ANALISIS CURAH HUJAN SAAT TERJADI BANJIR

DI KABUPATEN SIDRAP SULAWESI SELATAN

TANGGAL 01 - 04 JULI 2018

1. PENDAHULUAN

Curah hujan yang turun sejak beberapa hari terakhir ini, membuat sejumlah lokasi di empat

wilayah kecamatan didaerah ini makin parah akibat terkena dampak banjir. Hingga saat ini, ketinggian

banjir mencapai 4 meter, membuat mayoritas rumah panggung milik warga Terendam banjir akibat

luapan dua danau terbesar di Sulsel, yaitu, danau Sidenreng, Sidrap dan danau Tempe, Kabupaten Wajo

(http://www.inikata.com/banjir-di-sidrap-makin-parah-dan-meluas-hingga-4-kecamatan/). Banjir terjadi di

Desa Mojong, Kecamatan Watang Sidenreng, Lawatedong, Kecamatan Maritenggae, Teteaji, Kecamatan

Tellu Limpoe, dan Wette’e Kecamatan Panca Lautang.Banjir yang melanda sejumlah kawasan di Sidrap

ini merupakan terparah dalam dua bulan terakhir. Keempat wilayah ini memang merupakan langganan

banjir setiap musim hujan tiba. Topografi keempat kawasan yang berada di pesisir Danau Sidenreng

tersebut, membuat wilayah ini sering dilanda banjir, bahkan setiap tahun banjir di daerah ini sering terjadi

(http://news.rakyatku.com/read/107899/2018/07/01/banjir-rendam-4-kecamatan-di-sidrap).

Gambar 1. Lokasi kejadian banjir di Kab. Sidrap tanggal 01 – 04 Juli 2018 dan Lokasi Penakar Hujan

2. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Peta Rawan Banjir

Gambar 2. Peta RawanBanjir Kab. Sidrap Dasarian I Juli (Sumber : Atlas Rawan Banjir Tahun 2012)

Berdasarkan Peta Rawan Banjir Kabupaten Sidrap Dasarian I Bulan Juli Edisi Tahun 2012, maka

Kecamatan Watang Sidenreng, Kecamatan Maritenggae, Kecamatan Tellu Limpoe dan Kecamatan Panca

Lautang, termasuk daerah yang memiliki tingkat kerawanan Menengah, namun karena lokasi daerah –

daerah tersebut berdekatan dengan danau Sidenreng dan apabila terjadi curah hujan yang tinggi di sekitar

danau Sidenreng tersebut, maka peluang terjadinya banjir Sidenreng cukup tinggi.

B. Analisis Dinamika Atmosfer

Gambar 3. Anomali SST dan Pola angin 850 mb Tanggal 01-04 Juli 2018

Berdasarkan analisis vektor angin, wilayah Kabupaten Sidrap dan Provinsi Sulawesi Selatan pada

umumnya didominasi Angin Timuran dan terjadi perlambatan angin ketika disekitar wilayah Sulawesi

Selatan. Berdasarkan nilai rata-rata suhu muka laut di perairan Sulawesi Selatan yang menunjukan nilai

antara 27,5 hingga 28,5. Hal ini menunjukan bahwa uap air di wilayah Sulawesi Selatan masih cukup

hangat dan berpeluang menambah suplai uap air.

Gambar 4. Citra Satelit Himawari pada saat sebelum kejadian Banjir

Analisis Citra satelit menunjukan pada saat sebelum kejadian Banjir yaitu tanggal 01 s.d 02 Juli 2018,

di Wilayah Sidrap terdapat awan – awan konfektif yang cukup tebal yang dapat mengakibatkan terjadi

Hujan dengan intensitas yang cukup Tinggi. Sedangkan berdasarkan analisis citra satelit mulai

ditanggal 03 Juli 2018, awan – awan konfektif mulai berkurang di wilayah Sidrap.

C. Intensitas Curah Hujan Observasi di wilayah Banjir

Gambar 5.Grafik dan Tabel Curah Hujan Observasi Pos Hujan Kerjasama, Kab. Sidrap

Berdasarkan data curah hujan observasi pada tanggal 29 Juni s.d. 04 Juli 2018 (Gambar 5),

intensitas curah hujan di titik pos - pos hujan Kabupaten Sidrap sebelum kejadian banjir (tanggal 29-30

Juni) berada pada kategori Hujan Sangat Ringan (5 - 20 mm/hari). Sedangkan Pada saat kejadian banjir

(tanggal 01-04 Juli), curah hujan meningkat dengan intensitas Sedang terjadi di pos hujan Amparita

sebesar 39 mm dan pada pos hujan lainnya juga mengalami peningkatan curah hujan dibandingkan

sebelum kejadian banjir. Hal tersebut mengindikasikan kejadian banjir yang terjadi merupakan akibat

dari hujan lebat ataupun akumulasi curah hujan di sekitar lokasi banjir.

D. KESIMPULAN

1. Banjir tanggal 01 – 04 Juli 2018 merupakan akibat hujan lebat ataupun akumulasi hujan terutama

beberapa saat menjelang kejadian banjir.

2. Kondisi dinamika atmosfer dan laut menjelang kejadian banjir yang turut mendukung terjadinya

hujan di periode tersebut diantaranya adalah:

Di sekitar area banjir tutupan awan cenderung lebih banyakdan tebal.

Suplai uap air di perairan sekitar Sulawesi cukup kondusif karena nilai suhu muka laut masih

cukup hangat (27,5 s.d 28.5 OC).

Lampiran