30
21 ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelanggan Pelanggan Home Industry Aryani Art selama tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

  • Upload
    ngothuy

  • View
    246

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

21

ANALISIS DATA

4.1 Deskripsi Pelanggan

Pelanggan Home Industry Aryani Art selama tahun 2011 dapat

dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

Page 2: ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

22

Tabel 4.1

Nama Pemesan

Tahun 2011

No Nama

Pelanggan

Alamat

Pelanggan

Produk yang dipesan

1 Toko Pandanaran Semarang Mebel Enceng Gondok

Mebel Pandan

Pintu

Gebyok

Sekat

2 CV. Patma Indo Raya Semarang Mebel Enceng Gondok

Mebel Pandan

Pintu

Gebyok

Sekat

3 Bapak Rukin Jepara Mebel Enceng Gondok

Mebel Pandan

Pintu

Gebyok

Sekat

4 Bapak Sugeng Iriyanto Jepara Mebel Enceng Gondok

Mebel Pandan

Pintu

Gebyok

Sekat

5 Istana Rotan Semarang Mebel Enceng Gondok

Pintu

Gebyok

Sekat

Sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah

Tabel 4.1 mendeskripsikan pembeli yang menjadi pelanggan Home

Industry Aryani art. Pada tabel tersebut dapat diketahui nama pelanggan,

alamat pelanggan dan berbagai produk yang dipesan oleh masing-masing

pelanggan.

Page 3: ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

23

4.2 Deskripsi Hasil Analisis Laba Pelanggan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui laba dari masing-

masing pelanggan, berikut ini adalah tabel yang mendeskripsikan laba dari

setiap pelanggan.

Page 4: ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

24

Tabel 4.2

Customer Profitability Report

Tahun 2011

( dalam Rupiah)

Toko Pandanaran CV.Patma Indo Raya Bapak Rukin Bapak Sugeng Iriyanto

Istana Rotan

TOTAL PENJUALAN Rp252.500.000 Rp274.250.000 Rp255.750.000 Rp211.000.000 Rp233.000.000

HPP Rp171.390.531 Rp184.320.968 Rp172.956.599 Rp141.754.328 Rp152.563.450

% HPP 67,88% 67,21% 67,63% 67,18% 65,48%

LABA KOTOR Rp81.109.469 Rp89.929.032 Rp82.793.401 Rp69.245.672 Rp80.436.550

% LABA KOTOR 20,10% 22,29% 20,52% 17,16% 19,93%

BIAYA PEMASARAN LANGSUNG

Ongkos Jasa Ekspedisi Rp7.788.000,00 Rp21.370.000,00 Rp8.535.000,00 Rp5.010.500,00 Rp5.710.000,00

Supplies Pengepakan Rp1.050.000 Rp1.144.500 Rp1.011.500 Rp843.500 Rp864.500

Laba Sebelum Biaya Pemasaran Tidak Langsung

Rp72.271.469

Rp67.414.532

Rp73.246.901

Rp63.391.672

Rp73.862.050

BIAYA PEMASARAN TIDAK LANGSUNG

Biaya Fungsi Promosi dan Penjualan Rp8.565.267 Rp9.303.068 Rp8.675.513 Rp7.157.511 Rp7.903.791

Biaya Fungsi Pengiriman Rp2.454.545 Rp3.436.364 Rp1.963.636 Rp1.472.727 Rp1.472.727

BIAYA ADMINISTRASI DAN UMUM

Biaya Fungsi Adm Umum Rp1.942.516 Rp3.108.025 Rp1.942.516 Rp1.942.516 Rp3.496.528

Laba Bersih Setelah Biaya Pemasaran Tidak Langsung

Rp59.309.140,66

Rp51.567.075,86

Rp60.665.235,77

Rp52.818.918,68

Rp60.989.003,47

ROS PER TAHUN 23,49% 18,80% 23,72% 25,03% 26,18%

sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah.

Page 5: ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

25

Hasil analisis laba pelanggan tersebut diperoleh dengan

perhitungan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Perhitungan Penjualan setiap pelanggan

Dalam menentukan penjualan setiap pelanggan, volume penjualan untuk

setiap jenis produk dari masing-masing pelanggan dapat diketahui lebih

dahulu.Volume dan jenis kerajinan yang dipesan oleh masing-masing

pelanggan selama tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3

Volume dan Jenis Produk Terjual per Pelanggan (pcs)

No Nama pelanggan Volume(pcs)

Mebel

Enceng

gondok

Mebel

Pandan

Pintu Gebyok Sekat

1 Toko Pandanaran 15 18 7 17 23

2 CV.Patma Indo Raya 12 26 5 16 29

3 Bapak Rukin 4 22 11 18 27

4 Bapak Sugeng Iriyanto 6 17 6 15 24

5 Istana Rotan 13 - 12 19 35

TOTAL 50 83 41 85 138

Sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah.

Penjualan yang terjadi pada kelima pelanggan diatas merupakan

penjualan rutin yang dilakukan perusahaan, karena pelanggan-pelanggan

tersebut pada tahun 2011 aktif melakukan pemesanan terhadap produk

perusahaan.

Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa penjualan perusahaan pada tahun

2011 sebagian besar adalah produk sekat. Produk sekat terjual sebanyak

138 pcs. Produk mebel enceng gondok dipesan sebanyak 50 pcs dan mebel

pandan dipesan sebanyak 83 pcs. Sedangkan produk pintu terjual sebanyak

41 pcs, serta produk gebyok terjual sebanyak 85 pcs. Sedangkan harga jual

produk mebel enceng gondok adalah Rp 3.250.000,-, harga jual mebel

pandan adalah Rp 3.500.000,-, harga jual pintu adalah Rp 3.000.000,-,

Page 6: ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

26

harga jual gebyok adalah Rp 4.000.000,- dan harga jual sekat adalah Rp

2.250.000,-. Sehingga diperoleh penjualan dari setiap pelanggan seperti

pada tabel 4.2.

2. Perhitungan Harga Pokok Penjualan

Harga pokok penjulan ini diperoleh dengan menghitung dari

masing-masing produk. Dalam perhitungan Harga Pokok Penjualan

terdapat biaya bahan baku, bahan penolong, biaya tenaga kerja langsung,

biaya pemeliharaan mesin, biaya penyusutan mesin, dan biaya listrik untuk

kegiatan produksi. Semua biaya tersebut dibebankan pada setiap produk,

sehingga diperoleh Harga Pokok Penjualan pada setiap produk. Hpp mebel

enceng gondok per unit adalah sebesar Rp 2.235.909,- mebel pandan

sebesar Rp 2.496.813,- Hpp pintu sebesar Rp 2.130.327,- Hpp gebyok

sebesar Rp 3.021.781,- dan Hpp sekat sebesar Rp 1.157.682,-.

3. Perhitungan Laba Kotor

Angka laba kotor diperoleh dari penjualan masing-masing pelanggan

dikurangi harga pokok penjualan masing-masing pelanggan. Sehingga,

untuk menghitung laba kotor setiap pelanggan, harus mengidentifikasi

penjualan dan harga pokok penjualan setiap pelanggan terlebih dahulu.

Melalui perhitungan laba kotor setiap pelanggan, dapat mengetahui apakah

penjualan yang besar dapat memberikan laba kotor yang besar.

Berikut ini adalah tabel yang mendeskripsikan mengenai penjualan,

Hpp, dan laba kotor dari masing- masing pelanggan.

Page 7: ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

27

Tabel 4.4

Penjualan, HPP, dan Laba Kotor per Pelanggan

Tahun 2011

Nama

Pelanggan

Total

Penjualan (Rp)

Persentase

Penjualan

Total HPP

(Rp)

Persentase

HPP

Laba Kotor

(RP)

Persentase

Laba Kotor

Toko Pandanaran

Rp 252.500.000

20,59%

Rp 171.390.531

67,88%

Rp 81.109.469

20,10%

CV.Patma Indo Raya

Rp 274.250.000

22,36%

Rp 184.320.968

67,21%

Rp 89.929.032

22,29%

Bapak Rukin

Rp 255.750.000

20,85%

Rp 172.956.599

67,63%

Rp 82.793.401

20,52%

Bapak Sugeng Iriyanto

Rp 211.000.000

17,20%

Rp 141.754.328

67,18%

Rp 69.245.672

17,16%

Istana Rotan

Rp 233.000.000

19,00%

Rp 152.563.450

65,48%

Rp 80.436.550

19,93%

TOTAL

Rp1.226.500.000

100%

Rp 822.985.876

Rp 403.514.124

Sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pelanggan dengan angka total penjualan yang relatif besar belum tentu menghasilkan laba

kotor yang besar pula. Toko Pandanaran dengan angka penjualan Rp 252.500.000,- mempunyai kontribusi sebesar 20,10% terhadap

total laba kotor perusahaan. Persentase ini mendekati kontribusi Bapak Rukin dengan angka penjualan yaitu Rp 255.750.000,- yang

berkontribusi 20,52% terhadap laba kotor perusahaan.

Page 8: ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

28

4. Penentuan Biaya Pemasaran Langsung Setiap Pelanggan

Biaya pemasaran perusahaan selama tahun 2011 yang dapat digolongkan

sebagai biaya langsung pelanggan dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5

Biaya Pemasaran Langsung

Tahun 2011

Biaya Jumlah (Rp)

Supplies pengepakan

Ongkos jasa ekspedisi

Rp 4.914.000,00

Rp 48.413.500,00

Sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah.

Biaya pemasaran langsung pelanggan tersebut akan dibebankan

kepada 5 pelanggan. Pembebanan biaya pemasaran langsung pelanggan

kepada setiap pelanggan dilakukan dengan penelusuran tarhadap catatan

yang terkait.

Biaya-biaya pemasaran langsung masing-masing pelanggan disajikan pada

tabel 4.6 sebagai berikut.

Tabel 4.6

Biaya Pemasaran Langsung Setiap Pelanggan

Tahun 2011

( dalam Rupiah )

Biaya Pelanggan

Toko Pandanaran CV. Patma Indo

Raya

Bapak Rukin Bapak Sugeng

Iriyanto

Istana Rotan

Supplies Pengepakan Rp1.050.000,00 Rp 1.144.500,00 Rp1.011.500,00 Rp 843.500,00 Rp 864.500,00

Jasa Ekspedisi Rp7.788.000,00 Rp21.370.000,00 Rp8.535.000,00 Rp5.010.500,00 Rp5.710.000,00

Sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah.

Page 9: ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

29

5. Menentukan Laba Bersih Sebelum Biaya Pemasaran Tidak

Langsung Kepada Setiap Pelanggan.

Perhitungan laba bersih sebelum biaya pemasaran tidak langsung

untuk setiap pelanggan diperoleh dengan cara mengkurangkan laba kotor

dari masing- masing pelanggan dengan biaya pemasaran langsung dari

masing-masing pelanggan.

6. Identifikasi dan Alokasi Biaya Pemasaran Tidak Langsung dan

Administrasi Umum Kepada Setiap Pelanggan.

Biaya yang terjadi dalam rangka menyelenggarakan kegiatan

pemasaran yang dapat digolongkan menjadi biaya pemasaran tidak

langsung selama tahun 2011 disajikan pada tabel 4.7 berikut

Tabel 4.7

Biaya Pemasaran Tidak Langsung

Tahun 2011

Biaya Jumlah (Rp)

Gaji Karyawan

Supplies Kantor

Contoh Produk

Biaya Penyusutan mobil

Komunikasi:

- Telepon

- Internet

Listrik

18.000.000

750.000

4.600.000

24.000.000

3.600.000

1.200.000

255.150

Sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah.

Oleh karena tidak dapat dibebankan secara langsung kepada setiap

pelanggan, maka biaya-biaya pemasaran yang termasuk dalam biaya tidak

langsung pelanggan akan dibebankan kepada fungsi-fungsi pemasaran

yang ada di perusahaan terlebih dahulu untuk kemudian dibebankan

kepada masing-masing pelanggan. Pembebanan biaya pemasaran tidak

Page 10: ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

30

langsung pelanggan kepada setiap fungsi pemasaran dapat dilakukan

secara langsung maupun secara tidak langsung.Pembebanan secara tidak

langsung berdasarkan dasar alokasi (driver) yang mencerminkan

hubungan sebab akibat terjadinya biaya. Biaya-biaya yang dapat secara

langsung dibebankan kepada setiap fungsi pemasaran, yaitu:

1. Gaji karyawan

Total biaya gaji karyawan bagian penjualan dan pengiriman,

selama tahun 2011 adalah Rp 18.000.000,-. Biaya gaji yang dikonsumsi

oleh masing-masing fungsi pemasaran dapat diketahui dengan penelusuran

terhadap daftar gaji dan upah.

2. Supplies kantor

Seluruh biaya untuk pengadaan supplies kantor fungsi pemasaran

selama tahun 2011 adalah Rp 750.000,-. Biaya untuk supplies kantor dapat

dibebankan kepada setiap fungsi pemasaran dengan melihat catatan

mengenai penggunaan supplies oleh bagian promosi atau penjualan.

3.Contoh produk (sample)

Contoh produk dalam kasus ini adalah selama tahun 2011 Home

Industry Ini melakukan study banding di daerah Yogyakarta sebanyak 3

kali untuk mendapatkan informasi terbaru berkaitan dengan inovasi

produknya.

Biaya untuk pengadaan contoh produk kerajinan enceng gondok selama

tahun 2011 sebesar Rp 4.600.000 dapat dengan mudah dibebankan kepada

fungsi promosi dan penjualan, karena contoh produk digunakan oleh fungsi

promosi dan penjulan guna untuk mendukung kegiatan promosi.

4.Beban penyusutan peralatan

Mobil sebagai peralatan kantor yang digunakan untuk melakukan

kegiatan promosi dan penjualan memiliki umur ekonomis 5 tahun,

sehingga beban penyusutannya sebesar Rp 24.000.000.

Page 11: ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

31

5.Biaya Komunikasi

Biaya komunikasi terdiri dari biaya internet dan biaya telepon.

Kedua biaya tersebut dapat secara langsung dibebankan kepada fungsi

pemasaran. Seluruh biaya telepon selular yang dikeluarkan untuk fungsi

pemasaran bagian promosi/ penjualan dan bagian pengiriman adalah Rp

3.600.000 setiap tahunnya. Dengan pembagian Rp 1.800.000 untuk bagian

promosi/penjualan dan Rp 1.800.000 untuk bagian pengiriman setiap

tahunnya. Sedangkan biaya internet untuk bagian promosi setiap tahunnya

sebesar Rp 1.200.000.

Biaya- biaya yang membutuhkan dasar alokasi ( driver ) dalam

pembebanannya kepada setiap fungsi pemasaran, yaitu:

1. Biaya Listrik

Bagian produksi: Daya(watt)

1 alat las 900

1 kompresor 1500

1 kompresor 1500

1 pasah listrik 710

3 lampu @ 20 watt 60

TOTAL 4670

Bagian Promosi:

7 lampu untuk display

@25watt 175

TV 150

TOTAL 325

Bagian Adm:

2 lampu @ 25 watt 50

Laptop 80

Printer 80

TOTAL

T OTAL DAYA

5205

210

Page 12: ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

32

Total biaya listrik yang terjadi pada tahun 2011 adalah sebesar Rp

4.252.500,- Biaya listrik yang digunakan untuk aktivitas produksi, promosi

dan administrasi dapat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut :

Perhitungan biaya listrik yang digunakan untuk kegiatan produksi adalah

sbb:

- Total daya untuk kegiatan produksi

Total daya

X Total biaya listrik

4670

5205

X Rp 4.252.500,- = Rp 3.827.250,-

Perhitungan biaya listrik yang digunakan untuk kegiatan promosi adalah

sbb:

- Total daya untuk kegiatan promosi

Total daya

X Total biaya listrik

325

5205

X Rp 4.252.500,- = Rp 255.150,-

Perhitungan biaya listrik yang digunakan untuk kegiatan administrasi

adalah sbb:

- Total daya untuk kegiatan administrasi

Total daya

X Total biaya listrik

210

5205

X Rp 4.252.500,- = Rp 170.100,-

Page 13: ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

33

Pembebanan biaya pemasaran tidak langsung pelanggan kepada

setiap fungsi pemasaran yang menikmatinya dan biaya administrasi umum

dapat dilihat di tabel 4.8 dan 4.9 sebagai berikut.

Tabel 4.8

Pembebanan Biaya Tidak Langsung Kepada Fungsi Pemasaran

Tahun2011

( dalam Rupiah )

Biaya

Resource

Driver

Resource

Driver Rate

Fungsi

Penjualan dan Promosi Pengiriman

-Gaji Karyawan

-Supplies kantor

-Contoh produk

-Penyusutan

mobil

Komunikasi

-Internet

-Telepon (HP)

-Listrik

Direct Tracing

Direct Tracing

Direct Tracing

Direct Tracing

Direct Tracing

Daya (watt)

Rp 9.000.000,-

Rp 750.000,-

Rp 4.600.000,-

Rp 24.000.000,-

Rp 1.200.000,-

Rp 1.800.000,-

Rp 255.150,-

Rp 9.000.000,-

Rp 1.800.000,-

Rp 10.800.000,-

TOTAL

Rp 41.605.150,-

sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah.

Pembebanan biaya administrasi umum dapat dilihat di tabel 4.9

sebagai berikut.

Page 14: ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

34

Tabel 4.9

Pembebanan Biaya Administrasi Umum

Tahun2011

( dalam Rupiah )

Biaya

Resource

Driver

Resource Driver

Rate

Fungsi Administrasi

dan umum

-Gaji karyawan

-Supplies kantor

-Internet

-Telepon

-Listrik untuk

pemakaian

Komputer, Printer,

Lampu

Direct Tracing

Direct Tracing

Direct Tracing

Direct Tracing

Daya(watt)

Rp 9.000.000,-

Rp 225.000,-

Rp 1.200.000,-

Rp 1.837.000,-

Rp 170.100,-

TOTAL

Rp12.432.100,-

sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah

Setelah membebankan biaya-biaya pemasaran tidak langsung ke

dalam setiap fungsi pemasaran, langkah selanjutnya adalah membebankan

biaya-biaya setiap fungsi kepada masing-masing pelanggan. Dalam

membebankan biaya yang terjadi di setiap fungsi kepada masing-masing

pelanggan digunakan dasar alokasi (satuan pengukur jasa) atau driver.

a. Promosi dan penjualan

Biaya yang terjadi pada fungsi promosi dan penjualan selama

tahun 2011 adalah sebesar Rp 41.605.150 -.Untuk membebankan biaya

yang terjadi pada fungsi promosi dan penjualan digunakan dasar alokasi

jumlah penjualan masing-masing pelanggan selama tahun 2011. Total

penjualan tahun 2011 adalah Rp 1.226.500.000,- sehingga tarif

Page 15: ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

35

pembebanan biaya fungsi promosi dan penjualan kepada setiap pelanggan

adalah jumlah penjualan dari masing-masing pelanggan dibagi dengan

total penjualan tahun 2011 dikalikan dengan biaya yang terjadi pada fungsi

promosi dan penjulan selama tahun 2011 yaitu Rp 41.605.150,-

Tabel 4.10

Alokasi Biaya Fungsi Promosi dan Penjualan per-Pelanggan

Tahun 2011

Nama

Pelanggan

Total

Penjualan

(Rp)

Biaya fungsi Promosi

dan Penjualan

(Rp)

Toko Pandanaran Rp252.500.000 Rp8.565.267

CV.Patma Indo Raya Rp274.250.000 Rp9.303.068

Bapak Rukin Rp255.750.000 Rp8.675.513

Bapak Sugeng Iriyanto Rp211.000.000 Rp7.157.511

Istana Rotan Rp233.000.000 Rp7.903.791

Sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah.

b. Pengiriman

Jumlah biaya yang dikonsumsi oleh fungsi pengiriman adalah

sebesar Rp 10.800.000,-. Pembebanan biaya yang dikonsumsi oleh fungsi

pengiriman kepada setiap pelanggan dilakukan berdasarkan frekuensi

pengiriman sebagai dasar alokasi. Karena selama tahun 2011 terjadi 22

kali pengiriman, maka tarif pembebanan biaya fungsi pengiriman kepada

setiap pelanggan adalah Rp490.909,- per pengiriman(Rp 10.800.000÷ 22).

Page 16: ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

36

Tabel 4.11

Alokasi Biaya Fungsi Pengiriman per-Pelanggan

Tahun 2011

Nama

Pelanggan

Frekuensi

Pengiriman

Biaya Fungsi

Pengiriman

(Rp)

Toko Pandanaran 5 Rp 2.454.545

CV.Patma Indo Raya 7 Rp 3.436.364

Bapak Rukin 4 Rp 1.963.636

Bapak Sugeng Iriyanto 3 Rp 1.472.727

Istana Rotan 3 Rp 1.472.727

Sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah.

c. Administrasi dan Umum.

Fungsi administrasi dan umum perusahaan pada tahun 2011

menggunakan biaya dengan jumlah total Rp 12.432.100,-. Biaya tersebut

dibebankan kepada masing-masing pelanggan dengan menggunakan dasar

alokasi frekuensi order atau pemesanan. Sepanjang tahun 2011, Home

Industry Aryani Art Tuntang menerima 28 order, maka tarif pembebanan

biaya fungsi administrasi penjualan kepada setiap pelanggan adalah Rp

388.503,- per order ( Rp 12.432.100 ÷ 32 order )

Page 17: ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

37

Tabel 4.12

Alokasi Biaya Fungsi Administrasi Umum per-Pelanggan

Tahun 2011

Nama

Pelanggan

Frekuensi

Order

Biaya Adm.Umum

(Rp)

Toko Pandanaran 5 Rp1.942.516

CV.Patma Indo Raya 8 Rp3.108.025

Bapak Rukin 5 Rp1.942.516

Bapak Sugeng Iriyanto 5 Rp1.942.516

Istana Rotan 9 Rp3.496.528

Sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah.

Rangkuman pembebanan biaya setiap fungsi pemasaran dan

administrasi umum kepada masing-masing pelanggan disajikan pada tabel

4.13. Sementara, rangkuman pembebanan seluruh biaya pemasaran baik

biaya fungsi pemasaran maupun biaya langsung pelanggan disajikan pada

tabel 4.14.

Page 18: ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

38

Tabel 4.13

Pembebanan Biaya Tidak Langsung Kepada Setiap Pelanggan

Tahun 2011

( dalam Rupiah )

Biaya Fungsi Satuan Pengukur Jasa Pelanggan

Toko Pandanaran

CV.Patma Indo Raya

Bapak Rukin Bapak Sugeng Iriyanto

Istana Rotan

Biaya Fungsi Promosi dan Penjualan

Rupiah hasil penjualan Rp8.565.267

Rp9.303.068

Rp8.675.513

Rp7.157.511

Rp7.903.791

Biaya Fungsi Pengiriman

Frekuensi Pengiriman Rp2.454.545

Rp3.436.364

Rp1.963.636

Rp1.472.727

Rp1.472.727

Biaya Fungsi Adm dan Umum Frekuensi Order Rp1.942.516 Rp3.108.025 Rp1.942.516 Rp1.942.516 Rp3.496.528

Page 19: ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

39

Tabel 4.14

Pembebanan Biaya Pemasaran Langsung

dan Biaya Pemasaran Tidak Langsung

Kepada Setiap Pelanggan

Tahun 2011

( dalam Rupiah )

Biaya Pelanggan

Toko Pandanaran

CV.Patma Indo Raya

Bapak Rukin Bapak Sugeng Iriyanto

Istana Rotan

Biaya Langsung Pelanggan

Ongkos Jasa Ekspedisi Rp7.788.000 Rp21.370.000 Rp8.535.000 Rp5.010.500 Rp5.710.000

Supplies Pengepakan Rp1.050.000 Rp1.144.500 Rp1.011.500 Rp843.500 Rp864.500

Biaya Tidak Langsung Pelanggan

Biaya Fungsi Promosi dan Penjualan Rp8.565.267 Rp9.303.068 Rp8.675.513 Rp7.157.511 Rp7.903.791

Biaya Fungsi Pengiriman Rp2.454.545 Rp3.436.364 Rp1.963.636 Rp1.472.727 Rp1.472.727

Biaya Fungsi Adm dan Umum Rp1.942.516 Rp3.108.025 Rp1.942.516 Rp1.942.516 Rp3.496.528

Sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah.

Page 20: ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

40

Perhitungan biaya pemasaran diatas adalah perhitungan terhadap biaya

pemasaran langsung dan biaya pemasaran tidak langsung yang

dikelompokkan menurut fungsinya. Biaya yang telah dikeluarkan

perusahaan untuk melakukan pelayanan pada masing-masing pelanggan

berbeda-beda. Perbedaan pembebanan biaya pelayanan yang dikeluarkan

perusahaan untuk tiap pelanggan tersebut terjadi karena tidak semua biaya

yang terjadi dikonsumsi oleh setiap pelanggan secara merata. Perbedaan

konsumsi biaya disebabkan perbedaan karakteristik pelanggan. Terdapat

pelanggan yang frekuensi pemesanannya dalam satu tahun jarang, namun

unit yang dipesan dalam satu kali pemesanan berjumlah besar. Sementara

ada pelanggan yang frekuensi pemesanannya dalam satu tahun lebih sering

namun dengan unit dipesan yang lebih sedikit. Toko Pandanaran pada

tahun 2011 melakukan lima kali pemesanan dengan jumlah rata-rata

dipesan 80 pcs. Berbeda dengan pelanggan lain seperti Istana Rotan yang

lebih sering melakukan pemesanan kepada perusahaan namun jumlah unit

yang dipesan lebih sedikit. Perbedaan frekuensi pemesanan berpengaruh

pada aktivitas pelayanan yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk

menangani pesanan tersebut. Frekuensi pemesanan (order) yang tinggi

akan menambah biaya pelayanan karena bertambahnya aktivitas

pelayanan.

Hasil dari perhitungan pada tabel 4.14 kemudian dihitung total

biaya pemasaran dan adm umum masing-masing pelanggan. Total biaya

dan persentase biaya pemasaran dan adm umum per pelanggan disajikan

pada tabel 4.15 berikut ini.

Page 21: ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

41

Tabel 4.15

Persentase Total Biaya Pemasaran

dan Biaya Adm Umum per Pelanggan

Tahun 2011

Nama

Pelanggan

Total

Biaya

Persentase

Toko Pandanaran Rp21.800.328,41 18,45%

CV.Patma Indo Raya Rp38.361.956,22 32,46%

Bapak Rukin Rp22.128.165,33 18,73%

Bapak Sugeng Iriyanto Rp16.426.753,42 13,90%

Istana Rotan Rp19.447.546,63 16,46%

Total Rp118.164.750,00 100%

Sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah.

7. Perhitungan Laba Bersih Setiap Pelanggan

Tahap terakhir yang harus dilakukan dalam analisis laba pelanggan

adalah menghitung laba bersih setiap pelanggan. Untuk membantu dalam

perhitungan laba bersih setiap pelanggan, digunakan laporan laba

pelanggan atau Customer Profitability Report. Customer Profitability

Report adalah laporan yang berisi penjualan kepada setiap pelanggan,

harga pokok penjualan setiap pelanggan, laba kotor setiap pelanggan,

biaya-biaya yang dikeluarkan dalam aktivitas pemasaran kepada setiap

pelanggan dan biaya administrasi dan umum sehingga, laba bersih setiap

pelanggan dapat dihitung.Customer Profitability Report mengukur

profitabilitas pelanggan berdasar Return On Sales (ROS). Angka Return

On Sales (ROS) diperoleh dengan membandingkan laba bersih setiap

pelanggan dengan penjualan setiap pelanggan.

Page 22: ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

42

Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan perbedaan antara laba bersih sebelum biaya pemasaran tidak langsung dan

laba bersih setelah biaya pemasaran tidak langsung serta ROS setiap pelanggan.

Tabel 4.16

Perbedaan Ranking Pelanggan

Antara Laba Sebelum Biaya Pemasaran Tidak Langsung,

Laba Setelah Biaya Pemasaran Tidak langsung dan ROS

Tahun 2011.

No Nama Pelanggan Laba Sebelum Biaya Pemasaran Laba Setelah Biaya Pemasaran ROS

Tidak Langsung Tidak Langsung

Rp Ranking Rp Ranking % Ranking

1 Istana Rotan Rp 73.862.050,10 1 Rp60.989.003,47 1 26,18% 1

2 Bapak Rukin Rp 73.246.901,09 2 Rp60.665.235,77 2 25,03% 2

3 Toko Pandanaran Rp 72.271.469,07 3 Rp59.309.140,66 3 23,72% 3

4 Bapak Sugeng Rp 63.391.672,09 5 Rp52.818.918,68 4 23,49% 4

5 CV.Patma Indo Raya Rp 67.414.532,08 4 Rp51.567.075,86 5 18,80% 5

Page 23: ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

43

Laporan laba pelanggan atau Customer Profitability Report

menjelaskan beberapa hal sebagai berikut :

1. Laba kotor (Gross Margin)

Dari tabel 4.4 dapat diketahui kontribusi laba kotor masing-masing

pelanggan. Laba kotor diperoleh karena penjualan lebih besar dari harga

pokok penjualan. Perhitungan laba kotor setiap pelanggan menghasilkan

fakta, pelanggan dengan jumlah total penjualan tertinggi selama tahun

2011 adalah CV. Patma Indo Raya dengan jumlah total penjualan

Rp274.250.000,- dan persentase laba kotor 22,29 % dari total laba kotor

perusahaan. Bapak Rukin menduduki urutan kedua dengan jumlah total

penjualan Rp255.750.000,- dengan persentase laba kotor 20,52 %,

kemudian secara berurutan, Toko Pandanaran dengan total penjualan

Rp252.500.000,-dan persentase laba kotor 20,10 %, Bapak Sugeng

Iriyanto dengan total penjualan Rp Rp211.000.000,- dan persentase laba

kotor 17,16 %, Istana Rotan dengan jumlah total penjualan Rp

233.000.000,- dan persentase laba kotor 19,93 %. Temuan ini

menunjukkan bahwa jumlah total penjualan yang relatif besar belum tentu

menghasilkan laba kotor yang tinggi. Toko Pandanaran dengan total

penjualan Rp 252.500.000,- persentase laba kotornya mendekati Bapak

Rukin yang mempunyai total penjualan Rp 255.750.000,-. Hal ini dapat

terjadi karena perbedaan produk yang dipesan dan harga kesepakatan

antara perusahaan dengan pembeli.

Laporan laba pelanggan tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai laba

kotor tidak dapat menjadi ukuran dalam menilai kontribusi laba setiap

pelanggan terhadap laba perusahaan, karena laba kotor yang tinggi belum

tentu menghasilkan customer profit yang tinggi pula.

2. Biaya yang terkait dengan pelanggan (Customer Related Cost)

Karakteristik pelanggan yang dimiliki perusahaan berbeda satu

sama lain,sehingga aktivitas pelayanan bagi masing-masing pelanggan

Page 24: ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

44

berbeda pula. Oleh karena aktivitas pelayanan yang berbeda, maka biaya

yang dibutuhkan untuk melayani setiap pelanggan juga berbeda.

Customer Related Cost menyajikan biaya-biaya yang dikeluarkan

perusahaan dalam melayani pelanggan. Perbedaan Customer Related Cost

masing-masing pelanggan menunjukkan perbedaan tingkat konsumsi

pelanggan terhadap sumber daya perusahaan. Pelanggan dengan Customer

Related Cost yang tinggi menunjukkan bahwa pelanggan tersebut

membutuhkan aktivitas pelayanan yang lebih besar.

CPA mengidentifikasi biaya pemasaran yang dikeluarkan

perusahaan untuk melayani pelanggan. Upaya penentuan biaya pemasaran

langsung dan identifikasi terhadap biaya pemasaran tidak langsung,

berhasil menemukan fakta mengenai jumlah dan persentase biaya

pemasaran per pelanggan. Pelanggan dengan total biaya pemasaran dan

administrasi tertinggi adalah CV.Patma Indo raya yang mengkonsumsi

biaya pemasaran Rp 38.361.956,22 atau 32,46 %. Pelanggan yang

menempati urutan kedua dalam hal konsumsi biaya pemasaran adalah

Bapak Rukin dengan jumlah total biaya pemasaran Rp 22.128.165,33 atau

18,73 %. Toko Pandanaran dengan jumlah total biaya pemasaran Rp

21.800.328,41 atau 18,45 % menempati urutan ketiga, diikuti Istana Rotan

dengan jumlah total biaya pemasaran Rp 19.447.546,63 atau 16,46 %

diurutan keempat, sementara pelanggan yang paling sedikit mengkonsumsi

sumber daya perusahaan adalah adalah Bapak Sugeng Iriyanto dengan

jumlah total biaya pemasaran Rp 16.426.753,42 atau 13,90 %. Hasil

Analisis tersebut jika dibandingkan dengan jumlah penjualan setiap

pelanggan, menunjukkan bahwa pelanggan dengan total penjualan yang

besar mengkonsumsi biaya yang besar pula. Customer Related Cost yang

tinggi dapat diartikan bahwa aktivitas pelayanan kepada pelanggan tidak

dilakukan dengan efisien sehingga mengkonsumsi biaya yang besar.

Manajemen perusahaan perlu memperhatikan Customer Related Cost dan

berusaha menekan serta mengurangi biaya-biaya tersebut, sehingga

perusahaan dapat memperoleh laba yang lebih besar.

Page 25: ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

45

3. Customer Profit.

Customer Profit atau laba bersih pelanggan dapat diketahui dengan

mengurangi laba kotor dengan Customer Related Cost dari masing-masing

pelanggan. Laba bersih pelanggan menunjukkkan kontribusi laba setiap

pelanggan terhadap laba perusahaan. Berdasarkan perhitungan laba kotor

dan biaya pemasaran pelanggan, dapat diketahui laba bersih masing-

masing pelanggan. Selama tahun 2011, Istana Rotan menjadi pelanggan

perusahaan dengan jumlah laba bersih tertinggi yaitu Rp 60.989.003,- ,

urutan kedua dalam hal jumlah laba bersih ditempati oleh Bapak Rukin

dengan angka Rp 60.665.235,77,-, kemudian diikuti oleh Toko

Pandanaran dengan laba bersih Rp 59.309.140,66,-, Bapak Sugeng

Iriyanto dengan laba bersih Rp 52.818.918,68,- ,dan pelanggan dengan

jumlah total laba bersih terendah adalah CV. Patma Indo Raya dengan

total laba bersih Rp 51.567.075,86,-. Namun apabila dibandingkan dengan

perhitungan laba dengan hanya menggunakan biaya relevan

(tanpa biaya bersama) terjadi perbedaan urutan laba tertinggi keempat dan

kelima. Pada posisi keempat adalah CV. Patma Indo Raya dan pada posisi

kelima adalah Bapak Sugeng Iriyanto. Sedangkan apabila dilihat

berdasarkan laba bersih ( dengan biaya bersama) CV. Patma Indo Raya

menjadi pelanggan yang memberikan kontribusi laba paling kecil

walaupun penjualannya terbesar karena biaya langsung

(ongkos jasa ekspedisi) sangat besar dan alokasi biaya bersama juga paling

besar sehingga kontribusi laba yang diberikan menjadi paling kecil.

4. Return On Sales (ROS)

Return On Sales (ROS) yang dinyatakan dalam persentase, adalah

perbandingan antara laba bersih masing-masing pelanggan dengan

penjualannya. ROS menunjukkan kemampuan masing-masing pelanggan

dalam menghasilkan laba. Perhitungan ROS yang dilakukan terhadap

masing-masing pelanggan Home Industry aryani art Tuntang berhasil

mengetahui bahwa Istana Rotan adalah pelanggan dengan ROS terbesar,

yaitu 26,18 %. Angka ROS 26,18 % tersebut berarti bahwa setiap Rp 1,-

Page 26: ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

46

penjualan kepada Istana Rotan menghasilkan Rp 0,2618,- laba bersih.

Hasil perhitungan ROS pelanggan lainnya adalah sebagai berikut, Bapak

Sugeng Iriyanto 25,03%, Bapak Rukin 23,72%, Toko Pandanaran

23,49%, dan CV. Patma Indo Raya 18,80%. Berdasarkan informasi yang

terkandung dalam laporan laba pelanggan atau Customer Profitability

Report, manajemen dapat menentukan langkah-langkah lanjutan yang

hendak dilakukan kepada setiap pelanggan. Tindakan tersebut dapat

berupa meneruskan atau menghentikan penjualan kepada pelanggan

tertentu.

Page 27: ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

47

Identifikasi masalah dan saran yang diberikan untuk semua pelanggan baik yang menguntungkan maupun

yang kurang menguntungkan.

1.Identifikasi Product Mix

Penjualan per Pelanggan

Produk

Harga Per Unit

HPP per unit

Margin

Toko Pandanaran

CV. Patma Indo Raya

Bapak Rukin

Bapak Sugeng Iriyanto

Istana Rotan

Penjualan

% Penjualan

Penjualan

% Penjualan

Penjualan

% Penjualan

Penjualan

% Penjualan

Penjualan

% Penjualan

Mebel Enceng Gondok

Rp3.250.000

Rp2.235.909

45,35%

Rp48.750.000

19,31%

Rp39.000.000

14,22%

Rp13.000.000

5,08%

Rp19.500.000

9,24%

Rp42.250.000

18,13%

Mebel Pandan

Rp3.500.000

Rp2.496.813

40,18%

Rp63.000.000

24,95%

Rp91.000.000

33,18%

Rp77.000.000

30,11%

Rp59.500.000

28,20%

Rp0

0,00%

Pintu

Rp3.000.000

Rp2.130.327

40,82%

Rp21.000.000

8,32%

Rp15.000.000

5,47%

Rp33.000.000

12,90%

Rp18.000.000

8,53%

Rp36.000.000

15,45%

Gebyok

Rp4.000.000

Rp3.021.781

32,37%

Rp68.000.000

26,93%

Rp64.000.000

23,34%

Rp72.000.000

28,15%

Rp60.000.000

28,44%

Rp76.000.000

32,62%

Sekat

Rp2.250.000

Rp1.157.682

94,35%

Rp51.750.000

20,50%

Rp65.250.000

23,79%

Rp60.750.000

23,75%

Rp54.000.000

25,59%

Rp78.750.000

33,80%

Total

Rp11.042.512

Rp252.500.000

Rp274.250.000

Rp255.750.000

Rp211.000.000

Rp233.000.000

Page 28: ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

48

2. Identifikasi Biaya

Toko Pandanaran

CV. Patma Indo Raya

Bapak Rukin

Bapak Sugeng Iriyanto

Istana Rotan

Penjualan

Rp252.500.000

% Biaya

Rp274.250.000

% Biaya

Rp255.750.000

% Biaya

Rp211.000.000

% Biaya

Rp233.000.000

% Biaya

Biaya langsung pelanggan

Ongkos Jasa Ekspedisi

Rp7.788.000,00

3,08%

Rp21.370.000,00

7,79%

Rp8.535.000,00

3,34%

Rp5.010.500,00

2,37%

Rp5.710.000,00

2,45%

Supplies pengepakan

Rp1.050.000

0,42%

Rp1.144.500

0,42%

Rp1.011.500

0,40%

Rp843.500

0,40%

Rp864.500

0,37%

Biaya Tidak langsung Pelanggan

Biaya Fungsi Promosi dan Penjualan

Rp8.565.267

3,39%

Rp9.303.068

3,39%

Rp8.675.513

3,39%

Rp7.157.511

3,39%

Rp7.903.791

3,39%

Biaya Fungsi Pengiriman

Rp2.454.545

0,97%

Rp3.436.364

1,25%

Rp1.963.636

0,77%

Rp1.472.727

0,70%

Rp1.472.727

0,63%

Biaya Fungsi Adm dan Umum

Rp1.942.516

0,77%

Rp3.108.025

1,13%

Rp1.942.516

0,76%

Rp1.942.516

0,92%

Rp3.496.528

1,50%

Total Biaya

8,63%

13,99%

8,65%

7,79%

8,35%

Page 29: ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

49

Berdasarkan Identifikasi Product Mix diatas terlihat bahwa produk

sekat memiliki kontribusi margin yang sangat besar dibandingkan dengan

produk yang lain dan Istana rotan sebagai pelanggan dengan pembelian

produk sekat paling tinggi. Sehingga membuktikan bahwa kontribusi laba

yang diberikan Istana rotan cukup tinggi. Berbeda dengan pelanggan-

pelanggan lain yang daya beli terhadap produk sekat relatif rendah. Hal ini

membuktikan bahwa penjualan yang besar belum tentu menghasilkan laba

yang besar pula. Seperti halnya dalam kasus ini CV. Patma Indo Raya

adalah sebagai pelanggan dengan total penjualan yang paling besar namun

kontribusi laba yang diberikan paling kecil, ini terjadi karena biaya yang

digunakan untuk melayani CV. Patma Indo Raya besar, dan daya beli CV.

Patma Indo Raya terhadap produk sekat rendah padahal produk sekat

memiliki margin yang paling besar.

Berdasarkan identifikasi biaya diatas dapat disimpulkan bahwa CV

Patma Indo Raya adalah pelanggan yang mengkonsumsi biaya paling

besar yaitu 13,99% berdasarkan penjualannya. Terutama biaya ongkos jasa

ekspedisi sebesar 7,79% hal tersebut terjadi karena jarak atau lokasi

pengiriman, biaya sewa ekspedisi, dan frekuensi pengiriman kepada setiap

pelanggan. Saran yang diberikan untuk Home Industry Aryani Art adalah

dengan melakukan efisiensi biaya untuk ongkos ekspedisi dengan cara

melakukan sekali pengiriman dengan jumlah yang banyak, berbeda hal

dengan tahun 2011 sering terjadi pengiriman namun barang yang dikirim

belum sesuai pesanan.

Biaya Promosi dan Penjualan merupakan biaya terbesar kedua

yang digunakan untuk melayani pelanggan dengan persentase 3,39%.

Biaya promosi dan penjualan berisi mengenai biaya gaji karyawan, biaya

supplies kantor, biaya contoh produk, biaya penyusutan mobil, biaya

komunikasi dan biaya listrik. Dalam biaya promosi dan penjualan, biaya

penyusutam mobil yang membebani dengan angka paling besar yaitu Rp

24.000.000,-.

Page 30: ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelangganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2632/5/T1_232008031_BAB I… · 22 Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 No Nama Pelanggan Alamat Pelanggan

50

Saran keseluruhan untuk Home Industry Aryani Art khususnya dalam hal

produk yang dikonsumsi pelanggan:

Produk yang paling sering dikonsumsi pelanggan terutama dalam

jumlah yang banyak dan dalam pembelian yang berulang hendaknya

menjadi perhatian bagi Home Industry aryani Art oleh karena itu pelanggan

yang melakukan pembelian dalam jumlah yang besar dapat diberikan (ekstra)

potongan harga atau diberikan hadiah langsung untuk pembelian dalam

jumlah tertentu. Namun, upaya meningkatkan pelayanan harus tetap

disertai dengan peningkatan efisiensi biaya. Produk yang memiliki margin yang

rendah juga harus menjadi perhatian bagi Home Industry Aryani Art seperti

Gebyok dengan margin sebesar 32,37% namun daya beli konsumen

juga relatif besar terhadap produk ini. Oleh karena itu saran yang diberikan

adalah dengan menaikkan harga jual terhadap produk gebyok atau dengan

menaikkan promosi terhadap produk ini, seperti memberikan potongan

harga dalam jumlah pembelian tertentu.