AMBON RUSUH LAGI

Embed Size (px)

Citation preview

AMBON RUSUH LAGIRabu 17 Mei 2000 Kerusuhan sporadis meletus lagi di kota Ambon, tepatnya di perbatasan Batumerah-Mardika sejak Selasa siang 16/5/00. Menurut sumber antara, kerusuhan ini berawal dari Nyong Ferdinandus meninggal akibat korban tabrak lari di Larier Desa Passo kecamatan Baguala oleh salah satu truk dari arah Tulehu yang ditumpangi sejumlah personil TNI. Insiden ini berbuntut dengan lolosnya truk dari kejaran masyarakat di Larier, sedangkan satu penumpangnya terjatuh dan hingga kini belum diketahui nasibnya di Larier. Mereka yang lolos selanjutnya menginformasikan adanya mobil dan dua orang penumpangnya dibakar hingga menyulut emosi masyarakat muslim dengan berkonsentrasi di Batumerah. Akibatnya mobil kijang milik polda Maluku dihadang oleh warga kawasan Batumerah-Mardika dan dijungkirkan. Aksi berlanjut, menurut koresponden KOMPAK massa muslim berkonsentrasi di daerah perbatasan Mardika-Maranatha-Poskota-AY Patty-Tugu Trikora. Menjelang pukul 18.00 WIT terdengar ledakan bom di jalan kopi depan amplas/poskota. Massa muslim masih bertahan hingga dentuman yang ketiga, selanjutnya mereka kocar-kacir setelah aparat dari Batalyon 509 menembaki mereka. Desingan peluru baru berakhir mendekati tengah malam. Korban meninggal tercatat 4 orang dan luka-luka 78 orang. Rabu 17 Mei 2000, kerusuhan mulai meluas ke wilayah-wilayah lain seperti Ahuru, Galunggung dan tempat-tempat lain. Desingan peluru tiada henti, korban berjatuhan, Koresponden KOMPAK yang ikut rombongan aparat harus sport jantung ketika mobil yang ditumpangi diberondong peluru saat melintasi wilayah pertikaian. Laskar Jihad yang sedianya hendak melakukan misi sosial mulai bergerak dan mencoba masuk ke Trikora, namun diblokade aparat. Sementara di wilayah Ahuru massa muslim baru berhasil membakar gereja Petra sore harinya menjelang maghrib, meskipun banyak korban yang berjatuhan akibat senjata organik dari aparat dan snipper yang bersembunyi di gedung-gedung bertingkat. Umumnya mereka tertembak pada bagian kepala, leher dan lambung. Tiga diantara puluhan korban tembak dari Laskar Jihad Ahlus Sunnah wal-Jama'ah. Mereka adalah Kiswoyo (Solo), Marimin (Karanganyar) dan Hariyanto (Jabotabek). Kebanyakan korban tewas dari massa muslim meninggal diperjalanan hendak menuju rumah sakit Al Fatah karena terlambat mendapatkan pertolongan medis akibat medan yang terjal, licin dan harus melintasi sungai sementara desingan peluru terus sahut-menyehut tiada henti. Menurut kantor berita Antara tercatat korban tewas sebanyak 12 dari muslim dan 1 orang dari Kristen. Sedangkan untuk luka berat sebanyak 40 orang dari kelompok muslim dan 8 dari kelompok kristen. Kamis 18 Mei 2000, Kelompok muslim mulai mendesak kelompok Kristen di Ahuru dengan berhasil menguasai wilayah air besar-Ahuru-Karangpanjang. Pertempuran berlangsung dengan sengit sejak jam 06.00-16.30 WIT setelah sore hari sebelumnya kelompok muslim berhasil membakar gereja Petra. Korban dari pihak muslim terus bertambah, hinga berita ini ditulis tercatat korban tewas sebanyak 19 orang dan luka-luka 51 orang Menurut koresponden KOMPAK yang memantau di tempat kejadian, kelompok Islam sangat kekurangan tenaga medis.

DAFTAR SEBAGAIAN KORBAN KERUSUHAN TANGGAL 16-17 MEI 2000 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 N A M A KETERANGAN Abdat Meninggal Dandi Laimo Meninggal Acang Meninggal Firman Meninggal Amir Daud Meninggal Adam Tuhopoho Meninggal Kopda Safari Meninggal Serda Alfi A. Sanusi Meninggal Yusuf Meninggal Asri Abu Bakar Meninggal Daeng Baca Meninggal Muhammad Kah Meninggal Salaman Umagap Meninggal A Hadi Way Meninggal Kadir Malang Ibrahim Hukum Rusli Rada Jufri Lasinono M Safar M Uyai Barak Aparat 303? Humaidi M Rahmad Khasa Hiari pamai Hasyim Hasanil Nyong popiliu Haris Ranaki Ramli Daeng Dudi Iskandar Sahitua Daeng Limba Sulaiman Irwan Zulkifli Suge Kol. Irwan Kusnadi Dansektor A, Luka tembak di pipi. Yono Ridwan Irwan Sangaji Saiful Anwar Andi boro Saudin Sofri Utiloli Laway La Banda Hasin din Tuahena Adam Sofya Rumateur Mukhlis Utsman Tuahuns Ode Khairun Sofyan Agus Siaway La Udiman Aminuda M Kalio Kiswoyo Laskar Jihad

58 59

Marimin Laskar Jihad Hariyanto Laskar Jihad

http://media.isnet.org/ambon/Rusuh.html

PERKEMBANGAN LAPORAN KASUS AMBON Peristiwa penembakan oleh satuan kepolisian terhadap beberapa orang di masjid Al Huda senin 1 Maret 1999 sebagai bagian dari gagalnya harapan masyarakat agar peritiwa Ambon dapat diselesaikan secara tuntas. Tindakan tersebut adalah sebuah sebuah mata rantai dari panjangnya bebagai bentuk tindakan kekerasan dan keterlibatan aparat dalam kerusuhan di Ambon dan sekitarnya. Aparat kembali menggunakan cara-cara kekrasan yang mengabaikan netralitas dan tidak gunakannya kekerasan untuk menyelesaikan berbagai problem di Ambon. Tindakan pencopotan dan reposisioning dijajaran ABRI dan kepolisian berkaitan dengan tindak kekerasan tersebut, bukanlah pertanggunjawaban yang dapat diterima secara hukumdan politis. Tindakan penambahan sejumlah tiga batalyon pasukan keamanan ke Ambon oleh ABRI, pun bukan merupakan solusi tepat dalam situasi dimana netralitas aparat dalam menengahi konflik diragukan. Tindakan ini juga menunjukan masih dipercaya penggunaan pendekatan represif yang telah terbukti gagal selama ini. Penambahan konsentrasi aparat justru menunjukan lemahnya keinginan untuk mendorong usaha penyelesaian dalam pendekatan kultural secara maksimal, terbukti dengan gagalnya kesepakatan damai tanggal 28 Februari. KONTRAS memandang bahwa beberapa hal berikut merupakan bagian dari penyebab timbul dan berlarutnya pertikaian Ambon : 1. Lahirnya kebijakan ditingkat nasional yang justru mengabaikan kemampuan masyarakat lokal untuk menyelesaikan perbagai problem mereka sendiri contoh kasus lahirnya SK. Menteri Agama No. 70 tahun 1977 yang mengatur mengenai pembatasan keterlibatan antar masyarakat berbeda agama dalam acara ritual dan upacara, justru merubah model masyarakat Ambon untuk mengatur dan mempertahankan kerukunan kehidupan beragama. Pola kebijakan sentralistik yang tidak memperhatikan aspek kultural masing-masing wilayah, secara sistematis telah menggeser kekeuatan institusi lokal membangun harmoni. 2. Tidak diacuhkannya laporan masyarakat oleh pihak kepolisian atas preistiwa 14 November 1998 dan beberapa hari sebelum peristiwa 19 Januari 1999 menjadi salah satu prakondisi kerusuhan lebih lanjut. Karena dari satu peritiwa kemudian tercipta situasi yang semakin panas dan menjadi dasar bagi nunculnya peritiwa serupa. 3. Pada kejadian 19 s/d 24 Januari 1999, terlihat bahwa aparat melepaskan situasi begitu saja. Ini menujukan tidak adanya pelaksanaan tanggung jawab pengamanan dan perlindungan oleh aparat. Terlebih lagi ketika kerusuhan berlangsung justru terlihat adanya keterlibatan aparat militer/kepolisian barisan-barisan massa. 4. Terus mengalirnya isu-isu yang berifat ancaman dan penyerangan yang semakin meresahkan masyarakat. Isu-isu ini bermunculan dalam masyarakat secara teratur rapi dalam isi maupun wilayah penyebarannya.

Berkaitan dengan fakta-fakta tersebut di atas, maka KONTRAS merekomendasikan : 1. Dihentikannya penggunaan kekerasan oleh berbagai pihak menyangkut masalah Ambon, dengan memprasayratkan ABRI dan kepolisian menghentikan penggunaan tindak kekerasan terhadap warga masyarakat Ambon. 2. pemerintah harus bertanggung jawab dan mengusut tuntas atas keterlibatan aparat dalam menimbulkan jatuhnya korban dikalangan masyarakat selama kerusuhan Ambon berlangsung. 3. KONTRAS merasa perlu untuk mendorong langkah politik konkrit atas inisiatif berbagai masyarakat untuk memulai usaha-usaha penciptaan perdamaian dan rekonsiliasi bagi penyelesaian persoalan Ambon dengan individu yang dinilai memiliki kredibilitas dan kompetensi. Termasuk didalamnya upaya konkrit merehabilitasi sarana, ekonomi, ibadah dan perumahan yang telah hancur akibat kerusuhan. Jakarta, 4 Maret 1999 Badan Pekerja KONTRAS MUNIR Koordinatorhttp://www.kontras.org/index.php?hal=siaran_pers&id=61

YORRYS DAN ONGEN SANGAJI DIDUGA DALANG KERUSUHAN AMBON JAKARTA (SiaR, 26/1/99), Tokoh Pemuda Pancasila (PP) Yorrys Raweyai dan tokoh pemuda Ambon di Jakarta, Ongen Sangaji, merupakan dalang di balik kerusuhan Ambon. Hal ini memperkuat sinyalemen yang belum lama ini dilontarkan Ketua PB Nahdlatul Ulama (NU) KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Demikian investigasi SiaR, setelah menemui berbagai tokoh/pemuka masyarakat adat Maluku di Jakarta, sepanjang pekan ini. Gus Dur pernah melontarkan pernyataan, tentang dalang kerusuhan Ambon yang bertempat tinggal di Ciganjur, Jakarta Selatan. Meski tidak menyebutkan nama, tampaknya Gus Dur ingin menunjuk Yorrys Raweyai yang bertempat tinggal di Ciganjur. Keterlibatan Yorrys tersebut dapat ditelusuri setelah SiaR dalam investigasinya menemukan nama Ongen Sangaji sebagai salah satu tokoh penggerak/provokator terjadinya kerusuhan Ambon. Ongen Sangaji dikenal memiliki kedekatan dengan Yorrys, Wakil Ketua MPR/DPR Abdul Gafur, dan Tommy Soeharto, putra bungsa mantan Presiden Soeharto. Ongen adalah salah seorang tokoh yang juga terlibat di dalam kerusuhan Ketapang. Ia juga menjadi tokoh yang berperan mengumpulkan massa Pam Swakarsa asal Maluku Utara yang dananya diberikan Abdul Gafur dan Siti Hardiyanti Rukmana alias Mbak Tutut, putri sulung Soeharto.

Ketika terjadi kerusuhan Ketapang, akhir tahun lalu, Yorrys dan Ongen mengadakan rapat tertutup di Ciganjur, di kediaman Yorrys, yang melibatkan tokoh-tokoh pemuda Indonesia Timur, terutama mereka yang berasal dari Pemuda Pancasila dan ormas-ormas pemuda onderbouw Golkar. Yorrys dan kawan-kawan bermaksud melakukan rekayasa kerusuhan susulan di Jakarta, khususnya di kawasan Jakarta Kota dan sekitarnya, yang mengesankan adanya "balas dendam" dari para pemuda Indonesia Timur yang tak puas atas tewasnya beberapa pemuda Ambon akibat kerusuhan Ketapang. "Kerusuhan itu akan dibiarkan meluas dan membesar, karena pihak Kodam Jaya dan Kostrad akan memberi ruang bagi para perusuh," ucap seorang tokoh masyarakat Ambon pada SiaR. Seperti pernah diberitakan SiaR, rencana tersebut tercium pihak Angkatan Laut (AL) dan Korps Marinir, yang segera mengadakan rapat koordinasi di kantor Armada TNI-AL Bagian Barat (Armabar), Jalan Gunung Sahari, dengan dipimpin Komandan Korps Marinir, Mayjen Soeharto. Rapat koordinasi ini menghasilkan keputusan, pihak AL dan Korps Marinir akan mengadakan pengamanan khusus di Jakarta kota dan sekitarnya, sehingga kerusuhan susulan gagal terlaksana sebagaimana direncanakan Yorrys dan kawan-kawan. Keterlibatan Ongen Sangaji dalam kerusuhan Ambon sudah dicium para tokoh masyarakat Ambon. Setelah menjadi "operator" kerusuhan Ketapang, Sangaji pada akhir bulan Desember itu berangkat ke Ambon. Menurut sejumlah tokoh masyarakat Ambon di Jakarta, Sangaji berangkat ke Ambon, selain untuk menghilangkan jejak atas keterlibatannya di Pam Swakarsa dan kerusuhan Ketapang, juga mempersiapkan rekayasa kerusuhan berikutnya di kota berpenduduk 330 ribu jiwa itu. "Ongen menerima dana dari keluarga Cendana melalui Yorrys untuk merekayasa kerusuhan di Ambon. Ia berangkat ke Ambon bersama-sama sekitar 100 pemuda Indonesia Timur yang nantinya akan bertindak sebagai provokator lapangan," kata salah seorang tokoh masyarakat Ambon di Jakarta. Menurut keterangan warga masyarakat kota Ambon menjelang dan selama terjadinya kerusuhan, banyak wajah-wajah "baru" yang sebelumnya tak mereka kenal. "Kota Ambon itu kecil, kami biasa saling mengenal satu dengan lainnya," ujar Ibu Ririhena kepada koresponden SiaR di Ambon. Ibu Ririhena yang bekerja sebagai tenaga sukarela dari salah satu gereja, mengungkapkan beberapa dari antara korban tewas atau luka-luka ternyata tak memiliki kartu tanda pengenal atau KTP. Seperti diberitakan sebelumnya, seorang provokator telah tertangkap, karena selain diketahui memimpin massa melempari mesjid, orang yang sama juga memimpin massa untuk membakar gereja. Kerusuhan Ambon sendiri hingga kini telah memakan korban jiwa 84 orang, 54 orang luka berat dan sebanyak 50 orang provokator tertangkap.***

http://media.isnet.org/ambon/DalangRusuh.html

Try Sutrisno: Kasus Ambon Jangan Dibesar-besarkan

Try Sutrisno 13/09/2011 21:58 Liputan6.com, Jakarta: Mantan Wakil Presiden Try Sutrisno meminta kasus kericuhan di Ambon, Maluku untuk tidak dibesar-besarkan karena akan berpotensi menimbulkan perpecahan yang lebih besar. "Jangan sampai masalah ini di-blow up, ditunggangi, apalagi diprovokasi sehingga menjadi perpecahan yang besar. Apalagi kalau sampai menyangkut suku dan agama," kata Try Sutrisno usai menghadiri diskusi bertajuk "Indonesia Ke Depan Masih Ada Harapan" di Forum Komunikasi Purnawirawan dan Polri di Jakarta, Selasa (13/9). Menurut Try, bangsa Indonesia tak memiliki tradisi perpecahan karena dari dulu masyarakat Indonesia toleran, saling menghargai, dan saling mencintai. Karena itu, dirinya menyayangkan sampai terjadi kericuhan di Ambon. "Berkelahi itu biasa, tapi jangan di-blow up, jangan mudah diadu," ujarnya. Try juga meminta media massa untuk tidak memberitakan kericuhan Ambon yang justru memanaskan situasi. Sementara itu, mantan Ketua Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI), Sutiyoso mengatakan

pemerintah daerah dan aparat kepolisian yang ada di Ambon (Muspida) perlu menemukan formula yang tepat agar kasus tersebut tidak terulang kembali. Ia pun tidak menyangka kericuhan di Ambon kembali terjadi setelah kerusuhan terjadi di Malino pada 1999 lalu. Menurut mantan Panglima Komando Daerah Militer Jaya ini, aparat kepolisian setempat harus mencari para provokator yang menyebabkan terjadi kericuhan di Ambon. Sebab, kasus kericuhan yang terjadi tak jauh dari pelibatan provokator. "Aparat harus bekerja keras untuk menemukan para provokator itu dan harus diberikan tindakan hukum yang berat agar tidak mengulanginya lagi," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Adapun kericuhan di Ambon itu berawal dari tewasnya seorang tukang ojek yang mengakibatkan timbulnya salah paham.(ANS/Ant) http://berita.liputan6.com/read/353269/try-sutrisno-kasus-ambon-jangan-dibesarbesarkantrysutrisno-kasus-ambon-jangan-dibesar-besarkan

AMBON: Perang SaudaraFebruari 24, 1999 Sebelum tanggal 19 Januari, 1999, Ambon lebih dikenal sebagai pulau penghasil rempah-rempah. Pada tanggal 19 Januari, 1999, Ambon dan pulau-pulau di sekitarnya dilanda oleh perang saudara yang berkecamuk dengan dahsyat. Walaupun Ambon di kenal sebagai daerah orang Kristen di Indonesia, warga Islam di Ambon telah menikmati hidup rukun dan harmonis bersama warga Kristen. Kehidupan yang rukun dan harmonis ini ternyata berakhir dengan kehancuran yang tak dapat di kembalikan lagi seperti semula pada tanggal 19 Januari, 19999. Warga Ambon menolak kejadian ini sebagai suatu kerusuhan , mereka berkeras menyatakannya sebagai sebuah perang saudara. Perang ini di mulai dari sebuah kejadian yang sepele. Kejadian kecil yang bersifat lokal ini dimulai ketika seorang supir taxi bertengkar / berantem dengan seorang warga Islam Ambon. Berbagai sumber berita dengan kuat mengindikasikan bahwa kesempatan ini digunakan oleh para provokator untuk memulai pengrusakan besar-besaran di Ambon dan bahkan sampai ke pulau-pulau di sekitarnya. Pola yang demikian kelihatannya muncul berulang-kali dari kasus ke kasus , di mana kejadian lokal yang sepele menjadi sesuatu yang besar dan tak terkendali yang menghancurkan semua komunitas yang ada. Kita bisa melihat pola ini di Ketapang, Kupang, kasus Poso (di mana kasus Poso ini tidak pernah di

liputi oleh media, dan kejadian sekitar hari natal tahun 1998 di Sulawesi Tengah yang menghantam kota Poso, Palu dan Palopo itu sangat parah juga). Bahkan berbagai sumber berita mengisyaratkan bahwa para provokator itu di gerakkan oleh Suharto dan antek-anteknya. Kasus Ambon ini adalah yang paling parah, daftar pertama para korban dilampirkan di tabel 1. Sejak saat itu masyarakat Ambon hidup dalam ketakutan dan banyak kejadian-kejadian kecil dimana-mana. Belum sampai tanggal 14 Februari, 1999, muncul lagi kejadian serius lainnya. Warga Kristen di Kariu di pulau Haruku di serang oleh penduduk Pelauw, Kailolo dan Ori. Sebagian besar penduduk dari tiga tempat tersebut adalah warga Islam. Menurut para saksi mata dan penelitian yang dilakukan oleh Tim Pencari Fakta Salawaku, kejadian tanggal 14 Februari ini lebih parah lagi di sebabkan oleh beberap hal:1. Tepat sebelum di serang, pos komando aparat keamanan, yang berfungsi untuk menjaga keamanan di perbatasan Pelauw dan Kariu, di pindahkan tempat lain. 2. Komando pos militer Yon 733, bapak Safar Latuamuri yang juga berasal dari Pelauw bersama-sama dengan beberapa aparat dan penduduk desa tersebut dan menyerang penduduk di Kairu.

Berikut adalah daftar para korban dari serangan tersebut:

N o . 1 .

Nama

Penyeb Stat ab us

Y o h a ni s R a dj a w a n e D o m

Ditem Tew bak as aparat

2 .

Ditem Tew bak as aparat

in g g u s T u p al es y 3 . El ly P at ti n as ar a n y D ol ly T a k ar ia P ol ly N a nl o hi A tj

Dibaka Tew r di as dalam rumah

4 .

Dibaka Tew r di as dalam rumah

5 .

Ditem Luk bak a aparat para h

6

Ditem Luk bak a

.

a P at ti as in a H e n g k y Si a h a y a Y o h a ni s N o y a Iz ac k N o y a S al a k

aparat para h

7 .

Ditem Luk bak a aparat ring an

8 .

Ditem Luk bak a aparat ring an

9 .

Ditem Luk bak a aparat ring an

1 0 .

Ditem Luk bak a aparat ring an

or i 1 1 . Y o p y K il a nr es y C or in u s L ai si n a A g u st hi n u s Si a h a y a L a m b

Ditem Luk bak a aparat ring an

1 2 .

Ditem Luk bak a aparat ring an

1 3 .

Ditem Luk bak a aparat ring an

1 4 .

Ditem Luk bak a aparat ring an

er h N o y a 1 5 . M a x N o y a R u k a Bi ra hi B o m in n g u s T ai h ut u D o m ig g u s

Ditem Luk bak a aparat ring an

1 6 .

Ditem Luk bak a aparat ring an

1 7 .

Ditem Luk bak a aparat ring an

1 8 .

Ditem Luk bak a aparat ring an

N o y a 1 9 . D o m in g g u s P at ti ra ja w a n e A br a h a m H a h u ry M ar th in u s M et e

Ditem Luk bak a aparat ring an

2 0 .

Dipana Luk h a ring an

2 1 .

Dipana Luk h a ring an

h el e m u al 2 2 . H a n n y L e w er is a K ar el R a dj a w a n e D o m in g g u s P at ti as in

Dipana Luk h a ring an

2 3 .

Dipana Luk h a ring an

2 4 .

Ledaka Luk n bom a ring an

a 2 5 . R o n n y L al o p u a Ja c o b P at ti ra ja w a n e Jo h a ni s P at ti ra ja w a n e R

Ledaka Luk n bom a ring an

2 6 .

Dipana Luk h a ring an

2 7 .

Dipana Luk h a ring an

2

Dipana Luk

8 .

u d y W at i m e n a W el e m Ri ry Iz a ac k N a h u so n a S e m u el R a dj a w a n e

h

a ring an

2 9 .

Dipana Luk h a ring an

3 0 .

Dipana Luk h a ring an

3 1 .

Dipana Luk h a ring an

3. Rumah -rumah dan bahkan sebuah gereja yang telah berada dibawah perlindungan pasukan keamanan bisa terbakar habis. 4. Pasukan penjaga keamanan juga terlibat dalam penembakan brutal terhadap penduduk Hulaliu, yang datang terburu-buru untuk membantu korban luka di Kariu.

Berikut ini adalah daftar para korban dari desa Hulalui:N o . 1 .

Nama

Penyeb Statu ab s

Mart hen Taha pary Janes Leika wabe ssy Agus Noya Fran gky Tana te Chris tian Noya Mart hinus Taih utu Jacob Noya Chre

Tewas

Tew as

2 .

Tewas

Tew as

3 . 4 .

Tewas

Tew as Tew as

Tewas

5 .

Ditemb Luka ak para aparat h Ditemb Luka ak para aparat h

6 .

7 . 8

Ditemb Luka ak para aparat h Ditemb Luka

.

s Noya Jusuf Birah i Ronn y Huka Donn y Noya Duan Noya

ak aparat

para h

9 .

Ditemb Luka ak para aparat h Ditemb Luka ak para aparat h Ditemb Luka ak para aparat h Ditemb Luka ak para aparat h Ditemb Luka ak para aparat h Ditemb Luka ak para aparat h

1 0 . 1 1 . 1 2 . 1 3 . 1 4 .

Stevy Noya

Juliu s Kain ama Jopie Laisi na Elian us Siaha ya Bram Noya

1 5 . 1 6 .

Ditemb Luka ak para aparat h Ditemb Luka ak ringa aparat n

1 7 . 1 8 .

Ditemb Luka ak ringa aparat n Ditemb Luka ak ringa aparat n

Thop ilus Noya

1 9 .

Simo n Weri nuss a

Ditemb Luka ak ringa aparat n

Pada tanggal 21 dan 22 Febuari,1999, hari senin dan selasa, di pulau Saparua, penduduk Siri Sori Islam dan penduduk Siri Sori Serani (Kristen) terlibat dalam perkelahian; begitu juga dengan penduduk Iha (Muslim) dan Nolloth (Kristen). Tiga orang Nolloth meninggal dan seorang dengan lengan teramputasi akibat dari tembakan dari seorang petugas. Sementar itu, pada hari selasa tanggal 22 Febuary 1999. Dikota ambon kerusuhan terjadi lagi. Bom meledak di Batu Merah Dalam. Rumah-rumah warga Kristen dibakar. Petugas keamanan tidak berbuat apa-apa ketika orang-orang mulai menyerang warga Kristen. Sampai saat ini 6 orang tertembak mati oleh petugas keamanan dan tiga diantaranya ditembak oleh petugas keamanan ketika mereka masih berada di dalam pagar/pekarangan Gereja Bethabara di Batu Merah Dalam. Para umat kristen di Batu merah Dalam sampai harus lari mencari tempat perlindungan. Walaupun banyak berita utama di media menyatakan - Kristen membantai Islam di Ambon - kelihatannya yang sebaliknyalah yang benar . Tetapi yang lebih menyakitkan dan memprihatinkan adalah sikap para petugas militer. Mereka bukan saja tidak melakukan apa -apa , sebetulnya mereka terlibat dalam aksi penyerangan dan penembakan . Sikap dan perbuatan petugas militer yang demikian bukan saja tidak dapat diterima, tetapi juga mencerminkan hilangnya kontrol dan kekuasaan di dalam unit militer secara keseluruhan, bahkan dari Menhankam sendiri, Jenderal Wiranto. Menurut para saksi mata, salah seorang aparat yang terlibat dalam peristiwa penembakan di Batu Merah Dalam adalah seorang polisi bernama Cahyana. Dibawah ini adalah daftar korban di Ambon dari tanggal 23-24 Februari , 1999.N o . 1 . Na ma

Penyeb Statu ab s

Jaco b de Lim

Di Tewa tembak s aparat

a 2 . Rud y Heh atub un E. Telu sa Mar thin Man ukel le Ant hon Lop ulal an F., Hiti peu w

Di Tewa tembak s aparat

3 .

Di Tewa tembak s aparat Di Tewa tembak s aparat

4 .

5 .

Di Tewa tembak s aparat

6 .

Di Tewa tembak s aparat

Penganiayaan terhadap umat Kristen, yang di lakukan secara halus di masa kekuasaan Soeharto, dilakukan secara terang-terangan dan ganas di era pemerintahan transisi Habibie. Menurut laporan yang disampaikan oleh FKKI (Forum Komunikasi Kristen Indonesia), sebanyak 455 gereja telah di serang dan di bakar semasa pemerintahan Suharto. Semenjak Habibie berkuasa, dalam kurun waktu kurang dari setahun tercatat minimal 95 gereja telah diserang dan dibakar. Kelompok Fundamentalis yang bergerak di belakang Habibie sejak dibentuknya ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia) pada awal tahun 90an, telah menunjukkan kekejamannya sejak peristiwa kerusuhan May 1998. Walaupun terlihat dengan jelas adanya pola yang sama di setiap peristiwa, bahkan sejak kasus Surabaya 9 Juni, 1996 dan diikuti kasus Situbondo 10 Oktober, 1996, pemerintah dan ABRI masih belum dapat memberikan keadilan yang tuntas

dan mutlak kepada rakyat Indonesia dengan menunjuk dan mengadili para otak dibelakang semua persitiwa ini. Kurangnya niat serta kemampuan pemerintah dan ABRI telah mengakibatkan melemahnya pengaruh mereka secara lokal maupun di dunia international. Hal ini akan terjadi kalau pemerintah tidak memenuhi tugasnya yaitu untuk melayani rakyatnya. Laporan disiapkan oleh: Hengky Hattu - Yayasan Sala Waku Maluku Kie-eng Go - Texas - USA *******************************Tabel 1

Daftar korban kasus Ambon, January 15-28, 1999.1. Gereja Nehemiah, Jemaat Bethaba (Gereja Protestan Maluku) di desa Batu Merah telah di jarah dan di hancurkan. Bagian dalam gereja ini dibakar (60% hancur). Gereja Sumber Kasih, Jemaat Silo (Gereja Protestan Maluku) di desa Silale Waihaong dibakar sampai rata dengan tanah (100% hancur). Gereja Bethlehem di

2.

3.

jalan Anthony Rhibok dilempar batu. (20% hancur). 4. Gereja Tua Hila di perkampungan Kristen Hila (gereja tertua di Ambon) habis terbakar (100% hancur). Gereja Protestan Petra, Jemaat Petra (Gereja Protestan Maluku) di desa Benteng Karang Ambon habis terbakar (100% hancur). Gereja Katolik Logos di Desa Benteng Karang habis terbakar (100% hancur). Gereja Sidang Jemaat Allah di Desa Benteng Karang habis terbakar (100% hancur). Gereja Maranatha di Desa Negri Lama dibakar habis (100% hancur).

5.

6.

7.

8.

9.

Gereja Hanwele di Desa Nania dibakar habis (100% hancur). Gereja Protestan Maluku (GPM) di Desa PaporuPiru, Seram Barat dibakar habis (100% hancur). Gereja Katolik di Desa PaporuPiru, Seram Barat dibakar habis (100% hancur). Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) di Desa Paporu-Piru, Seram Barat dibakar (100% hancur). Gereja Protestan, Jemaat Sanana (GPM) di Desa Sanana dibakar (100% hancur). Gereja Katolik, Jemaat Sanana di Desa Sanana dibakar (100% hancur). Gereja Bethel Indonesia, Jemaat Sanana

10.

11.

12.

13.

14.

15.

di Desa Sanana dibakar (100% hancur).

Daftar rumah dan sekolah jemaat yang dirusak dan dibakar oleh massa saat kerusuhan Ambon tanggal 15-28 Januari, 1999:1. Rumah pastor GPM jemaat Desa Hila (dibakar). Rumah pastor GPM jemaat Desa Benteng Karang (dibakar). Rumah pastor GPM jemaat Desa Nania (dibakar). Rumah pastor GPM jemaat Desa Negri Lama (dibakar). Rumah pastor GPM jemaat Sanana (dibakar). Rumah jemaat (rumah pastor) jemaat Sanana (dibakar). Satu sekolah Katolik di Sanana (dibakar).

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Daftar mesjid yang dirusak dan atau dibakar massa saat kerusuhan Ambon tanggal 15-28 Januari, 1999:1. Mesjid Al Huda di jalan Diponegoro Atas dibakar (12% rusak). Mesjid As Sa92adah Pule di jalan Karang Panjang terbakar habis. Mesjid Al Ikhlas di jalan Pattimura Raya didalam Pos Alley dirusak (20% rusak) Mesjid Al Ikhwan di pasar Mardina terbakar habis. Mesjid An-Nur di jalan Sangaji dirusak massa ( 20% rusak) Mesjid AtTaqwa di desa Batu Gajah/ Batu Bulan dibakar (50% rusak) Mesjid Al Ikhlas di Kompleks Jati Batu Gong dirusak(50% hancur)

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Mesjid Kompleks Kati di Batu Gong dirusak(20% hancur) Mesjid kompleks Wisma Atlit di karang panjang rusak(20% hancur) Mesjid di kantor daerah regional dirusak (20% hancur) Mesjid Al Mukhlisin di karang Baringin 96Batu Gantung rusak ( 40% hancur) Mesjid Al Mukharam di Karang Tagape dirusak (45% hancur) Mesjid kantor transmigrasi regional dirusak (20% hancur) Mesjid Kompleks Kopertis Ahuru di Desa Ahuru dirusak (20% hancur)

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

Mesjid Kompleks TVRI di Gunung Nona dirusak (40 % hancur) Mesjid Nurul Hijrah Nania di desa Nania dibakar (50% hancur) Mesjid Labuhan Batu di desa Labuhan Batu dirusak (40% hancur) Mesjid Al Muhajirin di desa Paso dibakar (60% hancur) Mesjid Jamiatul Islamiah di desa Galala dibakar (50%hancur) Mesjid Wailete di desa Hative Besar dibakar (65% hancur) Ruang ibadah di kompleks SMUN 7 Wailete di desa Hative Besar dirusak (60% hancur) Ruang ibadah Galala di desa

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

Galala dibakar (50% hancur) 23. Ruang ibadah Nurul Haq di desa Dobo di Maluku Tenggara dirusak (20% hancur)

Data sekolah yang dirusak dan / atau dibakar saat kerusuhan Ambon tanggal 1528 Januari, 1999:1. SD Al-Hilal di jalan Anthony Ribhaok dibakar (100% hancur) SMU Muhammadiyah Tanah Lapang Kecil (Talake) dirusak (40% hancur)

2.

http://www.fica.org/hr/ambon/idAmbonCivilWar.html

Kerusuhan Ambon dan Citra Polisi yang Jauh dari Kepentingan Masyarakat15 September 2011 | Filed under: Featured,Indonesia | Posted by: nahimunkar.com

X

Halo Googler! Jika menurut Anda artikel ini menarik, jangan lupa untuk Berlangganan Gratis (via email/RSS). Terima kasih atas kunjungannya! Posts relating to "artikel kasus ambon". Hide related posts

Ada Upaya Amerika Stigmakan Ambon sebagai Sarang Teroris dengan Isu Kerusuhan JUNI YUDHAWANTO/AMEKS: AMBON RUSUH LAGI. Kota Ambon kembali dilanda kerusuhan bernuansa SARA, Minggu 11 September. Puluhan kendaraan, rumah, serta tempat... Derita Muslimin Ambon Duka Kita - - ... Meski Klaim Ambon Kondusif, Pemerintah Tak Berani Jamin Keamanan Warga Muslim AMBON Bukan semata-mata trauma pasca bentrok Ambon 9/11 yang menjadi alasan warga Muslim memilih bertahan di pengungsian. Alasan lainnya, tak ada... Ibunda Yakin, Darfin Tewas Dibunuh Bukan Kecelakaan sindikasi.net AMBON - Darfin Saiman seorang tukang ojek yang tewas di kawasan Gunung Nona Ambon Sabtu malam lalu, masih meninggalkan tanda tanya.... Joserizal: Ledakan Bom Solo Hanya Pengalihan Isu Ditengarai adanya: Pengkondisian berkelanjutan terorisme di Indonesia, sehubungan dengan kedatangan Obama ke Bali bulan November 2011. Pengalihan isu, sehubungan dengan akan disahkannya...

Sekjen FPI (Front Pembela Islam), KH Muhammad Shabri Lubis, mengemukakan FPI mensinyalir ada permainan kelompok separatis Republik Maluku Selatan (RMS) di belakang tragedi Ambon berdarah itu. Iya ini RMS yang bermain, tegasnya. FPI menengarai, keterlibatan aparat dalam kerusuhan di Ambon yang menewaskan umat Islam itu mudah terjadi karena komposisi aparat Brimob yang mayoritas beragama Kristen. Kita juga mempertanyakan apakah normal jumlah dan komposisi Brimob yang ada di Ambon ? Sebab di situ ada Brimob bisa berjumlah lebih dari 70 persen Nasrani. Ini masuk di akal apa tidak? tukas Shabri. Ini jadi kesempatan mereka, bukannya melakukan penertiban malah melakukan pembantaian, ujarnya. Sementara itu, berita lain selumnya, dalam aturan baru (2010) untuk polisi yakni protap tembak di tempat, ada komentar: sebelum ini polri sudah dikecam karena berbagai perilaku kekerasan dan kesewenang-wenangan, protap baru (tembak di tempat) ini malah menempatkan polri sebagai institusi kekerasan berstatus resmi.

Ini tidak sesuai dengan slogan polisi masyarakat. pada kenyataannya, polisi semakin terpisah dan anti terhadap masyarakat, sehingga menolak jalan persuasif, kata Ketua umum Partai Rakyat Demokratik (PRD) Agus Jabo. Kekerasan yang dicatat sebuah situs diantaranya: Dalam catatan kami, polisi telah dan masih mengutamakan penggunaan kekerasan terhadap demonstrasi dan aksi protes rakyat, diantaranya, kasus kerusuhan di Buol (Sulteng), penangkapan puluhan aktivis di Bau-Bau (Sultra), penembakan petani di Kuantan Singingi (Riau), penembakan aktivis LMND di Garut (Jabar), dan masih banyak lagi. Di antara korban kekerasan polisi adalah: Yusniar, Perempuan Petani Tewas Ditembak Aparat Brimob Kepolisian Resor Kuansing Riau

Korban Penembakan Foto Hariansyah Usman/Facebook, RABU, 09 JUNI 2010 Pergolakan di Kebun Sawit, Polisi Tembak 2 Petani dari Belakang Berita tentang kerusuhan Ambon, protap, dan kekerasan lain yang dilancarkan polisi sebagai berikut:Copot Polisi Kristen Pembantai Umat Islam dalam Kerusuhan Ambon!!

Front Pembela Islam (FPI) menemukan fakta adanya aparat kepolisian beragama Kristen yang turut membantai umat Islam dalam kerusuhan di Ambon. FPI mendesak Kapolri memecat Kepala Brimob dan mengadili polisi yang terlibat dalam kerusuhan itu. Laporan warga itu diaminkan oleh Front Pembela Islam (FPI). Menurut Sekjen FPI, KH Muhammad Shabri Lubis, aparat Kristen terlibat langsung dalam kerusuhan Ambon jilid II yang menewaskan umat Islam ini. Kita terus mengikuti perkembangan, memang kerusuhan ini sekarang meluas dan melibatkan aparat-aparat Kristen untuk ikut serta membantai umat Islam. Jadi aparat Kristen itu turun, itu temuan kita, ujarnya kepada voa-islam.com, Senin sore, (12/9/2011). Selain itu, FPI juga mensinyalir ada permainan kelompok separatis Republik Maluku Selatan (RMS) di belakang tragedi Ambon berdarah itu. Iya ini RMS yang bermain, tegasnya. Untuk mengantisipasi agar kerusuhan yang tak berimbang itu tidak meluas, FPI menuntut Kapolri agar menindak aparat kepolisian yang terlibat dalam pembantaian umat Islam dalam tragedi Ambon jilid II itu. Kita minta kepada Kapolri dan Panglima TNI untuk segera mengirimkan Polisi Militernya agar melihat di situ aparat-aparat yang terlibat dan ikut serta membantai kaum muslimin, desak Shabri. Mereka harus diseret ke pengadilan atau mahkamah militer dan juga kepada HAM Internasional, itu yang kita akan tuntut, tambahnya. FPI sangat menyayangkan aparat yang tidak profesional dalam menjalankan tugas di Ambon dengan ikut membantai kaum Muslimin. Tidak boleh terjadi lagi adanya aparat yang diketahui berbuat seperti itu karena mereka itu digaji, dibayar oleh Negara bukan untuk membantai umat Islam apalagi untuk pengkhianatan karena mereka itu ingin mendirikan RMS, kecamnya. Untuk itu, FPI mendesak Kapolri agar turun langsung ke TKP di Ambon untuk melakukan sidak dan mengusut anak prajuritnya. Maka dari itu kita menunggu ketegasan dari panglima TNI untuk mengusut tuntas masalah ini dan juga Kapolri untuk melihat anak buahnya di bawah, tegas Shabri. FPI menengarai, keterlibatan aparat dalam kerusuhan di Ambon yang menewaskan umat Islam itu mudah terjadi karena komposisi aparat Brimob yang mayoritas beragama Kristen. Kita juga mempertanyakan apakah normal jumlah dan komposisi Brimob yang ada di Ambon ? Sebab di situ ada Brimob bisa berjumlah lebih dari 70 persen Nasrani. Ini masuk di akal apa tidak? tukas Shabri. Ini jadi kesempatan mereka, bukannya melakukan penertiban malah melakukan pembantaian, imbuhnya. Sebagai solusi agar tidak terulang lagi pembantaian umat Islam yang dilakukan oleh aparat Kristen, FPI menuntut agar Kepala Komando Brimob dicopot, lalu komposisi anggota Brimob yang ditugaskan ke Maluku diperbaiki yang proporsional.

Kita juga minta Kepala Komando Brimob di sana untuk diganti, dan juga jumlah komposisi anggota Brimob yang Muslim dan yang Nasrani bisa segera disesuaikan misalnya 50-50 jadi ada keadilan, jadi tidak didominasi kalau mereka memang betul-betul untuk menjaga NKRI. Tapi kalau Polisi ini memang dikuasai agen-agen Yahudi untuk melepas Indonesia melalui itu, urusan mereka, ujar Shabri. [taz/ahmed widad]http://nahimunkar.com/8206/kerusuhan-ambon-dan-citra-polisi-yang-jauh-dari-kepentinganmasyarakat/

Kerusuhan Ambon Hanya Gara-gara Pesan Singkat Kerusuhan di Ambon yang belum lama terjadi ternyata penyebabnya adalah sebuah pesan singkat berantai yang bernada provokatif sehingga menyulut emosi beberapa kelompok masyarakat disana. Sungguh disayangkan, hanya karena disebabkan oleh isi pesan singkat yang belum diketahui secara pasti kebenarannya sudah bisa menyulut emosi warga sehingga menghancurkan banyak kendaraan dan fasilitas yang ada. Your browser does not support iframes.

Akar Rumput Tak Terprovokasi, Ambon Mereda

VIVAnews - Kerusuhan pecah di sejumlah kawasan di Ambon, Maluku, mulai Minggu 11 September 2011 pagi. Sejumlah kelompok massa saling lempar batu, memblokir jalan, bahkan saling membacok. Letusan tembakan juga terdengar. Dihubungi lewat telepon, pada Minggu siang, seorang warga Ambon yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa kerusuhan terkonsentrasi di tiga titik utama yakni, depan kampus PGSD Universitas Pattimura, Tugu Trikora, dan Waringin. Akibat kondisi tersebut, pusat-pusat bisnis lumpuh. Sejumlah toko memilih tutup seketika rusuh pecah. Sejumlah warga juga terlihat mengungsi.

Rumor yang berkembang, kerusuhan dipicu kematian seorang tukang ojek asal Gunung Nona, Kecamatan Nusaniwe, pada Sabtu 10 September 2011 malam. Warga yang enggan disebut namanya itu mengatakan bahwa kasus kematian tukang ojek di Gunung Nona hanya pemantik dari sejumlah kasus sensitif di Ambon yang telah terakumulasi. Ini rembetan masalah saja, ujarnya. Polisi membenarkan ada kematian tukang ojek. Pemicu kerusuhan diduga pesan singkat berantai yang menyebut kematian si tukang ojek bernama Darfin Saimen ini karena dibunuh. Kepala Bidang Humas Polda Maluku, AKBP Johannes Huwae, membantah Darfin tewas dibunuh. Darfin meninggal karena kecelakaan lalu lintas setelah mengendalikan sepeda motor dengan kecepatan tinggi di Jalan Perumtel, Desa Keramat, Nusaniwe Ambon. Juru Bicara Polri, Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam, mengatakan bahwa keluarga tak percaya Darfin tewas kecelakaan karena sepeda motornya tidak mengalami kerusakan parah. Namun, hasil autopsi menunjukkan Darmin mengalami kecelakaan murni. Itu bisa dibuktikan dari hasil otopsi. Semua tidak ada tanda-tanda kekerasan, katanya. Simpang siur kematian warga Gunung Nona, Kecamatan Nusaniwe, itu rupanya menyulut emosi dua kelompok yang kerap bertikai. Kerusuhan pecah yang meluas ke sejumlah kawasan, termasuk jantung kota Ambon. Ada dua kelompok lama. Ya kami tidak usah sebutkan, kata Anton. Sosiolog Universitas Indonesia yang juga berdarah Maluku, Tamrin Amal Tomagola, juga berpendapat kerusuhan sehari ini masih cara provokasi lama. Selalu dilakukan di sekitar Idul Fitri, kata Tamrin saat dihubungi VIVAnews.com, Senin 12 September 2011. Ini mirip dengan kerusuhan yang meletup tahun 1999 lalu. Saat itu, dimulai penyebaran isu, dulu lewat telepon umum, kata dia. Saat ini, tambah dia, kondisi sudah terkendali. Ini hanya di Kota Ambon, itupun tidak seluruhnya. Tamrin menduga, yang jadi sasaran provokasi adalah kelompok muslim. Namun, itu tidak terjadi. Akar rumput tidak terprovokasi. Ada pemuda muslim terjebak di wilayah Kristen diantar pulang. Begitupun sebaliknya. Mereka sadar yang dulu diadu domba. Ia mengharapkan, masyarakat tidak mudah terpancing isu provokatif dan saling melindungi. Polisi juga diminta membenahi diri, tidak berbasis di kantor tapi di komunitas. Polisi seharusnya juga menekankan pencegahan dini dengan polisi komunitas dan penajaman intelijen poisi di lapangan. Pendekatan kepolisian terlalu pendekatan TKP, kata Tamrin. Meski terlambat, polisi berhasil melacak asal pesan singkat atau SMS yang menyulut kerusuhan itu. Nomor yang kirim SMS itu sudah terlacak, kata Anton. Tiga Orang Tewas Namun, provokasi terlanjur menjadi kenyataan. Kerusuhan sehari itu membuat tiga orang meninggal dunia. Satu orang (meninggal) di Rumah Sakit Alfatah dan dua orang di Rumah Sakit Umum, kata Anton Bachrul Alam.

Selain korban meninggal, kata Anton, ada juga korban luka berat sebanyak 24 orang dan luka ringan sebanyak 65 orang. Itu karena lemparan batu dan sebagainya, kata dia. Untuk menjaga keamanan di Ambon, kata Anton, polisi telah mengerahkan 200 personel Brimob dan 200 personel polisi dari Makasar. Mereka disebar di berbagai titik di pusat kota termasuk Tugu Trikora. Di mana bentrok antarwarga berada di simpang empat Tugu Trikora dan Waehaong. Polisi telah mengamankan beberapa alat bukti di antaranya batu yang digunakan warga untuk saling lempar dan senjata tajam. Senjata api masih belum karena masih dalam proses pendataan, kata Anton. Sementara itu, jumlah kerugian kata Anton ada empat unit sepeda motor, dua mobil dan tiga rumah dibakar. Menjelang sore, situasi mulai kondusif. Sore itu juga, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan Kapolri Jenderal Timur Pradopo untuk menambah personel keamanan di Ambon. Presiden juga meminta Menkopolhukam bersama Kapolri, Panglima TNI, dan Gubernur Maluku, mengambil langkah agar kerusuhan Ambon tidak meluas. Kepala Kepolisian Jenderal Timur Pradopo mengatakan telah menambah personel pasukan untuk mengantisipasi bentrok susulan di Ambon. Pasukan yang diterjunkan berasal dari Markas Besar Polri dan dari Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan. Kapolri mengatakan pasukan telah ditambah 4 satuan setingkat kompi. Masih dipersiapkan kalau ada dinamika, kata mantan Kapolda Metrojaya ini. Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) mengirim 2 kompi atau sekitar 200 personel pasukan dari satuan Brimob ke Ambon, Maluku. Pasukan tersebut diberangkatkan Minggu malam, 11 September 2011, dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin sekitar pukul 22.30 Wita. Dalam sambutannya, Brigjen Polisi Syahrul Mamma mengatakan, perintah pengiriman pasukan merupakan instruksi langsung dari Mabes Polri untuk membantu pengamanan di Ambon. Menurut informasi yang dihimpun VIVAnews.com, 200 personel Polri ini dipimpin langsung oleh Kepala Detasemen I AKBP Donyar Kusuma Sik. Detasemen tersebut dilengkapi 10 orang dari tim Gegana. sumber : vivanews.com

Jangan Setengah Hati Usut Kasus Ambon!

Kamis, 15 September 2011

Empat hari setelah Ambon rusuh, aparat tetap belum berhasil mengungkap kejadian sebenarnya yang melatarbelakangi kerusuhan tersebut. Media-media massa memberitakan, kerusuhan tersebut dipicu oleh meninggalnya seorang tukang ojek. Semula pihak kepolisian mengumumkan bahwa kematian itu murni kecelakaan motor. Namun pihak keluarga diberitakan tak percaya dengan informasi tersebut. Apalagi mereka mengaku menemukan bekas tusukan di punggung korban dan luka lebam akibat pukulan. Sayangnya sampai sekarang aparat tidak pernah mengungkap kejadian sebenarnya yang menimpa korban. Kalau benar korban ditikam dan dipukuli, siapa pelakunya? Apa pula motifnya? Bahkan, belum ada kabar para pelaku tersebut telah ditangkap oleh aparat. Andai mereka memang sudah ditangkap, bagaimana hasil pemeriksaan terhadap mereka? Peristiwa ini kemudian meletupkan kerusuhan massa yang menyebabkan lebih dari 4 ribu orang terpaksa mengungsi sampai sekarang. Dalam kerusuhan tersebut terdapat korban tewas akibat tembakan. Lagi-lagi aparat belum bisa mengungkap siapa pelaku penembakan? Senjata apa yang dipakai? Dari mana mereka mendapatkan senjata itu? Berbagai pertanyaan berseliweran tanpa ada jawaban yang pasti. Sebagian masyarakat mulai menebak-nebak jawabannya, lalu menyebarluaskannya. Keadaan ini membuat kian runyam persoalan. Memang, seruan kepada masyarakat agar jangan mudah terprovokasi menjadi penting dalam situasi sekarang. Namun jangan lupa, potensi konflik di Ambon begitu besar. Sedikit saja api memercik, letupan besar bisa terjadi. Karena itu, seruan saja tak cukup. Masyarakat perlu diberi informasi yang jelas agar tidak menyisakan banyak pertanyaan. Apalagi kita tahu, kerusuhan di Ambon bukan sekali ini saja. Pada tahun 1999, kerusuhan yang lebih besar pernah meledak di sini. Ratusan orang meninggal, ribuan mengungsi. Belakangan kita tahu betapa kental aroma konspirasi dalam tragedi tersebut. Tentunya kita tidak ingin Ambon dijadikan objek konspirasi kembali.

http://www.hidayatullah.com/read/18875/15/09/2011/jangan-setengah-hati-usut-kasusambon!.html

Pers diminta hati-hati sikapi kasus AmbonSenin, 12 September 2011 17:30 WIB | 1498 Views

Mahfudz Shiddiq (ANTARA/Ismar Patrizki)

Jakarta (ANTARA News) - Pers diminta untuk lebih berhati-hati dan tidak mempropaganda pemberitaan yang bisa memperluas konflik terkait kasus di Ambon, Maluku. Hal itu dikatakan oleh Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq di Jakarta, Senin, menanggapi terkait konflik antar kelompok di Ambon, Maluku. "Konflik antar kelompok yang terjadi di Ambon kemarin bisa meluas dan membesar jika semua pihak, termasuk pers tidak hati-hati dalam menyikapi," kata Mahfudz di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin. Menurut Mahfudz, pers dengan kecepatan informasinya telah membuka pengetahuan masyarakat akan apa yang terjadi dan juga menggerakkan masyarakat akan apa yang harus dilakukan. "Pers melalui investigasinya juga bisa membatasi gerak jika ada pihak-pihak yang ingin memancing di air keruh," ujar politisi PKS itu. Wakil Sekjen PKS itu menambahkan, pers harus hati-hati agar tidak melakukan pola pemberitaan yang justru bisa memicu perluasan dan pembesaran konflik. Ia mencontohkan peran pers yang bisa menimbulkan masalah baru seperti mengungkap kembali potret konflik berdarah Ambon pada masa lalu, penayangan berulang-ulang situasi konflik dan kekerasan, pemberitaan yang fokus pada korban-korban kekerasan dan publikasi komentar nara sumber yang cenderung negatif. "Pola pemberitaan seperti ini akan menguak kembali trauma masyarakat Ambon dan Maluku terhadap konflik masa lalu yang masih dalam tahap pemulihan," kata Mahfudz. (zul) http://www.antaranews.com/berita/275253/pers-diminta-hati-hati-sikapi-kasus-ambon

Berita Kerusuhan Ambon 2011Berita Kerusuhan Ambon 2011 Setelah kemarin saya memposting tentang kabar Cut Tari Meninggal Dunia yang ternyata hoax sekarang saya akan mengisi blog ini tentang kerusuhan di Ambon. Kerusuhan terjadi pada tanggal 11 September 2011, kronogoli dari kerusuhan ambon 2011 sendiri menurut Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam disebabkan oleh adanya salah paham

Kerusuhan Ambon 2011

Berikut kronologi Kerusuhan Ambon 2011 Kejadian bermula dari kecelakaan murni yang dialami oleh Darkin Saimen yang mengendarai sepeda motor. Darkim Saimen dari arah stasiun TVRI, Gunung Nona, menuju pos Benteng. Di daerah sekitar tempat pembuangan sampah,Darkin Saimen hilang kendali dan menabrak pohon gadihu. Ia kemudian menabrak rumah seorang warga di sana bersama Okto. Namun naas nyawa tukang ojek itu tak terselamatkan sebelum sampai ke rumah sakit. Hal inilah yang menimbulkan dugaan ia sebenarnya dibunuh, bukan karena kecelakaan. Saimen dibawa ke rumah sakit namun akhirnya meninggal dunia. Lalu Saimen diisukan dibunuh. Padahal, ia mengalami kecelakaan. Hasil otopsi dari dokter menerangkan, bahwa Saimen mengalami kecelakaan murni. Berdasarkan keterangan saksi dan hasil otopsi, semua tidak ada tanda-tanda kekerasan. Pertikaian akibat kematian Darkin Saimen terjadi antara dua kelompok. Mereka saling melempar batu dan merusak sejumlah fasilitas. Namun akhirnya dapat diredam oleh aparat setempat. Semoga kerusuhan yang terjadi di Ambon segera usai dan menciptakan kembali suasana yang tenang dan damai.http://unnes.info/news/berita-kerusuhan-ambon-2011

Ini Dia Penyebab Kerusuhan Bentrokan di AmbonPenyebab Kerusuhan Ambon. Kerusuhan Ambon terjadi lagi Minggu 11 September 2011. Dari kerusuhan Ambon tersebut telah mengakibatkan korban tewas sebanyak 4 orang. Apa sebenarnya penyebab kerusuhan Ambon yang terjadi kemarin tersebut? Penyebab kerusuhan Ambon adalah tewasnya Darmin Saiman. Darmin Saiman adalah korban meninggalduni apada kecelakaan motor di Ambon pada hari Sabtu. Darmin yang adalah seorang tukang ojek dikabarkan tewas

dibunuh. Padahal, Darmin adalah korban kecelakaan lalulintas. Menurut Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam di Jakarta, Darmin tewas karena kecelakaan murni. Dia mengendarai sepeda motor. Ia dari arah stasiun TVRI, Gunung Nona, menuju pos Benteng. Di daerah sekitar tempat pembuangan sampah, yang bersangkutan hilang kendali dan menabrak pohon gadihu, papar Anton. Namun tersiar kabar, Darmin tewas karena dibunuh. Kabar kematian darmin itulah yang menjadi pemicu bentrokan dan kerushan Ambon. itulah yang memicu aksi massa. Bentrokan pun terjadi usai pemakaman korban, Minggu siang. Warga dari dua kelompok saling berhadap-hadapan dan saling menyerang dengan lemparan batu. Sejumlah kendaraan roda dua dan empat pun dibakar. Kontributor KOMPAS.com yang berada di lokasi kejadian berhasil mengabadikan peristiwa tersebut dalam foto. Foto tersebut memperlihatkan banyaknya orang yang terlibat dalam bentrokan tersebut. Api pun berkobar di badan jalan, mengiringi kerusuhan yang berlangsung hingga Minggu petang. Sejauh ini, jumlah korban tewas dalam bentrokan tersebut telah mencapai tiga orang. Satu korban mengembuskan napas terakhir di RSU Al Falah, Ambon. Korban yang diidentifikasi bernama Sahrun Ely (22) itu tewas dengan luka tembakan di dagu. Dua orang tewas lainnya sempat dibawa ke RSUD dr M Haulussy, Ambon. Mereka tewas karena luka tembak aparat kepolisian saat upaya penghalauan massa. Korban tewas teridentifikasi sebagai Djefry Siahaan yang terkena timah panas di bagian perut dan Cliford Belegur yang tertembak di bagian dada sebelah kiri. Djefry adalah seorang guru yang tengah bertugas di Ambon. Sementara Cliford, murid kelas III SMA Negeri 12 Ambon. Semoga dengan diketahuinya penyebab kerusuhan Ambon tersebut, kerusuhan dan bentrokan tidak akan terjadi lagi. Damai Ambon. http://forum.kompas.com/nasional/40775-ini-dia-penyebab-kerusuhan-bentrokan-diambon.html