45
ANALISA SINTESA KEPERAWATAN KRITIS VENTILATOR MEKANIK DI ICU RSUD dr. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA OLEH: LITA HENI KUSUMAWARDANI G1B212071 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ventilator mekanik yang berfungsi sebagai alat bantu pernafasan

Citation preview

Page 1: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

ANALISA SINTESA KEPERAWATAN KRITIS

VENTILATOR MEKANIK

DI ICU RSUD dr GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

OLEH

LITA HENI KUSUMAWARDANI

G1B212071

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANJURUSAN KEPERAWATANPOGRAM PROFESI NERS

PURWOKERTO2013

A DEFINISI

Ventilator mekanik merupakan alat bantu pernapasan bertekanan positf atau

negatif yang menghasilkan aloiran udara terkontrol pada jalan napas pasien sehingga

mampu mepertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam jangka waktu yang

lama (Purnawan amp Saryono 2010)

Tujuan pemasangan ventilator mekanik adalah mempertahankan ventilasi

alveolar secara optimal dalam rangka memenuhi kebutuhan metabolik pasien

memperbaiki hipoksemia dan memaksimalkan transportsi oksigen (Purnawan amp

Saryono 2010)

B INDIKASI PEMASANGAN

1 Gagal nafas pasien dengan distres pernafasan gagal nafas henti nafas (apnu)

maupun hipoksemia yang tidak teratasi dengan pemberian oksigen merupakan

indikasi ventilator mekanik Idealnya pasien telah mendapat intubasi dan

pemasangan ventilator mekanik sebelum terjadi gagal nafas yang sebenarnya

Distres pernafasan disebabkan ketidakadekuatan ventilasi dan atau oksigenasi

Prosesnya dapat berupa kerusakan paru (seperti pada pneumonia) maupun karena

kelemahan otot pernafasan dada (kegagalan memompa udara karena distrofi otot)

2 Insufisiensi jantung Tidak semua pasien dengan ventilator mekanik memiliki

kelainan pernafasan primer Pada pasien dengan syok kardiogenik dan CHF

peningkatan kebutuhan aliran darah pada sistem pernafasan (sebagai akibat

peningkatan kerja nafas dan konsumsi oksigen) dapat mengakibatkan jantung

kolaps Pemberian ventilator untuk mengurangi beban kerja sistem pernafasan

sehingga beban kerja jantung juga berkurang

3 Disfungsi neurologist pasien dengan GCS 8 atau kurang yang beresiko

mengalami apnu berulang juga mendapatkan ventilator mekanik Selain itu

ventilator mekanik juga berfungsi untuk menjaga jalan nafas pasien Ventilator

mekanik juga memungkinkan pemberian hiperventilasi pada klien dengan

peningkatan tekanan intra cranial

C PEMBAGIAN VENTILATOR MEKANIK

Berdasarkan mekanisme kerjanya ventilator mekanik dibagi menjadi 2 yaitu

1 Ventilator tekanan negatif

Ventilator tekanan negatif merupakan jenis ventilator yang pertamakali

ditemukan dan sering dikenal sebgai iron lung Alat ini berfungsi menciptakan

tekana negatif pada ruangan tabung yang menutupi tubuh hingga leher psien

Tekanan negatif yang dihasilkan dapat memperbesar rongga dada sehingga

menimbulka tekanan negatif intratorakal yang kemudian memicu aliran udara

dari atmosfer menuju paru-paru Sedangkan ekpsorasi terjadi secara pasif ketika

tekanan negatif dari ventilator dihentikan maka tekanan intratorakal meningkat

sehingga udara terdorong keluar dari paru-paru

Ventilator ini digunakan untuk mengatasi gagal napas yang disebabkan oleh

gangguan ventilasi Kasus-kasus yang berkaitan dengan gannguan ventilasi

terutama disebabkan oleh penyakit neuromuskuler dan penyakit saraf pusat

Keuntungan dari ventilator tekanan negatif adalah bekerja layaknya pernapasan

normal sehingga tidak membuthkan tindakan intubasi

2 Ventilator tekanan positif

Ventilator ini bekerja dengan memberikan tekanan positif pada daerah di

luar paru-paru yakni jalan napas Kondisi ini membuat tekanan intrapleural

semakin lebih negatif dibandingkan dengan tekanan atmosfer sehingga udara

dengan mudah masuk memasuki paru-paru Penggunaan ventilator mekanik

tekanan positif pda umumnya membutuhkan tindakan intubasi (pemasangan

selang ETT) Sedangkan yang tidak membutuhkan pemasangan jalan napas

buatan terbatas hanya pada mode bilevel ventilation dan CPAP (continues

positive airway pressure) Ventilator tekanan positif inilah yang kemudian

mengalami perkembangan dalam hal fungsinya

Berdasarkan mekanisme kerjanya ventilator mekanik tekanan positi dapat

dibagi menjadi 3 yaitu yang pertama volume cycle yang memiliki prinsip kerja

ventilator akan memberikan udara inspirasi hingga mencapai volume yang telah

disetting ciri khasnya adalah volume tidal pasien akan tetap tetapi tekanannya

berubah-ubah Yang kedua adalah pressure cycle yaitu memiliki prinsip kerja

terus melakukan isnpirasi hingga tekanan yang telah diseting sebelumnya

tercapai pada ventilator ini tekanan tidak berubah-ubah sedangkan volume tidal

selalu berubah-ubah sesuai dengan kondisi lapang paru pasien Yang ketiga

adalah time cycle yaitu ventilator mekanik yang bekerja dengan prinsip

berdasarkan waktu yang telah disetting sebelumnya Waktu ekspirasi ditentukan

oleh waktu dan kecepatan inspirasi (jumlah napas permenit) Dalam time cycle

waktu inspirasi maupun rasio inspirasi dan ekspirasi IE disetting

D ISTILAH-ISTILAH DALAM VENTILATOR MEKANIK

1 FiO2 dan PaO2 FiO2 adalah fraksi atau konsentrasi oksigen dalam udara yang

diberikan kepada pasien Sedangkan PaO2 adalah tekanan parsial oksigen yaitu

perbedaan konsentrasi antara oksigen di alveolus dan membran

2 IE Ratio Perbandingan antara waktu inspirasi dan ekspirasi Nilai normal 12

3 Volume Tidal Jumlah udara yang keluar masuk paru dalam satu kali nafas atau

sama dengan jumlah udara yang diberikan ventilator dalam satu kali nafas Nilai

normal 10 ndash15 ml per kgBB untuk dewasa dan 6-8 ml per kgBB untuk anak

4 Minute Volume Jumlah udara yang keluar masuk dalam satu menit atau jumlah

udara yang diberikan ventilator dalam satu menit Nilainya = volume tidal x RR

5 PEEP dan CPAP Positive end expiratory pressure (PEEP) atau tekanan positif

akhir ekspirasi digunakan untuk mepertahankan tekanan paru positif pada akhir

ekspirasi untuk mencegah terjadiya kolaps paru dan meningkatkan pertukaran gas

dalam alveoli Nilai antara 5-15 mmHg maksimal 12 mmHg untuk anak

Continuous positive airway pressure (CPAP) identik dengan PEEP yaitu

pemberian tekanan positif pada saluran nafas selama siklus pernafasan

6 Pressure atau Volume Limit Batas atas tekanan atau volume yang diberikan

pada pasien Volume limit yang terlalu tinggi dapat berakibat trauma paru

E CARA KERJA VENTILATOR MEKANIK

1 Triggeringinisiating

a Prinsionya memulaimemerintah sehingga ventilator bekerja pemicunya bisa

berasal dari

b Mesin Atas dasar waktu

c Pasien Karena terjadi perubahan aliran udara tekanan

2 Pembatasanlimitation

a Variabel yang dibatasi antara lain

b Volume

c Pressure

3 Cycling (perpindahan dari fase inspirasi ke ekspirasi) Fase ekspirasi dimulai

setelah

a Volume yang masuk tercapai

b Tekanan (Pressure) yang masuk tercapai

c Volume inspirasi terlampaui

d Aliran udara mencapai setting

e waktu

4 Fase Ekspirasi

Pada fase ini bisa diberikan tekanan (PEEP) ataupun tidak

Peran perawat dalam tindakan ventilator

a Menetapkan ventilasi mekanik siap pakai

b Menentukan setting mode ventilator

c Menetukan Parameter mode ventilator

d Mengatur alarm pada posisi ON

e Memposisikan pasien agar merasa nyaman

F MODE PENGATURAN

1 Mode control (pressure control volume control continuous mode)

Pasien mendapat bantuan pernafasan sepenuhnya pada mode ini pasien dibuat

tidak sadar (tersedasi) sehingga pernafasan di kontrol sepenuhnya oleh ventilator

Tidal volume yang didapat pasien juga sesuai yang di set pada ventilator Pada

mode control klasik pasien sepenuhnya tidak mampu bernafas dengan tekanan

atau tidal volume lebih dari yang telah di set pada ventilator Namun pada mode

control terbaru ventilator juga bekerja dalam mode assist-control yang

memungkinkan pasien bernafas dengan tekanan atau volum tidal lebih dari yang

telah di set pada ventilator

2 Mode Intermitten Mandatory Ventilation (IMV)

Pada mode ini pasien menerima volume dan frekuensi pernafasan sesuai dengan

yang di set pada ventilator Diantara pernafasan pemberian ventilator tersebut

pasien bebas bernafas Misalkan respiratory rate (RR) di set 10 maka setiap 6

detik ventilator akan memberikan bantuan nafas diantara 6 detik tersebut pasien

bebas bernafas tetapi tanpa bantuan ventilator Kadang ventilator memberikan

bantuan saat pasien sedang bernafas mandiri sehingga terjadi benturan antara

kerja ventilator dan pernafasan mandiri pasien sehingga cara ini jarang

digunakan

3 Mode Synchronous Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV) Asissted

Mode

Mode ini sama dengan dengan mode IMV hanya saja ventilator tidak

memberikan bantuan ketika pasien sedang bernafas mandiri Sehingga benturan

terhindarkan

4 Mode pressure support atau mode spontan

Ventilator tidak memberikan bantuan inisiasi nafas lagi Inisiasi nafas sepenuhya

oleh pasien ventilator hanya membantu pasien mencapai tekanan atau volume

yang di set di mesin dengan memberikan tekanan udara positif

SISTEM VENTILATOR MEKANIK

A Karakteristik Secara Umum dan Fisik

1 Sumber Tenaga

a Tenaga listrik

b Tenaga paru-paru

c Kombinasi keduanya

2 Tekanan

a Tekanan Positif

b Tekanan Negatif

3 Sistem Kontrol

a Sistem buka dan tutup saluran nafas untuk mengontrol fungsi ventilasi

b Panel Kontrol

Hanya dapat dilakukan oleh satu jenis variabel pada saat bersamaan antara

tekanan volume dan flow

B Ada 4 Fase Cara Kerja Ventilasi Mekanik

1 Triggeringinisiating

Pemicu untuk memulaimemerintah sehingga ventilator bekerja dari

a Mesin Atas dasar waktu

b Pasien Karena terjadi perubahan aliran udara tekanan

2 Pembatasanlimitation

a Volume

b Pressure

3 Cycling (perpindahan dari fase inspirasi ke ekspirasi) Fase ekspirasi dimulai setelah

a Volume yang masuk tercapai

b Tekanan (Pressure) yang masuk tercapai

c Volume inspirasi terlampaui

d Aliran udara mencapai setting

e Waktu

4 Fase Ekspirasi

Pada fase ini bisa diberikan tekanan (PEEP) atau tidak Peran perawat dalam tindakan

ventilator

a Menetapkan ventilasi mekanik siap pakai

b Menentukan setting mode ventilator

c Menetukan Parameter mode ventilator

d Alarm pada posisi ON

e Pasien merasa nyaman

C Setting Mode Ventilasi Mekanik

1 CMV ( PCVVCV)

Sejumlah udara yang diinspirasikan oleh mesin kepada pasien yang dibatasi

oleh volume control (VC) atau Pressure control (PC)

gt Parameter VCV gt Parameter PCV

a TV a RR

b RR b Inspirasi Time

c FiO2 c Inspirasi Pressure

d I E Ratio d P E E P

e P E E P e FiO2

f Sensitivity Trigger

2 ACMV

3 Syinchronous Intermittent Mandatory Ventilation ( SIMV )

Mode ini menekankan pada mandat yang telah ditentukan sehingga pasien bernafas

pada waktu-waktu tertentu

Terkadang mode ini diberikan bersamaan dengan pressure support (PS) dengan SIMV

Rate ditiadakan

gt Parameter

a TV

b SIMV Rate

c Inspirasi Time

d Pressure Support

e FiO2

f P E E P

1) Merupakan tekanan positiv yang diberikan dijalan nafas (tepatnya di

alveoli) pada akhir ekspirasi

2) Menyebabkan alveoli tetap dalam keadaan terbuka pada akhir ekspirasi

3) Diset 5 ndash 15 cmH2O

Dampak

1) SaO2 dan PaO2 lebih baik

2) Volume paru

3) Barotrauma

4) Hipotensi akibat CO

4 Pressure Support Ventilation ( PSV )

5 Continous Positive Airway Pressure ( CPAP )

Dalam mode ini tiap inspirasi disuppor dengan preset constan pressure ( 15 ndash 35

cmH2O ) pasien harus melakukan trigger ventilator dan biasanya dikombinasi

dengan SIMV

Parameter

a PEEP

b FiO2

D Assist Controle (AC)

1 Ventilator memulai inspirasi saat pasien menimbulkan sebuah tekanan negatif di

dalam sirkuit ventilator

2 Ventilator dapat memberikan nafas bantuan dengan volumepressure tertentu

Parameter

a R R

1) Jumlah napas yang diberikan kepada pasien setiap menit

2) Diset diatas dan dibawah nilai normal

3) 10 ndash 14 xmenit

b FiO2

1) Konsentrasi () oksigen yang dihantarkan oleh ventilator ke pasien

2) Konsentrasi 21 ndash 100

3) Awal 100 tidak boleh terlalu lama

4) Dapat diweaning bertahap

5) Setting 100 bila ada tindakan tertentu yang menginterupsi pemberian

ventilasi berikan oksigen 100 selama 15 menit

c IE Ratio

1) 12 11 merupakan nilai normal fisiologis inspirasi ekspirasi

2) Terkadang diperlukan fase inspirasi yang sama lebih lama dibanding

ekspirasi untuk meningkatkan PaO2

d Triger Sensitivity

1) Merupakan jumlah usaha nafas pasien yang diperlukan untuk memulaitrigger

inspirasi ventilator

2) Setting agrave flow pressure

3) Flow lebih baik untuk pasien yang sudah nafas spontan

4) Nilai sensitiviti maksimum

a) P ndash Trigger ( 05 cm H2O )

b) F ndash Trigger ( 05 cm H2O )

e T V

1) Volume gas yang dihantarkan oleh Ventilator pada setiap siklus napas

2) Diset 6 ndash 8 mlKgBB

3) Pada ARDS gunakan volume lebih kecil 4 ndash 6 mlKgBB untuk

meminimalkan tekanan berlebihan didalam alveoli

f Inspirasi Pressure (IP)

1) Mengatur membatasi jumlah pressurevolume cyiled ventilator

a) Pressure berlebih dapat menyebabkan Barotrauma sedangkan

b) Volume berlebih dapat menyebabkan Valutrauma

2) Jika inspirasi pressurevalume tercapai maka ventilator menghentikan

hantarannya dan alarm berbunyi

3) Peningkatan pressure bila terjadi obstruksi batuk retensi sputum ETT

tergigit fighting atau kingking

4) Tidak melebihi 35 cm H2O

E Setting Alarm Ventilator

1 Minit volum

2 Inspiratory pressure

F Masalah-Masalah yang Dapat Terjadi Selama Menggunakan Ventilator

1 Mechanical Malfunction

2 Airway Malfunction

3 Pulmonary Barotrauma

4 Perubahan Hemodinamik ( Penurunan cardiac output dan venouse return )

5 Pulmonary atelektasis Pneumonia

6 Infeksi

7 Kegagalan Weaning

G Sterilisasi Komponen Ventilator

1 Pengertian

a Antiseptic Bahan Yang Dipergunakan Untuk Membunuh Atau Menghambat

Pertumbuhan Kuman Pada Jaringan Hidup

b Desinfektan Bahan yang dipergunakan untuk mematikan kuman atau

menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berada pada benda mati

2 Tahapan

a CLEANING reg PEMBERSIH

1) Definisi Membuang semua debu benda asing atau kotoran

2) Indikasi Mendahului proses desinfeksi dan sterilisasi

3) Bahan Sabun atau detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan

seringkali

4) Diperlukan sikat

b DESINFEKSI reg TINGGIHIGH

RENDAHLOW

1) Definisi Membunuhmenghambat pertumbuhan mikriorganisme

2) Indikasi Untuk yang dalam penggunaannya kontak dengan mukosa membran

dan alat

3) yang tidak dapat disterilkan misalnya alat listrik

4) Desinfeksi untuk alat ventilator

a) Transduser

b) Kabel sensor humidifier

5) jenis High Cidex

6) Low Alkohol saflon 1 3

c STERILISASI reg AUTO CLAVE EO gas

1) Definisi Mematikan semua bentuk kuman termasuk spora dengan memakai

sarana fisik atau kimiawi

2) Indikasi Semua alat yang langsung berhubungan dengan aliran darah atau

jaringan yang secara normal steril ataupun alat yang masuk kedalam bagian

tubuh yang tidak steril misalnya semua tubing ventilator sebagai sarana

transportasi gas ke tubuh dll

d PENYIMPANAN reg ALMARI KHUSUS

H Sirkuit Ventilator

1 Tubing ventilator yang telah dipakai dibersihkan terlebih dahulu dengan sabun atau

detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan seringkali diperlukan sikat

2 Tubing ventilator yang sudah bersih direndam dalam larutan desinfektan selama

kurang lebih 24 jam

3 Kemudian bilas kembali dengan air hangat yang mangalir (scrub station)

4 Keringkan dengan Tubedryer bila ada

5 Sesudah kering Tubing-tubing ventilator tersebut dibungkus

a Bila memakai sterilisator Ethylene Oxide gas (EtO) dibungkus memakai kertas

EtO

b Bila memakai sterilisator Autoclave dibungkus dengan kain

6 Khusus untuk alat ventilator Transduser Kabel sensor humidifier cukup di desinfeksi

dengan Cidex (High) dan Alkohol Saflon 13 (low)

VENTILASI MEKANIK

A Aplikasi klinik

1 Resusitasi jantung paru

2 Gagal nafas

3 Paska operasi besar yang memerlukan bantuan ventilasi untuk memperbaiki

homeeostasis gangguan keseimbangan asam basa serta keadaan anemia

4 Sepsis berat dimana pasien tidak dapat memenuhi peningkatan work of breathing

akibat tingginya produksi CO2

5 Pengendalian kadar CO2 sebagai salah satu bagian dari pengelolaan TTIK (misalnya

akibat cedera kepala)

6 Sebagai bantuan ventilasi pada penderita yang diintubasi atas indikasi

mempertahankan jalan nafas

7 Mengurangi beban jantung pada syok kardiogenik

B Indikasi

Kriteria objektif untuk penggunaan ventilasi mekanik adalah

1 Laju nafas gt 35

2 Volume tidal lt 5mlkg

3 Kapasitas lt 15mlkg

4 Oksigenasi PaO2 lt 50mmHg dengan fraksi oksigen 60

5 Ventilasi PCO2 gt 50mmHg

Perlu difahami bahwa penilaian klinis lebih penting dengan memperhatikan hal-hal

dibawah ini

1 Sistem Respirasi

Kesulitan bernafas takipneu mulut terbuka saat menarik nafas pernafasan tidak

teraturperubahan rasio inspirasi dan ekspirasi batuk yang tidak efektif ekspirasi

aktif berpegangan pada pinggiran tempat tidur mengangkat lengan atas saat bernafas

karena sesaknya berkeringat alis terangkat pernafasan cuping hidung pursed

mouth bibir licking toungue-jerking sianosis sulit bicara moaning grunting

mintaingin memakaiventilator kepala terangkat dari bantal aktivitas otot pernafasan

tambahan meningkat tracheal tug nafas berbunyi atau wheezing

2 Sistem Susunan Syaraf Pusat

Nasal lines pusing tidak berdaya cemas apatis kelelahan disorientasi

menarik-narik baju weak smile

3 Sistem Kardiovaskular

Extremitas hidung telinga teraba dingin nadi meningkat disritmia tekanan darah

menurun peningkatan tekanan nadi diuresis menurun

Bila ragu dengan tanda-tanda yang tampak pada pasien lebih baik diobservasi di ICU

karena sewaktu-waktu perlu ventilasi mekanik dapat dipenuhi daripada di ruangan

C Mode Ventilasi

1 Controlled Minute Ventilation (CMV)

Mode ventilasi ini sangat mirip dengan mode yang dipakai diruang operasi dimana

laju nafas dan volume tidal ditentukan oleh klinisi CMV digunakan bila nafas

spontan tidak ada atau minimal misalnya pada penderita dengan hipoksia yang berat

2 Pressure Controlled Ventilasion (PCV)

Klinisi mengatur laju nafas dan rasio inspirasi dan ekspirasi PCV digunakan untuk

melimitasi tekanan pada jalan nafas pada paru-paru dengan komplians yang rendah

atau resistensi yang tinggi untuk mencegah risiko barotrauma Dengan demikian akan

diperoleh volume tidal dan minute volume yang bervariasi sesuai dengan perubahan

komplians dan resistensi

3 Assist-control ventilation (ACV)

Bila penderita sudah mempunyai nafas spontan maka CMV atau PCV akan menjadl

ACV Pada saat ini berisiko untuk terjadinya hiperventilasi

4 Synchronised intermittent mandatory ventilation (SIMV)

Bila ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan volume tidal atau jika

tak ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan laju nafas Dengan

demikian minute volume akan selalu terjamin keberadaannya Selanjutnya setiap

nafas spontan tidak dibantu lagi akan tetapi sirkuit akan mengalirkan oksigen

Pada SIMV pengaturan volume tidal disesuaikan dengan usaha nafas spontan

penderita atau jika tidak ada nafas spontan volume tidal yg dikeluarkan oleh ventilator

akan disesuaikan dengan nengaturan frekwensi nafas (preset rate)sehingga volume

minimal terpenuhi Bila pasien bernafas spontan maka bantuan ventilator untuk

memberikan volume tidal tidak ada akan tetapi mesin akan tetap mengalirkan

oksigen Dengan demikian dapat dihasilkan volume semenit yang lebih tinggi SIMV

digunakan untuk menyapih pasien dari CMV dengan mengurangi secara bertahap

frekwensi nafas sehingga merangsang ventilasi spontan Pressure support dapat

ditambahkan pada penderita yang sudah bernafas spontan

5 Ventilasi dengan Rasio Terbalik (Inverse Ratio Ventilation)

Siklus respirasi adalah satuan waktu yang diperlukan untuk memasukkan dan

mengeluarkan udara pada setiap tarikan nafas yang dihasilkan oleh ventilator Siklus

ini dibagi menjadi waktu inspirasi dan ekspirasi Rasio inspirasi dan ekspirasi yang

normal adalah 12-3Pemanjangan relatif waktu inspirasi [invers rasio ventilasi] sering

digunakan untuk memperbaiki pertukaran gas pada pasen dengan oksigenasi kurang

Umumnya dipakai ratio 11 Cara ini digunakan baik pada mode pressure control

maupun volume control ventilation

D Pressure Support

Pada keadaan ini terdapat nafas spontan pasien dan tidak ada pengaturan frekuensi nafas

Ventilator akan memberikan tekanan positif pada jalan nafas sebagai respon terhadap

upaya pernafasan Volume tidal bervariasi sesuai dengan komplain rongga dada dan

resistensi jalan nafas Biasanya dimulai dengan tekanan 20-30 cm H2O dan diturunkan

bila gerakan respirasi pasein membaik Kadang dapat dikombinasikan dengan SIMV

untuk membantu frekuensi pernafasan spontan Sesuai dengan usaha inspirasi pasen

maka ventilator akan memberikan bantuan tekanan inspirasi Volume assured pressure

support adalah suatu modifikasi alternatif dimana ventilator secara otomatis dapat

mpngatur tekanan inspirasi yang harus diberikan untuk mencapai tidal volume minimal

yang diinginkan

1 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure

(CPAP)

Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada

saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP) Dengan cara

ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume

alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan Hal ini akan memperbaiki volume

paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali

2 Bantuan Ventilasi Non Invasif

Saat ini telah tersedia berbagai modifikasi ventilator yang dapat memberikan tekanan

positif pada jalan nafas dengan cara menggunakan masker yang melekat erat dengan

wajah atau nasal Masker ini dapat berupa masker nasal atau full face masker

Dengan cara ini dapat digunakan CPAP atau tanpa tambahan tekanan positif pada

saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan

insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai

untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk

menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal

a Indikasi

1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat

2) Hiperkapni dan tampak kelelahan

3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan

yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian

imunosupresi

4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi

(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan

ketat

5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity

(FRC)

6) Sleep apnoea

7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan

3 Inspiratory Support

Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien

Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa

mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai

dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2

4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS

dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP

menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat

dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker

E Penatalaksanaan

1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai

2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita

merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang

kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan

kenyamanan pasien serta hasil AGD

3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O

4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan

cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan

pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I

E yang paling optimal

5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan

depresi nafas harus diberikan secara hati2

6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa

hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan

mengistirahatkan beberapa saat secara berkala

7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk

mencegah perlukaan

F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik

1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah

operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan

diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece

lalu diekstubasi

2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses

penyapihan ventilator mengalami hambatan

3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ

pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik

kembali

Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses

penyapihan dari ventilasi mekanik adalah

1 Volume tidal gt 5 mlkg

2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg

3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi

2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O

3 Laju nafas lt 30x menit

4 Minute Volume lt 10 L menit

5 PH gt 73

6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa

7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40

Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena

itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya

kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi

G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator

Mekanik

1 Kelainan patologi primer yang menetap

2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati

3 Malnutrisi

4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan

5 Residual dari zat sedatif

6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)

7 Anemia

8 Nyeri

9 Distensi abdommen

Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa

strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya

seperti di bawah ini

1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

4 CPAP

Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah

lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah

1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi

membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan

pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)

2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan

nutrisi lebih mudah diperbaiki

3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi

nosokomial

4 Mengurangi resistensi jalan nafas

5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah

6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya

penderita perlu ventilator lagi)

H Komplikasi Bantuan Ventilasi

1 Kolaps dari sistem kardiovaskular

Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif

Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak

yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat

tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan

memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia

sepsis atau syok kardiogenik

2 Ketidak seimbangan asam basa

Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak

tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas

sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2

akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita

tampak semakin sesak

3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi

beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan

menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit

4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway

pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini

disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang

kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu

mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama

siklus pernafasan

5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal

yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru

6 Komplikasi dari intubasi endotrakea

7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu

Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga

dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini

akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat

sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)

8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN VENTILASI MEKANIK

Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang

mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien

dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal

bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus

mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien

yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan

yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan

dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik

A Pengertian

Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat

mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan

Suddarth 1996)

B Klasifikasi

Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi

dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif

1 Ventilator Tekanan Negatif

Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal

Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara

mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini

digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi

neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik

dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau

pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering

2 Ventilator Tekanan Positif

Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan

positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang

selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau

trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru

primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu

bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan

positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata

lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang

telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan

bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan

Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi

setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan

inspirasi dan frekuensi aliran udara

Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus

yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah

ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan

ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator

tekanan positif yang paling banyak digunakan

C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal

1 Sederhana mudah dan murah

2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga

60Xmenit dan dapat diatur ratio IE

3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan

yang lain

4 Dapat dirangkai dengan PEEP

5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal

frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi

6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya

7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support

8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya

D Indikasi Klinik

1 Kegagalan Ventilasi

a Neuromuscular Disease

b Central Nervous System disease

c Depresi system saraf pusat

d Musculosceletal disease

e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi

2 Kegagalan pertukaran gas

a Gagal nafas akut

b Gagal nafas kronik

c Gagal jantung kiri

d Penyakit paru-gangguan difusi

e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch

E Modus Operasional

Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang

diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu

1 Frekuensi pernafasan permenit

2 Tidal volume

3 Konsentrasi oksigen (FiO2)

4 Positive end respiratory pressure

Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume

istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-

15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase

(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan

berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen

dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen

arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk

mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler

1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari

a Controlled Ventilation

Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk

pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat

pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi

dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan

kerja pernafasan klien

b AssistControl

Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila

klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur

berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya

digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator

c Intermitten Mandatory Ventilation

Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol

klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin

dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator

d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)

SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak

begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan

biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi

tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat

e Positive End-Expiratory Pressure

Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan

tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena

tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang

menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus

Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan

penurunman curah jantung

f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)

Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan

untuk penyapihan ventilator

F Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu

1 Obstruksi jalan nafas

2 Hipertensi

3 Tension pneumotoraks

2 Atelektase

3 Infeksi pulmonal

4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan

5 gastrointestinal

6 Kelainan fungsi ginjal

7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat

G Pengkajian

Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam

mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut

1 Tanda-tanda vital

2 Bukti adanya hipoksia

3 Frekuensi dan pola pernafasan

4 Bunyi nafas

5 Status neurologis

6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat

7 Kebutuhan pengisapan

8 Upaya ventilasi spontan klien

9 Status nutrisi

10 Status psikologis

Pengkajian Kardiovaskuler

Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif

Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar

dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang

berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli

Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi

mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah

Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan

gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat

yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)

Pengkajian Peralatan

Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah

dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal

berikut

1 Jenis ventilator

2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)

3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi

4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)

5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan

6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang

7 Humidifikasi

8 Alarm

9 PEEP

Catatan

Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan

diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan

menggunakan Bag Resuscitation Manual

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik

yaitu

1 Pemeriksaan fungsi paru

2 Analisa gas darah arteri

3 Kapasitas vital paru

4 Kapasitas vital kuat

5 Volume tidal

6 Inspirasi negative kuat

7 Ventilasi semenit

8 Tekanan inspirasi

9 Volume ekspirasi kuat

10 Aliran-volume

11 Sinar X dada

12 Status nutrisi elaktrolit

H Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup

1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau

penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan

2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir

yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif

3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan

trakeostomi

4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator

5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea

dan pemasangan pada ventilator

6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan

ketergantungan pada ventilator

I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial

1 Melawan kerja ventilator

2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak

penurunan tekanan kehilangan volume

3 Gangguan kardiovaskuler

4 Barotrauma dan pneumothoraks

5 Infeksi paru

J Perencanaan dan Implementasi

Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir

tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian

terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil

dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik

membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain

1 Meningkatkan pertukaran gas

Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas

dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam

pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang

berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan

kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu

mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia

dan respon terhadap tindakan

Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang

sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau

penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi

dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari

kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial

Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik

yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang

pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau

kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah

(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)

2 Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi

pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan

auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas

termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan

mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk

membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan

Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk

mendilatasi bronkiolus

3 Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau

trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit

kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi

dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko

infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama

kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang

nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah

mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga

diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk

mengurangi potensial aspirasi isi lambung

4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan

aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki

mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi

otot kontraktur dan statis vena

5 Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi

mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan

komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak

tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu

dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien

6 Meningkatkan kemampuan koping

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai

ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat

Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan

membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri

atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya

perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila

memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau

berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress

(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan

memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan

ketergantungan pada ventilator

K Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain

1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan

tanda-tanda vital yang adekuat

2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal

3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel

darah putih

4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan

5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi

lainnya

6 Dapat mengatasi masalah secara efektif

L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik

1 Tes Penyapihan

a Kapasitas vital 10-15 cc kg

b Volume tidal 4-5 cc kg

c Ventilasi menit 6-10 l

d Frekuensi permenit lt 20 permenit

2 Pengaturan Ventilator

a FiO2 lt 50

b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

3 Gas darah arteri

a PaCO2 normal

b PaO2 60-70 mmHg

c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4 Selang Endotrakeal

a Posisi diatas karina pada foto Rontgen

b Ukuran diameter 85 mm

5 Nutrisi

a Kalori perhari 2000-2500 kal

b Waktu 1 jam sebelum makan

6 Jalan nafas

a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)

b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid

c Posisi duduk semi fowler

7 Obat-obatan

a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam

b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam

8 Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9 Fisik

Stabil istirahat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI

Page 2: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

A DEFINISI

Ventilator mekanik merupakan alat bantu pernapasan bertekanan positf atau

negatif yang menghasilkan aloiran udara terkontrol pada jalan napas pasien sehingga

mampu mepertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam jangka waktu yang

lama (Purnawan amp Saryono 2010)

Tujuan pemasangan ventilator mekanik adalah mempertahankan ventilasi

alveolar secara optimal dalam rangka memenuhi kebutuhan metabolik pasien

memperbaiki hipoksemia dan memaksimalkan transportsi oksigen (Purnawan amp

Saryono 2010)

B INDIKASI PEMASANGAN

1 Gagal nafas pasien dengan distres pernafasan gagal nafas henti nafas (apnu)

maupun hipoksemia yang tidak teratasi dengan pemberian oksigen merupakan

indikasi ventilator mekanik Idealnya pasien telah mendapat intubasi dan

pemasangan ventilator mekanik sebelum terjadi gagal nafas yang sebenarnya

Distres pernafasan disebabkan ketidakadekuatan ventilasi dan atau oksigenasi

Prosesnya dapat berupa kerusakan paru (seperti pada pneumonia) maupun karena

kelemahan otot pernafasan dada (kegagalan memompa udara karena distrofi otot)

2 Insufisiensi jantung Tidak semua pasien dengan ventilator mekanik memiliki

kelainan pernafasan primer Pada pasien dengan syok kardiogenik dan CHF

peningkatan kebutuhan aliran darah pada sistem pernafasan (sebagai akibat

peningkatan kerja nafas dan konsumsi oksigen) dapat mengakibatkan jantung

kolaps Pemberian ventilator untuk mengurangi beban kerja sistem pernafasan

sehingga beban kerja jantung juga berkurang

3 Disfungsi neurologist pasien dengan GCS 8 atau kurang yang beresiko

mengalami apnu berulang juga mendapatkan ventilator mekanik Selain itu

ventilator mekanik juga berfungsi untuk menjaga jalan nafas pasien Ventilator

mekanik juga memungkinkan pemberian hiperventilasi pada klien dengan

peningkatan tekanan intra cranial

C PEMBAGIAN VENTILATOR MEKANIK

Berdasarkan mekanisme kerjanya ventilator mekanik dibagi menjadi 2 yaitu

1 Ventilator tekanan negatif

Ventilator tekanan negatif merupakan jenis ventilator yang pertamakali

ditemukan dan sering dikenal sebgai iron lung Alat ini berfungsi menciptakan

tekana negatif pada ruangan tabung yang menutupi tubuh hingga leher psien

Tekanan negatif yang dihasilkan dapat memperbesar rongga dada sehingga

menimbulka tekanan negatif intratorakal yang kemudian memicu aliran udara

dari atmosfer menuju paru-paru Sedangkan ekpsorasi terjadi secara pasif ketika

tekanan negatif dari ventilator dihentikan maka tekanan intratorakal meningkat

sehingga udara terdorong keluar dari paru-paru

Ventilator ini digunakan untuk mengatasi gagal napas yang disebabkan oleh

gangguan ventilasi Kasus-kasus yang berkaitan dengan gannguan ventilasi

terutama disebabkan oleh penyakit neuromuskuler dan penyakit saraf pusat

Keuntungan dari ventilator tekanan negatif adalah bekerja layaknya pernapasan

normal sehingga tidak membuthkan tindakan intubasi

2 Ventilator tekanan positif

Ventilator ini bekerja dengan memberikan tekanan positif pada daerah di

luar paru-paru yakni jalan napas Kondisi ini membuat tekanan intrapleural

semakin lebih negatif dibandingkan dengan tekanan atmosfer sehingga udara

dengan mudah masuk memasuki paru-paru Penggunaan ventilator mekanik

tekanan positif pda umumnya membutuhkan tindakan intubasi (pemasangan

selang ETT) Sedangkan yang tidak membutuhkan pemasangan jalan napas

buatan terbatas hanya pada mode bilevel ventilation dan CPAP (continues

positive airway pressure) Ventilator tekanan positif inilah yang kemudian

mengalami perkembangan dalam hal fungsinya

Berdasarkan mekanisme kerjanya ventilator mekanik tekanan positi dapat

dibagi menjadi 3 yaitu yang pertama volume cycle yang memiliki prinsip kerja

ventilator akan memberikan udara inspirasi hingga mencapai volume yang telah

disetting ciri khasnya adalah volume tidal pasien akan tetap tetapi tekanannya

berubah-ubah Yang kedua adalah pressure cycle yaitu memiliki prinsip kerja

terus melakukan isnpirasi hingga tekanan yang telah diseting sebelumnya

tercapai pada ventilator ini tekanan tidak berubah-ubah sedangkan volume tidal

selalu berubah-ubah sesuai dengan kondisi lapang paru pasien Yang ketiga

adalah time cycle yaitu ventilator mekanik yang bekerja dengan prinsip

berdasarkan waktu yang telah disetting sebelumnya Waktu ekspirasi ditentukan

oleh waktu dan kecepatan inspirasi (jumlah napas permenit) Dalam time cycle

waktu inspirasi maupun rasio inspirasi dan ekspirasi IE disetting

D ISTILAH-ISTILAH DALAM VENTILATOR MEKANIK

1 FiO2 dan PaO2 FiO2 adalah fraksi atau konsentrasi oksigen dalam udara yang

diberikan kepada pasien Sedangkan PaO2 adalah tekanan parsial oksigen yaitu

perbedaan konsentrasi antara oksigen di alveolus dan membran

2 IE Ratio Perbandingan antara waktu inspirasi dan ekspirasi Nilai normal 12

3 Volume Tidal Jumlah udara yang keluar masuk paru dalam satu kali nafas atau

sama dengan jumlah udara yang diberikan ventilator dalam satu kali nafas Nilai

normal 10 ndash15 ml per kgBB untuk dewasa dan 6-8 ml per kgBB untuk anak

4 Minute Volume Jumlah udara yang keluar masuk dalam satu menit atau jumlah

udara yang diberikan ventilator dalam satu menit Nilainya = volume tidal x RR

5 PEEP dan CPAP Positive end expiratory pressure (PEEP) atau tekanan positif

akhir ekspirasi digunakan untuk mepertahankan tekanan paru positif pada akhir

ekspirasi untuk mencegah terjadiya kolaps paru dan meningkatkan pertukaran gas

dalam alveoli Nilai antara 5-15 mmHg maksimal 12 mmHg untuk anak

Continuous positive airway pressure (CPAP) identik dengan PEEP yaitu

pemberian tekanan positif pada saluran nafas selama siklus pernafasan

6 Pressure atau Volume Limit Batas atas tekanan atau volume yang diberikan

pada pasien Volume limit yang terlalu tinggi dapat berakibat trauma paru

E CARA KERJA VENTILATOR MEKANIK

1 Triggeringinisiating

a Prinsionya memulaimemerintah sehingga ventilator bekerja pemicunya bisa

berasal dari

b Mesin Atas dasar waktu

c Pasien Karena terjadi perubahan aliran udara tekanan

2 Pembatasanlimitation

a Variabel yang dibatasi antara lain

b Volume

c Pressure

3 Cycling (perpindahan dari fase inspirasi ke ekspirasi) Fase ekspirasi dimulai

setelah

a Volume yang masuk tercapai

b Tekanan (Pressure) yang masuk tercapai

c Volume inspirasi terlampaui

d Aliran udara mencapai setting

e waktu

4 Fase Ekspirasi

Pada fase ini bisa diberikan tekanan (PEEP) ataupun tidak

Peran perawat dalam tindakan ventilator

a Menetapkan ventilasi mekanik siap pakai

b Menentukan setting mode ventilator

c Menetukan Parameter mode ventilator

d Mengatur alarm pada posisi ON

e Memposisikan pasien agar merasa nyaman

F MODE PENGATURAN

1 Mode control (pressure control volume control continuous mode)

Pasien mendapat bantuan pernafasan sepenuhnya pada mode ini pasien dibuat

tidak sadar (tersedasi) sehingga pernafasan di kontrol sepenuhnya oleh ventilator

Tidal volume yang didapat pasien juga sesuai yang di set pada ventilator Pada

mode control klasik pasien sepenuhnya tidak mampu bernafas dengan tekanan

atau tidal volume lebih dari yang telah di set pada ventilator Namun pada mode

control terbaru ventilator juga bekerja dalam mode assist-control yang

memungkinkan pasien bernafas dengan tekanan atau volum tidal lebih dari yang

telah di set pada ventilator

2 Mode Intermitten Mandatory Ventilation (IMV)

Pada mode ini pasien menerima volume dan frekuensi pernafasan sesuai dengan

yang di set pada ventilator Diantara pernafasan pemberian ventilator tersebut

pasien bebas bernafas Misalkan respiratory rate (RR) di set 10 maka setiap 6

detik ventilator akan memberikan bantuan nafas diantara 6 detik tersebut pasien

bebas bernafas tetapi tanpa bantuan ventilator Kadang ventilator memberikan

bantuan saat pasien sedang bernafas mandiri sehingga terjadi benturan antara

kerja ventilator dan pernafasan mandiri pasien sehingga cara ini jarang

digunakan

3 Mode Synchronous Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV) Asissted

Mode

Mode ini sama dengan dengan mode IMV hanya saja ventilator tidak

memberikan bantuan ketika pasien sedang bernafas mandiri Sehingga benturan

terhindarkan

4 Mode pressure support atau mode spontan

Ventilator tidak memberikan bantuan inisiasi nafas lagi Inisiasi nafas sepenuhya

oleh pasien ventilator hanya membantu pasien mencapai tekanan atau volume

yang di set di mesin dengan memberikan tekanan udara positif

SISTEM VENTILATOR MEKANIK

A Karakteristik Secara Umum dan Fisik

1 Sumber Tenaga

a Tenaga listrik

b Tenaga paru-paru

c Kombinasi keduanya

2 Tekanan

a Tekanan Positif

b Tekanan Negatif

3 Sistem Kontrol

a Sistem buka dan tutup saluran nafas untuk mengontrol fungsi ventilasi

b Panel Kontrol

Hanya dapat dilakukan oleh satu jenis variabel pada saat bersamaan antara

tekanan volume dan flow

B Ada 4 Fase Cara Kerja Ventilasi Mekanik

1 Triggeringinisiating

Pemicu untuk memulaimemerintah sehingga ventilator bekerja dari

a Mesin Atas dasar waktu

b Pasien Karena terjadi perubahan aliran udara tekanan

2 Pembatasanlimitation

a Volume

b Pressure

3 Cycling (perpindahan dari fase inspirasi ke ekspirasi) Fase ekspirasi dimulai setelah

a Volume yang masuk tercapai

b Tekanan (Pressure) yang masuk tercapai

c Volume inspirasi terlampaui

d Aliran udara mencapai setting

e Waktu

4 Fase Ekspirasi

Pada fase ini bisa diberikan tekanan (PEEP) atau tidak Peran perawat dalam tindakan

ventilator

a Menetapkan ventilasi mekanik siap pakai

b Menentukan setting mode ventilator

c Menetukan Parameter mode ventilator

d Alarm pada posisi ON

e Pasien merasa nyaman

C Setting Mode Ventilasi Mekanik

1 CMV ( PCVVCV)

Sejumlah udara yang diinspirasikan oleh mesin kepada pasien yang dibatasi

oleh volume control (VC) atau Pressure control (PC)

gt Parameter VCV gt Parameter PCV

a TV a RR

b RR b Inspirasi Time

c FiO2 c Inspirasi Pressure

d I E Ratio d P E E P

e P E E P e FiO2

f Sensitivity Trigger

2 ACMV

3 Syinchronous Intermittent Mandatory Ventilation ( SIMV )

Mode ini menekankan pada mandat yang telah ditentukan sehingga pasien bernafas

pada waktu-waktu tertentu

Terkadang mode ini diberikan bersamaan dengan pressure support (PS) dengan SIMV

Rate ditiadakan

gt Parameter

a TV

b SIMV Rate

c Inspirasi Time

d Pressure Support

e FiO2

f P E E P

1) Merupakan tekanan positiv yang diberikan dijalan nafas (tepatnya di

alveoli) pada akhir ekspirasi

2) Menyebabkan alveoli tetap dalam keadaan terbuka pada akhir ekspirasi

3) Diset 5 ndash 15 cmH2O

Dampak

1) SaO2 dan PaO2 lebih baik

2) Volume paru

3) Barotrauma

4) Hipotensi akibat CO

4 Pressure Support Ventilation ( PSV )

5 Continous Positive Airway Pressure ( CPAP )

Dalam mode ini tiap inspirasi disuppor dengan preset constan pressure ( 15 ndash 35

cmH2O ) pasien harus melakukan trigger ventilator dan biasanya dikombinasi

dengan SIMV

Parameter

a PEEP

b FiO2

D Assist Controle (AC)

1 Ventilator memulai inspirasi saat pasien menimbulkan sebuah tekanan negatif di

dalam sirkuit ventilator

2 Ventilator dapat memberikan nafas bantuan dengan volumepressure tertentu

Parameter

a R R

1) Jumlah napas yang diberikan kepada pasien setiap menit

2) Diset diatas dan dibawah nilai normal

3) 10 ndash 14 xmenit

b FiO2

1) Konsentrasi () oksigen yang dihantarkan oleh ventilator ke pasien

2) Konsentrasi 21 ndash 100

3) Awal 100 tidak boleh terlalu lama

4) Dapat diweaning bertahap

5) Setting 100 bila ada tindakan tertentu yang menginterupsi pemberian

ventilasi berikan oksigen 100 selama 15 menit

c IE Ratio

1) 12 11 merupakan nilai normal fisiologis inspirasi ekspirasi

2) Terkadang diperlukan fase inspirasi yang sama lebih lama dibanding

ekspirasi untuk meningkatkan PaO2

d Triger Sensitivity

1) Merupakan jumlah usaha nafas pasien yang diperlukan untuk memulaitrigger

inspirasi ventilator

2) Setting agrave flow pressure

3) Flow lebih baik untuk pasien yang sudah nafas spontan

4) Nilai sensitiviti maksimum

a) P ndash Trigger ( 05 cm H2O )

b) F ndash Trigger ( 05 cm H2O )

e T V

1) Volume gas yang dihantarkan oleh Ventilator pada setiap siklus napas

2) Diset 6 ndash 8 mlKgBB

3) Pada ARDS gunakan volume lebih kecil 4 ndash 6 mlKgBB untuk

meminimalkan tekanan berlebihan didalam alveoli

f Inspirasi Pressure (IP)

1) Mengatur membatasi jumlah pressurevolume cyiled ventilator

a) Pressure berlebih dapat menyebabkan Barotrauma sedangkan

b) Volume berlebih dapat menyebabkan Valutrauma

2) Jika inspirasi pressurevalume tercapai maka ventilator menghentikan

hantarannya dan alarm berbunyi

3) Peningkatan pressure bila terjadi obstruksi batuk retensi sputum ETT

tergigit fighting atau kingking

4) Tidak melebihi 35 cm H2O

E Setting Alarm Ventilator

1 Minit volum

2 Inspiratory pressure

F Masalah-Masalah yang Dapat Terjadi Selama Menggunakan Ventilator

1 Mechanical Malfunction

2 Airway Malfunction

3 Pulmonary Barotrauma

4 Perubahan Hemodinamik ( Penurunan cardiac output dan venouse return )

5 Pulmonary atelektasis Pneumonia

6 Infeksi

7 Kegagalan Weaning

G Sterilisasi Komponen Ventilator

1 Pengertian

a Antiseptic Bahan Yang Dipergunakan Untuk Membunuh Atau Menghambat

Pertumbuhan Kuman Pada Jaringan Hidup

b Desinfektan Bahan yang dipergunakan untuk mematikan kuman atau

menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berada pada benda mati

2 Tahapan

a CLEANING reg PEMBERSIH

1) Definisi Membuang semua debu benda asing atau kotoran

2) Indikasi Mendahului proses desinfeksi dan sterilisasi

3) Bahan Sabun atau detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan

seringkali

4) Diperlukan sikat

b DESINFEKSI reg TINGGIHIGH

RENDAHLOW

1) Definisi Membunuhmenghambat pertumbuhan mikriorganisme

2) Indikasi Untuk yang dalam penggunaannya kontak dengan mukosa membran

dan alat

3) yang tidak dapat disterilkan misalnya alat listrik

4) Desinfeksi untuk alat ventilator

a) Transduser

b) Kabel sensor humidifier

5) jenis High Cidex

6) Low Alkohol saflon 1 3

c STERILISASI reg AUTO CLAVE EO gas

1) Definisi Mematikan semua bentuk kuman termasuk spora dengan memakai

sarana fisik atau kimiawi

2) Indikasi Semua alat yang langsung berhubungan dengan aliran darah atau

jaringan yang secara normal steril ataupun alat yang masuk kedalam bagian

tubuh yang tidak steril misalnya semua tubing ventilator sebagai sarana

transportasi gas ke tubuh dll

d PENYIMPANAN reg ALMARI KHUSUS

H Sirkuit Ventilator

1 Tubing ventilator yang telah dipakai dibersihkan terlebih dahulu dengan sabun atau

detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan seringkali diperlukan sikat

2 Tubing ventilator yang sudah bersih direndam dalam larutan desinfektan selama

kurang lebih 24 jam

3 Kemudian bilas kembali dengan air hangat yang mangalir (scrub station)

4 Keringkan dengan Tubedryer bila ada

5 Sesudah kering Tubing-tubing ventilator tersebut dibungkus

a Bila memakai sterilisator Ethylene Oxide gas (EtO) dibungkus memakai kertas

EtO

b Bila memakai sterilisator Autoclave dibungkus dengan kain

6 Khusus untuk alat ventilator Transduser Kabel sensor humidifier cukup di desinfeksi

dengan Cidex (High) dan Alkohol Saflon 13 (low)

VENTILASI MEKANIK

A Aplikasi klinik

1 Resusitasi jantung paru

2 Gagal nafas

3 Paska operasi besar yang memerlukan bantuan ventilasi untuk memperbaiki

homeeostasis gangguan keseimbangan asam basa serta keadaan anemia

4 Sepsis berat dimana pasien tidak dapat memenuhi peningkatan work of breathing

akibat tingginya produksi CO2

5 Pengendalian kadar CO2 sebagai salah satu bagian dari pengelolaan TTIK (misalnya

akibat cedera kepala)

6 Sebagai bantuan ventilasi pada penderita yang diintubasi atas indikasi

mempertahankan jalan nafas

7 Mengurangi beban jantung pada syok kardiogenik

B Indikasi

Kriteria objektif untuk penggunaan ventilasi mekanik adalah

1 Laju nafas gt 35

2 Volume tidal lt 5mlkg

3 Kapasitas lt 15mlkg

4 Oksigenasi PaO2 lt 50mmHg dengan fraksi oksigen 60

5 Ventilasi PCO2 gt 50mmHg

Perlu difahami bahwa penilaian klinis lebih penting dengan memperhatikan hal-hal

dibawah ini

1 Sistem Respirasi

Kesulitan bernafas takipneu mulut terbuka saat menarik nafas pernafasan tidak

teraturperubahan rasio inspirasi dan ekspirasi batuk yang tidak efektif ekspirasi

aktif berpegangan pada pinggiran tempat tidur mengangkat lengan atas saat bernafas

karena sesaknya berkeringat alis terangkat pernafasan cuping hidung pursed

mouth bibir licking toungue-jerking sianosis sulit bicara moaning grunting

mintaingin memakaiventilator kepala terangkat dari bantal aktivitas otot pernafasan

tambahan meningkat tracheal tug nafas berbunyi atau wheezing

2 Sistem Susunan Syaraf Pusat

Nasal lines pusing tidak berdaya cemas apatis kelelahan disorientasi

menarik-narik baju weak smile

3 Sistem Kardiovaskular

Extremitas hidung telinga teraba dingin nadi meningkat disritmia tekanan darah

menurun peningkatan tekanan nadi diuresis menurun

Bila ragu dengan tanda-tanda yang tampak pada pasien lebih baik diobservasi di ICU

karena sewaktu-waktu perlu ventilasi mekanik dapat dipenuhi daripada di ruangan

C Mode Ventilasi

1 Controlled Minute Ventilation (CMV)

Mode ventilasi ini sangat mirip dengan mode yang dipakai diruang operasi dimana

laju nafas dan volume tidal ditentukan oleh klinisi CMV digunakan bila nafas

spontan tidak ada atau minimal misalnya pada penderita dengan hipoksia yang berat

2 Pressure Controlled Ventilasion (PCV)

Klinisi mengatur laju nafas dan rasio inspirasi dan ekspirasi PCV digunakan untuk

melimitasi tekanan pada jalan nafas pada paru-paru dengan komplians yang rendah

atau resistensi yang tinggi untuk mencegah risiko barotrauma Dengan demikian akan

diperoleh volume tidal dan minute volume yang bervariasi sesuai dengan perubahan

komplians dan resistensi

3 Assist-control ventilation (ACV)

Bila penderita sudah mempunyai nafas spontan maka CMV atau PCV akan menjadl

ACV Pada saat ini berisiko untuk terjadinya hiperventilasi

4 Synchronised intermittent mandatory ventilation (SIMV)

Bila ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan volume tidal atau jika

tak ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan laju nafas Dengan

demikian minute volume akan selalu terjamin keberadaannya Selanjutnya setiap

nafas spontan tidak dibantu lagi akan tetapi sirkuit akan mengalirkan oksigen

Pada SIMV pengaturan volume tidal disesuaikan dengan usaha nafas spontan

penderita atau jika tidak ada nafas spontan volume tidal yg dikeluarkan oleh ventilator

akan disesuaikan dengan nengaturan frekwensi nafas (preset rate)sehingga volume

minimal terpenuhi Bila pasien bernafas spontan maka bantuan ventilator untuk

memberikan volume tidal tidak ada akan tetapi mesin akan tetap mengalirkan

oksigen Dengan demikian dapat dihasilkan volume semenit yang lebih tinggi SIMV

digunakan untuk menyapih pasien dari CMV dengan mengurangi secara bertahap

frekwensi nafas sehingga merangsang ventilasi spontan Pressure support dapat

ditambahkan pada penderita yang sudah bernafas spontan

5 Ventilasi dengan Rasio Terbalik (Inverse Ratio Ventilation)

Siklus respirasi adalah satuan waktu yang diperlukan untuk memasukkan dan

mengeluarkan udara pada setiap tarikan nafas yang dihasilkan oleh ventilator Siklus

ini dibagi menjadi waktu inspirasi dan ekspirasi Rasio inspirasi dan ekspirasi yang

normal adalah 12-3Pemanjangan relatif waktu inspirasi [invers rasio ventilasi] sering

digunakan untuk memperbaiki pertukaran gas pada pasen dengan oksigenasi kurang

Umumnya dipakai ratio 11 Cara ini digunakan baik pada mode pressure control

maupun volume control ventilation

D Pressure Support

Pada keadaan ini terdapat nafas spontan pasien dan tidak ada pengaturan frekuensi nafas

Ventilator akan memberikan tekanan positif pada jalan nafas sebagai respon terhadap

upaya pernafasan Volume tidal bervariasi sesuai dengan komplain rongga dada dan

resistensi jalan nafas Biasanya dimulai dengan tekanan 20-30 cm H2O dan diturunkan

bila gerakan respirasi pasein membaik Kadang dapat dikombinasikan dengan SIMV

untuk membantu frekuensi pernafasan spontan Sesuai dengan usaha inspirasi pasen

maka ventilator akan memberikan bantuan tekanan inspirasi Volume assured pressure

support adalah suatu modifikasi alternatif dimana ventilator secara otomatis dapat

mpngatur tekanan inspirasi yang harus diberikan untuk mencapai tidal volume minimal

yang diinginkan

1 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure

(CPAP)

Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada

saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP) Dengan cara

ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume

alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan Hal ini akan memperbaiki volume

paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali

2 Bantuan Ventilasi Non Invasif

Saat ini telah tersedia berbagai modifikasi ventilator yang dapat memberikan tekanan

positif pada jalan nafas dengan cara menggunakan masker yang melekat erat dengan

wajah atau nasal Masker ini dapat berupa masker nasal atau full face masker

Dengan cara ini dapat digunakan CPAP atau tanpa tambahan tekanan positif pada

saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan

insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai

untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk

menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal

a Indikasi

1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat

2) Hiperkapni dan tampak kelelahan

3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan

yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian

imunosupresi

4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi

(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan

ketat

5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity

(FRC)

6) Sleep apnoea

7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan

3 Inspiratory Support

Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien

Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa

mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai

dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2

4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS

dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP

menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat

dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker

E Penatalaksanaan

1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai

2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita

merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang

kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan

kenyamanan pasien serta hasil AGD

3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O

4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan

cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan

pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I

E yang paling optimal

5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan

depresi nafas harus diberikan secara hati2

6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa

hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan

mengistirahatkan beberapa saat secara berkala

7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk

mencegah perlukaan

F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik

1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah

operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan

diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece

lalu diekstubasi

2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses

penyapihan ventilator mengalami hambatan

3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ

pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik

kembali

Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses

penyapihan dari ventilasi mekanik adalah

1 Volume tidal gt 5 mlkg

2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg

3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi

2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O

3 Laju nafas lt 30x menit

4 Minute Volume lt 10 L menit

5 PH gt 73

6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa

7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40

Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena

itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya

kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi

G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator

Mekanik

1 Kelainan patologi primer yang menetap

2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati

3 Malnutrisi

4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan

5 Residual dari zat sedatif

6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)

7 Anemia

8 Nyeri

9 Distensi abdommen

Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa

strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya

seperti di bawah ini

1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

4 CPAP

Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah

lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah

1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi

membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan

pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)

2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan

nutrisi lebih mudah diperbaiki

3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi

nosokomial

4 Mengurangi resistensi jalan nafas

5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah

6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya

penderita perlu ventilator lagi)

H Komplikasi Bantuan Ventilasi

1 Kolaps dari sistem kardiovaskular

Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif

Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak

yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat

tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan

memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia

sepsis atau syok kardiogenik

2 Ketidak seimbangan asam basa

Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak

tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas

sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2

akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita

tampak semakin sesak

3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi

beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan

menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit

4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway

pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini

disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang

kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu

mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama

siklus pernafasan

5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal

yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru

6 Komplikasi dari intubasi endotrakea

7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu

Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga

dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini

akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat

sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)

8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN VENTILASI MEKANIK

Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang

mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien

dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal

bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus

mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien

yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan

yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan

dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik

A Pengertian

Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat

mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan

Suddarth 1996)

B Klasifikasi

Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi

dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif

1 Ventilator Tekanan Negatif

Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal

Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara

mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini

digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi

neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik

dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau

pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering

2 Ventilator Tekanan Positif

Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan

positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang

selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau

trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru

primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu

bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan

positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata

lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang

telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan

bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan

Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi

setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan

inspirasi dan frekuensi aliran udara

Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus

yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah

ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan

ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator

tekanan positif yang paling banyak digunakan

C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal

1 Sederhana mudah dan murah

2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga

60Xmenit dan dapat diatur ratio IE

3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan

yang lain

4 Dapat dirangkai dengan PEEP

5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal

frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi

6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya

7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support

8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya

D Indikasi Klinik

1 Kegagalan Ventilasi

a Neuromuscular Disease

b Central Nervous System disease

c Depresi system saraf pusat

d Musculosceletal disease

e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi

2 Kegagalan pertukaran gas

a Gagal nafas akut

b Gagal nafas kronik

c Gagal jantung kiri

d Penyakit paru-gangguan difusi

e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch

E Modus Operasional

Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang

diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu

1 Frekuensi pernafasan permenit

2 Tidal volume

3 Konsentrasi oksigen (FiO2)

4 Positive end respiratory pressure

Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume

istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-

15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase

(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan

berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen

dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen

arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk

mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler

1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari

a Controlled Ventilation

Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk

pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat

pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi

dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan

kerja pernafasan klien

b AssistControl

Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila

klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur

berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya

digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator

c Intermitten Mandatory Ventilation

Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol

klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin

dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator

d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)

SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak

begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan

biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi

tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat

e Positive End-Expiratory Pressure

Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan

tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena

tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang

menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus

Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan

penurunman curah jantung

f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)

Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan

untuk penyapihan ventilator

F Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu

1 Obstruksi jalan nafas

2 Hipertensi

3 Tension pneumotoraks

2 Atelektase

3 Infeksi pulmonal

4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan

5 gastrointestinal

6 Kelainan fungsi ginjal

7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat

G Pengkajian

Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam

mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut

1 Tanda-tanda vital

2 Bukti adanya hipoksia

3 Frekuensi dan pola pernafasan

4 Bunyi nafas

5 Status neurologis

6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat

7 Kebutuhan pengisapan

8 Upaya ventilasi spontan klien

9 Status nutrisi

10 Status psikologis

Pengkajian Kardiovaskuler

Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif

Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar

dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang

berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli

Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi

mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah

Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan

gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat

yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)

Pengkajian Peralatan

Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah

dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal

berikut

1 Jenis ventilator

2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)

3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi

4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)

5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan

6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang

7 Humidifikasi

8 Alarm

9 PEEP

Catatan

Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan

diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan

menggunakan Bag Resuscitation Manual

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik

yaitu

1 Pemeriksaan fungsi paru

2 Analisa gas darah arteri

3 Kapasitas vital paru

4 Kapasitas vital kuat

5 Volume tidal

6 Inspirasi negative kuat

7 Ventilasi semenit

8 Tekanan inspirasi

9 Volume ekspirasi kuat

10 Aliran-volume

11 Sinar X dada

12 Status nutrisi elaktrolit

H Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup

1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau

penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan

2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir

yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif

3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan

trakeostomi

4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator

5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea

dan pemasangan pada ventilator

6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan

ketergantungan pada ventilator

I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial

1 Melawan kerja ventilator

2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak

penurunan tekanan kehilangan volume

3 Gangguan kardiovaskuler

4 Barotrauma dan pneumothoraks

5 Infeksi paru

J Perencanaan dan Implementasi

Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir

tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian

terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil

dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik

membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain

1 Meningkatkan pertukaran gas

Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas

dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam

pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang

berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan

kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu

mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia

dan respon terhadap tindakan

Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang

sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau

penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi

dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari

kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial

Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik

yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang

pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau

kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah

(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)

2 Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi

pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan

auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas

termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan

mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk

membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan

Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk

mendilatasi bronkiolus

3 Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau

trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit

kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi

dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko

infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama

kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang

nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah

mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga

diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk

mengurangi potensial aspirasi isi lambung

4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan

aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki

mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi

otot kontraktur dan statis vena

5 Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi

mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan

komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak

tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu

dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien

6 Meningkatkan kemampuan koping

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai

ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat

Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan

membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri

atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya

perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila

memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau

berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress

(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan

memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan

ketergantungan pada ventilator

K Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain

1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan

tanda-tanda vital yang adekuat

2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal

3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel

darah putih

4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan

5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi

lainnya

6 Dapat mengatasi masalah secara efektif

L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik

1 Tes Penyapihan

a Kapasitas vital 10-15 cc kg

b Volume tidal 4-5 cc kg

c Ventilasi menit 6-10 l

d Frekuensi permenit lt 20 permenit

2 Pengaturan Ventilator

a FiO2 lt 50

b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

3 Gas darah arteri

a PaCO2 normal

b PaO2 60-70 mmHg

c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4 Selang Endotrakeal

a Posisi diatas karina pada foto Rontgen

b Ukuran diameter 85 mm

5 Nutrisi

a Kalori perhari 2000-2500 kal

b Waktu 1 jam sebelum makan

6 Jalan nafas

a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)

b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid

c Posisi duduk semi fowler

7 Obat-obatan

a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam

b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam

8 Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9 Fisik

Stabil istirahat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI

Page 3: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

Ventilator tekanan negatif merupakan jenis ventilator yang pertamakali

ditemukan dan sering dikenal sebgai iron lung Alat ini berfungsi menciptakan

tekana negatif pada ruangan tabung yang menutupi tubuh hingga leher psien

Tekanan negatif yang dihasilkan dapat memperbesar rongga dada sehingga

menimbulka tekanan negatif intratorakal yang kemudian memicu aliran udara

dari atmosfer menuju paru-paru Sedangkan ekpsorasi terjadi secara pasif ketika

tekanan negatif dari ventilator dihentikan maka tekanan intratorakal meningkat

sehingga udara terdorong keluar dari paru-paru

Ventilator ini digunakan untuk mengatasi gagal napas yang disebabkan oleh

gangguan ventilasi Kasus-kasus yang berkaitan dengan gannguan ventilasi

terutama disebabkan oleh penyakit neuromuskuler dan penyakit saraf pusat

Keuntungan dari ventilator tekanan negatif adalah bekerja layaknya pernapasan

normal sehingga tidak membuthkan tindakan intubasi

2 Ventilator tekanan positif

Ventilator ini bekerja dengan memberikan tekanan positif pada daerah di

luar paru-paru yakni jalan napas Kondisi ini membuat tekanan intrapleural

semakin lebih negatif dibandingkan dengan tekanan atmosfer sehingga udara

dengan mudah masuk memasuki paru-paru Penggunaan ventilator mekanik

tekanan positif pda umumnya membutuhkan tindakan intubasi (pemasangan

selang ETT) Sedangkan yang tidak membutuhkan pemasangan jalan napas

buatan terbatas hanya pada mode bilevel ventilation dan CPAP (continues

positive airway pressure) Ventilator tekanan positif inilah yang kemudian

mengalami perkembangan dalam hal fungsinya

Berdasarkan mekanisme kerjanya ventilator mekanik tekanan positi dapat

dibagi menjadi 3 yaitu yang pertama volume cycle yang memiliki prinsip kerja

ventilator akan memberikan udara inspirasi hingga mencapai volume yang telah

disetting ciri khasnya adalah volume tidal pasien akan tetap tetapi tekanannya

berubah-ubah Yang kedua adalah pressure cycle yaitu memiliki prinsip kerja

terus melakukan isnpirasi hingga tekanan yang telah diseting sebelumnya

tercapai pada ventilator ini tekanan tidak berubah-ubah sedangkan volume tidal

selalu berubah-ubah sesuai dengan kondisi lapang paru pasien Yang ketiga

adalah time cycle yaitu ventilator mekanik yang bekerja dengan prinsip

berdasarkan waktu yang telah disetting sebelumnya Waktu ekspirasi ditentukan

oleh waktu dan kecepatan inspirasi (jumlah napas permenit) Dalam time cycle

waktu inspirasi maupun rasio inspirasi dan ekspirasi IE disetting

D ISTILAH-ISTILAH DALAM VENTILATOR MEKANIK

1 FiO2 dan PaO2 FiO2 adalah fraksi atau konsentrasi oksigen dalam udara yang

diberikan kepada pasien Sedangkan PaO2 adalah tekanan parsial oksigen yaitu

perbedaan konsentrasi antara oksigen di alveolus dan membran

2 IE Ratio Perbandingan antara waktu inspirasi dan ekspirasi Nilai normal 12

3 Volume Tidal Jumlah udara yang keluar masuk paru dalam satu kali nafas atau

sama dengan jumlah udara yang diberikan ventilator dalam satu kali nafas Nilai

normal 10 ndash15 ml per kgBB untuk dewasa dan 6-8 ml per kgBB untuk anak

4 Minute Volume Jumlah udara yang keluar masuk dalam satu menit atau jumlah

udara yang diberikan ventilator dalam satu menit Nilainya = volume tidal x RR

5 PEEP dan CPAP Positive end expiratory pressure (PEEP) atau tekanan positif

akhir ekspirasi digunakan untuk mepertahankan tekanan paru positif pada akhir

ekspirasi untuk mencegah terjadiya kolaps paru dan meningkatkan pertukaran gas

dalam alveoli Nilai antara 5-15 mmHg maksimal 12 mmHg untuk anak

Continuous positive airway pressure (CPAP) identik dengan PEEP yaitu

pemberian tekanan positif pada saluran nafas selama siklus pernafasan

6 Pressure atau Volume Limit Batas atas tekanan atau volume yang diberikan

pada pasien Volume limit yang terlalu tinggi dapat berakibat trauma paru

E CARA KERJA VENTILATOR MEKANIK

1 Triggeringinisiating

a Prinsionya memulaimemerintah sehingga ventilator bekerja pemicunya bisa

berasal dari

b Mesin Atas dasar waktu

c Pasien Karena terjadi perubahan aliran udara tekanan

2 Pembatasanlimitation

a Variabel yang dibatasi antara lain

b Volume

c Pressure

3 Cycling (perpindahan dari fase inspirasi ke ekspirasi) Fase ekspirasi dimulai

setelah

a Volume yang masuk tercapai

b Tekanan (Pressure) yang masuk tercapai

c Volume inspirasi terlampaui

d Aliran udara mencapai setting

e waktu

4 Fase Ekspirasi

Pada fase ini bisa diberikan tekanan (PEEP) ataupun tidak

Peran perawat dalam tindakan ventilator

a Menetapkan ventilasi mekanik siap pakai

b Menentukan setting mode ventilator

c Menetukan Parameter mode ventilator

d Mengatur alarm pada posisi ON

e Memposisikan pasien agar merasa nyaman

F MODE PENGATURAN

1 Mode control (pressure control volume control continuous mode)

Pasien mendapat bantuan pernafasan sepenuhnya pada mode ini pasien dibuat

tidak sadar (tersedasi) sehingga pernafasan di kontrol sepenuhnya oleh ventilator

Tidal volume yang didapat pasien juga sesuai yang di set pada ventilator Pada

mode control klasik pasien sepenuhnya tidak mampu bernafas dengan tekanan

atau tidal volume lebih dari yang telah di set pada ventilator Namun pada mode

control terbaru ventilator juga bekerja dalam mode assist-control yang

memungkinkan pasien bernafas dengan tekanan atau volum tidal lebih dari yang

telah di set pada ventilator

2 Mode Intermitten Mandatory Ventilation (IMV)

Pada mode ini pasien menerima volume dan frekuensi pernafasan sesuai dengan

yang di set pada ventilator Diantara pernafasan pemberian ventilator tersebut

pasien bebas bernafas Misalkan respiratory rate (RR) di set 10 maka setiap 6

detik ventilator akan memberikan bantuan nafas diantara 6 detik tersebut pasien

bebas bernafas tetapi tanpa bantuan ventilator Kadang ventilator memberikan

bantuan saat pasien sedang bernafas mandiri sehingga terjadi benturan antara

kerja ventilator dan pernafasan mandiri pasien sehingga cara ini jarang

digunakan

3 Mode Synchronous Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV) Asissted

Mode

Mode ini sama dengan dengan mode IMV hanya saja ventilator tidak

memberikan bantuan ketika pasien sedang bernafas mandiri Sehingga benturan

terhindarkan

4 Mode pressure support atau mode spontan

Ventilator tidak memberikan bantuan inisiasi nafas lagi Inisiasi nafas sepenuhya

oleh pasien ventilator hanya membantu pasien mencapai tekanan atau volume

yang di set di mesin dengan memberikan tekanan udara positif

SISTEM VENTILATOR MEKANIK

A Karakteristik Secara Umum dan Fisik

1 Sumber Tenaga

a Tenaga listrik

b Tenaga paru-paru

c Kombinasi keduanya

2 Tekanan

a Tekanan Positif

b Tekanan Negatif

3 Sistem Kontrol

a Sistem buka dan tutup saluran nafas untuk mengontrol fungsi ventilasi

b Panel Kontrol

Hanya dapat dilakukan oleh satu jenis variabel pada saat bersamaan antara

tekanan volume dan flow

B Ada 4 Fase Cara Kerja Ventilasi Mekanik

1 Triggeringinisiating

Pemicu untuk memulaimemerintah sehingga ventilator bekerja dari

a Mesin Atas dasar waktu

b Pasien Karena terjadi perubahan aliran udara tekanan

2 Pembatasanlimitation

a Volume

b Pressure

3 Cycling (perpindahan dari fase inspirasi ke ekspirasi) Fase ekspirasi dimulai setelah

a Volume yang masuk tercapai

b Tekanan (Pressure) yang masuk tercapai

c Volume inspirasi terlampaui

d Aliran udara mencapai setting

e Waktu

4 Fase Ekspirasi

Pada fase ini bisa diberikan tekanan (PEEP) atau tidak Peran perawat dalam tindakan

ventilator

a Menetapkan ventilasi mekanik siap pakai

b Menentukan setting mode ventilator

c Menetukan Parameter mode ventilator

d Alarm pada posisi ON

e Pasien merasa nyaman

C Setting Mode Ventilasi Mekanik

1 CMV ( PCVVCV)

Sejumlah udara yang diinspirasikan oleh mesin kepada pasien yang dibatasi

oleh volume control (VC) atau Pressure control (PC)

gt Parameter VCV gt Parameter PCV

a TV a RR

b RR b Inspirasi Time

c FiO2 c Inspirasi Pressure

d I E Ratio d P E E P

e P E E P e FiO2

f Sensitivity Trigger

2 ACMV

3 Syinchronous Intermittent Mandatory Ventilation ( SIMV )

Mode ini menekankan pada mandat yang telah ditentukan sehingga pasien bernafas

pada waktu-waktu tertentu

Terkadang mode ini diberikan bersamaan dengan pressure support (PS) dengan SIMV

Rate ditiadakan

gt Parameter

a TV

b SIMV Rate

c Inspirasi Time

d Pressure Support

e FiO2

f P E E P

1) Merupakan tekanan positiv yang diberikan dijalan nafas (tepatnya di

alveoli) pada akhir ekspirasi

2) Menyebabkan alveoli tetap dalam keadaan terbuka pada akhir ekspirasi

3) Diset 5 ndash 15 cmH2O

Dampak

1) SaO2 dan PaO2 lebih baik

2) Volume paru

3) Barotrauma

4) Hipotensi akibat CO

4 Pressure Support Ventilation ( PSV )

5 Continous Positive Airway Pressure ( CPAP )

Dalam mode ini tiap inspirasi disuppor dengan preset constan pressure ( 15 ndash 35

cmH2O ) pasien harus melakukan trigger ventilator dan biasanya dikombinasi

dengan SIMV

Parameter

a PEEP

b FiO2

D Assist Controle (AC)

1 Ventilator memulai inspirasi saat pasien menimbulkan sebuah tekanan negatif di

dalam sirkuit ventilator

2 Ventilator dapat memberikan nafas bantuan dengan volumepressure tertentu

Parameter

a R R

1) Jumlah napas yang diberikan kepada pasien setiap menit

2) Diset diatas dan dibawah nilai normal

3) 10 ndash 14 xmenit

b FiO2

1) Konsentrasi () oksigen yang dihantarkan oleh ventilator ke pasien

2) Konsentrasi 21 ndash 100

3) Awal 100 tidak boleh terlalu lama

4) Dapat diweaning bertahap

5) Setting 100 bila ada tindakan tertentu yang menginterupsi pemberian

ventilasi berikan oksigen 100 selama 15 menit

c IE Ratio

1) 12 11 merupakan nilai normal fisiologis inspirasi ekspirasi

2) Terkadang diperlukan fase inspirasi yang sama lebih lama dibanding

ekspirasi untuk meningkatkan PaO2

d Triger Sensitivity

1) Merupakan jumlah usaha nafas pasien yang diperlukan untuk memulaitrigger

inspirasi ventilator

2) Setting agrave flow pressure

3) Flow lebih baik untuk pasien yang sudah nafas spontan

4) Nilai sensitiviti maksimum

a) P ndash Trigger ( 05 cm H2O )

b) F ndash Trigger ( 05 cm H2O )

e T V

1) Volume gas yang dihantarkan oleh Ventilator pada setiap siklus napas

2) Diset 6 ndash 8 mlKgBB

3) Pada ARDS gunakan volume lebih kecil 4 ndash 6 mlKgBB untuk

meminimalkan tekanan berlebihan didalam alveoli

f Inspirasi Pressure (IP)

1) Mengatur membatasi jumlah pressurevolume cyiled ventilator

a) Pressure berlebih dapat menyebabkan Barotrauma sedangkan

b) Volume berlebih dapat menyebabkan Valutrauma

2) Jika inspirasi pressurevalume tercapai maka ventilator menghentikan

hantarannya dan alarm berbunyi

3) Peningkatan pressure bila terjadi obstruksi batuk retensi sputum ETT

tergigit fighting atau kingking

4) Tidak melebihi 35 cm H2O

E Setting Alarm Ventilator

1 Minit volum

2 Inspiratory pressure

F Masalah-Masalah yang Dapat Terjadi Selama Menggunakan Ventilator

1 Mechanical Malfunction

2 Airway Malfunction

3 Pulmonary Barotrauma

4 Perubahan Hemodinamik ( Penurunan cardiac output dan venouse return )

5 Pulmonary atelektasis Pneumonia

6 Infeksi

7 Kegagalan Weaning

G Sterilisasi Komponen Ventilator

1 Pengertian

a Antiseptic Bahan Yang Dipergunakan Untuk Membunuh Atau Menghambat

Pertumbuhan Kuman Pada Jaringan Hidup

b Desinfektan Bahan yang dipergunakan untuk mematikan kuman atau

menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berada pada benda mati

2 Tahapan

a CLEANING reg PEMBERSIH

1) Definisi Membuang semua debu benda asing atau kotoran

2) Indikasi Mendahului proses desinfeksi dan sterilisasi

3) Bahan Sabun atau detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan

seringkali

4) Diperlukan sikat

b DESINFEKSI reg TINGGIHIGH

RENDAHLOW

1) Definisi Membunuhmenghambat pertumbuhan mikriorganisme

2) Indikasi Untuk yang dalam penggunaannya kontak dengan mukosa membran

dan alat

3) yang tidak dapat disterilkan misalnya alat listrik

4) Desinfeksi untuk alat ventilator

a) Transduser

b) Kabel sensor humidifier

5) jenis High Cidex

6) Low Alkohol saflon 1 3

c STERILISASI reg AUTO CLAVE EO gas

1) Definisi Mematikan semua bentuk kuman termasuk spora dengan memakai

sarana fisik atau kimiawi

2) Indikasi Semua alat yang langsung berhubungan dengan aliran darah atau

jaringan yang secara normal steril ataupun alat yang masuk kedalam bagian

tubuh yang tidak steril misalnya semua tubing ventilator sebagai sarana

transportasi gas ke tubuh dll

d PENYIMPANAN reg ALMARI KHUSUS

H Sirkuit Ventilator

1 Tubing ventilator yang telah dipakai dibersihkan terlebih dahulu dengan sabun atau

detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan seringkali diperlukan sikat

2 Tubing ventilator yang sudah bersih direndam dalam larutan desinfektan selama

kurang lebih 24 jam

3 Kemudian bilas kembali dengan air hangat yang mangalir (scrub station)

4 Keringkan dengan Tubedryer bila ada

5 Sesudah kering Tubing-tubing ventilator tersebut dibungkus

a Bila memakai sterilisator Ethylene Oxide gas (EtO) dibungkus memakai kertas

EtO

b Bila memakai sterilisator Autoclave dibungkus dengan kain

6 Khusus untuk alat ventilator Transduser Kabel sensor humidifier cukup di desinfeksi

dengan Cidex (High) dan Alkohol Saflon 13 (low)

VENTILASI MEKANIK

A Aplikasi klinik

1 Resusitasi jantung paru

2 Gagal nafas

3 Paska operasi besar yang memerlukan bantuan ventilasi untuk memperbaiki

homeeostasis gangguan keseimbangan asam basa serta keadaan anemia

4 Sepsis berat dimana pasien tidak dapat memenuhi peningkatan work of breathing

akibat tingginya produksi CO2

5 Pengendalian kadar CO2 sebagai salah satu bagian dari pengelolaan TTIK (misalnya

akibat cedera kepala)

6 Sebagai bantuan ventilasi pada penderita yang diintubasi atas indikasi

mempertahankan jalan nafas

7 Mengurangi beban jantung pada syok kardiogenik

B Indikasi

Kriteria objektif untuk penggunaan ventilasi mekanik adalah

1 Laju nafas gt 35

2 Volume tidal lt 5mlkg

3 Kapasitas lt 15mlkg

4 Oksigenasi PaO2 lt 50mmHg dengan fraksi oksigen 60

5 Ventilasi PCO2 gt 50mmHg

Perlu difahami bahwa penilaian klinis lebih penting dengan memperhatikan hal-hal

dibawah ini

1 Sistem Respirasi

Kesulitan bernafas takipneu mulut terbuka saat menarik nafas pernafasan tidak

teraturperubahan rasio inspirasi dan ekspirasi batuk yang tidak efektif ekspirasi

aktif berpegangan pada pinggiran tempat tidur mengangkat lengan atas saat bernafas

karena sesaknya berkeringat alis terangkat pernafasan cuping hidung pursed

mouth bibir licking toungue-jerking sianosis sulit bicara moaning grunting

mintaingin memakaiventilator kepala terangkat dari bantal aktivitas otot pernafasan

tambahan meningkat tracheal tug nafas berbunyi atau wheezing

2 Sistem Susunan Syaraf Pusat

Nasal lines pusing tidak berdaya cemas apatis kelelahan disorientasi

menarik-narik baju weak smile

3 Sistem Kardiovaskular

Extremitas hidung telinga teraba dingin nadi meningkat disritmia tekanan darah

menurun peningkatan tekanan nadi diuresis menurun

Bila ragu dengan tanda-tanda yang tampak pada pasien lebih baik diobservasi di ICU

karena sewaktu-waktu perlu ventilasi mekanik dapat dipenuhi daripada di ruangan

C Mode Ventilasi

1 Controlled Minute Ventilation (CMV)

Mode ventilasi ini sangat mirip dengan mode yang dipakai diruang operasi dimana

laju nafas dan volume tidal ditentukan oleh klinisi CMV digunakan bila nafas

spontan tidak ada atau minimal misalnya pada penderita dengan hipoksia yang berat

2 Pressure Controlled Ventilasion (PCV)

Klinisi mengatur laju nafas dan rasio inspirasi dan ekspirasi PCV digunakan untuk

melimitasi tekanan pada jalan nafas pada paru-paru dengan komplians yang rendah

atau resistensi yang tinggi untuk mencegah risiko barotrauma Dengan demikian akan

diperoleh volume tidal dan minute volume yang bervariasi sesuai dengan perubahan

komplians dan resistensi

3 Assist-control ventilation (ACV)

Bila penderita sudah mempunyai nafas spontan maka CMV atau PCV akan menjadl

ACV Pada saat ini berisiko untuk terjadinya hiperventilasi

4 Synchronised intermittent mandatory ventilation (SIMV)

Bila ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan volume tidal atau jika

tak ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan laju nafas Dengan

demikian minute volume akan selalu terjamin keberadaannya Selanjutnya setiap

nafas spontan tidak dibantu lagi akan tetapi sirkuit akan mengalirkan oksigen

Pada SIMV pengaturan volume tidal disesuaikan dengan usaha nafas spontan

penderita atau jika tidak ada nafas spontan volume tidal yg dikeluarkan oleh ventilator

akan disesuaikan dengan nengaturan frekwensi nafas (preset rate)sehingga volume

minimal terpenuhi Bila pasien bernafas spontan maka bantuan ventilator untuk

memberikan volume tidal tidak ada akan tetapi mesin akan tetap mengalirkan

oksigen Dengan demikian dapat dihasilkan volume semenit yang lebih tinggi SIMV

digunakan untuk menyapih pasien dari CMV dengan mengurangi secara bertahap

frekwensi nafas sehingga merangsang ventilasi spontan Pressure support dapat

ditambahkan pada penderita yang sudah bernafas spontan

5 Ventilasi dengan Rasio Terbalik (Inverse Ratio Ventilation)

Siklus respirasi adalah satuan waktu yang diperlukan untuk memasukkan dan

mengeluarkan udara pada setiap tarikan nafas yang dihasilkan oleh ventilator Siklus

ini dibagi menjadi waktu inspirasi dan ekspirasi Rasio inspirasi dan ekspirasi yang

normal adalah 12-3Pemanjangan relatif waktu inspirasi [invers rasio ventilasi] sering

digunakan untuk memperbaiki pertukaran gas pada pasen dengan oksigenasi kurang

Umumnya dipakai ratio 11 Cara ini digunakan baik pada mode pressure control

maupun volume control ventilation

D Pressure Support

Pada keadaan ini terdapat nafas spontan pasien dan tidak ada pengaturan frekuensi nafas

Ventilator akan memberikan tekanan positif pada jalan nafas sebagai respon terhadap

upaya pernafasan Volume tidal bervariasi sesuai dengan komplain rongga dada dan

resistensi jalan nafas Biasanya dimulai dengan tekanan 20-30 cm H2O dan diturunkan

bila gerakan respirasi pasein membaik Kadang dapat dikombinasikan dengan SIMV

untuk membantu frekuensi pernafasan spontan Sesuai dengan usaha inspirasi pasen

maka ventilator akan memberikan bantuan tekanan inspirasi Volume assured pressure

support adalah suatu modifikasi alternatif dimana ventilator secara otomatis dapat

mpngatur tekanan inspirasi yang harus diberikan untuk mencapai tidal volume minimal

yang diinginkan

1 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure

(CPAP)

Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada

saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP) Dengan cara

ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume

alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan Hal ini akan memperbaiki volume

paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali

2 Bantuan Ventilasi Non Invasif

Saat ini telah tersedia berbagai modifikasi ventilator yang dapat memberikan tekanan

positif pada jalan nafas dengan cara menggunakan masker yang melekat erat dengan

wajah atau nasal Masker ini dapat berupa masker nasal atau full face masker

Dengan cara ini dapat digunakan CPAP atau tanpa tambahan tekanan positif pada

saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan

insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai

untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk

menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal

a Indikasi

1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat

2) Hiperkapni dan tampak kelelahan

3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan

yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian

imunosupresi

4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi

(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan

ketat

5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity

(FRC)

6) Sleep apnoea

7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan

3 Inspiratory Support

Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien

Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa

mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai

dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2

4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS

dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP

menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat

dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker

E Penatalaksanaan

1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai

2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita

merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang

kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan

kenyamanan pasien serta hasil AGD

3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O

4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan

cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan

pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I

E yang paling optimal

5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan

depresi nafas harus diberikan secara hati2

6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa

hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan

mengistirahatkan beberapa saat secara berkala

7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk

mencegah perlukaan

F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik

1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah

operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan

diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece

lalu diekstubasi

2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses

penyapihan ventilator mengalami hambatan

3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ

pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik

kembali

Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses

penyapihan dari ventilasi mekanik adalah

1 Volume tidal gt 5 mlkg

2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg

3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi

2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O

3 Laju nafas lt 30x menit

4 Minute Volume lt 10 L menit

5 PH gt 73

6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa

7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40

Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena

itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya

kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi

G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator

Mekanik

1 Kelainan patologi primer yang menetap

2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati

3 Malnutrisi

4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan

5 Residual dari zat sedatif

6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)

7 Anemia

8 Nyeri

9 Distensi abdommen

Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa

strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya

seperti di bawah ini

1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

4 CPAP

Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah

lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah

1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi

membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan

pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)

2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan

nutrisi lebih mudah diperbaiki

3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi

nosokomial

4 Mengurangi resistensi jalan nafas

5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah

6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya

penderita perlu ventilator lagi)

H Komplikasi Bantuan Ventilasi

1 Kolaps dari sistem kardiovaskular

Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif

Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak

yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat

tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan

memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia

sepsis atau syok kardiogenik

2 Ketidak seimbangan asam basa

Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak

tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas

sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2

akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita

tampak semakin sesak

3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi

beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan

menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit

4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway

pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini

disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang

kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu

mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama

siklus pernafasan

5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal

yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru

6 Komplikasi dari intubasi endotrakea

7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu

Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga

dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini

akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat

sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)

8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN VENTILASI MEKANIK

Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang

mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien

dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal

bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus

mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien

yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan

yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan

dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik

A Pengertian

Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat

mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan

Suddarth 1996)

B Klasifikasi

Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi

dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif

1 Ventilator Tekanan Negatif

Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal

Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara

mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini

digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi

neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik

dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau

pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering

2 Ventilator Tekanan Positif

Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan

positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang

selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau

trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru

primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu

bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan

positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata

lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang

telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan

bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan

Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi

setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan

inspirasi dan frekuensi aliran udara

Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus

yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah

ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan

ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator

tekanan positif yang paling banyak digunakan

C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal

1 Sederhana mudah dan murah

2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga

60Xmenit dan dapat diatur ratio IE

3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan

yang lain

4 Dapat dirangkai dengan PEEP

5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal

frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi

6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya

7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support

8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya

D Indikasi Klinik

1 Kegagalan Ventilasi

a Neuromuscular Disease

b Central Nervous System disease

c Depresi system saraf pusat

d Musculosceletal disease

e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi

2 Kegagalan pertukaran gas

a Gagal nafas akut

b Gagal nafas kronik

c Gagal jantung kiri

d Penyakit paru-gangguan difusi

e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch

E Modus Operasional

Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang

diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu

1 Frekuensi pernafasan permenit

2 Tidal volume

3 Konsentrasi oksigen (FiO2)

4 Positive end respiratory pressure

Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume

istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-

15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase

(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan

berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen

dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen

arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk

mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler

1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari

a Controlled Ventilation

Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk

pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat

pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi

dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan

kerja pernafasan klien

b AssistControl

Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila

klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur

berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya

digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator

c Intermitten Mandatory Ventilation

Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol

klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin

dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator

d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)

SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak

begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan

biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi

tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat

e Positive End-Expiratory Pressure

Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan

tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena

tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang

menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus

Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan

penurunman curah jantung

f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)

Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan

untuk penyapihan ventilator

F Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu

1 Obstruksi jalan nafas

2 Hipertensi

3 Tension pneumotoraks

2 Atelektase

3 Infeksi pulmonal

4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan

5 gastrointestinal

6 Kelainan fungsi ginjal

7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat

G Pengkajian

Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam

mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut

1 Tanda-tanda vital

2 Bukti adanya hipoksia

3 Frekuensi dan pola pernafasan

4 Bunyi nafas

5 Status neurologis

6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat

7 Kebutuhan pengisapan

8 Upaya ventilasi spontan klien

9 Status nutrisi

10 Status psikologis

Pengkajian Kardiovaskuler

Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif

Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar

dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang

berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli

Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi

mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah

Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan

gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat

yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)

Pengkajian Peralatan

Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah

dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal

berikut

1 Jenis ventilator

2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)

3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi

4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)

5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan

6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang

7 Humidifikasi

8 Alarm

9 PEEP

Catatan

Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan

diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan

menggunakan Bag Resuscitation Manual

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik

yaitu

1 Pemeriksaan fungsi paru

2 Analisa gas darah arteri

3 Kapasitas vital paru

4 Kapasitas vital kuat

5 Volume tidal

6 Inspirasi negative kuat

7 Ventilasi semenit

8 Tekanan inspirasi

9 Volume ekspirasi kuat

10 Aliran-volume

11 Sinar X dada

12 Status nutrisi elaktrolit

H Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup

1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau

penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan

2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir

yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif

3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan

trakeostomi

4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator

5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea

dan pemasangan pada ventilator

6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan

ketergantungan pada ventilator

I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial

1 Melawan kerja ventilator

2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak

penurunan tekanan kehilangan volume

3 Gangguan kardiovaskuler

4 Barotrauma dan pneumothoraks

5 Infeksi paru

J Perencanaan dan Implementasi

Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir

tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian

terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil

dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik

membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain

1 Meningkatkan pertukaran gas

Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas

dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam

pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang

berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan

kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu

mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia

dan respon terhadap tindakan

Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang

sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau

penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi

dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari

kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial

Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik

yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang

pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau

kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah

(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)

2 Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi

pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan

auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas

termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan

mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk

membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan

Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk

mendilatasi bronkiolus

3 Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau

trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit

kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi

dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko

infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama

kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang

nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah

mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga

diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk

mengurangi potensial aspirasi isi lambung

4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan

aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki

mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi

otot kontraktur dan statis vena

5 Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi

mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan

komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak

tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu

dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien

6 Meningkatkan kemampuan koping

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai

ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat

Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan

membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri

atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya

perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila

memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau

berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress

(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan

memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan

ketergantungan pada ventilator

K Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain

1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan

tanda-tanda vital yang adekuat

2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal

3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel

darah putih

4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan

5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi

lainnya

6 Dapat mengatasi masalah secara efektif

L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik

1 Tes Penyapihan

a Kapasitas vital 10-15 cc kg

b Volume tidal 4-5 cc kg

c Ventilasi menit 6-10 l

d Frekuensi permenit lt 20 permenit

2 Pengaturan Ventilator

a FiO2 lt 50

b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

3 Gas darah arteri

a PaCO2 normal

b PaO2 60-70 mmHg

c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4 Selang Endotrakeal

a Posisi diatas karina pada foto Rontgen

b Ukuran diameter 85 mm

5 Nutrisi

a Kalori perhari 2000-2500 kal

b Waktu 1 jam sebelum makan

6 Jalan nafas

a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)

b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid

c Posisi duduk semi fowler

7 Obat-obatan

a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam

b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam

8 Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9 Fisik

Stabil istirahat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI

Page 4: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

oleh waktu dan kecepatan inspirasi (jumlah napas permenit) Dalam time cycle

waktu inspirasi maupun rasio inspirasi dan ekspirasi IE disetting

D ISTILAH-ISTILAH DALAM VENTILATOR MEKANIK

1 FiO2 dan PaO2 FiO2 adalah fraksi atau konsentrasi oksigen dalam udara yang

diberikan kepada pasien Sedangkan PaO2 adalah tekanan parsial oksigen yaitu

perbedaan konsentrasi antara oksigen di alveolus dan membran

2 IE Ratio Perbandingan antara waktu inspirasi dan ekspirasi Nilai normal 12

3 Volume Tidal Jumlah udara yang keluar masuk paru dalam satu kali nafas atau

sama dengan jumlah udara yang diberikan ventilator dalam satu kali nafas Nilai

normal 10 ndash15 ml per kgBB untuk dewasa dan 6-8 ml per kgBB untuk anak

4 Minute Volume Jumlah udara yang keluar masuk dalam satu menit atau jumlah

udara yang diberikan ventilator dalam satu menit Nilainya = volume tidal x RR

5 PEEP dan CPAP Positive end expiratory pressure (PEEP) atau tekanan positif

akhir ekspirasi digunakan untuk mepertahankan tekanan paru positif pada akhir

ekspirasi untuk mencegah terjadiya kolaps paru dan meningkatkan pertukaran gas

dalam alveoli Nilai antara 5-15 mmHg maksimal 12 mmHg untuk anak

Continuous positive airway pressure (CPAP) identik dengan PEEP yaitu

pemberian tekanan positif pada saluran nafas selama siklus pernafasan

6 Pressure atau Volume Limit Batas atas tekanan atau volume yang diberikan

pada pasien Volume limit yang terlalu tinggi dapat berakibat trauma paru

E CARA KERJA VENTILATOR MEKANIK

1 Triggeringinisiating

a Prinsionya memulaimemerintah sehingga ventilator bekerja pemicunya bisa

berasal dari

b Mesin Atas dasar waktu

c Pasien Karena terjadi perubahan aliran udara tekanan

2 Pembatasanlimitation

a Variabel yang dibatasi antara lain

b Volume

c Pressure

3 Cycling (perpindahan dari fase inspirasi ke ekspirasi) Fase ekspirasi dimulai

setelah

a Volume yang masuk tercapai

b Tekanan (Pressure) yang masuk tercapai

c Volume inspirasi terlampaui

d Aliran udara mencapai setting

e waktu

4 Fase Ekspirasi

Pada fase ini bisa diberikan tekanan (PEEP) ataupun tidak

Peran perawat dalam tindakan ventilator

a Menetapkan ventilasi mekanik siap pakai

b Menentukan setting mode ventilator

c Menetukan Parameter mode ventilator

d Mengatur alarm pada posisi ON

e Memposisikan pasien agar merasa nyaman

F MODE PENGATURAN

1 Mode control (pressure control volume control continuous mode)

Pasien mendapat bantuan pernafasan sepenuhnya pada mode ini pasien dibuat

tidak sadar (tersedasi) sehingga pernafasan di kontrol sepenuhnya oleh ventilator

Tidal volume yang didapat pasien juga sesuai yang di set pada ventilator Pada

mode control klasik pasien sepenuhnya tidak mampu bernafas dengan tekanan

atau tidal volume lebih dari yang telah di set pada ventilator Namun pada mode

control terbaru ventilator juga bekerja dalam mode assist-control yang

memungkinkan pasien bernafas dengan tekanan atau volum tidal lebih dari yang

telah di set pada ventilator

2 Mode Intermitten Mandatory Ventilation (IMV)

Pada mode ini pasien menerima volume dan frekuensi pernafasan sesuai dengan

yang di set pada ventilator Diantara pernafasan pemberian ventilator tersebut

pasien bebas bernafas Misalkan respiratory rate (RR) di set 10 maka setiap 6

detik ventilator akan memberikan bantuan nafas diantara 6 detik tersebut pasien

bebas bernafas tetapi tanpa bantuan ventilator Kadang ventilator memberikan

bantuan saat pasien sedang bernafas mandiri sehingga terjadi benturan antara

kerja ventilator dan pernafasan mandiri pasien sehingga cara ini jarang

digunakan

3 Mode Synchronous Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV) Asissted

Mode

Mode ini sama dengan dengan mode IMV hanya saja ventilator tidak

memberikan bantuan ketika pasien sedang bernafas mandiri Sehingga benturan

terhindarkan

4 Mode pressure support atau mode spontan

Ventilator tidak memberikan bantuan inisiasi nafas lagi Inisiasi nafas sepenuhya

oleh pasien ventilator hanya membantu pasien mencapai tekanan atau volume

yang di set di mesin dengan memberikan tekanan udara positif

SISTEM VENTILATOR MEKANIK

A Karakteristik Secara Umum dan Fisik

1 Sumber Tenaga

a Tenaga listrik

b Tenaga paru-paru

c Kombinasi keduanya

2 Tekanan

a Tekanan Positif

b Tekanan Negatif

3 Sistem Kontrol

a Sistem buka dan tutup saluran nafas untuk mengontrol fungsi ventilasi

b Panel Kontrol

Hanya dapat dilakukan oleh satu jenis variabel pada saat bersamaan antara

tekanan volume dan flow

B Ada 4 Fase Cara Kerja Ventilasi Mekanik

1 Triggeringinisiating

Pemicu untuk memulaimemerintah sehingga ventilator bekerja dari

a Mesin Atas dasar waktu

b Pasien Karena terjadi perubahan aliran udara tekanan

2 Pembatasanlimitation

a Volume

b Pressure

3 Cycling (perpindahan dari fase inspirasi ke ekspirasi) Fase ekspirasi dimulai setelah

a Volume yang masuk tercapai

b Tekanan (Pressure) yang masuk tercapai

c Volume inspirasi terlampaui

d Aliran udara mencapai setting

e Waktu

4 Fase Ekspirasi

Pada fase ini bisa diberikan tekanan (PEEP) atau tidak Peran perawat dalam tindakan

ventilator

a Menetapkan ventilasi mekanik siap pakai

b Menentukan setting mode ventilator

c Menetukan Parameter mode ventilator

d Alarm pada posisi ON

e Pasien merasa nyaman

C Setting Mode Ventilasi Mekanik

1 CMV ( PCVVCV)

Sejumlah udara yang diinspirasikan oleh mesin kepada pasien yang dibatasi

oleh volume control (VC) atau Pressure control (PC)

gt Parameter VCV gt Parameter PCV

a TV a RR

b RR b Inspirasi Time

c FiO2 c Inspirasi Pressure

d I E Ratio d P E E P

e P E E P e FiO2

f Sensitivity Trigger

2 ACMV

3 Syinchronous Intermittent Mandatory Ventilation ( SIMV )

Mode ini menekankan pada mandat yang telah ditentukan sehingga pasien bernafas

pada waktu-waktu tertentu

Terkadang mode ini diberikan bersamaan dengan pressure support (PS) dengan SIMV

Rate ditiadakan

gt Parameter

a TV

b SIMV Rate

c Inspirasi Time

d Pressure Support

e FiO2

f P E E P

1) Merupakan tekanan positiv yang diberikan dijalan nafas (tepatnya di

alveoli) pada akhir ekspirasi

2) Menyebabkan alveoli tetap dalam keadaan terbuka pada akhir ekspirasi

3) Diset 5 ndash 15 cmH2O

Dampak

1) SaO2 dan PaO2 lebih baik

2) Volume paru

3) Barotrauma

4) Hipotensi akibat CO

4 Pressure Support Ventilation ( PSV )

5 Continous Positive Airway Pressure ( CPAP )

Dalam mode ini tiap inspirasi disuppor dengan preset constan pressure ( 15 ndash 35

cmH2O ) pasien harus melakukan trigger ventilator dan biasanya dikombinasi

dengan SIMV

Parameter

a PEEP

b FiO2

D Assist Controle (AC)

1 Ventilator memulai inspirasi saat pasien menimbulkan sebuah tekanan negatif di

dalam sirkuit ventilator

2 Ventilator dapat memberikan nafas bantuan dengan volumepressure tertentu

Parameter

a R R

1) Jumlah napas yang diberikan kepada pasien setiap menit

2) Diset diatas dan dibawah nilai normal

3) 10 ndash 14 xmenit

b FiO2

1) Konsentrasi () oksigen yang dihantarkan oleh ventilator ke pasien

2) Konsentrasi 21 ndash 100

3) Awal 100 tidak boleh terlalu lama

4) Dapat diweaning bertahap

5) Setting 100 bila ada tindakan tertentu yang menginterupsi pemberian

ventilasi berikan oksigen 100 selama 15 menit

c IE Ratio

1) 12 11 merupakan nilai normal fisiologis inspirasi ekspirasi

2) Terkadang diperlukan fase inspirasi yang sama lebih lama dibanding

ekspirasi untuk meningkatkan PaO2

d Triger Sensitivity

1) Merupakan jumlah usaha nafas pasien yang diperlukan untuk memulaitrigger

inspirasi ventilator

2) Setting agrave flow pressure

3) Flow lebih baik untuk pasien yang sudah nafas spontan

4) Nilai sensitiviti maksimum

a) P ndash Trigger ( 05 cm H2O )

b) F ndash Trigger ( 05 cm H2O )

e T V

1) Volume gas yang dihantarkan oleh Ventilator pada setiap siklus napas

2) Diset 6 ndash 8 mlKgBB

3) Pada ARDS gunakan volume lebih kecil 4 ndash 6 mlKgBB untuk

meminimalkan tekanan berlebihan didalam alveoli

f Inspirasi Pressure (IP)

1) Mengatur membatasi jumlah pressurevolume cyiled ventilator

a) Pressure berlebih dapat menyebabkan Barotrauma sedangkan

b) Volume berlebih dapat menyebabkan Valutrauma

2) Jika inspirasi pressurevalume tercapai maka ventilator menghentikan

hantarannya dan alarm berbunyi

3) Peningkatan pressure bila terjadi obstruksi batuk retensi sputum ETT

tergigit fighting atau kingking

4) Tidak melebihi 35 cm H2O

E Setting Alarm Ventilator

1 Minit volum

2 Inspiratory pressure

F Masalah-Masalah yang Dapat Terjadi Selama Menggunakan Ventilator

1 Mechanical Malfunction

2 Airway Malfunction

3 Pulmonary Barotrauma

4 Perubahan Hemodinamik ( Penurunan cardiac output dan venouse return )

5 Pulmonary atelektasis Pneumonia

6 Infeksi

7 Kegagalan Weaning

G Sterilisasi Komponen Ventilator

1 Pengertian

a Antiseptic Bahan Yang Dipergunakan Untuk Membunuh Atau Menghambat

Pertumbuhan Kuman Pada Jaringan Hidup

b Desinfektan Bahan yang dipergunakan untuk mematikan kuman atau

menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berada pada benda mati

2 Tahapan

a CLEANING reg PEMBERSIH

1) Definisi Membuang semua debu benda asing atau kotoran

2) Indikasi Mendahului proses desinfeksi dan sterilisasi

3) Bahan Sabun atau detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan

seringkali

4) Diperlukan sikat

b DESINFEKSI reg TINGGIHIGH

RENDAHLOW

1) Definisi Membunuhmenghambat pertumbuhan mikriorganisme

2) Indikasi Untuk yang dalam penggunaannya kontak dengan mukosa membran

dan alat

3) yang tidak dapat disterilkan misalnya alat listrik

4) Desinfeksi untuk alat ventilator

a) Transduser

b) Kabel sensor humidifier

5) jenis High Cidex

6) Low Alkohol saflon 1 3

c STERILISASI reg AUTO CLAVE EO gas

1) Definisi Mematikan semua bentuk kuman termasuk spora dengan memakai

sarana fisik atau kimiawi

2) Indikasi Semua alat yang langsung berhubungan dengan aliran darah atau

jaringan yang secara normal steril ataupun alat yang masuk kedalam bagian

tubuh yang tidak steril misalnya semua tubing ventilator sebagai sarana

transportasi gas ke tubuh dll

d PENYIMPANAN reg ALMARI KHUSUS

H Sirkuit Ventilator

1 Tubing ventilator yang telah dipakai dibersihkan terlebih dahulu dengan sabun atau

detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan seringkali diperlukan sikat

2 Tubing ventilator yang sudah bersih direndam dalam larutan desinfektan selama

kurang lebih 24 jam

3 Kemudian bilas kembali dengan air hangat yang mangalir (scrub station)

4 Keringkan dengan Tubedryer bila ada

5 Sesudah kering Tubing-tubing ventilator tersebut dibungkus

a Bila memakai sterilisator Ethylene Oxide gas (EtO) dibungkus memakai kertas

EtO

b Bila memakai sterilisator Autoclave dibungkus dengan kain

6 Khusus untuk alat ventilator Transduser Kabel sensor humidifier cukup di desinfeksi

dengan Cidex (High) dan Alkohol Saflon 13 (low)

VENTILASI MEKANIK

A Aplikasi klinik

1 Resusitasi jantung paru

2 Gagal nafas

3 Paska operasi besar yang memerlukan bantuan ventilasi untuk memperbaiki

homeeostasis gangguan keseimbangan asam basa serta keadaan anemia

4 Sepsis berat dimana pasien tidak dapat memenuhi peningkatan work of breathing

akibat tingginya produksi CO2

5 Pengendalian kadar CO2 sebagai salah satu bagian dari pengelolaan TTIK (misalnya

akibat cedera kepala)

6 Sebagai bantuan ventilasi pada penderita yang diintubasi atas indikasi

mempertahankan jalan nafas

7 Mengurangi beban jantung pada syok kardiogenik

B Indikasi

Kriteria objektif untuk penggunaan ventilasi mekanik adalah

1 Laju nafas gt 35

2 Volume tidal lt 5mlkg

3 Kapasitas lt 15mlkg

4 Oksigenasi PaO2 lt 50mmHg dengan fraksi oksigen 60

5 Ventilasi PCO2 gt 50mmHg

Perlu difahami bahwa penilaian klinis lebih penting dengan memperhatikan hal-hal

dibawah ini

1 Sistem Respirasi

Kesulitan bernafas takipneu mulut terbuka saat menarik nafas pernafasan tidak

teraturperubahan rasio inspirasi dan ekspirasi batuk yang tidak efektif ekspirasi

aktif berpegangan pada pinggiran tempat tidur mengangkat lengan atas saat bernafas

karena sesaknya berkeringat alis terangkat pernafasan cuping hidung pursed

mouth bibir licking toungue-jerking sianosis sulit bicara moaning grunting

mintaingin memakaiventilator kepala terangkat dari bantal aktivitas otot pernafasan

tambahan meningkat tracheal tug nafas berbunyi atau wheezing

2 Sistem Susunan Syaraf Pusat

Nasal lines pusing tidak berdaya cemas apatis kelelahan disorientasi

menarik-narik baju weak smile

3 Sistem Kardiovaskular

Extremitas hidung telinga teraba dingin nadi meningkat disritmia tekanan darah

menurun peningkatan tekanan nadi diuresis menurun

Bila ragu dengan tanda-tanda yang tampak pada pasien lebih baik diobservasi di ICU

karena sewaktu-waktu perlu ventilasi mekanik dapat dipenuhi daripada di ruangan

C Mode Ventilasi

1 Controlled Minute Ventilation (CMV)

Mode ventilasi ini sangat mirip dengan mode yang dipakai diruang operasi dimana

laju nafas dan volume tidal ditentukan oleh klinisi CMV digunakan bila nafas

spontan tidak ada atau minimal misalnya pada penderita dengan hipoksia yang berat

2 Pressure Controlled Ventilasion (PCV)

Klinisi mengatur laju nafas dan rasio inspirasi dan ekspirasi PCV digunakan untuk

melimitasi tekanan pada jalan nafas pada paru-paru dengan komplians yang rendah

atau resistensi yang tinggi untuk mencegah risiko barotrauma Dengan demikian akan

diperoleh volume tidal dan minute volume yang bervariasi sesuai dengan perubahan

komplians dan resistensi

3 Assist-control ventilation (ACV)

Bila penderita sudah mempunyai nafas spontan maka CMV atau PCV akan menjadl

ACV Pada saat ini berisiko untuk terjadinya hiperventilasi

4 Synchronised intermittent mandatory ventilation (SIMV)

Bila ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan volume tidal atau jika

tak ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan laju nafas Dengan

demikian minute volume akan selalu terjamin keberadaannya Selanjutnya setiap

nafas spontan tidak dibantu lagi akan tetapi sirkuit akan mengalirkan oksigen

Pada SIMV pengaturan volume tidal disesuaikan dengan usaha nafas spontan

penderita atau jika tidak ada nafas spontan volume tidal yg dikeluarkan oleh ventilator

akan disesuaikan dengan nengaturan frekwensi nafas (preset rate)sehingga volume

minimal terpenuhi Bila pasien bernafas spontan maka bantuan ventilator untuk

memberikan volume tidal tidak ada akan tetapi mesin akan tetap mengalirkan

oksigen Dengan demikian dapat dihasilkan volume semenit yang lebih tinggi SIMV

digunakan untuk menyapih pasien dari CMV dengan mengurangi secara bertahap

frekwensi nafas sehingga merangsang ventilasi spontan Pressure support dapat

ditambahkan pada penderita yang sudah bernafas spontan

5 Ventilasi dengan Rasio Terbalik (Inverse Ratio Ventilation)

Siklus respirasi adalah satuan waktu yang diperlukan untuk memasukkan dan

mengeluarkan udara pada setiap tarikan nafas yang dihasilkan oleh ventilator Siklus

ini dibagi menjadi waktu inspirasi dan ekspirasi Rasio inspirasi dan ekspirasi yang

normal adalah 12-3Pemanjangan relatif waktu inspirasi [invers rasio ventilasi] sering

digunakan untuk memperbaiki pertukaran gas pada pasen dengan oksigenasi kurang

Umumnya dipakai ratio 11 Cara ini digunakan baik pada mode pressure control

maupun volume control ventilation

D Pressure Support

Pada keadaan ini terdapat nafas spontan pasien dan tidak ada pengaturan frekuensi nafas

Ventilator akan memberikan tekanan positif pada jalan nafas sebagai respon terhadap

upaya pernafasan Volume tidal bervariasi sesuai dengan komplain rongga dada dan

resistensi jalan nafas Biasanya dimulai dengan tekanan 20-30 cm H2O dan diturunkan

bila gerakan respirasi pasein membaik Kadang dapat dikombinasikan dengan SIMV

untuk membantu frekuensi pernafasan spontan Sesuai dengan usaha inspirasi pasen

maka ventilator akan memberikan bantuan tekanan inspirasi Volume assured pressure

support adalah suatu modifikasi alternatif dimana ventilator secara otomatis dapat

mpngatur tekanan inspirasi yang harus diberikan untuk mencapai tidal volume minimal

yang diinginkan

1 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure

(CPAP)

Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada

saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP) Dengan cara

ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume

alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan Hal ini akan memperbaiki volume

paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali

2 Bantuan Ventilasi Non Invasif

Saat ini telah tersedia berbagai modifikasi ventilator yang dapat memberikan tekanan

positif pada jalan nafas dengan cara menggunakan masker yang melekat erat dengan

wajah atau nasal Masker ini dapat berupa masker nasal atau full face masker

Dengan cara ini dapat digunakan CPAP atau tanpa tambahan tekanan positif pada

saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan

insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai

untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk

menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal

a Indikasi

1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat

2) Hiperkapni dan tampak kelelahan

3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan

yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian

imunosupresi

4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi

(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan

ketat

5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity

(FRC)

6) Sleep apnoea

7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan

3 Inspiratory Support

Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien

Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa

mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai

dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2

4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS

dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP

menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat

dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker

E Penatalaksanaan

1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai

2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita

merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang

kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan

kenyamanan pasien serta hasil AGD

3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O

4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan

cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan

pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I

E yang paling optimal

5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan

depresi nafas harus diberikan secara hati2

6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa

hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan

mengistirahatkan beberapa saat secara berkala

7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk

mencegah perlukaan

F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik

1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah

operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan

diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece

lalu diekstubasi

2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses

penyapihan ventilator mengalami hambatan

3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ

pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik

kembali

Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses

penyapihan dari ventilasi mekanik adalah

1 Volume tidal gt 5 mlkg

2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg

3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi

2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O

3 Laju nafas lt 30x menit

4 Minute Volume lt 10 L menit

5 PH gt 73

6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa

7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40

Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena

itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya

kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi

G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator

Mekanik

1 Kelainan patologi primer yang menetap

2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati

3 Malnutrisi

4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan

5 Residual dari zat sedatif

6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)

7 Anemia

8 Nyeri

9 Distensi abdommen

Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa

strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya

seperti di bawah ini

1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

4 CPAP

Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah

lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah

1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi

membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan

pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)

2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan

nutrisi lebih mudah diperbaiki

3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi

nosokomial

4 Mengurangi resistensi jalan nafas

5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah

6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya

penderita perlu ventilator lagi)

H Komplikasi Bantuan Ventilasi

1 Kolaps dari sistem kardiovaskular

Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif

Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak

yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat

tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan

memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia

sepsis atau syok kardiogenik

2 Ketidak seimbangan asam basa

Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak

tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas

sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2

akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita

tampak semakin sesak

3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi

beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan

menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit

4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway

pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini

disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang

kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu

mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama

siklus pernafasan

5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal

yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru

6 Komplikasi dari intubasi endotrakea

7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu

Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga

dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini

akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat

sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)

8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN VENTILASI MEKANIK

Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang

mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien

dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal

bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus

mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien

yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan

yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan

dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik

A Pengertian

Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat

mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan

Suddarth 1996)

B Klasifikasi

Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi

dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif

1 Ventilator Tekanan Negatif

Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal

Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara

mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini

digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi

neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik

dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau

pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering

2 Ventilator Tekanan Positif

Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan

positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang

selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau

trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru

primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu

bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan

positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata

lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang

telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan

bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan

Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi

setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan

inspirasi dan frekuensi aliran udara

Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus

yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah

ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan

ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator

tekanan positif yang paling banyak digunakan

C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal

1 Sederhana mudah dan murah

2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga

60Xmenit dan dapat diatur ratio IE

3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan

yang lain

4 Dapat dirangkai dengan PEEP

5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal

frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi

6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya

7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support

8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya

D Indikasi Klinik

1 Kegagalan Ventilasi

a Neuromuscular Disease

b Central Nervous System disease

c Depresi system saraf pusat

d Musculosceletal disease

e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi

2 Kegagalan pertukaran gas

a Gagal nafas akut

b Gagal nafas kronik

c Gagal jantung kiri

d Penyakit paru-gangguan difusi

e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch

E Modus Operasional

Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang

diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu

1 Frekuensi pernafasan permenit

2 Tidal volume

3 Konsentrasi oksigen (FiO2)

4 Positive end respiratory pressure

Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume

istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-

15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase

(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan

berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen

dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen

arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk

mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler

1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari

a Controlled Ventilation

Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk

pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat

pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi

dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan

kerja pernafasan klien

b AssistControl

Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila

klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur

berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya

digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator

c Intermitten Mandatory Ventilation

Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol

klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin

dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator

d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)

SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak

begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan

biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi

tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat

e Positive End-Expiratory Pressure

Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan

tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena

tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang

menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus

Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan

penurunman curah jantung

f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)

Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan

untuk penyapihan ventilator

F Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu

1 Obstruksi jalan nafas

2 Hipertensi

3 Tension pneumotoraks

2 Atelektase

3 Infeksi pulmonal

4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan

5 gastrointestinal

6 Kelainan fungsi ginjal

7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat

G Pengkajian

Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam

mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut

1 Tanda-tanda vital

2 Bukti adanya hipoksia

3 Frekuensi dan pola pernafasan

4 Bunyi nafas

5 Status neurologis

6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat

7 Kebutuhan pengisapan

8 Upaya ventilasi spontan klien

9 Status nutrisi

10 Status psikologis

Pengkajian Kardiovaskuler

Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif

Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar

dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang

berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli

Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi

mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah

Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan

gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat

yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)

Pengkajian Peralatan

Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah

dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal

berikut

1 Jenis ventilator

2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)

3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi

4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)

5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan

6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang

7 Humidifikasi

8 Alarm

9 PEEP

Catatan

Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan

diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan

menggunakan Bag Resuscitation Manual

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik

yaitu

1 Pemeriksaan fungsi paru

2 Analisa gas darah arteri

3 Kapasitas vital paru

4 Kapasitas vital kuat

5 Volume tidal

6 Inspirasi negative kuat

7 Ventilasi semenit

8 Tekanan inspirasi

9 Volume ekspirasi kuat

10 Aliran-volume

11 Sinar X dada

12 Status nutrisi elaktrolit

H Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup

1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau

penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan

2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir

yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif

3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan

trakeostomi

4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator

5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea

dan pemasangan pada ventilator

6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan

ketergantungan pada ventilator

I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial

1 Melawan kerja ventilator

2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak

penurunan tekanan kehilangan volume

3 Gangguan kardiovaskuler

4 Barotrauma dan pneumothoraks

5 Infeksi paru

J Perencanaan dan Implementasi

Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir

tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian

terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil

dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik

membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain

1 Meningkatkan pertukaran gas

Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas

dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam

pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang

berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan

kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu

mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia

dan respon terhadap tindakan

Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang

sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau

penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi

dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari

kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial

Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik

yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang

pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau

kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah

(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)

2 Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi

pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan

auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas

termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan

mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk

membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan

Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk

mendilatasi bronkiolus

3 Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau

trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit

kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi

dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko

infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama

kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang

nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah

mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga

diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk

mengurangi potensial aspirasi isi lambung

4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan

aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki

mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi

otot kontraktur dan statis vena

5 Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi

mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan

komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak

tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu

dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien

6 Meningkatkan kemampuan koping

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai

ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat

Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan

membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri

atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya

perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila

memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau

berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress

(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan

memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan

ketergantungan pada ventilator

K Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain

1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan

tanda-tanda vital yang adekuat

2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal

3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel

darah putih

4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan

5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi

lainnya

6 Dapat mengatasi masalah secara efektif

L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik

1 Tes Penyapihan

a Kapasitas vital 10-15 cc kg

b Volume tidal 4-5 cc kg

c Ventilasi menit 6-10 l

d Frekuensi permenit lt 20 permenit

2 Pengaturan Ventilator

a FiO2 lt 50

b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

3 Gas darah arteri

a PaCO2 normal

b PaO2 60-70 mmHg

c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4 Selang Endotrakeal

a Posisi diatas karina pada foto Rontgen

b Ukuran diameter 85 mm

5 Nutrisi

a Kalori perhari 2000-2500 kal

b Waktu 1 jam sebelum makan

6 Jalan nafas

a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)

b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid

c Posisi duduk semi fowler

7 Obat-obatan

a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam

b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam

8 Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9 Fisik

Stabil istirahat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI

Page 5: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

a Volume yang masuk tercapai

b Tekanan (Pressure) yang masuk tercapai

c Volume inspirasi terlampaui

d Aliran udara mencapai setting

e waktu

4 Fase Ekspirasi

Pada fase ini bisa diberikan tekanan (PEEP) ataupun tidak

Peran perawat dalam tindakan ventilator

a Menetapkan ventilasi mekanik siap pakai

b Menentukan setting mode ventilator

c Menetukan Parameter mode ventilator

d Mengatur alarm pada posisi ON

e Memposisikan pasien agar merasa nyaman

F MODE PENGATURAN

1 Mode control (pressure control volume control continuous mode)

Pasien mendapat bantuan pernafasan sepenuhnya pada mode ini pasien dibuat

tidak sadar (tersedasi) sehingga pernafasan di kontrol sepenuhnya oleh ventilator

Tidal volume yang didapat pasien juga sesuai yang di set pada ventilator Pada

mode control klasik pasien sepenuhnya tidak mampu bernafas dengan tekanan

atau tidal volume lebih dari yang telah di set pada ventilator Namun pada mode

control terbaru ventilator juga bekerja dalam mode assist-control yang

memungkinkan pasien bernafas dengan tekanan atau volum tidal lebih dari yang

telah di set pada ventilator

2 Mode Intermitten Mandatory Ventilation (IMV)

Pada mode ini pasien menerima volume dan frekuensi pernafasan sesuai dengan

yang di set pada ventilator Diantara pernafasan pemberian ventilator tersebut

pasien bebas bernafas Misalkan respiratory rate (RR) di set 10 maka setiap 6

detik ventilator akan memberikan bantuan nafas diantara 6 detik tersebut pasien

bebas bernafas tetapi tanpa bantuan ventilator Kadang ventilator memberikan

bantuan saat pasien sedang bernafas mandiri sehingga terjadi benturan antara

kerja ventilator dan pernafasan mandiri pasien sehingga cara ini jarang

digunakan

3 Mode Synchronous Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV) Asissted

Mode

Mode ini sama dengan dengan mode IMV hanya saja ventilator tidak

memberikan bantuan ketika pasien sedang bernafas mandiri Sehingga benturan

terhindarkan

4 Mode pressure support atau mode spontan

Ventilator tidak memberikan bantuan inisiasi nafas lagi Inisiasi nafas sepenuhya

oleh pasien ventilator hanya membantu pasien mencapai tekanan atau volume

yang di set di mesin dengan memberikan tekanan udara positif

SISTEM VENTILATOR MEKANIK

A Karakteristik Secara Umum dan Fisik

1 Sumber Tenaga

a Tenaga listrik

b Tenaga paru-paru

c Kombinasi keduanya

2 Tekanan

a Tekanan Positif

b Tekanan Negatif

3 Sistem Kontrol

a Sistem buka dan tutup saluran nafas untuk mengontrol fungsi ventilasi

b Panel Kontrol

Hanya dapat dilakukan oleh satu jenis variabel pada saat bersamaan antara

tekanan volume dan flow

B Ada 4 Fase Cara Kerja Ventilasi Mekanik

1 Triggeringinisiating

Pemicu untuk memulaimemerintah sehingga ventilator bekerja dari

a Mesin Atas dasar waktu

b Pasien Karena terjadi perubahan aliran udara tekanan

2 Pembatasanlimitation

a Volume

b Pressure

3 Cycling (perpindahan dari fase inspirasi ke ekspirasi) Fase ekspirasi dimulai setelah

a Volume yang masuk tercapai

b Tekanan (Pressure) yang masuk tercapai

c Volume inspirasi terlampaui

d Aliran udara mencapai setting

e Waktu

4 Fase Ekspirasi

Pada fase ini bisa diberikan tekanan (PEEP) atau tidak Peran perawat dalam tindakan

ventilator

a Menetapkan ventilasi mekanik siap pakai

b Menentukan setting mode ventilator

c Menetukan Parameter mode ventilator

d Alarm pada posisi ON

e Pasien merasa nyaman

C Setting Mode Ventilasi Mekanik

1 CMV ( PCVVCV)

Sejumlah udara yang diinspirasikan oleh mesin kepada pasien yang dibatasi

oleh volume control (VC) atau Pressure control (PC)

gt Parameter VCV gt Parameter PCV

a TV a RR

b RR b Inspirasi Time

c FiO2 c Inspirasi Pressure

d I E Ratio d P E E P

e P E E P e FiO2

f Sensitivity Trigger

2 ACMV

3 Syinchronous Intermittent Mandatory Ventilation ( SIMV )

Mode ini menekankan pada mandat yang telah ditentukan sehingga pasien bernafas

pada waktu-waktu tertentu

Terkadang mode ini diberikan bersamaan dengan pressure support (PS) dengan SIMV

Rate ditiadakan

gt Parameter

a TV

b SIMV Rate

c Inspirasi Time

d Pressure Support

e FiO2

f P E E P

1) Merupakan tekanan positiv yang diberikan dijalan nafas (tepatnya di

alveoli) pada akhir ekspirasi

2) Menyebabkan alveoli tetap dalam keadaan terbuka pada akhir ekspirasi

3) Diset 5 ndash 15 cmH2O

Dampak

1) SaO2 dan PaO2 lebih baik

2) Volume paru

3) Barotrauma

4) Hipotensi akibat CO

4 Pressure Support Ventilation ( PSV )

5 Continous Positive Airway Pressure ( CPAP )

Dalam mode ini tiap inspirasi disuppor dengan preset constan pressure ( 15 ndash 35

cmH2O ) pasien harus melakukan trigger ventilator dan biasanya dikombinasi

dengan SIMV

Parameter

a PEEP

b FiO2

D Assist Controle (AC)

1 Ventilator memulai inspirasi saat pasien menimbulkan sebuah tekanan negatif di

dalam sirkuit ventilator

2 Ventilator dapat memberikan nafas bantuan dengan volumepressure tertentu

Parameter

a R R

1) Jumlah napas yang diberikan kepada pasien setiap menit

2) Diset diatas dan dibawah nilai normal

3) 10 ndash 14 xmenit

b FiO2

1) Konsentrasi () oksigen yang dihantarkan oleh ventilator ke pasien

2) Konsentrasi 21 ndash 100

3) Awal 100 tidak boleh terlalu lama

4) Dapat diweaning bertahap

5) Setting 100 bila ada tindakan tertentu yang menginterupsi pemberian

ventilasi berikan oksigen 100 selama 15 menit

c IE Ratio

1) 12 11 merupakan nilai normal fisiologis inspirasi ekspirasi

2) Terkadang diperlukan fase inspirasi yang sama lebih lama dibanding

ekspirasi untuk meningkatkan PaO2

d Triger Sensitivity

1) Merupakan jumlah usaha nafas pasien yang diperlukan untuk memulaitrigger

inspirasi ventilator

2) Setting agrave flow pressure

3) Flow lebih baik untuk pasien yang sudah nafas spontan

4) Nilai sensitiviti maksimum

a) P ndash Trigger ( 05 cm H2O )

b) F ndash Trigger ( 05 cm H2O )

e T V

1) Volume gas yang dihantarkan oleh Ventilator pada setiap siklus napas

2) Diset 6 ndash 8 mlKgBB

3) Pada ARDS gunakan volume lebih kecil 4 ndash 6 mlKgBB untuk

meminimalkan tekanan berlebihan didalam alveoli

f Inspirasi Pressure (IP)

1) Mengatur membatasi jumlah pressurevolume cyiled ventilator

a) Pressure berlebih dapat menyebabkan Barotrauma sedangkan

b) Volume berlebih dapat menyebabkan Valutrauma

2) Jika inspirasi pressurevalume tercapai maka ventilator menghentikan

hantarannya dan alarm berbunyi

3) Peningkatan pressure bila terjadi obstruksi batuk retensi sputum ETT

tergigit fighting atau kingking

4) Tidak melebihi 35 cm H2O

E Setting Alarm Ventilator

1 Minit volum

2 Inspiratory pressure

F Masalah-Masalah yang Dapat Terjadi Selama Menggunakan Ventilator

1 Mechanical Malfunction

2 Airway Malfunction

3 Pulmonary Barotrauma

4 Perubahan Hemodinamik ( Penurunan cardiac output dan venouse return )

5 Pulmonary atelektasis Pneumonia

6 Infeksi

7 Kegagalan Weaning

G Sterilisasi Komponen Ventilator

1 Pengertian

a Antiseptic Bahan Yang Dipergunakan Untuk Membunuh Atau Menghambat

Pertumbuhan Kuman Pada Jaringan Hidup

b Desinfektan Bahan yang dipergunakan untuk mematikan kuman atau

menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berada pada benda mati

2 Tahapan

a CLEANING reg PEMBERSIH

1) Definisi Membuang semua debu benda asing atau kotoran

2) Indikasi Mendahului proses desinfeksi dan sterilisasi

3) Bahan Sabun atau detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan

seringkali

4) Diperlukan sikat

b DESINFEKSI reg TINGGIHIGH

RENDAHLOW

1) Definisi Membunuhmenghambat pertumbuhan mikriorganisme

2) Indikasi Untuk yang dalam penggunaannya kontak dengan mukosa membran

dan alat

3) yang tidak dapat disterilkan misalnya alat listrik

4) Desinfeksi untuk alat ventilator

a) Transduser

b) Kabel sensor humidifier

5) jenis High Cidex

6) Low Alkohol saflon 1 3

c STERILISASI reg AUTO CLAVE EO gas

1) Definisi Mematikan semua bentuk kuman termasuk spora dengan memakai

sarana fisik atau kimiawi

2) Indikasi Semua alat yang langsung berhubungan dengan aliran darah atau

jaringan yang secara normal steril ataupun alat yang masuk kedalam bagian

tubuh yang tidak steril misalnya semua tubing ventilator sebagai sarana

transportasi gas ke tubuh dll

d PENYIMPANAN reg ALMARI KHUSUS

H Sirkuit Ventilator

1 Tubing ventilator yang telah dipakai dibersihkan terlebih dahulu dengan sabun atau

detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan seringkali diperlukan sikat

2 Tubing ventilator yang sudah bersih direndam dalam larutan desinfektan selama

kurang lebih 24 jam

3 Kemudian bilas kembali dengan air hangat yang mangalir (scrub station)

4 Keringkan dengan Tubedryer bila ada

5 Sesudah kering Tubing-tubing ventilator tersebut dibungkus

a Bila memakai sterilisator Ethylene Oxide gas (EtO) dibungkus memakai kertas

EtO

b Bila memakai sterilisator Autoclave dibungkus dengan kain

6 Khusus untuk alat ventilator Transduser Kabel sensor humidifier cukup di desinfeksi

dengan Cidex (High) dan Alkohol Saflon 13 (low)

VENTILASI MEKANIK

A Aplikasi klinik

1 Resusitasi jantung paru

2 Gagal nafas

3 Paska operasi besar yang memerlukan bantuan ventilasi untuk memperbaiki

homeeostasis gangguan keseimbangan asam basa serta keadaan anemia

4 Sepsis berat dimana pasien tidak dapat memenuhi peningkatan work of breathing

akibat tingginya produksi CO2

5 Pengendalian kadar CO2 sebagai salah satu bagian dari pengelolaan TTIK (misalnya

akibat cedera kepala)

6 Sebagai bantuan ventilasi pada penderita yang diintubasi atas indikasi

mempertahankan jalan nafas

7 Mengurangi beban jantung pada syok kardiogenik

B Indikasi

Kriteria objektif untuk penggunaan ventilasi mekanik adalah

1 Laju nafas gt 35

2 Volume tidal lt 5mlkg

3 Kapasitas lt 15mlkg

4 Oksigenasi PaO2 lt 50mmHg dengan fraksi oksigen 60

5 Ventilasi PCO2 gt 50mmHg

Perlu difahami bahwa penilaian klinis lebih penting dengan memperhatikan hal-hal

dibawah ini

1 Sistem Respirasi

Kesulitan bernafas takipneu mulut terbuka saat menarik nafas pernafasan tidak

teraturperubahan rasio inspirasi dan ekspirasi batuk yang tidak efektif ekspirasi

aktif berpegangan pada pinggiran tempat tidur mengangkat lengan atas saat bernafas

karena sesaknya berkeringat alis terangkat pernafasan cuping hidung pursed

mouth bibir licking toungue-jerking sianosis sulit bicara moaning grunting

mintaingin memakaiventilator kepala terangkat dari bantal aktivitas otot pernafasan

tambahan meningkat tracheal tug nafas berbunyi atau wheezing

2 Sistem Susunan Syaraf Pusat

Nasal lines pusing tidak berdaya cemas apatis kelelahan disorientasi

menarik-narik baju weak smile

3 Sistem Kardiovaskular

Extremitas hidung telinga teraba dingin nadi meningkat disritmia tekanan darah

menurun peningkatan tekanan nadi diuresis menurun

Bila ragu dengan tanda-tanda yang tampak pada pasien lebih baik diobservasi di ICU

karena sewaktu-waktu perlu ventilasi mekanik dapat dipenuhi daripada di ruangan

C Mode Ventilasi

1 Controlled Minute Ventilation (CMV)

Mode ventilasi ini sangat mirip dengan mode yang dipakai diruang operasi dimana

laju nafas dan volume tidal ditentukan oleh klinisi CMV digunakan bila nafas

spontan tidak ada atau minimal misalnya pada penderita dengan hipoksia yang berat

2 Pressure Controlled Ventilasion (PCV)

Klinisi mengatur laju nafas dan rasio inspirasi dan ekspirasi PCV digunakan untuk

melimitasi tekanan pada jalan nafas pada paru-paru dengan komplians yang rendah

atau resistensi yang tinggi untuk mencegah risiko barotrauma Dengan demikian akan

diperoleh volume tidal dan minute volume yang bervariasi sesuai dengan perubahan

komplians dan resistensi

3 Assist-control ventilation (ACV)

Bila penderita sudah mempunyai nafas spontan maka CMV atau PCV akan menjadl

ACV Pada saat ini berisiko untuk terjadinya hiperventilasi

4 Synchronised intermittent mandatory ventilation (SIMV)

Bila ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan volume tidal atau jika

tak ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan laju nafas Dengan

demikian minute volume akan selalu terjamin keberadaannya Selanjutnya setiap

nafas spontan tidak dibantu lagi akan tetapi sirkuit akan mengalirkan oksigen

Pada SIMV pengaturan volume tidal disesuaikan dengan usaha nafas spontan

penderita atau jika tidak ada nafas spontan volume tidal yg dikeluarkan oleh ventilator

akan disesuaikan dengan nengaturan frekwensi nafas (preset rate)sehingga volume

minimal terpenuhi Bila pasien bernafas spontan maka bantuan ventilator untuk

memberikan volume tidal tidak ada akan tetapi mesin akan tetap mengalirkan

oksigen Dengan demikian dapat dihasilkan volume semenit yang lebih tinggi SIMV

digunakan untuk menyapih pasien dari CMV dengan mengurangi secara bertahap

frekwensi nafas sehingga merangsang ventilasi spontan Pressure support dapat

ditambahkan pada penderita yang sudah bernafas spontan

5 Ventilasi dengan Rasio Terbalik (Inverse Ratio Ventilation)

Siklus respirasi adalah satuan waktu yang diperlukan untuk memasukkan dan

mengeluarkan udara pada setiap tarikan nafas yang dihasilkan oleh ventilator Siklus

ini dibagi menjadi waktu inspirasi dan ekspirasi Rasio inspirasi dan ekspirasi yang

normal adalah 12-3Pemanjangan relatif waktu inspirasi [invers rasio ventilasi] sering

digunakan untuk memperbaiki pertukaran gas pada pasen dengan oksigenasi kurang

Umumnya dipakai ratio 11 Cara ini digunakan baik pada mode pressure control

maupun volume control ventilation

D Pressure Support

Pada keadaan ini terdapat nafas spontan pasien dan tidak ada pengaturan frekuensi nafas

Ventilator akan memberikan tekanan positif pada jalan nafas sebagai respon terhadap

upaya pernafasan Volume tidal bervariasi sesuai dengan komplain rongga dada dan

resistensi jalan nafas Biasanya dimulai dengan tekanan 20-30 cm H2O dan diturunkan

bila gerakan respirasi pasein membaik Kadang dapat dikombinasikan dengan SIMV

untuk membantu frekuensi pernafasan spontan Sesuai dengan usaha inspirasi pasen

maka ventilator akan memberikan bantuan tekanan inspirasi Volume assured pressure

support adalah suatu modifikasi alternatif dimana ventilator secara otomatis dapat

mpngatur tekanan inspirasi yang harus diberikan untuk mencapai tidal volume minimal

yang diinginkan

1 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure

(CPAP)

Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada

saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP) Dengan cara

ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume

alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan Hal ini akan memperbaiki volume

paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali

2 Bantuan Ventilasi Non Invasif

Saat ini telah tersedia berbagai modifikasi ventilator yang dapat memberikan tekanan

positif pada jalan nafas dengan cara menggunakan masker yang melekat erat dengan

wajah atau nasal Masker ini dapat berupa masker nasal atau full face masker

Dengan cara ini dapat digunakan CPAP atau tanpa tambahan tekanan positif pada

saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan

insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai

untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk

menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal

a Indikasi

1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat

2) Hiperkapni dan tampak kelelahan

3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan

yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian

imunosupresi

4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi

(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan

ketat

5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity

(FRC)

6) Sleep apnoea

7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan

3 Inspiratory Support

Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien

Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa

mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai

dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2

4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS

dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP

menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat

dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker

E Penatalaksanaan

1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai

2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita

merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang

kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan

kenyamanan pasien serta hasil AGD

3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O

4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan

cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan

pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I

E yang paling optimal

5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan

depresi nafas harus diberikan secara hati2

6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa

hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan

mengistirahatkan beberapa saat secara berkala

7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk

mencegah perlukaan

F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik

1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah

operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan

diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece

lalu diekstubasi

2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses

penyapihan ventilator mengalami hambatan

3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ

pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik

kembali

Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses

penyapihan dari ventilasi mekanik adalah

1 Volume tidal gt 5 mlkg

2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg

3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi

2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O

3 Laju nafas lt 30x menit

4 Minute Volume lt 10 L menit

5 PH gt 73

6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa

7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40

Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena

itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya

kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi

G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator

Mekanik

1 Kelainan patologi primer yang menetap

2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati

3 Malnutrisi

4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan

5 Residual dari zat sedatif

6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)

7 Anemia

8 Nyeri

9 Distensi abdommen

Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa

strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya

seperti di bawah ini

1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

4 CPAP

Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah

lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah

1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi

membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan

pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)

2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan

nutrisi lebih mudah diperbaiki

3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi

nosokomial

4 Mengurangi resistensi jalan nafas

5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah

6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya

penderita perlu ventilator lagi)

H Komplikasi Bantuan Ventilasi

1 Kolaps dari sistem kardiovaskular

Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif

Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak

yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat

tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan

memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia

sepsis atau syok kardiogenik

2 Ketidak seimbangan asam basa

Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak

tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas

sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2

akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita

tampak semakin sesak

3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi

beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan

menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit

4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway

pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini

disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang

kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu

mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama

siklus pernafasan

5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal

yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru

6 Komplikasi dari intubasi endotrakea

7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu

Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga

dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini

akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat

sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)

8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN VENTILASI MEKANIK

Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang

mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien

dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal

bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus

mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien

yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan

yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan

dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik

A Pengertian

Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat

mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan

Suddarth 1996)

B Klasifikasi

Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi

dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif

1 Ventilator Tekanan Negatif

Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal

Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara

mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini

digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi

neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik

dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau

pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering

2 Ventilator Tekanan Positif

Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan

positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang

selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau

trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru

primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu

bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan

positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata

lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang

telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan

bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan

Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi

setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan

inspirasi dan frekuensi aliran udara

Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus

yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah

ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan

ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator

tekanan positif yang paling banyak digunakan

C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal

1 Sederhana mudah dan murah

2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga

60Xmenit dan dapat diatur ratio IE

3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan

yang lain

4 Dapat dirangkai dengan PEEP

5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal

frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi

6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya

7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support

8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya

D Indikasi Klinik

1 Kegagalan Ventilasi

a Neuromuscular Disease

b Central Nervous System disease

c Depresi system saraf pusat

d Musculosceletal disease

e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi

2 Kegagalan pertukaran gas

a Gagal nafas akut

b Gagal nafas kronik

c Gagal jantung kiri

d Penyakit paru-gangguan difusi

e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch

E Modus Operasional

Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang

diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu

1 Frekuensi pernafasan permenit

2 Tidal volume

3 Konsentrasi oksigen (FiO2)

4 Positive end respiratory pressure

Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume

istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-

15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase

(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan

berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen

dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen

arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk

mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler

1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari

a Controlled Ventilation

Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk

pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat

pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi

dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan

kerja pernafasan klien

b AssistControl

Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila

klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur

berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya

digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator

c Intermitten Mandatory Ventilation

Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol

klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin

dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator

d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)

SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak

begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan

biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi

tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat

e Positive End-Expiratory Pressure

Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan

tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena

tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang

menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus

Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan

penurunman curah jantung

f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)

Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan

untuk penyapihan ventilator

F Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu

1 Obstruksi jalan nafas

2 Hipertensi

3 Tension pneumotoraks

2 Atelektase

3 Infeksi pulmonal

4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan

5 gastrointestinal

6 Kelainan fungsi ginjal

7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat

G Pengkajian

Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam

mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut

1 Tanda-tanda vital

2 Bukti adanya hipoksia

3 Frekuensi dan pola pernafasan

4 Bunyi nafas

5 Status neurologis

6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat

7 Kebutuhan pengisapan

8 Upaya ventilasi spontan klien

9 Status nutrisi

10 Status psikologis

Pengkajian Kardiovaskuler

Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif

Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar

dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang

berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli

Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi

mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah

Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan

gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat

yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)

Pengkajian Peralatan

Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah

dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal

berikut

1 Jenis ventilator

2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)

3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi

4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)

5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan

6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang

7 Humidifikasi

8 Alarm

9 PEEP

Catatan

Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan

diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan

menggunakan Bag Resuscitation Manual

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik

yaitu

1 Pemeriksaan fungsi paru

2 Analisa gas darah arteri

3 Kapasitas vital paru

4 Kapasitas vital kuat

5 Volume tidal

6 Inspirasi negative kuat

7 Ventilasi semenit

8 Tekanan inspirasi

9 Volume ekspirasi kuat

10 Aliran-volume

11 Sinar X dada

12 Status nutrisi elaktrolit

H Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup

1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau

penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan

2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir

yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif

3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan

trakeostomi

4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator

5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea

dan pemasangan pada ventilator

6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan

ketergantungan pada ventilator

I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial

1 Melawan kerja ventilator

2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak

penurunan tekanan kehilangan volume

3 Gangguan kardiovaskuler

4 Barotrauma dan pneumothoraks

5 Infeksi paru

J Perencanaan dan Implementasi

Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir

tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian

terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil

dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik

membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain

1 Meningkatkan pertukaran gas

Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas

dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam

pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang

berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan

kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu

mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia

dan respon terhadap tindakan

Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang

sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau

penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi

dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari

kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial

Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik

yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang

pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau

kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah

(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)

2 Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi

pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan

auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas

termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan

mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk

membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan

Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk

mendilatasi bronkiolus

3 Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau

trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit

kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi

dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko

infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama

kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang

nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah

mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga

diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk

mengurangi potensial aspirasi isi lambung

4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan

aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki

mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi

otot kontraktur dan statis vena

5 Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi

mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan

komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak

tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu

dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien

6 Meningkatkan kemampuan koping

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai

ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat

Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan

membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri

atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya

perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila

memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau

berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress

(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan

memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan

ketergantungan pada ventilator

K Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain

1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan

tanda-tanda vital yang adekuat

2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal

3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel

darah putih

4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan

5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi

lainnya

6 Dapat mengatasi masalah secara efektif

L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik

1 Tes Penyapihan

a Kapasitas vital 10-15 cc kg

b Volume tidal 4-5 cc kg

c Ventilasi menit 6-10 l

d Frekuensi permenit lt 20 permenit

2 Pengaturan Ventilator

a FiO2 lt 50

b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

3 Gas darah arteri

a PaCO2 normal

b PaO2 60-70 mmHg

c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4 Selang Endotrakeal

a Posisi diatas karina pada foto Rontgen

b Ukuran diameter 85 mm

5 Nutrisi

a Kalori perhari 2000-2500 kal

b Waktu 1 jam sebelum makan

6 Jalan nafas

a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)

b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid

c Posisi duduk semi fowler

7 Obat-obatan

a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam

b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam

8 Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9 Fisik

Stabil istirahat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI

Page 6: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

3 Mode Synchronous Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV) Asissted

Mode

Mode ini sama dengan dengan mode IMV hanya saja ventilator tidak

memberikan bantuan ketika pasien sedang bernafas mandiri Sehingga benturan

terhindarkan

4 Mode pressure support atau mode spontan

Ventilator tidak memberikan bantuan inisiasi nafas lagi Inisiasi nafas sepenuhya

oleh pasien ventilator hanya membantu pasien mencapai tekanan atau volume

yang di set di mesin dengan memberikan tekanan udara positif

SISTEM VENTILATOR MEKANIK

A Karakteristik Secara Umum dan Fisik

1 Sumber Tenaga

a Tenaga listrik

b Tenaga paru-paru

c Kombinasi keduanya

2 Tekanan

a Tekanan Positif

b Tekanan Negatif

3 Sistem Kontrol

a Sistem buka dan tutup saluran nafas untuk mengontrol fungsi ventilasi

b Panel Kontrol

Hanya dapat dilakukan oleh satu jenis variabel pada saat bersamaan antara

tekanan volume dan flow

B Ada 4 Fase Cara Kerja Ventilasi Mekanik

1 Triggeringinisiating

Pemicu untuk memulaimemerintah sehingga ventilator bekerja dari

a Mesin Atas dasar waktu

b Pasien Karena terjadi perubahan aliran udara tekanan

2 Pembatasanlimitation

a Volume

b Pressure

3 Cycling (perpindahan dari fase inspirasi ke ekspirasi) Fase ekspirasi dimulai setelah

a Volume yang masuk tercapai

b Tekanan (Pressure) yang masuk tercapai

c Volume inspirasi terlampaui

d Aliran udara mencapai setting

e Waktu

4 Fase Ekspirasi

Pada fase ini bisa diberikan tekanan (PEEP) atau tidak Peran perawat dalam tindakan

ventilator

a Menetapkan ventilasi mekanik siap pakai

b Menentukan setting mode ventilator

c Menetukan Parameter mode ventilator

d Alarm pada posisi ON

e Pasien merasa nyaman

C Setting Mode Ventilasi Mekanik

1 CMV ( PCVVCV)

Sejumlah udara yang diinspirasikan oleh mesin kepada pasien yang dibatasi

oleh volume control (VC) atau Pressure control (PC)

gt Parameter VCV gt Parameter PCV

a TV a RR

b RR b Inspirasi Time

c FiO2 c Inspirasi Pressure

d I E Ratio d P E E P

e P E E P e FiO2

f Sensitivity Trigger

2 ACMV

3 Syinchronous Intermittent Mandatory Ventilation ( SIMV )

Mode ini menekankan pada mandat yang telah ditentukan sehingga pasien bernafas

pada waktu-waktu tertentu

Terkadang mode ini diberikan bersamaan dengan pressure support (PS) dengan SIMV

Rate ditiadakan

gt Parameter

a TV

b SIMV Rate

c Inspirasi Time

d Pressure Support

e FiO2

f P E E P

1) Merupakan tekanan positiv yang diberikan dijalan nafas (tepatnya di

alveoli) pada akhir ekspirasi

2) Menyebabkan alveoli tetap dalam keadaan terbuka pada akhir ekspirasi

3) Diset 5 ndash 15 cmH2O

Dampak

1) SaO2 dan PaO2 lebih baik

2) Volume paru

3) Barotrauma

4) Hipotensi akibat CO

4 Pressure Support Ventilation ( PSV )

5 Continous Positive Airway Pressure ( CPAP )

Dalam mode ini tiap inspirasi disuppor dengan preset constan pressure ( 15 ndash 35

cmH2O ) pasien harus melakukan trigger ventilator dan biasanya dikombinasi

dengan SIMV

Parameter

a PEEP

b FiO2

D Assist Controle (AC)

1 Ventilator memulai inspirasi saat pasien menimbulkan sebuah tekanan negatif di

dalam sirkuit ventilator

2 Ventilator dapat memberikan nafas bantuan dengan volumepressure tertentu

Parameter

a R R

1) Jumlah napas yang diberikan kepada pasien setiap menit

2) Diset diatas dan dibawah nilai normal

3) 10 ndash 14 xmenit

b FiO2

1) Konsentrasi () oksigen yang dihantarkan oleh ventilator ke pasien

2) Konsentrasi 21 ndash 100

3) Awal 100 tidak boleh terlalu lama

4) Dapat diweaning bertahap

5) Setting 100 bila ada tindakan tertentu yang menginterupsi pemberian

ventilasi berikan oksigen 100 selama 15 menit

c IE Ratio

1) 12 11 merupakan nilai normal fisiologis inspirasi ekspirasi

2) Terkadang diperlukan fase inspirasi yang sama lebih lama dibanding

ekspirasi untuk meningkatkan PaO2

d Triger Sensitivity

1) Merupakan jumlah usaha nafas pasien yang diperlukan untuk memulaitrigger

inspirasi ventilator

2) Setting agrave flow pressure

3) Flow lebih baik untuk pasien yang sudah nafas spontan

4) Nilai sensitiviti maksimum

a) P ndash Trigger ( 05 cm H2O )

b) F ndash Trigger ( 05 cm H2O )

e T V

1) Volume gas yang dihantarkan oleh Ventilator pada setiap siklus napas

2) Diset 6 ndash 8 mlKgBB

3) Pada ARDS gunakan volume lebih kecil 4 ndash 6 mlKgBB untuk

meminimalkan tekanan berlebihan didalam alveoli

f Inspirasi Pressure (IP)

1) Mengatur membatasi jumlah pressurevolume cyiled ventilator

a) Pressure berlebih dapat menyebabkan Barotrauma sedangkan

b) Volume berlebih dapat menyebabkan Valutrauma

2) Jika inspirasi pressurevalume tercapai maka ventilator menghentikan

hantarannya dan alarm berbunyi

3) Peningkatan pressure bila terjadi obstruksi batuk retensi sputum ETT

tergigit fighting atau kingking

4) Tidak melebihi 35 cm H2O

E Setting Alarm Ventilator

1 Minit volum

2 Inspiratory pressure

F Masalah-Masalah yang Dapat Terjadi Selama Menggunakan Ventilator

1 Mechanical Malfunction

2 Airway Malfunction

3 Pulmonary Barotrauma

4 Perubahan Hemodinamik ( Penurunan cardiac output dan venouse return )

5 Pulmonary atelektasis Pneumonia

6 Infeksi

7 Kegagalan Weaning

G Sterilisasi Komponen Ventilator

1 Pengertian

a Antiseptic Bahan Yang Dipergunakan Untuk Membunuh Atau Menghambat

Pertumbuhan Kuman Pada Jaringan Hidup

b Desinfektan Bahan yang dipergunakan untuk mematikan kuman atau

menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berada pada benda mati

2 Tahapan

a CLEANING reg PEMBERSIH

1) Definisi Membuang semua debu benda asing atau kotoran

2) Indikasi Mendahului proses desinfeksi dan sterilisasi

3) Bahan Sabun atau detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan

seringkali

4) Diperlukan sikat

b DESINFEKSI reg TINGGIHIGH

RENDAHLOW

1) Definisi Membunuhmenghambat pertumbuhan mikriorganisme

2) Indikasi Untuk yang dalam penggunaannya kontak dengan mukosa membran

dan alat

3) yang tidak dapat disterilkan misalnya alat listrik

4) Desinfeksi untuk alat ventilator

a) Transduser

b) Kabel sensor humidifier

5) jenis High Cidex

6) Low Alkohol saflon 1 3

c STERILISASI reg AUTO CLAVE EO gas

1) Definisi Mematikan semua bentuk kuman termasuk spora dengan memakai

sarana fisik atau kimiawi

2) Indikasi Semua alat yang langsung berhubungan dengan aliran darah atau

jaringan yang secara normal steril ataupun alat yang masuk kedalam bagian

tubuh yang tidak steril misalnya semua tubing ventilator sebagai sarana

transportasi gas ke tubuh dll

d PENYIMPANAN reg ALMARI KHUSUS

H Sirkuit Ventilator

1 Tubing ventilator yang telah dipakai dibersihkan terlebih dahulu dengan sabun atau

detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan seringkali diperlukan sikat

2 Tubing ventilator yang sudah bersih direndam dalam larutan desinfektan selama

kurang lebih 24 jam

3 Kemudian bilas kembali dengan air hangat yang mangalir (scrub station)

4 Keringkan dengan Tubedryer bila ada

5 Sesudah kering Tubing-tubing ventilator tersebut dibungkus

a Bila memakai sterilisator Ethylene Oxide gas (EtO) dibungkus memakai kertas

EtO

b Bila memakai sterilisator Autoclave dibungkus dengan kain

6 Khusus untuk alat ventilator Transduser Kabel sensor humidifier cukup di desinfeksi

dengan Cidex (High) dan Alkohol Saflon 13 (low)

VENTILASI MEKANIK

A Aplikasi klinik

1 Resusitasi jantung paru

2 Gagal nafas

3 Paska operasi besar yang memerlukan bantuan ventilasi untuk memperbaiki

homeeostasis gangguan keseimbangan asam basa serta keadaan anemia

4 Sepsis berat dimana pasien tidak dapat memenuhi peningkatan work of breathing

akibat tingginya produksi CO2

5 Pengendalian kadar CO2 sebagai salah satu bagian dari pengelolaan TTIK (misalnya

akibat cedera kepala)

6 Sebagai bantuan ventilasi pada penderita yang diintubasi atas indikasi

mempertahankan jalan nafas

7 Mengurangi beban jantung pada syok kardiogenik

B Indikasi

Kriteria objektif untuk penggunaan ventilasi mekanik adalah

1 Laju nafas gt 35

2 Volume tidal lt 5mlkg

3 Kapasitas lt 15mlkg

4 Oksigenasi PaO2 lt 50mmHg dengan fraksi oksigen 60

5 Ventilasi PCO2 gt 50mmHg

Perlu difahami bahwa penilaian klinis lebih penting dengan memperhatikan hal-hal

dibawah ini

1 Sistem Respirasi

Kesulitan bernafas takipneu mulut terbuka saat menarik nafas pernafasan tidak

teraturperubahan rasio inspirasi dan ekspirasi batuk yang tidak efektif ekspirasi

aktif berpegangan pada pinggiran tempat tidur mengangkat lengan atas saat bernafas

karena sesaknya berkeringat alis terangkat pernafasan cuping hidung pursed

mouth bibir licking toungue-jerking sianosis sulit bicara moaning grunting

mintaingin memakaiventilator kepala terangkat dari bantal aktivitas otot pernafasan

tambahan meningkat tracheal tug nafas berbunyi atau wheezing

2 Sistem Susunan Syaraf Pusat

Nasal lines pusing tidak berdaya cemas apatis kelelahan disorientasi

menarik-narik baju weak smile

3 Sistem Kardiovaskular

Extremitas hidung telinga teraba dingin nadi meningkat disritmia tekanan darah

menurun peningkatan tekanan nadi diuresis menurun

Bila ragu dengan tanda-tanda yang tampak pada pasien lebih baik diobservasi di ICU

karena sewaktu-waktu perlu ventilasi mekanik dapat dipenuhi daripada di ruangan

C Mode Ventilasi

1 Controlled Minute Ventilation (CMV)

Mode ventilasi ini sangat mirip dengan mode yang dipakai diruang operasi dimana

laju nafas dan volume tidal ditentukan oleh klinisi CMV digunakan bila nafas

spontan tidak ada atau minimal misalnya pada penderita dengan hipoksia yang berat

2 Pressure Controlled Ventilasion (PCV)

Klinisi mengatur laju nafas dan rasio inspirasi dan ekspirasi PCV digunakan untuk

melimitasi tekanan pada jalan nafas pada paru-paru dengan komplians yang rendah

atau resistensi yang tinggi untuk mencegah risiko barotrauma Dengan demikian akan

diperoleh volume tidal dan minute volume yang bervariasi sesuai dengan perubahan

komplians dan resistensi

3 Assist-control ventilation (ACV)

Bila penderita sudah mempunyai nafas spontan maka CMV atau PCV akan menjadl

ACV Pada saat ini berisiko untuk terjadinya hiperventilasi

4 Synchronised intermittent mandatory ventilation (SIMV)

Bila ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan volume tidal atau jika

tak ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan laju nafas Dengan

demikian minute volume akan selalu terjamin keberadaannya Selanjutnya setiap

nafas spontan tidak dibantu lagi akan tetapi sirkuit akan mengalirkan oksigen

Pada SIMV pengaturan volume tidal disesuaikan dengan usaha nafas spontan

penderita atau jika tidak ada nafas spontan volume tidal yg dikeluarkan oleh ventilator

akan disesuaikan dengan nengaturan frekwensi nafas (preset rate)sehingga volume

minimal terpenuhi Bila pasien bernafas spontan maka bantuan ventilator untuk

memberikan volume tidal tidak ada akan tetapi mesin akan tetap mengalirkan

oksigen Dengan demikian dapat dihasilkan volume semenit yang lebih tinggi SIMV

digunakan untuk menyapih pasien dari CMV dengan mengurangi secara bertahap

frekwensi nafas sehingga merangsang ventilasi spontan Pressure support dapat

ditambahkan pada penderita yang sudah bernafas spontan

5 Ventilasi dengan Rasio Terbalik (Inverse Ratio Ventilation)

Siklus respirasi adalah satuan waktu yang diperlukan untuk memasukkan dan

mengeluarkan udara pada setiap tarikan nafas yang dihasilkan oleh ventilator Siklus

ini dibagi menjadi waktu inspirasi dan ekspirasi Rasio inspirasi dan ekspirasi yang

normal adalah 12-3Pemanjangan relatif waktu inspirasi [invers rasio ventilasi] sering

digunakan untuk memperbaiki pertukaran gas pada pasen dengan oksigenasi kurang

Umumnya dipakai ratio 11 Cara ini digunakan baik pada mode pressure control

maupun volume control ventilation

D Pressure Support

Pada keadaan ini terdapat nafas spontan pasien dan tidak ada pengaturan frekuensi nafas

Ventilator akan memberikan tekanan positif pada jalan nafas sebagai respon terhadap

upaya pernafasan Volume tidal bervariasi sesuai dengan komplain rongga dada dan

resistensi jalan nafas Biasanya dimulai dengan tekanan 20-30 cm H2O dan diturunkan

bila gerakan respirasi pasein membaik Kadang dapat dikombinasikan dengan SIMV

untuk membantu frekuensi pernafasan spontan Sesuai dengan usaha inspirasi pasen

maka ventilator akan memberikan bantuan tekanan inspirasi Volume assured pressure

support adalah suatu modifikasi alternatif dimana ventilator secara otomatis dapat

mpngatur tekanan inspirasi yang harus diberikan untuk mencapai tidal volume minimal

yang diinginkan

1 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure

(CPAP)

Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada

saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP) Dengan cara

ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume

alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan Hal ini akan memperbaiki volume

paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali

2 Bantuan Ventilasi Non Invasif

Saat ini telah tersedia berbagai modifikasi ventilator yang dapat memberikan tekanan

positif pada jalan nafas dengan cara menggunakan masker yang melekat erat dengan

wajah atau nasal Masker ini dapat berupa masker nasal atau full face masker

Dengan cara ini dapat digunakan CPAP atau tanpa tambahan tekanan positif pada

saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan

insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai

untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk

menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal

a Indikasi

1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat

2) Hiperkapni dan tampak kelelahan

3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan

yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian

imunosupresi

4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi

(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan

ketat

5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity

(FRC)

6) Sleep apnoea

7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan

3 Inspiratory Support

Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien

Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa

mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai

dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2

4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS

dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP

menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat

dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker

E Penatalaksanaan

1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai

2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita

merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang

kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan

kenyamanan pasien serta hasil AGD

3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O

4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan

cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan

pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I

E yang paling optimal

5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan

depresi nafas harus diberikan secara hati2

6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa

hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan

mengistirahatkan beberapa saat secara berkala

7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk

mencegah perlukaan

F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik

1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah

operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan

diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece

lalu diekstubasi

2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses

penyapihan ventilator mengalami hambatan

3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ

pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik

kembali

Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses

penyapihan dari ventilasi mekanik adalah

1 Volume tidal gt 5 mlkg

2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg

3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi

2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O

3 Laju nafas lt 30x menit

4 Minute Volume lt 10 L menit

5 PH gt 73

6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa

7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40

Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena

itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya

kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi

G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator

Mekanik

1 Kelainan patologi primer yang menetap

2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati

3 Malnutrisi

4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan

5 Residual dari zat sedatif

6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)

7 Anemia

8 Nyeri

9 Distensi abdommen

Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa

strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya

seperti di bawah ini

1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

4 CPAP

Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah

lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah

1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi

membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan

pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)

2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan

nutrisi lebih mudah diperbaiki

3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi

nosokomial

4 Mengurangi resistensi jalan nafas

5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah

6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya

penderita perlu ventilator lagi)

H Komplikasi Bantuan Ventilasi

1 Kolaps dari sistem kardiovaskular

Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif

Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak

yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat

tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan

memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia

sepsis atau syok kardiogenik

2 Ketidak seimbangan asam basa

Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak

tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas

sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2

akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita

tampak semakin sesak

3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi

beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan

menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit

4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway

pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini

disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang

kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu

mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama

siklus pernafasan

5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal

yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru

6 Komplikasi dari intubasi endotrakea

7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu

Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga

dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini

akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat

sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)

8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN VENTILASI MEKANIK

Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang

mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien

dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal

bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus

mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien

yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan

yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan

dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik

A Pengertian

Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat

mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan

Suddarth 1996)

B Klasifikasi

Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi

dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif

1 Ventilator Tekanan Negatif

Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal

Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara

mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini

digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi

neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik

dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau

pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering

2 Ventilator Tekanan Positif

Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan

positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang

selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau

trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru

primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu

bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan

positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata

lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang

telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan

bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan

Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi

setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan

inspirasi dan frekuensi aliran udara

Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus

yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah

ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan

ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator

tekanan positif yang paling banyak digunakan

C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal

1 Sederhana mudah dan murah

2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga

60Xmenit dan dapat diatur ratio IE

3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan

yang lain

4 Dapat dirangkai dengan PEEP

5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal

frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi

6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya

7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support

8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya

D Indikasi Klinik

1 Kegagalan Ventilasi

a Neuromuscular Disease

b Central Nervous System disease

c Depresi system saraf pusat

d Musculosceletal disease

e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi

2 Kegagalan pertukaran gas

a Gagal nafas akut

b Gagal nafas kronik

c Gagal jantung kiri

d Penyakit paru-gangguan difusi

e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch

E Modus Operasional

Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang

diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu

1 Frekuensi pernafasan permenit

2 Tidal volume

3 Konsentrasi oksigen (FiO2)

4 Positive end respiratory pressure

Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume

istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-

15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase

(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan

berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen

dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen

arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk

mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler

1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari

a Controlled Ventilation

Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk

pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat

pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi

dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan

kerja pernafasan klien

b AssistControl

Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila

klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur

berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya

digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator

c Intermitten Mandatory Ventilation

Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol

klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin

dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator

d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)

SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak

begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan

biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi

tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat

e Positive End-Expiratory Pressure

Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan

tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena

tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang

menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus

Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan

penurunman curah jantung

f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)

Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan

untuk penyapihan ventilator

F Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu

1 Obstruksi jalan nafas

2 Hipertensi

3 Tension pneumotoraks

2 Atelektase

3 Infeksi pulmonal

4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan

5 gastrointestinal

6 Kelainan fungsi ginjal

7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat

G Pengkajian

Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam

mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut

1 Tanda-tanda vital

2 Bukti adanya hipoksia

3 Frekuensi dan pola pernafasan

4 Bunyi nafas

5 Status neurologis

6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat

7 Kebutuhan pengisapan

8 Upaya ventilasi spontan klien

9 Status nutrisi

10 Status psikologis

Pengkajian Kardiovaskuler

Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif

Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar

dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang

berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli

Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi

mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah

Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan

gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat

yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)

Pengkajian Peralatan

Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah

dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal

berikut

1 Jenis ventilator

2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)

3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi

4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)

5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan

6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang

7 Humidifikasi

8 Alarm

9 PEEP

Catatan

Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan

diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan

menggunakan Bag Resuscitation Manual

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik

yaitu

1 Pemeriksaan fungsi paru

2 Analisa gas darah arteri

3 Kapasitas vital paru

4 Kapasitas vital kuat

5 Volume tidal

6 Inspirasi negative kuat

7 Ventilasi semenit

8 Tekanan inspirasi

9 Volume ekspirasi kuat

10 Aliran-volume

11 Sinar X dada

12 Status nutrisi elaktrolit

H Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup

1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau

penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan

2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir

yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif

3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan

trakeostomi

4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator

5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea

dan pemasangan pada ventilator

6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan

ketergantungan pada ventilator

I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial

1 Melawan kerja ventilator

2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak

penurunan tekanan kehilangan volume

3 Gangguan kardiovaskuler

4 Barotrauma dan pneumothoraks

5 Infeksi paru

J Perencanaan dan Implementasi

Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir

tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian

terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil

dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik

membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain

1 Meningkatkan pertukaran gas

Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas

dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam

pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang

berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan

kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu

mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia

dan respon terhadap tindakan

Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang

sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau

penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi

dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari

kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial

Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik

yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang

pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau

kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah

(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)

2 Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi

pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan

auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas

termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan

mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk

membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan

Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk

mendilatasi bronkiolus

3 Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau

trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit

kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi

dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko

infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama

kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang

nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah

mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga

diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk

mengurangi potensial aspirasi isi lambung

4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan

aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki

mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi

otot kontraktur dan statis vena

5 Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi

mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan

komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak

tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu

dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien

6 Meningkatkan kemampuan koping

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai

ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat

Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan

membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri

atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya

perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila

memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau

berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress

(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan

memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan

ketergantungan pada ventilator

K Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain

1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan

tanda-tanda vital yang adekuat

2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal

3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel

darah putih

4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan

5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi

lainnya

6 Dapat mengatasi masalah secara efektif

L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik

1 Tes Penyapihan

a Kapasitas vital 10-15 cc kg

b Volume tidal 4-5 cc kg

c Ventilasi menit 6-10 l

d Frekuensi permenit lt 20 permenit

2 Pengaturan Ventilator

a FiO2 lt 50

b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

3 Gas darah arteri

a PaCO2 normal

b PaO2 60-70 mmHg

c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4 Selang Endotrakeal

a Posisi diatas karina pada foto Rontgen

b Ukuran diameter 85 mm

5 Nutrisi

a Kalori perhari 2000-2500 kal

b Waktu 1 jam sebelum makan

6 Jalan nafas

a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)

b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid

c Posisi duduk semi fowler

7 Obat-obatan

a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam

b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam

8 Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9 Fisik

Stabil istirahat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI

Page 7: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

SISTEM VENTILATOR MEKANIK

A Karakteristik Secara Umum dan Fisik

1 Sumber Tenaga

a Tenaga listrik

b Tenaga paru-paru

c Kombinasi keduanya

2 Tekanan

a Tekanan Positif

b Tekanan Negatif

3 Sistem Kontrol

a Sistem buka dan tutup saluran nafas untuk mengontrol fungsi ventilasi

b Panel Kontrol

Hanya dapat dilakukan oleh satu jenis variabel pada saat bersamaan antara

tekanan volume dan flow

B Ada 4 Fase Cara Kerja Ventilasi Mekanik

1 Triggeringinisiating

Pemicu untuk memulaimemerintah sehingga ventilator bekerja dari

a Mesin Atas dasar waktu

b Pasien Karena terjadi perubahan aliran udara tekanan

2 Pembatasanlimitation

a Volume

b Pressure

3 Cycling (perpindahan dari fase inspirasi ke ekspirasi) Fase ekspirasi dimulai setelah

a Volume yang masuk tercapai

b Tekanan (Pressure) yang masuk tercapai

c Volume inspirasi terlampaui

d Aliran udara mencapai setting

e Waktu

4 Fase Ekspirasi

Pada fase ini bisa diberikan tekanan (PEEP) atau tidak Peran perawat dalam tindakan

ventilator

a Menetapkan ventilasi mekanik siap pakai

b Menentukan setting mode ventilator

c Menetukan Parameter mode ventilator

d Alarm pada posisi ON

e Pasien merasa nyaman

C Setting Mode Ventilasi Mekanik

1 CMV ( PCVVCV)

Sejumlah udara yang diinspirasikan oleh mesin kepada pasien yang dibatasi

oleh volume control (VC) atau Pressure control (PC)

gt Parameter VCV gt Parameter PCV

a TV a RR

b RR b Inspirasi Time

c FiO2 c Inspirasi Pressure

d I E Ratio d P E E P

e P E E P e FiO2

f Sensitivity Trigger

2 ACMV

3 Syinchronous Intermittent Mandatory Ventilation ( SIMV )

Mode ini menekankan pada mandat yang telah ditentukan sehingga pasien bernafas

pada waktu-waktu tertentu

Terkadang mode ini diberikan bersamaan dengan pressure support (PS) dengan SIMV

Rate ditiadakan

gt Parameter

a TV

b SIMV Rate

c Inspirasi Time

d Pressure Support

e FiO2

f P E E P

1) Merupakan tekanan positiv yang diberikan dijalan nafas (tepatnya di

alveoli) pada akhir ekspirasi

2) Menyebabkan alveoli tetap dalam keadaan terbuka pada akhir ekspirasi

3) Diset 5 ndash 15 cmH2O

Dampak

1) SaO2 dan PaO2 lebih baik

2) Volume paru

3) Barotrauma

4) Hipotensi akibat CO

4 Pressure Support Ventilation ( PSV )

5 Continous Positive Airway Pressure ( CPAP )

Dalam mode ini tiap inspirasi disuppor dengan preset constan pressure ( 15 ndash 35

cmH2O ) pasien harus melakukan trigger ventilator dan biasanya dikombinasi

dengan SIMV

Parameter

a PEEP

b FiO2

D Assist Controle (AC)

1 Ventilator memulai inspirasi saat pasien menimbulkan sebuah tekanan negatif di

dalam sirkuit ventilator

2 Ventilator dapat memberikan nafas bantuan dengan volumepressure tertentu

Parameter

a R R

1) Jumlah napas yang diberikan kepada pasien setiap menit

2) Diset diatas dan dibawah nilai normal

3) 10 ndash 14 xmenit

b FiO2

1) Konsentrasi () oksigen yang dihantarkan oleh ventilator ke pasien

2) Konsentrasi 21 ndash 100

3) Awal 100 tidak boleh terlalu lama

4) Dapat diweaning bertahap

5) Setting 100 bila ada tindakan tertentu yang menginterupsi pemberian

ventilasi berikan oksigen 100 selama 15 menit

c IE Ratio

1) 12 11 merupakan nilai normal fisiologis inspirasi ekspirasi

2) Terkadang diperlukan fase inspirasi yang sama lebih lama dibanding

ekspirasi untuk meningkatkan PaO2

d Triger Sensitivity

1) Merupakan jumlah usaha nafas pasien yang diperlukan untuk memulaitrigger

inspirasi ventilator

2) Setting agrave flow pressure

3) Flow lebih baik untuk pasien yang sudah nafas spontan

4) Nilai sensitiviti maksimum

a) P ndash Trigger ( 05 cm H2O )

b) F ndash Trigger ( 05 cm H2O )

e T V

1) Volume gas yang dihantarkan oleh Ventilator pada setiap siklus napas

2) Diset 6 ndash 8 mlKgBB

3) Pada ARDS gunakan volume lebih kecil 4 ndash 6 mlKgBB untuk

meminimalkan tekanan berlebihan didalam alveoli

f Inspirasi Pressure (IP)

1) Mengatur membatasi jumlah pressurevolume cyiled ventilator

a) Pressure berlebih dapat menyebabkan Barotrauma sedangkan

b) Volume berlebih dapat menyebabkan Valutrauma

2) Jika inspirasi pressurevalume tercapai maka ventilator menghentikan

hantarannya dan alarm berbunyi

3) Peningkatan pressure bila terjadi obstruksi batuk retensi sputum ETT

tergigit fighting atau kingking

4) Tidak melebihi 35 cm H2O

E Setting Alarm Ventilator

1 Minit volum

2 Inspiratory pressure

F Masalah-Masalah yang Dapat Terjadi Selama Menggunakan Ventilator

1 Mechanical Malfunction

2 Airway Malfunction

3 Pulmonary Barotrauma

4 Perubahan Hemodinamik ( Penurunan cardiac output dan venouse return )

5 Pulmonary atelektasis Pneumonia

6 Infeksi

7 Kegagalan Weaning

G Sterilisasi Komponen Ventilator

1 Pengertian

a Antiseptic Bahan Yang Dipergunakan Untuk Membunuh Atau Menghambat

Pertumbuhan Kuman Pada Jaringan Hidup

b Desinfektan Bahan yang dipergunakan untuk mematikan kuman atau

menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berada pada benda mati

2 Tahapan

a CLEANING reg PEMBERSIH

1) Definisi Membuang semua debu benda asing atau kotoran

2) Indikasi Mendahului proses desinfeksi dan sterilisasi

3) Bahan Sabun atau detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan

seringkali

4) Diperlukan sikat

b DESINFEKSI reg TINGGIHIGH

RENDAHLOW

1) Definisi Membunuhmenghambat pertumbuhan mikriorganisme

2) Indikasi Untuk yang dalam penggunaannya kontak dengan mukosa membran

dan alat

3) yang tidak dapat disterilkan misalnya alat listrik

4) Desinfeksi untuk alat ventilator

a) Transduser

b) Kabel sensor humidifier

5) jenis High Cidex

6) Low Alkohol saflon 1 3

c STERILISASI reg AUTO CLAVE EO gas

1) Definisi Mematikan semua bentuk kuman termasuk spora dengan memakai

sarana fisik atau kimiawi

2) Indikasi Semua alat yang langsung berhubungan dengan aliran darah atau

jaringan yang secara normal steril ataupun alat yang masuk kedalam bagian

tubuh yang tidak steril misalnya semua tubing ventilator sebagai sarana

transportasi gas ke tubuh dll

d PENYIMPANAN reg ALMARI KHUSUS

H Sirkuit Ventilator

1 Tubing ventilator yang telah dipakai dibersihkan terlebih dahulu dengan sabun atau

detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan seringkali diperlukan sikat

2 Tubing ventilator yang sudah bersih direndam dalam larutan desinfektan selama

kurang lebih 24 jam

3 Kemudian bilas kembali dengan air hangat yang mangalir (scrub station)

4 Keringkan dengan Tubedryer bila ada

5 Sesudah kering Tubing-tubing ventilator tersebut dibungkus

a Bila memakai sterilisator Ethylene Oxide gas (EtO) dibungkus memakai kertas

EtO

b Bila memakai sterilisator Autoclave dibungkus dengan kain

6 Khusus untuk alat ventilator Transduser Kabel sensor humidifier cukup di desinfeksi

dengan Cidex (High) dan Alkohol Saflon 13 (low)

VENTILASI MEKANIK

A Aplikasi klinik

1 Resusitasi jantung paru

2 Gagal nafas

3 Paska operasi besar yang memerlukan bantuan ventilasi untuk memperbaiki

homeeostasis gangguan keseimbangan asam basa serta keadaan anemia

4 Sepsis berat dimana pasien tidak dapat memenuhi peningkatan work of breathing

akibat tingginya produksi CO2

5 Pengendalian kadar CO2 sebagai salah satu bagian dari pengelolaan TTIK (misalnya

akibat cedera kepala)

6 Sebagai bantuan ventilasi pada penderita yang diintubasi atas indikasi

mempertahankan jalan nafas

7 Mengurangi beban jantung pada syok kardiogenik

B Indikasi

Kriteria objektif untuk penggunaan ventilasi mekanik adalah

1 Laju nafas gt 35

2 Volume tidal lt 5mlkg

3 Kapasitas lt 15mlkg

4 Oksigenasi PaO2 lt 50mmHg dengan fraksi oksigen 60

5 Ventilasi PCO2 gt 50mmHg

Perlu difahami bahwa penilaian klinis lebih penting dengan memperhatikan hal-hal

dibawah ini

1 Sistem Respirasi

Kesulitan bernafas takipneu mulut terbuka saat menarik nafas pernafasan tidak

teraturperubahan rasio inspirasi dan ekspirasi batuk yang tidak efektif ekspirasi

aktif berpegangan pada pinggiran tempat tidur mengangkat lengan atas saat bernafas

karena sesaknya berkeringat alis terangkat pernafasan cuping hidung pursed

mouth bibir licking toungue-jerking sianosis sulit bicara moaning grunting

mintaingin memakaiventilator kepala terangkat dari bantal aktivitas otot pernafasan

tambahan meningkat tracheal tug nafas berbunyi atau wheezing

2 Sistem Susunan Syaraf Pusat

Nasal lines pusing tidak berdaya cemas apatis kelelahan disorientasi

menarik-narik baju weak smile

3 Sistem Kardiovaskular

Extremitas hidung telinga teraba dingin nadi meningkat disritmia tekanan darah

menurun peningkatan tekanan nadi diuresis menurun

Bila ragu dengan tanda-tanda yang tampak pada pasien lebih baik diobservasi di ICU

karena sewaktu-waktu perlu ventilasi mekanik dapat dipenuhi daripada di ruangan

C Mode Ventilasi

1 Controlled Minute Ventilation (CMV)

Mode ventilasi ini sangat mirip dengan mode yang dipakai diruang operasi dimana

laju nafas dan volume tidal ditentukan oleh klinisi CMV digunakan bila nafas

spontan tidak ada atau minimal misalnya pada penderita dengan hipoksia yang berat

2 Pressure Controlled Ventilasion (PCV)

Klinisi mengatur laju nafas dan rasio inspirasi dan ekspirasi PCV digunakan untuk

melimitasi tekanan pada jalan nafas pada paru-paru dengan komplians yang rendah

atau resistensi yang tinggi untuk mencegah risiko barotrauma Dengan demikian akan

diperoleh volume tidal dan minute volume yang bervariasi sesuai dengan perubahan

komplians dan resistensi

3 Assist-control ventilation (ACV)

Bila penderita sudah mempunyai nafas spontan maka CMV atau PCV akan menjadl

ACV Pada saat ini berisiko untuk terjadinya hiperventilasi

4 Synchronised intermittent mandatory ventilation (SIMV)

Bila ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan volume tidal atau jika

tak ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan laju nafas Dengan

demikian minute volume akan selalu terjamin keberadaannya Selanjutnya setiap

nafas spontan tidak dibantu lagi akan tetapi sirkuit akan mengalirkan oksigen

Pada SIMV pengaturan volume tidal disesuaikan dengan usaha nafas spontan

penderita atau jika tidak ada nafas spontan volume tidal yg dikeluarkan oleh ventilator

akan disesuaikan dengan nengaturan frekwensi nafas (preset rate)sehingga volume

minimal terpenuhi Bila pasien bernafas spontan maka bantuan ventilator untuk

memberikan volume tidal tidak ada akan tetapi mesin akan tetap mengalirkan

oksigen Dengan demikian dapat dihasilkan volume semenit yang lebih tinggi SIMV

digunakan untuk menyapih pasien dari CMV dengan mengurangi secara bertahap

frekwensi nafas sehingga merangsang ventilasi spontan Pressure support dapat

ditambahkan pada penderita yang sudah bernafas spontan

5 Ventilasi dengan Rasio Terbalik (Inverse Ratio Ventilation)

Siklus respirasi adalah satuan waktu yang diperlukan untuk memasukkan dan

mengeluarkan udara pada setiap tarikan nafas yang dihasilkan oleh ventilator Siklus

ini dibagi menjadi waktu inspirasi dan ekspirasi Rasio inspirasi dan ekspirasi yang

normal adalah 12-3Pemanjangan relatif waktu inspirasi [invers rasio ventilasi] sering

digunakan untuk memperbaiki pertukaran gas pada pasen dengan oksigenasi kurang

Umumnya dipakai ratio 11 Cara ini digunakan baik pada mode pressure control

maupun volume control ventilation

D Pressure Support

Pada keadaan ini terdapat nafas spontan pasien dan tidak ada pengaturan frekuensi nafas

Ventilator akan memberikan tekanan positif pada jalan nafas sebagai respon terhadap

upaya pernafasan Volume tidal bervariasi sesuai dengan komplain rongga dada dan

resistensi jalan nafas Biasanya dimulai dengan tekanan 20-30 cm H2O dan diturunkan

bila gerakan respirasi pasein membaik Kadang dapat dikombinasikan dengan SIMV

untuk membantu frekuensi pernafasan spontan Sesuai dengan usaha inspirasi pasen

maka ventilator akan memberikan bantuan tekanan inspirasi Volume assured pressure

support adalah suatu modifikasi alternatif dimana ventilator secara otomatis dapat

mpngatur tekanan inspirasi yang harus diberikan untuk mencapai tidal volume minimal

yang diinginkan

1 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure

(CPAP)

Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada

saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP) Dengan cara

ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume

alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan Hal ini akan memperbaiki volume

paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali

2 Bantuan Ventilasi Non Invasif

Saat ini telah tersedia berbagai modifikasi ventilator yang dapat memberikan tekanan

positif pada jalan nafas dengan cara menggunakan masker yang melekat erat dengan

wajah atau nasal Masker ini dapat berupa masker nasal atau full face masker

Dengan cara ini dapat digunakan CPAP atau tanpa tambahan tekanan positif pada

saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan

insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai

untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk

menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal

a Indikasi

1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat

2) Hiperkapni dan tampak kelelahan

3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan

yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian

imunosupresi

4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi

(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan

ketat

5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity

(FRC)

6) Sleep apnoea

7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan

3 Inspiratory Support

Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien

Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa

mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai

dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2

4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS

dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP

menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat

dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker

E Penatalaksanaan

1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai

2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita

merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang

kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan

kenyamanan pasien serta hasil AGD

3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O

4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan

cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan

pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I

E yang paling optimal

5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan

depresi nafas harus diberikan secara hati2

6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa

hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan

mengistirahatkan beberapa saat secara berkala

7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk

mencegah perlukaan

F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik

1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah

operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan

diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece

lalu diekstubasi

2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses

penyapihan ventilator mengalami hambatan

3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ

pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik

kembali

Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses

penyapihan dari ventilasi mekanik adalah

1 Volume tidal gt 5 mlkg

2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg

3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi

2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O

3 Laju nafas lt 30x menit

4 Minute Volume lt 10 L menit

5 PH gt 73

6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa

7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40

Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena

itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya

kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi

G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator

Mekanik

1 Kelainan patologi primer yang menetap

2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati

3 Malnutrisi

4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan

5 Residual dari zat sedatif

6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)

7 Anemia

8 Nyeri

9 Distensi abdommen

Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa

strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya

seperti di bawah ini

1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

4 CPAP

Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah

lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah

1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi

membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan

pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)

2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan

nutrisi lebih mudah diperbaiki

3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi

nosokomial

4 Mengurangi resistensi jalan nafas

5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah

6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya

penderita perlu ventilator lagi)

H Komplikasi Bantuan Ventilasi

1 Kolaps dari sistem kardiovaskular

Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif

Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak

yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat

tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan

memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia

sepsis atau syok kardiogenik

2 Ketidak seimbangan asam basa

Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak

tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas

sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2

akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita

tampak semakin sesak

3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi

beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan

menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit

4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway

pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini

disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang

kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu

mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama

siklus pernafasan

5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal

yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru

6 Komplikasi dari intubasi endotrakea

7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu

Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga

dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini

akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat

sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)

8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN VENTILASI MEKANIK

Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang

mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien

dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal

bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus

mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien

yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan

yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan

dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik

A Pengertian

Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat

mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan

Suddarth 1996)

B Klasifikasi

Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi

dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif

1 Ventilator Tekanan Negatif

Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal

Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara

mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini

digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi

neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik

dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau

pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering

2 Ventilator Tekanan Positif

Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan

positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang

selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau

trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru

primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu

bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan

positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata

lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang

telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan

bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan

Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi

setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan

inspirasi dan frekuensi aliran udara

Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus

yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah

ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan

ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator

tekanan positif yang paling banyak digunakan

C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal

1 Sederhana mudah dan murah

2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga

60Xmenit dan dapat diatur ratio IE

3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan

yang lain

4 Dapat dirangkai dengan PEEP

5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal

frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi

6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya

7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support

8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya

D Indikasi Klinik

1 Kegagalan Ventilasi

a Neuromuscular Disease

b Central Nervous System disease

c Depresi system saraf pusat

d Musculosceletal disease

e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi

2 Kegagalan pertukaran gas

a Gagal nafas akut

b Gagal nafas kronik

c Gagal jantung kiri

d Penyakit paru-gangguan difusi

e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch

E Modus Operasional

Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang

diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu

1 Frekuensi pernafasan permenit

2 Tidal volume

3 Konsentrasi oksigen (FiO2)

4 Positive end respiratory pressure

Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume

istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-

15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase

(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan

berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen

dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen

arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk

mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler

1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari

a Controlled Ventilation

Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk

pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat

pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi

dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan

kerja pernafasan klien

b AssistControl

Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila

klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur

berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya

digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator

c Intermitten Mandatory Ventilation

Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol

klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin

dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator

d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)

SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak

begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan

biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi

tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat

e Positive End-Expiratory Pressure

Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan

tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena

tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang

menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus

Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan

penurunman curah jantung

f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)

Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan

untuk penyapihan ventilator

F Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu

1 Obstruksi jalan nafas

2 Hipertensi

3 Tension pneumotoraks

2 Atelektase

3 Infeksi pulmonal

4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan

5 gastrointestinal

6 Kelainan fungsi ginjal

7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat

G Pengkajian

Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam

mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut

1 Tanda-tanda vital

2 Bukti adanya hipoksia

3 Frekuensi dan pola pernafasan

4 Bunyi nafas

5 Status neurologis

6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat

7 Kebutuhan pengisapan

8 Upaya ventilasi spontan klien

9 Status nutrisi

10 Status psikologis

Pengkajian Kardiovaskuler

Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif

Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar

dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang

berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli

Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi

mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah

Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan

gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat

yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)

Pengkajian Peralatan

Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah

dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal

berikut

1 Jenis ventilator

2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)

3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi

4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)

5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan

6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang

7 Humidifikasi

8 Alarm

9 PEEP

Catatan

Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan

diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan

menggunakan Bag Resuscitation Manual

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik

yaitu

1 Pemeriksaan fungsi paru

2 Analisa gas darah arteri

3 Kapasitas vital paru

4 Kapasitas vital kuat

5 Volume tidal

6 Inspirasi negative kuat

7 Ventilasi semenit

8 Tekanan inspirasi

9 Volume ekspirasi kuat

10 Aliran-volume

11 Sinar X dada

12 Status nutrisi elaktrolit

H Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup

1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau

penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan

2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir

yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif

3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan

trakeostomi

4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator

5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea

dan pemasangan pada ventilator

6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan

ketergantungan pada ventilator

I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial

1 Melawan kerja ventilator

2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak

penurunan tekanan kehilangan volume

3 Gangguan kardiovaskuler

4 Barotrauma dan pneumothoraks

5 Infeksi paru

J Perencanaan dan Implementasi

Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir

tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian

terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil

dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik

membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain

1 Meningkatkan pertukaran gas

Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas

dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam

pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang

berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan

kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu

mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia

dan respon terhadap tindakan

Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang

sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau

penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi

dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari

kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial

Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik

yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang

pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau

kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah

(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)

2 Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi

pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan

auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas

termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan

mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk

membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan

Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk

mendilatasi bronkiolus

3 Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau

trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit

kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi

dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko

infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama

kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang

nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah

mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga

diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk

mengurangi potensial aspirasi isi lambung

4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan

aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki

mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi

otot kontraktur dan statis vena

5 Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi

mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan

komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak

tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu

dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien

6 Meningkatkan kemampuan koping

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai

ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat

Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan

membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri

atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya

perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila

memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau

berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress

(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan

memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan

ketergantungan pada ventilator

K Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain

1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan

tanda-tanda vital yang adekuat

2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal

3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel

darah putih

4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan

5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi

lainnya

6 Dapat mengatasi masalah secara efektif

L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik

1 Tes Penyapihan

a Kapasitas vital 10-15 cc kg

b Volume tidal 4-5 cc kg

c Ventilasi menit 6-10 l

d Frekuensi permenit lt 20 permenit

2 Pengaturan Ventilator

a FiO2 lt 50

b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

3 Gas darah arteri

a PaCO2 normal

b PaO2 60-70 mmHg

c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4 Selang Endotrakeal

a Posisi diatas karina pada foto Rontgen

b Ukuran diameter 85 mm

5 Nutrisi

a Kalori perhari 2000-2500 kal

b Waktu 1 jam sebelum makan

6 Jalan nafas

a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)

b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid

c Posisi duduk semi fowler

7 Obat-obatan

a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam

b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam

8 Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9 Fisik

Stabil istirahat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI

Page 8: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

a Menetapkan ventilasi mekanik siap pakai

b Menentukan setting mode ventilator

c Menetukan Parameter mode ventilator

d Alarm pada posisi ON

e Pasien merasa nyaman

C Setting Mode Ventilasi Mekanik

1 CMV ( PCVVCV)

Sejumlah udara yang diinspirasikan oleh mesin kepada pasien yang dibatasi

oleh volume control (VC) atau Pressure control (PC)

gt Parameter VCV gt Parameter PCV

a TV a RR

b RR b Inspirasi Time

c FiO2 c Inspirasi Pressure

d I E Ratio d P E E P

e P E E P e FiO2

f Sensitivity Trigger

2 ACMV

3 Syinchronous Intermittent Mandatory Ventilation ( SIMV )

Mode ini menekankan pada mandat yang telah ditentukan sehingga pasien bernafas

pada waktu-waktu tertentu

Terkadang mode ini diberikan bersamaan dengan pressure support (PS) dengan SIMV

Rate ditiadakan

gt Parameter

a TV

b SIMV Rate

c Inspirasi Time

d Pressure Support

e FiO2

f P E E P

1) Merupakan tekanan positiv yang diberikan dijalan nafas (tepatnya di

alveoli) pada akhir ekspirasi

2) Menyebabkan alveoli tetap dalam keadaan terbuka pada akhir ekspirasi

3) Diset 5 ndash 15 cmH2O

Dampak

1) SaO2 dan PaO2 lebih baik

2) Volume paru

3) Barotrauma

4) Hipotensi akibat CO

4 Pressure Support Ventilation ( PSV )

5 Continous Positive Airway Pressure ( CPAP )

Dalam mode ini tiap inspirasi disuppor dengan preset constan pressure ( 15 ndash 35

cmH2O ) pasien harus melakukan trigger ventilator dan biasanya dikombinasi

dengan SIMV

Parameter

a PEEP

b FiO2

D Assist Controle (AC)

1 Ventilator memulai inspirasi saat pasien menimbulkan sebuah tekanan negatif di

dalam sirkuit ventilator

2 Ventilator dapat memberikan nafas bantuan dengan volumepressure tertentu

Parameter

a R R

1) Jumlah napas yang diberikan kepada pasien setiap menit

2) Diset diatas dan dibawah nilai normal

3) 10 ndash 14 xmenit

b FiO2

1) Konsentrasi () oksigen yang dihantarkan oleh ventilator ke pasien

2) Konsentrasi 21 ndash 100

3) Awal 100 tidak boleh terlalu lama

4) Dapat diweaning bertahap

5) Setting 100 bila ada tindakan tertentu yang menginterupsi pemberian

ventilasi berikan oksigen 100 selama 15 menit

c IE Ratio

1) 12 11 merupakan nilai normal fisiologis inspirasi ekspirasi

2) Terkadang diperlukan fase inspirasi yang sama lebih lama dibanding

ekspirasi untuk meningkatkan PaO2

d Triger Sensitivity

1) Merupakan jumlah usaha nafas pasien yang diperlukan untuk memulaitrigger

inspirasi ventilator

2) Setting agrave flow pressure

3) Flow lebih baik untuk pasien yang sudah nafas spontan

4) Nilai sensitiviti maksimum

a) P ndash Trigger ( 05 cm H2O )

b) F ndash Trigger ( 05 cm H2O )

e T V

1) Volume gas yang dihantarkan oleh Ventilator pada setiap siklus napas

2) Diset 6 ndash 8 mlKgBB

3) Pada ARDS gunakan volume lebih kecil 4 ndash 6 mlKgBB untuk

meminimalkan tekanan berlebihan didalam alveoli

f Inspirasi Pressure (IP)

1) Mengatur membatasi jumlah pressurevolume cyiled ventilator

a) Pressure berlebih dapat menyebabkan Barotrauma sedangkan

b) Volume berlebih dapat menyebabkan Valutrauma

2) Jika inspirasi pressurevalume tercapai maka ventilator menghentikan

hantarannya dan alarm berbunyi

3) Peningkatan pressure bila terjadi obstruksi batuk retensi sputum ETT

tergigit fighting atau kingking

4) Tidak melebihi 35 cm H2O

E Setting Alarm Ventilator

1 Minit volum

2 Inspiratory pressure

F Masalah-Masalah yang Dapat Terjadi Selama Menggunakan Ventilator

1 Mechanical Malfunction

2 Airway Malfunction

3 Pulmonary Barotrauma

4 Perubahan Hemodinamik ( Penurunan cardiac output dan venouse return )

5 Pulmonary atelektasis Pneumonia

6 Infeksi

7 Kegagalan Weaning

G Sterilisasi Komponen Ventilator

1 Pengertian

a Antiseptic Bahan Yang Dipergunakan Untuk Membunuh Atau Menghambat

Pertumbuhan Kuman Pada Jaringan Hidup

b Desinfektan Bahan yang dipergunakan untuk mematikan kuman atau

menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berada pada benda mati

2 Tahapan

a CLEANING reg PEMBERSIH

1) Definisi Membuang semua debu benda asing atau kotoran

2) Indikasi Mendahului proses desinfeksi dan sterilisasi

3) Bahan Sabun atau detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan

seringkali

4) Diperlukan sikat

b DESINFEKSI reg TINGGIHIGH

RENDAHLOW

1) Definisi Membunuhmenghambat pertumbuhan mikriorganisme

2) Indikasi Untuk yang dalam penggunaannya kontak dengan mukosa membran

dan alat

3) yang tidak dapat disterilkan misalnya alat listrik

4) Desinfeksi untuk alat ventilator

a) Transduser

b) Kabel sensor humidifier

5) jenis High Cidex

6) Low Alkohol saflon 1 3

c STERILISASI reg AUTO CLAVE EO gas

1) Definisi Mematikan semua bentuk kuman termasuk spora dengan memakai

sarana fisik atau kimiawi

2) Indikasi Semua alat yang langsung berhubungan dengan aliran darah atau

jaringan yang secara normal steril ataupun alat yang masuk kedalam bagian

tubuh yang tidak steril misalnya semua tubing ventilator sebagai sarana

transportasi gas ke tubuh dll

d PENYIMPANAN reg ALMARI KHUSUS

H Sirkuit Ventilator

1 Tubing ventilator yang telah dipakai dibersihkan terlebih dahulu dengan sabun atau

detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan seringkali diperlukan sikat

2 Tubing ventilator yang sudah bersih direndam dalam larutan desinfektan selama

kurang lebih 24 jam

3 Kemudian bilas kembali dengan air hangat yang mangalir (scrub station)

4 Keringkan dengan Tubedryer bila ada

5 Sesudah kering Tubing-tubing ventilator tersebut dibungkus

a Bila memakai sterilisator Ethylene Oxide gas (EtO) dibungkus memakai kertas

EtO

b Bila memakai sterilisator Autoclave dibungkus dengan kain

6 Khusus untuk alat ventilator Transduser Kabel sensor humidifier cukup di desinfeksi

dengan Cidex (High) dan Alkohol Saflon 13 (low)

VENTILASI MEKANIK

A Aplikasi klinik

1 Resusitasi jantung paru

2 Gagal nafas

3 Paska operasi besar yang memerlukan bantuan ventilasi untuk memperbaiki

homeeostasis gangguan keseimbangan asam basa serta keadaan anemia

4 Sepsis berat dimana pasien tidak dapat memenuhi peningkatan work of breathing

akibat tingginya produksi CO2

5 Pengendalian kadar CO2 sebagai salah satu bagian dari pengelolaan TTIK (misalnya

akibat cedera kepala)

6 Sebagai bantuan ventilasi pada penderita yang diintubasi atas indikasi

mempertahankan jalan nafas

7 Mengurangi beban jantung pada syok kardiogenik

B Indikasi

Kriteria objektif untuk penggunaan ventilasi mekanik adalah

1 Laju nafas gt 35

2 Volume tidal lt 5mlkg

3 Kapasitas lt 15mlkg

4 Oksigenasi PaO2 lt 50mmHg dengan fraksi oksigen 60

5 Ventilasi PCO2 gt 50mmHg

Perlu difahami bahwa penilaian klinis lebih penting dengan memperhatikan hal-hal

dibawah ini

1 Sistem Respirasi

Kesulitan bernafas takipneu mulut terbuka saat menarik nafas pernafasan tidak

teraturperubahan rasio inspirasi dan ekspirasi batuk yang tidak efektif ekspirasi

aktif berpegangan pada pinggiran tempat tidur mengangkat lengan atas saat bernafas

karena sesaknya berkeringat alis terangkat pernafasan cuping hidung pursed

mouth bibir licking toungue-jerking sianosis sulit bicara moaning grunting

mintaingin memakaiventilator kepala terangkat dari bantal aktivitas otot pernafasan

tambahan meningkat tracheal tug nafas berbunyi atau wheezing

2 Sistem Susunan Syaraf Pusat

Nasal lines pusing tidak berdaya cemas apatis kelelahan disorientasi

menarik-narik baju weak smile

3 Sistem Kardiovaskular

Extremitas hidung telinga teraba dingin nadi meningkat disritmia tekanan darah

menurun peningkatan tekanan nadi diuresis menurun

Bila ragu dengan tanda-tanda yang tampak pada pasien lebih baik diobservasi di ICU

karena sewaktu-waktu perlu ventilasi mekanik dapat dipenuhi daripada di ruangan

C Mode Ventilasi

1 Controlled Minute Ventilation (CMV)

Mode ventilasi ini sangat mirip dengan mode yang dipakai diruang operasi dimana

laju nafas dan volume tidal ditentukan oleh klinisi CMV digunakan bila nafas

spontan tidak ada atau minimal misalnya pada penderita dengan hipoksia yang berat

2 Pressure Controlled Ventilasion (PCV)

Klinisi mengatur laju nafas dan rasio inspirasi dan ekspirasi PCV digunakan untuk

melimitasi tekanan pada jalan nafas pada paru-paru dengan komplians yang rendah

atau resistensi yang tinggi untuk mencegah risiko barotrauma Dengan demikian akan

diperoleh volume tidal dan minute volume yang bervariasi sesuai dengan perubahan

komplians dan resistensi

3 Assist-control ventilation (ACV)

Bila penderita sudah mempunyai nafas spontan maka CMV atau PCV akan menjadl

ACV Pada saat ini berisiko untuk terjadinya hiperventilasi

4 Synchronised intermittent mandatory ventilation (SIMV)

Bila ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan volume tidal atau jika

tak ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan laju nafas Dengan

demikian minute volume akan selalu terjamin keberadaannya Selanjutnya setiap

nafas spontan tidak dibantu lagi akan tetapi sirkuit akan mengalirkan oksigen

Pada SIMV pengaturan volume tidal disesuaikan dengan usaha nafas spontan

penderita atau jika tidak ada nafas spontan volume tidal yg dikeluarkan oleh ventilator

akan disesuaikan dengan nengaturan frekwensi nafas (preset rate)sehingga volume

minimal terpenuhi Bila pasien bernafas spontan maka bantuan ventilator untuk

memberikan volume tidal tidak ada akan tetapi mesin akan tetap mengalirkan

oksigen Dengan demikian dapat dihasilkan volume semenit yang lebih tinggi SIMV

digunakan untuk menyapih pasien dari CMV dengan mengurangi secara bertahap

frekwensi nafas sehingga merangsang ventilasi spontan Pressure support dapat

ditambahkan pada penderita yang sudah bernafas spontan

5 Ventilasi dengan Rasio Terbalik (Inverse Ratio Ventilation)

Siklus respirasi adalah satuan waktu yang diperlukan untuk memasukkan dan

mengeluarkan udara pada setiap tarikan nafas yang dihasilkan oleh ventilator Siklus

ini dibagi menjadi waktu inspirasi dan ekspirasi Rasio inspirasi dan ekspirasi yang

normal adalah 12-3Pemanjangan relatif waktu inspirasi [invers rasio ventilasi] sering

digunakan untuk memperbaiki pertukaran gas pada pasen dengan oksigenasi kurang

Umumnya dipakai ratio 11 Cara ini digunakan baik pada mode pressure control

maupun volume control ventilation

D Pressure Support

Pada keadaan ini terdapat nafas spontan pasien dan tidak ada pengaturan frekuensi nafas

Ventilator akan memberikan tekanan positif pada jalan nafas sebagai respon terhadap

upaya pernafasan Volume tidal bervariasi sesuai dengan komplain rongga dada dan

resistensi jalan nafas Biasanya dimulai dengan tekanan 20-30 cm H2O dan diturunkan

bila gerakan respirasi pasein membaik Kadang dapat dikombinasikan dengan SIMV

untuk membantu frekuensi pernafasan spontan Sesuai dengan usaha inspirasi pasen

maka ventilator akan memberikan bantuan tekanan inspirasi Volume assured pressure

support adalah suatu modifikasi alternatif dimana ventilator secara otomatis dapat

mpngatur tekanan inspirasi yang harus diberikan untuk mencapai tidal volume minimal

yang diinginkan

1 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure

(CPAP)

Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada

saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP) Dengan cara

ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume

alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan Hal ini akan memperbaiki volume

paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali

2 Bantuan Ventilasi Non Invasif

Saat ini telah tersedia berbagai modifikasi ventilator yang dapat memberikan tekanan

positif pada jalan nafas dengan cara menggunakan masker yang melekat erat dengan

wajah atau nasal Masker ini dapat berupa masker nasal atau full face masker

Dengan cara ini dapat digunakan CPAP atau tanpa tambahan tekanan positif pada

saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan

insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai

untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk

menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal

a Indikasi

1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat

2) Hiperkapni dan tampak kelelahan

3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan

yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian

imunosupresi

4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi

(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan

ketat

5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity

(FRC)

6) Sleep apnoea

7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan

3 Inspiratory Support

Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien

Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa

mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai

dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2

4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS

dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP

menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat

dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker

E Penatalaksanaan

1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai

2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita

merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang

kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan

kenyamanan pasien serta hasil AGD

3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O

4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan

cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan

pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I

E yang paling optimal

5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan

depresi nafas harus diberikan secara hati2

6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa

hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan

mengistirahatkan beberapa saat secara berkala

7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk

mencegah perlukaan

F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik

1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah

operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan

diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece

lalu diekstubasi

2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses

penyapihan ventilator mengalami hambatan

3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ

pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik

kembali

Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses

penyapihan dari ventilasi mekanik adalah

1 Volume tidal gt 5 mlkg

2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg

3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi

2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O

3 Laju nafas lt 30x menit

4 Minute Volume lt 10 L menit

5 PH gt 73

6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa

7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40

Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena

itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya

kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi

G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator

Mekanik

1 Kelainan patologi primer yang menetap

2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati

3 Malnutrisi

4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan

5 Residual dari zat sedatif

6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)

7 Anemia

8 Nyeri

9 Distensi abdommen

Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa

strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya

seperti di bawah ini

1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

4 CPAP

Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah

lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah

1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi

membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan

pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)

2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan

nutrisi lebih mudah diperbaiki

3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi

nosokomial

4 Mengurangi resistensi jalan nafas

5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah

6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya

penderita perlu ventilator lagi)

H Komplikasi Bantuan Ventilasi

1 Kolaps dari sistem kardiovaskular

Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif

Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak

yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat

tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan

memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia

sepsis atau syok kardiogenik

2 Ketidak seimbangan asam basa

Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak

tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas

sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2

akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita

tampak semakin sesak

3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi

beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan

menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit

4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway

pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini

disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang

kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu

mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama

siklus pernafasan

5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal

yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru

6 Komplikasi dari intubasi endotrakea

7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu

Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga

dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini

akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat

sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)

8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN VENTILASI MEKANIK

Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang

mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien

dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal

bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus

mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien

yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan

yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan

dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik

A Pengertian

Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat

mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan

Suddarth 1996)

B Klasifikasi

Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi

dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif

1 Ventilator Tekanan Negatif

Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal

Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara

mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini

digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi

neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik

dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau

pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering

2 Ventilator Tekanan Positif

Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan

positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang

selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau

trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru

primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu

bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan

positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata

lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang

telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan

bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan

Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi

setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan

inspirasi dan frekuensi aliran udara

Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus

yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah

ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan

ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator

tekanan positif yang paling banyak digunakan

C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal

1 Sederhana mudah dan murah

2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga

60Xmenit dan dapat diatur ratio IE

3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan

yang lain

4 Dapat dirangkai dengan PEEP

5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal

frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi

6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya

7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support

8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya

D Indikasi Klinik

1 Kegagalan Ventilasi

a Neuromuscular Disease

b Central Nervous System disease

c Depresi system saraf pusat

d Musculosceletal disease

e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi

2 Kegagalan pertukaran gas

a Gagal nafas akut

b Gagal nafas kronik

c Gagal jantung kiri

d Penyakit paru-gangguan difusi

e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch

E Modus Operasional

Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang

diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu

1 Frekuensi pernafasan permenit

2 Tidal volume

3 Konsentrasi oksigen (FiO2)

4 Positive end respiratory pressure

Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume

istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-

15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase

(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan

berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen

dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen

arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk

mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler

1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari

a Controlled Ventilation

Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk

pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat

pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi

dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan

kerja pernafasan klien

b AssistControl

Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila

klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur

berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya

digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator

c Intermitten Mandatory Ventilation

Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol

klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin

dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator

d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)

SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak

begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan

biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi

tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat

e Positive End-Expiratory Pressure

Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan

tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena

tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang

menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus

Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan

penurunman curah jantung

f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)

Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan

untuk penyapihan ventilator

F Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu

1 Obstruksi jalan nafas

2 Hipertensi

3 Tension pneumotoraks

2 Atelektase

3 Infeksi pulmonal

4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan

5 gastrointestinal

6 Kelainan fungsi ginjal

7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat

G Pengkajian

Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam

mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut

1 Tanda-tanda vital

2 Bukti adanya hipoksia

3 Frekuensi dan pola pernafasan

4 Bunyi nafas

5 Status neurologis

6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat

7 Kebutuhan pengisapan

8 Upaya ventilasi spontan klien

9 Status nutrisi

10 Status psikologis

Pengkajian Kardiovaskuler

Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif

Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar

dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang

berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli

Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi

mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah

Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan

gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat

yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)

Pengkajian Peralatan

Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah

dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal

berikut

1 Jenis ventilator

2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)

3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi

4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)

5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan

6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang

7 Humidifikasi

8 Alarm

9 PEEP

Catatan

Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan

diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan

menggunakan Bag Resuscitation Manual

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik

yaitu

1 Pemeriksaan fungsi paru

2 Analisa gas darah arteri

3 Kapasitas vital paru

4 Kapasitas vital kuat

5 Volume tidal

6 Inspirasi negative kuat

7 Ventilasi semenit

8 Tekanan inspirasi

9 Volume ekspirasi kuat

10 Aliran-volume

11 Sinar X dada

12 Status nutrisi elaktrolit

H Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup

1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau

penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan

2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir

yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif

3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan

trakeostomi

4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator

5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea

dan pemasangan pada ventilator

6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan

ketergantungan pada ventilator

I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial

1 Melawan kerja ventilator

2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak

penurunan tekanan kehilangan volume

3 Gangguan kardiovaskuler

4 Barotrauma dan pneumothoraks

5 Infeksi paru

J Perencanaan dan Implementasi

Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir

tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian

terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil

dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik

membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain

1 Meningkatkan pertukaran gas

Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas

dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam

pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang

berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan

kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu

mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia

dan respon terhadap tindakan

Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang

sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau

penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi

dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari

kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial

Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik

yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang

pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau

kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah

(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)

2 Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi

pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan

auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas

termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan

mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk

membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan

Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk

mendilatasi bronkiolus

3 Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau

trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit

kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi

dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko

infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama

kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang

nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah

mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga

diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk

mengurangi potensial aspirasi isi lambung

4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan

aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki

mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi

otot kontraktur dan statis vena

5 Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi

mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan

komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak

tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu

dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien

6 Meningkatkan kemampuan koping

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai

ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat

Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan

membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri

atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya

perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila

memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau

berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress

(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan

memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan

ketergantungan pada ventilator

K Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain

1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan

tanda-tanda vital yang adekuat

2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal

3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel

darah putih

4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan

5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi

lainnya

6 Dapat mengatasi masalah secara efektif

L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik

1 Tes Penyapihan

a Kapasitas vital 10-15 cc kg

b Volume tidal 4-5 cc kg

c Ventilasi menit 6-10 l

d Frekuensi permenit lt 20 permenit

2 Pengaturan Ventilator

a FiO2 lt 50

b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

3 Gas darah arteri

a PaCO2 normal

b PaO2 60-70 mmHg

c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4 Selang Endotrakeal

a Posisi diatas karina pada foto Rontgen

b Ukuran diameter 85 mm

5 Nutrisi

a Kalori perhari 2000-2500 kal

b Waktu 1 jam sebelum makan

6 Jalan nafas

a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)

b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid

c Posisi duduk semi fowler

7 Obat-obatan

a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam

b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam

8 Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9 Fisik

Stabil istirahat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI

Page 9: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

Dampak

1) SaO2 dan PaO2 lebih baik

2) Volume paru

3) Barotrauma

4) Hipotensi akibat CO

4 Pressure Support Ventilation ( PSV )

5 Continous Positive Airway Pressure ( CPAP )

Dalam mode ini tiap inspirasi disuppor dengan preset constan pressure ( 15 ndash 35

cmH2O ) pasien harus melakukan trigger ventilator dan biasanya dikombinasi

dengan SIMV

Parameter

a PEEP

b FiO2

D Assist Controle (AC)

1 Ventilator memulai inspirasi saat pasien menimbulkan sebuah tekanan negatif di

dalam sirkuit ventilator

2 Ventilator dapat memberikan nafas bantuan dengan volumepressure tertentu

Parameter

a R R

1) Jumlah napas yang diberikan kepada pasien setiap menit

2) Diset diatas dan dibawah nilai normal

3) 10 ndash 14 xmenit

b FiO2

1) Konsentrasi () oksigen yang dihantarkan oleh ventilator ke pasien

2) Konsentrasi 21 ndash 100

3) Awal 100 tidak boleh terlalu lama

4) Dapat diweaning bertahap

5) Setting 100 bila ada tindakan tertentu yang menginterupsi pemberian

ventilasi berikan oksigen 100 selama 15 menit

c IE Ratio

1) 12 11 merupakan nilai normal fisiologis inspirasi ekspirasi

2) Terkadang diperlukan fase inspirasi yang sama lebih lama dibanding

ekspirasi untuk meningkatkan PaO2

d Triger Sensitivity

1) Merupakan jumlah usaha nafas pasien yang diperlukan untuk memulaitrigger

inspirasi ventilator

2) Setting agrave flow pressure

3) Flow lebih baik untuk pasien yang sudah nafas spontan

4) Nilai sensitiviti maksimum

a) P ndash Trigger ( 05 cm H2O )

b) F ndash Trigger ( 05 cm H2O )

e T V

1) Volume gas yang dihantarkan oleh Ventilator pada setiap siklus napas

2) Diset 6 ndash 8 mlKgBB

3) Pada ARDS gunakan volume lebih kecil 4 ndash 6 mlKgBB untuk

meminimalkan tekanan berlebihan didalam alveoli

f Inspirasi Pressure (IP)

1) Mengatur membatasi jumlah pressurevolume cyiled ventilator

a) Pressure berlebih dapat menyebabkan Barotrauma sedangkan

b) Volume berlebih dapat menyebabkan Valutrauma

2) Jika inspirasi pressurevalume tercapai maka ventilator menghentikan

hantarannya dan alarm berbunyi

3) Peningkatan pressure bila terjadi obstruksi batuk retensi sputum ETT

tergigit fighting atau kingking

4) Tidak melebihi 35 cm H2O

E Setting Alarm Ventilator

1 Minit volum

2 Inspiratory pressure

F Masalah-Masalah yang Dapat Terjadi Selama Menggunakan Ventilator

1 Mechanical Malfunction

2 Airway Malfunction

3 Pulmonary Barotrauma

4 Perubahan Hemodinamik ( Penurunan cardiac output dan venouse return )

5 Pulmonary atelektasis Pneumonia

6 Infeksi

7 Kegagalan Weaning

G Sterilisasi Komponen Ventilator

1 Pengertian

a Antiseptic Bahan Yang Dipergunakan Untuk Membunuh Atau Menghambat

Pertumbuhan Kuman Pada Jaringan Hidup

b Desinfektan Bahan yang dipergunakan untuk mematikan kuman atau

menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berada pada benda mati

2 Tahapan

a CLEANING reg PEMBERSIH

1) Definisi Membuang semua debu benda asing atau kotoran

2) Indikasi Mendahului proses desinfeksi dan sterilisasi

3) Bahan Sabun atau detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan

seringkali

4) Diperlukan sikat

b DESINFEKSI reg TINGGIHIGH

RENDAHLOW

1) Definisi Membunuhmenghambat pertumbuhan mikriorganisme

2) Indikasi Untuk yang dalam penggunaannya kontak dengan mukosa membran

dan alat

3) yang tidak dapat disterilkan misalnya alat listrik

4) Desinfeksi untuk alat ventilator

a) Transduser

b) Kabel sensor humidifier

5) jenis High Cidex

6) Low Alkohol saflon 1 3

c STERILISASI reg AUTO CLAVE EO gas

1) Definisi Mematikan semua bentuk kuman termasuk spora dengan memakai

sarana fisik atau kimiawi

2) Indikasi Semua alat yang langsung berhubungan dengan aliran darah atau

jaringan yang secara normal steril ataupun alat yang masuk kedalam bagian

tubuh yang tidak steril misalnya semua tubing ventilator sebagai sarana

transportasi gas ke tubuh dll

d PENYIMPANAN reg ALMARI KHUSUS

H Sirkuit Ventilator

1 Tubing ventilator yang telah dipakai dibersihkan terlebih dahulu dengan sabun atau

detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan seringkali diperlukan sikat

2 Tubing ventilator yang sudah bersih direndam dalam larutan desinfektan selama

kurang lebih 24 jam

3 Kemudian bilas kembali dengan air hangat yang mangalir (scrub station)

4 Keringkan dengan Tubedryer bila ada

5 Sesudah kering Tubing-tubing ventilator tersebut dibungkus

a Bila memakai sterilisator Ethylene Oxide gas (EtO) dibungkus memakai kertas

EtO

b Bila memakai sterilisator Autoclave dibungkus dengan kain

6 Khusus untuk alat ventilator Transduser Kabel sensor humidifier cukup di desinfeksi

dengan Cidex (High) dan Alkohol Saflon 13 (low)

VENTILASI MEKANIK

A Aplikasi klinik

1 Resusitasi jantung paru

2 Gagal nafas

3 Paska operasi besar yang memerlukan bantuan ventilasi untuk memperbaiki

homeeostasis gangguan keseimbangan asam basa serta keadaan anemia

4 Sepsis berat dimana pasien tidak dapat memenuhi peningkatan work of breathing

akibat tingginya produksi CO2

5 Pengendalian kadar CO2 sebagai salah satu bagian dari pengelolaan TTIK (misalnya

akibat cedera kepala)

6 Sebagai bantuan ventilasi pada penderita yang diintubasi atas indikasi

mempertahankan jalan nafas

7 Mengurangi beban jantung pada syok kardiogenik

B Indikasi

Kriteria objektif untuk penggunaan ventilasi mekanik adalah

1 Laju nafas gt 35

2 Volume tidal lt 5mlkg

3 Kapasitas lt 15mlkg

4 Oksigenasi PaO2 lt 50mmHg dengan fraksi oksigen 60

5 Ventilasi PCO2 gt 50mmHg

Perlu difahami bahwa penilaian klinis lebih penting dengan memperhatikan hal-hal

dibawah ini

1 Sistem Respirasi

Kesulitan bernafas takipneu mulut terbuka saat menarik nafas pernafasan tidak

teraturperubahan rasio inspirasi dan ekspirasi batuk yang tidak efektif ekspirasi

aktif berpegangan pada pinggiran tempat tidur mengangkat lengan atas saat bernafas

karena sesaknya berkeringat alis terangkat pernafasan cuping hidung pursed

mouth bibir licking toungue-jerking sianosis sulit bicara moaning grunting

mintaingin memakaiventilator kepala terangkat dari bantal aktivitas otot pernafasan

tambahan meningkat tracheal tug nafas berbunyi atau wheezing

2 Sistem Susunan Syaraf Pusat

Nasal lines pusing tidak berdaya cemas apatis kelelahan disorientasi

menarik-narik baju weak smile

3 Sistem Kardiovaskular

Extremitas hidung telinga teraba dingin nadi meningkat disritmia tekanan darah

menurun peningkatan tekanan nadi diuresis menurun

Bila ragu dengan tanda-tanda yang tampak pada pasien lebih baik diobservasi di ICU

karena sewaktu-waktu perlu ventilasi mekanik dapat dipenuhi daripada di ruangan

C Mode Ventilasi

1 Controlled Minute Ventilation (CMV)

Mode ventilasi ini sangat mirip dengan mode yang dipakai diruang operasi dimana

laju nafas dan volume tidal ditentukan oleh klinisi CMV digunakan bila nafas

spontan tidak ada atau minimal misalnya pada penderita dengan hipoksia yang berat

2 Pressure Controlled Ventilasion (PCV)

Klinisi mengatur laju nafas dan rasio inspirasi dan ekspirasi PCV digunakan untuk

melimitasi tekanan pada jalan nafas pada paru-paru dengan komplians yang rendah

atau resistensi yang tinggi untuk mencegah risiko barotrauma Dengan demikian akan

diperoleh volume tidal dan minute volume yang bervariasi sesuai dengan perubahan

komplians dan resistensi

3 Assist-control ventilation (ACV)

Bila penderita sudah mempunyai nafas spontan maka CMV atau PCV akan menjadl

ACV Pada saat ini berisiko untuk terjadinya hiperventilasi

4 Synchronised intermittent mandatory ventilation (SIMV)

Bila ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan volume tidal atau jika

tak ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan laju nafas Dengan

demikian minute volume akan selalu terjamin keberadaannya Selanjutnya setiap

nafas spontan tidak dibantu lagi akan tetapi sirkuit akan mengalirkan oksigen

Pada SIMV pengaturan volume tidal disesuaikan dengan usaha nafas spontan

penderita atau jika tidak ada nafas spontan volume tidal yg dikeluarkan oleh ventilator

akan disesuaikan dengan nengaturan frekwensi nafas (preset rate)sehingga volume

minimal terpenuhi Bila pasien bernafas spontan maka bantuan ventilator untuk

memberikan volume tidal tidak ada akan tetapi mesin akan tetap mengalirkan

oksigen Dengan demikian dapat dihasilkan volume semenit yang lebih tinggi SIMV

digunakan untuk menyapih pasien dari CMV dengan mengurangi secara bertahap

frekwensi nafas sehingga merangsang ventilasi spontan Pressure support dapat

ditambahkan pada penderita yang sudah bernafas spontan

5 Ventilasi dengan Rasio Terbalik (Inverse Ratio Ventilation)

Siklus respirasi adalah satuan waktu yang diperlukan untuk memasukkan dan

mengeluarkan udara pada setiap tarikan nafas yang dihasilkan oleh ventilator Siklus

ini dibagi menjadi waktu inspirasi dan ekspirasi Rasio inspirasi dan ekspirasi yang

normal adalah 12-3Pemanjangan relatif waktu inspirasi [invers rasio ventilasi] sering

digunakan untuk memperbaiki pertukaran gas pada pasen dengan oksigenasi kurang

Umumnya dipakai ratio 11 Cara ini digunakan baik pada mode pressure control

maupun volume control ventilation

D Pressure Support

Pada keadaan ini terdapat nafas spontan pasien dan tidak ada pengaturan frekuensi nafas

Ventilator akan memberikan tekanan positif pada jalan nafas sebagai respon terhadap

upaya pernafasan Volume tidal bervariasi sesuai dengan komplain rongga dada dan

resistensi jalan nafas Biasanya dimulai dengan tekanan 20-30 cm H2O dan diturunkan

bila gerakan respirasi pasein membaik Kadang dapat dikombinasikan dengan SIMV

untuk membantu frekuensi pernafasan spontan Sesuai dengan usaha inspirasi pasen

maka ventilator akan memberikan bantuan tekanan inspirasi Volume assured pressure

support adalah suatu modifikasi alternatif dimana ventilator secara otomatis dapat

mpngatur tekanan inspirasi yang harus diberikan untuk mencapai tidal volume minimal

yang diinginkan

1 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure

(CPAP)

Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada

saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP) Dengan cara

ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume

alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan Hal ini akan memperbaiki volume

paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali

2 Bantuan Ventilasi Non Invasif

Saat ini telah tersedia berbagai modifikasi ventilator yang dapat memberikan tekanan

positif pada jalan nafas dengan cara menggunakan masker yang melekat erat dengan

wajah atau nasal Masker ini dapat berupa masker nasal atau full face masker

Dengan cara ini dapat digunakan CPAP atau tanpa tambahan tekanan positif pada

saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan

insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai

untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk

menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal

a Indikasi

1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat

2) Hiperkapni dan tampak kelelahan

3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan

yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian

imunosupresi

4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi

(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan

ketat

5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity

(FRC)

6) Sleep apnoea

7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan

3 Inspiratory Support

Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien

Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa

mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai

dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2

4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS

dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP

menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat

dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker

E Penatalaksanaan

1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai

2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita

merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang

kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan

kenyamanan pasien serta hasil AGD

3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O

4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan

cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan

pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I

E yang paling optimal

5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan

depresi nafas harus diberikan secara hati2

6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa

hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan

mengistirahatkan beberapa saat secara berkala

7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk

mencegah perlukaan

F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik

1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah

operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan

diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece

lalu diekstubasi

2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses

penyapihan ventilator mengalami hambatan

3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ

pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik

kembali

Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses

penyapihan dari ventilasi mekanik adalah

1 Volume tidal gt 5 mlkg

2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg

3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi

2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O

3 Laju nafas lt 30x menit

4 Minute Volume lt 10 L menit

5 PH gt 73

6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa

7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40

Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena

itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya

kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi

G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator

Mekanik

1 Kelainan patologi primer yang menetap

2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati

3 Malnutrisi

4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan

5 Residual dari zat sedatif

6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)

7 Anemia

8 Nyeri

9 Distensi abdommen

Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa

strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya

seperti di bawah ini

1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

4 CPAP

Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah

lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah

1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi

membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan

pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)

2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan

nutrisi lebih mudah diperbaiki

3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi

nosokomial

4 Mengurangi resistensi jalan nafas

5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah

6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya

penderita perlu ventilator lagi)

H Komplikasi Bantuan Ventilasi

1 Kolaps dari sistem kardiovaskular

Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif

Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak

yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat

tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan

memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia

sepsis atau syok kardiogenik

2 Ketidak seimbangan asam basa

Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak

tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas

sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2

akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita

tampak semakin sesak

3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi

beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan

menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit

4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway

pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini

disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang

kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu

mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama

siklus pernafasan

5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal

yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru

6 Komplikasi dari intubasi endotrakea

7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu

Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga

dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini

akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat

sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)

8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN VENTILASI MEKANIK

Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang

mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien

dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal

bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus

mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien

yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan

yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan

dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik

A Pengertian

Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat

mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan

Suddarth 1996)

B Klasifikasi

Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi

dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif

1 Ventilator Tekanan Negatif

Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal

Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara

mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini

digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi

neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik

dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau

pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering

2 Ventilator Tekanan Positif

Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan

positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang

selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau

trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru

primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu

bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan

positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata

lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang

telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan

bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan

Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi

setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan

inspirasi dan frekuensi aliran udara

Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus

yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah

ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan

ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator

tekanan positif yang paling banyak digunakan

C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal

1 Sederhana mudah dan murah

2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga

60Xmenit dan dapat diatur ratio IE

3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan

yang lain

4 Dapat dirangkai dengan PEEP

5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal

frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi

6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya

7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support

8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya

D Indikasi Klinik

1 Kegagalan Ventilasi

a Neuromuscular Disease

b Central Nervous System disease

c Depresi system saraf pusat

d Musculosceletal disease

e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi

2 Kegagalan pertukaran gas

a Gagal nafas akut

b Gagal nafas kronik

c Gagal jantung kiri

d Penyakit paru-gangguan difusi

e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch

E Modus Operasional

Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang

diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu

1 Frekuensi pernafasan permenit

2 Tidal volume

3 Konsentrasi oksigen (FiO2)

4 Positive end respiratory pressure

Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume

istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-

15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase

(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan

berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen

dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen

arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk

mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler

1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari

a Controlled Ventilation

Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk

pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat

pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi

dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan

kerja pernafasan klien

b AssistControl

Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila

klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur

berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya

digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator

c Intermitten Mandatory Ventilation

Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol

klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin

dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator

d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)

SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak

begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan

biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi

tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat

e Positive End-Expiratory Pressure

Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan

tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena

tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang

menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus

Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan

penurunman curah jantung

f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)

Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan

untuk penyapihan ventilator

F Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu

1 Obstruksi jalan nafas

2 Hipertensi

3 Tension pneumotoraks

2 Atelektase

3 Infeksi pulmonal

4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan

5 gastrointestinal

6 Kelainan fungsi ginjal

7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat

G Pengkajian

Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam

mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut

1 Tanda-tanda vital

2 Bukti adanya hipoksia

3 Frekuensi dan pola pernafasan

4 Bunyi nafas

5 Status neurologis

6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat

7 Kebutuhan pengisapan

8 Upaya ventilasi spontan klien

9 Status nutrisi

10 Status psikologis

Pengkajian Kardiovaskuler

Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif

Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar

dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang

berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli

Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi

mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah

Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan

gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat

yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)

Pengkajian Peralatan

Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah

dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal

berikut

1 Jenis ventilator

2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)

3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi

4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)

5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan

6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang

7 Humidifikasi

8 Alarm

9 PEEP

Catatan

Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan

diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan

menggunakan Bag Resuscitation Manual

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik

yaitu

1 Pemeriksaan fungsi paru

2 Analisa gas darah arteri

3 Kapasitas vital paru

4 Kapasitas vital kuat

5 Volume tidal

6 Inspirasi negative kuat

7 Ventilasi semenit

8 Tekanan inspirasi

9 Volume ekspirasi kuat

10 Aliran-volume

11 Sinar X dada

12 Status nutrisi elaktrolit

H Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup

1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau

penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan

2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir

yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif

3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan

trakeostomi

4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator

5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea

dan pemasangan pada ventilator

6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan

ketergantungan pada ventilator

I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial

1 Melawan kerja ventilator

2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak

penurunan tekanan kehilangan volume

3 Gangguan kardiovaskuler

4 Barotrauma dan pneumothoraks

5 Infeksi paru

J Perencanaan dan Implementasi

Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir

tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian

terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil

dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik

membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain

1 Meningkatkan pertukaran gas

Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas

dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam

pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang

berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan

kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu

mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia

dan respon terhadap tindakan

Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang

sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau

penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi

dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari

kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial

Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik

yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang

pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau

kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah

(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)

2 Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi

pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan

auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas

termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan

mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk

membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan

Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk

mendilatasi bronkiolus

3 Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau

trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit

kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi

dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko

infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama

kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang

nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah

mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga

diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk

mengurangi potensial aspirasi isi lambung

4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan

aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki

mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi

otot kontraktur dan statis vena

5 Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi

mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan

komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak

tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu

dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien

6 Meningkatkan kemampuan koping

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai

ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat

Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan

membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri

atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya

perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila

memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau

berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress

(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan

memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan

ketergantungan pada ventilator

K Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain

1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan

tanda-tanda vital yang adekuat

2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal

3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel

darah putih

4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan

5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi

lainnya

6 Dapat mengatasi masalah secara efektif

L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik

1 Tes Penyapihan

a Kapasitas vital 10-15 cc kg

b Volume tidal 4-5 cc kg

c Ventilasi menit 6-10 l

d Frekuensi permenit lt 20 permenit

2 Pengaturan Ventilator

a FiO2 lt 50

b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

3 Gas darah arteri

a PaCO2 normal

b PaO2 60-70 mmHg

c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4 Selang Endotrakeal

a Posisi diatas karina pada foto Rontgen

b Ukuran diameter 85 mm

5 Nutrisi

a Kalori perhari 2000-2500 kal

b Waktu 1 jam sebelum makan

6 Jalan nafas

a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)

b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid

c Posisi duduk semi fowler

7 Obat-obatan

a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam

b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam

8 Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9 Fisik

Stabil istirahat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI

Page 10: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

d Triger Sensitivity

1) Merupakan jumlah usaha nafas pasien yang diperlukan untuk memulaitrigger

inspirasi ventilator

2) Setting agrave flow pressure

3) Flow lebih baik untuk pasien yang sudah nafas spontan

4) Nilai sensitiviti maksimum

a) P ndash Trigger ( 05 cm H2O )

b) F ndash Trigger ( 05 cm H2O )

e T V

1) Volume gas yang dihantarkan oleh Ventilator pada setiap siklus napas

2) Diset 6 ndash 8 mlKgBB

3) Pada ARDS gunakan volume lebih kecil 4 ndash 6 mlKgBB untuk

meminimalkan tekanan berlebihan didalam alveoli

f Inspirasi Pressure (IP)

1) Mengatur membatasi jumlah pressurevolume cyiled ventilator

a) Pressure berlebih dapat menyebabkan Barotrauma sedangkan

b) Volume berlebih dapat menyebabkan Valutrauma

2) Jika inspirasi pressurevalume tercapai maka ventilator menghentikan

hantarannya dan alarm berbunyi

3) Peningkatan pressure bila terjadi obstruksi batuk retensi sputum ETT

tergigit fighting atau kingking

4) Tidak melebihi 35 cm H2O

E Setting Alarm Ventilator

1 Minit volum

2 Inspiratory pressure

F Masalah-Masalah yang Dapat Terjadi Selama Menggunakan Ventilator

1 Mechanical Malfunction

2 Airway Malfunction

3 Pulmonary Barotrauma

4 Perubahan Hemodinamik ( Penurunan cardiac output dan venouse return )

5 Pulmonary atelektasis Pneumonia

6 Infeksi

7 Kegagalan Weaning

G Sterilisasi Komponen Ventilator

1 Pengertian

a Antiseptic Bahan Yang Dipergunakan Untuk Membunuh Atau Menghambat

Pertumbuhan Kuman Pada Jaringan Hidup

b Desinfektan Bahan yang dipergunakan untuk mematikan kuman atau

menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berada pada benda mati

2 Tahapan

a CLEANING reg PEMBERSIH

1) Definisi Membuang semua debu benda asing atau kotoran

2) Indikasi Mendahului proses desinfeksi dan sterilisasi

3) Bahan Sabun atau detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan

seringkali

4) Diperlukan sikat

b DESINFEKSI reg TINGGIHIGH

RENDAHLOW

1) Definisi Membunuhmenghambat pertumbuhan mikriorganisme

2) Indikasi Untuk yang dalam penggunaannya kontak dengan mukosa membran

dan alat

3) yang tidak dapat disterilkan misalnya alat listrik

4) Desinfeksi untuk alat ventilator

a) Transduser

b) Kabel sensor humidifier

5) jenis High Cidex

6) Low Alkohol saflon 1 3

c STERILISASI reg AUTO CLAVE EO gas

1) Definisi Mematikan semua bentuk kuman termasuk spora dengan memakai

sarana fisik atau kimiawi

2) Indikasi Semua alat yang langsung berhubungan dengan aliran darah atau

jaringan yang secara normal steril ataupun alat yang masuk kedalam bagian

tubuh yang tidak steril misalnya semua tubing ventilator sebagai sarana

transportasi gas ke tubuh dll

d PENYIMPANAN reg ALMARI KHUSUS

H Sirkuit Ventilator

1 Tubing ventilator yang telah dipakai dibersihkan terlebih dahulu dengan sabun atau

detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan seringkali diperlukan sikat

2 Tubing ventilator yang sudah bersih direndam dalam larutan desinfektan selama

kurang lebih 24 jam

3 Kemudian bilas kembali dengan air hangat yang mangalir (scrub station)

4 Keringkan dengan Tubedryer bila ada

5 Sesudah kering Tubing-tubing ventilator tersebut dibungkus

a Bila memakai sterilisator Ethylene Oxide gas (EtO) dibungkus memakai kertas

EtO

b Bila memakai sterilisator Autoclave dibungkus dengan kain

6 Khusus untuk alat ventilator Transduser Kabel sensor humidifier cukup di desinfeksi

dengan Cidex (High) dan Alkohol Saflon 13 (low)

VENTILASI MEKANIK

A Aplikasi klinik

1 Resusitasi jantung paru

2 Gagal nafas

3 Paska operasi besar yang memerlukan bantuan ventilasi untuk memperbaiki

homeeostasis gangguan keseimbangan asam basa serta keadaan anemia

4 Sepsis berat dimana pasien tidak dapat memenuhi peningkatan work of breathing

akibat tingginya produksi CO2

5 Pengendalian kadar CO2 sebagai salah satu bagian dari pengelolaan TTIK (misalnya

akibat cedera kepala)

6 Sebagai bantuan ventilasi pada penderita yang diintubasi atas indikasi

mempertahankan jalan nafas

7 Mengurangi beban jantung pada syok kardiogenik

B Indikasi

Kriteria objektif untuk penggunaan ventilasi mekanik adalah

1 Laju nafas gt 35

2 Volume tidal lt 5mlkg

3 Kapasitas lt 15mlkg

4 Oksigenasi PaO2 lt 50mmHg dengan fraksi oksigen 60

5 Ventilasi PCO2 gt 50mmHg

Perlu difahami bahwa penilaian klinis lebih penting dengan memperhatikan hal-hal

dibawah ini

1 Sistem Respirasi

Kesulitan bernafas takipneu mulut terbuka saat menarik nafas pernafasan tidak

teraturperubahan rasio inspirasi dan ekspirasi batuk yang tidak efektif ekspirasi

aktif berpegangan pada pinggiran tempat tidur mengangkat lengan atas saat bernafas

karena sesaknya berkeringat alis terangkat pernafasan cuping hidung pursed

mouth bibir licking toungue-jerking sianosis sulit bicara moaning grunting

mintaingin memakaiventilator kepala terangkat dari bantal aktivitas otot pernafasan

tambahan meningkat tracheal tug nafas berbunyi atau wheezing

2 Sistem Susunan Syaraf Pusat

Nasal lines pusing tidak berdaya cemas apatis kelelahan disorientasi

menarik-narik baju weak smile

3 Sistem Kardiovaskular

Extremitas hidung telinga teraba dingin nadi meningkat disritmia tekanan darah

menurun peningkatan tekanan nadi diuresis menurun

Bila ragu dengan tanda-tanda yang tampak pada pasien lebih baik diobservasi di ICU

karena sewaktu-waktu perlu ventilasi mekanik dapat dipenuhi daripada di ruangan

C Mode Ventilasi

1 Controlled Minute Ventilation (CMV)

Mode ventilasi ini sangat mirip dengan mode yang dipakai diruang operasi dimana

laju nafas dan volume tidal ditentukan oleh klinisi CMV digunakan bila nafas

spontan tidak ada atau minimal misalnya pada penderita dengan hipoksia yang berat

2 Pressure Controlled Ventilasion (PCV)

Klinisi mengatur laju nafas dan rasio inspirasi dan ekspirasi PCV digunakan untuk

melimitasi tekanan pada jalan nafas pada paru-paru dengan komplians yang rendah

atau resistensi yang tinggi untuk mencegah risiko barotrauma Dengan demikian akan

diperoleh volume tidal dan minute volume yang bervariasi sesuai dengan perubahan

komplians dan resistensi

3 Assist-control ventilation (ACV)

Bila penderita sudah mempunyai nafas spontan maka CMV atau PCV akan menjadl

ACV Pada saat ini berisiko untuk terjadinya hiperventilasi

4 Synchronised intermittent mandatory ventilation (SIMV)

Bila ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan volume tidal atau jika

tak ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan laju nafas Dengan

demikian minute volume akan selalu terjamin keberadaannya Selanjutnya setiap

nafas spontan tidak dibantu lagi akan tetapi sirkuit akan mengalirkan oksigen

Pada SIMV pengaturan volume tidal disesuaikan dengan usaha nafas spontan

penderita atau jika tidak ada nafas spontan volume tidal yg dikeluarkan oleh ventilator

akan disesuaikan dengan nengaturan frekwensi nafas (preset rate)sehingga volume

minimal terpenuhi Bila pasien bernafas spontan maka bantuan ventilator untuk

memberikan volume tidal tidak ada akan tetapi mesin akan tetap mengalirkan

oksigen Dengan demikian dapat dihasilkan volume semenit yang lebih tinggi SIMV

digunakan untuk menyapih pasien dari CMV dengan mengurangi secara bertahap

frekwensi nafas sehingga merangsang ventilasi spontan Pressure support dapat

ditambahkan pada penderita yang sudah bernafas spontan

5 Ventilasi dengan Rasio Terbalik (Inverse Ratio Ventilation)

Siklus respirasi adalah satuan waktu yang diperlukan untuk memasukkan dan

mengeluarkan udara pada setiap tarikan nafas yang dihasilkan oleh ventilator Siklus

ini dibagi menjadi waktu inspirasi dan ekspirasi Rasio inspirasi dan ekspirasi yang

normal adalah 12-3Pemanjangan relatif waktu inspirasi [invers rasio ventilasi] sering

digunakan untuk memperbaiki pertukaran gas pada pasen dengan oksigenasi kurang

Umumnya dipakai ratio 11 Cara ini digunakan baik pada mode pressure control

maupun volume control ventilation

D Pressure Support

Pada keadaan ini terdapat nafas spontan pasien dan tidak ada pengaturan frekuensi nafas

Ventilator akan memberikan tekanan positif pada jalan nafas sebagai respon terhadap

upaya pernafasan Volume tidal bervariasi sesuai dengan komplain rongga dada dan

resistensi jalan nafas Biasanya dimulai dengan tekanan 20-30 cm H2O dan diturunkan

bila gerakan respirasi pasein membaik Kadang dapat dikombinasikan dengan SIMV

untuk membantu frekuensi pernafasan spontan Sesuai dengan usaha inspirasi pasen

maka ventilator akan memberikan bantuan tekanan inspirasi Volume assured pressure

support adalah suatu modifikasi alternatif dimana ventilator secara otomatis dapat

mpngatur tekanan inspirasi yang harus diberikan untuk mencapai tidal volume minimal

yang diinginkan

1 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure

(CPAP)

Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada

saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP) Dengan cara

ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume

alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan Hal ini akan memperbaiki volume

paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali

2 Bantuan Ventilasi Non Invasif

Saat ini telah tersedia berbagai modifikasi ventilator yang dapat memberikan tekanan

positif pada jalan nafas dengan cara menggunakan masker yang melekat erat dengan

wajah atau nasal Masker ini dapat berupa masker nasal atau full face masker

Dengan cara ini dapat digunakan CPAP atau tanpa tambahan tekanan positif pada

saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan

insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai

untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk

menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal

a Indikasi

1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat

2) Hiperkapni dan tampak kelelahan

3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan

yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian

imunosupresi

4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi

(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan

ketat

5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity

(FRC)

6) Sleep apnoea

7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan

3 Inspiratory Support

Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien

Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa

mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai

dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2

4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS

dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP

menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat

dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker

E Penatalaksanaan

1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai

2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita

merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang

kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan

kenyamanan pasien serta hasil AGD

3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O

4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan

cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan

pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I

E yang paling optimal

5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan

depresi nafas harus diberikan secara hati2

6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa

hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan

mengistirahatkan beberapa saat secara berkala

7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk

mencegah perlukaan

F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik

1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah

operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan

diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece

lalu diekstubasi

2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses

penyapihan ventilator mengalami hambatan

3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ

pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik

kembali

Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses

penyapihan dari ventilasi mekanik adalah

1 Volume tidal gt 5 mlkg

2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg

3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi

2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O

3 Laju nafas lt 30x menit

4 Minute Volume lt 10 L menit

5 PH gt 73

6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa

7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40

Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena

itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya

kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi

G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator

Mekanik

1 Kelainan patologi primer yang menetap

2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati

3 Malnutrisi

4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan

5 Residual dari zat sedatif

6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)

7 Anemia

8 Nyeri

9 Distensi abdommen

Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa

strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya

seperti di bawah ini

1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

4 CPAP

Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah

lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah

1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi

membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan

pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)

2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan

nutrisi lebih mudah diperbaiki

3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi

nosokomial

4 Mengurangi resistensi jalan nafas

5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah

6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya

penderita perlu ventilator lagi)

H Komplikasi Bantuan Ventilasi

1 Kolaps dari sistem kardiovaskular

Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif

Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak

yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat

tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan

memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia

sepsis atau syok kardiogenik

2 Ketidak seimbangan asam basa

Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak

tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas

sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2

akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita

tampak semakin sesak

3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi

beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan

menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit

4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway

pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini

disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang

kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu

mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama

siklus pernafasan

5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal

yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru

6 Komplikasi dari intubasi endotrakea

7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu

Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga

dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini

akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat

sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)

8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN VENTILASI MEKANIK

Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang

mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien

dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal

bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus

mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien

yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan

yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan

dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik

A Pengertian

Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat

mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan

Suddarth 1996)

B Klasifikasi

Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi

dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif

1 Ventilator Tekanan Negatif

Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal

Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara

mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini

digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi

neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik

dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau

pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering

2 Ventilator Tekanan Positif

Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan

positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang

selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau

trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru

primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu

bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan

positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata

lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang

telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan

bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan

Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi

setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan

inspirasi dan frekuensi aliran udara

Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus

yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah

ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan

ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator

tekanan positif yang paling banyak digunakan

C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal

1 Sederhana mudah dan murah

2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga

60Xmenit dan dapat diatur ratio IE

3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan

yang lain

4 Dapat dirangkai dengan PEEP

5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal

frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi

6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya

7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support

8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya

D Indikasi Klinik

1 Kegagalan Ventilasi

a Neuromuscular Disease

b Central Nervous System disease

c Depresi system saraf pusat

d Musculosceletal disease

e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi

2 Kegagalan pertukaran gas

a Gagal nafas akut

b Gagal nafas kronik

c Gagal jantung kiri

d Penyakit paru-gangguan difusi

e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch

E Modus Operasional

Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang

diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu

1 Frekuensi pernafasan permenit

2 Tidal volume

3 Konsentrasi oksigen (FiO2)

4 Positive end respiratory pressure

Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume

istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-

15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase

(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan

berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen

dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen

arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk

mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler

1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari

a Controlled Ventilation

Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk

pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat

pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi

dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan

kerja pernafasan klien

b AssistControl

Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila

klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur

berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya

digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator

c Intermitten Mandatory Ventilation

Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol

klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin

dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator

d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)

SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak

begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan

biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi

tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat

e Positive End-Expiratory Pressure

Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan

tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena

tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang

menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus

Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan

penurunman curah jantung

f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)

Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan

untuk penyapihan ventilator

F Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu

1 Obstruksi jalan nafas

2 Hipertensi

3 Tension pneumotoraks

2 Atelektase

3 Infeksi pulmonal

4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan

5 gastrointestinal

6 Kelainan fungsi ginjal

7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat

G Pengkajian

Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam

mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut

1 Tanda-tanda vital

2 Bukti adanya hipoksia

3 Frekuensi dan pola pernafasan

4 Bunyi nafas

5 Status neurologis

6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat

7 Kebutuhan pengisapan

8 Upaya ventilasi spontan klien

9 Status nutrisi

10 Status psikologis

Pengkajian Kardiovaskuler

Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif

Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar

dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang

berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli

Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi

mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah

Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan

gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat

yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)

Pengkajian Peralatan

Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah

dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal

berikut

1 Jenis ventilator

2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)

3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi

4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)

5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan

6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang

7 Humidifikasi

8 Alarm

9 PEEP

Catatan

Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan

diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan

menggunakan Bag Resuscitation Manual

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik

yaitu

1 Pemeriksaan fungsi paru

2 Analisa gas darah arteri

3 Kapasitas vital paru

4 Kapasitas vital kuat

5 Volume tidal

6 Inspirasi negative kuat

7 Ventilasi semenit

8 Tekanan inspirasi

9 Volume ekspirasi kuat

10 Aliran-volume

11 Sinar X dada

12 Status nutrisi elaktrolit

H Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup

1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau

penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan

2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir

yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif

3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan

trakeostomi

4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator

5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea

dan pemasangan pada ventilator

6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan

ketergantungan pada ventilator

I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial

1 Melawan kerja ventilator

2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak

penurunan tekanan kehilangan volume

3 Gangguan kardiovaskuler

4 Barotrauma dan pneumothoraks

5 Infeksi paru

J Perencanaan dan Implementasi

Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir

tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian

terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil

dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik

membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain

1 Meningkatkan pertukaran gas

Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas

dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam

pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang

berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan

kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu

mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia

dan respon terhadap tindakan

Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang

sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau

penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi

dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari

kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial

Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik

yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang

pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau

kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah

(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)

2 Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi

pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan

auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas

termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan

mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk

membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan

Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk

mendilatasi bronkiolus

3 Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau

trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit

kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi

dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko

infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama

kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang

nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah

mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga

diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk

mengurangi potensial aspirasi isi lambung

4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan

aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki

mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi

otot kontraktur dan statis vena

5 Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi

mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan

komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak

tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu

dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien

6 Meningkatkan kemampuan koping

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai

ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat

Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan

membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri

atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya

perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila

memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau

berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress

(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan

memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan

ketergantungan pada ventilator

K Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain

1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan

tanda-tanda vital yang adekuat

2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal

3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel

darah putih

4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan

5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi

lainnya

6 Dapat mengatasi masalah secara efektif

L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik

1 Tes Penyapihan

a Kapasitas vital 10-15 cc kg

b Volume tidal 4-5 cc kg

c Ventilasi menit 6-10 l

d Frekuensi permenit lt 20 permenit

2 Pengaturan Ventilator

a FiO2 lt 50

b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

3 Gas darah arteri

a PaCO2 normal

b PaO2 60-70 mmHg

c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4 Selang Endotrakeal

a Posisi diatas karina pada foto Rontgen

b Ukuran diameter 85 mm

5 Nutrisi

a Kalori perhari 2000-2500 kal

b Waktu 1 jam sebelum makan

6 Jalan nafas

a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)

b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid

c Posisi duduk semi fowler

7 Obat-obatan

a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam

b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam

8 Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9 Fisik

Stabil istirahat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI

Page 11: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

7 Kegagalan Weaning

G Sterilisasi Komponen Ventilator

1 Pengertian

a Antiseptic Bahan Yang Dipergunakan Untuk Membunuh Atau Menghambat

Pertumbuhan Kuman Pada Jaringan Hidup

b Desinfektan Bahan yang dipergunakan untuk mematikan kuman atau

menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berada pada benda mati

2 Tahapan

a CLEANING reg PEMBERSIH

1) Definisi Membuang semua debu benda asing atau kotoran

2) Indikasi Mendahului proses desinfeksi dan sterilisasi

3) Bahan Sabun atau detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan

seringkali

4) Diperlukan sikat

b DESINFEKSI reg TINGGIHIGH

RENDAHLOW

1) Definisi Membunuhmenghambat pertumbuhan mikriorganisme

2) Indikasi Untuk yang dalam penggunaannya kontak dengan mukosa membran

dan alat

3) yang tidak dapat disterilkan misalnya alat listrik

4) Desinfeksi untuk alat ventilator

a) Transduser

b) Kabel sensor humidifier

5) jenis High Cidex

6) Low Alkohol saflon 1 3

c STERILISASI reg AUTO CLAVE EO gas

1) Definisi Mematikan semua bentuk kuman termasuk spora dengan memakai

sarana fisik atau kimiawi

2) Indikasi Semua alat yang langsung berhubungan dengan aliran darah atau

jaringan yang secara normal steril ataupun alat yang masuk kedalam bagian

tubuh yang tidak steril misalnya semua tubing ventilator sebagai sarana

transportasi gas ke tubuh dll

d PENYIMPANAN reg ALMARI KHUSUS

H Sirkuit Ventilator

1 Tubing ventilator yang telah dipakai dibersihkan terlebih dahulu dengan sabun atau

detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan seringkali diperlukan sikat

2 Tubing ventilator yang sudah bersih direndam dalam larutan desinfektan selama

kurang lebih 24 jam

3 Kemudian bilas kembali dengan air hangat yang mangalir (scrub station)

4 Keringkan dengan Tubedryer bila ada

5 Sesudah kering Tubing-tubing ventilator tersebut dibungkus

a Bila memakai sterilisator Ethylene Oxide gas (EtO) dibungkus memakai kertas

EtO

b Bila memakai sterilisator Autoclave dibungkus dengan kain

6 Khusus untuk alat ventilator Transduser Kabel sensor humidifier cukup di desinfeksi

dengan Cidex (High) dan Alkohol Saflon 13 (low)

VENTILASI MEKANIK

A Aplikasi klinik

1 Resusitasi jantung paru

2 Gagal nafas

3 Paska operasi besar yang memerlukan bantuan ventilasi untuk memperbaiki

homeeostasis gangguan keseimbangan asam basa serta keadaan anemia

4 Sepsis berat dimana pasien tidak dapat memenuhi peningkatan work of breathing

akibat tingginya produksi CO2

5 Pengendalian kadar CO2 sebagai salah satu bagian dari pengelolaan TTIK (misalnya

akibat cedera kepala)

6 Sebagai bantuan ventilasi pada penderita yang diintubasi atas indikasi

mempertahankan jalan nafas

7 Mengurangi beban jantung pada syok kardiogenik

B Indikasi

Kriteria objektif untuk penggunaan ventilasi mekanik adalah

1 Laju nafas gt 35

2 Volume tidal lt 5mlkg

3 Kapasitas lt 15mlkg

4 Oksigenasi PaO2 lt 50mmHg dengan fraksi oksigen 60

5 Ventilasi PCO2 gt 50mmHg

Perlu difahami bahwa penilaian klinis lebih penting dengan memperhatikan hal-hal

dibawah ini

1 Sistem Respirasi

Kesulitan bernafas takipneu mulut terbuka saat menarik nafas pernafasan tidak

teraturperubahan rasio inspirasi dan ekspirasi batuk yang tidak efektif ekspirasi

aktif berpegangan pada pinggiran tempat tidur mengangkat lengan atas saat bernafas

karena sesaknya berkeringat alis terangkat pernafasan cuping hidung pursed

mouth bibir licking toungue-jerking sianosis sulit bicara moaning grunting

mintaingin memakaiventilator kepala terangkat dari bantal aktivitas otot pernafasan

tambahan meningkat tracheal tug nafas berbunyi atau wheezing

2 Sistem Susunan Syaraf Pusat

Nasal lines pusing tidak berdaya cemas apatis kelelahan disorientasi

menarik-narik baju weak smile

3 Sistem Kardiovaskular

Extremitas hidung telinga teraba dingin nadi meningkat disritmia tekanan darah

menurun peningkatan tekanan nadi diuresis menurun

Bila ragu dengan tanda-tanda yang tampak pada pasien lebih baik diobservasi di ICU

karena sewaktu-waktu perlu ventilasi mekanik dapat dipenuhi daripada di ruangan

C Mode Ventilasi

1 Controlled Minute Ventilation (CMV)

Mode ventilasi ini sangat mirip dengan mode yang dipakai diruang operasi dimana

laju nafas dan volume tidal ditentukan oleh klinisi CMV digunakan bila nafas

spontan tidak ada atau minimal misalnya pada penderita dengan hipoksia yang berat

2 Pressure Controlled Ventilasion (PCV)

Klinisi mengatur laju nafas dan rasio inspirasi dan ekspirasi PCV digunakan untuk

melimitasi tekanan pada jalan nafas pada paru-paru dengan komplians yang rendah

atau resistensi yang tinggi untuk mencegah risiko barotrauma Dengan demikian akan

diperoleh volume tidal dan minute volume yang bervariasi sesuai dengan perubahan

komplians dan resistensi

3 Assist-control ventilation (ACV)

Bila penderita sudah mempunyai nafas spontan maka CMV atau PCV akan menjadl

ACV Pada saat ini berisiko untuk terjadinya hiperventilasi

4 Synchronised intermittent mandatory ventilation (SIMV)

Bila ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan volume tidal atau jika

tak ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan laju nafas Dengan

demikian minute volume akan selalu terjamin keberadaannya Selanjutnya setiap

nafas spontan tidak dibantu lagi akan tetapi sirkuit akan mengalirkan oksigen

Pada SIMV pengaturan volume tidal disesuaikan dengan usaha nafas spontan

penderita atau jika tidak ada nafas spontan volume tidal yg dikeluarkan oleh ventilator

akan disesuaikan dengan nengaturan frekwensi nafas (preset rate)sehingga volume

minimal terpenuhi Bila pasien bernafas spontan maka bantuan ventilator untuk

memberikan volume tidal tidak ada akan tetapi mesin akan tetap mengalirkan

oksigen Dengan demikian dapat dihasilkan volume semenit yang lebih tinggi SIMV

digunakan untuk menyapih pasien dari CMV dengan mengurangi secara bertahap

frekwensi nafas sehingga merangsang ventilasi spontan Pressure support dapat

ditambahkan pada penderita yang sudah bernafas spontan

5 Ventilasi dengan Rasio Terbalik (Inverse Ratio Ventilation)

Siklus respirasi adalah satuan waktu yang diperlukan untuk memasukkan dan

mengeluarkan udara pada setiap tarikan nafas yang dihasilkan oleh ventilator Siklus

ini dibagi menjadi waktu inspirasi dan ekspirasi Rasio inspirasi dan ekspirasi yang

normal adalah 12-3Pemanjangan relatif waktu inspirasi [invers rasio ventilasi] sering

digunakan untuk memperbaiki pertukaran gas pada pasen dengan oksigenasi kurang

Umumnya dipakai ratio 11 Cara ini digunakan baik pada mode pressure control

maupun volume control ventilation

D Pressure Support

Pada keadaan ini terdapat nafas spontan pasien dan tidak ada pengaturan frekuensi nafas

Ventilator akan memberikan tekanan positif pada jalan nafas sebagai respon terhadap

upaya pernafasan Volume tidal bervariasi sesuai dengan komplain rongga dada dan

resistensi jalan nafas Biasanya dimulai dengan tekanan 20-30 cm H2O dan diturunkan

bila gerakan respirasi pasein membaik Kadang dapat dikombinasikan dengan SIMV

untuk membantu frekuensi pernafasan spontan Sesuai dengan usaha inspirasi pasen

maka ventilator akan memberikan bantuan tekanan inspirasi Volume assured pressure

support adalah suatu modifikasi alternatif dimana ventilator secara otomatis dapat

mpngatur tekanan inspirasi yang harus diberikan untuk mencapai tidal volume minimal

yang diinginkan

1 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure

(CPAP)

Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada

saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP) Dengan cara

ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume

alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan Hal ini akan memperbaiki volume

paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali

2 Bantuan Ventilasi Non Invasif

Saat ini telah tersedia berbagai modifikasi ventilator yang dapat memberikan tekanan

positif pada jalan nafas dengan cara menggunakan masker yang melekat erat dengan

wajah atau nasal Masker ini dapat berupa masker nasal atau full face masker

Dengan cara ini dapat digunakan CPAP atau tanpa tambahan tekanan positif pada

saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan

insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai

untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk

menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal

a Indikasi

1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat

2) Hiperkapni dan tampak kelelahan

3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan

yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian

imunosupresi

4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi

(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan

ketat

5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity

(FRC)

6) Sleep apnoea

7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan

3 Inspiratory Support

Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien

Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa

mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai

dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2

4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS

dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP

menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat

dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker

E Penatalaksanaan

1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai

2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita

merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang

kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan

kenyamanan pasien serta hasil AGD

3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O

4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan

cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan

pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I

E yang paling optimal

5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan

depresi nafas harus diberikan secara hati2

6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa

hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan

mengistirahatkan beberapa saat secara berkala

7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk

mencegah perlukaan

F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik

1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah

operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan

diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece

lalu diekstubasi

2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses

penyapihan ventilator mengalami hambatan

3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ

pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik

kembali

Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses

penyapihan dari ventilasi mekanik adalah

1 Volume tidal gt 5 mlkg

2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg

3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi

2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O

3 Laju nafas lt 30x menit

4 Minute Volume lt 10 L menit

5 PH gt 73

6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa

7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40

Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena

itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya

kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi

G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator

Mekanik

1 Kelainan patologi primer yang menetap

2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati

3 Malnutrisi

4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan

5 Residual dari zat sedatif

6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)

7 Anemia

8 Nyeri

9 Distensi abdommen

Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa

strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya

seperti di bawah ini

1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

4 CPAP

Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah

lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah

1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi

membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan

pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)

2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan

nutrisi lebih mudah diperbaiki

3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi

nosokomial

4 Mengurangi resistensi jalan nafas

5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah

6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya

penderita perlu ventilator lagi)

H Komplikasi Bantuan Ventilasi

1 Kolaps dari sistem kardiovaskular

Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif

Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak

yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat

tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan

memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia

sepsis atau syok kardiogenik

2 Ketidak seimbangan asam basa

Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak

tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas

sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2

akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita

tampak semakin sesak

3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi

beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan

menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit

4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway

pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini

disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang

kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu

mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama

siklus pernafasan

5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal

yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru

6 Komplikasi dari intubasi endotrakea

7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu

Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga

dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini

akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat

sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)

8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN VENTILASI MEKANIK

Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang

mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien

dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal

bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus

mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien

yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan

yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan

dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik

A Pengertian

Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat

mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan

Suddarth 1996)

B Klasifikasi

Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi

dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif

1 Ventilator Tekanan Negatif

Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal

Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara

mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini

digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi

neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik

dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau

pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering

2 Ventilator Tekanan Positif

Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan

positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang

selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau

trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru

primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu

bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan

positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata

lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang

telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan

bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan

Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi

setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan

inspirasi dan frekuensi aliran udara

Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus

yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah

ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan

ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator

tekanan positif yang paling banyak digunakan

C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal

1 Sederhana mudah dan murah

2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga

60Xmenit dan dapat diatur ratio IE

3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan

yang lain

4 Dapat dirangkai dengan PEEP

5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal

frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi

6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya

7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support

8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya

D Indikasi Klinik

1 Kegagalan Ventilasi

a Neuromuscular Disease

b Central Nervous System disease

c Depresi system saraf pusat

d Musculosceletal disease

e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi

2 Kegagalan pertukaran gas

a Gagal nafas akut

b Gagal nafas kronik

c Gagal jantung kiri

d Penyakit paru-gangguan difusi

e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch

E Modus Operasional

Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang

diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu

1 Frekuensi pernafasan permenit

2 Tidal volume

3 Konsentrasi oksigen (FiO2)

4 Positive end respiratory pressure

Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume

istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-

15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase

(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan

berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen

dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen

arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk

mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler

1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari

a Controlled Ventilation

Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk

pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat

pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi

dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan

kerja pernafasan klien

b AssistControl

Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila

klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur

berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya

digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator

c Intermitten Mandatory Ventilation

Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol

klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin

dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator

d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)

SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak

begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan

biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi

tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat

e Positive End-Expiratory Pressure

Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan

tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena

tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang

menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus

Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan

penurunman curah jantung

f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)

Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan

untuk penyapihan ventilator

F Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu

1 Obstruksi jalan nafas

2 Hipertensi

3 Tension pneumotoraks

2 Atelektase

3 Infeksi pulmonal

4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan

5 gastrointestinal

6 Kelainan fungsi ginjal

7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat

G Pengkajian

Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam

mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut

1 Tanda-tanda vital

2 Bukti adanya hipoksia

3 Frekuensi dan pola pernafasan

4 Bunyi nafas

5 Status neurologis

6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat

7 Kebutuhan pengisapan

8 Upaya ventilasi spontan klien

9 Status nutrisi

10 Status psikologis

Pengkajian Kardiovaskuler

Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif

Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar

dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang

berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli

Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi

mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah

Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan

gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat

yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)

Pengkajian Peralatan

Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah

dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal

berikut

1 Jenis ventilator

2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)

3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi

4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)

5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan

6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang

7 Humidifikasi

8 Alarm

9 PEEP

Catatan

Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan

diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan

menggunakan Bag Resuscitation Manual

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik

yaitu

1 Pemeriksaan fungsi paru

2 Analisa gas darah arteri

3 Kapasitas vital paru

4 Kapasitas vital kuat

5 Volume tidal

6 Inspirasi negative kuat

7 Ventilasi semenit

8 Tekanan inspirasi

9 Volume ekspirasi kuat

10 Aliran-volume

11 Sinar X dada

12 Status nutrisi elaktrolit

H Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup

1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau

penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan

2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir

yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif

3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan

trakeostomi

4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator

5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea

dan pemasangan pada ventilator

6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan

ketergantungan pada ventilator

I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial

1 Melawan kerja ventilator

2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak

penurunan tekanan kehilangan volume

3 Gangguan kardiovaskuler

4 Barotrauma dan pneumothoraks

5 Infeksi paru

J Perencanaan dan Implementasi

Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir

tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian

terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil

dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik

membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain

1 Meningkatkan pertukaran gas

Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas

dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam

pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang

berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan

kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu

mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia

dan respon terhadap tindakan

Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang

sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau

penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi

dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari

kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial

Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik

yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang

pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau

kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah

(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)

2 Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi

pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan

auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas

termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan

mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk

membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan

Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk

mendilatasi bronkiolus

3 Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau

trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit

kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi

dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko

infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama

kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang

nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah

mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga

diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk

mengurangi potensial aspirasi isi lambung

4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan

aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki

mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi

otot kontraktur dan statis vena

5 Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi

mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan

komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak

tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu

dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien

6 Meningkatkan kemampuan koping

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai

ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat

Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan

membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri

atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya

perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila

memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau

berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress

(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan

memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan

ketergantungan pada ventilator

K Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain

1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan

tanda-tanda vital yang adekuat

2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal

3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel

darah putih

4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan

5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi

lainnya

6 Dapat mengatasi masalah secara efektif

L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik

1 Tes Penyapihan

a Kapasitas vital 10-15 cc kg

b Volume tidal 4-5 cc kg

c Ventilasi menit 6-10 l

d Frekuensi permenit lt 20 permenit

2 Pengaturan Ventilator

a FiO2 lt 50

b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

3 Gas darah arteri

a PaCO2 normal

b PaO2 60-70 mmHg

c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4 Selang Endotrakeal

a Posisi diatas karina pada foto Rontgen

b Ukuran diameter 85 mm

5 Nutrisi

a Kalori perhari 2000-2500 kal

b Waktu 1 jam sebelum makan

6 Jalan nafas

a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)

b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid

c Posisi duduk semi fowler

7 Obat-obatan

a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam

b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam

8 Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9 Fisik

Stabil istirahat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI

Page 12: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

d PENYIMPANAN reg ALMARI KHUSUS

H Sirkuit Ventilator

1 Tubing ventilator yang telah dipakai dibersihkan terlebih dahulu dengan sabun atau

detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan seringkali diperlukan sikat

2 Tubing ventilator yang sudah bersih direndam dalam larutan desinfektan selama

kurang lebih 24 jam

3 Kemudian bilas kembali dengan air hangat yang mangalir (scrub station)

4 Keringkan dengan Tubedryer bila ada

5 Sesudah kering Tubing-tubing ventilator tersebut dibungkus

a Bila memakai sterilisator Ethylene Oxide gas (EtO) dibungkus memakai kertas

EtO

b Bila memakai sterilisator Autoclave dibungkus dengan kain

6 Khusus untuk alat ventilator Transduser Kabel sensor humidifier cukup di desinfeksi

dengan Cidex (High) dan Alkohol Saflon 13 (low)

VENTILASI MEKANIK

A Aplikasi klinik

1 Resusitasi jantung paru

2 Gagal nafas

3 Paska operasi besar yang memerlukan bantuan ventilasi untuk memperbaiki

homeeostasis gangguan keseimbangan asam basa serta keadaan anemia

4 Sepsis berat dimana pasien tidak dapat memenuhi peningkatan work of breathing

akibat tingginya produksi CO2

5 Pengendalian kadar CO2 sebagai salah satu bagian dari pengelolaan TTIK (misalnya

akibat cedera kepala)

6 Sebagai bantuan ventilasi pada penderita yang diintubasi atas indikasi

mempertahankan jalan nafas

7 Mengurangi beban jantung pada syok kardiogenik

B Indikasi

Kriteria objektif untuk penggunaan ventilasi mekanik adalah

1 Laju nafas gt 35

2 Volume tidal lt 5mlkg

3 Kapasitas lt 15mlkg

4 Oksigenasi PaO2 lt 50mmHg dengan fraksi oksigen 60

5 Ventilasi PCO2 gt 50mmHg

Perlu difahami bahwa penilaian klinis lebih penting dengan memperhatikan hal-hal

dibawah ini

1 Sistem Respirasi

Kesulitan bernafas takipneu mulut terbuka saat menarik nafas pernafasan tidak

teraturperubahan rasio inspirasi dan ekspirasi batuk yang tidak efektif ekspirasi

aktif berpegangan pada pinggiran tempat tidur mengangkat lengan atas saat bernafas

karena sesaknya berkeringat alis terangkat pernafasan cuping hidung pursed

mouth bibir licking toungue-jerking sianosis sulit bicara moaning grunting

mintaingin memakaiventilator kepala terangkat dari bantal aktivitas otot pernafasan

tambahan meningkat tracheal tug nafas berbunyi atau wheezing

2 Sistem Susunan Syaraf Pusat

Nasal lines pusing tidak berdaya cemas apatis kelelahan disorientasi

menarik-narik baju weak smile

3 Sistem Kardiovaskular

Extremitas hidung telinga teraba dingin nadi meningkat disritmia tekanan darah

menurun peningkatan tekanan nadi diuresis menurun

Bila ragu dengan tanda-tanda yang tampak pada pasien lebih baik diobservasi di ICU

karena sewaktu-waktu perlu ventilasi mekanik dapat dipenuhi daripada di ruangan

C Mode Ventilasi

1 Controlled Minute Ventilation (CMV)

Mode ventilasi ini sangat mirip dengan mode yang dipakai diruang operasi dimana

laju nafas dan volume tidal ditentukan oleh klinisi CMV digunakan bila nafas

spontan tidak ada atau minimal misalnya pada penderita dengan hipoksia yang berat

2 Pressure Controlled Ventilasion (PCV)

Klinisi mengatur laju nafas dan rasio inspirasi dan ekspirasi PCV digunakan untuk

melimitasi tekanan pada jalan nafas pada paru-paru dengan komplians yang rendah

atau resistensi yang tinggi untuk mencegah risiko barotrauma Dengan demikian akan

diperoleh volume tidal dan minute volume yang bervariasi sesuai dengan perubahan

komplians dan resistensi

3 Assist-control ventilation (ACV)

Bila penderita sudah mempunyai nafas spontan maka CMV atau PCV akan menjadl

ACV Pada saat ini berisiko untuk terjadinya hiperventilasi

4 Synchronised intermittent mandatory ventilation (SIMV)

Bila ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan volume tidal atau jika

tak ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan laju nafas Dengan

demikian minute volume akan selalu terjamin keberadaannya Selanjutnya setiap

nafas spontan tidak dibantu lagi akan tetapi sirkuit akan mengalirkan oksigen

Pada SIMV pengaturan volume tidal disesuaikan dengan usaha nafas spontan

penderita atau jika tidak ada nafas spontan volume tidal yg dikeluarkan oleh ventilator

akan disesuaikan dengan nengaturan frekwensi nafas (preset rate)sehingga volume

minimal terpenuhi Bila pasien bernafas spontan maka bantuan ventilator untuk

memberikan volume tidal tidak ada akan tetapi mesin akan tetap mengalirkan

oksigen Dengan demikian dapat dihasilkan volume semenit yang lebih tinggi SIMV

digunakan untuk menyapih pasien dari CMV dengan mengurangi secara bertahap

frekwensi nafas sehingga merangsang ventilasi spontan Pressure support dapat

ditambahkan pada penderita yang sudah bernafas spontan

5 Ventilasi dengan Rasio Terbalik (Inverse Ratio Ventilation)

Siklus respirasi adalah satuan waktu yang diperlukan untuk memasukkan dan

mengeluarkan udara pada setiap tarikan nafas yang dihasilkan oleh ventilator Siklus

ini dibagi menjadi waktu inspirasi dan ekspirasi Rasio inspirasi dan ekspirasi yang

normal adalah 12-3Pemanjangan relatif waktu inspirasi [invers rasio ventilasi] sering

digunakan untuk memperbaiki pertukaran gas pada pasen dengan oksigenasi kurang

Umumnya dipakai ratio 11 Cara ini digunakan baik pada mode pressure control

maupun volume control ventilation

D Pressure Support

Pada keadaan ini terdapat nafas spontan pasien dan tidak ada pengaturan frekuensi nafas

Ventilator akan memberikan tekanan positif pada jalan nafas sebagai respon terhadap

upaya pernafasan Volume tidal bervariasi sesuai dengan komplain rongga dada dan

resistensi jalan nafas Biasanya dimulai dengan tekanan 20-30 cm H2O dan diturunkan

bila gerakan respirasi pasein membaik Kadang dapat dikombinasikan dengan SIMV

untuk membantu frekuensi pernafasan spontan Sesuai dengan usaha inspirasi pasen

maka ventilator akan memberikan bantuan tekanan inspirasi Volume assured pressure

support adalah suatu modifikasi alternatif dimana ventilator secara otomatis dapat

mpngatur tekanan inspirasi yang harus diberikan untuk mencapai tidal volume minimal

yang diinginkan

1 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure

(CPAP)

Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada

saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP) Dengan cara

ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume

alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan Hal ini akan memperbaiki volume

paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali

2 Bantuan Ventilasi Non Invasif

Saat ini telah tersedia berbagai modifikasi ventilator yang dapat memberikan tekanan

positif pada jalan nafas dengan cara menggunakan masker yang melekat erat dengan

wajah atau nasal Masker ini dapat berupa masker nasal atau full face masker

Dengan cara ini dapat digunakan CPAP atau tanpa tambahan tekanan positif pada

saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan

insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai

untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk

menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal

a Indikasi

1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat

2) Hiperkapni dan tampak kelelahan

3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan

yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian

imunosupresi

4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi

(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan

ketat

5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity

(FRC)

6) Sleep apnoea

7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan

3 Inspiratory Support

Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien

Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa

mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai

dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2

4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS

dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP

menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat

dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker

E Penatalaksanaan

1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai

2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita

merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang

kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan

kenyamanan pasien serta hasil AGD

3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O

4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan

cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan

pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I

E yang paling optimal

5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan

depresi nafas harus diberikan secara hati2

6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa

hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan

mengistirahatkan beberapa saat secara berkala

7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk

mencegah perlukaan

F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik

1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah

operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan

diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece

lalu diekstubasi

2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses

penyapihan ventilator mengalami hambatan

3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ

pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik

kembali

Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses

penyapihan dari ventilasi mekanik adalah

1 Volume tidal gt 5 mlkg

2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg

3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi

2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O

3 Laju nafas lt 30x menit

4 Minute Volume lt 10 L menit

5 PH gt 73

6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa

7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40

Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena

itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya

kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi

G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator

Mekanik

1 Kelainan patologi primer yang menetap

2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati

3 Malnutrisi

4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan

5 Residual dari zat sedatif

6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)

7 Anemia

8 Nyeri

9 Distensi abdommen

Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa

strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya

seperti di bawah ini

1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

4 CPAP

Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah

lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah

1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi

membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan

pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)

2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan

nutrisi lebih mudah diperbaiki

3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi

nosokomial

4 Mengurangi resistensi jalan nafas

5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah

6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya

penderita perlu ventilator lagi)

H Komplikasi Bantuan Ventilasi

1 Kolaps dari sistem kardiovaskular

Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif

Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak

yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat

tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan

memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia

sepsis atau syok kardiogenik

2 Ketidak seimbangan asam basa

Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak

tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas

sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2

akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita

tampak semakin sesak

3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi

beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan

menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit

4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway

pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini

disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang

kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu

mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama

siklus pernafasan

5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal

yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru

6 Komplikasi dari intubasi endotrakea

7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu

Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga

dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini

akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat

sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)

8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN VENTILASI MEKANIK

Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang

mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien

dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal

bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus

mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien

yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan

yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan

dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik

A Pengertian

Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat

mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan

Suddarth 1996)

B Klasifikasi

Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi

dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif

1 Ventilator Tekanan Negatif

Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal

Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara

mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini

digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi

neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik

dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau

pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering

2 Ventilator Tekanan Positif

Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan

positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang

selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau

trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru

primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu

bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan

positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata

lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang

telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan

bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan

Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi

setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan

inspirasi dan frekuensi aliran udara

Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus

yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah

ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan

ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator

tekanan positif yang paling banyak digunakan

C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal

1 Sederhana mudah dan murah

2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga

60Xmenit dan dapat diatur ratio IE

3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan

yang lain

4 Dapat dirangkai dengan PEEP

5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal

frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi

6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya

7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support

8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya

D Indikasi Klinik

1 Kegagalan Ventilasi

a Neuromuscular Disease

b Central Nervous System disease

c Depresi system saraf pusat

d Musculosceletal disease

e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi

2 Kegagalan pertukaran gas

a Gagal nafas akut

b Gagal nafas kronik

c Gagal jantung kiri

d Penyakit paru-gangguan difusi

e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch

E Modus Operasional

Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang

diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu

1 Frekuensi pernafasan permenit

2 Tidal volume

3 Konsentrasi oksigen (FiO2)

4 Positive end respiratory pressure

Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume

istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-

15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase

(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan

berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen

dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen

arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk

mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler

1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari

a Controlled Ventilation

Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk

pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat

pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi

dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan

kerja pernafasan klien

b AssistControl

Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila

klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur

berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya

digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator

c Intermitten Mandatory Ventilation

Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol

klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin

dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator

d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)

SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak

begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan

biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi

tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat

e Positive End-Expiratory Pressure

Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan

tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena

tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang

menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus

Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan

penurunman curah jantung

f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)

Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan

untuk penyapihan ventilator

F Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu

1 Obstruksi jalan nafas

2 Hipertensi

3 Tension pneumotoraks

2 Atelektase

3 Infeksi pulmonal

4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan

5 gastrointestinal

6 Kelainan fungsi ginjal

7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat

G Pengkajian

Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam

mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut

1 Tanda-tanda vital

2 Bukti adanya hipoksia

3 Frekuensi dan pola pernafasan

4 Bunyi nafas

5 Status neurologis

6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat

7 Kebutuhan pengisapan

8 Upaya ventilasi spontan klien

9 Status nutrisi

10 Status psikologis

Pengkajian Kardiovaskuler

Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif

Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar

dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang

berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli

Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi

mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah

Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan

gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat

yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)

Pengkajian Peralatan

Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah

dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal

berikut

1 Jenis ventilator

2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)

3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi

4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)

5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan

6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang

7 Humidifikasi

8 Alarm

9 PEEP

Catatan

Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan

diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan

menggunakan Bag Resuscitation Manual

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik

yaitu

1 Pemeriksaan fungsi paru

2 Analisa gas darah arteri

3 Kapasitas vital paru

4 Kapasitas vital kuat

5 Volume tidal

6 Inspirasi negative kuat

7 Ventilasi semenit

8 Tekanan inspirasi

9 Volume ekspirasi kuat

10 Aliran-volume

11 Sinar X dada

12 Status nutrisi elaktrolit

H Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup

1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau

penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan

2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir

yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif

3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan

trakeostomi

4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator

5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea

dan pemasangan pada ventilator

6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan

ketergantungan pada ventilator

I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial

1 Melawan kerja ventilator

2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak

penurunan tekanan kehilangan volume

3 Gangguan kardiovaskuler

4 Barotrauma dan pneumothoraks

5 Infeksi paru

J Perencanaan dan Implementasi

Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir

tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian

terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil

dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik

membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain

1 Meningkatkan pertukaran gas

Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas

dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam

pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang

berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan

kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu

mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia

dan respon terhadap tindakan

Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang

sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau

penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi

dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari

kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial

Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik

yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang

pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau

kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah

(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)

2 Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi

pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan

auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas

termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan

mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk

membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan

Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk

mendilatasi bronkiolus

3 Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau

trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit

kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi

dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko

infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama

kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang

nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah

mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga

diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk

mengurangi potensial aspirasi isi lambung

4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan

aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki

mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi

otot kontraktur dan statis vena

5 Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi

mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan

komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak

tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu

dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien

6 Meningkatkan kemampuan koping

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai

ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat

Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan

membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri

atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya

perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila

memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau

berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress

(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan

memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan

ketergantungan pada ventilator

K Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain

1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan

tanda-tanda vital yang adekuat

2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal

3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel

darah putih

4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan

5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi

lainnya

6 Dapat mengatasi masalah secara efektif

L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik

1 Tes Penyapihan

a Kapasitas vital 10-15 cc kg

b Volume tidal 4-5 cc kg

c Ventilasi menit 6-10 l

d Frekuensi permenit lt 20 permenit

2 Pengaturan Ventilator

a FiO2 lt 50

b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

3 Gas darah arteri

a PaCO2 normal

b PaO2 60-70 mmHg

c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4 Selang Endotrakeal

a Posisi diatas karina pada foto Rontgen

b Ukuran diameter 85 mm

5 Nutrisi

a Kalori perhari 2000-2500 kal

b Waktu 1 jam sebelum makan

6 Jalan nafas

a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)

b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid

c Posisi duduk semi fowler

7 Obat-obatan

a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam

b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam

8 Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9 Fisik

Stabil istirahat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI

Page 13: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

VENTILASI MEKANIK

A Aplikasi klinik

1 Resusitasi jantung paru

2 Gagal nafas

3 Paska operasi besar yang memerlukan bantuan ventilasi untuk memperbaiki

homeeostasis gangguan keseimbangan asam basa serta keadaan anemia

4 Sepsis berat dimana pasien tidak dapat memenuhi peningkatan work of breathing

akibat tingginya produksi CO2

5 Pengendalian kadar CO2 sebagai salah satu bagian dari pengelolaan TTIK (misalnya

akibat cedera kepala)

6 Sebagai bantuan ventilasi pada penderita yang diintubasi atas indikasi

mempertahankan jalan nafas

7 Mengurangi beban jantung pada syok kardiogenik

B Indikasi

Kriteria objektif untuk penggunaan ventilasi mekanik adalah

1 Laju nafas gt 35

2 Volume tidal lt 5mlkg

3 Kapasitas lt 15mlkg

4 Oksigenasi PaO2 lt 50mmHg dengan fraksi oksigen 60

5 Ventilasi PCO2 gt 50mmHg

Perlu difahami bahwa penilaian klinis lebih penting dengan memperhatikan hal-hal

dibawah ini

1 Sistem Respirasi

Kesulitan bernafas takipneu mulut terbuka saat menarik nafas pernafasan tidak

teraturperubahan rasio inspirasi dan ekspirasi batuk yang tidak efektif ekspirasi

aktif berpegangan pada pinggiran tempat tidur mengangkat lengan atas saat bernafas

karena sesaknya berkeringat alis terangkat pernafasan cuping hidung pursed

mouth bibir licking toungue-jerking sianosis sulit bicara moaning grunting

mintaingin memakaiventilator kepala terangkat dari bantal aktivitas otot pernafasan

tambahan meningkat tracheal tug nafas berbunyi atau wheezing

2 Sistem Susunan Syaraf Pusat

Nasal lines pusing tidak berdaya cemas apatis kelelahan disorientasi

menarik-narik baju weak smile

3 Sistem Kardiovaskular

Extremitas hidung telinga teraba dingin nadi meningkat disritmia tekanan darah

menurun peningkatan tekanan nadi diuresis menurun

Bila ragu dengan tanda-tanda yang tampak pada pasien lebih baik diobservasi di ICU

karena sewaktu-waktu perlu ventilasi mekanik dapat dipenuhi daripada di ruangan

C Mode Ventilasi

1 Controlled Minute Ventilation (CMV)

Mode ventilasi ini sangat mirip dengan mode yang dipakai diruang operasi dimana

laju nafas dan volume tidal ditentukan oleh klinisi CMV digunakan bila nafas

spontan tidak ada atau minimal misalnya pada penderita dengan hipoksia yang berat

2 Pressure Controlled Ventilasion (PCV)

Klinisi mengatur laju nafas dan rasio inspirasi dan ekspirasi PCV digunakan untuk

melimitasi tekanan pada jalan nafas pada paru-paru dengan komplians yang rendah

atau resistensi yang tinggi untuk mencegah risiko barotrauma Dengan demikian akan

diperoleh volume tidal dan minute volume yang bervariasi sesuai dengan perubahan

komplians dan resistensi

3 Assist-control ventilation (ACV)

Bila penderita sudah mempunyai nafas spontan maka CMV atau PCV akan menjadl

ACV Pada saat ini berisiko untuk terjadinya hiperventilasi

4 Synchronised intermittent mandatory ventilation (SIMV)

Bila ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan volume tidal atau jika

tak ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan laju nafas Dengan

demikian minute volume akan selalu terjamin keberadaannya Selanjutnya setiap

nafas spontan tidak dibantu lagi akan tetapi sirkuit akan mengalirkan oksigen

Pada SIMV pengaturan volume tidal disesuaikan dengan usaha nafas spontan

penderita atau jika tidak ada nafas spontan volume tidal yg dikeluarkan oleh ventilator

akan disesuaikan dengan nengaturan frekwensi nafas (preset rate)sehingga volume

minimal terpenuhi Bila pasien bernafas spontan maka bantuan ventilator untuk

memberikan volume tidal tidak ada akan tetapi mesin akan tetap mengalirkan

oksigen Dengan demikian dapat dihasilkan volume semenit yang lebih tinggi SIMV

digunakan untuk menyapih pasien dari CMV dengan mengurangi secara bertahap

frekwensi nafas sehingga merangsang ventilasi spontan Pressure support dapat

ditambahkan pada penderita yang sudah bernafas spontan

5 Ventilasi dengan Rasio Terbalik (Inverse Ratio Ventilation)

Siklus respirasi adalah satuan waktu yang diperlukan untuk memasukkan dan

mengeluarkan udara pada setiap tarikan nafas yang dihasilkan oleh ventilator Siklus

ini dibagi menjadi waktu inspirasi dan ekspirasi Rasio inspirasi dan ekspirasi yang

normal adalah 12-3Pemanjangan relatif waktu inspirasi [invers rasio ventilasi] sering

digunakan untuk memperbaiki pertukaran gas pada pasen dengan oksigenasi kurang

Umumnya dipakai ratio 11 Cara ini digunakan baik pada mode pressure control

maupun volume control ventilation

D Pressure Support

Pada keadaan ini terdapat nafas spontan pasien dan tidak ada pengaturan frekuensi nafas

Ventilator akan memberikan tekanan positif pada jalan nafas sebagai respon terhadap

upaya pernafasan Volume tidal bervariasi sesuai dengan komplain rongga dada dan

resistensi jalan nafas Biasanya dimulai dengan tekanan 20-30 cm H2O dan diturunkan

bila gerakan respirasi pasein membaik Kadang dapat dikombinasikan dengan SIMV

untuk membantu frekuensi pernafasan spontan Sesuai dengan usaha inspirasi pasen

maka ventilator akan memberikan bantuan tekanan inspirasi Volume assured pressure

support adalah suatu modifikasi alternatif dimana ventilator secara otomatis dapat

mpngatur tekanan inspirasi yang harus diberikan untuk mencapai tidal volume minimal

yang diinginkan

1 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure

(CPAP)

Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada

saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP) Dengan cara

ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume

alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan Hal ini akan memperbaiki volume

paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali

2 Bantuan Ventilasi Non Invasif

Saat ini telah tersedia berbagai modifikasi ventilator yang dapat memberikan tekanan

positif pada jalan nafas dengan cara menggunakan masker yang melekat erat dengan

wajah atau nasal Masker ini dapat berupa masker nasal atau full face masker

Dengan cara ini dapat digunakan CPAP atau tanpa tambahan tekanan positif pada

saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan

insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai

untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk

menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal

a Indikasi

1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat

2) Hiperkapni dan tampak kelelahan

3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan

yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian

imunosupresi

4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi

(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan

ketat

5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity

(FRC)

6) Sleep apnoea

7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan

3 Inspiratory Support

Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien

Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa

mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai

dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2

4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS

dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP

menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat

dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker

E Penatalaksanaan

1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai

2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita

merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang

kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan

kenyamanan pasien serta hasil AGD

3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O

4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan

cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan

pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I

E yang paling optimal

5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan

depresi nafas harus diberikan secara hati2

6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa

hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan

mengistirahatkan beberapa saat secara berkala

7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk

mencegah perlukaan

F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik

1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah

operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan

diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece

lalu diekstubasi

2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses

penyapihan ventilator mengalami hambatan

3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ

pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik

kembali

Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses

penyapihan dari ventilasi mekanik adalah

1 Volume tidal gt 5 mlkg

2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg

3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi

2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O

3 Laju nafas lt 30x menit

4 Minute Volume lt 10 L menit

5 PH gt 73

6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa

7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40

Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena

itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya

kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi

G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator

Mekanik

1 Kelainan patologi primer yang menetap

2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati

3 Malnutrisi

4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan

5 Residual dari zat sedatif

6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)

7 Anemia

8 Nyeri

9 Distensi abdommen

Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa

strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya

seperti di bawah ini

1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

4 CPAP

Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah

lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah

1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi

membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan

pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)

2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan

nutrisi lebih mudah diperbaiki

3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi

nosokomial

4 Mengurangi resistensi jalan nafas

5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah

6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya

penderita perlu ventilator lagi)

H Komplikasi Bantuan Ventilasi

1 Kolaps dari sistem kardiovaskular

Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif

Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak

yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat

tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan

memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia

sepsis atau syok kardiogenik

2 Ketidak seimbangan asam basa

Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak

tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas

sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2

akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita

tampak semakin sesak

3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi

beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan

menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit

4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway

pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini

disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang

kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu

mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama

siklus pernafasan

5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal

yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru

6 Komplikasi dari intubasi endotrakea

7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu

Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga

dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini

akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat

sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)

8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN VENTILASI MEKANIK

Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang

mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien

dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal

bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus

mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien

yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan

yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan

dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik

A Pengertian

Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat

mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan

Suddarth 1996)

B Klasifikasi

Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi

dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif

1 Ventilator Tekanan Negatif

Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal

Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara

mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini

digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi

neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik

dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau

pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering

2 Ventilator Tekanan Positif

Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan

positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang

selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau

trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru

primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu

bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan

positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata

lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang

telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan

bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan

Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi

setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan

inspirasi dan frekuensi aliran udara

Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus

yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah

ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan

ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator

tekanan positif yang paling banyak digunakan

C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal

1 Sederhana mudah dan murah

2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga

60Xmenit dan dapat diatur ratio IE

3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan

yang lain

4 Dapat dirangkai dengan PEEP

5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal

frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi

6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya

7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support

8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya

D Indikasi Klinik

1 Kegagalan Ventilasi

a Neuromuscular Disease

b Central Nervous System disease

c Depresi system saraf pusat

d Musculosceletal disease

e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi

2 Kegagalan pertukaran gas

a Gagal nafas akut

b Gagal nafas kronik

c Gagal jantung kiri

d Penyakit paru-gangguan difusi

e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch

E Modus Operasional

Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang

diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu

1 Frekuensi pernafasan permenit

2 Tidal volume

3 Konsentrasi oksigen (FiO2)

4 Positive end respiratory pressure

Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume

istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-

15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase

(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan

berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen

dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen

arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk

mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler

1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari

a Controlled Ventilation

Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk

pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat

pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi

dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan

kerja pernafasan klien

b AssistControl

Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila

klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur

berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya

digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator

c Intermitten Mandatory Ventilation

Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol

klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin

dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator

d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)

SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak

begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan

biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi

tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat

e Positive End-Expiratory Pressure

Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan

tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena

tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang

menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus

Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan

penurunman curah jantung

f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)

Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan

untuk penyapihan ventilator

F Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu

1 Obstruksi jalan nafas

2 Hipertensi

3 Tension pneumotoraks

2 Atelektase

3 Infeksi pulmonal

4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan

5 gastrointestinal

6 Kelainan fungsi ginjal

7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat

G Pengkajian

Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam

mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut

1 Tanda-tanda vital

2 Bukti adanya hipoksia

3 Frekuensi dan pola pernafasan

4 Bunyi nafas

5 Status neurologis

6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat

7 Kebutuhan pengisapan

8 Upaya ventilasi spontan klien

9 Status nutrisi

10 Status psikologis

Pengkajian Kardiovaskuler

Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif

Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar

dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang

berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli

Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi

mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah

Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan

gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat

yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)

Pengkajian Peralatan

Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah

dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal

berikut

1 Jenis ventilator

2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)

3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi

4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)

5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan

6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang

7 Humidifikasi

8 Alarm

9 PEEP

Catatan

Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan

diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan

menggunakan Bag Resuscitation Manual

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik

yaitu

1 Pemeriksaan fungsi paru

2 Analisa gas darah arteri

3 Kapasitas vital paru

4 Kapasitas vital kuat

5 Volume tidal

6 Inspirasi negative kuat

7 Ventilasi semenit

8 Tekanan inspirasi

9 Volume ekspirasi kuat

10 Aliran-volume

11 Sinar X dada

12 Status nutrisi elaktrolit

H Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup

1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau

penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan

2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir

yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif

3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan

trakeostomi

4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator

5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea

dan pemasangan pada ventilator

6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan

ketergantungan pada ventilator

I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial

1 Melawan kerja ventilator

2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak

penurunan tekanan kehilangan volume

3 Gangguan kardiovaskuler

4 Barotrauma dan pneumothoraks

5 Infeksi paru

J Perencanaan dan Implementasi

Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir

tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian

terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil

dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik

membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain

1 Meningkatkan pertukaran gas

Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas

dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam

pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang

berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan

kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu

mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia

dan respon terhadap tindakan

Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang

sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau

penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi

dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari

kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial

Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik

yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang

pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau

kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah

(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)

2 Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi

pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan

auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas

termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan

mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk

membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan

Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk

mendilatasi bronkiolus

3 Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau

trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit

kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi

dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko

infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama

kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang

nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah

mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga

diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk

mengurangi potensial aspirasi isi lambung

4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan

aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki

mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi

otot kontraktur dan statis vena

5 Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi

mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan

komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak

tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu

dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien

6 Meningkatkan kemampuan koping

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai

ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat

Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan

membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri

atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya

perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila

memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau

berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress

(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan

memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan

ketergantungan pada ventilator

K Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain

1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan

tanda-tanda vital yang adekuat

2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal

3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel

darah putih

4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan

5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi

lainnya

6 Dapat mengatasi masalah secara efektif

L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik

1 Tes Penyapihan

a Kapasitas vital 10-15 cc kg

b Volume tidal 4-5 cc kg

c Ventilasi menit 6-10 l

d Frekuensi permenit lt 20 permenit

2 Pengaturan Ventilator

a FiO2 lt 50

b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

3 Gas darah arteri

a PaCO2 normal

b PaO2 60-70 mmHg

c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4 Selang Endotrakeal

a Posisi diatas karina pada foto Rontgen

b Ukuran diameter 85 mm

5 Nutrisi

a Kalori perhari 2000-2500 kal

b Waktu 1 jam sebelum makan

6 Jalan nafas

a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)

b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid

c Posisi duduk semi fowler

7 Obat-obatan

a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam

b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam

8 Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9 Fisik

Stabil istirahat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI

Page 14: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

Nasal lines pusing tidak berdaya cemas apatis kelelahan disorientasi

menarik-narik baju weak smile

3 Sistem Kardiovaskular

Extremitas hidung telinga teraba dingin nadi meningkat disritmia tekanan darah

menurun peningkatan tekanan nadi diuresis menurun

Bila ragu dengan tanda-tanda yang tampak pada pasien lebih baik diobservasi di ICU

karena sewaktu-waktu perlu ventilasi mekanik dapat dipenuhi daripada di ruangan

C Mode Ventilasi

1 Controlled Minute Ventilation (CMV)

Mode ventilasi ini sangat mirip dengan mode yang dipakai diruang operasi dimana

laju nafas dan volume tidal ditentukan oleh klinisi CMV digunakan bila nafas

spontan tidak ada atau minimal misalnya pada penderita dengan hipoksia yang berat

2 Pressure Controlled Ventilasion (PCV)

Klinisi mengatur laju nafas dan rasio inspirasi dan ekspirasi PCV digunakan untuk

melimitasi tekanan pada jalan nafas pada paru-paru dengan komplians yang rendah

atau resistensi yang tinggi untuk mencegah risiko barotrauma Dengan demikian akan

diperoleh volume tidal dan minute volume yang bervariasi sesuai dengan perubahan

komplians dan resistensi

3 Assist-control ventilation (ACV)

Bila penderita sudah mempunyai nafas spontan maka CMV atau PCV akan menjadl

ACV Pada saat ini berisiko untuk terjadinya hiperventilasi

4 Synchronised intermittent mandatory ventilation (SIMV)

Bila ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan volume tidal atau jika

tak ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan laju nafas Dengan

demikian minute volume akan selalu terjamin keberadaannya Selanjutnya setiap

nafas spontan tidak dibantu lagi akan tetapi sirkuit akan mengalirkan oksigen

Pada SIMV pengaturan volume tidal disesuaikan dengan usaha nafas spontan

penderita atau jika tidak ada nafas spontan volume tidal yg dikeluarkan oleh ventilator

akan disesuaikan dengan nengaturan frekwensi nafas (preset rate)sehingga volume

minimal terpenuhi Bila pasien bernafas spontan maka bantuan ventilator untuk

memberikan volume tidal tidak ada akan tetapi mesin akan tetap mengalirkan

oksigen Dengan demikian dapat dihasilkan volume semenit yang lebih tinggi SIMV

digunakan untuk menyapih pasien dari CMV dengan mengurangi secara bertahap

frekwensi nafas sehingga merangsang ventilasi spontan Pressure support dapat

ditambahkan pada penderita yang sudah bernafas spontan

5 Ventilasi dengan Rasio Terbalik (Inverse Ratio Ventilation)

Siklus respirasi adalah satuan waktu yang diperlukan untuk memasukkan dan

mengeluarkan udara pada setiap tarikan nafas yang dihasilkan oleh ventilator Siklus

ini dibagi menjadi waktu inspirasi dan ekspirasi Rasio inspirasi dan ekspirasi yang

normal adalah 12-3Pemanjangan relatif waktu inspirasi [invers rasio ventilasi] sering

digunakan untuk memperbaiki pertukaran gas pada pasen dengan oksigenasi kurang

Umumnya dipakai ratio 11 Cara ini digunakan baik pada mode pressure control

maupun volume control ventilation

D Pressure Support

Pada keadaan ini terdapat nafas spontan pasien dan tidak ada pengaturan frekuensi nafas

Ventilator akan memberikan tekanan positif pada jalan nafas sebagai respon terhadap

upaya pernafasan Volume tidal bervariasi sesuai dengan komplain rongga dada dan

resistensi jalan nafas Biasanya dimulai dengan tekanan 20-30 cm H2O dan diturunkan

bila gerakan respirasi pasein membaik Kadang dapat dikombinasikan dengan SIMV

untuk membantu frekuensi pernafasan spontan Sesuai dengan usaha inspirasi pasen

maka ventilator akan memberikan bantuan tekanan inspirasi Volume assured pressure

support adalah suatu modifikasi alternatif dimana ventilator secara otomatis dapat

mpngatur tekanan inspirasi yang harus diberikan untuk mencapai tidal volume minimal

yang diinginkan

1 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure

(CPAP)

Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada

saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP) Dengan cara

ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume

alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan Hal ini akan memperbaiki volume

paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali

2 Bantuan Ventilasi Non Invasif

Saat ini telah tersedia berbagai modifikasi ventilator yang dapat memberikan tekanan

positif pada jalan nafas dengan cara menggunakan masker yang melekat erat dengan

wajah atau nasal Masker ini dapat berupa masker nasal atau full face masker

Dengan cara ini dapat digunakan CPAP atau tanpa tambahan tekanan positif pada

saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan

insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai

untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk

menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal

a Indikasi

1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat

2) Hiperkapni dan tampak kelelahan

3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan

yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian

imunosupresi

4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi

(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan

ketat

5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity

(FRC)

6) Sleep apnoea

7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan

3 Inspiratory Support

Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien

Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa

mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai

dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2

4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS

dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP

menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat

dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker

E Penatalaksanaan

1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai

2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita

merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang

kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan

kenyamanan pasien serta hasil AGD

3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O

4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan

cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan

pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I

E yang paling optimal

5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan

depresi nafas harus diberikan secara hati2

6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa

hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan

mengistirahatkan beberapa saat secara berkala

7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk

mencegah perlukaan

F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik

1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah

operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan

diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece

lalu diekstubasi

2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses

penyapihan ventilator mengalami hambatan

3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ

pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik

kembali

Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses

penyapihan dari ventilasi mekanik adalah

1 Volume tidal gt 5 mlkg

2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg

3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi

2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O

3 Laju nafas lt 30x menit

4 Minute Volume lt 10 L menit

5 PH gt 73

6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa

7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40

Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena

itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya

kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi

G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator

Mekanik

1 Kelainan patologi primer yang menetap

2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati

3 Malnutrisi

4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan

5 Residual dari zat sedatif

6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)

7 Anemia

8 Nyeri

9 Distensi abdommen

Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa

strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya

seperti di bawah ini

1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

4 CPAP

Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah

lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah

1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi

membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan

pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)

2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan

nutrisi lebih mudah diperbaiki

3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi

nosokomial

4 Mengurangi resistensi jalan nafas

5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah

6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya

penderita perlu ventilator lagi)

H Komplikasi Bantuan Ventilasi

1 Kolaps dari sistem kardiovaskular

Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif

Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak

yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat

tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan

memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia

sepsis atau syok kardiogenik

2 Ketidak seimbangan asam basa

Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak

tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas

sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2

akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita

tampak semakin sesak

3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi

beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan

menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit

4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway

pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini

disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang

kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu

mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama

siklus pernafasan

5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal

yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru

6 Komplikasi dari intubasi endotrakea

7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu

Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga

dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini

akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat

sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)

8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN VENTILASI MEKANIK

Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang

mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien

dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal

bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus

mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien

yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan

yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan

dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik

A Pengertian

Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat

mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan

Suddarth 1996)

B Klasifikasi

Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi

dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif

1 Ventilator Tekanan Negatif

Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal

Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara

mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini

digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi

neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik

dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau

pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering

2 Ventilator Tekanan Positif

Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan

positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang

selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau

trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru

primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu

bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan

positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata

lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang

telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan

bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan

Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi

setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan

inspirasi dan frekuensi aliran udara

Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus

yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah

ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan

ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator

tekanan positif yang paling banyak digunakan

C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal

1 Sederhana mudah dan murah

2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga

60Xmenit dan dapat diatur ratio IE

3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan

yang lain

4 Dapat dirangkai dengan PEEP

5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal

frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi

6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya

7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support

8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya

D Indikasi Klinik

1 Kegagalan Ventilasi

a Neuromuscular Disease

b Central Nervous System disease

c Depresi system saraf pusat

d Musculosceletal disease

e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi

2 Kegagalan pertukaran gas

a Gagal nafas akut

b Gagal nafas kronik

c Gagal jantung kiri

d Penyakit paru-gangguan difusi

e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch

E Modus Operasional

Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang

diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu

1 Frekuensi pernafasan permenit

2 Tidal volume

3 Konsentrasi oksigen (FiO2)

4 Positive end respiratory pressure

Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume

istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-

15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase

(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan

berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen

dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen

arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk

mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler

1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari

a Controlled Ventilation

Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk

pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat

pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi

dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan

kerja pernafasan klien

b AssistControl

Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila

klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur

berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya

digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator

c Intermitten Mandatory Ventilation

Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol

klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin

dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator

d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)

SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak

begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan

biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi

tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat

e Positive End-Expiratory Pressure

Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan

tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena

tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang

menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus

Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan

penurunman curah jantung

f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)

Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan

untuk penyapihan ventilator

F Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu

1 Obstruksi jalan nafas

2 Hipertensi

3 Tension pneumotoraks

2 Atelektase

3 Infeksi pulmonal

4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan

5 gastrointestinal

6 Kelainan fungsi ginjal

7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat

G Pengkajian

Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam

mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut

1 Tanda-tanda vital

2 Bukti adanya hipoksia

3 Frekuensi dan pola pernafasan

4 Bunyi nafas

5 Status neurologis

6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat

7 Kebutuhan pengisapan

8 Upaya ventilasi spontan klien

9 Status nutrisi

10 Status psikologis

Pengkajian Kardiovaskuler

Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif

Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar

dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang

berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli

Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi

mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah

Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan

gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat

yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)

Pengkajian Peralatan

Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah

dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal

berikut

1 Jenis ventilator

2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)

3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi

4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)

5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan

6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang

7 Humidifikasi

8 Alarm

9 PEEP

Catatan

Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan

diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan

menggunakan Bag Resuscitation Manual

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik

yaitu

1 Pemeriksaan fungsi paru

2 Analisa gas darah arteri

3 Kapasitas vital paru

4 Kapasitas vital kuat

5 Volume tidal

6 Inspirasi negative kuat

7 Ventilasi semenit

8 Tekanan inspirasi

9 Volume ekspirasi kuat

10 Aliran-volume

11 Sinar X dada

12 Status nutrisi elaktrolit

H Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup

1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau

penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan

2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir

yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif

3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan

trakeostomi

4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator

5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea

dan pemasangan pada ventilator

6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan

ketergantungan pada ventilator

I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial

1 Melawan kerja ventilator

2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak

penurunan tekanan kehilangan volume

3 Gangguan kardiovaskuler

4 Barotrauma dan pneumothoraks

5 Infeksi paru

J Perencanaan dan Implementasi

Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir

tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian

terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil

dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik

membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain

1 Meningkatkan pertukaran gas

Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas

dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam

pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang

berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan

kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu

mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia

dan respon terhadap tindakan

Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang

sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau

penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi

dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari

kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial

Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik

yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang

pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau

kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah

(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)

2 Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi

pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan

auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas

termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan

mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk

membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan

Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk

mendilatasi bronkiolus

3 Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau

trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit

kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi

dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko

infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama

kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang

nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah

mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga

diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk

mengurangi potensial aspirasi isi lambung

4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan

aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki

mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi

otot kontraktur dan statis vena

5 Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi

mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan

komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak

tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu

dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien

6 Meningkatkan kemampuan koping

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai

ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat

Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan

membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri

atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya

perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila

memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau

berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress

(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan

memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan

ketergantungan pada ventilator

K Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain

1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan

tanda-tanda vital yang adekuat

2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal

3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel

darah putih

4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan

5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi

lainnya

6 Dapat mengatasi masalah secara efektif

L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik

1 Tes Penyapihan

a Kapasitas vital 10-15 cc kg

b Volume tidal 4-5 cc kg

c Ventilasi menit 6-10 l

d Frekuensi permenit lt 20 permenit

2 Pengaturan Ventilator

a FiO2 lt 50

b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

3 Gas darah arteri

a PaCO2 normal

b PaO2 60-70 mmHg

c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4 Selang Endotrakeal

a Posisi diatas karina pada foto Rontgen

b Ukuran diameter 85 mm

5 Nutrisi

a Kalori perhari 2000-2500 kal

b Waktu 1 jam sebelum makan

6 Jalan nafas

a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)

b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid

c Posisi duduk semi fowler

7 Obat-obatan

a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam

b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam

8 Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9 Fisik

Stabil istirahat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI

Page 15: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

frekwensi nafas sehingga merangsang ventilasi spontan Pressure support dapat

ditambahkan pada penderita yang sudah bernafas spontan

5 Ventilasi dengan Rasio Terbalik (Inverse Ratio Ventilation)

Siklus respirasi adalah satuan waktu yang diperlukan untuk memasukkan dan

mengeluarkan udara pada setiap tarikan nafas yang dihasilkan oleh ventilator Siklus

ini dibagi menjadi waktu inspirasi dan ekspirasi Rasio inspirasi dan ekspirasi yang

normal adalah 12-3Pemanjangan relatif waktu inspirasi [invers rasio ventilasi] sering

digunakan untuk memperbaiki pertukaran gas pada pasen dengan oksigenasi kurang

Umumnya dipakai ratio 11 Cara ini digunakan baik pada mode pressure control

maupun volume control ventilation

D Pressure Support

Pada keadaan ini terdapat nafas spontan pasien dan tidak ada pengaturan frekuensi nafas

Ventilator akan memberikan tekanan positif pada jalan nafas sebagai respon terhadap

upaya pernafasan Volume tidal bervariasi sesuai dengan komplain rongga dada dan

resistensi jalan nafas Biasanya dimulai dengan tekanan 20-30 cm H2O dan diturunkan

bila gerakan respirasi pasein membaik Kadang dapat dikombinasikan dengan SIMV

untuk membantu frekuensi pernafasan spontan Sesuai dengan usaha inspirasi pasen

maka ventilator akan memberikan bantuan tekanan inspirasi Volume assured pressure

support adalah suatu modifikasi alternatif dimana ventilator secara otomatis dapat

mpngatur tekanan inspirasi yang harus diberikan untuk mencapai tidal volume minimal

yang diinginkan

1 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure

(CPAP)

Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada

saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP) Dengan cara

ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume

alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan Hal ini akan memperbaiki volume

paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali

2 Bantuan Ventilasi Non Invasif

Saat ini telah tersedia berbagai modifikasi ventilator yang dapat memberikan tekanan

positif pada jalan nafas dengan cara menggunakan masker yang melekat erat dengan

wajah atau nasal Masker ini dapat berupa masker nasal atau full face masker

Dengan cara ini dapat digunakan CPAP atau tanpa tambahan tekanan positif pada

saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan

insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai

untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk

menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal

a Indikasi

1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat

2) Hiperkapni dan tampak kelelahan

3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan

yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian

imunosupresi

4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi

(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan

ketat

5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity

(FRC)

6) Sleep apnoea

7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan

3 Inspiratory Support

Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien

Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa

mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai

dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2

4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS

dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP

menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat

dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker

E Penatalaksanaan

1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai

2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita

merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang

kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan

kenyamanan pasien serta hasil AGD

3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O

4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan

cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan

pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I

E yang paling optimal

5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan

depresi nafas harus diberikan secara hati2

6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa

hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan

mengistirahatkan beberapa saat secara berkala

7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk

mencegah perlukaan

F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik

1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah

operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan

diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece

lalu diekstubasi

2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses

penyapihan ventilator mengalami hambatan

3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ

pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik

kembali

Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses

penyapihan dari ventilasi mekanik adalah

1 Volume tidal gt 5 mlkg

2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg

3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi

2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O

3 Laju nafas lt 30x menit

4 Minute Volume lt 10 L menit

5 PH gt 73

6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa

7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40

Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena

itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya

kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi

G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator

Mekanik

1 Kelainan patologi primer yang menetap

2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati

3 Malnutrisi

4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan

5 Residual dari zat sedatif

6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)

7 Anemia

8 Nyeri

9 Distensi abdommen

Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa

strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya

seperti di bawah ini

1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

4 CPAP

Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah

lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah

1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi

membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan

pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)

2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan

nutrisi lebih mudah diperbaiki

3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi

nosokomial

4 Mengurangi resistensi jalan nafas

5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah

6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya

penderita perlu ventilator lagi)

H Komplikasi Bantuan Ventilasi

1 Kolaps dari sistem kardiovaskular

Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif

Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak

yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat

tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan

memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia

sepsis atau syok kardiogenik

2 Ketidak seimbangan asam basa

Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak

tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas

sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2

akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita

tampak semakin sesak

3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi

beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan

menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit

4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway

pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini

disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang

kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu

mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama

siklus pernafasan

5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal

yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru

6 Komplikasi dari intubasi endotrakea

7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu

Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga

dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini

akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat

sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)

8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN VENTILASI MEKANIK

Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang

mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien

dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal

bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus

mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien

yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan

yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan

dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik

A Pengertian

Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat

mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan

Suddarth 1996)

B Klasifikasi

Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi

dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif

1 Ventilator Tekanan Negatif

Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal

Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara

mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini

digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi

neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik

dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau

pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering

2 Ventilator Tekanan Positif

Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan

positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang

selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau

trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru

primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu

bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan

positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata

lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang

telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan

bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan

Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi

setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan

inspirasi dan frekuensi aliran udara

Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus

yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah

ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan

ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator

tekanan positif yang paling banyak digunakan

C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal

1 Sederhana mudah dan murah

2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga

60Xmenit dan dapat diatur ratio IE

3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan

yang lain

4 Dapat dirangkai dengan PEEP

5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal

frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi

6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya

7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support

8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya

D Indikasi Klinik

1 Kegagalan Ventilasi

a Neuromuscular Disease

b Central Nervous System disease

c Depresi system saraf pusat

d Musculosceletal disease

e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi

2 Kegagalan pertukaran gas

a Gagal nafas akut

b Gagal nafas kronik

c Gagal jantung kiri

d Penyakit paru-gangguan difusi

e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch

E Modus Operasional

Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang

diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu

1 Frekuensi pernafasan permenit

2 Tidal volume

3 Konsentrasi oksigen (FiO2)

4 Positive end respiratory pressure

Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume

istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-

15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase

(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan

berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen

dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen

arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk

mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler

1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari

a Controlled Ventilation

Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk

pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat

pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi

dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan

kerja pernafasan klien

b AssistControl

Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila

klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur

berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya

digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator

c Intermitten Mandatory Ventilation

Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol

klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin

dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator

d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)

SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak

begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan

biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi

tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat

e Positive End-Expiratory Pressure

Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan

tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena

tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang

menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus

Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan

penurunman curah jantung

f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)

Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan

untuk penyapihan ventilator

F Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu

1 Obstruksi jalan nafas

2 Hipertensi

3 Tension pneumotoraks

2 Atelektase

3 Infeksi pulmonal

4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan

5 gastrointestinal

6 Kelainan fungsi ginjal

7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat

G Pengkajian

Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam

mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut

1 Tanda-tanda vital

2 Bukti adanya hipoksia

3 Frekuensi dan pola pernafasan

4 Bunyi nafas

5 Status neurologis

6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat

7 Kebutuhan pengisapan

8 Upaya ventilasi spontan klien

9 Status nutrisi

10 Status psikologis

Pengkajian Kardiovaskuler

Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif

Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar

dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang

berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli

Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi

mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah

Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan

gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat

yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)

Pengkajian Peralatan

Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah

dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal

berikut

1 Jenis ventilator

2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)

3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi

4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)

5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan

6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang

7 Humidifikasi

8 Alarm

9 PEEP

Catatan

Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan

diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan

menggunakan Bag Resuscitation Manual

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik

yaitu

1 Pemeriksaan fungsi paru

2 Analisa gas darah arteri

3 Kapasitas vital paru

4 Kapasitas vital kuat

5 Volume tidal

6 Inspirasi negative kuat

7 Ventilasi semenit

8 Tekanan inspirasi

9 Volume ekspirasi kuat

10 Aliran-volume

11 Sinar X dada

12 Status nutrisi elaktrolit

H Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup

1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau

penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan

2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir

yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif

3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan

trakeostomi

4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator

5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea

dan pemasangan pada ventilator

6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan

ketergantungan pada ventilator

I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial

1 Melawan kerja ventilator

2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak

penurunan tekanan kehilangan volume

3 Gangguan kardiovaskuler

4 Barotrauma dan pneumothoraks

5 Infeksi paru

J Perencanaan dan Implementasi

Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir

tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian

terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil

dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik

membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain

1 Meningkatkan pertukaran gas

Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas

dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam

pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang

berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan

kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu

mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia

dan respon terhadap tindakan

Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang

sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau

penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi

dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari

kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial

Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik

yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang

pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau

kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah

(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)

2 Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi

pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan

auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas

termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan

mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk

membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan

Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk

mendilatasi bronkiolus

3 Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau

trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit

kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi

dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko

infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama

kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang

nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah

mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga

diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk

mengurangi potensial aspirasi isi lambung

4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan

aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki

mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi

otot kontraktur dan statis vena

5 Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi

mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan

komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak

tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu

dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien

6 Meningkatkan kemampuan koping

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai

ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat

Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan

membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri

atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya

perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila

memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau

berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress

(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan

memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan

ketergantungan pada ventilator

K Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain

1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan

tanda-tanda vital yang adekuat

2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal

3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel

darah putih

4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan

5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi

lainnya

6 Dapat mengatasi masalah secara efektif

L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik

1 Tes Penyapihan

a Kapasitas vital 10-15 cc kg

b Volume tidal 4-5 cc kg

c Ventilasi menit 6-10 l

d Frekuensi permenit lt 20 permenit

2 Pengaturan Ventilator

a FiO2 lt 50

b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

3 Gas darah arteri

a PaCO2 normal

b PaO2 60-70 mmHg

c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4 Selang Endotrakeal

a Posisi diatas karina pada foto Rontgen

b Ukuran diameter 85 mm

5 Nutrisi

a Kalori perhari 2000-2500 kal

b Waktu 1 jam sebelum makan

6 Jalan nafas

a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)

b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid

c Posisi duduk semi fowler

7 Obat-obatan

a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam

b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam

8 Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9 Fisik

Stabil istirahat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI

Page 16: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan

insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai

untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk

menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal

a Indikasi

1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat

2) Hiperkapni dan tampak kelelahan

3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan

yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian

imunosupresi

4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi

(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan

ketat

5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity

(FRC)

6) Sleep apnoea

7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan

3 Inspiratory Support

Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien

Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa

mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai

dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2

4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS

dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP

menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat

dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker

E Penatalaksanaan

1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai

2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita

merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang

kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan

kenyamanan pasien serta hasil AGD

3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O

4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan

cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan

pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I

E yang paling optimal

5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan

depresi nafas harus diberikan secara hati2

6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa

hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan

mengistirahatkan beberapa saat secara berkala

7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk

mencegah perlukaan

F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik

1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah

operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan

diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece

lalu diekstubasi

2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses

penyapihan ventilator mengalami hambatan

3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ

pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik

kembali

Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses

penyapihan dari ventilasi mekanik adalah

1 Volume tidal gt 5 mlkg

2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg

3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi

2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O

3 Laju nafas lt 30x menit

4 Minute Volume lt 10 L menit

5 PH gt 73

6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa

7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40

Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena

itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya

kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi

G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator

Mekanik

1 Kelainan patologi primer yang menetap

2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati

3 Malnutrisi

4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan

5 Residual dari zat sedatif

6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)

7 Anemia

8 Nyeri

9 Distensi abdommen

Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa

strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya

seperti di bawah ini

1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

4 CPAP

Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah

lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah

1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi

membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan

pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)

2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan

nutrisi lebih mudah diperbaiki

3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi

nosokomial

4 Mengurangi resistensi jalan nafas

5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah

6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya

penderita perlu ventilator lagi)

H Komplikasi Bantuan Ventilasi

1 Kolaps dari sistem kardiovaskular

Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif

Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak

yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat

tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan

memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia

sepsis atau syok kardiogenik

2 Ketidak seimbangan asam basa

Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak

tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas

sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2

akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita

tampak semakin sesak

3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi

beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan

menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit

4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway

pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini

disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang

kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu

mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama

siklus pernafasan

5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal

yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru

6 Komplikasi dari intubasi endotrakea

7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu

Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga

dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini

akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat

sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)

8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN VENTILASI MEKANIK

Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang

mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien

dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal

bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus

mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien

yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan

yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan

dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik

A Pengertian

Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat

mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan

Suddarth 1996)

B Klasifikasi

Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi

dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif

1 Ventilator Tekanan Negatif

Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal

Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara

mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini

digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi

neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik

dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau

pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering

2 Ventilator Tekanan Positif

Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan

positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang

selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau

trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru

primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu

bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan

positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata

lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang

telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan

bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan

Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi

setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan

inspirasi dan frekuensi aliran udara

Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus

yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah

ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan

ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator

tekanan positif yang paling banyak digunakan

C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal

1 Sederhana mudah dan murah

2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga

60Xmenit dan dapat diatur ratio IE

3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan

yang lain

4 Dapat dirangkai dengan PEEP

5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal

frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi

6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya

7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support

8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya

D Indikasi Klinik

1 Kegagalan Ventilasi

a Neuromuscular Disease

b Central Nervous System disease

c Depresi system saraf pusat

d Musculosceletal disease

e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi

2 Kegagalan pertukaran gas

a Gagal nafas akut

b Gagal nafas kronik

c Gagal jantung kiri

d Penyakit paru-gangguan difusi

e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch

E Modus Operasional

Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang

diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu

1 Frekuensi pernafasan permenit

2 Tidal volume

3 Konsentrasi oksigen (FiO2)

4 Positive end respiratory pressure

Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume

istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-

15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase

(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan

berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen

dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen

arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk

mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler

1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari

a Controlled Ventilation

Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk

pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat

pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi

dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan

kerja pernafasan klien

b AssistControl

Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila

klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur

berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya

digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator

c Intermitten Mandatory Ventilation

Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol

klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin

dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator

d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)

SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak

begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan

biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi

tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat

e Positive End-Expiratory Pressure

Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan

tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena

tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang

menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus

Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan

penurunman curah jantung

f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)

Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan

untuk penyapihan ventilator

F Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu

1 Obstruksi jalan nafas

2 Hipertensi

3 Tension pneumotoraks

2 Atelektase

3 Infeksi pulmonal

4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan

5 gastrointestinal

6 Kelainan fungsi ginjal

7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat

G Pengkajian

Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam

mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut

1 Tanda-tanda vital

2 Bukti adanya hipoksia

3 Frekuensi dan pola pernafasan

4 Bunyi nafas

5 Status neurologis

6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat

7 Kebutuhan pengisapan

8 Upaya ventilasi spontan klien

9 Status nutrisi

10 Status psikologis

Pengkajian Kardiovaskuler

Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif

Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar

dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang

berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli

Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi

mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah

Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan

gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat

yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)

Pengkajian Peralatan

Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah

dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal

berikut

1 Jenis ventilator

2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)

3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi

4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)

5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan

6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang

7 Humidifikasi

8 Alarm

9 PEEP

Catatan

Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan

diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan

menggunakan Bag Resuscitation Manual

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik

yaitu

1 Pemeriksaan fungsi paru

2 Analisa gas darah arteri

3 Kapasitas vital paru

4 Kapasitas vital kuat

5 Volume tidal

6 Inspirasi negative kuat

7 Ventilasi semenit

8 Tekanan inspirasi

9 Volume ekspirasi kuat

10 Aliran-volume

11 Sinar X dada

12 Status nutrisi elaktrolit

H Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup

1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau

penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan

2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir

yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif

3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan

trakeostomi

4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator

5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea

dan pemasangan pada ventilator

6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan

ketergantungan pada ventilator

I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial

1 Melawan kerja ventilator

2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak

penurunan tekanan kehilangan volume

3 Gangguan kardiovaskuler

4 Barotrauma dan pneumothoraks

5 Infeksi paru

J Perencanaan dan Implementasi

Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir

tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian

terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil

dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik

membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain

1 Meningkatkan pertukaran gas

Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas

dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam

pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang

berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan

kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu

mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia

dan respon terhadap tindakan

Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang

sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau

penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi

dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari

kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial

Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik

yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang

pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau

kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah

(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)

2 Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi

pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan

auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas

termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan

mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk

membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan

Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk

mendilatasi bronkiolus

3 Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau

trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit

kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi

dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko

infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama

kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang

nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah

mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga

diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk

mengurangi potensial aspirasi isi lambung

4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan

aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki

mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi

otot kontraktur dan statis vena

5 Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi

mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan

komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak

tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu

dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien

6 Meningkatkan kemampuan koping

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai

ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat

Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan

membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri

atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya

perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila

memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau

berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress

(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan

memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan

ketergantungan pada ventilator

K Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain

1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan

tanda-tanda vital yang adekuat

2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal

3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel

darah putih

4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan

5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi

lainnya

6 Dapat mengatasi masalah secara efektif

L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik

1 Tes Penyapihan

a Kapasitas vital 10-15 cc kg

b Volume tidal 4-5 cc kg

c Ventilasi menit 6-10 l

d Frekuensi permenit lt 20 permenit

2 Pengaturan Ventilator

a FiO2 lt 50

b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

3 Gas darah arteri

a PaCO2 normal

b PaO2 60-70 mmHg

c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4 Selang Endotrakeal

a Posisi diatas karina pada foto Rontgen

b Ukuran diameter 85 mm

5 Nutrisi

a Kalori perhari 2000-2500 kal

b Waktu 1 jam sebelum makan

6 Jalan nafas

a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)

b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid

c Posisi duduk semi fowler

7 Obat-obatan

a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam

b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam

8 Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9 Fisik

Stabil istirahat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI

Page 17: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan

cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan

pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I

E yang paling optimal

5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan

depresi nafas harus diberikan secara hati2

6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa

hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan

mengistirahatkan beberapa saat secara berkala

7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk

mencegah perlukaan

F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik

1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah

operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan

diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece

lalu diekstubasi

2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses

penyapihan ventilator mengalami hambatan

3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ

pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik

kembali

Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses

penyapihan dari ventilasi mekanik adalah

1 Volume tidal gt 5 mlkg

2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg

3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi

2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O

3 Laju nafas lt 30x menit

4 Minute Volume lt 10 L menit

5 PH gt 73

6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa

7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40

Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena

itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya

kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi

G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator

Mekanik

1 Kelainan patologi primer yang menetap

2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati

3 Malnutrisi

4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan

5 Residual dari zat sedatif

6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)

7 Anemia

8 Nyeri

9 Distensi abdommen

Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa

strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya

seperti di bawah ini

1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

4 CPAP

Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah

lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah

1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi

membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan

pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)

2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan

nutrisi lebih mudah diperbaiki

3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi

nosokomial

4 Mengurangi resistensi jalan nafas

5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah

6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya

penderita perlu ventilator lagi)

H Komplikasi Bantuan Ventilasi

1 Kolaps dari sistem kardiovaskular

Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif

Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak

yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat

tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan

memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia

sepsis atau syok kardiogenik

2 Ketidak seimbangan asam basa

Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak

tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas

sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2

akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita

tampak semakin sesak

3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi

beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan

menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit

4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway

pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini

disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang

kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu

mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama

siklus pernafasan

5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal

yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru

6 Komplikasi dari intubasi endotrakea

7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu

Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga

dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini

akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat

sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)

8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN VENTILASI MEKANIK

Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang

mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien

dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal

bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus

mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien

yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan

yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan

dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik

A Pengertian

Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat

mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan

Suddarth 1996)

B Klasifikasi

Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi

dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif

1 Ventilator Tekanan Negatif

Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal

Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara

mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini

digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi

neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik

dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau

pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering

2 Ventilator Tekanan Positif

Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan

positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang

selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau

trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru

primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu

bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan

positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata

lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang

telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan

bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan

Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi

setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan

inspirasi dan frekuensi aliran udara

Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus

yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah

ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan

ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator

tekanan positif yang paling banyak digunakan

C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal

1 Sederhana mudah dan murah

2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga

60Xmenit dan dapat diatur ratio IE

3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan

yang lain

4 Dapat dirangkai dengan PEEP

5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal

frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi

6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya

7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support

8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya

D Indikasi Klinik

1 Kegagalan Ventilasi

a Neuromuscular Disease

b Central Nervous System disease

c Depresi system saraf pusat

d Musculosceletal disease

e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi

2 Kegagalan pertukaran gas

a Gagal nafas akut

b Gagal nafas kronik

c Gagal jantung kiri

d Penyakit paru-gangguan difusi

e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch

E Modus Operasional

Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang

diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu

1 Frekuensi pernafasan permenit

2 Tidal volume

3 Konsentrasi oksigen (FiO2)

4 Positive end respiratory pressure

Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume

istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-

15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase

(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan

berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen

dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen

arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk

mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler

1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari

a Controlled Ventilation

Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk

pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat

pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi

dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan

kerja pernafasan klien

b AssistControl

Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila

klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur

berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya

digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator

c Intermitten Mandatory Ventilation

Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol

klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin

dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator

d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)

SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak

begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan

biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi

tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat

e Positive End-Expiratory Pressure

Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan

tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena

tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang

menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus

Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan

penurunman curah jantung

f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)

Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan

untuk penyapihan ventilator

F Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu

1 Obstruksi jalan nafas

2 Hipertensi

3 Tension pneumotoraks

2 Atelektase

3 Infeksi pulmonal

4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan

5 gastrointestinal

6 Kelainan fungsi ginjal

7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat

G Pengkajian

Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam

mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut

1 Tanda-tanda vital

2 Bukti adanya hipoksia

3 Frekuensi dan pola pernafasan

4 Bunyi nafas

5 Status neurologis

6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat

7 Kebutuhan pengisapan

8 Upaya ventilasi spontan klien

9 Status nutrisi

10 Status psikologis

Pengkajian Kardiovaskuler

Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif

Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar

dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang

berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli

Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi

mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah

Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan

gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat

yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)

Pengkajian Peralatan

Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah

dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal

berikut

1 Jenis ventilator

2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)

3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi

4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)

5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan

6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang

7 Humidifikasi

8 Alarm

9 PEEP

Catatan

Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan

diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan

menggunakan Bag Resuscitation Manual

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik

yaitu

1 Pemeriksaan fungsi paru

2 Analisa gas darah arteri

3 Kapasitas vital paru

4 Kapasitas vital kuat

5 Volume tidal

6 Inspirasi negative kuat

7 Ventilasi semenit

8 Tekanan inspirasi

9 Volume ekspirasi kuat

10 Aliran-volume

11 Sinar X dada

12 Status nutrisi elaktrolit

H Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup

1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau

penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan

2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir

yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif

3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan

trakeostomi

4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator

5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea

dan pemasangan pada ventilator

6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan

ketergantungan pada ventilator

I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial

1 Melawan kerja ventilator

2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak

penurunan tekanan kehilangan volume

3 Gangguan kardiovaskuler

4 Barotrauma dan pneumothoraks

5 Infeksi paru

J Perencanaan dan Implementasi

Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir

tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian

terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil

dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik

membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain

1 Meningkatkan pertukaran gas

Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas

dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam

pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang

berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan

kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu

mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia

dan respon terhadap tindakan

Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang

sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau

penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi

dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari

kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial

Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik

yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang

pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau

kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah

(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)

2 Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi

pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan

auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas

termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan

mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk

membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan

Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk

mendilatasi bronkiolus

3 Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau

trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit

kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi

dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko

infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama

kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang

nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah

mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga

diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk

mengurangi potensial aspirasi isi lambung

4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan

aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki

mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi

otot kontraktur dan statis vena

5 Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi

mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan

komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak

tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu

dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien

6 Meningkatkan kemampuan koping

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai

ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat

Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan

membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri

atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya

perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila

memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau

berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress

(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan

memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan

ketergantungan pada ventilator

K Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain

1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan

tanda-tanda vital yang adekuat

2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal

3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel

darah putih

4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan

5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi

lainnya

6 Dapat mengatasi masalah secara efektif

L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik

1 Tes Penyapihan

a Kapasitas vital 10-15 cc kg

b Volume tidal 4-5 cc kg

c Ventilasi menit 6-10 l

d Frekuensi permenit lt 20 permenit

2 Pengaturan Ventilator

a FiO2 lt 50

b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

3 Gas darah arteri

a PaCO2 normal

b PaO2 60-70 mmHg

c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4 Selang Endotrakeal

a Posisi diatas karina pada foto Rontgen

b Ukuran diameter 85 mm

5 Nutrisi

a Kalori perhari 2000-2500 kal

b Waktu 1 jam sebelum makan

6 Jalan nafas

a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)

b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid

c Posisi duduk semi fowler

7 Obat-obatan

a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam

b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam

8 Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9 Fisik

Stabil istirahat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI

Page 18: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena

itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya

kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi

G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator

Mekanik

1 Kelainan patologi primer yang menetap

2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati

3 Malnutrisi

4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan

5 Residual dari zat sedatif

6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)

7 Anemia

8 Nyeri

9 Distensi abdommen

Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa

strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya

seperti di bawah ini

1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan

4 CPAP

Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah

lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah

1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi

membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan

pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)

2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan

nutrisi lebih mudah diperbaiki

3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi

nosokomial

4 Mengurangi resistensi jalan nafas

5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah

6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya

penderita perlu ventilator lagi)

H Komplikasi Bantuan Ventilasi

1 Kolaps dari sistem kardiovaskular

Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif

Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak

yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat

tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan

memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia

sepsis atau syok kardiogenik

2 Ketidak seimbangan asam basa

Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak

tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas

sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2

akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita

tampak semakin sesak

3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi

beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan

menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit

4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway

pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini

disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang

kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu

mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama

siklus pernafasan

5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal

yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru

6 Komplikasi dari intubasi endotrakea

7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu

Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga

dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini

akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat

sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)

8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN VENTILASI MEKANIK

Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang

mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien

dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal

bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus

mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien

yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan

yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan

dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik

A Pengertian

Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat

mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan

Suddarth 1996)

B Klasifikasi

Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi

dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif

1 Ventilator Tekanan Negatif

Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal

Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara

mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini

digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi

neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik

dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau

pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering

2 Ventilator Tekanan Positif

Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan

positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang

selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau

trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru

primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu

bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan

positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata

lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang

telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan

bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan

Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi

setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan

inspirasi dan frekuensi aliran udara

Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus

yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah

ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan

ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator

tekanan positif yang paling banyak digunakan

C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal

1 Sederhana mudah dan murah

2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga

60Xmenit dan dapat diatur ratio IE

3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan

yang lain

4 Dapat dirangkai dengan PEEP

5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal

frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi

6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya

7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support

8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya

D Indikasi Klinik

1 Kegagalan Ventilasi

a Neuromuscular Disease

b Central Nervous System disease

c Depresi system saraf pusat

d Musculosceletal disease

e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi

2 Kegagalan pertukaran gas

a Gagal nafas akut

b Gagal nafas kronik

c Gagal jantung kiri

d Penyakit paru-gangguan difusi

e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch

E Modus Operasional

Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang

diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu

1 Frekuensi pernafasan permenit

2 Tidal volume

3 Konsentrasi oksigen (FiO2)

4 Positive end respiratory pressure

Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume

istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-

15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase

(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan

berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen

dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen

arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk

mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler

1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari

a Controlled Ventilation

Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk

pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat

pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi

dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan

kerja pernafasan klien

b AssistControl

Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila

klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur

berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya

digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator

c Intermitten Mandatory Ventilation

Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol

klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin

dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator

d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)

SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak

begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan

biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi

tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat

e Positive End-Expiratory Pressure

Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan

tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena

tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang

menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus

Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan

penurunman curah jantung

f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)

Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan

untuk penyapihan ventilator

F Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu

1 Obstruksi jalan nafas

2 Hipertensi

3 Tension pneumotoraks

2 Atelektase

3 Infeksi pulmonal

4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan

5 gastrointestinal

6 Kelainan fungsi ginjal

7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat

G Pengkajian

Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam

mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut

1 Tanda-tanda vital

2 Bukti adanya hipoksia

3 Frekuensi dan pola pernafasan

4 Bunyi nafas

5 Status neurologis

6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat

7 Kebutuhan pengisapan

8 Upaya ventilasi spontan klien

9 Status nutrisi

10 Status psikologis

Pengkajian Kardiovaskuler

Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif

Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar

dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang

berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli

Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi

mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah

Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan

gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat

yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)

Pengkajian Peralatan

Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah

dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal

berikut

1 Jenis ventilator

2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)

3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi

4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)

5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan

6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang

7 Humidifikasi

8 Alarm

9 PEEP

Catatan

Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan

diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan

menggunakan Bag Resuscitation Manual

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik

yaitu

1 Pemeriksaan fungsi paru

2 Analisa gas darah arteri

3 Kapasitas vital paru

4 Kapasitas vital kuat

5 Volume tidal

6 Inspirasi negative kuat

7 Ventilasi semenit

8 Tekanan inspirasi

9 Volume ekspirasi kuat

10 Aliran-volume

11 Sinar X dada

12 Status nutrisi elaktrolit

H Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup

1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau

penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan

2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir

yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif

3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan

trakeostomi

4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator

5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea

dan pemasangan pada ventilator

6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan

ketergantungan pada ventilator

I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial

1 Melawan kerja ventilator

2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak

penurunan tekanan kehilangan volume

3 Gangguan kardiovaskuler

4 Barotrauma dan pneumothoraks

5 Infeksi paru

J Perencanaan dan Implementasi

Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir

tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian

terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil

dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik

membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain

1 Meningkatkan pertukaran gas

Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas

dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam

pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang

berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan

kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu

mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia

dan respon terhadap tindakan

Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang

sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau

penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi

dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari

kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial

Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik

yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang

pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau

kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah

(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)

2 Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi

pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan

auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas

termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan

mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk

membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan

Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk

mendilatasi bronkiolus

3 Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau

trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit

kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi

dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko

infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama

kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang

nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah

mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga

diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk

mengurangi potensial aspirasi isi lambung

4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan

aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki

mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi

otot kontraktur dan statis vena

5 Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi

mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan

komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak

tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu

dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien

6 Meningkatkan kemampuan koping

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai

ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat

Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan

membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri

atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya

perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila

memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau

berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress

(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan

memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan

ketergantungan pada ventilator

K Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain

1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan

tanda-tanda vital yang adekuat

2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal

3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel

darah putih

4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan

5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi

lainnya

6 Dapat mengatasi masalah secara efektif

L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik

1 Tes Penyapihan

a Kapasitas vital 10-15 cc kg

b Volume tidal 4-5 cc kg

c Ventilasi menit 6-10 l

d Frekuensi permenit lt 20 permenit

2 Pengaturan Ventilator

a FiO2 lt 50

b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

3 Gas darah arteri

a PaCO2 normal

b PaO2 60-70 mmHg

c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4 Selang Endotrakeal

a Posisi diatas karina pada foto Rontgen

b Ukuran diameter 85 mm

5 Nutrisi

a Kalori perhari 2000-2500 kal

b Waktu 1 jam sebelum makan

6 Jalan nafas

a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)

b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid

c Posisi duduk semi fowler

7 Obat-obatan

a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam

b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam

8 Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9 Fisik

Stabil istirahat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI

Page 19: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya

penderita perlu ventilator lagi)

H Komplikasi Bantuan Ventilasi

1 Kolaps dari sistem kardiovaskular

Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif

Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak

yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat

tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan

memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia

sepsis atau syok kardiogenik

2 Ketidak seimbangan asam basa

Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak

tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas

sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2

akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita

tampak semakin sesak

3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi

beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan

menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit

4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway

pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini

disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang

kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu

mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama

siklus pernafasan

5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal

yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru

6 Komplikasi dari intubasi endotrakea

7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu

Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga

dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini

akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat

sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)

8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN VENTILASI MEKANIK

Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang

mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien

dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal

bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus

mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien

yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan

yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan

dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik

A Pengertian

Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat

mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan

Suddarth 1996)

B Klasifikasi

Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi

dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif

1 Ventilator Tekanan Negatif

Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal

Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara

mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini

digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi

neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik

dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau

pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering

2 Ventilator Tekanan Positif

Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan

positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang

selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau

trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru

primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu

bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan

positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata

lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang

telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan

bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan

Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi

setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan

inspirasi dan frekuensi aliran udara

Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus

yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah

ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan

ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator

tekanan positif yang paling banyak digunakan

C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal

1 Sederhana mudah dan murah

2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga

60Xmenit dan dapat diatur ratio IE

3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan

yang lain

4 Dapat dirangkai dengan PEEP

5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal

frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi

6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya

7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support

8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya

D Indikasi Klinik

1 Kegagalan Ventilasi

a Neuromuscular Disease

b Central Nervous System disease

c Depresi system saraf pusat

d Musculosceletal disease

e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi

2 Kegagalan pertukaran gas

a Gagal nafas akut

b Gagal nafas kronik

c Gagal jantung kiri

d Penyakit paru-gangguan difusi

e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch

E Modus Operasional

Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang

diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu

1 Frekuensi pernafasan permenit

2 Tidal volume

3 Konsentrasi oksigen (FiO2)

4 Positive end respiratory pressure

Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume

istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-

15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase

(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan

berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen

dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen

arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk

mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler

1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari

a Controlled Ventilation

Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk

pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat

pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi

dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan

kerja pernafasan klien

b AssistControl

Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila

klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur

berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya

digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator

c Intermitten Mandatory Ventilation

Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol

klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin

dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator

d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)

SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak

begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan

biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi

tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat

e Positive End-Expiratory Pressure

Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan

tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena

tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang

menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus

Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan

penurunman curah jantung

f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)

Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan

untuk penyapihan ventilator

F Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu

1 Obstruksi jalan nafas

2 Hipertensi

3 Tension pneumotoraks

2 Atelektase

3 Infeksi pulmonal

4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan

5 gastrointestinal

6 Kelainan fungsi ginjal

7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat

G Pengkajian

Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam

mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut

1 Tanda-tanda vital

2 Bukti adanya hipoksia

3 Frekuensi dan pola pernafasan

4 Bunyi nafas

5 Status neurologis

6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat

7 Kebutuhan pengisapan

8 Upaya ventilasi spontan klien

9 Status nutrisi

10 Status psikologis

Pengkajian Kardiovaskuler

Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif

Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar

dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang

berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli

Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi

mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah

Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan

gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat

yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)

Pengkajian Peralatan

Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah

dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal

berikut

1 Jenis ventilator

2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)

3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi

4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)

5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan

6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang

7 Humidifikasi

8 Alarm

9 PEEP

Catatan

Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan

diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan

menggunakan Bag Resuscitation Manual

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik

yaitu

1 Pemeriksaan fungsi paru

2 Analisa gas darah arteri

3 Kapasitas vital paru

4 Kapasitas vital kuat

5 Volume tidal

6 Inspirasi negative kuat

7 Ventilasi semenit

8 Tekanan inspirasi

9 Volume ekspirasi kuat

10 Aliran-volume

11 Sinar X dada

12 Status nutrisi elaktrolit

H Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup

1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau

penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan

2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir

yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif

3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan

trakeostomi

4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator

5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea

dan pemasangan pada ventilator

6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan

ketergantungan pada ventilator

I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial

1 Melawan kerja ventilator

2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak

penurunan tekanan kehilangan volume

3 Gangguan kardiovaskuler

4 Barotrauma dan pneumothoraks

5 Infeksi paru

J Perencanaan dan Implementasi

Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir

tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian

terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil

dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik

membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain

1 Meningkatkan pertukaran gas

Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas

dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam

pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang

berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan

kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu

mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia

dan respon terhadap tindakan

Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang

sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau

penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi

dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari

kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial

Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik

yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang

pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau

kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah

(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)

2 Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi

pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan

auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas

termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan

mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk

membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan

Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk

mendilatasi bronkiolus

3 Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau

trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit

kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi

dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko

infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama

kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang

nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah

mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga

diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk

mengurangi potensial aspirasi isi lambung

4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan

aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki

mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi

otot kontraktur dan statis vena

5 Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi

mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan

komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak

tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu

dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien

6 Meningkatkan kemampuan koping

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai

ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat

Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan

membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri

atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya

perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila

memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau

berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress

(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan

memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan

ketergantungan pada ventilator

K Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain

1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan

tanda-tanda vital yang adekuat

2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal

3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel

darah putih

4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan

5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi

lainnya

6 Dapat mengatasi masalah secara efektif

L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik

1 Tes Penyapihan

a Kapasitas vital 10-15 cc kg

b Volume tidal 4-5 cc kg

c Ventilasi menit 6-10 l

d Frekuensi permenit lt 20 permenit

2 Pengaturan Ventilator

a FiO2 lt 50

b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

3 Gas darah arteri

a PaCO2 normal

b PaO2 60-70 mmHg

c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4 Selang Endotrakeal

a Posisi diatas karina pada foto Rontgen

b Ukuran diameter 85 mm

5 Nutrisi

a Kalori perhari 2000-2500 kal

b Waktu 1 jam sebelum makan

6 Jalan nafas

a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)

b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid

c Posisi duduk semi fowler

7 Obat-obatan

a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam

b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam

8 Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9 Fisik

Stabil istirahat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI

Page 20: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN VENTILASI MEKANIK

Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang

mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien

dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal

bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus

mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien

yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan

yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan

dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik

A Pengertian

Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat

mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan

Suddarth 1996)

B Klasifikasi

Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi

dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif

1 Ventilator Tekanan Negatif

Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal

Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara

mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini

digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi

neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik

dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau

pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering

2 Ventilator Tekanan Positif

Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan

positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang

selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau

trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru

primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu

bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan

positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata

lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang

telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan

bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan

Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi

setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan

inspirasi dan frekuensi aliran udara

Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus

yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah

ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan

ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator

tekanan positif yang paling banyak digunakan

C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal

1 Sederhana mudah dan murah

2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga

60Xmenit dan dapat diatur ratio IE

3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan

yang lain

4 Dapat dirangkai dengan PEEP

5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal

frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi

6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya

7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support

8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya

D Indikasi Klinik

1 Kegagalan Ventilasi

a Neuromuscular Disease

b Central Nervous System disease

c Depresi system saraf pusat

d Musculosceletal disease

e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi

2 Kegagalan pertukaran gas

a Gagal nafas akut

b Gagal nafas kronik

c Gagal jantung kiri

d Penyakit paru-gangguan difusi

e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch

E Modus Operasional

Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang

diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu

1 Frekuensi pernafasan permenit

2 Tidal volume

3 Konsentrasi oksigen (FiO2)

4 Positive end respiratory pressure

Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume

istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-

15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase

(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan

berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen

dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen

arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk

mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler

1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari

a Controlled Ventilation

Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk

pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat

pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi

dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan

kerja pernafasan klien

b AssistControl

Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila

klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur

berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya

digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator

c Intermitten Mandatory Ventilation

Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol

klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin

dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator

d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)

SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak

begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan

biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi

tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat

e Positive End-Expiratory Pressure

Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan

tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena

tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang

menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus

Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan

penurunman curah jantung

f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)

Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan

untuk penyapihan ventilator

F Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu

1 Obstruksi jalan nafas

2 Hipertensi

3 Tension pneumotoraks

2 Atelektase

3 Infeksi pulmonal

4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan

5 gastrointestinal

6 Kelainan fungsi ginjal

7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat

G Pengkajian

Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam

mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut

1 Tanda-tanda vital

2 Bukti adanya hipoksia

3 Frekuensi dan pola pernafasan

4 Bunyi nafas

5 Status neurologis

6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat

7 Kebutuhan pengisapan

8 Upaya ventilasi spontan klien

9 Status nutrisi

10 Status psikologis

Pengkajian Kardiovaskuler

Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif

Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar

dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang

berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli

Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi

mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah

Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan

gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat

yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)

Pengkajian Peralatan

Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah

dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal

berikut

1 Jenis ventilator

2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)

3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi

4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)

5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan

6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang

7 Humidifikasi

8 Alarm

9 PEEP

Catatan

Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan

diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan

menggunakan Bag Resuscitation Manual

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik

yaitu

1 Pemeriksaan fungsi paru

2 Analisa gas darah arteri

3 Kapasitas vital paru

4 Kapasitas vital kuat

5 Volume tidal

6 Inspirasi negative kuat

7 Ventilasi semenit

8 Tekanan inspirasi

9 Volume ekspirasi kuat

10 Aliran-volume

11 Sinar X dada

12 Status nutrisi elaktrolit

H Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup

1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau

penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan

2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir

yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif

3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan

trakeostomi

4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator

5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea

dan pemasangan pada ventilator

6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan

ketergantungan pada ventilator

I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial

1 Melawan kerja ventilator

2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak

penurunan tekanan kehilangan volume

3 Gangguan kardiovaskuler

4 Barotrauma dan pneumothoraks

5 Infeksi paru

J Perencanaan dan Implementasi

Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir

tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian

terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil

dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik

membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain

1 Meningkatkan pertukaran gas

Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas

dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam

pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang

berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan

kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu

mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia

dan respon terhadap tindakan

Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang

sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau

penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi

dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari

kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial

Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik

yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang

pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau

kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah

(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)

2 Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi

pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan

auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas

termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan

mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk

membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan

Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk

mendilatasi bronkiolus

3 Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau

trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit

kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi

dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko

infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama

kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang

nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah

mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga

diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk

mengurangi potensial aspirasi isi lambung

4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan

aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki

mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi

otot kontraktur dan statis vena

5 Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi

mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan

komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak

tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu

dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien

6 Meningkatkan kemampuan koping

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai

ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat

Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan

membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri

atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya

perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila

memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau

berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress

(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan

memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan

ketergantungan pada ventilator

K Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain

1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan

tanda-tanda vital yang adekuat

2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal

3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel

darah putih

4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan

5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi

lainnya

6 Dapat mengatasi masalah secara efektif

L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik

1 Tes Penyapihan

a Kapasitas vital 10-15 cc kg

b Volume tidal 4-5 cc kg

c Ventilasi menit 6-10 l

d Frekuensi permenit lt 20 permenit

2 Pengaturan Ventilator

a FiO2 lt 50

b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

3 Gas darah arteri

a PaCO2 normal

b PaO2 60-70 mmHg

c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4 Selang Endotrakeal

a Posisi diatas karina pada foto Rontgen

b Ukuran diameter 85 mm

5 Nutrisi

a Kalori perhari 2000-2500 kal

b Waktu 1 jam sebelum makan

6 Jalan nafas

a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)

b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid

c Posisi duduk semi fowler

7 Obat-obatan

a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam

b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam

8 Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9 Fisik

Stabil istirahat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI

Page 21: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN VENTILASI MEKANIK

Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang

mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien

dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal

bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus

mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien

yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan

yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan

dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik

A Pengertian

Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat

mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan

Suddarth 1996)

B Klasifikasi

Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi

dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif

1 Ventilator Tekanan Negatif

Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal

Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara

mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini

digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi

neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik

dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau

pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering

2 Ventilator Tekanan Positif

Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan

positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang

selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau

trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru

primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu

bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan

positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata

lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang

telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan

bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan

Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi

setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan

inspirasi dan frekuensi aliran udara

Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus

yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah

ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan

ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator

tekanan positif yang paling banyak digunakan

C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal

1 Sederhana mudah dan murah

2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga

60Xmenit dan dapat diatur ratio IE

3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan

yang lain

4 Dapat dirangkai dengan PEEP

5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal

frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi

6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya

7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support

8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya

D Indikasi Klinik

1 Kegagalan Ventilasi

a Neuromuscular Disease

b Central Nervous System disease

c Depresi system saraf pusat

d Musculosceletal disease

e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi

2 Kegagalan pertukaran gas

a Gagal nafas akut

b Gagal nafas kronik

c Gagal jantung kiri

d Penyakit paru-gangguan difusi

e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch

E Modus Operasional

Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang

diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu

1 Frekuensi pernafasan permenit

2 Tidal volume

3 Konsentrasi oksigen (FiO2)

4 Positive end respiratory pressure

Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume

istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-

15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase

(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan

berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen

dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen

arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk

mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler

1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari

a Controlled Ventilation

Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk

pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat

pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi

dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan

kerja pernafasan klien

b AssistControl

Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila

klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur

berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya

digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator

c Intermitten Mandatory Ventilation

Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol

klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin

dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator

d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)

SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak

begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan

biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi

tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat

e Positive End-Expiratory Pressure

Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan

tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena

tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang

menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus

Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan

penurunman curah jantung

f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)

Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan

untuk penyapihan ventilator

F Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu

1 Obstruksi jalan nafas

2 Hipertensi

3 Tension pneumotoraks

2 Atelektase

3 Infeksi pulmonal

4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan

5 gastrointestinal

6 Kelainan fungsi ginjal

7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat

G Pengkajian

Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam

mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut

1 Tanda-tanda vital

2 Bukti adanya hipoksia

3 Frekuensi dan pola pernafasan

4 Bunyi nafas

5 Status neurologis

6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat

7 Kebutuhan pengisapan

8 Upaya ventilasi spontan klien

9 Status nutrisi

10 Status psikologis

Pengkajian Kardiovaskuler

Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif

Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar

dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang

berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli

Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi

mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah

Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan

gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat

yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)

Pengkajian Peralatan

Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah

dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal

berikut

1 Jenis ventilator

2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)

3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi

4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)

5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan

6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang

7 Humidifikasi

8 Alarm

9 PEEP

Catatan

Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan

diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan

menggunakan Bag Resuscitation Manual

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik

yaitu

1 Pemeriksaan fungsi paru

2 Analisa gas darah arteri

3 Kapasitas vital paru

4 Kapasitas vital kuat

5 Volume tidal

6 Inspirasi negative kuat

7 Ventilasi semenit

8 Tekanan inspirasi

9 Volume ekspirasi kuat

10 Aliran-volume

11 Sinar X dada

12 Status nutrisi elaktrolit

H Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup

1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau

penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan

2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir

yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif

3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan

trakeostomi

4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator

5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea

dan pemasangan pada ventilator

6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan

ketergantungan pada ventilator

I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial

1 Melawan kerja ventilator

2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak

penurunan tekanan kehilangan volume

3 Gangguan kardiovaskuler

4 Barotrauma dan pneumothoraks

5 Infeksi paru

J Perencanaan dan Implementasi

Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir

tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian

terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil

dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik

membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain

1 Meningkatkan pertukaran gas

Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas

dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam

pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang

berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan

kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu

mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia

dan respon terhadap tindakan

Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang

sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau

penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi

dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari

kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial

Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik

yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang

pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau

kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah

(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)

2 Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi

pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan

auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas

termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan

mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk

membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan

Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk

mendilatasi bronkiolus

3 Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau

trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit

kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi

dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko

infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama

kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang

nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah

mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga

diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk

mengurangi potensial aspirasi isi lambung

4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan

aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki

mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi

otot kontraktur dan statis vena

5 Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi

mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan

komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak

tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu

dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien

6 Meningkatkan kemampuan koping

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai

ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat

Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan

membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri

atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya

perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila

memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau

berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress

(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan

memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan

ketergantungan pada ventilator

K Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain

1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan

tanda-tanda vital yang adekuat

2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal

3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel

darah putih

4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan

5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi

lainnya

6 Dapat mengatasi masalah secara efektif

L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik

1 Tes Penyapihan

a Kapasitas vital 10-15 cc kg

b Volume tidal 4-5 cc kg

c Ventilasi menit 6-10 l

d Frekuensi permenit lt 20 permenit

2 Pengaturan Ventilator

a FiO2 lt 50

b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

3 Gas darah arteri

a PaCO2 normal

b PaO2 60-70 mmHg

c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4 Selang Endotrakeal

a Posisi diatas karina pada foto Rontgen

b Ukuran diameter 85 mm

5 Nutrisi

a Kalori perhari 2000-2500 kal

b Waktu 1 jam sebelum makan

6 Jalan nafas

a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)

b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid

c Posisi duduk semi fowler

7 Obat-obatan

a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam

b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam

8 Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9 Fisik

Stabil istirahat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI

Page 22: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru

primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu

bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan

positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata

lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang

telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan

bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan

Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi

setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan

inspirasi dan frekuensi aliran udara

Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus

yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah

ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan

ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator

tekanan positif yang paling banyak digunakan

C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal

1 Sederhana mudah dan murah

2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga

60Xmenit dan dapat diatur ratio IE

3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan

yang lain

4 Dapat dirangkai dengan PEEP

5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal

frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi

6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya

7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support

8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya

D Indikasi Klinik

1 Kegagalan Ventilasi

a Neuromuscular Disease

b Central Nervous System disease

c Depresi system saraf pusat

d Musculosceletal disease

e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi

2 Kegagalan pertukaran gas

a Gagal nafas akut

b Gagal nafas kronik

c Gagal jantung kiri

d Penyakit paru-gangguan difusi

e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch

E Modus Operasional

Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang

diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu

1 Frekuensi pernafasan permenit

2 Tidal volume

3 Konsentrasi oksigen (FiO2)

4 Positive end respiratory pressure

Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume

istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-

15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase

(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan

berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen

dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen

arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk

mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler

1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari

a Controlled Ventilation

Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk

pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat

pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi

dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan

kerja pernafasan klien

b AssistControl

Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila

klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur

berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya

digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator

c Intermitten Mandatory Ventilation

Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol

klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin

dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator

d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)

SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak

begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan

biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi

tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat

e Positive End-Expiratory Pressure

Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan

tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena

tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang

menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus

Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan

penurunman curah jantung

f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)

Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan

untuk penyapihan ventilator

F Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu

1 Obstruksi jalan nafas

2 Hipertensi

3 Tension pneumotoraks

2 Atelektase

3 Infeksi pulmonal

4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan

5 gastrointestinal

6 Kelainan fungsi ginjal

7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat

G Pengkajian

Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam

mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut

1 Tanda-tanda vital

2 Bukti adanya hipoksia

3 Frekuensi dan pola pernafasan

4 Bunyi nafas

5 Status neurologis

6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat

7 Kebutuhan pengisapan

8 Upaya ventilasi spontan klien

9 Status nutrisi

10 Status psikologis

Pengkajian Kardiovaskuler

Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif

Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar

dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang

berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli

Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi

mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah

Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan

gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat

yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)

Pengkajian Peralatan

Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah

dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal

berikut

1 Jenis ventilator

2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)

3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi

4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)

5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan

6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang

7 Humidifikasi

8 Alarm

9 PEEP

Catatan

Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan

diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan

menggunakan Bag Resuscitation Manual

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik

yaitu

1 Pemeriksaan fungsi paru

2 Analisa gas darah arteri

3 Kapasitas vital paru

4 Kapasitas vital kuat

5 Volume tidal

6 Inspirasi negative kuat

7 Ventilasi semenit

8 Tekanan inspirasi

9 Volume ekspirasi kuat

10 Aliran-volume

11 Sinar X dada

12 Status nutrisi elaktrolit

H Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup

1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau

penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan

2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir

yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif

3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan

trakeostomi

4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator

5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea

dan pemasangan pada ventilator

6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan

ketergantungan pada ventilator

I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial

1 Melawan kerja ventilator

2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak

penurunan tekanan kehilangan volume

3 Gangguan kardiovaskuler

4 Barotrauma dan pneumothoraks

5 Infeksi paru

J Perencanaan dan Implementasi

Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir

tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian

terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil

dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik

membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain

1 Meningkatkan pertukaran gas

Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas

dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam

pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang

berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan

kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu

mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia

dan respon terhadap tindakan

Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang

sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau

penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi

dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari

kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial

Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik

yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang

pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau

kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah

(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)

2 Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi

pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan

auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas

termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan

mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk

membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan

Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk

mendilatasi bronkiolus

3 Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau

trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit

kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi

dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko

infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama

kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang

nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah

mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga

diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk

mengurangi potensial aspirasi isi lambung

4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan

aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki

mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi

otot kontraktur dan statis vena

5 Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi

mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan

komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak

tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu

dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien

6 Meningkatkan kemampuan koping

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai

ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat

Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan

membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri

atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya

perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila

memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau

berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress

(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan

memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan

ketergantungan pada ventilator

K Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain

1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan

tanda-tanda vital yang adekuat

2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal

3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel

darah putih

4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan

5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi

lainnya

6 Dapat mengatasi masalah secara efektif

L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik

1 Tes Penyapihan

a Kapasitas vital 10-15 cc kg

b Volume tidal 4-5 cc kg

c Ventilasi menit 6-10 l

d Frekuensi permenit lt 20 permenit

2 Pengaturan Ventilator

a FiO2 lt 50

b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

3 Gas darah arteri

a PaCO2 normal

b PaO2 60-70 mmHg

c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4 Selang Endotrakeal

a Posisi diatas karina pada foto Rontgen

b Ukuran diameter 85 mm

5 Nutrisi

a Kalori perhari 2000-2500 kal

b Waktu 1 jam sebelum makan

6 Jalan nafas

a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)

b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid

c Posisi duduk semi fowler

7 Obat-obatan

a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam

b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam

8 Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9 Fisik

Stabil istirahat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI

Page 23: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

d Musculosceletal disease

e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi

2 Kegagalan pertukaran gas

a Gagal nafas akut

b Gagal nafas kronik

c Gagal jantung kiri

d Penyakit paru-gangguan difusi

e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch

E Modus Operasional

Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang

diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu

1 Frekuensi pernafasan permenit

2 Tidal volume

3 Konsentrasi oksigen (FiO2)

4 Positive end respiratory pressure

Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume

istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-

15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase

(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan

berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen

dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen

arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk

mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler

1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari

a Controlled Ventilation

Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk

pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat

pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi

dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan

kerja pernafasan klien

b AssistControl

Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila

klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur

berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya

digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator

c Intermitten Mandatory Ventilation

Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol

klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin

dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator

d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)

SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak

begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan

biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi

tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat

e Positive End-Expiratory Pressure

Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan

tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena

tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang

menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus

Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan

penurunman curah jantung

f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)

Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan

untuk penyapihan ventilator

F Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu

1 Obstruksi jalan nafas

2 Hipertensi

3 Tension pneumotoraks

2 Atelektase

3 Infeksi pulmonal

4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan

5 gastrointestinal

6 Kelainan fungsi ginjal

7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat

G Pengkajian

Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam

mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut

1 Tanda-tanda vital

2 Bukti adanya hipoksia

3 Frekuensi dan pola pernafasan

4 Bunyi nafas

5 Status neurologis

6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat

7 Kebutuhan pengisapan

8 Upaya ventilasi spontan klien

9 Status nutrisi

10 Status psikologis

Pengkajian Kardiovaskuler

Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif

Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar

dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang

berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli

Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi

mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah

Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan

gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat

yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)

Pengkajian Peralatan

Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah

dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal

berikut

1 Jenis ventilator

2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)

3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi

4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)

5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan

6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang

7 Humidifikasi

8 Alarm

9 PEEP

Catatan

Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan

diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan

menggunakan Bag Resuscitation Manual

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik

yaitu

1 Pemeriksaan fungsi paru

2 Analisa gas darah arteri

3 Kapasitas vital paru

4 Kapasitas vital kuat

5 Volume tidal

6 Inspirasi negative kuat

7 Ventilasi semenit

8 Tekanan inspirasi

9 Volume ekspirasi kuat

10 Aliran-volume

11 Sinar X dada

12 Status nutrisi elaktrolit

H Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup

1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau

penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan

2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir

yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif

3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan

trakeostomi

4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator

5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea

dan pemasangan pada ventilator

6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan

ketergantungan pada ventilator

I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial

1 Melawan kerja ventilator

2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak

penurunan tekanan kehilangan volume

3 Gangguan kardiovaskuler

4 Barotrauma dan pneumothoraks

5 Infeksi paru

J Perencanaan dan Implementasi

Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir

tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian

terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil

dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik

membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain

1 Meningkatkan pertukaran gas

Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas

dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam

pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang

berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan

kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu

mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia

dan respon terhadap tindakan

Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang

sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau

penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi

dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari

kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial

Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik

yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang

pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau

kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah

(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)

2 Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi

pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan

auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas

termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan

mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk

membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan

Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk

mendilatasi bronkiolus

3 Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau

trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit

kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi

dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko

infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama

kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang

nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah

mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga

diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk

mengurangi potensial aspirasi isi lambung

4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan

aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki

mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi

otot kontraktur dan statis vena

5 Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi

mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan

komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak

tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu

dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien

6 Meningkatkan kemampuan koping

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai

ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat

Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan

membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri

atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya

perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila

memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau

berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress

(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan

memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan

ketergantungan pada ventilator

K Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain

1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan

tanda-tanda vital yang adekuat

2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal

3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel

darah putih

4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan

5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi

lainnya

6 Dapat mengatasi masalah secara efektif

L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik

1 Tes Penyapihan

a Kapasitas vital 10-15 cc kg

b Volume tidal 4-5 cc kg

c Ventilasi menit 6-10 l

d Frekuensi permenit lt 20 permenit

2 Pengaturan Ventilator

a FiO2 lt 50

b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

3 Gas darah arteri

a PaCO2 normal

b PaO2 60-70 mmHg

c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4 Selang Endotrakeal

a Posisi diatas karina pada foto Rontgen

b Ukuran diameter 85 mm

5 Nutrisi

a Kalori perhari 2000-2500 kal

b Waktu 1 jam sebelum makan

6 Jalan nafas

a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)

b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid

c Posisi duduk semi fowler

7 Obat-obatan

a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam

b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam

8 Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9 Fisik

Stabil istirahat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI

Page 24: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya

digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator

c Intermitten Mandatory Ventilation

Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol

klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin

dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator

d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)

SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak

begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan

biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi

tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat

e Positive End-Expiratory Pressure

Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan

tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena

tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang

menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus

Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan

penurunman curah jantung

f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)

Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan

untuk penyapihan ventilator

F Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu

1 Obstruksi jalan nafas

2 Hipertensi

3 Tension pneumotoraks

2 Atelektase

3 Infeksi pulmonal

4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan

5 gastrointestinal

6 Kelainan fungsi ginjal

7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat

G Pengkajian

Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam

mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut

1 Tanda-tanda vital

2 Bukti adanya hipoksia

3 Frekuensi dan pola pernafasan

4 Bunyi nafas

5 Status neurologis

6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat

7 Kebutuhan pengisapan

8 Upaya ventilasi spontan klien

9 Status nutrisi

10 Status psikologis

Pengkajian Kardiovaskuler

Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif

Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar

dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang

berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli

Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi

mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah

Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan

gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat

yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)

Pengkajian Peralatan

Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah

dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal

berikut

1 Jenis ventilator

2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)

3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi

4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)

5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan

6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang

7 Humidifikasi

8 Alarm

9 PEEP

Catatan

Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan

diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan

menggunakan Bag Resuscitation Manual

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik

yaitu

1 Pemeriksaan fungsi paru

2 Analisa gas darah arteri

3 Kapasitas vital paru

4 Kapasitas vital kuat

5 Volume tidal

6 Inspirasi negative kuat

7 Ventilasi semenit

8 Tekanan inspirasi

9 Volume ekspirasi kuat

10 Aliran-volume

11 Sinar X dada

12 Status nutrisi elaktrolit

H Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup

1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau

penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan

2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir

yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif

3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan

trakeostomi

4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator

5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea

dan pemasangan pada ventilator

6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan

ketergantungan pada ventilator

I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial

1 Melawan kerja ventilator

2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak

penurunan tekanan kehilangan volume

3 Gangguan kardiovaskuler

4 Barotrauma dan pneumothoraks

5 Infeksi paru

J Perencanaan dan Implementasi

Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir

tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian

terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil

dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik

membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain

1 Meningkatkan pertukaran gas

Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas

dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam

pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang

berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan

kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu

mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia

dan respon terhadap tindakan

Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang

sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau

penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi

dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari

kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial

Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik

yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang

pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau

kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah

(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)

2 Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi

pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan

auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas

termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan

mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk

membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan

Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk

mendilatasi bronkiolus

3 Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau

trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit

kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi

dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko

infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama

kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang

nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah

mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga

diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk

mengurangi potensial aspirasi isi lambung

4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan

aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki

mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi

otot kontraktur dan statis vena

5 Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi

mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan

komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak

tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu

dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien

6 Meningkatkan kemampuan koping

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai

ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat

Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan

membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri

atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya

perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila

memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau

berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress

(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan

memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan

ketergantungan pada ventilator

K Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain

1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan

tanda-tanda vital yang adekuat

2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal

3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel

darah putih

4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan

5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi

lainnya

6 Dapat mengatasi masalah secara efektif

L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik

1 Tes Penyapihan

a Kapasitas vital 10-15 cc kg

b Volume tidal 4-5 cc kg

c Ventilasi menit 6-10 l

d Frekuensi permenit lt 20 permenit

2 Pengaturan Ventilator

a FiO2 lt 50

b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

3 Gas darah arteri

a PaCO2 normal

b PaO2 60-70 mmHg

c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4 Selang Endotrakeal

a Posisi diatas karina pada foto Rontgen

b Ukuran diameter 85 mm

5 Nutrisi

a Kalori perhari 2000-2500 kal

b Waktu 1 jam sebelum makan

6 Jalan nafas

a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)

b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid

c Posisi duduk semi fowler

7 Obat-obatan

a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam

b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam

8 Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9 Fisik

Stabil istirahat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI

Page 25: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

G Pengkajian

Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam

mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut

1 Tanda-tanda vital

2 Bukti adanya hipoksia

3 Frekuensi dan pola pernafasan

4 Bunyi nafas

5 Status neurologis

6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat

7 Kebutuhan pengisapan

8 Upaya ventilasi spontan klien

9 Status nutrisi

10 Status psikologis

Pengkajian Kardiovaskuler

Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif

Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar

dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang

berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli

Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi

mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah

Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan

gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat

yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)

Pengkajian Peralatan

Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah

dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal

berikut

1 Jenis ventilator

2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)

3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi

4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)

5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan

6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang

7 Humidifikasi

8 Alarm

9 PEEP

Catatan

Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan

diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan

menggunakan Bag Resuscitation Manual

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik

yaitu

1 Pemeriksaan fungsi paru

2 Analisa gas darah arteri

3 Kapasitas vital paru

4 Kapasitas vital kuat

5 Volume tidal

6 Inspirasi negative kuat

7 Ventilasi semenit

8 Tekanan inspirasi

9 Volume ekspirasi kuat

10 Aliran-volume

11 Sinar X dada

12 Status nutrisi elaktrolit

H Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup

1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau

penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan

2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir

yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif

3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan

trakeostomi

4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator

5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea

dan pemasangan pada ventilator

6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan

ketergantungan pada ventilator

I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial

1 Melawan kerja ventilator

2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak

penurunan tekanan kehilangan volume

3 Gangguan kardiovaskuler

4 Barotrauma dan pneumothoraks

5 Infeksi paru

J Perencanaan dan Implementasi

Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir

tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian

terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil

dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik

membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain

1 Meningkatkan pertukaran gas

Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas

dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam

pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang

berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan

kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu

mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia

dan respon terhadap tindakan

Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang

sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau

penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi

dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari

kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial

Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik

yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang

pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau

kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah

(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)

2 Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi

pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan

auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas

termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan

mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk

membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan

Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk

mendilatasi bronkiolus

3 Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau

trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit

kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi

dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko

infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama

kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang

nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah

mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga

diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk

mengurangi potensial aspirasi isi lambung

4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan

aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki

mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi

otot kontraktur dan statis vena

5 Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi

mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan

komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak

tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu

dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien

6 Meningkatkan kemampuan koping

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai

ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat

Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan

membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri

atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya

perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila

memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau

berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress

(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan

memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan

ketergantungan pada ventilator

K Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain

1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan

tanda-tanda vital yang adekuat

2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal

3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel

darah putih

4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan

5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi

lainnya

6 Dapat mengatasi masalah secara efektif

L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik

1 Tes Penyapihan

a Kapasitas vital 10-15 cc kg

b Volume tidal 4-5 cc kg

c Ventilasi menit 6-10 l

d Frekuensi permenit lt 20 permenit

2 Pengaturan Ventilator

a FiO2 lt 50

b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

3 Gas darah arteri

a PaCO2 normal

b PaO2 60-70 mmHg

c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4 Selang Endotrakeal

a Posisi diatas karina pada foto Rontgen

b Ukuran diameter 85 mm

5 Nutrisi

a Kalori perhari 2000-2500 kal

b Waktu 1 jam sebelum makan

6 Jalan nafas

a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)

b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid

c Posisi duduk semi fowler

7 Obat-obatan

a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam

b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam

8 Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9 Fisik

Stabil istirahat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI

Page 26: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

8 Alarm

9 PEEP

Catatan

Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan

diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan

menggunakan Bag Resuscitation Manual

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik

yaitu

1 Pemeriksaan fungsi paru

2 Analisa gas darah arteri

3 Kapasitas vital paru

4 Kapasitas vital kuat

5 Volume tidal

6 Inspirasi negative kuat

7 Ventilasi semenit

8 Tekanan inspirasi

9 Volume ekspirasi kuat

10 Aliran-volume

11 Sinar X dada

12 Status nutrisi elaktrolit

H Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup

1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau

penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan

2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir

yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif

3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan

trakeostomi

4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator

5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea

dan pemasangan pada ventilator

6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan

ketergantungan pada ventilator

I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial

1 Melawan kerja ventilator

2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak

penurunan tekanan kehilangan volume

3 Gangguan kardiovaskuler

4 Barotrauma dan pneumothoraks

5 Infeksi paru

J Perencanaan dan Implementasi

Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir

tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian

terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil

dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik

membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain

1 Meningkatkan pertukaran gas

Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas

dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam

pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang

berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan

kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu

mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia

dan respon terhadap tindakan

Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang

sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau

penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi

dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari

kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial

Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik

yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang

pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau

kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah

(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)

2 Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi

pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan

auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas

termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan

mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk

membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan

Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk

mendilatasi bronkiolus

3 Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau

trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit

kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi

dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko

infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama

kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang

nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah

mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga

diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk

mengurangi potensial aspirasi isi lambung

4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan

aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki

mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi

otot kontraktur dan statis vena

5 Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi

mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan

komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak

tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu

dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien

6 Meningkatkan kemampuan koping

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai

ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat

Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan

membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri

atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya

perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila

memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau

berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress

(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan

memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan

ketergantungan pada ventilator

K Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain

1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan

tanda-tanda vital yang adekuat

2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal

3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel

darah putih

4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan

5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi

lainnya

6 Dapat mengatasi masalah secara efektif

L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik

1 Tes Penyapihan

a Kapasitas vital 10-15 cc kg

b Volume tidal 4-5 cc kg

c Ventilasi menit 6-10 l

d Frekuensi permenit lt 20 permenit

2 Pengaturan Ventilator

a FiO2 lt 50

b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

3 Gas darah arteri

a PaCO2 normal

b PaO2 60-70 mmHg

c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4 Selang Endotrakeal

a Posisi diatas karina pada foto Rontgen

b Ukuran diameter 85 mm

5 Nutrisi

a Kalori perhari 2000-2500 kal

b Waktu 1 jam sebelum makan

6 Jalan nafas

a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)

b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid

c Posisi duduk semi fowler

7 Obat-obatan

a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam

b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam

8 Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9 Fisik

Stabil istirahat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI

Page 27: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator

5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea

dan pemasangan pada ventilator

6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan

ketergantungan pada ventilator

I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial

1 Melawan kerja ventilator

2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak

penurunan tekanan kehilangan volume

3 Gangguan kardiovaskuler

4 Barotrauma dan pneumothoraks

5 Infeksi paru

J Perencanaan dan Implementasi

Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir

tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian

terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil

dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik

membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain

1 Meningkatkan pertukaran gas

Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas

dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam

pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang

berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan

kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu

mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia

dan respon terhadap tindakan

Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang

sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau

penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi

dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari

kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial

Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik

yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang

pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau

kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah

(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)

2 Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi

pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan

auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas

termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan

mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk

membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan

Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk

mendilatasi bronkiolus

3 Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau

trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit

kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi

dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko

infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama

kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang

nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah

mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga

diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk

mengurangi potensial aspirasi isi lambung

4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan

aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki

mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi

otot kontraktur dan statis vena

5 Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi

mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan

komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak

tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu

dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien

6 Meningkatkan kemampuan koping

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai

ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat

Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan

membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri

atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya

perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila

memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau

berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress

(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan

memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan

ketergantungan pada ventilator

K Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain

1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan

tanda-tanda vital yang adekuat

2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal

3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel

darah putih

4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan

5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi

lainnya

6 Dapat mengatasi masalah secara efektif

L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik

1 Tes Penyapihan

a Kapasitas vital 10-15 cc kg

b Volume tidal 4-5 cc kg

c Ventilasi menit 6-10 l

d Frekuensi permenit lt 20 permenit

2 Pengaturan Ventilator

a FiO2 lt 50

b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

3 Gas darah arteri

a PaCO2 normal

b PaO2 60-70 mmHg

c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4 Selang Endotrakeal

a Posisi diatas karina pada foto Rontgen

b Ukuran diameter 85 mm

5 Nutrisi

a Kalori perhari 2000-2500 kal

b Waktu 1 jam sebelum makan

6 Jalan nafas

a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)

b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid

c Posisi duduk semi fowler

7 Obat-obatan

a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam

b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam

8 Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9 Fisik

Stabil istirahat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI

Page 28: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang

pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau

kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah

(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)

2 Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi

pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan

auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas

termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan

mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk

membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan

Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk

mendilatasi bronkiolus

3 Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau

trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit

kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi

dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko

infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama

kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang

nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah

mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga

diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk

mengurangi potensial aspirasi isi lambung

4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan

aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki

mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi

otot kontraktur dan statis vena

5 Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi

mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan

komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak

tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu

dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien

6 Meningkatkan kemampuan koping

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai

ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat

Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan

membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri

atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya

perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila

memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau

berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress

(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan

memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan

ketergantungan pada ventilator

K Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain

1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan

tanda-tanda vital yang adekuat

2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal

3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel

darah putih

4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan

5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi

lainnya

6 Dapat mengatasi masalah secara efektif

L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik

1 Tes Penyapihan

a Kapasitas vital 10-15 cc kg

b Volume tidal 4-5 cc kg

c Ventilasi menit 6-10 l

d Frekuensi permenit lt 20 permenit

2 Pengaturan Ventilator

a FiO2 lt 50

b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

3 Gas darah arteri

a PaCO2 normal

b PaO2 60-70 mmHg

c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4 Selang Endotrakeal

a Posisi diatas karina pada foto Rontgen

b Ukuran diameter 85 mm

5 Nutrisi

a Kalori perhari 2000-2500 kal

b Waktu 1 jam sebelum makan

6 Jalan nafas

a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)

b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid

c Posisi duduk semi fowler

7 Obat-obatan

a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam

b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam

8 Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9 Fisik

Stabil istirahat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI

Page 29: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu

dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien

6 Meningkatkan kemampuan koping

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai

ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat

Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan

membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri

atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya

perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila

memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau

berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress

(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan

memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan

ketergantungan pada ventilator

K Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain

1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan

tanda-tanda vital yang adekuat

2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal

3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel

darah putih

4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan

5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi

lainnya

6 Dapat mengatasi masalah secara efektif

L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik

1 Tes Penyapihan

a Kapasitas vital 10-15 cc kg

b Volume tidal 4-5 cc kg

c Ventilasi menit 6-10 l

d Frekuensi permenit lt 20 permenit

2 Pengaturan Ventilator

a FiO2 lt 50

b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

3 Gas darah arteri

a PaCO2 normal

b PaO2 60-70 mmHg

c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4 Selang Endotrakeal

a Posisi diatas karina pada foto Rontgen

b Ukuran diameter 85 mm

5 Nutrisi

a Kalori perhari 2000-2500 kal

b Waktu 1 jam sebelum makan

6 Jalan nafas

a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)

b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid

c Posisi duduk semi fowler

7 Obat-obatan

a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam

b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam

8 Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9 Fisik

Stabil istirahat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI

Page 30: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

b Volume tidal 4-5 cc kg

c Ventilasi menit 6-10 l

d Frekuensi permenit lt 20 permenit

2 Pengaturan Ventilator

a FiO2 lt 50

b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

3 Gas darah arteri

a PaCO2 normal

b PaO2 60-70 mmHg

c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4 Selang Endotrakeal

a Posisi diatas karina pada foto Rontgen

b Ukuran diameter 85 mm

5 Nutrisi

a Kalori perhari 2000-2500 kal

b Waktu 1 jam sebelum makan

6 Jalan nafas

a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)

b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid

c Posisi duduk semi fowler

7 Obat-obatan

a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam

b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam

8 Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9 Fisik

Stabil istirahat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI

Page 31: Analisa Sintesa Ventilator Mekanik

DAFTAR PUSTAKA

Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]

Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby

NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International

Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002

Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama

Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]

Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI