14
Analisa Sistem dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air 1 1. Pendahuluan. Analisa untuk mendukung perencanaan sumberdaya air bertujuan sederhana: menyajikan informasi kuantitatif untuk penetap keputusan/ kebijaksanaan, agar dapat ditetapkan keputusan/kebijaksanaan yang lebih balk, atau dengan kata lain, untuk dapat dilakukannya seleksi yang lebih baik terhadap alternatif-alternatif upaya (strategi) yang diajukan. Dalam dua puluh tahun terakhir ini, analisa untuk perencanaan manajemen sumberdaya air telah mengalami perubahan. Perubahan ini, disatu sisi, diakibatkan oleh perkembangan ilmu dan teknologi, disisi lain, diakibatkan oleh semakin bertambah rumitnya permasalahan-permasalahan Manajemen Sumberdaya air. Berkat perkembangan ilmu dan teknologi, saat ini tersedia komputer-komputer yang canggih, model-model dan teknik-teknik analisa, yang dengan semua itu kemampuan pelaksanaan analisa dapat jauh lebih ditingkatkan. Walaupun demikian, komputer- komputer, model-model dan teknik-teknik analisa tersebut tetap tak dapat melakukan apapun untuk memecahkan permasalahan menemukan data dasar dan data primer. Bertambah rumitnya permasalahan Manajemen Sumberdaya air terlihat dengan sendirinya, terutama dari adanya kasus-kasus pertentangan kepentingan dan persaingan untuk memperoleh sumber alam dan dana yang terbatas/langka serta dari adanya perubahan lingkup Manajemen Sumberdaya air. Yang dimaksud perubahan llngkup Manajemen Sumberdaya air adalah: perubahan lingkup lokal menjadi regional, dari kriteria tunggal menjadi multi-kriteria, dari manajemen yang berorientasi hanya penyediaan menjadi manajemen yang berorientasi penyediaan. dan kebutuhan. perubahan-perubahan yang diuralkan ini berdampak pada informasi hasil analisa yang diperlukan dan juga pada persiapan dan pelaksanaan analisa, Analisa sistem mencoba menjawab perubahan-perubahan dan kebutuhan-kebutuhan yang baru ini dengan menawarkan Kerangka Kerja analisa (urutan tahap-tahap yang terkoordinasi) dan Kerangka kerja komputasi (kumpulan teknik-teknik komputas! yang bertalian secara logis) untuk memungkinkan dilakukannya suatu analisa kuantitatif. Evolusi analisa sistem sebagai metoda analisa dan karakteristik-karakteristiknya dibahas lebih mendetall di bab-bab berikut, disamping itu juga akan dibahas kerangka kerja analisa dan kerangka kerja yang berkaitan. 2. Mengapa analisa sistem dan apa Yang baru mengenai ini.. Seni rekayasa (engineering) dan perencanaan mungkin dapat didefinisikan sebagai: menghasilkan kesimpulan yang memadai dari data yang tidak memadai. Definisi ini berlaku di waktu yang lalu dan juga sekarang. Menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang memadai dari data-data yang tidak memadai, dapat juga diartikan sebagal: penerapan. asumsi-asumsi dan penyederhanaan-penyederhanaan dalam analisa yang dilakukan untuk dapat dihasilkannya kesimpulan tersebut.

Analisa Sistem Dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisa Sistem Dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air

Analisa Sistem dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air

1

1. Pendahuluan. Analisa untuk mendukung perencanaan sumberdaya air bertujuan sederhana:

menyajikan informasi kuantitatif untuk penetap keputusan/ kebijaksanaan, agar dapat ditetapkan keputusan/kebijaksanaan yang lebih balk,

atau dengan kata lain, untuk dapat dilakukannya seleksi yang lebih baik terhadap alternatif-alternatif upaya (strategi) yang diajukan.

Dalam dua puluh tahun terakhir ini, analisa untuk perencanaan manajemen sumberdaya air telah mengalami perubahan. Perubahan ini, disatu sisi, diakibatkan oleh perkembangan ilmu dan teknologi, disisi lain, diakibatkan oleh semakin bertambah rumitnya permasalahan-permasalahan Manajemen Sumberdaya air. Berkat perkembangan ilmu dan teknologi, saat ini tersedia komputer-komputer yang canggih, model-model dan teknik-teknik analisa, yang dengan semua itu kemampuan pelaksanaan analisa dapat jauh lebih ditingkatkan. Walaupun demikian, komputer-komputer, model-model dan teknik-teknik analisa tersebut tetap tak dapat melakukan apapun untuk memecahkan permasalahan menemukan data dasar dan data primer. Bertambah rumitnya permasalahan Manajemen Sumberdaya air terlihat dengan sendirinya, terutama dari adanya kasus-kasus pertentangan kepentingan dan persaingan untuk memperoleh sumber alam dan dana yang terbatas/langka serta dari adanya perubahan lingkup Manajemen Sumberdaya air. Yang dimaksud perubahan llngkup Manajemen Sumberdaya air adalah:

• perubahan lingkup lokal menjadi regional, dari kriteria tunggal menjadi multi-kriteria, dari manajemen yang berorientasi hanya penyediaan menjadi manajemen yang berorientasi penyediaan. dan kebutuhan.

• perubahan-perubahan yang diuralkan ini berdampak pada informasi hasil analisa yang diperlukan dan juga pada persiapan dan pelaksanaan analisa,

Analisa sistem mencoba menjawab perubahan-perubahan dan kebutuhan-kebutuhan yang baru ini dengan menawarkan Kerangka Kerja analisa (urutan tahap-tahap yang terkoordinasi) dan Kerangka kerja komputasi (kumpulan teknik-teknik komputas! yang bertalian secara logis) untuk memungkinkan dilakukannya suatu analisa kuantitatif. Evolusi analisa sistem sebagai metoda analisa dan karakteristik-karakteristiknya dibahas lebih mendetall di bab-bab berikut, disamping itu juga akan dibahas kerangka kerja analisa dan kerangka kerja yang berkaitan.

2. Mengapa analisa sistem dan apa Yang baru mengenai ini..

Seni rekayasa (engineering) dan perencanaan mungkin dapat didefinisikan sebagai: menghasilkan kesimpulan yang memadai dari data yang tidak memadai. Definisi ini berlaku di waktu yang lalu dan juga sekarang. Menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang memadai dari data-data yang tidak memadai, dapat juga diartikan sebagal: penerapan. asumsi-asumsi dan penyederhanaan-penyederhanaan dalam analisa yang dilakukan untuk dapat dihasilkannya kesimpulan tersebut.

Page 2: Analisa Sistem Dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air

Analisa Sistem dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air

2

Apabila interpretasi, seperti yang diurakkan diatas, yang dipakai, maka ada perbedaan antara dulu dan sekarang. Dulu, karena pengetahuan dan fasilitas komputasi tidak semaju sekarang, asumsi-asumsi dan penyederhanaan yang dipakai agak kasar. Sekarang, dengan kemajuan ilmu dan teknologi kita dapat membuat asumsi-asumsi yang lebih bakk dan dengan lebih sedikit penyederhanaan. Pendeknya, kita mempunyai kemungkinan untuk mendekati kenyataan lebih dekat lagi, walaupun "kenyataan" itu menjadi semakin rumit apabila kita semakin banyak belajar. Selain itu, dengan adanya fasilitas-fasilitas komputasi yang lebih baik kita dapat menguji, tanpa usaha-usaha tambahan, konsekuensi-konsekuensi daripada berbagai kondisi atau asumsi.-asumsi. Keadaan ini memungkinkan disempurnakannya asumsi-asumsi yang telah dibuat dengan mudah. Sebagai contoh: perubahan-perubahan konfigurasi sistem, pola operasi reservoir ataupun luas daerah Irigasi dapat dengan mudah dilakukan dengan merubah data-data masukan yang berkaitan dengan itu dan menjalankan lagi komputer untuk mengulang perhitungan/ komputasi. Kemampuan komputasi dengan kemudahan seperti ini amatlah penting, karena perencanaan selalu berkaitan dengan keadaan masa depan yang tidak tentu. Analisa-analisa perencanaan harus mempertimbangkan secara tegas ketidak tentuan dimasa depan ini, baik dengan menguji beberapa skenario ataupun dengan melakukan analisa sensitifitas. Kerangka kerja komputasi sangat memungkinkan dilaksanakannya analisa seperti yang diuraikan diatas. Selain komponen-komponen analisa yang lebih baik, perbedaan penting lainnya antara dulu dan sekarang adalah: permasalahan telah berkembang semakin rumit. Kenyataan yang ada saat ini, tidak memungkinkan lagi seseorang memahami semua aspek- aspek dan saling keterkaitan yang ada didalam permasalahan Manajemen Sumberdaya air. Analisa Manajemen Sumberdaya air, lambat laun, telah berkembang menjadi kegiatan multi-disiplin. Bertambahnya aspek-aspek dan saling keterkaitan yang perlu dipertimbangkan, dan ikut berperannya beberapa orang darl berbagai disiplin dalam pelaksanaan analisa menimbulkan masalah-masalah baru. Apabila peran-peran yang disumbangkan dari beberapa orang dari berbagal disiplin ini tidak dapat diselaraskan satu sama lain maka akan berbahaya, hasil analisa dapat menjadi kurang bermanfaat. Untuk menghindarl masalah ini, analisa harus disusun dalam urutan langkah atau sekumpulan prosedur sedemikian rupa sehingga peran-peran yang diberikan oleh beberapa orang dari berbagal disiplin dapat terkoordinasi dan bersesuaian satu sama lain. Perubahan-perubahan dalam analisa Manajemen Sumberdaya air berakibat:

• perlunya integrasi peran-peran beberapa orang dari berbagai disiplin; • perlunya pemanfaatan kemampuan-kemampuan analisa, yang semakin meningkat,

sebagaimana mestinya; agar dapat terwujud suatu pelaksanaan usaha-usaha perencanaan yang efektif dan efisien.

Page 3: Analisa Sistem Dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air

Analisa Sistem dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air

3

Seperti dinyatakan dalam pendahuluan, analisa sistem menanggapi perubahan-perubahan keadaan ini dengan menawarkan kerangka kerja analisa dan kerangka kerja komputasi. Analisa sistem dapat didefinisikan sebagal berikut:

proses sistematis yang menjabarkan, menganalisa dan mengevaluasi alternatif-alternatlf strategi.

Melalui disain dan aplikasi sekumpulan prosedur yang terkoordinasi dan sekumpulan teknik-teknik komputasi yang sesuai, analisa sistem dapat mengungkapkan berbagai konsekuensi dari suatu strategi. Tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh analis dalam. studi analisa sistem adalah:

• mempelajari dan menggambarkan kelakuan sistem-sistem yang rumit; • mengembangkan model-model, menjelaskan observasi-observasi, menguji

keandalan model dan observasi serta mengusahakan dilaksanakannya prakiraan-prakiraan tentang bagaimana sistem akan berkelakuan pada berbagai alternatif kondisi;

• perumusan upaya-upaya dan strategi-strategi serta menelaah konsekuensi-konsekuensi upaya dan strategi tersebut;

• pembandingan strategi-strategi; • menyampaikan hasil-hasil analisa kepada penetap keputusan/kebijaksanaan

dengan cara yang mudah difahami. Apabila diterapkan sebagaimana mestinya, analisa sistem akan merupakan pendukung terlaksananya analisa permasalahan perencanaan Manajemen Sumberdaya air yang efisien. Walaupun demikian, analisa sistem bukanlah suatu obat mujarab yang umum. untuk semua permasalahan, ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi untuk itu. Pertimbangan rekayasa (engineering) dan ekonomi yang logis serta pengertian yang baik mengenai permasalahan penetapan keputusan/kebijaksanaan tetap merupakan resep yang diperlukan untuk suksesnya suatu analisa, Perlu ditekankan bahwa "analisa sistem" pada dasarnya lebih tepat dikatakan merupakan suatu "cara berfikir" tentang permasalahan-permasalahan, lebih dari sekedar metoda analisa formal dan matematis. Analisa sistem sering kali terkacaukan dengan istilah, operation research, yang tidak mengandung arti sekumpulan teknik-teknik matematis. Melihat:

• bertambah rumitnya permasalahan-permasalahan sumberdaya air; • perlunya pengintegraslan aspek-aspek Manajemen Sumbersumberdaya air

seperti aspek ekonomi, aspek teknologi, aspek ekologi dan aspek kelembagaan; dan mengingat:

analisa sistem sebagai suatu cara berfikir untuk mengatasi permasalahan dan merupakan metoda untuk menyusun suatu analisa permasalahan,

maka: analisa sistem merupakan metoda yang sesuai untuk analisa Manajemen Sumberdaya air.

Page 4: Analisa Sistem Dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air

Analisa Sistem dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air

4

Kemampuan untuk mengintegrasikan aspek-aspek Manajemen Sumberdaya air, seperti yang diuraikan diatas merupakan hal yang sangat menentukan berguna atau tidaknya hasil analisa untuk proses penetapan keputusan/kebijaksanaan.

3. Kerangka kerja analisa,

3.1. Pendahuluan.

Kerangka kerja analisa membentuk susunan prosedur analisa untuk dapat disajikannya informasi-informasi yang diperlukan dalam rangka perumusan dan pemilihan strategi-strategi Manajemen Sumberdaya air. Uraian tentang Kerangka kerja yang disajikan disini membahas tahap-tahap analisa yang perlu dilaksanakan. Apa yang diuraikan disini, mungkin saja berbeda dengan kenyataan analisa yang dilaksanakan, ada atau tidaknya perbedaan ini atau sejauh mana ada perbedaan tergantung, dari keputusan/kebijaksanaan yang harus ditetapkan dan tergantung pula pada kendala-kendala praktis yang ada, seperti: ketersediaan waktu dan dana. Meskipun demikian suatu kerangka kerja umum yang dibahas dalam tulisan ini, diharapkan, dapat dipakai sebagai acuan bagi disain kerangka kerja permasalahan yang spesifik. Kerangka kerja analisa harus dapat memenuhi beberapa syarat-syarat tertentu:

• Kerangka kerja harus flexible (Iuwes) untuk diterapkan dan mudah dirubah-rubah sehingga akan bermanfaat untuk analisa perencanaan Manajemen Sumberdaya air yang berkesinambungan.

• Seluruh tahap dalam kerangka kerja, khususnya tahap-tahap dimana teknik-teknik komputasl diterapkan, harus disesuaikan satu sama lain. Dipandang dari: prosedur keseluruhan, ketelitian komponen-komponen data dan tujuan-tujuan, kerangka kerja analisa haruslah menghasilkan informasi tidak lebih dan juga tidak kurang dari yang dibutuhkan. Dalam banyak hal konsistensi internal ini merupakan faktor yang menentukan efisiensi analisa,

Kerangka kerja yang diuraikan diatas digambarkan pada gambar 1 dan terdiri dari 2 Fase analisa, Fase Persiapan Analisa dan Fase Pelaksanaan Analisa.

3.2. Fase Persiapan Analisa (tahap pendahuluan)

Dari Fase Persiapan Analisa diharapkan dapat dihasilkan;

• deskripsi permasalahan, • identifikasi tujuan-tujuan dan kriteria, • spesifikasi kondisi analisa dan pendekatan analisa.

Fase Persiapan Analisa dapat dijelaskan sebagai proses yang memutuskan analisa yang bagaimanakah yang harus dilaksanakan dalam Fase Pelaksanaan Analisa dan dengan cara bagaimana, untuk dapat menghasilkan informasi yang diinginkan dalam hubungannya dengan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dalam suatu ketersediaan waktu tertentu.

Page 5: Analisa Sistem Dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air

Analisa Sistem dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air

5

Dalam gambar 1 tahap-tahap garis besar Fase Persiapan Analisa digambarkan dan akan dibahas dibawah ini.

Page 6: Analisa Sistem Dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air

Analisa Sistem dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air

6

Penggerak. Penggerak dilaksanakannya analisa Manajemen Sumberdaya air dapat dibagi menjadi penggerak langsung dan tidak langsung. Penggerak langsung misalnya perencanaan yang di-mandat-kan atau persoalan Manajemen Sumberdaya air yang spesifik atau suatu kejadian seperti kekeringan dan banjir. Penggerak tidak langsung berhubungan dengan analisa Manajemen Sumberdaya air yang dilaksanakan bukan sebagai yang utama dan memerlukan analisa dalam kerangka kerja usaha-usaha perencanaan lainnya, seperti perencanaan pemanfaatan lahan, perencanaan energi, perencanaan pengembangan pertanian. Identifikasi tujuan-tuiuan perencanaan dan kriteria. Salah satu yang pokok agar dapat diambil kesimpulan dari analisa Manajemen Sumberdaya air ialah: analisa sejauh mungkin harus kuantitatif. Oleh karena itu tuiuan-tujuan Manajemen Sumberdaya air harus didefinisikan dengan pernyataan kuantitatif yang spesifik. “Manajemen Sumberdaya air harus bersifat melindungi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat", dalam pengertian analitis, termasuk pernyataan tujuan yang dikatagorikan sebagai non-operasional. Contoh-contoh tujuan operasional antara lain: pemenuhan suatu standar kualitas air tertentu atau menghasilkan sejumlah pangan tertentu atau. menjaga aliran minimum tertentu sepanjang masa. Anallsa ManaJemen Sumberdaya air diarahkan pada penjabaran alternatif-alternatif strategi. Kriteria-kriteria dibutuhkan agar dimungkinkan pembandingan alternatif-alternatif strategi, serta penilaian sejauh mana alternatif-alternatif strategi mendukung tercapainya suatu tujuan. Kriteria merupakan suatu ukuran dengan mana pencapaian suatu tujuan dapat dinilai. Spesifikasi kondisi analisa. Kondisi analisa berhubungan dengan kumpulan lengkap kondisi-kondisi dan asumsi-asumsi pada mana analisa Manajemen Sumberdaya air dilaksanakan. Kondisi-kondisi dan asumsi-asumsI tersebut antara lain:

• Horison waktu dan batas-batas daerah. Biasanya analilsa dilakukan untuk kondisl-kondisi saat InI dan untuk kondisk di satu atau lebih saat waktu yang akan datang. Jarang sekali dimungkinkan atau diperlukan untuk menganalisa setiap tahun periode analisa. Disamping itu, untuk keperluan analisa, perlu ditetapkan batas-batas pembagian daerah yang dianalisa.

• Tingkat suku bunga dan kondisi dasar. Strategi-strategi melibatkan kapital, operasi dan pemeliharaan, serta biaya dari waktu ke waktu. Dalam evaluasi ekonomi alternatif-alternatif strategi, urutan-urutan waktu biaya dan keuntungan/kemanfaatan perlu di-konversi-kan menjadi ukuran-ukuran yang dapat dibandingkan, misalnya: dikonversikan pada nilai saat ini (present value). Untuk keperluan ini perlu dipilih nilai suku bunga yang akan dipakai. Hal lain yang perlu ditetapkan adalah bagaimana perubahan-perubahan harga akan ditangani. Untuk ini seringkali

Page 7: Analisa Sistem Dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air

Analisa Sistem dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air

7

ditetapkan untuk memakai nilai harga-harga yang tetap, dinyatakan dalam satuan-satuan moneter untuk suatu tahun dasar yang ditentukan.

• Kondisi hidrologis dan meteorologis. Kedua kondisi ini penting dalam kaitannya dengan karakteristik-karakteristik penyediaan air dan kebutuhan air (misalnya: kebutuhan air pertanian). Mengingat kondisi hidrologis dan meteorologis bersifat "Stochastic". Strategi-strategi harus dianalisa untuk berbagai kumpulan kondisi hidrologis dan meteorologis. Dalam Fase Persiapan Analisa harus ditetapkan sejauh mana sifat "Stochastic" ini akan diperhitungkan dalam analisa.

• Skenario-skenario. Akan selalu ada ketidak tentuan dalam memperkirakan/meramalkan perkembangan-perkembangan ekonomi, demografl, politik dan teknologi di masa datang. Walaupun perkembangan-perkembangan tersebut bersifat “exogeneous" pada sistem yang dianalisa, perkembangan-perkembangan tersebut mempengaruhi “kelakuan" sistem, Untuk memperhitungkan kenyataan ini, maka perlu dikembangkan dan dianalisa alternatif-alternatif pengembangan/perkembangan, (yang biasa juga disebut sebagai skenario).

Analisa pendahuluan permasalahan dan upaya penaggulangan, Tujuan analisa pendahuluan adalah untuk mengenali perlunya/ pentingnya berbagai kegiatan-kegiatan pemakaian air dan kegiatan-kegiatan lainnya yang berkaitandengan air serta untuk mengetahui dapat atau tidaknya sumberdaya air memenuhi kebutuhan-kebutuhan air dan produk yang berkaitan, baik untuk kondisl saat ini maupun kondisi dimasa yang akan datang. Kebutuhan-kebutuhan air yang dimaksud diatas baik ditinjau dari segi kuantitas dan kualitas, maupun ditinjau dari segi distribusi menurut waktu dan distribusi spasial-nya. Yang juga relevan dengan konteks ini adalah penginventarisasian upaya-upaya penanggulangan permasalahan yang potensial. Dengan dilaksanakannya analisa pendahuluan ini, diharapkan usaha-usaha yang dilakukan dalam Fase Pelaksanaan Analisa dapat difokuskan pada permasalahan yang terpenting dan pada upaya penanggulangannya yang paling menjanjikan. Penspesifikasian pendekatan analisa, sampai batas tertentu akan didasarkan pada hasil analisa pendahuluan ini. Spesifikasi pendekatan analisa. Berdasarkan tahap-tahap terdahulu maka keluaran analisa akan dapat dispesifikasikan, misalnya, produksi pertanian, biaya penanggulangan. Tingkat kerincian merupakan elemen penting dalam penspesifikasian ini. Untuk suatu keluaran yang diperlukan akan dapat ditentukan pendekatan analisa yang diperlukan, yaitu, data-data apa saja yang harus dikumpulkan dan model-model yang bagaimana yang harus dikembangkan. Selain itu masih ada sumber-sumber lain yang diperlukan dan perlu dispesifikasikan, seperti fasilitas-fasilitas komputer, jumlah pegawai, keakhlian dan disiplin serta waktu dan anggaran yang diperlukan. Akhirnya hasil-hasil dari langkah-langkah diatas harus digabungkan dan disimpulkan dalam rencana kerja untuk Fase Pelaksanaan Analisa.

Page 8: Analisa Sistem Dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air

Analisa Sistem dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air

8

Umpan balik dalam Fase Persiapan Analisa. Bagian-bagian terdahulu Fase Persiapan Analisa harus diperiksa oleh para penetap keputusan/kebijaksanaan. Walaupun pemeriksaan ini seharusnya merupakan bagian dari proses Fase Persiapan Analisa, paling tidak, hasil Fase Persiapan Analisa harus merupakan salah satu yang disetujui para penetap keputusan/kebijaksanaan. Yang paling penting mendapatkan persetujuan para penetap keputusan/kebijaksanaan adalah rencana kerja Pelaksanaan Analisa. Apabila waktu dan anggaran yang diperlukan untuk Pelaksanaan Analisa, seperti yang diusulkan dalam hasil Fase Persiapan Analisa tidak bersesuaian dengan waktu dan sumber-sumber yang tersedia, maka perlu dilakukan revisi atau perlu diusahakan tambahan waktu dan sumber-sumber yang diperlukan.

3.3. Pelaksanaan Analisa.

Fase Pelaksanaan Analisa secara garis besar terdiri dari 6 segmen sebagai berikut:

• segmen 1 : perkiraan tingkat dan pola spasial kegiatan-kegiatan; • segmen 2 : analisa pemakaian air dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan air; • segmen 3 : analisa sistem-sistem alam; • segmen 4 : perumusan dan analisa strategi-strategi Manajemen-manajemen

Sumberdaya air; • segmen 5 : evaluasi strategi-strategi Manajemen Sumbersumberdaya air; • segmen 6 : penyajian hasil. SEGMEN 1 : Perkiraan tingkat dan pola spatial kegiatan-kegiatan. Suatu analisa harus dimulai dengan perkiraan tingkat populasi dan kegiatan-kegiatan ekonomi, seperti rumah tangga, pertanian dan industri untuk suatu horison waktu tertentu, Tingkat dan distribusi spastial kegiatan-kegiatan ini harus sesuai dengan kerincian analisa yang diperlukan. Informasi mengenal kegiatan-keglatan ekonomi untuk kondisi-kondisi di masa datang berkaitan dengan kebutuhan akhir masyarakat akan produksi barang dan jasa. Umumnya informasi ini tersedia pada tingkat nasional untuk sektor-sektor gabungan, misalnya, pertanian dan industri. Proyeksi-proyeksi tingkat kegiatan nasional ini perlu diuraikan menjadi tingkat regional disertai dengan penguraian lebih lanjut menjadi kegiatan-kegiatan sektoral. Klasifikasi kegiatan sektoral haruslah mencerminkan perbedaan yang ada diantara karakteristik kegiatan-kegiatan ini, sebagai contoh:

• penguraian produksi total pertanian nasional menjadi jumlah hektar tanaman tertentu per region yang dihasilkan dengan cara tertentu;

• produksi baja total nasional harus diuraikan menjadi total tipe baja tertentu yang diproduksi dengan cara tertentu di lokasi tertentu per region.

SEGMEN 2 : Analisa Pemakaian air dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan air.

Page 9: Analisa Sistem Dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air

Analisa Sistem dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air

9

Pada segmen ini dilakukan penterjemahan dari tingkat populasi dan kegiatan-kegiatan ekonomi menjadi kuantitas kebutuhan air dan peluahan limbah. Yang termasuk dalam segmen ini antara lain:

• pengembangan hubungan antara kebutuhan air dengan limbah-limbah yang dikeluarkannya;

• berbagal faktor yang menentukan kebutuhan air, keuntungan/ kemanfaatan yang dapat diperoleh, serta biaya-biaya yang diperlukan.

Contoh-contoh faktor yang menentukan kebutuhan air, kemanfaatan dan biaya seperti tersebut diatas antara lain: teknologi produksi, misalnya, alternatif praktek pertanian, biaya resirkulasi air internal, harga air dan energi, pungutan pengambilan air dan saluran air buangan, upaya reduksi bencana banjir dan perbaikan/peningkatan drainase. Keluaran analisa kegiatan merupakan masukan pada: 1. analisa sistem alam;dan 2. perumusan dan analisa Strategi-strategi Manajemen Sumberdaya air. Yang merupakan masukan pada analisa sistem-sistem alam, misalnya: perkiraan kebutuhan air dan limbah-limbah yang dikeluarkannya, yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas air di berbagai bagian air. Contoh yang merupakan masukan pada perumusan dan analisa strategi-strategi adalah: fungsi-fungsi keuntungan/ kemanfaatan vs kerugian atau tabel-tabel dan kurva elastisitas harga untuk pemakaian air dalam proses-proses industri. Penting untuk dicatat bahwa analisa kegiatan haruslah sedemikian rupa sehingga analisa ini tidak hanya menghasilkan informasi mengenai pola waktu kebutuhan air rata-rata, tapi juga menghasilkan informasi mengenai variasi di sekitar pola tersebut. SEGMEN 3 : Anallsa sistem-sistem alam. Yang termasuk dalam Analisa slstim-sistem alam adalah analisa tentang bagaimana kebutuhan air, kebutuhan benda/barang dan jasa/kemudahan yang berkaitan dengan air, berpengaruh pada proses-proses alami. Data-data yang diperlukan untuk analisa ini antara lain: data debit allran sungal, data presipitasi, data temperatur, data BOD, data karakteristik tanah ... dll .... Yang dimaksud proses alami disini, antara lain: proses-proses fisik, kimiawi dan biologis, seperti: pergerakan air, sedimen dan nutrient, aerasi sungal, produktifitas akuifer air tanah. Jumlah dan ketelitian data yang tersedia merupakan faktor-faktor utama yang menentukan ketelitian keseluruhan analisa strategi-strategi Manajemen Sumberdaya air. Pengumpulan, pengevaluasian dan pengolahan data sistem-sistem alam memerlukan pengetahuan yang baik mengenai fenomena yang ditampilkan data tersebut ; serta pemahaman yang baik mengenai maksud dilaksanakannya analisa. Sebagai contoh, mungkin saja terdapat kesalahan dalam pencatatan harga extrim muka air, apabila kesalan ini dibiarkan, maka dapat berkonsekuensi serius dalam pengembangan kriteria disain struktur, seperti: untuk disain tanggul-tanggul dan spilway reservoir.

Page 10: Analisa Sistem Dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air

Analisa Sistem dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air

10

Hasil/keluaran analisa kegiatan merupakan sebagian masukan-masukan model-model sistem alam, misalnya: kebutuhan air dan kuantitas peluahan limbah di tempat dan pada saat-saat tertentu didalam suatu pola waktu tertentu. Upaya-upaya fisik yang telah dirumuskan dan pola operasinya (sebagai bagian dari strategi Manaiemen Sumberdaya air), untuk hal-hal tertentu yang relevan, juga merupakan masukan bagi model-model sistem alam. Keterkaitan antara analisa kegiatan dan sistem alam merupakan hal yang penting. Analisa kegiatan haruslah menghasilkan data-data masukan untuk model-model sistem alam yang dipakai dalam bentuk yang sebagaimana mestinya. Sebaliknya model-model alam ini harus dipilih dan/atau dirumuskan dalam kaitannya dengan:

• keluaran-keluaran yang dapat dihasilkan dari anallsa kegiatan; • ketersediaan data; • keluaran-keluaran model yang dikehendaki dalam kaitannya dengan

indikator-indikator fisik, kimiawi dan biologis. SEGMEN 4: Perumusan dan analisa strategi Manajemen Sumberdaya air. Segmen ini terdiri darl beberapa putaran analisa. Langkah-langkah permulaan dalam segmen ini adalah penyaringan (screening) upaya-upaya (measures). Penyaringan (screening) ini seringkali didasarkan pada kriteria-kriteria yang berkaitan dengan kelayakan teknis dan hubungan antara keuntungan/kemanfaatan-biaya. Setelah itu strategi-strategi dirumuskan dan, berkenaan dengan kriteria yang diberlakukan, dampak-dampak lain selain biaya dan keuntungan juga diperkirakan. Dampak terhadap lingkungan dapat juga merupakan suatu yang perlu diperkirakan. Akhirnya, segmen 4 ini seharusnya dapat menghasilkan suatu diskripsi mengenai sekumpulan strategi-strategi yang menjanjikan serta perkiraan dampak-dampak atau konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul akibat pelaksanaan strategi-strategi ini (berkenaan dengan kriteria yang diberlakukan). Penyaringan upaya-upaya (screening of measures). Penyaringan terhadap upaya-upaya fisik terutama diarahkan pada karakteristik-karakteristik teknis dan biaya upaya tersebut. Upaya dapat berbentuk gabungan fasilitas-fasilitas seperti: reservoir, jalur-jalur pipa dan bangunan penjernihan/ pengolahan. Dalam menghitung biaya, didalamnya harus termasuk biaya-biaya kapital, biaya operasi tahunan, biaya pemeliharaan, biaya peremajaan, biaya administrasi serta biaya pemantauan. Contoh-contoh tipikal dari hasil-hasil analisa yang demikian adalah: hubungan antara biaya - kapasitas untuk suatu reservoir, hubungan antara biaya investasi - biaya pemeliharaan.

Page 11: Analisa Sistem Dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air

Analisa Sistem dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air

11

Hasil penyaringan (seleksi) pertama upaya-upaya fisik yang mungkin dilaksanakan, mungkin merupakan upaya yang tidak layak teknis pada suatu waktu tertentu atau terlalu mahal. Walaupun demikian, penolakan usulan upaya semacam ini jangan dilakukan terlalu cepat, penolakan sebaiknya dilakukan setelah dilaksanakannya analisa strategi-strategi lebih lanjut yang lebih lengkap. Penyaringan upaya-upaya yang berbentuk penerapan insentif-insentif/ perangsang-perangsang dan penataan kelembagaan terutama diarahkan pada pendefinisian kombinasi upaya-upaya ini dalam kaitannya dengan upaya-upaya fisik. Perlu diingat bahwa hal ini berkaitan dengan hasil analisa kegiatan (segmen 2) yang menyajikan informasi mengenai tanggapan/respon kegiatan perorangan dan kolektif terhadap tindakan-tindakan pemerintah yang mungkin dilaksanakan. Dalam konteks ekonomi, administratif dan politis suatu perencanaan dan penerapan Strategi Manajemen Sumberdaya air, kelayakan penerapan insentif/perangsang dan penataan kelembagaan harus ditelaah dan diputuskan dalam suatu interaksi yang erat dengan para pejabat terkait dan/atau perwakilan otorita pemerintah dan kelompok-kelompok yang berkepentingan. Dalam beberapa kasus akan terjadi suatu upaya yang potensial, layak teknis dan secara ekonomi dikehendaki, tetapi secara hukum tidak mungkin diterapkan. Idealnya dalam kasus-kasus seperti ini, analisa sebaliknya tetap dilaksanakan dengan melaksanakan 2 analisa sebagai berikut: 1. dengan memasukkan upaya-upaya tersebut dan dihitung keuntungan bersih darl

strategi yang dianalisa (U1), 2. dengan tidak memasukkan upaya tersebut dihitung keuntungan bersih dari strategi

yang dianalisa (U2) (diperkirakan akan menghasilkan keuntungan bersih yang lebih jauh kecil).

Kedua hasil ini dapat disajikan dalam proses penetapan keputusan/kebijaksanaan sehingga para penetap kebijaksanaan/ keputusan dapat menetapkan sejauh mana nilai kenaikan keuntungan bersih (=U1-U2) dapat mengimbangi permasalahan politis yang mungkin timbul akibat perubahan struktur hukum kelembagaan yang perlu dilakukan agar penerapan upaya yang lebih efisien itu dapat diterima dan dilaksanakan. Terlalu sering, upaya yang istimewa dan berpotensi, disisihkan begitu saja karena diyakini tidak layak politis. Penetapan kelayakan secara politis merupakan hak istimewa (tanggung jawab) para penetap keputusan/kebijaksanaan dan proses politik. Perumusan dan seleksi Strategi Manajermen Sumberdaya air. Strategi dirumuskan dengan:

• menspesifikasikan tingkat kebutuhan kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan dan kebutuhan di masa datang;

• tingkat indikator-indikator sistem alam yang harus dicapai; • pengindentifikasian upaya-upaya dan prosedur operasi untuk pekerjaan-pekerjaan

infrastruktur. Tingkat kerincian upaya-upaya yang diselidikl harus sesuai dengan tingkat disaggregasi kebutuhan dan indikator-indikator sistem alam.

Page 12: Analisa Sistem Dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air

Analisa Sistem dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air

12

Kriteria seleksi yang penting adalah: tingkat dimana penyediaan (supply) dapat memenuhi kebutuhan pada suatu kondisi hidrologis dan meteorolgis yang ditetapkan. Selain itu, biaya dan keuntungan/kemanfaatan langsung merupakan hal yang menentukan dipilih atau, tidaknya suatu strategi Manajemen Sumberdaya air. Secara operasional berarti, yang diusahakan dalam putaran pertama analisa adalah: dapat diketahuinya dampak-dampak lain yang mungkin/dapat terjadi (sehubungan dengan kriteria yang didefinisikan). Penganalisaan dampak-dampak. Keputusan strategi-strategi Manajemen Sumberdaya air menampilkan permasalahan penetapan kebijaksanaan/Reputusan dengan multi-tujuan. Kriteria keputusan yang perlu diperhatikan dihasilkan dalam tahap persiapan analisa. Contoh-contohnya antara lain:

• efek-efek fisik, kimiawi dan biologis serta distribusinya menurut waktu, seperti: taraf muka air dan produksi biomasa;

• efek-efek ekonomi, seperti biaya dan keuntungan serta distribusinya, neraca pembayaran nasional;

• batasan-batasan administratif dalam kaitannya dengan penerapan upaya-upaya serta batasan-batasan politis, seperti peraturan perundangan baru yang diperlukan.

Kebanyakan kriteria-kriteria keputusan ini dinyatakan dalam satuan-satuan yang tidak dapat dibandingkan (biaya keseluruhan atau keuntungan per tahun, ton per hektar, cm diatas permukaan laut, atau. dinyatakan dalam sifat-sifat kualitatif). Perlu diketahui bahwa prosedur perumusan dan penganalisaan strategi merupakan proses yang perlu dilakukan berulang-ulang. Sebagai akibatnya, beberapa putaran analisa akan perlu dilakukan untuk merumuskan kembali strategi-strategi dengan memanfaatkan hasil-hasil putaran analisa sebelumnya. SEGMEN 5 : Evaluasi Strategi Manajemen Sumberdaya air. Para penetap keputusan/kebijaksanaan mempergunakan banyak kriteria dalam menetapkan keputusan/kebijaksanaan, Para penetap keputusan/kebijaksanaan harus menunjukkan kriteria yang relevan dan memberikan bobot relatif pada masing-masing kriteria. Analis memainkan peranan penting dalam menyediakan kerangka kerja untuk menghasilkan kriteria yang pasti serta bobot yang berkaitan dengan itu. Tampilnya metoda-metoda analisa adalah untuk berperan pada pengevaluasian strategi--strategi, seperti: analisa biaya dan keuntungan serta anallsa multi-kriteria. Analisa biaya/keuntungan adalah perhitungan yang sistematik dan evaluasi: semua keuntungan/kemanfaatan dan biaya langsung; serta keuntungan/kemanfaatan dan biaya sosial tak langsung suatu strategi, yang relevan. Analisa keuntungan/biaya dapat dilakukan dengan cara-cara yang dapat menghasilkan informasi mengenai tujuan-tujuan sebagai pelengkap dari efisiensi ekonomi nasional;

Page 13: Analisa Sistem Dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air

Analisa Sistem dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air

13

Sebagai contoh; analisa dapat menelusuri biaya-biaya akan dibebankan kepada siapa, baik ditinjau dari segi geografi menurut batasan-batasan politis, maupun ditinjau dari segi kelas-kelas ekonomi; hal yang sama juga dapat diterapkan pada keuntungan/kemanfaatan. Analisa keuntungan/biaya dapat dilakukan dengan berbagai tipe batasan-batasan (constraints). Sebagai contoh: fungsi tujuan dapat berbentuk: memaksimumkan keuntungan bersih dengan melakukan perlindungan terhadap suatu aliran banjir tertentu. Jika analisa diulangi tanpa adanya batasan-batasan, apa yang dihasilkan adalah keuntungan ekonomi bersih dari berkurangnya kerugian penduduk akibat perlindungan aliran banjir. Ini tidak menggambarkan nilai allran banjir tersebut; yang menggambarkan nilai tersebut adalah jumlah minimum yang disanggupi dibayar masyarakat untuk membangun perlindungan terhadap aliran banjir tersebut. Analisa keuntungan/biaya dapat juga dilakukan dengan batasan-batasan (constraints) lain, seperti: spesifikasi pemeliharaan untuk suatu tingkat keadaan pekerja di suatu daerah, atau pengadaan sejumlah air untuk reservoir. Kemudian analisa dilakukan sedemikian rupa sehingga terlihat adanya perbandingan antara efisiensi ekonomi dan tujuan lainnya. Seluruh analisa keuntungan/biaya ini dapat dilakukan dengan beberapa urutan kejadian-kejadian hidrologis, sehingga dapat dihasilkan keluaran analisa dengan "nilai-nilai yang diinginkan" (expected value). Metoda-metoda multi-kriteria, seperti metoda-metoda "expected value", metoda-metoda permutasi, bertujuan untuk menyediakan instrumen-untuk evaluasi yang sistematis yang dicirikan dengan adanya kriteria beragam. (multiple criteria) atau atribut beragam (multiple attributes). Yang menjadi gagasan dasar dari analisa-analisa ini adalah: kenyataan bahwa beberapa dampak proyek tidak perlu diterjemahkan menjadi unit-unit moneter (penterjemahan menjadi unit-unit moneter dilakukan dalam analisa keuntungan/biaya). Yang merupakan bagian kritis dalam pengevaluasian strategi-strategi adalah: analisa keuangan (financial analysis). Hasil-hasil analisa keuangan merupakan masukan-masukan penting bagi proses penetapan keputusan/kebijaksanaan untuk memilih Strategi Manajemen Sumberdaya air. SEGMEN 6 : Penyajian hasil. Dalam penyajian hasil, Yang sangat perlu diperhatikan adalah apa dan siapa yang berperan dalam proses penetapan keputusan/kebijaksanaan serta jenis dan bentuk informasi yang bagaimanakah yang dibutuhkan/dikehendaki oleh beliau-beliau ini. Disamping hasil-hasil anallsa, yang juga perlu disajlkan adalah, informasi-informasi mengenai:

• seleksi dan pendefinisian karakteristik-karakteristik sistem yang dianalisa, • seleksi dan pendefinislan tujuan-tujuan dan kriteria, • seleksi dan pendefinisian pendekatan-pendekatan analisa.

Page 14: Analisa Sistem Dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air

Analisa Sistem dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air

14

Interaksi dengan para penetap keputusan/kebljaksanaan. Interaksi yang erat antara para analis dengan para penetap keputusan/kebijaksanaan diperlukan dalam Fase Persiapan Analisa dan Fase Pelaksanaan Analisa serta dalam segmen-segmen yang ada pada fase-fase tersebut.

4. Kerangka kerja komputasi. Fase Persiapan Analisa memuat uraian teknik-teknik analisa yang dipakai dalam segmen-segmen Fase Pelaksanaan Analisa, Kerangka Kerja komputasi dimaksudkan untuk menggabungkan teknik-teknik analisa tersebut. Dewasa ini telah ada bermacam-macam teknik dan model serta masih banyak yang sedang dikembangkan. Pemilihan (seleksi) bermacam-macam teknik dan model ini serta penerapannya haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

• kesesuaian didalamnya (internally consistent), kecocokan masukan/keluaran; • bersesuaian dengan tuiuan-tujuan analisa; • memadai, dalam kaitannya dengan tingkat kerincian yang diperlukan; • konsisten dengan kenyataan, dimana: perencanaan Manajemen Sumberdaya air

harus dipandang sebagai prosedur yang berkesinambungan. Dalam Manajemen Sumberdaya air diperlukan teknik-teknik analisa dari berbagai disiplin, seperti: hidrolika, hidrologi, ekonomi, statistik, agronomi. Beberapa contoh teknik-teknik analisa yang mungkin termasuk didalam kerangka kerja komputasi adalah sebagai berikut:

• model-model untuk memperkirakan kebutuhan air (irigasi, air minum); • model-model untuk simulasi aliran dan taraf muka air (penelusuran banjir); • model-model untuk simulas! gerakan air dan pencemar (contaminant) dalam akuifer

air tanah; • model-model respon atau dampak untuk memperkirakan efek-efek Strategi-strategi

Manajemen Sumberdaya air terhadap pemakai air tertentu (misalnya: hasil panen, produksi industri, pergerakan kapal);

• model-model masukan/keluaran nasional atau regional untuk dapat tersajinya data dasar ekonomi perekonomian nasional dan regional untuk keperluan analisa.

Seperti halnya kerangka kerja analisa, kerangka kerja komputasi juga merupakan suatu permasalahan tersendiri. Bila didisain dengan cermat dan diterapkan dengan teliti, kerangka kerja komputasi dapat jauh lebih meningkatkan efektifitas dan efisiensl pelaksanaan analisa. Khususnya dalam pelaksanaan segmen 1, 2 dan 3 kerangka kerja analisa, pengembangan kerangka kerja komputasi dapat merupakan hal yang sangat membantu pengintegrasian kontribusi-kontribusi individual untuk berhasilnya pelaksanaan analisa. Selain itu, Kerangka kerja komputasi merupakan perangkat yang berharga dalam merumuskan dan menganalisa Strategi-strategi Manajemen Sumberdaya air, khususnya yang berkenaan dengan penelaahan dampak.