17
pengenalanalatalatukurradia sipengenalanalatalatukurrad iasipengenalanalatalatukurr adiasipengenalanalatalatuku rradiasipengenalanalatalatu kurradiasipengenalanalatala tukurradiasipengenalanalata latukurradiasipengenalanala talatukurradiasipengenalana latalatukurradiasipengenala nalatalatukurradiasipengena lanalatalatukurradiasipenge nalanalatalatukurradiasipen genalanalatalatukurradiasip engenalanalatalatukurradias ipengenalanalatalatukurradi asipengenalanalatalatukurra diasipengenalanalatalatukur radiasipengenalanalatalatuk LAPORAN PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PENGUKURAN RADIASI Pengenalan Alat-Alat Ukur Radiasi Disusun Oleh : Nama : Tino Umbar NIM : 011100301 Jurusan/Semester : Teknokimia Nuklir/III Rekan Kerja : 1. Dian Puspita H 2. Niken S.W 3. Ridho Wahyu T

Alat Ukur Radiasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Macam-macam alat ukur radiasi

Citation preview

Page 1: Alat Ukur Radiasi

pengenalanalatalatukurradiasipengenalanalatalatukurradiasipengenalanalatalatukurradiasipengenalanalatalatukurradiasipengenalanalatalatukurradiasipengenalanalatalatukurradiasipengenalanalatalatukurradiasipengenalanalatalatukurradiasipengenalanalatalatukurradiasipengenalanalatalatukurradiasipengenalanalatalatukurradiasipengenalanalatalatukurradiasipengenalanalatalatukurradiasipengenalanalatalatukurradiasipengenalanalatalatukurradiasipengenalanalatalatukurradiasipengenalanalatalatukurradiasipengenalanalatalatukurradiasipengenalanalatalatukurradiasipengenalanalatalatukurradiasipengenalanalatalatukurradiasipengenalanalatalatukurradiasipengenalanalatalatukurradiasipengenalanalatalatukurradiasipengenalanalatalatukurradiasipengenalanalatalatukurradiasipengenalanalatalatukurradiasipengenalanalat

LAPORAN PRAKTIKUMALAT DETEKSI DAN PENGUKURAN

RADIASI

Pengenalan Alat-Alat Ukur Radiasi

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIRBADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

YOGYAKARTA2012

Disusun Oleh :Nama : Tino UmbarNIM : 011100301Jurusan/Semester : Teknokimia Nuklir/IIIRekan Kerja : 1. Dian Puspita H

2. Niken S.W 3. Ridho Wahyu T

Tanggal Praktikum : 9 Oktober 2012Asisten : Maria Christina P

Page 2: Alat Ukur Radiasi

PENGENALAN ALAT-ALAT UKUR RADIASI

Tujuan

1. Mengetahui beberapa alat ukur radiasi

2. Mengetahui cara kerja beberapa alat proteksi radiasi

3. Mengetetahui jenis dan penggunaan instrumen radiasi

4. Mengetahui satuan yang digunakan dalam instrumen radiasi

Materi

Alat ukur radiasi diperlukan untuk mendeteksi dan mengukur kuantitas dua jenis potensi

paparan:

1. Paparan eksterna : untuk penetrasi radiasi yang dipancarkan oleh sumber diluar tubuh

manusia.

2. Paparan interna : dimana sekumpulan material radioaktif dalam suatu bentuk mempunyai

kemampuan masuk dan berinteraksi dengan tubuh manusia.

Apabila kita terkena radiasi dari luar tubuh maka kita menyebutnya sebagai radiasi eksterna.

Partikel a, b, sinar g, sinar-X dan neutron adalah jenis radiasi pengion, tetapi tidak semua

memiliki potensi bahaya radiasi eksterna. Partikel a memiliki daya ionisasi yang besar, sehingga

jangkauannya di udara sangat pendek (beberapa cm) dan dianggap tidak memiliki potensi bahaya

eksterna karena tidak dapat menembus lapisan kulit luar manusia. Partikel b memiliki daya

tembus yang jauh lebih tinggi dari partikel a. Daya tembus partikel b dipengaruhi besar energi.

Partikel b berenergi tinggi mampu menjangkau beberapa meter di udara dan dapat menembus

lapisan kulit luar beberapa mm. Oleh karena itu, partikel b memiliki potensi bahaya radiasi

eksterna kecil, kecuali untuk mata. Sinar-X dan sinar g adalah gelombang elektromagnetik

dengan panjang gelombang pendek dan meiliki kemampuan menembus semua organ tubuh,

sehingga mempunyai potensi bahaya radiasi eksterna yang signifikan. Neutron juga memiliki

daya tembus yang sangat besar. Neutron melepaskan energi didalam tubuh karena neutron

dihamburkan oleh jaringan tubuh, Neutron memiliki potensi bahaya radiasi eksterna yang tinggi

sehingga memerlukan penanganan yang sangat hati-hati. Jika zat yang memancarkan radiasi

berada di dalam tubuh, kita sebut dengan radiasi interna. Partikel a mempunyai potensi bahaya

radiasi interna yang besar karena radiasi a mempunyai daya ionisasi yang besar sehingga dapat

memindahkan sejumlah besar energi dalam volume yang sangat kecil dari jaringan tubuh dan

mengakibatkan kerusakan jaringan disekitar sumber radioaktif. Partikel b mempunyai potensi

bahaya radiasi interna yang tingkatannya lebih rendah dari a. Karena jangkauan partikel b

didalam tubuh jauh lebih besar dari partikel a di dalam tubuh, maka energi b akan dipindahkan

dalam volume jaringan yang lebih besar. Kondisi ini mengurangi keseluruhan efek radiasi pada

organ dan jaringan sekitarnya. Sinar g memiliki daya ionisasi yang jauh lebih rendah

dibandingkan a dan b, sehingga potensi radiasi internanya sangat rendah.

011100301 Page 2

Page 3: Alat Ukur Radiasi

Prinsip kerja peralatan alat ukur radiasi pada umumnya didasarkan pada interaksi zarah

radiasi terhadap detektor (sensor) yang sedemikian rupa sehingga tanggap (respon) dari alat akan

sebanding dengan efek radiasi atau sebanding dengan sifat radiasi yang diukur.

Dalam penggunaanya, alat ukur radiasi digunakan sebagai alat proteksi radiasi, yang

dibedakan atas : Surveymeter, Dosimeter personal, dan Monitor kontaminasi

A. Surveymeter (Alat Ukur Laju Dosis / Doserate meter)

Surveimeter harus dapat memberikan informasi laju dosis radiasi pada suatu area

secara langsung. Jadi, seorang pekerja radiasi dapat memperkirakan jumlah radiasi yang

akan diterimanya bila akan bekerja di suatu lokasi selama waktu tertentu. Dengan

informasi yang ditunjukkan surveimeter ini, setiap pekerja dapat menjaga diri agar tidak

terkena paparan radiasi yang melebihi batas ambang yang diizinkan.

Sebagaimana fungsinya, suatu surveimeter harus bersifat portable meskipun tidak

perlu sekecil sebuah dosimeter personal. Konstruksi survaimeter terdiri atas detektor dan

peralatan penunjang seperti terlihat gambar berikut. Cara pengukuran yang diterapkan

adalah cara arus (current mode) sehingga nilai yang ditampilkan merupakan nilai

intensitas radiasi. Secara elektronik, nilai intensitas tersebut dikonversikan menjadi skala

dosis, misalnya dengan satuan roentgent/jam.

 

Semua jenis detektor yang dapat memberikan hasil secara langsung, seperti detektor

isian gas, sintilasi dan semikonduktor, dapat digunakan. Dari segi praktis dan ekonomis,

detektor isian gas Geiger Muller yang paling banyak digunakan. Detektor sintilasi juga

banyak digunakan, khususnya NaI(Tl) untuk radiasi gamma, karena mempunyai efisiensi

yang tinggi.

Terdapat beberapa jenis surveimeter yang digunakan untuk jenis radiasi yang sesuai

sebagai berikut:

1. Surveymeter Gamma.

011100301 Page 3

Page 4: Alat Ukur Radiasi

Surveimeter gamma merupakan surveimeter yang sering digunakan dan pada

prinsipnya dapat digunakan untuk mengukur radiasi sinar X. Detektor yang sering

digunakan adalah detektor isian gas proporsional, GM atau detektor sintilasi NaI(Tl).

2. Surveymeter Beta dan Gamma.

Berbeda dengan surveimeter gamma biasa, surveimeter beta dan gamma

mempunyai detektor yang terletak di luar badan surveimeter dan mempunyai

“jendela” yang dapat dibuka atau ditutup. Bila digunakan untuk mengukur radiasi

beta, maka jendelanya harus dibuka. Sebaliknya untuk radiasi gamma, jendelanya

ditutup.Detektor yang sering digunakan adalah detektor isian gas proporsional atau

GM.

Gambar Detektor Beta Gamma Digital Gambar Detektor Beta Gamma Analog

Perlu diketahui bahwa pada Detektor Beta Gamma Analog untuk membedakan

radiasi beta dan gamma perlu perlakuan khusus. Apabila detektor digunakan untuk

mendeteksi radiasi gamma maka penutup (warna merah) tetap digunakan, sedangkan

untuk mendeteksi radiasi beta maka penutup harus dilepas.

3. Surveymeter Alpha.

Surveimeter alpha mempunyai detektor yang terletak di luar badan surveimeter

dan terdapat satu permukaan detektor yang terbuat dari lapisan film yang sangat tipis,

biasanya terbuat dari berrilium, sehingga mudah sobek bila tersentuh atau tergores

benda tajam. Detektor yang digunakan adalah detektor isian gas proporsional atau

detektor sintilasi ZnS(Ag).

4. Surveimeter Neutron.

Surveimeter neutron biasanya menggunakan detektor proporsional yang diisi

dengan gas BF3 atau gas Helium. Karena yang dapat berinteraksi dengan unsur Boron

atau Helium adalah neutron termal saja, maka surveimeter neutron biasanya

dilengkapi dengan moderator yang terbuat dari parafin atau polietilen yang berfungsi

untuk menurunkan energi neutron cepat menjadi neutron termal. Moderator ini hanya

digunakan bila radiasi neutron yang akan diukur adalah neutron cepat.

5. Surveimeter Multipurpose.

011100301 Page 4

Page 5: Alat Ukur Radiasi

Pada saat ini sudah mulai dipasarkan jenis surveimeter yang serbaguna

(multipurpose) karena selain dapat mengukur intensitas radiasi secara langsung,

sebagaimana surveimeter biasa, juga dapat mengukur intensitas radiasi selama selang

waktu tertentu, dapat diatur, seperti sistem pencacah dan bahkan bisa menghasilkan

spektrum distribusi energi radiasi seperti sistem spektroskopi.

Selain surveymeter diatas juga ada surveymeter yang digunakan untuk mendeteksi

cairan yang jatuh di lantai seperti gambar di bawah ini:

Prosedur Pemakaian Surveimeter

Tiga langkah penting yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan surveimeter adalah:

1. Memeriksa baterai.

Hal ini dilakukan untuk menguji kondisi catu daya tegangan tinggi detektor. Bila

tegangan tinggi detektor tidak sesuai dengan yang dibutuhkan, maka detektor tidak

peka atau tidak sensitif terhadap radiasi yang mengenainya, akibatnya survaimeter

akan menunjukkan nilai yang salah.

2. Memeriksa sertifikat kalibrasi.

Pemeriksaan sertifikat kalibrasi harus memperhatikan faktor kalibrasi alat dan

memeriksa tanggal validasi sertifikat. Faktor kalibrasi merupakan suatu parameter

yang membandingkan nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur dan nilai dosis

sebenarnya.

Dsebenarnya = Dterukur x Faktor Kalibrasi

Bila sertifikat kalibrasinya sudah melewati batas waktunya, maka survaimeter

tersebut harus dikalibrasi ulang sebelum dapat digunakan lagi.

3. Mempelajari pengoperasian dan pembacaan.

Langkah ini perlu dilakukan, khususnya bila akan menggunakan survaimeter

“baru”. Setiap survaimeter mempunyai tombol-tombol dan saklar-saklar yang

berbeda-beda, biasanya terdapat beberapa faktor pengalian misalnya x1; x10; x100

dan sebagainya. Sedang display-nya juga berbeda-beda, ada yang berskala rontgent /

011100301 Page 5

Page 6: Alat Ukur Radiasi

jam ; rad / jam ; Sievert /jam atau mSievert / jam atau bahkan masih dalam cpm

(counts per minutes).

B. Dosimeter Personal

Dosimeter mengukur kumulatif energi yang diserap sebagai akibat terhadap paparan

radiasi pengion.

Gambar 3. Personal dosimeter

Dosimeter personal harus dipakai pekerja radiasi untuk mengukur paparan radiasi.

Dosimeter digunakan secara rutin mencatat dosis kumulatif paparan eksterna. Dosimeter

menyediakan pembacaan seketika, dan mungkin juga memberikan alarm bila dosis yang

terukur mencapai nilai yang telah diatur (setting) oleh pemakai atau pekerja. (lihat gambar

3.)

Integrasi doserate meter dan dosimeter digunakan untuk menaksir/ memperkirakan

paparan eksterna yang cepat berubah. Personal dosimeter dan integrasi doserate meter

mengukur dosis ekivalen bahaya eksternal yang berubah terhadap waktu.

Tiga jenis dosimeter perorangan yang banyak digunakan:

1. Dosimeter Saku

Dosimeter ini sebenarnya merupakan detektor kamar ionisasi sehingga prinsip

kerjanya sama dengan detektor isian gas akan tetapi tidak menghasilkan tanggapan

secara langsung karena muatan yang terkumpul pada proses ionisasi akan “disimpan”

seperti halnya suatu kapasitor.

011100301 Page 6

Page 7: Alat Ukur Radiasi

display digital

A B

Konstruksi dosimeter saku berupa tabung silinder berisi gas sebagaimana pada

Gambar di atas (B). Dinding silinder akan berfungsi sebagai katoda, bermuatan

negatif, sedangkan sumbu logam dengan jarum 'quartz' di bagian bawahnya

bermuatan positif. Mula-mula, sebelum digunakan, dosimeter ini diberi muatan

menggunakan charger yaitu suatu catu daya dengan tegangan tertentu. Jarum quartz

pada sumbu detektor akan menyimpang karena perbedaan potensial. Dengan

mengatur nilai tegangan pada waktu melakukan 'charging' maka penyimpangan jarum

tersebut dapat diatur agar menunjukkan angka nol. Dalam pemakaian di tempat kerja,

bila ada radiasi yang memasuki detektor maka radiasi tersebut akan mengionisasi gas,

sehingga akan terbentuk ion-ion positif dan negatif. Ion-ion ini akan bergerak menuju

anoda atau katoda sehingga mengurangi perbedaan potensial antara jarum dan

dinding detektor. Perubahan perbedaan potensial ini menyebabkan penyimpangan

jarum berkurang.

Jumlah ion-ion yang dihasilkan di dalam detektor sebanding dengan intensitas

radiasi yang memasukinya, sehingga penyimpangan jarum juga sebanding dengan

intensitas radiasi yang telah memasuki detektor. Skala dari penyimpangan jarum

tersebut kemudian dikonversikan menjadi nilai dosis.

Keuntungan dosimeter saku ini adalah dapat dibaca secara langsung dan tidak

membutuhkan peralatan tambahan untuk pembacaannya. Kelemahannya, dosimeter

ini tidak dapat menyimpan informasi dosis yang telah mengenainya dalam waktu

yang lama (sifat akumulasi kurang baik).

Pada saat ini, sudah dibuat dan dipasarkan dosimeter saku yang diintegrasikan

dengan komponen elektronika maju (advanced components) sehingga skala

pembacaannya tidak lagi dengan melihat pergeseran jarum (secara mekanik)

melainkan dengan melihat display digital yang dapat langsung menampilkan angka

hasil pengukurannya. Gambar dari alat tersebut dapat dilihat dibawah ini:

2. Film Badge

011100301 Page 7

Page 8: Alat Ukur Radiasi

Film badge terdiri atas dua bagian yaitu detektor film dan holder. Detektor film

dapat “menyimpan” dosis radiasi yang telah mengenainya secara akumulasi selama

film belum diproses. Semakin banyak dosis radiasi yang telah mengenainya –atau

telah mengenai orang yang memakainya– maka tingkat kehitaman film setelah

diproses akan semakin pekat.

 

Holder film selain berfungsi sebagai tempat film ketika digunakan juga berfungsi

sebagai penyaring (filter) energi radiasi. Dengan adanya beberapa jenis filter pada

holder, maka dosimeter film badge ini dapat membedakan jenis dan energi radiasi

yang telah mengenainya.

Di pasar terdapat beberapa merk film maupun holder, tetapi BATAN selalu

menggunakan film dengan merk Kodak buatan USA dan holder merk Chiyoda buatan

Jepang seperti pada Gambar IV.3. Hal ini dilakukan agar mempunyai standar atau

kalibrasi pembacaan yang tetap.

011100301 Page 8

Page 9: Alat Ukur Radiasi

Dosimeter film badge ini mempunyai sifat akumulasi yang lebih baik daripada

dosimeter saku. Keuntungan lainnya film badge dapat membedakan jenis radiasi yang

mengenainya dan mempunyai rentang pengukuran energi yang lebih besar daripada

dosimeter saku. Kelemahannya, untuk mengetahui dosis yang telah mengenainya

harus diproses secara khusus dan membutuhkan peralatan tambahan untuk membaca

tingkat kehitaman film, yaitu densitometer.

 

3. TLD (Termoluminisensi Dosimeter)

Dosimeter ini sangat menyerupai dosimeter film badge, hanya detektor yang

digunakan ini adalah kristal anorganik thermoluminisensi, misalnya bahan LiF.

Proses yang terjadi pada bahan ini bila dikenai radiasi adalah proses

termoluminisensi. Senyawa lain yang sering digunakan untuk TLD adalah CaSO4.

Dosimeter ini digunakan selama jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan, baru

kemudian diproses untuk mengetahui jumlah dosis radiasi yang telah diterimanya.

Pemrosesan dilakukan dengan memanaskan kristal TLD sampai temperatur tertentu,

kemudian mendeteksi percikan-percikan cahaya yang dipancarkannya. Alat yang

digunakan untuk memproses dosimeter ini adalah TLD reader.

Keunggulan TLD dibandingkan dengan film badge adalah terletak pada

ketelitiannya. Selain itu, ukuran kristal TLD relatif lebih kecil dan setelah diproses

kristal TLD tersebut dapat digunakan lagi.

C. Monitor Kontaminasi

Kontaminasi merupakan suatu masalah yang sangat berbahaya, apalagi kalau sampai

terjadi di dalam tubuh. Kontaminasi sangat mudah terjadi kalau bekerja dengan sumber

radiasi terbuka, misalnya berbentuk cair, serbuk, atau gas. Adapun yang terkontaminasi

biasanya adalah peralatan, meja kerja, lantai, tangan, sepatu.

Jika intensitas radiasi yang dipancarkan oleh sesuatu yang telah terkontaminasi sangat

rendah, maka alat ukur ini harus mempunyai efisiensi pencacahan yang sangat tinggi.

Detektor yang digunakan untuk monitor kontaminasi ini harus mempunyai “jendela”

(window) yang luas, karena kontaminasi tidak selalu terjadi pada satu daerah tertentu,

melainkan tersebar pada permukaan yang luas. Tampilan dari monitor kontaminasi ini

011100301 Page 9

Page 10: Alat Ukur Radiasi

biasanya menunjukkan kuantitas radiasi (laju cacah) seperti cacah per menit atau cacah

per detik (cpd). Nilai ini harus dikonversikan menjadi satuan aktivitas radiasi, Currie atau

Becquerel, dengan hubungan sebagai berikut.

A adalah aktivitas radiasi, R adalah laju cacah dan h adalah efisiensi alat pengukur.

Monitor kontaminasi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu monitor kontaminasi

permukaan, monitor kontaminasi perorangan dan monitor kontaminasi udara (airborne).

1. Monitor Kontaminasi Permukaan.

Monitor kontaminasi permukaan (surface monitor) digunakan untuk mengukur

tingkat kontaminasi segala permukaan, misalnya meja kerja, lantai, alat ukur ataupun

baju kerja.

2. Monitor Kontaminasi Perorangan.

Monitor kontaminasi perorangan digunakan untuk mengukur tingkat kontaminasi

pada bagian-bagian tubuh dari pekerja radiasi. Bagian tubuh yang paling sering

terkontaminasi adalah tangan dan kaki, sehingga terdapat monitor kontaminasi khusus

untuk tangan dan kaki yaitu hand and foot contamination monitor. Suatu instalasi

yang modern biasanya dilengkapi dengan monitor kontaminasi seluruh tubuh (whole

body monitor). Setiap pekerja yang akan meninggalkan tempat kerja harus diperiksa

terlebih dahulu dengan monitor kontaminasi.

3. Monitor Kontaminasi Udara.

Monitor kontaminasi udara digunakan untuk mengukur tingkat radioaktivitas

udara di sekeliling instalasi nuklir yang mempunyai potensi untuk melepaskan zat

radioaktif ke udara.

Sebagaimana survaimeter, detektor yang digunakan di sini dapat berupa detektor

isian gas, sintilasi ataupun semikonduktor. Detektor yang paling banyak digunakan

adalah detektor isian gas proporsional untuk mendeteksi kontaminasi pemancar alpha

atau beta dan detektor sintilasi NaI(Tl) untuk kontaminasi pemancar gamma. Khusus

untuk monitor kontaminasi udara biasanya dilengkapi dengan suatu penyaring (filter)

dan pompa penghisap udara untuk “menangkap” partikulat zat radioaktif yang

bercampur dengan molekul-molekul udara.

011100301 Page 10

Page 11: Alat Ukur Radiasi

Daftar Pustaka.

Tim Asisten ADPR.2012.”Petunjuk Praktikum Alat Deteksi & Proteksi Radiasi”. Yogyakarta : STTN-BATAN

http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/Pengukuran_Radiasi/Proteksi_05.htmhttp://budisma.web.id/materi/sma/fisika-kelas-x/macam-macam-kesalahan-pengukuran/http://isjd.lipi.go.id/admin/jurnal/12210118127_1411-0822.pdf

Yogyakarta, 6 November 2012.

Dosen Praktikan,

Maria Christina P SST,.

Tino Umbar.

011100301 Page 11

Page 12: Alat Ukur Radiasi

011100301 Page 12