20
1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEINGINAN UMKM DALAM MENERAPKAN SAK EMKM: PENDEKATAN UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY Afwa Aranza Windu Handika 1) , Zaki Baridwan 2) Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 165, Malang 65145, Indonesia E-mail: [email protected] 1) , [email protected] 2) Abstract: Analysis on Factors Influencing The Wilingness of SMEs to Apply The Financial Accounting Standard for SMEs: A Unified Theory of Acceptance and Use of Technology Approach. This study aims to empirically examine the effects of performance expectancy, effort expectancy, social influence, and facilitating condition that support the interest to use the Financial Accounting Standard for SMEs (SAK EMKM). This research is based on the Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT). The data of this study was collected through a survey to a sample of SME owners in Malang city who know about the standard, selected using convenience sampling. SMEs have an important role in Indonesian economy. However, they have various problems, especially in terms of recording their financial statements. The tool used to analyze the relationship of the variables in this study is Partial Least Square (PLS) in SmartPLS. The results of this study indicate that performance expectancy, effort expectancy, and facilitating condition have a positive effect on the interest to use the standard, while social influence does not. This study is expected to contribute to practitioners or regulators who have obstacles in planning and implementing the standard. In addition, this study suggests them to consider factors such as performance expectancy, effort expectancy, and facilitating condition in applying the standard. Keywords: performance expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating conditions, SAK EMKM, UTAUT Abstrak: Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keinginan UMKM dalam Menerapkan SAK EMKM: Pendekatan Unified Theory of Acceptance and Use of Technology. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial, dan kondisi yang mendukung terhadap minat penggunaan SAK EMKM. Penelitian ini didasarkan pada pendekatan Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT). Sampel penelitian ini adalah pemilik UMKM yang mengetahui SAK EMKM di Kota Malang. Data dikumpulkan menggunakan metode survei dengan teknik convenience sampling. UMKM mempunyai peran penting di dalam perekonomian Indonesia. Akan tetapi, UMKM mempunyai berbagai permasalahan khususnya dalam hal pencatatan laporan keuangan. Alat yang digunakan untuk menganalisis hubungan variabel dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS) dengan aplikasi SmartPLS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, dan kondisi yang mendukung berpengaruh positif terhadap minat penggunaan SAK EMKM, sedangkan pengaruh sosial tidak berpengaruh positif terhadap minat penggunaan SAK EMKM. Implikasi praktis dari penelitian ini diharapkan para praktisi ataupun regulator yang mengalami kendala dalam melakukan perencanaan dan implementasi SAK EMKM pada UMKM dapat mempertimbangkan faktor-faktor seperti ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, dan fasilitas yang mendukung. Kata Kunci: Ekspektasi Kinerja, Ekspektasi Usaha, Pengaruh Sosial, Kondisi yang Mendukung, SAK EMKM, UTAUT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEINGINAN …

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEINGINAN …

1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEINGINAN

UMKM DALAM MENERAPKAN SAK EMKM: PENDEKATAN UNIFIED

THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY

Afwa Aranza Windu Handika1), Zaki Baridwan2) Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya

Jl. MT. Haryono 165, Malang 65145, Indonesia

E-mail: [email protected]), [email protected])

Abstract: Analysis on Factors Influencing The Wilingness of SMEs to Apply The Financial

Accounting Standard for SMEs: A Unified Theory of Acceptance and Use of Technology

Approach. This study aims to empirically examine the effects of performance expectancy, effort

expectancy, social influence, and facilitating condition that support the interest to use the

Financial Accounting Standard for SMEs (SAK EMKM). This research is based on the Unified

Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT). The data of this study was collected

through a survey to a sample of SME owners in Malang city who know about the standard,

selected using convenience sampling. SMEs have an important role in Indonesian economy.

However, they have various problems, especially in terms of recording their financial statements.

The tool used to analyze the relationship of the variables in this study is Partial Least Square

(PLS) in SmartPLS. The results of this study indicate that performance expectancy, effort

expectancy, and facilitating condition have a positive effect on the interest to use the standard,

while social influence does not. This study is expected to contribute to practitioners or regulators

who have obstacles in planning and implementing the standard. In addition, this study suggests

them to consider factors such as performance expectancy, effort expectancy, and facilitating

condition in applying the standard.

Keywords: performance expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating conditions,

SAK EMKM, UTAUT

Abstrak: Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keinginan UMKM dalam Menerapkan

SAK EMKM: Pendekatan Unified Theory of Acceptance and Use of Technology. Penelitian ini

bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh

sosial, dan kondisi yang mendukung terhadap minat penggunaan SAK EMKM. Penelitian ini

didasarkan pada pendekatan Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT).

Sampel penelitian ini adalah pemilik UMKM yang mengetahui SAK EMKM di Kota Malang.

Data dikumpulkan menggunakan metode survei dengan teknik convenience sampling. UMKM

mempunyai peran penting di dalam perekonomian Indonesia. Akan tetapi, UMKM mempunyai

berbagai permasalahan khususnya dalam hal pencatatan laporan keuangan. Alat yang digunakan

untuk menganalisis hubungan variabel dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS)

dengan aplikasi SmartPLS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekspektasi kinerja, ekspektasi

usaha, dan kondisi yang mendukung berpengaruh positif terhadap minat penggunaan SAK

EMKM, sedangkan pengaruh sosial tidak berpengaruh positif terhadap minat penggunaan SAK

EMKM. Implikasi praktis dari penelitian ini diharapkan para praktisi ataupun regulator yang

mengalami kendala dalam melakukan perencanaan dan implementasi SAK EMKM pada UMKM

dapat mempertimbangkan faktor-faktor seperti ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, dan fasilitas

yang mendukung.

Kata Kunci: Ekspektasi Kinerja, Ekspektasi Usaha, Pengaruh Sosial, Kondisi yang Mendukung,

SAK EMKM, UTAUT

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEINGINAN …

2

PENDAHULUAN

Usaha Mikro Kecil Menengah

(UMKM) merupakan salah satu motor

penggerak perekonomian Indonesia. Pada

tahun 2017, jumlah pelaku UMKM di

Indonesia mencapai sekitar 59,69 juta unit

dari berbagai daerah di Indonesia dengan

rincian yakni usaha mikro 58,9 juta; usaha

kecil 716,8 ribu; usaha menengah 65,5 ribu;

dan usaha besar 5,03 ribu (Kemenkop UKM,

2017). Berdasarkan data Badan Pusat

Statistik (BPS) tahun 2016, serapan tenaga

kerja pada sektor UMKM meningkat selama

lima tahun terakhir dari 96,99% menjadi

97,22%. Kementerian Koperasi dan Usaha

Kecil Menengah (Kemenkop UKM) juga

mencatat kontribusi sektor UMKM terhadap

Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami

peningkatan dari 57,84 persen menjadi 60,34

persen dalam lima tahun terakhir (CNN

Indonesia,2016).

Banyak hambatan yang menyebabkan

UMKM kurang berkembang. Hambatan

tersebut meliputi pemasaran produk,

teknologi, permodalan, kualitas sumber daya

manusia, persaingan usaha yang ketat, dan

masalah manajemen termasuk cara

pengelolaan keuangan dan akuntansi.

Pengelolaan keuangan dan akuntansi

menjadi masalah utama UMKM

(Sudaryanto dan Wijayanti, 2014).

Sementara itu hasil survei yang dilakukan

oleh Bank Indonesia tentang profil UMKM

dalam Setyobudi (2007), menyimpulkan

bahwa permasalahan ataupun kendala

UMKM yang menyebakan kinerja UMKM

masih rendah, yaitu (1) kemudahan UMKM

dalam memperoleh izin, (2) kemampuan

UMKM untuk mengelola keuangan, (3)

ketepatan waktu dan jumlah perolehan kredit

dan (4) tenaga kerja yang terampil. Menurut

Cahyadi (2016), pengelolaan keuangan dan

teknologi informasi menjadi masalah utama

yang dihadapi oleh UMKM saat ini.

Laporan keuangan yang dibuat oleh

UMKM bermanfaat untuk mengukur

bagaimana kinerja dalam menjalankan

usaha. Selain itu, laporan keuangan juga

dapat digunakan oleh bank untuk menilai

kelayakan UMKM untuk mendapatkan

kredit sehingga bank lebih mudah untuk

menyalurkan kredit. Laporan keuangan juga

bisa digunakan oleh pemilik untuk

mengambil keputusan manajerial. Laporan

keuangan digunakan sebagai dasar

pertimbangan untuk pengambilan keputusan

manajerial karena di dalam laporan

keuangan terdapat informasi tentang

perkembangan usaha.

Rendahnya kualitas maupun kuantitas

laporan keuangan yang dihasilkan oleh

UMKM dikarenakan UMKM yang pada

umumnya merupakan perusahaan keluarga

yang cenderung belum memisahkan

administrasi keuangan keluarga dengan

keuangan perusahaan. Hal ini menyebabkan

kesulitan bagi perbankan untuk mengetahui

seberapa jauh dan seberapa besar

kemampuan membayar UMKM atas kredit

yang mereka dapatkan. Penelitian oleh

Amanah (2012) menyatakan bahwa UMKM

sebagian besar belum menerapkan

akuntansi. Laporan keuangan menjadi

penting karena memberikan informasi yang

dapat dipakai untuk pengambilan keputusan.

S Mulyawan (2015) juga menyatakan bahwa

laporan keuangan merupakan alat penguji

dari pekerjaan bagian pembukuan yang

digunakan untuk menentukan atau menilai

posisi keuangan perusahaan.

Melihat kondisi tersebut, Ikatan

Akuntansi Indonesia (IAI) merasa memiliki

kewajiban untuk menyusun sebuah standar

akuntansi keuangan yang sesuai dengan

karakteristik usaha mikro, kecil dan

menengah agar benefit yang dirasakan oleh

pelaku UMKM dalam menerapkan standar

akuntansi keuangan tersebut lebih besar

dibanding dengan cost yang harus

dikeluarkan oleh pelaku UMKM (DSAK

IAI, 2013). Sehingga pada tanggal 26

Oktober 2016 IAI mengesahkan SAK

EMKM dan sudah diterapkan efektif mulai

Januari 2018.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia

(2016), SAK EMKM merupakan standar

akuntansi keuangan yang berdiri sendiri

yang dapat digunakan oleh entitas yang

memenuhi definisi entitas tanpa

akuntabilitas publik yang signifikan

sebagaimana dijelaskan dalam SAK ETAP1

serta memenuhi definisi dan karakteristik

1 Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal termasuk di dalamnya Usaha Mikro Kecil Menengah (Ikatan Akuntan Indonesia, 2016).

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEINGINAN …

3

dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2008

tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

(UMKM). Jika dibandingkan dengan SAK

lainnya, SAK EMKM merupakan standar

yang dibuat sederhana karena mengatur

transaksi umum yang dilakukan oleh

UMKM dan dasar pengukurannya murni

menggunakan biaya historis sehingga

UMKM cukup mencatat aset dan

liabilitasnya sebesar biaya perolehannya

(Ikatan Akuntan Indonesia,2016).

SAK EMKM diharapkan dapat

menjadi standar laporan keuangan yang

ideal untuk UMKM. Namun, penerapan

SAK EMKM sampai saat ini masih rendah.

Bahkan dalam penelitian Devany (2018)

pada UMKM ARA menyatakan bahwa

laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM

untuk UMKM ARA masih belum

diperlukan, karena belum memiliki omzet

yang belum terlalu besar dan belum

memiliki tenaga kerja. Begitu pula dengan

penelitian Nur (2018) pada Konveksi Goods

Project Bandung yang menunujukkan

bahwa UMKM tersebut masih belum

menerapkan EMKM, serta hanya mencatat

jurnal penerimaan kas dan pengeluaran kas.

Pengkajian terkait minat para pelaku

UMKM di Indonesia perlu untuk dilakukan.

Hal ini dikarenakan masih sedikit penelitian

yang mengkaji mengenai minat penggunaan

SAK EMKM sejak disahkannya SAK

EMKM pada tahun 2016 sampai dengan

tahun 2018.

Akuntansi merupakan soft technology

karena akuntansi merupakan alat institusi

sosial untuk menyediakan pedoman

pengukuran dan metode untuk

mengendalikan kegiatan dan perilaku

pengambilan keputusan ekonomik yang

dominan dalam lingkup organisasi,

perusahaan ataupun lembaga pemerintahan

(Suwardjono, 2005). Teknologi merupakan

seperangkat pengetahuan untuk

menghasilkan sesuatu (produk) yang

bermanfaat dan pengertian teknologi sendiri

tidak hanya fisik (hard technology) tetapi

juga teknolgi lunak (soft tecnology).

Teknologi sendiri bisa diartikan sebagai

sains terapan, sedangkan akuntansi juga

merupakan sains terapan

(Suwardjono,2005).

Sudibyo (1986) juga berpendapat

bahwa akuntansi merupakan suatu

perekayasaan atau teknologi yang bisa

memanfaatkan teknik-teknik, model-model

dan metode-metode yang telah dulu

dikembangkan oleh ilmu lain. Akuntansi

akan lebih mudah untuk berinteraksi dalam

memanfaatkan teori-teori dari disiplin ilmu

yang sudah stable. Hal ini berarti

penggunaan teori Unified Theory of

Acceptance and Use of Technology

(UTAUT) masih relevan diterapkan untuk

pengembangan penelitian ilmu akuntansi.

Unified Theory of Acceptance and

Use of Technology (UTAUT) merupakan

salah satu model penerimaan teknologi

terkini yang dikembangkan oleh Venkatesh,

dkk. UTAUT menggabungkan fitur-fitur

yang berhasil dari delapan teori penerimaan

teknologi terkemuka menjadi satu teori.

UTAUT menyatakan bahwa penentu

pengguna teknologi informasi adalah

ekspektasi kinerja (performance

expectancy), ekspektasi usaha (effort

expectancy), pengaruh sosial (social

influence), dan kondisi yang mendukung

(facilitating condition) (Venkatesh et al.,

2003). Teori ini menyediakan alat yang

berguna untuk menilai kemungkinan

keberhasilan pengenalan sistem atau

teknologi baru dan membantu dalam

memahami penggerak penerimaan dengan

tujuan untuk proaktif mendesain intervensi,

sehingga minat penggunaan SAK EMKM

dapat dianalisis dengan adanya faktor-faktor

tersebut.

Penelitian mengenai faktor-faktor

yang memengaruhi minat penggunaan

informasi akuntansi untuk UMKM pada

pelaku UMKM telah banyak dilakukan.

Seperti penelitian Nawaz & Sheham (2015)

yang menyatakan bahwa ekspektasi kinerja

(performance expectancy), ekspektasi usaha

(effort expectancy), kondisi yang

mendukung (facilitating conditions), dan

pengaruh sosial (social influence)

berpengaruh terhadap minat penggunaan

sistem informasi akuntansi pada UMKM di

Sri Lanka. Whetyningtyas (2016) dalam

penelitiannya juga menunjukkan bahwa

ekspektasi kinerja berpengaruh positif

terhadap penggunaan informasi akuntansi

pada UMKM di Kota Kudus. Penelitian

Aoun, Vatanasakdakul, & Li (2010) yang

dilakukan pada praktisi akuntansi di

Australia juga menyatakan bahwa ekspektasi

kinerja (performance expectancy),

ekspektasi usaha (effort expectancy), dan

kondisi yang mendukung (facilitating

conditions) berpengaruh positif terhadap

minat penggunaan informasi akuntansi,

sedangkan variabel pengaruh sosial (social

influence) tidak berpengaruh terhadap minat

penggunaan informasi akuntansi.

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEINGINAN …

4

Penelitian terdahulu mengenai faktor-

faktor yang memengaruhi minat UMKM

dalam menerapkan standar akuntansi

keuangan untuk UMKM telah dilakukan

oleh Astutie & Fanani (2016), hasil

penelitian tersebut menyatakan ekspektasi

kinerja (performance expectancy) dan

pengaruh sosial (social influence)

berpengaruh terhadap minat UMKM dalam

menggunakan SAK ETAP.

Penelitian yang dilakukan oleh

Mulyaga (2016) juga menggunakan teori

UTAUT dalam mendefinisikan variabel

independen skala usaha dari variabel

UTAUT kondisi yang mendukung

(facilitating condition), dan variabel

independen sosialisasi dan informasi dari

vaiabel UTAUT pengaruh sosial (sosial

influence). Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa kondisi yang

mendukung (facilitating condition) dan

pengaruh sosial (sosial influence)

berpengaruh positif terhadap implementasi

SAK ETAP pada UMKM di Jawa tengah.

Penelitian ini mengambil sampel pada

pemilik UMKM di Kota Malang. Peranan

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

dalam menyokong perekonomian di Kota

Malang sangat signifikan. Berdasarkan data

Dinas Koperasi dan UKM pada tahun 2017,

kontribusi UKM terhadap Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) di Provinsi Jawa

Timur sudah menembus angka 54 persen.

Bahkan untuk PDRB Kota Malang, UMKM

memberikan kontribusi sebesar 85 persen,

hal ini menunjukkan UMKM di Kota

Malang memiliki potensi yang besar dan

harus diatur dengan baik.

Berdasarkan survei Dinas Koperasi

Kota Malang jumlah UMKM di Kota

Malang yang tersebar di 5 (lima) kecamatan

yaitu Klojen, Blimbing, Kedungkandang,

Lowokwaru dan Sukun adalah 156 unit pada

tahun 2007. Angka ini terus meningkat

hingga mencapai 116.000 unit pada tahun

2018. Kota Malang juga merupakan ikon

UMKM Indonesia dimana pada tahun 2017

Kementerian Koperasi dan UKM

memberikan penghargaan Nata Mukti

kepada Walikota Malang, H. Moch. Anton

atas keberhasilan pembinaan dan

pengembangan koperasi di kota Malang. Hal

yang menjadikan kota Malang terpilih di

antaranya karena tumbuh kembangnya

ekonomi kreatif serta kewirausahaan yang

muncul di kampung kampung. Hermawan

Kertajaya, selaku staf ahli khusus Menteri

Koperasi dan UKM RI mengungkapkan

bahwa yang menarik di kota Malang dan

dinilai menginspirasi adalah semangat

tumbuhnya ekonomi kerakyatan yang

diinisiasi dari kehadiran kampung kampung

tematik.

Tingginya potensi dan kontribusi

UMKM bagi perekonomian Kota Malang

lantas tidak membuat UMKM lepas dari

kendala klasik, yaitu pengelolaan keuangan.

Akuntansi tentu harusnya menjadi solusi

untuk mengatasi permasalahan pengelolaan

keuangan. Akuntansi dapat digunakan

sebagai standar untuk memudahkan UMKM

dalam membuat laporan keuangan yang

dapat dipertanggungjawabkan dan dipahami

pihak eksternal dan internal. Namun dalam

penelitian yang dilakukan oleh Sulistyowati

(2017) menyatakan bahwa laporan keuangan

pada UMKM di Kota Malang masih

sederhana, yaitu hanya dengan melakukan

pencatatan transaksi yang sering terjadi

dalam usahanya dan Standar Akuntansi

Keuangan (SAK) ternyata masih belum

dipahami para pelaku UMKM. Salah satu

yang memengaruhi hal tersebut adalah

karena latar belakang pendidikan yang

kurang dan sosialisasi atau pelatihan dari

pihak pemerintah maupun lembaga yang

membawahi UMKM masih kurang

maksimal sehingga pemahaman akan

pentingnya laporan keuangan masih belum

dipahami secara utuh oleh pelaku UMKM.

Pada penelitian ini meneliti mengenai

faktor-faktor yang memengaruhi minat

penggunaan SAK EMKM pada UMKM.

Penelitian ini mereplikasi variabel penelitian

Astutie & Fanani (2016) dan variabel

penelitian Mulyaga (2016) dengan

mengadopsi keseluruhan variabel dalam

teori UTAUT yang diduga merupakan

faktor-faktor yang memengaruhi minat

penggunaan SAK EMKM pada UMKM,

yaitu ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha,

pengaruh sosial, dan kondisi yang

mendukung, dengan mengambil sampel

penelitian pada UMKM di Kota Malang.

Dari uraian tersebut peneliti mengangkat

judul “Analisis Faktor-Faktor yang

Memengaruhi Keinginan UMKM dalam

Menerapkan SAK EMKM: Pendekatan

Unified Theory of Acceptance and Use of

Technology”.

TELAAH PUSTAKA DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Unified Theory of Acceptance and

Use of Technology (UTAUT) merupakan

salah satu model penerimaan teknologi

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEINGINAN …

5

terkini yang dikembangkan oleh Venkatesh,

dkk pada tahun 2003. UTAUT

menggabungkan fitur-fitur yang berhasil

dari delapan teori penerimaan teknologi

terkemuka menjadi satu teori. Kedelapan

teori terkemuka yang disatukan di dalam

UTAUT adalah theory of reasoned action

(TRA), technology acceptance model

(TAM), motivational model (MM), theory of

planned behavior (TPB), combined TAM

and TPB, model of PC utilization (MPTU),

innovation diffusion theory (IDT), dan social

cognitive theory (SCT). UTAUT terbukti

lebih berhasil dibandingkan kedelapan teori

yang lain dalam menjelaskan hingga 70

persen varian pengguna.

Setelah mengevaluasi dari kedelapan

model, Venkatesh, dkk. menemukan tujuh

konstruk yang tampak menjadi determinan

langsung yang signifikan terhadap minat

perilaku (behavioral intention) atau perilaku

penggunaan (use behavior) dalam satu atau

lebih di masing-masing model. Konstruk-

konstruk tersebut adalah ekspektasi kinerja

(performance expectancy), ekspektasi usaha

(effort expectancy), pengaruh sosial (social

influence), kondisi yang mendukung

(facilitating conditions), sikap terhadap

penggunaan teknologi (attitude toward using

technology), dan keyakinan diri (self-

efficacy). Setelah melalui pengujian lebih

lanjut, mereka merumuskan empat konstruk

utama yang memainkan peran penting

sebagai determinan langsung dari minat

perilaku (behavioral intention) dan perilaku

penggunaan (use behavior) yaitu, ekspektasi

kinerja (performance expectancy),

ekspektasi usaha (effort expectancy),

pengaruh sosial (social influence), kondisi

yang mendukung (facilitating conditions).

Sedangkan konstruk yang lain tidak

signifikan sebagai determinan langsung dari

minat perilaku (behavioral intention).

Ekspektasi kinerja (performance

expectancy) didefinisikan sebagai sejauh

mana seorang individu percaya bahwa

menggunakan sistem akan membantu

individu untuk mencapai keuntungan dalam

meningkatkan kinerja. Lima konstruksi dari

model yang berbeda yang berhubungan

dengan ekspektasi kinerja (performance

expectancy) adalah perceived usefulness

(TAM/TAM2 dan C-TAM-TPB), extrinsic

motivation (MM), job-fit (MPCU), relative

advantage (IDT) dan outcome expectations

(SCT).

Gambar 1. Model UTAUT

Sumber: Venkatesh et al. (2003:447)

Implikasi teori UTAUT dalam

penelitian ini adalah sebagai landasan dalam

menentukan faktor-faktor yang

memengaruhi behavior intention to use SAK

EMKM. Faktor-faktor tersebut yaitu

ekspektasi kinerja (performance

expectancy), ekspektasi usaha (effort

expectancy), pengaruh sosial (social

influences), dan kondisi pendukung

(facilitating conditions).

UTAUT merupakan teori yang cukup

komprehensif dalam mengintegrasikan

konstruksi faktor-faktor yang menentukan

seseorang atau sebuah organisasi didalam

mengadopsi sebuah sistem atau teknologi

baru. Suwardjono (2005) menyatakan bahwa

akuntansi merupakan soft technology.

Akuntansi adalah suatu proses perekayasaan

mengenai penyediaan jasa berupa informasi

keuangan kuantitatif suatu unit

usaha/organisasi dan cara penyampaian atau

pelaporan informasi tersebut kepada pihak

yang berkepentingan untuk dijadikan dasar

dalam pengambilan keputusan ekonomik

(Suwardjono,2005). Sudibyo (1986) juga

berpendapat bahwa akuntansi merupakan

suatu perekayasaan atau teknologi yang bisa

memanfaatkan teknik-teknik, model-model

dan metode-metode yang telah dulu

dikembangkan oleh ilmu lain. Akuntansi

akan lebih mudah untuk berinteraksi dalam

memanfaatkan teori-teori dari disiplin ilmu

yang sudah stable. Inilah keleluasaan yang

dimiliki oleh akuntansi apabila

dikategorikan sebagai teknologi. Hal

tersebut mendukung teori UTAUT untuk

digunakan sebagai landasan teori dalam

penelitian ini.

Nawaz & Sheham (2015) melakukan

penelitian terhadap minat penggunaan

sistem informasi pada UMKM di Sri Lanka.

Penelitian ini menggunakan studi kuantitatif

berdasarkan survei kuesioner. Analisis

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEINGINAN …

6

statistik digunakan untuk menguji faktor-

faktor apa yang akan memengaruhi

pengusaha kecil dan menengah dalam minat

mereka untuk menggunakan sistem

akuntansi. Hasil penelitian tersebut

menyatakan bahwa ekspektasi kinerja

(performance expectancy), ekspektasi usaha

(effort expectancy), kondisi yang

mendukung (facilitating conditions), dan

pengaruh sosial (social influence)

berpengaruh terhadap minat penggunaan

sistem informasi akuntansi pada UMKM di

Sri Lanka.

Penelitian yang dilakukan oleh

Whetyningtyas (2016) bertujuan untuk

menguji pengaruh ekspektasi kinerja

terhadap penggunaan informasi akuntansi

pada UMKM. Sampel dalam penelitian

tersebut adalah pemilik usaha kecil dan

menengah di Kota Kudus, sejumlah 52

responden. Analisis data menggunakan

analisis regresi linier berganda. Hasil

pengujian hipotesis menunjukkan bahwa

ekspektasi kinerja berpengaruh positif

terhadap penggunaan informasi akuntansi

UMKM.

Astutie & Fanani (2016) melakukan

penelitian terhadap implementasi standar

akuntansi keuangan pada usaha kecil dan

menengah di Jawa Tengah. Isu penelitian ini

diusung dari fenomena bahwa permasalahan

tersebut masih sedikit diteliti di Indonesia,

terutama untuk mempersiapkan era

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Data

diperoleh dari persepsi pemilik UKM di

beberapa kota di Jawa Tengah Indonesia,

menggunakan survei sebagai data primer.

Analisis data menggunakan partial least

square untuk menguji korelasi dan t-test

untuk menguji perbedaan pada kedua

kelompok. Hasil penelitiannya

mengemukakan bahwa ekspektasi kinerja

(performance expectancy), dan pengaruh

sosial (social influence) berpengaruh

terhadap minat UMKM dalam menggunakan

SAK ETAP.

Penelitian yang dilakukan oleh

Mulyaga (2016) bertujuan untuk

menganalisis faktor-faktor yang

memengaruhi implementasi Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik pada UMKM. Dari

hasil analisis deskriptif diperoleh bahwa

rata-rata implementasi SAK ETAP pada

UMKM di Provinsi Jawa Tengah dalam

kriteria cukup rendah, dan sosialisasi SAK

ETAP dalam kriteria jarang. Hasil penelitian

menunjukkan kondisi yang mendukung

(facilitating conditions) dan pengaruh sosial

(social influence) SAK ETAP berpengaruh

positif terhadap implementasi SAK ETAP

pada UMKM.

Penelitian Aoun, Vatanasakdakul, &

Li (2010) meneliti faktor-faktor yang

memengaruhi penggunaan Sistem Informasi

Akuntansi (SIA) oleh praktisi akuntansi di

Australia. Hasil penelitian ini menyatakan

bahwa ekspektasi kinerja (performance

expectancy), ekspektasi usaha (effort

expectancy), dan kondisi yang mendukung

(facilitating conditions) berpengaruh positif

terhadap minat penggunaan sistem informasi

akuntansi, sedangkan variabel pengaruh

sosial (social influence) tidak berpengaruh

terhadap minat penggunaan informasi

akuntansi.

Tritunggal (2017) melakukan

penelitian terhadap minat pemanfaatan

sistem informasi akuntansi pada perusahaan

jasa ekspedisi di Yogyakarta. Hasil

penelitiannya mengemukakan bahwa

ekspektasi kinerja dan kondisi yang

mendukung pemakai berpengaruh positif

terhadap minat pemanfaatan sistem

informasi akuntansi. Sementara itu,

ekspektasi usaha berpengaruh negatif

terhadap minat pemanfaatan sistem

informasi akuntansi. Sedangkan, faktor

sosial tidak berpengaruh terhadap minat

pemanfaatan sistem informasi akuntansi.

Rerangka Teoritis dan Pengembangan

Hipotesis

Teori UTAUT merupakan salah satu

model penerimaan teknologi atau sistem

baru yang dikembangan oleh Venkatesh,

dkk pada tahun 2013, teori ini

dikembangkan dengan menggabungkan

delapan teori penerimaan suatu teknologi

atau sistem baru menjadi satu model. Setelah

melalui pengujian, mereka merumuskan

empat konstruk utama yang memainkan

peran penting sebagai determinan langsung

dari behavioral intention dan use behavior

yaitu, performance expectancy, effort

expectancy, social influence, dan facilitating

conditions.

Bukti empiris minat penggunaan

informasi akuntansi pada UMKM telah

banyak ditemukan, beberapa diantaranya

adalah penelitian yang dilakukan oleh Aoun,

Vatanasakdakul, & Li (2010), Solovida

(2003), Sitoresmi & Fuad (2014), Aufar

(2014), Nawaz & Sheham (2015), dan

Whetyningtyas (2016). Selain itu

penggunaan variabel-varibel dalam model

teori UTAUT untuk menganalisis minat

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEINGINAN …

7

penggunaan standar akuntansi untuk

UMKM juga telah banyak ditemukan seperti

penelitian yang dilakukan oleh Astutie &

Fanani (2016), dan Mulyaga (2016).

Penelitian ini mengadopsi

keseluruhan variabel dalam model UTAUT

yang dikembangkan oleh Venkatesh et. al.

(2013) untuk menganalisis faktor-faktor

yang memengaruhi minat penggunaan SAK

EMKM. Model dikombinasikan dengan

penelitian Astutie & Fanani (2016) dan

Mulyaga (2016). Penelitian Astutie &

Fanani (2016) meneliti pengaruh ekspektasi

kinerja (performance expectancy), dan

pengaruh sosial (social influence) terhadap

minat UMKM dalam menggunakan SAK

ETAP. Dan penelitian Mulyaga (2016)

meneliti pengaruh kondisi yang mendukung

(facilitating conditions) dan pengaruh sosial

(social influence) terhadap implementasi

SAK ETAP pada UMKM. Dalam penelitian

ini, peneliti ingin mencari bukti empiris dan

menguji pengaruh ekspektasi kinerja,

ekspektasi usaha, pengaruh sosial, dan

kondisi yang mendukung pada minat

penggunaan SAK EMKM di Kota Malang.

Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan

model rerangka pemikiran pada Gambar 2

berikut:

Gambar 2. Rerangka Teoritis

Sumber: Data diolah (2018)

Konsep Minat Penggunaan SAK EMKM

Konstruksi minat perilaku awalnya

dikembangkan dalam theory of reasoned

action (TRA) dan theory of planned

behavior (TPB). Minat perilaku

didefinisikan sebagai minat seseorang atau

faktor motivasi yang menangkap seberapa

banyak usaha yang bersedia dilakukan oleh

seseorang untuk melakukan suatu perilaku

(Fishbein & Ajzen, 1975; Ajzen, 1991;

Thakur & Srivastava, 2013). Minat perilaku

telah secara luas dan berulang-ulang diteliti

memiliki peran yang kuat dalam membentuk

penggunaan aktual dan adopsi sistem baru

(Venkatesh et al., 2003, 2012).

Penelitian ini mengasumsikan bahwa

minat perilaku menggunakan SAK EMKM

sebagian besar dapat diprediksi oleh

keinginan pelaku UMKM untuk mengadopsi

standar tersebut. Penelitian ini

mendefinisikan minat perilaku untuk

menggunakan SAK EMKM sebagai tingkat

upaya sadar bahwa para pelaku UMKM

akan menggunakannya sebagai pedoman

dalam membuat laporan keuangan pada

usahanya.

Pengujian secara empiris yang

dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor

yang memengaruhi minat penggunaan SAK

EMKM saat ini masih belum banyak

ditemukan, mengingat SAK EMKM baru

berlaku efektif mulai tahun 2018 meskipun

SAK EMKM sudah disahkan sejak tahun

2016. Oleh karena itu perlu dilakukan

pengujian untuk menganalisis faktor-faktor

yang memengaruhi minat penggunaan SAK

EMKM. Dalam menganalisis faktor-faktor

yang memengaruhi minat penggunaan SAK

EMKM, peneliti mengggunakan hasil

penelitian terdahulu yang sejenis dengan

SAK EMKM, yaitu SAK ETAP. SAK

ETAP merupakan standar akuntansi

keuangan yang digunakan oleh entitas yang

tidak memiliki akuntabilitas publik yang

signifikan, termasuk didalamnya adalah para

pelaku UMKM.

Pengaruh Ekspektasi Kinerja Terhadap

Penerapan SAK EMKM

Unified Theory of Acceptance and

Use of Technology (UTAUT)

mengasumsikan bahwa secara garis besar

menjelaskan tentang hubungan ekspektasi

kinerja (performance expectancy) dalam

memengaruhi individu untuk menggunakan

sistem baru guna meningkatkan keuntungan

dari kinerjanya. Menurut Venkatesh et al.

(2003), ekspektasi kinerja (performance

expectancy) adalah tingkat dimana seorang

individu meyakini bahwa dengan

menggunakan sistem akan membantu dalam

meningkatkan kinerjanya. Konstruk

ekspektasi kinerja merupakan predictor

yang kuat dari penggunaan informasi

akuntansi dalam aturan sukarela maupun

wajib.

Nawaz & Sheham (2015) melakukan

penelitian terhadap minat penggunaan

sistem informasi pada UMKM di Sri Lanka.

Penelitian ini menggunakan studi kuantitatif

berdasarkan survei kuesioner. Hasil

penelitian tersebut menyatakan bahwa

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEINGINAN …

8

ekspektasi kinerja (performance expectancy)

berpengaruh terhadap minat penggunaan

sistem informasi akuntansi pada UMKM di

Sri Lanka.

Aoun, Vatanasakdakul, & Li (2010)

meneliti faktor-faktor yang memengaruhi

penggunaan Sistem Informasi Akuntansi

(SIA) oleh praktisi akuntansi di Australia.

Tritunggal (2017) melakukan penelitian

terhadap minat pemanfaatan sistem

informasi akuntansi pada perusahaan jasa

ekspedisi di Yogyakarta. Mursalin (2012)

melakukan penelitian terhadap minat adopsi

dan penggunaan sistem informasi pada

UMKM di Bangladesh. Penelitian-penelitian

tersebut memberikan bukti empiris bahwa

ekspektasi kinerja berpengaruh positif

terhadap minat penggunaan.

Hasil penelitian Rosita (2013) dan

Whetyningtyas (2016), menyatakan bahwa

ekspektasi kinerja mempunyai pengaruh

positif terhadap penggunaan informasi

akuntansi pada UMKM. Peneliti

memprediksi hubungan ekspektasi kinerja

dan minat penggunaan SAK EMKM

dikatakan positif, apabila ekspektasi kinerja

penggunaan SAK EMKM bagi para pelaku

UMKM itu tinggi, maka akan tinggi pula

minat pemanfaatan SAK EMKM pada

pelaku UMKM. Berdasarkan uraian di atas

hipotesis pertama yang diajukan adalah:

H1 : Ekspektasi kinerja berpengaruh

positif terhadap penerapan SAK

EMKM

Pengaruh Ekspektasi Usaha Terhadap

Penerapan SAK EMKM

Ekspektasi usaha merupakan tingkat

kemudahan penggunaan sistem atau

teknologi yang akan mengurangi upaya

(tenaga dan waktu) dalam melakukan

pekerjaannya (Venkatesh et. al. 2003).

Berdasarkan model UTAUT milik

Venkatesh (2003) kemudahan dalam

menggunakan SAK EMKM akan

menimbulkan minat dalam diri seseorang

bahwa sistem itu mempunyai kegunaan dan

menimbulkan rasa nyaman dalam

penggunaannya.

Penelitian Aoun, Vatanasakdakul, &

Li (2010) meneliti faktor-faktor yang

memengaruhi penggunaan Sistem Informasi

Akuntansi (SIA) oleh praktisi akuntansi di

Australia. Hasil penelitian ini menyatakan

bahwa ekspektasi usaha (effort expectancy)

berpengaruh positif terhadap minat

penggunaan sistem informasi akuntansi.

Nawaz & Sheham (2015) melakukan

penelitian terhadap minat penggunaan

sistem informasi pada UMKM di Sri Lanka.

Penelitian ini menggunakan studi kuantitatif

berdasarkan survei kuesioner. Analisis

statistik digunakan untuk menguji faktor-

faktor apa yang akan memengaruhi

pengusaha kecil dan menengah dalam minat

mereka untuk menggunakan sistem

akuntansi. Hasil penelitian tersebut

menyatakan bahwa ekspektasi usaha (effort

expectancy berpengaruh terhadap minat

penggunaan sistem informasi akuntansi pada

UMKM di Sri Lanka.

Dalam penelitian Mursalin (2012)

juga menguji konstruk ekspektasi usaha

dengan minat penggunaan sistem informasi.

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa

ekspektasi usaha memiliki pengaruh positif

yang kuat dalam minat penggunaan sistem

informasi. Penelitian lain yang juga

mendukung hasil penelitian Mursalin (2012)

adalah penelitian Chang et al. (2007) dan

Phichitchaisopa & Naenna (2013).

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti

menguraikan hipotesis kedua sebagai

berikut:

H2 : Ekspektasi usaha berpengaruh

positif terhadap penerapan SAK

EMKM

Pengaruh Pengaruh Sosial Terhadap

Penerapan SAK EMKM

Pengaruh sosial didefinisikan sebagai

tingkat dimana seorang individu

menganggap bahwa orang lain menyakinkan

dirinya harus menggunakan sistem yang

baru (Venkatesh et. al. 2003). Pengaruh

sosial ditunjukkan dari besarnya dukungan

rekan kerja, atasan, masyarakat, kreditur,

pemerintah dan organisasi. Dengan adanya

pengaruh dari lingkungan sekitar maka akan

menimbulkan minat pada seseorang.

Nawaz & Sheham (2015) melakukan

penelitian terhadap minat penggunaan

sistem informasi pada UMKM di Sri Lanka.

Penelitian ini menggunakan studi kuantitatif

berdasarkan survei kuesioner. Hasil

penelitian tersebut menyatakan bahwa

pengaruh sosial (social influence)

berpengaruh terhadap minat penggunaan

sistem informasi akuntansi pada UMKM di

Sri Lanka.

Tritunggal (2017) melakukan

penelitian terhadap minat pemanfaatan

sistem informasi akuntansi pada perusahaan

jasa ekspedisi di Yogyakarta. Aoun,

Vatanasakdakul, & Li (2010) meneliti

faktor-faktor yang memengaruhi

penggunaan Sistem Informasi Akuntansi

(SIA) oleh praktisi akuntansi di Australia.

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEINGINAN …

9

Mursalin (2012) melakukan penelitian

terhadap minat adopsi dan penggunaan

sistem informasi pada UMKM di

Bangladesh. Penelitian-penelitian tersebut

memberikan bukti empiris bahwa pengaruh

sosial (social influence) memengaruhi minat

penggunaan bahkan beberapa diantaranya

telah menunjukkan pengaruh yang positif.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Rudiantoro & Siregar (2012), Mulyaga

(2016) dan Astutie & Fanani (2016)

menyatakan bahwa pengaruh sosial

mempunyai hubungan yang positif terhadap

minat penggunaan SAK ETAP. Hubungan

antara pengaruh sosial dan minat

penggunaan SAK EMKM dikatakan positif

apabila tingkat dukungan akan penggunaan

SAK EMKM dari rekan kerja, atasan,

masyarakat, kreditur, pemerintah dan

organisasi itu tinggi, maka akan tinggi pula

minat penggunaan SAK EMKM pada pelaku

UMKM. Oleh karena itu diajukan hipotesis

ketiga:

H3 : Pengaruh sosial berpengaruh

positif terhadap penerapan SAK

EMKM.

Pengaruh Kondisi yang Mendukung

Terhadap Penerapan SAK EMKM

Kondisi yang mendukung (facilitating

conditions) didefinisikan sebagai sejauh

mana seorang individu percaya bahwa

infrastruktur organisasi dan teknis ada untuk

mendukung penggunaan sistem (Venkatesh

et. al. 2003). Selain ekspektasi kinerja,

ekspektasi usaha, dan pengaruh sosial,

kondisi yang mendukung juga merupakan

faktor kunci dalam memprediksi minat

penggunaan.

Naheb, Sukoharsono,& Baridwan

(2017) melakukan penelitian terhadap

indsutri manufaktur semen di Libya untuk

menguji pengaruh kondisi yang mendukung

(facilitating conditions) pada minat

penggunaan Computerized Accounting

Systems (CAS). Penelitian ini menggunakan

metode penelitian kuantitatif dengan

menyebarkan kuesioner sebanyak 240

lembar kepada karyawan di bidang

akuntansi dan keuangan pada empat segmen

terbesar di Libya. Hasil penelitian tersebut

mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh

antara (facilitating conditions) terhadap

minat penggunaan Computerized Accounting

Systems (CAS).

Penelitian Aoun, Vatanasakdakul, &

Li (2010) meneliti faktor-faktor yang

memengaruhi penggunaan Sistem Informasi

Akuntansi (SIA) oleh praktisi akuntansi di

Australia. Hasil penelitian ini menyatakan

bahwa kondisi yang mendukung (facilitating

conditions) berpengaruh positif terhadap

minat penggunaan sistem informasi

akuntansi.

Penelitian lain dilakukan oleh

Tritunggal (2017) yang melakukan

penelitian terhadap minat pemanfaatan

sistem informasi akuntansi pada perusahaan

jasa ekspedisi di Yogyakarta. Hasil

penelitiannya mengemukakan bahwa kondisi

yang mendukung pemakai berpengaruh

positif terhadap minat pemanfaatan sistem

informasi akuntansi.

Alawadhi & Morris (2008)

menyatakan bahwa kondisi yang

mendukung memiliki pengaruh dalam

mengadopsi layanan pemerintah di Kuwait.

Alamin, Yeoh, Warren, & Salzman (2015)

mengindikasikan bahwa kondisi yang

mendukung berpengaruh terhadap minat

penggunaan sistem informasi akuntansi.

Penelitian tersebut juga sejalan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Nawaz &

Sheham (2015), Aditya (2010) dan Suhartini

(2018).

Dari penjelasan diatas dapat ditarik

hipotesis bahwa kepercayaan seseorang

untuk menggunakan SAK EMKM akan

meningkat apabila didukung oleh

infrastruktur organisasi maupun teknis.

Hubungan antara kondisi yang mendukung

dengan penggunaan SAK EMKM dikatakan

positif apabila tingkat faktor-faktor yang

dapat mempermudah penggunaan SAK

EMKM itu tinggi, maka akan tinggi pula

perilaku terhadap penggunaan SAK EMKM

tersebut. Oleh karena itu diajukan hipotesis

ke empat:

H4 : Kondisi yang mendukung

berpengaruh positif terhadap

penerapan SAK EMKM.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini tergolong penelitian

kuantitatif dengan melakukan pengujian

hipotesis (hypotheses testing). Menurut

Sugiyono (2016:7) metode kuantitatif

merupakan metode yang ilmiah karena telah

memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu

kongkrit, obyektif, terukur, rasional, dan

sistematis. Pendekatan penelitian yang

dilakukan menggunakan cross-sectional,

yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di

mana data dikumpulkan hanya sekali,

mungkin selama beberapa hari atau minggu

atau bulan, untuk menjawab pertanyaan

penelitian (Sekaran dan Bougie, 2016:104).

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEINGINAN …

10

Populasi dalam penelitian ini adalah

pemilik UMKM yang mengetahui Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil

Menengah (SAK EMKM) di Kota Malang.

Jumlah populasi pemilik UMKM yang

mengetahui Standar Akuntansi Keuangan

Entitas Mikro Kecil Menengah (SAK

EMKM) di Kota Malang ini tidak diketahui

secara pasti.

Sampel dalam penelitian ini adalah

sebanyak 80 pemilik UMKM yang

mengetahui Standar Akuntansi Keuangan

Entitas Mikro Kecil Menengah (SAK

EMKM) di Kota Malang. Metode

pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode survei. Survei

adalah metode pengumpulan data dengan

memberikan pertanyaan kepada responden

(Sekaran dan Bougie, 2016:97). Metode ini

membutuhkan kontak antara peneliti dan

subjek (responden) dari penelitian untuk

memperoleh data yang diperlukan.

Teknik pengambilan data yang

digunakan pada penelitian ini adalah

convenience sampling (teknik pengambilan

sampel yang mudah) dimana penentuan

anggota sampel dari populasi dilakukan

berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang

secara kebetulan bertemu dengan peneliti

dapat digunakan sebagai sampel dan

dipandang bahwa orang tersebut cocok

sebagai sumber data (Sugiyono, 2016:85).

Convenience sampling digunakan karena

peneliti kesulitan dalam memperoleh

informasi mengenai jumlah pemilik UMKM

yang mengetahui Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah

(SAK EMKM) di Kota Malang secara

lengkap. Risiko penggunaan teknik

pengambilan sampel ini adalah hasil

penelitian yang tidak dapat digeneralisasi.

Alat pengumpul data atau instrumen

survei yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuesioner. Metode survei kuesioner

ini nantinya akan menghasilkan data primer.

Kuesioner umumnya dirancang untuk

mendapatkan sejumlah besar data

kuantitatif. Kuesioner adalah serangkaian

pertanyaan tertulis yang dirumuskan di mana

responden mencatat jawaban mereka dalam

alternatif yang ditentukan dengan cermat

(Sekaran dan Bougie, 2016:142).

Ekspektasi Kinerja

Ekspektasi Kinerja didefinisikan

sebagai seberapa tinggi seseorang percaya

bahwa menggunakan suatu sistem akan

membantu dia untuk mendapatkan

keuntungan pada pekerjaannya (Venkatesh

et al., 2003). Penelitian ini menggunakan

ekspektasi kinerja sebagai variabel

berdasarkan konsep dari Venkatesh et al.

(2003) dengan indikator sebagai berikut:

1. Mampu meningkatkan kinerja

(enhance job performance)

2. Memiliki manfaat (usefulness)

3. Kesesuaian untuk pekerjaan (job-

fit)

Berdasarkan pada indikator

ekspektasi kinerja, peneliti membuat

pengukuran dengan menjabarkan indikator

tersebut menjadi 4 (empat) pernyataan

dalam kuesioner yang dideskripsikan

sebagai berikut:

1. Menggunakan SAK EMKM

membantu saya dalam menilai

kinerja usaha saya.

2. Menggunakan SAK EMKM

bermanfaat untuk meningkatkan

kepercayaan pemangku

kepentingan.(contoh: masyarakat,

pemerintah, investor, kreditur, dll)

3. Menggunakan SAK EMKM

bermanfaat dalam meningkatkan

kualitas laporan keuangan yang

dihasilkan oleh usaha saya.

4. Saya merasa menggunakan SAK

EMKM sesuai untuk usaha yang

saya miliki.

Ekspektasi Usaha

Ekspektasi usaha didefinisikan

sebagai tingkat kemudahan terkait dengan

penggunaan sistem (Venkatesh et al., 2003).

Penelitian ini menggunakan ekspektasi

usaha sebagai variabel berdasarkan konep

yang dikembangkan oleh Venkatesh et al.

(2003) dengan indikator sebagai berikut:

1. Kemudahan penggunaan (ease of

use)

2. Tingkat kesulitan (complexity)

3. Persepsi kemudahan penggunaan

(perceived ease of use)

Berdasarkan pada indikator

ekspektasi usaha, peneliti membuat

pengukuran dengan menjabarkan indikator

tersebut menjadi 4 (empat) pernyataan

dalam kuesioner yang dideskripsikan

sebagai berikut:

1. Saya dapat dengan mudah belajar

membuat laporan keuangan

berdasarkan SAK EMKM.

(contoh: buku, orang lain,

konsultan,dll)

2. Bagi saya membutuhkan waktu

yang cukup singkat untuk

beradaptasi terhadap perubahan

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEINGINAN …

11

standar dari SAK ETAP ke SAK

EMKM.

3. Saya tidak mengalami kesulitan

dalam membuat laporan keuangan

berdasarkan SAK EMKM.

4. Saya merasa menggunakan SAK

EMKM itu mudah.

Pengaruh Sosial

Pengaruh sosial didefinisikan sebagai

sejauh mana seseorang ingin untuk

mengubah sikap, kepercayaan, persepsi atau

tingkah laku seperti yang dilakukan oleh

orang lain (Venkatesh et al., 2003).

Penelitian ini menggunakan pengaruh sosial

sebagai variabel berdasarkan konep dari

Venkatesh et al. (2003) dengan indikator

sebagai berikut:

1. Persepsi orang lain terhadap

kewajiban penggunaan sistem

atau hal baru (subjective norm)

2. Faktor sosial (social factor)

3. Tingkat kepercayaan terhadap

orang lain (image)

Berdasarkan pada indikator pengaruh

sosial, peneliti membuat pengukuran dengan

menjabarkan indikator tersebut menjadi 4

(empat) pernyataan dalam kuesioner yang

dideskripsikan sebagai berikut:

1. Saya menggunakan SAK EMKM

atas dorongan dari orang-orang

terdekat saya.

2. Saya menggunakan SAK EMKM

karena sebagian besar usaha yang

lain sudah menggunakannya.

3. Lingkungan sekitar saya

memengaruhi saya untuk

menggunakan SAK EMKM.

4. Pemerintah/Kreditur/Investor

meyakinkan saya bahwa

menggunakan SAK EMKM dapat

membuat usaha saya lebih dapat

dipercaya daripada tidak

menggunakan SAK EMKM.

Kondisi yang Mendukung

Kondisi yang mendukung

didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang

percaya bahwa sumber daya organisasional

dan teknikal yang tersedia siap untuk

mendukung sistem (Venkatesh et al., 2003).

Penelitian ini menggunakan kondisi yang

mendukung sebagai variabel berdasarkan

konep yang dikembangkan oleh Venkatesh

et al. (2003) dengan indikator sebagai

berikut:

1. Dukungan sumber daya (resource

support)

2. Ketersediaan fasilitas (availability

of facilities)

3. Tingkat kecocokan

(compatibility)

Berdasarkan pada indikator kondisi

yang mendukung, peneliti membuat

pengukuran dengan menjabarkan indikator

tersebut menjadi 5 (lima) pernyataan dalam

kuesioner yang dideskripsikan sebagai

berikut:

1. Latar belakang pendidikan yang

saya tempuh membantu saya

dalam menggunakan SAK

EMKM.

2. Saya memiliki sumber daya

manusia yang mampu membuat

laporan keuangan berdasarkan

SAK EMKM.

3. Teknologi komputer yang saya

gunakan dapat membantu dalam

mencatat transaksi-transaksi

dalam jumlah banyak.

4. Tersedia pedoman yang jelas

dalam membuat laporan keuangan

berdasarkan SAK EMKM.

5. Saya merasa sistem dan prosedur

yang telah berjalan pada usaha

saya cukup mendukung untuk

menggunakan SAK EMKM.

Minat Penggunaan

Minat didefinisikan sebagai tingkat

keinginan atau minat seseorang untuk

menggunakan suatu sistem dengan asumsi

bahwa mereka memiliki akses terhadap

informasi (Venkatesh et al., 2003).

Penelitian ini menggunakan minat

penggunaan sebagai variabel berdasarkan

konsep dari Venkatesh et al. (2003) dengan

indikator sebagai berikut:

1. Keinginan penggunaan (intention

to use)

2. Usaha untuk menggunakan (effort

to use)

3. Rencana penggunaan di masa

depan (plan for future use)

Berdasarkan pada indikator minat

penggunaan, peneliti membuat pengukuran

dengan menjabarkan indikator tersebut

menjadi 5 (lima) pernyataan dalam

kuesioner yang dideskripsikan sebagai

berikut:

1. Saya berniat menggunakan SAK

EMKM untuk usaha saya.

2. Saya akan berlatih untuk

menyusun laporan keuangan

berdasarkan SAK EMKM.

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEINGINAN …

12

3. Saya berencana menggunakan

SAK EMKM pada periode yang

akan datang.

4. Saya memperkirakan bahwa saya

akan menggunakan SAK EMKM

pada periode yang akan datang.

5. Saya tidak berniat menggunakan

SAK EMKM untuk usaha saya.

(validation)

Pengukuran adalah penilaian angka

atau simbol lain yang menunjukkan

karakteristik atau atribut suatu objek sesuai

aturan yang telah ditentukan sebelumnya.

Objek dapat berupa orang, unit strategi

bisnis, perusahaan, negara, sepeda, gajah,

dan sebagainya (Sekaran dan Bougie,

2016:193). Salah satu cara untuk mengukur

suatu objek adalah dengan menggunakan

skala likert. Skala likert adalah skala yang

dirancang untuk memeriksa seberapa kuat

responden setuju dengan sebuah pernyataan

pada skala tujuh dengan tanda sebagai

berikut:

1 = Sangat Tidak Setuju

2 = Tidak Setuju

3 = Agak Tidak Setuju

4 = Netral

5 = Agak Setuju

6 = Setuju

7 = Sangat Setuju Sekali

Tanggapan atas sejumlah indikator

yang menunjukkan suatu konsep atau

variabel dapat dianalisis setiap indikatornya,

namun juga dapat dianalisis dengan

menghitung skor total yang pada setiap

responden dengan menjumlahkan seluruh

item.

Model Struktural

Persamaan struktural dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

MP = β1EK + β2EU + β3PS + β4KM

+ ε

Keterangan :

MP : Minat Penggunaan

EK : Ekspektasi Kinerja

EU : Ekspektasi Usaha

PS : Pengaruh Sosial

KM : Kondisi yang

Mendukung

β1- β4 : Koefisien Regresi

ε : Faktor Kesalahan (Error)

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Peneliti melakukan penyebaran

kuesioner sebanyak 80 ekspemplar pada

pemilik Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) yang mengerti Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah

(SAK EMKM) di Kota Malang. Kuesioner

yang direspon sebanyak 79 eksemplar

kuesioner atau sebesar 98,75% dari

keseluruhan kuesioner yang telah disebar. 1

kuesioner tidak direspon disebabkan karena

tidak adanya pemilik UMKM di lokasi

usaha pada periode pengumpulan data

sehingga keterbatasan waktu menjadi

halangan untuk menjawab kuesioner.

Sedangkan 10 eksemplar kuesioner tidak

dapat digunakan karena terdapat data yang

tidak lengkap ataupun terdapat responden

yang tidak memenuhi syarat sebagai sampel

dalam penelitian karena belum mengerti

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro

Kecil Menengah (SAK EMKM). Pada

akhirnya, kuesioner yang dapat digunakan

untuk pengolahan data adalah sejumlah 69

ekspemplar kuesioner atau sebesar 86,25%

dari seluruh kuesioner yang dikirim.

Jumlah responden yang berjenis

kelamin laki-laki sebanyak 38 orang (55%),

sedangkan jumlah responden yang berjenis

kelamin perempuan adalah 31 orang (45%).

Mayoritas responden dalam penelitian ini

merupakan pemilik UMKM yang memiliki

rentang usia 25-40 tahun sebanyak 26 orang

(38%), sedangkan pada rentang usia 41-55

tahun menjadi mayoritas responden urutan

kedua sebanyak 21 orang (30%). Pendidikan

terakhir yang ditempuh oleh mayoritas

responden adalah SMA/MA/SMK/MAK

dengan jumlah 31 orang (45%), sementara

itu, urutan kedua diduduki oleh responden

dengan pendidikan terakhir S1 sejumlah 25

orang (36%). Latar belakang pendidikan

yang dimiliki oleh mayoritas responden

adalah Lainnya sebanyak 40 orang (58%).

Responden dengan latar belakang lainnya

berarti responden yang memiliki latar

belakang di luar bidang studi akuntansi,

manajemen, dan ekonomi. Berdasarkan hasil

pengolahan data mayoritas responden dalam

penelitian ini adalah para pemilik UMKM

yang memiliki usaha di bidang perdagangan,

yaitu sebanyak 34 orang (49%). Jumlah

karyawan yang dimiliki oleh mayoritas

responden adalah pada rentang 3-19

karyawan sebanyak 31 orang (45%),

sedangkan di urutan kedua adalah responden

yang memiliki karyawan pada rentang ≤ 4

orang sebanyak 30 orang (43%). Jumlah aset

yang dimiliki oleh mayoritas responden

adalah pada rentang Rp 50 juta - Rp 500 juta

sebanyak 33 orang(48%), sedangkan di

urutan kedua adalah responden yang

memiliki jumlah aset <Rp 50 juta dengan

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEINGINAN …

13

jumlah 27 orang (39%). Responden yang

memiliki omzet <Rp 300 juta sebanyak 39

orang (57%), sedangkan responden dengan

rentang omzet Rp 300 juta - Rp 2,5 milyar

menempati urutan kedua dengan jumlah 25

orang (36%).

Total Effect dan Nilai R2

Total Effect menunjukkan besarnya

pengaruh variabel independen dalam

menjealaskan variabel dependen. Tabel 1

menunjukkan nilai konstruk ekspektasi

kinerja sebesar 0,3290, artinya bahwa variasi

perubahan konstruk minat penggunaan dapat

dijelaskan oleh konstruk ekspektasi kinerja

sebesar 32,90% sedangkan sisanya

dijelaskan oleh konstruk lain. Nilai konstruk

kepuasan pengguna sebesar 0,2845, artinya

bahwa variasi perubahan konstruk minat

penggunaan dapat dijelaskan oleh konstruk

ekspektasi usaha sebesar 28,45% sedangkan

sisanya dijelaskan oleh konstruk lain. Nilai

konstruk pengaruh sosial sebesar -0,0133,

artinya bahwa variasi perubahan konstruk

minat penggunaan dapat dijelaskan oleh

konstruk pengaruh sosial sebesar -1,33%

sedangkan sisanya dijelaskan oleh konstruk

lain. Nilai konstruk kondisi yang

mendukung sebesar 0,3499, artinya bahwa

variasi perubahan konstruk minat

penggunaan dapat dijelaskan oleh konstruk

kondisi yang mendukung sebesar 34,99%

sedangkan sisanya dijelaskan oleh konstruk

lain.

R-square (R2) digunakan untuk

mengukur tingkat variasi perubahan variabel

independen terhadap variabel dependen

(Abdillah dan Hartono, 2015: 62). Semakin

tinggi nilai menunjukkan semakin baik

model penelitiannya. Hasil dari pada

pengujian nilai dapat dilihat pada tabel 1

Pada nilai Adjusted R2 MP sebesar 0,7046,

artinya variabel independen dalam model

penelitian ini mampu menggambarkan

variabel dependen sebesar 70,47%,

sedangkan sisanya digambarkan oleh

variabel lain di luar penelitian ini.

Tabel 1. Nilai R2

R2

EK 0.3290

EU 0.2845

PS -0.0133

KM 0.3499

MP (adjusted) 0.7047

Sumber: Data diolah (2018)

Keterangan: EK (ekspektasi kinerja), EU

(ekspektasi usaha), PS (pengaruh sosial),

FM (fasilitas yang mendukung), MP

(minat penggunaan)

Nilai Path Coefficient

Nilai path koefisien menunjukkan

tingkat signifikansi dalam pengujian

hipotesis (Abdillah dan Hartono, 2015:197).

Pada pengujian hipotesisnya dilakukan

dengan melihat estimasi path koefisien dan

nilai t-statistic dengan signifikansi pada

α=5%. Jika nilai t-statistic lebih tinggi

dibandingkan t-table sebesar 1,64 untuk

hipotesis satu ekor (one-tailed) dan nilai dari

p-values kurang dari 0,05 artinya hipotess

diterima. Berikut adalah nilai path

coefficient dalam penelitian ini:

Tabel 2. Nilai Path Coefficient

Original

Sample (O)

Sample

Mean (M)

Standard

Deviation

(STDEV)

T Statistics

(|O/STDEV|)

P Values

EK -> MP 0.3290 0.3316 0.1301 2.5290 0.0059

EU -> MP 0.2845 0.2836 0.1104 2.5766 0.0051

PS -> MP -0.0133 -0.0010 0.0863 0.1545 0.4386

KM -> MP 0.3499 0.3391 0.1411 2.4804 0.0067

Sumber: Data diolah (2018)

Keterangan: EK (ekspektasi kinerja), EU (ekspektasi usaha), PS (pengaruh sosial), FM (fasilitas

yang mendukung), MP (minat penggunaan)

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEINGINAN …

14

Gambar 3. Model Struktural Pengujian Hipotesis

Sumber: Data diolah (2018)

Berdasarkan hasil analisis tabel 2 dan

gambar 3 diatas, berikut uraian hasil pengujian

hipotesis:

1. Hipotesis 1

Hipotesis 1 menyatakan bahwa konstruk

ekspektasi kinerja berpengaruh positif terhadap

minat penggunaan Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah

(SAK EMKM). Berdasarkan hasil pengujian di

dalam tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai beta

(β) adalah positif sebesar 0,3290, nilai P-

Values sebesar 0,0059, dan nilai T-statistic

konstruk ekspektasi usaha terhadap minat

penggunaan sebesar 2,5290. Nilai P-Values

lebih kecil dari 0,05 dan nilai T-statistic

konstruk tersebut lebih besar dari 1,64. Jadi

dapat disimpulkan bahwa ekspektasi usaha

berpengaruh positif terhadap keinginan

UMKM dalam menerapkan Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah

(SAK EMKM). Berdasarkan hasil tersebut

dapat dikatakan bahwa hipotesis 1 diterima.

2. Hipotesis 2

Hipotesis 2 menyatakan bahwa konstruk

ekspektasi usaha berpengaruh positif terhadap

minat penggunaan Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah

(SAK EMKM). Berdasarkan hasil pengujian di

dalam tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai beta

(β) adalah positif sebesar 0,2845, nilai P-

Values sebesar 0.0051, dan nilai T-statistic

konstruk ekspektasi usaha terhadap minat

penggunaan sebesar 2,5766. Nilai P-Values

lebih kecil dari 0,05 dan nilai T-statistic

konstruk tersebut lebih besar dari 1,64. Jadi

dapat disimpulkan bahwa ekspektasi usaha

berpengaruh positif terhadap keinginan

UMKM dalam menerapkan Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah

(SAK EMKM). Berdasarkan hasil tersebut

dapat dikatakan bahwa hipotesis 2 diterima.

3. Hipotesis 3

Hipotesis 3 menyatakan bahwa konstruk

pengaruh sosial berpengaruh positif terhadap

minat penggunaan Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah

(SAK EMKM). Berdasarkan hasil pengujian

didalam tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai

beta (β) adalah negatif sebesar -0,0133, nilai

P-Values sebesar 0,4386, dan nilai T-statistic

konstruk pengaruh sosial terhadap minat

penggunaan sebesar 0,1545. Nilai P-Values

lebih besar dari 0,05 dan nilai T-statistic

tersebut lebih kecil dari 1,64. Jadi dapat

disimpulkan bahwa pengaruh sosial tidak

berpengaruh positif terhadap keinginan

UMKM dalam menerapkan Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah

(SAK EMKM). Berdasarkan hasil tersebut

dapat dikatakan bahwa hipotesis 3 ditolak.

4. Hipotesis 4

Hipotesis 4 menyatakan bahwa konstruk

kondisi yang mendukung berpengaruh positif

terhadap minat penggunaan Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah

(SAK EMKM). Berdasarkan hasil pengujian

didalam tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai

beta (β) adalah positif sebesar 0,3499, nilai P-

Values sebesar 0,0067, dan nilai T-statistic

konstruk kondisi yang mendukung terhadap

minat penggunaan sebesar 2,4804. Nilai P-

Values kurang dari 0,05 dan nilai T-statistic

konstruk tersebut lebih besar dari 1,64. Jadi

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEINGINAN …

15

dapat disimpulkan bahwa kondisi yang

mendukung berpengaruh positif terhadap

keinginan UMKM dalam menerapkan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan

Menengah (SAK EMKM). Berdasarkan hasil

tersebut dapat dikatakan bahwa hipotesis 4

diterima.

Diskusi Pengaruh dari Ekspektasi Kinerja

Terhadap Minat Penggunaan SAK EMKM

Unified Theory of Acceptance and Use of

Technology (UTAUT) menyatakan bahwa penentu

pengguna teknologi informasi salah satunya adalah

ekspektasi kinerja, yaitu tingkat dimana seorang

individu meyakini bahwa dengan menggunakan

teknologi atau sistem akan membantu dalam

meningkatkan kinerjanya. Ekspektasi kinerja

merupakan variabel prediktif yang paling kuat

dalam model UTAUT (Venkatesh et. al., 2003).

Pernyataan ini menjadi dasar bagi banyak

penelitian yang menggunakan UTAUT sebagai

dasar teorinya.

Ekspektasi kinerja berkaitan dengan minat

penggunaan teknologi atau sistem baru, termasuk

diantaranya SAK EMKM. Dalam menggunakan

SAK EMKM dibutuhkan ekspektasi usaha yang

baik dari penggunananya. Jika seseorang percaya

bahwa dengan menggunakan SAK EMKM dapat

membantu usahanya, maka seseorang tersebut akan

menggunakannya. Sebaliknya jika sesorang tidak

percaya bahwa dengan menggunakan SAK EMKM

membantu usahanya, maka seseorang tersebut tidak

akan menggunakannya.

Hipotesis pertama dalam studi ini

menyatakan bahwa ekspektasi kinerja berpengaruh

positif terhadap penerapan SAK EMKM. Hasil

pengujian menunjukkan bahwa nilai T-statistic

sebesar 2,5290, nilai tersebut lebih besar dari nilai

T-table (>1,64) dengan nilai β positif sebesar

0,3290. Berdasarkan hasil tersebut maka ekspektasi

kinerja berpengaruh positif terhadap penerapan

SAK EMKM. Oleh karena itu hipotesis 1 diterima.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin

baik ekspektasi kinerja dari pemilik UMKM

terhadap SAK EMKM, maka akan semakin tinggi

juga minat pemilik UMKM dalam menerapkan

SAK EMKM. Penelitian ini mendukung penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Astutie & Fanani

(2016). Penelitian yang dilakukan oleh Astutie &

Fanani (2016) untuk menguji hubungan antara

ekspektasi kinerja dan minat UMKM dalam

menggunakan Standar Akuntansi Keuangan Entitas

Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) di Jawa

Tengah. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh

bukti bahwa ekspektasi kinerja berpengaruh positif

terhadap implementasi SAK ETAP.

Nawaz dan Sheham (2015) juga melakukan

pengujian terhadap minat penggunaan sistem

informasi pada UMKM di Sri Lanka. Hasil

penelitian Nawaz dan Sheham (2015) juga

menunjukkan hubungan yang positif antara

ekspektasi kinerja terhadap minat penggunaan

sistem informasi akuntansi pada UMKM di Sri

Lanka. Penelitian lainnya untuk menguji hubungan

positif antara ekspektasi kinerja terhadap

penggunaan informasi akuntansi pada UMKM

dilakukan oleh Whetyningtyas (2016) pada pemilik

UMKM di Kota Kudus. Hasil penelitian

Whetyningtyas (2016) juga menunjukkan bahwa

ekspektasi kinerja berpengaruh positif terhadap

penggunaan informasi akuntansi UMKM. Hasil

penelitian diatas juga konsisten terhadap hasil

penelitian Penelitian Aoun, Vatanasakdakul, & Li

(2010) yang menyatakan bahwa ekspektasi kinerja

berpengaruh positif terhadap minat penggunaan

sistem informasi akuntansi.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat

disimpulkan bahwa ekspektasi kinerja merupakan

salah satu faktor yang memengaruhi keinginan

UMKM dalam menerapkan SAK EMKM.

Diskusi Pengaruh dari Ekspektasi Usaha

Terhadap Minat Penggunaan SAK EMKM

Ekspektasi usaha merupakan tingkat

kemudahan penggunaan sistem atau teknologi yang

akan mengurangi upaya (tenaga dan waktu) dalam

melakukan pekerjaannya (Venkatesh et. al. 2003).

Ekspektasi usaha patut menjadi perhatian khusus

karena tingkat ekspektasi usaha tersebut akan

menentukan apakah sebuah sistem atau teknologi

tersebut akan digunakan atau tidak oleh

penggunanya. Konstruk ekspektasi usaha ini sudah

dijelaskan dalam UTAUT.

Hipotesis kedua dalam studi ini menyatakan

bahwa ekspektasi usaha berpengaruh positif

terhadap penerapan SAK EMKM. Hasil pengujian

menunjukkan nilai T-statistic ekspektasi usaha

terhadap minat penggunaan sebesar 2,5766, nilai

tersebut lebih besar dari 1,64 dengan nilai β positif

sebesar 0,2845. Berdasarkan pada hasil tersebut

maka hipotesis 2 dinyatakan diterima.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Astutie & Fanani

(2016). Astutie & Fanani (2016) melakukan

penelitian terhadap implementasi standar akuntansi

keuangan pada usaha kecil dan menengah di Jawa

Tengah. Data diperoleh dari persepsi pemilik UKM

di beberapa kota di Jawa Tengah Indonesia,

menggunakan survei sebagai data primer. Salah

satu hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah

hubungan antara ekspektasi usaha terhadap minat

UMKM dalam menggunakan SAK ETAP. Hasil

penelitiannya mengemukakan bahwa pengaruh

sosial berpengaruh terhadap minat UMKM dalam

menggunakan SAK ETAP.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Nawaz &

Sheham (2015) dan Aoun, Vatanasakdakul, & Li

(2010). Nawaz & Sheham (2015) melakukan

penelitian terhadap minat penggunaan sistem

informasi pada UMKM di Sri Lanka. Hasil

penelitian tersebut menyatakan bahwa ekspektasi

usaha berpengaruh terhadap minat penggunaan

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEINGINAN …

16

sistem informasi akuntansi pada UMKM di Sri

Lanka. Sedangkan, penelitian Aoun,

Vatanasakdakul, & Li (2010) meneliti faktor-faktor

yang memengaruhi penggunaan Sistem Informasi

Akuntansi (SIA) oleh praktisi akuntansi di

Australia. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa

ekspektasi usaha berpengaruh positif terhadap

minat penggunaan sistem informasi akuntansi.

Jika pengguna merasa bahwa SAK EMKM

dapat dengan mudah dipelajari dan tidak

membutuhkan waktu yang cukup lama untuk

beradaptasi maka secara tidak langsung hal tersebut

dapat meningkatkan penggunaan SAK EMKM itu

sendiri. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa ekspektasi usaha merupakan salah satu

faktor yang memengaruhi keinginan UMKM dalam

menerapkan SAK EMKM.

Diskusi Pengaruh dari Pengaruh Sosial

Terhadap Minat Penggunaan SAK EMKM

Unified Theory of Acceptance and Use of

Technology (UTAUT) menyatakan bahwa penentu

pengguna teknologi informasi salah satunya adalah

pengaruh sosial (social influnce) yaitu sejauh mana

suatu individu meyakini orang lain dalam

menggunakan sistem baru (Vanketesh dkk., 2003).

Pengaruh sosial yang diterima pemilik UMKM

merupakan faktor yang dapat memengaruhi

persepsi pemilik UMKM untuk menerapkan SAK

EMKM. Pengaruh sosial merupakan pengaruh dari

lingkungan sekitar yang menyakinkan individu

untuk menggunakan SAK EMKM. Pengaruh sosial

ditunjukkan dari besarnya dukungan orang-orang

terdekat, pelaku usaha lain, pemerintah, investor,

dan kreditur.

Hipotesis ketiga dalam studi ini menyatakan

bahwa pengaruh sosial berpengaruh positif

terhadap penerapan SAK EMKM. Hasil pengujian

menunjukkan bahwa nilai T-statistic pengaruh

sosial terhadap minat penggunaan sebesar 0,1545,

nilai tersebut jauh lebih kecil dari nilai T-table

(<1,64) dengan nilai β negatif sebesar -0,0133.

Berdasarkan pada hasil tersebut maka hipotesis 3

dinyatakan ditolak.

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh Nawaz & Sheham

(2015), dan Astutie & Fanani (2016) yang

menyatakan bahwa pengaruh sosial berpengaruh

positif terhadap minat penggunaan. Nawaz &

Sheham (2015) melakukan penelitian terhadap

minat penggunaan sistem informasi akuntansi pada

UMKM di Sri Lanka dengan melihat pada

hubungan antara pengaruh sosial dan dampaknya

terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh

antara pengaruh sosial terhadap minat penggunaan

sistem informasi akuntansi. Sedangkan penelitian

yang dilakukan oleh Astutie & Fanani (2016)

menguji salah satu hipotesis, yaitu hubungan

pengaruh sosial terhadap implementasi SAK

ETAP. Hasil penelitian tersebut mengemukakan

bahwa pengaruh sosial berpengaruh terhadap minat

UMKM dalam menggunakan SAK ETAP. Namun

demikian, hasil penelitian ini masih konsisten

terhadap penelitian yang dilakukan oleh Aoun,

Vatanasakdakul, & Li (2010) dan Tritunggal

(2017) yang menyatakan bahwa pengaruh sosial

tidak berpengaruh terhadap minat penggunaan.

Aoun, Vatanasakdakul, & Li (2010) meneliti

faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) oleh praktisi

akuntansi di Australia. Hasil penelitian tersebut

menyatakan bahwa pengaruh sosial tidak

berpengaruh terhadap minat penggunaan informasi

akuntansi. Ini dikarenakan masyarakat lebih

bersifat individualisme dan menganut kebebasan.

Individualisme adalah keadaan psikologis di mana

orang melihat diri mereka terlebih dahulu sebagai

individu dan mempercayai kepentingan dan nilai

diri sendiri adalah yang utama. Individualisme

berkaitan dengan masyarakat di mana hubungan

antar individu, longgar, semua orang diharapkan

untuk menjaga dirinya sendiri dan keluarganya

(Hofstede, 1993). Mangundjaya (2010)

menyatakan dalam penelitiannya, Indonesia juga

merupakan negara yang masyarakatnya bersifat

individualis. Dengan demikian individualisme

dapat menyebabkan pengaruh sosial tidak

berpengaruh terhadap penggunaan Sistem

Informasi Akuntansi (SIA).

Tritunggal (2017) melakukan penelitian

terhadap minat pemanfaatan sistem informasi

akuntansi pada perusahaan jasa ekspedisi di

Yogyakarta. Hasil penelitiannya mengemukakan

bahwa faktor sosial tidak berpengaruh terhadap

minat pemanfaatan sistem informasi akuntansi. Hal

ini dikarenakan masih minimnya kesadaran dari

pengguna sistem informasi akuntansi terhadap

pentingnya sistem informasi akuntansi bagi

usahanya.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat

disimpulkan bahwa pengaruh sosial bukan

merupakan salah satu faktor yang memengaruhi

keinginan UMKM dalam menerapkan SAK

EMKM.

Diskusi Pengaruh dari Kondisi yang

Mendukung Terhadap Minat Penggunaan SAK

EMKM

Kondisi yang mendukung didefinisikan

sebagai sejauh mana seorang individu percaya

bahwa infrastruktur organisasi dan teknis ada untuk

mendukung sistem, seperti keterampilan,

pengetahuan, kemampuan dan sumber daya

(Venkatesh et al., 2003, Zhou et al. 2010). Dalam

penelitian ini variabel kondisi yang mendukung

menjadi prediktor paling kuat terhadap minat

penggunaan SAK EMKM.

Hipotesis keempat dalam studi ini

menyatakan bahwa kondisi yang mendukung

berpengaruh positif terhadap penerapan SAK

EMKM. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEINGINAN …

17

T-statistic kondisi yang mendukung terhadap minat

penggunaan sebesar 2,4804, nilai tersebut lebih

besar dari nilai T-table (>1,64) dengan nilai β

positif sebesar 0,3499. Berdasarkan pada hasil

tersebut maka hipotesis 4 dinyatakan diterima.

Studi ini mendukung studi sebelumnya yang

dilakukan oleh Nawaz & Sheham (2015). Salah

satu hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah

hubungan antara kondisi yang mendukung terhadap

minat penggunaan sistem informasi akuntansi pada

UMKM di Sri Lanka. Hasil penelitian tersebut

menyatakan bahwa kondisi yang mendukung

berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem

informasi akuntansi pada UMKM di Sri Lanka.

Penelitian lain yang juga mendukung studi

ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Aoun,

Vatanasakdakul, & Li (2010). Penelitian Aoun,

Vatanasakdakul, & Li (2010) meneliti faktor-faktor

yang memengaruhi penggunaan Sistem Informasi

Akuntansi (SIA) oleh praktisi akuntansi di

Australia. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa

kondisi yang mendukung berpengaruh terhadap

minat penggunaan informasi akuntansi. Sedangkan,

Tritunggal (2017) juga melakukan penelitian

terhadap minat pemanfaatan sistem informasi

akuntansi pada perusahaan jasa ekspedisi di

Yogyakarta. Hasil penelitiannya mengemukakan

bahwa kondisi yang mendukung pemakai

berpengaruh positif terhadap minat pemanfaatan

sistem informasi akuntansi.

Dalam menerapkan SAK EMKM

diperlukan beberapa kondisi yang mendukung

pengguna untuk menggunakan SAK EMKM.

Beberapa kondisi tersebut diantaranya adalah latar

belakang yang dimiliki oleh pengguna,

ketersediaan sumber daya manusia yang mampu

menggunakannya, teknologi komputer yang

digunakannya, dan lain sebagainya. Semakin

banyak kondisi yang mendukung pengguna SAK

EMKM, maka akan sebaik tinggi pula minat

penggunaan SAK EMKM.

Berdasarkan penjelasan yang telah

dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi

yang mendukung merupakan salah satu faktor yang

memengaruhi keinginan UMKM dalam

menerapkan SAK EMKM.

SIMPULAN DAN SARAN

Studi ini menguji pengaruh ekspektasi

kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial, dan

kondisi yang mendukung terhadap keinginan Usaha

Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam

menerapkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas

Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM) di Kota

Malang. Penelitian ini menggunakan model

UTAUT sebagai dasar. Hasil penelitian ini

mendukung dan memperkuat model UTAUT dalam

memprediksi minat penggunaan individu terhadap

sistem atau teknologi baru. Terdapat empat

kesimpulan penting dalam hasil penelitian ini.

Pertama, hasil penelitian menunjukkan

bahwa ekspektasi kinerja berpengaruh positif

terhadap minat penggunaan SAK EMKM. Hal ini

berarti bahwa pemilik UMKM menganggap bahwa

SAK EMKM sebagai pedoman yang bermanfaat

bagi mereka sebagai dasar dalam pembuatan

laporan keuangan. Selain itu pemilik UMKM juga

percaya bahwa dengan menggunakan SAK EMKM

dapat membantu mereka dalam menilai kinerja

usahanya.

Kedua, ekspektasi usaha menunjukkan

pengaruh positif terhadap minat penggunaan SAK

EMKM. Ini berarti bahwa pemilik UMKM

menganggap bahwa mereka dapat dengan mudah

belajar membuat laporan keuangan berdasarkan

SAK EMKM. Selain itu mereka juga menganggap

bahwa menggunakan SAK EMKM tidak terlalu

sulit.

Ketiga, pengaruh sosial tidak berpengaruh

terhadap minat penggunaan SAK EMKM. Kondisi

ini dikarenakan budaya pelaku UMKM yang masih

bersifat individualis dan menganut kebebasan,

sehingga pengaruh sosial untuk menggunakan SAK

EMKM dari pihak eksternal akan diabaikan.

Minimnya kesadaran pribadi terhadap pentingnya

laporan keuangan dan anggapan bahwa laporan

keuangan bukanlah hal yang penting bagi UMKM

membuat pemilik UMKM enggan untuk menerima

masukan dari orang lain.

Keempat, kondisi yang mendukung terbukti

memiliki pengaruh positif terhadap minat

penggunaan SAK EMKM. Hal ini berarti bahwa

pemilik UMKM yang memiliki pengetahuan,

fasilitas, dan sumber daya yang memadai memiliki

minat yang tinggi dalam menggunakan SAK

EMKM. Dengan demikian dari sisi regulator,

memberikan pengetahuan, fasilitas dan sumber

daya yang memadai diperlukan bagi para UMKM

untuk meningkatkan niat mereka dalam

menggunakan SAK EMKM.

Kesimpulannya, ekspektasi kinerja,

ekspektasi usaha, dan kondisi yang mendukung

memiliki pengaruh yang positif terhadap minat

penggunaan SAK EKMM. Hal ini berarti semakin

tinggi ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, dan

kondisi yang mendukung maka semakin tinggi pula

minat penggunaan SAK EMKM. Sementara itu

pengaruh sosial tidak memiliki pengaruh terhadap

minat penggunaan SAK EMKM. Hal ini berarti

besar tidaknya pengaruh sosial tidak berpengaruh

terhadap minat penggunaan SAK EMKM.

Studi ini mempunyai dua implikasi, yang

terdiri dari implikasi teoritis dan implikasi praktis.

Implikasi teoritis penelitian ini adalah hasil dari

penelitian ini dapat mendukung teori yang

digunakan, yaitu UTAUT yang dikembangkan oleh

Venkatesh pada tahun 2003. Selain mendukung

teori tersebut, hasil penelitian ini juga mampu

mengembangkan konsep penerimaan SAK EMKM

pada UMKM di Kota Malang. Penelitian ini juga

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEINGINAN …

18

menambah literatur di bidang akuntansi keuangan

dan pelaporan yang belum banyak diteliti.

Implikasi praktis dari studi ini dapat

digunakan sebagai salah satu referensi dalam

perencanaan dan implementasi SAK EMKM pada

UMKM. Pelaku UMKM hendaknya melatih

kemampuannya dalam bidang akuntansi keuangan,

serta menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung

untuk membantu dalam menerapkan SAK EMKM.

Para praktisi ataupun regulator SAK EMKM yang

mengalami kendala dalam melakukan perencanaan

dan implementasi SAK EMKM pada UMKM dapat

mempertimbangkan faktor-faktor seperti ekspektasi

kinerja, ekspektasi usaha, dan fasilitas yang

mendukung. Selain itu, implikasi lainnya adalah

penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi

untuk dukungan pembuatan keputusan bagi

pemerintah dan Ikatan Akuntan Indonesia dalam

mengatur penerapan SAK EMKM pada UMKM.

Peneliti menyadari terdapat keterbatasan

dalam penelitian ini. Keterbatasan penelitian ini

adalah tidak tersedianya data mengenai jumlah

pelaku UMKM yang mengetahui SAK EMKM

sehingga jumlah populasi penelitian ini tidak dapat

diketahui secara pasti.

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Willy dan Jogiyanto Hartono. (2015).

Partial Least Square (PLS): Alternatif

Structural Equation Modeling (SEM)

dalam Penelitian Bisnis. Yogyakarta:

Penerbit C.V. Andi Offset.

Adi, P.H. & Kuriawati, E.P. (2012). Penerapan

Penyusunan Laporan Keuangan untuk

Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Berbasis Standar Akuntansi Keuangan

Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.

Diakses dari

eprints.dinus.ac.id/8761/1/jurnal_13414.

Ajzen, I. (1991). The Theory of Planned Behavior.

Organizational Behavior and Human

Decision Processes, 50(2), 179-211.

Amanah, S. (2012). Analisis Penerapan

Pencatatan Akuntansi pada Usaha Kecil

dan Menengah Binaan Dinas Koperasi

UMKM Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Lima Puluh Kota (Skripsi

Sarjana, Universitas Muhamadiyah

Sumatera Barat, Sumatera Barat).

Aoun, Chadi., Savanid V. & Yanning L. (2010).

AIS in Australia: UTAUT Application &

Cultural Implication. Australia:

Macquarie University.

Astutie, Y.P. & Fanani, B. 2016. Small to Medium-

Sized Enterprises and Their Financial

Report Quality. IJEF: International

Journal of Economics and Financial

Issues, 6(4S). Diakses dari

http://www.econjournals.com/index.php/ij

efi/article/view/2713.

Aufar, A. (2014). Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Penggunaan Informasi

Akuntansi pada UMKM (Survei Pada

Perusahaan Rekanan PT. PLN (Persero)

di Kota Bandung (Skripsi Sarjana,

Universitas Widyatama, Bandung).

Diakses dari

http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/ha

ndle/123456789/3060.

Chang, I., Hwang, H., Hung, W., & Li, Y. (2007).

Physicians Acceptance of

Pharmacokinetics-based Clinical Decision

Support System:. Expert Systems with

Applications, 33(2), 296-303. doi:

10.1016/j.eswa.2006.05.001

Chin, W.W. (1995). Partial Least Squareis to

LISREL as Principal Component Analysis

is to Cammon Factor Analysis.

Technology Studies (2), 315-319.

CNN Indonesia. (2016). Kontribusi UMKM

Terhadap PDB Tembus Lebih Dari 60

Persen. Diakses dari

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/2

0161121122525-92-174080/kontribusi-

umkm-terhadap-pdb-tembus-lebih-dari-

60-persen.

Compeau, D. R., Higgins, C. A. & Huff, S. (1999).

Social Cognitive Theory and Individual

Reactions to Computing Technology: A

Longitudinal Study. MIS Quarterly, 23(2),

145-158.

Davis, F. D., Bagozzi, R. P. & Warshaw, P. R.

(1992). Extrinsic and Intrinsic Motivation to

Use Computers in the Workplace. Journal of

Applied Social Psychology, 22(14), 1111-

1132.

Devany, Ayu Marshaa. (2018). Analisis

Kebermanfaatan Sistem Informasi

Akuntansi yang Dapat Menghasilkan

Laporan Keuangan Berdasarkan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil,

dan Menengah (SAK EMKM) pada UMKM

dengan Omzet Kecil (Studi Kasus Pada

UMKM ARA) (Skripsi Sarjana, Universitas

Brawijaya, Malang).

Ernest Young. (2018). ASEAN SME - Are You

Transforming for The Future. Diakses dari

https://www.ey.com/Publication/vwLUAs

sets/ey-asean-smes-are-you-transforming-

for-the-future/$FILE/ey-asean-smes-are-

you-transforming-for-the-future.pdf.

Fishbein, M., & Ajzen, I. (1975). Belief, attitude,

intention and behavior: an introduction to

theory and research Volume 10.

Addison:Wesley.

Ghozali, Imam. (2012). Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM SPSS

20. Semarang: Penerbit Universitas

Diponegoro.

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEINGINAN …

19

Gaffikin, M.J.R, 1991. Redefining Accounting

Theory. Proceeding of The Second

South East Asia University Accounting

Teachers Conference di Jakarta 21-23

Januari 1991.

Hair, Joseph F., Anderson, R L. Tatham, dan W.C.

Black. (2010). Multivariate Data Analysis.

Seventh Edition. New Jersey: Penerbit

Pearson Education Inc.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2016). Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil

Menengah.

Littleton, A. C. (1974). Structure of Accounting

Theory. New York: Penerbit AAA

Mangundjaya, Wustari L.H. (2010). Is There

Cultural Change In The National Cultures

Of Indonesia? in Steering Cultural

Dynamics. Congress of the International

Association for Cross Cultural

Psychology, At Melbourne, Australia.

Diakses dari

http://iaccp.org/sites/default/files/melbour

ne_pdf/Mangundjaya.pdf

Mulyaga, F. (2016). Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Implementasi Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik pada UMKM (Skripsi

Sarjana, Universitas Negeri Semarang,

Semarang). Diakses dari

http://lib.unnes.ac.id/26048/1/7211412142

.pdf

Mulyani, Sri. (2014).Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kualitas Laporan

Keuangan Pada UMKM di Kabupaten

Kudus. Jumal Dinamika Ekonomi &

Bisnis 11(2). Diakses dari

https://ejournal.unisnu.ac.id/JDEB/article/

viewFile/207/356.

Moore, G. C. & Benbasat, I. (1991). Development

of an Instrument to Measure the

Perceptions of Adopting an Information

Technology Innovation. Information

Systems Research, 2(3), 192-22. BRAC

University Journal, vol. IX, no. 1&2,

2012, hal. 15-24

Mursalin, Mohd Jabir Al. (2012). Information

System Adoption and Usage: Validating

UTAUT Model for Bangladeshi SMES.

Naheb, O.A., Sukoharsono, E.G., Baridwan, Z.

(2017). The Influence of Critical Factors

on The Behavior Intention to

Computerized Accounting Systems (CAS)

In Cement Manufactures in Libya. The

International Journal of Accounting and

Business Society 25(1).

Nawaz, S.S. & Sheham, A.M. (2015). Evaluating

the Intention to use Accounting

Information Systems by Small and Medium

Sized Enterpreneurs . Research Journal of

Finance and Accounting, 6(22). Diakses

dari www.iiste.org ISSN 2222-1697

(Paper) ISSN 2222-2847 (Online).

Nur, R.A.F. (2018). Penerapan Penyusunan

Laporan Keuangan Berdasarkan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil

dan Menengah (SAK EMKM) pada Usaha

Kecil Menengah (UKM) Studi Kasus Pada

Konveksi Goods Project Bandung. Jurnal

Ilmiah Universitas Tanjungpura, 6(2).

Diakses dari

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/ejafe/artic

le/view/19192.

Organization for Economic Cooperation and

Development (OECD). (1981).

North/South Tecnology Transfer: The

Adjusments Ahead. Paris: Penerbit OECD

Phichitchaisopa, N., & Naenna, T. (2013). Factors

Affecting the Adoption of Healthcare

Information Technology. EXCLI Journal,

12, 413-436. Diakses dari

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/

PMC4566918/pdf/EXCLI-12- 413.pdf

Politika Malang. (2017). Kota Malang Raih

Prestasi Bidang Koperasi dan UKM.

Diakses dari http://politikamalang.com/kota-

malang-raih-prestasi-bidang-koperasi-dan-

ukm/.

Rosita.(2013). Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Minat Penggunaan Sistem

Informasi Akuntansi pada UKM (Studi

Empiris pada UKM di Kabupaten

Karanganyar). Graduasi Volume 29,

ISSN 2088-6594.

Rudiantoro, R. & Siregar, S.V. (2012). Kualitas

Laporan Keuangan UMKM Serta Prospek

Implementasi SAK ETAP. JAKI: Jurnal

Akuntansi dan Keuangan Indonesia.

Diakses dari

http://jaki.ui.ac.id/index.php/home/article/

view/141.

Sariningtyas P. & Diah T. (2011). Standar

Akuntansi Keuangan

Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik Pada

Usaha Kecil Dan Menengah.

Jurnal Akuntansi, 1(1), 90-101. Diakses

dari

https://core.ac.uk/download/pdf/12218273

.pdf.

Saunders, M., Lewis, P., & Thornhill, A. (2016).

Research Methods for Business Students

7th edition. Inggris: Penerbit Pearson

Education Limited

Sholihin, Mahfud dan Dwi Ratmono. (2013).

Analisis SEM-PLS dengan WrapPLS 3.0

Untuk Hubungan Nonlinear dalam

Penelitian Sosial dan Bisnis. Yogyakarta:

Penerbit C.V. Andi Offset.

Sekaran, Uma & Bougie, R. (2016). Research

Methods or Business 7th edition. United

Kingdom: Penerbit Wiley.

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEINGINAN …

20

Setyobudi, Andang. (2007). Peran Serta Bank

Indonesia Dalam Pengembangan

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(UMKM). Buletin Hukum Perbankan

Dan Kebanksentralan, 5(2), 29-35.

Sitoresmi, L.D. (2013). Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Penggunaan Informasi

Akuntansi pada Usaha Kecil dan

Menengah (Studi pada KUB Sido Rukun

Semarang). Diponegoro Journal Of

Accounting, 2(3), 1-13. Diakses dari

http://ejournal-

s1.undip.ac.id/index.php/accounting ISSN

(Online): 2337-3806 1.

Sivo, S., Saunders, C., Chang, Q., & Jiang J.

(2006). How low should you go? low

response rates and the validity of

inference in is questionnaire research.

Journal of the Association for Information

Systems, 7(6), 351–414.

Sofiah, N. & Murniati, A. (2014). Persepsi

Pengusaha UMKM Keramik Dinoyo Atas

Informasi Akuntansi Keuangan Berbasis

Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP). Diakses dari

https://lp2m.asia.ac.id/wp-

content/uploads/2014/03/Nurhayati-Sofiah-

dan-Aniek-Murniati.pdf.

Solovida, G.T. (2003). Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Penyiapan dan

Penggunaan Informasi Akuntansi pada

Perusahaan Kecil dan Menengah di Jawa

Tengah (Skripsi Sarjana, Universitas

Diponegoro, Semarang). Diakses dari

http://eprints.undip.ac.id/9945/.

Sudaryanto, R., & Wijayanti, R. (2014). Strategi

Pemberdayaan UMKM Mengadapi Pasar

Bebas ASEAN. Diakses dari

http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/fi

les/Strategi%20Pemberdayaan%20UMK

M.pdf.

Sudibyo, Bambang. (1986). Rekayasa Akuntansi

dan Permasalahannya di Indonesia.

Media Akuntansi, Hal.41.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D. Bandung: Penerbit

Alfabeta.

Sulistyowati, Yayuk. (2017). Pencatatan

Pelaporan Keuangan UMKM (Studi Kasus

di Kota Malang). Jurnal Ilmu Manajemen

dan Akuntansi, 5(2). Diakses dari

https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/refrensi/

article/view/831.

Suwardjono. (2005). Teori Akuntansi-

Perekayasaan Akuntansi Keuangan.

Yogyakarta: Penerbit BPFE.

Tarmizi, Rosmiaty dan Ni Luh Sartika Bugawanti.

(2013). Pengaruh Persepsi Pengusaha Kecil

dan Menengah terhadap Penggunaan SAK

ETAP di Kota Bandar Lampung. Jurnal

Akuntansi dan Keuangan, 4(2). Diakses dari

http://jurnal.ubl.ac.id/index.php/jak/article/v

iew/418.

Taylor, S., & Todd, P. A. (1995). Understanding

Information Technology Usage: A Test of

Competing Models, Information Systems

Research 6(4), 144-176.

Thakur, R. & Srivastava, M. (2013). Customer

Usage Intention of Mobile Commerce in

India: An Empirical Study. Journal of

Indian Business Research, 5(1), 52-72.

Diakses dari

https://doi.org/10.1108/175541913113033

85.

Transistari, R. & Wahyuningsih, T.H. (2013).

Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Pengambilan Kredit oleh

Pelaku Usaha Kecil Menengah di

Kabupaten Sleman. Jurnal Bisnis dan

Ekonomi, 4(2), 165–176. Diakses dari

http://jurnalefektif.janabadra.ac.id/wp-

content/uploads/2015/11/Efektif-Des-

2013_5.pdf.

Tritunggal, Winda. (2017). Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Minat Pemanfaatan Sistem

Informasi Akuntansi: Studi Kasus pada

Perusahaan Jasa Ekspedisi di Yogyakarta.

Repository Universitas PGRI Yogyakarta.

Diakses dari

http://repository.upy.ac.id/1374/1/Artikel.

pdf.

Venkatesh, V., Morris, M.G. & Davis, G.B. (2003).

User Acceptance of Information

Technology: Toward A Unified View.

MIS Quarterly 27(3), 425-478. Diakses

dari http://www.vvenkatesh.com/wp-

content/uploads/2015/11/2003(3)_MISQ_

Venkatesh_etal.pdf.

Whetyningtyas, A. (2016). Determinan

Penggunaan Informasi Akuntansi pada

Usaha Kecil Menengah (UKM). Media

Ekonomi dan Manajemen, 31(2). Diakses

dari

https://media.neliti.com/media/publication

s/149955-ID-determinan-penggunaan-

informasi-akuntans.pdf.

World Bank’s Ease of Doing Business Index.

(2018). Indonesian Small Medium

Enterprise Ranking. Diakses dari

http://www.doingbusiness.org/rankings.

Yanto, H., Bestari D.H., Badingatus S. & Joseph

M. M. (2016). The Behavior of Indonesian

SMEs in Accepting Financial Accounting

Standards Without Public Accountability.

International Journal of Business and

Management Science, 6(1), 43-62.