Upload
richy-nuur-huda
View
62
Download
12
Embed Size (px)
Citation preview
PERKEMBANGAN FISIK, PERKEMBANGAN KEMAMPUAN
GERAK, DAN MINAT MELAKUKAN AKTIVITAS FISIK
ANAK BESAR
Disusun Oleh:
1. Rickhi Nur Huda (11601244 023)
2. Alfian Nurhidayat (11601244 o82)
3. Sutrisno (11601244093)
4. Taufik Y (11601244119)
5. Alwi Syahrul K (11601244127)
6. Sarjuni (11601244134)
7. Khalis Yoga P (11601244 144)
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YGYAKARTA
2013
PERKEMBANGAN FISIK, PERKEMBANGAN KEMAMPUAN
GERAK, DAN MINAT MELAKUKAN AKTIVITAS FISIK
ANAK BESAR
LATAR BELAKANG
Perkembangan anak penting dijadikan perhatian khusus bagi setiap
orangtua. Karena, proses tumbuh kembang anak akan mempengaruhi kehidupan
mereka pada masa mendatang. Jika perkembangan anak luput dari perhatian orang
tua, maka anak akan tumbuh seadanya sesuai dengan yang hadir dan menghampiri
mereka. Dan kelak, jika terjadi sesuatu orang disekelilingnya akan mengalami
penyesalan yang mendalam.
Selain itu perkembangan anak merupakan sesuatu yang kompleks. Artinya
ada banyak faktor yang mempengaruhi dan saling berhubungan dalam proses
perkembangan anak. Baik unsur-unsur pengalaman yang didapat didalam interaksi
lingkungan yang hal itu memiliki pengaruh terhadap proses perkembangan anak
tersebut.
Perkembangan fisik yang terjadi pada anak akan berpengaruh pada
perkembangan psikis, misalnya bertambahnya fungsi otak memungkinkan anak
dapat tertawa, berjalan, berbicara, dan sebagainya. Perkembangan fisik anak sangat
penting diperhatikan terutama pada usia 6-12 tahun dikarenakan perkembangan
fisik pada usia ini menunjukka adanya kecenderungan yang berbeda dibandingkan
dengan masa sebelumnya dan juga pada masa sesudahnya.
Perkembangan fisik seorang akan berpengaruh terhadap kemampuan gerak
dan minat melakukan aktivitas fisik. Oleh karena itu didalam makalah ini akan
dibahas tentang perkembangan fisik anak besar dan perkembangan kemampuan
gerak dan minat melakukan aktivitas fisik.
RUMUSAN MAKALAH
1. Apa yang dimaksud dengan perkembangan fisik anak besar?
2. Bagaimana pengaruh kemampuan gerak terhadap minat melakukan
aktivitas fisik?
TUJUAN
1. Mengetahui pengertian perkembangan fisik anak
2. Mengetahui jenis-jenis perkembangan fisik pada anak besar
3. Mengetahui kemampuan gerak yang mengalami perkembangan pada anak
besar
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat melakukan aktivitas
fisik seorang anak
MANFAAT
Diharapkan penulis maupun pembaca pada umumnya akan mampu
mengetahui perkembangan fisik anak besar. Apa saja yang mengalami
perkembangan sehingga dalam menentukan aktivitas yang akan disampaikan oleh
guru penjas seorang anak tidak akan mengalami hambatan. Apa yang hendak
disampaikan akan mampu dipahami dan dilakukan dengan baik oleh peserta didik.
PEMBAHASAN
Perkembangan Fisik Anak Besar
Anak besar adalah anak yang berusia sekitar 6 sampai dengan 10 atau 12
tahun. Perkembangan fisik anak yang terjadi pada masa ini menunjukkan adanya
kecenderungan yang berbeda dibanding pada masa sebelumnya dan juga pada masa
sesudahnya. Kecenderungan perbedaan yang terjadi adalah dalam hal kepesatan
dan pola pertumbuhan yang berkaitan dengan proporsi ukuran bagian¬bagian
tubuh. Pada masa anak besar pertumbuhan fisik anak laki-laki dan anak perempuan
sudah mulai menunjukkan kecenderungan semakin jelas tampak adanya perbedaan.
Pertumbuhan fisik erat kaitannya dengan terjadinya proses peningkatan
kematangan fisiologis pada diri setiap individu. Proses peningkatan kematangan
secara umum akan terjadi sejalan dengan bertambahnya usia kronologis. Usia
kronologis adalah lamanya waktu terhitung sejak seseorang dilahirkan sampai saat
kapan orang tersebut dinyatakan usianya. Walaupun usia kronologis bisa untuk
menaksir tingkat kematangan seseorang, nanum taksirannya hanya bersifat umum
dan kurang teliti untuk menaksir tingkat kematangan fisik dan fisiologisnya. Ada
beberapa patokan menaksir tingkat kematangan fisik dan fisiologis yang lebih tepat
yang bisa digunakan.
Pertumbuhan dan tingkat kematangan fisik dan fisiologis membawa
dampak pada perkembangan kemampuan fisik. Pada masa anak besar terjadi
perkembangan kemampuan fisik yang semakin jelas terutama dalam hal kekuatan
fleksibilitas, kesinambangan, dan koordinasi.
Indikator-Indikator untuk menaksir kematangan fisik dan fisiologis, serta
pertumbuhan dan perkembangan kemampuan fisik akan diuraikan berikut ini.
Indikator Untuk Menaksir Kematangan Fisik dan Fisiologis
Sudah disinggung di depan bahwa untuk menaksir kematangan fisik dan
fisiologis bisa didasarkan pada usia kronologis, namun taksirannya hanya bersifat
umum atau kurang teliti. Dengan usia kronologis hanya bisa menaksir bahwa
semakin tua atau semakin banyak umurnya bisa dikatakan bahwa seseorang akan
semakin matang. Untuk penaksiran ini, dengan mengetahui usia kronologis
seseorang, maka orang itu bisa diketahui termasuk didalam fase perkembangan
tertentu. Jadi dengan cara ini hanya mendasarkan penaksiran pada perkembangan
umum yang terjadi pada kelompok umur tertentu.
Indikator yang lebih teliti untuk menaksir kematangan adalah berdasarkan
pertumbuhan atau perkembangan unsur-unsur yang ada pada diri seseorang,
misalnya = pertumbuhan tulang, pertumbuhan gigi, pertumbuhan tanda-tanda
kelamin sekunder, dan pertumbuhan ukuran lubuh. Sesuai dengan beberapa macam
indikator tersebut, ada beberapa macam usia perkembangan kematangan fisiologis
yaitu: usia skeletal, usia dental, usia sifat kelamin sekunder, dan usia morfologis.
Keempat macam usia perkembangan tersebut tidak menggunakan satuan
seperti pada usia kronologis. Usia kronologis menggunakan satuan hari, minggu,
bulan, atau tahun, sedangkan usia perkembangan hanya menunjukkan
perkembangannya maju, normal, atau terbelakang pada keadaan yang dialami
setiap individu.
1. Usia Skeletal
Usia skeletal adalah usia perkembangan kematangan yang didasarkan pada
pertumbuhan tulang. Untuk menilai usia skeletal dilakukan dengan cara memfoto
bagian tubuh tertentu menggunakan radiograf atau sinar X. Bagian tulang yang
difoto biasanya adalah bagian tulang pergelangan tangan, tulang panjang, atau gigi.
Hasil foto sinar X yang dihasilkan, kemudian dibandingkan dengan foto radiograf
perkembangan tulang yang standar. Foto yang standar ini menunjukkan bentuk
tulang yang tumbuh normal yang dibuat setiap 6 bulan atau 1 tahun. Dengan
membandingkan hasil foto sinarX seseorang dengan foto standar maka
pertumbuhan atau tingkat kematangan tulang orang yang bersangkutan bisa dinilai
maju, normal, atau terbelakang. Misalnya hasil foto tulang pergelangan tulang anak
usia 9 tahun tersebut sama dengan foto standar anak usia 10 tahun, maka berarti
anak tersebut tergolong maju tingkat kematangan pertumbuhan tulangnya.
Sebaliknya apabila foto anak usia 9 tahun tersebut sama dengan foto standar anak
usia 8 tahun, maka berarti tingkat kematangan pertumbuhan tulangnya terbelakang.
Berikut ini disajikan contoh 2 buah gambar foto standar usia skeletal anak laki-laki
usia 4 tahun atau anak perempuan usia 3 tahun 1 bulan (Gambar 1); dan untuk anak
laki-laki usia 13 dan atua anak perempuan usia 10 tahun 7 bulan (Gambar 2).
Dengan melihat kedua gambar foto standar tersebut dimana setiap gambar berlaku
untuk anak laki-lakidan anak perempuan dengan usia yang berbeda, maka berarti
tingkat kematangan pertumbuhan anak laki-laki dengan anak perempuan adalah
berbeda dimana perempuan lebih cepat matang. Pada awal masa anak kecil selisih
usia peningkatan kematangan skeletalnya kurang lebih 1 tahun, sedangkan pada
akhir masa anak besar selisihnya mencapai kurang lebih 2 tahun.
Menaksir tingkat kematangan fisik dengan menggunakan penilaian usia skeletal
cocok untuk usiasampai dengan 18 atau 19 tahun, karena pencapaian puncak
kematangan pertumbuhan tulang pada umumnya terjadi pada usia antara 18 sampai
19 tahun. Perkembangan skeletal dikatakan telah mencapai puncak kematangannya
apabila pertumbuhan memanjang dan membesar sudah tidak bertambah lagi serta
kemasifannya telah maksimal atau dengan kata lain proses osifikasi dan fusi
epifiseal telah tuntas. pencapaian puncak kematangan skeletal pada perempuan
terjadi lebih awal dibanding laki-laki.
2. Usia dental
Usia dental adalah usia perkembangan kematangan yang didasarkan pada
tumbuh dan tanggalnya gigi. Penilaian dilakukan dengan menghitung jumlah dan
macam gigi yang telah tumbuh. Gigi pertama tumbuh pada usia lebih kurang 6
bulan sampai usia lebih kurang 2 tahun. Pada umur lebih kurang 6 tahun gigi mulai
ada yang tanggal dan tumbuh gigi pengganti; ini terjadi sampai usia 13
tahun.Selanjutnya tumbuh gigi tetap yang melengkapi jumlah 20 buah menjadi 32
buah. Apabila jumlah 32 telah tercapai maka berarti kematangan dental telah
mencapai puncaknya. Hal ini terjadi pada usia lebih kurang 18 tahun. Pencapaian
kematangan dental pada perempuan terjadi lebih awal dibanding pada laki-laki.
3. Usia Sifat Kelamin Sekunder
Usia sifat kelamin sekunder adalah usia perkembangan kematangan yang
didasarkan pada pertumbuhan dan perkembangan sifat-sifat kelamin sekunder,
yaitu dengan mengetahui tingkat kematangan genital, tumbuhnya rambut kemaluan
dan perkembangan dada. Cara penilaian usia perkembangan kematangan ini sesuai
untuk masa praadolesensi dan pradolesensi dimana sifat-sifat kelamin sekunder
tampak jelas perubahannya karena proses perkembangan.
Mulai tumbuh rambut kemaluan dan rambut ketiak, menstruasi pertama atau
menarche dan tumbuh buah dada pada perempuan serta mulai bermimpi sampai
mengeluarkan sperma dan tumbuh jakun pada laki-laki. Semuanya merupakan
tanda-tanda yang menunjukkan mulainya terjadi proses kematangan organ-organ
reproduksi. Organ-organ reproduksi adalah organ-organ yang berfungsi dalam
proses terjadinya keturunan atau mempunyai anak.
4. Usia Morfologis
Usia morfologis adalah usia perkembangan kematangan yang didasarkan
pada ukuran tinggi dan berat badan serta berbagai pengukuran antropomatrik
lainnya dalam hubungannya dengan usia kronologis. Penilaian terhadap seseorang
dilakukan dengan cara membandingkan ukuran tubuhnya misalnya tinggi badan
atau berat badan dengan tabel standar tinggi badan atau barat badan yang dibuat
berdasarkan ukuran kebanyakan orang seusianya. Dengan mengetahui posisi
ukuran tubuhnya pada tabel standar maka dapat diketahui tingkat usia
morfologisnya.
Diantara 4 macam cara menilai perkembangan kematangan fisik dan
fisiologis, penilaian usia morfologis adalah yang paling mudah dilaksanakan,
dengan catatan apabila sudah ada tabel standar. Sayangnya tabel standar yang
sesuai untuk anak-anak Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa masih
belum ada yang menyusunya.
Mengenai cara membaca grafik-grafik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pada setiap gambar terlohat ada 7 buah garis yang mununjukan kurva
pertumbuhan rata-rata anak usia 0 sampai 18 tahun berdasarkanperhitungan
persen.
2. Ketujuh buah garis itu berturut-turut dari bawah menghubungkan angka-angka
persentil ke-5, ke-10, ke-25, ke-50, ke-75, ke-90, dan ke-95.
3. Angka persentil ke-50 misalnya menunjukkan batas tinggi atau berat badan
yang membatasi sebanyak 50 persen atau separuh dari semua anak. Anak yang
tinggi atau berat badannya sama dengan angka persentil ke-50 pertumbuhannya
berarti normal. Yang berada pada persentil diatasnya berarti maju
pertumbuhannya, sedangkan yang berada pada persentil dibawahnya berarti
terbelakang pertumbuhannya.
Perkembangan Ukuran dan Proporsi tubuh
Pertumbuhan fisik pada masa anak-anak relatif lambat dan konstan apabila
dibandingkan dengn pada masa bayi dan juga pada masa adolesensi. Ukuran dan
proporsi tubuh anak besar mengalami perubahan dibandingkan pada anak kecil.
Secara proposional kaki dan tangan tumbuh lebih cepat dibanding pertumbuhan
togok, hal ini seperti halnya terjadi pada masa anak kecil. Degan kecepatan
pertumbuhan kaki dan pertumbuhan togok yang tidak sama, maka anak besar
umumnya menjadi tampak panjang kakinya. Hal ini makin tampak pada akhir masa
anak besar. Pada umur 6 tahun panjang kaki ± 45% dari tinggi badan; dan pada
umur 11 tahun panjang kaki ± 47% dari tinggi badan.
Mulai umur 11 tahun pada anak perempuan persentase panjang kaki
dibanding panjang togok mulai menurun, atau berarti secara proporsional
pertumbuhan panjang togok mulai lebih cepat dibanding pertumbuhan panjang
kaki. Hal ini berarti mulai terjadi pada umur lebih kurang 14 tahun untuk anak laki-
laki. Pada umur 14 tahun panjang kakinya ± 49% dari tinggi badan.
Dengan gambaran keadaan seperti tersebut di atas berarti pada akhir masa
anak besar perbandingan proporsi ukuran bagian-bagian tubuh anak laki-laki
dengan anak perempuan mulai tampak perbedaannya. Anak laki-laki cenderung
lebih panjang kakinya dibanding anak perempuan. Perbedaan lainnya yang juga
mulai tampak sesudah usia 6 tahun adalah mengenai perbandingan lobar bahu dan
lebar panggul.
Pada umur antara 6 sampai 10 tahun, pertumbuhan lebar bahu anak laki-laki
dan perempuan kurang lebih sama, tetapi pertumbuhan lebar panggulnya berbeda
di mana anak perempuan sedikit lebih cepat. Pada umur selanjutnya anak laki-laki
lebih cepat pertumbuhan lebar bahunya dan anak perempuan lebih cepat
pertumbuhannya lebar panggulnya. Kecenderungan sifat pertumbuhan seperti itu
semakin jelas setelah memasuki masa adolesesnsi.
Perbandingan kecepatan pertumbuhan tinggi badan antara anak laki-laki
dengan anak perempuan tidak selalu sama. Ada saat-saat di mana anak perempuan
lebih cepat dan ada saat-saat di mana anak laki-laki yang lebih cepat.
Perkembangan ukuran dan proporsi tubuh erat kaitannya dengan
keterbentukan setiap individu kearah tipe bentuk tubuh tertentu. Bentuk tubuh
seseorang merupakan wujud dari perpaduan antara tinggi badan, berat badan, serta
berbagai ukuran authropometrik lainnya yang ada pada diri seseorang. Variasi dari
ukuran-ukuran bagian tubuh akan memberntuk kecenderungan tipe bentuk tubuh.
Seseorang yang memiliki ukuran togok pendek, kakinya juga pendek, lingkar dada
dan perutnya besar dan bulat. Sementara itu seseorang yang memiliki togok
panjang, kaki panjang lingkar dada dan perutnya kecil, maka orang tersebut akan
tampak tinggi dan langsing.
Pada masa anak besar kecenderungan setiap anak untuk tumbuh kearah tipe
tubuh tertentu mulai terlihat, namun masih belum begitu jelas. Kecenderungan itu
akan makin jelas pada masa adolesensi.
Ada beberapa upaya yang dilakukan oleh para ahli untuk mengklasifikasi
tipe tubuh (somatotype) manusia. Salah seorang ahli yang berhasil membuat cara
untuk mengklasifikasi tipe tubuh ialah Sheldon. Sheldon membedakan adanya 3
tipe yang ekstrem dari bentuk tubuh. Setiap tipe tubuh diberi kode berupa 3 buah
angka. Angka tersebut merupakan skala sifat yang menunjukkan tipe tubuh
tertentu.
Ketiga macam tipe tubuh menurut Sheldon adalah:
1. Mesomorph, kodenya 171
2. Endomorph, kodenya 711
3. Ectomorph,kodenya 117
Dalam kenyataannya, tipe tubuh yang dimiliki oleh setiap orang sering kali
sulit untuk diklasifikasikan dalam salah satu dari ketiga tipe tersebu tsecara pasti,
dan pada umumnya hanya berupa kecenderungan kearah tipe tertentu, atau
merupakan perpaduan dari ketiga tipe. Tipe tubuh yang merupakan perpaduan
secara seimbang dari ketiga tipe diberikode “444”
Penggolongan macam-macam tipe tubuh yang dibuat oleh Sheldon masih umum
digunakan dalam kaitannya dengan prestasi di bindang olahraga. Pencapaian
prestasi yang baik di suatu cabang olahraga ada hubungannya dengan tipe tubuh.
Tipe tubuh tertentu cenderung cocok untuk mencapai prestasi di cabang olahraga
tertentu. Hal ini disebabkan oleh tipe tubuh tertentu mempunyai sifat kemampuan
tertentu, sedangkan setiap cabang olahraga juga mempunyai sifat tertentu yang
memerlukan sifat kemampuan tertentu pula agar bisa menguasai dengan baik.
Dalam gambar di atas tampak bahwa tipe tubuh yang mendekati tipe mesomorph
baik untuk mencapai prestasi pada cabang angkat berat, tipe tubuh yang mendekati
tipe ectomorph baik untuk lari marathon, tipe tubuh yang berada antaratipe
mesomorph dan endomorph baik untuk renang jarak jauh dan sebagainya.
Pengetahuan tentang hubungan antara tipe tubuh dengan pencapaian prestasi di
bidang olahraga berguna di dalam mengarahkan pilihan seseorang untuk menekuni
dan berusaha mencapai prestasi pada salah satu cabang olahraga.
Telah disinggung di depan bahwa pada masa anak besar kecenderungan
tumbuh kearah salah satu tipe tubuh sudah mulai tampak walaupun masih belum
begitu jelas. Dengan kecenderungan yang sudah mulai tampak, apabila seorang
anak menunjukkan minat yang besar untuk berprestasi di bidang olahraga maka
guru atau orang tua bias mengarahkan pada cabang olahrag atertentu yang sesuai.
Hal ini bias dilakukan pada periode akhir masa anak besar, atau setidak-tidaknya
pada awal masa adolesensi.
Perkembangan Kemampuan Fisik
Sejalan dengan pertumbahan fisik dimana anak semakin tinggi dan semakin
besar, maka kemampuan fisikpun meningkat. Beberapa macam kemampuan fisik
yang cukup nyata perkembangannya pada masa anak besar adalah : kekuatan,
fleksibilitas, keseimbangan, dan koordinasi.
1. Perkembangan Kekuatan
Kekuatan merupakan hasil kerja otot yang berupa kemampuan untuk
mengangkat, menjinjing, menahan, mendorong, atau menarik beban. Semakin
besar penampang lintang otot, akan semakin besar pula kekuatan yang dihasilkan
dari kerja otot tersebut. Sebaliknya semakin kecil penampang lintangnya, semakin
kecil pula kekuatan yang dihasilkan.
Telah diuraikan didepan bahwa pada akhir anak besar perkambangan jaringan otot
mulai cepat. Pada saat itulah kekuatan anak meningkatkan cukup cepat pula. Pada
anak perempuan peningkatan kekuatan tercepat dicapai pada usia antara 9 tahun
sampai 10 tahun, sedangkan pada anak laki-laki peningkatan tercepatnya pada usia
antara 11 sapai 12 tahun. Peningkatan tercepat di mana anak perempuan
mencapainya 2 tahun lebih awal dibandingkan anak laki-laki adalah sejalan dengan
kecenderungan umum dimana anak perempuan secara fisik dan fisiologis mencapai
kematangannya lebih awal lebih kuarang 2 tahun.
Studi tentang perkembangan kekuatan pada anak – anak biasa dilakukan
dengan cara mengukur kekuatan menggenggam. Perkembangan kekuatan
menggenggam bisa menjadi indikator perkembangan kekuatan tubh pada umunya.
Pengukuran kekuatan menggenggam bisa dilakuan dengan cara yang mudah yaitu
menggunakan handgrip dynamometer.
Beberapa hasil penelitian tentang perkembangan kekuatan anak yang pernah
dilakukan di Amerika antara lain bisa dikemukakan sebagai berikut.
Metheny (1941) menyimpulkan bahwa pada anak-anak baik laki-laki
maupun perempuan kekuatannya meningkat 65% selama usia dari 3 sampai 6
tahun. Sementara itu dari penelitian yang dilakukan oleh Meredith (1935),
disimpulkan bahwa pada anak laki-laki kekuatannya meningkat 2 kali lipat selama
usia dari 6 sampai 11 tahun, dan meningkat 3,6 kali lipat selama usia dari 6 sampai
18 tahun. Berarti antara usia 12 sampai 18 tahun meningkat 1,6 kalilipat.
Sedangkan pada anak perempuan hanya meningkatkan 2,6 kali lipat selama usia
dari 6 sampai 18 tahun.
Penigkatan kekuatan pada anak-anak erat hubungannya dengan
pertumbuhan fisik secara menyeluruh. Sedangkan pertumbuhan fisik akan
mengikuti bertambahnya usia. Kecepatan pertumbuhan fisik selama masa
pertumbuhan tidak konstan. Ada masa-masa pertumbuhan pesat pada masa-masa
pertumbuhan lambat. Oleh karena itu peningkatan keuatannya pun ada saat-saat
meningkat lambat. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang telah dikemukakan di
atas.
Mengenai perbandingan kekuatan antara anak laki-laki dengan anak
perempuan, pada masa anak kecil bisa dikatakan belum tampak perbedaan, namun
pada masa anak besar perbedaannya semakin jelas di mana anak laki-laki lebih
kuat. Perbedaan akan semakin besar pada masa adolesensi. Gambar 10 berikut ini
menunjukkan perbandingan grafik perkambangan kekuatan menggenggam antara
anak laki-laki dengan anak perempuan hasil penelitian Monteye (1977). Grafik
dibuat berdasarkan jumlah kekuatan menggenggam tangan kanan dan tangan kiri.
Pada gambar di atas tampak jelas bahwa kekuatan menggenggam anak
laki-laki pada umur 10 tahun hanya sedikit lebih besar dibandingkan anak
perempuan, namun selanjutnya perbedaannya makin besar. Dalam kekuatan
bagian-bagian tubuh yang lain pada anak besar anak laki-laki tidak selalu lebih
kuat. Pada umumnya anak laki-laki lebih kuat pada otot-otot tangan, lengan, dan
bahu; sedangkan anak perempuan lebih kuat pada otot-otot kaki. Namun sesudah
umur 12 tahun secara umum laki-laki lebih kuat.
Perkembangan kekuatan otot terjadi secara simetris antara anggota badan
bagian kanan dan bagian kiri, namun sisi yang dominan sedikit lebih kuat.
Maksudnya adalah bahwa untuk orang yang biasa menggunakan tangan kanan,
maka tangan akan sedikit lebih kuat. Sebaliknya bagi orang yang kidal atau lebih
sering menggunakan tangan kiri, tangan kirilah yang sedikit kuat.
2. Perkembangan Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah keleluasaan gerak persendian. Di antara penelitian tentang
fleksibilitas yang pernah dilakukan ada satu yang cukup menarik yaitu yang
dilakukan oleh Hupprich dan Siferseth (1950). Mereka mengukur fleksibilitas pada
12 bagian tubuh terhadap 300 perempuan berumur antara 6 sampai 18 tahun.
Kesimpulannya adalah sebagai berikut.
Samapi umur 12 tahun anak perempuan mengalami peningkatan
fleksibilitas secara umum, dan sesudah usia 12 tahun akan mengalami
penurunan.
Ada kekecualian dalam penurunan fleksibilitas secara umum tersebut, yaitu
pada bahu, lutut, dan paha fleksibilitasnya sudah mulah mulai menurun
sesudah umur 6 tahun.
Fleksibilitas pergelangan kaki adalah yang konstan atau ajeg semua umur.
Fleksibilitas pada setiap bagian tubh tidak ada interkorelasi. Artinya adalah
bahwa apabila seseorang memiliki fleksibilitas yang baik pada salah satu
bagian tubuh, pada bagian tubuh yang lain belum tentu baik juga
fleksibilitasnya. Dengan kata lain fleksibiltas salah satu bagian tubuh tidak
bisa untuk menaksir fleksibilitas bagian tubuh yang lain.
3. Perkembangan Keseimbangan
Perkembangan dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu
keseimbangan statik dan keseimbangan dinamik. Keseimbangan statik adalah
kemampuan mempertahankan posisi tubuh tidak bergoyang atau roboh, sedangkan
keseimbangan dinamik adalah kemampuan untuk memepertahankan tubuh untuk
tidak jatuh pada saat sedang melakukan gerakan. Dengan kata lain dapat dikatakan
bahwa keseimbangan statik adalah keseimbangan pada saat tubuh diam, misalnya
sedang berdiri pada satu kaki, sedangkan keseimbangan dinamik adalah
keseimbangan tubuh pada saat bergerak, misalnya pada saat berlari atau berjengket.
Beberapa penelitian mengenai keseimbangan hasilnya adalah sebagai berikut :
Antara umur 6 sampai dengan 16 tahun anak-anak umumnya mengalami
peningkatan keseimbangan dinamik, tetapi antara umur 12 sampai 14 tahun
hanya sedikit peningkatannya.
Peningkatan keseimbangan tidak selalu tetap kecepatannya. Pada anak laki-
laki peningkatannya melambat pada usia antara 7 sampai 9 tahun, dan pada
anak perempuan melambat pada usia antara 8 sampai 10 tahun.
Keseimbangan dinamik anak laki-laki dengan anak perempuan mengalami
peningkatan yang berbeda besar. Mulai usia + 8 tahun anak laki-laki
cenderung lebih baik keseimbangan dinamiknya.
Dalam hal keseimbangan statik ada peningkatan yang ajeg pada masa anak
besar. Anak laki-laki dan perempuan tidak ada perbedaannya dalam
keseimbangan statik ini.
Perkembangan kemampuan gerak dan minat melakukan aktivitas fisik
Perkembangan koordinasi gerak
Koordinasi adalah kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh. Seseorang
dikatakan koordinasinya baik apabila ia mampu bergerak dengan mudah, lancAr
dalam rangkaian gerakannya, serta iramanya terkontrol dengan baik. Orang yang
koordinasinya baik mampu melakukan gerakan secara efisien, sehingga pada
umumnya mampu melakukan aktifvitas gerak fisik dengan baik. Dengan demikian
penelitian tentang koordinasi selalu dikaitkan dengan pelaksanaaan gerak
keterampilan tertentu. Cara mengukur koordinasi biasa dilakukan melalui
penelitian keberhasilan dalam melakukan berbagai pola gerak keterampilan yang
mencakup unsure kemampuan mengontrol tubuh, keseimbangan, kelincahan, dan
fleksibilitas. Macam-macam keterampilan bias berbentuk gerakan memegang,
memukul, melempar, menangkap, menyepak, menggiring bola, memantul-
mantulkan bola, berjengket, dan berbagai gerakan mengubah posisi tubuh secara
cepat.
Di dalam melakukan berbagai gerak keterampilan seperti tersebut diaatas
pada umumya anak-anak mengalami peningkatan secara berangsur-angsur. Hasil
penilaian terhadap anak laki-laki dan anak perempuan dalam hal kemapuan secara
umum sampai berumur lebih kurang 11 tahun, masih berimbang, atau dengan kata
lain perbandingan antara kemampuan anak laki-laki dengan anak perempuan belum
berbeda. Tetapi sesudahnya, mulai ada perbedaan, karena anak laki-laki mulai
mengalami peningkatan yang pesat sedang anak perempuan hanya mengalami
peningkatan kecil.
Kemampuan gerak kordinasi secara umum antara anak laki-laki dengan
anak perempuan tidak berbeda sampai umur 11 tahun, tetapi bila dibandingkan
dalam beberapa aspek kemampuan tertentu bisa dijumpai adanya perbedaan. Ada
kemempuan tertentu dimana anak laki-laki yang lebih baik. Pada umum anak laki-
laki lebih baik dalam melakukan aktivitas yang memerlukan aktivitas yang
memerlukan kekuatan dan gerakan-gerakan yang melibatkan otot-otot besar atau
gerakan kasar, misalnya menendang atau melempar bola; sedangkan anak
perempuan lebih baik dalam melakukan aktivitas yang memerlukan kecermatan
gerakan misalnya memasukan benang ke lubang jarum.
Perkembangan kordinasi gerak tubuh merupakan kunci perkembangan
penguasaan berbagai macam gerak keterampilan yang telah mulai dikuasai mulai
masa anak kecil bahkan sejak masa bayi.
Perkembangan Penguasaan Gerak
Sejalan dengan meningkatnya ukuran tubuh dan meningkatnya kemampuan
fisik, maka meningkatlah pulalah kemampuan gerak anak besar. Berbagi
kemampuan gerak dasar yang sudah mulai bisa dilakukan pada masa anak kecil
semakin dikuasai. Peningkatan kemampuan gerak bisa didentifikasi dalam bentuk.
Gerakan bisa dilakukan dengan mekanika yang makin efesien
Gerakan bisa dilkukan semakin lancar dalam control
Geraknan semakin bertenaga
Berapa macam gerakan yang mulai bisa dilakuan atau gerakan yang bisa
dilakukan apabila anak memperoleh kesempatan melakukan pada masa anak kecil
adalah gerakn-gerakan berjalan, berlari, mendaki, meloncat, berjengket,
menconglang, lompat tali dan berguling. Gerakan gerakan tersebut semakin bisa
dikuasai dengan baik. kecepatan perkembangan sangat dipengaruhi oleh
kesempatan yang diperoleh untuk melakaukan berulang-ulang didalam
aktivitasnya. Anak-anak yang kurang kesempatan melakukan aktivitas fisik akan
mengalami hambatan untuk berkembang.
Pada akhir masa anak besar, umumnya gerakan-gerakan seperti disebutkan
di atas sudah bisa dilakukan dengan bentuk gerakan menyerupai gerakan orang
dewasa pada umumnya. Perbedaan hanya terletak pada pelaksanaan gerak yang
masih kurang bertenaga. Hal ini disebabkan kapasitas fisik anak memang belum
bisa menyamai kapasitas fisik orang dewasa.
Apabila ditinjau dari segi kebenaran mekanika tubuh dan kecepatan dalam
melakukan berbagai gerakan maka faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
perkembangan kemampuan gerak anak adalah faktor-faktor yang berpengaruh
peningkatan kondisi tubuh, ukuran tubuh dan kekuatan otot. Ada berbagai macam
tes yang bisa digunakan untuk membantu perkembangannya.
Perkembangan kemampuan gerak gerak pada anak-anak bisa diketahui dengan cara
misalnya mengunakan pengetesan atau pengukuran kemampuan berlari meloncat,
atau melempar. Ada penelitian yang berusaha mengetahui kecendrungan
perkembangan kemampuan gerak melalui penggunaan tes-tes tersebut, yaitu seperti
yang diuraikan berikut ini.
1. Perkembangan kemampuan berlari
Perkembangan kemampaun berlari bisa diukur antara lain dengan cara
mengukur kecepatannya. Kecepatan berlari dihasilkan dari panjangnya langkah dan
kecepatan irama langkah. Panjang langkah dipengaruhi oleh panjang kaki,
sedangkan cepatnya irama langkah dipengaruhi oleh kekuatan otot-otot kaki.
Pada masa anak-anak besar pertumbuhan panjang kaki cukup cepat;
demikian juaga pertumbuhan jaraingan ototnya terutama pada tahun-tahun terakhir.
Dengan kecendrungan pertumbuhan tersebut sangat mendukung perkembangan
kemampuan berlari. Kemampauan berlari meningkat cukup cepat pada masa anak
besar.
Berikut ini disajikan gambar yang berupa grafik yang bisa menunjukan
irama perkembangan kemampauan berlari anak-anak berusia anatara 5 samapai
dengan 17 tahun.
Kemampuan berlari cepat anak-anak usia 5 sampai dengan 17 tahun
( Sumber: Espenschade dan Eckert, 1980: hal 197 )
Dalam gambar diatas dapat dilihat bahwa anak laki-laki kecepatan larinya
lebih baik dibandingkan dengan anak perempaun. Perbedaannya hanya kecil
sampai dengan usia lebih kurang 13 tahun, dan sesudahnya perbedaannya makin
besar. Hal ini diakibtkan dari kecendrungan perkembangannya yaitu bahwa pada
pada anak laki-laki sesudah usia 13 tahun masih berkembang cepat, sedangkan
anak perempuan justru mengalami penurunan. Selain dalam hal perbandingan
kecepatan berlari anak laki-laki dengan anak perempuan, melaluai gambar diatas
dapat diketahui bahwa dengan bertambahnya usia mulai usia 5 tahun akan
bertambah pula jarak yang bisa ditempuh dalam waktu yang sama. Sedangkan
untuk anak perempuan kecendrungan peningkatan hanya sampai usia 13 tahun.
2. Perkembangan kemampaun meloncat
Kemampaun meloncat bisa digunakan sebagai predictor kekuatan tubuh dan
juga bisa merupakan tes diagnostic dalam hal kordinasi gerk. Perkembangan
kemampauan meloncat berkaitan erat dengan peningkatan kekuatan dan kordinasi
tubuh. Kordinasi tubuh yang berkembang dengan baik dan disertai peningkatan
kekuatan yang baik akan menghasilkan perkembangan kemampuan meloncat yang
baik pula.
Pada masa anak besar terjadi perkembangan kemampauan meloncat yang
cukup cepat. Perkembagan berbentuk peningkatan daya loncat (makin jauh atau
makin tinggi) dan berbentuk peningkatan kualaitas gerakan. Bentuk gerakan
semakin baik atau semaikin efesien ditinjau secara mekanik.
Perbandingan kemampuan meloncat anrara anak laki-laki dengan anak
perempuan sampai umur lebih kurang 9 tahun hanya sedikit perbedaanny; dan
sesudah perbedaan itu makin besar. Anak laki-laki lebih baik kemampaun
meloncat, baik diinjau dari segi daya loncat maupun dari segi kualitas geraknya.
Kecepatan perkembangan dalam kemampuan meloncat tegak dengan
meloncat jauh ternyata tidak sama. Hal ini terbukti dari hasilpenelitian Warren
R.Johnson (1996) tentang kemampuan dalam 2 macam loncatan tersebut pada anak
laki-laki dan perempaun yang berusia antara 5 sampai dengan 17 tahun.
3. Perkembangan kemampuan melempar
Perkembangan kemampaun melempar yang terjadi pada anak besar seperti
halnya perkembangan kemampuan gerak lainnya meliputi 2 aspek perkembangan
yaitu perkembangan yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif.
Perkembangan yang bersifat kauntitatif yaitu anak semakin jauh kemampuannya
melemparnya; dan yang bersifat kualitatif yaitu kulitas gerakan melemparnya
semakin baik atau efesien.
Kemampuan melempar bisa dinilai dengan cara mengukur jauhnya
lemparan menggunakan bola dengan beberapa ukuran, juga mengunakan cara
menilai ketepatan melempar suatu sasaran. Sedangkan untuk menilai kemampuan
yang bersifat kualitatif bisa mengunakan analisis sinematografi, yaitu analisis
rekaman gambar atau gerakan untuk melihat kebenaran mekanikannya.
Perkembangan, kemampaun melempar terjadi sejalan dengan pertumbuhan
fisik terutama pertumbuhan lengan dan bahu. Karena kecendrungan pertumbauhan
lengan dan bahu yang mulai berbeda antara anak laki-laki dan anak perempuan
pada masa anak besar maka perbedaan kemampuan melemparnya pun menjadi
makin besar. Bentuk pertumbuhan lengan dan bahu anak laki-laki lebih
menguntungkan terhadap perkembangan kemampuan melempar terutama ditinjau
secara kuantitatif atau jauhnya lemparan.
Untuk kemampuan melempar sejauh-jauhnya, yang memerlukan kekuatan
anak laki-laki lebih baik, tetapi untuk kemampuan melempar kearah sasaran
tertentu dimana unsur kekuatan tidak banyak digunakan atau hanya menekankan
pada ketepatan, antara anak laki-laki dengan anak perempuan tidak berbeda
kemampuan. Namun secara mekanis anak laki-laki tetap lebih baik.
Minat melakukan aktifitas
Minat untuk melakukan aktivitas fisik sangat dipengaruhi oleh kesempatan
untuk melakukan aktivitas fisik itu sendiri. Apabila sejak kecil anak selalu
dikekang atau tidak diberi kesempatan melakukan aktivitas fisik, maka minat untuk
melakukan aktivitas itu akan tidak berkembang, sebaiknya apabila kesempatan
diberikan dengan cukup, maka minat melakukan aktivitas itu akan tidak
berkembangan. Sebaliknya apabila kesempatan diberikan dengan cukup, maka
minat untuk melakukan aktivitas itu akan tidak berkembang. Sebaliknya apabila
kesempatan diberikan dengan cupuk, maka minat melakukan aktivitas fisik
menjadi berkembang.
Apabiala dinilai secara umum mengenai perkembangan minat melakukan
aktivitas fisik pada anak-anak, dapat dilihat adanya kecendrungan grafik yang
selalu meningkat, namun kecepatan peningkatan tidak sama. Minat berkembang
dengan cepat pada tahun-tahun terakhir masa anak besar dan awal masa adolesens.
Kecenderungan seperti ini terjadi baik pada anak laki-laki maupun anak
perempuan. Ada hasil penelitian yang bisa memberikan gambaran tentang hal ini.
Di antara macam-macam aktivitas yang paling disenangi oleh kelompok-
kelompok umur tertentu ternyata terjadi variasi naik atau turunnya grafik. Minat
terhadap kegiatan olahraganya ternyata terjadi variasi naik atau turunnya grafik.
Minat terhadap kegiatan olahraga ternyata selalu meningkat baik pada anak laki-
laki maupun perempuan.
Dengan minat yang makin besar terhadap aktivitas fisik sesudah usia 9
tahun, maka kemungkinan untuk meningkatkan kualitas kemampuan fisik dan
geraknya akan menjadi besar pula. Dengan demikian akan member kemungkinan
bagi anak untuk mulai ikut serta dalam berbagai macam aktivitas olahraga yang
biasa dilakukan orang dewasa .
Minat terhadap aktivitas visik pada umumnya dan aktivitas olahraga pada
khususnya sangat dipengaruhi oleh lingkunga keluarga. Dalam hal ini peranan
orang tuanya atau orang dewasa dalam keluarga sangat besar. Apabila orang tuanya
gemar biasa melakukan olahraga, maka anak-anaknya akan tumbuh minat
berolahraga ; tetapi dengan cacatan apabila orang tuannya member kesempatan dan
member fasilitas untuk berolahraga kepada anak-anaknya. Sering mengajak anak-
anak ke tempat-tempat olahrag bisa makin meningkatkan minat mereka.
Kesempatan melakukan aktifitas olahraga dengan pegarahan atau bimbingan yang
bisa mengacu pertembuhan dan perkembangan yang baik pada diri anak-anak.
Di dalam anak-anak melakukan aktivitas fisik dipengaruhi oleh kecendrungan sifat
yang didmiliki, yaitu antara lain.
a. kemampuan memusatkan perhatian pada suatu macam aktivitas yang
sedang dilakukan makin meningkat. Apabila pada anak kecil cendrung
senang berganti-ganti macam permainan yang dilakukan dalam waktu yang
singkat, pada anak besar bisa bertahan bermain dalam suatu macam
permainan lebih lama.
b. Semangat unttuk mencari pengalaman baru cukup tinggi. Dalam hal ini ada
contoh misalnya sering terjadi anak-anak sebelumnya hanya senang
bermain atau bersepeda disekitar rumahnya ;tetapi sesudah memasuki masa
anak besar mereka mulai senang menjelajah ke tempat yang lebih jauh dari
rumah. Sering kali bisa dijumpai anak-anak bercerita dengan penuh
kebanggaan sesudah bermain atau bersepeda ke tempat yang agak jauh
mengenai pengalamannya.
c. Perkembangan social makin baik. Anak besar bisa menikmati situasi
bermain bersama teman-temannya. Mereka senang berada ditengah teman-
teman sebabnya bermain bersama-sama. Dalam hal ini anak cendrung
memiliki teman yang sesuai dengan dirinya sendiri bisa dijumpai 3 atau 4
orang anak yang selalu bermain bersama dan ke manapun pergi juga
bersama-bersama.
d. Perbedaan prilaku antara anak laki-laki dengan anak perempuan semakin
jelas dan ada kecendrungan kurang senang bermain-main dengan lawan
jenisnya hal ini makin jelas pada akhirnya masa anak besar.
e. Semangat untuk menguasai suatu bentuk aktivitas tertentu dan semangat
berkompetisi tinggi.
Kecendrungan sifat-sifat yang dimiliki oleh anak besar tersebut bisa dirinci
berdasarkan kelompok usia yang lebih pendek, yaitu sampai pertengan masa anak
besar dan masa sesudahnya. Berlaku ini disajikan mengenai sifat-sifat psikologis
dan social yang menonjol pada masa-masa tersebut.
Sifat Psikologis dan social anak besar
Sifat-sifat yang menonjol pada anak-anak samapai kira-kira pertengahan masa
anak-anak atau kurang lebih samapai umur 9 tahun adalah.
1. imajinasi serta manyenangi suara dan gerak ritmik2. menyenangi pengulangan aktivitas3. menyenangi aktifitas kompetitif4. Rasa ingin tau besar 5. Selalu memikirkan sesuatu yang dibutuhkan dan yang di inginkan6. Lebih menyenangi aktivitas kelompok dari pada aktifitas individual7. Meningkat minatnya untuk terlibat dalam permainan yang diorganisasi,
tetaplah belum siap untuk mengerti peraturan permainan yang rumit.8. Cenderung membandingkan dirinya dengan teman-temannya, dan dirinya
atau mengalami kegagalan.9. Mudah gembira karena pujian, dan mudah patah hati atau tidak senang
karena kritik10. Selalu menginginkan persetujuan orang dewasa tentang apa yang diperbuat.
Sesudah pertengahan masa anak besar atau usia antara 10 sampai 12 tahun sifat-
sifat psikologis dan social tersebut di atas mengalami perkembangan. Sifat-sifat
yang menonjol adalah :
1. Baik laki-laki maupun perempuan menyenangi permainan yang aktif2. Minat terhadap olahraga kompetitif meningkat3. Minat terhadap permainan yang lebih terorganisasi meningkat.4. Rasa kebanggaan akan keterampilan yang dikuasai tinggi, dan berusaha
untuk meningkatkan kebanggaan diri. 5. Selalu berusaha berbuat sesutatu untuk memperoleh perhatian orang
dewasa, dan akan berbuat sebaik-baiknya apabila memperoleh dorongan dari orang dewasa.
6. Memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap orang dewasa dan berusaha memperoleh persetujuannya.
7. Memperoleh kepuasan yang besar memulai kemampuan mencapai sesuatu 8. Pemujaan kepahlawanan kuat9. Mudah gembira10. Kondisi emosionalnya tidak stabil11. Mulai memahami arti akan waktu dan ingin mencapai sesuatu pada
waktunya.
Aktivitas yang diperlukan anak besar
Sifat-sifat perkembangan fisik dan gerak, minat serta sifat-sifat psikologi dan social
seperti telah disajikan pada bagian-bagian di depan harus diperhatikan dalam
penanganan pemenuhan keperluan akan aktivitas pada anak-anak. Berdasarkan
sifat-sifat perkembangan seperti telah dibahas anak-anak. Berdasarkan sifat-sifat
perkembangan seperti telah dibahas aktivitas-aktivitas yang diperlukan oleh anak
besar adalah sebagai berikut :
1. aktivitas yang mengunakan keterampilan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini anak-anak diberi kesempatan untuk ikuti ambil bagian dalam berbagai macam aktivitas untuk memperoleh pengetahuan dan penguasa keterampilan.
Bentuk aktivitas
a. Pengenalan keterampilan berolahraga. Anak diperkenalkan dengan beberapa macam cabang olahraga,Misalnya :
Bermain bola mengunakan kaki Bermain bola dengan berbagai ukuran dengan menggunakan tangan Memukul bola memakai pemukul
b. Bermain dalam situasi berlomba atau bertanding, dengan pengorganisasian yang sederhana.Misalnya :
Berpacu dalam beberapa macam gerakan : lari, lompat, berputar menerobos, menguling, merayap dan sebagainya
Berpacu mengiring bola Melempar bola sejauh-jauhnya.
Dalam gabar 14 terlihat bahwa perbedaan kemampuan melempar antara anak
laki-laki dengan anak perempuan cukup besar. Pada anak laki-laki sampai 17
tahun masih terus meningkat kemampuannya, sedangkan anak perempuan
peningkatan hanya terjadi sampai umur lebih kurang 14 tahun. Untuk kemampuan
melempar sejauh-jauhnya, yang memerlukan kekuatan anak laki-laki lebih baik,
tetapi untuk kemampuan melempar kearah sasaran tertentu diamana unsure
kekuatan tidak banyak digunakan atau hanya menekankan pada ketetapan, antara
anak laki-laki dengan anak perempuan tidak berbeda kemampuan. Namun secara
makanis anak laki-laki tetap lebih baik.
Minat melakukan aktivitas fisik
Minat untuk melakukan aktivitas visik sangat dipengaruhi oleh kesempatan
untuk melakukan aktivitas itu sendiri. Apabila sejak kecil anak selalu dikekang
atau tidak diberi kesempatan melakukan aktivitas fisik, maka minat untuk
melakukan aktivitas itu tidak berkembang. Sebaiknya apabila kesempatan
diberikan dengan cukup, maka minat melakukan aktifitas fisik menjadi
berkembang.
Apabila dinilai secara umum mengenai perkembangan minat melakukan
aktivitas fisik pada anak-anak, dapat dilihat ada kecendrungan grafik yang selalu
meningkat, namun kecepatan peningkatan tidak sama. Minat berkembang dengan
cepat pada tahun-tahun terakhir dan masa anak besar dan awal masa adolesensi.
Kecendrungan seperti ini terjadi baik pada anak laki-laki maupun anak perempuan.
c. Aktivitas pengujian diri dan aktivitas yang menggunakan alat-alat.
Misal:
Memanjat tiang atau tali sampai ketinggian tertentu;
Menggantung pada palang tunggal;
Meloncat naik dan turun pada peti lompat;
Meniti pada balok titian;
Mempertahankan keseimbangan selama mungkin dalam sikap kapal
terbang.
d. Berlatih dalam situasi “drill”
Misalnya:
Menyepak bola ke arah sasaran tertentu berulang-ulang;
Melempar bola ke arah sasaran tertentu berulang-ulang;
Mengguling ke depan dan ke belakang berulang-ulang;
2. Aktivitas secara beregu atau kelompok. Anak-anak diberi kesempatan untuk
bekerjasama dengan teman-temannya dalam melakukan aktivitas untuk membina
kebersamaan di antara mereka.
Bentuk aktivitas :
a. Aktivitas bermain atau berlomba beregu.
Misalnya;
Bermain sepakbola, bola tangan, atau kasti;
Estafet dalam beberapa macam gerakan dengan diatur menjadi beberapa
regu, dan dilakukan dalam bentuk lomba.
b. Bermain atau menari berkelompok dengan membentuk komposisi tertentu.
Misalnya;
Beberapa anak membentuk formasi tertentu secara berubah-ubah dengan
berlari;
Menari dengan membentuk formasi tertentu.
3. Aktivitas mencoba-coba. Anak-anak diberi kesempatan mencobakan
kemampuannya untuk mengatasi sesuatu masalah, dan belajar tentang prinsip-
prinsip mekanis, fisiologis, dan kinesiologis dari gerakan-gerakan.
Bentuk aktivitas:
a. Aktivitas mengatasi masalah menurut cara dan kemampuan anak masing-
masing.
Misalnya:
Menempuh lintasan dan rintangan tertentu dengan caranya masing-masing
secepat-cepatnya;
Memindahkan benda-benda atau bola dari satu tempat ketempat lain
sebanyak-banyaknya dan secepatnya dengan caranya masing-masing.
b. Aktivitas gerak tari kreatif
Misalnya;
- Bergerak bebas menurut kreasinya masing-masing mengikuti macam-
macam irama musik, umpanya irama disco, rock, march, waltz, atau cha-cha.
c. Aktivitas latihan gerak untuk pengembangan
Misalnya;
Mencoba-coba beberapa macam gerakan menyepak bola agar bisa
menemukan cara menyepak yang paling efisien dan efektif, yang sesuai
untuk masing-masing anak;
Mencoba-coba beberapa macam gerakan melempar bola agar bisa
menemukan cara melempar yang paling efisien dan efektif, yang sesuai
untuk masing-masing anak.
4. Aktivitas untuk meningkat kemampuan fisik dan keberanian dalam bentuk
aktivitas individual atau permainan kelompok, terutama yang melibatkan kekuatan
dan ketahanan.
Bentuk aktivitas;
a. Permainan combatives
Misalnya;
Bermain perang-perangan;
Bermain kejar-kejaran;
Bermain timpuk-timpukan memakai bola yang ringan agar tidak sakit kalau
kena;
Bermain petak umpet.
b. Program latihan untuk pengembangan kemampuan fisik
Misalnya;
“squat-jump” untuk meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot-otot kaki;
“push-ups” untuk meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot-otot tangan,
lengan dan bahu;
“sit-ups” untuk meningkat kekuatan dan ketahanan otot-otot perut;
“back-ups” untuk meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot-otot
punggung;
“squat-thrust” untuk meningkatkan kecepatan atau ketahanan otot-otot
tubuh keseluruhan;
“dodging-run” untuk meningkatkan kelincahan bergerak.
c. Latihan relaksasi.
Misalnya;
Latihan mengatur nafas;
Latihan peregangan otot-otot tubuh;
Latihan pengendoran otot-otot tubuh.
Masa anak besar berada pada usia sekolah dasar, oleh karena itu peranan
guru sekolah dasar pada umumnya dan guru pendidikan jasmani dan olahraga di
sekolah dasar khususnya sangat besar dalam memberi pengarahan dan bimbingan
kepada anak-anak pada masa tersebut. Peranan guru pada umumnya dan guru
pendidikan jasmani dan olahraga pada khususnya sangat diperlukan mengingatkan
beberapa sifat psikologis dan sosial yang ada pada diri anak besar. Seperti telah
dikemukakan di depan bahwa anak-anak memiliki sifat antara lain: sangat percaya
kepada orang dewasa, selalu mencari perhatian dan persetujuan orang dewasa
tentang apa yang diperbuatnya, akan berbuat sebaik-baiknya apabila memperoleh
dorongan dari orang dewasa, ingin selalu menirukan idolanya. Sesuai dengan sifat-
sifat tersebut guru bisa menempatkan dirinya sebagai orang dewasa yang bisa
dipercaya, memberikan perhatian, persetujuan, dan dorongan kepada anak-anak
untuk berbuat sebaik-baik. Selain peranan tersebut, peranan berat yang harus
diupayakan oleh guru adalah berusaha untuk bisa menjadi idola bagi anak-anak.
Apabila guru bisa menjadi idola bagi anak-anak, maka akan menjadi mudahlah
tugas yang harus dilaksanakan oleh guru. Pengarahan dan bimbingan guru akan
cepat diikuti oleh anak-anak yang dibimbingnya. Dengan demikian tujuan yang
hendak dicapai bisa dengan mudah diraih. Keberhasilan akan mengiringi tugas
guru.
KESIMPULAN
Terjadi perubahan fisik, perubahan gerak (motorik) dan minat melakukan
aktivitas fisik anak besar (6-12 tahun) yang sikgnifikan. Mengingat pada usia ini
seorang anak mengalami perubahan drastis pada badannya baik dari segi jasmani
maupun rohani. Perubahan itu bisa ke arah yang baik maupun kea rah yang
sebaliknya atau kekurangan gerak (hipokinetik).