11
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 1 ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR CLOSED HOUSE SYSTEM “PT. CAHAYA SUPRANA” DESA BATUR KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG Daning Dwi Jayanti 1) , Hari Dwi Utami 2) and Budi Hartono 2) 1): Mahasiswa Sosial Ekonomi Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. 2) : Dosen Sosial Ekonomi Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya. Jl. Veteran Malang 65145 Indonesia Email : [email protected] ABSTRAK Penelitian dilaksanakan di "PT. Cahaya Suprana" merupakan perusahaan ayam ras petelur closed house system yang berada di Dusun Wonosari Desa Batur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Tujuan penelitian untuk mengetahui kelayakan peternakan berdasarka evaluasi financial. Data dikumpulkan dari 14 Maret sampai 14 April 2014. Data primer dikumpulkan dengan metode survey menggunakan kuisioner terstruktur. Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi terkait dan sumber. Analisis deskriptif dengan perhitugan ekonomi yaitu R/C ratio, Break Even Point (BEP), Margin Of Safety (MOS), and Rentabilitas, yang digunakan untuk analisis data. Hasil menunjukkan bahwa peternakan menguntungkan dengan biaya produksi Rp. 18.700,-/ekor/bulan, penerimaan Rp. 21.132,- /ekor/bulan, pendapatan Rp. 2.372,-/ekor/bulan. Selain itu Nilai BEP Rp. 12.464, nilai MOS 3,96%, nilai R/C 1,13, nilai rentabilitas 40,07% per tahun. Kata kunci : Break Even Point, Margin Of Safety, R/C ratio, Rentabilitas FINANCIAL ANALYSIS OF CLOSED HOUSE SYSTEM LAYER FARM AT CAHAYA SUPRANA COAT BATUR VILLAGE GETASAN SUB DISTRICT SEMARANG REGENCY Daning Dwi Jayanti 1) , Hari Dwi Utami 2) and Budi Hartono 2) 1) : Student in Departement Social Economic, Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University. 2): Lecturer in Departement Social Economic, Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University. ABSTRACT Research was conducted at “PT. Cahaya Suprana” at Batur village Getasan subdistrict Semarang regency. The research objective was to investigate farm feasibility based on financial evaluation. Data were collected from 14 th March to 14 th April 2014. Primary data were obtained by survey method with structured questioner. Secondary data were gathered from related institutions and sources. Descriptive analysis with applying economic equation namely R/C ratio, Break Even Point (BEP), Margin Of Safety (MOS), and Rentability, were used to analyse the data. Result showed that this farm was profitable (Rp. 18,700 / bird) of cost production, with higher (Rp. 21,132 / bird) of revenue, and obtaining large (Rp. 2,372 / bird) of profit. In addition Rp. 12,527 of BEP, 3.96% of MOS, 1.12 of R/C ratio, and 40,07% of rentability have represented the appropriate economic indicator for running this farm. Keywords : Break Even Point, Margin Of Safety, R/C ratio, Rentabilitiy.

Analisis Finansial Usaha Peternakan Ayam Petelur

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Peternakan

Citation preview

Page 1: Analisis Finansial Usaha Peternakan Ayam Petelur

Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 1

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR

CLOSED HOUSE SYSTEM “PT. CAHAYA SUPRANA” DESA BATUR

KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

Daning Dwi Jayanti 1)

, Hari Dwi Utami 2)

and Budi Hartono 2)

1): Mahasiswa Sosial Ekonomi Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.

2) : Dosen Sosial Ekonomi Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya. Jl. Veteran Malang 65145 Indonesia

Email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian dilaksanakan di "PT. Cahaya Suprana" merupakan perusahaan ayam ras petelur closed

house system yang berada di Dusun Wonosari Desa Batur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.

Tujuan penelitian untuk mengetahui kelayakan peternakan berdasarka evaluasi financial. Data

dikumpulkan dari 14 Maret sampai 14 April 2014. Data primer dikumpulkan dengan metode survey

menggunakan kuisioner terstruktur. Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi terkait dan sumber.

Analisis deskriptif dengan perhitugan ekonomi yaitu R/C ratio, Break Even Point (BEP), Margin Of

Safety (MOS), and Rentabilitas, yang digunakan untuk analisis data. Hasil menunjukkan bahwa

peternakan menguntungkan dengan biaya produksi Rp. 18.700,-/ekor/bulan, penerimaan Rp. 21.132,-

/ekor/bulan, pendapatan Rp. 2.372,-/ekor/bulan. Selain itu Nilai BEP Rp. 12.464, nilai MOS 3,96%, nilai

R/C 1,13, nilai rentabilitas 40,07% per tahun.

Kata kunci : Break Even Point, Margin Of Safety, R/C ratio, Rentabilitas

FINANCIAL ANALYSIS OF CLOSED HOUSE SYSTEM LAYER FARM AT “

CAHAYA SUPRANA CO”AT BATUR VILLAGE GETASAN SUB DISTRICT

SEMARANG REGENCY

Daning Dwi Jayanti 1)

, Hari Dwi Utami 2)

and Budi Hartono 2)

1) : Student in Departement Social Economic, Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University.

2): Lecturer in Departement Social Economic, Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University.

ABSTRACT

Research was conducted at “PT. Cahaya Suprana” at Batur village Getasan subdistrict Semarang

regency. The research objective was to investigate farm feasibility based on financial evaluation. Data

were collected from 14th March to 14

th April 2014. Primary data were obtained by survey method with

structured questioner. Secondary data were gathered from related institutions and sources. Descriptive

analysis with applying economic equation namely R/C ratio, Break Even Point (BEP), Margin Of Safety

(MOS), and Rentability, were used to analyse the data. Result showed that this farm was profitable (Rp.

18,700 / bird) of cost production, with higher (Rp. 21,132 / bird) of revenue, and obtaining large (Rp.

2,372 / bird) of profit. In addition Rp. 12,527 of BEP, 3.96% of MOS, 1.12 of R/C ratio, and 40,07% of

rentability have represented the appropriate economic indicator for running this farm.

Keywords : Break Even Point, Margin Of Safety, R/C ratio, Rentabilitiy.

Page 2: Analisis Finansial Usaha Peternakan Ayam Petelur

Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 2

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Protein merupakan salah satu zat

makanan yang diperlukan oleh manusia agar

bisa bertumbuh kembang dan tetap sehat.

Protein terdiri dari 2 kelompok yakni protein

hewani dan protein nabati. Konsumsi telur

ayam ras/broiler eggs (kg) di Indonesia pada

tahun 2007 sampai 2011 berturut-turut yakni

6,10; 5,79; 5,84; 6,73; 6,62 kapita / tahun

(Badan Pusat Statistik, 2013). Populasi

ayam ras petelur di Jawa Tengah menurut

Badan Pusat Statistik (2013) pada tahun

2008 sampai tahun 2013 berturut-turut

adalah 16.519.794 ekor, 17.712.776 ekor,

18.395.051 ekor, 19.881.430 ekor,

20.394.370 ekor.

Closed house system merupakan

teknologi dengan sistem kandang tertutup,

sistem di dalam kandang dapat diatur sesuai

kebutuhan serta kenyamanan ternak. "PT.

Cahaya Suprana" merupakan perusahaan

ayam ras petelur dengan teknologi sistem

kandang tertutup atau closed house system

yang berada di Dusun Wonosari Desa Batur

Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.

Berdasarkan gambaran diatas perlu

dilakuakan kajian baik dari aspek produksi

dan keuangan dalam mengukur tingkat

kelayakan sekaligus melihat peluang dan

hambatan. Berdasarkan paparan tersebut

dalam kajian ini akan dilakukan analisis

usaha untuk melihat pendapata usaha pada

peternakan ayam petelur di "PT. Cahaya

Suprana".

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah

diuraikan diatas dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Berapa biaya produksi, penerimaan dan

pendapatan dari usaha peternakan ayam

ayam petelur di "PT. Cahaya Suprana"?

2. Berapa tingkat BEP, MOS, nilai R/C

dan Rentabilitas pada peternakan ayam

ayam petelur di "PT. Cahaya Suprana"?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Mengetahui biaya produksi, penerimaan

dan pendapatan dari usaha peternakan

ayam ayam petelur di "PT. Cahaya

Suprana".

2. Mengetahui tingkat BEP, MOS, nilai

R/C ratio dan Rentabilitas pada

peternakan ayam ayam petelur di "PT.

Cahaya Suprana".

TINJAUAN PUSTAKA

Modal

Riyanto (2001) menjelaskan bahwa

modal dalam arti luas yaitu modal dalam

bentuk uang atau barang. Modal dapat

dibagi menjadi modal abstrak yang bersifat

relatif permanen dalam waktu tertentu dan

modal konkrit yang mempunyai sifat tidak

permanen. Investasi atau penanaman modal

merupakan investasi dari awal yang dimiliki

peternak untuk memulai usahanya. Munawir

(2001) menjelaska modal kerja yang cukup

sangat penting bagi suatu perusahaan karena

dengan modal kerja yang cukup itu

memungkinkan bagi perusahaan untuk

beroprasi dengan seekonomis mungkin dan

perusahaan tidak mengalami kesulitan atau

Page 3: Analisis Finansial Usaha Peternakan Ayam Petelur

Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 3

menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin

timbul karena adanya krisis atau kekacauan

keuangan.

Penerimaan

Penerimaan adalah segala sesuatu

yang dihasilkan oleh suatu proses produksi

yang disebut pendapatan kotor usaha tani

atau nilai produksi (value of production)

yang didefinisikan sebagai nilai produk total

usaha tanidalam jangka waktu tertentu baik

yang dijual maupun tidak dijual (Hartono,

2008). Penerimaan atau pendapatan kotor

didefinisikan sebagai nilai produk total

usaha dalam jangka waktu tertentu.

Penerimaan ini dapat dikatakan sebagai

pendapatan kotor usaha sebab belum

dikurangi dengan keseluruhan biaya yang

dikeluarkan selam proses produksi

berlangsung (Soekartawi, 2003).

Pendapatan

Cahyono (1995) yang dikutip oleh

Agustina (2012) menyatakan bahwa

pendapatan dalam usaha tani adalah

pendapatan kotor dan pendapatan bersih.

Pendapatan kotor merupakan keseluruhan

hasil atau nilai uang dari usaha tani,

sedangkan pendapatan bersih atau

keuntungan adalah besarnya pendapatan

kotor dikurangi dengan total biaya

keseluruhan. Asnawi (2009) yang dikutip

dalam Nurwahyuni (2013) menyatakan

bahwa pendapatan pada usaha peternakan

ayam petelur merupakan selisih antara

penerimaan total dengan biaya total

produksi yang dikeluarkan oleh peternak

ayam petelur selama satu pemeliharaan atau

periode produksi. Triana (2007) menyatakan

bahwa untuk menghitung pendapatan usaha

perlu diketahui biaya tetap, biaya variabel

dan total penerimaan.

Break Even Point (BEP)

Djarwanto (2001) menyatakan bahwa

analisa titik impas atau Break Even Point

(BEP) titik impas diperlukan mengetahui

antara volume produksi, volume penjualan,

harga jual, biaya produksi, biaya lainnya,

baik yang bersifat tetap maupun variabel dan

laba atau rugi. Riyanto (2001) menyatakan

analisa break-even adalah suatu teknik

analisa untuk mempelajari hubungan antara

biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan

volume kegiatan. Apabila suatu perusahaan

hanya memiliki biaya variabel saja maka

masalah break-even tidak muncul dalam

perusahaan tersebut. Masalah break-even

akan muncul apabila perusahaan tersebut

memiliki biaya variabel dan biaya tetap.

Besarnya biaya variabel secara totalitas akan

berubah-ubah sessuai dengan perubahan

volume produksi, sedangkan besarnya biaya

tetap secara totalitas tidak berubah-ubah

meskipun terjadi perubahan volume

produksi.

Margin of Safety (MOS)

Riyanto (2001) menjelaskan bahwa

dalam analisis Break Even Point perlu

dipahami konsep Margin of Safety atau

MOS, dimana MOS adalah angka yang

menunjukkan jarak antara penjualan yang

direncanakan dan penjualan saat Break

Even Point. Munawir (2002) menyatakan

bahwa Margin Of Safety (MOS) dapat

dinyatakan dalam bentuk ratio (prosentase)

antara penjualan menurut budget dengan

volume penjualan pada tingkat Break Even

Point, atau dalam prosentase dari selisih

Page 4: Analisis Finansial Usaha Peternakan Ayam Petelur

Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 4

antara penjualan yang di budget kan dan

penjualan pada tingkat Break Even Point

dengan penjualan yang dibudget kan itu

sendiri.

Revenue Cost Ratio (R/C)

Suatu usaha dikatakaan

menguntungkan jika perbandingan antara R

dan C (R/C) bernilai lebih besar dari satu.

Revenue Cost Ratio (R/C) yaitu

perbandingan antara penerimaan dengan

biaya produksi (Salam, 2009). Efisiensi

usaha dapat pula digunakan untuk menilai

kelayakan usaha tani. Salah satunya melalui

Receptsper Dollars Expenses atau

penerimaan (Revenue; R), yang dihasilkan

dari setiap stu dollar biaya (Cost; C). Suatu

usaha dikatakan menguntungkan jika

perbandingan antara R dan C (R/C) bernilai

lebih besar dari satu. R/C ratio yaitu

perbandingan antara penerimaan dengan

biaya (Soekarwi, 2002).

Rentabilitas

Rentabilitas atau profitabilitas adalah

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba selama periode tertentu.

Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan

kesuksesan perusahaan dan kemampuan

menggunakan aktivanya secara produktif,

dengan demikian rentabilitas suatu

perusahaan dapat diketahui dengan

membandingkan antara laba yang diperoleh

dalam satu periode dengan jumlah aktiva

atau jumlah modal perusahaan tersebut

(Munawir, 2001).

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal

14 Maret sampai 14 April 2014. Tempat

pelaksanaan penelitian dilakukan di "PT.

Cahaya Suprana" merupakan perusahaan

ayam ras petelur yang berada di Dusun

Wonosari Desa Batur Kecamatan Getasan

Kabupaten Semarang. Peternakan ayam

petelur ini mempunyai skala 41.060 ekor.

Lokasi pemilihan sampel dengan metode

purposive sampling yaitu pemilihan lokasi

secara sengaja berdasarkan total sampling.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan

pada pelaksanaan penelitian ini adalah studi

kasus. Pengambilan data dilakukan dengan

survey yaitu mengumpulkan data primer

yang dilakukan dengan cara wawancara staff

perusahaan dengan menggunaka kuisioner,

sedangkan data sekunder adalah data yang

dikumpulkan secara tidak langsung yang

diambil melalui instansi terkait di daerah

Kabupaten Semarang.

Analisa Data

Analisa data yang dilakukan meliputi

analisa dan analisa kuantitatif untuk

mengetahui komposisi biaya produksi,

penerimaan, pendapatan, nilai R/C, tingkat

BEP, MOS dan Rentabilitas di “PT. Cahaya

Suprana”.

a) Biaya total.

Rumus dari biaya total (total cost)

menurut Kasmir (2003) adalah:

TC = FC + VC

Page 5: Analisis Finansial Usaha Peternakan Ayam Petelur

Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 5

Keterangan :

TC = Total Cost/ biaya total

(Rp/tahun)

FC = Fixed Cost/ biaya tetap

(Rp/tahun)

VC= Variabel Cost / biaya varibel

(Rp/tahun).

b) Penerimaan

Rumus dari penerimaan menurut

Kasmir (2003) adalah:

Keterangan :

TR = total revenue / penerimaan

total (Rp/tahun)

Pq = Price of quantity / harga satuan

produk (Rp/kg)

Q =Quality / jumlah produk

(kg/tahun)

c) Pendapatan.

Rumus keuntungan menurut Arifin

(2012) :

Keterangan :

I = income / pendapatan

(Rp/tahun)

TR = Total revenue / penerimaan

total (Rp/tahun)

TC= Total cost / biaya total

(Rp/tahun)

d) R/C ratio.

R/C ratio dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

Keterangan :

R = revenue / penerimaan (Rp/tahun)

C = cost / biaya (Rp/tahun)

e) Break Even Point (BEP)

Rumus BEP menurut Arifin (2012)

yakni:

Keterangan :

Q = Produksi telur actual

(biji/produksi/tahun)

Q* = Titik impas volume produksi

(biji / produksi / tahun)

P = Harga jual (Rp / biji)

P* = Titik impas harga (Rp / biji)

TC = Total biaya (Rp / produksi /

tahun)

TL = Total penerimaan selain dari

penjualan telur(Rp / produksi /

tahun)

f) Margin Of Safety (MOS).

Rumus menghitung MOS menurut

Munawir (2002) :

g) Rentabilitas

Weston dan Copeland (2001)

menyatakan rumus untuk menghitung

rentabilitas adalah:

TR = Pq x Q

I = TR – TC

RC ratio = R/C

Q* =

P* =

MOS =

Page 6: Analisis Finansial Usaha Peternakan Ayam Petelur

Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 6

PEMBAHASAN

Profil Usaha “PT. Cahaya Suprana”

“PT. Cahaya Suprana” merupakan

peternakan ayam petelur dengan closed

house system. Penelitian dilakukan di farm 4

dengan jumlam ternak pada tahun 2014

sebanyak 41.061 ekor serta produksi telur

sebanyak 2.083 kg atau 33.324 butir.

Peternakan milik bapak Untung

Suprana yang di beri nama “PT. Cahaya

Suprana” terletak di Dusun Wonosari Desa

Batur Kecamatan Getasan Kabupaten

Semarang. “PT. Cahaya Suprana”

merupakan peternakan ayam komersil

dengan strain Hy-Line Brown dengan ciri

bulu berwarna coklat, produksi tinggi. “PT.

Cahaya Suprana” berada pada ketinggian

2000 meter diatas permukaan laut dengan

suhu rata-rata 20oC, kelembaban 40-60%

dan curah hujan 1979 mm.

Produksi telur

Pengambilan telur dilakukan sehari

sebanyak 3 kali yakni pada pukul 10.00,

13.00 dan pada pukul 15.00. Seleksi telur

dibagi menjadi 2 yakni telur utuh dan telur

retak. Produksi telur “PT. Cahaya Suprana”

selama satu bulan yakni 998.691 butir atau

sebanyak 62418 kg 98% produksi telur

merupakan telur utuh dan 2% merupakan

telur retak, apabila dikonversikan ke dalam

butir maka 984.607 butir atau 61.538 kg

telur utuh dan 14.083 butir atau 880 kg telur

retak. Grafik produksi telur selama satu

bulan dapat dilihat pada Gambar 2. di bawah

ini:

Gambar 1. Grafik produksi telur (kg) tahun

2014 “PT. Cahaya Suprana”

selam satu bulan.

Sumber : Data primer diolah (2014).

Pemasaran telur

Pemasaran telur “PT. Cahaya

Suprana” dilakukan setiap hari, telur utuh

“PT. Cahaya Suprana” dikirim kebeberapa

daerah yakni Jakarta, Bekasi, Bandung, Jati

Barang, Indramayu, Tegal, Semarang dan

Kudus. Harga rata-rata selama 1 bulan yakni

Rp. 13.033,-. Grafik harga telur ayam pada

tahun 2014 di “PT. Cahaya Suprana”

selama satu bulan dapat dilihat pada Gambar

3. dibawah ini:

Gambar 2. Grafik harga telur utuh dan telur

retak tahun 2014 di “PT. Cahaya

Suprana” selama satu bulan.

Sumber : Data primer diolah (2014)

Modal usaha

Modal adalah biaya yang dipakai

selama proses produksi berlangsung. Total

modal yang diperlukan pada “PT. Cahaya

Suprana” yakni Rp. 4.616.636.349,- yang

dibagi menjadi dua jenis yakni sebanyak

83,63% dari total modal merupakan modal

tetap dan 16,37% merupakan modal kerja.

Page 7: Analisis Finansial Usaha Peternakan Ayam Petelur

Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 7

Dalam modal kerja di bagi menjadi dua

yakni biaya tetap dan biaya kerja. Ternak

merupakan persentase terbesar yakni Rp.

2.177.350.000,- atau 47,31% dari total

modal usaha, sedangkan pakan merupakan

persentase terbesar dalam modal kerja yakni

Rp. 595.237.750,- atau 13,01% dari total

modal usaha. Keseluruhan modal usaha

merupakan modal sendiri.

Analisis Biaya

Biaya produksi

Tabel 3. menunjukkan bahwa biaya

produksi “PT. Cahaya Suprana” sebanyak

Rp. 767.823.775,-. Laporan rugi laba “PT.

Cahaya Suprana” selama satu bulan dapat

dilihat pada Tabel 3. Biaya pakan

merupakan yang terbesar yaitu Rp.

595.237.750,- per bulan atau sebanyak

77,64% dari total biaya hal ini sesuai dengan

pernyataan Rasyaf (2000) yang menyatakan

pakan merupakan komponen biaya terbesar

dalam peternaka ayam petelur yakni sebesar

60-70% dari total biaya.

Tabel 1. Laporan rugi-laba perbulan peternakan ayam petelur “PT. Cahaya Suprana”.

No Keterangan (Rp.)/farm/bulan (Rp.)/ekor/bulan Persentase

(%)

I Penerimaan

1 Penjualan telur utuh 803.762.363 19.575 92,63

2 Penjualan telur retak 7.481.700 182 0,86

3 Penjualan ayam afkir 53.556.522 1.304 6,17

4 Penjualan pupuk 2.894.730 71 0,33

Total penerimaan 867.695.314 21.132 100

II Biaya produksi

A Biaya tetap

1 Penyusutan 65.265.481 1.590 8,46

2 Pajak bumi dan bangunan 300.000 7 0,04

3 Sewa tanah 1.406.833 34 0,18

4 Gaji tenaga kerja 12.872.170 313 1,67

Total biaya tetap 79.844.484 1.945 10,35

B Biaya variable

1 Pakan 595.237.750 14.497 77,64

2 Vaksin dan obat-obatan 6.000.000 146 0,78

3 Listrik dan telepon 29.300.000 714 3,80

4 Biaya pemasaran 55.441.541 1.350 7,18

5 Biaya lain-lain 2.000.000 49 0,26

Total biaya tidak tetap 687.979.291 16.755 89,65

Total biaya 767.823.775 18.700 100,00

III Pendapatan subelum pajak 99.871.539 2.432

IV Pajak pendapatan 2,5% 2.496.788 61

V Pendapatan setelah pajak 97.374.751 2.372

Page 8: Analisis Finansial Usaha Peternakan Ayam Petelur

Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 8

Penerimaan

“PT. Cahaya Suprana” mendapatkan

penerimaan dari penjualan telur (telur utuh

dan telur retak), penjualan ayam afkir dan

penjulan pupuk kandang. Harga rata-ratanya

selama satu bulan yaitu Rp. 13.043,-/kg.

Tabel 1 penerimaan “PT. Cahaya Suprana”

selama 1 bulan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. menunjukkan total penerimaan

“PT. Cahaya Suprana” selama satu bulan

yakni Rp. 867.695.314,-. Penerimaan

berasal dari penjualan telur utuh, telur retak,

ayam afkir dan penjualan pupuk , sesuai

dengan pernyataan Triana (2007)

menyatakan bahwa penerimaan dari usaha

ayam ras petelur diperoleh dari produksi

telur, penjualan feces, dan ayam afkir.

Penjualan telur utuh merupakan penerimaan

tertinggi yakni 61.601 kg yang

menghasilkan penerimaan sebanyak Rp.

803.762.363,- atau 93,49% dari total

penerimaan.

Pendapatan

Pendapatan pada usaha peternakan

ayam petelur merupakan selisih antara

penerimaan total dengan biaya total

produksi yang dikeluarkan. Total

penerimaan, total biaya, pendapatan sebelum

pajak dan pendapatan setelah pajak dapat

dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. dapat

diketahui total pendapatan “PT. Cahaya

Suprana” selama satu bulan yakni Rp.

867.695.314,-, Persentase pajak tersebut

berdasarkan pendapatan usaha pada “PT.

Cahaya Suprana” yang memungkinkan

pendapatnnya per tahun lebih dari 500 juta,

dimana pendapatan yang lebih dari 500 juta

per tahun menurut direktorat jendral pajak

dikenakan pajak pendapatan sebesar 30 %

per tahun atau 2,5 % perbulan. Pendapatan

setelah pajak peternakan ayam petelur di

“PT. Cahaya Suprana” selama satu bulan

yaitu sebesar Rp. 99.871.539.

Break Even Point (BEP)

BEP adalah titik impas yaitu keadaan

pendapatan dan biayanya sama atau

seimbag, sehingga perusahaan tidak

mengalami untung maupun kerugian. BEP

peternakan ayam petelur “PT. Cahaya

Suprana” dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 2. BEP peternakan ayam petelur “PT.

Cahaya Suprana”

Keterangan Jumlah

Biaya produksi (Rp.) 767.823.775

Rata-rata harga jual telur utuh 13.043

Produk telur utuh (kg) 61.602

BEP harga telur utuh (Rp.) 12.464

BEP produk telur utuh (kg) 58.869

Sumber : Data primer diolah (2014)

Tabel 2. menunjukkan bahwa total

biaya produksi telur selama satu bulan di

“PT. Cahaya Suprana” yaitu Rp.

767.823.775,-. BEP harga penjualan telur

utuh yaitu Rp. 12.464,- sedangkan harga

rata-rata telur di “PT. Cahaya Suprana”

yakni Rp. 13.043,- per kg, harga ini di atas

perhitungan BEP harga di “PT. Cahaya

Suprana”. BEP produk untuk telur utuh

yaitu 58.869 kg, sedangkan produksi telur di

“PT. Cahaya Suprana” selama satu bulan

yakni 61.538 kg telur utuh, hal ini sesuai

dengan pendapat Munawir (2002)

menyatakan break even dapat diartikan

suatu keadaan dimana dalam oprasi

perusahaan, perusahaan tidak memperoleh

Page 9: Analisis Finansial Usaha Peternakan Ayam Petelur

Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 9

laba dan tidak menderita rugi (penghasilan =

total biaya).

Margin Of Safety (MOS)

MOS digunakan untuk mengetahui

batas maksimum penurunan penjualan pada

perusahaan supaya perusahaan tidak

mengalami kerugian. Semakin tinggi nilai

MOS maka semakin baik untuk perusahaan

karena semakin jauh dengan resiko

kerugian, dan semakin lebar jarak MOS

maka semakin tinggi laba yang diterima oleh

perusahaan. Nilai MOS penjualan telur utuh

selama satu bulan di “PT. Cahaya Suprana”

dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 3. Nilai MOS peternakan ayam

petelur “PT. Cahaya Suprana”

Uraian Jumlah

Penerimaan yang direncanakan 803.762.363

Penerimaan break even 767.823.775

MOS (Rp.) 35.938.588

MOS (%) 4,47%

Sumber : Data primer diolah (2014)

Tabel 3. menunjukkan bahwa tingkat

penjualan telur utuh yang harus dicapai oleh

“PT. Cahaya Suprana” tidak boleh turun

lebih dari 4,47% atau Rp. 35.938.588,- dari

penjulan yang direncanakan agar “PT.

Cahaya Suprana” tidak menderita rugi tapi

juga tidak memperoleh laba, sesuai dengan

Riyanto (2001) MOS adalah angka yang

menunjukkan jarak antara penjualan yang

direncanakan dan penjualan saat Break

Even Point. Nilai MOS “PT. Cahaya

Suprana” lebih rendah dari perhitungan yang

dilakukan Sularso (2013) yakni 25,9%.

\

Revenue Cost Ratio (R/C Ratio)

Revenue cost ratio atau R/C ratio

digunakan untuk mengetahui efisiensi usaha

tersebut dapat digunakan analisis R/C ratio..

Nilai R/C pada peternakan ayam petelur

“PT. Cahaya Suprana” dapat dilihat pada

Tabel 7.

Tabel 4. Nilai R/C ratio di “PT. Cahaya

Suprana”

Keterangan Jumlah

Penerimaan (R) 867.695.314

Total biaya (C) 767.823.775

Nilai R/C ratio 1,13

Sumber : Data primer diolah (2014)

Tabel 4. menunjukkan bahwa nilai

R/C ratio di “PT. Cahaya Suprana” 1,13.

Soekartawi (2002), menyatakan bahwa

untuk nilai R/C ratio lebih dari 1 maka

usaha tersebut dinyatakan menguntungkan

atau layak untuk dikembangkan. Nilai R/C

ratio sebesar 1,13 maka dapat diartikan

bahwa setiap penggunaan biaya produksi

“PT. Cahaya Suprana” sebesar Rp.

1.000.000,- akan memperoleh penerimaan

sebesar Rp.1.130.000,-. Nilai R/C ratio di

“PT. Cahaya Suprana” lebih rendah dari

hasil penelitian Sularso (2013) nilai dari R/C

ratio dari usaha peternakan ayam petelur

yaitu 1,44, artinya setiap penggunaan biaya

produksi sebanyak Rp. Rp. 1.000.000,- akan

memperoleh penerimaan sebesar Rp.

1.440.000,-.

Rentabilitas

Rentabilitas adalah kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan

dengan semua modal di dalamnya. Hasil

perhitungan menunjukkan rentabilitas usaha

pada “PT. Cahaya Suprana” yakni 40,07%

per tahun, Nikmat (2004) rentabilitas “PT.

Cahaya Suprana” yakni 40,07%, maka

Page 10: Analisis Finansial Usaha Peternakan Ayam Petelur

Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 10

termasuk dalam kategori rendah karena

dalam kisaran 26-50%

Tabel 5. Nilai rentabilitas”PT. Cahaya

Suprana”

Keterangan Jumlah

Keuntungan bersih pertahun (Rp.)

Modal pertahun (Rp.)

Rentabilitas (%)

1.168.497.012

2.915.587.947

40,07

Sumber: Data primer yang diolah (2014)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil perhitungan menunjukkan

bahwa usaha peternakan ayam petelur “PT.

Cahaya Suprana” merupakan usaha yang

menguntungkan untuk dijalankan

berdasarkan kriteria berikut:

1

.

a) Total biaya produksi selama satu

bulan yaitu Rp. 767.823.775,- per

bulan setara dengan biaya produksi

Rp. 18.700,-/ekor dan Rp. 12.464,-

/kg telur.

b) Total penerimaan sebesar Rp.

867.695.314,- atau setara dengan

Rp. 14.086,-/kg telur atau Rp.

21.132,- /ekor per bulan.

c) Pendapatan sebelum pajak yakni

Rp. 99.871.539,- per bulan,

pendapatan setelah pajak Rp.

97.374.751,- setara dengan Rp.

1.581,-/kg telur dan Rp. 2.372,-

/ekor/bulan.

2

.

a) Nilai BEP selama satu bulan untuk

BEP harga telur utuh yakni Rp.

12.464,- dan untuk BEP hasil telur

utuh yakni sebanyak 58.869 kg.

b) Nilai margin of safety penjualan

telur utuh yakni 3,96%

c) Nilai R/C peternakan ayam petelur

yakni 1,13, nilai R/C lebih dari 1

berarti usaha layak dilanjutkan.

d) Nilai rentabilitas usaha pada “PT.

Cahaya Suprana” yakni 40,07%

per tahun.

Saran

Saran yang dapat diberikan pada

penelitian ini adalah menurunkan jumlah

pakan menjadi sesuai standar rata-rata

jumlah pakan per ekor per hari ayam yakni

106-114 gram, mengingat biaya pakan

sebesar 77,64% dari total biaya.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, F.T. 2012. Analisa Kelayakan

Finasial Usaha Penggemukan Sapi

Potong di Desa Dander Kecamatan

Dander Kabupaten Bojonegoro.

http//:www.fapet.ub.ac.id diakses pada

4/4/2014 pukul 9:30

Arifin, J. 2007. Aplikasi Excel Untuk

Perencanaan Bisnis. Elexmedia

Komputindo. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2013. Konsumsi Telur

dan Susu Per Kapita.

www.deptan.go.id diakses pada taggal

25/01/2014 pukul 00:40

Badan Pusat Statistik. 2013. Populasi Ayam

Ras Petelur Menurut Provinsi.

www.deptan.go.id diakses pada taggal

25/01/2014 pukul 00:40

Djarwanto. 2001. Pokok-pokok Analisa

Laporan Keuangan, cetakan

kedelapan. BPFE. Yogyakarta.

Page 11: Analisis Finansial Usaha Peternakan Ayam Petelur

Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 11

Kasmir, J. 2003. Studi Kelayakan Bisnis.

Prenada Media. Bogor.

Munawir, S. 2002. Analisa Laporan

Keuangan. Liberty. Yogyakarta.

Nikmat, Y. 2004. Analisa Rentabilitas

Untuk Mengukut Eefisiensi Kinerja

Perusahaan pada CV Pandan Harum

di Balikpapan.

http://www.guruvalah.20m.com

diakses 5/4/2014 pukul 21:34

Nurwahyuni, E. 2013. Faktor – Faktor Yang

Mempengaruhi Kontribusi Usaha

Terak Ayam Ras Petelur Terhadap

Pendapatan Rumah Tangga di

Kecamatan Kras Kabupaten Kediri.

Fakultas Peternakan Universitas

Brawijaya. Malang.

Pemerintah Kabupaten Blitar. 2013. Potensi

Daerah; Peternakan.

http://www.blitarkab.go.id. Diakses

pada 2 Maret 2014, pukul 7:20

Prawirokusumo, S. 1990. Ilmu Usaha Tani.

BPFE. Yogyakarta.

Riyanto, B. 2001. Dasar-Dasar

Pembelanjaan Perusahaan, edisi 4

cetakan ketujuh. BPFE. Yogyakarta.

Sudarmono. 2003. Pedoman Pemeliharaan

Ayam Ras Petelur. Kanisius.

Yogyakarta.

Soekartawi, Soeharjo, J.L. Dillon A. dan

J.B. Hardaker. 1995. Analisis Usaha

Tani. UI Press. Jakarta.

Soekartawi. 2003. Agribisnis Teori dan

Aplikasinya. PT Raja Grafida Persada.

Jakarta.

Triana, A., T. Salam dan M. Muis. 2007.

Analisis Pendapatan Usaha

Peternakan Ayam Ras Petelur Periode

Layer di Kecamatan Cenrana

Kabupaten Maros. Jurnal Agrisistem,

Juni 2007, Vol 3 No. 1.

Weston, J.F. and T.E. Copeland. 2001.

Manajemen Keuangan Jilid I, cetakan

ketujuh. Erlangga. Jakarta.