103
i ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI FEE IJARAH DEFAULT SUKUK PT BERLIAN LAJU TANKER” Oleh : Dicky Ageng Prasetio NIM: 109081000192 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H /2013 M

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

i

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG

MEMPENGARUHI FEE IJARAH DEFAULT SUKUK PT BERLIAN LAJU

TANKER”

Oleh :

Dicky Ageng Prasetio

NIM: 109081000192

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H /2013 M

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

ii

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG

MEMPENGARUHI FEE IJARAH DEFAULT SUKUK PT BERLIAN LAJU

TANKER

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Dicky Ageng P

NIM: 109081000192

Di Bawah Bimbingan

NIP. 19690203 200112 1 003 NIP. 19741127 200112 1 002

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Rabu, 20 Maret 2013 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Dicky Ageng Prasetio

2. NIM : 109081000192

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor Makro Ekonomi Yang

Mempengaruhi Fee Ijarah Default Sukuk PT Berlian Laju Tanker.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 20 Maret 2013

1. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

NIP: 19570617 198503 1002

2. Leis Suzanawati, SE, M.Si

NIP: 19720809 200501 2 004

3. Herni Ali HT, SE, MM

NIDN: 0422125902

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Rabu, 18 Juni 2013 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Dicky Ageng P

2. NIM : 109081000192

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor Makro Ekonomi Yang

Mempengaruhi Fee Ijarah Default Sukuk PT Berlian Laju Tanker.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dicky Ageng Prasetio

No. Induk Mahasiswa : 109081000192

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa ijin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap

untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 7 Mei 2013

Yang Menyatakan,

(Dicky Ageng P)

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Dicky Ageng P

2. Tempat tanggal lahir : Depok , 21 Maret 1991

3. Alamat : Perumnas Klender Blok 63 / 3 no.14

RT 007 / 001 Durensawit , Jakarta Timur

4. Telepon : 089604416321

5. E-mail : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SD Negeri 06 Jakarta Tahun 1997-2003

2. SMP Negeri 188 Jakarta Tahun 2003-2006

3. SMA Negeri 48 Jakarta Tahun 2006-2009

4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2013

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Rudy Asbun

2. Ibu : Sri Lestari

3. Alamat : Perumnas Klender Blok 63 / 3 no.14

RT 007/001 Durensawit, Jakarta Timur

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

2009 :

Kepanitiaan Program Pengenalan Studi dan Almamater Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai

Koordinator divisi Pubdekdok.

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

vii

2010:

BEM Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai staff Departemen Seni dan

Budaya.

Kepanitiaan Program Pengenalan Studi dan Almamater Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai

Mentor

Kepanitiaan Management Expo.

2011:

BEM Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah jakarta sebagai Koordinator divisi Acara.

BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah jakarta

sebagai Mentor

V. PELATIHAN DAN SEMINAR YANG DIIKUTI

1. 2009 : Seminar Training Motivasi "Gak Sekedar Ngampus"

2. 2009 : Visit Company "PT Indofood Sukses Makmur"

3. 2010 : Public Discussion "Membangun Brand Image Melalui

Public Relation dan Event

4. 2010 : Seminar Nasional “Insurance Goes to Campus”

5. 2010 : Seminar Investasi Emas

6. 2010 : Seminar Shell LiveWIRE Bright Ideas Workshop

7. 2012 : Seminar Islamic Economy Revivalism : Between Theory

and Practice

8. 2012 : Seminar Sosialisasi Hemat Energi

9. 2013 : Seminar Sekolah Pasar Modal Syariah

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

viii

ABSTRACT

The aim of this research is to analyze the effect of inflation rate, money

supply, exchange rate, and BI rate on Default Sukuk in PT Berlian Laju Tanker

during the period of 2007-2011. The analysis method used in this research is the

analysis of multiple regression with Ordinary Least Square. The result of this

research showed that simultaneously the variables inflation rate, money supply,

exchange rate and BI rate have significant impact on fee ijarah default sukuk.

While partially only the variable inflation rate and money supply have significant

impact on fee ijarah default sukuk. The result also showed that the value of

adjusted R square is 66,4 %.

Keywords: inflation rate, money supply, exchange rate, BI rate, fee ijarah default

sukuk

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

ix

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh inflasi, jumlah uang

beredar, kurs rupiah, dan BI rate terhadap terjadinya Default Sukuk yang

diterbitkan oleh PT Berlian Laju Tanker selama periode 2007-2011. Metode

analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda . Hasil penelitian

menunjukkan bahwa secara simultan variabel inflasi, jumlah uang beredar, kurs

rupiah, dan BI rate memiliki pengaruh signifikan terhadap fee ijarah default

sukuk. Sedangkan secara parsial hanya variabel inflasi dan jumlah uang beredar

yang memiliki pengaruh signifikan terhadap fee ijarah default sukuk. Hasil

penelitian juga menunjukkan memiliki nilai adjusted R square sebesar 66, 4 %.

Kata kunci : inflasi, jumlah uang beredar, kurs rupiah, BI rate, fee ijarah default

sukuk

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Fee Ijarah Default

Sukuk PT Berlian Laju Tanker” dengan baik. Penyusunan skripsi ini

dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar

Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih jauh dari sempurna

baik dalam proses maupun isinya. Namun berkat bantuan serta dukungan dari

berbagai pihak, Alhamdulillah skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan target

yang diharapkan.

Penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak

baik moral maupun materiil, sudah sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan demi

terselesaikannya penulisan skripsi ini terutama kepada:

1. Kepada Allah SWT yang telah memberikan ridho dan rahmat-Nya

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Kepada Mama Papa tercinta yang sangat berperan dalam mendidik

penulis, dengan penuh kesabaran dan pengertian dan tiada henti

memberikan dukungan baik secara moril maupun materiil, semoga Allah

SWT selalu melindungi dan memberkahi dengan nikmat rohani dan

kesehatan jasmani.

3. Segenap keluarga, terutama Kak Bobby, Kak Dimas dan Mbak Dewi.

Serta Melina Ernomo, SE yang selalu menyemangati dan membantu

penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Ahmad Dumyathi Bashori, Dr,. MA selaku Ketua Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

xi

6. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang

telah berkenan memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap

permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini. Bimbingan dan

arahan untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi.

7. Bapak Indo Yama Nasrudin, SE., MAB selaku dosen Pembimbing Skripsi

II yang telah bersedia memberikan banyak ilmu, waktu, serta solusi pada

setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.

8. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa

perkuliahan.

9. Teman-teman Camar dan Pesona Kayangan (Irvan, Ismail, Rifki, Bianca,

Rizky, Arif) yang selalu kompak berkumpul.

10. Seluruh teman-teman Manajemen E terutama Sucayono, Fajar, Rian , Gita,

Ageng, Ami dan teman-teman Man E yang lain yang selalu kompak di

dalam kelas maupun luar kelas.

11. Seluruh teman-teman seperjuangan konsentrasi Manajemen Keuangan

Angkatan 2009.

12. Seluruh teman-teman seperjuangan jurusan Manajemen Angkatan 2009

serta atas doa, dukungan, kebersamaan, dan bantuan informasi selama ini.

13. Seluruh teman-teman di luar kampus UIN yang memberikan semangat

untuk penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Demikianlah beberapa pihak yang mendukung skripsi ini, terima kasih

penulis ucapkan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, 7 Mei 2013

Penulis

Dicky Ageng Prasetio

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .............................. iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ....................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ vi

ABSTRACT . ..................................................................................................... viii

ABSTRAK ........................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ...................................................................................... x

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xviii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................... 8

C. Tujuan Peneltian .................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 10

A. Landasan Teori ........... ................................................................ 10

1. Obligasi Syariah ................................................................... 10

a. Pengertian Obligasi Syariah .............................................. 10

b. Jenis - Jenis Obligasi Syariah .............................................14

2. Inflasi .................................................................................... 17

3. Kurs Valuta Asing ................................................................. 18

4. BI rate ................................................................................... 19

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

xiii

5. Jumlah Uang Beredar ........................................................... 20

6. Default Sukuk ....................................................................... 21

B. Keterkaitan Antara Variabel Independen dengan Variabel

Dependen ..................................................................................... 25

1.Inflasi dengan Sukuk ................................................................... 25

2.Jumlah Uang Beredar dengan Sukuk ......................................... 25

3.Kurs Rupiah dengan Sukuk ........................................................ 25

4.BI rate dengan Sukuk ................................................................. 26

C. Penelitian Terdahulu .................................................................. .27

D. Kerangka Pemikiran .................................................................... 30

E. Hipotesis .................. ................................................................... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 33

A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 33

B. Metode Penentuan Sampel ......................................................... 33

C. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 34

D. Metode Analisis Data ................................................................. 35

1. Analisis Regresi Berganda .................................................... 36

2. Uji t ....................................................................................... 37

3. Uji F ...................................................................................... 38

4. Koefisien Determinasi ........................................................... 39

5. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 40

a. Uji Normalitas ................................................................... 40

b. Uji Multikolinearitas ......................................................... 41

c. Uji Autokorelasi ................................................................ 41

d. Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 42

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................... 43

1. Operasional Variabel Independen .......................................... 43

2. Operasional Variabel Dependen ............................................ 45

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................ 46

A. Gambaran Umum Objek Penelitan ............................................. 46

1. Sejarah Berdirinya PT Berlian Laju Tanker ......................... 46

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

xiv

2. Skema Sukuk Ijarah PT BLTA ............................................. 49

3. Deskripsi Variabel Penelitian ............................................... 50

a. Fee ijarah default Sukuk ................................................... 50

b. Inflasi . ............................................................................. 51

c. Jumlah Uang Beredar ...................................................... 53

d. BI rate ............................................................................ 54

e. Kurs Rupiah .................................................................... 56

B. Pengujian dan Pembahasan ........................................................ 58

1. Pengujian Asumsi Klasik ...................................................... 58

a. Uji Normalitas ................................................................... 58

b. Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 61

c. Uji Multikolinieritas .......................................................... 62

d. Uji Autokorelasi ................................................................ 63

2. Analisis Regresi Linier Berganda ........................................... 64

3. Koefisien Determinasi ............................................................ 66

4. Pengujian Hipotesis ................................................................ 67

a. Uji F .................................................................................. 67

b. Uji t ................................................................................... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 74

A. Kesimpulan ................................................................................ 74

B. Saran ........................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 77

LAMPIRAN ...................................................................................................... 80

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

xv

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Jumlah Total Nilai dan Emisi Sukuk di Indonesia ............. 4

2.1 Karakteristik Umum Sukuk .............................................. 13

2.2 Perbandingan Obligasi dan Sukuk .................................... 14

2.3 Ringkasan Tinjauan Penelitian terdahulu......................... 27

4.1 Pembayaran Discount Rate (Ijroh) PT BLTA ................ 50

4.2 Data Inflasi ....................................................................... 52

4.3 Data Jumlah Uang Beredar .............................................. 53

4.4 Data BI rate ...................................................................... 55

4.5 Data Kurs ......................................................................... 57

4.6 Hasil Uji Normalitas ....................................................... 60

4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................... 61

4.8 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................... 62

4.9 Hasil Uji Autokorelasi...................................................... 63

5.0 Tabel Durbin Watson ...................................................... 64

5.1 Persamaan Regresi Linier Berganda ................................ 65

5.2 Hasil Adjusted R square ................................................... 66

5.3 Hasil Uji F ....................................................................... 68

5.4 Hasil uji t ......................................................................... 69

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

xvi

DAFTAR GRAFIK

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Perkembangan Penerbitan Sukuk ............................................ 5

4.1 Perkembangan Inflasi .............................................................. 52

4.2 Perkembangan Jumlah Uang Beredar ..................................... 54

4.3 Perkembangan BI rate ............................................................. 55

4.4 Perkembangan Kurs Rupiah .............................. ..................... 57

4.5 Normal P-P Plot.............................. ........................................ 59

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

xvii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................... 31

4.1 Skema Sukuk Ijarah PT BLTA ............................................... 49

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lamp. Keterangan Halaman

1. Output Regresi Linier Berganda .................................................. 80

2. Output Uji Normalitas ................................................................ 80

3. Output Uji Multikolinieritas ....................................................... 81

4. Output Uji Autokorelasi ............................................................. 82

5. Output Uji Glejser ....................................................................... 83

6. Data Variabel Dependen dan Variabel Independen ................... 84

7. Lampiran Sukuk Ijarah BLTA 2007 ............................................ 85

8. Lampiran Sukuk Ijarah BLTA 2009 ............................................ 86

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk beragama

Islam terbesar di dunia. Potensi ini seharusnya bisa menjadi pasar yang besar bagi

industri lembaga keuangan syariah yang pada akhirnya kalangan pengembang pasar

modal pun menyadari potensi penghimpun dana umat Islam yang cukup besar dan

perlu diinvestasikan ditempat yang benar. Hal ini dikarenakan keuangan yang bersifat

syariah menerapkan prinsip-prinsip yang adil dan melarang terhadap praktik yang

mengandung riba, gharar dan maysir sehingga lebih jelas kehalalannya bagi

penduduk muslim. Dalam rangka itu, Bapepam meluncurkan Pasar Modal Syariah

pada tanggal 14-15 Maret 2003 sekaligus melakukan penandatanganan Nota

Kesepahaman (Memorandum of Understanding) dengan Dewan Syariah Nasional-

Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). DSN-MUI juga melakukan penandatanganan

Nota Kesepahaman dengan PT Danareksa Investment Management yang selanjutnya

membentuk Jakarta Islamic Index (JII) untuk kepentingan investasi syariah

(Bapepam, 2003:3) .

Di era globalisasi ini, pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak

berbeda jauh dengan pasar tradisional, dimana ada pedagang, pembeli, dan juga

ada tawar menawar harga. Pasar modal merupakan sarana yang paling efektif bagi

para investor yang ingin menanamkan modalnya agar memperoleh keuntungan serta

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

2

menjadi sarana bagi pihak yang memiliki kelebihan dana untuk melakukan investasi

dalam jangka menengah maupun jangka panjang. Menurut Rodoni (2009:62) Pasar

modal syariah (Islamic stock exchange) adalah kegiatan yang berhubungan dengan

perdagangan efek syariah perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengannya, dimana semua

produk dan mekanisme operasionalnya berjalan tidak bertentangan dengan hukum

muamalat islam.

Menurut Sutedi (2009:126) sesuai dengan perkembangan kebutuhan akan

produk investasi yang memberikan kepastian hukum, kehadiran investasi syariah

sangat ditunggu oleh banyak investor di Indonesia. Selama ini investasi pada pasar

modal (konvensional) adalah obligasi yang dikeluarkan perusahaan (emiten) sebagai

surat berharga jangka panjang. Obligasi ini bersifat utang dengan memberikan tingkat

bunga (kupon) kepada investor (pemegang obligasi) pada waktu tertentu, serta

melunasi utang pokok pada saat jatuh tempo. Bentuk investasi ini dirasakan belum

mampu memenuhi kebutuhan sebagian investor di Indonesia. Atas dasar itu, praktisi

pasar modal di Indonesia berkeinginan kuat untuk meluncurkan produk investasi

obligasi berdasarkan konsep syariah.

Investor obligasi syariah tidak hanya berasal dari institusi-institusi syariah

saja, tetapi juga investor konvensional. Produk syariah dapat digunakan siapa pun,

sesuai falsafah syariah yang sudah seharusnya memberi manfaat (maslahat) kepada

seluruh semesta alam. Investor konvensional akan tetap bisa berpartisipasi dalam

obligasi syariah, jika dipertimbangkan bisa memberi keuntungan kompetitif, sesuai

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

3

profil resikonya, dan juga likuid. Sementara obligasi konvensional, investor base-nya

justru terbatas karena investor syariah tidak bisa ikut ambil bagian di dalamnya

sehingga menyebabkan obligasi syariah berbeda dengan obligasi konvensional.

Semenjak ada konvergensi pendapat bahwa bunga adalah riba, maka instrumen-

instrumen yang punya komponen bunga (interest bearing instrument) ini keluar dari

daftar investasi halal. Karena itu, dimunculkan alternatif yang dinamakan sukuk

(Soemitra, 2009:141). Menurut Huda dan Mustafa Edwin (2008:135) fenomena

bangkitnya minat yang besar terhadap industri keuangan Islam tahun-tahun

belakangan ini ditunjukkan dengan munculnya dan tumbuhnya bentuk sekuritisasi

Islam (sukuk), yang memiliki kemampuan besar untuk menawarkan solusi keuangan

yang inovatif, sehingga penggunaan sukuk atau sekuritas Islam menjadi terkenal

dalam beberapa tahun terakhir ini, baik government sukuk maupun corporate sukuk.

Sukuk kini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam sistem keuangan

global. Perkembangan sukuk di dunia dimulai dengan penerbitan sovereign

sukuk, namun pada tahun-tahun berikutnya sukuk korporasi (corporate sukuk) lebih

mendominasi. Data Standard & Poor’s Reports (2008) menunjukkan bahwa pada

tahun 2003, sovereign sukuk masih mendominasi pasar sukuk global yaitu sebesar

42% dan sukuk yang diterbitkan oleh lembaga keuangan sebesar 58%. Namun pada

tahun 2007, justru sukuk korporasi yang mendominasi pasar sukuk global, yaitu

sekitar 71%, lembaga keuangan 26%, dan pemerintah tinggal 3%. Umumnya,

penerbitan sukuk korporasi ditujukan untuk ekspansi usaha, terutama oleh

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

4

perusahaan-perusahaan besar dari negara-negara Timur Tengah dan Asia Tenggara

seperti Malaysia dan Indonesia. (Bapepam, 2003:7)

Di Indonesia, PT. Indosat Tbk adalah perusahaan yang menerbitkan sukuk

korporasi yang pertama di pasar modal Indonesia dengan tingkat imbal hasil 16,75%,

imbal hasil ini cukup tinggi dibanding rata-rata return obligasi konvensional. Pada

akhir tahun 2008, sedikitnya telah ada 23 perusahaan yang telah menerbitkan obligasi

syariah di Indonesia. Emiten penerbit obligasi syariah tersebut berasal dari beragam

jenis usaha, mulai dari perusahaan telekomunikasi, perkebunan, transportasi, lembaga

keuangan, properti, sampai industri wisata. (Bapepam, 2003:8)

Adapun jumlah total nilai emisi sukuk dan sukuk yang beredar di Indonesia

tahun 2002-2013 :

Tabel 1.1

Jumlah Total Nilai dan Emisi Sukuk di Indonesia 2002-2013

Tahun Emisi Sukuk Sukuk Outstanding

Total Nilai Total Jumlah

(Rp miliar)

Total Nilai Total Jumlah

(Rp miliar)

2002 175.0 1 175.0 1 2003 740.0 6 740.0 6 2004 1,424.0 13 1,394.0 13 2005 2,009.0 16 1,979.4 16 2006 2,282.0 17 2,179.4 17 2007 3,174.0 21 3,029.4 20 2008 5,498.0 29 4,958.4 24 2009 7,015.0 43 5,621.4 30 2010 7,815.0 47 6,121.0 32 2011 7,915.4 48 5,876.0 31 2012 9,790.4 54 6,883.0 32 2013 Jan 9,790.4 54 6,883.0 32

Sumber : Statistik Pasar Modal Syariah

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

5

Fakta pesatnya pertumbuhan ekonomi syariah ini tentu membawa dampak positif

bagi para pelaku ekonomi di Indonesia, tidak terkecuali pelaku ekonomi di pasar

keuangan. Pertumbuhan obligasi syariah (sukuk) global, obligasi syariah (sukuk)

negara dan obligasi syariah (sukuk) korporasi menjadi daya tarik tersendiri bagi para

pelaku pasar keuangan tersebut. Khusus untuk obligasi syariah (sukuk) perusahaan, ini

menjadi peluang dan alternatif yang bagus bagi perusahaan dalam memenuhi

kebutuhan dananya. Pertumbuhan obligasi syariah (sukuk) perusahaan dari tahun ke

tahun juga memberikan sinyal bahwa instrument keuangan syariah ini bisa menjadi

penyokong kebutuhan pendanaan perusahaan untuk saat ini dan masa mendatang,

dimana perusahaan bisa menerbitkan obligasi syariah (sukuk) sebagai alternatif

pendanaannya selain menerbitkan saham yang selama ini sudah biasa dilakukan.

Adapun perkembangan sukuk sampai dengan kuartal pertama 2013 dapat

dilihat dari grafik berikut :

Grafik 1.1

Perkembangan Penerbitan Sukuk di Indonesia

Sumber : Statistik Pasar Modal Syariah

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

6

Di sisi lain, meski sukuk masih terus diminati pasar keuangan syariah yang

selama ini dipercaya kokoh dan mempunyai daya tahan tinggi terhadap krisis

ekonomi, tapi dewasa ini mulai dipertanyakan keabsahannya. Paling tidak karena

tiga indikasi yang sekarang ini mulai tampak di luar negeri. Pertama, munculnya

penerbit sukuk yang gagal bayar. Kedua, menurunnya nilai aset perusahaan keuangan

syariah karena turunnya nilai pasar surat berharga yang dimilikinya. Ketiga, mulai

meningkatnya pembiayaan bermasalah.

Pengumuman default oleh Dubai World, semacam BUMN milik keemiratan

Dubai sempat mengguncang pasar dunia dan dikhawatirkan akan memperlambat

proses recovery ekonomi dunia pasca krisis keuangan di Amerika Serikat. Akibat

pengumuman gagal bayar itu memberikan gelombang shock di pasar global. Masalah

Dubai memicu naiknya risiko harga surat berharga dan menurunnya harga komoditas

termasuk melemahnya harga minyak. Sebagian skema pembiayaan Nakheel , salah

satu anak perusahaan Dubai World adalah berbentuk sukuk. Dimana nilai sukuk yang

ditunda pembayaran pokoknya sebesar USD 3,52 miliar dengan jatuh tempo pada 14

desember 2009, diusulkan ditunda hingga 30 mei 2010. Penundaan ini memberikan

dampak negatif bagi pemegang sukuk yang membutuhkan likuiditas. Kejadian ini

juga berdampak pada penurunan harga sukuk Nakheel hingga -31,11 persen. (Rama ,

2009:1)

Gagal bayar sukuk tentunya memberikan dampak negatif terhadap citra sistem

keuangan Islam yang tahan krisis dan tidak berbasiskan pada transaksi ribawi. Dan

gagal bayar sukuk Nakheel bukanlah yang pertama kali terjadi dalam sistem

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

7

pembiayaan keuangan Islam global. Invesment Dar, perusahaan investasi yang

berbasis di Kuwait, adalah perusahaan yang pertama kali gagal memenuhi

kewajibannya atas sukuk yang diterbitkannya sebesar 100 juta dolar AS. Serta ada

beberapa perusahaan di Malaysia yang juga mengalami default sukuk seperti Johor

Corporation, Ingress Sukuk Berhad, Tracoma Holdings Berhad dan Nam Fatt

Corporation Berhad. (Rama , 2009:2)

Untuk Indonesia, default sukuk pertama kali terjadi pada sukuk ijarah yang

diterbitkan pada tahun 2007 dan 2009 oleh PT Berlian Laju Tanker yang jatuh tempo

pada tahun 2012. PT Berlian Laju Tanker merupakan salah satu pelopor penerbit

sukuk ijarah bersama dengan PT Indosat sehingga peneliti tertarik untuk meneliti

mengapa sukuk yang diterbitkan PT Berlian Laju Tanker mengalami default

sedangkan sukuk merupakan salah satu instrument keuangan islam yang stabil. Akan

tetapi, default sukuk dapat terjadi karena kesalahan dari struktur sukuk itu sendiri dan

default juga dapat terjadi karena dipengaruhi oleh variabel-variabel makro ekonomi

yang pada akhirnya peneliti memutuskan memilih variabel-variabel makro ekonomi

tersebut yaitu BI rate, Kurs , Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar. Dengan mengetahui

variabel-variabel yang mempengaruhi default sukuk tersebut maka dapat dilihat

seberapa besar faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan sukuk mengalami default.

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka peneliti tertarik dengan melakukan

penelitian berjudul “Analisis Faktor-Faktor Makro Ekonomi Yang

Mempengaruhi Fee Ijarah Default Sukuk PT Berlian Laju Tanker"

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

8

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas ,maka permasalahan-

permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut

1. Bagaimana pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar, BI Rate, dan Kurs

terhadap fee ijarah default sukuk BLTA?

2. Berapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh Inflasi, Jumlah Uang Beredar,

BI Rate, dan Kurs terhadap fee ijarah default sukuk BLTA?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang diharapkan tercapai

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar, BI

Rate, dan Kurs terhadap fee ijarah default sukuk BLTA;

b. Untuk menganalisa besarnya pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar, BI Rate,

dan Kurs terhadap fee ijarah default sukuk BLTA.

2. Manfaat Penelitian

a. Penelitian ini berguna sebagai tugas akhir dari penulis untuk memperoleh

derajat pendidikan S1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Penulis dapat mengaplikasikan teori-teori ilmu pengetahuan yang didapat

selama masa perkuliahan.

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

9

c. Menambah wawasan dalam aplikasi ilmu yang telah diperoleh dalam masa

perkuliahan dan mengetahui gambaran umum mengenai pasar modal syariah

khususnya tentang sukuk dan aktivitas didalamnya serta keadaan ekonomi

makro yang terjadi di Indonesia.

d. Dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk sumber referensi dan bahan

masukan yang bermanfaat yang dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi

penulis lain dalam kerangka pengembangan yang ingin menulis tentang obligasi

syariah (sukuk).

e. Bagi Pemerintah, Sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan

khususnya dalam bidang moneter yang berkaitan dengan kebijakan yang

mempengaruhi perdagangan di pasar modal syariah khususnya sukuk-sukuk

yang diduga akan mengalami kondisi default.

f. Bagi Investor, Semoga penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan dalam

pengambilan keputusan terkait memprediksi apakah sukuk yang diterbitkan

oleh Emiten akan mengalami default atau tidak.

g. Bagi Perusahaan, Sebagai bahan masukan yang dapat digunakan untuk

peningkatan kinerja sehingga dapat mengurangi resiko default dari sukuk yang

diterbitkan.

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Obligasi Syariah

a. Pengertian Obligasi Syariah

Menurut Huda dan Mustafa Edwin (2008:87) Secara umum dapat

diartikan bahwa obligasi (konvensional) adalah surat utang jangka panjang

yang diterbitkan oleh suatu lembaga, dengan nilai nominal dan waktu jatuh

tempo tertentu serta dengan tingkat bunga tetap (fixed). Akan tetapi, Obligasi

syariah berbeda dengan obligasi konvensional. Semenjak ada konvergensi

pendapat bahwa bunga adalah riba, maka instrument-instrument yang punya

komponen bunga (interest-bearing instrument) ini keluar dari daftar investasi

halal. Karena itu, dimunculkan alternatif yang dinamakan obligasi syariah

(sukuk). Pada awalnya, penggunaan istilah "obligasi syariah" sendiri dianggap

kontradiktif. Obligasi sudah menjadi kata yang tak lepas dari bunga sehingga

tidak memungkinkan untuk disyariahkan.

Menurut Rodoni (2009:107) Karakteristik dan istilah sukuk merupakan

pengganti dari istilah sebelumnya yang menggunakan istilah bond, dimana

istilah bond mempunyai makna loan (hutang), dengan menambahkan Islamic

maka sangat kontradiktif maknanya karena biasanya yang mendasari

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

11

mekanisme hutang (loan) adalah interest (bunga), sedangkan dalam Islam

interest tersebut termasuk riba yang diharamkan. Untuk itu, sejak tahun 2007

istilah bond ditukar dengan istilah sukuk sebagaimana disebutkan dalam

peraturan di Bapepam Lembaga Keuangan.

Merujuk kepada Fatwa DSN-MUI No.33/DSN-MUI/IX/2002, "Obligasi

syariah dapat didefinisikan sebagai suatu surat berharga jangka panjang

berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang

obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada

pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil margin/fee, serta membayar

kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo."

Menurut Rodoni (2009:109) , Obligasi Syariah pada prinsipnya adalah

pendanaan jangka panjang yang berarti modal dari sukuk itu harus kembali

kepada para investor, disamping tambahan keuntungan yang diharapkan.

Praktek sukuk harus dilaksanakan secara hati-hati karena berkaitan dengan

kinerja unsur-unsur dari semua pihak yang terlibat. Pada prinsipnya terdapat

tiga pelaku pokok dalam sistem sukuk, yaitu perusahaan yang memerlukan

dana, investor yang kelebihan dana menginginkan agar dananya produktif dan

pihak yang mengatur pelaksanaan sistem sukuk ini, yaitu mediator (Special

Purpose Vehicle/SPV) dan Lembaga Pasar Modal Syariah.

Menurut Nafik (2009:246) kata sukuk berasal dari bahasa Arab shukuk,

bentuk jamak dari kata shakk, yang dalam peristilahan ekonomi berarti legal

instrument, deed, atau check. Secara istilah didefinisikan sebagai surat

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

12

berharga yang berisi kontrak (akad) pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.

Sukuk secara umum dapat dipahami sebagai obligasi yang sesuai dengan

syariah. Sukuk pada prinsipnya mirip seperti obligasi konvensional, dengan

perbedaan pokok antara lain berupa penggunaan konsep imbalan dan bagi

hasil sebagai pengganti bunga, adanya suatu transaksi pendukung (underlying

transaction) berupa sejumlah tertentu aset yang menjadi dasar penerbitan

sukuk, dan adanya akad atau penjanjian antara para pihak yang disusun

berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Selain itu, sukuk juga harus distruktur

secara syariah agar instrumen keuangan ini aman dan terbebas dari riba,

gharar dan maysir.

Sedangkan menurut Huda dan Mustafa Edwin (2008:136) kata sukuk,

sakk dan sakaik berasal dari bahasa Arab yang jika ditelusuri dalam literatur

Islam sering digunakan untuk perdagangan internasional di wilayah muslim

pada abad pertengahan, bersamaan dengan kata hawalah (menggambarkan

transfer/pengiriman uang) dan mudharabah (kegiatan bisnis persekutuan).

Akan tetapi sejumlah penulis barat mengenai perdagangan Islam abad

pertengahan memberikan kesimpulan bahwa kata sakk merupakan kata dari

suara latin cheque atau check yang biasanya digunakan pada perbankan

kontemporer .

Sukuk sebagai produk keuangan Islam sering disejajarkan dengan obligasi

(bond) walaupun memiliki karakteristik yang agak berbeda. Menurut Adam

(2006:63), sukuk memiliki sifat-sifat umum yang membuatnya memiliki

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

13

kualitas yang sama dengan produk keuangan konvensional lainnya, seperti

dalam tabel berikut:

Tabel 2.1.

Karakteristik umum sukuk

Dapat diperdagangkan (Tradable) Sukuk mewakili pihak pemilik aktual

dari asset yang jelas, manfaat asset,

atau kegiatan bisnis, dan dapat

diperdagangkan menurut harga pasar

(market price)

Dapat diperingkat (Rateable) Sukuk dapat diperingkat oleh Agen

Pemberi Peringkat, baik regional

maupun Internasional.

Dapat ditambah (Enhanceable) Sebagai tambahan terhadap asset yang

mewadahinya (underlying asset) atau

aktivitas bisnis, sukuk dapat dijamin

dengan jaminan (collateral) lain

berdasarkan prinsip syariah.

Fleksibilitas Hukum (Legal Flexibility) Sukuk dapat distruktur dan ditawarkan

secara nasional dan global dengan

perlakuan pajak yang berbeda.

Dapat ditebus (Reedemable) Struktur pada sukuk memungkinkan

untuk dapat ditebus.

Sukuk sebagai alternatif obligasi konvesional, hendaknya dapat memenuhi

fungsi utama obligasi konvensional tersebut dalam rangka menyuntikan dana

likuid pada sektor swasta dan pemerintah, dan menyediakan pemasukan yang

stabil bagi investor. Disamping itu, sukuk juga diharapkan mempunyai daya

kompetitif terhadap obligasi konvensional, namun bagaimanapun obligasi

syariah berbeda dengan obligasi konvensional dan berikut adalah

perbandingan antara obligasi syariah dengan obligasi konvensional.

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

14

Tabel 2.2.

Perbandingan Obligasi dan Sukuk

Obligasi

Konvensional

Obligasi Syariah

Mudharabah

Obligasi Syariah

Ijarah

Akad Tidak Ada Mudharabah (Bagi

Hasil)

Ijarah (Sewa)

Jenis Transaksi - Uncertainly Contract Certainly Contract

Sifat Surat Hutang Investasi Investasi

Harga

Penawaran

100% 100% 100%

Pokok Obligasi

saat jatuh tempo

100% 100% 100%

Kupon Bunga Pendapatan/Bagi Hasil Imbalan/fee

Return Float tetap Indikatif Berdasarkan

Pendapatan

Ditentukan

sebelumnya

Fatwa DSN Tidak Ada No.33/DSN-

MUI/IX/2002

No.41/DSN-

MUI/III/2004

Sumber : Pramono dan Aziz Setiawan (2008:8)

b. Jenis-jenis Obligasi Syariah

Menurut Rodoni (2009:116), Terdapat berbagai macam sukuk yang

diterbitkan pada masa kontemporer, diantaranya ;

1) Sukuk Ijarah

Sukuk Ijarah adalah suatu sertifikat yang memuat nama pemiliknya

dan melambangkan kepemilikan terhadap aset yang bertujuan untuk

disewakan, atau kepemilikan manfaat, dan atau kepemilikan jasa sesuai

jumlah efek yang dibeli dengan harapan mendapatkan keuntungan dari

hasil sewa yang berhasil direalisasikan berdasarkan transaksi ijarah.

Sedangkan akad ijarah sendiri bermakna akad pemindahan hak guna atas

barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

15

pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyah) atas barang atau objek

ijarah itu sendiri. Di Indonesia , dasar yang digunakan dalam menerapkan

sukuk adalah Manafi Wa Hiya Anwa’ sedangkan yang umum di negara-

negara lain adalah Ijarah Mumtahiya Bit Tamlik.

Terkait dengan dasar yang digunakan tersebut, tujuan dari transaksi

Ijarah di Indonesia adalah melakukan transaksi lease atau sublease.

Sedangkan dasar yang digunakan di negara-negara lain bertujuan untuk

menjual aset (kepada SPV) kemudian melakukan lease atas asset tersebut

dengan memberikan opsi apakah pada akhir masa sukuk , asset underlying

ijarah beralih kepemilikannya.

2) Sukuk al-Musyarakah

Sukuk Musyarakah mempunyai persamaan dengan sukuk mudharabah,

namun berbeda dari segi hubungan antara investor dengan pengelola.

Obligasi syariah Musyarakah adalah obligasi syariah yang diterbitkan

berdasarkan perjanjian atau akad musyarakah dimana dua pihak atau

lebih bekerjasama menggabungkan modal untuk membangun proyek

baru, mengembangkan proyek yang telah ada, atau membiayai kegiatan

usaha. Keuntungan akan dibagi sesuai nisbah yang disepakati sedangkan

kerugian yang timbul ditanggung bersama sesuai proporsi modal masing-

masing pihak.

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

16

3) Sukuk Murabahah

Sukuk Murabahah adalah sukuk yang menggunakan akad murabahah

yaitu suatu sertifikat yang melambangkan kepemilikan terhadap hutang

yang berakibat dari pembiayaan murabahah. Sukuk murabahah termasuk

non-tradable sukuk yang artinya sukuk ini tidak dapat diperjual belikan

karena melambangkan hutang.

4) Sukuk Istisna'

Sukuk Istisna' adalah suatu sertifikat yang melambangkan kepemilikan

terhadap hutang yang diakibatkan dari pembiayaan istisna'. Sukuk Istisna'

melambangkan suatu jual beli dimana para pihak menyepakati jual beli

dalam rangka pembiayaan suatu proyek/barang. Adapun harga, waktu

penyerahan, dan spesifikasi barang/proyek ditentukan terlebih dahulu

berdasarkan kesepakatan.

5) Sukuk Salam

Sukuk Salam adalah sukuk yang mengandung nilai sama yang

diterbitkan untuk mobilisasi modal saham dan barang yang akan

diserahkan berdasarkan akad salam adalah milik dari pemegang sukuk

salam. Dalam sukuk salam, investor berharap bahwa komoditi salam akan

mengalami kenaikan harga pada saat tanggal jatuh tempo, yang akan

menjadi keuntungan efek. Sukuk salam ini tidak dapat diperdagangkan

selama aset yang mendasarinya merupakan hutang. Hutang tersebut

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

17

hanya dapat diubah menjadi aset nyata pada saat jatuh tempo ketika

subjek salam diserahkan.

2. Inflasi

Pada awalnya inflasi diartikan sebagai kenaikan jumlah uang beredar atau

kenaikan likuiditas dalam suatu perekonomian. Pengertian tersebut mengacu pada

gejala umum yang ditimbulkan oleh adanya kenaikan jumlah uang beredar yang

diduga telah menyebabkan adanya kenaikan harga-harga. Inflasi adalah suatu

variabel ekonomi makro yang dapat sekaligus menguntungkan dan merugikan

suatu perusahaan. Namun pada dasarnya inflasi yang tinggi tidak disukai oleh para

pelaku pasar modal karena akan meningkatkan biaya produksi (Case dan Fair,

2007: 212)

Menurut Sukirno (2004:333) Inflasi yaitu kenaikan dalam harga barang dan

jasa, yang terjadi karena permintaan bertambah lebih besar dibandingkan dengan

penawaran barang dipasar. Untuk mengukur tingkat inflasi, indeks harga yang

digunakan adalah indeks harga konsumen. Indeks harga konsumen adalah indeks

harga dan barang–barang yang selalu digunakan para konsumen. Terdapat

berbagai macam jenis inflasi. Beberapa kelompok besar dari inflasi adalah :

a. Policy induced, disebabkan oleh kebijakan ekspansi moneter yang juga bisa

merefleksikan defisit anggaran yang berlebihan dan cara pembiayaannya.

b. Cost-push inflation, disebabkan oleh kenaikan biaya-biaya yang bisa terjadi

walaupun pada saat tingkat pengangguran tinggi dan tingkat penggunaan

kapasitas produksi rendah.

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

18

c. Demand-pull inflation, disebabkan oleh permintaan agregat yang berlebihan

mendorong kenaikan tingkat harga umum.

d. Inertial inflation, cenderung untuk berlanjut pada tingkat yang sama sampai

kejadian ekonomi yang menyebabkan berubah. Jika inflasi terus bertahan, dan

tingkat ini diantisipasi dalam bentuk kontrak finansial dan upah, kenaikan

inflasi akan terus berlanjut.

3. Kurs Valuta Asing

Nilai tukar atau kurs didefinisikan sebagai nilai suatu mata uang terhadap

mata uang lain. Kurs valuta asing juga dapat didefinisikan sebagai jumlah uang

domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan, untuk

memperoleh satu unit mata uang asing (Sukirno, 2006:397).

Menurut Paul Krugman dan Obstfeld (2000) dalam Sukirno (2006:398)

perubahan nilai tukar dapat dibedakan menjadi dua yaitu depresiasi dan apresiasi.

Depresiasi adalah penurunan nilai mata uang domestic terhadap mata uang asing,

sedangkan apresiasi adalah kenaikan nilai mata uang domestik terhadap mata uang

asing. Bila kondisi lain tetap (ceteris paribus), maka depresiasi mata uang suatu

negara membuat harga barang-barang negara tersebut lebih murah bagi pihak luar

negeri sedangkan harga barang luar negeri menjadi lebih mahal bagi pihak luar

negeri. Dan sebaliknya, apresiasi mata uang suatu negara menyebabkan harga

barang Negara tersebut menjadi mahal bagi pihak luar negeri sedangkan harga

barang luar negeri menjadi lebih murah bagi pihak dalam negeri. Dalam kaitan

Page 37: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

19

dengan perubahan terhadap nilai tukar mata uang terhadap mata uang negara lain,

maka suatu negara dapat memilih beberapa jenis sistem nilai tukar antara lain :

a. Sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rate)

Nilai tukar mata uang suatu negara ditetapkan berdasarkan nilai dari suatu

mata uang tertentu atau nilai dari kumpulan mata uang tertentu. Biasanya

yang dijadikan patokan adalah mata uang negara yang memiliki ekonomi

kuat.

b. Sistem nilai tukar mengambang (free floating exchange rate)

Nilai tukar mata uang ditetapkan berdasarkan mekanisme pasar.

c. Sistem nilai tukar mengambang terkendali (managed floating exchange rate)

Nilai tukar mata uang ditetapkan berdasarkan mekanisme pasar tetapi

pemerintah memiliki hak untuk mengaturnya.

4. BI rate

BI rate merupakan suku bunga acuan Bank Indonesia dan merupakan sinyal

(stance ) dari kebijakan moneter Bank Indonesia. BI rate adalah suku bunga Bank

Indonesia yang ditetapkan pada RDG (Rapat Dewan Gubernur) triwulanan untuk

berlaku selama triwulan berjalan (satu triwulan), kecuali ditetapkan berbeda oleh

RDG bulanan dalam triwulan yang sama (http://www.bi.go.id) . Sedangkan

menurut Siamat (2005:139) BI rate adalah suku bunga dengan tenor satu bulan

yang diumumkan oleh Bank Indonesia secara periodik untuk jangka waktu tertentu

yang berfungsi sebagai sinyal (stance) kebijakan moneter.

Page 38: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

20

M1 = C + D

BI rate ditetapkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia dalam Rapat Dewan

Gubernur (RDG) triwulanan setiap bulan Januari, April, Juli dan Oktober. Dalam

kondisi tertentu, BI rate dapat disesuaikan dalam RDG pada bulan-bulan yang

lain. Pada dasarnya perubahan BI rate menunjukkan penilaian Bank Indonesia

terhadap prakiraan Inflasi ke depan dibandingkan dengan sasaran Inflasi yang

ditetapkan. Pelaku pasar dan masyarakat akan mengamati penilaian Bank

Indonesia tersebut melalui penguatan dan transparansi yang akan dilakukan, antara

lain dalam Laporan Kebijakan Moneter yang disampaikan secara triwulanan dan

press release bulanan. Operasi Moneter dengan BI rate dilakukan melalui lelang

mingguan dengan mekanisme variabel rate tender dan multiple price allotments.

Dengan demikian sinyal respon kebijakan moneter melalui BI Rate yang

ditetapkan oleh Bank indonesia akan diperkuat melalui berbagai transaksi

keuangan di pasar keuangan. (Siamat,2005:140)

5. Jumlah Uang Beredar

Pengertian uang beredar telah dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu

pengertian yang terbatas dan pengertian yang luas. Dalam pengertian yang terbatas

uang beredar adalah mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral yang

dimiliki oleh perseorangan-perseorangan, perusahaan-perusahaan, dan badan-

badan usaha pemerintah (Sukirno, 2001:236). Pengertian yang terbatas ini selalu

disingkat dengan M1. Menurut Ocktaviana (2007:27), M1 dirumuskan sebagai

berikut :

Page 39: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

21

M2 = M1 +TD

Keterangan :

M1 = Jumlah uang yang beredar dalam arti sempit

C = Uang kartal (uang kertas + uang logam)

D = Uang giral atau cek

Sedangkan dalam pengertian yang luas, uang beredar meliputi mata uang

dalam peredaran, uang giral, dan uang kuasi. Uang kuasi terdiri dari deposito

berjangka, tabungan, dan rekening (tabungan) valuta asing milik swasta domestik

(Sukirno, 2001:236). Pengertian yang luas ini uang beredar dinamakan juga

sebagai M2. Menurut Ocktaviana (2007:27), M2 dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan:

M2 = jumlah uang beredar dalam arti luas

TD = deposito berjangka (time deposit)

6. Default sukuk

Almilia dan Kristijadi (2003) dalam Rodoni (2010:134) mendefinisikan

financial distress terjadi pada perusahaan yang dalam beberapa tahun mengalami

laba bersih operasi negatif dan selama lebih dari setahun tidak melakukan

pembayaran dividen. Kemudian Almilia (2004) mendefinisikan financial distress

sebagai perusahaan yang mengalami delisted akibat laba bersih dan nilai buku

ekuitas negatif berturut-turut.

Page 40: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

22

Menurut Puspita (2001) dalam Almilia (2003:7) , Kondisi makro ekonomi

adalah salah satu indikator untuk melihat krisis keuangan perusahaan selain dilihat

dari rasio keuangan. Faktor makro seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG),

inflasi, money supply, dan BI rate merupakan variabel yang berpengaruh

signifikan terhadap terjadinya financial distress. Ross (2005) dalam Rodoni

(2010:182), mengungkapkan bahwa ketidakpastian kondisi ekonomi makro

merupakan contoh dari risiko sistematis yang mempengaruhi sejumlah besar aset

perusahaan. Kondisi ini mempengaruhi semua sekuritas berbagai tingkat.

Kepekaan perusahaan terhadap tekanan kondisi ekonomi makro merupakan inti

dari resiko sistematis. Berikut adalah beberapa faktor makro ekonomi terkait

dengan financial distress ,yaitu Inflasi, Kurs , Indeks Harga Saham Gabungan ,

Tingkat Suku Bunga / BI rate, GDP, dan Money Supply / Jumlah Uang Beredar.

Dalam hal ini default sukuk termasuk bagian dalam financial distress karena

default adalah kegagalan/wanprestasi dalam pembayaran hutang. Gagal bayar

(default) dapat dideskripsikan sebagai suatu keadaan dimana emiten selaku debitur

yang telah melakukan ingkar janji (wanprestasi) terhadap kewajibannya untuk

membayar pokok pinjaman dan atau bunga obligasi pada saat jatuh tempo

(maturity date) kepada pemegang obligasi selaku kreditur. Gagal bayar sukuk

tentu dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah struktur sukuk itu sendiri

serta variabel-variabel makro dan mikro ekonomi. (Bapepam, 2003:16).

Samsul (2006:200) menyatakan faktor makro merupakan faktor yang berada

di luar perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap kenaikan atau penurunan

Page 41: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

23

kinerja perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Faktor makro

ekonomi yang secara langsung dapat mempengaruhi kinerja perusahaan antara

lain:

1. Tingkat bunga umum domestik.

2. Tingkat Inflasi.

3. Peraturan perpajakan.

4. Kebijakan khusus pemerintah yang terkait dengan perusahaan tertentu.

5. Kurs valuta asing.

6. Peredaran uang atau jumlah uang beredar.

7. Tingkat bunga pinjaman luar negeri.

8. Kondisi perekonomian Internasional.

Sriyana (2009:5) menjelaskan bahwa resiko sukuk dapat dibagi menjadi

beberapa bagian, yaitu risiko pasar (market risk), risiko operasional (operational

risk) dan risiko ketentuan syariah (shariah compliance risk). Market risk terdiri

dari risiko suku bunga (interest rate risk atau rate of return risk) dan resiko nilai

tukar (foreign exchange rate risk) dapat di jelaskan berikut :

a. Resiko tingkat bunga (interest rate risk atau rate of return risk) dalam hal ini

sukuk ijarah, istisna, dan salam yang didasarkan atas fixed rate menanggung

akibat dari naik turunnya tingkat suku bunga. Kenaikan suku bunga

menjadikan tingkat nilai sukuk kurang diminati oleh investor.

b. Resiko nilai tukar (foreign exchange rate) dapat dijelaskan bahwa sertifikat

sukuk didenominasi di dalam Dolar Amerika (US$) sehingga naik turunnya

Page 42: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

24

nilai rupiah terhadap dolar akan menjadikan nilai pembayaran terhadap

investor akan berubah dari nilai awal. Seperti turunnya nilai rupiah terhadap

dolar menjadikan beban pembayaran cicilan menjadi semakin besar kepada

investor.

c. Resiko operasional sukuk (operational risk) terdiri dari resiko pembayaran

kupon (coupon payment risk), resiko pelunasan asset (asset redemption risk),

resiko SPV (SPV specific risk), resiko investor (investor specific risks), resiko

berhubungan dengan aset (risk related to the asset).

d. Keterbatasan barang milik negara atau perusahaan yang dapat dijadikan

underlying asset. Sukuk merupakan sertifikat pembiayaan yang didasarkan

atas jaminan aset riil yang besarnya didasarkan atas aset yang marketable di

pasar keuangan global. Semakin banyak aset yang sesuai dengan standar yang

ditentukan semakin besar bagi negara untuk mendapatkan pembiayaan dari

investor internasional. Ini menunjukkan bahwa besarnya dana yang diperoleh

di dasarkan besar aset yang kita miliki sehingga perlu juga kita memperbaiki

sarana dan prasarana yang mendukung bagi persediaan aset yang layak jual.

Page 43: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

25

B. Keterkaitan Antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen

1. Inflasi dengan Sukuk

Menurut Raharjo (2004:53) kondisi perekonomian yang kuat serta inflasi

yang rendah mengakibatkan tingkat daya beli terhadap produk investasi juga

sangat bagus, sehingga akan timbul dampak positif terhadap perdagangan dan

investasi pada obligasi. Akan tetapi inflasi tidak mempengaruhi obligasi syariah,

hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa inflasi berbanding terbalik dengan

obligasi syariah, ketika inflasi naik maka obligasi syariah turun, begitu juga

sebaliknya, ketika inflasi turun harga obligasi syariah justru naik.

2. Jumlah Uang Beredar dengan Sukuk

Dengan semakin meningkatnya jumlah uang beredar, masyarakat cenderung

menggunakan uangnya selain untuk tujuan transaksi juga menggunakan uangnya

untuk tujuan spekulatif, yaitu dengan membeli surat-surat berharga seperti saham

atau obligasi. Jumlah uang beredar berpengaruh terhadap suatu indeks

dikarenakan ketika bank sentral dalam hal ini Bank Indonesia meningkatkan

penawaran uang dengan cepat, tingkat harga akan meningkat dengan cepat dan

perusahaan akan memperoleh profitabilitas yang tinggi sehingga menyebabkan

harga obligasi syariah mengalami peningkatan. (Nugroho, 2008:52)

3. Kurs Rupiah dengan Sukuk

Menurut Rodoni (2010 : 186) Globalisasi mendorong investasi lintas negara

disamping untuk tujuan diversifikasi. Oleh karena itu, risiko nilai tukar mata uang

merupakan faktor ketidakpastian yang dihadap investor apabila melakukan

Page 44: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

26

investasi di pasar global. Semakin tinggi fluktuasi nilai tukar mata uang yang

bersangkutan , dengan demikian investor harus mempertimbangkan pula premi

risiko atas nilai tukar tersebut. Nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar mempunyai

hubungan positif dan signifikan dalam mempengaruhi return suatu perusahaan.

Dan return tersebut mempengaruhi kondisi financial distress perusahaan , maka

dapat diasumsikan bahwa sensitifitas perusahaan terhadap nilai tukar

mempengaruhi kondisi financial distress perusahaan.

Selain itu, sukuk didenominasi di dalam Dolar Amerika (US$) sehingga naik

turunnya nilai rupiah terhadap dolar akan menjadikan nilai pembayaran terhadap

investor akan berubah dari nilai awal. Seperti turunnya nilai rupiah terhadap dolar

menjadikan beban pembayaran cicilan menjadi semakin besar kepada investor.

4. BI rate dengan Sukuk

Menurut Rahardjo (2004:50) nilai harga suatu obligasi ditentukan oleh nilai

tingkat suku bunga di pasar uang. Salah satu faktor penentu apakah harga

obligasi menarik atau tidak adalah tingkat suku bunga yang diberikan kepada

investor obligasi. Apabila tingkat suku bunga di pasar menurun maka

investor cenderung membeli obligasi yang kuponnya lebih tinggi dibanding

deposito sehingga harga obligasi cenderung naik. Begitu juga sebaliknya jika

suatu suku bunga lebih kecil dari pada tingkat kupon yang diberikan suatu

obligasi maka orang akan cenderung menanamkan uangnya dipasar modal

khususnya obligasi.

Page 45: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

27

Dalam hal ini sukuk ijarah, istisna, dan salam yang didasarkan atas fixed rate

menanggung akibat dari naik turunnya tingkat suku bunga. Kenaikan suku bunga

menjadikan tingkat nilai sukuk kurang diminati oleh investor.

C. Penelitian Terdahulu

Telah banyak penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya untuk

melihat hubungan antara informasi dengan kondisi financial distress berupa default

sukuk dan dengan hasil yang berbeda-beda. Berikut adalah ringkasan tinjauan

penelitian terdahulu :

Tabel.2.3

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Tahun Judul Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

1 Luciana Spica

Almilia

2003 "Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi

Kondisi Financial

Distress Suatu

Perusahaan yang

Terdaftar di Bursa Efek

Jakarta"

Logistic

Regression

Penelitian ini menunjukkan

bahwa rasio relatif industri

memiliki daya klasifikasi

yang lebih tinggi

dibandingkan dengan rasio

keuangan yang tidak

disesuaikan berdasarkan

industrinya. Selain itu dalam

penelitian ini juga

memberikan bukti bahwa

variabel makro ekonomi

(IHSG, Indeks Harga

Konsumen Umum, Money

Supply dan tingkat bunga

SBI) merupakan variabel

yang signifikan dalam

penentuan kondisi financial

distress suatu perusahaan.

Page 46: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

28

No Peneliti Tahun Judul Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

2 A.H Manurung 2008 "Analisis Probabilitas

Default Perusahaan"

Regresi Panel Penelitian ini menggunakan

Merton Model untuk

memprediksi probabilitas

default perusahaan yang

terdaftar dalam LQ-45 di

Indonesia. Hasilnya

menunjukkan bahwa

perusahaan yang memiliki

likuiditas saham yang tinggi

juga memiliki kesempatan

untuk default. Perusahaan di

sektor keuangan memiliki

probabilitas standar tinggi

daripada sektor lainnya.

3 Roikhan

Mochamad

Aziz

2008 “Analisis Pemodelan

Pengembangan Sukuk

Indonesia dan Malaysia

Dengan Metode System

Dynamics”

System

Dynamics

Hasil penelitiannya

menunjukan bahwa Sukuk

Indonesia lebih tinggi

daripada Sukuk Malaysia di

tahun 2015, walaupun Sukuk

Indonesia baru berkembang

tahun 2002 lebih lambat 12

tahun dibandingkan

Malaysia.

4 Yiping Qu 2008 " Macro Economic

Factors and Probability

of Default"

Regresi Panel Penelitian ini menemukan

bahwa beberapa hasil yang

telah ditemukan. Di Swedia,

ada perubahan dalam faktor-

faktor makro seperti

Industrial Production,

Tingkat Penyebaran Bunga,

Nilai Tukar, dan Harga

Saham mempengaruhi

Probabilitas Default.

Namun, hasil ini tidak dapat

digunakan untuk

menggeneralisasi kasus

negara-negara lain, karena

dampak ini bervariasi untuk

tiap negara.

Lanjutan Tabel 2.3.

Page 47: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

29

No Peneliti Tahun Judul Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

5 Mustika Rini 2010 Obligasi Syariah

(Sukuk) dan Indikator

Makroekonomi

Indonesia : Sebuah

Analisis Vector Error

Correction Models

(VECM)

Vector Error

Correction

Models

(VECM)

Penerbitan sukuk di

Indonesia dipengaruhi oleh

indikator makroekonomi,

yaitu pertumbuhan ekonomi

dan JUB dengan hubungan

yang positif, serta

pengangguran terbuka dan

inflasi dengan hubungan

yang negatif. Selain itu

penerbitan sukuk dalam

jangka panjang juga

dipengaruhi oleh bonus

Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS).

6 Hafizi Ab

Majid ,

Shahida

Shahimi ,

Mohd

Hafizuddin

Syah Bangaan

Abdullah

2011 “Sukuk Defaults and Its

Implication: A Case

Study of Malaysian

Capital Market”

Metode

Kualitatif

Hasil penelitiannya adalah

meskipun permintaan sukuk

di Malaysia sangat tinggi

tetapi di Malaysia juga telah

mencatat beberapa kasus

default sukuk seperti Johor

Corporation, Ingress Sukuk

Berhad, Tracoma Holdings

Berhad dan Nam Fatt

Corporation Berhad.

7 Nurul Aini

Muhammed

dan Rafisah

Mat Radzi

2011 Implication Of Sukuk

Structuring : The

Comparison On The

Structure Of Asset

Based And Asset

Backed Ijarah Sukuk

Metode

Kualitatif

Hasil penelitian nya adalah

pemilihan struktur sukuk

sangat penting untuk proses

penerbitan sukuk karena

memiliki implikasi yang

berbeda bagi investor,

terutama dalam hal

terjadinya default. Akan

tetapi meskipun banyak

terjadi default sukuk di

Malaysia dan Timur Tengah,

tetapi prospek pasar sukuk

masih menunjukan tren

positif.

Lanjutan Tabel 2.3.

Page 48: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

30

No Peneliti Tahun Judul Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

8 Misnen

Ardiansyah ,

Ibnu Qizam ,

Razaliharon ,

dan Abdul

Qoyum

2012

Predicting Sukuk

Default Probability And

Its Relationship With

Systematic and

Unsystematic Risks : A

Case Study Of Sukuk

Indonesia

Regresi Panel Hasil penelitiannya adalah

probabilitas default dengan

Merton Model menunjukkan

bahwa ada dua perusahaan

yang mengeluarkan sukuk

dengan risiko yang sangat

tinggi standar, yaitu, PT

Berlian Laju Tanker dengan

probabilitas standar rata-rata

74,456% dan PT

Pembangkit Listrik Negara

yang memiliki risiko default

dengan 61,339%. Variabel

sistematis dan tidak

sistematis mampu

menjelaskan sukuk default.

Jumlah uang beredar dan

nilai tukar adalah dua

variabel sistematis yang bisa

menjelaskan sukuk default.

Selain itu, variabel tidak

sistematis menunjukkan

bahwa rasio solvabilitas

(debt to equity ratio) dan

rasio profitabilitas (Return

on Asset) memiliki implikasi

yang signifikan pada

probabilitas default sukuk.

D. Kerangka Pemikiran

Menurut Sugiyono (2009:91), Kerangka berpikir merupakan model

konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah

diidentifikasi. Kerangka berpikir adalah hasil pemikiran peneliti berdasarkan

teori/konsep yang ada tentang variabel yang diteliti dan dirumuskan dari masalah

Lanjutan Tabel 2.3.

Page 49: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

31

penelitian. Berdasarkan landasan teori dan hasil dari penelitian sebelumnya serta

permasalahan yang telah dikemukakan, maka kerangka pemikiran dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Uji Model Regresi

Uji Regresi Berganda

Uji Asumsi Klasik

Variabel Independen :

Inflasi

Jumlah Uang Beredar

Kurs

Suku bunga (BI Rate)

Sukuk Ijarah PT Berlian Laju Tanker

Variabel Dependen :

Fee ijarah default sukuk

Page 50: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

32

E. Hipotesis

Hipotesis menurut Sugiyono (2009:96) merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang

diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta

empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran teoritis yang telah

diuraikan sebelumnya, maka hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan adalah

sebagai berikut :

1. Ho1 = Tidak terdapat pengaruh inflasi terhadap fee ijarah default sukuk.

Ha1 = Terdapat pengaruh inflasi terhadap fee ijarah default sukuk.

2. Ho2 = Tidak terdapat pengaruh jumlah uang beredar terhadap fee ijarah

default sukuk.

Ha2 = Terdapat pengaruh jumlah uang beredar terhadap fee ijarah default

sukuk.

3. Ho3 = Tidak terdapat pengaruh BI rate terhadap fee ijarah default sukuk.

Ha3 = Terdapat pengaruh BI rate terhadap fee ijarah default sukuk.

4. Ho4 = Tidak terdapat pengaruh kurs terhadap fee ijarah default sukuk.

Ha4 = Terdapat pengaruh kurs terhadap fee ijarah default sukuk

Page 51: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan atas data-data yang didapat melalui studi kepustakaan

dan data dari internet (data sekunder) dimana ruang lingkup penelitian ini adalah PT

Berlian Laju Tanker periode 2007-2012.

Dari sumber diatas maka yang menjadi variabel dependen (terikat) adalah fee

ijarah sukuk default dan variabel independen (bebas) nya adalah Inflasi, Jumlah Uang

Beredar , BI rate dan Kurs . Keempat variabel makro diatas, dijadikan peneliti

sebagai variabel independen dikarenakan hal ini mudah dimengerti karena indikator

tersebut merupakan indikator yang sering diuji pada penelitian sebelum ini dan

digunakan sebagai acuan dalam berinvestasi termasuk berinvestasi pada instrumen

investasi obligasi syariah (sukuk) yang menjadi salah satu alternatif dari sedemikian

banyak alternatif instrumen investasi yang didominasi oleh instrumen keuangan.

B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel

Penelitian ini menggunakan fee ijarah (discount rate) sukuk ijarah PT BLTA

selama periode 2007-2012 yang pada akhirnya pada tahun 2012 sukuk PT BLTA

dinyatakan default. Dari populasi tersebut selanjutnya diambil beberapa sampel yang

merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi ,

Page 52: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

34

sehingga sampel harus mewakili populasinya. Metode yang digunakan adalah

judgement sampling. Judgement sampling adalah salah satu jenis purposive sampling

selain quota sampling dimana peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian

terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang digunakan dengan maksud

penelitian (Kuncoro, 2009:118).

C. Metode Pengumpulan Data

Agar memperoleh hasil penelitian yang diharapkan , maka diperlukan data dan

informasi yang mendukung penelitian ini. Metode pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dan data

sekunder (internet research).

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini juga dilakukan melalui studi kepustakaan yaitu dengan cara

mengumpulkan pengetahuan teoritis yang relevan dengan cara membaca dan

mempelajari buku-buku, jurnal-jurnal, artikel, serta literatur keterangan-

keterangan dari sumber lain yang mempunyai hubungan dengan permasalahan

yang dibahas dalam penelitian ini.

2. Data Sekunder (Internet Research)

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara mengumpulakan

dokumen atau laporan yang bersumber dari perusahaan atau pihak-pihak yang

berkaitan dengan penelitian. Selain melalui studi kepustakaan (Library

Research), Internet Research juga digunakan dalam penelitian ini yang dimana

Page 53: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

35

berguna untuk mempermudah dalam mengumpulkan data melalui website-

website tertentu. Dalam penelitian ini sumbernya adalah (www.bps.co.id) ,

(www.bi.go.id) , dan (www.idx.co.id) .

D. Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan model regresi berganda atau model regresi majemuk

merupakan suatu model regresi yang terdiri atas lebih dari satu variabel independen.

Model regresi linear memiliki beberapa asumsi dasar yang harus dipenuhi untuk

menghasilkan estimasi yang baik atau dikenal dengan BLUE (Best Linear Unbiased

Estimator). Berikut adalah hasil estimasi yang bersifat BLUE (Ajija dkk., 2011:34) :

1. Efisien, artinya hasil nilai estimasi memiliki varian yang minimum dan tidak bias.

2. Tidak bias, artinya hasil nilai estimasi sesuai dengan nilai parameter.

3. Konsisten, artinya jika ukuran sampel ditambah tanpa batas, maka hasil nilai

estimasi akan mendekati parameter populasi yang sebenarnya. Jika asumsi

normalitas terpenuhi, di mana eror terdistribusi secara normal dengan rata-rata

sama dengan nol dan standar deviasi konstan.

4. Koefisien regresi akan memiliki distribusi normal. Asumsi normalitas sangat

penting untuk penyederhanaan dalam melakukan pendugaan interval dan

pengujian hipotesis secara statistik.

Penelitian ini menguji hipotesis dengan pengujian koefisien determinasi ,

koefisies regresi simultan (Uji F), dan pengujian koefisien regresi parsial (Uji t).

Untuk semua pengujian dilakukan dengan bantuan software SPSS 18. Penelitian ini

Page 54: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

36

harus memenuhi asumsi-asumsi dasar yaitu uji normalitas, autokorelasi,

multikolinieritas, dan heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini metode-metode yang

digunakan adalah:

a. Uji Statistik

1) Metode Analisis Linier Berganda

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Regresi Linier

Berganda, yang digunakan untuk penelitian yang variabel X nya lebih dari

satu. Uji Regresi Linier Berganda ini digunakan untuk mengetahui Pengaruh

BI rate, Inflasi, Jumlah Uang Beredar dan Kurs Terhadap Fee Ijarah Default

Sukuk.

Rumus Regresi Linier Berganda adalah :

Keterangan :

Y : Variabel Dependen (Fee Ijarah Default Sukuk)

α : Konstanta

Inf : Variabel Independen 1 (Inflasi)

JUB : Variabel Independen 2 (Jumlah Uang Beredar)

Kurs : Variabel Independen 3 (Kurs)

BIrate : Variabel Independen 4 (BI rate)

b(1,2,3,4,) : Koefisien regresi masing-masing variabel independen

e : Error term

Page 55: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

37

2) Uji Parsial/ Signifikan Parameter Individual (Uji t)

Menurut Ghozali (2011:98) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan

seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau variabel independen secara

individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji t digunakan

untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen secara parsial.

Rumus Uji t:

Keterangan:

t : Koefisien thitung

n : Jumlah sampel

r : Standar deviasi

Adapun hipotesisnya sebagai berikut :

H0 = tidak ada pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap

variabel dependen secara parsial.

Ha = ada pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap variabel

dependen secara parsial.

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

Jika tingkat signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha.

Jika tingkat signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan menerima Ha.

Page 56: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

38

3) Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen atau

bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel dependen atau terikat. (Ghozali, 2011: 98).

Rumus Uji F:

( )

( ) ( )

Keterangan:

F : Koefisien Fhitung

R2 : Koefisien determinasi

k : Jumlah variabel penjelas

n : Jumlah observasi

Adapun hipotesisnya sebagai berikut :

H0 = tidak ada pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap

variabel dependen secara simultan.

Ha = ada pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap variabel

dependen secara simultan.

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

Fhitung> Ftabel : H0 ditolak Ha diterima

Fhitung< Ftabel : H0 diterima Ha ditolak

Page 57: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

39

4) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Ghozali (2011:97) menyatakan bahwa koefisien determinasi (R2)

pada

intinya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Namun R2 ini memiliki kelemahan

yaitu Ŷ atau Y prediksi dengan nilai Y yang diobservasi. Apabila digunakan

untuk memperkirakan data yang tidak (atau belum) ada di dalam observasi,

belum tentu cocok. Dan nilai R2

tidak berkurang nilainya apabila variabel

independen ditambahkan lagi kedalam persamaan (Winarno, 2009:420).

Dan menurut Suliyanto (2011:59), untuk mengurangi kelemahan tersebut

maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan, Adjusted R

Square (R2

adj). Koefisien determinasi yang telah disesuaikan berarti bahwa

koefisien tersebut telah dikoreksi dengan memasukkan jumlah variabel dan

ukuran sampel yang digunakan. Hasil nilai adjusted R square dari regresi

digunakan untuk mengetahui besarnya variabel dependen yang dipengaruhi

oleh variabel-variabel independennya.

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar

kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen yang dilihat

melalui adjusted R square karena variabel dalam penelitian ini lebih dari satu.

Rumus koefisien determinasi adalah:

( ∑ ) ( ∑ ) ( ∑ )

Page 58: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

40

Keterangan :

R2

: Koefisien determinasi

β : Koefisien variabel independen

b. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Uji normalitas adalah suatu pengujian yang digunakan untuk

mengetahui apakah model regresi, variabel dependen, variabel independen

atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas

bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu

atau residual memiliki distribusi normal. Seperti uji t dan uji F

mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau

asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah

sampel kecil. (Ghozali, 2011: 160).

Model regresi yang baik adalah memnpunyai distribusi data normal

atau mendekati normal. Uji normalitas data menggunakan Normal P-P Plot

dan Uji statistik Kolmogorov-Smirnov Test, dengan membandingkan

Asympotic Significance dengan α = 0,05. dasar penarikan kesimpulan

adalah data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai Asympotic

Significance-nya > 0,05.

Page 59: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

41

2) Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2011:105) Uji Multikolinieritas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

antara variabel bebasnya. Jika variabel bebasnya saling berkorelasi, maka

variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel

bebas yang nilai korelasi antara sesama variabel sama dengan nol. Untuk

mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam sebuah model

regresi adalah sebagai berikut dapat dilakukan antara lain dengan melihat

nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Suatu model

regresi yang bebas multikolinearitas adalah data yang mempunyai nilai VIF

(Variance Inflation Factor) < 10 dan mempunyai nilai TOLERANCE >

0,1 .

3) Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2011:110) uji autokorelasi bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem

autokorelasi. Uji autokorelasi yang biasa digunakan adalah uji Durbin

Watson (DW test). Uji Durbin-Watson (DW test) merupakan salah satu uji

yang banyak dipakai untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dalam

Page 60: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

42

suatu model regresi. Cara mudah untuk mengetahui ada tidaknya

autokorelasi dapat digunakan ketentuan sebagai berikut:

∑ * ( )+

Pengambilan keputusan mengenai ada atau tidaknya autokorelasi dapat

dilakukan sebagai berikut:

1) Bila nilai DW dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

2) Bila nilai DW diantara -2 sampai +2 tidak ada autokorelasi.

3) Bila nilai DW dibawah -2 berarti ada autokorelasi negatif.

Selain durbin-watson, dapat juga digunakan metode lain untuk

mendeteksi ada tidaknya autokorelasi salah satunya adalah metode Run

test. Run test sebagai bagian dari statistik non parametrik dapat pula

digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang

tinggi. Jika antar residual tidak terdapat korelasi, maka dapat dikatakan

bahwa residual terjadi secara random atau acak.

4) Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas ini bertujuan untuk menguji varians dalam model

regresi. Menurut Agung Nugroho (2005:62), heterokedastisitas menguji

terjadinya perbedaan variance residual suatu periode ke pengamatan

lainnya. Cara memprediksi ada tidaknya heterokedastisitas pada suatu

model dapat dilihat dari pola gambar scatterplot tersebut dimana titik

Page 61: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

43

menyebar dan membentuk pola atau tidak. Metode statistik yang digunakan

dalam penelitian ini adalah uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan

meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independen lainnya

yang apabila nilai sig diatas 0,05 maka tidak terdapat masalah

heteroskedastisitas

E. Operasional Variabel-variabel Penelitian

1. Operasional Variabel Independen Penelitian

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono,

2009:59). Untuk memudahkan penelitian dan menghindari kesalahan persepsi dari

masing-masing variabel penelitian, maka variabel bebas (X) dari penelitian ini dapat

diuraikan sebagai berikut :

a. BI rate

BI rate merupakan suku bunga acuan Bank Indonesia dan merupakan

sinyal (stance ) dari kebijakan moneter Bank Indonesia. BI rate adalah suku

bunga Bank Indonesia yang ditetapkan pada RDG (Rapat Dewan Gubernur)

triwulanan untuk berlaku selama triwulan berjalan (satu triwulan), kecuali

ditetapkan berbeda oleh RDG bulanan dalam triwulan yang sama . Data

variabel ini menggunakan data BI rate per kuartal yang dinyatakan dalam

persentase dan diambil dari www.bi.go.id .

Page 62: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

44

b. Inflasi

Inflasi berarti kenaikan harga umum barang/komoditas dan jasa dalam

periode waktu tertentu. Data inflasi yang digunakan adalah data inflasi dari

Badan Pusat Statistik berdasarkan laporan Inflasi (Indeks Harga Konsumen)

dengan skala kuartal yaitu periode 2007-2012.

c. Jumlah Uang Beredar (Money Supply)

Jumlah uang yang beredar dalam artian luas atau broad money (M2)

adalah penjumlahan dari M1 (uang kartal dan logam ditambah simpanan

dalam bentuk rekening koran atau demand deposit) yang memasukkan

deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing milik swasta

maupun domestik sebagai bagian dari penyediaan uang atau uang kuasi (quasi

money). Pengukuran yang digunakan adalah dalam satuan triliun rupiah. Data

jumlah uang beredar diambil dari www.bi.go.id pada laporan tahunan statistik

ekonomi dan keuangan Indonesia. Pengukuran yang digunakan adalah data

dalam skala kuartal yaitu periode 2007-2012.

d. Kurs Rupiah terhadap US Dollar

Kurs Rupiah adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.

Kurs yang digunakan adalah kurs tengah rupiah terhadap dollar Amerika

Serikat yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Data kurs diambil dari

www.bi.go.id. Data yang digunakan adalah nilai kurs tengah akhir bulan

selama periode amatan antara tahun 2009-2012. Pengukuran dinyatakan

dalam satuan rupiah. Dengan Pengukuran sebagai berikut :

Page 63: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

45

2. Operasional Variabel Dependen Penelitian

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009:59). Variabel terikat

(Y) dalam penelitian ini adalah fee ijarah default sukuk yaitu fee ijarah sukuk yang

gagal dibayarkan oleh PT BLTA pada tahun 2012. Data variabel dependen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah discount rate (fee ijarah) sukuk ijarah yang

dibayarkan PT BLTA selama periode kuartal III tahun 2007 sampai dengan kuartal I

tahun 2012 yang pada akhirnya pada kuartal kedua dan kuartal selanjutnya tahun

2012 sukuk PT BLTA dinyatakan default.

Kurs Tengah = Kurs Jual + Kurs Beli

2

Page 64: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

46

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya PT. Berlian Laju Tanker

PT. Berlian Laju Tanker Tbk didirikan berdasarkan akta

No. 60 tanggal 12 Maret 1981 dengan nama PT. Bhaita Laju Tanker, yang

kemudian dengan akta No. 4 tanggal 5 September 1988 di ubah namanya

menjadi PT Berlian Laju Tanker. PT Berlian Laju Tanker adalah perusahaan

yang bergerak di bidang transportasi. Perusahaan ini bahkan disebut-sebut

sebagai a leading tanker operator in the world. Saat pertama didirikan BLTA

berfungsi sebagai penyalur domestik tanker minyak Pertamina, lalu BLTA

berkembang ke tanker untuk bahan-bahan kimia dan gas. BLTA tidak bergantung

pada Pertamina, tapi menjadi pilihan perusahaan minyak dan kimia terkemuka

dunia, seperti Exxon, Shell, BASF, SABIC dan Dow Chemical.

Pada tahun 1990, BLTA menjadi perusahaan pelayaran Indonesia pertama

yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. BLTA memiliki jaringan

internasional yang kuat, baik dalam wilayah pengoperasian, maupun penjualan

dan pemasaran. BLTA memperluas jaringan hampir di seluruh dunia dengan

pendirian anak perusahaan, antara lain : GBLT UK Shipmanagement (UK) di

Glasgow, GBLT Shipmanagement Pte Ltd di Singapore, dan Gold Bridge

Shipping Ltd di Hongkong. BLTA juga membuka cabang di Bangkok, Shanghai,

Page 65: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

47

Beijing, Mumbai, Dubai, Westport, dan Sao Paolo. Kunci sukses BLTA, terletak

pada reputasi yang bagus dalam keamanan , keterjangkauan dan ketersediaan

armada tanker, serta dalam hal harga.

Perusahaan memiliki 100% saham Indigo Pacific International Corporation,

Diamond Pacific International Corporation dan Asean Maritime Corporation

(ketiganya berkedudukan di luar negeri dan bergerak dalam bidang investasi).

Perusahaan juga memiliki PT Banyu Laju Shiping, PT Brotojoyo Maritime dan

PT Buana Listya Tama yang bergerak dalam bidang agen perkapalan. BLTA

berkedudukan di Jakarta, mempunyai dua kantor cabang di Merak dan Dumai.

Kantor pusat beralamat di Wisma Bina Surya Group (BSG) Lt.10 Jl. Abdul

Muis No. 40 , Jakarta.

Sebelumnya , BLTA telah menerbitkan sukuk mudharabah pada tahun 2003

dengan margin bagi hasil 25% dan berhasil menarik banyak investor. Sehingga

pada perkembangan selanjutnya , BLTA membutuhkan dana yang lebih besar

untuk pengembangan usaha yang kemudian BLTA menerbitkan sukuk ijarah

pada tahun 2007 dengan kapal tanker milik BLTA sebagai underlying asset nya.

BLTA menerbitkan sertifikat sukuk ijarah tersebut dan memperoleh dana dari

investor dengan mentransfer manfaat kapal tanker kepada investor. Investor

memberikan kepercayaan kepada BLTA untuk menyewakan kapal tersebut

kepada pihak ketiga. Dari transaksi tersebut, BLTA memperoleh uang sewa

secara berkala, dan mendistribusikan kepada investor sebagai fee ijarah .

Page 66: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

48

PT BLTA menerbitkan sukuk ijarah selama dua tahap yaitu pada tahun 2007

dan 2009 yang keduanya jatuh tempo pada tahun 2012. Sukuk BLTA I

diterbitkan tahun 2007 sebesar Rp 200 milyar dengan tenor 5 tahun dan jatuh

tempo pada tanggal 5 Juli 2012, dengan objek ijarah berupa kapal tanker.

Pembayaran cicilan dan fee ijarah sebesar Rp 5.150.000.000,- per kuartal

(3bulan) dengan discount rate sebesar 10,3% . Rating PEFINDO (PT

Pemeringkat Efek Indonesia) pada saat sukuk ijarah diterbitkan adalah id AA-

(sy).

Sukuk BLTA II diterbitkan pada tahun 2009 dan dibagi menjadi dua seri

yaitu seri A dengan nilai sebesar Rp 45 milyar dan seri B dengan nilai sebesar Rp

55 milyar. Berjangka waktu 3 tahun dan jatuh tempo pada tanggal 28 Mei 2012 ,

dengan objek ijarah berupa kapal tanker. Discount rate untuk seri A adalah

15,5% dan discount rate untuk seri B adalah 16,25%. Pembayaran cicilan dan

fee ijarah dibayarkan per triwulan (3bulan).

Pada perkembangan selanjutnya , PT Berlian Laju Tanker menunda

pelunasan pokok dan pembayaran fee Ijarah ke-20 Sukuk Ijarah BLTA I tahun

2007 serta Sukuk Ijarah BLTA II tahun 2009 seri A dan seri B pada kuartal

kedua tahun 2012 yang seharusnya menjadi tanggal jatuh tempo ketiga sukuk

tersebut. Dan pada juli 2012, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo)

menurunkan peringkat sukuk ijarah milik PT Berlian Laju Tanker dari idCCC

menjadi idD atau default yang dikarenakan ketidakmampuan BLTA membayar

pokok pinjaman beserta fee ijarah.

Page 67: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

49

2. Skema Sukuk Ijarah PT Berlian Laju Tanker

PT Berlian Laju Tanker (BLTA) menerbitkan sukuk ijarah untuk

memperoleh dana dari investor dengan mentransfer manfaat kapal tanker sebagai

underlying asset nya kepada investor. Kemudian PT BLTA membantu investor

untuk mencari end customer yang berminat untuk menyewa kapal tanker PT

BLTA tersebut. Dari transaksi dengan end customer tersebut, PT BLTA

memperoleh fee sewa secara berkala yang diteruskan kepada investor sebagai fee

ijarah (discount rate). Pada skema ini tidak digunakan SPV karena konsep SPV

tidak dikenal dalam rezim hukum di Indonesia. (Siskawati , 2010:6) . Berikut

adalah skema sukuk ijarah PT Berlian Laju Tanker (BLTA) :

Gambar 4.1

Skema Sukuk Ijarah PT BLTA

e a

f d

g c b

Keterangan :

a. PT BLTA (Originator) menerbitkan Sukuk Ijarah

b. Investor membeli Sertifikat Sukuk Ijarah

c. Investor menyetorkan dana

d. Dana atas pembelian kapal tanker oleh investor diserahkan kepada PT BLTA

Pihak Penyewa Tanker

(end customer) Originator

Sertifikat

Sukuk

Investor

Page 68: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

50

e. Investor memberikan amanah kepada originator untuk mengelola penyewaan

kapal tanker kepada pihak ketiga

f. Originator menerima fee dari penyewaan kapal tanker

g. Originator mendistribusikan fee sewa atas kapal tanker dalam bentuk fee

ijarah (discount rate) secara periodik kepada investor

3. Deskripsi Variabel Penelitian

a. Fee Ijarah Default Sukuk

Pada penelitian ini, yang dijadikan variabel dependen adalah fee ijarah

default sukuk. Default Sukuk dapat dideskripsikan sebagai suatu keadaan

dimana emiten selaku debitur yang telah melakukan ingkar janji (wanprestasi)

terhadap kewajibannya untuk membayar pokok pinjaman dan atau discount

rate (fee ijarah) pada saat jatuh tempo kepada investor. PT BLTA dinyatakan

default setelah tidak mampu membayar discount rate (fee ijarah) dan pokok

pinjaman para investor pada tahun 2012. Sebelumnya , PT BLTA tetap teratur

melakukan pembayaran discount rate dari mulai kuartal III tahun 2007 hingga

kuartal I 2012. Berikut adalah tabel pembayaran discount rate (fee ijarah) PT

BLTA :

Tabel 4.1

Tabel Pembayaran Discount Rate (Fee ijarah) PT BLTA

2007 2008 2009 2010 2011 2012

kuartal I 0,103 0,103 0,140 0,140 0,140

kuartal II 0,103 0,103 0,140 0,140

kuartal III 0,103 0,103 0,140 0,140 0,140

kuartal IV 0,103 0,103 0,140 0,106 0,140

Sumber : Bursa Efek Indonesia (Data diolah)

Page 69: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

51

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa pembayaran fee ijarah (discount

rate) pertama dilakukan pada kuartal III karena sukuk ijarah PT BLTA

diterbitkan pertama kali pada Juli 2007. Peningkatan pembayaran discount rate

pada pertengahan tahun 2009 disebabkan karena penerbitan sukuk ijarah kedua

yaitu seri A dan seri B. Namun pada kuartal kedua 2012 , PT BLTA mengalami

masalah yang berakibat pada kesulitan memenuhi kewajiban pembayaran fee

ijarah (discount rate) dan pokok pinjaman yang jatuh tempo pada Mei 2012 .

Dan pada akhirnya pada juli 2012, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo)

menurunkan peringkat sukuk ijarah milik PT Berlian Laju Tanker dari idCCC

menjadi idD atau default yang dikarenakan ketidakmampuan BLTA membayar

pokok pinjaman beserta fee ijarah atau fee ijarah .

b. Inflasi

Krisis global yang terjadi di Amerika pada tahun 2008 telah memberikan

dampak buruk baik pada negara maju maupun negara berkembang. Pada tahun

2007, tingkat inflasi di Indonesia hanya sebesar 6 % . Terjadinya krisis global

mengakibatkan naiknya tingkat inflasi Indonesia pada tahun 2008 sebesar 10,3

%. Sedangkan pada tahun-tahun berikutnya inflasi Indonesia mengalami

penurunan. Berikut adalah data inflasi periode tahun 2007 sampai tahun 2012 :

Page 70: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

52

Tabel 4.2

Data Inflasi

Sumber : Badan Pusat Statistik (diolah)

Jika ditinjau berdasarkan pergerakan inflasi periode tahun 2007 sampai tahun

2012 diperoleh sebagai berikut :

Grafik 4.1

Perkembangan Inflasi

Sumber : Badan Pusat Statistik (diolah)

Berdasarkan grafik 4.1 dapat diketahui bahwa perkembangan tingkat inflasi

dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Tingkat Inflasi di Indonesia mempunyai

rata-rata tertinggi pada kuartal III tahun 2008 dan tingkat inflasi terendah terjadi

pada kuartal IV tahun 2009, dimana angka rata-rata tertinggi terjadi pada bulan

Juli - September 2008 sebesar 11,96% dan angka terendah berada pada bulan

Oktober - Desember 2009 sebesar 2,59%. Hal ini dikarenakan Indonesia masih

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

Kuartal I Kuartal II Kuartal III Kuartal IV

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Kuartal I 0.064 0.076 0.086 0.037 0.068 0.037

Kuartal II 0.060 0.101 0.057 0.044 0.059 0.045

Kuartal III 0.065 0.120 0.028 0.062 0.047 0.045

Kuartal IV 0.067 0.115 0.026 0.063 0.041 0.044

Page 71: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

53

terkena dampak krisis global yang melanda Amerika di tahun 2008. Namun pada

kuartal berikutnya Indonesia mengalami deflasi berturut-turut. Hal tersebut

menggambarkan kondisi perekonomian terarah lebih baik dibandingkan di tahun

2008 dan mulai stabil pada tahun 2012 yaitu sekitar 4 %.

c. Jumlah Uang beredar

Banyaknya jumlah uang beredar mencerminkan perkembangan ekonomi.

Apabila perekonomian suatu negara tumbuh dan berkembang, biasanya jumlah

uang beredar bertambah. Dan apabila perekonomian semakin maju, porsi

penggunaan uang kartal makin sedikit, digantikan uang giral atau near money

yang lebih banyak beredar di masyarakat. Berikut adalah data jumlah uang

beredar selama periode 2007-2012 :

Tabel 4.3

Data Jumlah Uang Beredar (dalam milyar Rupiah)

2007 2008 2009 2010 2011 2012

kuartal I 1.368.891 1.590.616 1.897.035 2.084.141 2.436.076

2.872.231

kuartal II 1.409.549 1.648.246 1.939.075 2.163.467 2.477.516

2.989.890

kuartal III 1.491.083 1.707.567 1.991.585 2.243.001 2.609.744

3.032.416

kuartal IV 1.576.516 1.842.649 2.075.036 2.375.953 2.761.515

3.323.833

Sumber : Bank Indonesia (diolah)

Perubahan dalam uang beredar akan menimbulkan perubahan tingkat bunga.

Keynes berpendapat bahwa apabila uang beredar bertambah maka permintaan

akan uang untuk tujuan spekulasi akan bertambah, atau sebaliknya apabila uang

Page 72: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

54

beredar berkurang maka permintaan akan uang untuk tujuan spekulasi akan

berkurang. Perubahan ini akan menimbulkan perubahan atas tingkat bunga, yaitu

pertambahan uang beredar akan menambah uang untuk tujuan spekulasi, maka

tingkat bunga akan turun (Sukirno, 2001:250). Berikut adalah perkembangan

jumlah uang beredar tahun 2007-2012 :

Grafik 4.2

Perkembangan Jumlah Uang Beredar

Sumber : Bank Indonesia (diolah)

Berdasarkan grafik 4.2 , jumlah uang beredar di Indonesia menunjukkan

kenaikan tiap tahun nya. Pada tahun 2007 rata-rata per tahun mencapai 1.461.510

milyaran Rupiah dan terus mengalami peningkatan pada tahun 2012 mencapai

3.323.833 milyaran Rupiah.

d. BI rate

BI rate merupakan suku bunga acuan Bank Indonesia dan merupakan sinyal

(stance ) dari kebijakan moneter Bank Indonesia. BI rate adalah suku bunga

0

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

3.000.000

3.500.000

Kuartal I Kuartal II Kuartal III Kuartal IV

2007

2008

2009

2010

2011

2012

Page 73: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

55

Bank Indonesia yang ditetapkan pada Rapat Dewan Gubernur untuk berlaku

selama triwulan berjalan. Berikut adalah data BI rate selama periode 2007-2012 :

Tabel 4.4

Data BI rate

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Kuartal I 0.093 0.080 0.083 0.065 0.067 0.058

Kuartal II 0.088 0.083 0.073 0.065 0.074 0.058

Kuartal III 0.083 0.090 0.066 0.065 0.068 0.058

Kuartal IV 0.082 0.094 0.065 0.065 0.058 0.058

Sumber : Bank Indonesia (diolah)

Tingkat keuntungan yang diharapkan dari adanya investasi akan menurun

dengan cepat jika tingkat bunga meningkat, sehingga bagi para pelaku ekonomi

semakin rendah tingkat suku bunga adalah semakin baik. Apabila tingkat suku

bunga semakin tinggi, maka para investor lebih cenderung menggunakan dana

nya dalam bentuk deposito dibandingkan berinvestasi di pasar modal. Jika

ditinjau berdasarkan perkembangan BI rate tahun 2007 sampai tahun 2012 akan

diperoleh grafik sebagai berikut :

Grafik 4.3

Perkembangan BI rate

0,00%

2,00%

4,00%

6,00%

8,00%

10,00%

Kuartal I Kuartal II Kuartal III Kuartal IV

2007

2008

2009

2010

2011

2012

Page 74: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

56

Berdasarkan grafik 4.3 dapat diketahui bahwa tingkat suku bunga yang

tertinggi terjadi pada akhir tahun 2008 pada kuartal IV, BI rate terendah terjadi

pada tahun 2011 kuartal IV, dimana suku bunga tertinggi pada bulan November-

Desember tahun 2008 yaitu sebesar 9,41%, sedangkan suku bunga terendah pada

bulan Oktober-Desember tahun 2011 yaitu sebesar 6,16% dan mulai stabil di

tahun 2012. Dalam sektor keuangan, BI rate memiliki korelasi yang terbalik

dengan nilai surat berharga dalam pasar modal. Apabila BI rate naik maka nilai

surat berharga akan menurun, begitu juga sebaliknya, apabila BI rate turun maka

nilai surat berharga akan cenderung naik.

e. Kurs Rupiah

Kurs dalam keuangan dikenal sebagai nilai tukar mata uang asing terhadap

pembayaran saat kini atau di kemudian hari, untuk memperoleh atau membeli

satuan jenis mata uang. Pemerintah Indonesia biasanya berperan dalam

penentuan kurs agar sampai pada tingkat yang kondusif bagi dunia usaha.

Tingkat keuntungan yang diharapkan dari adanya investasi akan menurun dengan

cepat jika nilai kurs berubah tajam, sehingga bagi para pelaku ekonomi semakin

rendah tingkat perubahan nilai kurs adalah semakin baik.

Kurs khususnya kurs Rupiah terhadap Dollar sangat sering digunakan

karena mata uang ini merupakan mata uang dunia yang sering digunakan dalam

perdagangan dan berkaitan erat mempengaruhi arus barang dan jasa serta modal

dari dalam dan keluar Indonesia. Dalam hal ini Indonesia sebagai negara

pengimpor sehingga banyak komponen harga barang mengandung unsur kurs.

Page 75: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

57

Akibatnya jika kurs meningkat maka berdampak terhadap perdagangan dan

kemampuan keuangan perusahaan-perusahan. Berikut adalah data nilai tengah

kurs Rupiah terhadap Dollar selama periode 2007-2012 :

Tabel 4.5

Data Kurs

Sumber : Bank Indonesia (diolah)

Kurs ini mengakibatkan investasi yang dilakukan mengandung risiko untuk

menjadi lebih besar dari sebelumnya. Jadi saat dimana nilai kurs tinggi

merupakan bukan saat yang tepat untuk melakukan investasi karena mengandung

risiko penurunan kemampuan keuangan suatu perusahaan. Berikut

perkembangan kurs Rupiah tahun 2007 sampai tahun 2012 diperoleh sebagai

berikut :

Grafik 4.4

Perkembangan Kurs Rupiah

Sumber : Bank Indonesia (diolah)

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

kuartal I kuartal II kuartal III kuartal IV

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2007 2008 2009 2010 2011 2012

kuartal I 9122,67 9186,33 11636,67 9271,67 8863 9088,33

kuartal II 8988,33 9259 10426 9091,67 8569,33 9411,67

kuartal III 9244,33 9216,33 9887 8972,33 8636,33 9544,33

kuartal IV 9299,33 11365,3 9523,33 8977,33 9024,33 9630

Page 76: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

58

Berdasarkan grafik 4.4, Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar (USD) cenderung

berfluktuasi selama periode pengamatan, ini bisa dilihat dari rata-rata nilai tengah

tukar Rupiah terhadap Dollar (USD) pada tahun 2009 sebesar Rp. 11.600 per

Dollar menjadi Rp 9.200 per Dollar pada tahun 2010, Namun pada tahun 2012

kurs Rupiah terhadap Dollar kembali melemah menjadi Rp 9600 per Dollar.

B. Pengujian dan Pembahasan

Model yang digunakan sebagai alat analisis untuk penelitian ini adalah Ordinary

Least Square (pangkat kuadrat terkecil) . OLS bertujuan untuk mengetahui hubungan

antara suatu variabel dependen dan variabel independen. Pengolahan data dilakukan

secara elektronik dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan SPSS 18 untuk

mempercepat perolehan hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang akan

diteliti. Penyajian penelitian ini akan dilakukan beberapa pengujian tahap awal

menggunakan pengujian asumsi klasik berupa : Uji Normalitas, Uji Multikolinieritas,

Uji Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi serta uji kesesuaian model dan hipotesis

menggunakan Adjusted R square, uji F, dan uji t.

1. Pengujian Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, variabel dependent, variabel independen atau keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data

normal atau mendekati normal. Salah satu cara termudah untuk melihat data

Page 77: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

59

berdistribusi normal atau tidak adalah dengan melihat normal probability plot

yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi

normal akan membentuk satu garis lurus diagonal , dan ploting data residual

akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal,

maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis

diagonalnya. Berikut ini adalah uji normalitas dengan normal probability plot :

Grafik 4.5

Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot

Berdasarkan tampilan grafik 4.5 , terlihat titik-titik menyebar di sekitar

garis diagonal dan penyebarannya mendekati atau mengikuti garis diagonal

sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Untuk melakukan uji normalitas juga dapat menggunakan uji statistik yaitu

dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S).

Page 78: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

60

Pedoman Suatu regresi berdistribusi normal atau tidak, menggunakan hipotesis

sebagai berikut :

Ho = Data berdistribusi normal

Ha = Data berdistribusi tidak normal

Ho diterima apabila nilai sig lebih besar daripada 0,05 dan Ho ditolak (Ha

diterima) apabila nilai sig lebih kecil daripada 0,05. Berikut ini adalah uji

normalitas menggunakan uji kolmogorov-Smirnov :

Tabel 4.6

Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 19

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation .00962055

Most Extreme Differences Absolute .116

Positive .070

Negative -.116

Kolmogorov-Smirnov Z .506

Asymp. Sig. (2-tailed) .960

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Dapat dilihat pada tabel 4.6 bahwa nilai sig adalah 0,960 yang berarti nilai

sig > 0,05 yang artinya seluruh data pada model persamaan regresi dengan

variabel dependen fee ijarah default sukuk berdistribusi secara normal.

Page 79: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

61

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan meregresikan nilai absolute residual

terhadap variabel independen lainnya yang apabila nilai sig diatas 0,05 maka

tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Berikut ini adalah uji

heteroskedastisitas menggunakan uji glejser :

Tabel 4.7

Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .037 .019 1.960 .070

Inflasi .097 .087 .508 1.115 .283

JUB -5.039E-9 .000 -.402 -1.299 .215

Kurs 1.027E-6 .000 .166 .545 .594

BIrate -.470 .233 -1.218 -2.019 .063

a. Dependent Variable: AbsUt

Dalam tabel 4.7 menunjukan bahwa variabel inflasi, jumlah uang beredar,

kurs, dan BI rate memiliki nilai sig 0,283; 0,215; 0,594; dan 0,63 yang

kesemuanya diatas 0,05. Berarti tidak terdapat masalah heteroskedastisitas

dalam model ini, dengan kata lain semua variabel independen yang terdapat

dalam model ini memiliki sebaran varian yang sama / homogen.

Page 80: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

62

c. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen yang

digunakan dalam penelitian. Pedoman bahwa suatu persamaan regresi tidak

terjadi masalah multikoliniearitas adalah data mempunyai nilai VIF (Variance

Inflation Factor) < 10 dan mempunyai nilai TOLERANCE > 0,1 . Berikut

adalah hasil dari uji multikolinieritas :

Tabel 4.8.

Uji Multikolinieritas

Dapat dilihat pada table 4.8 bahwa nilai VIF semua variabel kurang dari

10, dan nilai dari Tolerance lebih dari 0,1 . Hal ini menandakan bahwa pada

persamaan regresi linier berganda dengan variabel dependent fee ijarah default

sukuk tidak terdapat masalah multikolinieritas.

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 Inflasi .241 4.145

JUB .523 1.912

Kurs .541 1.849

BIrate .137 7.279

a. Dependent Variable: Ijroh

Page 81: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

63

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Ada beberapa cara yang dapat

digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi salah satunya yang

umum digunakan adalah dengan Uji Durbin Watson. Suatu model regresi

dinyatakan tidak terdapat permasalahan autokorelasi apabila :

du < d < 4 - du

Dimana :

d = Nilai DW hitung

du = Nilai batas atas tabel Durbin Watson

Tabel 4.9

Uji Autokorelasi

Model Durbin-Watson

1 2.090a

Pada tabel 4.9 , nilai DW hitung sebesar 2,090 akan dibandingkan dengan

nilai DW tabel . Dengan menggunakan derajat kepercayaan 5%, jumlah sampel

19 dan jumlah variabel independen 4 , maka di tabel DW akan diperoleh nilai :

Model Summaryb

a. Predictors: (Constant),

BIrate, Kurs, JUB, Inflasi

b. Dependent Variable:

Ijroh

Page 82: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

64

Tabel 5.0

Durbin Watson Tabel

Oleh karena nilai DW hitung lebih besar daripada batas atas 1,8482 dan

lebih kecil daripada 4 - du = 4 - 1,8482 = 2,1518 , atau :

du < d < 4 - du

1,8482 < 2,090 < 4 - 1,8482

1,8482 < 2,090 < 2,151

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi positif dan

negatif dalam model regresi ini.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji seberapa besar

variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Analisis ini menggunakan

Ordinary Least Square (OLS) untuk menguji seberapa besar pengaruh antara

variabel inflasi, jumlah uang beredar, kurs Rupiah, dan BI rate terhadap fee ijarah

default sukuk. Berikut adalah hasil analisis dengan menggunakan regresi linier

berganda :

n

k = 4

dl du

17 0,7790 1,9005

18 0,8204 1,8719

19 0,8588 1,8482

20 0,8943 1,8283

21 0,9272 1,8116

Page 83: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

65

Tabel 5.1

Hasil Persamaan Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .119 .042 2.811 .014

Inflasi -.416 .193 -.599 -2.154 .049

JUB 2.367E-8 .000 .518 2.744 .016

Kurs -4.845E-6 .000 -.215 -1.156 .267

BIrate .356 .518 .253 .687 .503

a. Dependent Variable: Ijroh

Berdasarkan tabel 5.1 , hubungan masing-masing variabel independen

terhadap variabel dependen dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut :

Ydefault sukuk = 0,119 – 0,416Inf + 2,367E-8JUB – 4,845E-6Kurs + 0,356BIrate

Dari persamaan regresi diatas dapat diketahui bahwa :

a. Hasil regresi menunjukkan konstanta sebesar 0,119 % menyatakan bahwa

jika nilai inflasi, jumlah uang beredar, kurs Rupiah, dan BI rate adalah nol,

maka dapat dikatakan bahwa dalam periode 2007-2012 nilai fee ijarah

default sukuk adalah sebesar 0,119 % .

b. Inflasi (Inf) menunjukan nilai sebesar - 0,416 % yang berarti jika nilai

inflasi naik satu % dan nilai jumlah uang beredar, kurs Rupiah serta BI rate

adalah konstan, maka akan menurunkan nilai fee ijarah default sukuk

sebesar 0,416 % .

Page 84: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

66

c. Jumlah uang beredar (JUB) menunjukan nilai sebesar 2,367E-8 milyar

Rupiah menyatakan bahwa jika nilai jumlah uang beredar naik satu milyar

Rupiah dan nilai inflasi, kurs Rupiah, serta BI rate adalah konstan, maka

akan mengakibatkan kenaikan nilai fee ijarah default sukuk sebesar

2,367E-8 milyar Rupiah.

4. Koefisien Determinasi

Untuk menentukan seberapa besar prediktor dapat menjelaskan variabel

terikatnya dapat ditunjukkan dengan nilai koefisien determinasi yang diperoleh

dari nilai adjusted R square. Hasil nilai adjusted R square dari regresi digunakan

untuk mengetahui besarnya variabel dependen yang dipengaruhi oleh variabel-

variabel independennya. Berikut adalah hasil output SPSS 18 :

Tabel 5.2

Hasil Adjusted R square

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

d

i

m

e

n

s

i

o

n

0

1 .859a .739 .664 .010909

a. Predictors: (Constant), BIrate, Kurs, JUB, Inflasi

b. Dependent Variable: Ijroh

Page 85: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

67

Berdasarkan hasil output SPSS 18 pada tabel 5.2 , diperoleh nilai adjusted R2

adalah sebesar 0,664 . Hal ini berarti 66,4 % variabel dependen yaitu fee ijarah

default sukuk dapat dijelaskan oleh keempat variabel independen yaitu inflasi,

jumlah uang beredar, kurs Rupiah, dan BI rate. Sedangkan sisanya sebesar 33,6 %

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.

5. Pengujian Hipotesis

a. Uji F

Pengujian model secara simultan dengan Uji F digunakan untuk menguji

pengaruh secara simultan variabel independen terhadap variabel dependen nya

atau untuk menguji ketepatan model. Jika variabel independen memiliki

pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen maka model persamaan

regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit. Kriteria keputusannya adalah

sebagai berikut :

1) Apabila F hitung > F tabel atau memiliki tingkat signifikansi < 0,05 maka H0

ditolak dan Ha diterima

2) Apabila F hitung < F tabel atau memiliki tingkat signifikansi > 0,05 maka H0

diterima dan Ha ditolak

Dari pengujian simultan diperoleh hasil output sebagai berikut :

Page 86: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

68

Tabel 5.3

Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression .005 4 .001 9.896 .001a

Residual .002 14 .000

Total .006 18

a. Predictors: (Constant), BIrate, Kurs, JUB, Inflasi

b. Dependent Variable: Ijroh

Uji F ini digunakan untuk melihat apakah secara keseluruhan variabel

independen yaitu inflasi, jumlah uang beredar, kurs Rupiah, dan BI rate

mempunyai kemampuan dalam menjelaskan variabel dependen yaitu default

sukuk. Berdasarkan hasil output uji F pada tabel 5.3 diatas diperoleh hasil

bahwa nilai F hitung sebesar 9,896 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000

dan nilai F hitung > F table , yaitu 9,896 > 3,179 sehingga penelitian ini

menolak H0 dan membuktikan bahwa variabel Inflasi, jumlah uang beredar,

kurs Rupiah, dan BI rate berpengaruh terhadap variabel dependen fee ijarah

default sukuk secara simultan. Karena tingkat probabilitas lebih kecil dari 0,05

maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen fee

ijarah default sukuk.

b. Uji t

Uji t merupakan pengujian untuk mengukur seberapa jauh pengaruh

variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu inflasi, jumlah

uang beredar, kurs, dan BI rate secara individual mampu menjelaskan variabel

Page 87: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

69

dependen nya yaitu fee ijarah default sukuk. Kriteria keputusannya adalah

sebagai berikut :

1) Apabila t hitung > t tabel atau memiliki tingkat signifikansi < 0,05 maka H0

ditolak dan Ha diterima

2) Apabila t hitung < t tabel atau memiliki tingkat signifikansi > 0,05 maka H0

diterima dan Ha ditolak.

Dari pengujian secara parsial diperoleh hasil output sebagai berikut :

Tabel 5.4

Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .119 .042 2.811 .014

Inflasi -.416 .193 -.599 -2.154 .049

JUB 2.367E-8 .000 .518 2.744 .016

Kurs -4.845E-6 .000 -.215 -1.156 .267

BIrate .356 .518 .253 .687 .503

a. Dependent Variable: Ijroh

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen

secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen. Berdasarkan tabel 5.4 hasil pengolahan data diketahui bahwa tidak

semua variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

variabel dependen fee ijarah default sukuk. Pembahasan mengenai hasil

pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

Page 88: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

70

1) Uji t terhadap variabel Inflasi

Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa variabel inflasi

berpengaruh signifikan terhadap terjadinya default sukuk. Hal ini dapat

dilihat bahwa tingkat signifikansi < 0,05 yaitu sebesar 0,049. Oleh karena

itu, dari hasil penelitian tersebut menolak Ho dan menerima hipotesis

alternatif (Ha) yaitu variabel inflasi berpengaruh terhadap fee ijarah default

sukuk.

Hasil ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Raharjo (2004:53)

kondisi perekonomian yang kuat serta inflasi yang rendah mengakibatkan

tingkat daya beli terhadap produk investasi juga sangat bagus, sehingga akan

timbul dampak positif terhadap perdagangan dan investasi pada obligasi. Hal

ini sesuai dengan teori yang ada bahwa inflasi berbanding terbalik dengan

obligasi syariah, ketika inflasi naik maka obligasi syariah turun, begitu juga

sebaliknya, ketika inflasi turun harga obligasi syariah justru naik. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa inflasi berpengaruh terhadap fee ijarah default

sukuk.

2) Uji t terhadap variabel Jumlah Uang Beredar

Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa variabel jumlah

uang beredar berpengaruh signifikan terhadap fee ijarah default sukuk . Hal

ini dapat dilihat bahwa t hitung jumlah uang beredar adalah 2,744 yang lebih

besar dari t tabel yaitu sebesar 2,110 dengan tingkat signifikansi < 0,05 yaitu

sebesar 0,016. Oleh karena itu, dari hasil penelitian tersebut menolak H0 dan

Page 89: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

71

menerima Ha yaitu variabel jumlah uang beredar berpengaruh terhadap fee

ijarah default sukuk.

Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rini (2010) yang

menyatakan bahwa jumlah uang beredar berpengaruh signifikan terhadap

lancar atau tidaknya pembayaran kupon (fee ijarah) sukuk. Dengan semakin

meningkatnya jumlah uang beredar, masyarakat cenderung menggunakan

uangnya selain untuk tujuan transaksi juga menggunakan uangnya untuk

tujuan spekulatif, yaitu dengan membeli surat-surat berharga seperti saham

atau obligasi.

Jumlah uang beredar juga berpengaruh terhadap suatu indeks . Hal

tersebut dikarenakan ketika bank sentral dalam hal ini Bank Indonesia

meningkatkan penawaran uang dengan cepat, tingkat harga akan meningkat

dengan cepat dan perusahaan akan memperoleh profitabilitas yang tinggi

sehingga menyebabkan harga obligasi syariah mengalami peningkatan.

(Nugroho, 2008:52)

3) Uji t terhadap variabel Kurs Rupiah

Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa variabel kurs

Rupiah tidak berpengaruh signifikan terhadap fee ijarah default sukuk. Hal

ini dapat dilihat bahwa t hitung kurs sebesar -1,156 lebih kecil dari t tabel

yaitu sebesar 2,110 dengan tingkat signifikansi > 0,05 yaitu sebesar 0,267 .

Oleh karena itu, H0 diterima dan Ha ditolak yaitu variabel kurs Rupiah tidak

berpengaruh terhadap fee ijarah default sukuk.

Page 90: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

72

Perubahan nilai kurs lebih memberikan pengaruh pada perusahaan yang

bergerak di bidang ekspor dan impor. Perubahan-perubahan nilai tukar

secara langsung dapat mempengaruhi harga-harga domestik dan secara tidak

langsung mempengaruhi harga produsen dan konsumen domestik yang

menyebabkan perubahan-perubahan biaya produksi suatu perusahaan.

Sehingga hal ini akan menurunkan minat investor yang akan menanamkan

dananya untuk membeli sukuk perusahaan tersebut.

Hasil penelitian ini berbeda dengan teori Rodoni (2010 : 186) yang

menyatakan bahwa globalisasi mendorong investasi lintas negara disamping

untuk tujuan diversifikasi. Semakin tinggi fluktuasi nilai tukar mata uang

yang bersangkutan , dengan demikian investor harus mempertimbangkan

pula premi risiko atas nilai tukar tersebut. Nilai tukar Rupiah terhadap US

Dollar mempunyai hubungan positif dan signifikan dalam mempengaruhi

return suatu perusahaan. Dan return tersebut mempengaruhi kondisi

financial distress perusahaan , maka dapat diasumsikan bahwa sensitifitas

perusahaan terhadap nilai tukar mempengaruhi kondisi financial distress

perusahaan.

Selain itu, sukuk didenominasi di dalam Dolar Amerika (US$) sehingga

naik turunnya nilai Rupiah terhadap dolar akan menjadikan nilai pembayaran

terhadap investor akan berubah dari nilai awal. Seperti turunnya nilai Rupiah

terhadap dolar menjadikan beban pembayaran cicilan menjadi semakin besar

kepada investor.

Page 91: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

73

4) Uji t terhadap variabel BI rate

Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa variabel BI rate

tidak berpengaruh signifikan terhadap fee ijarah default sukuk. Hal ini dapat

dilihat bahwa t hitung BI rate sebesar 0,687 yang lebih kecil dari t tabel

yaitu sebesar 2.110 dengan tingkat signifikansi > 0,05 yaitu sebesar 0,503.

Oleh karena itu, dari hasil penelitian tersebut menerima H0 yaitu variabel BI

rate tidak berpengaruh terhadap fee ijarah default sukuk.

Hasil ini sesuai dengan teori Rahardjo (2004:50) nilai harga suatu

obligasi ditentukan oleh nilai tingkat suku bunga di pasar uang. Salah satu

faktor penentu apakah harga obligasi menarik atau tidak adalah tingkat

suku bunga yang diberikan kepada investor obligasi. Apabila tingkat suku

bunga di pasar menurun maka investor cenderung membeli obligasi yang

kuponnya lebih tinggi dibanding deposito sehingga harga obligasi cenderung

naik. Begitu juga sebaliknya jika suatu suku bunga lebih kecil dari pada

tingkat kupon yang diberikan suatu obligasi maka orang akan cenderung

menanamkan uangnya dipasar modal khususnya obligasi.

Dalam hal ini sukuk ijarah, istisna, dan salam yang didasarkan atas

fixed rate menanggung akibat dari naik turunnya tingkat suku bunga.

Kenaikan suku bunga menjadikan tingkat nilai sukuk kurang diminati oleh

investor. Sehingga naik turunnya BI rate tidak mempengaruhi fee ijarah

default sukuk.

Page 92: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

74

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini mencoba untuk menganalisa seberapa besar pengaruh variabel

ekonomi makro sebagai variabel kontrol fee ijarah default sukuk PT Berlian Laju

Tanker (BLTA). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah discount rate

atau fee ijarah sukuk ijarah yang dikeluarkan oleh PT Berlian Laju Tanker yang

mengalami default. Dalam penelitian ini peneliti mencoba menggunakan data time

series dimana sampel yang diambil adalah data selama 5 tahun per kuartalnya.

Variabel ekonomi makro yang digunakan dalam penelitian ini adalah Inflasi,

Jumlah Uang Beredar, Kurs Rupiah dan BI rate. Berdasarkan hasil analisis data

dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab IV, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Secara simultan, variabel independen yaitu Inflasi, jumlah uang beredar, kurs

Rupiah, dan BI rate berpengaruh secara signifikan terhadap fee ijarah default

sukuk yang berarti H0 ditolak sedangkan Ha diterima.

2. Secara parsial, variabel independen yang mempengaruhi fee ijarah default

sukuk adalah Inflasi dan Jumlah Uang Beredar dengan nilai sig sebesar 0,049

dan 0,016 . Sedangkan variabel independen lain seperti Kurs, dan BI rate

tidak terlalu mempengaruhi terjadinya fee ijarah default sukuk PT BLTA yaitu

dengan nilai sig 0,267 dan 0,503 .

Page 93: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

75

3. PT Berlian Laju Tanker adalah Emiten sukuk pertama yang dinyatakan

default. Ada beberapa penyebab terjadinya default pada sukuk ijarah BLTA ,

diantaranya adalah karena faktor makro jumlah uang beredar dan kurs .

Karena cakupan bisnis BLTA sudah mencapai luar negri, banyak investor

asing yang berinvestasi pada obligasi yang diterbitkan BLTA sehingga ketika

kurs dan jumlah uang beredar mengalami fluktuasi menyebabkan BLTA tidak

dapat membayarkan kupon (fee ijarah) sukuk bahkan pada akhirnya BLTA

tidak dapat membayarkan pokok pinjaman dari investor.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka peneliti dapat

sampaikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Peneliti menggunakan jumlah sampel yang masih sedikit jika dibandingkan

dengan populasi sukuk ijarah di Indonesia. Sehingga memungkinkan adanya

ketidakakuratan pada hasil penelitian. Oleh karena itu , disarankan dalam

penelitian selanjutnya diharapkan agar jumlah sampel dapat ditambah menjadi

lebih banyak. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh hasil yang lebih akurat.

2. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan menambah periode penelitian nya.

Hal ini dimaksudkan agar diperoleh hasil yang lebih akurat. Serta

menggunakan alat analisis penelitian yang lain sehingga dapat menghasilkan

informasi tentang default sukuk suatu perusahaan yang lebih akurat.

Page 94: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

76

3. Bagi akademisi dan peneliti lain dengan topik sejenis disarankan untuk

melakukan kajian lebih lanjut karena pada penelitian ini peneliti memakai

variabel makro sebagai variabel penelitian, disarankan pada penelitian yang

akan datang dapat menggunakan variabel mikro seperti rasio keuangan atau

good governance suatu perusahaan untuk melihat apakah faktor mikro juga

mempengaruhi terjadinya default sukuk.

Page 95: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

77

DAFTAR PUSTAKA

Almilia , Luciana Spica . "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kondisi

Financial Distress Suatu Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta",

Tesis, Universitas Gajahmada, Yogyakarta, 2003.

Agung Nugroho, Bhuono. “Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan

SPSS”, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005.

Ajija, Shochrul dkk. “Cara Cerdas Menguasai Eviews”, Salemba Empat, Jakarta,

2011.

Bapepam, Panduan. "Panduan Investasi di Pasar Modal Indonesia", Jakarta, 2003.

Case and Fair. “ Prinsip-Prinsip Ekonomi”, Edisi Delapan, PT.Erlangga, Jakarta,

2007.

Fatwa – Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN)-MUI. 2002.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19”,

Edisi 5, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2011.

Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”. UIN, Jakarta, 2009.

Huda, Nurul dan Mustafa, E Nasution. “Investasi Pada Pasar Modal Syariah”,

Kencana, Jakarta,2008.

Kuncoro, Mudrajad. "Metode Riset Untuk Ekonomi Dan Bisnis", Erlangga , Jakarta,

2009.

Mankiw, Gregory. “Pengantar Ekonomi Makro Edisi 3”. Salemba Empat, Jakarta,

2003.

McEachern , William. "Ekonomi Makro", Salemba Empat , Jakarta , 2000.

Mochamad Aziz, Roikhan. “Modul Moneter Syariah”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009.

Page 96: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

78

Nafik, Muhamad. “Bursa Efek dan Investasi Syariah”, PT Serambi Ilmu Semesta,

Jakarta, 2009.

Nugroho, Heru. “Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs Dan Jumlah Uang

Beredar Terhadap Indeks Lq45 (Studi Kasus Pada Bei Periode 2002-2007)”,

Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang, 2008.

Ocktaviana, Ana. “Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/US$ Dan Tingkat Suku

Bunga SBI Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek

Jakarta”, Skripsi, Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2007.

Pramono, IM. Sigit dan A. Aziz Setiawan, "Peran Obligasi Syariah dalam

Pengembangan Infrastruktur", Jakarta, 2008.

Raharjo, Sapto. "Panduan Investasi Obligasi", PT Gramedia Pustaka Utama, 2004.

Rini, Mustika. "Obligasi Syariah Sukuk) dan Indikator Makro Ekonomi : Analisis

VECM (Vector Error Correction Model)", Skripsi, Universitas Pertanian

Bogor, Bogor, 2010.

Rodoni, Ahmad. “Investasi Syariah”. Lembaga Penelitian UIN, Jakarta, 2009.

Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. "Manajemen Keuangan", Edisi 1, Mitra Wacana

Media, Jakarta , 2010.

Samsul, Mohamad. “Pasar Modal dan Manajemen Portofolio”, Erlangga, Jakarta,

2008.

Siamat, Dahlan. "Manajemen Lembaga Keuangan", Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia , Jakarta, 2005.

Siskawati, Eka. "Perkembangan Obligasi Syariah Di Indonesia : Suatu Tinjauan",

Jurnal Akuntansi, Politeknik Negeri Padang, Padang, 2010.

Sriyana, Jaka. “Peranan Sukuk Negara Terhadap Peningkatan Fiscal

Sustainability”, Paper dalam Simposium Nasional Ekonomi Islam IV.

Yogyakarta. ISBN 978-979-3333-36-6. 2009.

Page 97: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

79

Soemitra, Andri. " Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah" , Kencana , Jakarta, 2009.

Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”, Alfabeta, Bandung, 2009.

Sukirno, Sadono. “Pengantar Ekonomi Makro”, Edisi Ketiga , Rajawali Press,

Jakarta, 2006.

Sukirno, Sadono. “Pengantar Teori Makroekonomi”, Edisi 2, PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta, 2001.

Suliyanto, ”Ekonometrika Terapan : Teori dan Aplikasi dengan SPSS”, Penerbit

Andi , Yogyakarta, 2011.

Sutedi , Adrian." Aspek Hukum Obligasi Dan Sukuk", Sinar Grafika , Jakarta , 2009.

Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”,

Edisi 2, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2009.

http://www.suherilbs.wordpress.com/2007/12/30/dampak-pengembangan-

sukukterhadap-perkembangan-perbankan-syariah-di-indonesia-2/. Diakses pada

tanggal 12 Februari 2013.

http://dinaseptriani.blogspot.com/2010/03/sukuk.html Diakses pada tanggal 12

Februari 2013.

http://www.republika.co.id/koran/24/92940/Krisis_Dubai_dan_Sukuk_I_Default_I

Diakses pada tanggal 18 juni 2013.

http://www.indonesiafinancetoday.com/read/29580/Berlian-Laju-Tanker-Tunda-

Pembayaran-Obligasi-dan-Sukuk Diakses pada tanggal 20 juni 2013.

www.bi.go.id

www.idx.co.id

www.bps.go.id

www.google.com

Page 98: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

80

Lampiran 1 : Output Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .119 .042 2.811 .014

Inflasi -.416 .193 -.599 -2.154 .049

JUB 2.367E-8 .000 .518 2.744 .016

Kurs -4.845E-6 .000 -.215 -1.156 .267

BIrate .356 .518 .253 .687 .503

a. Dependent Variable: Ijroh

Lampiran 2 : Output Uji Normalitas

Page 99: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

81

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 19

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation .00962055

Most Extreme Differences Absolute .116

Positive .070

Negative -.116

Kolmogorov-Smirnov Z .506

Asymp. Sig. (2-tailed) .960

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Lampiran 3 : Output Uji Multikolinieritas

Lampiran 4 : Output Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 Inflasi .241 4.145

JUB .523 1.912

Kurs .541 1.849

BIrate .137 7.279

a. Dependent Variable: Ijroh

Model Durbin-

Watson

1 2.090a

Page 100: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

82

Lampiran 5 : Output Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .037 .019 1.960 .070

Inflasi .097 .087 .508 1.115 .283

JUB -5.039E-9 .000 -.402 -1.299 .215

Kurs 1.027E-6 .000 .166 .545 .594

BIrate -.470 .233 -1.218 -2.019 .063

a. Dependent Variable: AbsUt

Page 101: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

83

Lampiran 6 : Data kuartal variabel Dependen dan variabel Independen

periode 2007-2012

Ijroh inflasi JUB kurs Birate

2007 0.064 1,368,891 9122.67 0.093

0.060 1,409,549 8988.33 0.088

0.103 0.065 1,491,083 9244.33 0.083

0.103 0.067 1,576,516 9299.33 0.082

2008 0.103 0.076 1,590,616 9186.33 0.079

0.103 0.101 1,648,246 9259 0.082

0.103 0.120 1,707,567 9216.33 0.092

0.103 0.115 1,842,649 11365.33 0.110

2009 0.103 0.086 1,897,035 11636.67 0.088

0.103 0.057 1,939,075 10426 0.073

0.140 0.028 1,991,585 9887 0.066

0.140 0.026 2,075,036 9523.33 0.065

2010 0.140 0.037 2,084,141 9271.67 0.064

0.140 0.044 2,163,467 9091.67 0.065

0.140 0.062 2,243,001 8972.33 0.063

0.106 0.063 2,375,953 8977.33 0.063

2011 0.140 0.068 2,436,076 8863 0.066

0.140 0.059 2,477,516 8569.33 0.074

0.140 0.047 2,609,744 8636.33 0.068

0.140 0.041 2,761,515 9024.33 0.058

2012 0.140 0.037 2,872,321 9088.33 0.058

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (Data diolah)

Page 102: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

84

Lampiran 7 : Sukuk Ijarah BLTA 2007

Securities Name : Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007

Issuer : Berlian Laju Tanker Tbk, PT

ISIN Code : IDJ000001904

Short Code : SIKBLTA01

Type : Syari`ah Bonds

Listing Date : 06 July 2007

Stock Exchange : IDX

Status : Active

Originated Amount : 200,000,000,000.00

Current Amount : 200,000,000,000.00

Mature Date : 05 July 2012

Interest/Disc Rate : 10.3 %

Int. Type : FIXED

Int. Freq. : 3 MONTHS

Currency : IDR

Form : Electronic

Effective Date ISIN : -

Day Count Basis : 30/360

Activity Sector : TRANSPORTATION

Lampiran 8 : Sukuk Ijarah BLTA 2009 Seri A dan Seri B

Securities Name : Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker II Tahun 2009

Seri A

Issuer : Berlian Laju Tanker Tbk, PT

ISIN Code : IDJ000003306

Short Code : SIKBLTA02A

Type : Syari`ah Bonds

Listing Date : 29 May 2009

Stock Exchange : IDX

Status : Active

Originated Amount : 45,000,000,000.00

Current Amount : 45,000,000,000.00

Mature Date : 28 May 2012

Interest/Disc Rate : 15.5 %

Page 103: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI.pdf

85

Int. Type : FIXED

Int. Freq. : 3 MONTHS

Currency : IDR

Form : Electronic

Effective Date ISIN : -

Day Count Basis : 30/360

Activity Sector : TRANSPORTATION

Securities Name : Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker II Tahun 2009

Seri B

Issuer : Berlian Laju Tanker Tbk. PT

ISIN Code : IDJ000003405

Short Code : SIKBLTA02B

Type : Syari`ah Bonds

Listing Date : 29 May 2009

Stock Exchange : IDX

Status : Active

Originated Amount : 55,000,000,000.00

Current Amount : 55,000,000,000.00

Mature Date : 28 May 2012

Interest/Disc Rate : 16.25 %

Int. Type : FIXED

Int. Freq. : 3 MONTHS

Currency : IDR

Form : Electronic

Effective Date ISIN : -

Day Count Basis : 30/360

Activity Sector : TRANSPORTATION