33
TRAUMA MUKA DAN HIDUNG DEPARTEMEN ANESTESIOLOGI & TERAPI INTENSIF FK USU / RS H. ADAM MALIK

An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial

TRAUMA MUKA

DAN HIDUNG

DEPARTEMEN ANESTESIOLOGI & TERAPI INTENSIF FK USU /

RS H. ADAM MALIK

Page 2: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial

PENDAHULUAN

Hidung sering fraktur

Fraktur tulang rawan septum sering tidak

diketahui / diagnosis hematom septum

Pemeriksaan dapat dilakukan dengan

palpasi dan inspeksi intranasal

>> 15 – 30 tahun, ♂ > ♀

Page 3: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial

PENDAHULUAN

Etilogi multifaktor, kecelakaan >>> Sumbatan jln nafas, shock, gangguan vertebra

atau saraf Penanganan : immediate atau delayed

kondisi jaringan Bersihkan luka, jahit < 24 jam, fraktur + / - Vaksin ATS, AB, infus Sumbatan jalan nafas trakeostomi Foto rontgen dan CT Scan Konsul ke bagian lain

Page 4: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial

TRAUMA MUKA :

Fraktur tulang hidung

paling sering ( 40 - 50 % )

Fraktur tulang dan arkus zigoma

Fraktur tulang maksila

Fraktur tulang orbita

Fraktur tulang mandibula

Page 5: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial

GEJALA KLINIS:

Kerusakan jar. lunak : edema, kontusio, laserasi Ekimosis Epistaksis : anterior / posterior Deformitas : inspeksi atau palpasi Gangguan mata : penglihatan ↓ , diplopia dsb Gangguan saraf sensoris ( N. Trigeminus ) Gangguan saraf motorik ( N. Fasialis ) Trismus, emfisema, leakage CNS Obstruksi hidung

Page 6: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial

FRAKTUR TULANG HIDUNG

Page 7: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial

PEMBAGIAN TRAUMA HIDUNG

A. WAKTU : BARU ATAU LAMA PEMBENTUKAN CALLUS (PADA AKHIR MINGGU KE-II)

B. HUB. DGN LUAR : TRAUMA TERBUKA / TERTUTUP

C. ARAH TRAUMA : - LATERAL : DEVIASI KERANGKA HIDUNG, SEPTUM HIDUNG - FRONTAL : HIDUNG RENDAH OK. FRAKTUR & SEPTUM

TERLIPAT

D. LOKASI : - DORSUM NASI- FRONTO – ETMOID (INTER CANTHUS)- SEPTUM & OS NASAL DGN / TANPA DISLOKASI

Page 8: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial

PEMERIKSAAN- OEDEM-HEMATOMA-LASERASI-ROBEK atau PERDARAHAN ( EPISTAKSIS )- DEFORMITAS : CEKUNGAN ATAU HIDUNG BENGKOK- FRAKTUR TULANG (+) KREPITASI ( BARU )- SETELAH 2 – 3 HARI EDEMA

PEMERIKSAAN TAMBAHAN

- RADIOLOGI : - FOTO RONTGEN POSISI AP & LATERAL

- CT Scan

Page 9: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial
Page 10: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial

TUJUAN PENANGANAN FRAKTUR HIDUNG :

Mengembalikan penampilan secara memuaskan Mengembalikan patensi jalan nafas hidung Menempatkan kembali septum pada garis

tengah Menjaga keutuhan rongga hidung Mencegah sumbatan setelah operasi , perforasi

septum, perubahan bentuk punggung hidung Mencegah gangguan pertumbuhan hidung

Page 11: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial

FRAKTUR HIDUNG SEDERHANA

Reposisi dgn anestesi lokal / umum Anestesi Lokal : - tampon kapas Lidocain 1 – 2 % dicampur dgn adrenalin 1 : 100.000 selama 15 menit ( masing - masing 3 buah ) meatus superior dibawah os nasal

antara konka media dan septum antara konka inferior dan septum 1 - 2 jam post trauma edema ( - ) Paling baik < 14 hari

Page 12: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial
Page 13: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial

ALAT – ALAT :

Elevator tumpul yang lurus

( Boies Nasal Fracture Elevator )

Cunam Asch

Cunam Walsham

Spekulum hidung

Pinset hidung

Page 14: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial

TEKNIK REPOSISI :

Fraktur piramid lebih dulu direposisi diikuti septum nasi

Boeis elevator fragmen depresi, pantau dgn ibu jari dibagian luar

Page 15: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial

Bila gagal Walsham forceps

Satu sisi letakkan dibawah tulang dalam kavum nasi, sisi yang lain diletakan diluar kavum nasi

Manipulasi tulang ke posisi semula

Page 16: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial

Fraktur septum nasi :

Asch forceps Kedua sisi

dimasukkan ke dalam kavum nasi dgn posisi septum ditengah

Hematoma septum insisi + drain

Page 17: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial
Page 18: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial
Page 19: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial

Stabilisasi reduksi dengan tampon anterior dan external splint

Tampon anterior

buka setelah 3 - 5 hari External splint buka setelah 7 hari Antibiotik

Page 20: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial
Page 21: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial

FRAKTUR ZIGOMA

Tulang zigoma :

- tulang temporal

- tulang frontal

- tulang sfenoid

- tulang maksila

Page 22: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial

A. Zygomaticomaxillary fracture (Tripod fracture)

Page 23: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial

GEJALA KLINIS :

- pipi lebih rata ( bandingkan dgn kontralateral )

- diplopia dan terbatasnya gerakan bola mata

- edema periorbita dan ekimosis

- perdarahan subkonjungtiva

- enopthalmus, ptosis

- hipestesia / anestesia saraf infra orbitalis

- epistaksis

Page 24: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial

B. Fraktur arkus zigoma

Page 25: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial

Fraktur arkus zygoma

Tidak sulit untuk dikenali

Rasa nyeri waktu bicara /mengunyah.

Trismus perubahan letak arkus zigoma

terhadap prosessus koronoid dan otot

temporal.

Page 26: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial

FRAKTUR MAKSILA :

Segera lakukan tindakan fungsi normal & efek

kosmetik yang baik Tujuan : fungsi yg normal sewaktu menutup mulut

dan kontur muka yang cocok Perdarahan hebat ruptur arteri maksilaris interna

atau arteri etmoidalis anterior Reduksi dengan menggunakan kawat baja atau mini

plate

Page 27: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial

Klasifikasi fraktur maksila :

A. Le Fort I : terbatas pada alveolus

B. Le Fort II : pemisahan bagian tengah muka

dengan tulang kranium

C. Le Fort III : pemisahan seluruh tulang muka

dengan basis kranii

Page 28: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial
Page 29: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial

FRAKTUR TULANG ORBITA :

Sering bersamaan dengan fraktur maksila

Gejala klinis :

1. Enophthalmus

2. Exophthalmus

3. Diplopia

4. Asimetris pada muka

5. Gangguan saraf sensoris ( nervus infraorbitalis )

Page 30: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial
Page 31: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial

FRAKTUR TULANG MANDIBULA

Paling sering terjadi ok mandibula terpisah dari

kranium

Reposisi perhatikan otot – otot yang berinsersi

efek kosmetik yang baik, pertumbuhan

gigi, proses mengunyah dan menelan

yang baik

Page 32: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial
Page 33: An 2 - Pemeriksaan Dan Penanganan Awal Pada Pasien Trauma Maksilofasial