVITAS INHIBISI α-GLUKOSIDASE EKSTRAK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17004/G09rha.pdf · aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa golongan flavonoid

27

Lampiran 14 Spektrum Inframerah fraksi teraktif

4000.0 3600 3200 2800 2400 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 450.06.0

8

10

12

14

16

18

20

22

24

26

28

30

32

34

36

38

40.0

cm-1

%T

Laboratory Test Result

Laboratory Test ResultSA01

fraksi 2 mahkota dewa3417.30

1715.84

1516.23

1457.01

720.96