131
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KETIDAKPATUHAN WAJIB PAJAK DI WILAYAH KECAMATAN CAKUNG (Studi Empiris pada Wajib Pajak di Wilayah Kecamatan Cakung) SURYANI TAHER 1070 8200 3361 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

KETIDAKPATUHAN WAJIB PAJAK DI WILAYAH

KECAMATAN CAKUNG

(Studi Empiris pada Wajib Pajak di Wilayah Kecamatan Cakung)

SURYANI TAHER 1070 8200 3361

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M/1432 H

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

KETIDAKPATUHAN WAJIB PAJAK DI WILAYAH

KECAMATAN CAKUNG

(Studi Empiris pada Wajib Pajak di Wilayah Kecamatan Cakung)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

SURYANI TAHER 1070 8200 3361

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M/1432 H

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN
Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN
Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN
Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN
Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

i  

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Suryani Taher

2. Tempat & Tgl Lahir : Jakarta, 07 April 1990

3. Alamat : Rawa Terate 005/05 Cakung, Jaktim

4. Telepon : 0818 06 777 228

II. PENDIDIKAN

1. TK : TK Islam Al-Istiqomah

2. SD : SD Negeri Rawa Terate 01 Pagi

3. SMP : SMP Negeri 144 Jakarta Timur

4. SMA : SMA Negeri 107 Jakarta Timur

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Tabroni

2. Tempat & Tgl Lahir : Jakarta, 10 Desember 1963

3. Alamat : Rawa Terate- Cakung, Jakarta Timur

4. Ibu : Herawati

5. Tempat & Tgl Lahir : Jakarta, 20 Agustus 1968

6. Alamat : Rawa Terate–Cakung, Jakarta Timur

7. Anak Ke : Satu dari tiga bersaudara

 

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

ii  

ANALYSIS OF FACTORS THAT CAUSE UNCOMPLIANCE TAXPAYER IN THE CAKUNG REGION

(Empiric Study at Taxpayer In the Cakung Region)

By : Suryani Taher ABSTRACT

The aim of analysis in this research has answered the desired problem’s what are the factors cause uncompliance of taxpayers in the Cakung region. The unit of analysis of this research is in the Cakung taxpayer within the scope of micro, small and medium enterprises. Of the variables are level of education, the perception of taxpayers, the business environment, knowledge of taxation, tax rates, profitability, tax inspection, service quality, economic conditions, and the rule of law have been known what is the variables are causal factors in uncompliance of taxpayers in the Cakung region. The results of this research indicate that the variable education level has no significant effect on uncompliance variables. But for the other variables are the perception of taxpayers, the business environment, knowledge of taxation, tax rates, profitability, tax inspection, service quality, economic conditions, and rule of laws have a significant impact on uncompliance tax payers in the Cakung region. Keywords: taxpayer uncompliance factor, educational level, perceptions of taxpayers, the business environment, knowledge of taxation, tax rates, profitability, tax inspection, service quality, economic conditions, rule of law.

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

iii  

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KETIDAKPATUHAN WAJIB PAJAK DI WILAYAH KECAMATAN

CAKUNG (Studi Empiris pada Wajib Pajak di Wilayah Kecamatan Cakung)

Oleh : Suryani Taher

ABSTRAK

Analisis pada penelitian ini telah menjawab masalah yang dikehendaki yaitu faktor-faktor apa yang menyebabkan ketidakpatuhan wajib pajak di wilayah kecamatan Cakung. Unit analisis penelitian ini adalah wajib pajak di wilayah Cakung dalam lingkup usaha mikro, kecil dan menengah. Dari variabel-variabel yang di teliti yaitu tingkat pendidikan, persepsi wajib pajak, lingkungan usaha, pengetahuan perpajakan, tarif pajak, profitabilitas, pemeriksaan pajak, kualitas pelayanan, kondisi perekonomian, dan hukum yang berlaku telah diketahui variabel apa saja yang menjadi faktor penyebab ketidakpatuhan wajib pajak di wilayah Cakung. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel ketidakpatuhan. Tetapi untuk variabel lainnya yaitu persepsi wajib pajak, lingkungan usaha, pengetahuan perpajakan, tarif pajak, profitabilitas, pemeriksaan pajak, kualitas pelayanan, kondisi perekonomian, dan hukum yang berlaku memilki pengaruh yang signifikan terhadap ketidakpatuhan wajib pajak di wilayah Cakung. Kata kunci : Faktor ketidakpatuhan wajib pajak, tingkat pendidikan, persepsi wajib pajak, lingkungan usaha, pengetahuan perpajakan, tarif pajak, profitabilitas, pemeriksaan pajak, kualitas pelayanan, kondisi perekonomian, hukum yang berlaku

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

 iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberi

segenap kekuatan dan pelajaran berharga kepada penulis sehingga skripsi

akhirnya dapat terselesaikan. Penulisan skripsi ini merupakan syarat buat penulis

untuk bisa memperoleh gelar sarjana ekonomi.

Dalam skripsi ini yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Penyebab

Ketidakpatuhan Wajib Pajak di Wilayah Kecamatan Cakung” penulis

berkeinginan menganalisa faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab

timbulnya sikap ketidakpatuhan wajib pajak di wilayah kecamatan Cakung .

Studi empiris ini penting untuk melihat secara ilmiah faktor yang

mempengaruhi sikap ketidakpatuhan wajib pajak di wilayah kecamatan Cakung.

Karena selama ini terdapat pandangan pesimis yang menimbulkan sikap

ketidakpatuhan wajib pajak di wilayah Cakung. Kondisi masyarakat kebanyakan

masih bersikap tidak peduli dengan kewajiban perpajakan dan bahkan mereka

merasa tidak merasakan dampak positif secara langsung yang dapat mereka

rasakan dari pajak yang dibayarkan.

Dengan selesainya penyusunan dan penulisan skripsi ini, penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah membantu penulis. Adapun ungkapan terima kasih ini penulis tujukan

kepada:

1. Kedua orang tua saya, Bapak Tabroni dan Ibu Herawati, yang sangat

berjasa baik tenaga maupun biaya untuk keperluan skripsi saya sehingga

kuliah saya dapat berjalan lancar. Terima kasih juga atas doa, pengajaran

serta nasehat yang diberikan selama pembuatan skripsi ini.

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

 v

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Rahmawati SE, Ak,Msi. selaku Ketua Jurusan Akuntansi.

4. Bapak Prof. Dr. Azzam Jasin, selaku Dosen Pembimbing I atas kesediaan

waktu, tenaga, dan pikirannya membimbing penulis dengan penuh

kesabaran.

5. Bapak Afif Sulfa SE, Ak, Msi. selaku Dosen Pembimbing II atas kesedian

waktu, tenaga, dan pikirannya membimbing penulis dengan penuh

kesabaran.

6. Seluruh Dosen FEB atas ilmunya yang sangat bermanfaat.

7. Adik-adikku Nur Azizah Taher dan Nabilah Wardah Taher yang selalu

kasih semangat dan memberikan banyak dukungan moril dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Keluarga besar yang tidak pernah bosan memberi motivasi dengan

pertanyaan “kapan lulus kuliahnya”.

9. Perusahaan Jo-Lado, Bapak Edi Eko, Bapak Iqbal, Bapak Husain, dan

seluruh staff Jo-Lado terima kasih atas toleransi waktu yang diberikan

untuk bimbingan ke kampus, kesempatan, motivasinya.

10. Untuk Kak Dwi Suciayu yang tidak bosan untuk membantu dan memberi

masukan sampai skripsi ini akhirnya selesai.

11. Saudaraku di kampus Faiza Khayrani, ‘Niemaz’ Sumarni, dan abang Alif

Ridwan yang mau melewatkan suka dan duka bersama waktu masih

ngekos, Ani sangat beruntung memiliki saudara seperti kalian.

12. Untuk Elen Setiyaning, Dinar Khomsah, ayu Silvy Ramalia terima kasih

atas kebersamaannya selama kuliah semoga kita dapat terus komunikasi

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

 vi

dan bersilahturahmi. Buat Dina Kartika yang jauh disana semoga kita tetap

menjadi teman baik.

13. Teman-teman Akuntansi C angkatan 2007, Akuntansi Pajak A 2007 satu

perjuangan, semangat untuk masa depan yang menunggu untuk digapai.

14. Untuk para responden yang telah bersedia membantu mengisikan

kuesioner, sampai akhirnya skripsi ini selesai.

Dan untuk semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu,

terima kasih untuk bantuan, dukungan, dan doanya. Semoga kesuksesan selalu

menyertai kita semua, amin.

Penulis berharap skripsi ini bisa bermanfaat bagi berbagai pihak, terutama

pihak yang menaruh perhatian terhadap kemajuan di bidang perpajakan di wilayah

kecamatan Cakung. Penulis menyadari kelemahan dan keterbatasan penulis dalam

penyusunan skripsi ini, oleh karena itu penulis membuka pintu selebar-lebarnya

untuk kritik, saran, serta masukan yang membangun. Semoga skripsi ini dapat

menjadi inspirasi untuk karya yang lebih baik lagi.

Jakarta, Mei 2011

Suryani Taher Penulis

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

vii

DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... i

ABSTRACT ....................................................................................................... ii

ABSTRAKSI ...................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .............................................................. 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 9

BAB II Tinjauan Pustaka

A. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan ........................ 13

1. Wajib Pajak ................................................................... 13

2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ............................ 20

a. Fungsi NPWP ............................................................ 20

b. Yang wajib mendaftarkan diri dan melaporkan diri . 21

c. Cara Mendaftarkan diri ............................................. 22

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

viii

d. Lampiran yang diperlukan pada formulir pendaftaran

NPWP ...................................................................... 22

3. Surat Pemberitahuan (SPT) .......................................... 24

4. Surat Ketetapan Pajak (SKP) ....................................... 25

B. Sanksi Pajak ......................................................................... 26

C. Sistem Pemungutan Pajak ..................................................... 26

D. Ketidakpatuhan Wajib Pajak ................................................ 27

E. Variabel- Variabel Ketidakpatuhan Wajib Pajak ................. 28

F. Penelitian Sebelumnya ......................................................... 35

G. Kerangka Pemikiran ............................................................. 38

H. Hipotesis ............................................................................... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 41

B. Metode Penentuan Sampel .................................................... 42

C. Metode Pengumpulan Data ................................................... 42

D. Metode Analisis .................................................................... 43

1. Statistik Deskriptif .......................................................... 45

2. Uji Realibilitas dan Validitas .......................................... 45

a. Uji realibilitas ............................................................ 45

b. Uji validitas ............................................................... 46

3. Uji Asumsi Klasik ........................................................... 46

a. Uji Normalitas ............................................................. 46

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

ix

b. Uji Multikolonearitas .................................................. 48

d. Uji Heteroskedastisitas ............................................... 48

4. Analisis Regresi (Pengujian Hipotesis) ........................... 49

a. Koefisien Determinasi (R²) ......................................... 49

b. Uji Statistik t ............................................................... 50

c. Uji Statistik F .............................................................. 54

E. Operasional Variabel Penelitian ............................................ 54

1. Tingkat Pendidikan ......................................................... 54

2. Persepsi Wajib Pajak ...................................................... 55

3. Lingkungan Usaha .......................................................... 55

4. Pengetahuan Perpajakan ................................................. 56

5. Tarif Pajak ...................................................................... 56

6. Profitabilitas .................................................................... 56

7. Pemeriksaan Pajak .......................................................... 57

8. Kualitas Pelayanan ......................................................... 57

9. Kondisi Perekonomian ................................................... 57

10. Hukum yang Berlaku ........................................................ 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ..................................... 58

B. Persiapan dan Pengumpulan Data ......................................... 59

C. Statistik Deskriptif ............................................................... 61

D. Hasi Uji Instrumen Penelitian .............................................. 63

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

x

1. Uji Reabilitas .................................................................... 63

a. Variabel Persepsi Wajib Pajak .................................... 63

b. Varibel Lingkungan Usaha ......................................... 64

c. Variabel Pengetahuan Perpajakan ............................... 64

d. Variabel Tarif Pajak .................................................... 65

e. Variabel Profitabilitas ................................................. 66

f. Variabel Pemeriksaan Pajak ........................................ 66

g. Variabel Kualitas Pelayanan ....................................... 67

h. Variabel Kondisi Perekonomian ................................. 67

i. Variabel Hukum yang Berlaku .................................... 68

j. Variabel Ketidakpatuhan Wajib Pajak ........................ 68

2. Uji Validitas .................................................................... 69

a. Variabel Persepsi Wajib Pajak .................................... 70

b. Varibel Lingkungan Usaha ......................................... 70

c. Variabel Pengetahuan Perpajakan ............................... 71

d. Variabel Tarif Pajak .................................................... 71

e. Variabel Profitabilitas ................................................. 72

f. Variabel Pemeriksaan Pajak ........................................ 72

g. Variabel Kualitas Pelayanan ....................................... 72

h. Variabel Kondisi Perekonomian ................................. 73

i. Variabel Hukum yang Berlaku .................................... 73

j. Variabel Ketidakpatuhan Wajib Pajak ........................ 74

3. Uji Asumsi Klasik ........................................................... 74

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

xi

a. Uji Normalitas ............................................................. 74

b. Uji Multikolonearitas .................................................. 76

c. Uji Heteroskedastisitas ............................................... 78

4. Uji Hipotesis .................................................................... 79

a. Koefisien Determinasi (Adjusted R²) ......................... 79

b. Uji Individu (Uji t) ...................................................... 80

c. Uji Regresi Simultan (Uji F Statistik) ......................... 88

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan .......................................................................... 89

B. Implikasi ............................................................................... 93

C. Rekomendasi ........................................................................ 94

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 95

LAMPIRAN........................................................................................................ 97

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

xii

DATAR TABEL

Nomor Keterangan Hal

2.1 Perbedaan Pelaksanaan Penelitian .................................................... 37

3.1 Pengukuran dengan skala likert 5 poin ............................................. 43

4.1 Luas Kelurahan di Kecamatan Cakung ............................................. 58

4.2 Distribusi Penyebaran Kuesioner ...................................................... 60

4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................... 61

4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ........................................... 62

4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................... 62

4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Usaha ............................... 63

4.7 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Wajib Pajak ...................................... 63

4.8 Hasil Uji Reliabilitas Lingkungan Usaha .......................................... 64

4.9 Hasil Uji Reliabilitas Pengetahuan Perpajakan ................................. 65

4.10 Hasil Uji Reliabilitas Tarif Pajak ...................................................... 65

4.11 Hasil Uji Reliabilitas Profitabilitas ................................................... 66

4.12 Hasil Uji Reliabilitas Pemeriksaan Pajak .......................................... 66

4.13 Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Pelayanan ......................................... 67

4.14 Hasil Uji Reliabilitas Kondisi Perekonomian ................................... 67

4.15 Hasil Uji Reliabilitas Hukum yang Berlaku ..................................... 68

4.16 Hasil Uji Reliabilitas Ketidakpatuhan Wajib Pajak .......................... 69

4.17 Hasil Uji Validitas Persepsi Wajib Pajak .......................................... 70

4.18 Hasil Uji Validitas Lingkungan Usaha ............................................. 70

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

xiii

4.19 Hasil Uji Validitas Pengetahuan Perpajakan..................................... 71

4.20 Hasil Uji Validitas Tarif Pajak .......................................................... 71

4.21 Hasil Uji Validitas Profitabilitas ....................................................... 72

4.22 Hasil Uji Validitas Pemeriksaan Pajak ............................................. 72

4.23 Hasil Uji Validitas Kualitas Pelayanan ............................................. 73

4.24 Hasil Uji Validitas Kondisi Perekonomian ....................................... 73

4.25 Hasil Uji Validitas Hukum yang Berlaku ......................................... 73

4.26 Hasil Uji Validitas Ketidakpatuhan Wajib Pajak .............................. 74

4.27 Hasil Uji Multikolonearitas ............................................................... 76

4. 28 Hasil Uji Multikolonearitas ............................................................... 77

4.29 Uji Adjusted R Square ...................................................................... 79

4.30 Hasil Uji t Statistik ............................................................................ 81

4.31 Uji Simultan (F) ................................................................................ 88

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Hal

2.1 Kerangka Pemikiran ………………………………………….. 39

4.1 Hasil Uji Normalitas ……...………………………………….. 75

4.2 Hasil Uji Normalitas ……...………………………………….. 75

4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ………………………………..... 78

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Hal

1 Lembar Kuesioner ……………………………………………. 98

2 Hasil Skoring Kuesioner ……………………………………... 104

3 t tabel ……………………………………………………….... 105

4 F tabel statistik ………………………………………………. 106

5 Hasil hitung t tabel dan r tabel .................................................. 107

6 Tabel Item- Total statistik Variabel .......................................... 108

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kewajiban untuk membayar pajak merupakan kewajiban yang harus

dilakukan oleh seluruh warga negara. Di Indonesia khususnya, aturan

mengenai perpajakan sudah diatur secara jelas di dalam Undang-undang

Ketentuan Umum Perpajakan, awalnya peraturan mengenai perpajakan ini

diatur dalam UU No. 6 Tahun 1983 yang kemudian mengalami beberapa kali

perubahan dan perubahan yang terbaru adalah UU No. 28 Tahun 2007.

Didalam UU tersebut sudah dijelaskan secara terperinci apa-apa saja yang

terkait dengan pelaksanaan pajak, serta apa saja yang harus diperhatikan dalam

melaksanakan kewajiban perpajakan dengan benar. Jelasnya peraturan yang

telah dibuat tersebut, mengartikan bahwa kewajiban perpajakan merupakan

kewajiban mutlak yang tidak dapat dihindarkan. Apabila kewajiban tersebut

diabaikan oleh warga negara maka tindakan tersebut merupakan tindakan

pelanggaran atas kewajiban yang dapat dikatakan sebagai tindakan

ketidakpatuhan masyarakat sebagai wajib pajak.

Penilaian wajib pajak bahwa ketidakpatuhan pajak merupakan tindakan

yang tidak melanggar etika dan prinsip hidup akan mempengaruhi wajib pajak

untuk berniat melakukan ketidakpatuhan pajak. Begitu juga dengan perasaan

tidak bersalah dalam melakukan ketidakpatuhan pajak. Jika wajib pajak tidak

merasa bersalah dalam melakukan ketidakpatuhan pajak, maka akan

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

 

memunculkan niat wajib pajak untuk berperilaku tidak patuh dalam memenuhi

kewajiban perpajakannya.

Pada dasarnya timbulnya sikap tidak patuh berasal dari diri pribadi wajib

pajak itu sendiri. Awal munculnya sikap ketidakpatuhan ini sangat tergantung

dari niat untuk tidak patuh terhadap peraturan. Sepertinya belum ada sosialisasi

ataupun tindakan penyelesaian yang mampu secara nyata dan besar

pengaruhnya untuk mengatasi masalah ketidakpatuhan ini. Karena yang

sebenarnya adalah penerimaan dari sektor pajak memiliki peranan besar untuk

kelangsungan pembangunan negara ini. Jika negara tidak atau sedikit

memperoleh pendapatan dari pajak lalu dari mana lagi negara harus

mengandalkan pembiayaannya.

Sikap ketidakpatuhan lebih rentan timbul pada diri wajib pajak orang

pribadi dibandingkan dengan wajib pajak badan. Hal tersebut dapat

dikarenakan oleh belum tertanamnya kesadaran yang tinggi untuk

melaksanakan kewajiban perpajakannya. Sikap acuh akan adanya aturan pajak

juga dapat menjadi penyebab mereka menjadi tidak patuh. Apalagi sejak

beralihnya sistem pemungutan pajak dari Official Assessment System menjadi

Self Assessment system dimana wajib pajak dituntut untuk lebih mandiri dan

harus lebih sadar terhadap kewajiban pajaknya. Karena pada sistem

pemungutan pajak Self Assessment System wajib pajak dituntut untuk dapat

menghitung, membayar, menyetor, dan melaporkan pajak terutangnya sendiri.

Namun timbulnya sikap tidak patuh tersebut tidak sepenuhnya merupakan

kesalahan dari wajib pajak. Sikap petugas pajak yang kurang memberikan

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

 

sosialisasi dan penjelasan kepada wajib pajak juga mempengaruhi sikap patuh

atau tidaknya wajib pajak. Kelancaran dan keberhasilan dari sistem

pemungutan pajak ini sangat tergantung dari diri pribadi wajib pajaknya.

Apabila wajib pajak memiliki kesadaran yang tinggi dalam melaksanakan

kewajiban perpajakan maka penerimaan dari sektor pajak akan tinggi tapi jika

wajib pajak memiliki kesadaran pajak yang rendah maka penerimaan dari

sektor pajak juga akan rendah. Namun peran aktif dari petugas pajak dengan

memberikan penjelasan dan sosialisasi secara lebih merata ke seluruh lapisan

masyarakat juga sangat mempengaruhi keberhasilan dari sistem pemungutan

pajak ini.

Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang memiliki kontribusi

terbesar dalam pembangunan negara. Negara sangat bergantung kepada

penerimaan dari sektor pajak untuk dapat meningkatkan pembangunannya.

Apabila warga negara tersebut tidak melaksanakan kewajibannya dengan baik,

maka kelangsungan pembangunan negara akan terhambat. Keberhasilan

pembangunan suatu negara tidak dapat terlepas dari peranan partisipasi warga

negaranya. Oleh karena itu, sikap patuh terhadap kewajiban perpajakan sudah

seharusnya tertanam dalam diri setiap warga negara. Namun sepertinya cukup

sulit untuk dapat menerapkan sikap patuh tersebut. Terutama bagi masyarakat

yang tinggal di wilayah pinggiran kota. Masih banyak yang menutup mata

untuk kewajiban yang satu ini. Apalagi di tambah dengan maraknya kasus

korupsi yang terjadi. Belum lagi kasus tindak pidana yang dilakukan oleh

mafia pajak yang sangat menghebohkan yang belum dapat terselesaikan

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

 

sampai saat ini. Di tambah lagi keadaan perekonomian yang semakin

mengancam kelangsungan hidup perusahaan, Banyaknya tindakan PHK yang

dilakukan, pemberlakuan sistem kontrak di berbagai perusahaan yang sangat

mengancam masyarakat dalam mendapatkan penghasilan yang mencukupi

kebutuhan hidupnya. Keadaan yang membuat masyarakat lebih memilih untuk

beralih memilih membuka lapangan pekerjaannya sendiri dengan menjadi

wirausaha. Diantara mereka ada membuka rumah makan, bengkel, membuka

jasa layanan angkutan, usaha konveksi dan lain sebagainya.

Masalah lain yang juga sangat mengkhawatirkan yaitu berlakunya sistem

pasar bebas (ACFTA / Asean – China Free Trade Area) yang menimbulkan

dampak tersendiri bagi perekonomian Indonesia. Di satu sisi mungkin negara

akan memperoleh pajak dari bea masuk barang-barang impor yang datang,

namun di sisi lain berlakunya sistem pasar bebas ini akan menjadikan

pengusaha-pengusaha lokal terutama para pengusaha kecil, mikro dan

menengah terancam gulung tikar. Masuknya barang-barang dari Cina yang

memiliki harga jauh lebih murah dari barang-barang lokal menyebabkan

produk dalam negeri semakin sedikit di lirik oleh konsumen, di tambah lagi

harga bahan baku yang naik yang berakibat makin tingginya biaya produksi

yang menyebabkan barang lokal belum mampu bersaing dengan produk-

produk dari Cina.

Hal-hal tersebut mungkin dapat menjadi salah satu pemicu masyarakat

menjadi tidak patuh terhadap kewajiban perpajakannya. Akibatnya adalah akan

timbul dalam diri mereka rasa takut dan sia-sia untuk membayar pajak karena

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

 

pajak yang mereka bayarkan mungkin saja tidak akan sampai ke negara

melainkan akan di korupsi oleh pihak tidak bertanggung jawab. Atau mungkin

akan timbul perasaan cemas akan berkurangnya profit usaha yang diperoleh

jika harus membayar pajak di tengah kondisi tingginya biaya produksi dan

semakin menurunnya jumlah penghasilan karena ada persaingan dengan

barang-barang dari luar negeri.

Banyak penelitian sebelumnya yang telah dilakukan untuk meneliti sikap

ketidakpatuhan ini. Diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Wahyu

Santoso (2008) dalam peneliannya yang berjudul “Analisis Risiko

Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib

Pajak”, dimana dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa risiko

ketidakpatuhan dapat dikelompokkan kedalam risiko rendah, menengah, dan

tinggi. Penelitian tersebut juga berhasil mengidentifikasi variabel-variabel yang

berpengaruh kepada ketidakpatuhan wajib pajak, dalam penelitian ini

menggunakan wajib pajak badan sebagai objek penelitian. Variabel-variabel

yang digunakan adalah tarif pajak, penalti, status pemerikasaan, struktur

permodalan (debt to equity ratio), pemegang saham, jenis usaha, skala usaha,

pajak relatif terhadap penjualan, dan kompensasi kerugian. Didalam penelitian

ini dikatakan bahwa pemilihan wajib pajak yang akan diperiksa berdasarkan

kelompok risiko ketidakpatuhan akan dapat memperbaiki efektivitas

pemeriksaan pajak dalam rangka meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

Penelitian lain yang juga meneliti masalah ketidakpatuhan adalah

penelitian yang dilakukan oleh Devia Agustriana Mandiri, Tarjo, dan Nurul

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

 

Herawati (2009) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang

mempengaruhi Perilaku Ketidakpatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di

Bangkalan”. Dimana dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah sikap

tentang ketidakpatuhan, norma subyektif, kewajiban moral, kontrol keprilakuan

yang dipersepsikan, dan niat berperilaku tidak patuh. Penelitian tersebut

menyimpulkan bahwa sikap tentang ketidakpatuhan,norma subjektif, dan

kewajiban bermoral memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat

berperilaku tidak patuh yang dilakukan, sedangkan kontrol keprilakuan tidak

berpengaruh signifikan terhadap niat berperilaku tidak patuh. Hal ini berarti

sikap ketidakpatuhan yang timbul pada wajib pajak orang pribadi di Bangkalan

dipengaruhi oleh; pertama, sikap dari dirinya sendiri untuk tidak patuh. Kedua,

norma subyektif terhadap ketidakpatuhan dimana sikap ketidakpatuhan ada

tergantung dari kekuatan kepribadian diri wajib pajak untuk melakukan

tindakan tidak patuh. Dan ketiga kontrol keprilakuan yang dipersepsikan yang

diyakini wajib pajak orang pribadi yang akan menghambat mereka dalam

menampilkan perilaku ketidakpatuhan pajak.

Dari penelitian yang sebelumnya telah dilakukan, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian terkait dengan sikap ketidakpatuhan wajib pajak

orang pribadi dari skala usaha mikro, kecil dan menengah, dimana peneliti

ingin melihat apakah faktor-faktor yang menjadi risiko ketidakpatuhan wajib

pajak badan juga akan berpengaruh terhadap ketidakpatuhan wajib pajak orang

pribadi. Penelitian yang akan dilakukan ini akan melihat perilaku wajib orang

pribadi di wilayah Kecamatan Cakung. Alasan peneliti memilih populasi di

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

 

wilayah Cakung adalah karena wilayah kecamatan Cakung merupakan wilayah

yang terdata sebagai wilayah yang memiliki jumlah penduduk tertinggi ke dua

dari 44 kecamatan di DKI Jakarta berdasarkan hasil sensus penduduk 2010.

Selain itu karena wilayah Cakung merupakan wilayah pinggiran di Jakarta

Timur yang berbatasan dengan kota penyanggah DKI Jakarta yaitu wilayah

administrasi kota Bekasi, Jawa Barat. Wilayah Cakung sendiri merupakan

wilayah pemukiman padat dan sekaligus merupakan wilayah industri, baik

industri bagi perusahaan maupun industri perorangan. Hal ini dapat dibuktikan

dengan adanya Kawasan Industri Pulo Gadung yang terletak di wilayah

Kelurahan Rawa Terate - Cakung yang mencakup berbagai perusahaan

manufaktur, dan adanya PIK (Pusat Industri Kecil) di wilayah kelurahan

Penggilingan – Cakung yang mencakup industri perorangan.

Disini peneliti akan melihat faktor-faktor apa saja yang menyebabkan

ketidakpatuhan di wilayah Cakung berdasarkan beberapa variabel yang

sebelumnya digunakan oleh Wahyu Santoso dalam penelitiannya untuk wajib

pajak badan. Tujuannya adalah agar dapat diketahui apakah faktor-faktor

tersebut juga berpengaruh terhadap ketidakpatuhan wajib pajak di wilayah

Cakung. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian

yang sebelumnya dilakukan oleh Wahyu Santoso terletak pada objek

penelitiannya, dimana Wahyu Santoso menggunakan wajib pajak badan

sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan wajib pajak orang

pribadi dalam usaha berskala mikro, kecil, dan menengah. Selain itu penelitian

ini juga akan menambahkan dua variabel baru yang terkait dengan kondisi

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

 

negara saat ini yaitu variabel kondisi perekonomian dan variabel hukum yang

berlaku.

Dari uraian tersebut, maka penelitian ini akan dilakukan dengan judul

“Analisis Faktor-Faktor yang Menyebabkan Ketidakpatuhan Wajib

Pajak di Wilayah Kecamatan Cakung”. Diharapkan dengan penelitian ini

akan diperoleh kesimpulan yang dapat dijadikan pembenahan dalam

pelaksanaan perpajakan. Artinya bahwa apabila faktor-faktor tersebut telah

diketahui dan terbukti menjadi penyebab ketidakpatuhan wajib pajak, maka

akan membantu aparat pajak khususnya di wilayah kecamatan Cakung untuk

dapat lebih fokus memperhatikan faktor-faktor tersebut untuk penyelesaian

masalah ketidakpatuhan. Namun apabila penelitian ini tidak membuktikan

adanya pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap ketidakpatuhan maka akan

dapat di lihat bahwa apakah ada faktor lain yang mungkin menyebabkan

ketidakpatuhan di wilayah Cakung. Sehingga akan dapat ditemukan upaya

penyelesaian yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakpatuhan tersebut.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di dalam latar belakang, permasalahan-permasalahan

yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah tingkat pendidikan mempengaruhi sikap ketidakpatuhan wajib

pajak.

2. Apakah persepsi wajib pajak mempengaruhi ketidakpatuhan wajib pajak.

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

 

3. Apakah lingkungan usaha wajib pajak mempengaruhi ketidakpatuhan

wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

4. Apakah pengetahuan perpajakan wajib pajak mempengaruhi sikap

ketidakpatuahan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

5. Apakah tarif pajak yang berlaku mempengaruhi sikap ketidakpatuhan

wajib pajak.

6. Apakah tingkat profitabilitas yang diperoleh wajib pajak berpengaruh

terhadap sikap ketidakpatuhan wajib pajak.

7. Apakah pemeriksaan pajak yang dilakukan akan berpengaruh terhadap

sikap ketidakpatuhan wajib pajak.

8. Apakah kualitas pelayanan yang diberikan oleh petugas pajak

mempengaruhi sikap ketidakpatuhan wajib pajak.

9. Apakah kondisi perekonomian yang terjadi saat ini mempengaruhi sikap

ketidakpatuhan wajib pajak.

10. Apakah penegakan hukum yang berlaku di Indonesia berpengaruh

terhadap sikap ketidakpatuhan wajib pajak.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan masalah yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan yang dimiliki wajib

pajak terhadap sikap ketidakpatuhan wajib pajak.

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

10 

 

b. Untuk mengetahui pengaruh persepsi wajib pajak di daerah tersebut

terhadap timbulnya sikap ketidakpatuhan.

c. Untuk mengetahui pengaruh antara lingkungan usaha wajib pajak

dengan sikap ketidakpatuhan wajib pajak.

d. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan perpajakan yang dimiliki

oleh wajib pajak terhadap timbulnya sikap ketidakpatuhan wajib

pajak.

e. Untuk mengetahui pengaruh besarnya tarif pajak yang berlaku

terhadap sikap ketidakpatuhan wajib pajak.

f. Untuk mengetahui pengaruh besarnya profitabilitas yang diperoleh

wajib pajak terhadap timbulnya sikap ketidakpatuhan wajib pajak.

g. Untuk mengetahui pengaruh pemeriksaan pajak yang dilakukan

terhadap sikap ketidakpatuhan wajib pajak.

h. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan yang diberikan oleh

petugas pajak terhadap sikap ketidakpatuhan wajib pajak.

i. Untuk mengetahui pengaruh kondisi perekonomiaan saat ini terhadap

timbulnya sikap ketidakpatuhan wajib pajak.

j. Untuk mengetahui pengaruh penegakan hukum yang diberlakukan

pemerintah terhadap sikap ketidakpatuhan wajib pajak.

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

11 

 

2. Manfaat Penelitian

Dari tujuan diatas, diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk:

a. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman di

bidang perpajakan khususnya tentang faktor-faktor yang

menyebabkan ketidakpatuhan wajib pajak. Hasil penelitian ini juga

diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pemahaman teori

perpajakan dan teori yang berkaitan dengan keperilakuan tentang

bagaimana aspek perilaku yang ada pada wajib pajak dapat

mempengaruhi tingkat kepatuhan/ ketidakpatuhan wajib pajak dalam

memenuhi kewajibannya yang hasilnya dapat dijadikan pembelajaran

untuk dapat meningkatkan pengetahuan di bidang perpajakan..

b. Manfaat praktis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

praktis bagi para pembayar pajak atau wajib pajak terutama wajib

pajak orang pribadi, para penasehat atau konsultan pajak, para

pembuat Undang-undang dan peraturan perpajakan dalam

pengembangan sistem perpajakan yang lebih baik, baik dari segi

pengelolaan administrasi, maupun dari segi kewajarannya. Selain itu

penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi aparat

pajak khususnya aparat pajak di wilayah Cakung untuk lebih

memahami faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan timbulnya

ketidakpatuhan pada diri wajib pajak. Sehingga dapat lebih fokus

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

12 

 

dalam penyelesaian permasalahan ketidakpatuhan yang terjadi serta

dapat dijadikan pertimbangan atas kinerja yang telah dilakukan yang

pada akhirnya akan timbul perbaikan-perbaikan kinerja untuk dapat

menyelesaikan masalah ketidakpatuhan yang akan berakibat baik bagi

penerimaan pajak di wilayah Cakung.

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

13  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) diatur dalam UU No. 6 Tahun 1983,

yang diperbaharui dengan UU No. 9 Tahun 1994, lalu di perbaharui kembali

dengan UU No. 16 Tahun 2000, dan yang terbaru adalah UU No. 28 Tahun

2007. Dasar pertimbangan penyempurnaan undang-undang tersebut adalah

untuk lebih meningkatkan kepastian hukum, yang akan mendukung tujuan

pemerintah dalam mengelola perpajakan untuk memperoleh penerimaan pajak

yang optimal dan memenuhi rasa keadilan bagi masyarakat wajib pajak.

Dengan adanya Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan, maka hukum

formal telah jelas diatur, sebagai hukum yang mewujudkan aturan materil

perpajakan, guna mengatur pelaksanaan pemenuhan hak dan kewajiban

perpajakan bagi wajib pajak dan fiskus.

Dalam UU KUP diantaranya dijelaskan mengenai:

1. Wajib Pajak

Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar

pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan

kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan (Pasal 1 butir 2 UU KUP).

Wajib pajak dikelompokkan menjadi:

a. Wajib pajak orang pribadi

b. Wajib pajak badan

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

14  

c. Wajib pajak pemungut/pemungut.

Adapun hak dan kewajiban wajib pajak adalah sebagai berikut:

a. Kewajiban wajib pajak

1) Mendaftarkan diri pada Direktorat Jenderal Pajak untuk

mendapatkan NPWP.

2) Mengambil sendiri blanko SPT dan blanko perpajakan lainnya

ditempat-tempat yang telah ditentukan oleh Dirjen Pajak.

3) Mengisi dan menyampaikan SPT dengan benar, lengkap, jelas,

dan menandatanganinya.

4) Bagi wajib pajak yang melakukan pembukuan untuk melengkapi

SPT Tahunan dengan laporan keuangan berupa neraca dan

perhitungan rugi laba.

Hal ini ditetapkan bahwa setiap wajib pajak yang melakukan

kegiatan usaha dan atau pekerjaan bebas di Indonesia harus

mengadakan pembukuan.

Ketentuan-ketentuan dalam menyusun pembukuan adalah

sebagai berikut:

(a) Harus diselenggarakan di Indonesia.

(b) Harus menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang

rupiah, dalam bahasa Indonesia atau bahasa asing yang

diizinkan oleh Menteri Keuangan.

(c) Harus disusun berdasarkan suatu sistem tertentu yang lazim

dipakai di Indonesia yaitu Standar Akuntansi Keuangan.

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

15  

(d) Minimal terdiri dari catatan tentang keadaan kas dan bank,

daftar utang piutang, daftar persediaan barang.

(e) Pada setiap akhir tahun pajak, pembukuan ditutup dengan

membuat neraca dan perhitungan laba rugi yang konsisten

dengan tahun sebelumnya.

(f) Pembukuan atau pencatatan, dokumen-dokumen yang menjadi

dasar pembukuan serta dokumen-dokumen lain yang

berhubungan dengan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas,

harus disimpan selama sepuluh tahun.

Pengecualian

Wajib pajak tidak wajib menyelenggarakan pembukuan apabila:

(a) Peredaran bruto usaha dari pekerjaan bebas yang dilakukan

kurang dari Rp 600.000.000,00 setahun.

(b) Wajib Pajak memilih menggunakan Norma Perhitungan (untuk

menghitung Penghasilan Kena Pajak), dan memberitahukan

hal tersebut kepada Dirjen Pajak dalam jangka waktu tiga

bulan pertama dari tahun pajak yang bersangkutan.

Walaupun wajib pajak tidak menyelenggarakan pembukuan,

wajib pajak tetap diwajibkan untuk membuat catatan peredaran

usaha ataupun penerimaan bruto dan pekerjaan bebas tersebut.

5) Apabila ada pemeriksaan maka wajib pajak yang diperiksa harus:

(a) Memperhatikan dan meminjamkan pembukuan atau

pencatatan dokumen yang menjadi dasarnya, dan dokumen

Page 37: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

16  

lain yang berhubungan dengan kegiatan usaha atau pekerjaan

bebas wajib pajak.

(b) Memberi kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan

yang dipandang perlu dan memberi bantuan guna memberikan

kelancaran.

(c) Memberikan keterangan yang diperlukan.

b. Hak wajib pajak

Adapun hak-hak wajib pajak adalah sebagai berikut:

1) Mempunyai hak untuk mengajukan penundaan pemasukan SPT

dengan syarat-syarat sebagai berikut:

(a) Permohonan diajukan secara tertulis, dengan alasan yang cukup

kuat dan tepat.

(b) Permohonan harus disertai penyertaan mengenai besarnya

pajak yang dibayar atas dasar perhitungan sementara yang

terutang dalam satu tahun pajak beserta bukti pelunasan

kekurangan pembayaran pajak.

2) Mempunyai hak melakukan pembetulan sendiri SPT yang sudah

dimasukkan ke Kantor Inspeksi Pajak, dengan syarat:

(a) Permohonan diajukan secara tertulis.

(b) Diajukan kepada Dirjen Pajak.

3) Mempunyai hak melakukan permohonan penundaan dan

pengangsuran pembayaran pajak sesuai dengan kemampuannya,

dengan syarat pengajuan tersebut sebelum tanggal jatuh tempo

Page 38: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

17  

pembayaran pajak dan disertai dengan alasan yang tepat serta

jumlah pajak yang di mohon untuk ditunda.

4) Mempunyai hak mengajukan permohonan perhitungan atau

perubahan kelebihan pajak (kompensasi) serta hak memperoleh

kepastian terbitnya Surat Keputusan Kelebihan Pembayaran Pajak

dan Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak.

Adapun prosesnya sebagai berikut:

(a) Meminta kembali kelebihan pembayaran dengan mengisi

kolom yang tersedia pada SPT atau dengan Surat Permohonan

sendiri.

(b) Dalam waktu dua belas bulan akan diterbitkan Surat

Keputusan Kelebihan Pembayaran.

(c) Kelebihan dalam Surat Keputusan Kelebihan Pembayaran

langsung dikompensasikan dengan hutang pajak lainnya yang

sudah jatuh tempo pembayarannya, atau hutang pajak yang

belum jatuh tempo.

(d) Sisanya, dalam waktu satu bulan, diterbitkan Surat perintah

Membayar Kelebihan pajak (SPMKP).

5) Mempunyai hak mempeoleh bunga karena terlambat pengembalian

pembayaran pajak.

Wajib Pajak berhak untuk memperoleh bunga sebesar 2%

setiap bulan atas keterlambatan pengembalian kelebihan

pembayaran pajak, dihitung dari saat berlakunya batas waktu

Page 39: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

18  

sampai dengan berlakunya pembayaran kelebihan pajak atau

dihitung sejak lewat satu bulan dari tanggal Surat Keputusan

Kelebihan Pembayaran Pajak dan sampai dengan saat

diberlakukannya pembayaran kelebihan pajak tersebut.

6) Mempunyai hak untuk tidak dikenakan tambahan 100% atas Surat

Ketetapan Pajak Tambahan, apabila:

(a) Surat Ketetapan Pajak Tambahan yang dikeluarkan diakibatkan

oleh keterangan tertulis dari wajib pajak.

(b) Sepanjang Dirjen Pajak belum mulai melakukan pemeriksaan.

7) Mempunyai hak untuk mengajukan permohonan pembetulan

ketetapan pajak, apabila ditemui keadaan-keadaan berikut:

(a) Kesalahan tulis atau hitung

(b) Kekeliruan dalam penetapan ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan.

8) Mempunyai hak untuk mengajukan surat keberatan.

Apabila Wajib Pajak merasa keberatan atas Surat Ketetapan Pajak

yang telah diterbitkan, maka Wajib Pajak tersebut dapat

mengajukan permohonan keberatan kepada Dirjen Pajak dalam

waktu tiga bulan sejak tanggal surat ketetapan, dengan persyaratan

bahwa Surat Keberatan ini diajukan untuk:

(a) Surat Ketetapan Pajak penghasilan.

(b) Surat Ketetapan Tambahan atas Pajak Penghasilan.

Page 40: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

19  

(c) Surat ketetapan Kelebihan Pembayaran dan Surat Pemberitaan

atas Pajak Penghasilan.

(d) Permohonan oleh pihak ketiga atas dasar Undang-Undang

Pajak Penghasilan.

9) Mempunyai hak untuk mengajukan naik banding kepada Badan

Peradilan Pajak atas keputusan yang ditetapkan Dirjen Pajak atas

Surat Keberatan yang diajukan dengan syarat:

(a) Dalam waktu tiga bulan sejak tanggal keputusan ditetapkan.

(b) Permohonan banding tidak menunda pembayaran pajak yang

terutang.

Apabila dalam praktek pelaksanaan pemenuhan kewajiban perpajakan

wajib pajak telah dapat melaksanakan kewajibannya sesuai dengan

peraturan perpajakan yang ada, maka wajib pajak tersebut termasuk

kedalam “Wajib Pajak Patuh”. Wajib pajak patuh adalah wajib pajak yang

ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak sebagai Wajib Pajak yang

memenuhi kriteria tertentu yang dapat diberikan pengembalian

pendahuluan kelebihan pembayaran pajak. Direktur Jenderal Pajak

menetapkan wajib pajak yang memenuhi persyaratan sebagai wajib pajak

patuh setiap bulan Januari. Bagi wajib pajak orang pribadi, Direktur

Jenderal Pajak berwenang secara jabatan (ex-officio) menetapkan status

wajib pajak patuh tanpa permohonan wajib pajak sepanjang wajib pajak

orang pribadi tersebut memenuhi persyaratan. Sedangkan bagi Pengusaha

Kena Pajak (PKP) yang memenuhi kriteria sebagai wajib pajak patuh akan

Page 41: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

20  

diberikan pelayanan khusus dalam restitusi Pajak Penghasilan dan Pajak

Pertambahan Nilai berupa pengembalian pendahuluan kelebihan pajak

tanpa dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Penetapan wajib pajak patuh

berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun.

2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Nomor Pokok Wajib Pajak atau NPWP adalah nomor yang diberikan

kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang

dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam

melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya (Pasal 1 butir 6 UU

KUP).

Wajib pajak yang telah wajib mempunyai NPWP adalah wajib pajak

(penghasilan). Jadi, orang atau badan yang yang bertempat tinggal di

Indonesia, yang menerima atau memperoleh penghasilan bagi perorangan

yang jumlahnya setahun melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

wajib mempunyai NPWP walaupun kepadanya belum atau tidak

dikenakan pajak atau belum atau tidak diberikan Surat Ketetapan Pajak.

a. Fungsi NPWP

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) memiliki fungsi sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui identitas wajib pajak.

2) Untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam

pengawasan administrasi perpajakan.

Page 42: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

21  

3) Untuk keperluan yang berhubungan dengan dokumen perpajakan

sehingga semua yang berhubungan dengan dokumen perpajakan

harus mencantumkan NPWP.

4) Untuk memenuhi kewajiban-kewajiban perpajakan (misalnya,

dokumen impor, dokomen ekspor).

5) Untuk keperluan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) masa atau

tahunan.

6) Sebagai salah satu syarat dalam permintaan permohonan kredit di

bank.

b. Yang Wajib Mendaftarkan Diri dan Melaporkan Usaha

Wajib pajak yang telah memiliki kewajiban untuk mendaftarkan

diri dan melaporkan usahanya adalah sebagai berikut:

1) Wajib pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau

pekerjaan bebas dan penghasilan netonya di atas PTKP.

2) Wajib pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau

pekerjaan bebas apabila sampai dengan satu bulan memperoleh

penghasilan yang jumlahnya telah melebihi PTKP setahun.

3) Wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha di

beberapa tempat wajib mendaftarkan diri ke KPP yang wilayah

kerjanya meliputi tempat-tempat kegiatan wajib pajak.

4) Kewajiban mendaftarkan diri berlaku pula bagi wanita kawin

yang dikenakan pajak secara terpisah karena:

a) Hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim

Page 43: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

22  

b) Dikehendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian

pemisahan penghasilan dan harta.

5) Wajib pajak badan didirikan seperti PT, CV, Firma, Kongsi,

Yayasan, Perkumpulan, Lembaga, Koperasi, BUMN, Ormas,

Orsospol wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai

PKP dan kepadanya diberikan Nomor Pengukuhan Pengusaha

Kena Pajak (NPPKP).

c. Cara Mendaftarkan Diri

1) Wajib pajak yang akan mendaftarkan diri wajib mengisi formulir

pendaftaran wajib pajak.

2) Pengisian dan penandatanganan formulir bisa dilakukan oleh

wajib pajak sendiri atau orang lain yang diberi kuasa khusus.

3) Penyampaian formulir pendaftaran wajib pajak yang telah diisi

dan ditandatangani, dapat dilakukan oleh wajib pajak sendiri atau

orang lain yang diberi kuasa penuh.

d. Lampiran yang Diperlukan pada Formulir Pendaftaran NPWP.

1) Wajib pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha

atau pekerjaan bebas:

a) Fotokopi KTP/KK bagi penduduk Indonesia;

b) Paspor dan surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang

berwenang sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa bagi

wajib pajak Orang Asing.

Page 44: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

23  

2) Wajib pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan

bebas:

a) Fotokopi KTP/KK bagi penduduk Indonesia;

b) Paspor dan surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang

berwenang sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa bagi

wajib pajak Orang Asing;

c) Surat keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas

dari instansi yang berwenang sekurang-kurangnya lurah atau

kepala desa.

3) Bendaharawan sebagai wajib pajak pemungut/pemotong:

a) Fotokopi surat penunjukan sebagai bendaharawan;

b) Fotokopi KTP bendaharawan.

4) Wajib Pajak Badan:

a) Fotokopi akta pendiri;

b) Fotokopi KTP salah satu pengurus;

c) Fotokopi SIUP/SITU dari instansi yang berwenang;

d) Surat kuasa apabila dikuasakan.

5) Joint Operation:

a) Melampirkan fotokopi perjanjian kerjasama sebagai join

operation;

b) Fotokopo NPWP masing-masing anggota join operation.

Apabila telah terdaftar diberikan surat ketrangan terdaftar (KP

PDIP 42-00); jika dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak,

Page 45: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

24  

maka diberi surat pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (KP PDIP

43-00).

3. Surat Pemberitahuan (SPT)

Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan

untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak

dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Pasal 1 butir 11 UU

KUP). Jenis surat pemberitahuan ada dua macam, yaitu:

6) SPT Masa adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk

melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak yang terutang

dalam masa pajak. Disampaikan selambat-lambatnya 20 hari setelah

akhir masa pajak.

7) SPT Tahunan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk

melaporkan perhitungan dan pembayaran terutang dalam satu tahun

pajak. Disampaikan selambat-lambatnya 3 bulan setelah akhir tahun.

Fungsi Surat Pemberitahuan bagi Wajib Pajak adalah:

a. Memberikan data dan angka yang relevan dengan perhitungan kena

pajak.

b. Menentukan besarnya pajak yang harus dibayar.

c. Melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah

dilaksanakan sendiri dan/atau melalui pemotongan/ pemungutan pihak

Page 46: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

25  

lain dalam satu tahun pajak, atau bagian tahun pajak (wajib pajak

penghasilan).

d. Melaporkan pembayaran dari kegiatan pemotongan atau pemungutan

pajak orang pribadi atau badan lain (wajib pajak penghasilan).

e. Melaporkan pembayaran pajak yang dipungut dalam hal ini adalah

Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak atas Penjualan Barang Mewah

(PPN dan PPnBM), bagi pengusaha kena pajak.

4. Surat Ketetapan Pajak (SKP)

Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah suatu keputusan yang dikeluarkan

oleh Direktorat Jenderal Pajak yang memuat besarnya pajak yang terutang,

jumlah pengurangan pajak, kekurangan pembayaran pokok pajak,

besarnya sanksi administrasi dan jumlah pajak yang masih harus dibayar

oleh wajib pajak.

Adapun hal-hal yang menyebabkan dikeluarkannya SKP, adalah:

a. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain ternyata

jumlah pajak yang terutang kurang atau tidak dibayar.

b. Apabila SPT tidak disampaikan, setelah ditegur secara tertulis tidak

disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam surat

Teguran.

c. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan mengenai PPh dan PPnBM,

ternyata tidak seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak, tidak

seharusnya dikenakan tarif 0%, atau tidak seharusnya dikenakan

pengembalian pajak.

Page 47: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

26  

d. Apabila kewajiban tidak dipenuhi, sehingga tidak diketahui besarnya

pajak yang terutang.

Bagi Wajib Pajak yang tidak menyelenggarakan pembukuan atau atau

pada saat diperiksa tidak memenuhi yang diminta, sehingga tidak diketahui

besarnya pajak yang terutang, maka Dirjen Pajak bewenang menerbitkan

SKP dengan perhitungan secara jabatan, yaitu perhitungan pajak yang

didasarkan pada data yang tidak hanya diperoleh wajib pajak saja.

B. Sanksi Pajak

Sanksi pajak terdiri atas:

a. Sanksi Administrasi, yaitu hukuman yang diberikan dalam bentuk

tindakan administratif. Misalnya berupa denda, bunga, ataupun kenaikan.

b. Sanksi Pidana, yaitu hukuman yang diberikan atas kejahatan kriminal.

Contohnya pidana kurungan di Lembaga Pemasyarakatan.

C. Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Official assesment system, adalah suatu sistem pemungutan pajak yang

memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan

besarnya pajak yang terutang. Dari definisi tersebut berarti wajib pajak

bersifat pasif dan utang pajak akan timbul setelah dikeluarkannya Surat

ketetapan pajak oleh fiskus.

Page 48: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

27  

2. Self assessment system, adalah suatu sistem pemungutan pajak yang

memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak

untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak

yang harus dibayar bagi wajib pajak bersifat aktif, sedangkan peranan

fiskus hanya mengawasi.

3. Witholding System, adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada pihak ketiga (pihak selain fiskus ataupun wajib pajak)

untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh

wajib pajak.

D. Ketidakpatuhan Wajib Pajak

Berdasarkan pengertian dari kata kepatuhan yang berarti mengikuti

suatu spesifikasi, standar, atau hukum yang telah diatur dengan jelas yang

biasanya diterbitkan oleh lembaga atau organisasi yang berwenang dalam

suatu bidang tertentu. Maka kata ketidakpatuhan dapat diartikan sebagai

tindakan penolakan/ penyimpangan/ penyelewengan secara sengaja dari

standar, hukum, ataupun peraturan yang berlaku yang seharusnya

diterapkan atau dilakukan. Dengan demikian ketidakpatuhan wajib pajak

merupakan perilaku penolakan/ penyelewengan yang dilakukan secara

sengaja oleh wajib pajak dalam melaksansakan kewajiban perpajakannya

yang seharusnya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan perpajakan yang telah ditetapkan. Sikap ketidakpatuhan pajak

akan terbentuk apabila wajib pajak mempunyai keyakinan dan evaluasi

Page 49: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

28  

yang positif terhadap ketidakpatuhan pajak. Penelitian tentang perilaku

ketidakpatuhan pajak terdahulu membuktikan bahwa terdapat pengaruh

antara sikap ketidakpatuhan pajak terhadap niat ketidakpatuhan pajak.

E. Variabel -Variabel Ketidakpatuhan Wajib Pajak

1. Tingkat pendidikan Formal

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengandalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara (UU no 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional).

Pendidikan pada dasarnya merupakan usaha pengembangan SDM

yang dilakukan secara sistematis, programatis dan berjenjang agar dapat

dihasilkan manusia-manusia berkualitas yang akan dapat memberikan

manfaat dan sekaligus meningkatkan kualitas dan. Adapun tingkatan

pendidikan formal antara lain:

a. Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 6

(enam) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi

jenjang pendidikan menengah.

Page 50: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

29  

b. Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan

pendidikan dasar (SMP/SMA).

c. Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan

menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor, dan

spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

2. Persepsi Wajib Pajak

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau

hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi

dan menafsirkan pesan (Jalaludin Rakhmat, 1998: 51). Proses

pembentukan persepsi merupakan pemaknaan hasil pengamatan yang

diawali dengan adanya stimuli. Setelah mendapat stimuli, pada tahap

selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi dengan "interpretation",

begitu juga berinteraksi dengan "closure". Proses seleksi terjadi pada

saat seseorang memperoleh informasi, maka akan berlangsung proses

penyeleksian pesan tentang pesan mana yang dianggap penting dan

tidak penting. Proses closure terjadi ketika hasil seleksi tersebut akan

disusun menjadi satu kesatuan yang berurutan dan bermakna,

sedangkan interpretasi berlangsung ketika yang bersangkutan memberi

tafsiran atau makna terhadap informasi tersebut secara menyeluruh.

Faktor-faktor fungsional yang menentukan persepsi seseorang

berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain termasuk

Page 51: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

30  

yang disebut sebagai faktor-faktor personal (Rakhmat 1998: 55).

Selanjutnya Rakhmat menjelaskan yang menentukan persepsl bukan

jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberi

respon terhadap stimuli. Persepsi seseorang ditentukan oleh dua faktor

utama, yakni pengalaman masa lalu dan faktor pribadi.

3. Lingkungan usaha

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup

keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral,

serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam

lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti

keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Dari

pengertian tersebut berarti lingkungan usaha merupakan kombinasi

antara kondisi fisik tempat melakukan usaha dengan kelembagaan resmi

yang mengelolanya. Secara garis besar lingkungan usaha dapat dibagi

atau dikenali sebagai lingkungan pasar (market environment) dan

lingkungan bukan pasar (non-market environment). Lingkungan pasar

dicirikan oleh struktur pasar dan pola persaingan antara para pelaku

pasar, sedangkan lingkungan bukan pasar yaitu semua faktor

legal/pemerintah, politik, sosial, demografi dan lain-lain dicirikan oleh

isu-isu yang berkembang, interest perusahaan terhadap isu-isu tersebut,

institusi yang terkait dengan setiap isu dan informasi yang tersedia

untuk penanganan isu.

Page 52: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

31  

Karena sifat yang saling mempengaruhi antara perusahaan dengan

lingkungan maka pemahaman terhadap perubahan lingkungan serta

kecenderungannya sangat membantu manajemen perusahaan dalam

menetapkan strategi dan kebijakan yang tepat untuk mencapai tujuan

dan sasaran perusahaan.

4. Pengetahuan Perpajakan

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau

disadari oleh seseorang. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah

berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui

pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan

akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum

pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.

Dengan demikian pengetahuan perpajakan berarti informasi yang di

ketahui oleh individu tentang perpajakan, namun pengetahuan tersebut

tidak hanya berdasarkan literatur teori saja melainkan juga berdasarkan

dari pengalaman ataupun informasi lain mengenai ilmu perpajakan.

5. Tarif pajak

Secara struktural tarif pajak dibagi dalam empat jenis yaitu :

1. Tarif proporsional (a proportional tax rate structure) yaitu tarif

pajak yang presentasenya tetap meskipun terjadi perubahan dasar

pengenaan pajak.

2. Tarif regresif (a regresive tax rate structure) yaitu tarif pajak

menurun ketika dasar pengenaan pajak meningkat.

Page 53: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

32  

3. Tarif progresif (a progresive tax rate structure) yaitu tarif pajak

akan semakin naik sebanding dengan naiknya dasar pengenaan

pajak.

4. Tarif degresif (a degresive tax rate structure) yaitu kenaikan

persentase tarif pajak akan semakin rendah ketika dasar pengenaan

pajaknya semakin meningkat.

Tarif pajak yang berlaku untuk Pajak Penghasilan di Indonesia

adalah tarif progressif sebagaimana diatur dalam Pasal 17 Undang-

undang Pajak Penghasilan. Sedangkan untuk Pajak Pertambahan Nilai

berlaku tarif pajak proporsional yaitu 10%.

6. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan

suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka

pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya

dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement) yang

menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan. Rasio profitabilitas

adalah ukuran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan selama periode tertentu. Dalam rasio profitabilitas ini dapat

dikatakan sampai sejauh mana keefektifan dari keseluruhan manajemen

dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan.

7. Pemeriksaan Pajak

Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari,

mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk

Page 54: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

33  

menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan

lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang -

undangan perpajakan. Tujuan Pemeriksaan yaitu untuk:

a. Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan:

1) SPT lebih bayar

2) SPT rugi

3) SPT tidak atau terlambat disampaikan.

4) SPT memenuhi kriteria yang ditentukan Direktur Jenderal Pajak

untuk diperiksa.

b. Tujuan lain, yaitu:

1) Pemberian NPWP (secara jabatan)

2) Penghapusan NPWP

3) Pengukuhan PKP secara jabatan dan pengukuhan atau pencabutan

Pengukuhan PKP

4) Wajib Pajak mengajukan keberatan atau banding

5) Pengumpulan bahan untuk penyusunan Norma Penghitungan

Penghasilan Neto

6) Pencocokan data dan atau alat keterangan

7) Penentuan Wajib Pajak berlokasi di tempat terpencil

8) Penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN

8. Kualitas pelayanan

Menurut Thorik G. dan Utus H. (2006:77) pentingnya memberikan

Page 55: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

34  

pelayanan yang berkualitas disebabkan pelayanan (service) tidak hanya

sebatas mengantarkan atau melayani. Service berarti mengerti,

memahami, dan merasakan sehingga penyampaiannya pun akan mengenai

heart share konsumen dan pada akhirnya memperkokoh posisi dalam

mind share konsumen. Dengan adanya heart share dan mind share yang

tertanam, loyalitas seorang konsumen pada produk atau usaha perusahaan

tidak akan diragukan.

Kualitas pelayanan juga dapat dilihat dari responsiveness (daya

tanggap) karyawan, yang mana karyawan memiliki kemauan dan

memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan.

Memberikan pelayanan dengan cepat dan tepat menunjukkan pelaku bisnis

yang profesional.

9. Kondisi Perekonomian

Kondisi perekonomian merupakan keadaan atau kondisi

perekonomian yang sedang terjadi di dalam negara yang nantinya akan

memberikan dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif.

Kondisi perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi oreh perilaku atau

tingkah laku dari warga negaranya.

10. Hukum yang Berlaku

Hukum yang berlaku sama dengan proses pelaksanaan penegakan

hukum, penegakan hukum merupakan pusat dari seluruh aktivitas

kehidupan hukum yang dimulai dari perencanaan hukum, pembentukan

hukum, penegakan hukum dan evaluasi hukum. Penegakan hukum pada

Page 56: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

35  

hakikatnya merupakan interaksi antara berbagai perilaku manusia yang

mewakili kepentingan-kepentingan yang berbeda dalam bingkai aturan

yang telah disepakati bersama. Oleh karena itu, penegakan hukum tidak

dapat semata-mata dianggap sebagai proses menerapkan hukum

sebagaimana pendapat kaum legalistik. Namun proses penegakan hukum

mempunyai dimensi yang lebih luas daripada pendapat tersebut, karena

dalam penegakan hukum akan melibatkan dimensi perilaku manusia.

Dengan pemahaman tersebut maka kita dapat mengetahui bahwa

problem-problem hukum yang akan selalu menonjol adalah problema

“law in action” bukan pada “law in the books”.

F. Penelitian Sebelumnya

Bedasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suryadi

dalam penelitiannya yang meneliti hubungan kausal antara kesadaran,

pelayanan, kepatuhan wajib pajak dan pengaruhnya terhadap kinerja

penerimaan pajak, dimana dalam penelitian tersebut dikatakan bahwa

kesadaran wajib pajak akan meningkat apabila dalam masyarakat

muncul persepsi positif terhadap pajak. Dengan meningkatnya

pengetahuan perpajakan masyarakat akan berdampak positif terhadap

kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak. Selain itu karakteristik

dari wajib pajak yang dapat dilihat melalui kondisi, budaya, dan ekonomi

masyarakat akan dapat membentuk perilaku wajib pajak yang nantinya

akan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

Page 57: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

36  

Hasil penelitian juga menunjukkan, kesadaran wajib pajak yang

diukur dari persepsi wajib pajak, pengetahuan perpajakan, karakteristik

wajib pajak dan penyuluhan perpajakan tidak berpengaruh signifikan

terhadap kinerja penerimaan pajak. Pelayanan perpajakan yang diukur

dari ketentuan perpajakan, kualitas SDM dan sistem informasi

perpajakan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja penerimaan

pajak. Kepatuhan wajib pajak yang diukur dari pemeriksaan pajak,

penegakan hukum dan kompensasi pajak berpengaruh signifikan

terhadap kinerja penerimaan pajak. Demikian juga ternyata ditemukan

bahwa ada perbedaan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak besar dan

kecil dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, wajib pajak besar

ternyata lebih tinggi kesadaran dan kepatuhannya dibandingkan wajib

pajak kecil (Suryadi, Jurnal Keuangan Publik Vol 4 No. 1).

Dalam penelitian lain dikatakan bahwa peningkatan pelayanan

perpajakan akan dapat meningkatkan kesadaran wajib pajak. Seperti yang

diungkapkan oleh Ni Luh Supadmi dalam penelitiannya yang

mengatakan bahwa untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam

memenuhi kewajiban perpajakannya, kualitas pelayanan harus

ditingkatkan oleh aparat pajak. Pelayanan yang berkualitas harus

diupayakan dapat memberikan 4K yaitu keamanan, kenyamanan,

kelancaran, dan kepastian hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

Selain itu Wahyu Santoso juga mengatakan dalam penelitiannya

yang meneliti tentang risiko ketidakpatuhan wajib pajak sebagai dasar

Page 58: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

37  

peningkatan kepatuhan wajib pajak dimana Wahyu Santoso meneliti

pada Wajib Pajak Badan di Indonesia. Dalam penelitian tersebut

dikatakan bahwa risiko ketidakpatuhan wajib pajak dapat dipengaruhi

oleh variabel-variabel, yaitu tarif efektif, penalti, pemegang saham, debt

to equity ratio, status industri, skala usaha, profitabilitas, status

kompensasi, dan status pemeriksaan, dimana dari variabel-variabel

tersebut dapat dikelompokkan risiko ketidakpatuhan wajib pajak kedalam

resiko tinggi, menengah dan rendah.

Untuk dapat lebih jelas mengenai perbedaan penelitian yang akan

dilakukan dengan penelitian yang sebelumnya dapat dilihat pada tabel

2.1 berikut:

Tabel 2.1 Perbedaan Palaksanaan Penelitian

Poin perbedaan

Wahyu Santoso Suryadi Devia Agustriana Mandiri, dkk

Penelitian Selanjutnya

Judul penelitian

Analisis Resiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak

Model Hubungan Kausal Kesadaran, Pelayanan, Kepatuhan Wajib Pajak dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Penerimaan Pajak: Suatu Survei Di Wilayah Jawa Timur

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Ketidakpatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Bangkalan

Analisis Faktor-Faktor yang Menyebabkan Ketidakpatuhan Wajib Pajak di wilayah Kecamatan Cakung

Ruang Lingkup

Wajib pajak badan di Indonesia

KPP dalam lingkungan kerja kanwil Ditjen Pajak Jawa Timur

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bangkalan dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pamekasan

Wajib Pajak di Kecamatan Cakung

Page 59: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

38  

G. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini adalah tentang analisis

faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpatuhan wajib pajak. Gambar 2.1

Poin perbedaan

Wahyu Santoso Suryadi Devia Agustriana Mandiri, dkk

Penelitian Selanjutnya

Populasi Seluruh wajib pajak badan yang terdaftar pada Dirjen Pajak pada tahun 2001

Wajib Pajak di Jawa Timur

Wajib Pajak Orang Pribadi yang ada di wilayah Bangkalan

Wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di wilayah KPP Jakarta Cakung Satu dan Dua(Lingkup usaha mikro, kecil, dan menengah)

Variabel yang digunakan

a. Tarif pajak b. Penalty c. Pemegang

saham d. Debt to eqity

ratio e. Status industri f. Skala usaha g. Profitabilitas h. Pejak per

penjualan i. Status

kompensasi j. Status

pemeriksaan

a. Persepsi wajib pajak

b. Pengetahuan perpajakan

c. Karakteristik wajib pajak

d. Penyuluhan perpajakan

e. Kualitas SDM f. Ketentuan

perpajakan g. Sistem

Informasi Perpajakan

h. Pemeriksaan pajak

i. Penegakan hukum

j. Kompensasi pajak

a. sikap tentang ketidakpatuhan pajak (SKP)

b. norma subyektif (NRM)

c. kewajiban moral (MRL)

d. kontrol keperilakuan yang dipersepsikan (KTR)

e. niat berperilaku tidak patuh (NIA)

f. ketidakpatuhan pajak (KPT)

a. Tingkat pendidikan

b. Persepsi wajib pajak

c. Lingkungan usaha

d. Pengetahuan perpajakan

e. Tarif pajak f. Profitabilitas g. Pemeriksaan

pajak h. Kualitas

pelayanan i. Kondisi

perekonomian Negara

j. Penegakan hokum

Metode Penentuan sample

Random sampling

Multi stage random sampling

Simple random sampling

Purposive sampling

Metode analisis data

Multivarat Discriminant Analysis

Struktural Equasion Modelling (SEM)

Teknik analisis Structural Equation Modelling (SEM)

Analisis regresi berganda

Page 60: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

39  

menyajikan kerangka pemikiran teoritis untuk pengembangan hipotesis pada

penelitian ini.

Penelitian ini menggunakan 11 variabel yang terdiri dari 10 variabel

independen (X) dan 1 variabel dependen (Y). Variabel-variabel tersebut

adalah variabel idependent (X), yang terdiri dari tingkat pendidikan, persepsi

wajib pajak, lingkungan usaha, pengetahuan perpajakan, tarif pajak,

profitabilitas, pemeriksaan pajak, kualitas pelayanan, kondisi perekonomian

Negara, dan penegakan hukum. Dan variable dependent (Y) yaitu

ketidakpatuhan wajib pajak. Gambar 2.1 akan menggambarkan kerangka

pemikiran dari penilitian ini.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Tingkat pendidikan

Pengetahuan perpajakan

Hukum yang Berlaku

Profitabilitas

Lingkungan usaha

Pemeriksaan pajak

Kondisi perekonomian negara

Persepsi wajib pajak

Tarif pajak

Kualitas pelayanan

K E T I D A K P A T U H A N

Page 61: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

40  

H. Hipotesis

Berkaitan dengan masalah pokok yang ada maka hipotesis yang akan

diambil adalah sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh antara tingkat pendidikan wajib pajak terhadap

ketidakpatuhan yang dilakukan oleh wajib pajak.

2. Terdapat pengaruh antara persepsi wajib pajak terhadap sikap

ketidakpatuhan yang dilakukan wajib pajak.

3. Terdapat pengaruh antara lingkungan usaha wajib pajak terhadap

ketidakpatuhan yang dilakukan oleh wajib pajak.

4. Terdapat pengaruh antara pengetahuan perpajakan wajib pajak tehadap

sikap ketidakpatuhan wajib pajak.

5. Terdapat pengaruh antara besarnya tarif pajak yang berlaku dengan sikap

ketidakpatuhan wajib pajak.

6. Terdapat pengaruh antara tingkat profitabilitas yang diperoleh wajib

pajak dengan sikap ketidakpatuhan wajib pajak.

7. Terdapat pengaruh antara pemeriksaan pajak yang dilakukan terhadap

sikap ketidakpatuhan wajib pajak.

8. Terdapat pengaruh antara kualitas pelayanan perpajakan yang diberikan

terhadap sikap ketidakpatuhan wajib pajak.

9. Terdapat pengaruh antara kondisi perekonomian yang terjadi terhadap

sikap ketidakpatuhan yang dilakukan wajib pajak.

10. Terdapat pengaruh hukum yang berlaku terhadap sikap ketidakpatuhan

yang dilakukan oleh wajib pajak.

Page 62: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

41  

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada wajib pajak orang pribadi di wilayah

kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Dalam pembagian wilayah kerja, wilayah

kecamatan Cakung terbagi atas dua Kantor Penerimaan Pajak, yaitu KPP

Pratama Jakarta Cakung Satu dan KPP Pratama Jakarta Cakung Dua.

Wilayah kerja KPP Pratama Jakarta Cakung Satu terdiri dari tiga kelurahan,

yaitu kelurahan Penggilingan, kelurahan Rawa Terate, dan kelurahan

Jatinegara. Sedangkan wilayah kerja KPP Pratama Jakarta Cakung Dua

teridiri dari empat kelurahan yaitu kelurahan Cakung Barat, kelurahan

Cakung Timur, kelurahan Pulo Gebang, dan kelurahan Ujung Menteng.

Peneliti ini juga akan lebih melihat kepada wajib pajak dalam skala usaha

mikro, kecil, dan menengah, dimana dalam usaha yang berskala tersebut

tingkat kepatuhan wajib pajak masih sangat rentan. Penelitian yang dilakukan

akan lebih memperhatikan dari sisi variasi tingkat pendidikan wajib pajak,

persepsi wajib pajak, lingkungan usaha, pengetahuan perpajakan yang

dimiliki oleh wajib pajak, tarif pajak yang berlaku, tingkat profitabilitas,

pemeriksaan pajak yang dilakukan, kualitas pelayanan yang diberikan,

kondisi perekonomian negara, dan penegakan hukum yang diberlakukan.

Page 63: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

 

42  

B. Metode Penentuan Sample

Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling

atau judgment sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dapat

dilakukan dengan kriteria-kriteria tertentu berdasarkan tujuan penelitian

(Jogiyanto, 2004). Yaitu masyarakat yang memperoleh penghasilan dari

usaha mikro, kecil dan menengah yang dilakukan di wilayah kecamatan

Cakung, Jakarta Timur.

C. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini fakta yang diungkap merupakan fakta aktual yaitu

data yang diperoleh dari subjek dengan anggapan bahwa memang subjeklah

yang lebih mengetahui keadaan sebenarnya dan peneliti berasumsi bahwa

informasi yang diberikan oleh subjek adalah benar (Azwar, 1997).

Selanjutnya, untuk mengungkap fakta aktual tersebut peneliti menggunakan

kuesioner.

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus di jawab dan atau daftar

isian yang harus diisi oleh responden. Kuesioner penelitian ini disebarkan ke

beberapa wajib pajak yang memenuhi kriteria di wilayah kecamatan Cakung.

Responden akan menilai setiap pernyataan dengan menggunakan skala Likert

5 poin, dari persepsi responden bahwa responden sangat tidak setuju, setuju,

tidak setuju, ragu-ragu, setuju ataupun sangat setuju yang ada dalam

kuesioner.

Page 64: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

 

43  

Tabel 3.1 Pengukuran dengan skala likert 5 poin

Keterangan Jawaban Bobot

Sangat Setuju (SS) 5 Setuju (S) 4 Ragu-ragu (R) 3 Tidak Setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Tahap pertama, peneliti akan menyebar 30 kuesioner guna pengujian

pendahuluan (pretest), tujuan dari pretest adalah confirmatory kuesioner.

Setelah kuesioner dinyatakan valid dan reliable, kuesioner tersebut layak

untuk disebarkan pada sampel besar.

Metode pengumpulan data kuesioner pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode personnally administrated qustonnaires, yaitu peneliti

menyampaikan sendiri kuesioner kepada responden dan mengambil sendiri

kuesioner kepada responden, tujuan utamanya supaya tingkat pengembalian

kuesioner dapat terjaga didalam periode waktu yang relatif pendek (Sekaran,

2003: 236).

D. Metode Analisis

Metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti

untuk memperoleh fakta mengenai variabel yang diteliti (Azwar, 1997).

Penyelesaian penelitian ini dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif.

Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis suatu permasalahan

yang diwujudkan dengan kuantitatif. Dalam penelitian ini, karena data yang

digunakan adalah data kualitatif, maka analisis kuantitatif dilakukan dengan

Page 65: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

 

44  

cara mengkuantifikasi data-data penelitian ke dalam bentuk angka-angka

dengan menggunakan skala Likert 5 poin (5 poin Likert Scale).

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

berganda yaitu melihat pengaruh faktor apa saja yang menyebabkan

ketidakpatuhan wajib pajak. Model regresi yang digunakan dapat dirumuskan

dengan persamaan sebagai berikut :

Y=α+β1X1+β2X2+β3X3+β4X4+β5X5+β6X6+β7X7+β8X8+β9X9+β10X10+e

Keterangan:

Y = ketidakpatuhan Wajib Pajak

α = Bilangan konstanta

β1…βn = Koefisien arah regresi

X1 = Tingkat pendidikan

X2 = Persepsi wajib pajak

X3 = lingkungan usaha

X4 = pengetahuan perpajakan

X5 = tarif pajak

X6 = profitabilitas

X7 = pemeriksaan pajak

X8 = kualitas pelayanan

X9 = kondisi perekonomian

X10 = penegakan hukum

e = kesalahan pengganggu (disturbance’s error)

Page 66: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

 

45  

Nilai koefisien regresi atau β diperoleh dengan menggunakan

program SPSS 17.0.

Alat analisis yang digunakan salam penelitian ini adalah analisis regresi

linier berganda dengan bantuan program SPSS versi 17.00 for windows,

alasan penggunaan alat analisis regresi linier berganda adalah karena regresi

berganda cocok digunakan untuk analisis faktor-faktor. Beberapa langkah

yang dilakukan dalam analisis regresi linier berganda adalah sebagai berikut :

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan penjelasan umum

demografi responden penelitian dan deskripsi mengenai variabel-variabel

penelitian untuk mengetahui distribusi frekuensi absolut yang

menunjukkan minimal, maksimal, rata-rata (mean), median, dan

penyimpangan baku (standar deviasi) dari masing-masing variabel

penelitian.

2. Uji Reliabilitas dan Validitas

Untuk menguji apakah konstruk yang telah dirumuskan reliabel dan

valid, maka perlu dilakukan pengujian reliabilitas dan validitas.

a. Uji Reliabilitas

Adalah pengujian untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Menurut

Azwar (1997) reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran

Page 67: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

 

46  

dapat dipercaya dan dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda

apabila dilakukan kembali kepada subyek yang sama.

Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

one shot (pengukuran sekali saja). Disini pengukuran variabelnya

dilakukan sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan

pertanyaan lain untuk mengukur korelasi antar jawaban pertanyan.

Suatu kostruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

Cronbach Alpha > 0,600 (Nunnally, 1967 dalam Ghozali 2005).

b. Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh

mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan

fungsi ukurnya (Azwar, 1997).

Selanjutnya untuk mengetahui apakah suatu item valid atau gugur

maka dilakukan pembandingan antara koefisien r hitung dengan

koefisien r tabel. Jika r hitung > r tabel berarti item valid. Dan

sebaliknya apabila r hitung < dari r tabel berarti item tidak valid

(gugur).

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai

residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka

Page 68: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

 

47  

uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua

cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak

yaitu dengan analisis grafik atau uji statistik. (Ghozali, 2005)

Apabila menggunakan grafik, normalitas umumnya dideteksi

dengan melihat tabel histogram. Namun demikian, dengan hanya

melihat tabel histogram bisa menyesatkan, khususnya untuk jumlah

sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat

normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif

dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi

normal. Dasar pengambilan dengan menggunakan normal probability

plot adalah sebagai berikut: (Ghozali, 2005)

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola

distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak

mengikuti arah garis diagonal atau garis histogram tidak

menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-

hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa

sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi

dengan uji statistik. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji

Page 69: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

 

48  

normalitas residual adalah uji statistik non-parametik Kolgomorov-

Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residual berdistribusi normal

HA : Data residual tidak berdistribusi normal

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling

berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel

ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama

variabel independen sama dengan nol.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual atau pengamatan

ke pengamatan yang lain dengan menggunakan grafik Scatterplot.

Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Dasar

pengambilan keputusannya, jika ada pola tertentu seperti titik-titik

yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan

telah terjadi heterosdastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-

titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009:125-126).

Page 70: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

 

49  

4. Analisis Regresi (Pengujian Hipotesis)

Analisis regresi digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara

dua variabel atau lebih dan untuk menunjukkan arah hubungan antara

variabel dependen dengan variabel independen. Variabel dependen

diasumsikan random atau stokastik, yang berarti mempunyai distribusi

probabilistik. Variabel independen diasumsikan memiliki nilai tetap

(dalam pengambilan sampel yang berulang).

Adapun pengujian yang dilakukan dalam analisis regresi linier

berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Koefisien Determinasi (R²)

Nilai R² digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Tetapi, karena

R² mengandung kelemahan mendasar dimana adanya bias terhadap

jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model. Oleh

karena itu, pada penelitian ini yang digunakan adalah adjusted R²

berkisar antara nol dan satu. Nilai adjusted R² dapat naik dan turun

apabila satu variabel independen ditambah kedalam model. Nilai

adjusted R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat bebas.

Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2009:87).

Page 71: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

 

50  

b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui signifikasi dari pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen secara individual

dan menganggap dependen yang lain konstan. Signifikansi pengaruh

tersebut dapat diestimasi dengan membandingkan antara nilai t tabel

dengan nilai t hitung. Apabila nilai t hitung lebih besar dari pada t

tabel maka variabel independen secara individual mempengaruhi

variabel dependen, sebaliknya jika nilai t hitung lebih kecil daripada

t tabel maka variabel independen secara individual tidak

mempengaruhi variabel dependen. Tahap-tahap yang digunakan:

1) Merumuskan Hipotesa

a) Ho : b1 = 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada

variabel tingkat pendidikan terhadap variabel ketidakpatuhan

wajib pajak.

H1 : b1 ≠ 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada

variabel tingkat pendidikan terhadap variabel ketidakpatuhan

wajib pajak.

b) Ho : b2 = 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada

variabel persepsi wajib pajak terhadap variabel

ketidakpatuhan wajib pajak.

H1 : b2 ≠ 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada

variabel persepsi wajib pajak terhadap variabel

ketidakpatuhan wajib pajak.

Page 72: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

 

51  

c) Ho : b3 = 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada

variabel lingkungan usaha terhadap variabel

ketidakpatuhan wajib pajak.

H1 : b3 ≠ 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada

variabel lingkungan usaha terhadap variabel dependen

ketidakpatuhan wajib pajak.

d) Ho : b4 = 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada

variabel pengetahuan perpajakan terhadap variabel

ketidakpatuhan wajib pajak.

H1 : b4 ≠ 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada

variabel pengetahuan perpajakan terhadap variabel

ketidakpatuhan wajib pajak.

e) Ho : b5= 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada

variabel tarif pajak terhadap variabel ketidakpatuhan

wajib pajak.

H1 : b5 ≠ 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada

variabel tarif pajak terhadap variabel ketidakpatuhan wajib

pajak.

f) Ho : b6 = 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada

variabel profitabilitas terhadap variabel ketidakpatuhan

wajib pajak.

Page 73: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

 

52  

H1 : b6 ≠ 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada

variabel profitabilitas terhadap variabel ketidakpatuhan

wajib pajak.

g) Ho : b7= 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada

variabel pemeriksaan pajak terhadap variabel

ketidakpatuhan wajib pajak.

H1 : b7 ≠ 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada

variabel pemeriksaan pajak terhadap variabel

ketidakpatuhan wajib pajak.

h) Ho : b8 = 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada

variabel kualitas pelayanan terhadap variabel

ketidakpatuhan wajib pajak.

H1 : b8 ≠ 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada

variabel kualitas pelayanan terhadap variabel

ketidakpatuhan wajib pajak.

i) Ho : b9 = 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada

variabel kondisi perekonomian terhadap variabel

ketidakpatuhan wajib pajak.

H1 : b9 ≠ 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada

variabel kondisi perekonomian terhadap variabel

ketidakpatuhan wajib pajak.

Page 74: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

 

53  

j) Ho : b10 = 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada

variabel hukum yang berlaku terhadap variabel

ketidakpatuhan wajib pajak.

H1 : b10 ≠ 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan

pada variabel hukum yang berlaku terhadap variabel

ketidakpatuhan wajib pajak.

2) Menentukan taraf nyata

α = 5 % atau 0.05

df = n – 1 – k

3) Mencari t hitung

Koefisien β

t hitung = Standar Error

4) Kriteria Pengujian

t hitung > t tabel berarti Ho ditolak dan menerima H1

t hitung < t tabel berarti Ho diterima dan menolak H1

Uji t juga bisa dilihat pada tingkat signifikan 5% :

a) Jika tingkat signifikasi < 0.05 maka Ho ditolak dan H1

diterima.

b) Jika tingkat signifikasi > 0.05 maka Ho diterima dan H1

ditolak.

Page 75: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

 

54  

c. Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah

keseluruhan variabel independen mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap satu variabel dependen. Menurut Ghozali

(2009:88), dapat disimpulkan bahwa jika nilai signifikan > 0,05 maka

Ho diterima.

E. Operasional Variabel Penelitian

Variabel merupakan segala yang akan menjadi objek pengamatan dalam

penelitian yang berupa konsep yang mempunyai variabel nilai. Dalam

Penelitian ini melibatkan variabel yang terdiri atas sepuluh variabel laten,

yaitu tingkat pendidikan, persepsi wajib pajak, lingkungan usaha,

pengetahuan perpajakan, tarif pajak, profitabilitas, pemeriksaan pajak,

kualitas pelayanan, kondisi perekonomian Negara, dan penegakan hukum.

Adapun definisi dari masing-masing variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tingkat pendidikan

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengandalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara.

Page 76: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

 

55  

Pendidikan pada dasarnya merupakan usaha pengembangan SDM

yang dilakukan secara sistematis, programatis dan berjenjang agar dapat

dihasilkan manusia-manusia berkualitas yang akan dapat memberikan

manfaat dan sekaligus meningkatkan kualitas dan martabatnya (Hasan,

2005: 136.

2. Persepsi wajib pajak

Persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau

hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan

menafsirkan pesan. Pesepsi ada sebagai pemaknaan hasil dari pengamatan

yang diawali dengan adanya stimuli.

Persepsi meliputi juga kognisi (pengetahuan), yang mencakup

penafsiran objek, tanda dan orang dari sudut pengalaman yang

bersangkutan. Persepsi seseorang ditentukan oleh dua faktor utama, yakni

pengalaman masa lalu dan faktor pribadi.

3. Lingkungan usaha

Lingkungan usaha merupakan kombinasi antara kondisi fisik tempat

melakukan usaha dengan kelembagaan resmi yang mengelolanya. Secara

garis besar lingkungan usaha dapat dibagi atau dikenali sebagai

lingkungan pasar (market environment) dan lingkungan bukan pasar (non-

market environment). Lingkungan pasar dicirikan oleh struktur pasar dan

pola persaingan antara para pelaku pasar, sedangkan lingkungan bukan

pasar yaitu semua faktor legal/pemerintah, politik, sosial, demografi dan

lain-lain dicirikan oleh isu-isu yang berkembang, interest perusahaan

Page 77: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

 

56  

terhadap isu-isu tersebut, institusi yang terkait dengan setiap isu dan

informasi yang tersedia untuk penanganan isu.

4. Pengetahuan Perpajakan

Pengetahuan perpajakan berarti informasi yang di ketahui oleh

individu tentang perpajakan, namun pengetahuan tersebut tidak hanya

berdasarkan literatur teori saja melainkan juga berdasarkan dari

pengalaman ataupun informasi lain mengenai ilmu perpajakan.

5. Tarif pajak

Tarif pajak merupakan bobot beban yang dikenakan kepada wajib

pajak sebagai besaran kewajiban yang harus dibayarkan. Secara struktural

tarif pajak dibagi dalam empat jenis yaitu :

a. Tarif proporsional (a proportional tax rate structure)

b. Tarif regresif (a regresive tax rate structure)

c. Tarif progresif (a progresive tax rate structure)

d. Tarif degresif (a degresive tax rate structure)

6. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan

suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek

maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari

laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan

laporan hasil kinerja perseroan.

Page 78: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

 

57  

7. Pemeriksaan Pajak

Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari,

mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk

menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan

lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang -

undangan perpajakan.

8. Kualitas pelayanan

Tindakan yang diberikan oleh petugas pajak kepada wajib pajak

dalam hal membantu proses pelaksanaan pelunasan kewajban perpajakan.

Dengan kuaalitas pelayanan yang baik para wajib pajak akan lebih

memahami tentang aturan perpajakan yang sebenarnya.

9. Kondisi Perekonomian

Kondisi perekonomian merupakan keadaan atau kondisi

perekonomian yang sedang terjadi di dalam negara yang nantinya akan

memberikan dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif.

10. Hukum yang Berlaku

Hukum yang berlaku merupakan cerminan dari seluruh aktivitas

kehidupan hukum yang dimulai dari perencanaan hukum, pembentukan

hukum, penegakan hukum dan evaluasi hukum. Pemberlakuan hukum

pada hakikatnya merupakan interaksi antara berbagai perilaku manusia

yang mewakili kepentingan-kepentingan yang berbeda dalam bingkai

aturan yang telah disepakati bersama.

Page 79: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

58 

 

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Cakung merupakan salah satu bagian dari Jakarta Timur. Secara umum

kecamatan Cakung merupakan kawasan industri, karena kegiatan di sektor

industri sangat dominan. Di kecamatan ini terdapat pabrik-pabrik besar

(berat) maupun kecil (ringan dan industri rumah tangga) yang menghasilkan

berbagai macam produk. Kegiatan industri terbesar terdapat di kawasan

industri Pulogadung (JIEP) dan kegitan indutri lain yang berada di wilayah

kelurahan lainnya.

Secara administrasi Kecamatan Cakung terdiri atas tujuh kelurahan.

Masing-masing kelurahan mempunyai luas yang sangat bervariasi. Secara

rinci luas wilayah Kelurahan di Kecamatan Cakung adalah:

Tabel 4.1 Luas Kelurahan di kecamatan Cakung

Sumber: BPS Jakarta Timur

Masyarakat di wilayah kecamatan Cakung merupakan masyarakat yang

kebanyakan berprofesi sebagai wirausaha. Mereka lebih memanfaatkan lahan

dan modal yang mereka miliki untuk dijadikan usaha penopang kehidupan.

No Kelurahan Luas Wilayah (Km²) 1 Kelurahan Rawa Terate 4,10 2 Kelurahan Jatinegara 6,60 3 Kelurahan Penggilingan 4,48 4 Kelurahan Cakung Barat 6,19 5 Kelurahan Cakung Timur 9,81 6 Kelurahan Ujung Menteng 4,47 7 Kelurahan Pulo Gadung 6,86

Page 80: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

59 

 

Hal tersebut dikarenakan oleh tuntutan keadaan perekonomian yang semakin

tidak stabil. Wilayah kecamatan Cakung memang merupakan wilayah yang di

dominasi oleh sektor industri, namun semakin sulitnya untuk memperoleh

pekerjaan tetap di berbagai perusahaan membuat mereka menjadi lebih

memilih untuk berwirausaha agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Para wiraswasta yang berada di wilayah Cakung sendiri dapat

digolongkan kedalam kelompok pengusaha besar, yaitu pengusaha yang

sudah memiliki karyawan lebih dari 100 pekerja. Kelompok pengusaha kecil,

yaitu pengusaha yang memiliki pekerja sebanyak 5-19 orang. Kelompok

pengusaha menengah, yaitu pengusaha yang memiliki jumlah pekerja

sebanyak 20-29 orang.

B. Persiapan dan pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan menggunakan

kuesioner. Penyebaran kuesioner dilakukan kepada para wajib pajak yang

berdomisili di wilayah kecamatan Cakung. Kuesioner diberikan secara

langsung kepada pedagang maupun pengusaha mikro, kecil, dan menengah.

Lamanya waktu yang digunakan untuk menyebar kuesioner adalah 5 hari

terhitung sejak tanggal 14 Mei 2011 sampai dengan 18 Mei 2011.

Distribusi kuesioner yang disebarkan kepada masing-masing wilayah

objek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 81: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

60 

 

Tabel 4.2 Distribusi Penyebaran Kuesioner

Wilayah Kuesioner disebar Kuesioner dianalisis

Rawa Terate 6 6 Jatinegara 4 4 Cakung Barat 6 6 Cakung Timur 5 5 Penggilingan 4 4 Pulo Gebang 2 2 Ujung Menteng 3 3 Jumlah 30 30 Sumber: Data primer

Kuesioner yang disebarkan merupakan kuesioner dengan pertanyaan

terbuka yang dipakai untuk mengetahui bagaimana pendapat responden

tentang penelitian ini. Kuesioner tersebut terdiri dari 10 bagian yang

diuraikan berdasarkan variabel yang diteliti dimana dari masing-masing

bagian terdiri dari 3 pertanyaan.

Kendala utama yang sering dihadapi oleh kebanyakan peneliti yang

melakukan survey adalah rendahnya respond rate dari responden. Begitu pula

yang dihadapi oleh penulis di lapangan. Untuk itu, pada penelitian ini peneliti

lebih melakukan pendekatan secara personal kepada setiap responden yang

dituju dengan cara tatap muka langsung dengan responden sebelum pada

akhirnya responden bersedia untuk menjawab pertanyaan pada kuesioner.

Selama di lapangan, ketika peneliti menyebar kuesioner banyak calon

responden yang enggan untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner.

Kebanyakan dari mereka beralasan malas, sedang banyak pekerjaan, tidak

bisa, merasa tidak paham dan tidak mengerti dengan masalah perpajakan.

Page 82: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

61 

 

C. Statistik Deskriptif

Dari semua responden, peneliti juga mengumpulkan data-data pribadi

mereka seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan jenis usaha. Data

tersebut berguna untuk memberikan gambaran umum mengenai responden

dalam penelitian ini. Deskripsi responden tersebut akan dijelaskan pada

bagian berikut.

1. Jenis Kelamin

Tabel 4.3 akan menunjukkan distribusia responden berdasarkan jenis

kelamin. Dalam penelitian ini, kebanyakan responden adalah laki-laki (24

orang/80%), dengan perbedaan yang begitu besar dengan responden

perempuan yang haya terdapat 6 responden atau hanya 20% dari total

responden.

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Keterangan Jumlah Persentase

Laki-Laki 24 80% Perempuan 6 20% Jumlah 30 100%

Sumber: data primer

2. Usia

Tabel 4.4 menunjukkan distribusi responden berdasarkan usia. Dalam

penelitian ini, responden yang paling banyak adalah yang berusia 41-45

tahun yaitu sebanyak 8 orang (26,67%). Tabel 4.4 menunjukkan

perhitungan ini.

Page 83: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

62 

 

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Kelompok usia Laki-laki Perempuan Jumlah

30 – 35 6 0 6 36 – 40 4 3 7 41 – 45 5 3 8 46 – 50 4 0 4 51 – 55 5 0 5 Jumlah 24 6 30

Sumber: data primer

3. Tingkat Pendidikan

Untuk variabel tingkat pendidikan, responden dikategorikan ke dalam

kategori pendidikan tinggi dan rendah. Responden yang tamat Perguruan

Tinggi dikategorikan ke dalam kelompok responden yang memiliki

pendidikan tinggi sedangkan responden yang tamat Non Perguruan Tinggi

dikategorikan kedalam kelompok responden yang berpendidikan rendah.

Hasil dari pengkategorian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Keterangan Jumlah Persentase

Pendidikan Tinggi 9 30 % Pendidikan Rendah 21 70 % Total 30 100 %

Sumber: data primer yang diolah

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa kebanyakan wajib pajak dalam

hal ini yang menjadi responden merupakan kelompok responden yang

memiliki pendidikan rendah (tamat non perguruan tinggi) yaitu sebanyak

21 responden (70%).

Page 84: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

63 

 

4. Jenis usaha

Tabel 4.6 akan menunjukkan distribusi responden berdasarkan jenis

usaha yang mereka lakukan. Hasil distribusi frekuensi berdasarkan jenis

usaha dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Usaha

Jenis Usaha Perempuan Laki-laki Total

Toko Bangunan 0 5 5 Pengusaha meubel 2 4 6 Konveksi tas 1 2 3 Konveksi sepatu 0 5 5 Konveksi pakaian 3 2 5 Dealer motor 0 2 2 Bengkel 0 2 2 Pembuatan cinderamata 0 2 2 Total 6 24 30

Sumber: data primer

D. Hasil Uji Intrumen Penelitian

1. Uji Reliabilitas

a. Variabel Persepsi Wajib Pajak

Tabel 4.7 berikut menunjukkan hasil uji reliabilitas dari uji

coba kuesioner dari variabel persepsi wajib pajak.

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Wajib Pajak

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items

.686 .687 3 Sumber: data primer yang diolah

Page 85: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

64 

 

Tabel diatas menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha atas

variabel persepsi wajib pajak sebesar 0,86 (86%). Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner sudah

reliabel karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,600 yaitu

0,86. Hal ini sesuai dengan yang diuraikan oleh Nunnally (1967)

dalam Gozali (2005), yang menyatakan bahwa suatu konstruk atau

variabel dikatakan reliabel jika memberikan Cronbach’s Alpha >

0,600.

b. Variabel Lingkungan Usaha

Tabel berikut menunjukkan hasil uji reliabilitas dari uji coba

kuesioner dari variabel lingkungan usaha.

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Lingkungan Usaha

Reliability Statistics

Cronbach's AlphaCronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.605 .611 3 Sumber: Data primer yang diolah

Tabel diatas menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha atas

variabel lingkungan usaha sebesar 0,605 (60,5%). Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa peryataan dalam kuesioner

sudah reliabel karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,600

yaitu 0,605.

c. Variabel Pengetahuan Perpajakan

Tabel berikut menunjukkan hasil uji reliabilitas dari variabel

pengetahuan perpajakan.

Page 86: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

65 

 

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Pengetahuan Perpajakan

Sumber : Data primer yang diolah

Tabel diatas menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha atas

variabel pengetahuan perpajakan sebesar 0,733 (73,3%). Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa peryataan dalam kuesioner

sudah reliabel karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,600

yaitu 0,645.

d. Variabel Tarif Pajak

Tabel berikut menunjukkan hasil uji reliabilitas dari variabel

tarif pajak.

Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Tarif Pajak

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.664 .652 3 Sumber: Data Primer yang diolah

Tabel diatas menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha atas

variabel tarif pajak sebesar 0,664 (66,4%). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa peryataan dalam kuesioner sudah reliabel

karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,600 yaitu 0,664.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based

on Standardized Items N of Items.733 .739 3

Page 87: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

66 

 

e. Variabel Profitabilitas

Tabel berikut menunjukkan hasil uji reliabilitas dari variabel

profitabilitas.

Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Profitabilitas

Sumber: Data Primer yang diolah

Tabel diatas menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha atas

variabel profitabilitas sebesar 0,724 (72,4%). Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa peryataan dalam kuesioner sudah reliabel

karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,600 yaitu 0,724.

f. Variabel Pemeriksaan Pajak

Tabel berikut menunjukkan hasil uji reliabilitas dari variabel

pemeriksaan pajak.

Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Pemeriksaan Pajak

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items

.620 .702 3 Sumber: Data primer yang diolah

Tabel diatas menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha atas

variabel profitabilitas sebesar 0,620 (62%). Dengan demikian dapat

Reliability Statistics

Cronbach's AlphaCronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items

.724 .761 3

Page 88: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

67 

 

disimpulkan bahwa peryataan dalam kuesioner sudah reliabel

karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,600 yaitu 0,620.

g. Variabel Kualitas Pelayanan

Tabel berikut menunjukkan hasil uji reliabilitas dari variabel

kualitas pelayanan

Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Pelayanan

Reliability Statistics

Cronbach's AlphaCronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.691 .680 3 Sumber: Data Primer yang diolah

Tabel diatas menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha atas

variabel kualitas pelayanan sebesar 0,691 (69,1%). Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa peryataan dalam kuesioner

sudah reliabel karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,600

yaitu 0,691.

h. Variabel Kondisi Perekonomian

Tabel berikut menunjukkan hasil uji reliabilitas dari variabel

kondisi perekonomian.

Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Kondisi Perekonomian

Reliability Statistics

Cronbach's AlphaCronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.826 .819 3 Sumber: Data Primer yang diolah

Page 89: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

68 

 

Tabel diatas menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha atas

variabel kondisi perekonomian yaitu sebesar 0,826 (82,6%).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peryataan dalam

kuesioner sudah reliabel karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha >

0,600 yaitu 0,826.

i. Variabel Hukum Yang Berlaku

Tabel berikut menunjukkan hasil uji reliabilitas dari variabel

hukum yang berlaku.

Tabel 4.15 Hasil Uji Reliabilitas Hukum yang Berlaku

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items

.643 .641 3 Sumber: Data Primer yang diolah

Tabel diatas menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha atas

variabel hukum yang berlaku yaitu sebesar 0,643 (64,3%). Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa peryataan dalam kuesioner

sudah reliabel karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,600

yaitu 0,643.

j. Variabel Ketidakpatuhan Wajib Pajak

Tabel berikut menunjukkan hasil uji reliabilitas dari variabel

ketidakpatuhan wajib pajak.

Page 90: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

69 

 

Tabel 4.16 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Ketidakpatuhan Wajib Pajak

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items

.650 .700 3Sumber: Data primer diolah

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa Cronbach’s Alpha atas

variabel ketidakpatuhan wajib pajak yaitu sebesar 0,650 (65,0%).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peryataan dalam

kuesioner sudah reliabel karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha >

0,600 yaitu 0,650.

2. Uji Validitas

Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung

dengan r tabel dengan degree of freedom (df) = n – 2, dimana n adalah

jumlah sample. Pada kasus ini jumlah sample (n) = 30, maka besarnya

df dapat dihitung 30 – 2 = 28, dengan df 28 dan alpha 0,05 (tarif

signifikansi 5%). Jika r hitung > r tabel dan nilai positif maka butir

atau pertanyaan atau indikator tersebut dapat dinyatakan valid.

Sebaliknya jika r hitung < r tabel berarti item dinyatakan tidak valid

(gugur).

Nilai r hitung dapat diambil dari nilai salah satu indikator pada

Correlated Item-Total Correlation pada Item Total Statistics.

Sedangkan r tabel diperoleh dari hasil perhitungan statistik yaitu

dengan mengukur tingkat keyakinan/taraf keyakinan (level of

Page 91: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

70 

 

confidence) dimana taraf keyakinan = 1 – α. Nilai α (alpha) itu sendiri

adalah tingkat/taraf signifikansi (level of significance).

a. Variabel Persepsi Wajib Pajak

Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari variabel

persepsi wajib pajak.

Tabel 4.17 Hasil Uji Validitas Persepsi Wajib Pajak

Sumber: Data primer yang diolah

Dari tabel diatas seluruh indikator atau pernyataan yang

disajikan dinyatakan valid karena memiliki r hitung > r tabel.

b. Variabel Lingkungan Usaha

Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari variabel

lingkungan usaha.

Tabel 4.18 Hasil Uji Validitas Lingkungan Usaha

Sumber: Data primer yang diolah Dari tabel diatas, indikator atau pernyataan yang disajikan

sudah dapat dikatakan valid karena memiliki r hitung > r tabel.

r hitung r tabel Keterangan P 1 0.604 0.306 r hitung > r tabel (valid) P 2 0.433 0.306 r hitung > r tabel (valid) P 3 0.489 0.306 r hitung > r tabel (valid)

r hitung r tabel Keterangan P 1 0.489 0.306 r hitung > r tabel (valid) P 2 0.380 0.306 r hitung > r tabel (valid) P 3 0.380 0.306 r hitung > r tabel (valid)

Page 92: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

71 

 

c. Variabel Pengetahuan Perpajakan

Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari variabel

pengetahuan perpajakan.

Tabel 4.19 Hasil Uji Validitas Pengetahuan Perpajakan

Sumber : Data primer yang diolah Dari tabel diatas indikator atau pernyataan yang disajikan sudah

dapat dinyatakan valid karena memiliki r hitung > r tabel.

d. Variabel Tarif Pajak

Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari variabel Tarif

Pajak.

Tabel 4.20 Hasil Uji Validitas Tarif Pajak

Sumber : Data primer yang diolah Dari tabel diatas indikator atau pernyataan yang disajikan

sudah dapat dinyatakan valid karena memiliki r hitung > r tabel,

kecuali untuk petanyaan 1 (P 1) yang memiliki r hitung < r tabel

(tidak valid).

e. Variabel Profitabilitas

r hitung r tabel Keterangan P 1 0.711 0.306 r hitung > r tabel (valid) P 2 0.409 0.306 r hitung > r tabel (valid) P 3 0.579 0.306 r hitung > r tabel (valid)

r hitung r tabel Keterangan P 1 0.302 0.306 r hitung< r tabel (tidak valid) P 2 0.533 0.306 r hitung > r tabel (valid) P 3 0.640 0.306 r hitung > r tabel (valid)

Page 93: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

72 

 

Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari variabel

profitabilitas.

Tabel 4.21 Hasil Uji Validitas Profitabilitas

Sumber : Data primer yang diolah

Dari tabel diatas indikator atau pernyataan yang disajikan sudah

dapat dinyatakan valid karena memiliki r hitung > r tabel,

f. Variabel Pemeriksaan Pajak

Tabel 4.22 menunjukkan hasil uji validitas dari variabel

pemeriksaan pajak.

Tabel 4.22 Hasil Uji Validitas Pemeriksaan Pajak

Sumber : Data primer yang diolah

Dari tabel diatas indikator atau pernyataan yang disajikan tidak

dapat dinyatakan valid karena memiliki r hitung > r tabel, kecuali

untuk petanyaan 3 (P 3) yang memilki r hitung < r tabel (tidak

valid).

g. Variabel Kualitas Pelayanan

Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari variabel

pemeriksaan pajak.

r hitung r tabel Keterangan P 1 0.658 0.306 r hitung > r tabel (valid) P 2 0.694 0.306 r hitung > r tabel (valid) P 3 0.483 0.306 r hitung > r tabel (valid)

r hitung r tabel Keterangan P 1 0.440 0.306 r hitung > r tabel (valid) P 2 0.699 0.306 r hitung > r tabel (valid) P 3 0.302 0.306 r hitung< r tabel (tidak valid)

Page 94: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

73 

 

Tabel 4.23 Hasil Uji Validitas Kualitas Pelayanan

Sumber : Data primer yang diolah

Dari tabel diatas indikator atau pernyataan dinyatakan valid

karena memiliki nilai r hitung > r tabel.

h. Variabel Kondisi Perekonomian

Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari variabel

kondisi perekonomiian.

Tabel 4.24 Hasil Uji Validitas Kondisi Perekonomian

Sumber : Data primer yang diolah Dari tabel diatas indikator atau pernyataan sudah dapat

dikatakan valid karena r hitung > r tabel,

i. Variabel Hukum yang Berlaku

Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari variabel

hukum yang berlaku.

Tabel 4.25 Hasil Uji Validitas Hukum yang Berlaku

Sumber : Data primer yang diolah

r hitung r tabel Keterangan P 1 0.670 0.306 r hitung > r tabel (valid) P 2 0.334 0.306 r hitung > r tabel (valid) P 3 0.522 0.306 r hitung > r tabel (valid)

r hitung r tabel Keterangan P 1 0.507 0.306 r hitung > r tabel (valid) P 2 0.691 0.306 r hitung > r tabel (valid) P 3 0.962 0.306 r hitung > r tabel (valid)

r hitung r tabel Keterangan P 1 0.295 0.306 r hitung< r tabel (tidak valid) P 2 0.605 0.306 r hitung > r tabel (valid) P 3 0.488 0.306 r hitung > r tabel (valid)

Page 95: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

74 

 

Dari tabel diatas, seluruh indikator atau pernyataan dinyatakan

valid karena memiliki r hitung > r tabel, kecuali untuk indicator atau

pertanyaan 1 (P 1) yang memiliki nilai r hitung < r tabel (tidak

valid).

j. Variabel Ketidakpatuhan Wajib Pajak

Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari variabel

ketidakpatuhan wajib pajak.

Tabel 4.26 Hasil Uji Validitas Hukum yang Berlaku

Sumber : Data primer yang diolah Dari tabel diatas, seluruh indikator atau pernyataan dinyatakan

valid karena memiliki r hitung > r tabel, kecuali untuk indikator

atau pertanyaan 1 (P 1) yang memiliki nilai r hitung < r tabel (tidak

valid).

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

       Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode

Probability-Plot (P-Plot). Pengujian ini dimaksudkan untuk

mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau

residual mempunyai distribusi normal. Pengujian normalitas yang

dilakukan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

r hitung r tabel Keterangan P 1 0.188 0.306 r hitung< r tabel (tidak valid) P 2 0.679 0.306 r hitung > r tabel (valid) P 3 0.644 0.306 r hitung > r tabel (valid)

Page 96: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

75 

 

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas

Sumber: Data primer diolah

Pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa residual terdistribusi

secara normal dan berbentuk simetris tidak melenceng ke kanan

atau ke kiri.

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas

 Sumber: Data primer diolah

Page 97: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

76 

 

Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar dan

berhimpit disekitar garis diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa

residual terdistribusi secara normal.

b. Uji Multikolonearitas

       Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independent variabel). Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi antar variabel independen. Berikut akan

ditampilkan hasil uji multikolinearitas.

    Melihat hasil besaran korelasi antar variabel pada Tabel 4.27

menunjukkan untuk VIF dan Tolerance mengindikasikan tidak

Tabel 4.27

Hasil Uji Multikolonearitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.679 2.047 -.332 .744 persepsi wajib pajak

-.251 .388 -.195 -.647 .525 .399 2.504

lingkungan usaha .263 .430 .183 .613 .547 .403 2.481

pengetahuan perpajakan

.015 .150 .022 .099 .922 .700 1.429

tarif pajak -.029 .193 -.036 -.152 .881 .646 1.548

Profitabilitas .288 .569 .158 .507 .618 .370 2.703

pemeriksaan pajak .236 .226 .217 1.047 .308 .843 1.186

kualitas pelayanan .163 .209 .183 .779 .445 .656 1.523

kondisi perekonomian

.166 .319 .129 .523 .607 .593 1.688

Hukum yang berlaku .228 .209 .266 1.094 .287 .609 1.641a. Dependent Variable: ketidakpatuhan wajib pajak Sumber: Data diolah

Page 98: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

77 

 

terdapat multikolinearitas yang serius. Nilai VIF tidak ada yang

melebihi 10 dan nilai Tolerance tidak ada yang kurang dari 0,10.

Maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas yang serius

dalam model regresi penelitian.

Tabel 4.28 Hasil Uji Multikolonearitaas

Coefficient Correlationsa

Model HkmKond.eko kp

Peng.pjk

Pem.pjk Tp Pwp Lu Profit

1 Correlations hukum yang berlaku 1.000 .307 -.392 -.235 .298 .115 -.140 -.452 -.041

kondisi perekonomian .307 1.000 -.288 -.263 .180 .190 -.030 -.443 -.242

kualitas pelayanan -.392 -.288 1.000 .115 -.136 -.161 .377 .261 .004

pengetahuan perpajakan -.235 -.263 .115 1.000 -.157 -.340 -.267 .207 .342

pemeriksaan pajak .298 .180 -.136 -.157 1.000 .214 -.020 -.261 .061

tarif pajak .115 .190 -.161 -.340 .214 1.000 -.103 -.366 -.101

persepsi wajib pajak -.140 -.030 .377 -.267 -.020 -.103 1.000 .048 -.556

lingkungan usaha -.452 -.443 .261 .207 -.261 -.366 .048 1.000 -.222

Profitabilitas -.041 -.242 .004 .342 .061 -.101 -.556 -.222 1.000

Covariances hukum yang berlaku .044 .020 -.017 -.007 .014 .005 -.011 -.041 -.005

kondisi perekonomian .020 .101 -.019 -.013 .013 .012 -.004 -.061 -.044

kualitas pelayanan -.017 -.019 .044 .004 -.006 -.007 .031 .023 .001

pengetahuan perpajakan -.007 -.013 .004 .022 -.005 -.010 -.016 .013 .029

pemeriksaan pajak .014 .013 -.006 -.005 .051 .009 -.002 -.025 .008

tarif pajak .005 .012 -.007 -.010 .009 .037 -.008 -.030 -.011

persepsi wajib pajak -.011 -.004 .031 -.016 -.002 -.008 .151 .008 -.123

lingkungan usaha -.041 -.061 .023 .013 -.025 -.030 .008 .185 -.054

Profitabilitas -.005 -.044 .001 .029 .008 -.011 -.123 -.054 .324a. Dependent Variable: ketidakpatuhan wajib pajak

Sumber: Data primer diolah

        Data tabel 4.28 juga menunjukkan bahwa hasil korelasi antar

variabel independen tidak ada korelasi yang cukup serius. Korelasi

tertinggi hanya sebesar 0.337 atau 33,7% antara persepsi wajib

pajak dan kualitas pelayanan. Oleh karena korelasi ini masih jauh

Page 99: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

78 

 

dibawah 95% maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas

yang serius pada penelitian ini.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasdisitas dilakukan untuk menguji apakah

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu

pengamatan ke pengamatan lain. Gambar dibawah ini merupakan

hasil uji heteroskedasdisitas untuk variabel independen yaitu:

persepsi wajib pajak, lingkungan usaha, pengetahuan perpajakan,

tarif pajak, kualitas pelayanan, kondisi perekonomian, dan hokum

yang berlaku terhadap variabel dependen yaitu: ketidakpatuhan

wajib pajak.

Gambar 4. 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas

       Sumber: Data primer diolah

Page 100: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

79 

 

Gambar 4.3 menunjukkan titik-titik menyebar secara acak

dan tidak membentuk suatu pola, baik diatas maupun dibawah

angka 0 (nol) pada sumbu Y hal ini berarti tidak terjadi

heteroskedasdisitas pada model regresi. Dapat disimpulkan bahwa

instrumen penelitian ini memenuhi asumsi heterokedastisitas.

4. Uji Hipotesis

a. Koefisien Determinasi (Adjusted R²)

       Koefisien determinasi (R²) pada intinya hanya mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel independen.

Tabel 4.29 Uji Adjusted R Square

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .527a .278 -.047 .45398a. Predictors: (Constant), hukum yang berlaku, kondisi perekonomian, kualitas

pelayanan, pengetahuan perpajakan, pemeriksaan pajak, tarif pajak, persepsi wajib pajak, lingkungan usaha, profitabilitas

b. Dependent Variable: ketidakpatuhan wajib pajak Sumber: Data primer diolah

Berdasarkan tabel 4.30 diatas kolom keempat merupakan

nilai koefisien determinasi Adjusted R Square sebesar -0,047 yang

berarti bahwa persepsi wajib pajak, lingkungan usaha, pengetahuan

perpajakan, tarif pajak, profitabilitas, pemeriksaan pajak, kualitas

pelayanan, kondisi perekonomian, dan hukum yang berlaku belum

mampu menjelaskan variabel ketidakpatuhan karena hanya

mendapatkan nilai Adjusted R Square sebesar 4,7%. Dengan nilai

R² yang kecil artinya bahwa kemampuan dari variabel-variabel

Page 101: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

80 

 

independen yang diteliti memilki kemampuan terbatas dalam

menjelaskan variasi variabel dependen. Kemungkinan masih ada

variabel lain yang mampu menjelaskan variabel ketidakpatuhan

yang tidak masuk kedalam model regresi ini. Namun karena nilai

R² yang diperoleh bernilai negatif, maka nilai Adjusted R² bernilai

nol. Terjadinya nilai R² yang negatif ini bisa saja disebabkan oleh

jumlah variabel yang terlalu banyak atau jumlah data yang terlalu

sedikit.

b. Uji Individu (Uji t)

        Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-

masing variabel independen berpengaruh terhadap varibel

independen. Dimana variabel independennya yaitu: tingkat

pendidikan, persepsi wajib pajak, lingkungan usaha, pengetahuan

perpajakan, tarif pajak, profitabilitas, pemeriksaan pajak, kualitas

pelayanan, kondisi perekonomian, dan hukum yang berlaku.

Sedangkan variabel dependen nya yaitu: ketidakpatuhan wajib

pajak. Pada penelitan ini uji t yang dilakukan adalah dua arah.

Untuk analisis uji t ini dilakukan dengan cara melihat tingkat

signifikansinya. Apabila sig. > 0,05 maka Ho diterima dan H1

ditolak.

Page 102: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

81 

 

Tabel 4.30 Hasil Uji t Statistik

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.30 tersebut

maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

Y=0,679+0X1+(-0,251)X2+0,256X3+0,15X4+(-0,29)X5+0,288X6+0,236X7+0,163X8+0,166X9+0,228X10+e

Untuk penarikan kesimpulan dengan jumlah sampel sebanyak 30

responden, dan jumlah variabel sebanyak 9 variabel dilakukan

dengan membandingkan angka signifikan t dengan taraf signifikan,

yang dalam penelitian ini sebesar 5 %.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.679 2.047 -.332 .744 persepsi wajib pajak

-.251 .388 -.195 -.647 .525 .399 2.504

lingkungan usaha

.263 .430 .183 .613 .547 .403 2.481

pengetahuan perpajakan

.015 .150 .022 .099 .922 .700 1.429

tarif pajak -.029 .193 -.036 -.152 .881 .646 1.548

Profitabilitas .288 .569 .158 .507 .618 .370 2.703

pemeriksaan pajak

.236 .226 .217 1.047 .308 .843 1.186

kualitas pelayanan

.163 .209 .183 .779 .445 .656 1.523

kondisi perekonomian

.166 .319 .129 .523 .607 .593 1.688

hukum yang berlaku

.228 .209 .266 1.094 .287 .609 1.641

a. Dependent Variable: ketidakpatuhan wajib pajak Sumber: Data primer diolah

Page 103: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

82 

 

Penjelasan analisis uji t yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Variabel tingkat pendidikan

Variabel tingkat pendidikan diukur dengan menggunakan

skor signifikansi koefisien korelasi, namun diasumsikan

bahwa tingkat pendidikan yang ada pada masyarakat

merupakan tingkat pendidikan rendah dengan jumlah 70%

dari jumlah responden. Hal tersebut dapat mengartikan bahwa

nilai signifikansi koefisien untuk variabel ini sebesar 0,00

(0,00 < 0,05). Artinya bahwa Ho ditolak dan H1 di terima.

Ho : terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel tingkat

pendidikan terhadap variabel ketidakpatuhan wajib

pajak.

H1 : tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel

tingkat pendidikan terhadap variabel ketidakpatuhan

wajib pajak.

Dengan demikian karena H1 yang diterima maka artinya

tidak ada pengaruh signifikan antara variabel tingkat

pendidikan terhadap variabel ketidakpatuhan wajib pajak.

2. Variabel Persepsi Wajib Pajak

Dari hasil uji t untuk variabel persepsi wajib pajak

mempunyai angka signifikan sebesar 0,525 artinya H1

ditolak dan Ho diterima.

Page 104: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

83 

 

Ho : terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel persepsi

wajib pajak terhadap variabel ketidakpatuhan wajib

pajak.

H1 : tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel

persepsi wajib pajak terhadap variabel ketidakpatuhan

wajib pajak.

Dengan demikian karena Ho yang diterima maka artinya

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel persepsi

wajib pajak terhadap variabel ketidakpatuhan.

3. Variabel Lingkungan Usaha

Dari hasil uji t untuk variabel lingkungan usaha

mempunyai angka signifikan sebesar 0,547 artinya H1

ditolak dan Ho diterima.

Ho : terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel

lingkungan usaha terhadap variabel ketidakpatuhan wajib

pajak.

H1 : tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel

lingkungan usaha terhadap variabel dependen ketidakpatuhan

wajib pajak.

Dengan demikian karena Ho yang diterima maka artinya

terdapat pengaruh signifikan antara variabel lingkungan

usaha terhadap variabel ketidakpatuhan.

Page 105: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

84 

 

4. Variabel Pengetahuan Perpajakan

Dari hasil uji t untuk variabel pengetahuan perpajakan

mempunyai angka signifikan sebesar 0,922 artinya H1

ditolak dan Ho diterima.

Ho : tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel

lingkungan usaha terhadap variabel dependen ketidakpatuhan

wajib pajak.

H1 : tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel

pengetahuan perpajakan terhadap variabel ketidakpatuhan

wajib pajak.

Dengan demikian karena Ho yang diterima maka artinya

terdapat pengaruh signifikan antara variabel pengetahuan

perpajakan terhadap variabel ketidakpatuhan.

5. Variabel Tarif Pajak

Dari hasil uji t untuk variabel tarif pajak mempunyai

angka signifikan sebesar 0,881 artinya H1 ditolak dan Ho

diterima.

Ho : terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel tarif

pajak terhadap variabel ketidakpatuhan wajib pajak.

H1 : tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel tarif

pajak terhadap variabel ketidakpatuhan wajib pajak.

Page 106: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

85 

 

Dengan demikian karena Ho yang diterima maka artinya

terdapat pengaruh signifikan antara variabel tarif pajak

terhadap variabel ketidakpatuhan.

6. Variabel Profitabilitas

Dari hasil uji t untuk variabel profitabilitas mempunyai

angka signifikan sebesar 0,618 artinya H1 ditolak dan Ho

diterima.

Ho : terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel

profitabilitas terhadap variabel ketidakpatuhan wajib

pajak.

H1 : tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel

profitabilitras terhadap variabel ketidakpatuhan wajib

pajak.

Dengan demikian karena Ho yang diterima maka artinya

terdapat pengaruh signifikan antara variabel profitabilitas

terhadap variabel ketidakpatuhan.

7. Variabel Pemeriksaan Pajak

Dari hasil uji t untuk variabel pemeriksaan pajak

mempunyai angka signifikan sebesar 0,308 artinya H1

ditolak dan Ho diterima.

Ho : terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel

pemeriksaan pajak terhadap variabel ketidakpatuhan

wajib pajak.

Page 107: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

86 

 

H1 : tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel

pemeriksaan pajak terhadap variabel ketidakpatuhan

wajib pajak.

Dengan demikian karena Ho yang diterima maka artinya

terdapat pengaruh signifikan antara variabel pemeiksaan

pajak terhadap variabel ketidakpatuhan.

8. Variabel Kualitas Pelayanan

Dari hasil uji t untuk variabel kualitas pelayanan

mempunyai angka signifikan sebesar 0,445 artinya H1

ditolak dan Ho diterima.

Ho : terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel kualitas

pelayanan terhadap variabel ketidakpatuhan wajib

pajak.

H1: tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel kualitas

pelayanan terhadap variabel ketidakpatuhan wajib

pajak.

Dengan demikian karena Ho yang diterima maka artinya

terdapat pengaruh signifikan antara variabel lingkungan

usaha terhadap variabel ketidakpatuhan.

9. Variabel Kondisi Perekonomian

Dari hasil uji t untuk variabel kondisi perekonomian

mempunyai angka signifikan sebesar 0,607 artinya H1

ditolak dan Ho diterima.

Page 108: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

87 

 

Ho : terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel kondisi

perekonomian terhadap variabel ketidakpatuhan wajib

pajak.

H1: tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel kondisi

perekonomian terhadap variabel ketidakpatuhan wajib

pajak.

Dengan demikian karena Ho yang diterima maka artinya

terdapat pengaruh signifikan antara variabel kondisi

perekonomian terhadap variabel ketidakpatuhan.

10. Variabel Hukum yang Berlaku

Dari hasil uji t untuk variabel hokum yang berlaku

mempunyai angka signifikan sebesar 0,287 artinya H1

ditolak dan Ho diterima.

Ho : terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel hukum

yang berlaku terhadap variabel ketidakpatuhan wajib pajak.

H1 ; tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel hukum

yang berlaku terhadap variabel ketidakpatuhan wajib pajak.

Dengan demikian karena Ho yang ditrima maka artinya

terdapat pengaruh signifikan antara variabel hukum yang

berlaku terhadap variabel ketidakpatuhan.

Page 109: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

88 

 

c. Uji Regresi Simultan (Uji F Statistik)

       Signifikansi model regresi pada penelitian ini diuji dengan

melihat nilai signifikan (pada kolom sig) dan nilai F-tabel. Nilai

signifikan dan nilai F-tabel dapat dilihat pada tabel 4.32 pada

halaman selanjutnya.

Tabel 4.31 Uji Simultan (F)

ANOVAb

Model Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 1. 9 .176 .854 .578a

Residual 4. 20 .206

Total 5. 29

a. Predictors: (Constant), hukum yang berlaku, kondisi perekonomian, kualitas pelayanan, pengetahuan perpajakan, pemeriksaan pajak, tarif pajak, persepsi wajib pajak, lingkungan usaha, profitabilitas

b. Dependent Variable: ketidakpatuhan wajib pajak Sumber: Data primer diolah

 

       Dari hasil regresi ini dapat dikatakan F-tabel 4.31 adalah 0.854

dengan tingkat signifikansi 0.578 artinya lebih besar dari 0,05. Dengan

demikian Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa secara simultan

(bersama-sama) tingkat pendidikan, persepsi wajib pajak, lingkungan

usaha, pengetahuan perpajakan, tarif pajak, pemeriksaan pajak,

profitabilitas, pemeriksaan pajak, kualitas pemeriksaan, kondisi

perekonomian, dan hukum yang berlaku berpengaruh signifikan dengan

variabel ketidakpatuhan wajib pajak.

Page 110: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

89 

 

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa apakah tingkat pendidikan,

persepsi wajib pajak, lingkungan usaha, pengetahuan pajak, tarif pajak,

profitabilitas, pemeriksaan pajak, kualitas pelayanan, kodisi perekonomian,

dan hukum yang berlaku merupakan penyebab ketidakpatuhan wajib pajak di

wilayah kecamatan Cakung, dari hasil penelitian diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat pendidikan formal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

sikap ketidakpatuhan wajib pajak. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

tinggi tingkat atau jenjang pendidikan seseorang tidak dapat menjamin

akan semakin tinggi pula tingkat kepatuhannya. Hal ini terlepas dari sikap

perilaku serta niat dari dalam diri wajib pajak untuk bersikap tidak patuh.

Kebanyakan wajib pajak di wilayah Cakung merupakan wajib pajak

dengan kategori pendidikan rendah, namun kebanyakan dari mereka

sudah menggunakan jasa profesional di bidang perpajakan untuk

menghitung dan menyetorkan pajak terutangnya ke kantor pajak. Oleh

sebab itu tingkat pendidikan tidak terlalu berpengaruh. Namun tidak

berpengaruhnya tingkat pendidikan bukan berarti bahwa mereka telah

sadar pajak melainkan oleh karena rasa takut dan terpaksa membayar pajak

untuk memenuhi kewajibannya sebagai warga negara.

Page 111: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

90 

 

2. Persepsi wajib pajak berpengaruh secara signifikan tehadap

ketidakpatuhan wajib pajak. Hal ini mendeskripsikan bahwa persepsi

seseorang dapat menunjukkan seberapa jauh pemahamannya tentang

perpajakan, sehingga dapat diketahui seberapa jauh pula tingkat

kepatuhannya. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian Suryadi (2006)

yang menyatakan bahwa persepsi wajib pajak tidak berpengaruh signifikan

terhadap tingkat kesadaran wajib pajak. Hal ini menunjukkan bahwa di

lingkungan dan keadaan yang berbeda persepsi mungkin saja

mempengaruhi sikap kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban

perpajakannya.

3. Lingkungan usaha berpengaruh secara signifikan terhadap ketidakpatuhan

wajib pajak. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan dimana wajib pajak

melakukan usahanya sangat berpengaruh terhadap perilaku seseorang

untuk bersikap patuh atau tidak patuh. Semakin banyak orang di sekitar

yang patuh maka akan semakin banyak pula wajib pajak yang akan patuh

terhadap kewajiban perpajakannya. Namun apabila orang di sekitar lebih

banyak yang tidak patuh maka wajib pajak yang tidak patuh juga akan

semakin banyak.

4. Pengetahuan perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap

ketidakpatuhan wajib pajak. Seperti halnya dengan tingkat pendidikan,

seberapa banyak pengetahuan pajak seseorang juga dapat mempengaruhi

sikap patuh atau tidak patuhnya seseorang. Semakin banyak informasi

yang ia peroleh maka akan semakin banyak pemahamannya tentang

Page 112: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

91 

 

perpajakan. Dengan semakin banyaknya informasi yang diperoleh maka

seseorang akan semakin sadar akan pentingnya pajak untuk kelangsungan

pembangunan negara. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian yang

diakukan oleh Suryadi (2006) yang menyatakan bahwa pengetahuan

perpajakan tidak berpengaruh signifikan terhadap kesadaran wajib pajak.

Karena karakteristik dari wajib pajak yang menentukan untuk menjadi

patuh atau tidak patuh. Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi yang

dilakukan dari pengetahuan yang dimiliki oleh wajib pajak tergantung dari

tempat dimana wajib pajak menjalankan usahanya.

5. Tarif pajak berpengaruh secara signifikan terhadap ketidakpatuhan wajib

pajak. Anggapan masyarakat yang beranggapan bahwa tarif pajak yang

berlaku saat ini belum adil merupakan salah satu pemicu tidak patuhnya

wajib pajak. Hal ini konsisten dengan penelitian Wahyu Santoso ( 2008)

yang menyatakan bahwa tarif efektif merupakan fator yang dominan

dalam hal mempengaruhi resiko ketidakpatuhan wajib pajak.

6. Profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap ketidakpatuhan wajib

pajak. Hal ini dapat menunjukkan bahwa wajib pajak di wilayah Cakung

masih merasa takut membayar pajak karea takut profit yang diperoleh

akan berkurang. Hal ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Wahyu Santoso yang menyatakan bahwa profitabilita merupakan

salah satu faktor yang berpengaruh terhadap resiko timbulnya

ketidakpatuhan wajib pajak.

Page 113: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

92 

 

7. Pemeriksaan pajak berpengaruh signifikan terhadap ketidakpatuhan wajib

pajak. Hal ini dapat menunjukkan bahwa wajib pajak di wilayah cakung

masih merasa takut untuk menghadapi pemeriksaan pajak dikarenakan

oleh mereka belum melakukan pembukuan secara benar. Hal ini konsisten

dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Wahyu Santoso yang

menyatakan bahwa pemeriksaan pajak yang dilakukan mempengaruhi

sikap kepatuhan wajib pajak. Wajib pajak yang telah diperiksa pada tahun

tertentu akan cenderung memiliki kepatuhan yang lebih tinggi daripada

sebelumdiperiksa.

8. Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap ketidakpatuhan wajib

pajak. Hal ini dikarenakan wajib pajak di wilayah Cakung masih sedikit

yang melaksanakan kewajiban pajaknya ke kantor pajak sehingga mereka

belum mengetahui secara benar bagaimana pelayanan yang diberikan oleh

petugas pajak di kantor pajak.

9. Kodisi perekonomian berpengaruh signifikan terhadap ketidakpatuhan

wajb pajak. Hal ini di karenakan masyarakat merasa takut dengan kondisi

saat ini dimana harga biaya produksi yang semakin menjulah serta

persaingan dengan produsen pesaing dari luar (barang impor) yang

semakin marak yang membuat barang atau produk yang dihasilkan belum

dapat bersaing. Ketakutan yang menyebabkan ketidakpatuhan karena takut

apabila membayar pajak akan mengurangi penghasilan yang seharusnya

diperoleh.

Page 114: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

93 

 

10. Hukum yang berlaku berpengaruh signifikan terhadap ketidakpatuhan

wajib pajak. Hal ini menunjukkan bahwa masyarat merasa takut untuk

membayar pajak karena kasus-kasus korupsi dan mafia pajak yang terjadi

belakangan ini tanpa berfikir bahwa sebenarnya mereka pun telah banyak

menikmati hasil dan fasilitas dari pajak.

B. Implikasi

Implikasi untuk penelitian ini bahwa tingkat pendidikan, persepsi wajib

pajak, lingkungan usaha, pengetahuan perpajakan, tarif pajak, profitabilitas,

pemeriksaan pajak, kualitas pelayanan, kondisi perekonomian, dan hukum

yang berlaku merupakan beberapa factor yang dapat menjadi penyebab sikap

ketidakpatuhan wajib pajak timbul.

Hal tersebut disebabkan oleh masih kurangnya perhatian dari pemerintah

dalam hal mensosialisasikan fungsi pajak yang sebenarnya. Ditambah lagi

masih kurang transparannya pemerintah dalam mengelola dan menggunakan

pendapatan yang diperoleh dari pajak

Pada kenyatanya masyarakat secara umum masih sangat membutuhkan

perhatian dari pemerintah dan aparat pajak untuk lebih mengenalkan fungsi

pajak yang sebenarnya tanpa harus khawatir dengan kasus-kasus yang terjadi

belakangan ini. Karena apabila perhatian lebih sering dilakukan seperti

dengan memberikan sosialisasi yang lebih menyeluruh lapisan masyarakat

diharapkan kesadaran pajak dari masyarakat akan tumbuh lebih baik.

Page 115: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

94 

 

Apabila sikap ketidakpatuhan ini dapat digantikan oleh sikap kepatuhan

maka akan berimbas baik terhadap penerimaan pajak, Upaya ini memang

membutuhkan waktu dan upaya yang panjang, tetapi apabila wajib pajak dan

aparat pajak dapat bekerjasama dan saling melengkapi maka akan sangat

tidak sulit untuk menumbuhkan sikap patuh dalam diri wajib pajak.

C. Rekomendasi

Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Jumlah sampel penelitian perlu ditambah agar mendapatkan hasil yang

lebih akurat.

2. Lebih fokus meneliti pada beberapa variabel terkait agar dapat lebih

mendapatkan jawaban yang mendalam dari faktor yang dapat

menyebabkan ketidakpatuhan wajib pajak secara lebih baik.

3. Memilih jenis usaha lain yang ada dan wilayah lain sebagai pembanding.

4. Mengamati variabel yang lain yang berhubungan dengan ketidakpatuhan

wajib pajak yang mungkin merupakan faktor penyebab ketidakpatuhan

wajib pajak yang belum disajikan dalam penelitian ini.

Page 116: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

95

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Sudan Fakrulloh. “Penegakan Hukum sebagai Peluang Menciptakan

Keadilan”. Jurisprudence. Vol. 2, No. 1, Maret 2005: 22-34 (http://eprints.ums.ac.id/346/1/2._zudan.pdf) diakses tanggal 17 Februari 2011.

Devano, Sony. “Perpajakan, Konsep, Teori, dan Isu”. Edisi 1, Kencana, Jakarta,

2006. Dianawati, Susi. “Analisis Pengaruh Motivasi dan Tingkat Pendidikan Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak”. FEB UIN Jakarta.2008 Ghozali, Imam. “Aplikasi SPSS”. Edisi 4, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,

Semarang, 2006. Handy, Indah. “Manajemen Resiko dalam Mengelola dan Meningkatkan

Kepatuhan Wajib Pajak”. Artikel. 28 Januari 2010, dari http//:www.indah.handy.blogspot.com di akses tanggal 22 januari 2011.

Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”. FEB UIN Jakarta. 2007 http://id.wikipedia.org/wiki/tarifpajak. diakses tanggal 17 Februari 2011 http://id54.wikispace.com/file/view/sm4007ANALISIS+PENGARUH+KUALIT

AS+PELAYANAN.pdf. Diakses tanggal 17 Februari 2011 http://resources.unpad.ac.id/unpad-

content/uploads/publikasi_dosen/No.30f%20BAB-3_Akhir%20riset%20astekno.pdf. Di unggah tanggal 24 Januari 2011.

http://usupress.usu.ac/file/Analisis Lingkungan Usaha Edisi 2-final cetak http://www.damandri.or.id/file/setiabudipbtinjauanpustaka.pdf. diakses tanggal 17

Februari 2011.awal.pdf. diakses tanggal 17 Februari 2011 http://www.klinik-pajak.com/2008/pemeriksaan.html. diakses tanggal 17 Februari

2011 http://zeamayshibrida.files.wordpress.com/2011/03/15-tabel-sebaran-peluang-

f.pdf. Diakses 19 Mei 2011 junaidichaniago.wordpress.com. Diakses 19 Mei 2011

Page 117: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

96

Makmun. “Efisiensi Kinerja Asuransi Pemerintah”. Kajian Ekonomi dan

Keuangan.Vol. 6, No. 1, Maret 2002 Meliala, Tulis S dan Oetomo, Francisca Widianti. “Perpajakan dan Akuntansi

pajak”, Edisi 5, Semesta Media, Jakarta, 2008. Melidia, Novita. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tax Compliance

Wajib Pajak Badan Pada Perusahaan Industri Manufaktur Di Semarang”. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang, 2010

Palil, Mohd Rizal. “Taxpayers Knowledge: A Descriptive Evidence on

Demographic Factor in Malaysia”, Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 7, No. 1, Mei 2005: 11-21.

Santoso, Wahyu. “Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak sebagai dasar

Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak”, Jurnal Keuangan Publik, Vol. 5, No.1, Oktober 2008: 85-137.

Suandy, Erly. “Hukum Pajak”, Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta, 2008. Supadmi, Ni Luh. “Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kualitas

Pelayanan”, Artikel, Jurusan akuntansi, Univeersitas Udayana. Suryadi. “Model Hubungan kausal Kesadaran, Pelayanan, Kepatuhan Wajib

Pajak dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Penerimaan Pajak: Suatu Survei di Wilayah Jawa Timur”, Jurnal Keuangan Pubklik, Vol. a, No. 1, April 2006: 105-121.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Perpajakan. Waluyo. “Perpajakan Indonesia”, Edisi 8, Salemba Empat, Jakarta, 2008. www.bps.go.id www.pajak.go.id www.wikipedia.com

Page 118: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

97  

LAMPIRAN

Page 119: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

98  

Lampiran 1 : Lembar kuesioner

KUISIONER

Jakarta, Mei 2011

Kepada Yth : Bapak/Ibu/Sdr/i/Wajib Pajak

Di Tempat

Dengan hormat,

Dalam rangka penyelesaian studi saya

Nama : SURYANI TAHER

Nim : 107082003361

Fak/Jur/Smstr : Ekonomi dan Bisnis/ Akuntansi/ VIII

Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya hendak melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor

yang Menyebabkan Ketidakpatuhan Wajib Pajak di Wilayah Kecamatan

Cakung”, untuk itu saya mohon bantuan Bapak/Ibu/Sdr/i/ agar sudi kiranya

mengisi angket ini.

Mengingat kualitas dan tingkat kepercayaan penelitian ini adalah sangat

tergantung dari hasil jawaban Bapak/Ibu/Sdr/i, sehingga saya mengharapkan agar

dapat menjawab sejujurnya. Atas perhatian dan kerjasamanya yang diberikan,

saya ucapkan terima kasih.

Peneliti,

SURYANI TAHER

Page 120: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

99  

DAFTAR PERTANYAAN

(Mohon di jawab dengan sebenarnya)

A. Identitas Responden

Berilah tanda ceklist (√) pada jawaban yang anda pilih

Usia Responden : ……………………………………………

Jenis Kelamin : ( ) Laki-Laki

( ) Perempuan

Status Perkawinan : ( ) Kawin

( ) Belum Kawin

Tingkat Pendidikan : ( ) Perguruan Tinggi

( ) Non Perguruan Tinggi

Jenis Usaha :

Kepemilikan NPWP : ( ) Ya

( ) Tidak

Page 121: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

100  

B. Petunjuk Pengisian

Berilah tanda ceklist (√) pada jawaban yang anda pilih di lembar jawaban

yang telah disediakan. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan perasaan,

pendapat, dan keadaan Bapak/Ibu/Sdr/i yang sebenarnya.

Keterangan Jawaban:

Sangat Setuju (SS) : 5

Setuju (S) : 4

Ragu-ragu (R) : 3

Tidak Setuju (TS) : 2

Sangat Tidak Setuju (STS) : 1

I. Variabel Independen (X)

1. Persepsi Wajib Pajak No Pertanyaan SS S R TS STS

1 Bagi saya membayar pajak penghasilan untuk masyarakat yang sudah berpenghasilan diatas PTKP merupakan suatu kewajiban.

2 Pajak dapat membantu pembangunan yang secara tidak langsung saya telah merasakan manfaatnya.

3 Setiap Wajib Pajak harus melaporkan pajak terutangnya di Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

2. Lingkungan Usaha No Pertanyaan SS S R TS STS

1 Saya akan tetap membayar pajak walaupun masyarakat disekitar saya tidak bayar pajak.

2 Masyarakat di sekitar tempat usaha saya telah melaksanakan kewajiban perpajaknnya dengan benar.

Page 122: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

101  

3 Saya pernah mendapatkan sosialisasi pajak dari kantor pajak setempat.

3. Pengetahuan Perpajakan No Pertanyaan SS S R TS STS

1 Saya pernah mengikuti kursus/brevet/seminar perpajakan

2 Saya mengetahui bahwa Keputusan Menteri Keuangan No. 235/KMK/03/2003 jo. Keputusan Dirjen pajak No. 550 tahun 2000 diatur dalam pasal 17 C UU KUP adalah peraturan mengenai kriteria WP Patuh.

3 Internet (website pajak) merupakan media yang paling sering saya pergunakan untuk mencari dan mendapatkan informasi perpajakan.

4. Tarif Pajak No Pertanyaan SS S R TS STS

1 Tarif pajak yang berlaku saat ini sudah menganut asas keadilan bagi masyarakat.

2 Saya telah menggunakan tarif pajak sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku.

3 Saya selalu mengikuti informasi tentang peraturan yang memuat tentang perubahan tarif pajak yang berlaku, untuk memantau apakah tarif pajak yang berlaku masih sama.

5. Profitabilitas No Pertanyaan SS S R TS STS

1 Saya akan tetap membayar pajak walaupun keuntungan yang saya

Page 123: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

102  

peroleh menurun

2 Saya selalu membuat pelaporan keuntungan secara benar, dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

3 Saya telah membayar pajak sesuai dengan keuntungan.

6. Pemeriksaan Pajak No Pertanyaan SS S R TS STS

1 Saya tepat waktu dalam menyampaikan SPT Tahunan setiap tahunnya.

2 Saya akan membantu kelancaran proses pemeriksaan pajak bila diperiksa oleh petugas pajak.

3 Saya tidak merasa takut bila berhubungan dengan pemeriksaan pajak.

7. Kualitas Pelayanan No Pertanyaan SS S R TS STS

1 Mudahnya pengisisan penggunaan formulir dalam rangka pemenuhan hak dan kewajiban perpajakan.

2 Petugas pajak memberikan informasi dan penjelasan dengan jelas serta mudah dipahami.

3 Petugas pajak telah memberikan pembinaan dan penyuluhan secara baik dan teratur.

8. Kondisi Perekonomian No Pertanyaan SS S R TS STS

1 Saya akan tetap melaporkan dan melunasi pajak terutang saya walaupun kondisi ekonomi sering berfluktuasi.

Page 124: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

103  

2 Maraknya tindak korupsi tidak akan mempengaruhi saya dalam membayar pajak.

3 Semakin bersaingnya harga-harga dari produsen pesaing tidak akan mempengaruhi pembayaran pajak saya.

9. Hukum yang berlaku No Pertanyaan SS S R TS STS

1 Adanya kasus Gayus tidak akan mempengaruhi saya dalam melaksanakan kewajiban perpajakan.

2 Sanksi pajak telah diterapkan dengan baik oleh petugas pajak terhadap para pelanggar pajak.

3 Pemerintah telah berlaku adil kepada setiap orang yang melakukan pelanggaran pajak.

II. Variabel Dependent (Y)

10. Ketidakpatuhan Wajib Pajak

No Pertanyaan SS S R TS STS

1 Sebagai wajib pajak, saya sudah melakukan pembukuan atau pencataan dengan benar.

2 Sebagai wajib pajak, saya telah menghitung pajak terutang dengan benar dalam SPT dan melaporkan dengan tepat waktu.

3 Saya bersedia memenuhi kewajiban atas tunggakan pajak selama ini, jika ada.

☺ Terima Kasih ☺

Page 125: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

104  

 

Lampiran 2: Hasil Skoring Kuesioner

1 2 3 Me 1 2 3 Me 1 2 3 Me 1 2 3 Me 1 2 3 Me 1 2 3 Me 1 2 3 Me 1 2 3 Me 1 2 3 Me 1 2 3 Me1 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2.67 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3.67 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 2 3.33 4 3 3 3.332 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2.67 3 4 4 3.67 4 4 4 4 4 4 3 3.67 4 4 3 3.67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3.673 4 5 4 4.33 3 3 3 3 2 2 2 3 3 4 4 3.67 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3.33 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 3 3.334 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 2.33 3 2 2 2.33 4 4 4 4 5 4 3 4 3 4 3 3.33 4 4 4 4 4 3 3 3.33 3 3 3 35 4 4 4 4 3 2 3 2.67 2 3 2 2.33 3 2 2 2.33 4 4 4 4 4 4 3 3.67 2 4 2 2.67 4 4 4 4 4 2 2 2.67 3 2 2 2.336 4 4 4 4 3 2 3 2.67 2 3 2 2.33 3 2 2 2.33 4 4 4 4 5 4 4 4.33 2 3 3 2.67 4 3 3 3.33 3 2 2 2.33 3 2 2 2.337 4 4 4 4 3 2 3 2.67 4 4 5 4.33 3 4 4 3.67 4 4 4 4 4 4 3 3.67 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 1 2.33 3 2 2 2.338 4 4 4 4 3 3 2 2.67 2 3 2 2.33 3 4 2 3 4 4 4 4 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 2.67 3 2 2 2.339 4 4 4 4 3 3 2 2.67 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3.67 2 4 2 2.67 4 4 4 4 3 2 2 2.33 2 2 2 210 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2 4 4 3 3.67 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 311 4 4 4 4 3 3 3 3 2 4 2 2.67 4 4 4 4 5 4 4 4.33 4 4 2 3.33 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3.67 3 3 3 312 5 4 5 4.67 3 3 3 3 3 1 4 2.67 4 4 4 4 5 4 4 4.33 4 4 2 3.33 3 2 4 3 3 3 5 3.67 3 3 2 2.67 3 3 3 313 4 5 5 4.67 3 3 3 3 4 4 3 3.67 2 4 4 3.33 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 2.67 4 4 4 4 4 3 3 3.33 3 2 2 2.3314 5 4 4 4.33 3 3 3 3 2 2 2 2 4 4 4 4 5 4 4 4.33 4 4 3 3.67 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 2.67 3 3 3 315 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 3 2.33 3 3 3 3 4 4 4 4 5 4 3 4 3 3 3 3 5 5 5 5 3 1 1 1.67 4 3 3 3.3316 3 3 4 3.33 2 2 2 2 2 2 3 2.33 3 3 2 2.67 3 3 4 3.33 4 4 4 4 3 4 3 3.33 4 3 3 3.33 2 2 2 2 4 2 2 2.6717 4 4 4 4 3 2 3 2.67 2 2 4 2.67 3 4 3 3.33 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2.67 4 3 3 3.33 3 2 2 2.33 4 2 2 2.6718 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 2.33 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2.67 4 4 4 4 3 1 2 2 4 2 2 2.6719 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3.67 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2.67 4 4 4 4 3 2 2 2.33 4 3 3 3.3320 4 4 4 4 3 3 3 3 2 4 4 3.33 3 4 4 3.67 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2.67 4 4 4 4 4 2 2 2.67 4 3 3 3.3321 4 4 4 4 3 3 2 2.67 2 3 2 2.33 3 4 4 3.67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2.33 2 2 2 222 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3.67 4 4 3 3.67 2 3 3 2.67 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 223 4 4 4 4 2 3 3 2.67 2 2 2 2 3 4 3 3.33 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 2.33 4 3 3 3.33 3 2 2 2.33 2 3 3 2.6724 4 4 4 4 3 3 2 2.67 2 4 3 3 4 3 4 3.67 4 4 4 4 4 4 3 3.67 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 325 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 2.67 4 4 4 4 3 3 2 2.67 3 3 3 326 4 4 4 4 2 2 2 2 4 3 4 3.67 2 3 3 2.67 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 3.33 4 4 4 4 4 2 2 2.67 3 3 3 327 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3.33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2.67 3 3 3 328 3 4 3 3.33 2 3 3 2.67 3 3 3 3 3 4 3 3.33 3 3 4 3.33 3 4 4 3.67 4 3 3 3.33 3 4 3 3.33 4 3 2 3 3 3 3 329 3 3 4 3.33 2 2 2 2 2 2 3 2.33 3 3 2 2.67 3 3 4 3.33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3.33 2 2 2 2 2 3 3 2.6730 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2.67 3 3 3 3

Jml 119 120 121 85 83 83 73 84 85 95 107 97 120 116 120 120 118 104 89 100 89 119 115 116 102 73 67 94 80 79Mo 4 4 3 3 3 3 2 2, 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 2 3 3 3

RespPersepsi WP L U P. PJK Tarif Pajak Profitabilitas Pem. PJK K P Kond Pereko HKM Ketidakpatuhan WP

Page 126: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

105

Lampiran 3: t tabel (Titik Persentase Distribusi t (df = 1 – 40))

Pr 0,25 0,10 0,05 0,025 0,01 0,005 0,001 Df 0,60 0,20 0,10 0,050 0,02 0,010 0,002 1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884 2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712 3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453 4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318 5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343 6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763 7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529 8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079 9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681 10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370 11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470 12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963 13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198 14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739 15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283 16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615 17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577 18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048 19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940 20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181 21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715 22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499 23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496 24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678 25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019 26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500 27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103 28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816 29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624 30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518 31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490 32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531 33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634 34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793 35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005 36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262 37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563 38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903 39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279

Sumber : http://junaidichaniago.wordpress.com/2010/04/24/download-tabel-durbin-watson-dw-lengkap/

Page 127: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

106 

 

Lampiran 4: Tabel F (p=0,05)

DB 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

4 7,709 6,944 6,591 6,388 6,256 6,163 6,094 6,041 5,999 5,964 5,936 5 6,608 5,786 5,409 5,192 5,050 4,950 4,876 4,818 4,772 4,735 4,704 6 5,987 5,143 4,757 4,534 4,387 4,284 4,207 4,147 4,099 4,060 4,027 7 5,591 4,737 4,347 4,120 3,972 3,866 3,787 3,726 3,677 3,637 3,603 8 5,318 4,459 4,066 3,838 3,687 3,581 3,500 3,438 3,388 3,347 3,313 9 5,117 4,256 3,863 3,633 3,482 3,374 3,293 3,230 3,179 3,137 3,102 10 4,965 4,103 3,708 3,478 3,326 3,217 3,135 3,072 3,020 2,978 2,943 11 4,844 3,982 3,587 3,357 3,204 3,095 3,012 2,948 2,896 2,854 2,818 12 4,747 3,885 3,490 3,259 3,106 2,996 2,913 2,849 2,796 2,753 2,717 13 4,667 3,806 3,411 3,179 3,025 2,915 2,832 2,767 2,714 2,671 2,635 14 4,600 3,739 3,344 3,112 2,958 2,848 2,764 2,699 2,646 2,602 2,565 15 4,543 3,682 3,287 3,056 2,901 2,790 2,707 2,641 2,588 2,544 2,507 16 4,494 3,634 3,239 3,007 2,852 2,741 2,657 2,591 2,538 2,494 2,456 17 4,451 3,592 3,197 2,965 2,810 2,699 2,614 2,548 2,494 2,450 2,413 18 4,414 3,555 3,160 2,928 2,773 2,661 2,577 2,510 2,456 2,412 2,374 19 4,381 3,522 3,127 2,895 2,740 2,628 2,544 2,477 2,423 2,378 2,340 20 4,351 3,493 3,098 2,866 2,711 2,599 2,514 2,447 2,393 2,348 2,310 21 4,325 3,467 3,072 2,840 2,685 2,573 2,488 2,420 2,366 2,321 2,283 22 4,301 3,443 3,049 2,817 2,661 2,549 2,464 2,397 2,342 2,297 2,259 23 4,279 3,422 3,028 2,796 2,640 2,528 2,442 2,375 2,320 2,275 2,236 24 4,260 3,403 3,009 2,776 2,621 2,508 2,423 2,355 2,300 2,255 2,216 25 4,242 3,385 2,991 2,759 2,603 2,490 2,405 2,337 2,282 2,236 2,198 26 4,225 3,369 2,975 2,743 2,587 2,474 2,388 2,321 2,265 2,220 2,181 27 4,210 3,354 2,960 2,728 2,572 2,459 2,373 2,305 2,250 2,204 2,166 28 4,196 3,340 2,947 2,714 2,558 2,445 2,359 2,291 2,236 2,190 2,151 29 4,183 3,328 2,934 2,701 2,545 2,432 2,346 2,278 2,223 2,177 2,138 30 4,171 3,316 2,922 2,690 2,534 2,421 2,334 2,266 2,211 2,165 2,126 31 4,160 3,305 2,911 2,679 2,523 2,409 2,323 2,255 2,199 2,153 2,114 32 4,149 3,295 2,901 2,668 2,512 2,399 2,313 2,244 2,189 2,142 2,103

Sumber: http://zeamayshibrida.files.wordpress.com/2011/03/15-tabel-sebaran-peluang-f.pdf

Page 128: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

107

Lampiran 5: Hasil hitung t tabel dan r tabel

df t_0.05 r_0.05 1 6.314 0.9882 2.920 0.9003 2.353 0.8054 2.132 0.7295 2.015 0.6696 1.943 0.6217 1.895 0.5828 1.860 0.5499 1.833 0.521

10 1.812 0.49711 1.796 0.47612 1.782 0.45813 1.771 0.44114 1.761 0.42615 1.753 0.41216 1.746 0.40017 1.740 0.38918 1.734 0.37819 1.729 0.36920 1.725 0.36021 1.721 0.35222 1.717 0.34423 1.714 0.33724 1.711 0.33025 1.708 0.32326 1.706 0.31727 1.703 0.31128 1.701 0.306Sumber: Data diolah

Page 129: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

108  

Lampiran 6 Tabel Item – Total Statistik Variabel

a. Variabel Persepsi Wajib Pajak Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

p1 8.0333 .309 .604 .376 .446p2 8.0000 .414 .433 .205 .678p3 7.9667 .447 .489 .284 .617

b. Variabel Lingkungan Usaha

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

p1 5.5333 .464 .489 .240 .406

p2 5.6000 .455 .380 .163 .556

p3 5.6000 .455 .380 .163 .556

c. Variabel Pengetahuan Perpajakan Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

p1 5.6333 2.033 .711 .540 .475

p2 5.2667 2.409 .409 .205 .811

p3 5.2333 1.909 .579 .478 .621

Page 130: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

109  

d. Variabel Tarif Pajak Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

p1 6.8000 1.821 .302 .120 .760

p2 6.4000 1.352 .533 .390 .493

p3 6.7333 .961 .640 .443 .311

e. Variabel Profitabilitas Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

p1 7.8333 .213 .658 .447 .562

p2 7.9667 .309 .694 .481 .446

p3 7.8667 .533 .483 .243 .776

f. Variabel Pemeriksaan Pajak Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

p1 7.4000 .800 .440 .529 .506

p2 7.4667 .878 .699 .592 .314

p3 7.9333 .685 .302 .186 .805

Page 131: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

110  

g. Variabel Kualitas Pelayanan Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

p1 6.3000 .907 .670 .474 .355

p2 5.9333 1.582 .334 .146 .782

p3 6.3000 1.114 .552 .415 .537

h. Variabel Kondisi Perekonomian Negara Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

p1 7.7333 .823 .507 .753 .916

p2 7.9000 .576 .691 .881 .750

p3 7.9000 .369 .962 .928 .424

i. Variabel Hukum Yang Berlaku Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

p1 4.6667 1.471 .295 .114 .747

p2 5.6333 .999 .605 .417 .304

p3 5.8333 1.316 .488 .364 .503